SKRIPSI
Disusun Oleh :
Mahrunnisa
106043101308
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/ 1431 H
FOTO PRE WEDDING MENURUT HUKUM ISLAM
(Analisis Bahtsul Masail Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri Fmp3 Se-
Jawa Timur)
SKRIPSI
Oleh:
Arifal Firdaus
NIM 106043101286
Di Bawah Bimbingan
NIP.
JAKARTA
1431 H/2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Urgensi Virginitas Bagi Kaum Pria Dalam Memilih Calon
Istri ( Studi Analisis Terhadap Masyarakat Tegal Rotan Kelurahan Sawah Baru
Tangerang Selatan)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 September 2010. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
pada Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum (Perbandingan Mazhab Fiqh).
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya penulisan skripsi ini bukan hasil karya
asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Hidayatullah Jakarta.
Mahrunnisa
KATA PENGANTAR
yang telah menerangi, menuntun, dan membukakan hati serta pikiran dalam
menyelesaikan setiap tahapan proses penyusunan skripsi ini. Iringan shalawat dan
beserta keluarga dan segenap sahabat- sahabat setiamu hingga akhir zaman.
Skripsi ini sebagai bentuk nyata dari perjuangan penulis selama menuntut
ilmu di bangku kuliah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Berbagai hambatan dan kesulitan selama proses penulisan skripsi ini dapat penulis
lalui. Semua ini karena do’a dan dukungan orang-orang yang ada di sekitar penulis.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada para pihak yang telah mendukung penulis dalam penulisan skripsi
1. Ayah tercinta (H. Marbawi) dan ibu tersayang (Siti Nurjannah). Mereka yang
selalu menjadi penyejuk hati, penenang jiwa, penyemangat hidup, yang tak
2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan
i
3. Bapak Dr. Mukri Aji, MA dan Bapak Dr. M. Taufiki selaku Ketua Jurusan
dan Sekretaris Jurusan program studi Perbandingan Mazhab dan Hukum yang
4. Ibu Dr. Hj. Mesraini M,Ag, selaku dosen pembimbing yang senantiasa
5. Bapak/Ibu dosen pengajar Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberi
ilmu, pengalaman dan nasehat kepada penulis. Semoga ilmu yang penulis
dapatkan dari Bapak/Ibu dapat bermanfaat dunia dan akhirat serta menjadi
7. Bapak Lurah beserta staff kelurahan Sawah Baru yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan riset di kelurahan Sawah Baru serta telah
9. Keluarga tercinta (teh Bibah, teh Iin, kang Baden, teh Emah, k Hasan, Abink,
Anur dan semua kakak ipar dan keponakanku) yang selalu memberikan
10. Teman-teman seperjuangan PMF 2006. Selama 4 tahun mengenal dan kuliah
ii
11. Khusus untuk teman kosan Vegasus (Dilah, Hepy, Mba Win, Mba Kiki,
Iyunk, Umi, Tia, Icha dan Rival), Thank’s for All. You are the best friend.
kebaikan di sisi Allah swt dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Mahrunnisa
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ iv
Daftar Tabel........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
D. Metode Penelitian............................................................................ 7
F. Sistematika Penulisan...................................................................... 15
A. Kategori Virginitas.
1. Pengertian Virginitas................................................................ 17
iv
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT TEGAL ROTAN
A. Letak Geografis.............................................................................. 50
B. Keadaan Demografis...................................................................... 51
1. Jumlah penduduk..................................................................... 51
2. Kondisi Pendidikan................................................................. 52
3. Kondisi Keagamaan................................................................. 54
4. Keadaan Ekonomi.................................................................... 55
C. Kondisi Sosiologis......................................................................... 56
CALON ISTRI
A. Identitas Responden...................................................................... 58
B. Deskripsi Data............................................................................... 63
Virginitas....................................................................................... 72
E. Analisis Penulis.............................................................................. 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 90
B. Saran- saran.................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 94
LAMPIRAN- LAMPIRAN.............................................................................
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan agama yang di anut............... 62
Tabel 4.12 Distribusi jawaban responden seputar urgensi virginitas dilihat dari segi
Agama............................................................................................ 71
Tabel 4.13 Distribusi jawaban responden seputar urgensi virginitas dilihat dari
Tabel 4.14 Distribusi jawaban responden seputar urgensi virginitas dilihat dari
segi usia.......................................................................................... 75
Tabel 4.15 Distribusi jawaban responden seputar urgensi virginitas dilihat dari
segi pendidikan.............................................................................. 76
vii
Tabel 4.16 Distribusi jawaban responden seputar urgensi virginitas dilihat dari
segi status....................................................................................... 77
Tabel 4.17 Distribusi jawaban responden seputar urgensi virginitas dilihat dari segi
pekerjaan....................................................................................... 79
Tabel 4.18 Distribusi jawaban responden seputar urgensi virginitas dilihat dari segi
Tabel 4.19 Distribusi jawaban responden seputar urgensi virginitas dilihat dari segi
agama............................................................................................. 82
Tabel 4.20 Distribusi jawaban responden seputar urgensi virginitas dilihat dari segi
viii
BAB II
A. Pengertian Virginitas
Kata Virgin berasal dari bahasa latin dan yunani yaitu virgo atau
gadis, perawan. Istilah ini juga mempunyai hubungan erat dengan istilah
virga, yang artinya baru, ranting muda. Kata ini dipakai dalam mitologi
Yunani untuk mengelompokkan beberapa dewi seperti dewi Artemis dan dewi
para dewi yang kebal dari godaan Dionysus-dewa rayuan dan anggur. Artemis
anak- anak kecil dan hewan liar. Sedangkan Heista adalah dewi hati, ia tidak
pernah terlibat dalam pertikaian antara manusia dan dewa- dewa. Dengan
1
Dono Baswardono, Perawan Tiga Detik, (Yogyakarta; Galang Press,2005), h. 45.
17
18
dalam bahasa Inggris disebut sebagai virginity 3 . Kata virgin telah diserap
bahwa kata perawan berarti anak yang sudah patut kawin, anak dara atau
adalah membran tipis yang sebenarnya secara biologis tidak berfungsi namun
2
Dorlan, W. A, Newman, Kamus Kedokteran Dorland, (Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG, 2005), h. 2398.
3
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1976), h. 630
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), h. 855
5
Menurut Frank H. Netter (Ahli Kebidanan), bentuk selaput dara terbagi empat
macam yaitu: a) Annular Hymen adalah selaput melingkari lubang vagina, b) Septate
Hymen adalah selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka , c) Cibriform
Hymen adalah selaput yang ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil dan
jumlahnya lebih banyak, d) Introitus biasanya terjadi pada permpuan yang sangat
berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja lubang selaputnya membesar
namun masih meyisakan jaringan selaput dara. http//: showthread.php.htm.com. diakses
pada tanggal 23-07-2008.
19
mempunyai beban kultural dan psikologis yang sangat berat bagi wanita. Utuh
melihatnya. Bisa ditinjau dari kaca mata agama maupun sosial. Batasan
yaitu diukur dari ada tidaknya perdarahan pada saat hubungan suami istri pada
kali pertama.
berhubungan sangat bergantung pada dari jenis hymen. Jika hymen tebal,
maka untuk merobeknya diperlukan beberapa kali hubungan suami istri atau
bahkan tidak pernah berdarah sama sekali, sehingga robekan selaput dara
dianggap melakukan hubungan suami istri dan sudah tidak perawan lagi,
pengeluaran darah pada malam pertama tidaklah dapat dijadikan dasar untuk
6
Budi Santoso, Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita, (Jakarta: Skp Books
Distribution, 2007), h. 151-152
20
hymen) tidak mengalami robek yang berarti, yang secara fisik hymen atau
biasa disebut dengan selaput daranya belum sobek karena belum pernah
dipenetrasi alat kelamin pria, dan hymen dapat robek karena berbagai cara,
bentuknya menyerupai membran tipis yang tentu tidak mudah begitu saja
merobeknya, salah satu dengan adanya koitus (coitus) yang berarti hubungan
dara sendiri merupakan bagian dari organ reproduksi wanita sebagai alat
genital luar (vulva) yang berupa lapisan tipis yang menutupi sebagian besar
dari liang senggama, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit,
konsistensi ada yang kaku dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung
jari dan ada yang dapat dilalui satu jari. 8 Selaput ini dianggap menjadi penjaga
atas vagina, ini pertanda sang wanita tidak pernah melakukan hubungan badan
7
Lauralle Sherwood, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 1996), h. 692
8
Syaifuddin, B. Ac. Anatomi Fisiologi, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC.1997),
h. 114.
21
sebelum malam pertama atau dengan kata lain, itu bertanda sang gadis masih
perawan. 9
karena bisa jadi seorang perempuan hymen-nya robek karena hal-hal di luar
dengan paksaaan terhadap korban, 11 dimana dia sama sekali tidak sadar
Jadi bagi para wanita yang merupakan korban dari sebuah tindakan
9
Syaikh Adil Fahmi. Rahasia Wanita, (Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2005), h. 22
10
Wildan Yatim. Kamus Biologi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2003 ),
h. 458.cet ke 2
11
Budi Santosa. Panduan Diagnosa Keperawatan, (Jakarta: Prima Medika,
1998), h.170
22
Secara moral dia bisa dikatakan masih virgin, karena dia tidak
mengetahui apa-apa tentang seks itu, dan bukan atas kehendak dia, hal ini
intim melalui anal dan oral seks dapat dikatakan tetap perawan dan
seorang pria yang melakukan hubungan intim lewat anal dan oral seks,
juga dapat dikatakan tetap perjaka. Begitu juga dengan wanita lesbian dan
pria homo seks yang berhubungan seks dengan pasangannya juga dapat
mereka juga tidak mengalami peristiwa penis di dalam vagina dan sobeknya
selaput dara. Memang secara biologis dia masih perawan, tapi secara moral
dapat dikatakan sudah tidak perawan. Definisi ini berlaku, jika memang
keperawanan hanya di ukur dari sobek atau tidaknya selaput dara. Maka,
tetap mengeluarkan bercak darah karena sisa selaput dara yang terluka,
wanita yang selaput daranya robek karena olah raga dan tidak
gadis lagi? Sedangkan di sisi lain, ada wanita yang “lebih beruntung”,
pertama masih keluar darah karena adanya sisa selaput dara yang terluka.
sudah sedemikian bahagianya, apalagi dengan hadirnya sang buah hati, maka
12
Handrawan Nadesul, Cara Sehat Menjadi Perempuan, (Jakarta: Kompas,
2008), h. 30.
24
diantaranya:
2. Masturbasi
dan orgasme pada wanita. Biasanya dilakukan pada periode tertentu dalam
13
http//: showthread.php.htm.com. diakses pada tanggal 23-07-2008
14
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al- Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya:
Arkola, 2001), h. 547.
25
bersenggama. 16
3. Oral Seks
Oral seks adalah melakukan rangsangan dengan mulut pada organ seks
mesra. Kemudian dilanjutkan dengan ciuman dan jilatan pada seluruh bagian
4. Anal Seks
memasukkan penis ke dalam anus. Hubungan seks ini secara klinis sangat
15
Ulfah Masfufah, M. Kes. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon
Pengantin, (Fatayat Nahdatul Ulama, 2006.), h. 84.
16
Abdul Muqsit Ghozali, Badriyah Fayumi, dkk, Tubuh, Seksualitas, dan
Kedaulatan Perempuan, (Jakarta:Rahima, 2002), h. 3.
17
Asmu’i, Oral Sex dalam Pandangan Islam dan Medis, (Jakarta: Abla
Publisher, 2004), h.12.
18
Sandy Niemann, Bila Perempuan Tidak Ada Dokter, (Jakarta: Insist Press,
1999), h. 247.
26
orgasme. Mainan seks ini berupa dildo (penis buatan), vibrator (alat yang
sebagai berikut:
Hal tersebut merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ada dan tidak
bisa ditolak. Sesuatu yang muncul dan bisa menimbulkan berbagai masalah
apabila tidak dikendalikan, diatur, dan diredam secara baik. Seiring dengan
kadang bingung karena ada sesuatu yang lain pada dirinya. Semakin lama
remaja putri dan mimpi basah pada remaja putra). Kematangan organ-organ
19
Abdurrahman Wahid, Biran Affandi, dkk,. Seksualitas, Kesehatan Reproduksi
dan Ketimpangan Gender, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h. 300.
27
hubungan seks, selalu muncul jauh lebih awal daripada kesempatan untuk
gila, rindu dan keintiman emosional yang tinggi. 20 Inilah yang sering terjadi
pada remaja dengan gejolak hasrat seksnya yang besar padahal ia belum
2. Kesepian
Hal ini bisa diakibatkan salah satunya hubungan dan bimbingan orang tua
terhadap anak. Berbagai kajian menyatakan, bahwa para remaja yang hidup
dalam rumah tangga yang retak, mereka lebih berpotensi mengalami banyak
sesuatu hal yang tabu sebaiknya dihilangkan. Angggapan seperti ini yang
dari segala usai. Di samping tabu, orang tua merasa khawatir jika
21
M. Jamaluddin Mahfudzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim. (Jakata:
Pustaka Al- Kautsar, 2007), h.82
28
tersebut. Mencegah pengaruh dari luar untuk memenuhi rasa ingin tahunya si
anak mungkin tidak perlu dilakukan. Pasalnya, anak yang sehat pasti ingin
orang lain. Pendidikan seks di sini adalah dapat membantu para remaja laki-
laki dan perempuan untuk mengetahui resiko dari sikap seksual mereka dan
tuanya. 22
masyarakat Indonesia yang masih tetap menjunjung tinggi nilai adat dan
Isu keperawanan menjadi salah satu isu yang cukup intens dibicarakan
di era global ini. Terutama karena nilai tentang keperawanan selama ini telah
22
Ajen Dianawati, Pendidikan Seks untuk Remaja. (Jakarta: PT. Kawan
Pustaka, 2003), h. 7
23
Ida Bagus Gde Manuaba, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
(Jakarta: Arcan. 1999), h.48
29
sudah jelas, sobek atau tidaknya selaput dara seorang wanita baik karena
aspek fisik atau medis. Seorang yang selaput daranya masih utuh dianggap
masih perawan. Padahal sebenarnya masih ada banyak hal penting yang
tercakup dalam virginitas daripada sekedar sobeknya selaput dara, baik secara
kelamin), tetapi nyatanya dianggap lebih dan menjadi persoalan bagi wanita
daripada pria. Hal ini memang terlihat ganjil. Karena itu kita perlu terus
25
Handrawan Nadesul, Cara Sehat Menjadi Perempuan, (Jakarta: Kompas,
2008), h. 29.
30
berhubungan seks dengan pria. Seorang wanita yang selaput daranya sobek
dara yang letaknya sekitar 2-3 cm dari depan vagina, hanya akan robek jika
ada benda yang masuk dan merobeknya. Salah satu dan yang paling sering
ialah hubungan seks, bisa juga karena olah raga atau onani dengan
memasukkan jari. Jadi, untuk menentukan utuh tidaknya selaput dara adalah
paparkan di atas, maka definisi virginitas yang lebih baik untuk seorang
seorang yang belum pernah melakukan anal ataupun oral seks, dan seseorang
26
Boyke Dian Nugraha, Problema Seks dan Cinta Remaja, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), h.77.
31
karena dapat diambil tetapi sesuatu yang dapat hilang karena dibagi dengan
orang lain dan juga mereka tidak mengalami perasaan-perasaan nikmat yang
menyertai pembagian tubuhnya dengan orang lain. Dalam definisi ini, setiap
tindakan seks berupa perangsangan dengan tujuan orgasme atau ejakulasi bagi
dirinya sendiri atau bagi orang lain dapat dihitung sebagai hubungan seks.
bila seseorang berbagi tubuh dengan orang lain, atau jika seseorang
memberikan kenikmatan kepada orang lain atau dirinya sendiri yang dapat
hubungan seks jika merasa dicintai, disayangi, dan ada kedekatan hubungan.
Hal itu sering disalahgunakan oleh pria dengan menuntut hubungan seks
27
Paulus Subiyanto, Smart Sex Panduan Praktis untuk Memaknai Seksualitas Pra
Nikah, (Jakarta: Gramedia, 2005), h,.15
32
orgasme bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Tidak peduli apakah
tindakan di atas dilakukan seorang diri atau dengan pasangan dan bersifat
lain, atau jika seseorang memberikan kenikmatan kepada orang lain dan
keperawanan/keperjakaannya.
dari vagina, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter. Jika benar sudah terjadi
28
Lembaga Kriminologi UI dengan Kodak Metro Jaya, Lokakarya Tata Laksana
Visum et Repertum di DKI jakarta, (Jakarta:LKUI, 1980), h.59.
29
Handrawan Nadesul, Seputar seks. Menjawab 140 mitos. (Yogyakarta:
Gradien Books, 2007), h. 96.
33
selaput dara pada diri seorang wanita. Dalam Islam adalah farji (vagina), yang
secara syara belum pernah di masuki oleh sesuatu atau di dukhul. Dalam kata
secara fisik. 31
berikut:
perkawinan.
diumbar kemana-mana.
30
Ahmad Warson Munawwir, Al- Munawwir, Kamus Arab- Indonesia,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 2002) cet kelima, h.102
31
Syekh Ibnu Hazm, Al- Raudhatun- Nisa, (Mesir: Isa Al- Baabiy), h.18.
34
Keperawanan itu juga bisa dijadikan tolak ukur untuk wanita itu
semata-mata karena Allah, bukan dilandasi nafsu belaka atau hanya karena
suka sama suka. Dengan kata lain, sebuah pernikahan adalah suatu ikatan
rohani dan jasmani yang merupakan bagian dari sumber daya manusia,
sebelum mengkaji dan memahami tata cara memilih calon pasangan, oleh
32
Abu Al- Ghifari, Kesucian Wanita, (Bandung: Mujahid,2002) cet ke 1, h.11.
33
Mohammad Asmawi, Nikah dalam Perbincangan dan Perbedaan (Yogyakarta:
Darussalam, 2004), h.147.
34
Said Agil Husin Al- Munawwar dan M. Quraish Shihab,dkk. Agenda
Generasi Intelektual, (Jakarta: Penamadani, 2003), h. 70
35
karena perkawinan adalah menjalin ikatan yang kuat dan suci antara dua
pasangan,bukanlah hal yang mudah, butuh waktu yang tidak singkat, masing-
masing pihak harus berpegang teguh pada kriteria- kriteria yang telah
tama harus saling bertanya satu sama lain mengenai keyakinan dan
serta fisik, sebab kesemuanya itu akan berpengaruh langsung pada keturunan
mereka. 36
Dalam hal memilih calon istri bagi kaum laki-laki harus memiliki
cerai) dan juga bukan untuk sementara waktu, tetapi berumah tangga
yang telah di atur tata caranya sedemikian rupa baik oleh agama maupun
negara. Untuk itu, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan perlu
35
Syaikh Abdul Aziz bin Abdurrahman Al- musnad Khalid bin Ali Al- Anbari,
Perkawinan dan Masalahnya, (Jakarta: Pustaka Al- Kautsar. 1993), h. 31.
36
Husain ‘Ali Turkamani. Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, (Jakarta:
Pustaka Hidayah, 1998), h. 50.
36
1. Hendaklah calon istri itu yang memiliki dasar pendidikan dan mengerti
ﻷرْ َﺑ ٍﻊ
َ ﺢ اْﻟ َﻤﺮَْأ َة
ُ َﺗﻨْ ِﻜ:ﺳَﻠ َﻢ ﻗﺎل
َ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو
َ ﷲ
ُ ﻰا
َ ﺻَﻠ
َ ﻲ
َ ن اﻟﱠﻨ ِﺒ
ﷲ ﻋَﻨ ُﻪ َا ﱠ
ُ ﻲا
َﺿِ ﻦ َهﺮَﻳ َﺮ َة َر
ِ ﻋَﻦ ا’ﺑ
37
(ك )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ
َ ﻦ ﺗَﺮ َﺑﺖْ َﻳﺪَا
ِ ْت اّﻟ ِﺪﻳ
ِ ﻇ َﻔﺮْ ِﺑﺬَا
َ ْﺠ َﻤﺎِﻟﻬَﺎ َوِﻟ ِﺪﻳْ ِﻨﻬَﺎ َﻓﺎ
َ ﺴ ِﺒﻬَﺎ َوِﻟ
َﺤ
َ ِﻟﻤَﺎ َِﻟﻬَﺎ َوِﻟ
37
Shahih Bukhari, Bab Al- akfa Fi ddini wa Qauluhu, Juz ke-8, (Mesir : Al-
majlisu al-‘ala Litsuni al-islamiyah, 1990), h. 137.
38
Haya Binti Mubarok al- barik, Ensiklopedin Wanita Muslimah, (Jakarta: Darul
Falah,1999), h. 103.
37
didalam hadist Shahih Muslim, bahwa ketika Jabir bin Abdullah berada
39
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail al- bukhari, Shahih Bukhari, juz ke- 3,
(Beirut: Al- Maktabah al- Sahriyyah, 1997), h.1639.
40
Ibnu Hamzah Al- Husaini Al- Hanafi al-Damsyiqi, Asbabul Wurud Latar
Belakang Historis Timbulnya Hadist-hadist Rasul. Penerjemah: Suwarta Wijaya dan
Zafrullah Salim, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002) Jilid ke III cet. I. h. 53.
38
⌧
⌧
☺
Artinya: laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan
yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang
berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki
musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang- orang yang
mukmin. (Q.S. An- Nur (24): 3)
agar ada prinsip kesepadanan, yang dalam istilah Fiqh Munakahat adalah
antara calon istri dan suami, baik dalam fisik, kedudukan status
41
Asrorun Ni’am Sholeh, Fatwa- Fatwa Masalah Pernikahan dan Kelurga.
(Jakarta : Elsas, 2008), h. 12.
39
lain adalah :
1. Nasab : keturunan
6. Kekayaan
Huriyah, Hirfah.
beragama sebagai kriteria, bahkan menurut ulama Malikiyah hanya nilai itu
42
Abdul- Rahman Ibn Muhammad ‘Audh al- Jaziry, al- Fiqh ‘ala al- Mazahib al-
‘ar Ba’ah, (Kairo: Dar Ibn al- Haitsimy), Jilid I, juz 1-5, h. 842-846.
40
wanita karena agama dan akhlaknya, karena ajaran agama harus dijadikan
ini. 43 Sebab keduanya ini merupakan tiang bagi keberhasilan rumah tangga.
ﻦ َﻓ َﻌﺴَﻰ
ﻷﻣْﻮَاِﻟ ِﻬ ﱠ
َ ﺟﻮْ ُهﻦﱠ
ُ ﻻ َﺗ َﺰوﱠ
َ ﻦ َو
ﺣﺴْ َﻨ ُﺘ ُﻬﻦﱠ َأنْ ُﻳﺮْ ِد َﻳ ُﻬ ﱠ ﺟﻮْااﻟﻨِﺴﺎ َء ِﻟﺤُﺴ َﻨ ِﺘ ِﻬ ﱠ
ُ ﻦ َﻓ َﻌﺴَﻰ ُ ﻻ َﺗ َﺰ ﱠو
َ
ﻞ
ُﻀَ ْت ِدﻳْﻦ أﻓ
ُ ﺳﻮْدَا ُء ذَا
َ ﺧﺮْﻣَﺎ ُء
َ ٌﻷﻣَﺔ
َ ﻦ َو
ِ ْﻋﻠَﻰ اﻟ ِﺪﻳ
َ ﻦ َوَﻟ ِﻜﻦْ َﺗ َﺰ ﱠوﺟُﻮ ُهﻦﱠ
ﻦ أنْ ُﺗﻄْ ِﻐ َﻴ ُﻬ ﱠ
َأﻣْﻮَاِﻟ ِﻬ ﱠ
44
()رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎ ﺟﻪ واﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ واﻟﺒﻴْﻬﻘﻲ
dinikahi memiliki akhlak Islam yang baik, sebab sang istrilah yang akan
43
Sidi Nazar Bakri, Kunci Keutuhan Rumah Tangga, Keluarga yang Sakinah,
(Jakarta: CV, Pedoman Ilmu Jaya, 1993), cet.1, h.7.
44
Abdurrahman Ismail Kinani. Zawaidul Ibnu Majah ‘ala kutub al Khamsah,
(Beirut: Dar Kutub al- ihwal,1993), h. 265.
41
mereka, dalam arti yang hilang akibat diberikan kepada orang yang bukan
pernikahan tersebut selamat dan tujuan besar itu bisa tercapai. Ikatan
(ΘΥ: ΘΣ /)اﻟﻨﻮر
Artinya: wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki
yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang
dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh
itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga). (Q.S. An- Nur
(24): 26)
42
bersifat umum, kita juga dapat berkata bahwa ayat ini menegaskan salah
pria wanita, jalinan hubungan antara keduanya harus bermula dari adanya
kesamaan antara keduanya, tanpa kesamaan itu maka hubungan mereka tidak
akan langgeng.
langgeng, diantaranya:
belakang sosial dan budaya. Dan ini pada gilirannya akan mendorong
ketenangan dan rasa aman, berbicara tentang diri lebih dalam lagi,
kehidupan seks pra nikah kian permisif. Itu beresiko rentan tidak perawan
kesucian diri perempuan yang bersangkutan. Dalam arti belum di jamah oleh
45
M. Quraish Shihab. Tafsir Al- Misbah.( Jakarta: Lentera Hati, 2007). h. 315
46
Murtada Muthahhari, Etika Seksual dalam Islam, (Jakarta: Lentera,1982),
h.23.
44
masih perawan dengan cara memberikan mereka status sosial yang baru.
Istilah bagi mereka yang kehilangan mahkota itu ialah “perempuan yang
sudah rusak”. Dan mereka sekaligus diperlakukan sesuai dengan status sosial
disipliner yang tidak hanya bersifat biologis, yakni sebagai suatu kondisi
utuhnya selaput dara, namun robeknya selaput dara dapat pula disebabkan
oleh suatu kecelakaan dan bawaan sejak lahir. Secara religius, virginitas
yang sangat sakral yakni sebagai wujud cinta dan kasih sayang yang
menikah.
47
Adrina, Kristi Purwandari, dkk, Hak- hak Reproduki Perempuan yang
Terpasung, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998), h. 16.
45
Dalam hal ini, Al-Qur’an memandang hubungan seksual sebagai suatu hal
menegaskan bahwa seks adalah salah satu amal sholeh dalam Islam, bahkan
Allah Swt kepada hambanya demi kelanjutan hidup kemanusiaan. Tatkala Al-
dalam mengatur urusan manusia karena Allah Swt tahu kekuatan dorongan ini
48
Ibnu Mustafa, Wanita Islam Menjelang Tahun 2000, (Bandung: Al- Bayan,
1995), h.135.
49
Yusuf Madan. Sex education 4 Teens, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2004),
h.10.
46
ketentuan pria hanya boleh mencari pasangan wanita, niscaya keluarga yang
menjadi sumber terciptanya masyarakat yang penuh kasih sayang, rasa cinta,
dan belas kasih itu tidak akan terwujud. Apabila ada keluarga, tentu tidak
akan ada masyarakat dan tidak akan tercipta jalan menuju kemajuan dan
kesempurnaan. 50
kelezatan yang tidak ada rasanya itu tidak ada artinya. Salah satu faedah
yang dapat menyalurkan gejolak syahwat itu menjadi penting artinya di dalam
agama, karena apabila syahwat itu bergejolak dan tidak terkendalikan dengan
50
Yusuf Qardhawi, Ensiklopedi Muslimah Modern, (Depok: Pustaka Iman,
2009), h.112
47
adalah sebuah nilai kesucian yang harus dijaga sampai dia memasuki
Begitu juga remaja putra yang belum menikah harus menjaga keperjakaannya.
Sebagai sebuah mahkota nilai kesucian yang melekat pada remaja putri yang
belum menikah maka hal itu merupakan sebuah martabat harga dirinya. 52
Sungguh memalukan dan bermoralitas rendah jika remaja putri yang belum
pacarnya. Derajat wanita yang masih gadis akan turun dan dipandang jelek di
dengan konsep yang sangat penting dalam membangun kesehatan jiwa yaitu
Allah Swt sebagai ganti dari usahanya menjaga kesucian diri dari dorongan
51
Abdul Halim Abu Syuqqah. Kebebasan Wanita, ( Jakarta: Gema Insani,
1998), h. 31.
52
www//http. Keperawanan atau Virginitas. Com.tanggal di akses 30 juni 2010.
48
karena keadaan darurat yang tidak terelakkan lagi dan demi menjaga kesucian
dirinya, maka Allah Swt akan memberinya pahala yang sepadan dengan
terhina.
baik di dunia maupun di akhirat. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui taklif,
hifzh al-din (memelihara agama), hifzh al-nafs (memelihara jiwa), hifzh al-
54
Fathurrahman Jamil, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Logos. Wacana Ilmu,
1999), Cet III, h. 125.
49
hal menjaga kevirginitasan bagi perempuan termasuk ke dalam hifzh a-l nafs
Namun perlu diingat pula, bahwa bukan berarti seorang yang telah
ketika ia bertaubat, maka ia bisa menjadi lebih baik. Karena Allah selalu
membuka jalan bagi orang- orang yang benar- benar ingin bertaubat dan niat
tidak akan mengulanginya lagi. Dan hal ini pun sudah diperintahkan oleh
Allah SWT seperti tercantum pada Q.S Al- Tahrim (66): 8) sebagai berikut:
☺
☺
⌧
(Ω:ΥΥ/)اﻟﺘﺤﺮﻳﻢ. ⌦
sebagai wanita yang tidak benar, tapi ayat ini di perlakukan bagi mereka
A. Kondisi Geografis
a) Jarak ke Kecamatan : 6 Km
Saat ini Kelurahan Sawah Baru terdiri dari 9 RW (Rukun Warga) dan
53 RT (Rukun Tetangga).
1
Laporan tahunan kelurahan Sawah Baru Ciputat Tangerang Selatan tahun 2009.
50
51
B. Kondisi Demografi.
muda yang bisa dikategorikan sebagai usia yang produktif, sedangkan jumlah
a) Jumlah Penduduk
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk
No. Nama Kelurahan/ Desa Jumlah
Laki- laki Perempuan
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No. Kelompok Umur Jumlah %
1. 0 - 40 Tahun 1704 8,78
2. 05 - 09 Tahun 1587 8,18
3. 10 - 14 Tahun 223 1,15
4. 15 - 19 Tahun 1696 8,74
5. 20 - 24 Tahun 2365 12,19
6. 25 - 29 Tahun 1788 9,22
52
b) Pendidikan
Tabel 3.3
Keadaan Tingkat Pendidikan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) %
sarana pendidikan, dari taman bermain (play group) sampai dengan tingkat
Tabel 3.4
c) Keagamaan
Baru ini terjalin dengan sangat baik. Hal ini terbukti dengan adanya
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 3.6
Sarana Peribadatan
d) Ekonomi
Oleh sebab itu, wajar jika kemudian terdapat persaingan yang sangat
ketat dalam memperoleh status sosial. Hal tersebut dapat dijumpai dari
Tabel 3.7
C. Kondisi Sosiologis
satunya adalah kampung Tegal Rotan. Nama Tegal Rotan cukup dikenal di
57
tengah masyarakat dan sangat tidak asing lagi di telinga kita. Jumlah
penduduk di daerah ini mencapai 3192 jiwa dengan jumlah sekitar 778 KK.
Tabel 3.8
Data Rincian RW 07
Data Rincian RW 08
Selatan. Namun, yang kini masyarakat lebih mengenal Tegal Rotan dengan
sebutan Tegal Rotan Bintaro, hal ini dikarenakan letaknya yang bersebelahan
dengan daerah Bintaro. Awal mulanya Tegal Rotan hanya sebagai sebuah
tersebut dijadikan sebagai sebuah tempat dimana orang bisa memuaskan diri
mereka dengan jalan yang tidak benar, bisa dikategorikan sebagai tempat
pelacuran. 2
Melihat kejadian seperti itu, masyarakat sekitar tidak bisa tinggal diam,
dengan adanya toko-toko kecil yang menjualkan dagangan mereka, akan tetapi
setelah diusung lebih lanjut ternyata oleh oknum yang tidak bertanggung jawab
tersebut hanya sebagai kedok untuk dijadikan tempat menjajakan diri (untuk
sebagian kalangan hal ini biasa disebut “mangkal”) bagi wanita-wanita tersebut.
tempat tersebut mempunyai banyak peminat dan menjadi ramai. Keadaan ini
BAB IV
A. Identitas Responden
pentingnya virginitas sebagai salah satu syarat untuk memilih calon istri
Tabel 4.1
No Usia F %
1 15-20 tahun 66 44
2 21-40 tahun 75 50
3 41-65 tahun 9 6
58
59
4 Di atas 66 tahun - -
Jumlah 150 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa usia responden beragam mulai dari usia
berusia antara 21-40 tahun, sebanyak 66 orang atau 44 % berusia 15-20 tahun,
Tabel 4.2
No Pendidikan F %
1 Tidak sekolah 3 2
2 SD-SMP 42 28
3 SMA atau sederajat 85 57
4 Sarjana 20 13
Jumlah 150 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
pendidikan sarjana.
60
Tabel 4.3
No Status F %
1 Belum menikah 111 74
2 Menikah 35 23,3
3 Duda 4 2,7
Jumlah 150 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
yaitu sebanyak 111 responden atau 74 % dan yang statusnya sudah menikah
adalah sebanyak 35 responden atau 23,3 % dan yang berstatus duda sebanyak
Tabel 4.4
No Profesi F %
1 Pegawai 45 30
2 Wiraswasta/ pedagang 50 33,3
3 Lain- lain% 39 26
4 Pengangguran 16 10,7
Jumlah 150 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
Dari tabel di atas terlihat bahwa profesi responden sangat beragam yaitu
61
sopir angkot, tukang parkir, buruh bangunan dan lain-lain, dan sebanyak 16
Tabel 4.5
No Penghasilan F %
1 Di bawah Rp 500.000,00 69 46
2 Rp 1.000.000 ,00 – Rp 4.500.000,00 57 38
3 Rp 4.500.000,00 – Rp 6.000.000,00 3 2
4 Di atas Rp 6.000.000,00 5 3,3
5 Abstain 16 10,7
Jumlah 150 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa masyarakat Tegal Rotan dapat
62
Tabel 4.6
No. Agama F %
2 Kristen 3 2
3 Katholik 4 2,6
4 Budha 1 0,7
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa mayoritas masyarakat Tegal Rotan
beragama Islam yaitu sebanyak 142 responden atau 94,7%, beragama Kristen
dan yang paling sedikit adalah beragama Budha hanya 1 responden atau 0,7%.
B. Deskripsi Data
penyusunan skripsi ini adalah dengan angket. Angket ini terdiri dari dua
63
pertanyaan.
menjadi angka:
urgensi virginitas itu sendiri, dimana setiap jawaban item, masing- masing
pemahaman
2 4-7 Paham
64
2 4-7 Penting
65
Tabel 4.7
Jumlah
Alternatif jawaban Responden
No. Usia
TP P SP
F % F % f % f %
1 15-20 7 4,7 51 34 8 5,3 66 44
2 21-41 7 4,7 19 12,6 49 32,7 75 50
3 41-66 2 1,3 7 4,7 - - 9 6
4 di atas 66 - - - - - - - -
16 77 57 150
Jumlah
10,7 51,3 38 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
Keterangan:
TP : Tidak Paham
P : Paham
SP : Sangat Paham
F : Frekuensi
keperawanan. Yaitu dari 66 orang atau 44% (yang berusia 15-20 tahun)
orang atau 34%, dan 8 orang atau 5,3% sangat memahami mengenai
keperawanan, bahkan dari 7 orang atau 4,7% ada juga yang tidak paham
66
mengenai keperawanan. Dan dari 75 orang atau 50% yang berusia 21-41
orang atau 32,7%, 19 orang atau 12,6% paham tentang keperawanan, dan
hanya 7 orang saja yang tidak paham mengenai keperawanan. Sedangkan dari
responden yang berusia 41-66 tahun (9 orang atau 6%), hanya 2 orang atau
1,3% yang tidak paham mengenai keperawanan, dan selebihnya yang paham
Tabel 4.8
Jumlah
Alternatif Jawaban
Responden
No. Pendidikan
TP P SP
f % f % f % f %
1 Tidak sekolah 2 1,3 1 0,7 - - 3 2
2 SD-SMP 7 4,7 31 20,7 4 2,7 42 28
3 SMU atau sederajat 7 4,7 58 38,7 20 13,3 85 56,7
4 Sarjana 2 1,3 15 10 3 2 20 13,3
18 105 27 150
Jumlah 12 70 18 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
Dari tabel di atas dapat terlihat jelas bahwa mayoritas responden terlihat
orang atau 13,3% sangat memahami tentang keperawanan, dan hanya 7 orang
67
atau 4,7% yang tidak memahami mengenai keperawanan. Jika dilihat dari
keperawanan, dan hanya 4 orang atau 2,7% yang sangat memahami akan
keperawanan. Bila diamati tingkat pendidikan yang lebih tinggi yakni Sarjana,
mengenyam bangku sekolah sama sekali, hanya 1 orang atau 0,7% yang
pendidikan mereka.
Tabel 4.9
Jumlah
Alternatif Jawaban Responden
No. Status
TP P SP
f %
f % f % f %
1 Belum Menikah 12 8 82 54,7 17 11,3 111 74
2 Menikah 2 1,3 23 15,4 10 6,7 35 23,3
3 Duda 2 1,3 2 1,3 - - 4 2,7
16 107 27 150
Jumlah 10,6 71,4 18 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
68
oleh yang berstatus belum menikah yaitu dari 111 orang atau 74%, yang
sebanyak 23 orang atau 15,4 % dan sebanyak 10 orang atau 6,7 % sangat
memahami tentang keperawanan, dan hanya 2 orang atau 1,3% yang tidak
sebanyak 4 orang atau 2,7%. Dari rincian tersebut sebanyak 2 orang atau 1,3%
Tabel 4.10
Jumlah
Alternatif Jawaban
Responden
No. Pekerjaan
TP P SP
F % f % f % F %
1 Pegawai 5 3,3 30 20 10 6,7 45 30
2 Wiraswasta/Pedagang 10 6,7 25 16,7 15 10 50 33,3
3 Lain- lain 4 2,7 29 19,2 6 4 39 26
4 Pengangguran 4 2,7 10 6,7 2 1,3 16 10,7
69
23 94 33 150
Jumlah 15,4 62,6 22 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
sebagai wiraswasta atau pedagang yaitu dari 50 orang atau 33,3%, yang
memahami tentang keperawanan, dan hanya 5 orang atau 3,3% yang tidak
hanya 4 orang pula atau 2,7 % yang tidak paham tentang keperawanan.
keperawanan hanya 2 orang atau 1,3 % dan yang tidak memahami tentang
70
Tabel 4.11
Jumlah
Alternatif jawaban
Penghasilan Responden
No. TP P SP
F %
f % f % f %
1 Dibawah Rp. 500.000,00 10 6,7 40 26,6 19 12,7 69 46
2 Rp.1.000.000,00- Rp 4.500.000,00 7 4,7 35 23,3 15 10 57 38
3 Rp.4.500.000,00- Rp 6.000.000,00 - - 2 1,3 1 0,7 3 2
4 Di atas Rp 6.000.000,00 1 0,7 2 1,3 2 1,3 5 3,3
5 Abstain 4 2,7 10 6,7 2 1,3 16 10,7
22 88 40 150
Jumlah
14,8 59,2 26 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
per bulan adalah dibawah Rp. 500.000,00 yaitu dari 69 orang atau 46 %, yang
71
yaitu hanya 3 orang atau 2 %. Dari rincian tersebut sebanyak 2 orang atau 1,3
yang paham mengenai keperawanan hanya 2 orang atau 1,3 %, yang sebatas
Tabel 4.12
Jumlah
Alternatif Jawaban
Responden
No. Agama
TP P SP
f %
f % F % f %
1 Islam 16 10,7 103 68,7 23 15,3 142 94,7
2 Kristen - - 1 0,7 2 1,3 3 2
3 Katolik - - 1 0,7 3 2 4 2,6
4 Budha 1 0,7 - - - - 1 0,7
17 105 28 150
Jumlah
11,4 70 18,6 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
72
yakni sebanyak 142 orang atau 94,7 dan hampir semua responden hanya
Budha ada sebagian kecil yang tidak memahami keperawanan yaitu hanya 1
orang atau 0,7%, dan agama Kristen sebanyak 3 orang atau 2%, sebagian dari
halnya dengan agama Kristen, agama Katholik sebanyak 4 orang atau 2,6%,
Tabel 4.13
Jumlah
Alternatif jawaban
Responden
No. Implikasi TP P SP
F %
F % f % f %
Tidak pernah melakukan shalat sama
1 - - 2 1,4 - - 2
sekali 1,4
Melakukan shalat hanya hari jum'at
2 1 0,7 2 1,4 - - 3
dan hari raya 2,2
73
atau 69,7% hanya sebatas memahami tentang keperawanan, yaitu dari yang
tidak pernah shalat sama sekali hanya 2 orang atau 1,3%, yang melakukan
shalat hanya hari Jum’at dan hari raya sebanyak 2 orang atau 1,3%, yang rajin
orang atau 20,4% dan sebanyak 31 orang atau 21,8 % terungkap dari yang
seputar keperawanan, yaitu dari yang rajin shalat tapi masih sering
shalat fardhu, tapi jarang berjamaah sebanyak 10 orang atau 7% dan sebanyak
9 orang atau 6,3% terungkap dari yang selalu melaksanakan shalat fardhu dan
selalu berjamaah.
74
Dari tabel di atas hanya sebanyak 16 orang atau 11,3% yang tidak
Jum’at dan hari hanya 1 orang atau 0,7%, yang rajin shalat tapi masih sering
shalat fardhu, tapi jarang berjamaah sebanyak 3 orang atau 2,2% dan
selebihnya sebanyak 1 atau 0,7% terdiri dari yang selalu melaksanakan shalat
Virginitas.
virginitas yang penulis uraikan dalam dua pertanyaan, yang masing- masing
pilihan jawaban. 3 pilihan jawaban tersebut yaitu Tidak Penting (TP), Penting
(P), Sangat Penting (SP). Berikut ini adalah distribusi jawaban responden
75
Tabel 4.14
Jumlah
Alternatif jawaban Responden
No. Usia
TP P SP
F % F % f % F %
1 15-20 6 4 43 28,7 17 11,3 66 44
2 21-41 4 2,7 51 34 20 13,3 75 50
3 41-66 2 1,3 1 0,7 6 4 9 6
4 di atas 66 - - - - - - - -
12 95 43 150
Jumlah
8 63,4 28,6 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
keperawanan. Yaitu dari 66 orang atau 44% (yang berusia 15-20 tahun)
orang atau 28,7%, dan 17 orang atau 11,3% menganggap sangat penting
menganggap keperawanan itu tidak penting. Dan dari 75 orang atau 50% yang
beranggapan bahwa keperawana itu tidak penting hanya 4 orang atau 2,7%.
76
Sedangkan dari responden yang berusia 41-66 tahun (9 orang atau 6%),
Tabel 4.15
Jumlah
Alternatif Jawaban
Responden
No. Pendidikan
TP P SP
F % f % f % f %
1 Tidak sekolah 1 0,7 1 0,7 1 0,7 3 2
2 SD-SMP 3 2 26 17,3 13 8,7 42 28
3 SMU atau sederajat 6 4 57 38 22 14,7 85 56,7
4 Sarjana 2 1,3 12 8 6 4 20 13,3
12 96 42 150
Jumlah 8 64 28 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
Dari tabel di atas dapat terlihat jelas bahwa mayoritas responden dari
tingkat pendidikan SMU atau sederajat yaitu sebanyak 57 orang atau 38%,
orang atau 14,7% menganggap sangat penting pada keperawanan, dan hanya 6
dilihat dari tingkat pendidikan SD- SMP yang menganggap penting pada
77
yang lebih tinggi yakni Sarjana, maka 12 orang atau 8 % yang beranggapan
sangat penting pada keperawanan, dan hanya 2 orang atau 1,3 % tidak
bangku sekolah sama sekali, masing- masing dari mereka hanya 1 orang atau
beranggapan tidak penting pada keperawanan hanya 1 orang atau 0,7%, hal ini
Tabel 4.16
Jumlah
Alternatif Jawaban Responden
No. Status
TP P SP
F %
f % f % f %
1 Belum Menikah 8 5,3 74 49,3 29 19,4 111 74
2 Menikah 3 2 20 49,3 12 8 35 23,3
3 Duda 1 2 1 13,3 2 1,3 4 2,7
12 95 43 150
Jumlah 8 63,3 28,7 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
oleh yang berstatus belum menikah yaitu dari 111 orang atau 74%, yang
78
itu sangat penting, dan hanya sebanyak 8 orang atau 5,3 % yang tidak
responden yang duda yaitu 4 orang atau 2,7% Dari rincian tersebut sebanyak
hanya 1 orang atau 0,7% yang menganggap tidak penting akan keperawanan.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali orang yang menilai akan
walaupun ada pula yang beranggapan tidak penting akan keperawanan, tapi
79
Tabel 4.17
Jumlah
Alternatif Jawaban
Responden
No. Pekerjaan
TP P SP
f % f % f % f %
1 Pegawai 10 6,7 25 16,7 10 6,7 45 30
2 Wiraswasta/Pedagang 15 10 32 21,3 3 2 50 33,3
3 Lain- lain 5 3,3 25 16,7 9 6 39 26
4 Pengangguran 3 2 11 7,3 2 1,3 16 10,7
33 93 24 150
Jumlah 22 62 16 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
sebagai wiraswasta atau pedagang yaitu dari 50 orang atau 33,3%, yang
tidak penting , dan hanya 3 orang atau 2 % yang beranggapan keperawana itu
keperawanan sebanyak 25 orang atau 16,7 % dan sebanyak 10 orang atau 6,7
orang pula atau 6,7 % yang tidak menganggap penting tentang keperawanan.
Adapun responden yang berprofesi lain- lain yaitu sebanyak 39 orang atau
80
Tabel 4.18
Jumlah
Alternatif jawaban
Penghasilan Responden
No. TP P SP
f %
F % f % f %
1 Dibawah Rp. 500.000,00 9 6 32 21,4 28 18,7 69 46
2 Rp.1.000.000,00-Rp 4.500.000,00 12 8 25 16,7 20 13,3 57 38
3 Rp. 4.500.000,00-Rp.6.000.000,00 - - 1 0,7 2 1,3 3 2
4 Di atas Rp.6.000.000,00 - - 2 1,3 3 2 5 3,3
5 Abstain 5 3,3 5 3,3 6 4 16 10,7
26 65 59 150
Jumlah
17,3 43,4 39,3 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
per bulan adalah dibawah Rp. 500.000,00 yaitu dari 69 orang atau 46 %, yang
81
orang atau 16,7 % dan sebanyak 20 orang atau 13,3 % menganggap sangat
yang bahwa keperawanan itu penting hanya 2 orang atau 1,3 %, yang
atau 3,3 % .
82
Tabel 4.19
Jumlah
Alternatif Jawaban
Responden
No. Agama
TP P SP
f %
f % F % f %
1 Islam 11 7,3 93 62 38 25,3 142 94,7
2 Kristen 1 0,7 2 1,3 3 2
3 Katolik 1 0,7 3 2 4 2,6
4 Budha 1 0,7 1 0,7
12 95 43 150
Jumlah
8 63,4 28,6 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
yakni sebanyak 142 orang atau 94,7 dan hampir semua responden
sebanyak 38 orang atau 25,3%, dan hanya sebagian kecil yang menganggap
bahwa keperawanan itu tidak penting yaitu sebanyak 11 orang atau 7,3%.
Terlepas dari agama Islam, dari agama Budha pun ada sebagian kecil yang
dari agama Kristen hanya 1 orang atau 0,7% yang menganggap akan tidak
83
Tabel 4.20
Jumlah
Alternatif jawaban
Responden
No. Implikasi TP P SP
f %
F % f % f %
Tidak pernah melakukan shalat sama
1 - - 1 0,7 1 0,7 2
sekali 1,4
Melakukan shalat hanya hari jum'at
2 1 0,7 - - 1 0,7 2
dan hari raya 1,4
Rajin shalat tapi masih sering
3 5 3,6 41 28,9 10 7,1 56
meninggalkannya 39,5
Selalu melaksanakan shalat fardhu,
4 1 0,7 28 19,9 14 9,9 43
tapi jarang berjama'ah 30,2
Selalu melaksanakan shalat fardhu
5 4 2,9 23 16,3 12 8,6 39
dan selalu berjama'ah 27,5
11 93 38 142
Jumlah
7,9 65,1 27 100
Sumber: Diolah dari data lapangan tahun 2010
atau 65,1% menganggap penting akan nilai keperawanan, yaitu dari yang
tidak pernah shalat sama sekali hanya 1 orang atau 0,7%, yang rajin shalat tapi
84
19,9% dan sebanyak 23 orang atau 16,3 terungkap dari yang selalu
keperawanan merupakan hal yang sangat penting, yaitu yang tidak pernah
shalat sama sekali hanya 1 orang atau 0,7%, yang melakukan shalat hanya
hari Jum’at dan hari raya pun hanya 1 orang atau 0,7%, yang rajin shalat tapi
9,9% dan sebanyak 12 orang atau 8,6% terungkap dari yang selalu
Dari tabel di atas hanya sebanyak 11 orang atau 7,9% yang tidak
hari Jum’at dan hari hanya 1 orang atau 0,7%, yang rajin shalat tapi masih
0,7% dan selebihnya sebanyak 4 orang atau 2,9% terdiri dari yang selalu
melaksanakan shalat fardhu dan selalu berjamaah. Hal ini diakibatkan karena
85
E. Analisis Penulis
mengenai tema dalam skripsi ini kepada 150 responden yang terpilih dan
sebagaimana hasil dari jawaban angket responden telah penulis uraikan dalam
masyarakat asli Tegal Rotan kelurahan Sawah Baru. Semua responden terdiri
dari beragam usia mulai dari usia 15 tahun sampai di atas 65 tahun,
pendidikan mereka pun bervariatif tapi lebih banyak hanya lulusan SMA atau
hal ini disebabkan salah satunya oleh faktor usia responden yang berkisar
selayang pandang saja dan juga pemahaman mereka tentang viriginitas bisa
dilihat dari pendidikan responden yang mayoritas adalah lulusan SMA atau
virginitas yang dilihat dari profesi dan hasil pendapatan responden per bulan
didominasi oleh kalangan responden yang bekerja sebagai wiraswasta, hal ini
sehingga mereka tidak pernah mencari tahu lebih dalam tentang viriginitas,
bagi mereka pengertiaan virginitas hanyalah sekedar paham saja. Begitu pula,
jika dilihat dari status mereka yang mayoritas adalah belum menikah, dari
data lapangan yang penulis peroleh, bahwa mereka menyatakan hal yang sama
dengan kalangan masyarakat di atas. Sama halnya jika dilihat dari agama yang
dan dari agama yang lain pun (Budha, Kristen dan Katholik) tidak jauh
Akan tetapi dari kalangan masyarakat pun ada sebagian kecil yang
sudah sering mereka dengar, hal ini disebabkan ilmu pengetahuan dan
mengenai makna dari virginitas bagi seorang perempuan, salah satunya adalah
sobek atau tidaknya selaput darah atau keluar darah atau tidaknya seorang
perempuan pada saat hubungan suami istri yang pertama, hal ini disebabkan
daerah yang biasa dijadikan tempat pelacuran. Hal ini bisa dibuktikan dengan
banyaknya orang- orang yang berkeliaran di tengah malam, yang biasa orang
lingkungan masyarakat yang sudah terbiasa hidup dengan seks bebas, yang
penting yang mesti di junjung tinggi keberadaanya, hal ini terbukti dari data
lapangan yang penulis peroleh yang dilihat dari semua faktor, baik faktor usia
yang berkisar dari usia 15-65 tahun, anggapan mereka hampir serentak,
88
sama halnya dari faktor pendidikan mereka, yang merupakan masyarakat yang
peluang gencarnya ekspose seks di media masa, sehingga remaja modern kian
permisif terhadap seks seperti yang terjadi di daerah Tegal Rotan tetap saja
Begitu pula bagi mereka yang belum menikah, dan bagi mereka yang
dilihat dari pekerjaan serta penghasilan per bulan, dengan bertambah luasnya
dipandang dari agama yang mayoritas responden adalah beragama Islam serta
dari penerapan ibadah mereka, serta dari agama yang lain pun (Budha, Kristen
89
bahwa keperawanan bukan hal yang penting, hal ini disebabkan melihat
keimanannya serta status mereka yang sudah duda. Maka, tak heran jika
BAB V
A. Kesimpulan
beban kultural dan psikologis yang sangat berat bagi wanita. Utuh
90
91
mengulanginya kembali.
hanya di ukur dari robek atau tidaknya selaput dara, atau jika
tidak perawan.
dan hal ini akan menjadi obsesi berkepanjangan serta akan menjadi
B. Saran- saran
terutama masalah pergaulan bebas remaja seperti free sex saat ini yang
dari pergaulan bebas ini akan merusak generasi muda sekarang dan
bagi kaum wanita agar tidak mudah tergoda dengan rayuan para lelaki
yang masih perawan. Hal itu terbukti, kendati zaman semakin maju
Abdillah Muhammad, Abu Ibn Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Al-
Maktabah al- Sahriyyah, 1997.
Abdul Aziz, Syaikh bin Abdurrahman Al-Musnad Khalid bin Ali Al-Anbari,
Perkawinan dan Masalahnya, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1993.
Abdullah, Haidar, Kebebasan Seksual dalam Islam, Jakarta: Pustaka Zahra, 2003.
Abdul Malik, Muhammad, Perilaku Zina Pandangan Hukum Islam dan KUHP,
Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2003.
Abu Syuqqah, Abdul Halim, Kebebasan Wanita, Jakarta: Gema Insani, 1998.
Agil Husin Al-Munawwar, Said dan Shihab, M. Quraish dkk, Agenda Generasi
Intelektual,Jakarta: Penamadani, 2003.
Ali Turkamani, Husain, Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, Jakarta: Pustaka
Hidayah, 1998.
Asmu’i, Oral Sex dalam Pandangan Islam dan Medis, Jakarta: Abla Publisher, 2004.
94
95
Bagus, Gde Manuaba Ida, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Arcan,
1999.
Dianawati,Ajen, Pendidikan Seks untuk Remaja, Jakarta: PT. Kawan Pustaka, 2003.
Dian Nugraha, Boyke, Problema Seks dan Cinta Remaja, Jakarta: Bumi Aksara,
2005.
Hawari, Dadang, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Prima Yasa,1996.
http//: Keperawanan atau Virginitas. Com. Di akses pada tanggal 30-06- 2010.
Ibnu Hazm, Syekh, Al- Raudhatun- Nisa, Mesir: Isa Al- Baabiy.
96
Indra, Hasbi dan Ahza, Iskandar dkk, Potret Wanita Sholehah, Jakarta: Penamadani,
2004.
Ismail Kinani, Abdurrahman, Zawaidul Ibnu Majah ‘ala kutub al Khamsah, Beirut:
Dar Kutub al- ihwal, 1993.
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, Jakarta: Gramedia,
1996
Kriminologi UI, Lembaga dengan Metro Jaya, Kodak, Lokakarya Tata Laksana
Visum et Repertum di DKI Jakarta, Jakarta: LKUI, 1980.
Kristi Purwandari, Adrina, dkk, Hak- hak Reproduki Perempuan yang Terpasung,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998.
Mubarok al- barik, Haya Binti, Ensiklopedi Wanita Muslimah, Jakarta: Darul
Falah,1999
Muhammad, Abdul- Rahman Ibn ‘Audh al- Jaziry, al- Fiqh ‘ala al- Mazahib al-
‘ar Ba’ah, Kairo: Dar Ibn al- Haitsimy.
Mustafa,Ibnu, Wanita Islam Menjelang Tahun 2000, Bandung: Al- Bayan, 1995.
Nazar Bakri, Sidi, Kunci Keutuhan Rumah Tangga, Keluarga yang Sakinah,
Jakarta: CV, Pedoman Ilmu Jaya, 1993.
Niemann, Sandy, Bila Perempuan Tidak Ada Dokter, Jakarta: Insist Press, 1999.
Shahih Bukhari, Bab Al- akfa Fi ddini wa Qauluhu, Juz ke-8, Mesir : Al- majlisu al-
‘ala Litsuni al-islamiyah, 1990.
Sherwood, Lauralle, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, 1996.
Bagian I
Data Pribadi
1. Usia anda
(a.) 15-20
(b.) 21-40
(c.) 41-65
(d.) 66 ke atas.
2. Pendidikan anda
(a.) Tidak sekolah sama sekali
(b.) SD- SMP
(c.) SMU atau Sederajat
(d.) Sarjana
3. Status anda
(a.) Sedang menikah
(b.) Belum menikah
(c.) Duda
4. Pekerjaan
(a.) Pegawai
(b.) Wiraswasta/ pedagang
(c.) Pengangguran
(d.) Lain- lain
5. Penghasilan.
(a.) dibawah 500.000
(b.) 500.000 s/d 999.000
(c.) 1.000.000 s/d 1.499.000
(d.) 1.500.000 s/d 2.000.000
(e.) di atas 2.000.000
6. Agama Anda:
(a.) Islam.
(b.) Protestan.
(c.) Katolik.
(d.) Hindu.
(e.) Budha.
7. Jika anda muslim, bagaimana pelaksanaan shalat Fardhu anda?
(a.) Tidak pernah melakukan shalat sama sekali
(b.) Melakukan shalat hanya hari Jum’at dan hari raya
(c.) Rajin shalat tapi masih sering meninggalkannya
(d.) Selalu melakukan shalat fardhu, tapi tidak berjamaah
(e.) Selalu melakukan shalat fardhu dan selalu berjama’ah
Bagian II
Pengetahuan dan Pemahaman tentang Keperawanan.
1. Apakah anda tahu tentang perawan?
A.YA B.TIDAK
2. Apakah anda tahu bagaimana membedakan perempuan yang masih
perawan atau yang sudah tidak perawan?
A. YA B. TIDAK
3. Apakah anda tahu tentang selaput dara?
A. YA B. TIDAK
4. Apakah tidak hanya selaput dara yang bisa menentukan keperawanan
seorang wanita?
A. YA B. TIDAK
5. Apakah selaput dara wanita yang sudah robek dikatakan masih perawan?
A. YA B. TIDAK
6. Apakah seorang wanita yang tidak mengeluarkan darah pada malam
pertama, bisa dikatakan masih perawan?
A. YA B. TIDAK
7. Apakah seorang wanita yang mengalami perkosaan dapat dikatakan hilang
keperawanannya?
A. YA B. TIDAK
8. Apakah seorang wanita yang mengalami kecelakaan (jatuh) dan
mengakibatkan robeknya selaput dara dapat dikatakan masih perawan?
A. YA B. TIDAK
9. Apakah seorang perempuan yang telah melakukan seks oral dikatakan
sudah tidak perawan?
A. YA B. TIDAK
10. Apakah seorang wanita yang melakukan ciuman, pelukan tanpa adanya
hubungan intim dianggap sudah tidak perawan?
A. YA B. TIDAK
Bagian III
Tindakan dan Respon mengenai Keperawanan
1. Apakah anda akan mencela kepada perempuan yang tidak bisa
mempertahankan kehormatannya (tidak perawan tanpa pernikahan)?
A. YA B. TIDAK
2. Jika anda mengetahui calon istri anda sudah tidak perawan lagi, apakah
anda membatalkan pernikahan tersebut?
A. YA B. TIDAK
3. Seandainya Anda sudah pernah melakukan hubungan intim di luar
pernikahan, apakah anda akan menolak calon istri anda yang sudah tidak
perawan juga?
A. YA B.TIDAK.
4. Apakah anda akan sangat malu, apabila mengetahui anak perempuan anda
sudah tidak perawan (tanpa pernikahan)?
A. YA B. TIDAK
5. Apakah anda akan memberi sanksi apabila mengetahui anak anda
melakukan hubungan seks di luar pernikahan?
A. YA B. TIDAK
6. Seandainya anak laki- laki anda menghamili kekasihnya, apakah anda
akan tetap menyuruh anak anda untuk menikahi kekasihnya itu?
A. YA B. TIDAK
7. Seandainya diketahui calon menantu (perempuan) anda, sudah tidak
perawan apakah anda akan membatalkan pernikahan anak anda dengan
perempuan tersebut?
A. YA B. TIDAK
8. Seandainya anak perempuan anda sudah tidak perawan(tanpa pernikahan),
lalu ada seorang laki- laki yang ingin menikahinya, apakah anda akan jujur
dengan keadaan anak anda yang sudah tidak perawan tersebut?
A. YA B. TIDAK
9. Apakah anda akan sangat malu, apabila mengetahui saudara perempuan
anda sudah tidak perawan (tanpa pernikahan)?
A. YA B. TIDAK
10. Apakah anda tidak akan mendukung (meremehkan), apabila ada teman
anda yang ingin menikahi seorang perempuan yang sudah tidak perawan?
A. YA B. TIDAK
HASIL WAWANCARA
Jawab: Tegal Rotan termasuk salah satu kampung yang berada di kelurahan
Tangerang Selatan?
Jawab: Awal mulanya Tegal Rotan dikenal sebagai sebuah stasiun yang
3. Tanya: Mengapa daerah Tegal Rotan bisa terkenal menjadi tempat prostitusi?
Jawab: Bermula dari didirikannya sebuah Cafe yang tidak jauh dari sebuah
menginginkan agar cafe tersebut selalu ramai dikunjungi orang, pada akhirnya
mereka menempuh jalan dengan menyewa gadis- gadis cantik yang dominan
berasal dari luar daerah, dengan alasan hanya sebagai pemanis cafe tersebut.
Jawab: Melihat kejadian seperti itu, masyarakat sekitar tidak bisa tinggal
Jawab: Ya, keadaan ini masih bertahan sampai sekarang, dan mungkin sulit
toko kecil yang menjualkan dagangan mereka, akan tetapi setelah diusung
tersebut hanya sebagai kedok untuk dijadikan tempat menjajakan diri (untuk
1
. Wawancara pribadi dengan Sekretaris Lurah Sawah Baru Tangerang Selatan, pada
tanggal 8 juni 2010.
ramai. 2 Hal yang membuat keadaan ini bisa bertahan sampai sekarang,
ladang rezeki yang sangat menjanjikan, mudah dicari sehingga dapat meraup
2
Wawancara pribadi dengan Sekretaris Lurah Sawah Baru Tangerang Selatan, pada
tanggal 8 juni 2010.