Anda di halaman 1dari 111

ABSTRAK

Nama : NAJMAH AFIFAH ZAHRA SIREGAR


NIM : 06.18.033
Fakultas / Prodi : Hukum Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : ANALISIS IJARAH PADA JAMAAH UMROH
TERTUNDA VIRUS CORONA (COVID-19)
PERSPEKTIF MAZHAB SYAFI’I DAN FATWA
DSN MUI NO. 112/DSN-MUI/IX/2017 (Studi Kasus
PT. Multazam Wisata Agung Medan)

Penelitian yang berjudul “Analisis Ijarah Pada Jamaah Umroh Tertunda


Virus Corona (Covid-19) Perspektif Mazhab Syafi’i Dan Fatwa DSN MUI No.
112/DSN-MUI/IX/2017 (Studi Kasus PT. Multazam Wisata Agung Medan)” ini
merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis
ijarah pada jemaah yang tertunda covid-19, dan apa saja yang menjadi faktor-
faktor penyebab tertunda dan naiknya harga paket umroh, serta bagaimana
pandangan hukumnya menurut perspektif mazhab Syafi’i. Rumusan masalah yang
diangkat penulis ada tiga, yaitu apa saja analisis tentang ijarah dan pembagiannya,
bagaimana pandangan PT. Multazam wisata agung terhadap penambahan
pembiayaan tarif umrah yang tertunda di masa virus corona (Covid-19), dan
bagaimana pandangan tentang ijarah Multijasa serta hukumnya menurut
perspektif mazhab Syafii dan fatwa DSN MUI pada penambahan tarif paket
umrah jamaah yang tertunda Covid-19. Jenis penelitian yang penulis gunakan
adalah penelitian lapangan dan pendekatan yang penulis gunakan adalah
pendekatan deskriptif kualitatif dengan data yang digunakan berasal dari hasil
wawancara dengan bagian Komisaris/wakil komisaris, Direktur dan bagian
lapangan dari PT Multazam wisata agung Medan. Lokasi yang diteliti adalah PT.
Multazam Wisata Agung Medan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
analisis ijarah dan faktor - faktor penyebab terjadinya penambahan tarif paket
umroh pada PT Multazam wisata agung Medan, antara lain: ijarah yg belum
tuntas karen adanya penambahan ujroh/harga paket umroh pada calon jemaah, dan
faktor terjadinya penambahan tarif paket umroh serta pandangan PT Multazam
wisata agung Medan pada calon jemaah yg tertunda karena adanya wabah virus
corona (covid-19), serta penyelesaian hukum penambahan harganya menurut
perspektif mazhab Syafi’i yg awalnya tidak menjadi boleh karena kondisi yg
darurat.

Kata Kunci : Analis Ijarah, Faktor Penyebab Penambahan Tarif Paket


Umroh, Penyelesaian Hukum Menurut Perspektif Mazhab Syafi’i

i
ABSTRAK

Nama : NAJMAH AFIFAH ZAHRA SIREGAR


NIM : 06.18.033
Fakultas / Prodi : Hukum Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : IJARAH ANALYSIS ON UMRAH PILGRIMS
DELAYED BY THE CORONA VIRUS (COVID-19)
FROM THE PERSPECTIVE OF THE SHAFI'I
SCHOOL OF THOUGHT AND DSN MUI FATWA
NO. 112/DSN-MUI/IX/2017 (Case Study of PT.
Multazam Wisata Agung Medan)

The research entitled "Analysis of Ijarah on Umrah Congregations Delayed by


Corona Virus (Covid-19) Perspective of the Shafi'i Mazhab and DSN MUI Fatwa
No. 112/DSN-MUI/IX/2017 (Case Study of PT. Multazam Wisata Agung
Medan)" is the result of research that aims to find out how the analysis of ijarah
on congregations delayed by covid-19, and what are the factors that cause delays
and increase in the price of umrah packages, as well as how the legal view is from
the perspective of the Shafi'i madhab. The formulation of the problems raised by
the author is threefold, namely what is the analysis of ijarah and its distribution,
what is the view of PT Multazam Wisata Agung on the additional financing of
Umrah tariffs that were delayed during the corona virus (Covid-19), and what is
the view of ijarah Multijasa and its law according to the perspective of the Syafii
school of thought and the DSN MUI fatwa on the additional tariffs for Umrah
packages for pilgrims who were delayed by Covid-19. The type of research that
the author uses is field research and the approach that the author uses is a
qualitative descriptive approach with the data used comes from interviews with
the Commissioner / deputy commissioner, Director and field section of PT
Multazam Wisata Agung Medan. The location studied is PT Multazam Wisata
Agung Medan. The results of this study conclude that the analysis of ijarah and
the factors that cause the addition of umroh package rates at PT Multazam Wisata
Agung Medan, including: ijarah that has not been completed due to the addition of
ujroh / the price of the umroh package to prospective pilgrims, and the factors for
increasing the tariff of the umroh package as well as the views of PT Multazam
Wisata Agung Medan on prospective pilgrims who are delayed due to the corona
virus outbreak (covid-19), as well as the legal settlement of the price increase
according to the perspective of the Shafi'i school of thought, which initially did
not become permissible due to emergency conditions.

Kata Kunci : Ijarah Analysis, Factors Causing the Increase in Umrah


Package Rates, Legal Resolution According to the Shafi'i Mazhab
Perspective.
KATA PENGANTAR

Syukur, Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada

junjungan umat Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan semua pengikut

beliau yang turut serta dalam mendakwahkan ajaran agama Islam.

Dengan izin Allah SWT, peneliti telah menyelesaikan sebuah karya ilmiah

dalam bentuk proposal yang berjudul: “Analisis Ijarah Pada Jamaah Umroh

Tertunda Virus Corona (Covid-19) Perspektif Mazhab Syafii dan Fatwa

DSN MUI No. 112/DSN-MUI/IX/2017 (Studi Kasus PT. Multazam Wisata

Agung Medan.”, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Program

Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) di STAI Syekh H. Abdul Halim

Hasan Al-Ishlahiyah Binjai.

Pada kesempatan ini dengan penuh ketulusan, peneliti mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Junaidi, SS., S.Pd., M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama

Islam Al-Ishlahiyah Binjai yang turut andil dalam proses perkuliahan

melalui kebijakan yang ditetapkannya.

2. Bapak Muhammad Nur Iqbal, S.H.I, M.H.I selaku Ketua Program Studi

Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Sekolah Tinggi Agama Islam

iii
Syekh H. Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Binjai.

3. Bapak Herisiswan, S. H.I, M.H.I selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan bantuan dan bimbingan dalam penulisan skripsi.

4. Bapak Khoirul Anwar Umar Harahap, Lc, MA selaku dosen pembimbing

II yang telahmembantu peneliti dengan masukan yang berarti.

5. Seluruh Staff dan Dosen di STAI Syekh H.Abdul Halim Hasan Al-

Ishlahiyah Binjai yang telah memberikan ilmunya dalam perkuliahan.

6. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan

moril maupun materil sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan.

7. Teman – teman seperjuangan saya yg sudah membantu dan memberi

semangat kepada saya dalam menyelesaikan skripsi terutama kepada

Fatimah yani panjaitan.

8. Seluruh pihak yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak

langsung yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun dari seluruh pembaca sangat peneliti harapkan. Semoga

proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, Amiin.

Medan, 05 September 2023


Peneliti

Najmah Afifah Zahra Siregar


NIM. 06.19.033

iv
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

BAB I : PENDAHULUAN............................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6

D. Perumusan Masalah ................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

G. Sistematika Pembahasan ......................................................... 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA......................................................10

A. Tinjauan Teoritis ..................................................................... 10

1. Ijarah ................................................................................... 10

a. Pengertian Ijarah............................................................ 10

b. Rukun dan Syarat Ijarah ................................................ 12

c. Dasar Hukum Ijarah ...................................................... 19

d. Berakhirnya Ijarah ......................................................... 20

e. Ijarah yang Fasid (Rusak) Menurut Mazhab Syafii ...... 22

f. Unsur Gharar dalam akad Ijarah................................... 23

v
2. Pembiayaan Ijarah Multijasa .............................................. 27

a. Pengertian Pembiayaan Ijarah Multijasa ....................... 27

b. Fatwa DSN MUI tentang Ijarah Multijasa ..................... 28

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................ 30

C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 34

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 37

B. Pendekatan Penelitian .............................................................. 37

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 39

D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 39

E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 40

F. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 40

G. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 41

H. Metode Pengolahan Data ......................................................... 43

I. Analisis Data ........................................................................... 44

BAB IV : PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................45

A. Deskripsi Data ......................................................................... 45

1. Profil Perusahaan ............................................................... 45

2. Visi dan Misi ..................................................................... 47

3. Susunan Kepengurusan ..................................................... 49

vi
4. Cabang Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan di

Indonesia............................................................................ 51

5. Program PT Multazam Wisata Agung Medan .................. 52

B. Analisis Akad Ijarah Multijasa pada PT. Multazam Wisata

Agung Medan .......................................................................... 56

1. Analisis .............................................................................. 56

2. Akad Ijarah Multijasa pada Pembiayaan Umroh di PT

Multazam ........................................................................... 59

C. Praktek Akad Ijarah Multijasa pada Pembiayaaan Umroh di PT

Multazam Wisata Agung Medan dalam Perspektif Hukum

Ekonomi Syariah ..................................................................... 63

1. Analisis Akad Ijarah Multijasa pada Pembiayaan

Umroh ................................................................................ 63

a. Bentuk Akad pada Pembiayaan Umroh ....................... 63

b. Syarat Akad Ijarah Multijasa pada Pembiayaan

Umroh .......................................................................... 64

c. Rukun Akad Ijarah Multijasa pada Umroh ................. 66

D. Pandangan PT Multazam Wisata Agung Medan terhadap

Penambahan Pembiayaan Tarif Umrah yang Tertunda di Masa

Virus Corona (Covid-19) ......................................................... 68

1. Sebab Terjadinya Penambahan Biaya Setelah Covid-19

pada Calon Jemaah Umroh PT Multazam Wisata Agung

yang Tertunda Covid-19 .................................................... 69

vii
2. Pandangan dan Risiko PT Multazam Wisata Agung Medan

terhadap Penambahan Biaya Tarif Umroh pada Calon

Jemaah yang Tertunda ....................................................... 70

3. Kebijakan PT Multazam terhadap Calon Jemaah yang

Tertunda Virus Corona (Covid-19) ................................... 72

E. Pandangan Tentang Ijarah Multijasa Serta Hukum Menurut

Perspektif Mazhab Syafi’i dan Fatwa DSN MUI pada

Penambahan Tarif Paket Umroh Jemaah Tertunda Virus

Corona (Covid 19) ................................................................... 74

1. Ijarah Multijasa Menurut Perspektif Mazhab Syafii......... 76

2. Akad Ijarah Multijasa Menurut Fatwa DSN MUI ............. 79

3. Hukum Penambahan Biaya Tarif Paket Umroh Menurut

Mazhab Syafi’i .................................................................. 81

F. Analisis Penulis ....................................................................... 86

BAB V : PENUTUP..........................................................................92

A. Kesimpulan ............................................................................. 92

B. Saran ........................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 95

LAMPIRAN LAMPIRAN .................................................................................. 99

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................102

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 36

Gambar 4.1 Struktur PT Multazam Wisata Agung ........................................ 49

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan .................................................................... 30

Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 39

Tabel 4.1 Harga Program Umroh 2023/1445 H ............................................... 54

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT menciptakan satu sifat saling membutuhkan antara satu dengan

yang lainnya, sehingga, manusia, tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan

dari orang lain. Sudah menjadi ketentuan allah SWT, bahwa manusia tidak

mungkin mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Oleh karena itu, allah

memberikan inspirasi (ilham) kepada manusia untuk mengadakan penukaran

dalam bidang jual beli, sewa menyewa, maupun kegiatan muamalah lainnnya.

Manusia dapat berdiri dengan lurus dan kehidupan ini berjalan dengan baik dan

produktif.

Sistem ekonomi berdasarkan syariah tidak hanya merupakan saran untuk

menjaga kesemimbangan kehidupan ekonomi, tetapi juga merupakan sarana untuk

merelokasikan sumber daya kepada orang-orang yang berhak menurut syariah

sehingga demikian tujuan efisiensi ekonomi dan keadilan dapat dicapai bersama.

Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur aspek kehidupan manusia,

aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Salah satu ajaran yang sangat penting

adalah bidang muamalah (Ekonomi Islam).

Kata Analusis terdiri dari dua suku kata, yaitu “ana” yang artinya kembali,

dan “luein” yang artinya melepas atau mengurai. Bila digabungkan maka kata

tersebut memiliki arti menguraikan kembali. Menurut asal katanya tersebut,

analisis adalah proses memecah topik atau substansi yang kompleks menjadi
2

bagian-bagian yang lebih kecil untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Jadi secara umum, pengertian analisis adalah aktivitas yang terdiri dari

serangkaian kegiatan seperti; mengurai, membedakan, dan memilah sesuatu untuk

dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya

lalu ditafsirkan maknanya.

Dalam Islam sewa menyewa diistilahkan dengan al- ijarah. Ijarah

merupakan bentuk muamalah yang telah diatur oleh syariat Islam. Sewa menyewa

menjadi praktek muamalah yang masih banyak kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari hingga saat ini.

Secara bahasa ijarah berasal dari kata ajara-ya„juru yang berarti upah

yang kamu berikan dalam suatu pekerjaan. Adapun ijarah secara terminologis

adalah transaksi atas suatu manfaat yang mubah yang berupa barang dalam waktu

tertentu atau yang dijelaskan sifatnya dalam tanggungan dalam waktu tertentu,

atau transaksi atas suatu pekerjaan yang diketahui dengan upah yang diketahui

pula.1

Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa, baik jasa atas barang

ataupun jasa atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk mendapatkan manfaat barang

maka disebut dengan sewa menyewa, sedangkan jika digunakan untuk mendapat

tenaga kerja disebut upah mengupah2, Dia juga menjelaskan bahwa transaksi

ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat (hak guna) bukan perpindahan


1
Abdullah bin Muhammad Ath-Thyyar,dkk, Ensiklopedi Fiqh Muamalah dalam
Pandangan 4 Madzhab (Yogyakarta : Maktabah Al-Hanif, 2009), hlm. 311.
2
Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi Kelima, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 74.
3

kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip ini sama dengan prinsip jual

beli, namun perbedaannya terdapat dalam objek transaksinya, bila akad jual beli

objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah

manfaat dari barang maupun jasa, dengan ijarah bank syariah dapat pula melayani

nasabah yang hanya membutuhkan jasa.3 Ijarah merupakan salah satu akad yang

telah disyariatkan dalam Islam, dengan landasan hukum bersumber dari Al-

Qur„an, hadits, ijma„ serta landasan hukum yang tercantum dalam undang-undang

atau fatwa.

Pada awal tahun 2019 yaitu pada bulan Maret dunia dihebohkan dengan

berita munculnya wabah pneumonia yang tidak diketahui sebab pastinya.Wabah

ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan Provinsi Hubei China. Pada 7 Januari

2020 para peneliti berhasil mengidentifikasi penyebab pneumonia ini yakni jenis

novel coronavirus. Secara resmi, WHO menamakan penyakit ini Covid-19

(Corona Virus Disease 2019). Penyebaran virus Covid-19 semakin meningkat dan

telah menyebar hampir ke seluruh Negara di dunia sehingga WHO

mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi. Dengan adanya Covid-19 tentu sangat

berdampak bagi perkembangan bisnis diseluruh dunia termasuk indonesia.

PT. Multazam Wisata Agung adalah salah satu perusahaan penyelenggara

perjalanan ibadah umrah (PPIU) yang menggunakan pembiayaan akad Ijarah,

Pembiayaan Umroh adalah fasilitas pembiayaan paket umroh kepada nasabah

yang memenuhi syarat pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada

3
Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi Ketiga, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 137.
4

PPIU berupa transaksi multijasa dengan menggunakan Akad Ijarah berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara pihak PPIU dengan nasabah atau calon

jemaah yang mewajibkan calon jemaah untuk melunasi pembayaran atau

kewajibannya sesuai dengan perjanjian ini.

Sementara itu yang menjadi titik fokus penelitian, ada banyak perusahaan

penyelenggara ibadah haji dan umroh di Medan yang berpotensi merugi karena

penundaan penerimaan jemaah umrah yang diberlakukan oleh pemerintah

kerajaan Arab Saudi salah satunya adalah PT. Multazam Wisata Agung.

Pemerintah Arab Saudi untuk sementara menghentikan atau moratorium kegiatan

umroh. Hal ini guna mencegah Virus Corona (Covid-19) tidak masuk ke Arab

Saudi. Kebijakan Pemerintah Arab Saudi ini menyebabkan biro perjalanan (travel)

umrah merugi. Moratorium itupun atas rekomendasi Kementerian Kesehatan Arab

Saudi.

Aturan penangguhan ini membuat peziarah tidak bisa mengunjungi Masjid

Nabawi, Madinah, dan Masjid al Haram, Mekkah, untuk sementara waktu.

Kerugian yg dialami oleh para pihak travel juga sangat besar sampai dengan

miliaran, mulai dari tiket pesawat yang sudah dibooking, hotel, dan visa yang

tidak jadi terpakai, melihat dari grup keberangkatan para biro umroh dalam 1

Maret 2020 di satu biro kemungkinan ada 50 – 100 paxnya dalam 1 tanggal

keberangkatan.

Risiko terbesar adalah calon jamaah umroh akan meminta kembali uang

sepenuhnya. Sedangkan, uang tersebut sudah ada dilakukan pembayaran untuk


5

transportasi hingga akomodasi. Diperkirakan untuk di awal Maret, setidaknya ada

1.000 calon jamaah yang bakal gagal diberangkatkan. Kondisi ini juga dipastikan

merugikan jamaah, Calon jamaah yang tidak mengerti pasti akan meminta

uangnya dikembalikan. Sementara uang yang telah disetor jemaah sudah masuk

dan sudah dipergunakan untuk membeli tiket, visa, hotel dan lainnya. Karenanya

ketua FKPPIU (Forum Komunikasi Penyelenggara Ibadah Umrah) berharap,

pemerintah Indonesia bisa melakukan pendekatan kepada pemerintah Kerajaan

Arab Saudi agar para calon jamaah umroh yang telah mengantongi visa umroh

bisa diberikan izin masuk ke Tanah Suci dengan pengawasan kesehatan ketat. Jadi

dapat dipastikan, tidak ada calon jamaah umroh yang terjangkit virus mematikan

itu.4

Meskipun pada tanggal 1 November 2020, pemerintah secara resmi

mengizinkan kembali pemberangkatan jemaah umrah melalui KMA No. 719

Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah umrah Pada

Masa Pandemi Corona Virus Disease, namun hal ini tidak serta-merta

menghilangkan dan memulihkan dampak yang ditimbulkan oleh Pandemi covid-

19 bagi PPIU di Medan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pihak travel

untuk tetap memberangkatkan jemaah di tengah Pandemi covid-19.

Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas, peneliti tertarik untuk

meneliti lebih lanjut mengenai pembiayaan dan penyelesaian serta solusi

permasalahan yang terjadi di PT. Multazam Wisata Agung Medan dengan judul:

4
Zainuddin, Bob Nasuiton, 2020. Arab Saudi Stop Umrah, 1000 Jamaah Medan Gagal
Berangkat. Https://sumutpos.co/travel-merugi-miliar-rupiah/. Diakses Pada 11 April 2023.
6

ANALISIS IJARAH PADA JAMAAH UMROH TERTUNDA VIRUS

CORONA (COVID-19) PERSPEKTIF MAZHAB SYAFII DAN FATWA DSN

MUI NO. 112/DSN-MUI/IX/2017 (STUDI KASUS PT. MULTAZAM WISATA

AGUNG MEDAN.

B. Identifikasi Masalah

Ada beberapa masalah yang teridentifikasi di lokasi penelitian. Untuk itu

peneliti mengidentifikasi masalah yang ditemukan sesuai dengan tema

pembahasan berdasarkan latar belakang diatas antara lain:

1. Munculnya virus corona (covid-19) yang menyebabkan tertundanya

keberangkatan calon jemaah umroh di PT. Multazam wisata agung.

2. Adanya pelaksanaan akad ijarah yang belum tuntas akan menjadi

persoalan besar jika tidak di selesaikan sebaik baiknya.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak melebar pada hal-hal yang

kurang fokus pada masalah penelitian maka penelitian ini dibatasi hanya pada

penyebab dan penyelesaiaan pembiayaan ijarah yang belum tuntas di PT.

Multazam Wisata Agung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah di

uraikan diatas, maka selanjutnya dirumuskan rumusan masalah dalam

penelitian ini.

1. Apa saja analisis tentang ijarah dan pembagiannya ?


7

2. Bagaimana pandangan PT. Multazam wisata agung terhadap penambahan

pembiayaan tarif umrah yang tertunda di masa virus corona (Covid-19)?

3. Bagaimana pandangan tentang ijarah Multijasa serta hukumnya menurut

perspektif mazhab Syafii dan fatwa DSN MUI pada penambahan tarif

paket umrah jamaah yang tertunda Covid-19?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka

tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui apa saja

tentang ijarah dan pembagiannya.

1. Untuk mengetahui apa saja analisis tentang ijarah dan pembagian nya.

2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan PT. Multazam wisata agung

terhadap penambahan pembiayaan tarif umrah yang tertunda di masa

virus corona (Covid-19).

3. Untuk mengetahui pandangan tentang ijarah Multijasa serta hukumnya

menurut perspektif mazhab Syafii dan fatwa DSN MUI pada

penambahan tarif paket umrah jamaah yang tertunda Covid-19.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penulis

Peniliti berharap memperoleh penegetahuan dan wawasan yang lebih

luas mengenai cara penyelesaian Ijarah yg belum tuntas di PT. Multazam

wisata agung atau dalam perusahaan penyelenggara perjalanan ibadah

umrah.
8

2. Pihak Perusahaan (PT. Multazam Wisata Agung)

Bagi pihak perusahaan hasil penilitian ini di harapkan akan berguna

sebagai bahan pertimbangan dalam memproses pembiayaan yg belum tuntas

ke para nasabah atau calon jemaah.

3. Nasabah (Calon Jemaah)

Bagi nasabah atau calon jemaah, penilitian akan menjadi pertimbangan

dalam menyelasaikan pembiayaan agar tidak terjadi lagi permasalahan

pembiayaan yg belum tuntas.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh untuk hal-hal

yang akan diuraikan dalam skripsi ini, maka penyusun membaginya dalam

beberapa bab pembahasan, yaitu sebagai berikut:

Bab I, merupakan pendahuluan yang menyajikan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.

Bab II, berisi tinjauan pustaka yang memuat antara lain: penegertian

ijarah, rukun/syarat ijarah, dasar hukum ijarah, berakhirnya ijarah, ijarah

yang fasid menurut imam syafii dan pengertian ijarah multijasa dari penelitian

sejenis yang dilakukan sebelumnya atau penelitian yang relevan untuk

mengetahui posisi penelitian ini di antara penelitian lain. Kemudian, diakhiri

dengan kerangka pemikiran.

Bab III, merupakan paparan mengenai metode penelitian yang terdiri dari

jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek
9

penelitian,instrumen pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, metode pengolahan data dan diakhiri analisis data.

Bab IV, membahas hasil dari penelitian yang dilakukan di lapangan serta

analisis penelitian yang akan ditegaskan pada bab terakhir.

Bab V adalah akhir yang mempertegas hasil dari penelitian berisikan

penutup yang memaparkan kesimpulan berupa jawaban dari pertanyaan

penelitian ini, Kemudian diakhiri dengan saran.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Ijarah

A. Pengertian Ijarah

Secara bahasa ijarah berarti al-ajru yaitu imbalan/upah terhadap

pekerjaan dan pahala. Dalam bentuk lain, kata ijarah juga biasa dikatakan

sebagai nama bagi al-ujrah yang berarti upah atau sewa, baik akad itu diterima

dengan didahului oleh akad atau tidak.5 Kata ijarah dalam perkembangan

kebahasaan selanjutnya di pahami sebagai bentuk akad yaitu akad (pemilikan)

terhadap berbagai manfaat dengan imbalan (al- aqdu „alal manafi‟ bil iwadh)

atau akad pemilikan manfaat dengan imbalan (tamlik al manfaah bil iwadh)

secara bahasa ijarah di definisikan sebagai hak untuk memperoleh manfaat.

Manfaat tersebut bisa berupa jasa atau tenaga orang lain, dan bisa pula

manfaat yang berasal dari suatu barang/benda. Semua manfaat jasa dan barang

tersebut dibayar dengan sejumlah imbalan tertentu. Dalam fiqh sering disebut

al-ijarah yang berarti sewa menyewa. Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan sewa

menyewa menurut bahasa yaitu: ‫املنفعة‬ ‫ بيع‬yang berarti menjual manfaat yaitu:

‫احةٌ قَابِلَةٌ لِتَ بَدلُْواِِل‬ ِ


َ َ‫ص ْوَدةٌ َع ْق ُد َعلَى َمْن َف َعة ُمب‬
ِ َ ‫ِاِلجارةُ ِِف‬
ُ ‫الش ْرعي ُى َوَم ْعلُ ْوَمةٌ َم ْق‬ ََ
ٍ ‫ََب َح ٍة بِ َع ْو‬
ٍ‫ض َم ْعلُ ْوم‬

5
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Grafindo Persada 2014)., h.114
11

Artinya: “Sewa menyewa pada syara‟ ialah akad atas manfaat yang

dituju, tertentu, bersifat mubah dan dapat diganti dengan imbalan

tertentu.”

Asy Syarqawi menerangkan bahwa sewa menyewa adalah: akad atas

manfaat yang dituju, tertentu, dan mubah, dan dapat diganti dengan imbalan

tertentu. Sedangkan menurut istilah ijarah mempunyai banyak makna dan ada

beberapa definisi ijarah yang di kemukakan para ulama yaitu :

Syafi‟iyah mendefinisikan akad atas suatu manfaat yang mengandung

maksud yang tertentu, mubah, serta dapat didermakan dan kebolehan dengan

pengganti tertentu. Kata “manfaat” berfungsi untuk mengeluarkan akad atas

barang karena barang hanya berlaku pada akad jual beli dan hibah. Menurut

ulama Hanafiyah ijarah adalah akad terhadap sewa- menyewa dengan adanya

ganti. Menurut ulama Malikiyah dan Hanabilah, ijarah sebagai memberikan

hak kepemilikan manfaat sesuatu yang muba dalam masa tertentu disertai

imbalan.6

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 09/DSN-

MUI/IV/2000, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu

barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah,

tanpa di ikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.7

Bahasa Arab sewa menyewa disebut dengan ijârah, al-ijârah berasal


6
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid 5, terj Abdul Hayyie al-Kattani,
(Jakarta : Gema Insani, 2011), Hlm. 387.
7
M. Ichwan Sam, Hasanudin, dkk, Himpiunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta:
Erlangga, 2014), h. 91
12

dari kata al-ajru yang berarti al-`iwad (pengganti). Sedangkan menurut

istilah, Basyir mendefinisikan ijârah sebagai suatu perjanjian tentang

pemakaian dan pemungutan hasil atau manfaat suatu benda, binatang atau

tenaga manusia.

B. Rukun dan Syarat Ijarah

Umumnya pada kitab fiqih disebutkan bahwa rukun ijarah adalah

pihak yang menyewa (musta‟jir), pihak ang menyewakan adalah (mu‟jir), ijab

dan Qabul (siqah), manfaat disewakan dan upah. Kompilasi Hukum Ekonomi

Syariah (KHES) menyebutkan dalam Pasal 251 bahwa rukun ijarah adalah

sebagai berikut:

a. Pihak yang menyewa

b. Pihak yang menyewakan

c. Benda yang diijarahkan

d. Akad

Menurut jumhur ulama, bahwa rukun al-ijārah ada empat, yaitu: Aqid

(Mu‟jir Dan Musta‟jir), Sighat akad, Ujrah dan Ma‟qud Alaih.

a. Aqid (Mu‟jir dan Musta‟jir)

Al-Aqid adalah al-ismul fa‟il (isim Fa‟il) dari aqoda dan artinya

adalah orang yang melaksanakan aqad. dan memiliki kekuatan hukum bila

tidak ada al-Akid, sama seperti tidak akan terjadi akad bila tidak ada shighoh

ijab-qobul.8 Agar suatu akad dapat dipandang sebagai akad yang sahih, salah

8
Djohar Arifin, “Substansi Akad Dalam Transaksi Syariah,” Jurnal Kajian Ekonomi dan
Perbankan Syariah 6, no. 1 (2014): 171.
13

satu syaratnya yaitu bahwa para pihak yang berakad (Aqid) disyaratkan harus

memiliki wilayah dan ahliyyah yang sempurna.

Wilayah (kekuasaan) adalah kekuasaan seseorang untuk melakukan

tindakan hukum berupa akad, sedangkan ahliyyah yang sempurna berarti

kelayakan seseorang untuk menerima hak dan melaksanakan kewajiban.9

Unsur-unsur yang terdapat dalam akad ijarah diantaranya mu‟jir dan

musta‟jir. Mu‟jir adalah orang yang menyewa jasa yaitu Pemilik rumah

sedangkan Musta‟jir adalah orang yang disewa jasanya untuk melakukan

penyelesaian bangunan yaitu pihak tukang bangunan.

Syarat mu‟jir dan musta‟jir dalam melakukan akad ijarah adalah

orang yang sudah baligh, berakal sehat. Apabila syarat tersebut tidak

dipenuhi, maka akad yang dilakukan tidak sah. Semisal orang yang

melakukan akad adalah anak kecil atau orang gila. 10

b. Sighat Akad

Pernyataan kehendak yang biasanya disebut sebagai sighat akad,

yakni suatu ungkapan para pihak yang melakukan akad berupa ijab dan

qabul. Ijab adalah suatu pernyataan janji atau penawaran dari pihak pertama

untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. qabul adalah suatu

pernyataan menerima dari pihak kedua atas penawaran yang dilakukan oleh

pihak pertama.11

9
Muhammad Rifqi Hidayat, “Analisis Fikih Klasik Terhadap Badan Hukum Sebagai
Aqid,” Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah 2, no. 2 (2015): 50.
10
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), h. 117.
11
Afdawaiza, “Terbentuknya Akad Dalam Hukum Perjanjian Islam,” Jurnal Hukum
Islam XVIII (2008):
14

Lafadz (sighat akad) adalah dengan cara bagaimana ijab dan kabul

yang merupakan rukun-rukun akad itu dinyatakan. Shigat akad dapat

dilakukan secara lisan, tulisan, atau isyarat yang memberi pengertian dengan

jelas tentang adanya ijab dan kabul dan dapat juga berupa perbuatan yang

telah menjadi kebiasaan dalam ijab dan qabul.12

Yang dimaksud dengan shighat transaksi ijarah adalah sesuatu yang

digunakan untuk mengungkapkan maksud muta‟aqidain (dua pihak yang

melakukan transaksi), yakni berupa lafal atau sesuatu yang mewakilinya,

seperti lafal menyewa, mempekerjakan, atau semisal ungkapan “Aku

meminjamkan rumah ini kepadamu selama sebulan dengan bayaran sekian.”

Hal ini karena pinjam-meminjam dengan upah berarti ijarah. Bisa juga

dengan lafal “Aku berikan manfaatnya kepadamu selama sebulan dengan

harga sekian” atau “Aku berdamai denganmu agar kamu menghuni rumah ini

selama sebulan dengan harga sekian”. Kemudian orang yang menyewa

berkata “Aku terima”. Jika muta‟aqidain mengerti maksud lafal shighah,

maka ijarah telah sah apapun lafal yang digunakan karena Syara‟ (pembuatan

syari‟at, Allah/Rasul-Nya) tidak membatasi lafal transaksi, tetapi hanya

menyebutnya secara umum.

Dalam jasa tukang bangunan Sighat Akad tidak dinyatakan dengan

ucapan yang jelas, namun diantara kedua belah pihak saling merelakan

(ridha), hal ini sebagaimana definisi ijab dan qabul yaitu suatu perbuatan atau

188.
12
Meri Piryanti, “Akibat Hukum Perjanjian (Akad) Dan Terminasi Akad,” Jurnal Studi
Islam dan Muamalah 2, no. 1 (2014): 7.
15

pernyataan untuk menunjukkan suatu keridhaan dalam berakad diantara dua

orang lebih.

Ijab dan qabul sendiri dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:13

pertama, Lisan. Para pihak mengungkapkan kehendaknya dalam

bentuk perkataan secara jelas. Dalam hal ini akan sangat jelas bentuk ijab dan

qabul yang dilakukan oleh para pihak, Kedua, tulisan. Adakalanya, suatu

perikatan dilakukan secara tertulis. Hal ini dapat dilakukan oleh para pihak

yang tidak dapat bertemu langsung dalam melakukan perikatan, atau untuk

perikatan-perikatan yang sifatnya lebih sulit, seperti perikatan yang dilakukan

oleh suatu badan hukum. Akan ditemui kesulitan apabila suatu badan hukum

melakukan perikatan tidak dalam bentuk tertulis, karena diperlukan alat bukti

dan tanggung jawab terhadap orangorang yang bergabung dalam satu badan

hukum tersebut. Ketiga, Isyarat. Suatu perikatan tidaklah hanya dilakukan

oleh orang normal, orang cacat pun dapat melakukan suatu perikatan (akad).

Apabila cacatnya adalah berupa tuna wicara, maka dimungkinkan akad

dilakukan dengan isyarat, asalkan para pihak yang melakukan perikatan

tersebut memiliki pemahaman yang sama. Keempat, Perbuatan. Seiring

dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, kini perikatan dapat pula

dilakukan dengan cara perbuatan saja, tanpa secara lisan, tertulis, ataupun

isyarat.

13
Ash-Shawi. Shalah and Abdullah Al-mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam,
(Terjemahan) (Jakarta: Darul Haq, 2008), h.27.
16

Hal ini dapat disebut dengan ta‟athi atau mu‟athah (saling memberi dan

menerima). Adanya perbuatan memberi dan menerima dari para pihak

yang telah saling memahami perbuatan perikatan tersebut dan segala

akibat hukumnya.

c. Ujrah

Ujrah (uang sewa atau upah), yaitu berupa uang yang diambil dari

manfaat barang yang disewakan dan atas pekerjaan yang telah dilakukan.14

Menurut ulama Hanafiyah, rukun ujrah itu hanya satu, yaitu ijab (ungkapan

menyewakan) dan qabul (persetujuan terhadap sewa menyewa). Akan tetapi,

jumhur ulama mengatakan bahwa rukun ujrah itu ada empat, yaitu: a. Orang

yang berakad, b. Sewa atau imbalan, c. Manfaat, d. Shighat (ijab-qabul).15

Dalam transaksi yang menggunakan akad ijarah, apabila secara rukun

dan syarat telah terpenuhi makan pemberian sewa upah (ujrah) dalam

transaksi ini adalah hak yang harus diberikan kepada yang berhak. Semisal,

seorang calon jemaah yg ingin berangkat umrah, maka seorang tersebut

memiliki kewajiban untuk memberikan sewa upah (ujrah) untuk segala

kebutuhannya saat umrah seperti tempat tinggal, pesawat, asuransi dan

lainnya kepada penyedia jasa ibadah umrah atau wisata islami sebagai

bayaran dan imbalan atau keuntungan kepada pihak penyedia jasa wisata

islami.

14
Suhendi, Fiqh Muamalah, h.117.
15
Hendy Herijanto and Muhammad Nurul Hafiz, “Pengupahan Perspektif Ekonomi Islam
Pada Perusahaan Outsourcing,” Journal of Islamic Economics,Business and Finance 7, no. 1
(2016): 16.
17

d. Ma‟qud „Alaih

Ma‟qud „Alaih adalah objek akad atau benda-benda yang dijadikan

akad yang bentuknya tampak dan membekas. Barang tersebut dapat

berbentuk harta benda, seperti barang dagangan, benda bukan harta, seperti

akad dalam pernikahan, dan dapat pula berbentuk suatu kemanfaatan, seperti

dalam masalah upah-mengupah, dan lain- lain. Adanya kejelasan dalam

barang tersebut, akan menghilangkan pertentangan antara „Aqid. Untuk

mengetahui kejelasan barang tersebut adalah, dengan menjelaskan

manfaatnya, pembatasan waktu serta jenis pekerjaannya.

Ada 5 syarat bagi obyek akad ( al-ma‟qud „alaih ), yaitu obyek akad

harus ada ketika terjadi peristiwa akad, obyek akad harus sesuai dengan

syariat (masyru‟), obyek akad harus dapat diserahkan pada saat akad, obyek

akad harus maklum dan dapat diketahui oleh Al-Aqid, obyek akad harus suci

tidak najis atau mutanajjis. Ma‟qud ‟Alaih dalam penelitian ini adalah sesuatu

yang dikerjakan yaitu membimbing calon jemaah umrah yang telah

dipercayakan kepada pihak penyedia jasa ibadah umrah. Syarat dari ma‟qud

„alaih telah memenuhi obyek akad yaitu suatu yang dikerjakan mubah/tidak

haram dan dapat diserah terimakan.

Syarat sewa menyewa dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pelaku Sewa Menyewa Harus Berakal (Waras)

Karena kedua belah pihak dalam melakukan akad haruslah berakal

(waras). Maka tidak akan sah anak kecil atau orang gila yang belum
18

mumayyiz.16 Secara umum sewa menyewa dikatakan bahwa para pihak yang

melakukan ijarah seharusnya orang yang sudah memiliki kecakapan

bertindak yang sempurna, sehingga segala perbuatan yang dilakukan, dapat

dipertanggung jawabkan secara hukum.

Dalam hal ini para Ulama berpendapat bahwa berkecakapan dalam

bermuamalah ini di tentukan dalam hal hal yang bersifat fisik dan kewajiban,

sehingga segala tindakan yang dilakukannya dapat dipandang sebagai

perbuatan yang sah. Karena begitu pentingnya kecakapan bertindak sebagai

persyaratan untuk melakukan akad maka golongan ulama Syafi‟iyah dan

Hanabillah menambahkan bahwa orang yang berakad haruslah orang yang

dewasa, tidak cukup hanya sekedar sudah mumayyiz saja.

b. Ridho Kedua Belah Pihak

Para pihak yang menyelenggarakan akad haruslah berbuat atas

kemauan sendiri dengan penuh kerelaan. Dalam konteks ini akad sewa

menyewa tidak boleh dilakukan salah satu pihak kedua-duanya atas dasar

kesepakatan, baik keterpaksaan itu datang nya dari pihak pihak yang berakad

atau dari pihak lain.17

c. Objek Sewa menyewa terpenuhi

Dengan demikian sesuatu yang diakadkan haruslah sesuatu yang

sesuai dengan kenyataan (realitas), bukan sesuatu yang tidak

berwujud.dengan sifat yang seperti ini, maka objek yang menjadi transaksi
16
Hamzah Ya‟qub, Kode Etik Dagang Dalam Islam, (Bandung: CV Diponegoro,
1992).h.320.
17
Rachmad Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), h. 127
19

diserah terimakan berikut dengan manfaatnya.

d. Objek Sewa menyewa adalah Barang Halal

Islam tidak membenarkan sewa menyewa atau perburuhan yang

terhadap sesuatu perbuatan yaang dilarang agama, misalnya sewa menyewa

rumah untuk perbuatan maksiat

e. Pembayaran Uang Sewa Haruslah Bernilai dan Jelas

Jumlah pembayaran sewa menyewa haruslah dirundingkan terlebih

dahulu, atau kedua belah pihak mengembalikan kepada adat kebiasaan yang

sudah berlaku. Apabila persyaratan sewa menyewa terpenuhi, maka akad sewa

meyewa telah dianggap sah menurut hukum syara‟. Sebalik jika syarat sewa

menyewa tidak terpenuhi maka sewa menyewa dianggap batal.

C. Dasar Hukum Ijarah

Yang menjadi dasar hukum pembiayaan ijarah adalah Al Qur‟an dan

hadist, yaitu surah Al – Baqarah: 233

ِ ‫واِ ْن اَرد مُّت اَ ْن تَست ر ِضعْٓوا اَوََل َد ُكم فَ ََل جناح علَي ُكم اِ َذا سلَّمتم َّمآْ اٰتَي تم َِبلْمعرو‬
‫ ِۗ َواتَّ ُقوا‬ ُْ ْ َ ْ ُ ْ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ َ َُ ْ ْ ُْ َْْ ْ َْ َ
ِ ‫ٰاّلل وا ْعلَمْٓوا اَ َّن ٰاّلل ِِبَا تَعملُو َن ب‬
ٌ‫ص ْي‬ َ ْ َ ْ َّ ْ ُ َ َّ
Artinya: “Apabila kamu ingin menyusukan anakmu (kepada orang lain),

tidak ada dosa bagimu jika kamu memberikan pembayaran dengan cara yang

patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah

Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al- Baqarah [2]: 233)18

18
Qs. Al- Baqarah [2]: 233
20

Dan terdapat Hadis dari Ahmad dan Abu Daud dan Nasa‟i yang

Artinya: Dahulu kami menyewa tanah dengan bayaran hasil dari bagian

tanah yang dekat dengan sungai dan tanah yang banyak mendapat air. Maka

Rasulullah melarang cara yang demikian dan memerintahkan kami

membayarnya dengan emas atau perak”. (HR.Ahmad dan Abu Daud dan

Nasa‟i).

Pada masa sahabat para ulama sepakat mengenai kebolehan ijarah,

tidak ada seorang pun ulama yang membantah kesepakatan (ijma‟) ini. Para

ulama pada masa sahabat telah berijma‟ bahwa ijarah dibolehkan sebab

bermanfaat bagi manusia. Selain landasan tekstual ayat dan hadis, argumentasi

logis sebagai landasan kebolehan ijarah di kemukakan oleh Ibnu Qudumah,

menurutnya ijarah di bolehkan syariah karena kebutuhan terhadap manfaat

sama kuatnya dengan kebutuhan terhadap benda. Jika jual beli terhadap benda

di bolehkan, maka hal itu menghendaki di bolehkannya juga jual beli manfaat.

D. Berakhirnya Ijarah

Ijarah merupakan suatu akad yang lazim, yaitu suatu akad yang tidak

boleh ada pembatalan pada salah satu pihak, baik orang yang menyewakan

barang ataupenyewa, kecuali ada sesuatu hal yang yang menyebabakan

ijarah itu batal. Para ulama fiqih menyatakan bahwa akad al-ijarah akan

berakhir apabila:19:

a. Objek hilang atau musnah, seperti rumah terbakar atau baju yang

19
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, Ibid, h. 133-134
21

dijahit hilang dll.

b. Tenggang waktu yang disepaki dalam akad ijarah telah berakhir.

Apabila yang disewakan itu rumah, maka rumah itu dikembalikan

kepada pemiliknya, dan apabila yang disewakan adalah jasa seseorang

maka ia berhak menerima upahnya.

c. Wafatnya salah seorang yang berakad, karena akad Al-ijarah tidakboleh

diwariskan, sedangkan jumhur ulama, akad ijarah tidak batal dengan

wafatnya salah seorang yang berakad, karena manfaat,menurut mereka

boleh di wariskan dan mengikat dua belah pihak.

Menurut Syaid Sabiq, berakhirnya sewa menyewa dengan sebab-sebab

berikut20:

a. Terjadinya aib pada barang sewaan yang kejadiannya ditangan penyewa

atau terlihat aib lama padanya.

b. Rusaknya barang yang disewakan

c. Rusaknya barang yang diupahkan (ma‟jur „alaihi), seperti baju yang

diupahkan untuk dijahit, karena akad tidak mungkin terpenuhi sesudah

rusaknya (barang).

d. Telah terpenuhinya manfaat yang diakadkan, atau selesainya pekerjaan

atau berakhirnya masa, kecuali jika terdapat uzur yang mencegah fasakh.

20
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 13, (Beirut: Dar al-Fikri, 1983). h. 123
22

E. Ijarah yang Fasid (rusak) menurut Mazhab Syafi’i

Sewa menyewa karena fasid adalah sewa menyewa yang tidak sesuai

dengan ketentuan syara‟ pada sifatnya.

Cara membedakan fasid dan batil dapat dilihat dari :

1. Apabila kerusakan berhubungan dengan, komoditi (barang) berarti

sewa menyewa batil contohnya objek sewa yang tidak ada.

2. Apabila kerusakan berhubungan dengan harga berarti fasid tidak jelas

atau tidak diketahui pemilik sewanya, sewa menyewa dengan

menggantungkan atas suatu syarat, dan tidak terlihat objeknya.

Sementara itu, menurut Sayyid Sabiq sebuah akad sewa (Ijarah)

dinyatakan sah jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut21:

1. Kerelaan kedua pihak pelaku akad. Apabila salah satu pihak dipaksa

untuk melakukan akad, maka akadnya dinyatakan tidak sah.

2. Mengetahui manfaat barang tersebut dengan jelas guna mencegah

terjadinya fitnah. Upaya dilakukan dengan melihat langsung barang

atau dengan penjelasan akan kriteria barang termasuk masa sewa,

3. Barang yang menjadi objek akad dapat diserahterimakan pada saat

akad, baik secara fisik atau definitive.

4. Manfaat barang tersebut status hukumnya mubah, bukam termasuk

yang diharamkan.

21
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13,h. 34.
23

Sayyid sabiq menjelaskan dalam bukunya fiqih sunnah sebagai berikut:

ِ ِِ ِ ِ ِ
‫ام‬ ُ ‫الوا ِر‬
ُ ‫ث َم َق‬ َ ‫قو ُم‬
ْ َ‫فََلَ تَ ْن َف َس ُخ ْاَل َج َارۃ ِبَْوت اَ َحد املُتَ َعاقديْ َن َم َع َسلَ َمةُ الْ َم ْع ُق ْود َعلَيو َوي‬
‫اوم ْستَ ْع ِجَراه‬
ُ ‫َم ْوُرث سواء َكا َن ُم َؤ ّجًر‬

Artinya: tidak fasakh (berakhir) ijarah dengan meninggalnya salah satu

antara dua pihak (al-Aqidain) beserta selamanya ma‟qud Alaih (objek ijarah)

maka ijarah beralih kepada ahli waris, baik ia dari pihak mua‟jjir atau

musta‟jir.

menurut jumhur ulama Ijarah tidak berakhir dengan meninggalnya salah

satu pihak yang melakukan akad Ijarah, akan tetapi Ijarah akan beralih

kepada ahli waris yang meninggal. Selanjutnya Ijarah berakhir dengan

rusaknya barang yang disewa.

F. Unsur Gharar dalam akad Ijarah

Secara operasional, gharar bisa diartikan kedua belah pihak dalam

transaksi tidak memiliki kepastian terhadap barang yang menjadi objek

transaksi baik terkait kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan barang

sehingga pihak kedua dirugikan. Gharar hukumnya dilarang dalam Islam,

oleh karena itu melakukan transaksi atau memberikan syarat dalam akad yang

ada unsur gharar-nya itu hukumnya tidak boleh.22

Gharar artinya keraguan, tipuan atau tindakan yang bertujuan untuk

22
Oni Sahroni, Ushul Fikih Muamalah, Kaidah-kaidah dan Fatwa Ekonomi Islam,
(Depok: Rajawali Pers, 2017), h. 116.
24

merugikan pihak lain, suatu akad mengandung unsur penipuan, karena tidak

ada kepastian, baik mengenai ada atau tidak ada objek akad, akad, besar kecil

jumlah maupun menyerahkan objek akad tersebut.

Gharar merupakan situasi dimana terjadi uncomplete information

karena adanya ketidakpastian kedua belah pihak yang bertransaksi, dalam

gharar ini kedua belah pihak sama-sama tidak memiliki kepastian mengenai

suatu yang di transaksikan. Gharar bisa terjadi jika kita mengubah suatu yang

harusnya bersifat pasti menjadi tidak pasti.23

Abu al- Walid al-Baji menjelaskan batasan (ḍâbiṭ) gharar banyak

yaitu:

‫ف بِِو‬ ِ ِ ِ
ُ ‫ص‬
َ ‫صاَرالْ َع ْق ُد يُ ْو‬
َ ‫ّت‬
َّ ‫ُى َو َما َكا َن َغا لبًا ِف الْ َع ْقد َح‬

“Gharar banyak (berat) adalah gharar yang sering terjadi pada akad

hingga menjadi sifat akad tersebut”

Dalam ketentuan standar syariah (mi‟yar Syar‟i) nomor 31, gharar

dibedakan menjadi tiga serta pengaruhnya terhadap keabsahan akad yaitu:

a. Gharar kaṡîr, yaitu gharar yang berpotensi merugikan pihak yang berakad

dan berpotensi melahirkan perselisihan atau sengketa. Seperti: jual beli

buah sebelum layak panen, sewa menyewa yang jangka waktunya tidak

jelas, dan bai‟ salam yang objeknya tidak mungkin dapat diwujudkan

sesuai waktu yang disepakati.

23
Efa Rodiah Nur, “Suatu Tinjauan Hukum dan Etika dalam Transaksi Bisnis Modern”,
Jurnal Riba dan Gharar, Vol. XII, No 3 (2015), h. 652.
25

b. Gharar yasîr (gharar qalîl), yaitu gharar yang tidak berpotensi merugikan

pihak yang berakad dan tidak berpotensi melahirkan perselisihan dan

sengketa seperti, jual beli rumah tanpa melihat fondasinya, sewa menyewa

rumah beberapa bulan ditambah beberapa hari saja.

c. Gharar mutawâsiṭ (gharar pertengahan), yaitu gharar yang berada di

antara gharar kaṣîr dan gharar qalîl seperti: jual beli benda (mesin) yang

tertanam di tanah, gharar dalam akad ju‟âlah, gharar dalam akad syirkah

yang singkat.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gharar banyak

(berat) banyak adalah gharar yang bisa dihindarkan dan menimbulkan

perselisihan diantara para pelaku akad, sebaliknya gharar ringan adalah

gharar yang tidak bisa dihindarkan dalam setiap akad dan dimaklumi menurut

tradisi („urf) sehingga pelaku akad tidak dirugikan dengan gharar tersebut.

Gharar banyak (berat) mempengaruhi keabsahan suatu akad dan tidak

sebaliknya.

Gharar yang diharamkan adalah gharar yang terjadi pada objek akad,

sedangkan gharar pada pelengkap objek akad dibolehkan. Misalnya seseorang

menjual buah-buahan yang belum tampak buahnnya. Jika yang menjadi objek

jual adalah buah - buahannya maka transaksi ini fasid (tidak sah) karena ada

unsur ghararnya, kemungkinan pohonya tidak berbuah, tetapi jika yang dijual

adalah pohonnya dan buahnya sebagai pelengkap, maka gharar ini tidak

merusak akad karena unsur ghararnya terletak bukan pada objek akad

(pohon), tetapi pada buahnya yang statusnya sebagai pelengkap.


26

Hal ini sesuai dengan kaidah fikih: “Kesalahan dalam hal-hal

pelengkap itu ditolerir, berbeda kesalahan pada inti akad, maka tidak

ditolerir”. Kaidah tersebut merupakan dasar bagi ulama untuk menentukan

hukum menjadikan objek yang gharar, yaitu tidak boleh jika objek yang

menjadi gharar adalah objek pokok akad sebaliknya boleh jika objek gharar

tersebeut menjadi objek ikutan. Gharar dalam akad dilarang apabila tidak ada

kebutuhan para pelaku akad, sebaliknya apabila para pihak membutuhkan

transaksi akad yang dimaksud, maka tidak berpengaruh munculnya gharar.

Kebutuhan akan transaksi merupakan bagian dari hajat itu sendiri,

apabila manusia tidak bertransaksi akan merasakan kesulitan dan kesempitan.

Kebolehan melakukan transaski gharar karena faktor hajah sesuai dengan

kaidah: “Kedudukan kebutuhan itu menempati kedudukan darurat baik umum

maupun khusus”. Menurut kaidah ini, hajah disetarakan dan menempati

hukum darurat. Maka dalam kondisi hajah dapat melakukan sesuatu yang

terlarang selama hajah itu ada. Hal ini sesuai dengan kaidah: “Apa yang

diharamkan karena zatnya, dibolehkan karena darurat dan apa yang

diharamkan karena yang lainnya dibolehkan karena adnya al-hajah.

Perbedaan antara aḍ- ḍarûrah dan al- ḣâjah adalah di dalam kondisi

al- dharurat ada bahaya yang muncul, sedangkan dalam kondisi al-ḣâjah yang

ada hanyalah kesulitan atau kesukaran dalam pelaksanaan hukumnya. Dalam

aḍ-ḍarûrat yang dilanggar adalah perbuatan yang haram li żâtih. Hajah yang

dimaksud harus jelas yakni tidak ada pilihan yang halal kecuali akad yang

mengadung gharar tersebut, seperti bolehnya menjadi anggota asuransi


27

konvensional (yang mengandung gharar) selama tidak ada asuransi syariah.

Karena kebutuhan msyarakat terhadap asuransi menjadi kebutuhan mendesak,

karena jika tidak berasuransi, maka beban biaya pengobatan memberatkan

masyarakat.24

2. Pembiayaan Ijarah Multijasa

A. Pengertian Pembiayaan Ijarah Multijasa

Yang dimaksud dengan pembiayaan ijarah multijasa menurut Pasal

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah transaksi

sewa menyewa dengan akad ijarah terhadap jasa25. Dapat diartikan ijarah

terdiri dari dua macam, yaitu ijarah dengan objek barang dan ijarah dengan

objek jasa atau bisa disebut dengan pembiayaan multijasa dengan akad ijarah.

Menurut Yadi Janwari dalam bukunya yang berjudul “Fiqih Lembaga

Keuangan Syariah” yang berpacu dalam fatwa DSN MUI No 44 tentang

pembiayaan multijasa. Dalam fatwa tersebut menyebutkan bahwa pembiayaan

multijasa ialah pembiayaan yang diberikan oleh LKS (lembaga keuangan

syariah) kepada nasabah guna memperoleh manfaat atas suatu jasa. Hukum

pembiayaan multijasa ini adalah boleh dengan akad ijarah atau kafalah26.

Menurut Sumar‟in dalam bukunya yang berjudul “Konsep

Kelembagaan Syariah”, Pembiayaan multijasa ialah pembiayaan yang

didasarkan dengan memberikan jasa berupa sewa barang ataupun sewa jasa

24
Karim, Adiwarman A., Oni Sahroni. 2016. Riba, Gharar dan Kaidah- Kaidah Ekonomi
Syariah: Analisis Fikih dan Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.
25
Helmi Karim, 1997, Fiqh Muamalah, Cet. 2, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, hlm.
29
26
Abdul Azis Dahlan (Ed.), 1996, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 4, Jakarta, Ichtiar Baru
van Hooeve, Cet. 1, hlm. 660 133 Rachmat Syafe‟I, 2006.
28

dimana pihak bank akan memperoleh upah (ujrah). Dalam aplikasinya

pembiayaan yang menggunakan prinsip multijasa ini menggunakan salah satu

dari dua akad yaitu akad ijarah dan akad kafalah.

B. Fatwa DSN MUI tentang Ijarah Multijasa

MUI juga menjelaskan ketentuan pembiayaan akad ijarah berdasarkan

Fatwa DSN Nomor 112/DSN-MUI/IX/2017. Dalam fatwa ini yang dimaksud

dengan:27

1. Mu'jir (pemberi sewa) adalah pihak yang menyewakan barang, baik mu'jir

yang berupa orang maupun yang dipersamakan dengan orang, baik

berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.

2. Musta'jir adalah pihak yang menyewa (penyewa/penerima manfaat barang)

dalam akad ijarah 'ala al-a'yan atau penerima jasa dalam akad ijarah 'ala

el-a'mal/iiarah 'ala alasykhash, baik musta'jir berupa orang maupun yang

dipersamakan dengan orang, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan

hukum.

3. Ajir adalah pihak yang memberikan jasa dalam akad ijarah 'ala

ala'mal/ijarah 'ala al-asykhash, baik ajir berupa orang (Syakhshiyah

thabi'iyah/nature like person) maupun yang dipersamakandengan orang,

baik berbadan hukum maupun tidak berbadanhukum (syakhshiyah

i'tibarialt/syakhshiyah hukrniyah/rechts person).

4. Manfa'ah adalah manfaat barang sewa melalui proses penggunaandan

pekerjaan (jasa) ajir.

27
Fatwa DSN MUI No. 112/DSN-MUI/IX/2017 tentang ijarah.
29

5. Mahall al-manfa'ah adalah barang sewa/barang yangdijadikan media untuk

mewujudkan manfaat dalam akad ijara h'ala al - a'yan.

6. Ijarah 'ala al-a'yan adalah akad sewa atas manfaat barang.

7. Ijarah 'ala al-asykhash/ijarah 'ala al-a'mal adalah akad sewa atas

jasa/pekerjaan orang.

8. Ijarah muntahiyyah bi al - tamlik (IMBT) adalah akad ijarah atas manfaat

barang yang disertai dengan janji pemindahan hak milik atas barang sewa

kepada penyewa, setelah selesai atau diakhirinya akad ijarah.

9. Ijarah maushufah fi al-dzimmaft (IMFD) adalah akad ijarah atas manfaat

suatu barang (manfaat 'ain) danlatau jasa ('amal) yang pada saat akad

hanya disebutkan sifat-sifat dan spesifikasinya (kuantitas dan kualitas).

10. Ijarah tasyghiliyyah adalah akad ijarah atas manfaat barang yang tidak

disertai dengan janji pemindahan hak milik atasbarang sewa kepada

penyewa.

11. Pembiayaan multijasa adalah pembiayaan untuk memperoleh manfaat atas

suatu jasa.

12. Wilayah ashliyyah adalah kewenangan yang dimiliki oleh Mu'jir karena

yang bersangkutan berkedudukan sebagai pemilik.

13. Wilayah niyabiyyah adalah kewenangan yang dimiliki oleh Mu'jir karena

yang bersangkutan berkedudukan sebagai wakil dari pemilik atau wali atas

pemilik.
30

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian yang dilakukan maka akan ditampilkan

beberapa penelitian yang relevan, diantaranya :

TABEL 2.1 PENELITIAN YANG RELEVAN

No Penelitian (Tahun) Hasil Penelitian Persamaan dan


Perbedaan
1 Lukmanul Hakim, Hasil penelitian menjelaskan Berdasarkan hasil

2020 adanya penambahan biaya penelitian

yang menyebabkan terdahulu ada


Hukum Penambahan
penumpang merasa keberatan persamaan
Biaya Tiket Mini
dan dirugikan, karena tidak penelitian dengan
Bus Perspektif
ada perjanjian diawal antara penelitian yang
Mazhab Syafi‟i
penumpang dan pemilik saya lakukan yaitu
(Studi Kasus Travel
travel atas penambahan tentang
di Kelurahan
ongkos tersebut yang menganalisi
Panyabungan II
membuat pengguna jasa pembiayaan ijarah
Kecamatan
tersebut merasa kecewa. multijasa dan
Panyabungan
permasalah yg
Kabupaten Menurut keterangan tersebut
terjadi seputar
Mandailing Natal). hukum penambahan biaya
tentang
tidak sesuai jika ditinjau
penambahan biaya.
menurut pendapat mazhab

Syafi‟i karena adanya unsur Sedangkan

pemaksaan dan penipuan perbedaannya


31

(gharar), sehingga adalah lokasi

mengalami kerusakan pada terjadinya

zatnya. permasalahan serta

tempat dan jenis

perusahaannya.

2 Anggi Zulfikar, Hasil penelitian menjelaskan Berdasarkan hasil

2019. dalam pelaksanaan penelitian

pembiayaan ijarah multjiasa terdahulu


Prosedur
di PT. BPRS Kotabumi KC. persamaan
Pembiayaan Akad
Panaragan, terdapat ketidak penelitian dengan
Ijarah Multijasa di
sesuaian dengan fatwa DSN penelitian yang
BPRS Kota Bumi
Nomor 44/DSN- saya lakukan yaitu
KC. Panaragan
MUI/VII/2004. tentang

pelaksanaan
Hal ini dikarenakan dalam
pembiayaan ijarah
fatwa DSN tidak ada akad
multijasa dan
wakalah dalam pembiayaan
fatwa yg menjadi
ijarah multijasa, namun
landasan
dalam pengaplikasiannya PT.
hukumnya.
BPRS Kotabumi KC.

Panaragan menggunakan Sedangkan

akad wakalah sebagai produk perbedaannya

pelengkap. adalah lokasi dan


32

tempat terjadinya

permasalahan dan

dalam penelitian

saya tidak

menggunakan akad

wakalah.

3 Agung Fakhruzy, Berdasarkan hasil penyajian Berdasarkan hasil

2020. yang dilakukan oleh penulis penelitian

ditemukan suatu kesimpulan terdahulu


Sistem Operasional
bahwa akad yang terjalin persamaan
Akad Ijarah Pada
antara mu‟jir pemilik rumah penelitian dengan
Kinerja Tukang
dengan musta‟jir tukang penelitian yang
Bangunan Menurut
bangunan hanya akad lisan saya lakukan yaitu
Ekonomi Islam di
bukan tulisan. Sehingga jika pelaksanaan
Desa Kertagena
ada komplain dari mu‟jir dan pembiayaan ijarah
Tengah Kabupaten
musta‟jir tidak memiliki multijasa.
Pamekasan
bukti yang kuat.
Sedangkan

Tidak hanya itu saja adanya perbedaannya

suatu permasalahan dimana adalah jenis objek

hasil pekerjaan yang transaksi yg

dilakukan oleh tukang dilakukan

bangunan tidak sesuai dengan penelitian


33

kriteria apa yang diinginkan terdahulu adalah

oleh pemilik rumah. objek yg berbentuk

benda sedangkan

peneliti berbentuk

jasa, dan juga

tempat dan lokasi

yg terjadi berbeda.

4 Puji Hastuti, 2020. Berdasarkan hasil penyajian Berdasarkan hasil

yang dilakukan oleh penulis penelitian


Penerapan Akad
ditemukan suatu kesimpulan terdahulu
Ijarah Pada Sistem
yaitu perjanjian dan persamaan
Sewa Menyewa
kesepekatan yg terjadi belum penelitian dengan
Sawah (Studi Pada
jelas ketika si penyewa dapat penelitian yang
Desa Tanjung
hasil yang banyak apakah saya lakukan yaitu
Agung Kecamatan
bayar sewa sawah tersebut pelaksanaan
Ulumusi Kabupaten
bertambah atau tidaknya, pembiayaan ijarah
Empat Lawang).
karena perjanjian sewa sawah multijasa.

ini hanya lewat lisan dan


Sedangkan
tidak tertulis.
perbedaannya

Akan tetapi ada juga sistem adalah lokasi dan

sewa tanah sawah yang tempat peneliti dan

dilakukan dengan juga jenis objek


34

memberikan uang sewa transasksi yang

diawal akad sewa menyewa. terjadi peneliti

Adapun besaran uang sewa terdahulu objeknya

ini sesuai dengan kesepakan adalah benda

yang ditentukan oleh kedua sedangkan peneliti

belah pihak. dalam bentuk jasa.

C. Kerangka Pemikiran

Lafal Ijarah diambil dari kata ajara yang berarti upah (ganti), oleh karena

itu pahala disebut juga dengan istilah al-ajr adapun dalam istilah syariat sewa

menyewa adalah transaksi atas suatu manfaat dengan adanya ganti (upah). Sewa

menyewa (Ijarah) merupakan di antara jenis muamalat yang banyak dilakukan

manusia, sebab manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

Secara bahasa Ijarah berarti menjual manfaat. Sedangkan dalam kajian

Fiqh, Ijarah adalah kepemindahan kepemilikan fasilitas (manfaat) dengan

imbalan. Sebenarnya Ijarah ini merupakan bentuk muamalah yang sangat

bermanfaat bagi manusia, karena tingkat kemampuan suatu individu itu berbeda.

Sebab itu Allah SWT menjadikan manusia sebagai makhluk sosial agar dapat

memenuhi dan mengisi kekurangan kepada sesamanya. Namun dalam

pelaksanaannya haruslah tetap berpegangan dengan prinsip - prinsip syariah yaitu

sesuai dengan hukum Islam dan tidak boleh bertentangan dari Islam.
35

Berdasarkan objeknya Ijarah terdiri dari: Ijarah di mana objeknya

manfaat dari barang, seperti sewa mobil, sewa rumah, dan sebagainya, dan Ijarah

di mana objeknya adalah manfaat dari tenaga seorang seperti jasa konsultan,

pengacara, kru dan sebagainya.

Dalam kitab al- Fiqhu al-Islami Wa Adillatuh karya Wahbah Az-Zuhaili

arti sewa itu adalah jual beli manfaat bukan jual beli barang. Akad Ijarah yang

dimaksud dalam skripsi ini adalah akad Ijarah yang berkaitan dengan objek

manfaat dari jasa yaitu perusahaan travel umrah yang menyediakan jasa

perjalanan ibadah umrah mulai dari tiket, hotel, visa, asuransi, dan lainnya. Dalam

pelaksanaan penambahan biaya umrah dengan akad Ijarah ada kesenjangan antara

teori atau makna yang sebenarnya dengan pelaksanaannya karena adanya

penambahan biaya diakhir setelah selesainya pembiayaan atau pelunasan.

Akan tetapi jika tidak ada keterangan untuk apa penambahan biaya

tersebut, maka sewa menyewanya dikatakan fasid atau rusak. Pandangan mazhab

Syafi‟i penambahan biaya tiket umrah dalam kegiatan sewa menyewa (ijarah)

harus adil, jika upah sewa yang diberi tidak sepadan maka hal ini bertentangan

dengan prinsip keadilan dan hukumnya haram.


36

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

PT. MULTAZAM WISATA


AGUNG MEDAN

Ijarah

Sistem Pembiayaan Akad


Ijarah Multijasa
Ijarah

Tinjauan Fatwa DSN MUI No. 112/DSN-


MUI/IX/2017 dan Perspektif Mazhab Syafi‟i
37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris, yaitu penelitian dengan

adanya data-data lapangan sebagai sumber data utama, seperti hasil wawancara

dan observasi. Penelitian empiris digunakan untuk menemukan teori-teori

mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum di dalam

masyarakat28.

Penelitian ini disebut sebagai penelitian empiris karena penulis

melakukan penelitian untuk melihat bagaimana penyelesaian pembiayaan

bermasalah atau macet di PT. Multazam Wisata Agung Medan .

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif. Metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
29
Penelitian kualitatif juga merupakan tradisi tertentu dalam sebuah ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental memiliki ketergantungan melalui

pengamatan manusia dalam kekhasannya sendiri. Sedangkan makna dari

penelitian deskriptif adalah upaya dalam mengolah data untuk dirubah menjadi

sesuatu yang bisa dipaparkan secara jelas dan tepat yang bertujuan agar bisa
28
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003), hlm.43
29
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2016), hlm. 4.
38

dipahami oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Selain itu

disebutkan pula bahwa penelitian kualitatif biasanya berbentuk deskriptif dan

umumnya memakai analisis dengan pendekatan induktif, dilakukan dengan situasi

yang wajar serta data yang dihimpun ialah bersifat kualitatif.30

Penerapan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan kemungkinan data

yang diperoleh di lapangan berupa data dalam bentuk fakta yang perlu adanya

analisis secara mendalam. Maka pendekatan kualitatif akan lebih mendorong pada

pencapaian data yang bersifat lebih mendalam terutama dengan menganalisis

fenomena dilapangan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrument

utama dalam mengumpulkan data yang dapat berhubungan langsung dengan

instrument atau objek penelitian.

Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif analisis. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan menerangkan

segala sesuatu secara mendalam. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk

mengambarakan “apa adanya” suatu variabel, gejala atau keadaan. Penelitian

deskriptif adakalanya ingin membuktikan suatu dugaan tapi tidak lazim. Pada

umumnya penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.31

30
Azhari Akmal Tarigan, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Medan: La-Tansa Press
2011), hlm. 19.
31
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta,2000) hlm 310.
39

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Multazam Wisata Agung Medan,

Sumatera Utara. Tepatnya Jl. Titi Papan/Pertahanan No.10 Sei Sikambing-D

Medan Sumatera Utara – Indonesia Kode Pos 20119 Telp. 061-4576116, Email:

multazam_hajiumroh@yahoo.com, Website : www.multazamumroh.com.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini di mulai bulan Mei dan berlangsung hingga

September 2023.

TABEL 3.1

RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN

Juni Juli Agustus September


No Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Seminar Proposal

2 Pengumpulan Data

3 Pengolahan Data

4 Penyusunan Skripsi

5 Sidang Munaqasah

D. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian Subjek penelitian ini adalah Kantor Travel PT. Multazam

Wisata Agung Medan terutama pihak atau orang-orang yang berada pada struktur
40

staf atau pimpinan. Objek penelitian ini adalah penyelesaian pembiayaan Ijarah

yang belum tuntas. Sejauh mana pembiayaan Ijarah yang ada di PT. Multazam

Wisata Agung Medan terjadi permasalahan pembiayaan dan perlu penyelesaian.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yaitu merupakan alat bantu dan sebagai

unsur penting dalam sebuah penelitian yang berfungsi sebagai sarana pengumpul

data sehingga dapat menentukan keberhasilan suatu penelitian. Kualitas instrumen

akan menentukan kualitas data yang terkumpul. Instrumen penelitian yang

digunakan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari penelitian itu sendiri.

Sehingga nantinya dalam merangkum permasalahan. Adapun alat-alat penelitian

yang digunakna peneliti dalam melakukan penelitian sebagai berikut:

1. Peneliti sendiri

2. Pedoman wawancara mendalam

3. Handphone yang berfungsi sebagai kamera (dokumentasi) Alat tulis Buku,

jurnal, dan referensi terkait lainnya

F. Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian empiris pada umumnya berasal dari dua jenis

sumber data. Oleh sebab itu, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Data primer (Primary Data)

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek
41

penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi. 32 Sebagai data pokok yang

diperoleh langsung dari pengurus Perusahaan PT Multazam Wisata Agung

Medan yaitu data primer penelitian dilapangan yaitu :

a. H. DR. Syafii Siregar, MA (Sebagai Komisaris Utama PT Multazam

Wisata Agung Medan).

b. H. Muhammad Hajatoleslam Siregar, SH (Sebagai Wakil Komisaris PT

Multazam Wisata Agung Medan)

c. HJ. Alya Rahmayani, S.Ag (Sebagai Direktur Utama PT Multazam

Wisata Agung Medan).

d. H. Hamdan Sukri Harahap, S.H (Sebagai Kabag. Pemasaran PT

Multazam Wisata Agung Medan)

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data pendukung atau data-data yang memberikan

keterangan atau informasi tambahan kepada peneliti sebagai bahan pelengkap

penelitian berupa buku-buku dan internet yang relevan dengan penelitian ini.

G. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sumadi Suryabrata, teknik pengumpulan data adalah alat yang

digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas

atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya

digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non-kognitif. Sumadi

mengemukakan bahwa untuk atribut kognoitif, perangsangnya adalah pertanyaan.

32
Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2008), hlm.29-30
42

Sedangkan atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.33

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa penelitian

dengan menggunakan metode sebagai berikut :

a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara membaca, memahami dan menguraikan dengan

sistematis terhadap buku-buku atau sumber-sumber yang bersifat ilmiah

yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

b. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan

melalui pengamatan langsung di lapangan, terhadap gejala-gejala

sebenarnya.

Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan jenis pengumpulan

data sebagai berikut :

1. Observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan

pencatatan gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya

langsungh pada tempat dimana suatu peristiwa, kejadian atau situasi yang

sedang terjadi. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

observasi non partisipan (non-participation observasi) dimana peneliti

melakukan pengamatan tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan

aktivitas.34 Observasi ini bisa diartikan sebagai pengamatan langsung di

lapangan yaitu dilakukan di PT Multazam Wisata Agung.

33
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2008),
hlm.24
34
Murni Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
(Jakarta : Kencana, 2013),hlm. 384
43

2. Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data,

pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang

diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti daftar

pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen dapat berupa

wawancara maupun checklist.35 Merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara tanya jawab sepihak dengan teknik wawancara yang

dikerjakan secara sistematis berdasarkan pada tujuan penelitian.

3. Dokumentasi ,digunakan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai

suatu keadaan yang dilakukan dengan cara mengutip langsung data yang

diperoleh di PT Multazam Wisata Agung yang terdiri dari: profil, struktur

organisasi dan lain sebagainya.

H. Metode Pengolahan Data

Sesuai dengan metode pendekatan yang digunakan pengolahan ini akan

melakukan dengan tujuan untuk menjelaskan, mendeskripsikan tentang

penyelesaian pembiayaan Ijarah yang belum tuntas di PT. Multazam Wisata

Agung Medan. Analisis kualitatif terdiri dari pokok analisa data yaitu reduksi data

(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (data

conclusion).

1. Reduksi data (data reduction) Reduksi data merujuk pada proses pemilihan,

pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentrans formasin data mentah

yang terjadi dalam catatancatatatan lapangan tertulis. Mereduksi data berarti

35
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, (Jakarta:Rajawali Press,
2011), hlm.51.
44

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.36

2. Penyajian data (data display) Penyajian data dilakukan dalam tabel dan uraian

singkat, data yang disajikan bersifat naratif. Dikatakan Miles and Huberman

bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan (data conclusion) Langkah ketiga dari aktivitas analisis

adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan

data, peneliti mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan,

pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkina alur kausal, dan proposisi-

proposisi.37

I. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif yang bersifat induktif ( khusus ke umum), karena berawal dari data yang

ada bukan dari sebuah teori dan tidak bermaksud menguji teori (deduktif).

Pendekatan ini akan melakukan penggambaran secara mendalam tentang situasi

atau proses yang diteliti sebagaimana adanya. Dengan tujuan untuk menjelaskan,

mendeskripsikan tentang penyelesaian pembiayaan ijarah yang belum tuntas.

36
Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2008)
hlm 247.
37
Emzir, Metodologi penelitian kualitatif analisis data, (Jakarta: Rajawali Pers,2016)
hlm133.
45

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Profil Perusahaan

PT. Multazam Wisata Agung Medan merupakan salah satu lembaga

yang bergerak di bidang pemasaran umroh dan haji. Lembaga tersebut terletak

di Jl. Titi Papan/Pertahanan No. 8/10 Seisikambing D Medan Sumatera Utara-

Indonesia, kode pos 20119 Telp. 061-4576116. PT. Multazam Wisata Agung

Tour dan Travel berdiri sejak 1996, dan ditetapkan sebagai penyelenggara

perjalanan ibadah umroh pada 20 juli 2016 dan mempunyai legalitas SK.

Menkunham: AHU-000639.AH.01.01.TAHUN 2016, NPWP SK.Kemenkeu:

02.637.481.9-111.000, Domisili: 09/DP/CISEN/IV/2017 SK UMROH

KEP.MENTERI AGAMA RI No: 373 Tahun 2016, dibawah pimpinan Bapak

DR.H. Syafii Siregar, MA.

Adapun yang melatar belakangi dari terbentuknya PT. Multazam

Wisata Agung Medan antara lain, sebelumnya Bapak DR.H. Syafii Siregar,

MA mempunyai jenjang pendidikan Sarjana S1 di Arab Saudi, dan

berpengalaman membimbing jemaah haji dan umroh. Sepulangnya ke

Indonesia beliau mendirikan lembaga yang bergerak dalam penyelenggaraan

pemberangkatan jemaah Haji saja tetapi melihat jumlah jemaah umroh dan

haji dari tahun ketahun semakin meningkat dan banyak para jemaah meminta

kepada PT Multazam Wisata Agung Medan untuk membuka pelayanan umroh


46

dengan izin KEMENAG RI PPIU. Perjalanan suci untuk mencapai

kenikmatan spritual diperlukan bimbingan ibadah yang maksimal disertai

dengan penyediaan fasilitas perjalanan yang optimal. Dengan mewujudkan

pelaksanaan ibadah umroh yang mambruroh dengan pelayanan yang prima,

aman, nyaman dan bertanggung jawab. Dengan niat yang tulus, sumber daya

dan profesional kerja yang dimiliki, Insya Allah PT Multazam Wisata Agung

Medan mampu mewujudkan kehendak para jemaah untuk mecncapai

kenikmatan spritual tersebut.38

Untuk menjamu tamu-tamu Allah SWT yang membutuhkan pelayanan

yang lebih baik dan tetap patuh pada pemerintah seperti disebutkan dalam

Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji & Umroh No. 233 thn 2019,

salah satunya yakni adanya bentuk Id Card SISKOPATUH bagi jemaah yg

sudah mendaftar. Di lain hal PT Multazam Wisata Agung Medan memberikan

sebuah tawaran pelayanan jasa haji dan umroh dengan rincian: Haji Khusus,

Haji Plus, Umroh Reguler 10,12,17(Arba‟in), Umroh plus Turkey, Umroh

plus Cairo, Umroh plus Aqsho, Umroh Ramadhan, dan Wisata Islami.

Pemberangkatan ibadah umroh dengan motto 5 pasti umroh, pasti travelnya

berizin, pasti jadwalnya, pasti terbangnya, pasti hotelnya, pasti visanya. 39

38
DR.H. Syafii Siregar, MA, Komisaris umum ketua kelompok bimbingan ibadah haji
dan umroh (KBIH) PT Multazam Wisata Agung Medan, Wawancara Pribadi, Kantor PT
Multazam Wisata Agung Medan,15 Juli 2023.
39
Hj. Alya Rahmayani, S.Ag, S.Pdi, Direktur Utama PT. Multazam Wisata Agung
Medan, wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan 14 Juli 2023.
47

Sejak beroperasi sebagai penyelenggara ibadah haji dan umroh PT.

Multazam Wisata Agung Medan dikatakan sukses dalam proses

penyelenggaraan programnya, sering jemaah yang kembali menggunakan jasa

dari travel PT. Multazam Wisata Agung Medan, dikarenakan para jemaah

puas dengan pelayanan yang diberikan oleh PT. Multazam Wisata Agung

Medan, perusahaan ini menjunjung tinggi tanggung jawab kerja, kepuasan

jemaah menjadi satu-satunya pelayanan yang diutamakan didukung oleh SDM

yang berkompeten di bidangnya.

Pertumbuhan dan kemajuan lembaga ini juga merupakan hasil kerja

yang cukup profesional terutama dalam menempatkan tenaga-tenaga kerja

handal yang menangani bagian pelayanan yang didukung oleh ilmu

pengetahuan serta pengalaman yang luas di bidang haji dan umroh, semua itu

tak terlepas karena adanya motivasi dari atasan. Dengan adanya motivasi dari

atasan, menjadikan sebuah semangat kinerja para karyawan untuk kemajuan

lembaga.

2. Visi dan Misi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ust. DR.H. Syafii Siregar,

MA bahwa beliau mengatakan: “Visi didirikan PT. Multazam Wisata Agung

Tour & Travel yakni terwujudnya pelaksanaan ibadah umroh yang mabruroh

dengan pelayanan dan bimbingan yang prima, aman, nyaman, dan

bertanggung jawab.
48

Untuk mewujudkan visi tersebut, PT Multazam Wisata Agung Tour &

Travel mempunyai misi yang dilakukan yakni:

a. Memberikan pelayanan prima kepada setiap calon jemaah dalam

pengurusan dokumen perjalanan.

b. Melengkapi seluruh dokumen perjalanan jemaah yang akan berangkat

baik yang berkenaan dengan visa, tiket, begitu pula dengan sarana dan

prasarana selama berada di Arab Saudi, seperti hotel, transportasi,

cattering dan lain-lain yang dianggap perlu.

c. Memberikan bimbingan kepada jemaah umroh baik sebelum berangkat

atau selama berada di tanah suci sampai kembali ke tanah air.40

Motto Perusahaan: Bimbingan Ibadah Haji & Umroh sesuai dengan

fasilitas & layanan terbaik, Dengan 3(tiga) komitmen PT Multazam Wisata

Agung:

a. Komitmen Ibadah

1. Melaksanakan Ibadah Haji dan Umroh sesuai sunnah Rasulullah

Saw.

2. Dalam pelaksanaan ibadah selalu didampingi oleh ustadz

pembimbing ibadah yang berpengalaman.

b. Komitmen Tarbiyah

1. Pengajian rutin selama di Tanah Suci

2. Bimbingan dzikir dan do‟a yang shahih serta tadarus Al-Qur‟an

40
Dokumen PT Multazam Wisata Agung Medan, (Medan, 07 Juli 2023).
49

3. Konsultasi Agama, keluarga & Masalah aktual lainnya

4. Pengajian Rutin Pasca Ibadah

c. Komitmen Dakwah

1. Komponen biaya Haji dan Umroh sudah termasuk dana dakwah

2. Memberangkatkan para da‟i pedalaman untuk menunaikan Ibadah

Haji pemberian beasiswa dan santunan sosial lainnya.

3. Susunan Kepengurusan

Susunan kepengurusan sama artinya dengan kestrukturan organisasi.

Dari segi bahasa struktur mempunyai arti cara bagaimana sesuatu disusun atau

dibangun, dan struktur dirancang untuk alokasi dan kordinasi yang efektif,

dari semua kegiatan- kegiatan, posisi dan tugas-tugas dalam organisasi

ataupun lembaga. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa organisasi

merupakan suatu susunan atau aturan dari berbagai bagian, sehingga

merupakan suatu kesatuan yang teratur. Adapun Struktur Pengurus Perusahaan

PT Multazam Wisata Agung Medan yakni sebagai berikut:41

GAMBAR 4.1 STRUKTUR PT. MULTAZAM WISATA AGUNG

KOMISARIS UTAMA

DR. H. SYAFII SIREGAR MA

WAKIL KOMISARIS

H. MUHAMMAD HAJATOLESLAM SIREGAR

41
Dokumen PT Multazam Wisata Agung (Medan, 14 Juli 2023).
50

DIREKTUR UTAMA

HJ. ALYA RAHMAYANI SIREGAR S.AG, SPD.I

BAGIAN UMUM DAN PEMASARAN

H. HAMDAN SUKRI HARAHAP SHI

Bag. Administrasi Bag. Haji Bag. Perlengkapan


dan Keuangan
Elda Repelita Nasution Rianto
Widya Putri Dsopang

Tugas dan Fungsi Pengurus Struktur PT Multazam Wisata Agung Medan :

1. Komisaris Utama

a. Mengawasi perjalanan Perusahaan, baik itu dari pembukuan,

keuangan, dan tindakan yang dijalankan oleh Direksi ke luar ataupun

kedalam perusahaan.

b. Mengurus Perusahaan, apabila mengalami kekosongan pada jabatan

Direksi.

2. Direktur

a. Mewakili Perusahaan dalam hal untuk mengikat dengan pihak lain atau

pun pihak lain dengan perusahaan.

b. Menjalankan segala tindakan baik mengenai kepengurusan ataupun

kepemilikan dengan pembatasan tidak meminjam atau meminjamkan

uang atas nama perusahaan dan tidak mendirikan perusahaan didalam

ataupun diluar negeri.


51

3. Bagian Keuangan dan Administrasi

a. Mencatat segala pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan dalam

perusahaan setiap harinya.

b. Membuat laporan bulanan keuangan Perusahaan baik itu Neraca

ataupun laba rugi dan diserahkan kepada Direktur.

c. Melaksanakan segala bentuk kegiatan surat-menyurat berkas,

dokumentasi, yang berhubungan dengan perusahaan.

d. Mendata segala bentuk kegiatan perusahaan dan membuat laporan

setiap bulannya.

4. Bagian Pemasaran

a. Bertugas memasarkan segala produk yang di jual Perusahaan ke pihak

luar.

b. Membuat kegiatan-kegiatan agar produk yang dihasilkan perusahan

dapat diterima informasinya dan dapat bekerja sama dengan pihak luar

untuk kepentingan Perusahaan.

4. Cabang Kantor PT Multazam Wisata Agung di Indonesia

1. Deli Serdang, Medan

2. Helvetia, Medan

3. Kota Binjai

4. Banda Aceh

5. Meulaboh

6. Pematang Siantar

7. Kab. Batu Bara


52

8. Kisaran

9. Tanjung Balai

10. Padang Sidempuan

11. Pekan Baru

12. Padang, Pariaman-Sumbar

13. Kota Bandung

14. Kota Jakarta

15. Lombok

16. Makassar

17. Subulussalam

18. Aceh Singkil42

5. Program PT Multazam Wisata Agung Medan

PT Multazam Wisata Agung Medan menawarkan program berupa

fasilitas pelayanan yakni sebagai berikut :

a. Bimbingan ibadah ataupun manasik haji

Untuk mencapai kekhusyukan ibadah jama‟ah haji, PT Multazam

Wisata Agung telah menyiapkan secara khusus tim manasik yang akan

membimbing jama‟ah selama di tanah air. Bimbingan ibadah tersebut di

laksanakan dalam bentuk privat atau kolektif yang diadakan mulai dari 3

bulan sebelum keberangkatan. Ketika berada di Arab Saudi para

42
Brosur PT Multazam Wisata Agung, Medan, 14 Juli 2023)
53

pembimbing akan mendampingi jama‟ah dalam menunaikan ibadah haji di

sana.

b. Pemeriksaan kesehatan

Merupakan salah satu pelayanan yang di berikan oleh PT Multazam

Wisata Agung dan merupakan agenda yang di haruskan oleh Kementrian

Agama RI. Pemeriksaan kesehatan meliputi, pemeriksaan secara

keseluruhan dan pemberian vaksinasi dan ini di lakukan 1 bulan sebelum

keberangkatan.

c. Akomodasi

Selama jama‟ah umroh berada di luar negeri, PT Multazam Wisata

Agung menyediakan fasilitas hotel bintang 3 Mekah Hotel Manar Alhuda,

Golden Abrar setaraf Madinah Sanabil, Sahiliya dan Surfah. Hotel bintang

5 / VIP Mekah Pulman Zam2, Hilton Madinah Andalus, Dallah Thaibah,

yang jaraknya 250-300 m sesuai program, dan menyediakan bus yang

termasuk Bus Multazam itu sendiri, selain itu juga disediakan makan dan

minuman (catering) khas Indonesia/Intercontinental dalam 3 kali dalam

sehari. Bahkan PT Multazam Wisata Agung menyediakan sarana tempat

tinggal baik hotel ataupun penginapan dikantor PT Multazam Wisata

Agung untuk jama‟ah umroh yang datang dari luar kota.

d. Transportasi

Dalam perjalanan dari Medan menuju Arab Saudi, jama‟ah umroh

menggunakan maskapai Saudi Airlines. Untuk kegiatan jama‟ah umroh

selama di Arab Saudi PT Multazam Wisata Agung menyediakan


54

transportasi milik Multazam itu sendiri yaitu bus Multazam Medan.

Transportasi Full AC selama perjalanan.

e. Fasilitas lain

Program di PT Multazam Wisata Agung sangat bervariatif dari mulai

harga, jadwal, akomodasi, transportasi, konsumsi, fasilitas hotel dll.

Semuanya sengaja dipersiapkan agar jama‟ah memiliki pilihan baik itu

dari segi harga, lama pelaksanaan ibadah dan jadwal pelaksanaan,

sementara programnya juga ada beberapa pilihan yakni sebagai berikut:

a. Haji Khusus

b. Haji Plus

c. Umroh Reguler 10, 13, 17 (Arbain)

d. Umroh Plus Turkey

e. Umroh Plus Cairo

f. Umroh Plus Aqsho

g. Umroh Plus Dubai

h. Umroh Ramadhan

i. Wisata Islami43

TABEL 4.1 HARGA PROGRAM UMROH 2023/1445 H

Program Umroh Reguler 10 Hari Rp. 27.500.000.00

Program Umroh Reguler 12/13 Hari Rp. 35.000.000.00

43
H.Hamdan Sukri,SH selaku Kabag Pemasaran PT Multazam Wisata Agung,
wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan, 15 Juli 2023.
55

Umroh + Turkey Rp. 35.000.000.00

10 hari awal Ramadhan Rp. 35.000.000.00

2 minggu awal Ramadhan Rp. 37.000.000.00

2 minggu akhir Ramadhan Rp. 40.000.000.00

Full Ramadhan Rp. 45.000.000.00

Persyaratan Calon Jamaah Umroh

1. Paspor berlaku minimal 6 bulan dari tanggal keberangkatan dan nama di

paspor harus 2 kata.

Contoh: Nazma Afifah, Fatimah Yani.

2. Lembaran paspor sisa minimal 4 lembar

3. FotoCopy KTP

4. KTP atau Kartu Keluarga Asli untuk wanita berusia diatas 45 thn

5. Kartu Keluarga dan Surat Nikah Asli (Bagi Suami Istri), Akte kelahiran

bagi anak-anak, Passphoto bewarna latar belakang putih 85% ukuran

kepala ukuran 4x6 cm = 5 lembar, 3x4 cm = 5 lembar

6. Mengisi formulir pendaftaran

7. Membayar uang muka sebesar USD 668,21 (Rp.10.000.000.00,-)

Adapun fasilitas lain yang di dapatkan oleh jama‟ah umroh :


56

1. Pengurusan visa umroh

2. Tiket pesawat Medan-Madinah-Medan (PP) kelas Ekonomi

3. Bimbingan manasik di tanah air

4. Ziarah kota dengan Bus Full Ac Plus Muthawwif yang berpengalaman

5. Air zam-zam 5 liter/orang

6. Bagasi 20 kg/ orang, sesuai ketentuan penerbangan

7. Mendapatkan perlengkapan umroh berupa koper & tas selempang, bahan

baju seragam, buku do‟a ID Card/ Bet nama.

Biaya tidak termasuk :

1. Pengurusan paspor, tambah nama, laundry, telepon, program tambahan

dari pengeluaran pribadi lainnya.

2. Biaya muhrim Rp. 300.000,- untuk wanita yang berumur kurang dari 45

tahun tidak membawa muhrim.

3. Handling dan suntik meningitis Pembatalan Umroh.44

B. Analisis Akad Ijarah Multijasa pada PT. Multazam Wisata Agung Medan

1. Analisis

Bagi sebuah lembaga perlu melakukan analisis terutama pada analisis

lingkungan eksternal maupun internal. PT Multazam Wisata Agung Medan

menggunakan suatu analisis yakni Analisis SWOT. Analisis SWOT (strenght,

weaknesses, opportunities, and threats) adalah suatu teknik yang dirancang

44
Brosur PT Multazam Wisata Agung Medan, ( Kamis, 13 Juli 2023).
57

khusus untuk membantu mengidentifikasi strategi pemasaran yang harus

dijalankan oleh perusahaan.

Analisis SWOT merupakan bentuk analisa situasi dan kondisi yang

bersifat deskriptif atau memberi gambaran. Analisa SWOT sebuah analisa

yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang dihadapi lembaga. Oleh

karena itu dalam membuat sebuah analisa SWOT, harus didasarkan atas

kondisi yang benar-benar terjadi. Analisis SWOT mencakup lingkungan

internal dan eksternal perusahaan, yakni berdasarkan wawancara dengan Ibu

Hj. Alya Rahmayani S.Ag.S.Pd.I, sebagai berikut :

a. Kekuatan yang dimiliki oleh PT Multazam Wisata Agung Medan,

1. Profesionalitas kerja karyawan yang tinggi,

2. Kenyamanan dalam memberikan pelayanan jasa kepada pelanggan

sehingga membuat pelanggan terkesima dan senang dengan travel ini,

3. Sudah menetapkan dan mempunyai jadwal umroh yang telah disiapkan

sebelumnya,

4. Memiliki fasilitas gedung/hotel atau tempat penginapan yang nyaman

dan transportasi di tanah suci maupun tanah air.

5. Serta memiliki produk yang berkualitas.

b. Kelemahan yang dirasakan oleh PT Multazam Wisata Agung Medan untuk

sejauh ini belum merasakan kelemahan apapun karena semua yang telah

diterapkan sesuai dengan perencanaan awal, walaupun kesempurnaan

hanya milik Allah tetapi Allah telah membantu travel ini berjalan dengan
58

apa yang diharapkan. Adapun kelemahan yg ada di travel dapat tertutupi

dengan kelebihan yang ada yg dapat diberikan oleh PT. Multazam Wisata

Agung.

c. Peluang yang dirasakan oleh PT Multazam Wisata Agung Medan,

1. Permintaan pelanggan atas produk jasa ibadah umroh semakin

meningkat dari tahun ketahun dikarenakan pelayanan jasa yang sangat

memuaskan pelanggan.

2. PT Multazam Wisata Agung Medan dalam pelaksanaan umroh

dibimbing oleh ustadz yang berpengalaman baik di dalam ibadah

ataupun bahasa.

3. Memakai Airlines yang Conecting Flight sehingga memudahkan

jama‟ah dalam pengurusan bagasi.

4. Pemuka-pemuka agama daerah mau bekerjasama dengan travel untuk

menawarkan produk pelayanan haji dan umroh yang dijalankan oleh

travel sehingga membuat masyarakat percaya dengan pelayanan yang

akan diberikan PT Multazam Wisata Agung Medan.

d. Ancaman yang terjadi pada PT. Multazam Wisata Agung Medan

1. Keterlambatan Visa

Apabila jama‟ah tertunda berangkat dikarenakan keterlambatan visa itu

akan menimbulkan biaya tambahan (cost), seperti penginapan,

akomodasi, sebelum berangkat. Adakalanya terutama di masa crowded

atau menjelang puasa (Sya‟ban, Ramadhan) visa saudi terjadi masalah

diantaranya pemberlakuan sistem pengeluaran visa H-1 hal itu sangat


59

merepotkan bagi travel karena visa keluar di sore hari dan penerbangan

Jakarta ke daerah sudah habis, maka tidak akan mungkin terbang

membawa visa ke daerah pada hari itu juga sementara jama‟ah

besoknya akan berangkat.

2. Jama‟ah sakit atau meninggal di Arab Saudi

3. Terjadi persaingan pada travel lain yang membuat harga semurah-

murahnya sehingga jama‟ah ke travel tersebut.45

Metode analisis SWOT dianggap sebagai metode analisis dasar yang

berguna untuk melihat suatu permasalahan dari empat sisi yang berbeda, hasil

analisis SWOT merupakan arahan untuk mempertahankan kekuatan dan

menambah keuntungan dari peluang yang ada sekaligus mengurangi

kekurangan dan menghindari ancaman, namun dalam membuat analisis

SWOT perusahaan harus menggambarkan kekuatan dan kelemahan internal,

karena kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak

digambarkan dengan baik akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa

digunakan.

2. Akad Ijarah Multijasa pada Pembiayaan Umroh di PT Multazam

a. Bentuk Akad Ijarah Multijasa pada Pembiayaan Umroh

Bentuk akad pada pembiayaan umroh yaitu akad ijarah Multijasa.

Akad ijarah multijasa pada pembiayaan umroh adalah persetujuan atau

kesepakatan atau perjanjian pembiayaan syariah yang dibuat bersama

45
Hj.Alya Rahmayani S.Ag,S.PdI, Direktur utama PT Multazam Wisata Agung Medan,
wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan 24 Juli 2023.
60

antara PT Multazam wisata agung sebagai penyedia jasa/mua‟jir yang

disebut dengan pihak pertama dengan konsumen sebagai penerima

jasa/musta‟jir yang disebut dengan pihak kedua.

Dalam akad atau perjanjian tersebut memuat beberapa hal yaitu:

1. Objek perjanjian bahwa pihak pertama (mu‟ajir) sepakat untuk

melakukan pembiayaan syariah dengan akad ijarah atas jasa

pengurusan atas fasilitas perjalanan umroh mulai dari keberangkatan

sampai dengan kepulangan (ma‟jur).

2. Dalam akad atau perjanjian tersebut juga memuat biaya terkait

pemberian pembiayaan syariah yang meliputi: survey, kontribusi

asuransi, penjaminan, pembebanan agunan, provisi, notaris serta

administrasi.

3. Struktur pembiayaan. Dalam struktur pembiayaan ini para pihak

sepakat dengan struktur pembiayaan syariah ijarah sebagai berikut

yaitu harga pokok jasa, ujrah adalah upah atau uang jasa yang harus

dibayarkan oleh musta‟jir kepada mu‟ajir, Harga paket jasa, uang

muka paket jasa adalah uang yang harus dibayar oleh musta‟jir di awal

kepada mua‟jir untuk jangka waktu fasilitas yaitu:

a) Waktu pembayaran adalah tanggal yang ditetapkan sebagai jadwal

waktu pembayaran.

b) Periode Pembayaran adalah kemudahan pembayaran yang

diberikan mua‟jir kepada musta‟jir berupa kelonggaran jangka


61

waktu pembayaran yang dilakukan musta‟jir dalam pembiayaan

tersebut.

c) Tanggal jatuh tempo adalah batas terakhir pembayaran sebelum

nasabah/jemaah diberangkatkan.46

b. Syarat Pendaftaran Umroh

Adapun prosedur atau urutan cara mengenai cara pengajuan

pendaftaran di PT Multazam Wisata Agung yaitu: pertama, Pendaftaran.

Calon jemaah melakukan pengisian formulir pendaftaran yang sudah di

siapkan oleh PT Multazam Wisata Agung. Kedua, Membayar dp atau uang

muka pendaftaran sebanyak Rp 5,000,000/10,000,000. Ketiga,

menyerahkan dokumen syarat pendaftaran umroh yaitu: fotocopy KTP,

Fotocopy KK, Paspor dengan minimal 2 kosa kata, Pasfoto 3x4 dan 4x6,

Vaksin Covid (kondisional). Keempat, Berangkat umroh.

c. Rukun dan Syarat Ijarah Multijasa pada Pembiayaan Umroh

Rukun dan syarat Ijarah Multijasa pada Pembiayaan Umroh di PT

Multazam Wisata Agung Medan tentang Ketetapan dan Penggunaan Akad

ijarah multijasa tertera dalam fatwa DSN-MUI N0. 09/DSN-MUI/IV/2000

tentang pembiayaan ijarah dan fatwa DSN-MUI No.44/DSN-

MUI/VIII/2004 tentang pembiayaan multijasa.

46
Hj. Alya Rahmayani, S.Ag, S.Pdi, Direktur Utama PT. Multazam Wisata Agung
Medan, wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan, 04 Agustus 2023.
62

Fatwa DSN-MUI N0. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan

Ijarah yaitu Rukun dan Syarat Ijarah:

1) Sighat ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua

belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau

dalam bentuk lain.

2) Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa

dan penyewa/pengguna jasa

3) Obyek akad ijarah adalah manfaat barang dan sewa atau manfaat

jasa dan upah.

4) Ketentuan obyek ijarah: Obyek ijarah adalah manfaat dari

penggunaan barang dan/atau jasa, manfaat barang atau jasa harus

bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak, manfaat barang

atau jasa harus yang bersifat diperbolehkan (tidak diharamkan),

kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan

syariah, manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa

menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan

sengketa, spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas,

termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi

atau identifikasi fisik, Sewa atau upah adalah sesuatu yang

dijanjikan dan dibayar nasabah kepada Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) sebagai pembayaran manfaat.


63

Fatwa DSN-MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang pembiayaan

multijasa yaitu:

1) Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan

menggunakan akad ijarah atau Kafalah.

2) Dalam hal Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menggunakan akad

ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam

Fatwa Ijarah.

3) Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut Lembaga Keuangan

Syariah (LKS) dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee

4) Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam

bentuk nominal bukan dalam bentuk presentase.

5) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka

penyelesaiannya dilakukan mlalui Badan Arbitrasi Syariah setelah

tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

C. Praktek Akad Ijarah Multijasa pada Pembiayaaan Umroh di PT

Multazam Wisata Agung Medan dalam Perspektif Hukum Ekonomi

Syariah.

1. Analisis Akad Ijarah Multijasa pada Pembiayaan Umroh

a. Bentuk Akad pada Pembiayaan Umroh

Dalam akad atau perjanjian tersebut memuat objek perjanjian bahwa

calon jemaah sepakat untuk melakukan pembiayaan syariah dengan akad


64

ijarah atas jasa pengurusan atas fasilitas perjalanan umroh mulai dari

keberangkatan sampai dengan kepulangan (ma‟jur). Melalui akad ijarah

multijasa ini PT Multazam Wisata Agung Medan menetapkan ujroh

sebagai keuntungan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

b. Syarat Akad Ijarah Multijasa pada Pembiayaan Umroh

1. Kerelaan kedua pelaku akad

Kedua belah pihak yang berakad (penjual dan pembeli) harus

menyatakan kerelaanya dalam melakukan transaksi ijarah. Pihak

travel agent menjelaskan semua mekanisme transaksi kepada

mitra/nasabah, melalui formulir pendaftaran sampai dengan

membayar dp pendaftaran umroh atau membayar lunas sampai

dengan menandatanganinya itu termasuk persetujuan kedua belah

pihak, yaitu pihak nasabah/calon jemaah dan pihak PT Multazam

Wisata Agung Medan. Persetujuan tersebut menandakan kerelaan

dari kedua belah pihak tanpa adanya unsur paksaan.

Tapi didalam permasalahan yg saya angkat adanya masalah

yg timbul karena naiknya harga paket akibat wabah covid 19 tanpa

persetujuan calon jemaah, karena kenaikan harga bukan berasal

dari pihak penyedia jasa ibadah umroh tapi dari berbagai macam

pihak seperti pihak penyedia jasa penerbangan yaitu harga tiket

pesawat, hotel, bus, dan lainnya.


65

2. Objek akad (al-manafi)

Obyek akad yaitu manfaat diketahui sifatnya guna

menghindari perselisihan. Kejelasan objek akad (manfaat)

terwujud dengan penjelasan tempat manfaat, masa waktu dan

penjelasan objek kerja dalam penyewaan para pekerja. Dalam

pembiayaan umroh pihak PT Multazam Wisata Agung Medan

menjelaskan tentang obyek akad yaitu penyewaan jasa pengurusan

perjalanan umroh mulai dari perjalanan keberangkatan seperti

transportasi, bus, pesawat, mulai dari Indonesia sampai di arab

Saudi, fasilitas hotel, serta makan dan minum selama berada di

arab Saudi sampai kepulangan lagi di Indonesia.

3. Hendaknya objek akad dapat diserahkan baik secara nyata (hakiki)

maupun syara‟. Dalam pembiayaan umroh di PT Multazam Wisata

Agung Medan ini karena objeknya adalah jasa maka yang dapat

diserahkan kepada musta‟jir seperti berupa koper, baju seragam

serta pemberitahuan tentang jadwal keberangkatan

4. Hendaknya manfaat yang dijadikan objek ijarah dibolehkan secara

syara‟. Dalam pembiayaan umroh yang dilakukan oleh PT

Multazam Wisata Agung Medan ini objek ijarahnya adalah

pengurusan perjalanan umroh. Objek ijarah ini tidak bertentangan

dan dibolehkan secara syara‟.

5. Hendaknya pekerjaan yang ditugaskan bukan kewajiban bagi

penyewa sebelum akad ijarah. Dalam pembiayaan umroh di PT


66

Multazam Wisata Agung Medan pekerjaan dilakukan oleh Tour

leader dan muthowwif dari travel agent ini.

6. Orang yang disewa tidak boleh manfaat dari pekerjaanya. Dalam

pembiayaan umroh di Amitra Syariah Finance ini karyawan yang

melaksanakan tugasnya tidak mengambil manfaat apapun. Kecuali

hanya menjalankan pekerjaanya.

7. Manfaat dari akad itu harus dimaksudkan dan biasa dicapai

melalui akad ijarah. Dalam pembiayaan umroh di PT Multazam

Wisata Agung Medan manfaat ini biasa dicapai karena yang

disewakan adalah manfaat dari jasa pengurusan perjalanan umroh.

c. Rukun Akad Ijarah Multijasa pada Umroh

1. Sighat ijarah yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Dalam

sighat ijab qabul yang diserahkan oleh mu‟ajir (pihak travel agent)

kepada musta‟jir (calon jemaah) adalah berupa paket umroh.

2. „Aqid

„Aqid adalah orang yang berakad. Terkadang masing-

masing pihak yang berakad terdiri dari satu orang atau terdiri dari

beberapa pihak orang. Seseorang yang berakad terkadang

merupakan orang yang memiliki hak ataupun wakil dari yang


47
memiliki hak. PT Multazam Wisata Agung Medan sebagai

pihak pertama/mu‟ajir dan nasabah/calon jemaah sebagai pihak

kedua/musta‟jir.

47
Nur Wahid, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2020, hlm. 58.
67

3. Obyek akad Ijarah (al-manafi)

Objek akad (yitu Manfaat) diketahui sifatnya guna

menghindari perselisihan. Jika manfaat itu tidak jelas dan

menyebabkan perselisihan, maka akadnya tidak sah karena

ketidakjelasan menghalangi penyerahan dan penerimaan sehingga

tidak tercapai maksud akad tersebut.48 Dalam pembiayaan umroh

di PT Multazam Wisata Agung Medan ini objek akadnya adalah

sewa jasa pengurusan perjalanan umroh mulai dari keberangkatan

sampai dengan kepulangan mitra/nasabah.

4. Al-ujrah (upah/sewa)

Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan

dibayarkan musta‟jir kepada mu‟jir sebagai pembayaran manfaat.

Syarat ini disepakati oleh para ulama. Landasan hukum

disyaratkan mengetahui upah adalah sabda Rasulullah saw:

“Barangsiapa mempekerjakan pekerja maka hendaklah ia


49
memberitahu upahnya”. Dalam pembiayaan ini PT Multazam

Wisata Agung Medan sudah menetapkan ujroh yang harus

dibayarkan oleh nasabah atau caon jemaah dan sudah disepakati

bersama.

48
Wahbah Zuhaili, Fiqh Islam Waadilatuhu, hlm. 391
49
Ibid. Hlm 400
68

D. Pandangan PT Multazam Wisata Agung Medan terhadap Penambahan

Pembiayaan Tarif Umrah yang Tertunda di Masa Virus Corona (Covid-

19).

Pada awal pandemi desember 2019, ada sekitar 1.685 jemaah umroh

yang tertahan di Negara Kerajaan Arab Saudi dikaranakan setiap negara resmi

memberlakukan lockdown. Dari 1.685 jamaah ada sekitar 420 jamaah umroh

dari 5-6 kloter PT Multazam Wisata Agung Medan yang tertunda akibat

bencana covid 19, akibatnya banyak calon jamaah umroh yang dijadwalkan

akan berangkat pada bulan maret maupun april terpaksa ditunda. Alhasil

akomodasi, transportasi, dan ketering yang telah diboking untuk persiapan

pelaksanaan ibadah umroh nantinya terpaksa untuk dijadwalkan ulang sampai

akhirnya PT Multazam wisata agung medan mulai memberangkatkan

jemaahnya diawal januari 2022.50

Sebelum pandemi jumlah yang mendaftar umroh mencapai 90% namun

setelah awal masuknya wabah covid-19 jumlah pendaftar umroh berkurang,

apalagi dengan ditetapkanya ditutupnya akses kelur masuk kenegarah kerajaan

arab Saudi. Jumlah pendaftar calon jamaah umroh trus menurun, yakni hanya

memenuhi 40% dari target yang ditetapkan perusahaan setiap bulannya.

Perusahaan jasa keberangkatan haji dan umroh kembali beroperasi setelah

Arab Saudi memperbolehkan warga negara lain untuk melakukan umroh sejak

50
H Muhammad Hajatoleslam Siregar, Wakil Komisaris PT Multazam Wisata Agung
Medan, Wawancara Pribadi, 10 Agustus 2023.
69

1 November. Meski begitu biaya umroh bisa naik 30-40 persen karena

penerapan protokol kesehatan yang diperketat di Tanah Suci.

Harga itu terkait ketentuan dan protokol yang harus dipenuhi. Misalnya

seperti cek laboratorium, cek swab dan kamar maksimal berdua. Selain itu,

juga harus ada karantina satu hari sebelum berangkat. Serta okupansi pesawat

dan bus yang tidak boleh penuh mengingat harus 50 persen dari total yang

tersedia. Sebelum pandemi covid-19, paket umroh dibawah 30 juta namun

pada saat pandemi paket umroh naik melonjak diatas 30 juta, ini diakibatkan

penambahan biaya untuk memenuhi aturan protokol kesehatan pemerintah,

dan lainnya.

1. Sebab Terjadinya Penambahan Biaya Setelah Covid-19 pada Calon

Jemaah Umroh PT Multazam Wisata Agung yang Tertunda Covid-

19.

a. Naiknya Harga Tiket Pesawat

Menurut International Air Transport Association (IATA), harga

tiket pesawat bisa naik 49% di Eropa dan 54% di Asia. Di sisi lain,

maskapai diperkirakan harus menaikkan harga untuk menutup

kerugian.51

b. Naiknya Harga Hotel

Sebelumnya, pelaku usaha biro perjalanan haji dan umrah telah

dihadapkan pada situasi kesulitan ketersediaan vaksin meningitis,

51
Warta Ardhia, Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penerbangan di Indonesia,
Volume 47 No. 1 Bulan Juni Tahun 2021, hlm. 67-81
70

tingginya tiket pesawat, dan kali ini keterbatasan hotel. Karena

pemerintahan arab saudi juga membatasi segala kegiatan karena wabah

covid maka ketersediaan hotel menjadi terbatas dan karena itulah

hotel-hotel banyak yg penuh dan harga hotel melunjak naik.

c. Naiknya Harga Visa

Pemerintah Arab Saudi telah memberlakukan kebijakan pajak

terhadap semua jamaah umrah dan haji. Harga visa juga naik karena

adanya biaya tambahan untuk tasreh/surat izin masuk ke raudhoh di

Madinah dan tasreh untuk transportasi bus. Hal ini tentunya

berpengaruh terhadap biaya umrah dan haji, namun kini pemerintah

Saudi juga mengubah sistem visa yang berdampak pada tarif tambahan

yang dikenakan kepada jemaah.

2. Pandangan dan Risiko PT Multazam Wisata Agung Medan terhadap

Penambahan Biaya Tarif Umroh pada Calon Jemaah yang Tertunda.

Dengan adanya penambahan tarif paket umroh pada PT Multazam

wisata agung Medan, tentunya pihak travel agent mengalami dilema yang

sangat besar tentang kenaikan harga paket, salah satunya ialah pihak travel

harus menaikkan harga paket dengan kondisi yang setara dengan keadaan

sekarang, disamping itu juga jemaah yg mendaftar di PT Multazam wisata

agung yang tertunda covid-19 juga pasti merasa keberatan karena sebelum

adanya wabah covid ini harga paket pasti dibawah tarif normal dan ada

juga paket promo. Misal sebelum covid-19 harga tarif paket umroh 23 juta

namun setelah covid harga naik drastis sampai 30jutaan, keadaan inilah yg
71

harus dihadapi PT Multazam wisata agung untuk menjelaskan kepada

calon jemaah umroh yg tertunda covid-19.

Kenaikan harga terjadi yg pertama karena naiknya harga tiket pesawat

yang naik sekitar 25% dari harga biasa, yg kedua yaitu hotel di mekkah yg

mengalami penambahan harga yg signifikan karena salah satu

penyebabnya karena pelebaran masjidil haram yg mengakibatkan hotel-

hotel sekitaran measjidil haram yg masih berbintang 3 dulunya sudah

direnovasi menjadi bintang 4 bahkan bintang 5, dan juga jarak antara

majidil haram ke hotel juga menjadi masalah karena jemaah ingin harga

paket tetap murah namun ingin hotel yg berbintang 4/5 dan jarak hotelnya

dekat ini juga menjadi tantangan pihak travel untung menjelaskan kepada

jemaah tentang tarif hotel.

Pandangan PT Multazam wisata agung medan tentang ini juga yakni

ada salah satu hal yg harus disikapi yaitu bertumbuhannya PPIU (Panitia

Penyelenggara Perjalanan Umroh) yang makin banyak berkembang dan

sudsh berizin dan berani memberikan harga yg jauh dibawah tarif normal

tapi risiko yang mereka hadapi yakni jemaah tidak jadi berangkat karena

dana yg disetor jemaah tidak tercover, dan banyak juga bertumbuhan

travel travel baru yg tidak berizin dan berani memberangkatkan jemaah

umroh. Petumbuhan inilah yg menjadikan tantangan-tantangan bagi travel

travel yg sudah lama tegak dan berizin terutama bagi PT Multazam wisata
72

agung Medan untuk bisa menyaingi atau paling tidak menyelaraskan

travel- travel yg baru tersebut.

Risiko yg dihadapi tentang biaya maupun fasilitas setelah covid-19

didalam PT Multazam wiata agung Medan yakni yg pertama pasti

risikonya adalah harga paket yg melambung tinggi sehingga jemaah yang

dulu sudah mendaftar lalu tertunda jadi membatalkan keberangkatannya

karena salah satu alasan mereka yakni tidak dapat memenuhi harga paket

umroh begitu juga jemaah yg mau diberangkatkan sekarang tidak siap

karena harus menambaah harga paket sesuai dengan hrga paket yg

sekarang, risiko selanjutnya yakni jemaah yg mengalami hal seperti ini

menjadi tergiur dengan adanya harga paket murah yg ditawarkan travel-

travel baru di medan.52

3. Kebijakan PT Multazam terhadap Calon Jemaah yang Tertunda

Virus Corona (Covid-19).

Karena adanya wabah virus covid-19 ini maka pihak yg dirugikan

bukan hanya dari sisi jemaah saja yg batal berangkat pada tahun 2019, tapi

pihak peneyedia jasa yakni PT Multazam wisata agung Medan juga

mengalami rugi yg sangat besar, karena harus terkendala segala kegiatan

dan usahanya selama kurang lebih dua tahun.

Sampai saat ini kebijakan yg dilakukan PT Multazam wisata agung

Medan yakni:

52
Hj. Alya Rahmayani, S.Ag, S.Pdi, Direktur Utama PT. Multazam Wisata Agung
Medan, wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan 16 Agustus 2023.
73

a. Jemaah tetap mengikuti perkembangan harga paket yg ada sekarang,

mereka tidak dikenakan biaya denda apapun dan pemotongan apapun,

namun jika mereka ingin berangkat saat ini mereka harus menambah

kekurangan biaya dengan seharga paket yg sesuai dengan harga yg

sekarang.

b. Jika mereka tidak mampu atau tidak berkenan dan ingin membatalkan

keberangkatannya maka jemaah tersebut tidak dapat mengambil penuh

dana yg sudah disetorkan kepada pihak PT Multazam wisata agung

karena biaya yg sudah disetor sebelumnya sudah digunakan untuk dp

segala akomodasi seperti hotel, transportasi, dan penerbangan karena

sudah dibooking, karena pihak dari penerbangan juga tidak

mengembalikan dalam bentuk dana tapi dalam bentuk perubahan

jadwal penerbangan (reschedule) dan akan diberangkatkan pada

musim umroh yg sekarang dengan menyesuaikan harga paket umroh

saat ini.

c. PT Multazam wisata agung Medan memberangkatkan calon jemaah yg

tertunda degan cara berangsur-angsur, dan tidak bisa diberangkatkan

sekaligus dengan jumlah yg ratusan dengan waktu yg bersamaan

karena kontribusi biaya dan segala sesuatunya sudah dikeluarkan.

Jemaah yg tertunda akan digabungkan sedikit demi sedikit kedalam

grup baru mendaftar yg akan berangkat sekarang yakni dengan cara

bertahap dan perlahan tanpa membatalkan jemaah untuk berangkat

dengan mengikuti ketentuan yg ada sekarang di PT Multazam wisata


74

agung, dan di setiap grup yg akan diberangkatkan jemaah yg tertunda

akan disematkan kedalamnya sebanyak 3-5 orang jemaah.53

E. Pandangan Tentang Ijarah Multijasa Serta Hukum Menurut Perspektif

Mazhab Syafi’i dan Fatwa DSN MUI pada Penambahan Tarif Paket

Umroh Jemaah Tertunda Virus Corona (Covid 19).

PT Multazam Wisata Agung menggunakan akad Ijarah multijasa yg

maksudnya adalah transaksi akad sewa-menyewa yg menggunakan jasa, PT

Multazam wisata agung adalah biro penyedia jasa perjalanan haji dan umroh

yg memberikan jasa mulai dari membimbing saat menjalankan ibadah umroh,

jasa transportasi perjalanan, dan akomodasi lainnya seperti tiket pesawat,

hotel, visa, asuransi, dan lainnya.

Setiap pihak berkomitmen untuk memenuhi janjinya dan terikat dirinya

untuk melaksanakanya sesuai perjanjiannya. Begitu juga pihak PT Multazam

wisata agung yg pastinya berkomitmen dalam segala hal untuk membimbing

calon jemaah yg akan berangkat menjalankan ibadah umroh, pihak travel juga

pastinya mempekerjakan seorang yg menjadi tour leader adalah org yg dapat

dipercaya dan amanah.,Berkenaan dengan ini, Allah SWT berfirman dalam

kitabnya sebagai berikut: (QS. Al-Qashas[28]: 6).

54 ِ ‫ت استَأْ ِجره ۖاِ َّن خي ر م ِن استَأْجرت الْ َق ِو م‬


ِ ِ َ‫قَال‬
‫ي‬
ُ ْ ‫ي ْاَلَم‬ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ ْ َ‫ت ا ْح ٰد ُىه َما ْٰٰٓيَب‬
ْ
Artinya: “Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai

ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang


53
H.Hamdan Sukri,SH, Kabag Pemasaran PT Multazam Wisata Agung, wawancara
pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan, 15 Agustus 2023.
54
(QS. Al-Qashas[28]: 6)
75

yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang

yang kuat dan dapat dipercaya.” (QS. Al-Qashas[28]: 6).

Dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 02

Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dalam Bab 1 pasal

20 akad didefinisikan: ‟Kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua

pihak atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan

hukum tertentu.” Berdasarkan makna khusus akad sebagaimana di atas dapat

dipahami bahwa akad adalah “setiap tindakan yang timbul dari kehendak

kedua belah pihak berdasarkan suka sama suka yang dibuktikan melalui ijab

kabul. Dengan demikian kedua belah pihak terikat untuk melaksanakan

haknya masing-masing.”55

Dalam pembayaran umroh di PT Multazam wisata agung Medan

dilakukan dengan menggunakan akad ijarah yaitu akad yang berdasarkan dari

segi tukar menukar masuk dalam akad hak Uqud mu‟awadhah yaitu akad

yang berlaku atas dasar timbal balik. Dalam hal ini pihak PT Multazam

wisata agung memberikan jasa berupa pengurusan fasilitas perjalanan umroh

sedangkan nasabah atau musta‟jir membayar dengan memberikan ujroh/upah

dari jasa pekerjaan tersebut. Akad ijarah tersebut termasuk dalam ijarah

pekerjaan/pemberian jasa sehingga dinamakan akad ijarah multijasa sebagai

akad yang biasa digunakan untuk berbagai macam sewa barang atau sewa

jasa. Pembiayaan umroh ini menggunakan akad ijarah multijasa karena syarat

55
Enang Hidayat,Transaksi Ekonomi syariah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016,
hlm.2-5
76

dan rukun dari akad tersebut dianggap paling pas untuk pembiayaan tersebut.

Tapi bagaimanakah pendapat ulama fiqh dan Hukum Ekonomi Syariah dalam

menerapkan akad ijarah multijasa agar tidak bertentangan dengan syariat?.

1. Ijarah Multijasa Menurut Perspektif Mazhab Syafii

Sewa – menyewa atau ijarah merupakan salah satu praktek

bermuamalah yang dilakukan manusia dalam kehidupannya. Islam sangat

menganjurkan kepada umat manusia untuk saling bekerja sama, karena

mustahil manusia hidup berkecukupan tanpa berijarah dengan manusia

lain, boleh dikatakan bahwa pada dasarnya ijarah merupakan salah satu

cara untuk memenuhi hajat manusia. Oleh sebab itu, para ulama menilai

bahwa ijarah merupakan salah satu hal yang boleh dilakukan.56Menurut

mazhab syafi‟i orang yg boleh melakukan akad adalah kedua pihak harus

dalam kondisi berakal dan baligh dan bukan orang gila ataupun anak kecil

jika tidak terpenuhi maka tidak sah akadnya. 57

Idris Ahmad dalam bukunya yang berjudul Fiqih Syafi‟i berpendapat

ijarah berarti upah mengupah, bahwa upah artinya mengambil manfaat

tenaga orang lain dengan jalan memberi ganti menurut syarat-syarat

tertentu.58 Dengan demikian sewa-menyewa pada dasarnya diperbolehkan

asalkan membawa manfaat atau berkah.59

56
Sayyid, Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 13, ter. Khahar Masyhur, (Jakarta: Kalam Mulia,
1991), cet. Ke-2. h. 8.
57
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003), 231.
58
Idris Ahmad, Fiqh al-Syafi‟iyah, (Jakarta: Karya Indah, 1986), cet. ke-1, h. 139.
59
H. Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung:Sinar Baru Algensindo,2012).
77

Ulama Asy-Syafi‟iyah berpendapat:

‫ض َم ْعلُ ْوٍم‬ ِْ ‫ع ْق ُد عل مْن ُفع ٍة م ْقصودةٍ معلُوم ٍة مباح ٍة قَابِلَ ٍة لِلْب ْذ ِل و‬


ٍ ‫اَل ََب َح ِة بِ َع ْو‬َ َ َ َُ َ ْ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ

“Akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan

mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti

tertentu”.60

Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan keadaannya tetap utuh

(tidak berubah), maka boleh menyewakannya jika manfaatnya itu

ditentukan dengan salah satu perkara: dengan jangka waktu atau

pekerjaan. Ongkos ijarah (sewa) harus dibayar tunai, kecuali jika ada

perjanjian untuk menangguhkan pembayaran ongkos sewa tersebut.

Penjelasan:

1. Ijarah atau sewa adalah akad terhadap manfaat untuk masa tertentu

dengan harga tertentu61

2. Landasan syariat ijarah di antaranya adalah firman Allah SWT:

‫ض ۡع َن لَ ُك ۡم فَاٰ تُ ۡوُى َّن اُ ُج ۡوَرُى َّن‬‫ر‬ۡ ‫فاِ ۡن ا‬


َ َ َ

Artinya: “..kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka

berikanlah imbalannya kepada mereka.” (Qs. At-Thalaq [65]: 6)62

60
Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad, Kifayah Al-Akhyar fi Hilli Ghayah AlIkhhisar,
(Surabaya: Dar Al-ilmi, tth), Juz. 1, h. 249.
61
DR. Musthafa Dib Al-Bugha, Fikih Islam Lengkap Penjelasan Hukum-Hukum
Madzhab Syafi‟i, (Solo: Media Zikir, 2009). Hlm 303.
78

Dari „Abdullah bin „Umar, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

َّ ‫ير أَج َْرهُ قَ ْب َل أ َ ْن يَ ِج‬


ُ‫ف َع َرقُه‬ ُ ‫أ َ ْع‬
َ ‫طوا األ َ ِج‬

Artinya: "Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum

keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah, shahih).

Menurut Syaikh Ahmad Musthafa al-farran akad ijarah dapat

dikatakan sebagai akad yang menjual belikan antara manfaat barang

dengan sejumlah imbalan (ujrah). Dengan demikian tujuan ijarah dari

pihak penyewa adalah pemanfaatan fungsi barang secara optimal.

Sedangkan dari pihak pemilik, ijarah bertujuan untuk mendapatkan

keuntungan dari biaya sewa sesuai dengan penjelasan imam Syafi‟i .63

Akad ijarah ini tepat digunakan untuk produk pembiayaan umroh sebab

objek dari pembiayaan (perjalanan umroh) termasuk intangible asset (aset

tidak berwujud namun manfaatnya bisa digunakan atau dirasakan). Hal ini

sesuai dengan esensi dari akad ijarah itu sendiri, yaitu ba'i al-manaafi'

atau jual beli manfaat).

Kemudian manfaat barang yang akan digunakan atau dirasakan pun

tidak ada pada saat akad ijarah dilaksanakan, manfaat baru bisa digunakan

atau dirasakan pada saat hari keberangkatan perjalanan umroh atau

maushufah fi al-dzimmah. Melihat esensi dari akad ijarah ini adalah sewa-

62
Qs. At-Thalaq [65]: 6
63
Fani oktaviani, Relevansi Akad Ijarah Pada Pembiayaan Umroh di Bank Syariah
Kantor Pusat Jakarta Perspektif Hukum Islam. Iqtishodia : Jurnal Ekonomi Syariah. Vol. 3, No. 2,
September 2018
79

menyewa yang diikuti dengan upah atau imbalan maka Bank Syariah

mengambil sebagian upah untuk pihak bank, ini sesuai dengan al-Qur‟an

surah at-Thalaq ayat ke enam, “... Kemudian jika mereka menyusukan

(anak-anak)mu maka berikanlah imbalanya kepada mereka..”. Upah ini

harus disepakati kedua belah pihak, tidak boleh memberatkan seperti yang

dikatakan jumhur ulama “jika memperkerjakan buruh dengan upah makan

itu adalah ketidakjelasan (jahalah), ukuran upah harus diketahui”.

2. Akad Ijarah Multijasa Menurut Fatwa DSN MUI

Fatwa Dewan Syari`ah Nasional Majelis Ulama Indonesia terdiri dari

beberapa klasifikasi isi fatwa. Terdapat bagian “Menimbang”,

“Mengingat”, “Memperhatikan”. kemudian “Memutuskan”. Pada bagian

“Memutuskan terdiri dari “Menetapkan”, yang dipecah kepada beberapa

ketentuan, sebagai berikut: Pertama: Ketentuan Umum; Kedua: Ketentuan

terkait Hukum dan Bentuk Ijarah; Ketiga: Ketentuan terkait Shighat Akad

Ijarah; Keempat: Ketentuan terkait Mu‟jir, Musta‟jir dan Ajir; Kelima:

Ketentuan terkait Mahall al-Manfa`ah dalam Ijarah `ala al-A`yan.

Keenam: Ketentuan terkait manfaat dan waktu sewa; Ketujuh: Ketentuan

terkait `Amal yang dilakukan Ajir; Kedelapan: Ketentuan terkait Ujrah;

Kesembilan: Ketentuan Khusus untuk Kegiatan/ Produk; Kesepuluh:

Ketentuan Penutup. 64

64
Fatwa DSN Nomor 112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah.
80

Fatwa DSN Nomor 112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah pada

bagian “Menimbang” dicantumkan tiga butir bahasan, mulai dari butir “a”;

“b”; dan “c”. Butir-butir tersebut secara umum berisikan tentang adanya

keperluan umat dalam panduan akad ijarah; diterangkan bahwa Dewan

Syari`ah Nasional belum pernah memfatwakan mengenai akad ijarah;

selanjut pada butir “c” diterangkan adanya kepentingan untuk menetapkan

satu fatwa mengenai akad ijarah. Dalam Fatwa DSN Nomor 112/DSN-

MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah turut mencantumkan kaidah fikih, di

antaranya:

‫اَل ََب َحةُ اَِلَّ اَن يَ ُد َّل َدلِْيلُ َعلَى ََْت ِرْْيِ َها‬
ِ ‫ت‬ ِ ‫اََْلَصل ِِف اْملعام ََل‬
ََ ُْ

Artinya: Hukum asal dalam perkara mu`amalah adalah dibolehkan,

kecuali ada dalil atas pengharamannya.

Dalam fatwa DSN-MUI No. 112/DSN-MUI/IX/2017 tentang akad

ijarah, menjelaskan bahwa akad ijarah adalah akad sewa antara mu‟jir

(pemberi sewa) dengan musta‟jir (penyewa) atau antara musta‟jir

(penyewa) dengan ajir (pihak yang memberikan jasa) untuk

mempertukarkan manfa‟ah (manfaat barang sewa melalui proses

penggunaan dan pekerjaan/jasa) dan ujrah (imbalan) baik dalam bentuk

barang maupun jasa. Akad yg digunakan dalam proses pendaftaran

perjalanan ibadah umroh sampai dengan pembayaran di PT Multazam


81

wisata agung adalah akad ijarah multijasa sebagaimana akad tersebut

tertera didalam fatwa DSN MUI No. 112/DSN-MUI/IX/ 2017.

3. Hukum Penambahan Biaya Tarif Paket Umroh Menurut Mazhab

Syafi’i

Ijarah adalah akad atas manfaat dengan imbalan. Salah satu syarat

ijarah yaitu upah dan manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui,

sehingga tidak muncul perselisihan dikemudian hari. Apabila manfaat

yang menjadi objek yang tidak jelas, maka akadnya tidak sah.65Menyewa

benda ataupun jasa seperti kendaraan, akomodasi perjalanan ibadah umroh

dan lainnya, harus dijelaskan upah dan waktu pembyarannya sehingga

tidak ada perselisihan antara kedua belah pihak.

Syarat sahnya ijarah yaitu upah harus diketahui dan tidak boleh

melakukan penambahan dari biaya sewa, tujuannya yaitu agar tidak

terjadinya perselisihan dikemudian hari. Apabila upah tidak jelas maka

akadnya tidak sah. Mazhab Syafi‟i memberikan ketentuan bahwa dalam

ijarah tidak diperbolehkan untuk meminta penambahan biaya tanpa ada

kesepakatan antara kedua belah pihak. Kenyataan yang terjadi di PT

Multazam wisata agung medan antara travel agent dengan calon jemaah

tersebut tidak sesuai syarat sewa menyewanya yaitu harus jelas upah/ujroh

dan waktu pembayarannya.

65
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 332
82

Oleh sebab itu pelaksanaan akad ijarah terhadap penambahan biaya

dari harga paket umroh pada jasa perjalanan ibadah umroh pada PT

Multazam wisata agung medan sudah menyalahi konsep ijarah yang

sebenarnya menurut Madzhab Syafi‟i karena adanya penambahan biaya

yang dilakukan pihak travel agent terhadap calon jemaah karena perbuatan

tersebut dilarang dan merugikan calon jemaah. Tapi penambahan biaya

tarif paket umroh ini semata-mata bukan kemauan dari pihak travel agent

yg ingin mengambil banyak untung, tapi karena adanya wabah covid 19

tersebut yg menyebabkan calon jemaah tertunda berangkatnya pada taun

2019 dan baru mulai berangkat kembali pada tahun 2022, tapi semua biaya

yg sudah dibayarkan harus terpaksa ditambah karena seluruh biaya

akomodasi perjalanan umroh naik drastis setelah adanya wabah ini. Jadi

pihak travel agent harus menetapkan harga baru paket umroh pada masa

ini untuk menyesuaikan dengan harga-harga yg sudah naik dan calon

jemaah tertunda yg ingin diberangkatkan harus menambah biaya yg sudah

mereka lunaskan sebelumnya.

Permasalahan ini bisa disebut dengan gharar yg berarti

ketidakjelasan, dilihat dari beberapa arti kata tersebut, yang dimaksud

dengan gharar dapat diartikan sebagai semua bentuk jual beli yang

didalamnya mengandung unsur-unsur ketidakjelasan, pertaruhan atau

perjudian. Dari semuanya mengakibatkan atas hasil yang tidak pasti

terhadap hak dan kewajiban dalam suatu transaksi/jual beli. Secara istilah
83

fiqh, gharar adalah hal ketidaktahuan terhadap akibat suatu perkara,

kejadian/ peristiwa dalam transaksi perdagangan atau jual beli, atau

ketidakjelasan antara baik dengan buruknya.

Menurut mazhab syafi‟i, gharar adalah segala sesuatu yang akibat-

nya tersembunyi dari pandangan dan sesuatu yang dapat memberikan

akibat yang tidak diharapkan/ akibat yang menakutkan. Dasar

pengambilan hukum atas segala sesuatu dalam syariat Islam harus jelas

bentuk dan kriterianya, sehingga penetapannya akan mendapatkan suatu

kepastian untuk menempatkan pada tingkatan boleh atau tidaknya untuk

dilakukan, dan dapat dijadikan sandaran hukum.

Dapat ditekankan bahwa Islam tidak melarang suatu akad yang hanya

terkait dengan risiko atau ketidakpastian. Hanya bila risiko tersebut

sebagai upaya untuk membuat satu pihak mendapatkan keuntungan atas

pengorbanan pihak lain, maka hal tersebut menjadi gharar. Menurut Ibnu

Taimiyah sudah jelas bahwa Allah Swt dan Rasulullah Saw tidak melarang

setiap jenis risiko. Begitu juga tidak melarang semua jenis transaksi yang

kemungkinan mendapatkan keuntungan atau kerugian ataupun netral

(tidak untung dan tidak rugi). Yang dilarang dari kegiatan semacam itu

ialah memakan harta orang lain secara tidak benar, bahkan bila tidak

terdapat risiko, bukan risikonya yang dilarang. Yang menjadikan gharar

dilarang adalah karena keterkaitannya dengan memakan harta orang lain


84

dengan cara tidak benar, jadi bukan semata-mata adanya unsur risiko,

ketidakpastian.

Karena adanya unsur bencana didalam permasalahan ini yg tidak

direncanakan keadaannya dan bencana tersebut tidak bisa tertolak maka

disipulkan perkara didalam kaidah maqashid syariah sini termasuk

dibolehkan karena adanya suatu bencana hal yg sebelumnya diharamkan

menjadi boleh karena terpaksa keadaanya. Berikut kaidah maqashid

syariah tentang membolehkan perkarayg tidak boleh menjadi boleh karena

bersifat darurat :

ْ ‫ات تُبِْي ُح‬


‫احملظُْوَرات‬ ُ ‫الض َُّرْوَر‬

Artinya: “Kemudaratan itu membolehkan hal-hal yang dilarang”.

ً‫اصة‬ ْ َ‫اَلْاَ َجةُ تُنَ َّزُل َمْن ِزلَةَ الض َُّرْوَرةِ َع َّامةً َكان‬
َّ ‫ت أ َْو َخ‬

Artinya: “Kedudukan kebutuhan itu menempati kedudukan darurat

66
baik umum maupun khusus”.

Karena kebolehan melanggar yang haram inilah, kedudukan al- Hajah

ditempatkan pada posisi al-Darurah. Maksud kaidah ini bahwa

kemudahan dalam syariat yang dimunculkan untuk mewujudkan

66
Syaikh Dr. Sa‟ad bin Nashir bin „Abdul „Aziz Asy Syatsri, Syarh Al Manzhumatus
Sa‟diyah fil Qowa‟id Al Fiqhiyyah, terbitan Dar Kanuz Isybiliya, cetakan kedua, 1426 H.
85

kemaslahatan manusia, tidak terbatas hanya pada saat kondisi darurat saja,

tetapi hajat yang menyangkut kepentingan umum juga menjadi perhatian

untuk mendapatkan keringanan hukum. Darurat merupakan kondisi yang

memaksa seseorang untuk berbuat sesuatu tanpa pilihan lain. Andai kata

tidak dilakukan niscaya akan mengancam keselamatan jiwanya. Sementara

hajat adalah kondisi yang mendorong seseorang untuk melakukan hal

tertentu guna mempermudah dalam menggapai tujuan.

Sesungguhnya syariah tidak menuntut seseorang untuk melakukan

sesuatu yang menjatuhkannya pada kesulitan, atau sesuatu yang tidak

sesuai dengan karakter dan hati nuraninya. 67 Dalam hukum Islam, „Umûm

al-Balwa merupakan sesuatu yang sudah menjadi umum atau biasa

berlaku. Ia menjadi salah satu faktor penentu suatu hukum. Banyak dalil

al-Quran dan Hadist Nabi yang menjelaskan adanya keringanan ketika

seseorang mengalami kesulitan.

Ayat-ayat al-Qur‟an yang menjadi dasar keringanan dalam syariat

Islam adalah sebagai berikut:

ۡ ۡ
‫اّللُ بِ ُک ُم اليُ ۡسَر َوََل يُِرۡي ُد بِ ُک ُم ال ُع ۡسَر‬
ّٰ ‫يُِرۡي ُد‬

Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak


menghendaki kesukaran bagimu”. (Qs. Al-Baqarah[2]: 185)68

67
Mukhlis Usman, Kaedah-Kaedah ushuliyah dan fiqhiyah: Pedoman dasar dalam
istinbath hukum islam, (Palembang: PT Raja Grafindo Persada Jakarta Pt Ra, 2002). Hlm. 124.
68
(Qs. Al-Baqarah[2]: 185)
86

Seperti permasalahan yg dialami oleh PT Multazam wisata agung

medan ini, mereka juga tidak dapat menolak bencana ini datang dan tidak

bisa menolak bencana ini akan terjadi begitu pula dengan calon jemaah yg

mengalaminya hingga menjadi tertunda keberangkatannya, perkara

penambahan biaya tarif paket umroh yg pada awanya membuat akad

ijarah ini menjadi rusak karena adanya ketidakrelaan satu pihak karena

adanya penambahan biaya menjadi boleh atau terpaksa harus menambah

biaya karena adanya wabah bencana yg mengharuskan penambahan biaya

ini terjadi dan menjadi keputusan yg dapat meringankan hukumnya terjadi.

Sebagaimana kaidah “Syuyu‟ al-Syai wa Inthisyâruhu” (terjadi suatu


69
kejadian secara merata dan menyeluruh). Faktor ini sangat penting bagi

adanya keringanan dengan sebab „ûmum al-balwa. Bahwa pada awalnya

perbuatan itu dilarang tapi karena sulit dihindari, yakni terjadi secara

merata dan menyeluruh maka para mukalaf diberi kemudahan.

F. Analisis Penulis

Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan terdahulu, penulis akan

menganalisis hukum penambahan biaya tarif paket umroh jemaah yg tertunda

covid 19 menurut perspektif Mazhab Syafi‟i terhadap transaksi sewa

menyewa/ijarah Multijasa pada travel agent PT Multazam wisata agung

Medan.

69
Muslim bin Muhammad bin Masjid ad-Dusury, “Umum al-Balwa, Dirâsah Nazhariyah
Thatbiqiyah”, (al-Riyadh: Maktabah al-Rusd), h. 93.
87

Pada dasarnya hukum ijarah atau bermuammalah itu dibolehkan

kecuali ada dalil yang melarangnya dan tidak bertentang dengan hukum Islam,

dimana dari masa kemasa banyak sistem sewa menyewa yang pada zaman

Rasulullah tidak ada pada zaman sekarang dengan berkembangnya zaman

menjadi berbeda. Ijarah definisikan sebagai sewaa menyewa jasa, dari definisi

inilah PT Multazam wisata agung medan menggunakan akad ini sebagai akad

transaksi dalam penyeselesaian pembiayaan pada pendaftaran perjalanan

ibadah haji dan umroh di PT Multazam wisata agung medan.

Melihat alasan-alasan pihak PT Multazam wisata agung medan, pihak

travel agent melakukan penambahan biaya pada paket umroh karena adanya

alasan yg pasti yg membuat mereka harus menetapkan keputusan dalam

penambahan biaya yg pada calon jemaah yg tertunda covid 19, penulis melihat

calon jemaah yg tertunda berangkatnya pada saat wabah covid 19 dan ingin

berangkat pada masa ini harus menambah dan menyesuaikan dengan harga

paket umroh yg ada sekarang,

Jika dikaji secara mendalam lagi para calon jemaah rugi yang mana

mereka harus menambah biaya yg sebelumnya sudah mereka lunasi, tapi dari

pihak PT Multazam wisata agung medan mereka juga terpaksa harus

menaikkan harga paket umroh ini, karena keputusan ini juga bukan semata-

mata kemauan dari pihak travel agent untuk menerima banyak keuntungan,

tapi karena adanya wabah virus corona (covid-19) yg mengharuskan biaya

paket umroh naik karena menyesuaikan dengan harga yg ada pada masa ini yg

sudah jauh naik dari harga yg sebelumnya.


88

Dan disini penulis melihat dari hasil wawancara, penyimpangan yg

terjadi pada kasus ini telah dijelaskan di atas calon jemaah yang melakukan

sewa menyewa/ijarah terhadap perjalanan ibadah umroh harus memberikan

tambahan biaya untuk menambah kekurangan biaya perjalanan umroh yg

sudah naik harganya, PT Multazam wisata agung meminta tambahan biaya

kepada calon jemaah dengan menyesuaikan dengan harga yg berlaku

sekarang. Kalau sekedar melihat dari sisi penambahan biaya sepihak dari

calon jemaah tentunya ada unsur gharar (ketidakjelasan) dalam akad ijarah

ini, tapi penulis juga harus melihat alasan dari pihak travel agent yg terpaksa

membuat keputusan penambahan harga paket ini karena alasan tertentu.

Dari hasil wawancara pada pihak PT Multazam wisata agung Medan,

mereka melakukan penambahan biaya ini karena, seluruh biaya akomodasi

setalah wabah covid 19 terjadi drastis naik dan itu bukan dari pihak travel

agent, tapi mulai naiknya harga dari pihak penerbangan, visa, hotel, bus,

sampai vaksin covid yg menyebabkan harga menjadi naik, dan pihak travel

harus menyesuaikan dengan kenaikan harga yg terjadi untuk menghindari rugi

yg besar yg tidak menguntungkan sama sekali. Pihak travel agent juga tidak

menginginkan hal ini terjadi, tapi wabah virus corona (covid-19) ini

merupakan bencana yg tidak dapat diperkirakan terjadinya, dan tidak dapat

dihindari, dan permasalahan ini bukan hanya terjadi pada PT Multazam wisata

agung saja, tapi pada semua perusahaan dan para pengusaha dari usaha besar

sampai usaha kecil di dunia.


89

Calon jemaah yg tertunda yg ingin diberangkatkan pada masa ini harus

menyesuaikan dengan harga paket yg sekarang agar mereka bisa berangkat,

dan jika merek atidak ingin berangkat maka uang yg sudah mereka setor akan

dipulangkan setengah dari seluruh biaya yg sudah mereka bayarkan, pihak

travel agent juga mempunyai alasan mengapa biaya tidak bisa dipulangkan

seluruhnya, karena pihak PT Multazam wisata agung medan juga sudah

menyetorkan segala biaya untuk akomodasi perjalanan ibadah umroh kepada

pihak-pihak lainnya seperti pihak penerbangan yg tidak memulangkan uang

tiket calon jemaah, tapi dengan melakukan reschedule pada tanggal lain yg

sudah memungkinkan jemaah untuk berangkat. Alasan itulah yg membuat

pihak travel agent tidak dapat memulangkan biaya jemaah secara utuh, dan PT

Multazam juga memberangkatkan jemaah dengan cara berangsur-angsur

dengan menambahkan beberapa jemaah tertunda kedalam grup jemaah yg

akan berangkat pada masa ini.

Penulis menganalisis bahwa pandangan calon jemaah menunjukkan

ketidak pahaman mereka terhadap penambahan biaya ini terjadi dan tidak

sedikit jemaah yg ingin uang mereka kembali dan enggan menambah biaya yg

banyak agar dan sesuai dengan harga paket yg sekarang. Sehingga melalui

penelitian ini diharapkan kepada semua calon jemaah dapat memahami sebab

terjadinya penambahan biaya ini agar mereka bisa mengerti dan menyesuaikan

dengan keadaan yg terjadi dan pihak travel juga tentunya menjelaskan dan

memberikan pengertian kepada calon jemaah yg tertunda covid 19 dan harus


90

sabar menghadapi jemaah yg mungkin belum mengerti tentang penyebab

terjadinya kenaikan harga tersebut.

Maka dari semua uraian diatas menurut penulis sewa menyewa jasa

perjalanan ibadah umroh pada travel pada PT Multazam wisata agung medan

itu boleh saja karna hukum asalnya menyatakan bahwa setiap akad muamalah

pada dasarnya di bolehkan, tidak akad yang dilarang kecuali yang dilarang

secara syar‟i karena faktor ketidak jelasan, penipuan, dan penganiayaan

terhadap salah satu pihak yang melakukan akad. Sedangkan akad-akad yang

jelas selamat dari itu semua maka syariat tetap membolehkannya dan tidak

melarangnya sedikit pun.

Sebagaimana kaidah fiqhliyah:

‫اَل ََب َحةُ اَِلَّ اَن يَ ُد َّل َدلِْيلُ َعلَى ََْت ِرْْيِ َها‬
ِ ‫ت‬ ِ ‫اََْلَصل ِِف اْملعام ََل‬
ََ ُْ

Artinya: “Hukum asal dalam perkara mu`amalah adalah dibolehkan,

kecuali ada dalil atas pengharamannya.”

Begitu juga dengan adanya penambahan biaya yg menyebabkan unsur

ketidakjelasan biaya ini terjadi, yg awalnya menurut mazhab syafi‟i hukum

dari ketidakjelasan dan penambahan biaya ini adalah haram atau tidak boleh

tapi menjadi boleh karena adanya suatu penyebab tertentu yg tidak bisa

dihindari sebagai mana kaidah fiqh yaitu:


91

ْ ‫ات تُبِْي ُح‬


‫احملظُْوَرات‬ ُ ‫الض َُّرْوَر‬

Artinya: “Kemudaratan itu membolehkan hal-hal yang dilarang”.

Maka penulis mendapatkan kesimpulan bahwa pelaksanaan

penambahan harga paket umroh PT Multazam wisata agung medan hukumnya

menjadi boleh karena adanya bencana atau wabah virus covid 19 yg tidak

dapat dihindari terjadinya dan bukan hanya kepada satu daerah tertentu tapi

kejadiannya menyeluruh dan menimpa seluruh dunia, sehingga seperti kaidah

yg tertera bahwa hukum yg awalnya tidak boleh tapi karena adanya keadaan

darurat hukumnya menjadi boleh.


92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis maka penulis dapat mengambil beberapa

kesimpulan dari penelitian ini yaitu: Pertama, Akad ijarah berdasarkan Fatwa

DSN Nomor 112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah: Akad ijarah

menurut Fatwa DSN Nomor 112/DSN- MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah,

menerangkan tentang rukun dalam akad ijarah, terdiri dari mu‟jir (pemberi

jasa/sewa); musta‟jir (penerima jasa); ajir (upah); dan akad. Dikenal dua

istilah dalam ijarah, ijarah `ala a‟yan (penyewaan benda) ,dan ijarah `ala al-

asykhash (penyewaan tenaga untuk suatu pekerjaan) ijarah yg berbentuk jasa

yakni ijarah multijasa . Melalui akad ijarah multijasa ini PT Multazam Wisata

Agung Medan menetapkan ujroh sebagai keuntungan berdasarkan

kesepakatan kedua belah pihak.

Kedua, Dengan adanya penambahan tarif paket umroh pada PT

Multazam wisata agung Medan, tentunya pihak travel agent mengalami

dilema yang sangat besar tentang kenaikan harga paket, salah satunya ialah

pihak travel harus menaikkan harga paket dengan kondisi yang setara dengan

keadaan sekarang.

Ketiga, Pada dasarnya diperbolehkan asalkan membawa manfaat atau

berkah. Dalam Fatwa DSN Nomor 112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad


93

Ijarah turut mencantumkan kaidah fikih “Hukum asal dalam perkara

mu`amalah adalah dibolehkan, kecuali ada dalil atas pengharamannya.”.

Menurut mazhab syafi‟i hukum dari ketidakjelasan dan penambahan biaya ini

adalah haram atau tidak boleh tapi menjadi boleh karena adanya suatu

penyebab tertentu yg tidak bisa dihindari sebagai mana kaidah fiqh yaitu

“Kemudaratan itu membolehkan hal-hal yang dilarang”. Maka penulis

mendapatkan kesimpulan bahwa pelaksanaan penambahan harga paket umroh

PT Multazam wisata agung medan hukumnya menjadi boleh karena adanya

bencana atau wabah virus covid 19 yg tidak dapat dihindari terjadinya.

B. Saran

Sebagai bagian terakhir dari penulisan ini, penulis ingin memberikan

saran- saran, yaitu sebagai berikut :

1. Disarankan kepada PT Multazam wisata agung Medan harus lebih

meningkatkan kualitas pelayanan terhadap jama‟ah serta mempertahankan

sistem akad yg baik dalam pembiayaan pendaftaran umroh sehingga

perkembangan jumlah jamaah semakin meningkat.

2. PT Multazam wisata agung Medan harus Mempertahankan hubungan yang

harmonis dan meningkatkan kualitas para kinerja karyawan, semangat

karyawan dan kualitas perusahaan sehingga terciptanya kerjasama yang

baik antara atasan dan bawahan.

3. Agar PT Multazam wisata agung Medan tetap eksis dan istiqomah dalam

menjalankan programnya secara baik, maka harus lebih meningkatkan


94

kualitas pelayanan yang diberikan untuk jama‟ah agar tetap mendapatkan

prioritas dan dukungan kerja sama yang baik terutama dari sisi promosi

penjualan.

4. Disarankan kepada PT Multazam wisata agung agar memberikan

pemahaman tentang permasalahan yg terjadi kepada jemaah agar tidak ada

kesalahpahaman antara pihak travel agent dan pihak nasabah/calon

jemaah.

5. Diharapkan kepada calon jemaah PT Multazam wisata agung Medan,

dengan adanya penelitian yg saya teliti maka calon jemaah dapat lebih

memahami permasalahan yg ada, serta lebih mempercayai pihak PT

Multazam wisata agung dalam menangani perjalanan ibadah umroh.

6. Disarankan kepada mahasiswa/i Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah

(Mu‟amalah) agar meneliti lebih lanjut tentang permasalahan-

permasalahan yg ada seputar tentang akad-akd bermuammalah terutama

akad sewa-menyewa/ijara, agar dapat dipahami dan tidak melanggar

syari`at ataupun bertentangan dengan syari`at.


95

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Muhammad Ath-Thyyar, dkk, Ensiklopedi Fiqh Muamalah dalam

Pandangan 4 Madzhab,Yogyakarta : Maktabah Al-Hanif, 2009

Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi Kelima,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013)

Afdawaiza, “Terbentuknya Akad Dalam Hukum Perjanjian Islam,” Jurnal Hukum

Islam”. XVIII 2008

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, Jakarta: Amzah, 2013.

Brosur PT Multazam Wisata Agung Medan, Kamis, 13 Juli 2023.

Brosur PT Multazam Wisata Agung, Medan, 14 Juli 2023.

Djohar Arifin, “Substansi Akad Dalam Transaksi Syariah,” Jurnal Kajian

Ekonomi dan Perbankan Syariah” 6, no. 1 2014

Dokumen PT Multazam Wisata Agung Medan, Kantor PT Multazam Wisata

Agung Medan, 07 Juli 2023.

Dokumen PT Multazam Wisata Agung Medan, Kantor PT Multazam Wisata

Agung Medan, 14 Juli 2023

DR. Musthafa Dib Al-Bugha, Fikih Islam Lengkap Penjelasan Hukum-Hukum

Madzhab Syafi‟i, (Solo: Media Zikir, 2009).

DR. H. Syafii Siregar, MA, Komisaris umum ketua kelompok bimbingan ibadah

haji dan umroh (KBIH) PT Multazam Wisata Agung Medan, Wawancara

Pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan, 15 Juli 2023.

H. Muhammad Hajatoleslam Siregar, SH, Wakil Komisaris PT Multazam Wisata

Agung Medan, Wawancara Pribadi, 10 Agustus 2023.


96

Efa Rodiah Nur, “Suatu Tinjauan Hukum dan Etika dalam Transaksi Bisnis

Modern”, Jurnal Riba dan Gharar, Vol. XII, No 3, Juni 2015.

Enang Hidayat, Transaksi Ekonomi syariah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016

Fani oktaviani, Relevansi Akad Ijarah Pada Pembiayaan Umroh di Bank Syariah

Kantor Pusat Jakarta Perspektif Hukum Islam. Iqtishodia : Jurnal Ekonomi

Syariah. Vol. 3, No. 2, September 2018

Fatwa DSN Nomor 112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah.

Hamzah Ya‟qub, Kode Etik Dagang Dalam Islam, (Bandung: CV Diponegoro,

1992)

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Grafindo Persada 2014

Helmi Karim, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1997

Hj. Alya Rahmayani, S.Ag, S.Pdi, Direktur Utama PT. Multazam Wisata Agung

Medan, wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan 14

Juli 2023.

H. Hamdan Sukri, SH, Kabag Pemasaran PT Multazam Wisata Agung,

wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan, 15 Juli

2023.

Hj. Alya Rahmayani S.Ag,S.PdI, Direktur utama PT Multazam Wisata Agung

Medan, wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan, 24

Juli 2023.

Hj. Alya Rahmayani, S.Ag, S.Pdi, Direktur Utama PT. Multazam Wisata Agung

Medan, wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan 04

Agustus 2023.
97

Hj. Alya Rahmayani, S.Ag, S.Pdi, Direktur Utama PT. Multazam Wisata Agung

Medan, wawancara pribadi, Kantor PT Multazam Wisata Agung Medan 16

Agustus 2023.

H. Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung:Sinar Baru Algensindo,2012).

Idris Ahmad, Fiqh al-Syafi‟iyah, (Jakarta: Karya Indah, 1986).

Karim, Adiwarman A., Oni Sahroni. Riba, Gharar dan Kaidah- Kaidah Ekonomi

Syariah: Analisis Fikih dan Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers 2016.

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003), 231.

Meri Piryanti, “Akibat Hukum Perjanjian (Akad) Dan Terminasi Akad,” Jurnal

Studi Islam dan Muamalah 2

Muhammad Rifqi Hidayat, “Analisis Fikih Klasik Terhadap Badan Hukum

Sebagai Aqid,” Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah 2

M. Ichwan Sam, Hasanudin, dkk, Himpiunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta:

Erlangga, 2014

Mukhlis Usman, Kaedah-Kaedah ushuliyah dan fiqhiyah: Pedoman dasar dalam

istinbath hukum islam, (Palembang: PT Raja Grafindo Persada Jakarta PT

Ra, 2002). Hlm. 124.

Murni Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,

(Jakarta : Kencana, 2013)

Muslim bin Muhammad bin Masjid ad-Dusury, “Umum al-Balwa, Dirâsah

Nazhariyah Thatbiqiyah”, (al-Riyadh: Maktabah al-RNur Wahid, Hukum

Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2020)


98

Nur Wahid, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2020.

Oni Sahroni, Ushul Fikih Muamalah, Kaidah-kaidah dan Fatwa Ekonomi Islam,

(Depok: Rajawali Pers, 2017)

Rachmad Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001)

Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2008)

Sayyid, Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 13, ter. Khahar Masyhur, (Jakarta: Kalam

Mulia, 1991)

Sa‟diyah, fil Qowa‟id Al Fiqhiyyah, terbitan Dar Kanuz Isybiliya, cetakan kedua,

1426 H.

Syaikh Dr. Sa‟ad bin Nashir bin „Abdul „Aziz Asy Syatsri, Syarh Al

Manzhumatus Sa‟diyah fil Qowa‟id Al Fiqhiyyah, terbitan Dar Kanuz

Isybiliya, cetakan kedua, 1426 H.

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta,2000)

Sugiono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2008)

Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad, Kifayah Al-Akhyar fi Hilli Ghayah Al-

Ikhhisar, (Surabaya: Dar Al-ilmi, tth), Juz. 1, h. 249.

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, jilid 5, terj Abdul Hayyie al-

Kattani, (Jakarta : Gema Insani, 2011).

Warta Ardhia, Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penerbangan di Indonesia,

Volume 47 No. 1, Juni 2021.


99

LAMPIRAN

DRAF WAWANCARA

1. Apa yg melatarbelakangi berdirinya PT Multazam Wisata Agung?

2. Apakah Visi Misi dari Perusahaan PT Multazam Wisata Agung ini?

3. Bagaimanakah Analisis serta kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

pada PT Multazam Wisata Agung Medan Menurut Ibuk?

4. Apa saja penawaran paket haji & umroh yg diberikan PT Multazam Wisata

Agung?

5. Apa saja paket umroh dan berapa harga setiap paket yg ada di PT Multazam

Wisata Agung?

6. Apakah yg menyebabkan penyimpangan pada kasus penambahan harga ini

terjadi?

7. Bagaimanakah tanggapan PT Multazam Wisata Agung terhadap adanya

wabah covid-19 yg membawa dampak bagi jemaah dan juga travel?

8. Apa yg membuat PT Multazam Wisata Agung Medan melakukan penambahan

biaya pada paket umroh bagi jemaah yg tertunda covid-19?

9. Apakah risiko yg dialami dan dihadapi oleh PT Multazam Wisata Agung

terhadap permasalahan ini?

10. Apa kebijakan PT Multazam Wisata Agung dalam memberangkatkan kembali

jemaah yg tertunda covid-19?


100

LAMPIRAN II

FOTO DOKUMENTASI

Foto bersama Wakil Komisaris PT Multazam Wisata Agung Medan

Foto bersama Direktur Utama PT Multazam Wisata Agung Medan


101

LAMPIRAN II

Brosur PT Multazam Wisata Agung Medan & Daftar Perjalanan Ibadah Umroh

Rombongan Jemaah Umroh PT Multazam Wisata Agung Medan


102

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : NAJMAH AFIFAH ZAHRA SIREGAR

T. T. Lahir : Medan, 05 September 2001

NIM : 06.19.033

Alamat : Jl. Titi Papan Gg. Pertahanan No. 8/10 Seisikambing D

Pendidikan : 1. SD Panca Budi Medan

2. Mts Darul Ulum Al- Muhajirin Kab. Langkat

3. Mas Darul Ulum Al- Muhajirin Kab. Langkat

4. Masuk STAI Al-Ishlahiyah Binjai Tahun 2019

Orang tua : Ayah : DR. H. Syafii Siregar. MA

Ibu : Hj. Lidya Hasni. Amd

Penulis,

NAJMAH AFIFAH ZARA SIREGAR


NIM. 06.19.033

Anda mungkin juga menyukai