Oleh:
Skripsi
Diajukan Kepada FSH untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh:
Di bawah Bimbingan
PANITIA UJIAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Di Universitas Islam
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Hidayatullah Jakarta.
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya yang
tak terhingga. Dengan sifat-Nya al-Ghaffar telah menutupi banyak aib yang
manusia lainnya. Dan dengan sifat-Nya al-Afuww telah menangguhkan sanksi hukum
atas dosa-dosa manusia di dunia dan memberikan kesempatan untuk bertaubat pada-
Nya, sekaligus mengajarkan kepada manusia untuk menjadi pemaaf, mau memberi
maaf pada sesamanya atas segala kekurangan dan kesalahan. Shalawat beriring salam
mudahan dengan izin Allah, syafaat beliau dapat menjadi penolong bagi siapa saja
budi pekertinya yang terpuji. Skripsi ini kiranya bagian kecil yang dapat penulis buat
Penulis meyakini bahwa inti dari ajaran agama ialah syukur yaitu berterima
kasih kepada yang berjasa. Oleh sebab itu, menyadari segala keterbatasan yang ada,
penulis pantas mengucapkan terima kasih terhadap berbagai pihak yang telah banyak
berperan dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain dialamatkan kepada Bapak:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof.
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. A. Mukri Aji, MA., dan
vi
Sekretaris Jurusan Dr. Muhammad Taufiki, M. Ag., yang selalu memberikan
3. Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA., sebagai pembimbing skripsi yang telah
4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan tidak lupa pula terima kasih yang sebesar-besarnya kepada staff
5. Teristimewa buat ayahanda tersayang Drs. H. Ahmad Nuri dan ibunda tercinta
Oom Komsah Komala Sari, S.Pd serta adik-adikku Maulidinnur dan Syifa
Nur Fauziah. Terima kasih banyak atas bantuan kalian terutama dari segi
keuangan dan dukungan kalian, serta doa dan pengorbanan kalian yang tidak
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT
selama ini telah menjadi teman yang baik, semoga ilmu yang kita dapat bisa
vi
7. Kawan-kawan HMI Komfaksy, BEMJ PMH, dan Remaja Karang Taruna
Lembah Gria Indah yang telah memberikan motivasi serta supportnya kepada
penulis.
9. Tidak lupa juga kepada cahaya hatiku, insan yang selalu dicintai dan
Akhirnya, dengan penuh harap dan doa yang dapat penulis persembahkan,
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
Harapan penulis semoga skripsi ini akan memberikan manfaat bagi penulis
Penulis
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
BAB I PENDAHULUAN
E. Objek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
F. Metode Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
G. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
BIDANG KESEHATAN
A. Pengertian Bioteknologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
viii
C. Sejarah Singkat dan Perkembangan Bioteknologi Inseminasi Buatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
Perempuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
sehingga mampu membedakan antara yang benar dan yang salah, sedangkan
hewan sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk membedakan kedua hal
tersebut. 1
transformasi, membawa dampak positif dan negatif. Hal ini merupakan tantangan
bagi umat Islam untuk menjawab permasalahan yang muncul, karena agama
Salah satu dari kemajuan atau perubahan tersebut adalah upaya seorang
isteri menghamilkan suatu benih laki-laki bukan melalui cara alami melainkan
dokter, di antaranya dengan melalui cara suntikan atau operasi, benih laki-laki itu
disedot dari zakar laki-laki itu dan disimpan lebih dulu dalam tabung,
1
Rohadi Abdul Fatah dan Sudarsono, Ilmu dan Teknologi dalam Islam, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1980), h.24.
1
2
diketahui sejak periode pertama dari sejarah manusia yang dilakukan pada hewan
dan tumbuh-tumbuhan, dan tercapailah hasil yang baik berupa jenis hewan yang
baik dan buah-buahan yang tinggi mutunya. Sukses yang dicapai ini mendorong
memasukkan air mani laki-laki dan ini pun berhasil sehingga dengan
penghamilan buatan ini dapat ditumbuhkan janin menurut prosesnya yang wajar
itu dari sperma yang bercampur dengan sel telur wanita. Berfirman Allah SWT:
(2 : 76 / ج) اﻹﻧﺴﺎن
ٍ إِﻧﱠﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ اﻟْﺈِﻧْﺴَﺎنَ ِﻣﻦْ ُﻧﻄْ َﻔ ٍﺔ َأﻣْﺸَﺎ
Artinya:
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur. (Al-Insan/76: 2)
hubungan kelamin, asal ada percampuran sperma dengan sel telur wanita.
Kenyataan inipun sejak lama dimaklumi ahli fikih, sehingga mereka berkata,
2
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah (Pada Masalah Kontempore Hukum Islam),
(Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2000), cet. pertama, h.71.
3
pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan jasa. 4
moral, hal itu tidak lain pada kajian tentang bioteknologi, yang mempunyai
cakupan yang sangat luas baik pada tumbuhan maupun hewan yang nantinya
membawa ke trans genetic (perpindahan sel dari satu makhluk ke makhluk lain)
pada manusia. Pada bidang inilah kaum muslimin berhadapan dengan rangkaian
Jika diamati dengan seksama, apa yang terjadi pada bioteknologi justru
membuka misteri alam. Jika dahulu tanda-tanda itu datang lewat mukjizat, maka
kini setelah sudah tidak ada Nabi dan Rasul tanda-tanda itu datang lewat ilmu
3
Mahmoud Syaltout, Al-Fatâwa, jilid II. Penerjemah H. Bustami A. Gani dan Zaini Dahlan
(Jakarta: Bulan Bintang, 1973), cet. pertama, h. 84.
4
Sarjono, Bioteknologi Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1991), h. 2.
5
M. Nurcholis Bakry, et. all, Bioteknologi dan Al-Qur’an Refrensi Dakwah Da’I Modern,
(Jakarta: Gema Insan Press, 1996), h. 58.
4
Kemajuan ilmu dan teknologi menuntut penghayatan etnik yang lebih luas
individu dan masyarakat kalau di samping etika ilmiah, agama dapat berfungsi
perkembangan teknologi yang terkendali. Peran agama dalam hal ini akan
Meskipun inseminasi buatan memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat
yang tidak beragama, beriman, dan beretika sehingga sangat potensial berdampak
negatif dan fatal. Kaidah dan ketentuan syariah merupakan pemandu etika dalam
tentu sesuai menurut agama, etika, dan hukum yang berlaku di masyarakat. 7
membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia, tak dapat
6
T. Jacob, Etika dan Kesehatan, (Jakarta: Rajawali Press, 1985), h. 11.
7
Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual (Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer), (Jakarta: Gema
Insani Press, 2003), Cet. Pertama, h. 188.
5
seringkali timbul pro dan kontra terhadap teknologi tersebut. Dari pendapat yang
buatan dapat dibenarkan, dan bagaimanakah status hukum anak yang lahir dari
inseminasi buatan tersebut, dan apa dampak hukum yang ditimbulkan nantinya.
1. Pembatasan Masalah
dalam produksi energi dan sebagainya. Inseminasi buatan merupakan salah satu
luas. Meskipun membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia,
6
sebab itu seringkali timbul pro dan kontra terhadap teknologi tersebut pada
pokok permasalahan inseminasi buatan tidak terlalu meluas dan tetap pada
yang termasuk dalam bidang bioteknologi ini. Penulisan skripsi ini difokuskan
buatan, baik itu dampak positif maupun negatif yang ditinjau dari segi Hukum
2. Perumusan Masalah
Bioteknologi dalam inseminasi buatan yang sarat dengan etika dan moral,
kaum muslimin berhadapan dengan suatu rangkaian masalah etika yang memiliki
besar untuk membantu pasangan suami isteri memperoleh keturunan, namun ada
saja pro dan kontra terhadap teknologi tersebut yang menimbulkan implikasi
hukum bagi status anak yang lahir dan dampak hukum yang ditimbulkan
nantinya.
1. Tujuan Penelitian
saat ini.
2. Manfaat Penelitian
b. Untuk menambah ilmu dan wawasan bagi siapa saja yang membaca hasil
penelitian ini.
c. Untuk meraih gelar sarjana Syariah (S1) dalam bidang Hukum Islam di
Hidayatullah Jakarta.
buatan adalah diperbolehkan dalam Islam jika benihnya tersebut berasal dari
Pendekatan:
Kualitatif
Pendekatan:
Kualitatif
E. Objek Penelitian
Indonesia), dalam hal ini penulis mencoba mengkaji dampak apa yang terjadi
dalam inseminasi buatan ini akan ditinjau berdasarkan Hukum Islam dan Hukum
para ahli di bidang Hukum Islam yang berkaitan dengan hukum dilakukannya
F. Metode Penelitian
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan. 8
1. Pendekatan Masalah
8
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2005), h. 234.
12
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis
a. Data Primer
Zuhaili.
b. Data Sekunder
9
Sorjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peranan dan Penggunaan Perpustakaan Di dalam
Penelitian Hukum, (Jakarta: Pusat Dokumentasi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986). h.34
10
Ibid., h. 35
13
kitab karangan para ahli dalam bentuk karya Ilmiah, buku-buku serta
dikumpulkan, data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis untuk
a. Induktif
b. Komparatif
G. Sistematika Penulisan
berikut:
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi kajian terdahulu, objek
Lingkup Teori dan Fungsi. Bab ini akan membahas perkembangan bioteknologi
inseminasi buatan yang meliputi pengertian dan teknik inseminasi buatan, proses
Bioteknologi. Bab keempat ini akan menjabarkan inseminasi buatan pada manusia
menurut tinjauan Hukum Islam dan Hukum Perdata di Indonesia. Serta dampak
15
BAB V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan implikasi dari keseluruhan
pembahasan yang telah diteliti dan saran yang dapat mendukung kesempurnaan
skripsi. Skripsi ini pada urutannya akan diakhiri dengan daftar bacaan sebagai
BAB II
KESEHATAN
A. Pengertian Bioteknologi
proses biologi yang terjadi setiap saat pada sel-sel hidup. Mereka tidak mengerti
mikroba tertentu. Seperti bakteri dan jamur, akan menghasilkan cuka, bir, atau
anggur jika ditumbuhkan dalam gentong yang besar. Proses ini dinamakan
Ilmuwan kini telah mengerti apa saja proses biologi ini dan bagaimana
baru untuk mengubah atau meniru beberapa proses alami ini sehingga mereka
1
Roestamsjah, Apresiasi Perkembangan dan Penerapan Teknologi, (Jakarta: LIPI Press, 1998),
h. 7.
2
Ibid., h. 7.
16
17
melalui proses rekayasa biologi yang tidak mungkin terjadi secara alamiah. 3
proses biologi. Akan tetapi pembatasan ini masih terlalu luas yang pada akhirnya
setiap wilayah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan alam yang
dimiliki. 4
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungsi, dan lain-lain) maupun produk dari
barang dan jasa. 5 Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari
3
Amran Saru, dkk, Bioteknologi dan Aplikasinya di Berbagai Bidan: Suatu Tinjauan Umum,
Makalah diakses pada 10 Desember 2004 dari http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/9145_9.pdf.
4
Sthefany Avonina, Perkembangan Bioteknologi dalam Inseminasi Buatan (Bayi Tabung) Di
Tinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia. artikel diakses pada 31 Juli 2004 dari
http://ikht.net/artikel_lengkap.php?Id=2-25k. h. 1
5
Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia,
http://bioteknologi.blogspot.com/2007_08_01_archive.htm-114k-Cached.
18
pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti
matematika, dan sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan
yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan
jasa.
proses industri, pembuatan produk (di sini termasuk produk pelayanan kesehatan,
rekayasa pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan
jasa. 7
6
Sardjoko, Bioteknologi Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1991), h. 3.
7
Sthefany Avonina, Perkembangan Bioteknologi Dalam Inseminasi Buatan, h. 1
8
Ibid., h. 2
19
untuk menghasilkan barang dan jasa di luar kodrat alami. Sebagai contoh klasik
adalah insulin yang dihasilkan agen biologi Escherichia Coli yang telah
direkayasa, dan secara alami hal tersebut mustahil dapat terjadi. Adapun tujuan
bagi para pihak di luar bidang ilmu alam yang terkadang digunakan istilah yang
9
W. Marlene Nalley, Tinjauan Filosofis Bioteknologi. Artikel diakses pada 1 Mei 2001 dari
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/02201/wm_nalley.htm.
10
Salim, Bayi Tabung; Tinjauan Aspek Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 1993), h. 5.
20
buatan (bayi tabung) di mana bidang ini mau tidak mau menyentuh sisi personal
atau pribadi dari kehidupan manusia. Telah diketahui bersama bahwa segala
sesuatu yang bersinggungan dengan sisi personal atau pribadi dari kehidupan
11
Sthefany Avonina, Perkembangan Bioteknologi Dalam Inseminasi Buatan, h. 1
12
Ibid., h. 3
21
dan splitting. 13
embrio transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di Eropa,
Jepang, Amerika, dan Australia untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak
(tiga) macam, yaitu: (1) bioteknologi kuno (berumur ribuan tahun, seperti
berkembang sejak perang dunia I, seperti pembuatan ajinomoto dan alkohol), dan
di mana para ilmuwan telah mengubah tikus dan domba untuk menghasilkan
13
W. Marlene Nalley, Tinjauan Filosofis Bioteknologi. Artikel diakses pada 1 Mei 2001 dari
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/02201/wm_nalley.htm.
14
Ibid.,
15
Joedoro Soedarsono, Penguasaan Ilmu dan Teknologi Sebagai Modal Pembangunan Nasional:
Bioteknologi.” Makalah Pada Seminar Nasional, 20 Januari 1990, (Yogyakarta: Keluarga Mahasiswa
Asrama Darmaputra dan Keluarga Alumni UGM 1990), h. 2-3.
22
protein dan zat kimia yang berguna bagi manusia, sebuah obat untuk menolong
dari tanaman dan hewan. Pupuk dan pencegah serangga dipasang di dalam benih.
Bioteknologi juga dapat mengakhiri kelaparan melalui revolusi hijau yang baru.
Kemajuan dibuat dalam teknik genetika untuk membuat ikan dan sapi bertumbuh
lebih cepat dan memasukkan protein lebih banyak di dalam kentang dan beras.
Spesies yang nyaris punah dapat dicegah dari kepunahan melalui transplantasi
Adapun cara untuk membantu spesies yang hampir punah adalah dengan
menggunakan teknik bayi tabung, di mana sperma dan ovum dari pasangan
rahim ibu pengganti. Jadi ibu pengganti inilah yang akan mengandung dan
melahirkan bayi tersebut, dan kemudian menyerahkan kepada orang tua yang
kadang bersifat embigu, yakni di satu sisi dapat bermanfaat untuk meningkatkan
16
Salim, Bayi Tabung; Tinjauan Aspek Hukum, h. 5
17
John Naisbitt dan Patricia Aburdene, Megatrends 2000, Alih Bahasa FX Budijanto, (Jakarta:
Binarupa Aksara, 1990), h. 227-228.
23
kesejahteraan hidup manusia, tetapi di sisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan
‘penggantian gen’. Pada kondisi yang sama pembelokan teknik ini bisa saja
pengekangan diri sangat penting untuk menahan diri agar tidak melanggar
kehidupan merupakan salah satu dilema dalam zaman modern. Hal ini
misalnya yang semakin meningkat juga dapat menimbulkan dampak negatif yaitu
18
Kazuo Murakami, The Divine Message Of The DNA: Tuhan dalam Gen Kita, (Bandung:
Mizan, 2007), h. 195-196.
24
satu contoh terjadinya seleksi alam berdasarkan resistensi. Secara alamiah ada
bakteri yang resisten (bersifat resesif) dan ada yang tidak resisten (bersifat
dominan) sehingga populasi yang tidak resisten mendesak yang resisten. Dengan
yang resisten tetap hidup dan menghasilkan keturunan yang resistensinya lebih
tinggi. 19 Bakteri berperan penting dalam evolusi melalui simbiosis. Bila bakteri
kecil tertentu bergabung secara simbiotik dengan sel-sel besar dan terus hidup di
organisme-organisme hidup. 20
ketakutan ini dirasakan oleh para ilmuwan. Satu hal yang terpenting adalah
19
Diah Aryulina dkk., Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII, ( Jakarta: Esis, 2008), h. 211-212.
20
Fritjof Capra, The Hidden Connections: A Science for Sustainable Living, (London:
Flamingo,2003), h. 41.
25
sebenarnya.
ukur perkembangan otak manusia yang luar biasa saat ini. Manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi akan memperbesar kekuasaan kita atas alam dan
masyarakat dan atas diri kita sendiri, sehingga akan muncul lagi bahaya dari
21
Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta, Al-Islam dan Iptek I, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1998), h. 267.
26
teknologi akan memperbesar kekuasaan kita atas alam dan masyarakat dan atas
diri kita sendiri, sehingga akan muncul lagi bahaya dari teknologi yaitu semakin
mendominasi. 22
pengetahuan yang dapat dikuasainya hanyalah sebagian kecil saja dari Al’Ilm,
ilmu yang dikuasai Tuhan Yang Maha Kuasa, dan bahwa ia hanya pesuruh-Nya
di bumi ini yang diminta untuk menjaga keseimbangan antar makhluk yang ada
di bumi ini. 23
tidak terlepas dari tanggung jawab manusia sebagai perilaku sekaligus makhluk
22
W. Donald R. Pokatong, “Bioteknologi: Ekspektasi, Realita dan Kendala”. Artikel diakses pada
11 Januari 2010 dari http://kilasbiologi.blogspot.com/2010/01/bioteknologi-ekpektasi-realita-dan.html.
23
Ibid.,
27
etis. Maka dari itu refleksi etis terhadap apa yang sedang dilakukan manusia
BAB III
Artificial artinya buatan atau tiruan, sedangkan Insemination berasal dari kata
Syaltout:
ﺸ ِﺮﻳْ َﻌ ِﺔ ِﻓﻴْﻬَﺎ
ﺣﻜْ ِﻢ اﻟ َﱠ
ُ ْﻋﻦ
َ س
ُ ل اﻟ َّﻨﺎ
ُ اَﻣﱠﺎ اﻟ ُﻤﺸْ ِﻜَﻠ ُﺔ اﻟ ﱠﺜﺎِﻟ َﺜ ُﺔ اﱠﻟ ِﺘﻲ َﻳﺴَْﺄ.ﺼﻨَﺎﻋِﻰ
ﺢ اﻟ ﱢ ُ ْاﻟ ﱠﺘﻠْ ِﻘﻴ
ﻲ
ِ ب ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻣَﺎ َﻳﻠ
َ ﺠﻮَا
َ ﺢ اﻟ
ُ َﻓ ُﻨ َﻮﺿﱢ
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 333.
2
M. Saheb Tahar, Inseminasi Buatan Menurut Hukum Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 1987), cet.
pertama, h. 3.
28
29
Artinya:
Pembuahan buatan. Adapun masalah pelik yang ketiga, yang orang-
orang menanyakan mengenai segi hukum syara’nya, maka kami jawab sebagai
berikut. 3
Dapat juga dijumpai dalam kitab al-Halâl wa al-Harâm fil Islâm karya
4
ج
ِ ْﺢ ِﺑ َﻐﻴْ ِﺮ ُﻧﻄْ َﻔ ِﺔ اﻟ ﱠﺰو
ُ ْن اﻟﺘﱠﻠ ِﻘﻴ
َ ﺼﻨَﺎﻋِﻰ( ِاذَا آَﺎ
ﺢ اﻟ ﱢ
ُ ْف )اﻟ ﱠﺘﻠْ ِﻘﻴ
ُ َﻓِﺎ ﱠﻧ ُﻪ ُﻳﺤْ َﺮ ُم ﻣَﺎ ُﻳﻌْ َﺮ
Artinya:
Sesungguhnya diharamkan apa yang dikenal (pembuahan buatan) jika
pembuahan tersebut tidak berasal dari sperma seorang suami yang sah.
Sementara itu dokter Sofwan Dahlan memberikan uraian yang lebih jelas
lagi, yaitu:
Inseminasi buatan memiliki banyak arti yang dikemukakan oleh para ahli.
3
Mahmud Syaltout, al-Fatâwa, Jilid II. Penerjemah Bustami A. Gani dan Zaini Dahlan,
cet.pertama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h. 325.
4
Syaikh Yusuf al-Qardlawi, al-Halâl wa al-Harâm Fil Islâm, cet. 14, (Beirut: al-Maktab al-
Islami, 1985), h. 209.
5
M. Shaheb Tahar, Inseminasi Buatan Menurut Hukum Islam,. h. 4
30
inseminasi buatan yaitu suatu cara untuk menempatkan sperma di dalam atau di
dekat saluran servik dari uterus dengan menggunakan suatu alat dan bertujuan
spesifik lagi, yaitu suatu cara atau teknik untuk memasukkan air mani suami ke
isteri tanpa junub yang dilakukan dengan pertolongan dokter. Pada kesempatan
ke dalam alat kelamin perempuan tanpa persetubuhan untuk membuahi telur atau
ovum wanita. 6
Jadi yang dimaksud dengan inseminasi buatan secara umum dapat diambil
tanpa melalui cara alami, melainkan dengan cara memasukkan sperma laki-laki
ke dalam rahim wanita tersebut dengan pertolongan dokter. Istilah lain yang
Selain dari istilah inseminasi buatan, dalam hal ini terdapat pula teknik
uterus. Teknik ini biasa dikenal dengan “bayi tabung” atau pembuahan di
luar tubuh. 8
Tandur Alih Gamet Intra Tuba (Gamette Intra Fallopian Transfer) ialah
usaha mempertemukan sel benih (gamet), yaitu ovum dan sperma, dengan
cara menyemprotkan campuran sel benih itu memakai kanul tuba ke dalam
ampulla. Metode ini bukan metode bayi tabung karena pembuahan terjadi
Di luar negeri teknik TAGIT lebih berhasil dibanding dengan FIV. Teknik
yang terbaik dari keduanya tergantung pada keadaan pemilik sperma dan
8
Chuzaemah Tahido Yanggo dan Anshary A. Hafiz, Problematika Hukum Islam Kontemporer,
h. 5
9
Ibid., h. 5
10
Abul Fadl Muhsin Ebrahim, Biomedical Issues Islamic Perspective. Penerjemah Sari Meutia.
(Bandung: Mizan, 1997), h. 99.
32
telur dari ovarium atau indung telur wanita lalu dipertemukan dengan sel
sel telur yang telah dibuahi. Proses ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan sel telur dari indung telur seorang wanita lalu dibuahi di
tuba fallopi atau tabung falopi melalui pembedahan di bagian perut dengan
dan GIFT. 12
11
Di akses pada tanggal 4 Maret 2009 dari http://info.kesehatan.com
12
Di akses pada tanggal 4 Maret 2009 dari http://info.kesehatan.com
33
kepada pasangan yang sulit memperoleh anak, tetapi tidak dapat dibantah
yang tidak dapat disetujui begitu saja dalam kerangka agama Islam. 13
disediakan ovum (sel telur) dan sperma. Ovum diambil dari tuba fallopi
(kandung telur) seorang ibu dan sperma diambil dari ejakulasi seorang ayah.
memenuhi persyaratan atau tidak. Begitu juga dengan sel telur seorang ibu,
dokter berusaha menentukan dengan tepat saat ovulasi (bebasnya sel telur dari
kandung telur), dan memeriksa apakah terdapat sel telur yang masak atau tidak
pada saat ovulasi tersebut. Bila pada saat ovulasi terdapat sel-sel yang benar-
benar masak, maka sel telur itu dihisap dengan sejenis jarum suntik melalui
sayatan pada perut. Sel telur itu kemudian ditaruh di dalam suatu tabung kimia
13
Abul Fadl Muhsin Ebrahim, Biomedical Issues Islamic Perspective,. h. 100
34
dan agar telur tetap dalam keadaan hidup, sel telur tersebut disimpan di
tahapan, 15 yaitu:
Tahap Pertama: Pengobatan merangsang indung telur. Pada tahap ini isteri
diberi obat yang merangsang indung telur, sehingga dapat mengeluarkan banyak
ovum dan cara ini berbeda dengan cara biasa, hanya satu ovum yang berkembang
dalam setiap siklus haid. Obat yang diberikan kepada isteri dapat berupa obat
makan atau obat suntik yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru
ultrasonografi (USG). Ada kalanya indung telur gagal bereaksi terhadap obat itu.
Tahap Kedua; Pengambilan Sel Telur. Apabila sel telur isteri sudah
banyak, maka dilakukan pengambilan sel telur yang akan dilakukan dengan
sperma. Sperma akan diproses, sehingga sel-sel sperma suami yang baik saja
14
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyyah Al-Haditsah,. h. 71.
15
Sudraji Sumapraja, et. All, (Eds.), Penuntun Pasutri Program Melati, Program Melati RSAB
“Harapan Kita” Jakarta, Jakarta, 1990. h. 47.
35
yang akan dipertemukan dengan sel-sel telur isteri dalam tabung gelas di
laboratorium. Sel-sel telur isteri dan sel-sel sperma suami yang sudah
telur dengan sebuah sperma, maka terciptalah hasil pembuahan yang akan
membelah menjadi beberapa sel, yang disebut embrio. Embrio ini akan
dipindahkan melalui vagina ke dalam rongga rahim ibunya 2-3 hari kemudian.
embrio, maka tinggal menunggu apakah akan terjadi kehamilan. Apabila 14 hari
yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir,
roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik dan insulin walaupun
36
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara
massal. 16
memperanakkan kuda sejak tahun 1322. Praktek inseminasi buatan pada manusia
secara tidak langsung terkandung dalam cerita “Midrash” di mana Ben Sirah
dikandung secara tidak sengaja karena ibunya memakai air bak yang sudah
tercampur sedikit air mani. John Hubter, seorang guru dari Edward Jenner
(penemu vaksinasi) dan P.S. Physick dari Philadelphia pada tahun 1785 berhasil
orang wanita dan mendapatkan bayi inseminasi buatan pertama di Negara itu. 17
amphibi, dan kemudian anjing, yang melahirkan 3 ekor anak anjing. Atas
16
Defri, “Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi”, artikel diakses pada tanggal 15 desember
2009 dari http://id.shvoong.com/exact-sciences/1955061-sejarah-dan-perkembangan-bioteknologi/.
17
Daniel Rumondor, Jangan Membunuh: Tinjauan Etis Terhadap Beberapa Praktek Kedokteran,
(Jakarta: Andi, 1988), h. 40.
37
penemuan ini yang amat penting buat masyarakat manusia”. 18 Karena Rusia
sangat mencemaskan akibat perang atom, maka Stalin menyetujui gagasan yang
dilontarkan oleh I.I Kuperin untuk mendirikan bank ayah atau bank sperma.
Bahkan pada tahun 1968 Khruschov, dengan adanya Bank Sperma itu, ingin
kepada gadis-gadis yang sehat, cantik serta ber-IQ tinggi agar nantinya terbentuk
keberhasilan Patrick Steptoe yang dibantu oleh Robert Edwards dan Barry
Bavister dari Inggris atas lahirnya Louise Brown pada 25 Juli 1978 dari pasangan
suami isteri Jhon Brown dan Leslie. Sperma dan ovum yang digunakan berasal
isterinya, sehingga lahirlah bayi tabung yang pertama yang bernama Louise
Brown di Oldham Inggris dengan berat badan 2.700 gram. 20 Steptoe menolak
18
Ali Akbar, “Masalah Inseminasi Terhadap manusia”, Mimbar Ulama, No. 21, Tahun III, Juli
1978, h. 24
19
Ibid., h. 25
20
Salim HS, Bayi Tabung Tinjauan Aspek Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), h. 6.
38
telah lahir bayi tabung yang kedua bernama Candice Reid di Australia pada
tahun 1980, yang ketiga bernama Elizabet Can di Amerika pada bulan Desember
tercatat sebanyak 100 bayi tabung di sebelas Negara. Kesebelas Negara itu
Jerman, Belgia, Jepang, dan Singapura. Sedangkan menurut John Naisbite dan
Patricia Abudene bahwa menjelang awal tahun 1989 lebih dari 100 anak
GIFT, dan Dimas Aldila Akmal Sudiar, Lahir pada 2 Oktober 1988, dari
pasangan Wiwik-Sudirman dengan teknik IVF. Keduanya adalah hasil kerja tim
H. Enud J. Surjana (Ketua Makmal Terpadu FKUI) dan Asri Rasad (Dekan
21
Ibid., h. 7
22
Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshary Az, Problematika Hukum Islam Kontemporer, h.3.
39
waktu kapan kehamilan itu dikehendaki. Penyimpanan itu bisa dilakukan oleh
klinik-klinik khusus ataupun oleh bank sperma yang didirikan special untuk
23
Mahmud Syaltout, al-Fatâwa,. h. 8.
24
Amran Saru, dkk, “Bioteknologi Dan Aplikasinya Di Berbagai Bidang; Suatu Tinjauan
Umum”, artikel di akses pada 10 Desember 2004 dari http://www.rudyct.com/PPS702-
ipb/09145/9145_9.pdf.
25
M. Shaheb Taher, Inseminasi Buatan Menurut Hukum Islam,. h.7.
40
Bank sperma atau yang juga kadang-kadang disebut bank ayah, mulai
tumbuh pada awal tahun 1970, berkembang setelah banyaknya laki-laki yang
26
Ibid., h.7
41
dan perkembangannya dari generasi ke generasi yang tidak lepas dari berbagai
keturunan atau dengan kata lain untuk mendapatkan anak dari darahnya sendiri.
Adalah wajar bilamana pasangan suami isteri yang mandul berusaha dengan
segala daya dan upaya serta kemampuannya yang ada agar dapat memperoleh
anak, mengingat begitu penting anak, baik bagi kesenangan duniawi maupun
olah memiliki kesalahan sehingga tidak jarang mereka didorong untuk bercerai
persoalan suami isteri itu sendiri tetapi juga menjadi persoalan keluarga besar.29
27
Defri, “Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi”, artikel diakses pada tanggal 15 desember
2009 dari http://id.shvoong.com/exact-sciences/1955061-sejarah-dan-perkembangan-bioteknologi/.
28
M. Shaheb Taher, Inseminasi Buatan Menurut Hukum Islam,. h.73.
29
Sjechul Hadi Parmono dan Moh. Haitomi Ibnu Hambal, Bayi Tabung dan Rekayasa Genetika
dalam Pandangan Islam, cet. II, (Surabaya: Wali demak Press, 1995), h.5.
42
yang mandul yang menginginkan kehadiran anak sebagai hasil buah cinta kasih
mereka dan motivasi itulah yang paling penting dari inseminasi buatan itu. Akan
unggul yang sel spermanya diambil dari sperma varietas unggul milik orang lain
yang bukan pasangannya secara sah yang diperoleh dari bank sperma. 30
telah ditemukan cara penghamilan buatan yang disebut inseminasi buatan yang
sedarhana, ilmiah dan mudah dilaksanakan sebagai salah satu alternatif bagi
Tanpa disadari pada saat ini teknik inseminasi buatan telah dimanfaatkan
oleh sebagian wanita yang ingin memiliki anak, namun tidak mau adanya ikatan
30
Ahmad Abdullah Assegaf, Islam dan KB, (Jakarta: Lentera, 1997), cet. pertama, h. 223.
31
Ibid., h. 223
43
persetubuhan. 32
Pada kasus seperti ini para wanita merasa lebih beruntung, sebab dapat
memilih bibit unggul yang diinginkan dari bank sperma, sehingga dapat
motivasi dilakukan inseminasi buatan pada masa sekarang ini tidak hanya
antaranya:
4. Pada saat ini, menjadi cara alternatif bagi wanita yang ingin punya anak
32
Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Biomedical Issues, Islamic Perspectiv,. h. 97
33
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyyah Al-Haditsah,. h. 73-74.
44
BAB IV
PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat Islam, yang tidak hanya berisi
hal-hal yang berkaitan dengan spiritual semata, tetapi merupakan kitab yang
lengkap yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan persoalan dunia dan
akhirat, baik itu yang berkaitan dengan ibadah, muamalah, hukum-hukum, ilmu
ﺷﺪﱠ ُآ ْﻢ
ُ ﺟ ُﻜﻢْ ﻃِﻔْﻠًﺎ ُﺛﻢﱠ ِﻟ َﺘﺒُْﻠﻐُﻮا َأ
ُ ﻋَﻠ َﻘ ٍﺔ ُﺛﻢﱠ ُﻳﺨْ ِﺮ
َ ْب ُﺛﻢﱠ ِﻣﻦْ ُﻧﻄْ َﻔ ٍﺔ ُﺛﻢﱠ ِﻣﻦ
ٍ ﺧَﻠ َﻘ ُﻜﻢْ ِﻣﻦْ ُﺗﺮَا
َ ُه َﻮ اﱠﻟﺬِي
) ن َ ﺟﻠًﺎ ُﻣﺴَﻤًّﻰ َوَﻟ َﻌﱠﻠ ُﻜﻢْ َﺗﻌْ ِﻘﻠُﻮ َ ﻞ َوِﻟ َﺘﺒُْﻠﻐُﻮا َأ
ُ ْﺷﻴُﻮﺧًﺎ َو ِﻣﻨْ ُﻜﻢْ َﻣﻦْ ُﻳ َﺘ َﻮﻓﱠﻰ ِﻣﻦْ َﻗﺒ
ُ ُﺛﻢﱠ ﻟِﺘَﻜُﻮﻧُﻮا
( ٦٧ :٤٠ /اﻟﻤﺆﻣﻦ
Artinya:
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang
anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada
yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai
kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). (QS. Al-
Mu’min/40: 67)
44
45
Artinya:
Rasulullah SAW menceritakan kepada kami, Dia adalah orang yang jujur
dan dipercaya: Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan
penciptaannya di perut ibunya dalam waktu 40 (empat puluh) hari, kemudian
menjadi segumpal darah selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging
selama itu juga (40 hari), kemudian diutuslah Malaikat kepadanya dan ditiupkan
ruhnya, kemudian diperintahkan untuk menuliskan 4 perkara; rejeki, ajal, amal
perbuatan dan nasibnya celaka atau bahagia.
ternyata sama dengan prosedur bayi tabung. Yang berbeda hanyalah dalam
proses pembuahan saja. Di dalam teknik bayi tabung, pembuahan antara sperma
dan ovum terjadi dalam tabung gelas, lalu dipindahkan ke dalam rahim isteri.
mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor. Lembaga Fiqih Islam OKI
pembuahan dengan sel sperma dan ovum dari isteri sendiri. Vatikan secara resmi
1
Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain an-Nawawi, Sahîh Muslim Bi Syarh An-Nawawi,
(T.tp: al-Matba'ah al-Misriyyah, 1930 M), juz. 16, cet. 1, h. 189-190.
46
tahun 1987 ini telah mengecam keras pembuahan buatan, bayi tabung, ibu
titipan, dan seleksi jenis kelamin anak, karena dipandang tidak bermoral dan
Untuk inseminasi buatan pada manusia dengan sperma suami sendiri, baik
atau uterus isteri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan di luar rahim (bayi
tabung), maka dalam hal ini dibolehkan asal keadaan suami dan isteri tersebut
.ت
ِ ﻈﻮْرَا
ُ ْﺢ ﻟ َﻤﺤ
ُ ْل َﻣﻨْ ِﺰَﻟ َﺔ اﻟﻀﱠ ُﺮ ْو َر ُة ُﺗ ِﺒﻴ
ُ ﺟ ُﺔ َﺗﻨْ ِﺰ
َ اﻟﺤَﺎ
Artinya:
Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperbolehkan seperti dalam
keadaan terpaksa, padahal keadaan darurat atau terpaksa itu membolehkan
melakukan hal-hal yang terlarang. 3
4
.اﻟﻀﺮورات ﺗﺒﻴﺢ اﻟﻤﺤﻈﻮرات
Artinya:
Kedharuratan itu membolehkan hal-hal yang dilarang.
2
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, cet. VII, (Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1994), h. 156.
3
M. Ali Hasan, Fiqhiyyah Al-Haditsah (Pada Masalah Kontemporer Hukum Islam), cet.I.
(Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2000), h. 76.
4
Gurrat Abid al-Di’as, al-Qawaid al-Fiqhiyyah Ma’a al-Syarh al-Wajiz, (Dimasyq: Dar al-
Turmudzi, 1989), cet. 3. h. 43.
47
غ
ٍ ﻏﻴْ َﺮ ﺑَﺎ
َ ﻄﺮﱠ
ُ ْﻦ اﺿ
ِ ﺨﻨْﺰِﻳ ِﺮ وَﻣَﺎ ُأ ِهﻞﱠ ِﺑ ِﻪ ِﻟ َﻐﻴْ ِﺮ اﻟﻠﱠﻪِ َﻓ َﻤ
ِ ْﻋَﻠﻴْ ُﻜ ُﻢ اﻟْ َﻤﻴْ َﺘ َﺔ وَاﻟ ﱠﺪ َم َوَﻟﺤْ َﻢ اﻟ
َ ﺣ ﱠﺮ َم
َ إِ ﱠﻧﻤَﺎ
(١٧٣ : ٢/ ﻪ ﻏَﻔُﻮرٌ رَﺣِﻴﻢٌ) اﻟﺒﻘﺮة َ ن اﻟﱠﻠ
ﻋَﻠﻴْ ِﻪ ِإ ﱠ َ وَﻟَﺎ ﻋَﺎ ٍد ﻓَﻠَﺎ ِإﺛْ َﻢ
Artinya:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-
Baqarah/2: 173)
dinyatakan Al-Qur’an:
Artinya:
Allah menghendaki kelonggaran bagimu dan tidak menghendaki
kesempitan bagimu. (QS. Al-Baqarah/2: 185)
untuk isterinya, maka yang demikian itu masih dibenarkan hukum dan syariat
yang diikuti masyarakat beradab. Lebih lanjut beliau katakan “…..Dan tidak
menimbulkan dosa dan noda”. Di samping itu, tindakan yang demikian dapat
dijadikan sebagai suatu cara untuk memperoleh anak yang sah menurut syari’at
dilakukan karena ada kelainan pada perangkat dalam, dan sebagiannya lagi
dilakukan karena alasan kesehatan melainkan karena alasan dan motivasi lain.
5
Ibid., h. 83
48
jumlah manusia, untuk tujuan perluasan daerah atau sebagai ganti dari manusia
yang banyak meninggal karena wabah atau penyakit atau peperangan. Dengan
tujuan itu, maka penghamilan buatan menurut para ahli pikir yang ceroboh itu,
sperma donor, seperti pendapat Yusuf el-Qardlawi. Lebih tegas lagi Mahmud
adalah pelanggaran yang tercela dan dosa yang besar, perbuatan itu setaraf
dengan zina, dan akibatnya pun sama pula, yaitu memasukkan mani orang asing
ke dalam rahim perempuan yang antara kedua orang tersebut tidak ada hubungan
akibat hukumnya, anak hasil inseminasi buatan tersebut tidak sah dan nasabnya
( ٤ : ٩٥ / ﻦ َﺗﻘْﻮِﻳ ٍﻢ ) اﻟﺘّﻴﻦ
ِﺴ
َ َْﻟ َﻘﺪْ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ اﻟْﺈِﻧْﺴَﺎنَ ﻓِﻲ َأﺣ
Artinya:
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. (QS. At-Tiin/95: 4)
ْﻀﻠْﻨَﺎ ُهﻢ
ﻦ اﻟﻄﱠﻴﱢﺒَﺎتِ وَﻓَ ﱠ
َ َوَﻟ َﻘﺪْ َآ ﱠﺮﻣْﻨَﺎ َﺑﻨِﻲ ءَا َد َم وَﺣَﻤَﻠْﻨَﺎ ُهﻢْ ﻓِﻲ اﻟْ َﺒ ﱢﺮ وَاﻟْ َﺒﺤْ ِﺮ َو َر َزﻗْﻨَﺎ ُهﻢْ ِﻣ
( ٧٠ : ١٧ / ﺮ ِﻣ ﱠﻤﻦْ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ ﺗَﻔْﻀِﻴﻠًﺎ ) اﻹﺳﺮاء ٍ ﻋﻠَﻰ َآﺜِﻴ َ
Artinya:
Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkat
mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan
kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah kami ciptakan. (QS. Al-Israa’ /17: 70)
ﻦ
َ ﻏﻴْ ُﺮ َﻣﻠُﻮﻣِﻴ
َ ْﺟ ِﻬﻢْ أوْ ﻣَﺎ َﻣَﻠ َﻜﺖْ َأﻳْﻤَﺎ ُﻧ ُﻬﻢْ َﻓِﺈ ﱠﻧ ُﻬﻢ
ِ ﻋﻠَﻰ َأزْوَاَ ن إِﻟﱠﺎ َ ﺟ ِﻬﻢْ ﺣَﺎ ِﻓﻈُﻮ ِ ﻦ ُهﻢْ ِﻟ ُﻔﺮُو
َ وَاﱠﻟﺬِﻳ
(٧ -٥ : ٢٣ / ن ) اﻟﻤﺆﻣﻨﻮن َ ﻚ ُه ُﻢ اﻟْﻌَﺎدُوَ ﻚ َﻓﺄُوَﻟ ِﺌ
َ ﻦ اﺑْ َﺘﻐَﻰ َورَا َء َذِﻟ
ِ َﻓ َﻤ
Artinya:
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini
tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah orang-
orang yang melampaui batas. (QS. Al-Mu’minuun/23: 5-7)
dengan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat manusia yang sejajar
karena dilakukan oleh seorang donor dan bukan oleh suami si wanita. Apabila
seorang wanita melahirkan seorang anak melalui AID, maka anak tersebut
bernasab hanya kepada ibunya saja. Tentang hubungan nasab antara anak dan
ayah, kebanyakan ulama mutakhir menyatakan dengan jelas bahwa anak itu
dipandang sebagai anak yang punya donor tersebut, anak itu menjadi ahli
ilmu kedokteran, selalu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap tata
Di dalam Hukum Perdata (BW) memang tidak ada suatu ketentuan yang
melahirkan seorang anak melalui proses bayi tabung, tetapi yang ada hanyalah
mengatur tentang kedudukan anak yang dilahirkan secara alamiah. Namun tidak
berarti bahwa ketentuan tersebut tidak dapat diterapkan terhadap anak yang
9
Sayyid Muhammad Ridwi, Perkawinan dan Seks dalam Islam, cet. II, (Jakarta:Lentera, 1996),
h. 123.
10
Safiuddin Shidik, Hukum Islam Tentang Berbagai Persoalan Kontemporer, (Jakarta: Inti Media
Cipta Nusantara, 1978), h. 142.
51
atau tidaknya seorang anak memperoleh haknya yang ditinggalkan oleh orang
tuanya.
sendiri. Di antaranya jika inseminasi buatan sumber benihnya berasal dari suami
diimplantasikan ke dalam rahim isteri maka anak tersebut baik secara biologis
ataupun yuridis mempunyai status sebagai anak sah (keturunan genetik) dari
pasangan tersebut.
saat ibunya telah bercerai dari suaminya, maka jika anak itu lahir sebelum 300
hari perceraian mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut.
Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak sah
bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun dengan
bekas suami ibunya. Hal ini telah ditentukan sesuai dengan dasar hukumnya pada
Pasal 255 KUH Perdata, “Anak yang dilahirkan 300 hari setelah bubarnya
Jika suami mandul dan istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi in
vitro transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur istri akan di
buahi dengan sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi
memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan
52
tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukumnya tertuang pada pasal 250 KUH
Apabila penggunaan sperma donor itu tidak mendapat izin dari suaminya,
maka suami dapat menyangkal keabsahan anak yang dilahirkan oleh isterinya. Di
bahwa:
maka anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil
tersebut. Dasar hukumnya tertera pada pasal 42 UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Sel sperma maupun sel telurnya yang berasal dari orang yang tidak terikat
yang terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai status anak sah
dari pasangan suami istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang perempuan
11
M. Darudin, Reproduksi Bayi Tabung Ditinjau dari Hukum Kedokteran, Hukum Perdata, dan
Hukum Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1997), h. 119.
53
memiliki status sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat
perkawinan secara sah dan pada hakekatnya anak tersebut bukan pula anaknya
secara biologis kecuali sel telur berasal darinya. Jika sel telur berasal darinya
maka anak tersebut sah secara yuridis dan biologisnya sebagai anaknya.
mengatur teknik inseminasi buatan, ada juga dari Keputusan Menteri Kesehatan
Pelayanan Bayi Tabung di Rumah Sakit oleh direktorat khusus dan swasta,
a. Pelayanan teknologi buatan hanya dapat dilakukan dengan sel telur dan
sperma suami yang bersangkutan.
b. Pelayanan reproduksi buatan merupakan bagian dari pengelolaan
pelayanan infertile, sehingga kerangka pelayanannya merupakan bagian
dari pengelolaan pelayanan infertilitas secara keseluruhan.
c. Embrio yang dapat dipindahkan satu waktu ke dalam rahim isteri tidak
lebih dari tiga; boleh dipindahkan empat embrio pada keadaan:
1) Rumah sakit memiliki tiga tingkat peralatan intensif BBL
2) Pasangan Suami isteri sebelumnya sudah mengalami sekurang-
kurangnya 2 kali prosedur teknologi reproduksi yang gagal
3) Isteri berumur lebih dari 35 tahun
d. Dilarang melakukan surogasi dalam bentuk apapun
e. Dilarang melakukan jual beli embrio ovum dan spermatozoa
f. Dilarang menghasilkan embrio manusia semata-mata untuk penelitian.
Penelitian atau sejenisnya terhadap embrio manusia hanya dilakukan
kalau tujuan penelitiannya dirumuskan dengan sangat jelas.
g. Dilarang melakukan penelitian terhadap atau dengan menggunakan
embrio manusia yang berumur lebih dari 14 hari sejak tanggal fertilisasi.
h. Sel telur manusia yang dibuahi dengan spermatozoa manusia tidak boleh
di biak invitro lebih dari 14 hari (tidak termasuk hari-hari penyimpanan
dalam suhu yang sangat rendah atau simpan beku).
i. Dilarang melakukan penelitian atau eksperimentasi terhadap atau dengan
menggunakan embrio, ovum atau spermatozoa manusia tanpa izin khusus
dari siapa telur atau spermatozoa itu diperoleh.
j. Dilarang melakukan fertilisasi transpesies kecuali apabila fertilisasi
transpesies itu diakui sebagai cara untuk mengatasi atau mendiagnosis
infertilitas pada manusia. Setiap hybrid yang terjadi akibat fertilisasi
transpesies harus segera diakhiri pertumbuhannya pada tahap biasa. 12
12
Dewi Rokhanawati, dkk. Case IV, Makalah didapat dari http://mkia.files. wordpress.com/
2007/05/case-iv- human-right.doc.
55
dapat menjadi tantangan tersendiri yang amat penting bagi masyarakat secara
keseluruhan. Hal yang sama juga berlaku dalam hak perkembangan di dunia
biologi dan kesehatan (medis) selama paruh akhir abad ke-20. Seperti halnya
masalah etis bagi kemanusiaan yang berujung kepada perdebatan besar bahkan
kedokteran dan biologi yang canggih dewasa ini, inseminasi buatan pada
manusia yang kalau ditangani oleh orang-orang yang benar-benar tidak beriman
merusak nilai-nilai agama, moral dan budaya bangsa serta akibat-akibat negatif
lain yang tidak terbayangkan oleh kita sekarang. Sebab apa yang bisa dihasilkan
oleh teknologi belum tentu bisa diterima dengan baik oleh agama, etika, dan
mengimplementasikan menjadi suatu nilai moral yang mulia. Adapun nilai moral
yang mulia ini akan berefleksi dalam suatu bentuk kewajiban hidup. Seperti
dalam kehidupan berumah tangga, nilai moral ini akan tercermin dalam perilaku
13
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah,. h. 156
56
seorang laki-laki sebagai seorang ayah, anak atau suami untuk memenuhi
Oleh karena itulah nilai moral mulia yang hendak dicapai dalam kehidupan
diciptakan oleh manusia, yang sedikit banyak telah merusak tatanan moral
pada manusia ini untuk menghasilkan manusia dengan jalan pintas yaitu tanpa
melalui proses hubungan seks (yang halal) antara laki-laki dan perempuan.
dimana semula program ini dapat diterima oleh semua pihak, karena tujuannya
yang mulia menjadi pertentangan. Banyak pihak yang kontra dan pihak yang pro.
Pihak yang pro dengan program ini sebagian besar berasal dari dunia kedokteran
akan membahasnya mengenai aspek hukum perdata dan aspek hukum Islam yang
menekankan pada status hukum dari si anak dan segala akibat ataupun dampak
yang mengikutinya.
14
Muhammad Al-Bani, Langkah Wanita Islam Masa Kini; Gejala-gejala dan Sejumlah Jawaban,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1991), h. 39.
15
Sthefany Avonina, Perkembangan Bioteknologi Dalam Inseminasi Buatan (Bayi Tabung) Di
Tinjau Dari Hukum Perdata Di Indonesia, artikel diakses pada 31 Juli 2004 dari
http://ikht.net/artikel_lengkap.php?Id=2-25k. h. 3.
57
permasalahan yang harus dibedakan bila nasab atau keturunan anak yang lahir
nanti harus disesuaikan dengan asal spermanya. Apakah sperma tersebut berasal
Jika wanita yang menerima sperma donor itu kelak benar-benar melahirkan
anak, maka dengan sendirinya status anak itu menjadi masalah yang musykil.
Masyarakat luas, apalagi yang tidak mengetahui asal muasal anak itu tentu akan
mengira anak itu adalah anak sah dari suami isteri, akan tetapi hukum akan
menilai bukan hanya apa yang tampak mata, melainkan apa dan bagaimana
sesungguhnya yang terjadi. Untuk mengetahui status anak hasil sperma donor itu
perlu dikemukakan lebih lanjut bentuk inseminasi dengan sperma laki-laki donor
Sperma yang berasal (bersumber) dari orang lain (donor), bukan dari suami
sendiri, status anak hasil inseminasi itu sama dengan anak zina, yaitu bernasab
Status anak dari sperma donor dipandang sebagai anak zina, bukan karena
cara yang dilakukan sebagai suami isteri. Tetapi dilihat dari segi kekaburan
keturunan anak itu, yang sama sekali tidak dapat diketahui siapa bapaknya
(donor) karena donor itu mesti dirahasiakan. Kalau kita perhatikan, nasab anak
hasil inseminasi adalah lebih kabur dari pada anak zina. Anak hasil inseminasi,
58
tidak dapat diketahui laki-laki (donor) itu dan memang harus tetap dirahasiakan,
Ketika anak yang lahir hasil inseminasi buatan dari sperma donor adalah
perempuan, jika anak tersebut sudah beranjak dewasa dan ingin melangsungkan
perempuannya, apabila anak tersebut adalah anak tidak sah, yaitu anak hasil
hubungan zina ataupun anak hasil dari sperma yang tidak sah (selain bapak
kandungnya).
Penguasa adalah wali nikah bagi perempuan yang tidak memiliki wali
nikah. (HR. Abu Daud).
perzinahan, maka anak yang lahir pun dapat dikatakan sebagai anak zina. Dan
anak zina tersebut hanya bernasab kepada ibunya saja, maka yang akan menjadi
wali dalam pernikahannya nanti adalah wali hakim, bapak atau kakek atau
perempuan tersebut terlahir dari sperma yang berasal dari sperma bapaknya atau
suami dari ibu dengan perkawinan yang sah, maka tidak ada masalah dalam
16
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyyah Al-Haditsah,. h. 84
59
yang menggunakan sperma suami, tidaklah bermasalah seperti apa yang telah
dikemukakan di atas. Anak yang terlahir dari proses inseminasi buatan yang
kandung berhak mendapatkan warisan dari orang tua kandungnya, apabila orang
tuanya (pewaris) telah meninggal dunia. Pada pasal 830 KUH Perdata dikatakan
“Pewarisan hanya terjadi karena kematian”. Menurut hukum waris Islam bahwa
anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung yang menggunakan sperma dan
ovum dari pasangan suami isteri adalah sebagai anak sah dan dapat disamakan
Anak sah dengan sendirinya berhak untuk mewaris dari orang tuanya
berhak atau tidaknya anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung yang
Di dalam kedudukan anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung yang
17
Muhammad Shaheb Tahar,. Inseminasi Buatan Menurut Hukum Islam, cet.I. (Jakarta: PT. Bina
Ilmu, 1987), h.29
60
isteri yang mandul, baik keduanya maupun salah satunya, untuk mendapatkan
dan mafsadahnya jauh lebih besar pada inseminasi buatan yang menggunakan
kelamin dan kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan
pencampuran sperma pria, dan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah.
d. Kehadiran anak hasil inseminasi buatan dengan sperma donor bisa menjadi
e. Anak hasil inseminasi buatan lebih banyak unsur negatifnya dari pada anak
adopsi.
f. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama
bagi bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada
61
pasangan suami isteri yang punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak
Islam dan KUH Perdata yang menggunakan sperma donor hanya mendapatkan
hak waris dari ibunya saja. Kecuali jika suami ibunya mau mengakuinya sebagai
anak sah, maka menurut KUH Perdata anak tersebut mendapat hak waris dari
kedua orang tuanya. Hal ini didasarkan pada pasal 280 KUHPerdata yang
mengatakan, antara anak luar nikah dan orang tuanya mempunyai hubungan
Begitu pun dengan Hukum Islam dikatakan anak tersebut hanya mempunyai
yang ditegaskan pada Pasal 186 Kompilasi Hukum Islam : “Anak yang lahir di
luar perkawinan hanya mempunyai hubungan saling mewarisi dengan ibunya dan
keluarga dari pihak ibunya”. Dengan demikian, maka anak tersebut secara
alami (genetiknya).
Inseminasi buatan dengan sperma donor sejak awal hingga akibatnya yang
terakhir tidak ada kebaikannya jika dibanding mafsadah dan bahaya serta
dianggap baik oleh sementara kalangan adalah terlahirnya anak, akan tetapi
sirnanya kasih sayang yang murni, hapusnya nilai-nilai luhur perkawinan dan
rumah tangga dan lain-lain akibat buruk yang sangat bertentangan dengan cita-
Selain dampak yang ditimbulkan dari hal perwalian bagi anak yang
proses yang tidak alami dapat menimbulkan dampak atau efek samping bagi
yang mempraktekan inseminasi buatan tersebut. Dalam hal ini, ilmu kedokteran
beranggapan bahwa sesuatu yang tidak alami biasanya ada efek sampingnya.
Diantaranya:
folikel sehingga hal ini dapat terjadi akumulasi cairan di perut. Cairan ini
bisa sampai ke rongga dada dan yang paling parah harus masuk rumah
perut. Kalau tidak dikeluarkan bisa mengganggu fungsi tubuh yang lain.
b. Di dalam proses bayi tabung, bukan merupakan hal yang sulit lagi untuk
kembar memiliki resiko yang lebih tinggi. Salah satunya adalah tidak
c. Tingkat keguguran pada wanita yang hamil dengan cara inseminasi buatan
5%.
e. Resiko pendarahan pada saat pengambilan sel telur (Ovum Pick Up), sangat
berbahaya jika asal sperma tersebut berasal dari donor. Hal ini dapat
kesehatan isteri dan akan mengancam keselamatan anak yang akan lahir. Seperti
penyakit AIDS dan SPILIS, yang kedua penyakit ini sangat berbahaya dan
banyak muncul disebabkan dari perzinahan (free sex) dan sperma donor yang
digunakan.
19
“Efek Samping atau Komplikasi Bayi Tabung”, artikel diakses pada 8 September 2007 dari
http://bayi-tabung.com/efek -samping-atau-komplikasi-bayi-tabung.html.
64
a. Bagi suami yang sah, kehadiran anak itu akan mengganggu pikirannya.
Suami akan merasa lemah dan kerdil jika anak tersebut dapat tumbuh dan
berparas cantik, sebab dia tidak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa
b. Bagi isteri yang telah menimang seorang bayi mungil, pada umumnya akan
bukan berasal dari suaminya. Jika nanti anak itu tumbuh subur, gagah dan
brilian, tentu isteri ingin mengetahui laki-laki hebat yang telah memberinya
anak, untuk menyatakan terima kasih dengan caranya sendiri atau untuk
c. Bagi si anak secara naluriah lambat laun akan merasakan ada ketidak
mengalami kegoncangan jiwa yang lebih hebat dari yang dialami anak
pungut.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
alat khusus dari kedokteran tanpa melalui senggama (coitus). Hal ini
inseminasi buatan dengan sperma donor adalah haram. Dasar hukum surat
65
66
sperma donor adalah dapat diakui anak tersebut sebagai anak sah, dengan
darah atau tes DNA. Dasar hukumnya pada pasal 250 KUH Perdata.
antaranya:
a. Dampak yang dilihat dari segi hukum Islam; anak tidak akan
sebagai anak zina apabila sperma buatan tersebut berasal dari sperma
donor.
tersebut.
sperma donor.
B. Saran
Semestinya bioteknologi harus berawal dari hasrat untuk belajar dari alam,
ketimbang menguasai dan menundukkan alam. Tipe baru bioteknologi tidak akan
inseminasi buatan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Ali. “Masalah Inseminasi Terhadap manusia”, Mimbar Ulama, No. 21,
Tahun III, Juli 1978
Aryulina, Diah. dkk. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII . Jakarta: Esis, 2008.
Assegaf, Ahmad Abdullah. Islam dan KB, Cet. I. Jakarta: Lentera, 1997.
Bani, Muhammad. Langkah Wanita Islam Masa Kini; Gejala-gejala dan Sejumlah
Jawaban. Jakarta: Gema Insani Press, 1991.
Bakry, Muhammad Nurcholis. et. all. Bioteknologi dan Al-Qur’an Refrensi Dakwah
Da’I Moderen. Jakarta: Gema Insan Press, 1996.
Capra, Fritjof. The Hidden Connections: A Science for Sustainable Living. London:
Flamingo, 2003.
Ebrahim, Abul Fadl Muhsin. Biomedical Issues Islamic Perspective. Penerjemah Sari
Meutia. Bandung: Mizan, 1997.
Fatah, Rohadi Abdul dan Sudarsono. Ilmu dan Teknologi Dalam Islam. Jakarta:
Rineka Cipta, 1980.
Hasan, M. Ali. Masail Fiqhiyyah Al-Haditsah (Pada Masalah-Masalah Kontemporer
Hukum Islam), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. Ke-4.
Murakami, Kazuo. The Divine Message Of The DNA: Tuhan dalam Gen Kita..
Bandung: Mizan, 2007.
Naisbitt, John dan Aburdene, Patricia. Megatrends 2000, Alih Bahasa Drs. FX
Budijanto. Jakarta: Binarupa Aksara, 1990.
Parmono, Sjechul Hadi dan Hambal, Moh. Haitomi Ibnu. Bayi Tabung dan rekayasa
Genetika dalam Pandangan Islam, cet. II. Surabaya: Wali demak Press, 1995.
Qardawi, Syaikh Yusuf. Al-Halal wal Haram Fil Islami, cet. 14, Beirut: al-Maktab
al-Islami, 1985.
Sudraji Sumapraja at.al., (Eds.), Penuntun Pasutri Program Melati, Program Melati
RSAB “Harapan Kita” Jakarta, Jakarta, 1990.
Sudraji Sumapraja. et. All, (Eds.). Penuntun Pasutri Program Melati, Program Melati
RSAB “Harapan Kita” Jakarta, Jakarta, 1990.
Syaltout Mahmoud. Al-Fatawa, Jilid II. Penerjemah H. Bustami A. Gani dan Zaini
Dahlan, cet.I. Jakarta: Bulan Bintang, 1973.
Tahar, Muhammad Shaheb. Inseminasi Buatan Menurut Hukum Islam, cet.I. Jakarta:
PT. Bina Ilmu, 1987.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta. Al-Islam dan Iptek I. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1998.
Utomo, Setiawan Budi. Fiqih Aktual (Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer), cet.I.
Jakarta: Gema Insani Press, 2003.
Yanggo , Chuzaemah Tahido dan Anshary A. Hafiz, Problematika Hukum Islam
Kontemporer, Jakarta: Lembaga studi Islam dan Kemasyarakatan, 1999.
Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyyah, cet. VII. Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1994.