TENTANG
BUPATI TANGERANG
2. Undang-undang Nomor 10
10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4427);
Nomor 0708);
Dan
BUPATI TA NGERANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
BAB II
PEMBENTUKAN
4
Pasal 2
(1). Lembaga Kemasyarakatan dapat dibentuk di setiap Kelurahan.
(2). Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk
atas prakarsa masyarakat dan/atau atas prakarsa masyarakat yang difasilitasi
Lurah melalui musyawarah dan mufakat .
(3). Hasil keputusan musyawarah pembentukan lembaga kemasyarakatan
ditetapkan dengan Keputusan Lurah.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Pasal 4
BAB IV
JENIS LEMBAGA KEMASYARATAN
Pasal 5
Lembaga Kemasyarakatan di Kelurahan terdiri dari:
a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK);
b. RT dan RW;
c. Karang Taruna;
d. Tim Penggerak PKK Kelurahan;
e. BKM/BKM Replikasi
f. Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
BAB V
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 6
(1) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 mempunyai
tugas membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan,
pembangunan, sosial kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
(2) Lembaga Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 mempunyai fungsi:
a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam
kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada
masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksana, dan pengelola pembangunan serta
pemanfaat, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara
partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan partisipasi, serta
swadaya gotong royong masyarakat;
f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumberdaya serta
5
Pasal 7
Kegiatan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:
a. peningkatan pelayanan masyarakat;
b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;
c. pengembangan kemitraan;
d. pemberdayaan masyarakat; dan
e. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat
setempat.
Pasal 8
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf a mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan secara
partisipatif, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan
mengendalikan pembangunan.
Pasal 9
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 mempunyai fungsi:
a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam
kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil
pembangunan secara partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya
gotong royong masyarakat; dan
f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta
keserasian lingkungan hidup.
Pasal 10
RT dan RW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b mempunyai tugas
membantu Lurah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Pasal 11
RT dan RW dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
mempunyai fungsi:
a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;
b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan
mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan
d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.
Pasal 12
Karang Taruna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c mempunyai tugas
menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi
6
Pasal 13
Karang Taruna dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
mempunyai fungsi:
a. penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;
b. penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;
c. penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di
lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan;
d. penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi
muda di lingkungannya;
e. penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung
jawab sosial generasi muda;
f. penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,
kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
g. pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung
jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan
kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi
kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya;
h. penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi penyandang
masalah kesejahteraan sosial;
i. penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan
dengan berbagai sektor lainnya;
j. penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual;
k. pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan
obat terlarang (narkoba) bagi remaja; dan
I. penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif
dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang
(narkoba) bagi remaja.
Pasal 14
(1) Tim Penggerak PKK Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d
mempunyai tugas membantu Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan
dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
(2) Tugas Tim Penggerak PKK Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. menyusun rencana kerja PKK Kelurahan, sesuai dengan hasil Rakerda
Kabupaten/Kota;
b. melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati;
c. melaksanakan penyuluhan dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK
pada tingakat RT dan RW agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang
telah disusun dan disepakati;
d. menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat,
khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai
dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan;
e. melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang
mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga
sejahtera;
Pasal 15
Tim Penggerak PKK Kelurahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 mempunyai fungsi:
a. penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu
melaksanakan program PKK; dan
b. fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing
Gerakan PKK
Pasal 16
Tugas, Pokok dan Fungsi BKM Replikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 17
(1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan terdiri dari :
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Seksi-seksi disesuaikan dengan kebutuhan.
(2) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
boleh merangkap jabatan pada Lembaga Kemasyarakatan lainnya dan bukan
merupakan pengurus salah satu partai politik.
(3) Masa bhakti pengurus Lembaga Kemasyarakatan di kelurahan selama 3 (tiga)
tahun terhitung sejak pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode
berikutnya.
(4) Masa bhakti Tim Penggerak PKK di kelurahan disesuaikan dengan masa jabatan
Lurah terhitung sejak pengangkatan Lurah.
Pasal 18
Lembaga Kemasyarakatan mempunyai hak sebagai berikut :
a. Menyampaikan saran-saran dan pertimbangan kepada Lurah mengenai hal-
hal yang berhubungan dengan proses pembangunan ;
b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan di wilayah
kerjanva.
Pasal 19
Pasal 20
BAB VII
Pasal 21
Tata cara pemilihan pengurus LPMK adalah :
a. Seluruh anggota pengurus dipilih dari calon yang diajukan oleh masing-
masing RW yang sebelumnya telah dimusyawarahkan bersama masing-
masing RT dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender;
b. Masing-masing RW wajib mengajukan calon keanggotaan pengurus minimal 2
(dua) orang;
c. Pemilihan pengurus dilakukan secara musyawarah dan atau melalui
pemungutan suara yang difasilitasi oleh Lurah;
d. Pengurus terpilih dimaksud huruf c dituangkan dalam berita acara yang
selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Lurah.
Pasal 22
Pasal 23
Tata cara pemilihan pengurus RT adalah :
a. Setiap RT terdiri dari Kepala Keluarga yang jumlahnya ditetapkan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) Kepala Keluarga dan
sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) Kepala Keluarga dan atau sesuai kebutuhan.
Pasal 24
Tata cara pemberhentian pengurus RT adalah
a. Apabila terdapat pengurus RT yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa
bhaktinya berakhir, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 ( tiga ) bulan harus
dilakukan penggantian;
b. Pengisian pengurus RT yang berhenti atau diberhentikan diusulkan melalui
rapat RT yang difasilitasi oleh RW;
c. Penetapan Pengurus pengganti dimaksud huruf b ditetapkan dengan
Keputusan Lurah.
Pasal 25
Tata cara pemilihan pengurus RW adalah :
a. Setiap RW terdiri sekurang-kurangnya 3 (tiga) RT dan sebanyak-banyaknya 7
(tujuh) RT dan atau sesuai kebutuhan;
b. RW dibentuk melalui musyawarah atau pemilihan langsung oleh kepala keluarga
setempat dan dihadiri Lurah setempat;
c. Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud huruf b dituangkan dalam berita acara
yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Lurah.
Pasal 26
Tata cara pemberhentian pengurus RW adalah
a. Apabila terdapat pengurus RW yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa
bhaktinya berakhir, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 ( tiga ) bulan harus
dilakukan penggantian.
b. Pengisian pengurus RW yang berhenti atau diberhentikan diusulkan melalui
rapat RW yang difasilitasi oleh Lurah
c. Penetapan Pengurus pengganti dimaksud huruf b ditetapkan dengan
Keputusan Lurah
Pasal 27
Tata cara pemilihan Pengurus Karang Taruna adalah :
a. Pemilihan Pengurus Karang Taruna mengacu kepada Anggaran Dasar Anggaran
Rumah Tangga (ADART) Karang Taruna.
b. Pengurus Karang Taruna dibentuk melalui musyawarah oleh pengurus RW dan
RT setempat dan dihadiri Lurah;
c. Penetapan Pengurus Karang Taruna dimaksud huruf b ditetapkan dengan
Keputusan Lurah.
Pasal 28
Tata cara pemberhentian Pengurus Karang Taruna adalah :
a. Apabila terdapat Pengurus Karang Taruna yang berhenti atau diberhentikan
sebelum masa bhaktinya berakhir, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga)
bulan harus dilakukan penggantian.
b. Pengisian Pengurus Karang Taruna yang berhenti atau diberhentikan
diusulkan melalui rapat RT dan RW yang difasilitasi oleh Lurah.
c. Penetapan Pengurus Karang Taruna pengganti dimaksud huruf b ditetapkan
dengan Keputusan Lurah.
Pasal 29
Tata cara pemilihan atau pengangkatan dan pemberhentian Tim Penggerak PKK
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pasal 30
Lembaga Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu Kader
Pemberdayaan Masyarakat (KPM).
10
BAB VIII
KADER PEMBERDAYAAN MASYARAK AT
Pasal 31
Pasal 32
Syarat-syarat calon KPM adalah:
a. Warga Kelurahan lakki-laki dan Perempuan yang bertempat tinggal secara tetap
di kelurahan yang bersangkutan;
b. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. Berkelakuan Baik dan Menjadi tauladan dilingkungannya, dikenal dan diterima
oleh masyarakat setempat;
d. Sehat Jasmani dan Rohani;
e. Mempunyai komitmen untuk bekerja purna waktu dalam membangun Kelurahan;
f. Mengutamakan pengurus Lembaga Kemasyarakatan, Pemuka Masyarakat,
Pemuka agama, pemuka adat, guru, tokoh pemuda dan sebagainya;
g. Batas umur yang disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan dan potensi
Kelurahan;
h. Pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan, dan potensi
Kelurahan;
i. Mempunyai mata pencaharian tetap;
j. Memenuhi persyaratan lain yang dianggap perlu oleh Kelurahan.
Pasal 33
Pasal 34
11
Pasal 35
KPM yang pindah dari kelurahan lain, apabila melaporkan diri dan menunjukkan
kartu identitas KPM kepada Pemerintah Kelurahan yang baru, yang bersangkutan
dapat dikukuhkan sebagai KPM apabila di kelurahan yang bersangkutan masih
belum mencapai 10 (sepuluh) orang.
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35,
KPM mempunyai peran sebagai:
a. Mempercepat perubahan (enabler), yaitu membantu masyarakat untuk
mengidentifikasi masalah, mengembangkan kapasitas agar dapat menangani
masalah yang dihadapi secara lebih efektif dan mengembangkan hubungan
diantara pemeran/stakeholders pembngunan dengan lebih baik:
b. Perantara (mediator), yaitu melakukan mediasi individu atau kelompok dalam
masyarakat yang membutuhkan bantuan atau pelayanan masyarakat atau
kelompok
c. pendidik (educator), yaitu secara aktif memberikan berbagai masukan yang positif
dan langsung sebagai bagian dari pengalaman-pengalamannya. Membangkitkan
kesadaran individu atau kelompok warga masyarakat bahwa ketidakberdayaan
mereka disebabkan oleh ketidaksadarannya pada berbagai masalah yang ada
12
Pasal 39
KPM dalam melaksanakan tugas, fungsi dan peran sebagaimana dimaksud Pasal 37
melakukan 10 (sepuluh) langkah kegiatan sebagai berikut :
a. Penyiapan diri KPM dan LPMK
b. Pendataan umum dan prioritas lokasi garapan
c. Penyiapan masyarakat
d. Pendataan bersama masyarakat
e. Penyusunan rencana pembangunan bersama masyarakat
f. Penyusunan prioritas usulan rencana pembangunan di kelurahan
g. Pengorganisasian dan pengerahan swadaya gotong royong
h. Pelaksanaan dan pembinaan kegiatan pembangunan
i. Penilaian dan pelaporan keberhasilan pembangunan
j. Tindak lanjut hasil pembangunan
BAB IX
HUBUNGAN KERJA
Pasal 40
(1) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan dengan Lurah bersifat kemitraan,
konsultatif dan koordinatif.
(2) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan dengan Lembaga Kemasyarakatan
lainnya di kelurahan bersifat koordinatif dan konsultatif.
(3) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan dengan pihak ketiga di Kelurahan
bersifat kemitraan.
(4) Hubungan kerja Kader Pemberdayaan Masyarakat dengan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat yaitu :
a. memberikan bantuan teknis dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
dan pembangunan partisipatif;
b. membantu seluruh kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan
partisipatif;
pembangunan partisipatif .
BAB X
PEMBINAAN
Pasal 41
Pemerintah Kabupaten dan Camat wajib membina dan mengawasi Lembaga
Kemasyarakatan.
Pasal 42
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 meliputi :
a. memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan Lembaga
Kemasyarakatan;
b. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
c. menetapkan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk pembinaan dan
pengembangan Lembaga Kemasyarakatan;
d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta
pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan;
e. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Lembaga
Kemasyarakatan; menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Lembaga
Kemasyarakatan;
f. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan Lembaga
Kemasyarakatan.
Pasal 43
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
14
Ditetapkan di : Tigaraksa
Pada tanggal : 31 Desember 2008
Diundangkan di : Tigaraksa
Pada Tanggal :