Anda di halaman 1dari 38

BUPATI TANGERANG

PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI TANGERANG


NOMOR 7 TAHUN 2021
TENTANG
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG,
Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 223 Peraturan
Dae rah Kabupaten Tangerang Nomor 9 Tahun 2014 ten
tang Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa;

Mengingat 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik
Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabu paten
Dalam Lingkungan Djawa Barat (Serita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4010);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang• Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

6. Peraturan ...
-2-

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 ten tang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 ten tang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan
Lembaga Adat Desa (Serita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018
Nomor 569);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 9 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Tangerang Tahun 2014 Nomor 09, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 0914) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun
2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 9 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang
Tahun 2018
Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Tangerang Nomor 1118);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATU RAN BUPATI TENTANG LEM BAGA
KEMASYARAKATAN DESA.

BAB I KETENTUAN
UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai u
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Tangerang.
4. Kecamatan adalah bagian wilayah dari Daerah
kabupaten yang dipimpin oleh Camat.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
merniliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan/ atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat
desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Kepala Desa adalah Kepala pemerintahan Desa yang
memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

9. Lembaga ...
-3-

9. Lembaga Kemasyarakatan Desa yang


selanjutnya disingkat LKD adalah wadah partisipasi
masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan, serta meningkatkan pelayanan
masyarakat Desa.
10. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga yang selanjutnya disebut TP PKK adalah
Lembaga Kemasyarakatan sebagai mitra kerja
pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya,
yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana,
pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang
pemerintahan untuk terlaksananya program PKK.
11. Karang Taruna adalah Organisasai yang dibentuk oleh
masyarakat sebagai wadah generasi muda untuk
mengembangkan diri, tumbuh, dan berkembang atas
dasar kesadaran atas dasar serta tanggungawab sosial
dari, oleh, dan untuk generasi muda yang berorientasi
pada tercapainya kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
12. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya
disebut Posyandu adalah salah satu upaya bentuk
kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalarn penyelenggaraan pembangunan
kesehatana, guna mem berdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempecepat penuruan angka kematian ibu dan bayi;
13. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyrakat desa.
14. Program PKK adalah 10 {sepuluh) program pokok PKK
yang merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar
untuk terwujudnya pemberdayaan dan kesejahteraan
keluarga.

BAB II
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Bagian Kesatu
Umum

Pasal2
LKD dapat dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa dan
masyarakat.

Pasal 3
(1) Maksud dibentuknya LKD sebagai:
a. upaya pemeliharaan dan pelestarian nilai kehidupan
masyarakat yang berasaskan kegotoroyongan dan
kekeluargaan;
b. upaya untuk meningkatkan kelancaran pelaksanaan
tugas pemerintahan, pembangunan, pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat;

c. upaya ...
-4-

c. upaya untuk mendorong partisipasi seluruh potensi


swadaya masyarakat yang dapat melibatkan seluruh
komponen yang ada dalarn usaha mensejahterakan
masyarakat; dan
d. upaya dalam rangka perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
pem bangunan yang bertumpu pada masyarakat.
(2) Tujuan dibentuknya LKD untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:
a. peningkatan pelayanan masyarakat;
b. peningkatan peran serta masyarakat dalam
pembangunan;
c. pengembangan kemitraan; dan
d. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Pasal4
(1) Jenis LKD meliputi:
a. lembaga pemberdayaan masyarakat Desa;
b. TP PKK;
c. rukun tetangga dan tukun warga;
d. Karang Taruna;
e. Posyandu; dan
f. lembaga kemasyarakatan lainnya.
(2) Pemerin tah Desa dan masyarakat Desa
dapat membentuk LKD selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan.

Pasal 5
Pembentukan LKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
harus memenuhi persyaratan:
a. berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. berkedudukan di Desa setempat;
c. kebcradaannya bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat
Desa;
d. memiliki kepengurusan yang tetap;
e. memiliki kesekretariatan yang bersifat tetap; dan
f. tidak berafiliasi dengan partai politik.

Bagian Kedua
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa

Pasal6
(1) Lembaga pemberdayaan masyarakat Desa dibentuk atas
prakarsa Pemerintah Desa dan masyarakat melalui
musyawarah dan mufakat.
(2) Lembaga pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan
hasil musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), disampaikan kepada Kepala Desa untuk
ditetapkan.
(3) Lembaga pemberdayaan masyarakat Desa
berkedudukan di Desa.

Paragraf ...
-5-

Paragraf 1
Togas dan Fungsi

Pasal 7
(1) Lembaga pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 mempunyai tugas:
a. menyusun rencana pem bangunan secara
partisipatif;
b. melaksanakan dan mengendalikan
pembangunan; dan
c. menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat.
(2) Lembaga pemberdayaan masyarakat Desa dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), mempunyai fungsi:
a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat
dalam pembangunan;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat dalam kerangka
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan
pemerintah Desa kepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan
pengembangan hasil-hasil pembangunan secara
partisipati f;
e. penumbuh kembangan dan penggerak prakarsa,
partisipasi, serta swadaya gotong royong
masyarakat; dan
f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan
potensi sumber daya alam serta keserasian
lingkungan hidup.

Paragraf 2
Kepengurusan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa

Pasal8
Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat Desa harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. warga Negara Indonesia yang telah berusia
paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun atau pernah
menikah
dan paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat
pencalonan;
c. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945;
d. dapat membaca dan menulis huruf latin;
e. penduduk Desa setempat dibuktikan dengan kartu
tanda penduduk;
f. mempunyai kemauan, kernarnpuan, dan kepedulian;
g. sehat jasmani dan rohani;
h. mengenal wilayah dan dikenal oleh masyarakat Desa
setempat; dan
1. dipilih secara musyawarah dan mufakat.

Paragraf ...
-6-

Paragraf 3
Susunan
Organisasi

Pasal 9
(1) Susunan organisasi lembaga pemberdayaan
masyarakat
Desa terdiri dari:
a. ketua;
b. sekretaris;
c. bendahara; dan
d. bidang sesuai dengan kebutuhan.
(2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, terdiri atas:
a. bidang perencanaan pembangunan;
b. bidang pelaksanaan pembangunan;
c. bidang pembinaan kemasyarakatan
dan pemberdayaan masyarakat; dan
d. bidang pengendalian.
(3) Jumlah kepengurusan lembaga
pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan
kebutuhan.

Paragraf 4
Pemilihan dan
Penetapan
Kepengurusan

Pasal 10
(1) Sebelum penyelenggaraan musyawarah
pembentukan lembaga pemberdayaan masyarakat
Desa, Pemerintah Desa mempersiapkan pembentukan
Panitia pemilihan.
(2) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), bersifat mandiri.
(3) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) terdiri atas unsur perangkat Desa dan tokoh
masyarakat Desa setempat yang ditetapkan
dengan keputusan Kepala Desa.
(4) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), terdiri atas:
a. penanggungjawab ketua Kepala Desa. sekretaris
b. Desa.
c. sekretaris kepala seksi pemerintahan.
d. anggota jaro dan unsur masyarakat.

(5) Jumlah anggota pernilihan sebagaimana dimaksud


pada ayat (4) huruf d, disesuaikan dengan kebutuhan.
(6) Dalam hal yang bersangkutan akan menjadi
calon kepengurusan lembaga pemberdayaan
masyarakat Desa tidak diperkenankan merangkap
jabatan sebagai panitia pemilihan sebagaimana
dimaksud ayat (4).
(7) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4)
bertugas untuk melaksanakan pemilihan
pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat desa.
Pasal 11
( 1) Biaya pemilihan dalam anggaran
dibebankan pendapatan belanja
Desa.

(2) Panitia ...


-7-

(2) Panitia pemilihan mengajukan hasil rencana anggaran


biaya pemilihan meliputi belanja rapat-rapat dan
kelengkapan peralatan lainnya kepada Kepala Oesa.

Pasal 12
(1) Panitia pemilihan melaksanakan pengumuman dan
pendaftaran calon pengurus kepada masyarakat.
(2) Jika dalam masa pendaftaran panitia belum
memperoleh calon pengurus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka panitia membuka kembali
pendaftaran calon pengurus selama 7 (tujuh) hari.

Pasal 13
( 1) Usulan calon pengurus lembaga pemberdayaan
masyarakat Oesa diajukan oleh pengurus rukun warga
kepada Kepala Desa berdasarkan hasil rapat
rukun warga paling banyak 2 (dua) orang.
(2) Hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (
1), dituangkan dalam berita acara yang selanjutnya
disampaikan kepada panitia pemilihan.

Pasal 14
(1) Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi calon
pengurus oleh panitia pemilihan.
(2) Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal
calon meliputi:
a. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan;
b. surat pernyataan memegang teguh dan
mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka
Tunggal Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan;
c. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi
pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat Desa
yang dibuat oleh yang bersangkutan dengan
bermaterai cukup;
d. kartu tanda penduduk dan surat keterangan
bertempat tinggal dari rukun tetangga dan rukun
warga dan kepala Desa setempat;
e. surat pernyataan dari yang bersangkutan
bahwa
tidak sedang menjabat sebagai Kepala Desa,
Perangkat Desa, Anggota badan pemusyawaratan
Desa dan pengurus lembaga
kemasyarakatan lain di Desa setempat; dan
f. surat keterangan dari Kepala Desa setempat dan
surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa
tidak pernah menjadi lembaga pemberdayaan
masyarakat Desa selama 2 (dua) kali masa
Kepengurusan.
(3) Terhadap dokumen yang dijadikan persyaratan
administrasi calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan verifikasi oleh panitia pemilihan sebagai
bahan penetapan calon yang berhak dipilih melalui
musyawarah mufakat.
(4) Hasil...
-8-

(4) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


dimuat dalam berita acara mengenai penetapan calon
yang berhak dipilih melalui musyawarah mufakat.

Pasal 15
(1) Calon pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat
Desa yang telah dilakukan verifikasi kelengkapan
persyaratan dan telah ditetapkan sebagai calon yang
berhak dipilih melalui musyawarah mufakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4),
dipilih melalui musyawarah mufakat oleh pengurus
rukun warga dan pengurus rukun tetangga di Desa
setempat.
(2) Apabila tidak mencapai musyawarah mufakat maka
pemilihan dilakukan melalui pemungutan
suara.
(3) Dalam hal pemilihan dilakukan melalui pemungutan
suara, pengurus terpilih dinyatakan yang memperoleh
suara terbanyak.
Pasal 16
(1) Pengurus lembaga pcmberdayaan masyarakat Desa
terpilih selanjutnya melakukan musyawarah untuk
menyusun kepengurusan yang hasilnya dituangkan
dalam berita acara tentang susunan pengurus lembaga
pemberdayaan masyarakat desa.
(2) Serita acara tentang susunan pengurus lembaga
pemberdayaan masyarakat desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), disampaikan kepada Kepala Desa
untuk ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.
(3) Susunan pengurus lembaga pemberdayaan masyarakal
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diambil
sumpah/ janji oleh Kepala Desa.
(4) Susunan kata sumpah/janji pengurus lembaga
pemberdayaan masyarakat Desa sebagai berikut:
"Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa
lembaga Pemberdayaan masyarakat Desa
dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-
adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam
mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai
dasar negara, dan bahwa saya akan menegakkan
kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan
segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-
Iurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia".
(5) Susunan kata-kata sumpah/janji pengurus lembaga
pemberdayan masyarakat Desa disesuaikan menurut
agama dan keyakinan masing-rnasing.

Paragraf 5
Masa Bakti

Pasal 17
(1) Masa bakti pengurus lembaga
pemberdayaan masyarakat Desa adalah 5 (lima) tahun
terhitung sejak ditetapkan oleh Kepala Desa.

(2) Pengurus .....


-9-

(2) Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat Desa


yang berakhir masa baktinya, berkewajiban
menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada
pengurus yang baru.
(3) Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat Desa
yang telah menjalani 2 (dua) kali masa bakti tidak
dapat dicalonkan kembali untuk pemilihan pengurus
lembaga pemberdayaan masyarakat Desa periode
berikutnya
secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.

Paragraf 6
Penggantian dan Pemberhentian

Pasal 18
Pengurus lembaga pemberdayaan masyarakat Desa dapat
diganti, berhenti atau diberhentikan sebelum berakhir masa
baktinya dalam hal:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. melakukan perbuatan yang tercela;
d. tidak lagi memenuhi salah satu syarat yang ditentukan
untuk menjadi pengurus lembaga pemberdayaan
masyarakat Desa;
e. tidak melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana
dirnaksud dalam Pasal 7;
f. sebab-sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/ atau norrna-
norma kehidupan masyarakat Desa.

Bagian Ketiga
TP PKK
Paragraf 1
Pembentukan

Pasal 19
(1) Pemerintah Desa dapat membentuk TP PKK
berdasarkan musyawarah dan mufakat.
(2) TP PKK dibentuk dalam rangka penyelenggaraan
pemberdayaan keluarga melalui Gerakan PKK.
(3) Pembentukan TP PKK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat difasilitasi oleh Kepala Desa.
(4) TP PKK berkedudukan di Desa sebagai mitra Kepala
Desa.

Paragraf 2
Keanggotaan
Pasal20
( 1) Struktur keanggotaan TP PKK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19, terdiri dari:
a. ketua isteri Kepala Desa;
b. wakil Ketua, laki-laki atau peremp
sekretaris, bersifat sukarela yang mampu
bendahara, dan peduli terhadap upaya
anggota kesejahteraan keluarga dan
tidak mewakili suatu
organisasi, lembaga, dan partai
politik.
(2) Susunan ...
-10-

(2) Susunan keanggotan TP PKK sebagairnana


dirnaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
keputusan Kepala Desa.
(3) Apabila Kepala Desa seorang perernpuan atau
tidak
rnernpunyai isteri, ketua TP PKK di Desa ditunjuk
oleh
Kepala Desa.
(4) Penunjukkan sebagairnana dirnaksud pada ayat
(3), dengan rnengutarnakan isteri sekretaris Desa
sebagai ketua.
(5) Keanggotaan TP PKK dilantik dengan keputusan
Kepala
Desa.

Paragraf 3
Tugas dan
fungsi

Pasal 21
(1) TP PKK sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal
20 rnernpunyai tugas membantu Pernerintah Desa
dan merupakan rnitra da1am pemberdayaan
dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
(2) Tugas TP PKK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
meliputi :
a. menyusun rencana kerja PKK, sesuai dengan
hasil rapat kerja Daerah;
b. melaksanakan kegiatan;
c. memberikan penyuluhan dan
menggerakkan kelornpok-kelompok PKK
kejaroan, rukun warga, rukun tetangga dan
dasa wisma agar dapat mewujudkan
kegiatan-kegiatan;
d. menggali, menggerakan dan
mengembangkan potensi masyarakat,
khususnya keluarga untuk meningkatkan
kesejahteraan keJuarga sesuai dengan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan;
e. melaksanakan kegiatan penyuluhan
kepada
keluarga-keluarga yang rnencakup
kegiatan birnbingan dan motivasi dalam upaya
rnencapai keluarga sejahtera;
f. mengadakan pembinaan dan bimbingan
mengenai pelaksanaan program kerja;
g. berpartisipasi dalam pelaksanaan program
instansi yang berkaitan dengan kesejahteraan
keluarga di Desa;
h. membuat laporan hasil kegiatan kepada TP
PKK
kecarnatan dengan tembusan kepada ketua dewan
penyantun TP PKK seternpat;
1. melaksanakan tertib administrasi; dan
J. rnengadakan konsultasi dengan ketua dewan
penyantun TP PKK setempat.
(3) TP PKK dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mernpunyai fungsi:
a. penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat
agar mau dan mampu melaksanakan program PKK;
b. fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali,
pembina dan pembimbing gerakan PKK; dan
c. membantu pelaksanaan program sesuai dengan
program PKK.
Paragraf ...
-11-

Paragraf 4
Tujuan dan Sasaran Gerakan
PKK

Pasal 22
Gerakan PKK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(3) huruf b bertujuan memberdayakan keluarga
untuk meningkatkan kesejahteraan lahir bathin
menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, bahagia,
sejahtera, maju, mandiri, hidup dalam suasana
harmonis yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal23
( 1) Sasaran gerakan PKK adalah keluarga yang
perlu ditingkatkan dan dikembangkan
kemampuan dan kepribadian dalam bidang:
a. mental spritual;
dan b. fisik material.
(2) Kepribadian mental spiritual sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
dan b. berperilaku baik sesama anggota
masyarakat.
(3) Bidang fisik material sebagaimana dimaksud pada
ayat
( 1) huruf b, meliputi:
a. pangan;
b. sandang;
c. papan;
d. kesehatan;
e. kesempatan kerja yang layak; dan
f. lingkungan hidup yang lestari melalui
peningkatan pendidikan, pengetahuan, dan
keterampilan.

Paragraf 5
Program Gerakan
PKK Pasal 24
(1) Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat
melalui Gerakan PKK dilakukan dengan 10
(sepuluh) program pokok gerakan PKK.

(2) 10 (sepuluh) program pokok Gerakan PKK


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penghayatan dan pengamalan Pancasila;
b. gotong royong;
c. pangan;
d. sandang;
e. perumahan dan tata laksana rumah tangga;
f. pendidikan dan keterampilan;
g. kesehatan;
h. pengembangan kehidupan berkoperasi;
1. kelestarian lingkungan hidup; dan
j. perencanaan sehat.
(3) Uraian kegiatan 10 (sepuluh) program pokok PKK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan sesuai kondisi dan prioritas kebutuhan
masyarakat.
Pasal ...
-12-

Pasal 25
( 1) Kepala Desa dalam mempercepat
pemberdayaan masyarakat melalui gerakan PKK
membentuk kelompok PKK rukun warga, rukun
tetangga dan kelompok dasa wisma.
(2) Pembentukan kelompok PKK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
keputusan Kepala Desa.
Pasal 26
Untuk mengoptimalkan kegiatan pemberdayaan
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (1) melalui gerakan PKK, TP PKK dapat
bekerjasama dalam bentuk kemitraan sosial dan
non profit dengan lembaga kemasyarakatan lainnya
dan dunia usaha.

Pasal 27
TP PKK dan kelompok-kelompok PKK bertanggung
jawab dalam pelaksanaan 10 (sepuluh) program PKK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) dan dalam
Pasal 26.

Pargaraf 6
Pelaporan

Pasal28
(1) TP PKK Desa melaporkan pelaksanaan kegiatan gerakan
PKK kepada Kepala Desa selaku pembina TP PKK
dan kepada TP PKK Kecamatan.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Paragraf 7
Masa Bakti

Pasal 29
Masa bakti pengurus TP PKK Desa disesuaikan dengan
masa jabatan Kepala Desa terhitung sejak
ditetapkannya oleh Kepala Desa.

Bagian
Keempat
RUKUN WARGA DAN RUKUN
TETANGGA Paragraf 1
Umum

Pasal30
(1) rukun warga dan rukun tetangga dibentuk atas
prakarsa Pemerintah Desa dan masyarakat
dalam rangka memelihara dan melestarikan nilai-nilai
kehidupan kemasyarakatan berdasarkan:
a. swadaya;
b. kegotongroyongan; dan
c. kekeluargaan.

(2)nilai-nilai ...
-13-

(2) nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan


sebagaimana dimaksud ayat (1) bertujuan untuk:
a. meningkatkan kesejahteraan;
b. ketentraman; dan
c. ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat
wilayah
kerjanya.

Paragraf 2
Pembentukan Rukun
Warga

Pasal 31
( 1) Pembentukan rukun warga dengan
memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. paling rendah 5 (lima) rukun tetangga;
dan b. paling tinggi 15 (lima belas) rukun
tetangga.
(2) Dalam hal pembentukan rukun warga apabila
tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, dapat digabungkan.
(3) Dalam hal pembentukan rukun warga apabila
melebihi dari persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, dapat dimekarkan.
(4) Penggabungan dan pemekaran rukun
warga
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dapat dilakukan:
a. atas prakarsa masyarakat atau pernerintah Desa;
b. merupakan hasil musyawarah mufakat
yang disetujui paling kurang 2/3 (dua pertiga)
pengurus rukun tetangga; dan
c. Ketua rukun warga mengajukan usul
permohonan kepada Kepala Desa.
(5) Musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada
ayat
(4) huruf a difasilitasi oleh Kepala Desa.
(6) Hasil musyawarah mufakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dituangkan dalam berita
acara sebagai dasar untuk menetapkan dengan
keputusan Kepala Desa.
(7) Kepala Desa menyampaikan laporan kepada Camat.

Paragraf 3
Pembentukan Rukun
Tetangga

Pasal 32
(1) Pembentukan rukun warga harus
mempertimbangkan luas wilayah dan jurnlah jurnlah
penduduk.
(2) Jumlah penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. paling rendah terdapat 50 (lima puluh),
kepala keluarga; dan
b. paling tinggi terdapat 150 (seratus lima
puluh), kepala keluarga.
(3) Dalam hal pembentukan rukun tetangga
tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a, maka dapat digabungkan.

(4)Dalam ...
-14-

(4) Dalam hal pembentukan rukun tetangga melebihi dari


persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b, dapat dimekarkan.
(5) Penggabungan dan pemekaran rukun tetangga
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat
dilakukan:
a. atas prakarsa masyarakat atau pemerintah Desa;
b. merupakan hasil musyawarah mufakat yang
disetujui paling kurang 2/3 (dua pertiga) kepala
keluarga; dan
c. ketua rukun tetangga dan ketua rukun warga
mengajukan usu! permohonan kepada kepala Desa.
(6) Musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) huruf b, difasilitasi oleh Kepala Desa.
(7) Hasil musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) huruf b, dituangkan dalam berita acara
sebagai dasar untuk menetapkan keputusan Kepala
Desa.
(8) Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (7),
disampaikan kepda Camat sebagai laporan.

Paragraf 4
Togas Rukun Warga dan Rukun Tetangga

Pasal 33
Rukun warga dan rukun tetangga mempunyai tugas
membantu Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan.

Paragraf 5
Fungsi Rukun Warga dan Rukun Tetangga
Pasal 34
(1) Rukun warga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
a. melakukan pendataan kependudukan dan
pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;
b. menjembatani hubungan antar penduduk melalui
kepengurusan rukun tetangga di wilayah
kerja rukun warga;
c. membantu penanganan masalah-masalah
kependudukan, kemasyarakatan, dan
pembangunan di wilayah kerja rukun warga;
d. menjaga kerukunan antar warga, memelihara dan
melestarikan kegotongroyongan dan kekeluargaan
dalam rangka meningkatkan ketentraman dan
ketertiban;
e. menampung dan mengusulkan aspirasi warga
dalam rencana dan pelaksanaan pembangunan di
wilayah kerja rukun warga;
f. menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan dan menumbuh
kembangkan kondisi dinamis masyarakat di
wilayah kerja rukun warga;
g. melaksanakan peran koordinasi dengan
kepengurusan rukun tetangga di wilayah kerja
rukun warga;

h. membantu ...
-15-

h. rnernbantu Kepala Desa dalam rnenjalankan tugas


pelayanan kepada rnasyarakat yang rnenjadi
tanggung jawabnya di wilayah kerja rukun warga;
1. rnernbantu sosialisasi program-program Pernerintah
Daerah kepada rnasyarakat di wilayah kerja
rukun warga; dan
j. rnenyelesaikan perrnasalahan-perrnasalahan di
tingkat rukun warga.
(2) Rukun tetangga sebagairnana dimaksud dalam Pasal 33
dalam rnelaksanakan tugas mempunyai fungsi:
a. rnelakukan pendataan kependudukan dan
pelayanan adrninistrasi pernerintahan lainnya;
b. rnenjernbatani hubungan antar penduduk di wilayah
kerja rukun tetangga;
c. rnernbantu penanganan masalah-rnasalah
kependudukan, kemasyarakatan, dan pembangunan
di wilayah kerja rukun tetangga;
d. pengkoordinasian antar penduduk di wilayah kerja
rukun tetangga;
e. rnenjaga kerukunan antar tetangga, rnernelihara dan
rnelestarikan kegotongroyongan dan kekeluargaan
dalam rangka rneningkatkan ketentrarnan dan
ketertiban;
f. rnenampung dan rnengusulkan aspirasi warga dalam
rencana dan pelaksanaan pembangunan di wilayah
kerja rukun tetangga;
g. rnernbantu Kepala Desa dalarn menjalankan tugas
pelayanan kepada rnasyarakat yang
menjadi tanggung jawabnya di wilayah kerja rukun
tetangga;
h. menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam
pelaksanaan pernbangunan dan menumbuh
kembangkan kondisi dinarnis rnasyarakat di wilayah
kerja rukun tetangga;
1. membantu sosialisasi program-program Pemerintah
Daerah kepada masyarakat di wilayah kerja rukun
tetangga; dan
J. menyelesaikan perrnasalahan-perrnasalahan di
tingkat rukun tetangga.

Paragraf 6
Hak dan Kewajiban Pengurus

Pasal 35
(1) Pengurus rukun warga dan rukun tetangga mempunyai
hak:
a. mengajukan usul dan pendapat dalam musyawarah
mufakat rukun warga dan rumah tetangga;
b. memilih dan dipilih sebagai pengurus rukun warga
dan rukun tetangga setelah memenuhi persyaratan
yang dilantik dalam Peraturan Bupati ini; dan
c. berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

(2) Pengurus ...


-16-

(2) Pengurus rukun warga dan rukun tetangga mempunyai


kewajiban:
a. turut serta secara aktif melaksanakan hal-hal yang
menjadi peran dan fungsi rukun warga dan rukun
tetangga;
b. turut serta secara aktif melaksanakan keputusan
musyawarah rukun warga dan rukun tetangga
setempat; dan
c. mentaati ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Paragraf 7
Kepengurusan

Pasal 36
(1) Pengurus rukun warga merupakan penduduk setempat
yang terdaftar dalam kartu keluarga dan merupakan
hasil musyawarah mufakat pengurus rukun tetangga.
(2) Pengurus rukun tetanga merupakan Penduduk
setempat yang terdaftar dalam kartu keluarga Desa
setempat.

Pasal37
Untuk dapat menjadi pengurus rukun warga dan rukun
tetangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
harus memenuhi persyaratan:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. warga Negara Indonesia yang telah berusia paling
rendah 21 (dua puluh satu) tahun atau pernah menikah
dan paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat
pencalonan;
c. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945;
d. dapat membaca dan menulis huruf latin;
e. berkelakuan baik, jujur, adil, cakap, berwibawa dan
penuh pengabdian terhadap masyarakat;
f. mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian;
g. sehat jasmani dan rohani;
h. mengenal wilayah dan dikenal oleh masyarakat Desa
setempat;
1. dipilih secara musyawarah dan mufakat.

Paragraf 8
Susunan Organisasi

Pasal 38
Pengurus rukun warga dan rukun tetangga terdiri dari:
a. 1 (satu) orang ketua;
b. 1 (satu) orang skretaris;
c. 1 (satu) orang bendahara; dan
d. seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan.

Paragraf ...
-17-

Paragraf 9
Tata Cara
Pemilihan

Pasal 39
( 1) Ketua rukun warga dan ketua rukun tetangga,
dipilih
oleh kepala keluarga berdasarkan musyawarah
mufakat di wilayah kerjanya masing-masing.
(2) Dalam hal ketua rukun warga dan ketua rukun
tetangga yang dipilih oleh kepala Keluarga
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) tidak
tercapai mufakat, pemilihannya dilakukan dengan
quorum 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Kepala
Keluarga, putusan diambil dari 2/3 (dua pertiga)
jumlah kepala keluarga yang hadir.

Pasal40
( 1) Pani tia pemilihan pengurus rukun warga dan
rukun tetangga terdiri dari:
a. ketua;
b. sekretaris;
dan
c. beberapa orang anggota sesuai
kebutuhan.
(2) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus melaksanakan tahapan pemilihan
sebagai berikut:
a. tahap
persiapan;
b. tahap penjaringan calon ketua rukun warga dan
ketua rukun tetangga;
c. tahap pemilihan calon ketua rukun warga
dan ketua rukun tetangga;
d. tahap penetapan;
dan
e. tahap pelantikan pengurus rukun warga
dan pengurus rukun tetangga terpilih.
(3) Ketua rukun warga dan ketua rukun tetangga
yang terpilih berdasarkan musyawarah mufakat
atau pemilihan langsung dituangkan dalam berita
acara yang ditanda tangani oleh panitia pemilihan.
(4) Pemilihan ketua rukun tetangga dalam wilayah
kerja
rukun warga dapat dilakukan secara bersamaan
dalam
1 (satu)
waktu.
(5) Pengurus rukun warga dan pengurus rukun
tetangga ditunjuk oleh ketua rukun warga dan
ketua rukun tetangga terpilih, yang dituangkan
dalam berita acara yang ditandatangani oleh ketua
rukun warga dan rukun tetangga terpilih.
(6) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (5), disampaikan oleh panitia pemilihan kepada
Kepala Desa untuk ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.
Paragraf 10
Masa Bakti
Pasal 41
( 1) Masa bakti pengurus rukun warga dan pengurus rukun
tetangga adalah 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal
penetapan Kepala Desa dan dapat dipilih kembali untuk
1 (satu) kali masa bakti berikutnya.

(2) Pengurus ...


-18-

(2) Pengurus rukun warga dan pengurus rukun tetangga


yang berakhir masa baktinya, berkewajiban
menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada
pengurus yang baru.
(3) Ketua rukun warga dan ketua rukun tetangga yang
telah menjalani 2 (dua) kali masa bakti tidak dapat
dicalonkan kembali untuk pemilihan Ketua rukun warga
dan Ketua rukun tetanga periode berikutnya secara
berrurut-turut atau tidak berrurut-turut.

Pasal42
Dalam hal pengurus rukun warga dan Pengurus rukun
tetangga habis masa baktinya, ketua rukun warga dan ketua
rukun tetangga berkewajiban memberitahukan kepada
seluruh pengurus tentang pemberhentian atau penggantian
pengurus dan memberitahukan kepada Kepala Desa, paling
lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa bakti
pengurus rukun warga dan rukun tetangga tersebut.

Paragraf 11
Pergantian Ketua dan Pengurus rukun tetangga

Pasal43
( 1) Dalam hal ketua rukun tetangga terpilih sebagai Ketua
rukun warga maka jabatannya digantikan
oleh pengurus rukun tetangga lainnya secara
musyawarah mufakat diantara pengurus rukun
tetangga.
(2) Dalam hal terdapat pengurus rukun tetangga
yang dicalonkan menjadi ketua atau pengurus rukun
warga, dan kemudian terpilih maka yang
bersangkutan
diwajibkan melepaskan jabatannya sebagai pengurus
rukun tetangga.
(3) Dalam hal pengurus rukun tetangga sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) terpilih sebagai ketua rukun
warga atau pengurus rukun warga maka ketua rukun
tetangga berhak untuk mengangkat pengganti
berdasarkan musyawarah mufakat diantara pengurus
rukun tetangga.
Paragraf 12
Pem berhen tian

Pasal 44
(1) Pengurus rukun warga dan rukun tetangga bcrhcnti
atau diberhentikan karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. melakukan perbuatan tercela;
d. tidak lagi memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam Pasal 33;
e. pindah tempat tinggal dari lingkungan rukun warga
dan rukun tetangga yang bersangkutan;
f. tidak melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30, maka masyarakat dapat
mengajukan usulan penggantian ketua rukun
tetangga atau ketua rukun warga kepada Kepala
Desa untuk difasilitasi; dan
g. sebab-sebab ...
-19-

g. sebab-sebab lain yang bertentangan dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan
dan/ atau norma-norma kehidupan masyarakat.
(2) Dalam hal terpenuhinya alasan pemberhentian ketua
rukun warga dan ketua rukun tetangga sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) maka Kepala Desa
dapat mengambil keputusan pemberhentian Ketua
rukun warga dan Ketua rukun tetangga.
(3) Dalam hal pemberhentian ketua rukun warga dan ketua
rukun tetangga sebelum habis masa baktinya, Kepala
Desa berkewajiban melakukan pemberitahuan kepada
seluruh pengurus rukun warga dan pengurus rukun
tetangga.
(4) Dalam ha! ketua rukun tetangga berhenti atau
diberhentikan sebelum habis masa baktinya, pengurus
rukun warga berkewajiban untuk mernfasilitasi
musyawarah mufakat pengurus rukun tetangga untuk
memilih ketua rukun tetangga yang baru yang
dinyatakan dalam berita acara.
(5) Pengurus rukun warga menyampaikan berita acara
pemilihan ketua rukun tetangga yang baru kepada
Kepala Desa untuk ditetapkan dengan keputusan.
(6) Dalam hal ketua rukun warga berhenti atau
diberhentikan sebelum habis masa baktinya, Kepala
Desa memerintahkan jaro setempat untuk memfasilitasi
musyawarah mufakat pemilihan ketua rukun warga
yang baru dan dinyatakan dalam berita acara.
(7) Kepala Desa menetapkan ketua rukun warga yang baru
berdasarkan berita acara musyawarah pemilihan Ketua
rukun warga.

Bagian Kelima KARANG


TARUNA DESA Paragraf
1
Keorganisasian

Pasal 45
(1) Keorganisasian Karang Taruna berada di Desa yang
diselenggarakan secara swadaya oleh warga setempat.
(2) Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat menjadi wadah yang menghimpun:
a. para tokoh masyarakat;
b. pemerhati Karang Taruna;
c. dunia usaha;
d. akademisi; dan
e. potensi lainnya yang memberikan dukungan
terhadap kemajuan Karang Taruna.

Paragraf 2
Keanggotaan

Pasal 46
Keanggotaan Karang Taruna paling rendah berusia 13 (tiga
belas) tahun dan paling tinggi berusia 45 (empat puluh lima)
tahun dalam lingkungan Desa.

Paragraf ...
-20-

Paragraf 3
Tugas

Pasal 47
Karang Taruna mem punyai tugas pokok:
a. menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial
teru tama yang dihadapi generasi muda, baik yang
bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan
potensi generasi muda di lingkungannya; dan
b. secara bersama-sama dengan Kepala Desa
dan masyarakat lainnya menyelenggarakan pembinaan
generasi muda dan kesejahteraan sosial.

Paragraf 4
Fungsi

Pasal48
Karang Taruna dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47, mempunyai fungsi:
a. mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial,
khususnya generasi muda;
b. menanggulangi masalah-masalah sosial, dalam rangka
pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat
terlarang bagi remaja;
c. menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi
rehabilitasi, perlindungan sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial dan diklat setiap anggota
masyarakat terutama generasi muda;
d. meningkatkan usaha ekonomi produktif; dan
e. menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat terutama
generasi muda di lingkungannya secara komprehensif,
terpadu, dan terarah serta berkesinambungan;
f. memupuk kreatifitas generasi muda dalam
mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat
rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomi produktif dan
kegiatan praktis lainnya dengan
mendayagunakan segala sumber dan potensi
kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya;
g. melakukan penguatan sistem jaringan komunikasi,
kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai
pihak; dan
h. menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan
lokal.

Paragraf 5
Tata Cara Pemilihan Pengurus

Pasal49
(1) Pengurus Karang Taruna dipilih secara musyawarah
dan mufakat oleh warga Karang Taruna dalam
lingkungan Desa setempat.
(2) Pengurus Karang Taruna yang dipilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi syarat-syarat
untuk diangkat sebagai pengurus Karang Taruna yang
meliputi:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia ...
-21-

b. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila


dan
Undang-Undang Dasar
1945;
c. memiliki pengalaman serta aktif dalam
kegiatan
Karang Taruna;
d. memiliki pengetahuan dan
keterampilan berorganisasi, kemauan dan
kemampuan, pengabdian di kesejahteraan sosial;
e. berumur 17 (tujuh belas) tahun sampai dengan
45 (empat puluh lima) tahun; dan
f. identitas kependudukan/kartu tanda
penduduk dan domisili di Desa setempat.
(3) Tata cara pemilihan pengurus Karang
Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Paragraf 6
Penetapan dan Pelantikan
Pengurus

Pasal 50
Hasil musyawarah dan mufakat pengurus Karang
Taruna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49,
ditetapkan dan dilantik oleh Kepala Desa.

Paragraf 7
Masa Bakti

Pasal 51
(1) Pengurus Karang Taruna terpilih mernpunyai
masa bakti 5 (lima) tahun terhitung sejak
ditetapkan dan dilantik oleh Kepala Desa.
(2) Pengurus Karang Taruna yang berakhir masa
baktinya, berkewajiban menyerahkan tugas dan
tanggung jawabnya kepada pengurus yang baru.
(3) Ketua Karang Taruna yang telah menjalani 2 (dua)
kali masa bakti tidak dapat dicalonkan kembali
untuk pemilihan ketua Karang Taruna periode
berikutnya secara berturut-turut atau tidak berturut-
turut.

Paragraf 8
Penggantian dan
Pemberhentian

Pasal 52
Pengurus Karang Taruna dapat diganti atau diberhentikan
sebelum berakhir masa baktinya dalam hal:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. melakukan perbuatan tercela;
d. tidak lagi memenuhi salah satu syarat yang ditentukan
untuk menjadi pengurus;
e. tidak melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 dan Pasal 48, maka
masyarakat dapat mengajukan usulan penggantian
kepada Kepala Desa untuk difasilitasi; dan
f. sebab-sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/ atau norma-norma
kehidupan masyarakat.
Paragraf ...
-22-

Paragraf 9
Hubungan Kerja

Pasal53
(1) Karang Taruna dengan pemerintah sifatnya kemitraan.
(2) Karang Taruna dapat bekerjasama dengan:
a. karang taruna Desa lainnya;
b. lembaga kemasyarakatan Desa lainnya; dan
c. pihak lainnya.
(3) Hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bersifat:
a. konsultatif;
b. koordinatif;
c. kolaboratif;
d. kemitraan fungsional; dan
e. pembinaan kepemudaan.

Paragraf 10
Program Kerja

Pasal 54
Setiap Karang Taruna bertanggung jawab untuk menetapkan
program kerja berdasarkan:
a. potensi kepemudaan;
b. partisipatif dalam pemberdayaan masyarakat;
c. pembantuan lembaga kemasyarakatan lainnya;
d. kebutuhan Karang Taruna setempat;
e. pembinaan dan pengembangan generasi muda;
f. penguatan organisasi;
g. rekreasi/ pariwisata;
h. olahraga;
1. kemitraan;
J. kesenian dan kebudayaan; dan
k. keagamaan.

Bagian Keenam
POSYANDU
Paragraf 1
Umurn

Pasal 55
(1) Posyandu dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa dan
masyarakat melalui musyawarah dan mufakat.
(2) Posyandu berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Kepala Desa untuk ditetapkan.
(3) Posyandu berkedudukan di Desa.

Paragraf 2
Togas dan Fungsi

Pasal 56
(1) Posyandu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
mempunyai tugas:
a. melakukan pemberdayaan masyarakat Desa;
b.ikut...
-23-

b. ikut serta dalam penyusunan


rencana pembangunan, pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan serta
pemeliharaan hasil pembangunan; dan
c. meningkatkan pelayanan masyarakat.
(2) Posyandu dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
fungsi:
a. penampungan dan penyaluran aspirasi
masyarakat dalam pembangunan;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan
dan
kesatuan masyarakat dalam
kerangka memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
c. meningkatkan pelayanan dasar
kesehatan
masyarakat Desa;
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian
dan pengembangan hasil-hasil pembangunan
secara partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak
prakarsa, partisipasi, serta swadaya
gotong royong masyarakat;
f. penggali, pendayagunaan dan
pengembangan potensi sumber daya alam
serta keserasian lingkungan hidup;
g. meningkatkan kesejahteraan keluarga;dan
h. meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat.

Paragraf 3
Kepengurusan
Posyandu

Pasal 57
Untuk dapat menjadi pengurus Posyandu harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. warga Negara Indonesia yang telah berusia minimal
21 (dua puluh satu) tahun atau pernah menikah dan
paling tinggi 45 (empat puluh lima) tahun
pada saat pencalonan;
d. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-
Undang
Dasar 1945;
e. dapat membaca dan menulis huruf latin;
f. penduduk Desa setempat dibuktikan dengan
Kartu
Tanda Penduduk;
g. mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian;
h. sehat jasmani dan rohani;
1. mengenal wilayah dan dikenal oleh masyarakat
Desa setempat; dan
J. dipilih secara musyawarah dan mufakat.

Paragraf 4
Susunan Organisasi
Pasal 58 a.
(1) Susunan organisasi Posyandu terdiri dari: ketua;
b. sekretaris;
c. bendahara; dan
d. bidang disesuaikan dengan kebutuhan.

(2) Bidang ...


-24-

(2) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), terdiri dari:
a. bidang perencanaan pembangunan;
b. bidang pelaksanaan Pembangunan;
c. bidang pembinaan kemasyarakatan
dan pemberdayaan masyarakat; dan
d. bidang pengendalian.
(3) Jumlah kepengurusan Posyandu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan.

Paragraf 5
Pemilihan dan
Penetapan
Kepengurusan

Pasal 59
( 1) Sebelum penyelenggaraan musyawarah
pembentukan Posyandu, Pemerintah Desa
mempersiapkan pembentukan panitia pemilihan.
(2) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),
bersifat mandiri.
(3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), terdiri atas unsur perangkat Desa dan
tokoh masyarakat Desa setempat yang ditetapkan
dengan keputusan Kepala Desa.
(4) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)
terdiri dari:
a. Kepala Desa;
penanggungjawab b. sekretaris desa;
ketua kepala seksi pemerintahan;
c. Sekretaris dan
d. Anggota jaro dan unsur masyarakat.
(5) Jumlah anggota pemilihan sebagaimana dimaksud
pada
ayat (4) huruf d disesuaikan dengan kebutuhan.
(6) Dalam hal yang bersangkutan akan menjadi
calon kepengurusan Posyandu tidak
diperkenankan merangkap jabatan sebagai
panitia pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (1).
(7) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) bertugas untuk melaksanakan pemilihan
pengurus Posyandu.

Pasal60
(1) Biaya pemilihan dibebankan dalam
anggaran pendapatan belanja Desa.
(2) Panitia pemilihan mengajukan hasil rencana
anggaran biaya pemilihan meliputi belanja rapat-
rapat dan kelengkapan peralatan lainnya kepada
Kepala Desa.

Pasal 61
( 1) Panitia pemilihan melaksanakan pengumuman
dan pendaftaran calon pengurus kepada masyarakat.
(2) Jika dalam masa pendaftaran panitia
belum memperoleh calon pengurus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka panitia
membuka kembali pendaftaran calon pengurus
selama 7 (tujuh) hari.

Pasal ...
-25-

Pasal 62
(1) Usulan calon pengurus Posyandu diajukan
oleh pengurus rukun warga kepada Kepala
Desa berdasarkan hasil rapat rukun warga paling
banyak 2 (dua) orang.
(2) Hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dituangkan dalam berita acara yang
selanjutnya disampaikan kepada panitia pemilihan.

Pasal 63
( 1) Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi
calon pengurus oleh panitia pemilihan.
(2) Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi
bakal calon meliputi:
a. surat pemyataan bertakwa kepada Tuhan
Yang
Maha Esa yang dibuat oleh yang
bersangkutan;
b. surat pemyataan memegang teguh
dan mengamalkan Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika,
yang dibuat oleh yang bersangkutan;
c. surat pemyataan bersedia dicalonkan
menjadi
pengurus Posyandu yang dibuat oleh
yang bersangkutan dengan bermaterai cukup;
d. kartu tanda penduduk dan surat
keterangan bertempat tinggal dari rukun
tetangga dan rukun warga dan kepala Desa
setempat;
g. surat pernyataan dari yang bersangkutan
bahwa tidak sedang menjabat sebagai
Kepala Desa, perangkat Desa, anggota badan
Permusyawarah Desa dan pengurus lembaga
kemasyarakatan lain di Desa setempat; dan
h. surat keterangan dari Kepala Oesa setempat
dan
surat pernyataan dari yang bersangkutan
bahwa tidak pemah menjadi Posyandu selama 2
(dua) kali masa kepengurusan.
(3) Terhadap dokumen yang dijadikan
persyaratan administrasi calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan verifikasi oleh
panitia pemilihan sebagai bahan penetapan calon
yang berhak dipilih melalui musyawarah mufakat.
(4) Hasil Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)
dimuat dalam berita acara mengenai penetapan
calon yang berhak dipilih melalui musyawarah
mufakat.

Pasal 64
( 1) Calon pengurus Posyandu yang telah
dilakukan
verifikasi kelengkapan persyaratan dan telah
ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih melalui
musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 63 ayat (4), dipilih rnelalui musyawarah
mufakat oleh pengurus rukun warga dan pengurus
rukun tetangga di Desa setempat.

(2)Apabila ...
-26-

(2) Apabila tidak mencapai musyawarah mufakat maka


pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara.
(3) Dalam hal pemilihan dilakukan melalui pemungutan
suara, pengurus terpilih dinyatakan yang memperoleh
suara terbanyak.

Pasal 65
(1) Pengurus Posyandu terpilih selanjutnya melakukan
musyawarah untuk menyusun kepengurusan yang
hasilnya dituangkan dalam berita acara tentang
susunan pengurus Posyandu.
(2) Berita acara tentang susunan pengurus Posyandu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan
kepada Kepala Desa untuk ditetapkan
dengan keputusan Kepala Desa.
(3) Susunan pengurus Posyandu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diambil sumpah/ janji oleh Kepala Desa.
(4) Susunan kata sumpah/janji pengurus Posyandu
sebagai berikut:
"Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa
saya akan memenuhi kewajiban saya selaku pengurus
lembaga pemberdayaan masyarakat Desa dengan
sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya;
bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan
bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang
berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia".
(5) Susunan kata-kata sumpah/janji pengurus Posyandu
disesuaikan menurut agama dan keyakinan rnasing-
masing.
Paragraf 6
Masa Bakti

Pasal 66
(1) Masa bakti pengurus Posyandu adalah 5 (lima)
Tahun terhitung sejak ditetapkan oleh Kepala Desa.
(2) Pengurus Posyandu yang berakhir masa baktinya,
berkewajiban menyerahkan tugas dan tanggung
jawabnya kepada pengurus yang baru.
(3) Pengurus Posyandu yang telah menjalani 2 (dua) kali
masa bakti tidak dapat dicalonkan kembali untuk
pemilihan pengurus Posyandu periode berikutnya
secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.

Paragraf 7
Penggantian dan Pemberhentian

Pasal 67
Pengurus Posyandu dapat diganti, berhenti atau
diberhentikan sebelum berakhir masa baktinya dalam hal:
a. meninggal dunia;
b.atas...
-27-

b. atas permintaan sendiri;


c. melakukan perbuatan yang tercela;
d. tidak lagi memenuhi salah satu syarat yang ditentukan
untuk menjadi pengurus Posyandu;
e. tidak melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56;
f. sebab-sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/ atau norma-norma
kehidupan masyarakat Desa.

Bagian Ketujuh
LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA
Pasal68
(1) Lembaga kemasyarakatan lainnya merupakan lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan dan
merupakan mitra kerja Kepala Desa dalam
memberdayakan masyarakat di lingkungan Desa.
(2) Lembaga kemasyarakatan lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk di tingkat Desa.
(3) Dalam pembentukan lembaga kemasyarakatan lainnya
wajib mendapat ijin dari kepala Desa.

BAB fII
PENATAAN PENGUATAN KELEMBAGAAN
Pasal69
Pemberdayaan terhadap lembaga kernasyarakatan Desa
dilakukan melalui kegiatan:
a. penguatan kelembagaan;
b. peningkatan sumber daya manusia dan kepemimpinan;
c. peningkatan kapasitas manajemen;
d. peningkatan sarana dan prasarana; dan
e. pendampingan.

Pasal 70
Penguatan kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
69 huruf a, dilakukan paling kurang melalui:
a. penguatan kepengurusan;
b. pengembangan akuntabilitas dan transparansi
kelem bagaan; dan
c. pengembangan kerjasama.

Pasal 71
Peningkatan sumber daya manusia dan kepemimpinan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf b, dilakukan
melalui kegiatan:
a. kaderisasi;
b. rekrutmen;
c. penguatan kapasitas sumber daya manusia;
d. penguatan partisipasi;
e. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana; dan
f. pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan.

BAB IV
KEMITRAAN DAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 72
(1) Lembaga kemasyarakatan Desa dapat menjalin
kemitraan dalam rangka:
a. penguatan ...
-28-

a. penguatan kapasitas kelembagaan;


b. pengembangan potensi lokal untuk peningkatan
kesejahteraan; dan
c. mewujudkan keterpaduan dalam pengelolaan
pembangunan di Desa.
(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu:
a. antar lembaga kemasyarakatan Desa; dan
b. pihak lain yang mempunyai kesamaan tujuan.
(3) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan atas prinsip saling menguntungkan.

BABV
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Pasal 73
(1) Perangkat Daerah yang membidangi urusan
pemberdayaan masyarakat melakukan pembinaan dan
pengawasan.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan
pengembangan lembaga kernasyarakatan;
b. memberikan pedoman penyusunan perencanaan
pembangunan partisipatif;
c. mengalokasikan dana untuk pembinaan dan
pengembangan lembaga kernasyarakatan;
d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi
pelaksanaan serta pemberdayaan lembaga
kemasyarakatan;
e. melakukan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan lembaga kemasyarakatan; dan
f. memberikan penghargaan atas prestasi yang
dilaksanakan lembaga kemasyarakatan.
(3) Camat melakukan pembinaan teknis dan pengawasan
lembaga kemasyarakatan.
(4) Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) meliputi:
a. memfasilitasi penyusunan Peraturan Desa yang
berkaitan dengan lembaga kemasyarakatan;
b. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan
kewajiban kembaga kemasyarakatan;
c. memfasilitasi penyusunan perencanaan
pembangunan partisipatif;
d. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat;
e. memfasilitasi kerjasama antar lembaga
kemasyarakatan dan kerjasama lembaga
kemasyarakatan dengan pihak ketiga; dan
f. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan
kepada lembaga kemasyarakatan.

BAB VI
PENDANAAN
Pasal 74
Pendanaan lembaga kemasyarakatan Desa dapat bersumber
dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja Desa;
b.bantuan ...
-29-

b. bantuan pemerintah, pemerintah provinsi,


Pemerintah Daerah;
c. swadaya masyarakat; dan
d. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB VII KETENTUAN


PERALIHAN

Pasal 75
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, lembaga
kemasyarakatan Desa yang sudah ada sebelum berlakunya
Peraturan Bupati ini masih tetap diakui sampai dengan habis
masa baktinya.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN

Pasal 76
Peraturan Bupati im berlaku mutatis mutandis bagi
pembentukan LKD/Kelurahan.

BAB IX KETENTUAN
PENUTUP

Pasal 77
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku,
Peraturan Bupati Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 78
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penernpatannya
dalam Serita Daerah Kabupaten Tangerang.

Ditetapkan di Tigaraksa
Padatanggal 4 Januaari 2021

A. ZAKI

Diundangkan di Tigaraksa
Pada tanggal 4 Januari 2021
SEKR RIS DAERAH
KABUP E TANGERANG,

MOCH. MAESYAL RASYID

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2021 NOMOR 07

Anda mungkin juga menyukai