Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
ATIKA INDRIYANINGSIH MARFUAH
(11180490000009)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
ATIKA INDRIYANINGSIH MARFUAH
(11180490000009)
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Jual Beli Online Pakaian Bekas Impor Pada Aplikasi
Shopee Menurut Hukum Islam” telah diajukan dalam sidang munaqasah pada
Kamis, 21 Juli 2022. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) pada Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Juli 2022
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
iv
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik jual beli online
pakaian bekas impor pada aplikasi Shopee, serta untuk menjelaskan analisis
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan maqashid syariah terhadap jual beli
online pakaian bekas impor pada aplikasi Shopee.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa jual beli pakaian bekas impor tidak
memenuhi salah satu unsur syarat sahnya suatu perjanjian berdasarkan pasal
1313 KUHPerdata yaitu unsur suatu sebab yang halal. Kemudian adanya
ketidakpastian kualitas objek jual beli yang tidak dijelaskan dalam deskripsi
produk oleh penjual tidak sesuai dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
Selain itu, ditinjau dari analisis maqashid syariah, bagi penjual pakaian bekas
impor telah menyalahi salah satu tujuan syariah yaitu menjaga harta (hifdzu al-
mal).
Kata Kunci: Jual Beli Online, Pakaian Bekas Impor, KHES, Maqashid Syariah.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, atas perkenan dan ridho-
Nya, telah memberikan kekuatan dan hidayah kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam, senantiasa
dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah memberikan
tauladan yang sempurna bagi seluruh alam semesta, Amin.
1. Prof. Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H, M.H, M.A, selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. AM Hasan Ali, M.A, selaku ketua Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah dan Dr. Abdurrauf, Lc., MA, sekretaris Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi
ini.
3. Dr. Hj. Isnawati Rais, M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan sampai akhir
perkuliahan.
4. Dr. Mu’min Roup, M.A. sebagai Dosen Pembimbing I dan Dr. Alimin,
M.Ag sebagai Dosen Pembimbing II dengan segala keikhlasan,
ketulusan dan kesabaran bersedia meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan, mengoreksi, berdiskusi dan mengarahkan penulis dalam
penulisan skripsi dengan baik sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi sampai tahap sidang akhir.
vi
5. Pimpinan Perpustakaan, Pengelola Perpustakaan, Perpustakaan Utama
dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas yang
nyaman untuk mengadakan studi kepustakaan.
6. Hasil karya skripsi ini, penulis persembahkan kepada seluruh keluarga,
kedua orangtua, Bapak Dasno Wiyanto, dan Ibu tercinta Siti Nur
Hidayati, serta kakak-kakak, adik dan ponakanku tersayang M. Danit,
Yety Dwi H., Nurin Isna, M. Fakhrurrozi, M. Kholid, Arsyaka
Keenandra, dan Ahzami Rafka yang tidak henti-hentinya mendoakan
penulis. Memberikan dukungan baik moril maupun materiil. Semoga
seluruh pengorbanan, ketulusan dan keikhlasan, serta cinta dan kasih
sayang mendapat ganjaran pahala di sisi Allah
7. Kepada teman seperjuang Sarjana Hukum Ekonomi Syariah se-angkatan
2018 yaitu, Zahriyah, Shelda, anggota kos Tomo (Asfit, Yanti, Fio, dan
Asri), dan anggota selai kacang (Sidik, Arya dan Baqi). Terimakasih
telah menjadi teman yang saling mendukung dan menguatkan,
berdiskusi, tempat berbagi keluh kesah untuk menggapai cita-cita
bersama. Semoga pertemanan akan tetap terjalin dengan baik meski
terpisah jarak dan waktu.
8. Kepada sahabat terbaik penulis anggota Inti OP Eksklusif yaitu, Hasna,
Dina, Alfa, Ulya dan Maul yang telah mengirimkan doa terbaik,
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis serta terimakasih
telah bersedia menjadi pendengar terbaik dalam proses menyelesaikan
studi yang penulis tempuh.
9. Seluruh teman Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2018,
IKAMAKSUTA Jakarta Raya, Gratzka Generation, dan semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu persatu telah memberikan dukungan,
saran-saran, perhatian, doa dan kontribusi yang cukup besar sehingga
penulis dapat menjalani perkuliahan hingga tahap penyelesaian
penulisan skripsi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vii
Semoga Allah memberikan ampunan, rahmat, dan balasan pada setiap
kebaikan yang telah diberikan untuk penulis. Besar harapan penulis atas
sedikitnya ilmu yang tertuang ini untuk menjadi manfaat baik bagi penulis,
utamanya bagi umat manusia, bangsa dan Negara, serta menjadi kontribusi dalam
ranah keilmuan hukum ekonomi syariah yang terus berjalan.
Dengan segala kerendahan hati penulis juga membuka diri untuk menerima
saran-saran yang berguna demi penyempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga
karya ini memberi manfaat untuk seluruh pihak yang menjadikan referensi.
Aamiin.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................... v
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Jual Beli.................................................................................................... 20
B. Maqashid Syariah .................................................................................... 30
C. Komoditas Barang Impor ......................................................................... 33
D. Kerangka Konseptual ............................................................................... 36
BAB III....................................................................................................................... 38
JUAL BELI ONLINE PAKAIAN BEKAS IMPOR PADA APLIKASI SHOPEE ... 38
ix
B. Praktik Jual beli Online Pakaian Bekas Impor Pada Aplikasi Shopee..... 44
BAB IV ...................................................................................................................... 51
A. Jual Beli Online Pakaian Bekas Impor Pada Aplikasi Shopee ................ 51
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Pakaian Bekas Impor
Pada Aplikasi Shopee ...................................................................................... 54
C. Komparasi Hukum Islam Dan Hukum Positif Tentang Jual Beli Online
Pakaian Bekas Impor ....................................................................................... 59
BAB V ........................................................................................................................ 63
A. Kesimpulan .............................................................................................. 63
B. Saran......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 65
x
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai hamba Allah, manusia diberi tuntunan langsung agar hidupnya tidak
menyimpang dan selalu diingatkan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah
kepada-Nya. Manusia adalah kholifah Allah yang ditugasi dan diberi kebebasan
berusaha untuk memakmurkan kehidupan di dunia. Dengan demikian manusia
harus kreatif, inovatif, kerja keras, dan berjuang untuk keberlangsungan hidupnya.
Di samping itu, hidup ini adalah perjuangan untuk melaksanakan amanat Allah
yang hakikatnya untuk kemaslahatan manusia itu sendiri.2
Manusia hakikatnya diciptakan sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari
individu lainnya dan akan hidup berdampingan, baik itu dalam hal berinteraksi,
saling tolong-menolong ataupun melakukan kegiatan sosial lainnya. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup, diperlukan kerja sama antar manusia. Salah satu kerja
sama tersebut adalah kegiatan jual beli.
Jual beli adalah tukar menukar barang dengan barang, atau barang dengan uang
dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain serta dasar
1
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana Prenanda Media Grup, 2012), h. 77.
2
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih Dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah Yang Praktis
(Jakarta: Kencan Prenada Media Group, 2010), h. 129.
1
2
saling merelakan.3 Prinsip dasar yang ditetapkan Islam mengenai jual beli adalah
tolok ukur dari kejujuran, kepercayaan dan ketulusan.4
Pada saat ini, jual beli mengalami perkembangan seiring dengan tuntutan
zaman. Jual beli tidak hanya dilakukan antar daerah, tetapi dapat pula dilakukan
antar negara yang disebut dengan ekspor dan impor. Jual beli pakaian bekas impor
di Indonesia yang masih marak akhir-akhir ini berasal dari Negara Cina,
Bangladesh, Vietnam, Singapura dan Korea Selatan seperti data berikut:
Barang Tekstil Sudah Jadi Lainnya; Set; Pakaian Bekas dan Barang Tekstil Bekas; Gombal
(Nilai US$)
Sebenarnya tak semua pakaian yang diimpor dari luar negeri berupa pakaian
bekas, sebagiannya bisa jadi barang reject atau barang yang tidak bisa masuk retail
alhasil dijual dengan harga yang terjangkau, kegiatan ini biasa dikenal dengan
istilah thriftshop. Bisnis tersebut sedang trend di kalangan milenial, banyak yang
tertarik menjadi konsumen dan bahkan menjadi pedagang atau reseller karena
selain untuk memenuhi kebutuhan sandang, sebagian kalangan masyarakat
beranggapan bahwa dengan mengenakan brand luar negeri akan dapat
meningkatkan kasta sosial mereka. Hal tersebut memberi peluang kepada para
3
Abdullah Al-Mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta: Drul Haq. 2004), h. 89.
4
Artikel Staff Uns Ac. Id/2009/01/31/perdagangan-syari’ah, diakses 23 Desember 2021.
3
pedagang untuk menjual pakaian bekas brand luxury luar negeri dengan harga yang
terjangkau.
Selain itu, pada saat ini para pedagang dan penikmat pakaian bekas impor
semakin mengenyampingkan unsur-unsur syar’i dan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Dikatakan mengenyampingkan unsur syar’i atau etika dalam
bermuamalah dikarenakan banyak terdapat ketidakjelasan (gharar) pada objek
barang. Karena para pedagang barang pakaian bekas impor mendapatkan atau
membeli barang dengan sistem bal yang bersifat untung-untungan dimana tidak
diketahui kualitas dan kuantitas barang di dalamnya. Dalam proses transaksinya
tidak dapat dipastikan dan dijamin pakaian yang ada di dalam bal kualitasnya bagus
semua. Pedagang baru mengetahui barang ketika sudah membeli dan membayar bal
5
Artikel dari Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Badan Pengkajian Pengembangan
Kebijakan Perdagangan, Kementerian Perdagangan Diterbitkan Tahun 2015.
4
tersebut. Terkadang dari pembelian pakaian tersebut 30% sampai 50% tidak dapat
dijual sama sekali. Maka dari itu jual beli tersebut mengandung unsur gharar
sehingga menimbulkan kemungkinan penipuan yang dilarang oleh Islam dan hal ini
merugikan pedagang.6
Dalam agama Islam, ada beberapa jual beli yang dilarang, di antaranya ialah
jual beli yang mengandung unsur gharar, tadlis, judi, riba, dan segala perbuatan
yang dilarang oleh syari’at. Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada
prinsip kerelaan kedua belah pihak (‘an taradhin). Mereka harus mempunyai
informasi yang sama (complete information) sehingga tidak ada pihak yang merasa
dicurangi atau ditipu. Karena disebabkan adanya sesuatu yang unknow to one party
(keadaan di mana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak
lain), dalam bahasa fikihnya disebut dengan istilah tadlis.7
6
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam
(Jakarta: amzah, 2010), ed. 1, cet. 1, h. 47.
7
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011),
h.195.
8
UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen pasal 8 ayat 2.
5
yang dalam Pasal 2 disebutkan bahwa, “Pakaian bekas dilarang untuk diimpor ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Setelah dari tangan agen, penjual dapat menjual pakaian bekas impor kepada
konsumen baik secara langsung maupun secara online. Dalam pemasaran online -
nya, penjual akan memasang foto pakaian bekas impor pada media sosial seperti
Instagram, Twitter, Whats App, maupun pada aplikasi online shop seperti Shopee,
Lazada, Buka Lapak dan yang lainnya beserta deskripsi produk. Tetapi banyak
penjual yang hanya menuliskan informasi produk dengan seadanya tanpa
memberitahukan apabila terdapat cacat pada bagian pakaian. Hal ini dapat
membuat konsumen rugi dan merasa tertipu seperti contoh kasus berikut:
6
Produk Pakaian
Bekas Impor Pada
Aplikasi Shopee
Deskripsi Produk
Keluhan Konsumen
7
Maka dari itu peneliti mengangkat sebuah masalah yang sekarang sedang
marak dan musimnya pakaian bekas impor. Pakaian bekas impor tersebut harus
terhindar dari penyakit agar tidak menjadi mudharat bagi pembeli. Jadi berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas penulis tertarik untuk mengkaji dan
menelitinya lebih dalam yang dipaparkan dalam bentuk skripsi yang berjudul:
JUAL BELI ONLINE PAKAIAN BEKAS IMPOR PADA APLIKASI
SHOPEE MENURUT HUKUM ISLAM
1. Identifikasi Masalah
b. Praktik jual beli pakaian bekas impor antara agen dan penjual dengan sistem
bal menurut hukum Islam.
c. Praktik jual beli online pakaian bekas impor menurut hukum Islam.
d. Perlindungan konsumen terhadap pembeli pakaian bekas impor pada media
sosial dan aplikasi online shop.
e. Dampak yang ditimbulkan dari jual beli pakaian bekas impor di Indonesia.
2. Pembatasan Masalah
a. Praktik jual beli online pakaian bekas impor pada aplikasi Shopee.
b. Ketetapan jual beli dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan
berdasarkan maqashid syariah.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana hukum jual beli online pakaian bekas impor pada aplikasi
Shopee?
b. Bagaimana Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan maqashid syariah
memandang praktik jual beli online pakaian bekas impor pada aplikasi
Shopee?
c. Bagaimana mengkompromikan peraturan yang ada dalam Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah dan maqashid syariah dengan Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2014 Tentang Perdagangan, dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian
Bekas?
9
C. Tujuan Penelitian
Pada setiap penelitian yang dilakukan pada dasarnya memiliki tujuan dan
fungsi tertentu yang ingin dicapai baik yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung dalam memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Adapun tujuan dari
penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui praktik jual beli online pakaian bekas impor pada aplikasi
Shopee.
2. Untuk menjelaskan analisis Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan maqashid
syariah terhadap jual beli online pakaian bekas impor pada aplikasi Shopee.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan maqashid syariah. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi masyarakat luas
tentang pakaian bekas impor yang dijual pada aplikasi Shopee.
Dalam penelitian ini, tinjauan pustaka penulis akan mengacu kepada penelitian
sebelumnya selain pada teori dan data yang peneliti telah dapatkan, guna dalam
upaya untuk dijadikan referensi dalam melakukan penelitian ini. Dengan demikian
penulis melakukan penelitian skripsi yang disusun oleh:
1. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Ainun Najib, Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Tahun 2019 yang berjudul “JUAL BELI
ONLINE PAKAIAN BEKAS IMPOR DI AKUN “@secondisgood_mjk ”
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN MENTERI
PERDAGANGAN NO. 51 TAHUN 2015”. Skripsi ini membahas tentang
praktek jual beli online yang dilakukan oleh Owner @secondisgood_mjk
berdasakan Peraturan Menteri Perdagangan No. 51 tahun 2015 dan ditinjau
menurut perspektif hukum Islam jual beli yang dilakukan oleh Owner @
secondisgood_mjk tersebut adalah jual beli yang sudah sesuai dengan ketentuan
syari’at yaitu syarat dan rukun jual beli yang telah terpenuhi. Berbeda dengan
peneliti yang lebih memfokuskan penelitian kepada perspektif Hukum Ekonomi
Syariah dan maqashid syariah. Tidak hanya itu, peneliti juga menguraikan
mudharat yang mengancam maqashid syariah dalam praktik jual beli online
pakaian bekas impor. Persamaan kedua penelitian ini terletak pada objek
penelitian yang dilakukan yaitu maraknya perdagangan pakaian bekas impor di
Indonesia.9
9
Ahmad Ainun Najib, “Jual Beli Online Pakaian Bekas Impor di Akun “@secondisgood_mjk ”
dalam Perspektif Hukum Islam dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 51 TAHUN 2015” (Skripsi S-
1 Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2019), h. 92-93.
11
2. Skripsi yang ditulis oleh Desi Safitri, Fakultas Syariah dan Hukum IAIN
Padangsidimpuan Tahun 2019 yang berjudul “PRAKTEK JUAL BELI
PAKAIAN BEKAS DI PASAR SANGKUMPAL BONANG KOTA
PADANGSIDIMPUAN DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI
SYARIAH KHES“. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwasanya
berdasarkan analisis yang dilakukan, praktek jual beli pakaian bekas di Pasar
Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan dengan menggunakan sistem
borongan dan eceran tidak sesuai dengan ketentuan Hukum Ekonomi Syariah,
karena adanya ketidakjelasan pakaian bekas yang diperjualkan. Ketidakjelasan
tersebut membuat syarat objek yang diperjualbelikan menjadi tidak terpenuhi.
Perbedaan pada penelitian ini terletak pada jual beli yang dilakukan secara
langsung alias bukan online dan dari aspek analisis maqashid syariahnya.
Sedangkan persamaannya adalah objek pembahasannya yaitu pakaian bekas. 10
3. Skripsi yang ditulis oleh Ismelia Fathonah, Fakultas Syariah UIN Raden Intan
Lampung Tahun 2020 yang berjudul “ANALISIS HUKUM POSITIF DAN
HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI PAKAIAN BEKAS IMPOR”.
Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa kegiatan jual beli pakaian bekas
impor dilarang dalam hukum positif dan hukum Islam, karena pakaian bekas
mengandung bakteri dan jamur yang berbahaya sehingga berpotensi
mengganggu kesehatan manusia jika dimanfaatkan dan digunakan oleh
masyarakat. Selain itu, berdampak pula pada perekonomian negara. Sanksi
apabila terbukti mengimpor pakaian bekas dalam hukum positif tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan yaitu hukuman
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau hukuman denda paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Sedangkan sanksi dalam hukum Islam
10
Desi Safitri, “Praktek Jual Beli Pakaian Bekas di Pasar Sangkumpal Bonang Kota
Padangsidimpuan Ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah KHES“ (Skripsi S-1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, Padangsidimpuan, 2019).
12
yaitu hukuman ta’zir karena belum ada ketentuannya secara tegas dalam nash
Al-Qur’an dan Hadist, sehingga dalam menentukan bentuk dan ukuran
hukumannya diserahkan kepada hakim atau pihak yang berwenang menetapkan
hukuman. Berbanding dengan peneliti yang tidak hanya menguraikan pada
analisis Hukum Ekonomi Syariah dan maqashid syariah, tetapi juga
mengaitkannya dengan praktik jual beli online yang sering terjadi kecurangan di
dalamnya.11
4. Skripsi yang ditulis oleh Desita Febyolanda, Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Tahun 2021 yang berjudul “ANALISIS
HUKUM ISLAM DAN FATWA DSN MUI NO: 110/DSN-MUI/IX/2017
TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PAKAIAN BEKAS IMPOR DI TOKO
YDS_SECONDSTORE YOGYAKARTA”. Skripsi ini lebih mengarah pada
implementasi fatwa DSN-MUI No: 110/DSN-MUI/IX/2017 terhadap praktik
jual beli pakaian bekas impor dan tidak adanya khiyar pada saat transaksi antara
pedagang dan agen dengan sistem bal. Berbeda dengan peneliti yang
menganalisis objek berdasarkan Hukum Ekonomi Syariah dan maqashid
syariah. Serta jual beli pada online shop dimana objek yang dibeli jumlahnya
hanya satuan bukan bal.12
Maka terdapat perbedaan dalam skripsi yang penulis susun dengan skripsi-
skripsi terdahulu, yaitu terletak pada media yang digunakan dalam pelaksanaan jual
beli pakaian bekas, jika pada kasus-kasus sebelumnya pelaksanaan jual beli pakaian
bekas banyak dilakukan di pasar dan bertatap muka secara langsung serta pembeli
11
Ismelia Fathonah, “Analisis Hukum Positif dan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pakaian
Bekas Impor” (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung, Lampung, 2020).
12
Desita Febyolanda, “Analisis Hukum Islam dan Fatwa DSN MUI NO: 110/DSN-
MUI/IX/2017 Terhadap Praktik Jual Beli Pakaian Bekas Impor di Toko “YDS_SECONDSTORE
YOGYAKARTA” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2021), h. 78-79.
13
dapat melihat langsung kondisi pakaian bekas yang diperjualbelikan, maka pada
penelitian yang penulis lakukan mengenai jual beli pakaian bekas ini media yang
digunakan adalah media online shop, yaitu Shopee.
Pembeli tidak dapat melihat secara langsung kondisi pakaian bekas tersebut
akan tetapi pembeli hanya dapat melihat foto pakaian bekas tersebut yang disertai
dengan keterangan mengenai kondisi pakaian yang dijual pada postingan akun-
akun yang memperjualbelikan pakaian bekas tersebut.
Perbedaan yang lainnya adalah penulis meneliti pelaksanaan jual beli pakaian
bekas impor pada Shopee yang ditinjau dari Kompolasi Hukum Ekonomi Syariah
dan maqashid syariah, sedangkan penelitian skripsi-skripsi yang terdahulu
menggunakan tinjauan hukum Islam yang cakupannya lebih luas, fatwa dan hukum
positif.
F. Metode Penelitian
Adapun metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Jenis Penelitian
13
Wardi Bahtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 2001), h. 1.
14
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2000), h. 5.
14
menjadi sebuah gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena dengan yang diteliti.15
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dari judul skripsi yang diambil ini adalah penelitian
normatif yakni penelitian yang mengacu pada hukum yang terdapat pada al-
quran, hadis, kitab fiqih, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, fatwa ulama, dan
hukum positif. Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji hukum atas praktik jual
beli melalui aplikasi Shopee menurut hukum Islam. Penelitian ini menggunakan
penelitian normatif karena tidak diperlukan data-data empiris sebagai sumber
data premier melainkan hanya menelaah ketentuan hukum Islam sebagai sumber
data. Dalam hal ini penulis akan mengumpulkan, mengklarifikasi, menganalisa
data dan kemudian melaporkan hasil penelitian di lapangan mengenai praktik
jual beli online pakaian bekas impor yang dianalisis berdasarkan Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah dan maqashid syariah.
3. Data penelitian
a. Data tentang praktik jual beli online pakaian bekas impor pada aplikasi
Shopee.
b. Data peraturan jual beli dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
c. Data tentang maqashid syariah dalam praktik jual beli online pakaian bekas
impor.
4. Sumber Data
15
Muhamad Nasir, Metode Penelitian ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h. 63.
15
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini perinciannya sebagai berikut:
Sumber data primer berupa data barang bekas impor pada aplikasi
Shopee.
Di dalam penelitian ini diperlukan data yang akurat, sehingga metode yang
digunakan harus sesuai dengan objek yang akan diteliti. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Dokumentasi
a. Organizing
Dalam hal ini peneliti menyusun data tentang mekanisme jual beli dari
kulakan pakaian bekas, pengelolaan pakain bekas sampai siap untuk dijual,
dan praktik jual beli pada Shopee.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ( Edisi Revisi VI )
(Jakarta : PT. Asdi Mahasatya, 2006), h. 231.
17
Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h.
154.
17
b. Editing
c. Analyzing
18
Soeratno, Metode Penelitian Hukum (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), h. 287.
19
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: Gramedia, 1989),
h. 254
20
Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Poppuler (Surabaya: Arkola, 2001), h. 111.
18
G. Sistematika Penulisan
BAB II : Bab II memaparkan tentang landasan teori terkait jual beli menurut
hukum Islam yang meliputi pengertian jual beli, rukun dan syarat jual
beli, macam-macam jual beli, pengertian maqashid syariah, tujuan dan
syarat penerapan maqashid syariah, pengertian komoditas barang impor,
serta memuat gambaran kerangka konseptual.
BAB III : Bab III ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian yaitu
aplikasi Shopee dan praktik jual beli online pakaian bekas impor pada
aplikasi Shopee.
BAB V : Bab kelima merupakan penutup dari pembahasan skripsi yang mana di
dalam pembahasan memuat kesimpulan dari uraian jawaban dari
rumusan masalah yang ada serta saran–saran dari pembahasan tersebut.
BAB II
A. Jual Beli
Jual beli dalam bahasa arab disebut al-ba’i yang berarti tukar menukar.21
Kata jual beli mengandung suatu pengertian, yang berasal dari bahasa Arab,
yaitu kata ba’i, yang jamaknya adalah buyuu’i dan konjungsinya adalah baa’a-
yabi’u–bai’an yang berarti “menjual”. Sementara itu, Wahbah al-Zuhaily
mengartikannya secara bahasa dengan “menukar sesuatu dengan sesuatu yang
lain.”22
Secara terminologi terdapat beberapa pengertian jual beli dari para ulama, 23
yaitu:
21
Imam Ahmad bin Husain, Fathul al-Qarib al-Mujib (Surabaya: al-Hidayah, t.t.), h. 30.
22
Abdul Rahman Ghazaly et al., Fiqh Muamalat (Jakarta: Prenada Media Grup, 2010), h. 67.
23
Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), h. 91.
20
21
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa inti jual beli ialah suatu
perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara
sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak
lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan
oleh syara’ dan disepakati.24 Dapat disimpulkan bahwa jual beli dapat terjadi
dengan cara:25
a. Al-Qur’an
24
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 68-69.
25
Suhrawadi K. Lubis dan Farid Wajadi, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2012),
h. 139.
Rahmat Syafe’I., Fiqh Muamalah: untuk UIN, STAIN, PTAIS, dan Umum (Bandung :
26
الر ب َ ا
ِّ َح َّر م َ َ َو أ
َ ح َّل َّللاَّ ُ ا لْ ب َ ي ْ َع َو
b. As-sunnah
c. Ijma’
Ulama’ telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa
manusia tidak akan mampu menukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan
27
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Mushaf Khadijah (Jakarta:al-fatih, 2013), h.
47.
28
Ibid, h. 48.
29
Ibid, h. 83.
23
orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain yang
dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya yang sesuai.30
Ulama fikih mengatakan bahwa hukum asal dari jual beli adalah mubah
(boleh). Akan tetapi pada situasi tertentu, menurut Imam Asy-Syatibi dan
Maliki, hukumnya bisa berubah menjadi wajb. Imam Asy-Syatibi
memberikan memberikan contoh pada ketika terjadinya praktek ikhtikar
(penimbunan barang sehingga stok hilang dari pasar dan harga melonjak
naik).31
Sesuai dengan prinsip Imam Asy-Syatibi bahwa yang mubah itu apabila
ditinggalkan secara total maka hukumnya bisa menjadi wajib. Dalam hal ini
dalam sekelompok besar melakukan boikot dan tidak mau menjual barang,
maka dari pihak pemerintah boleh memaksa mereka untuk menjual barang
tersebut dan ini wajib untuk pedagang melaksanakannya.
30
Syafe’I Rahmat, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka setia, 2001), h. 75.
31
Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam Cet. VII (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,
2006), h. 828.
24
lainnya, dengan orang lain, dan saling memberi, juga menerima antar sesama
manusia sehingga hajat hidupnya terpenuhi.32
Dalam melakukan jual beli, manusia harus mengetahui syarat dan rukun jual
beli dalam Islam. Adapun rukun dan syarat jual beli yaitu ketentuan-ketentuan
dalam jual beli yang harus dipenuhi agar jual belinya sah menurut syara’
(hukum Islam).33
Adapun terdapat dari rukun-rukun jual beli yang diambil dari buku fiqih
madzhab syafi’i yaitu:35
a. Akad (ijab kabul), adanya kerelaan tidak dapat dilihat sebab berhubungan
dengan hati. Oleh sebab itu, wajiblah dihubungkan dengan sebab lahir yang
menunjukkan kerelaan itu, yaitu sighat (ijab kabul). Kerelaan harus diketahui
qarinah (tanda-tanda), yang sebagiannya dengan ijab kabul. Akad dapat
dilakukan dengan tulisan, lisan dan syarat, ketiganya mempunyai makna
hukum yang sama.36 Syarat-syarat ijab kabul yaitu:
1) Jangan ada yang memisahkan, janganlah pembeli diam saja setelah penjual
menyatakan ijab dan sebaliknya.
32
Ath-Thayyar dkk, Ensiklopedia Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Maktabah Al Hanif, 2009), h.
5.
33
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 50.
34
Mahkamah Agung RI Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, Buku 11 Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta, 2011), h. 25.
35
Ibnu Mas’ud & Zainal Abidin, FIQIH Madzhab Syafi’I Buku 2 (Bandung: Pustaka Setia,
2007), h. 26.
36
Wasilatur Rohmaniyah, Fiqih Muamalah Kontemporer (Pamekasan: Duta Media Publishing,
2019), h. 39.
25
b. Orang yang berakad (pembeli dan penjual), bagi orang yang berakad
diperlukan beberapa syarat yaitu:
1) Baligh (berakal) agar tidak mudah ditipu orang. Tidak sah akad anak kecil,
orang gila atau orang bodoh sebab mereka bukan ahli tasarruf (pandai
mengendalikan harta). Oleh sebab itu, harta benda yang dimilikinya
sekalipun tidak boeh diserahkan kepadanya.
2) Beragama islam, syarat ini hanya tertentu untuk pembelian saja, bukan
untuk penjual, yaitu kalau di dalam sesuatu yang dibeli tertulis firman
Allah walaupun satu ayat, seperti membeli kitab Al-Qur’an atau kitab-
kitab hadis nabi.
c. Ma’kud alaih (uang dan barang). Syarat barang yang diperjualbelikan adalah
sebagai berikut;
1) Suci atau mungkin untuk disucikan, maka tidak sah benda-benda yang
tidak boleh diambil manfaatnya menurut syara’.
2) Memberi manfaat menurut syara’ maka dilarang jual beli benda-benda
yang tidak boleh diambil manfaatnya menurut syara’.
26
3) Tidak dibatasi waktunya, seperti perkataan kujual motor ini kepada tuan
selama satu tahun, maka penjualan tersebut tidak sah, sebab jual bel adalah
salah satu pemilikan penuh yang tidak dibatasi apapun kecuali ketentuan
syara’.
4) Milik sendiri, tidaklah sah menjual orang lain dengan tidak seizin
pemiliknya atau barang-barang yang baru menjadi miliknya.
5) Diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus dapat diketahui
banyaknya, beratnya, takarannya, atau ukuran-ukuran yang lainnya, maka
tidak sah jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu pihak.
37
Mahkamah Agung RI Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, Buku 11 Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah, (Jakarta, 2011), h. 30.
27
Ditinjau dari segi hukumnya jual beli dibedakan menjadi tiga yaitu jual
beli shahih, bathil, fasid.
38
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, h. 121.
39
Ali Hasan. M, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada,
2003), h. 128.
40
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam di Indonesia (Jakarta : Kencana, 2005), h. 108.
28
a) Jual beli al-Majhuul, yaitu jual beli dimana barang atau bendanya
secara global tidak diketahui dengan syarat ketidajelasannya itu bersifat
menyeluruh. Tetapi apabila sifat ketidakjelasannya sedikit, jual belinya
sah, karena itu tidak akan membawa perselisihan.
b) Jual beli yang dikaitkan dengan suatu syarat misalnya ucapan penjual
kepada pembeli, “saya jual motor saya ini kepadamu bulan depan
setelah gajian”. Jual beli seperti ini batal menurut jumhur dan fasid
menurut ulama Hanafi. Menurut ulama Hanafi, jual beli ini dianggap
sah pada saat syaratnya terpenuhi atau tenggang waktu yang disebutkan
dalam akad jatuh tempo. Artinya jual beli itu baru sah apabila masa
yang ditentukan “bulan depan” itu telah jatuh tempo.
c) Menjual barang yang tidak ada di tempat atau tidak dapat diserahkan
pada saat jual beli berlangsung, sehingga tidak dapat dilihat oleh
pembeli. Menurut Ulama Maliki bahwa jual beli seperti di atas
diperbolehkan apabila sifat-sifatnya disebutkan, dengan syarat sifat-
sifatnya tidak akan berubah sampai barang diserahkan. Sedangkan
Ulama Hambali menyatakan, jual beli itu sah apabila pihak pembeli
mempunyai hak khiyar, yaitu khiyar ru’yah (sampai melihat barang
itu). Ulama Syafi’i menyatakan jual beli itu batil secara mutlak.
29
Ditinjau dari segi benda yang dijadiakan objek jual beli, menurut Imam
Taqiyuddin bahwa jual beli dibagi menjadi tiga bentuk yaitu:
B. Maqashid Syariah
Kata maqashid berasal dari bahasa arab maqashid, yang merupakan bentuk
jamak dari kata maqshad, yang memiliki arti maksud, tujuan, tempat tujuan,
yang dituju.45 Kata itu berarti telos (dalam bahasa Yunani), finalité (Prancis),
atau zweck (Jerman).46
43
Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah Juz III (Bandung: PT Ma’arif Cet. 1 Tahun 1987). h. 123.
44
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 78.
45
Ahmad Warsn Munawwir, Kamus Munawwir Arab Indonesia (Malang: Pustaka Progresif,
1984), h. 1124.
46
Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqashid Syariah (Bandung: Mizan,
2015), h, 32.
31
Sedangkan syariah secara bahasa adalah jalan menuju tempat keluarnya air
untuk minum, kata ini bermakna sebagai jalan yang harus di ikuti, menurut
istilah syari’ah adalah segala aturan serta hukum-hukum yang ditetapkan kepada
hambanya melalui Al-qur’an dan As-sunnah.47 Syariah merupakan menjadi
salah satu istilah untuk merepresentasikan istilah hukum islam, fatwa, dan fiqh,
walaupun diantaranya memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
2. Tujuan-tujuan Syariah
47
M.S. Wawan Junaedi, Fiqh (Jakarta: PT. Listafariska Putra, 2008), h. 2.
48
Abu Ishaq Asy-Syatibi, Al-Muwaafaqat fi Ushul Al-Syari’ah, Juz 1 (Beirut: Dar Al-
Ma’rifah, 1975), h. 88.
49
Asy- Syathibi, ibid., h. 6.
32
b. Kebutuhan Hajiyat
c. Kebutuhan Tahsiniyat
1. Pengertian Komoditas
50
Al-Syaukani, Irsyad al-Fuhul (Beirut: Dar al-Ma’rifah), Jilid. 2, h. 159.
34
51
Wahyu, Suzana, Ernawati Waridah, Kamus Bahasa Indonesia (Bandung: Ruang Kata, 2013),
h. 437.
52
Wahyu Untara, Kamus Bahasa Indonesia : Edisi Revisi (Yogyakarta: Indonesia Tera,
2014), h. 56.
53
Peraturan Menteri Perdangangan Republik Indonesia Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015
Tentang Larangan Pakaian Impor Bekas, Pasal 1.
54
Citra umbara, Undang-undang Perdagangan (UU RI No. 7 tahun 2014) (Bandung: Citra
Umbara, 2014), h. 16.
35
(2) Dalam hal tertentu Menteri dapat menetapkan Barang yang diimpor dalam
keadaan tidak baru.
(3) Penetapan seabagaimana pada ayat (2) disampaikan kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang keuangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan Barang yang diimpor dalam
keadaan tidak baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pakaian bekas yang dari impor ilegal selain melanggar regulasi, menurut
Widodo selaku Direktur Direktorat Jenderal Strandarisasi dan Perlindungan
Konsumen (SPK) Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan
bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan kementerian
mengandung bakteri sampai 216 ribu koloni per-gram dan jamur 36 ribu koloni.
Dengan membeli produk pakaian bekas, masyarakat juga merendahkan harkat
dan martabat bangsa.55
55
http://liputan6.com/bisnis/read/2191248/ini-bahaya-gunakan-pakai-bekas-impor, diakses
pada tanggal 24 April 2022 pukul 13:51.
36
pada saluran kelamin. Beberapa bakteri dan jamur tersebut hidup dalam debu
dan tahan terhadap pendidihan selama 30 menit. Jadi, merebus pakaian bekas
bukan merupakan cara yang sepenuhnya efektif untuk membunuh bakteri dan
jamur.56
Lebih jauh, pakaian bekas impor dapat membunuh pelaku industri garmen
kecil dan konveksi. Sebab masyarakat lebih tergiur dengan harga murah yang
ditawarkan tanpa perlu tahu asal usul pakaian tersebut. Hal tersebut akan
berdampak pada kurangnya penyerapan tenaga kerja.
D. Kerangka Konseptual
Analisis Hukum Positif Terhadap Jual Beli Online Pakaian Bekas Impor Pada
Aplikasi Shopee
Komparasi Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Jual Beli Online
Pakaian Bekas Impor Pada Aplikasi Shopee
Hasil
56
Analisis Hukum Ekonomi Syariah Dan Maqashid SyariahTerhadap Jual
Kementerian Perdagangan, Laporan Analisis Impor Pakaian Bekas( Pusat Kebijakan
Beli Online
Perdagangan Luar Negeri, BP2KPPakaian
2015), h. Bekas
25. Impor Pada Aplikasi Shopee
37
57
Rini Yustiani dan Rio Yunanto, Peran Marketplace Sebagai Alternatif Bisnis Di Era
Teknologi Informasi, Jurnal Ilmiah Komputer Dan Informatika (Komputa), Nomor 2, 30 Maret 2022,
h. 45.
38
39
58
https://id.wikipedia.org/wiki/Shopee, diakses pada 30 Maret 2022, pukul 19:04.
59
https://telko.id/2030/bedakan-diri-dari-yang-lain-shopee-usung-skemac2c/, diakses pada
tanggal 30 Maret 2022, pukul 19:22
60
https://dailysocial.id/post/shopee, diakses pada tanggal 02 April 2022
40
transaksi. Shopee memberikan informasi dan edukasi kepada para penjual dalam
mendukung peningkatan aktivitas penjualan mereka. 61
Fitur ini merupakan pusat informasi penting Shopee untuk para penjual
yang berisi tentang:
1) Poin pinalti
2) Kebijakan daftar produk
3) Kebijakan pelanggaran produk
4) Kebijakan penyelesaian pesanan
5) Kebijakan pelayanan pembeli
6) Kebijakan di media Shopee
7) Program star Shopee
8) Program star+ Shopee
9) Kebijakan Shopee mall
10) Shopee-certified enablers
11) Suara penjual
12) Penjual di free trade zone
13) Pengumuman penjual
14) Update Covid-19
b. Manajemen toko
1) Mulai berjualan
2) Akun & keamanan
61
https://seller.shopee.co.id/edu/category?sub_cat_id=1097, diakses pada tanggal 05 April
2022 pukul 10:13.
41
3) Pengaturan toko
4) Jasa kirim
5) Fitur chat penjual
6) Dekorasi toko
7) Kesehatan toko
8) Analisis bisnis saya
9) Sub akun
10) Tips manajemen toko
usahanya dengan modal kecil dan berharap usaha yang digarapnya menjadi
besar sehingga penjualan produknya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan
pesanan. Fitur ini menjadi penolong untuk para pemula yang sedang
menekuni bisnis pada Shopee dengan memberikan wawasan melalui seminar
online Shopee, kampus Shopee, pinjaman modal, bahkan program ekspor.
Selain itu terdapat fitur lainnya seperti:
1) Penyelesaian pesanan
2) Pengiriman massal
3) Tips operasional promo Shopee
4) Fitur stok saya
5) Dikelola Shopee
6) Program ekspor Shopee
7) Pinjaman modal
8) Spinjam untuk penjual
9) Dana cepat di Shopee
10) Seminar online Shopee
11) Kampus Shopee
12) Bimbel Shopee
13) Seller missions
14) Tips operasional toko
B. Praktik Jual beli Online Pakaian Bekas Impor Pada Aplikasi Shopee
Gambar 3.2 Halaman beranda dan halaman daftar akun aplikasi Shopee
Setelah melalui proses pendaftaran, akun ini secara otomatis akan menjadi
akun pembeli. Jika pengguna ingin melakukan penjualan di aplikasi Shopee
maka langkahnya adalah sebagai berikut:
45
a. Klik menu “saya” di pojok kanan bawah pada halaman utama aplikasi
Shopee, lalu akan muncul halaman profil.
b. Setelah itu klik menu “mulai jual” dan melakukan pendaftaran.
c. Kemudian calon penjual hanya perlu atur informasi toko dengan mengisikan
nama toko, alamat toko, email dan nomor telepon, kemudian klik “simpan”
lalu “lanjut”.
d. Langkah selanjutnya menentukan jasa kirim toko dan klik “kirim”. Jasa
pengiriman dapat berupa JNT, JNE, Pos kilat, Go-Send, Si Cepat dan lain
sebagainya.
Gambar 3.3 Halaman profil akun aplikasi Shopee dan daftar menjadi penjual
e. Syarat menjadi penjual maka harus mengunggah file foto produk dengan
mencantumkan detail produk.
46
Ada dua pilihan ketika kita ingin mengunggah produk di lapak Shopee yang
pertama menggunakan cara manual yaitu dengan mengunggah satu persatu
produk, yang kedua yaitu dengan cara massal atau dikenal dengan mass
upload berupa file dalam bentuk microsoft excel. Cara yang kedua ini sangat
membantu mempercepat proses pengunggahan karena kita bisa langsung
mengunggah foto sekaligus detail produk secara massal maksimal seribu
produk sekali unggah dalam waktu beberapa menit saja.
Ketika memilih barang yang akan kita pesan maka kita harus
memperhatikan filter harga, lokasi toko, kualitas bahan, dan rating bintang
untuk mempermudah pemesanan.
Setelah melakukan klik “beli sekarang” maka akan muncul menu variasi.
Dengan begitu kita dapat memilih variasi yang kita inginkan seperti warna
dan ukuran.
notifikasi akan masuk disistem aplikasi dan pihak Shopee akan segera
memproses pelepasan dana ke rekening penjual.
Dana yang akan penjual terima adalah harga barang beserta biaya ongkos
kirim. Dana akan masuk ke saldo penjual maksimal satu hari setelah pesanan
diterima oleh pembeli/ konsumen atau setelah pembeli/konsumen melakukan
klik “pesanan diterima”, dana akan otomatis dilepaskan ke rekening penjual
dalam jangka waktu lima hari ditambah masa pengemasan.
Sesuai dengan kebijakan barang yang dilarang dan dibatasi, Penjual dilarang
menjual produk yang dilarang oleh Undang-Undang yang berlaku di Republik
Indonesia. Adapun produk Penjual yang Shopee turunkan telah melanggar
Permendag Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Barang Dilarang Impor.
a. Insektisida
b. Turunan halogenasi dan hidrokarbon
c. Bahan pengawet kayu
d. Fungisida
e. Herbisida
f. dll
a. Jika penjual meng-upload produk impor, maka produk akan dihapus dan
pejual mendapatkan poin pinalti.
b. Jika penjual menjual produk melalui Shopee live, maka sesi Shopee live akan
ditutup dan fitur Shopee live akan diblokir.
c. Jika penjual meng-upload produk melalui Shopee feed, maka post feed akan
diblokir dan fitur Shopee feed akan diblokir.
d. Jika penjual meng-upload video melalui Shopee video, maka fitur Shopee
video akan diblokir.
BAB IV
Praktik jual beli online pakaian bekas impor pada aplikasi Shopee tidak ada
bedanya dengan praktik jual beli online pakaian pada umumnya. Dalam temuan
penelitian, bahwa transaksi jual beli online pakaian bekas impor ini memiliki
potensi merugikan pembeli. Banyak sekali keluhan dari pembeli terhadap barang
yang dibelinya. Seperti barang sobek, kotor dan tidak sesuai dengan gambar
aslinya.
Hukum jual beli online menurut hukum negara (Undang-Undang) dalam aturan
perniagaan online, dapat diterapkan KUHPerdata. Secara analogis, dalam pasal
1320 KUHPerdata dijelaskan bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan
dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
51
52
lebih. Untuk sahnya suatu perjanjian jual beli, terdapat syarat-syarat yang diatur di
dalam pasal 1320 KUHPerdata yang menentukan bahwa syarat sah suatu perjanjian
sebagai berikut;
Sebagaimana dalam praktik jual beli online pakaian bekas impor, unsur yang
pertama adanya kesepakatan para pihak. Kesepakatan yang dimaksud di sini adalah
kesepakatan tersebut lahir dari kehendak para pihak tanpa adanya unsur kekhilafan,
paksaan, ataupun penipuan. Sebagai contoh, jika seorang pembeli menyepakati
perjanjian jual beli pakaian bekas impor dimana terdapat cacat pada barang tanpa ia
ketahui, maka pembeli dapat mengajukan pembatalan dan pengembalian barang
atas perjanjian jual beli tersebut.
62
Suhartono , Perniagaan online Syariah: suatu Kajian dalam perspektif Hukum perikatan Islam,
Jurnal Muqtasid (Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari’ah), 2010, h. 233
53
1. Belum dewasa, berarti mereka yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun
atau belum menikah.
2. Berada di bawah pengampunan, seseorang dianggap berada di bawah
pengampunan apabila ia sudah dewasa, namun karena keadaan mental atau
pikirannya yang dianggap kurang sempurna maka dipersamakan dengan orang
yang belum dewasa.
Shopee telah membuat syarat dan ketentuan bagi penggunanya. Yaitu untuk
penjual diwajibkan meng-upload foto KTP sebagai bukti bahwa penjual adalah
pihak yang memiliki tanggung jawab meskipun belum berusia 21 (dua puluh satu)
tahun. Sedangkan untuk pembeli, belum ada aturan mengenai batas usia, tetapi bagi
pembeli yang mengaktifkan fitur Shopee Paylater akan diwajibkan meng-upload
foto KTP.
Unsur yang ketiga, sesuatu hal tertentu. Suatu perjanjian harus memiliki objek
yang jelas. Objek tersebut tidak hanya berupa barang dalam bentuk fisik, namun
juga dapat berupa jasa yang dapat ditentukan jenisnya. Sebagai contoh, dalam
menjual produk di aplikasi Shopee, pembeli meng-uploud gambar produk yang
disertai dengan harga dan deskripsinya seperti jenis, ukuran, warna, fungsi, hingga
detail komposisi produk tersebut.
Unsur yang terakhir yaitu suatu sebab yang halal. Sebab yang halal
berhubungan dengan isi perjanjian itu sendiri, dimana perjanjian tersebut dibuat
berdasarkan tujuan yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Perjanjian
yang dibuat berdasarkan sebab yang tidak benar atau dilarang membuat perjanjian
tersebut menjadi tidak sah.
tersebut menjadi tidak sah. Hal ini dikarenakan adanya peraturan yang melarang
pakaian bekas impor, yaitu Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, dan
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 51/M-
DAG/PER/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas.
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Pakaian Bekas Impor Pada
Aplikasi Shopee
Dalam Islam jual beli melalui online diperbolehkan selagi tidak terdapat unsur-
unsur riba, ke-dzalim-an, monopoli dan penipuan. Rasulullah mengisyaratkan
bahwa jual beli itu halal selagi suka sama suka (antaradhin). Seperti yang sudah
dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wa sallam bersabda:
َ َلي
َّ ْس ِّمنَّا َم ْن غ
َش
Artinya: “Bukan bagian dari golonganku, orang yang menipu” (HR. Ahmad
7292, Abu Daud 3454, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Menipu dalam hadis tersebut termasuk menipu dalam jual beli melalui online.
Oleh karena itu jual beli melalui online harus memiliki syarat-syarat tertentu boleh
atau tidaknya dilakukan. Seperti hasil penemuan peneliti, dalam praktik jual beli
online terjadi penipuan dimana barang yang dijual ditawarkan melalui Shopee live
oleh penjual yang sengaja tidak mendekripsikan barang secara lengkap.
55
Dalam Islam transaksi jual beli telah ditegaskan tentang kebolehan dan hal-hal
yang dilarang dalam transaksi tersebut, Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba, dan segala bentuk transaksi jual beli yang mengandung unsur
gharar (ketidakjelasan barang yang diperjualbelikan).63 Konsep gharar dibagi
menjadi dua kelompok:
1. Yang pertama adalah unsur resiko yang mengandung keraguan, probabilitas dan
ketidakpastian secara dominan.
2. Sedangkan kelompok kedua unsur meragukan yang dikaitkan dengan penipuan
atau kejahatan oleh salah satu pihak terhadap pihak lain.
Kitab suci Al-qur’an dengan tegas telah melarang semua praktik jual beli yang
mengandung unsur kecurangan dalam segala bentuk terhadap pihak lain, hal itu
63
Abdullah ‘Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz, Terj. Ma’ruf abdul Jalil, Jakarta:
Pustaka as-Sunnah, 2006, hlm. 654.
56
َ ِّ ط ِّل إ ِّ ََّّل أ َ ْن ت َ كُ و َن ت
ً ج ا َر ة ِّ ي َ ا أ َي هَ ا ا ل َّ ِّذ ي َن آ َم ن ُ وا ََّل ت َأ ْك ُ ل ُ وا أ َ ْم َو ا ل َ ك ُ ْم ب َ ي ْ ن َ ك ُ مْ ب ِّ ا لْ ب َ ا
اض ِّم ن ْ ك ُ مْ ۚ َو ََّل ت َق ْ ت ُل ُ وا أ َن ْ ف ُ سَ ك ُ مْ ۚ إ ِّ َّن َّللاَّ َ ك َا َن ب ِّ ك ُ مْ َر ِّح ي ًم ا ٍ ع َ ْن ت َ َر
Jual beli dalam fiqh muamalah mensyaratkan sahnya jual beli yang tanpa jual
beli menjadi rusak, yaitu: timbangan yang jelas (diketahui dengan jelas berat barang
yang ditimbang), barang dan harga yang jelas dan dimaklumi mempunyai tempo
tangguh yang dimaklumi dan ridha kedua belah pihak. Adapun syarat barang yang
diperjualbelikan harus diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus dapat
diketahui banyaknya, beratnya, takarannya, atau ukuran-ukuran yang lainnya, maka
tidaklah sah jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu pihak. Sedangkan
syarat objek yang diperjualbelikan menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
sebagai berikut:
64
Fazlur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Terjemahan Soeroyo Nastangin, Jakarta: Dana
Bhakti Wakaf, 2006, h. 161-162.
57
Fatwa ini dapat dijadikan acuan dengan artian lain bahwa barang tidak boleh
dimaksudkan untuk kemudharatan serta berupa barang yang dilarang oleh syariah
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun yang dimaksudkan untuk
kemudharatan yaitu sesuatu yang dapat membahayakan maqashid syariah antara
lain, agama, nyawa atau jiwa, akal, keturunan, dan harta. Untuk itu sebagai seorang
muslim diwajibkan menjaga 6 maqashid syariah tersebut.
Salah satu upaya menjaga maqashid syariah adalah menjaga harta (hifdzu al-
mal), yaitu menjaga harta dalam kepemilikan dan pencarian. Penjagaan harta ini
harus diupayakan oleh penjual karena dalam memperoleh harta, Allah telah
melarang dengan keras mendapatkan harta dengan cara yang bathil, semisal
korupsi, mencuri, dan dengan cara ilegal yang melanggar undang-undang suatu
negara. QS. Al-Baqarah: 188.
ٱْلثْ ِّم َوأَنت ُ ْم ۟ ُوا ِّب َها ٓ ِّإ َلى ْٱل ُح َّك ِّام ِّلتَأْ ُكل
ِّ َّوا فَ ِّريقًا ِّم ْن أَ ْم َٰ َو ِّل ٱلن
ِّ ْ اس ِّب ۟ َُو ََّل تَأْ ُكلُ ٓو ۟ا أَ ْم َٰ َو َل ُكم بَ ْينَ ُكم ِّب ْٱل َٰبَ ِّط ِّل َوتُدْل
َتَ ْع َل ُمون
58
Pada poin keenam KHES di atas, sisi bathil praktik jual beli online yaitu
banyak penjual pakaian bekas impor yang tidak jujur menuliskan deskripsi secara
lengkap pada gambar yang di-uploud mengenai cacatnya pakaian yang dijual,
dimana pakaian yang sudah tidak layak pakai masih tetap mereka jual sehingga
menjadikan pembeli kecewa dan merasa ditipu. Walaupun sebenarnya yang mereka
lakukan didasarkan atas dasar suka sama suka namun tadlis kualitas yang
dipraktikan menjadikan sebuah cacat dari penerapan prinsip secara hukum. Jika
pembeli mengetahui keadaan barang yang dibeli sudah tidak layak maka ia tidak
akan mau membelinya meskipun dengan harga yang sangat murah.
C. Komparasi Hukum Islam Dan Hukum Positif Tentang Jual Beli Online
Pakaian Bekas Impor
bakteri dan jamur yang ditunjukan oleh parameter pengujian angka lempeng total
(ALT) dan kapang yang nilainya cukup tinggi. Kandungan mikroba dan jamur ini
merupakan bakteri berbahaya yang bisa mengakibatkan gangguan pencernaan, gatal
gatal dan infeksi pada saluran kelamin, dijelaskan pula bawa kandungan mikroba
pada pakaian bekas memiliki ALT sebesar 216.000 koloni dan jamur 36000
koloni.65
Hukum Islam tidak membedakan apakah pakaian tersebut didapat dari dalam
negeri atau luar negeri (impor). Hukum Islam hanya membedakan pakaian tersebut
berdasarkan kesesuaian rukun dan syarat jual beli, dan transaksi tersebut harus
terhindar dari unsur maysir, gharar, dan riba.
Sejalan dengan hukum positif, hukum Islam melarang praktik jual beli pakaian
bekas impor karena tidak memenuhi syarat objek dalam KHES, baik karena objek
tidak jelas maupun objek tidak halal karena menyalahi peraturan perundang-
65
Artikel dari Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Badan Pengkajian Pengembangan
Kebijakan Perdagangan, Kementerian Perdagangan Diterbitkan Tahun 2015.
61
Kaidah ini sangat berperan dalam pembinaan hukum Islam, terutama untuk
menghindari berbagai kemudharatan dalam kehidupan masyarakat salah satunya
dalam hal jual beli. Seperti pada QS. Al-Baqarah: 195.
َ َّ وا ِّبأ َ ْيدِّي ُك ْم ِّإ َلى ٱلتَّ ْهلُ َك ِّة ۛ َوأَ ْح ِّسنُ ٓو ۟ا ۛ ِّإ َّن
َٱَّلل ي ُِّحب ْٱل ُمحْ ِّسنِّين ۟ ُٱَّلل َو ََّل ت ُ ْلق
ِّ َّ س ِّبي ِّل ۟ َُوأَن ِّفق
َ وا فِّى
Oleh karenanya, hukum jual beli pakaian bekas impor tidak sah menurut
hukum Islam. Dan sebagai muslim yang berkedudukan sebagai warga negara
Indonesia wajib tunduk serta patuh terhadap Undang-Undang yang berlaku salah
satunya pelarangan pakaian bekas impor. QS. An-Nisa’: 59.
ُىءٍ فَ ُردوه َ سو َل َوأُ ۟و ِّلى ْٱْل َ ْم ِّر ِّمن ُك ْم ۖ فَإِّن تَ َٰنَزَ ْعت ُ ْم فِّى
ْ ش ُ ٱلر َّ وا ۟ ُٱَّلل َوأَ ِّطيع
َ َّ وا ۟ َُٰيَٓأَي َها َّٱلذِّينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا أَ ِّطيع
يلً سنُ تَأْ ِّو َ ْاخ ِّر ۚ َٰذَلِّكَ َخيْر َوأَح ِّ ٱل َءْ ٱَّلل َو ْٱليَ ْو ِّم
ِّ َّ ِّسو ِّل ِّإن ُكنت ُ ْم تُؤْ ِّمنُونَ ب ُ ٱلر ِّ َّ ِّإ َلى
َّ ٱَّلل َو
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
66
Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih), Palembang: Noerfikri, 2019, hlm.
78.
62
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
BAB V
A. Kesimpulan
1. Tidak memenuhi salah satu unsur yang menjadi syarat sahnya suatu perjanjian
dalam pasal 1320 KUHPerdata yaitu sesuatu sebab yang halal. Ketentuan terkait
importasi pakaian bekas terlarang secara hukum positif yaitu dalam pasal 47
Undang-undang No. 7 Tahun 2014 dan Pasal 2 Permendag Nomor 51 Tahun
2015 tentang Larangan Impor Pakaian Bekas.
2. Tidak sesuai dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, karena barang yang
diperjualbelikan tidak diketahui secara pasti oleh kedua belah pihak
kekhususannya pembeli. Selain itu, pakaian bekas impor menjadi objek yang
tidak halal karena sudah jelas terdapat peraturan yang melarangnya.
3. Telah menyalahi salah satu tujuan syariah bagi penjual yaitu menjaga harta
(hifdzu al-mal) karena dalam mendapatkan hartanya dilakukan dengan cara yang
ilegal atau melanggar undang-undang.
B. Saran
Demi penyempurnaan skripsi ini maka akan disampaikan beberapa saran yang
berkaitan dengan pakaian bekas impor tersebut sebagai berikut:
63
64
Al-Mushlih, Abdullah. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq. 2004.
Mardan. Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana Prenanda Media Grup. 2012
65
66
Narbuko, Chalid, dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
1997.
Ruslan, Rosadi. Metode Penelitian Public Relation dan komunikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2004.
Sabiq, Sayyid. Fiqh As-Sunnah Juz III. Bandung: PT Ma’arif Cet. 1 Tahun 1987.
Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum Dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika. 2002.
Skripsi
Fathonah, Ismelia. “Analisi Hukum Positif dan Hukum Islam Terhadap Jual Beli
Pakaian Bekas Impor” Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung, 2020.
Febyolanda, Desita. “Analaisi Hukum Islam dan Fawta DSN MUI NO: 110/DSN-
MUI/IX/2017 Terhadap Praktik Jual Beli Pakian Bekas Impor di Toko
67
Najib, Ahmad Ainun. “Jual Beli Online Pakaian Bekas Impor di Akun
“@secondisgood_mjk ” Dalam Perspektif Hukum Islam dan Peraturan
Perdagangan No. 51 Tahun 2015” Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 2019.
Safitri, Desi. “ Praktek Jual Beli Paian Bekas di Pasar Sangkumpal Bonang Kota
Padangsidimpuan Ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah KHES“
Skripsi S1, Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, 2019.