Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS PENERAPAN WAKAF POLIS ASURANSI SYARIAH

BERDASARKAN FATWA NO:106/DSN-MUI/X/2016


(Studi Pada PT Sun Life Syariah)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:
Ariffan Rahman Hakim 11140460000149

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019M
ANALISIS PENERAPAN WAKAF POLIS ASURANSI SYARIAH
BERDASARKAN FATWA NO:106/DSN-MUI/X/2016
(Studi Pada PT Sun Life Shariah)

sKRIPsI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah 8atu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

11140460000149

Pembimbing .

NIP, 197Z05312IX77101002

PROGRAM STUDI HUKUM EIfONOMI


SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN BUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAil

1440 Yt f 2019M
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini berjudul “Analisis Penetapan Wakaf Polis Asuransi Syariah


Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 (Studi Pada PT Sun Life
Syariah)”. Yang ditulis oleh Ariffan Rahman Hakim, NIM. 11140460000149,
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Hukum (S.H.) pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah
dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Februari 2019


Mengesahkan
Dekan,

udin I M.A.
6 199603 1 001

: A.M. Hasan Ali M.A.


NIP. 19751201 200501 1 005

Sekretaris
Abdurraufi Lo M.A. NIP. 19731215 200501 1 002

Pembimbing: Ahmad Chairul Hadi M.A.


NIP. 19720531 200710 1 002

Penguji I Nurhasanah M. A
NIP. 19740817 200212 2 013

:Penguji
MuhammadII Mulibur Rohman M.A. NIP. 19760408 200710 1 001
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini merupakn hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar di Strata Satu
(S-1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam peoulisan ni telah saya
oantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya
sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku Unicersitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta 3 Jamiari 2019


26 Jumadil Awwal 1440 H

1.. .

Ariffan Rahman Hakim

IV
ABSTRAK

Ariffan Rahman Hakim. 11140460000149. Analisis Penerapan Wakaf Polis


Asuransi Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 (Studi Pada PT
Sun Life Syariah). Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1440 H / 2019 M.
Studi ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan wakaf Polis Asuransi
Jiwa Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 tentang wakaf
manfaat asuransi dan manfaat investasi asuransi jiwa syariah untuk menjelaskan
hasil penerapan wakaf pada produk asuransi jiwa syariah yang dijalankan PT Sun
Life Financial Syariah apakah penerapannya sudah sesuai dengan Fatwa
No:106/DSN-MUI/X/2016.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif analisis, data yang digunakan berupa data primer
bersumber dari wawancara kepada pihak yang bersangkutan mengenai wakaf pada
produk asuransi jiwa syariah. Data sekunder bersumber dari formulir, ikhtisar
polis, ketentuan atau syarat-syarat umum dan khusus, ilustrasi polis, form ikrar
wakaf, kontrak polis, brosur, buku-buku, website, penelitian terdahulu dan
sumber-sumber tertulis lainnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
dokumnetasi yaitu mengumpulkan data dan wawancara.
Hasil penelitian ini secara singkat adalah bahwa bagaimana penerapan
wakaf pada polis asuransi jiwa Sun Life Syariah terdapat beberapa unsur terkait
didalamnya yaitu: kesesuaian aturan fatwa terhadap bagaimana pelaksanaan
perusahaan Sun Life Syariah yang berkerjasama dengan lembaga wakaf dalam
mengelola dana yang diwakafkan. Kesesuaian pernyataan perjanjian form ikrar
wakaf Sun Life Syariah batas maksimal yang sesuai ketentuan fatwa pada wakaf
wasiat (manfaat meninggal dunia) jumlah sebesar 45% dan wakaf manfaat
investasi sebesar 30% serta menganalisis kesesuaian prinsip syariah pada akad
wasiat yang digunakan pada kontrak polis asuransi jiwa Sun Life Syariah pada
penerapannya perusahaan menggunakan akad tabarru‟ dan menggunakan akad
wakalah bil ujrah sebagian manfaatnya boleh diwakafkan. Dan kesesuaian ujrah
tahun pertama dan tahun berikutnya pada fitur wakaf dalam produk asuransi jiwa
Sun Life Syariah. Hal ini terlibat telah sesuai dilaksanakan sebagaimana peraturan
yang terdapat dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No:106/DSN-MUI/X/2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi
pada asuransi jiwa syariah.

Kata Kunci : Wakaf Polis Asuransi Syariah, PT Sun Life


Syariah Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi, M.A
Daftar Pustaka : Tahun 1994 s.d Tahun 2017

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya serta memberikan berkah, kasih sayang dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Penerapan
Wakaf Polis Asuransi Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016
(Studi Pada PT Sun Life Syariah)”. Shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menghantarkan umatnya dari kegelapan dunia ke
zaman peradaban ilmu pengetahuan.

Penulis sangat bahagia dan bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas


akhir dalam jenjang pendidikan Strata Satu (S1) yang penulis tempuh telah
selesai. Serta penulis tidak lupa meminta maaf apabila didalam penulisan skripsi
ini ada yang kurang berkenan dihati para pembaca karena penulis menyadari
penulis masih jauh dari kesempurnaan.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah mungkin dapat


tercapai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai
ungkapan rasa hormat yang amat mendalam. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Dr.H.Asep Saepudin Jahar, Phd. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. A.M. Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, MA Ketua dan Sekretaris Prodi
Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Pembimbing akademik dan seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum.
4. Dosen Pembimbing Skripsi Ahmad Chairul Hadi, M.A. Yang selalu
memberi pengarahan, pembelajaran yang baru bagi saya dengan penuh
keikhlasan, kesabaran, dan keistiqomahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.

vi
5. Terkhusus kepada kedua orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi,
ayahanda tercinta Sopanudin Nasuha dan Ibunda tercinta Masdaliati yang
selalu mendoakan dam memberikan semangat kepada ananda untuk
menyelesaikan skripsi ini, serta telah mengorbankan seluruh hidupnya
untuk membahagiakan dan membesarkan penulis hingga saat ini. Tidak
akan pernah dan mustahil mampu membayar apa yang telah diberikan
selama ini. Kedua orang tua yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis
dalam menjalankan kehidupan dan menyelesaikan skripsi ini.
6. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan buat Kakak Syifa
Azkiah dan adik iqbal yang selalu mendukung dan memberikan semangat,
mendoakan penulis dan selalu menjadi keluarga yang dibanggakan.
7. Terima kasih juga buat pihak perusahaan Sun Life Syariah yang
memberikan penulis kesempatan untuk meneliti di sana.
8. Terima kasih juga buat teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
UIN Jakarta angkatan 2014 khususnya yang telah mendukung penulis
dalam perkuliahan dan juga dalam penulisan skripsi ini
9. Terima kasih buat orang terdekat penulis yaitu teman-teman seperjuangan
yang selalu memberikan motivasi dan juga menemani selama proses
pembuatan skripsi ini.
Semoga amal baik mereka semua dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.
Sesungguhnya hanya Allah SWT yang membalas kebaikan mereka dengan
kebaikan berlipat ganda.

Jakarta, 3 Januari 2019

Ariffan Rahman Hakim

vii
Daftar Pustaka
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................................vi
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah...................................................................................................6

C. Batasan Masalah.........................................................................................................6

D. Perumusan Masalah....................................................................................................7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................................7

F. Review Studi Terdahulu.............................................................................................8

G. Kerangka Teori dan Konseptual.................................................................................9

H. Metode Penelitian...................................................................................................11

I. Sistematika Penulisan...............................................................................................14

BAB II.............................................................................................................................15
TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF DAN ASURANSI.......................................15
A. Konsep Wakaf Uang................................................................................................15

1. Pengertian Wakaf Uang.......................................................................................15

2. Dasar Hukum Wakaf Uang..................................................................................16

3. Jenis Wakaf Uang................................................................................................18

4. Tata Cara dan Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia.........................................19

B. Konsep Asuransi Syariah..........................................................................................22

1. Pengertian Asuransi Syariah................................................................................22

2. Dasar Hukum Asuransi Syariah...........................................................................22

3. Mekanisme Kerja Asuransi Syariah.....................................................................25

3. Akad Mu’amalah pada Asuransi Syariah............................................................28

C. Wakaf Wasiat Polis Asuransi Syariah......................................................................30

viii
BAB III............................................................................................................................34
GAMBARAN UMUM PT SUNLIFE FINANCIAL SYARIAH.................................34
A. Sejarah Singkat Perusahaan..................................................................................34

B. Visi dan Misi...........................................................................................................36

C. Konsep SunLife Syariah........................................................................................37

D. Produk-Produk SunLife Syariah..........................................................................38

E. Kekuatan Keuangan dan Kinerja Bisnis SunLife Financial...............................43

F. Struktur Organisasi PT SunLife Financial Indonesia.........................................44

BAB IV............................................................................................................................46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................................46
A. Mekanisme Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah.............46

1. Prosedur Pembukaan Peserta Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah...........47

2. Fitur Wakaf Perusahaan Sun Life Syariah Dengan Lembaga Wakaf..........51

3. Cara Penembusan Polis Peserta Wakaf Melalui Manfaat Asuransi Dan


Manfaat Investasi...................................................................................................56

B.Analisis Kesesuaian Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah
Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016....................................................57

BAB V.............................................................................................................................71
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................71
A. Kesimpulan.............................................................................................................71

B. Saran.......................................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................73
Lampiran........................................................................................................................77

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan asuransi di Indonesia menunjukan kemajuan yang
cukup baik selama beberapa tahun terakir. Perusahaan-perusahaan asuransi
menunjukan pertumbuhan dalam usaha yang mereka jalankan, dimana
semakin banyak masyarakat yang menggunakan layanan asuransi dalam
kehidupan mereka. Kondisi ini menjadi sebuah keuntungan bagi perusahaan
asuransi karena semakin meluasnya pasar yang dapat dijadikan sebagai
sasaran penjualan produk mereka. Industri asuransi di Indonesia dituntut
untuk memiliki inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Pesatnya industri asuransi syariah dan dinamisnya produk-produk
asuransi syariah, maka asuransi kini telah bertambah fungsinya bukan saja
lembaga penjamin resiko (proteksi) tetapi juga sebagai lembaga pengelolaan
dana masyarakat. Tujuan asuransi syariah adalah untuk berusaha menjaga
kelangsungan kehidupan dengan memproteksi kemungkinan terjadi kondisi
yang buruk. Pada asuransi syariah setiap premi peserta yang telah diterima
dimasukan kedalam dua rekening berbeda. Pertama, dimasukan kedalam
rekening tabungan yaitu rekening tabungan peserta. Kedua, rekening khusus
atau tabarru‟.1 Dan asuransi syariah terdapat dua jenis produk, seperti produk
individual yang mengandung unsur (saving dan non saving) dan produk-
produk kumpulan.2
Investasi harta melalui wakaf dalam tatanan Islam sebenarnya
merupakan sesuatu yang sangat unik yang berbeda dengan investasi di sektor
pemerintah (public sector) maupun sector swasta (private sector). Begitu
uniknya, sector wakaf ini bahkan kadang-kadang disebut sebagai sector
ketiga (thirdsector) yang berbeda dengan sektor pemerintah dan sektor

1
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia,
2
(Jakarta: Kencana, 2006), h.,154.
Muhammad Syakir sula, Asuransi Syariah(Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h., 177.

1
2

swasta. Keunikan itu tampak bahwa pengembangan harta melalui wakaf tidak
didasarkan pada target pencapaian keuntungan bagi pemodal-baik pemerintah
maupun swasta-tetapi lebih didasarkan pada unsur kebajikan (birr), kebaikan
(ihsan) dan kerja sama.3 Oleh karenanya, agama menjajikan pahala yang
abadi bagi pewaqaf (waqif) selama aset yang diwakafkannya masih
bermanfaat bagi kepentingan orang banyak. Sebagai salah satu potensi yang
mempunyai pranata kegunaan yang bersifat ekonomis, wakaf harusnya
dikelola dan dikembangkan menjadi suatu instrument yang mampu
memberikan jawaban riil di tengah problematika kehidupan masyarakat.
Namun, dalam kenyataannya wakaf kurang dikenal dan kurang mendapat
perhatian yang serius dari sebagian besar kalangan, baik pemerintah,
masyarakat, ulama, dan lembaga-lembaga non pemerintah dalam hal ini yaitu
lembaga swadaya masyarakat.
Lahirnya undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
menjadi momentum tersendiri untuk pemberdayaan wakaf secara produktif
sebab di dalamnya terkandung pemahaman komprehensif dan pola
manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Dengan adanya
momentum tersebut dan didorong dengan gencarnya pengembangan wakaf
dewasa ini diberbagai sektor, tak terkecuali pada lini perasuransian syariah
yang turut ikut andil dalam pengembangan wakaf produktif tersebut.
Perusahaan asuransi syariah hadir dengan produk wakaf manfaaat asuransi
dan manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah dengan tujuan ikut serta
dalam pengembangan wakaf produktif.
Ditinjau dari potensinya, menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI)
memperhitungkan potensi wakaf di Indonesia mencapai angka Rp 180 triliun.
Namun pada 2017, total penghimpunan dana wakaf baru mencapai Rp 400
milyar.4 Padahal jika dikumpulkan dan dikelola dengan baik, objek wakaf
dapat dimanfaatkan sebagai investasi strategis dalam upaya menghapuskan

3
Ahmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif : (Sebuah
Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat), (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), h., 110.
4
http://www.mysharing.co/badan-wakaf-indonesia-bwi.
kemiskinan dan menangani ketinggalan di bidang ekonomi, pendidikan,
hingga kesehatan.
Bagi masyarakat muslim, sebelum berinvestasi tidak hanya harus
mempertimbangkan produk, biaya, keuntungan, dan resiko semata.
Kesesuaian investasi dengan Prinsip Syariah adalah faktor utama karena
berkaitan dengan hubungan vertikal kepada Allah sebagai bentuk ketaatan
menjalani ajaran Islam. Semakin berkembangnya sektor ekonomi syariah di
Indonesia menyebabkan lembaga-lembaga keuangan di Indonesia khususnya
berlomba-lomba mengkaji produk syariah yang belom ada atau masih jarang
di Indonesia, salah satunya adalah wakaf polis asuransi.
Program wakaf polis asuransi jiwa syariah ini didesain secara khusus
untuk memenuhi investasi akhirat para wakif melalui wakaf produktif
maupun wakaf keagamaan serta kegiatan sosial lainnya. Dalam asuransi siapa
yang menjadi ahli waris pada polis yang diwakafkan?. Termaslahat atau ahli
waris yang tercatat di polis tetaplah orang yang memiliki insurable interest
(hubungan asuransi) dengan tertanggung, misalnya istri/suami, anak/orangtua,
atau saudara kandung. Tapi atas persetujuan semua ahli waris, uang manfaat
asuransi itu kemudian diserahkan ke lembaga sosial yang ditunjuk.
Persetujuan ini dilegalkan dalam surat perjanjian yang ditandatangani semua
ahli waris dihadapan notaris.
Kehadiran manfaat wakaf menjadi momentum baru yang diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan penetrasi asuransi syariah
di Indonesia. Mewakafkan manfaat asuransi dan investasi pada asuransi
syariah hukumnya boleh mengikuti ketentuan yang terdapat dalam fatwa.
Konsep wakaf di asuransi terbagi dalam tiga jenis:5
1. Wakaf Fund yaitu wakaf sebagai model asuransi, dimana tabarru fund di
asuransi syariah yang disebut dana wakaf. Mekanismenya ialah sebelum
orang bertabarru dana tabarru itu dimasukkan ke dalam dana wakaf fund.

5
http://www.bisnis.com/finasial/read/apa-itu-wakaf-manfaat-asuransi-dan-investasi-
asuransi-syariah, diakses pada tanggal 18 April 2018.
2. Wakaf polis yaitu polis yang sudah jadi dan berada di tangan pemegang
polis, manfaatnya diwakafkan kepada badan atau lembaga wakaf. Polis
yang diterima badan atau lembaga wakaf berasal dari asuransi syariah
3. Wakaf sebagai fitur produk asuransi syariah yakni produk yang dibuat
perusahaan asuransi syariah dimana manfaat investasi dan manfaat
asuransi itu untuk diwakafkan.
Dalam ketentuan fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 bahwa manfaat
asuransi yang boleh diwakafkan paling banyak 45% dari total manfaat
asuransi. Ikrar wakaf akan dilaksanakan setelah manfaat asuransi secara
prinsip sudah menjadi hak pihak yang ditunjuk. Kadar jumlah manfaat
investasi yang boleh diwakafkan paling banyak sepertiga (1/3) dari total
kekayaan dan atau tidak tirkah kecuali disepakati oleh pihak ahli waris.
Melalui fatwa tersebut, berharap dapat memberikan andil untuk
perkembangan industri asuransi keuangan syariah, atau memberikan
instrument pendukung bagi kalangan industri asuransi syariah untuk
memaksimalkan perekonomian berbasis syariah.
Dalam pengelolaan dana dan penanggunan resiko, asuransi syariah
juga tidak memperbolehkan adanya gharar (ketidak jelasan) dan maisir
(judi). Dalam investasi atau manajemen dana tidak diperkenankan adanya
riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir, dan riba adalah area yang
harus dihindari dalam praktek asuransi syariah.6 Dewan syariah nasional
membolehkan wakaf polis dengan tiga syarat yakni harus disetujui ahli waris,
manfaat klaim yang diperoleh tidak boleh seluruhnya diwakafkan, manfaat
klaim tidak boleh diambil nazhir saat klaim asuransi terjadi tapi saat sudah
diserahkan dan disetujui ahli waris secara tertulis. Bila peserta sudah berikrar
sejak awal bila ia meninggal maka manfaat klaimnya diwakafkan, ini
dibolehkan.7
Soal uang pertanggungan yang diserahkan sebagai wakaf, dalam fatwa
hanya menyebut sebagian dan belum ada angka. Walau fiqih membolehkan

6
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005), h., 34.
7
http://www.republika.co.id/berita/dunia/fatwa, Diakses pada tanggal 18 April 2018.
wakaf dari polis asuransi dari seluruhnya, tapi pihak uang menyerahkan
wakaf (wakif) juga harus berpikir jangka panjang tentang keturunannya,
jangan sampai meninggalkan generasi lemah. Selain juga tujuan utama
asuransi adalah proteksi.
Dana dari polis asuransi yang boleh diwakafkan pun adalah dana hasil
investasi. Misal pada peserta asuransi syariah, dana kontribusi peserta dibagi
40 persen untuk tabarru, 40 persen untuk diinvestasikan, dan 20 persen untuk
imbal jasa bagi perusahaan asuransi. Dana investasi itu pun nanti harus dibuat
jelas dulu sebelum diwakafkan karena sebagiannya akan kembali ke tabarru
yang menjadi hak peserta lain.
Salah satu perusahaan asuransi terkemuka saat ini yaitu PT Sun Life
Financial Indonesia (Sun Life) meluncurkan produk asuransi terbarunya yaitu
asuransi syariah. Sun Life perusahaan asal kanada yang telah berdiri sejak
150 tahun ini adalah perusahaan penyedia jasa keuangan, salah satunya
asuransi. Berbeda dengan produk asuransi syariah lain, Sun Life menambah
fitur wakaf didalamnya. Sun life merupakan perusahaan asuransi syariah
pertama yang mendapat izin pengelolaan produk polis wakaf di Indonesia.
Adapun dalam hal penyaluran dana wakaf Sun Life menggandeng lembaga
pengelola aset wakaf (nazhir) yaitu Badan Wakaf Indonesia (BWI), Dompet
Dhuafa, Rumah Wakaf dan lembaga yang terdaftar di BWI. Seluruh lembaga
pengelola aset wakaf tersebut telah terdaftar dan diawasi langsung oleh BWI
agar aset dikelola lebih baik dan produktif.8 Dipilihnya PT Sun Life Syariah
ini dikarenakan termasuk perusahaan asuransi yang ada produk wakaf.
Kehadiran wakaf polis asuransi syariah solusi terbaik terhadap wakaf
dimasyarakat muslim di Indonesia. Maka dari itu hadirnya wakaf polis
asuransi syariah menjadi jawaban terhadap bagaimana penerapan baik secara
teori maupun praktek seiring berkembangnya usaha perasuransian di
Indonesia dan dapat bermanfaat bagi umat islam agar memahami wakaf polis
yang ada di asuransi syariah sehingga bertambah kepercayaan bahwa

8
http://www.sunlife-syariah.com, Diakses pada tanggal 19 April 2018.
perusahaan asuransi syariah dapat melaksanakan wakaf polis asuransi jiwa
syariah dengan benar sesuai prinsip syariah khususnya sesuai dengan Fatwa
Dewan Syariah Nasional No:106/DSN-MUI/X/2016. Melalui fatwa tersebut
mengaharapkan dapat memberikan andil untuk perkembangan industri
keuangan syariah, atau memberikan instrumen pendukung bagi kalangan
industri asuransi syariah untuk memaksimalkan perekonomian berbasis
syariah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Wakaf
Polis Asuransi Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016
(Studi Pada PT Sun Life Syariah)’’
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan
mengidentifikasi masalah yang nantinya akan diteliti sesuai dengan
kemampuan penulis, antara lain:
1. Hadirnya fatwa terbaru tentang wakaf manfaat asuransi dan investasi
apakah menjadi solusi terhadap perkembangan wakaf pada perusahaan
asuransi syariah di Indonesia;
2. Munculnya wakaf polis pada perusahaan asuransi syariah apakah sudah
sesuai dengan prinsip syariah;
3. Bagaimana ketentuaan nilai manfaat asuransi dan investasi yang dilakukan
perusahaan asuransi syariah;
4. Konsep dan Akad-akad yang digunakan dalam wakaf polis asuransi;
5. Hubungan kerja sama pelaksanaan antara perusahaan asuransi syariah
dengan lembaga wakaf.
C. Batasan Masalah
Agar mendapatkan suatu batasan yang jelas guna mencegah terjadinya
pembahasan yang meluas yang tidak ada kaitannya dengan pokok
permasalahan serta waktu penulis yang terbatas. Maka dalam hal ini penulis
hanya akan membahas mengenai penerapan Fatwa DSN MUI terhadap wakaf
polis asuransi pada PT Sun Life Syariah.
D. Perumusan Masalah
Dari permasalahan diatas, adapun perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mekanisme penerapan wakaf polis asuransi syariah yang
dilakukan oleh PT Sun Life Syariah?
2. Apakah penerapan wakaf polis asuransi jiwa syariah pada PT Sun Life
Syariah sudah sesuai dengan ketentuan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan bagaimana mekanisme penerapan wakaf polis asuransi yang
dilaksanakan oleh PT Sun Life Syariah.
2. Menganalisis penerapan wakaf polis asuransi pada PT Sun Life Syariah
apakah sudah sesuai dengan ketentuan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis Menambah dan memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan
syariah khususnya tentang wakaf polis asuransi dan menjadi sumber
referensi bagi penelitian yang dijadikan bahan perbandingan dari
penelitian yang telah ada.
2. Bagi Akademik Sebagai aset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh seluruh akademisi, baik dosen maupun mahasiswa dalam memberikan
informasi, pengetahuan yang berharga mengenai penerapan wakaf polis
asuransi di PT Sun Life Syariah.
3. Bagi Masyarakat Sebagai informasi dan bahan penambah mengenai
pelaksanaan wakaf polis asuransi yang ditawarkan oleh PT Sun Life
Syariah dan juga sebagai media sosialisasi mengenai produk ini.
4. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan wacana
pemikiran kepada praktisi asuransi, dan manager operasional perusahaan,
diharapakan dapat menjadi bahan masukan perusahaan agar dapat
mengoptimalkan potensi industri asuransi terutama mengenai produk
asuransi syariah yang akan dihadapai di kemudian hari terutama untuk saat
ini dan menghasilkan dampak positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
16

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG WAKAF DAN ASURANSI

A. Konsep Wakaf Uang


1. Pengertian Wakaf Uang
Kata wakaf berasal dari bahasa arab waqafa. Asal kata waqafa berarti
menahan atau berhenti atau diam di tempat atau tetap berdiri. Kata waqafa-
yaqifu-waqfan sama artinya dengan habasa-yahbisu-tahbisan.14
Wakaf adalah menahan harta yang bisa dimanfaatkan sementara
barang tersebut masih utuh, dengan menghentikan sama sekali pengawasan
terhadap barang tersebut dari orang yang mewakafkan dan lainnya, untuk
pengelolaan yang diperolehkandan rill, atau pengelolaan revenue (penghasilan)
barang tersebut untuk tujuan kebajikan dan kebaikan demi mendekatan diri
kepada Allah swt. Atas dasar ini, harta tersebut lepas dari kepemilikan orang
yang mewakafkan dan dan menjadi tertahan dengan dihukumi menjadi milik
Allah.15
Menurut fatwa MUI tentang Wakaf Uang, yang dinamakan Wakaf
Uang (Cash Wakaf/Waqf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang,
kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.
Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.
2. Dasar Hukum Wakaf Uang
Allah swt dengan fimannya di dalam Al-Qur‟an maupun rasulluah
saw dalam sabdanya tidak menyebutkan secara jelas akan istilah terhadap
perbuatan yang dikenal dengan wakaf. Sekalipun tidak jelas dan tegas wakaf
disebutkan dalam Al-Qur‟an, namun beberapa ayat memerintahkan kepada
manusia berbuat baik untuk kebaikan masyarakat dipandang oleh para ulama
sebagai landasan perwakafan, sebagai berikut:
a. Al-Quran Surat Al-Hadiid ayat 18
‫ٍْ م ك ِٔش ٌم‬َ ْ‫ََأ ْق ظ َق ْش حسًىب ُٔ ظب عب ف‬ ‫ِإ َّن ا ْن ُم ِّذِٕق َ ص‬
َ
‫ػ ن م ن أ ْج ٌش‬ َّ ‫َه ا ْن ِّذقَب َش د ُا ل‬
ٍ ‫َا‬ ‫ص ُم‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki
maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka, dan bagi
mereka pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid: 18)
17

b. Al-Qur‟an Surat Al-Imran (3) ayat 92


dasar wakaf uang di Indonesia yang berupa Peraturan Perundang-
undangan adalah:16
1) Fatwa MUI tahun 2002 tentang Wakaf Uang.
2) Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
4) Peraturan Menteri agama nomor 4 tahun 2009 tentang Administrasi
Wakaf Uang.
5) Keputusan Menteri agama nomor 92-96 rentang Penetapan 5 LKS
menjadi LKS PWU.
6) Peraturan BWI nomor 1 tahun 2009 Pedoman Pengelolaan dan
Pengembangan Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang.
3. Jenis Wakaf Uang
Dari jangka waktunya, wakaf uang bisa dibagi menjadi:
a. Wakaf uang dengan jangka waktu tertentu
b. Wakaf uang dengan jangka waktu selamanya (Forum Lembaga Keuangan
Syariah Penerima Wajaf Uang, 2013: 10).
Dalam pelaksanaan wakaf uang, ada pihak-pihak yang terlibat di dalam wakaf
uang ini, yaitu:17
a. Wakif, yakni orang, lembaga maupun badan hukum yang mau
mewakafkan uangnya
b. Nazhir, pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola
dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
c. LKS-PWU, adalah badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang
keuangan Syariah.

16
Anshori Abdul Ghofur, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia. (Yogyakarta:
Pilar Media. 2005). H,. 107.
17
https://bwi.or.id/regulasi-wakaf.
d. PPAIW, Pejabat Lembaga Keuangan Syariah paling rendah setingkat
Kepala Seksi LKS yang ditunjuk oleh Menteri.

B. Konsep Asuransi Syariah


1. Pengertian Asuransi Syariah
Kata asuransi sendiri merupakan kata saduran dari berbagai bahasa.
Bahasa belanda assurantie yang berarti pertanggungan, bahasa Italia
insurensi dan bahasa Inggris assurance yang berarti jaminan. Dalam bahasa
arab asuransi disebut dengan tiga istilah: Pertama, at-ta‟min (perlindungan,
ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut). Kedua, at-takaful
(menjamin atau saling menanggung). Ketiga, tadh mun (saling
menanggung).19Namun, di Indonesia asuransi syariah lebih dikenal dengan
istilah takaful yang berasal dari takafala-yatakafalu yang berarti menjamin
atau saling menanggung dalam pengertian muamalah adalah saling memikul
risiko di antara sesama orang sehingga antara satu dengan yang lain menjadi
penanggung atas risiko yang lain.20
2. Dasar Hukum Asuransi Syariah
a. Al-Qur‟an
Apabila dilihat sepintas keseluruhan ayat al-Qur‟an, tidak terdapat
salah satu ayatpun yang menyebutkan istilah asuransi seperti yang kita
kenal sekarang ini, baik istilah “al-ta‟min” ataupun “al-takaful”. Namun
demikian, walaupun tidak menyebutkan secara tegas, terdapat ayat yang
menjelaskan tentang konsep asuransi dan yang memiliki muatan nilai-nilai
dasar yang ada dalam praktek asuransi.

3. Mekanisme Kerja Asuransi Syariah

Di dalam operasional asuransi syariah yang sebenarnya terjadi adalah


saling bertanggung jawab, membantu dan melindungi diantara para peserta
sendiri. Perusahaan asuransi diberi kepercayaan (amanah) oleh para peserta
untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal, memberikan
santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi fakta perjanjian tersebut.
Adapun proses yang dilalui seputar mekanisme kerja asuransi syariah dapat
diuraikan:24
a. Underwriting
Underwriting adalah proses penaksiran mortalitas atau morbiditas
calon tertanggung untuk menetapkan apakah akan menerima atau menolak
calon peserta dan menetapkan klasifikasi peserta. Underwriting asuransi

23
Wirdyaningsih,dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2005), h., 194-195.
24
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah, (Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah
Asuransi Konvensional), (Jakarta : Gramedia, 2006), h., 104.
syariah bertujuan memberikan skema pembagian resiko yang proposional
dan adil diantara para peserta yang secara relatif homogen. Dalam
melakukan proses underwriting terdapat tiga konsep penting yang menjadi
dasar bagi perusahaan asuransi untuk menerima dan menolak suatu
penutupan resiko.
Pertama, kemungkinan menderita kerugian, kondisi ini diramalkan
berdasarkan apa yang terjadi pada masa lalu.
Kedua, tingkat resiko, yaitu ketidakpastian akan kerugian pada masa yang
akan datang.
Ketiga, hukum bilangan dimana makin banyak obyek yang mempunyai
resiko yang sama atau hampir sama, akan makin bertambah baik bagi
perusahaan karena penyebaran risiko akan lebih luas dan kemungkinan
menderita kerugian dapat secara sistematis diramalkan Pada asuransi syariah
underwriting berperan:
1) Mempertimbangkan risiko yang diajukan. Proses seleksi yang dilakukan
oleh underwriting dipengaruhi oleh faktor usia, kondisi fisik atau
kesehatan, jenis pekerjaan, moral dan kebiasaan, besarnya nilai
pertanggungan, dan jenis kelamin.
2) Memutuskan meneriama atau tidak risiko-risiko tersebut.
3) Menentukan syarat, ketentuan dan lingkup ganti rugi termasuk
memastikan peserta membayar premi sesuai dengan tingkat risiko,
menetapkan besarnya jumlah pertanggungan, lamanya waktu asuransi,
dan plan sesuai dengan tingkat risiko peserta.
4) Mengenakan biaya upah (ijarah/fee) pada dana kontribusi peserta.
5) Mengamankan profit morgin dan menjaga agar perusahaan asuransi tidak
rugi.
6) Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat
berkembang.
7) Menghindari anti seleksi.
8) Underwriting juga harus memperhatikan pasar kompetetif yang ada
dalam ketentuan tarif, penyebaran resiko dan volume, dan hasil survei.25
b. Polis
Polis adalah akad antara perusahaan asuransi syariah
denganpemegang polis (peserta) beserta lampiran-lampirannya yang
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan memuat hak dan kewajiban
antara perusahaan asuransisyariah,pemegang polis dan antar peserta.26Selain
itu polis asuransi merupakan bukti auntetik berupa akta mengenai adanya
perjanjian asuransi.
c. Premi (Kontribusi)
Premi merupakan pembayaran sejumlah uang yang dilakukan pihak
tertanggung kepada pihak penanggung untuk mengganti suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan akibat timbulnya
perjanjian atas pemindahan risiko dari tertanggung kepada penanggung
(tranfers of risk). Premi asuransi bagi peserta secara umum bermanfaat
untuk menentukan besar tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan
kebajikan atau dana klaim terhadap suatu kejadian yang mengakibatkan
terjadinya klaim, menambahkan investasi pada masa yang akan datang.

C. Wakaf Wasiat Polis Asuransi Syariah


Wakaf Wasiat adalah suatu perencanaan wakaf dengan mewasiatkan
secara legal sebagian dari kepemilikan aset wakif ketika yang bersangkutan
meninggal dunia namun tetap menikmati manfaat dari aset yang diwakafkan
tersebut selama wakif tersebut hidup.32 Wakaf Polis Asuransi ialah
mewakafkan sebagian nilai yang akan diterima jika polis asuransi yang telah
dimiliki telah dicairkan.33 Dalam hal ini masyarakat yang memiliki polis
asuransi dari perusahaan asuransi yang memiliki produk syariah setelah
dijadikan polis dan menjadi surat berharga maka manfaatnya atau uang
pertanggungannya dan manfaat lainnya itu diwakafkan.
Selain akad yang telah mendapatkan fatwa dari DSN-MUI diatas, ada
akad-akad lain yang menurut beberapa pakar juga dapat digunakan untuk
mengimplementasikan asuransi syariah, seperti musyarakah, wadiah, dan
akad sosial yaitu wakaf. Akad wakaf yang saat ini sedang dirancang untuk
dapat diterapkan pada praktik asuransi syariah sebagaimana yang telah
dipopulerkan oleh PT. Sun Life Financial yang menjadi wakaf sebagai salah
satu fitur dalam asuransi syariah sudah mendapatkan Fatwa DSN-MUI No:
l06/DSN-MUIIXl2016 Tentang Wakaf Manfaat Asuransi dan Manfaat
Investasi Pada Asuransi Syariah. Dalam polis asuransi, persera memiliki 3
(tiga) hak atas polis yang dimilikinya, yaitu hak milik, milk al-raqabah
(pengawasan), milkul yad (kepemilikan), dan milkut ta arruf (penggunaan).
Oleh karena peserta mempunyai hak kepemilikan atas polis, maka dia berhak
untuk melakukan apapun termasuk pengabdian spiritual atas polisnya dan
keuntungannya jika dia menginginkannya, seperti mewakafkan polisnya.
24

BAB III

GAMBARAN UMUM PT SUNLIFE FINANCIAL SYARIAH

A. Sejarah Singkat Perusahaan


Sejak 1995, PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) telah
menyediakan berbagai produk proteksi dan pengelolaan kekayaan, yang
meliputi asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, dan
perencanaan hari tua kepada para nasabah. PT Sun Life Financial memiliki
tujuan yang jelas: membantu para nasabah PT Sun Life Financial mencapai
kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat.
Setiap tahun Sun Life Financial Indonesia mengalami pertumbuhan
yang signifikan di pasar di mana PT SunLife Financial beroperasi. PT Sun Life
Financial terus berupaya untuk meningkatkan produk dan layanan PT Sun Life
Financial demi memenuhi kebutuhan para nasabah.

Sun Life Financial merupakan perusahaan penyedia layanan jasa


keuangan internasional terkemuka yang menyediakan beragam produk
asuransi, serta solusi pengelolaan kekayaan dan aset, baik untuk individu
maupun korporasi. PT Sun Life Financial beroperasi di sejumlah pasar utama
di seluruh dunia, yaitu Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Hong Kong,
Filipina, Jepang, Indonesia, India, Cina, Australia, Singapura, Vietnam,
Malaysia, dan Bermuda.
PT Sun Life Financial memiliki ambisi untuk menjadi salah satu
perusahaan asuransi dan aset manajemen terbaik di dunia dengan membantu
para nasabah meraih kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih
sehat. Per 30 Juni 2017, Sun Life Financial memiliki total aset kelolaan sebesar
CDN 944 miliar. Sejak mulai beroperasi di Indonesia pada 1995, PT Sun Life
Financial Indonesia (Sun Life) selalu berupaya untuk membantu masyarakat
Indonesia mencapai kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat,
dengan menyediakan berbagai solusi proteksi dan pengelolaan kekayaan.
Sun Life Financial Indonesia berdiri sejak tahun 1995, menyusul
kesuksesan Sun Life Financial di Amerika Utara, Hong Kong, dan Filipina.
Pada 30 Juni 2015, Risk Based Capital Sun Life Financial Indonesia mencapai
664% (konvensional) – jauh di atas persyaratan pemerintah yaitu 120% dan
122% (syariah) – jauh di atas ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah yakni
30%, dengan total asset sebesar Rp 6,15 triliun. Per 30 Juni 2015, Sun Life
25

Financial Indonesia memiliki 93 kantor pemasaran konvensional dan 43 kantor


pemasaran syariah di 51 kota di Indonesia.
Produk-produk proteksi keuangan PT SunLife Financial meliputi
perlindungan terhadap jiwa, kesehatan, penyakit kritis, dan kecelakaan.
Sementara untuk produk-produk asuransi yang terkait investasi, mencakup unit
link, universal life, dan asuransi dwiguna. Produk-produk tersebut ditawarkan
kepada nasabah melalui sejumlah jalur distribusi, yaitu keagenan
(konvensional dan syariah) serta kemitraan dengan bank dan penyedia layanan
telekomunikasi.
Sebagai perusahaan penyedia jasa keuangan terkemuka yang berbasis
di Kanada, PT Sun Life Financial memiliki sejarah panjang selama 150 tahun
dalam menjunjung tinggi komitmen PT Sun Life Financial – kepada nasabah,
mitra, pemangku kepentingan, dan masyarakat. Sun Life Financial adalah
sebuah perusahaan yang kuat dengan peringkat finansial yang solid. PT Sun
Life Financial berkomitmen untuk mematuhi etika bisnis dan tata laksana
dengan standar tertinggi, serta membangun masyarakat yang berkelanjutan dan
lebih sehat untuk kehidupan lebih baik. Sun Life berdiri di Kanada pada tahun
1865, berawal dari produk yang ranahnya konvensional, masuk di indonesia
tahun 1995, ketika masuk ke dalam pasar syariah, Sun Life akhirnya melirik
yang kita sebut sebagai pasar syariah pada tahun 2014.
B. Konsep SunLife Syariah39
SunLife Syariah beroperasi dengan konsep tolong-menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana telah digariskan di dalam Al-Qur‟an,

“Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa” (QS Al-Maidah :
2). Dengan landasan ini, SunLife Syariah menjadikan semua peserta sebagai
satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan secara bersama
menanggung risiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi di antara
mereka.
Prinsip-prinsip syariah yang dijalankan dalam akad Sun Life Syariah
dilandaskan pada akad mudharabah, wakalah, tabarru‟ dan ta‟awun. Akad-akad
Sun Life Syariah bebas dari unsur Riba (bunga uang), Maysir (Judi), dan
Gharar (ketidakjelasan) yang dilarang dalam akad-akad keuangan Islami.
C. Produk-Produk SunLife Syariah
1. Brilliance Hasanah Sejahtera
Brilliance Hasanah Sejahtera adalah produk asuransi jiwa dan
investasi dengan pembayaran berkala untuk membantu Anda mencapai
26

kebutuhan keuangan di masa depan seperti biaya pendidikan, modal usaha,


ibadah, pernikahan anak, dana hari tua, wakaf dan lainnya yang dikelola
berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Keunggulan:
a. Perlindungan asuransi hingga usia 88 tahun
b. Minimum Kontribusi yang terjangkau dengan mata uang Rupiah dan
pilihan pembayaran secara bulanan, triwulanan, semesteran dan
tahunan
c. Dapat melakukan penambahan Dana Investasi (Kontribusi Top Up
Tunggal) untuk meningkatkan hasil investasi setiap saat dengan
minimum besarnya Rp1.500.000
d. Bebas menentukan Kontribusi dan Uang Pertanggungan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan Anda.
e. Bebas menentukan pilihan investasi yang sesuai dengan profil risiko
dan tujuan investasi Anda.
f. Fleksibel, Anda dapat melakukan Penarikan (withdrawal) dan
Pengalihan Dana Investasi (switching) kapan saja.
2. Brilliance Hasanah Protection Plus
Brilliance Hasanah Protection Plus adalah produk asuransi unit
linked kontribusi tunggal yang dirancang khusus untuk memenuhi
kebutuhan perlindungan jiwa dan investasi yang dikelola berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
Keunggulan:
a. Pembayaran Kontribusi hanya 1 (satu) kali atau Kontribusi Tunggal
b. Diperbolehkan melakukan penambahan Dana Investasi (Top Up) setiap
saat, minimum besarnya adalah Rp1.500.000
c. Memberikan perlindungan hingga usia 88 tahun
d. Tersedia dalam mata uang Rupiah
e. Minimum Uang Pertanggungan adalah 125% dari Kontribusi Tunggal
atau Rp15.000.000, mana yang lebih besar
f. Tersedia fasilitas Layanan Medis Darurat Domestik dan Internasional
dari SOS International yang diberikan secara gratis untuk Kontribusi
Tunggal mulai dari Rp100.000.000
3. Brilliance Hasanah Maxima (Syariah)
Asuransi Brilliance Hasanah Maxima merupakan produk
kombinasi antara asuransi dan investasi yang memberikan manfaat
27

asuransi jiwa syariah dan investasi yang dikelola dengan prinsip syariah.
Produk ini juga dilengkapi dengan berbagai jenis manfaat asuransi
tambahan (rider) dan memaksimalkan dana investasi melalui tambahan
manfaat berupa bonus kontribusi dan bonus loyalitas, disertai dengan
kesempatan pembagian surplus underwriting.
Keunggulan :
a Potensi pengembangan hasil investasi optimal sejak polis berlaku,
dengan alokasi dana investasi 50% dari Kontribusi Asuransi Berkala
(KAB) sejak tahun polis pertama.
b Potensi hasil investasi semakin maksimal dengan 2 jenis bonus yang
akan ditambahkan pada nilai dana investasi peserta:
c Bonus Kontribusi mulai tahun ke-6 sebesar 5% dari KAB, dan
d Bonus Loyalitas mulai tahun ke-11 sebesar 0.5% dari rata-rata dana
investasi.
e Fleksibilitas dalam menentukan dan menambahkan nilai asuransi jiwa
dan manfaat hidup sejak awal dan selama masa asuransi.
f Tambahan manfaat kematian atau cacat tetap total akibat kecelakaan 1
kali dari nilai asuransi jiwa.
4. Brilliance Hasanah Fortune Plus (Syariah)
SunLife Financial Indonesia mempersembahkan Asuransi
Brilliance Hasanah Fortune Plus, kombinasi antara asuransi dan investasi
berbasis syariah yang memberikan manfaat asuransi jiwa yang dilengkapi
dengan manfaat cacat tetap dan kematian akibat kecelakaan. Tak hanya
itu, produk ini juga memberikan peluang hasil investasi yang optimal
untuk membantu mencapai masa depan penuh berkah bagi Anda dan
keluarga.
Keunggulan:
a. Anda mendapatkan beberapa manfaat sekaligus berupa perlindungan
asuransi dan potensi pertumbuhan dana investasi dalam satu produk.
b. Pilihan santunan asuransi sampai dengan 55 kali Kontribusi Tahunan
sesuai kebutuhan perencanaan keuangan Anda.
c. Perlindungan asuransi kecelakaan sampai dengan Rp3 miliar, sesuai
usia masuk.
d. Investasi optimal sejak tahun polis pertama, di mana 60% premi yang
Anda bayarkan sudah diinvestasikan pada jenis dana investasi yang
dipilih.
e. Mudah dan praktis. Anda cukup membayar Kontribusi Asuransi
Berkala selama 3 tahun dan polis Anda akan tetap berlaku sampai
dengan 12 tahun, selama nilai dana investasi Anda cukup untuk
membayar biaya-biaya yang timbul sampai dengan tahun polis ke-12.

5. Brilliance Amanah (Syariah)


Melangkah lebih dekat ke Baitullah
a. Potensi pertumbuhan hasil investasi dengan manfaat loyalitas dan
surplus underwriting yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan
termasuk persiapan pendanaan untuk perjalanan ibadah haji, haji plus,
dan umrah.
b. Santunan berupa penggantian penghasilan dalam bentuk santunan
harian rawat inap apabila selama perjalanan ibadah, Anda harus
menjalani rawat inap baik karena sakit maupun kecelakaan.
c. Santunan asuransi untuk risiko cacat total tetap atau meninggal akibat
kecelakaan pada saat perjalanan ibadah.
d. Santunan asuransi untuk risiko meninggal selama masa asuransi.
e. Dana Haji Badal yang disediakan untuk seseorang yang akan
menggantikan Anda menunaikan ibadah haji.
30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Mekanisme Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life Syariah


Wakaf polis asuransi jiwa syariah merupakan program yang
dimunculkan oleh perusahaan asuransi Sun Life Financial Syariah guna
memenuhi keinginan masyarakat luas dalam bidang keuangan, terutama
membantu masyarakat luas dalam menginginkan perbuatan amal kepada orang
lain dalam bidang wakaf. Dengan adanya fitur wakaf di produk asuransi Sun
Life Syariah, yang mana dana tersebut bukan untuk dirinya saja melainkan
untuk kepentingan orang lain. Hal ini, menunjukan bahwa produk asuransi
bukan hanya menguntungkan orang lain berupa menolong orang yang
kesusahan dengan melalui yayasan atau lembaga pengelola wakaf bahkan
menguntungkan ahli waris para peserta asuransi apabila peserta meninggal
dunia dalam masa perjanjian.
Wakaf polis asuransi jiwa Sun Life Syariah merupakan bentuk ibadah
yang bersifat maliyah (harta). Maksudnya adalah suatu bentuk ibadah yang
mengharapkan ridha Allah dengan cara menggunakan harta yang dimiliki.
Bentuk harta yang dipakai dalam wakaf polis asuransi Sun Life Syariah adalah
wakaf uang, yang mana wakaf uang merupakan harta bergerak sehingga
disebut wakaf tunai. Hal ini dibolehkan dengan alasan harta yang dipakai
bersifat tahan lama dan tidak habis sekali pakai karena bisa diolah secara
langsung tanpa perlu menunggu lama dan tidak habis sekali pakai karena bisa
diolah secara langsung tanpa perlu menunggu lama.
31

B. Analisis Kesesuaian Penerapan Wakaf Polis Asuransi Jiwa Sun Life


Syariah Berdasarkan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016
Pada bagian ini penulis akan menyajikan hasil penelitian yang
kemudian dikaitkan dengan konsep wakaf pada polis asuransi Sun Life
Financial Syariah kesesuaian dengan berdasarkan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia No:106/DSN-MUI/X/2016 tentang wakaf
manfaat asuransi dan manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah.
Dalam pembahasan ini akan diketahui kesesuaian antara penerapan
wakaf pada asuransi Sun Life Syariah, apakah data dilapangan telah sesuai
dengan aturan Fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 dan agar penerapan wakaf
pada polis asuransi Sun Life Syariah dapat dikatakan sesuai dengan syariah
islam dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2006 Tentang wakaf. Wakaf
dalam produk asuransi Sun Life Syariah berdasarkan Fatwa No:106/DSN-
MUI/X/2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi pada
asuransi jiwa syariah.

Dalam masalah ini tidak ditemukan pendapat hukumnya


dikalangan madzhab, penetapan fatwa wakaf dalam manfaat asuransi
dan manfaat investasi didasarkan pada hasil ijtihad jama‟iy (kolektif)
melalui metode bayaniy, ta‟lily (qiyasiy) istihsany, ilhaqy), istihlahy
dan sad adz-dzariah. Dalam masalah wakaf manfaat asuransi dan
manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah yang tidak ditemukan
pendapat hukumnya di kalangan mazhab, maka Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia menggunakan pola istislahi yakni
pertimbangan kemaslahatan berdasarkan nash umum. Dalam pola ini,
ayat-ayat umum yang dikumpulkan guna menciptakan beberapa prinsip
(umum), yang digunakan untuk melindungi atau mendatangkan
kemaslahan tertentu. Prinsip-prinsip tersebut disusun menjadi tiga
tingkatan (daruruiyat, yakni kebetulan esensial, hajiyat yakni
kebutuhan sekunder dan, tahsiniyat yakni kebutuhan kemewahan).
Penetapan fatwa harus senantiasa memperhatikan kemaslahan umum
(mashalih „ammah) dan maqasid asy- syari‟ah. Dalam hal ini DSN-
MUI menggunakan kemaslahatan umum (mashalih „ammah) dan
maqashid dan asy-syariah. Hal ini dapat dilihat dari segi maqashid-nya
yakni bertujuan untuk berjaga-jaga atau menghindarkan adanya
penyelewengan tindakan yang dilakukan oleh pemegang amanah, yang
akan membawa dampak tidak terpenuhinya tujuan akad itu sendiri. 52
32

Secara garis besar metode istinbat hukum Dewan Syariah Nasional


Majelis Ulama Indonesia dalam menetapkan fatwa wakaf manfaat
asuransi dan manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah telah sesuai
seperti yang telah ditetapkan.

Pada asuransi Sun Life Syariah pelaksanaan Ikrar Wakaf


dilaksanakan setelah pengajuan klaim manfaat asuransi atau manfaat
investasi pada pernyataan endowment dari Sun Life Syariah apabila
secara prinsip sudah menjadi hak pihak saat persyaratan sudah dipenuhi
oleh peserta. Maka, dana manfaat asuransi dan investasi yang untuk
diwakafkan sudah perjanjikan dalam form Ikrar Wakaf dari Sun Life
tidak boleh dibatalkan. Pihak perusahaan Sun Life Syariah ini
membantu Wakif datang ke PT Sun Life Syariah lalu mengisi akta ikrar
wakaf dan wakif menyetor nominal wakaf uang ke rekening lembaga
wakaf yang terdaftar di BWI (Badan Wakaf Indonesia). Wakif
mengucapkan shighah wakaf dan menandatangani akta ikrar wakaf
bersama agen Sun Life Syariah dan yang menjadi penjabat pembuat
akta ikrar wakaf (PPAIW) ialah Sun Life Syariah sebagai penjabat
pembuat akta ikrar wakaf. Dalam hal ini pihak Perusahaan Sun Life
Syariah mencetak sertifikat wakaf uang.
1. Ketentuan Wakaf Manfaat Investasi
a. Manfaat investasi boleh diwakatkan oleh peserta asuransi.
Perusahaan Sun Life Syariah salah satu bentuk investasi yang sesuai
dengan prinsip syariah adalah membeli saham perusahaan, baik
perusahaan non publik maupun perusahaan public (terbuka). Dalam hal
ini dana manfaat investasi dari perusahaan Sun Life Syariah alokasi
dana investasi di saham-saham syariah dan instrument pasar uang
syariah yang bertujuan untuk memberikan potensi hasil investasi jangka
panjang dengan tingkat resiko relatif tinggi jika pada saham salam
equity fund dan jika pada saham salam balanced fund yaitu investasi
pada instrument-intrument pasar modal dan pasar uang syariah yang
bertujuan untuk memberikan hasil investasi jangka panjang dengan
tingkat resiko mederat dari tingkat sub dana investasi yaitu Salam
Equity Fund: Dinvestasikan pada saham (>80%) dan/atau pendapatan
tetap syariah (<20%) untuk memperoleh hasil investasi yang optimal
dengan resiko yang tinggi. Salam Balanced Fund: Diinvestasikan pada
saham (<75%) dan/atau pendapatan tetap syariah (<100%)58 untuk
33

memperoleh hasil investasi yang optimal dengan resiko yang moderat.


Maka hasil manfaat investasi dari perusahaan Sun Life Syariah boleh
diwakafkan karena investasinya sudah sesuai prinsip syariah yang mana
perusahaan Sun Life selalu mengeluarkan hasil laporan kinerja investasi
pada public dan tidak ada unsur yang diharamkan dalam hal ini.
b. Kadar jumlah manfaat investasi yang boleh diwakatkan paling banyak
sepertiga (1/3) dari total kekayaan dan/atau tirkah, kecuali disepakati
lain oleh semua ahli waris.
Dalam kontrak polis asuransi jiwa Sun Life Syariah Manfaat
Investasi maksimal sebesar 30% dari Besar dana yang terbentuk dari
Manfaat Investasi bergantung pada Nilai Unit saat dana tersebut
dicairkan. Dan perusahaan Sun Life Syariah boleh seluruhnya
diwakafkan asalkan pihak Ahli Waris menyetujui. saat mengisi
perjanjian Ikrar Wakaf tidak bisa seluruhnya 100% hasilnya
diwakafkan, yang boleh diisi hanya 30% dalam perjanjian pada form
ikrar wakaf Sun Life Syariah.
2. Ketentuan Ujrah terkait dengan produk wakaf
a. Ujrah tahun pertama paling banyak 45% dari kontribusi reguler.
b. Akumulasi ujrah tahun berikutnya paling banyak 50% dari kontribusi
reguler.

Adapun untuk lebih jelasnya presentase tentang ketentuan ujrah


yang secara khusus pada fitur wakaf produk asuransi jiwa Sun Life
Financial Syariah adalah sebagai berikut:59
a. Ujrah Pengelolaan Resiko sebesar 25% dari Iuran Asuransi;
b. Ujrah administrasi sebesar Rp. 40.000;
c. Ujrah akuisisi sebesar 50% dari Kontribusi Asuransi Berkala (KAB) tahun pertama
d. Ujrah berkala sebagai berikut : Tahun ke-1 presentase dari KAB sebesar 0%, tahun
ke-2 sebesar 40%, ke-3 sebesar 30%, ke-4 sebesar 15%, tahun ke-5 dan seterusya
sebesar 0%
e. Ujrah Kontribusi sebagai berikut:
Tahun ke- KAB Kontribusi Investasi Kontribusi
Berkala Investasi Tunggal
1 0% 5% 5%
2-5 0% 5% 5%

6 dan seterusnya 0% 5% 5%
f. Ujrah pengelolaan investasi Salam Equity Fund dan Salam Balanced
Fund: masing-masing maksimal 2,5% per tahun dari Nilai Aktiva
Bersih.
g. Ujrah kostodian sebesar 0,35% per tahun untuk setiap jenis Dana
Investasi yang dihitung dari Nilai Aktiva Bersih.
h. Ujrah Pengalihan (dikenakan mulai pengalihan keempat dalam 1 (satu)
Tahun Polis) sebesar 0,5% dari total transaksi pengalihan atau minimal
Rp. 100.000,00 mana yang lebih besar.
Dari hasil analisis tersebut, kesesuaian penerapan wakaf pada polis
asuransi jiwa Sun Life Syariah berdasarkan fatwa bahwa ketentuannya sudah
sesuai dengan lampiran isi kontrak polis dan form Ikrar Wakaf.

Besaran wakaf wasiat polis asuransi menjadi terbatas tidak bisa


seluruhnya, yaitu maksimal 45% untuk wakaf pada manfaat asuransi serta
maksimal 1/3 dari manfaat investasi asuransi jiwa syariah, kecuali disepakati
oleh para ahli waris. Wakaf produktif melalui wakaf wasiat polis asuransi
jiwa syariah dari sisi unsur kepemilikannya sebagai objek wakaf belum
sepenuhnya dimiliki oleh wakif sehingga ini menjadikan perbedaan pendapat
dikalangan ulama tentang kesahannya, walaupun secara prinsip telah dimiliki
oleh wakif, namun masih membuka ruang sengketa karena objek wakaf
tersebut belum dimiliki sepenuhnya. Akad wakaf wasiat polis asuransi
syariah sendiri masih berpotensi dibatalkan oleh wakif maupun oleh pihak
asuransi syariah salah satunya jika pihak wakif mendapatkan kesulitan dalam
membayar premi sebelum jatuh tempo.
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dengan ketentuan fatwa,
maka dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan wakaf pada asuransi jiwa syariah
di PT Asuransi Sun Life Financial Syariah telah sesuai dengan fatwa,
sebagaimana yang di atur dalam Fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama
Indonesia No:106/DSN-MUI/X/2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan
manfaat investasi pada asuransi jiwa syariah. Hal ini penerapannya sudah
sesuai pengelolaan dalam hubungan kerjasama pihak perusahaan Sun Life
Syariah dengan lembaga wakaf.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka
penerapan wakaf pada produk asuransi jiwa Sun Life Financial Syariah dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Program wakaf pada produk asuransi jiwa Sun Life Syariah
merupakan kerjasama dengan lembaga wakaf. Program berwakaf di Sun Life
Syariah solusi membantu masyarakat luas dalam menginginkan perbuatan amal
ibadah kepada orang lain dalam bidang wakaf pada penerapannya langsung
disalurkan tanpa potongan dan aman dengan tenaga pemasar tersertifikasi
wakaf advisor. Sebagai produk unit link syariah perusahaan asuransi Sun Life
Syariah mengkobinasikan manfaat proteksi, dan investasi, serta wakaf dalam
kesatuan produk. Setiap peserta dapat mewakafkan manfaat asuransi atau
manfaat investasi sesuai ketentuan fatwa yang berlaku dengan menyatakan
janji melalui Ikrar Wakaf setelah mendapatkan persetujuan dan kesepakatan
dari pihak perusahaan lalu peserta akan mendapatkan sertifikat wakaf setelah
ikrar wakaf dilaksanakan.
Kesesuaian penerapan wakaf polis asuransi jiwa Sun Life Financial
Syariah terhadap dengan ketentuan fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016 ketika
peserta ingin berwakaf maka bagaimana prosedur pelaksanaan perusahaan
asuransi Sun Life Syariah terdapat beberapa unsur terkait didalamnya yaitu:
kesesuaian aturan fatwa terhadap pelaksanaan perusahaan Sun Life Syariah
bekerjasama dengan lembaga wakaf dalam hal mengelola dana yang
diwakafkan. Kesesuaian pernyataan perjanjian form Ikrar Wakaf Sun Life
Syariah batas maksimal sesuai ketentuan fatwa pada wakaf wasiat (manfaat
meninggal dunia) jumlah sebesar 45% dan wakaf manfaat investasi sebesar
30% serta menganalisis kesesuaian prinsip syariah pada akad wasiat yang
digunakan pada kontrak polis asuransi jiwa Sun Life Syariah pada
penerapannya perusahaan menggunakan akad tabarru‟ dan
menggunakan akad wakalah bil ujrah sebagian manfaatnya boleh
diwakafkan. Dan kesesuaian ujrah tahun pertama dan tahun
berikutnya pada fitur wakaf pada produk asuransi jiwa Sun Life
Syariah berdasarkan fatwa No:106/DSN-MUI/X/2016.
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dengan ketentuan fatwa,
maka dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan wakaf pada produk
asuransi jiwa syariah di PT Asuransi Sun Life Financial Syariah
telah sesuai dengan syariah Islam, sebagaimana yang di atur dalam
Fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama Indonesia No:106/DSN-
MUI/X/2016 tentang wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi
pada asuransi jiwa syariah.
B. Saran
Dari penelitian yang dilakukan selama ini, peneliti ingin
memberikan saran kepada pihak Perusahaan Asuransi Sun Life
Financial Syariah, pihak akademisi, maupun untuk peneliti
selanjutnya sebagai berikut:
1. Program wakaf pada produk asuransi jiwa syariah di PT Sun
Life Financial Syariah perlu disosialisasi lagi oleh perusahaan
perusahaan asuransi kepada masyarakat luas supaya masyarakat
mengetahuinya dan bisa menarik minatnya sehingga jumlah
peserta bisa lebih banyak dari masa sekarang ini.
2. Untuk pihak akademisi penelitian ini merupakan kajian
korperhensip yang perlu dukungan dari pihak universitas, berupa
buku-buku referensi maupun modul agar penelitian ini bisa
menjadi bahan pertimbangan penelitian selanjutnya.
3. Peneliti selanjutnya supaya bisa mengkaji lebih dalam mengenai
produk- produk yang ada di Perusahaan Asuransi Sun Life
Syariah terutama fitur wakaf pada produk asuransi jiwa syariah,
sehingga menemukan sesuatu yang baru untuk diteliti.

Anda mungkin juga menyukai