Anda di halaman 1dari 80

URGENSI PENGATURAN ALIRAN DANA RESES DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERIODE 2014-2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

MUHAMMAD RAFI ARYAPUTRA


NIM: 11160480000101

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/2022 M
URGENSI PENGATURAN ALIRAN DANA RESES DEWAN
PERWAKILAN

SKRIP

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

MUHAMMAD RAFI ARYAPUTRA


NIM: 11160480000101

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/2022 M

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

URGENSI PENGATURAN ALIRAN DANA RESES DEWAN PERWAKILAN


RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)


Oleh: MUHAMMAD RAFI ARYAPUTRA
NIM: 11160480000101
Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Asmawi, M.Ag NIP. 197210101997031008 Muhammad Ishar Helmi, S.Sy., SH. M.H. NIP

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/ 2022 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “URGENSI PENGATURAN ALIRAN DANA RESES


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA” telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 April 2022. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S-1) Pada Program Studi Ilmu Hukum.

Jakarta,28 Juli 2022


Mengesahkan Dekan,

Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A. NIP. 19760807 200312 1 001

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

Ketua : Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. NIP. 19670203 201411 1 001
( 1 001 )
: Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. NIP. 1950908 199503
: Dr. Asmawi, M.Ag
Sekretaris NIP. 19721010 199703 1 008
( )

Pembimbing I
( )
Pembimbing II : Muhammad Ishar Helmi, S.Sy., SH. M.H.
NIP. 19900903 202203 1 001 ( )

Penguji I : Dr. Alfitra S.H., M.Hum ( )


NIP. 19720203 200701 1 034
Penguji II : Fathudin S.H.I., S.H., M.A.Hum., M.H.
( )
NIP. 19850610 201903 1 007

i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Muhammad Rafi Aryaputra


NIM 11160480000101
Program Studi : Ilmu Hukum
: Jalan Bratasena 18 Cluster Pamulang Asri 2 Blok
Alamat B / 2 RT 004 / RW 018, Pondok Benda, Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, 15416 (0896-6858-5471)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperole
Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan y
Jika kemudian hari terbukti hasil karya saya bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan d
Jakarta.

Jakarta, Juni 2022

Muhammad Rafi Aryaputra


NIM. 11160480000101

i
ABSTRAK

MUHAMMAD RAFI ARYAPUTRA. NIM 11160480000101. “ URGENSI


PENGATURAN ALIRAN DANA RESES DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA.” Konsentrasi Kelembagaan Negara, Program Studi Ilmu
Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 1443 H/2022 M.
peraturan perundang-undangan yang bersangkutpautdenganpermasalahan(isuhukum)yangsedangdihadapi.

Kata Kunci : Aspirasi, Dana, DPR, Reses

Pembimbing Skripsi : 1. Dr. Asmawi, M.Ag.


2. Muhammad Ishar Helmi, S.Sy., SM., M.H.

Daftar Pustaka : Tahun 1982 sampai tahun Tahun 2021

v
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya dan telah memberikan kemudahan sehingga peneliti mampu
menyelasaikan skripsi ini dengan judul “URGENSI PENGATURAN ALIRAN
DANA RESES DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PERIODE 2014-2019” Shalawat dan salam tidak lupa peneliti curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, dan para sahabatnya.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan,


arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini peneliti
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
2. Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. Ketua Program Studi
Ilmu Hukum dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M. Hum. Sekretaris Program
Studi Ilmu Hukum UIN Jakarta.
3. Dr. Asmawi, M.Ag.dan Muhammad Ishar Helmi, S.Sy., SM., M.H.
Pembimbing Skripsi yang telah bersedia dengan sabar meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan masukan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk
mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.
5. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta Bapak dan Ibu yang sudah
menjadi orang tua terhebat dalam hidupku, yang tiada henti memberikan
dukungan moril maupun materil juga memberikan kasih sayang, nasihat,
semangat, dan doa yang tak pernah putus untuk kebahagiaan dan
kesuksesanku serta adikku yang paling kusayangi.
6. Kawan-kawan seperjuangan peneliti yang tidak pernah mengenal kata
lelah menemani peneliti dalam canda, tawa dan duka. Satria Ramadhany,
Alya Syauqina, Nurannisa, Shania Aprilia, dan teman-teman lain.

v
7. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu-persatu, semoga
Allah SWT memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas
kebaikan yang mereka semua lakukan
8. Dan yang selalu kucintai yaitu Diriku sendiri, yang selalu ada dan kuat
dalam menjalani perkuliahan hingga sampai menyelesaikan Pendidikan di
FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih, sudah menjadi hebat
dan buat bangga dirimu sendiri.

Jakarta, 25 Juni 2022

Muhammad Rafi Aryaputra

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI..................................iii

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah.........................7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.........................................................8

D. Metode Penelitian.................................................................................9

E. Rancangan Sistematika Pembahasan...............................................12

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ALIRAN DANA RESES

A. Kerangka Teori..................................................................................14

B. Kerangka Konseptual........................................................................18
C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu...............................................20

BAB III STRUKTUR KELEMBAGAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

A. Peran Kelembagaan DPR..................................................................23

B. Komposisi DPR RI.............................................................................24

C. Fungsi dan Wewenang DPR RI........................................................25

BAB IV MEKANISME PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN RESES

A. Proses Pelaporan Pelaksanaan Reses...............................................31

vi
B. Pelaksanaan Masa Reses...................................................................33

C. Perbedaan Antara Dana Reses dengan Dana Aspirasi...................55


D. Penyerapan Aspirasi Melalui Reses..................................................57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................61

B. Saran...................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................63

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewan Perwakilan Rakyat atau yang biasa di singkat DPR


masyarakatnya sebagai
merupakan salah satulembaga yangtinggi
lembaga mewakili masyarakat.
negara dalam Adapun
sistem
tugasnya selain untuk
ketatanegaraan mewakili
Indonesia yang masyarakatnya,
juga merupakanjuga mempunyai
lembaga fungsi
perwakilan
dan jugamewakili
yang hak-hak yang mereka
rakyat. DPRterima
juga untuk para anggotanya.
merupakan lembaga negara yang
Menurut
memegang amanat legislatif,
kekuasaan Pasal 20 dalam
A AyatPasal
(1) 19
Undang-undang
Ayat 1, 2 dan Dasar 1945
3 Undang-
menyebutkan bahwa
undang Dasar DPR Negara
(UUD) mempunyai fungsiIndonesia
Republik legislasi, Tahun
anggaran1945
dan
pengawasan dalam
mengungkapkan kerangka
bahwa representasi
anggota masyarakat.
DPR di pilih Fungsi pertama
melalui pemilihan umum.
lembaga
Susunanperwakilan rakyat adalah
Dewan Perwakilan fungsidi
Rakyat legislasi atau pengaturan.
atur dalam sebuah Undang-
undang dan para anggota dewan bersidang sedikitnya sebanyak satu kali
dalam satu tahun selama satu periode.
Anggota DPR sendiri terdiri dari beberapa anggota partai politik
peserta pemilihan umum yang di pilih langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum. Di Indonesia DPR di bentuk sebagai lembaga yang
dapat digunakan sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam
menyampaikan pendapat serta saran terhadap sistem pemerintahan di
Indonesia.
DPR dibentuk bertujuan agar dapat mensejahterakan masyarakat

1
2

Fungsi pengaturan (relegemde functi) ini berkenaan dengan


kewenangan untuk menentukan peraturan yang mengikat warga negara
dengan norma-norma hukum yang mengikat dan membatasi 1. Berdasarkan
pengertian tersebut, fungsi legislasi DPR menjadi salah satu hal yang
sangat penting di dalam pembentukan Undang-undang.
Kedua yaitu fungsi anggaran DPR memiliki arti fungsi yang
memiliki bahwa dalam fungsi tersebut anggota DPR diharuskan membahas
dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap Rancangan Undang-undang men
Terakhir adanya fungsi pengawasan ini yang memiliki fungsi untuk dilaksanakannya melalui suatu penga
DPR sebagai lembaga yang mewakili masyarakat juga memiliki kegiatan lain yang biasanya dimusyawarah
Reses adalah masa di mana ketika DPR melakukan kegiatan di luar

masa sidang, terutama di luar gedung DPR. Tujuan dilakukannya masa


reses ini ialah untuk melakukan kunjungan kerja, baik dilakukan secara
berkelompok maupun secara perseorangan. Tujuan lain dari reses
ini sebenarnya juga menjadi kesempatan bagi rakyat atau konstituen
pemilih untuk mendengarkan laporan kinerja, menyampaikan aspirasi
(partisipasi pasca pemilu), bahkan untuk memberikan kredit

1
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Sekretariat Jendral
dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006, h.32.
3

serta punishment (moral dan politik) terhadap para wakilnya yang duduk di
DPR.
Dasar hukum dari pelaksanaan reses ini sendiri terdapat di dalam
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Kemudian Undang-undang tersebut
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang
perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, D
Kegiatan reses memiliki tujuan untuk melaksanakan program pemerintah yang direncanakan di daerah pem
Dalam setiap kunjungan yang dilakukan oleh para anggota DPR setiap anggota diberikan sejumlah tunjang
Dana reses ini diberikan guna menunjang kegiatan para anggota
Dewan selama menjalani kegiatan di luar sidang di daerah pemilihannya

masing-masing, namun maksud dari diberikan tunjangan dana reses


tersebut bukanlah dipergunakan secara pribadi para anggota Dewan
melainkan untuk dipergunakan secara layak untuk mendapatkan dukungan
dari masyarakat di daerah pemilihan masing-masing anggota.
Faktor permasalahan yang sering terjadi selama masa reses ini
ialah ketentuan mengenai cara pelaporan dana reses yang dilakukan para
anggota Dewan selama kunjungan ke daerah pemilihannya masing-
masing. Karena selama ini lembaga DPR belum memberikan pernyataan
4

adanya ketentuan mengenai bagaimana bentuk pertangungjawaban


anggota DPR yang sedang melaksanakan kegiatan reses terhadap dana
reses yang telah diberikan kepada para anggota DPR oleh pemerintah.
Dalam buku panduan pengelolaan reses anggota DPR belum
adanya prosedur yang memasukkan ketentuan mengenai aturan jelas
mengenai bentuk pertanggungjawaban maupun bentuk pelaporan terhadap
pemberian dana reses yang diterima langsung oleh para anggota DPR
untuk pelaksanaan kegiatan reses di daerah konstituen para anggotan DPR masing-masing.
Akibatdengantidakadanyaperaturanmengenaitatacara pelaporan dana reses beberapa partai politik yang t

langsung oleh para anggota dewan yang telah menerima secara langsung
dana yang telah diberikan untuk membantu pelaksanaan kegiatan reses
tersebut.
Adanya pelaporan penggunaan dana reses secara transparan kepada
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan produktifitas para anggota
DPR. Lebih penting lagi, masyarakat dapat mengetahui secara jelas
mengenai kegiatan yang sedang direncanakan oleh para anggota DPR
dengan menggunakan dana reses yang telah diberikan.
5

Adanya pelaporan dana reses secara transparansi masyarakat dapat


mengetahui kinerja para anggota DPR dan mengetahui pula dana yang
telah diberikan dipergunakan untuk apa saja sehingga tidak menyalahi
aturan yang telah diberikan kepada para anggota DPR selama masa reses.
Dana yang diberikan kepada para anggota DPR ini cukup besar
sehingga perlu adanya aturan yang mengikat mengenai bentuk
pertanggungjawabannya. Maka perlu adanya transparansi dana yang
diberikan oleh para anggota dewan kepada masyarakat luas untuk mengetahui pemakaian dana tersebut.
Menurut pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan audit yang dilakukan Badan Pem
Roy menambahkan, hasil atau output pemberian dana reses ini antara lain untuk menyerap aspirasi masyara
Pertimbangan perlu adanya mekanisme ini ialah dikarenakan DPR
sebagai lembaga tertinggi negara berada di daftar paling atas dalam daftar

kasus korupsi. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan anggota DPR


sebagai penyelenggara negara dalam tindak pidana korupsi dan penekanan
pada tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil dan tidak perlu
adanya kerugian keuangan negara dan perekonomian negara yang nyata2.
Selain tindak pidana korupsi terhadap dana ada pula korupsi politik.
Korupsi ini memiliki banyak kaitannya dengan adanya penyalahgunaan

T.Gayus Lumbuun, Mekanisme penindakan Terhadap Anggota DPR Yang


2

Melakukan Tindak Pidana Korupsi. Jurnal legislasi Indonesia. Vol. 8 No. 2 Juni, 2011, h. 173.
6

kekuasaan/wewenang, dengan tidak diberikannya penjelasan kepada


masyarakat mengenai transparansi dana reses ini peluang terjadinya
korupsi politik besar untuk terjadi. Karena bisa disalahgunakan oleh para
anggota dewan dengan menggunakan jabatan dan kekuasaannya untuk
memberi imbalan atau hadiah kepada kepala daerah di daerah
pemilihannya untuk menarik aspirasi dan dukungan dari masyarakat yang
lebih banyak dengan bantuan dari kepala daerah tersebut.
Adanya kasus korupsi politik ini dapat terjadi saat pembuat keputusan politik menggunakan kekuasaan pol
Korupsi politik ini berkaitan dengan teori pertukaran sosial di mana pejabat atau penyelenggara negara mem
besar atau dengan penguasa yang lebih tinggi darinya.

Tentunya akan menjadi masalah, jika kekuasaan dan kewenangan


yang dimiliki terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan yang difokuskan
untuk kepentingan pribadi, golongan, kerabat, kelompoknya, maupun
partai4, maka perlu adanya aturan yang mengatur mengenai tata cara
pelaporan dana reses ini.

3
Haryono Umar, Corruption The Devil, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta,
2017, h. 21.
Maria Silvya E. Wangga, R. Bondan Agung Kardono, Aditya Wirawan,
4

Penegakan Hukum Korupsi Politik. Kanun Jurnal Ilmu Hukum.Vol. 21 No. 1 April, 2019, h.40.
7

Berdasarkan apa yang telah penulis jelaskan di atas, maka penulis


tertarik untuk membahas penelitian dengan judul “Urgensitas
Pengaturan Aliran Dana Reses Dewan Perwakilan Rakyat Periode
2014-2019”.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti sampai di atas,
maka identifikasi masalah yang dapat diambil dari masalah diatas adalah:
a. Cara pertanggungjawaban anggota dewan terhadap dana reses
yang diberikan
b. Penggunaan dana yang diberikan dimanfaatkan untuk
kepentingan masyarakat
c. Penerapan transparansi dana reses terhadap masyarakat
d. Para anggota Dewan Perwakilan Rakyat tidak
menyalahgunakan kekuasaan atau wewenangnya
e. Bentuk pelaporan dana reses
2. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini,
peneliti membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang
oleh penulis. Di sini penulis hanya akan membahas bagaimana cara
diharapkan
anggota dewan melakukan pelaporan penggunaan dana reses secara
transparansi.

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan peneliti
adalah mengenai urgensi pengaturan aliran dana reses, untuk
mempertajam permasalahan peneliti maka penulis membuat rincian
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
8

a. Bagaimana bentuk proses laporan pelaksanaan reses?


b. Bagaimana pelaksanaan reses dan bentuk pelaporan dana reses
Dewan Perwakilan Rakyat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan oleh peneliti di atas dalam latar belakang dan r
Untuk mengetahui bentuk proses laporan pelaksanaan reses.
Untuk mengetahui pelaksanaan dan bentuk proses pelaporan reses DPR.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka manfaat yang hendak di capai dalam penelitian i
a. Manfaat Teoritis
1)Memperoleh informasi lebih mendalam mengenai bagaimana tata cara pelaporan aliran d

2) Menerapkan teori-teori yang didapatkan selama belajar di


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayarullah Jakarta untuk
diterapkan dalam praktek lapangan.
3) Mendapat pengalaman dalam pembuatan karya tulis ilmiah
sehingga dapat diaplikasian kedalam bentuk skripsi.

b. Manfaat Praktis
9

1) Dapat memberikan informasi tentang tata cara pelaporan dana reses


DPR.
2) Dapat memberikan informasi tentang laporan penggunaan dana
reses.
3) Sebagai bahan perbandingan dan masukan bagi pihak-pihak yang
memiliki kepentingan tentang penelitian ini.

D. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian
Jenis, penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah penelitian Yuridis Normatif. Yang dimana yuridis itu sendiri
lebih banyak dipergunakan untuk menegaskan aspek kekuatan hukum
atau landasan dari suatu hal yang telah diatur secara mengikat oleh
hukum. Negara melalui peraturan perundang-undangannya yang
mengatur berbagai hal, peraturan perundang-undangan inilah yang
disebut sebagai Yuridis atau bisa dikatakan pula sebagai Aspek
Yuridis. Sedangkan penelitian hukum normatif dilakukan untuk
menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Metode ini juga dapat
digunakan untuk mengkaji aturan- aturan perundang-undangan maupun
harmoni perundang-undangan
Pendekatan
5
.
yuridis-normative adalah pendekatan yang dilakukan
berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori,
konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan
yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Pendekatan Penelitian

5
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu
Tinjauan Singkat, Jakarta: RajaGrafindo, h.
1

Pendekatan yang peneliti gunakan dalam skripsi ini adalah


Pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) dan pendekatan
kasus (Case Approach). Pendekatan perundang-undangan merupakan
suatu pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi dengan
cara menelaah semua peraturan perundang-undangan yang memiliki
kaitan dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang dihadapi.
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang
memuat norma-norma hukum yang mengikat secara umum dan di bentuk untuk ditetapkan o
Pendekatan perundang-undangan ini misalnya dilakukan dengan mempelajari konsistensi/ke
hukum yang dihadapi.

Sumber Bahan Hukum


Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat.
perundang-undangan,catatan-catatanresmiatauhasilrisetyang

dikumpulkan selama penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data primer


yakni Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
b. Sumber Data Sekunder

6
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia

(UI-Press), 2007,
1

Sumber data sekunder ialah berupa semua publikasi tentang hukum


yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang
hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal
hukum dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. Bahan hukum
sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan
hukum primer yaitu berupa literatur hukum. Berupa literatur-literatur
mengenai penelitian ini, meliputi buku-buku hukum, hasil karya dari
kalangan hukum, jurnal hukum dan lainnya yang berupa penelusuran
internet, jurnal, surat kabar, dan makalah7.

c. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum


Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode dokumentasi
data-data bahan hukum.

d. Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum


Data yang sudah di peroleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis, pada penelitian hukum norm
tertulis yang telah didapatkan. Teknik penarikan kesimpulan pada

penelitian ini digunakan untuk dengan melakukan pola pikir induktif. Pola
pikir induktif merupakan pola pikir yang menarik kesimpulan umum dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus mengenai topik penelitian.

e. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

7
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2004), h.151.
1

Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan, peneliti


menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari
hal-hal atau variable berupa catatan, transkip buku, surat kabar, media
online, majalah dan sebagainya.

f. Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum


Data yang sudah di peroleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis, pada
penelitian hukum normatif, pengolahan bahan hukumnya merupakan kegiatan untuk mengada
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus mengenai topik penelitian.

g. Teknik Penulisan
Teknik penyusunan dan penulisan pada penelitian ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulis
Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan pada tahun 2017”.

E. Rancangan Sistematika Pembahasan


Sistematika penulisan merupakan pola dasar pembahasan skripsi dalam bentuk bab dan sub bab

merupakan suatu masalah yang diteliti, adapun sistem penulisan skripsi ini
mengacu pada buku Pedoman Penelitian Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017. Adapun
urutan dan tata letak masing – masing bab serta ini permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN
1

Merupakan bab pendahuluan yang berisi uraian latar belakang


masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review)
kajian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II TINJAUAN UMUM TENTANG ALIRAN DANA RESES

Bab ini menjelaskan mengenai tentang kerangka konseptual,


kajian kepustakaan, konsep-konsep hukum yang berupa kajian
teoritis mengenai Pengaturan Aliran Dana Reses DPR.

Bab III STRUKTUR KELEMBAGAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT


Dalam bab ini membahas mengenai tinjauan umum terhadap dana reses dan ke

Bab IV MEKANISME PELAPORAN PELAKSANAAN


KEGIATAN RESES

Dalam bab ini akan membahas mengenai mekanisme dan juga bentuk pelaporan p
oleh anggota DPR.

Bab V PENUTUP

Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan yang


berisi kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah peneliti
lakukan dan saran-saran sesuai dengan pokok permasalaha
sebagai rekomendasi atas hasil temuan yang telah di peroleh
peneliti dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.
BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ALIRAN DANA RESES

A. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Teori Kewenangan
Kewenangan atau wewenang memiliki kedudukan penting dalam
kajian hukum tata negara dan hukum administrasi. Sebegitu pentingnya
kewenangan ini sehingga F.A.M. Stroink dan J.G. Steenbeek menyatakan “Het Begrip bevoegdheid is dan
Istilah wewenang dan kewenangan memiliki adalah kekuasaan hukum, hak untuk memerintah atau bertinda
Komponenpengaruhadalahbahwapenggunaanwewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subje
Komponendasarhukumbahwawewenangituselaludapat ditunjukkan dasar hukumnya.
Komponenkonformitasmengandungmaknaadanyastandar

wewenang yaitu standar umum.


Sejalan dengan pilar utama negara hukum yaitu asas legalitas
(legaliteits beginselen atau wetmatigheid van bestuur), atas dasar prinsip
tersebut bahwa wewenang pemerintahan berasal dari peraturan perundang-
undangan. Dalam kepustakaan hukum administrasi terdapat dua cara untuk
memperoleh wewenang pemerintah, yaitu: atribusi dan delegasi; kadang-

1
Nur Basuki Winanmo, Penyalahgunaan Wewenang dan Tindak Pidana
Korupsi, (Yogyakarta: Laksbang Mediatama, 2008), h. 65.

14
1

kadang juga bisa berupa mandat, ditempatkan sebagai cara tersendiri untuk
memperoleh wewenang.
Adapun perbedaan antara kewenangan dan wewenang, kewenangan
adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari
kekuasaan yang diberikan oleh Undang-Undang, sedangkan wewenang
hanya mengenai suatu (bagian) tertentu saja dari kewenangan. Didalam
kewenangan terdapat wewenang-wewenang.
Wewenang merupakan lingkup tindakan hukum publik, lingkup wewenang pemerintahan, tidak hanya mel
Secara yuridis pengertian wewenang adalah kemampuan yang diberikan oleh peraturan perundang-undanga
Dalam literatur ilmu politik, ilmu pemerintahan, dan ilmu hukum
seringditemukanistilahkekuasaan,kewenangan,danwewenang.

Kekuasaan sering disamakan begitu saja dengan kewenangan, dan


kekuasaan sering dipertukarkan dengan istilah kewenangan, demikian pula
sebaliknya. Bahkan kewenangan sering disamakan juga dengan

2
Indrohato, Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, dalam paulus efendie
Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum pemerintahan Yang Baik, (Bandung; Citra Aditya
Bakting, 1994), h. 65.
1

wewenang. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan dalam arti bahwa


“ada satu pihak yang memerintah dan pihak lain yang diperintah”3.

2. Teori Kedaulatan Rakyat


Istilah kedaulatan rakyat merupakan perpaduan antara dua kata, yaitu
kata “kedaulatan” dan kata “rakyat”, di mana masing-masing kata
memiliki arti yang berbeda. Kata “kedaulataan” merupakan terjemahan dari sovereignity, souverainete,
Grotius mengatakan kekuasaan tertinggi untuk pemerintahan dinamakan kedaulatan. Kedaulatan di pegang
Apabila dikaitkan dengan kata “rakyat”, maka rakyat merupakan tempat yang melahirkan kekuasaan
kedaulatan rakyat dapat didefinisikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam

negara di pegang atau terletak di tangan rakyat. Pada tataran pelaksanaan,


3
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta; Gramedia Pustaka
Utama, 1998), h. 35-36.
4
F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Penerbit Binacipta, 1996), h. 93.
5
Samidjo, Ilmu Negara, (Bandung: CV Armico, 1986), h. 137.
6
C.F.Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern Kajian Tentang Sejarah dan
Bentuk-Bentuk Konstitusi Dunia, (Bandung: Penerbit Nuansa dengan Penerbit Nusamedia, 2004),
h. 9.
7
Arief Budiman, Teori Negara, Negara, Kekuasaan dan Ideologi, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 12.
8
Eddy Purnama, Negara Kedaulatan Rakyat Analisis Terhadap Sistem
Pemerintahan Indonesia dan Perbandingannya dengan Negara-negara lain, (Malang: Nusa
Media, 2007), h. 28.
1

kedaulatan rakyat merupakan gabungan keseluruhan dari kemauan


masing-masing pribadi, yang jumlahnya dalam masyarakat tersebut
ditentukan oleh suara terbanyak.
Kedaulatan rakyat juga diagungkan dengan istilah “demokrasi”
(demos; kratos = people; kratos = kratein = pemerintahan/kekuasaan =
rule). Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua
perkataan, yaitu demos, yang berarti rakyat dan cratein yang berarti
pemerintah9.

3. Teori Good Governance


Istilah government dan governance seringkali di anggap memiliki arti yang sama yaitu ca
Oleh para teoritisi dan praktisi administrasi negara Indonesia, term “good governance” telah
mengartikan sempit sebagai pemerintahan yang bersih10.

Sehubungan dengan pengertian good governance di atas, dapat


disimpulkan bahwa wujud good governance, adalah penyelenggaraan
pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan

9
Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 Dalam Paradigma Reformasi,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001, h. 81
10
Sofian Effendi, Membangun Budaya Birokrasi Untuk Good Governance,
Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Reformasi Birokrasi Diselenggarakan Kantor
Menteri Negara PAN 22 September 2005.
1

efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang kontruktif diantara


domain negara, sektor swasta dan masyarakat11.
Pemerintah juga harus melakukan pelayanan publik dimana
pelayanan publik merupakan tugas wajib daripada aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat. Pengertian tersebut mengandung pengertian
bahwa dalam melaksanakan tugasnya harus senantiasa berusaha melayani
kepentingan masyarakat dengan mentaati peraturan yang berlaku. Oleh
karena itu, pelayanan publik suatu hal yang sangat mendasar bagi instansi pemerintah. Pemerintah sebagai
Dalam rangka memberikan kualitas pelayanan yang baik dari aparatur negara, pemerintah membuat peratu
dan untuk terwujudnya penyelenggaraan pelayanan publik yang layak

sesuai dengan peraturan perundang-undang12.

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penggambaran konsep-konsep


khusus yang berkaitan dengan istilah yang akan diteliti dan diuraikan

11
LAN-BPKP, Akuntabilitas dan Good Governance, Jakarta: LANRI, 2000, h. 2.
12
Arif Cahyadi, Penerapan Good Governance Dalam Pelayanan Publik, Jurnal
penelitian Administrasi Publik. Vol. 2 No. 2 Oktober 2016, h. 479-480.
1

dalam karya ilmiah13. Konsep-konsep khusus yang peneliti gunakan pada


skripsi ini sebagai berikut:
1. Urgensitas berasal dari bahasa latin “urgere” (kata kerja) yang
berarti mendorong. Dalam bahasa Indonesia yaitu “urgensi” (kata
benda). Dalam hal ini urgensi memiliki arti untuk mendorong kita
atau mengharuskan kita menyelesaikan sesuatu14.
2. Transparansi adalah menciptakan kepercayaan timbal ambil antara

4. Tindak Pidana
pemerintah danKorupsi adalah melalui
masyarakat tindak pidana korupsi
penyediaan sebagaimana
informasi dan
dimaksud
menjamin dalam Undang-Undang
kemudahan di dalam Nomor 31 Tahun
memperoleh 1999 tentang
informasi yang
Pemberantasan Tindak
merupakan suatu Pidana Korupsi
kebutuhan penting sebagaimana
masyarakat telah
dalamdiubah
ikut
dengan Undang-Undang
berpartisipasi Nomor 20
dalam pengelolaan Tahun 2001
masyarakat. tentangdengan
Berkaitan Perubahan
hal
tersebut pemerintah perlu prokatif memberikan informasi lengkap
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. (Jakarta: UI Press, 1986), h.
132. tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada
14
Maslina Daulay, Urgensi Bimbingan Konseling Islam Dalam Membentuk Mental
masyarakat.
Yang Sehat. Jurnal Hikmah. Vol. 12 No. 1. 2018.
15
Kristian Widya Wicaksono, Akuntabilitas Organisasi Sektor Publik, Junral
3. Akuntabilitas merupakan kemampuan organisasi sektor publik dalam
Kebijakan & Administrasi Publik, Vol. 19 No. 1, Mei 2015, h. 4.
memberikan penjelasan atas tindakan-tindakan yang dilakukannya
terutama terhadap pihak-pihakyang dalam sistem politik telah
diberikan kewenangan untuk melakukan penilaian dan evaluasi
terhadap organisasi publik tersebut15. Dengan arti lain yaitu
kewajiban-kewajiban dari individu-individu maupun penguasa
yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik
dan yang bersangkutan dengannya untuk menjawab hal-hal yang
menyangkut
2

atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi.
5. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan
bebas dari pengaruh kekuasaan lain.
6. Penggelapan adalah suatu tindakan tidak jujur dengan
menyembunyikan barang/harta orang lain oleh satu orang atau lebih
tanpa sepengetahuan pemilik barang dengan tujuan untuk mengalih- milik (), menguasai, a
Aspirasi adalah harapan dan tujuan keberhasilan pada masa yang akan datang, beraspirasi
Pengaturan Aliran Dana Reses adalah suatu hal mengenai peraturan terkait penggunaan da
disahkan yang dianggap merupakan kinerja terburuk anggota DPR.

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu


1. Skripsi ditulis oleh Eka Sujana16
Skripsi ini ditulis oleh Eka Sujana pada tahun 2017 di Universitas
Negeri Semarang. Dalam skripsi ini menerangkan bagaimana efektifitas
kegiatan reses yang dilakukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dalam mengumpulkan aspirasi masyarakat di wilayah kota

16
Eka sujana, Efektivitas Kegiatan Reses Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Jawa Tengah Periode 2014-2019 (Studi Daerah Pemilihan 1 Kota Semarang), Skripsi
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, 2017.
2

semarang dan juga membahas mengenai hambatan yang dialami selama


melaksanakan ekgiatan reses.
Perbedaannya ialah dalam skripsi yang ditulis oke Eka Sujana tidak
membahas mengenai tata cara laporan dana reses.

3. Jurnal Ilmiah ditulis oleh Shelly Agustia Maulina, Leo Agustino dan
18
2. Shanty
Jurnal Kartika Dewi oleh Hidayatullah17
Ilmiah ditulis

Jurnal ilmu pemerintahan dan kebijakan publik, Vol 3, No. 2 yang di


tulis oleh Hidayatullah pada tahun 2016. Pada jurnal ini menerangkan
17
Hidayatullah, Analisis Jaring Aspirasi Melalui Reses Dewan Perwakilan Rakyat
bagaimana
Daerah Lombok kinerja
Timur Tahun anggota
2015. DPRD
Jurnal Ilmu dalam meweujudkan
Pemerintahan keadilan
dan Kebijakan Publik. dan2
Vol.3 No.
Juni, 2016.
kesejahteraan
18 rakyatnya
Shelly Agustia Maulina, serta guna mewujudkan
Leo Agustino, peran Dewi,
dan Shanty Kartika DPRD dalam
Penjaringan
aspirasi Masyarakat Melalui Reses Anggota DPRD Provinsi Banten (Studi Kasus pada masa
mengemban
persidangan check 2017/2018).
ke II Tahun Sidang and balances antara DPRD dan pemerintah daerah
yang dilaksanakan dalam kegiatan reses di daerah Lombok Timur.
Perbedaannya adalah pada jurnal ini lebih mengutamakan
pembahasan pada proses pelaksanaan reses di Lombok Timur sedangkan
peneliti lebih memfokuskan kepada pelaporan aliran dana reses anggota
Dewan Perwakilan Rakyat. Dan peneliti lebih memfokuskan mengenai
aliran dana reses anggota DPR sedangkan pada jurnal tersebut
permasalahan yang di bahas ialah mengenai permasalahan aliran dana
reses DPRD.
2

Jurnal hukum yang ditulis oleh Shelly Agustia Maulina, Leo Agustino, dan
Shanty Kartika Dewi ini menerangkan bagaimana kegiatan anggota DPRD
dalam masa reses untuk menarik aspirasi dari masyarakatnya.
Pada jurnal ini pokok permaslaahannya ialah untuk mengetahui bagaimana
hasil yang didapat dalam melakukan penjaringan aspirasi masyarakat yang
dilakukan oleh DPRD Banten pada tahun 2017/2018
Yang menjadi perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
terdapat dalam jurnal ini lebih membahas mengenai kegiatan reses anggota
parlemensedangkanpenelitilebihmembahasmengenaitatacara pelaporan dana reses.

4. Jurnal Ilmiah ditulis oleh Ryan Muthiara Wasti19


Jurnal Hukum dan Pembangunan, Vol 47, No. 4 yang di tulis oleh Ryan Muthiara Wasti. Pada ju
Yang menjadi perbedaan adalah dalam jurnal yang di tulis oleh Ryan Muthiara Wasti topik yang
di terima oleh anggota dewan.

19
Ryan Muthiara Wasti, Fungsi Representasi Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia Sebagai Lembaga Perwakilan Daerah. Jurnal Hukum dan Pembangunan. 47 No. 4,
2017, h. 439-458.
BAB III

STRUKTUR KELEMBAGAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

A. Peran Kelembagaan DPR

Dewan Perwakilan Rakyat atau yang di singkat menjadi DPR,


merupakan salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat, yang pemilihan anggotanya sebagaimana dalam Pa
DPR sendiri juga merupakan sebuah lembaga legislatif di Indonesia, legislatif itu sendiri merupakan badan
Ada pula Undang-Undang yang menjadi landasan hukum sekaligus mengatur mengenai DPR itu sendiri y
Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan


Rakyat Daerah. Undang-undang ini menggantikan Undang-undang Nomor
27 tahun 2009, dan dalam kurun waktu 2014 hingga 2019 telah terjadi
beberapa perubahan baik melalui perubahan Undang-Undang maupun
putusan Mahkamah Konstitusi.

1
M. Marwan dan Jimmy P., Kamus Hukum (Dictionary of Law Complete
Edition), Cet. 1 (Surabaya: Reality Publisher, 2009), h. 402.

23
2

Yakni dari Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 yang membahas


mengenai sistem ketatanegaraan Indonesia yang mengalami banyak
perubahan termasuk lembaga permusyawaratan/perwakilan, yaitu MPR,
DPR, DPD, dan DPRD. Perubahan ini dilakukan bertujuan untuk
mewujudkan suatu lembaga permusyawaratan/perwakilan yang lebih
demokratis, efektif, dan akuntabel.
Terjadi lagi perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 17

sesuai
Tahun dengan nilai-nilai
2014 yaitu nasional, Nomor
Undang-undang maka 2dari itu 2018
Tahun dibentuklah alat
yang lebih
kelengkapan dewan untuk
membahas mengenai bahwamembantu meningkatkan
kedaulatan itu berada di kinerja para anggota
tangan rakyat maka
dewan.
diperlukan lembaga perwakilan rakyat yang mampu menyerap dan
memperjuangkan aspirasi rakyat guna mewujudkan tujuan nasional demi
B. Komposisi DPR RI
kepentingan bangsa dan negara kesatuan republik indonesia secara
optimal.
Mengacu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
Perubahan
2014 tentang ketiga
Majelis yaitu yang terakhir
Permusyawaratan atas
Rakyat, Undang-undang
Dewan PerwakilanNomor
2 Tahun 2018 yaitu Undang-undang Nomor 13 Tahun 2019 yang
membahas Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dalam rangka mewujudkan lembaga yang
mampumengejawantahkan nilai-nilai demokrasi serta
menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan
tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Demi
memenuhi itu semua anggota dewan membutuhkan
tambahan bantuan untuk dapat menjadi sebuah lembaga negara yang
2

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


(Undang-Undang MD3), Alat Kelengkapan Dewan terdiri atas:
1. Pimpinan.
2. Badan Musyawarah.
3. Komisi.
4. Badan legislasi.
5. Badan Anggaran.
Badan kerjasama antar-parlemen.
Mahkamah Kehormatan Dewan.
Badan Urusan Rumah Tangga.
Panitia Khusus.

Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna2. Berdasarkan pasa
amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

C. Fungsi dan Wewenang DPR RI


1. Fungsi Legislasi
Fungsi legislasi ini merupakan fungsi yang dimiliki oleh DPR untuk membentuk Undang-Unda

lembaga perwakilan rakyat berupa fungsi pengaturan (regelende function),


fungsi pengaturan ini merupakan sebuah kewenangan untuk menentukan
peraturan yang mengikat warga negara dengan norma-norma hukum
hukum yang mengikat dan membatasi. Sehingga kewenangan ini
utamanya hanya dapat dilakukan sepanjang rakyat sendiri menyetujui
untuk di ikat secara dengan norma hukum yang dimaksudkan. Fungsi
legislasi sendiri memiliki 4 bentuk kegiatan yaitu:

2
DPR RI, Buku Memori DPR RI Periode 2014-2019, h. 16.
2

a. Prakarsa pembuatan Undang-Undang.


b. Pembahasan rancangan Undang-Undang .
c. Persetujuan atas pengesahan rancangan UU.
d. Pemberian persetujuan pengikatan atau ratifikasi atas perjanjian
atau persetujuan internasional dan dokumen-dokumen hukum
yang mengikat lainnya3.
Dalam berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia,

DPR.
fungsi legislasi merupakan fungsi yang di anggap paling penting. Dalam
praktikPelaksanaan
di Indonesia,
fungsi
fungsi
legislasi
legislasi
DPRyang
tidak
di anggap
terlepas paling
dari program
utama
legislasi
sedangkannasional, padalainnya
2 fungsi periodeyakni
2014-2019
fungsisendiri terdapatpenganggaran
pengawasan sebanyak 189
Rancangan Undang-Undang
adalah fungsi yang sesuai
kedua dan ketiga masuk dengan
dalam Prolegnas tahun 2014-
urutan penyebutannya
dalam Undang-Undang.
3
Fungsi legislasiPengantar
Jimly Asshiddiqie, ini berhubungan
Ilmu Hukum Tatadengan
Negara,dengan upaya
(Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2009), h. 300.
menerjemahkan
4 aspirasi
Ratnia Solihah masyarakat
dan Siti menjadi keputusan-keputusan
Witianti, Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dewan
Perwakilan Rakyat Pasca Pemilu 2014: Permasalahan Dan Upaya Mengatasinya, Jurnal Ilmu
politik yang nantinya dilaksanakan oleh pihak politik (pemerintah. Pada
Pemerintahan, Vol. 2, No. 2, Oktober 2016, h. 294.
fungsi ini kualitas para anggota DPR dipertaruhkan, mereka harus
mampu merancang dan menentukan arah serta serta tujuan aktivitas
pemerintahan sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia4.
Masalah lain yang dihadapi ialah para anggota DPR dinilai masih
kurang produktif dalam menjalankan fungsi tersebut. Dikarenakan
sedikitnya RUU yang berasal dari inisiatif dewan, padahal sebagai wakil
rakyat DPR dituntut untuk memaksimalkan fungsi ini
untuk
2

2019. Yang terbagi atas Rancangan Undang-Undang yang berasal dari


usulan dari DPR, pemerintah dan juga berasal dari usulan DPD.
Berdasarkan jumlah prolegnas tersebut, Rancangan Undang-
Undang yang telah disahkan dalam periode keanggotaan DPR periode
2014-2019 berjumlah 90 Rancangan Undang-Undang yang terdiri dari 36
Rancangan Undang-Undang dari daftar Prolegnas 2015-2019 dan 54
Rancangan Undang-Undang dari daftar Rancangan Undang-Undang
kumulatif terbuka.

2. Fungsi Anggaran
Fungsi anggaran (budgeting) yang merupakan sebagian dari fungsi legislasi karena untuk mene
Fungsi pokok dari DPR dalam hal ini adalah pembentukan Undang-Undang sebagai landasan h
Apabila diikuti secara seksama pasal-pasal yang mengatur DPR di
dalam UUD 1945, dapat dikatakan DPR mempunyai tugas yang sangat

penting dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia. Dikarenakan DPR


menjadi lembaga tertinggi negara yang juga memiliki peran dalam
tersusunnya sebuah Undang-Undang nantinya yang nantinya akan
diterapakan di Indonesia5.
Kewenangan dalam menyusun dan menetapkan anggaran
penetapan dan belanja negara telah di atur dalam UUD 1945 Pasal 23.

5
Sugiman, Fungsi Legislasi DPR Pasca Amandemen UUD NKRI 1945, Jurnal
Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol. 10, No. 2, Maret 2020, h. 179.
2

Dalam pelaksanaan fungsi anggaran, anggota DPR bersama dengan


pemerintah menjalani beberapa tahap dari perencanaan dan penyusunan,
pembahasan, penetapan persetujuan anggaran negara, dan pembahasan dan
penetapan/persetujuan pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran
negara.
DPR memiliki wewenang dalam proses persetujuan anggaran
negara dan apabila DPR tidak menyetujui RAPBN maka pemerintah hanya
dapat menjalankan alokasi APBN pada tahun sebelumnya. Karena DPR dengan adanya fun
pendidikan agama dan pendidikan.

3. Fungsi Pengawasan
DPR selain sebagai sebuah badan legislatif, DPR juga dapat dikatakan sebagai lembaga pengon
Dalam penjelasan tersebut juga mempunyai arti yang sangat penting dikarenakan DPR dapat m
pertanggungjawaban dari Presiden dalam sidang istimewa apabila Presiden

di anggap telah melanggar ketentuan yang sudah ada dan sudah diterapkan
di Indonesia.
Fungsi pengawasan anggaran dilakukan DPR sebagai bentuk
akuntabilitas dan pertanggungjawaban kepada rakyat. Fungsi pengawasan
ini dilaksanakan oleh komisi yang sesuai dengan ruang lingkup tugasnya,
berdasarkan tata tertib DPR nomor 1/2009. Salah satu tugasnya ialah
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang, termasuk
2

APBN, serta peraturan pelaksaannya yang termasuk dalam ruang lingkup


tugasnya6.
Pengawasan anggaran dilakukan DPR sebagai bentuk akuntabilitas
dan pertanggungjawaban kepada rakyat. Pengawasan pelaksanaan APBN
itu sendiri dilakukan oleh komisi bersama dengan pasangan kerjanya
melalui rapat kerja dan/atau rapat dengar pendapat pada setiap masa
sidang. Kewajiban pemerintah menyampaikan laporan Realisasi semester I
pelaksanaan APBN dan RUU tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN kepada DPR untuk di bahas adalah salah satu bentuk pengawasan anggaran yang d

4. Wewenang dan Tugas


Anggota DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat merupakan sebuah lembaga legislatif negara yan
DPR sendiri sebagai sebuah lembaga negara tentunya memiliki tugas dan juga wewenang yang
rancang bersama-sama.

Kewenangan yang dimiliki oleh DPR memiliki keterkaitan dengan


beberapa fungsi sebagaimana yang tercantum dalam UUD NRI 1945.
Ketiga fungsi ini ialah fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan, fungsi-
fungsi ini dijalankan dalam kerangka representatif rakyat dan juga untuk
mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan politik luar negeri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lebih lanjut lagi

6
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPR RI. h. 5.
3

fungsi legislasi yang dimiliki oleh DPR tersebut dilaksanakan sebagai


suatu perwujudan DPR selaku pemegang kekuasaan membentuk Undnag-
Undang yang juga merupakan perintah wajib dari UUD NRI tahun 1945.
Terkait dengan fungsi tersebut, DPR berwenang membentuk suatu
Undang-Undang yang nantinya akan di bahas dengan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama. Kewenangan lainnya yang di miliki oleh
DPR adalah memberikan persetujuan atau tidak memberika persetujuan
terhadap peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang atau biasa juga di sebut perppu yang diajukan ol
Selain DPR memiliki sebuah kewenangan, lembaga ini juga memiliki tugas yang harus mereka emban, tug
Tugas lain lain DPR ialah menerima RUU yang diajukan oleh DPD, Melakukan pengawasan terhadap pela
Dikarenakan DPR itu sendiri merupakan sebuah lembaga yang

memiliki tanggungjawab langsung kepada masyarakat, karena dengan


adanya masyarakat sangat berpengaruh terhadap kinerja para anggota
DPR. Sebab setiap anggota DPR memiliki sebuah tanggungjawab untuk
mewakilkan satu wilayah dalam pemilu nantinya.
Untuk itulah mengapa DPR memiliki peran penting dalam setiap
pembentukan rancangan Undang-Undang. Dikarenakan mereka memilik

7
Achmadudin Rajab, Peran Penting Badan Keahlian DPR RI Dalam Sistem
Hukum Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Mendukung Terwujudnya Keadilan
Untuk Kedamaian, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 14 No. 2. Juni 2017, h. 237-238.
3

tugas yang cukup berdampak besar dalam pembuatan suatu rancangan


Undang-Undang. Selain memiliki peran penting dalam pembuatan
rancangan Undang-Undang, DPR juga memiliki tanggungjawab terhadap
masyarakat untuk melakukan pengawasan secara langsung dalam
penerapan sistem pemerintahan yang ada. Dan juga memiliki
tanggungjawab untuk menghimpun aspirasi yang mereka terima dari
masyarakat untuk mencari solusi dari masalah yang ada di daerah tersebut.
Agar solusi dari masalah tersebut dapat ditemukan, para anggota DPR harus dapat berinteraksi dengan mas
Pemecahan masalah yang diberikan oleh anggota DPR kepada masyarakat merupakan suatu bentuk nyata
tersebut.

Selama kegiatan reses tersebut perlu adanya interaksi langsung


antara anggota DPR dengan masyarakat di daerah konstituennya guna
menghimpun aspirasi dari masyarakat yang kemudian di catat dan
dicarikan solusi mengenai aspirasi yang didapatkan tersebut agar dapat
mengembangkan potensi-potensi yang ada di daerah tersebut sehingga
menjadi masyarakat yang berkembang. Inilah yang harus diperhatikan oleh
anggota DPR sebagai wakil rakyat agar dapat lebih memperhatikan
3

kebutuhan rakyatnya. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang masih


mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
BAB IV

MEKANISME PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN RESES

A. Proses Pelaporan Pelaksanaan Reses

Dalam kegiatan reses yang dilaksanakan oleh anggota DPR,


tentunya kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan kegiatan reses tersebut. Sehingga pelaksanaan kegiatan reses

ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi masyarakat di daerah


konstituen para anggota dewan.
Adanya tanggungjawab para anggota dewan terhadap masyarakat
ini dapat dikatakan bahwa anggota DPR sebagai lembaga pemerintahan
telah menunjukkan sikap yang baik atau “good governance” kepada para
masyarakat di daerah konstituen masing-masing sehingga menimbulkan
adanya hubungan timbal balik antara anggota DPR dengan konstituennya
tersebut.
Dalam kegiatan reses ini landasan dasar hukum yang terkait
dengan pelaksanaan reses ini terdapat dalam Undang-undang Nomor 17
Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. Kemudian Undang-undang tersebut telah diubah dengan
Undang- undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang perubahan kedua atas
Undang- undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
Landasan inilah yang menjadi dasar hukum bagi para anggota DPR
dalam melaksanakan kegiatan reses di daerah konstituennya sehingga apa
yang telah dilaksanakan dalam kegiatan reses tersebut tidak menyimpang
dari dasar hukum yang telah ada tersebut. Dalam kegiatan reses ini pula
ada beberapa prosedural dalam menyampaikan laporan hasil dari
pelaksanaan kegiatan reses yang telah dilakukan oleh para anggota DPR.

31
3

Di dalam buku panduan tersebut menyarankan kepada apara


anggota DPR untuk menyusun laporan pelaksanaan reses secara tertulis
yang memuat sedikitnya 3 hal yaitu: waktu dan tempat pelaksanaan reses,
aspirasi dan pengaduan dari masyarakat, dan dokumentasi peserta dan
kegiatan pendukung.
Pelaporan pertanggungjawaban reses ini terdapat dalam peraturan
DPR tentang Tata Tertib mengatur bahwa setiap anggota DPR Periode
2014-2019 diwajibkan untuk menyampaikan laporan kegiatan dan pertanggungjawaban administrasi pengg
Hal ini telah diatur di dalam Pasal 211 Ayat (8) Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib D
Adanya peraturan tersebut memberikan penekanan kepada para anggota DPR bahwa mereka memiliki kew
Anggota DPR harus pula membuat laporan administratif pelaksanaan reses karena hal itu turut menjadi ke
dalam Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib DPR,

Pasal 211 Ayat (11) dan Pasal 212 Ayat (2), juga termaktub di dalam PP
61 Tahun 1990 tentang Perjalanan Dinas Pimpinan dan anggota DPR RI
dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-34 /PB/2007 tanggal 18
Juni 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Pejabat Negara,
Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap. Pertanggungjawaban anggaran
reses yang dilakukan oleh anggota DPR kemudian disesuaikan dengan
ketentuan yang telah ada dalam peraturan DPR mengenai
pertanggungjawaban pengelolaan anggaran anggota DPR .

3
3

Dalam sistematika penulisan laporan hasil reses ini juga meliputi


adanya: pendahuluan, deskripsi lokasi reses, hasil pemetaan awal isu
prioritas, proses penyerapan aspirasi, pemetaan isu-isu prioritas hasil reses,
kesimpulan dan lampiran tabel prioritas hasil reses. Ini adalah beberapa
sistematika penting yang harus tercantum di dalam pelaporan kegiatan
reses anggota DPR.
Hasil-hasil kegiatan reses setiap anggota DPR wajib dilaporkan
secara tertulis kepada masing-masing fraksi dalam bentuk usulan suatu program kegiatan ya
Dalam pelaporan reses anggota DPR perlu adanya pelibatan rumah aspirasi anggota DPR yan
213 Ayat (1), (2) dan (3).

B. Pelaksanaan Masa Reses

Reses berasal dari bahasa Belanda yaitu recess yang memiliki arti berlibur. Berdasarkan maknany
berhenti dari segala macam kegiatan yang di miliki oleh DPR di tengah
masa tugasnya.
DPR melakukan reses sebagaimana yang dilakukan di negara
Belanda yang anggota parlemennya yang memiliki kedudukan sebagai
anggota volksraad (DPR) yang berkedudukan di Kabupaten/Kota, yang
saat itu mengikuti liburan. Pelaksanaan masa reses tersebut dilaksanakan
sekali setahun selama kurun waktu tiga bulan1.

1
Joko Prihatmoko, Masa Reses, alt Proses dan Ekses, 2006, h. 4.

3
3

Adanya masa reses ini dapat memiliki arti sendiri dalam kontek
politik yang memiliki makna kunjungan yang dilakukan oleh para anggota
DPR ke daerah pemilihannya masing-masing anggota untuk dapat
menyerap serta menampung setiap aspirasi yang disampaikan secara
langsung oleh masyarakat kepada para anggota DPR ketika melaksanakan
kegiatan reses.
Bagi semua anggota DPR wajib mengunjungi setiap daerah

Dalam pelaksanaannya,
pemilihannya penyerapan
yang bertujuan untuk aspirasi yang
dapat menyerap diberikan
aspirasi oleh
masyarakat
masyarakat
yang telah dilaksanakan
memilihnya. oleh pemerintah
Setiap anggota maupun DPR melalui
DPR setelah kegiatan
melaksanakan
reses. Penyerapan
kegiatan aspirasi
pada masa reses masyarakat dilaksanakan
kemudian membuat olehpelaksanaan
laporan pemerintah
melalui
kegiatanpelaksanaan
tersebut lalumusyawarah
disampaikanperencanaan pembangunan sedangkan,
dalam rapat paripurna.
Reses itu sendiri merupakan komunikasi dua arah antara lembaga
2
Zuhri , Buku Panduan Reses, Pangkal Pinang, 2012, h. 4.
legislatif
3
A.dengan konstituen
E. P Maharani diKusuma,
& Y. R suatu wilayah yangUndang-Undang
Implementasi dilaksanakan Nomor
melalui23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Terhadap Proses Masa Reses Anggota DPRD
Kabupatenkunjungan
Sukoharjo kerja
Dalamsecara berkala.
Penjaringan Kegiatan
Aspirasi reses sendiri
Masyarakat Untuk terdiri dari 4 tahap
Mewujudkan Prinsip
Kedaulatan Rakyat, Res Publika (Jurnal Hukum Kebijakan Publik), Vol. 1, No. 1, Tahun 2017, h.
118.
yaitu (i) rapat musyawarah tentang jadwal pelaksanaan dan lokasi
reses,
(ii) penjelasan pelaksanaan reses oleh pimpinan dan sekretariat DPR, (iii)
masa tugas reses, (iv) rapat laporan reses2.
Masa reses juga merupakan bagian dari masa sidang. Masa reses
digunakan anggota DPR dengan perseorangan maupun berkelompok
untuk meninjau hasil daerahnya sebagai upaya penyerapan aspirasi dari
rakyat. Reses merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
anggota DPR dalam upaya untuk meningkatkan kualitas serta

3
3

penyerapan aspirasi oleh DPR dilaksanakan dalam dua tahap yaitu secara
langsung dan tidak langsung.
Setiap aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat menjadi sebuah
harapan bagi kesejahteraan mereka dan adanya tujuan yang hendak untuk
di capai di masa depan. Aspirasi masyarakat berupa cita-cita, keinginan,
hasrat serta berbagai keinginan dari masyarakat yang begitu kuat dalam
mencapai sesuatu, di antaranya adalah mencapai keberhasilan dari tujuan
yang diinginkan oleh masyarakat tersebut4.
Dalam menghasilkan reses yang lebih baik lagi perlu mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada pad
Demi mendukung terlaksananya kegiatan reses yang lebih baik tersebut. dalam pelaksanaan kegiatan reses
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2017 Tentang Pengelomp
Daerah Serta Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana Opreasional

dalam kemampuan keuangan daerah bagi daerah Provinsi dan


Kabupaten/Kota dikelompokkan menjadi 3 kelompok yakni kelompok
keuangan daerah tinggi, kemampuan keuangan daerah sedang dan
kemampuan daerah keuangan rendah.
Untuk daerah yang tergolong kemampuan keuangan daerah tinggi
tunjangan komunikasi intensifnya diberikan paling banyak sebesar 7 kali

4
P. J. Lolowang, Peran Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan Dalam
Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Kabupaten Minahasa. Jurnal Politico, Vol. 10, No. 4, Tahun
2021.

3
3

uang representasi ketua DPRD, untuk daerah dengan kemampuan


keuangan daerah sedang diberikan paling banyak sebesar 5 kali uang
representasi ketua DPRD dan untuk daerah dengan kemampuan keuangan
daerah rendah diberikan paling banyak sebesar 3 kali uang representasi
ketua DPRD.
Pembagian anggaran berdasarkan kemampuan keuangan daerah ini
dimaksudkan untuk menyelaraskan anggaran yang diberikan dengan
kemampuan ekonomi yang ada di daerah tersebut sehingga tidak adanya pemberian yang berlebih terhadap
Adanya penyesuaian terhadap anggaran yang diberikan ini dapat membuat anggota DPR dapat bekerja seca
Hasil yang memuaskan terhadap kegiatan tersebut dapat di anggap telah berhasil melaksanakan tujuan dari
Dalam posisi sebagai representasi rakyat itulah maka mereka sudah seharusnya menjadi penyerap, penamp
tentang MPR, DPR, DPRD dan DPRD. DPR maupun DPRD Provinsi,

Kabupaten, dan Kota yang memiliki tiga fungsi pokok yang dijalankan
dalam kerangka representasi rakyat.
Kerangka representasi rakyat ini membutuhkan dua komponen
yaitu aspirasi dan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat sebagai
proses komunikasi dua arah yang terus menerus untuk meningkatkan
pengertian masyarakat atas suatu masalah dan kebutuhan. Bentuk
kegiatannya yaitu komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat berupa

3
3

kebijakan dan komunikasi dari masyarakat ke pemerintah atas suatu


kebijakan5.
Komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah ini merupakan
strategi yang disiapkan oleh para anggota DPR untuk menyerap aspirasi
masyarakat. Aspirasi ini nantinya akan di serap, diformulasikan secara
tepat lalu diperjuangkan pemenuhannya oleh DPR dalam proses
pembuatan kebijakan nasional.
Pembuatan kebijakan ini nantinya melalui penyusunan Undang- Undang, anggaran, pengawasan terhadap i
Perwakilan politik sperti itu memainkan peran sebagai perantara atau jembatan antara harapan dan kepentin
Tidak sedikit juga negara mengalami kegagalan dalam menerapkan sistem demokrasi perwakilan ini. Indon
mewakilkan masyarakat di Indonesia.

Anggota DPR sebagai bagian utama dari badan perwakilan rakyat


di tuntut untuk peduli dan menguasai semua persoalan dan masalah
masyarakat. Tuntutan ini merupakan konsekuensi dari kewajiban dan
wewenang yang dimiliki oleh anggota DPR yang merupakan bagian utama
dari suatu institusi penyelenggara pemerintahan negara.

5
Kholid O. Santosa, Demokrasi Kita: Pikiran-Pikiran Tentang Demokrasi dan
Kedaulatan Rakyat. Bandung: Sega Arsy. 2014.

3
3

Kegiatan reses merupakan suatu rutinitas bagi para anggota DPR


untuk bertemu secara langsung dengan para konstituen di daerah
pemilihan masing-masing para anggota dewan. Selain untuk bertemu
secara langsung dengan para konstituennya, kegiatan reses juga
dimaanfaatkan oleh para anggota DPR untuk dapat menyerap dan
menindaklanjuti aspirasi dari konstituennya.
Masa reses itu sendiri merupakan bagian dari masa persidangan

dari para anggota


anggota DPRdilaksanakan
DPR yang yang bersangkutan.
paling lama selama lima hari kerja.
Sehingga
Dalam
kegiatan
penyampaian
reses ini dapat
pertanggungjawaban
dimanfaatkan oleh
inipara
paraanggota
anggota
dewan
DPR
akan
untukmenjelaskan
dapat melaksanakan
mengenaitujuan
apa saja
dari kegiatan
yang sudah
resesdilakukan
ini yaitu selama
untuk
pelaksanaan
menyerap aspirasi
reses ini
sertaberlangsung,
dukungan sebanyak-banyaknya
bagaimana kelanjutan
daridari
masyarakat
program
yang
untuksudah
membantu
dilaksanakan
terpilihnya
dari kegiatan
para reses
anggota
yang saat
sudahpemilihan
dilaksanakan
umum
berlangsung nantinya.
6 Tujuan utama dan
Dewi Kurnasih dariYudi
pelaksanaan kegiatan
Rusfiana, Fungsi Resesreses sendiri
Anggota DPRDadalah
Dalam
Mengartikulasikan Aspirasi masyarakat Kabupaten Bandung, Jurnal Academia Praja, Vol. 4 No.
untuk menyerap dan menindaklanjuti aspirasi konstituen dan pengaduan
2, Agustus 2021, h. 383.
masyarakat guna memberikan pertanggungjawaban moral dan politis
kepada para konstituennya di daerah pemilihan anggota dewan sebagai
bentuk perwujudan perwakilan rakyat dalam suatu sistem pemerintahan
di Indonesia6.
Kegiatan reses ini tidak hanya berupa penyerapan aspirasi saja,
selain penyerapan aspirasi pelaksanaan kegiatan reses ini juga dilakukan
untuk menerima keluhan dan ide serta gagasan yang berkembang, dan
juga

3
3

sebelumnya serta agenda atau rencana strategis yang akan dilakukan


mengenai kegiatan reses kedepannya.
Selama kegiatan reses ini berlangsung kepentingan masyarakat
harus berada sebagai sebuah prioritas oleh para anggota DPR. Karena para
anggota DPR telah dipercayakan oleh masyarakat sebagai lembaga yang
dapat mewakilkan keluhan serta saran dari masyarakat untuk dapat
mengembangkan taraf hidup masyarakat tersebut. Sehingga sudah
sewajarnya bagi para anggota DPR untuk lebih mementingkan kepentingan masyarakat dibandingkan kepe
Diprioritaskannya masyarakat oleh anggota DPR dikarenakan mereka di pilih langsung oleh masyarakat m
Kepentingan masyarakat haruslah menjadi prioritas utama para anggota DPR selama melaksanakan kegiata
Terlaksananya program ataupun kegiatan yang dilaksanakan oleh para anggota DPR ini nantinya setiap ang
tertulis ataupun mengenai hasil pelaksanaan dari tugasnya pada masa reses

tersebut yang kemudian, nantinya akan disampaikan oleh para anggota


DPR kepada pimpinan DPR dalam sidang rapat paripurna7.
Dari laporan yang diberikan ini nantinya akan menjadi sebuah
penilaian tersendiri dari DPR dan juga partai politik yang menjadi partai
pengusung anggota dewan tersebut untuk menilai mengenai kebenaran dari
data laporan tersebut dengan yang terjadi dilapangan. Sehingga kinerja

7
Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde
Baru. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010. h. 53.

3
4

dari para anggota dewan dapat di pantau dengan baik serta kegiatan
pelaksanaan reses ini dapat berjalan dengan baik.
Laporan yang diberikan oleh para anggota dewan selama
melaksanakan kegiatan reses ini harus dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya oleh para anggota dewan. Karena dari data laporan ini dapat
disimpulkan mengenai kebutuhan serta kegiatan yang dapat membantu
memajukan kehidupan masyarakat di daerah pemilihan nantinya.
Dari data tersebut nantinya akan di bahas dalam rapat paripurna untuk membahas mengenai kegiatan maup
Selain membahas mengenai program yang dilaksanakan saat masa reses, kadang kala ada pula di saat masy
Berkenaan dengan hal tersebut, hukum yang nantinya diterapkan dan ditegaskan oleh anggota dewan ha
rakyat, sehingga menjamin adanya peran serta warga negara dalam proses

pengambilan keputusan. Karena hukum itu sendiri tidak di buat untuk


menjamin kepentingan beberapa orang yang berkuasa, melainkan untuk
menjamin kepentingan setiap warga8.
Adanya peran masyarakat dalam pengambilan suatu keputusan
bersama dengan anggota dewan, menunjukkan bahwa tujuan dari
pelaksanaan reses tersebut sudah terlaksana dengan dipertemukannya

8
Janedjri M. Gaffar. Demokrasi Konstitusional-Praktek Ketatanegaraan
Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945. cet.I, Jakarta: Konstitusi Press, Oktober 2012. h. 8.

3
4

secara langsung antara warga masyarakat di daerah pemilihan anggota


dewan dengan anggota dewan yang sedang melaksanakan kegiatan reses di
wilayah dapilnya sendiri.
Dari laporan yang diterima tersebut DPR dan juga partai politik
dapat mengawasi secara langsung para anggota DPR yang sedang
melaksanakan kegiatan reses tersebut. Untuk mencegah adanya
penyalahgunaan fasilitas dan keuangan negara, Bawaslu akan
menempatkan pengawas di setiap kegiatan kunjungan anggota dewan.
Ditempatkannya pengawas ini untuk mencegah agar tidak adanya kampanye yang dilakukan oleh para angg
Peraturan ini juga sudah diatur dalam pasal 280 ayat 1 huruf (h) Undang-Undang nomor 7 tahun 2017 tenta
Dalam pasal 304 Undang-Undang pemilu juga mengatur, dalam

melaksanakan kampanye, presiden-wakil presiden, pejabat negara, dan


pejabat daerah. Dilarang menggunakan fasilitas negara, fasilitas yang
dimaksud termasuk berbagai jenis fasilitas yang dibiayai anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN) atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBD)9.
Pengawas yang ditugaskan oleh Bawaslu tidak hanya mengawasi
dari segi berjalannya kegiatan atau program sealam reses berlangsung saja.

9
http://ditpolkom.bappenas.go.id diakses pada 13 Januari 2022.

3
4

Tetapi juga mengawasi hingga konten pesan yang disampaikan oleh


anggota dewan kepada masyarakat saat melakukan kunjungan. Agar tidak
adanya pesan-pesan yang disampaikan oleh anggota dewan yang berbau
kampanye.
Para pengawas juga mengawasi mengenai pemberian uang dari
para anggota DPR kepada para peserta kegiatan. Dikarenakan pada saat
anggota dewan melaksanakan kegiatan reses, mereka diberikan sejumlah
dana yang disebut dana reses yang diperuntukkan untuk kegiatan yang akan mereka laksanakan di dae
Pengawasan ini dilakukan dikarenakan jumlah anggaran dana reses yang diberikan cukup besar untuk dike
Ditempatkannya para pengawas ini dikarenakan dana yang diberikan tersebut terbilang cukup besar sehing
yang berniat untuk melakukan kecurangan terhadap dana tersebut.

Dikarenakan dana reses diperuntukkan untuk menunjang kegiatan


selama pelaksanaan kegiatan reses. Dan tentunya dana tersebut sangat
bermanfaat dalam pelaksanaan kegiatan reses untuk membantu
memajukan kesejahteraan masyarakat. Sehingga perlu adanya kesadaran
dari anggota dewan mengenai pemakaian dana tersebut sehingga
masyarakat dapat merasakan manfaat dari dana tersebut.
Adanya manfaat yang dirasakan juga oleh masyarakat terhadap
dana yang diberikan tersebut, maka tujuan dari pemberian dana tersebut

3
4

sudah terlaksana dengan baik demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang


ada. Ini berarti kinerja dari para anggota dewan telah dilaksanakan dengan
baik sehingga masyarakat juga mendapatkan manfaat tersebut.
Masyarakat juga mendapatkan akses yang seluas-luasnya terhadap
kinerja para anggota dewan, dan secara berkala para anggota dewan
tersebut harus menyampaikan laporan terbuka kepada masyarakat. Dan
yang tidak kalah penting juga ialah mengenai kebebasan pers, yang
dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan memberikan informasi tersebut kepada masyarakat luas10
Keberadaan lembaga DPR sebagai sebuah lembaga perwakilan, mempunyai nilai yang sangat penting kare
Dikarenakan DPR merupakan unsur terpenting dalam penyelenggaraan negara. Yang memiliki suatu fungs
Pengawasan yang dilakukan tersebut untuk melihat keinginan serta aspirasi yang disampaikan oleh masya
Yang nantinya akan direncanakan suatu program atau kegiatan oleh

anggota dewan yang dapat mendukung terpenuhinya keinginan serta


aspirasi yang telah disampaikan langsung oleh masyarakat terhadap para
anggota dewan yang sedang melaksanakan kegiatan reses tersebut.
Pelaksanaan kegiatan tersebut ditujukan oleh anggota dewan demi
membantu kemajuan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Melalui
kegiatan inilah diharapkan dapat membantu pembangunan masyarakat,

10
Yuriska, Kedudukan dan Fungsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dalam
Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Jurnal Hukum, Vol. 2 No. 2, Agustus 2010, h. 51.

3
4

sehingga masyarakat tersebut dapat mengalami perubahan sosial yang


cukup besar dalam berbagai bidang kehidupan ke arah masyarakat yang
lebih maju dan baik, yang sesuai dengan pandangangan masyarakat itu
sendiri.
Pembangunan yang dilakukan tersebut juga dilakukan untuk
meningkatkan masyarakat, baik dari segi peningkatan ekonomi dan
lainnya. Dikarenakan pembangunan itu sendiri merupakan pertumbuhan
semua manusia yang menyangkut nilai-nilai manusiawi, baik kebutuhan ekonominya maupun kebutuhan b
Adanya pembangunan yang dilakukan ini diharapkan dapat membantu serta memajukan tingkatan sosial di
Dikarenakan kegiatan reses ini merupakan bentuk nyata dari adanya hubungan nyata antara masyarakat de
Digantinya masyarakat menjadi konstituen dikarenakan masyarakat

memiliki hak untuk memilih calon anggota dewan yang nantinya akan
menjadi wakil dari daerah masyarakat tersebut yang wilayah pemilihannya
sudah ditentukan berdasarkan peraturan oleh pihak yang berwenang.
Dalam hal ini KPU yang kemudian anggota DPR bertanggung jawab untuk
melayani para konstituen tersebut.

11
Albert Widjaja. Budaya Politik dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: LP3ES.
1988. h. 12.

3
4

Pelaksanaan reses ini memiliki tujuan yang dimaksudkan kepada


anggota dewan. Untuk menyerap dan menindaklanjuti aspirasi konstituen
dan pengaduan masyarakat guna memberikan pertanggungjawaban moral
dan politis kepada konstituen di daerah pemilhan sebagai perwujudan
perwakilan rakyat dalam pemerintahan12.
Aspirasi masyarakat ini nantinya akan ditampung dalam catatan
reses yang mencakup bidang pemerintahan, bidang ekonomi, bidang
pembangunan dan bidang kesejahteraan. Setelah di catat semua aspirasi masyarakat, anggota dewan dapat
Sehingga para anggota dewan dapat melakukan pertanggungjawaban moral maupun politis terhadap setiap
Dikarenakan kepentingan masyarakat merupakan prioritas utama bagi para anggota dewan selama masa res
Sehingga diharapkan anggota dewan dpaat melaksanakan masa

reses ini dengan baik, sehingga dukungan masyarakat kepada anggota


dewan semakin bertambah. Lamanya waktu reses berlangsung yakni 3 kali
dalam satu tahun atau 14 kali dalam 1 periode kedudukan anggota dewan.
Masa Reses I dilakukan antara bulan Januari-April, masa reses kedua

12
E.Z. Sembiring. Analisis Reposn Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Reses
DPRD Kota Medan Tahun 2016 Dalam Penetapan Kebijakan Publik ( Studi pada Masayarakat
Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan ) Program Studi Magister Administrasi Publik Program
Pascasarjana Universitas Medan. 2017.

3
4

antara bulan Mei-Agustus dan masa reses III antara bulan September-
Desember.
Lamanya waktu pelaksanaan reses tersebut seharusnya dapat
dimanfaatkan dengan maksimal oleh para anggota dewan untuk
mendapatkan dukungan dari masyarakat. Sehingga peluang terpilihnya
anggota dewan dalam pemilu semakin besar untuk tercapai, oleh karena itu
perlu adanya rencana yang matang dilakukan oleh anggota dewan untuk
menarik simpati masyarakat.
Selain menarik simpati masyarakat, kegiatan reses ini juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pemerin
Dengan kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang di atur dalam berbagai tingkatan pemerintahan negara
Diikutsertakannya masyarakat ke dalam pengelolaan sumber daya pembangunan ini, tidak lain sebagai ben
masyarakat yang berada di daerah pemilihan tersebut. Sehingga koneksi

dua arah tersebut dapat terlaksana.


Disamping hubungan dua arah yang terjalin, diikut sertakannya
masyarakat ini dikarenakan pemerintah memiliki tanggung jawab penuh
untuk mensejahterakan rakyatnya. Sehingga masyarakat perlu ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya pembangunan ini untuk

13
Iwan Barley, Implementasi Amanat Pembukaan UUD 1945 Guna
Perencanaan Pembangunan Nasional Dalam Rangka Tujuan Nasional. h. 18.

3
4

dapat mengenali sumber daya yang ada dalam masyarakat sehingga


rencana pembangunan masyarakat ini dapat terlaksana dengan baik.
Masyarakat diikutsertakan dalam proses pengelolaan sumber daya
ini ditujukan agar masyarakat mampu mengenali potensi-potensi yang ada
di dalam wilayah mereka sendiri. Hal ini dikarenakan program
pembangunan yang direncanakan ini berkaitan langsung dengan kehidupan
sosial masyarakat kedepannya agar tidak tertinggal dengan masyarakat di
daerah lain.
Diikutsertakannya masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya di daerah masyarakat ini, juga merupaka
Diberikannya kesan negatif dari para masyarakat terhadap para anggota DPR ini tidak lain dikarenakan ban
Penyebab dari banyaknya para anggota DPR yang terkena kasus tersebut dikarenakan banyaknya para angg
mereka inginkan dikarenakan memiliki kekuasaan yang berlebih. Pada

akhirnya terjerumus kepada hal-hal yang bersifat negatif dikarenakan


memiliki ambisi berlebih terhadap kekuasaan.
Terjadinya perbuatan yang negatif ini bermula sejak seseorang
bergabung dengan partai politik hingga yang bersangkutan bergelimang
kekuasaan di badan perwakilan sampai pada akhirnya tertangkap oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ataupun juga oleh peradilan umum
di berbagai tingkatan. Pada tiap rangkaian proses politik tersebut
kekuasaan dan uang tidak terhindarkan.

3
4

Banyaknya kasus skandal korupsi yang menimpa banyak anggota


DPR pada dasarnya hanya menegaskan bahwa banyak jebakan kekuasaan
menghadang anggota DPR. Apabila gagal menghindari jebakan semacam
ini, dapat dipastikan anggota DPR akan terjungkal dari kursi keanggotaan
dewan, dan lebih jauh terbuang dari arena politik yang sangat terhormat
itu14.
Menghindari jebakan kekuasaan seperti ini tentu harus diartikan

Kebutuhan ini bisasiasat


bukan sebagai terdiri menelikung
dari setoran ke partai politik
sumpah jabataninduk,
dan sumbangan
peraturan
atau dana untuk konstituen,
perundang-undangan, biaya-biaya
melaikan lobi ataupun
sebagai upaya oleh parabantuan-bantuan
anggota DPR
sosial
untukuntuk
dapatkeburuhan
teguh dankomunitas-komunitas pendukung.
konsekuen pada komitmen yang mereka miliki
sebagaiBerbagai
perwakilan
modus
politik
operasi
rakyat.mempertemukan berbagai kepentingan-
kepentingan,
Skandal
yakni
korupsi
para politisi
dan uang yang
yang
punya
dilakukan
akses pada
oleh parlemen
anggota DPR
serta
bukan hanya terjadi di tataran nasional saja, tetapi juga tersebar di tataran
daerah provinsi maupun kabupaten/kota. Hal ini dilakukan oleh anggota
14
Sebastian Salang, M. Djadijono, I Made Leo Wiratma, TA. Legowo,
DPR baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama sehingga
Menghindari Jeratan Hukum bagi Anggota Dewan, 2009, h. 279.
muncul istilah korupsi berjamaah.
Anggota-anggota yang melakukan hal ini tentunya memiliki
kesejahteraan yang bisa di bilang tidak kekurangan. Demikian pula gaji
anggota DPR itu sendiri cukup besar untuk dapat memenuhi kebutuhan
dasar kehidupan keluarga. Apalagi tiap anggota DPR juga telah di cukupi
oleh negara dengan fasilitas kedinasan dan juga rumah tangga.
Memenuhi kebutuhan politik sering dijadikan alasan atau
pembenaran atas inisiatif menyalahgunakan wewenang oleh anggota DPR.

3
4

pemerintahan untuk menentukan suatu proyek tertentu15. Maupun


korporasi yang mencari akses untuk mendapatkan proyek pembangunan
dari kementerian dengan menggunakan dana APBN dan pihak birokrasi
yang biasa di tunjuk mewakili kementrian dalam mengurus proyek.
Inilah permulaan persengkongkolan korupsi yang sudah
direncanakan oleh politisi, birokrasi dan pengusaha. Persengkongkolan ini
di mulai sejak tahap perencanaan proyek dan tahap pembahasan
anggaran16. Kemudian hal ini di sebut dengan korupsi politik yang pelakunya bisa siapa saja, bisa secara in
Korupsi politik dapat terjadi saat pembuat keputusan politik menggunakan kekuasaan politik yang menjadi
Adanya korupsi politik ini menyebabkan masyarakat dapat memberikan kesan negatif kepada para anggota
Apalagi dalam masa reses ini rawan terjadi kecurangan terhadap

kekuasaan yang di miliki oleh anggota DPR terhadap para konstituennya.


Kecurangan ini bisa berupa tindakan merugikan masyarakat dengan janji-
janji yang hanya di buat untuk menyenangkan hati rakyatnya. Dan yang
lainnya ialah berupa kecurangan terhadap dana reses yang diberikan
selama kegiatan reses berlangsung.

15
Bambang Widjojanto, Kajian Awal Melacak Korupsi Politik di Korporasi,
Jurnal Integritas KPK, Vol. 03 Nomor 1, Maret 2017, h. 40
16
J.Danang Widoyoko, Politik, Patronase dan Pengadaan, Jurnal Integritas
KPK. Vol. 4 No. 2 Desember 2018, h. 13

3
5

Adanya dana yang diberikan kepada anggota DPR apalagi para


anggota DPR diberikan kewenangan secara penuh untuk mengelola dana
tersebut. Potensi terjadinya kasus korupsi dapat terjadi kapan saja apabila
para anggota DPR tidak dapat menahan godaan terhadap kewenangan
yang mereka miliki tersebut.
Oleh sebab itu ditempatkannya para pengawas selama kegiatan
reses berlangsung ini guna mengawasi tindakan yang dilakukan oleh para
anggota DPR. Selain itu, guna meminimalisir penyelewengan oleh anggota DPR. Dikarenakan para anggot
Dengan adanya para pengawas tersebut diharapkan para anggota DPR ini dapat melakukan transparansi da
Adanya transparansi tersebut dapat membuat masyarakat luas mengetahui terhadap kinerja dan tindakan ya
solusi terhadap aspirasi masyarakat yang dilontarkan kepada para anggota

DPR selama masa reses berlangsung.


Selain transparansi yang dilakukan oleh anggota DPR, perlu
adanya akuntabilitas sebagai bentuk pertanggungjawaban keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara berkala. Akuntabilitas di

17
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, 2004, h. 30.

3
5

bangun atas dasar diperlukannya perlaporan pertanggungjawaban terhadap


pelaksanaan misi organisasi tersebut18.
Dengan adanya akuntabilitas yang disampaikan oleh anggota DPR
tersebut masyarakat dapat mengetahui mengenai rancangan pembangunan
yang dilakukan di daerah konstituennya. Selain untuk mengetahui
rancangan pembangunan, masyarakat juga dapat menilai mengenai
kecocokan rencana pembangunan tersebut di daerah konstituennya
sehingga tidak terlalu membuang banyak anggaran.
Dengan hal ini anggota DPR dapat memaksimalkan anggaran yang diberikan kepada mereka secara maksim
Perencanaan yang tepat ini juga dapat menjadi salah satu cara angggota DPR untuk mendapatkan kesan po
Melalui interaksi tersebut masyarakat dapat langsung memberikan keinginan-keinginan yang mereka ingin
pelaksanaan reses anggota DPR terbilang telah terlaksana dengan baik

apabila rencana pembangunan sesuai dengan apa yang diinginkan rakyat.


Dikarenakan para anggota DPR memiliki tanggungjawab secara
langsung dengan masyarakat sebagai bentuk perwujudan sebagai wakil
rakyat. Para anggota DPR di pilih sebagai wakil rakyat karena memiliki
suatu wewenang, berdasarkan teori kewenangan ini anggota DPR memiliki

18
Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui
Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah. Vol. 2
No. 1. 2006. h. 3.

3
5

suatu wewenang untuk dapat mengatur suatu kelompok sebagai


pelaksanaan sebagai pejabat publik.
Tentunya dalam hal kelompok yang di atur ialah merupakan
masyarakat yang di atur oleh anggota DPR selaku pihak yang memiliki
kewenangan dalam mengatur dan juga hak untuk dapat mengatur. Dalam
pelaksanaan reses ini diharapkan aturan-aturan yang diperintahkan oleh
para anggota DPR dapat sesuai dengan Undang-Undang sehingga tidak
adanya penyelewengan kekuasaan.
Dikarenakan terlalu banyaknya aksi penyelewengan yang dilakukan oleh para anggota DPR terhadap keku
Dengan adanya kegiatan reses ini dan juga adanya partisipasi langsung dari masyarakat terhadap anggota D
Dikarenakan pada masa reses ini anggota DPR diberikan

wewenang untuk turun secara langsung ke dalam tengah-tengah


masyarakat untuk dapat memberikan arahan mengenai sistem hukum yang
ada di masyarakat tersebut. dan juga merupakan wewenang anggota DPR
untuk dapat melaksanakan tugas mereka yang berhubungan dengan
pemerintahan.
Dalam pelaksanaan reses ini para anggota DPR juga memiliki suatu
kewenangan untuk mengatur masyarakat berdasarkan dengan perintah
perundang-undangan untuk dapat mengatur perilaku masyarakat di suatu

3
5

daerah agar sesuai dengan ketentuan hukum yang sudah ada di dalam
Undang-Undang itu sendiri.
Pelaksanaan reses, selain untuk pelaksanaan wewenang anggota
DPR. Kegiatan ini juga digunakan untuk dapat menjamin kedaulatan
rakyat, yang berdasarkan teori kedaulatan rakyat ini memberikan
penjelasan bahwasanya rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu
sistem pemerintahan. Oleh karena itu para anggota DPR harus lebih
memprioritaskan kepentingan masyarakat dibandingkan kepentingan pribadi.
Melalui kegiatan reses ini anggota DPR dapat menjamin kedaulatan rakyat dengan cara memberikan solusi
Dikarenakan kegiatan reses dilakukan untuk memperjuangkan hak- hak rakyat melalui rencana-rencana pem
Selama kegiatan reses ini berlangsung para anggota DPR diberikan sejumlah bantuan berupa dana untuk da
disampaikan oleh masyarakat tersebut. Agar masyarakat merasa terbantu

dengan adanya pemberian dana tersebut.


Diberikannya dana tersebut diharapkan dapat dipergunakan dengan
baik oleh para anggota DPR untuk keberlangsungan kegiatan reses
tersebut. Bukan untuk dinikmati secara pribadi oleh para anggota DPR
sehingga merugikan masyarakat serta negara apabila para anggota DPR
melakukan penyelewengan kekuasaan terhadap dana tersebut.
Sehingga perlu adanya aturan maupun Undang-undang yang
mengatur mengenai bentuk tata cara pelaporan dana reses para anggota

3
5

DPR selama masa reses sedang berlangsung. Untuk menghindarkan para


anggota DPR dari potensi terjadinya kasus korupsi yang dilakukan oleh
anggota DPR nantinya.
Adanya aturan tata cara pelaporan dana reses ini ditujukan untuk
menghindarkan anggota DPR terhadap tindakan korupsi, adanya aturan
mengenai bentuk tata cara pelaporan ini juga untuk memberikan
pengetahuan terhadap masyarakat luas mengenai kinerja anggota DPR dan
juga sekaligus memberikan informasi secara luas mengenai pemakaian anggaran dana reses tersebut.
Diinformasikannya secara luas mengenai pelaporan dana reses ini dapat memberikan informasi secara luas
Adanya pengawasan masyarakat terhadap para anggota DPR ini diharapkan dapat membuat para anggota D
Oleh sebab itu perlu adanya pengawas yang mengawasi setiap
kinerja yang dilakukan oleh anggota DPR untu meminimalisir adanya

penyelewengan kekuasaan yang dilakukan agar tidak merugikan pihak-


pihak lain. Dan juga dapat menerapkan sikap tanggungjawab anggota DPR
kepada masyarakat sebagai kekuasaan tertinggi di pemerintahan.
Dikarenakan kedaulatan rakyat berada di atas kepentingan pribadi
para anggota DPR, maka sudah sewajarnya kepentingan masyarakat lebih
diutamakan dibandingkan kepentingan pribadi anggota DPR maupun
kepentingan politik antar partai. Karena setiap anggota DPR yang ada

3
5

ditentukan melalui pemilihan suara yang dilakukan oleh masyarakat. Maka


sudah sewajarnya anggota DPR lebih memprioritaskan masyarakat.

C. Perbedaan Antara Dana Reses dengan Dana Aspirasi

Dalam pelaksanaan kunjungan reses bagi para anggota DPR yang


mendatangi daerah-daerah yang sudah menjadi daerah konstituennya.
Tentunya ada kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan langsung dengan
pelaksanaan reses tersebut sehingga harus direncanakan dengan baik untuk mendorong suksesnya pelaksan
Salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam setiap kunjungan anggota dewan ialah berupa suntikan dan
Dana yang nantinya disalurkan ini akan dibedakan menjadi 2 jenis dana yakni dana reses dan juga dana asp
anggotadewantersebut.

Dalam pelaksanaan kunjungan kerja ada yang di kenal dengan dana


reses. Dana ini merupakan dana yang diberikan oleh pemerintah kepada
anggota dewan yang sedang melaksanakan kegiatan kunjungan yang
dilaksanakan pada masa reses. Dana yang diberikan ini berasal dari dana
negara melalui pajak yang telah dikumpulkan dari masyarakat.
Dana reses ini diberikan secara langsung kepada anggota DPR untuk
di kelola dandi pegang secara pribadi oleh anggota DPR. Sehingga
anggota DPR memiliki hak penuh dalam mengatur dana tersebut untuk

3
5

kegiatan di daerah pemilihannya. Untuk jumlah anggaran dana reses relatif


lebih kecil dibandingkan dengan anggaran dana aspirasi yang diberikan
kepada para anggota DPR.

Jumlah yang kecil ini dikarenakan tidak diperkenankan untuk


mengatur anggaran di daerah pemilihannya dengan jumlah yang besar.
Selain itu, apabila anggota DPR memiliki jumlah anggaran yang besar
yang pemakaiannya secara penuh dilakukan oleh anggota DPR itu sendiri.

Maka potensi adanya penyelewengan dana tersebut memungkinkan


untuk dapat

terjadi.
Dana aspirasi dengan nama lain Dana Program Pengembangan
Daerah Pemilihan (P2DP) dana ini diberikan kepada anggota DPR
dikarenakan dari dana aspirasi ini dapat di anggap sebagai bentuk
nyata dalam menindaklanjuti aspirasi dari daerah pemilihan para
anggota DPR dan juga sekaligus mempercepat proses pembangunan
dengan cara memotong rantai birokrasi, sehingga kebijakan ini akan
dapat memulihkan kepercayaan publik secara langsung kepada para
anggota DPR tersebut19. Dana aspirasi ini digunakan untuk
pertanggungjawaban anggota
DPR terhadap konstituennya. Dengan kata lain dana ini diberikan
untuk menyenangkan hati masyarakat melalui percepatan
masyarakat di daerah, kemudian menyusun program kerjapembangunan
dan besaran
anggaran yang akan digunakan nantinya untuk melakukan pembangunan
sesuai dengan aspirasi yang mereka terima secara langsung dari
masyarakat.
Untuk mekanisme pencairan dana aspirasi ini, pihak yang berhak
untuk mengeksekusi dana ini ialah pemerintah daerah berdasarkan usulan
dan juga program kerja yang disampaikan secara langsung oleh anggota

19
Mei Susanto, Kedudukan Dana Aspirasi Dewan Perwakilan Rakyat Dalam
Ketatanegaraan Indonesia, Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM , Vol. 24, No. 2. April 2017, h. 256.

3
5

DPR. yang nantinya dana tersebut akan disesuaikan dengan jumlah dana
yang disiapkan berdasarkan usulan dan juga program kerja yang akan
disampaikan secara langsung oleh para anggota DPR untuk pelaksanaan
kegiatan reses tersebut.
Pada awalnya dana aspirasi ini mempunyai polemik yang terletak
pada kewenangan DPR memperoleh dana ini yang di anggap tidak sejalan
dengan fungsi anggaran DPR. Mengenai besarnya dana yang dianggarkan,
adanya potensi korupsi, dan sebaran anggaran yang tidak merata di setiap daerahnya serta akan menimbulk
Dana aspirasi sendiri muncul di Indonesia pertama kali pada tahun 2010 yang digagas oleh fraksi Golkar de
Adanya penolakan terhadap dana aspirasi ini mengakibatkan dana

aspirasi pada tahun 2011 tidak dapat direalisasikan. Terlebih dalam UU


Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU MD3)
pada saat itu, tidak ada dasar hukum mengenai dana aspirasi DPR. Namun,
keinginan untuk memasukan dana tersebut masih ada, sehingga dalam UU
Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3 disepakati rumusan yang
menegaskan keberadaan dana aspirasi DPR yang terdapat dalam pasal 80

20
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Dana aspirasi Dewan
Perwakilan Rakyat Indonesia, Jakarta, 2015, h. 5.

3
5

huruf j yang berbunyi “anggota DPR berhak mengusulkan dan


memperjuangkan program pembangunan daerah pemilihan” inilah
penjelasan mengenai adanya dana aspirasi.
Adanya dasar rumusan dana aspirasi, maka di bentuklah peraturan
DPR Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengusulan Program
Pembangunan Daerah Pemilihan. Dalam peraturan ini dana aspirasi dapat
diusulkan secara langsung oleh perorangan anggota DPR maupun

disusulkan secara bersama-sama yang nantinya akan diintegrasikan ke


dalam program pembangunan nasional dalam APBN. Adapun usulan
tersebut dapat berasal dari inisiatif sendiri, pemerintah daerah, atau
aspirasi masyarakat di daerah pemilihan. Setiap anggota DPR hanya
dapat mengusulkan dana aspirasi dari daerah pemilihannya masing-
masing bukan di daerah selain daerah pemilihannya.

D. Penyerapan Aspirasi Melalui reses


Lembaga DPR sebagai lembaga negara yang menjadi wakil rakyat
di dalam pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan di negara yang
demokrasi ini lembaga DPR sebagai lembaga negara yang menjadi wakil
rakyat harus menempatkan rakyat sebagai posisi terpenting sebagai
bentuk kedaulatan rakyat.
Dikarenakan DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat dan
berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan yang
memiliki kewajiban untuk menyerap, menghimpun, menampung dan
menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan secara langsung oleh
masyarakat.
DPR melalui kunjungan kerja secara berkala yang biasa di sebut
reses ini dilakukan untuk menampung, menindaklanjuti aspirasi dan
pengaduan masyarakat, dan memberikan pertanggungjawaban secara
moral dan politis kepada para konstituen yang berada di daerah
pemilihannya masing-masing anggota DPR.
Masa reses ini dilakukan oleh para anggota DPR untuk dapat
bertemu secara langsung dengan konstituennya. Tujuan lain dari adanya

3
5

reses ini ialah untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerja para
anggota DPR untuk dapat mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat
serta mewujudkan peran DPR dalam mengembangkan check and balances
antara DPR dan pemerintah daerah.
Pelaksanaan reses ini dilakukan untuk menilai kandidat calon
pemimpin di daerah konstituennya sehingga dapat di anggap layak sebagai
wakil rakyat dari daerah tersebut. Oleh karena itu masyarakat banyak
menilai dari pelaksanaan reses tersebut, dikarenakan mekanisme reses yang ada selama ini jarang sekali ad
Menimbulkan beragam prasangka buruk akan adanya potensi terjadinya penyelewengan terutama dalam pe
Beberapa anggota DPR kerap kali tertangkap basah melakukan penyelewengan terhadap dana yang diberik
Pernyataan ini menunjukan masa kegiatan reses ini tidak dijalankan dengan sebaik mungkin oleh anggota D
kegiatan formalitas belaka. Oleh karena itu diharapkan para anggota DPR

yang mewakili konstituennya perlu untuk lebih progresif dalam memantau


pembangunan yang masih minim di beberapa titik daerah pemilihannya.
Inilah yang mengakibatkan proses jaring aspirasi menjadi kurang
produktif sehingga masyarakat merasa anggota DPR tidak bekerja dengan
baik sehingga tidak memuaskan karena tidak adanya aspirasi dari
masyarakat yang mereka wujudkan selama kegiatan reses ini sedang
berlangsung.

3
6

Dikarenakan kegiatan reses ini ikut melibatkan partisipasi


masyarakat dan keikutsertaaan masyarakat baik secara individual maupun
kelompok secara aktif dalam penentuan kebijakan publik atau perundang-
undangan. Pengambilan keputusan publik secara partisipatif bermanfaat
agar keputusan tersebut mencerminkan kebutuhan, keinginan serta
kepentingan masyarakat.
Dalam usaha untuk mencapai keberhasilan pembangunan daerah,

aspek yang harus terpenuhi ialah keterlibatan masyarakat di dalam


pembangunan yang diperuntukkan bagi masyarakat itu sendiri.
Terlibatnya masyarakat di mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
monitoring hingga tahapan untuk melakukan sebuah evaluasi terhadap
pelaksanaan reses yang telah dilakukan oleh para anggota DPR
selama masa reses.

3
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah peneliti paparkan dalam bab-bab di di


atas, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan dari

permasalahan yang dibahas yakni tentang Urgensi Pengaturan Aliran


Dana Reses Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, sebagai
berikut:
1. Pelaporan terhadap kegiatan reses yang dilaksanakan oleh para
anggota DPR sudah merupakan sebuah tanggungjawab untuk
dapat memberikan pemberitahuan secara luas terhadap
masyarakat sesuai dengan panduan pelaporan kegiatan reses.
Dengan adanya buku panduan dan juga beberapa prosedural
mengenai bentuk laporan kegiatan reses yang dilaksanakan oleh
anggota DPR ini dapat memberikan pengetahuan lebih yang
ditujukan kepada masyarakat beserta fraksi dan juga lembaga
DPR untuk mengetahui secara jelas tentang pelaksanaan
kegiatan reses yang sedang dilaksanakan.
2. Pelaksanaan kegiatan reses yang dilakukan oleh anggota Dewan
perwakilan rakyat masih menunjukkan hasil yang kurang
memberikan laporan secara terbuka kemasyarakat mengenai
pemakaian anggaran yang diberikan tersebut. Yang dilaporkan oleh
anggota dewan ialah hanya berupa laporan mengenai kegiatan yang
dilakukan selama masa reses ini berlangsung, sehingga timbul
banyak pertanyaan mengenai pemakaian anggaran reses yang di
terima oleh anggota dewan selama masa reses berlangsung.
Dikhawatirkan adanya kecurangan mengenai pemakaian anggaran

61
62

tersebut, oleh karena itu perlu adanya aturan yang mengatur


mengenai bentuk tata cara pelaporan dana reses tersebut.

B. Saran

Terkait dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka


peneliti akan menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan hasil
penelitian yaitu sebagai berikut:
Diperlukan adanya aturan hukum yang jelas mengenai transparansi laporan kegiatan reses yang dilakukan o
Adanya transparansi publik terhadap pemakaian anggaran dana selama kegiatan reses berlangsung agar tid
Adanya aturan ketat terhadap anggota dewan untuk memberikan seluruh laporan pelaksanaan kegiatan rese
Adanya sanksi keras terhadap anggota dewan yang tidak memberikan laporan mengenai kegiatan reses dan
melaksanakan kegiatan reses.

5. Diperlukan adanya aturan yang jelas mengenai mekanisme


pelaksanaan kegiatan reses mulai dari pemberian bantuan dana kepada
anggota dewan hingga pemberian laporan kegiatan yang disampaikan
oleh anggota dewan selama kegiatan reses sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Asshiddiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara,Sekretariat Jendral


dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006.
Barley,Iwan, Implementasi Amanat Pembukaan UUD 1945 Guna
Perencanaan Pembangunan Nasional Dalam Rangka Tujuan
Nasional.
Bakti, Ikrar Nusa, DPR RI: Kinerja Awal yang Buruk. LIPI, Pusat Penelitian Politik.”Quo Vadis Politik In
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1998.
Budiaman, Arief, Teori Negara, Negara, Kekuasaan dan Ideologi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2
Gaffar, Janedri M, Demokrasi Konstitusional-Praktek Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan UUD 1
Isjwara, F-, Pengantar Ilmu Politik, Bandung: Penerbit Bina Cipta, 1996.
Koesnoe, Muhammad, Musyawarah dalam buku Masalah Kenegaraan yang di edit Miriam Budiardjo, Jaka
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, 2004, h. 30. Marwan. M dan P. Jimmy, Kamus
Edition), Surabaya: Reality Publisher, 2009.

Marsudi Al, Subandi, Pancasila dan UUD 1945 Dalam Paradigma


Reformasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
Muhammad, Albdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2004.
Purnama, Eddy, Negara Kedaultan Rakyat Analisis Terhadap Sistem
Pemerintahan Indonesia dan Perbandingannya Dengan Negara-
Negara Lain, Malang: Nusa Media, 2007.
Sanit, Arbit, Perwakilan Politik di Indonesia. Jakarta, CV Rajawali 1985.
63
6

Santosa, Kholid O, Demokrasi Kita: Pikiran-Pikiran Tentang Demokrasi dan


Kedaulatan Rakyat. Bandung: Sega Arsy. 2014.
Samidjo, Ilmu Negara, Bandung: CV Armico, 1986.
Sebastian Salang, M. Djadijono, I Made Leo Wiratma, TA. Legowo,
Menghindari Jeratan Hukum bagi Anggota Dewan, 2009.
Simambela, Lijan Poltak, Kinerja Pegawai; Teori Pengukuran dan Implikasi.
Graha Ilmu, Yogyakarta 2012.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986.

-----------------------, pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, 2006.


-----------------------, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press), 2007.
----------------------- dan Mamuji, Sri, Penelitian Hukum Normatif, Suatu
Tinjauan Singkat, Jakarta: RajaGrafindo.
Strong, C.F., Konstitusi-Konstitusi Politik Modern Kajian Tentang Sejarah
dan Bentuk-Bentuk Konstitusi Dunia, Bandung: Penerbit
Nuansa dengan Penerbit Nusamedia, 2004.
Winanmo, Nur Basuki, Penyalahgunaan Wewenang dan Tindak Pidana
Korupsi, Yogyakarta, Laksbang Mediatama, 2008.
Zuhri, Buku Panduan Reses, Pangkal Pinang, 2012.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar Pasal 19 Ayat 1, 2 dan
3 Undang-Undang Dasar Pasal 20 A Ayat 1
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Peraturan DPR RI Nomor 1 Pasal 4 Tahun 2020
Peraturan DPR Nomor 1 Pasal 211 Ayat (11) dan Pasal 212 Ayat (2)
Peraturan DPR Pasal 213 Ayat 1, 2 dan 3
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1990
6

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 62 Tahun


2017 UUNRI Tahun 1945 Pasal 19 Ayat 1, 2 dan 3
Undang-Undang Nomor 7 Pasal 280 Ayat 1 huruf (h) Tahun 2017
JURNAL dan SKRIPSI
Cahyadi, Arif, Penerapan Good Governance Dalam Pelayanan Publik, Jurnal
Penelitian Administrasi Publik. Vol. 2 No. 2 Oktober 2016.
Daulay, Maslina, Urgensi Bimbingan Konseling Islam Dalam Membentuk

Prihatmoko, Mental YangReses,


Joko, Masa Sehat.altJurnal
ProsesHikmah. Vol.2006.
dan Ekses, 12 No. 1. 2018.
Effendi, Sofian,
Maharani P. A. E Membangun
& Kusuma R.Budaya Birokrasi Undang-Undang
Y, Implementasi Untuk Good Governance,
Nomor 23
Makalah
Tahun 2014disampaikan pada Lokakarya
Tentang Pemerintahan Nasional Proses
Daerah Terhadap Reformasi
Masa
Birokrasi
Reses Diselenggarakan
Anggota KantorSukoharjo
DPRD Kabupaten Menteri Dalam
NegaraPenjaringan
PAN 22
September
Aspirasi 2005.
Masyarakat Untuk Mewujudkan Prinsip Kedaulatan
Hidayatullah, Analisis
Rakyat, Res Jaring
PublikaAspirasi
(Jurnal Melalui Reses Dewan
Hukum Kebijakan Perwakilan
Publik), Vol. 1,
Rakyat
No. Daerah
1, Tahun 2017.Lombok Timur Tahun 2015. Jurnal Ilmu
Pemerintahan dan Kebijakan Publik. Vol 3 No. 2 Juni, 2016.
Kurnasih, Dewi dan Rusfiana, Yudi, Fungsi Reses Anggota DPRD Dalam
Mengartikulasikan Aspirasi masyarakat Kabupaten Bandung,
Jurnal Academia Praja, Vol. 4 No. 2, Agustus 2021.
Lumbuun, T. Gayus, Mekanisme Penindakan Terhadap Angggota DPR
Yang Melakukan Tindak Pidana Korupsi, Vol. 8 No. 2 Juni,
2011.
Lolowang, P. J, Peran Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan Dalam
Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Kabupaten Minahasa.
6

Marijan, Kacung, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde


Baru. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010.
Widjaja, Albert, Budaya Politik dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta:
LP3ES. 1988.
Maryam, Neneng Siti, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayaan
Publik, Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi. Vol. VI No. 1 / Juni
2016.
Nazsir, Nasrullah, Good Governance, Mediator, Vol. 4, No. 1. Tahun 2003. Nurtjahjo, Hendra, Filsafat De
Rajab, Achmadudin, Peran Penting Badan Keahlian DPR RI Dalam Sistem Hukum Pembentukan Peraturan
Sugiman, Fungsi Legislasi DPR Pasca Amandemen UUD NKRI 1945, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, V
Susanto, Mei, Kedudukan Dana Aspirasi Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Ketatanegaraan Indonesia, Jurn
Solihah Ratna dan Witianti Siti, , Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Pasca Pemilu 20
Maulina, Shelly Agustia, Agustino Leo, Dewi, Kartika Shanty, Penjaringan

Aspirasi Masyarakat Melalui Reses Anggota DPRD Provinsi


Banten (Studi Kasus pada masa persidangan Ke II Tahun sidang
2017/2018).
Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui
Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal
Akuntansi Pemerintah. Vol. 2 No. 1. 2006. h. 3.
Sembiring, E.Z, Analisis Respon Masyarakat Terhadap pelaksanaan Reses
DPRD Kota Medan Tahun 2016 Dalam Penetapan Kebijakan
6

Publik ( Studi pada Masayarakat Kecamatan Medan Helvetia Kota


Medan ) Program Studi Magister Administrasi Publik Program
Pascarasarjana Universitas Medan. 2017.
Sujana, Eka, Efektivitas Kegiatan Reses Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi Jawa Tengah Periode 2014-2019 (Studi Daerah
Pemilihan 1 Kota Semarang), Skripsi Fakultas Hukum Universitas
Negeri Semarang, 2017.

Umar, Haryono, Corruption The Devil, Penerbit Universitas Trisakti,


Jakarta, 2017.
Wangga E, Maria Sylvia, Kardono Bondan Agung R, Wirawan Aditya,
Penegakan Hukum Korupsi Politik. Kanun Jurnal Ilmu Hukum.
Vol. 21 No. 1 April, 2019.
Wasti, Ryan Muthiara, Fungsi Representasi Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia Sebagai Lembaga Perwakilan Daerah. Jurnal
Hukum dan Pembangunan. Vol. 47 No. 4, 2017.
Wicaksono, Kristian Widya, Akuntabilitas Organisasi Sektor Publik, Jurnal
Kebijakan & Administrasi Publik, Vol. 19 No. 1, Mei 2015, h. 4.
Widoyoko, J. Danang, Politik, Patronase dan Pengadaan, Jurnal Integritas
KPK Vol. 4 No. 2 Desember 2018, h. 13.
Widjojanto, Bambang, Kajian Awal Melacak Korupsi Politik di Korporasi,
Jurnal Integritas KPK, Vol. 03 Nomor 1, Maret 2017, h. 40.
Yuriska, Kedudukan dan Fungsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dalam
Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Jurnal Hukum, Vol. 2 No.
Agustus
2, 2010.
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Dana aspirasi Dewan
Perwakilan Rakyat Indonesia, Jakarta, 2015.
DPR RI, Buku Memori DPR RI Periode 2014-2019.
Indrohato, Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, Dalam Paulus Efendie
Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang
Baik, Bandung: Citra Aditya Bakting, 1994.
Mahkamah Kehormatan Dewan, Dinamika & Tantangan Kinerja Lembaga
Perwakilan, 2019.
6

Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,


Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPR RI.
LAN-BPKP, Akuntabilitas dan Good Governance, Jakarta: LANRI, 2000.
WEBSITE
https://wikidpr.org/news/hukumonlinecom-ayo-kawal-reses-perdana-anggota-
dpr Diakses pada tanggal 12 Oktober 2020 pukul 16.00 WIB.
http://ditpolkom.bappenas.go.id diakses pada 13 Januari 2022.

Anda mungkin juga menyukai