TENTANG
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
328
8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia ;
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ;
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa ;
11. Perangkat desa adalah unsur pemerintah desa yang terdiri dari
Sekretaris Desa dan perangkat desa lainnya.
12. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat BPD
adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa ;
13. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat ;
14. Pemuka-pemuka masyarakat adalah pemuka/tokoh dari kalangan
adat, agama, organisasi kemasyarakatan, Golongan profesi dan unsur
pemuka lainnya yang bertempat tinggal di desa yang bersangkutan
dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku ;
15. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga
kemasyarakatan yang dibentuk dan diakui untuk memelihara dan
melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang berdasarkan
kegotongroyongan dan kekeluargaan serta untuk membantu
meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan ;
16. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah kumpulan dari
beberapa Rukun Tetangga.
BAB II
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Pasal 2
329
c. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ;
d. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ;
e. Karang Taruna ; dan
f. Lembaga kemasyarakatan lainnya.
(3) Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pembentukannya didasarkan pada pertimbangan atas kebutuhan
masyarakat terhadap keberadaan lembaga kemasyarakatan
dimaksud.
(4) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan desa.
Pasal 3
Pasal 4
330
Pasal 5
BAB III
RUKUN TETANGGA
Pasal 6
Pasal 7
331
b. Mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam upaya
membantu Pemerintah Desa dalam menjalankan tugas
pelayanan kepada Masyarakat, memelihara kerukunan hidup
dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat yang
berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan.
c. Syarat-syarat lain yang didasarkan atas hasil musyawarah desa.
(5) Pengurus Rukun Tetangga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
332
b. Nyata-nyata tidak mempunyai kemauan dan atau kemampuan
dan atau kepedulian dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai pengurus;
c. Mengundurkan diri sebagai pengurus
d. Melakukan tindakan yang dilarang oleh Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
BAB IV
RUKUN WARGA
Pasal 11
Pasal 12
333
(5) Pengurus Rukun Warga sebagaiaman dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
(1) Karena sebab- sebab tertentu, pengurus Rukun Warga dapat diganti
sebelum berakhir masa bhaktinya melalui pergantian antar waktu.
(2) Sebab-sebab tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara
lain :
a. Berhalangan tetap;
b. Nyata-nyata tidak mempunyai kemauan dan atau kemampuan
dan atau kepedulian dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai pengurus
c. Mengundurkan diri sebagai pengurus
d. Melakukan tindakan yang dilarang oleh Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
334
BAB V
PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
Pasal 16
Pasal 17
335
(5) Pengurus Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disebut Tim Penggerak
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Desa.
(6) Pengurus Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
336
BAB VI
LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
337
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 28
338
Pasal 29
(1) Masa bhakti pengurus Karang Taruna adalah 3 (tiga ) tahun terhitung
sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali
masa bhakti berikutnya.
(2) Dalam akhir masa jabatan pengurus Karang Taruna mengadakan
musyawarah untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban.
Pasal 30
BAB VIII
LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA
Pasal 31
339
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
Ditetapkan di : Lamongan
Pada tanggal : 14 Agustus 2006
BUPATI LAMONGAN
Ttd,
MASFUK
340
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
NOMOR 15 TAHUN 2006
TENTANG
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
I. PENJELASAN UMUM
341
huruf c : yang dimaksud adalah penumbuhkembangan dan
penggerakan prakarsa, partisipasi serta swadaya
gotong royong masyarakat yang dilakukan oleh kader
pemberdayaan masyarakat atau sebutan lainnya.
huruf d : yang dimaksud adalah untuk mempercepat
terwujudnya kemandirian masyarakat.
Pasal 17 ayat (4) huruf a : Pembuktian terhadap Ibu Rumah Tangga dapat
dibuktikan dengan surat nikah.
342