Skripsi
Oleh :
BAYU BASKORO
NIM : 1111043200030
oleh:
BAyq,B4.SKORO
111r843200CI30
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbingll
SYARTF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2gt6 I 1437 H
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Jakarta, 29lunt20l6
Mengesahkan,
PAMTIA UJIAN
Ketua Falrqi Muhammad Ahmpdi. M-.Si
NIP. 1 974 1 2132003121002
NrP. 19740216200801201 3
L skipsi ini ffinryskffi bafiil k:ra mli saya lans dieiuhn rmtr* meursnuhi
2. $e,mua sumber 1ilang seya Smakm dalam peuulimn ini relah mya
3. Jika dikeNrxrdian ki Mukti bahqna kar1rf, iri buka kil krya saya atau
Hids)railllahJakafia-
BAYUBASKORO
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah,
dengan judul “Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Tentang Peraturan
Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa Berbudaya”. Shalawat serta
hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun, berkat kesungguhan hati
dan kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
1. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Bapak Madiyo dan Ibu Tumini yang
henti kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang
vi
juga menjadi amanah bagi penulis kepada orang tua. Semoga Allah SWT
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan
3. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si. dan Ibu Siti Hanna, Lc, M.Ag.
4. Bapak Dr. Abdurrahman Dahlan, MA. dan Bapak Dedy Nursyamsi, SH.,
M.Hum. Selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II, yang dengan
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan benar. Semoga apa yang
telah Bapak ajarkan dan arahkan mendapat balasan dari Allah SWT.
5. Kepada seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum
penyelesaian skripsi.
6. Bapak H. Dedy Mulyadi, S.H selaku Bupati Purwakarta dan jajarannya serta
vii
penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT membalasnya dengan ganjaran
pahala. Amin
Zuhri, Helmi Arisandi, dan yang tidak penulis sebutkan satu persatu, terima
9. Teman-teman KKN CITA 2014; Aditya Rian Pratama, Budi Setiyadi, Dwi
10. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis, menyemangati, dan
viii
Akhirnya, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas sernua pihak
yang turut berperan dalam proses penyelesaian slaipsi penulis. Semoga kmya ini
W
BAYU BASKORO
tx
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... v
A. Kesimpulan ......................................................................................... 77
B. Saran .................................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 85
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
daerah tertentu, yaitu otonomi daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa Berbudaya. Desa berbudaya
desa.3 Substansi dari Peraturan Bupati ini terdapat dalam BAB V yang membahas
sosial, akan diteliti kesesuaiannya antara hukum Islam dan hukum positif.
mengakui budaya atau tradisi sebagai hukum yang hanya berlaku di daerah
tertentu. Lalu setiap orang yang beragama Islam harus melaksanakan ketentuan-
Peraturan Bupati ini dengan hukum Islam. Selain itu, dalam ketentuan bernegara
sangat tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang permasalahan ini dan mencoba
DESA BERBUDAYA”.
B. Identifikasi Masalah
Kebudayaan adalah sebuah hasil cipta, rasa, dan karsa dalam masyarakat.
Kebudayaan itu dapat berbasis pada agama atau berbasis pada peraturan (hukum).
3
Pasal 1 Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa Berbudaya.
3
Tahun 2015 Tentang Desa Berbudaya, hal-hal apa saja yang menjadi nilai-nilai
Desa Berbudaya dalam peraturan ini. Kemudian, untuk bisa berjalannya peraturan
Masyarakat Purwakarta adalah beragama Islam. Selain itu, peraturan ini adalah
1. Pembatasan masalah
Oleh karena itu, pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada
perspektif hukum Islam dan hukum positif tentang Pasal 6 dalam Peraturan Bupati
2. Perumusan masalah
1. Tujuan penelitian
Berbudaya.
c. Untuk mengetahui letak persamaan dan perbedaan antara hukum Islam dan
hukum positif tentang Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015
2. Manfaat penelitian
Jakarta.
Berbudaya.
5
Pengamen Di Kota Makassar”, yang ditulis oleh Asrul Nurdin. Skripsi ini
lanjutan, dan usaha rehabilitasi sesuai dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun
masyarakat secara umum dalam melaksanakan syariat Islam, namun dari situ
setidaknya bisa dilihat adanya kesadaran dari tingkat elit daerah tentang
4
Asrul Nurdin, “Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2008 Tentang
Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis, dan Pengamen Di Kota Makassar”, (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Makassar, 2013).
6
dipicu oleh dampak yang diharapkan timbul dari lahirnya ketentuan ini.
secara profesional dan akuntabel maka akan semakin banyak fakir miskin
Kaki Lima. Hal-hal yang diatur dalam peraturan ini meliputi lokasi, waktu,
5
Habib Muhsin Syafingi, “Internalisasi Nilai-Nilai Hukum Islam dalam Peraturan Daerah
(Syariah) di Indonesia”, Jurnal Pandecta, Volume 7, No. 2, Juli 2012.
7
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Oleh sebab itu, peraturan
oleh Suwaib Amiruddin. Jurnal ini jelaskan tentang sebuah Peraturan Daerah
kota Cilegon. Hasil penelitian ini, untuk menegakkan peraturan daerah itu,
aparat. Selain itu, diindikasikan terdapat oknum dari pihak penertiban dan
dari pengedar minuman keras, sehingga para pengedar dan pemakai tetap
6
Syaiful Ramdhani, “Penerapan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2011 Tentang Pembinaan
dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima Di Purwokerto”, (Skripsi S1 Fakultas Hukum Universitas
Jendral Soedirman, Purwokerto, 2013).
7
Suwaib Amiruddin, “Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Menertibkan Peredaran
Minuman Keras Di Kota Cilegon Provinsi Banten”, Jurnal Hukum, Volume 28, No. 2, Desember
2012.
8
wajib retribusi yang tidak mau membayar dan tidak mampu untuk
membayar.8
Dari beberapa karya ilmiah skripsi dan jurnal di atas, penulis memiliki
perbedaan dalam penelitian ini, karena akan membahas sebuah Peraturan Bupati
Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa Berbudaya yang selanjutnya
beberapa huruf dalam Pasal 6 Peraturan Bupati ini akan dilihat dalam perspektif
F. Kerangka Teori
8
Oktafina Pikoli, “Efektivitas Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan/Kebersihan Di Kota Makassar”, (Skripsi S1 Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin, Makassar, 2014).
9
Ahmad Sudirman Abbas, Qawaid Fiqhiyyah dalam Perspektif Fiqh, (Ciputat: Adelina
Bersaudara, 2008), hal. 143.
9
Kebiasaan (tradisi) adalah salah satu hal yang memiliki kontribusi besar
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda terdapat tiga teori yang terkenal
1. Receptio in Complexu adalah teori yang berarti bahwa bagi setiap orang
2. Theorie Receptie adalah teori yang berarti hukum Islam baru mempunyai
kekuatan kalau telah diterima hukum adat dan lahirlah dia keluar sebagai
3. Receptio a Contrario adalah teori yang berarti hukum adat baru berlaku
- Ethische Theori
demikian sudah terkenal sejak zaman Aristoteles yang mengajarkan, bahwa yang
dimaksud dengan keadilan bukanlah keadilan yang mutlak. Keadilan tidak sama
dengan persamaan, tetapi berarti keseimbangan. Artinya, tiap orang dapat terjamin
10
Ahmad Sudirman Abbas, Qawaid Fiqhiyyah dalam Perspektif Fiqh, hal. 143.
11
Sayuti Thalib, Pembaharuan Hukum Islam Di Indonesia, (Depok: UI Press, 1976), hal.
45.
12
Sayuti Thalib, Pembaharuan Hukum Islam Di Indonesia, hal. 46.
13
Sayuti Thalib, Pembaharuan Hukum Islam Di Indonesia, hal. 53.
14
Pipin Syarifin, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 52-53.
10
untuk memperoleh bagiannya sesuai dengan jasanya, dan inilah yang dinamakan
keadilan distributif.
- Utiliteis Theori
dan J.S. Mills bersemboyan “The greatest happiness for the greatest number”.
- Gemengde Theori
Menurut teori ini, tujuan hukum ialah bukan hanya keadilan, tetapi juga
hari.
Dari beberapa kaidah dan teori ini akan dijadikan penulis sebagai pedoman
untuk menilai keabsahan Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015
G. Metode Penelitian
Metodelogi penelitian adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh dalam
mencari, menggali, mengolah, dan membahas data dalam suatu penelitian untuk
15
Joko Subagyo, Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1994), hal. 12.
11
1. Pendekatan
2. Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah Peraturan Bupati No. 70a Tahun
2015 Tentang Desa Berbudaya dan wawancara yang dilakukan terhadap Bupati
b. Data sekunder
dan hukum positif, antara lain: Buku karangan Abdul Wahab Khallaf yang
berjudul “Kaidah-Kaidah Hukum Islam: Ilmu Ushulul Fiqh”, buku karangan Titik
c. Data tersier
Data tersier dalam penelitian ini berasal dari makalah, artikel, jurnal,
skripsi, website, antara lain: Skripsi yang disusun Asrul Nurdin berjudul
lain-lain.
ahli dalam bidang hukum Islam dan hukum positif mengenai Peraturan Bupati No.
melakukan pengumpulan data, seperti lembar cek list, kuesioner, wawancara, foto
kamera, dan lainnya.16 Dalam penelitian ini, penulis hanya akan menggunakan
untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan perspektif hukum Islam dan
hukum positif.
Metode analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
Islam dan hukum positif dengan Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun
16
Hendryadi, Metode Pengumpulan Data, diunduh pada tanggal 25 Januari 2016 dari
https://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/.
13
adalah cara penarikan kesimpulan dengan metode pemikiran yang mengacu pada
mulai dari kasus-kasus yang bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang
yang dimulai dari teori yang bersifat umum dilihat kesesuaiannya dengan kasus-
7. Teknik penulisan
Penulisan Skripsi Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
H. Sistematika Pernulisan
dalam bentuk skripsi, maka laporan hasil penelitian ini dimulai dengan
menjelaskan tentang latar belakang mengapa tema penelitian ini dipilih menjadi
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu,
Bab Kedua, uraian dalam bab ini berisi gambaran umum dan bekal bagi
pembahasan inti dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang
Desa Berbudaya.
penelitian ini, yaitu mulai dari sejarah, letak geografis, demografi, kondisi
hukum Islam dan hukum positif tentang Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a
Tahun 2015 Tentang Desa Berbudaya. Uraian dalam bab ini dimaksudkan sebagai
pembanding antara hukum Islam dan hukum positif tentang Peraturan Bupati
tersebut.
Bab Kelima, dalam bab terakhir ini, penulis akan membuat kesimpulan
hukum Islam dan hukum positif tentang Peraturan Bupati No. 70a Tahun 2015
Tentang Desa Berbudaya. Uraian singkat dalam bab ini berisi inti dari
BAB II
SERTA KEBUDAYAAN
a. Hukum Islam
Hukum Islam merupakan rangkaian dari kata “Hukum” dan kata “Islam”.
Kedua kata itu, secara terpisah merupakan kata yang digunakan dalam bahasa
Arab dan terdapat dalam Al-Qur‟an, juga berlaku dalam bahasa Indonesia.17
Untuk memahami pengertian hukum Islam, perlu diketahui lebih dahulu kata
disusun orang-orang yang diberi wewenang oleh masyarakat itu, berlaku dan
Hukum Islam diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw untuk
17
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 4.
18
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I, hal. 5.
19
Achmad El-Ghandur, Perspektif Hukum Islam, terj. Ma’mun Muhammad Mura’l,
(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2006), hal. 7-9.
16
yang berhubungan dengan Dzat dan sifat Allah SWT yang harus iman kepada
Kitab-kitab Allah, iman kepada hari akhir termasuk di dalamnya kenikmatan dan
siksa serta iman kepada qodar baik dan buruk. Ilmu tauhid itu juga dapat
seperti kita harus berbuat benar, harus memenuhi janji, harus amanah (dapat
manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh
hukum hubungan manusia dengan Allah SWT. Dan ibadah tidak sah (tidak
diterima) kecuali disertai dengan niat, seperti sholat, zakat, puasa, haji.
antara manusia dengan sesamanya, seperti jual beli, perjanjian, dan lain-lain.
Di dalam Islam, ada yang dikenal dengan Hukum Taklifi. Hukum ini
terbagi menjadi lima bagian, yaitu: Wajib, Sunnah, Haram, Makruh, Mubah.
Hukum taklifi itu menghendaki permintaan suatu pekerjaan. Jika tuntutannya itu
atas segi mewajibkan atau menetapkan, maka hukum itu adalah hukum wajib, dan
tuntutannya itu tidak atas tujuan mewajibkan atau menetapkan, maka hukum itu
17
tuntutannya itu atas segi mewajibkan atau menetapkan, maka hukum itu adalah
Jika menghendaki larangan suatu pekerjaan yang tuntutannya itu tidak atas
segi mewajibkan dan menetapkan, maka hukum itu adalah makruh, dan
itu adalah makruh. Jika memerintah untuk memilih kepada mukallaf di antara
mengerjakan atau meninggalkan, maka itu adalah mubah, dan pengaruhnya adalah
adalah mubah.21
b. Hukum Positif
Istilah hukum berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu law, sedangkan
dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah recht. Mohammad Daud Ali
pengertian kontrol sosial. Ada dua pengertian kontrol sosial, yaitu :22
- Kontrol sosial dalam arti sempit adalah aturan dan proses sosial yang
20
Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam: Ilmu Ushulul Fiqh, terj. Noer
Iskandar al-Barsany – Moh. Tolchah Mansoer, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000), hal. 158.
21
Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam: Ilmu Ushulul Fiqh, terj. Noer
Iskandar al-Barsany – Moh. Tolchah Mansoer, hal. 158.
22
Salim HS, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2010), hal. 21-22.
18
- Kontrol sosial dalam arti luas adalah jaringan aturan dan proses
hukum. Jika saya berkendara dengan ceroboh atau terlalu cepat di tempat
parkir dan menabrak bemper mobil orang lain, maka di situ timbul akibat
bagi penabrak wajib membayar ganti rugi terhadap kerugian yang diderita
pemilik mobil.
tata tertib suatu masyarakat dan harus ditaati oleh masyarakat itu. Hukum
pengelompokan hukum atas dasar urusan, kebutuhan, atau keperluan dari warga
masyarakat yang akan diatur oleh hukum. Salim HS mengutip pendapat Ulpianus
merupakan ahli hukum pertama yang telah membagi hukum menjadi hukum
23
C.S.T. Kancil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1986), hal. 38-39.
19
publik dan hukum privat (perdata). Hukum publik adalah hukum yang
2. Sumber Hukum
a. Hukum Islam
Sumber adalah asal sesuatu. Sumber hukum Islam adalah asal (tempat
pengambilan) hukum Islam. Allah telah menentukan sendiri sumber hukum Islam
yang wajib diikuti oleh setiap muslim. Adapun sumber hukum Islam adalah Al-
- Al-Qur‟an
Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang berisi wahyu Ilahi yang menjadi
Selain itu, Al-Qur‟an menjadi petunjuk yang dapat menciptakan manusia menjadi
bertakwa kepada Allah SWT. Oleh karena itu, Al-Qur‟an banyak mengemukakan
Allah SWT, meskipun kegiatan muamalah terjadi secara interaktif antara sesama
Artinya : Kitab Al-Qur‟an ini, tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 2).
24
Salim HS, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, hal. 27.
25
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2006), hal. 24.
26
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, hal. 25.
20
Nasr yang berkata “sebagai pedoman abadi, Al-Qur‟an mempunyai tiga petunjuk
berada sekarang (dunia) dan ke mana ia akan pergi (akhirat). Ia berisi petunjuk
tentang iman atau keyakinan, syariat atau hukum, akhlak atau moral yang perlu
rakyat biasa, raja-raja, orang-orang suci, para nabi sepanjang zaman dan segala
Ketiga, Al-Qur‟an berisi sesuatu yang sulit untuk dijelaskan dalam bahasa
kekuatan yang berbeda dari apa yang dapat kita pelajari secara rasional.
27
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Hukum dan Tata Hukum Islam Di
Indonesia, (Jakarta: RT. RajaGrafindo Persada, 1990), hal. 80-82.
21
- Al-Hadits
As-Sunnah atau Al-Hadits adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-
sikap diam (sunnah taqririyah) yang berasal dari Rasulullah SAW semasa
Al-Hadits merupakan penjelasan hukum dalam firman Allah SWT. Allah SWT
memberi perintah untuk mengikuti segala hal yang keluar dari Rasulullah SAW
yang sama kuat dengan perintah yang terdapat dalam Al-Qur‟an, sesuai dengan
firman-Nya :
jalan indra.
- Masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak tetapi tidak
- Ahad, yaitu yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih yang
28
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Hukum dan Tata Hukum Islam Di
Indonesia, hal. 97.
29
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, hal. 32-33.
22
Ditinjau dari segi kualitas hadits dibagi menjadi empat, yaitu :30
- Dha‟if, yaitu hadits lemah, baik karena terputus salah satu sanadnya atau
- Maudhu, yaitu hadits palsu, hadits yang dibuat oleh seseorang dan
yang disebut hadits qudsi yang tidak menjadi bagian Al-Qur‟an, tetapi di
dalamnya Allah berbicara melalui nabi. Hadits Qudsi adalah hadits suci yang
isinya berasal dari Allah, disampaikan dengan kata-kata nabi sendiri. Meskipun
hadits ini jumlah sedikit, tetapi peranannya sangat penting sehingga menjadi dasar
kehidupan spiritual umat Islam bersama dengan beberapa surat tertentu di dalam
Al-Qur‟an.31
Selain sumber utama dalam hukum Islam yaitu Al-Qur‟an dan Al-Hadits,
Al-Ra‟yu adalah akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk berusaha,
hukum yang bersifat umum terdapat dalam Sunnah Nabi dan merumuskannya
30
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, hal. 33.
31
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Hukum dan Tata Hukum Islam Di
Indonesia, hal. 101.
23
menjadi garis-garis hukum yang dapat diterapkan pada suatu kasus tertentu. Bisa
hukum yang pengaturannya tidak terdapat di dalam kedua sumber utama hukum
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah
(Al-Qur‟an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan Hari
Kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS. An-Nisa: 59).
Artinya : Dari Amr bin al-Ash yang mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Jika
seorang hakim memberi putusan, dia berijtihad dan ternyata hukumnya benar,
dia akan mendapatkan dua pahala. Dan apabila dia memberi putusan, dia
berijtihad dan ternyata hukumnya salah, dia akan mendapatkan satu pahala”.33
(HR. Muslim).
pada suatu masa atas sesuatu hukum sesudah masa Nabi Muhammad
SAW.34
32
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Hukum dan Tata Hukum Islam Di
Indonesia, hal. 111-112.
33
Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Ensiklopedia Hadits 4: Shahih Muslim 2,
terj. Masybari – Tatam Wijaya, (Jakarta: Almahira, 2012), hal. 129.
34
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, hal. 39.
24
kepada kejadian lain yang ada nashnya, dalam hukum yang telah
ditetapkan oleh nash karena adanya kesamaan dan kejadian itu dalam illat
hukumnya.35
seperti menjual senjata api hukumnya boleh, tapi bila menjualnya kepada
kuat.38
menjadikan hukum yang telah ditetapkan pada masa lampau secara kekal
35
Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam: Ilmu Ushulul Fiqh, terj. Noer
Iskandar al-Barsany – Moh. Tolchah Mansoer, hal. 74.
36
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, hal. 40.
37
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, hal. 40-41.
38
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, hal. 41-42.
25
perubahannya.39
ajaran Islam dan ada yang tidak sesuai. „Urf yang sesuai atau tidak
b. Hukum Positif
Pada umumnya sumber hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumber
hukum materiil dan sumber hukum formil. Sumber hukum materiil adalah sumber
hukum yang menentukan isi hukum. Sumber ini diperlukan ketika akan
menyelidiki asal usul hukum dan menentukan isi hukum. Misalnya Pancasila,
Negara merupakan sumber hukum dalam arti materiil yang tidak saja menjiwai
alat penguji untuk setiap peraturan hukum yang berlaku, apakah ia bertentangan
atau tidak dengan Pancasila, sehingga peraturan hukum yang bertentangan dengan
39
Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam: Ilmu Ushulul Fiqh, terj. Noer
Iskandar al-Barsany – Moh. Tolchah Mansoer, hal. 134.
40
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, hal. 43.
41
C.S.T. Kancil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, hal. 46.
42
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
2006), hal. 136-137.
26
Pancasila sebagai sumber hukum dari segala sumber hukum dalam arti
berlaku.
bentuknya. Karena bentuknya itulah sumber hukum formil diketahui dan ditaati
sehingga hukum berlaku umum. Selama belum mempunyai bentuk, suatu hukum
baru merupakan perasaan hukum dalam masyarakat atau baru merupakan cita-cita
- Undang-undang (Statute)
hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara. Undang-
43
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 137.
44
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 115.
45
C.S.T. Kancil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, hal. 46-47.
27
- Kebiasaan (Custom)
segala pertanyaan hukum yang timbul dari kehidupan masyakarakat. Tak ada
hukum yang lain, yang mempunyai cukup gaya berubah, untuk dapat
Kebiasaan adalah suatu tata cara hidup yang dianut oleh suatu masyarakat
atau suatu bangsa dalam waktu yang lama pada hakikatnya memberikan pedoman
bagi masyarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk berpikir dan bersikap
mengutip pendapat Mr. J.H. Bellefroid yang mengatakan hukum kebiasaan adalah
46
L.J. van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terj. Oetarid Sadino, (Jakarta: PT. Pradnya
Paramita, 2011), hal. 112.
47
L.J. van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terj. Oetarid Sadino, hal. 117.
28
walaupun tidak ditetapkan oleh Pemerintah, tetapi ditaati oleh seluruh rakyat,
diikuti dan dijadikan dasar keputusan oleh hakim kemudian mengenai masalah
yang sama atau serupa.49 Hal ini berarti pula bahwa yurisprudensi adalah hukum
hasil penetapan seorang hakim terhadap masalah atau perkara yang dihadapi dan
merupakan hasil pemikirannya karena untuk perkara tersebut, tidak ada undang-
diikuti oleh hakim lain. Istilah yurisprudensi sering digunakan juga untuk
- Perjanjian (Traktat)
Traktat (Treaty) adalah suatu perjanjian yang diadakan oleh dua negara
atau lebih yang isinya mengatur masalah-masalah tertentu yang berkenaan dengan
keamanan bersama, dan sebagainya.51 Menurut hukum antar negara traktat itu
baru mengikat sesudah dikukuhkan atau diratifisir dengan suatu pernyataan resmi
48
Pipin Syarifin, Pengantar Ilmu Hukum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), hal. 115.
49
Pipin Syarifin, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 121.
50
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 135.
51
Pipin Syarifin, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 117.
52
L.J. van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terj. Oetarid Sadino, hal. 152.
29
Kata “doctrine” (dalam bahasa Belanda) adalah pendapat para ahli hukum
yang ternama kemudian diterima sebagai dasar atau asas-asas penting dalam
hukum dan penerapannya atau disebut ajaran kaum sarjana hukum. 53 Pendapat
para sarjana hukum yang ternama mempunyai kekuasaan dan berpengaruh dalam
3. Tujuan Hukum
a. Hukum Islam
Islam sebagai (agama) wahyu dari Allah SWT yang berdimensi rahmatan
menuju tercapainya kebahagiaan hidup rohani dan jasmani serta untuk mengatur
umum tujuan penciptaan dan penetapan hukum oleh Allah SWT adalah untuk
Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
53
Pipin Syarifin, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 128.
54
C.S.T. Kancil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, hal. 51.
55
Zainuddin Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia, hal. 10.
30
api neraka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang
mereka usahakan dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. Al-Baqarah:
201-202).
tingkatan ini sisi-sisi dari kemaslahatan tersebut tidak terwujud. Tingkatan ini
bagi jiwa ialah terlindunginya hidup (jiwa), anggota badan dan setiap sesuatu
yang tanpanya hidup menjadi tidak normal atau malah lenyap. Untuk harta adalah
sesuatu di mana tanpanya harta tidak terlindungi. Begitu juga untuk keturunan dan
hukum syara‟ hadir di dalamnya bukan untuk melindungi langsung terhadap lima
perkara pokok di atas, melainkan untuk mencegah kesulitan atau hal yang
atas, seperti diharamkannya jual beli khamar (miras) agar masyarakat tidak mudah
kemaslahatan inti yang lima di atas berjalan dan terwujud. Ia hanya melindungi
56
Muhammad Abu Zahrah, Fiqh Islam Mazhab dan Aliran, terj. Nahbani Idris,
(Tangerang Selatan: Gaya Media Pratama, 2014), hal. 68-70.
31
seorang tersebut kontradiksi dengan kemaslahatan yang lebih besar, maka hukum
b. Hukum Positif
hukum tidak lain daripada keadilan. LJ. Van Apeldoorn mengutip pendapat
Gustav Radbruch, di antaranya menyatakan bahwa cita hukum tidak lain daripada
keadilan. Selanjutnya ia mengatakan “est autem jus a justitia, sicut a matre sua
ergo prius fuit justitia quam jus”. Menurut Ulpianus, “justitia est perpetua et
constans voluntas jus suum cuique tribuendi” yang kalau diterjemahkan secara
bebas keadilan adalah suatu keinginan yang terus-menerus dan tetap untuk
57
Muhammad Abu Zahrah, Fiqh Islam Mazhab dan Aliran, terj. Nahbani Idris, hal. 74.
58
L.J. van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terj. Oetarid Sadino, hal. 10-11.
59
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), hal. 121.
32
sejak itu pula ketertiban dipandang sebagai sesuatu yang mutlak harus diciptakan
oleh hukum. Pandangan demikian tidak tepat sebab yang dimaksudkan keadaan
tidak kacau balau sebenarnya bukannya tertib (order), melainkan damai sejahtera
(peace).60
B. Kebudayaan
1. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang
berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk),
sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya.
Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan
daya adalah perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan
perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena
itu mereka membedakan antara budaya dengan kebudayaan. Budaya adalah daya
dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sementara itu, kebudayaan adalah
60
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 128.
61
Supartono Widyosiswoyo, Ilmu Budaya Dasar, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), hal. 30.
62
Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Dasar Budaya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal. 18.
33
2. Faktor Induk Bangsa, ada dua pandangan yang berbeda mengenai faktor
induk bangsa ini, yaitu pandangan Barat dan pandangan Timur. Pandangan
lebih lemah daripada kebudayaan asing maka lenyaplah kebudayaan asli dan
63
Supartono Widyosiswoyo, Ilmu Budaya Dasar, hal. 32-33.
34
BAB III
pasukan VOC. Sekitar awal abad ke-17, Sultan Mataram mengirimkan pasukan
yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat untuk menundukkan Sultan
terpaksa mengundurkan diri. Setelah itu, dikirimkan kembali ekspedisi kedua dari
benteng tersebut Adipati Kertabumi III kemudian kembali ke Galuh dan wafat.
Nama Rangkas Sumedang itu sendiri berubah menjadi Karawang karena kondisi
64
Handri Mulyandi, Sejarah Purwakarta, diunduh pada tanggal 10 April 2016 dari http
://bule-sang.blogspot.co.id/2011/04/sejarah-kota-purwakarta_26.html.
65
Handri Mulyandi, Sejarah Purwakarta.
35
III, yakni Adipati Kertabumi IV menjadi Dalem (Bupati) di Karawang, pada tahun
atau Eyang Manggung, dengan ibu kota di Udug-udug. Antara tahun 1819-1826
1820, meliputi wilayah tanah yang terletak di sebelah Timur kali Citarum/Cibeet
dan sebelah Barat kali Cipunaga. Dalam hal ini kecuali Onder Distrik Gandasoli,
diangkatnya R.A.A. Surinata dari Bogor sebagai Dalem Santri yang kemudian
pada tahun 1830 ibu kota dipindahkan dari Winayasa ke Sindangkasih, yang
tetapi, nama Sindangkasih tetap digunakan, yaitu sebagai nama distrik di wilayah
pemberian nama Purwakarta untuk ibu kota baru Kabupaten Karawang itu
66
Website Resmi Pemerintahan Kabupaten Purwakarta, Sejarah Purwakarta, diunduh
pada tanggal 15 Februari 2016 dari http ://purwakartakab.go.id/web2/sejarah-purwakarta/.
67
Website Resmi Pemerintahan Kabupaten Purwakarta, Sejarah Purwakarta.
36
diumumkan dalam surat kabar pemerintah, Javasche Courant No. 97 yang terbit
Selasa tanggal 16 Agustus 1831 sebagai berikut: Door den Gouverneur in Rade, is
Poerwakarta (Gubernur Jenderal telah menetapkan, bahwa sejak waktu itu ibu
mengandung makna yuridis formal. Oleh karena itu, tanggal 20 Juli 1831
Momentum inilah yang kemudian menjadi dasar dari Hari Jadi Purwakarta yang
pasukan sampai dua ekspedisi untuk menundukkan Sultan Banten kandas, karena
mengangkat putra Adipati Kertabumi III (Adipati Kertabumi IV) menjadi Dalem
di Karawang.
68
Website Resmi Pemerintahan Kabupaten Purwakarta, Sejarah Purwakarta.
69
Website Resmi Pemerintahan Kabupaten Purwakarta, Sejarah Purwakarta.
37
Jenderal van der Capellen. Pada masa pemerintahan R.A Suriwinata, ibu kota
muncul surat keputusan pemerintah tanggal 20 Juli 1831 yang menyatakan bahwa
Purwakarta menjadi nama ibu kota baru dari Kabupaten Karawang. Oleh karena
itu, setiap tanggal 20 Juli diperingati sebagai Hari Jadi Purwakarta yang dirayakan
setiap tahun.
Barat yang terletak di antara 107o30 – 107o40 BT dan 6o25 - 6o45 LS. Secara
Karawang.
Kabupaten Subang.
Kabupaten Purwakarta berada pada titik-temu tiga jalur utama lalu lintas
wilayah Kabupaten Purwakarta tercatat 971,72 km2 atau sekitar 2,81 persen dari
70
Website Resmi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Purwakarta, diunduh
pada tanggal 18 Februari 2016 dari http ://www1.jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1054.
38
Sukasari.71
dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk, dan grafien
yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat
terutama oleh para pembuat kebijakan, baik di kalangan pemerintah maupun non-
lapangan pekerjaan.72
adalah 885.853 jiwa dengan perbandingan penduduk laki-laki 448.948 jiwa dan
Purwakarta beragama Islam dengan jumlah 877.146 jiwa, kemudian Kristen 6.256
71
Website Resmi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Purwakarta.
72
Sri Moertiningsih Adioetomo - Omas Bulan Samosir, Dasar-Dasar Demografi, (Jakarta:
Salemba Empat, 2011), hal 1.
39
jiwa, Katholik 1.821 jiwa, Hindu 137 jiwa, Budha 484 jiwa, Konghucu 9 jiwa,
menengah ke bawah, hal ini karena tingkat pengangguran masih tinggi. Dari
mengurus rumah tangga. Sebagian penduduk bekerja sebagai buruh harian lepas,
lalu disusul oleh karyawan swasta, wiraswasta, petani kebun, dan pegawai negeri
sipil. Dan sebagian lainnya masih duduk di bangku sekolah dan perguruan tinggi.
peduli pendidikan, karena masih banyak penduduk yang belum sekolah, tidak
tamat SD, dan hanya tamat sampai SD. Ini adalah tingkat pendidikan di
Kabupaten Purwakarta :
Berbudaya
nyentrik yang sering mengenakan pakaian pangsi (pakaian khas sunda) dan ikat
kepala berwarna putih ialah Dedi Mulyadi. Dedi Mulyadi, seorang yang lahir di
pada tanggal 11 April 1971. Beliau adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara.
41
Ayahnya Sahlin Ahmad adalah seorang pensiunan Tentara Prajurit Kader yang
dipensiunkan muda pada usia 28 tahun akibat sakit yang diderita sebagai dampak
racun mata-mata tentara Belanda. Sementara ibunya Karsiti yang tidak sekolah,
Seorang yang akrab disebut dengan Kang Dedi ini, memulai jenjang
pendidikannya mulai dari Sekolah Dasar Sukabakti sampai lulus tahun 1984, dan
tepatnya di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Purnawarman sampai lulus tahun 1999.
Pemuda energik yang mempunyai prinsip hidup, berpikir cermat dan bertindak
Kemudian pada tahun 2008 tepatnya pada bulan Maret melalui Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Pilkada) yang langsung dipilih oleh rakyat, beliau berhasil
MM yang menjabat sebagai Wakil Bupati sampai tahun 2013. Lalu pada
Pemilihan Kepala Daerah tahun 2013, beliau terpilih kembali menjadi Bupati
73
Dedi Mulyadi, Setitik Kisah Hidup “Kang H. Dedi Mulyadi, SH”, diunduh pada tanggal
12 April 2016 dari http ://dedimulyadi-bupati.blogspot.co.id/2009/10/setitik-kisah-hidup-kang-h-
dedi-mulyadi_13.html.
74
Website Resmi Pemerintahan Kabupaten Purwakarta, Kepala Daerah, diunduh pada
tanggal 12 April 2016 dari http ://www.purwakartakab.go.id/kepala-daerah.php.
42
dengan Anne Ratna Mustika. Saat ini mereka sudah dikaruniai 2 orang anak yaitu
Peraturan Bupati No. 70a tahun 2015 Tentang Desa Berbudaya yang di dalam
peraturan tersebut ada beberapa pasal yang unik. Dalam pembuatan peraturan ini,
ada beberapa pihak yang terlibat di dalamnya, antara lain: Asisten Sekretaris
Organisasi Perangkat Daerah yang terkait. Peraturan ini berisi tentang Desa
Berbudaya yang artinya desa yang dibangun dalam kerangka Negara Kesatuan
kearifan lokal.76
Peraturan ini dibuat dalam rangka penguatan tugas, fungsi, dan peranan
yang berbasis budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang terintegrasi dengan
75
Website Resmi Pemerintahan Kabupaten Purwakarta, Kepala Daerah.
76
Hasil wawancara dengan H. Dedi Mulyadi, S.H pada tanggal 22 Maret 2016.
77
Hasil wawancara dengan H. Dedi Mulyadi, S.H pada tanggal 22 Maret 2016.
43
2. Sistematika Peraturan
Dalam Peraturan Bupati ini, berisi 10 BAB dan 17 Pasal yang disusun
seperti landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis. Dalam peraturan ini salah satu
Bab Pertama, bab ini berisi tentang ketentuan umum yang terdiri dari Pasal
78
Menimbang dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
79
Mengingat dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
80
BAB I dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
44
Bab Kedua, bab ini berisi tentang ruang lingkup yang terdiri dari Pasal 3.
pemerintahan desa yang terdiri dari Pasal 4. Bahwa dalam pembentukan dan
lokal serta nilai-nilai budaya lokal yang berbeda di setiap desa wajib dilestarikan
Bab Keempat, bab ini berisi tentang standarisasi infrastruktur desa yang
terdiri dari Pasal 5. Bahwa dalam pembangunan infrastruktur desa wajib memiliki
Bab Kelima, bab ini berisi tentang penataan kehidupan sosial, lingkungan
hidup, kepariwisataan, dan keamanan yang terdiri dari Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8,
Pasal 9, dan Pasal 10. Dalam Pasal 6 membahas tentang penataan kehidupan
lebih lanjut yang dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9.84
81
BAB II dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
82
BAB III dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
83
BAB IV dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
84
BAB V dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
45
Bab Keenam, bab ini berisi tentang ketahanan pangan yang terdiri dari
Pasal 11. Bahwa pemerintah desa wajib menjaga dan meningkatkan ketahanan
Bab Ketujuh, bab ini berisi tentang peranan majelis budaya desa yang
terdiri dari Pasal 12 dan Pasal 13. Majelis Budaya Desa memiliki tujuan, antara
Bab Kedelapan, bab ini berisi tentang sanksi yang terdiri dari Pasal 14.
Pasal 9, dan Pasal 10 yang ditentukan oleh Majelis Budaya Desa dan Kepala
Desa.87
Bab Kesembilan, bab ini berisi tentang pembinaan perangkat desa, ketua
RT, ketua RW, dan Badega Lembur yang terdiri dari Pasal 15, Pasal 16.
Bab Kesepuluh, bab ini berisi tentang ketentuan penutup yang terdiri dari
Pasal 17. Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal yang diundangkan dan agar
85
BAB VI dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
86
BAB VII dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
87
BAB VIII dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
88
BAB IX dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
46
Pada dasarnya budaya itu adalah apa yang dianggap baik oleh masyarakat.
mulai dari BAB 5 Pasal 6, BAB 6 Pasal 11, BAB 7 Pasal 12, dan BAB 8 Pasal 14.
Untuk lebih jelasnya, materi kebudayaan dalam peraturan tersebut, antara lain :
89
BAB X dalam Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya.
47
Dari uraian Pasal 6, dapat dilihat bahwa dalam rangka penataan kehidupan
sosial Masyarakat Purwakarta dituntut melakukan segala hal yang disebut dalam
pasal ini agar menjadi sebuah kebiasaan yang semakin lama akan membudaya,
memenuhi kebutuhan hidup, selain itu untuk mengajarkan kepada anak-anak agar
Dari uraian Pasal 12, dibuatnya Majelis Budaya Desa memiliki peranan
penting dalam mengatur dan menjaga adat istiadat dan kebudayaan masyarakat,
Dari uraian Pasal 14, menjelaskan tentang sanksi bagi siapa saja yang
jelas, melainkan diserahkan kepada Majelis Budaya dengan Kepala Desa yang
tetap menjunjung rasa kemanusiaan dan keadilan serta nilai-nilai luhur budaya.
49
BAB IV
Pasal 6 huruf f dalam Peraturan Bupati No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya menyatakan :
kesehatan genetis dan reproduksi, dengan mendeteksi risiko penyakit dan faktor
hemofilia, lalu penyakit yang dapat menular melalui darah dan hubungan seksual,
seperti hepatitis, sifilis, gonore, TORCH, dan HIV. Selain itu, diperiksa juga
90
Laboratrium Klinik Prodia, Premarital Check Up, diunduh pada tanggal 14 April 2016
dari http://www.prodia.co.id/InfoKesehatan/PenyakitDiagnosisDetails/premarital-check-up.
50
diabetes.91
keturunan serta hidup dalam kedamaian sesuai dengan perintah-Nya dan petunjuk
Dari firman Allah surat Ar-Ruum ayat 21 di atas, salah satu tanda-tanda
laki dan perempuan), agar kita sebagai manusia bisa cenderung dan tentram
91
Ika, Premarital Check-Up, diunduh pada tanggal 14 April 2016 dari
http://mantenhouse.com/article/125-premarital-check-up-penting-nggak-sih-
.html#.Vx4b7vl9600.
92
Abdur Rahman I. Doi, Perkawinan Dalam Syariat Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1992), hal. 1.
51
lain.93 Kualitas hidup suatu keluarga akan meningkat bila kesehatan terpelihara
dengan baik. Karena itu menjadi kewajiban setiap keluarga untuk membangun
keluarga sehat dengan cara memelihara dan menjaga kesehatan, agar dapat
bumi dengan dibarengi do‟a kepada Allah agar diberikan kebaikan (hasanah) di
setelah itu, Islam menganjurkan pengobatan bagi siapa yang membutuhkan karena
sakit. Inilah salah satu prinsip dalam Islam yang sesuai dengan karakteristik,
kemampuan, dam keadaan fitrah manusia. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan
adalah satu satu langkah awal dalam menjaga kesehatan, gagasan semacam ini
tiada lain karena dengan pemeriksaan dapat diketahui keadaan manusia tersebut.95
93
Huzaemah Tahido Yanggo, Hukum Keluarga Dalam Islam, (Jakarta: Yamiba, 2013), hal.
94.
94
Huzaemah Tahido Yanggo, Hukum Keluarga Dalam Islam, hal. 94-95.
95
Nooryanti, “Urgensi Pemeriksaan Kesehatan Pranikah Bagi Pembentukan Keluarga
Sakinah (Studi di KUA Kec. Hanau Kab. Seruyan Kalimantan Tengah)”, (Skripsi S1 Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Malang, Malang, 2007), hal. 19-20.
96
Nashr Farid Muhammad Washil – Abdul Aziz Muhammad Azzam, Qawa’id Fiqhiyyah,
terj. Wahyu Setiawan, (Jakarta: Amzah, 2013), hal. 17.
52
bukanlah hal yang mudah. Tentang pencegahan penyakit, pada umumnya dalam
c. Islam juga menyarankan kepada orang yang sehat tidak memasuki daerah
yang rentan penyakit atau menjauhkan dirinya sampai daerah itu bebas
penyakit.
97
Ahmad Syauqi Al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1999), hal. 37-42.
53
untuk :
pedoman pelaksanaan.
Bimas Islam dan Urusan Haji dan Dirjen PPM & PLP sesuai tugas
masing-masing.
Pasal 6 huruf g dalam Peraturan Bupati No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya menyatakan :
peliharaan.
Tujuan dari Pasal 6 huruf g di atas adalah agar masyarakat dan pelajar
dapat membiasakan dan melatih sejak dini anak sekolah untuk bisa belajar
98
Hasil wawancara dengan H. Dedi Mulyadi, S.H pada tanggal 22 Maret 2016.
54
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
yang efektif dan efisien untuk menjamin agar masyarakat dapat memperoleh
pangan dalam jumlah, kualitas, dan keberlanjutan yang cukup dengan harga yang
tanam atau menanam tanaman, karena dengan bercocok tanam segala manfaat
yang akan didapatkan dari tanaman tersebut akan dihitung sebagai nilai sedekah.
99
Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2015 Tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
100
Rossi Prabowo, “Kebijakan Pemerintah Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Di
Indonesia”, Jurnal Mediagro, Volume 6, No. 2, Tahun 2010, hal, 63.
55
Artinya : Dari Jabir, bahwa Nabi SAW menemui Ummu Mubasyir al-Anshariyah
di kebun kurma miliknya. Kemudian Nabi SAW bertanya kepadanya, ” Siapakah
yang menanam pohon kurma ini? Seorang Muslim ataukah kafir?” Ummu
Mubasyir menjawab, “seorang muslim.” Beliau bersabda: “Jika seorang Muslim
menanam suatu pohon atau suatu tanaman, kemudian hasil tanaman tersebut
dimakan oleh manusia, binatang atau yang lain, maka itu menjadi sedekah
baginya”.101 (HR. Muslim).
selama tanaman atau benih yang ditaburkan itu dimakan atau dimanfaatkan,
sekalipun yang menanam dan yang menaburkannya itu telah meninggal dunia,
Selanjutnya, untuk memelihara hewan dalam hal ini hewan ternak, ada
Artinya : Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda, “Setiap nabi yang
diutus Allah pasti pernah mengembala kambing.” Para sahabat bertanya:
“Engkau juga?” Nabi menjawab, “Ya, aku pernah mengembalakan kambing
orang-orang Mekah dengan upah beberapa qirath”.103 (HR. Al-Bukhari).
101
Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Ensiklopedia Hadits 4: Shahih Muslim 2,
terj. Masybari – Tatam Wijaya, hal. 26.
102
Muhammad Yusuf Qaradhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, terj. Mu’ammal
Hamidy, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1982), hal. 172.
103
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedia Hadits 1: Shahih al-
Bukhari, terj. Masyhur – Muhammad Suhadi, (Jakarta: Almahira, 2011), hal. 500.
56
Dari hadits ini, hikmah sehingga para nabi diberi ilham untuk
menggembala kambing sebelum diangkat menjadi nabi, adalah agar mereka dapat
Pemerintah No. 17 Tahun 2015 Tentang Ketahanan Pangan dan Gizi. Selain itu,
104
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Baari Penjelasan Kitab Shahih al-Bukhari, terj.
Amiruddin, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), hal. 46.
57
karena tanaman-tanaman ini akan menyerap kandungan air yang berlebih dalam
tanah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan dari global warming (pemanasan
global), karena semakin banyak tanaman yang ada di muka bumi semakin banyak
Tujuan dari peraturan ini adalah mengelola sumber daya hewan secara
kemakmuran rakyat. Mencukupi kebutuhan pangan, barang, dan jasa asal hewan
C. Kebijakan Berpacaran
Pasal 6 huruf l dalam Peraturan Bupati No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya menyatakan :
Pasal 6 huruf m dalam Peraturan Bupati No. 70a Tahun 2015 Tentang
105
Penjelasan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2014 Perubahan
Atas Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan.
58
Dalam bahasa Indonesia, pacar diartikan sebagai teman lawan jenis yang
tetap dan mempunyai hubungan batin, biasanya untuk menjadi tunangan dan
menjadi satu. Muda-mudi yang pacaran, kalau ada kesesuaian lahir batin,
pacar, ataupun masa pacaran yang relatif pendek. Beberapa kasus yang
diberitakan oleh media massa juga menunjukkan bahwa akibat pergaulan bebas
atau bebas bercinta (free love) tidak jarang menimbulkan hamil pranikah, aborsi,
bahkan akibat rasa malu di hati, bayi yang terlahir dari hubungan mereka berdua
antara laki-laki dengan perempuan. Misalnya, kita dilarang untuk mendekati zina.
Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu
perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra‟: 32).
106
M.A. Tihami – Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat: Kajian Fiqih Nikah Lengkap, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 21.
107
M.A. Tihami – Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat: Kajian Fiqih Nikah Lengkap, hal. 22.
59
dalam pergaulan dan mengadakan perkenalan antara pria dan wanita. Dalam
proses ta‟aruf atau perkenalan, setelah bertemu dan tertarik satu sama lain,
pendidikan, keluarga, maupun agama kedua belah pihak. Dengan tetap menjaga
martabat sebagai manusia yang dimuliakan Allah, artinya tidak terjerumus pada
perilaku tak senonoh. Bila di antara mereka kedua terdapat kecocokan, maka bisa
...
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal ... (QS. Al-Hujurat: 13).
diasumsikan „janji‟ untuk menikah dan bukan sebagai pelegalan hubungan antara
...
108
M.A. Tihami – Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat: Kajian Fiqih Nikah Lengkap, hal. 22-
23.
109
Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan, (Jakarta: PT. Prima Heza Lestari,
2006), hal. 91.
60
Diharamkannya berpacaran selain tidak ada dalam ajaran Islam, hal ini
Maqashid Syariah, yang artinya segala hal yang dapat merusak keturunan harus
perzinaan.
namun bila hal-hal dalam berpacaran ini sudah melampaui batas-batas dari nilai
Pasal 6 huruf e dalam Peraturan Bupati No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya menyatakan :
adalah makhluk sosial artinya bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan atau
pertolongan orang lain. Oleh karena itu, walaupun manusia terdiri dari berbagai
macam suku, ras, dan agama kita harus mempererat tali persaudaraan dan
menghindari perselisihan.
fitnah, kebencian, dan adu domba. Hasutan adalah ajakan negatif yang menjurus
adalah sebuah informasi atau tuduhan yang palsu dan bertujuan untuk
menyesatkan orang lain kepada keburukan. Adu domba adalah perbuatan yang
manusia.110
Pada dasarnya hasutan, fitnah, kebencian, dan adu domba perbuatan yang
bertujuan untuk menjelekan harga diri seseorang (fitnah) atau bertujuan untuk
membuat dua pihak berselisih (adu domba), selanjutnya akan timbul rasa
110
Ahmad al-Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syariah, terj. Khikmawati, (Jakarta: Amzah,
2013), hal. 131.
62
kebencian terhadap orang yang dimaksud dalam hasutan ini. Berikut ini beberapa
dalil-dalil yang berhubungan dengan hasutan, fitnah, kebencian, dan adu domba :
a. Fitnah
ُُٔع٘ى َّ عيَّ ٌَ قَا َه أَحَذ ُْسَُٗ ٍَا ْاى ِغي َبتُ قَاىُ٘ا
ُ اَّللُ َٗ َس َ َٗ ِٔ عيَ ْي َّ َّٚصي
َ ُاَّلل ُ ع ِْ أَبِي ُٕ َشي َْشة َ أ َ َُّ َس
َّ ع٘ َه
َ ِاَّلل َ
أ َ ْعيَ ٌُ قَا َه ِر ْم ُشكَ أ َ َخاكَ ِب ََا َي ْن َشُٓ ِقي َو أَفَ َشأَيْجَ ِإ ُْ َماَُ ِفي أ َ ِخي ٍَا أَقُ٘ ُه قَا َه ِإ ُْ َماَُ ِفي ِٔ ٍَا حَقُ٘ ُه
Artinya : Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya, “Tahukan
kalian, apakah ghibah itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui.” Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, “Ghibah adalah engkau
membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang tidak disukainya.” Seseorang
bertanya, “Bagaimanakah menurut engkau apabila apa yang aku bicarakan itu
memang ada padanya?” Rasulullah SAW berkata, “Apabila benar apa yang
engkau bicarakan itu ada padanya, berarti engkau telah menggunjingnya.
Namun, apabila yang engkau bicarakan itu tidak ada padanya, berarti engkau
telah melakukan kebohongan terhadapnya.”111 (HR. Muslim).
umatnya untuk tidak menceritakan kejelekan atau aib orang lain di hadapan umum
menceritakan sesuatu hal yang jelek tentang seseorang padahal hal itu tidak
pernah terjadi, itu adalah buhtan. Jadi, menceritakan suatu hal kejelekan atau aib
di hadapan umum saja tidak boleh, apalagi merekayasa cerita-cerita yang tidak
benar adanya.
111
Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Ensiklopedia Hadits 4: Shahih Muslim 2,
terj. Masybari – Tatam Wijaya, hal. 562.
63
namun makna fitnah yang terdapat dalam Al-Qur‟an berbeda dengan fitnah yang
Artinya : Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan ... (QS. Al-Baqarah:
191).
Fitnah dalam ayatnya ini adalah kekejaman kaum musyrikin Mekkah yang
jasmani, perampasan harta, dan pemisahan sanak keluarga, teror serta pengusiran
dari tanah tumpah darah, bahkan menyangkut agama dan keyakinan mereka
sehingga pembunuhan dan pengusiran yang diizinkan Allah itu adalah wajar.112
Dalam Al-Qur‟an, kata fitnah terulang tidak kurang dari tiga puluh kali, tidak satu
pun yang mengandung makna membawa berita bohong, atau menjelekkan orang
lain.113
b. Adu Domba
Adu domba dalam hukum Islam hukumnya haram, karena adu domba
َ َ َجيَّٚعا ٍَ َع ُحزَ ْيفَتَ فِي ْاى ََغ ِْج ِذ فَ َجا َء َس ُجو َحخ
ظ ِإىَ ْيَْا فَ ِقي َو ً ُ٘د قَا َه ُمَّْا ُجي ِ ع ِْ َٕ ََّ ِاً ب ِِْ ْاى َح
ِ اس َ
112
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an
Volume 1, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 508.
113
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an
Volume 1, hal. 560.
64
Artinya : Dari Hammam bin al-Harits dia berkata, “Pada suatu ketika, kami
pernah duduk-duduk di masjid bersama Hudzaifah. Tak lama kemudian ada
seorang laki-laki yang datang dan turut bersama kami. Lalu ada seorang yang
berkata kepada Hudzaifah, “Orang ini biasanya melaporkan sesuatu kepada
penguasa.” Kemudian Hudzaifah berkata dengan maksud agar didengar oleh
orang tersebut, „Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda: Tidak masuk surga orang yang suka memfitnah dan mengadu
domba‟.”114 (HR. Muslim).
Adu domba adalah salah satu perbuatan dosa besar, hal ini seperti sabda
Rasulullah SAW :
َماَُ أ َ َحذُ ُٕ ََا ََل َي ْغخَخِ ُش ٍِ ِْ َب ْ٘ ِى ِٔ َٗ َماَُ اآلخ َُش َي َْشِي بِاىَّْ َِي ََ ِتَٚيش ث ُ ٌَّ قَا َه َبي
ٍ َم ِب
Artinya : Dari Ibnu Abbas berkata, “Nabi SAW melewati perkebunan penduduk
Madinah atau Mekah. Lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang
disiksa dalam kubur mereka. Nabi SAW pun berkata, „Keduanya sedang disiksa,
dan mereka disiksa bukan karena perkara besar (yang sulit ditinggalkan).‟ Lalu
beliau menerangkan, Tentu saja, yang satu disiksa karena tidak menjaga
(cipratan) air kencingnya, sedangkan yang kedua disiksa karena suka mengadu
domba.”115 (HR. Al-Bukhari).
merusak atau meruntuhkan persatuan. Persatuan itu dalam Islam haruslah dijaga
dan dipertahankan, karena dengan ini dapat mendatangkan hal positif seperti
114
Muhammad Nashiruddin al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim II, terj. Subhan – Imron
Rosadi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2003), hal. 521-522.
115
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedia Hadits 2: Shahih al-
Bukhari 2, terj. Subhan Abdullah. dkk, (Jakarta: Almahira, 2012), hal. 55.
65
Artinya : Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-cerai ... (QS. Al-„Imran: 103).
satu dengan yang lain dengan tuntunan Allah sambil menegakkan disiplin kamu
semua tanpa kecuali. Sehingga, kalau ada yang lupa ingatkan dia, atau ada yang
tergelincir, bantu dia bangkit agar semua dapat bergantung kepada tali agama
Allah. Kalau kamu lengah atau ada salah seorang menyimpang, keseimbangan
akan kacau dan disiplin akan rusak. Karena itu bersatu padulah, dan janganlah
a. Hasutan/Adu domba dalam hukum positif terdapat dalam KUHP Pasal 160
Dari Pasal 160 di atas, siapa pun yang melakukan perbuatan menghasut
baik dengan cara lisan atau tulisan yang bertujuan untuk memprovokasi orang
116
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an
Volume 2, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 205.
66
dalam berbuat kejahatan, maka akan diancam dengan pidana penjara paling lama
enam tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Dari Pasal 161 ayat 1 di atas, siapa pun yang membuat hasutan berupa
untuk memprovokasi orang lain dalam berbuat kejahatan, yang bertujuan agar
tulisannya ini diketahui oleh orang lain, maka akan diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah.
b. Fitnah dalam hukum positif terdapat dalam KUHP Pasal 311 ayat 1 jo
seseorang baik dalam bentuk lisan atau tertulis diperbolehkan untuk membuktikan
tuduhannya itu, namun jika yang tuduhannya itu bertentangan dengan apa yang
67
dituduhkannya, maka akan diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
Dari Pasal 317 ayat 1 di atas, siapa pun yang membuat informasi palsu
kepada penguasa baik secara tertulis atau untuk dituliskan, bertujuan untuk
mencemarkan nama baik seseorang, maka akan diancam dengan pidana penjara
c. Kebencian dalam hukum positif terdapat dalam KUHP Pasal 156 jo Pasal
Dari Pasal 156 di atas, siapa pun yang menyatakan rasa permusuhan,
Indonesia, maka akan diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Maksud dari
68
golongan dalam pasal ini adalah ras, negeri asal, agama, tempat, asal, keturunan,
Dari Pasal 157 ayat 1 di atas, siapa pun yang melakukan penyiaran,
lain, maka akan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun enam
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
kesatuan sesuai dengan isi sila ke tiga dari Pancasila yaitu Persatuan Indonesia,
makna dari sila ini terdapat dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
117
C.S.T. Kansil, Hidup Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: Erlangga, 1990), hal. 12.
69
Ika.
Pasal 6 huruf o dalam Peraturan Bupati No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya menyatakan :
ketagihan dan ketergantungan. Karena zat adiktifnya tersebut maka orang yang
meminumnya lama kelamaan tanpa disadari akan menambah sampai pada dosis
mengonsumsi khamr atau setiap yang memabukkan sehingga setelah sadar orang
yang mabuk itu tidak mengetahui apa yang dilakukan pada waktu mabuk.119
Pada dasarnya terdapat dua jenis dampak pada pecandu alkohol, yaitu efek
jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka pendek konsumsi alkohol lebih
kurang satu botol besar menjadikan seseorang itu kurang daya koordinasi seperti
tidak dapat berjalan dengan benar dan tidak dapat membuka pintu. Dalam waktu
oleh keracunan alkohol, bahan lain dalam alkohol dan akibat ketagihan alkohol.
118
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum
Pidana Nasional, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 88-89.
119
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Islam Mengenal Syari’ah Islam Lebih Dalam,
terj. M. Misbah, (Jakarta: Robbani Press, 2008), hal. 417.
120
Hartati Nurwijaya – Zullies Ikawati, Bahaya Alkohol dan Cara Mencegah
Kecanduannya, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009), hal. 182.
70
beberapa bulan atau tahun. Dampak utama adalah seperti sakit jantung, hati, atau
penyakit dalam perut. Bila situasi ini terjadi mereka akan kurang selera makan,
sering terjadi akibat sering minum alkohol. Biasanya terjadi serangan sakit
penghamburan harta dan tindak kejahatan.122 Hal ini juga berkaitan dengan
perlindungan terhadap akal (hifdz al-„aql) dalam Maqashid Syari‟ah, yang artinya
segala hal yang dapat menutup atau merusak akal harus ditinggalkan.
cahaya mata hati, dan media kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Dengan
akal, surat perintah dari Allah SWT disampaikan, dengannya pula manusia berhak
121
Hartati Nurwijaya – Zullies Ikawati, Bahaya Alkohol dan Cara Mencegah
Kecanduannya, hal. 182.
122
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Islam Mengenal Syari’ah Islam Lebih Dalam,
terj. M. Misbah, hal. 513.
123
Ahmad al-Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syariah, terj. Khikmawati, hal. 91.
71
ِ اٍ ِي َٖا َٗ ْاى ََحْ َُ٘ىَ ِت ِإىَ ْي ِٔ َٗآ ِم ِو ث َ ََِْ َٖا َٗش
َاسبِ َٖا ِ َص ِشَٕا َٗبَائِ ِع َٖا َٗ ٍُ ْبخ َا ِع َٖا َٗ َح
ِ اص ِشَٕا َٗ ٍُ ْعخ
ِ عَ َٗ
عاقِي َٖا
َ َٗ
Artinya : Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Khamr itu dikutuk
dari sepuluh sisi; bendanya, orang yang memerasnya, orang yang minta
diperaskan, penjualnya, pembelinya, pembawanya, orang yang dibawa
kepadanya, orang yang memakan hasil jualnya, peminumnya, dan orang yang
menuangkannya”.124 (HR. Ibnu Majah).
Sanksi kejahatan ini didasarkan pada Sunnah, yaitu dera empat puluh kali,
dan boleh ditambah hingga delapan puluh kali, dengan menganggap tambahan ini
sebagai hukuman ta‟zir yang boleh dilakukan oleh Imam.125 Rasulullah SAW
bersabda :
عيَّ ٌَ َجيَذَ فِي ْاىخ ََْ ِش ي ِذ َٗاى ِّْعَا ِه ث ُ ٌَّ َجيَذَ أَبُ٘بَ ْن ٍش
َ َٗ ِٔ عيَ ْي َّ َّٚصي
َ ُاَّلل َّ ِع ِْ أَّ َِظ ب ِِْ ٍَاىِلٍ أ َ َُّ اىَّْب
َ ي َ
َ قَا َه ٍَا ح ََش َُْٗ فِي َج ْي ِذ ْاىخ ََْ ِش فَقَا َهٙيف َٗ ْاىقُ َش
ُع ْبذ ِ اىش
ّ ِ ٍَِِ اط ُ َُأ َ ْسبَعِيَِ فَيَ ََّا َما
ُ َّْع ََ ُش َٗدََّا اى
124
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwini Ibnu Majah, Ensiklopedia Hadits 8:
Sunan Ibnu Majah, terj. Saifuddin Zuhri, (Jakarta: Almahira, 2013), hal. 612.
125
Abdul Karim Zaidan, Pengantar Studi Islam Mengenal Syari’ah Islam Lebih Dalam,
terj. M. Misbah, hal. 513.
72
Artinya : Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW pernah mencambuk orang yang
meminum khamr dengan pelepah kurma dan terompah (sebanyak 40 kali). Abu
Bakar juga melakukan hukum cambuk itu sebanyak 40 kali. Dan pada masa
pemerintahan Umar, orang-orang semakin dekat dengan perkebunan dan
pedesaan. Dia bertanya, “Bagaimana pendapat kalian mengenai hukuman
cambuk bagi peminum khamr?” Abdurrahman bin Auf menjawab, “Aku
berpendapat, jadikanlah hukuman itu hadd yang paling ringan.” Umar pun
melaksanakan hukuman cambuk sebanyak 80 kali.126 (HR. Muslim).
Minuman Beralkohol yang diusulkan Fraksi PPP dan PKS di DPR. Isi dari RUU
minuman beralkohol, namun draf RUU ini masih dimatangkan di Badan Legislatif
DPR.127
126
Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Ensiklopedia Hadits 4: Shahih Muslim 2,
terj. Masybari – Tatam Wijaya, hal. 122-123.
127
DetikNews, RUU Larangan Miras, diunduh pada tanggal 01 Mei 2016 dari
http://news.detik.com/berita/2907107/ini-draf-ruu-larangan-total-minuman-beralkohol-di-
indonesia.
73
Dari Pasal 537 di atas, siapa pun yang menjual atau memberikan minuman
keras atau arak kepada anggota Angkatan Bersenjata di bawah pangkat letnan atau
kepada istrinya, anak, atau pelayan, maka akan diancam dengan pidana penjara
paling kurungan paling lama tiga minggu atau pidana denda paling banyak seribu
Dari Pasal 538 di atas, siapa pun yang dalam suatu pekerjaan memberikan
atau menjual minuman keras atau arak baik sebagai penjual langsung atau
wakilnya kepada seorang anak yang berumur di bawah enam belas tahun, maka
akan diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga minggu atau pidana
Dari Pasal 492 ayat 1 di atas, siapa pun yang dalam keadaan mabuk di
orang lain, melakukan suatu hal yang harus dilakukan dengan hati-hati, atau
atau kesehatan orang lain, maka akan diancam dengan pidana kurungan palingan
lama enam hari atau pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima
rupiah.
Dari Pasal 536 ayat 1 di atas, siapa pun yang secara terang-terangan dalam
keadaan mabuk berada di jalan umum, maka akan diancam dengan pidana denda
hukum positif, yang selanjutnya akan dilihat persamaan dan perbedaan antara
1. Persamaan
kemaslahatan.
namun hanya berupa anjuran karena tujuan dari kedua hal tersebut adalah
c. Pelarangan kegiatan yang berisi hasutan, fitnah, kebencian, dan adu domba
2. Perbedaan
remaja, atau orang dewasa karena hal ini hanya akan menjerumus kepada
perzinaan. Hukum Islam hanya mengenal istilah Ta‟aruf dan Khitbah bila
76
ada larangan yang mengatur hal ini, hanya saja bila berpacaran ini telah
secara mutlak karena hal ini bertentangan dengan Maqashid Syariah yaitu
merusak akal (hifdz al-„aql) yang termasuk lima hal pokok yang harus
berlaku.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
jawaban permasalahan sejalan dengan tujuan penulisan skripsi ini, antara lain :
2015 Tentang Desa Berbudaya adalah desa yang bersendikan pada nilai-
2. Secara umum, hukum Islam dan hukum positif sejalan dengan Peraturan
Bupati ini, namun ada salah satu materi dalam Peraturan Bupati yang
yang dilarang, hal ini demi menjaga persatuan dan kesatuan antar sesama
bermasyarakat.
- Perbedaan antara hukum Islam dengan hukum positif, mulai dari kebijakan
berpacaran dalam hukum Islam adalah melarang segala kegiatan ini, baik
pada perzinaan. Hukum Islam hanya mengenal istilah Ta‟aruf dan Khitbah
mengatur ketentuan tentang berpacaran, hanya saja bila kegiatan ini sudah
Islam adalah dilarang secara mutlak karena hal ini demi perlindungan
hukum positif, tidak ada larangan untuk melakukannya selama hal ini
berlaku.
79
B. Saran
umum Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa
Berbudaya sudah baik, karena sejalan dengan hukum Islam dan hukum positif
pemerintah daerah perlu melakukan sosialisasi lebih luas pada masyarakat, agar
segala hal yang diatur dalam Peraturan Bupati ini betul-betul terwujud secara
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an :
Al-Qur‟an Al-Karim
Buku Referensi :
Abbas, Ahmad Sudirman. Pengantar Pernikahan. Jakarta: PT. Prima Heza
Lestari, 2006.
Asqalani, Ibnu Hajar Al. Fathul Baari Penjelasan Kitab Shahih al-Bukhari.
Penerjemah Amiruddin. Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.
Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al. Ensiklopedia Hadits 1: Shahih
al-Bukhari. Penerjemah Masyhur dan Muhammad Suhadi. Jakarta:
Almahira, 2011.
Fanjari, Ahmad Syauqi Al. Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 1999.
Ali, Mohammad Daud. Hukum Islam Pengantar Hukum dan Tata Hukum Islam
Di Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1990.
Ali, Zainuddin. Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam Di Indonesia. Jakarta:
Sinar Grafika, 2006.
Apeldoorn, L.J van. Pengantar Ilmu Hukum. Penerjemah Oetarid Sadino. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita, 2011.
Doi, Abdur Rahman I. Perkawinan Dalam Syariat Islam. Jakata: PT. Rineka
Cipta, 1992.
81
HS, Salim. Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2010.
----------. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 1986.
Nurwijaya, Hartati dan Zullies Ikawati. Bahaya Alkohol dan Cara Mencegah
Kecanduaannya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009.
Subagyo, Joko. Metodologi Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1994.
Syarifin, Pipin. Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999.
Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh Jilid I. Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.
82
Tihami, M.A. dan Sohari Sahrani. Fiqh Munahakat: Kajian Fiqih Nikah Lengkap.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010.
Widagdho, Djoko, dkk. Ilmu Dasar Budaya. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Washil, Nashr Farid Muhammad dan Abdul Aziz Muhammad Azzam. Qawa‟id
Fiqhiyyah. Penerjemah Wahyu Setiawan. Jakarta: Amzah, 2013.
Zahrah, Muhammad Abu. Fiqh Islam Mazhab dan Aliran. Penerjemah Nahbani
Idris. Tangerang Selatan: Gaya Media Pratama, 2014.
Zaidan, Abdul Karim. Pengantar Studi Islam Mengenai Syari‟ah Islam Lebih
Dalam. Penerjemah M. Misbah. Jakarta: Robbani Press, 2008.
Skripsi :
Nooryanti. “Urgensi Pemeriksaan Kesehatan Pranikah Bagi Pembentukan
Keluarga Sakinah (Studi di KUA Kec. Hanau Kab. Seruyan Kalimantan
Tengah)”. Skripsi S1 Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Malang,
Malang, 2007.
Peraturan Perundang-Undangan :
Peraturan Bupati Purwakarta No. 70a Tahun 2015 Tentang Desa Berbudaya.
Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2015 Tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
Jurnal/Artikel/Website :
DetikNews. “RUU Larangan Miras”. Artikel diunduh pada tanggal 01 Mei 2016
dari http://news.detik.com/berita/2907107/ini-draf-ruu-larangan-total-
minuman-beralkohol-di-indonesia.
Ika. “Premarital Check-Up”. Artikel diunduk pada tanggal 14 April 2016 dari
http://mantenhouse.com/article/125-premarital-check-up-penting-nggak-
sih-.html#.Vx4b7vl9600.
Laboratorium Klinik Prodia. “Premarital Check Up”. Artikel ini diunduh pada
tanggal 14 April 2016 dari
http://www.prodia.co.id/InfoKesehatan/PenyakitDiagnosisDetails/premarit
al-check-up.
Mulyadi, Dedi. “Setitik Kisah Hidup (Kang H. Dedi Mulyadi, SH)”. Artikel
diunduh pada tanggal 12 April 2016 dari http ://dedimulyadi-
84
bupati.blogspot.co.id/2009/10/setitik-kisah-hidup-kang-h-dedi-
mulyadi_13.html.
TENTANG
DESA BERBUDAYA
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
2. Bupati adalah Bupati Purwakarta.
3. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
6. Majelis Budaya Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa sebagai
majelis pemangku adat.
7. Desa Berbudaya adalah Desa yang bersendikan pada nilai-nilai gotong-
royong, kekeluargaan, kersamaan, dan kearifan lokal dalam rangka
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dalam rangka peningkatan kualitas Desa.
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Maksud dibentuknya peraturan Bupati tentang Desa Berbudaya adalah
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang
berbasis budaya lokal.
(2) Tujuan dibentuknya peraturan Bupati tentang Desa Berbudaya adalah
untuk meningkatkan kinerja pemerintahan desa yang berbasis budaya
lokal.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup peraturan Bupati ini meliputi :
a. pembentukan dan penyelenggaraan pemerintahan Desa;
b. standarisasi infra struktur desa;
c. penataan kehidupan sosial, lingkungan hidup, kepariwisataan, dan
keamanan;
d. ketahanan pangan;
e. peranan Majelis Budaya Desa;
f. pembinaan perangkat Desa, Ketua RT, Ketua RW, dan Badega Lembur.
BAB III
PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
Pasal 4
(1) Pembentukan dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Kabupaten
Purwakarta harus berorientasi kepada nilai-nilai budaya lokal.
(2) Nilai-nilai budaya lokal yang beraneka ragam di setiap Desa wajib
dilestarikan oleh masyarakat Desa dalam upaya penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
BAB IV
STANDARISASI INFRA STRUKTUR DESA
Pasal 5
(1) Pembangunan infra struktur Desa wajib memiliki standarisasi konstruksi,
kualitas, bentuk, dan estetika.
(2) Standarisasi infra struktur Desa meliputi :
a. bangunan pemerintahan desa;
b. desain interior dan eksterior sarana pemerintahan desa;
c. jalan dan jembatan Desa;
d. pagar, penerangan jalan;
e. bentuk dan arsitektur bangunan tempat tinggal masyarakat;
f. desain bangunan saung sawah;
g. desain batas desa;
h. desain tempat pertunjukan kesenaian rakyat.
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
BAB VII
PERANAN MAJELIS BUDAYA DESA
Pasal 12
Pasal 13
Majelis Budaya Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ditur lebih lanjut
dengan peraturan Bupati.
BAB VIII
SANKSI
Pasal 14
Pasal 15
(3) Perangkat Desa, Ketua RT, Ketua RW, dan Badega Lembur yang
melaksanakan tugas tidak dengan baik diberikan sanksi.
Pasal 16
Penjabaran lebih lanjut terhadap pembinaan perangkat Desa, Ketua RT, Ketua
RW, dan Badega Lembur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 diatur lebih
lanjut dengan peraturan Desa.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
BUPATI PURWAKARTA,
DEDI MULYADI
Diundangkan di Purwakarta
Pada tanggal 15 Juni 2015
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PURWAKARTA
NIM :1111043200030
Semester : X (10)
Pewawancara
Bayu Baskgro
Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tanggal 22 Maret 2016
jam 14.00 WIB di Balai Negeri.
Dalam rangka penguatan tugas, fungsi, dan peranan Pemerintahan Desa maka
diperlukan suatu penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang berbasis budaya dan
nilai-nilai kearifan lokal yang terimtegrasi dengan sistem pemerintahan desa
secara nasional dengan berpedoman kepada Peraturan Perundang-Undangan.
b. Bagian Hukum.
c. Bagian Pemdes.
Agar masyarakat dapat membiasakan dan melatih sejak dini anak sekolah untuk
bisa belajar mandiri dalam rangka menjaga ketahanan pangan.
Pada usia 17 tahun atau lebih seseorang diberi ruang untuk mengenal lawan
jenisnya secara fisikologis dan biologis namun dalam batas-batas norma yang
dapat diterima oleh masyarakat serta pada usia 17 tahun ke atas dipandang usia
yang cukup matang untuk mengenal lawan jenis secara bertanggungjawab.
Sedangkan pada usia di bawah 17 tahun tidak memenuhi syarat-syarat
sebelumnya.
6. Apa yang menjadi alasan terbentuknya Pasal 6 huruf n tentang pelarangan
kegiatan yang berisi hasutan, fitnah, kebencian, dan adu domba antar
kelompok/golongan yang berpotensi meruntuhkan persatuan?
Pasal ini telah dibatalkan sesuai dengan surat keputusan Gubernur Jawa Barat
nomor 188.342./Kep.1354-Hukham/2015.