SKRIPSI
Oleh :
MUKHAMMAD RYFAI
11150490000038
JAKARTA
2022/1443 H
PENGELOLAAN DANA TABARRU DAN MEKANISME
KLAIM PESERTA PT. ASURANSI JASINDO SYARIAH
DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN MUI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh
Mukhammad Ryfa’i
11150490000038
Pembimbing
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dalam penulisan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan, untuk itu
peneliti memohon kritik dansaran dalam rangka menyempurnakan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini, peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti studi di Fakultas
Syariah dan Hukum.
2. Dr. Ahmad Tholabi, Kharlie, S.H., MA., M.H selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti studi
di fakultas ini.
3. A.M. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah dan Dr. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku Sekretaris Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakarta yang telah membantu dan mempermudah
penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Syahrul A’dam, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
senantiasa meluangkan waktunya guna membimbing penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu yang
vi
bermanfaat kepada peneliti selama perkuliahan berlangsung.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Istriku, Sarah Fauziah dan anakku, Syahreizky yang telah mendukung
secara penuh dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman – teman angkatan 2015, khususnya saudara Zakiy, Ihsan, Ikhwal
yang senantiasa memberikan dorongan semangat kepada penulis.
9. Bapak Yasser Zulfianto selaku kepala unit teknik PT. Asuransi Jasindo
Syariah Kantor Cabang Jakarta, yang telah mengizinkan peneliti untuk
melakukan penelitian terhadap polis ini dan juga Ibu Alifthya Putri selaku
Underwriter PT. Asuransi Jasindo Syariah serta Ibu Maria Delta selaku
bagian klaim PT. Asuransi Jasindo Syariah yang bersedia untuk di
wawancarai.
10. Keluarga, saudara, dan teman-teman semua yang tidak dapat disebutkan
satu per satu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat
kepada peneliti dalam rangka penyelesaian studi dan skripsi ini.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 11
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah .............................. 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 15
D. Metode Penelitian................................................................................ 16
E. . Review Studi Terdahulu ....................................................................... 19
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 21
viii
BAB III TINJAUAN UMUM PT. ASURANSI JASINDO SYARIAH
A. Profil PT. Asuransi Jasindo Syariah ..................................................... 48
B. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan ....................................................... 48
C. Produk-produk PT. Asuransi Jasindo Syariah ...................................... 49
D. Prosedur Klaim PT. Asuransi Jasindo Syariah ..................................... 53
BAB V PENUTUP
A. . Kesimpulan…......................................................................................... 68
B. Saran ................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Perusahaan asuransi umum, jiwa dan reasuransi dengan prinsip
syariah, per 31 Desember 2021
Tabel 2 Daftar besaran pembagian dana tabarru’ dan ujroh untuk setiap produk
asuransi di PT. Asuransi Jasindo Syariah
Tabel 3 Kesesuaian PT. Asuransi Jasindo Syariah dengan Fatwa Dewan Syariah
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1
Daftar Perusahaan asuransi umum, jiwa dan reasuransi
dengan prinsip syariah, per 31 Desember 2021:2
1 Asuransi umum unit usaha syariah 19
2 Asuransi umum full syariah 6
3 Asuransi jiwa unit usaha syariah 23
4 Asuransi jiwa full syariah 7
5 Reasuransi unit usaha syariah 3
1
Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h., 3.
2
Di akses dari https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Daftar-
Perusahaan-Asuransi-Umum,-Jiwa-dan-Reasuransi-dengan-Prinsip-Syariah.aspx pada 8 Januari
2022
11
12
Salah satu penanganan risiko yang lazim dilakukan adalah dengan mengalihkan
atau mentransfernya kepada pihak lain yang bersedia untuk menerimanya. 3 Pihak
yang bersedia mengambil alih ancaman bahaya tersebut adalah pihak yang memang
biasa menjalankan bisnis di bidang jasa perlindungan terhadap ancaman bahaya
atas kekayaan, badan, dan jiwa orang. Apabila ancaman bahaya itu menjadi
kenyataan yang merugikan pemiliknya maka pihak tersebut akan bersedia
membayar ganti kerugian atau membayar uang santunan.
Dalam asuransi konvensional disinyalir terdapat unsur-unsur yang bertentangan
dengan syariah Islam, seperti maisir, garar, riba, dzalim dan sebagainya. Secara
spesifik ada tiga unsur pokok dalam asuransi yang dipandang bertentangan dengan
nilai-nilai syariah yaitu bahaya yang dipertanggungkan, premi pertanggungan dan
sejumlah uang ganti rugi pertanggungan. Untuk mencari jalan keluar dari berbagai
macam unsur yang dipandang tidak sejalan dengan syariah, telah diusahakan
adanya perusahaan asuransi yang menekankan sifat saling menanggung, saling
menolong di antara para tertanggung yang bernilai kebajikan menurut ajaran Islam.
Di sinilah ulama kontemporer berperan dalam menggali dan menyusun sebuah
kinerja lembaga asuransi syariah yang memasukkan unsur tolong-menolong,
seperti yang terjadi di awal sejarah asuransi yang menjadikan tolong-menolong
sebagai unsur utama di dalamnya. Dari sini, asuransi syariah mengemban tugas
membersihkan unsur-unsur yang tidak sesuai dengan syariah terhadap praktik yang
dijalankan oleh asuransi konvensional.
Dalam muamalah, kejelasan bentuk akad sangat menentukan apakah transaksi
yang dilakkan sudah sah atau tidak menurut kaidah syariat. Demikian pula dalam
berasuransi, ketidakjelasan bentuk akad akan berpotensi menimbulkan
permasalahan dari sisi legalitas hukum Islam.
3
Kuat Ismanto, Asuransi Syari’ah (Tinjauan Asas-asas Hukum Islam), (Yogyakarta: Pustaka,
2009), h. 24.
13
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat penulis identifikasi
permasalahan-permasalahan penelitian sebagai berikut:
2. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, maka dari
itu peneliti membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
pembahasannya akan lebih jelas dan terarah. Dalam penelitian ini, peneliti
hanya akan membatasi penelitiannya kepada pengelolaan dana tabarru’
dan tata cara pengajuan klaim apakah sudah sesuai prinsip-prinsip syariah.
Pembatasan juga dilakukan atas objek penelitian, yakni di fokuskan
hanya kepada pengelolaan dana tabarru’ dan mekanisme klaim yang
dilakukan oleh PT Asuransi Jasindo Syariah.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang
telah penulis lakukan, maka rumusan masalah penulis rinci dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menggambarkan mekanisme pelaksanaan asuransi di PT
Asuransi Jasindo Syariah.
b. Untuk menggambarkan pelaksanaan dana tabarru di PT Asuransi
Jasindo Syariah.
c. Untuk mengetahui tata cara pengajuan klaim di PT Asuransi Jasindo
Syariah.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan secara
teoritis bagi pengembangan pengetahuan hukum ekonomi syariah
terutama bahasan mengenai asuransi syariah.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan secara
praktis bagi mahasiswa fakultas hukum maupun syariah, akademisi,
dan para praktisi hukum, serta masyarakat pada umumnya tentang
pengelolaan dana tabarru yang dilakukan agar sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yakni penelitian
hukum normatif (yuridis-empiris). Pendekatan penelitian hukum yang
penulis gunakan adalah studi kasus (case study), yakni menjadikan
16
2. Pendekatan Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan
konsep (conceptual approach). Pendekatan perundang-undangan
dilakukan untuk meneliti aturan-aturan terkait demi menjawab
permasalahan yang terjadi. Pendekatan konsep, dilakukan dengan
menelaah konsep yang beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin
yang berkembang dalam ilmu hukum dan agama.
3. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
sumber pertama. 4 Yang dimaksud data primer pada penelitian ini
adalah data yang diperoleh dari pihak PT Asuransi Jasindo Syariah.
b. Data Sekunder
Data Sekunder antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi,
buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan
sebagainya. 5 Pada penelitian ini data sekunder terdiri dari:
4
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penlitian Hukum, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004), h., 30
5
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar…, h.,30
17
6. Teknik Penulisan
Teknik penulisan skripsi yang akan dilakukan berpedoman kepada
buku : “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
6
Sutopo, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Surakarta: UNS, 2006), h., 72
19
7
Tazkiah Ashfia, Sihabudin, Prayudo Eri Yandono, “Analisis Pengaturan Akad Tabarru’
dan Akad Tijarah Pada Asuransi Syariah Menurut Fatwa DSN Nomor 21/DSN-MUI/X/2001
Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah”, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
8
Junaidi Abdullah, “Akad-Akad di dalam Asuransi Syariah”, Tawazun: Journal of Sharia
Economic Law, Vol. 1, Nomor 1, (2018).
9
Syarifuddin, “Kedudukan Dana Tabarru dalam Asuransi Syariah”, Tasharuf: Journal
Economic and Business Islam, Vol. 1 No. 1 (2016)
20
10
Destri Budi Nugraheni, “Analisis Yuridis Akad Tabarru dan Akad Tijarah dalam Produk
Unit Link Syariah”, Mimbar Hukum, Vol. 28 No. 2 (2016)
11
“Dwi Fidhayanti, “Pelaksanaan Akad Tabarru’ pada Asuransi Syariah (Studi di Takaful
Indonesia Cabang Malang)”, Fakultas Syariah Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang
12
M. Arif Hakim, “Analisis Aplikasi Akad Tabarru’ dalam Asuransi Syariah: Studi Kasus
Pada AJB Bumiputera 1912 Syariah Cabang Kudus”, STAIN Kudus, Vol. 3 no. 2. (2012)
21
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi pengantar untuk memahami garis besar dari seluruh
pembahasan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,
identifikasi, pembatasan , dan rumusan masalah, serta tujuan dan manfaat
penelitian, kajian teori dan konseptual, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB V Penutup
Pada bab ini terdiri dari Simpulan dan Saran.
BAB II
KAJIAN AKAD TABARRU’ DALAM ASURANSI SYARIAH
A. Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Asuransi syariah adalah usaha tolong-menolong diantara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau dana tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. 13
Asuransi syariah sama dengan asuransi takaful yang merupakan
asuransi yang beroperasi berdasarkan syariah Islam. Asuransi syariah
menjalankan kegiatan usahanya atas dasar tolong-menolong dan premi yang
dibayarkan dianggap sebagai sedekah lalu dikumpulkan menjadi dana sosial
(tabarru’) yang nantinya diberikan kepada anggota asuransi yang terkena
musibah. Menurut Djazuli dan Yadi Janwari pengertian asuransi yang
berbasis syariah adalah sebuah pengelolaan yang memiliki fungsi sebagai
fasilitator hubungan struktural antara peserta penyetor premi (penanggung)
dengan peserta penerima premi (tertanggung) yang prinsip operasionalnya
didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan As-
Sunnah.14
Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan
tolong-menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi
dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. 15
Sedangkan menurut Husain Hamid Hisan asuransi syariah adalah
sikap ta’awwun yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapi, antara
sejumlah manusia, semuanya telah mengantisipasi suatu peristiwa, jika
13
Fatwa DSN No.12/DSN-MUI/X/2001.
14
Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan),
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2002), h., 120
15
Herry Ramadhani,Prospek dan Tantangan Perkembangan Asurans, h., 60
22
23
16
Machzumy Ibrahim,”Dasar-dasar Asuransi Syariah”, (Jakarta: PT PP Mardi Mulyo,2012),
h., 1
17
Dzajuli dan Yadi Janwari 2002. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (sebuah
Pengenalan. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), h., 12
24
c. Ijma
Para sahabat telah melakukan ittifaq (kesepakatan) dalam hal ini
(aqilah). Terbukti dengan tidak adanya penentangan oleh sahabat lain
terhadap apa yang dilakukan oleh sahabat lain terhadap apa yang
dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa mereka bersepakat mengenai persoalan ini.
Sebagai dalil dari kebolehannya memakai ijma dalam
menetapkan hukum ini adalah:
“segala sesuatu yang menurut mayoritas kaum muslimin itu
baik maka dalam pandanagan Allah SWT juga baik.”
Rahasia praktik aqilah adalah mengankat perselisihan dan
percecokan antarsuku Arab. Dengan adanya aqilah berarti telah
membangun suatu nilai kehidupan yang positif (al-hasan) diantara
para suku Arab. Adanya aspek kebaikan dan nilai yang positif dalam
praktik aqilah mendorong para ulama untuk bermufakat (ijma’) bahwa
perbuatan semacam aqilah tidak bertentangan denagn nilai-nilai yang
18
terkandung dalam syariat Islam.
d. Fatwa DSN-MUI
Selain prinsip-prinsip umum al-Qur’an dan as-Sunnah, untuk
pengaturan asuransi syariah saat ini merujuk kepada fatwa Dewan
Syariah Nasional (DSN) Majlis Ulama Indonesia. Fatwa tersebut
dikeuarkan karena perundang-undangan yang mengatur tentang
asuransi di Indonesia saat ini tidak dapat dijadikan pedoman untuk
menjalankan asuransi syariah. Fatwa DSN MUI ini memang tidak
merupakan produk hukum nasional karena tidak termasuk peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Walaupun sebenarnya bisa
dimasukan kategori dokrin dalam ilmu hukum.
18
AM Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis Historis,
Teoritis dan Praktis (Jakarta: Kencana, 2004), h., 104.
28
2. Hukum Positif
Selain bersumber dari hukum Islam, oprasional Asuransi Syariah
di Indonesia didasarkan pada hukum positif yang saat ini berlaku
yaitu:
a. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Ketentuan mengenai kegiatan asuransi dalam KUH Perdata diatur
dalam bab kelima belas tentang Perjanjian Untung-untungan.
b. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD).
Undang-undang No.2 1992 tentang Usaha Perasuransian.
c. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2008 tentang Perubahan kedua
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perasuransian. Mengingat Undang-undang dan Peraturan
Pemerintah tersebut tidak menjelaskan secara spesifik asuransi
syariah, maka untuk mengisi kekosongan hukum dibuat beberapa
peraturan hukum oleh pemerintah sebagai berikut:
i. Keputusan menteri keuangan republik indonesia No.
426/KMK.06/2003 tentang perizinan usaha dan kelembagaan
asuransi dan perusahaan reasuransi. Peraturan inilah yang
dapat dijadikan dasar untuk mendirikan asuransi syariah
sebagaimana ketentuan dalam pasal 3 yang menyatakan
bahwa, setiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau
usaha reasuransi berdasarkan prinsip syariah.
ii. Keputusan Menteri Keungan RI No.424/KMK.06/2003
tentang Kesehatan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.
Ketentuan yang terkait dengan asuransi syariah
tercantumdalam pasal 15-18 mengenai kekayaan yang
diperkenankan harus dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan
asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah.
iii. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor
Kep.4499/LK/2000tentang Jenis Penilaian dan pembatasan
Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
29
19
Ahmad Chairul Hadi, Hukum Asuransi Syariah, Konsep Dasar, Aspek Hukum dan Sistem
Oprasionalnya (Ciputat, UIN Press, 2015), h., 52-62.
20
Syakir Sula, 2004 : 722 – 750
32
g. Khitmah (Pelayanan)
Rasulullah bersabda,
“seorang iman (pemimpin) adalah pemelihara dan
mengatur urusan (rakyat). Ia akan diminta pertanggungjawaban
atas urusan rakyatnya.” ( HR. Bukhari dan Muslim).
Dan sebagaimana yang tertera dalam ayat al-qur’an :
“dan berendah dirilah kamu terhadap orangorang yang
beriman.” (QS. Al-Hijr: 88).
Yang dimaksud dengan pelayanan tersebut adalah asuransi
syariah memperhatikan kepentingan peserta nya dengan baik.
Setiap kepentingan peserta asuransi yang berkaitan dengan klaim,
investasi dana peserta, dan pengumpulan dana peserta (tabarru)
akan mendapatkan pelayanan dari perusahaan asuransi syariah
dengan baik dan transparan. Dengan kemudahan ini diharapkan
peserta asuransi syariah akan lebih nyaman dan aman terhadap
dana kepesertaannya.
h. Gharar, Maisir, Dan Riba
Prinsip yang paling utama dalam muamalah Islami
khususnya untuk Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah
prinsip Gharar, Maisir dan Riba. Ketiga hal inilah yang secara
haqiqi menjadi dasar para ulama mengharamkan semua transaksi
perbankan, asuransi, penggadaian, bursa efek, leasing,nmodal
ventura dan sebagainya, yang tidak menggunakan prinsip-prinsip
syariah. Karena,dalam operasionalnya pasti terdapat salah satu atau
kalau tidak tiga-tiganya yang Gharah, Meisir atau Riba. Produk
asuransi syariah telah dijamin bebas dari unsur Gharar, maisir, dan
riba. Dikarenakan Asuransi syariah kegiatannya diawasi oleh DSN
(Dewan Syariah Nasional), berfungsi untuk mengawasi semua
operasional atau kegiatan perusahaan agar terbebas dari praktik –
praktik muamalah yang bertentangan dengan prinsip syariah
Semua akad asuransi telah menggunakan akad syariah, misalnya
36
D. Akad Tabarru’
Tabarru’ merupakan pemberian sukarela seseorang kepada orang lain,
tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta itu dari
pemberi kepada orang yang diberi. Jumhur ulama mendefinisikan tabarru’
dengan akad yang mengakibatkan pemilikan harta, tanpa ganti rugi, yang
dilakukan seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara sukarela.
Niat tabarru’ “dana kebajikan” dalam akad asuransi syariah adalah
allternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara’ dalam melepaskan diri dari
praktik, gharar yang diharamkan oleh Allah SWT. Akad tabarru’ adalah semua
bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong menolong,
bukan semata untuk tujuan komersial. Dalam akad tabarru’ “hibah”, peserta
memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang
terkena musibah. Sedangkan perusahaan hanya bertindak sebagai pengelola. 21
Dalam konteks asuransi syariah, Dewan Syariah Nasional - MajelisUlama
Indonesia (DSN-MUI) dalam fatwa tentang “Akad Tabarru' pada Asuransi dan
Reasuransi Syariah”, mendefisinikan akad tabarru` sebagai semua bentuk akad
yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan kebaikan dan tolong-
21
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h., 37
37
22
Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia, Nomor 21/DSN-MUI/X/2001,
tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah
23
Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia, Nomor 53/DSN-MUI/III/2006,
tentang Akad Tabarru Pada Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah
38
24
Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia, Nomor 53/DSN-MUI/III/2006,
tentang Akad Tabarru Pada Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah
39
3. Perusahaan bertindak sebagai pengelola dana hibah, atas dasar akad wakalah
dari para peserta di luar pengelolaan investasi.
2. Pilihan terhadap salah satu alternataif tersebut diatas harus disetujui terlebih
dahulu oleh peserta.
1. Jika terjadi defisit underwriting (defisit tabarru) atas dana tabarru, maka
perusahaan asuransi atau reasuransi wajib menanggulangi kekurangan
tersebut dalam bentuk qardh (penjaman).
40
25
Pasal 1313 KUH Perdata
26
Pasal 1338 KUH Perdata
42
27
Muhammad Syakir Sula, Principles of Islamic Insurance (Prinsip – Prinsip Asuransi
Syariah) , (Depok: Syakir Sula Institue, 2016), h., 117.
43
untuk polis yang disediakan pengelola bagi peserta) dan pembayaran takaful
kontribusi (al-musahamah).28 Dengan melandaskan diri pada prinsip
takafuli, asuransi syariah (terutama asuransi jiwa) menerapkan dua bentuk
akad diawal penerimaan kontribusi, yakni akad tabungan investasi dan akad
kontribusi. Akad tabungan investasi berdasarkan prinsip mudharabah
sementara kontribusi berdasarkan hibah.
Majelis Ulama Indonesia, melalui Dewan Syariah Nasional,
mengeluarkan fatwa khusus tentang: "Pedoman Umum Asuransi Syariah",
yang didalamnya menjelaskan tentang akad dan prinsip-prinsip asuransi
syariah secara umum, sebagai berikut:29
28
Mohd. Ma’sum Billah, Modern Financial Transaction Under Syariah,(Ilmiya Publisher,
2003) h.,13-14.
29
Fatwa DSN MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.
44
- Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru' serta syarat-syarat yang
disepakati sesuai dengan jenis asuransi yang diakad.
30
Huzaimah T. Yanggo, Asuransi Hukum dan Permasalahannya, (Jurnal AAMAI, Tahun
VII, No. 12, 20013), hal., 23.
46
31
Jasindosyariah.co.id, 19 Februari 2022
32
jasindosyariah.co.id, 19 Februari 2022
47
48
3. Budaya Perusahaan
i. Fatonah
Menyelaraskan keunggulan perseorangan dengan tetap
berinovasi serta menawarkan pelayanan prima melalui sumber
daya manusia yang professional dan berkualitas
ii. Amanah
Menerapkan Good Corporate Governance untuk memastikan
layanan yang berkualitas, berintegritas dan transparan
iii. Siddiq
Menjalankan kegiatan usaha sesuai dengan kaidah-kaidah
islman dengan tetap mempertahankan daya saing yang
berkesinambungan
iv. Tabligh
Melestarikan hubungan yang erat dengan pelanggan melalui
pengembangan Corporate Communication dan pelayanan ritel
yang arif dan proaktif
Budaya perusahaan tersebut apabila disingkat maka akan
membentuk kata FAST yang juga berarti cepat dalam melayani
nasabah.
33
jasindosyariah.co.id, 19 Februari 2022
49
34
jasindosyariah.co.id, 19 Februari 2022
BAB IV
53
54
35
Alifthya Putrie, underwriter PT. Asuransi Jasindo Syariah, Interview Pribadi, Jakarta, 7
Maret 2022
36
Polis PT. Asuransi Jasindo Syariah No. 209.675.100.22.00005/000/000
55
Tabel 2
Asuransi Uang 50 50
Asuransi Kebongkaran 60 40
Asuransi Kebakaran 60 40
Asuransi Pengangkutan
50 50
Barang
Asuransi Kendaraan
50 50
Bermotor
Asuransi Rangka Kapal
60 40
(Marine Hull)
Asuransi Advertising
50 50
Sign
Asuransi Tanggung
50 50
Gugat (CGL)
56
Asuransi Machinery
60 40
Breakdown (MB)
Asuransi Pemasangan
60 40
Mesin (EAR)
Asuransi Rekayasa
65 35
(CPM)
Asuransi Pesawat
50 50
Terbang / Aviation Hull
Asuransi Peralatan
50 50
Elektronika (EEI)
*Data diperoleh dari dokumen PT Asuransi Jasindo Syariah dan diolah
Dana tabarru’ boleh digunakan untuk membantu siapa saja yang saat
itu sedang mendapat musibah. Tetapi dalam bisnis takaful, karena melalui
akad khusus, maka kemanfaatannya hanya terbatas pada yang berstatus
peserta takaful saja. Dengan kata lain, kumpulan dana tabarru’ hanya dapat
digunakan untuk kepentingan para peserta takaful saja yang mendapat
musibah. Oleh karena itu dana tabarru tersebut tidak boleh digunakan untuk
kepentingan lain, karena ini melanggar syarat akad.37
Dana tabarru’ hanya boleh digunakan untuk segala hal yang
berkaitan dengan kepentingan nasabah, seperti klaim, cadangan dana
tabarru’ atau reasuransi syariah. Dana ini hanya digunakan untuk peserta
yang mendapatkan musibah sehingga disimpan di akun khusus. Ketika
diinvestasikan, hasil investasinya pun masuk kembali dalam akun tabarru’.
Kemudian jika terdapat surplus tabarru’, dimana total dana tabarru’
yang terkumpul lebih besar dari total dana klaim dan biaya-biaya yang
37
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari'ah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional, cet. Ke-1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h., 38.
57
2. Investasi
pengelolaan dana tabarru’ oleh perusahaan diinvestasikan melalui
lembaga keuangan syariah sepert pasarmodal syariah, saham syariah,
reksadana syariah, dan obligasi syariah (sukuk). Investasi dana tabarru’
tersebut harus melalui persetujuan Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk
memantau dana tabarru’ yang diinvestasikan ke hal-hal yang halal. Semua
dana yang diinvestasikan dan hasil investasi dari dana tersebut kembali ke
rekening.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yasser Zulfianto
selaku kepala unit teknik PT. Asuransi Jasindo Syariah Kantor Cabang
Jakarta pada tanggal 7 Maret 2022, dana kontribusi yang telah terkumpul
yang sesuai dengan kontrak pada polis akan dikelola oleh PT. Asuransi
Jasindo Syariah dengan tujuan investasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. 39 Kemudian apabila pada akhir periode pertanggungan terdapat
Surplus dalam pengelolaan dana tabarru’ maka peserta menyetujui untuk
membagi kepada pengelola dengan ketentuan :
38
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI) No. 53/DSN-MUI/III/2006
39
Yasser Zulfianto, Kepala Unit Teknik PT. Asuransi Jasindo Syariah Kantor Cabang
Jakarta, Interview Pribadi, Jakarta, 7 Maret 2022.
58
40
Polis PT. Asuransi Jasindo Syariah No. 209.675.100.22.00005/000/000
41
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari'ah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional, cet. Ke-1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 176.
42
Rohmah, Wahidatur, and Zainal Abidin, Studi Komparatif Asuransi Syari’ah dan
Asuransi Konvensional Dalam Perspektif Hukum Islam, (AL MUNAZHZHARAH 1.1, 2017), h.
22-35.
59
43
Yasser Zulfianto, Kepala Unit Teknik PT. Asuransi Jasindo Syariah Kantor Cabang
Jakarta, Interview Pribadi, Jakarta, 7 Maret 2022.
60
jumlah yang telah ditentukan pada polisnya, dan setiap peserta berhak
menerima dana klaim apabila terjadi kerugian. Kegiatan ini termasuk dalam
prinsip sharing of risks.
44
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari'ah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional, cet. Ke-1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 36.
61
pernyataan “akad yang sesuai syariah” dapat dijabarkan sebagai akad atau
perikatan yang terbebas dari unsur gharar (ketidakjelasan), maisir (judi), riba
(bunga), ulmu (penganiayaan), riswah (suap), dan barang haram serta maksiat.
Dan apabila terjadi defisit pada dana tabarru’ maka perusahaan wajib
menanggulangi kekurangan tersebut dengan akad qard. Di sini dapat kita lihat
bahwa perusahaan hanya sebagai pengelola atau pemegang amanah (mudharib),
hal ini pun sesuai dengan Fatwa DSN No : 53/DSN-MUI/III/2006, mengenaik
akad tabarru’ pada asuransi syariah, pada poin ke tujuh memutuskan jika terjadi
defisit underwriting atas dana tabarru’, maka perusahaan asuransi wajib
menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk qardh (pinjaman). 45
Kesesuaian PT. Asuransi Jasindo Syariah dengan Fatwa Dewan Syariah
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Kesesuaian PT. Asuransi Jasindo Syariah dengan Fatwa DSN MUI
45
Fatwa DSN No : 53/DSN-MUI/III/2006
62
46
Maria Delta, bagian Klaim PT. Asuransi Jasindo Syariah, Interview Pribadi, Jakarta, 7 Maret 2022
66
klaim tersebut baik ke PT. Asuransi Jasindo Syariah maupun ke pihak lain.
Escape Clause juga menjamin bahwa apabila di kemudian hari tertanggung
terbukti melakukan kebohongan atas klaim yang diajukannya, maka
tertanggung harus melakukan ganti rugi atas pembayaran klaim yang telah
dibayarkan oleh PT. Asuransi Jasindo Syariah.
Setelah semua proses klaim terpenuhi, barulah akan dilakukan pembayaran
klaim oleh bagian keuangan kantor pusat. Pada asuransi syariah sumber
pembiayaan klaim diperoleh dari rekening tabarru’. Pengelaran terbesar
asuransi syariah berasal dari dana klaim. Oleh karena itu, penting bagi
perusahaan asuransi syariah untuk mengolah dana tabarru’ sebaik mungkin
agar ketika salah satu tertanggung mengalami kerugian, prinsip tolong-
menolong bisa dijalankan.
47
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah
67
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian atas pengelolaan dana tabarru’ dan mekanisme
klaim pada PT. Asuransi Jasindo Syariah, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengelolaan dana tabarru’ PT. Asuransi Jasindo Syariah adalah dengan
membagi kontribusi yang masuk ke dalam dua rekening yaitu rekening
tabarru’ dan rekening peserta. Rekening tabarru’ digunakan sebagai
rekening nasabah dengan tujuan hibah apabila diantara peserta ada yang
mengajukan klaim. Pengelolaan dana dilakukan oleh kantor pusat PT.
Asuransi Jasindo Syariah dengan memperhatikan akad-akad asuransi
syariah dan menghindari gharar (ketidakjelasan), maisir (judi), riba
(bunga), ulmu (penganiayaan), riswah (suap), dan barang haram serta
maksiat.
2. Mekanisme klaim PT. Asuransi Jasindo Syariah dimulai dari adanya
laporan klaim dari tertanggung. Setelah tertanggung memenuhi
dokumen klaim, maka akan dilakukan analisa oleh kantor pusat terkait
apakah klaim tersebut akan diterima atau ditolak, serta besaran jumlah
penggantian kerugian susuai akad-akad yang telah disepakati pada awal
kontrak asuransi sehingga tidak menyalahi Fatwa No.21/DSN-
MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.
3. Berdasarkan hasil analisis peneliti, PT. Asuransi Jasindo Syariah dalam
pengelolaan dana tabarru' sudah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah
Nasional No : 53/DSN-MUI/III/2006 mengenai Akad Tabarru’ pada
Asuransi Syariah No. 21/DSN-MUI/X/2001 mengenai Pedoman umum
Asuransi Syariah, No. 81/DSN-MUI/III/2011 mengenai Akad Wakalah
Bil Ujrah, dan No.51/DSN-MUI/III/2006 mengenai Akad Mudharabah
Musyarakah pada Asuransi Syariah.
68
69
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis memberikan saran yang
bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan sebagai berikut :
Kepada PT. Asuransi Jasindo Syariah agar memberikan informasi yang
lebih luas kepada masyarakat terkait pengelolaan dana tabarru’ dan
mekanisme klaim agar tidak timbul keraguan dalam asumsi masyarakat terkait
produk asuransi sehingga dapat memunculkan rasa percaya dalam berasuransi.
Serta PT. Asuransi Jasindo Syariah dapat memanfaatkan perkembangan
teknologi guna mempercepat proses penutupan asuransi hingga pengajuan
klaim sehingga nasabah dapat menjaga kepuasan nasabah
Kepada nasabah PT. Asuransi Jasindo Syariah agar memperhatikan dengan
seksama kepada setiap akad yang melekat pada saat penutupan asuransi
sehingga dapat menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
Kepada penulis selanjutnya agar dapat menambahkan objek penelitian
seperti pengelolaan surplus underwriting guna mengetahui mekanisme dan
kesesuaian dari hasil investasi dana tabarru’ yang menjadi bagian dari surplus
underwriting.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Chairul Hadi, Hukum Asuransi Syariah, Konsep Dasar, Aspek Hukum dan
Sistem Oprasionalnya, Ciputat: UIN Press, 2015.
AM Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2004.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008
Asep Saepudin Jahar, dkk, hukum Keluaraga, Pidana dan Ekonomi, Jakarta:
Prenada Media Group, 2013.
Bin Badri, Muhammad Arifin, Riba dan Tinjauan Kritis Perbankan Syariah,
Bogor: Pustaka Darul Ilmi, 2011.
Destri Budi Nugraheni, “Analisis Yuridis Akad Tabarru dan Akad Tijarah dalam
Produk Unit Link Syariah”, Mimbar Hukum, Vol. 28 No. 2, 2016.
Fatwa DSN MUI No. 52 Tahun 2006 Tentang Akad Wakalah Bil Ujrah pada
Asuransi dan Reasuransi Syariah.
Karim, Adiwarman A., Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2007.
Kuat Ismanto, Asuransi Syari’ah Tinjauan Asas-Asas Hukum Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2009.
M. Arif Hakim, “Analisis Aplikasi Akad Tabarru’ dalam Asuransi Syariah: Studi
Kasus Pada AJB Bumiputera 1912 Syariah Cabang Kudus”, STAIN Kudus,
Vol. 3 no. 2, 2012.
M. Nur Rianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis.
Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.
Machzumy Ibrahim,”Dasar-dasar Asuransi Syariah”, (Jakarta: PT PP Mardi
Mulyo,2012)
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: Gema Insani. 2013.
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari'ah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional, cet. Ke-1, Jakarta: Gema Insani Press. 2004
Rohmah, Wahidatur, and Zainal Abidin, Studi Komparatif Asuransi Syari’ah dan
Asuransi Konvensional Dalam Perspektif Hukum Islam, (AL
MUNAZHZHARAH 1.1, 2017