Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi
Salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh:
KONSENTRASIPERADILAN AG AM
A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIYAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SAYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432H/2011
PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN LIMO DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi Salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Syariah (S.Sy
Oleh
Dibawah Bimbingan
KONSENTRASIPERADILAN AG AM
A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIYAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SAYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432H/2011
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
PANITIA UJIAN
J14 ¿ J14 64
Segala puji, dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufik, hidayah dan rahmatnya dan shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah pada junjungan Nabi SAW, keluarga dan para sahabatnya serta
mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai ungkapan
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MM. selaku Dekan Fakultas
skripsi ini.
2. Drs. H.A. Basiq Djalil, S.H., MA., selaku ketua Jurusan Prodi SAS sekaligus
Dosen Pembimbing skripsi, dan Hj. Rosdiana, MA, selaku sekretaris Jurusan
SAS yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis
Jakarta, tidak lupa juga kepada staf perpustakaan, karyawan penulisan skripsi
ini.
i
4. Teristimewa kepada Ayahanda Moh. Sobari dan Ibunda Niar Susanti, serta
seluruh keluarga yang sangat saya cintai dan sayangi. Terima kasih banyak
atas bantuan kalian terutama dari segi keuangan, dan dukungan kalian yang
tidak terlupakan. Terima kasih juga atas doa dan pengorbanan kalian yang
Allah SWT menempatkan kalian ditempat orang-orang yang sholeh dan mulia.
kejayaan.
penulis Nenek Tercinta dan Teh Linda, yang tulus telah mendukung penulis
Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan masukan yang
positif kepada para pembaca. Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis akan
mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis amat menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini banyak kekurangan, kekhilafan, dan kesalahan. Maka kritik dan saran yang
ii
bersifat konstruktif sangat diharapkan dalam rangka perbaikan, dan kesempurnaan tulisan ini.
Kepada Allah SWT penulis memohon dan mendoakan semoga jasa baik yang telah kalian sumbang
setimpal dari Allah SWT. Amin
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
D. Metode Penelitian..........................................................................13
Pernikahan.....................................................................................17
A. Letak Geografi...............................................................................46
B. Demografi......................................................................................47
iv
B. Dampak Pernikahan Dini di Kecamatan Limo53
BAB VPENUTUP56
Kesimpulan56
Saran56
DAFTAR PUSTAKA58
LAMPIRAN-LAMPIRAN60
Wawancara.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan berpasang-pasangan agar mereka cenderung satu sama lain saling menyayangi
dan mencintai. Bagi umat Islam terdapat aturan untuk hidup bersama yang seperti
perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
sudah menginjak dewasa adalah menikah. Dengan adanya perkawinan itu mereka
dapat dipercaya.
seks”. Selain itu juga menggunakan kata yang bersala dari kata “pasangan” untuk
Pasangan.2 Ada beberapa definisi nikah yang dikemukakan para ahli Fiqh, namun
1
Undang-undang No.1 Tahun 1974, Departemen Agama Republik Indonesia, 2004
2
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhui atas Peibagai Persoalan umat,
(Bandung:Mizan, 1997), cet ke 6, hal 191.
1
2
pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang berarti kecuali pada redaksinya saja.
1. Menurut ulama Hanafiyah nikah adalah: Nikah adalah akad yang disengaja
3. Menurut ulama Malikiyah, nikah adalah: Nikah adalah akad yang semata-mata
4. Menurut ulama Hanabilah, nikah adalah: Nikah adalah akad dengan lafadz
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk melakukan pergaulan yang
memasukkan unsur lain yang berhubungan dengan nikah maupun yang timbul
memenuhi nafsu syahwatnya yang telah mendesak agar terjaga kemaluan dan
3
‘Abd ar-Rahman Al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-’Arba‘ah, (Beirut: Dar al -
Fikr, 2002), Cet. I. h. 3.
4
Abdul Basit Mutawally, Muhadarah fi al-Fiqh al-Muqaran, (Mesir: t.p.,t.t), h. 120.
3
melaksanakan perkawinan.
kemaluannya. Sehingga orang yang tidak mengikuti sunnah Nabi, bukan termasuk
golongan agama Nabi karena keyakinan yang berlebihan (melebihi Nabi) dapat
menimbulkan kekafiran.5
Perkawinan menurut Islam adalah aqad antara calon suami dan Istri untuk
bercampur, mengikat jasmani dan rohani, dan mengumpulkan dua individu (pria
kemulian itu, Allah dan Rosul-Nya telah mensyariatkan pernikahan sebagai cara
5
Muhammad ibn Isma’il as-San’any, Subul as-Salam syarh-Bulug al-Maram, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1991), cet - III: h. 213-214.
6
Mahmud yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1983),
cet.ke-10, hal 1
7
Lembaga Darut Tauhid, kiprah Muslimah dalam keluarga, (Bandung: Mizan, 1990), hal.81
4
yang mulia dan terhormat untuk menjaga kemuliaan umat manusia. Dengan
sama antara suami dan istri agar tercapai tujuan pernikahan yang membawa
kepada orang-orang yang beriman untuk membina dan melindungi keluarga serta
Suatu hal yang nyata bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
majemuk yang memiliki banyak ragam adat istiadat dan budaya yang berbeda-
beda pula, sebab Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa. Negara Indonesia
adalah Negara yang banyak memiliki ragam budaya dan masing-masing memiliki
karakter sendiri sendiri, sebagai suatu kekayaan budaya yang tak ternilai
harganya. Yang salah satunya dapat kita lihat dalam tradisi pernikahan dini di
desa limo kecamatan Limo kota Depok yang sampai saat ini menjadi kebiasaan
Nikah di usia muda akan menjadi solusi praktis jarang yang bersangkutan
telah terjerumus kedalam pergaulan bebas yang akhirnya masuk ke dunia sex
bebas, maka tidak ada jalan lain selain nikah dini, kenapa demikian, karena kalau
8
Munawar Zaman, manajemen Cinta Pranikah menuju Nikah Penuh Berkah”Jangan Takut
Married (Bandung : 2007, hal.196)
9
Syaikh Abdul Azis dan Khalid, perkawinan dan Masalahnya, (Jakarta : Pustaka Al-kautsar,
1995), hal 34
5
keluarga si wanita, yang kelihatan jelas perubahan yang terjadi pada anaknya.
Namun jika kiranya biasa menjauhi pergaulan bebas dan bisa menahan
pandangan dan syahwatnya maka nikah dini bukan satu-satunya solusi untuk
baik materi maupun kedewasaan dan anak yang masih belia jarang sekali yang
Pernikahan dini merupakan hal yang positif dan bagus kalau kita sudah
siap mental dan kepribadian, bahkan justru bisa menjadi motivasi untuk meraih
puncak prestasi yang lebih cemerlang (seperti tertera sederet nama orang sukses
Allah, dan berkualitas adalah merupakan tanggung jawab kedua Orang tua. Oleh
10
M. Daud Ali dan Habibah Daud, lembaga-lembaga Islam di Indonesia, (Jakarta : Grafika
Persada, 1995), hal 87.
6
Untuk itu suami dan istri perlu saling membantu dan melengkapi agar masing-
secara baik tanpa berfikir kepada perceraian dan mendapat keturuan yang baik
dan sehat.
11
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000), cet ke-4,
hal 57.
7
6. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami,
Hukum Islam dijelaskan yaitu akad yang sangat kuat. Perkawinan menurut syariat
adalah akad yang menghalalkan seorang lelaki dengan seorang wanita untuk
membina kehidupan berumah tangga. Tetapi jika tidak ada akad, maka akan
menjadi haram.12
Perkawinan antara pria dan wanita yang masih belum baligh, atau antara
pria yang sudah dewasa dengan wanita yang masih anak-anak atau sebaliknya
masih berlaku pada lingkungan masyarakat adat. Karena itu banyak di beberapa
lebih dari sekedar alternatif dari sebuah musibah yang sedang mengancam kaum
12
Muhammad Zaid al-Abiyani, Al-Ahkam as-Syakhsiyyati. (Beirut: Baghdad), Jilid. I. h. 4.
13
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Adat, (Bandung: Citra Adya Bakti, 1997),
cet.ke1, hal 91
8
remaja, tapi ia adalah motivator untuk melejitkan potensi diri dalam segala aspek
positif. Namun kalau belum siap untuk nikah hendaknya diadakan persiapan yang
matang terlebih dahulu dari pada malah menambah masalah setelah menikah.
remaja muslim pada umumnya dengan adanya pergaulan bebas yang diakhiri
dengan sex bebas dan ini semua dinahkodai oleh peradaban barat yang begitu
bebas masuk ke indonesia sehingga para remaja kita terkontaminasi oleh gaya
hidup mereka, disamping itu juga pelajaran agama di sekolah sangat kurang
padahal setidaknya itu harapan satu-satunya yang bisa dijadikan sebagai filter bagi
para remaja.
Maka nikah dini merupakan salah satu solusi yang dapat diandalkan untuk
mengatasi masalah yang ada seperti yang disabdakan Nabi Muhammad SAW:
Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mencapai baah, maka
nikahlah, karena sesungguhnya nikah lebih bisa menjaga pada pandangan mata
berpuasalah karena puasa baginya adalah kendali (dari gairah seksual) (HR. Imam
yang Lima).14
SWT : Maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berbuat adil, maka (kawinilah)
14
www. sidogiri.com/modules php ? Name?news & File : Article & Sid :113
9
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. (QS An Nisaa` : 3) Perintah
adanya kebolehan memilih antara kawin dan pemilikan budak (milku al yamin).
Namun hukum asal sunnah ini dapat berubah menjadi hukum lain,
misalnya wajib atau haram, tergantung keadaan orang yang melaksanakan hukum
nikah. Jika seseorang tidak dapat menjaga kesucian (iffah) dan akhlaknya kecuali
dengan menikah, maka menikah menjadi wajib baginya. Sebab, menjaga kesucian
dan akhlak adalah wajib atas setiap muslim, dan jika ini tak dapat terwujud
kecuali dengan menikah, maka menikah menjadi wajib baginya, sesuai kaidah
syariat.15
bimbingan orang tua, kini harus mengabdikan diri kepada seorang laki-laki yang
selama ini belum dikenalnya. Akibatnya timbulah kelainan jiwa pada anak gadis
itu, membingungkan dan berat. Badan yang masih tumbuh dan membutuhkan
calon ibu itu harus yang sudah kuat jasmani dan rohani. Bahkan bukan saja hanya
mengandung, akan tetapi harus mengurus dan mendidik anak itu. Kawin di bawah
umur mudah dihinggapi bahaya. Anaknya mungkin akan gugur dalam kandungan.
Atau meninggal setelah beberapa menit bayi lahir ke dunia. Tidak dapat disangkal
pula bahwa ibu muda itulah yang menjadi korban. Gadis yang masih muda dan
penuh dengan cita-cita itu, bukan saja segala anggota tubuh yang masih muda,
akan tetapi kandungan yang cukup matang, ia harus memelihara manusia baru
dalam badannya.
adalah sesuatu yang sudah jelas karena mengenal sesuatu yang telah kita ketahui.
Tetapi, banyak hal yang jelas mengenal keluarga, ternyata secara faktual tidak
berdasar.
Ada juga setengah benar dan memerlukan penelitian yang lebih mendalam
agar dapat di mengerti lebih baik. Salah satu contoh ialah kepercayaan anak-anak
bahwa penyebabnya ialah : orang-orang yang tidak dapat menyesuaikan diri, yang
mempunyai anak. Untuk beralih dari unsur-unsur biologis budaya, perlu mencari
Hal itu mungkin dapat ditemukan pada ketergantungan khas sifat biologis
pada hubungan peran yang ditekankan oleh kebudayaaan. Hasil penting proses
terhadap masyarakat yang melakukan pernikahan dini di desa limo, kel limo, kota
1. Pembatasan masalah
ada begitu luas. Agar dalam penelitian tidak terlalu melebar dan dapat terarah
2. Perumusan Masalah
kecamatan Limo.
berikut :
Desa Limo, Kecamatan limo, Kota Depok, khususnya dalam masalah Pernikahan
Dini. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan jawaban untuk hal-hal berikut :
Dini di Desa desa limo, kelurahan limo, kecamatan limo, kota Depok
D. Metode Penelitian
Dalam Penelitian Skripsi ini Penulis melakukan dua Jenis Penelitian, yaitu
1. Jenis Penelitian
dari data atau dokumen tertulis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui Sikap,
2. Sumber Penelitian
Sumber data yang digunakan adalah sumber data yang bersifat primer
& Sekunder, sumber data primer adalah wawancara dengan subjek penelitian.
sumber data sekunder antara lain : bahan-bahan yang mengikat. Dalam hal ini
4. Analisa Data
yang lebih mudah dibaca & Di interpretasikan atau mudah dipahami dan di
5. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada Skripsi Ini adalah Desa Limo, Kecamatan limo.
Kota Depok.
Oleh : Yunihar
Provinsi Bengkulu.
pernikahan yang di lakukan pada usia dini, tetapi terbedaan nya adalah kita
membahas tentang latar belakang dan dampak yang terjadi dari pernikahan
7. Sistematika Penulisan
sistematika penulisan atau isi dari ringkasan bab dalam penulisan skripsi ini.
hukum Islam, yaitu mulai dari pengertian, dasar hukum perkawinan, rukun
adalah harapan penulis terhadap jalan keluar pada pokok permasalahan ini.
BAB II
PERNIKAHAN DALAM ISLAM
dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.1 Nikah juga berarti penggabungan
dan percampuran. dan bisa juga berarti kebersamaan, berkumpul, dan menjalin
ikatan antara suami istri.2 Sedangkan menurut istilah syariat, nikah berarti akad
antara pihak laki-laki dan wali perempuan yang karenanya hubunganya menjadi
halal.3
Asmawi adalah, melakukan aqad (perjanjian) antara calon suami dan istri agar
nilai-nilai sosial dan etika agama. Aqad dalam sebuah pernikahan merupakan
pengucapan ijab dari pihak wali perempuan atau wakilnya dan pengucapan qabul
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hal. 179
2
Syaikh Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Musna Khalid bin Ali Al-Anbari.Penerjemah:
Musifin As’ad dan H.Salim Basyarahil, Perkawinan dan Masalahnya. (Jakarta : Pustaka Al-kautsar),
hal.17
3
Syaikh Hasan Ayyub, Penerjemah: M. Abdul Ghoffar, Fikih Keluarga, ( Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar, 2005), cet ke 5, hal.3
17
18
atapun tumbuh tumbuhan tidak bisa lepas dari pernikahan atau perkawinan. Ini
(3٩ : ¸ĩ›i3¸
t? 4t βρã ª= s9 $oΨ > x« Èe≅
) È÷ =n
x‹ y`÷ρ
Artinya: “Dan segala sesuatu Kami jadikan berjodoh-jodohan agar kamu
sekalian mau berfikir.” (QS.Adzaariyaat (51) : 49
Ÿω $
Οó Ρr& ô #$ 7Î $ y n= “ !© $# ≈ 6ö
uρ /ΨèS $ =¯ l≡
( 3ч : ´i ) t βθ n=èô tƒ
Artinya: “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan segala, sesuatu berjodoh-
jodohan, baik tumbuhan maupun diri mereka sendiri dan lain-lain yang
tidak mereka ketahui.” (QS.Yaasiin (36): 36)
Pernikahan bagi umat manusia adalah sesuatu yang sangat sakral dan mempunyai
tujuan yang sakral pula, dan tidak terlepas dari ketentuan-ketentuan yang di tetapkan
syariat agama.
memuaskan nafsu birahi yang bertengger dala tubuh dan jiwanya, melainkan untuk
suami istri dengan dilandasi cinta dan kasih sayang yang mendalam.
4
Mohammad Asmawi, Nikah, dalam perbincangan dan perbedaan, (Yogyakarta :
Darrusalam, 2004), hal.18
19
Disamping itu, untuk menjalin tali persaudaraan diantara dua keluarga dari
pihak suami dan pihak istri yang berlandaskan pada etika dan estetika yang
mahligai rumah tangga yang sakinah yang selalu dihiasi mawaddah dan rahmah.
( \f : y g ’,4 t )
tβρã x ≈ƒt Ï9≡sŒ ’ ρu ¨Β ±÷
tz Ν t/
4
Qur’an, as-Sunnah dan Ijma’. Ayat yang menunjukan nikah disyariatkan adalah
Artinya: “…maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga,
empat.”
5
Mohammad Asmawi, Nikah, dalam perbincangan dan perbedaan, hal.19
20
#( θçΡθä3
öΝà6)Î ÏŠ$ ô t 9$ 3ΖÏ 4‘y #$ #( θßs3Ρ&r
tƒ β
←Í $! uρ 6t =≈ #uρ Β ϑ≈ƒt uρ
(X\: ˚3 ˚ 4 t)
ÒΟŠ=Î $# 3 sù ÏΒ Νã ΨÏ øżãƒ u#!
tæ ìş ≡ Ï&Î#
Artinya:“ Dan kawinlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-
orang yang layak berkawin dari hamba sahayamu yang laki dan hamba
sahayamu yang perempuan. (QS. An-Nur (24) : 32)
Adapun dari hadits Nabi SAW yang menerangkan masalah ini adalah
ч
¸ ´ ´¤˚h¸f ˚ ˚ ¸ ´ n´ ´ ˚a iţ¸9´ ˚ g´ ´ ˚h´9 ˚"´›s´ ˚ft ˚,˚&˚'¸0 ´ss´b´ ˚ct ¸
¸ ´tg´ ´˚hf¸ ´0 ¸? ´s -.ft ´ ´-˚×´0 s´i
(˚,¸h˚~˚0 ´g 6¸3s´ż˚ ˚ft ˚2tg´ 3´ )
Artinya: “Wahai para pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah maka
menikahlah, karena sesungguhnya menikah itu dapat menundukan
pandangan dan menjaga kemaluan (dari perbuatan Zina) dan barang
siapa yang tidak mampu maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa
itu adalah sebuah penawar.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dari segi ijma’, para ulama sepakat mengatakan nikah itu disyariatkan.
Hukum asal suatu pernikahan adalah mubah, namun bisa berubah menjadi
1. Wajib hukumnya menurut jumhur ulama bagi orang yang mampu untuk
menikah dan kuatir akan melakukan perbuatan zina. Alasannya, dia wajib
2. Haram hukumnya bagi orang yang yakin akan menzalimi dan membawa
dan batin.
3. Sunnah hukumnya menurut jumhur ulama bagi yang apabila tidak menikah,
sanggup menjaga diri untuk tidak melakukan perbuatan haram dan, apabila ia
isterinya.
4. Makruh hukumnya bagi orang yang kuatir kan berbuat nista dan membawa
mudarat kepada isterinya dan tidak merasa yakin dapat menghindari hal itu
jika ia menikah, misalnya merasa tidak yakin dapat menghindari hal itu jika ia
menikah, memberi perlakuan tidak baik kepada isteri serta merasa tidak terlalu
wali, saksi dan sebagainya. Tanpa ada hakikat dari pernikahan semisal laki-laki
yang pasti atau harus ada ketika pernikahan berlangsung, tetapi tidak termasuk
7
Asrorun Ni’am Sholeh, Fatwa-fatwa Masalah Pernilahan dan keluarga, (Jakarta : Graha
Paramuda, 2008), hal.8
22
pada salah satu bagian dari hakikat pernikahan, misalnya syarat saksi harus laki-
Salah satu unsur penting dalam keabsahan nikah adalah pasangan calon suami
mendengar perkataan satu sama lain atau yang serupa dengan itu,
kelaminnya.
dinikahi. 10
8
Asmawi, Nikah, dalam perbincangan dan perbedaan, hal.50
9
Sholeh, Fatwa-fatwa Masalah Pernilahan dan keluarga, hal 28
10
Sholeh, Fatwa-fatwa Masalah Pernilahan dan keluarga, hal.29
23
2. Wali
termasuk salah satu rukun nikah. Sedangkan pendapat Hanafi dan Hanbali
bahwa wali merupakan salah satu syarat-syarat nikah. Suatu pernikahan tanpa
di hadiri oleh wali dari pihak perempuan adalah tidak sah atau batal. Adapun
perbedaan dua pendapat di atas hanya tentang nama saja, beda dalam
bahwa suatu pernikahan tanpa kehadiran wali dari pihak perempuan adalah
terhadap sahnya akad nikah yang dilangsungkan. Para ulama mazhab yang
menjadi wali adalah Islam, baligh, berakal sehat. Syarat lainnya, menurut
Maliki, Syafi’i, dan Hanbali, orang yang berhak menjadi Wali adalah harus
laki-laki. Disamping itu seorang yang menjadi wali harus tertanam dalam
3. Saksi
Sahnya suatu pernikahan (akad nikah) harus dihadiri oleh dua orang
saksi laki-laki. Ini pendapat mayoritas ulama, namun masih ada perbedaan
11
Asmawi, Nikah , dalam perbincangan dan perbedaan, hal.60
24
Nabi Muhammad SAW : “ Pernikahan tidak sah kecuali ada wali dan dua
saksi yang harus menghadiri upacara pernikahan sehingga akad nikah yang di
ucapkan itu benar-benar sah. Kesepakatan para ulama ini terutama kalangan
ulama salaf, berdasarkan kepada keshahihan hadist di atas. Identitas dua orang
saksi, menurut Maliki dan Syafi’i, adalah harus berkelamin laki-laki, muslim,
adil, baligh, berakal, melihat, mendengar, dan mengerti tujuan akad nikah.
Sedangkan pendapat Hanafi dan Hanbali bahwa dalam akad nikah di hadiri
satu orang saksi laki-laki dan dua orang perempuan. Dua saksi dari jenis
4. Shigat
Salah satu rukun nikah adalah Shigat (adanya akad Nikah). Pengucapan
akad Nikah (ijab), menurut syafi’i, harus terlebih dahulu oleh wali pihak
(calon suami) atau wakilnya. Syarat ijab-kabul, menurut Syafi’i dan Hanbali,
12
Asmawi, Nikah , dalam perbincangan dan perbedaan, hal.61
13
Asmawi, Nikah , dalam perbincangan dan perbedaan, hal.62
25
harus menggunakan lafal yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits, yaitu
lafal inkah dan tazwij atau menggunakan terjemahannya nikah dan kawin. 14
menggunakan lafal yang termaktub dalam al-Qur’an dan Hadits. Bahkan dia
sebagainya.
Pendapat ini juga berpedoman pada salah satu riwayat yang menyebutkan
Syafi’i, Maliki dan Hanbali, harus berlangsung dalam satu majlis dan rentang
waktu antara ijab dan Kabul harus tidak berselang lama, serta lafal yang
diucapkan itu harus didengar oleh dua belah pihak, demikian juga harus didengar
oleh minimal dua orang saksi. Sedangkan pendapat Hanafi, rentang waktu ucapan
antara ijab dan Kabul boleh lama asalkan masih berada dalam satu majlis.16
suami kepada istrinya ketika akad nikah dilangsungkan sebagai bukti adanya
14
Asmawi, Nikah, dalam Perbincangan dan Perbedaan, hal.52
15
Asmawi, Nikah, Perbincangan dan Perbedaan, hal.53
16
Asmawi, Nikah, dalam Perbincangan dan Perbedaan, hal.54
26
suaminya. Bentuk pembayaran yang dinamakan maskawin itu bisa berupa uang
berikan oleh seorang laki-laki kepada perempuan untuk dapat menguasai seluruh
anggota badannya. Hal ini menunjukan bahwa Islam sangat menghargai dan
Demikian juga dalam, menentukan besar atau kecilnya jumlah yang diinginkan.
Dalam kitab shahih Bukhari diriwayatkan, dari Sahal bin Sa’ad, bahwa Nabi
17
Asmawi, Nikah, dalam Perbincangan dan Perbedaan, hal.160
18
Asmawi, Nikah, dalam Perbincangan dan Perbedaan, hal.162
27
Karena mahar merupakan syarat sahnya pernikahan, bahkan Imam Malik mengatakannya sebagai r
Syarat-syarat Mahar
Mahar yang diberikan kepada calon Istri harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Harta/Bendanya berharga.
Para ahli fiqih ada yang berpendapat bahwa mahar merupakan rukun akad
nikah dan yang berpendapat bahwa mahar merupakan syarat sahnya pernikahan,
karena itu tidak boleh ada persetujuan untuk meniadakannya. 20 Sesuai dengan
firman Allah : (QS. An-nisa :4 ) dan Firman Allah (QS. An-nisa ayat 25).
19
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta : Kencana Media Group, 2008) cet ke
3, hal .87
20
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam tentang perkawinan, (Jakarta: PT Bulan Bintang,
1987) cet ke2, hal 82
28
Larangan-larangan Pernikahan
Secara garis besar, larangan kawin antara seorang pria dan seorang wanita menurut Syara’ di bagi m
Nasab (keturunan)
Sesusuan
Zina
Li’an
1. Halangan bilangan.
2. Halangan mengumpulkan.
3. Halangan kehambaan.
4. Halangan kafir.
5. Halangan ihram.
6. Halangan sakit
21
Ghazali, Fiqh Munakahat, hal.103
29
9. Halangan peristrian.22
Larangan kawin tersebut didasarkan pada firman Allah dalam surat An-
Nisa’ ayat 23 :
( \3 : >s~ )...
Ν Sè ≡ oΨ ûÉ Fç ≈ &é uρ ßN$Ψo t/uρ $#
|Ê z≈9 ÏM
&r ©
1. Ibu.
2. Anak perempuan
3. Saudara perempuan, baik seayah seibu, seayah saja, atay seibu saja.
4. Bibi: yaitu saudara perempuan ayah atau ibu, baik saudara sekandung ayah
atau seibu dan seterusnya keatas.
22
Ghazali, Fiqh Munakahat, hal.105
30
Pertalian Nasab:
Nisa(4): 23)
Pertalian Sesusuan
atas.
2. Dengan seorang wanita sesusuan dan seterusnya menurut garis lurus kebawah.
4. Dengan seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi sesusuan ke atas.
kerabat semenda)
31
Éz≈9
ãΝä3Í←!$| θ ãm zÉ ≈9© 6ç öΝä3Í ßN$oΨt/
© $#
¡ÎpΣ Ν ’ Íׯ≈/t ←!$|¡ÎΣ àM≈yγ¨Βé&uρ
ãΝ u‘
ã≅Íׯ≈
öΝà6 yy$o /Î ΟFç Šy#( 9© /Î ΟFç =ù yŠ
n=ym
ø n= Ψã_ ù= θçΡθ
βÎ*
( \3 : >s~ )
≈=n r& ãΝà6Í←$!
ô 9© oΨö/r&
Artinya: “Dan (diharamkan) ibu-ibu istrimu, anak-anak istrimu yang dalam
pemeliharaanmu dari istrimu yang telah kamu campuri, tetapi jika
kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan)
maka tidak berdosa kamu mengawininya, dan istri-istri anak
kandungmu…."( QS. An-Nisa'(4) :23)
1. Anak Tiri, dengan syarat kalau telah terjadi hubungan kelamin antara suami
3. Ibu tiri, yakni bekas istri ayah, untuk ini tidak di syaratkan harus adanya
keharaman itu disebabkan karena semata-mata akad (perkawinan) yang sah, atau
23
Ghazali, Fiqh Munakahat, hal.108
32
tidak bisa karena perzinaan yang dicela itu disamakan dengan hubungan
perkawinan karena mushaharah, disamping disebabkan akad yang sah, bisa juga
( ٢٢ : >s~ ) ...
! s3tΡ #( 3Ζ Ÿωρu
Νà2
$t/ $ θ
#u
Artinya: “Janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oeh ayah-
ayahmu..”( QS. An-Nisa'(4) : 22)
kerabat semenda:
empat orang saksi. Maka Suami diharuskan bersumpah 4 kali dan yang kelima
tindakannya itu dusta. Istri yang mendapat tuduhan itu bebas dari hukuman zina
kalau mau bersumpah seperti sumpah suami di atas 4 kali dan yang kelima kalinya
33
diteruskan bersedia mendapat laknat bila tuduhan suami itu benar. Sumpah
demikian disebut sumpah li’an. Apabila terjadi li’an antara suami istri maka
tβh
β =n uΖ÷ Z ϑ≈ƒs ø:#$ uρ · ≈ … Ρ¯ $ ≡ ≈ x©
ϵ tã ès9 9 $
Î/
( ч–٩ : 3 4 t)
Î/É‹≈s3ø9 z
Artinya: “ Dan orang-orang yang menuduh istrinya, (berzina) padahal mereka
tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka
persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah
sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan
(sumpah) yang kelima bahwa laknat Allah atasnya jika ia termasuk
orang-orang yang dusta. Istrinya dihindarkan dari hukuman oleh
sumpahnya empat kali atas nama Allah sesungguhnya suaminya itu
benar-benar termasuk orang-orang yang dusta. Dan sumpah yang
kelima laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang
yang benar.” (QS An-Nur: 6-9)
2. Larangan tersebut pada ayat 1 huruf a gugur, kalau bekas istri tadi telah kawin
dengan pria lain, kemudian perkawinan tersebut putus ba’da dukhul dan habis
masa ‘iddahnya.
24
Ghazali, Fiqh Munakahat, hal.109
34
2. Wanita yang terikat perkawinan dengan Laki-laki lain, haram dinikah oleh
seorang laki-laki.
3. Wanita yang sedang dalam ‘iddah, baik ‘iddah cerai maupun ‘iddah ditinggal
mati berdasarkan firman Allah surat Al-Baqarah ayat 228 dan 232.
4. Wanita yang dithalaq tiga, haram bagi dengan bekas suami. Kecuali kalau
sudah kawin lagi dengan orang lain dan telah berhubungan kelamin serta di
cerai oleh suami terakhir itu dan telah habis masa ‘iddahnya berdasarkan
5. Wanita yang sedang melakukan ihram, baik ihram umrah maupun ihram haji,
6. Wanita Musyrik, haram dinikahi. Yang dimaksud wanita musyrik ialah yang
25
Ghazali, Fiqh Munakahat, hal 112
35
Al-Baqarah ayat 24. Adapun wanita ahli kitab, yakni wanita Batas Usia
Menurut Fiqh
7. Nasrani dan wanita Yahudi boleh dinikah, berdasarkan firman Allah dalam
adalah Pernikahan yang dilakukan antara Pria dan Wanita yang masih Belum
Istilah di Bawah Umur Lahir karena Adanya pembatasan Usia Minimal seseorang
mazhab, adalah boleh meskipun tanpa minta izin kepada anak yang bersangkutan.
Namun, orang yang boleh menikahkan adalah orang yang berkedudukan sebagai
Berbeda pendapat dengan Ibnu Hazm dari kalangan ulama ahli Zhahir
dan Ibnu Syubrumah yang menyatakan bahwa seorang ayah tidak boleh
menikahkan anak perempuannya yang masih kecil dan berusia muda. Tetapi kalau
26
Ghazali, Fiqh Munakahat, hal 112
27
Asmawi, Nikah, dalam Perbincangan dan Perbedaan, hal. 87
28
Asmawi, Nikah, dalam Perbincangan dan Perbedaan, hal. 87
36
pernikahan Siti Aisyah ra dengan Rasulullah Saw itu terjadi ketika beliau dan Siti
Aisyah ra masih di mekkah, belum hijrah ke Madinah dan Negara Islam belum
berdiri. Di samping itu, belum ada kebijakan atau perintah dari Nabi sendiri yang
berkaitan dengan permintaan izin terlebih dahulu kepada anak perempuan yang
bersangkutan jika ingin di nikahkan oleh walinya. Atau hal ini (pernikahan Nabi
Muhammad Saw dengan Aisyah ra) termasuk katagori khususiyah (tertentu) bagi
Rasulullah Saw sendiri dan tidak bisa dijadikan dalil untuk umum, sebagaimana
Nabi Saw di bolehkan beristri lebih dari empat perempuan. Karena itu umatnya
tidak boleh mengikuti Nabi Saw yang berkaitan dengan khususiyah itu, 30 dan hal
Kalau kita amati dan mengadakan suatu pertimbangan dan kajian bahwa
pendapat dari Ibnu Hazm dan Ibnu syubramah lebih adaptasi dan sesuai dengan
para dokter yang melarang pernikahan usia muda, karena kehamilan Ibu muda
29
Asmawi, Nikah, dalam Perbincangan dan Perbedaan, hal. 87
30
Asmawi, Nikah, dalam Perbincangan dan Perbedaan, hal. 88
31
Asmawi, Nikah, dalam Perbincangan dan Perbedaan, hal. 88
37
adalah Pernikahan laki-laki atau perempuan yang belum baligh. Apabila batasan
baligh itu ditentukan dengan hitungan tahun, maka perkawinan di bawah umur
adalah perkawinan dibawah usia 15 Tahun menurut mayoritas ahli Fiqh, dan di
32
Imam Alaudin Al-kasani Abu Bakar Bin Mas’ud, Badai’al shanai’, (kairo: Dar al hadits,
1426/2005 M, juz III)
33
Muhammad Husein, Fiqh Perempuan:Refleksi Kyai atas wacana Agama dan Gender,
(Yogyakarta:LKIS, 2001), cet ke 1, hal.68
38
‘Ï↔≈¯
r& èπsW≈=n Fç ; ÈβÎ) Š Í≥ ‘Ï↔≈¯ 9© #$
9© #$ „
rO £åκEè ö ö/ä3←Í $! | uρ
Ss ¡ÎpΣ yϑ9$#
ö‘
haid. Masa Iddah bagi kedua kelompok perempuan ini adalah tiga bulan.
Secara tidak lansung ayat ini juga mengandung pengertian bahwa perkawinan
bisa dilaksanakan pada perempuan pada usia belia atau remaja, karena Iddah
hanya bisa dikenakan kepada orang-orang yang sudah menikah dan bercerai.34
dan perempuan muda atau belia. Ayat ini secara eksplisit memperkenankan
2. Perkawinan Nabi Muhammad SAW dengan ‘Aisyah yang masih belia. Dalam
usianya 6 tahun dan menggaulinya pada saat usianya 9 tahun dan hidup
menambahkan “pada saat nabi meninggal usia Aisyah saat itu adalah 18
tahun.35
anak perempuanya yang bernama Ummi Kultsum dengan Umar Bin Khattab.
Ummi Kultsum ketika itu juga masih belia.36 Urwah bin Zubair juga
dengan perkawinan pada umumnya, yaitu seperti yang telah dijelaskan pada
dalam mazhab syafi’i, Maliki, dan Hanbali di kenal istilah hak ijbar bagi wali
Mujbir.
35
Mansur ‘Ali Nasif, Al-Taj Al-Jami’Al Ushul Fi Ahadits Al-Rasul, (Beirut: Dar-al-Kutub al-
‘Arabiyah), jilid II, hal.259
36
Ibnu Qudamah, Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad, Al-Mughni,
(Beirut: Dar-al Fikr, 1405H), Juz VI, hal.487
37
Az-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, ( Beirut: Dar Al Maktabah), Juz IX, hal.6683
40
Adapun wali mujbir adalah orang tua perempuan yang dalam mazhab
Syafi’i adalah ayah, atau kalau tidak ada ayah ada ayah-kakek. Hak ijbar adalah
hak ayah atau kakek untuk mengawinkan anak perempuannya baik yang sudah
dewasa maupun masih berupa belia, tanpa harus mendapat persetujuan atau izin
pandangan ini, jak ijbar ini hanya diberlkukan terhadap anak perempuan dibawah
umur dan tidak terhadap perempuan yang sudah dewasa (balighah). Tegasnya
anak0anaknya yang masih dibawah umur baligh, meski tanpa persetujuan yang
bersangkutan.
Kaitannya dengan peran wali dan persetujuan wanita (calon Isteri) Abu
janda harus ada dalam perkawinan. Sebaliknya jika mereka menolak, maka akad
Walaupun demikian, hak ijbar ayah atau kakek tidak dengan serta merta
1. Tidak adanya permusuhan yang nyata antra dia (perempuan) dengan walinya,
2. Tidak ada permusuhan (kebencian) yang nyata antara dia dengan calon
suaminya.
pergaulannya, seperi dengan laki-laki tuna netra, tua renta, dan sebagainya.
Perkawinan No.1 Tahun 1974 dan Kompilasi hukum Islam. Adapun menurut
bahwa:
1. Perkawinan hanya di izinkan jika para pihak pria sudah mencapai umur 19
(Sembilan belas) tahun dan pihak Wanita sudah mencapai 16 (enam belas)
tahun. Kemudian di pertegas lagi dalam pasal 15 ayat (1) KHI (Kompilasi
40
Husen Muhammad, Fiqh perempuan, hal 70-71
42
Selain dua Pasal di atas, ada pasal lain dalam Undang-undang Perkawinan
usia 20 sampai 25 tahun bagi wanita dan 25 sampai 30 tahun bagi Pria.
wanita dan 25 tahun untuk pria. Hal ini diperlukan karena zaman modern
41
Bakri Hasbullah, Kumpulan Lengkap Undang-undang Perkawinan Di Indonesia, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1978), hal.6
43
harus memiliki kematangan fisik dan psikis sebelum mengarungi Bahtera rumah
tangga, karena didalam rumah tangga pasti akan ada cobaan yang nantinya akan
menguras emosi dan keegoaan dari masing-masing pasangan. Untuk itu, tanpa
a) Asas sukarela,
g) Asas Legalitas,
42
Sarlito Wirawan Sarwono, Membina Perkawinan yang Berbahagia, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1983), hal.10
44
Bahwa :
kepercayaan masing-masing.
c. Asas Monogami.
e. Mempersulit perceraian
Dalam hal ini, masalah usia perkawinan berkaitan erat dengan asas pada
point yang keempat yakni “Calon Suami dan Isteri harus matang jiwa dan
raganya”. Penjelasannya adalah bahwa calon suami isteri harus matang jiwa dan
bertindak.
dengan adanya pembatasan umur pernikahan bagi wanita maka diharapkan laju
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: Kencana
43
44
Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta : Rajawali Press,2004), hal
173
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Antara Fikih Munakahat dan
45
Undang-undang Perkawinan, (Jakarta: Prenada Media Kencana, Agustus 2007), cet ke-2, hal.26
45
kelahiran dapat ditekan semaksimal mungkin. Ternyata bahwa batas usia yang
rendah bagi wanita untuk menikah mengakibatkan laju kelahiran yang lebih
dilarang keras dan harus di cegah pelaksanaannya. Adapun nikah dibawah umur
sesuai dengan UU No. 16 Tahun 2019 tentang Usia Perkawinan Dalam Rangka
definisi tentang :
di bawah usia 19 tahun bagi wanita dan dibawah 21 tahun untuk Pria.
oleh orang tua wali dari calon mempelai yang belum batas minimal sebagaimana
tersebut di atas. Antara kedua calon mempelai harus ada kerelaan yang mutlak
46
DEPAG, Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, (DEPAG: Dirjen BIMAS Islam &
Penyelenggaraan Haji, Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah, 2001), hal.3
47
Abdul Manan, Aneka masalah Hukum Perdata Islam, hal 7
46
dan sejahtera denga mewujudkan suasana rukun dan damai dalam rumah tangga
yang selalu mendapat hidayah dan taufik dari Allah SWT. Oleh karena itu agar
A. Letak Geografis
Kecamatan Limo. Letak Geografis kota Depok terletak pada Koordinat 6º 19'00"-
6º28'00" Lintang Selatan dan 106º43'00" - 106º55'33" Bujur Timur. Saat ini
Tetangga, dan 45 Rukun Warga. Yang terdiri dari : 2.882 Rumah Tangga, 38
Depok mengalami peningkatan baik dari Segi Ekonomi, Pendidikan, Sosial dan
Budaya.
Wilayah 1.529 Km² dan 167 jumlah kepadatan yang terdiri dari: 11.911 Jiwa,
46
47
dengan luas 450 Km², 36 Kepadatan di Kelurahan Grogol, 13.419 Jiwa, dengan
Luas 265 Km², 51 kepadatan di kelurahan Krukut, dan 20.474 Jiwa, dengan luas
dengan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta merupakan Wilayah Penyangga Ibu Kota
Perdagangan dan Jasa, Pariwisata dan Kota Resapan air. Kota Depok dahulu
terkenal dengan Kota yang Kotor, namun Sekarang Kota Depok mendapatkan
B. Demografi
Kecamatan Limo salah satu kecamtan yang ada di Kota Depok. Kota
Depok sebagai kota perbatasan Langsung dengan Ibu Kota Negara, kota Depok
Sebagai daerah penyangga Kota Jakarta, kota Depok mendapat tekanan migrasi
penduduk yang cukup tinggi sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kawasan
Pemukiman, Pendidikan, Perdagangan dan Jasa. Oleh karena itu kota Depok
curah Hujan yang cukup yang cukup kecil dan di pengaruhi oleh iklim musim.
48
Secara umum musim kemarau antara bulan April- September, dan musim hujan
berjumlah 2.441 Jiwa, Protestan 1.091 Jiwa, Hindu 1.012 Jiwa, Budha 708 Jiwa
Adanya kondisi ekonomi dan sumber daya alam Kota Depok termasuk
Kecamatan Limo saat ini yang sudah mengerucut pada struktur ekonomi tertentu,
yaitu struktur ekonomi modern yang bertumpu pada sektor tersier dan didukung
sektor sekunder, untuk pengembangan sektor tersier ini juga merupakan masalah
yang sudah harus ditangani dari saat ini, yaitu mengembangkan aktivitas usaha
perdagangan dan jasa yang mempunyai nilai tambah yang lebuh tinggi karena
ada di kecamatan Limo adalah Kristen Katolik, Kristen Protestan, Kong Hucu,
Budha, dan Hindu. Kehidupan beragama di kecamatan limo Kota Depok berjalan
Bangsa maupun Golongan. Kondisi Sosial masyarakat ini berjalan dengan Baik.
49
keagamaan yang sering dilakukan secara Terbuka. Bahkan hal ini mejadi daya
tarik tersendiri. Misalnya, acara Maulid Nabi, Barongsay, Marawis, dan kegiatan-
SD dan Pengajian Ibu-ibu masih terlihat aktif di Kecamatan Limo. Hal tersebut
yang menyebabkan banyak kaum remaja Putra maupun Putri yang dapat
melakukan Pergaulan tanpa adanya Rem dari dalam dirinya. Karena kurangnya
orang tua dan mudahnya membuka situs-situs porno akbibat dari internet tidak
bahwa yang melakukan Pernikahan Dini di Kecamatan limo dari Empat kelurahan
yaitu, dari kelurahan Meruyung ada 6 Orang, dari kelurahan Grogol 10 Orang,
dari Kelurahan Krukut 7 orang dan dari kelurahan Limo ada sekitar 12 Orang
beberapa faktor. Yaitu Ekonomi, Sosial, Pendidikan, Pergaulan yang tidak Sehat,
beberapa hal, jika dilihat dari kasus Pertama yaitu Ibu a, Seorang Ibu Rumah
Tangga yang berusia 21 tahun yang pendidikannya hanya Sampai SD, memiliki
Seorang Anak laki-laki yang berusia 3 tahun. Menikah di Bogor tahun 2006 Atas
dasar kehendak orang Tua. Pekerjaan suaminya adalah soerang Pedagang. Ibu ini
mengetahui bahwa salah satu dari pasalnya adalah tentang batas usia Pernikahan.
Rumah tangga yang mereka jalani sekarang kurang harmonis karena permasalan
ekonomi.
Berbeda dengan kasus kedua, yaitu Ibu b, Seorang ibu muda yang berusia
seorang anak yang berusia satu Tahun. Menikah didepok Tahun 2010 karena
terpaksa sudah hamil terlebih dahulu. Pekerjaan Suaminya masih seorang Pelajar.
Ibu muda ini tidak mengetahui sama sekali tentang Undang-undang No.1 Tahun
1974 tentang Perkawinan. Kehidupan rumah ibu muda ini sangat tragis karena
rumah tangga mereka sedang di ujung perpisahan karena suami tidak member
50
51
Kasus yang ketiga yaitu ibu c, seorang ibu rumah tangga yang berusia 22
Tahun 2007. Sudah memiliki seorang anak berusia 3 Tahun. Menikah atas dasar
No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Kehidupan Rumah Tangga nya juga
Kasus yang keempat yaitu ibu d, berusia 18 Tahun. Ini juga tergolong ibu
muda yang sudah memiliki seorang anak. Ibu mudah ini melangsungkan
Pernikahan di Depok Tahun 2009, menikah karena sudah hamil terlebih dahulu.
Ibu muda ini juga tidak mengetahui tentang Undang –undang No.1 Tahun 1974.
Rumah Tangga ibu muda ini juga tidak Harmonis karena akhir-akhir ini banyak
sudah hamil terlebih dahulu, tetapi sayangnya baru mengalami keguguran, ibu ini
juga tidak mengetahui isi dari Undang-undang No1. Tahun 1974 Tentang
Perkawinan. Keadaan Rumah Tangga nya juga kurang harmonis karena masalah
ekonomi.
limo di sebabkan oleh beberapa Faktor yaitu Ekonomi, Sosial, Pendidikan, dan
karena Akibat dari Pergaulalan Bebas yang dilakukan oleh para remajanya yang
kurangnya pengawasan atau perhatian orang tua. Rumah adalah contoh seseorang
Dan ayah adalah sesosok yang harus penuh dengan kebijaksanaan dimata anak-
anaknya. Jika salah satunya tidak seimbang, maka ini akan berpengaruh bagi
perkembangan mental dan jiwanya. Hingga sampai saat ini masih banyak orang
tua yang tidak menyadarinya. Dampaknya anak akan mencari ketenangan atau
kurang bermoralpun mudah diakses. Dan yang ketiga karena Pergaulan. Pergaulan
yang tidak bernorma sudah barang tentu menjadi jalan baik untuk berbuat yang
tidak seharusnya. Dalam pergaulan hal yang biasa menjadi sesuatu yang biasa.
Tidakkah mereka berfikir akibatnya sebelum melakukan hal yang tidak boleh
dilakukan sebelum adanya ikatan perkawinan yang sah. Bagaimana nasib anak
suami Istri tanda adanya ikatan yang sah, yang menimbulkan akibat dan dampak
yang negatif.
53
Mereka melakukan hubungan suami Istri dengan bebas tanpa ada perasaan
mendalam. Salah satu dari mereka mengakui dan menceritakan apa yang telah
dilakukan oleh dia dan suaminya dulu tanpa rasa malu. Salah satu dari pernikahan
dini juga menceritakan kisah hidup rumah tangganya yang saat ini sedang di
ujung perpisahan. Akibat suami tidak memberikan nafkah lahir maupun batin.
Pasal 7 (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai
umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Pasal 6
54
minatnya dan
2. Dampak biologis
dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian melahirkan. Jika
dipaksakan justru akan terjadi trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang
kesetaraan dalam hak reproduksi antara isteri dan suami atau adanya
3. Dampak psikologis
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan
anak yang sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali hidupnya
yang berakhir pada perkawinan yang dia sendiri tidak mengerti atas putusan
55
hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan menghilangkan hak anak untuk
telah saya teliti adalah kebanyakan dari rumah tangga mereka berada di ujung
diakibatkan karena persoalan ekonomi, dan tidak jarang suami tidak memberikan
nafkah lahir maupun batin,2 suami tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik.
1
Dampak Pernikahan Dini, Diakses dari http://Dampak Pernikahan Dini. Html , pada tanggal
12 April, 2011
2
Khoirunnisa, Pelaku Pernikahan Dini di Kecamatan Limo, Wawancara, (Depok, 23 April,
2011)
3
Siti Juleha, Pelaku Pernikahan Dini di Kecamatan Limo, Wawancara, (Depok, 24 April
2011)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
beberapa faktor, yaitu : Faktor Ekonomi, Faktor sosial, Faktor Pendidikan dan
kurangnya perhatian dan pengawasan dari Orang Tua serta pergaulan bebas
kesiapan baik jiwa maupun raga dalam menghadapi persoalan Rumah Tangga,
B. Saran-saran
56
57
Manfaat dan mudharatdari pernikahan dini di sosialisasikan melalui khatib jum'at, pengajian
Yang berhubungan dengan Pernikahan dini kedalam kurikulum fiqh pada
Al-Anbari, Syaikh Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Musna Khalid bin Ali.. Pen
Al-Bukhori, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mugirah bin
Bardizbah.Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar al-Fikr. Jilid III, Juz 6, 1994.
Aziz, Abdul, dkk. Perkawinan dan Masalahnya. Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 1995.
Az-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, ( Beirut: Dar Al Maktabah), Juz IX
Bakri, Hasbullah. Kumpulan Lengkap Undang-undang Perkawinan Di Indonesia,
Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Daud, ali muhamad & habibah Daud. Lembaga-lembaga Islam di Indonesia. Jakarta:
grafindo persada, 2000, Cet. Ke-4.
DEPAG, Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, DEPAG: Dirjen BIMAS Islam &
Penyelenggaraan Haji, Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah,
2001.
Hadikusuma, Hilman. Hukum Perkawinan Adat. Bandung : Citra adya Bakti 1997.cet
ke-1.
http://lusicaem.blogspot.com/2009/12/dampak-pernikahan-diniperkawinan.html
www.gaulism.com/Tinjauan-Fiqh-PernikahanDini.
Ibnu Qudamah, Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad, Al-Mughni,
Beirut: Dar-al Fikr, 1405H), Juz VI.
58
59
Imam alaudin al-kasani abu bakar bin mas’ud, Badai’al shanai’, kairo: Dar al hadits,
1426/2005 M, juz III
Jaziri, ‘Abd ar-Rahman Al-.Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-’Arba‘ah, Beirut: Dar
al–Fikr, 2002. Cet. I.
Lembaga Darut Tauhid. Kiprah Muslimah dalam Keluarga. Bandung: Mizan, 1990.
Manssur ‘ali Nasif, al-Taj al-jami’al ushul fi Ahadits al-Rasul, Beirut: Dar-al-Kutub
al-‘Arabiyah, jilid II.
Munawar, Zaman. Manajemen Cinta Pranikah Menju Nikah Penuh Berkah “ Jangan
Takut Married”. Bandung Mizan.2007.
Yunus, mahmud. Hukum Perkawinan dalam Islam. Jakarta: PT. Hidakarya Karya
Agung, 1983, Cet ke-1.