Anda di halaman 1dari 17

LAMPIRAN

PERATURAN BUPATI WAY KANAN


NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN TATA CARA PENDIRIAN
DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA
MILIK KAMPUNG

I. CONTOH PERATURAN KAMPUNG TENTANG PENDIRIAN BADAN


USAHA MILIK KAMPUNG

KEPALA KAMPUNG .......... (Nama Kampung)


KABUPATEN WAY KANAN

PERATURAN KAMPUNG ............... (Nama Kampung)


NOMOR TAHUN 201X
TENTANG
PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK KAMPUNG ……..

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KAMPUNG .........., (Nama Kampung)


Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan keuangan
kampung dan meningkatkan pendapatan masyarakat,
perlu didirikan Badan Usaha Milik Kampung sesuai
dengan kebutuhan dan potensi kampung;
b. bahwa Badan Usaha Milik Kampung (BUMK)
merupakan usaha kampung yang dibentuk oleh
pemerintah kampung yang kepemilikan modal dan
pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah kampung
dan masyarakat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf
b, perlu menetapkan Peraturan Kampung tentang
Pendirian Badan Usaha Milik Kampung…...;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan,
Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan
Kotamadya Daerah Tingkat II Metro (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
5. Peraturan Menteri Desa, Penanggulangan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 4 tahun 2015 tentang Pendirian, pengurusan,
Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 296);

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG ......... (Nama Kampung)
dan
KEPALA KAMPUNG ............. (Nama Kampung)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KAMPUNG TENTANG PENDIRIAN BADAN


USAHA MILIK KAMPUNG…….
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Kampung ini, yang dimaksud dengan:
1. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai
perangkat daerah Kabupaten Way Kanan.
2. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintah,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat hak asal usul dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintah Negara Republik Indonesia.
3. Pemerintah kampung adalah kepala kampung dan
perangkat kampung sebagai unsur penyelenggara
pemerintah kampung.
4. Badan Permusyawaratan Kampung selanjutnya
disingkat BPK adalah perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintah kampung sebagai unsur
penyelenggaran Pemerintah Kampung.
5. Angaran Pendapatan dan Belanja Kampung
selanjutnya disingkat APBK adalah rencana
keuangan tahun kampung yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah kampung dan
BPK yang ditetapkan dengan peraturan kampung.
6. Peraturan Kampung adalah peraturan perundang-
undangan yang dibuat oleh BPK dan kepala
kampung.
7. Badan Usaha Milik Kampung selanjutnya disingkat
BUMK adalah sistem kegiatan perekonomian
masyarakat dalam skala mikro yang ada di kampung
dan dikelola oleh masyarakat dan pemerintah
kampung setempat dimana pengelolaannya
dilakukan secara terpisah dari pemerintah kampung.

BAB II
PRINSIP DAN TUJUAN
Pasal 2
Prinsip dasar dalam pembentukan BUMK:
a. Pemberdayaan memiliki makna untuk mengingatkan
kemampuan masyarakat, keterlibatan masyarakat
dan tanggung jawab masyarakat;
b. Keberagaman bahwa usaha kegiatan masyarakat
memiliki keberagaman usaha, yang dimaksud dari
keberagaman usaha sebagai unit usaha BUMK
tanpa mengurangi status keberadaan dan
kepemilikan usaha masyarakat yang sudah ada;
c. Partisipasi pengelola harus mampu mewujudkan
peran aktif masyarakat agar senantiasa memiliki
dan turut serta bertanggung jawab terhadap
perkembangan BUMK.
Pasal 3
Tujuan pembentukan BUMK:
a. meningkatkan pendapatan asli kampung dalam
rangka meningkatkan kemampuan pemerintah
kampung dalam penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan serta pelayanan masyarakat;
b. mengembangkan potensi perekonomian di wilayah
kampung untuk mendorong pengembangan dan
kemampuan perekonomian masyarakat secara
keseluruhan;
c. menciptakan lapangan kerja.

BAB II
PENDIRIAN
Pasal 4
Dalam rangka meningkatkan pendapatan kampung
dan kesejahteraan masyarakat, maka Pemerintah
Kampung …… mendirikan BUMK sesuai dengan
kebutuhan dan potensi kampung.

BAB III
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 5

(1) BUMK ini bernama ‘……………………’


(2) BUMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkedudukan di
Kampung : ……..
Kecamatan : ……..
Kabupaten : Way Kanan
Provinsi : Lampung

BAB IV
JENIS DAN PENGEMBANGAN USAHA
Pasal 6
Jenis usaha BUMK meliputi usaha-usaha antara lain:
a. bisnis sosial (social business) sederhana yang
memberikan pelayanan umum (serving) kepada
masyarakat dengan memperoleh keuntungan
finansial;
b. bisnis penyewaan (renting) barang untuk melayani
kebutuhan mamsyarakat kampung dan ditujukan
untuk memperoleh Pendapatan Asli Kampung;
c. usaha perantara (brokering) yang memberikan jasa
pelayanan kepada warga;
d. bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang
(trading) barang-barang tertentu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada
skala pasar yang lebih luas;
e. bisnis keuangan (finansial business) yang memenuhi
kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan
oleh pelaku usaha ekonomi kampung; dan/atau
f. usaha Bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit
usaha yang dikembangkan masyarakat kampung
baik dalam skala lokal kampung maupun kawasan
perkampungan.

BAB IV
PERMODALAN
Pasal 7
(1) Modal awal BUMK sebesar Rp……
(2) Sumber-sumber pembiayaan dan/atau
permodalan BUMK dapat diperoleh dari:
a. Pemerintah kampung (penyertaan modal dari
kekayaan kampung yang dipisahkan);
b. Bantuan dari pemerintah kabupaten, provinsi,
pemerintah pusat;
c. Tabungan masyarakat;
d. Pinjaman;
e. Kerja sama dengan pihak ketiga.

BAB V
ORGANISASI KEPENGURUSAN
Pasal 8
(1) Organisasi BUMK berada di luar struktur organisasi
pemerintah kampung, yang terdiri dari:
a. komisaris (penasihat);
b. pelaksana operasional;
c. pengawas.
(2) Komisaris (penasihat) secara “ex officio” dijabat oleh
kepala kampung yang bersangkutan.
(3) Pelaksana operasional dan kepala unit usaha
ditunjuk oleh masyarakat berdasarkan musyawarah
yang dituangkan dalam berita acara.
(4) Kepengurusan ditetapkan dengan keputusan kepala
kampung yang disampaikan kepada bupati melalui
camat.

Pasal 9
(1) Komisaris sebagai penasehat BUMK dalam
melaksanakan tugasnya berkewajiban:
a. memberi nasihat kepada direksi dan kepala unit
usaha dalam melaksanakan pengelolaan BUMK;
b. memberikan saran dan pendapat mengenai
masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan
BUMK;
c. mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha apabila
terjadi gejala menurunnya kinerja kepengurusan.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya komisaris
mempunyai hak:
a. meminta penjelasan dari pengurus mengenai
segala persoalan yang menyangkut pengelolaan
usaha kampung;
b. melindungi usaha kampung terhadap hal-hal
yang dapat merusak kelangsungan dan citra
BUMK.

Pasal 10
(1) Syarat pemilihan pelaksana operasional dan kepala
unit usaha adalah sebagai berikut:
a. warga kampung yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. bertempat tinggal dan menetap di kampung paling
sedikit 2 (dua) tahun;
c. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa
penuh pengabdian;
d. pendidikan minimal SLTA sederajat.
(2) Masa bakti kepengurusan direksi dan kepala unit
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat
setempat.
(3) Kepentingan dapat dihentikan dalam hal sebagai
berikut:
a. telah selesai masa baktinya;
b. meninggal dunia;
c. mengundurkan diri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik
sehingga menghambat pertumbuhan dan
perkembangan BUMK;
e. melakukan tindak pidana (dengan keputusan tetap
pengadilan)
(4) Kepengurusan BUMK mendapat tunjangan
penghasilan yang besarnya disesuaikan dengan
kemajuan dan keuntungan usaha.

Pasal 11
(1) Tugas pelaksana operasional dan kepala unit usaha
adalah sebagai berikut:
a. mengembangkan dan membina usaha agar
tumbuh dan berkembang menjadi lembaga yang
dapat melayani kebutuhan ekonomi warga
masyarakat;
b. memberikan pelayanan yang baik agar tercapai
pelayanan yang adil dan merata;
c. memupuk kerjasama dengan lembaga-lambaga
perekonomian lainnya yang ada di kampung;
d. menggali dan memanfaatkan potensi kampung
untuk meningkatkan pendapatan asli kampung;
e. memberi laporan perkembangan usaha kepada
masyarakat melalui forum musyawarah kampung
minimal 2 (dua) kali dalam setahun.
(2) Kewajiban pelaksana operasional dan kepala unit
usaha:
a. kepala unit usaha menyampaikan laporan berkala
setiap bulan kepada direksi mengenai laporan
keuangan dan proses kegiatan dalam bulan
berjalan;
b. direksi melaporkan dari seluruh kegiatan usaha
kepada komisaris setiap tiga bulan sekali;
c. laporan keseluruhan dalam enam bulan harus
diketahui oleh warga masyarakat kampung dalam
suatu musyawarah kampung.

BAB VII
BAGI HASIL USAHA
Pasal 12
(1) Pembagian hasil usaha dari BUMK diputuskan
melalui hasil musyawarah berdasarkan persentase
dari hasil penerimaan bersih (netto) dengan
berpedoman pada prinsip kerjasama yang saling
menguntungkan, yang peraturannya ditetapkan
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
(2) Bagi hasil usaha BUMK setiap tahun digunakan
untuk:
a. pemupukan modal;
b. kas kampung;
c. dana peningkatan kapasitas pengurus.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bagi hasil usaha
diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga.

BAB VIII
KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA
Pasal 13
(1) Dalam mengelola aset BUMK dapat bekerjasama
dengan pihak ketiga atas persetujuan pemerintah
kampung.
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam bentuk peraturan kampung yang
disampaikan kepada bupati melalui camat.
(3) Jangka waktu kerjasama yang dimaksud pada ayat
(1) maksimal 10 tahun dan dapat diperpanjang
sesuai dengan kebutuhan.

BAB IX
MEKANISME PENGELOLAAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 14
(1) Pengelolaan kegiatan BUMK harus dilakukan secara
transparan, artinya dapat diketahui, diikuti,
dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh warga
masyarakat secara luas.
(2) Pengelolaan secara akuntabel, mengikuti kaedah
yang berlaku sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
(3) Warga masyarakat terlibat secara aktif dalam proses
perencanaan, pengawasan dan pelestarian kegiatan.
(4) Pengelolaan secara berkelanjutan, yang dapat
memberikan hasil dan manfaat kepada warga
masyarakat.
(5) Pengelolaan berdasarkan kesepakatan antar pelaku
kegiatan dan warga masyarakat sehingga mendapat
dukungan dari semua pihak.

Pasal 15
(1) Pengelola wajib menyusun laporan
pertanggungjawaban untuk disampaikan dalam
forum musyawarah kampung.
(2) Laporan pertanggungjawaban memuat:
a. laporan kinerja pengelola selama satu tahun;
b. kinerja usaha menyangkut realisasi kegiatan
usaha, upaya pembangunan, indikator
keberhasilan dan lain sebagainya.
c. laporan pembagian sisa hasil usaha;
d. rencana pengembangan usaha yang belum
terealisasi.

Pasal 16
Peraturan Kampung ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Kampung ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Kampung … (Nama
Kampung).
Ditetapkan di ...........................
pada tanggal ……….................
KEPALA KAMPUNG ...................,

__________________
Diundangkan di .............................
pada tanggal ….… ……. ........
SEKRETARIS KAMPUNG ...........................,
(Nama Kampung)
__________________
LEMBARAN KAMPUNG ........... (Nama Kampung) TAHUN XXXX NOMOR ...
II. CONTOH PERATURAN KAMPUNG TENTANG PENYERTAAN MODAL

KEPALA KAMPUNG ……….. (Nama Kampung)


KABUPATEN WAY KANAN

RANCANGAN
PERATURAN KAMPUNG………. (Nama Kampung)
NOMOR ... TAHUN 201X
TENTANG
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KAMPUNG KEPADA BADAN USAHA
MILIK KAMPUNG …(Nama BUMK)…

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KAMPUNG………

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan usaha Badan


Usaha Milik Kampung ………….. agar dapat
tumbuh dan berkembang, pemerintah kampung
perlu untuk menyertakan modal Kampung:
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Kampung tentang Penyertaan Modal
Pemerintah Kampung Kepada Badan Usaha Milik
Kampung……;
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way
Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung
Timur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3825);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
5. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG …… (Nama Kampung)
dan
KEPALA KAMPUNG……… (Nama Kampung)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KAMPUNG TENTANG PENYERTAAN


MODAL PEMERINTAH KAMPUNG KEPADA BADAN
USAHA MILIK KAMPUNG …(Nama BUMK)…

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Kampung ini yang dimaksud dengan:

1. Kampung adalah Kampung ………..(Nama Kampung)

2. Pemerintah Kampung adalah Pemerintah Kampung


……… (Nama Kampung)

3. Badan Usaha Milik Kampung, yang selanjutnya


disingkat BUMK adalah lembaga usaha kampung
yang bergerak di bidang perekonomian yang
dibentuk dan dikelola oleh pemerintah kampung
dengan modal seluruhnya atau sebagian milik
pemerintah kampung atau yang diperoleh dari
kekayaan kampung yang dipisahkan

4. Penyertaan Modal Pemerintah Kampung yang


selanjutnya disebut penyertaaan modal adalah
pengalihan kepemilikan aset milik kampung yang
semula merupakan kekayaan yang tidak
terpisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan
untuk diperhitungkan sebagai modal/saham
kampung pada Badan Usaha Milik Kampung.

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

(1) Penyertaan modal bertujuan untuk meningkatkan


pelayanan kepada masyarakat serta mendapatkan
manfaat ekonomis berupa peningkatan
perekonomian kampung dan peningkatan
pendapatan asli kampung

(2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) penyertaan modal dilaksanakan
berdasarkan prinsip ekonomi perusahaan dengan
tetap mempertimbangkan sosial ekonomi
masyarakat.

BAB III

PENYERTAAN MODAL

Pasal 3

(1) Penyertaan modal kepada BUMK dari pemerintah


kampung berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja
Kampung Tahun Anggaran 2017

(2) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) sebesar Rp. ……….. (…………………………………)

(3) Sumber penyertaan modal sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Kampung Tahun 2017.
Pasal 4

Penggunaan penyertaan modal sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3 ayat (1) untuk penguatan atau tambahan
modal usaha BUMK.

BAB IV

HASIL PENYERTAAN MODAL

Pasal 5

Hasil atau keuntungan dari penyertaan modal kepada


BUMK merupakan pendapatan asli kampung yang
dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kampung (APBK) setiap tahun.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Peraturan Kampung ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Kampung ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Kampung … (Nama
Kampung).

Ditetapkan di…………………
pada tanggal …………………

KEPALA KAMPUNG,

NAMA KEPALA KAMPUNG


Diundangkan di .....................
pada tanggal .. .....
SEKRETARIS KAMPUNG ...........,

...............................
LEMBARAN KAMPUNG ........... (Nama Kampung) TAHUN XX NOMOR
III. CONTOH BERITA ACARA PERSETUJUAN BERSAMA

KOP KAMPUNG

BERITA ACARA PERSETUJUAN BERSAMA


BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG .........
DAN
KEPALA KAMPUNG ..............
NOMOR : ......................
NOMOR : ......................
TENTANG
PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK KAMPUNG ................

Pada hari ini,........ Tanggal ........... Bulan ......... Tahun ........ bertempat di
.................... dalam Rapat Paripurna Badan Permusyawaratan
Kampung ......... Kecamatan ............ Kabupaten ............
MENYETUJUI BERSAMA:
Rancangan Peraturan Kampung ............... tentang Badan Usaha Milik
Kampung ...................
Demikian Persetujuan Bersama ini dibuat dan ditandatangani bersama
oleh Ketua Badan Permusyawaratan Kampung ................ dan Kepala
Kampung ................... Kecamatan..............Kabupaten Way Kanan.

KETUA
BADAN PERMUSYAWARAN KAMPUNG KEPALA KAMPUNG ........
KAMPUNG .................,

..................................... ..............................

BUPATI WAY KANAN,

Disalin sesuai aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM, Dto,

RADEN ADIPATI SURYA


INDRA ZAKARIYA R, SH.,MH
Pembina (IV/a)
NIP. 19750926 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai