Anda di halaman 1dari 428

DISPARITAS PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

(Putusan Mahkamah agung No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011)
Dalam Kasus Pembunuhan Berencana Munir Said Thalib Dan Penggunaan
Surat Palsu Oleh Terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh
MUHAMMAD ULIN NUHA
NIM: 11160480000042

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2020
DISPARITAS PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
(Putusan Mahkamah agung No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011)
Dalam kasus pembunuhan berencana Munir Said Thalib dan penggunaan surat
palsu oleh terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh
MUHAMMAD ULIN NUHA
NIM: 11160480000042

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2020

i
DISPARITAS PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
(Putusan Mahkamah agung No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011)
Dalam kasus pembunuhan berencana Munir Said Thalib dan penggunaan surat
palsu oleh terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh
MUHAMMAD ULIN NUHA
NIM: 11160480000028

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum. Mara Sutan Rambe, S.H.I., M.H.


NIP. 195903191979121001 NIDN. 2124058501

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2020 M

ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Muhammad Ulin Nuha

NIM : 11160480000042

Program Studi : Ilmu Hukum

Alamat : Jalan Flamboyan Raya Nomor 17 RT 005 / RW 003


Keluarahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten, 15412. (0813-8136-9700)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidyatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan dengan
ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Mei 2020

Muhammad Ulin Nuha

iv
ABSTRAK

Muhammad Ulin Nuha, NIM 11160480000042, “DISPARITAS


PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI (Putusan Mahkamah agung No. 109
PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011) Dalam kasus pembunuhan berencana
Munir Said Thalib dan penggunaan surat palsu oleh terpidana Pollycarpus
Budihari Priyanto”. Praktisi Hukum, Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441
H/2020 M. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi permohonan
peninjauan kembali yang diajukan oleh jaksa penuntut umum maupun terdakwa,
alasan pemohon dalam mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada
Mahkamah Agung, dan Pertimbangan Hakim dalam memutuskan perkara terhadap
tersangka dalam putusan Peninjauan Kembali, dengan No. 109 PK/Pid/2007 dan
No. 133 PK/Pid/2011.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan bersifat yuridis normatif.
Yuridis normatif adalah dimana peneliti menggunakan acuan hukum, norma-norma,
asas-asas, prinsip-prinsip, doktrin-doktrin para ahli yang berhubungan untuk
menganalisis dan menjawab pertanyaan penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan
bahwa peninjauan kembali bukan hanya menjadi hak dari terpidana melainkan juga
jaksa penuntut umum, alasan yang membuat permohonan PK dapat diterima adalah
berupa adanya suatu kekhilafan hakim dalam proses persidangan ataupun bukti baru
(novum) yang baru di ketahui atau muncul yang dinilai dapat merubah suatu putusan
dalam persidangan, dan hakim haruslah bebas dari pengaruh tekanan lingkungannya
dan mengadili suatu perkara hanya berdasarkan fakta di persidangan yang
berdasarkan hukum dan diikuti oleh keyakinan hakim.

Kata Kunci: Disparitas Putusan, Peninjauan Kembali

Pembimbing Skripsi : 1. Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum.


2. Mara Sutan Rambe, S.H.I., M.H.
Daftar Pustaka : Tahun 1983 Sampai Tahun 2014

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat
dan karunia yang tidak terhinggga. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wassallam, beserta seluruh keluarga,
sahabat, dan para pengikut beliau sampai akhir zaman nanti. Dengan mengucap
Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir pada
perkuliahan dalam bentuk skripsi dengan judul “Disparitas Putusan Peninjauan
Kembali (Putusan Mahkamah Agung No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133
PK/Pid/2011) Dalam kasus pembunuhan berencana Munir Said Thalib dan
penggunaan surat palsu oleh terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto”.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini tidak dapat
peneliti selesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini berlangsung.

Peneliti ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas para pihak
yang telah memberikan peranan secara langsung maupun tidak langsung atas
pencapaian yang telah dicapai oleh peneliti, yaitu antara lain kepada yang terhormat:

1. Dr. Ahmad Tholabi, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu
Hukum dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi Ilmu
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

vi
3. Dr. Burhanudin, S.H., M.Hum. dan Mara Sutan Rambe, S.H.I., M.H. Pembimbing.
Indra Rahmatullah, S.H.I., M.H. Pembimbing Akademik yang telah memberikan
arahan, bimbingan, dan kesabaran dalam membimbing peneliti agar dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepala Pusat Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan fasilitas dan mengizinkan peneliti untuk mencari dan
meminjam buku-buku referensi dan sumber-sumber data lainnya yang diperlukan.
5. Kepada kedua orang tua saya Abi Muhammad Sarnu dan Umi Eni Rahmawati
yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun imateriil berupa motivasi,
do’a, bahkan kepercayaan untuk dapat duduk dibangku kuliah hingga
menyelesaikan gelar sarjana ini.
6. Pihak-pihak lainnya yang telah memberi kontribusi kepada peneliti dalam
penyelesaian skripsi ini.
Demikian ucapan terima kasih ini, semoga Allah memberikan balasan yang
setara kepada para pihak yang telah berbaik hati terlibat dalam penyusunan skripsi ini
dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Jakarta, 16 Mei 2020

Muhammad Ulin Nuha

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .......................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ............... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7
D. Metode Penelitian................................................................... 8
E. Sistematika Pembahasan ....................................................... 11
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI DISPARITAS PUTUSAN
PENINJAUAN KEMBALI
A. Kerangka Konseptual ............................................................. 14
1. Disparitas .......................................................................... 14
2. Putusan ............................................................................. 16
3. Peninjauan Kembali .......................................................... 16
4. Mahkamah Agung ............................................................. 21
5. Terpidana ........................................................................... 21
6. Pembunuhan Berencana .................................................... 21
7. Pemalsuan Surat ................................................................ 22
8. Judex Facti dan Judex Juris .............................................. 22

viii
B. Kerangka Teori....................................................................... 24
1. Teori Keadilan Substantif .................................................. 24
2. Teori Kekuasaan Kehakiman ............................................ 26
3. Teori Pembuktian Negatif Menurut Undang-Undang ....... 29
4. Keadilan Dalam Perspektif Islam ...................................... 30
C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu..................................... 31
BAB III PUTUSAN HAKIM TERHADAP TERPIDANA POLLYCARPUS
BUDIHARI PRIYANTO

A. Putusan Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ...................... 35


B. Putusan Banding Pada Pengadilan Tinggi Jakarta ................. 36
C. Putusan Kasasi Pada Mahkamah Agung ................................ 37
D. Putusan Peninjauan Kembali No. 109 PK/Pid/2007 .............. 40
E. Putusan Peninjauan Kembali No. 133 PK/Pid/2011 .............. 42
BAB IV DISPARITAS PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI (Putusan
Mahkamah agung No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011)
Dalam kasus pembunuhan berencana Munir Said Thalib dan
penggunaan surat palsu oleh terpidana Pollycarpus Budihari
Priyanto

A. Implementasi Permohonan Peninjauan Kembali Yang Diajukan Oleh


Jaksa Penuntut Umum maupun Terpidana ............................. 44

B. Upaya Permohonan Peninjauan Kembali Yang Tertera Dalam Putusan


Peninjauan Kembali No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid 2011
................................................................................................ 50

1. Dasar Permohonan Peninjauan Kembali .......................... 50


2. Alasan Permohonan Peninjauan Kembali ........................ 52

ix
C. Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Terhadap Terpidana
Dalam Putusan Peninjauan Kembali No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133
PK/Pid/2011 ........................................................................... 57

1. Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Terhadap Tepidana


Dalam Putusan Peninjauan Kembali No. 109 PK/Pid/2007
...................................................................................... 57
2. Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Terhadap
Terpidana Dalam Putusan Peninjauan Kembali No. 133
PK/Pid/2011 ..................................................................... 64
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 76

B. Rekomendasi .......................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 82

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara hukum. Terdapat nilai yang terkandung


dalam hukum yaitu: keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan.
Indonesia sebagai negara hukum memegang teguh ke 3 hal tersebut. Hal ini
diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Perubahan Ketiga Bab I Bentuk dan Kedaulatan.
Hukum yang paling adil berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Sementara
manusia masih berusaha untuk dapat berlaku adil. Dalam memutus perkara,
hakim selaku perpanjang tangan dari pengadilan juga harus merumuskan
nilai agar memenuhi rasa keadilan itu sendiri.1 Tidak menutup
kemungkinan apabila putusan hakim salah ataupun keliru menjadi tidak
memenuhi rasa keadilan.

Dikenal adanya upaya hukum, dalam Pasal 1 ayat (12) Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana; “hak terpidana atau penuntut umum untuk
tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding
atau kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan
kembali dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.” Secara lebih lanjut upaya hukum dibedakan
menjadi dua. Yaitu upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa. Upaya
hukum biasa merupakan upaya untuk tidak menerima putusan pengadilan
sebelum putusan tersebut berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde)
atau menangguhkan eksekusi.

1
Mujahid A. Latief, Kebijakan Reformasi Hukum: Suatu Rekomendasi Jilid II, (Jakarta:
Komisi Hukum Nasional RI, 2007), h., 283.

1
2

Sementara upaya hukum luar biasa merupakan upaya untuk tidak


menerima putusan pengadilan setelah putusan tersebut berkekuatan hukum
tetap (inkracht van gewijsde) atau tidak menangguhkan eksekusi karena
eksekusi sedang dijalankan.

Upaya hukum biasa terdiri dari banding dan kasasi. Banding ajukan
pada pengadilan tinggi dan kasasi diajukan pada mahkamah agung. Upaya
hukum luar biasa terdiri dari kasasi demi kepentingan hukum dan
peninjauan kembali. Kasasi demi kepentingan hukum merupakan
kewenangan dari jaksa agung dan peninjauan kembali diajukan pada
mahkamah agung. Peninjauan kembali dapat diajukan terhadap putusan
kasasi mahkamah agung apabila pada putusan sebelumnya diketahui
terdapat kesalahan atau kekhilafan hakim dalam memutus perkara ataupun
terdapat bukti baru yang belum pernah diungkapkan dalam persidangan.
Terdapat prinsip umum terhadap pelaksanaan peninjauan kembali yaitu;

1. Pidana yang dijatuhkan tidak boleh melebihi putusan semula.1


Mahkamah agung tidak diperkenankan menjatuhkan putusan yang
hukuman pidananya melebihi putusan pengadilan yang diajukan pk.
Prinsip ini sesuai dengan tujuan diadakannya lembaga pk yaitu untuk
memenuhi hak pemohon untuk mencari keadilan. Dengan upaya pk,
terpidana diberikan kesempatan untuk membela kepentingannya agar
terbebas dari ketidakbenaran penegakan hukum. Prinsip ini diatur dalam
Pasal 266 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang
berbunyi
“Pidana yang dijatuhkan dalam putusan peninjauan kembali
tidak boleh melebihi pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan
semula.”

1
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Bandung: Alumni, 1986), h., 74.
3

2. Tidak menangguhkan atau menghentikan eksekusi. Secara normatif


Undang-Undang mengatur bahwa pk tidak menangguhkan atau
menghentikan eksekusi (pelaksanaan putusan).2 Berdasarkan Pasal 23
ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2004 dan Pasal 67 Undang-
Undang MA, objek permohonan upaya hukum pk merupakan suatu
putusan yang berkekuatan hukum tetap. Hal ini berarti bahwa saat
putusan dijatuhkan, terpidana telah berubah status hukumnya menjadi
terpidana. Putusan pengadilan yang demikian tidak terpengaruh dengan
proses pk yang diajukan dapat tetap dilaksanakan.
3. Pasal 268 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana,
menjelaskan bahwa pk terhadap suatu putusan pengadilan hanya dapat
dilakukan satu kali. Sementara setelah kasus ini terjadi tepatnya pada
Tahun 2013 Antasari Azhar mengajukan uji materi Pasal 268 ayat (3)
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ke Mahkamah Konstitusi.3
Terkait putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, maka Pasal 268 ayat (3)
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang mengatur bahwa PK
diajukan satu kali sudah tidak berlaku karena bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.4
Sementara yang dapat mengajukan permohonan peninjauan kembali
yaitu:

a. Terpidana atau ahli waris memiliki kedudukan sama dalam


mengajukan pk. Hal ini berarti bahwa sekalipun terpidana masih
hidup, ahli waris dapat langsung mengajukan pk. Apabila terpidana

2
Ferdinan (2008). "MA: PK Tak Menangguhkan Eksekusi Amrozi Cs". news.okezone.com.
http://news.okezone.com/read/2008/11/03/1/160240/ma-pk-tak-menangguhkan-eksekusi-amrozi-cs
Diakses tanggal 04 Mei 2020. Pukul 23.18 WIB.
3
Ikhwanul Khabibi (2013). "Uji Materi Soal PK, Antasari Ajukan Saksi Ahli Utama Susno
Duadji". news.detik.com. http://news.detik.com/read/2013/04/25/183104/2230664/10/uji-materi-soal-
pk-antasari-ajukan-saksi-ahli-utama-susno-duadji Diakses tanggal 4 Mei 2020 pukul 23.19 WIB.
4
Andi Hamzah, KUHP & KUHAP Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h., 342.
4

meninggal dunia pada saat permohonan pk diajukan maka ahli waris


berperan menggantikan posisi terpidana dalam mengajukan pk.
b. Kuasa hukum. Dasar hukum diperbolehkannya pk ialah aturan
tambahan pedoman pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana yang tertuang dalam bentuk Lampiran Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M. 14-PW.07.03 Tahun 1983. Aturan
tersebut memperbolehkan terpidana pada suatu kasus untuk
memberi kuasa kepada kuasa hukum (pengacara) dalam upaya
mengajukan kasasi. Berdasarkan penggunaan tersebut, mahkamah
agung secara konsisten menggunakan dasar yang sama untuk
diterapkan dalam syarat permohonan upaya hukum pk.
Suatu putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dapat dilakukan
upaya hukum pk dengan menyertakan alasan yang jelas.

Pada Tahun 2004 Indonesia dihebohkan dengan tewasnya salah satu


aktivis HAM yang dikenal vocal dan juga merupakan pendiri KontraS yang
menjadi Ketua Dewan Pengurus dan menjadi Direktur Eksekutif Imparsial
yaitu Munir Said Thalib atau dikenal dengan Munir. Kematiannya terjadi
saat Munir hendak berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studi strata 2
bidang hukum humaniter Universitas Utrecht. Yaitu pada penerbangan
Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-974. Setelah
dilakukannya pemeriksaan dan investigasi di temukan bahwa Munir
dibunuh yang disinyalir terjadi tindak pidana pembunuhan.

Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember 2005


dengan putusan No. 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst yang menyatakan
terpidana terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
perbuatan pidana “turut melakukan pembunuhan berencana” dan “turut
melakukan pemalsuan surat” serta menghukum terpidana dengan penjara
selama 14 Tahun. Pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi Jakarta,
5

Majelis hakim menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum


dan Terpidana. Dan diputus pada tanggal 27 Maret 2006 dengan putusan
No.16/PID/2006/PT.DKI yang menguatkan putusan hakim sebelumnya dan
menetapkan terpidana untuk tetap berada dalam tahanan.

Pada tingkat kasasi, pemohon I jaksa penuntut umum dan pemohon II


terpidana. Pada tanggal 3 Oktober 2006 dengan No.1185 K/Pid/2006
dengan hasil yang menolak permohonan kasasi yang diajukan jaksa
penuntut umum dan mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan
terpidana. Putusan No.16/PID/2006/PT.DKI. Menyatakan terpidana tidak
terbukti melakukan pembunuhan berencana dan hanya terbukti melakukan
tindak pidana menggunakan surat palsu. Serta dijatuhi hukuman 2 Tahun
penjara. Disini terjadinya kekhilafan hakim pada putusan sebelumnya yakni
pada tingkat kasasi karena sama sekali tidak mempertimbangkan hal-hal
yang menyangkut penggunaan surat palsu, pembunuhan terhadap korban
Munir tidak terlepas dari penggunaan surat palsu oleh terpidana.

Sementara Pasal 268 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara


Pidana, dijelaskan bahwa pk terhadap suatu putusan pengadilan hanya dapat
dilakukan satu kali. Lantas bagaimanakah upaya hukum peninjauan
kembali, apakah dapat diajukan oleh jaksa penuntut umum untuk
memperbaiki kekhilafan hakim kasasi ataukah peninjauan kembali ini
masih termasuk kedalam hak terpidana tanpa menghilangkan hak dari
terpidana itu sendiri. Karena tanpa pandang bulu siapa saja yang melanggar
hukum akan menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.5

Hal inilah yang menjadi ketertarikan peneliti untuk membahas


permasalahan ini dengan judul penelitian “Disparitas Putusan Peninjauan

5
Djoko Prakoso, Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, Dalam Proses Hukum Acara Pidana,
(Jakarta: Radar Jaya Offset, 2002), h., 290.
6

Kembali (Putusan Mahkamah agung No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133
PK/Pid/2011) Dalam kasus pembunuhan berencana Munir Said Thalib dan
penggunaan surat palsu oleh terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto”

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan diatas,
maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Terdapat perbedaan amar putusan terhadap terpidana dalam perkara
No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011.
b. Diperbolehkannya permohonan peninjauan kembali yang diajukan
oleh jaksa penuntut umum yang pada dasarnya hal tersebut tidak
diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
c. Terdapat perbedaan bukti / keadaan baru (novum) yang diajukan
dalam perkara No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011.
d. Terdapat kekeliruan pada judex juris yang dilakukan oleh hakim
pada putusan sebelumnya di tingkat kasasi Mahkamah Agung yang
diperbolehkannya mengajukan permohonan peninjauan kembali
untuk mencapai keadilan dan kemanfaatan hukum.
e. Tempus dan locus delicti, pembunuhan korban saudara Munir yang
tidak jelas, dikarenakan adanya jeda waktu masuknya racun arsenik
ke dalam tubuh dengan bereaksinya racun didalam tubuh.
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut, perlu kiranya peneliti untuk
membatasi masalah yangakan menjadi fokus pembahasan dalam
penelitian ini. Penelitian ini akan memfokuskan kepada subjek yang
dapat mengajukan permohonan peninjauan kembali serta alasan hakim
dalam memutuskan perkara dalam putusan No. 109 PK/Pid/2007 dan
7

putusan No. 133 PK/Pid/2011 dalam kasus Pollycarpus Budihari


Priyanto.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka,
perumusan masalah yang diangkat adalah disparitas putusan peninjauan
kembali mahkamah agung dalam kasus terpidana Pollycarpus Budihari
Priyanto. Untuk mempertegas perumusan masalah, peneliti
menguraikannya dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana implementasi permohonan peninjauan kembali yang
diajukan oleh jaksa penuntut umum maupun terpidana?
b. Apa alasan pemohon dalam mengajukan permohonan peninjauan
kembali kepada mahkamah agung?
c. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara
terhadap terpidana dalam putusan peninjauan Kembali No. 109
PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini, paling tidak peneliti mendalilkan tujuan penelitian
sebagai berikut:
a. Untuk menjelaskan implementasi permohonan peninjauan kembali
yang diajukan oleh jaksa penuntut umum maupun terpidana.
b. Untuk menjelaskan alasan pemohon dalam mengajukan
permohonan peninjauan kembali kepada mahkamah agung
c. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara
terhadap terpidana dalam putusan peninjauan kembali, dengan No.
109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini secara dikotomi dapat diuraikan sebagai
berikut:
8

a. Manfaat Teoritis
1) Memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran yang dapat
digunakan bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan
hukum acara pidana pada khususnya.
2) Dapat sebagai bahan acuan bagi penelitian yang akan datang
sesuai dengan bidang penelitian.
b. Manfaat Praktis
1) Dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan hukum acara
pidana khususnya upaya hukum peninjauan kembali.
2) Dapat menjadi sumbangsih dalam rangka pembinaan dan
penegakan hukum nasional.
D. Metode Penelitian
Agar penelitian terlaksana dengan maksimal maka peneliti
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan jenis penelitian yuridis
normatif yaitu didasarkan pada relevansi data terhadap permasalahan.6
Analisis penelitian menggunakan acuan hukum, norma-norma, asas-
asas, prinsip-prinsip, doktrin-doktrin para ahli yang pandangan-
pandangannya berhubungan dengan disparitas putusan, juga
menganalisis permasalahan ini berdasarkan ketentuan yuridis dalam
bahan hukum primer sebagaimana telah disebutkan diatas.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi
ini adalah berdasarkan pendekaran peraturan Perundang-undangan
(statute approach), pendekatan kasus (case approach), dan pendekatan

6
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan Edisi
Pertama, (Jakarta: Kencana, 2014), h., 331-336.
9

perbandingan (Comparatif approach) yaitu pendekatan penelitian


terhadap atau prinsip-prinsip hukum, sistematika hukum, taraf
sinkronisasi vertikal dan horizontal, perbandingan hukum, dan sejarah
hukum, meneliti norma-norma hukum positif, asas-asas/prinsip-prinsip,
dan doktrin-doktrin hukum.7 Objek dalam penelitian ini terletak di
dalam putusan peninjauan kembali mahkamah agung No. 109
PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011.
3. Sumber Data
Berdasarkan sumber bahan hukum penelitian dan bahan penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
jenis bahan hukum, diantaranya:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
autoritatif, artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer
terdiri atas perUndang-Undangan, catatan-catatan resmi atau
risalah dalam pembuatan perUndang-Undangan dan putusan-
putusan hakim. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
putusan peninjauan kembali mahkamah agung No. 109
PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang memberi
penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder
biasanya berupa pendapat hukum/doktrin/teori-teori yang diperoleh
dari literatur hukum, hasil penelitian, artikel ilmiah, buku-buku
yang berhubungan dengan tema penelitian, jurnal, makalah,
maupun website yang berkaitan dengan penelitian. Diantaranya,

7
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia
Publishing, 2008), h., 45-62, dan h., 390.
10

Pasal 263 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana


tentang Peninjauan Kembali, Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier merupakan bahan atau rujukan yang
memberikan penjelasan dan petunjuk terhadap bahan hukum primer
dan bahan hukum sekunder. Biasanya bahan hukum tersier
diperoleh dari kamus hukum, kamus Bahasa Indonesia, kamus
bahasa Inggris, portal-portal media dan sebagainya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan bahan hukum dilakukan melalui penelaahan
berbagai literatur atau studi kepustakaan, studi kepustakaan merupakan
metode tunggal yang dipergunakan dalam penelitian hukum normatif.8
Metode pengumpulan bahan hukum pada penelitian ini menggunakan
studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari
referensi yang mendukung penelitian ini melalui berbagai literatur
seperti buku, bahan ajar perkuliahan, artikel, jurnal, dan Undang-
Undang.9
5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif-
kualitatif. Analisis deskriptif-kualitatif adalah data yang diedit dan
dipilah menurut kategorisasi dan kemudian dihubungkan satusama lain
atau ditafsirkan dalam usaha mencari jawaban atas masalah penelitian.
Pengolahan bahan hukum diantaranya. Bahan-bahan hukum yang

8
Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Alfabeta, 2012), h., 15.
9
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan Edisi
Pertama, (Jakarta: Kencana, 2014), h., 391.
11

diperoleh dikumpulkan sesuai dengan landasan pustaka yang relevan


dengan tema yang diteliti, lalu dikategorikan menjadi bab dan sub bab
dalam penelitian secara rinci agar terstruktur dan sistematis.

Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam


melakukan analisis tersebut adalah: Pertama, semua bahan hukum yang
diperoleh diklasifikasi menurut objek bahasannya. Kedua, dilakukan
eksplikasi yaitu diuraikan dan dijelaskan objek yang diteliti berdasarkan
teori. Ketiga, dilakukan evaluasi, yakni dinilai menggunakan ukuran
ketentuan hukum maupun teori hukum yang berlaku. Analisis dan
masalah penelitian terkait dengan disparitas putusan peninjauan
kembali mahkamah agung No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133
PK/Pid/2011.

E. Sistematika Pembahasan
Peneliti merumuskan rancangan sistematika penelitian yang terdiri dari
lima bab. Adapun uratan dan tata letak masing-masing bab terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN UMUM DISPARITAS PUTUSAN
PENINJAUAN KEMBALI
Bab ini menyajikan kajian pustaka yang didahului
dengan konsep dasar dan kerangka teori serta kerangka
konseptual. Pada bab ini juga dibahas tinjauan kajian
terdahulu yang relevan dengan tema penelitian dengan
menganalisis persamaan dan perbedaan studi-studi
terdahulu.
12

BAB III PUTUSAN HAKIM TERHADAP TERPIDANA


POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO
Bab ini berisikan informasi seputar upaya hukum yang
telah dijalani oleh terpidana Pollycarpus Budihari
Priyanto sebagai data penelitian yang berkenaan dengan
objek yang diteliti yaitu disparitas pertimbangan hakim
dalam menjatuhkan putusan.
BAB IV DISPARITAS PUTUSAN PENINJAUAN
KEMBALI (Putusan Mahkamah agung No. 109
PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011) Dalam kasus
pembunuhan berencana Munir Said Thalib dan
penggunaan surat palsu oleh terpidana Pollycarpus
Budihari Priyanto
Bab ini merupakan analisis permasalahan yang akan
membahas dan menjawab permasalahan pada penelitian
ini diantaranya mengenai disparitas putusan peninjauan
kembali No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011
dalam kasus terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto.
BAB V PENUTUP
Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan
yang dapat ditarik mengacu pada hasil penelitian sesuai
dengan perumusan masalah yang dapat ditarik mengacu
pada hasil penelitian sesuai dengan perumusan masalah.
BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI DISPARITAS PUTUSAN PENINJAUAN
KEMBALI

A. Kerangka Konseptual
Pembahasan ini, diuraikan beberapa konsep-konsep terkait beberapa
istilah yang sering digunakan, peneliti mencoba untuk memberikan
gambaran kerangka konseptual dalam rangka menyederhanakan dan
memudahkan pembaca dalam memahami isi penelitian. Kerangka
konseptual dalam penelitian ini berupa:
1. Disparitas

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia disparitas berarti perbedaan


atau jarak. Sementara dalam pembahasan ini adalah terkait dengan hukum
acara pidana dimana diparitas adalah perbedaan putusan antara hakim di
tingkat satu dengan hakim di tingkat lainnya. Disparitas adalah kebebasan
yang diberikan Undang-Undang kepada hakim untuk memutus perkara
sesuai dengan ketentuan, walaupun putusan tersebut bisa saling berbeda
antara suatu perkara dengan perkara yang lain. Disparitas menimbulkan
masalah yang telah lama menjadi pusat perhatian kalangan akademisi,
pemerhati dan praktisi hukum. Disparitas putusan dianggap sebagai isu
yang mengganggu dalam sistem peradilan pidana terpadu, dan praktek
disparitas tak hanya ditemukan di Indonesia. Bersifat universal dan
ditemukan di banyak negara. Andrew Ashworth dalam bukunya Sentencing
and Criminal Justice, mengatakan disparitas putusan tidak bisa dilepaskan
dari diskresi hakim menjatuhkan hukuman dalam suatu perkara.

Di Indonesia, disparitas sering dihubungkan dengan independensi


hakim. Model pemidanaan yang diatur dalam perUndang-Undangan
(perumusan sanksi pidana maksimal) juga turut andil.

13
14

Hakim dalam menjatuhkan putusan, tidak boleh diintervensi pihak


manapun. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman menyebutkan hakim wajib menggali, mengikuti, dan
memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat. Hakim juga wajib mempertimbangkan sifat baik dan jahat
pada diri terpidana. Independensi hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana
bukan tanpa batas. Eva Achjani Zulfa, dalam buku Pergeseran Paradigma
Pemidanaan, mengatakan asas legalitas yang memberi batas kepada hakim
untuk memutuskan sanksi pidana berdasarkan takaran yang sudah
ditentukan dalam peraturan perUndang-Undangan. Meskipun demikian
disparitas tetap terjadi karena jarak antara sanksi pidana minimal dan
maksimal dalam takaran terlampau besar.

Proses pembentukan peraturan perUndang-Undangan ikut berpengaruh


karena ketiadaan standar merumuskan sanksi pidana. Disparitas putusan
sejak awal dimungkinkan karena aturan hukum yang disusun pemerintah
dan DPR membuat ruang terbuka. Penghapuskan perbedaan putusan hakim
untuk kasus yang mirip tak mungkin dilakukan. Selama ini, upaya yang
dilakukan adalah meminimalisir disparitas antara lain membuat pedoman
pemidanaan (sentencing guidelines). Amerika Serikat, Finlandia, Swedia
dan Selandia termasuk negara yang mengadopsi dan menerapkan pedoman
pemidanaan tersebut.

Hakim di Indonesia sejatinya sudah menyadari persoalan disparitas.


Meskipun berat ringannya hukuman menjadi wewenang hakim tingkat
pertama dan banding, namun dalam beberapa putusan, hakim agung
mengoreksi vonis itu dengan alasan pemidanaan yang tidak proporsional.
Dimana pada penelitian ini disparitas yang peneliti kaji adalah perbedaan
putusan antara Putusan Mahkamah agung No. 109 PK/Pid/2007 selama 20
Tahun penjara dan No. 133 PK/Pid/2011 selama 14 Tahun penjara.
15

2. Putusan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, putusan adalah hasil
memutuskan. Sementara maksud putusan disini adalah putusan
pengadilan atau putusan hakim. Putusan adalah tindakan akhir dari
hakim di dalam persidangan, yang menentukan apakah dinyatakan
bersalah atau tidaknya seseorang dalam suatu kasus atau perkara.
Putusan yang dihadirkan peneliti adalah terkait tentang putusan
mahkamah agung pada upaya hukum peninjauan kembali, yaitu putusan
No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011.
3. Peninjauan Kembali
Peninjauan kembali atau disingkat pk adalah upaya hukum yang
dapat ditempuh oleh terpidana dalam suatu kasus hukum terhadap suatu
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam sistem
peradilan di Indonesia. Putusan pengadilan yang disebut mempunyai
kekuatan hukum tetap ialah putusan pengadilan negeri yang tidak
diajukan upaya banding, putusan pengadilan tinggi yang tidak diajukan
kasasi, atau putusan kasasi mahkamah agung. PK tidak dapat ditempuh
terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
apabila putusan tersebut menyatakan bahwa terpidana bebas.1
Di dalam Pasal 1 ayat (12) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana. Upaya hukum sejatinya muncul dikarenakan adanya hak
terpidana ataupun penuntut umum untuk tidak menerima putusan
pengadilan dalam hal ini keberatan yang berupa perlawanan atau
banding atau kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan

1
Muhammad Yahya Harahap, Ruang Lingkup Peninjauan Kembali, Kekuasaan Mahkamah
Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008)
h., 607-644.
16

peninjauan kembali dalam hal serta cara yang diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.2
Upaya hukum terdiri dari upaya hukum biasa dan upaya hukum luar
biasa. Upaya hukum biasa terdiri dari banding dan kasasi. Sementara
upaya hukum luar biasa adalah kasasi dengan kepentingan hukum dan
peninjauan kembali. Upaya hukum adalah upaya pembuktian menurut
J.C.T. Simorangkir, pembuktian adalah usaha dari pihak yang
berwenang untuk mengemukakan kepada hakim sebanyak mungkin
terkait hal-hal yang berkaitan dengan suatu perkara, dengan tujuan agar
dapat digunakan oleh majelis hakim sebagai bahan untuk memberikan
atau menjatuhkan putusan dalam perkara tersebut. Tidak semua upaya
hukum dapat dilakukan terhadap semua pengadilan. Banding dilakukan
terhadap putusan pengadilan tingkat pertama dan tidak dilakukan
terhadap putusan bebas, lepas dan dalam acara cepat. Kasasi dilakukan
terhadap perkara pidana yang diberikan pada tingkat akhir oleh
pengadilan lain selain dari pada mahkamah agung. Namun tidak dapat
dilakukan terhadap putusan bebas.
Kasasi demi kepentingan hukum dapat dilakukan terhadap semua
putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan
lain selain dari mahkamah agung dan dapat diajukan satu kali
permohonan kasasi oleh jaksa agung. Peninjauan kembali dapat
dilakukan terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap. Dan tidak dapat dilakukan terhadap putusan
bebas dan putusan lepas.3

2
Andi Hamzah, KUHP & KUHAP Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h., 231.
3
Sovia Hasanah, “Upaya Hukum Terhadap Putusan Bebas dan Putusan
Lepas”HukumOnline.com, diakses dari
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5883597d41474/upaya-hukum-terhadap-putusan-
bebas-dan-putusan-lepas pada tanggal Rabu 29 April 2020 pukul 11.26 WIB.
17

Bentuk upaya hukum yang dibahas adalah peninjauan kembali yang


diatur dalam Bab XVIII, bagian kedua, Pasal 263 sampai dengan Pasal
269 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Pada mulanya istilah
yang dipakai untuk peninjauan kembali antara perkara pidana dan
perdata tidak sama. Herziening dipakai untuk perkara pidana dan
request Civiel untuk perkara perdata. Peninjauan kembali dikatakan
terhadap putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
(in kracht van gewijsde) adalah apabila tenggang waktu berpikir telah
dilampaui 7 hari setelah putusan pengadilan tingkat pertama dan 14 hari
setelah putusan pengadilan tingkat banding dan kasasi.4 Hal-hal yang
menjadi alasan untuk diajukannya permohonan kembali dijelaskan
dalam Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
diantaranya:
1. Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat,
bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih
berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat
diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang
lebih ringan.
2. Apabila dalam berbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu
telah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan
putusan yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah
bertentangan satu dengan yang lain.
3. Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan
atau suatu kekeliruan yang nyata

4
Parman Suparman, Pengaturan Hak Mengajukan Upaya Hukum Peninjauan Kembali Dalam
Perkara Pidana Bagi Korban Kejahatan, (Bandung: Refika Aditama, 2014) h., 44-45.
18

4. Apabila dalam suatu putusan, suatu perbuatan yang didakwakan


telah dinyatakan terbukti tetapi tidak diikuti oleh suatu pemidanaan.

Di dalam Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana,


pihak yang berhak mengajukan permohonan peninjauan kembali ialah
terpidana dan ahli warisnya kepada mahkamah agung. Sementara dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana tidak disebutkan jaksa
penuntut umum dapat mengajukan permohonan peninjauan kembali
kepada mahkamah agung. Berdasarkan ketentuan Pasal 264 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, tatacara permintaan atau
permohonan peninjauan kembali diatur sebagaimana berikut:5

1. Putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap


2. Diajukan kepada panitera pengadilan yang telah memutus perkara
dalam tingkat pertama
3. Dituliskan oleh panitera dalam suatu surat keterangan yang
ditandatangani oleh pemohon
4. Didaftarkan dan dilamprkan dalam berkas
5. Tidak dibatasi dalam suatu tenggang waktu
6. Jika terpidana tidak mengerti hukum, panitera menanyakan alasan-
alasan permintaan permohonan peninjauan kembali dari pemohon.
Dalam Pasal 268 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana, terdapat batasan dalam memohonkan peninjauan kembali yaitu
menjelaskan bahwa pk terhadap suatu putusan pengadilan hanya dapat
dilakukan satu kali. Batas waktu dalam pengajuan peninjauan kembali
yaitu diatur dalam, Pasal 69 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
sebagaimana telah diubah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004
tentang Mahkamah Agung menyatakan: Tenggang waktu pengajuan

5
Andi Hamzah, KUHP & KUHAP Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h., 340.
19

permohonan peninjauan kembali yang didasarkan atas alasan


sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 67 adalah 180 (seratus delapan
puluh) hari.
Pasal 266 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana sebagaimana mengatur bahwa pidana yang dijatuhkan dalam
putusan peninjauan kembali tidak boleh melebihi pidana yang telah
dijatuhkan dalam putusan semula. Menurut Yahya Harahap dalam
bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana: Pemeriksaan Sidang Pengadilan,
Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali (hal. 639), pidana yang
dijatuhkan dalam putusan Peninjauan Kembali tidak boleh melebihi
putusan semula merupakan asas yang ditentukan dalam upaya
Peninjauan Kembali yang diatur dalam Pasal 266 ayat (3) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Lebih lanjut Yahya Harahap
(hal. 639) menambahkan bahwa Mahkamah Agung tidak boleh
menjatuhkan putusan yang melebihi putusan pidana semula. Yang
diperkenankan ialah menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan
sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 266 ayat (2) Huruf b angka
4 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Prinsip yang diatur dalam Pasal 266 ayat (3) Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana sejalan dengan tujuan yang terkandung dalam
lembaga upaya Peninjauan Kembali, yang bermaksud membuka
kesempatan kepada terpidana untuk membela kepentingan, agar bisa
terlepas dari ketidakbenaran penegakan hukum. Oleh karena upaya ini
memberi kesempatan untuk membela kepentingannya, tidak patut jika
sarana yang memberi peluang untuk melumpuhkan putusan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, berbalik menjadi bumerang
merugikan diri pemohon. Lain halnya dalam putusan tingkat banding
atau kasasi, dalam proses tersebut putusan belum berkekuatan hukum
20

tetap, masih diperkenankan menjatuhkan putusan baik yang berupa


memberatkan atau meringankan kepada terdakwa.6
4. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung Republik Indonesia (disingkat MA RI atau
MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-
sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-
cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan
peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara.
5. Terpidana
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia terpidana adalah orang
yang dikenai hukuman. Terpidana adalah orang yang didakwa bersalah
atas sebuah kejahatan dan dihukum oleh pengadilan atau orang yang
sedang menjalani hukuman pidana. Terpidana sering kali juga disebut
sebagai "tahanan".7 Dalam penelitian ini pihak atau seseorang sebagai
terpidana adalah saudara Pollycarpus Budihari Priyanto.
6. Pembunuhan Berencana
Pembunuhan berencana adalah kejahatan merampas nyawa
manusia lain, atau membunuh, setelah dilakukan perencanaan mengenai
waktu atau metode, dengan tujuan memastikan keberhasilan
pembunuhan atau untuk menghindari penangkapan. Pembunuhan
terencana dalam hukum umumnya merupakan tipe pembunuhan yang

6
Muhammad Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP:
Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, (Jakarta: Sinar Grafika, cet.
11, 2009), h., 639.
7
Wikipedia, “Terpidana” Wikipedia diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Terpidana, pada
tanggal Selasa 28 April 2020 pukul 10.11 WIB.
21

paling serius, dan pelakunya dapat dijatuhi hukuman mati atau penjara
seumur hidup.
7. Pemalsuan Surat
Pemalsuan surat atau disebut membuat surat palsu adalah
kejahatan yang betujuan untuk digunakan atau dipakai seolah-olah
isinya benar dan tidak dipalsukan. Pihak lain menjadi dirugikan akibat
surat palsu tersebut.
8. Judex Facti dan Judex Juris
Dalam hukum Indonesia, judex facti dan judex juris adalah dua
tingkatan peradilan di Indonesia. Peradilan Indonesia terdiri dari
pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan mahkamah agung. Pengadilan
negeri dan pengadilan tinggi adalah judex facti, yang berwenang
memeriksa fakta dan bukti dari suatu perkara. Judex facti memeriksa
bukti-bukti dari suatu perkara dan menentukan fakta-fakta dari perkara
tersebut. Mahkamah agung adalah judex juris, hanya memeriksa
penerapan hukum dari suatu perkara, dan tidak memeriksa fakta dari
perkaranya.8 Kedua istilah ini berasal dari bahasa Latin. Judex facti
berarti hakim-hakim yang memeriksa fakta, sedangkan judex juris
berarti hakim-hakim yang memeriksa hukum.
Judex juris adalah kewenagan mahkamah agung pada sidang kasasi
memeriksa penerapan hukum dari putusan pengadilan negeri dan
pengadilan tinggi terhadap perkara tertentu dan tidak memeriksa fakta-
fakta bukti yang berhubungan dengan perkaranya.9

8
Muhammad Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP:
Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, (Jakarta: Sinar Grafika,
cet. 11, 2009), h., 286.
9
Klinik Hukum ID, “Apa Perbedaan Judex Facti dan Judex Juris Dalam Sistem Peradilan
Indonesia?”, klinikhukum.id, diakses dari https://klinikhukum.id/perbedaan-judex-facti-dan-judex-juris/
pada tanggal Selasa 28 April 2020 pukul 10.34 WIB.
22

Umumnya, pengadilan negeri yang berkedudukan di ibukota


kabupaten atau kota adalah pengadilan pertama yang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan perkara, dan bertindak sebagai judex facti.
Pengadilan tinggi adalah pengadilan banding terhadap perkara yang
diputus oleh pengadilan negeri, dan memeriksa perkara secara de novo.
Artinya, pengadilan tinggi memeriksa ulang bukti-bukti dan fakta yang
ada. Dengan ini, pengadilan tinggi juga termasuk judex facti. Pada
tingkat kasasi, mahkamah agung tidak lagi memeriksa fakta dan bukti-
bukti perkara. Hanya memeriksa interpretasi, konstruksi dan penerapan
hukum terhadap fakta yang sudah ditentukan oleh judex facti. Karena
ini, mahkamah agung disebut judex juris.10
Yang membedakan antara Judex Facti dan Judex Juris adalah
terletak pada isi dan pada amar putusan hakim. Judex Facti adalah
peradilan yang mencari duduknya perkara dan mencari hubungan
kausalitas antara fakta-fakta hukum dalam persidangan. Dimana
terdapat proses pengajuan saksi maupun ahli dari jaksa penuntut umum
maupun terdakwa. Setelah itu hakim akan membahas fakta-fakta dan
membuktikan dakwaan jaksa penuntut umum. Seperti dalam perkara
No.1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst contoh:
“Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di
persidangan tersebut, Pengadilan hendak membahas dan membuktikan
dakwaan Penuntut Umum yang telah dibacakan pada awal persidangan
perkara ini:”. “Menimbang, bahwa dakwaan Penuntut Umum berbentuk
kumulatif terdiri dari dakwaan Kesatu menyangkut Pasal 340 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke -1 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana, dan dakwaan kedua menyangkut Pasal

10
Wikipedia, “Judex Facti dan Judex Juris” Wikipedia diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Judex_facti_dan_judex_juris, pada tanggal Selasa 28 April 2020 pukul
10.11 WIB.
23

263 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo. Pasal 55 ayat (1)
ke-I Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, dibabas dan
dipertimbangkan sebagai berikut;” Sementara dalam Judex Juris adalah
tentang hukum atau bagaimana hukum itu di terapkan oleh hakim.
Dimana hakim menilai penerapan hukum dalam putusan sebelumnya.
Seperti dalam perkara No. 109 PK/Pid/2007 contoh:
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat: Mengenai alasan Ad.I.1: “Bahwa alasan ini tidak dapat
dibenarkan, karena kekeliruan dalam mengutip putusan Pengadilan
Tinggi tersebut, bukan merupakan suatu kekhilafan hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat (2)
Huruf c Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;”
Mengenai alasan Ad.I.2, Ad.I.3 “Bahwa alasan-alasan ini dapat
dibenarkan, yaitu adanya kekeliruan yang nyata, dalam hal ini kesalahan
penerapan hukum yang dilakukan oleh Majelis Hakim Kasasi,
berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:”
Jadi dapat disimpulkan berdasarkan konsep-konsep yang telah
dipaparkan diatas maka yang dimaksud dengan judul penelitian ini
adalah perbedaan putusan pada tingkatan peninjauan kembali yaitu No.
109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011 dalam kasus kejahatan yang
dilakukan oleh Pollycarpus.
B. Kerangka Teori
Pembahasan ini, dipaparkan beberapa teori yang digunakan peneliti
untuk menganalisis permasalahan dalam tulisan ini. Diantaranya adalah:
1. Teori Keadilan Substantif
Keadilan secara umum diartikan sebagai perbuatan atau perlakuan
yang adil. Sementara adil adalah tidak berat sebelah, tidak memihak dan
berpihak kepada yang benar. Inti dari keadilan adalah pemikiran
mengenai kesamaan (gleichheit). Keadilan menurut kajian filsafat
24

adalah apabila dipenuhi dengan dua prinsip, yaitu pertama tidak


merugikan seseorang, dan kedua adalah perlakuan kepada tiap-tiap
manusia apa yang menjadi haknya. Jika kedua prinsip ini dapat dipenuhi
barulah itu dapat dikatakan adil.
Pada praktiknya, pemaknaan keadilan dalam penanganan sengketa-
sengketa hukum ternyata masih dapat diperdebatkan. Banyak pihak
merasakan dan menilai bahwa lembaga pengadilan kurang adil karena
terlalu syarat dengan prosedur, formalistis, kaku, dan lamban dalam
memberikan putusan terhadap suatu perkara. Agaknya faktor tersebut
tidak lepas dari cara pandang hakim terhadap hukum yang amat kaku
dan normatif-prosedural dalam melakukan konkretisasi hukum.11
Hakim semestinya mampu menjadi seorang interpretator yang mampu
menangkap semangat keadilan dalam masyarakat dan tidak terbelenggu
oleh kekakuan normatif-prosedural yang ada dalam suatu peraturan
perUndang-Undangan, karena hakim bukan lagi sekedar pelaksana
Undang-Undang. Artinya, hakim dituntut untuk memiliki keberanian
mengambil keputusan yang berbeda dengan ketentuan normatif
Undang-Undang, keadilan substansial selalu saja sulit diwujudkan
melalui putusan hakim pengadilan, karena hakim dan lembaga
pengadilan hanya akan memberikan keadilan formal.
Keadilan menurut Ibnu Taymiyyah (661-728 H) adalah memberikan
sesuatu kepada setiap anggota masyarakat sesuai dengan haknya yang
harus diperolehnya tanpa diminta, tidak berat sebelah atau tidak
memihak kepada salah satu pihak, mengetahui hak dan kewajiban,
mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan
tetap menurut peraturan yang telah ditetapkan. Keadilan merupakan

11
Immanuel Christophel Liwe, Kewenangan Hakim Dalam Memeriksa Dan Memutus Perkara
Pidana Yang Diajukan Ke Pengadilan, (Jurnal Lex Crimen Vol.3 No.1, Maret 2014) Diakses pada
tanggal 6 Januari pukul 20.55 WIB.
25

nilai-nilai kemanusiaan yang asasi dan menjadi pilar bagi berbagai


aspek kehidupan, baik individual, keluarga, dan masyarakat.
Keadilan substantif dimaknai keadilan yang diberikan sesuai dengan
aturan-aturan hukum substantif, dengan tanpa melihat kesalahan-
kesalahan prosedural yang tidak berpengaruh pada hak-hak substantif
penggugat. Ini berarti bahwa apa yang secara formal-prosedural benar
bisa saja disalahkan secara materiil dan substansinya melanggar
keadilan. Demikian sebaliknya, apa yang secara formal salah bisa saja
dibenarkan jika secara materiil dan substansinya sudah cukup adil
(hakim dapat menoleransi pelanggaran prosedural asalkan tidak
melanggar substansi keadilan).12 Keadilan substantif, dengan kata lain
bukan berarti hakim harus selalu mengabaikan ketentuan Undang-
Undang, melalui keadilan substantif berarti hakim dapat mengabaikan
Undang-Undang yang tidak memberi rasa keadilan, tetapi tetap
berpedoman pada formal-prosedural Undang-Undang yang sudah
memberi rasa keadilan sekaligus menjamin kepastian hukum.13
2. Teori Kekuasaan Kehakiman
Teori kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka,
seperti yang dinyatakan dalam penjelasan Pasal 24 dan Pasal 25
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu
bahwa: “Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diberhentikan sebagai
hakim ditetapkan dengan Undang-Undang”.

12
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h., 3.
13
Ade Kurniawan Muharram, Analisis Disparitas Putusan Hakim Dalam Perkara Kecelakaan
Lalu Lintas (Studi Putusan Nomor: No. 110/Pid/2015/PPN.Met dan Nomor: No.32/Pid.B/2013/PN.M),
(Lampung: Universitas Lampung, 2017), h., 11-15.
26

Hal ini berarti bahwa kedudukan para hakim harus dijamin oleh
Undang-Undang. Salah satu ciri dari Negara hukum adalah terdapat
suatu kemerdekaan hakim yang bebas, tidak memihak dan tidak
dipengaruhi oleh Kekuasaan Legislatif dan Eksekutif. Kebebasan hakim
tersebut tidak dapat diartikan bahwa hakim dapat melakukan tindakan
sewenang-wenang terhadap suatu perkara yang sedang ditanganinya,
akan tetapi hakim tetap terikat pada peraturan hukum yang ada. Fungsi
kekuasaan kehakiman diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 48
Tahun 2009 yang berbunyi: “Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi
terselenggaranya negara Hukum Republik Indonesia.”
Dalam pelaksanaannya kekuasaan kehakiman selain dijalankan
oleh Mahkamah Konstitusi juga dijalankan oleh Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang ada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, dan
lingkungan peradilan tata usaha negara. Adalah kekuasaan untuk
memeriksa dan mengadili serta memberikan putusan atas perkara-
perkara yang diserahkan kepadanya untuk menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan perUndang-Undangan. Badan yang memegang
kekuasaan kehakiman dan peradilan ini harus dapat bekerja dengan baik
dalam tugas-tugasnya, agar dihasilkan putusan-putusan yang objektif
dan tidak memihak dengan senantiasa menjunjung tinggi hukum dan
keadilan. Karenanya badan ini harus bebas dari pengaruh kekuasaan
lain atau pengaruh kekuasaan pemerintahan. Fungsi kekuasaan
kehakiman pada pembagian kekuasaan dalam lingkup peradilan agar
terbentuknya kewenangan mengadili pada tingkatan-tingkatannya.
Dimana tingkatan tersebut memiliki kewenangan mengadili masing-
masing dan saling bersinergi tanpa saling bersinggungan. Landasan
27

awal adanya tingkatan pada sistem peradilan di Indonesia ditetapkan di


dalam konstitusi yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Dalam Pasal 24 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa:
1. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan.
2. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung
dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah mahkamah konstitusi.
3. Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman diatur dalam Undang-Undang.
Melalui Pasal 24 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa terdapat tingkatan
antara mahkamah agung sebagai pengadilan negara tertinggi dan badan
peradilan yang berada di bawahnya, yang kemudian diatur dalam
Undang-Undang. Adalah Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang kekuasaan kehakiman, yang mana dimaksudkan untuk
melakukan penataan sistem peradilan yang terpadu agar mewujudkan
kekuasaan kehakiman yang merdeka dan peradilan yang bersih serta
berwibawa. Unsur-unsur yang dapat ditarik di atas yakni menghendaki:
(i) adanya suatu peradilan (tribunal) yang ditetapkan oleh suatu
perUndang-Undangan; (ii) peradilan itu harus independent, tidak
memihak (impartial) dan competent; dan (iii) peradilan diselenggarakan
secara jujur (fair trial) dan pemeriksaan secara terbuka (public hearing).
Semua unsur-unsur tersebut tercantum dalam penjelasan Pasal 24 dan
25 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
28

sebelum perubahan dan diimplementasikan dalam Undang-Undang


Nomor 14 Tahun 1970 jo. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999,
seperti telah dicabut dan digantikan dengan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2004, tentang Kekuasaan Kehakiman. Hal ini menunjukkan
bahwa ujung tombak dari nilai keadilan itu ada di tangan hakim, dimana
proses persidangan dan pembuktian dapat berlangsung agar nilai
keadilan dapat tercapai apabila di laksanakannya prinsip kekuasaan
kehakiman.
3. Teori Pembuktian Negatif Menurut Undang-Undang (Negatief
Wettelijke)
Sistem pembuktian adalah merupakan hal-hal yang bersifat
urgen dalam menjamin proses pemeriksaan perkara pidana, karena di
dalam sistem pembuktian tersebut mengandung asas dan cara
pembuktian yang dipakai yang merupakan perangkat aturan formal
guna menemukan kebenaran yang sesungguhnya. Di dalam teori ini
terdapat syarat-syarat sebagai berikut:
a. Wettelijke, alat-alat yang sah dan ditetapkan oleh Undang-Undang
b. Negatief, alat-alat bukti yang sah dan ditetapkan Undang-Undang
saja belum cukup untuk hakim menganggap kesalahan terpidana
telah terbukti, akan tetapi dibutuhkan adanya keyakinan hakim.
Menurut sistem negatief wettelijke menghendaki hubungan sebab-
akibat antara alat-alat bukti dengan keyakinan. Alat bukti dalam sistem
pembuktian negatief wetteljke ini telah ditentukan secara limitatif
dalam Undang-Undang serta bagaimana cara menggunakannya (bewijs
veering) yang harus diikuti pula adanya keyakinan, bahwa peristiwa
pidana benar terjadi dan terpidanalah yang bersalah.
Dalam Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana bahwa alat bukti yang sah adalah: keterangan saksi, keterangan
ahli, surat, petunjuk dan keterangan terpidana. Dalam sistem
29

pembuktian hukum acara pidana yang menganut stelsel negatief


wettelijk, hanya alat-alat bukti yang sah menurut Undang-Undang yang
dapat dipergunakan untuk pembuktian.14 Sistem pembuktian ini
memiliki persamaan dan perbedaan dengan teori pembuktian yang
bebas. Persaamaannya adalah bahwa bahwa untuk menghukum
terpidana harus adanya unsur keyakinan bahwa terpidana telah terbukti
bersalah dan menyebutkan alasan dasarnya. Perbedaan bertitik tolak
dari bahwa teori ini menghendaki keyakinan hakim dengan alasan yang
didasarkan pada alat bukti menurut Undang-Undang, kemudian teori
pembuktian yang bebas dan keyakinan hakim didasarkan kepada
kesimpulan yang logis tidak berdasarkan Undang-Undang.
4. Keadilan Dalam Perspektif Islam

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan


amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.
a. Tafsir Al - Quran Surat An-Nisa Ayat 58
Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk
menunaikan amanat yang berbeda-beda yang kalian dipercaya
untuk menyampaikannya kepada para pemiliknya, maka

14
Martiman Prodjohamidjojo, Sistem PembuktiandanAlat-alat Bukti, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983), h., 19.
30

janganlah kalian melalaikan amanat-amanat itu. Dan Dia


memerintahkan kalian untuk memutuskan perkara
(menghukum) diantara manusia dengan dasar keadilan dan
objektif, bila kalian memutuskan permasalahan diantara mereka.
Dan itu adalah sebaik-baik nasihat yang Allah sampaikan
kepada kalian dan memberi petunjuk kalian kepadanya.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian,
meneliti seluruh perbuatan kalian lagi Maha Melihatnya.

Disini dapat ditarik korelasi bahwasanya apabila hakim dalam


memutus perkara diharuskan berlaku adil. Sementara apabila kita telaah
lebih lanjut “adil” dalam ukuran manusia adalah tidak mungkin sama
dengan yang lain. Dikarenakan hanya Allah yang Maha Adil. Oleh
sebebab itu konsep keadilan yang dipahami hakim dalam memutus
perkara bisa berbeda dengan hakim yang lain. Hal tersebut
mengakibatkan terbukanya ruang untuk perbedaan putusan (disparitas).
Yang dapat dilakukan manusia adalah dengan meminimalisir perbedaan
itu. Karna tidak dimungkinkan menghilangkan perbedaan itu sendiri.

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu


Dalam penelitian skripsi ini peneliti merujuk kepada skripsi, buku dari
penelitian, dan artikel jurnal terdahulu, tentunya terdapat pembeda yang
membedakan yang menjadi fokus masalah didalam rujukan dengan fokus
masalah yang peneliti teliti, diantaranya:
1. Amiril Mujahidin15 Pada skripsinya yang berjudul Upaya
Peninjauan Kembali (PK) Dalam Perkara Pidana Pembunuhan
Munir. Menerangkan bagaimana kasus tersebut ditinjau dari hukum

15
Amiril Mujahidin, Upaya Peninjauan Kembali (PK) Dalam Perkara Pidana Pembunuhan
Munir (Analisis Hukum Islam), (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif HidAyatullah Jakarta, 2009)
Diakses pada tanggal 15 Desember 2019 pukul 20.20 WIB.
31

Islam. Skripsi ini dikeluarkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif


Hidayatullah Jakarta pada Tahun 2009. Skripsi ini mengkaji atau
membahas bagaimana upaya peninjauan kembali dalam perkara
pidana pembunuhan Munir.
Persamaan di dalam skripsi yang peneliti teliti adalah sama-
sama menganalisis tentang peninjauan kembali atas perkara
pembunuhan berencana saudara Munir. Perbedaan di dalam skripsi
ini adalah peneliti berfokus pada proses peninjauan kembali pertama
saudara Munir sementara fokus dari penelitian peneliti adalah
disparitas antara putusan peninjauan kembali pertama dan kedua.
Dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan pembaharuan dari
penelitian yang terdahulu.
2. Aldillah Meydevera W16 Pada skripsinya yang berjudul Analisis
putusan Mahkamah Agung tentang upaya hukum peninjauan
kembali dalam putusan Mahkamah Agung No. 109 PK/PID/2007
Pollycarpus Budihari Priyanto. Menerangkan bagaimana kasus
tersebut ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Skripsi ini dikeluarkan oleh Universitas Tarumanegara pada Tahun
2017. Pada Pasal 266 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana mengatur bahwa pidana yang dijatuhkan dalam putusan
peninjauan kembali tidak boleh melebihi pidana yang dijatuhkan
dalam putusan semula. Skripsi ini mengkaji tentang peninjauan
kembali dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dengan
implementasi di lapangan.

16
Aldillah Meydevera W, Analisis putusan Mahkamah Agung tentang upaya hukum
peninjauan kembali dalam putusan Mahkamah Agung No. 109/PK/PID/2007 Pollycarpus Budihari
Priyanto, (Skripsi Universitas Tarumanegara, 2017) Diakses pada tanggal 27 Maret 2020 pukul 11.32
WIB.
32

Persamaan di dalam skripsi yang peneliti teliti adalah sama-


sama menganalisis tentang peninjauan kembali dalam putusan
mahkamah agung No. 109 PK/PID/2007. Perbedaan di dalam
skripsi ini adalah peneliti berfokus pada putusan mahkamah agung
No. 109 PK/PID/2007 sementara fokus penelitian peneliti adalah
putusan mahkamah agung No. 109 PK/PID/2007 dan putusan
mahkamah agung No. 133 PK/PID/2011. Dapat dikatakan bahwa
penelitian ini merupakan pembaharuan dari penelitian yang
terdahulu.
3. Fajar Herbudi Arifianto17 Pada skripsinya yang berjudul Upaya
Hukum Peninjauan Kembali Oleh Jaksa Penuntut Umum Pada
Undang-Undang 8 Tahun 1981 (Studi Kasus Putusan MA No. 109
/PK/PID/2007). Menerangkan bagaimana kasus tersebut ditinjau
dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana. Skripsi ini dikeluarkan oleh
Universitas Indonesia pada Tahun 2008. Skripsi ini mengkaji
tentang peninjauan kembali dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana dengan implementasi di lapangan.
Persamaan di dalam skripsi yang peneliti teliti adalah sama-
sama menganalisis tentang peninjauan kembali dalam putusan
mahkamah agung No. 109 PK/PID/2007. Perbedaan di dalam
skripsi ini adalah peneliti berfokus pada putusan mahkamah agung
No. 109 PK/PID/2007 sementara fokus penelitian peneliti adalah
putusan mahkamah agung No. 109 PK/PID/2007 dan putusan
mahkamah agung No. 133 PK/PID/2011. Dapat dikatakan bahwa

17
Fajar Herbudi Arifianto, Upaya Hukum Peninjauan Kembali Oleh Jaksa Penuntut Umum
Pada UU 8 Tahun 1981 (Studi Kasus Putusan MA No 109 PK/PID/2007, (Skripsi Universitas Inodnesia,
2008) Diakses pada tanggal 27 Maret 2020 pukul 11.32 WIB.
33

penelitian ini merupakan pembaharuan dari penelitian yang


terdahulu.
4. Manata Binsar Tua Samosir18 Pada skripsinya yang berjudul
Upaya Hukum Peninjauan Kembali Oleh Jaksa Ditinjau Dari
Hukum Acara Pidana (Studi Kasus: Pollycarpus Budihari Priyanto).
Menerangkan bagaimana kasus tersebut ditinjau dari Hukum Acara
Pidana. Skripsi ini dikeluarkan oleh Universitas Sumatera Utara
Medan pada Tahun 2009. Skripsi ini mengkaji tentang peninjauan
kembali dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dengan
implementasi di lapangan.
Persamaan di dalam skripsi yang peneliti teliti adalah sama-
sama menganalisis tentang peninjauan kembali dalam putusan
mahkamah agung No. 109 PK/PID/2007. Perbedaan di dalam
skripsi ini adalah peneliti berfokus pada putusan mahkamah agung
No. 109 PK/PID/2007 sementara fokus penelitian peneliti adalah
putusan mahkamah agung No. 109 PK/PID/2007 dan putusan
mahkamah agung No. 133 PK/PID/2011. Dapat dikatakan bahwa
penelitian ini merupakan pembaharuan dari penelitian yang
terdahulu.

18
Manata Binsar Tua Samosir, Upaya Hukum Peninjauan Kembali Oleh Jaksa Ditinjau Dari
Hukum Acara Pidana (Studi Kasus: Pollycarpus Budihari Priyanto), (Skripsi Universitas Sumatera Utara
Medan, 2009) Diakses pada tanggal 27 Maret 2020 pada pukul 14.18 WIB.
BAB III
PUTUSAN HAKIM TERHADAP TERPIDANA POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO

A. Putusan Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


Pada Pengadilan Negeri setelah memperhatikan putusan Sela
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tentang eksepsi tim penasihat hukum
terdakwa yang pada pokoknya eksepsi terdakwa ditolak oleh hakim.
Pembelaan hukum Terdakwa melalui Tim Penasihat Hukumnya yang pada
pokoknya memohon supaya Majelis Hakim memberikan putusan:
Terdakwa tidak terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan tindak
pidana, sebagaimana yang tersebut dalam dakwaan Kesatu dan Kedua,
Menyatakan bahwa Terdakwa Bebas dari segala tuntutan hukum,
Memerintahkan agar Terdakwa segera di keluarkan dari tahanan,
Memulihkan harkat, kehormatan, dan nama baik Terdakwa. Terdakwa
Pollycarpus Budihari Priyanto didakwa dengan dakwaan, berdasarkan Pasal
340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana dalam dakwaan pertama. Dan berdasarkan
Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo Pasal 55 ayat
(1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dalam dakwaan kedua.
Jaksa penuntut umum dalam persidangan telah mengajukan 28 barang
bukti, dan telah mengajukan saksi-saksi yang telah memberikan keterangan
dibawah sumpah sebanyak 35 orang, dengan 2 orang saksi ahli.
Terdakwa dan tim penasihat hukumnya dalam persidangan telah
mengajukan saksi-saksi yang meringankan (Saksi A decharge) yang telah
memberikan keterangan dibawah sumpah sebanyak 2 orang. Bahwa
dakwaan jaksa penuntut umum berbentuk kumulatif terdiri dari dakwaan
kesatu menyangkut Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, dan dakwaan

34
35

kedua Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Dengan tuntutan
hukuman seumur hidup. Menetapkan terdakwa Pollycarpus Budihari
Priyanto terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan
perbuatan pidana “turut melakukan pembunuhan berencana” dan “turut
melakukan pemalsuan surat”, menghukum terdakwa oleh karena perbuatan
tersebut dengan hukuman penjara selama 14 (empat belas) Tahun,
menetapkan lama masa tahanan terdakwa yang telah dijalani, dikurangkan
seluruhnya dari jumlah hukuman yang dijatuhkan, menetapkan terdakwa
tetap ditahan dan membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.
5.000,- (lima ribu rupiah). Demikian diputus pada hari Selasa tanggal 20
Desember 2005 dalam rapat musyawarah majelis hakim.
B. Putusan Banding Pada Pengadilan Tinggi Jakarta
Pada pengadilan tinggi akte permintaan banding oleh terdakwa dan
jaksa penuntut umum masing-masing pada tanggal 27 Desember 2005 telah
diterima dan diberitahukan untuk mempelajari berkas perkara dengan
register Nomor W7.Dc.Hn.5923.XII.2005.03 dan Nomor
W7.Dc.Hn.5923.XII.2005.03. Majelis Hakim Tingkat Banding membaca
dan memperhatikan secara seksama berkas perkara, berita acara sidang,
keterangan saksi-saksi dibawah sumpah, surat-surat bukti, serta Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember 2005 Nomor
1361/Pid/B/2005/PN.Jkt.Pst, yang dimintakan banding tersebut Majelis
Hakim Tingkat Banding sependapat dengan alasan-alasan dan
pertimbangan hukum putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama karena
sudah tepat dan benar sehingga oleh karena itu Majelis Hakim Tingkat
Banding dipertahankan dan di kuatkan. Putusan pengadilan tinggi,
menerima permintaan banding dari jaksa penuntut umum dan terdakwa,
menguatkan putusan pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember
2005 No. 1361/Pid/B/2005/PN.Jkt.Pst yang dimintakan banding,
36

menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan, membebaskan biaya


perkara kepada terdakwa pada kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat
banding ditetapkan sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Terdapat dissenting opinion yang diajukan oleh hakim Basoeki dan
hakim Sri Handoyo. Hakim Basoeki berpendapat dari alasan yang diajukan
yaitu. Mengadili, Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut
Umum dan Penasihat Hukum Terdakwa. Membatalkan Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desernber 2005 No.
1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst. Serta mengadili sendiri menyatakan terdakwa
Pollycarpus Budihari Priyanto tersebut tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan tindak pidana dalam dakwaan kesatu.
Membebaskan oleh karenanya dari dakwaan kesatu tersebut. Menyatakan
terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto, terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Mempergunakan Surat
Palsu” sebagaimana didakwakan dalam dakwaan kedua. Menjatuhkan
pidana penjara selama 4 (empat) Tahun. Menetapkan lamanya masa
tahanan Terdakwa yang telah dijalani, dikurangkan seluruhnya dari pidana
yang dijatuhkan. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan.
Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan kepada
Terdakwa yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 5.000,- (lima
ribu rupiah). Menyatakan barang bukti di kembalikan kepada Jaksa
Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara lain.
C. Putusan Kasasi Pada Mahkamah Agung
Pada mahkamah agung akta tentang permohonan kasasi Nomor
20/Akta.Pid/2006/PN.JKT.PST, yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat yang menerangkan, bahwa masing-masing pada
tanggal 19 April 2006 dan 26 April 2006 Jaksa/Penuntut Umum pada
Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat dan Terdakwa mengajukan permohonan
kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut.
37

Memori kasasi tanggal 2 Mei 2006 dari Jaksa/Penuntut Umum sebaqai


Pemohon Kasasi I yang diterima di Kepaniteraan Penqadilan Negeri Jakarta
Pusat pada tanggal 2 Mei 2006. Memori kasasi tanggal 8 Mei 2006 dari
Kuasa Hukum Terdakwa berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 19 April
2006 sebagai Pemohon Kasasi II yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 8 Mei 2006.
Bahwa pemohon kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan
dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut Undang-Undang, oleh
karena itu permohonan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasasi I dan
pemehon kasasi II tersebut formal dapat diterima. Dengan diuraikan alasan-
alasan pengajuan kasasi oleh pemohon kasasi I, maka permohonan kasasi
yang diajukan oleh pemohon kasasi I: jaksa penuntut umum tersebut harus
ditolak. Bahwa berdasarkan pertimbangan putusan judex facti dalam
perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan / atau Undang-Undang.
Dan dengan diuraikan alasan-alasan pengajuan kasasi oleh pemohon kasasi
II, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasai II adalah:
1. Tentang dakwaan kesatu
Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas mahkamah agung
berpendapat bahwa unsur-unsur dari dakwaan kesatu tidak
terpenuhi sehingga dakwaan kesatu tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan, oleh karena itu terdakwa harus dibebaskan dari
dakwaan tersebut.
2. Tentang dakwaan kedua
Bahwa walaupun ada kaitannya dengan dakwaan kesatu, namun
dakwaan kedua adalah dakwaan yang berdiri sendiri (Pasal 85 (1)
Kitab Hukum Pidana). Terlepas dari hal tersebut, judex facti telah
salah dalam menguraikan rumusan kualifikasi tindak pidana yang
dilakukan terdakwa sesuai dengan dakwaan kedua. Kualifikasi
tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa seharusnya
38

menggunakan surat palsu Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang-Undang


Hukum Pidana, bukan melakukan pemalsuan surat Pasal 263 ayat
(1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)

Terdapat dissenting opinion yang diajukan oleh hakim Artidjo Alkostar


yang pada intinya mengabulkan permohonan kasasi jaksa penuntut umum
dan menolak permohonan kasasi terdakwa / penasehat hukumnya. Bahwa
berdasarkan pertimbangan di atas Mahkamah Agung berpendapat, bahwa
Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 16/PID/2005/ PT.OKI, tanggal
27 Maret 2006 dan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1361
K/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst, tanggal 20 Desember 2005 tidak dapat
dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan. Karena terhadap
Terdakwa dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana dalam
dakwaan Kesatu dan terbukti melakukan tindak pidana dalam dakwaan
Kedua, maka sebelum menjatuhkan pidana kepada Terdakwa perlu
dipertimbangkan yaitu: Hal-hal yang meringankan, Terdakwa bersikap
sopan dan menghormati persidangan, terdakwa belum pernah dihukum,
terdakwa mempuyai tanggungan keluarga. Hal-hal yang memberatkan,
perbuatan terdakwa dapat menimbulkan kurang percayanya masyarakat
terhadap Garuda sebagai perusahaan Negara, perbuatan terdakwa telah
mencoreng nama baik awak pesawat Garuda.

Pengadilan mengadili kasasi terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto.


Pengadilan menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi I: jaksa
penuntut umum pada kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, mengabulkan
permohonan kasasi dari pemohon kasasi II: terdakwa Pollycarpus Budihari
Priyanto, dan membatalakan putusan pengadilan Negeri Jakarta No.
16/PID/2006/PT.DKI, tangga; 27 Maret 2006 yang membatalkan putusan
pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst, tanggal
20 Desember 2005. Majelis makim mengadili sendiri dengan menyatakan
39

terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan


tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan kesatu,
membebaskan terdakwa dari dakwaan kesatu, menyatakan terdakwa telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“menggunakan surat palsu”, menjatuhkan pidana penjara 2 Tahun, dan
membebankan terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam tingkat
kasasi ini sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah). Demikianlah
diputuskan dalam rapat permusyawaratan mahkamah agung pada hari
selasa, tanggal 3 Oktober 2006.

D. Putusan Peninjauan Kembali No. 109 PK/Pid/2007


Pada proses peninjauan kembali mahkamah agung, berdasarkan akta
permohonan peninjauan kembali tertanggal 26 Juli 2007 yang diajukan oleh
jaksa penuntut umum. Terdapat 2 (dua) alasan utama yang diajukan oleh
Jaksa Penuntut umum dalam permohonannya. Peneliti meringkas alasan-
alasan yang diajukan tanpa mengurangi inti dari alasan tersebut.
Diantaranya adalah:
1. Bahwa kekhilafan atau kekeliruan yang nyata terlihat pada
pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar amar putusan
sebelumnya.
2. Bahwa ditemukannya keadaan baru (novum) yang membuktikan
bahwa Pollycarpus diduga kuat membunuh korban Munir
menggunakan racun.

Dalam pertimbangan hukum yang diberikan oleh majelis hakim


peninjauan kembali mahkamah agung, terdapat beberapa poin yang
menjawab poin-poin alasan yang diajukan oleh pemohon dalam hal ini
adalah jaksa penuntut umum.
40

1. Terhadap alasan bahwa mahkamah agung dalam pertimbangannya


telah membatalkan putusan pengadilan negeri Jakarta Pusat dan
dengan mengadili sendiri. Bahwa terhadap alasan ini tidak dapat
dibenarkan, karena kekeliruan dalam mengutip putusan pengadilan
tinggi, bukan merupakan suatu kekhilafan hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat
(2) Huruf c Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
2. Terhadap alasan bahwa mahkamah agung dalam pertimbangannya
telah membatalkan putusan pengadilan negeri Jakarta Pusat dan
dengan mengadili sendiri. Bahwa terhadap alasan ini dapat
dibenarkan, yaitu adanya kekeliruan yang nyata, dalam hal ini
kesalahan penerapan hukum yang dilakukan oleh majelis hakim
kasasi.
3. Terhadap Alasan bahwa ditemukannya keadaan baru (novum).
Bahwa alasan ini dapat dibenarkan, keterangan terdapat kesaksian
saksi di bawah sumpah yaitu lebih dari 3 orang.

Pengadilan mengadili yaitu, Mengabulkan permohonan peninjauan


kembali yang diajukan oleh pemohon peninjauan kembali yaitu jaksa
penuntut umum. Membatalkan putusan mahkamah agung tanggal 3 Oktober
2006, No. 1185 K/Pid/2006 yang telah membatalkan putusan pengadilan
Tinggi Jakarta tanggal 27 Maret 2006, No. 16/PID/2006/PT.DKI, yang
telah menguatkan putusan pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20
Desember 2005, No. 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst. Menyatakan terpidana:
Pollycarpus Budihari Priyanto terbukti secara sah dan meyakinkan telah
bersalah melakukan tindak pidana melakukan pembunuhan berencana dan
melakukan pemalsuan surat. Menghukum oleh karena itu terpidana dengan
pidana penjara selama 20 (dua puluh) Tahun. Menetapkan masa penahanan
41

yang telah dijalani terpidana dikurangkan seluruhnya dari hukuman yang


dijatuhkan.

E. Putusan Peninjauan Kembali No. 133 PK/Pid/2011


Pada proses peninjauan kembali mahkamah agung, berdasarkan akta
permohonan peninjauan kembali tertanggal 9 Mei 2011 yang diajukan oleh
terpidana. Terdapat 2 (dua) alasan utama yang diajukan oleh terpidana
dalam permohonannya. Peneliti meringkas alasan-alasan yang diajukan
tanpa mengurangi inti dari alasan tersebut. Diantaranya adalah:
1. Bahwa terdapat kekeliruan dalam judex juris pada upaya peninjauan
kembali sebelumnya karena menerima permohonan peninjauan
kembali yang diajukan jaksa penuntut umum.
2. Bahwa ditemukannya keadaan baru (novum) yang membuktikan
bahwa Pollycarpus tidak melakukan pembunuhan berencana
terhadap Munir.

Pertimbangan hukum yang diberikan oleh majelis hakim peninjauan


kembali mahkamah agung, terdapat beberapa poin yang menjawab poin-
poin alasan yang diajukan oleh pemohon dalam hal ini adalah jaksa
penuntut umum.

1. Terhadap alasan bahwa judex juris mahkamah agung telah


melakukan kekeliruan karena telah menerima permohonan
peninjauan kembali jaksa penuntut umum. Bahwa sesungguhnya
permohonan peninjauan kembali hanya disampaikan 1 (satu) kali
saja oleh yang bersangkutan sesuai Pasal 268 ayat (3) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana akan tetapi dalam
menterjemahkan Pasal 263 ayat (3) majelis menyetujui pendapat
majelis peninjauan kembali terdahulu bahwa perkara a quo
ditujukan kepada jaksa penuntut umum sebagai pihak
42

berkepentingan sehingga putusan yang berisi pernyataan kesalahan


terpidana tetapi tidak diikuti pemidanaan dapat dirubah dengan
diikuti pemidanaan terhadap terpidana.
2. Terhadap alasan bahwa ditemukan keadaan baru (novum). Bahwa
sedangkan alasan lainnya dari pemohon peninjauan kembali berupa
novum tidak dapat dibenarkan karena bukan berupa bukti yang
menentukan.

Pengadilan mengadili yaitu, Mengabulkan permohonan peninjauan


kembali yang diajukan oleh pemohon peninjauan kembali / terpidana
Pollycarpus Budihari Priyanto. Membatalkan putusan peninjauan kembali
mahkamah agung No.109 PK/ Pid/2007 tanggal 25 Januari 2008, yang
membatalkan putusan mahkamah agung No.1185 K/Pid/2006 tanggal 3
Oktober 2006 yang telah membatalkan putusan pengadilan tinggi Jakarta
No.16/PID/2006/PT.DKI tanggal 27 Maret 2006 yang menguatkan putusan
pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.1361/Pid.B/2005/ PN.Jkt.Pst tanggal
20 Desember 2005. Menyatakan terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
"turut melakukan pembunuhan berencana" dan "turut melakukan
pemalsuan surat". Menghukum terpidana oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 14 (empat belas) Tahun. Menetapkan masa penahanan yang
telah dijalani terpidana dikurangkan seluruhnya dari pidana yang
dijatuhkan.
BAB IV
DISPARITAS PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
(Putusan Mahkamah agung No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011)
Dalam Kasus Pembunuhan Berencana Munir Said Thalib dan Penggunaan
Surat Palsu oleh Terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto

A. Implementasi Permohonan Peninjauan Kembali Yang Diajukan Oleh


Jaksa Penuntut Umum maupun Terpidana

Telah dijelaskan diatas bahwasanya mengingat Pasal 263 ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana menentukan yang berhak
mengajukan peninjauan kembali hanya terpidana atau ahli waris dan
putusan pengadilan yang dapat dimintakan peninjauan kembali tidak boleh
merupakan putusan bebas atau putusan dilepaskan dari segala tuntutan
hukum.

Menurut Andi Hamzah, dalam Pasal 263 ayat (3) Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana bahwa atas dasar alasan yang sama
sebagaimana tersebut pada ayat (2) terhadap suatu putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan permintaan
peninjauan kembali apabila dalam putusan itu suatu perbuatan yang
didakwakan telah dinyatakan terbukti akan tetapi tidak diikuti oleh suatu
pemidanaan.Sementara permohonan peninjauan hukum yang diajukan oleh
jaksa penuntut umum tidaklah secara eksplisit disebutkan dalam Undang-
Undang lebih khusus Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Sementara penulis melihat bahwasanya peninjauan kembali yang diajukan
oleh jaksa penuntut umum dalam hal ini pernah diterima oleh mahkamah
agung. Yakni pada yurisprudensi mahkamah agung tanggal 25 Oktober
1996 yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan merupakan

43
44

putusan bebas, yang telah diikuti oleh putusan mahkamah agung tanggal 2
Agustus 2001 No. 3 PK/Pid/2001.

Hal tersebut dikarenakan mahkamah agung sebagai badan peradilan


tertinggi di Negara Republik Indonesia bertugas untuk membina dan
menjaga agar semua hukum dan Undang-Undang diterapkan secara tepat,
adil, karena itu mahkamah agung akan mengisi kekosongan dalam hukum
acara pidana tentang masalah peninjauan kembali putusan kasasi perkara
pidana yang ternyata ada hal-hal yang belum diatur oleh Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana dengan cara menciptakan hukum acara
sendiri (yurisprudensi) demi untuk adanya kepastian hukum.1

Mahkamah agung menafsirkan beberapa peraturan Undang-Undang


sebagai dasar pertibangan yuridisnya, yaitu:

1. Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menegaskan


putusan bebas yang tegas tidak dapat dimintakan kasasi. Namun
melalui penafsiran terhadap Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana telah diciptakan aturan hukum baru berupa putusan
bebas murni tidak dapat dimintakan kasasi, putusan bebas tidak murni
dapat dimintakan kasasi dan penafsiran ini lalu menjadi yurisprudensi
tetap mahkamah agung.
2. Pasal 21 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 ketentuan Pasal ini
ditafsirkan bahwa di dalam perkara pidana, selalu terdapat dua pihak
yang berkepentingan yaitu terpidana dan kejaksaan yang mewakili
kepentingan umum (negara). Oleh karena itu pihak yang
berkepentingan yang disebut dalam Pasal 21 Undang-Undang 14
Tahun 1970 tersebut ditafsirkan adalah kejaksaan yang tentunya juga

1
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum, (Jakarta: Sinar grafika, 2010), h., 96.
45

berhak memohon pemeriksaan peninjauan kembali ke mahkamah


agung.
3. Pasal 263 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
menurut penafsiran majelis mahkamah agung maka ditujukan kepada
jaksa oleh karena jaksa penuntut umum adalah pihak yang paling
berkepentingan agar keputusan hakim dirubah, sehingga putusan yang
berisi pernyataan kesalahan terpidana tapi tidak diikuti pemindanaan
dapat dirubah dengan diikuti pemindanaan terhadap terpidana.

Bahwasanya mahkamah agung didirikan selain untuk memelihara


keseragaman putusan, karena juga dalam putusan-putusan mahkamah
agung tersebut, terkandung “penemuan hukum” yang selaras dengan jiwa
ketentuan perUndang-Undangan, doktrin dan asas-asas hukum,
sebagaimana dapat disimpulkan dari hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 yang


berbunyi: “Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, pihak-pihak yang bersangkutan dapat
mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung, apabila
terdapat hal atau keadaan tertentu yang ditentukan dalam Undang-
Undang” tidak menjelaskan tentang “siapa saja yang dimaksud pihak-
pihak yang bersangkutan yang dapat mengajukan peninjauan kembali”
tersebut.

Demikian juga Pasal 21 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970


yang berbunyi: “Apabila terdapat hal-hal atau keadaan-keadaan yang
ditentukan dengan Undang-Undang, terhadap putusan pengadilan, yang
telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap dapat dimintakan
peninjauan kembali kepada mahkamah agung, dalam perkara perdata
dan pidana oleh pihak-pihak yang berkepentingan”, tidak
46

menjelaskan“tentang siapa-siapa yang dimaksud dengan pihak-pihak


yang berkepentingan yang dapat mengajukan peninjauan kembali” dan
terhadap ketidak jelasan tersebut, putusan mahkamah agung tanggal 25
Oktober 1996 No.55 PK/Pid/1996 dan putusan mahkamah agung
tanggal 2 Agustus 2001 No. 3 PK/Pid/2001 telah memberikan jawaban
dengan menggunakan penafsiran ekstensif, bahwa yang dimaksud
“pihak-pihak yang berkepentingan dalam perkara pidana” selain
terpidana atau ahli warisnya adalah jaksa.

2. Bahwa Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang


merupakan pelaksanaan dari Pasal 21 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1970 mengandung hal yang tidak jelas, yaitu:
a. Pasal 263 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
tidak secara tegas melarang jaksa penuntut umum mengajukan
upaya hukum peninjauan kembali, logikanya terpidana / ahli
warisnya tidak akan mengajukan peninjauan kembali atas putusan
vrijspraak dan onslag van alle vervolging. Dalam konteks ini, maka
yang berkepentingan adalah jaksa penuntut umum atas dasar alasan
dalam ketentuan Pasal 263 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana.
b. Bahwa konsekwensi logis dari aspek demikian maka Pasal 263 ayat
(3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang pokoknya
menentukan

“Atas dasar alasan yang sama sebagaimana tersebut pada ayat


(2) terhadap suatu putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap dapat diajukan permintaan peninjauan
kembali apabila dalam putusan itu suatu perbuatan yang
didakwakan telah dinyatakan terbukti akan tetapi tidak diikuti oleh
suatu pemidanaan”
47

Tidak mungkin dimanfaatkan oleh terpidana atau ahli warisnya


sebaliknya merugikan yang bersangkutan, sehingga logis bila
kepada jaksa penuntut umum diberikan hak untuk mengajukan
peninjauan kembali.

Putusan pengadilan tingkat pertama penulis menilai sudah tepat


penerapan hukum pada tingkat ini yaitu judex facti, yaitu hakim memeriksa
fakta - fakta dalam persidangan yang kemudian disusun sehingga dapat
diambil runtutan kejadian yang dilakukan oleh terpidana pada saat di tempat
kejadian perkara. Putusan banding pengadilan tinggi penulis menilai telah
sesuai penerapan hukum yang dilakukan hakim yaitu judex facti. Hakim
kembali memeriksa fakta-fakta di persidangan sebelumnya apakah fakta-
fakta dalam persidangan sebelumnya salah, keliru ataukah palsu. Dan
penulis kembali menilai dan menyatakan bahwasanya judex facti sudah
sesuai penerapan hukum.2 Beralih kepada putusan kasasi pengadilan
mahkamah agung. Disini penulis menilai bahwa terjadi kekeliruan dalam
kewenangan memeriksa perkara. Seharusnya mahkamah agung dalam
persidangan kasasi berwenang sebagai judex juris. Judex juris adalah
kewenangan hakim untuk memeriksa hukum atau penerapan hukum pada
putusan pengadilan sebelumnya.

Disini penulis melihat dalam kacamata teori kekuasaan kehakiman.


Judex facti dan judex juris adalalah implementasi dari teori kekuasaan
kehakiman itu sendiri, dimana kewenangan hakim dibagi menjadi tingkatan
sesuai dengan kewenangannya masing-masing agar terciptanya sistem
peradilan yang harmonis. Jadi menurut hemat penulis bahwa praktik judex
facti dan judex juris dalam kasus ini sudah sesuai dengan teori kekuasaan

2
Muhammad Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP:
Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, (Jakarta; Sinar Grafika,
cet. 11, 2009), h., 273.
48

kehakiman itu sendiri. Disini terdapat kekeliruan, mahkamah agung dalam


putusannya lebih condong kepada judex facti daripada judex juris. Penulis
mengartikan mahkamah agung telah mengabaikan judex juris. Mahkamah
agung lebih mencari keadilan subjektif dalam fakta-fakta persidangan
Disini menimbulkan kecurigaan penulis bahwasanya mahkamah agung
sebagai lembaga tertinggi peradilan tidak memiliki kepercayaan terhadap
pengadilan-pengadilan sebelumnya atau dibawahnya dalam memeriksa
judex facti atau fakta-fakta di persidangan.

Dengan mahkamah agung yang memeriksa kembali fakta-fakta


persidangan (judex facti) pada pengadilangan kasasi menimbulkan sudut
pandang tersendiri bagi mahkamah agung. Penulis menilai bahwa hasil
putusan dari putusan kasasi mahkamah agung menjadi kabur yakni hukum
yang seharusnya tidak sesuai dengan hukum yang diharapkan. Dalam
putusan kasasinya mahkamah agung menolak permohonan dari pemohon
kasasi I yakni jaksa penuntut umum, dan mengabulkan permohonan dari
pemohon kasasi II yakni terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto.

Terlihat terjadi kekeliruan, hakim kasasi mahkamah agung dengan tidak


menghubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain. Yaitu sama
sekali tidak mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut penggunaan
surat palsu, karena pembunuhan terhadap korban tidak terlepas dari
penggunaan surat palsu oleh terpidana. Dari uraian di atas, jelas bahwa surat
palsu tersebut bukan hanya alat bukti surat dalam (dakwaan kedua), tetapi
juga alat bukti surat dalam pembunuhan berencana terhadap korban dalam
(dakwaan kesatu). Disini penulis menegaskan bahwa mahkamah agung
telah salah dalam menilai dan menerapkan hukum pembuktian serta telah
keliru dalam memberikan pertimbangannya.3

3
Lilik Mulyadi, Kekuasaan Kehakiman, (Surabaya: Bina Ilmu, 2007), h., 136.
49

Hal yang dicermati penulis disini adalah bahwa terbuka kemungkinan


bahwa hakim terutama hakim pada kekuasaan kehakiman yang tertinggi
yaitu mahkamah agung untuk dapat salah atau salah dalam pemeriksaan
penerapan hukum pembuktian. Baik itu turut kembali memeriksa fakta
(judex facti) maupun memeriksa penerapan hukum (judex juris) yang
seharusnya dilakukan. Disini upaya hukum terakhir hanya bisa diluruskan
dengan upaya hukum luar biasa. Untuk menempatkan kembali hukum yang
seharusnya agar sesuai dengan hukum yang diharapkan. Penulis menilai
bahwa kekhilafan yang nyata pada hakim kasasi hanya bisa diperbaiki
dengan upaya hukum luar biasa yaitu peninjauan kembali. Dapat
disimpulkan bahwa permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh
jaksa penuntut umum seharusnya dapat diterima.

B. Upaya Permohonan Peninjauan Kembali Yang Tertera Dalam


Putusan Peninjauan Kembali No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133
PK/Pid/2011

Bahwa dalam penulisan penelitian peneliti mengurutkan kronologi


putusan berdasarkan waktu. Putusan peninjauan kembali No. 109
PK/Pid/2007 lebih dahulu dikarenakan adanya kekhilafan hakim dalam
memutus perkara pada tingkat kasasi dan putusan No. 133 PK/Pid/2011
adalah setelahnya.

1. Dasar Permohonan Peninjauan Kembali

Bahwa dasar jaksa penuntut umum dalam permohonan ini


disertakan 5 dasar yaitu: Pasal 248 ayat (3) Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1997, article 84 statue of international criminal court, artikel 357
reglement of de straf vondering (SV) (S.1847 -40), Pasal 4 ayat (1)
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1969, dan Pasal 10 ayat
(1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1980.
50

Dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun


1969 menentukan “permohonan peninjauan kembali suatu putusan
pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap harus
diajukan oleh pihak yang berkepentingan atau oleh jaksa agung”. Dan
dalam Pasal 10 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
1980 menentukan “permohonan peninjauan kembali suatu putusan
pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap harus
diajukan oleh jaksa agung, oleh terpidana atau pihak yang
berkepentingan”. Ketentuan-ketentuan tersebut yang dikemukakan
jaksa penuntut umum sehingga secara formal dapat diterima oleh
majelis hakim peninjauan kembali. Sementara dasar terpidana dalam
permohonan ini adalah:

a. Pemohon peninjauan kembali sebagai terpidana memiliki hak


mengajukan upaya hukum peninjauan kembali. Terdapat pada Pasal
263 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang
berbunyi “Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan
permintaan peninjauan kembali kepada mahkamah agung”.4

Serta dengan ketentuan Pasal 43 ayat (2) Undang-Undang


mahkamah agung yang mengatur: “Permohonan kasasi dapat
diajukan hanya 1 (satu) kali”, yang dalam implementasinya maka
penggugat, dan tergugat, jaksa penuntut umum maupun terpidana
yang tidak puas terhadap putusan pengadilan tinggi secara sendiri-
sendiri dapat mengajukan upaya hukum kasasi masing-masing
sebanyak 1 (satu) kali. Bahwa dengan demikian, jika mengacu pada

4
Andi Hamzah, KUHP & KUHAP Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h., 339.
51

praktek peradilan yang berlaku selama ini, apabila jaksa penuntut


umum diperbolehkan mengajukan peninjauan kembali, maka
terpidana sudah seharusnya juga diperbolehkan untuk mengajukan
upaya hukum peninjauan kembali.

b. Pemohon pk belum pernah mengajukan upaya hukum peninjauan


kembali. Bahwa berdasarkan putusan mahkamah agung No. 109
PK/Pid/2007, tanggal 25 Januari 2008, status pemohon pk saat ini
adalah terpidana, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat
(1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, telah timbul hak
pemohon PK untuk mengajukan upaya hukum peninjauan kembali.
c. Permintaan peninjauan kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka
waktu. Bahwa ketentuan Pasal 264 ayat (3) Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana menyatakan: “Permintaan peninjauan
kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu”. Berdasarkan
Pasal 264 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana jo
Pasal 76 Undang-Undang mahkamah agung tidak ada jangka waktu
untuk pengajuan peninjauan kembali terhadap putusan pidana.
2. Alasan Permohonan Peninjauan Kembali
Alasan permohonan peninjauan kembali jaksa penuntut umum
yaitu:

a. Bahwa kekhilafan atau kekeliruan yang nyata terlihat pada


pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar amar putusan
diantaranya sebagai berikut:
1) Mahkamah agung telah membatalkan putusan pengadilan
Tinggi Negeri Jakarta Pusat No. 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst
dan dengan mengadili sendiri. Sementara sesuai ketentuan
dalam Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1985 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5
52

Tahun 2004, akan mengadili sendiri dengan memakai hukum


pembuktian yang berlaku bagi pengadilan tingkat pertama.
2) Majelis hakim kasasi, samasekali tidak mempertimbangkan
hal-hal yang menyangkut penggunaan surat palsu, karena
pembunuhan terhadap korban, tidak terlepas dari penggunaan
surat palsu oleh terpidana. Bilamana mempergunakan surat
palsu tersebut terbukti seharusnya pembunuhan yang
didakwakan terhadap terpidana harus juga terbukti. Dan telah
jelas bahwa surat palsu tersebut bukan hanya alat bukti surat
dalam Pasal 263 ayat (92) Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (dakwaan kedua), tetapi juga alat bukti surat
dalam pembunuhan berencana terhadap korban. Karena
dengan mempergunakan surat palsu tersebut, merupakan
sarana atau modus operandi oleh terpidana untuk dapat
melakukan pembunuhan terhadap korban munir.

b. Bahwa ditemukannya keadaan baru (novum). Sesuai dengan


ketentuan Pasal 263 ayat (2) Huruf a Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana, salah satu alasan diajukannya peninjauan kembali
adalah apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan
kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang
masih berlangsung, maka hasilnya akan menjadi putusan menjadi
berbeda. Perlu diketahui bahwa keterangan yang didapatkan dari
saksi-saksi, diantaranya: Joseps Ririmase, Asrini Utami Putrid dan
Raymond JJ Latuihamallo alias Ongen. Ketiganya yaitu
penumpang pesawat Garuda GA 974 yang berangkat tanggal 6
53

September 2004 dari Jakarta menuju Amsterdam beserta terpidana


Pollycarpus dan korban Munir.5

Ketika pesawat transit di Bandara Changi Singapura, di dalam


waiting room Gate D42 saksi masuk kedalam Coffe Bean dan saksi
melihat Munir duduk di Coffe Bean menghadap kearah smooking
room / money changer. Dan melihat Pollycarpus baru dari counter
pemesanan minuman sambal membawa 2 gelas minuman untuk dua
orang, yaitu untuk Pollycarpus dan Munir. Dan berdasarkan
keterangan ahli Dr. Rer. Nat. I Made Agung Gelgel Wirasuta
kematian korban diperkirakan antara 8 (delapan) sampai dengan 9
(Sembilan) jam setelah meminum racun. Menurut keterangan saksi
dr. Tirmizi Bondan dkk. Korban munir diperkirakan meninggal 3
(tiga) jam sebelum mendarat. Bahwa untuk diketahui pesawat take
off jam 00.30 WIB melanjutkan perjalanan ke Belanda sekitar 12
(dua belas) jam.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, dapat ditarik


kesimpulan bahwa korban Munir mengkonsumsi Arsen ketika
masih berada di Bandara Changi Singapura. Bahwa dengan
demikian walaupun perbuatan materiil dari terpidana terjadi di
Bandara Changi, namun karena akibat / bekerjanya alat di atas
pesawat Indonesia, maka hukum pidana Indonesia dapat
diberlakukan dalam kasus ini. Mahkamah Internasional merujuk
dalam kasus Lotus Bozkurt antara kapal Prancis dan Turki Tahun
1926 yang terjadi di lepas pantai Turki dan mengakibatkan 8 orang

5
Djisman Samosir, Hukum Acara Pidana dalam Perbandingan, (Bandung: Binacipta, 1985),
h.,80.
54

kru kapal Turki meninggal. Diterapkan perbuatan terjadi di wilayah


/ yuridiksi negara Turki.

Sementara alasan permohonan peninjauan kembali terpidana


yaitu: Terdapat dua point yang menjadi alasan pemohon peninjauan
kembali dalam permohonannya. Yaitu terdapat kekeliruan pada
judex juris dan adanya keadaan baru (novum). Terdapat kekeliruan
dalam judex juris yang diajukan oleh pemohon yaitu terpidana
antara lain:

a. Menerima permohonan peninjauan kembali yang diajukan jaksa


penuntut umum yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
b. Menyatakan permohonan peninjauan kembali yang diajukan
jaksa penuntut umum telah diajukan dengan cara yang
ditentukan Undang-Undang
c. Menerima permohonan peninjauan kembali yang diajukan jaksa
penuntut umum hanya untuk memelihara keseragaman putusan
mahkamah agung
d. Dengan menafsirkan ketentuan Undang-Undang yang telah
terang dan jelass sehingga melanggar asas hukum yaitu
Interpratio Cesset In Claris
e. Dengan menyatakan Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana merupakan pelaksanaan Pasal 21 Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1970
f. Dengan mereduksi nilai kepastian hukum sehingga melanggar
hak asasi manusia
g. Dengan mempertimbangkan pengertian kekeliruan yang nyata
h. Mempertimbangkan masalah penilaian hasil pembuktian
55

i. Menilai pertimbangan hukum majelis hakim kasasi mengenai


alat bukti petunjuk
j. Memberikan pertimbangan hukum mengenai keadaan baru
k. Karena menjatuhkan putusan peninjauan kembali melebihi
putusan kasasi mahkamah agung
l. Menjatuhkan putusan tidak didasarkan oleh surat dakwaan jaksa
penuntut umum

Dan dalam poin yang kedua yang diajukan oleh pemohon adalah
terdapat keadaan baru (novum) antara lain:

m. Adanya bukti baru yang membuktikan bahwa pemohon


peninjauan kembali tidak pernah berada di Coffee Bean Bandara
Changi Singapura.
n. Adanya bukti baru yang membuktikan bahwa pemohon
peninjauan kembali tidak berhubungan dengan Muchdi
Purwopranjono (Muchdi Pr)
o. Adanya bukti baru yang membuktikan bahwa Munir tidak
mungkin diracun oleh Pollycarpus karena Pollycarpus tidak
berada di dekat Munir ketika peracunan terjadi.

Menurut teori, keadilan substantif dimaknai keadilan yang diberikan


sesuai dengan aturan-aturan hukum substantif, dengan tanpa melihat
kesalahan-kesalahan prosedural yang tidak berpengaruh pada hak-hak
substantif penggugat. Ini berarti bahwa apa yang secara formal-prosedural
benar bisa saja disalahkan secara materiil dan substansinya melanggar
keadilan. Demikian sebaliknya, apa yang secara formal salah bisa saja
dibenarkan jika secara materiil dan substansinya sudah cukup adil (hakim
dapat mentoleransi pelanggaran prosedural asalkan tidak melanggar
substansi keadilan).
56

Keadilan Substantif, dengan kata lain bukan berarti hakim harus selalu
mengabaikan ketentuan Undang-Undang, melalui keadilan substantif
berarti hakim bisa mengabaikan Undang-Undang yang tidak memberi rasa
keadilan, tetapi tetap berpedoman pada formal-prosedural Undang-Undang
yang sudah memberi rasa keadilan sekaligus menjamin kepastian hukum.
Pada dasarnya permohonan peninjauan kembali yang di ajukan oleh jaksa
penuntut umum memang tidak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana,6 tetapi karena terdapat kekhilafan dalam putusan hakim
sebelumnya maka hakim berkewajiban untuk memperbaikinya. Sementara
hak peninjauan kembali yang tertuang dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana adalah terhadap terpidana dan ahli warisnya.

Disini merujuk dari teori keadilan subjektif, adalah hakim haruslah


mengejar suatu kebenaran dan untuk mencapai kebenaran tersebut
diperbolehkan melanggar Undang-Undang. Disini terlihat bahwa hakim
memperbolehkan permohonan peninjauan kembali jaksa penuntut umum
dengan melanggar Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Sementara untuk pengajuan permohonan kembali terpidana diperbolehkan
oleh mahkamah agung. Dengan kata lain dapat disimpulkan oleh penulis
bahwasanya mahkamah agung memperbolehkan permohonan peninjauan
kembali pertama oleh jaksa penuntut umum dengan melanggar ketentuan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana untuk mengejar suatu
kebenaran dan juga memperbolehkan permohonan peninjauan kembali
kedua oleh terpidana dengan tanpa menghilangkan hak dari terpidana yang
telah diakomodir oleh Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Secara
garis besar konsep teori keadilan subjektif disini menurut penulis sudah

6
Andi Hamzah, KUHP & KUHAP Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h., 339.
57

sesuai dengan pengimplementasian dari kewenangan, fungsi dan tugas


mahkamah agung pada kasus Pollycarpus Budihari Priyanto.

C. Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Terhadap Terpidana


Dalam Putusan Peninjauan Kembali No. 109 PK/Pid/2007 dan No. 133
PK/Pid/2011
1. Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Dalam Putusan
Peninjauan Kembali No. 109 PK/Pid/2007

Pertimbangan hukum yang diberikan oleh majelis hakim peninjauan


kembali mahkamah agung, terdapat beberapa poin yang menjawab
poin-poin alasan yang diajukan oleh pemohon dalam hal ini adalah jaksa
penuntut umum.

a. Terhadap alasan bahwa mahkamah agung dalam pertimbangannya


telah membatalkan putusan pengadilan negeri Jakarta Pusat dan
dengan mengadili sendiri. Bahwa terhadap alasan ini tidak dapat
dibenarkan, karena kekeliruan dalam mengutip putusan pengadilan
tinggi, bukan merupakan suatu kekhilafan hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat
(2) Huruf c Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
b. Terhadap alasan bahwa mahkamah agung selaku judex facti telah
salah dalam menerapkan hukum pembuktian dan judex juris telah
keliru atau salah dalam pertimbangannya, sehingga menyatakan
judex facti salah dalam menerapkan hukum pembuktian. Bahwa
terhadap alasan ini dapat dibenarkan, yaitu adanya kekeliruan yang
nyata, dalam hal ini kesalahan penerapan hukum yang dilakukan
oleh majelis hakim kasasi, berdasarkan alasan-alasan berikut:
58

1) Bahwa yang dimaksud kekeliruan yang nyata berdasarkan


penjelasan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2004 adalah termasuk kesalahan penerapan hukum.7
2) Bahwa suatu kesimpulan pembuktian dalil putusan judex facti
tidak dapat masuk dalam kasasi, in casu majelis hakim kasasi
telah menilai kembali hasil pembuktian dari judex facti, dengan
menyatakan hasil pembuktian tersebut merupakan hasil
asumsi.
3) Bahwa majelis hakim kasasi telah keliru dengan berpendapat
bahwa alat bukti petunjuk semata-mata harus hasil kombinasi
a. keterangan saksi, b. surat, c. keterangan terpidana, padahal
“Berdasarkan jiwa dari Pasal 183 Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana, maka alat bukti petunjuk telah dapat
dibentuk oleh hakim melalui dua alat bukti yang disebutkan
dalam Pasal 188 ayat (2), baik dalam jenis yang berbeda. Yang
penting alat bukti yang telah dipergunakan dalam siding-sidang
sebelumnya”8 dalam hal ini judex facti untuk membentuk alat
bukti petunjuk telah menggunakan alat bukti lebih dari dua
keterangan saksi dan alat bukti surat.
c. Terhadap Alasan bahwa ditemukannya keadaan baru (novum)
bahwa alasan ini dapat dibenarkan, keterangan saksi di bawah
sumpah: 1. Joseph Rerimase, 2. Asrini Utami Putri, 3. Raymod JJ
Latuihamollo, 4. Raden Mohammad Patma Anwar, 5. Ir. Indra
Setiawan, MBA dan saksi ahli Dr. Rer.Nat. I Made Gelgel
Wirasuta, MSi, Apt, adalah merupakan alat bukti yang sah, karena

7
Ketua Mahkamah Agung, Himpunan Notulen Rapat Pleno Tahun 1990- Tahun 2000, (Jakarta:
Mahkamah Agung, 2002), h., 621&623.
8
Adam Chazawi, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, (Bandung: PT. ALUMNI, Edisi
Pertama, cet, ke-1, 2006), h., 85.
59

keterangan yang diberikan telah sesuai dengan Pasal 185 dan Pasal
186 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, yang merupakan
keadaan baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat (1)
Huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, yang dapat
menjadi bahan dalam membentuk alat bukti petunjuk yang telah
dibentuk oleh judex facti, yang menunjukkan bahwa benar telah
terjadi tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan kesatu
dan pembuatnya adalah terpidana.
Bahwa mengenai lamanya pidana yang akan dijatuhkan terdapat
perbedaan pendapat, Hakim anggota I, Parman Soeparman, dan
Hakim anggota IV Harifin Tumpa, mengusulkan lamanya pidana
yang akan dijatuhkan adalah pidana penjara selama 14 (empat
belas) Tahun, sesuai dengan lamanya pidana penjara yang
dijatuhkan oleh pengadilan tinggi Jakarta tanggal 27 Maret 2006
No.16/PID/2006/PT.DKI jo putusan pengadilan negeri Jakarta
Pusat tanggal 20 Desember 2005
No.1361/PID.B/2005/PN.JKT.PST. Sedangkan Hakim Ketua
majelis, Hakim anggota II dan Hakim anggota III mengusulkan
lamanya pidana penjara yang dijatuhkan adalah 20 Tahun (dua
puluh Tahun).
d. Alasan dissenting opinion oleh Hakim anggota I Parman
Soeparman, dan Hakim anggota IV Harifin Tumpa.
1) Pasal 266 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
menentukan bahwa “pidana yang dijatuhkan dalam putusan
peninjauan kembali tidak boleh melebihi pidana yang telah
dijatuhkan dalam putusan semula”, sehingga in casu ada batas
maksimum pidana yang boleh dijatuhkan oleh majelis hakim
peninjauan kembali, yaitu lamanya pidana yang telah
dijatuhkan dalam putusan semula, dalam hal ini lamanya
60

pidana yang telah dijatuhkan oleh mahkamah agung dalam


pemeriksaan tingkat kasasi, oleh pengadilan tinggi dalam
pemeriksaan tingkat banding yang telah menguatkan putusan
pengadilan negeri
2) Sehubungan dengan batas maksimum ancaman pidana
tersebut, perlu dikemukakan pendapat sebagai berikut:
a) Menurut Nigel Walker “kebanyakan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana disusun sesuai dengan penganut
golongan 2a (limiting retributiust) yaitu dengan
menetapkan pidana maksimum sebagai batas atas, tetapi
mewajibkan pengadilan untuk menggunakan batas
maksimum tersebut.9
b) Dengan alasan apapun tidak diperkenankan menjatuhkan
pidana penjara lebih dari apa yang diterapkan ketentuan
Pasal 10 (a).10
c) Menurut Beccaria, “bahwa doktrin hukum pidana harus
sesuai dengan keyakinan sedangkan filsafat kebebasan
kehendak, yang didasarkan atas kedonisme sebagai
konsekwensinya, maka hukum pidana harus dirumuskan
dengan jelas dan tidak memberikan kemungkinan bagi
hakim untuk melakukan penafsiran hanya badan
perUndang-Undangan yang dapat menetapkan pidana,
yang juga harus dirumuskan secara tertulis dan tertutup
bagi penafsiran oleh hakim”11

9
Dwidja Priyatno, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2006), h., 25.
10
Jan Rumenelink, Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h., 465.
11
Dwidja Priyatno, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2006), h., 32.
61

d) Arrest Hoge Raad tanggal 21 Desember 1929, N.J 1929 :


29, berpendapat “jikalau kata-kata atau rumus
undangundang itu cukup jelas, maka hakim tidak boleh
menyimpang dari katakata tersebut, walaupun yang
sungguh pembuat Undang-Undang ini berlainan dengan
arti kata tersebut,12 dan in casu kata-kata atau rumusan
Pasal 266 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana sudah cukup jelas, sehingga hakim tidak boleh
menyimpang dari kata-kata dalam ketentuan Undang-
Undang tersebut”
e. Alasan dissenting opinion oleh Ketua majelis Bagir Manan, Hakim
anggota II Djoko Sarwoko, Hakim anggota III Paulus E. Lotulung.
1) Bahwa tindak pidana yang dinyatakan terbukti antara lain
adalah “pembunuhan berencana” sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dengan
ancaman pidana hukuman pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama (maksimum) 20 Tahun,
sehingga apabila pidana yang dijatuhkan hanya 14 (empat
belas) Tahun adalah kurang sepadan dengan tindak pidana
yang terbukti tersebut, dan lamanya pidana tersebut lebih
sesuai kalau dijatuhkan terhadap pelaku tindak pidana
“pembunuhan” dalam Pasal 338 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.13
2) Adanya keadaan-keadaan yang memberatkan pemidanaan
yang tidak dipertimbangkan oleh judex facti, yaitu:

12
H.A. Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, (Depok: Sinar Grafika, 2007), h., 115.
13
Andi Hamzah, KUHP & KUHAP Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h., 134.
62

a) Pembunuhan berencana yang dilakukan oleh terpidana


sangat keji
b) Pembunuhan terhadap korban yang sedang dalam
perjanlanan untuk belajar, untuk mempersiapkan masa
depan diri, keluarga maupun sumbangan yang lebih baik
kepada negara dan bangsa.
c) Pembunuhan ini dilakukan semata-mata karena kebencian
terhadap korban yang dalam pernyataan-pernyataan
dipandang sangat tidak menyenangkan, walaupun
demikian, tidak satupun perbuatan korban merupakan
ancaman bahaya nyata bagi bangsa dan negara sehingga
perlu dilakukan pembunuhan terhadap korban.
d) Pembunuhan terhadap korban tersebut menimbulkan
reaksi begitu luas baik nasional maupun internasional yang
sungguh-sungguha mempermalukan Indonesia yang
sedang gigih membangun demokrasi, negara berdasarkan
atas hukum dan hak asasi manusia.
e) Terpidana baik dalam persidangan maupun di luar
persidangan berusaha mengaburkan perbuatannya dengan
membuat pernyataan-pernyataan yang mempersulit
bahkan meremehkan upaya menjalankan peradilan secara
layak.
3) Bahwa sesuai dengan teori retributive yang murni (the pure
retributivist) “pidana harus cocok dan sepadan dengan
kesalahan si pembuat”, dan in casu pidana penjara yang
lamanya 14 Tahun tidak sepadan dengan kesalahan yang
dilakukan oleh terpidana yaitu “melakukan pembunuhan
berencana dan membuat surat palsu”.
63

4) Bahwa selain harus cocok dan sepadan dengan kesalahan


terpidana, pidana yang dijatuhkan harus sesuai dengan
keadilan. Keadilan menurut ajaran “prioritas baku” dari
Gustav Radbruch harus selalu diprioritaskan, oleh karena itu
manakala hakim harus memilih antara keadilan dan
kemanfaatan maka pilihan harus pada keadilan, demikian juga
ketika harus memilih antara kemanfaatan atau dan kepastian
hukum, maka pilihan harus pada kemanfaatan.
Ajaran “prioritas baku” ini dianut pula oleh sasal 18
Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana yang disusun oleh panitia penyusunan Rancangan
Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
1991/1992 yang berbunyi “keadilan dan kepastian sebagai
tujuan hukum mungkin saling mendesak dalam penerapan pada
kejadian-kejadian nyata. Dengan menyadari hal tersebut, maka
dalam mempertimbangkan hukum yang akan diterapkannya
hakim sejauh mungkin mengutamakan keadilan di atas
kepastian hukum”.
Oleh karena itu untuk mewujudkan keadilan dalam
pemidanaan, mahkamah agung dapat saja menyimpang dari
ketentuan Pasal 266 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana atas dasar keadilan dan kemanfaatan dalam
perkara ini lebih diutamakan dari kepastian hukum, mengingat
jenis tindak pidana yang terbukti adalah sangat berat disertai
cara-cara melakukannya dan akibatnya mengharuskan
dijatuhkan pidana yang cocok dan sepadan dengan kesalahan
terpidana/termohon peninjauan kembali.
5) Bahwa Pompe pada pokoknya berpendapat asas Legalitas itu
bukanlah asas mutlak, dalam keadaan mendesak demi keadilan
64

dan kemanfaatan boleh disingkirkan. Keadilan dan


kemanfaatan tidak boleh ditujukan kepada sebagian besar
rakyat, sebagai dikemukakan oleh penganut-penganut
utilitarisme, juga tidak terhadap massa, yaitu suatu jumlah
tertentu orang-orang sebagai diajarkan oleh demokrasi liberal,
dan bukan terhadap golongan tertentu, yakni kaum proletar,
seperti diperjuangkan oleh kaum komunis, tetapi untuk
masyarakat seluruhnya.14
2. Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Dalam Putusan
Peninjauan Kembali No. 133 PK/Pid/2011
Pertimbangan hukum yang diberikan oleh majelis hakim
peninjauan kembali mahkamah agung, terdapat beberapa poin yang
menjawab poin-poin alasan yang diajukan oleh pemohon dalam hal ini
adalah terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto.
a. Terhadap alasan bahwa judex juris mahkamah agung telah
melakukan kekeliruan karena telah menerima permohonan
peninjauan kembali jaksa penuntut umum. Bahwa sesungguhnya
permohonan peninjauan kembali hanya disampaikan 1 (satu) kali
saja oleh yang bersangkutan sesuai Pasal 268 ayat (3) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana akan tetapi dalam
menterjemahkan Pasal 263 ayat (3) majelis menyetujui pendapat
majelis peninjauan kembali terdahulu bahwa perkara a quo
ditujukan kepada jaksa penuntut umum sebagai pihak
berkepentingan sehingga putusan yang berisi pernyataan kesalahan
terpidana tetapi tidak diikuti pemidanaan dapat dirubah dengan
diikuti pemidanaan terhadap terpidana.

14
H.A. Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, (Depok: Sinar Grafika, 2007), h., 137.
65

Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut tidak menutup hak bagi


terpidana atau ahli warisnya untuk mengajukan peninjauan kembali
ke mahkamah agung maka oleh karena itu Pasal 263 ayat (3) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang menyatakan
peninjauan kembali hanya dapat dilakukan satu kali dapat diartikan
masing-masing pemohon peninjauan kembali / terpidana atau ahli
warisnya atau jaksa penuntut umum dapat mengajukan peninjauan
kembali satu kali oleh karena itu peninjauan kembali saat ini dapat
diterima atas alasan terjadi kekeliruan / kekhilafan hakim dalam
putusan majelis hakim peninjauan kembali sebelumnya yang
memutus lebih tinggi dari putusan dilakukan judex juris / judex facti
sebelumnya karena sesuai Pasal 266 ayat (3) Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana bahwa putusan peninjauan kembali tidak
dapat melebihi pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan semula
dalam hal ini putusan Judex Facti 14 (empat belas) Tahun.
b. Terhadap alasan bahwa ditemukan keadaan baru (novum)
Bahwa sedangkan alasan lainnya dari pemohon peninjauan
kembali berupa novum tidak dapat dibenarkan karena bukan berupa
bukti yang menentukan. Menimbang, bahwa dalam musyawarah
majelis hakim agung pada tanggal, 2 Oktober 2013, terdapat
perbedaan pendapat (dissenting opinion), Hakim Agung Sofyan
Sitompul, dan Salman Luthan.
c. Alasan dissenting opinion oleh Hakim Anggota Sofyan Sitompul.
Bahwa alasan peninjauan kembali tidak dapat dibenarkan karena
tidak ternyata ada kekhilafan atau kekeliruan yang nyata dalam
putusan judex juris dalam peninjauan kembali mahkamah agung
No. 109 PK/Pid/2007 tanggal 25 Januari 2008, oleh karena sudah
diberikan pertimbangan secara tepat dan benar terhadap hal-hal
yang relevan secara yuridis yaitu: Putusan judex juris tersebut sudah
66

sesuai dengan Pasal 263 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun


1981 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang ditafsirkan
ditujukan kepada jaksa karena jaksa penuntut umum adalah pihak
yang berkepentingan agar putusan hakim dilakukan perubahan.
Bahwa selain itu putusan judex juris tersebut sudah benar
terbukti terpidana melakukan perbuatan melanggar Pasal 340 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana dan Pasal 263 ayat (2) Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana sesuai dakwaan kesatu dan
dakwaan kedua jaksa penuntut umum. Bahwa demikian pula
seluruh bukti-bukti yang diajukan adalah bukan bukti novum yang
dikehendaki/ditentukan peraturan perUndang-Undangan karena
tidak terdapat relevansinya dengan perkara a quo.

d. Alasan dissenting opinion oleh Hakim Anggota Salman Luthan.


1) Formil: permohonan peninjauan kembali pemohon peninjauan
kembali / terpidana dapat diterima karena secara formil upaya
hukum untuk mengajukan peninjauan kembali berdasarkan
ketentuan Pasal 263 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana adalah hak terpidana atau ahli warisnya. Bila
dalam praktik peradilan ada diskresi yang dilakukan hakim
yang memperkenankan penuntut umum mengajukan
peninjauan kembali, maka hak untuk mengajukan peninjauan
kembali terakhir ada pada terpidana atau ahli warisnya.
Ketentuan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
yang menyebutkan bahwa terhadap putusan peninjauan
kembali tidak dapat dilakukan peninjauan kembali tidak
berlaku untuk perkara a quo yaitu penuntut umum telah
67

mengajukan peninjauan kembali. Tindakan penuntut umum


mengajukan peninjauan kembali tidak mengakibatkan hak
terpidana atau ahliwarisnya untuk mengajukan peninjauan
kembali menjadi gugur.
2) Bahwa permohonan peninjauan kembali yang diajukan
pemohon peninjauan kembali / terpidana tidak dapat
dikabulkan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
a) Bahwa alasan yang diajukan adalah alasan-alasan yang
sepenuhnya benar dalam arti formil melanggar ketentuan
Undang-Undang yang berlaku yang berdasarkan atas
kepastian hukum namun dalam arti formil itu tidak semata-
mata dapat mengabaikan ketentuan hukum tidak tertulis
yang berintikan keadilan dan kepatutan dalam pergaulan
antar warga negara termasuk penghormatan terhadap hak
asasi seseorang. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengakui keberadaan hukum tidak
tertulis disamping hukum tertulis, artinya Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menerima
prinsip kepastian hukum dan asas keadilan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam
penyelesaian kasus-kasus hukum yang melanggar hak
asasi manusia karena itu, penerapan kedua asas itu harus
dilihat secara kontekstual dengan memperhatikan rasa
keadilan masyarakat yang berkembang pada saat itu.
Perkara a quo judex juris yang mengabulkan peninjauan
kembali jaksa penuntut umum yang berimplikasi terpidana
menerima pidana yang cukup berat, tetap mengacu kepada
ketentuan Undang-Undang yang ditafsirkan secara
68

kontekstual sesuai dengan tuntutan rasa keadilan


masyarakat.
Pertimbangan judex juris mengabulkan peninjauan
kembali jaksa penuntut umum walaupun dengan
melanggar ketentuan hukum tertulis dapat dibenarkan
karena menafsirkan Undang-Undang secara kontekstual
dan untuk mengakomodasi tuntutan rasa keadilan
masyarakat yang berkembang pada saat itu. Perkara a quo
demi untuk tegaknya keadilan sedikit kepastian hukum
dikorbankan.
b) Bahwa pertimbangan peninjauan kembali pemohon
peninjauan kembali / terpidana mengenai alasan ketiga
bahwa judex juris dalam peninjauan kembali jaksa
penuntut umum telah melakukan kekeliruan menerima
peninjauan kembali jaksa penuntut umum hanya untuk
memelihara keseragaman putusan mahkamah agung.
Alasan peninjauan kembali keliru mahkamah agung
bahwa judex juris dalam peninjauan kembali jaksa
penuntut umum menyatakan Pasal 21 Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1970 dan alasan kedua belas bahwa judex
juris dalam perkara peninjauan kembali jaksa penuntut
umum telah melakukan kekeliruan dan kekhilafan yang
nyata karena dalam mengabulkan putusan tidak didasarkan
oleh surat dakwaan jaksa penuntut umum merupakan
perbedaan penilaian penerapan hukum antara putusan
peninjauan kembali dengan majelis yang mengabulkan
peninjauan kembali jaksa penuntut umum dalam perkara a
quo.
69

c) Bahwa alasan-alasan lainnya yang diajukan oleh pemohon


peninjauan kembali selain yang dipertimbangkan dalam
angka 1 dan 2 merupakan penilaian hasil pembuktian.

Jenjang peradilan sesuai dengan teori kekuasaan kehakiman yang


tertuang dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 diperlukan untuk
mengantisipasi ketidak cermatan yang mungkin dilakukan oleh hakim pada
tingkatan sebelumnya dan memenuhi rasa keadilan.15 Kasus terpidana
Pollycarpus Budihari Priyanto, dapat kita lihat dalam proses peradilan dari
tingkat satu sampai dengan tingkat peninjauan kembali. Sudah sesuai
dengan teori pembuktian negatif menurut Undang-Undang (negatief
wettelijke), menghendaki hubungan kausalitas (sebab-akibat) antara alat-
alat bukti dengan keyakinan. Alat bukti ini telah ditentukan secara limitatif
dalam Undang-Undang serta bagaimana cara menggunakannya (bewijs
veering) yang harus diikuti pula adanya keyakinan, bahwa peristiwa pidana
benar terjadi dan terpidanalah yang bersalah. Pasal 184 ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana bahwa alat bukti yang sah adalah:
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan
terpidana. Sistem pembuktian hukum acara pidana yang menganut stelsel
negatief wettelijk, hanya alat-alat bukti yang sah menurut Undang-Undang
yang dapat dipergunakan untuk pembuktian.16

Dapat penulis katakan bahwasanya upaya persidangan dan pembuktian


terhadap terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto sudah sesuai dengan
teori pembuktian negatif. Dapat kita lihat “ketidakcermatan” dan

15
Marry Margaretha Saragi, S.H., LL.M. “Mengapa Peradilan di Indonesia Bertingkat-
tingkat?”, HukumOnline.com, diakses dari
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt513fe5cf81751/mengapa-peradilan-di-indonesia-
bertingkat-tingkat/ pada tanggal Rabu 29 April 2020 pukul 11.42 WIB.
16
Martiman Prodjohamidjojo, Sistem Pembuktian dan Alat-alat Bukti, (Bogor: Ghalia
Indonesia), h., 19.
70

“ketidakyakinan” majelis hakim agung pada tingkat kasasi terhadap


terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto. Bahwa telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009. Mahkamah agung sebagai
kekuasaan hukum tertinggi yang memiliki kewenangan yaitu judex juris.
Meskipun sudah sesuai dengan teori kekuasaan kehakiman dalam
melakukan pembagian tugas dalam persidangan. Dalam proses
persidangan mengambil peran sebagai judex facti yang telah mengkooptasi
peran dari tingkat peradilan dibawahnya yaitu pengadilan tinggi dan
pengadilan negeri. Yang sejatinya sudah melakukan kewenangan judex
facti pada dua tingkatan peradilan tersebut. Teori kekuasaan kehakiman
tidak sepenuhnya benar dalam kasus ini, karena terjadi kekuasaan yang
melampaui batas.

Dikarenan hal tersebut hakim memiliki peran untuk menunjukkan nilai


kebenaaran yang seharusnya. Diperbolehkannya permohonan peninjauan
kembali yang dilakukan jaksa penuntut umum yang sejatinya tidak diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pertimbangan hakim
peninjauan kembali dalam putusan No. 109 PK/Pid/2007 terdapat hal yang
dinilai kontradiktif dengan pemahaman penulis.

Terdapat diseenting opinion terhadap penjatuhan pidana. Mayoritas


hakim yang setuju adalah penjatuhan pidana maksimal yaitu 20 Tahun
penjara dengan alasan perbuatan terpidana yang membunuh korban adalah
kejahatan keji sementara hakim yang mengajukan diseenting opinion
dengan alasan Pasal 266 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana menentukan bahwa “pidana yang dijatuhkan dalam putusan
peninjauan kembali tidak boleh melebihi pidana yang telah dijatuhkan
dalam putusan semula”, in casu ada batas maksimum pidana yang boleh
dijatuhkan oleh majelis hakim peninjauan kembali, yaitu lamanya pidana
71

yang telah dijatuhkan dalam putusan semula. Yaitu dalam rentang 2 Tahun
– 14 Tahun penjara dari vonis yang pernah terpidana terima.17

Sementara menurut pendapat penulis dikarenakan saat persidangan


kasasi terpidana ini bebas dan hanya dipidana 2 Tahun penjara
mengakibatkan gelombang protes oleh masyarakat. Saat persidangan
peninjauan kembali yang diajukan oleh jaksa penuntut umum, hakim
menjadi kurang jeli dan menjadi tidak objektif karena memiliki keinginan
untuk memenuhi rasa keadilan yang di protes oleh masyarakat. Hakim
memutus dengan pidana terberat melebihi putusan awal (ultra
petita)18yakni menjadi 20 Tahun penjara. Sementara hakim tidak
mereduksi atau menghilangkan hak dari terpidana dan atau ahli warisnya
untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali yang diatur dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.19 Dan memperbolehkan
permohonan peninjauan kembali oleh terpidana dalam kasus ini. Keadilan
subjektif yang adil dapat tercapai. Hakim kali ini mengikuti Pasal 266 ayat
(3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana sehingga hakim memutus
terpidana yakni menjadi 14 Tahun penjara. Yang menjadikan disparitas
putusan dalam putusan No. 109 PK/Pid/2007 dan putusan No. 133
PK/Pid/2011 adalah dikarenakan pendapat hakim. Yaitu sebagai berikut:

Putusan No. 109 PK/Pid/2007, majelis hakim berpendapat bahwasanya


dalam tindak pidana yang terbukti adalah “pembunuhan berencana” sesuai
dengan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dengan ancaman

17
Muhammad Yasin, “Vonis Lebih Tinggi dari Tuntutan, Boleh Nggak Sih?” di
akses dari http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt577c88908b259/vonis-lebih-tinggi-dari-
tuntutan-- boleh-nggak-sih pada tanggal Rabu 6 Mei pukul 22.50 WIB.
18
Muhammad Yasin, “Batasan Ultra Petita dalam Putusan Perkara Pidana” diakses dari
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt59127a57206a8/batasan-iultra-petita-i-dalam-
putusan-perkara-pidana/ pada tanggal Rabu 29 April 2020 pukul 13.17 WIB.
19
E. Utrecht; disadur dan direvisi, Moch. Saleh Djindang, Pengantar Dalam Hukum Indonesia,
(Jakarta: Sinar Harapan, 1983), h., 204.
72

pidana penjara seumur hidup atau dalam waktu tertentu paling lama
(maksimal) 20 Tahun. Sementara apabila dijatuhkan putusan 14 Tahun
dinilai kurang sepadan dan lebih sesuai dengan tindak pidana
“pembunuhan” sesuai dengan Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana. Ditambah adanya hal-hal yang memberatkan pemidanaan yang
tidak dipertimbangkan oleh judex facti yaitu perbuatan yang dilakukan
terpidana sangat keji dimana terdapat kebencian terhadap korban yang
ingin mempersiapkan masa depan pendidikan. Sementara korban bukanlah
ancaman untuk bangsa dan negara. Kejadian tersebut mendapat reaksi yang
begitu luas baik nasional maupun internasional yang mencoreng nama baik
Indonesia. Serta terpidana dalam persidangan berusaha mempersulit,
mengaburkan dan meremehkan jalannya persidangan. Putusan No. 109
PK/Pid/2007, majelis hakim memutus pidana penjara selama 20 Tahun.

Sementara dalam putusan No. 133 PK/Pid/2011, majelis hakim


berpendapat bahwasanya dalam perkara ini dapat diterima dikarenakan
peninjauan kembali sebelumnya telah melakukan kekeliruan / kekhilafan
hakim. Karena memutus lebih tinggi dari putusan judex juris / judex facti
sebelumnya sesuai dengan Pasal 266 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana bahwa putusan peninjauan kembali tidak dapat melebihi
pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan semula. Putusan semula adalah
jenjang persidangan yang telah dilalui oleh terpidana yakni pengadilan
negeri dengan pidana 14 Tahun dan kasasi dengan pidana 2 Tahun. Putusan
judex facti pengadilan Negeri yaitu 14 Tahun penjara. Dalam putusan No.
133 PK/Pid/2011, majelis hakim memutus pidana penjara selama 14
Tahun.

Menurut analisa penulis terhadap pertibangan hakim, yaitu pada


pemerikasaan perkara No. 109 PK/Pid/2007 dan perkara No. 133
73

PK/Pid/2011, menurut hemat penulis terdapat kekeliruan dikarenakan fakta


dan dasar hukum sebagai berikut:

1. Majelis hakim menerima permohonan peninjauan kembali jaksa


penuntut umum, dan sementara upaya peninjauan kembali hanya dapat
dilakukan satu kali. Hal ini tertuang dalam Pasal 268 ayat (3) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berbunyi, "Permintaan
peninjauan kembali atas suatu pemutusan hanya dapat dilakukan satu
kali saja". Sedangkan berdasarkan Pasal 1 ayat (12) Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana adanya dua jenis upaya hukum, yaitu:
a. Perlawanan atau banding atau kasasi yang merupakan hak
terdakwa atau penuntut umum.
b. Peninjauan kembali yang merupakan hak terpidana.

Ditambah dengan Pasal 263 ayat (1) Kitab Undang-Undang


Hukum Acara Pidana dimana “Terhadap putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas
dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat
mengajukan permintaan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung.

Hal ini bertentangan dengan dua Pasal diatas dimana hakim


berpendapat bahwa bahwa sesungguhnya permohonan Peninjauan
Kembali hanya disampaikan 1 (satu) kali saja sesuai Pasal 268 ayat (3)
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana akan tetapi dalam
menterjemahkan Pasal 263 ayat (3) Majelis menyetujui pendapat
Majelis Peninjauan Kembali terdahulu bahwa perkara a quo ditujukan
kepada Jaksa Penuntut Umum sebagai pihak berkepentingan sehingga
putusan yang berisi pernyataan kesalahan Terpidana tetapi tidak diikuti
pemidanaan dapat dirubah dengan diikuti pemidanaan terhadap
Terpidana;
74

2. Perkara No. 109 PK/Pid/2007, majelis hakim menjatuhkan putusan


dalam peninjauan kembali tidak memperhatikan aturan khusus atau lex
spesialis aturan terkait lamanya pemidanaan. Dimana dalam
dakwaannya terpidana didakwa dengan dakwaan kumulatif dengan
dakwaan pertama Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu
pembunuhan berencana dimana dipidana paling lama 20 Tahun. Dan
dakwaan kedua Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu
pemalsuan surat dimana dipidana paling lama 6 Tahun. Nyatanya
majelis hakim memvonis terpidana dengan pidana selama 20 Tahun
penjara. Sementara terdapat aturan dalam Pasal 266 ayat (3) Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana dimana “Pidana yang dijatuhkan
dalam putusan peninjauan kembali tidak boleh melebihi pidana yang
telah dijatuhkan dalam putusan semula.”. Dimana putusan semula
adalah putusan pengadilan yang telah dijalani oleh terpidana, dimana
pada tingkat pertama yakni 14 Tahun penjara dan tingkat kasasi yaitu 2
Tahun penjara. Hal diatas jelas bertentangan dengan Pasal 266 ayat (3)
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dimana hakim tidak
memperhatikan terhadap aturan khusus atau lex spesialis dari ranah
peradilan yang dijalankan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan perumusan masalah dan analisis kajian pustaka yang telah
peneliti uraikan sebelumnya, peneliti berkesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi Permohonan Peninjauan Kembali Yang Diajukan
Oleh Jaksa Penuntut Umum Maupun Terpidana
Telah diatur secara jelas dan limitatif bahwa dalam upaya
peninjauan kembali terhadap pihak yang dapat mengajukan berdasarkan
Pasal 1 ayat (12) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan
berapa kali peninjauan kembali dapat dilakukan berdasarkan Pasal 268
ayat (3) Kitab Hukum Acara Pidana. Tetapi hakim diharuskan mengejar
keadilan dikarenakan pada putusan kasasi terdapat kekhilafan hakim.
Hakim memiliki pertimbangan bahwa Pasal 1 ayat (12) dan Pasal 268
ayat (3) Kitab Hukum Acara Pidana dapat dikesampingkan beracuan
dari teori keadilan, yaitu keadilan substantif, karena untuk mengejar
kebenaran itu sendiri ditambah hakim menggunakan yurisprudensi
hakim sebelumnya dalam kasus yang sama. Sehingga permohonan
peninjauan kembali jaksa penuntut umum diperbolehkan mengajukan
peninjauan kembali karena dianggap sebagai pihak yang juga memilki
kepentingan sama halnya dengan terpidana. Dan agar keadilan dapat
dicapai.
2. Alasan Pemohon Dalam Mengajukan Permohonan Peninjauan
Kembali kepada Mahkamah Agung.
Pokok permohonan permohonan jaksa penuntut umum yang
diajukan adalah terdapat keadaan baru (novum) dimana belum diajukan
dalam persidang sebelumnya. Yaitu dengan diketahuinya bahwa korban
diracun bukan diatas pesawat seusai dengan dakwaan jaksa sebelumnya

75
76

di pengadilan negeri tetapi pada saat transit di bandara Changi,


Singapura. Tepatnya pada gate D42 di Coffe Bean dimana terlihat
Pollycarpus membawa dua gelas minuman yang ingin diberikan ke
Munir yang disaksikan oleh saksi; Asrini Utami Putri, Josept Risimase,
dan Raymond alias (Ongen).
Sementara dalam permohonan terpidana pokok permohonan
yang diajukan adalah kekhilafan hakim pada judex facti peninjauan
kembali sebelumnya yaitu jaksa penuntut umum karena memutus
perkara melebihi putusan semula. Yaitu memutus 20 Tahun sementara
putusan semula adalah paling rendah 2 Tahun dan paling lama 14
Tahun. Tidak memperhatikan Pasal 266 ayat (3) Kitab Hukum Acara
Pidana.
3. Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Terhadap
Terpidana Dalam Putusan Peninjauan Kembali, Dengan No. 109
PK/Pid/2007 dan No. 133 PK/Pid/2011

Bahwa alasan peninjauan kembali jaksa penuntut umum yang


dapat diterima dan menjadi pertimbangan hakim adalah terkait
pengajuan keadaan baru (novum) dimana bukti tersebut belum diajukan
pada persidangan sebelum-sebelumnya. Keadaan baru tersebut dapat
diterima majelis hakim. Meskipun dalam pertimbangannya terdapat
dissenting opinion terkait penjatuhan lama hukuman terhadap terpidana.
Dimana satu pihak ingin menjatuhkan pidana maksimal yaitu 20 Tahun
berdasarkan Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu
pembunuhan berencana sementara pihak lain berdasarkan Pasal Pasal
266 ayat (3) Kitab Hukum Acara Pidana yaitu tidak boleh melebihi
putusan semula. Pada putusan akhir terpidana diputus 20 Tahun penjara.

Bahwa alasan peninjauan kembali terpidana yang dapat diterima


dan menjadi pertimbangan hakim adalah terkait kekhilafan hakim pada
77

judex facti peninjauan kembali sebelumnya yaitu jaksa penuntut umum


karena memutus perkara melebihi putusan semula. Yaitu memutus 20
Tahun sementara putusan semula adalah paling rendah 2 Tahun dan
paling lama 14 Tahun. Tidak memperhatikan Pasal 266 ayat (3) Kitab
Hukum Acara Pidana. Pada putusan akhir terpidana diputus 14 Tahun
penjara.

B. Rekomendasi
Berdasarkan pada permasalahan yang telah peneliti paparkan di atas,
maka peneliti mencoba memberi beberapa rekomendasi berupa:
1. Mahkamah Agung sebagai lembaga pemeriksa peninjauan kembali
sepatutnya juga memberikan hak kepada pihak jaksa penuntut umum
untuk mengajukan peninjuan kembali. Hal ini menjadi penting agar
dapat memperbaiki hal-hal kekeliruan yang terjadi pada upaya hukum
biasa yang telah berkekuatan hukum tetap, serta menempatkan jaksa
penuntut umum dan terpidana memiliki kedudukan yang sama di depan
hukum.
2. Dalam upaya meminimalisir disparitas putusan, hakim harus haruslah
beracuan pada pedoman pemidanaan yaitu dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana. Dan apabila hal tersebut tidak diatur hakim
haruslah merujuk pada yurisprudensi hakim terdahulu.
3. Optimalisasi musyawarah hakim dalam pertimbangan hakim juga
difungsikan sebagai upaya menyelesaikan masalah disparitas yaitu
meminimalisir disparitas putusan agar tidak terlampau jauh besar
perbedaan putusan yang dikeluarkan, dan tidak terlampau jauh dari nilai
keadilan.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Asshiddiqie, Jimly, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Jakarta: Sinar Grafika,
2010.

A. Latief, Mujahid Kebijakan Reformasi Hukum: Suatu Rekomendasi Jilid II,


Jakarta: Komisi Hukum Nasional RI, 2007.

Ashworth, Andrew, Sentencing and Criminal Justice, England: University of Oxford,


2005.

Achjani Zulfa, Eva, dan Seno Adji, Indriyanto, Pergeseran Paradigma Pemidanaan,
Bandung: Lubuk Agung, 2011.

Chazawi, Adam, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung: PT.


ALUMNI, Edisi Pertama, cet. ke-1, 2006.

Hamzah, Andi, KUHP & KUHAP Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

______________, Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Sinar Grafika,
2010.

Ibrahim, Johny, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:


Bayumedia Publishing, 2008.

Ketua Mahkamah Agung, Himpunan Notulen Rapat Pleno Tahun 1990- Tahun
2000, Jakarta: Mahkamah Agung, 2002.

Kurniawan Muharram, Ade, Analisis Disparitas Putusan Hakim Dalam Perkara


Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Putusan Nomor: No. 110/Pid/2015/PPN.Met
dan Nomor: No.32/Pid.B/2013/PN.M), Lampung: Universitas Lampung,
2017.

Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty,


cet. 3, 2007.

M.P Pangaribuan, Luhut, Lay Judges dan Hakim Ad Hoc: Suatu Studi Teoritis
Mengenai Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Jakarta: Program pasca
sarjana fakultas Hukum Universitas Indonesia, Cet.1, 2009.

78
79

Muladi dan Nawawi Arif, Barda, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Bandung:
Alumni, 1998.

Mulyadi, Lilik, Kekuasaan Kehakiman, Surabaya: Bina Ilmu, 2007.

Prakoso, Djoko, Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, Dalam Proses Hukum Acara
Pidana, Jakarta: Radar Jaya Offset, 2002.

Priyatno, Dwidja, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Bandung: PT.


Refika Aditama, 2006.

Prodjohamidjojo, Martiman, Sistem Pembuktian dan Alat-alat Bukti, Jakarta:


Ghalia Indonesia, 1983.

Rifai, Ahmad, Penemuan Hukum, Jakarta: Sinar grafika, 2010.

Rumenelink, Jan, Hukum Pidana, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Samosir, Djisman, Hukum Acara Pidana dalam Perbandingan, Bandung: Binacipta,


1985.

Soesilo, R., Tugas-Kewenangan dan Wewenang Penyidik, Jaksa, Hakim (Dalam


Penyelesaian Perkara Pidana Menurut KUHAP), Bandung: PT Karya
Nusantara, 1984.

Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: Alumni, 1986.

Suparman, Parman, Pengaturan Hak Mengajukan Upaya Hukum Peninjauan


Kembali Dalam Perkara Pidana Bagi Korban Kejahatan, Bandung: Refika
Aditama, 2014.

Suratman dan Dillah, Philips, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta, 2012.
Utrecht, E.; disadur dan direvisi, Saleh Djindang, Moch, Pengantar Dalam Hukum
Indonesia, Jakarta: Sinar Harapan, 1983.

Yahya Harahap, Muhammad, Ruang Lingkup Peninjauan Kembali, Kekuasaan


Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara
Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

______________, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP:


Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali,
Jakarta: Sinar Grafika, cet. 11, 2009.
80

Yusuf, A. Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan


Edisi Pertama, Jakarta: Kencana, 2014.

Zainal Abidin Farid, A., Hukum Pidana I, Depok: Sinar Grafika, 2007.

JURNAL
Christophel Liwe, Immanuel, Kewenangan Hakim Dalam Memeriksa Dan
Memutus Perkara Pidana Yang Diajukan Ke Pengadilan, Jurnal Lex
Crimen Vol.3 No.1, Maret 2014.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara


Pidana.

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung.

INTERNET
https://id.wikipedia.org/wiki/Judex_facti_dan_judex_juris

https://id.wikipedia.org/wiki/Terpidana

https://id.wikipedia.org/wiki/Peninjauan_kembali#cite_ref
FOOTNOTEHarahap2000607-644_1-0

https://klinikhukum.id/perbedaan-judex-facti-dan-judex-juris/

http://news.detik.com/read/2013/04/25/183104/2230664/10/uji-materi-soal-pk-
antasari-ajukan-saksi-ahli-utama-susno-duadji

http://news.okezone.com/read/2008/11/03/1/160240/ma-pk-tak-menangguhkan-
eksekusi-amrozi-cs

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt524a2ce258cb5/disparitas-putusan-
dan-pemidanaan-yang-tidak-proporsional/

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt577c88908b259/vonis-lebih-tinggi-
dari-tuntutan-- boleh-nggak-sih/
81

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4f4c5a4ea3527/bentuk-
bentuk-surat-dakwaan/

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt513fe5cf81751/mengapa-
peradilan-di-indonesia-bertingkat-tingkat/

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5883597d41474/upaya-
hukum-terhadap-putusan-bebas-dan-putusan-lepas

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt59127a57206a8/batasan-
iultra-petita-i-dalam-putusan-perkara-pidana/

http://www.pn-
lhoksukon.go.id/content/artikel/page/2/20170417150853209334910258f47
81588e77.html#tabs|Tabs_Group_name:tabLampiran,
82

LAMPIRAN - LAMPIRAN
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
No. 133 PK/Pid/2011

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG

ne
ng
memeriksa perkara pidana dalam Peninjauan Kembali telah memutuskan

do
gu
sebagai berikut dalam perkara Terpidana :
Nama : POLLYCARPUS BUDIHARI

In
A
PRIYANTO;
Tempat lahir : Solo;
ah

lik
Umur/tanggal lahir : 44 tahun / 26 Januari 1961 ;
Jenis kelamin : Laki-laki;
am

ub
Kebangsaan : Indonesia ;
Tempat tinggal : Jalan Pamulang Permai I Blok B No.
1, RT.01/22, Pamulang Barat,
ep
k

Tangerang;
ah

Agama : Katolik;
R

si
Pekerjaan : Pilot Garuda;
Mahkamah Agung tersebut;

ne
ng

Membaca surat dakwaan Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri


Jakarta Pusat sebagai berikut :

do
gu

KESATU :
Bahwa Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO baik bertindak
In
A

secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama dengan YETI SUSMIARTI dan


OEDI IRIANTO (dalam berkas terpisah) pada hari Senin tanggal 6 September
ah

lik

2004 sampai dengaan Selasa tanggal 7 September 2004 atau setidak-tidaknya


ada suatu waktu tertentu dalam bulan September 2004 bertempat di dalam
Pesawat Garuda Indonesia Airways Nomor Penerbangan GA-974 tujuan Jakarta
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Singapura yang berdasarkan Pasal 3 KUHP juncto Pasal 86 KUHAP, Pengadilan

a
Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, telah

si
melakukan, menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan dengan
sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain yaitu

ne
ng
jiwa korban MUNIR, S.H. yang dilakukan Terdakwa dengan cara-cara sebagai
berikut :

do
gu
Bahwa Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang sejak
tahun 1999 telah melakukan berbagai kegiatan dengan dalih untuk menegakkan

In
A
Negara Kesatuan Republik Indonesia melihat korban MUNIR, SH sebagai Ketua
Dewan Pengurus Kontras dan Direktur Eksekutif Imparsial, yang sering
ah

lik
mengidentifikasikan dirinya penggerak dan pelopor pembangunan demokrasi,
membela Hak Asasi Manusia dan tidak jarang bahkan terbiasa mengkritisi
program Pemerintah, melakukan kritik sosial, komentar, tanggapan yang
am

ub
bernada negatif serta kegiatan lainnya, yang dinilai oleh Terdakwa maupun pihak
tertentu telah sangat mengganggu dan menjadi halangan atau kendala bagi
ep
k

terlaksananya program pemerintah, mengakibatkan adanya pihak, termasuk


ah

Terdakwa sendiri yang tidak dapat menerimanya;


R

si
Berlatar belakang anggapan dan penilaian tersebut mendorong Terdakwa
merasa perlu harus menghentikan kegiatan korban MUNIR, SH. dengan

ne
ng

merencanakan cara-cara yang sangat matang untuk menghilangkan jiwa korban


MUNIR, SH;

do
gu

Guna mewujudkan rencananya menghilangkan jiwa korban MUNIR, SH


mulailah Terdakwa memonitor kegiatan MUNIR, SH. Baik secara langsung
In
maupun tidak langsung, hingga diketahuinya rencana korban MUNIR, SH. yang
A

akan berangkat ke Belanda untuk melanjutkan study;


Selanjutnya untuk memastikan tentang kepastian keberangkatan MUNIR,
ah

lik

SH. tersebut pada tanggal 4 September 2004 Terdakwa telah berusaha


menelepon MUNIR, SH. melalui Handphone milik MUNIR, SH., yang ternyata
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
diterima oleh saksi SUCIWATI (istri MUNIR, SH,) dengan maksud menanyakan

a
kapan keberangkatan MUNIR, SH, ke Belanda yang dijawab oleh saksi

si
SUCIWATI bahwa MUNIR, SH., akan berangkat hari Senin tanggal 6 September
2004 ;

ne
ng
Setelah mengetahui kepastian tanggal keberangkatan MUNIR, SH., maka
Terdakwa lalu mencari peluang agar bisa berangkat bersama-sama dengan

do
gu
MUNIR, SH., pada tanggal 6 September 2004, dimana Terdakwa meminta
perubahan tugas penerbangan sebagai extra crew sedangkan sesuai jadwal

In
A
tugasnya Terdakwa pada tanggal 5 September 2004 sampai dengan 9
September 2004 seharusnyalah berangkat ke Peking China namun kemudian
ah

lik
dirubah pada tanggal 6 September 2004 menjadi ke Singapura. Perubahan
tersebut tertuang dalam Nota Perubahan Nomor : OFA/219/04 tanggal 6
September 2004 yang dibuat oleh ROHAINIL AINI dengan alasan yang
am

ub
dikemukakan Terdakwa saat itu adalah karena adanya tugas dari saksi
RAMELGIA ANWAR selaku Vice President Corporate Security PT. Garuda
ep
k

Indonesia yang untuk selanjutnya dalam pelaksanaannya akan menghubungi


ah

Chief Pilot KARMAL FAUZA SEMBIRING. Padahal penugasan tersebut


R

si
sebenarnyalah tidak pernah ada, namun karena alasan tersebut maka
diterbitkanlah General Declaration bagi keberangkatan Terdakwa ke Singapura

ne
ng

sebagai Extra Crew dinyatakan untuk melaksanakan tugas Aviation Security


sementara tugas Aviation Security tersebut bukanlah merupakan spesialisasi

do
gu

tugas Terdakwa yang tugas pekerjaannya di Iingkungan PT.Garuda Indonesia


adalah sebagai Pilot atau setidak-tidaknya Terdakwa tidak mempunyai surat
In
khusus sebagai Aviation Security;
A

Selanjutnya pada tanggal 6 September 2004 Terdakwa berangkat ke


Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk terbang ke Singapura dengan
ah

lik

menumpang pesawat Garuda Indonesia Airways dengan nomor penerbangan


GA-974, pesawat yang sama yang ditumpangi oleh MUNIR, SH;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Setelah melakukan check in, Terdakwa kemudian berjalan menuju

a
pesawat melalui koridor yang menghubungkan ruang tunggu dengan pintu

si
pesawat. Saat itu Terdakwa melihat MUNIR, SH. sedang berjalan menuju pintu
pesawat;

ne
ng
Terdakwa kemudian menghampiri MUNIR, SH. sambil menyapa dan
menanyakan tempat duduk yang oleh MUNIR, SH., ditunjukkan seat numbernya

do
gu
yakni nomor 40 G di kelas ekonomi ;
Seianjutnya MUNIR, SH. yang menanyakan di mana letak seat tersebut

In
A
dijawab oleh Terdakwa adanya di belakang. Namun saat itu Terdakwa
menawarkan tempat duduknya di Bisnis Class nomor 3 K kepada MUNIR, SH.,
ah

lik
hal mana dimaksudkan dan dengan tujuan untuk mempermudah Terdakwa
melaksanakan rencananya untuk menghilangkaan nyawa MUNIR, SH., karena
pada kelompok seat 3 K di kelas bisnis hanya terdapat 18 tempat duduk;
am

ub
Bahwa untuk menghilangkan kecurigaan orang lain, Terdakwa kemudian
memberitahukan kepada saksi BRAHMANIE HASTAWATI selaku Purser
ep
k

pesawat tersebut perihal perubahan fasilitas tempat duduk Terdakwa di Bisnis


ah

Class kepada MUNIR, SH., yang selanjutnya saksi BRAHMANIE HASTAWATI


R

si
mendatangi MUNIR, SH. dan menyalaminya;
Setelah itu saksi BRAHMANIE HASTAWATI mempersilahkan Terdakwa

ne
ng

untuk duduk di Premium Class dan beberapa saat kemudian sebelum pesawat
tinggal landas, saksi OEDI IRIANTO sebagai pramugara pun melaksanakan

do
gu

tugasnya menyiapkan Welcome drink kepada para penumpang termasuk


MUNIR, SH. Bahwa pada saat saksi OEDI IRIANTO menyiapkan Welcome drink
In
tersebut, Terdakwa segera beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju
A

Pantry dekat bar premium. Pada saat mana kiranya maksud Terdakwa untuk
memasukkan sesuatu ke dalam minuman orang juice yang akan dihidangkan
ah

lik

kepada MUNIR,SH. yang sesuai hasil pemeriksaan laboratorium Kementerian


Kehakiman Lembaga Forensik Belanda tanggal 13 Oktober 2004, ditandatangani
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
oleh dr. ROBBERT VISSER, dokter dan patolog bekerjasama dengan dr. B.

a
KUBAT dipastikan adalah racun arsen dalam jumlah yang mematikan ;

si
Bahwa Terdakwa memasukkan racun arsen ke dalam minuman orange
juice tersebut karena Terdakwa tahu MUNIR, SH. tidak minum alkohol,

ne
ng
sedangkan minuman yang disajikan sebagai welcome drink hanyalah orange
juice dan wine;

do
gu
Selanjutnya saksi YETI SUSMIARTI sebagai pramugari mengambil dua
gelas berisi wine dan dua gelas berisi orange juice dimana khusus dua gelas

In
A
orange juice telah dimasukkan racun arsen dan diatur dalam nampan secara
selang-seling masing-masing dua gelas di depan berisi wine dan orange juice
ah

lik
yang telah dimasukkan racun arsen tersebut serta dua gelas di belakang dengan
komposisi yang sama. Selanjutnya saksi YETI SUSMIARTI menuju ke empat
duduk 3 K kelas bisnis tempat MUNIR, SH., duduk untuk menyajikan minuman.
am

ub
Setelah berada di depan MUNIR, SH., saksi YETI SUSMIARTI menawarkan
minuman tersebut kepada saksi LIE KHIE NGIAN yang duduk di sebelah
ep
k

MUNIR, SH. lebih dahulu dan yang diambil adalah minuman wine;
ah

Bahwa saat menawarkan minuman tersebut, baik Terdakwa, saksi OEDI


R

si
IRIANTO dan saksi YETI SUSMIARTI tahu dan dapat memastikan bahwa saksi
LIE KHIE NGIAN yang adalah warga Belanda akan memilih Wine;

ne
ng

Setelah itu saksi YETI SUSMIARTI menyajikan minuman kepada


MUNIR,SH. ,yang nampaknya tanpa rasa curiga lalu mengambil orange juice

do
gu

yang disajikan paling depan, dan minuman itulah yang telah dicampur dengan
racun arsen;
In
Pada saat yang sama apa yang dilakukan Terdakwa adalah mengawasi
A

kegiatan saksi YETY SUSMIARTI ketika menyajikan minuman kepada MUNIR,


SH. mengamati MUNIR, SH. yang duduk ditempatnya, saat meminum orange
ah

lik

juice dalam gelas yang ada ditangannya, dan Terdakwa mondar-mandir di depan
pantry dekat bar Bisnis Class. Dan setelah Terdakwa meyakini bahwa MUNIR,
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
SH. telah meminum habis orange juice yang telah dimasukkan racun arsen

a
tersebut, Terdakwa barulah kemudian naik ke premium class upperdeck dan

si
sempat menuju ke ruang pilot untuk berbicara dengan saksi PANTUN
MATONDANG selaku pilot;

ne
ng
Setelah penerbangan selama kurang lebih 120 (seratus dua puluh) menit,
maka pada pukul 23.32 WIB pesawat Garuda Indonesia Airways Nomor

do
gu
Penerbangan GA-974 mendarat di Bandara Changi Singapura dan kemudian
seluruh crew pesawat termasuk Terdakwa pun turun untuk dilakukan

In
A
penggantian crew, dimana crew dari Jakarta yang baru turun selanjutnya
menginap di Novotel Hotel Singapura;
ah

lik
Sebelum melanjutkan perjalanan ke Belanda di bandara Changi
MUNIR,SH. menunggu selama kurang lebih 1 jam 13 menit untuk transit.
Selanjutnya MUNIR, SH. yang kembali naik pesawat tersebut harus duduk pada
am

ub
seatnya sendiri nomor 40 G Economy Class dan pada pukul 00.45 WIB tanggal
7 September 2004 pesawat tinggal landas dari bandara Changi Singapura.
ep
k

Selang 15 menit setelah take off, MUNIR, SH. mulai merasa mules sebagai
ah

akibat mulai bereaksinya racun arsen di dalam tubuhnya disusul selanjutnya


R

si
korban muntah-muntah hingga muntahnya mengenai kaos dan celana yang
dikenakan korban pada saat itu;

ne
ng

3 (tiga) jam kemudian setelah take off dari Singapura tersebut saksi
PANTUN MATONDANG selaku pilot mendapat laporan dari purser MADJIB

do
gu

NASUTION bahwa korban MUNIR, SH. sakit dan sudah ditangani oleh dokter
Tarmizi. Selanjutnya saksi PANTUN MATONDANG lalu memerintahkan purser
In
MADJIB R. NASUTION untuk memonitor perkembangannya. Saat itu korban
A

MUNiR, SH., diputuskan dibawa ke bisnis class untuk dibaringkan dan oleh saksi
Dr. TARMIZI diberikan 2 (dua) butir tablet New Diatabs ; 1 (satu) butir Zantac ; 1
ah

lik

(satu) butir Promag dan juga diberikan suntikan Primperam dan Diazepam
sehingga korban MUNIR, SH. terlihat menjadi tenang;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Namun 2 (dua) jam sebelum mendarat, saksi PANTUN MATONDANG

a
kembali menerima laporan dari purser MADJIB NASUTION bahwa korban

si
MUNIR, SH. telah meninggal dunia, yang selanjutnya saksi PANTUN
MATONDANG selaku pilot segera mengundang dokter TARMIZI untuk mendapat

ne
ng
penjelasan bahwa saudara MUNIR, SH. menderita sakit perut dan muntaber
yang beberapa saat setelah mendapat laporan bahwa korban MUNIR, SH.

do
gu
meninggal dunia, lalu dibuatkan surat kematian;
Berdasarkan hasil visum et repertum yang dibuat pro justitia dari

In
A
Kementrian Kehakiman lembaga Forensik Belanda tanggal 13 Oktober 2004
yang ditandatangani oleh dr. ROBERT VISSER, dokter dan patolog bekerjasama
ah

lik
dengan dr. B. KUBAT, menerangkan tentang telah dilakukannya pemeriksaan
atau otopsi mayat atas nama MUNIR, SH. berlangsung dari tanggal 8 September
2004 sampai dengan tanggal 13 Oktober 2004 dengan kesimpulan bahwa pada
am

ub
MUNIR, usia 38 tahun, terjadinya kematian dapat dijelaskan disebabkan oleh
karena pada pemeriksaan toksikologi ditemukan "konsentrasi arsen sangat
ep
k

meningkat" di dalam darah konsentrasi arsen "meningkat" di dalam urin dan


ah

konsentrasi arsen "sangat meningkat" di dalam isi lambung;


R

si
Selanjutnya pakaian korban MUNIR, SH. yang terkena muntahan pada
saat di atas pesawat, setelah dilakukan pemeriksaan di Pusat Laboratorium

ne
ng

Forensik Badan Reserse Kriminal Polri, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan


Laboratorium Kriminalistik Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal

do
gu

Polri Nomor LAB: 3952/KTF/2002 tanggal 14 Juli 2005, pemeriksaan terhadap


barang bukti : kaos lengan pendek warna abu-abu dan biru, celana panjang
In
jeans warna hitam, kaos kaki warna biru dan celana dalam warna coklat milik
A

alm. MUNIR, S.H. dapat disimpulkan bahwa barang bukti berupa 1 (satu) potong
kaos lengan pendek warna abu-abu dan biru serta 1 (satu) potong celana
ah

lik

panjang jeans warna hitam positif mengandung arsen;


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Perbuatan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut

a
diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 340 KUH Pidana jo. Pasal 55 ayat

si
(1) ke-1 KUH Pidana ;
DAN

ne
ng
KEDUA
Bahwa Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO baik bertindak

do
gu
secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama dengan RAMELGIA ANWAR dan
DHANIL AINI (dalam berkas terpisah) pada hari Senin tangal 6 September 2004

In
A
bertempat di Kantor PT. Garuda Indonesia Airways Bandara Soekarno Hatta
Cengkareng yang berdasarkan Pasal 84 ayat 2 KUHAP Pengadilan Negeri
ah

lik
Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, telah
melakukan, menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan dengan
sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah asli, dan
am

ub
pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian, perbuatan mana dilakukan
Terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
ep
k

Bahwa Terdakwa pada tanggal 6 September 2004 sekira pukul 15.00 Wib
ah

sampai dengan 16.00 Wib atau setidak-tidaknya pada sore hari telah menelpon
R

si
saksi ROHANIL AINI, dimana saat itu Terdakwa menanyakan keberadaan
Capten, yang kemudian dijawab oleh saksi ROHANIL AINI "untuk apa ? ;

ne
ng

Selanjutnya Terdakwa mengatakan bahwa Terdakwa ditugaskan oleh


saksi RAMELGIA ANWAR untuk ke Singapura dan akan on board dengan

do
gu

GA-974, padahal Terdakwa tahu bahwa saksi RAMELGIA ANWAR sedang


berada di luar kota. Mendengar permintaan itu saksi ROHANIL AINI kemudian
In
rnenanyakan bagaimana dengan pale KARMAL (saksi Capt. KARMAL FAUZA
A

SEMBIRING) selaku atasan dari Terdakwa dan dijawab oleh Terdakwa bahwa
saksi RAMELGIA ANWAR akan menelpon Pak KARMAL. Kemudian saksi
ah

lik

ROHANIL AINI sebelurn menutup telepon sempat mengatakan "Saudara janji


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pak RAMELGIA harus menghubungi Capt.KARMAL" dan dijawab oleh Terdakwa

a
"ya" ;

si
Berdasarkan hasil pembicaraan tersebut, saksi ROHANIL AINI menjadi
percaya dan yakin karena status Terdakwa sebagai pilot senior Garuda sehingga

ne
ng
akhirnya saksi ROHANIL AINI membuat Nota Perubahan Schedule Nomor :
OFA/219/04 saat itu juga yang ditandatangani sendiri oleh saksi ROHANIL AINI

do
gu
padahal saksi ROHANIL AINI tidak berwenang untuk itu. Nota perubahan
tersebut sebagai perubahan atas nota OFA/210/ 04 tanggal 31 Agustus 2004

In
A
yang berisikan pembatalan schedule pemberangkatan Terdakwa sebagai extra
crew ke Peking. Keyakinan saksi ROHANIL AINI juga didasarkan pada surat
ah

lik
Dirut Garuda Nomor : DZ/2270/04 tanggal 11 Agustus 2004 dimana dalam surat
tersebut Terdakwa ditugaskan sebagai staf perbantuan di Coorporate Security/IS
yang dipimpin oleh saksi M. RAMELGIA ANWAR;
am

ub
Berdasarkan Nota Perubahan schedule Nomor OFA/219/04 tertanggal 6
September 2004 yang ternyata palsu karena sesungguhnya sebelum Nota .
ep
k

perubahan tersebut dibuat, tidak pernah ada perintah dari saksi RAMELGIA
ah

ANWAR yang menugaskan Terdakwa ke Singapura, namun Terdakwa kemudian


R

si
berangkat ke Singapura seolah-olah sebagai extra crew untuk melaksanakan
tugas Aviation Securty Garuda dengan menggunakan pesawat Garuda Boeing

ne
ng

747-400 dengan nomor penerbangan GA-974 ;


Bahwa setelah sekembalinya Terdakwa dari Singapura ke Indonesia,

do
gu

ternyata perjalanan ke Singapura tersebut telah menimbulkan beban biaya


antara lain untuk biaya transportasi dan akomodasl. Oleh karena itu saksi Capt.
In
KARMAL FAUZA SEMBIRING memanggil Terdakwa dan meminta Terdakwa
A

untuk melaporkannya kepada saksi RAMELGIA ANWAR. Selanjutnya Terdakwa


meminta kepada saksi RAMELGIA ANWAR untuk membuat surat penugasan
ah

lik

bagi Terdakwa yang kemudian saksi RAMELGIA ANWAR pun membuat dan
menandatangani surat penugasan Nomor : . IS/1177/04 tanggal 15 September
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2004 lalu menyerahkannya kepada Terdakwa. Adapun tujuan dari pembuatan

a
surat penugasan tersebut adalah agar supaya beban biaya yang harus

si
dikeluarkan untuk perjalanan Terdakwa menjadi tanggungjawab saksi
RAMELGIA ANWAR dan bukan tanggungjawab saksi Kapten KARMAL FAUZA

ne
ng
SEMBIRING ;
Mengingat Terdakwa yang melakukan perjalanannya ke Singapura pada

do
gu
tanggal 6 September 2004, dinyatakan sebagai surat extra crew maka untuk
melengkapi bahwa seolah-olah tugas itu benar dilakukannya Terdakwa kembali

In
A
meminta kepada saksi RAMELGIA ANWAR untuk membuat surat penugasan
tertanggal sebelum 6 September 2004, yang berdasarkan permintaan tersebut,
ah

lik
akhirnya saksi RAMELGIA ANWAR membuat pula surat penugasan dengan
nomor dan ,isi yang sama yaitu surat Nomor : IS/1177/04 tertanggal 4 September
2004;
am

ub
Selanjutnya dengan dasar surat palsu Nomor : IS/1177/04 tertanggal 4
September 2004 yang dibuat seakan-akan asli tersebut, akhirnya PT.Garuda
ep
k

Indonesia menanggung segala biaya yang timbul akibat perjalanan Terdakwa


ah

sehingga PT. Garuda Indonesia menjadi rugi setidak-tidaknya sebesar ongkos


R

si
pesawat Jakarta Singapura pulang pergi ditambah biaya akomodasi berupa
sewa hotel selama Terdakwa berada di Singapura ;

ne
ng

Perbuatan Terdakwa.diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 263


ayat (2) K.U.H. Pidana jo. Pasal 55 (1) ke-1 KUH.Pidana;

do
gu

Mahkamah Agung tersebut;


Membaca tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum tanggal 1 Desember
In
2005 sebagai berikut :
A

1. Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO terbukti


secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
ah

lik

"Pembunuhan berencana dan menggunakan surat palsu" sebagaimana


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dimaksud dalam Pasal 340 KUH.Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

a
dan Pasal 263 ayat (2) KUH.Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP;

si
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO dengan pidana penjara selama seumur hidup, dengan

ne
ng
perintah agar Terdakwa tetap ditahan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :

do
gu
1. 1 (satu) lembar asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor :
GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat

In
A
Penugasan yang ditujukan kepada Terdakwa POLLYCARPUS
BUDIHARI PRIYANTO/522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA)
ah

lik
dan ditandatangani oleh INDRA SETIAWAN (Direktur Utama
PT.Garuda Indonesia) ;
2. 1 (satu) lembar asli Surat Interoffice Correspondence dengan Kop
am

ub
Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04
tanggal 4 September 2004 Penugasan yang ditandatangani oleh M.
ep
k

RAMELGIA ANWAR (Vide Corporate Security) ;


ah

3. 1 (satu) asli lembar Surat Interoffice Correspondence dengan Kop


R

si
Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref. : IS/1177/04
tanggal 15 September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani

ne
ng

oleh M. RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No.


seri 00781 ;

do
gu

4. 3 (tiga) lembar asli surat tanggal 8 September 2000 yang


ditandatangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP
In
yang ditujukan kepada Bapak VP Corporate Security PT. Garuda
A

Indonesia;
5. 2 (dua) lembar asli surat tanggal 8 September 2004 yang
ah

lik

ditandatangani oIeh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ditujukan kepada Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda

a
Indonesia;

si
6. 1 (satu) bundel asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan
kepada Bapak VP. Corporate Security PT. Garuda Indonesia yang

ne
ng
ditandatangani oleh Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO/522659 tentang Laporan Penugasan PDZ-2270104 ;

do
gu
7. 1 (satu) lembar asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore atas nama
Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/O Garuda GA

In
A
826 Room No. 1618 tiba tanggal 6 September 204 berangkat tanggal
7 September 2004 ;
ah

lik
8. Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLYCARPUS
BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus sampai dengan 26
September 2004;
am

ub
9. 1 (satu) buah ID Card asli atas nama POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO No. 522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pada
ep
k

tanggal 16 Juni 2004 yang ditandatangani oleh VP. HR.


ah

MANAGEMENT DAAN ACHMAD ;


R

si
10. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura
Amsterdam tanggal 7 September 2004 ;

ne
ng

11. 1 (satu) lembar foto cpy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang
ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/210/04 tanggal 31

do
gu

Agustus 2004 perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule


Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI
In
PRIYANTO;
A

12. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang
ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6
ah

lik

September 2004 perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

a
PRIYANTO;

si
13. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol
Algemene Recherche, Dossieer Onderzoek Niet Batuurlijke Dood

ne
ng
Munir Gebaren : 08-12-1965 te Malang, Indonesia;
14. Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood", yang

do
gu dikeluarkan oleh HB. Dammen selaku "de Officer van Justitle in het
aroondissement Haarlem", 7 September 2004 ;

In
A
15. Surat "Voorlopige Bevindungen" yang dikeluarkan oleh dr. R.
VISSER selaku Patholoog dari Menisterie van Justitle-Nederlands
ah

lik
Forensich Instituut, di Rijkwijk 8 September 2004 ;
16. 16 (enam belas) halaman berisikan toto-toto jenasah MUNIR selama
Sectie tanggal 8 September 2004 ;
am

ub
17. Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat
Arrondissementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober 2004 ;
ep
k

18. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitie No. 04-419/R.102


ah

dibuat oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitle- Nederlands


R

si
Forensisch Intituut tanggal 13 Oktober 2004 ;
19. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh

ne
ng

dr. K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitie-


Nederlands Forensisch Intituut, Zaaknumrner 2004.09.08.036, Uw

do
gu

kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :


2004419, tanggal 1 Oktober 2004 ;
In
20. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh
A

dr. K.J. LUSTHOV, apotheker-toxicoloog dari Ministerie van Justitie


kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :
ah

lik

2004419, tanggal 4 Nopember 2004 ;


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
21. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah di legalisir dari

a
Ministerie van justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia

si
tanggal 25 Nopember 2004 ;
22. 1 (satu) eksemplar foto cpy dilegalisir General Declaration

ne
ng
penerbangan Jakarta Singapura tanggal 6 September 2004 ;
23. 1 (satu) buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS

do
gu BUDIHARI PRIYANTO;
24. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam berikut

In
A
nomor kartu (Sim Card) nomor 081596690617 ;
25. Hand Phone Merek Nokia 9210. CE 168 type RAE.3N ;
ah

lik
26. Simcard Nomor Telkomsel No. 6210100013006566 ;
27. Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH. pada penerbangan
Jakarta-Singapura-Amsterdam ;
am

ub
28. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZLI berikut
tasnya;
ep
k

Dikembalikan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat untuk dijadikan barang


ah

bukti dalam perkara lain;


R

si
4. Menetaplan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.500,-
(dua ribu Iima ratus rupiah) ;

ne
ng

Membaca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1361/Pid.B/2005/


PN.Jkt.Pst tanggal 20 Desember 2005 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

do
gu

1. Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto terbukti secara sah


dan meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana "Turut melakukan
In
pembunuhan berencana" dan "Turut melakukan pemalsuan surat" ;
A

2. Menghukum Terdakwa oleh karena perbuatan tersebut dengan hukuman


penjara selama 14 (empat belas) tahun ;
ah

lik

3. Menetapkan lamanya masa tahanan Terdakwa yang telah dijalani,


dikurangkan seluruhnya dari jumlah hukuman yang dijatuhkan ;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan ;

a
5. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5.000,- (Iima

si
ribu rupiah) ;
6. Menetapkan barang bukti berupa :

ne
ng
1. 1 (satu) lembar Asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor
GARUDAlDZ-2270104 tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat

do
gu Penugasan, yang ditujukan kepada POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO/522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan

In
A
ditandatangani oleh INDRA SETIAWAN (Direktur Utama PT. Garuda
Indonesia) ;
ah

lik
2. 1 (satu) lembar foto copy Surat dan Chief Pilot A. 330 yang
ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFAl21 0104 tanggal 31
Agustus 2004 perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule
am

ub
Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO ;
ep
k

3. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A.330 yang
ah

ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6


R

si
September 2004 perihal mohon perubahan atas perubahan Schedule
Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

ne
ng

PRIYANTO;
4. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop

do
gu

Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : ISI/1177/04


tanggal 4 September 2004 Penugasan yang ditandatangani oleh
In
M.RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) ;
A

5. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop


Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04
ah

lik

tanggal 15 September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
oleh RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri

a
00781 ;

si
6. 3 (tiga) lembar surat asli tanqqal 8 September 2004 yang ditanda-
tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP yang

ne
ng
ditujukan kepada Bapak VP Corporate Security PT. Garuda
Indonesia;

do
gu
7. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-
tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang ditujukan

In
A
kepada Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda Indonesia;
8. 1 (satu) Bundel Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan
ah

lik
kepada Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. GARUDA
INDONESIA yang ditandatangani oleh Terdakwa POLLYCARPUS
BUDIHARI PRIYANTO BHP/522659 tentang Laporan Penugasan
am

ub
PDZ-2270/04; .
9. 1 (satu) buah ID Card An. POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO
ep
k

No. 522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pad a tanggal 16


ah

Juni 2004 yang ditandatangani oleh VP. HR. MANAGEMENT DAAN


R

si
ACHMAD ;
10. 1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An.

ne
ng

Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/O Garuda GA


826 Room No. 1618 tiba tanggal 6 September 2004 berangkat

do
gu

tanggal 7 September 2004 ;


11. Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLYCARPUS
In
BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus sampai dengan 26
A

September 2004;
12. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol
ah

lik

Algemene Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood


MUNIR Geboren : 08-12-1965 te Malang, Indonesia;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
13. Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood", yang

a
dikeluarkan oleh HB Dammen selaku "de Officer van Justitie in het

si
Arrondissement Haarlem", 7 September 2004 ;
14. Surat "Voorlopige Bevindugen" yang dikeluarkan oleh dr. R. VISSER

ne
ng
selaku Patholoog dari Ministerie van Justitie-Nederlands Forensich
Instituut, di Rijkwijk 8 September 2004 ;

do
gu
15. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenazah Mr. MUNIR
selama Sectie tanggal 8 September 2004 ;

In
A
16. Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat
Arrondissementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober 2004 ;
ah

lik
17. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitia No. 04-419/R 102
dibuat oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitie - Nederlands
Forensich Instituut tanggal 13 Oktober 2004 ;
am

ub
18. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh
dr. K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitie-
ep
k

Nederlands Forensicht Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw


ah

kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :


R

si
2004419, tanggal 1 Oktober 2004 ;
19. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh

ne
ng

dr. K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicolooq dari Ministerie van Justitie-


Neederlands Forensisch Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw

do
gu

Kenmerk BPS/XPOL Nummer PL278C/04-08133, Sectie


Nummer :2004419, tanggal 4 Nopember 2004 ;
In
20. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah dilegalisir dari
A

Ministerie van Justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia


tanggal 25 Nopember 2004 :
ah

lik

21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casino coklat hitam berikut
nomor kartu (Sim Card) nomor : 081596690617 ;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
22. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration

a
penerbangan Jakarta-Singapura tanggal 6 September 2004 ;

si
23. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura-
Amsterdam tanggal 7 September 2004 ;

ne
ng
24. 1 (satu) buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS ;
25. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut

do
gu tasnya ;
26. Hand Phone Merek Nokia 9210, CE 168 type RAE-3N ;

In
A
27. Simcard Nomor Telkomsel No. 621010 0013006566;
28. Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH pada penerbangan
ah

lik
Jakarta - Singapura - Amsterdam;
Dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti
dalarn perkara lain;
am

ub
Membaca putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 16/PID/2006/PT.DKI
tanggal 27 Maret 2006 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
ep
k

- Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Urnum dan Terdakwa;


ah

si
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20
Desember 2005 No. 1361/Pid/B/2005/PN.Jkt.Pst, yang dimintakan

ne
ng

banding tersebut ;
- Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

do
gu

- Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa pada kedua tingkat


peradilan yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 5.000,- (lima
In
ribu rupiah) ;
A

Membaca putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 1185 K/Pid/2006 tanggal


3 Oktober 2006 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
ah

lik

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I : Jaksa/Penuntut


Umum: pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat tersebut;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II/Terdakwa :

a
POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut ;

si
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 16/PID/2006/
PT.DKI, tanggal 27 Maret 2006 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri

ne
ng
Jakarta Pusat No. 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst, tanggal 20 Desember 2005 ;
MENGADILI SENDIRI

do
gu
1. Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

In
A
sebagaimana didakwakan dalam dakwaan Kesatu ;
2. Membebaskan Terdakwa dari dakwaan Kesatu tersebut ;
ah

lik
3. Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
"Menggunakan Surat Palsu" ;
am

ub
4. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut dengan
pidana penjara selama 2 (dua) tahun ;
ep
k

5. Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan sebelum putusan


ah

ini mempunyai kekuatan hukum tetap, akan dikurangkan seluruhnya dari


R

si
pidana penjara yang dijatuhkan ;
6. Menetapkan barang bukti dikembalikan kepada Jaksa/Penuntut Umum

ne
ng

untuk dijadikan barang bukti dalam perkara lain, berupa :


1. 1 (satu) lembar Asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor

do
gu

GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat


Penugasan, yang ditujukan kepada POLLYCARPUS BUDIHARI
In
PRIYANTO/522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan
A

ditandatangani oleh INDRA SETIAWAN (Direktur Utama PT. Garuda


Indonesia) ;
ah

lik

2. 1 (satu) lembar foto copy Surat dan Chief Pilot A. 330 yang ditanda-
tangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/210/04 tanggal 31 Agustus
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2004 perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule

a
Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

si
PRIYANTO ;
3. 1 (satu) lembar toto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang ditanda-

ne
ng
tangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6 September
2004 perihal mohon perubahan atas perubahan Schedule

do
gu Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO ;

In
A
4. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop
Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref :
ah

lik
IS1/1177/04 tanggal 4 September 2004 Penugasan yang
ditandatangani oleh M. RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate
Security) ;
am

ub
5. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop
Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04
ep
k

tanggal 15 September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani


ah

oleh RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri


R

si
00781 ;
6. 3 (tiga) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-

ne
ng

tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP yang


ditujukan kepada Bapak VP Corporate Security PT. Garuda

do
gu

Indonesia;
7. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-
In
tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang ditujukan
A

kepada Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda Indonesia;


8. 1 (satu) Bundel Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan
ah

lik

kepada Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. GARUDA


INDONESIA yang ditandatangani oleh Terdakwa POLLYCARPUS
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
BUDIHARI PRIYANTO BHP/522659 tentang Laporan Penugasan

a
PDZ-2270/04 ;

si
9. 1 (satu) buah ID Card An. POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO
No. 522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pada tanggal 16

ne
ng
Juni 2004 yang ditandatangani oleh VP. HR. MANAGEMENT DAAN
ACHMAD;

do
gu
10. 1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An.
Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/O Garuda GA

In
A
826 Room No. 1618 tiba tanggal 6 September 2004 berangkat
tanggal 7 September 2004 ;
ah

lik
11. Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLYCARPUS
BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus sampai dengan 26
September 2004 ;
am

ub
12. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol
Algemene Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood
ep
k

MUNIR Geboren : 08-12-1965 te Malang, Indonesia;


ah

13. Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood", yang
R

si
dikeluarkan oleh HB Dammen selaku "de Officer van Justitle in het
Arrondissement Haarlem", 7 September 2004 ;

ne
ng

14. Surat "Voorlopige Bevindugen" yang dikeluarkan oleh dr. R. VISSER


selaku Patholoog dari Ministerie van Justitie-Nederlands Forensich

do
gu

Instituut, di Rijkwijk 8 September 2004 ;


15. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenazah Mr. MUNIR
In
selama Sectie tanggal 8 September 2004 ;
A

16. Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat
Arrondissementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober 2004 ;
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
17. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitia No. 04-419/R 102

a
dibuat oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitie - Nederlands

si
Forensich Instituut tanggai 13 Oktober 2004 ;
18. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh

ne
ng
dr. K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitie
- Nederlands Forensicht Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw

do
gu kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :
2004419, tanggal 1 Oktober 2004 ;

In
A
19. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh
dr. K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitia-
ah

lik
Neederlands Forensisch Intituut, Zaaknurnrner 2004.09.08.036, Uw
Kenmerk BPS/XPOL Nummer PL278C/04-08133, Sectie Nummer:
2004419, tanggal4 Nopember 2004;
am

ub
20. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah dilegalisir dari
Ministerie van Justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia
ep
k

tanggal 25 Nopember 2004 ;


ah

21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam berikut
R

si
nomor kartu (Sim Card) nomor : 081596690617 ;
22. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration

ne
ng

penerbangan Jakarta-Singapura tanggal 6 September 2004 ;


23. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura-

do
gu

Amsterdam tanggal 7 September 2004 ;


24. 1 (satu) buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS ;
In
25. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut
A

tasnya ;
26. Hand Phone Merek Nokia 9210, CE 168 type RAE-3N ;
ah

lik

27. Simcard Nomor Telkomsel No. 6210100013006566 ;


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
28. Pakaian yang dikenakan korban MU,NIR, SH pada penerbangan

a
Jakarta- Singapura-Amsterdam ;

si
Membebankan Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara dalam
tingkat kasasi ini sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah)

ne
ng
Membaca putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI Nomor : 109
PK/Pid/2007 tanggal 25 Januari 2008 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

do
gu
Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh
Pemohon Peninjauan Kembali : Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

In
A
Jakarta Pusat tersebut ;
Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI tanggal 3 Oktober 2006,
ah

lik
Nomor : 1185 K/Pid/2006 yang telah membatalkan putusan Pengadilan Tinggi
Jakarta tanggal 27 Maret 2006, Nomor : 16/PID/2006/PT.DKI, yang telah
menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember
am

ub
2005, Nomor : 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst;
MENGADILI KEMBALI:
ep
k

Menyatakan Terpidana : POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut


ah

di atas terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak
R

si
pidana :
1. Melakukan Pembunuhan Berencana;

ne
ng

2. Melakukan Pemalsuan Surat;


Menghukum oleh karena itu Terpidana dengan pidana penjara selama :

do
gu

20 (dua puluh) tahun;


Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terpidana dikurangkan
In
seluruhnya dari hukuman yang dijatuhkan;
A

Menetapkan barang-barang bukti berupa :


1. 1 (satu) lembar Asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor
ah

lik

GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat Penugasan,


yang ditujukan kepada POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO/522659
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan ditandatangani oleh INDRA

a
SETIAWAN (Direktur Utama PT. Garuda Indonesia) ;

si
2. 1 (satu) lembar foto copy Surat dan Chief Pilot A. 330 yang ditanda-
tangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/210/04 tanggal 31 Agustus 2004

ne
ng
perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas
nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO ;

do
gu
3. 1 (satu) lembar toto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang ditanda-
tangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6 September 2004

In
A
perihal mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas
nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO ;
ah

lik
4. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop Garuda
Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS1/1177/04 tanggal 4
September 2004 Penugasan yang ditandatangani oleh M. RAMELGIA
am

ub
ANWAR (Vice Corporate Security) ;
5. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop Garuda
ep
k

Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04 tanggal 15


ah

September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani oleh RAMELGIA


R

si
ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri 00781 ;
6. 3 (tiga) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-tangani

ne
ng

oleh POLL YCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP yang ditujukan kepada


Bapak VP Corporate Security PT. Garuda Indonesia;

do
gu

7. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-tangani


oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang ditujukan kepada
In
Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda Indonesia;
A

8. 1 (satu) Bundel Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan


kepada Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. GARUDA INDONESIA
ah

lik

yang ditandatangani oleh Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI


PRIYANTO BHP/522659 tentang Laporan Penugasan PDZ-2270/04 ;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
9. 1 (satu) buah ID Card An. POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO No.

a
522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pada tanggal 16 Juni 2004

si
yang ditandatangani oleh VP. HR. MANAGEMENT DAAN ACHMAD;
10. 1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An. Terdakwa

ne
ng
POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/O Garuda GA 826 Room No.
1618 tiba tanggal 6 September 2004 berangkat tanggal 7 September

do
gu
2004;
11. Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLYCARPUS

In
A
BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus s/d 26 September 2004 ;
12. 1 (satu) bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol Algemene
ah

lik
Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood MUNIR Geboren :
08-12-1965 te Malang, Indonesia;
13. Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood", yang
am

ub
dikeluarkan oleh HB Dammen selaku "de Officer van Justitle in het
Arrondissement Haarlem", 7 September 2004 ;
ep
k

14. Surat "Voorlopige Bevindugen" yang dikeluarkan oleh dr. R. VISSER


ah

selaku Patholoog dari Ministerie van Justitie-Nederlands Forensich


R

si
Instituut, di Rijkwijk 8 September 2004 ;
15. 16 (enam belas) halaman berisikan toto-toto jenazah Mr. MUNIR selama

ne
ng

Sectie tanggal 8 September 2004 ;


16. Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat

do
gu

Arrondissementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober 2004 ;


17. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitia No. 04-419/R 102 dibuat
In
oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitie - Nederlands Forensich
A

Instituut tanggai 13 Oktober 2004 ;


18. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh dr.
ah

lik

K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitie -


Nederlands Forensicht Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :

a
2004419, tanggal 1 Oktober 2004 ;

si
19. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh dr.
K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitia-

ne
ng
Neederlands Forensisch Intituut, Zaaknurnrner 2004.09.08.036, Uw
Kenmerk BPS/XPOL Nummer PL278C/04-08133, Sectie Nummer:

do
gu
2004419, tanggal4 Nopember 2004;
20. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah dilegalisir dari

In
A
Ministerie van Justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia tanggal
25 Nopember 2004 ;
ah

lik
21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam berikut
nomor kartu (Sim Card) nomor : 081596690617 ;
22. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration penerbangan
am

ub
Jakarta-Singapura tanggal 6 September 2004 ;
23. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura-
ep
k

Amsterdam tanggal 7 September 2004 ;


ah

24. 1 (satu) buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS ;


R

si
25. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut tasnya;
26. Hand Phone Merek Nokia 9210, CE 168 type RAE-3N ;

ne
ng

27. Simcard Nomor Telkomsel No. 6210100013006566 ;


28. Pakaian yang dikenakan korban MU,NIR, SH pada penerbangan Jakarta-

do
gu

Singapura-Amsterdam ;
Dikembalikan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk digunakan dalam perkara
In
lain;
A

Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada


Terpidana yang dalam pemeriksaan Peninjauan Kembali sebesar Rp.2.500,-
ah

lik

(dua ribu lima ratus rupiah);


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Membaca akta Permohonan Peninjauan Kembali tertanggal 9 Mei 2011

a
yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menyatakan

si
bahwa Terpidana telah memohon agar putusan Mahkamah Agung tersebut
dapat ditinjau kembali;

ne
ng
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung

do
gu
tersebut telah diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal
25 Januari 2008 dengan demikian putusan tersebut telah mempunyai kekuatan

In
A
hukum yang tetap;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon
ah

lik
Peninjauan Kembali pada pokoknya adalah sebagai berikut :
DASAR HUKUM PENGAJUAN PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI
Dasar Hukum 1:
am

ub
Pemohon Peninjauan Kembali sebagai Terpidana Memiliki Hak Mengajukan
Upaya Hukum Peninjauan Kembali;
ep
k

Bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia berdasarkan Putusan-nya


ah

pada tingkat Kasasi dalam perkara No. 1185 K/Pid/2006, tanggal 3 Oktober
R

si
2006, telah membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta, dan selanjutnya
membebaskan Pemohon PK dari Dakwaan Kesatu (vrijspraak), oleh karenanya

ne
ng

Putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde).


Bahwa walaupun Pemohon PK telah dijatuhi Putusan yang membebaskan

do
gu

dirinya dari Dakwaan Kesatu (vrijspraak), dan telah berkekuatan hukum tetap (in
kracht van gewijsde), namun pihak Jaksa Penuntut Umum tanpa memperdulikan
In
fakta tersebut, telah mengajukan Permohonan Peninjauan Kembali ke
A

Mahkamah Agung ("Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut Umum"), yang


kemudian diterima oleh Judex Juris Dalam Peninjauan Kembali Jaksa Penuntut
ah

lik

Umum sebagaimana Putusan-nya dalam perkara a quo dengan pertimbangan


hukum pada halaman 20, Butir 2 huruf a, sebagai berikut : "Pasal 263 ayat 1
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
KUHAP tidak secara tegas melarang Jaksa Penuntut Umum mengajukan upaya

a
hukum Peninjauan Kembali, sebab logikanya terpidana/ahli warisnya tidak akan

si
mengajukan Peninjauan Kembali atas putusan vrijspraak dan onslag van alle
vervolging. Dalam konteks ini, maka yang berkepentingan adalah Jaksa

ne
ng
Penuntut Umum atas dasar alasan dalam ketentuan pasal 263 ayat 2 KUHAP".
Bahwa hal ketidakjelasan mengenai larangan Jaksa Penuntut Umum

do
mengajukan
gu permohonan Peninjauan
Mahkamah Agung hanya merupakan penafsiran Mahkamah Agung terhadap
Kembali yang dimaksudkan oleh

In
A
ketentuan Pasal 263 ayat (1) KUHAP, karena Pasal 263 ayat (1) KUHAP
tersebut hanya menyebutkan: "Terhadap putusan pengadilan yang telah
ah

lik
memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan
permintaan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung", TANPA secara
am

ub
tegas melarang Jaksa Penuntut Umum mengajukan Upaya Hukum Peninjauan
Kembali.
ep
k

Bahwa ketentuan Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun


ah

1985 Tentang Mahkamah Agung yang telah diubah dengan Undang-Undang


R

si
Nomor 5 Tahun 2004, dan terakhir telah dirubah dengan Undang-undang No. 3
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 14 Tahun 1985

ne
ng

tentang Mahkamah Agung (selanjutnya disebut "Undang-Undang Mahkamah


Agung") menyatakan : "Permohonan peninjauan kembali dapat diajukan hanya 1

do
gu

(satu) kali"
Bahwa sejalan dengan pemikiran Mahkamah Agung mengenai penafsiran
In
terhadap Pasal 263 ayat (1) KUHAP tersebut, ketentuan Pasal 66 ayat (1)
A

Undang-Undang Mahkamah Agung juga mengatur hal yang tidak jelas mengenai
terminologi: "Permohonan Peninjauan Kembali dapat dilakukan hanya 1 (satu)
ah

lik

kali.", karena Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Agung sama sekali
tidak menjelaskan apakah hal tersebut berarti : Jaksa Penuntut Umum dan
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Terpidana secara bersama-sama memiliki hak mengajukan Peninjauan Kembali

a
hanya 1 (satu) kali, yang mana bila salah satu pihak mengajukan Peninjauan

si
Kembali maka akan menghilangkan hak pihak yang lain mengajukan Peninjauan
Kembali, ATAUKAH;

ne
ng
Jaksa Penuntut Umum dan Terpidana masing-masing memiliki hak 1
(satu) kali mengajukan Peninjauan Kembali.

do
gu
Bahwa dalam praktek peradilan yang berlaku selama ini, dalam hal baik
Penggugat dan Tergugat dalam perkara perdata, maupun Jaksa Penuntut Umum

In
A
dan Terpidana dalam perkara pidana, tidak puas terhadap putusan Pengadilan
Negeri, maka baik Penggugat dan Tergugat maupun Jaksa Penuntut Umum dan
ah

lik
Terpidana yang tidak puas tersebut secara sendiri-sendiri dapat mengajukan
upaya hukum banding masing-masing sebanyak 1 (satu) kali.
Bahwa demikian juga dengan ketentuan Pasal 43 ayat (2) Undang-
am

ub
Undang Mahkamah Agung yang mengatur: "Permohonan Kasasi dapat diajukan
hanya 1 (satu) kali", yang dalam implementasinya maka Penggugat dan
ep
k

Tergugat, Jaksa Penuntut Umum maupun Terpidana yang tidak puas terhadap
ah

putusan Pengadilan Tinggi secara sendiri-sendiri dapat mengajukan upaya


R

si
hukum Kasasi masing-masing sebanyak 1 (satu) kali.
Bahwa dengan demikian, jika mengacu pada praktek peradilan yang

ne
ng

berlaku selama ini, apabila Jaksa Penuntut Umum diperbolehkan mengajukan


Peninjauan Kembali, maka Terpidana sudah seharusnya juga diperbolehkan

do
gu

untuk mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali.


Dasar Hukum 2:
In
Pemohon PK belum pernah mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali
A

Bahwa lebih lanjut lagi, hingga diajukannya Permohonan Peninjauan


Kembali ini, Pemohon Peninjauan Kembali belum pernah mengajukan upaya
ah

lik

hukum Peninjauan Kembali, sehingga secara hukum, pengajuan Peninjauan


Kembali ini masih berdasarkan hukum sesuai ketentuan Pasal 66 ayat (1)
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Undang-Undang Mahkamah Agung yang berbunyi: "Permohonan Peninjauan

a
Kembali dapat dilakukan hanya 1 (satu) kali."

si
Bahwa selanjutnya dalam Pasal 263 ayat (1) KUHAP ditentukan : "Terhadap
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali

ne
ng
putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli
warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali kepada Mahkamah

do
Agung."
gu
Bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Agung No. 109 PK/Pid/2007,

In
A
tanggal 25 Januari 2008 tersebut, status Pemohon PK saat ini adalah Terpidana,
sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat (1) KUHAP, telah timbul hak
ah

lik
Pemohon PK untuk mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali.
Dasar Hukum 3:
Permintaan peninjauan kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu
am

ub
Bahwa ketentuan Pasal 76 Undang-Undang Mahkamah Agung menyatakan :
"Dalam pemeriksaan permohonan peninjauan kembali putusan perkara pidana
ep
k

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap digunakan acara peninjauan


ah

kembali sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.


R

si
"
Bahwa ketentuan Pasal 264 ayat (3) KUHAP menyatakan : "Permintaan

ne
ng

peninjauan kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu".


Bahwa berdasarkan Pasal 264 ayat (3) KUHAP Jo. Pasal 76 Undang-

do
gu

Undang Mahkamah Agung tidak ada jangka waktu untuk pengajuan Peninjauan
kembali terhadap putusan pidana.
In
Bahwa dengan demikian, maka dapat disimpulkan, oleh karena : Hingga
A

diajukannya Pemohonan Penlnjauan Kembali ini, Pemohon PK belum pernah


mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali, sehingga secara hukum
ah

lik

pengajuan Peninjauan Kembali ini masih berdasarkan hukum sesuai ketentuan


Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Agung, Status Pemohon PK saat
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ini adalah Terpidana, dan Tidak ada jangka waktu untuk pengajuan Peninjauan

a
Kembali terhadap putusan pidana, maka berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat

si
(1) KUHAP, telah timbul hak Pemohon PK untuk mengajukan upaya hukum
Peninjauan Kembali, dan oleh karenanya sepatutnya permohonan Peninjauan

ne
ng
Kembali yang merupakan hak Pemohon PK selaku Terpidana diterima dan
dipertimbangkan dalam memutus Permohonan Peninjauan Kembali yang

do
gu
diajukan oleh Pemohon PK, karena bukankah para hakim selama ini berprinsip
"Lebih baik memutus bebas 10 orang yang bersalah daripada menghukum 1

In
A
orang rang tidak bersalah".
ALASAN-ALASAN PENGAJUAN PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI
ah

lik
Bahwa amar Putusan Mahkamah Agung No. 109 PENINJAUAN
KEMBALI/Pid/2007, tanggal 25 Januari 2008, menyatakan :
MENGADILI:
am

ub
Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh
Pemohon Peninjauan Kembali : JAKSA PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN
ep
k

NEGERI JAKARTA PUSAT tersebut;


ah

Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI tanggal 3 Oktober 2006 No.


R

si
1185 K/Pid/2006 yang telah membatalkan putusan Putusan Pengadilan Tinggi
Jakarta tanggal 27 Maret 2006, Nomor: 16/Pid/2006/PT.DKI., yang telah

ne
ng

menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember


2005, Nomor: 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst.

do
gu

MENGADILI KEMBALI:
Menyatakan Terpidana: POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut
In
diatas terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak
A

pidana:
1. MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERENCANA;
ah

lik

2. MELAKUKAN PEMALSUAN SURAT;


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menghukum oleh karena itu terpidana dengan pidana penjara selama 20

a
(dua puluh) tahun.

si
Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terpidana dikurangkan
seluruhnya dari hukuman yang dijatuhkan;

ne
ng
Menetapkan barang-barang bukti (sebagaimana tercantum dalam Putusan);
Dikembalikan kepada Jaksa Penuntut digunakan dalam perkara lain;

do
gu
Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada
terpidana yang dalam pemeriksaan Peninjauan Kembali sebesar Rp. 2.500,-

In
A
(dua ribu lima ratus Rupiah);
Bahwa ketentuan Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP menyatakan :
ah

lik
"Permintaan Peninjauan Kembali dilakukan atas dasar : c. apabila putusan itu
dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang
nyata."
am

ub
Bahwa dengan tanpa mengurangi rasa hormat Pemohon PENINJAUAN
KEMBALI terhadap Putusan Judex Juris atas PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
ep
k

PENUNTUT UMUM, Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA


ah

PENUNTUT UMUM dalam Putusan a quo nyata-nyata telah melakukan


R

si
kekhilafan dan kekeliruan nyata yang merupakan dasar mengajukan
Permohonan Peninjauan Kembali sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal

ne
ng

263 ayat (2) huruf c KUHAP, karena tidak mempertimbangkan putusan secara
seksama sehingga Putusan melanggar ketentuan hukum yang berlaku dengan

do
gu

alasan-alasan sebagai berikut :


Alasan Pertama:
In
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah
A

Melakukan Kekeliruan Karena Menerima Permohonan Peninjauan Kembali Yang


Diajukan JAKSA PENUNTUT UMUM Yang Tidak Sesuai Dengan Ketentuan
ah

lik

Dalam KUHAP
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa Judex Juris dalam Putusannya atas Permohonan PENINJAUAN

a
KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM telah melakukan kekeliruan karena

si
menerima Permohonan PENINJAUAN KEMBALI yang diajukan JAKSA
PENUNTUT UMUM yang tidak berdasar ketentuan hukum yang berlaku didalam

ne
ng
KUHAP, sehingga sepatutnya Permohonan PENINJAUAN KEMBALI yang
diajukan Pemohon PENINJAUAN KEMBALI Terpidana ini diterima dan

do
gu
dikabulkan oleh Mahkamah Agung.
Bahwa Judex Juris dalam pertimbangan Putusan-nya atas PENINJAUAN

In
A
KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM halaman 25 alenia terakhir dan halaman
26 menyatakan :
ah

lik
"Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas dan oleh karena
permohonan Peninjauan Kembali tersebut beserta alasan-alasannya
telah diajukan dengan cara-cara yang ditentukan undang-undang maka
am

ub
permintaan Peninjauan Kembali dari Jaksa Penuntut Umum tersebut, secara
formal dapatlah diterima."
ep
k

Bahwa dalam amar Putusan-nya pada halaman 47, Judex Juris Dalam
ah

PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM memutuskan:


R

si
"Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon
Peninjauan Kembali : JAKSA PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI

ne
ng

JAKARTA PUSAT tersebut";


Bahwa Putusan Judex Juris atas PENINJAUAN KEMBALI JAKSA

do
gu

PENUNTUT UMUM yang didasarkan pada pertimbangan diatas, tidak


didasarkan pada ketentuan yang diatur dalam KUHAP sehingga Judex Juris
In
dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM jelas telah
A

melakukan kekeliruan;
Bahwa pada dasarnya Judex Juris dalam Putusan atas PENINJAUAN
ah

lik

KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM menerima pengajuan Permohonan


Peninjauan Kembali oleh JAKSA PENUNTUT UMUM dengan pertimbangan
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pasal 263 ayat (1) KUHAP mengandung ketidakjelasan, yaitu tidak secara tegas

a
melarang Jaksa mengajukan Peninjauan Kembali, sehingga Judex Juris Dalam

si
PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM berkeinginan menciptakan
hukum acara pidana sendiri berdasarkan ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-

ne
ng
Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman ("Undang-Undang
No.4/2004/Undang-Undang Kehakiman");

do
gu
Bahwa lengkapnya pertimbangan
PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM halaman 19 alenia terakhir
Putusan Judex Juris Dalam

In
A
dan halaman 20 adalah sebagai berikut :
"Menimbang, bahwa pendirian Mahkamah Agung tersebut selain untuk
ah

lik
memelihara keseragaman putusan, karena menurut pendapat Mahkamah
Agung, dalam putusan-putusan Mahkamah Agung tersebut, terkandung
"penemuan hukum" yang selaras dengan jiwa ketentuan perundang-undangan,
am

ub
doktrin dan asas-asas hukum, sebagaimana disimpulkan dari hal-hal sebagai
berikut:
ep
k

Bahwa Pasal 23 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang


ah

kekuasaan kehakiman yang berbunyi : "Terhadap putusan pengadilan yang telah


R

si
memperoleh kekuatan hukum tetap, pihak-pihak yang bersangkutan dapat
mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung, apabila terdapat hal

ne
ng

atau keadaan tertentu yang ditentukan dalam undang-undang" tidak menjelaskan


tentang "siapa saja yang dimaksud pihak-pihak yang bersangkutan yang dapat

do
gu

mengajukan Peninjauan Kembali tersebut.


Demikian juga Pasal 21 Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 yang berbunyi :
In
"Apabila terdapat hal-hal atau keadaan-keadaan yang ditentukan dengan
A

undang-undang, terhadap putusan Pengadilan, yang telah memperoleh kekuatan


hukum yang tetap dapat dimintakan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah
ah

lik

Agung, dalam perkara perdata dan pidana oleh pihak-pihak yang


berkepentingan", tidak menjelaskan "tentang siapa-siapa yang dimaksud dengan
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang dapat mengajukan Peninjauan

a
Kembali" dan terhadap ketidakjelasan tersebut, putusan Mahkamah Agung

si
tanggal 25 Oktober 1996 No. 55 PK/Pid/1996 dan putusan Mahkamah Agung
tanggal 2 Agustus 2001 No. 3 PK/Pid/2001 telah memberikan jawaban dengan

ne
ng
menggunakan penafsiran ekstensif, bahwa yang dimaksud "pihak-pihak yang
berkepentingan dalam perkara pidana" selain terpidana atau ahli warisnya

do
adalah Jaksa;
gu
Bahwa Pasal 263 KUHAP yang merupakan pelaksanaan dari Pasal 21

In
A
Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 mengandung hal yang tidak jelas, yaitu :
a. Pasal 263 ayat (1) KUHAP tidak secara tegas melarang Jaksa Penuntut
ah

lik
Umum mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali, sebab logikanya
terpidana/ahli warisnya tidak akan mengajukan Peninjauan Kembali atas
putusan vrijspraak dan onslag van alle vervolging. Dalam konteks ini, maka
am

ub
yang berkepentingan adalah Jaksa Penuntut Umum atas dasar alasan
dalam ketentuan Pasal 263 ayat (2) KUHAP;
ep
k

b. Bahwa konsekwensi logis dari aspek demikian maka Pasal 263 ayat (3)
ah

KUHAP yang pokoknya menentukan "Atas dasar alasan yang sama


R

si
sebagaimana pada ayat (2) terhadap suatu putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan permintaan Peninjauan

ne
ng

Kembali apabila dalam putusan itu suatu perbuatan yang didakwakan telah
dinyatakan terbukti tetapi tidak diikuti oleh suatu pemidanaan" tidak

do
gu

mungkin dimanfaatkan oleh terpidana atau ahli warisnya sebab akan


merugikan yang bersangkutan, sehingga logis bila kepada Jaksa Penuntut
In
Umum diberikan hak untuk mengajukan Peninjauan Kembali."
A

Bahwa ketentuan Pasal 1 angka 12 KUHAP menyatakan :


"Upaya Hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima
ah

lik

putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terpidana untuk mengajukan permohonan Peninjauan Kembali dalam hal serta

a
menurut cara yang diatur dalam undang-undang."

si
Bahwa ketentuan Pasal 76 Undang-Undang Mahkamah Agung
menyatakan : "Dalam pemeriksaan permohonan Peninjauan Kembali putusan

ne
ng
perkara pidana yang telah berkekuatan hukum tetap digunakan acara
Peninjauan Kembali sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

do
Acara Pidana".
gu
Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12 KUHAP tersebut, ada 2 (dua) jenis

In
A
Upaya Hukum, yaitu:
a. Perlawanan atau banding atau kasasi yang merupakan hak terdakwa ATAU
ah

lik
penuntut umum; dan
b. Peninjauan Kembali yang merupakan hak terpidana.
Dengan demikian, maka berdasarkan ketentuan Pasal 76 Undang-Undang
am

ub
Mahkamah Agung, prosedural Peninjauan Kembali tunduk kepada KUHAP,
dimana berdasarkan KUHAP Peninjauan Kembali adalah upaya hukum yang
ep
k

hanya diberikan oleh undang-undang kepada Terpidana, yang berbeda dengan


ah

upaya hukum perlawanan/banding/kasasi yang secara hukum diberikan kepada


R

si
terdakwa dan penuntut umum.
Bahwa ketentuan Pasal 263 ayat (1), (2), dan (3) KUHAP berbunyi

ne
ng

sebagai berikut :
(1) Terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, kecuali

do
gu

putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli
warisnya dapat mengajukan permintaan Peninjauan Kembali kepada
In
Mahkamah Agung.
A

(2) Permintaan Peninjauan Kembali dilakukan atas dasar:


a. apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan
ah

lik

kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang
berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat

a
diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang

si
lebih ringan.
b. apabila dalam berbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu

ne
ng
telah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan
putusan yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah bertentangan

do
gusatu dengan yang lain.
c. apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan atau

In
A
suatu kekeliruan yang nyata.
(3) Atas dasar alasan yang sama sebagaimana tersebut pada ayat (2) terhadap
ah

lik
suatu putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dapat
diajukan permintaan Peninjauan Kembali apabila dalam putusan itu suatu
perbuatan yang didakwakan telah dinyatakan terbukti akan tetapi tidak
am

ub
diikuti dengan suatu pemidanaan.
Bahwa dalam kerangka Pasal 263 KUHAP secara keseluruhan, telah jelas
ep
k

undang-undang hanya memberikan hak kepada terpidana atau ahli warisnya


ah

untuk mengajukan permohonan PENINJAUAN KEMBALI kepada Mahkamah


R

si
Agung, kecuali untuk putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum tidak
dapat diajukan PENINJAUAN KEMBALI, sehingga jelas JAKSA PENUNTUT

ne
ng

UMUM tidak dapat mengajukan Peninjauan Kembali.


Bahwa selain itu, ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Kehakiman

do
gu

menyatakan :
"Terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, pihak-pihak
In
yang bersangkutan dapat mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah
A

Agung, apabila terdapat hal atau keadaan yang ditentukan dalam Undang-
Undang."
ah

lik

Bahwa ketentuan Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Mahkamah Agung


menyatakan : “Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
meliputi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama,

a
peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara."

si
Bahwa ketentuan Pasal 76 Undang-Undang Mahkamah Agung
menyatakan : "Dalam pemeriksaan permohonan Peninjauan Kembali putusan

ne
ng
perkara pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap digunakan acara
Peninjauan Kembali sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

do
Acara Pidana."
gu
Bahwa ketentuan Pasal 77 Undang-Undang Mahkamah Agung

In
A
menyatakan :
(1) Dalam pemeriksaan Peninjauan Kembali perkara yang diputus oleh
ah

lik
Pengadilan di Lingkungan Peradilan Agama atau oleh Pengadilan di
Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, digunakan hukum acara
Peninjauan Kembali yang tercantum dalam Pasal 67 sampai dengan
am

ub
Pasal 75.
(2) Dalam pemeriksaan Peninjauan Kembali perkara yang diputus oleh
ep
k

pengadilan di Lingkungan Peradilan Militer, digunakan hukum acara


ah

peninjauan kembali sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang


R

si
Hukum Acara Pidana.
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No.

ne
ng

4/2004 jo Pasal 10 ayat (2) jo Pasal 76 jo Pasal 77 Undang-Undang Mahkamah


Agung, jelas lembaga Peninjauan Kembali yang ada di Mahkamah Agung

do
gu

berlaku tidak hanya untuk perkara-perkara yang berasal dari peradilan umum,
namun juga untuk perkara-perkara yang berasal dari Peradilan Agama, Peradilan
In
Tata Usaha Negara, dan Peradilan Militer. Dalam perkembangan selanjutnya
A

berdasarkan ketentuan Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004


Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Mahkamah
ah

lik

Agung juga menerima perkara Peninjauan Kembali dari Pengadilan Niaga.


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa aturan mengenai lembaga Peninjauan Kembali yang diatur dalam

a
Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 4/2004 merupakan hukum yang umum

si
(lex generalis), sementara Undang-Undang Mahkamah Agung merupakan
hukum yang khusus (lex specialis) yang mengatur mengenai lembaga

ne
ng
Peninjauan Kembali, yaitu:
a. Untuk perkara perdata yang berasal dari peradilan umum, perkara yang

do
gu
berasal dari peradilan tata usaha negara, dan perkara yang berasal dari
pengadilan agama, menggunakan hukum acara Peninjauan Kembali yang

In
A
diatur dalam Undang-Undang Mahkamah Agung (vide Pasal 67 sampai
dengan 75 Jo. Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Agung).
ah

lik
b. Untuk perkara pidana yang berasal dari peradilan umum dan perkara yang
berasal dari peradilan militer menggunakan hukum acara yang diatur dalam
KUHAP (vide Pasal 76 Jo. Pasal 77 ayat (2) Undang-Undang Mahkamah
am

ub
Agung).
Dengan demikian telah jelas, KUHAP merupakan hukum yang lebih khusus
ep
k

lagi (lex specialis) terhadap lembaga Peninjauan Kembali perkara pidana yang
ah

diatur dalam Undang-Undang Mahkamah Agung.


R

si
Bahwa oleh karenanya telah jelas pengertian "pihak-pihak yang
bersangkutan" yang dapat mengajukan Peninjauan Kembali yang dimaksud

ne
ng

dalam Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 4/2004 harus mengacu kepada
hukum yang khusus (lex specialis derogate lex generalis), dalam hal ini terutama

do
gu

terhadap perkara-perkara Peninjauan Kembali yang berasal dari peradilan


umum, yang terdiri dari perkara pidana dan perkara perdata yang telah
In
berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), yaitu :
A

a. "pihak-pihak yang bersangkutan" dalam perkara perdata adalah para pihak


yang berperkara, atau ahli warisnya atau seorang wakilnya yang secara
ah

lik

khusus dikuasakan untuk itu sebagaimana diatur dalam Pasal 68 ayat (1)
Undang-Undang Mahkamah Agung yang berbunyi : "Permohonan
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Peninjauan Kembali harus diajukan sendiri oleh para pihak yang

a
berperkara, atau ahli warisnya atau seorang wakilnya yang secara khusus

si
dikuasakan untuk itu."
b. "pihak-pihak yang bersangkutan" dalam perkara pidana adalah terpidana

ne
ng
dan atau ahli warisnya sebagaimana diatur juga dalam Pasal 263 ayat (1)
KUHAP yang berbunyi: "Terhadap putusan pengadilan yang te/ah

do
gu
memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan

In
A
Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung."
Bahwa dengan demikian telah jelas, Jaksa Penuntut Umum (JAKSA
ah

lik
PENUNTUT UMUM) bukan merupakan "pihak-pihak yang bersangkutan" dalam
perkara pidana yang dapat mengajukan permohonan Peninjauan Kembali.Perihal
JAKSA PENUNTUT UMUM bukan merupakan pihak yang dimaksud dengan
am

ub
pihak-pihak yang bersangkutan, dipertegas dalam ketentuan Pasal 1 angka 12
KUHAP yang membatasi hak JAKSA PENUNTUT UMUM untuk melakukan
ep
k

upaya hukum hanya sampai tingkat kasasi saja. Sedangkan upaya hukum
ah

Peninjauan Kembali hanya merupakan hak terpidana yang tidak diberikan


R

si
kepada Jaksa Penuntut Umum, sehingga merupakan suatu kekeliruan yang fatal
bagi Judex Juris dalam Putusan atas PENINJAUAN KEMBALI JAKSA

ne
ng

PENUNTUT UMUM pada halaman 20, 2 baris paling bawah, yang menyatakan:
" .... sehingga logis bila kepada Jaksa Penuntut Umum diberikan hak untuk

do
gu

mengajukan Peninjauan Kembali."


Bahwa oleh karenanya telah jelas didalam KUHAP, JAKSA PENUNTUT
In
UMUM tidak dapat mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali, sehingga
A

dalam perkara ini Judex Juris dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA


PENUNTUT UMUM telah melakukan kekeliruan karena menerima permohonan
ah

lik

Peninjauan Kembali yang diajukan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM sehingga


melanggar ketentuan dalam KUHAP.
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa oleh karena Judex Juris telah melakukan kekeliruan karena

a
menerima permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh JAKSA

si
PENUNTUT UMUM, maka sudah sepatutnya berdasarkan Pasal 263 ayat (2)
huruf c KUHAP permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon

ne
ng
PENINJAUAN KEMBALI/Terpidana dikabulkan untuk seluruhnya.
Alasan Kedua:

do
gu
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah
Melakukan Kekeliruan Karena Menyatakan Permohonan Peninjauan Kembali

In
A
Yang Diajukan Jaksa Penuntut Umum (JAKSA PENUNTUT UMUM) Telah
Diajukan Dengan Cara-Cara Yang Ditentukan Undang-Undang
ah

lik
Bahwa Putusan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
PENUNTUT UMUM dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 25 alenia
terakhir dan halaman 26 menyatakan :
am

ub
"Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas dan oleh karena
permohonan Peninjauan Kembali tersebut beserta alasan-alasannya telah
ep
k

diajukan dengan cara-cara yang ditentukan undang-undang maka permintaan


ah

Peninjauan Kembali dari Jaksa Penuntut Umum tersebut, secara formal dapatlah
R

si
diterima."
Bahwa sedangkan dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 19 alenia

ne
ng

terakhir dan halaman 20, Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
PENUNTUT UMUM menyatakan :

do
gu

Bahwa Pasal 23 ayat 1. Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 Tentang


kekuasaan Kehakiman yang berbunyi :"Terhadap putusan pengadilan yang telah
In
memperoleh kekuatan hukum tetap, pihak-pihak yang bersangkutan dapat
A

mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung, apabila terdapat hal


atau keadaan tertentu yang ditentukan dalam undang-undang" tidak menjelaskan
ah

lik

tentang "siapa saja yang dimaksud pihak-pihak yang bersangkutan yang dapat
mengajukan Peninjauan Kembali tersebut dst".
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa Pasal 263 KUHAP yang merupakan pelaksanaan dari Pasal 21

a
Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 mengandung hal yang tidak jelas, yaitu:

si
Pasal 263 ayat 1 KUHAP tidak secara tegas melarang Jaksa Penuntut
Umum mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali, sebab logikanya

ne
ng
terpidana/ahli warisnya tidak akan mengajukan Peninjauan Kembali atas putusan
vrijspraak dan onslag van alle vervolging. Dalam konteks ini, maka yang

do
gu
berkepentingan adalah Jaksa Penuntut Umum atas dasar alasan dalam
ketentuan Pasal 263 ayat 2 KUHAP;

In
A
Bahwa pertimbangan Judex Juris atas PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
PENUNTUT UMUM dalam Putusannya tersebut merupakan hal yang saling
ah

lik
bertentangan satu sama lain (kontradiktif). Di satu sisi, Judex Juris Dalam
PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM menyatakan permohonan
Peninjauan Kembali yang diajukan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM telah
am

ub
diajukan dengan cara-cara yang ditentukan undang-undang. Namun disisi
lainnya, Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM
ep
k

menyatakan Pasal 263 KUHAP mengandung hal yang tidak jelas karena tidak
ah

secara tegas melarang JAKSA PENUNTUT UMUM mengajukan upaya hukum


R

si
Peninjauan Kembali.
Bahwa bagaimana mungkin Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI

ne
ng

JAKSA PENUNTUT UMUM dapat berpandangan permohonan Peninjauan


Kembali yang diajukan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM telah diajukan

do
gu

berdasarkan undang-undang (dalam perkara pidana undang-undang dimaksud


adalah KUHAP) sementara Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
In
PENUNTUT UMUM berpandangan ada ketidakjelasan dalam KUHAP mengenai
A

ketidaktegasan KUHAP melarang JAKSA PENUNTUT UMUM mengajukan


upaya hukum Peninjauan Kembali.
ah

lik

Dengan demikian, apa yang dimaksud oleh Judex Juris dalam Peninjauan
Kembali yang diajukan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM dengan "permohonan
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Peninjauan Kembali tersebut beserta alasan-alasannya telah diajukan dengan

a
cara-cara yang ditentukan undang-undang" adalah kontradiktif karena justru

si
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM
berpandangan KUHAP mengandung hal yang tidak jelas.

ne
ng
Bahwa dengan demikian, dalam perkara a quo Judex Juris Dalam
PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM telah melakukan kekeliruan

do
gu
karena membuat suatu pertimbangan yang bertentangan satu sama lain
(kontradiktif) sehingga sepatutnya permohonan Peninjauan Kembali yang

In
A
diajukan oleh Pemohon PENINJAUAN KEMBALI/Terpidana ini dikabulkan oleh
Mahkamah Agung.
ah

lik
Alasan Ketiga:
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah
Melakukan Kekeliruan Menerima Peninjauan Kembali Yang Diajukan JAKSA
am

ub
PENUNTUT UMUM Hanya Untuk Memelihara Keseragaman Putusan
Mahkamah Agung.
ep
k

Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT


ah

UMUM dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 19 alenia pertama


R

si
menyatakan : "Menimbang, bahwa untuk memelihara keseragaman putusan
Mahkamah Agung (consistency in court decision), maka Mahkamah Agung

ne
ng

dalam memeriksa dan mengadili perkara Peninjauan Kembali terpidana tersebut,


akan mengikuti pendapat Mahkamah Agung dalam putusannya tanggal 25

do
gu

Oktober 1996 No. 55 PK/Pid/1996, putusan Mahkamah Agung tanggal 2 Agustus


2001 No. 3 PK/Pid/2001 tersebut diatas, yang secara formal telah mengakui hak/
In
wewenang Jaksa Penuntut Umum untuk mengajukan permintaan Peninjauan
A

Kembali;"
Bahwa Republik Indonesia yang sistem hukumnya mengacu pada sistem
ah

lik

hukum continental, tidak mengenal lembaga "precedent" yang dikenal dalam


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sistem hukum Anglo Saxon, yaitu para hakim harus mengikuti pendapat hakim

a
terdahulu dalam memutus perkara yang sejenis.

si
Bahwa Mahkamah Agung tidak selalu mengikuti pendapat para hakim
terdahulu dalam perkara yang sejenis dengan perkara a quo, yaitu perkara

ne
ng
Peninjauan Kembali yang diajukan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM. Dalam
putusan Mahkamah Agung No. 84 PK/Pid/2006, tanggal 18 Juli 2007, Mahkamah

do
gu
Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh JAKSA
PENUNTUT UMUM. Pertimbangan Mahkamah Agung dalam perkara tersebut

In
A
adalah sebagai berikut :
"Bahwa Pasal 263 ayat (1) KUHAP telah menentukan bawah terhadap
ah

lik
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali
putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, Terpidana atau ahli
warisnya dapat mengajukan permintaan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah
am

ub
Agung;
Bahwa ketentuan tersebut telah mengatur secara tegas dan limitatif
ep
k

bahwa yang dapat mengajukan Peninjauan Kembali adalah terpidana atau ahli
ah

warisnya. Hal ini berarti bahwa yang bukan Terpidana atau ahli warisnya tidak
R

si
dapat mengajukan Peninjauan Kembali. Dengan adanya ketentuan yang tegas
dan limitatif tersebut, tidak diperlukan ketentuan khusus, yang mengatur bahwa

ne
ng

yang bukan terpidana atau ahli warisnya tidak dapat mengajukan Peninjauan
Kembali;

do
gu

Bahwa "due process of law" tersebut berfungsi sebagai pembatasan


kekuasaan Negara dalam bertindak terhadap warga masyarakat, dan bersifat
In
normatif, sehingga tidak dapat ditafsirkan dan tidak dapat disimpangi, karena
A

akan melanggar keadilan dan kepastian hukum.


Menimbang, berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Jaksa
ah

lik

Penuntut Umum tidak dapat mengajukan permohonan Peninjauan Kembali atas


putusan pidana yang telah berkekuatan hukum tetap.
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Oleh karenanya apa yang dimohonkan oleh Kejaksaan merupakan

a
kesalahan dalam penerapan hukum acara, sehingga permohonan Peninjauan

si
Kembali yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum haruslah dinyatakan tidak
dapat diterima"

ne
ng
Bahwa putusan hakim adalah hukum. Dalam hal ada 2 (dua) hukum
setingkat mengenai hal yang sama yang saling bertentangan, maka berdasarkan

do
gu
asas penerobosan legalitas, ialah harus menggunakan hukum yang paling
menguntungkan terdakwa. Hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 1 ayat (2) KUHP

In
A
yang berbunyi sebagai berikut : “Jika sesudah perbuatan dilakukan ada
perubahan dalam perundang-undangan, dipakai aturan yang
ah

lik
paling ringan bagi terdakwa"
Sesuai dengan asas penerobosan legalitas tersebut maka Putusan
Mahkamah Agung dalam perkara Mulyar bin Samsi No. 84 PK/Pid/2003 tanggal
am

ub
18 Juli 2007, dapat dijadikan dasar bagi Mahkamah Agung untuk menolak setiap
permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan JAKSA PENUNTUT UMUM.
ep
k

Bahwa dengan demikian jelas, seharusnya Judex Juris Dalam


ah

PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM tidak harus mengikuti


R

si
pendapat Mahkamah Agung dalam Putusannya tanggal 25 Oktober 1996 No. 55
PK/Pid/1996, dan Putusan Mahkamah Agung tanggal 2 Agustus 2001 No. 3 PK/

ne
ng

Pid/2001 tersebut diatas, yang telah mengakui hak/wewenang Jaksa Penuntut


Umum untuk mengajukan permintaan Peninjauan Kembali karena Indonesia

do
gu

tidak mengenal lembaga "precedent" seperti yang ada dalam sistem hukum
Anglo Saxon.
In
Bahwa lebih jauh, pendapat Mahkamah Agung dalam Putusannya tanggal
A

25 Oktober 1996 No. 55 PK/Pid/1996, Putusan Mahkamah Agung tanggal 2


Agustus 2001 No. 3 PK/Pid/2001 dan Putusan Mahkamah Agung tanggal 25
ah

lik

Januari 2008 No. 109 PK/Pid/2007 yang mengakui hak/wewenang JAKSA


PENUNTUT UMUM mengajukan permohonan Peninjauan Kembali, merupakan
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kekeliruan terhadap hukum acara, karena seperti yang telah dikemukakan diatas,

a
yaitu :

si
Upaya hukum Peninjauan Kembali hanya diberikan kepada terpidana atau
ahli warisnya, sedangkan hak/wewenang JAKSA PENUNTUT UMUM melakukan

ne
ng
Upaya Hukum adalah hanya hingga tingkat Kasasi (vide Pasal 1 angka 12
KUHAP).

do
gu
JAKSA PENUNTUT UMUM bukan merupakan "pihak-pihak yang
bersangkutan" yang dapat mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dalam

In
A
perkara pidana karena "pihak-pihak yang bersangkutan" dalam perkara pidana
adalah terpidana dan atau ahli warisnya (vide Pasal 263 ayat (1) KUHAP).
ah

lik
Bahwa dalam perkara a quo, Majelis Hakim dalam tingkat Peninjauan
Kembali yang diajukan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM adalah sebagai berikut :
- Ketua : Prof. Bagir Manan, S.H., MH.
am

ub
- Anggota : Dr. H. Parman Soeparman, S.H., MH.
- Anggota : Djoko Sarwoko, S.H., M.H.
ep
k

- Anggota : Prof. DR. Paulus E. Lotulung, S.H.


ah

- Anggota : DR. Harifin Tumpa, S.H., MH.


R

si
Sedangkan dalam perkara No. 84/PENINJAUAN KEMBALI/Pid/2006 dimana
Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh

ne
ng

JAKSA PENUNTUT UMUM, susunan Majelis Hakim yang memutus perkara


tersebut adalah sebagai berikut :

do
gu

- Ketua : Iskandar Kamil, S.H.


- Anggota : Djoko Sarwoko, S.H., M.H.
In
- Anggota : M. Bahaudin Qaudry, S.H.
A

Bahwa dalam kedua perkara yang sejenis tersebut yang putusannya saling
berbeda satu sama lain, Djoko Sarwoko, S.H., merupakan Hakim Agung yang
ah

lik

turut memeriksa kedua perkara tersebut. Dalam perkara No. 84/PK/Pid/2006,


Djoko Sarwoko SH., MH, tidak mengajukan dissenting opinion, sehingga dapat
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
disimpulkan Djoko Sarwoko berpendapat Jaksa Penuntut Umum tidak dapat

a
mengajukan permohonan Peninjauan Kembali atas putusan pidana yang telah

si
berkekuatan hukum tetap.
Bahwa dengan demikian, apabila benar -quod non- Mahkamah Agung

ne
ng
berusaha menjaga keseragaman putusannya, maka seharusnya Djoko Sarwoko
sebagai Anggota Majelis dalam perkara a quo mengikuti pendapatnya terdahulu

do
gu
dalam putusan No. 84/PK/Pid/2006 guna menjaga keseragaman pendapatnya
dalam perkara yang sejenis (consistency in court decision), yaitu menolak

In
A
pengajuan Peninjauan Kembali oleh JAKSA PENUNTUT UMUM.
Bahwa oleh karena tidak ada keharusan hakim untuk mengikuti pendapat
ah

lik
para hakim terdahulu dalam perkara yang sejenis dan seharusnya Djoko
Sarwoko, S.H., M.H., sebagai Anggota Majelis perkara a quo yang sebelumnya
dalam perkara No.84 PK/Pid/2006 menolak pengajuan Peninjauan Kembali oleh
am

ub
JAKSA PENUNTUT UMUM dengan dasar JAKSA PENUNTUT UMUM tidak
dapat mengajukan Peninjauan Kembali atas putusan yang telah berkekuatan
ep
k

hukum tetap (Inkracht van gewijsde), maka dengan demikian dalam perkara a
ah

quo Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM


R

si
telah melakukan kekeliruan sehingga berdasarkan Pasal 263 ayat (2) huruf C
KUHAP, sepatutnya Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon

ne
ng

PENINJAUAN KEMBALI/Terpidana ini dikabulkan oleh Mahkamah Agung.


Alasan Keempat:

do
gu

Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah


Melakukan Kekeliruan Dengan Menafsirkan Ketentuan Undang-Undang Yang
In
Telah Terang dan Jelas Sehingga Melanggar Asas Hukum Yaitu Interpratio
A

Cesset In Claris
Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT
ah

lik

UMUM dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 24, alenia terakhir


menyatakan sebagai berikut : “.....maka KUHAP harus secara maksimal
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
digunakan untuk mendapatkan kebenaran materiil dengan cara melakukan

a
penafsiran ekstensif terhadap ketentuan-ketentuannya, dan dalam hal ini

si
khususnya terhadap Pasal 263 KUHAP dengan memungkinkan Jaksa Penuntut
Umum dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali terhadap putusan

ne
ng
yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, yang merupakan putusan
bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum;"

do
gu
Bahwa pertimbangan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
PENUNTUT UMUM yang melakukan penafsiran secara ekstensif (extensive

In
A
interpretation) terhadap Pasal 263 KUHAP merupakan suatu kekeliruan yang
sangat fatal, padahal dalam kerangka Pasal 263 KUHAP secara keseluruhan,
ah

lik
telah jelas undang-undang hanya memberikan hak kepada terpidana atau ahli
warisnya untuk mengajukan mengajukan permohonan Peninjauan Kembali
kepada Mahkamah Agung, kecuali untuk putusan bebas atau lepas dari segala
am

ub
tuntutan hukum tidak dapat diajukan Peninjauan Kembali (vide Pasal 263 ayat
(1) KUHAP).
ep
k

Adapun alasan untuk pengajuan Peninjauan Kembali adalah (i) adanya


ah

novum, (ii) jika dalam pelbagai putusan terdapat sesuatu yang telah terbukti,
R

si
akan tetapi dasar dan alasan yang dinyatakan terbukti itu ternyata telah
bertentangan satu dengan lainnya, (iii) terdapat kekhilafan hakim atau kekeliruan

ne
ng

yang nyata (Pasal 263 ayat 2). Permintaan Peninjauan Kembali tetap dapat
diajukan apabila dalam suatu putusan yang didakwakan telah dinyatakan terbukti

do
gu

akan tetapi tidak diikuti dengan pemidanaan dengan alasan sebagaimana yang
diatur dalam ayat (2), yaitu (i) adanya novum, (ii) jika dalam pelbagai putusan
In
yang terdapat sesuatu telah terbukti, akan tetapi dasar dan alasan putusan yang
A

dinyatakan terbukti itu ternyata telah bertentangan satu dengan lainnya, (iii)
terdapat kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata.
ah

lik

Dengan demikian, jelas Pasal 263 KUHAP ini memuat beberapa hal yang
bersifat limitatif, yaitu :
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a. Pihak yang dapat mengajukan PENINJAUAN KEMBALI:

a
Hanya terbatas pada terpidana atau ahli warisnya.

si
b. Alasan pengajuan PENINJAUAN KEMBALI
(i) adanya novum,

ne
ng
(ii) jika dalam pelbagai putusan yang terdapat sesuatu telah terbukti,
akan tetapi dasar dan alasan putusan yang dinyatakan terbukti itu

do
gu ternyata telah bertentangan satu dengan lainnya,
(iii) terdapat kekhilafan hakim atau keliruan yang nyata.

In
A
c. Kondisi pengajuan PENINJAUAN KEMBALI
• Perbuatan yang didakwakan terbukti akan tetapi tidak diikuti dengan
ah

lik
suatu pemidanaan.
• Terhadap putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum tidak
dapat diajukan PENINJAUAN KEMBALI.
am

ub
Bahwa selain itu, dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia Nomor: M.01.PW.07.03 TH. 1982 Tentang Pedoman Pelaksanaan
ep
k

KUHAP, Bidang Pengadilan Bab VII, Upaya Hukum Luar Biasa butir huruf B,
ah

halaman 108, telah dengan tegas ditentukan :


R

si
"Hak permintaan untuk Peninjauan Kembali hanya diberikan kepada
terpidana atau ahli warisnya dan hanya terhadap putusan pengadilan yang telah

ne
ng

memperoleh kekuatan hukum tetap yang tidak memuat putusan bebas atau
lepas dari segala tuntutan hukum".

do
gu

"Jadi hak ini tidak diberikan kepada Jaksa Agung karena logis kalau yang
berkepentingan adalah terpidana atau ahli warisnya"
In
Dengan demikian, sejak awal setelah lahir KUHAP melalui Undang-Undang No.
A

8 tahun 1981, telah dikeluarkan Pedoman Pelaksanaan KUHAP, yang secara


tegas dan limitatif menentukan bahwa hak permintaan untuk Peninjauan Kembali
ah

lik

hanya diberikan kepada terpidana atau ahli waris.


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Berkaitan dengan hal tersebut, M. Yahya Harahap SH, dalam bukunya

a
"Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP", penerbit Pustaka Kartini,

si
1985 halaman 1200 mengatakan :
"Apa sebabnya undang-undang tidak memberi hak kepada penuntut

ne
ng
umum mengajukan permintaan Peninjauan Kembali ? Jawabnya; bukankah
upaya hukum Peninjauan Kembali bertujuan untuk melindungi kepentingan

do
terpidana
gu ? Untuk kepentingan
kemungkinan untuk meninjau kembali putusan yang telah memperoleh kekuatan
terpidanalah undang-undang membuka

In
A
hukum tetap. Karena itu sudah selayaknya hal itu hanya diberikan kepada
terpidana atau ahli warisnya"
ah

lik
Bahwa berdasarkan uraian diatas, dengan demikian jelas JAKSA
PENUNTUT UMUM tidak dapat mengajukan Peninjauan Kembali. Rumusan
Pasal 263 ayat (1) KUHAP telah jelas dan tegas mengatur siapa yang dimaksud
am

ub
dengan terpidana atau ahli warisnya, sehingga tidak dapat ditafsirkan lagi
(interpretation cessat in claris).
ep
k

Bahwa dalam perkara a quo, Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI


ah

JAKSA PENUNTUT UMUM yang telah melakukan penafsiran secara ekstensif


R

si
(extensive interpretation) bahwa JAKSA PENUNTUT UMUM dapat mengajukan
Peninjauan Kembali karena Pasal 263 tidak secara tegas melarang JAKSA

ne
ng

PENUNTUT UMUM mengajukan permohonan Peninjauan Kembali merupakan


suatu kekeliruan yang sangat fatal yang melanggar asas hukum, yaitu interpratio

do
gu

cessat in claris.
Bahwa oleh karena Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
In
PENUNTUT UMUM telah melakukan kekeliruan, berdasarkan ketentuan Pasal
A

263 ayat (2) huruf c KUHAP maka sepatutnya permohonan Peninjauan Kembali
yang diajukan oleh Pemohon PENINJAUAN KEMBALI/Terpidana ini dikabulkan
ah

lik

oleh Mahkamah Agung.


Alasan Kelima:
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah

a
Melakukan Kekeliruan Dengan Menyatakan Pasal 263 KUHAP Merupakan

si
Pelaksanaan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970.
Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT

ne
ng
UMUM dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 20 angka 2 menyatakan
sebagai berikut : "Bahwa Pasal 263 KUHAP yang merupakan pelaksanaan dari

do
gu
Pasal 21 Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 dst"
Bahwa pertimbangan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA

In
A
PENUNTUT UMUM dalam perkara a quo yang menyatakan Pasal 263 KUHAP
merupakan pelaksanaan dari Pasal 21 Undang-Undang No. 14 Tahun 1970
ah

lik
adalah merupakan suatu kekeliruan.
Bahwa ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ("Undang-Undang No.
am

ub
10/2004") menyatakan : "Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan
adalah sebagai berikut:
ep
k

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;


ah

b. Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;


R

si
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;

ne
ng

e. Peraturan Daerah."
Bahwa ketentuan Pasal 7 ayat (5) Undang-Undang No. 10/2004

do
gu

menyatakan : "Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah sesuai


dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1)."
In
Bahwa Hans Kelsen yang mengemukakan teori hierarki norma hukum
A

(stufen theorie) berpandangan bahwa norma-norma hukum itu berjenjang-jenjang


dan berlapis-Iapis dalam suatu hierarki (tata susunan), dalam arti, suatu norma
ah

lik

yang lebih rendah berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih
tinggi. Norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma yang tidak

a
dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotetis dan fiktif yaitu Norma Dasar

si
(Grundnorm).
Bahwa KUHAP yang diundangkan melalui Undang-Undang Nomor 8

ne
ng
tahun 1981 memiliki kedudukan yang setara dengan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1970, yaitu sama-sama di level Undang-Undang.

do
gu
Bahwa oleh karena KUHAP dan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970
berada di level yang sama (Undang-Undang) maka berdasarkan teori hierarki

In
A
norma hukum (stufentheorie) maupun ketentuan Pasal 1 ayat (1) dan (5)
Undang-Undang No. 10/2004 adalah merupakan suatu kekeliruan menyatakan
ah

lik
Pasal 263 KUHAP merupakan PELAKSANAAN dari Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1970. Pertimbangan hukum Putusan Judex Facti Dalam PENINJAUAN
KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM yang menyatakan: "Pasal 263 KUHAP
am

ub
merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970",
merupakan suatu kekeliruan karena hal tersebut berarti telah mereduksi
ep
k

kedudukan KUHAP dari Undang-Undang menjadi aturan pelaksana undang-


ah

undang.
R

si
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya diatas, KUHAP bukan
merupakan aturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970,

ne
ng

melainkan hukum yang lebih khusus (lex specialis) terhadap Undang-Undang


Mahkamah Agung yang merupakan hukum yang khusus (lex specialis) terhadap

do
gu

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 (yang telah digantikan dengan Undang-


Undang Kehakiman).
In
Bahwa pendapat mengenai ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang
A

No. 4/2004 merupakan hukum yang umum (lex generalis) sehingga pengaturan
mengenai hak untuk mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali diberikan
ah

lik

secara khusus melalui undang-undang (KUHAP) kepada terpidana atau ahli


warisnya juga merupakan pendapat resmi Mahkamah Konstitusi dalam
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
putusannya Perkara No. 16/PUU-VI/2008 tanggal 15 Agustus 2008 yang

a
berbunyi sebagai berikut : "[3.18].......tafsir terhadap Pasal 23 ayat (1) Undang-

si
Undang 4/2004 yang didalilkan bertentangan dengan UUD 1945 bukanlah
karena adanya masalah konstitusionalitas norma yang termuat dalam Pasal 23

ne
ng
ayat (1) Undang-Undang 4/2004 tersebut. Pasal tersebut merupakan ketentuan
dalam Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman, yang termuat dalam Bab II

do
gu
dibawah judul Badan Peradilan dan Asasnya, sehingga dapat dipahami
substansinya merupakan asas yang berlaku bagi penyelenggaraan kekuasaan

In
A
kehakiman oleh badan-badan peradilan dibawah Mahkamah Agung yang
meliputi Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan
ah

lik
Tata Usaha Negara, serta beberapa bentuk peradilan dengan kewenangan
khusus, yang merupakan peradilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung.
Oleh karena itu, Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang a quo merupakan asas yang
am

ub
mengatur tentang adanya hak untuk mengajukan permohonan PENINJAUAN
KEMBALI terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
ep
k

(inkracht vangewijsde), yang berlaku untuk semua lingkungan peradilan, serta


ah

peradilan-peradilan khusus di bawah Mahkamah Agung. Pasal 23 ayat (1)


R

si
Undang-Undang a quo meletakkan prinsip dasar tentang PENINJAUAN
KEMBALI tersebut, dan mengamanatkan agar dalam undang-undang yang

ne
ng

menyangkut hukum acara yang berlaku dalam tiap peradilan yang berada
dibawah Mahkamah Agung yang menjalankan dan melaksanakan kekuasaan

do
gu

kehakiman, diatur lebih lanjut siapa yang berhak mengajukan PENINJAUAN


KEMBALI, serta syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk dapat mengajukan
In
permohonan PENINJAUAN KEMBALI.
A

[3.19] Menimbang bahwa dalam memahami dan menilai hubungan Pasal 23 ayat
(1) Undang-Undang 4/2004 yang berisi asas yang berlaku dan mengikat badan-
ah

lik

badan peradilan dibawah Mahkamah Agung, sebagai penyelenggara kekuasaan


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kehakiman dengan undang-undang yang diamanatkan untuk dibentuk yang

a
mengatur syarat-syarat dan keadaan yang harus dipenuhi bagi

si
diajukannya PENINJAUAN KEMBALI terhadap putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, Menurut Mahkamah, terdapat tiga alternatif

ne
ng
penafsiran.
Pertama, Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang 4/2004 merupakan asas atau aturan

do
gu
umum, yang masih harus dirinci dalam undang-undang tentang hukum acara
baik pidana maupun perdata yang berlaku bagi masing-masing lingkungan

In
A
peradilan beserta peradilan khusus yang ada di bawah Mahkamah Agung. Pasal
23 ayat (1) Undang-Undang 4/2004 tersebut merupakan perubahan dari
ah

lik
rumusan Pasal 21 Undang-Undang 14/1970 Tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi, "Apabila terdapat hal-hal atau
keadaan-keadaan yang ditentukan dengan undang-undang, terhadap putusan
am

ub
Pengadilan, yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat dimintakan
Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung, dalam perkara perdata dan
ep
k

pidana oleh pihak-pihak yang berkepentingan." Rumusan tersebut diubah


ah

menjadi Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang 4/2004 yang berbunyi "Terhadap


R

si
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, pihak-pihak
yang bersangkutan dapat mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah

ne
ng

Agung, apabila terdapat suatu keadaan tertentu yang ditentukan oleh undang-
undang. "Siapa yang dimaksud dengan frasa "pihak-pihak yang bersangkutan

do
gu

dapat mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung" dalam hukum


acara pidana maupun perdata yang berlaku di lingkungan peradilan tersebut
In
akan ditentukan dalam hukum acara yang berlaku pada masing-masing
A

peradilan di bawah Mahkamah Agung. Ketentuan lebih lanjut tentang


PENINJAUAN KEMBALI tersebut termuat dalam Undang-Undang Nomor 5
ah

lik

Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985


Tentang Mahkamah Agung, yang dalam Pasal 76 berbunyi, "Dalam pemeriksaan
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
permohonan Peninjauan Kembali putusan perkara pidana yang telah

a
memperoleh kekuatan hukum tetap digunakan acara Peninjauan Kembali

si
sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana." In
casu, menyangkut perkara pidana, pihak yang berhak mengajukan

ne
ng
PENINJAUAN KEMBALI haruslah merujuk kepada Pasal 263 ayat (1) KUHAP,
yang telah menentukan keadaan atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk

do
gu
mengajukan PENINJAUAN KEMBALI terhadap putusan pidana yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.....dst.

In
A
[3.20] Menimbang bahwa dari ketiga pilihan tafsir tersebut Mahkamah memilih
alternatif pertama, oleh karena menurut Mahkamah, sifat norma dalam Undang-
ah

lik
Undang a quo merupakan asas yang berlaku umum untuk setiap badan
peradilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung. Dalam menentukan siapa
yang berhak dan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi untuk menyatakan
am

ub
bahwa permohonan PENINJAUAN KEMBALI yang diajukan oleh "pihak-pihak
yang bersangkutan dapat diterima (admissible), harus diukur dari ketentuan yang
ep
k

terdapat dalam undang-undang yang diamanatkan atau dirujuk oleh Pasal 23


ah

ayat (1), yang berlaku untuk bidang hukum dan/atau peradilan yang
R

si
bersangkutan. Terlebih lagi di dalam Pasal 76 Undang-Undang 5/2004
sebagaimana dikutip di atas menyatakan bahwa PENINJAUAN KEMBALI atas

ne
ng

putusan perkara pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap


digunakan hukum acara pidana (KUHAP).

do
gu

[3.21] Menimbang, menurut Mahkamah, hakim pidana harus tunduk dan


menerapkan aturan yang khusus untuk itu, yaitu hukum acara pidana yang
In
berlaku, in casu KUHAP .... dst"
A

Bahwa lebih lanjut lagi, ketentuan Pasal 48 Undang-Undang Kehakiman


menyatakan bahwa pada saat berlakunya UU Kehakiman ini (Undang-Undang
ah

lik

No. 4/2004), maka Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 dinyatakan tidak


berlaku, sehingga dengan demikian Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
JAKSA PENUNTUT UMUM kembali telah melakukan kekeliruan karena dalam

a
memeriksa dan memutus perkara a quo menyatakan Pasal 263 KUHAP

si
merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang yang telah tidak berlaku lagi, yaitu
Undang-Undang No. 14 Tahun 1970. Andaikatapun benar -quod non- Pasal 263

ne
ng
KUHAP merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Kehakiman, maka
Undang-Undang Kehakiman yang dipakai adalah yang terbaru, yaitu Undang-

do
gu
Undang Nomor 4 Tahun 2004, dan bukan Undang-Undang No. 14 Tahun 1970.
Bahwa oleh karena Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA

In
A
PENUNTUT UMUM telah melakukan kekeliruan, yaitu :
• Menyatakan Pasal 263 KUHAP merupakan pelaksanaan dari Undang-
ah

lik
Undang No. 14 Tahun 1970, padahal KUHAP merupakan hukum yang lebih
khusus (lex specialis) terhadap Undang-Undang Mahkamah Agung yang
merupakan hukum yang khusus (lex specialis) terhadap Undang-Undang
am

ub
No. 14 tahun 1970 karena kedudukan KUHAP dan Undang-Undang No. 14
Tahun 1970 adalah setingkat.
ep
k

• Menyatakan Pasal 263 KUHAP merupakan pelaksanaan dari Undang-


ah

Undang Kehakiman yang sudah tidak berlaku lagi pada saat perkara a quo
R

si
diputus, yaitu Undang-Undang No. 14 Tahun 1970.
Sehingga sepatutnya berdasarkan Pasal 263 ayat (2) huruf c KUHAP

ne
ng

permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon PENINJAUAN


KEMBALI/Terpidana ini dikabulkan oleh Mahkamah Agung.

do
gu

Alasan Keenam:
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah
In
Melakukan Kekeliruan Dengan Mereduksi Nilai Kepastian Hukum Sehingga
A

Melanggar Hak Asasi Manusia


Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT
ah

lik

UMUM dalam pertimbangannya halaman 24, angka 5, kalimat terakhir,


menyatakan sebagai berikut : “Keadilan dan kepastian sebagai tujuan hukum
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mungkin saling mendesak dalam penerapan pada kejadian-kejadian nyata.

a
Dengan menyadari hal tersebut, maka dalam mempertimbangkan hukum yang

si
akan diterapkannya hakim sejauh mungkin mengutamakan keadilan diatas
kepastian hukum."

ne
ng
Bahwa Judex Juris Dalam Putusan-nya atas PENINJAUAN KEMBALI
JAKSA PENUNTUT UMUM dalam pertimbangannya halaman 24, angka 6

do
gu
menyatakan sebagai berikut : “.....maka KUHAP harus secara maksimal
digunakan untuk mendapatkan kebenaran materiil dengan cara melakukan

In
A
penafsiran ekstensif terhadap ketentuan-ketentuannya, dan dalam hal ini
khususnya terhadap Pasal 263 KUHAP dengan memungkinkan Jaksa Penuntut
ah

lik
Umum dapat mengajukan permintaan Peninjauan Kembali terhadap putusan
yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, yang merupakan putusan
bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum."
am

ub
Bahwa pertimbangan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
PENUNTUT UMUM dalam perkara a quo merupakan suatu kekeliruan karena
ep
k

telah mereduksi nilai kepastian hukum yang bertentangan dengan hak asasi
ah

manusia sebagaimana ditentukan dalam Pasal 280 ayat (1) Undang-Undang


R

si
Dasar 1945 : "Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum"

ne
ng

Bahwa maksud pembuat KUHAP adalah untuk melindungi hak dari


tersangka maupun terdakwa dalam proses peradilan, baik pada saat seseorang

do
gu

ditangkap, ditahan, dituntut, maupun diadili. Dengan demikian, perlindungan


tersebut tidak hanya pada proses peradilan tingkat pertama saja tetapi juga
In
sampai pada pemeriksaan tingkat kasasi bahkan juga dalam persidangan
A

Peninjauan Kembali, karena termasuk proses mengadili tersangka. Hal ini diatur
dalam Penjelasan Umum KUHAP (Undang-Undang No. 8/1981) yang
ah

lik

menyebutkan adanya sepuluh asas yang mengatur perlindungan terhadap


keluhuran harkat dan martabat manusia yang harus ditegakkan dalam KUHAP
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ini, dimana salah satu asas tersebut sebagaimana dicantumkan dalam huruf (d)

a
berbunyi : "Kepada seorang yang ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili

si
tanpa alasan yang berdasarkan undang- undang dan atau karena kekeliruan
mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan wajib diberi ganti kerugian dan

ne
ng
rehabiliatsi sejak tingkat penyidikan dan para pejabat penegak hukum yang
dengan sengaja atau karena kelalaiannya menyebabkan asas hukum tersebut

do
gu
dilanggar, dituntut, dipidana dan atau dikenakan hukuman administrasi. "
Keberadaan lembaga Peninjauan Kembali adalah dalam rangka perlindungan

In
A
Hak Asasi Manusia (HAM), yakni untuk melindungi hak asasi terpidana dari
proses peradilan yang keliru/tidak benar, sedangkan pelanggaran HAM hanya
ah

lik
terjadi dan dialami oleh manusia bukan institusi, karena itu tidak mungkin terjadi
pelanggaran HAM terhadap institusi Kejaksaan.
Bahwa KUHAP sebagai hukum acara pidana akan berdampak langsung
am

ub
kepada HAM dan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam KUHAP pada
hakikatnya merupakan ketentuan yang memberi dasar keabsahan perbuatan
ep
k

penyelidik, penyidik, dan penuntut umum bahkan hakim dalam proses peradilan.
ah

Perbuatan tersebut apabila dilakukan oleh bukan pejabat penegak hukum atau
R

si
dilakukan dalam keadaan yang biasa, merupakan perbuatan perampasan Hak
Asasi Manusia (HAM). Kepada pejabat penegak hukum, KUHAP memberikan

ne
ng

kewenangan, namun kewenangan tersebut harus terbatas dan dibatasi karena


penggunaan kewenangan tersebut akan menimbulkan kerugian yang sangat

do
gu

besar terhadap anggota masyarakat yang dijamin hak konstitusional-nya.


Sebagai hukum yang bersinggungan dengan Hak Asasi Manusia, maka
In
perumusan hukum acara pidana dalam suatu negara harus memenuhi asas; (i)
A

lex scripta, yaitu ketentuan hukumnya harus tertulis, (ii) lex certa, yaitu ketentuan
hukumnya harus menjamin kepastian hukum, dan (iii) lex sctricta, yaitu ketentuan
ah

lik

hukum dirumuskan secara ketat, karena dengan merumuskan demikian akan


terjamin keseimbangan antara Hak Asasi dan kewenangan negara.
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa Judex Juris dalam tingkat Kasasi telah membebaskan Pemohon

a
Kasasi dari Dakwaan Kesatu (vrijspraak) sehingga putusan tersebut telah

si
berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde). Oleh karena itu, demi
kepastian hukum seharusnya Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI

ne
ng
JAKSA PENUNTUT UMUM menolak pengajuan Peninjauan Kembali oleh
JAKSA PENUNTUT UMUM tersebut, namun dalam perkara a quo, alih-alih

do
gu
menolak, Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT
UMUM malah mengabulkan Peninjauan Kembali oleh JAKSA PENUNTUT

In
A
UMUM.
Bahwa putusan pembebasan dan pelepasan dari tuntutan hukum yang
ah

lik
telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) tidak dapat dilawan lagi
dengan upaya hukum biasa maupun luar biasa oleh pihak manapun, termasuk
namun tidak terbatas oleh JAKSA PENUNTUT UMUM. Tidak dibenarkan lagi
am

ub
negara mempersoalkan tentang keadilan dalam putusan tersebut. Kepastian
hukum adalah konkrit, lebih terukur karena hal tersebut merupakan tujuan utama
ep
k

penegakkan hukum. Sementara keadilan bersifat abstrak-relatif dan tidak bisa


ah

diukur, oleh karenanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kepastian
R

si
hukum, bukan semata-mata menjadi tujuan satu-satunya yang lepas terlempar
dari kepastian hukum.

ne
ng

Bahwa negara membawa terdakwa ke sidang pengadilan untuk


menegakkan hukum yang sekaligus didalamnya keadilan. Selama proses

do
gu

peradilan berjalan pada saat itulah negara berhak mencari keadilan dengan
melalui norma-norma hukum, hingga proses itu berakhir, yaitu ketika putusan itu
In
telah berkekuatan hukum tetap. Sementara lembaga Peninjauan Kembali tidak
A

lagi mempersoalkan keadilan dengan penerapan norma-norma hukum,


melainkan mengembalikan keadilan kepada terpidana yang telah dirampas oleh
ah

lik

negara. Negara tidak dibenarkan secara terus-menerus melakukan penuntutan,


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
apalagi terhadap putusan bebas yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht

a
van gewijsde).

si
Bahwa ketentuan Pasal 69 Undang-Undang Mahkamah Agung
menyatakan: "Tenggang waktu pengajuan permohonan Peninjauan Kembali

ne
ng
yang didasarkan atas alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 adalah 180
(seratus delapan puluh hari) hari untuk :

do
gu
a. yang disebut pada huruf a sejak diketahui kebohongan atau tipu muslihat
atau sejak putusan Hakim pidana memperoleh kekeuatan hukum tetap, dan

In
A
telah diberitahukan kepada pihak yang berperkara;
b. yang disebut pada huruf b sejak ditemukannya surat-surat bukti, yang hari
ah

lik
serta tanggal ditemukannya harus dinyatakan di bawah sumpah dan
disahkan oleh pejabat yang berwenang;
c. yang disebut pada huruf c, d, dan f sejak putusan yang terakhir dan
am

ub
bertentangan itu memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan
kepada pihak yang berperkara;
ep
k

d. yang disebut pada huruf e sejak putusan yang terakhir dan bertentangan itu
ah

memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada pihak


R

si
yang berperkara."
Bahwa ketentuan Pasal 264 ayat (3) KUHAP menyatakan : "Permintaan

ne
ng

Peninjauan Kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu."


Bahwa dengan mengabulkan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh JAKSA

do
gu

PENUNTUT UMUM, Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA


PENUNTUT UMUM telah melakukan kesalahan besar karena melanggar Hak
In
Asasi Manusia, yaitu Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945, mengenai jaminan
A

kepastian hukum. Dengan mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali oleh


JAKSA PENUNTUT UMUM, Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
ah

lik

PENUNTUT UMUM telah menciptakan ketidakpastian hukum dan ketidak-adilan


baginya karena putusan bebas tidak membuat ketentraman bagi yang
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bersangkutan. Ketidakpastian hukum dan ketidak-adilan yang dimaksud adalah

a
dalam perkara perdata, setelah lewat jangka waktu 180 hari untuk mengajukan

si
Peninjauan Kembali berdasarkan alasan yang diatur dalam Pasal 69 Undang-
Undang Mahkamah Agung, maka pihak yang dimenangkan akan merasa tenang

ne
ng
karena telah jelas kepastian hukum karena pihak lawan tidak dapat melakukan
upaya hukum apapun lagi.

do
gu
Sedangkan dalam perkara pidana, meskipun diputus bebas dari segala dakwaan
(vrijspraak) akan selalu ada perasaan ketakutan dan was-was seumur hidupnya

In
A
bahwa suatu saat dapat dituntut lagi melalui Peninjauan Kembali, mengingat
dalam perkara pidana tidak ada masa daluwarsa untuk mengajukan upaya
ah

lik
hukum Peninjauan Kembali, sehingga bisa saja 5, 10, bahkan 15 tahun
kemudian JAKSA PENUNTUT UMUM baru mengajukan Peninjauan Kembali.
Bahwa oleh karena Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
am

ub
PENUNTUT UMUM telah melakukan kekeliruan karena mereduksi nilai
kepastian hukum sehingga melanggar HAM, yaitu jaminan kepastian hukum
ep
k

yang diatur dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 sehingga berdasarkan
ah

ketentuan UUD 1945 tersebut serta ketentuan Pasal 263 ayat (2) huruf c
R

si
KUHAP, sudah sepatutnya Permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh
Pemohon PENINJAUAN KEMBALI/Terpidana ini dikabulkan oleh Mahkamah

ne
ng

Agung.
Alasan Ketujuh:

do
gu

Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah


Melakukan Kekeliruan Dalam Mempertimbangkan Pengertian Kekeliruan Yang
In
Nyata
A

Bahwa untuk mempertimbangkan perihal kekeliruan yang nyata, Judex Juris


Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM dalam
ah

lik

pertimbangan hukum Putusan-nya pada halaman 41 alenia terakhir dan halaman


42, menyatakan: "Bahwa alasan-alasan ini dapat dibenarkan, yaitu adanya
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kekeliruan yang nyata, dalam hal ini kesalahan penerapan hukum yang dilakukan

a
oleh Majelis Hakim Kasasi, berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

si
Bahwa yang dimaksud kekeliruan yang nyata berdasarkan penjelasan
Pasal 23 ayat 1. Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 adalah termasuk kesalahan

ne
ng
penerapan hukum (lihat juga Ketua Mahkamah Agung, Himpunan Notulen Rapat
Pleno Tahun 2000, halaman. 621. & 623)".

do
gu
Bahwa pertimbangan hukum
berdasarkan penjelasan Pasal 23 ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 2004
mengenai kekeliruan yang nyata

In
A
tersebut jelas-jelas terbukti salah, karena didalam penjelasan Pasal 23 ayat 1
Undang-Undang No. 4 Tahun 2004, sama sekali tidak menjelaskan perihal
ah

lik
kekeliruan yang nyata.
Bahwa isi Pasal 23 ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 adalah
sebagai berikut :
am

ub
"(1). Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengajukan Peninjauan Kembali
ep
k

kepada Mahkamah Agung, apabila terdapat hal atau keadaan tertentu yang
ah

ditentukan dalam Undang-Undang".


R

si
Dalam Penjelasan-nya disebutkan :
"Yang dimaksud dengan "hal atau keadaan tertentu" dalam ketentuan ini antara

ne
ng

lain adalah ditemukannya bukti baru (novum) dan/atau adanya kekeliruan/


kekhilafan hakim dalam menerapkan hukumnya".

do
gu

Bahwa dengan demikian, maka pertimbangan Judex Juris Dalam


PENINJAUAN KEMBALI mengenai: "kekeliruan yang nyata berdasarkan
In
penjelasan Pasal 23 ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 adalah termasuk
A

kesalahan penerapan hukum", terbukti merupakan suatu kekeliruan sehingga


sepatutnya permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon
ah

lik

PENINJAUAN KEMBALI/Terpidana ini dikabulkan oleh Mahkamah Agung.


Alasan Kedelapan:
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah

a
Melakukan Kekeliruan Dalam Mempertimbangkan Masalah Penilaian Hasil

si
Pembuktian
Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM

ne
ng
dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 42 angka 2 menyatakan :
"2. Bahwa suatu kesimpulan pembuktian dalil putusan judex facti tidak dapat

do
gu
masuk dalam kasasi, in casu Majelis Hakim Kasasi telah menilai kembali hasil
pembuktian dari judex facti, dengan menyatakan hasil pembuktian tersebut

In
A
merupakan hasil asumsi".
Bahwa pertimbangan Judex Juris tersebut jelas-jelas keliru karena Majelis
ah

lik
Hakim Kasasi sama sekali tidak menilai kembali hasil pembuktian dari judex facti.
Yang dinilai oleh Majelis Hakim Kasasi adalah pertimbangan hukum mengenai
penerapan hukum pembuktian oleh judex facti yang menurut Majelis Hakim
am

ub
Kasasi hanya didasarkan atas asumsi saja, dan tidak didasarkan oleh alat bukti
yang terungkap di Persidangan. Dimana hal tersebut membuktikan bahwa Judex
ep
k

Juris telah salah menerapkan hukum, khususnya hukum pembuktian.


ah

Bahwa menurut Pasal 183 KUHAP disebutkan bahwa Hakim tidak boleh
R

si
menjatuhkan pidana kepada seseorang, kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya 2 (dua) alat bukti yang sah, hakim memperoleh keyakinan, bahwa

ne
ng

suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwa-Iah yang bersalah
melakukannya.

do
gu

Bahwa Pasal 183 KUHAP tersebut menegaskan bahwa keyakinan Hakim


itu harus didapat dari hasil pembuktian yang sah. Bukan didahului dengan
In
adanya "keyakinan", baru dibuktikan keyakinan itu dipersidangan. Bahkan Pasal
A

158 KUHAPidana melarang Hakim menunjukkan sikap atau mengeluarkan


pernyataan di persidangan mengenai salah atau tidaknya terdakwa. Dengan
ah

lik

demikian, keyakinan salah atau tidaknya terdakwa harus dilakukan setelah


seluruh proses pemeriksaan di muka persidangan dinyatakan selesai. Namun
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
keyakinan ini pun harus timbul sebagai akibat dari adanya pembuktian dari

a
sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti yang sah seperti telah disebut diatas,

si
BUKAN atas dasar asumsi, sebagaimana Majelis Hakim Kasasi menilai
penerapan hukum yang digunakan judex facti dalam membuat pertimbangan

ne
ng
hukumnya. Ketentuan ini adalah untuk menjamin tegaknya kebenaran, keadilan,
dan kepastian hukum bagi seseorang. (demikian penjelasan resmi dari Pasal 183

do
KUHAP).
gu
Bahwa atas dasar alasan hukum tersebut, maka pertimbangan hukum

In
A
Putusan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM
pada halaman 42, angka 2 terbukti keliru dan tidak berdasar hukum sehingga
ah

lik
permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon PENINJAUAN
KEMBALI/Terpidana sepatutnya dikabulkan oleh Mahkamah Agung.
Alasan Kesembilan:
am

ub
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah
Melakukan Kekeliruan Dalam Menilai Pertimbangan Hukum Majelis Hakim
ep
k

Kasasi Mengenai Alat Bukti Petunjuk


ah

Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT


R

si
UMUM dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 42, angka 3 menyatakan: "3.
Bahwa Majelis Hakim Kasasi telah keliru dengan berpendapat bahwa alat bukti

ne
ng

petunjuk semata-mata harus hasil kombinasi a. Keterangan saksi, b. Surat, c.


Keterangan terdakwa, padahal "Berdasarkan jiwa dari Pasal 183 KUHAP, maka

do
gu

alat bukti petunjuk telah dapat dibentuk oleh hakim melalui dua alat bukti yang
disebutkan dalam Pasal 188 ayat (2), baik dalam jenis yang berbeda. Yang
In
penting alat bukti yang telah dipergunakan dalam sidang-sidang sebelumnya".
A

(bandingkan Adam Chazawi, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi,


Penerbit PT. ALUMNI, Edisi Pertama, cet, ke-1, Tahun 2006, haIaman. 85);
ah

lik

dalam hal ini judex facti untuk membentuk alat bukti petunjuk telah menggunakan
alat bukti lebih dari dua keterangan saksi dan alat bukti surat"
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa pertimbangan Judex Juris tersebut diatas jelas-jelas keliru dan

a
tidak sesuai dengan aturan yang sudah dengan tegas digariskan didalam Pasal

si
188 ayat (2) KUHAP yang berbunyi : "(2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) hanya dapat diperoleh dari :

ne
ng
a. keterangan saksi;
b. surat;

do
gu
c. keterangan terdakwa".
Bahwa didalam Pasal 188 ayat (2) KUHAP tersebut secara tegas

In
A
disebutkan bahwa alat bukti petunjuk HANYA DAPAT DIEROLEH dari
keterangan saksi, surat, dan keterangan terdakwa, sehingga pertimbangan
ah

lik
hukum Majelis Hakim Kasasi yang menyatakan bahwa alat bukti petunjuk
semata-mata harus hasil kombinasi a. Keterangan saksi, b. Surat, c. Keterangan
terdakwa, SUDAH BENAR dan TIDAK keliru.
am

ub
Bahwa dengan demikian, maka pertimbangan hukum Judex Juris Dalam
PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM yang menyatakan: "Majelis
ep
k

Hakim Kasasi telah keliru dengan berpendapat bahwa alat bukti petunjuk
ah

semata-mata harus hasil kombinasi a. Keterangan saksi, b. Surat, c. Keterangan


R

si
terdakwa, padahal "Berdasarkan jiwa dari Pasal 183 KUHAP, maka alat bukti
petunjuk telah dapat dibentuk oleh hakim melalui dua alat bukti yang disebutkan

ne
ng

dalam Pasal 188 ayat (2), baik dalam jenis yang berbeda. Yang penting alat bukti
yang telah dipergunakan dalam sidang-sidang sebelumnya", jelas-jelas terbukti

do
gu

keliru dan tidak sesuai dengan aturan yang sudah dengan tegas digariskan
didalam Pasal 188 ayat (2) KUHAP.
In
Alasan Kesepuluh:
A

Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah


Melakukan Kekeliruan Dalam Memberikan Pertimbangan Hukum Mengenai
ah

lik

Keadaan Baru
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM

a
dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 42, mengenai alasan Ad.Il,

si
menyatakan :
"bahwa alasan ini dapat dibenarkan, keterangan saksi di bawah sumpah: 1.

ne
ng
Joseph Rerimase, 2. Asrini Utami Putri, 3. Raymond JJ Latuihamollo, 4. Raden
Mohammad Patma Anwar, 5. Ir. Indra Setiawan, MBA dan saksi ahli Dr. Rer. Nat.

do
gu
I Made Gelgel Wirasuta, Msi, Apt, adalah merupakan alat bukti yang sah, karena
keterangan yang diberikan telah sesuai dengan Pasal 185 dan Pasal 186

In
A
KUHAP, yang merupakan keadaan baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal
263 ayat 1 huruf a, KUHAP, yang dapat menjadi bahan dalam membentuk alat
ah

lik
bukti petunjuk yang teah dibentuk oleh judex facti, yang menunjukkan bahwa
benar telah terjadi tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan kesatu
dan pembuatnya adalah terpidana".
am

ub
Bahwa "keadaan baru" yang dapat dijadikan landasan mendasari
permintaan Peninjauan Kembali menurut M. Yahya Harahap, S.H., dalam
ep
k

Bukunya yang berjudul PEMBAHASAN PERMASALAHAN DAN PENERAPAN


ah

KUHAP, Sinar Grafika, Edisi Kedua, Tahun 2000, halaman 598, adalah:
R

si
"Keadaan baru yang dapat dijadikan landasan yang mendasari permintaan
adalah keadaan baru yang mempunyai sifat dan kualitas "menimbulkan dugaan

ne
ng

kuat":
1) jika seandainya keadaan baru itu diketahui atau ditemukan dan

do
gu

dikemukakan pada waktu sidang berlangsung, dapat menjadi faktor dan


alasan untuk menjatuhkan putusan bebas atau putusan lepas dari segala
In
tuntutan hukum, atau
A

2) keadaan baru itu jika ditemukan dan diketahui pada waktu sidang
berlangsung, dapat menjadi alasan dan faktor untuk menjatuhkan putusan
ah

lik

yang menyatakan tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima, atau


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3) dapat dijadikan alasan dan faktor untuk menjatuhkan putusan dengan

a
menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan".

si
Bahwa keterangan saksi yang dinyatakan oleh 1. Joseph Rerimase, 2.
Asrini Utami Putri, 3. Raymond JJ Latuihamollo, 4. Raden Mohammad Patma

ne
ng
Anwar, 5. Ir. Indra Setiawan, MBA dan saksi ahli Dr. Rer. Nat. I Made Gelgel
Wirasuta, MSi, Apt, TIDAK TERMASUK kedalam kategori keadaan baru yang

do
gu
mempunyai sifat dan kualitas "menimbulkan dugaan kuat" sebagaimana
disebutkan oleh M. Yahya Harahap tersebut diatas, karena keterangan para

In
A
saksi dan seorang ahli tersebut hanya merupakan bahan dalam membentuk alat
bukti petunjuk, sebagaimana dinyatakan sendiri oleh Judex Juris Dalam
ah

lik
PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM dalam pertimbangan
Putusan-nya halaman 42, mengenai alasan Ad. Il, yang berbunyi: “............karena
keterangan yang diberikan telah sesuai dengan Pasal 185 dan Pasal 186
am

ub
KUHAP, yang merupakan keadaan baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal
263 ayat 1 huruf a, KUHAP, yang dapat menjadi bahan dalam membentuk alat
ep
k

bukti petunjuk yang telah dibentuk oleh judex facti, .....dst". Oleh karenanya
ah

sangat beralasan hukum jika permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan


R

si
oleh Pemohon PENINJAUAN KEMBALI/Terpidana sepatutnya dikabulkan oleh
Mahkamah Agung dengan membebaskan Pemohon PENINJAUAN KEMBALI

ne
ng

dari segala dakwaan (vrijspraak).


Alasan Kesebelas:

do
gu

Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah


Melakukan Kekeliruan dan Kekhilafan Yang Nyata Karena Menjatuhkan Putusan
In
PENINJAUAN KEMBALI Melebihi Putusan Kasasi MA
A

Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2006, dalam tingkat Kasasi, Pemohon


PENINJAUAN KEMBALI/POLLYCARPUS telah dijatuhi Putusan oleh Mahkamah
ah

lik

Agung RI yang isinya sebagai berikut :


MENGADILI:
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I : Jaksa/Penuntut

a
Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat tersebut;

si
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II/Terdakwa
POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut;

ne
ng
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No.: 16/PID/2006/
PT.DKI., tanggal 27 Maret 2006 yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri

do
gu
Jakarta Pusat No: 1361/Pid.B/2005/PN.JKT.PST., tanggal 20 Desember 2005;
MENGADILI SENDIRI:

In
A
1. Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana
ah

lik
didakwakan dalam dakwaan Kesatu;
2. Membebaskan Terdakwa dari dakwaan Kesatu tersebut;
3. Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO telah terbukti
am

ub
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
"Menggunakan Surat Palsu";
ep
k

4. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut dengan


ah

pidana penjara selama 2 (dua) tahun;


R

si
5. Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan sebelum putusan ini
mempunyai kekuatan hukum tetap, akan dikurangkan seluruhnya dari pidana

ne
ng

penjara yang dijatuhkan;


6. Menetapkan Kembalian barang bukti dikembalikan kepada Jaksa/Penuntut

do
gu

Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara lain, berupa:


(sebagaimana tercantum dalam Putusan a quo);
In
7. Membebankan Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara dalam
A

tingkat kasasi ini sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).
Bahwa dalam Putusan Kasasi tersebut, dengan JELAS Mahkamah Agung
ah

lik

RI telah menjatuhkan Putusan terhadap Pemohon PENINJAUAN KEMBALI/


POLLYCARPUS sebagai berikut :
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Membebaskan Terdakwa (Pemohon PENINJAUAN KEMBALI) dari

a
dakwaan Kesatui dan

si
- Menyatakan Terdakwa (Pemohon PENINJAUAN KEMBALI) telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

ne
ng
"Menggunakan Surat Palsu", dan oleh karenanya kepada Terdakwa
(Pemohon PENINJAUAN KEMBALI) dijatuhi dengan pidana penjara

do
gu
selama 2 (dua) tahun.
Bahwa didalam Pasal 266 ayat (3) KUHAP ditentukan : "Pidana yang

In
A
dijatuhkan dalam putusan Peninjauan Kembali tidak boleh melebihi pidana yang
telah dijatuhkan dalam putusan semula".
ah

lik
Didalam Penjelasan atas Pasal tersebut tertulis "cukup jelas".
Bahwa namun, Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
PENUNTUT UMUM telah menjatuhkan Putusan MELEBIHI Putusan semula/
am

ub
Putusan Kasasi sebagai berikut:
MENGADILI:
ep
k

Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh


ah

Pemohon Peninjauan Kembali : JAKSA PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN


R

si
NEGERI JAKARTA PUSAT tersebut;
Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI tanggal 3 Oktober 2006 No.

ne
ng

1185 K/Pid/2006 yang telah membatalkan putusan Putusan Pengadilan Tinggi


Jakarta tanggal 27 Maret 2006, Nomor: 16/Pid/2006/PT.DKI., yang telah

do
gu

menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember


2005, Nomor: 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst.
In
MENGADILI KEMBALI:
A

Menyatakan Terpidana: POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut


diatas terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak
ah

lik

pidana:
1. MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERENCANA;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. MELAKUKAN PEMALSUAN SURAT;

a
Menghukum oleh karena itu terpidana dengan pidana penjara selama 20

si
(dua puluh) tahun.
Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terpidana dikurangkan

ne
ng
seluruhnya dari hukuman yang dijatuhkan;
Menetapkan barang-barang bukti berupa: (sebagaimana tercantum dalam

do
Putusan a quo);
gu
Dikembalikan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk digunakan dalam perkara

In
A
lain;
Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada
ah

lik
terpidana yang dalam pemeriksaan Peninjauan Kembali sebesar Rp. 2.500,-
(dua ribu lima ratus Rupiah);
Bahwa dengan demikian, maka terbukti Judex Juris Dalam PENINJAUAN
am

ub
KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM telah melakukan kekeliruan dan kekhilafan
yang nyata karena melanggar ketentuan Pasal 266 ayat (3) KUHAP, yaitu
ep
k

menjatuhkan Putusan PENINJAUAN KEMBALI melebihi putusan semula/


ah

putusan Kasasi Mahkamah Agung RI.


R

si
Alasan Kedua Belas:
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Telah

ne
ng

Melakukan Kekeliruan dan Kekhilafan Yang Nyata Karena Dalam Menjatuhkan


Putusan Tidak Didasarkan Oleh Surat Dakwaan JAKSA PENUNTUT UMUM

do
gu

Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM


dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 42, mengenai alasan Ad.II
In
menyatakan:
A

"mengenai alasan Ad.II bahwa alasan ini dapat dibenarkan, keterangan saksi di
bawah sumpah : 1.. Joseph Rerimase, 2. Asrini Utami Putri, 3. Raymond JJ
ah

lik

Latuihamollo, 4. Raden Mohammad Patma Anwar, 5. Ir. Indra Setiawan, MBA


dan saksi ahli Dr. Rer. Nat. I Made Gelgel Wirasuta, Msi, Apt, adalah merupakan
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
alat bukti yang sah, karena keterangan yang diberikan telah sesuai dengan Pasal

a
185 dan Pasal 186 KUHAP, yang merupakan keadaan baru sebagaimana

si
dimaksud dalam Pasal 263 ayat 1 huruf a, KUHAP, yang dapat menjadi bahan
dalam membentuk alat bukti petunjuk yang telah dibentuk oleh judex facti, yang

ne
ng
menunjukkan bahwa benar telah terjadi tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam dakwaan kesatu dan pembuatnya adalah terpidana".

do
gu
Bahwa adapun alasan Ad.II yang menurut Judex Juris: "dapat menjadi bahan
dalam membentuk alat bukti petunjuk yang telah dibentuk oleh judex facti, yang

In
A
menunjukkan bahwa benar telah terjadi tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam dakwaan kesatu dan pembuatnya adalah terpidana", adalah :
ah

lik
• Kesaksian Saksi Asrini Utami Putri yang menerangkan : "Ketika di ruang
tunggu Bandara Changi Singapura (Room Gate D42) saksi melihat Munir
duduk di Coffe Bean menghadap ke arah Smoking Room/Money Changer,
am

ub
bersama-sama dengan Pollycarpus dan Ongen". (Putusan Judex Juris
Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM hal. 33, angka
ep
k

2.).
ah

• Kesaksian Saksi Raymond JJ Latuihamallo yang menerangkan : "Saat saksi


R

si
masuk ke Cofee Bean, saksi melihat Pollycarpus baru dari counter
pemesanan minuman sambil membawa 2 gelas minuman, selanjutnya saksi

ne
ng

memesan minuman dan duduk. Di Cofee Bean tersebut saksi melihat Munir
sedang berbincang-bincang dengan Pollycarpus sambil minum, selanjutnya

do
gu

saksi duduk dalam meja tersendiri yang berjarak sekitar 2 meter dari Munir
dan Pollycarpus". (Putusan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI
In
JAKSA PENUNTUT UMUM hal. 33, angka 3).
A

• Kesimpulan JAKSA PENUNTUT UMUM yang dituangkan dalam Memori


PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM, angka 12 dan 13, yang
ah

lik

termuat dalam Putusan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA


PENUNTUT UMUM hal. 40, yang berbunyi :
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
"12. Bahwa antara delapan hingga sembilan jam sebelum Munir meninggal

a
dunia, posisi Munir berada di Bandara Changi Singapura, sehingga

si
dapat dipastikan Munir diracun dengan menggunakan Arsen, ketika
sedang berada di Coffee Bean Bandara Changi Singapura;

ne
ng
13. Bahwa orang yang meracun Munir adalah Pollycarpus melalui
minuman, mengingat orang yang paling dekat dengan Munir pada

do
gu saat itu dan yang memberikan minuman kepada Munir adalah
Pollycarpus;"

In
A
Bahwa dengan demikian, maka Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI
JAKSA PENUNTUT UMUM telah memutuskan bahwa: "Munir meninggal dunia
ah

lik
karena diracun oleh Pollycarpus dengan cara memberi racun arsen melalui
minuman yang diberikan kepada Munir di Coffee Bean Bandara Changi
Singapura".
am

ub
Bahwa namun, di dalam Surat Dakwaan Kesatu (tercantum dalam Putusan
Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM
ep
k

halaman 4, alenia ke-2), Jaksa Penuntut Umum mendakwa Pemohon


ah

PENINJAUAN KEMBALI bahwa racun arsen dimasukkan melalui minuman


R

si
orange juice, yang selengkapnya berbunyi: "Bahwa Terdakwa memasukkan
racun arsen ke dalam minuman orange juice tersebut karena Terdakwa tahu

ne
ng

MUNIR, SH., tidak minum alkohol, sedangkan minuman yang disajikan sebagai
welcome drink hanyalah orange juice dan wine".

do
gu

Bahwa Putusan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA


PENUNTUT UMUM tersebut nyata-nyata bertentangan dengan azas bahwa
In
Hakim tidak boleh memutus selain daripada hal-hal yang telah didakwakan atau
A

dituntut, sebagaimana pendapat M. Yahya Harahap, S.H., dalam bukunya


Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan K.U.H.A.P., Penerbit Pustaka
ah

lik

Kartini, Cetakan Ketiga Tahun 1993, halaman 419 disebutkan: "Tujuan dan guna
surat dakwaan adalah sebagai dasar atau landasan pemeriksaan perkara di
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dalam sidang pengadilan. Hakim didalam memeriksa suatu perkara tidak boleh

a
menyimpang dari apa yang dirumuskan dalam surat dakwaan. Kalau begitu,

si
seorang terdakwa yang dihadapkan ke sidang pengadilan hanya dapat dijatuhi
hukuman karena telah terbukti melakukan tindak pidana seperti yang disebutkan

ne
ng
atau yang dinyatakan jaksa dalam surat dakwaan".
Bahwa dengan demikian, maka terbukti bahwa Judex Juris Dalam

do
PENINJAUAN
gu KEMBALI JAKSA
Kekeliruan dan Kekhilafan Yang Nyata karena dalam menjatuhkan Putusan tidak
PENUNTUT UMUM Telah Melakukan

In
A
didasarkan oleh Surat Dakwaan JAKSA PENUNTUT UMUM.
Selain alasan kekeliruan dan kekhilafan yang nyata sebagaimana tersebut
ah

lik
dalam Alasan Kesatu sampai dengan Alasan Keduabelas tersebut diatas,
diajukannya Permohonan PENINJAUAN KEMBALI ini juga didasarkan atas
adanya bukti baru (Novum) sebagaimana tersebut dalam ketentuan Pasal 263
am

ub
ayat (2) huruf a KUHAP yang menyatakan: "Permintaan Peninjauan Kembali
dilakukan atas dasar: a. apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan
ep
k

dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih
ah

berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari
R

si
segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau
terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan;"

ne
ng

Adapun bukti baru (Novum) tersebut adalah sebagai berikut :


Alasan Ketiga Belas:

do
gu

Ada Bukti Baru Yang Membuktikan Bahwa Pemohon PENINJAUAN KEMBALI


Tidak Pernah Berada Di Coffee Bean Bandara Changi Singapura
In
Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT
A

UMUM dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 42, alenia terakhir,


menyatakan:
ah

lik

"mengenai alasan Ad.II


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa alasan ini dapat dibenarkan, keterangan saksi di bawah sumpah :

a
1.Joseph Rerimase, 2. Asrini Utami Putri, 3. Raymond JJ Latuihamollo, 4. Raden

si
Mohammad Patma Anwar, 5. Ir. Indra Setiawan, MBA dan saksi ahli Dr. Rer. Nat.
I Made Gelgel Wirasuta, Msi, Apt, adalah merupakan alat bukti yang sah, karena

ne
ng
keterangan yang diberikan telah sesuai dengan Pasal 185 dan Pasal 186
KUHAP, yang merupakan keadaan baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal

do
gu
263 ayat 1 huruf a, KUHAP, yang dapat menjadi bahan dalam membentuk alat
bukti petunjuk yang telah dibentuk oleh judex facti, yang menunjukkan bahwa

In
A
benar telah terjadi tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan kesatu
dan pembuatnya adalah terpidana".
ah

lik
Bahwa adapun alasan Ad.II yang menurut Judex Juris Dalam
PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM dapat menjadi bahan
dalam membentuk alat bukti petunjuk yang telah dibentuk oleh Judex Facti, yang
am

ub
menunjukkan bahwa benar telah terjadi tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam dakwaan kesatu dan pembuatnya adalah Terpidana/Pemohon
ep
k

PENINJAUAN KEMBALI, adalah


ah

• Kesaksian Saksi Asrini Utami Putri yang menerangkan :


R

si
"Ketika di ruang tunggu Bandara Changi Singapura (Room Gate D42) saksi
melihat Munir duduk di Coffe Bean menghadap ke arah Smoking Room/

ne
ng

Money Changer, bersama-sama dengan Pollycarpus dan Ongen". (Putusan


Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM hal.

do
gu

33, Butir 2).


• Kesaksian Saksi Raymond JJ Latuihamallo yang menerangkan : "Saat saksi
In
masuk ke Cofee Bean, saksi melihat Pollycarpus baru dari counter
A

pemesanan minuman sambil membawa 2 gelas minuman, selanjutnya saksi


memesan minuman dan duduk. Di Cofee bean tersebut saksi melihat Munir
ah

lik

sedang berbincang-bincang dengan Pollycarpus sambil minum, selanjutnya


saksi duduk dalam meja tersendiri yang berjarak sekitar 2 meter dari Munir
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan Pollycarpus". (Putusan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI

a
JAKSA PENUNTUT UMUM hal. 33, Butir 3).

si
• Kesimpulan JAKSA PENUNTUT UMUM yang dituangkan dalam Memori
PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM, angka 12 dan 13, yang

ne
ng
termuat dalam Putusan Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA
PENUNTUT UMUM hal. 40, yang berbunyi:

do
gu
“1.2. Bahwa antara delapan hingga sembilan jam sebelum Munir
meninggal dunia, posisi Munir berada di Bandara Changi Singapura,

In
A
sehingga dapat dipastikan Munir diracun dengan menggunakan
Arsen, ketika sedang berada di Coffee Bean Bandara Changi
ah

lik
Singapura;
1.3. Bahwa orang yang meracun Munir adalah Pollycarpus melalui
minuman, mengingat orang yang paling dekat dengan Munir pada
am

ub
saat itu dan yang memberikan minuman kepada Munir adalah
Pollycarpus;"
ep
k

Bahwa satu-satunya kesempatan saksi Asrini Utami Putri dan saksi


ah

Raymond JJ. Latuihamalo alias Ongen bersaksi adalah dalam kesempatan


R

si
sidang PENINJAUAN KEMBALI di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yaitu sidang
permohonan PENINJAUAN KEMBALI oleh JAKSA PENUNTUT UMUM pada hari

ne
ng

Rabu, tanggal 22 Agustus 2007, namun faktanya, saksi Raymond JJ.


Latuihamalo alias Ongen, dalam Persidangan tersebut telah mencabut

do
gu

keterangannya dalam BAP, dan menyatakan bahwa dirinya TIDAK PERNAH


melihat Pollycarpus berada di Caffe Bean, Bandara Changi, Singapura. Fakta
In
tersebut sama sekali tidak pernah dipertimbangkan oleh Judex Juris Dalam
A

PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM. Karena tidak pernah ada


kesaksian Ongen perihal keberadaan Pollycarpus bersama-sama Aim. Munir di
ah

lik

Coffe Bean, Bandara Changi, Singapura, maka Judex Juris hanya mendasarkan
pada adanya satu kesaksian yaitu saksi Asrini.
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa dengan mendasarkan pada Pasal 185 ayat 2 KUHAP, maka

a
keterangan seorang saksi saja tidak bisa dijadikan alat bukti "unus testis nullus

si
testis". Oleh karenanya sangat beralasan hukum jika permohonan Peninjauan
Kembali yang diajukan oleh Pemohon PENINJAUAN KEMBALI/Terpidana

ne
ng
sepatutnya dikabulkan oleh Mahkamah Agung dengan membebaskan Pemohon
PENINJAUAN KEMBALI dari segala dakwaan (vrijspraak) karena Keadaan Baru

do
tersebut.
gu Alasan Keempat Belas:

In
A
Ada Bukti Baru (Novum) Yang Membuktikan Bahwa Pemohon PENINJAUAN
KEMBALI Tidak Pernah Berhubungan Dengan Muchdi Purwopranjono (Muchdi
ah

lik
Pr)
Bahwa Judex Juris Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT
UMUM dalam pertimbangan Putusan-nya halaman 42, Ad.Il menyatakan :
am

ub
"mengenai alasan Ad.II
bahwa alasan ini dapat dibenarkan, keterangan saksi di bawah sumpah :
ep
k

1.Joseph Rerimase, 2. Asrini Utami Putri, 3. Raymond JJ Latuihamollo, 4. Raden


ah

Mohammad Patma Anwar, 5. Ir. Indra Setiawan, MBA dan saksi ahli Dr. Rer. Nat.
R

si
I Made Gelgel Wirasuta, Msi, Apt, adalah merupakan alat bukti yang sah, karena
keterangan yang diberikan telah sesuai dengan Pasal 185 dan Pasal 186

ne
ng

KUHAP, yang merupakan keadaan baru sebagaimana dimaksud dalam Pasai


263 ayat 1 huruf a, KUHAP, yang dapat menjadi bahan dalam membentuk alat

do
gu

bukti petunjuk yang telah dibentuk oleh judex facti, yang menunjukkan bahwa
benar telah terjadi tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan kesatu
In
dan pembuatnya adalah terpidana".
A

Bahwa adapun salah satu dalil JAKSA PENUNTUT UMUM yang terdapat
dalam alasan Ad.II adalah: "Bahwa setelah Munir, SH meninggal dunia,
ah

lik

Pollycarpus menelepon kepada Muchdi PR sebanyak 41 kali namun tidak


diketahui apa isinya kemudian Pollycarpus juga menelepon Yetty Susmiarti, Oedi
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Irianto dengan menyatakan untuk bertemu guna menyamakan persepsi bila

a
dimintai

si
keterangan oleh Polisi agar jawabannya bersesuaian". (Putusan Judex Juris
Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM, hal, 40, Butir 15).

ne
ng
Bahwa pada tanggal 31 Desember 2008, Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan dalam Perkara No.1488/Pid. B/2008/PN.Jkt.Sel., menjatuhkan Putusan

do
gu
sebagai berikut :
- "Menyatakan Terdakwa H. MUCHDI PURWOPRANJONO tidak terbukti

In
A
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana
yang didakwakan kepadanya;
ah

lik
- Membebaskan Terdakwa tersebut oleh karena itu dari semua dakwaan
tersebut;
- Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
am

ub
martabatnya;
- Memerintahkan agar Terdakwa dibebaskan dari tahanan segera setelah
ep
k

putusan ini diucaPeninjauan Kembalian;


ah

- Menetapkan barang bukti berupa: (sebagaimana tercantum dalam Putusan


R

si
a quo) tetap terlampir dalam berkas perkara;
- Membebankan biaya perkara ini kepada Negara;"

ne
ng

Bahwa Putusan tersebut diperkuat oleh Putusan Mahkamah Agung RI No.: 423
K/Pid/2009, yang berbunyi:

do
gu

"Menyatakan, bahwa permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: JAKSA


PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN tersebut
In
tidak dapat diterima;
A

Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Negara".


Bahwa dengan adanya Novum berupa Putusan Mahkamah Agung RI
ah

lik

yang membebaskan Muchdi Pr tersebut, maka salah satu dalil Permohonan


PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM yang mengkaitkan adanya
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hubungan antara Pemohon PENINJAUAN KEMBALI dengan Muchdi Pr, yang

a
berbunyi: "Bahwa setelah Munir, SH meninggal dunia, Pollycarpus menelepon

si
kepada Muchdi PR sebanyak 41 kali namun tidak diketahui apa isinya kemudian
Pollycarpus juga menelepon Yetty Susmiarti, Oedi Irianto dengan menyatakan

ne
ng
untuk bertemu guna menyamakan persepsi bila dimintai keterangan oleh Polisi
agar jawabannya bersesuaian". (Putusan Judex Juris Dalam PENINJAUAN

do
gu
KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM, hal, 40, Butir 15), menjadi tidak beralasan
hukum, dan tidak dapat dipergunakan lagi sebagai pertimbangan hukum dalam

In
A
memutus perkara a quo.
Alasan Kelima Belas:
ah

lik
Ada Bukti Baru Yang Membuktikan Bahwa MUNIR tidak mungkin diracun oleh
Pollycarpus karena Pollycarpus tidak berada didekat Munir ketika Peracunan
Terjadi
am

ub
Bahwa Judex Juris dalam Putusannya atas Permohonan PENINJAUAN
KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM di halaman 38, paragraf kedua,
ep
k

menyatakan: "Bahwa jarak tempuh/waktu penerbangan dari Bandara Changi


ah

Singapura ke Bandara Schipol Belanda sekitar 12 Jam".


R

si
Bahwa waktu yang hanya merupakan perkiraan tersebut oleh Judex Juris
Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM dijadikan dasar

ne
ng

untuk menghukum Pemohon PENINJAUAN KEMBALI dengan Putusan-nya.


Bahwa Pemohon PENINJAUAN KEMBALI mempunyai bukti baru berupa

do
gu

keterangan waktu terbang (FLYING TIME) secara "actual" dan tepat (bukan
perkiraan). Bukti baru ini dapat ditemukan dalam Aircraft Flight Log (AFL) Nomor
In
165697: GA 974 tanggal 6 September, 2004, penerbangan dari Singapore
A

menuju Amsterdam. Menurut AFL, maka waktu terbang (FLYING TIME) antara
Singapore - Amsterdam tercatat secara aktual dan tepat yaitu: 12 (dua belas)
ah

lik

Jam dan 25 (dua puluh lima) Menit. (Bukan 12 jam).


Block Off Sin - Ams : 17.53 /GMT
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Block On Ams (tiba di Amsterdam) : 06. 18/GM T

a
Flying Time : 12 jam 25 menit

si
(Cara membaca: Berangkat dari Singapore tepat Jam 17.53 GMT tiba di
Amsterdam tepat jam 06.18 GMT)

ne
ng
(Cara menghitung:06.18 + 24 (karena sudah beda hari) = 30.18 - 17.53 = 12.25)
Bahwa Pemohon PENINJAUAN KEMBALI memohon kepada Yth. Majelis

do
gu
Hakim Pemeriksa PENINJAUAN KEMBALI ini untuk melihat kembali bukti-bukti
yang telah dijadikan dasar pertimbangan oleh Judex Facti dan Judex Juris dalam

In
A
Putusannya sebagai berikut :
A. Munir meninggal antara dua (2) hingga 3 (jam) sebelum pesawat mendarat/
ah

lik
landing di Bandara Schipol, Amsterdam Belanda (Putusan Judex Juris
Dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM Butir 9,
Halaman 37).
am

ub
B. Masuknya (Intake) Racun (Arsenik) ke tubuh Munir 8 (delapan) hingga 9
(sembilan) jam sebelum Munir dipastikan meninggal. Hasil pemeriksaan
ep
k

Laboratorium, Toxikologi, Seat le USA sebagaimana yang telah


ah

diterjemahkan oleh DR.Rer.Nat I Made Agus Gelgel Wirasuta, Msi.Apt, dan


R

si
telah dijadikan bukti dalam berkas PENINJAUAN KEMBALI ini. (Putusan
Judex Juris dalam PENINJAUAN KEMBALI JAKSA PENUNTUT UMUM

ne
ng

Butir 11, Halaman 40)


Bahwa mendasarkan kepada kedua bukti tersebut pada 121. A dan 121. B

do
gu

diatas, disertai dengan bukti baru (NOVUM) berupa FLYING TIME Singapore -
Amsterdam: 12 jam 25 menit maka dapat dipastikan bahwa PERACUNAN
In
terhadap MUNIR terjadi didalam PESAWAT GARUDA dalam penerbangan
A

Singapore - Amsterdam. Jika kita menggunakan perkiraan intake racun adalah 8


(delapan) jam, maka tidak mungkin Pemohon PENINJAUAN KEMBALI yang
ah

lik

melakukan peracunan, karena peracunan terjadi di dalam pesawat udara yang


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sudah tidak ada lagi Pollycarpus (Pemohon PENINJAUAN KEMBALI) di

a
dalamnya. Analisis-hipotesisnya adalah sebagai berikut :

si
a. Jika menggunakan dasar Munir meninggal 2 (dua) jam sebelum mendarat di
Bandara Schipol, Amsterdam, Belanda maka In-take Racun terjadi pada saat

ne
ng
Pesawat telah terbang selama 2 jam 25 menit (berarti tidak mungkin
Pemohon PENINJAUAN KEMBALI yang meracuninya karena Pemohon

do
gu
PENINJAUAN KEMBALI tidak berada di pesawat).
b. Jika menggunakan dasar Munir meninggal 3 (tiga) jam sebelum mendarat di

In
A
Bandara Schipol, Amsterdam, Belanda maka In-take Racun terjadi pada saat
Pesawat telah terbang selama 1 jam 25 menit (Juga TETAP tidak mungkin
ah

lik
Pemohon PENINJAUAN KEMBALI yang meracuninya karena Pemohon
PENINJAUAN KEMBALI tidak berada di pesawat).
c. Namun jika kita menggunakan bukti perkiraan bahwa peracunan (In-take)
am

ub
Arsen terjadi 9 (sembilan) Jam sebelum Munir dipastikan meninggal dunia,
maka Peracunan (In-take) terjadi paling mundur di jam ke 00.25 (menit)
ep
k

setelah Pesawat, meninggalkan Bandara Changi - Singapore. Pada saat


ah

mana Pollycarpus tidak berada di pesawat itu lagi.


R

si
Bahwa berdasarkan keterangan Novum tersebut terbukti kalau peracunan terjadi
di dalam Pesawat Udara, BUKAN di Bandara Changi, sehingga membuktikan

ne
ng

bahwa Pemohon PENINJAUAN KEMBALI TIDAK MUNGKIN melakukan


peracunan terhadap Munir. Oleh karenanya sangat beralasan hukum jika

do
gu

permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon PENINJAUAN


KEMBALI/Terpidana sepatutnya dikabulkan oleh Mahkamah Agung dengan
In
membebaskan Pemohon PENINJAUAN KEMBALI dari segala dakwaan
A

(vrijspraak).
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
ah

lik

berpendapat :
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa sesungguhnya permohonan Peninjauan Kembali hanya

a
disampaikan 1 (satu) kali saja oleh yang bersangkutan sesuai Pasal 268 ayat (3)

si
KUHAP akan tetapi dalam menterjemahkan Pasal 263 ayat (3) Majelis
menyetujui pendapat Majelis Peninjauan Kembali terdahulu bahwa perkara a quo

ne
ng
ditujukan kepada Jaksa Penuntut Umum sebagai pihak berkepentingan sehingga
putusan yang berisi pernyataan kesalahan Terpidana tetapi tidak diikuti

do
gu
pemidanaan dapat dirubah dengan diikuti pemidanaan terhadap Terpidana;
Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut tidak menutup hak bagi Terpidana

In
A
atau ahli warisnya untuk mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung
maka oleh karena itu Pasal 263 ayat (3) KUHAP yang menyatakan Peninjauan
ah

lik
Kembali hanya dapat dilakukan satu kali dapat diartikan masing-masing Pemohon
Peninjauan Kembali/Terpidana atau ahli warisnya atau Jaksa Penuntut Umum dapat
mengajukan Peninjauan Kembali satu kali oleh karena itu Peninjauan Kembali saat
am

ub
ini dapat diterima atas alasan terjadi kekeliruan/kekhilafan Hakim dalam putusan
Majelis Hakim Peninjauan Kembali sebelumnya yang memutus lebih tinggi dari
ep
putusan dilakukan Judex Juris/Judex Facti sebelumnya karena sesuai Pasal 266
k

ayat (3) KUHAP bahwa putusan Peninjauan Kembali tidak dapat melebihi pidana
ah

R
yang telah dijatuhkan dalam putusan semula dalam hal ini putusan Judex Facti 14

si
(empat belas) tahun;

ne
ng

Bahwa sedangkan alasan lainnya dari Pemohon Peninjauan Kembali berupa


novum tidak dapat dibenarkan karena bukan berupa bukti yang menentukan;
Menimbang, bahwa dalam musyawarah Majelis Hakim Agung pada tanggal,

do
gu

2 Oktober 2013, terdapat perbedaan pendapat (Dissenting Opinion), dimana Hakim


Agung Dr. Sofyan Sitompul, SH., MH. dan Dr. Salman Luthan, SH., MH.
In
A

berpendapat lain dengan alasan sebagai berikut :


Alasan-alasan Hakim Agung Dr. Sofyan Sitompul, SH., MH.
ah

lik

Bahwa alasan peninjauan kembali tidak dapat dibenarkan karena tidak


ternyata ada kekhilafan atau kekeliruan yang nyata dalam putusan Judex Juris
dalam peninjauan kembali Mahkamah Agung RI Nomor : 109 PK/Pid/2007 tanggal
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
25 Januari 2008, oleh karena sudah diberikan pertimbangan secara tepat dan benar

a
terhadap hal-hal yang relevan secara yuridis yaitu :

si
Putusan Judex Juris tersebut sudah sesuai dengan Pasal 263 ayat (3)
Undang-Undang No.8 Tahun 1981 (KUHAP) yang ditafsirkan ditujukan kepada

ne
ng
Jaksa karena Jaksa Penuntut Umum adalah pihak yang berkepentingan agar
putusan Hakim dilakukan perubahan;

do
gu
Bahwa selain itu putusan Judex Juris tersebut sudah benar terbukti
Terpidana melakukan perbuatan melanggar Pasal 340 KUHPidana jo Pasal 55 ayat
(1) ke-1 KUHPidana dan Pasal 263 ayat (2) KUHPidana sesuai dakwaan kesatu dan

In
A
dakwaan kedua Jaksa Penuntut Umum;
Bahwa demikian pula seluruh bukti-bukti yang diajukan adalah bukan bukti
ah

lik
novum yang dikehendaki/ditentukan peraturan perundang-undangan karena tidak
terdapat relevansinya dengan perkara a quo;
am

ub
Alasan-alasan Hakim Agung Dr. Salman Luthan, SH., MH.
I. Formil : Permohonan peninjauan kembali pemohon peninjauan kembali/
ep
Terpidana dapat diterima karena secara formil upaya hukum untuk
k

mengajukan peninjauan kembali berdasarkan ketentuan Pasal 263 ayat


ah

(1) KUHAP adalah hak Terpidana atau ahli warisnya. Bila dalam praktik
R

si
peradilan ada diskresi yang dilakukan hakim yang memperkenankan
Penuntut Umum mengajukan peninjauan kembali, maka hak untuk

ne
ng

mengajukan peninjauan kembali terakhir ada pada Terpidana atau ahli


warisnya. Ketentuan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

do
gu

tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyebutkan bahwa terhadap


putusan peninjauan kembali tidak dapat dilakukan peninjauan kembali
In
tidak berlaku untuk perkara a quo dimana Penuntut Umum telah
A

mengajukan peninjauan kembali. Tindakan Penuntut Umum mengajukan


peninjauan kembali tidak mengakibatkan hak Terpidana atau ahli
ah

lik

warisnya untuk mengajukan peninjauan kembali menjadi gugur;


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
II : Bahwa permohonan peninjauan kembali yang diajukan pemohon peninjauan

a
kembali/Terpidana tidak dapat dikabulkan berdasarkan pertimbangan sebagai

si
berikut :
1. Bahwa walaupun dasar permohonan peninjauan kembali yang diajukan

ne
ng
permohonan peninjauan kembali dalam alasan pertama bahwa Judex Juris
dalam peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum telah melakukan kekeliruan

do
gu
karena menerima permohonan peninjauan kembali yang diajukan Jaksa
Penuntut Umum yang tidak sesuai dengan ketentuan KUHAP, alasan kedua
bahwa Judex Juris dalam peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum telah

In
A
melakukan kekeliruan karena menyatakan permohonan peninjauan kembali
yang diajukan Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dengan cara-cara yang
ah

lik
ditentukan Undang-Undang, alasan keempat bahwa Judex Juris dalam perkara
peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum telah melakukan kekeliruan dengan
am

ub
menafsirkan ketentuan Undang-Undang yang telah terang dan jelas sehingga
melanggar atas hukum yaitu interpratid cesset in claris, alasan keenam bahwa
ep
Judex Juris dalam peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum telah melakukan
k

kekeliruan dengan mereduksi nilai kepastian hukum sehingga melanggar hak


ah

asasi manusia dan alasan kesebelas bahwa Judex Juris dalam peninjauan
R

si
kembali Jaksa Penuntut Umum telah melakukan kekeliruan dan kekhilafan
yang nyata karena menjatuhkan putusan peninjauan kembali melebihi putusan

ne
ng

kasasi adalah alasan-alasan yang sepenuhnya benar dalam arti formil


melanggar ketentuan Undang-Undang yang berlaku yang berdasarkan atas

do
gu

kepastian hukum namun dalam arti formil itu tidak semata-mata dapat
mengabaikan ketentuan hukum tidak tertulis yang berintikan keadilan dan
In
kepatutan dalam pergaulan antar warga negara termasuk penghormatan
A

terhadap hak asasi seseorang. UUD 1945 mengakui keberadaan hukum tidak
tertulis disamping hukum tertulis (Undang-Undang), artinya UUD 1945
ah

lik

menerima prinsip kepastian hukum dan asas keadilan dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara, termasuk dalam penyelesaian kasus-kasus hukum
m

ub

yang melanggar hak asasi manusia karena itu, penerapan kedua asas itu
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
harus dilihat secara kontekstual dengan memperhatikan rasa keadilan

a
masyarakat yang berkembang pada saat itu. Dalam perkara a quo Judex Juris

si
yang mengabulkan peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum yang
berimplikasi Terpidana menerima pidana yang cukup berat, tetap mengacu

ne
ng
kepada ketentuan Undang-Undang yang ditafsirkan secara kontekstual sesuai
dengan tuntutan rasa keadilan masyarakat. Pertimbangan Judex Juris

do
gu
mengabulkan peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum walaupun dengan
melanggar ketentuan hukum tertulis dapat dibenarkan karena menafsirkan
Undang-Undang secara kontekstual dan untuk mengakomodasi tuntutan rasa

In
A
keadilan masyarakat yang berkembang pada saat itu. Dalam perkara a quo
demi untuk tegaknya keadilan sedikit kepastian hukum dikorbankan;
ah

lik
2. Bahwa pertimbangan peninjauan kembali pemohon peninjauan kembali/
Terpidana mengenai alasan ketiga bahwa Judex Juris dalam peninjauan
am

ub
kembali Jaksa Penuntut Umum telah melakukan kekeliruan menerima
peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum hanya untuk memelihara
ep
keseragaman putusan Mahkamah Agung, alasan peninjauan kembali keliru
k

bahwa Judex Juris dalam peninjauan kembali Jaksa Penuntut Umum


ah

menyatakan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 dan alasan


R

si
kedua belas bahwa Judex Juris dalam perkara peninjauan kembali Jaksa
Penuntut Umum telah melakukan kekeliruan dan kekhilafan yang nyata karena

ne
ng

dalam mengabulkan putusan tidak didasarkan oleh surat dakwaan Jaksa


Penuntut Umum merupakan perbedaan penilaian penerapan hukum antara

do
gu

putusan peninjauan kembali dengan majelis yang mengabulkan peninjauan


kembali Jaksa Penuntut Umum dalam perkara a quo;
In
3. Bahwa alasan-alasan lainnya yang diajukan oleh pemohon peninjauan kembali
A

selain yang dipertimbangkan dalam angka 1 dan 2 merupakan penilaian hasil


pembuktian;
ah

lik

Menimbang, bahwa oleh karena terjadi perbedaan pendapat (Dissenting


Opinion) dari Majelis Hakim dan telah diusahakan dengan sungguh-sungguh, tetapi
m

ub

tidak tercapai permufakatan, maka sesuai Pasal 30 ayat 3 Undang-Undang No 14


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.5 tahun 2004

a
dan perubahan Undang-Undang No. 3 tahun 2009, Majelis hakim setelah

si
bermusyawarah telah mengambil putusan berdasarkan suara terbanyak, yaitu
mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari POLLYCARPUS BUDIHARI

ne
ng
PRIYANTO ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka permohonan

do
gu
yang diajukan oleh Pemohon peninjauan kembali : POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO tersebut harus dikabulkan dan oleh karenya biaya perkara dibebankan
kepada pemohon Peninjauan Kembali ;

In
A
Memperhatikan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana
ah

lik
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-
am

ub
undangan lain yangbersangkutan;
MENGADILI
ep
Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Pemohon
k

Peninjauan Kembali/Terpidana : POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut;


ah

Membatalkan putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung No.109 PK/


R

si
Pid/2007 tanggal 25 Januari 2008, yang membatalkan putusan Mahkamah Agung
No.1185 K/Pid/2006 tanggal 3 Oktober 2006 yang telah membatalkan putusan

ne
ng

Pengadilan Tinggi Jakarta No.16/PID/2006/PT.DKI tanggal 27 Maret 2006 yang


menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.1361/Pid.B/2005/

do
gu

PN.Jkt.Pst tanggal 20 Desember 2005;


MENGADILI KEMBALI
In
1. Menyatakan Terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto terbukti secara sah dan
A

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "Turut melakukan


ah

pembunuhan berencana" dan "Turut melakukan pemalsuan surat" ;


lik

2. Menghukum Terpidana oleh karena itu dengan pidana penjara selama 14


(empat belas) tahun ;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terpidana dikurangkan

a
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

si
4. Menetapkan barang bukti berupa :
1. 1 (satu) lembar Asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor

ne
ng
GARUDAlDZ-2270104 tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat
Penugasan, yang ditujukan kepada POLLYCARPUS BUDIHARI

do
gu PRIYANTO/522659 Unit Flight
ditandatangani oleh INDRA SETIAWAN (Direktur Utama PT. Garuda
Operation (JKTOFGA) dan

In
Indonesia) ;
A
2. 1 (satu) lembar foto copy Surat dan Chief Pilot A. 330 yang
ah

ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFAl21 0104 tanggal 31

lik
Agustus 2004 perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule
Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI
am

ub
PRIYANTO ;
3. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang
ep
k

ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6


ah

September 2004 perihal mohon perubahan atas perubahan Schedule


R

si
Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO;

ne
ng

4. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop


Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : ISI/1177/04

do
gu

tanggal 4 September 2004 Penugasan yang ditandatangani oleh M.


RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) ;
5. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop
In
A

Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04


tanggal 15 September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani
ah

lik

oleh RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri


00781 ;
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
6. 3 (tiga) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-

a
tangani aleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP yang

si
ditujukan kepada Bapak VP Corporate Security PT. Garuda
Indonesia;

ne
ng
7. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-

tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang ditujukan

do
gu kepada Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda Indonesia;
8. 1 (satu) Bundel Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan

In
A
kepada Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. GARUDA
INDONESIA yang ditandatangani oleh Terdakwa POLLYCARPUS
ah

lik
BUDIHARI PRIYANTO BHP/522659 tentang Laporan Penugasan
PDZ-2270/04; .
9. 1 (satu) buah ID Card An. POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO
am

ub
No. 522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pada tanggal 16
Juni 2004 yang ditandatangani oleh VP. HR. MANAGEMENT DAAN
ep
k

ACHMAD ;
ah

10. 1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An.
R

si
Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/O Garuda GA
826 Room No. 1618 tiba tanggal 6 September 2004 berangkat

ne
ng

tanggal 7 September 2004 ;


11. Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLYCARPUS

do
gu

BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus sampai dengan 26


September 2004;
In
12. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol
A

Algemene Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood


MUNIR Geboren : 08-12-1965 te Malang, Indonesia;
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
13. Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood", yang

a
dikeluarkan oleh HB Dammen selaku "de Officer van Justitie in het

si
Arrondissement Haarlem", 7 September 2004 ;
14. Surat "Voorlopige Bevindugen" yang dikeluarkan oleh dr. R. VISSER

ne
ng
selaku Patholoog dari Ministerie van Justitie-Nederlands Forensich
Instituut, di Rijkwijk 8 September 2004 ;

do
gu
15. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenazah Mr. MUNIR
selama Sectie tanggal 8 September 2004 ;

In
A
16. Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat
Arrondissementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober 2004 ;
ah

lik
17. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitia No. 04-419/R 102
dibuat oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitie - Nederlands
Forensich Instituut tanggal 13 Oktober 2004 ;
am

ub
18. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh
dr. K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitie-
ep
k

Nederlands Forensicht Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw


ah

kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :


R

si
2004419, tanggal 1 Oktober 2004 ;
19. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh

ne
ng

dr. K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicolooq dari Ministerie van Justitie-


Neederlands Forensisch Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw

do
gu

Kenmerk BPS/XPOL Nummer PL278C/04-08133, Sectie Nummer :


2004419, tanggal 4 Nopember 2004 ;
In
20. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah dilegalisir dari
A

Ministerie van Justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia


tanggal 25 Nopember 2004 :
ah

lik

21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casino coklat hitam berikut

nomor kartu (Sim Card) nomor : 081596690617 ;


m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
22. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration

a
penerbangan Jakarta-Singapura tanggal 6 September 2004 ;

si
23. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura-
Amsterdam tanggal 7 September 2004 ;

ne
ng
24. 1 (satu) buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS ;

25. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut

do
gu tasnya ;
26. Hand Phone Merek Nokia 9210, CE 168 type RAE-3N ;

In
A
27. Simcard Nomor Telkomsel No. 621010 0013006566;
28. Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH pada penerbangan
ah

lik
Jakarta - Singapura - Amsterdam;
Dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti
dalam perkara lain;
am

ub
Membebankan Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam Peninjauan Kembali ini sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus
ep
k

rupiah);
ah

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung


R

si
pada hari Rabu, tanggal 2 Oktober 2013 oleh Dr. H. M. Zaharuddin Utama, SH.,
MM., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua

ne
ng

Majelis, Dr. Sofyan Sitompul, SH., MH., Dr. Drs. Dudu. D. Machmudin, SH.,
M.Hum., Sri Murwahyuni, SH., MH. Dan Dr. Salman Luthan, SH., MH. Hakim-

do
gu

Hakim Agung sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota
In
tersebut, dibantu oleh Amin Safrudin, SH., MH., selaku Panitera Pengganti
A

dengan tidak dihadiri oleh Pemohon dan Termohon Peninjauan Kembali


ah

lik

Hakim-Hakim Anggota Ketua


Ttd./ Dr. H. M. Zaharuddin Utama, SH., MM.
m

ub

Ttd./ Dr. Sofyan Sitompul, SH., MH.,


ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Ttd./ Dr. Drs. Dudu. D. Machmudin, SH., M.Hum.,

a
Ttd./ Sri Murwahyuni, SH., MH.

si
Ttd./ Dr. Salman Luthan, SH., MH.

ne
ng
Panitera Pengganti

do
gu Ttd./ Amin Safrudin, SH., MH.

In
A
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG R.I
ah

lik
a.n.Panitera
Panitera Muda Pidana
am

ub
ep
k

Dr. H. ZAINUDDIN, SH., M.Hum.


ah

NIP. 19581005 198403 1 001


R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S AN

si
No. 109 PK/Pid/2007
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG

memeriksa perkara pidana dalam peninjauan kembali telah memutuskan

do
gu sebagai berikut dalam perkara Terpidana :

In
A
Nama : POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO ;
Tempat lahir :Solo ;
ah

lik
Umur / tanggal lahir : 44 tahun / 26 Januari 1961 ;
Jenis kelamin : Laki-laki ;
Kebangsaan : Indonesia ;
am

ub
Tempat tinggal : Jl. Pamulang Permai I Blok B No. 1 RT.
01/22 Pamulang Barat, Tangerang ;
ep
Agama : Katolik ;
k

Pekerjaan : Pilot Garuda ;


ah

si
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat dakwaan Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

ne
ng

Jakarta Pusat sebagai berikut :


KESATU :

do
gu

Bahwa Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO baik bertindak


secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama dengan YETI SUSMIARTI dan
OEDI IRIANTO (dalam berkas terpisah) pada hari Senin tanggal 6 September
In
A

2004 sampai dengaan Selasa tanggal 7 September 2004 atau setidak-tidaknya


pada suatu waktu tertentu dalam bulan September 2004 bertempat di dalam
ah

lik

Pesawat Garuda Indonesia Airways Nomor Penerbangan GA-974 tujuan


Jakarta Singapura yang berdasarkan Pasal 3 KUHP juncto Pasal 86 KUHAP,
m

ub

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan mengadili


perkaranya, telah melakukan, menyuruh melakukan atau turut melakukan
ka

perbuatan dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan


ep

jiwa orang lain yaitu jiwa korban MUNIR, S.H. yang dilakukan Terdakwa dengan
ah

cara-cara sebagai berikut :


R

- Bahwa Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang sejak tahun


es

1999 telah melakukan berbagai kegiatan dengan dalih untuk menegakkan


M

ng

Negara Kesatuan Republik Indonesia melihat korban MUNIR, SH sebagai


on
gu

Hal. 1 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ketua Dewan Pengurus Kontras dan Direktur Eksekutif Imparsial, yang

si
sering mengidentifikasikan dirinya penggerak dan pelopor pembangunan
demokrasi, membela Hak Asasi Manusia dan tidak jarang bahkan terbiasa

ne
ng
mengkritisi program Pemerintah, melakukan kritik sosial, komentar,
tanggapan yang bernada negatif serta kegiatan lainnya, yang dinilai oleh
Terdakwa maupun pihak tertentu telah sangat mengganggu dan menjadi

do
gu halangan atau kendala bagi terlaksananya program pemerintah,
mengakibatkan adanya pihak, termasuk Terdakwa sendiri yang tidak dapat

In
A
menerimanya ;
- Berlatarbelakang anggapan dan penilaian tersebut mendorong Terdakwa
ah

lik
merasa perlu harus menghentikan kegiatan korban MUNIR, S.H. dengan
merencanakan cara-cara yang sangat matang untuk menghilangkan jiwa
korban MUNIR, S.H. ;
am

ub
- Guna mewujudkan rencananya menghilangkan jiwa korban MUNIR, SH
mulailah Terdakwa memonitor kegiatan MUNIR, SH. Baik secara langsung
ep
maupun tidak langsung, hingga diketahuinya rencana korban MUNIR, SH.
k

yang akan berangkat ke Belanda untuk melanjutkan study ;


ah

- Selanjutnya untuk memastikan tentang kepastian keberangkatan MUNIR,


R

si
SH. tersebut pada tanggal 4 September 2004 Terdakwa telah berusaha
menelpon MUNIR, S.H. melalui Handphone milik MUNIR, S.H., yang

ne
ng

ternyata diterima oleh saksi SUCIWATI (istri MUNIR, S.H.) dengan maksud
menanyakan kapan keberangkatan MUNIR, S.H. ke Belanda yang dijawab

do
gu

oleh saksi SUCIWATI bahwa MUNIR, S.H., akan berangkat hari Senin
tanggal 6 September 2004 ;
- Setelah mengetahui kepastian tanggal keberangkatan MUNIR, S.H., maka
In
A

Terdakwa lalu mencari peluang agar bisa berangkat bersama-sama dengan


MUNIR, S.H., pada tanggal 6 September 2004, dimana Terdakwa meminta
ah

lik

perubahan tugas penerbangan sebagai extra crew sedangkan sesuai jadwal


tugasnya Terdakwa pada tanggal 5 September 2004 sampai dengan 9
m

ub

September 2004 seharusnyalah berangkat ke Peking China namun


kemudian dirubah pada tanggal 6 September 2004 menjadi ke Singapura.
ka

Perubahan tersebut tertuang dalam Nota Perubahan nomor : OFA/219/04


ep

tanggal 6 September 2004 yang dibuat oleh ROHAINIL AINI dengan alasan
ah

yang dikemukakan Terdakwa saat itu adalah karena adanya tugas dari saksi
R

RAMELGIA ANWAR selaku Vice President Corporate Security PT. Garuda


es

Indonesia yang untuk selanjutnya dalam pelaksanaannya akan


M

ng

menghubungi Chief Pilot KARMAL FAUZA SEMBIRING. Padahal


on
gu

Hal. 2 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
penugasan tersebut sebenarnyalah tidak pernah ada, namun karena alasan

si
tersebut maka diterbitkanlah General Declaration bagi keberangkatan
Terdakwa ke Singapura sebagai Extra Crew dinyatakan untuk melaksanakan

ne
ng
tugas Aviation Security sementara tugas Aviation Security tersebut bukanlah
merupakan spesialisasi tugas Terdakwa yang tugas pekerjaannya di
lingkungan PT. Garuda Indonesia adalah sebagai Pilot atau setidak-tidaknya

do
gu Terdakwa tidak mempunyai surat khusus sebagai Aviation Security ;
- Selanjutnya pada tanggal 6 September 2004 Terdakwa berangkat ke

In
A
Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk terbang ke Singapura dengan
menumpang pesawat Garuda Indonesia Airways dengan nomor
ah

lik
penerbangan GA-974, pesawat yang sama yang ditumpangi oleh MUNIR,
S.H. ;
- Setelah melakukan check in, Terdakwa kemudian berjalan menuju pesawat
am

ub
melalui koridor yang menghubungkan ruang tunggu dengan pintu pesawat.
Saat itu Terdakwa melihat MUNIR, S.H. sedang berjalan menuju pintu
ep
pesawat ;
k

- Terdakwa kemudian menghampiri MUNIR, S.H. sambil menyapa dan


ah

menanyakan tempat duduk yang oleh MUNIR, S.H., ditunjukkan seat


R

si
numbernya yakni nomor 40 G di kelas ekonomi ;
- Selanjutnya MUNIR, S.H. yang menanyakan di mana letak seat tersebut

ne
ng

dijawab oleh Terdakwa adanya di belakang. Namun saat itu Terdakwa


menawarkan tempat duduknya di Bisnis Class nomor 3 K kepada MUNIR,

do
gu

S.H., hal mana dimaksudkan dan dengan tujuan untuk mempermudah


Terdakwa melaksanakan rencananya untuk menghilangkaan nyawa MUNIR,
S.H., karena pada kelompok seat 3 K di kelas bisnis hanya terdapat 18
In
A

tempat duduk ;
- Bahwa untuk menghilangkan kecurigaan orang lain, Terdakwa kemudian
ah

lik

memberitahukan kepada saksi BRAHMANIE HASTAWATI selaku Purser


pesawat tersebut perihal perubahan fasilitas tempat duduk Terdakwa di
m

ub

Bisnis Class kepada MUNIR, S.H., yang selanjutnya saksi BRAHMANIE


HASTAWATI mendatangi MUNIR, S.H. dan menyalaminya ;
ka

- Setelah itu saksi BRAHMANIE HASTAWATI mempersilahkan Terdakwa


ep

untuk duduk di Premium Class dan beberapa saat kemudian sebelum


ah

pesawat tinggal landas, saksi OEDI IRIANTO sebagai pramugara pun


R

melaksanakan tugasnya menyiapkan Welcome drink kepada para


es

penumpang termasuk MUNIR, S.H. Bahwa pada saat saksi OEDI IRIANTO
M

ng

menyiapkan Welcome drink tersebut, Terdakwa segera beranjak dari tempat


on
gu

Hal. 3 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
duduknya berjalan menuju Pantry dekat bar premium. Pada saat mana

si
kiranya maksud Terdakwa untuk memasukkan sesuatu ke dalam minuman
orang juice yang akan dihidangkan kepada MUNIR, S.H. yang sesuai hasil

ne
ng
pemeriksaan laboratorium Kementerian Kehakiman Lembaga Forensik
Belanda tanggal 13 Oktober 2004, ditandatangani oleh dr. ROBBERT
VISSER, dokter dan patolog bekerjasama dengan dr. B. KUBAT dipastikan

do
gu adalah racun arsen dalam jumlah yang mematikan ;
- Bahwa Terdakwa memasukkan racun arsen ke dalam minuman orange juice

In
A
tersebut karena Terdakwa tahu MUNIR, S.H. tidak minum alkohol,
sedangkan minuman yang disajikan sebagai welcome drink hanyalah orange
ah

lik
juice dan wine ;
- Selanjutnya saksi YETI SUSMIARTI sebagai pramugari mengambil dua
gelas berisi wine dan dua gelas berisi orange juice dimana khusus dua gelas
am

ub
orange juice telah dimasukkan racun arsen dan diatur dalam nampan secara
selang-seling masing-masing dua gelas di depan berisi wine dan orange
ep
juice yang telah dimasukkan racun arsen tersebut serta dua gelas di
k

belakang dengan komposisi yang sama. Selanjutnya saksi YETI SUSMIARTI


ah

menuju ke tempat duduk 3 K kelas bisnis tempat MUNIR, S.H., duduk untuk
R

si
menyajikan minuman. Setelah berada di depan MUNIR, S.H., saksi YETI
SUSMIARTI menawarkan minuman tersebut kepada saksi LIE KHIE NGIAN

ne
ng

yang duduk di sebelah MUNIR, S.H. lebih dahulu dan yang diambil adalah
minuman wine ;

do
gu

- Bahwa saat menawarkan minuman tersebut, baik Terdakwa, saksi OEDI


IRIANTO dan saksi YETI SUSMIARTI tahu dan dapat memastikan bahwa
saksi LIE KHIE NGIAN yang adalah warga Belanda akan memilih Wine ;
In
A

- Setelah itu saksi YETI SUSMIARTI menyajikan minuman kepada MUNIR,


S.H. yang nampaknya tanpa rasa curiga lalu mengambil orange juice yang
ah

lik

disajikan paling depan, dan minuman itulah yang telah dicampur dengan
racun arsen ;
m

ub

- Pada saat yang sama apa yang dilakukan Terdakwa adalah mengawasi
kegiatan saksi YETY SUSMIARTI ketika menyajikan minuman kepada
ka

MUNIR, S.H. mengamati MUNIR, S.H. yang duduk ditempatnya, saat


ep

meminum orange juice dalam gelas yang ada ditangannya, dan Terdakwa
ah

mondar-mandir di depan pantry dekat bar Bisnis Class. Dan setelah


R

Terdakwa meyakini bahwa MUNIR, S.H. telah meminum habis orange juice
es

yang telah dimasukkan racun arsen tersebut, Terdakwa barulah kemudian


M

ng

on
gu

Hal. 4 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
naik ke premium class upperdeck dan sempat menuju ke ruang pilot untuk

si
berbicara dengan saksi PANTUN MATONDANG selaku pilot ;
- Setelah penerbangan selama kurang lebih 120 (seratus dua puluh) menit,

ne
ng
maka pada pukul 23.32 WIB pesawat Garuda Indonesia Airways nomor
Penerbangan GA-974 mendarat di Bandara Changi Singapura dan
kemudian seluruh crew pesawat termasuk Terdakwa pun turun untuk

do
gu dilakukan penggantian crew, dimana crew dari Jakarta yang baru turun
selanjutnya menginap di Novotel Hotel Singapura ;

In
A
- Sebelum melanjutkan perjalanan ke Belanda di bandara Changi MUNIR,
S.H. menunggu selama kurang lebih 1 jam 13 menit untuk transit.
ah

lik
Selanjutnya MUNIR, S.H. yang kembali naik pesawat tersebut harus duduk
pada seatnya sendiri nomor 40 G Economy Class dan pada pukul 00.45 WIB
tanggal 7 September 2004 pesawat tinggal landas dari bandara Changi
am

ub
Singapura. Selang 15 menit setelah take off, MUNIR, S.H. mulai merasa
mules sebagai akibat mulai bereaksinya racun arsen di dalam tubuhnya
ep
disusul selanjutnya korban muntah-muntah hingga muntahnya mengenai
k

kaos dan celana yang dikenakan korban pada saat itu ;


ah

- 3 (tiga) jam kemudian setelah take off dari Singapura tersebut saksi
R

si
PANTUN MATONDANG selaku pilot mendapat laporan dari purser MADJIB
R. NASUTION bahwa korban MUNIR, S.H. sakit dan sudah ditangani oleh

ne
ng

dokter Tarmizi. Selanjutnya saksi PANTUN MATONDANG lalu memerintah-


kan purser MADJIB R. NASUTION untuk memonitor perkembangannya.

do
gu

Saat itu korban MUNIR, S.H., diputuskan dibawa ke bisnis class untuk
dibaringkan dan oleh saksi Dr. TARMIZI diberikan 2 (dua) butir tablet New
Diatabs ; 1 (satu) butir Zantac ; 1 (satu) butir Promag dan juga diberikan
In
A

suntikan Primperam dan Diazepam sehingga korban MUNIR, S.H. terlihat


menjadi tenang ;
ah

lik

- Namun 2 (dua) jam sebelum mendarat, saksi PANTUN MATONDANG


kembali menerima laporan dari purser MADJIB NASUTION bahwa korban
m

ub

MUNIR, S.H. telah meninggal dunia, yang selanjutnya saksi PANTUN


MATONDANG selaku pilot segera mengundang dokter TARMIZI untuk
ka

mendapat penjelasan bahwa saudara MUNIR, S.H. menderita sakit perut


ep

dan muntaber yang beberapa saat setelah mendapat laporan bahwa korban
ah

MUNIR, S.H. meninggal dunia, lalu dibuatkan surat kematian ;


R

- Berdasarkan hasil visum et repertum yang dibuat pro justitia dari Kementrian
es

Kehakiman lembaga Forensik Belanda tanggal 13 Oktober 2004 yang


M

ng

ditandatangani oleh dr. ROBERT VISSER, dokter dan patolog bekerjasama


on
gu

Hal. 5 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan dr. B. KUBAT, menerangkan tentang telah dilakukannya pemeriksa-

si
an atau otopsi mayat atas nama MUNIR, S.H. berlangsung dari tanggal 8
September 2004 sampai dengan tanggal 13 Oktober 2004 dengan

ne
ng
kesimpulan bahwa pada MUNIR, usia 38 tahun, terjadinya kematian dapat
dijelaskan disebabkan oleh karena pada pemeriksaan toksikologi ditemukan
“konsentrasi arsen sangat meningkat” di dalam darah konsentrasi arsen

do
gu “meningkat” di dalam urin dan konsentrasi arsen “sangat meningkat” di
dalam isi lambung ;

In
A
- Selanjutnya pakaian korban MUNIR, S.H. yang terkena muntahan pada saat
di atas pesawat, setelah dilakukan pemeriksaan di Pusat Laboratorium
ah

lik
Forensik Badan Reserse Kriminal Polri, berdasarkan Berita Acara
Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik Pusat Laboratorium Forensik Badan
Reserse Kriminal Polri Nomor LAB : 3952/KTF/2002 tanggal 14 Juli 2005,
am

ub
pemeriksaan terhadap barang bukti ; kaos lengan pendek warna abu-abu
dan biru, celana panjang jeans warna hitam, kaos kaki warna biru dan
ep
celana dalam warna coklat milik alm. MUNIR, S.H. dapat disimpulkan bahwa
k

barang bukti berupa 1 (satu) potong kaos lengan pendek warna abu-abu dan
ah

biru serta 1 (satu) potong celana panjang jeans warna hitam positif
R

si
mengandung arsen ;
Perbuatan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut

ne
ng

diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 340 KUH Pidana jo. Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUH Pidana ;

do
gu

DAN
KEDUA :
Bahwa Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO baik bertindak
In
A

secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama dengan RAMELGIA ANWAR dan


ROHANIL AINI (dalam berkas terpisah) pada hari Senin tangal 6 September
ah

lik

2004 bertempat di Kantor PT. Garuda Indonesia Airways Bandara Soekarno


Hatta Cengkareng yang berdasarkan Pasal 84 ayat 2 KUHAP Pengadilan
m

ub

Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, telah


melakukan, menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan dengan
ka

sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah asli, dan
ep

pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian, perbuatan mana dilakukan


ah

Terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :


R

- Bahwa Terdakwa pada tanggal 6 September 2004 sekira pukul 15.00 Wib
es

sampai dengan 16.00 Wib atau setidak-tidaknya pada sore hari telah
M

ng

menelpon saksi ROHANIL AINI, dimana saat itu Terdakwa menanyakan


on
gu

Hal. 6 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
keberadaan Capten, yang kemudian dijawab oleh saksi ROHANIL AINI

si
“untuk apa ? ;
- Selanjutnya Terdakwa mengatakan bahwa Terdakwa ditugaskan oleh saksi

ne
ng
RAMELGIA ANWAR untuk ke Singapura dan akan on board dengan GA-
974, padahal Terdakwa tahu bahwa saksi RAMELGIA ANWAR sedang
berada di luar kota. Mendengar permintaan itu saksi ROHANIL AINI

do
gu kemudian menanyakan bagaimana dengan pak KARMAL (saksi Capt.
KARMAL FAUZA SEMBIRING) selaku atasan dari Terdakwa dan dijawab

In
A
oleh Terdakwa bahwa saksi RAMELGIA ANWAR akan menelpon pak
KARMAL. Kemudian saksi ROHANIL AINI sebelum menutup telepon sempat
ah

lik
mengatakan “Saudara janji pak RAMELGIA harus menghubungi Capt.
KARMAL” dan dijawab oleh Terdakwa “ya” ;
- Berdasarkan hasil pembicaraan tersebut, saksi ROHANIL AINI menjadi
am

ub
percaya dan yakin karena status Terdakwa sebagai pilot senior Garuda
sehingga akhirnya saksi ROHANIL AINI membuat Nota Perubahan Schedule
ep
nomor : OFA/219/04 saat itu juga yang ditandatangani sendiri oleh saksi
k

ROHANIL AINI padahal saksi ROHANIL AINI tidak berwenang untuk itu.
ah

Nota perubahan tersebut sebagai perubahan atas nota OFA/210/ 04 tanggal


R

si
31 Agustus 2004 yang berisikan pembatalan schedule pemberangkatan
Terdakwa sebagai extra crew ke Peking. Keyakinan saksi ROHANIL AINI

ne
ng

juga didasarkan pada surat Dirut Garuda Nomor : DZ/2270/ 04 tanggal 11


Agustus 2004 dimana dalam surat tersebut Terdakwa ditugaskan sebagai

do
gu

staf perbantuan di Coorporate Security/IS yang dipimpin oleh saksi M.


RAMELGIA ANWAR ;
- Berdasarkan Nota Perubahan schedule Nomor OFA/219/04 tertanggal 6
In
A

September 2004 yang ternyata palsu karena sesungguhnya sebelum Nota


perubahan tersebut dibuat, tidak pernah ada perintah dari saksi RAMELGIA
ah

lik

ANWAR yang menugaskan Terdakwa ke Singapura, namun Terdakwa


kemudian berangkat ke Singapura seolah-olah sebagai extra crew untuk
m

ub

melaksanakan tugas Aviation Securty Garuda dengan menggunakan


pesawat Garuda Boeing 747-400 dengan nomor penerbangan GA-974 ;
ka

- Bahwa setelah sekembalinya Terdakwa dari Singapura ke Indonesia,


ep

ternyata perjalanan ke Singapura tersebut telah menimbulkan beban biaya


ah

antara lain untuk biaya transportasi dan akomodasi. Oleh karena itu saksi
R

Capt. KARMAL FAUZA SEMBIRING memanggil Terdakwa dan meminta


es

Terdakwa untuk melaporkannya kepada saksi RAMELGIA ANWAR.


M

ng

Selanjutnya Terdakwa meminta kepada saksi RAMELGIA ANWAR untuk


on
gu

Hal. 7 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
membuat surat penugasan bagi Terdakwa yang kemudian saksi RAMELGIA

si
ANWAR pun membuat dan menandatangani surat penugasan Nomor :
IS/1177/04 tanggal 15 September 2004 lalu menyerahkannya kepada

ne
ng
Terdakwa. Adapun tujuan dari pembuatan surat penugasan tersebut adalah
agar supaya beban biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan
Terdakwa menjadi tanggungjawab saksi RAMELGIA ANWAR dan bukan

do
gu tanggungjawab saksi Kapten KARMAL FAUZA SEMBIRING ;
- Mengingat Terdakwa yang melakukan perjalanannya ke Singapura pada

In
A
tanggal 6 September 2004, dinyatakan sebagai surat extra crew maka untuk
melengkapi bahwa seolah-olah tugas itu benar dilakukannya Terdakwa
ah

lik
kembali meminta kepada saksi RAMELGIA ANWAR untuk membuat surat
penugasan tertanggal sebelum 6 September 2004, yang berdasarkan
permintaan tersebut, akhirnya saksi RAMELGIA ANWAR membuat pula
am

ub
surat penugasan dengan nomor dan isi yang sama yaitu surat Nomor :
IS/1177/04 tertanggal 4 September 2004 ;
ep
- Selanjutnya dengan dasar surat palsu Nomor : IS/1177/04 tertanggal 4
k

September 2004 yang dibuat seakan-akan asli tersebut, akhirnya PT.


ah

Garuda Indonesia menanggung segala biaya yang timbul akibat perjalanan


R

si
Terdakwa sehngga PT. Garuda Indonesia menjadi rugi setidak-tidaknya
sebesar ongkos pesawat Jakarta Singapura pulang pergi ditambah biaya

ne
ng

akomodasi berupa sewa hotel selama Terdakwa berada di Singapura ;


Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 263

do
gu

ayat (2) K.U.H. Pidana jo. Pasal 55 (1) ke-1 K.U.H. Pidana ;

Membaca tuntutan Jaksa/Penuntut Umum tanggal 1 Desember 2005


In
A

yang isinya adalah sebagai berikut :


1. Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO terbukti
ah

lik

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana


“Pembunuhan berencana dan menggunakan surat palsu” sebagaimana
m

ub

dimaksud dalam Pasal 340 K.U.H. Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
dan Pasal 263 ayat (2) K.U.H.Pidana jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ;
ka

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI


ep

PRIYANTO dengan pidana penjara selama seumur hidup, dengan perintah


ah

agar Terdakwa tetap ditahan ;


R

3. Menyatakan barang bukti berupa :


es

1. 1 (satu) lembar asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor :


M

ng

GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat Penugasan


on
gu

Hal. 8 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang ditujukan kepada Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

si
PRIYANTO/522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan ditandatangani
oleh INDRA SETIAWAN (Direktur Utama PT. Garuda Indonesia) ;

ne
ng
2. 1 (satu) lembar asli Surat Interoffice Correspondence dengan Kop
Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04
tanggal 4 September 2004 Penugasan yang ditandatangani oleh M.

do
gu RAMELGIA ANWAR (Vide Corporate Security) ;
3. 1 (satu) asli lembar Surat Interoffice Correspondence dengan Kop

In
A
Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref. : IS/ 1177/04
tanggal 15 September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani oleh
ah

lik
M. RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri
00781;
4. 3 (tiga) lembar asli surat tanggal 8 September 2000 yang ditandatangani
am

ub
oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP yang ditujukan kepada
Bapak VP Corporate Security PT. Garuda Indonesia ;
ep
5. 2 (dua) lembar asli surat tanggal 8 September 2004 yang ditandatangani
k

oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang ditujukan kepada


ah

Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda Indonesia ;


R

si
6. 1 (satu) bundel asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan
kepada Bapak VP. Corporate Security PT. Garuda Indonesia yang

ne
ng

ditandatangani oleh Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI


PRIYANTO/522659 tentang Laporan Penugasan PDZ-2270/04 ;

do
gu

7. 1 (satu) lembar asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore atas nama
Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/O Garuda GA 826
Room No. 1618 tiba tanggal 6 September 204 berangkat tanggal 7
In
A

September 2004 ;
8. Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLY-CARPUS
ah

lik

BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus s/d 26 September 2004;


9. 1 (satu) buah ID Card asli atas nama POLLYCARPUS BUDIHARI
m

ub

PRIYANTO No. 522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pada


tanggal 16 Juni 2004 yang ditandatangani oleh VP. HR.
ka

MANAGEMENT DAAN ACHMAD ;


ep

10. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura


ah

Amsterdam tanggal 7 September 2004 ;


R

11. 1 (satu) lembar foto cpy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang
es

ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/210/04 tanggal 31


M

ng

Agustus 2004 perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule


on
gu

Hal. 9 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

si
PRIYANTO ;
12. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang

ne
ng
ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6
September 2004 perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule
Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

do
gu PRIYANTO ;
13. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol

In
A
Algemene Recherche, Dossieer Onderzoek Niet Batuurlijke Dood Munir
Gebaren : 08-12-1965 te Malang, Indonesia ;
ah

lik
14. Copy surat “Verslag betreffende een niet natuurlijke dood”, yang
dikeluarkan oleh HB. Dammen selaku “de Officer van Justitle in het
aroondissement Haarlem”, 7 September 2004 ;
am

ub
15. Surat “Voorlopige Bevindungen” yang dikeluarkan oleh dr. R. VISSER
selaku Patholoog dari Menisterie van Justitle-Nederlands Forensich
ep
Instituut, di Rijkwijk 8 September 2004 ;
k

16. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenasah MUNIR selama


ah

Sectie tanggal 8 September 2004 ;


R

si
17. Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat
Arrondissementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober 2004 ;

ne
ng

18. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitie No. 04-419/R.102


dibuat oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitle- Nederlands

do
gu

Forensisch Intituut tanggal 13 Oktober 2004 ;


19. Surat “Deskundigenrapport, voorlopig rapport” yang dikeluarkan oleh dr.
K.J. LUSTHOV, apotheker – toxicoloog dari Ministerie van Justitie-
In
A

Nederlands Forensisch Intituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw


kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :
ah

lik

2004419, tanggal 1 Oktober 2004 ;


20. Surat “Deskundigenrapport, voorlopig rapport” yang dikeluarkan oleh dr.
m

ub

K.J. LUSTHOV, apotheker-toxicoloog dari Ministerie van Justitie


kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :
ka

2004419, tanggal 4 Nopember 2004 ;


ep

21. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah di legalisir dari
ah

Ministerie van justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia


R

tanggal 25 Nopember 2004 ;


es

22. 1 (satu) eksemplar foto cpy dilegalisir General Declaration penerbangan


M

ng

Jakarta-Singapura tanggal 6 September 2004 ;


on
gu

Hal. 10 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23. Satu buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

si
PRIYANTO ;
24. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam berikut

ne
ng
nomor kart (Sim Card) nomor 081596690617 ;
25. Hand Phone Merek Nokia 9210. CE 168 type RAE.3N ;
26. Simcard Nomor Telkomsel No. 6210100013006566 ;

do
gu 27. Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH. pada penerbangan
Jakarta-Singapura-Amsterdam ;

In
A
28. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut tasnya;
Dikembalikan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat untuk dijadikan barang
ah

lik
bukti dalam perkara lain ;
4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500,-
(dua ribu lima ratus rupiah) ;
am

ub
Membaca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20
ep
Desember 2005 No. 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst, yang amar lengkapnya
k

sebagai berikut :
ah

I. Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto terbukti secara sah dan


R

si
meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana “Turut melakukan
pembunuhan berencana” dan “Turut melakukan pemalsuan surat” ;

ne
ng

II. Menghukum Terdakwa oleh karena perbuatan tersebut dengan hukuman


penjara selama 14 (empat belas) tahun ;

do
gu

III. Menetapkan lamanya masa tahanan Terdakwa yang telah dijalani,


dikurangkan seluruhnya dari jumlah hukuman yang dijatuhkan ;
IV. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan ;
In
A

V. Membebankanbiaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5.000,- (lima


ribu rupiah) ;
ah

lik

VI. Menetapkan barang bukti berupa :


1. 1 (satu) lembar Asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor
m

ub

GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat


Penugasan, yang ditujukan kepada POLLYCARPUS BUDIHARI
ka

PRIYANTO/522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan ditandatangani


ep

oleh INDRA SETIAWAN (Direktur Utama PT. Garuda Indonesia) ;


ah

2. 1 (satu) lembar foto copy Surat dan Chief Pilot A. 330 yang
R

ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/210/04 tanggal 31 Agustus


es

2004 perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan


M

ng

atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO ;


on
gu

Hal. 11 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang

si
ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6
September 2004 perihal mohon perubahan atas perubahan Schedule

ne
ng
Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI
PRIYANTO ;
4. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop

do
gu Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : ISI/1177/04
tanggal 4 September 2004 Penugasan yang ditandatangani oleh M.

In
A
RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) ;
5. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop
ah

lik
Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04
tanggal 15 September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani oleh
RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri 00781 ;
am

ub
6. 3 (tiga) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-
tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP yang ditujukan
ep
kepada Bapak VP Corporate Security PT. Garuda Indonesia;
k

7. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-


ah

tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang ditujukan


R

si
kepada Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda Indonesia ;
8. 1 (satu) Bundel Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan

ne
ng

kepada Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. GARUDA INDONESIA


yang ditandatangani oleh Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

do
gu

PRIYANTO BHP/522659 tentang Laporan Penugasan PDZ-2270/04 ;


9. 1 (satu) buah ID Card An. POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO No.
522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pada tanggal 16 Juni 2004
In
A

yang ditandatangani oleh VP. HR. MANAGEMENT DAAN ACHMAD ;


10. 1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An. Terdakwa
ah

lik

POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/O Garuda GA 826 Room No.


1618 tiba tanggal 6 September 2004 berangkat tanggal 7 September
m

ub

2004 ;
11. Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLYCARPUS
ka

BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus s/d 26 September 2004;


ep

12. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol Algemene


ah

Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood MUNIR Geboren :


R

08-12-1965 te Malang, Indonesia ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 12 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
13. Copy surat “Verslag betreffende een niet natuurlijke dood”, yang

si
dikeluarkan oleh HB Dammen selaku “de Officer van Justitie in het
Arrondissement Haarlem”, 7 September 2004 ;

ne
ng
14. Surat “Voorlopige Bevindugen” yang dikeluarkan oleh dr. R. VISSER
selaku Patholoog dari Ministerie van Justitie-Nederlands Forensich
Instituut, di Rijkwijk 8 September 2004 ;

do
gu 15. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenazah Mr. MUNIR selama
Sectie tanggal 8 September 2004 ;

In
A
16. Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat
Arrondissementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober 2004 ;
ah

lik
17. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitia No. 04-419/R102 dibuat
oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitie – Nederlands Forensich
Instituut tanggal 13 Oktober 2004 ;
am

ub
18. Surat “Deskundigenrapport, voorlopig rapport” yang dikeluarkan oleh dr.
K.J. LUSTHOV, apotheker – toxicoloog dari Ministerie van Justitie –
ep
Nederlands Forensicht Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw
k

kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :


ah

2004419, tanggal 1 Oktober 2004 ;


R

si
19. Surat “Deskundigenrapport, voorlopig rapport” yang dikeluarkan oleh dr.
K.J. LUSTHOV, apotheker – toxicoloog dari Ministerie van Justitie -

ne
ng

Neederlands Forensisch Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw


Kenmerk BPS/XPOL Nummer PL278C/04-08133, Sectie Nummer :

do
gu

2004419, tanggal 4 Nopember 2004 ;


20. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah dilegalisir dari
Ministerie van Justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia
In
A

tanggal 25 Nopember 2004 ;


21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam berikut
ah

lik

nomor kartu (Sim Card) nomor : 081596690617 ;


22. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration pener-
m

ub

bangan Jakarta-Singapura tanggal 6 September 2004 ;


23. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura-
ka

Amsterdam tanggal 7 September 2004 ;


ep

24. Satu buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS ;


ah

25. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut tasnya ;
R

26. Hand Phone Merek Nokia 9210, CE 168 type RAE-3N ;


es

27. Simcard Nomor Telkomsel No. 621010 0013006566 ;


M

ng

on
gu

Hal. 13 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
28. Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH pada penerbangan Jakarta

si
– Singapura – Amsterdam ;
Dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam

ne
ng
perkara lain ;

Membaca putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 27 Maret 2006 No.

do
gu 16/PID/2006/ PT.DKI, yang amar lengkapnya sebagai berikut :
- Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa ;

In
A
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember
2005 No. 1361/Pid/B/2005/PN.Jkt.Pst, yang dimintakan banding tersebut ;
ah

lik
- Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
- Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa pada kedua tingkat
peradilan yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 5.000,- (lima
am

ub
ribu rupiah) ;
ep
Membaca putusan Mahkamah Agung RI tanggal 3 Oktober 2006
k

No.1185 K/Pid/2006 yang amar lengkapnya sebagai berikut :


ah

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I : Jaksa/Penuntut


R

si
Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat tersebut;
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II/Terdakwa :

ne
ng

POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tersebut ;


Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 16/PID/2006/

do
gu

PT.DKI, tanggal 27 Maret 2006 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat No. 1361/Pid.B/2005/ PN.Jkt.Pst, tanggal 20 Desember 2005 ;
In
A

MENGADILI SENDIRI :
ah

lik

1. Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tidak


terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
m

ub

sebagaimana didakwakan dalam dakwaan Kesatu ;


2. Membebaskan Terdakwa dari dakwaan Kesatu tersebut ;
ka

3. Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO telah


ep

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana


ah

“Menggunakan Surat Palsu” ;


R

4. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut dengan


es

pidana penjara selama 2 (dua) tahun ;


M

ng

on
gu

Hal. 14 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan sebelum putusan ini

si
mempunyai kekuatan hukum tetap, akan dikurangkan seluruhnya dari
pidana penjara yang dijatuhkan ;

ne
ng
6. Menetapkan barang bukti dikembalikan kepada Jaksa/Penuntut Umum
untuk dijadikan barang bukti dalam perkara lain, berupa :
1. 1 (satu) lembar Asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor

do
gu GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat Penugas-
an, yang ditujukan kepada POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO/

In
A
522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan ditandatangani oleh
INDRA SETIAWAN (Direktur Utama PT. Garuda Indonesia) ;
ah

lik
2. 1 (satu) lembar foto copy Surat dan Chief Pilot A. 330 yang ditanda-
tangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/210/04 tanggal 31 Agustus 2004
perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas
am

ub
nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO ;
3. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang ditanda-
ep
tangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6 September 2004
k

perihal mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas


ah

nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO ;


R

si
4. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop
Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : ISI/1177/04

ne
ng

tanggal 4 September 2004 Penugasan yang ditandatangani oleh M.


RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) ;

do
gu

5. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop


Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04
tanggal 15 September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani oleh
In
A

RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri 00781 ;


6. 3 (tiga) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-tangani
ah

lik

oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP yang ditujukan kepada


Bapak VP Corporate Security PT. Garuda Indonesia;
m

ub

7. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-tangani


oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang ditujukan kepada
ka

Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda Indonesia ;


ep

8. 1 (satu) Bundel Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan


ah

kepada Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. GARUDA INDO-


R

NESIA yang ditandatangani oleh Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI


es

PRIYANTO BHP/522659 tentang Laporan Penugasan PDZ-2270/04 ;


M

ng

on
gu

Hal. 15 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9. 1 (satu) buah ID Card An. POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO No.

si
522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pada tanggal 16 Juni 2004
yang ditandatangani oleh VP. HR. MANAGEMENT DAAN ACHMAD ;

ne
ng
10. 1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An. Terdakwa
POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/O Garuda GA 826 Room No.
1618 tiba tanggal 6 September 2004 berangkat tanggal 7 September

do
gu 2004 ;
11. Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLYCARPUS

In
A
BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus s/d 26 September 2004 ;
12. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol Algemene
ah

lik
Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood MUNIR Geboren :
08-12-1965 te Malang, Indonesia ;
13. Copy surat “Verslag betreffende een niet natuurlijke dood”, yang
am

ub
dikeluarkan oleh HB Dammen selaku “de Officer van Justitle in het
Arrondissement Haarlem”, 7 September 2004 ;
ep
14. Surat “Voorlopige Bevindugen” yang dikeluarkan oleh dr. R. VISSER
k

selaku Patholoog dari Ministerie van Justitie-Nederlands Forensich


ah

Instituut, di Rijkwijk 8 September 2004 ;


R

si
15. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenazah Mr. MUNIR selama
Sectie tanggal 8 September 2004 ;

ne
ng

16. Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat
Arrondissementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober 2004 ;

do
gu

17. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitia No. 04-419/R102 dibuat
oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitie – Nederlands Forensich
Instituut tanggal 13 Oktober 2004 ;
In
A

18. Surat “Deskundigenrapport, voorlopig rapport” yang dikeluarkan oleh dr.


K.J. LUSTHOV, apotheker – toxicoloog dari Ministerie van Justitie –
ah

lik

Nederlands Forensicht Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw


kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :
m

ub

2004419, tanggal 1 Oktober 2004 ;


19. Surat “Deskundigenrapport, voorlopig rapport” yang dikeluarkan oleh dr.
ka

K.J. LUSTHOV, apotheker – toxicoloog dari Ministerie van Justitie-


ep

Neederlands Forensisch Intituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw


ah

Kenmerk BPS/XPOL Nummer PL278C/04-08133, Sectie Nummer :


R

2004419, tanggal 4 Nopember 2004 ;


es
M

ng

on
gu

Hal. 16 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
20. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah dilegalisir dari

si
Ministerie van Justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia
tanggal 25 Nopember 2004 ;

ne
ng
21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam berikut
nomor kartu (Sim Card) nomor : 081596690617 ;
22. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration pener-

do
gu bangan Jakarta-Singapura tanggal 6 September 2004 ;
23. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura-

In
A
Amsterdam tanggal 7 September 2004 ;
24. Satu buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS ;
ah

lik
25. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut tasnya ;
26. Hand Phone Merek Nokia 9210, CE 168 type RAE-3N ;
27. Simcard Nomor Telkomsel No. 621010 0013006566 ;
am

ub
28. Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH pada penerbangan Jakarta-
Singapura-Amsterdam ;
ep
Membebankan Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara
k

dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
ah

si
Membaca surat permohonan peninjauan kembali bertanggal 26 Juli 2007
yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal

ne
ng

26 Juli 2007 dari Jaksa Penuntut Umum, yang memohon agar putusan
Mahkamah Agung RI tersebut dapat ditinjau kembali ;

do
gu

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;


Menimbang, bahwa putusan Mahkamah Agung RI tersebut telah
diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal 9 Oktober
In
A

2006 dengan demikian putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum


yang tetap ;
ah

lik

Menimbang, bahwa terlebih dahulu perlu dipertimbangkan apakah


permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum
m

ub

terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap


yang merupakan putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum secara
ka

formal dapat diterima, mengingat pasal 263 ayat 1 KUHAP menentukan yang
ep

berhak mengajukan peninjauan kembali hanya terpidana atau ahli warisnya dan
ah

putusan pengadilan yang dapat dimintakan peninjauan kembali tidak boleh


R

merupakan putusan bebas atau putusan dilepaskan dari segala tuntutan hukum;
es

Menimbang, bahwa mengenai hal tersebut Mahkamah Agung akan


M

ng

memperhatikan yurisprudensi Mahkamah Agung tanggal 25 Oktober 1996


on
gu

Hal. 17 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
No.55 PK/Pid/1996, yang secara formal telah menerima permintaan peninjauan

si
kembali yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang merupakan

ne
ng
putusan bebas, yang telah diikuti oleh putusan Mahkamah Agung tanggal 2
Agustus 2001 No. 3 PK/Pid/2001, berdasarkan pertimbangan –pertimbangan
yang pada pokoknya sebagai berikut :

do
gu  Dalam menghadapi problema yuridis hukum acara pidana ini dimana
tidak diatur secara tegas pada KUHAP maka Mahkamah Agung

In
A
melalui putusan dalam perkara ini berkeinginan menciptakan hukum
acara pidana sendiri, guna menampung kekurangan pengaturan
ah

lik
mengenai hak atau wewenang Jaksa Penuntut Umum untuk
mengajukan permohonan pemeriksaan Peninjauan Kembali (PK)
dalam perkara pidana;
am

ub
 Dalam menyelesaikan problema yuridis hukum acara tersebut maka
Mahkamah Agung meneliti dan menafsirkan beberapa peraturan
ep
Undang-undang sebagai dasar pertimbangan yuridisnya, yaitu :
k

1. Pasal 244 KUHAP menegaskan putusan bebas yang tegas tidak


ah

dapat dimintakan kasasi. Namun melalui penafsiran terhadap


R

si
Pasal 244 KUHAP telah diciptakan aturan hukum baru berupa
putusan bebas murni tidak dapat dimintakan kasasi, putusan

ne
ng

bebas tidak murni dapat dimintakan kasasi dan penafsiran ini lalu
menjadi yurisprudensi tetap Mahkamah Agung;

do
gu

2. Pasal 21 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 dimana ketentuan


pasal ini ditafsirkan bahwa di dalam perkara pidana, selalu
In
terdapat dua pihak yang berkepentingan yaitu terdakwa dan
A

kejaksaan yang mewakili kepentingan umum (Negara). Oleh


karena itu pihak yang berkepentingan yang disebut dalam pasal
ah

lik

21 UU 14/1970 tersebut ditafsirkan adalah Kejaksaan yang


tentunya juga berhak memohon pemeriksaan Peninjauan kembali
m

ub

(PK) ke Mahkamah Agung;


3. Pasal 263 ayat (3) KUHAP menurut penafsiran Majelis
ka

Mahkamah Agung RI maka ditujukan kepada Jaksa oleh karena


ep

Jaksa Penuntut Umum adalah pihak yang paling berkepentingan


ah

agar keputusan hakim dirubah, sehingga putusan yang berisi


R

pernyataan kesalahan terdakwa tapi tidak diikuti pemindanaan


es

dapat dirubah dengan diikuti pemindanaan terhadap terdakwa;


M

ng

on
gu

Hal. 18 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Berdasarkan asas Legalitas serta penerapan asas keseimbangan

si
Hak Asasi antara kepentingan perseorangan (Termohon PK)
dengan kepentingan umum, Bangsa dan Negara dilain pihak

ne
ng
disamping perseorangan (terdakwa) juga kepentingan umum yang
diwakili kejaksaan tersebut dapat pula juga melakukan Peninjauan
kembali (PK);

do
gu 5. Mahkamah Agung sebagai badan peradilan tertinggi di Negara
Republik Indonesia bertugas untuk membina dan menjaga agar

In
A
semua hukum dan undang-undang diterapkan secara tepat, adil,
karena itu Mahkamah Agung akan mengisi kekosongan dalam
ah

lik
hukum acara pidana tentang masalah peninjauan kembali putusan
kasasi perkara pidana yang ternyata ada hal-hal yang belum diatur
oleh KUHAP dengan cara menciptakan hukum acara sendiri
am

ub
(yurisprudensi) demi untuk adanya kepastian hukum;
6. Berdasarkan argumentasi yuridis sebagaimana disebutkan di atas
ep
maka Mahkamah Agung berpendirian bahwa secara formal
k

permohonan Kejaksaan untuk Peninjauan Kembali (PK) terhadap


ah

putusan kasasi Mahkamah Agung Nomor: 395 K/Pid/1995 tanggal


R

si
29 September 1995 dapat diterima oleh Mahkamah Agung RI
sehingga dapat diperiksa kembali;

ne
ng

Menimbang, bahwa untuk memelihara keseragaman putusan


Mahkamah Agung (consistency in Court decision), maka Mahkamah Agung

do
gu

dalam memeriksa dan mengadili perkara peninjauan kembali terpidana


tersebut, akan mengikuti pendapat Mahkamah Agung dalam putusannya
In
A

tanggal 25 Oktober 1996 No.55 PK/Pid/1996 dan putusan Mahkamah Agung


tanggal 2 Agustus 2001 No. 3 PK/Pid/2001 tersebut di atas, yang secara
ah

lik

formal telah mengakui hak/wewenang Jaksa Penuntut Umum untuk mengajukan


permintaan peninjauan kembali;
Menimbang, bahwa pendirian Mahkamah Agung tersebut selain untuk
m

ub

memelihara keseragaman putusan, karena menurut pendapat Mahkamah


ka

Agung dalam putusan-putusan Mahkamah Agung tersebut, terkandung


ep

“penemuan hukum” yang selaras dengan jiwa ketentuan perundang-undangan,


doktrin dan azas-azas hukum, sebagaimana dapat disimpulkan dari hal-hal
ah

sebagai berikut :
R

es

1. Bahwa Pasal 23 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang


M

Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi ; “Terhadap putusan pengadilan yang


ng

on
gu

Hal. 19 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah memperoleh kekuatan hukum tetap, pihak-pihak yang bersangkutan

si
dapat mengajukan peninjauan kembalii kepada Mahkamah Agung, apabila
terdapat hal atau keadaan tertentu yang ditentukan dalam undang-undang”

ne
ng
tidak menjelaskan tentang “siapa saja yang dimaksud pihak-pihak yang
bersangkutan yang dapat mengajukan peninjauan kembali” tersebut .
Demikian juga Pasal 21 Undang-undang No.14 Tahun 1970 yang berbunyi :

do
gu ”Apabila terdapat hal-hal atau keadaan-keadaan yang ditentukan dengan
Undang-undang, terhadap putusan Pengadilan, yang telah memperoleh

In
A
kekuatan hukum yang tetap dapat dimintakan peninjauan kembali kepada
Mahkamah Agung, dalam perkara perdata dan pidana oleh pihak-pihak yang
ah

lik
berkepentingan”, tidak menjelaskan “tentang siapa-siapa yang dimaksud
dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang dapat mengajukan
peninjauan kembali” dan terhadap ketidak jelasan tersebut, putusan
am

ub
Mahkamah Agung tanggal 25 Oktober 1996 No.55 PK/Pid/1996 dan putusan
Mahkamah Agung tanggal 2 Agustus 2001 No. 3 PK/Pid/2001 telah
ep
memberikan jawaban dengan menggunakan penafsiran ekstensif, bahwa
k

yang dimaksud “fihak-fihak yang berkepentingan dalam perkara pidana”


ah

selain terpidana atau ahli warisnya adalah Jaksa;


R

si
2. Bahwa Pasal 263 KUHAP yang merupakan pelaksanaan dari Pasal 21
Undang-Undang No.14 Tahun 1970 mengandung hal yang tidak jelas, yaitu:

ne
ng

a. Pasal 263 ayat 1 KUHAP tidak secara tegas melarang Jaksa Penuntut
Umum mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali, sebab logikanya

do
gu

terpidana /ahliwarisnya tidak akan mengajukan Peninjauan Kembali


atas putusan vrijspraak dan onslag van alle vervolging. Dalam konteks
ini, maka yang berkepentingan adalah Jaksa Penuntut Umum atas dasar
In
A

alasan dalam ketentuan pasal 263 ayat 2 KUHAP ;


b. Bahwa konsekwensi logis dari aspek demikian maka pasal 263 ayat 3
ah

lik

KUHAP yang pokoknya menentukan “ Atas dasar alasan yang sama


sebagaimana tersebut pada ayat (2) terhadap suatu putusan pengadilan
m

ub

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan


permintaan peninjauan kembali apabila dalam putusan itu suatu
ka

perbuatan yang didakwakan telah dinyatakan terbukti akan tetapi tidak


ep

diikuti oleh suatu pemidanaan” tidak mungkin dimanfaatkan oleh


ah

terpidana atau ahli warisnya sebab akan merugikan yang bersangkutan,


R

sehingga logis bila kepada Jaksa Penuntut Umum diberikan hak untuk
es

mengajukan peninjauan kembali;


M

ng

on
gu

Hal. 20 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa sehubungan dengan adanya ketidak jelasan dalam Pasal 263

si
KUHAP tersebut, perlu dikemukakan pendapat-pendapat sebagai berikut :
a. Bahwa penganut Doktrin “Sens-clair (la doctrine du sensclair)

ne
ng
berpendapat bahwa “penemuan hukum oleh hakim” hanya dibutuhkan
jika :
 Peraturannya belum ada untuk suatu kasus in konkreto, atau

do
gu  Peraturannya sudah ada tetapi belum jelas;
b. Bahwa LIE OEN HOCK berpendapat : “ Dan apabila kita

In
A
memperhatikan Undang-undang, ternjata bagi kita, bahwa undang-
undang tidak sadja menundjukkan banjak kekurangan-kekurangan, tapi
ah

lik
seringkali djuga tidak djelas. Walaupun demikian hakim harus
melakukan peradilan. Teranglah, bahwa dalam hal sedemikian undang-
undang memberi kuasa kepada Hakim untuk menetapkan sendiri
am

ub
maknanja kententuan undang-undang itu atau artinja suatu kata jang
tidak djelas dalam suatu ketentuan undang-undang. Dan hakim boleh
ep
menafsir suatu ketentuan undang-undang setjara gramatikal atau
k

historis, baik “recht maupun wetshistoris”; (Lie Oen Hock


ah

Jurisprudensi sebagai Sumber Hukum, pidato diucapkan pada


R

si
Pengresmian Pemangkuan Djabatan Guru Besar Luar Biasa dalam Ilmu
Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia pada Fakultas

ne
ng

Hukum dan Pengetahuan Masyarakat dari Universitas Indonesia di


Djakarta, pada tanggal 19 September 1959, hlm.11);

do
gu

c. Bahwa M. YAHYA HARAHAP berpendapat : “ Akan tetapi sebaliknya


ada yang berpendapat, meskipun hukum acara tergolong hukum public
In
yang bersifat imperative, dimungkinkan untuk melakukan penafsiran
A

atau diskresi apabila hal itu dibutuhkan untuk mencapai proses


penyelesaian yang lebih fair ditinjau dari aspek kepentingan umum dan
ah

lik

tuntutan rasa keadilan yang lebih hakiki serta manusiawi atau disebut
according to the principle of justice; Bahkan berkembang pendapat
m

ub

umum yang mengatakan : tanpa penafsiran atau diskresi dalam


penerapan hukum acara, tidak mungkin aparat penyidik, penuntut dan
ka

peradilan dapat menyelesaikan kasus perkara pidana. Sifat hukum


ep

acara sebagai ketentuan public memang diakui “imperative”, tetapi tidak


ah

seluruhnya absolute. Ada ketentuan yang dapat “ dilenturkan” (flexible)


R

dikembangkan (growth) bahkan disingkarkan (overrule) sesuai dengan


es

tuntutan perkembangan rasa keadilan dan kemanusiaan dalam satu


M

ng

konsep : to improve the quality of justice and to reduce injustice. Salah


on
gu

Hal. 21 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
satu bukti nyata yang tidak dapat dipungkiri dalam sejarah perjalanan

si
KUHAP, kasus Natalegawa dalam perkara No.275 K/Pid/1983 (10
Desember 1993). Dalam perkara ini Mahkamah Agung telah

ne
ng
mewujudkan case law yang telah menjadi stare decisis melalui
“extensive interpretation”. Dalam kasus ini, walaupun pasal 244 KUHAP
“tidak memberikan hak” kepada penuntut umum mengajukan kasasi

do
gu terhadap “putusan bebas” ( terdakwa atau penuntut umum dapat
mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung

In
A
kecuali terhadap putusan bebas); Akan tetapi, ternyata dalam kasus
Natalegawa sifat imperative yang melekat pada ketentuan ini
ah

lik
“dilenturkan”, bahkan disingkirkan (overruled) dengan syarat apabila
putusan bebas yang dijatuhkan bukan pembebasan murni. Sejak saat
itu, kasasi yang diajukan penuntut umum terhadap putusan bebas pada
am

ub
prinsipnya dibenarkan oleh Mahkamah Agung, berarti penerimaan
kasasi yang diajukan penuntut umum terhadap putusan bebas,
ep
merupakan bentuk penafsiran luas yang jelas-jelas bersifat contra legem
k

atau “ bertentangan dengan undang-undang” (dalam hal ini


ah

bertentangan dengan pasal 244 KUHAP). Jika pertimbangan yang


R

si
tertuang dalam putusan perkara ini diperas, intisari atau esensinya : to
improve the quality of justice and reduce in justice yang terkandung

ne
ng

dalam putusan bebas Natalegawa; Motivasi tersembunyi yang paling


dalam mengcontra legem Pasal 244 KUHAP, bertujuan untuk

do
gu

mengoreksi dan meluruskan putusan bebas atau kekeliruan yang


terkandung dalam putusan, dianggap sangat tidak adil dan tidak
bermoral, apabila pengadilan tidak mampu menghukum orang yang
In
A

bersalah. Sangat bertentangan dengan keadilan dan kebenaran apabila


pembebasan terdakwa didasarkan pada alasan “non yuridis”. Dalam
ah

lik

kasus yang seperti itu sangat beralasan untuk mengoreksinya dalam


tingkat kasasi. Oleh karena itu dianggap tidak adil untuk menutup upaya
m

ub

kasasi terhadap putusan bebas demi terwujudnya penegakan hukum,


kebenaran, dan keadilan semaksimal mungkin. Bertitik tolak pada
ka

motivasi yang seperti itulah yang mendorong Majelis peninjauan kembali


ep

dalam kasus Muchtar Pakpahan melenturkan atau mengembangkan


ah

ketentuan pasal 263 KUHAP. Demi untuk mengejar tercapainya


R

kebenaran dan keadilan hakiki yang lebih maksimal, harus diberi hak
es

kepada penuntut umum mengajukan peninjauan kembali terhadap


M

ng

putusan bebas, dengan cara memberi kesempatan kepada penuntut


on
gu

Hal. 22 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
umum membuktikan bahwa pembebasan yang dijatuhkan pengadilan

si
“tidak adil” (in justice) karena didasarkan ada alasan “non yuridis” (lihat
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan

ne
ng
KUHAP, Penerbit Sinar Grafika, Edisi Kedua hlm.642-643);

Bahwa doktrin-doktrin tersebut di atas adalah sesuai dengan tugas Hakim

do
gu dalam menemukan hukum apa yang menjadi hukum berdasarkan pasal 16
ayat 1 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaah Kehakiman

In
A
yang menentukan “bahwa pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa
dan mengadili suatu perkara yang diajukan dengan dalil bahwa hukum tidak
ah

lik
atau kurang jelas melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya”.
Ketentuan pasal ini mengisyaratkan kepada Hakim bahwa apabila terjadi
suatu peraturan perundang-undangan belum jelas atau belum
am

ub
mengaturnya, Hakim harus bertindak berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk
menyelesaikan perkara tersebut.
ep
Dalam hal ini Hakim harus berperan untuk menentukan apa yang
k

merupakan hukum sekalipun peraturan perundang-undangan tidak dapat


ah

membantunya. Perlu dikemukakan bahwa dalam rangka menemukan


R

si
hukum ini isi ketentuan Pasal 16 ayat 1 tersebut harus dihubungkan dengan
ketentuan Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 yang

ne
ng

menyatakan bahwa Hakim sebagai penegak hukum wajib menggali,


mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat,

do
gu

sehingga dengan demikian Hakim dapat memberikan putusan yang sesuai


dengan hukum dan rasa keadilan dalam masyarakat. Hal ini dalam
yurisprudensi tersebut dapat disimpulkan antara lain dari pertimbangan
In
A

hukum yang berbunyi “Berdasarkan azas legalitas serta penerapan azas


keseimbangan hak asasi antara kepentingan perorangan (termohon
ah

lik

peninjauan kembali dengan kepentingan umum, Bangsa dan Negaranya


dilain pihak disamping perseorangan (terdakwa) juga kepentingan umum
m

ub

yang diwakili Kejaksaan tersebut dapat pula melakukan peninjauan kembali


(PK));
ka

ep

4. Bahwa pertimbangan tersebut di atas adalah sesuai dengan Model yang


ah

tertumpu pada konsep “daad – dader- strafrecht “ yang oleh Muladi disebut
R

Model Keseimbangan Kepentingan, yaitu model yang realistis yang


es

memperhatikan pelbagai kepentingan yang harus dilindungi hukum pidana


M

ng

yaitu kepentingan Negara, kepentingan umum, kepentingan individu,


on
gu

Hal. 23 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepentingan pelaku tindak pidana dan kepentingan korban kejahatan

si
(Muladi, Kapita Selekta Hukum Pidana, Universitas Diponegoro, Semarang,
1995, hlm.5) dan selaras pula dengan tujuan hukum dari filsafat hukum

ne
ng
Pancasila, yaitu pengayoman dimana hukum harus mengayomi semua
orang, baik yang menjadi tersangka, terdakwa atau terpidana, maupun
korban tindak pidana;

do
gu 5. Bahwa selain itu pertimbangan hukum tersebut adalah sejalan dengan
ajaran “prioritas baku” tentang tujuan hukum dari Gustav Radbruch, dimana

In
A
“keadilan” selalu diprioritaskan. Ketika Hakim harus memilih antara keadilan
dan kemanfaatan, maka pilihan harus pada keadilan, demikian juga ketika
ah

lik
harus memilih antara kemanfaatan atau dan kepastian hukum, maka pilihan
harus pada kemanfaatan. Ajaran “prioritas baku” tersebut dianut pula oleh
Pasal 18 RUU KUHP yang disusun oleh Panitia Penyusunan RUU KUHP
am

ub
1991/1992 yang berbunyi “Keadilan dan kepastian sebagai tujuan hukum
mungkin saling mendesak dalam penerapan pada kejadian-kejadian nyata.
ep
Dengan menyadari hal tersebut, maka dalam mempertimbangkan hukum
k

yang akan diterapkannya hakim sejauh mungkin mengutamakan keadilan di


ah

atas kepastian hukum”.


R

si
6. Bahwa karena berdasarkan Pedoman Pelaksanaan KUHAP yang
dikeluarkan Menteri Kehakiman hukum, “Tujuan dari hukum acara pidana

ne
ng

adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati


kebenaran materiil ialah kebenaran selengkap-lengkapnya dari suatu

do
gu

perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara


jujur dan tepat dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat
didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta
In
A

pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti


bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa
ah

lik

itu dapat dipersalahkan”, maka KUHAP harus secara maksimal digunakan


untuk mendapatkan kebenaran materiil dengan cara melakukan penafsiran
m

ub

ekstensif terhadap ketentuan-ketentuannya, dan dalam hal ini khususnya


terhadap Pasal 263 KUHAP dengan memungkinkan Jaksa Penuntut Umum
ka

dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali terhadap putusan yang


ep

telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, yang merupakan putusan


ah

bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum;


R

es
M

ng

on
gu

Hal. 24 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan peninjauan kembali

si
yang dapat diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tersebut, perlu dikemukakan
sebagai bahan perbandingan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

ne
ng
1. Pasal 248 ayat 3 Undang-undang No.31 Tahun 1997, menentukan “Atas
dasar alasan yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terhadap
suatu putusan pengadilan yang sudah memperoleh kekuatan hukum yang

do
gu tetap, Oditur dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali apabila
dalam putusan itu suatu perbuatan yang didakwakan sudah dinyatakan

In
A
terbukti tetapi tidak diikuti oleh suatu pemidanaan”;
2. Article 84 Statute of International Criminal Court pada pokoknya menentukan
ah

lik
“1. The convicted person or, after death, spouses, children, parents, or one
person alive at the time of the accused”s death who has been given express
written instructions from the accused to bring such a claim or the prosecutor
am

ub
on the person’s behalf, may apply to the Chamber to revise the final
judgment of conviction or sentence on the grounds that………….”;
ep
3. Artikel 357 Reglement of de Straf Vondering (SV) (S.1847-40) menentukan
k

“De aanvrage tot herzienning wordt bij het Hooggerechtshof aangebracht


ah

door het indienen van een vordering door den procureur-generaal of door
R

si
het indienen van een vorzoekschrift door een veroordeelde te wiens
aanzien het arrest of vonnis in kracht van gewijsde is gegaan, door een

ne
ng

bijzonder daartoe schriftelijk gemachtigde of door zijn raadsman. Het


bepaalde bij art. 120 vindtovereenkomstige toepassing, met dien verstande

do
gu

dat de bemoeeienis, bedoeld bij het tweede lid van dat art, aan den president
van het Hooggerechtshof is opgedragen. (Sv.3563, 358v.);
4. Pasal 4 ayat 1 PERMA No.1 Tahun 1969 menentukan “Permohonan
In
A

peninjauan kembali suatu putusan pidana yang telah memperoleh kekuatan


hukum yang tetap harus diajukan oleh pihak yang berkepentingan atau oleh
ah

lik

Jaksa Agung”;
5. Pasal 10 ayat 1 PERMA No. 1 Tahun 1980 menentukan “Permohonan
m

ub

peninjauan kembali suatu putusan pidana yang telah memperoleh kekuatan


hukum yang tetap harus diajukan oleh Jaksa Agung, oleh terpidana atau
ka

pihak yang berkepentingan”;


ep
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas dan oleh


R

karena permohonan peninjauan kembali tersebut beserta alasan-alasannya


es

telah diajukan dengan cara-cara yang ditentukan undang-undang maka


M

ng

on
gu

Hal. 25 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
permintaan peninjauan kembali dari Jaksa Penuntut Umum tersebut, secara

si
formal dapatlah diterima;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

ne
ng
Peninjauan Kembali/Jaksa Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagai
berikut :

do
gu I. Bahwa kekhilafan atau kekeliruan yang nyata terlihat pada pertimbangan-
pertimbangan yang menjadi dasar amar putusan sebagai berikut:
1. Mahkamah Agung dalam pertimbangannya halaman 15 menyatakan

In
A
“bahwa Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusan Nomor :
16/Pid/2006/PT.DKI tanggal 27 Maret 2006 telah membatalkan putusan
ah

lik
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst dan
dengan mengadili sendiri :
am

ub
 Menyatakan terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto tersebut tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dalam
dakwaan kesatu;
ep
k

 Membebaskan ia oleh karenanya dari Dakwaan Kesatu tersebut;


ah

 Menyatakan terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto terbukti secara


R

si
sah dan meyakinkan, bersalah melakukan tindak pidana memper-
gunakan surat palsu sebagaimana didakwakan dalam dakwaan

ne
ng

kedua;
 Menjatuhkan pidana penjara selama 4 (empat) tahun;

do
 Dan seterusnya;
gu

Bahwa pertimbangan Mahkamah Agung tentang putusan Pengadilan


Tinggi Jakarta, telah dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan
In
A

hakim atau kekeliruan yang nyata. Karena amar putusan Pengadilan


Tinggi Jakarta tersebut sebenarnya berbunyi sebagai berikut :
ah

lik

 Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan


terdakwa;
 Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20
m

ub

Desember 2005 No.1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst yang dimintakan


ka

banding tersebut;
ep

 Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahnan ;


 Dan seterusnya;
ah

2. Bahwa Mahkamah Agung selaku judex facti telah salah menerapkan


es

hukum pembuktian, seharusnya dengan pertimbangannya tersebut


M

ng

menghasilkan kesimpulan bahwa putusan judex facti harus dibatalkan,


on
gu

Hal. 26 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bukan dakwaan tidak terbukti (asal kata kasasi adalah Caseren yaitu

si
membatalkan, lihat kamus hukum Belanda Indonesia Mariane
Termorsituizen);

ne
ng
Atas dasar pembatalan tersebut, maka sesuai ketentuan pasal 50 ayat
(2) Undang-Undang No.14 tahun 1985 yang telah diubah dengan
Undang-Undang No.5 tahun 2004 Tentang Mahkamah Agung, akan

do
gu mengadili sendiri dengan memakai hukum pembuktian yang berlaku bagi
Pengadilan Tingkat Pertama. Jelas disini bahwa Majelis Hakim Kasasi

In
A
telah khilaf dan keliru dengan langsung menyimpulkan pada butir 8
tersebut di atas bahwa (halaman 39 putusan) Mahkamah Agung
ah

lik
berpendapat bahwa unsur-unsur dari Dakwaan Kesatu tidak terpenuhi,
sehingga Dakwaan Kesatu tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.
Oleh karena itu terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan tersebut;
am

ub
Pertimbangan tersebut butir 5 sampai dengan 7 adalah pertimbangan
tentang judex facti telah salah menerapkan hukum pembuktian bukanlah
ep
perimbangan tentang unsur-unsur delik yang didakwakan;
k

Kesalahan nyatanya adalah kesimpulan tersebut ditarik tanpa


ah

pertimbangan yang jelas melanggar pasal 25 Undang-Undang Nomor 4


R

si
Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi “Segala
putusan Pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan

ne
ng

tersebut, memuat pula pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan


yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar

do
gu

untuk mengadili;
Ketentuan pasal tersebut sesuai pula dengan ketentuan pasal 197 ayat
(1) butir d yang berbunyi pertimbangan yang disusun secara ringkas
In
A

mengenai fakta-fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang di-


peroleh dari pemeriksaan siding yang menjadi dasar penentuan
ah

lik

kesalahan. Suatau putusan tanpa dasar atau kurang dasar (Onvoldoende


gemotiveerd) adalah batal demi hukum (pasal 197 ayat (2) KUHAP);
m

ub

3. Bahwa Judex Jurist telah keliru atau salah dalam pertimbangannya,


sehingga menyatakan judex factie salah dalam menerapkan hukum
ka

pembuktian. Pertimbangan tersebut didasarkan atas penilaian terhadap


ep

sebagian fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan dengan tidak


ah

menghubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya,


R

sebagaimana diuraikan dalam putusan kasasi halaman 36 angka 4 dan


es

halaman 37 angka 5;
M

ng

on
gu

Hal. 27 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalam pertimbangan Judex Jurist tersebut terdapat kekeliruan yang

si
nyata mengenai hukum pembuktian dan fakta kejadian, antara lain
sebagai berikut :

ne
ng
Majelis Hakim Kasasi, sama sekali tidak mempertimbangkan hal-hal yang
menyangkut penggunaan surat palsu, dimana karena pembunuhan
terhadap korban Munir, SH, tidak terlepas dari penggunaan surat palsu

do
gu oleh terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto;
Bilamana mempergunakan surat palsu tersebut terbukti, seharusnya

In
A
pembunuhan yang didakwakan terhadap Pollycarpus Budihari Priyanto
harus juga terbukti;
ah

lik
Hal ini diperkuat dengan apa yang termuat dalam putusan kasasi
halaman 35 yang berbunyi : “Bahwa adalah tidak masuk akal seorang
pilot senior seperti terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto, melakukan
am

ub
tindak pidana menggunakan surat palsu hanya untuk dapat menikmati
pergi ke Singapura dan tidur di Hotel mengingat hal tersebut adalah
ep
pekerjaan terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto sehari-hari. Dengan
k

demikian, untuk apa terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto membuat


ah

surat palsu dan selanjutnya mempergunakan surat palsu tersebut agar


R

si
bisa berangkat ke Singapura?;
Inilay seharusnya yang digali dalam pemeriksaan kasasi, sejauhmana

ne
ng

korelasi penggunaan surat palsu tersebut dengan kematian korban


Munir, SH.

do
gu

a) Untuk apa terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto memberikan


tempat duduk kepada korban Munir, SH.?;
b) Untuk apa terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto menelpon ke
In
A

Hand Phone korban Munir, SH. tanggal 4 September 2004 yang


diterima oleh Suciwati (isteri korban Munir, SH.), menanyakan kapan
ah

lik

Munri, SH. berangkat ke Belanda ? dan dijawab Hari Senin tanggal 6


September 2004;
m

ub

c) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa surat palsu yang


dipergunakan oleh terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto adalah
ka

sarana untuk dapat melaksanakan niatnya untuk menghilangkan


ep

nyawa korban Munir, SH. dengan fakta-fakta sebagai berikut :


ah

 Dengan mempergunakan surat palsu tersebut, terpidana


R

Pollycarpus Budihari Priyanto dapat berada dalam satu pesawat


es

dengan korban Munir, SH. karena berdasarkan hasil pemeriksaan


M

ng

di persidangan terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto tidak


on
gu

Hal. 28 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat menjelaskan apa motivasinya mempergunakan surat palsu

si
tersebut;
 Dengan demikian mempergunakan surat palsu tersebut, terpidana

ne
ng
Pollycarpus Budihari Priyanto dapat berkomunikasi langsung
dengan korban Munir, SH. di dalam pesawat;
 Apa maksud terpidana memberikan tempat duduk kepada korban

do
gu Munir, SH. sehingga berpindah tempat duduka ke nomor 3 K
bisnis sambil memberitahukan kepada Purser Brahmanie

In
A
Astawati, bahwa Munir adalah teman dekatnya dan akan duduk
dikursi terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto, sedangkan
ah

lik
terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto sendiri tidak duduk di
tempat duduk Munir, tetapi mondar-mandir di sekitar Pantry dan
bertemu serta menyapa Oedi Irianto, Pramugara yang saat itu
am

ub
menyiapkan well come drink dan juga dengan Pramugari Yetti
Susmiarti;
ep
Dari uraian tersebut di atas, jelas bahwa surat palsu tersebut bukan
k

hanya alat bukti surat dalam Pasal 263 ayat 92) KUHAP (dakwaan
ah

Kedua), tetapi juga alat bukti surat dalam pembunuhan berencana


R

si
terhdap korban Munir, SH. (dakwaan kesatu). Karena dengan
mempergunakan surat palsu tersebut, merupakan sarana atau modus

ne
ng

operandi oleh terpidana Pollycarpus Budihari Priyanto untuk dapat


melakukan pembunuhan terhadap korban Munir, SH.;

do
gu

Bahwa segala perbuatan yang berhubungan dengan surat palsu tersebut,


yang ada hubungannya dengan kematian Munir, SH. dikaitkan dengan
In
keterangan saksi dan keterangan terdakwa adalah merupakan bukti
A

petunjuk dan juga dikenal dalam hukum pembuktian sebagai bukti


berantai (ketting Bewijs)
ah

lik

Dengan demikian kesimpulan Majelis Hakim Kasasi pada halaman 37


Nomor 5 yang menyatakan : “Bahwa berdasarkan fakta-fakta dalam
m

ub

persidangan ternyata pendapat judex facti tersebut di atas sama sekali


tidak didukung dengan satupun alat bukti berupa keterangan saksi, surat
ka

maupun keterangan terdakwa sebagaimana dimaksud pasal 188 ayat (1)


ep

dan ayat (2) KUHAP, tidaklah tepat atau keliru;


ah

Bahwa pendapat Hakim Agung Artidjo Alkostar dalam putusan


R

Mahkamah Agung halaman 42 nomor 9 yang berbunyi : “Tidak ternyata


es

judex facti tidak menerapkan Pasal 183 KUHAP karena judex facti dalam
M

ng

on
gu

Hal. 29 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
putusan telah mempertimbangkan lebih dari dua alat bukti yang sah dan

si
valid. Bukti petunjuk yang sah timbul di persidangan;
Hakim kasasi dalam putusannya halaman 37 point 6, menyatakan

ne
ng
sebagai berikut :
“Bahwa judex facti menyimpulkan saat masuknya (in take) racun arsen
adalah dalam penerbangan Jakarta-Singapura, yaitu pada saat

do
gu penyajian makanan (putusan Pengadilan Negeri hal. 99), kesimpulan
judex facti ini salah, sebab:

In
A
a. Menurut para ahli dalam persidangan, tenggang waktu antara
masuknya arsen ketubuh manusia dan terlihatnya gejala awal adalah:
ah

lik
1) Ket. Addy Quresman ST : 30 menit sampai 4 jam;
2) Ket. Dr. Boedi Sampoerna : 10 menit sampai 110 menit;
3) Ket. Dr. Ridla Bakri : 30 menit sampai 90 menit;
am

ub
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, tenggang waktu rata-
ratanya adalah antara 10 menit sampai 4 jam;
ep
b. Berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan, terlihat gejala awal pada
k

diri korban (Munir), adalah dalam penerbangan pesawat Singapura-


ah

Amsterdam, yaitu ketika korban (Munir) meminta obat promag sekitar


R

si
10-15 menit sebelum take off dan sebelum penyajian makanan, 30-40
menit setelah take off, korban (Munir) tidak mau makan dan

ne
ng

mengatakan kalau perutnya sedang tidak enak (Ket saksi Tia Dewi
Ambari, pramugari, dalam putusan PN hal. 40);

do
gu

c. Rentang waktu perjalanan korban (Munir) dengan pesawat GA 974


pada tanggal 6 September 2004 adalah :
1) Penerbangan pesawat Jakarta-Singapura : 98 menit;
In
A

2) Transit di Bandara Cangi : 60 menit


3) Timbulnya gela awal korban (Munir) dalam pesawat untuk
ah

lik

penerbangan Singapura-Amsterdam : 10-15 menit;


d. Apabila tenggang waktu rata-rata terlihatnya gejala awal racun arsen
m

ub

diterapkan pada rentang waktu perjalanan korban (Munir), maka


terdapat tiga kemungkinan saat masuknya (In take) racun arsen ke
ka

dalam tubuh korban (Munir ) yaitu :


ep

1) Sebelum penerbangan Jakarta – Singapura;


ah

2) Dalam penerbangan Jakarta – Singapura;


R

3) Sesudah penerbangan Jakarta – Singapura ( di Bandara Changi);


es

e. Kapan dan dimana sebenarnya saat masuknya racun arsen ke dalam


M

ng

tubuh korban (Munir) tidak dapat dipastikan, sebab dari fakta-fakta


on
gu

Hal. 30 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam persidangan perkara ini, tidak satupun alat bukti yang dapat

si
dipakai sebagai dasar untuk menentukannya;
Hakim kasasi menimbang dan berpendapat judex facti salah

ne
ng
menerapkan hukum pembuktian. Hal ini menurut pemohon peninjauan
kembali adalah suatu pendapat yang berakibat putusan memperlihatkan
suatu kekhilafan atau kekeliruan pertimbangan hukum, karena Hakim

do
gu Kasasi dalam putusannya pada halaman 35 dan 36 point 1 s/d 5
tersebut, melakukan penilaian terhadap fakta hukum yang diterangkan

In
A
oleh judex facti dan seharusnya tidak dapat dipertimbangkan dalam
putusan kasasi sebagaimana jurisprudensi Mahkamah Agung : 14
ah

lik
PK/Pid/1997, yang menegaskan antara lain :
“Keberatan pemohon kasasi tidak dapat dibenarkan, karena merupakan
pengulangan fakta dari yang telah diterangkan dalam persidangan tingkat
am

ub
Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi berupa penilaian hasil
pembuktian yang bersifat penghargaann tentang suatu kenyataan yang
ep
tidak dapat dipertimbangkan dalam tingkat kasasi, dan pemeriksaan
k

mengenai fakta-fakta hukum berakhir pada tingkat banding, sehingga


ah

pemeriksaan kasasi bukan memeriksa mengenai peristiwa dan pem-


R

si
buktiannya;
Hakim kasasi bukan judex facti dalam kasasi Mahkamah Agung bukan

ne
ng

Pengadilan tingkat tertinggi (tingkat III);


Dari point 6 sub 1,2 dan 3 putusan Mahkamah Agung, jelas memper-

do
gu

lihatkan kekeliruan yang nyata dari judex juris yang melakukan penilaian
pembuktian sehingga judex juris berkesimpulan menyebut istilah
terdapat tiga kemungkinan saat masuknya (intake time) racun arsen ke
In
A

dalam tubuh korban (Munir) yaitu :


1) Sebelum penerbangan Jakarta – Singapura;
ah

lik

2) Dalam penerbengan Jakarta – Singapura;


3) Sesudah penerbangan Jakarta – Singapura ( di Bandara Changi);
m

ub

Pendapat Majelis Hakim kasasi tersebut telah dengan jelas mem-


perlihatkan suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata,
ka

karena judex juris telah melakukan, penilaian terhdap pembuktian yang


ep

merupakan kewenangan judex factie;


ah

Bahwa Hakim Kasasi (Judex Jurist) mempertimbangkan unsur-unsur dari


R

dakwaan kesatu dan menyatakan tidak terpenuhi sehingga dakwaan


es

dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan oleh karena itu
M

ng

terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan kesatu. Menurut pemohon


on
gu

Hal. 31 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
peninjauan kembali pertimbangan Hakim Kasasi (Judex Jurist) adalah

si
keliru, hal ini nyata dari kesimpulannya pada point 8 hal.37 putusan
kasasi, kekeliruan mana dapat pemohon ajukan antara lain:

ne
ng
“Bilamana ingin mengetahui secara jelas dan lengkap bahwa dakwaan
kesatu melalui unsur-unsurnya terbukti atau tidak terbukti, seharusnya
ada suatu penilaian secara obyektif dari masing-masing unsur dari

do
gu dakwaan yang terdapat dalam Pasal 340 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP;
Hal ini sudah pemohon tuangkan di dalam tuntutan Jaksa Penuntut

In
A
Umum melalui pembahasan juridis mulai dari hal 63 s/d hal 73, namun
hal inipun sama sekalit tidak dipertimbangkan oleh judex juris dalam
ah

lik
putusannya, sehingga dalam menentukan alasan dan pendapatnya judex
juris dalam putusannya menjadi keliru;
Sebab seandainya judex juris memperlihatkan dan juga mempertim-
am

ub
bangkan dengan teliti, cermat dan obyektif terhadap semua berkas
termasuk berkas dalam pembahasan juridis yang dibuat Jaksa Penuntut
ep
Umum yang telah memuat semua unsur-unsur dalam dakwaan kesatu,
k

maka judex juris sudah seharusnya menyatakan dakwaan kesatu


ah

terbukti;
R

si
II. Diketemukannya keadaan baru (Novum)

ne
ng

Sesuai dengan ketentuan Pasal 263 ayat (2) huruf a KUHAP, salah satu
alasan diajukannya peninjauan kembali adalah apabila terdapat keadaan

do
gu

baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah
diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, maka hasilnya akan
menjadi putusan menjadi berbeda;
In
A

Berdasarkan hasil penyidikan terhadap perkara atas nama tersangka Indra


Setiawan dan Rochanil Aini telah ditemukan keadaan baru berupa
ah

lik

keterangan saksi, tersangka dan ahli sebagai berikut :


1. Saksi Joseps Ririmase menerangkan sebagai berikut :
m

ub

 Saksi selaku Station Manager Garuda Schippol Amsterdam meng-


gantikan Taufik A. Rahman atas perintah Direktur Strategi dan
ka

Umum tanggal 3 September 2004, melakukan perjalanan Jakarta


ep

Amsterdam tanggal 6 September 2004 dengan Pesawat Garuda GA


ah

974 dan duduk dikursi Nomor : 2K, bersebelahan dengan Asrini


R

Utami Putri, yang duduk dikursi Nomor 2J;


es

 Ketika pesawat transit, di ruang tunggu Bandara Changi Singapura,


M

ng

saksi bertemudengan Ongen Latuihamallo, teman saksi di Ambon


on
gu

Hal. 32 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketika kecil dan Asrini Utami Putri, selanjutnya saksi mengenalkan

si
Asrini Putri kepada Ongen Latuihamallo;
2. Saksi Asrini Utami Putri menerangkan sebagai berikut :

ne
ng
 Saksi adalah penumpang Garuda GA 974 yang berangkat dari
Jakarta menuju Belanda tanggal 6 September 2004, yang duduk
dikursi 2 J bersebelahan dengan tempat duduk Joseps Ririmase.

do
gu Didalam pesawat tersebut saksi berkenalan dengan Joseph
Ririmase;

In
A
 Ketika pesawat transit di Bandara Changi Singapura, saksi ikut turun
menuju ke ruang tunggu transit di Bandar Chani dan bertemu dengan
ah

lik
Joseph Ririmase, selanjutnya Joseph memperkenalkan Ongen
Latuihamallo alias Ongen kepada saksi;
 Ketika di ruang tunggu Bandara Changi Singapura (Room Gate D42
am

ub
saksi melihat Munir duduk di Coffe Bean menghadap kea rah
Smoking Room/Money Changer, bersama-sama dengan Pollycarpus
ep
dan Ongen;
k

3. Saksi Raymond JJ Latuihamallo alias Yongen alias Ongen menerang-kan


ah

sebagai berikut :
R

si
 Saksi adalah penumpang pesawat Garuda GA 974 berangkaat

ne
tanggal 6 September 2004, dari Jakarta menuju Amsterdam dengan
ng

maksud untuk mengunjungi keluarga dan mempromosikan album


musik saksi, karena saksi adalah seorang musisi;

do
gu

 Ketika pesawat transit di Bandara Changi Singapura, saksi bertemu


dengan Josep Ririmase di dalam waiting room Gate D42 dan oleh
In
Joseph, saksi diperkenalkan dengan seorang wanita (Asrini Utami
A

Putri);
 Saat saksi masuk ke Cofee Bean, saksi melihat Pollycarpus baru dari
ah

lik

counter pemesanan minuman sambil membawa 2 gelas minuman,


selanjutnya saksi memesan minuman dan duduk. Di Cofee bean
m

ub

tersebut saksi melihat Munir sedang berbincang-bincang dengan


Pollycarpus sambil minum, selanjutnya saksi duduk dalam meja
ka

ep

tersendiri yang berjarak sekitar 2 meter dari Munir dan Pollycarpus;


4. Saksi Raden Mohammad Patma Anwar alias Ucok alias Empe alias Aa
ah

 Saksi adalah Agen BIN sejak tahun 2000, dengan pangkat Agen
R

Muda Golongan IIIc, berkantor di Jalan Seno Pejaten Pasar Minggu


es
M

Jakarta Selatan, Gedung K Direktorat 22 lantai 2, satu ruangan


ng

dengan Sentot Waluyo dan Murdjono;


on
gu

Hal. 33 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Saksi kenal dengan Munir sejak tanggal 27 Juli 1996, karena saksi

si
sering mengikuti diskusi di kantor Kontras, membahas masalah
dwifungsi ABRI dan Rezim Orde Baru;

ne
ng
 Pada tanggal 8 atau 9 Juli 2004, saksi didatangi oleh Sentot yang
mengatakan kalau saksi dan Sentot dapat tugas dari Bapak E

do
(Deputi II BIN/Drs. Manunggal Maladi) untuk membunuh Munir
gu sebelum Pemilihan Presiden;
 Saksi juga diperintah untuk membuat proposal pengajuan biaya

In
A
untuk operasi membunuh Munir, rencana yang akan dijalankan, car
kerja dan biaya yang dibutuhkan, namun saksi tidak mau membuat
ah

lik
proposal tersebut;
 Saksi juga pernah mencoba untuk menyantet Munir, melalui Ki
Dharma di Ratujaya Depok, namun tidak jadi dilakukan, karena saksi
am

ub
tidak yakni dengan Ki Dharma;
 Saksi bersama-sama Sentot dan Wahyu Saronto (Deputy IV BIN)
ep
k

juga pernah mengunjungi rumah Ki Gendeng Pamungkas untuk


menyantet Munir, namun tidak bertemu dengan Ki Gendeng
ah

R
Pamungkas;

si
 Pada kesempatan lain, Sentot berhasil menemui Ki Gendeng

ne
ng

Pamungkas namun santet tersebut tidak berhasil karena Munir


punya keris;
 Sekitar minggu pertama bulan Agustus 2004, saksi di telepon oleh

do
gu

Sentot yang mengatakan kalau ia punya cairan yang bisa digunakan


untuk membunuh Munir;
In
 Cairan tersebut telah dicoba oleh Sentot dengan cara ikan asin yang
A

dikasih cairan tersebut diberikan ke kucing dan kucing tersebut mati;


 Bahwa pembunuhan melalui cairan/racun tersebut tidak jadi
ah

lik

dilakukan;
 Bahwa saksi pernah meminta cairan yang akan digunakan untuk
m

ub

membunuh Munir, namun menurut keterangan Sentot cairan tersebut


sudah tidak ada, namun saksi diberikan cairan yang katanya sama
ka

ep

dengan cairan tersebut, dan cairan tersebut saat ini sudah disita oleh
Polisi;
ah

 Saksi tidak kenal dengan Pollycarpus, namun saksi pernah melihat


R

es

Pollycarpus diparkiran kantor BIN, sebelum kematian Munir, dengan


M

menggunakan sedan Volvo warna hitam, saat itu saksi sedang


ng

on
gu

Hal. 34 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dibonceng oleh Sentot dan saksi sempat bertanya kepada Sentot

si
yang dijawab oleh Sentot kalau ia (Pollycarpus) adalah orang Garuda
yang ingin bertemu dengan bos-bos saja;

ne
ng
 Bahwa sistem operasi BIN menggunakan sistem Sel atau sistem
jaringan putus, yaitu antara pimpinan/pemberi perintah sampai
pelaksana operasi terputus dan tidak saling kenal atau mengetahui

do
gu tugas yang diberikan;
 Saksi mengetahui Munir meninggal pada tanggal 7 September 2004

In
A
sekitar pukul 15.00 WIB setelah ditelepon oleh Sdr. Ramlan dari front
Nasional Buruh Indonesia (FNBI Pimpinan Dita Indah Sari);
ah

 Ketika saksi mengetahui Munir meninggal, sekitar tanggal 13 atau 14

lik
September 2004, saksi bertanya ke Sentot melalui HP, yang dijawab
oleh Sentot : itu bukan urusan kita, itu urusan bapak-bapak yang di
am

ub
atas;
 Sekitar tanggal 13 Juni 2005, saksi di sms oleh Sentot yang isinya :
ep
Pak sorry aku mau nanya tentang rencana kita terhadap Munir, ada
k

orang lain yang tahu tidak selain kita ? namun sms tersebut tidak
ah

R
sempat saksi jawab;

si
 Bahwa HP milik saksi telah disita oleh Direskrimum Polda Metro

ne
ng

Jaya;
5. Tersangka Ir. Indra Setiawan, MBA menerangkan sebagai berikut :
 Tersangka adalah Direktur Utama Garuda Indonesia yang mener-

do
gu

bitkan dan menandatangani Surat Nomor: Garuda/DZ-2207/04


tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat Penugasan Pollycarpus
In
A

Budihari Priyanto sebagai staf Perbantuan di Unit Corporate


Security;
 Surat penugasan tersebut dikeluarkan tersangka, atas permintaan
ah

lik

tertulis dari Sdr. As’ad, Wakil Kepala Badan Intelijen Negara, sekitar
bulan Juni/Juli 2004, namun surat tersebut hilang bersama-sama
m

ub

dengan tas saksi ketika mobil saksi diparkir di Hotel Sahid pada
tanggal 31 Desember 2004;
ka

ep

6. Ahli Dr. Rer.Nat I Made Agung Gelgel Wirasuta, Msi, Apt. menerangkan
sebagai berikut :
ah

 Korban terdedah oleh Arsen campuran (III) sebanyak 83 % dan As


R

(V) sebanyak 17 % Arsen dalam usus korban belum sempurna


es
M

terserap.
ng

on
gu

Hal. 35 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Konsentrasi As (III) yang relative tinggi di dalam tubuh korban dapat

si
menyebabkan inhibasi reaksi detoksifikasi;
 Terjadi penekanan ekskresi Arsen melalui ginjal akibat pengaruh

ne
ng
keracunan akut Arsen;
 Analisa ratio konsentrasi As (III) dan As (V) di darah korban dan

do
berdasarkan atas simulasi farmakokinetik konstrasi Arsen di darah,
gu dapat diperkirakan waktu “intake “ Arsen terjadi sekitar delapan
hingga Sembilan jam sebelum meninggal;

In
A
Bahwa selain adanya keadaan baru tersebut di atas, di dalam pertimbangan
judex facti telah diperoleh fakta hukum sebagai berikut :
ah

lik
1. Pollycarpus Budihari Priyanto pada tanggal 11 Agustus 2004 mem-
peroleh surat penegasan sebagai Aviation Sequrity dari Dirut Garuda
Indra Setiawan yang sesuai kebiasaan tidak pernah terjadi seorang pilot
am

ub
ditugaskan menjadi Aviation Security;
2. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2004, Rohainil Aini selaku Flight
ep
Operation Support Officer type Air Bus PT. Garuda Indonesia, atas
k

permintaan Pollycarpus telah merubah schedule Pollycarpus, yang


ah

seharusnya pada tanggal 5 s/d 8 September 2004 dengan GA 7890


R

si
Pollycarpus terbang ke Peking dirubah menjadi tanggal 5 dan 6

ne
September 2004 dihapus, tanggal 7 September 2004 ada rapat, dan
ng

tanggal 8 September 2004 stand by;


3. Bahwa pada tanggal 4 September 2004, terdakwa Pollycarpus Budihari

do
gu

Priyanto telah menelpon ke HP Munir yang diterima oleh Suciwati (isteri


Munir) menanyakan apakah Munir berangkat ke Belanda yang dijawab
In
oleh Suciwati bahwa Munir akan berangkat tanggal 6 September 2004,
A

padahal tidak ada hubungan apapun antara Pollycarpus dengan Munir;


4. Pada tanggal 6 September 2004, Pollycarpus Budihari Priyanto dengan
ah

lik

didasarkan surat Dirut Garuda (Indra Setiawan ) Nomor GA/DZ-


2270/04 tertanggal 11 Agustus 2004, menghubungi Rohainil Aini,
m

ub

meminta perubahan jadwal terbangnya, sehingga tanggal 6 September


2004 Pollycarpus sebagai Aviation Security terbang ke Singapura
ka

dengan pesawat GA 974 dan tanggal 7 September 2004 kembali dari


ep

Singapura ke Jakarta dengan pesawat yang pagi, dengan alasan ada


ah

dinas dari Kantor Pusat, tanpa sepengetahuan Ramelgia Anwar dan


R

Karmel Fauza Sembiring;


es
M

ng

on
gu

Hal. 36 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Bahwa pada tanggal 6 September 2004, terdakwa Pollycarpus Budihari

si
Priyanto berangkat dengan pesawat terbang Garuda Indonesia GA 974
jam 22.23 WIB dengan tujuan Singapura bertemu Munir, SH.

ne
ng
6. Bahwa setelah di atas pesawat Pollycarpus Budihari Priyanto duduk di
kelas bisnis nomor 3K dan Munir, SH. duduk di kelas ekonomi nomor 40
G namun tempat duduk tersebut oleh Pollycarpus diberikan kepada

do
gu Munir, SH. tanpa minta persetujuan Brahmani Hastawati selaku Pusher
kemudian Pollycarpus duduk di Premium Class;

In
A
7. Bahwa Pollycarpus tidak pernah melakukan tugas Aviation Security
terbukti laporannya tertanggal 8 September 2004 tidak memenuhi syarat
ah

lik
laporan Aviation Security (isinya bukan hasil dari tugas-tugas sebagai
Aviation Security);
8. Bahwa Pollycarpus setelah sampai di Singapura chek in sendiri di hotel
am

ub
Novotel;
9. Bahwa Munir, SH. jam 00.30 WIB melanjutkan perjanalan ke Belanda
ep
dengan pesawat yang sama dan sekitar 10-15 menit di dalam pesawat
k

Munir, SH. merasa mual dan dengan minta obat maag kepada Tia
ah

Ambari (pramugari) sampai akhirnya muntah-muntah dan meninggal


R

si
dunia 2-3 jam sebelum pesawat landing di bandara Schiphol, Belanda;
10. Bahwa setelah Munir, SH. meninggal dunia, selanjutnya Pollycarpus

ne
ng

menelpon kepada Muchadi PR sebanyak 41 kali namun tidak diketahui


apa isinya kemudian Pollycarpus juga menelpon Yetty Susmiyarti, Oedi

do
gu

Irianto dengan menyatakan untuk bertemu guna menyamakan persepsi


bila dimintai keterangan oleh Polisi agar jawabannya bersesuaian;
11. Bahwa Pollycarpus minta kepada Ramelgia Anwar untuk dibuatkan surat
In
A

guna melegalkan perjalanannya ke Singapura;


Analisa terhadap Keadaan Baru (Novum) dikaitkan dengan fakta-fakta
ah

lik

yang terungkap dalam persidangan:


Berdasarkan keterangan ahli Dr. Rer. Nat. I Made Agung Gelgel Wirasuta,
m

ub

Msi, Apt, kematian korban diperkirakan antara delapan sampai dengan


Sembilan jam setelah minum racun. Menurut keterangan saksi dr. Tarmizi,
ka

Bondan dkk. Korban Munir diperkirakan meninggal tiga jam sebelum


ep

mendarat;
ah

Berdasarkan fakta persidangan, Munir meninggal akibat keracunan Arsen.


R

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium foxilogi Apllied Spdeciation


es

And Consulting, LLC, 953 Industry Drive Tukwila, WA 98188, Seatle USA,
M

ng

on
gu

Hal. 37 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Arsen yang terdapat ditubuh korban Munir adalah jenis As III 83 % dan As V

si
17 %;
Dan berdasarkan keterangan ahli Dr. Rer.Nat. I Made Agus Gelgel Wirsuta,

ne
ng
Msi, Apt, kematian korban Munir diperkirakan delapan sampai Sembilan jam
setelah keracunan;
Sesuai fakta persidangan Munir meninggal dunia sekita tiga jam sebelum

do
gu pesawat sampai/mendarat di Bandara Schipol Belanda. Bahwa jarak
tempuh/waktu penerbangan dari Bandara Changi Singapura ke Bandara

In
A
Schipol Belanda sekitar 12 jam. Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa korban Munir mengkonsumsi Arsen ketika
ah

lik
masih berada di Bandara Changi Singapura;
Bahwa berdasarkan keterangan saksi Joseps Ririmase dan Asrini Utami
Putri, mereka berkenalan di pesawat dalam penerbangan Jakarta
am

ub
Singapura dan ketika pesawat transit di Bandara Changi, Josep Ririmase
memperkenalkan Asrini Utami Putri dengan Raymond J Latuihamalo alias
ep
Ongen di ruang tunggu Bandara Changi;
k

Di ruang tunggu Bandara Changi Room Gate D42, Asrini Utami Putri
ah

melihat Munir duduk di Coffe Bean menghadap ke arah Smoking Room


R

si
atau Money Changer bersama-sama dengan Pollycarpus dan Ongen;
Saksi Raymond J Latuihamalo alias Ongen, menerangkan bahwa saksi

ne
ng

diperkenalkan oleh Josep Ririmase dengan Asrini Utami Putri di Waiting


Room Gate D42 Bandara Changi Singapura. Ketika saksi masuk Coffe

do
gu

Bean saksi melihat Pollycarpus, berjalan dari counter pemesanan minuman


membawa dua gelas minuman. Saksi juga memesan minuman dan duduk
berjarak sekitar dua meter dari tempat duduk Munir dan Pollycarpus dan
In
A

melihat Munir berbincang-bincang dengan Pollycarpus sambil minum;


Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan
ah

lik

sebagai berikut :

1. Bahwa Raden Mohamad Patma Anwar sebagai agen BIN bersama-sama


m

ub

dengan Agen BIN Sentot pernah mendapat tugas dari Deputi II BIN (Drs.
ka

Manunggal Maladi) untuk membunuh Munir sebelum Pemilihan Presiden


ep

baik melalui santet maupun racun;


ah

2. Raden Mohamad Patma Anwar bersama-sama Sentot dan Wahyu


R

Saronto (Deputy IV BIN) juga pernah mengunjungi rumah Ki Gendeng


es
M

Pamungkas untuk menyantet Munir, namun tidak bertemu dengan Ki


ng

Gendeng Pamungkas;
on
gu

Hal. 38 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Sekitar minggu pertama bulan Agustus 2004, Raden Mohamad Patma

si
Anwar ditelpon oleh Sentot yang mengatakan kalau ia punya cairan
yang bisa digunakan untuk membunuh Munir. Dan cairan tersebut telah

ne
ng
dicoba oleh Sentot dengan cara ikan asin yang dikasih cairan tersebut
diberikan ke kucing dan kucing tersebut mati, namun pembunuhan
terhadap Munir tidak jadi dilakukan oleh Raden Mohamad Patma Anwar

do
gu dan Sentot;

In
4. Raden Mohamad Patma Anwar pernah melihat Pollycarpus sebelum
A
kematian Munir, di parkiran BIN, dengan menggunakan sedan Volvo
warna hitam, ketika sedang dibonceng oleh Sentot dan sempat bertanya
ah

lik
kepada Sentot yang dijawab oleh Sentot kalau ia (Pollycarpus) adalah
orang Garuda yang ingin bertemu dengan bos-bos saja ;
am

ub
5. Sekitar bulan Juni/Juli 2004, Ir. Indra Setiawan, MBA selaku Direktur
Utama Garuda Indonesia berdasarkan permintaan tertulis dari As’ad
ep
selaku Wakil Kepala Badan Intelijen Negara telah menerbitkan dan
k

menanda tangani surat nomor : Garuda/DZ-2207/04 tanggal 11 Agustus


ah

R
2004 perihal Surat Penugasan Pollycarpus sebagai Staf Perbantuan

si
(Aviation Security) di Unit Corporate Security;

ne
ng

6. Bahwa Pollycarpus tanggal 4 September 2004, menelpon ke HP Munir


yang diterima Suciwati memastikan keberangkatan Munir ke

do
gu

Amsterdam;

7. Tanggal 6 September 2004, Rohainil Aini atas permintaan Pollycarpus vi


In
A

telepon telah merubah jadwal terbang Pollycarpus, sehingga pada


tanggal 6 September 2004 tersebut, Pollycarpus bisa berangkat sebagai
ah

Aviation Security dengan pesawat GA 974 ke Singapura bersama-sama


lik

dengan Munir;
m

ub

8. Dalam pesawat, Pollycarpus telah menawarkan Munir untuk bertukar


tempat duduk dengan Pollycarpus, tetapi Pollycarpus tidak menempati
ka

tempat duduk korban;


ep

9. Ketika pesawat transit di Bandara Changi, Pollycarpus tidak langsung ke


ah

Hotel seperti crew pesawat lainnya melainkan ikut ke tempat transit di


R

es

Bandara Changi, bahkan terlihat Pollycarpus membawa 2 gelas


M

ng

on
gu

Hal. 39 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
minuman masing-masing untuk Munir dan Pollycarpus, selanjutnya

si
Pollycarpus duduk bersama-sama dengan Munir di Coffee Bean;

10. Ketika pesawat take off menuju Amsterdam sekitar 10 s/d 15 menit,

ne
ng
Munir terlihat sakit dan meminta promag, dan sekitar 2/3 jam sebelum
mendarat di Bandara Schippol, Munir meninggal dunia;

do
gu 11. Berdasarkan hasil lab dari Tukwila Seatle USA, ahli menyimpulkan
waktu in take arsen terjadi sekitar delapan hingga sembilan jam sebelum

In
A
Munir meninggal dunia;

12. Bahwa antara delapan hingga Sembilan jam sebelum Munir meninggal
ah

lik
dunia, posisi Munir berada di Bandara Changi Singapura, sehingga
dapat dipastikan Munir diracun dengan menggunakan Arsen, ketika
am

ub
sedang berada di Coffee Bean Bandara Changi Singapura;

13. Bahwa orang yang meracun Munir adalah Pollycarpus melalui minuman,
ep
k

mengingat orang yang paling dekat dengan Munir pada saat itu dan
ah

yang memberikan minuman kepada Munir adalah Pollycarpus;


R

si
14. Sesudah Munir diketahui meninggal, Raden Mohamad Patma Anwar
sekitar tanggal 13 atau 14 September 2004, menanyakan kepada Sentot

ne
ng

melalui HP, yang dijawab oleh Sentot : itu bukan urusan kita, itu urusan
bapak-bapak yang di atas;

do
gu

15. Bahwa setelah Munir, SH. meninggal dunia, Pollycarpus menelpon


kepada Muchdi PR sebanyak 41 kali namun tidak diketahui apa isinya
In
A

kemudian Pollycarpus juga menelepon Yetty Susmiyarti, Oedi Irianto


dengan menyatakan untuk bertemu guna menyamaka persepsi bila
ah

lik

dimintai keterangan oleh Polisi agar jawabannya bersesuaian;

16. Bahwa sesuai keterangan Raden Mohamad Patma Anwar, sistem


m

ub

operasi Badan Intelijen Negara, menggunakan sistem sel atau sistem


jaringan putus, yaitu antara pimpinan/pemberi perintah sampai
ka

pelaksana operasi terputus dan tidak saling kenal atau mengetahui


ep

tugas yang diberikan;


ah

17. Bahwa dengan dapat dipastikan intake racun terjadi di Bandara Changi
es

Singapura maka perlu dijawab tentang masalah locuk delictie yang


M

ng

tentunya dihubungkan dengan juridictie hukum pidana Indonesia;


on
gu

Hal. 40 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
18. Bahwa walaupun perbuatan member racun terjadi di Bandara Changi

si
Singapura (perbuatan materiilnya/mattriele gedraging), namun akibat
konstitutifnya terjadi di atas pesawat Garuda yang berbendera

ne
ng
Indonesia;
19. Bahwa menurut Van Bemmelen dalam bukunya Ons Strafrecht
Algemeen deel het matriele strafrecht hal 84 : Pada Umumnya diterima

do
gu bahwa tempat dan waktu dari delict adalah tempat dan waktu perbuatan
materiil dilakukan (over het algemeen worden de tijd en de plaats, van

In
A
de matriele gedraging als tijd en plaats van het delicht beschowed),
namun dalam Azewijnse Paard Arrest HR 8 Juni 1936 NJ 36 No.954
ah

lik
diputus bahwa tempat/locus dimana alat bekerja berlaku juga sebagai
tempat dari feit (lihat juga Hazewinkel Suringa Inleideng tot de studie
van de Nederlands Strafrecht hal. 308-309;
am

ub
20. Bahwa selain itu Mahkamah Internasional dalam kasus Lotus Boskourt
juga membenarkan kapal Lotus diadili oleh Pengadilan Turki dengan
ep
menggunakan Hukum Pidana Turki, karena tabrakan kapal Lotus
k

dengan kapal Turki Boskourt mengakibatkan beberapa awak kapal


ah

Turki meninggal, Mahkamah Internasional (Permanent International


R

si
Court of Justice) berpendapat karena akibat dari tabrakan adalah di
atas kapal Turki, maka itu berarti perbuatan terjadi di wilayah Turki;

ne
ng

21. Bahwa dengan demikian walaupun perbuatan materiil dari terdakwa


terjadi di Bandara Changi, namun karena akibat /bekerjanya alat di atas

do
gu

pesawat Indonesia, maka hukum pidana Indonesia dapat diberlakukan


dalam kasus ini;
In
A

Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung


berpendapat :
ah

lik

mengenai alasan Ad.I.1 :


bahwa alasan ini tidak dapat dibenarkan, karena kekeliruan dalam
m

ub

mengutip putusan Pengadilan Tinggi tersebut, bukan merupakan suatu


kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata sebagaimana dimaksud
ka

dalam Pasal 263 ayat 2 huruf c KUHAP;


ep

mengenai alasan Ad.I.2, Ad.I.3


ah

bahwa alasan-alasan ini dapat dibenarkan, yaitu adanya kekeliruan yang


es

nyata, dalam hal ini kesalahan penerapan hukum yang dilakukan oleh Majelis
M

Hakim Kasasi, berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :


ng

on
gu

Hal. 41 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa yang dimaksud kekeliruan yang nyata berdasarkan penjelasan Pasal

si
23 ayat 1 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 adalah termasuk kesalahan
penerapan hukum (lihat juga Ketua Mahkamah Agung, Himpunan Notulen

ne
ng
Rapat Pleno Tahun 1990- Tahun 2000, hlm.621& 623);

2. Bahwa suatu kesimpulan pembuktian dalil putusan judex facti tidak dapat

do
gu masuk dalam kasasi, in casu Majelis Hakim Kasasi telah menilai kembali
hasil pembuktian dari judex facti, dengan menyatakan hasil pembuktian

In
tersebut merupakan hasil assumsi;
A
3. Bahwa Majelis Hakim Kasasi telah keliru dengan berpendapat bahwa alat
ah

lik
bukti petunjuk semata-mata harus hasil kombinasi a. keterangan saksi, b.
surat, c. keterangan terdakwa, padahal “Berdasarkan jiwa dari Pasal 183
KUHAP, maka alat bukti petunjuk telah dapat dibentuk oleh hakim melalui
am

ub
dua alat bukti yang disebutkan dalam Pasal 188 ayat (2), baik dalam jenis
yang berbeda. Yang penting alat bukti yang telah dipergunakan dalam
ep
siding-sidang sebelumnya” (bandingkan Adam Chazawi, Hukum Pembuktian
k

Tindak Pidana Korupsi, Penerbit PT. ALUMNI, Edisi Pertama, cet, ke-1,
ah

R
Tahun 2006, hlm.85); dalam hal ini judex facti untuk membentuk alat bukti

si
petunjuk telah menggunakan alat bukti lebih dari dua keterangan saksi dan

ne
alat bukti surat;
ng

mengenai alasan Ad.II

do
gu

bahwa alasan ini dapat dibenarkan, keterangan saksi di bawah sumpah:


1. Joseph Rerimase, 2. Asrini Utami Putri, 3. Raymod JJ Latuihamollo, 4.
Raden Mohammad Patma Anwar, 5. Ir. Indra Setiawan, MBA dan saksi
In
A

ahli Dr. Rer.Nat. I Made Gelgel Wirasuta, MSi, Apt, adalah merupakan
alat bukti yang sah, karena keterangan yang diberikan telah sesuai
ah

lik

dengan Pasal 185 dan Pasal 186 KUHAP, yang merupakan keadaan
baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263 ayat 1 huruf a, KUHAP,
m

ub

yang dapat menjadi bahan dalam membentuk alat bukti petunjuk yang
telah dibentuk oleh judex facti, yang menunjukkan bahwa benar telah
ka

terjadi tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan kesatu dan


ep

pembuatnya adalah terpidana;


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan Ad.I.2, Ad.I.3 dan Ad.II


R

tersebut di atas, menurut pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan


es
M

untuk mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh


ng

Pemohon Peninjauan Kembali : Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri


on
gu

Hal. 42 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jakarta Pusat dan membatalkan putusan Mahkamah Agung tanggal 3 Oktober

si
2006 No: 1185 K/Pid/2006 serta Mahkamah Agung akan mengadili kembali
perkara ini dengan mengambil alih pertimbangan/pendapat putusan Pengadilan

ne
ng
Tinggi Jakarta tanggal 27 Maret 2006, Nomor: 16/PID/2006/PT.DKI yang telah
menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember
2005 Nomor: 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst, yang memang sudah tepat dan

do
gu benar, kecuali mengenai lamanya pidana penjara yang dijatuhkan;

In
Menimbang, bahwa mengenai lamanya pidana yang akan dijatuhkan
A
terdapat perbedaan pendapat, Hakim Anggota I DR. H. PARMAN
SOEPARMAN, SH.MH dan Hakim Anggota IV DR.HARIFIN TUMPA, SH.MH.
ah

lik
mengusulkan lamanya pidana yang akan dijatuhkan adalah pidana penjara
selama 14 ( empat belas ) tahun, sesuai dengan lamanya pidana penjara yang
am

ub
dijatuhkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 27 Maret 2006
No.16/PID/2006/PT.DKI jo putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20
Desember 2005 No.1361/PID.B/2005/PN.JKT.PST. sedangkan Hakim Ketua
ep
k

Majelis, Hakim Anggota II dan Hakim Anggota III mengusulkan lamanya pidana
ah

penjara yang akan dijatuhkan adalah 20 tahun ( dua puluh tahun );


R

si
Menimbang, bahwa yang menjadi alasan Hakim Anggota I Dr. Parman

ne
Soeparman, SH.MH dan Hakim Anggota IV. Dr. H. Harifin Tumpa, SH.
ng

mengusulkan untuk pidana yang dijatuhkan sesuai dengan pidana yang


dijatuhkan oleh judex facti adalah sebagai berikut :

do
gu

1. bahwa Pasal 266 ayat 3 KUHAP menentukan bahwa “Pidana yang


dijatuhkan dalam putusan peninjauan kembali tidak boleh melebihi pidana
In
yang telah dijatuhkan dalam putusan semula”, sehingga in casu ada batas
A

maksimum pidana yang boleh dijatuhkan oleh Majelis Hakim peninjauan


kembali, yaitu lamanya pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan semula,
ah

lik

dalam hal ini lamanya pidana yang telah dijatuhkan oleh Mahkamah Agung
dalam pemeriksaan tingkat kasasi, oleh Pengadilan Tinggi dalam
m

ub

pemeriksaan tingkat banding yang telah menguatkan putusan Pengadilan


Negeri;
ka

2. bahwa sehubungan dengan batas maksimum ancaman pidana tersebut,


ep

perlu dikemukakan pendapat sebagai berikut :


ah

a. bahwa menurut Nigel Walker “kebanyakan KUHP disusun sesuai dengan


R

penganut golongan 2a (terhadap limiting retributiust) yaitu dengan


es
M

menetapkan pidana maksimum sebagai batas atas, tetapi mewajibkan


ng

pengadilan untuk menggunakan batas maksimum tersebut (Dwidja


on
gu

Hal. 43 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Priyatno, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, PT. Refika

si
Aditama, Cetakan Pertama : Juni 2006, hlm.25)”;
b. bahwa dengan alasan apapun juga tidak diperkenankan menjatuhkan

ne
ng
pidana penjara lebih dari apa yang diterapkan ketentuan pasal 10 (a) (Jan
Rumenelink ), Hukum Pidana, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
2003, hlm.465;

do
gu c. menurut Beccaria, “bahwa doktrin hukum pidana harus sesuai dengan
keyakinan sedangkan filsafat kebebasan kehendak, yang didasarkan atas

In
A
kedonisme sebagai konsekwensinya, maka hukum pidana harus
dirumuskan dengan jelas dan tidak memberikan kemungkinan bagi hakim
ah

lik
untuk melakukan penafsiran hanya badan perundang-undangan yang
dapat menetapkan pidana, yang juga harus dirumuskan secara tertulis
dan tertutup bagi penafsiran oleh hakim “ (Dwiga Priyatno op.cit, hlm.32);
am

ub
d. bahwa arrest Hoge Raad tanggal 21 Desember 1929, N.J 1929 : 29,
pada pokoknya berpendapat “jikalau kata-kata atau rumus undang-
ep
undang itu cukup jelas, maka hakim tidak boleh menyimpang dari kata-
k

kata tersebut, walaupun yang sungguh pembuat undang-undang ini


ah

berlainan dengan arti kata tersebut (H.A. Zainal Abidin Farid, Hukum
R

si
Pidana I, Sinar Grafika, cetak kedua, Juli 2007, hlm.115), dan in casu
kata-kata atau rumusan Pasal 266 ayat 3 KUHAP sudah cukup jelas,

ne
ng

sehingga hakim tidak boleh menyimpang dari kata-kata dalam


ketentuan undang-undang tersebut”;

do
gu

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Hakim


Anggota I Dr. Parman Soeparman, SH.MH. dan Hakim Anggota IV Dr. H.
Harifin Tumpa, SH. berpendapat lamanya pidana yang boleh dijatuhkan
In
A

terhadap terpidana dalam perkara peninjauan kembali ini tidak boleh melampui
batas maksimum yang secara jelas ditentukan oleh Pasal 266 ayat 3 KUHAP,
ah

lik

yaitu “lamanya pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan semula” dan in
casu lamanya pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa oleh Mahkamah Agung
m

ub

dalam tingkat kasasi adalah pidana penjara selam 2 tahun, lamanya pidana
penjara yang dijatuhkan oleh Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan
ka

Pengadilan Negeri adalah selama 14 tahun. Sehingga karena itu kedua Hakim
ep

Anggota tersebut berpendapat apabila dalam perkara peninjauan kembali ini,


ah

kepada terpidana dijatuhkan pidana penjara melebihi 14 tahun, adalah


R

merupakan kesalahan dalam penerapan hukum;


es

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Hakim


M

ng

Anggota I Dr. Parman Soeparman, SH.MH. dan Hakim Anggota IV Dr. H.


on
gu

Hal. 44 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Harifin Tumpa, SH. mengusulkan agar kepada terpidana yang dinyatakan

si
terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana
yang didakwakan tersebut dapat dijatuhkan pidana penjara selama 14 (empat

ne
ng
belas) tahun dengan dikurangi masa penahanan yang telah dijalani oleh
terpidana tersebut menyimpang dari ketentuan Pasal 266 ayat 3 KUHAP;
Menimbang, bahwa yang menjadi alasan Ketua Majelis Bagir Manan,

do
gu Hakim Anggota II Djoko Sarwoko, SH.MH, Hakim Anggota III Prof.Dr. Paulus E.
Lotulung, SH. untuk menjatuhkan pidana yaitu pidana penjara selama 20

In
A
tahun, melampaui lamanya pidana yang telah dijatuhkan oleh Mahkamah
Agung dalam pemeriksaan tingkat kasasi, yaitu selama 2 tahun , dan lamanya
ah

lik
pidana yang dijatuhkan oleh Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan
Pengadilan Negeri dalam pemeriksaan tingkat banding adalah pidana penjara
14 tahun, berdasarkan alasan-alasan yang pada pokoknya sebagai berikut :
am

ub
1. bahwa tindak pidana yang dinyatakan terbukti antara lain adalah
“Pembunuhan Berencana” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340 KUHP
ep
dengan ancaman pidana hukuman pidana penjara seumur hidup atau
k

selama waktu tertentu, paling lama (maksimum) 20 tahun, sehingga apabila


ah

pidana yang dijatuhkan hanya 14 (empat belas) tahun adalah kurang


R

si
sepadan dengan tindak pidana yang terbukti tersebut, dan lamanya pidana
tersebut lebih sesuai kalau dijatuhkan terhadap pelaku tindak pidana

ne
ng

“Pembunuhan” dalam Pasal 338 KUHP;


2. bahwa adanya keadaan-keadaan yang memberatkan pemidanaan yang

do
gu

tidak dipertimbangkan oleh judex facti, yaitu:


a. Pembunuhan berencana yang dilakukan oleh terpidana sangat keji
b. Pembunuhan terhadap korban yang sedang dalam perjanlanan untuk
In
A

belajar, untuk mempersiapkan masa depan diri, keluarga maupun


sumbangan yang lebih baik kepada Negara dan bangsa;
ah

lik

c. Pembunuhan ini dilakukan semata-mata karena kebencian terhadap


korban yang dalam pernyataan-pernyataan dipandang sangat tidak
m

ub

menyenangkan, walaupun demikian, tidak satupun perbuatan korban


merupakan ancaman bahaya nyata bagi bangsa dan Negara sehingga
ka

perlu dilakukan pembunuhan terhadap korban;


ep

d. Pembunuhan terhadap korban tersebut menimbulkan reaksi begitu luas


ah

baik nasional maupun internasional yang sungguh-sungguha


R

mempermalukan Indonesia yang sedang gigih membangun demokrasi,


es

Negara berdasarkan atas hukum dan hak asasi manusia;


M

ng

on
gu

Hal. 45 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e. Terpidana baik dalam persidangan maupun di luar persidangan berusaha

si
mengaburkan perbuatannya dengan membuat pernyataan-pernyataan
yang mempersulit bahkan meremehkan upaya menjalankan peradilan

ne
ng
secara layak;

Menimbang, bahwa selain itu hal-hal lain yang dapat menjadi alasan

do
gu penjatuhan pidana yang lamanya melampaui pidana maksimum sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 266 ayat 3 KUHAP tersebut menurut pendapat Hakim

In
Ketua Majelis, Hakim Anggota II dan Hakim Anggota III tersebut adalah :
A
1. Bahwa sesuai dengan teori retributive yang murni (the pure retributivist)
ah

lik
“pidana harus cocok dan sepadan dengan kesalahan si pembuat”, dan in
casu pidana penjara yang lamanya 14 tahun tidak sepadan dengan
kesalahan yang dilakukan oleh terpidana yaitu “Melakukan pembunuhan
am

ub
berencana dan membuat surat palsu”;

2. Bahwa selain harus cocok dan sepadan dengan kesalahan sipembuat (cq
ep
k

terpidana) pidana yang dijatuhkan harus sesuai dengan keadilan. Dimana


ah

keadilan menurut ajaran “prioritas baku” dari Gustav Radbruch harus


R

si
selalu diprioritaskan, oleh karena itu manakala hakim harus memilih antara
keadilan dan kemanfaatan maka pilihan harus pada keadilan, demikian juga

ne
ng

ketika harus memilih antara kemanfaatan atau dan kepastian hukum, maka
pilihan harus pada kemanfaatan. Ajaran “prioritas baku” ini dianut pula oleh

do
gu

Pasal 18 RUU KUHP yang disusun oleh Panitia Penyusunan RUU KUHP
1991/1992 yang berbunyi “keadilan dan kepastian sebagai tujuan hukum
mungkin saling mendesak dalam penerapan pada kejadian-kejadian nyata.
In
A

Dengan menyadari hal tersebut, maka dalam mempertimbangkan hukum


yang akan diterapkannya hakim sejauh mungkin mengutamakan keadilan di
ah

lik

atas kepastian hukum”; Sehingga oleh karena itu untuk mewujudkan


keadilan dalam pemidanaan, Mahkamah Agung dapat saja menyimpang
m

ub

dari ketentuan Pasal 266 ayat 3 KUHAP atas dasar keadilan dan
kemanfaatan dalam perkara ini lebih diutamakan dari kepastian hukum,
ka

mengingat jenis tindak pidana yang terbukti adalah sangat berat disertai
ep

cara-cara melakukannya dan akibatnya mengharuskan dijatuhkan pidana


ah

yang cocok dan sepadan dengan kesalahan terpidana/termohon peninjauan


R

kembali ;
es
M

3. Bahwa Pompe pada pokoknya berpendapat Asas Legalitas itu bukanlah


ng

asas mutlak, sebab dalam keadaan mendesak demi keadilan dan


on
gu

Hal. 46 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kemanfaatan boleh disingkirkan. Keadilan dan kemanfaatan tidak boleh

si
ditujukan kepada sebagian besar rakyat, sebagai dikemukakan oleh
penganut-penganut utilitarisme, juga tidak terhadap massa, yaitu suatu

ne
ng
jumlah tertentu orang-orang sebagai diajarkan oleh demokrasi liberal, dan
bukan terhadap golongan tertentu, yakni kaum proletar, seperti
diperjuangkan oleh kaum komunis, tetapi untuk masyarakat seluruhnya

do
gu (H. Zainal Abidin Farid, op.cit, hlm. 137) ;

In
Menimbang, bahwa oleh karena terjadi perbedaan pendapat dari Majelis
A
Hakim mengenai lamanya pidana yang dijatuhkan dan walaupun telah
diusahakan dengan sungguh-sungguh tetapi tidak tercapai permufakatan maka
ah

lik
sesuai dengan Pasal 182 ayat 6 KUHAP jis Pasal 19 Undang-undang No.4
Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 30 Undang-undang No.5
am

ub
Tahun 2004 jo. Undang-Undang No.14 Tahun 1985, Majelis setelah
bermusyawarah telah mengambil putusan berdasarkan suara terbanyak (cq
Hakim Ketua Majelis Bagir Manan, Hakim Anggota II Djoko Sarwoko, SH.MH.
ep
k

dan Hakim Anggota III Prof. Dr. E. Paulus Lotulung, SH. ) yaitu kepada
ah

terpidana /termohon peninjauan kembali dijatuhkan pidana penjara selama 20


R

si
(dua puluh) tahun;

ne
Menimbang, bahwa karena terpidana tetap dinyatakan bersalah dan
ng

harus dihukum, maka biaya perkara ini dalam semua tingkatan peradilan harus
dibebankan kepada terpidana tersebut;

do
gu

Memperhatikan Pasal-Pasal dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004,


In
Undang-Undang No.5 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985,
A

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 (KUHAP), Kitab Undang-Undang Hukum


Pidana (KUHP) dan Pasal-Pasal dari Undang-Undang lain yang bersangkutan;
ah

lik

MENGADILI
m

ub

Mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh


ka

Pemohon Peninjauan Kembali : JAKSA PENUNTUT UMUM PADA


ep

KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA PUSAT tersebut ;


ah

Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI tanggal 3 Oktober 2006,


R

No.1185 K/Pid/2006 yang telah membatalkan putusan Pengadilan Tinggi


es

Jakarta tanggal 27 Maret 2006, Nomor: 16/PID/2006/PT.DKI, yang telah


M

ng

on
gu

Hal. 47 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember

si
2005, Nomor:1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst;

MENGADILI KEMBALI :

ne
ng
Menyatakan Terpidana : POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO
tersebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan

do
gu tindak pidana :

1. MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERENCANA;

In
A
2. MELAKUKAN PEMALSUAN SURAT;
ah

lik
Menghukum oleh karena itu terpidana dengan pidana penjara selama :
20 (dua puluh) tahun;
Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terpidana dikurangkan
am

ub
seluruhnya dari hukuman yang dijatuhkan;
Menetapkan barang-barang bukti berupa :
ep
1. 1 (satu) lembar Asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor
k

GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 11 Agustus 2004 perihal Surat Penugas-


ah

R
an, yang ditujukan kepada POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO/

si
522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan ditandatangani oleh

ne
INDRA SETIAWAN (Direktur Utama PT. Garuda Indonesia) ;
ng

3. 1 (satu) lembar foto copy Surat dan Chief Pilot A. 330 yang ditanda-
tangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/210/04 tanggal 31 Agustus 2004

do
gu

perihal Mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas


nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO ;
In
4. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang ditanda-tangani
A

oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6 September 2004 perihal


mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas nama
ah

lik

Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO ;


5. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop Garuda
m

ub

Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : ISI/1177/04 tanggal 4


September 2004 Penugasan yang ditandatangani oleh M. RAMELGIA
ka

ANWAR (Vice Corporate Security) ;


ep

6. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop Garuda


ah

Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04 tanggal 15


R

September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani oleh RAMELGIA


es
M

ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri 00781 ;


ng

on
gu

Hal. 48 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7. 3 (tiga) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-tangani

si
oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP yang ditujukan kepada
Bapak VP Corporate Security PT. Garuda Indonesia;

ne
ng
8. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda-tangani
oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang ditujukan kepada
Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda Indonesia ;

do
gu 9. 1 (satu) Bundel Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan kepada
Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. GARUDA INDO-NESIA yang

In
A
ditandatangani oleh Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO
BHP/522659 tentang Laporan Penugasan PDZ-2270/04 ;
ah

lik
10. 1 (satu) buah ID Card An. POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO No.
522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pada tanggal 16 Juni 2004
yang ditandatangani oleh VP. HR. MANAGEMENT DAAN ACHMAD ;
am

ub
11. 1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An. Terdakwa
POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/O Garuda GA 826 Room No.
ep
1618 tiba tanggal 6 September 2004 berangkat tanggal 7 September 2004 ;
k

12. Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI


ah

PRIYANTO tanggal 1 Agustus s/d 26 September 2004 ;


R

si
13. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol Algemene
Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood MUNIR Geboren : 08-

ne
ng

12-1965 te Malang, Indonesia ;


14. Copy surat “Verslag betreffende een niet natuurlijke dood”, yang dikeluarkan

do
gu

oleh HB Dammen selaku “de Officer van Justitle in het Arrondissement


Haarlem”, 7 September 2004 ;
15. Surat “Voorlopige Bevindugen” yang dikeluarkan oleh dr. R. VISSER selaku
In
A

Patholoog dari Ministerie van Justitie-Nederlands Forensich Instituut, di


Rijkwijk 8 September 2004 ;
ah

lik

16. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenazah Mr. MUNIR selama
Sectie tanggal 8 September 2004 ;
m

ub

17. Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat
Arrondissementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober 2004 ;
ka

18. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitia No. 04-419/R102 dibuat
ep

oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitie – Nederlands Forensich


ah

Instituut tanggal 13 Oktober 2004 ;


R

19. Surat “Deskundigenrapport, voorlopig rapport” yang dikeluarkan oleh dr. K.J.
es

LUSTHOV, apotheker – toxicoloog dari Ministerie van Justitie – Nederlands


M

ng

Forensicht Instituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw kenmerk BPS/XPOL


on
gu

Hal. 49 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer : 2004419, tanggal 1 Oktober

si
2004 ;
20. Surat “Deskundigenrapport, voorlopig rapport” yang dikeluarkan oleh dr. K.J.

ne
ng
LUSTHOV, apotheker – toxicoloog dari Ministerie van Justitie- Neederlands
Forensisch Intituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw Kenmerk BPS/XPOL
Nummer PL278C/04-08133, Sectie Nummer : 2004419, tanggal 4 Nopember

do
gu 2004 ;
21. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah dilegalisir dari Ministerie

In
A
van Justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia tanggal 25
Nopember 2004 ;
ah

lik
22. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam berikut nomor
kartu (Sim Card) nomor : 081596690617 ;
23. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration pener-bangan
am

ub
Jakarta-Singapura tanggal 6 September 2004 ;
24. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura-
ep
Amsterdam tanggal 7 September 2004 ;
k

25. Satu buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS ;


ah

26. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut tasnya ;
R

si
27. Hand Phone Merek Nokia 9210, CE 168 type RAE-3N ;
28. Simcard Nomor Telkomsel No. 621010 0013006566 ;

ne
ng

29. Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH pada penerbangan Jakarta-


Singapura-Amsterdam ;

do
gu

Dikembalikan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk digunakan dalam perkara


lain;
In
A

Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada


terpidana yang dalam pemeriksaan peninjauan kembali sebesar Rp.2.500,- (dua
ah

lik

ribu lima ratus rupiah) ;


m

ub

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah


Agung pada hari Jum’at tanggal 25 Januari 2008 oleh BAGIR MANAN Ketua
ka

Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, DR. H. PARMAN SOEPARMAN,


ep

SH.MH., DJOKO SARWOKO, SH.MH., Prof.DR. PAULUS E. LOTULUNG, SH.


ah

dan DR. HARIFIN TUMPA, SH.MH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota dan
R

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua
es

Majelis beserta, Hakim-Hakim anggota tersebut, dan dibantu oleh ROCKY


M

ng

PANJAITAN, SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Pemohon


on
gu

Hal. 50 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
peninjauan kembali /Jaksa Penuntut Umum, dan Termohon peninjauan

si
kembali/Terpidana.

ne
ng
Anggota-Anggota Ketua

do
gu

In
A
ah

lik
Panitera Pengganti
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 51 dari 51 hal. Put. No.109 PK/Pid/2007


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
P U T U S A N

1' Jo. 1 1 8 5 K/Pid/2006

D E M I KEADILAN BERDASARKAN K E T U H A N A N YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah m e m u tu s k an sebagai

b e r i k u t d a l a m perkara T erdakwa :

Nam a : POLL Y C A R P U S B U D I H A R I PRIYANTO

Tempat l a h i r :Solo ;

U m u r I t a n g g a l l a h i r : 44 t a h u n I 26 J a n u a r i 1 9 6 1 ;

Jenis kelamin : Laki-laki ;

Kebangsaan : Indonesia ;

Tempat t i n g g a l : J I . P a m u l a n g Permai I Blok B No. 1 RT.

0 1 / 2 2 P a m u l a n g Barat, Tangerang ;

Agama : Khatolik;

Pekerjaan : Pilot G a r u d a ;

Terdakwa berada d a l a m d i t a h a n :

1. P e n y i d i k sejak t a n g g a l 1 9 Maret 2 0 0 5 s a m p a i d e n g a n t a n g g a l 7 April

2005;

2. Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 8 April 2005

sampai dengan t a n g g a l 1 7 Mei 2 0 0 5 ;

3. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 18 Mei

2005 sampai dengan tanggal 1 6 J u n i 2005 ;

4. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 17 Juni

2005 sampai dengan tanggal 1 6 J u l i 2005 ;

5. P e n u n t u t U m u m sejak t a n g g a l 1 5 J u l i 2005 sampai dengan tanggal 3

Agustus 2005 ;

6. Hakim Pengadilan Negeri sejak t a n g g a l 29 J u l i 2005 s a m p a i d e n g a n

t a n g g a l 27 Agustus 2005 ;

7. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 28

Agustus 2 0 0 5 s a m p a i d e n g a n t a n g g a l 26 Oktober 2005 ;

8. Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilaan Tinggi sejak tanggal 27

Oktober 2005 s a m p a i d e n g a n t a n g g a l 2 5 N o p e m b e r 2 0 0 5 ;

9. Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilaan Tinggi sejak tanggal 26

N o p e m b e r 2005 s a m p a i d e n g a n t a n g g a l 2 5 D e s e m b e r 2005 ;

1 0 . Hakim Pengadilan Tinggi sejak tanggal 21 Desember 2005 sampai

d e n g a n t a n g g a l 1 9 J a n u a r i 2006 ; v

Hal. 1 d a r i 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


1 1 . Perpanjangan oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi sejak t a n g g a l 20

J a n u a r i 2 0 0 6 s a m p a i d e n g a n t a n g g a l 20 Maret 2006 ;

1 2 . Perpanjangan Wakil Ketua Mahkamah Agung R.I. bidang Yudisial

sejak t a n g g a l 2 1 Maret 2006 s a m p a i d e n g a n t a n g g a l 1 9 A p r i l 2006 ;

1 3 . Berdasarkan Penetapan Ketua M a h k a m a h A g u n g R e p u b l i k I n d o n e s i a

No. 364/2006/S.231.TAH/PP/2006/MA, tanggal 19 April 2006,

Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 50 (lima puluh) hari,

t e r h i t u n g sejak t a n g o a l 1 9 April 2006 ;

1 4 . Perpanjangan berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung RI

No. 503/2006/S.231.TAH/PP/2006/MA, tanggal 18 Mei 2006,

Terdakwa d i p e r i n t a h k a n untuk ditahan s e l a m a 60 ( e n a m puluh) hari,

t e r h i t u n g sejak t a n g g a l 8 J u n i 2006 ;

1 5 . Perpanjangan berdasarkan Penetapan Ketua M a h k a m a h Agung R.I.

No. 565/2006/1185 K/PP/2006/MA tanggal 31 Juli 206, Terdakwa

diperintahkan untuk ditahan selama 30 (tiga puluh) hari, terhitung

sejak t a n g g a l 7 A g u s t u s 2006 ;

1 6 . Perpanjangan berdasarkan Penetapan Ketua M a h k a m a h Agung R.I.

No. 625/2006/1185 K/PP/2006/MA, tanggal 29 Agustus 2006,

Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 30 (tiga puluh) hari,

t e r h i t u n g sejak t a n g g a l 6 S e p t e m b e r 2 0 0 6 ;

yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena

didakwa:

KESATU :

Bahwa Terdakwa P O L L Y C A R P U S B U D I H A R I PRIYANTO b a i k b e rt i n d a k

secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama dengan YETI SUSMIARTI dan

OEDI IRIANTO (dalam berkas terpisah) pda hari Senin tanggal 6 September

2004 s a m p a i d e n g a a n S e l a s a t a n g g a l 7 September 2004 atau setidak-tidaknya

pada suatu waktu tertentu dalam bulan September 2004 bertempat di dalam

Pesawat Garuda Indonesia Airways Nomor Penerbangan GA-97 4 tujuan

Jakarta Singapura yang berdasarkan Pasal 3 K U H P juncto Pasal 86 KUHAP,

Pengadilan Negeri J a k a rt a Pusat b e rw e n a n g memeriksa dan mengadili

perkaranya, telah melakukan, menyuruh melakukan atau turut melakukan

perbuatan dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan

jiwa o r a n g l a i n yaitu jiwa k o r b a n M U N I R , S . H . yang d i l a k u k a n Terdakwa d e n g a n

cara-cara s e b a g a i berikut :

Bahwa Terdakwa P O L L Y C A R P U S B U D I H A R I P R I Y A N T O yang sejak t a h u n

1999 telah melakukan berbagai kegiatan dengan dalih untuk rn e n e q a k k a n c-

H a l . 2 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


Negara Kesatuan Republil< Indonesia melihat korban MUNIR, SH sebagai

aktifis LSM dan Ketua ��ontras yang sering mengidentifikasikan dirinya

penggerak dan pelopor pembangunan demokrasi, membela Hak Asasi

M a n u s i a dan tidak jarang b a h k a n terbiasa mengkritisi program Pemerintah,

melakukan kritik sosial, komentar, tanggapan yang bernada negatif serta

kegiatan lainnya, yang dinilai oleh Terdakwa maupun pihak tertentu telah

s a n g a t m e n g g a n g g u d a n m e n j a d i h a l a n g a n atau k e n d a l a b a g i terlaksananya

program pemerintah, mengakibatkan adanya pihak, termasuk Terdakwa

s e n d i r i yang t i d a k dapat m e n e r i m a n y a ;

Berlatarbelakang anggapan dan penilaian tersebut mendorong Terdakwa

merasa perlu harus menghentikan kegiatan korban MUNIR, S.H. dengan

merencanakan cara-cara yang sangat matang untuk menghilangkan jiwa

. -�--� korban M U N I R , S . H . ;

/» �)�- Guna mewujudkan rencananya menghilangkan jiwa korban MUNIR, SH

{! I . \t m u l a i l a h Terdakwa memonitor kegiatan MUNIR, SH. Baik secara langsung

ti!; � /'{,: I c·,J maupun tidak langsung, hingga diketahuinya rencana korban MUNIR, SH.

· / ' Ii
� ' i yang akan berangkat ke B e l a n d a u n t u k m e l a n j u t k a n study ;
f

Selanjutnya untuk memastikan tentang kepastian keberangkatan MUNIR,

SH. tersebut pada tanggal 4 September 2004 Terdakwa telah berusaha

menelpon MUNIR, S.H. melalui Handphone milik MUNIR, S.H., yang

ternyata diterima o l e h saksi SUCIWATI (istri MUNIR, S . H . ) d e n g a n maksud

menanyakan kapan keberangkatan MUNIR, S.H. ke B e l a n d a yang dijawab

oleh saksi SUCIWATI bahwa MUNIR, S.H., akan berangkat hari Senin

t a n g g a l 6 S e p t e m b e r 2004 ;

Setelah mengetahui kepastian tanggal keberangkatan MUNIR, S.H., maka

Terdakwa l a l u mencari p e l u a n g a g a r bisa b e r a n g k a t bersama-sama d e n g a n

MUNIR, S.H., p a d a t a n g g a l 6 September 2 0 0 4 , d i m a n a Terdakwa m e m i n t a

p e r u b a h a n t u g a s p e n e r b a n g a n s e b a g a i extra crew s e d a n g k a n sesuai jadwal

tugasnya Terdakwa pada tanggal 5 September 2004 sampai dengan 9

September 2004 seharusnyalah berangkat ke Peking China namun

kemudian dirubah pada tanggal 6 September 2004 menjadi ke Singapura.

Perubahan tersebut t e rt u a n g dalam Nota Perubahan nomor : O F A/ 2 1 9 / 0 4

t a n g g a l 6 September 2004 yang d i b u a t o l e h R O H A I N I L A I N I d e n g a n alasan

yang d i k e m u k a k a n Terdakwa saat itu a d a l a h karena a d a n y a t u g a s d a r i saksi

R A M E L G I A ANWAR s e l a k u Vice P r e s i d e n t Corporate Security PT. Garuda

Indonesia yang untuk selanjutnya dalam pelaksanaannya akan

menghubungi Chief Pilot KARMAL FAUZA SEMBIRING. Pada penugasan v

H a l . 3 dari 46 h a l . Put N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


tersebut sebenarnyalah tidak pernah ada, namun karena alasan tersebut

maka diterbitkanlah General Declaration bagi keberangkatan Terdakwa ke

Singapura sebagai Extra Crew dinyatakan untuk melaksanakan tugas

Aviation Security sementara tugas Aviation Security tersebut bukanlah

merupakan spesialisasi tugas Terdakwa yang tugas pekerjaannya di

l i n g k u n g a n PT. G a r u d a I n d o n e s i a a d a l a h s e b a g a i P i l o t atau setidak-tidaknya

Terdakwa t i d a k m e m p u n y a i surat k h u s u s s e b a g a i Aviation Security ;

Selanjutnya pada tangga 6 September 2004 Terdakwa berangkat ke

Bandara lnternasional Soekarno-Hatta untuk terbang ke Singapura dengan

menumpang pesawat Garuda Indonesia Airways dengan nomor

penerbangan GA-974, pesawat yang sama yang ditumpangi oleh MUNIR,

S . H . ;

Setelah m e l a k u k a n check i n , Terdakwa kemudian b e r j a l a n m e n u j u pesawat

melalui koridor yang menghubungkan ruang tunggu dengan pintu pesawat.

r.
;;,4
� \il
«: Saat itu Terdakwa melihat MUNIR, S.H. sedang berjalan menuju pintu
J� O·,

J:; r:�. ,, pesawat ;

r "-'"'' " . "

\ ::a ,& - ( rerdakwa kemudian menghampiri MUNIR, S.H. sambil menyapa dan

\ -&1 a
it ' · � m e n a n y a k a n tempat duduk yang oleh MUNIR, S.H., ditunjukkan seat
,, l

,>/ n u m b e r n y a y a k n i n o m o r 40 G d i kelas e k o n o m i ;

Selanjutnya MUNIR, S.H. yang menanyakan di mana letak seat tersebut

dijawab oleh Terdakwa adanya di belakang. Namun saat itu Terdakwa

menawarkan tempat d u d u k n y a di Bisnis Class nomor 3 K kepada MUNIR,

S.H., hal mana dimaksudkan dan dengan tujuan untuk mempermudah

Terdakwa m e l a k s a n a k a n r e n c a n a n y a u n t u k m e n g h i l a n g k a a n nyawa M U N I R ,

S.H., karena pada k e l o rn p o k seat 3 K di kelas bisnis hanya terdapat 18

tempat d u d u k ;

Bahwa untuk menghilangkan kecurigaan orang lain, Terdakwa kemudian

memberitahukan kepada saksi BRAHMANIE HASTAWATI selaku Purser

pesawat tersebut perihal perubahan fasilitas tempat duduk Terdakwa di

Bisnis Class kepada MUNIR, S.H., yang selanjutnya saksi BRAHMANIE

HASTAWATI m e n d a t a n g i M U N I R , S . H . d a n m e n y a l a m i n y a ;

Setelah itu saksi BRAHMANIE HASTAWATI mempersilahkan Terdakwa

untuk duduk di Premium Class dan beberapa saat kemudian sebelum

pesawat tinggal landas, saksi OEDI IRIANTO sebagai pramugara pun

melaksanakan tugasnya menyiapkan Welcome drink kepada para

p e n u m p a n g termasuk M U N I R , S.H. Bahwa p a d a saat saksi O E D I IRIANTO

m e n y i a p k a n Welcome d r i n k tersebut, Terdakwa segera beranjak dari tempat

H a l . 4 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


duduknya berjalan menuju Pantry dekat bar premium. Pada saat mana

kiranya maksud Terdakwa untuk memasukkan sesuatu ke d a l a m minuman

o r a n g j u i c e yang akan dihidangkan kepada MUNIR, S.H. yang sesuai hasil

pemeriksaan laboratorium Kementerian Kehakiman Lembaga Forensik

Belanda tanggal 13 Oktober 2004, ditandatangani oleh dr. ROBBERT

VISSER, dokter d a n patolog bekerjasama dengan d r . B. KUBAT d i p a s t i k a n

a d a l a h r a c u n arsen d a l a m j u m l a h yang m e m a t i k a n ;

Bahwa Terdakwa m e m a s u k k a n racun arsen ke d a l a m m i n u m a n orange j u i c e

tersebut karena Terdakwa tahu MUNIR, S.H. tidak minum alkohol,

s e d a n g k a n m i n u m a n yang d i s a j i k a n s e b a g a i welcome d r i n k h a n y a l a h o r a n g e

juice d a n wine ;

Selanjutnya saksi YETI SUSMIARTI sebagai pramugari mengambil dua

g e l a s berisi wine d a n d u a g e l a s berisi o r a n g e j u i c e d i m a n a k h u s u s d u a g e l a s


/ �
AH 1 ,o r a n g e
fl·��. j u i c e telah d i m a s u k l < a n racun arsen dan d i a t u r d a l a m n a m p a n secara

f,�., (.\\,selang-seling masing-masing dua gelas di depan berisi wine dan orange

I
\ ;·{ G . 'juice yang telah dimasukkan racun arsen terse but serta dua gelas di

\) \:t1" t \. / b e l a k a n g d e n g a n k o m p o s i s i y a n g s a m a . S e l a n j u t n y a saksi YETI S U S M I A R T I

\ , ,.· menuju ke tempat d u d u k 3 K kelas b i s n i s tempat M U N I R , S . H . , d u d u k u n t u k

menyajikan minuman. Setelah berada di depan MUNIR, S.H., saksi YETI

S U S M I A R T I menawarkan m i n u m a n tersebut kepada saksi L I E K H I E N G I A N

yang d u d u k di sebelah MUNIR, S.H. lebih dahulu d a n yang diambil adalah

m i n u m a n wine ;

Bahwa saat menawarkan minuman tersebut, baik Terdakwa, saksi OEDI

IRIANTO dan saksi YETI SUSMIARTI tahu dan dapat memastikan bahwa

s a k s i L I E K H I E N G I A N yang a d a l a h warga B e l a n d a akan m e m i l i h Wine ;

Setelah itu saksi YETI SUSMIARTI menyajikan minuman kepada MUNIR,

S.H. yang nampaknya tanpa rasa curiga lalu m e n g a m b i l orange j u i c e yang

disajikan paling depan, dan minuman itulah yang telah dicampur dengan

racun arsen ;

Pada saat yang sama apa yang dilakukan Terdakwa adalah mengawasi

kegiatan saksi YETY SUSMIARTI ketika menyajikan minuman kepada

MUNIR, S.H. mengamati MUNIR, S.H. yang duduk ditempatnya, saat

meminum orange j u i c e dalam g e l a s yang ada ditangannya, dan Terdakwa

mondar-mandir di depan pantry dekat bar Bisnis Class. Dan setelah

Terdakwa m e y a k i n i b a h w a M U N I R , S . H . telah m e m i n u m h a b i s orange j u i c e

yang telah dimasukkan racun arsen tersebut, Terdakwa barulah kemudian v

Hal. 5 dari 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/Pid/2006


n a i k ke premium class upperdeck dan sempat m e n u j u ke ruang pilot untuk

berbicara d e n g a n saksi P A N T U N M A T O N D A N G s e l a k u p i l o t ;

Setelah penerbangan selama kurang lebih 120 (seratus dua puluh) menit,

maka pada pukul 23.32 WIB pesawat Garuda Indonesia Airways nomor

Penerbangan GA-974 mendarat di Bandara Changi Singapura dan

kemudian seluruh crew pesawat termasuk Terdakwa pun turun untuk

dilakukan penggantian crew, dimana crew dari J a k a rt a yang baru turun

selanjutnya m e n g i n a p d i Novotel Hotel S i n g a p u r a ;

Sebelum melanjutkan perjalanan ke Belanda di bandara Changi MUNIR,

S. H . menunggu selama kurang lebih 1 jam 13 me n i t untuk transit.

Selanjutnya MUNIR, S.H. yang kembali n a i k pesawat tersebut harus d u d u k

pada seatnya s e n d i r i n o m o r 40 G E c o n o m y C l a s s d a n pada p u k u l 0 0 . 4 5 W l b

tanggal 7 September 2004 pesawat tinggal landas dari bandara Changi

f�J:Ji�.,� Singapura. Selang 15 menit setelah take off, MUNIR, S.H. mulai merasa

1

/
��"\!-;\ ' mules sebagai akibat mulai bereaksinya racun arsen di dalam tubuhnya
,y,...,

:; ,• • �_isusul selanjutnya korban muntah-muntah hingga muntahnya mengenai


�. � 1
. .

. ) � ·
� 'ef
f �; -, }aos d a n c e l a n a yang d i k e n a k a n korban pada saat itu ;

·· -�;;,�·- /3 (tiga) jam kemudian setelah take off dari Singapura tersebut saksi
· /

.:.::,.,...t'/ PANTUN M A T O N D A N G s e l a k u p i l o t m e n d a p a t l a p o r a n dari purser M A D J I B

R. NASUTION bahwa korban MUNIR, S.H. sakit d a n sudah ditangani oleh

dokter T a r m i z i . Selanjutnya saksi PANTUN MATONDANG l a l u memerintah­

kan purser MADJIB R. NASUTION untuk memonitor perkembangannya.

Saat itu korban MUNIR, S.H., diputuskan dibawa ke bisnis class untuk

dibaringkan dan oleh saksi Dr. TARMIZI diberikan 2 (dua) b u t i r tablet New

Diatabs ; 1 (satu) b u t i r Zantac ; 1 (satu) butir Promag d a n juga diberikan

suntikan Primperam dan Diazepam sehingga korban MUNIR, S.H. terlihat

menjadi tenang ;

Namun 2 (dua) jam sebelum mendarat, saksi PANTUN MATONDANG

kembali menerima laporan dari purser MADJIB NASUTION bahwa korban

MUNIR, S.H. telah meninggal dunia, yang selanjutnya saksi PANTUN

MATONDANG selaku pilot segera mengundang dokter TARMIZI untuk

mendapat p enj el a sa n bahwa saudara MUNIR, S.H. menderita sakit perut

d a n m u n t a b e r yang beberapa saat setelah m e n d a p a t laporan bahwa korban

M U N I R , S . H . m e n i n g g a l d u n i a , l a l u d i b u a t k a n surat k e m a t i a n ;

Berdasarkan h a s i l v i s u m et repertum y a n g d i b u a t pro justitia dari Kementrian

Kehakiman lembaga Forensik Belanda tanggal 13 Oktober 2004 yang

d i t a n d a t a n g a n i oleh d r . ROBERT VISSER, dokter d a n patolog bekerjasama �

H a l . 6 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


dengan dr. B. KUBAT, m e n e r a n g k a n tentang t e l a h d i l a k u k a n n y a pemeriksa­

an atau otopsi mayat atas nama MUNIR, S.H. berlangsung dari tanggal 8

September 2004 sampai dengan tanggal 13 Oktober 2004 dengan

kesimpulan bahwa pada MUNIR, usia 38 tahun, terjadinya kematian dapat

d i j e l a s k a n d i s e b a b k a n o l e h karena pada pemeriksaan t o k s i k o l o g i d i t e m u k a n

"konsentrasi arsen sangat meningkat" di dalam darah konsentrasi arsen

" m e n i n g k a t" di dalam urin dan konsentrasi arsen "sangat m e n i n g k a t" di

d a l a m isi l a m b u n g ;

Selanjutnya p a k a i a n korban M U N I R , S . H . yang terkena m u n t a h a n pada saat

di atas pesawat, setelah dilakukan pemeriksaan di Pusat Laboratorium

Forensik Badan Reserse Kriminal Polri, berdasarkan Serita Acara

Pemeriksaan Laboratorium K r i m i n a l i s t i k P u s a t Laboratorium Forensik B a d a n

Reserse Kriminal Polri Nomor LAB : 3952/KTF/2002 tanggal 14 Juli 2005,

l
. �i> . p e m e r '. k s a a n ""?" "?" bukti ; "" lengan pend�k warna "":"

�:f( \��:\ d a n biru, celana panjanq Je-�ns warna h i t a rn , kaos kak'. �arna biru dan

( ;, { � 1:.: -)\.celana d a l a m w a rn a coklat rn i l i k a i m . MUNIR , S . H . d apa t d s m r r p ulk a n ba hw a

: ,
· ...
... t /,
� 1 t! - ct
\ ) (�. ·;,�ffJJ \ ./ b a r a n g bukt r beru p a 1 ( satu ) po t o n g ka os Je n ga n p en d e k warna a b u a b u - an

-
� ( ,_
-;..
;:.
� 45�· )' biru se rt a 1 ( satu ) p oton g c elana pan ang j j eans warna hitam p ositi f

- '
�/ m e n g a n d u n g arsen ;

Perbuatan T erdakwa POLL YC ARPUS B U D I HAR I PR IY A N T O tersebut

dia ur t dan diancam pidana berdasarkan Pasal 340 K UH Pidana jo . Pasa l 55

a y at ( 1 ) ke 1 - K U H Pidana ;

D A N

K E D U A

Bahwa Terdakwa P O LL YC A R PUS B U D IHAR I PR IY ANTO baik be rt indak

secara s e n d i r i s e n d i r i a t a u p u n b e r s a m a s a m a d e n g a n R A M
- - E L G IA A NW AR d a n

ROHA N I L A NI I ( dalam berkas terpisah ) pada hari Senin tangal 6 Sep em t b er

2 004 b e rt empat di K antor PT. G aruda Indonesia Ai rw a y s Bandara Soekarn o

Hatta C engkareng y ang berdasarkan Pasal 84 a y at 2 KUHAP Pengadilan

Negeri J aka rt a Pusat be rw enang memeriksa dan mengadili perkaran y a , telah

melakukan , men y uruh melakukan atau turut melakukan perbuatan dengan

sengaja memakai surat palsu atau y ang dipalsukan seolah olah - asli, dan

pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian, perbuatan mana dilak u kan

Terdakwa d e n g a n cara-cara sebagai b er ikut :

Bahwa T erdakwa p ada tanggal 6 S eptember 2004 sekira pukul 15 00 . W ib

s am p ai dengan 1 6 .00 W ib atau set dak tidakn i - y a p a da sore h ari t e a l h

menelpon saksi ROHAN L I A NI


I , dimana saat itu Terdakwa menan y akan �-

H a l . 7 da ri 46 h a l . P ut . N o. 1 1 8 5 K/ P i d / 2006
keberadaan Capten, yang kemudian dijawab oleh saksi ROHANIL AINI

"untuk apa ? ;

Selanjutnya Terdakwa mengatakan b a h w a Terdakwa d i t u g a s k a n oleh saksi

RAMELGIA ANWAR untuk ke Singapura dan akan on board dengan GA-

974, padahal Terdakwa tahu bahwa saksi RAMELGIA ANWAR sedang

berada di luar kota. Mendengar permintaan itu saksi ROHANIL AINI

kemudian menanyakan bagaimana dengan pak KARMAL (saksi Capt.

KA R M A L FAUZA SEMBIRING) selaku atasan dari Terdakwa dan dijawab

oleh Terdakwa bahwa saksi RAMELGIA ANWAR akan menelpon pak

KARMAL. K e m u d i a n saksi R O H A N I L A I N I s e b e l u m m e n u t u p telepon sempat

mengatakan "Saudara janji pak RAMELGIA harus menghubungi Capt.

KARMAL" d a n dijawab o l e h Terdakwa "ya" ;

Berdasarkan hasil pembicaraan tersebut, saksi ROHANIL AINI menjadi

percaya dan yakin karena status Terdakwa sebagai pilot senior Garuda

�[;
9,A_� Jf r'f s e h i n g g a a k h i r n y a s a k s i R O H A N I L A I N I m e m b u a t Nata P e r u b a h a n S c h e d u l e

l..t: r.�·'·.nomor : O F A/ 2 1 9 / 0 4 saat itu juga yang ditandatangani sendiri oleh saksi

r
i ;1 .\ J , \;i. ROHANIL AINI padahal saksi ROHAN I L AINI tidak berwenang untuk itu.

\....) �VA�t(' l,_ /Nata p e r u b a h a n tersebut s e b a g a i p e r u b a h a n atas nota O F A/ 2 1 0 / 04 t a n g g a l


�J' �,��··(�.. ! 1.r�::.t.:;,'1 {

\ . ,, · .:of;f::,.,"/ 31 Agustus 2004 yang berisikan pembatalan schedule pemberangkatan


•.:..- -1).:,�1-··· •.:�·

·�.;;;:"'"'' Terdakwa sebagai extra cte« ke Peking. Keyakinan saksi ROHANIL AINI

juga didasarkan pada surat Dirut Garuda Nomor : DZ/2270/ 04 t a n g g a l 1 1

Agustus 2004 dimana dalam surat tersebut Terdakwa ditugaskan sebagai

staf perbantuan di Coorporate Security/IS yang dipimpin oleh saksi M.

R A M E L G I A ANWAR ;

Berdasarkan Nata Perubahan schedule Nomor OFA/219/04 t e rt a n g g a l 6

September 2004 yang ternyata palsu karena sesungguhnya sebelum Nata

p e r u b a h a n tersebut d i b u a t , t i d a k pernah a d a perintah dari saksi RAMELGIA

ANWAR yang menugaskan Terdakwa ke Singapura, namun Terdakwa

kemudian berangkat ke Singapura seolah-olah sebagai extra crew untuk

melaksanakan tugas Aviation Securty Garuda dengan menggunakan

pesawat G a r u d a Boeing 747-400 d e n g a n nomor penerbangan G A - 9 7 4 ;

Bahwa setelah sekembalinya Terdakwa dari Singapura ke Indonesia,

ternyata pe r j a l a n a n ke S i n g a p u r a tersebut telah menimbulkan beban biaya

antara lain untuk biaya t r a n s p o rt a s i dan akomodasi. Oleh karena itu saksi

Capt. KARMAL FAUZA SEMBIRING memanggil Terdakwa dan meminta

Terdakwa untuk melaporkannya kepada saksi RAMELGIA ANWAR.

Selanjutnya Terdakwa meminta kepada saksi RAMELGIA ANWAR untuk ""

H a l . 8 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


m e m b u a t surat p e n u g a s a n b a g i Terdakwa y a n g k e m u d i a n saksi R A M E L G I A

ANWAR pun membuat dan menandatangani surat penugasan Nomor :

I S / 1 1 7 7 /04 tanggal 15 September 2004 lalu menyerahkannya kepada

Terdakwa. A d a p u n t u j u a n d a r i p e m b u a t a n surat p e n u g a s a n tersebut adalah

agar supaya beban biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan

Terdakwa menjadi tanggungjawab saksi RAMELGIA ANWAR dan bukan

t a n g g u n g j a w a b saksi Kapten KARMAL FAUZA S E M B I R I N G ;

Mengingat Terdakwa yang melakukan perjalanannya ke Singapura pada

t a n g g a l 6 September 2 0 0 4 , d i n y a t a k a n s e b a g a i s u r a t extra crew maka untuk

melengkapi bahwa seolah-olah tugas itu benar dilakukannya Terdakwa

kembali meminta kepada saksi R A M E L G I A ANWAR untuk membuat surat

penugasan t e rt a n g g a l sebelum 6 September 2004, yang berdasarkan

��t_-;--...;,.,.. permintaan tersebut, akhirnya saksi RAMELGIA ANWAR membuat pula


/�\t r• .f f ..,

�G
x ;' \�> surat penugasan dengan nomor dan isi yang sama yaitu surat Nomor :

( ;_; ,;-::\. I S / 1 1 7 7 /04 t e rt a n g g a l 4 September 2004 ;

. � 1 , d .

\ �- _ �� (-; Selanjutnya dengan dasar surat palsu Nomor : IS/1177/04 tertanggal 4


1

· ��. �v. - -
""� September 2004 yang dibuat seakan-akan asli tersebut, akhirnya PT.

� - -
�ii!- Garuda Indonesia menanggung segala biaya yang t i m b u l akibat p e r j a l a n a n

Terdakwa sehngga PT. Garuda Indonesia menjadi rugi setidak-tidaknya

sebesar ongkos pesawat Jakarta Singapura pulang pergi ditambah biaya

a k o m o d a s i berupa sewa hotel s e l a m a Terdakwa berada d i S i n g a p u r a ;

Perbuatan Terdakwa d i a t u r d a n d i a n c a m pidana berdasarkan Pasal 263

ayat (2) K . U . H . P i d a n a j o . Pasal 55 ( 1 ) ke-1 K . U . H . Pidana ;

M a h k a m a h A g u n g tersebut ;

M e m b a c a tuntutan p i d a n a J a k s a / P e n u n t u t U m u m pada Kejaksaan Negeri

J a k a rt a Pusat t a n g g a l 1 Desember 2005 sebagai berikut :

1 . Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana "Pembunuhan berencana dan menggunakan surat palsu"

sebagaimana dimaksud dalam P a s a l 340 K.U.H. Pidana jo. P a s a l 55

ayat ( 1 ) ke-1 K U H P d a n P a s a l 2 6 3 ayat (2) K . U . H . P i d a n a j o . Pasal 55

ayat ( 1 ) ke-1 KUHP;

2. Menjatuhkan p i d a n a terhadap Terdakwa POLL Y C A R P U S BUDIHARI

PRIYANTO dengan pidana penjara selama seumur hidup, dengan

perintah a g a r Terdakwa tetap d i t a h a n ; �

H a l . 9 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


:

3. Menyatakan barang bukti berupa :

1 . 1 (satu) l e m b a r a s l i Surat d e n g a n Kap G a r u d a I n d o n e s i a N o m o r :

GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 1 1 Agustus 2004 perihal Surat

Penugasan yang ditujukan kepada Terdakwa P O L LY C A R P U S

BUDIHARI PRIYANT0/522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA)

dan ditandatangani oleh I N D R A SETIAWAN (Direktur Utama PT.

Garuda Indonesia) ;

2. 1 (satu) l e m b a r a s l i Surat Interoffice Correspondence d e n g a n Kap

Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref :

I S / 1 1 7 7 /04 tanggal 4 September 2004 Penugasan yang

ditandatangani oleh M. RAMELGIA ANWAR (Vide Corporate

Security) ;

3. 1 (satu) a s l i l e m b a r Surat Interoffice Correspondence d e n g a n Kap

Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref. : IS/

1 1 7 7 /04 tanggal 15 September 2004 perihal Penugasan yang

ditandatangani oleh M. RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate

Security) d e n g a n N o . seri 0 0 7 8 1 ;

4. 3 (tiga) lembar asli surat tanggal 8 September 2000 yang

ditandatangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP

yang ditujukan kepada B a p a k VP Corporate Security PT. Garuda

Indonesia;

5. 2 (dua) lembar asli surat tanggal 8 September 2004 yang

d i t a n d a t a n g a n i oleh POLLYCARPUS B U D I H A R I PRIYANTO yang

ditujukan kepada Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda

Indonesia;

6. 1 (satu) bundel asli Surat tanggal 8 September 2004 yang

ditujukan kepada Bapak VP. Corporate Security Pt. Garuda

Indonesia yang ditandatangani oleh Terdakwa P O L LYCARPUS

BUDIHARI PRIYANT0/522659 tentang Laporan P e n u g a s a n PDZ-

2270/04;

7. 1 (satu) lembar asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore atas

nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/0

Garuda GA 826 Room No. 1618 tiba tanggal 6 September 204

berangkat t a n g g a l 7 September 2004 ;

8. M o n t h l y S c h e d u l e O r i g i n a l atas n a m a Terdakwa P O L L Y - C A R P U S

B U D I H A R I P R I Y A N T O t a n g g a l 1 Agustus s/d 26 September 2 0 0 4 ; :.

Hal. 1 0 dari 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/Pid/2006


9. 1 (satu) buah ID Card asli atas nama P O L L YCARPUS

BUDIHARI PRIYANTO No. 522659 Jabatan Aviation Security

d i k e l u a r k a n pada t a n g g a l 1 6 J u n i 2004 y a n g d i t a n d a t a n g a n i oleh

V P . H R . M A N A G E M E N T DAAN A C H M A D ;

10. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan

S i n g a p u r a Amsterdam t a n g g a l 7 September 2004 ;

1 1 . 1 (satu) lembar foto cpy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang

d i t a n d a t a n g a n i oleh R O H A N I L A I N I Nota OFA/210/04 t a n g g a l 3 1

Agustus 2004 perihal Mohon perubahan atas perubahan

Schedule Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS

B U D I H A R I PRIYANTO ;

12. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang

d i t a n d a t a n g a n i oleh ROHANIL AINI Nata OFA/219/04 t a n g g a l 6

September 2004 perihal Mohan perubahan atas perubahan

Schedule Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS

BUDIHARI PRIYANTO;

13. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol

Algemene Recherche, Dossieer Onderzoek Niet Batuurlijke

Dood M u n i r G e b a r e n : 0 8 - 1 2 - 1 9 6 5 te M a l a n g , I n d o n e s i a ;

14. Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke d o o d " , yang

d i k e l u a r k a n oleh HB. Dammen s e l a k u "de Officer van Justitle in

het a r o o n d i s s e m e n t H a a r l e m " , 7 September 2 0 0 4 ;

15. Surat "Voorlopige Bevindungen" yang dikeluarkan oleh dr. R.

VISSER selaku Patholoog dari Menisterie van Justitle­

N e d e r l a n d s F o r e n s i c h l n s t i t u u t , d i Rijkwijk 8 September 2004 ;

16. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenasah MUNIR

s e l a m a Sectie t a n g g a l 8 September 2004 ;

17. Surat d a r i d r . R. V I S S E R d a r i N F I kepada M r . E. V I S S E R pejabat

Arrondissementsparket H a a r l e m t a n g g a l 1 3 Oktober 2004 ;

18. Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitie No. 04-

4 1 9 / R . 1 0 2 d i b u a t oleh dr. R . V I S S E R dari Ministerie van Justitle­

N e d e r l a n d s Fo ren s is ch l n t i t u u t t a n g g a l 1 3 Oktober 2004 ;

19. Surat " D e s k u n d i g e n r a p p o rt , voorlopig rapport" yang dikeluarkan

oleh dr. K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie

van Justitie-Nederlands Forensisch lntituut, Zaaknummer

2004.09.08.036, Uw kenmerk BPS/XPOL N u m m e r : PL278C/04-

0 8 1 3 3 , Sectie N u m m e r : 2 0 0 4 4 1 9 , t a n g g a l 1 Oktober 2004 ; 1.

H a l . 1 1 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


20. Surat " D e s k u n d i g e n r a p p o rt , voorlopig rapport" yang dikeluarkan

oleh d r . K.J. L U S T H O V , apotheker-toxicoloog dari Ministerie van

Justitie k e n m e r k B P S / X P O L N u m m e r : P L 2 7 8 C / 0 4 - 0 8 1 3 3 , Sectie

N u m m e r : 2 0 0 4 4 1 9 , t a n g g a l 4 N o p e m b e r 2004 ;

21. Copy Surat TA da Penyerahan berkas yang sudah di legalisir

dari Ministerie van justitie kepada Kedutaan Besar Republik

I n d o n e s i a t a n g g a l 25 N o p e m b e r 2004 ;

22. 1 (satu) eksemplar foto cpy dilegalisir General Declaration

p e n e r b a n g a n J a k a rt a - S i n g a p u r a t a n g g a l 6 September 2004 ;

23. Satu buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLYCARPUS

BUDIHARI PRIYANTO;

24. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam

berikut n o m o r kart ( S i m C a r d ) n o m o r 0 8 1 5 9 6 6 9 0 6 1 7 ;

25. H a n d P h o n e Merek N o k i a 9 2 1 0 . C E 1 6 8 type R A E . 3 N ;

26. Simcard N o m o r Telkomsel N o . 6 2 1 0 1 0 0 0 1 3 0 0 6 5 6 6 ;

27. P a k a i a n yang d i k e n a k a n korban M U N I R , S H . pada p e n e r b a n g a n

Jakarta-Singapura-Amsterdam ;

28. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut

tasnya;

Dikembalikan ke Kejaksaan Negeri J a k a rt a Pusat untuk dijadikan

b a r a n g bukti d a l a m perkara l a i n ;

4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.

2 . 5 0 0 , - ( d u a ribu l i m a ratus r u p i a h ) ;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.

1 3 6 1 / P i d . B / 2 0 0 5 / P N . J k t . P s t , t a n g g a l 20 Desember 2 0 0 5 yang a m a r l e n g k a p n y a

s e b a g a i berikut :

I. Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "Turut

melakukan pembunuhan berencana" dan "Turut melakukan

p e m a l s u a n surat" ;

II. Menghukum Terdakwa oleh karena perbuatan tersebut dengan

h u k u m a n penjara s e l a m a 1 4 (empat b e l a s ) t a h u n ;

Ill. Menetapkan lamanya masa tahanan Terdakwa yang telah dijalani,

d i k u r a n g k a n s e l u r u h n y a dari j u m l a h h u k u m a n yang dijatu hk an ;

IV. Meneta pkan Terdakwa tetap d i t a h a n ;

V. Membebankanbiaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5.000,­

( l i m a ribu r u p i a h ) ; ,

Hal. 1 2 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


V I . Menetapkan barang bukti berupa :

1 . 1 (satu) l e m b a r Asli Surat d e n g a n Kop Garuda Indonesia Nomor

GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 1 1 Agustus 2004 perihal Surat

Penugasan, yang ditujukan kepada POLLYCARPUS BUDIHARI

PRIYANT0/522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan

ditandatangani oleh INDRA SETIAWAN (Direktur Utama PT.

Garuda Indonesia) ;

2. 1 (satu) lembar foto copy Surat dan Chief Pilot A. 330 yang

ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/210/04 tanggal 31

Agustus 2004 p e r i h a l M o h o n p e r u b a h a n atas p e r u b a h a n S c h e d u l e

Penerbangan at s nama Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

PRIYANTO;

3. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang

ditandatangani oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6

September 2004 perihal mohon perubahan atas perubahan

Schedule Penerbangan atas nama Terdakwa POLLYCARPUS

BUDIHARI PRIYANTO;

4, 1 (satu) l e m b a r S u r a t a s l i Interoffice Correspondence d e n g a n Kop

,_.

Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref :

ISl/1177/04 tanggal 4 September 2004 Penugasan yang

ditandatangani oleh M, RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate

Security);

5. 1 (satu) l e m b a r Surat a s l i Interoffice Correspondence d e n g a n Kop

Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref :

I S / 1 1 7 7 /04 tanggal 15 S e p t e m b e r 2004 perihal Penugasan yang

ditandatangani oleh RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate

Security) d e n g a n N o . seri 0 0 7 8 1 ;

6. 3 (tiga) l e m b a r surat a s l i t a n g g a l 8 September 2004 yang ditanda­

tangani oleh P O L LYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO BHP yang

ditujukan kepada Bapak VP Corporate Security PT. Garuda

Indonesia;

7. 2 ( d u a ) l e m b a r surat a s l i t a n g g a l 8 September 2004 yang d i t a n da ­

tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang

ditujukan kepada Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda

Indonesia;

8. 1 (satu) Bundel Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang

ditujukan kepada Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. � ·

H a l . 1 3 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


GARUDA INDONESIA yang ditandatangani oleh Terdakwa

POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO B HP/5 22 65 9 tentang

L a p o r a n P e n u g a s a n PDZ-2270/04 ;

9. 1 (satu) b u a h I D Card A n . P O L L Y C A R P U S B U D I H A R I PRIYANTO

N o . 522659 Jabatan Aviation Security d i k e l u a r k a n pada t a n g g a l 1 6

Juni 2004 yang ditandatangani oleh VP. HR. MANAGEMENT

DAAN A C H M A D ;

10. 1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An.

Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/0 Garuda

GA 826 Room N o . 1 6 1 8 tiba t a n g g a l 6 September 2004 berangkat

t a n g g a l 7 September 2004 ;

1 1 . Monthly Schedule Original atas n a m a Terdakwa P O L LY C A R P U S

B U D I H A R I PRIYANTO t a n g g a l 1 Agustus s/d 26 September 2 0 0 4 ;

12. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol

_Ai:11",,,

'>it;;".
��; :1,r .'

t .
Algemene Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood

.....; ,. M U N I R G e b o r e n : 0 8 - 1 2 - 1 9 6 5 te M a l a n g , I n d o n e s i a ;

&�
I
'"('
::E ;, �
. /ti
\
) ·· 1 3 . Copy s u r a t "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood", yang

�-- !· . :: , > i
t;:����t � :· d i k e l u a r k a n o l e h H B D a m m e n s e l a k u "de Officer van Justitie in het

,,
.,.,_!
1.,,, 1,,.
/ Arrondissement H a a r l e m " , 7 September 2 0 0 4 ;

·
� ;?1!�·
� �/r

1 4 . Surat "Voorlopige Bevindugen" yang dikeluarkan oleh dr. R.

V I S S E R selaku Patholoog dari M inisterie van Just itie- N ed e r l an d s

F o r e n s i c h lnst i t uut, di Rijkwijk 8 September 2004 ;

15. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenazah Mr. MUNIR

s e l a m a Sectie t a n g g a l 8 September 2004 ;

1 6 . Surat dari d r . R. V I S S E R d a r i NFI kepada Mr. E. V I S S E R pejabat

Arrondissementsparket H a a r l e m t a n g g a l 1 3 Oktober 2004 ;

1 7 . Surat has ii pemeriksaan postmortem Pro Justitia N o . 04-419/R 1 0 2

d i b u a t oleh d r . R. V I S S E R dari Ministerie van Justitie - N eder l an ds

Forensich l n s t i t u u t t a n g g a l 1 3 Oktober 2004 ;

1 8 . Surat " D e s k u n d i g e n r a p p o rt , voorlopig rapport" yang dikeluarkan

oleh dr. K . J . L U S T H O V , apotheker - toxicoloog dari Ministerie van

Justitie Nederlands Forensicht lnstituut, Zaaknummer

2004.09.08.036, Uw kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-

0 8 1 3 3 , Sectie N u m m e r : 2 0 0 4 4 1 9 , t a n g g a l 1 Oktober 2 0 0 4 ;

1 9 . Surat " D e s k u n d i g e n r a p p o rt , voorlopig rapport" yang dikeluarkan

oleh d r . K . J . L U S T H O V , a p o t h e k e r - toxicoloog dari Ministerie van

Justitie Neederlands Forensisch lntituut, Zaaknummer . .

H a l . 1 4 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


;

-? 2004.09.08.036, Uw Kenmerk BPS/XPOL Nummer PL278C/04-

0 8 1 3 3 , Sectie N u m m e r : 2 0 0 4 4 1 9 , t a n g g a l 4 N o p e m b e r 2 0 0 4 ;

2 0 . Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah dilegalisir dari

M i n i s t e r i e van J u s t i t i e k e p a d a Kedutaan Besar Republik Indonesia

tanggal 2 5 Nopember 2004 ;

21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam

b e r i k u t n o m o r k a rt u ( S i m C a r d ) n o m o r : 0 8 1 5 9 6 6 9 0 6 1 7 ;

22. 1 ( s a t u ) e k s e m p l a r foto copy d i l e g a l i s i r G e n e r a l D e c l a r a t i o n p e n e r ­

b a n g a n J a k a rt a - S i n g a p u r a t a n g g a l 6 S e p t e m b e r 2004 ;

23. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan

S i n g a p u r a - A m s t e r d a m t a n g g a l 7 S e p t e m b e r 2004 ;

2 4 . Satu b u a h b u k u M e m o P a d m i l i k Terdakwa P O L L Y C A R P U S

2 5 . Note Book M e r e k Acer T r a v e l Mate seri 4000 Model ZL I berikut


('

tasnya ;

2 6 . H a n d P h o n e M e r e k N o k i a 9 2 1 0 , C E 1 6 8 type R A E - 3 N ;

27. Simcard Nomor Telkomsel N o . 6 2 1 0 1 0 0 0 1 3 0 0 6 5 6 6 ;

28. Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH pada penerbangan

J a k a rt a - S i n g a p u r a - A m s t e r d a m ;

Dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti

d a l a m perkara l a i n ;

M e n i m b a n g , bahwa p u t u s a n P e n g a d i l a n T i n g g i J a k a rt a N o . 16/PID/2006/

P T . O K I , t a n g g a l 27 M a r e t 2 0 0 6 y a n g a m a r l e n g k a p n y a s e b a g a i b e r i k u t :

Menerima p e r rn i n t a a n banding dari Jaksa Penuntut Umum dan

Terdakwa;

'>( - Membatalkan Putuan Pengadilan Negeri J a k a rt a Pusat tanggal 20

Desember 2005 No. 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst,;

MENGADILI SENDIRI :

Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto tersebut tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dalam

d a k w a a n Kesatu ;

M e m b a b a s k a n ia o l e h k a r e n a n y a d a r i d a k w a a n Kesatu t e r s e b u t ;

Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto, terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "Memper­

gunakan surat palsu" sebagaimana didakwakan dalam dakwaan

Kedua;

Menjatuhkan p i d a n a penjara selama 4 (empat) tahun ;

Hal. 1 5 d a r i 46 h a l . P u t . No. 1 1 8 5 K/Pid/2006


-I- - Menetapkan lamanya masa tahanan Terdakwa yang telah dijalani,

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

M e n e t a p k a n Terdakwa tetap b e r a d a d a l a m t a h a n a n ;

Membebankan biaya perkara d a l a m kedua tingkat peradilan kepaada

Terdakwa y a n g c a l a m t i n g k a t b a n d i n g d i t e t a p k a n s e b e s a r R p . 5.000,­

( l i m a ribu r u p i a h ) ;

Menyatakan barang bukti dikembalikan kepada Jaksa Penuntut

U m u m u n t u k d i j a d i k a n b a r a n g b u k t i d a l a rn p e r k a r a l a i n ;

Mengingat akan akta t e n t a n g permohonan kasasi No. 20/Akta.Pid/2006/

P N . J K T . P S T , yang d i b u a t oleh Panitera pada Pengadilan N e g e r i J a k a rt a Pusat

yang menerangkan, bahwa masing-masing pada tanggal 1 9 April 2006 dan 26

April 2006 Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri J a k a rt a Pusat dan

'
.ov-:
� -1 , Terdakwa m e n g a j u k a n p e r m o h o n a n k a s a s i t e r h a d a p p u t u s a n P e n g a d i l a n T i n g g i

1
1 "" §;a_, A,, terseb:�mperhatikan memori kasasi tanggal 2 M e i . 2006 d.ari Jaksa/Penuntut

� \,?,: .,':�'t, t Umum sebaqai Pemohon Kasasi I yang d i t e r i rn a di Kepaniteraan Penqadilan

"I � "·tt}iiJ N e g e r i J a k a rt a P u s a t p a d a t a n g g a l 2 Mei 2006 ;

�-=,-.:,.-� Memperhatikan pula memori kasasi tanggal 8 Mei 2006 dari Kuasa

•-r
Hukum Terdakwa berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 19 April 2006

sebagai Pemohon Kasasi II yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

J a k a rt a P u s a t p a d a t a n g g a l 8 Mei 2006 ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

M e n i m b a n g , bahwa p u t u s a n P e n g a d i l a n T i n g g i t e r s e b u t t e l a h diberitahu­

k a n k e p a d a J a k s a / P e n u n t u t U m u m d a n Terdakwa m a s i n g - m a s i n g p a d a t a n g g a l

1 2 A p r i l 2 0 0 6 d a n 1 7 A p r i l 2 0 0 6 k e m u d i a n J a k s a / P e n u n t u t U m u m d a n Terdakwa

mengajukan permohonan kasasi masing-masing pada tanggal 19 April 2006

dan 26 April 2006 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan

Pengadilan N e g e r i J a k a rt a Pusat m a s i n g - m a s i n g pada tanggal 2 Mei 2006 dan

8 Mei 2006, dengan demikian permohonan kasasi b e s e rt a dengan alasan­

alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut

undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi yang diajukan oleh

P e rn o h o n K a s a s i I d a n P e m o h o n n K a s a s i I I t e r s e b u t f o r m a l d a p a t d i t e r i m a ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi

1/Jaksa/Penuntut Umum dan Pemohon Kasasi 1 1 /T e r d a k w a pada pokoknya

sebagai berikut :

Pemohon Kasasi 1/Jaksa/Penuntut Umum :

B a h w a P e n g a d i l a n T i n g g i J a k a rt a t i d a k m e m u a t / m e m p e rt i m b a n g k a n keada-

Hal. 1 6 dari 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


an yang meringankan dan memberatkan yang telah diajukan oleh Jaksa/

Penuntut Umum dalam tuntutan, oleh karenanya judex facti telah salah

menerapkan hukum yaitu tidak menerapkan Pasal 197 ayat (1) huruf (f)

KUHAP;

P e m o h o n K a s a s i l l ff e r d a k w a :

I. Keberatan atas p u t u s a n j u d e x factie d a l a m d a k w a a n K e s a t u .

1 . Keberatan karena judex factie tidak menerapkan hukum sebagaimana

mestinya.

1 . 1 . Tentang Motivasi Terdakwa.

Untuk menyatakan bahwa Terdakwa mempunyai MOTIVASI mem­

bunuh M U N I R , S H , Jaksa Penuntut U m u m ("JPU") pada halaman 2

Surat dakwaannya, menyatakan: Pollycarpus B u d i h a r i Priyanto yang

sejak t a h u n 1999 telah melakukan berbagai kegiatan dengan dalih

untuk menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. merasa

terganggu dengan kegiatan MUNIR, SH. selaku Ketua Dewan

P e n g u r u s Kontras. Berlatar b e l a k a n g a n g g a p a n tersebut mendorong

Terdakwa merasa perlu harus menghentikan korban MUNIR. SH.

Hal ini dikuatkan pula oleh Sdr. JPU pada halaman 60 surat

tuntutannya ;

Anehnya Judex Factie bukannya menyatakan surat dakwaan dan

s u r a t t u n t u t a n J a k s a P e n u n t u t U m u m itu t e r b u k t i a t a u k a h t i d a k , a k a n

tetapi Judex Factie justru menarik kesimpulan sendiri yang jelas­

jelas tidak sesuai/menyimpang dari surat dakwaan dan surat

tuntutan Jaksa Penuntut Umum sebagaimana termaktub dalam

putusan Majelis Hakim Tingkat P e rt a m a hal. 83 s/d 88 yang

dikuatkan oleh Majelis H a k i m Tingkat B a n d i n g ;

Judex Factie menyimpulkan bahwa Pemohon Kasasi, Pollycarpus

mempunyai motivasi untuk m e n g h i l a n g k a n jiwa Munir berdasarkan

jumlah hubungan pembicaraan lewat telpon yang mempunyai

tingkat kekerapan (frequency) dengan pemilik telpon genggam

0811900978. Dari tingkat kekerapan berhubungan dengan pemilik

telpon genggam 0811900978 itulah kemudian Judex Factie

menyimpulkan Terdakwa telah "mempunyai kesepakatan" untuk

m e n g h i l a n g k a n jiwa M u n i r

Pengambilan kesimpulan ini adalah kesalahan Judex Factie d a l a m

menerapkan hukum pembuktian, karena tidak pernah ada uji

v a l i d i t a s print out yang d i t u n j u k k a n oleh S d r . J a k s a Penuntut Umum

Hal. 1 7 d a r i 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/ P i d / 2 0 0 6


di muka p e r s i d a n g a n .. Siapa yang berbicara dalam percakapan

tersebut ? Bagaimana print out tersebut diperoleh ? Dari mana

p r o v i d e r c o m p a n y t e l e k o m u n i k a s i n y a ? A p a materi p e m b i c a r a a n n y a

? D i s a m p i n g itu, h u b u n g a n telepon yang terekam d i d a l a m h a s i l print

o u t t e r s e b u t sifatnva t i d a k p a s t i d a n m u d a h b e r u b a h serta d i r a g u k a n

kebenarannva, k a r e n a p r i n t out tersebut m u d a h dirubah-rubah baik

k a r e n a faktor t e k n o l o g i rn a u p u n n o n t e k n o l o g i , s e h i n g g a m e n y e b a b ­

kan tidak terjamin keaslian d a n k e b e n a r a n n y a ;

Kalaupun benar -quod non- terjadi pembicaraan antara Pemohon

Kasasi dengan pemilik telpon genggam 0811900978, maka tetap

saja adalah suatu pelanggaran hukum pembuktian apabila

kemudian disimpulkan bahwa Terdakwa/Pemohon Kasasi rn e rn ­

p u n y a i motivasi yang s a m a d e n g a n p e m i l i k telpon tersebut. Apakah

kalau A, seorang hakim yang sering berkomunikasi dengan B,

seorang penjahat yang membenci C, dan dikemudian h a r i ternyata

C diketahui tewas, kemudian A dapat disimpulkan mempunyai

motivasi m e m b u n u h C ?
'I

Penggunaan hasil print out sebagai alat bukti "Petunjuk" tentang

adanya motivasi tersebut, Jelas-jelas tidak s e s u a i d e n g a n Pasal 1 8 4

ayat (1) KU HAP karena print out telepon tidak ditetapkan sebagai

alat bukti, sedangkan di dalam Pasal 1 8 8 ayat ( 1 ) d a n (2) KUHAP,

tidak disebutkan pula bahwa print out telepon merupakan dasar

perolehan adanya bukti petunjuk. lebih dari itu, Print out tersebut

juga bukan termasuk barang bukti yang diajukan dalam

persidangan. Mohan periksa putusan Pengadilan Tingkat P e rt a m a

halaman 9 sampai dengan 1 2 ;

Mahon perhatian Majelis Hakim Kasasi yang terhormat, dari h a l - h a l

di atas terungkap bahwa tidak ada kepastian tentang apa yang

menjadi landasan motivasi Terdakwa , apakah dari BAP di

penyidikan yaitu kesaksian Hian Tan yang tidak pernah dapat

dihadirkan Jaksa Penuntut Umum ataukah berdasarkan print out

telepon yang tidak pernah diuji kebenarannya itu. Hal ini semakin

menunjukkan bahwa Jaksa Penuntut Umum memang telah gaga!

d a l a m membuktikan d a l i l - d a l i l surat dakwaan d a n surat t u n t u t a n n y a ,

dan Judex Factie t e l a h pula memberikan kesimpulan dengan tidak

b e r d a s a r k a n h a s i l p e m b u k t i a n d i p e r s i d a n g a n . O l e h k a r e n a itu p u t u s ­

an Judex Factie tentang adanya motivasi Terdakwa membunuh

Hal. 1 8 d a r i 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/Pid/2006


M u n i r , S . H . s u d a h sepatutnya u n t u k d i b a t a l k a n ;

1.2. J u d e x Factie t i d a k b e r i m b a n g d a l a m m e n i l a i keterangan saksi A h l i .

D i d a l a m p e rt i m b a n g a n h u k u m M a j e l i s H a k i m T i n g k a t P e rt a m a p a d a

halaman 99 dan p e rt i m b a n g a n hukum tersebut telah diambil alih

oleh Majelis Hakim Tingkat Banding, Judex Factie menyatakan

bahwa m a s u k n y a ( i n take) r a c u n a r s e n a d a l a h s e l a m a p e n e r b a n g a n

J a k a rt a - S i n g a p u r a . Hal tersebut dikarenakan Majelis Hakim

menggunakan : "Teori maksimal 3-4 j a m " sebagaimana dikemuka­

kan aleh 1 (satu) s a k s i A h l i yaitu Addy Q u r e s m a n (Ahli tersebut j u g a

berpendapat s a rn a dengan dua ahli yang lain mengenai waktu 90

menit. akan tetapi kemudian Ahli tersebut m e n a m b a h k a n pendapat

bahwa waktu 90 menit tersebut bisa menjadi maksimal 3-4 jam

tergantung fisik karban), sedangkan 2 (dua) saksi Ahli yang lain

yaitu Ridla Bakri dan Baedi Sampaerna semuanya menegaskan

t e n t a n g g e j a l a awal atas a r s e n u m u m n y a t e r j a d i 1 0 m e n it - 60 m e n it

s e j a k i n - t a k e , a r s e n d i t a m b a h d e n g a n d e v i a s i k u r a n g l e b i h 30 m e n i t ,

sehingga maksimal dalam waktu 90 menit (setelah in-take arsen)

tubuh akan bereaksi ;

P e rt i m b a n g a n h u k u m J u d e x F a c t i e y a n g m e n d a s a r k a n p e n d a p a t n y a

hanya pada keterangan 1 (satu) A h l i saja d a n mengabaikan 2 (dua)

pendapat ahli lain yang menguntungkan Terdakwa, menunjukkan

bahwa Judex Factie tidak berkeadilan dalam memutus perkara a

quo serta menyalahi prinsip-prinsip hukum pembuktian yaitu

m e n g e n a i p e n i l a i a n k e t e r a n g a n s a k s i a h l i secara b e r i m b a n g ;

1.3. Judex Factie Tidak M e m p e rt i m b a n g k a n Nata Pembelaan dan

M e m o r i B a n d i n g Y a n g D i a j u k a n O l e h P e m a h o n K a s a s i ff e r d a k w a .

Bahwa Pemahon Kasasi sangat keberatan dengan Putusan Judex

Factie k a r e n a P u t u s a n J u d e x Factie d i j a t u h k a n d e n g a n sama sekali

tidak m e m p e rt i m b a n g k a n Nata Pembelaan dan Memari Banding

yang diajukan oleh Terdakwa, baik keberatan yang berhubungan

d e n g a n fakta-fakta hukum di Persidangan maupun keberatan yang

berhubung-an dengan adanya p e l a n g g a r a n atas p e n e r a p a n kaidah­

kaidah hukum pidana. Dengan tidak d i p e rt i m b a n a k a n n y a sama

sekali Nata Pembelaan dan Memari Banding yang diajukan oleh

Terdakwa tersebut, Judex Factie jelas-jelas telah melakukan

p e l a n g g a r a n t e r h a d a p h a k - h a k Terdakwa d a l a m upayanya melaku­

kan p e m b e l a a n diri u n t u k membuktikan b a h a dirinya tidak bersalah ;

Hal. 1 9 d a r i 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/Pid/2006


Salah satu contoh fakta hukum yang nyata-nyata keliru namun

dalam Putusannya, Judex factie tidak pernah memberikan p e rt i m ­

bangan hukur inya adalah fakta hukum yang didakwakan Jaksa

Penuntut Umum tentang adanya pembicaraan antara Pemohon

Kasasi d e n g a n saksi Pantun Matondang (halaman 5 Sural dakwaan

dan halaman 7 Putusan Banding) padahal Pilot J a k a rt a - S i n g a p o r e

adalah Sabur Muhammad Taufik, bukan Pantun Matondang

sebagaimana terungkap dalam rekonstruksi yang sayangnya juga

d i a b a i l < a n o l e h J u d e x Factie ;

1.4. J u d e x Factie M e m u t u s k a n Perkara a q u o tidak s e s u a i d e n g a n surat

dakwaan d a n surat tuntutan Jaksa P e n u n t u t U m u m .

Di dalam surat dakwaan-nya pada halaman 4 alenia ke-3, Jaksa

Penuntut Umum menyatakan bahwa racun arsen dimasukkan

melalui minuman orange juice, yang selengkapnya berbunyi:

"Bahwa Terdakwa memasukkan racun arsen ke dalam minuman

orange juice tersebut karena Terdakwa tahu MUNIR, SH., tidak

minum alkohol, sedangkan minuman yang disajikan sebagai

welcome d r i n k h a n y a l a h orange juice d a n wine". ;

,,
Dengan berdasarkan surat dakwaan itu, persidangan telah

memeriksa segenap barang bukti dan alat-alat bukti baik yang

berbentuk surat maupun kesaksian para saksi. Kemudian Jaksa

Penuntut Umum dari hasil persidangan itu menyampaikan surat

tuntutan yang didalamnya antara lain menegaskan hal-hal sebagai

berikut:

"... .kemudian pada saat itu Terdakwa memasukkan racun

a r s e n i k d i s a l a h satu g e l a s y a n g berisi orange juice . . . "(halaman

69 S u r a t t u n t u t a n ) ;

"... .Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas bahwa dapat

d i b u k t i k a n a r s e n tersebut m a s u k m e l a l u i m u l u t m e l a l u i p e r a n t a r a

makanan cair perhitunqan inilah yang membuktikan bahwa

karena i n - t a k e t e r s e b u t d i d a l a m pesawat t u j u a n S i n g a p u r a maka

arsen tersebut melalui minuman yang diminum Munir saat di

pesawat ( h a l a m a n 7 1 surat tuntutan) ; d a n

" . . . . . berkaitan dengan masuknya arsen ke dalam orange juice

t e l a h d a p a t d i b u k t i k a n " ( h a l a m a n 72 s u r a t t u n t u t a n ) . ;

N a m u n a n e h n y a , J u d e x Factie k e m u d i a n t i d a k m e m u t u s p e r k a r a ini

dengan rn e n e n t u k a n apakah surat dakwaan dan surat tuntutan

H a l . 20 d a r i 46 h a l . P u t . No. 1 1 8 5 K/Pid/2006
Jaksa Penuntut Umum itu benar dan menyatakan Pemohon Kasasi

terbukti bersalah ataukah Judex Factie sepakat dengan Nota

Pembelaan dan Memori Banding Tim Penasihat Hukum Terdakwa

d a n m e n y a t a k a n Pemohon Kasasi t i d a k terbukti bersalah m e l a k u k a n

tindak pidana sebagaimana termaktub dalam surat dakwaan dan

surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum itu. Akan tetapi kemudian

M a j e l i s H a k i m t i n g k a t p e rt a m a d a l a m p e rt i m b a n g a n h u k u m n y a p a d a

halaman 91 dan halaman 97, dan p e rt i m b a n g a n hukum tersebut

telah d i a m b i l a 1 i h oleh Majelis Hakim Tingkat B a n d i n g , justru keluar

d a r i j a l u r s u r a t ci a k w a a n d a n surat t u n t u t a n , yaitu dengan menyata­

kan bahwa masuknya racun arsen ke dalam tubuh Munir adalah

melalui penyajian makan malam (meal) berupa me goreng, bukan

melalui jus jeruk (orange juice). P a d a h a l jelas-jelas P e n g a d i l a n tidak

pernah membahas dan membuktikan p e rt i m b a n g a n hukum yang

menyatakan bahwa masuknya racun arsen ke dalam tubuh Munir

adalah melalui penyajian makan malam (meal) berupa mie goreng ;

Kalau Mahkamah Agung menyetujui P e rt i m b a n g a n hukum Judex

factie ini, maka Mahkamah Agung telah menghendaki agar dalam

s u a t u surat dakwaan d a n surat tuntutan t i d a k perlu d i u r a i k a n t i n d a k

pidana yang dilakukan oleh Terdakwa, tidak perlu pula Terdakwa

d i b e r i k e s e m p a t a n m e n y u s u n nota p e m b e l a a n , k a r e n a h a k i m d a l a m

memutuskan suatu perkara pidana dapat mengubah acara per­

sidangan di luar surat dakwaan dan surat tuntutan, dapat pula

mengabaikan nota pembelaan Terdakwa s e p e rt i yang telah dilaku­

kan o l e h J u d e x Factie ;

P e rt i m b a n g a n hukum Judex Factie tersebut nyata-nyata telah

mengesampingkan surat dakwaan dan surat tuntutan Jaksa

Penuntut Umum, mengabaikan h a k Terdakwa untuk membela diri,

d a n b e rt e n t a n g a n p u l a d e n g a n a s a s - a s a s d a n p r i n s i p - p r i n s i p h u k u m

p i d a n a d a n h u k u m acara p i d a n a s e b a g a i b e r i k u t :

a. B e rt e n t a n g a n denqan azas bahwa Hakim tidak boleh memutus

s e l a i n d a r i p a d a h a l - h a l y a n g t e l a h d i d a k w a k a n atau d i t u n t u t .

Sebagaimana diketahui, dalam perkara a quo, Penuntut Umum

mengajukan Terdakwa ke Persidangan ini dengan tuduhan

m e l a k u k a n p e m b u n u h a n b e r e n c a n a t e r h a d a p M u n i r d e n g a n cara

Terdakwa memasukkan racun a r s e n i k ke s a l a h satu g e l a s y a n g

berisi orange j u i c e , (surat dakwaan h a l a m a n 4 d a n surat tuntutan

Hal. 21 d a r i 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006
halaman 69 alinea keempat). Dengan demikian, seharusnya

Pengadilan hanya membuktikan masuknya racun arsen melalui

orange juice saja (sebagaimana surat dakwaan), dan bukan

m e m p e rt i m b a n g k a n masuknya racun arsen melalui mie goreng

(yang tidak ada d a l a m surat dakwaan m a u p u n surat tuntutan) ;

Menurut M. Yahya Harahap, S.H., dalam bukunya Pembahasan

Permasalahan dan Penerapan K. U . H . P . , Penerbit Pustaka

K a rt i n i , C e t a k a n Ketiga T a h u n 1 9 9 3 , h a l a m a n 4 1 9 d i s e b u t k a n :

"Tujuan dan guna surat dakwaan adalah sebagai dasar atau

landasan pemeriksaan perkara di dalam sidang pengadilan.

Hakim didalam memeriksa suatu perkara tidak boleh menyim­

pang dari apa yang dirumuskan dalam surat dakwaan. Kalau

begitu, seorang Terdakwa yang d i h a d a p k a n ke s i d a n g Pengadil­

an hanya dapat diiatuhi hukuman karena telah terbukti melaku­

k a n t i n d a k p ' d a n a s e p e rt i y a n g d i s e b u t k a n atau y a n g d i n y a t a k a n

Jaksa dalam surat dakwaan".

b. B e rt e n t a n g a n d e n g a n k e t e n t u a n P a s a l 1 9 7 ayat ( 1 ) KU H A P .

Menurut penjelasan Pasal 197 ayat (1) huruf (d) KU H A P

dinyatakan: "yang dimaksud dengan "fakta dan keadaan di sini"

ialah segala apa yang ada dan apa yang diketemukan di sidang

oleh pihak dalam proses, antara lain Penuntut U m u m , saksi, A h l i ,

Terdakwa, Penasihat Hukum, dan saksi korban". Dikaitkan

dengan ketentuan Pasal 185 ayat (1) KU H A P yang berbunyi:

"Keterangan Saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi

nyatakan di sidang Pengadilan", maka p e rt i m b a n g a n Judex

Factie yang menyatakan bahwa racun arsen masuk melalui mie

goreng, oleh karena diperoleh/disimpulkan tidak berdasarkan

alat bukti dan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, maka

harus ditolak dan dibatalkan ;

Bahwa m e n g e n a i ditolak d a n d i b a t a l k a n n y a p u t u s a n karena tidak

didasarkan atas proses pembuktian yang terungkap di

p e r s i d a n g a n , telah digariskan oleh KUHAP pada Pasal 1 9 7 ayat

(2) yang m e n y a t a k a n : " T i d a k t e r p e n u h i n y a k e t e n t u a n d a l a m ayat

( 1 ) huruf d pasal i n i m e n g a k i b a t k a n p u t u s a n batal d e m i h u k u m " ;

c. B e rt e n t a n g a n dengan hasil visum et revertum dan keterangan

saksi A h l i Toxicology ;

Kalau Mahkamah Agung R . I . menganggap sah hasil outopsi dan

H a l . 22 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


visum et r e p e rt u m , maka p e rt i m b a n g a n hukum Judex Factie

yang menyatakan bahwa racun arsen m a s u k m e l a l u i mie g o r e n g ,

jelas-jelas b e rt e n t a n g a n dengan kesaksian saksi Ahli dan tidak

sesuai pula dengan hasil visum et r e p e rt u m . Dari hasil outopsi

Kedokteran K e h a k i m a n B e l a n d a s e b a g a i m a n a t e rt u a n g d i d a l a m

v i s u m et r e p e rt u m , t i d a k d a p a t d i k e t a h u i m e l a l u i m e d i a m a k a n a n

atau m i n u m a n a p a k a h r a c u n a r s e n t e r s e b u t m a s u k . H a l tersebut

diperkuat pula dengan keterangan A h l i Toxicology d i persidang­

an yang menyatakan bahwa tidak jelas racun arsen tersebut

masuk melalui media makanan ataukah minuman. Oleh karena­

nya k e s i m p u l a n / p e rt i m b a n g a n hukum Judex Factie yang

menyatakan bahwa racun arsen masuk melalui mie goreng,

jelas-jelas b e rt e n t a n g a n dengan kesaksian saksi Ahli dan tidak

sesuai pula dengan hasil visum et r e p e rt u m , sehingga patut

kalau p e rt i m b a n g a n hukum Judex Factie tersebut, batal demi

hukum ;

Atas dasar alasan-alasan tersebut di atas, oleh karena putusan

yang dijatuhkan oleh Judex Factie telah melanggar prinsip-prinsip

hukum acara pidana, maka p e rt i m b a n g a n Majelis Hakim Tingkat

Banding pada halaman 21 yang berbunyi: "Bahwa dari keadaan

yang demikian itu, tidaklah perlu untuk dipersoalkan lagi. apakah

racun arsen tersebut masuk kedalam lambung Munir, SH, melalui

minuman orange juice sebagai yang disebutkan Jaksa Penuntut

Umum dalam dakwaannya ataukah melalui mie goreng sebagai

yang disebutkan Majelis Hakim Tingkat P e rt a m a dalam

p u t u s a n n y a " , patut u n t u k d i n y a t a k a n b a t a l d e m i h u k u m ;

Keberatan P e m o h o n Kasasi tersebut s e s u a i p u l a d e n g a n D i s s e n t i n g

· Opinion Majelis Hakim Tingkat Banding dalam Putusannya pada

halaman 2 5 , 2 6 , dan 29.

Ketidaksesuaian Putusan J u d e x Factie d e n g a n Surat Dakwaan dan

Surat Tuntutan juga terlihat dari p e rt i m b a n g a n hukum Judex Factie

tentang Motivasi Terdakwa sebagaimana telah kami uraikan pada

butir 1 . 1 d i atas ;

1.5. J u d e x Factie m e n e r i m a d a n m e n g g u n a k a n a l a t b u k t i y a n g t i d a k s a h .

Di dalam persidangan, tidak pernah terbukti adanya izin dari

P e m e r i n t a h R . I . y a n g m e n y a n g k u t o t o p s i atas j e n a z a h M u n i r k e p a d a

Pemerintah Negara Belanda, sementara hasil outopsi berupa

H a l . 23 dari 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006
V i s u m et r e p e rt u m d i p e r i k s a d a n d i a j u k a n s e b a g a i b u k t i , s e d e m i k i a n

otopsi itu batal demi hukum karena dalam perkara pidana yang

mewakili keperlingan masyarakat a d a l a h otoritas negara dan pada

kenyataannya negara tidak pernah memberikan izin atas outopsi

tersebut ;

Apabila Mahkamah Agung membenarkan outopsi yang dilakukan

negara asing atas jenazah warganya tanpa adanya izin dari

pemerintah RI s e p e rt i itu, maka akan menjadi suatu preseden yang

sangat buruk bagi I n d o n e s i a . D e n g a n tidak sah-nya hasil outopsi itu,

m a k a a d a l a h wajar a p a b i l a p e r k a r a y a n g m e n e m p a t k a n Pollycarpus

s e b a g a i Terdakwa i n i t i d a k d a p a t d i t e r i m a ;

1.6. Putusan A Quo tidak sempurna p e rt i m b a n g a n hukumnya

(onvoldoende gemotiveerd).

Bahwa dalam m e m u t u s k a n perkara a q u o Majelis H a k i m P e n g a d i l a n

Tinggi tidak sempurna dalam memberikan p e rt i m b a n g a n hukumnya

(onvoeldoende gemotiveerd) karena didalam putusannya pada

halaman 21, Majelis Hakim hanya mengambil alih semua p e rt i m ­

bangan hukum Majelis Hakim Tingkat P e rt a m a , dan sama sekali

tidak memeriksa perkara itu kembali, baik m e n g e n a i fakta-faktanya

maupun mengenai soal penerapan hukumnya, yang selanjutnya

t e r u s m e n g u a t k a n P u t u s a n P e n g a d i l a n N e g e r i b e g i t u saja ;

B a h w a m e n u r u t Y u r i s p r u d e n s i MA R I T e rt a n g g a l 1 6 Desember 1 9 7 0

N o . 492 K/ S i p / 1 9 7 0 d i n y a t a k a n :

"Putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan. karena kurang cukup

p e rt i m b a n g a n n y a (onvoeldoende gemotiveerd), yaitu karena dalam

putusannya itu hanya m e m p e rt i m b a n g k a n soal mengesampingkan

keberatan-keberatan yang diajukan dalam memori banding dan

tanpa memeriksa perkara itu kembali, b a i k m e n g e n a i fakta-faktanya

maupun mengenai soal penerapan hukumnya terus menguatkan

putusan pengadilan negeri begitu saja".

B a h w a d e n g a n d e m i k i a n t e r b u k t i , o l e h k a re n a d i d a l a m m e m u t u s k a n

perkara a quo Majelis Hakim Pengadilan Tinggi tidak sempurna

p e rt i m b a n g a n hukumnya (onvoeldoende gemotiveerd), maka

menurut Yurisprudensi MA RI T e rt a n g g a l 16 Desember 1970 No.

4 9 2 K/Sip/ 1 9 7 0 , P u t u s a n P e n g a d i l a n T i n g g i h a r u s d i b a t a l k a n ;

1.7. J u d e x factie t i d a k m e n e r a p k a n k e t e n t u a n P a s a l 1 8 3 K U H A P .

Di d a l a m P a s a l 1 8 3 K U H A P d i s e b u t k a n b a h w a "Hakim tidak boleh

H a l . 24 dari 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006
menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan

sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah. ia memperoleh

keyakinan bahwa tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa

Terdakwalah yang bersalah melakukannya" ;

Pasal ini menegaskan bahwa keyakinan Hakim itu harus didapat

darl hasil pembuktian yang sah. Bukan didahului dengan adanya

"keyakinan", baru dibuktikan keyakinan itu dipersidangan. Bahkan

Pasal 158 KUHAP melarang Hakim menunjukkan sikap atau

mengeluarkan pernyataan di sidang tentang keyakinan mengenai

salah atau tidaknya Terdakwa. Dengan demikian keyakinan salah

atau tidaknya Terdakwa harus dilakukan setelah seluruh proses

pemeriksaan di muka sidang dinyatakan selesai. Namun keyakinan

ini pun harus timbul sebagai akibat dari adanya pembuktian dari

s e k u r a n g - k u r a n g n y a 2 ( d u a ) a l a t b u k t i y a n g s a h s e p e rt i t e l a h d i s e b u t

d i atas.

Bahwa namun, dalam menjatuhkan putusan alas perkara a quo,

t a n p a m e n d a s a r k a n atas a d a n y a 2 ( d u a ) a l a l b u k t i y a n g s a h , Judex

F a c t i e t e l a h m e m v o n i s Terdakwa b e r s a l a h m e l a k u k a n t i n d a k p i d a n a

sebagaimana dakwaan kesatu, oleh karena itu wajar dan adil

a p a b i l a p u t u s a n J u d e x Factie b a t a l d e m i h u k u m

Keberatan P e m o h o n K a s a s i tersebut s e s u a i p u l a d e n g a n D i s s e n t i n g

Opinion Majelis Hakim Tingkat Banding dalam putusannya pada

h a l a m a n 26 ;

2. P u t u s a n J u d e x Factie l a h i r d a r i cara mengadili yang tidak sesuai dengan

ketentuan.

2.1. Putusan a quo didasarkan atas keadaan-keadaan yang sifatnya

t i d a k pasti d a n b e r u b a h - u b a h .

Mohon perhatian Majelis Hakim Kasasi Yang Terhormat, Pemohon

Kasasi berpendapat bahwa putusan atas perkara a quo, telah

dijatuhkan berdasarkan keadaan-keadaan yang sifatnya tidak pasti

d a n b e r u b a h - u b a h , yaitu sebagai berikut :

a. Bahwa menurut Judex Factie, dalam melakukan upaya p e rn ­

bunuhan terhadap MUNIR, SH., Terdakwa Pollycarpus Budihari

Priyanto telah bekerjasama dengan saksi Oedi lrianto dan saksi

Yeti S u s m i a rt i . Hal tersebut terlihat dari p e rt i m b a n g a n hukum

Judex Factie yang menyatakan bahwa peristiwa tentang

Terdakwa menaburkan racun arsen ke dalam 2 (dua) paket

H a l . 25 dari 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006
makanan, yaitu mie goreng dan pasta dengan bekerjasama

dengan s a k :; i Oedi lrianto ( p e rt i m b a n g a n hukum Majelis Hakim

Tingkat Pertama pada halaman 93 yang telah diambil alih oleh

Maielis Hakim Tingkat Banding), kemudian mie goreng tersebut

disajikan oleh saksi Yeti S u s m i a rt i kepada M u n i r ( p e rt i m b a n g a n

h u k u m M a i e l i s H a k i m T i n g k a t P e rt a m a p a d a h a l a m a n 94) ;

b. Bahwa namun, hingga Putusan Majelis Hakim Tingkat Banding

dijatuhkan pada tanggal 27 Maret 2006, belum ada putusan

P e n g a d i l a n yang menyatakan bahwa s a k s i O e d i l r i a n t o d a n s a k s i

Yeti S u s m i a rt i . telah terbukti secara sah dan meyakinkan

melakukan kerjasama pembunuhan dengan Terdakwa

Pollycarcus B u d i h a r i Priyanto ;

c. Bahwa dengan belum adanya putusan Pengadilan yang

menyatakan saksi Oedi lrianto dan saksi Yeti S u s m i a rt i telah

terbukti mela ukan kerjasama pembunuhan dengan Terdakwa

Pollycarpus Budihari Priyanto, maka menjadi tidak pasti pula

kebenaran p e rt i m b a n g a n J u d e x F a c t i e y a n g menyatakan bahwa

Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto telah bekerjasama

dengan saksi Oedi lrianto dan saksi Yeti S u s m i a rt i dalam

membunuh M u n i r ;

d. Bahwa keadaan yang tidak pasti t e r s e b u t terjadi karena apabila

nantinya saksi Oedi lrianto dan saksi Yeti S u s m i a rt i diadili

sebagai Terdakwa, dan Pengadilan memutus kedua saksi ter­

sebut tidak terbukti bersalah melakukan pembunuhan terhadap

Munir, S.H., maka tentunya Terdakwa juga tidak terbukti pula

melakukan pembunuhan ;

e. Bahwa namun, oleh karena judex factie telah memutus

Terdakwa bersalah melakukan kerjasama dengan saksi Oedi

lrianto dan saksi Yeti s u s m i a rt i dalam membunuh Munir, S.H.

meskipun saksi Oedi lrianto dan saksi Yeti S u s m i a rt i belum

terbukti secara hukum membunuh Munir, S.H., maka putusan a

quo telah dijatuhkan atas dasar p e rt i m b a n g a n hukum yang

sifatnya belum pasti dan bisa berubah-ubah di kemudian hari.

Dengan d e rn i k i a n , terbukti putusan a quo jelas-jelas telah

melanggar hak asasi Pollycarpus Budihari Priyanto selaku

Terdakwa u n t u k d i a d i l i s e c a r a a d i l , j u j u r , d a n f a i r ;

2.2. J u d e x factie M e m p e r o l e h B u k t i " P e t u n j u k " s e c a r a t i d a k s a h .

H a l . 26 da ri 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006
Bahwa peristiwa tentang Terdakwa menaburkan racun arsen ke

dalam 2 (dua) paket m a k a n a n , yaitu mie goreng dan pasta d e n g a n

bekerjasama dengan saksi Oedi lrianto ( p e rt i m b a n g a n hukum

M a j e l i s H a k i m T i n g k a t P e rt a m a p a d a h a l a m a n 9 3 y a n g t e l a h d i a m b i l

alih oleh Majelis Hakim Tingkat Banding), kemudian mie goreng

tersebut disajikan oleh saksi Yeti S u s m i a rt i kepada Munir ( p e rt i m ­

bangan hukum Majelis Hakim Tingkat P e rt a m a pada halaman 94),

menurut Judex Factie d i d a s a r k a n oleh adanya bukti "Petunjuk" ;

Adapun bukti "Petunjuk" tersebut ternyata hanya didasarkan oleh

adanya hal-hal sebagai berikut :

a. F a k t a b a h w a T e r d a k w a d a l a m p e n e r b a n g a n J a k a rt a - S i n g a p u r a

pernah tidak terlihat d u d u k ditempatnya ;

b. Fakta b a h w a Terdakwa pernah b e rt e g u r s a p a d e n g a n Brahmani

H a s t a w a t i , O e d i l r i a n t o , d a n Yeti S u s m i a rt i , d a n

c. Fakta b a h w a k e m u d i a n mereka s a l i n g m e n g e n a l

Fakta-fakta tersebut d i a rt i k a n oleh Majelis Hakim sebagai adanya

b u k t i p e t u n j u k atas a d a n y a p e r s i a p a n Terdakwa u n t u k b e r b i c a r a d a n

mengatur bagaimana cara memasukkan racun arsen ke dalam

makanan ( p e rt i m b a n g a n hukum Majelis Hakim Tingkat P e rt a m a

halaman 93 yang telah diambil alih oleh Majelis Hakim Tingkat

Banding);

Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan bukti petunjuk tersebut,

karena bukti petunjuk tersebut diperoleh dengan cara yang tidak

sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 188 ayat (2) KUHAP yang

menentukan bahwa bukti petunjuk hanya dapat diperoleh dari : (a).

Keterangan saksi, (b). Surat d a n (c). Keterangan Terdakwa, karena

apa yang dikatakan judex factie sebagai bukti petunjuk tersebut

j e l a s - j e l a s b e rt e n t a n g a n d e n g a n k e t e r a n g a n s a k s i d i b a w a h s u m p a h

yaitu saksi Oedi lrianto, s a k s i Yeti S u s m i a rt i , d a n b e rt e n t a n g a n p u l a

dengan keterangan · Terdakwa, sebagaimana tersebut dalam

P u t u s a n M a j e l i s H a k i m T i n g k a t P e rt a m a p a d a h a l a m a n 68 a l e n i a ke-

3, halaman 70 alinea ke-6, dan halaman 38 alinea ke-9. Keberatan

Pemohon Kasasi tersebut sesuai pula dengan Dissenting Opinion

Majelis H a k i m Tingkat B a n d i n g d a l a m putusannya pada h a l a m a n 25

d a n 29 ;

Begitu pula perolehan bukti petunjuk tentang motivasi Terdakwa,

oleh karena bukti petunjuk itu diperoleh hanya didasarkan pada

H a l . 27 dari 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/ P i d / 2 0 0 6


adanya print out percakapan No telpon Pemohon Kasasi dengan

telpon gengga 1 0811900978 dan tidak diperoleh dari : (a)

Keterangan saksi (b). Surat dan (c) Keterangan Terdakwa , maka

P u t u s a n J u d e x Factie d a l a m perkara a q u o terbukti t e l a h d i d a s a r k a n

pada bukti petunjuk yang d i p e r o l e h secara tidak s a h , s e h i n g g a patut

k a l a u Putusan J u d e x Factie tersebut d i n y a t a k a n batal d e m i h u k u m ;

2.3. Judex Factie telah mengadili tidak sesuai dengan surat dakwaan

d a n surat tuntutan Jaksa P e n u n t u t U m u m .

P e rt i m b a n g a n hukum Majelis Hakim t i n g k a t p e rt a m a pada halaman

91 d a n h a l a m a n 9 7 , y a n g m a n a p e rt i m b a n g a n h u k u m t e r s e b u t t e l a h

diambil alih oleh Majelis Hakim Tingkat Banding menyatakan bahwa

masuknya racun arsen ke dalam tubuh Munir adalah melalui

penyajian makan malam (meal) berupa mei goreng, bukan melalui

jus jeruk (orange juice)

P e rt i m b a n g a n h u k u rn ini jelas-jelas menunjukkan Judex Factie

mengadili perkara ini secara melawan hukum karena telah keluar

dari surat dakwaan d a n surat tuntutan yang d i a j u k a n J a k s a P e n u n t u t

Umum, s e b a b m a s u k n y a r a c u n a r s e n ke d a l a m t u b u h Munir melalui

penyajian makan malam (meal) berupa mie goreng, tidak pernah


r

d i b a h a s dan dibuktikan dipersidangan ;

Uraian dan keberatan-keberatan kami pada angka 1.4 di atas

kiranya telah pula membuktikan bahwa J u d e x Factie m e m a n g telah

mengadili perkara ini secara tidak sesuai dengan ketentuan.Oleh

karena itu, maka adalah patut dan wajar apabila putusan Judex

Factie d i n y a t a k a n batal m e n u r u t h u k u m

2.4. J u d e x facti m e n g a b a i k a n r e k o n s t r u k s i .

Judex factie nyata-nyata tidak memberikan p e rt i m b a n g a n hukum

dan mengabaikan rekonstruksi yang pernah dilakukan atas perkara

a quo, padahal dari rekonstruksi itu terungkap hal-hal sebagai

berikut :

- Bahwa p e l a k s a n a a n R e k o n s t r u k s i t e r s e b u t d i l a k u k a n b e r d a s a r - k a n

keterangan saksi-saksi dan keterangan Pemohon Kasasi yang

terdapat di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan bahwa

pelaksanaan Rekonstruksi berjalan dengan lancar, tidak ada

satu saksi pun yang menolak adegan yang di foto saat rekon­

struksi t e r s e b u t ;

b. Bahwa dalam melaksanakan Rekonstruksi, Pemohon Kasasi

H a l . 28 d a r i 4G h a ! . Put. No. 1 1 8 5 K/ P i d / 2 0 0 6
..

dengan saksi Oedi lrianto maupun saksi Yeti S u s m i a rt i tidak

pernah mengobrol di Pantry (sesuai dengan BAP saksi Oedi

lrianto dengan Pemohon Kasasi maupun yang terungkap di

muka persidangan tidak pernah ada fakta yang menyatakan

saksi Oedi lrianto dengan Pemohon Kasasi bercakap-cakap di

Pantry). Hal ini sesuai dengan B e r i t a Acara Rekonstruksi Tahap

II No. 26 b e s e rt a foto R e k o n s t r u k s i t e r s e b u t d i m a n a s a a t a d e g a n

foto rekonstruksi, saksi Oedi lrianto menyiapkan welcome drink

maupun menyiapkan makanan berupa mie goreng dan pasta,

s a m a sekali P e m o h o n K a s a s i tidak terlihat/berada d i Pantry ;

c. Bahwa seluruh foto adegan Rekonstruksi dari awal hingga

terakhir, tidak ada adegan bahwa Pemohon Kasasi memasuki

pantry, dan Pemohon Kasasi juga tidak pernah berada d i sekitar

kelas B i s n i s ;

d. Bahwa dalam Serita Acara Rekonstruksi dan foto-foto.

Rekonstruksi, saksi Yeti S u s m i a rt i menyajikan welcome drink

m a u p u n m a k a n a n d a r i k u r s i y a n g p a l i n g d e p a n k e m u d i a n urut ke

belakang d e n g a n s u s u n a n gelas sejajar rapi ;

e. Bahwa dalam foto Rekonstruksi No. 22, saat adegan Pemohon

Kasasi di Cockpit (ruang kemudi pesawat) bersama dengan

c a p t a i n Taufi Sabur yang disaksikan oleh p e n y i d i k , dan captain

Taufik Sabur maupun Pemohon Kasasi menyetujui (tidak ada

yang menolak) ;

f. Bahwa dalam seluruh rangkaian adegan Rekonstruksi pada

tanggal 23 Juni 2005, tidak ada satu pihak-pun vanq berke­

beratan serta telah ditandatangani pada tanggal 04 Juli 2005

oleh s a k s i - s a k s i , Pemohon Kasasi m a u p u n Penyidik ;

Dengan mengabaikan hasil Rekonstruksi tersebut di atas, maka Judex

Factie telah mengadili dengan cara-cara yang tidak fair, sedemikian

a d a l a h wajar d a n a d i l a p a b i l a P u t u s a n J u d e x F a c t i e d i b a t a l k a n

3. J u d e x Factie t e l a h m e l a m p a u i k e w e n a n g a n n y a .

Alasan-alasan dan keberatan-keberatan Pemohon Kasasi yang telah

d i s e b u t k a n di atas, yaitu t e n t a n g : (a) Judex Factie yang mengadili tidak

sesuai dengan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum dan (b). Judex

Factie Memperoleh bukti petunjuk secara tidak sah, dengan sendirinya

membuktikan pula bahwa Judex Factie melampaui kewenangannya

dalam m e n g a d i l i d a n memutus perkara ini a quo. Oleh karena itu a d a l a h

H a l . 29 d a r i 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006
..

wajar d a n a d i l a p a b i l a M a h k a m a h A g u n g R I m e m b a t a l k a n P u t u s a n J u d e x

F a c t i e tersebut ;

II. K e b e r a t a n atas p u t u s a n j u d e x factie d a l a m d a k w a a n K e d u a .

1 . P u t u s a n j u d e x factie t i d a k m e n e r p a k a n h u k u m s e b a g a i m a n a m e s t i n y a .

1 . 1 . J u d e x Factie s a l a h m e n e r a p k a n h u k u m d a l a m m e n j a t u h k a n p u t u s a n

A q u o atas surat d a k w a a n k u m u l a t i f J a k s a P e n u n t u t U m u m .

Jaksa Penuntut Umum mendakwa Pemohon K a s a s i /T e r d a k w a

dengan dakwaan kumulatif sebagaimana diatur dalam Pasal 141

huruf b KUHAP, oleh karena itu dalam uraian surat dakwaannya

J a k s a P e n u n t u t U m u m m e n j e l a s k a n s e g a l a t i n d a k a n Terdakwa y a n g

salinq berkaitan satu sama lainnya yang akhirnya menurut Jaksa

Penuntut Umum Pemohon K a s a s i /T e r d a k w a dinyatakan telah

melakukan tlndal: pidana sebagaimana disebutkan dalam dakwaan

kesatu d a n d a k aan kedua ;

Berdasarkan segala alasan-alasan yang telah Pemohon Kasasi

sampaikan dalam keberatan kami atas putusan dalam dakwaan

kesatu di atas, maka Pemohon Kasasi nyata-nyata tidak terbukti


<J

m e l a k u k a n tindak p i d a n a s e b a g a i m a n a didakwakan Jaksa Penuntut

Umum dalam dakwaan kesatu. Oleh karena itu seharusnya Judex

Factie p u n menyatakan dakwaan kedua i n i tidak terbukti ;

Adalah sesuatu yang janggal, aneh dan tidak masuk akal apabila

Pemohon Kasasi melakukan tindak pidana sebagaimana didakwa­

kan d a l a m dakwaan kedua sementara dakwaan kesatu nyata-nyata

tidak terbukti. Untuk apa turut melakukan pemalsuan surat atau

menggunakan surat palsu apabila memang Pemohon Kasasi tidak

melakukan tlndak p i d a n a sebagaimana didakwakan d a l a m dakwaan

kesatu. Apakah rn u n q k i n Pemohon Kasasi selaku pilot senior untuk

melakukan kepergian ke Singapura harus dengan memalsu dan

atau menggunakan surat palsu? Bukankah hal ini adalah common

practice d a l a m d u n i a p e n e r b a n g a n y a n g d i g e l u t i n y a ?

Dissenting o p i n i o n yang d i s a m p a i k a n 2 h a k i m Tingkat b a n d i n g yang

menyatakan bahwa dakwaan Kesatu J a k s a .P e n u n t u t Umum tidak

terbukti akan tetapi Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana

sebagaimana didakwakan dalam dakwaan kedua adalah b e rt e n ­

tangan d e n g a ri logika hukum. Hal ini menunjukkan ketidak­

konsistenan mereka, karena kalau dakwaan kesatu mereka

nyatakan tidak terbukti , anehnya mengapa dak w aa n ke dua yang

H a l. 30 d a ri 46 h a l . P ut . No . 1185 K/ P i d / 2 0 0 6
dituduhkan Jaksa Penuntut Umum sebagai salah satu cara agar

dapat dilakukan kejahatan dalam dakwaan kesatu dinyatakan

terbukti ?

Oleh karena itu, P e rt i m b a n g a n H u k u m d a l a m d i s s e n t i n g o p i n i o n d a r i

dua hakim banding tentang dakwaan kedua ini sudah sepatutnya

untuk ditolak ;

1.2. Putusan A OL _ Mempersalahkan Terdakwa Atas Tindak Pidana

Yang Tidak Didakwakan. i

Mohan perhatian Majelis Hakim Kasasi Pemeriksa Perkara a quo

Yang Terhormat, didalam Surat Dakwaan Kedua, Jaksa Penuntut

Umum m e n d a k w a Terdakwa d e n g a n P a s a l 2 6 3 (2) J o . Pasa! 55 ( 1 )

ke-1 KUHPidana mengenai TURUT M E M P E R G U N A KA N SURAT

PALSU, namun dalam p e rt i m b a n g a n hukum pada halaman 1 1 1

a l e n i a ke-2 d a n p e rt i m b a n g a n h u k u m t e r s e b u t t e ! a h d i a m b i l a l i h o l e h

Majelis H a k i m Tingkat B a n d i n g , yang berbunyi :

"Menimbang, bahwa berhubung ternyata Terdakwa di dalam

m e l a k u k a n perbuatan p i d a n a tersebut t i d a k m e l a k u k a n s e m u a u n s u r

yang ada, melainkan masih membutuhkan peranan orang lain yaitu

saksi Ramelgia Anwar, maka Pengadilan berpendapat bahwa

peranan terdak a Pollycarpus di dalam Pasal 55 Ayat 1 ke-1

KUHPidana tersebut adalah sebagai orang yang turut melakukan

perbuatan pemalsuan surat"., menunjukkan bahwa Judex Factie

justru tidak m e m p e rt i m b a n g k a n unsur-unsur Pasal 263 (2)

K U H P i d a n a s e b a g a i m a n a yang d i d a k w a k a n tersebut ;

Dalam p e rt i m b a n g a n hukumnya tersebut, Judex Factie justru

m e m p e rt i m b a n g k a n dan m e m p e r s a l a h k a n Terdakwa t e l a h bersalah

melakukan tlndak pldana TURUT MEMBUAT SURAT PALSU

sebagaimana tersebut d a l a m Pasal 263 (1) KUHPidana yang tidak

ada dalam Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan), d a n t i d a k memper­

s a l a h k a n Terdakwa t e l a h b e r s a l a h m e l a k u k a n t i n d a k p i d a n a T U R U T

M E M P E R G U N A KA N S U R A T P A L S U , s e b a g a i m a n a t e r s e b u t dalam

Pasal 263 (2) KUHPidana (yang ada dalam Surat Dakwaan dan

Surat Tuntutan) ;

Menurut M. Yahya Harahap, S.H., dalam bukunya Pembahasan

Permasalahan dan Penerapan K.U.H.P., Penerbit Pustaka K a rt i n i ,

Cetakan Ketiga Tahun 1993, halaman 419 disebutkan "Tujuan dan

guna surat dakwaan adalah sebagai dasar atau landasan

Hal. 31 d a r i 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/ P i d / 2 0 0 6


pemeriksaan perkara di dalam sidang pengadilan. Hakim di dalam

memeriksa suatu perkara tidak boleh menyimpang dari apa yang

d i r u m u s k a n d a l a m surat d a k w a a n . Kalau begitu, s e o r a n g Terdakwa

yang dihadapkan ke sidang pengadilan hanya dapat dijatuhi

hukuman karena telah terbukti melakukan tindak pidana s e p e rt i

yang d i s e b u t k a n atau yang d i n y a t a k a n jaksa d a l a m surat dakwaan" ;

Dengan demikian, oleh k a r e n a J u d e x Factie t e l a h m e m p e r s a l a h k a n

Terdakwa atas tindak pidana yang tidak didakwakan kepadanya,

maka terbukti Putusan atas p e r k a r a a q u o t e l a h melanggar prinsip­

prinsip hukum pidana, dan melanggar hak-hak Terdakwa dalam

melakukan pembelaan diri, oleh karenanya patut kalau Putusan

J u d e x Factie t e r s e b u t d i n y a t a k a n b a t a l d e m i h u k u m ;

1.3. Putusan A Quo Tidak Sempurna P e rt i m b a n g a n Hukumnya

(ONVOELDOEN E GEMOTIVEERD).

B a h w a d a l a m m e m u t u s k a n perkara a q u o M a j e l i s H a k i m P e n g a d i l a n

Tinggi tidak sempurna p e rt i m b a n g a n hukumnya (onvoeldoende

gemotiveerd) karena didalam putusannya pada h a l a m a n 2 1 , Majelis

Hakim hanya mengambil alih s e rn u a p e rt i m b a n g a n hukum Majelis

Hakim Tingkat P e rt a m a , dan sama sekali tidak memeriksa perkara

itu kembali, baik mengenai fakta-faktanya maupun mengenai soal

penerapan hukumnya, terus menguatkan Putusan Pengadilan

N e g e r i b e g i t u saja ;

B a h w a m e n u r u t Y u r i s p r u d e n s i MA R I T e rt a n g g a l 1 6 D e s e m b e r 1 9 7 0

N o . 492 K/ S i p / 1 9 7 0 d i n y a t a k a n :

"Putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan, karena k u r a n g c u k u p

p e rt i m b a n g a n n y a (onvoeldoende gemotiveerd), yaitu karena dalam

putusannya itu hanya m e m p e rt i m b a n g k a n soal mengesampingkan

keberatan-keberatan yang diajukan dalam memori banding dan

t a n p a m e m e r i k s a perkara itu k e m b a l i , b a i k m e n g e n a i fakta-faktanya

maupun mengenai soal penerapan hukumnya terus menguatkan

p u t u s a n p e n g a d i l a n n e g e r i b e g i t u saja" ;

Bahwa d e n g a n d e m i k i a n terbukti, oleh karena d i d a l a m memutuskan

perkara a quo Majelis Hakim Pengadilan Tinggi tidak sempurna

p e rt i m b a n g a n hukumnya (onvoeldoende gemotiveerd) , m a ka

m e n u rut men u rut Y urisprudensi Mahkamah Agung R . I te rt a n g g a l 1 6

De s ember 19 7 0 No. 492 K / Sip 19


/ 7 0 , P utusa n P e n g ad i l an T i n g g i

harus dibatalkan ;

H a l . 32 dari 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/ P i d / 2 0 0 6
2. P u t u s a n j u d e x facti m e n g a d i l i d e n g a n cara t i d a k m e m p e rt i m b a n g k a n nota

keberatan, nota pembelaan dan memori banding yang diajukan oleh

P e m o h o n K a s a s i !T e r d a k w a .

Pemohon Kasasi s a n g a t keberatan dengan Putusan Pengadilan Tingkat

P e rt a m a berkaitan dengan dakwaan kedua yaitu pad a halaman 105

sampai dengan 1 1 1 yang putusan itu kemudian dikuatkan oleh

Pengadilan Tingkat 3anding, Keberatan P e m o h o n Kasasi ini dikarenakan

Putusan Judex Factie itu nyata-nyata tidak m e m p e rt i m b a n g k a n Nota

Keberatan, Nata Pembelaan dan Memori Banding yang diajukan oleh

Terdakwa, baik keberatan yang berhubungan dengan fakta-fakta hukum

di Persidangan maupun keberatan yang berhubungan dengan adanya

p e l a n g g a r a n atas p e n e r a p a n k a i d a h - k a i d a h hukum pidana. Dengan tidak


/�,
)��·'{�\)

.
- '!;,.,

..; · � j
.,,\

V'\
a d a n y a p e rt i m b a n g a ri h u k u m atas Nata P e m b e l a a n d a n Memori Banding

j'.':.; ;::\ Pemohon Kasasi it k P t J d F r b b t I h

\;I �·· . 1; � '. dilakukan dengan ��;a m;e:ga:il�::�g �d:: seascu: d:::�� :�:s-:s:s
1

\ �JZi \ /' h u k u rn d a n k e t e n t u a n - k e t e n t u a n d a l a m h u k u m acara p i d a n a ;


--t, .., .,,;,"/'.. '

,,
,�i�t�"" Ill. Tentang Dissenting O p i n i o n D u a H a k i m Tingkat B a n d i n g .

Terhadap dissenting opinion yang disampaikan oleh 2 (dua) Hakim Tingkat

Banding yaitu H. Basoel.i, S.H., dan Sri Handoyo, S . H , dengan ini Pemohon

Kasasi m e n y a m p a i k a n h a l - h a l s e b a g a i berikut :

1 . Bahwa Pemohon Kasasi menyatakan sepakat d e n g a n Pendapat 2 (dua)

Hakim B a n d i n g tersebut d a l a m hal pandangan mereka tentang dakwaan

Kesatu, karena dissenting opinion tersebut telah sesuai dengan Nota

Pembelaan, Memori B a n d i n g , dan a l a s a n - a l a s a n Memori Kasasi i n i ;

2. Bahwa adanya dissenting o p i n i o n yang d i k e m u k a k a n oleh 2 (dua) Hakim

Tingkat Banding itu, menunjukkan bahwa Putusan Banding tidak

didasarkan atas satu keyakinan yang bulat diantara ke 5 (lima) Majelis

Hakim Banding. Padahal Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) telah mensyaratkan adanya keyakinan hakim, dan keyakinan

hakim haruslah menyatakan bahwa Terdakwa-lah yang bersalah

melakukan tindak pidana tersebut. Sehingga jika akan menjatuhkan

pidana kepada Terdakwa, Hakim harus mempunyai keyakinan bulat/

penuh (100%), tanpa sedikitpun ada keraguan tentang kebenaran

peristiwa/tindak pidananya, maupun tentang pantas tidaknya Terdakwa

dihukum. l n i l a h yang d i k e n a l dengan istilah "beyond a reasonable doubt"

sebagaimana dianut oleh berbagai negara yang sistem :hukumnya

"common law". Prinsip ini mengajarkan bahwa jika ada sedikit saja

H a l . 33 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


keraguan pada diri Hakim tentang apakah Terdakwa pantas dihukum

atau tidak, maka Terdakwa haruslah dibebaskan. Bahkan sampai ada

pemeo yang menyatakan: "lebih baik membebaskan 10 orang yang

bersalah dari pada menghukum 1 orang yang tidak bersalah" ;

Kenyataan adanya 2 (dua) dari 5 (lima) Hakim Tingkat Banding

mempunyai dissenting opinion atas Putusan a quo, menunjukkan bahwa

P u t u s a n a q u o t i d a k d i d a s a r k a n k e y a k i n a n y a n g bu lat/pen u h ( 1 0 0 % ) , d a n

membuktikan pula bahwa memang ada keraguan tentang kebenaran

peristiwa/tindak p i d a n a yang d i d a k w a k a n kepada Terdakwa ;

Dengan demikian, oleh karena Putusan a quo telah dijatuhkan dengan

keyakinan yang kurang s e rt a penuh dengan keraguan, maka patut k a l a u

Majelis Hakim Kasasi membatalkannya ;

Sedangkan terhadap pendapat dan kesimpulan atas Dakwaan Kedua,

P e m o h o n K a s a s i s e p e n d a p a t b a h w a M a j e l i s H a k i m T i n g k a t P e rt a m a

dan 3 (tiga) H a k i m Tingkat B a n d i n g lainnya yang tidak memberikan

dissenting o p i n i o n telah keliru karena m e m u t u s k a n Perkara i n i d i l u a r

apa yang didakwakan dan dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum

dalam Dakwaan Kedua (Memori Kasasi hal. 22, angka 1.2),

sehingga sudah selayaknya apabila Putusan Judex Factie tersebut

dinyatakan batal d e m i h u k u m ;

1.2. Akan tetapi Pemohon Kasasi juga tidak sependapat dengan

dissenting opinion Hakim H. Basoeki, S.H., dan Sri Handoyo, S.H.,

yang kemudian menyatakan Pemohon Kasasi terbukti melanggar

Pasal 263 ayat (2) KUHP yaitu "menggunakan surat palsu"

berdasarkan a l a s a n - a l a s a n sebaqai berikut :

a. Bahwa.Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya yang

berifat kumulatif telah jelas-jelas mendakwa Pemohon Kasasi

turut melakukan pembunuhan. Dan untuk memperlancar

jalannya pembunuhan tersebut, Jaksa Penuntut Umum

menyatakan bahwa salah satu cara yang dipakai Terdakwa

adalah dengan menggunakan surat palsu. Dengan demikian

adanya dakwaan surat palsu adalah karena ada tuduhan

pembunuhan pada diri Terdakwa. Sehingga sangatlah aneh

apabila Hakim H. Basoeki, S.H dan Sri Handoyo, S.H.,

m e n y a t a k a n D a k w a a n Kesatu t i d a k t e r b u k t i a k a n tetapi D a k w a a n

Kedua terbukti, sebab Dakwaan Kesatu dan Dakwaan Kedua

H a l . 34 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


adalah satu "paket" yang saling berkaitan, sehingga apabila

Dakwaan Kesatu tidak terbukti, maka Dakwaan Kedua menjadi

gugur dengan sendirinya. Bukankah penggunaan surat palsu

sebagaimana Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut

adalah untuk memperlancar usaha pembunuhan ? Lalu kalau

dakwaan pembunuhan tidak terbukti, Terdakwa menggunakan

surat palsu untuk apa ? Oleh karena Hakim H. Basoeki, S.H.,

dan Sri Handoyo, S.H., menyatakan Dakwaan Kesatu tidak

terbukti, sudah seharusnya secara hukum Dakwaan Kedua,

menjadi tidak terbukti pula ;

· b. Bahwa adalah tidak masuk akal, seorang pilot senior s e p e rt i

r:
Pemohon Kasasi melakukan tindak kejahatan menggunakan

AH t/ Q . s u r a t p a l s u h a n y a u n t u k d a p a t m e n i k m a t i p e r g i ke S i n g a p u r a d a n
. .;/ (:\

l:-:: ;) tidur di hotel m e n g i n g a t h a l t e r s e b u t a d a l a h pekerjaan Pemohon

:;.· i /Ji,, ,, \ Kasasi sehari-hari ;

"'" �-- 1:%:1 \ q .

.( \:1,;)!;�11 }
\
Menimbanq, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

"� -�"'- ,:f_: . .P,/7 b e r p e n d a p a t :


\, �;;-�--....._;; �. � -� :..:..�:1"_,�

Terhadap Pemohon Kasasi 1/Jaksa/Penuntut U m u m :

Bahwa a l a s a n tersebut t i d a k dapat d i b e n a r k a n , karena P e n g a d i l a n T i n g g i

dalam menguatkan Putusan Pengadilan Negeri telah mengambil alih

p e rt i m b a n g a n Pengadilan Negeri yang sudah m e m p e rt i m b a n g k a n h a l - h a l yang

meringankan dan memberatkan, sesuai wewenangnya dan mengenai berat

ringannya pidana dalam perkara ini merupakan wewenang judex factie yang

tidak tunduk pada kasasi, kecuali menjatuhkan pidana melampaui batas

maximum ancaman pidananya atau kurang dari batas minimum ancaman

pidananya, yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan atau men­

j a t u h k a n h u k u m a n d e n g a n t i d a k m e m b e r i k a n p e rt i m b a n g a n y a n g c u k u p ;

M e n i m b a n g , b a h w a b e r d a s a r k a n p e rt i m b a n g a n d i a t a s , l a g i p u l a t e r n y a t a ,

putusan judex facti dalam perkara ini tidak b e rt e n t a n g a n dengan hukum

dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh

P e m o h o n Kasasi I : J a k s a / P e n u n t u t U m u m tersebut h a r u s d i t o l a k ;

T e r h a d a p P e m o h o n K a s a s i 1 1 /T e r d a k w a

Tentang d a k w a a n Kesatu :

B a h w a t e r l e p a s d a r i a l a s a n - a l a s a n k a s a s i t e r s e b u t , j u d e x facti t e l a h s a l a h

m e n e r a p k a n h u k u m p e m b u k t i a n d e n g a n p e rt i m b a n g a n s e b a g a i b e r i k u t :

1. Bahwa d a r i alat-alat bukti yang d i a j u k a n oleh P e n u n t u t U m u m d a n terungkap

dalam persidangan pada Pengadilan Negeri telah diperoleh fakta-fakta

Hal. 35 d a r i 46 h a / . Put. No. 1 1 8 5 K/Pid/2006


hukum sebagaimana diuraikan dalam Putusan P e n g a d i l a n Negeri ;

2. Bahwa dalam p e rt i m b a n g a n n y a j u d e x facti menggunakan petunjuk sebagai

alat bukti sebagaimana antara lain diuraikan pada hal. 85, 87, 88, 93, 97

100, 101, 103 ;

3. B a h w a b e r d a s a r k a n P a s a l 1 8 8 (2) KU H A P , p e t u n j u k s e b a g a i a l a t b u k t i h a r u s

d i d a s a r k a n pada keterangan s a k s i , surat d a n keterangan Terdakwa ;

4. Bahwa d a l a m p e rt i m b a n g a n n y a , j u d e x facti b e r p e n d a p a t s e b a g a i m a n a y a n g

d i u r a i k a n d a l a m Putusan P e n g a d i l a n Negeri, antara l a i n bahwa :

a. Antara Terdakwa dengan pembicara telepon genggam bernomor

0811900978 telah terjadi kesepakatan tentang bagaimana cara

pelaksanaan keinginan mereka untuk menghilangkan jiwa Munir

(Putusan P e n g a d i l a n Negeri h a l . 86) ;

b. Tidak ada tujuan ataupun motivasi lain selain Terdakwa berkeinginan

untuk menghilangkan jiwa Munir, yang sudah dibicarakan dengan

pembicara m e l a l u i telepon g e n g g a m No. 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 yang m a s i h belum

d i k e t a h u i siapa orangnya ( P u t u s a n P e n q a d i l a n Negeri h a l . 88) ;

Untuk mendapatkan racun arsen dalam bentuk serbuk adalah sangat

mudah b a g i Terdakwa d e n g a n cara m e m b e l i d i toko y a n g m e n j u a l r a c u n

arsen karena disamping banyak dijual bebas oleh para pedagang, ju ga

dari bentuk dan j umlahnya y ang sangat mudah untuk dibungkus dan

disimpan kemudian dibawa ke dalam pesawa t tanpa dapat dideteksi

karena bukan merupakan barang terlarang atau barang yang harus

dilaporkan (Putusan P engadilan Negeri h a l . 93) ;

d. Antara s a k s i O edi lria to, saksi Y eti S u s m i a rt i d a n Terdakwa t e l a h te rjadi

p embicaraan singkat memikirkan dan merencanakan bagaimana

melaksanakan niat Terdakwa untuk menghilangkan j iwa M unir dengan

r a c u n a r s e n d i d a l a m r u a n g a n pantr y y a n g s u l i t d i l i h a t o rang l ain, k ecuali

m e r e k a b e rt i g a ( Putusan Pengadilan Negeri h a l . 97) ;

e. Terdakwa b e r j a l a n m e n u j u ruang p a n t ry d e n g a n maksud menemui saksi

Y eti S u s m i a rt i dan saksi O edi l rianto yang telah berada dipantry t em p a t

makanan berada dan dipersiapkan untuk berbicara d an m engatur

baga imana c ara memasukkan racun arsen ke dalam makanan (me al)

( P u t u s a n P e n g a d i l a n Negeri h a l . 93) ;

f. Ses aat s etelah selesai pembicaraan singkat dan p embagian tugas,

T e r d akwa segera dengan cepat keluar dari p antry m enuju ke bar

p remium ( Putusan Pengadilan N egeri h al. 94) ;

Hal. 36 d a r i 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/ P i d / 2 0 0 6


,;

g. Terdakwa bersama-sama saksi Oedi lrianto dan Yetti S u s m i a rt i yang

sudah saling kenal dipastikan dapat memanfaatkan waktu persiapan

penyajian makan malam dengan lancar dengan cara saksi Oedi lrianto

membuka seal k e rt a s t i m a h atau tutup apapun yang berada di atas dan

menutupi makanan, k e rn u d i a n Terdakwa menaburkan racun arsen ke

dalam dua paket makanan pilihan yang diserahkan mie goreng dan

pasta, yang merupakan menu p i l i h a n d i kelas b i s n i s untuk m a k a n m a l a m ,

kemudian menutupnya kembali dalam keadaan rapi (Putusan Pengadilan

Negeri h a l . 93) ;

h. Sementara itu saksi Oedi lrianto dan saksi Yeti S u s m i a rt i segera

menyiapkan dan menempatkan (dua) paket pilihan makanan (meal)

mana yang sudah ditaburi racun arsen oleh Terdakwa d i s e n d i r i k a n untuk

ditawarkan kepada Munir, dan yang tidak beracun dapat dipastikan

dibagikan kepada penumpang lain (Putusan Pengadilan Negeri halaman

94);

i. Berhubung k or b a n Munir hanya dapat memilih dengan memesan apa

yang ditawarkan saksi Yeti S u s m i a rt i , maka ketika Munir menentu-kan

pilihannya berupa mie goreng, barulah saksi Yeti S u s m i a rt i memberi

makanan mie goreng beracun tersebut kepada korban Munir (Putusan

P e n g a d i l a n N e g e r i h a l . 94) ;

j. Semua rangkaian kegiatan saksi Yeti S u s m i a rt i selama menqhidanqkan

makanan (meal) mie goreng hingga di makan habis oleh M u n i r tersebut,

selalu diawasi oleh saksi Oedi lrianto karena tugasnya d a n diawasi juga

oleh Terdakwa. Sampai saat Terdakwa merasa yakin bahwa makanan

yang disajikan saksi Yetti S u s m i a rt i kepada Munir benar-benar dimakan

habis (Putusan Pengadilan Negeri hal. 94) ;

5. Bahwa berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan, ternyata pendapat

y u d e x facti tersebut d i atas s a m a sekali tidak d i d u k u n g d e n g a n satupun alat

bukti berupa keterangan saksi, surat maupun keterangan Terdakwa

s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m P a s a l 1 8 8 ( 1 ) d a n ( 2 ) KU HAP ;

6. Bahwa judex facti menyimpulkan saat masuknya (in - take) racun arsen

adalah dalam penerbangan J a k a rt a - S i n g a p u r a , yaitu pada saat penyajian

makanan (Putusan Pengadilan Negeri hal. 99) kesimpulan yudex facti ini

s a l a h , sebab :

a. M e n u r u t para a h l i d a l a m persidangan, t e n g g a n g waktu a n t a r a m a s u k n y a

a r s e n ke t u b u h m a n u s i a d a n t e r l i h a t n y a g e j a l a a w a l , a d a l a h :

1 ). K e t e r a n g a n Addy Q u r e s m a n ST : 30 m e n it s a m p a i 4 j a m ;

H a l . 37 d a r i 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006
2). Keterangan Dr. Boedi Sampoerno 1 0 m e n it s a m p a i 1 1 0 m e n i t ;

3). Keterangan Dr. R i d l a Bakri 30 m e n i t s a m p a i 90 m e n i t ;

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, tenggang waktu rata­

ratanya a d a l a h a n t a r a : 1 0 m e n i t s a m p a i 4 j a m ;

b. B e r d a s a r k a n fakta-fakta d a l a m p e r s i d a n g a n , t e r l i h a t n y a g e j a l a awal p a d a

diri korban (Munir), adalah dalam penerbangan pesawat Singapura -

A m s t e r d a m , yaitu ketika korban (Munir) m e m i n t a obat P r o m a g sekitar 1 0

-15 sebelum take off dan sebelum penyajian makanan korban (Munir)

p e r g i ke t o i l e t . P a d a saat p e n y a j i a n m a k a n a n , 30 - 40 m e n i t s e t e l a h take

off, korban (Munir) tidak mau makan dan mengatakan kalau perutnya

s e d a n g t i d a k e n a k ( k e t e r a n g a n s a k s i T i a Dewi A m b a r i , Pramugari, dalam

P u t u s a n P e n g a d i l a n Neqeri h a l a m a n 40) ;

c. R e n t a n g waktu perjalanan korban (Munir) dengan pesawat GA 974 p a d a

tangal 6 September 2004 a d a l a h :

1 ). P e n e r b a n g a n pesawat J a k a rt a - S i n g a p u r a : 98 m e n i t ;

2 ) . Transit di Bandara C h a n g i : 60 m e n i t ;

3 ) . T i m b u l n y a g e j a l a awal k o r b a n ( M u n i r ) d a l a m p e s a w a t

untuk penerbanganSingapura-Amsterdam : 1 0 - 1 5 m e n it ;

d. Apabila tenggang waktu rata-rata terlihatnya gejala awal racun arsen

d i t e r a p k a n p a d a r e n t a n g waktu p e r j a l a n a n korban ( M u n i r ) , maka terdapat

tiga kemungkinan saat masuknya (in take) racun arsen ke dalam tubuh

k o r b a n ( M u n i r ) yaitu :

1 ). S e b e l u m p e n e r b a n g a n J a k a rt a - S i n g a p u r a ;

2). D a l a m p e n e r b a n g a n J a k a rt a - S i n g a p u r a ;

3). S e s u d a h p e n e r b a n g a n J a k a rt a - S i n g a p u r a ( d i B a n d a r a C h a n g i ) ;

e. Kapan dan dimana sebenarnya saat masuknya racun arsen ke dalam

t u b u h k o r b a n ( M u n i r ) t i d a k d a p a t d i p a s t i k a n , s e b a b d a r i fakta-fakta d a l a m

persidangan perkara i n i tidak ada satupun alat bukti yang dapat dipakai

sebagai dasar untuk menentukannya ;

7. B a h w a b e r d a s a r k a n h a l - h a l t e r s e b u t d i atas d a p a t d i s i m p u l k a n b a h w a :

a. P e rt i m b a n g a n judex facti hanya didasarkan pada asumsi-asumsi dan

tidak d i d a s a r k a n pada alat bukti yang terungkap d i p e r s i d a n g a n ;

b. T i d a k d a p a t d i b u k t i k a n bahwa T e r d a k w a l a h y a n g m e n y e b a b k a n k e m a t i a n

korban (Munir) dengan memberikan racun arsen ke dalam juice jeruk

atau m i e g o r e n g y a n g d i m a k a n atau d i m i n u m k o r b a n ;

c. Tidak dapat dibuktikan bahwa Terdakwa telah memasukkan atau

menyuruh memasukkan racun arsen ke dalam minuman atau makanan

H a l . 38 dari 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006
yang disajikan kepada korban (Munir) dalam penerbangan pesawat

J a k a rt a - S i n g a p u r a ;

8. Bahwa berdasarkan p e rt i m b a n g a n di atas Mahkamah Agung berpendapat

bahwa u n s u r - u n s u r dari dakwaan Kesatu t i d a k t e r p e n u h i sehingga dakwaan

Kesatu t i d a k terbukti secara sah dan meyakinkan, oleh karena itu Terdakwa

h a r u s d i b e b a s k a n dari dakwaan tersebut ;

Tentanq dakwaan Kedua :

m e n q e n a i a l a s a n ke I I b u t i r 1 d a n 2 :

Bahwa alasan-alasan ini juga tidak dapat dibenarkan, sebab judex facti

sudah tepat yaitu tidak salah salah menerapkan, lagi pula alasan-alasan

tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan

tentang suatu kenyataan, keberatan semacam itu tidak dapat d i p e rt i m b a n g k a n

dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat

kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum atau

peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah cara

mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang, dan apakah

P e n g a d i l a n telah m e l a m p a u i batas wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud


('

dalam Pasal 253 Kitab Undang-undang H u k u m Acara Pidana (Undang-undang

No. 8 Tahun 1 9 8 1 ) ;

Bahwa walaupun ada kaitannya dengan dakwaan Kesatu, namun

dakwaan Kedua adalah dakwaan yang berdiri sendiri (Pasal 65 (1) KUHP).

Terlepas dari hal t e r s e b u t , j u d e x facti telah salah dalam menguraikan rumusan

kwalifikasi tindak pidana yang dilakukan Terdakwa sesuai dengan dakwaan

Kedua. Kwalifikasi tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa seharusnya

menggunakan surat palsu (Pasal 263 (2) KUHP), bukan melakukan pemalsuan

surat ( P a s a l 263 ( 1 ) K U H P ) ;

M e n i m b a n g , bahwa m e n g e n a i pendapat M a j e l i s K a s a s i tersebut, terdapat

pendapat y a n g b e r b e d a , yaitu :

P e n d a p a t H a k i m A n q q o t a A rt i d j o A l k o s t a r , S.H.,.LLM.,

A. Terhadap kasasi dari Jaksa Penuntut U m u m :

M e n g a b u l k a n p e r m o h o n a n k a s a s i P e n u n t u t U m u m d e n g a n p e rt i m b a n g a n

hukum:

1 . Judex Facti salah menerapkan hukum, karena tidak menerapkan

Pasal 1 9 7 ayat ( 1 ) h u r u f f KUHAP.

Dalam putusannya Judex F acti (in casu Pengadilan Tinggi) ternyata

tidak memberi p e rt i m b a n g a n tentang hal-hal yang memberatkan dan

h a l - h a l y a n g m e r i n g a n k a n secara b e n a r d a l a m m e n j a t u h k a n p i d a n a ;

H a l . 39 dari 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/Pid/2006


2. Judex Facti salah menerapkan hukum, karena perbuatan Terdakwa

m e r u p a k a n C o n c u r s u s (perbarengan) antara p e m b u n u h a n , P a s a l 340

KUHP dan pemalsuan surat Pasal 263 ayat (2) KUHP sehingga

stelsel pemidanaannya menuntut adanya komulasi terbatas yaitu

pidana maksimum ditambah 1/3 ;

3. Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana " p e m b u n u h a n

berencana dan menggunakan surat palsu" sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 340 K U H P jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal

2 6 3 ayat ( 2 ) K U H P j o . P a s a l 55 ayat ( 1 ) k e - 1 KUHP;

4. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Pollycarpus Budihari

Priyanto dengan pidana penjara s e u m u r h i d u p ;

Terhadap kasasi Terdakwa/Penasehat H u k u m n y a :

Menolak permohonan kasasi Terdakwa/Penasehat Hukumnya dengan

p e rt i m b a n g a n h u k u m :

1 . Judex Facti t i d a k s a l a h d a l a m p e rt i m b a n g a n hukum dan putusannya,

,,
k a r e n a t e l a h m e m p e rt i m b a n g k a n h a l - h a l y a n g r e l e v a n s e c a r a y u r i d i s ;

Bahwa Judex Facti mempergunakan bukti-bukti petunjuk sesuai

d e n g a n P a s a l 1 8 8 ayat ( 1 ) d a n ( 2 ) K U H P ;

Dalam filsafat l o g i k a d i k e n a l a d a n y a 3 h u b u n g a n k a u s a l i t a s , y a i t u :

1 ). d a r i s e b a b ke a k i b a t ;

2). d a r i a k i b a t ke s e b a b ;

3 ) . d a r i a k i b a t ke a k i b a t ( l i h a t d a l a m b u k u L o g i k a S c i e n t i f i k a , k a r a n g a n

D r . W. P o e s p o p r o d j o , S . H . , S S , B P h , L P h , 1 9 9 9 : 245) ;

Dan yang terjadi dalam kasus terbunuhnya Munir adalah adanya

akibat terbunuhnya Munir karena diracun oleh seseorang atau

beberapa orang l a i n ;

2. Judex Facti benar dalam p e rt i m b a n g a n hukumnya, yang dengan

mempergunakan metode b e rf i k i r a-posteriori m e m p e rt i m b a n g k a n

adanya rangkaian peristiwa yang merupakan conditio sine qua non,

sehingga terjadi terbunuhnya Munir karena diracun. Dengan adanya

fakta-fakta hukum yang menjadi petunjuk dan ada hubungan kausal

d e n g a n akibat matinya M u n i r karena d i r a c u n ;

3. T i d a k t e r n y a t a J u d e x Facti t i d a k b e r i m b a n g d a l a m m e n i l a i k e t e r a n g a n

saksi ahli, karena baik keterangan saksi ahli Ridla Bakri dan Boedi

Sampoerno, maupun saksi ahli Addy Quresman telah sama-sama

d i p e rt i m b a n g k a n oleh Judex Facti. Dalam hal ini Judex Facti telah

H a l . 40 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


m e m p e rt i m b a n g k a n kesaksian yang paling relevan dengan timbulnya

akibat meninggalnya M u n i r karena diracun ;

4. Judex Facti tidak salah dalam p e rt i m b a n g a n hukumnya, karena hal­

hal yang relevan secara yuridis telah d i p e rt i m b a n g k a n dengan benar

oleh Judex Facti baik hal-hal yang diajukan oleh Jaksa Penuntut

U m u m m a u p u n d a r i Terdakwa d a n / a t a u P e n a s e h a t H u k u m n y a ;

5. J u d e x F a c t i t i d a k ternyata m e m u t u s p e r k a r a t i d a k s e s u a i d e n g a n s u r a t

d a k w a a n d a n surat tuntutan J a k s a P e n u n t u t U m u m ;

Bahwa Judex Facti d e n g a n mempergunakan logika hubungan kausal

a-posteriori yaitu adanya kematian M u n i r sebagai akibat dari adanya

s e b a b b e r u p a r a c u n y a n g m a s u k ke d a l a m t u b u h n y a ;

Masuknya racun ke dalam tubuh Munir tidak lepas dari rangkaian

peristiwa-peristiwa yang mendahului sebelumnya, dapat melalui

m i n u m a n atau m a k a n a n ;

Dari rangkaian momentum sampai terjadinya kematian Munir

berdasarkan kesaksian dan petunjuk yang ditemukan oleh Judex

Facti y a n g m a s u k ke d a l a m t u b u h M u n i r m e l a l u i m a k a n a n ;

Judex F a c t i tetap p a d a p o k o k surat d a k w a a n yaitu adanya hubungan

k a u s a l antara kematian M u n i r d e n g a n r a n g k a i a n p e r b u a t a n Terdakwa;

6. Tidak ternyata Judex Facti menerima dan menggunakan memutus

perkara m e m p e r g u n a k a n h a l - h a l y a n g m u n c u l d i p e r s i d a n g a n ;

Kualifikasi dalam suatu alat bukti terletak pada otoritas keahlian

validitas, Kacamata teori validitas menegaskan ada 6 kategori

validitas, yaitu :

1 ) . V a l i d i t a s tam p a n g atau v a l i d i t a s l a h i r ( F a c e V a l i f i d y ) ;

2 ) . Validitas logis (Logical Validity), disebut pula sebagai validitas

k o n s t r u k s i ( C o n s t r u k c t V a l i d i t y ) a t a u V a l i d i t y of D e f i n i t i o n ;

3 ) . V a l i d i t a s faktor ( F a c t o r i a l V a l i d i t y ) ;

4). Validitas isi (Content Validity) ;

5). Validitas Empiris (Empirical Validity) (lihat dalam buku Pengantar

M e t o d o l o g i Riset S o s i a l , k a r a n g a n K a rt i n i K a rt o n o , 1980 : 1 0 1 ) ;

Dalam pembuktian ini, validitas yang dipergunakan adalah validitas

l o g i s atau L o g i c a l V a l i d i t y ;

7. Tidak ternyata putusan Judex Facti onvoeldoende gemot iveerd,

kar e na J udex Facti telah m e m p e rt i m b a n g k a n h a l - h a l y a ng relevan

se c ara y u r i d i s ;

H a l. 4 1 d a ri 4 6 h a l. Pu t . No . 1 1 8 5 K/ P i d / 2 0 0 6
8. Judex Facti telah m e m p e rt i m b a n g k a n dengan benar secara runtut

dengan a-posteriori hal-hal yang terjadi baik sebelum Munir naik

pesawat terbang, kejadian-kejadian yang terjadi dalam pesawat

Garuda, menjelang kematian M u n i r dan setelah kematian M u n i r ;

9. Tidak ternyata Judex Facti tidak menerapkan Pasal 183 KU H A P ,

karena Judex Facti dalam putusan telah m e m p e rt i m b a n g k a n lebih

dari 2 alat bukti y a n g sah dan valid. Bukti petunjuk yang sah muncul

dipersidangan ;

1 0 . Alasan kasasi lainnya tidak dibenarkan, karena menyangkut p e n i l a i a n

h a s i l p e m b u k t i a n ( P H P ) y a n g m e n j a d i k e w e n a n g a n d a r i J u d e x Facti ;

1 1 . Alas an lainnya yang menyangkut penilaian atas adanya dissenting

opinion tidak relevan, karena dissenting opinion telah ditentukan

d a l a m U n d a n g - U n d a n g N o . 4 T a h u n 2004 ;

M e n i m b a n g , b a h w a b e r d a s a r k a n p e rt i m b a n g a n d i atas M a h k a m a h A g u n g

berpendapat, bahwa Putusan Pengadilan Tinggi J a k a rt a No. 16/PID/2005/

PT.OKI, tanggal 27 Maret 2 0 0 6 dan Putusan Pengadilan Negeri J a k a rt a Pusat

No. 1361 K/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst, tanggal 20 Desember 2005 tidak dapat

d i p e rt a h a n k a n lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah Agung

a k a n m e n g a d i l i s e n d i r i p e r k a r a t e r s e b u t s e p e rt i tertera d i b a w a h i n i :

Menimbang, bahwa oleh karena terhadap Terdakwa dinyatakan tidak

terbukti melakukan tindak pidana dalam dakwaan Kesatu dan terbukti melaku­

kan tindak pidana dalam dakwaan Kedua, maka sebelum menjatuhkan pidana

kepada Terdakwa perlu d i p e rt i m b a n g k a n hal-hal yang meringankan dan yang

memberatkan :

H a l - h a l yang meringankan :

Terdakwa b e r s i k a p s o p a n d a n m e n g h o r m a t i p e r s i d a n g a n ;

Terdakwa b e l u m p e r n a h d i h u k u m ;

Terdakwa m e m p u y a i t a n g g u n g a n k e l u a r g a ;

H a l - h a l yang memberatkan :

Perbuatan Terdakwa dapat menimbulkan kurang percayanya masyarakat

terhadap Garuda sebagai perusahaan Negara ;

P e r b u a t a n Terdakwa t e l a h m e n c o r e n g n a m a b a i k a w a k p e s a w a t G a r u d a ;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari P emohon

Kasasi 1 /Jaksa/Penuntut Umum ditolak dan permohonan kasasi dari P emohon

Kasasi 1 1 /T erdakwa dikabulkan, akan tetapi karena Terdakwa di nyatakan

t erbukti dan d i p i d a n a , maka erdakwa d i b e b a n i u n t u k m e m b a y a r bi aya p erkara

d a l a m tingkat kasasi ini ;

Ha l. 42 da ri 46 hal. P ut. No . 1 1 8 5 K/ P id/2006


M e m p e r h a t i k a n P a s a l 340 K U H P j o . Pasal 55 ( 1 ) ke-1 KUHP, Pasal 263

ayat ( 2 ) K U H P jo. Pasal 55 ( 1 ) ke-1 KUHP, Undang-Undang No. 8 Tahun 1981,

Undang-Undang No. 4 Tahun 2004, Undang-undang No. 14 Tahun 1985

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, dan

u n d a n g - u n d a n g s e rt a p e r a t u r a n l a i n y a n g b e r s a n g k u t a n ;

M E N G A D I L I :

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I : Jaksa/Penuntut

U m u m p a d a Kejaksaan N e g e r i J a k a rt a P u s a t tersebut;

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi l l ff erdakwa :

P O L L Y C A R P U S B U D I H A R I P R I Y A N T O tersebut ;

Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi J a k a rt a No. 16/PID/2006/

P T . O K I , tanggal 27 Maret 2 0 0 6 yang m e m b a t a l k a n p u t u s a n P e n g a d i l a n Negeri


.,--------··-- -

J a k a rt a P u s a t N o . 1 3 6 1 / P i d . B / 2 0 0 5 / P N . J k t . P s t , t a n g g a l 20 D e s e m b e r 2 0 0 5 ;

MENGADILI SENDIRI :

1 . Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

s e b a g a i m a n a d i d a k w a k a n d a l a m d a k w a a n Kesatu ;

2. M e m b e b a s k a n Terdakwa d a r i d a k w a a n Kesatu t e r s e b u t ;

3. Menyatakan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO telah

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

" M e n g g u n a k a n Surat P a l s u " ;

4. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut dengan

pidana penjara selama 2 (dua) tahun ;

5. M e n e t a p k a n l a m a n y a Terdakwa b e r a d a d a l a m t a h a n a n s e b e l u m p u t u s a n i n i

mempunyai kekuatan hukum tetap, akan dikurangkan seluruhnya dari

p i d a n a penjara yang dijatuhkan ;

6. Menetapkan barang bukti dikembalikan kepada Jaksa/Penuntut Umum

u n t u k d i j a d i k a n barang bukti d a l a m perkara l a i n , berupa :

1 . 1 (satu) lembar Asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor

GARUDA/DZ-2270/04 t a n g g a l 1 1 Agustus 2004 p e r i h a l Surat Penugas­

an, yang ditujukan kepada POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO/

522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan ditandatangani oleh

! N O R A S E T I A W A N ( D i r e k t u r U t a m a PT. G a r u d a I n d o n e s i a ) ;

2. 1 ( s a t u ) l e m b a r foto copy Surat dan Chief Pilot A. 330 yang ditanda-

H a l . 43 dari 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006
l

tangani oleh R O H A N I L A I N I Nata O F A / 2 1 0 / 0 4 t a n g g a l 3 1 Agustus 2004

perihal Mohan perubahan atas p e r u b a h a n Schedule P e n e r b a n g a n atas

n a m a Terdakwa P O L L Y C A R P U S B U D I H A R I PRIYANTO;

3. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A. 330 yang ditanda­

tangani oleh R O H A N I L A I N I Nata OFA/219/04 t a n g g a l 6 September 2004

perihal mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas

nama Terdakwa P O L L Y C A R P U S B U D I H A R I PRIYANTO ;

4. 1 (satu) lembar Surat asli I n t e r o ff i c e Correspondence dengan Kap

Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : ISl/1177/04

tanggal 4 September 2004 Penugasan yang ditandatangani oleh M.

R A M E L G I A ANWAR l lice Corporate Security) ;

5. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kap

Garuda Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04

tanggal 1 5 September 2004 perihal Penugasan yang ditandatangani oleh

R A M E L G I A ANWAR (Vice Corporate S e c u r i t y ) d e n g a n N o . seri 0 0 7 8 1 ;

6. 3 (tiga) l e m b a r s u r a t a s l i t a n g g a l 8 September 2004 yang d i t a n d a - t a n g a n i

')
o l e h P O L LY C A R P U S B U D I H A R I PRIYANTO B H P yang ditujukan kepada

B a p a k VP Corporate S e c u r i t y PT. G a r u d a I n d o n e s i a ;

·,

7. 2 ( d u a ) l e m b a r s u r a t a s l i t a n g g a l 8 S e p t e m b e r 2004 y a n g d i t a n d a - t a n g a n i

oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO yang ditujukan kepada

M a n a g e r O p e r a s i P e n e r b a n g a n PT. G a r u d a I n d o n e s i a ;

8. 1 (satu) Bunde! Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan

kepada Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. GARUDA INDO­

NESIA yang ditandatangani oleh Terdakwa P O L LY C A R P U S BUDIHARI

P R I Y A N T O B H P / 5 2 2 6 5 9 tentang L a p o r a n P e n u g a s a n P D Z - 2 2 7 0 / 0 4 ;

9. 1 (satu) buah ID Card An. POLLY C A R P U S BUDIHARI PRIYANTO No.

522659 J a b a t a n Aviation Security d i k e l u a r k a n p a d a t a n g g a l 1 6 J u n i 2004

yang ditandatangani oleh VP. HR. M A N A G E M E N T DAAN A C H M A D ;

10. 1 (satu) l e m b a r Asli Tax I n v o i c e Novotel A p o l l o Singapore An. Terdakwa

POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/0 Garuda GA 826 Room No.

1618 tiba tanggal 6 September 2004 berangkat tanggal 7 September

2004;

1 1 . Monthly Schedule Original atas nama Terdakwa POLLYCARPUS

B U D I H A R I P R I Y A N T O t a n g g a l 1 A g u s t u s s/d 26 S e p t e m b e r 2 0 0 4 ;

12. 1 (satu) Bunde! asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol Algemene

Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood MUNIR Geboren :

0 8 - 1 2 - 1 9 6 5 te M a l a n g , I n d o n e s i a ;

H a l . 44 d a r i 46 h a l . Put. No. 1 1 8 5 K/ P i d / 2 0 0 6
r

1 3 . Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood", yang

dikeluarkan oleh HB Dammen selaku "de O ff i c e r van Justitle in het

Arrondissement Haarlem", 7 September 2004 ;

1 4 . Surat "Voorlopige Bevindugen" yang dikeluarkan oleh dr. R. VISSER

selaku Patholoog dari Ministerie van Justitie-Nederlands Forensich

l n s t i t u u t , d i Rijkwijk 8 S e p t e m b e r 2004 ;

15. 16 (enam belas) halaman b e r i s i k a n foto-foto j e n a z a h Mr. M U N I R selama

Sectie t a n g g a l 8 S e p t e m b e r 2 0 0 4 ;

1 6 . Surat dari dr. R. VISSER dari NFI kepada Mr. E. VISSER pejabat

A r r o n d i s s e m e n t s p a r k e t H a a r l e m t a n g g a l 1 3 O k t o b e r 2004 ;

1 7 . S u r a t h a s i l p e m e r i k s a a n p o s t m o rt e m Pro J u s t i t i a No. 04-419/R102 dibuat

oleh dr. R. VISSER dari Ministerie van Justitie - Nederlands Forensich

l n s t i t u u t tanggal 1 3 Oktober 2004 ;

1 8 . S u r a t " D e s k u n d i g e n r a p p o rt , voorlopig r a p p o rt " yang dikeluarkan oleh dr.

K.J. LUSTHOV, apo heker - toxicoloog dari Ministerie van Justitie -

Nederlands Forensicht lnstituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw

kenmerk BPS/XPOL Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer :

2004419, tanggal 1 O k t o b e r 2004 ;

1 9 . S u r a t " D e s k u n d i g e n r a p p o rt , voorlopig r a p p o rt " yang dikeluarkan oleh dr.

K.J. LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitie­

Neederlands Forensisch lntituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw

Kenmerk BPS/XPOL Nummer PL278C/04-08133, Sectie Nummer :

2 0 0 4 4 1 9 , tanggal 4 N o p e m b e r 2004 ;

2 0 . Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah dilegalisir dari

Ministerie van Justitie kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia

t a n g g a l 2 5 N o p e m b e r 2004 ;

21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam berikut

n o m o r k a rt u ( S i m C a r d ) n o m o r : 0 8 1 5 9 6 6 9 0 6 1 7 ;

22. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration pener­

b a n g a n J a k a rt a - S i n g a p u r a t a n g g a l 6 S e p t e m b e r 2004 ;

23. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura­

Amsterdam t a n g g a l 7 S e p t e m b e r 2 0 0 4 ;

2 4 . Satu b u a h b u k u M e m o P a d m i l i k T e r d a k w a P O L L Y C A R P U S ;

2 5 . Note B o o k Merek Acer T r a v e l Mate s e r i 4 0 0 0 M o d e l ZL I b e r i k u t t a s n y a ;

H a l . 45 d a r i 46 h a l . P u t . N o . 1 1 8 5 K/ P i d / 2 0 0 6
26. H a n d P h o n e M e r e k N o k i a 9 2 1 0 , C E 1 6 8 type R A E - 3 N ;

2 7 . S i m card N o m o r T e l k o m s e l N o . 6 2 1 0 1 0 0 0 1 3 0 0 6 5 6 6 ;

2 8 . P a k a i a n yang d i k e n a k a n korban M U N I R , SH p a d a p e n e r b a n g a n J a k a rt a ­

Singapura-Amsterdam ;

Membebankan Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara

d a l a m t i n g k a t k a s a s i i n i s e b e s a r R p . 2 . 5 0 0 , - ( d u a r i b u l i m a ratus r u p i a h ) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

Agung pada hari Selasa, tanggal 3 Oktober 2006 oleh lskandar Kami!, S.H.

Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua

Majelis, H. Atja Sondjaya, S.H. d a n Artidjo A l k o s t a r , S.H. Hakim-Hakim Agung

sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari

itu j u g a o l e h Ketua M a j e l i s b e s e rt a H a k i m - H a k i m anggota tersebut, d a n d i b a n t u

oleh Mien Trisnawaty, S.H.,M.H. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh

P e m o h o n K a s a s i I : J a k s a / P e n u n t u t U m u m d a n P e m o h o n K a s a s i I I / Terdakwa ;

H a k i m - H a k i m Anggota K e t u a

ttd . / . - ttd . / . -

H . Atja S o n d j a y a , S . H . I s k a nd a r K a m i ! , S . H .

ttd . / . -

Artid j o A l k o s t a r , S . H .

Panitera Pengganti ;

ttd . / . -

M i e n Trisnawaty, S . H . , M . H .

U ntuk Salinan

M a h k a m a h A g u n g RI

.�-.. a . n . Panitera

"....-Tl'�a,Muda Perkara P i d a n a )1

Hum.

H a l . 46 dari 46 h a l . Put. N o . 1 1 8 5 K/Pid/2006


P U T U S A N

N o m o r.. : 16/PID/2006/PT .OKI

D E M I KEADILAN B E R D A 0 A R K A N K E T U H A N A N YANG MAHA ESA

P e n g a d i l a n T i n g g i J a k a rt a m e m e r i k s a d a n m e n g a d i l i p e r k a r a - p e r k a r a
'J

pidana dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan

s e b a g a i m a n a tersebut d i b a w a h i n i d a l a m p e r k a r a terdakwa :

Nama : POLLYCARPUS B U D I H A R I PRIYANTO.

T empat l a h i r : Solo.

Umur/tgl l a h i r : 44 t a h u n / 26 J a n u a r i 1 9 6 1 .

J e n i s kelamin : Laki - l a k i .

Kebangsaan : Indonesia.

Tempat t i n g g a l ' : J I . P a m u l a n g _Permai I Blok B N o . 1 RT.01/22,

P a m u l a n q Barat, T a n g e r a n g .

A g a m a : Khatolik

Pekerjaan : Pilot Garuda

Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 08 April 2005

sarnpai d e n g a n t a n g g a l 1 7 M e i 2 0 0 5 .

3. P e r p a n j a n g a n P e n g a d i l a n Negeri Jakarta Pusat sejak tanggal 1 8

Mei 2 0 0 5 s a m p a i d e n g a n t a n g g a l 1 6 J u n i 2 0 0 5 .

4. Perpanjangan Pe gadilan Negeri Jakarta Pusat, sejak tanggal

1 7 J u n i 2005 s a m p a i d e n g a n t a n g g a l 1 6 J u l i 2 0 0 5 .

5. Penuntut Umum, sejak tanggal 15 Juli 2005 sampai dengan

t a n g g a l 03 Agustus 2 0 0 5 .

6. Perpanjangan oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

sejak t a n g g a l 29 Juli 2005 sampai dengan tanggal 27 Agustus

2005

7 . Perpanjangan .
I

7. Perpanjang Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pu sat, sejak

tanggal 28 Agustus 2005 sarnpai dengan tanggal 26 Oktober

2005.

8. Perpanjanqan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta, sejak

tanggal 27 Oktober 2005 2005 sampai dengan tanggal 25

Nopember 2 0 0 5 .

9. Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi J a k a rt a , sejak

tanggal 26 Nopember 2005 sampai dengan tanggal 25

Desember 2 0 0 5 .

10. Perintah Penahanan Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Jakarta,

sejak tanggal 21 Desember 2005 sampai dengan tanggal 19

Januari 2006.

1 1 . Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta, sejak

tanggal 20 J a n u a r i 2006 sampai dengan tanggal 20 Maret 2006.

12. Perpanjangan Wakil Ketua Mahkamah Agung - RI Bidang

Y u d i s i a l , sejak tanggal 2 1 Maret 2006 sampai d e n g a n tanggal 1 9

April 2006.

Setelah m e m p e r h a t i k a n d a n m e n g u t i p hal - h a l sebagai b e r i k u t ;

o
a. Surat Dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum, pada Kejaksaan Negeri

Jakarta Pusat, y a n g b e r b u n y i s e b a g a i b e r i k u t :

DAKWAAN

KESA TU

Bahwa terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto baik bertindak

secara sendiri - sendiri ataupun bersama - sama dengan Yeti Susmiarti

dan Oedi lrianto (dalam berkas terpisah) pada hari Senin tanggal 6

September 2004 sampai dengan Selasa tanggal 7 September 2004 atau

Setidak .
setidak - tidaknya p a d a suat J wal<tu tertentu d a l a m b u l a n S e p t e m b e r 2 0 0 4

bertempat di dalarn Pesawat Garuda Indonesia Airways Nomor

P e n e r b a n g a n GA-974 tujuan Jakarta Singapura yang berdasarkan pasal 3

KUHP juncto pasal 86 KUHAP. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, telah ·melakukan .

rnenyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan d e n g a n sengaja d a n

direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain yaitu jiwa

korban MUNIR.SH yang dilakukan terdakwa dengan cara - cara sebagai

berikut:

Bahwa terdakwa P o l l y Carpus B u d i h a r i Priyanto yang sejak tahun 1999

telah melakukan berbagai kegiatan dengan dalil untuk menegakkan

Negara Kesatuan Republik Indonesia melihat korban MUNIR.SH

sebagai Ketua Dewan Pengurus Kontras dan Direktur Eksekutif

lmparsial yang sering mengidentifikasikan dirinya penggerak dan

pelopor pembangunan demokrasi , mernl.ela Hak Asasi Manusia dan

,,«�� tidak jarang bahkan terbiasa mengkritisi program pemerintah, melakukan

tf'f =r, ;?,:);,r\\"<'it�rik social I komentar I t a n g g a p a n yang bernada negatif serta kegiat an

('.� { .t:_J!'.}{:(') 1
1�j�nya, yang dinilai oleh terdakwa maupun p i h a k tertentu telah sangat
1

'<t! \ _.-::\;;;':_:_',,,. (m'ingganggu dan menjadi halangan atau kendala bagi terlaksananya

\../[;) � !• f...JI . . .
,..� If� �"'�,,/ pyogram pemenntah , menqakibatkan adanya p i h a k , termasuk terdakwa
11,
�' ;�. - -< �,:::,y
· ;� sendiri yang tidak dapat m e n e r i m a n y a ;

Berlatar belakang anggapan dan penilaian tersebut mendorong

terdakwa merasa perlu h a r u s m e n g h e n t i k a n kegiatan korban M U N I R . S H

d e n g a n rnerencanakan cara - cara sangat matang untuk menghilangkan

jiwa korban M U N I R . S H ;

Guna mewujudkan rencananya m e n g h i l a n g k a n jiwa korban MUNIR,SH

m u l a i l a h terdakwa memonitor kegiatan M U N I R . S H b a i k secara l a n g s u n g

m a u p u n tidak l a n g s u n g , hingga diketahuinya rencana korban M U N I R , S H

yang akan berangkat ke B e l a n d a untuk melanjutkan study :

Selanjutnya untuk memastikan tentang kepastian keberangkatan

MUNIR .
4

MUNIR.SH tersebut pada tanggal 4 September 2004 terdakwa telah

berusaha menelpon MUNIR.SH melalui Handphone milik MUNIR.SH

yang ternyata diterima oleh saksi SUCIWATI (istri MUNIR.SH) dengan

maksud menanyakan kapan keberangkatan MUNIR.SH ke Belanda

yang dijawab oleh s a k s i SUCIWATI bahwa M U N I R . S H . Akan berangkat

hari Senin Tanggal 6 September 2 0 0 4 ;

Setelah rnenqetahut kepastian tanggal keberangkatan M U N I R . S H maka

terdakwa lalu mencari peluang agar bisa berangkat bersama - sama

dengan terdakwa l a l u mencari p e l u a n g agar bisa berangkat bersama -

sama dengan MUNIR.SH pada tanggal 6 September 2004, dimana

terdakwa meminta perubahan tugas penerbangan sebagai extra crew

sedangkan sesuai jadwal tugasnya terdakwa pada tanggal 5 September

2004 sampai dengan 9 September 2004 seharusnya berangkat ke

Peking C h i n a namun kemudian d i r u b a h pada tanggal 6 September 2004

menjadi ke Singapura.Perubahan tersebut tertuang dalam Nota

Perubahan nomor : O F N 2 1 9 / 0 4 tanggal 6 September 2004 yang dibuat

oleh ROHAINIL AINI dengan alasan yang dikemukakan terdakwa saat

-��:,,-.� itu adalah adanya tugas dari saksi RAMELGIA ANWAR selaku Vice
/',:;:.,; �"·,;- '·. .

ft(Y}" ·��;·,�resident Corporate Security PT.Garuda Indonesia yang selanjutnya

((.{t 1';�� .,lam pelaksanaannya akan menghubungi Chief Pilot KARMAL FAUZA

\}�: \ \ ,.:_.sr_'-7" r: �If MBIRING.Padahal penugasan tersebut sebenarnyalah tidak pernah

\./ t: �iJ /, a, namun karena alasan tersebut maka diterbitkanlah General

�;_�· :���>,.Declaration bagi keberangkatan terdakwa ke Singapura sebagai Extra

Crew dinyatakan untuk melaksanakan tugas Aviation Security

sementara tugas Aviation Security tersebut bukanlah merupakan

spesialisasi tugas terdakwa yang tugas pekerjaannya di lingkungan

PT.Garuda Indonesia adalah scbagai Pilot atau setidak - tidaknya

terdakwa tidak m e m p u n y a i s u r a t k h u s u s sebagai Aviation Security ;

Selanjutnya pada tanggal 6 september 2004 terdakwa berangkat ke

bandara lnternasional Soekarno-Hatta untuk terbang ke Singapura

d e n g a n menumpang pesawat G a r u d a I n d o n e s i a Airways d e n g a n nomor

penerbangan GA-974, pesawat yang sama yang ditumpangi oleh

MUNIR.SH;

- Selanjutnya .
5

Setelah melakukan check in, terdakwa kemudian berjalan menuju

pesawat melalui koridor yang menghubungkan ruang tunggu dengan

pintu pesawat. Saat itu terdakwa melihat MUNIR.SH sedang berjalan

menuju pintu pesawat ;

Terdakwa kemudian menghampiri MUNIR.SH sambil menyapa dan

menanyakan tempat duduk yang oleh MUNIR.SH ditunjukan saat

numbernya y a k n i n o m o r 40 G di k e l a s ekonomi ;

Selanjutnya MUNIR.SH yang menanyakan di mana letak seat tersebut

dijawab oleh terdakwa adanya di belakang.Namun saat itu terdakwa

menawarkan tempat duduknya di Bisnis Classs nomor 3 K kepada

MUNIR.SH hal mana dimaksudkan dan dengan tujuan untuk

mempermudah terdakwa melaksanakan rencananya untuk

menghilangkan nyawa MUNIR.SH karena pada kelompok seat 3K di

.. kelas bisnis hanya terdapat 1 8 tempat d u d u k ;

�yl#
-,
: ;::� ...
/.
,
, / . ..
...
.
'\
.....
Iii·-� ...

'
,...
I/ � ' ,,,•.,
J, ...,.•• / ·� \ ..... \'

.
f /t?( r i'iE\ \,�;!,;wa untuk m e n g h i l a n g k a n kecurigaan orang l a i n , terdakwa k e m u d i a n

l;r; \ J·( igf/f �-�beritahukan kepada saksi B RA H MA N I E HASTAWATI selaku Purser

\() '\. ··� . ,;} � .iJ.wat tersebut perihal perubahan fasilitas tempat duduk .terdakwa di

'·< ,,.;:: ,.�nis Class yang diberikan kepada M U N I R . S H yang selanjutnya Saks,

----- ···· B RA H MA N I E HASTAWATI mendatangi M U N I R . S H dan m e n y a l a m i n y a

Setelah itu saksi B RA H MA N I E HASTAWATI mempersilahkan terdakwa

untuk d u d u k di Premium Class dan beberapa saat kemudian sebelum

pesawat tinggal landas, saksi OEDI IRIANTO sebagai pramugara pun

melaksanakan tugasnya menyiapkan Welcome drink kepada para

penumpang khusus hanya yang d u d u k dikelas bisnis termasuk kepada

MUNIR.SH yang oleh terdakwa telah dipindahkan dari kelas

ekonomi.Bahwa pada saat Saksi O E D I IRIANTO menyiapkan Welcome

d r i n k tersebut, terdakwa segera beranjak d a r i tempat d u d u k n y a berjalan

menuju Pantry dekat bar premium. Pada saat mana kiranya

dimaksudkan terdakwa untuk memasukkan sesuatu kedalam minuman

orange juice yang akan dihidangkan kepada M U N I R . S H yang sesuai

hasil .
6

hasil pemeriksaan laboratorium Kementerian Kehakiman Lembaga

Forensik Belanda tangga! 13 Oktober 2004, ditandatangani oleh

ct r . R O B B E R T VISSER , dokter dan patolog bekerja sama dengan

dr.B.KUBAT dipastikan adalah racun arsen dalam jumlah yang

mematikan;

c..1

Bahwa terdakwa memasukkan racun arsen ke dalam minuman oranq

juice tersebut karena terdakwa tahu MUNIR.SH tidak minum alcohol,

sedangkan minuman y a n g disajikan sebagai welcome d r i n k hanayalah

orange juice d a n w i n e ;

Selanjutnya saksi YETI S U S M I A R T I sebagai pramugari mengambil dua

g e l a s berisi wine d a n d u a gelas berisi orange juice d i m a n a khusus d u a

gelas orange juice telah dimasukkan racun arsen dan diatur dalam

ns.. mpan secara s e l a n g - s e l i n g masing - masing d u a gelas di d e p a n berisi

wine d a n orange j u i c e yang telah dimasukkan racun arsen tersebut serta

d u a gelas di belakang dengan komposisi yang sama.Selan jutnya saksi

pf;!�"\ YETI SUfMIARTI menuju ke tempat duduk 3 k kelas bisnis tempat

{i;/�-f./' t� ' � \ : � U N I R , S H d u d u k untuk menyajikan m i n u m a n . Setelah berada di depan

,\f(J
_
, ,_,
I
: kN •
'.
/ ,
U
, ,.
{!
t,
\ -�
I .. ,
NIR,SH saksi YETI SUSMIARTI menawarkan minuman tersebut
\ � 1 'r ;;�...- ,;,.I

t•/ t, --� jJJ p a d a saksi LIE �HE _NGIAN ya�g d u d u k . di sebelah MUNIR.SH lebih

'� '?t,, · ..,.�r:./j. a h u l u dan yang d i a m b i l a d a l a h rru n u m a n wine ;

,���.._':: :.:i;;;J

Bahwa saat menawarkan m i n u m a n tersebut, b a i k terdakwa , saksi O E D I

IRIANTO dan saksi_ YETI SUSMIARTI tahu dan dapat memastikan

bahwa saksi L I E K H I E N G I A N y a n g a d a l a h warga B e l a n d a akan m e m i l i h

Wine;

Setelah itu saksi YETTI SUSMIARTI menyajikan minuman kepada

MUNIR.SH yang nampaknya tanpa rasa curiga lalu mengambil orange

juice yang disajikan paling depan dan minuman itulah yang telah

d i c a m p u r dengan racun arsen;

Pada saat yang sama a p a yang d i l a k u k a n terdakwa adalah mengawasi

kegiatan saksi YETY SUSMIARTI ketika menyajikan minuman

Kepada .
7

kepada MUNIR.SH mengamati MUNIR.SH yang duduk ditempatnya,

saat meminum orange J u i ce dalam gelas yang ada ditangannya dan

terdakwa mondar mandir di depan pantry dekat bar Bisnis class. Dan

setelah terdakwa meyakini bahwa MUNIR.SH telah meminum habis

orange juice yang telah dimasukkan racun arsen tersebut, terdakwa

b a r u l a h kemudian naik ke p r e m i u m class upperdeck dan sempat menuju

ke ruang pilot untuk berbicara dengan saksi PANTUN MATONDANG

selaku pilot ;

Setelah p e n e r b a n g a n selama k u r a n g l e b i h 1 2 0 (seratus s u a p u l u h ) m e n i t

maka pada p u k u l 2 3 . 3 2 W I B pesawat Garuda I n d o n e s i a Airways nomor

Penerbangan GA-974 mendarat di bandara Changi Singapura dan

kemudian seluruh crew pesawat termasuk terdakwa pun turun untuk

dilakukan p e n g g a n t i a n crew. d i m a n a crew d a r i J a k a rt a y a n g baru t u r u n

selanjutnya m e n g i n a p di Novotel Hotel S i n g a p u r a ;

A·--:=:}-� Sebelum melanjutkan perjalanan ke Belanda di bandara Changi

/;:.;� , . '�,. UNIR,SH menunggu selama kurang lebih 1 jam 13 menit untuk
I '·• t ,·. :--- ., ,. . •-t. \

t/tf I !:},';:;:)\/ · \�r,ansit.Selanjutnya MUNIR.SH yang kembali naik pesawat tersebut


l . .... .

\\'<::)
' • h

\·,". (-_
·. l

+:
� 1 :,i

d u d u k pada seatnya sendiri nomor 40 G economy class d a n pada

\( \::t _ )} .//ukul 0 0 . 4 5 W I B tanggal 7 September 2004 pesawat tinggal l a n d as dari

�. -::'.·: <.:"}:_�'!;::{! bandara C h a n g i S i n g a p u r a . Selang 1 5 Menit setelah take off, M U N I R . S H

mulai merasa mules sebagai akibat mulai bereaksinya racun arsen

d i d a l a m tubuhnya d i s u s u l selanjutnya korban muntah - muntah hingga

muntahannya mengenai kaos celana yang dikenakan korban pada saat

itu;

..,
3 (tiga) jam kemudian setelah take off dari Singapura tersebut saksi

PANTUN MATONDONG selaku pilot mendapat laporan dari purser

MADJIB R.NASUTION bahwa Korban MUNIR.SH sakit dan · sudah

ditangani oleh dokter Tarmizi. Selanjutnya saksi PANTUN

MATONDANG lalu memerintahkan purser MA D J I B R.NASUTION untuk

memonitor perkembangannya.Saat itu korban MUNIR.SH diputuskan

dibawa ke bisnis class untuk dibaringkan dan oleh saksi Or.TARMIZI

diberikan .
8

( I

diberikan 2(dua) b u t i r tablet New Oiatabs . 1 (satu) b u t i r Z a n t a c . 1 (satu)

butir Promag dan juga diberikan suntikan Primperam dan Oiazepam

s e h i n g g a Korban M U N I R , S H terlihat menjadi t e n a n g ;

N a m u n 2 (dua) jam sebel m m e n d a r a t , saksi PANTUM MATONDANG

kembali menerima laporan dari purser MA D J I B NASUTION bahwa

Korban MUNIR.SH telah meninggal d u ru a , yang selanjutnya saksi

PANTUN MATONDANG selaku pilot segera m e n g u n d a n g dokter tarmizi

untuk mendapat penjelasan bahwa saudara M U N I R , S H menderita saks t

perut dan muntaber yang beberapa saat setelah mendapat laporan

bahwa korban MUNIR.SH meninggal dunia, lalu dibuatkan surat

kematian;

Berdasarkan hasil v i s u rn et repertum yang dibuat pro justitia dari

,;-{-:R���>,,_ementerian Kehakiman Lembaga Forensik B e l a n d a t a n g g a l 1 3 Oktober

;·:,?:-,,. ",.:/:,·�t��-.04 yang ditandatangani oleh ci r . R O B B E R T VISSER , dokter dan

i ,.. I ;·.:
1
.. -;_; 1\��-· r':,·\\
;* \ , '. i�-'.·\/Y P!)flog bekerja sama de gan dr.B.KUBAT, m e n e r a n g k a n tentang telah

I{t' • <, ,� }.Jb,akukannya pemeriksaan atau otopsi mayat atas nama MUNIR.SH
1
\/ � \� fj (J Ir

\,\\\� :�,�-;�...l�rlangsung dari tanggal 8 September 2004 sampai d e n g a n tang g a l 13

�--�� Oktober 2004 d e n g a n kesimpulan bahwa pada M U N I R , usia 38 t a h u n ,

terjadinya kematian dapat dijelaskan disebabkan oleh karena pada

perneriksaan toksikologi ditemukan "konsentrasi arsen sangat

meningkat" di d a l a m isi l a m b u n g ;

Selanjutnya pakaian korban MUNIR.SH yang terkena muntahan pada

saat diatas pesawat, setelah dilakukan pemeriksaan di Pusat

Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal POLRI, berdasarkan

Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik Pusat

Laboratorium Forensik Sadan Reserse Kriminal POLRI Nomor. LAB

:3952/KTF/2005, tanggal 4 Juli 2005, pemeriksaan terhadap barang

bukti :kaos lengan pendek warna abu - abu dan biru, celana panjang

jeans warna hitam,kaos kaki warna biru d a n celana dalam warna coklat

milik .
milik aim.MUNIR.SH "dapat disimpulkan bahwa ;barang bukti 1 (satu)

potong kaos lengan p e n d e k warna abu - abu dan biru serta 1 (satu)

potong c e l a n a panjang jeans w a r n a hitam positif rn e n g a n d u n g a r s e n ;

Perbuatan terdakwa POL Y C A R P U S BUDIHARI PRIYANTO tersebut diatur

dan diancam pidana berdasarkan pasal 340 KUHPidana jo, Pasal 55(1)

KUHPidana;

D A N

KEDUA:

Bahwa terdakwa PO LYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO baik

bertindak secara sendiri - sendiri ataupun bersama - sama dengan

RAMELGIA ANWAR d a n R O H A N I L A I N I ( d a l a m berkas terpisah) pada hari

S E N I N tanggal 6 September 2004 atau setidak- tidaknya pada suatu waktu

�·-
1}tc· '- · /t-t�rtentu dalam bulan September 2004 bertempat di kantor PT.Garuda

//:?�-: �""� !\ ��nesia Airways B a n d a r a Soekarno Hatta Cengkareng yang berdasarkan

f{�r !
' /J.c.::?/}L'lpb� 84 ayat 2 KU HAP Pengadilan Negeri Jakarta Pusat b e rw e n a n g
f\ I·,.,,,_� r ..,,. :1

,.t ) \· -�-- rr\Gmeriksa dan mengadili perkaranya, telah melakukan . menyuruh


·\./ <>;
1
� ' j} $'11
\.\_ t� -:i.:"' �f};;g:Yakukan atau turut melakukan perbuatan d e n g a n sengaja memakai surat

<, :�:--�lsu atau yang dipalsukan seolah - olah asli dan pemakaian surat itu

dapat m e n i m b u l k a n kerugian perbuatan mana d i l a k u k a n terdakwa dengan

cara - cara sebagai berikut :

Bahwa terdakwa pada tanggal 6 September 2004 sekira pukul 15.00

�I
W I S sampai dengan 1 6 . 0 0 0 W I B atau setidak - tidaknya pada sore hari

telah menelpon saksi ROHANIL AINI, dimana saat itu terdakwa

menanyakan keberadaan Captain , yang kemudian dijawab oleh sal .si

ROHAN I L A I N l " u n t u k a p a ;

Selanjutnya terdakwa mengatakan bahwa terdakwa ditugaskan oleh

saksi RAMELGIA ANWAR untuk ke singapura dan akan on board

dengan GA - 97 4, padahal terdakwa tahu Bahwa saksi RAMELGIA

ANWAR .
1 0

ANWAR sedang berada di l u a r kota . M e n d e n g a r permintaan itu Saksi

ROHANIL AINI kemudian menanyakan bagaimana dengan pak

KARMAL (saksi Capt.KARMAL FAUZA SEMBIRING) selaku atasan

dari terdakwa dan dijawab oleh terdakwa bahwa saksi RAMELGIA

\i
ANWAR akan menelpon pak KAR.MAL . Kemudian saksi ROHANIL

A I N I sebelum menutup telepon sempat mengatakan "Saudara janji pak


\.

RAMELGIA harus menghubungi Capt.KARMAL " dan di jawab oleh

terdakwa "ya";

Berdasarkan h a s i l p e m b i c a r a a n tersebut, � aksi ROHAN I L A I N I menjadi

percaya dan yakin karena status terdakwa sebagai pilot senior Garuda

sehingga akhirnya saksi ROHANIL AINI membuat Nota Perubanan

Schedule nomor : O F N 2 1 9 / 0 4 saat itu juga yang ditandatangani sendiri

oleh saksi RA H A N I L AINI padahal saksi ROHANIL AINI tidak

berwenang untuk itu . Nota perubahan tersebut sebagai perubahan atas

nota OFN210/04 tanggal 3 1 Agustus 2004 yang berisikan pembatalan

schedule pemberangkatan terdakwa sebagai extra crew ke Peking

�----� eyakinan saksi ROHANIL AINI juga didasarkan pada surat Dirut
,
'1• . , , \

1�ff / �.r,:?��,. ��, ruda Nomor : DZ/2270/04 tanaggal 11 agustus 2004 dimana d a l a m

I, f
."J \I,\\ ·:> ' /
.! �g. :\ . . .

\.t� '('\{(�-'>· �}lj�at tersebut terdakwa dituqaskan seoaqai stat perbuatan ct ,

\�/ t .. \i.:$}} ��f1lorporate Security/IS yang dipimpin oleh saksi RAMELGIA ANWAR ;-

:--. ' yJ '

�. <'c�,_e�·/.

'-�

Berdasarkan Nota Perubahan schedule Nomor O F N 2 1 9 / 0 4 t e rt a n g g a l

6 September 2004 yang ternyata p a l s u karena sesungguhnya sebelum

Nota p e r u o a h a n tersebut d i b u a t , tidak pernah ada perintah dari saksi

RAMELGIA ANWAR y a n g menugaskan terdakwa ke S i n g a p u r a , namun

terdakwa kemudian berangkat ke Singapura seolah - olah sebagai

extra crew untuk melaksanakan tugas Aviation Security Garuda dengan

menggunakan pesawat Garuda Boeing 7 4 7-400 dengan nomor

penerbangan GA-97 4 ;

Bahwa setelah sekembalinya terdakwa dari Singapura ke Indonesia,

ternyata perjalanan ke Singapura tersebut telah menimbulkan beban

biaya antara lain untuk biaya transportasi dan akomodasi. O l e h karena

itu .
1 1

itu saksi C a p t . KA R M A L F A U ZA S E M B I R I N G memeanggil terdakwa

dan meminta terdakwa untuk melaporkan kepada saksi RA M E L G I A

ANWAR .Selanjutnya terdakwa meminta kepada saksi RA M E L G I A

ANWAR untuk membuat surat penugasan bagi terdakwa yang

kemudian saksi RA M E L G I A ANWAR pun membuat dan

menandatangani surat penugasan Nomor : 1 5 / 1 1 7 7 /04 tanggal 1 5

September 2004 lalu menyerahkannya kepada terdakwa. Adapun

tujuan dari pembuatan surat penugasan tersebut adalah agar supaya

beban biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan terdakwa

menjadi tanggungjawab saksi RA M E L G I A ANWAR dan bukan

tanggungjawab saksi C <1 p t . KA R M A L F A U ZA S E M B I R I N G ;

Mengingat terdakwa yang melakukan perjalanannya ke Singapura pada

tanggal 6 September 2004, dinyatakan sebagai extra crew maka untuk

melengkapi bahwa seolah - olah tugas itu benar dilakukannya

terdakwa kembali meminta kepada saksi RA M E L G I A ANWAR untuk

�= � membuat surat penugasan t e rt a n g g a l sebelum 6 September 2004,

,- / ., \ ��

f�.�- · .,, ang berdasar kan perm intaan ter s e b u t, ak hirnya s aksi RA M E L G I A
t' "� ,1 ). "
1 �-
; \

(;! { �:if?\i'::l �� WAR m e m bua t pula su r a t p e n u g a s a n dengan n omor dan isi ya n g


1
t),� ':?'._:/'.'..:- ��ma y a i t u s urat Nomor : I S / 1 1 7 7 / 0 4 te rt a n g g a l 4 September 200 4;
. �r�• } ' � '//

\/ � ·6, b $S'jj
\ � '•;>· ,
.dfJ 8 z..
:-- ��-, _, �Selanjutnya dengan dasar s urat palsu nomor :IS/1177/04 t e rt a n g gal 4
. ;..:._
. - ..

Se ptember 200 4 yan g dibuat seakan akan asli tersebut , akhirny a

PT. G a r u d a Indonesia menanggung segala biaya uyang timbul akibat

per jalanan terdakwa sehinqqa PT.Garuda Indo nesia men jadi rug i

setidak - ti d a k n y a sebesar ongko s pe s awat J a k a rt a S i n g a p u r a pulang

per gi ditambah b iaya akomodas i berupa sewa h otel selama terdakwa

berada di Singapura ;

Perbuatan te rdakwa diat ur dan diancam pidana berdasarkan pasal 2 63 ayat

( 2 ) K U H P i d a n a [o. P a s a l · 5 5 ( 1 ) ke-t KUHP i d a n a ;--------------------------- -----

b. Surat t untutan Pidana dar i Jaksa Penuntut Umum yang pada

pokoknya men untut sebagai b e r i k u t :

1 . Menyatakan .
1 2

1 . Menyatakan terdakwa POLL YCARPUS BUDIHARI PRIYANTO

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana "pembunuhan berencana dan menggunakan surat o e t s u "

sebagaimana dirnaksud dalam Pasa/ 340 K.U.H.Pidana jo Pasa/

55 ayat (1) k e - ! KL/-iP. dan Pasal 263 ayat (2) K.U.H.Pidana. jo

Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa P O L LY C A R P U S

BUDIHARI PRIYANTO dengan pidana penjara selama Seumur

h i d u p , d e n g a n perintah a g a r terdakwa tetap d i t a h a n .

3. Menyatakan barang bukti berupa :

1 . 1 (satu) l e rn b a r asli Surat d e rvj a n Kop Garuda Indonesia

Nomor GARUDNDZ-2270/04 tanggal 1 1 Agustus 2004

perihal Surat Penugasan, yang ditujukan kepada terdakws

POLL Y C A R P U S BUDIHARI PRIYANTO/ 522659 Unit Flight

Operation (JKTOFGA) dan ditanda tangani oleh I N D RA

SETIAWAN (Direktur Utama PT. G a r u d a I n d o n e s i a ) .

1 (satu) lembar asli Surat Interoffice Correspondence d e n g a n

K.op Garuda I n d o n e s i a , yang ditujukan kepada OFA N o . Ref:

IS /1177 I 04 tanggal 4 September 2004 Penugasan yang

d i t a n d a tangani oleh M . RAMELGIA ANWAR (Vice Corporate

Security).

3. 1 (satu) asli l e m b a r Surat Interoffice Correspondence dengan

Kop G a r u d a I n d o n e s i a , yang di t u j u k a n kepada O F A N o . R e f :

I S I 1 1 7 7 I 04 t a n g g a l 1 5 September 2004 perihal P e n u g a s a n

�· yang ditanda tangani oleh M. RAMELGIA ANWAR (Vice

Corporate Security) d e n g a n N o . seri 0 0 7 8 1 .

4. 3 (tiga) lembar asli surat tanggal 8 September 2004 yang

d i t a n d a t a n g a n i oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO

B H P y a n g dituj kan kepada B a p a k VP Corporate Security PT.

Garuda Indonesia.

5 . 2 (dua) .
1 3

5. 2 (dua) lembar asli surat tanggal 8 September 2004 yang

ditanda tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO

yang ditujukan kepada Manager Operasi Penerbangan PT.

Garuda Indonesia;

6. 1 (satu) bundel asli Surat tanggal 8 September 2004 yang

ditujukan kepada Bapak VP. Corporate Security PT. Garuda

Indonesia yang ditanda tangani oleh terdakwa

POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO /522659 tentang

Laporan P e n u g a s a n PDZ-2270/04

7. 1 (satu) lembar a s l i Tax I n v o i c e Novotel Apollo Singapore atas

nama terdakwa P O L LY C A R P U S B U D I H A R I PRIYANTO F/0

Garuda GA 826 Room No.1618 tiba tanggal 6 September

2004 berangkat t a n g g a l 7 September 2004

8. Monthly Schedule Original atas nama terdakwa

P O L LY C A R P U S B U D I H A R I P R I Y A N T O t a n g g a l 1 Agustus s/d

26 September 2004

't (satu) buah ID Card asli atas nama P O L LY C A R P U S

BUDIHARI PRIYANTO No.522659 Jabatan Aviation Security

dikeluarkan pada tanggal 1 6 Juni 2004 yang d i t a n d a t a n g a n i

o l e h V P . H R . M A N A G E M E N T DAAN A C H M A D .

10. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan

Singapura-Amsterdam t a n g g a l 7 September 2004

1 1 . 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A 330 yang

ditanda tangani o l e h R O H A N I L A I N I Nota O F A/ 2 1 0 / 0 4 tangga!


I

,:,

31 Agustus 2004 perihal Mahon perubahan atas perubahan

S c h e d u l e Penerbangan atas nama terdakwa P O L L Y C A R P U S

B U D I H A R I PRIYANTO.

12. ·t (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A 330 yang

ditanda t a n g a n i oleh R O H A N I L A I N I Nota O F A/ 2 1 9 / 0 4 t a n g g a l

6 September 2004 perihal Mohan perubahan atas perubahan

schedule .
14

•-

S c h e d u l e P e n e r b a n g a n atas nama terdakwa P O L LY C A R P U S

BUDIHARI PRIYANTO.

13. 1 (satu) Bunde\ asli K i n i n k l i j k e Merechaussee Distric Schiphol

Algemene Rec'1erche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke

Dood MUNIR G e b o r e n : 0 8 - 1 2 - 1 9 6 5 te M a l a n g , I n d o n e s i a .

14. Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood",

yang dikeluarkan oleh HB Dammen selaku "de Officer van

Justitie in het arrondissement H a a r l e m " , 7 September 2 0 0 4 .

15. Surat "Voorlopige Bevindungen" yang dikeluarkan oleh dr R.

VISSER selaku Patholoog dari Menisterie van Justitie­

N e d e r l a n d s Forensich lnstituut, di Rijkwijk 8 September 2 0 0 4 .

16. 1G (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenasah M U N I R

selama Sectie tanggal 8 September 2 0 0 4 .

17. Surat dari dr R. VISSER dari NFI kepada Mr. E.VISSER

pejabat Arrondbsementsparket Haarlem tanggal 13 Oktober

2004.

Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitia No.04-

4'19/R102 dibuat oleh dr R.VISSER dari Ministerie van

Justitie - Nederlands Forensisch lntituut tanggal 13 oktober

2004.

19. Surat " D e s k u n d i g e n r a p p o rt , voorlopig rapport" yang

dikeluarkan oleh dr. K.J.LUSTHOV, apotheker - toxicoloog

dari Ministerie van Justitie - Nederlands Forensisch lntituut,

Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw kenmerk BPS/XPOL

N u rn m e r : PL278C/04-08133, Sectie Nummer : 2004419,

tanqqal 1 Oktober 2 0 0 4 .

20. Surat " D e s k u n d i g e n r a p p o rt , voorlopig rapport" yang

dikeluarkan oleh dr. K.J.LUSTHOV, apotheker - toxicoloog

dari Ministerie van Ju s t i t ie- N e d e r l a n ds Forensisch lntituut,

Zaaknummer 2 0 0 4 . 0 9 . 0 8 . 0 3 6 , Uw kenmerk BPS/XPOL

Nummer .
l s

•. I

Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer 2004419,

t a n g g a l 4 Nopernber 2 0 0 4 .

21. Copy Surat T a n d a P e n y e r a h a n b e r k a s y a n g s u d a h d i l e g a l i s i r

dari M i n i s t e r i e v a n Justitie kepada Keduataan Besar Repulbik

I n d o n e s i a t a n g a l 25 N o p e m b e r 2 0 0 4 .

22. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration

penerbangan J a k a rt a - S i n g a p u r a t a n g g a l 6 September 2 0 0 4 .

23. Satu buah buku Memo Pad milik terdakwa POLL YCARPUS

BUDIHARI PRIYANTO.

24. 1 (satu) b u a h H a n d P h o n e merek NOKIA casing coklat hitam

berikut nomor kartu ( S i m Card) n o m o r 0 8 1 5 9 6 6 9 0 6 1 7 .

25. H a n d P h o n e Merek Nokia 9 2 1 0 , C E 1 6 8 type RA E - 3 N .

Simcard N o m o r Telkomsel N o . 6 2 1 0 1 0 0 0 1 3 0 0 6 5 6 6

Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH pada

p e n e r b a n g a n J a k a rt a - S i n g a p u r a - A m s t e r d a m .

Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I

berikut tasnya.

Di kembalikan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat untuk

d i j a d i k a n barang bukti d a l a m perkara l a i n .

4. Menetapkan agar terdakwa membayar b i a y a perkara sebesar R p .

2 . 5 0 0 , - ( d u a ribu lima ratus r u p i a h )

c. Turunan Resmi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat t a n g g a l 20

Desember 2005 No. 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst. yang amarnya

berbunyisebagai berikut:

M E N G A D I L I

I. Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto

terbukti secara sah dan m e y a . <. i n k a n bersalah melakukan

perbuatan .
1 6

perbuatan pidana "TURUT MELAKUKAN PEMBUNUHAN

BERENCANA'' dan "TURUT MELAKUKAN PEMALSUAN

SURAT";

II. M e n g h u k u m Ter akwa oleh karena perbuatan tersebut d e n g a n

h u k u m a n penjara s e l a rn a 1 4 ( empat b e l a s ) t a h u n ;

\_\

Ill. Menetapkan larnanya masa tahanan Terdakwa yang telah

dijalani, dikurangkan seluruhnya dari jumlah hukuman yang

dijatuhkan ;

IV. Menetapkan T erdakwa tetap d i t a h a n ;

V. Membebankan b i a y a perkara kepada Terdakwa sebesar R p . 5

000,- ( lima ribu rupiah) ;

V I . Menetapkan b a r a n g bukti berupa :

1. 1 (satu) lembar Asli Surat denqan Kop Garuda Indonesia

Nomor GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 1 1 Agustus 2004

perihal Surat Penugasan, yang ditujukan kepada P.

BUDIHARI PRIYANTO/ 522659 Unit Flight Operation

(JKTOFGA) dan ditanda tangani oleh I N D RA SETIAWAN

(Direktur Utama PT. Garuda Indonesia ;

2. 1 (satu) l e m b a r foto copy S u r a t dari Chief Pilot A 3 3 0 y a n g

ditanda tangani oleh ROHANIL AINI Nata OFA/210/04

tanggal 31 Agustus 2004 perihal Mohan perubahan atas

perubahan Sc he d u l e P e n e r b a n g a n atas n a m a TERDAKWA

POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO;

3. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A 330 yang

ditanda tangani oleh ROHANIL AINI Nota O F A/ 2 1 9 / 0 4

tanggal 6 September 2004 perihal Mahon perubahan atas

perubahan Schedule Penerbangan atas nama terdakwa

POLLYCARPUS B U D I H A R I P R I Y A N T O ;

4.1 (satu) .
1 7

sl

4. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence

d e n g a n Kop G a r u d a I n d o n e s i a , yang ditujukan kepada OFA

No. R e f : I S / 1 1 7 7 / 0 4 t a n g g a l 4 September 2004 P e n u g a s a n

yang ditanda tangani oleh M . RA M E L G I A ANWAR (Vice

Corporate Security) ;

5. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence

d e n g a n Kop G a r u d a I n d o n e s i a , yang ditujukan kepada O F A

No. Ref : I S / 1 1 7 7 /04 tang gal 15 September 2004 perihal

P e n u g a s a n yang d i t a n d a tangani o l e h RA M E L G I A ANWAR

(Vice Corporate Security) dengan N o . seri 0 0 7 8 1 ;

6. 3 (tiga) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang

ditanda tangani oleh POLLYCARPUS BUDIHARI

PRIYANTO BHP yang ditujukan kepada Bapak VP

Corporate Security PT. G a r u d a I n d o n e s i a ;

7. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang

ditanda tangani oleh P O L LY C A R P U S BHP yang ditujukan

kepada Manager Operasi Penerbangan PT. Garuda

Indonesia;

8. 1 (satu) Bundel Asli Surat t a n g g a l 8 September 2004 yang

ditujukan kepada B a p a k VP. C O R P O RA T E S E C U R I T Y PT.

GARUDA INDONESIA yang ditanda tanqani oleh

TERDAKWA P O L LY C A R P U S BUDIHARI PRIYANTO

B H P / 5 2 2 6 5 9 tentang Laporan P e n u g a s a n PDZ-2270/04 ;

9. 1 (satu) buah ID Card An. POL. BUDIHARI PRIYANTO

No.522659 Jabatan Aviation Security dikeluarkan pada

tanggal 16 Juni 2004 yang ditanda tangani oleh

V P . H R . M A N A G E M E N T DAAN A C H M A D ;

10.1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore

An. TERDAKWA P O L LY C A R P U S B U D I H A R I PRIYANTO

F/0 .
1 8

•.

F/0 Garuda GA 826 Room No.1618 tiba tanggal 6

September 2004 berangkat tanggal 7 September 2004;

1 1 . Monthly Schedule Original atas nama TERDAKWA

POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus

s/d 26 S e p t e m b e r 2 0 0 4 .

12. 1 (satu) Bundel asli Kininklijke Merechaussee Distric

Schiphol Algemene Recherche, Dossier Onderzoek Niet

Batuurlijke Dood M U N I R Geboren : 0 8 - 1 2 - 1 9 6 5 te Malang,

Indonesia;

1 3 . Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood",

yang dikeluarkan oleh HS Dammen selaku "de Officer v a n

Justitie in het arrondissement H a a r l e rn" , 7 September 2 0 0 4 . ;

�,;::=;�
· ":__;" 1 4 . Surat "Voorlopige B e v i n d u n g e n " yang d i k e l u a r k a n oleh d r R .
)'t6: ll-� c c:

/<t· �"· V ISSE R selaku Patho l o og dari Menisterie van J ustiti e­


7' :,,-:,· • �-�'\

.
r..�;
.· (
• \
s ,�:.�:\
.,.,.,."- . . . , .. ·
i··i.?\
,<YI!
Nederlands Forensich lnstituut , di Ri j k wij k 8 Sept e mber

\;;- , yt .::·:> :�;, 2004 ;


t \ ',T
y l ' !/
1
) :>. .\ A. Q;'!/
; ,:,. ';·\. .lj f,' //

\�·<��;� .:.:,;!�'/ 15. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenasah Mr.

�� �-�· M U N I R sela m a S e c tie ta n ggal 8 September 2 0 0 4 ;

1 6 . Surat dari dr R. VISSER dari NFI k epa d a Mr. E.VISSER

p e j abat Arrondi s sementsparke t Haarlem t angga l 1 3 Oktober

2004;

17. Surat hasil p emeriksaan p o s tmo rt em Pro Jus tit i a N o . 04 -

419/R 102 dibuat oleh dr R.VISSER dari Ministerie van

J ustitie - N e d e r l a n d s F orensisch ln ti tuu t tangga l 1 3 okt obe r

2004;

1 8 . Surat " O e s k u n d i g e n r a p p o rt , voor l opig ra p po rt" y a ng

dikeluarkan oleh dr. K.J.LUSTHOV, a p othe k er - t ox ic o lo og

dari Minist e rie v an J usti ti e - Nederlands F oren s is c h lntit u u t,

Zaaknummer 2004. 09. 0 8 . 036, Uw k enmerk BPS/XPOL

Nummer .
19

Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer 2004419,

t a n g g a l 1 Oktober 2004 ;

1 9 . Surat " D e s k u n d i g e n r a p p o rt , voorlopig rapport" yang

dikeluarkan oleh dr. K.J.LUSTHOV. apotheker � toxicoloog

dari M i n i s t e r i e v a n Justitie - N e d e r l a n d s Forensisch lntituut.

Zaaknumrner 2004.09.08.036, Uw kenmerk BPS/XPOL

Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer : 2004419,

t a n g g a l 4 Nopember 2004 ;

2 0 . Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah di

l e g a l i s i r dari Ministerie v a n Justitie kepada Keduataan Besar


.

R e p u l b i k I n d o n e s i a tangal 25 Nopember 2004 ;

21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat

hitam berikut nomor kartu ( S i m C a r d ) nomor 0 8 1 5 9 6 6 9 0 6 1 7 ;

t��)�-\
{��
"'•0
.,.
. 'l.
:P ··'"")
/;;.(:.: !/\:'1
,·�r\

)\
·�·1

2. 1 (satu) e k s e m p l a r foto c opy d i l e g a l i s i r Gene r a l Dec l ara t i on

1
�·� i v- · -�:-"" �"':}
, penerbangan J a k a rt a - S i n g a p u r a tanggal 6 S eptember
\/t ,·\ {'/,, I

\ 1.:;;. �'. .,_.;55!� , 2004;


l� , I.
,,, -jl,� /:

�---�.... �- ��.,...,."'

23. 1 (sat u ) eksemplar asli G enera l D e cl ara t i o n penerbangan

Sin g apu r a -A msterdam t a n g g a l 7 Sep t e mb er 2004 ;

2 4 . Satu buah buku Memo Pad milik T e r dakwa PO L L Y

CARPUS;

2 5 . Note B oo k M erek A cer Tr av el M ate seri 4 000 Model ZL I

berikut tasn y a ;

2 6 . H a n d P h o n e M e r ek N o k i a 9 2 1 0 , C E 1 6 8 type RAE - 3N ;

2 7 . S i m c a r d Nomor Telkomsel N o . 6 2 1 0 1 0 0 0 1 3 0 0 6 5 6 6 ;

2 8 . Pakaian y an g dikenakan ko r ban MUNIR, SH pada

p e n e r b a n g a n Jaka rt a - S i n g a p u r a - A m s t e r d a m ;

dikembalikan .
20

Di kembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti

dalam perkara l a i n ;

d . Akte Permintaan B a n d i n g I o. 78/Akta P i d / 2 0 0 5 / P N . J K T . P S T , tanggal 2 1

Desember 2005 dan ta ggal 22 Desember 2005, yang menerangkan

bahwa pada tanggal tersebut Jaksa Penuntut U m u m dan Heru Santoso,

SH, kuasa hukum dari Terdakwa mengajukan Banding terhadap

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember 2005

No. 1361/Pid/B/2005/PN.Jkt.Pst, dan permintaan banding itu telah

diberitahukan kepada Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum masing

pada tanggal 22 Desember 2005 dan tanggal 03 Januari 2006 oleh

KA S M U R I , Jurisita Pengganti pada Pengadilan Negeri Jakarta P u s a t ;

e. Bahwa kuasa Terdakwa d a n Jaksa Penuntut Umum telah menyerahkan

memori b a n d i n g masing-masing tertanggal 30 J a n u a r i 2006 dan tanggal

��pa Pebruari 2006 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri


;-1':. . ·G{�

(
// � ;.:-;\,.�·\ J'���rta Pusat_ pada �anggal 30 januari 20�6 "" tanggal 07 Pe�ruari

r, trJ:r �Gl.W, memon banding tersebut telah diberitahukan kepada jaksa

(/1
\�) '-:�·� :��� �eiuntut U m u m d a n kuasa Terdakwa masing-masing pada tanggal 01

� \.\G.,,J� J�ruari 2006 dan tanggal 08 Pebruari 2006.

j'
>:'.i ':,.., t T
, _,.f!_
,,,j

"Yf,t,.1<- »:

·----·-

f. Surat Pemberitahuan untuk mempelajari berkas perkara kepada

Terdakwa dan Jaksa Penuntut U m u m masing-masing pada tanggal 27

Desember 2 0 0 5 , No W 7 . D c . H n . 5 9 2 3 . X l l . 2 0 0 5 . 0 3 dan N o . W7. De. Hn.

5 9 2 4 . X l l . 2 0 0 5 . 0 3 , yang menerangkan bahwa mereka dapat mempelajari

t. berkas perkara selama 7 ( tujuh ) hari kerja terhitung m u l a i tanggal 28

Desember 2005 sampai dengan tanggal 3 Januari 2006 ;

Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan banding dari

Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum tersebut telah diajukan dalam tenggang

waktu dan menurut cara-cara yang ditentukan Undang-Undang serta telah

diberitahukan dengan sempurna kepada Jaksa Penuntut Umum dan Kuasa

Terdakwa, maka permintaan b a n d i n g tersebut dapat d i t e r i m a ;

Menimbang, .
21
i

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding membaca

dan memperhatikan secara seksama berkas perkara, berita acara sidang,

keterangan saksi-saksi dibawah sumpah, surat-surat bukti, serta Putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 Desember 2005 No.

1 3 6 1 / P i d / B / 2 0 0 5 / P N . J k t . P s t , y a n n d i m i n t a k a n b a n d i n g tersebut M a j e l i s H a k i m

T i n g l < a t B a n d i n g sependapat dengan alasan-alasan d a n pertimbangan h u k u m

putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama karena sudah tepat dan benar

sehingga oleh karena itu Majelis Hakim Tingkat Banding beralasan untuk

m e n g a rn b i l alih p e rt i m b a n g a n hukum yang diuraikan Majelis Hakim Tingkat

Pertama untuk d i j a d i k a n sebagai p e rt i m b a n g a n y a sendiri dalam memutus

perkara ini pada T i n g k a t B a n d i n g ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tinqkat Banding memberikan

tambahan p e rt i m b a n g a n khususnya terhadap memori banding yang diajukan

o l e h Kuasa H u k u m Terdakwa s e b a g a i b e r i k u t :

----'::.......,,
� �.'!,��

/��; __ · I �r��\Bahwa d a r i fakta-fakta y a n g d i c e r o l e h d i p e r s i d a n g a n telah terbukti racun

t(�(( it:.EJl.Js\·1\��elah masuk kedalam lambung Munir. SH, yang karena racun arsen

\\� \ \'. .. �'\"1j/


· t dalam j u m l a h yang m e m a t i k a n , telah m e n y e b a b k a n kematian Munir,

\\Jr:,
�· ·
' ,,
' ',.,..
· - /.<·
s1� .•. ,/)
�'\ t'1, .., ..\ L\.,·· ..,.4
'
'·,
-t-
,. e),.., • • .
y-"
�{! if .

·,' ..:��:::� ... , .....

Bahwa dari keadaan yang demikian itu, tidaklah perlu untuk di

persoalkan l a g i , apakah racun arsen tersebut masuk kedalam l a m b u n g M u n i r ,

SH, melalui minuman orange juice sebagai yang disebutkan Jaksa Penuntut

Umum dalam dakwaannya ataukah melalui mie goreng sebagai yang

d i s e b u t k a n Majelis H a k i m T i n g k a t Pertama d a l a m p u t u s a n n y a .

Menimbang, bahwa berdasarkan p e rt i m b a n g a n - p e rt i m b a n g a n sebagai

diuraikan diatas maka Putusan Pengadilan Negeri J a k a rt a Pusat tanggal 20

Desember 2005 No. 1361/Pid/B/2005/PN.Jkt.Pst yang dimintakan banding

tersebut d i p e rt a h a n k a n d a n di kuatkan ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa berada dalam tahanan,

sesuai ketentuan pasal 242 KU H A P , terdapat alasan hukum bagi Majelis

Hakim .
22
[ I

' '

H a k i m Tingkat B a n d i n g u n t u k rn e m e r i n t a h k a n s u p a y a Terdakwa tetap d a l a rn

tahanan;

M e n i rn b a n g , bahwa karena d a l a rn pemeriksaan tingkat banding

Terdakwa tetap dinyatakan b e r s a l a h d a n d i h u k u m , rnaka biaya perkara yang

t i m b u l pada k e d u a tingkat p e r a d i l a n d i b e b a n k a n k e p a d a Terdakwa ;

Memperhatikan, pasal 340 KUHP,Pasal 263 ayat (2) KUHP,Pasal 55

ayat ( 1 ) ke-1 KUHP, Undang - Undang N o . 8 Tahun 1981 ( KUHAP ) , serta

peraturan p e r u n d a n g - u n d a n g a n l a i n n y a yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I

M e n e r i m a Permintaan B a n d i n g dari Jaksa Penuntut U m u m d a n

Terdakwa ;

Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat t a n g g a l

20 Desember 2005 No. 1361/Pid/B/2005/PN.Jkt.Pst, yang

dimintakan b a n d i n g tersebut ;

Menetapkan Terdakwa tetap b e r a d a d a l a m t a h a n a n ;

Membebankan biaya perkara kepada T erdakwa pad a kedua

tingkat p e r a d i l a n yang d a l a m tingkat b a n d i n g ditetapkan s e b e s a r

R p 5 . 0 0 0 , - ( lima ribu r u p i a h ) ;
(.

Atas pendapat yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat tanggal 20 Desernber 2 0 0 5 N o . 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.P� t,

§aya, H.BASOEKl,SH, Ketua Majelis Hakim, mengajukan dissenting

O p i n i o n , dengan alasan - alasan sebagai berikut :

T E N T A N G DAKWAAN K E S A T U :

Bahwa dalam surat dakwaan, Terdakwa didakwa melakukan

pembunuhan berencana terhadap Munir, dengan cara m em as uk kan

racun .
23

racun arsen kedalam m i n u m a n o r a n g e j u i c e y a n g d i s a j i k a n sebagai

welcome drink, akan tetapi dalam putusan yang dimohonkan banding

halaman 91 Majelis Hakim Tingkat P e rt a m a berpendapat masih ada

alternatif l a i n d i s a m p i n g m e m a s u k a n r a c u n arsen k e d a l a m o r a n g e juice

pada waktu welcome drink sebagaimana didakwakan, yaitu

memasukkan racun arsen d a l a m h i d a n g a n makan malam ( meal ) yaitu

d i d a l a m mie g o r e n g .

Bahwa atas " kewenangan P e n g a d i l a n " menambah alternatif l a i n pada

dakwaan p a d a saat p u t u s a n , m e n i m b u l k a n pro kontra, atas h a l tersebut.

Bagi pihak yang pro, beragumentasi, Hakim b e rw e n a n g melakukannya

karena memasukan alternatif lain atas dakwaan , tidak menyebabkan

materi dakwaan b e r u b a h , yaitu tetap p e m b u n u h a n b e r e n c a n a .

Sedang bagi yang kontra, berargumentasi bahwa s u r a t dakwaan harus

memuat semua unsur tindak pidana yang didakwakan disamping itu

s u r a t d a k w a a n h a r u s m e r i n c i se c ara j e l a s :

• B a g a i m a n a cara t i n d a k p i d a n a itu d i l a k u k a n T erdak w a.

__,..��- .

.,.{}/JJJ:1.�:i'i.,:;\ • J u g a m e n y e b u t s a a t atau waktu d a n tempat t i n d a k p i d a n a d i l a k u k a n .


•/,1 � I' · ,

flt: "'/:.,:-.,.f.> ·�\t&;rdasarkan hal t ersebut , m e m a s u k a n ra c un arsen ke or a n ge j ui c e a t a u

1
/·�:i ( ll ;/'tt � masukan racun arsen ke mie goreng, merupakan cara melakukan

\\��: \ · \ . , ..(� \Fi1;�dak p i d a n a se b a g aimana d i m a k s u d d a l a m pasa l 143 ayat 2 K U H A P ,

., J , JJ "
' \ fl r)j
\:\ \�· �i>,rfl ang merupakan s y arat ateriil surat dakwaan. D e n g an memasukan

·,.' '-:..,.1,;:,�:../.h a lt erna t i f lain dala m da k waa n sebagaimana te rc ant um dalam put us an

aquo, bera rt i telah ter j adi pengenyampingan surat dakwaan, yang

mengab ai kan hak T e r dakwa u n t u k membela d i r i .

B ahwa terlepas dari p e n d a p a t pro d a n k ontra dimasukkannya alternati f


,�

lain s eb a g a imana tercantum d a l a m p u tusan yang dimohonkan banding

a q u o , akan d i p e rt i m b a n g k a n a p a k a h Terdakwa telah terbukti se c ara s ah

dan me y akinkan melakukan tindak pidana pembunuhan berencana

dengan memasukkan racun arsen dalam orange Juice pada saat

w el c ome d r i n k , atau alternat if n y a s e b a g a i m a n a d i m a k s u d Majelis H a k i m

T ingkat Pertama, melakukan tindak pidana pembunuhan berencana

d e n g a n mem a sukkan r a cun arsen d a l a m mie g o r e n g seba g a i hidangan

m a l a m ( m e al ) .

B ah w a saya sependapat dengan p e rt i m b a g a n h u k u m d a l a m p u t u s a n

yang .
24
I.

yang dimohonkan banding aquo halaman 90 alinea ke 2, karena tidak

ada seoranq saksipun yang mengetahui Terdakwa masuk kebagian

Pantry untuk memasukkan r a c u n arsen k e d a l a m m i n u m a n orange J u i c e ,

dan Penuntut Umum tidak dapat menunjukkan bahwa terdakwa, s aksi

Yetti S u s m i a rt i maupun saksi Oedi lrianto mengetahui dengan pasti

bahwa Munir akan memilih orange Juice sesuai posisi gelas yang

disodorkan.

- Bahwa Saya tidak sependapat dengan p e rt i m b a n g a n hukum dalam

putusan aquo halam 92 sampai dengan halaman 98 dengan alasan­

alasan sebagai berikut ;

• Bahwa pada halaman 97 dari putusan aquo, Majelis Hakim Tingkat

Pertama menyatakan berdasarkan keterangan saksi Brahmani

Hastawati d a n saksi Tri Wiryasmadi yang d i b e n a r k a n Terdakwa, telah

mendapat petunjuk bahwa antara saksi Oedi lrianto, saksi Yetti

Susmiarti d a n terdakwa, telah terjadi p e m b i c a r a a n s i n g k a t , memikirkan

�:;-,.:� d a n merencanakan bagaimana m elaksanakan niat Terdakwa untuk


1/:.. ·i· A�,��',
;f:/1'/.4 � "·�··�nghi!angkan jiwa Munir dengan racun arsen didalam ruangan

J{( ;�(;·.::ft� �ihtry yang s u l i t dilihat o r a n g , kecuali mereka b e rt i g a .

1\'.)
''({�'.": �fil) ,a selanjutnya Majelis Hakim Tingkat Pertama berpendapat bahwa
1

'\( \ · �;;-;)�1uknya ra c un arsen kedalam tub u h M u n i r b u k a n m e l a u i mi nu man l (

·,,� -·
� '
: "!..
� � e lc ome d r ink ) beru p a o range j ui c e y ang d i s o dorkan se b elu m take o ff,

me l a ink a n adalah m e l a l u i penya ian makan m a l a m


j ( meal ) b erupa mie

goreng y a n g telah d i p e r s i a p k a n sak s i Oed i lrianto u n u k dita t b uri racun

arsen oleh Ter d akwa , diketahui oleh saksi Y e tt i S u s mia rt i , k e mudian

s ak s i Y e tt i S usmia rt i langsung menyajikan kepada para pen u mpang


0

untuk m a kan y ang b ebas ra c un , sedang untuk M unir sudah

di pe rsia p k a n tersendiri d i rak m a k a n a n , apapun p l i i h a n n y a apa kah m e i

g oreng atau p asta maka 2 ( dua ) paket makan m a a m terse l b ut t e lah

s ia p untuk mera c uni t u b uh Munir.

II II

• B ahwa p etun uk j dimaksud menu rut M a elis


j H akim T i n g k st

P e rt ama berdasarkan keterangan saksi B rahmani Hastawati , T ry

W i ry asmadi d a ri Terdakwa s e b a g a i m a n a dise bu tkan dala m f akta N o .

26,20,44 dan 2 1 ( p utusan halaman 9 1 a e n i a 1 ) pa


l d a pokokn y a :

Terdakwa .
25

Terdakwa d a l a m p e n e r b a n g a n Jakarta - S i n g a p u r a t i d a k p e r n a h

terlihat duduk ditempatnya, hanya mondar mandir di dekat bar

Premium.

Terdakwa pernah bertegur sapa dengan Brahmani Hastawati,

O e d i l r i a n t o d a n Yetti S u s m i a rt i .

Mereka s a t i n g k e n a l .

- Bahwa Sava tidak sependapat, bahwa d a r i keterangan saksi Brahmani

Hastawati, Try W i ry a s m a d i , Yetti S u s m i a rt i dan Terdakwa, didapat. suatu

bukti petunjuk :

1 . bahwa terdakwa melakukan pembicaraan singkat. memikirkan dan

merencanakan bersama saksi Oedi lrianto dan Yetti Susmiarti untuk

m e n g h i l a n g k a n jiwa M u n i r .

2 rencana tersebut dilaksanakan diruang Pantry, saksi Oedi lrianto

memperniapkan mie g o r e n g , l a l u ditaburi racun arsen oleh Terdakwa

k e m u d i a n disajikan oleh saksi Yetti S u s r n i a rt i .

- Bahwa apa yang dikatakan sebagai " petunjuk " tersebut bertentangan

-�� dengan keteranqan saksi dibawah sumpah, dari Oedi lrianto dan Yetti
/:-�,.,:.,,,'] :;;;:�
fjfr,'-/· ...... .,,:.:?..� s m i a rt i dan keterangan Terdakwa ( putusan halaman 68 alinea ke 3,

Jt:/f·�r.�."'\) ��.i'iman 70 a l i n e a ke 6 , h a l a m 34 a l i n e a 5 d a n h a l a m a n 38 a l i n e a 9 ) .
//1.� \ t�,(\ J;:;11•·,y ,V''•

1\:

\\ff ·· t!i- B�B; a menu rut pasal 188 ayat 2 KU HAP bukti petunjuk hanya dapat

\,/\ '.' /j q;r�/roleh d a r i :


\;, c;,_ ·-i,i:i.>,i:>� �·r I
-��··.., .,.,�'.:� < Keterangan saksi .
.....:.....�

b. Surat.

c. Keterangan Terdakwa.

D a n karenanya m e n u r u t hemat s a y a , a p a y a n g d i s e b u t s e b a g a i p e t u n j u k

dalam putusan yang dimohonkan banding aquo bukanlah bukti

p e t u n j u k s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a s a l 1 8 8 ayat I K U H A P .

- Bahwa oleh karena bukan merupakan bukti petunjuk sebagaimana

dimaksud oleh pasal 188 ayat I KUHAP, maka apa yang dinyatakan

sebagai petunjuk dalam putusan aquo, bukanlah alat bukti yang sah

m e n u r u t p a s a l 1 8 4 ayat 1 KUHAP.

- Bahwa selain permasalahan siapa menaburkan racun arsen ke orange

j u i c e atau ke mie goreng . tentang saat m a s u k n y a r a c u n arsen ke t u b u h

Munir ( intake ) patut p u l a d i p e rt i m b a n g k a n d e n g a n seksama ;

- Bahwa 2 ( d u a ) o r a n g a h l i yaitu :

DR .
26
...

DR.Rida Bakri Mop dan H.DR. Budi Sampurno, SH.Sbf, berpendapat

m u n c u l n y a gejala setelah masuknya arsen ketubuh m a n u s i a p a l i n g cepat

1 0 ( s e p u l u h ) men it d a n p a l i n g lama 90 ( s e m b i l a n p u l u h ) men it, s e d a n g

a h l i lainnya ( Addy Quresman ST ) b e r p e n d a p a t 30 ( tiga p u l u h ) menit

sampai 90 ( sembilan p u l u h ) menit dan paling lama 3 (tiga ) sampai 4

( e m p a t ) jam.

- Bahwa berdasarkan AFL ( Aircraff Fleight Log ) lamanya Munir berada

dalam pesawat y a n g akan menerbangkannya dari bandara Soekarno -

Hatta ke bandara C h a n g i a d a l a h 1 j a m 52 menit ( 1 1 2 menit ) s e d a n g k a n

lama penerbangannya I jam 38 menit ( 98 menit ) .

- Bahwa lamanya pesawat t e r s e b u t t r a n s i t di bandara Changi I jam, dan

Munir minta obat promag ke pramugari 10 -15 rnenit setelah pesawat

y a n g m e n u j u Amsterdam take off.

- Bahwa dari hal-hal tersebut diatas ada beberapa kemungkinan saat

intake.

Mungkin dibandara Soekarno - Hatta . .

£�;. . Mungkin didalam pesawat menuju bandara Changi ( baik saa t

!4·:f":,... ,,"/1, �5t�elcome d r i n k m a u p u n saat meal).

({} { 1f }?}»?·--\ '!t·lungkin d i b a n d a r a C h a n g i wak tu t r a n s i t .

1�
\:., ) \· <.:;;--- d�_/}bilamana h an y a men gikut i p e n d a p a t a h l i y a ng be rp enda p a t dari saa t
\ \ / ·� b "; ../J
\ ,..,:t,., �,,;0�Jj 'ke sam p ai timbul gej ala paling lama 90 me nit , kemungkinan besar

·, ���ejala awal s ud ah ti m b u l s aa t m asih b e rada dipesa wa t s e b e l u m rnendarat

d i bandara C h a n g i .

- Bahwa b er da sarkan alat bukti yang diaju k an , saya berpendap a t syarat

m i n i m a l p e m b u k t i a n s e b a g a i m a n a d iwa j i b k a n d a l a m p a s a l 183 KUHAP,

y ait u a d anya 2 ( d u a ) alat bu k ti yang sah t idak t e r p e n u h i ole h k arenanya

tidak menimbulkan ke y ak i nan bahwa b e n a r telah t erjadi tindak pidana

p e m b u n u h a n b eren ca na dan T erdakwa y an g bersalah melak uk annya.

- Bahwa hal tersebut diatas sudah selayaknya putusan yang menyatakan

T erdakwa terbukti melakukan t i n d a k p i d a n a p e m b u n u h a n ter m a k sud ti d ak

dapat d i p e rt a h a n k a n dan harus dibatalkan dan selanjutn y a

nmembebas k an Ter d akwa dari da k waan kesatu ( baik v ersi orange j u i c e

maupu versi rnie goreng ) .

TENTANG .
27

..I J: N T A N G D A K W A A N K E D U A ;

- Bahwa saya sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama

sepanjang mengenai p e rt i m b a n g a n hukum melanggar pasal 263 ayat 2

KUHP.

- Bahwa akan tetapi setelah dihubungkan dengan pasal 55 ayat 1 1< . U H P ,

saya tidak habis pikir mengapa p e rt i m b a n g a n hukumnya berubah

menjadi m e m p e rt i m b a n g k a n pasal 263 ayat 1 KUHP tentang membuat

surat palsu dan akhirnya berkesimpulan Terdakwa terbukti melakukan

II II

tindak pidana Turut m e l a k u k a n pemalsuan surat suatu tindak pidana

yang tidak didakwakan oleh jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan

kedua tersebut. Sedangkan dakwaan kedua tidak menyebut Terdakwa

m e l a n g g a r pasal 263 ayat 1 jo pasal 55 ayat 1 ke 1 K U H P .

- Bahwa pasal 55 ayat 1 KUHP berbunyi dihukum sebagai orang yang

/J1;..- f��.- ang melakukan tindak p i d a n a :

fir ,f,\-0�rang yang rn e l a k u k a n .

ffi r
1
4: ii{t/-'Si�ng m e n y u r u h m e l a k u k a n atau yang turut serta melakukan perbuatan.

\\ ·! \ .-. <,::..;;,.. �a� a sebagaimana d i p e rt i m b a n g k a n diatas say a _sependapat bahwa

':{
1(

� ,, ,,.£.!J !foJ akwa terbukti melakukan t i n d a k p i d a n a m e l a n g g a r pasal 263 ayat ;­

:, �t�., �fp HP
� -��·:/, .

- Bahwa di junctokannya pasal 263 ayat 2 K U H P d e n g a n pasal 55 ayat 1

ke 1 KUHP maka yang perlu d i p e rt i m b a n g k a n adalah a p a k a h Terdakwa

menggunakan surat palsu tersebut sendiri, atau ada orang lain yang

m e n y u r u h Terctakwa m e n g g u n a k a n surat p a l s u atau a d a orang l a i n yang

ikut menggunakan surat palsu tersebut. Dalam uraian dakwaan tidak

ternyata d i d a k w a k a n a d a n y a o r a n g l a i n s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d i a t a s .

- Bahwa oleh karenanya saya b e r p e n d a p a t T erdakwa telah terbukti secara

sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana berupa menggunakan

surat palsu, dan yakin akan atas kesalahannya, dan sudah selayaknya

dijatuhi pidana sebagaimana disebut dibawah nanti.

- Bahwa atas p u t u s a n yang m e n g a d i l i d a n m e n j a t u h k a n p i d a n a atas t i n d a k

pidana yang tidak didakwakan, tidak dapat d i p e rt a h a n k a n dan harus

dibatalkan.

- Bahwa .
28

- Bahwa berdasarkan sel .ruh p e rt i m b a n g a n terurai diatas, saya

berpendapat:

M E N G A D I LI

Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut U m u m dan

Penasihat H u k u m Terdakwa.

Membatalkan Putusan P e n g a d i l a n Negeri Jakarta Pusat tanggal

20 D e s e rn b e r 2 0 0 5 N o . 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst.

MENGADILI SENDIRI

Menyatakan terdakwa , Pollycarpus Budihari Priyanto tersebut

tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak

pida.ia d a l a m dakwaan kesatu.

M e m h e b a s k a n ia o l e h karenanya dari dakwaan kesatu tersebut.

Menyatakan terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto, terbukti

II

secara sah d a n m e y a k i n k a n b e r s a l a h melakukan tindak p i d a n a

II

Mempergunakan Surat Palsu sebagaimana didakwakan dalam

dakwaan k e d u a .

Menjatuhkan p i d a n a penjara selama 4 ( e m p a t ) t a h u n .

Menetapkan lamanya masa tahanan Terdakwa yang telah

d i j a l a n i , d i k u r a n g k a n s e l u r u h n y a d a r i p i d a n a yang d i j a t u h k a n .

Menetapkan Terdakwa tetap berada d a l a m t a h a n a n .

Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat peraclilan

kepada Terdakwa yang dalam tingkat banding ditetapkan

sebesar R p . 5 . 0 0 0 , - ( lima ribu rupiah ) .

Menyatakan barang bukti di kembalikan kepada Jaksa

P e n u n t u t U m u m u n t u k d i j a d i k a n b a r a n g bukti d a l a m perkara l a i n ;

Bahwa H a k i m Anggota S R I HANOOYO j u g a m e m b e r i k a n d i s s e n t i n g

o p i n i o n sebagai b e r i k u t :

Bahwa .
29

Bahwa setelah Mempelajari berkas perkara banding atas nama

Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto dengan seksama saya b e r p e n d a p a t :

I. Bahwa permintaan b a n d i n g d a r i J a k s a p e n u n t u t U m u m m a u p u n permintaan

banding dari Terdakwa melalui kuasanya diajukan d a l a m tenggang waktu

dan menurut cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan olel I

undang-undang maka permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum

m a u p u n permintaan b a n d i n g dari Terdakwa tersebut dapat diterima ;

I I . Bahwa saya tidak sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama

bahwa Terdakwa P o l l y c a r p u s B u d i h a r i P r i y a n t o tersebut terbukti secara s a h

II

dan meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana Turut melakukan

II

P e m b u n u h a n Berencana d a n Turut Melakukan P e m a l s u a n Surat karena :

1 . Dakwaan kesatu adalah pasal 340 jo pasal 55 (1) ke 1 KUHPidana.

Bahwa meskipun meninggalnya Munir adalah akibat dari masuknya

arsen melalui mulut, akan tetapi tidak dapat dibuktikan bahwa

masuknya arsen tersebut rn e t a t u i Orange juice yang dihidangkan


r*"'.....---- ...
r-: �• . . .

.. . :;z:�>:ep::�:un:�rtimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama masuknya

(/J{;�
1
· /"1 \ \I \
I ,.-,, ! ,l;11

\ .� \ t: <;�;:'.!i'. �1 arsen kedalam tubuh M u n i r adalah m e l a l u i mie goreng tidak dapat


I . I � "',

'<>'\ t
· . . . ,
/ J J . d i b e n a r k a n karena d i d a l a m dakwaan kesatu jaksa Penuntut U m u m

\..._:��·� ;;:�:i' tersebut tidak didakwakan adanya mie g o r e n g .

- Bahwa mempersalahkan Terdakwa dengan perbuatan yang tidak

didakwakan kepada Terdakwa adalah suatu perkosaan h u k u m d a n

sangat m e r u g i k a n Terdakwa.

Bahwa lagi pula masalah keberadaan arsen dalam perkara ini

a d a l a h sangat g e l a p karena d a l a m p e r s i d a n g a n tidak diketemukan

adanya fakta asal usul arsen tersebut siapa yang membawa, siapa

yang menaburkan kedalam minuman ataupun makanan yang

dihidangkan. Tidak ada satu orangpun yang tahu adanya

keberadaan arsen tersebut d i d a l a m pesawat G a r u d a G . A 947 yang

ditumpangi M u n i r tersebut.

Bahwa tidak tertutup k e m u n g k i n a n bahwa m a s u k n y a arsen kedalam

tubuh Munir adalah pada saat pesawat terbang sedang transit di

Bandara .
30

Bandara Changi Singapura yang waktunya ± 1 ( satu ) jam dan

M u n i r juga turun dari pesawat.

Bahwa dari keterangan saksi - saksi dipersidangan tidak dapat

diketemukan adanya bukti petunjuk tentang keberadaan arsen

sehingga tidak dapat ditarik adanya hubungan causalitet antara


:>
l
kematian Munir dengan fakta perbuatan Terdakwa mengikuti

penerbangan Garuda pada waktu itu maupun tentang pemberian

kursi tempat d u d u k Terdakwa kepada M u n i r .

- Bahwa d e m i k i a n p u l a mondar - m a n d i r n y a Terdakwa d a l a m pesawat

juga tidak dapat ditarik h u b u n g a n causalitet clengan meninggalnya

M u n i r tersebut.

- Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam mempertimbangkan

unsur - unsur tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa

d a l a m dakwaan kesatu tidak berdasarkan fakta yang diketemukan

di persidangan.

Bahwa secara singkat saya berpendapat bahwa dakwaan kesatu

pada Terdakwa tersebut tidak dapat terbukti secara syah dan

meyakinkan maka saya mengusulkan agar Terdakwa dibebaskan

dari dakwaan kesatu tersebut ;

Bahwa s a y a j u g a t i d a k sependapat d e n g a n Majelis Hakim Tingkat

Pertama tentang kesalahan Terdakwa bahwa terdakwa telah

terbukti secara sah d a n m e y a k i n k a n b e r s a l a h m e l a k u k a n p e r b u a t a n

II 11

pidana Turut melakukan Pemalsuan Surat , karena dakwaan

yang didakwakan kepada Terdakwa a d a l a h s e b a g a i m a n a d i a t u r d a n

diancam p i d a n a pasal 263 (2) jo pasal 55 ( 1 ) ke 1 K U H P i d a n a , a k a n

tetapi majelis Hakim Tingkat Pertama mempersalahkan Terdakwa

II

dengan perbuatan pidana Turut Melakukan Pemalsuan Surat "

pada hal pemalsuan surat adalah tindak pidana yang diatur dan

diancam p i d a n a d a l a m pasal 263 ( 1 ) K U H P i d a n a .

Bahwa dengan demikian Majelis ' { a k i rn Tingkat Pertama telah

mempersalahkan .
3 1

mempersalahkan terdakwa atas tindak pidana yang tidak

didakwakan kepada Terdakwa

- Bahwa semestinya kesalahan Terdakwa atas dakwaan kedua

tersebut adalah melakukan tindak pidana " Menggunakan Surat


,,.,,

Palsu ". s e b a g a i rn a n a diatur dan diancam pidana pasal 263 ( 2 )

K U H P s e b a g a i m a n a d i d a k w a k a n k a n pada dakwaan kedua tersebut.


,'

- Bahwa s e s u a i d e n g a n a p a yang s a y a k e m u k a k a n d i a t a s , maka s a y a

berpendapat bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

tanggal 20 Desember 2005 No. 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst harus

dibatalkan dan Pengadilan Tinggi mengadili sendiri dengan

m e rn b e b a s k a n terdakwa dari dakwaan kesatu dan menyatakan

terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

_,.,...,.. .• ,. melakukan tindak pidana " Menggunakan Surat palsu


...��:.:::...�;···-�;��..._ ...

/(�:;, - '- (i:-� sebagaimana didakwakan pada dakwaan kedua.


/ <·/ � v,'\. � - - - .
j'/ ,)�\��!, .. ·t� mengusulkan agar supaya kepada Terdakwa dijatuhkan

:� ( ·· t · · · ' ; ' .' ! / � idana penjara selama 3 ( tiga ) tahun 6 ( enam ) b u l a n dikurangi
(/ . l � .. ,.J··· ...-� Y··ll

\. ·\;, t ,..,_J/l Ai' 0' asa selama Terdakwa berada dalam tahanan dan dibebani

•:\,,t� , rrif/,J membayar biaya perkara ;


· ..... _ �.....-::;;
'
'

'-- Menetapkan a g a r Terdakwa tetap ditahan d i r u m a h t a h a n a n n e g a r a

dan barang- barang bukti dikembalikan kepada Jaksa Penuntut

U m u m untuk d i p e r g u n a k a n d a l a m perkara l a i n ;

Demikianl ah pendapat hukum ini dibuat sebagai catatan dalam

putusan i n i .

Demikianlah diputuskan pada hari ini S E N I N, tanggal 27

MARET 2006, oleh kami : H. BASOEKI, SH, Hakim Tinggi pada Pengadilan

Tinggi Jakarta selaku Ketua Majelis, H.SRI HANDOYO SH, H. MOHAMMAD

S A L E H , S H . M H , H . R U S D Y AS' A D , S H , M H dan U N T U N G H A R J A D I. S H , Hakim

Tinggi Pengadilan Tinggi Jakarta selaku Hakim Anggota yang telah ditunjuk

untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam Peradilan Tingkat Banding

yang berdasarkan Penetapan Wakil Ketua P e n g a d i l a n Tin ggi Jakarta tanggal

06 Pebruari 2006 N o m o r 20 I Pen/16/Pid/2006/PT.DKI, dan p u t u s a n tersebut

diucapkan Hakim Ketua Majelis dalam sidang terbuka untuk umum

Pada hari itu juga, didampingi oleh para Hakim Anggota dan

N y . YETII .
32

NY . H i . YETT! OYONG ,SH, Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi

J a k a rt a tanpa d i h a d i r i oleh Jaksa Penuntut Umum d a n Terdakwa.-

H A K I M A N G G O T A, HAKIM KETUA,

l ,t . t . d . ]

H . ' B A S O E K r,sH -:-

.d.]

I SH. P A N I T E R A P E N G G ,A N T I ,

,.
"
P U T U S A N
No: 1361/Pid.B/2005/PN.Jkt.Pst

" D E M I KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

----- Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang ff erneriksa dan mengadili perkara-perkara

pidana pada tingkat pertama dengan acara biasa, telah menjatuhkan putusan sebagaimana

tertera pada amar di bawah da1am perkara Terdakwa : ------------------------------------------

----- POLLYCARPUS BUDIBARI PRIYANTO, tempat lahir di Solo, umur I tanggal

lahir: 44 Tahun I 26 Januari 1961, kebangsaan Indonesia, jenis

kelamin Laki-laki, tempat tinggal di Pamulang Permai I Blok B

No. 1 Rt O1 I 02 Pamulang Barat-Tangerang, agama Katholik,

pekerjaan Pilot Garuda Indonesia ; --------------------------------------

----- Terdakwa ditahan sejak tanggal 1 9 Maret 2005 sampai dengan sekarang: -------------

----- Terdakwa didampingi T i m Penasihat Hukum terdiri dari MOHAMAD ASSEGAF,

SH., A WJRA WAN ADNAN,SH., SUHARI:·J SOMOMOELJONO,SH., AKHMAD D

JAZULI,SH.MH., HENDRIK F.SlREGAR,SH. IMRON HALIMY,SH., lW AN

PRIYATNO , S H., HERU S ANT O S O , S H . , UKI INDRA B UDHA YA, SH ., dan.ERMAN

UMAR,SI-1. berdasarkan Surat Kuasa Khusus tangga1 03 Agustus 2 005 . ---------------------

----- Pen g adilan Negeri tersebut ; ------------------------------------------------------------------

----- T e l ah m em b aca berkas Perkara y ang bersangkutan; ---------------------------------------

- - --- T e l ah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat N o. 1 3 6 1 I Pid.B I

2005 I PN. Jkt. Pst . tertanggal 29 Ju l i 200 5 Tentang Penunjuan Majelis hakim ; --- - -------- -

- - --- Telah mendengarkan dan memperhatikan segala alat bukti yang diajukan Penuntut

Urnu m dan Terdakwa di persidangan ; --------- - ---------------------------------------------------

-- -- - Telah memperhatikan Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No rn or 1 3 6 1 I

P id.B I 2 005 I PN. Jkt ,Pst. Tanggal 30 Agustus 2005 tentang eksepsi Tim Penasihat

Hukum T erdakwa ; ----------------------------------------------------------------------- - ------------

- --- - Telah Mendengar dan mem perhat ika n tuntutan hukum Penuntut Urn u my ang pada

pokoknya menuntut supaya Majelis Hakim menjatuhkan putusan : - - -------------------------


!-

r-

' 2

1. Menyatakan terdakwa POLLY CARPUS BUDIBARI PRIY ANTO terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ''pembunuhan

berencana dan menggunakan surat palsu" sebagaimana dimaksud dalam Pasal

340 K U.H.Pidana jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. dan Pasal 263 ayat (2)

K. U.JJ.Pidana. jo Pasal 55 ayat (1) ke-I KUHP. ---------------------------------------

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa POLL YCARPUS BUDIHARI

PRIY ANTO dengan pidana penjara selama Seumur hidup, dengan perintah agar

terdakwa tetap ditahan. ---------------------------------------------------------------------

3. Menyatakan barang bukti terdiri dari nomor 1 berupa 1 (satu) lembar asli Surat

dengan Kop Garuda Indonesia Nomor GARUDA/DZ-2270/04 tanggal l 1 Agustus

2004 perihal Surat Penugasan Terdakwa POLLYCARPUS BUDIHARI

PR1Y ANTO/ 522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan ditanda tangani oleh

INDRA SETIAWAN (Direktur Utama PT. Garuda Indonesia), sampai dengan

nomor 28 berupa Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I

berikut tasnya, di kembalikan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat untuk dijadikan

barang bukti dalam perkara lain. ---------------------------------------------------------------

4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500,-(dua ribu

Ii ma ratus rupiah) . ---------------------------------------------------------------------------

----- Telah mendengar dan mempehatikan pernbelaan hukum Terdakwa melalui Tim

Penasihat Hukumnya yang pada pokoknya mohon supaya Majelis Hakim memberikan

putusan: ------------------------------------------------------------------------------------------------

A Terdakwa tidak terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana

sebagaimana yang tersebut dalam dakwaan Kesatu dan Kedua; -----------------------

B. Menyatakan bahwa Terdakwa Bebas dari segala tuntutan hukum; ---------------------

C. Memerintahkan agar Terdakwa segera di keluarkan dari tahanan; ---------------------

D. Memulihkan harkat, kehormatan, dan nama baik Terdakwa; ---------------------------

--- Menimbang, bahwa Terdakwa dihadapkan dipersidangan oleh Penuntut Umum

dengan dakwaan sebagai berikut : -----------------------------------------------------------------

KESATU:
3

----- Bahwa terdakwa POLL YCARPUS BUDIHARI PRlY ANTO baik bertindak secara

sendiri-sendiri ataupun bersama-sama dengan YETI SUSMIARTI dan OEDI IRIANTO

(dalam berkas terpisah) pada hari Senin tanggal 6 September 2004 sampai dengan Selasa

tanggal 7 September 2004 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam bulan

September 2004 bertempat di dalarn Pesawat Garuda Indonesia Airways Nomor

Penerbangan GA-974 tujuan Jakarta Singapura yang berdasarkan pasal 3 KUHP juncto

pasal 86 KU:HAP, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang merneriksa dan mengadili

perkaranya, Lelah melakukan, menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan

dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain yaitu

jiwa korban MUNIR SH, yang dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai b e ri k u t : ---

----- Bahwa terdakwa POLL YCARPUS BUDIHARI PRIY ANTO yang sejak tahun 1 9 9 9

telah melakukan berbagai kegiatan dengan dalih untuk menegakkan Negara Kesatuan

Republik Indonesia melihat korban MUNIR, SH sebagai aktifis LSM dan Ketua Kontras

yang sering mengidentifikasikan dirinya penggerak dan pe l opor pembangunan

demokrasi, m e m bela Hak A sas i Manusia dan tidak jarang bahkan terbiasa mengkritisi

program pemerintah, melakukan kr it i k sosia l , k omen ta r , tanggapan yang bemada negatif

serta kegiatan lainnya, yang dinilai oleh terdakwa maupun pihak tertentu telah sangat

mengganggu dan menjadi halangan atau kendala bagi terlaksananya program pemer i ntah ,

mengakibatkan adanya pihak, termasuk terdakwa sendiri yang tidak dapat menerimanya; -

----- Berlatar belakang anggapan dan penilaian tersebut mendorong terdakwa merasa

perlu harus menghentikan kegiatan korban MUN1R, SH dengan merencanakan cara-cara

yan g sangat m a t an g untuk men gh ilan g kan j iwa korban MUNIR, S H ; -------------------------

----- Gu na mewujudkan rencananya rnenghilangkan jiwa korban MUNIR, SH, mulailah

terdakwa memonitor kegiatan MUNIR, SH b ai k secara langsung maupun tidak langsung,

h ing ga diketahuinya rencana korban MUNIR, SH yang akan berangkat ke Belanda untuk

me I anj utkan study ; ------------------------------------------------------------------------------------

----- Selanjutnya untuk memastikan tentang kepastian keberangkatan MUNIR, SH,

t ers ebut pada tanggal 4 September 2 004 terdakwa telah berusaha m enel p on MUNIR, SH

m e lal u i Handphone milik MUNIR, SH yang ternyata diterima oleh saksi SUCIWATI

( istri MUNIR, SH) dengan maksud menanyakan kapan keberangkatan MUNIR, SH ke

Belanda yang dijawab oleh saksi SUCIW ATI bahwa MUNIR, SH akan berangkat hari

sen in tanggal 6 Se p tember 2004 ; --------------------------------------------------------------------

----- Setelah mengetahui kepastian tanggal keberangkatan MUNJR, S H , maka terdakwa

lalu mencari peluang agar bisa berangkat bersama-sarna dengan MUNIR, SH pada
4

tanggal 6 September 2004, dirnana terdakwa rneminta perubahan tugas penerbangan

sebagai extra crew sedangkan sesuai jadwal tugasnya terdakwa pada tanggal 5 September

2004 sampai dengan 9 September 2004 seharusnyalah berangkat ke Peking China namun

kemudian dirubah pada tanggal 6 September 2004 menjadi ke Singapura. Perubahan

tersebut tertuang dalam Nota Perubahan n o m o r : OFN219/04 tanggal 6 September 2004

yang dibuat oleh ROHAINJL AINI dengan alasan yang dikemukakan terdakwa saat itu

adalah karena adanya tugas dari Saksi RAMELGIA ANWAR selaku Vice President

Corporate Security PT. Garuda Indonesia yang untuk selanjutnya dalam pelaksanaannya

akan menghubungi Chief Pilot KARMAL FAUZA SEMBIRJNG. Padahal penugasan

tersebut sebenamyalah tidak pemah ada, namun karena alasan tersebut maka

diterbitkanlah General Declaration bagi keberangkatan terdakwa ke Singapura sebagai

Extra Crew dinyatakan untuk melaksanakan tugas Aviation Security sementara tugas

A via ti on Security tersebut bukanlah merupakan spesialisasi tugas terdakwa yang tugas

pekerjaannya di lingkungan PT. Garuda Indonesia adalah sebagai Pilot atau setidak-

tidaknya terdakwa tidak mempunyai surat khusus sebagai Aviation Security;

----- Selanj utnya pada tanggal 6 September 2004 terdakwa berangkat ke Bandara

Internasional Soekarno-Hatta untuk terbang ke Singapura dengan menumpang pesawat

Garuda Indonesia Airways dengan nomor penerbangan GA-974, pesawat yang sama

yang ditumpangi oleh MUNIR, SH; ----------------------------------------------------------------

----- etelah melakukan check in, terdakwa kemudian berjalan menuju pesawat melalui

koridor yang menghubungkan ruang tunggu dengan pintu pesawat. Saat itu terdakwa

melihat MUNIR, SH sedang berjalan menuju pintu pesawat; ----------------------------------

----- Terdakwa kemudian rnenghampiri MUNlR, SH sambil menyapa dan menanyakan

tempat duduk yang oleh MUNIR, SH ditunjukkan seat numbemya yakni nomor 40 G di

ke 1 as ek on omi; ----------------------------------------------------------------------------------------

----- Selanjutnya MUNTR, SH yang menanyakan di mana letak seat tersebut dijawab oleh

terdakwa adanya di belakang. Namun saat itu terdakwa menawarkan tempat duduknya di

B i s n i s Class nomor 3 K kepada MUNIR, SH hal mana dimaksudkan dan dengan tujuan

untuk mempermudah terdakwa melaksanakan rencananya untuk menghilangkan nyawa

MUNIR, SH karena pada kelompok seat 3 K di kelas bisnis hanya terdapat 1 8 tempat

duduk; ---------------------------------------------------------------------------------------------------

----- Bahwa untuk menghilangkan kecurigaan orang lain, Terdakwa kemudian

memberitahukan kepada saksi BRAHMANIB HAST AW ATI selaku Purser pesawat

tersebut perihal perubahan fasilitas tempat duduk terdakwa di Bisnis Class kepada
5

MUNIR, SH yang selanjutnya Saksi BRAHMANIE HAST AW ATI mendatangi MUNIR,

SH dan m enyala m i nya; -------------------------------------------------------------------------------

----- Setelah itu saksi BRAHMANIE HAST AW A TI mempersilahkan terdakwa untuk

duduk di Premium Class dan beberapa saat k mudian sebelum pesawat tinggal landas,

saksi OEDI IRIANTO sebagai pramugara pun melaksanakan tugasnya menyiapkan

Welcome drink kepada para penumpang termasuk MUNIR, SH. Bahwa pada saat Saksi

OED1 IRIANTO menyiapkan Welcome drink tersebut, terdakwa segera beranjak dari

tempat duduknya berjalan menuju Pantry dekat bar premium. Pada saat mana kiranya

maksud terdakwa untuk memasukkan sesuatu kedalam minuman orange juice yang akan

dihidangkan kepada MUNIR,SH yang sesuai hasil pemeriksaan laboratorium

Kementerian Kehakiman Lembaga Forensik Belanda tanggal 13 Oktober 2004,

ditandatangani oleh dr. ROBBERT VISSER, dokter dan patolog bekerja sama dengan dr.

B. KUBAT dipastikan adalah racun arsen dalam jumlah yang mematikan; -------------------

----- Bahwa terdakwa memasukkan racun arsen ke dalam minuman orange juice tersebut

karena terdakwa tahu MUNIR, SH tidak minum alkobol, sedangkan minuman yang

disajikan sebagai welcome drink hanyalah orange juice dan wine; ----------------------------

----- Selanjutnya saksi YETI SUSMIARTI sebagai pramugari mengambil dua gelas berisi

wine dan dua gelas berisi orange juice dimana khusus dua gelas orange juice telah

dimasukkan racun arsen dan diatur dalam nampan secara selang-seling masing-masing

dua gelas di depan berisi wine dan orange juice yang telah dimasukkan racun arsen

tersebut serta dua gelas di belakang dengan komposisi yang sama. Selanjutnya saksi

YETI SUSMlARTI menuju ke tempat duduk 3 K kelas bisnis tempat MUNIR, SH duduk

untuk menyajikan minuman. Setelah berada dj depan MUNIR, SH saksi YETI

SUSMIARTI menawarkan minuman tersebut kepada saksi LIE KHIE NGIAN yang

duduk di sebelah MUNIR, SH lebih dahulu dan yang diambil adalah minuman wine; -----

----- Bahwa saat menawarkan minuman tersebut, baik terdakwa, saksi OEDI IRIANTO

dan saksi YETI SUSMIAR TI tahu dan dapat memastikan bahwa saksi LIE KHIE

NGIAN yang adalah warga Belanda akan memilih Wine; --------------------------------------

----- Setelah itu saksi YETI SUSMIARTI menyajikan minuman kepada MUNIR, SH

yang nampaknya tanpa rasa curiga lalu mengambil orange juice yang disajikan paling

depan, dan minuman itulah yang telah dicampur dengan racun arsen ; -----------------------

----- Pada saat yang sama apa yang dilakukan terdakwa adalah mengawasi kegiatan saksi

YETY SUSMIARTI ketika menyajikan minuman kepada MUNIR, SH, mengamati


6

MUNIR, SH yang duduk ditempatnya, saat meminum orange juice dalam gelas yang ada

ditangannya, dan terdakwa mondar-mandir di depan pantry dekat bar Bisnis class. Dan

setelah terdakwa menyakini bahwa MUNIR, SH telah merninum habis orange juice yang

telah dimasukkan racun arsen tersebut, terdakwa barulah kemudian naik ke premium

class upperdeck dan sempat menuju ke ruang pilot untuk berbicara dengan saksi

P ANTUN MATONDANG selaku pilot; -----------------------------------------------------------

----- Setelah penerbangan selama kurang lebih 1 2 0 (seratus dua puluh) menit, maka pada

pukul 23.32 WTB pesawat Garuda Indonesia Airways nomor Penerbangan GA-974

mendarat di bandara Changi Singapura dan kemudian seluruh crew pesawat termasuk

terdakwa pun turun untuk dilakukan penggantian crew, dimana crew dari Jakarta yang

baru turun selanjutnya menginap di Novotel Hotel Singapura;----------------------------------

----- Sebelum melanjutkan perjalanan ke Belanda di bandara Changi MUNIR, SH

menunggu selama kurang lebih 1 jam 1 3 menit untuk transit. Selanjutnya MUNIR, SH

yang kembali naik pesawat tersebut hams duduk pada seatnya sendiri nomor 40 G

Economy Class dan pada pukul 00.45 WIB tanggal 7 September 2004 pesawat tinggal

landas dari bandara Changi Singapura. Selang 15 Menit setelah take off, MUNIR, SH

mulai merasa mules sebagai akibat mulai bereaksinya racun arsen didalam tubuhnya

disusul selanjutnya korban muntah-muntah hingga muntahannya mengenai kaos dan

celana yang dikenakan korban pada saat itu; ------------------------------------------------------

----- 3 (tiga) jam kenudian setelah take off dari Singapura tersebut saksi P ANTUN

MA TONDANG selaku pilot mendapat laporan dari purser MADJIB R. NASUTI ON

bahwa Korban MUNIR,SH sakit dan sudah ditangani oleh dokter Tarmizi. Selanjutnya

saksi PANTON MA TONDANG lalu memerintahkan purser MADJIB R. NASUTION

untuk memonitor perkembangannya. Saat itu korban MUNIR, SH diputuskan dibawa ke

bisnis class untuk dibaringkan dan oleh Saksi Dr. TARMIZI diberikan 2 (dua) butir tablet

New Diatabs ; 1 (satu) butir Zantac ; 1 (satu) butir Promag dan juga diberikan suntikan

Primperam dan Diazepam sehingga Korban MUNIR, SH terlihat menjadi tenang; ---------

----- Namun 2 (dua) jam sebelurn mendarat, saksi PANTUN MATONDANG kembali

menerima laporan dari purser MADJIB NASUTION bahwa Korban MUNIR, SH telah

meninggal dunia, yang selanjutnya saksi PANTUN MATONDANG selaku pilot segera

mengundang dokter TARMIZI untuk mendapat penjelasan bahwa saudara MUNIR, SH

menderita sakit perut dan muntaber yang beberapa saat setelah mendapat laporan bahwa

korban MUNIR,SH meninggal dunia, lalu dibuatkan surat kematian ; ------------------------


7

----- Berdasarkan basil visum et repertum yang dibuat pro justitia dari Kementerian

Kehakiman Lembaga Forensik Belanda tanggal 13 Oktober 2004 yang ditandatangani

oleh dr. ROBBERT VISSER, dokter dan patolog bekerja sama dengan dr. B. KUBAT,

menerangkan tentang telah dilakukannya pe'neriksaan atau otopsi mayat atas nama

MUNIR,SH berlangsung dari tanggal 8 September 2004 sampai dengan tanggal 13

Oktober 2004 dengan kesimpulan bahwa pada MUNIR, usia 38 tahun, terjadinya

kernatian dapat dijelaskan disebabkan oleh karena pada pemeriksaan toksikologi

ditemukan "konsentrasi arsen sangat meningkat" di dalam darah konsentrasi arsen

"meningkat" di dalam urin dan konsentrasi arsen "sangat meningkat" di dalam isi

lai11bung; ------------------------------------------------------------------------------------------------

----- Selanjutnya pakain korban MUNJR, SH yang terkena muntahan pada saat diatas

pesawat, setelah dilakukan pemeriksaan di Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse

Kriminal Polri, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik Pusat

Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal Polri Nomor LAB : 3952/KTF/2002

tanggal 14 Juli 2005, pemeriksaan terhadap barang bukti ; kaos Jengan pendek wama

abu-abu dan biru, celana panjang jeans wama hitam, kaos kaki wama biru dan celana

dalam warna coklat milik a i m . MUNJR, SH "dapat disimpulkan bahwa; barang bukti

berupa l (satu) potong kaos lengan pendek warna abu-abu dan biru serta 1 (satu) potong

celana panjang jeans wama hitam positif mengandung arsen. ----------------------------------

------ Perbuatan terdakwa POLLYCARPUS BUD/HARi PRIYANTO tersebut diatur

dan diancam pidana berdasarkan pasal 340 K.U.H.Pidana jo pasal 55 (1) ke-I

K. U.H.Pidana ---------------------------------------------------------------------

D A N

KEDUA:

-------Bahwa terdakwa POLL Y C ARP U S BUDIHARJ PRIY ANTO baik bertindak secara

sendiri-sendiri ataupun bersarna-sarna dengan RAMELGIA ANWAR dan ROHANIL

AINI (dalam berkas terpisah) pada hari Senin tanggal 6 September 2004 atau setidak­

tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam bulan September 2004 bertempat di Kantor

PT.Garuda Indonesia Airways Bandara Soekamo Hatta Cengkareng yang berdasarkan

pasal 84 ayat 2 KUHAP Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan

mengadili perkaranya, telah melakukan, menyuruh mefakukan atau turut mefakukan


l

perbuatan dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah asli,

dan pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian, perbuatan mana dilakukan

terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut : ------------------------------------------------------


8

----- Bahwa terdakwa pada tanggal 6 September 2004 sekira pukul 15.00 Wib sarnpai

dengan 1 6 . 0 0 Wib atau setidak-tidaknya pada sore hari telah menelpon saksi ROHANIL

AIN1, dimana saat itu terdakwa menanyakan keberadaan Capten, yang kemudian dijawab

oleh saksi ROHANIL AINI "untuk apa ?"; -------------------------------------------------------

----- Selanjutnya terdakwa mengatakan bahwa terdakwa ditugaskan oleh saksi

RAMELGIA ANWAR untuk ke Singapura dan akan on board dengan GA-974, padahal

terdakwa tahu bahwa saksi RAMELGJA ANWAR sedang berada di luar kota.

Mendengar permintaan itu Saksi ROHANIL AlNI kemudian menanyakan bagaimana

dengan pak KARMAL (saksi Capt. KARMAL F AUZA SEMBIRING) selaku atasan dari

terdakwa dan dijawab oleh terdakwa bahwa sak i RAMELGIA ANWAR akan menelpon

pak KARMAL. Kemudian saksi ROHANIL AINI sebelurn rnenutup telepon sernpat

mengatakan "Saudara janji pak RAMELGIA harus menghubungi Capt. KARMAL" dan

dijawab oleh terdakwa "ya" ; ------------------------------------------------------------------------

----- Berdasarkan basil pembicaraan tersebut, saksi ROHANIL AIN1 menjadi percaya

dan yakin karena status terdakwa sebagai pilot senior Garuda sehingga akhirnya saksi

ROHANIL AINI membuat Nota Perubahan Schedule nomor : OF A/219/04 saat itu juga

yang ditandatangani sendiri oleh saksi ROHANIL AIN1 padahal saksi ROHANJL AINI

tidak berwenang untuk itu. Nota perubahan tersebut sebagai perubahan atas nota

OFA/210/04 tangga] 31 Agustus 2004 yang berisikan pernbatalan schedule

pernberangkatan terdakwa sebagai extra crew ke Peking. Keyakinan saksi ROHANIL

AINI juga didasarkan pada surat Dirut Garud Nomor : DZ/2270/04 tanggal 11 Agustus

2004 dimana dalam surat tersebut terdakwa ditugaskan sebagai staf perbantuan di

Coorporate Security/IS yang dipimpin oleh saksi M. RAMELGIA ANWAR; ---------------

----- Berdasarkan Nota Perubahan schedule Nomor OFN219/04 tertanggal 6 September

2004 yang ternyata palsu karena sesungguhnya sebelum Nota perubahan tersebut dibuat,

tidak pernah ada perintah dari saksi RAMELGIA ANWAR yang menugaskan terdakwa

ke Singapura, namun terdakwa kemudian berangkat ke Singapura seolah-olah sebagai

extra crew untuk melaksanakan tugas Aviation Security Garuda dengan menggunakan

pesawat Garuda Boeing 747-400 dengan nomor penerbangan GA-974; ----------------------

----- Bahwa setelah sekembalinya terdakwa dari Singapura ke Indonesia, ternyata

perjalanan ke Singapura tersebut telah rnenimbulkan beban biaya antara lain untuk biaya

transportasi dan akomodasi. Oleh karena itu saksi Capt. KARMAL F AUZA

SEMBJRTN G memanggil terdakwa dan memi ta terdakwa untuk melaporkannya kepada

saksi RAMELGIA ANWAR. Selanjutnya terdakwa meminta kepada saksi RAMELGIA

ANWAR untuk membuat surat penugasan bagi terdakwa yang kemudian saksi
r,

' 9

RAMELGIA ANWAR pun membuat dan menandatangani surat penugasan Nomor :

I S / 1 1 7 7 / 0 4 tanggal 1 5 September 2004 lalu menyerahkannya kepada terdakwa. Adapun

tujuan dari pembuatan surat penugasan tersebut adalah agar supaya beban biaya yang

harus dikeluarkan untuk perjalanan terdakwa rrenjadi tanggungjawab saksi RAMELGIA

ANWAR dan bukan tanggungjawab Saksi Kapten. KARMAL FAUZA SEMBIRING; --

-----Mengingat terdakwa yang melakukan perjalanannya ke Singapura pada tanggal 6

September 2004, dinyatakan sebagai extra crew maka untuk melengkapi bahwa seolah­

olah tugas itu benar dilakukannya terdakwa kembali meminta kepada saksi RAMELGIA

ANWAR untuk membuat surat penugasan tertanggal sebelum 6 September 2004, yang

berdasarkan permintaan tersebut, akhimya Saksi RAMELGIA ANWAR membuat pula

surat penugasan dengan nomor dan isi yang sama yaitu surat Nomor : IS/1177/04

tertanggal 4 September 2004; -----------------------------------------------------------------------

----- Selanjutnya dengan dasar surat palsu Nomor : I S / 1 1 7 7 / 0 4 tertanggal 4 September

2004 yang dibuat seakan akan asli tersebut, akhimya PT. Garuda Indonesia menanggung

segala biaya yang timbul akibat perjalanan terdakwa sehingga PT. Garuda Indonesia

menjadi rugi setidak-tidaknya sebesar ongkos pesawat Jakarta Singapura pulang pergi

ditambah biaya akomodasi berupa sewa hotel selama terdakwa berada di Singapura; ------

------ Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana berdasarkan pasal 263 ayat (2)

K. U.H. Pidana jo pas al 5 5 (I) ke-1 K. U. H. Pidana. ----------------------------------------

----- Menimbang, bahwa di persidangan telah diaj ukan barang bukti berupa : ---------------

1. 1 (satu) lembar Ash Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor GARUDA/DZ-

2270/04 tanggal 1 1 Agustus 2004 perihal Surat Penugasan, yang ditujukan kepada

P. BUDIHARI PRIYANTO/ 522659 Unit Flight Operation (JKTOFGA) dan

ditanda tangani oleh INDRA SETIA WAN (Direktur Utama PT. Garuda

In don es i a). -------------------------- ----------------------------------------------------------

2. 1 (satu) Jembar foto copy Surat dari Chief Pilot A 330 yang ditanda tangani oleh

ROHANIL A1N1 Nota OFA/210/04 tanggal 31 Agustus 2004 perihal Mohon

perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas nama TERDAKW A

POLL YCARPUS BUDIHARI PRIY ANTO. ---------------------------------------------

3. l (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A 330 yang ditanda tangani oleh

ROHANlL AINI Nota OF AJ219/04 tanggal 6 September 2004 perihal Mohon


10

perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas nama terdakwa

POLL YCARPUS BUDIHARI PRIY ANTO. --------------------------------------------

4. 1 (satu) lernbar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop Garuda

Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. R e f : I S / 1 1 7 7 / 0 4 tanggal 4 September

2004 Penugasan yang ditanda tangani oleh M.RAMELGIA ANWAR (Vice

Corporate Security). -------------------------------------------------------------------------

5. 1 (satu) lembar Surat ash Interoffice Correspondence dengan Kop Garuda

Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04 tanggal 15

September 2004 perihal Penugasan ang ditanda tangani oleh RAMELGIA

ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri 0 0 7 8 1 . --------------------------

6. 3 (tiga) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda tangani oleh

POLL YCARPUS BUDIHARI PRIY ANTO BHP yang ditujukan kepada Bapak

VP Corporate Security PT. Garuda Indonesia. ------------------------------------------

7. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda tangani oleh

POLL YCARPUS BHP yang ditujukan kepada Manager Operasi Penerbangan PT.

Garuda Indonesia. ----------------------------------------------------------------------------

8. 1 (satu) Bundel Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan kepada

Bapak VP. CORPORA TE SECURITY PT. GARUDA INDONESIA yang ditanda

tangani oleh TERDAKWA POLLYCARPUS BUDlHARl PRIYANTO

BHP/522659 tentang Laporan Penugasan PDZ-2270/04. -------------------------------

9. 1 (satu) buah ID Card An. POL. BUDII-IARI PRIYANTO No.522659 Jabatan

Aviation Security dikeluarkan pada tanggal 16 Juni 2004 yang ditanda tangani

oleh VJ).HR.MANAGEMENT DAAN ACHMAD. -------------------------------------

10. 1 (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An. TERDAKW A

POLLYCARPUS BUDIHARI PRlYANTO F/0 Garuda GA 826 Room N o . 1 6 1 8

tiba tanggal 6 September 2004 berangkat tanggal 7 September 2004. ----------------

1 1 . Monthly Schedule Original atas nama TERDAKWA POLL YCARPUS

BUDIHARI PRIY ANTO tanggal 1 Agustus s/d 26 September 2004. ----------------

12. l (s atu ) Bunde] asli Kininklijke Merechaussee Distric Schiphol Algemene

Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood MUNIR Geboren : 0 8 - 1 2 -

1965 te Malang, Indonesia. -----------------------------------------------------------------


11

1 3 . Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood", yang dikeluarkan

oleh HB Dammen selaku "de Officer van Justitie in het arrondissement Haarlem",

7 September 2 004. ----------------------- ----------------------------------------------------

1 4 . Surat "Voorlopige Bevindungen" yang dikeluarkan oleh dr R. VISSER selaku

Patholoog dari Menisterie van Justitie-Nederlands Forensich Instituut, di Rijkwijk

8 September 2004. ---------------------------------------------------------------------------

1 5 . 1 6 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenasah Mr. MUNIR selama Sectie

tanggal 8 September 2004. ------------------------------------------------------------------

1 6 . Surat dari dr R. VISSER dari NFI kepada Mr. E.VISSER pejabat

Arrondissementsparket Haarlem tanggal 1 3 Oktober 2004. ---------------------------

1 7 . Surat hasil pemeriksaan postmortem Pro Justitia N o . 0 4 - 4 1 9 /R 1 0 2 dibuat oleh dr

R. VISSER dari Ministerie van J ustitie - Nederlands Forensisch Intituut tanggal

1 3 oktober 2 004. -------------------------.,---------------------------------------------------

1 8 . Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh dr.

K.J.LUSTHOV, apotheker- toxicoloog dari Ministerie van Justitie - Nederlands

Forensisch Intituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw kenmerk BPS/XPOL

Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer : 2004419, tanggal 1 Oktober

2 004. -------------------------------------------------------------------------------------------

1 9 . Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh dr.

K.J.LUSTHOV, apotheker- toxicoloog dari Ministerie van Justitie - Nederlands

Forensisch Intituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw kenmerk BPS/XPOL

Nummer : PL278C/04-08133, Sectie Nummer : 2004419, tanggal 4 Nopember

2004. -------------------------------------------------------------------------------------------

20. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah di legalisir dari Ministerie van

J ustitie kepada Keduataan Besar Repulbik Indonesia tangal 25 Nopember 2004. ---

21. l (satu) buah Hand Phone merek NOKIA casing coklat hitam berikut nomor kartu

(Sim Card) nomor 0 8 1 5 9 6 6 9 0 6 1 7 . --------------------------------------------------------

22. 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration penerbangan

Jakarta-Singapura tanggal 6 September 2004. -------------------------------------------


12

2 3 . 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura-Amsterdam

tanggal 7 September 2004. ------------------------------------------------------------------

24. Satu buah buku Memo Pad milik Terdakwa POLLY CARPUS. ----------------------

2 5 . Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut tasnya. ----------

26. Hand Phone Merek Nokia 9 2 1 0 , CE 1 6 8 type RAE-3N. -------------------------------

27. Sim card Nomor Telkomsel No. 6 2 1 0 1 0013006566. ---------------------------------

2 8 . Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH pada penerbangan Jakarta -

Sin gapura-Am sterdam. ----------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah mengajukan saksi-saksinya di

persidangan dan memberikan keterangan di bawah sumpah masing-masing pada

po ko knya sebagai berik ut : --------------------------------------------------------------------------

1. Sa ksi SU CIW ATl : ------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa, tidak mempunyai hubungan keluarga ; ------

Bahwa saksi adalah isteri almarhum MUNIR dan saksi mengetahui Munir adalah

salah seorang aktivis yang di antaranya menentang adanya RUU TNI dan

kebijaksanaan tentang Aceh. ---------------------------------------------------------------

Bahwa kegiatan MUNJR selama hidupnya banyak menerima tantangan baik teror

born, surat ancaman oleh pihak Militer, Prernan yang dilakukan baik di rumah

maupun di kantor. ----------------------------------------------------------------------------

Bahwa MUNIR pemah di rawat di Rumah Sakit selama 7 hari pada tahun 2003

karena sakit pe1 ema kan j an tung. -----------------------------------------------------------

Bahwa pada tahun 2004 korban MUNIR pernah Medical Cek Up dan dinyatakan

sehat secara kesel uru han. --------------------------------------------------------------------

Bahwa selama 1 minggu sebelum keberangkan ke Belanda, korban MUNIR selalu

makan bersama saksi ; -------------------- --------------------------------------------------


i
13

Bahwa tiket pesawat untuk korban MUN1R dibelikan oleh IRMA NURJANAH

dengan menggunakan Garuda atas kemauan korban MUNIR dan menggunakan

kelas Ekonomi ; -------------------------------------------------------------------------------

Bahwa MUNIR pada saat terbang Jakarta ke Belanda tidak membawa pil antimo. -

Bahwa Saksi kenal dan bertemu dengan Terdakwa pada tanggal 8 Nopember

2004 di Kantor Garuda dalam rangka menanyakan kronologis kejadian kematian

korban Munir suami sa ksi. ------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pada tanggal 2 September 2005 mengangkat Handphone Munir dari

seseorang yang mengaku bemama Poli dari Garuda, yang menanyakan apakah

pak m u n i r jadi berangkat ke Belanda? Yang dijawab oleh saksi y a j a d i , berangkat

hari Senin tanggal 6 September 2004 dengan naik Pesawat Garuda. ------------------

Bahwa atas jawaban saksi, orang yang mengaku bemama Poli tersebut

mengatakan bahwa ia akan naik bareng dengan Munir ; -------------------------------

Bahwa saksi kemudian menyampaikan isi telepon tersebut kepada MUNIR, dan

menanyakan apakah kenal dengan Poli dari Garuda, kemudian dijawab oleh

suami aksi bahwa itu orang aneh dan orang tersebut sok kenal ;-----------------------

Bahwa pada tanggal 6 September 2004 sekitar jam 1 9 . 0 0 WIB , saksi bersama

Munir menunggu di Dunkin Donald Bandara Soekamo Hatta dalarn rangka

mengantar keberangkatannya ke Belanda, selanjutnya teman-teman Munir datang

antara l a i n : PUNKY, RATNA, UPIK IRMA, SUGIARTO dan AAL , kemudian

korban min um susu coklat tetapi tidak habis dan saksi yang menghabiskannya ; --

Bahwa sesuai pengamatan saksi selama di bandara sebelum keberangkatan, Munir

kelihatan sehat-sehat dan sesaat kemudian setelah saksi melepas

keberangkatannya, kira-kira jam 21.00 Munir masih sempat kirim sms yang

menerangkan semuanya lancar boardingnya dan keadaannya baik dan sehat-sehat

saJa; -------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi mengetahui MUNJR meninggal dunia pada tanggal 7 September

2004 melalui berita telepon dari Usman Hamid sehabis Adzan Maghrib ; -----------

Bahwa untuk memastikan kematian korban MUNIR saksi menelepon pihak

Garuda, namun belurn mendapat kepastian, kemudian saksi menelepon Ibu LILI
14

yang mempunyai tempat yang akan ditinggali Munir di Belanda, dan Thu Lili

menerangkan bahwa benar Munir telah meninggal dunia ; ----------------------------

Bahwa pada tanggal 8 September 2004 saksi bersama dengan PUNKY,

INDARTI, RUSDI MARPAUNG, USMAN HAMlD dan RASYID berangkat ke

Belanda dan sampai di Belanda tanggal 9 September 2004 bertemu dengan Polisi

Belanda dan pihak ICCO; -------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi melihat jenazah suami saksi tersebut di Martorium Schipol dalam

keadaan telah meninggal dunia dan me. genakan berpakaian baju panjang wama

putih dengan yang terlihat muka, tangan, rambut dan kaki dan pada saat saksi

menunggu telah mendapat penjelasan dari Polisi Belanda bahwa korban MUNIR

telah diotopsi; --------------------------------------------------------------------------------

Bahwa untuk pelaksanaan Otopsi jenasah, saksi telah mengijinkannya. --------------

Bahwa pada tanggal 9 September 2004 jenasah Munir dikebumikan di Malang

d i h a d ir i oleh keluarga dan teman-teman almarhum, sedang dari pihak Garuda

tidak ada yang hadir melayat ; -------------------------------------------------------------

Bahwa saksi merencanakan mendatangi pihak Garuda untuk bersilaturahmi dan

mengucapkan terimkasih, dan terlaksana pada bulan Oktober 2004 pertemuan ke-

1 saksi bersama-sama dengan Pungky, Rachlan, Rusdi Marpaung dan T. Mulya

Lubis dan bertemu dengan pihak Garuda yang diantaranya lndra Setiawan selaku

Dirut Garuda dan menanyakan apakah ada nama Poli dari Garuda, dan dijawab

oleh Indra Setiawan" Ada, sebagai Pilot Airbus". --------------------------------------

Bahwa ketika saksi menanyakan lagi kepada saksi Indra Setiawan apakah

ditugaskan ke Belanda dan dijawab Indra Setiawan "Pilot pesawat Airbus, bukan

Pilot Pesawat besar ke Belanda. ------------------------------------------------------------

Bahwa saksi mengadakan pertemuan yang ke 2 kalinya dengan pihak Garuda

rnasih dalarn bulan Oktober 2004 yang rnembicarakan makanan yang dimakan

selama penerbangan almarhum Munir, menurut penjelasan pihak Garuda

mengatakan bahwa korban Munir selama terbang Jakarta Singapure makan mie

goreng, 2 gelas orange juice, sedangkan Singapure - Amsterdam hanya minum l

gelas teh hangat, tidak makan karena sa it perut.; ---------------------------------------

Masih dalam bulan Oktober 2004 diadakan pertemuan ke 3 yang diantaranya

hadir terdakwa, dimana saksi menanyakan kepada terdakwa, apakah kenal dengan
15

korban Munir dan Terdakwa menjawab ingatan suami ibu itu bagus sekali karena

hanya bertemu l kali di Bundaran HI masih ingat.; -------------------------------------

Pada saat saksi berada di ruang tunggu saksi menanyakan kembali kepada

terdakwa kenapa memberikan tempat duduknya dan dijawab karena Munir orang

terkenal dan terdakwa ingin memberikan kenyamanan dan juga terdakwa telah

mendapat ijin dari Purser Brahmani ; ----------------------------------------------------

Bahwa pada tanggal 9 Oktober 2004 saksi menerima surat yang isinya selarnat

atas mateknya Munir, semoga tidak dipukuli oleh arwah para pahlawan bangsa; --

Bahwa pada tanggal 1 2 Nopember 2004 saksi menerima informasi hasil otopsi

atas Munir dari Penyidik yang pada kesimpulannya di lambung korban ditemukan

konsentrasi arsen sangat meningkat. ------------------------------------------------------

Bahwa sakasi pada bulan Nopember 2004 saksi mendapat kiriman kardus yang

berisikan kepala ayam, kaki sapi dan tulisan yang isinya "awas jangan tuntut

kasus Munir" ; ---------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi rnasih jelas mengingat suara yang didengar oleh saksi pada tanggal 2

September 2004 melalui handphone MUNIR yang menanyakan tentang

keberangkatan Munir adalah sama dengan suara pada saat saksi bertemu muka

dengan terdakwa Pollycarpus di kantor Garuda. -----------------------------------------

Bahwa barang bukti berupa kemeja dan celana yang dipertunjukkan dalam sidang

benar milik korban Munir yang dipakai pada saat berangkat dari Jakarta -

Singapura; -------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa keterangan saksi di dalam berita acara pemeriksaan di hadapan Penyidik

tetap saksi pertahankan kebenarannya ; --------------------------------------------------

Bahwa saksi mohon Terdakwa dijatuhi hukuman yang setimpal dengan

perbuatannya dan mohon pula dalang atau pelaku yang sebenamya segera diadili

sesuai ketentuan yang ada, dan saksi mohon diijinkan membaca pernyataannya

(terlampir dalam berkas perkara) di depan Majelis Hakim ; ---------------------------

---- Atas kesempatan yang diberikan, Terdakwa menanggapi bahwa benar pertemuan

di Garuda dengan saksi dan teman-temannya bertujuan sebatas silaturahmi,

Terdakwa tidak pernah menghubungi atau menelpon Almarhum Munir, dan

Terdakwa hanya bertemu di pintu kaca dengan Munir sebelum keberangkatannya,


i
16

serta Terdakwa merasa tidak pemah menitipkan surat atau apapun kepada Munir

untuk diposkan di Swiss mapun di suatu tempat manapun, benar Terdakwa pemah

melihat Munir di bundaran Hiketika acara pembagian bunga oleh Munir dan

teman-temannya kepada pengendara mobil atau masyarakat di Bundaran HI ; -----

2. Saksi Ir. INDRA SETIA WAN, M.BA :

Bahwa saksi membenarkan keterangannya di berita acara pemeriksaan yang

dibuat dan ditandatangani di hadapan petugas Penyidik. -------------------------------

Bahwa saksi kenal terdakwa sebagai bawahan saksi, tetapi tidak ada hubungan

keluarga; ---------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak pemah memberikan tugas kepada Pollycarpus ke Singapura ;---

Bahwa pada tanggal 6 September 2005 saksi tidak pernah mengeluarkan surat

perintah untuk Pollycarpus ; ----------------------------------------------------------------

Bahwa Pollycarpus tennasuk seluruh karyawan Garuda lainnya adalah bawahan

saksi tetapi bukan bawahan langsung yang menjadi bawahan saksi adalah para

l)irektur; --------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa yang berkaitan dengan Pollycarpus adalah saksi pemah mengeluarkan

surat pengawasan perbantuan kepada suatu unit kerja tanggal 11 Agustus 2004

,namanya Coorporate security dengan penugasan itu yang bersangkutan akan

mengikuti prosedur yang ada didalam unit kerja sebagai perbantuan sementara

yang bersangkutan masih tetap profesinya sebagai penerbang, jadi tugas yang

saksi buatkan dalam surat adalah berprinsip pada payung kebijaksanaan

penugasan seseorang dari satu direktorat lain ke direktorat lainnya; -----------------

Bahwa dengan adanya surat tersebut Terdakwa dapat melakukan pekerjaan tanpa

seijin dari saksi lagi tapi harus melalui prosedur yaitu atasannya Ramelgia ; -----

Bahwa saksi mendapatkan laporan berkenaan dengan pekerjaan Pollycarpus pada

bulan Oktober 2004 dari Ramelgia Anwar pada pokoknya saksi Ramelgia memita

Pollycarpus melihat ada pesawat Garuda Dumping fuel di Singapura ; --------------

Bahwa yang menjadikan alasan saksi menugaskan Pollycarpus dibidang

Corporate Security ada beberapa pertimbangan: pertama saksi kenal dengan dia

sejak tahun 2003 sebagai seorang pilot dia rajin dan pada tahun 2003 tersebut ada
17

mogok karyawan penerbang maka salah satunya Pollycarpus yang membantu

saksi ; yang kedua dalam corporate security ditempatkan Ramelgia Anwar yang

rnembutuhkan orang-orang terutama yang mempunyai akses di bandara dan itu

hanya bisa dilakukan oleh seorang penerbang, dan Pollycarpus sudah menjadi

penerbang selama 16 tahun, makanya saksi pada bulan Agustus mengeluarkan

surat staff perbantuan.; ---------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak tahu apakah tugas perbantuan kepada Pollycarpus bisa

disesuaikan dengan schedule penerbangan ; --------------------------------------------

Bahwa surat tanggal 1 1 Agustus 2004 telah dikeluarkan sebanyak dua kali yang

pertama ditanda tangani pada tanggal 11 Agustus 2004 dan yang kedua setelah

tanggal tersebut pada waktu polisi minta aslinya yaitu tanggal 1 7 Pebruari 2005; --

Bahwa ketika diperlihatklan ID Card saksi membenarkan dan mengenalnya

bahwa ID Card tersebut dikeluarkan oleh bagian kepegawaian. -----------------------

Bahwa terdapat kekeliruan dalam penulisan tanggal pada ID Card Pollycarpus

Surat tugas tidak sama dengan ID Cardnya disina tertulis bulan J uni tapi surat

tugas Agustus, dan memang ada kesalahan dibagian kepegawaian dalam

pembuatan ID Card tersebut karena format yang lama bulan Juni kemudian tidak

dirubah sehingga padawaktu pembuatan Agustus tetap saja tertulis Juni ; -----------

Bahwa saksi mendapatkan laporan dari Ramelgia telah terjadi Dumping fuel di

Sin ga pura ; ----------------------------------------------------- -------------------------------

Bahwa di Perusahaan Garuda ada rnekanisme standard pelaporan, dan memang

surat yang diberikan Pollycarpus tertanggal 8 September 2004 baru saksi melihat

dan saksi baca pada akhir bulang September 2004 ; ------------------------------------

Bahwa saksi tidak pemah diajak oleh Pollycarpus melakukan pembunuhan

terhadap Munir ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa pegawai Garuda tidak diperbolehkan ikut sebagai pengurus

Organ isass i/po Ii ti k ; --------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi langsung menyemput korban Munir di Cengkareng dan bertemu

dengan keluarga korban dan saksi sebagai Dirut langsung rnengucapkan

belangsungkawa; -----------------------------------------------------------------------------
18

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa memberikan tanggapan sebagai berikut: -----

Bahwa benar terdakwa membuat laporan tanggal 8 September 2004 dan baru

Terdakwa serahkan pada tanggal l 5 atau tanggal 16 September 2004 melalui

Direktur Operasi ,Manager Operasi dan tembusan kepada Direktur Utama karena

behau sibuk walctu itu maka saksi titipkan pada Pak Ramelgia; ----------------------

Masalah ID Card terdakwa memang kurang teliti temyata menggunakan tanggal

yang lama ; -------------------------------------------------------------------------------- ----

3. Saksi M.RAMELGIA ANWAR;----------------------------------------------------------

Bahwa saksi kenal Terdakwa akan tetapi tidak mempunyai hubungan keluarga;----

Bahwa saksi pe m a h di p eriksa oleh P en y i d ik dan se mu a keterangan yang pemah

diberikan tetap dipertahankan ; ------------------------------------- - ----------------------

Bahwa saksi pernah melakukan perjalanan dinas pada tanggal 2-4 September

200 5 di Balikpapan dalam rangka survei Bandara dan tanggal 4- 7 September

200 5 di Ujung Pandang dan t anggal 8 - 1 1 September 2 00 5 dinas di Denpasar; ----

Bahwa setiap melakukan perjalanan inas sebelumnya saksi mendapat Surat

Tugas dari Direktur Startegi dan Umum ; -----------------------------------------------

Bahwa pada tanggal 16 September 200 5 saksi menerima surat laporan dari

Terdakwa, k e m ud i an menelpon sak si Capten Karmal yang intinya untuk kordinasi

dengan maksud untuk menjelaskan tindak lanjut dari Surat Direlctur Utama ; -------

Bahwa saksi Capten Karma} menjelaskan saudara Pollycarpus sudah berangkat

t a npa surat tugas dan tidak mau menanggung beban biaya keberangkatan

terdakwa, dan hal i n i atas inis i ati f saksi bukan Laporan dari Kapten karma] ; -----

Bahwa surat Direktur Utama yang ditujuk:an kepada Pol l yc a rp us tertanggal 11

Agustus 2004 No. GARUDA/dz-2270/04 yang intinya ad ala h Saudara

P o l l yc a rp us diperbantukan di Corporate Se curity d i s a m p i n g melaksanakan tugas

utama sebagai penerbang ; --------------- ---------------------------------------------------

Bahwa setiap tugas harus se iz in atasan dan h arus j e l as perintahnya, da l am hal ini

harus mendapat izin dari Kapten Karma] baik tertulis ataupun lisan dan schedule

disesuaika n dengan izin dari Kapten Karmel ; ------------------------------------------


i

19

Bahwa yang mengatur schedule penerbangan Rohainil Aini ; -------------------------

Bahwa Rohainil tidak mempunyai wewenang mengeluarkan memo kepada

terdakwa untuk melaksanakan tugas tanpa persetujuan dari Karmel apabila

terjadi maka menjadi tanggung jawab yang bersangkutan pelaksana tugas ; --------

Bahwa terdakwa Pak Karmel meminta koreksi surat tertanggal 1 5 . Bahwa pada

Tanggal 1 7 saksi koreksi surat tanggal 1 5 untuk pembebanan; ------------------------

Bahwa saksi yang membuat surat tugas interoffice untuk Terdakwa pergi ke

Singapura sebanyak 2 (dua) kali, masing-rnaisng yang pertama tanggal 15 saksi

buat tanggak 1 5 juga, akan tetapi ditolak saksi Karma] Fauzan Sembiring dengan

alasan Terdakwa Pollycarpus sudah pergi ke Singapura tanggal 6 September

2004, sehingga saksi membuat lagi surat tertanggal 4 September 2004 yang saksi

tanda angani pada tanggal 1 7 September 2004 ; -----------------------------------------

Bahwa surat-surat tersebut yang saksi koreksi surat interoffice saksi kepada Chif

Pilot Kapten Karma! tanpa tembusan kemana - mana berdasarkan hasil

komunikasi per telpon tanggal 1 5 tujuannya untuk pembebanan beaya I alokasi

biaya . Biaya kemungkinan ditanggung di tempat saya ; -------------------------------

Bahwa surat tanggal 1 5 saya buat tanggal 1 5 September 2004, dan untuk yang

tanggal 4 September dibuat tanggal 1 7 dan tanggal 20 September 2004 ada di

file; ---------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saudara terdakwa bertugas diperbantukan di bag corporate Security tidak

atas permintaan saksi ; ----------------------------------------------------------------------

Bahwa Saksi pemah berbicara dengan T erdakwa setelah turunya Surat Tugas dari

Direktur Utama, akan tetapi saksi tidak pemah menugaskan Terdakwa untuk

keSingapura pada tanggal 6 September 2004 ; ------------------------------------------

Bahwa laporan Terdakwa tanggal 1 6 September 2004 tentang dumping fuel, dan

setahu saksi Terdakwa tidak ada mengklarifikasi dumping fuel kepada seseorang

di Singapura ; ---------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa ditugaskan di Aviation Security tidak mempunyai persyaratan

secara spesifik; -------------------------------------------------------------------------------


..

20

Bahwa masalah Dumping Fuel bukan rnerupan bagian tugas dari Aviation

Sect1rity; --------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa di Garuda ada standar - standar pembuatan laporan, dan laporan

Terdakwa tidak sesuai standard yang ada ; ----------------------------------------------

Bahwa Rohaini tidak berwenang rnerubah scdule ; --------------------------------------

Bahwa terdakwa berangkat tanggal 6 September 2004 ke Singapura tidak dalam

rangka melakukan tu gas sebagai tenaga pembantu di Aviation Security ; -----------

Bahwa ro card Terdakwa salah tanggalnya, dan setelah ID Card salah tersebut

dibuat tidak ada dibuat ID Card yang baru ; ----------------------------------------------

Bahwa saat melakukan tugas perbantuan terdakwa masih menggunakan ID Card

tersebut; ---------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa pada waktu saksi mengeluarkan Surat memang tidak berkordinasi dengan

pak Ramelgia, tetapi pad.a waktu 2-3 minggu sebelumnya saya ada bicara dengan

saudara Ramelgia.Dan saya tetap pada keterangan saya ; ------------------------------

Bahwa brifing kepada terdakwa tanggal 13 bertindak sebagai atasan terdakwa

untuk menindaklanjuti Surat dari Direktur Utama; ------------------------------------

Bahwa selama saksi kenal dan bertugas bersama dengan terdakwa ,tidak pernah

terdakwa membicarakan tentang Munir ; -------------------------------------------------

Bahwa mengenai 3 Surat yang dipermasalahkan , tidak ada yang dimusnahkan

tapi tidak ada yang dipakai; -----------------------------------------------------------------

Bahwa tidak pernah meminta untuk memusnahkan salah satu surat dan saksi

membuat fi l e suratnya tertanggal 1 5 yang tanggal 4 dibuat tanggal 1 7 tidak ada

file maka tanggal 20 dibuat untuk dibuat file ; ------------------------------------------

Bahwa dari ketiga surat tersebut ditanda tangani semuanya oleh saksi sendiri ; ----

Bahwa yang berinisiatif rnelakukan per ubahan surat - surat tersebut saksi dengan

dasar atas permintaan Kapten Karmel ; ---------------------------------------------------

Bahwa ID card untuk Crew ID Card berwarna merah dan untuk pegawai darat

berwama biru ; --------------------------------------------------------------------------------


21

- Bahwa Atas keterangan saksi Terdakwa keberatan beberapa hal : mengenai 12m

terbang bisa kami dapat dengan tertulis, Ji an dan sms ;keberangkatan ke Singapura

terdakwa telah meminta izin ;yang memotifasi kami adalah kesempatan yang

dijanjikan untuk mendapat kesempatan menempuh pendidikan di Singapura --------

4. Keterangan saksi : ROHAINIL AINI,

Bahwa saksi kenal dengan terdakwa tetapi tidak ada hubungan keluarga dengan

terdakwa; -------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pernah diperiksa di tingkat penyidikan dan tetap pada

keterangannya di BAP penyidikan ; -------------------------------------------------------

- Bahwa saksi tahu Munir tetapi tidak mengenal orangnya dan mengetahui Munir

meninggal pada bulan September ; --------------------------------------------------------

- Bahwa tugas saksi sebagai Flight Operation Support Officer menyusun jadwal

penerbangan ; ---------------------------------------------------------------------------------

Sebelumnya ada jadwal tanggal 30 itu ke Peking , saya diminta kapten karmel

untuk merubah jadwal penerbangan saudara terdakwa yang ke Peking untuk

di hap us ; ---------------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa atasan saksi kapten Karmel dan Kapten memerintahkan untuk merubah

jadwal pada tanggal 30 Agustus 2005 secara lisan pada saat itu posisi saksi ada

di Kantor dan berhadapan langsung dengan Kapten Karmel; --------------------------

Bahwa keberangkatan terdakwa ke Pekmg seharusnya tanggal 5 sampai dengan 8

September 2004 dan perubahan scedhule tertanggal 31 Agustus 2004 No.Surat

OF A 2 1 0 04 ; ---------------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa menghubungi saksi melalui telpon kantor sekitar jam 6 sore, dan

terdakwa menanyakan kapten Karmel "apakah ada di Kantor? " dan saksi

menjawab tidak ada .Dan dia memberitahukan dia ada tugas dari IF pak Ramelgia

dan Pak Ramelgia akan menghubingi Kapten Kannel untuk terdakwa ada tugas

ke Singapura ; --------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi membuat Nota perubahan dan dikirimkan kebagian tracking untuk

perubahan scdulling diantar melalui office boy ; ----------------------------------------


22

- Bahwa saksi langsung menanggapi dan percaya dengan perkataan Terdakwa

karena dia mengatakan ada tugas dari pak Ramelgia dan Pak Ramelgia akan

menghubungi Kapten Karmel ; -------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi percaya dan tidak berani rnembantah Terdakwa, karena Terdakwa

disegani sebagai seorang Pilot senior di Garuda ; ---------------------------------------

Bahwa saksi tidak pemah dihubungi kapten Ramelgia atau Kapten Karmal ; -------

- Bahwa saksi men gel uarkan surat terse but berdasarkan surat pak Indra Seti awan

yang isinya saya lupa yang saat itu ada di meja saksi ;-----------------------------------

- Bahwa yang rnerninta perubahan Scdulle Terdakwa sendiri ;---------------------------

- Bahwa apabila tidak ada Chief PILOT saksi bisa membuat ini dengan persetujuan

atasan; -----------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi membuat perubahan scdulle ini dengan tidak persetujuan kapten

Kan11el; -----------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pernah ditegur atasan dan saya rnengatakan karena yang

bersangkutan inforrnasikan ke saya bahwa pak rarnelgia akan telpon Kapten

Kannel ; ---------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Surat yang di sebutkan di BAP dibenarkan oleh Saksi yaitu Surat

tertanggal 6 September 2004 No.OFA/219/04 yang dilakukan perubahan oleh

s ak s i ; ------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa nota perubahan yang dibuat berkenaan dengan terdakwa dibuat dua, yang

pertarna tertanggal 31 Agustus 2004 atas perrnintaan Kapten Karma} dan yang

kedua tanggal 6 September 2004 atas permintaan Terdakwa sendiri untukterbang

sebagai Extra Crew ke Singapura dengan pesawat flight No. GA 974; ---------------

- Bahwa perubahan scdulle biasanya dengan alasan bermacam - macam alasan ,

alasan keluarga, alasan ada keperluan k e l u a r ; ------------------------------------------

- Bahwa saksi untuk merubah scdule secara kebiasaan ada wewenang untuk pilot

air bus umumnya,penulisan Nota perubahan scedhule ke bagian traking atasan

saksi tidak selal u tahu ; ----------------------------------------------------------------------


23

- Bahwa perubahan scedhule bisa melalui fax, telepon , atau dia langsung datang ,

sms juga bisa karena operasional hams jalan ; -------------------------------------------

- Bahwa saat percakapan saksi dengan terdakwa berkaitan dengan permintaan

perubahan schedhule menyebut GA figt GA 947 ;--------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa menanggapi :Terdakwa: ----------------------

Bahwa tidak benar mengenai GA 974 , yang saya katakan apabila ada flight

untuk k esem patan pertama. ------------------------------ ------------------------------------

5. Saksi KARMAL FA UZA SEMBilUN G ; ------------------------------------------------

Bahwa saksi kenal dengan terdakwa , dan terdakwa adalah bawahannya sebgai

co-pilot airbus Garuda Indonesia dan tidak ada hubungan keluarga dengan

'Terdakwa;--------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pemah diperiksa sebanyak 3 kali dipenyidikan dan dibuatkan BAP

keterangan saksi dan saksi menandatanganinya. Dan saksi tetap mempertahankan

B AP ter sebut ; --------------------------------------------------------------------------------

Bahwa pilot airbus tidak bisa menerbangkan pesawat lainnya ;------------------------

Bahwa saksi tahu saudara Munir karena saudara Munir cukup terkenal dan saya

tahu kernatian saudara Munir dari Mass Media cetak dan elektronik sekitar

tanggal 8 September 2004 yang meninggal tanggal 6 September 2005; -------------

Bahwa saksi mengetahui keberangkatan terdakwa ke Singapura dari kapten

Ronggo ; ---------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak tahu dan tidak pemah dihubungi terdakwa dan tidak pernah

diberitahu tujuan terdakwa dalam tugasnya sebagai extra crew ke Singapura pada

tanggal 6 September 2004; ------------------------------------------------------------------

Bahwa pada tanggal 0 6 . 0 9 . 2 0 0 4 saksi baru pulang terbang dari C h i n a ; -------------

Bahwa saksi tidak pernah dihubungi saudara Ramelgia tentang tugas terdakwa ke

Singapura. Hingga saksi memanggil dan enegur Rohainil Aini tentang kepergian

terdakwa ke Singapura ; ---------------------------------------------------------------------


24

Bahwa saksi tidak pemah memberikan tugas maupun ijin apapun kepada

Terdakwa untuk berangkat ke Singapura tanggal 6 September 2004, dan saksi

tidak pemah mendapat laporan dari Rohainil Aini tentang keberangkatan

T erda k wa ; ------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa apabila Terdakwa akan melakuk n tugas tidak terbang hams ijin melalui

saksi selaku chief pilot ; ------------------ .. --------------------------------------------------

Bahwa tidak boleh Rohainil Aini meluarkan surat tanpa pengetahuan dan

persetujuan saya dan protap ini berlaku secara umum. Didalam kasus terdakwa

maka biaya ditanggung unit operational : -------------------------------------------------

Bahwa tidak boleh Rohainil Aini merubah scedhule tanpa seijin saksi sebagai

chief pilot ; ------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa secara normative untuk perubahan scedhule apabila ada perubahan terbang

,extra crew hams melalui saksi selaku chief pilot dan apabila karena sakit atau

lainnya bisa m e l a l u i Rohainil. Untuk kasus terdakwa yang melakukan tugas dari

unit lain bukan tugas terbang harus mendapat izin dari saksi ; ------------------------

Bahwa saksi saat rencana perubahan scedhule terdakwa yang pertama

membicarakan permintaan perubahan scedhule terdakwa pada tanggal 5-8 ke

Beijing, karena tanggal 7 terdakwa ada perintah dari IS untuk menghadiri Acara

asosiasi Pilot Garuda (APG) yang diselenggarakan di Hotel Ambara . Dan atas

perintah saksi Rohaini Aini untuk merubah scedhule terdakwa tersebut ; ----------

Bahwa untuk perubahan scedhule terdakwa pad.a tanggal 5-6 September 2004

saksi tidak memerintahkan perubahan tersebut dan apabila hal ini dilakukan

terdakwa maka akan mendapat tindakan ; ----------------------------------------------

Bahwa saksi rnemanggil terdakwa dan rnenanyakan siapa yang mengijinkan ke

Singapura, terdakwa mengatakan ia ditugaskan oleh IS untuk audit pesawat boing

7 4 7 di Si ngapura ; ----------------------------------------------------------------------------

Bahwa sekitar tangga] 15 .8.2004 saksi dipanggil atasan saksi Kapten Ranggo

sebagai vice presiden operation, dia rnengingatkan kepada saksi bahwa Dirut

tel ah men ugaskan terdakwa di IS ; --------------------------------------------------------

Bahwa atas keberangkatan terdakwa ke Singapura tanpa izin saksi menimbulkan

kerughian karena beban biaya ditanggung bagian operasional ; ----------------------


25

Babwa saksi tidak pemab menerima surat tertanggal 1 1 Agustus 2004 dari Indra

Setiawan karena tembusannya tidak sampai kepada saksi ; ----------------------------

Bahwa saksi menerima dua surat yang diatandatangani Ramelgia Anwar pertama

tertanggal 15 September 2004 yang melalui fax yang diterima saudara Rohainil

pukul 1 5 . 3 0 . wi b dan surat kedua diterima tgl. 1 7 September 2005 tertanggal 4

September 2004 disampaikan saudara terdakwa kepada saksi dengan penjelasana

bahwa surat yang pertama ada kesalahan ; -----------------------------------------------

Bahwa saksi membaca ke dua surat tersebut dan tidak ada perbedaan, isinya

sama, hanya tanggalnya yang berbeda satu tertanggal 1 5 September dan yang satu

tertanggal 4 September 2004 ; -------------------------------------------------------------

Bahwa isi surat tersebut untuk penugasan saudara terdakwa untuk melakukan

extra crew ke Singapura, Denpasar, Surabaya dan biayanya ditanggung oleh IS; ---

Bahwa pada dasamya terdakwa dapat melakukan kegiatan terbang diluar

scedhule tanggal 7 ,terdakwa tidak boleh terbang pada tanggal 7 terdakwa harus

ada di Jakarta tidak dapat dirubah lagi scedhule ; --------------------------------------

Bahwa seorang pilot bisa melakukan tugas lain dan laporannya kepada atasan

pada unit lain yang menugaskannya ; -----------------------------------------------------

Bahwa saksi mempunyai 2(dua) ID Card biru untuk didarat dan merah untuk

awak pesawat; --------------------------------------------------------------------------------

Bahwa sejak menjabat sebagai chief Pilot selama 5 t a h un , dan sebelum kejadian

ini belum pemah terjadi kelupaan komunikasi antara pak Ramelgia kepada saksi; -

Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyampaikan tanggapannya : �--------------

Mengenai Pilot Air bus tidak hanya bisa menerbangkan aibus tapi juga pesawat

hoeing 747 dan yang lainnya tidak ada keberatan ;--------------------------------------

6. Saksi EDY SANTOSO; ---------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak kenal terdakwa tetapi tahu nama terdakwa , scdulle, alamat

dan posisi jabatan terdakwa .Karena data tersebut ada di komputer Garuda . Dan

saksi tidak mempunyai bubungan keluarga dengan terdakwa ; ---------------------

Bahwa saksi pernah diperiksa oleh penyidik 2 kali dan atas keterangan terangan

tersebut saksi masih mengingatnya dan mempertahankannya ; -----------------------


26

Bahwa saksi tabu jabatan terdakwa adalah sebagai pilot Garuda, posismya

sebagai co-pilot ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pemah mendengar nama Munir melalui mas media elektronik TV,

tentang kematian saudara Munir diatas kapal Garuda ; ---------------------------------

Bahwa saksi tahu bentuknya General Deceration (Gendec) tetapi prosesnya saya

ti dak tah u ; ----- -------------------------------------------------------------------------------

Babwa saksi pernah rnelihat Gandee untuk penerbangan tanggal 6 September

2004 dari Jakarta - Singapura pesawat Boing Garuda 974 saat saya diperiksa

ol eh penyi dik ; --------------------------------------------------------------------------------

Bahwa isi Gandee itu masing- masing individu scdulle penerbangan, cuti, libur

lalu ada stand bay. Dan berisi nama - nama crew ; -------------------------------------

Bahwa saksi tidak pemah melihat jadwal dan perubahan scedhule penerbangan

tanggal 6 September 2004 yang ada nama terdakwa dan tidak menandatangai

jadwal pada tanggal tersebut, karena penjadwalan crew sekarang itu lewat SMS

dan dibuat hardcopy-nya, lebaran - lebaran begitu dan tidak ditanda tangani.; ----

Bahwa saksi mengetahui kegiatan terdakwa yang dalam kegiatan selaku pilot /co­

pilot tanggal 5-8 september 2004 ada kegiatan kePeking sesuai scedhule ; --------

Bahwa perubahan scedhule tanggal 31 Agustus 2004 lewat surat dan yang

menandatangani Rohainil Aini ; ----------------------------------------------------------

Bahwa kegiatan terdakwa yang berubah dari scdhule terbang ke Peking tanggal

5 ke Peking lalu tanggal 5,6 dihapus tanggal 7 ada rapat tanggal 8 standby; --------

Bahwa scdhule itu berlaku dan mengikat; ------------------------------------------------

Bahwa anggaran penerbangan crew yang sesuai dengan scdhule dibiayai

perusahaan ; ----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa ketentuannya harus sama antara Scedhule dan Gandee, dan baru pada

kejadian ini terdapat perbedaan ; ----------------------------------------------------------

Bahwa biasanya didalam Gandee bersih dari coretan ; ---------------------------------


27

Bahwa perubahan scedhule adalah wewenang chief pilot biasanya terjadi

perubahan minimal 6 jam sebelum keberangkatan atau bila keadaan emergency

bisa 3 jarn ; ----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi menerima surat dari Rohainil Aini melalui office boy tentang

perubahan penerbangan terdakwa dan saksi tidak membacanya karena langsung

ditangani oleh staf saksi dan saksi baru membacanya setelah diperiksa polisi dan

setelah kejadian kita adakan pengecekan dan tenyata memang ada perubahan ; ----

Bahwa apabila ada perubahan Gandek karena tidak sama dengan scdhule

dilaporkan kebagian crew tracking dan diteruskan ke bagian Gandee; ---------------

Bahwa sistem pembuatan scedhule setelah kita rnenerima crew operating

patem/PID itu dalam hari mencapai 60- 70 PID dan itu PID terdiri atas terbang 1

hari, 2 hari dan sebagainya dan melalui program kita proses dengan mesin

.Irnputnya manual tapi prosesnya komputer ; ---------------------------------------------

Bahwa pada posisi Pollycarpus sebagai extra Crew tanggal 6 september 2004 Jak­

Si ng kemudian dari Sing- Jak pada tanggal 7 september 2004 statusnya sebagai

Extra Crew ; ----------------------------------------------------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menanggapi keteranagan saksi tersebut: -----

- Bahwa untuk perubahan dapat berubah 30 menit sebelum keberangkatan ; --------

7. Keteraogan saksi : ACHIRINA, SE ; -------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak kenal terdakwa dan tidak mempunyai hubungan keluarga ; -----

Bahwa saksi pemah diperiksa di penyidikan dan tetap pada keteran gannya dalam

B f\P ; ------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa setiap crew penerbangan mereka harus didasari surat penugasan dalarn

melakukan penerbangan dalam disceduling. Dan apabila ada tugas lain selain

tugas terbang j uga harus ada surat perjalanan untuk dinas terbang ; -----------------

Bahwa SPPD dikeluarkan oleh bagian yang menugaskan ; Bahwa bila seorang

pegawai yang hendak melakukan perjalanan dinas harus diikuti dengan SPPD dari

SPPD itu untuk dibayarkan biaya SPPDnya dan yang dikeluarkan tiket untuk
;

28

keberangkatannya itu aturannya .jadi kalau ada pegawai tidak ada SPPD nya

berarti dengan tidak dalam rangka dinas ; ------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak mengetahui keberangkatan Pollyscarpus pada tanggal 6

September 2004 berangkat dari Jakarta ke Singapu karena saksi menduduki

jabatan ini pada bulan April 2005 ; ---· --------------------------------------------------

Bahwa saksi mengetahui kasus Terdakwa dari mas media massa dan elektronik ; -

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak ada tanggapan ; ---------------------------

8. Keterangan saksi : SAKSI HERMA WAN : ---------------------------------------------

Bahwa saksi pernah diperiksa sebanyak 4 kali oleh Peyidik dibuatkan berita-acara

dan saksi tanda tangani ; --------------------------------------------------------------------

Babwa saksi kenal dengan terdakwa karena nama terdakwa terdapat didata bes

Com puter ; ------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa pada tanggal 6 September 2004 saksi menerima surat dari lembaga Chief

Air Base yang i s i n y a saudara Pollycarpus mau diterbangkan ke Singapura ; --------

Bahwa berdasarkan surat keputusan N o . 2 1 9 yang saksi terima kemudian saksi

kerjakan dan hasilnya diberitahukan melalui SMS kepada terdakwa kemudian

diatur penj emputannya. ; ---------------------------------------------------------------------

Bahwa ada perubahan schedule yang dilakukan oleh staf bemama Charles

Tambunan, saksi melihat dilayar monitor computer saksi yaitu perubahan tentang

jadwal Pollycarpus dari standby menuj u Singapura. ------------------------------------

Bahwa schedule tanggal 5 September 2004 terdakwa seharusnya terbang ke

Peking, berdasarkan surat N o . 2 1 0 kemudian dirubah menjadi Standby, dan pada

tanggal 6 September 2004 terdakwa sebagai Extra Crew ; -----------------------------

Bahwa saksi pemah mengetahui kemanan Munir ketika ada laporan berupa telex

dari pesawat bahwa salah satu penumpang meninggal dunia dalam penerbangan

Singapura Amsterdam; ----------------------------------------------------------------------

Bahwa t rhadap perubahan penerbangan Pollycarpus memang ada permintaan dan

sudah sesuai dengan mekanisme yang berlaku yaitu setiap ada open fly, kami

hanya melihat nomor pegawai tidak rnengenal nama dan ; ---------------------------


29

Bahwa apabi1a seorang pilot saat stand by schedulenya dapat dirubah pada hari itu

j uga ; ------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa minimal 6 j am sebelurn terbang seorang awak pesawat harus siap dijemput

di rum ah ; --------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Setelah saksi menerima nota administrative saudara Rohainil Aini,

kemudian saksi merubah schedule Pollycarpus sesuai ID Card yang ada

selanjutnya pembahan timbul Crew Card On Order untuk penjemputan dan tugas

kami mengirim berita ke Pollycarpus ; ----------------------------------------------------

Bahwa Perubahan schedule yang diterima interval waktunya bisa satu hari

sebelumnya dan bisa juga 2 jam. Sedangkan untuk Pollycarpus perubahan

dilakukan pada hari yang sama Senin tanggal 6 September 2004 ; --------------------

Bahwa saksi bertugas sebagai Crew Tracking sudah 4 tahun ; -----------------------

Bahwa saksi mengetahui Gendec dibuat di stasiun keberangkatan ; ------------------

Atas keterangan saksi terdakwa mebenarkan serta tidak menanggapinya ; --------------

9. Keterangan saksi : SUBUR MUHAMMAD TOPIK : ----------------------------------

Bahwa saksi pemah diperiksa oleh Penyidik dan semua keterangan yang

diberikan adalah benar ; ---------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi bekerja sebagai karyawan Garuda lndoensia clan sampai sekarang

rnasih menjadi kapten pilot Boing 747 - 400 Garuda ; ----------------------------------

Bahwa pada tanggal 6 September 2004 saksi sebagai kapten pilot dalam

penerbangan dari Jakarta ke Singapura, sedangakan penerbangan selanjutnya

di lanj utkan oleh pilot lain ; ------------------------------------------------------------------

Bahwa penerbangan ke Singapura 1 Jam 20 menit clan pada penerbangan tersebut

tidak kejadian khusus ; ----------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak bertemu dengan terdakwa dalam penerbangan tersebut, namun

bertemu didarat karena satu Bus pada waktu menuju Hotel ; --------------------------

Bahwa waktu penerbangan tersebut terdakwa sebagai Extra Crew ; --- - -------- -- --- -
30

Bahwa saksi tidak tahu terdakwa selama dalam penerbangan didalam pesawat

sering mondar mandir ; ---------------------------------- -----------------------------------

Bahwa saksi tidak tahu Almarhum Munir yang seharusnya duduk dibelakang dan

kem udian pi ndah kedepan ; --------------· --------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak tahu se]ama penerbagan terdakwa pergi ke cokpit ; --------------

Ta ngga pan T erdakwa : ------------------------------------------------------------------------

Bahwa pada waktu itu terdakwa pernah datang ke Cokpit; ----------------------------

Masalah etika karni selalu horrnat kepada senioritas; ----------------------------------

10. Keterangan saksi : ALEK MANIKLARON; ---------------------------------------------

Bahwa saksi pernah diperiksa oleh penyidik dibuatkan berita-acara dan saksi

tanda tangan. ----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa aksi kenal dengan terdakwa sarna-sama karyawan Garuda Indonesia clan

tidak mempunyai hubungan keluarga ; ··-------------------------------------------------

Bahwa saksi bekerja di garuda denganjabatan executive VP Finance; -------------

Bahwa kalau perjalanan keluar Negeri SPPD ditanda tangani oleh Direktur

Corporate; -------------------------------------------------------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak menanggapinya : ---------------------------

1 1 . Keterangan saksi : BRAHMAN I HAST AW ATI;------------------------------------------

Bahwa saksi kenal dengan terdakwa dan tidak mempunyai hubungan keluarga

dengannya ; ------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pemah diperiksa di penyidik dan masih ingat dan tetap pada

keterangannya ; ---------------------------- --------------------------------------------------

Bahwa saksi ikut serta dalam penerbangan Garuda GA 974 dari JKT ke

Amsterdam yang transit di Singapura pada tanggal 6 September 2004 dan

bertindak sebagai purser ; ------------------------------------------------------------------

Bahwa diantara crew aktif dan extra crew ada terdakwa sebagai extra crew dan

melihat terdakwa rnasuk pesawat ; -------------------------------------------------------


31

Bahwa extra crew adalah awak pesawat yang terbang untuk bertugas pada tugas

berikutnya dan untuk terdakwa saksi tidak tahu tugas selanjutnya dari terdakwa

setelah extra crew; ----------------------------------------------------------------------------

Bahwa extra crew 974 ada satu set dari yang akan aktif ditambah satu set

terdakwa, sekitar 2 1 extra crew ; ----------------------------------------------------------

Bahwa saksi tahu Terdakwa turun di Singapura dan satu bus saat menuju hotel

dan saat ceck in di hotel Novotel Apolo ; -------------------------------------------------

Bahwa saksi tahu ada penurnpang yang meninggal dunia dalam penerbangan

tersebut menuju ke Amsterdam yaitu ko an MW1fr ; ----------------------------------

Bahwa saksi tahu Munir dan sempat berjabat tangan saat boarding di no tempat

duduk 3 K dan ketika turun saya ucapkan selamat jalan ; ------------------------------

Bahwa crew naik ke pesawat lebih dahulu sebelum penunpang naik pesawat ; -----

Bahwa secara umum crew dan extra crew seatnya tergantung peringkatnya, untuk

purser keatas dibisnis. Untuk terdakwa di b i s n i s class; --------------------------------

Bahwa saksi melihat terdakwa duduk di premiun class seat 1 1 B karena bertukar

tempat dengan teman terdakwa yang diketahui saksi sebagai Munir dan saat saksi

melihat Munir sudah duduk di seat terdakwa ; ------------------------------------------

Bahwa saks i tahu seat Munir di c l ass ekonomi no. 40G dan terdakwa saat minta

izin pindah seat menanyakan seat 400 � --------------------------------------------------

Bahwa pe rp indahan penumpang ser i ng terjadi tetapi tidak menjadi kebiasaan di

penerbangan Garuda; ------------------------------------------------------------------------

Bahwa sa k si rnenunjukan kepada terdakwa untuk dud uk: di premium class karena

banyak yang kosong ; ----------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi se b elu m take of saya me l ihat Pak P olly duduk di situ s a j a , dan saat

itu pak P o l l y berpakaian baju seragam pilot putih tanpa pangkat ; --------------------

Bahwa saat we l come drink yang b e rt ugas di c l ass pre mi um Evaa dan di kelas

Bisnis Yetti dan dilakukan saat pesawat belum pesawat take off ;--------------------
32

Bahwa saksi tidak melihat pada waktu disajikan welcome drink ke saudara

l\11unir; -----------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa di dalam Gendec status terdakwa sebagai extra crew, dengan tujuan

Singapura dan saksi membacanya ; ----···--------------------------------------------------

Bahwa penyajian rnakanan yang bertugas , untuk bisnis class disajikan oleh Yetti

yang menyiapkan Oedi dan premium class Eva bersama Tri ;-------------------------

Bahwa waktu pelayanan ke penumpang bisnis class saksi tidak mengetahui saat

itu saksi mengontrol kelas ekonomi ; ----------------------------------------------------

Bahwa selama penerbagan saksi melihat Terdakwa senantiasa berada di sekitar

Kelas Bisnis berjalan di dekat bar premium mondar-mandir dan berdiri di depan

toilet kelas bisnis, dan pada saat itu saksi berjarak kira-kira 1 s/d 1 Y2 m dengan

tempat duduk Terdakwa nomor 1 1 B ; -----------------------------------------------------

Bahwa saksi melihat terdakwa ke tangga menuju upper deck sebelum kain

gordian ditutup ; -----------------------------------------------------------------------------

Pada saat Eva melayani penumpang di prerniun termasuk saksi tidak melihat

pelayanan terhadap terdakwa ; ------------------------------------------------------------

Bahwa setelah Munir meninggal saksi ada kontak langsung dengan terdakwa

lewat Hp saat saksi di Puncak yang dibicarakan tentang laporan penerbangan GA

974 Jakarta - Singapura yang ada penumpang bernarna pak Munir meninggal

yang saksi buat, yang saksi kirimkan ke manajemen. -----------------------------------

Bahwa terdakwa menghubungi saksi lewat telepon ke rurnah beberapa kali dan

mengajak saksi untuk bertemu untuk menyamakan persepsi dan mengajak

mencari pengacara apabila kita dipanggil untuk diperiksa, akan tetapi saksi

menolak dan mengatakan sudah Pak Polly tidak usah takut, yang penting kita

tidak bersalah, kan ada Tuhan yang maha tahu ; ----------------------------------------

Bahwa selain terdakwa yang menelpon saksi juga Yetty yang mengatakan bahwa

Yetty di tel pon terus ol eh terdakwa ; -----------------------------------------------------

Bahwa penyaj ian makanan dari Jakarta-Singapura hanya satu kali;-------------------


33

Bahwa saksi melihat Terdakwa pergi menuju ke cockpit, tetapi saksi tidak tahu

apa yang di lakukan ; ------------------------------------------------------------------------

Bahwa saat welcome drink yang disajikan terdiri ari orange juice dan sampanye

dan saat penyajian makanan disajikan pilihan mie goreng dan pasta serta

minuman pilihan orange juice, apple juice, tomato juice, beer, dan lain-lain; -------

Bahwa diperbolehkan perpindahan dari bisnis ke ekonomi dan untuk ekonomi ke

bi sni s ti dak bo 1 eh ; ---------------------------------------------------------------------------

Bahwa Gendec ialah dokumen yang harus dibawa oleh satu penerbangan

intemasional yang isinya tentang data-data pesawat, regritasi, nama awak,

rutenya dan didapat dari pegawai darat. Sesampainya di Singapur, Gendec itu

dikasih pegawai darat Singapura ; ---------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa bertukar tempat dengan Munir ketika pesawat masih di darat,

kewenangan untuk upgrade ada di KSU, jadi di luar kewenangan saksi; ------------

Bahwa saksi melihat Munir turun di pesawat saat tiba di Singapur ; ----------------

Bahwa dari bar premium selama penyajian makanan tidak bisa melihat bisn i s

class karena antara b i s n i s class dengan premi um ditutup gordian ; -------------------

Bahwa dalam penerbangan 974 tersebut purser yang aktif 2 yang extra crew 2 .

yang aktif saksi dengan Merry; ------------------------------------------------------------

B ahwa extra crew p a da penerbangan tersebut tidur semua ke cuali Terdakwa yang

mondar - mandir, yang menurut pengalaman sa k s i menjadi ekstra crew se b ai kn ya

duduk manis supaya tidak menggangu kawan-kawannya yang sedang bertugas ; --

Bahwa makanan dan rn i n um a n yang di saj i kan dalam penerbangan tersebut

d i supla y dari catering. -----------------------------------------------------------------------

Bahwa ketika terdakwa menelpon saksi dan akan mencari pengacaranya, seingat

saksi wa k t u itu sebelum saksi dan Terdakwa diperiksa o1eh polisi ; ------------------

At as keterangan saks i terdakwa menanggapinya sebagai berikut : ; ----------------------

Terdakwa menelpon saksi setelah diperiksa penyidik karena kesal dengan

pemberitaan di media yang men yu dutkan terdakwa dan terdakwa tidak b oleh

bi cara apapun o1 eh pe ru sahaan; ------------------------------------------------------------


34

Saya rnenelpon Brahmani supaya laporan cepat diselesaikan; -------------------------

Kemudian masalah mondar-mandir saya punya trauma digebuki oleh penumpang

mabuk saat orang tua saya meninggal; - ·--------------------------------------------------

1 2 . Keterangan saksi : OEDI IRINA TO ; -----------------------------------------------------

Bahwa saksi kenal dengan terdakwa dan tidak mempunyai hubungan keluarga

dengan terdakwa ; ----------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pernah diperiksa di penyidikan sebagai saksi dan sebagai terdakwa

dan dalam perkara terdakwa saksi tetap pada keterangannya di BAP ; --------------

Bahwa saksi ikut terbang bersama 974GA pada tanggal 6 September2004 ke

Singapura sebagai pramugara areal kerjanya meliputi kabin klas bisnis dan pantry.

- Bahwa dalam menjalankan tugas saksi melakukan kerjasama dengan saksi

pram ugari Y ety ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi rnengetahui di dalam pesawat ada Terdakwa karena pernah ketemu

di lavatory satu ka l i ; --------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tahu. ada Munir di Pesawat waktu melihat list penumpang dan

pemah lihat di mass media. Saksi tidak tahu nomer dudukya Munir berapa tapi

say a ingat dekat j ende la; ---------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pemah melihat terdakwa berdiri di depan lavatory; ---------------------

Bahwa saksi membuat welcome drink dengan mengambi] aqua dan softdrink,

buahvita dan kemudian dituangkan ke gelas yang ada dinampan. Dan dinampan

ada 3 sampanye, 3 apple juice dan 3 orange juice dan saksi menyiapkan sekitar

16, untuk bisnis class tidak menyerahkan akan tetapi saudar Yety yang

mengambil sendiri nampan tersebut dan penumpang dapat memilih sendiri sesuai

selera mereka dan mengambilnya sendiri dari atas nampan; --------------------------

- Bahwa saat penyajian meal service saksi tidak tahu makanan apa yang diminta dan

dimakan, oleh Munir ; ----------------------------------------------------------------

Bahwa sebelum welcome drink dan sesudah take off saat pemasangan safety belt

saksi melihat Munir; -----------------------------------------------------------------------


35

Bahwa untuk perpidahan penurnpang di atas pesawat adalah wewenang purser;---

Bahwa saksi nengetahui Munir meninggal setelah pulang dari Singapura, yaitu

ketika kapten pilot rnemberi briefing tanggal 8 September 2004 yang diikuti satu

set crew;--------------------------------------------------------------------------------------

Babwa saksi tidak mengetahui tujuan Terdakwa selanjutnya setelah penerbangan

terse but ; --------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pemah ditelpon melalui handphone Terdakwa sebanyak 4 kali,

sekitar bulan Maret. Tentang keluhan tentang pemeriksaan, ketidaknyamanan dan

hancumya nama baik dia di media, saksi juga pemah ditelpon istri Terdakwa dan

yang ketiga tentang pemeriksaan , y ang k edua rasa tidak nyaman, ket i ga tentang

namanya yang rusak, yang keempat oleh isterinya --------------------------------------

B a h wa se l a rn a penerbagan saksi sempat mening g alkan pantry sela rn a 5 men i t

untuk berdiri di pintu 2 . 1 ; ------------------------------------------------------------------

Bahwa saks i tidak tahu akan diterbangkan dan bertugas b ersama - sama dengan

Yeti dan j u ga Terdakwa, karena tahu terbang bersama - sama saudara Yety dan

1
Terdakwa saat 1 h jam saat ceck in sesampai dijemput ; -----------------------------

Atas keterangan saksi terdakwa menyatakan tidak ada keberatan dengan keterangan

saksi; ------------------------------------------ - - - -------------------------------------------------

1 3 . Keterangan sa ksi : TRI WIRYASMADI : -----------------------------------------------

B a h wa saksi p ernah di p eriksa oleh P en y id i k dan semua keterangan yang pemah

diberikan benar ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa pada tanggal 6. September 2 004 saksi bertugas sebagai pramugara di

pesawat Garuda GA 747 yang tujuan akhir Amsterdam akan tetapi saksi bertugas

hanya sampai diSingapura saja; ------------------------------------------------------------

Bah wa saksi be rt ugas untuk mengawasi pengelompokkan kursi dad No.10

s amp ai 17 ya i tu berada di P re m i um dibawah lower dek; ------------------------------

- Bahwa saksi melihat Policarpus duduk dibangku No.11 B; --- - -------------------------


36

- Bahwa saksi rnelihat Policarpus sebanyak tiga kali pada saat pengontrolan yaitu

dua kali berdiri didekat Bar Premium,kernudian satu kali berdiri didepan

toilet.dekat pi ntu 2 1 . ----------------------- · --------------------------------------------------

- Bahwa pada saat wellcome drink saksi punya tugas kontrol dan pelayanan

penumpang dipintu 1 2 sambil saya menerima document yang lain dan pada saat

well come dring saya tidak melihat Policarpus; ------------------------------------------

- Bahwa selama didalam pesawat saksi pernah berbicara dengan Policarpus hanya

sepintas saja saya hanya menanyakan apa khabar Mas Polly dijawab baik,

kem udian mau kemana dijawab ke Singapura. -------------------------------------------

Bahwa pada saat saksi melihat terdakwa ia sedang berdiri di Bar Tender dan tidak

melakukan kegiaan apa-apapun; ----------------------------------------------------------

Bahwa jarak antara tempat duduk terdakwa kelas bisnis dengan Bar lebih kurang

3 atau 4 ]angkah ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak mengetahui kegiatan pramugara Odi dan pramugari Yetti ; -----

- Bahwa saksi tidak tahu terdakwa ke singapura dalam rangka apa ; -------------------

Atas keterangan saksi terdakwa rnenanggapi sebagai berikut : ---------------------------

Tidak benar jarak dari bisnis ke bar 3 atau 4 langkab , yang benar kira-kira 1 0

Meter. Dari tempat duduk saksi 2 atau 3 langkah itu betul, tolilet cukup jauh; -----

Saya berada d i cokpit 1 5 Menit sejak pesawat ditarik sampai dengan takeoff

setelah itu saya turun. Dan duduk Premium Bar; ----------------------------------------

14. Sa ksi YETTI SUM IATI : ----------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi pemah diperiksa oleh Penyidik dan semua keterangan yang pemah

diberikan benar ; -----------------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi pada tanggal 6 September 2004 bertugas sebagai pramugari dalam

penerbangan Jakarat - Singapura Pesawat Garuda GA 974 ----------------------------

Bahwa pada waktu saksi masuk dipintu 1 1 kelas bisnis ; -----------------------------


37

- Bahwa saksi tidak rnelihat terdakwa naik pesawat akan tetapi saksi berternu di

gang antara locker food room dengan bar Premium ; -----------------------------------

Bahwa dalam perternuan tersebut saksi terdakwa hanya menyapa saksi dengan

kata-kata" Mbak kerja disini, saksi jawab y a " ; -----------------------------------------

- Bahwa saat itu terdakwa bilang mail tukaran tempat duduk No.3 K sudah ijin

purser;------------------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi melihat Munir duduk di kelas bisnis deck bawah No.3 K ; -------------

Bahwa saksi yang menyajikan welcome drink semua dipersiapkan oleh Odi; ------

- Bahwa benar sebelum rnenyajikan welcome drink terlebih dahulu saksi

menyaj ikan sauna towel ; -------------------------------------------------------------------

- Bahwa benar pada waktu menyajikan minuman welcome drink kepada Munir ,

dan M u n i r telah memilih minuman orange j u i c e ; --------------------------------------

- Bahwa pada saat take off saksi melihat terdakwa di premium class dan berdiri di

m i n i bar premium ;---------------------------------------------------------------------------

- Bahwa selain minuman saksi juga rnelayani makanan pilihan yaitu mie goreng

dan pasta ;------------------------------------ --------------------------------------------------

- Bahwa tatacara penyajian minuman welcome drink adalah disodorkan dan

penumpang dapat memilih dan mengambil sendiri, sedangkan kalau makanan

saksi yang menawarkan pilihannya, selanjutnya sesudah penumpang menentukan

pilihannya, barulah saksi mengambil pilihan makanan dan diserahkan kepada

pen um pang yang bersangkutan ; -----------------------------------------------------------

- Bahwa pada waktu landing di singapuran saksi melihat Munir dan kondisinya

dalarn keadaan baik ; -------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi mengetahui Munir meninggal dunia pada tanggal 8 September 2004

di Bandara Changi Singapura masih diruang boarding gate Kapten Taufik Subur

memberikan briefing dan memberitahukan bahwa ada penumpang kita berangkat

dari Jakarta meninggal dunia. -----------··---------------------------------------------------


38

- Bahwa saksi pernah dihubungi oleh terdakwa lebih dari sepuluh kali pada waktu

telepon pertama dia mengeluh rasa tidak tenang, karena adanya pemberitaan

memojokkan dia dan juga banyak warta /an dirumah; ----------------------------------

Bahwa benar saksi yang melayani makanan maupun welcome drink mulai dari

depan <lulu dan memang aturan begitu ; ---------------------------------------------------

Bahwa pada saat welcome drink saksi bawa 16 gelas minurnan dan sampai

ditempat Munir masih tersisa sebanyak 8 - 1 0 gelas ; ------------------------------------

- Bahwa Minuman yang disajikan dalam welcome drink Apple Juice, Orange Juice

dan untuk kelas Bisnis International Sampange. -----------------------------------------

- Bahwa Pa.da saat saksi menyajikan welcome drink kepada Munir dengan

rnenyodorklan dan semua sama penyajian kepada penumpang , kemudian saya

tawarkan p i l i h a n dan diambil sendiri oleh Munir ; --------------------------------------

- Bahwa benar pada saat itu ada dua pilihan makanan yaitu Mie goreng dan pasta

kemudian saksi menawarkan kepada Munir, Pak kita punya dua pilihan makanan

ada M i e goreng atau pasta, Pak Munir langsung memilih Mie Goreng ;------------

Bahwa pada waktu saksi menyajikan Sampange dan orange juise, saksi tidak

dapat rnemastikan bahwa orang yang duduk disebalah M uni r akan mengambil

Sam pange ; ------------------------------------ ----------------------------------------------

- Bahwa pada waktu serving kedua orang yang duduk disebalah Munir minta Wine

- Bahwa saksi tidak pernah memasukkan sesuatu kedalam minurnan pada waktu

m enyaj i kan ; ------------------------------- ---------------------------------------------------

- Bahwa benar kalau ada minuman yang tersisa sernua dibuang oleh Oedi ;------------

- Bahwa saksi tahu orang yang duduk disamping terdakwa orang cina warga negar

Belanda, dibelakang extra crew dua orang didepan penwnpang dua orang. ---------

- Bahwa pada saat menyiap dan menyajikan makanan saksi tidak melihat terdakwa;

- Bahwa saksi pernah diperiksa oleh penyidik dua kali sebagai saksi, kemudian

sebagai tersangka ti ga kal i; -----------------------------------------------------------------


39

Bahwa minuman dan makanan yang saksi sajikan kepada Munir semuanya

dim in um dan di makan habis ; --------------------------------------------------------------

- Bahwa kepada saksi diperlihatkan foto-foto tersebut mengenai rekontruksi pada

tanggal 23 Juni 2005, segala sesuatu yang diterangkan dan diperagakan adalah

benar ; ----------------------------------------------------------------------------------------

Atas keterangan saksi terdakwa tidak menyangkal serta rnembenarkan; -----------------

1 5 . Sa ksi PANTUN MATO NDANG : ----------------------------------------------------------

- Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik sebanyak dua kali dan semua

keterangan yang pemah diberikan masih dipertahankan ; ------------------------------

Bahwa pada tanggal 7 September 2004 saksi menerbangkan pesawat pesawat

Garuda. dari Singapura ke Amsterdam; -------------------------------------------------

- Bahwa pada penerbangan tanggal 6 September 2004 saksi sebagai extra crew dan

melihat Policarpus didalam pesawat ; -----------------------------------------------------

Bahwa saksi mengetahui kematian Munir kira-kira tiga jam sebelum landing di

Ban dara Sch i pol Amsterdam; ---------------------------------------------------------

, Bahwa saksi mendapat berita dari Najib Nasution, bahwa ada penurnpang sakit

bernama Munir, ]alu saksi perintahkan tolong carikan dokter dan minta bantuan; -

, Bahwa sesuai laporan saksi Najib, ada dokter yang menolong dan juga Munir sudah

dipindahkan, saya minta supaya dimonitor kalau ada perubahan yang signifikan

beritahu saya,kira-kira 4 jam penerbangan Najib naiklagi dan saya tanyakan

bagaimana khabamya dijawab agak tenang dan sudah ditangani oleh dokter ; -----

- Bahwa kira-kira 3 jam saksi Najib rnelapor bahwa Munir meninggal dunia ; ---------

- Bahwa tentang kematian tersebut saya buat Sertifikat kematian; --------------------

- Bahwa setelah itu diserahkan kepada perwakilan kita diAmsterdam;-----------------

- Bahwa pada waktu dibelanda ada petugas kepolisian belanda yang datang ; --------

Bahwa selama saksi menjadi penerbang sudah dua kali penumpang yang

meninggal di pesawat ; ----------------------------------------------------------------------


40

- Bahwa kalau ada penumpang yang meninggal diatas pesawat Pilot hams membuat

laporan yang kompklit ; ----------------- .. ---------------------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak ada tanggapan ; ----------------------------

1 6 . Saksi : TIA DEWI AMBARI; ------------------------------------------------------------

Bahwa saksi kenal dengan terdakwa, tetapi tidak mempunyai hubungan keluarga

dengan terdakwa ; ----------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pemah diperiksa di penyidikan dan dibuat BAP dan saksi tetap pada

keterangannya di BAP tetap dipertahankan ; ---------------------------------------------

Bahwa saksi tidak kenal Muni r tetapi tahu Munir dan mengetahu.i saudara Munir

m e n in gg a l saat penerbangan ber sa m a - sama dan saat it u tanggal 6 September

20 0 4 saya terbang Jakarta-Singapura sebagai extra crew dan Singapura -

Amsterdam sebagai crew akti f ; -------- · ---------------------------------------------------

Bahwa saksi ke n al dengan pak Majib sebagai purser ; ---------------------------------

Bahwa saya tahu ada keributan saat penerbangan Singapura -Amsterdam ada

keributan perawatan saudara Munir ; ------------------------------------------------------

Bahwa saksi m e l a y an i sebagai pramugari di pesawat penerbangan Sing­

Amsterdam di seat no . 40 G, ada 50 oramg penumpang dan saudara Munir

termasuk. Dan Munir rnenyapa saksi te rl e bih dahulu s e b e lum take of dan

almarhum meminta obat Promag sekitar 10-15 menit sebelum take of meminta

obat .P ada saat pen ya ji an m a k a n a n , 3 0 -4 0 men it setelah take of .Tetapi almarhum

tidak m au makan dan dikatakan oleh almarhum kalau perutnya sedang tidak enak

.Jalu almarhum meminta teh manis kepada saya ; ----------------------------------------

Bahwa sa k si m e l ihat pak Mun ir ke toilet sebelum penyajian makanan, dan saat itu

saksi sedang melayani penumpang Jain .S aksi melihat pak Munir saat melintas

menuju t oil et yang ditengah dan saksi melihat l x ke toilet; -------------------------

Bahwa saksi mengetabui Pak Munir sakit saat sedang istirahat dan saksi tahu

karena ada ke s i buk a n dan saksi rnendengar dari purser Majib kalau ada

penumpang yang sakit ; ---------------------------------------------------------------------


41

Bahwa saksi tidak tahu kegiatan Terdakwa dipesawat terbang saat penerbangan

Jkt-Sing saksi duduk di ekonorni dan saksi pergunakan untuk beristirahat. Dan

saksi tidak melihat pak Munir ; -----------------------------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa menyatakan tidak ada keberatan ; ------------

1 7 . Saksi MADJlB RA DJAB NASUTI ON; ----------------------------------------------------

Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa tetapi tidak ada hubungan keluarga dengan

T erdak wa ; --------------------------------- ---------------------------------------------------

Bahwa saksi pemah diperiksa di pe n y i di k dan tetap pada ketrangannya di BAP

penyi dikan terse but ; ------------------------------------------------------------------------

Bahwa penerbangan tanggal 6.09.2004 tujuan Jakarta - Singapura , saya

berangkat dari Jakarta sebagai extra crew dan saksi tidak pemah melihat

Terdakwa karena dalam penerbangan itu saya tidur dan duduk di seat 4K .Saksi

tidak melihat seat 3K juga ; ----------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tahu meninggalnya Munir di pesawat dalam perjalanan Singapura-

Amsterdam ; ---------------------------------------------------------------------------------

Bahwa sebagai purser dokumen yang saksi pegang untuk penerbangan itu

Gendec yang berisi nama - nama c r e w . ang aktif dan extra c r e w , dengan tujuan

penerbangan Singapur -Amsterdam . Pembuatan Gendec dengan sisitim

komputerisasi dan ada nama terdakwa yang dicoret dan yang mecoret dari darat

dan yang mempunyai wewenang orang dari Station Manager dan hal tersebut

tidak dilaporkan kepada saksi hanya saksi bertanya "ini orang kemana T" dan

dijawab ini dicancel ; ------------------------------------------------------------------------

Bahwa waktu take off dari Singapura - Amsterdam, saksi belum melihat saudara

Munir. Dan tahu Munir ada dipesawat kurang lebih 2 jam setelah take off dari

Singapur, rekan saksi Bondan melapor bahwa Munir sakit buang-buang air enam

kali ke toilet. Dikasih kartu nama Dr. Tarmizi, kawan beliau, purser diminta

tolong mencarikan beJiau duduk dimana lalu saya dengan Bondan mencari di

Manifest dia duduk di 1J lalu tidak erapa lama Pak Munir datang ke Purser

station meminta tolong dicarikan Dr.Tirmizi. Saksi dengan Bondan lalu

mendatangi ke tempat dokter itu, saksi coba bangunkan tapi cukup lama. Begitu

hendak bangun Pak Munir datang di sekitar kursi 4D, saksi bilang kalau dokter

tidak bisa dibangunkan saksi minta supaya dibangunkan bersama-sama. Lalu


42

Munir bercerita tentang keluhannya, tapi karena ada 3 atau 4 penumpang, saksi

bilang supaya pindah saja ke 4D. Lalu di situ Dokter memeriksa, kata Dokter,

"coba berikan air garam", Salah satu temen saksi membuatkan. Tapi setiap

dikasih dia menolak terus akhirnya Dokter menyuntik meminta dokter seep.

Dokter pada saat itu meminta infos tapi tidak ada, yang tersedia hanya untuk

pertolongan pertama. Akhirnya diberi Diatab, Munir cukup tenang tapi tetap saja

mengaduh lagi. Setelah itu Munir ke toilet lagi diantar oleh Asep dan Bondan.

Habis balik dari sana Dokter mengecek lagi, tapi Munir terus meraung-raung,

saksi minta Munir untuk beristigfar. Sampai dia bisa tertidur; -----------------------

Bahwa saat selesai disuntik Munir sempat tertidur di lantai pesawat Foot rest-nya

digunakan buat bantal oleh dia, lalu saksi minta Bondan untuk mengambilkan

selimut karena dia mau tidur di bawah, sampai kita bergantian menjaga beliau.

Sampai pagi hari ketika kita persiapan serving, saksi tanya, "Dokter, Pak Munir

tidak kenapa-kenapa belum makan s jak dari Singapur?" "Oh, tidak apa-apa.

Nanti kalau dia bangun dia merinding lagi karena tidak tega". Kami semua

memang tidak tega kalau mengingat Pak Munir kesakitan. Kita hanya membantu

dokter apa yang diperlukan. Selesai kita service, dokter tidur lagi. Saksi

mematikan lampu lalu saksi lihat dan saksi pegang tangannya Pak Munir, saksi

merasa tangannya sudah agak dingin, saksi ambil battery, kok tangannya

membiru, . Saksi langsung panggil dokter, begitu dokter datang ke tempat Pak

Munir, dipegang memang tangannya dingin, sempat ditepuk bahunya dan

diteriaki. "Meninggal, Purser, seharsunya kalau manusia biasa diare bisa tahan 2-

3 hari lagi, pasti ini ada apa-apanya. Saksi minta otopsi saja sesudah di Belanda"

kata Dokter Tirmizi. Saksi langsung lapor Kapten kalau Pak Munir meninggal.

Kapten meminta supaya Dokter membuat berita acara kematian itu di cock-pit ; ---

Bahwa saat landing, begitu buka pintu pesawat ,polisi Belanda langsung

menanyakan saksi. Memang sudah dihubungi, karena menurut Dokter Tarmizi

kita perlu ambulance. Dan kami termasuk dokter Tannizi diintrogasi Polisi

Belanda ; --------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa setelah kematian Munir saksi membuat trip report yang dikirim ke Jakarta

karena dim i n ta. -------------------------------------------------------------------------------

Bahwa dokter yang mengatakan bahwa dia kenal saat ada diruang tunggu dan

dokter yang memberikan kartu nama kepada pak Munir ; ------------------------------


43

Bahwa ada daftar obat - obat yang ada dikotak obat tersebut dan setahu saya

rekan saya di Belanda yang bemama Yan mengatakan dokter kitnya diambil

polisi disana ; ---------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak tahu apa yang disuntikan doktet Tarmizi kepada Munir , hanya

melihat penyuntikan dari ampul dari dokter kit ; ----------------------------------------

Bahwa saksi ingat Mr Lie duduk di 3.T ciri fisik orang chaines dan tidak pernah

berkominikasi .Hanya pada saat pemberian suntikan yang kedua melihat dia

berbincang dengan dokter Tarmizi karena dia m engaku s ebagai A poteker dan

s akasi tahu pe numpans 3j Mr. L ie ini Ap oteker dari istrinya dan benar

pe nurnpang 3 .T ini yang duduk di dekat se at 3K ; ----------------------------------------

B ahwa sebelum dil akukan penyuntikan y ang k e dua dilakukan dialog baru

d il a ku kan suntikan , dan s u nt i kan pertama di lengan kiri dan kedua di kanan

.An tara suntikan perta ma dan k edua selan.g an tara 1- 3 j a m. Da n Munir telah

mu nta h - mu ntah s ebelum diberikan suntikan ; '-- -------- :.. ----------------------------- -

B ahwa durasi penerbangannya a ntara Sing -Amsterdam b erapa lam a kurang l ebi h

1 3 ja111; ------------------------------------------------------------------------------------ ·�--

Atas keterangan saksi terdakwa tidak ada keberatan; ----- - ------------------------- - ------

18. S a ks i MOHAMAD BONDAN HERNOWO;

B ahwa saksi k en al dengan terdakwa dan tidak m empunyai bu bungan keluarga

d engan terdakwa ; ----------------------------------------------------------------------------

B ahwa saksi pemah diperiksa d i p enyidikan d an tetap pada keterangannya ; ------

B ahwa p ada p enerbangan pada tanggal 6.9.2004 saksi terbang dari JKT-S ing

sebagai extra crew dan S ing - Am sterdam sebagai p ramugara ; ---------------------

Bahw a saksi dalam penerbangan i


S ng apura-Arnsterdam saksi m elihat s audara

M un i r ada d i da l a m pes awat s e b e lurn ta ke of ada dalam pe sawat ; - - -----------------

B ahwa Munir m engeluh sakit setelah ta ke o f , ebih


l kur ang 2-3 j am setelah take

of .D an s aksi mel ihat l angsung keluhan Mu nir tersebut saat saksi ada dipintu 2.2

l a lu Mu nir m enghampiri sak si dan berkata " bisakah saya me n emui tem an saya

didepan dan me nunjukan kartu nama " lal u saksi menghubungi Majib untuk
44

rnencari dr.Tarmizi .Saat saksi ketemu Najib pak Munir menanyakan kamar kecil

lalu saksi tunjukan kamar kecil pada pintu l. l . Dan sementara saksi

membangunkan dr. Tarmizi ; --------------------------------------------------------------

Bahwa saksi melihat Munir muntah saat ada di bisnis class yaitu di lavatory ; ----

Bahwa saksi tahu pak Munir meningga1 saat selesai penyajian makan pagi saksi

sedang heres - heres dipanggil pak Majib , lalu saksi melihat pak Munir dalam

posisi memeluk bantal dan Majib mengatakan Pak Munir telah meninggal lalu

disepakati untuk memindahkan tubuh Pak Munir ke Posisi 4J,K; ------------------

Bahwa saksi melihat sesudah landing petugas dari kepolisian Belanda masuk ke

pesawat , beliau menanyakan "dimana tempat duduknya ?" saksi jawab di 40 g

lalu saksi diminta untuk tetap ditempat ; ------------------------------------------------

Bahwa saksi yang mengetahui pertama kali Munir sakit dan lapor ke Majib ; ------

Bahwa saksi tidak tahu terdakwa sebagai extra crew dalam pemerbangan Jakarta

- Singapura , karena dalam perjalanan saya tidur ; ------------------------------------

Bahwa saksi menihat saat pak Munir boarding pas masuk melalui pintu 1 2 ; -------

Atas keterangan saksi dan dijawab oleh terdakwa bahwa Terdakwa tidak ada

tanggapan ; ----------------------------------------------------------------------------------------

1 9 . Sa ksi ASEP ROMAN ; -------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pemah diperiksa oleh Penyidik dan semua keterangan yang pemah

diberikan benar ; ------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi bekerja di PT.Garuda Indonesia sebagai Pramugara ; ------------------

Bahwa dalam penerbangan ke Amsterdam naik dari Jakarta sebagai Extra Crew

baik didarat maupun dalam penerbangan tidak melihat terdakwa ; ------------------

Bahwa Ketika dari Jakarta ke Singapure duduk kursi Nomor No.40 C. --------------

Bahwa saksi dengan almarhum Munir melalui televise dan dia adalah seorang

tokoh HAM ; ----------------------------------------------------------------------------------


45

Bahwa pada malam peristiwa 6 September 2004 saksi melihat Munir pergi ke

1' o l i e t ; -----------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa yang melayani makan Munir adalah rekan saksi bemama T i a ; -------------

Bahwa saksi pernah melihat Munir muntah didalam pesawat dan bahkan

mengenai badan saksi ; ----------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak melihat Munir Meninggal, namun saksi ikuit menggotong

J\lmarhu111; -----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa dalam penerbangan dari Singapura - Amsterdam saksi melihat masih ada

makanan yang diletakkan dibawah tempat duduknya ;

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak keberatan ; ---------------------------------

20. Saksi SRI SUPEMl; ---------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan semua keterangan yang pemah

diberikan benar ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa pada tanggal 6 September 2005 saksi ikut dalam penerbangan ke

Singapura sebagai extra crew, dan dari Singapura ke Amsterdam seabagai active

Crew, dengan pesawat yang sama; --------------------------------------------------------

Bahwa dalam penerbangan dari Jakarta ke Singapura saksi tidak melihat terdakwa

karena tidur dalam pesawat; ----------------------------------------------------------------

Bahwa saksi rnelihat Munir pada saat penerbangan Singapura - Amsterdam

duduk di kursi No. 40 G ; --------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi mengetahui Munir meninggal dunia tapi tidak berani melihatnmya

karena takut dengan jenazah ; -------------------------------------------------------------

Bahwa pada waktu transit di Singapura penumpang boleh turun dan boleh tinggal

di pesa wat ; ------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa makan yang diberikan berasal dari catering dan semuanya masih

terbungkus/disegel; ------·-------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi melihat Dr. Tarmiszi merawat Munir dipesawat ; -----------------------


46

Bahwa atas permintaan Dokter saksi pernah mengambilkan air dari gali dan juga

garam yang maih tersegel ; -----------------·-------------------------------------------------

Bahwa yang menyediakan dokter kit adalah saksi dan obat yang disuntikan

dokter j uga berasal dari dokter kit ; -------------------------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak keberatan ; ---------------------------------

2 1 . Saksi DWI PURWA TI PIPffi : ------------------------------------------------------------

Bahwa saksi kenal dengan terdakwa karena pemah terbang bersama ; --------------

Bahwa saksi sebagai pramugari pada tanggal 6 September 2004 terbang dari

Jakarta ke Singapura sebagai extra crew; ------------------------------------------------

Bahwa pada penerbangan tanggal 6 September 2004 tersebut saksi duduk

dibangku no.68 dan tidak melihat terdakwa; --------------------------------------------

Bahwa saksi pemah melihat Gendec, isinya saksi tidak tahu karena tidak baca dan

itu dibawa purser sdr. Najib Nasution;-----------------------------------------------------

Bahwa saksi melihat Munir pada waktu penerbangan Singapura Amsterdam ; -----

Bahwa sebelum munir meninggal dunia ia mengeluh kesakitan dan tidur dibawah;

Bahwa saksi melihat Munir muntah-muntah dan bahkan mengenai badan saksi ; - -

Bahwa dalam penerbangan Singapura - Amsterdam Munir di bangku No. 4 D dan

E selalu pindah-pindah dan sebelumnya ia duduk di bangku No.40 G; --------------

Bahwa ketika diperlihatkan barang bukti kepada saksi berupa pakaian Munir dan

d ibenarkan oleh saksi; -----------------------------------------------------------------------

Bahwa pada waktu welcome dring yang disajikan adalah Orange Juice dan

Sarnpange tidak ada makanan lain ; -------------------------------------------------------

Bahwa Pak Lie ( Penumpang No.3 J) bilang kepada saksi bahwa tadi yang

dimakan sama Mbak dengan saksi, kemudian saksi tanyakan tadi yang dirnakan

apa dijawab Mie Goreng; ------------------------------------------------------------------

Bahwa transit di Canggi kurang lebih selama 1 Jam dan penumpang tidak

dikonsinyir disuatu tempat tapi boleh jalan-jalan; ---------------------------------------


47

Bahwa selanjutnya oleh Jaksa Penuntut Umum memperlihatkan barang bukti

kepada saksi yaitu berupa pakaian dan ditanyakan pakah saksi mengetahui

dijawab ya pemah melihat dan yang dipakai Almarhum Munir; ----------------------

Bahwa saksi melihat jenazah Almarhum Munir dan pada waktu itu ada yang

baca-baca AJquran yaitu saudara Asep ; -------------------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut terdakw tidak keberatan dan juga tidak ada

tanggapan; -----------------------------------------------------------------------------------------

22. Saksi Dr.TARMIZI HAKIM FICS FCCP : ---------------------------------------------

Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik di dalam kasus terdakwa Policarpus

sebanyak dua kali dan saksi tanda tangani berita-acara tersebut; ----------------------

Bahwa saksi sebagai Direktur Rumah sakit Jantung Harpan Kita Jakarta; ---------

Bahwa saksi pernah bertemu dengan namanya Munir waktu mau naik pesawat

papasan di Singapura dan saksi memberikan kartu nama pada Munir. ---------------

Bahwa saksi mengetahui Munir menderita sakit dipesawat pada waktu itu saksi

sedang tidur dibangunkan dan saksi merawat Munir sukarela terpaksa ; ------------

Bahwa pada waktu itu Munir sakit perut berat dan sudah enam kali buang air

besar dan muntah-muntah kemudian saksi suruh duduk dan diberikan obat-obat

yang ada dipesawat ia sering ke Kamar mandi. dilakukan diagnosa secara

professional dan darurat dengan memberikan obat tablet tiga kali yaitu Neo

diatap 2 tablet dan santak satu tablet dan promag satu tablet dan ditambah dengan

injeksi Pr:impran selanjutnya dia mengeluh pingin tidur dan gelisah, kemudian

diberi obat penenang; --- - ------- - -- - - - - --- - - ---- - -- -- -- - - - -- - --------------------------------

Bah w a sebelum Munir meninggal saksi sempat bertanya anda makan apa

sebelum ini dijawab tidak ada apa-apa biasa-biasa saja tapi pramugari b il an g pak

Munir salah minum dok dia sakit mag m i n u m air jeruk, saksi katakan ini bukan

air j e ru k kalau j e ruk tidak akan muntah berak pasti ada yang salah makan yang

lain ;--------- - --- ------- - --- --- - -- - -- ---- - - - - -- ----------- -- -- ---- ----- --- - - - ---- - -- - ---- --- -- -- -

Bahwa saksi tidak menyaksikan M un ir meninggal karena ketiduran ; --- - - --- - ---- --
48

Bahwa saksi diber:itahu oleh Najib Nasution untuk dapat melihat Munir karena dia

diam saja lalu saksi lihat ternyata dia sudah meninggal dengan tanda-tandanya

denyut nadinya tidak ada mukanya pucat. Denyut jantung sudah berhenti; ----------

Bahwa saksi pernah diperiksa di Bandara oleh petugas /dokter Airport dan juga

Polisi Belanda, sehingga tertahan dan tidak jadi operasi pada hari itu; --------------

Bahwa ketika ditunjukkan kepada saksi barang bukti berupa pakaian Munir saksi

tidak dapat mengenalnya lagi karena sudah lama sekali sehingga saksi lupa; -------

Bahwa saksi berdampingan duduk dengan Munir kurang lebih 1 , 5 s/d 2 ; ---------

Bahwa saksi beriringan dengan Munir keadaan Munir pada waktu itu tidak ada

hal-hal yang luar biasa dari Munir, tidak ada keluhan sakit perut dan sebagainya

dia langsung duduk.; -------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi mengenal penumpang duduk dikursi 3 .T warga Belanda namun

namanya saksi lupa dan pernah berbincang-bicang dia mengatakan bahwa dia

seorang apoteker, dia etnis cina dan berkewarganegaraan Belanda; ------------------

Bahwa dari Jakarta ke Singapure saksi tidak pernah meninggalkan tempat duduk

dan langsung tidur; --------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak pemah lihat basil visum atau otopsi ;

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak keberatan ;

23. Saksi : MOHAMAD CHAffiUL ANAM ; -------------------------------------------------

Bahwa saksi mengenal terdakwa dan tidak mempunyai hubungan keluarga; -------

Bahwa saksi pemah diperiksa di penyidikan dan dibuatkan berita acara

pemeriksaan dan hingga sekarang tetap pada keterangannya tersebut ; -------------

Bahwa saksi mengetahui kematian Munir dari Direktur saksi dan ikut dalam

pemakaman saudara Munir pada September 2004 ; ------------------------------------

Bahwa saksi mengetahui rencana keberangkatan saudara Munir ke Belanda; -------

Bahwa saksi bertemu Munir 2 hari sebelum keberangkatannya, Munir dalam

keadaan sehat ; --------------------------------------------------------------------------------


49

Bahwa sebelwn keberangkatan Munir ke Belanda dilakukan beberapa kali

syukuran oleh rekan - rekan Munir ; ------------------------------------------------------

Bahwa saksi mengetahui saudara Munir mengalami pencekalan dari pak Hendro

Priyono dari Badan Tntelejen Nasional (BIN) beberapa kali saat akan pergi ke

Swiss luar negeri ;

Bahwa Munir bercerita bahwa rencana keberangkatannya ke Belanda telah

diketahui orang lain diluar lingkungan Munir dan mbak Suci menerima telpon

dari orang tersebut ; -------------------------------------------------------------------------

Bahwa setelah kejadian Munir meninggal saksi mendengar dari Suci bahwa yang

menelpon mengaku bernama Pollycarus dan saat ada pertemuan di Garuda Suci

ada menemukan nama terdakwa di Garuda; ----------------------------------------------

Bahwa sebelum meninggal Munir telah mendapat undangan dari BIN dan

disampaikan rnelal ui orang ketiga ; --------------------------------------------------------

Bahwa saksi setelah kematian Munir melakukan pertemuan dengan Bekas

Deputy 7 BIN Bedja Subiyakto ; ----------------------------------------------------------

Bahwa saksi tahu dari Bedja Subiyakto Terdakwa kenal dengan Andhika menantu

dari Hendro Priyono saat bertugas di Papua ; --------------------------------------------

Bahwa saya mengetahui dari Usman Hamid bahwa ada hubungan telpon antara

Muhdi dan terdakwa sebanyak 3 5 ka] i ; ---------------------------------------------------

Bahwa saksi melakukan pengecekan di Telkom Pusat di Bandung dan ditemukan

hubungan telpon antara saksi Muchdi dan terdakwa sebanyak 35 kali ; --------------

Bahwa semasa hidupnya Munir sering mendapatkan teror telpon dan diikuti orang

tak dikenal , hal ini berkaitan dengan kegiatan Munir semasa hidupnya ; -----------

Atas keterangan saksi , terdakwa menyatakan tanggapannya ; -----------------------------

Bahwa terdakwa tidak kenal dengan pak Hendro dan pak Muhdi dan pak

Andhika; ---------------------------------------------------------------------------------------

24. Saksi : H.MUCHDI PURWOPRANJONO;


50

Bahwa saksi tidak kenal dengan terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga

dengan terdakwa ; ---------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi Mantan Deputi V Badan Intelejen Nasional (BIN) dan sekarang

sebagai Agen BIN , pemah diperiksa di penyidikan clan memebenarkan

keterangannya ; -------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak kenal dengan M uni r , tetapi kenal nama dan setahu saya Munir

bekerj a di Kontras ; --------------------------------------------------------------------------

Babwa saksi mengetahui Munir meninggal dunia dari mass media; -----------------

Bahwa selama saksi di BIN tidak ada tugas untuk menelusuri orang - orang yang

vokal dan saksi mengatakan pada seseorang akan menghubungi senior - senior

Munir untuk mengingatkannya dan senior - senior yang dimaksud ada banyak

termasuk Mulyana Kusuma, Adnan Buyung Nasution .Biasanya dalam beberapa

acara saya sampaikan jadi tidak langsung khusus dan kepada Ad.nan Buyung

pemah clan waktu ,tempat saya tidak ingat . Dan saya samapaikan "Tolong

diingatkan sajalah kepada Munir jangan terlalu vokal "; -------------------------------

Bahwa menurut saya Munir termasuk yang vokal . Vokal dimaksud mengkritisi

kebijaksanaan pemerintah terutama mengritik di TN1 clan Badan Itelejen Nasional

( B ll\I ) ; ----------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Munir tidak masuk target BIN; ---------------------------------------------------

Bahwa saksi menggunakan no handpho e 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 tersebut sejak tahun 1995

dan menggunakan sekitar bulan September 2004; --------------------------------------

Bahwa saksi tidak pemah me]akukan hubungan denganPollycarpus ; --------------

Hand phone dengan nomor 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 tersebut memang saksi miliki sejak

tahun 1995 tetapi bukan atas nama saksi tetapi atas nama suatu perusahaan .Dan

Handphone tersebut tidak sela1u berada pada saksi dan tidak hanya saksi yang

pergunakan, akan tetapi siapa saja boleh memakai ; ------------------------------------

Bahwa saksi sendiri tidak mengadakan kontak dengan Terdakwa, mungkin orang

Iain yang melakukan kontak sebanyak 27 kali dengan nomor 0 8 1 5 8 4 3 0 4 3 7 5 ; -----


51

Bahwa saksi tidak dominan menggunakannya , karena saksi ada satu nomor lagi

yaitu : 0 8 1 6 8 1 8 1 8 2 mulai digunakan tahun 1993 tetapi sekarang digunakan anak

saksi . Sejak setahun yang lalu saya serahkan kepada anak saksi ; -------------------

Bahwa tanggal 25 Agustus ,3,6,7,September dan 17 november 2004 saksi tidak

ingat persis dan lupa berada dimana ; --·--------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak melakukan kontak tetapi saksi mengakui ada hubungan antara

no. 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 dengan no 0 8 1 5 8 4 3 0 4 3 7 5 ; ---------------------------------------------

- Bahwa hasil print out yang ditunjukkan di persidangan, saksi membenarkan, akan

tetapi saksi tidak merasa menghubungi Munir lewat hand phone 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 ; ----

Bahwa saksi tidak pernah melihat dan mendengar nama terdakwa juga nama

Munir di lingkungan BIN. Dan tidak pernah mendengar terdakwa mendapat tugas

khusus dari BIN ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak pemah melakukan hubungan telpone dengan no.telpone

rumah saudara terdakwa ; ------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak pernah melibat diinstansi BIN ada daftar nama - nama orang

yang vokal; ------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak kenal Yeti dan Odi dimaksud ; --------------------------------------

Bahwa saksi tidak pemah kontak dengan saudara terdakwa ;--------------------

- Bahwa saksi tidak ingat handpone saksi dititipkan kepada siapa saat itu karena siapa

saja dapat mempergunakannya karena yang membayar PT Barito Pasifik, dan

handphone dapat digunakan siapa saja; -------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak pemah mendengar ,pihak BIN memanggil saudara Munir; ------

Babwa saksi dan BIN tidak mengikuti dan mencermati kegiatan rencana Munir ke

negeri Belanda; -------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak tahu pencekalan BIN kepada Munir ; -----------------------------

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak keberatan ; ---------------------------------

31.Saksi EV A YULIANTI ABBAS; -----------------------------------------------------------


52

- Bahwa saksi kenal dengan terdakwa tetapi tidak ada hubungan keluarga dengan

terdakwa ;--------------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi pernah diperiksa dalam perkara in:i di tingkat penyidikan dalam

perkara Terdakwa ; ---------------------- ----------------------------------------------------

- Bahwa saksi bersedia diperiksa sebagai saksi dalam perkara ini ; Bahwa saksi

pemah mengikuti penerbangan Jakarta - Singapura, sebagai pramugari dalam

pesawat Garuda boing 74 7 400 ; -----------------------------------------------------------

- Bahwa yang masuk lebih dahulu ke pesawat adalah crew sebelum penumpang; ---

- Bahwa saksi melihat saudara Pollycarpus didalam pesawat sedang duduk di kursi

premium di seat 1 1 B; -----------------------------------------------------------------------

- Bahwa saat bertugas di penerbangan tersebut saksi bertugas di class premium dan

saat m layani welcome drink sebelum pesawat take of pada terdak:wa saat itu

terdakwa mengambil orange juice . Setelah welcome drink saya tidak melihat

Pollycarpus lagi ada ditempat du dukn y a , saat saksi mengambil barang- barang

kotor hanya melihat gelas terdakwa, kursi Terdakwa dalam keadaan kosong dan

terdakwa tidak ada di seatnya . Dari surving welcome drink ke pengambilan gelas

kotor memakan waktu kira - kira 5 menit.Jumlah penumpang di premium classs

saat itu 1 7 orang ;--------------------------------------------------------------------------------

- Babwa saksi tidak melihat Pollycarus saat pesawat telah take of dan saat landing

juga saat ke penginapan ; -------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi mengetahui Munir meninggal saat akan kembali ke Jakarta dari

Kapten ketika brifing ; ----------------------------------------------------------------------

- Bahwa saat saksi melayani meal kepada penumpang premium class tidak

melayan:i meal kepada terdakwa karena terdakwa tidak ada ditempat; -------------

Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa menanggapinya bahwa: terdakwa ke cock­

pit sebelum take of dan tidak melihat saksi melayani Welcome drink;-------------------

32. AHLI ADDY QURES�IAN ST;-----------------------------------------------

Bahwa saksi tidak kenal dengan terdakwa hanya kenal namanya saja; -------------
53

Bahwa saksi pernah dibuatkan Berita Acara perneriksaan saksi dan

menandatanganinya dan tetap pada keterangannya ; ------------------------------------

Bahwa saksi mendengar kematian Munir dan pernah melihat basil otopsinya di

Bareskrim dan pertama kalinya di KEDUBES RI di DEN HAG saat mendapat

tugas untuk pengambilan basil visum tanggal 25 . 1 1 . 2 0 0 4 s/d 0 4 . 1 2 . 2 0 0 4 bersama

satu tim antara lain Kombes Anton Sari ian, Prof.A.marsing dari USU medan, Andi

bastian dari DEPLU ,dr.Agung dan bertemu ahli Toxicologi di Belanda ; ----------

Bahwa saksi dan team melakukan diskusi dengan ahli Toxicologi yang berkaitan

dengan kadar Arsen , dipertanyakan kenapa begitu besar ditemukan ditubuh

Munir .Dan dikatakan oleh mereka bahwa kadar Arsen yang lebih menonjol dari

yang lainnya . Dan telah dilakukan uji ulang dan temyata kadar Diskusi tersebut

dilakukan dengan tidak formil , ditanyakan tentang Metode , cara penelitian

tersebut. Mereka ada ± 5 orang dalam satu tim dengan conversation dilakukan

dengan bahasa Inggris ; ----------------------------------------------------------------------

Bahwa dari basil pemeriksaan terakhir dijelaskan oleh Tim dari Belanda terdapat

460 mg/Liter Arsen didalam larnbung maksudnya sisa cairan didalarn larnbung

yang tertinggal Konsentrasi Arsen 460 mg/Liter . Bila disetarakan cairan Arsen

itu ada 1 8 0 ml artinya dari sini cairan arsen tersebut ada 82,8 mg Arsen dan ini

mendekati nilai fatal .bagi seseorang dewasa bilamana ada ditubuh. Karena ada

Literatur yang mengatakan Arsen Trioksida 120-200mg berakibat fatal bila ada

didalam tubuh manusia dewasa.Ini setara 9 0 - 1 5 0 mg Arsen yang tertinggal 82,8

mg mendekati 90 mg kerena sebagian telah keluar Dan dapat dipastikan Arsen

masuk lewat mulut karena dilarnbung tinggi dapat lewat rnakanan/minuman ; -----

Bahwa bentuk arsen yang masuk: ketubuh Munir saksi dan team tidak dapat

tentukan wujud karena tidak melakukan pemeriksaan langsung. Dan dari basil

diskusi Tim Belanda juga tidak dapat mendefinisikan bentuknya dan senyawa apa

atau asalnya seperti apa ; --------------------------------------------------------------------

Bahwa Arsen dapat melarut , karena orange jus yang bersifat asam dan tidak

merubah warna dan dapat lebih cepat larut dengan faktor panas dan dengan asam

lebih cepat larut ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa sesuai Referensi yang ada yaitu gejala yang terlibat dengan masuknya

arsen ke tubuh manusia yang tercepat adalah antara Yi jam sampai 60 menit, dan
54

paling lama 3-4 jam .Dan ha] tersebut tergantung daya tahan tubuh seseorang

tersebut, ---------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa gejala keracunan arsenik , dalam kasus ini nyeri di lambung terns pusing,

muntah bisa juga diare atau lemah dan suJit bergerak ada rasa terbakar di

kerongkongan daya ingat lemah kemudian dapat berakhir dengan kematian ; ------

Bahwa saksi tidak melihat langsung cairan lambungnya, referensi mengatakan

warnanya keruh seperti air cucian beras ; -------------------------------------------------

Bahwa dalam kasus ini awa1nya ada kernatian yang diduga tidak wajar, lalu

dianalisis dan ditemukan ada hal - hal yang lebih menonjol seperti adanya

ARSEN yang tinggi. Dan diambilnya sample secara um.um untuk pemeriksaan

secara umum . Tidak khusus untuk keracunan Arsen ; --------------------------------

Bahwa jumlah Arsen yang ada arsen teroksida dalam jumlah 1 - 2 , 5 mg/ kg berat

badan 55 x 2,5 = 1 2 5 mg yang ada ditubuh korban 82,8 mg bisa mematikan bisa

tidak; ------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa racun arsen apabila bercampur air dingin agak susah larut, tetapi kalau

air panas lebih mudah larut ; -

Bahw a Racun arsen adalah sejenis racun serangga, biasanya untuk meracun.i

tikus, dan dapat dibeli dengan bebas di toko-toko yang menjualnya ; -----------

Bahwa sesuai pengamatan saksi dan basil diskusi dengan para ahli Belanda,

sistim pemeriksaan jenazah (autopsy) yang dilakukan di Belanba memenuhi

standard dengan peralatan lengkap ; --------------------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut ,terdakwa tidak ada tanggapan karena tidak mengerti; -

33. AHLI DR .RIDA BAKRI, Mop, : ---------------------------------------------------------

Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa ; - ---------------------- - ---------------------

Bahwa saksi pernah diperiksa di penyidikan dan tetap pada keterangannya ; -------

Bahwa Tim tidak melakukan pemeriksaan pada tubuh korban Munir langsung

tetapi melakukan diskusi dengan Tim Belanda ; ----- - -------- - -------------- - ---- - -----
55

Bahwa k dapatan Arsen dala:m kadar tinggi di dalam cairan lambung dan urine

korban Munir ,didapatkan itu sekitar 83 miligram arsen ,kadar itu cukup

:mett1atikan.; ------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa bentuknya Arsen pada tubuh Munir tidak jelas karena sudah berada dalam

larutan lam bung dan di dalam darah juga ada itu kadarnya 3 , 1 di dalam urine itu

ditemukan sekitar 4 . 8 miligram per liter; -------------------------------------------------

Bahwa kelarutan Arsen cukup besar kira-kira 2 1 gram per liter. Kemungkinan

bisa dimasukan lewat minuman atau ditaburkan di atas makanan; --------------------

Bahwa sekitar 30 menit masuknya Arsen ke tubuh sudah kelihatan reaksinya.

Dengan gejala diare,Kerongkongan kering, lalu kejang-kejang; ----------------------

Bahwa arsen itu tidak berbau namun setelah bereaksi akan berbau seperti bawang

putih; --------------------------- - --------------------------------------------------------------

Bahwa kematian Munir disebabkan oleh akibat arsen yang masuk ke dalam tubuh

dengan kadar yang tinggi yang akan bereaksi dalam waktu 30 sampai 60 menit

deviasi sekitar 3 0 menit; ---------------- --- -------------------------------- - ----------------

Bahwa kemungkinan Arsen dimasukan pada saat ada di dalam pesawat Jakarta -

Si ngapura ; ------- - ----------------------------------------------------------------------------

Bahwa arsen bila dimasukan kedalam orange juice tidak akan menimbulkan bau

dan arsen dimasukan kedalam juice dingin sulit larut ; ------------------------ - -------

- Bahwa racun arsen kalau di campurkan dengan minuman atau makanan panas lebih

cepat larut ; - - ------------------------------------------------------------------------ - ------ - -

Bahwa dengan melihat kandungan lambung untuk mengetahui apa yang

dikomsurnsi korban itu susah dan tidak bisa; - -- -- - ------------------------------------- -

- Bahwa racun arsen mudah didapat di Indonesia dan biasa dipakai oleh petani untuk

membasmi hama tanaman padi ; -- - ------- -- ----------------- - ----------------------------

Atas keterangan saksi ini terdakwa menyatakan tidak ada tanggapan ; --------- - -- - - - -- - -

34. AHLI H. Dr. BUDI SAMPURNO,S.H.Sbf.: ----------------------------------------------

- Bahwa saksi tidak mengenal terdakwa ; ----------------------------- - -------------- - - -- -


56

- Bahwa saksi pernah diperiksa di tingkat penyidikan dan d:ibuatkan Berita Acara

Pemeriksaan, saksi juga tetap pada keterangannya sesuai dengan Berita Acara

Pemeriksaan ; ---------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa Tim tidak melakukan pemeriksaan pada tubuh korban langsung tetapi

melakukan diskusi dengan Tim Belanda; -------------------------------------------------

- Bahwa ditemukan arsen didalam tubuh Munir didalam dalam darah 3 , 1 dan urine

4,8 , dalam lambung 0,46 gram/ mililiter dalam 1 8 0 mililiter isi lambung berarti

dalam hal i ni cukup tinggi; -----------------------------------------------------------------

- Bahwa literatur mengatakan muncul gejala setelah masuknya arsen ke dalam

tubuh paling cepat 10 menit. Dan gejala yang timbul itu sakit perut dan

tenggorokan kering. Itu yang paling kelihatan. Paling cepat 1 0 menit dan paling

lama 90 menit dengan deviasi selama 20 menit; maka perhitungan saksi

masuknya racun arsen ke dalam tubuh Munir ketika penerbangan Jakarta-

S ingapura ; -- ----------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa basil penelitian tiem Belanda arsen dilarutkan dalaM orange juice dingin

sulit larut dan cenderung seperti larutan obat batuk , tetapi kalau dimasukkan di

da lam masakan panas cepal larut ----------------------------------------------------------

- Bahwa racun arsen adalah disebut juga warangan biasanya untuk mencuci keris dan

juga untuk racun tikus ; ---------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi dan team Indonesia tidak melakukan second opinion tetapi hanya

membuat laporan dalam bentuk berita Acara dan analisa tersebut sifatnya sama

tidak ada perbedaan ; ------------------------------------------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa tidak ada tanggapan ; ---------------------------

35. SAKSI AFIRIY ANTO: -----------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi kenal terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga dengan terdakwa; --

Bahwa saksi pemah diperiksa di penyidikan dan tetap pada keterangannya di

penyidikan ; ----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Pilot bisa dikatakan incoment dan co-pilot itu dapat dikatakan secand

incoment orang nomoer dua dipesawat .Pilot dan Co-Pilot bisa d:ikatakan crew;-
57

Bahwa menurut saksi pilot diberikan dan menjalankan tugas penerbangan akan

tetapi bila di company ada kebijakan khusus saksi tidak tahu; -----------------------

Bahwa Pilot yang akan aktif melakukan tugas penerbangan disebut extra crew,

extra crew penumpang itu bukan penun.pang umum, tetapi petugas yang duduk di

seat penumpang ; ------------------------·· ·--------------------------------------------------

Bahwa untuk extra crew tidak aktif harus dilengkapi surat tugas dari scedhule,

chief pilot.manager operasi akan kemana ditugaskan dan mengatur kapan

waktunya .Sesampainya ditempat tujuan tidak perlu lapor ke kantor perwakilan

karena biasanya dokumen telah dikirim ke tempat tujuan jadi telah tahu pilot

tersebut telah aktif; --------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi membawa dan membaca scedhule saat akan melakukan tugas

terbang dan biasanya kita mendapat 2 minggu sebelum terbang; ---------------------

Bahwa untuk melakukan perubahan scedhule seseorang harus dilengkapi dengan

surat resmi biasanya atas perintah Chief pilot atau manager operasi . Dan diterima

oleh Pilot yang akan melakukan perubahan scedhule ; ---------------------------------

Bahwa untuk pemindahan tempat duduk dipesawat dari class Bisnis ke class

ekonomi atau sebaliknya diatur di Company operational di tiap - tiap

company.Biasanya sebelum tutup pintu staf darat dan bila tutup pintu pramugari

yang melapor ke kapten karena dia yang bertanggung jawab ; ------------------------

Atas keterangan saksi tersebut ,terdakwa tidak ada keberatan ; ---------------------------

36. AHLI RIZAL ALI BALU WEEL ; ------------------------------

Bahwa saksi tidak kenal dengan terdakwa dan bertemu di Kepolisian tidak ada

hubungan keluarga dengan Terdakwa ;----------------------------------------------------

Bahwa saksi pernah diperiksa dipenyidikan dan tetap pada keterangan saksi ; -----

Bahwa saksi mengetahui kematian saudara Munir dari mass media , dan tidak

mengenal saudara Munir ; ------------------------------------------------------------------

Bahwa extra crew ada]ah crew yang menjadi penumpang yang akan melanjutkan

tugas terbang berikutnya. Bahwa saksi belum menemukan extra crew yang tidak

terbang pada penerbangan berikutnya akan tetapi bisa juga menjadi kebijakan
58

company Policy dan mereka dibekali dengan surat tugas untuk menjalankan

tugas; ------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa secara umum scedhule penerbangan adalah dimana seseorang

mendapatkan tugas terbang melalui bagian scedhuler dan tugas ini didapat dari

chiep pilot .chief pilot mengacu pada perintah Manager Operation atau bagian

operasi pada company tersebut ,scedhule itu dikeluarkan ada yang mingguan ada

yang dua mingguan ada yang sesuai dengan kebutuhan dan yang bisa merubah

scedhule pertama - tama hams melapor ke bagian scedhule untuk merubah

scedhule, kemudian ke chief pilot untuk atas tugas terbang dan Direktur operasi

sebagai atasan langsung sebelumnya j ga memberikan alasan untuk tidak dapat

terbang bila saksit hams ada surat sakit dari dokter.Baru hal ini dapat dilakukan

perubahan oleh bagian scedhule atas izin dari chief pilot .Dan Izin tersebut dapat

tertulis atau lisan ataupun surat , mengenai pergantian yang mempunyai

kewenangan chiep pilot atau direktur operation ; ---------------------------------------

Bahwa untuk crew melakukan tugas terbang hams dan akan melakukan tugas

terbang diikutkan dengan Gandee apabila ke luar negeri tetapi bila dalam negeri

akan dibuatkan berita acara didalam scedhule untuk dicatat didalamnya ; ----------

Bahwa bila penerbangan antara dua negara lalu transit disuatu negara maka

Gandee itu dibuat Gandee di tempat keberangkatan pertama , apabila ada

perubahan lebih lanjut ditempat pemberhentian berikutnya akan dibuat keterangan

dari station berikutnya yang mewa ili perusahaan tersebut dalam hal ini

bia anya bagian operasi di station pem erhentian berikutnya .Dalam ha! terjadi

perubahan yang melapor crew terutama yang melapor yang bertanggung jawab

dalam penerbangan ini dalam hal ini kapten pilot ; -------------------------------------

Bahwa untuk perubahan Gandee yang bertanggung jawab pertama adalah kapten

Pilot yang harus mengetahui perubahan didalam Gandee yang menandatangani

kapten Pilot atau otorie agent dan biasanya pencoretan dilakukan oleh pihak

imigrasi , tetapi pelaporan dilakukan agen perusahaan setempat dan Kapten Pilot;-

Babwa seseorang crew sebagai pilot atau co-pilot ,lazim diberikan tugas sebagai

avition security , saksi kurang mengenal istilah tersebut karena saksi belum

pemah melihat seseorang pilot melakukan tugas demikian dan menerima tugas

demikian . Tetapi setiap pilot didalam suatu perusahaan harus mendapatkan

pengetahuan A vsec yang dimaksud adalah seseorang pilot atau crew

bertanggung jawab hams selalu secur /aman untuk mengawali tugas terbangnya
59

yang berkaitan dengan tugas terbangnya dengan sifat selalu menjaga keamanan

untuk dirinya dan penerbangannya ; ------------------------------------------------------

Bahwa bila seorang pilot ditugaskan sebagai extra crew dan melakukan tugas

berdasarkan surat perintah dari dire . ur utama , prosedumya sesuai dengan

keahliannya yang harus dimengerti oleh pilot tersebut apalagi bila tugas tersebut

harus mempunyai keterampilan khusus dan hams tahu benar , dan tugas khusus

tersebut biasanya ada jangka waktu dan setelah selesai harus memberikan laporan

kepada yang memberikan tugas ; ----------------------------------------------------------

Bahwa Quality insurance adalah bagian dari tehnik dimana seorang tehnik

mempunyai keahlian otentik tehnik, untuk melakukan penelitian pada kejadian -

kejadian yang berkaitan dengan masalah tehnik .Dumping Fuel termasuk quality

insurance ;Biasanya Pilot ,co-Pilot tidak melakukan tugas tersebut Mungkin Pilot,

co-pilot yang mengalami masalah tersebut selanjutnya melaporkan ke bagian

operasi dan kemudian disurveying oleh bagian Insurance; ---------------------------

Bahwa seseorang didalam melaksanakan tugas harus dilengkapi surat tugas

dahulu demikian pula dengan tugas terbang dari seorang penerbang dilengakapi

dengan surat tugas ; -------------------------------------------------------------------------

Bahwa Simulator bagian tugas terbang yaitu training dan keberangkatan saksi bisa

sebagai extra crew atau penumpang ; -----------------------------------------------------

Bahwa dimungkinkan setiap perusahaan penerbangan dengan perusahaan yang

Jainnya mempunyai policy yang berbeda dengan managemen scedhuleing yang

saksi terangkan ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa Gandee dikeluarkan per flight dan untuk 974 Extra crew ditulis didalam

gandec, dan yang menyiapkan gandec station manager ; ------------------------------

Bahwa avsec harus dimiliki oleh setiap Pilot ; -----------------------------------------

Atas keterangan saksi,Terdakwa menanggapinya bahwa : -------------------------------

Avsec mutlak harus dimiliki oleh setiap pilot Garuda ; --------------------------------

Company Policy , untuk scedhuling bukan chif pilot tetapi bagian lain di Garuda;

Di Garuda, ada juga seorang pilot melakukan tugas managerial ; ---------------------


60

Dumping Fuel hanya mencari kebenaran atas kejadian tersebut ; -------------------

37. AHLI Dr. CHAIRUL BUDA SH.MB.--------------------------------

Bahwa saksi tidak kenal dengan terdakwa dan juga tidak mempunyai hubungan

keluarga dan juga tidak mempunyai hubungan pekerjaan ; ----------------------------

Bahwa benar saksi pemah diperiksa oleh Penyidik di dalam kasus terdakwa

Po 11 ycarpus ; ----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa pada saat diperiksa oleh penyidik saksi pernah ditunjukkan surat Nomor:

T S / 1 1 7 7 /04 yang ditujukan kepada OF A ; -----------------------------------------------

Bahwa saksi j uga pernah ditunjukkan dua surat masing-masing tertanggal 4

September dan 15 September 2004, dan ditanyakan sehubungan dengan

pengertian surat palsu, kalau ada dua surat yang sama dengan tanggal yang

berbeda bisakan dipastikan salah satu yang sifatnya sah untuk dipakai dalam

sistim birokrasi dijawab saksi bisa, yang dibuat sesuai ketentuan yang berlaku. ---

Bahwa j ika surat jika salah satu surat menerangkan suatu kejadian yang sudah

terjadi sebelum surat itu dikeluarkan yang membawa konsekwensi terhadap

pemberian pengeluaran akomodasi apakah ini dibolehkan dijawab oleh saksi

kalau dilihat dari cara pembuatannya sudah memenuhi pasal 263 ( 1 ) KUHP yang

dibuat ecara tidak benar, dalam pasal '263 ( 1 ) disebut ada dua cara sehingga

surat dapat dikatakan surat palsu pertama . dengan cara memalsu ,kedua dibuat

dengan cara tidak benar yang kemudian bisa menimbulkan hak dari seseorang

dan itu menunjukkan juga ada surat yang sama sebenarnya ada indikasi bahwa

surat itu dibuat secara tidak benar ; -------------------------------------------------------

Bahwa surat yang dibuat tidak sesuai tanggalnya atau tidak sesuai sinya dengan

keadaan yang sebenamya adalah tennesuk kategori surat palsu ; ---------------------

Bahwa Surat yang dibuat oleh Pejabat yang tidak berwenang untuk itu juga dapat

disebut sebagai surat palsu ; ----------------------------------------------------------------

Bahwa jika didalam surat itu disebutkan "adapun biaya akomodasi dibebankan

kepada JKTISGA, kalau ada orang yang menggunakan surat tersebut dapat

dikatakan sebagai surat palsu atau menggunakan surat palsu ; -----------------------


61

Bahwa yang dimaksud dengan surat adalah pemyataan pikiran yang

dituangkan dalam perkataan yang ditulis atau dicetak melalui alat tulis , kedua :

dalam KUHP diberi batasan yang pertama dengan cara memalsu kedua dengan

jalan membuat secara tidak benar; -----··--------------------------------------------------

Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Terdakwa tidak menanggapi; ---------------

Menimbang, bahwa atas pernyataan penuntut Umum bahwa sudah tidak sanggup

lagi menghadapkan saksi-saksinya meskipun telah dipanggil berulang kali secara patut

dan mohon dapat dibacakan dipersidangan, Majelis Hakim mengabulkan permohonan

Penuntut Umum tersebut yang selanjutnya keterangan saksi-saksi masing-masing

bernama : 1. AGUSTINUS KRISMANTO., 2. RIAN TAN alias ENI., 3. LIE KHIE

NGIAN., 4. LIE FON NIE ., 5. MEDA BOOB HUSSAIN., 6. Dr s. NURHADI

JAZULI., dibacakan dipersidangan sebagaimana tertera di dalam berita acara

pemeriksaan Pendahuluan terlampir dalam berkas perkara ini ; ----- - ---------- - ---- - --------

Menimbang, bahwa terhadap keterangan terdakwa tersebut Tim Penasehat hukum

terdakwa mengaj ukan keberatan sedangkan terdakwa menolak menyatakan tidak benar

keterangan tersebut; - - ---- - -------------------- - --- -- -- ---- - --- - --------- - - - - ------------------ - ------

Menirnbang., bahwa selanjutnya Terdakwa dan Team Penasehat Hukurnnya

mengajukan saksi-saksi yang meringankan ( Saksi A decharge ) yang menerangkan di

persidangan di bawah sumpah masing-masing pada pokoknya sebagai b e riku t : ---------

1. Saksi BENJCTUS BAMBANG KUSTARIYO; ---- - ----------- - --- - ---------------------

Bahwa saksi kenal dengan terdakwa tetapi tidak mempunyai hubungan keluarga

dengan terdakwa ; -------------------------- - -------- - ------ -- - - --- - ---- - --------------------

Bahwa saksi menerbangkan pesawat boing 747 400.S aksi sering menerbangk:an

pesawat boing 747 Jakarta - Singapura -Amsterdam ,dan jam terbang saya sudah

1 7 . 0 0 0 j am untuk Rute itu sudah tahun 1 992 sampai sekarang dan sudah 4 kali

dalam satu b u l a n ; -- --- --- - ------- - -- - - - -- - -------- - ---------- - -------------------- -- -----------------

Bahwa saksi pernah mengaJami penundaan keberangk:atan dan perubahan jadwaJ

penerbangan; --------------------------------------------------------------- - ----------------

Bahwa saksi tahu terdakwa sebagai rekan seprofesi , kenal baik dengan terdakwa;
62

Bahwa saksi mendengar kematian Munir dari berita ;Bahwa selama menjadi

penerbang di garuda saksi tidak pemah mendengar catatan buruk tentang

terdakwa; --------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Saksi tidak mengetahui terdakwa sebagai agen BIN atau orang lain di

Garuda menjadi agen BIN ; -----------------------------------------------------------------

Bahwa selama di Garuda tidak pernah mendengar tentang rencana pembunuhan

saudaraM.un.ir; --------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi tahu terdakwa punya pen · dikan Avsec karena dia Pilot ; ------------

Atas keterangan saksi tersebut terdakwa menyatakan tidak ada tanggapan; ------------

2. J>llJ\]J()\\'() 1'li\�1'll)�(); -------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi kenal terdakwa tetapi tidak mempunyai hubungan keluarga dengan

terdak\Va; --------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi sebagai seorang purser pernah melakukan penerbangan Jkt-Sing­

Amsterdam dengan jumlah yang tidak pernah saya hitung dan rata - rata waktu

transit di Singapura 1 jam ; -----------------------------------------------------------------

Bahwa crew aktif biasanya yang lebih dahulu masuk ke pesawat setelah crew

tidak aktif /extra crew ; --- - ---- - --- - - - -- -- --------- - -------- - -- - ---- - - -- ---- -- - - ------------ -

Bahwa saksi pemah melihat AFL ini dalam setiap penerbangan , blok of adalah

saat ganjalan pesawat dicabut dari pesawat dan menurut AFL tersebut dari

Cengkareng pukul 15.02 UTC, blok on 1 6 . 4 0 di Singapur total dari blok of ke

blok on 1 jam .38 menit; ------------------------------------------------------------------

Bahwa welcome drink disajikan sebelurn blok of dengan waktu ± 30 menit

sebel um blok o ( ------------------------------------------------------ - -----------------------

Bahwa penyajian welcome drink Biasanya menunggu kelengkapan penumpang

kurang lebih penurnpang 90 % welcome drink disajikan dalam waktu 3 menit ,

dengan urutan semua gelas disusun kemudian diedarkan kepada penumpang

dengan isi gelas ± 60 cc ;Welcome drink disiapkan di galey /dapur dengan tiga

macam campain ,orange juice.aple juice . la l u pramugari membawa gelas yang

berisi minuman dan mempersilahkan penumpang memilih sendiri minumannya .


63

Orange jus disiapkan dalam keadaan dingin, dari catreing disiapkan dalam keadan

tersegel dengan alat khusus. Untuk penyajian bisnis dan premiun classs sama

penyajian welcome drinknya.Kita m nyajikan lalu penumpang yang

mengambilnya sendiri ; -------------------··-------------------------------------------------

Bahwa biasanya perubahan jadwal dirivisi melalui media elektronik yang kita

milik.i; -----------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi mengetahui Gandee dan mempunyai kewajiban untuk

membacanya, bila terjadi perubahan saksi akan melapor ke Remdispater bila ada

perubahan di Gandee dan yang termuat didalam Gandee adalah daftar crew aktif

dan tidak aktif ; ------------------------------------------------------------------------------

Bahwa untuk extra crew memilki boarding pass bisa pula tidak memiliki boarding

pass; -------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa dida]arn suatu penerbangan menjadi suatu kewajiban untuk crew yang

aktif dengan crew yang tidak aktif untuk saling bertegur sapa dan biasa co-pilot

mengunjungi cock-pit untuk bertegur sapa; ----------------------------------------------

Bahwa bisa seseorang merangkap dua pekerjaan walaupun profesinya sebagai

penerbang atau awak kabin untuk melakukan tugas diluar tugas pokoknya saksi

pemah mengalami tahun 1997 sebagai customer fair dan infaice se rv ise dan

mempunyai 2 tanda pengenal yang berbeda; -- - ---------------- - ------- - -----------------

Bahwa bisa melihat cabin langsung dari pintu 2 1 ; -- - -- -- ---- - --- -- - - ---------- - -------

Bahwa bisa seseorang awak cabin menukarkan bordingpassnya untuk penurnpang

lain dan saya pernah melihat kejadian tersebut ; --- -- --- - --- - - - - - -- - --- - --- - ---- - -------

Babwa dari jarak dari ganjal dicopot di Cengkareng sampai ganjal dicopot di

Singapur total 2 jam 5 1 menit ; ---- - ----- - - - ------------ - - - ----------- - -- - - - --- - - ----- - --- -

Bahwa di minibar ada majalah dan koran juga saya pemah melihat ada orang

yang duduk disana membaca majalah atau koran ; -- - - --- -------- - -- -- - -- - -------- - -- - --

Bahwa bisa dilakukan tukar tempat duduk in flight yang dilaporkan ke purser lalu

ke Kapten ;S el am a pintu belurn ditutup menjadi tanggung jawab stasiun manager,

bisa dil akuk an dengan menukar bordingpass.Setelab pintu ditutup harus lapor ke

Kapten Pilot ; ---- --- - - - --- - -------- - ----------- - ----- -- ----- - - - - - -- -- --- - ----------------------
64

Bahwa krey ditutup setelah take of , sewaktu akan dilakukan aktifitas cabin

crew; -------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa untuk penerbangan yang memakan waktu 1 jam 38 menit , disajikan

makanan dan minuman lain yang sesuai permintaan penumpang di bisnis class,

biasanya minumannya lengkap saat meal service ; --------------------------------------

Bahwa tidak dibenarkan seorang extra crew mondar mandir didalam pesawat

mengganggu kenyamanan penumpang; --------------------------------------------------

Bahwa tidak sama Upgrade dengan tukar tempat ; -------------------------------------

Atas keterangan saksi tersebut Terdakwa secara umum tidak ada tanggapan ; ---------

- Menimbang, bahwa selanjutnya di persidangan telah didengar keterangan Terdakwa

yang pada pokoknya sebagai berikut : -------------------------------------------------------------

Bahwa dakwaan penuntut umum tidak benar; -----------------------------------------

Bahwa terdakwa diperiksa dipenyidikan beberapa kali ; ··-----------------------------

Bahwa terdakwa berkeluarga dengan 1 orang istri dan 3 orang anak ; ---------------

Bahwa sebagai co-pilot maupun pilot adalah penerbang, tugas penerbang adalab

menerbangkan pesawat dengan safety, regularity, comfort dan econom dan

sebagai co-pilot tugas terdakwa mengikuti peraturan penerbangan , mengikuti

perintah - perintah yang ditugaskan perusahaan ; ---------------------------------------

Bahwa atasan langsung terdakwa adalah Kapten Karmal Sembring, Kapten

Karmal termasuk Chef pilot ; ---------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa ada dibawah Direktur operational penerbangan, waktu itu Rudi

Hardono sekarang sudah diganti Kapten Ari Supari ; -----------------------------------

Mengikuti peraturan penerbangan , mengikuti perintah - perintah yang ditugaskan

perusahaan; ----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa perintah - perintah diterima terdakwa secara lisan atau tertulis dan

spontan; ----------------------------------------------------------------------------------------
65

Bahwa tugas utama terdakwa adalah penerbang dan bila ada tugas lain ,ada skala

prioritas dimana diperintahkan disitu terdakwa laksanakan, apabila diperintah

menerbangkan terdakwa menerbangkar , dan apabila ada tugas lain terdakwa

j alankan tu gas lain ; -------------------------------------------------------------------------

Bahwa tugas selaku penerbang diatur dalam scedhule, , bisa revese, bisa antar

jemput dan scedhule bisa diatur ; ---------------------------------------------------------

Terdakwa menerima scedhule penerbangan bulan September di Box, setiap

tanggal 30 dan 15 secara bervariasi bisa lebih cepat bisa lebih lambat, yang

mengatur kegiatan didalam scedhule adalah bagian crew scedhuling dan

secedhule terse but mengikat terdakwa karena tertulis secara jelas; ------------------

Bahwa surat dari Direktur yang saudara terima 1 1 Agustus 2004 yang ditanda

tangani Direktur Utama Indra Setiawan , tugas yang diberikan adalah tugas

perbantuan ; -----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa bila tidak terbang tugas perbantuan wajib dilaksanakan karena itu perintah

dari DirekturUtamakallli; ---------------------------------------------------------------

Bahwa tanggal 5-9 scedhule terdakwa ke Peking tugas pokok terdakwa tidak

terdakwa lakukan karena semua pilot bila ada deviasi bisa berubah, apabila ada

tugas - tugas lain kebijaksanaan dari chief pilot, bisa merubah scedhule itu,

bahkan chief pilot mengalami deviasi .Waktu itu ada agenda , agenda itu

mengikuti acara sarasehan pilot itu juga sangat penting , mengingat bila ada

sarasehan Pilot berkumpul diundang oleh asosiasi pilot itu , masa depan

perusahaan mengingat banyak pilot yang akan k e l u ar . Pilot itu asset perusahaan

bagaimana kita mengatasi situasi seperti itu. Perintah tertulis dari ibu Rohainil

J\in.i ; ---------------------------------------- --------------------------------------------------

Bahwa terdakwa ikut acara sarasehan tertanggal 7 , dan suratnya dari asosiasi,.

Surat tugas tidak ada akan tetapi scedhule saya sudab dirubah ; --------------------

Bahwa terdakwa terima perubahan scedhule dari official , kantor dan Scedhule

pertama terdakwa tersebut tidak ditanda tangani tetapi itu sah ; -----------------------

Dan perubahan scedhule pertama dan kedua tidak sama .berbeda; -------------------

Bahwa tanggal 6 September 2004 itu bukan penerbangan ke tempat lain .tetapi

saat itu terdakwa sudah di stanbaykan oleh pak Karmel ; ------------------------------


66

Bahwa perubahan dari saudara Karmel terdakwa peroleh setelah tanggal 30

Agustus sudah berubah ; -------------------------------------------------------------------

Bahwa untuk yang ke Singapura terdakwa memang diperbantukan dan dapat

brifing baik dari manager operasi I direktur operasi mengenai tugas perbantuan

untuk akselarasi perkembangan perusahaan . Dan yang menjadi dasar terbang ke

Singapur , Surat terbang dari Di rut dan brifing lisan ; ---------------------------------

Bahwa di surat Direktur tidak secara kongkrit disebutkan itu fleksibel .general

kapan saja bisa, juga saat tugas terbang dan tanpa surat perintah bisa dilaksanakan

tu g a s ; ------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa pada tanggal 6 September 2004 saya menghubungi Rohainil Aini saat itu

terdakwa di perjalanan dari rumah teman terdakwa didaerah Moderenland

bersama Pak Budi , menjenguk pak Sitorus terdakwa menanyakan pak Karmel ,

dan menyatakan terdakwa ada tugas dari pak Ramel yang mana pak Ramel akan

minta izin kepada pak Karmel , Pak Ramel akan minta izin kepada pak Karmel

barangkali ada kesempatan 1 ke Singapura karena fligtnya banyak terdakwa

menghubungi Rohainil Aini sebelum jam 1 2 siang ; -----------------------------------

Bahwa terdakwa tidak pernah menghubungi No. Handpone almarhum Munir dan

keterangan Suciwati tersebut tidak benar bahwa terdakwa menghubungi

no.Handpone almarhum Munir ; ----------------------------------------------------------

Bahwa ketentuan dari crew yang aktif menjadi extra crew dilakukan di

perusahaan itu crew /cokpit atau awak Cabin yang menjadi penumpang biasa

yang berada dalam pesawat itu setelah itu bila ada terbang, atau ada sekolah. Jadi

waktu terdakwa sekolah di Paris juga seperti itu terdakwa extra crew dengan

garuda lalu inter1and dengan pesawat yang lain lalu kembali extra crew ,kegiatan

saudara dari crew yang aktif menjadi extra crew terdakwa turun dari Pesawat

dijemput o1eh staf Garuda lalu disebutkan terdakwa ada tugas dari kantor pusat di

Garuda untuk mengetahui kerugian tanggal 28 Agustus 2004 seperti pembuangan

bahan bakar yang di1akukan agar pesawat dapat naik , lalu penginapan di Hotel

yang ditanggung dengan j umlah penumpang 400 orang kemudian pesawat yang

troubel tersebut dibawa pulang dengan keadaan pesawat kosong , terdakwa

diminta untuk konfirmasi dan mencari tahu ; -------------------------------------------

Bahwa terdakwa membuat laporan atas kegiatan terdakwa di Singapura secara

general .Uraian itu terakwa langsung menghadap pak Karmel terdakwa


67

membuatnya menjadi satu laporan dan ternbusannya ke DlRUT dan Manager

Operasi ; ------------------------------------··--------------------------------------------------

Terdakwa rnernbuat laporan tugas ersebut sebanyak 1 kali tertanggal 8

September kepada Direktur Operasi ,Manager Operasi dan pak Ramelgia Anwar

dan secara mekanisme kepada yang memberi tugas, yaitu aviance security ,Pak

Ramelgia Anwar dan sesuai brefing dari manager operasi terdakwa ; ----------------

Bahwa terdakwa tidak melapor ke perwakilan Garuda setempat; --------------------

Bahwa terdakwa melakukan konfirmasi dengan seorang mekanik yang saya

temui di pesawat 737 yang saya tumpangi ke J ak art a ; --- -----------------------------

Bahwa terdakwa mengenal Munir dari mass media dan berbicara dengan Munir

saat di Pesawat saat di erobridge pada saat menuju pesawat pemah bertemu

Munir sebelumnya saat di Bunderan HJ waktu jalanan macet dan disana dibagi -

bagi bunga dan selebaran Dan waktu terdakwa mengajak berbicara dengan Munir

dilakukan untuk basabasi , hanya service ; -----------------------------------------------

Bahwa hording pass terdakwa di Bisnis 3K; ----------------------------------------------

Bahwa terdakwa saat menawarkan seat kepada Munir melapor ke Brahmani

untuk melakukan penukaran tempat duduk.Bahwa pada saat di depan pintu

Pramugari mempersilahkan penumpang kemudian almarhum menanyakan no

seatnya dan terdakwa melihat hording pasnya ekonomi class. Lalu saat terdakwa

memasukan tas .lalu bertanya kepada Brahmani sekaligus rninta izin dan pada

saat terdakwa melihat ke seat terdakwa pak Munir sudah duduk disana . Lalu

Brahmani menyalami pak Munir dan memberikan terdakwa seat di Premium ; ----

Bahwa dari tempat terdakwa duduk di Premium tidak bisa melihat ke 3K. Dan di

Premium terdakwa duduk di 1 1 P sebentar lalu terdakwa ke co-Pit; -------- - --------

Bahwa terdakwa tidak melihat penyajian welcome dri nk ; -----------------------------

Bahwa penerbangan Jakarta Singapura memakan waktu kurang lebih l Jam 38

rnenit ; - - ---- ---- ---- - ---------- - ------------------------- - ---------- - ----------------------- - ---

Bahwa selama penerbangan terdakwa Jebih banyak membaca majalah tetapi saat

take of dan landing saya duduk ,lebih banyak berdiri meninggalkan tempat duduk.

Dan terdakwa ke atas selama 1 5 menit ; - ------------------------------ - -----------------


68

Bahwa terdakwa sudab tahu tanggal 7 September barns ada di Jakarta dapat

melakukan penerbangan .setelah mendapat data dengan penerbanganjam 8 ; ------

Bahwa terdakwa saat kembali ke Jakarta tidak membeli tiket karena telah diatur

oleh pe r u s ah aa n ; ----------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa bertemu Odi dan Yeti , saat terdakwa dari pantry hendak ke

belakang melalui sekat toilet, mas Odi rnelihat lal u mengucapkan Hello tanpa ada

kata - kata lainnya. Dan untuk berte u Yeti terdakwa bertemu di koridor

terdakwa lupa berbicara apa saat itu; ---··--------------------------------------------------

Babwa kegiatan terdakwa saat di pesawat di mini bar membaca majalah -

majalah aviasi berbahasa Belanda , tidak membaca di tempat duduk terdakwa

karena capek duduk dan ada ambeien; ----------------------------------------------------

Bahwa terdakwa tidak bisa berbahasa Belanda; ---------------------------------------

Bahwa saat menerbangkan pesawat juga sering berdiri dengan meminta izin rekan

kerja dan selanjutnya terdakwa melakukan senarn-senam kecil tanpa

meninggalkan cock-pit. ----------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa berdiri - berdiri di dekat mini bar premium tidak merasa

mengganggu karena saat itu di pesawat enumpangnya sedikit; ----------------------

Bahwa sebelum take off saya ke cock-pit menemui Kapten Subur lalu mendekati

take off terdakwa ucapkan "Capt saya ikut" lalu terdakwa kembali ke tempat

duduk lalu setelah take off terdakwa kembali berdiri ke toilet dan terdakwa ke

toilet 2 kali; -----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa tidak bertemu saudara Munir saat turun; ----------------------------

Bahwa terdakwa mengetahui saudara Munir meninggal dari radio El Shinta

tanggal 8 September 2004 saat pagi hari sewaktu saat berbelanja.Terdakwa tahu

Munir dirnakamkan di Malang dari mass media. ----------------------------------------

Bahwa terdakwa ingat memberikan keterangan mernindahkan Pak Munir karena

Munir orang yang terkenal, ha] itu terdakwa lakukan sebagaimana service untuk

pelanggan. Dan hal penukaran ternpat duduk pernah dilakukan dengan

penumpang lain antara lain dengan Amien Rais saat penerbangan Jakarta-
69

Denpasar, terdakwa extra crew saat itu dan Amien Rais duduk di kelas ekonomi

lewat ajudan Amin Rais bertukar tempat duduk, lalu berfoto dengan Amin Rais; -

Bahwa reaksi terdakwa saat mendengar meninggalnya Munir dengan rasa tidak

percaya saat itu terdakwa sedang berbelanja dengan isteri terdakwa dan

mendengar kabar itu di radio; --------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa mengetahui ada silahturahmi keluarga Munir ke Garuda saat

setelah Lebaran terdakwa ada saat itu di sana dan bertemu isteri korban; ------------

Bahwa ketika welcome drink disajikan Terdakwa tidak melihat pada saat saksi

pramugari Yeti Susmiasti melayani Munir, Terdakwa mengetahui hanya dari

pengakuan Yeti, dia melayani saudara Munir; -------------------------------------------

Bahwa Terdakwa tidak melihat kegiatan saudara Odi Irianto, tetapi Terdakwa

tahu Odi kegiatannya sebagai chip di pentry. Dan terdakwa bertemu Odi antara

pantry ke toilet;--------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa tugas ke Singapur untuk pekerjaan berkaitan tentang aspek dan

avisiansi perusahaan, untuk mencari informasi apa ada kesengajaan di dalam

terjadinya dumping foal. ---------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa berada di Singapura kurang lebih 5-6 jam;--------------------------

Bahwa Terdakwa tidak ingat nama mekanik, karena saya tidak perlu tahu

namanya hanya perlu untuk informasinya, terdakwa mengetahui dia seorang

mekanik karena biasanya seorang mekanik membawa air clock book, memeriksa

trabe1 berikutnya, dan melihat ada ]aporannya. Sebelum itu terdakwa pemah

bertemu orang tersebut.Dan menurut terdakwa itu cara yang terbaik, kerena on the

spot (di lapangan) akan mendapat data yang baik bukan ke kantor bahwa data

akurat dapat didapat hanya lewat wawancara dengan mekanik karena kejadian

telah berlalu, dan pak Ramelgia belum mendapat laporan ; -------------------------

Bahwa Terdakwa tidak mempunyai ketertarikan di dalam politik dan budaya;------

Bahwa Terdakwa tidak menikmati meal service dan tidak mengetahui Eva

menyajikan welcome drink saat penerbangan tersebut ; -----------------------------

Bahwa Terdakwa tidak menyuruh dan mengamati Yeti dan Odi menyajikan dan

menyiapkan makanan; -----------------------------------------------------------------------


70

Bahwa ada dua laporan isinya berbeda karena sesuai dengan arahan-arahan dari

atasan terdakwa , laporan untuk segera dibuat agar dapat langsung ditindak

1 anjuti. Dan laporan tersebut digabungkan dan dirangkum. -----------------------------

Bahwa terdakwa tidak tahu bahwa di dalam penerbangan itu nanti akan bertemu

dengan Yeti dan Odi. -------------------------------------------------------------------------

Bahwa untuk menanyakan daftar nama-nama yang akan berangkat dalam suatu

penerbangan terdakwa dapat menanyakan di kantor pusat tempat bookingan tiket.-

Bahwa maksud untuk kalimat 'agar dapat terbang dalam kesempatan pertama

adalah apabila ada penerbangan yang lebih awal dari beberapa penerbangan dapat

diberikan;---------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa tidak pemah meminta kepada saudara Odi dan Yeti untuk

menyajikan minuman kepada Munir;------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa tidak pemah rneminta saudara Odi dan Yeti memasukkan arsen

ke rninurnan sauadara Munir; ---------------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa tidak m.engetahui kebiasaan dan minum.an kesukaan saudara

Munir karena tidak kenal saudara Munir sebelumnya; ----------------------------------

Bahwa surat internal office Garuda jelas di sana diatur fungsi Aviasen security

(Avsec) meliputi 3 wilayah Jakarta-Singapur, Jakarta-Australia, Jakarta-Denpasar,

Jakarta-Surabaya. yang menentukan wilayah definet:if untuk Avse c saat itu

dengan melihat sikon dan yang menentukan Ramelgia; --------------------------------

Bahwa terdakwa tidak tahu apa sudah ada bentuk laporan yang baku, terdakwa

hanya membuat laporan sesuai dengan apa yang didapat dan lebih terurai dan

laporan saya diterima oleh pihak management; ------------------------------------------

Bahwa terdakwa menghadap Dirut karena adanya kejadian ini, apabila tidak ada

saya cukup dengan menghadap Pak Rarnel dan Pak Ponggo saja. Dan tanggapan

atas laporan tersebut tersebut diterima.Bahwa kegunaan keberangkatan terdakwa

ke Singapura hasil laporan terdakwa untuk mengetahui secara faktual untuk

kroscek dan setelah ditelusuri mengenai ada kerugian besar. Dan ada ucapan

terima kasih dari Pak Ramel, Manager Operasi, Ruddy AA, Dirut Operasi; ······--·
71

Bahwa terdakwa dijanjikan akan disel olahkan ke Singapura untuk Avsec yang

menjanjikan Ramelgia secara lisan saat ..tu ada Pak Daan Direktur Personalia; -----

Bahwa dalam prakteknya tidak sela]u penugasan didahului dengan surat tugas ; ---

Bahwa penugasan terdakwa ke Singapur, sudah direncanakan lama, akan tetapi

karena kesibukan Pak Ramelgia; ----------------------------------------------------------

Bahwa terdakwa tidak pemah mengikuti kegiatan Munir dan tidak tertarik; -------

Bahwa terdakwa pemah menghubungi Brahmani lewat telpon ke rumahnya dan

ke Handphone , dan tanggapannya agar terdakwa lebih sabar menghadapinya dan

terdakwa juga pernah melakukan hubungan komunikasi ke saudara Yeti dan Odi

beberapa kali Karenba setelah kematian Munir di Expos terus dan merasa

terganggu terns terdakwa menelpon mereka menanyakan keadaan perasaan

mereka; ---------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa keadaan Munir saat masuk pesawat gembira dan sehat ; ---------------------

Bahwa kronologis pembuatan invoice yaitu selesai dari Singapura tanggal 8 kami

membuat laporan , biasanya bila t:idak ada kejadian tidak masalah akan tetapi

karena adanya kematian Munir terdakwa dipanggil. Waktu itu pak Ramelgia baru

pulang terbang ,chief pilot terdakwa memerintahkan ke pak Rame]gia untuk

biaya ke Singapur atas biaya s a n a . lalu terdakwa berikan surat tertanggal 1 5 .09.

04 lalu atas permintaan pak Karma} untuk pak Ramelgia merubah menjadi tanggal

4. 09. 2004; ------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa No.telpon terdakwa 7407459 atas nama Otong b. Sarman karena rumah

tersebut baru terdakwa beli , no.HP: 08159690617 dan no. 08158202485 dari

kantor; -------------------· ---------------------------------------------------------------------

Bahwa pada tanggal 6 september 2004 terdakwa dijemput oleh crew transport

dan diatur oleh crew transport Garuda terdakwa t:idak tahu siapa yang

menentukan penerbangan pada tanggal 6 .09.2005 , tetapi ada mobil jemputan

yang membawa surat agar terdakwa berangkat dalam penerbangan dengan

pesa wat GA 97 4; ----------------------------------------------------------------------------

Bahwa yang menugaskan terdakwa adalah perusahaan dan tidak ada instansi

lainnya yang menugaskan terdakwa; ------------------------------------------------------


72

Bahwa terdakwa tidak mengenal orang - orang BJN ;-----------------------------------

Bahwa terdakwa pernah bertemu Eni di Mess Irian ; ----------------------------------

Bahwa terdakwa tidak pemah mempunyai nomor - nomor yang tertera didalam

print out ; ------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa selanjutnya pengadilan telah memperhatikan segala sesuatu

selama pemeriksaan persidangan berlangsung, demi singkatnya isi putusan ini cukuplah

ditunjuk hal-hal yang tertera secara lengkap di dalam berita acara persidangan yang

kesemuanya telah dianggap tercakup semuanya dan ikut dipertimbangkan di dalam isi

putusan ini ; ---- ---------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan segala alat bukti yang diajukan di persidangan

dalam rangkaian dan hubungannya satu dengan yang lainnya, pengadilan telah

mendapatkan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan dan tidak dapat lagi

disangkal kebenarannya yang pada pokoknya sebagai berikut: -------------------------------

1. Bahwa benar Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto adalah Karyawan

PT.Garuda Indonesia dengan jabatan Pilot Pesawat Jenis Air Bus 3 3 0 ; ----------

2. Bahwa benar atasan langsung Terdakwa adalah saksi Carmel Fauza Sembiring

selaku Chief Pilot yang membawahi semua penerbang pesawat Air Bus ; --------

3. Bahwa benar saksi Suciwati adalah isteri almarhum M un ir ; ------------------------

4. Bahwa benar Munir adalah pimpinan Kontras salah satu Lembaga Swadaya

Masyarakat yang dikenal sering mengkritik kebijaksanaan pemerintah

khususnya TNI dan Badan Intelejen di bidang Hak Asasi Manusia (HAM) dan

orang hilang ; -------------------------------------------------------------------------------

5. Bahwa benar Munir dikenal di kalangan Badan Intelejen Nasional sebagai orang

yang vokal dan sering mengkritik pemerintah, sehingga pemah diingatkan untuk

tidak vokal mengkritik pemerintah, akan tetapi kenyatanannya Munir tetap

vokal ; ---------------------------------------------------------------------------------------

6. Bahwa benar Pada Tanggal 6 September 2004 Munir berangkat ke Amsterdam

(Negeri Belanda) dengan maksud belajar di kota di Utrech; -------------------------


73

7. Bahwa benar Terdakwa telah menghi ibungi saksi Rohainil Aini lewat telepon

untuk minta berangkat ke Singapura dengan penerbagan Pesawat GA 974

selaku ekstra crew melakukan tugas tidak terbang pada tangga1 6 September

2004; �--------------------------------------------------------------------------------------

8. Bahwa benar atas permintaan Terdakwa, saksi Rohainil Aini membuat dan

menandatangani nota perubahan No. 219/04 tanggal 6 September 2004 untuk

memberangkatkan Terdakwa ke Singapura dengan Pesawat Boeing 747-400

Flight GA 974 pada hari itu juga 6 September 2004 dengan mengatasnamakan

Chief Pilot Karmal Fauzan Sembiring ; ------------------------------------------------

9. Bahwa benar Keberangkatan, jenis tugas dan kedatangan Terdakwa ke dan dari

Singapura sampai di Jakarta kembali, tidak diketahui oleh saksi Chief Pilot

Karmal Fauza Sembiring selaku atasan langsung Terdakwa ; -----------------------

1 0 . Bahwa benar saksi Indra Setiawan selaku Direktur Utama PT.Garuda Indonesia

yang membuat Surat Penugasan Nomor GARUDA/DZ-2270/04 tertanggal 11

Agustus kepada Terdakwa dengan Cc kepada Direksi, O F , I S , ID ; -----------------

1 1 . Bahwa benar untuk melakukan tugas perjalanan ke Singapura diperlukan Surat

Perintah Perjalanan Dinas dan harus dipertanggung jawabkan oleh yang

melakukan perjalanao ; --------------------------------------------------------------------

I 2. Bahwa benar saksi Ramelgia Anwar selaku Vice President Corporate Security

telah membuat 2 (dua) pucuk surat yang mempunyai 2 (dua) tanggal yang

berbeda untuk jenis tugas yang sama yaitu Surat Penugasan Interoffice

Correspondence yang ditujukan kepada Chief Pilot A330 agar mengijinkan

Terdakwa Pollycarpus melakukan tugas terbang non aktif crew pada sektor

JKT-SUB-JKT atau JKT-DPS-JKT atau JKT-SIN-JKT, masing-masing adalah

l(satu) surat penugasan tertanggal 1 5 September 2004 yang dibuat pada tanggal

1 5 September; dan l(satu) surat tertanggal 4 September 2004 yang dibuat pada

tanggal 1 7 September 2004 ; -------------------------------------------------------------

1 3 . Bahwa benar 2 (dua) pucuk surat yang dibuat saksi Ramelgia Anwar pada

tanggal 15 dan 17 September 2004 tersebut adalah untuk keperluan sebagai

surat tugas yang telah dilakukan oleh Terdakwa sebelumnya yaitu berangkat ke

Singapura pada tanggal 6 September 2004 ; -------------------------------------------


74

1 4 . Bahwa benar selain 2 (dua) surat tugas yang mempunyai tanggal pembuatan

yang berlainan dan dibuat kemudian sesudah tanggal 6 September 2004,

Terdakwa tidak mempunyai surat tugas lain yang menyebutkan tentang

perjalanannya ke Singapura sebagai non aktif crew atau ekstra c r e w ; - - - - - - - - - - - - -

1 5 . Bahwa benar ketika Terdakwa berangkat ke Singapura pada tanggal 6

September 2004, 2 (dua) surat tugas tersebut belum dibuat oleh saksi Rarnelgia

/\rtwar;--------------------------------------------------------------------------------------

1 6 . Bahwa benar saksi Ramelgia Anwar tidak pernah memberitahukan

keberangkatan Terdakwa ke Singapura kepada saksi Chief Pilot Kannal Fauzan

Sembiring atasan langsung Terdakwa ; -------------------------------------------------

1 7 . Bahwa benar jenis paspor yang dipergunakan Terdakwa berangkat ke Singapura

adalah paspor hijau ; -----------------------------------------------------------------------

1 8 . Bahwa benar Terdakwa kenal dengan Munir dan berada di dalarn satu pesawat

dengan nomor penerbangan Garuda GA 974 Jakarta - Singapura pada tanggal 6

September 2 004 ; --------------------------------------------------------------------------

1 9 . Bahwa benar Terdakwa telah menav arkan tempat duduknya di kelas bisnis

Nomor 3 K kepada Munir yang sebe arnya mempunyai boarding Pass Nomor

tempat duduk 40 G, sehingga di dalam perjalanan dari Jakarta ke Singapura

Munir duduk di nomor kursi 3 K, sedang Terdakwa atas saran saksi Purser

Brahrnani Hastawati pindah tempat duduknya tidak di Nomor 40 G, melainkan

di Nomor 1 1 B ; ----------------------------------------------------------------------------

20. Bahwa benar selama di dalam pesawat Terdakwa bertemu dan bertegur sapa

dengan beberapa orang diantaranya saksi Brahmanie Hastawati selaku Purser,

saksi Oedi Irianto yang bertugas sebagai pramugara penyedia minuman

(welcome drink) dan makanan (meal), serta saksi Yeti Susrniarti yang bertugas

sebagai pramugari yang menyajikan atau yang memberikan langsung minuman

dan makanan tersebut kepada para penumpang di kelas bisnis ; --------------------

2 1 . Bahwa benar penyajian minuman (welcome drink) dilakukan pada saat sebelum

pesawat bergerak (blok o


ff) dari Jakarta, dan penyajian makan malam (meal)

dilakukan pada saat pesawat sudah take off dan mencapai ketinggian seimbang

(stable) dengan ditandai tanda memasang sabuk pengaman (fasten seat belt)

di padamkan ; -------------------------------------------------------------------------------
75

22. Bahwa benar cara penyajian di dalar kelas bisnis untuk minuman (welcome

drink) dipersilahkan memilih dan mengambil sendiri, sedang untuk makanan

(meal), pen umpang hanya bisa mentilih atau memesan berdasarkan tawaran

pramugari, clan selanjutnya pramugari tersebut meyajikan makanan yang dipilih

atau dipesan penumpang yang bersangkutan � -----------------------------------------

23. Bahwa benar saksi Yeti Susmiarti yang bertugas menyodorkan pilihan

rninuman (welcome drink) kepada Munir sebelum take off, dan Munir memilih

minuman orange juice dengan cara mengambil sendiri dari nampan yang

disodorkan, selanjutnya orange juice tersebut telah dirninum Munir sampai

h a b i s ; ----------------------------------------------------------------------------------------

24. Bahwa benar saksi Yeti Susmiarti juga yang bertugas menyajikan dan

menawarkan pilihan makanan kepada Munir yang telah dipersiapkan dan

disusun di rak makanan setelah take off, dan Munir memilih atau memesan

makanan mie goreng, kemudian saksi Yeti Sumiarti mengambil mie goreng

yang telah disiapkan di rak makanan dan diberikan kepada Munir, selanjutnya

mie goreng tersebut telah dimakan Munir sampai habis ; ----------------------------

2 5 . Bahwa benar saksi Oedi Irianto selalu siap dan mengawasi semua kegiatan saksi

Yeti Susmiarti se1ama penyaj ian ; -------------------------------------------------------

26. Bahwa benar selama penerbangan Jakarta-Singapura, Terdakwa hanya duduk di

kursinya nomor 11 B ketika take off dan landing saja, selebihnya Terdakwa

tidak berada di tempat duduknya, tidak mau makan makanan yang disajikan dan

berjaJan mondar-mandir di sekitar ruangan kelas bisnis, berdiri di bar premium

dan di depan toilet/lavatory kelas bisnis ; ----------------------------------------------

27. Bahwa benar semua ekstra crew dalam perjalanan tersebut duduk beristirahat

dan kebanyakan tidur ditempat duduknya, kecuali Terdakwa yang tidak berada

di ternpat duduknya ; ----------------------------------------------------------------------

2 8 . Bahwa benar masa atau walctu perjalan Jakarta-Singapura dari block off to block

on selama 1 (satu) jam dan 3 8 menit ; -------------------------------------------------

29. Bahwa benar ketika pesawat dengan Flight No. GA 974 transit di Singapura

kurang lebih selama 1 jam, semua penumpang turun dan rnenuju ruang tunggu

masuk kembali untuk melanjutkan perjalanan lagi dengan pergantian crew yang

sebelumnya mereka merupakan ekstra crew dari Jakarta - Singapura ; ------------


76

30. Bahwa benar di dalam maupun di sekitar ruang tunggu transit tidak terdapat

toko atau orang-orang yang menjual makanan atau minuman; ----------------------

3 1 . Bahwa benar Terdakwa bermalam di hotel Novotel Apollo Singapura dan

melak:ukan chek in sendiri, setelah beristirahat tidur, pagi harinya pada tanggal 7

September 2004 jam 7.30 waktu Singapura Terdakwa kembali ke Jakarta ; -----

3 2 . Bahwa benar sampai saat keberangkatan Terdakwa kembali ke Jakarta, tidak

ada seorangpun petugas resmi di bandara changi yang ditemui Terdakwa dalam

rangka melaksanakan tugas pengechekan terhadap pesawat GA 974 yang

bermasalah (melakukan dumping fuel) pada minggu ke-4 bulan Agustus 2004;--

3 3 . Bahwa benar setelah transit selama I (satu) jam di Bandara Changi Singapura,

Pesawat Garuda dengan flight No. GA 974 melanjutkan perjalanan ke

Amsterdam pada j am 01.00 lewat take off dari bandara Changi dengan

pimpinan Kapten Pilot Pantun Matondang ; -------------------------------------------

34. Bahwa benar sesaat setelah selesai pelayanan welcome drink, Munir merasa

perutnya pedih dan minta obat promaag kepada saksi Tia Dewi Ambari yang

sedang melewati tempat duduk 40 G, akan tetapi obat promaag yang diminta

tidak diperoleh karena di dalam pesawat tidak tersedia obat promaag ; ------------

3 5 . Bahwa benar kira-kira 15 menit setelah take off, semua petugas mulai

menghidangkan makan malam (meal) kepada penumpang, Munir pada saat

dilayani untuk makan malam menolak untuk makan dan hanya minta teh hangat

dengan gula, selanjutnya Munir merasa mual dan pergi ketoilet bolak-balik

selama masa penyajian makan malam tersebut ; --------------------------------------

36. Bahwa benar setelah kurang lebih 2 jam penerbangan, Munir menemui saksi

Bondan selaku pramugara yang bertugas di pesawat dan mengatakan bahwa ia

sakit dan beberapakali muntah-muntah, serta ingin bertemu dan minta dirawat

saksi Dr.Tarmizi yang duduk di kelas bisnis, setelah saksi Dr.Tarmizi

dibangunkan, kemudian melakukan perawatan darurat terhadap Munir di kelas

b i snis dengan perlengkapan obat yang tersedia dalam pesawat ; - - ----- - --- ---- --- r- -

37. Bahwa benar selama pe rawatan oleh saksi D r Tarmizi, Munir dipindahkan

tempat duduknya di keJas b i snis nomor 4 yang kebetulan kosong, M unir merasa

sakit perut yang hiJang timbul, selalu pe rgi ke toilet, muntah-muntah dan dalam
77

keadaan mengerang kesakitan Munir ninta untuk tiduran dilantai sehingga oleh

saksi Dr. Tarmizi diijinkan supaya Lebih Leluasa tidurnya ; --------------------------

3 8 . Bahwa benar kurang lebih 3 (tiga) jam sebelum mendarat di Amsterdam, Munir

diketahui telah meninggal dunia di dalam pesawat GA 974 tersebut; -------------

39. Bahwa benar jenasah Munir telah dilakukan otopsi yang hasilnya disimpulkan

oleh petugas yang berwenang bahwa Munir meninggal karena racun arsen yang

masuk ke dalam tubuhnya melalui mulutnya ; -----------------------------------------

40. Bahwa racun arsen yang masuk ke dalam tubub Munir melalui mulutnya, bisa

bersamaan bercampur dengan minuman atau bersamaan bercampur dengan

makanan ; -------------------------------· ... ·-------------------------------------------------

4 1 . Bahwa benar jenasah Munir dijemput dan dibawa saksi Suciwati ke Indonesia

dan telah dimakamkan di Malang pada tanggal 9 September 2004 ; --------------

42. Bahwa benar Terdakwa mendengar berita melalui media massa bahwa Munir

telah meninggal dunia di dalam pesawat garuda nornor penerbangan GA 974

dalam perjalanan dari Singapura menuju Amsterdam pada tanggal 6 September

2004 ; ----------------------------------------------------------------------------------------

43. Bahwa benar Terdakwa telab membuat 2 (dua) pucuk surat ketikan manual

masing-masing tertanggal Jakarta, 8 September 2004 yang ditujukan kepada VP

Corporate Security di Jakarta dengan tembusan kepada DZ GA, DO GA, OF

GA, dan tertanggal Jakarta, 8 September 2004 yang ditujukan kepada Manager

Operasi Penerbangan di Tempat, dengan tembusan kepada DZ GA, DO GA, OF

GA., dan surat-surat tersebut baru diserahkan kepada saksi Ramelgia Anwar

pada tanggal 1 5 atau 1 6 September 2004 ; ---------------------------------------------

44. Bahwa benar Terdakwa telah menghubungi beberapa orang dan berbicara

melalui telepon di antaranya dengan saksi Brabmanie Hastawati, saksi Oedi

Irianto dan saksi Yeti Susmiarti tentang berita kematian Munir di dalam pesawat

garuda tersebut, Terdakwa berkehendak untuk meJakukan pertemuan

menyamakan persepsi dan mengajak mencari pengacara apabila dijadikan

tersangka dalam kasus kematian Munir ; -----------------------------------------------

4 5 . Bahwa benar telah terjadi hubungan komunikasi melalui telepon antara nomor

telepon genggam (hand phone) 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 dengan nomor telepon rumah 0 2 1 -

7407459 pada tanggal 25 Agustus 2004 sebanyak l(satu) kali; pada tanggal 3
78

September 2004 sebanyak l(satu) kali; pada tanggal 6 September 2004

sebanyak l(satu) kali dan pada tanggal 7 September 2004 sebanyak 2(dua) kali ;

46. Bahwa benar telah terjadi hubungan komunikasi melalui telepon antara nomor

telepon genggam (hand phone) 0811900978 dengan nomor telepon genggam

(hand phone) 08159202267 pada tanggal 7 September 2004 sebanyak 5(1ima)

kali, dan pada tanggal 1 3 Nopember 2v04 sebanyak 4(empat) k a l i ; ---------------

47. Bahwa benar telah terjadi hubungan komunikasi melalui telepon antara nomor

telepon genggam (hand phone) 0811900978 dengan nomor telepon genggam

(hand phone) 0 8 1 5 8 4 3 0 4 3 7 5 pada sejak tanggal 1 7 Nopember 2004 sebanyak

27( duapuluh tujuh) kali ; ------------------------------------------------------------------

48. Bahwa benar nomor 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 adalah nomor simcard dari telepon genggam

(hand phone) yang dikuasai atau dipegang saksi Muchdi Purwopranjono,

sedang nomor 021-7407459 adalah nomor telepon rumah tempat tinggal

Terdakwa Pollycarpus; nomor 0 8 1 5 9 2 0 2 2 6 7 dan nomor 0 8 1 5 8 4 3 0 4 3 7 5 adalah

nomor telepon genggam (hand phone) milik Terdakwa Pollycarpus : --------------

49. Bahwa benar racun arsen adalah jenis racun tikus yang mudah didapat dan

dibeli secara bebas di toko-toko yang menyediakan untuk itu ; ---------------------

50. Bahwa benar racun arsen pada umumnya bersifat padat dan dapat berupa serbuk

yang mudah larut di dalam air dan tidak akan merubah wama maupun rasa

minuman atau makanan yang dicampurinya; ------------------------------------------

5 1 . Bahwa benar racun arsen apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mulai

mempunyai reaksi paling cepat 30 menit sampai dengan 60 menit, clan paling

lama 3 atau 4 jam kemudian, manusia akan mulai mual sakit pedih perutnya,

kepengin muntah merasa panas lebernya dan berakibat meningal dunia ; ---------

52. Bahwa benar larutnya serbuk racun arsen di dalam minurnan atau makanan yang

dingin akan lebih lambat dibanding dengan apabila dilarutkan di dalam

minuman atau makanan yang panas ; --------------------------------------------------

----- Bahwa fakta-fakta selebihnya akan ditentukan bersamaan dengan pembahasan atau

pembuktian dakwaan Penuntut Umum di bawah nanti ; ----------------------------------------


79

----- Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan tersebut,

Pengadilan hendak membahas dan membuktikan dakwaan Penuntut Umum yang telah

dibacakan pada awal persidangan perkara ini : ---------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa dakwaan Penuntut Umum berbentuk kumulatif terdiri dari

dakwaan Kesatu menyangkut Pasal 340 KU.H.Pidana jo. Pasal 55 ayat 1 ke -1

K. U.H.Pidana , dan dakwaan kedua menyangkut Pasal 263 ayat 2 K U.H.Pidana jo.

Pasal 55 ayat 1 ke-I KU.H.Pidana, dibabas dan dipertimbangkan sebagai berikut ; ------

----- Menimbang, bahwa Pasal 340 KUH Pidana bunyi lengkapnya sebagai berikut : ------

"Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu

menghilangkan jiwa orang lain, dihukum; karena pembunuhan direncanakan,

dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara

selama-lamanya duapulult tahun"

----- Menimbang, bahwa dakwaan tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut: ----

a. Unsur "barang siapa ": -------------------------------------------------------------------

"d. . , , .
b• U11sur engan sengaJa , ---------------------------------------------------------------

c. Unsur "dlrencanakan lebih dulu"; ----------------------------------------------------

d. Unsur "menghilangkan jiwa orang lain" --------------------------------------------

a. Unsur "barang slapa" dibahas sebagai berikut : ---------------------------------------------

Bahwa "barang slapa" adalah untuk mengetahui siapa atau siapa saja orangnya

yang didakwa atau akan dipertanggungjawabkan karena perbuatannya yang telah

dilakukan sebagaimana dirumuskan di dalam surat dakwaan ; - ------ - ---------------

Bahwa selama pemeriksaan perkara d i persidangan berlangsung temyata tidak ada

orang lain l a gi selain Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto yang diajukan

sebagai terdakwa yang akan dib uk tika n perbuatannya ; -------------------------------

Bahwa berdasarkan hal tersebut, maka Pengadilan berpendapat unsur "barang

siapa" telah terpenuhi ; --------------------------------------------------------------------

b. Unsur "dengan sengaja": ------------------------------------------------------------------------


80

Bahwa dengan sengaja dalam unsur ini mempunyai arti adanya niat atau maksud

yang timbul dari pelaku yang dalam keadaan sadar untuk melakukan suatu

perbuatan yang sudah diketahui akibat yang akan terjadi ; -----------------------------

Bahwa niat atau maksud tersebut dapat diketahui dari adanya perbuatan persiapan

oleh pelaku ;--------------------------------··--------------------------------------------------

Bahwa kesengajaan yang dimaksud dapat diketahui dari adanya pelaku yang sadar

apabila perbuatan tersebut dilakukan akan berakibat orang lain meninggal dunia,

dan dengan kesadaran dan pengetahuan yang demikian si pelaku kemudian tidak

berusaha mencegah perbuatannya atau mengurungkan niatnya, akan tetapi

sebaliknya si pelaku tetap melakukan perbuatannya ; ---------------------------------

Bahwa fakta hukum yang terungap di persidangan angka 39 menyebutkan bahwa

benar jenasah Munir telah dilakukan otopsi yang hasilnya disimpulkan oleh

petugas yang berwenang bahwa Munir meninggal karena racun arsen yang

masuk ke dalam tubuhnya melalui mulutnya ; --------------------------------------

Bahwa fakta bukum yang terungkap di persidagan angka 40 menyebutkan bahwa

racun arsen yang masuk ke dalam tubuh Terdakwa melalui mulutnya, bisa

bersamaan melalui minuman atau bersamaan melalui makanan ; ------------------

Bahwa fakta hukum yang terungkap di persidangan angka 51 menyebutkan

bahwa benar racun arsen apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mulai

mempunyai reaksi paling cepat 30 menit sampai dengan 60 menit, dan paling

lama 3 atau 4 jam kemudian, manusia akan mulai mual sakit pedih perutnya,

kepengin munrah merasa panas lehernya dan berakibat meningal dunia ; ---------

Babwa untuk mentukan terpenuhi I tidaknya "unsur dengan sengaja" di atas,

baruslah dapat dijawab pertanyaan yang timbul adalah : ------------------------------

l.Apakalt Terdakwa dalam keadaan sadar telah melakukan perbuatan

persiapan untuk memasukkan racun arsen kedalam tubub Munir? ; Dan --

2. Apakah Terdakwa mengetahui akibat yang akan dlalami atau diderlta

Munir apabila racun tersebut tetap dimasukkan ke dalam tubuh Munirt : -

Menimbang, bahwa sejalan dengan pertanyaan di atas, pengadilan sependapat

dengan Terdakwa dan Tim Penasehat hukumnya pada awal pembelaannya telah dengan

tegas mengajukan pertanyaan yang harus dijawab yang pada pokoknya apakah seorang
81

Pollycarpus (Terdakwa) yang bekerja sebagai Pilot Garuda mempunyai kepentingan

membunuh seorang Munir?, Apakah benar dalam dlrl seorang pilot Garuda bernama

Pollycarpus terdapat motivasi an niat yang meyakinkan sehingga la dianggap punya

kepentingan untukmelenyapkan nyawa Munir?; -----------------------------------------------

----- Menimbang bahwa sebelum menjawab 2 (dua) pertanyaan yang terdahulu,

pengadilan mernandang perlu untuk membahas dan menentukan "Apakah terdapat

terdapat motivasi atau alasan pada diri Terdakwa untuk menghilangkan jiwa Munir?;]--

--- Menimbang bahwa untuk menjawab pertanyaan tersebut pengadilan membahas clan

mempertimbangkan sebagai berikut : ----------�

Bahwa saksi H Muchdi Purwo Pranjono sebagai Mantan Deputy V pada Badan

Intelejen Nasional (BIN), menerangkan di persidangan bahwa Munir adalah salah

satu anggota LSM, Ketua dewan Kontras yang vokal dan sering melakukan kritik

terdadap pemerintah terutama TNI dan BIN dalam mengambil langkab

keb ij aksanaan ; -------------- ------------------------------------------------

Bahwa sikap vokal Munir ini pernah diingatkan oleh saksi Muchdi agar berubah

tidak vokal, akan tetapi nyatanya setelah diperingatkan masih tetap vokal

mengkritik pemerintah terns ; ---------------------------------------------------------------

Bahwa saksi Suciwati menerangkan di persidangan bahwa pada hari

keberangkatan Munir ke Amsterdam, di Cengkareng Munir menelpon pak Hendro

Priyono apakah ia dicekal untuk ke Amsterdam dan mendapatkan jawaban tidak

dicekal ; ------------------------------------··-------------------------------------------------

Bahwa saksi Suciwati menerangkan bahwa ketika Munir di Bandara Cengkareng

sempat berceritera dengan teman-temannya bahwa ia pemah dicekal untuk tidak

pergi ke Swiss ; ------------------------------------------------------------------------------

Bahwa saksi M.Choirul Anam menerangkan bahwa Munir selaku pimpinan

Dewan Kontras yang sering memberikan kritik kepada pemerintah dan berjuang

dalam bidang penegakkan Hak Asasi Manusia, pernab di cekal oleh Hendro

Priyono selaku petinggi BIN untuk tidak boleh pergi ke S wi s s ; ---------------------

---- Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang tidak disangkal oleh

Terdakwa tersebut, pengadilan mendapatkan petunjuk bahwa terdapat pihak-pihak yang

tidak senang terhadap sikap vokal dan tindakan Munir yang sering melakukan kritik

kepada pernerintah tersebut ; ---------------------· --------------------------------------------------


82

----- Menimbang, bahwa sikap tidak senang tersebut ada]ah berupa sikap yang tidak

menginginkan Munir terus melakukan aksinya yang vokal dan selalu mengkritik

pemerintah, yang dengan kata lain sikap tidak senang tersebut diwujudkan dengan

munculnya daya bathin (motivation) atau motivasi yang menghendaki menghentikan aksi

Munir dengan cara berusaha menghilangkan Munir dari dunia ini yang berarti Munir

dikehendaki untuk dibunuh ; --------------------··--------------------------------------------------

---- Menimbang, bahwa fakta di persidangan angka 39 yang pada pokoknya menyatakan

Munir telah meninggal dunia karena di dalam tubuhnya terdapat kandungan racun arsen

yang masuk melalui mulutnya ; ---------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa oleh karena tak ada satu alat buktipun yang dapat menunjukkan

bahwa Munir telah melakukan bunuh diri ataupun keracunan yang tak disengaja, maka

pengadilan sependapat dengan Penuntut Umum maupun Tim Penasihat Hukum

Terdakwa bahwa Munir meninggal karena dibunuh o]eh seseorang atau beberapa orang

dengan menggunakan racun arsen ; ----------------------------------------------------------------

----- Menimbang, berhubung yang diajukan ebagai Terdakwa di dalam perkara ini

adalah satu orang yang bernama PolJicarpus, maka sekali lagi diulang pertanyaan yang

harus dijawab adalah: Apakah pada dirt Terdakwa mempunyai motivasi untuk

membunuh orang lain yang diwujudkan di dalam niatnya dengan maksud dan dengan

sengaja menghilangkan j iwa orang lain yaitu Munir? ------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa sebeJum menjawab pertanyaan di atas, perlu dikemukakan hal-

hal sebagai berikut : ---------------------------------------------------------------------------------

----- Bahwa Pengadilan tidak sependapat dengan Penuntut Umum yang menentukan

keberadaan motivasi Terdakwa untuk menghilangkan jiwa Murur dengan cara bertumpu

pada kebenaran keterangan saksi Rian Tan alias Eni yang keterangannya di dalam

berita acara pemeriksaan (BAP) Penyidik dibacakan di persidangao ; ---------------------

----- Bahwa sebaliknya Pengadilan sependapat dengan Tim Penasihat Hukum Terdakwa

yang menolak keberadan suatu fakta hukum dari Penuntut Umum yang menyatakan

Terdakwa adalah seorang Nasionalis berdasarkan keterangan saksi Hian tan alias Eni

yang dibacakan tersebut ; ----------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa Pengadilan berpendapat bahwa terhadap keterangan saksi yang

tidak pernah hadir meskipun telah dipanggil secara patut kemudian keterangannya

dibacakan di persidangan haoya mungkin akan menjadi petunjuk apabila keteraogan


83

saksi tersebut diakui secara tegas atau dibenarkan oleh Terdakwa serta mempunyai

kesamaan atau persesuaian dengan saksi- saksi yang disumpah ; ------------------------

----- Menimbang, bahwa oleh karena orang yang bemama Hian Tan alias Eni temyata

tidak pernah hadir di dalam sidang dan tidak pemah disumpah sebelumnya serta

disangkal keterangannya oleh Terdakwa, maka keterangan tersebut bukan merupakan alat

bukti yang sah dan harus dikesampingk:an ; -------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan hendak menjawab pertanyaan tentang

ada atau tidaknya motivasi Terdakwa untuk menghilangkan jiwa Munir dengan

pembahasan dan pertimbangan sebagai berikut : -------------------------------------------------

Bahwa fakta angka 45, 46, 47 dan 48 pada pokoknya menunjukkan adanya

hubungan kornunikasi lewat telepon dari nomor hand phone 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 yang

dikuasai atau dipegang saksi Muchdi Purwopranjono dengan nomor-nomor

telepon 021-7407459 yang merupakan nomor telepon rumah Terdakwa, nomor

hand phone 08159202267 milik Terdakwa dan nomor hand phone 0 8 1 5 8 4 3 0 4 3 7 5

milik Terdakwa ; yang kemuanya sebanyak tidak kurang dari 41 kali kontak

bicara ; ---------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa meskipun saksi Muchdi Purwopranjono menyangkal mengenal Terdakwa,

dan menyangkal pula berhubungan lewat telepon dengan Terdakwa, namun saksi

menerangkan benar bahwa Hand phone dengan nomor 0 8 1 1900978 terse but

berada di dalam penguasaanya dan membenarkan pula kebenaran hasil print out

dari Provider Company Telekornunikasi ; -----------------------------------------------

Bahwa keterangan saksi yang membenarkan atas penguasaan hand phone yang

nota bene merupakan barang bergerak tersebut, cukuplah bagi pengadilan untuk

mendapatkan petunjuk bahwa hand phone tersebut adalah milik saksi Muchdi

Purwopranjono yang tentunya bagi seorang petinggi intelejen dengan jabatan

Deputi V tidaklah begitu mudah membiarkan Hand phone miliknya sampai dapat

dipergunakan oleh orang lain, meskipun tagihannya tidak dibayar sendiri

melainkan dibayar oleh orang lain yaitu PT Barito Pasific Tower yang di handle

oleh Yohanes Hardian ; --------------------------------------------------------------------

Bahwa bukankah keberadaan jenis telepon genggam dewasa ini bagi perniliknya

adalah merupakan alat komunikas i modem yang dianggap paling praktis dan

sangat cocok untuk tujuan pembicaraan yang sifatnya lebih pribadi (privacy) dan

rahasia (confidential)?, karena selai hanya provider company yang bisa


84

mengetahui adanya kontak komunikasi antara nomor telepon yang satu dengan

yang lain, maka tak ada lagi yang bisa mengetahui isi pembicaraan kecuali

mereka sendiri yang sedang bicara ; ------------------------------------------------------

Bahwa keterangan saksi Muchdi Purwopranjono sepanjang menyangkut hand

phone miliknya dengan nomor 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 yang dapat dan boleh dipergunakan

orang lain atau siapa saja yang ingin menggunakan tanpa dapat menyebutkan

satupun siapa orangnya, adalah sangat tidak masuk diakal, karena bagi saksi yang

mempunyai jabatan strategis di lembaga tersebut tentunya hams menyadari betapa

membahayakan dan dapat merugikan dirinya apabila saksi tetap membiarkan

hand phonenya menjadi alat komunikasi bagi siapa saja yang mau memakai,

sementara itu saksi pasti menyadari meskipun bukan saksi yang membayar,

namun tagihan untuk nomor tersebut harus tetap dibayar dan dilunasi tepat waktu;

.Bahwa demikian pula keterangan Terdakwa yang tidak pernah disumpab

menerangkan tidak kenal dengan pemilik telepon gengam nomor 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8

tanpa alasan yang masuk akal, menurut hemat pengadilan Terdakwa telah

melakukan sangkalan yang tidak mendasar, sehingga harus dikesampingkan; -----

Bahwa berdasarkan fakta hukum yang menunjukkan adanya kontak telepon antara

nomor telepon Terdakwa dengan nomor 0811900978 yang jumlahnya tidak

kurang dari 4 1 (empat puluh satu) kali, maka pengadilan menemukan fakta lebih

lanjut tentang waktu-waktu tepatnya kapan dan bagaimana keadaan Terdakwa dan

Munir pada saat itu di antaranya sebagai berikut : mulai dari tanggal 25 Agustus

2004 atau waktu sebelum Munir berangkat belajar ke Amsterdam, kemudian pad.a

tanggal 6 September 2004 atau waktu sebelum Munir berangkat belajar ke

Amsterdam, tanggal 7 September 2007 jam 10.00 dan jam 11 Wib. waktu

Terdakwa pulang dari Singapura dan sudah berada di Jakarta dan Munir masih

dalam perjalanan dalam pesawat ke Amsterdam, masih tanggal 7 September 2004

jam 16 :49 Wib. (jam 10:49 Waktu Amsterdam) sampai dengan jam 2 1 : 0 5 Wib.

(jam 15:05 waktu Amsterdam) saat itu dapat dipastikan Munir telah meninggal

dunia, terjadi tidak kurang dari 5 (lima ) kali kontak pembicaraan ; dan

seterusnya pada tanggal 1 3 Nopember 2004 sebanyak 4 (empat) kali serta dari

tanggal 17 Nopember 2004 sampai dengan 25 Nopember 2004 sebanyak 27

(duapuluh tujuh) kali saat sudah mulai banyak pembicaraan di media massa

menyebut nama Terdakwa Pollycarpus terlibat di dalam kasus kematian Munir di

dalam pesawat Garuda Indonesia ; --------------------------------------------------------


85

--- Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut dihubungkan dengan

keterangan saksi Muchdi Purwopranjono yang membenarkan hasil print out yang

ditunjukkan di persidangan, serta keterangan Terdakwa yang tidak menyangkal nomor­

nomor telepon rum.ah maupun telepon gengammnya, pengadilan mendapatkan beberapa

petunjuk di antaranya sebagai berikut : ------------------------------------------------------------

Bahwa antara Terdakwa yang pekerjaannya secara resmi sebagai Pilot Pesawat

Garuda Indonesia dengan pembicara telepon nomor 0811900978 tersebut

mempunyai hubungan yang sangat erat terutama dalam kegiatan yang

berhubungan dengan tugas-tugas pembicara telepon nomor 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 tersebut

khususnya dalam rangka mengbilangkan jiwa Munir; --------------------------------

Bahwa di samping Terdakwa mempunyai pekerjaan resmi sebagai Pilot Garuda

Indonesia, Terdakwa juga memunyai kegiatan yang sama dan setujuan dengan

pembicara telepon genggam nomor 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 yang di antaranya tidak suka

membiarkan sifat dan perbuatan Munir yang vokal dan selalu mengkritik

kebijaksaaan Pemerintah terutama TNI dan Badan Intelejen Nas ional ; -------------

Bahwa saksi H.Muchdi Purwpranjono adalah orang yang sepatutnya mengetahui

siapa atau siapa saja orangnya y ang menggunakan telepon genggamnya bernomor

0811900978 clan berbicara dengan Terdakwa lewat nomor-nomor teleponnya

sebagaimana tertera di dalam print out di atas ; - - - - - - - --- -- -- - -------------------- - -- - ---

Bahwa meskipun dalam perkara ini tidal dinyatakan secara tegas siapa atau siapa

saja orangnya yang te]ah melakukan pembicaraan m el alui telepon genggam

bemomor 0811900978 tersebut, namun dapat diketabui bahwa orang tersebut

mempunyai hubungan yang sangat erat dan telah dikenal dengan baik oleh saksi

Muchdi Purwopranjono yang sel am a pemeriksaan tetap bungkam menyatakan

tidak tahu siapa yang menggunakan telepon genggamnya ; - --------- - -- - ------ - ---- - - -

Menimbang, bahwa selanjutnya muncu] kembali pertanyaan : siapa yang

mempunyai daya bathln atau motivasl untuk menghilangkan jiwa Munir ?, Apakah

Terdakwa mempunyai motivasl untuk menghllangkan jiwa Afunir ? ----------------------

--- - - Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi H. Muchdi Purwopranjono yang

menyatakan dirinya pemah mengingatkan melalui seniornya Munir agar Munir jangan

vokal mengkritik pemerintah, akan tetapi temyata Munir tetap vokal, pengadilan

mendapatkan petunjuk bahwa orang yang berbicara dengan Terdakwa lewat telepon

genggam 0811900978 adalah pihak yang juga tidak menghendaki Munir vokaJ
86

mengkritik Pemerintah, dan karena Munir tidak berubah dan tetap vokal mengkritik

Pemerintah, maka pihak pembicara itulah yang merupakan orang atau pihak yang mula­

mula mempunyai daya bathin atau motivasi (motivation) untuk menghentikan aksi vokal

Munir ter ebut dengan jalan menghilangkan jiwa Munir ; --------------------------------------

Babwa berdasarkan jumlah hubungan pembicaraan lewat telepon yang

mempunyai tingkat kekerapao (frequency) cukup sering, pengadilan

berpendapat babwa Terdakwa Pollicarpus di samping mempunyai pekerjaan

sebagai Pilot Garuda Indonesia, juga mempunyai kegiatan yang sama dengan

pembicara telepon genggam 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 ; ----------------------------------------------

Bahwa meskipun tidak ada satu saksipun yang mengetahui, mendengar atau

menerangkan tentang isi pembicaraan Terdakwa dengan pemegang telepon

genggam nomor 0811900978, namun berdasarkan petunjuk-petunjuk yang

didapat di persidangan dihubungkan dengan sikap keberadaan Terdakwa di dalam

pesawat selama penerbangan Jakarta-Singapura, maka pengadilan berpendapat

bahwa antara Terdakwa dengan pembicara telepon genggam bemomor

0811900978 telah terjadi kescpakatan tentang bagaimana cara pelaksanaan

keinginan mereka untuk menghilangkan jiwa M uni r ; ----------------------------------

Bahwa berhubung terjadi kesepakatan, maka dapat diketahui bahwa siapapun

mereka yang telah membicarakan bagaimana cara menghilangkan jiwa munir,

mereka itulah yang mempunyai keinginan, daya bathin atau motivasi untuk

menghilangkan jiwa Munir ; ----------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan petunjuk-petunjuk dan keterangan saksi Muchdi

Purwopranjono serta keterangan Terdakwa di atas, dihubungkan dengan kegiatan

Terdakwa di samping sebagai pilot Gamela juga mempunyai kegiatan sampingan yang

sama dengan kegiatan pembicara telepon gemgam Nomor 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 , maka pertanyaan

Terdakwa clan Tim Penasihat hukumnya sepanjang ada I tidaknya motivasi untuk

melenyapkan Munir dapat dijawab ialah bahwa Terdakwa Pollycarpus juga menghendaki

agar Munir tidak vokal mengkritik Pemerintah, sehingga pengadilan berpendapat babwa

Terdakwa mempunyai daya bathin atau motivasi atau alasan untuk menghllangkan

jlwa Munir dengan kata lain pada dif'i Terdakwa terdapat motivasl untuk

menghllangkan jlwa munir; ------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan pembahasan di atas, Pengadilan lebih lanjut

berpendapat babwa yang mempunyai keinginan menghilangkan jiwa Munir adalah bukan

hanya Terdakwa secara sendirian, melainkan masih ada pihak lain yang hams ditemukan
87

melalui penyelidikan yang lebih akurat oleh aparat penegak hukum yang berwenang

untuk i t u ; -----------------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa rnotivasi Terdakwa untuk menghilangkan jiwa munir tersebut

sernakin nyata dapat disimpulkan dari fakta hukurn angka 7 sampai dengan angka 12

yang pada pokoknya menyatakan tidak ada seorangpun atasan Terdakwa yang telah

memberikan tugas dinas untuk berangkat ke Singapura baik dalam bentuk lisan maupun

tertLtlis; -------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa berangkat ke Singapura atas keinginannya sendiri tanpa ada

surat perintah tugas resmi, tanpa ijin sa si Kannal Fauzan Sembiring selaku atas

langsung ; ---------------------------------------------· -------------------------------------

Bahwa sesuai keterangan saksi Suciwati bahwa pada tanggal 2 September 2004

seseorang yang mengaku bemama Poli telah menghubungi hand phone Munir dan

memastikan kapan keberangkatan Munir ke Amsterdam, dihubungkan dengan

hasil print out telepon yang menunjukkan adanya hubungan antara hand phone

Munir dengan hand phone Terdakwa, maka diperoleh petunjuk bahwa Terdakwa

segera menghubungi pembicara hand phone Nomor 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 beberapa kali

dan mempersiapkan diri dengan berbagai cara untuk bisa berangkat terbang

bersama Munir ke Singapura ; -------------------------------------------------------------

Bahwa keterangan terdakwa yang menyatakan diperintah secara lisan oleh saksi

Ramelgia Anwar dengan kata-kata "Pak Polly tolong dicek yang di Singapura"

adalah merupakan alasan yang mengada-ada, karena bentuk dan bunyi kalimat

"tolong" lebih condong mengandung arti permohonan yang lebih bersifat pribadi

dan kekeluargaan yang konsekwensinya apabila dilaksanakan terimakasih, apabila

tidak dilaksanakan tidak ada sangsinya � -------------------------------------------�-----

Bahwa lain halnya dengan perintah harus dinyatakan secara tegas dalam

kedinasan dan mempunyai konsekwensi apabila tidak dijalankan pasti mendapat

sangs1; ----------------------------------------------�----���-��---------�-------�---

Bahwa apabla kernudian Terdakwa berlindung pada Surat Tugas yang dibuat oleh

saksi Jndra Setiawan tertanggal 11 Agustus 2004, maka surat tersebut bukan

merupakan surat tugas untuk ke Singapura, melainkan hanya merupakan surat

penempatao Terdakwa untuk diperbantukan di Unit Corporate Sucurity; -:--------


88

- Bahwa keterangan saksi Achirina, saksi Karmal Fauzan Sembiring yang

menyatakan untuk suatu tugas dinas harus ada Surat Perintah Perjalanan Dinas

(SPPD), semakin menjadikan Terdakwa tidak lagi dapat mempertahankan

sangkalannya bahwa kepergiannya ke Singapura tanpa disertai surat tugas apapun

yang berakibat Terdakwa ketika di Singapura juga tidak mampu berbuat sesuatu

yang dapat meyakinkan atasannya bahwa ia sedang tugas, kecali hanya mengada­

ada dengan mengatakan telah mewawancari seseorang yang dikenal sebagai

mekanik pesawat di atas pesawat garuda dalam perjalanan ke Jakarta pada tanggal

7 September 2004 tanpa dapat dibuktikan kebenarannya; ----------------------------

Bahwa dapat dipastikan Terdakwa tidak mungkin melakukan chek on the sport di

Bandara Changi, karena apabila Terdakwa berusaha menemui petugas resmi di

Bandara Changi meskipun dan bagaimanapun juga ia kenal dengan para petugas

pasti Terdakwa akan di tanya dan di minta untuk menunjukan surat tugas resmi

tentang untuk maksud apa Terdakwa ke Bandara tersebut, dan hal ini pasti tidak

dapat dijawab oleh Terdakwa karena n.emang Terdakwa tidak mempunyai surat

tugas dimaksud; ---------------------------··------------------------------------------------

Bahwa untuk menutup ketidak lengkapan surat tugas Terdakwa dan untuk usaha

membenarkan alasan Terdakwa ke Singapura, Terdakwa telah lebih berani lagi

bekerja sama dengan saksi Ramelgia Anwar telah membuat 2 ( dua) pucuk surat

yang tidak benar dan tidak sesuai dengan keadaan yang selanjutnya; ----------------

----- Menimbang, bahwa alasan-alasan yang tidak masuk akal dan penuh ketidak benaran

yang dilakukan oleh Terdakwa dengan cara berangkat ke Singapura tanpa perintah, tanpa

surat tugas dan tanpa ijin atasan langsung tersebut telah menjadikan petunjuk bahwa

tidak ada tujuan ataupun motivasi lain selain Terdakwa berkeinginan untuk

menghilangkan jiwa Munir yang sudah dibicarakan dengan pembicara melalui telpon

genggam nomor 0 8 1 1 9 0 0 9 7 8 yang masih belum diketahui siapa orangnya; --------------

----- Menimbang, bahwa selanjutnya pengadilan hendak menjawab pertanyaan awal yang

muncul sebelum membahas tentang motivasi Terdakwa y a i tu : --------------------------------

- 1. Apakab Terdakwa dalam keadaan sadar telah melakukan perbuatan persiapan

untuk memasukkan racun arsen kedalam tubuh Munir?; Dan-------------------

- 2. Apakab Terdakwa mengetahui akibat yang akan dialami atau diderita Munir

apabila racun tersebut tetap dimasukkan ke dalam tubuh Munir? : ------


89

----- Menimbang, bahwa untuk menjawab pertanyaan tersebut dibahas dan

dipertimbangkan sebagai berikut : -------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa telah temyata mempunyai daya bathin atau motivasi atau alasan

untuk menghilangkan jiwa Munir ; -------------------------------------------------------

Bahwa fakta hukum yang terungkap di persidangan angka 39 dan 40 pada

pokoknya menyebutkan bahwa hasil otopsi petugas yang berwenang

menyimpulkan Munir meninggal karena di dalam tubuhnya terdapat racun arsen

dengan jumlah kadar yang mematikan, yang masuk melalui mulutnya bisa

bercampur dengan minuman atau bisa bercampur dengan makanan ; ----------

----- Menimbang, bahwa berhubungan dengan fakta di atas, maka telah terdapat 2(dua)

pilihan yang hams dibahas pengadiJan yaitu : 1.Apakah benar masuknya racun arsen ke

dalam tubub Munir melalui mulut bercampur bersama-sama penyajian minuman

(welcome drink)? Atau 2. Apakah bersama-ama dalam penyajian makanan (meal)?: ---

----- Menimbang, bahwa meskipun di dalam uraian dakwaan sampai dengan tuntutannya

Penuntut Umurn telah mendalilkan bahwa masuknya racun arsen ke dalam tubuh Munir

adalah bersamaan dengan minuman jus jeruk (orange juice) yang disajikan Saksi Yeti

Susmiarti sebagai welcome drink, namun Pengadilan juga harus memperhatikan adanya

kemungkinan lain sesuai fak:ta hukum yang menyatakan bahwa masuknya racun ke dalam

tubuh Munir melalui mulut yang bercampur dengan makanan (meal) berupa mie goreng;-

----- Menimbang, bahwa tindakan pengadilan dengan cara membahas adanya pilihan atau

kemungkinan lain selain yang di dakwakan dan dituntut oleh Penuntut Umum ini di

dasarkan pada alasan sebagai berikut : ------------------------------ ------------------------

a. Sesuai dengan tujuan pemeriksaan di dalarn perkara pidana adalah menemukan

kebenaran materiil, maka sistim pembuk:tian materiil yang diterapkan pengadilan

dalam perkara ini adalah dengan cara mernbahas dan membuk:tikan semua

altematif yang muncul berdasarkan fakta hukum, petunjuk maupun alat buk:ti

lainnya sepanjang masih masuk di dalam uraian dan pembahasan rurnpun unsur

unsur pasal yang didakwakan oleh Penuntut Umum terhadap Terdakwa ; -----------

b. Pembahasan tentang bagaimana masuknya racun arsen ke dalam tubuh munir

apakah melalui minurnan ataukan makanan adalah masih merupakan pembahasan

' .
unsur yang merup akan sa tu rumpun "d .
engan sengaja "
---------------------------------
90

c. Pengadilan mempunyai kewenangan untuk membuktikan dakwaan Penuntut

Umum sepanjang tidak ke luar dari unsur atau rumpun unsur dengan sengaja

dakwaan sehingga dimungkinkan mempunyai uraian pembahasan yang berbeda

dengan yang di dakwakan maupun yang dituntut oleh Penuntut Umum ; ----------

----- Menimbang, bahwa selanjutnya akan dibahas tentang bagaimana racun arsen masuk

ke dalam tub uh Munir, apakah bercampur dengan minuman jus jeruk: (orange juice)? : ---

Bahwa pengadilan tidak sependapat dengan Penuntut Umum yang menyimpulkan

bahwa Terdakwa telah memasukkan racun ke dalam gelas yang ada minumanjus

jeruk (orange juice) di dalamnya ; --------------------------------------------------------

Bahwa di samping Penuntut Umum tidak dapat memberikan analisa yuridis yang

dapat meyakinkan pengadilan, juga keadaan atau saat penyajian welcome drink

adalah saat-saat di mana hampir semua tempat termasuk: di pantry, jalanan di

antara deretan tempat duduk: atau gang-gang (aisles) dapat dipastikan masih

banyak penumpang yang lalu-lalang mencari tempat duduk: sesuai nomor

k-UJ·sinya; --------------------�--�-------------------------------------------------------------

Bahwa demikian pula bagi Terdakwa maupun sak:si Oedi Irianto dan saksi Yeti

Susmiarti masih sulit untuk mencari kesempatan memasukkan serbuk racun arsen

kedalam gelas yang berisi jus jeruk: (orange juice) tanpa dilihat penumpang,

karena di samping masih terdapat beberapa penumpang yang lewat karena

mencari tempat duduk sesuai nomor kursinya, juga saat itu menjelang take off

keadaan antar ruangan masih terbuka tembus pandang dan belum dibatasi dengan

kain gordian ; ---------------------------------------------------------------------------------

Bahwa kain gordian pembatas ruang kelas bisnis dan ruang kelas premium barn

akan di pasang menutupi ruangan keJas bisnis setelah masa take off diawali

dengan lampu tanda memasang sabuk pengaman (fasten sealt belt) dipadamkan ; -

Bahwa Pengadilan sependapat dengan Tim Penasehat Hukum Terdakwa yang

menyatakan bahwa tak: ada seorang saksipun yang mengetahui Terdakwa masuk

ke bagian pantry untuk memasukkan racun arsen ke dalam minuman orange juice;

Bahwa Penuntut Umum tidak dapat menunjukkan alat bukti apapun yang dapat

menunjukkan bahwa Terdak:wa, saksi Yeti Susmiarti maupun saksi Oedi

mengetahui dengan pasti bahwa Terdakwa akan memilih orange juice sesuai

posisi gelas yang disodorkan ; --------------------------------------------------------------


91

Bahwa apakah Terdakwa, saksi Yeti Susmiarti dan saksi Oedi Irianto tidak

memikirkan risiko yang akan menimpa penumpang lain seandainya minuman jus

jeruk (orange juice) ternyata dipilih oleh penumpang lain selain Munir? ; ---------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan pembahasan di atas, pengadilan berpendapat bahwa

masuknya racun arsen ke dalam tubuh Munir adalah buk:an bercampur dengan Jus jeruk:

(orange juice). melainkan masih ada kemungkinan atau alternatif lain yang akan dibahas

dan dipertimbangakan pengadilan di bawab ini berdasarkan alasan yang telah

dikem ukakan di atas ; --------------------------------------------------------------------------------

------ Menimbang, bahwa berhubung masih ada alternatif Jain di samping jus jeruk:

(orange juice), yang d.idakwakan oleh Penuntut Umum yaitu melalui makanan (meal),

maka Pengadilan merasa berwenang untuk membahas dan mempertimbangkan

berdasarkan alasan di atas, yaitu apakah benar masuknya racun arsen ke dalam tubuh

Munir melalui mulut bersamaan dengan rnakanan yang di sajikan Yeti Susrniarti berupa

mie goreng?, pengadilan membahas dan mempertimbangkan sebagai berikut :--------------

Bahwa fakta hukum pada angka 26 rnenyatakan bahwa benar selama

penerbangan Jakarta-Singapura, Terdakwa hanya duduk di kursinya nomor I I B

ketika take off dan landing saja, selebihnya Terdakwa tidak berada di tempat

duduknya, tidak mau makan makanan yang disajikan dan berjalan mondar­

mandir di sekitar ruangan kelas bisni , berdiri di bar premium dan di depan

toil I/lavatory kelas bisnis ; -----------------------------------------------------------------

Bahwa fakta huk:urn angka 20 rnenyebutkan bahwa benar selama di dalam

pesawat Terdakwa bertemu dan bertegur sapa dengan beberapa orang di

antaranya saksi Brahmanie Hastawati se/aku Purser, saksi Oedi lrianto yang

bertugas sebagai pramugara penyedia minuman (welcome drink) dan makanan

(meal), serta saksi Yeti Susmiarti yang bertugas sebagai pramugari yang

menyajikan atau yang memberikan langsung minuman dan makanan tersebut

kepada para penumpang di kelas bisnis ; -----------------------------------------------

Bahwa fakta hukum angka 44 menyebutkan bahwa benar Terdakwa telah

menghubungi beberapa orang dan berbicara melalui telepon di antaranya

dengan saksi Brahmanie Hastawati, saksi Oedi Jrianto dan saksi Yeti Susmiarti

tentang berita kematian Munir di dalam pesawat garuda tersebut, Terdakwa

berkehendak untuk melakukan pertemuan menyamakan persepsi dan mengajak

mencari pengacara apabila dijadikan tersangka dalam kasus kematian Munir ; --


92

Bahwa berdasarkan fakta hukum angka 20 dan angka 44 di atas, Pengadilan

berpendapat bahwa antara Terdakwa, saksi Brahmanie Hastawati, saksi Yeti

Susmiarti dan saksi Oedi Irianto sudah saling mengenal sesama pegawai atau

karyawan PT Garuda Indonesia ; ---------------------------------------------------------

Bahwa saksi Brahmanie Hastawati selaku Purser yang disibukkan dengan

pekerjaannya selama penerbangan Jakarta-Singapore melihat Terdakwa

senantiasa berada di sekitar bisnis kelas, mondar-mandir dan berdiri di sekitar bar

premium kelas deck bawah dan sempat ke kockpit pilot akan tetapi tidak tahu apa

yang dilakukan, ketika berpapasan dengan saksi di bar premium, Terdakwa

mengajak ngobrol, akan tetapi saksi Brahmanie menolak karena sibuk dengan

pelayanan penumpang dan control para crew yang bertugas � ------------------------

Bahwa fakta hukum angka 21 menyatakan bahwa penyajian minuman (welcome

drink) dilakukan pada saat sebelum pesawat bergerak (blok o


f f) dari Jakarta,

dan penyajian makan ma/am (meal) dilakukan pada saat pesawat sudah take o
f f

dan mencapai ketinggian seimbang (stable) dengan ditandai tanda memasang

sabuk pengaman (fasten seat belt) dipadamkan ; -----------------------------------------------

Bahwa sudah merupakan suatu keadaan yang telah diketahui oleh para

penumpang pesawat terbang, bahwa meskipun tanda memasang sabuk pengaman

dipadamkan, namun biasanya crew yang bertugas selalu memperingatkan bahwa

ketika para penumpang duduk dikursinya, maka dianjurkan tetap mengenakan

sabuk pengaman demi kesalamatan, serta memberitahukan pula bahwa sesaat lagi

para petugas awak cabin akan menghidangkan makan malam dengan pilihan

minuman panas atau dingin dan seterusnya : --------------------------------------------

Bahwa berhubung sesaat kemudian akan disajikan layanan makan malam, maka

dapat dipastikan para penumpang sebagaian besar atau hampir semuanya masih

tetap duduk: di tempat, dan biasanya mereka baru akan mulai berdiri atau berjalan

menuju toilet sesudah menghabiskan makan malamnya � ------------------------------

Bahwa berdasarkan beberapa fakta hukum di atas, pengadilan berpendapat,

bahwa keberadaan atau mobilitas para penumpang selama persiapan sampai saat

penyajian makan malam (meal) lebih sepi dari pada ketika disajikan minuman

(r11elcome drink);-----------------------------------------------------------------------------

Bahwa berdasarkan fakta bukum angka 26 yang dihubungkan lagi dengan

keterangan para saksi masing-masing saksi Brahmanie Hastawati yang


93

menerangkan Terdakwa senantiasa berada di sekitar kelas bisnis deck bawah,

mondar-mandir dan berdiri di bar premium serta mengajak mengobrol tetapi saksi

menolak karena sibuk, dan saksi Try Wiryasmadi yang melayani makan malam

Terdakwa telah menerangkan bahwa Terdakwa tidak makan dan tidak minum

bahkan hanya monar-mandir di dekat bar premium bertemu saki 2 (dua) kali dan

di dekat toilet I (satu) kali sampai di kelas bisnis, Pengadilan mendapatkan

petunjuk bahwa Terdakwa di tempat duduknya dalam keadaan bersiap-siap,

b gitu lampu tanda memasang sabuk pengaman (fasten seat belt) dipadamkan,

maka saat itu pula Terdakwa segera meninggalkan ternpat duduknya, berjalan

menuju ruang pantry dengan maksud menemui saksi Yeti Susmiarti dan saksi

Oedi Irianto yang telah berada di pantry tempat makanan berada dan dipersiapkan

untuk berbicara dan mengatur bagairnana cara memasukkan racun arsen ke dalam

makanan (meal);------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa bersama-sama saksi Oedi lrianto dan saksi Yeti Susmiarti yang

sudah saling kenal dipastikan dapat memanfaatkan waktu persiapan penyajian

makan malam dengan lancar dengan cara saksi Oedi membuk:a seal kertas timah

atau tutup apapun yang berada di atas dan menutupi makanan kemudian

Terdakwa menaburkan racun arsen ke dalam 2(dua) paket makanan pilihan yang

disediakan yaitu mie goreng dan pasta yang merupakan menu pilihan di kelas

bisnis untuk makan malam, kemudian menutupnya kembali dalam keadaan rapi ; -

Bahwa meskipun tidak pemah terungkap di persidangan bagaimana Terdakwa

mendapatkan racun arsen?, namun berdasarkan keterangan Ahli Ridla Bakri, Ahli

Budi Sampuma dan Ahli Addy Quresman Pengadilan mendapatkan petunjuk

bahwa untuk mendapatkan racun arsen dalam bentuk serbuk: adalah sangat mudah

bagi Terdakwa dengan cara membeli di toko yang menjual racun arsen, karena di

samping banyak dijual bebas oleh para pedagang, juga dilihat dari bentuk dan

jumlahnya yang sangat mudab untuk dibungkus dan disimpan kemudian dibawa

ke dalam pesawat tanpa dapat di deteksi karena bukan merupakan barang

terlarang atau barang yang hams dilaporkan (be declared) ; --------------------------

Bahwa terdapat waktu yang cukup untuk melakukan perbuatan persiapan tersebut

sejak saat tanda mengenakan sabuk pengaman dipadamkan sampai dengan saat

penyajian makan malam tersebut ; ---------------------------------------------------------

Bahwa adanya pembatas dan tempat yang eksklusif kelas bisnis yang selalu

ditutup partisi atau kain gordian yang ada, akan menambah sepi keadaan pantry
;

94

kelas bisnis tersebut sehingga Terdakwa bersama saksi Oedi Irianto dan Yety

Susmiarti lebih leluasa untuk membagi t gas dalam melaksanakan rencananya ; - - -

Bahwa sesaat setelah selesai pembicaraan singkat dan pembagian tugas,

Terdakwa segera dengan cepat keluar dari pantry menuju ke bar premium yang

membelakangi ruangan pantry untuk menunggu, mengawasi dan memastikan

pelaksanaan penyajian meal oleh saksi Yeti susmiarti yang telah dipersiapkan

oleh saksi Oedi Irianto dengan cara mondar-mandir dan senantiasa di sekitar kelas

bisnis, berdiri di depan toilet kelas bisnis, kemudian berdiri di bar premium dan

berpura-pura membaca majalah bahasa Belanda ; -------------------------------------

Bahwa sementara itu saksi Oedi Irianto dan saksi Yeti Susmiarti segera

meyiapkan dan menempatkan 2( dua) paket pilihan makanan (meal) mana yang

sudah ditaburi racun arsen oleh Terdakwa disendirikan untuk ditawarkan kepada

Munir, dan yang tidak beracun dapat dipastikan dibagikan kepada penurnpang

lain;--------------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa berhubung korban Munir hanya dapat memilih dengan memesan apa yang

ditawarkan saksi Yeti Susmiarti, maka ketika Munir menentukan pilihannya

berupa mie goreng, barulah saksi Yeti Susrniarti memberikan makanan mie

goreng beracun tersebut kepada korban Munir yang tidak pemah menyangka atau

menyadari akan menelan makanan bercampur barang racun arsen yang

mematikan ; -----------------------------------------------------------------------------------

Bahwa semua rangkaian kegiatan saksi Yeti Susmiarti selama menghidangkan

makanan (meal) mie goreng hingga di makan habis oleh Munir tersebut selalu

diawasi oleh saksi Oedi karena tugasnya, dan diawasi juga oleh Terdakwa dari

jarak yang tembus pandang atau dapat dilihat dengan cara Terdakwa mondar­

mandir di sekitar kelas bisnis, berdiri di toilet serta di bar premium sambil

berpura-pura membaca majalah bahasa Belanda, sampai saat Terdakwa merasa

yakin bahwa makanan yang disajikan saksi Yeti Susmiarti kepada Munir benar-

benar dimakan habis ; ----------------------------------------------------------------------

Bahwa dengan tindakan Terdakwa menaburkan racun pada makanan yang akan

dimakan oleh orang lain yaitu Munir, pengadilan berpendapat bahwa Terdakwa

telah mengetahui dengan kesadaran penuh bahwa orang makan racun arsen akan

berkibat meninggal dunia ; ------------------------------------------------------------------


95

Bahwa memang Terdakwa menghendaki tidak diperhatikan orang atau

pen um pang lain kecuali saksi Yeti Sumiarti dan saksi Oedi lrianto ketika

Terdakwa memasuki ruangan pantry yang bersebelahan dengan bar premium,

sehingga Terdakwa di mata penumpang kelihatan lebih leluasa dengan baju

eragam putih laksana pramugara berjalan mondar-mandir tanpa mendapat

kecurigaan penumpang. Sementara itu para penumpangpun tidak akan

memperhatikan sejauh mana dan mempunyai tujuan apa serta mempunyai

kegiatan apa Terdakwa berada di dalam ruangan pantry yang pada saat dan

selama masa penyajian meal di kelas bisnis dalam keadaan tertutup dibatasi

dinding partisi dan kain gordian ; ---------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa baik keterangan Terdakwa maupun pendapat Tim Penasehat

Hukumnya yang menyatakan tidak ada seorang saksipun yang dapat menerangkan di

persidangan bahwa Terdakwa telah masuk ke dalam ruangan pantry yang berlokasi di

balik dinding saling bertolak belakang dengan bar premium, Pengadilan membahas

sebagai berikut : --------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa untuk membuktikan keberadaan Terdakwa di pantry tidak harus dengan

keterangan saksi yang melihat langsung bal tersebut, karena di samping

keterangan saksi, masih ada alat bukti lain yang dapat menghasilkan petunjuk

bahwa sebenamya Terdakwa masuk ke ruang pantry; ----------------------------------

Bahwa benar tidak ada penumpang yang memperhatikan atau mencurigai hal

tersebut, oleh karenya tak satupun saksi dari penumpang yang berani

menerangkan keberadaan Terdakwa ketika memasuk.i ruangan pantry, kecuali

saksi Brahmanie Hastawati yang dengan tegas menerangkan Terdakwa bolak­

balik melewati bar premium, ruangan bisnis dan ruangan depan toilet tidak seperti

ekstra crew yang lain yang semestinya duduk manis dan sebagian besar tidur dan

tidak sibuk sendiri seperti Terdakwa yang hanya akan menggangu crew aktif

dalam kerjanya ; -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa keterangan saksi Oedi Irianto dan saksi yeti Susmiarti sepanjang ketidak

tahuannya Terdakwa yang mondar-mandir di sekitar ruangan kelas bisnis, berdiri

di bar premium membaca majalah berbahasa Belanda, berdiri di depan toilet kelas

bisnis tidak dapat dijadikan dasar atau lasan untuk menyatakan Terdakwa tidak

mernasuki ruangan pantry; bukankah saksi-saksi tersebut selalu ada dan siap sedia

di sekitar ruangan kelas bisnis? ------------------------------------------------------------


96

Bahwa saksi Oedi Irianto dan saksi Yeti Susmiarti yangjuga menerangkan bahwa

mereka juga dijadikan Tersangka peri stiwa kematian Munir di dalam nomor

perkara yang terpisah, ternyata di persidangan keterangannya bertentangan

dengan 2 (dua) orang saksi Iainnya yang bukan tersangka yaitu saksi Brahmanie

Hastawati selaku Purser, dan saksi Try Wiryasmadi yang melayani meal di kursi

nomor 1 1 B tempat duduk Terdakwa ; --------------------------------------------------

- Bahwa Terdakwa telah membenarkan keterangan saksi Brahmanie Hastawati dan

saksi Try Wiryasmadi dengan mengatak:an bahwa benar Terdakwa meninggalkan

tempat duduknya, mondar-mandir dan berdiri di bar premium membaca majalah

berbahasa Be l an da dengan alasan tidak tahan lama duduk karena mempunyai

penyak.it amlJeien; ---------------- - --------- - ---------------- -- --------------------------- - -

Bahwa pengadilan dapat menerima dan menjadikan dasar untuk menemukan

petunjuk lebih lanjut terhadap keterangan sak:si-saksi Brahmanie Hastawati dan

saksi Try Wiry asma di, sebaliknya terhadap keterangan saksi Yeti Susmiarti dan

saksi Oedi Irianto yang lebih condong untuk menyernbunyikan apa yang diketahui

dan dialami sebenarnya, olehnya itu keterangan saksi Yeti Susmiarti dan saksi

Oedi Irianto yang sebenarnya diharapkan dapat menjadi petunjuk untuk membuka

tabir misteri kematian Munir tersebut menjadi sia-sia dan harus dikesampingkan ;-

Bahwa derni.kian pula dari keterangan Terdakwa jika dihubungkan dengan sak:si­

saksi yang diajukan di persidangan, keterangan ahli maupun bukti surat berupa

visum basil pemeriksaan mayat (autopsy), Pengadilan menemukan petunjuk

bahwa terdapat sikap yang sangat emosional pada diri Terdakwa untuk tidak

bersedia mengatakan yang sebenarnya bahkan Jebih memilih mengatakan

semuanya tidak: benar atau tidak tahu ; ---------------------------------------------------

Bahwa dari semua yang ada di dalam pesawat GA 974 tujuan Jakarta-Singapura

Tanggal 6 September 2004, satu-satunya orang yang paling memberikan

perhatiannya kepada Munir hanyalah Terdakwa dalam bentuk menawarkan untuk

bertukar tempat duduk dengan alasan Munir adalah orang terkenal di masyarak:at

(public figure), sehingga dari sikap dan pengak:uan Terdak:wa yang senantiasa

berada di sekitar ruangan kelas bis n is berjalan mondar-mandir, berdiri di bar

premium dan menyapa petugas I crew aktif, sebenarnya sangat diharapkan

Terdakwa dengan tegar bersedia dan berani mengatakan apa yang sesungguhnya

ia ketahui tentang kejadian yang menimpa Munir yang menurut Terdakwa adalah

orang yang ia hormati ; --------------------------------------------------------------------


97

Bahwa sikap Terdakwa yang demikian adalah merupakan sikap yang dapat

merugikan dirinya, karena jikalau temyata Terdakwa dinyatakan terbukti

bersalah, maka sikap Terdakwa tersebut akan merupakan faktor yang

memberatkan dalam penjatuhan hukuman, sebalik:nya meskipun Terdakwa

dinyatakan terbukti bersalab namun ternyata keterangannya dinilai merupakan

suatu kejujuraan dan masuk diakal sehat, maka keterangan Terdakwa yang

demikian akan dapat mengurangi hukumannya menjadi seringan-ringannya ; -----

Bahwa keberadaan, sikap dan keterangan Terdakwa yang membenarkan saksi­

saksi yang ada bahwa ia tidak pernah duduk di kursinya kecuali saat take off dan

landing selama penerbangan Jakarta-Singapura, merupakan suatu petunjuk

bahwa orang yang lebih mengetahui kejadian apa yang telah menimpa Munir

selama penyaj ian minuman (welcome drink) dan makanan (meal) selain petugas

(crew) aktif adalah hanya Terdakwa, sehingga apabila dia menyangkal, tentunya

Terdakwa bisa memberikan keterangan yang dapat menjadikan jelas siapa atau

siapa-siapa saja yang terlibat di dalam peristiwa kematian Munir; -------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi Brahmanie Hastawati dan

saksi Try Wiryasmadi yang dibenarkan Terdakwa tersebut, pengadilan mendapatkan

petunjuk bahwa antara saksi Oedi Irianto, saksi Yeti Susmiarti dan Terdakwa telah

terjadi pembicaraan singkat memikirkan dan merencanakan bagaimana melaksanakan

niat Terdakwa untuk menghilangkan jiwa Munir dengan racun arsen di dalam ruangan

pantry yang sulit dilihat orang lain kecuali mereka bertiga ; ------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan pembahasan di atas, Pengadilan berpendapat bahwa

masuknya racun arsen ke dalam tubuh Munir bukan meJalui minuman (welcome drink)

berupa jus jeruk (orange juice) yang disodorkan sebelum take off, melainkan adalah

melalui penyajian makan malam (meal) berupa mie goreng yang telah dipersiapkan

saksi Oedi Irianto untuk ditaburi racun arsen oleh Terdakwa diketahui oleh saksi Yeti

Susmiarti, kernudian saksi Yeti Susmiarti langsung menyajikan kepada para penumpang

untuk makanan yang bebas racun, sedang untuk Munir sudah dipersiapkan tersendiri di

rak makanan, apapun pilihannya apakab mie goreng atau pasta, maka 2( dua) jenis paket

makan malam tersebut telah siap untuk meracuni tubuh M u n i r ; -------------------------------

---- Menimbang, bahwa berhubung Terdakwa dalam keadaan sadar telah mengetahui

bahwa apabila seseorang dimasukkan racun ke dalam tubuhnya maka ia akan meninggal

dunia, dan dengan pengetahuan tersebut ternyata Terdakwa tidak pemah temyata atau

terbukti melakukan pencegahan perbuatannya atau mengurungkan niatnya, tetapi

malahan sebaliknya Terdakwa tetap melakukannya, maka pertanyaan yang muncul pada
98

awal pembahasan ini dapat dijawab yaitu J. Terdakwa telab melakukan perbuatan

persiapan untuk memasukkan racun arsen ke dalam tubub Munir; dan ; 2. Terdakwa

dengan kesadaran penuh telah mengetahul akibat yang akan dialami Munir apabila di

dalam tubuhnya dimasukkan racun arsen.; -----------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan pembahasan di atas, maka Pengadi]an berpendapat

bahwa unsur "dengan sengaja" telah terpenuhi ; ---------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa seJajutnya Pengadilan hendak membahas kapan masuknya racun

arsen ke dalam tubuh Munir dibahas dan dipertimbangkan sebagai berikut: ----------------

Bahwa untuk menentukan kapan masuknya racun ke da]am tubuh Munir tersebut

pengadilan cukup berpegang pada fakta hukum di persidangan basil pendapat para

ahli pada angka 51 yang menyebutkan bahwa benar racun arsen apabila masuk

(in-take) ke dalam tubuh manusia akan mulai mempunyai reaksi paling cepat 30

menit sampai dengan 60 menit setelah masuk (in-take), dan paling lama 3 atau 4

Jam kemudian setelah (in-take), manusia akan mulai mual sakit pedih perutnya,

kepengin muntah merasa panas lehernya dan berakibat meningal dunia ; ---------

Bahwa fakta ini bertentangan dengan teori yang diajukan Tim Penasihat Hukum

Terdakwa yang mengatakan 'Menurut ahli Ridla Bakri dan Addy Quresman

menyatakan "gejala awal atas arsen u m u m n y a terjadi lOmenit - 60 menit

sejak in-take, dengan ditambah deviasi kurang lebih 30 menit. Sehingga

m a k imal dalam waktu 90 menit tubub akan bereaksi";

Bahwa fakta angka 51 di atas ada]ah diperoleh dari keterangan ahli Addy

Quresman,ST. di persidangan yang sesuai dengan jawaban pertanyaan pada berita

acara nomor 22 terlampir di dalam berkas perkara. Sementara itu meskipun 2

(dua) orang ahli masing-rnasing bemama Ridla Bakri dan Boedi Sampuma cLi

dalam berita acara pemeriksaan pendahuluan menerangkan waktu in-take

maksimum adalah 90 menit sebelum gejala awal, namun Tim Penasehat Hukum

Terdakwa tidak lagi memperhatikan kesimpulan yang diberikan oleh 2 (dua) ahli

tersebut yang menyatakan bahwa "dengan demildan waktu in-take maksimum

adalah 90 menit sebelum gejala awal, atau berarti selama penerbangan Jakarta

�!iingapura''; -------------------------------------------------------------------------------

Bahwa sesuai fakta hukum angka 34 dan angka 35 yang pada pokoknya

menyebutkan bahwa sesaat setelah pelayanan welcome drink, Munir merasa mual
99

membutuhkan obat promaag, dan 15 (l.imabelas) rnenit setelah take off saat

penyajian meal, Munir mulai olak-balik ke toilet dan muntah-muntah ; -------------

Bahwa fakta yang menyebutkan Munir mulai mual dan membutuhkan promaag

adalah merupakan saat rancun yang ada di dalam tubuh Munir mulai bereaksi

yang apabila diperhitungkan dengan waktu tiba di Singapura jam 00.30 ditambah

waktu transit selama 1 jam 1 3 menit dan saat boarding hingga take off 1 5 menit

kemudian, maka saat racun arsen bereaksi di dalam tubuh Munir adalah tidak

lewat dari jam 02. 00 waktu Singapore Garn O 1 . 00 wib ); ------------------------------

Bahwa untuk menghitung mundur dari saat gejala atau reaksi pertama bekerjanya

racun arsen dengan perhitungan sesuai fakta hukum angka 51 di atas, maka

pengadilan mendapatkan hasil perhitungan bahwa jam 02.00 waktu Singapura

(jam 0 1 . 0 0 wib) dikurangi jam pemberangkatan pada jam 2 1 . 4 0 wib (jam 22.40

waktu Singapura) saampai saat penyajian rnakanan (meal) 20 menit kemudian

yaitu pada jam 22.00 Wib Garn 2 3 . 0 0 waktu Singapura), maka terdapat durasi

waktu selama tidak lebih dari 3 jam yang berarti belumlah lewat waktu

maksimum 3 atau 4 jam yang disebutkan di dalam fakta hukum tersebut, sehingga

pengadilan berpendapat sesuai dengan apa yang disimpulkan oleh ahli Ridla Bakri

dan Boedi Sampurna bahwa saat masuknya (in-take) racun arsen adalah selama

penerbangan Jakarta- Singapura yaitu pada saat penyajian makanan (meal);-------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan pembahasan di atas, teori masuknya racun arsen ke

dalam tubuh Munir yang diuraikan Tim Penasehat Hukum Terdakwa tidak beralasan dan

harus dikesampingkan ; -----------------------------------------------------------------------------

c. Unsur "direncanakan ledih dulu "; -------------------------------------------------------------

Bahwa unsur ini merupakan kepanjangan dari adanya unsur dengan sengaja yang

telah dibahas terdahulu ; ------------------------------------------------------------

Bahwa di dalam aturan hukum formal tidak dijelaskan tentang apa yang dirnaksud

dengan ungkapan "direncanakan lebih dulu ", sehingga Pengadilan menggunakan

batasan menurut doktrin hukum pidana yang telah dikenal di kalangan penegak

hukum yakni suatu perbuatan pidana dikatakan direncanakan lebih dahulu,

apabila antara saat timbulnya niat atau maksud melakukan perbuatan dengan saat

dilakukan pelaksanaan perbuatan yang diniatkan tersebut terdapat cukup waktu

untuk memikirkan dengan tenang bagaimana cara melakukan perbuatannya ; -----


100

Babwa ukuran cukup waktu adalah cukup untuk memikirkan apakah ia atau

mereka akan mengurungkan niatnya atau tetap melaksanakan dengan cara-cara

yang telah dipikirkan dengan tenang tersebut ; ------------------------------------------

Bahwa berdasarkan uraian dan hasil pembahasan tentang unsur "dengan sengaja"

yang telah ditemukan adanya niat Terdakwa untuk menghilangkan jiwa Munir,

Pengadilan berpendapat bahwa saat atau waktu timbulnya niat Terdakwa tersebut

adalah sesaat setelah Munir atas tawaran Terdakwa bersedia duduk di kursi nomor

3 K kelas bisnis di deck bawah ; ----------------------------------------------------------

Bahwa untuk mengetahui kapan saatnya dilakukan _perbuatan pelaksanaan oleh

T rdakwa untuk menghilangkan jiwa Munir adalah sesuai dengan petunjuk yang

ditemukan di dalam _pembahasan unsur dengan sengaja di atas, yaitu sesaat setelah

pesawat take off menuju Singapura dan mencapai ketinggian yang seimbang

(stable) dan saat itu lampu tanda memasang sabuk pengaman (fasten sealt belt)

telah dipadamkan, Terdakwa segera meninggalkan tempat duduknya, berjalan

menuju ruang pantry dengan maksud menemui saksi Yeti Susmiarti dan saksi

Oedi Irianto yang telah berada di pantry tempat makanan berada dan dipersiapkan

untuk: berbicara dan mengatur bagaimana cara memasukkan racun arsen ke dalam

makanan (meal) ; ----------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa lamanya (duration) waktu antara korban Munir mulai duduk di

kel as bisnis nomor kursi 3 K sampai dengan sesaat setelah lampu tanda memasang sabuk

pengaman (fasten seat belt) dipadamkan adalah merupakan tenggang waktu yang cukup

bagi Terdakwa untuk mernikir dan menimbang dengan tenang apakah ia akan

mengurungkan niatnya?, ataukah akan melaksanakan perbuatannya dengan memikirkan

bagaimana cara melaksanakan perbuatannya � ----------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan pembahasan di atas, temyata antara timbulnya niat

dengan perbuatan pelaksanaan terdapat tenggang waktu yang cukup bagi Terdakwa untuk:

memikirkan dengan tenang bagaimana caranya menghilangkan jiwa Munir , sehingga

Pengadilan berpendapat bahwa unsur "dlrencanakan lebih dulu" telah terpenuhi;

d: Unsur "menghilangkan jiwa orang lain" : ---------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa unsur ini merupakan akibat yang timbul atas perbuatan yang

telah dilakukan dengan sengaja dan direncanakan lebih dulu oleh Terdakwa, dengan kata

lain menjawab pertanyaan : apakah perbuatan Terdakwa yang telah memenuhl unsur
101

perbuatan pidana dengan dengan sengaja dan direncanakan lebih dulu tersebut telah

mengakibatkan hilangnya jiwa atau matinya orang lain?; -------------------

----- Menimbang, bahwa untuk menjawab pertanyaan tersebut, Pengadilan memandang

perlu untuk menunjuk dapa hasil pembahasan unsur dengan sengaja dan direncanakan

]ebih dahulu yang dinyatakan telah terpenuhi, yaitu sebagai berikut : ------------------------

Bahwa berdasarkan fakta hukum angka 26 yang dihubungkan lagi dengan

keterangan para saksi masing-masing saksi Brahmanie Hastawati yang

menerangkan Terdakwa senantiasa berada di sekitar kelas bisnis deck bawah,

mondar-mandir dan berdiri di bar premium serta mengajak mengobrol tetapi saksi

menolak karena sibuk, dan saksi Try Wiryasmadi yang melayani makan malam

Terdakwa telah menerangkan bahwa Terdakwa tidak makan dan tidak minum

bahkan hanya monar-mandir di dekat bar premium bertemu saki 2 (dua) kali dan

di dekat toilet 1 (satu) kali sampai di kelas bisnis, Pengadilan mendapatkan

petunjuk bahwa Terdakwa di tempat duduknya dalam keadaan bersiap-siap,

begitu lampu tanda memasang sabuk pengaman (fasten seat belt) dipadamkan,

maka saat itu pula Terdakwa segera meninggalkan tempat duduknya, berjalan

menuju ruang pantry dengan maksud menemui saksi Yeti Susmiarti dan saksi

Oedi Irianto yang telah berada di pantry tempat makanan berada dan dipersiapkan

untuk berbicara dan mengatur bagaima a cara memasukkan racun arsen ke dalarn

makanan (,nea/)� -----------------------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa bersama-sama saksi Oedi Irianto dan saksi Yeti Susmiarti yang

sudah saling kenal dipastikan dapat memanfaatkan waktu persiapan penyajian

rnakan malam dengan lancar dengan cara saksi Oedi membuka seal kertas timah

atau tutup apapun yang berada di atas dan menutupi makanan kemudian

Terdakwa menaburkan racun arsen ke dalam 2(dua) paket makanan pilihan yang

disediakan yaitu mie goreng dan pasta yang merupakan menu pilihan di kelas

bisnis untuk makan rnalam, kemudian menutupnya kembali dalam keadaan rapi ; -

Bahwa meskipun tidak pernah terungkap di persidangan bagaimana Terdakwa

mendapatkan racun arsen?, namun berd sarkan keterangan Ahli Ridla Bakri, Ahli

Budi Sampurna dan Ahli Addy Quresman Pengadilan mendapatkan petunjuk

bahwa untuk mendapatkan racun arsen dalam bentuk serbuk adalah sangat mudah

bagi Terdakwa dengan cara rnembeli di toko yang menjual racun arsen, karena di

samping banyak dijual bebas oleh para pedagang, juga dilihat dari bentuk dan

jumlahnya yang sangat mudah untuk dibungkus dan disimpan kemudian dibawa
102

ke dalam pesawat tanpa dapat di deteksi karena bukan merupakan barang

terlarang atau barang yang harus dilaporkan (be declared) ; --------------------------

Bahwa sesaat setelah selesai pembicaraan singkat dan pembagian tugas,

Terdakwa segera dengan cepat keluar dari pantry menuju ke bar premium yang

membelakangi ruangan pantry untuk menunggu, mengawasi dan memastikan

pelaksanaan penyajian meal oleh saksi Yeti susmiarti yang telah dipersiapkan

oleh saksi Oedi Irianto dengan cara mondar-mandir dan senantiasa di sekitar kelas

bisnis, berdiri di depan toilet kelas bisnis, kemudian berdiri di bar premium dan

berpura-pura membaca majalah bahasa Belanda ; -------------------------------------

Bahwa sementara itu saksi Oedi Irianto dan saksi Yeti Susmiarti segera

meyiapkan dan menempatkan 2( dua) paket pilihan makanan (meal) mana yang

sudah ditaburi racun arsen oleh Terdakwa disendirikan untuk ditawarkan kepada

Munir, dan yang tidak beracun dapat dipastikan dibagikan kepada penumpang

l a in ; - -------- - --------------- - -- - ------ -- - - -- - ---- - ----- -- - - --- -- --------------------- - --------

Bahwa berhubung korban Munir hanya dapat memilih dengan memesan apa yang

ditawarkan saksi Yeti S u s mi art i, maka ketika Munir menentukan pilihannya

berupa mie goreng, barulah saksi Yeti Susmiarti memberikan makanan m ie

goreng yang sudah ditaburi racun arsen oleh Terdakwa tersebut kepada korban

Munir yang tidak pernah menyangka atau menyadari akan menelan makanan

bercampur barang berupa racun arsen yang mematikan ; ---- - -------------------------

Bahwa semua rangkaian kegiatan saksi Yeti Susmiarti selama menghidangkan

makanan (meal) mie goreng hingga di makan habis oleh Munir tersebut selalu

diawasi oleh saksi Oedi karena tugasnya, dan diawasi juga oleh Terdakwa dari

jarak yang tembus pandang atau dapat dilihat dengan cara Terdakwa mondar­

mandir di sekitar kelas bis ni s , berdiri di toilet serta di bar premium sambil

berpura-pura membaca majalah bahasa Belanda, sampai saat Terdakwa merasa

yakin bahwa makanan yang disajikan saksi Yeti Susmiarti kepada Munir benar-

benar dimakan h a bis � --------- - - --------�--�-----------------------------------------------

----- Menimbang bahwa dengan menunjuk basil pembahasan pada unsur dengan sengaja

dan direncanakan le b ih dahulu yang telah dinyatakan terpenuhi di atas, maka selanjutnya

dibahas tentang akibat yang timbul dari perbuatan Terdakwa sebagai berikut : -------------

Bahwa fakta hukum yang terungkap di persidangan dari angka 34 sampai

dengan angka 41 adalab merupakan rangkaian kejadian secara singkat


103

(kronologis) tentang akibat yang timbul dari perbuatan Terdakwa yang dilakukan

dengan sengaja dan direncanakan lebih <lulu yang pada pokoknya sesaat setelah

pelayanan minuman (welcome drink) untuk perjalanan Singapura - Amsterdam,

korban Munir muJai mual mengeluh minta obat promaag, kemudian muntah dan

bolak-balik ke toilet buang air besar, dan kurang lebih 2 (dua) jam setelah take

off, Munir menemui saksi Bondan m i n i tolong agar dipertemukan dengan saksi

Dr. Tarmizi Hakim yang kemudian Munir dirawat oleh saksi Dr. Tarmizi Hakim

namun jiwanya tidak tertolong lagi, yaitu pada kira-kira 3 (tiga) jam sebelum

pesawat landing di Bandara Schipol Amsterdam, korban Munir diketahui telah

meninggal dunia dalam pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 974

tujuan Singapura-Amsterdam, dan setelah diotopsi (autopsy), temyata Munir

meninggal karena racun arsen, selanjutnya jenazahnya dijemput oleh saksi

Suciwati dan dikuburkan di Malang pada tangga1 9 September 2004 ; ---------------

Bahwa keterangan Terdakwa yang menyangkal dan tidak membenarkan

keberadaan alat bukti surat berupa visum hasil pemeriksaan mayat Munir yang

dibenarkan oleh para ahli masing-masing Ahli Ridla Bakri, Ahli Budi sampu:ma

dan Ahli Addy Quresman di persidangan, temyata Terdakwa tidak dapat

memberikan alasan atas penyangkalannya, keterangan Terdakwa yang demikian

telah menjadikan petunjuk bahwa Terdakwa secara emosional telah

menerangkan yang tidak sebenarnya, sehingga keterangan Terdakwa yang

demikian tidak masuk di akal sehat dan harus dikesampingkan; -------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan pembahasan di atas, Pengadilan berpendapat bahwa

perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu

telah mengakibatkan seorang yang bemama Munir menjadi hilang jiwanya atau telah

meninggal dunia, sehingga harus dinyatakan "unsur menghilangkan jiwa orang lain "

telah terpenubi ; --------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berhubung semua unsur Pasal 340 KUHPidana telah terpenuhi,

maka dakwaan sepanjang menyangkut Pasal 340 KUH Pidana harus dinyatakan telah

terbukti secara sah dan meyakinkan : -------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan hendak membahas dan membuktikan

Pasal 55 ayat 1 ke-I KUH Pidana yang bunyi lengkapnya sebagai berikut: ------------------

"Dibukum sebagai orang yang melakukan perbuatan pidana: orang yang

melakukan, yang menyuruh melakukan atau yang turut melakukan perbuatan

itu";
104

----- Menimbang, bahwa Pasal 55 ayat 1 ke l KUH Pidana tersebut adalah merupakan

dakwaan tambahan atau dak:waan pelengkap yang diterapkan pada dakwaan pokok Pasal

340 KUH Pidana ; ------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa diterapkannya Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUH Pidana di dalam

dakwaan Penuntut Umum bagian Kesatu tersebut, adalah untuk mengetahui peranan

apakah yang telah dilakukan Terdakwa Pollycarpus di dalam perbuatan yang telah

terbukti dalam dakwaan pokok menyangkut Pasal 340 KUH Pidana, apabila terjadi

perbuatan pidana penyertaan atau yang dilakukan oleh 2(dua) orang atau lebih; ------------

----- Menimbang, bahwa sesuai bunyi Pasal di atas, terdapat 3 (tiga) sebutan pelaku yang

secara altematif dapat berupa 1. orang yang melakukan perbuatan ; 2. orang yang

menyuruh melakukan perbuatan atau 3 . orang yang turut melakukan perbuatan ; ----------

----- Menimbang, bahwa terhadap 3 (tiga) sebutan atau peranan pelaku tersebut dibahas

sebagai berikut : ---------------------------------------------------------------------------------------

Bahwa seseorang disebut sebagai orang yang melakukan perbuatan apabila ia

secara sendirian tanpa kawan telah melakukan semua unsur dari perbuatan pidana

yang telah terbukti tersebut ; ---------------------------------------------------------------

Bahwa Terdakwa tidak dapat disebut sebagai orang yang melakukan, karena

sesuai petunjuk yang didapat di dalam pembahasan dakwaan pokok , temyata

racun arsen yang ditaburkan Terdakwa ke dalam makanan mie goreng baru bisa

dimakan habis oleh Munir karena adanya peranan orang lain yaitu saksi Oedi

Irianto dan saksi Yeti Susmiarti ; ------- --------------------------------------------------

Bahwa seseorang disebut sebagai orang yang menyuruh melakukan perbuatan

apabila ada orang lain sebagai orang yang disuruh melakukan, sehingga dalam

me] akukan perbuatan secara keseluruhan terdapat 2( dua) orang atau 1 ebib ; -------

Bahwa orang yang berperan sebagai yang disuruh melakukan dalam hal ini

hanyalah sebagai alat atau instrumen bagi yang menyuruh melakukan, dan yang

bertindak sebagai alat tidak dapat dipertanggung jawabkan ; --------------------------

Bahwa sesuai keterangan saksi Yeti Susmiarti dan saksi Oedi Irianto yang

menyatakan mereka adalah crew aktif pada penerbangan GA 974 tujuan Jakarta­

Singapura, telah menjadikan petunjuk bahwa mereka bisa dipertanggung

jawabkan perbuatannya, karena di samping sudah dewasa, j uga sehat akalnya


105

untuk membedakan baik buruknya perbuatan, sehingga Terdakwa tidak dapat

disebut sebagai orang yang menyuruh melakukan perbuatan ; -----------------------

Bahwa seseorang disebut sebagai orang yang turut melakukan perbuatan apabila

terdapat 2( dua) orang pelaku atau lebih yang melakukan perbuatan secara

bersama-sama sedemikian rupa, sehingga b.arus ada kerjasama yang disadari

antara mereka untuk melakukan perbuaian pidana, dan disadari pul.a bahwa tanpa

peranan salah satu orang yang disebut turut melakukan, maka perbuatan pidana

yang dimaksudkan tidak akan terwujud; -------------------------------------------------

Bahwa sesuai petunjuk yang didapat di dalam pembahasan dakwaan pokok di

atas, telah ternyata Terdakwa di dalam melakukan perbuatannya menghilangkan

jiwa Munir tidak sendirian, di samping Terdakwa yang ikut merencanakan dan

melakukan perbuatan pelaksanaan dengan menaburkan racun arsen ke dalam

makanan mie goreng dan Pasta sebagai pilihan makanan di kelas bisnis, masih

ada lagi 2 ( dua) orang yaitu saksi Oedi Irianto dan saksi Yeti Susmiarti yang

menyiapkan dan menyajikan makanan mie goreng kepada Munir; ------------------

Bahwa dapat dipastikan apabila tidak ada kerja sama yang disadari dengan saksi

Yeti Susrniarti dan saksi Odie Irianto, maka niat dari Terdakwa untuk

menghilangkan jiwa Munir tidak akan terwujud; ---------------------------------------

----- Menimbang, bahwa sesuai basil pembahasan di atas, maka Pengadilan berpendapat

babwa penerapan Pasal 55 ayat ( 1 ) ke 1 KUH Pidana tersebut telah beralasan dan

terpenubi untuk selanjutnya sebutan peranan yang tepat untuk Terdakwa Pollycarpus

adalah sebagai orang yang turut melakukan perbuatan menghilangkan jiwa Munir

dengan direncanakan lebih dahulu ; ----------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berhubung semua unsur Pasal 340 KUH Pidana dan Pasal 55

ayat (]) ke 1 KUH Pidana telah terpenuhi, maka terhadap dakwaan kesatu Penuntut

Umum harus dinyatakan terbukti scara sab dan m eya ki nkan ; -----------------------------

----- Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap d akw an kedua yang menyangkut Pasal

263 ayat (2) KUH Pidana jo. Pasal 55 ayat (I) ke-l KUH Pidana dibahas dan

di pertimbangkan sebagai berikut : -----------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa Pasal 263 ayat (2) bunyi lengkapnya sebagai beri ku t : - ---- - - -- - - -

"Barang siapa menggunakan surat palsu atau yang dlpalsukan yang seolah-olab surat

itu asli dan tidak dipalsukan, kalau mempergunakan dapat mendatangkan suatu
106

kerugian, maka dihukum karena pemalsuan surat dengan hukuman penjara selama-

lamanya enam tahun "; ----------------------------------------------------------------------------

---- Men:imbang, bahwa pasal di atas mengandung unsur sebagai berikut : ------------------

a. Unsur "barang siapa"; -------------------------------------------------------------------

b. Unsur "dengan sengaja"; ------------------------------------------------------------------

c. Unsur "<menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah surat itu

asli"; ------------------------------------------------------------------------------------------

d. Unsur "dapat mendatangkan kerugian"; ----------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa secara berurutan unsur-unsur pasal di atas dibahas dan

di pertirn bangkan sebagai berikut : -----------------------------------------------------------------

a. Unsur "barang siapa"; ----------------------------------------------------------------· ---------

----- Menimbang, babwa di dalam pembahasan unsur "barang siapa" Pengadilan

cukuplah menunjuk pada basil pembahasan di dalam dakwaan kesatu sepanjang unsur

yang sama yaitu tidak ada orang lain yang diajukan dan didakwa oleh Penuntut Umum di

persidangan kecuali terdakwa Pollycarpus, sehingga unsur "barang siapa" dinyatakan

telah terpenuhi ; -------------------------------------------------------------------------------------

b. Unsur "dengan sengaja" ; ----------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa unsur "dengan sengaja" di dalam bunyi Pasal 263 ayat (2)

KUH Pidana adalah dalam rangkan menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan

seolah-olah asli, yang dapat mendatangkan kerugian; -----------------------------------------

----- Menimbang, bahwa di dalam perbuatan tersebut harus dapat diketahui adanya n:iat

dari pelaku yang disadari untuk melakukan perbuatannya dan mengetahui akibatnya akan

mendatangkan kerugian, akan tetapi pelaku tidak pernah berusaha mengurungkan n:iatnya

atau mencegah perbuatannya, melainkan tetap melakukannya ; -----------------------------

----- Menimbang, babwa unsur tersebut dibahas dan dipertimbangkan sebagai berikut: --

Bahwa fakta hukum yang terungkap dipersidangan pada angka 7 sampai dengan

angka 9 secara singkat menyatakan bahwa pada tanggal 6 September 2004 saksi

Rohainil Aini atas permintaan Terdakwa Iewat telepon telah membuat dan
107

menandatangani nota perubahan No. 219/04 tanggal 6 September 2004 untuk

memberangkatkan Terdakwa ke Singapura untuk tugas tidak terbang dengan

Pesawat Boeing 747-400 Flight GA 974 pada hari itu juga tanggal 6 September

2004, tanpa sepengetahuan saksi Chief Pilot Kannal Fauzan Sembiring selaku

atasan langsung Terdakwa; -------------- · --------------------------------------------------

Bahwa fakta hukum angka 11 menyatakan bahwa benar untuk melakukan tugas

perjalanan ke Singapura diperlukan Surat Perintah Perjalanan Dinas dan harus

dipertanggung jawabkan oleh yang melakukan perjalanan ; --------------------------

Sesuai berita acara konfrontasi antarai Terdakwa dengan saksi Ramelgia Anwar

telah di dapat keterangan dari bukti surat tersebut yang menyatakan saksi

Ramelgia Anwar tidak pernah memerintahkan Terdakwa untuk berangkat tugas

ke Singap ura ; ---------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan fak-fakta hukum dalam rangkaiannya dengan bukti

surat berita acara konfrontasi tersebut, Pengadilan mendapatkan petunjuk bahwa

Terdakwa Policarpus dengan keinginannya sendiri tanpa surat tugas, tanpa surat perintah

dinas dan tanpa sepengetahuan atasa langsungnya telah melakukan perjalanan ke

Singapura pada tanggal 6 September 2004 malam hari dan pulang kembali ke Jakarta

pada tanggal 7 September 2004 pagi hari ; --------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa fakta hukum angka 12 dan angka 13 pada pokoknya

menyatakan bahwa untuk kepentingan surat tugas Terdakwa yang telah dijalankan lebih

dahulu, saksi Ramelgia Anwar selaku Vice President Corporate Security telah membuat 2

(dua) pucuk surat yang mempunyai 2 (dua) tanggal yang berbeda untuk jenis tugas yang

sama yaitu Surat Penugasan Interoffice Correspondence yang ditujukan kepada Chief

Pilot A330 agar mengijinkan Terdakwa Pollycarpus melakukan tugas terbang non aktif

crew pada sektor JKT-SUB-JKT atau JKT-DPS-JKT atau JKT-SIN-JKT, masing-masing

adalah l(satu) surat penugasan tertanggal 15 September 2004 yang dibuat pada tanggal

15 September; dan l(satu) surat tertanggal 4 September 2004 yang dibuat pada tanggal

1 7 September 2004 ; ---------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa fakta hukum angka 13 dan angka 14 pada pokoknya

menyatakan bahwa 2 (dua) pucu.k surat tugas yang dipergunakan untuk kepentingan

Terdakwa tersebut dibuat saksi Ramelgia Anwar beberapa hari sesudah Pollycarpus

pulang dari Singapura dan berada di Indonesia ; -----------�-------------------------------------


108

----- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta hukurn di atas, Pengadilan

berpendapat bahwa 2 (dua) pucuk surat yang dibuat oleh saksi Ramelgia Anwar dengan

cara menulis isi menuruti apa yang telah dilakukan Terdakwa di Singapura dan dibubuhi

tanggal surat yang tidak: sesuai dengan tanggal pembuatannya, adalah merupak:an surat

yang tidak benar isinya dan tidak dapat dipakai sebagai surat tugas untuk mendukung

keberangkatan T erdakwa ke Singapura ; ----------------------------------------------------------

Bahwa keterangan saksi Ramelgia Anwar yang menyatak:an dibuatnya surat tugas

yang tidak benar tersebut bertujuan untuk menghindari kerugian biaya akomodasi

Pollycarpus supaya dapat ditanggung oleh bagian corporate security, menurut

hemat Pengadilan adalah merupakan perbuatan menghalalkan dengan cara yang

tidak halal ; --------------------------------··--------------------------------------------------

Bahwa bukankah Terdakwa Pollycarpus berangkat ke Singapura tanpa surat tugas

atau tanpa surat perintah perjalanan dinas?, lantas mengapa unit Corporste

Security harus menangung biayanya dengan cara membenarkan surat yang tidak

be11artersebut?; -------- ----- ----- -- --- - - -- -- -- -- ----- - -------------- -- ------------------------

Bahwa oleh karena Terdakwa Pollycarpus ternyata berangkat ke singapura tanpa

adanya alasan kedinasan, baik surat tugas, surat perintah perjalanan maupun ijin

atasannya, maka yang sepantasnya menanggung biaya akomodasi yang timbul

adalah yang melakukan perjalanan itu sendiri yaitu Terdakwa Po l1 ycarp u s ; - ------

- Bahwa sebaliknya apabila surat-surat tugas yang tidak benar tersebut berhasil

dipergunakan Terdakwa Pollycarpus untuk mendukung perjalanannya ke

Singapura, mak:a dapat dipastikan yar g mengalami kerugian adalah pada PT

Garuda unit Corporate Security ; --- - - -- - - ----- - - -- -- - - - -- - ----------- - --------------------

Bahwa bukankah surat tersebut telah disadari baik Terdakwa yang menggunakan

maupun saksi Ram el gi a Anwar yang membuat ? bahwa tanggal dan isinya tidak

benar atau tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya? ; - - - - -- - -- - -------- - --

Bahwa sesuai keterangan Ahli chairul Huda di persidangan yang menyatakan

surat yang isinya dibuat dengan cara tidak sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya, maka surat tersebut termasuk kategori surat palsu ; --- -- ----------------

----- Menimbang, bahwa keterangan saksi Ramelgia Anwar sepanjang mengenai tujuan

dibuatnya surat yang tidak benar atau palsu untuk membebankan biaya akomodasi

Terdakwa PoUycarpus kepada Corporate Security, justeru telah membuktikan bahwa


109

penggunaan surat palsu tersebut akan membebani biaya kepada Corporate Security yang

berarti merupakan kerugian PT. Garuda yang diakibatkan oleh perbuatan Terdakwa; -----

----- Menimbang, bahwa telah temyata Terdakwa dengan secara sadar telah

menggunakan surat yang tidak benar atau surat palsu yang dapat menguntungkan dirinya

dan sebaliknya akan merugikan PT. Garuda, namun Terdakwa tidak mengurungkan

niatnya melainkan terus melakukannya sampai diketahui bahwa surat tersebut tidak benar

isinya atau palsu ; -------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pembahasan di atas, maka Pengadilan

berpendapat unsur "dengan sengaja" unsur yang terdapat di dalam Pasal 263 KUH

Pidana secara keseluruhan dinyatakan telah t erpe nu hi ; ---------------------------------------

c. Unsur "menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan, seolah-olab surat itu

asli"; ��------------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa di dalam pembabasan unsur ini, Pengadilan cukup menunjuk

kepada hasil pembahasan unsur dengan sengaja yang telah dinyatakan terpenuhi di atas; -

----- Menimbang, bahwa telah temyata bahwa oibuatnya surat yang tidak benar atau surat

palsu tersebut adalah untuk kepentingan Terdakwa yang berangkat ke Singapura tanpa

surat tugas, tanpa perintah dan tanpa ijin atas J an g s ungny a ; -----------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian dan pembahasan sebagaimana terurai pada

unsur dengan sengaja di atas, Pengadilan mendapatkan petunjuk bahwa baik Terdakwa

maupun saksi Ramelgia Anwar mempunyai anggapan surat-surat yang tidak benar itu

akan dijadikan seolah-olah surat itu as h, unsur "menggunakan surat palsu atau yang

dipalsukan; seolah-olah surat ltu asli" dinyatakan telah terpenu h i ; ------------------------

d: Unsur "dapat mendatangkan kerugian": --------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa unsur tersebut mengandung arti bahwa dengan penggunaan

surat palsu tersebut akan mengakibatkan kerugian pada orang lain atau pihak lain selain

Te r dakwa; - - --- - - - ---------- -�------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa sebagaimana basil pembahasan pada unsur dengan sengaja di

atas, telah temyata bahwa sesuai dengan keterangan saksi ramelgia Anwar yang

dibenarkan oleh Terdakwa bahwa dengan dibuatnya surat-surat yang palsu tersebut

dimaksudkan akan membebankan biaya akomodasi yang telah dikeluarkan untuk


110

perjalanan Terdakwa yang tanpa surat tugas dan tanpa perintah tersebut kepada keuangan

Unit Corporate Security ; ------------------- ---------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa apabila benar sampai surat palsu itu lolos dipergunakan, maka

Unit Corporate Security yang sebenarnya tidak tahu menahu tentang kepergian Terdakwa

ke Singapura tersebut akan dibebani biaya akomodasi secara tidak adil yang berarti akan

mengalami kerugian ; -------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan pembahasan di atas, maka Pengadilan berpendapat

bahwa unsur "dapat mendatangkan kerugian" dinyatakan telah terpenuhi: --------------

----- Menimbang, bahwa berhubung semua unsur pada Pasal 263 ayat (2) KUH Pidana

telah terpenuhi, maka dakwaan kedua menyangkut Pasal 263 ayat (2) tersebut harus

dinyatakan telab terbukti secara sah dan meyakinkan ; ----------------------------------------

----- Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan hendak membahas dan membuktikan

Pasal 55 ayat 1 ke-I KUH Pidana yang bunyi Jengkapnya sebagai berikut: ------------------

"Dihukum sebagai orang yang melakukan perbuatan pidana: orang yang

melakukan, yang menyurub melakukan atau yang turut melakukan

.
per b ua tan itu "; -----------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa Pasal 55 ayat 1 kel KUH Pidana tersebut adalah merupakan

dakwaan tambahan atau dakwaan pelengkap yang diterapkan pada dakwaan pokok Pasal

263 ayat (2) KUH Pidana ; ----------------------··---------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa diterapkannya Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUH Pidana cli dalam

dakwaan Penuntut Umum bagian Kedua tersebut, adalah untuk mengetahui peranan

apakah yang telab dilakukan Terdakwa Pollycarpus di dalam perbuatan yang telah

terbukti dalarn dakwaan pokok menyangkut Pasal 263 ayat (2) KUH Pidana, apabila

terjadi perbuatan pidana penyertaan atau yang dilakukan oleh 2(dua) orang atau lebih; ----

----- Menimbang, bahwa sepanjang pembahasan yang menyangkut pengertian unsur­

unsur Pasal 55 ayat ( 1 ) ke-I KUH Pidana tersebut, Pengadilan cukup menunjuk pada

hasil pembahasan pasal yang sama di dalam dakwaan kesatu yang dinyatakan telah

terbukti tersebut ; -------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa fakta hukum angka 12, 1 3 dan 14 dihubungkan dengan hasil

pembahasan Pasal 55 ayat ( 1 ) KUHP tersebut, pada pokoknya menyatakan bahwa yang

membuat surat-surat palsu masing-masing tertanggal 4 September 2004 dan 15


111

September 2004 tersebut dalah saksi Ramelgia Anwar dan yang menggunakan adalah

Terdak\Va; -----------------------------------------·--------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa dapat dipastikan bahwa Terdakwa menyadari sepenuhnya akan

kerja sama dengan saksi Ramelgia Anwar, karena tanpa peran saksi Ramelgia Anwar

dengan cara membuat surat palsu tersebut, Terdakwa tidak akan dapat menggunakan

surat palsu dan perbuatan pidana pemalsuan surat tidak akan terwujud ; ---------------------

----- Menimbang, bahwa berhubung temyata Terdakwa di dalam melakukan perbuatan

pidana tersebut tidak melakukan semua unsur yang ada, melainkan masih membutuhkan

peranan orang lain yaitu saksi Ramelgia Anwar, maka Pengadilan berpendapat bahwa

peranan Terdakwa Pollycarpus di dalam Pasal 55 Ayat l ke-1 KUH Pidana tersebut

adalah sebagai orang yang turut melakukan perbuatan pemalsuan surat ; ----------------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan pembahasan di atas, maka Pengadilan berpendapat

bahwa penerapan Pasal 55 ayat 1 ( 1 ) ke-1 KUH Pidana teJah beralasan dan terbukti

secara s ah ; ---------------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur pasal yang ada pada dakwaan kedua

yakni Pasal 263 ayat (2) KUH Pidana dan Pasal 55 ayat ( 1 ) ke-I KUH Pidana telah

terpenuhi, maka dakwaan kedua harus dinyatakan teJah terbukti secara sah dan

m ey a kin ka n ; -----------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan kesatu dan dakwaan kedua dinyatakan

terbukti secara sah dan meyakinkan, maka Terdakwa harus dinyatakan bersalah telah

melakukan perbuatan pidana sebagaimana dikualifikasikan di dalam amar putusan di

bawah nanti ; -------------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, bahwa berhubung pada diri Terdakwa tidak terdapat hal-hal ataupun

alasan pembenar akan perbuatan yang telah dilakukannya, maka atas kesalahanya,

Terdakwa hams dijatuhi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya ; --------------------

----- Menimbang, bahwa tuntutan hukurnan Penuntut Umum jika dibandingkan dengan

perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa yang terbukti tidak sendirian dan masih harus

diselidiki lagi siapa dan siapa saja yang turut serta berperan di dalam peristiwa hilangnya

jiwa korban Munir, menurut hemat Pengadilan tutntutan hukuman tersebut dirasa terlalu

berat dan berlebihan, oleh karenanya sepatutnya dikurangi sebagaimana tertera pada amar

di bawah nanti ; ----------------------------------------------------------------------------------------


112

----- Me:nimbang, bahwa hal-hal yang meringankan penjatuhan hukuman atas diri

Terdakwa antara lain Terdakwa bersikap sopan dan menghormati persidangan, belum

pemah dihukum dan mempunyai tanggungan keluarga isteri dan anak-anak ; ---------------

----- Menimbang, bahwa hal-hal yang memberatkan atas penjatuhan hukwnan atas diri

Terdakwa adalah bentuk perbuatan pidana yang dilakukan secara berkawan atau

berkomplot (conspiracy) yang berakibat hilangnya jiwa orang lain, memberikan alasan

perbuatannya yang kurang masuk akal dan · Terdakwa menunjukkan sikap yang tidak

terns terang, memberikan keterangan dengan berbelit dan tidak benar, meskipun

Terdakwa menyimpan suatu kebenaran yang ia ketahui ; ---------------------------------------

----- Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi hukuman, maka lamanya masa

tahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari jumlah hukuman yang

dijatuhkan; ---------------------------------------------------------------------------------------------

----- Menimbang, babwa Pengadilan tetap mempertahankan penahanan Terdakwa; -------

----- Menimbang, bahwa berdasarkan segala pembahasan dan pertimbangan di atas, pada

akhimya Pengadilan berkesimpulan bahwa apa yang tertera pada amar di bawah nanti

dianggap sudah tetap dan adil serta tidak melampaui kewenangan ; ---------------------------

----- Mengingat serta memperhatikan segala peraturan perundang-undangan yang

berlaku, di antaranya Pa al 340 KUH Pidana, Pasal 263 ayat (2) KUH Piadana, Pasal 55

ayat ( 1 ) ke -1 KUH Pidana, Ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, serta

peraturan perundang-undangan lainnya yang bersangkutan ; ---------------------------------

M E N G A D I L I

I. Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan perbuatan pidana "TURUT MELAKUKAN

PEMBUNUHAN BERENCANA" dan "TURUT MELAKUKAN

J>El\1AL�UAN �URAT"; --------------------------------------------------------------------

II. Menghukum Terdakwa oleh karena perbuatan tersebut dengan hukuman penjara

selarna 1 4 ( empat belas ) tahun ; -----------------------------------------------------------

III. Menetapkan lamanya masa tahanan Terdakwa yang telah dijalani, dikurangkan

seluruhnya dari jumlah hukuman yang dij tuhkan ; ---------------------------------------

N. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan; -------------------------------------------------------


113

V. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5 000,- ( lima ribu

rupiah), -----------------------------------------------------------------------------------------

Yl. Menetapkan barang bukti berupa : ----------------------------------------------------------

J . I (satu) lembar Asli Surat dengan Kop Garuda Indonesia Nomor

GARUDA/DZ-2270/04 tanggal 1 l Agustus 2004 perihal Surat Penugasan,

yang ditujukan kepada P. BUDIHARI PRIY ANTO/ 522659 Unit Flight

Operation (JKTOFGA) dan ditanda tangani oleh INDRA SETIA WAN

(Direktur Utama PT. Garuda Indonesia). --------------------------------------------

2. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A 3 3 0 yang ditanda tangani

oleh ROHANIL AINI Nota OF A/210/04 tanggal 31 Agustus 2004 perihal

Mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas nama

TERDAKW A POLL YCARPUS BUDIHARI PRIY ANTO. ----------------------

3. 1 (satu) lembar foto copy Surat dari Chief Pilot A 330 yang ditanda tangani

oleh ROHANIL AINI Nota OFA/219/04 tanggal 6 September 2004 perihal

Mohon perubahan atas perubahan Schedule Penerbangan atas nama terdakwa

POLL YCARPUS BUDIHARI PRIYANTO. ----------------------------------------

4. 1 (satu) lembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop Garuda

Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04 tanggal 4

September 2004 Penugasan yang ditanda tangani oleh M.RAMELGIA

ANWAR (Vice Corporate Security). -------------------------------------------------

5. 1 (satu) Jembar Surat asli Interoffice Correspondence dengan Kop Garuda

Indonesia, yang ditujukan kepada OFA No. Ref : IS/1177/04 tanggal 15

September 2004 perihal Penugasan yang ditanda tangani oleh RAMELGIA

ANWAR (Vice Corporate Security) dengan No. seri 0 0 7 8 1 . --------------------

6. 3 (tiga) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda tangani oleh

POLL YCARPUS BUDIHARI PRIY ANTO BHP yang ditujukan kepada

Bapak VP Corporate Security PT. Garuda Indonesia. -----------------------------

7. 2 (dua) lembar surat asli tanggal 8 September 2004 yang ditanda tangani oleh

POLL YCARPUS BHP yang ditujukan kepada Manager Operasi Penerbangan

PT. Garuda Indonesia.

8. l(satu) Bunde} Asli Surat tanggal 8 September 2004 yang ditujukan kepada

Bapak VP. CORPORATE SECURITY PT. GARUDA INDONESIA yang


..

...
.
114

ditanda tangani oleh TERDAKWA POLL YCARPUS BUDIHARI

PRIY ANTO BHP/522659 tentang Laporan Penugasan PDZ-2270/04. ---------

9. 1 (satu) buah ID Card An. POL. BUDIHARI PRIY ANTO No.522659 Jabatan

Aviation Security dikeluarkan pada tanggal 1 6 Juni 2004 yang ditanda tangani

oleh VP.HR.MANAGEMENT DAAN ACHMAD. --------------------------------

10. I (satu) lembar Asli Tax Invoice Novotel Apollo Singapore An.

TERDAKWA POLLYCARPUS BUDIHARI PRIYANTO F/0 Garuda GA

826 Room No.1618 tiba tcfuggal 6 September 2004 berangkat tanggal 7

September 2004. ------------------------------------------------------------------------

11. Monthly Schedule Original atas nama TERDAKW A POLL YCARPUS

BUDIHARI PRIYANTO tanggal 1 Agustus s/d 26 September 2004. -----------

12. 1 (satu) Bundel asli K.ininklijke Merechaussee Distric Schiphol Algemene

Recherche, Dossier Onderzoek Niet Batuurlijke Dood MUNIR Geboren: 08-

L 2-1965 te Malang, Indonesia. -------------------�------------------------------------

13. Copy surat "Verslag betreffende een niet natuurlijke dood", yang dikeluarkan

oleh HB Dammen selaku "de Officer van Justitie in het arrondissement

Haarlem", 7 September 2004. ---------------------------------------------------------

14. Surat "Voorlopige Bevindungen" yang dikeluarkan oleh dr R. VISSER selaku

Patholoog dari Menisterie van Justitie-Nederlands Forensich Instituut, di

Rijkwijk 8 September 2004. - --------------�-------------------------------------------

15. 16 (enam belas) halaman berisikan foto-foto jenasah Mr. MUNlR selama

Sectie tanggal 8 September 2004. ----------------------------------------------------

16. Surat dari dr R. VISSER dari NFI kepada Mr. E.VISSER pejabat

Arrondissementsparket Haarlem tanggal 1 3 Oktober 2004. -----------------------

17. Surat basil pemeriksaan postmortem Pro Justitia No.04-419/R102 dibuat oleb

dr R.VISSER dari Ministerie van Justitie - Nederlands Forensisch Intituut

tanggal 1 3 oktober 2004. -------:--------------------------------------------------------

-
18. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh dr.

K.J.LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitie -

Nederlands Forensisch Intituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw kenmerk

BPSIXPOL Nummer: PL278C/04-08133, Sectie N urnm e r : 2004419, tanggal

1 Oktober 2004. ------------------------------------------------------------------------


;
1 1 5

19. Surat "Deskundigenrapport, voorlopig rapport" yang dikeluarkan oleh dr.

K.J.LUSTHOV, apotheker - toxicoloog dari Ministerie van Justitie -

Nederlands Forensisch Intituut, Zaaknummer 2004.09.08.036, Uw kenmerk

BPS/XPOL N u m m e r : P L 2 7 8 C / 0 4 - 0 8 1 3 3 , Sectie N u mm e r : 2 0 0 4 4 1 9 , tanggal

4 N opem ber 2 004. ----------------------------------------------------------------------

20. Copy Surat Tanda Penyerahan berkas yang sudah di legalisir dari Ministerie

van J ustitie kepada Keduataan Besar Repulbik Indonesia tangal 25 Nopember

2004. - - - -- - --- - - -- - ------- -- ------ --- - - - ------------- - --- --- ---- - --------------- -- - -- -----

21. 1 (satu) buah Hand Phone merek NOKIA c a s in g coklat hitam berikut nomor

kartu (Sim Card) nomor 0 8 1 5 9 6 6 9 0 6 1 7 . - - --- -- - ------ -- ----------- - -- - - - -- --- -- - - -- -

22 . 1 (satu) eksemplar foto copy dilegalisir General Declaration penerbangan

J ak art a - Singa pu ra tanggal 6 September 2004. ------------------------ --- - - - ---- -----

23. 1 (satu) eksemplar asli General Declaration penerbangan Singapura-

Arnsterdam tanggal 7 Se pt e m ber 2004. --- --- ----- - --- - ---- --- ------ -- - -- --- ------- - -

24. Satu buah buku M e m o Pad m i l i k Terdakwa POLLY CARP US. --- -- ----- - -----

25. Note Book Merek Acer Travel Mate seri 4000 Model ZL I berikut tasnya . . ----

26. Ha n d Phone Merek N oki a 9 2 1 0 , CE 1 6 8 type RAE- 3 N . - - ---- - -- - ---- - -- --- -- --- --

2 7. Simc ard Nomor Telkomsel No. 6 2 1 0 1 0 0 0 1 3 0 0 6 5 6 6 . - - ----- --- - ------ - ----------

28. Pakaian yang dikenakan korban MUNIR, SH pada penerbangan Jakarta -

S i n gap ura-Am s terdam. - --- - - ---- - - - - - ----- -- - ------ - --- - ---- - ------ -- - - -- ---- - - - ---- ---

Di kembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara

lain; - - -- -- -- --------- - -- -- - --- - - -- -- - - -- - ----------------------------- - ----- - - - - - - --- - - - - ----- ----

D e mi ki a n diputus pada hari Selasa Tanggal 20 Desember 2005 dalam rapat

musyawarah Ma j e li s Hakim yang terdiri dari Cicut Sutiarso,SB,Mhum., se la k u Ketua

M a jeli s, Sugito,SH Mhum,, Agus Subroto,SH.MHum., Ridwan Mansyur,SB,MB.,

da n Lilik Mulyadi,SH,MHum., masing masing sebagai Hakim Anggota sesuai

Penetapan Ketua Pengadilan Negeri, Niaga/HAM dan Tipkor Jakarta Pusat Nomor 1 3 6 1 /

P id . B I 2005 I P N . Jk t .Ps t. Tertanggal 29 Juli 2 0 0 5 , putusan tersebut diucapkan di dalam

persidangan terbuka untuk umum pada hari itu j u g a Selasa tanggal 20 Desember 2005

ol e h Hakim Ketua Majelis bersama-sama para Hakim Anggota tersebut, didampingi

Yanwitra,SH,MH dan Wijiastuti,SB para Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri


• l 16

tersebut, dengan dihadiri Oleh Domu P Sihite,SH,MH. Jaksa selaku Penuntut Umum

bersama T i m Pcnuntut Umum, Terdakwa serta Tim Penasihat Hukumnya.

Hakim Anggota Hakim/ t:�tua Majclis

Sugito,SH Ml I u m . C i c u t Sutiarso,SH,MHum.

Agi1,�ubroto.SH.Mhum.

Ridwan Mansyum�I-f�l.1 J

, Lilil· Mu)yadi,SH,l\t1tnlro
I

�itcra Pcngganti

Yil:nwitra.S H.Mll. ·

Anda mungkin juga menyukai