SKRIPSI
Oleh:
1443 H/2022 M
URGENSI PENGATURAN ALIRAN DANA RESES DEWAN
PERWAKILAN
SKRIP
Oleh:
1443 H/2022 M
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Asmawi, M.Ag NIP. 197210101997031008 Muhammad Ishar Helmi, S.Sy., SH. M.H. NIP
1443 H/ 2022 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A. NIP. 19760807 200312 1 001
Ketua : Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. NIP. 19670203 201411 1 001
( 1 001 )
: Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. NIP. 1950908 199503
: Dr. Asmawi, M.Ag
Sekretaris NIP. 19721010 199703 1 008
( )
Pembimbing I
( )
Pembimbing II : Muhammad Ishar Helmi, S.Sy., SH. M.H.
NIP. 19900903 202203 1 001 ( )
i
LEMBAR PERNYATAAN
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperole
Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan y
Jika kemudian hari terbukti hasil karya saya bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan d
Jakarta.
i
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya dan telah memberikan kemudahan sehingga peneliti mampu
menyelasaikan skripsi ini dengan judul “URGENSI PENGATURAN ALIRAN
DANA RESES DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PERIODE 2014-2019” Shalawat dan salam tidak lupa peneliti curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, dan para sahabatnya.
v
7. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu-persatu, semoga
Allah SWT memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas
kebaikan yang mereka semua lakukan
8. Dan yang selalu kucintai yaitu Diriku sendiri, yang selalu ada dan kuat
dalam menjalani perkuliahan hingga sampai menyelesaikan Pendidikan di
FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih, sudah menjadi hebat
dan buat bangga dirimu sendiri.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
D. Metode Penelitian.................................................................................9
A. Kerangka Teori..................................................................................14
B. Kerangka Konseptual........................................................................18
C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu...............................................20
vi
B. Pelaksanaan Masa Reses...................................................................33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................61
B. Saran...................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................63
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Sekretariat Jendral
dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006, h.32.
3
serta punishment (moral dan politik) terhadap para wakilnya yang duduk di
DPR.
Dasar hukum dari pelaksanaan reses ini sendiri terdapat di dalam
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Kemudian Undang-undang tersebut
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2018 tentang
perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, D
Kegiatan reses memiliki tujuan untuk melaksanakan program pemerintah yang direncanakan di daerah pem
Dalam setiap kunjungan yang dilakukan oleh para anggota DPR setiap anggota diberikan sejumlah tunjang
Dana reses ini diberikan guna menunjang kegiatan para anggota
Dewan selama menjalani kegiatan di luar sidang di daerah pemilihannya
langsung oleh para anggota dewan yang telah menerima secara langsung
dana yang telah diberikan untuk membantu pelaksanaan kegiatan reses
tersebut.
Adanya pelaporan penggunaan dana reses secara transparan kepada
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan produktifitas para anggota
DPR. Lebih penting lagi, masyarakat dapat mengetahui secara jelas
mengenai kegiatan yang sedang direncanakan oleh para anggota DPR
dengan menggunakan dana reses yang telah diberikan.
5
Melakukan Tindak Pidana Korupsi. Jurnal legislasi Indonesia. Vol. 8 No. 2 Juni, 2011, h. 173.
6
3
Haryono Umar, Corruption The Devil, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta,
2017, h. 21.
Maria Silvya E. Wangga, R. Bondan Agung Kardono, Aditya Wirawan,
4
Penegakan Hukum Korupsi Politik. Kanun Jurnal Ilmu Hukum.Vol. 21 No. 1 April, 2019, h.40.
7
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti sampai di atas,
maka identifikasi masalah yang dapat diambil dari masalah diatas adalah:
a. Cara pertanggungjawaban anggota dewan terhadap dana reses
yang diberikan
b. Penggunaan dana yang diberikan dimanfaatkan untuk
kepentingan masyarakat
c. Penerapan transparansi dana reses terhadap masyarakat
d. Para anggota Dewan Perwakilan Rakyat tidak
menyalahgunakan kekuasaan atau wewenangnya
e. Bentuk pelaporan dana reses
2. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini,
peneliti membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang
oleh penulis. Di sini penulis hanya akan membahas bagaimana cara
diharapkan
anggota dewan melakukan pelaporan penggunaan dana reses secara
transparansi.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan peneliti
adalah mengenai urgensi pengaturan aliran dana reses, untuk
mempertajam permasalahan peneliti maka penulis membuat rincian
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
8
Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan oleh peneliti di atas dalam latar belakang dan r
Untuk mengetahui bentuk proses laporan pelaksanaan reses.
Untuk mengetahui pelaksanaan dan bentuk proses pelaporan reses DPR.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka manfaat yang hendak di capai dalam penelitian i
a. Manfaat Teoritis
1)Memperoleh informasi lebih mendalam mengenai bagaimana tata cara pelaporan aliran d
b. Manfaat Praktis
9
D. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis, penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah penelitian Yuridis Normatif. Yang dimana yuridis itu sendiri
lebih banyak dipergunakan untuk menegaskan aspek kekuatan hukum
atau landasan dari suatu hal yang telah diatur secara mengikat oleh
hukum. Negara melalui peraturan perundang-undangannya yang
mengatur berbagai hal, peraturan perundang-undangan inilah yang
disebut sebagai Yuridis atau bisa dikatakan pula sebagai Aspek
Yuridis. Sedangkan penelitian hukum normatif dilakukan untuk
menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Metode ini juga dapat
digunakan untuk mengkaji aturan- aturan perundang-undangan maupun
harmoni perundang-undangan
Pendekatan
5
.
yuridis-normative adalah pendekatan yang dilakukan
berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori,
konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan
yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Pendekatan Penelitian
5
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu
Tinjauan Singkat, Jakarta: RajaGrafindo, h.
1
6
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia
(UI-Press), 2007,
1
penelitian ini digunakan untuk dengan melakukan pola pikir induktif. Pola
pikir induktif merupakan pola pikir yang menarik kesimpulan umum dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus mengenai topik penelitian.
7
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2004), h.151.
1
g. Teknik Penulisan
Teknik penyusunan dan penulisan pada penelitian ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulis
Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan pada tahun 2017”.
merupakan suatu masalah yang diteliti, adapun sistem penulisan skripsi ini
mengacu pada buku Pedoman Penelitian Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017. Adapun
urutan dan tata letak masing – masing bab serta ini permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
1
Dalam bab ini akan membahas mengenai mekanisme dan juga bentuk pelaporan p
oleh anggota DPR.
Bab V PENUTUP
1. Teori Kewenangan
Kewenangan atau wewenang memiliki kedudukan penting dalam
kajian hukum tata negara dan hukum administrasi. Sebegitu pentingnya
kewenangan ini sehingga F.A.M. Stroink dan J.G. Steenbeek menyatakan “Het Begrip bevoegdheid is dan
Istilah wewenang dan kewenangan memiliki adalah kekuasaan hukum, hak untuk memerintah atau bertinda
Komponenpengaruhadalahbahwapenggunaanwewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subje
Komponendasarhukumbahwawewenangituselaludapat ditunjukkan dasar hukumnya.
Komponenkonformitasmengandungmaknaadanyastandar
1
Nur Basuki Winanmo, Penyalahgunaan Wewenang dan Tindak Pidana
Korupsi, (Yogyakarta: Laksbang Mediatama, 2008), h. 65.
14
1
kadang juga bisa berupa mandat, ditempatkan sebagai cara tersendiri untuk
memperoleh wewenang.
Adapun perbedaan antara kewenangan dan wewenang, kewenangan
adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari
kekuasaan yang diberikan oleh Undang-Undang, sedangkan wewenang
hanya mengenai suatu (bagian) tertentu saja dari kewenangan. Didalam
kewenangan terdapat wewenang-wewenang.
Wewenang merupakan lingkup tindakan hukum publik, lingkup wewenang pemerintahan, tidak hanya mel
Secara yuridis pengertian wewenang adalah kemampuan yang diberikan oleh peraturan perundang-undanga
Dalam literatur ilmu politik, ilmu pemerintahan, dan ilmu hukum
seringditemukanistilahkekuasaan,kewenangan,danwewenang.
2
Indrohato, Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, dalam paulus efendie
Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum pemerintahan Yang Baik, (Bandung; Citra Aditya
Bakting, 1994), h. 65.
1
9
Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 Dalam Paradigma Reformasi,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001, h. 81
10
Sofian Effendi, Membangun Budaya Birokrasi Untuk Good Governance,
Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Reformasi Birokrasi Diselenggarakan Kantor
Menteri Negara PAN 22 September 2005.
1
B. Kerangka Konseptual
11
LAN-BPKP, Akuntabilitas dan Good Governance, Jakarta: LANRI, 2000, h. 2.
12
Arif Cahyadi, Penerapan Good Governance Dalam Pelayanan Publik, Jurnal
penelitian Administrasi Publik. Vol. 2 No. 2 Oktober 2016, h. 479-480.
1
4. Tindak Pidana
pemerintah danKorupsi adalah melalui
masyarakat tindak pidana korupsi
penyediaan sebagaimana
informasi dan
dimaksud
menjamin dalam Undang-Undang
kemudahan di dalam Nomor 31 Tahun
memperoleh 1999 tentang
informasi yang
Pemberantasan Tindak
merupakan suatu Pidana Korupsi
kebutuhan penting sebagaimana
masyarakat telah
dalamdiubah
ikut
dengan Undang-Undang
berpartisipasi Nomor 20
dalam pengelolaan Tahun 2001
masyarakat. tentangdengan
Berkaitan Perubahan
hal
tersebut pemerintah perlu prokatif memberikan informasi lengkap
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. (Jakarta: UI Press, 1986), h.
132. tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada
14
Maslina Daulay, Urgensi Bimbingan Konseling Islam Dalam Membentuk Mental
masyarakat.
Yang Sehat. Jurnal Hikmah. Vol. 12 No. 1. 2018.
15
Kristian Widya Wicaksono, Akuntabilitas Organisasi Sektor Publik, Junral
3. Akuntabilitas merupakan kemampuan organisasi sektor publik dalam
Kebijakan & Administrasi Publik, Vol. 19 No. 1, Mei 2015, h. 4.
memberikan penjelasan atas tindakan-tindakan yang dilakukannya
terutama terhadap pihak-pihakyang dalam sistem politik telah
diberikan kewenangan untuk melakukan penilaian dan evaluasi
terhadap organisasi publik tersebut15. Dengan arti lain yaitu
kewajiban-kewajiban dari individu-individu maupun penguasa
yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik
dan yang bersangkutan dengannya untuk menjawab hal-hal yang
menyangkut
2
16
Eka sujana, Efektivitas Kegiatan Reses Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Jawa Tengah Periode 2014-2019 (Studi Daerah Pemilihan 1 Kota Semarang), Skripsi
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, 2017.
2
3. Jurnal Ilmiah ditulis oleh Shelly Agustia Maulina, Leo Agustino dan
18
2. Shanty
Jurnal Kartika Dewi oleh Hidayatullah17
Ilmiah ditulis
Jurnal hukum yang ditulis oleh Shelly Agustia Maulina, Leo Agustino, dan
Shanty Kartika Dewi ini menerangkan bagaimana kegiatan anggota DPRD
dalam masa reses untuk menarik aspirasi dari masyarakatnya.
Pada jurnal ini pokok permaslaahannya ialah untuk mengetahui bagaimana
hasil yang didapat dalam melakukan penjaringan aspirasi masyarakat yang
dilakukan oleh DPRD Banten pada tahun 2017/2018
Yang menjadi perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
terdapat dalam jurnal ini lebih membahas mengenai kegiatan reses anggota
parlemensedangkanpenelitilebihmembahasmengenaitatacara pelaporan dana reses.
19
Ryan Muthiara Wasti, Fungsi Representasi Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia Sebagai Lembaga Perwakilan Daerah. Jurnal Hukum dan Pembangunan. 47 No. 4,
2017, h. 439-458.
BAB III
1
M. Marwan dan Jimmy P., Kamus Hukum (Dictionary of Law Complete
Edition), Cet. 1 (Surabaya: Reality Publisher, 2009), h. 402.
23
2
sesuai
Tahun dengan nilai-nilai
2014 yaitu nasional, Nomor
Undang-undang maka 2dari itu 2018
Tahun dibentuklah alat
yang lebih
kelengkapan dewan untuk
membahas mengenai bahwamembantu meningkatkan
kedaulatan itu berada di kinerja para anggota
tangan rakyat maka
dewan.
diperlukan lembaga perwakilan rakyat yang mampu menyerap dan
memperjuangkan aspirasi rakyat guna mewujudkan tujuan nasional demi
B. Komposisi DPR RI
kepentingan bangsa dan negara kesatuan republik indonesia secara
optimal.
Mengacu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
Perubahan
2014 tentang ketiga
Majelis yaitu yang terakhir
Permusyawaratan atas
Rakyat, Undang-undang
Dewan PerwakilanNomor
2 Tahun 2018 yaitu Undang-undang Nomor 13 Tahun 2019 yang
membahas Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dalam rangka mewujudkan lembaga yang
mampumengejawantahkan nilai-nilai demokrasi serta
menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan
tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Demi
memenuhi itu semua anggota dewan membutuhkan
tambahan bantuan untuk dapat menjadi sebuah lembaga negara yang
2
Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna2. Berdasarkan pasa
amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.
2
DPR RI, Buku Memori DPR RI Periode 2014-2019, h. 16.
2
DPR.
fungsi legislasi merupakan fungsi yang di anggap paling penting. Dalam
praktikPelaksanaan
di Indonesia,
fungsi
fungsi
legislasi
legislasi
DPRyang
tidak
di anggap
terlepas paling
dari program
utama
legislasi
sedangkannasional, padalainnya
2 fungsi periodeyakni
2014-2019
fungsisendiri terdapatpenganggaran
pengawasan sebanyak 189
Rancangan Undang-Undang
adalah fungsi yang sesuai
kedua dan ketiga masuk dengan
dalam Prolegnas tahun 2014-
urutan penyebutannya
dalam Undang-Undang.
3
Fungsi legislasiPengantar
Jimly Asshiddiqie, ini berhubungan
Ilmu Hukum Tatadengan
Negara,dengan upaya
(Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2009), h. 300.
menerjemahkan
4 aspirasi
Ratnia Solihah masyarakat
dan Siti menjadi keputusan-keputusan
Witianti, Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dewan
Perwakilan Rakyat Pasca Pemilu 2014: Permasalahan Dan Upaya Mengatasinya, Jurnal Ilmu
politik yang nantinya dilaksanakan oleh pihak politik (pemerintah. Pada
Pemerintahan, Vol. 2, No. 2, Oktober 2016, h. 294.
fungsi ini kualitas para anggota DPR dipertaruhkan, mereka harus
mampu merancang dan menentukan arah serta serta tujuan aktivitas
pemerintahan sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia4.
Masalah lain yang dihadapi ialah para anggota DPR dinilai masih
kurang produktif dalam menjalankan fungsi tersebut. Dikarenakan
sedikitnya RUU yang berasal dari inisiatif dewan, padahal sebagai wakil
rakyat DPR dituntut untuk memaksimalkan fungsi ini
untuk
2
2. Fungsi Anggaran
Fungsi anggaran (budgeting) yang merupakan sebagian dari fungsi legislasi karena untuk mene
Fungsi pokok dari DPR dalam hal ini adalah pembentukan Undang-Undang sebagai landasan h
Apabila diikuti secara seksama pasal-pasal yang mengatur DPR di
dalam UUD 1945, dapat dikatakan DPR mempunyai tugas yang sangat
5
Sugiman, Fungsi Legislasi DPR Pasca Amandemen UUD NKRI 1945, Jurnal
Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol. 10, No. 2, Maret 2020, h. 179.
2
3. Fungsi Pengawasan
DPR selain sebagai sebuah badan legislatif, DPR juga dapat dikatakan sebagai lembaga pengon
Dalam penjelasan tersebut juga mempunyai arti yang sangat penting dikarenakan DPR dapat m
pertanggungjawaban dari Presiden dalam sidang istimewa apabila Presiden
di anggap telah melanggar ketentuan yang sudah ada dan sudah diterapkan
di Indonesia.
Fungsi pengawasan anggaran dilakukan DPR sebagai bentuk
akuntabilitas dan pertanggungjawaban kepada rakyat. Fungsi pengawasan
ini dilaksanakan oleh komisi yang sesuai dengan ruang lingkup tugasnya,
berdasarkan tata tertib DPR nomor 1/2009. Salah satu tugasnya ialah
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang, termasuk
2
6
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPR RI. h. 5.
3
7
Achmadudin Rajab, Peran Penting Badan Keahlian DPR RI Dalam Sistem
Hukum Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Mendukung Terwujudnya Keadilan
Untuk Kedamaian, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 14 No. 2. Juni 2017, h. 237-238.
3
31
3
Pasal 211 Ayat (11) dan Pasal 212 Ayat (2), juga termaktub di dalam PP
61 Tahun 1990 tentang Perjalanan Dinas Pimpinan dan anggota DPR RI
dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-34 /PB/2007 tanggal 18
Juni 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Pejabat Negara,
Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap. Pertanggungjawaban anggaran
reses yang dilakukan oleh anggota DPR kemudian disesuaikan dengan
ketentuan yang telah ada dalam peraturan DPR mengenai
pertanggungjawaban pengelolaan anggaran anggota DPR .
3
3
Reses berasal dari bahasa Belanda yaitu recess yang memiliki arti berlibur. Berdasarkan maknany
berhenti dari segala macam kegiatan yang di miliki oleh DPR di tengah
masa tugasnya.
DPR melakukan reses sebagaimana yang dilakukan di negara
Belanda yang anggota parlemennya yang memiliki kedudukan sebagai
anggota volksraad (DPR) yang berkedudukan di Kabupaten/Kota, yang
saat itu mengikuti liburan. Pelaksanaan masa reses tersebut dilaksanakan
sekali setahun selama kurun waktu tiga bulan1.
1
Joko Prihatmoko, Masa Reses, alt Proses dan Ekses, 2006, h. 4.
3
3
Adanya masa reses ini dapat memiliki arti sendiri dalam kontek
politik yang memiliki makna kunjungan yang dilakukan oleh para anggota
DPR ke daerah pemilihannya masing-masing anggota untuk dapat
menyerap serta menampung setiap aspirasi yang disampaikan secara
langsung oleh masyarakat kepada para anggota DPR ketika melaksanakan
kegiatan reses.
Bagi semua anggota DPR wajib mengunjungi setiap daerah
Dalam pelaksanaannya,
pemilihannya penyerapan
yang bertujuan untuk aspirasi yang
dapat menyerap diberikan
aspirasi oleh
masyarakat
masyarakat
yang telah dilaksanakan
memilihnya. oleh pemerintah
Setiap anggota maupun DPR melalui
DPR setelah kegiatan
melaksanakan
reses. Penyerapan
kegiatan aspirasi
pada masa reses masyarakat dilaksanakan
kemudian membuat olehpelaksanaan
laporan pemerintah
melalui
kegiatanpelaksanaan
tersebut lalumusyawarah
disampaikanperencanaan pembangunan sedangkan,
dalam rapat paripurna.
Reses itu sendiri merupakan komunikasi dua arah antara lembaga
2
Zuhri , Buku Panduan Reses, Pangkal Pinang, 2012, h. 4.
legislatif
3
A.dengan konstituen
E. P Maharani diKusuma,
& Y. R suatu wilayah yangUndang-Undang
Implementasi dilaksanakan Nomor
melalui23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Terhadap Proses Masa Reses Anggota DPRD
Kabupatenkunjungan
Sukoharjo kerja
Dalamsecara berkala.
Penjaringan Kegiatan
Aspirasi reses sendiri
Masyarakat Untuk terdiri dari 4 tahap
Mewujudkan Prinsip
Kedaulatan Rakyat, Res Publika (Jurnal Hukum Kebijakan Publik), Vol. 1, No. 1, Tahun 2017, h.
118.
yaitu (i) rapat musyawarah tentang jadwal pelaksanaan dan lokasi
reses,
(ii) penjelasan pelaksanaan reses oleh pimpinan dan sekretariat DPR, (iii)
masa tugas reses, (iv) rapat laporan reses2.
Masa reses juga merupakan bagian dari masa sidang. Masa reses
digunakan anggota DPR dengan perseorangan maupun berkelompok
untuk meninjau hasil daerahnya sebagai upaya penyerapan aspirasi dari
rakyat. Reses merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
anggota DPR dalam upaya untuk meningkatkan kualitas serta
3
3
penyerapan aspirasi oleh DPR dilaksanakan dalam dua tahap yaitu secara
langsung dan tidak langsung.
Setiap aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat menjadi sebuah
harapan bagi kesejahteraan mereka dan adanya tujuan yang hendak untuk
di capai di masa depan. Aspirasi masyarakat berupa cita-cita, keinginan,
hasrat serta berbagai keinginan dari masyarakat yang begitu kuat dalam
mencapai sesuatu, di antaranya adalah mencapai keberhasilan dari tujuan
yang diinginkan oleh masyarakat tersebut4.
Dalam menghasilkan reses yang lebih baik lagi perlu mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada pad
Demi mendukung terlaksananya kegiatan reses yang lebih baik tersebut. dalam pelaksanaan kegiatan reses
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2017 Tentang Pengelomp
Daerah Serta Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana Opreasional
4
P. J. Lolowang, Peran Anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan Dalam
Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Kabupaten Minahasa. Jurnal Politico, Vol. 10, No. 4, Tahun
2021.
3
3
Kabupaten, dan Kota yang memiliki tiga fungsi pokok yang dijalankan
dalam kerangka representasi rakyat.
Kerangka representasi rakyat ini membutuhkan dua komponen
yaitu aspirasi dan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat sebagai
proses komunikasi dua arah yang terus menerus untuk meningkatkan
pengertian masyarakat atas suatu masalah dan kebutuhan. Bentuk
kegiatannya yaitu komunikasi dari pemerintah kepada masyarakat berupa
3
3
5
Kholid O. Santosa, Demokrasi Kita: Pikiran-Pikiran Tentang Demokrasi dan
Kedaulatan Rakyat. Bandung: Sega Arsy. 2014.
3
3
3
3
7
Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia, Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde
Baru. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010. h. 53.
3
4
dari para anggota dewan dapat di pantau dengan baik serta kegiatan
pelaksanaan reses ini dapat berjalan dengan baik.
Laporan yang diberikan oleh para anggota dewan selama
melaksanakan kegiatan reses ini harus dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya oleh para anggota dewan. Karena dari data laporan ini dapat
disimpulkan mengenai kebutuhan serta kegiatan yang dapat membantu
memajukan kehidupan masyarakat di daerah pemilihan nantinya.
Dari data tersebut nantinya akan di bahas dalam rapat paripurna untuk membahas mengenai kegiatan maup
Selain membahas mengenai program yang dilaksanakan saat masa reses, kadang kala ada pula di saat masy
Berkenaan dengan hal tersebut, hukum yang nantinya diterapkan dan ditegaskan oleh anggota dewan ha
rakyat, sehingga menjamin adanya peran serta warga negara dalam proses
8
Janedjri M. Gaffar. Demokrasi Konstitusional-Praktek Ketatanegaraan
Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945. cet.I, Jakarta: Konstitusi Press, Oktober 2012. h. 8.
3
4
9
http://ditpolkom.bappenas.go.id diakses pada 13 Januari 2022.
3
4
3
4
10
Yuriska, Kedudukan dan Fungsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dalam
Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Jurnal Hukum, Vol. 2 No. 2, Agustus 2010, h. 51.
3
4
memiliki hak untuk memilih calon anggota dewan yang nantinya akan
menjadi wakil dari daerah masyarakat tersebut yang wilayah pemilihannya
sudah ditentukan berdasarkan peraturan oleh pihak yang berwenang.
Dalam hal ini KPU yang kemudian anggota DPR bertanggung jawab untuk
melayani para konstituen tersebut.
11
Albert Widjaja. Budaya Politik dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: LP3ES.
1988. h. 12.
3
4
12
E.Z. Sembiring. Analisis Reposn Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Reses
DPRD Kota Medan Tahun 2016 Dalam Penetapan Kebijakan Publik ( Studi pada Masayarakat
Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan ) Program Studi Magister Administrasi Publik Program
Pascasarjana Universitas Medan. 2017.
3
4
antara bulan Mei-Agustus dan masa reses III antara bulan September-
Desember.
Lamanya waktu pelaksanaan reses tersebut seharusnya dapat
dimanfaatkan dengan maksimal oleh para anggota dewan untuk
mendapatkan dukungan dari masyarakat. Sehingga peluang terpilihnya
anggota dewan dalam pemilu semakin besar untuk tercapai, oleh karena itu
perlu adanya rencana yang matang dilakukan oleh anggota dewan untuk
menarik simpati masyarakat.
Selain menarik simpati masyarakat, kegiatan reses ini juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pemerin
Dengan kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang di atur dalam berbagai tingkatan pemerintahan negara
Diikutsertakannya masyarakat ke dalam pengelolaan sumber daya pembangunan ini, tidak lain sebagai ben
masyarakat yang berada di daerah pemilihan tersebut. Sehingga koneksi
13
Iwan Barley, Implementasi Amanat Pembukaan UUD 1945 Guna
Perencanaan Pembangunan Nasional Dalam Rangka Tujuan Nasional. h. 18.
3
4
3
4
3
4
15
Bambang Widjojanto, Kajian Awal Melacak Korupsi Politik di Korporasi,
Jurnal Integritas KPK, Vol. 03 Nomor 1, Maret 2017, h. 40
16
J.Danang Widoyoko, Politik, Patronase dan Pengadaan, Jurnal Integritas
KPK. Vol. 4 No. 2 Desember 2018, h. 13
3
5
17
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, 2004, h. 30.
3
5
18
Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui
Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah. Vol. 2
No. 1. 2006. h. 3.
3
5
3
5
daerah agar sesuai dengan ketentuan hukum yang sudah ada di dalam
Undang-Undang itu sendiri.
Pelaksanaan reses, selain untuk pelaksanaan wewenang anggota
DPR. Kegiatan ini juga digunakan untuk dapat menjamin kedaulatan
rakyat, yang berdasarkan teori kedaulatan rakyat ini memberikan
penjelasan bahwasanya rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu
sistem pemerintahan. Oleh karena itu para anggota DPR harus lebih
memprioritaskan kepentingan masyarakat dibandingkan kepentingan pribadi.
Melalui kegiatan reses ini anggota DPR dapat menjamin kedaulatan rakyat dengan cara memberikan solusi
Dikarenakan kegiatan reses dilakukan untuk memperjuangkan hak- hak rakyat melalui rencana-rencana pem
Selama kegiatan reses ini berlangsung para anggota DPR diberikan sejumlah bantuan berupa dana untuk da
disampaikan oleh masyarakat tersebut. Agar masyarakat merasa terbantu
3
5
3
5
3
5
terjadi.
Dana aspirasi dengan nama lain Dana Program Pengembangan
Daerah Pemilihan (P2DP) dana ini diberikan kepada anggota DPR
dikarenakan dari dana aspirasi ini dapat di anggap sebagai bentuk
nyata dalam menindaklanjuti aspirasi dari daerah pemilihan para
anggota DPR dan juga sekaligus mempercepat proses pembangunan
dengan cara memotong rantai birokrasi, sehingga kebijakan ini akan
dapat memulihkan kepercayaan publik secara langsung kepada para
anggota DPR tersebut19. Dana aspirasi ini digunakan untuk
pertanggungjawaban anggota
DPR terhadap konstituennya. Dengan kata lain dana ini diberikan
untuk menyenangkan hati masyarakat melalui percepatan
masyarakat di daerah, kemudian menyusun program kerjapembangunan
dan besaran
anggaran yang akan digunakan nantinya untuk melakukan pembangunan
sesuai dengan aspirasi yang mereka terima secara langsung dari
masyarakat.
Untuk mekanisme pencairan dana aspirasi ini, pihak yang berhak
untuk mengeksekusi dana ini ialah pemerintah daerah berdasarkan usulan
dan juga program kerja yang disampaikan secara langsung oleh anggota
19
Mei Susanto, Kedudukan Dana Aspirasi Dewan Perwakilan Rakyat Dalam
Ketatanegaraan Indonesia, Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM , Vol. 24, No. 2. April 2017, h. 256.
3
5
DPR. yang nantinya dana tersebut akan disesuaikan dengan jumlah dana
yang disiapkan berdasarkan usulan dan juga program kerja yang akan
disampaikan secara langsung oleh para anggota DPR untuk pelaksanaan
kegiatan reses tersebut.
Pada awalnya dana aspirasi ini mempunyai polemik yang terletak
pada kewenangan DPR memperoleh dana ini yang di anggap tidak sejalan
dengan fungsi anggaran DPR. Mengenai besarnya dana yang dianggarkan,
adanya potensi korupsi, dan sebaran anggaran yang tidak merata di setiap daerahnya serta akan menimbulk
Dana aspirasi sendiri muncul di Indonesia pertama kali pada tahun 2010 yang digagas oleh fraksi Golkar de
Adanya penolakan terhadap dana aspirasi ini mengakibatkan dana
20
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Dana aspirasi Dewan
Perwakilan Rakyat Indonesia, Jakarta, 2015, h. 5.
3
5
3
5
reses ini ialah untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerja para
anggota DPR untuk dapat mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat
serta mewujudkan peran DPR dalam mengembangkan check and balances
antara DPR dan pemerintah daerah.
Pelaksanaan reses ini dilakukan untuk menilai kandidat calon
pemimpin di daerah konstituennya sehingga dapat di anggap layak sebagai
wakil rakyat dari daerah tersebut. Oleh karena itu masyarakat banyak
menilai dari pelaksanaan reses tersebut, dikarenakan mekanisme reses yang ada selama ini jarang sekali ad
Menimbulkan beragam prasangka buruk akan adanya potensi terjadinya penyelewengan terutama dalam pe
Beberapa anggota DPR kerap kali tertangkap basah melakukan penyelewengan terhadap dana yang diberik
Pernyataan ini menunjukan masa kegiatan reses ini tidak dijalankan dengan sebaik mungkin oleh anggota D
kegiatan formalitas belaka. Oleh karena itu diharapkan para anggota DPR
3
6
3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
61
62
B. Saran
BUKU