Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh:
MUHAMMAD HUSEIN HAEKAL
NIM: 11160480000087
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh:
MUHAMMAD HUSEIN HAEKAL
NIM: 11160480000087
i
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU
DAN PERANAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM DI INDONESIA (STUDI
PADA LEMBAGA BANTUAN HUKUM JAKARTA BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN
HUKUM)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh:
MUHAMMAD HUSEIN HAEKAL
NIM: 11160480000087
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI MASYARAKAT KURANG
MAMPU DAN PERANAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM DI INDONESIA (STUDI
PADA LEMBAGA BANTUAN HUKUM JAKARTA BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM) ” telah diujikan
dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata satu (S-1) pada Program Studi Ilmu
Hukum.
Jakarta, 21 April 2021
Mengesahkan
Dekan,
iii
LEMBAR PERNYATAAN
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan nikmat dan karunia yang
tidak terhinggga. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad Saw, beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau sampai
akhir zaman nanti. Dengan mengucap Alhamdulillâhi rabbil‘âlamîn, akhirnya
peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul: “PERLINDUNGAN
HUKUM BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU DAN PERANAN
LEMBAGA BANTUAN HUKUM DI INDONESIA (STUDI PADA LEMBAGA
BANTUAN HUKUM JAKARTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM)”.
. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum
pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini tidak
dapat peneliti selesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini
berlangsung.
Selanjutnya, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada para pihak yang telah memberikan peranan secara langsung maupun tidak
langsung atas pencapaian yang telah dicapai oleh peneliti, yaitu antara lain kepada
yang terhormat.
1. Dr. Ahmad Tholabi, S.H., M.H., M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H., Ketua Program Studi Ilmu
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Drs. Abu
Tamrin, S.H., M.Hum, Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan
vi
untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Abdul Halim, M.Ag. dan Drs. Noryamin, M.A. Pembimbing Skripsi. Dr.
Asmawi, M.Ag Penasehat Akademik yang telah memberikan arahan,
bimbingan, dan kesabaran dalam membimbing peneliti sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepala Perpustakaan Pusat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Kepala Urusan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang
telah memberikan fasilitas dan mengizinkan peneliti untuk mencari dan
meminjam buku-buku referensi dan sumber-sumber data lainnya yang
diperlukan
5. Kepada kedua orang tua ku tercinta, Bapak H. Jahrudin, S.H. dan Ibu Hj.
Salmawati S.Ag. Dan juga kepada Kakak Muhammad Reyza Ramadhan,
S.H. dan Adik Muhammad Faaiz Khoirul Ihsan yang selalu memberikan
dukungan, baik materil maupun immaterial berupa motivasi, do’a, bahkan
kepercayaan untuk dapat duduk di bangku kuliah hingga menyelesaikan gelar
sarjana ini.
6. Pihak-pihak lainnya yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian
skripsi ini.
Demikian ucapan terima kasih ini, semoga Allah SWT memberikan balasan
yang setara kepada para pihak yang telah berbaik hati terlibat dalam penyusunan
skripsi ini dan semoga pula skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. v
viii
BAB II PERLINDUNGAN HUKUM DAN KEDUDUKAN BANTUAN
HUKUM SEBAGAI HAK KONSTITUSIONAL ............................ 13
A. Kerangka Konseptual .................................................................... 13
1. Bantuan Hukum ...................................................................... 13
2. Perlindungan Hukum .............................................................. 15
B. Kajian Teori ................................................................................... 17
1. Teori Kepastian Hukum .......................................................... 18
2. Teori Keadilan Hukum ............................................................ 20
C. Perlindungan Hukum dan Bantuan Hukum................................... 21
1. Bentuk Perlindungan Hukum .................................................. 21
2. Jenis Bantuan Hukum ............................................................. 23
3. Tujuan Perlindungan Hukum dan Bantuan Hukum ................ 24
a. Tujuan Perlindungan Hukum ............................................ 24
b. Tujuan Bantuan Hukum .................................................... 26
D. Bantuan Hukum Sebagai Hak Konstitusional Warga Negara ....... 27
E. Tinjauan (Review) KajianTerdahulu ............................................. 30
ix
BAB IV IMPLEMENTASI BANTUAN HUKUM OLEH LBH
JAKARTA ......................................................................................... 44
A. Program Bantuan Hukum LBH Jakarta Kepada Masyarakat
Kurang Mampu.............................................................................. 44
B. Manfaat Program LBH Jakarta yang Didapatkan Oleh
Masyarakat .................................................................................... 51
C. Kendala yang Dihadapi Oleh LBH Jakarta dalam Memberikan
Bantuan Hukum Kepada Masyarakat Kurang Mampu ................. 53
D. Dinamika Negara Hukum Didalam Menjamin Ketersediaan
Bantuan Hukum bagi Setiap Warga Negara.................................. 59
BAB V PENUTUP............................................................................................ 61
A. Kesimpulan .................................................................................... 61
B. Rekomendasi ................................................................................. 61
x
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 Jumlah pemasukan dana LBH Jakarta tahun 201 ................................. 59
TABEL 4.2 Perbandingan Donatur Bergabung Selama 5 Tahun Terakhir .............. 61
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sri Rahayu Wilujeng, Hak Asasi Manusia: Tinjauan dari Aspek Historis dan Yuridis,
(Semarang: Jurnal Humanika Vol. 18 Nomor 2, 2013) h. 162.
2
Nurhadi, Pengantar Studi Hukum Konstitusi, (Bandung: M.A Nusantara, 2007), h. 251.
3
Deborah L. Rhode, Acces to Justice, (New York: Oxford University Press, 2004), h. 3.
1
2
4
Andi Muhammad Sofyan, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, (Jakarta:
Kencana,2014), h.110.
3
yang tidak mampu. Dalam hal ini, LBH Jakarta melalui sumber daya
manusia yang terdapat dalam lembaga tersebut yaitu, Advokat dan ABH
(Asisten Bantuan Hukum) memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma
kepada masyarakat.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia telah
mengakomodasi masyarakat kurang mampu dalam mendapatkan keadilan
melalui bantuan hukum secara cuma-cuma. Namun ironisnya, masih banyak
masyarakat kurang mampu yang mencari keadilan dan belum mendapatkan
akses bantuan hukum dari para Advokat. Padahal diketahui, bahwa setiap
tahunnya jumlah Advokat selalu bertambah, namun hal tersebut belum
menjamin adanya akses bantuan hukum bagi masyarakat kurang mampu.
Selanjutnya, persoalan krusial yang muncul dari studi ini adalah:
Pertama, apakah lembaga bantuan hukum telah menjalankan hak hukum
masyarakat yang kurang mampu dalam mendapatkan keadilan hukum. Kedua,
sejauh mana lembaga bantuan hukum telah memberikan ruang bagi
masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan hak hukum berupa bantuan
hukum cuma-cuma bagi masyarakat kurang mampu. Ketiga, apakah lembaga
bantuan hukum yang ada di Indonesia telah memberikan prioritas dalam
memberikan bantuan hukum bagi masyarakat kurang mampu. Keempat,
apakah ada sanksi bagi lembaga bantuan hukum jika tidak mengakomodir
masyarakat kurang mampu. Kelima, apakah ada kriteria baku yang dipakai
lembaga bantuan hukum menentukan masyarakat kurang mampu untuk
memperoleh advokasi bantuan hukum. Keenam, sejauh mana partisipasi
lembaga bantuan hukum bagi pemberian bantuan hukum bagi masyarakat
kurang mampu.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka studi ini penting dilakukan
untuk mengetahui apakah lembaga bantuan hukum di Indonesia telah
mengakomodasi seluruh elemen masyarakat khususnya masyarakat yang
4
kurang mampu yang bermasalah dengan hukum. Penelitian ini akan dilakukan
dengan studi kasus di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, dengan
pertimbangan metodologis bahwa mengingat Lembaga Bantuan Hukum
Jakarta adalah salah satu lembaga bantuan hukum terkemuka dan berpengaruh
dalam penegakan hukum di Indonesia. Lembaga Bantuan Hukum Jakarta juga
merupakan terbesar di ibu kota Jakarta, yang mana ibu kota Jakarta
merupakan pusat pemerintahan yang penduduknya cukup besar maka tidak
menutup kemungkinan tingkat kriminalitasnya pun sangat tinggi. Atas
pertimbangan tersebut di atas, maka studi ini sangat penting dan menarik
dilakukan untuk mendapatkan kondisi objektif dari praktik bantuan hukum
bagi masyarakat kurang mampu di Indonesia dan khususnya di ibukota
Jakarta.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka peneliti merasa
perlu untuk melakukan penelitian terkait dengan permasalahan diatas. Maka
penelitian ini dituangkan dalam skripsi yang berjudul “PERLINDUNGAN
HUKUM BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU DAN PERANAN
LEMBAGA BANTUAN HUKUM DI INDONESIA (STUDI PADA
LEMBAGA BANTUAN HUKUM JAKARTA BERDASARKAN
UNDANG- UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN
HUKUM)”.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
penelitian eksploratif. Penelitian ekspoloratif adalah penelitian yang
dilakukan untuk memperoleh keterangan, penjelasan, dan data mengenai
suatu gejala tertentu, atau untuk mendapatkan ide-ide baru mengenai suatu
gejala itu.5 Pada penelitian ini hal yang akan dieksplorasi adalah perihal
lembaga bantuan hukum Jakarta dalam melaksanakan amanat Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum untuk
memberikan bantuan hukum cuma-cuma untuk rakyat miskin atau kurang
mampu agar tercapainya konsep acces to law and justice.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini
adalah pendekatan empiris, yaitu suatu pendekatan penelitian hukum yang
berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti
bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Dapat dikatakan
5
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi, (Bandung:
Alfabeta, 2017), h. 19.
8
bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di dalam
suatu elemen masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah.
Pada penelitian ini peneliti akan menganalisa fakta-fakta di
lapangan yang dilakukan oleh LBH Jakarta dalam memberikan bantuan
hukum cuma-cuma kepada masyarakat kurang mampu. Peneliti juga akan
menganalisa program yang dilakukan LBH Jakarta dalam melaksanakan
bantuan hukum cuma-cuma, manfaatnya yang dirasakan oleh masyarakat,
dan kendala-kendala yang dialami oleh LBH Jakarta dalam memberikan
bantuan hukum cuma-cuma kepada masyarakat kurang mampu.
3. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan oleh Peneliti dalam penelitian ini
adalah berupa informasi yang berkaitan dengan pemberian bantuan
hukum kepada masyarakat kurang mampu yang dilakukan oleh LBH
Jakarta, sebagai berikut;
a. Jenis Data
Adapun jenis data dalam penelitian dibagi kepada 2 (dua)
kategori yaitu, data primer, data sekunder. Penjelasan mengenai jenis
data tersebut sebagai berikut:
1) Data Primer
Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
hasil wawancara dengan pihak LBH Jakarta.
2) Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian adalah
laporan tahunan LBH Jakarta mengenai pemberian bantuan hukum
kepada masyarakat miskin atau kurang mampu.
b. Bahan Hukum
Adapun bahan hukum dalam penelitian dibagi kepada 3 (tiga)
kategori yaitu, bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
9
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan dalam Skripsi ini dibagi kedalam beberapa bab,
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi dari Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
11
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisikan tentang
kesimpulan yang dapat ditarik mengacu pada hasil penelitian
sesuai dengan perumusan masalah yang telah diterapkan dan
rekomendasi yang akan lahir setelah pelaksanaan penelitian
dan pengulasannya dalam skripsi.
BAB II
PERLINDUNGAN HUKUM DAN KEDUDUKAN BANTUAN HUKUM
SEBAGAI HAK KONSTITUSIONAL
A. Kerangka Konseptual
Dalam metode penulisan karya ilmiah khususnya penulisan hukum,
diperlukan adanya suatu kerangka konseptual. Kerangka konseptual
merupakan suatu kerangka yang mendeskiripsikan adanya implikasi antara
konsep-konsep yang lebih spesifik dalam suatu karya ilmiah. 1 Peneliti
menyusun beberapa pengertian dari konsep- konsep yang akan dipergunakan
dalam skripsi ini, antara lain sebagai berikut:
1. Bantuan Hukum
Dalam buku panduan bantuan hukum YLBHI dijelaskan bantuan
hukum merupakan upaya untuk membantu orang yang tidak mampu
dalam bidang hukum. Dalam pengertian sempit, bantuan hukum adalah jasa
hukum yang diberikan secara cuma-cuma kepada klien kurang mampu.2
Bantuan hukum dalam pengertiannya yang lebih luas dapat diartikan
sebagai upaya untuk membantu golongan yang tidak mampu dalam
bidang hukum.
Dalam pengertian yang lebih luas, Adnan Buyung Nasution
berpendapat bahwa upaya pemberian bantuan hukum mempunyai tiga
aspek yang saling berkaitan, yaitu:3 aspek perumusan aturan-aturan
hukum; aspek pengawasan terhadap mekanisme untuk menjaga aturan-
aturan itu untuk ditaati; dan aspek pendidikan masyarakat agar aturan-
aturan itu dihayati.
1
Sorjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1986), h. 132.
2
AUSAID, YLBHI, PSHK, dan IALDF, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia (Pedoman
Memahami Dan Menyelesaikan Masalah Hukum), (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h. 33.
3
Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hukum di Indonesia dalam Bambang Sunggono dan
Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia, (Bandung: Mandar Maju, 2009), h. 7.
13
14
4
Febri Handayani, Bantuan Hukum di Indonesia, (Yogyakarta: Kalimedia, 2016), h. 3.
5
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan
Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 244.
15
6
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press. 1984), h.133.
16
7
Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000), h.53.
8
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, (Surabaya: PT, Bina
Ilmu, 1987), h.25.
17
B. Kajian Teori
Dalam penyusunan serta penulisan skripsi ini sangat penting adanya
suatu kerangka teori. Dalam ilmu penelitian hukum terdapat dua kerangka
pemikiran yakni kerangka yang bersifat teoritis dan kerangka yang bersifat
konseptual.
Kajian teori merupakan suatu landasan teori yang biasa digunakan
untuk memperkuat kebenaran dalam penulisan karya ilmiah terhadap suatu
permasalahan yang dikaji. Dalam kajian teori, aturan yang biasa dipergunakan
adalah teori-teori hukum, asas-asas hukum, doktrin hukum serta ulasan ahli
hukum. Kerangka teori dalam penelitian hukum sangat diperlukan untuk
membuat jelas nilai-nilai oleh postulat-postulat hukum sampai kepada
landasan filosofisnya yang tertinggi.9 Peneliti dalam penelitian ini
menggunakan teori kepastian hukum dan keadilan hukum sebagai acuan untuk
melakukan analisis implementasi bantuan hukum.
Kajian teori dapat diartikan sebagai kerangka pemikiran atau butir-
butir pendapat mengenai sesuatu kasus atau permasalahan yang menjadi
bahan perbandingan, pegangan yang mungkin disetujui atau tidak disetujui
yang merupakan masukan bersifat eksternal dalam penelitian ini.10
Teori yang menjadi middle-range theory dalam penelitan ini adalah
teori kepastian hukum. terdapat dua macam pengertian kepastian yaitu,
kepastian hukum oleh karena hukum dan kepastian hukum dalam atau dari
hukum. Hukum yang berhasil menjamin banyak kepastian hukum dalam
masyarakat adalah hukum yang berguna.
1. Teori Kepastian Hukum
Kepastian hukum oleh karena hukum, memberi dua tugas hukum
yang lain, yaitu menjamin keadilan hukum serta hukum harus tetap
berguna. Sedangkan kepastian hukum dalam hukum, tercapai apabila
9
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, , (Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000), h. 254.
10
M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1994), h. 80.
18
11
Muhammad Ridwansyah, “Mewujudkan Keadilan, Kepastian dan Kemanfaatan Hukum
dalam Qanun Bendera Lambang Aceh”, Jurnal Konstitusi, Volume 13, Nomor 2, Juni 2016, h. 286.
12
Lawrence M. Friedman dalam Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, (Bandung:
PT. Rafika Aditama, 2009), h. 12.
13
Lawrence M. Friedman dalam Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia , … h. 14.
14
Lawrence M. Friedman dalam Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, … h. 15.
19
hukum (legal culture) maka sistem hukum (legal system) akan kehilangan
kekuatannya, seperti ikan mati yang terdampar di keranjangnya, bukan
ikan hidup yang berenang di lautan.15
Ketiga unsur sistem hukum tersebut berhubungan satu sama lain,
dan mempunyai peranan yang tidak dapat dipisahkan satu persatu. Ketiga
unsur ini merupakan satu kesatuan yang menggerakkan sistem hukum yang
ada agar berjalan dengan lancar. Sebagai perumpamaan, struktur hukum
(Legal structure) merupakan mesin yang menghasilkan sesuatu, substansi
hukum (legal substance) merupakan orang yang memutuskan untuk
menjalankam mesin serta membatasi penggunaan mesin. Apabila satu dari
ke tiga unsur sistem hukum ini tidak berfungsi, menyebabkan sub sistem
lainnya terganggu. 16
Pada dasarnya prinsip kepastian hukum menekankan pada
penegakan hukum yang berdasarkan pembuktian secara formil, artinya
suatu perbuatan baru dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hanya jika
melanggar aturan tertulis tertentu. Sebaliknya menurut prinsip keadilan,
perbuatan yang tidak wajar, tercela, melanggar kepatutan dan sebagainya
dapat dianggap sebagai pelanggaran demi tegaknya keadilan meskipun
secara formal tidak ada undang-undang yang melarangnya.17
Berdasarkan hal tersebut, dalam skripsi akan dilakukan analisis
terhadap implementasi bantuan hukum menggunakan teori kepastian
hukum untuk melihat kesesuaian antara das sein dan das sollen dalam hal
bantuan hukum oleh lembaga bantuan hukum.
2. Teori Keadilan Hukum
Selanjutnya pembahasan mengenai kajian teori dalam skripsi ini
berkaitan dengan teori keadilan hukum. Terdapat dua tujuan dari teori
15
Lawrence M. Friedman dalam Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia,… h. 7.
16
Lawrence M. Friedman dalam Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, … , h. 17.
17
Fajar Laksono, Ed, Hukum Tak Kunjung Tegak: Tebaran Gagasan Otentik Prof. Dr.
Mahfud MD, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), h. 91.
20
24
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, (Surabaya: PT. Bina
Ilmu, 1987), h. 30.
23
25
Febri Handayani, Bantuan Hukum di Indonesia, (Yogyakarta: Kalimedia, 2016), h. 3.
24
26
Soerjono Soekanto, Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio Yuridis (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983) h. 11.
25
lebih tinggi.”27
Dalam memberikan perlindungan terhadap masyarakat, hukum
harus memberikan perlindungan terhadap semua pihak sesuai dengan
status hukumnya karena setiap orang memiliki kedudukan yang sama
dihadapan hukum. Negara mempunyai kewajiban untuk menegakkan
hukum dan dengan berfungsinya aturan hukum, maka secara tidak
langsung pula hukum akan memberikan perlindungan pada tiap hubungan
hukum atau segala aspek dalam kehidupan masyarakat yang diatur oleh
hukum.
Hukum membatasi kebebasan individu terhadap individu yang
lain, dan juga kebebasan wewenang dari penguasa negara. Kekuasaan
tanpa hukum adalah kelaliman. Pernyataan tersebut mengandung arti
bahwa kekuasaan yang tidak terbatas memungkinkan pemerintahannya
sewenang-wenang dalam melakukan kebijakan tanpa memperhatikan hak-
hak perlindungan hukum masyarakatnya.
Pada posisi ini masyarakat sangat membutuhkan perlindungan
hukum. Tujuan dari perlindungan hukum atau legal protection merupakan
kegiatan untuk menjaga atau memelihara masyarakat demi mencapai
akses keadilan.28 Dengan demikian, tujuan dari perlindungan hukum ini
sangat erat kaitannya dengan aspek keadilan.
Keadilan sendiri mempunyai beragam macam bentuk dalam
kehidupan masyarakat, yaitu:
1) Keadilan formal (formal justice), merupakan penerapan prinsip
secara konsisten dan tidak memihak.
2) Keadilan substantif (substantive justice), berkaitan dengan hak-
27
Inge Dwisvimiar, “Keadilan Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Hukum”, Jurnal Dinamika
Hukum, Volume 11 Nomor 3 September 2011, h. 522.
28
Hilda Hilmiah Diniyati, Perlindungan Hukum bagi Investor dalam Pasar Modal (Studi
pada Gangguan Sistem Transaksi di Bursa Efek Indonesia), (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 19.
26
30
Febri Handayani, Bantuan Hukum di Indonesia, (Yogyakarta: Kalimedia, 2016), h. 18.
31
Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-Undangan, (Yogyakarta: Kanisius, 1998). h.57.
28
32
Adi Sulistiyono, Negara Hukum: Kekuasaan, Konsep, dan Paradigma Moral, Cetakan I,
(Surakarta: Lembaga Pengembengan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan percetakan UNS
(UNS PRESS) Universitas Sebelas Maret, 2007), h. 32.
33
Philiphus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, (Jakarta:
29
Salah satu hak konstitusional yang dijamin oleh negara adalah Hak
atas Bantuan Hukum. Hak ini telah diterima secara universal yang
dijamin dalam Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik
(International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR)). Pasal 16 dan
Pasal 26 ICCPR menjamin semua orang berhak memperoleh perlindungan
hukum serta harus dihindarkan dari segala bentuk diskriminasi. Selanjutnya
Pasal 14 Ayat (3) ICCPR, memberikan syarat terkait Bantuan Hukum yaitu
kepentingan-kepentingan keadilan, dan ketidakmampuan membayar Advokat.
Kovenan tersebut telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant On Civil
And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan
Politik).
Konstitusi Indonesia mengamanatkan bahwa setiap orang
mendapatkan pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum sebagai bentuk
perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM). Salah satu bentuk perlindungan
terhadap HAM adalah pemerintah bertanggung jawab terhadap pemberian
bantuan hukum bagi orang atau kelompok orang kurang mampu sebagai
perwujudan akses terhadap keadilan.
Selain dari HAM, terdapat juga hak konstitusional warga negara
yang dijamin dalam Undang-Undang, salah satunya adalah hak bantuan
hukum. Jaminan atas hak bantuan hukum tersebut telah mendapatkan
perhatian sehingga Negara membentuk Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2011 tentang Bantuan Hukum yang menjadi dasar bagi Negara untuk
menjamin warga negara, khususnya bagi orang atau kelompok orang kurang
mampu untuk mendapatkan akses keadilan dan kesamaan di hadapan hukum.
Dalam konsideran Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
E. Tinjauan Terdahulu
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Peneliti, penelitian
mengenai lembaga bantuan hukum di Indonesia sudah pernah dilakukan oleh
sejumlah kalangan, namun penelitian tersebut memiliki perbedaan fokus
penelitian dengan skripsi Peneliti. Adapun beberapa karya ilmiah yang
mendekati dengan pembahasan yang akan dibahas oleh peneliti yaitu:
1. Skripsi ditulis Oleh Farizi 34
Skripsi ini membahas mengenai efektivitas serta faktor
penghambat dan pendukung pelaksanaan bantuan hukum di Pengadilan
34
Farizi, Peranan Bantuan Hukum Pasca Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 10 Tahun
2010 Analisa Efektivitas Bantuan Hukum di Pengadilan Agama Jakarta Timur, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah Hukum, 2015).
31
35
Denis Silvia, Bantuan Hukum Administratif bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Agama, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum, 2016).
36
Ricko Mamahit, “Kedudukan dan Fungsi Lembaga Bantuan Hukum dalam Memberikan
Bantuan Hukum kepada Masyarakat yang Kurang Mampu”, Jurnal Lex Crimen, Volume 2, Nomor 4,
2013.
32
1
LBH Jakarta, di akses dari https://bantuanhukum.or.id/tentang-kami/, pada tanggal 05 Juni
2020, pukul 16.30 WIB.
2
Arif Maulana, dkk, Catatan Akhir Tahun 2019, Reformasi Dikorupsi, Demokrasi
Direpresi, (Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum, 2019), h. 10.
33
34
3
Simpul LBH Jakarta, Sejarah, diakses dari https://simpul.bantuanhukum.or.id/sejarah/, pada
tanggal 05 Juni 2020, pukul 16.30.WIB.
35
4
Simpul LBH Jakarta, Sejarah, diakses dari https://simpul.bantuanhukum.or.id/sejarah/, pada
tanggal 05 Juni 2020, pukul 16.30.
36
5
Simpul LBH Jakarta, Sejarah, diakses dari http://simpul.bantuanhukum.or.id/sejarah/, pada
tanggal 05 Juni 2020, pukul 16.30.
37
6
Arif Maulana, dkk, Catatan Akhir Tahun 2019, Reformasi Dikorupsi, Demokrasi Direpresi,
(Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum, 2019), h. 11.
7
Arif Maulana, dkk, Catatan Akhir Tahun 2019, Reformasi Dikorupsi, Demokrasi
Direpresi, … h.10.
8
Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hukum di Indonesia, Cet. III, (Jakarta: Lembaga
Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), 1988), h.53.
38
advokat.
b. Mengembangkan dan meningkatkan kesadaran hukum rakyat atau
masyarakat secara menyeluruh dan meningkatkan kesadaran warga
negara akan hak-hak sipilnya sebagai subjek hukum.
c. Mengembangkan hukum dan penegakan hukum sesuai dengan
program modernisasi.
9
Arif Maulana, dkk, Catatan Akhir Tahun 2019, Reformasi Dikorupsi, Demokrasi
Direpresi, (Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum, 2019), h.5.
39
10
LBH Jakarta, Struktur Organisasi LBH Jakarta, diakses dari
https://www.bantuanhukum.or.id/web/strukturorganisasi, pada tanggal 05 Juni 2020, pukul 20.00.
40
11
Kegiatan LBH Jakarta dalam setiap tahunnya selalu dipublikasikan melalui Catatan
Akhir Tahun. Selengkapnya lihat Arif Maulana, dkk, Catatan Akhir Tahun 2019, Reformasi
Dikorupsi, Demokrasi Direpresi, (Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum, 2019).
41
LBH Jakarta, bantuan hukum keliling atau Mobile Legal Aid hadir untuk
memberi pemahaman hukum pada masyarakat. Melalui metode pendidikan
hukum dan pemberian konsultasi hukum gratis, LBH Jakarta berharap dapat
membantu permasalahan hukum yang sering dihadapi masyarakat. Tentunya
pendidikan hukum yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di
tempat pelaksanaan bantuan hukum keliling.14
Bantuan hukum keliling juga menjadi ajang mendekatkan diri antara
LBH Jakarta dengan masyarakat terkhusus penerima manfaat dari bantuan
hukum itu sendiri. Hal ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi LBH Jakarta
dalam memberikan bantuan hukum. Mulai dari masalah hukum yang sering
dihadapi masyarakat hingga kondisi sosial di masyarakat adalah sebagian
kecil fakta yang terungkap.
Dalam memberikan pemahaman terhadap masyarakat, LBH Jakarta
setiap tahunnya selalu mengadakan Karya Latihan Bantuan Hukum
(Kalabahu) yang diikuti oleh mahasiswa, buruh, dan masyarakat lainnya.
Materi yang disampaikan dalam Kalabahu adalah mengenai Hak Asasi
Manusia, Bantuan Hukum Struktural, isu Minoritas dan Kelompok Rentan,
Perburuhan, Fair Trial, dan Perkotaan, serta Masyarakat Urban. Bagi para
peserta yang telah lulus dalam Kalabahu, dibuka kesempatan untuk
mendaftarkan diri sebagai Asisten Pengabdi Bantuan Hukum LBH Jakarta,
untuk masa pengabdian selama satu tahun.15
Dalam setiap seleksi penerimaan Asisten Pengabdi Bantuan Hukum
yang dilakukan oleh LBH Jakarta, tidak hanya dilakukan penilaian
berdasarkan pengetahuan, tapi juga melihat bagaimana seseorang memegang
teguh dan menghidupi nilai-nilai keadilan (di dalamnya termasuk keadilan
sosial dan keadilan gender), kemanusiaan, kesetaraan, feminisme, non-
14
LBH Jakarta, https://bantuanhukum.or.id/tag/bantuan-hukum-keliling/, diakses pada
tanggal 05 Juni 2020, pukul 20.17
15
Catatan Akhir Tahun. Selengkapnya lihat Arif Maulana, dkk, Catatan Akhir Tahun
2019, Reformasi Dikorupsi, Demokrasi Direpresi, (Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum, 2019), h. 43.
43
16
Catatan Akhir Tahun. Selengkapnya lihat Arif Maulana, dkk, Catatan Akhir Tahun
2019, Reformasi Dikorupsi, Demokrasi Direpresi, (Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum, 2019), h. 38.
BAB IV
IMPLEMENTASI BANTUAN HUKUM OLEH LBH JAKARTA
1
Kementerian Hukum dan HAM, Implementasi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011
tentang Bantuan Hukum, (Jakarta: Kementerian Hukum Dan HAM Republik Indonesia, 2013), h.4.
44
45
2
Wawancara dengan Syahroni Fadhil, Peserta pelatihan KALABAHU LBH Jakarta 2018,
pada tanggal 14 Juli 2020.
46
dengan membawa data diri/ KTP, Surat Keterangan Tidak Mampu/ KIS/ KIP/
BPJS yang dapat menunjukan bahwa dirinya termasuk dalam golongan tidak
mampu. Pencari keadilan akan didata terkait identitas dan kasus yang akan
dikonsultasikan. Setelah itu, pencari keadilan barulah dapat melakukan
konsultasi hukum dengan Pengacara Publik. Jika kasusnya masuk dalam
kriteria LBH Jakarta, maka kasus akan dibuatkan Legal Opinion dan dibawa ke
rapat kasus. Dalam rapat kasus tersebut akan ditentukan apakah kasus dapat
ditangani langsung atau hanya konsultasi berjalan. Secara lebih detail, teknis
pemberian bantuan hukum oleh LBH Jakarta adalah sebagai berikut:3
1. LBH Jakarta akan memberikan bantuan hukum secara gratis kepada
korban ketidakadilan khususnya warga DKI Jakarta dan sekitarnya
(Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, & Karawang)
dengan syarat-syarat tertentu.
2. Yang dimaksud dengan gratis adalah, klien tidak dibebani pembayaran
honorarium bagi pekerja pelayanan bantuan hukum.
3. Permasalahan yang diajukan klien harus mempunyai dasar hukum,
menyangkut kepentingan golongan kurang mampu, dan mengandung
dimensi pelanggaran hak asasi manusia yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat banyak dan atau berdampak luas terhadap nilai
nilai keadilan.
4. Calon klien harus mendaftarkan diri terlebih dahulu, dengan mengisi
formulir isian calon klien dengan memperlihatkan KTP/kartu tanda
pengenalnya (proses sebagaimana alur penanganan kasus) formulir isian
calon klien harus diisi dengan benar. Apabila dikemudian hari diketahui
adanya ketidakbenaran pada isian formulir, LBH Jakarta dapat
memutuskan hubungan dengan klien secara sepihak.
3
Wawancara dengan Aprillia Lisa Tengker, Pengacara Publik LBH Jakarta, pada tanggal 14
Juli 2020.
47
4
Kementerian Hukum Dan HAM, Laporan Tahunan Implementasi Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, (Jakarta: Kementrian Hukum Dan HAM Republik Indonesia,
2013) h.5.
49
5
Wawancara dengan Aprillia Lisa Tengker, Pengacara Publik LBH Jakarta, pada tanggal 14
Juli 2020.
6
Wawancara dengan Aprillia Lisa Tengker, Pengacara Publik LBH Jakarta, pada tanggal 14
Juli 2020.
50
dan investigasi lapangan. Selain memberikan bantuan hukum, Niti Amini juga
menyampaikan bahwa LBH Jakarta telah banyak memberikan pengetahuan
hukum kepadanya. Niti Amini yang dulunya buta hukum secara perlahan
mengetahui sedikit demi sedikit materi tentang hukum. Bahkan, Niti Amini
juga diajarkan untuk menghadapi pihak Kepolisian, melakukan demontrasi
untuk menyuarakan hak-haknya.
Kasus hukum yang dialami oleh Niti Amini berkaitan dengan
lingkungan. Kasus tersebut sebagaimana disampaikan oleh Niti Amini bahwa:
“Pernah terjadi suatu permasalahan mengenai kasus pengembang
perumahan yang berbuat sewenang-wenang terhadap lingkungan saya dan
keluarga saya, pengembang tersebut juga melarang untuk menanam
pohon. Apabila masyarakat menanam pohon, maka pohon tersebut akan di
babat habis. Saya juga diintimidasi sehingga akhirnya saya melawan dan
melaporkan permasalahan tersebut ke LBH Jakarta.”8
Manfaat program pelatihan yang diselenggarakan oleh LBH Jakarta,
sebagaimana disampaikan oleh Syahroni Fadhil salah satu peserta pelatihan
pendidikan Kalabahu pada tahun 2017. Syahroni Fadhil menyampakikan
bahwa:
“Saya mengikuti program pelatihan Kalabahu pada tahun 2017,
manfaat yang saya dapatkan dalam mengkuti program tersebut yakni
pemahaman bantuan hukum, bantuan hukum secara struktural, metode-
metode penanganan hukum secara kemanusiaan, bentuk-bentuk
pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah, membentuk pribadi pribadi
sarjana hukum yang peduli dengan keberlangsungan hukum yang ada di
Indonesia yang berbasis kepada hak asasi manusia.”9
8
Wawancara dengan Niti Amini, Klien LBH Jakarta, pada tanggal 16 Desember 2020.
9
Wawancara dengan SyahronI Fadhil, Peserta pelatihan Kalabahu 2017, pada tanggal 01
Februari 2021.
53
10
Wawanca dengan Welly Saputra, Peserta penyuluhan dan konsultasi hukum LBH Jakarta,
pada tanggal 03 Februari 2021.
11
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan Sosiologis, (Jakarta: Genta
Publishing, 2009), h. viii.
54
12
Wawancara dengan Aprillia Lisa Tengker, Pengacara Publik LBH Jakarta, pada tanggal 14
Juli 2020.
55
13
Wawancara dengan Aprillia Lisa Tengker, Pengacara Publik LBH Jakarta, pada tanggal 14
Juli 2020.
56
14
Wawancara dengan Aprillia Lisa Tengker, Pengacara Publik LBH Jakarta, pada tanggal 14
Juli 2020.
58
dengan Perda itu, sehingga DKI bisa menunjang kegiatan LBH tanpa
mekanisme dana hibah.15
Dari sumber pendanaan LBH Jakarta yang sudah dipaparkan diatas,
lebih lanjut catahu LBH Jakarta menerangkan adanya kendala dalam segi
pendanaan yang mengalami penurunan selama lima tahun terakhir, yang
digambarkan pada tabel berikut:
15
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/14/21590411/anies-bahas-kendala-salurkan-
bantuan-dana-ke-lbh, diakses pada tanggal 21 Februari 2021, pukul 17:31 WIB.
16
Catatan Akhir Tahun. Selengkapnya lihat Arif Maulana, dkk, Catatan Akhir Tahun 2019,
Reformasi Dikorupsi, Demokrasi Direpresi, (Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum, 2019), h. 129.
59
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, untuk mengakhiri pembahasan dalam
penelitian ini, maka peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Adapun program bantuan hukum yang dilakukan oleh LBH Jakarta
kepada masyarakat kurang mampu adalah dengan memberikan
pendidikan kalabahu, penyuluhan, konsultasi, melakukan mediasi,
mendampingi masyarakat baik di kepolisian maupun berperkara di
pengadilan.
2. Manfaat yang didapatkan oleh masyarakat yang mendapatkan bantuan
hukum dari LBH Jakarta adalah terbantu menyelesaikan permasalahan
yang dihadapinya serta mendapatkan pengetahuan-pengetahuan
tentang hukum dari LBH Jakarta.
3. Kendala yang dihadapi oleh LBH Jakarta dalam memberikan bantuan
hukum kepada masyarakat kurang mampu adalah ketersediaan sumber
daya manusia dalam pemberian bantuan hukum yang terbatas, padahal
diketahui jumlah pencari keadilan dan kasus yang masuk sangat
banyak. Jadi, tidak semua kasus dapat ditangani langsung oleh LBH
Jakarta disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki.
Dan kendala lainnya yaitu dalam pendanaan .
B. Rekomendasi
Adapun saran yang diberikan oleh Peneliti berkaitan dengan
pelaksanaan bantuan hukum adalah sebagai berikut:
1. Didalam memaksimalkan pemberian bantuan hukum bagi warga negara
dapat diwujudkan dengan merevisi Pasal 14 ayat (1) butir c Undang-
61
62
BUKU
Abdurrahman. 1983. Aspek-Aspek Bantuan Hukum di Indonesia. Jakarta: Penerbit
Cendana Press.
AUSAID, YLBHI, PSHK, dan IALDF. 2008. Panduan Bantuan Hukum di Indonesia
(Pedoman Anda Memahami Dan Menyelesaikan Masalah Hukum). Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Farkhani. 2018. Filsafat Hukum: Paradigma Modernisme Menuju Post Modernisme.
Solo: Kafilah Pubhlishing.
Hadjon, Philiphus M. 2007. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia.
Jakarta: Peradaban.
Handayani, Febri. 2016. Bantuan Hukum di Indonesia. Yogyakarta: Kalimedia.
Harahap, M. Yahya. 2009. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan
KUHAP Penyidikan dan Penuntutan, Jakarta: Sinar Grafika.
Ishaq. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Kementerian Hukum dan HAM. 2013. Laporan Tahunan Implementasi Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Jakarta: Kementerian
Hu kum Dan HAM Republik Indonesia.
Laksono, Fajar, Ed. 2007. Hukum Tak Kunjung Tegak: Tebaran Gagasan Otentik
Prof. Dr. Mahfud MD. Bandung: Citra Aditya Bakti..
Lubis, M. Solly. 1994. Filsafat Ilmu dan Penelitian. Bandung: CV. Mandar Maju
M. Friedman, Lawrence dalam Marlina. 2009. Peradilan Pidana Anak di Indonesia.
Bandung: PT. Rafika Aditama.
Mangesti, Yovita A. & Bernard L. Tanya. 2014. Moralitas Hukum. Yogyakarta:
Genta Publishing.
Maulana, Arif dkk. 2019. Catatan Akhir Tahun 2019: Reformasi dikorupsi
Demokrasi direpresi. Jakarta: LBH Jakarta.
Moleong, Lexi J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nasution, Adnan Buyung. 2009. Bantuan Hukum di Indonesia dalam Bambang
63
64
Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Bandung: Mandar Maju.
Rahardjo, Satjipto. 2000. Ilmu hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Rawls, John. 1973. A Theory of Justice. London: Oxford University.
Soekanto, Soerjono. 1983. Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio Yuridis. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Soeprato, Maria Farida Indrati. 1998. Ilmu Perundang-Undangan. Yogyakarta:
Kanisius.
Sulistiyono, Adi. Negara Hukum: Kekuasaan, Konsep, dan Paradigma Moral. 2007.
Surakarta: Lembaga Pengembengan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan
dan percetakan UNS (UNS PRESS) Universitas Sebelas Maret.
Tanya, Bernard L dkk. 2013. Teori Hukum: Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang
dan Generasi. Yogyakarta: Genta Publising.
Wirawan, Ketut, dkk. 2016. Buku Ajar Pengantar Filsafat Hukum. Denpasar:
Fakultas Hukum Universitas Udayana.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Bantuan
Hukum.
JURNAL
Dwisvimiar, Inge. 2011. Keadilan Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Hukum, Jurnal
Dinamika Hukum, Volume 11 Nomor 3.
Mamahit, Ricko. 2013. Kedudukan dan Fungsi Lembaga Bantuan Hukum dalam
Memberikan Bantuan Hukum kepada Masyarakat yang Kurang Mampu.
Jurnal Lex Crimen Volume 2 Nomor 4.
65
INTERNET
Kamus Besar Bahasa Indoesia (KBBI) Online, https://kbbi.web.id/perlindungan,
diakses pada tanggal 01 Juni 2020, pukul 14.00
Kepastian Hukum, http//www.surabayapagi.com/, diakses pada tanggal 01 Juli
2019, Pukul 10.00 WIB.
LBH Jakarta, Struktur Organisasi LBH Jakarta, diakses dari
https://www.bantuanhukum.or.id/web/struktur-organisasi/, pada tanggal 05
Juni 2020, pukul 20.00
Simpul LBH Jakarta, Sejarah, diakses dari
https://simpul.bantuanhukum.or.id/sejarah/, pada tanggal 05 Juni2020, pukul
16:30 WIB.
Kendala Salurkan Bantuan ke LBH, diakses dari
Https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/14/21590411/anies-bahas
kendala-salurkan-bantuan-dana-ke-lbh, pada tanggal 21 Februari 2021, pukul
17:31 WIB.
LAMPIRAN
TRANSKIP WAWANCARA
“Perlindungan Hukum bagi Masyarakat Kurang Mampu dan Peranan
Lembaga Bantuan Hukum di Indonesia (Studi pada Lembaga Bantuan Hukum
Jakarta Pasca Lahir Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan
Hukum)”
Pengantar :
Penelitian ini diajukan atas nama Muhammad Husein Haekal mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu terkait
Perlindungan Hukum bagi Masyarakat Kurang Mampu dan Peranan Lembaga Bantuan
Hukum di Indonesia (Studi pada Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Pasca Lahir Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum).
Identitas Informan
1. Nama : Aprillia Lisa Tengker, S.H.
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 28 April 1991
3. Umur : 29 tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Pendidikan Terakhir : S1 Hukum Universitas Trisakti Jakarta
6. Profesi : Pengacara Publik
7. Nomor Telp / email : 081296988357 / aprillia@bantuanhukum.or.id
8. Alamat : Bekasi, Jawa Barat
(Informan) (Peneliti)
66
67
Pertanyaan:
15. Bagaimanakah peran LBH Jakarta dalam memberikan bantuan hukum bagi
masyarakat kurang mampu sebelum terbitnya Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokat?
Ku gabung dengan jawaban nomor 16.
16. Bagaimanakah peran LBH Jakarta dalam memberikan bantuan hukum bagi
masyarakat kurang mampu pasca lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2003 tentang Advokat?
Perannya tidak ada yang berbeda ketika UU ini belum terbit dan sesudah
terbit. Namun, dengan adanya kewajiban melakukan bantuan hukum bagi
Advokat, masyarakat harusnya makin mudah mendapatkan bantuan
hukum dari Advokat.
18. Apakah kendala yang dihadapi oleh LBH Jakarta dalam memberikan bantuan
hukum kepada masyarakat miskin?
Ketersediaan SDM dalam pemberian bantuan hukum yang terbatas,
sedangkan jumlah pencari keadilan dan kasus yang masuk sangat banyak.
Jadi, tidak semua kasus dapat ditangani langsung oleh LBH Jakarta.
23. Apakah negara telah menjalankan hak hukum masyarakat yang kurang
mampu dalam mendapatkan keadilan hukum?
Belum maksimal. Secara peraturan, pemerintah sudah memberikan UU
Bankum. Namun implementasi di lapangan belum dapat memberikan hal
tersebut.
24. Apakah negara telah memberikan ruang bagi masyarakat kurang mampu
untuk mendapatkan hak hukum berupa bantuan hukum bagi masyarakat?
Jawaban sama dengan nomor 23.
25. Apa sajakah hal yang belum diatur oleh Negara dalam memberikan
perlindungan hukum bagi masyarakat kurang mampu?
Perluasan akses, bantuan dana, Pendidikan hukum. Yang paling penting:
rasa aman dari Negara bagi rakyat ketika rakyat menuntut hak-haknya.
Sering kali, Negara dan Pemerintah lah yang jadi aktor pelanggar hak
rakyat.