SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
Ariffan Rahman Hakim 11140460000149
sKRIPsI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah 8atu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh:
11140460000149
Pembimbing .
NIP, 197Z05312IX77101002
1440 Yt f 2019M
LEMBAR PENGESAHAN
udin I M.A.
6 199603 1 001
Sekretaris
Abdurraufi Lo M.A. NIP. 19731215 200501 1 002
Penguji I Nurhasanah M. A
NIP. 19740817 200212 2 013
:Penguji
MuhammadII Mulibur Rohman M.A. NIP. 19760408 200710 1 001
LEMBAR PERNYATAAN
1.. .
IV
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya serta memberikan berkah, kasih sayang dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Penerapan
Wakaf Polis Asuransi Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016
(Studi Pada PT Sun Life Syariah)”. Shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menghantarkan umatnya dari kegelapan dunia ke
zaman peradaban ilmu pengetahuan.
vi
5. Terkhusus kepada kedua orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi,
ayahanda tercinta Sopanudin Nasuha dan Ibunda tercinta Masdaliati yang
selalu mendoakan dam memberikan semangat kepada ananda untuk
menyelesaikan skripsi ini, serta telah mengorbankan seluruh hidupnya
untuk membahagiakan dan membesarkan penulis hingga saat ini. Tidak
akan pernah dan mustahil mampu membayar apa yang telah diberikan
selama ini. Kedua orang tua yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis
dalam menjalankan kehidupan dan menyelesaikan skripsi ini.
6. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan buat Kakak Syifa
Azkiah dan adik iqbal yang selalu mendukung dan memberikan semangat,
mendoakan penulis dan selalu menjadi keluarga yang dibanggakan.
7. Terima kasih juga buat pihak perusahaan Sun Life Syariah yang
memberikan penulis kesempatan untuk meneliti di sana.
8. Terima kasih juga buat teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
UIN Jakarta angkatan 2014 khususnya yang telah mendukung penulis
dalam perkuliahan dan juga dalam penulisan skripsi ini
9. Terima kasih buat orang terdekat penulis yaitu teman-teman seperjuangan
yang selalu memberikan motivasi dan juga menemani selama proses
pembuatan skripsi ini.
Semoga amal baik mereka semua dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.
Sesungguhnya hanya Allah SWT yang membalas kebaikan mereka dengan
kebaikan berlipat ganda.
vii
Daftar Pustaka
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................................vi
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................................6
C. Batasan Masalah.........................................................................................................6
D. Perumusan Masalah....................................................................................................7
H. Metode Penelitian...................................................................................................11
I. Sistematika Penulisan...............................................................................................14
BAB II.............................................................................................................................15
TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF DAN ASURANSI.......................................15
A. Konsep Wakaf Uang................................................................................................15
viii
BAB III............................................................................................................................34
GAMBARAN UMUM PT SUNLIFE FINANCIAL SYARIAH.................................34
A. Sejarah Singkat Perusahaan..................................................................................34
BAB IV............................................................................................................................46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................................46
A. Mekanisme Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah.............46
B.Analisis Kesesuaian Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah
Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016....................................................57
BAB V.............................................................................................................................71
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................71
A. Kesimpulan.............................................................................................................71
B. Saran.......................................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................73
Lampiran........................................................................................................................77
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia,
2
(Jakarta: Kencana, 2006), h.,154.
Muhammad Syakir sula, Asuransi Syariah(Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h., 177.
1
2
swasta. Keunikan itu tampak bahwa pengembangan harta melalui wakaf tidak
didasarkan pada target pencapaian keuntungan bagi pemodal-baik pemerintah
maupun swasta-tetapi lebih didasarkan pada unsur kebajikan (birr), kebaikan
(ihsan) dan kerja sama.3 Oleh karenanya, agama menjajikan pahala yang
abadi bagi pewaqaf (waqif) selama aset yang diwakafkannya masih
bermanfaat bagi kepentingan orang banyak. Sebagai salah satu potensi yang
mempunyai pranata kegunaan yang bersifat ekonomis, wakaf harusnya
dikelola dan dikembangkan menjadi suatu instrument yang mampu
memberikan jawaban riil di tengah problematika kehidupan masyarakat.
Namun, dalam kenyataannya wakaf kurang dikenal dan kurang mendapat
perhatian yang serius dari sebagian besar kalangan, baik pemerintah,
masyarakat, ulama, dan lembaga-lembaga non pemerintah dalam hal ini yaitu
lembaga swadaya masyarakat.
Lahirnya undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
menjadi momentum tersendiri untuk pemberdayaan wakaf secara produktif
sebab di dalamnya terkandung pemahaman komprehensif dan pola
manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Dengan adanya
momentum tersebut dan didorong dengan gencarnya pengembangan wakaf
dewasa ini diberbagai sektor, tak terkecuali pada lini perasuransian syariah
yang turut ikut andil dalam pengembangan wakaf produktif tersebut.
Perusahaan asuransi syariah hadir dengan produk wakaf manfaaat asuransi
dan manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah dengan tujuan ikut serta
dalam pengembangan wakaf produktif.
Ditinjau dari potensinya, menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI)
memperhitungkan potensi wakaf di Indonesia mencapai angka Rp 180 triliun.
Namun pada 2017, total penghimpunan dana wakaf baru mencapai Rp 400
milyar.4 Padahal jika dikumpulkan dan dikelola dengan baik, objek wakaf
dapat dimanfaatkan sebagai investasi strategis dalam upaya menghapuskan
3
Ahmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif : (Sebuah
Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat), (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), h., 110.
4
http://www.mysharing.co/badan-wakaf-indonesia-bwi.
kemiskinan dan menangani ketinggalan di bidang ekonomi, pendidikan,
hingga kesehatan.
Bagi masyarakat muslim, sebelum berinvestasi tidak hanya harus
mempertimbangkan produk, biaya, keuntungan, dan resiko semata.
Kesesuaian investasi dengan Prinsip Syariah adalah faktor utama karena
berkaitan dengan hubungan vertikal kepada Allah sebagai bentuk ketaatan
menjalani ajaran Islam. Semakin berkembangnya sektor ekonomi syariah di
Indonesia menyebabkan lembaga-lembaga keuangan di Indonesia khususnya
berlomba-lomba mengkaji produk syariah yang belom ada atau masih jarang
di Indonesia, salah satunya adalah wakaf polis asuransi.
Program wakaf polis asuransi jiwa syariah ini didesain secara khusus
untuk memenuhi investasi akhirat para wakif melalui wakaf produktif
maupun wakaf keagamaan serta kegiatan sosial lainnya. Dalam asuransi siapa
yang menjadi ahli waris pada polis yang diwakafkan?. Termaslahat atau ahli
waris yang tercatat di polis tetaplah orang yang memiliki insurable interest
(hubungan asuransi) dengan tertanggung, misalnya istri/suami, anak/orangtua,
atau saudara kandung. Tapi atas persetujuan semua ahli waris, uang manfaat
asuransi itu kemudian diserahkan ke lembaga sosial yang ditunjuk.
Persetujuan ini dilegalkan dalam surat perjanjian yang ditandatangani semua
ahli waris dihadapan notaris.
Kehadiran manfaat wakaf menjadi momentum baru yang diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan penetrasi asuransi syariah
di Indonesia. Mewakafkan manfaat asuransi dan investasi pada asuransi
syariah hukumnya boleh mengikuti ketentuan yang terdapat dalam fatwa.
Konsep wakaf di asuransi terbagi dalam tiga jenis:5
1. Wakaf Fund yaitu wakaf sebagai model asuransi, dimana tabarru fund di
asuransi syariah yang disebut dana wakaf. Mekanismenya ialah sebelum
orang bertabarru dana tabarru itu dimasukkan ke dalam dana wakaf fund.
5
http://www.bisnis.com/finasial/read/apa-itu-wakaf-manfaat-asuransi-dan-investasi-
asuransi-syariah, diakses pada tanggal 18 April 2018.
2. Wakaf polis yaitu polis yang sudah jadi dan berada di tangan pemegang
polis, manfaatnya diwakafkan kepada badan atau lembaga wakaf. Polis
yang diterima badan atau lembaga wakaf berasal dari asuransi syariah
3. Wakaf sebagai fitur produk asuransi syariah yakni produk yang dibuat
perusahaan asuransi syariah dimana manfaat investasi dan manfaat
asuransi itu untuk diwakafkan.
Dalam ketentuan fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 bahwa manfaat
asuransi yang boleh diwakafkan paling banyak 45% dari total manfaat
asuransi. Ikrar wakaf akan dilaksanakan setelah manfaat asuransi secara
prinsip sudah menjadi hak pihak yang ditunjuk. Kadar jumlah manfaat
investasi yang boleh diwakafkan paling banyak sepertiga (1/3) dari total
kekayaan dan atau tidak tirkah kecuali disepakati oleh pihak ahli waris.
Melalui fatwa tersebut, berharap dapat memberikan andil untuk
perkembangan industri asuransi keuangan syariah, atau memberikan
instrument pendukung bagi kalangan industri asuransi syariah untuk
memaksimalkan perekonomian berbasis syariah.
Dalam pengelolaan dana dan penanggunan resiko, asuransi syariah
juga tidak memperbolehkan adanya gharar (ketidak jelasan) dan maisir
(judi). Dalam investasi atau manajemen dana tidak diperkenankan adanya
riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir, dan riba adalah area yang
harus dihindari dalam praktek asuransi syariah.6 Dewan syariah nasional
membolehkan wakaf polis dengan tiga syarat yakni harus disetujui ahli waris,
manfaat klaim yang diperoleh tidak boleh seluruhnya diwakafkan, manfaat
klaim tidak boleh diambil nazhir saat klaim asuransi terjadi tapi saat sudah
diserahkan dan disetujui ahli waris secara tertulis. Bila peserta sudah berikrar
sejak awal bila ia meninggal maka manfaat klaimnya diwakafkan, ini
dibolehkan.7
Soal uang pertanggungan yang diserahkan sebagai wakaf, dalam fatwa
hanya menyebut sebagian dan belum ada angka. Walau fiqih membolehkan
6
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005), h., 34.
7
http://www.republika.co.id/berita/dunia/fatwa, Diakses pada tanggal 18 April 2018.
wakaf dari polis asuransi dari seluruhnya, tapi pihak uang menyerahkan
wakaf (wakif) juga harus berpikir jangka panjang tentang keturunannya,
jangan sampai meninggalkan generasi lemah. Selain juga tujuan utama
asuransi adalah proteksi.
Dana dari polis asuransi yang boleh diwakafkan pun adalah dana hasil
investasi. Misal pada peserta asuransi syariah, dana kontribusi peserta dibagi
40 persen untuk tabarru, 40 persen untuk diinvestasikan, dan 20 persen untuk
imbal jasa bagi perusahaan asuransi. Dana investasi itu pun nanti harus dibuat
jelas dulu sebelum diwakafkan karena sebagiannya akan kembali ke tabarru
yang menjadi hak peserta lain.
Salah satu perusahaan asuransi terkemuka saat ini yaitu PT Sun Life
Financial Indonesia (Sun Life) meluncurkan produk asuransi terbarunya yaitu
asuransi syariah. Sun Life perusahaan asal kanada yang telah berdiri sejak
150 tahun ini adalah perusahaan penyedia jasa keuangan, salah satunya
asuransi. Berbeda dengan produk asuransi syariah lain, Sun Life menambah
fitur wakaf didalamnya. Sun life merupakan perusahaan asuransi syariah
pertama yang mendapat izin pengelolaan produk polis wakaf di Indonesia.
Adapun dalam hal penyaluran dana wakaf Sun Life menggandeng lembaga
pengelola aset wakaf (nazhir) yaitu Badan Wakaf Indonesia (BWI), Dompet
Dhuafa, Rumah Wakaf dan lembaga yang terdaftar di BWI. Seluruh lembaga
pengelola aset wakaf tersebut telah terdaftar dan diawasi langsung oleh BWI
agar aset dikelola lebih baik dan produktif.8 Dipilihnya PT Sun Life Syariah
ini dikarenakan termasuk perusahaan asuransi yang ada produk wakaf.
Kehadiran wakaf polis asuransi syariah solusi terbaik terhadap wakaf
dimasyarakat muslim di Indonesia. Maka dari itu hadirnya wakaf polis
asuransi syariah menjadi jawaban terhadap bagaimana penerapan baik secara
teori maupun praktek seiring berkembangnya usaha perasuransian di
Indonesia dan dapat bermanfaat bagi umat islam agar memahami wakaf polis
yang ada di asuransi syariah sehingga bertambah kepercayaan bahwa
8
http://www.sunlife-syariah.com, Diakses pada tanggal 19 April 2018.
perusahaan asuransi syariah dapat melaksanakan wakaf polis asuransi jiwa
syariah dengan benar sesuai prinsip syariah khususnya sesuai dengan Fatwa
Dewan Syariah Nasional No:106/DSN-MUI/X/2016. Melalui fatwa tersebut
mengaharapkan dapat memberikan andil untuk perkembangan industri
keuangan syariah, atau memberikan instrumen pendukung bagi kalangan
industri asuransi syariah untuk memaksimalkan perekonomian berbasis
syariah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Wakaf
Polis Asuransi Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016
(Studi Pada PT Sun Life Syariah)’’
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan
mengidentifikasi masalah yang nantinya akan diteliti sesuai dengan
kemampuan penulis, antara lain:
1. Hadirnya fatwa terbaru tentang wakaf manfaat asuransi dan investasi
apakah menjadi solusi terhadap perkembangan wakaf pada perusahaan
asuransi syariah di Indonesia;
2. Munculnya wakaf polis pada perusahaan asuransi syariah apakah sudah
sesuai dengan prinsip syariah;
3. Bagaimana ketentuaan nilai manfaat asuransi dan investasi yang dilakukan
perusahaan asuransi syariah;
4. Konsep dan Akad-akad yang digunakan dalam wakaf polis asuransi;
5. Hubungan kerja sama pelaksanaan antara perusahaan asuransi syariah
dengan lembaga wakaf.
C. Batasan Masalah
Agar mendapatkan suatu batasan yang jelas guna mencegah terjadinya
pembahasan yang meluas yang tidak ada kaitannya dengan pokok
permasalahan serta waktu penulis yang terbatas. Maka dalam hal ini penulis
hanya akan membahas mengenai penerapan Fatwa DSN MUI terhadap wakaf
polis asuransi pada PT Sun Life Syariah.
D. Perumusan Masalah
Dari permasalahan diatas, adapun perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mekanisme penerapan wakaf polis asuransi syariah yang
dilakukan oleh PT Sun Life Syariah?
2. Apakah penerapan wakaf polis asuransi jiwa syariah pada PT Sun Life
Syariah sudah sesuai dengan ketentuan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan bagaimana mekanisme penerapan wakaf polis asuransi yang
dilaksanakan oleh PT Sun Life Syariah.
2. Menganalisis penerapan wakaf polis asuransi pada PT Sun Life Syariah
apakah sudah sesuai dengan ketentuan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis Menambah dan memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan
syariah khususnya tentang wakaf polis asuransi dan menjadi sumber
referensi bagi penelitian yang dijadikan bahan perbandingan dari
penelitian yang telah ada.
2. Bagi Akademik Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh seluruh akademisi, baik dosen maupun mahasiswa dalam memberikan
informasi, pengetahuan yang berharga mengenai penerapan wakaf polis
asuransi di PT Sun Life Syariah.
3. Bagi Masyarakat Sebagai informasi dan bahan penambah mengenai
pelaksanaan wakaf polis asuransi yang ditawarkan oleh PT Sun Life
Syariah dan juga sebagai media sosialisasi mengenai produk ini.
4. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan wacana
pemikiran kepada praktisi asuransi, dan manager operasional perusahaan,
diharapakan dapat menjadi bahan masukan perusahaan agar dapat
mengoptimalkan potensi industri asuransi terutama mengenai produk
asuransi syariah yang akan dihadapai di kemudian hari terutama untuk saat
ini dan menghasilkan dampak positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
16
BAB II
16
Anshori Abdul Ghofur, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia. (Yogyakarta:
Pilar Media. 2005). H,. 107.
17
https://bwi.or.id/regulasi-wakaf.
d. PPAIW, Pejabat Lembaga Keuangan Syariah paling rendah setingkat
Kepala Seksi LKS yang ditunjuk oleh Menteri.
23
Wirdyaningsih,dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2005), h., 194-195.
24
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah, (Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah
Asuransi Konvensional), (Jakarta : Gramedia, 2006), h., 104.
syariah bertujuan memberikan skema pembagian resiko yang proposional
dan adil diantara para peserta yang secara relatif homogen. Dalam
melakukan proses underwriting terdapat tiga konsep penting yang menjadi
dasar bagi perusahaan asuransi untuk menerima dan menolak suatu
penutupan resiko.
Pertama, kemungkinan menderita kerugian, kondisi ini diramalkan
berdasarkan apa yang terjadi pada masa lalu.
Kedua, tingkat resiko, yaitu ketidakpastian akan kerugian pada masa yang
akan datang.
Ketiga, hukum bilangan dimana makin banyak obyek yang mempunyai
resiko yang sama atau hampir sama, akan makin bertambah baik bagi
perusahaan karena penyebaran risiko akan lebih luas dan kemungkinan
menderita kerugian dapat secara sistematis diramalkan Pada asuransi syariah
underwriting berperan:
1) Mempertimbangkan risiko yang diajukan. Proses seleksi yang dilakukan
oleh underwriting dipengaruhi oleh faktor usia, kondisi fisik atau
kesehatan, jenis pekerjaan, moral dan kebiasaan, besarnya nilai
pertanggungan, dan jenis kelamin.
2) Memutuskan meneriama atau tidak risiko-risiko tersebut.
3) Menentukan syarat, ketentuan dan lingkup ganti rugi termasuk
memastikan peserta membayar premi sesuai dengan tingkat risiko,
menetapkan besarnya jumlah pertanggungan, lamanya waktu asuransi,
dan plan sesuai dengan tingkat risiko peserta.
4) Mengenakan biaya upah (ijarah/fee) pada dana kontribusi peserta.
5) Mengamankan profit morgin dan menjaga agar perusahaan asuransi tidak
rugi.
6) Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat
berkembang.
7) Menghindari anti seleksi.
8) Underwriting juga harus memperhatikan pasar kompetetif yang ada
dalam ketentuan tarif, penyebaran resiko dan volume, dan hasil survei.25
b. Polis
Polis adalah akad antara perusahaan asuransi syariah
denganpemegang polis (peserta) beserta lampiran-lampirannya yang
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan memuat hak dan kewajiban
antara perusahaan asuransisyariah,pemegang polis dan antar peserta.26Selain
itu polis asuransi merupakan bukti auntetik berupa akta mengenai adanya
perjanjian asuransi.
c. Premi (Kontribusi)
Premi merupakan pembayaran sejumlah uang yang dilakukan pihak
tertanggung kepada pihak penanggung untuk mengganti suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan akibat timbulnya
perjanjian atas pemindahan risiko dari tertanggung kepada penanggung
(tranfers of risk). Premi asuransi bagi peserta secara umum bermanfaat
untuk menentukan besar tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan
kebajikan atau dana klaim terhadap suatu kejadian yang mengakibatkan
terjadinya klaim, menambahkan investasi pada masa yang akan datang.
BAB III
“Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa” (QS Al-Maidah :
2). Dengan landasan ini, SunLife Syariah menjadikan semua peserta sebagai
satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan secara bersama
menanggung risiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi di antara
mereka.
Prinsip-prinsip syariah yang dijalankan dalam akad Sun Life Syariah
dilandaskan pada akad mudharabah, wakalah, tabarru‟ dan ta‟awun. Akad-akad
Sun Life Syariah bebas dari unsur Riba (bunga uang), Maysir (Judi), dan
Gharar (ketidakjelasan) yang dilarang dalam akad-akad keuangan Islami.
C. Produk-Produk SunLife Syariah
1. Brilliance Hasanah Sejahtera
Brilliance Hasanah Sejahtera adalah produk asuransi jiwa dan
investasi dengan pembayaran berkala untuk membantu Anda mencapai
26
asuransi jiwa syariah dan investasi yang dikelola dengan prinsip syariah.
Produk ini juga dilengkapi dengan berbagai jenis manfaat asuransi
tambahan (rider) dan memaksimalkan dana investasi melalui tambahan
manfaat berupa bonus kontribusi dan bonus loyalitas, disertai dengan
kesempatan pembagian surplus underwriting.
Keunggulan :
a Potensi pengembangan hasil investasi optimal sejak polis berlaku,
dengan alokasi dana investasi 50% dari Kontribusi Asuransi Berkala
(KAB) sejak tahun polis pertama.
b Potensi hasil investasi semakin maksimal dengan 2 jenis bonus yang
akan ditambahkan pada nilai dana investasi peserta:
c Bonus Kontribusi mulai tahun ke-6 sebesar 5% dari KAB, dan
d Bonus Loyalitas mulai tahun ke-11 sebesar 0.5% dari rata-rata dana
investasi.
e Fleksibilitas dalam menentukan dan menambahkan nilai asuransi jiwa
dan manfaat hidup sejak awal dan selama masa asuransi.
f Tambahan manfaat kematian atau cacat tetap total akibat kecelakaan 1
kali dari nilai asuransi jiwa.
4. Brilliance Hasanah Fortune Plus (Syariah)
SunLife Financial Indonesia mempersembahkan Asuransi
Brilliance Hasanah Fortune Plus, kombinasi antara asuransi dan investasi
berbasis syariah yang memberikan manfaat asuransi jiwa yang dilengkapi
dengan manfaat cacat tetap dan kematian akibat kecelakaan. Tak hanya
itu, produk ini juga memberikan peluang hasil investasi yang optimal
untuk membantu mencapai masa depan penuh berkah bagi Anda dan
keluarga.
Keunggulan:
a. Anda mendapatkan beberapa manfaat sekaligus berupa perlindungan
asuransi dan potensi pertumbuhan dana investasi dalam satu produk.
b. Pilihan santunan asuransi sampai dengan 55 kali Kontribusi Tahunan
sesuai kebutuhan perencanaan keuangan Anda.
c. Perlindungan asuransi kecelakaan sampai dengan Rp3 miliar, sesuai
usia masuk.
d. Investasi optimal sejak tahun polis pertama, di mana 60% premi yang
Anda bayarkan sudah diinvestasikan pada jenis dana investasi yang
dipilih.
e. Mudah dan praktis. Anda cukup membayar Kontribusi Asuransi
Berkala selama 3 tahun dan polis Anda akan tetap berlaku sampai
dengan 12 tahun, selama nilai dana investasi Anda cukup untuk
membayar biaya-biaya yang timbul sampai dengan tahun polis ke-12.
BAB IV
6 dan seterusnya 0% 5% 5%
f. Ujrah pengelolaan investasi Salam Equity Fund dan Salam Balanced
Fund: masing-masing maksimal 2,5% per tahun dari Nilai Aktiva
Bersih.
g. Ujrah kostodian sebesar 0,35% per tahun untuk setiap jenis Dana
Investasi yang dihitung dari Nilai Aktiva Bersih.
h. Ujrah Pengalihan (dikenakan mulai pengalihan keempat dalam 1 (satu)
Tahun Polis) sebesar 0,5% dari total transaksi pengalihan atau minimal
Rp. 100.000,00 mana yang lebih besar.
Dari hasil analisis tersebut, kesesuaian penerapan wakaf pada polis
asuransi jiwa Sun Life Syariah berdasarkan fatwa bahwa ketentuannya sudah
sesuai dengan lampiran isi kontrak polis dan form Ikrar Wakaf.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka
penerapan wakaf pada produk asuransi jiwa Sun Life Financial Syariah dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Program wakaf pada produk asuransi jiwa Sun Life Syariah
merupakan kerjasama dengan lembaga wakaf. Program berwakaf di Sun Life
Syariah solusi membantu masyarakat luas dalam menginginkan perbuatan amal
ibadah kepada orang lain dalam bidang wakaf pada penerapannya langsung
disalurkan tanpa potongan dan aman dengan tenaga pemasar tersertifikasi
wakaf advisor. Sebagai produk unit link syariah perusahaan asuransi Sun Life
Syariah mengkobinasikan manfaat proteksi, dan investasi, serta wakaf dalam
kesatuan produk. Setiap peserta dapat mewakafkan manfaat asuransi atau
manfaat investasi sesuai ketentuan fatwa yang berlaku dengan menyatakan
janji melalui Ikrar Wakaf setelah mendapatkan persetujuan dan kesepakatan
dari pihak perusahaan lalu peserta akan mendapatkan sertifikat wakaf setelah
ikrar wakaf dilaksanakan.
Kesesuaian penerapan wakaf polis asuransi jiwa Sun Life Financial
Syariah terhadap dengan ketentuan fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 ketika
peserta ingin berwakaf maka bagaimana prosedur pelaksanaan perusahaan
asuransi Sun Life Syariah terdapat beberapa unsur terkait didalamnya yaitu:
kesesuaian aturan fatwa terhadap pelaksanaan perusahaan Sun Life Syariah
bekerjasama dengan lembaga wakaf dalam hal mengelola dana yang
diwakafkan. Kesesuaian pernyataan perjanjian form Ikrar Wakaf Sun Life
Syariah batas maksimal sesuai ketentuan fatwa pada wakaf wasiat (manfaat
meninggal dunia) jumlah sebesar 45% dan wakaf manfaat investasi sebesar
30% serta menganalisis kesesuaian prinsip syariah pada akad wasiat yang
digunakan pada kontrak polis asuransi jiwa Sun Life Syariah pada
penerapannya perusahaan menggunakan akad tabarru‟ dan
menggunakan akad wakalah bil ujrah sebagian manfaatnya boleh
diwakafkan. Dan kesesuaian ujrah tahun pertama dan tahun
berikutnya pada fitur wakaf pada produk asuransi jiwa Sun Life
Syariah berdasarkan fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016.
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dengan ketentuan fatwa,
maka dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan wakaf pada produk
asuransi jiwa syariah di PT Asuransi Sun Life Financial Syariah
telah sesuai dengan syariah Islam, sebagaimana yang di atur dalam
Fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama Indonesia No:106/DSN-
MUI/X/2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi
pada asuransi jiwa syariah.
B. Saran
Dari penelitian yang dilakukan selama ini, peneliti ingin
memberikan saran kepada pihak Perusahaan Asuransi Sun Life
Financial Syariah, pihak akademisi, maupun untuk peneliti
selanjutnya sebagai berikut:
1. Program wakaf pada produk asuransi jiwa syariah di PT Sun
Life Financial Syariah perlu disosialisasi lagi oleh perusahaan
perusahaan asuransi kepada masyarakat luas supaya masyarakat
mengetahuinya dan bisa menarik minatnya sehingga jumlah
peserta bisa lebih banyak dari masa sekarang ini.
2. Untuk pihak akademisi penelitian ini merupakan kajian
korperhensip yang perlu dukungan dari pihak universitas, berupa
buku-buku referensi maupun modul agar penelitian ini bisa
menjadi bahan pertimbangan penelitian selanjutnya.
3. Peneliti selanjutnya supaya bisa mengkaji lebih dalam mengenai
produk- produk yang ada di Perusahaan Asuransi Sun Life
Syariah terutama fitur wakaf pada produk asuransi jiwa syariah,
sehingga menemukan sesuatu yang baru untuk diteliti.