SKRIPSI
Oleh:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Hidayatullah Jakarta.
Alfina RahilAshidiqi
PENENTUAN AWAL BULAN DALAM PERSPEKTIF ABOGE
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh :
Di Bawah Bimbingan
PANITIA UJIAN
2. Sekretaris Kamarusdiana,S.Ag., MH
NIP. 150 285 972 (….…………..……)
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
Allah SWT Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, atas segala nikmat, rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, yang menghantarkan penulis sampai pada tahap akhir studi
pada Program Strata 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hanya karena berkat dan ridho-Nya lah penulis sampai pada tahap menyusun dan
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan di atas
semuanya adalah Allah SWT. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis selama menuntun
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas
Jakarta.
2. Drs. Basiq Djalil SH. M.Hum selaku Ketua Program Studi Ahwal Al-
6. Kyai M. Maksudi selaku Imam Besar Masjid Raden Sayyid Kuning dan Ki
penulis.
7. Orang tua tercinta (H. Sahlan Mushadik dan Hj. Sugiyarti) yang telah
khairal jaza`.
9. Serta berbagai pihak yang tak dapat penulis sebutkan seluruhnya, semoga
amal baik mereka diterima Allah SWT dan skripsi sederhana ini dapat
penulisan skripsi ini dan wawasan ilmu penulis . Besar harapan penulis, skripsi ini
Alfina RahilAshidiqi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kuning………………………………………………………... 59
Kuning ……………………………………………………….. 59
Sayyid Kuning………………………………………………... 62
Tabel 9 4.6. Rumus untuk menetapkan hari dan pasaran tanggal 1 Sura
perhitungan Aboge…………………………………………… 84
Tabel 11 4.8. Hari Besar Islam Tahun 2006 M /1427 H / 1939 J ( Alif )…... 86
Tabel 12 4.9. Hari Besar Islam Tahun 2007 M/ 1428 H/ 1940 J (He)….…… 88
Tabel 13 4.10. Hari Besar Islam Tahun 2008 M 1429 H/ 1941 J (Jimawal)…. 89
Tabel 14 4.11. Hari Besar Islam Tahun 2009 M /1430 H/ 1942 J (Za)………. 90
Tabel 15 4.12. Hari Besar Islam Tahun 2010 M /1431 H/ 1943 J (Dal)……… 91
Tabel 16 4.13. Hari Besar Islam Tahun 2011/ M 1432 H/ 1944 J (Ba)…….… 92
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
pertamakali manusia diciptakan oleh Allah SWT sampai datangnya hari kiamat.
kepada pihak sendiri dan saling menyalahkan kepada pihak lain. Karena
perbedaan pendapat ini tidak lain untuk kembali pada semangat untuk selalu
SAW. 1
tahun semata, tetapi sangat berkaitan dengan masalah ibadah seperti puasa, haji,
dan hari raya Idul Fithri dan Idul Adha. Kemudian berimplikasi pada syarat-syarat
terpenuhinya suatu ibadah. Maka dari itu penggunaan metode ataupun cara dalam
suatu kelompok atau organisasi. Hal ini berdasarkan pada suatu ibadah dilakukan
sesuai dengan pendapat yang dipahami dan kemampuan untuk memahami sebuah
perintah dalam agama. Dan diterangkan pada salah satu ayat al-Quran bahwa la
tidak hanya terjadi pada umat Islam di tanah air, begitupula di Negara-negara lain
yang berpenduduk agama Islam. Bahkan, di Saudi Arabia yang notabene tempat
dimana agama Islam pertama kali didakwahkan oleh Rasulullah terjadi perbedaan
penentuan awal bulan Qamariyah. 2 Maka dari itu tidak heran bilamana perbedaan
penentuan awal bulan Qamariyah juga terjadi di Indonesia. Demikian itu tidak
lepas dari keberadaan faktor perkembangan ilmu, budaya, tempat dan sumber
daya manusia.
beragam. Ada yang berbeda dalam pengambilan nash sebagai dasar pijakannya,
berbeda dari segi penafsiran suatu nash dan dari sistem dan cara yang berbeda.
ا
ﺏ م ا
اﺏ ی اﺏ ﻡ ﻡ
ل+ ا& ' ان ا ) ا& ' و#$وهاﺏ زید اﺏ هیة ر
3
( ﻡ4آ
ا اد )روا/ 1
0 ن/ ',وا ؤی./' وا,)ﻡا ؤی
arus utama mazhab hisab rukyah yaitu pertama, mazhab rukyat yang
kedua, mazhab hisab yang dipelopori oleh Muhammadiyah dan mazhab imkan al-
sahabatnya dan mengikuti ijtihad para ulama empat madzhab (Hanafi, Maliki,
Syafi’I dan Hambali) dalam hal penentuan awal bulan Qamariyah wajib
menggunakan ru’yatul hilal bilfi’li (melihat hilal secara langsung) atau istikmal
4
Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab Rukyah: Menyatukan NU & Muhammadiyah dalam Penentuan
Awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha(Jakarta : Erlangga,2007), h.xvi
5
Rukyat Hilal Indonesia(RHI), “Kriteria Awal Bulan Qamariyah” artikel diakses pada 15
Desember 2008 dari http://www.rukyatulhilal.org
6
Wahyu Widiana, Penentuan Awal Bulan Qamariyah, h.24.
tampak, padahal kenyataannya ada orang yang melihat pada malam itu juga,
antara mazhab rukyat dan mazhab hisab. Aplikasi imkaanurrukyat yaitu sistem
untuk dirukyat, tetapi praktik di lapangan tidak dapat dirukyat karena mendung
hisab rukyah mazhab tradisional ala Islam Jawa. Seperti pemikiran hisab rukyat
yang dianut oleh Aboge (Penganut Islam Alip Rebo Wage). Hal ini timbul karena
persentuhan Islam dengan budaya lokal atau yang sering menimbulkan corak
7
Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab Rukyah, h. 82.
8
Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab Rukyah, h. 82.
9
Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab Rukyah, h. 82.
Melihat pemikiran hisab rukyat Aboge di Purbalingga, penulis tertarik untuk
rukyat mazhab tradisional ala Islam Jawa ini menetapkan bulan Ramadhan, hari
raya Idul Fitri dan Idul Adha 1429 H dan tahun-tahun sebelumnya berbeda
2008 dimulai dari hari Senin, tanggal 1 September dan Hari Raya Idul Fitri pada
jatuh pada hari Rabu tanggal 3 September 2008.10 Dan hari raya Idul fitri 1
Syawal 1429 pada hari Jumat, tanggal 3 Oktober 2008. Pemikiran hisab rukyah
ini juga menurut para tokohnya, merupakan cara penghitungan yang telah
digunakan para wali sejak abad ke 14 M. Yang mana di ajarkan oleh Syekh Rasid
Sayid Kuning dari Kerajaan Pajang. Sehingga pemikiran Hisab Rukyat ini
merupakan warisan dari leluhur para wali yang menjadi sebuah pengetahuan
menetapkan awal bulan Qamariyah, apa landasan hukum penetapan awal bulan
10
Ridwan Anshori/Sindo/ahm, “Buka Puasa Pertama bagi Pengikut Islam Aboge”, artikel
diakses pada 15 Desember 2008 dari http://www.okezone.com/2008/12/15.
kemajemukan metode penentuan awal bulan Qamariyah khususnya di Indonesia.
Maka dengan bekal pengetahuan yang telah dipelajari, penulis mengangkat realita
membuka peluang sebagai objek penelitian. Salah satunya adalah pemikiran yang
berhaluan Aboge. Untuk itu secara umum penelitian ini terbatas pada penetapan
sebagaimana berikut:
1. Aboge yang dimaksud oleh penulis adalah Penganut Islam Alip Rebo Wage
2. Penentuan awal bulan yang dimaksud dalam tulisan ini merupakan awal bulan
dalam kalender Islam atau dengan kata lain awal bulan Qamariyah.
3. Dalam pembahasan penetapan awal bulan dalam tulisan ini, penulis hanya
berlainan cara menghitung seperti yang dilakukan Aboge. Hal ini yang ingin
Aboge?
komunitas Aboge?
Qamariyah.
oleh Aboge.
1. Masyarakat
Memberikan informasi mengenai seluk beluk dan sejarah tentang komunitas Aboge khususnya yang berkaitan dengan
2. Fakultas
Memberikan sumbangsih hasil penelitian guna memperkaya khazanah kemajemukan metode penentuan awal bulan
Qamariyah dalam ilmu falak di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta menambah literature
3. Penulis
Memanfaatkan ilmu yang sedikit dan lebih menambah wawasan tentang metode penentuan awal bulan Qamariyah dalam
Hukum, penulis menemukan tiga skripsi yang berkaitan. Tiga skripsi yang terkait
digunakan adalah studi lapangan dan didukung dengan studi perpustakaan library
antar umat Islam, menjadi benalu keharmonisan antara umat Islam dan pengaruh
yang dibuat oleh Ilmanudin jelas berbeda dengan penelitian yang penulis bahas.
digunakan penulis adalah komunitas Aboge yang tinggal di Desa Onje Kecamatan
(Studi terhadap kalangan Al- Marzukiyah di Cipinang)” pada tahun 2006. Skripsi
Ulama. Salah satunya didasarkan pada pendapat Ibnu Hajjar dalam kitab Tuhfat
Ibn Hajjar bahwa rukyat sangat penting dalam menentukan awal bulan. Dan juga
didasarkan pada beberapa kitab lain yaitu Tamyizu al- Hakk Min al- Dholal fii
saidi al-hilaal dan Risalah Iqadu al-Niyam Habib Usman bin Abdullah, Fadl al-
Rahman fii Raadi al marhum al- sayyid ‘Utsman karangan Kh. Ahmad Marzuki,
Abdul Ghani dan beberapa kitab karangan lainnya. Penelitian yang dibuat oleh
Eka Sartika jelas berbeda dengan penelitian yang penulis bahas. Perbedaan
tersebut terletak (salah satunya ) pada objek penelitian. Objek penelitian penulis
adalah komunitas Aboge yang tinggal di desa Onje Kec. Mrebet. Kab
Purbalingga.
judul “Problematika Penetapan Hari Raya Idul Fitri 1427 H/ 2006 M antara
PBNU dan PWNU Jawa Timur” pada tahun 2007. Jenis penelitian yang
pemahaman yang diskriptif. Penelitian ini berupa studi empiris untuk menemukan
teori teori proses terjadinya perbedaan penetapan awal bulan syawal 1427/2006
antara PBNU dan PWNU Jawa Timur. Penelitian fokus membahas konsep
penetapan awal bulan syawal Idul Fitri PBNU dan PWNU Jawa Timur dan
penyebab dari perbedaan penetapan awal bulan syawal 1427/2006 h Idul Fitri
PBNU dan PWNU JATIM. Penelitian yang dibuat oleh Nur Said jelas berbeda
dengan penelitian yang penulis bahas. Perbedaan tersebut terletak (salah satunya )
pada objek penelitian. Objek penelitian penulis adalah komunitas Aboge yang
E. METODE PENELITIAN
Data Penelitian
Sekunder. Data Primer pada skripsi ini adalah hasil wawancara kepada tokoh
11
Faisal Sanapiah, Format-Format Penelitian Social, Dasar-Dasar dan Aplikasinya.
(Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2003), Cet. Ke-6,.h.20.
Aboge dan data-data atau dokumen yang berkaitan tentang Aboge. Sedangkan
untuk data sekunder adalah seluruh literatur yang berhubungan dengan ilmu
falak secara umum atau literatur lain yang dapat memberikan informasi
tambahan pada judul yang diangkat dalam skripsi ini. Yaitu, buku, majalah,
Seleksi data: setelah memperoleh data dari hasil wawancara dan dokumentasi
yang bersifat tertulis. Dari data tersebut diperiksa kembali satu persatu,
dan diambil data yang berkaitan dengan penelitian agar tidak terjadi
kekeliruan.
Klasifikasi data: setelah data diperiksa lalu diklasifikasikan dalam bentuk dan
Analisa Data
Penulisan Skripsi tahun 2007’ yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan
SISTEMATIKA PENULISAN
laporan.
beluk dan sejarah kelahiran Aboge, menyebutkan siapa saja tokoh- tokoh yang
Aboge. Dalam bab ini membahas inti dari penelitian yaitu dasar pijakan Aboge
dalam menetapkan awal bulan. Kemudian system dan praktek dari penetapan
awal bulan Qamariyah yang dipakai oleh Aboge, yang disertai data-data
penetapan awal bulan Qamariyah sistem aboge, implikasi penetapan awal bulan
menurut perspektif aboge, tanggapan Majelis Ulama Indonesia dan telaah penulis
HISAB RUKYAT
ُ َِْ
Secara bahasa, hisab berasal dari bahasa Arab yaitu ًَِﺡ-
12
-َََ ﺡyang mengandung arti “menghitung atau membilang”. Jadi hisab
adalah kiraan, perhitungan dan bilangan. Kata ini banyak disebut dalam
13
penggunaan arti yang kabur.
pada tujuan penggunaannya. Apakah ditujukan pada kapan waktu shalat atau
12
Louis Ma’luf, Al-Munjid, (Mesir: Al-Mathba’ah Al-Katholikiyah, Cet XVIII, 1918), h. 132.
13
Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, (Jakarta: Amythas Publicita, 2007),
h. 120.
14
Maskufa, Cara Mudah Belajar Ilmu Falak, (Jakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah, 2008), h.141.
Kamus-kamus istilah menyamakan arti ilmu Hisab dengan aritmatic, yang
Dalam disiplin ilmu falak (astronomi), kata hisab mengandung arti sebagai
ilmu hitung posisi benda-benda langit. Posisi benda langit yang dimaksud di sini
adalah lebih khusus pada posisi matahari dan bulan dilihat dari pengamat di bumi.
Hitungan posisi ini penting dalam kaitannya dengan syariah khususnya masalah
menentukan awal bulan hijriyah dengan melihat posisi bulan dan mengetahui
kapan terjadi gerhana dengan menghitung posisi matahari dan bulan. Ilmu Falak
(Ilmu Falak + Ilmu Syariah = Falak Syar'i). Nama yang populer di Indonesia
15
Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Cet. 1 (Jakarta: Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1990), h. 3. Lihat di Departemen Agama, Pedoman Perhitungan Awal
Bulan Qamariyah (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995), h.6.
16
Rukyatul Hilal Indonesia, “Hisab (Perhitungan Astronomis)”, artikel diakses pada 02
Februari 2009 dari www. hisab-rukyat. html.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, hisab
adalah salah satu cabang ilmu pasti yang mempelajari angka dalam bentuk
Mengenai istilah hisab, Islam juga mengaitkan ilmu menghitung lain yang
dikenal dengan nama “ilmu mawaris atau Faraidh”. Ilmu faraidh termasuk dalam
ilmu hisab karena adanya persamaan substansi yaitu secara prinsip kedua ilmu
pasti.18
hisab semata. Dalam konteks ini, ilmu hisab yang dimaksud adalah ilmu falak
cara mengetahui dan mempelajari benda-benda langit tentang fisik, gerak, ukuran
Benda langit yang dipergunakan oleh umat Islam untuk kepentingan hisab
adalah matahari, bulan dan bumi. Itupun terbatas pada status posisinya saja
17
Abdul Aziz Dahlan, ed., Ensiklopedi Islam, jilid. 4 (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1994), h. 117.
18
Ilmanudin, Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektif NU dan Muhammadiyah suatu
Komparasi,(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2003), h.11.
19
Eka Sartika, Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektif Al-Marzukiyah “Studi Terhadap
Kalangan Al-Marzukiyah”,( Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.13. Diambil dari Departemen
Agama, Almanak Hisab Rukyat,(Jakarta:Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Cet 1,1990).
h. 14.
sebagai akibat oleh pergerakan benda-benda langit yang disebut Astromekanika.20
atau kecermatan produk perhitungan ilmu hisab.22 Sebagai pendukung yang lain,
ilmu hisab juga menggunakan informasi data yang dikontrol dengan observasi
setiap saat.23
berkembang.
Secara bahasa, rukyat berasal dari bahasa Arab yaitu ً َْ رُؤ- ََى- رَأَىyang
mempunyai arti melihat secara kasat mata atau dengan menggunakan akal. 24 Arti
20
Astromekanika adalah bagian dari ilmu astronomi yang mempelajari gerak-dan gaya tarik
benda-benda langit dengan menggunakan cara dan teori mekanika. Lihat Departemen Agama,
Almanak Hisab Rukyat, h. 375.
21
Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, h.15.
22
Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pedoman Rukyat dan Hisab Nahdlatul
Ulama ( Jakarta: Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006), h. 5.
23
Eka Sartika, Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektif Al-Marzukiyah,h. 13.
Menurut istilah, rukyat adalah melihat hilal pada saat matahari terbenam
tanggal 29 bulan Qamariyah. Kalau hilal berhasil dirukyat maka sejak matahari
terbenam tersebut sudah dihitung bulan baru, kalau tidak maka malam itu dan
Dalam literatur fiqh, kata rukyat seringkali dipadukan dengan kata hilal
sehingga menjadi rukyatul hilal yang berarti melihat hilal (bulan baru). Rukyat
hilal ini berkaitan erat dengan masalah ibadah terutama ibadah puasa.27
memahami rukyat tidak semata-mata melihat secara fisik dengan mata kepala.
bulan Syawal dan juga awal bulan Dzulhijjah. Dua bulan yang pertama berkaitan
dengan ibadah puasa dan bulan ketiga terakhir berkaitan dengan ibadah haji.
24
Louis Ma’luf, Al-Munjid, h. 243.
25
Farid Ruskanda. 100 Masalah Hisab dan Rukyat Telaah Syariah, Sains, dan Teknologi
(Jakarta: Gema Insani, 2005), h.41.
26
Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, h. 15.
27
Abdul Aziz Dahlan, ed., Ensiklopedi Islam, jilid. 4 h.180.
28
Abu Yusuf Al-Atsary, Pilih Hisab Ru’yah (Solo: Pustaka Darul Islam.tt), h. 32.
29
Susiknan Azhari, Hisab dan Rukyat Wacana untuk Membangun Kebersamaam di Tengah
Perbedaan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 136.
Keberhasilan rukyat hilal sangat bergantung pada kondisi ufuk disebelah barat
Dalam prakteknya, tidak semua orang yang telah menguasai ilmu falak
Agama selalu mengadakan rukyatul hilal setiap akhir bulan Hijriyah, untuk
memperkirakan ketinggian hilal yang terlihat pada tiap bulan. Dengan demikian
dapat menguji kevalidan hisab dalam menghitung posisi benda langit secara
nyata, agar penentuan hari-hari yang berkaitan dengan ibadah tidak terjadi
kesalahan.
bulan yang terkait dengan ibadah seperti Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah,
terdapat dua metode yaitu metode rukyat dan metode hisab. Metode rukyat inilah
yang pertama kali digunakan oleh umat Islam sejak masa Nabi Muhammad
30
Maskufa, Cara Mudah Belajar Ilmu Falak. h. 142.
31
Maskufa, Cara Mudah Belajar Ilmu Falak,. h. 143.
32
Abu Yusuf Al-Atsary, Pilih Hisab Ru’yah, h. 29.
Dasar penggunaan hisab dalam menentukan awal bulan adalah
!☯#☺%&
013 +☺,-.
/ ☯' ()*
<
=☺5>+? +89 :0+; 45167,/
H EF G),.
/ +ABC)D
7+
OP- !LM,N K
+I5>J +;
W
+V?
) S⌧UV H QI,. R
dijadikan dasar bahwa posisi, kedudukan dan saat hilal itu, dapat dihitung.
33
Tono Saksono, Mengkompromikan Rukyat dan Hisab(Jakarta: Amythas Publicita,
2007),h.121-122.
berjumlah dua puluh delapan tempat. Manzilah adalah jarak tertentu yang
dapat ditempuh gerakan bulan dalam sehari semalam, agar kalian mengetahui
bahwa kata َ"ُْا#ْ$َ%ِ (supaya kamu mengetahui...) berkaitan dengan kata َُوََر
matahari yang bersinar dan bulan yang bercahaya tidak berpengaruh dalam
dalam hal itu adalah perpindahan keduanya dari satu tempat ke tempat
lainnya.35
muamalah.
.(
C[> /
< QAB+`+V
' 1 \]^_
/
Q.(
,\+V
' +3Z,☺,[
34
Wahbah Zuhaili, M. Adnan Salim, M. Rusydi Zein, M. Wahbi Sulaiman, Ensiklopedi Al-
Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2007), Cet.1, h. 208.
35
Abu Yusuf Al-Atsary, Pilih Hisab Rukyat, (Solo: Darul Islam, tth), h.73.
1 \]^_
,\+V
' C[> /
7+ <
=☺5>+`/ 'i5R1
^kl/ H EF G+.j
/ +ABC)D
Artinya: “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu
Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar
kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan
tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan
dengan jelas”.
mengetahui waktu.
i7=w.
Eh; dW
:0hv+R/
x'i0; 7]q ☺,[ H QD ,ZkU.
/
( ١٨3 :٢/ة01 )ا...< #☺zS[>,[ +Z]%y
Artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa
pada bulan itu….
Ramadhan. Rukyat menurut para ahli hisab dimaknai sebagai rukyat bil’ilmi
yaitu penggunaan hisab untuk menentukan awal Ramadhan. Hal ini diperkuat
ِ<ََْ ِ= ﺱَِ>ُ ﺏ1ْ?َِ@َبٍ َلَ أA ِ<َْ<ْ اﺏB ٍ&ْ9َ0ُB ْ<َB ِCْ9# ِ= ا4َ5 ٍَْ َلَ ﺡ9َ:َُ= ﺏْ<ُ ﺏ9َْ َ4َ5 َﺡ
َ>#َِ وَﺱIْ9َ#َB ُD= ا#َJ ِDُ رَﺱُْلَ اHْ$ِ"َْ@ُ"َ َلَ ﺱ4َB ِDَ اEِFَُ"ََ رB ُ"ََ أَ نB ِ<ِْ ﺏDُْ ا1َB
ُ )رواIَ َُْرُوْاO ْ>ُ:ْ9َ#َB >ُP ِْ نQَO ُِ وْاRْO َSَO ُُْ"ُ%َُْْﻡُْا وَ إِذَا رَأNَO ُُْ"ُ%َُْْلُ إِذَا رَأ0َ
36
(رىT1 ا
Pada kalimat ُIَ َُْرُوْاO yang artinya maka kira-kirakanlah pada hadits
36
Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Matan al-Bukhari bi Hasyiyati as-Sanadi,
juz 1 (Beirut:Dar al-Kitab al-Islam,t.th), h 325-327. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim dengan
jalur periwayatan yang berbeda.
6)i
,/ 1=wk= ; !.
<
[m/ i H,^
+; b.
H wRMZR/m #; !(c.
Zxk>,
<
k-^
/
(١٨٩:٢/ة01 =
! )ا,>.U
(hilal) sebagai tanda- tanda bagi manusia untuk mengetahui hari, bulan tahun
=< اﺏB < ﻡ" وهاﺏ< زدB >#= اﺏ< ﻡ4$ Y9 ا ﺏ45"= ﺡZ ا ﺡ"< ﺏ< ﺱ\م ا1B 45 ﺡ
="P نO I%وا وRO واI%ﻡا ؤJ > ل# وﺱI9#B D= ا#J =14 ان اI4B D اEFهة ر
37
(>#د)روا ﻡ$ ا ا#"آO >:9#B
37
Imam Ibn al –Husain Muslim bin al Hajaj Ibn Muslim al-Qushairi al-Nisaburi, Al Jami’u al
Shahih al –Musamma Shahih Muslim, juz 3 (Beirut: Dar Al- Jail, Dar- Al- Afaq), h. 124.
3. Disandarkan pada Hadits yang berbunyi:
D= ا#`J a=`ِ14 َ<ِ اB "@4B D= اFُ"ََ رB ِ<َْ<ِ اﺏB ٍYِOَ ْ<َB ٍ^ََِ= ﻡ#َB َُ= َلَ ََأْت9َْ ُ<َْ= ﺏ9َْ َ4َ5َﺡ
ْ>ُ:ْ9`َ#َB َ=`ِ"ْPُِنْ أQَO ُْ= ﺕََو%َُِوا ﺡRْdَُ ﺕeَ= ﺕََوُا ا ْ@ِ\َلَ و%َُﻡُا ﺡNََ ﺕe ََل0َO ََنbَُ ذَآََ رَﻡIَ> أ# وﺱI9#B
38
.(>#ُ )روا ﻡIَ َِْرُواO
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya berkata saya
telah membacakan kepada Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar semoga Allah
Meridhoi keduanya Saw, bahwasanya Nabi SAW telah menuturkan
Ramadhan maka Beliau bersabda: ‘janganlah kamu berpuasa sebelum kamu
melihat hilal ( Ramadhan) dan janganlah kamu berbuka sebelum kamu
melihat hilal(Syawal). Jika tertutup atas kalian maka taqdirkanlah.”
(Diriwayatkan oleh Muslim)
ِ<`َB َِ`دaf َ`<ْ أَﺏِ`= اB َ`َ"ُB ُ<`ِْ ﺏI`# ْ`ُ ا9َ1ُB َ4َ5`َ ﺡgْ`ِى1َ$ْ ٍْ اh`َِ ﻡَُ"`ُ ﺏْ`<ُ ﺏ4َ5ََ َ ﺡ1ْ9َA =ِِْ ﺏْ<ُ أَﺏ:ََ أَﺏُ ﺏ4َ5َﺡ
َ`لَ إِذَا0َO َ> ا ْ@ِ`\َل#` وﺱI`9#B D= ا#`J- ِI`# َ`لَ ذَآَ`َ رَﺱُ`لُ اI`4B D`= اFَ<ْ أَﺏِ`= هَُْ`َةَ رB َِْجBَjا
39
(>#<َ) روا ﻡ9ِ5َ\َ5 واgُ$َO ْ>ُ:ْ9َ#َB َ=ِ"ْPُِنْ أQَO ُِواRْOَSَO ُُ"ُ%َُْﻡُا وَإِذَا رَأNَO ُُ"ُ%َْرَأ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaybah, telah
menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah menceritakan kepada kami
Ubaidillah dari Nafi, dari Ibnu Umar semoga Allah meridhoi keduanya,
bahwasanya Rasulullah SAW menuturkan tentang bulan Ramadhan, lalu
beliau berisyarat dengan tangannya seraya berkata sebulan itu sekian, sekian
dan sekian (dengan menekuk ibu jarinya pada yang ketiga kali), kemudian
beliau berkata: berpuasalah kalian karena terlihat hilal(syawal. Jika tertutup
atas kalian maka taqdirkanlah bulan itu 30 hari.(Diriwayatkan oleh dari Ibnu
Umar.
cara untuk menentukan awal bulan Qamariyah pada masa Nabi Muhammad
38
Ibn Muslim al-Qushairi al-Nisaburi, Shahih Muslim, h. 122.
39
Ibn Muslim al-Qushairi al-Nisaburi, Shahih Muslim, h. 124.
SAW. Menurut Susiknan Azhari, jumlah hadits yang berbicara tentang rukyat
yang tidak mahir untuk berhitung dan menulis. Dan ini diperkuat dalam hadist
l e وl%: e ٌ 9 إ أﻡ ٌ أﻡ:> ل# و ﺱI9#B D= ا#J E14 < اB "@4B D= اF" رB << إﺏB
41
(>#<َ )روا ﻡ95\5 َ ﺕ"مE4$ اm:ا و هm:او هm:@ هh ا
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra. Dari Nabi SAW bersabda kami adalah ummat
yang buta huruf (ummi), tidak dapat menulis dan menghitung. Satu bulan
adalah seperti ini, seperti ini, seperti ini.Ibnu Umar melipat satu jari jempol
pada gerakan yang ketiga (29 hari). Satu bulan adalh seperti ini, seperti ini
dan seperti ini yaitu genap 30 hari.(diriwayatkan oleh Imam Muslim).
berikut:
َنSِ ْ>ِ@ِ َْ0َِ ﺏnِ5َ=َ ﻡَ<ْ و#َB َeَْمُ ﺏَِِ ﺏِ@ِ>ْ وN ْ@ِ>ُ ا9َ#َB ُlِZَ َ\َO .َ<ْ9ِ"aZَ4ُ"ْ ْلِ ا0َِْةَ ﺏ1ِB َe
ِِة$ْ َ رُؤَْ ُ ا ْ@ِ\َ لِ أَوْ إِآْ"َلُ اEَِ أَﺏًَا وَه9َpَ%ََﺕe ٍ َ%َِﺏ5 ٍَ= أَﻡَرَة#َB َْمN َ اn#َB َرِعh ا
ًْ<َ َْﻡ9ِ5َ\َ5
40
Susiknan Azhari, Hisab dan Rukyat, Wacana untuk Membangun Kebersamaan di Tengah
Perbedaan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007), h. 53.
41
Muhammad Nashirudin Al-Albani, penerjemah Imron Rosadi, Mukhtashar Shahih Muslim,
jil. 1 ( Jakarta: Pustaka Azzam), h. 419.
Artinya: “Tidak perlu diperhatikan perkataan ahli astronomi. Maka tidak
wajib bagi mereka berpuasa berdasarkan hisabnya, dan juga bagi orang
yang mempercayai perkataannya, karena pembuat syari’ah (Allah)
mengkaitkan (menggantungkan) puasa pada tanda yang tetap dan tidak
berubah sama sekali, yaitu ru’yatul hilal atau menyempurnakan bilangan tiga
puluh hari.42
dan Syawal dengan cara rukyatul hilal ialah Syafii, Hambali, Hanafi dan
Maliki. Dari beberapa nash dan kesepakatan empat imam madzhab diatas
Yaitu dengan cara melihat hilal (rukyatul hilal) setelah terbenam matahari
yang paling tinggi termasuk kajian hisab rukyat hanya dapat dicapai di
dan banyaknya para alim ulama dan ilmuwan. Banyak orang yang ingin
42
Abdur Rahman Al-Jazari, Al-Fiqh Alal Mazahibil Arba’ah, jilid 1 (Beirut: Dar Ihya At-
turats Al-Araby), h. 551.
terkecuali para alim ulama atau ilmuwan Indonesia. Pantas pemikiran hisab
ilmiyyah yang beliau lakukan selama di Jazirah Arab. Sumber jadwal yang
dipakai berasal dari Ulugh Beik. Begitu pula beberapa kitab hisab rukyat yang
cangkokan kitab karya Ulama Mesir yakni Al-Mathla’ al Saids ala Rasdi Al-
Jadid.43
perhitungan tahun menurut kalender Jawa Hindu atau tahun Saka yang
dimulai pada hari Sabtu, 14 Maret 78 M. Namun sejak tahun 1043 H /1633 M
yang ketepatan 1555 tahun Saka, tahun Saka diasimilasikan dengan Hijriyah,
Islam di Indonesia, umat Islam sudah terlibat dalam pemikiran Hisab Rukyat,
43
Ahmad Izzudin, Fiqih Hisab Rukyah: Menyatukan NU & Muhammadiyah dalam
Penentuan Awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, ( Jakarta: Erlangga, 2007), h. 47.
44
Muhammad Wardan, Hisab ‘Urfi dan Hakiki (Yogyakarta: Siaran, 1957), h.12.
hal ini ditandai dengan adanya penggunaan kalender Hijriyah sebagai
kalender resmi.
matahari dan bulan yang disusun oleh astronom Sultan Ulugh Beik
(kitab induk) seperti al-Mathla’ul said fi hisaabil kawakib ala Rasydil Jadid
karya Syekh Hussain Zaid al Misra dengan markaz Mesir. Dan sampai
banyak apalagi banyak pakar hisab sekarang yang menerbitkan kitab falak
rukyat.
Januari 1946, maka diberikan tugas-tugas pengaturan hari libur, dan termasuk
dengan Keputusan Presiden No. 25 tahun 1967 No.148/ 1968 dan No. 10
46
Departemen Agama, Almanak Hisab dan Rukyat. h.22.
Secara garis besar Penentuan Awal Bulan Qamariyah di Indonesia
a. Rukyat
Hijriyah. Bila hilal terhalangi oleh awan karena cuaca yang tidak
(istikmal). 47
b. Hisab
qamariyah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu hisab urfi dan hisab
hakiki.
1) Hisab Urfi
47
Kardiman dkk Garis Tanggal Kalender Islam 1421, (Bogor: BAKOSURTANAL, 2001),
h.6 .
48
Departemen Agama, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah (Jakarta: Dirjen
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995), h. 7.
Lama peredaran satu bulan sinodis49 selalu berubah-ubah.
maka Dalam hisab urfi ini lama peredaran sinodis bulan dirata-
49
Jarak waktu dari satu ijtima ke ijtima’ berikutnya.
50
Muhammad Syakh Chudlori, Perbandingan Tarikh (Bandung: Institut Agama Islam Negeri
Sunan Gunung Djati, 1990), h. 11.
pada hari Rabu petang sewaktu matahari terbenam sudah
mencapai 5º 57`.51
hari.52
• Jumlah hari dalam satu tahun ditetapkan antara 354 dan 355
ُIَ َNَO ُI1ُ ﺡs&َ? a&َُ<ْ آB● ُIَ َُِ دIdَْ&ُ آ9ِ#َTْ اqَآ
29 26 24 21 18 15 13 10 7 5 2
51
Muhammad Wardan, Hisab ‘Urfi dan Hakiki (Yogyakarta: Siaran, 1957), h. 11. Dalam
buku Perbandingan Tarikh, Muhammad Syakur Chudlori mengutip pendapat Muhammad Ma’shum
Bin Ali dalam Durusul Falakiah III bahwa tanggal 1 Muharam 1 H menurut rukyat jatuh pada hari
Jumat, 16 Juli 622.
52
Muhammad Syakh Chudlori, Perbandingan Tarikh, h. 12.
• Pada syair diatas tiap huruf hijaiyah yang bertitik menunjukan
tahun kabisat.
53
Muhammad Syakh Chudlori, Perbandingan Tarikh, h. 12.
54
Irfan Anshory ,”Mengenal Kalender Hijriyah”, artikel diakses pada 15 Desember 2008 dari
http:www.formmasibumi.com/2008/05/ mengenal- kalender- hijriyah.html.
55
Muhammad Wardan, Hisab ‘Urfi dan Hakiki , h. 13.
Waisaka, Jyestha, Asadha, Srawana, Bhadrawada, Aswina (Asuji),
abad ke-17.
tahun 1633 Masehi (1555 Saka atau 1043 Hijriah), Sultan Agung
1555 Jawa, yang jatuh pada hari Jum'at Legi tanggal 8 Juli 1633
Masehi. Angka tahun Jawa selalu berselisih 512 dari angka tahun
Islam.
Muharam (Sura) berturut-turut jatuh pada hari ke-1, ke-5, ke-3, ke-
Alif (1), Ha (5), Jim Awwal (3), Zai (7), Dal (4), Ba (2), Waw (6),
Jawa: Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir. Tahun-
tahun Ehe, Je, dan Jimakir ditetapkan sebagai kabisat. Jumlah hari
Alip dalam setiap 120 tahun selalu jatuh pada hari dan pasaran
yang sama.
Oleh karena kabisat Jawa tiga dari delapan tahun
dengan Hisab Hijriah yaitu pada tahun 1633 M atau tahun 1043H
dan tahun Jawa 1555. Pada waktu itu tanggal 1 Suro tahun Alip
jatuh pada hari Jumat Legi ( 8 Juli) dan selanjutnya sejak waktu itu
sampai permulaan tahun 1627 atau tahun 1115 H (17 Mei tahun
Alip jatuh pada hari Jumat legi (Awahgi= Alip mulai Jumuwah
Kamsiah artinya tanggal 1 Suro tahun Alip selama 120 tahun lagi
tahun Alip selama 120 tahun jatuh pada hari Rabu Wage.(Aboge=
sebagai berikut:57
• Mulai 1 Suro Alip tahun 1555 atau tahun 1043 H (8 Juli 1633)
56
Muhammad Wardan, Hisab ‘Urfi dan Hakiki, h. 12.
57
Muhammad Wardan, Hisab ‘Urfi dan Hakiki, h. 12.
Dari pergantian kurup diatas terlihat bahwa ada beberapa
54.
58
Muhammad Wardan, Hisab ‘Urfi dan Hakiki, h. 12.
59 Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern( Jogjakarta:
Suara Muhammadiyah,2007), h.102.
Nurhayati Zen mengutip pemikiran Ahmad Dahlan bahwa
b. Hisab Hakiki61
60 Nurhayati Zen, “Komparasi Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari”artikel diakses pada
18 Mei 2009 dari http//lppbi.fiba.blogspot.com/2009/03/html.
61
Departemen Agama, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, h. 8-13.
Hisab hakiki adalah sistem hisab yang didasarkan kepada
peredaran bulan dan bumi yang sebenarnya. Menurut sistem ini umur tiap
dengan mempergunakan sistem hisab hakiki ini. Pada garis besanya ada
dua golongan yaitu yang berpedoman kepada ijtimak semata dan yang
berpedoman kepada posisi bulan diatas ufuk pada saat matahari terbenam.
dirukyat.
62
Departemen Agama, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, h. 8-13.
1). Golongan yang berpedoman kepada ijtimak qablal ghurub.
terbenam sudah terjadi ijtimak dan hilal masih dibawah ufuk, maka
kejadian ijtimak sebelum terbit fajar, maka malam itu sudah masuk
awal bulan baru, walaupun pada saat matahari terbenam pada malam
peristiwa yang sering terjadi akibat penentuan Hari Raya Haji yang
Dimaksud dengan ufuk hakiki adalah bidang datar yang melalui titik
pusat bumi dan tegak lurus pada garis vertikal dari si peninjau lihat
Gambar 2.1.
bagi si peninjau yang berdiri pada titik P, demikian pula “Ufuk Hakiki
terjadi ijtihad, maka hilal sudah wujud diatas ufuk hakiki pada saat
baru.
4). Golongan yang berpedoman kepada posisi hilal diatas ufuk hissi.
terbenam setelah terjadi ijtimak, hilal sudah wujud diatas ufuk hissi,
maka malam itu sudah termasuk tanggal satu bulan baru. Dimaksud
dengan ufuk hissi adalah bidang datar yang melalui mata si peninjau
Gambar 2.2.
berpegang kepada ufuk hakiki mengukur ketinggian itu dari titik pusat
bumi. Dan nampaknya sistem ini kurang populer, sehingga banyak
5). Golongan yang berpedoman kepada posisi hilal diatas ufuk mar`i.
posisi hilal pada saat terbenam matahari setelah terjadi ijtimak. Hanya
saja sistem ini tidak cukup sampai di sana. Setelah diperoleh nilai
a) Kerendahan ufuk
b) Refraksi
c) Semidiameter (jari-jari)
bumi, maka ada perbedaan tinggi hilal jika dilihat dari mata si
peninjau dan dari titik pusat bumi. Perbedaan ini dikenal dengan
6). Golongan yang berpedoman kepada posisi hilal yang mungkin dapat
Ada yang mengatakan 8º, 7º, 6º, 5º, dan lain sebagainya.
63
Sa`adoeddin Djambek, Hisab Awal Bulan ( Jakarta: Tirtamas, 1976), h. 18.
Dari kedua macam sistem hisab diatas, hisab hakiki dianggap
memperhitungkan kapan hilal akan muncul atau wujud. Hal itu sesuai
hisab hakiki adalah sistem yang dipergunakan oleh umat Islam untuk
1) Rukyatul Hilal
sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan
64
Wikipedia ensiklopedia bebas, artikel diakses pada 25 Mei 2009 dari http://id.wikipedia
.org/wiki /Hisabdan_rukyat/Imkanur_Rukyat_MABIMS.
Hijriyah, tanpa melihat berapapun sudut ketinggian (altitude) Bulan saat
Matahari terbenam.65
3) Imkanur Rukyat
b) Pada saat bulan terbenam, usia Bulan minimum 8 jam, dihitung sejak
ijtimak.66
65
Wikipedia ensiklopedia bebas, artikel diakses pada 25 Mei 2009 dari http://id.wikipedia
.org/wiki /Hisabdan_rukyat/Imkanur_Rukyat_MABIMS.
66
Mutoha, “Hilal Ramadhan”, artikel diakses pada 25 Mei 2009 dari http://mutoha.Blogspot
.com/2006/09/ hilal-ramadhan.html
Rukyat Global adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender)
Hijriyah yang menganut prinsip bahwa jika satu penduduk negeri melihat
hilal, maka penduduk seluruh negeri berpuasa (dalam arti luas telah
memasuki bulan Hijriyah yang baru) meski yang lain mungkin belum
melihatnya.67
tidak semua ormas dan kelompok ahli hisab ataupun rukyat menerima
bulan Qamariyah.
67
Mutoha, “Hilal Ramadhan”, artikel diakses pada 25 Mei 2009 dari http://mutoha.Blogspot
.com/2006/09/ hilal-ramadhan.html
BAB III
Kata Aboge adalah singkatan dari Alip Rebo Wage, yang mempunyai arti
Tanggal 1 Muharram Tahun Alif akan jatuh pada hari Rebo (Rabu) pasaran
Wage. Aboge adalah dasar perhitungan almanak (kalender) dalam satu windu
atau delapan tahun, maka yang dimaksud Aboge adalah dasar suatu perhitungan.
Gagasan perhitungan Aboge berasal dari para Wali69 yang berasal dari
Timur Tengah dan Sunan Kalijaga yang berasal dari tanah Jawa. Mereka
Sayyid Kuning, yang terkenal dengan nama Raden Sayyid Kuning membantu
68
M. Maksudi, Imam Masjid Raden Sayyid Kuning, Wawancara Pribadi, Purbalingga, 24
April 2009
69
M. Maksudi mengatakan sebagian dari wali sembilan berasal dari Timur Tengah yaitu
Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kali Jaga.
Adipati Onje II untuk mengelola masjid. Selanjutnya, Adipati Onje II menobatkan
Raden Sayyid Kuning sebagai Imam pertama Masjid yang sekarang bernama
kepada Sunan Drajad. Setelah itu, Raden Sayyid Kuning bersama Kyai Arsayuda
menantu Arsantaka, Syeh Mahdum Wali dan Syeh Mahdum Umar mengamalkan
saat itu Raden Sayyid Kuning tidak menetap di Purwokerto, tetapi meneruskan ke
tidak dipimpin oleh seorang ketua, namun pihak yang bertanggungjawab dalam
komunitas Aboge adalah Imam Besar Masjid Raden Sayyid Kuning. Karena,
Imam Besar Masjid Raden Sayyid Kuning adalah panutan bagi komunitas Aboge
untuk menentukan awal Ramadhan, tanggal 1 Syawal dan hari raya idul fitri dan
Sejak tahun 2008 sampai sekarang, Imam Besar Masjid Raden Sayyid
dari peran para penggagas dan pengikut penghitungan Aboge. Nama- nama tokoh
3. Adipati Onje II
27. H Ibrahim
30. Dan keturunan Raden Sayyid Kuning lainnnya yang tidak tercatat disini.
Untuk menelusuri arah pemikiran Komunitas Aboge, dapat dilihat dari dasar
hukum yang digunakan Aboge dalam menyikapi masalah yang berkaitan dengan
1. al-Qur`an
berbentuk mashdar yaitu انberasal dari kata qa-ra-a ( )أ, artinya bacaan.
+3[m+,
,N,[ • +3
'Z/
berbagai pendapat para Fuqaha72 yaitu bahwa al-Qur`an adalah “Lafaz yang
72
Ialah Syaltut, Al-Syaukani, Abu Zahrah, As-Sarkhisi, Al Amidi Dan Ibnu Subki.
berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
kuasa Allah atas tingkah laku manusia mukallaf yang aturan-aturan –Nya
2. Hadits
Hadits berasal dari bahasa Arab (C )ا, secara harfiah berarti
adalah perkataan dari Nabi Muhammad SAW. Seringkali kata ini mengalami
yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama. Hadits adalah sumber
hukum dalam agama Islam yang memiliki kedudukan kedua pada tingkatan
73
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh,(Jakarta: Logos, 2005), jil. 1, h. 51.
74
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh , h. 79.
75
Wikipedia ensiklopedia bebas “Hadits” Artikel diakses pada 18 Mei 2009 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits.html.
3. Ijma` 76
Secara bahasa, ijma` mengandung dua arti yaitu ketetapan hati untuk
dan yang sepakat disini, adalah semua mujtahid Muslim, berlaku dalam suatu
ulama, ijma menempati dasar dalil hokum setelah al-Qur`an dan Sunnah.
Berarti ijma dapat menentukan hokum yang mengikat dan wajib dipatuhi
umat Islam bila tidak mendapati hokum dalam al-Qur.an dan Sunnah.
4. Qiyas77
ra`yu untuk menggali hokum syara` dalam hal-hal yang nash al-Qur`an dan
5. Pendapat Wali Sanga, Sunan Kali Jaga, dan Ngabdullah Syarif Sayyid
Kuning.
Jamaknya wali adalah auliya` yaitu orang orang yang suci. Istilah
yang terkenal adalah wali Allah yang artinya kawan dekat atau pembantu
76
Amir Syarifuddin Ushul Fiqh, h. 128.
77
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, h. 164.
Allah. Adapun Wali Sanga adalah penyiar islam yang pertama di Nusantara
Pendapat Wali Sanga, Sunan Kali Jaga, dan Ngabdullah Syarif Sayyid
waktu ataupun awal bulan Qamariyah sepanjang masa. Sistem Aboge ini
keagamaan yang khusus diadakan pada bulan Ramadhan. Selain itu masjid ini
juga seringkali dikunjungi oleh banyak orang yang ingin berziarah ke makam
letaknya agak jauh, yaitu dipisahkan dari sungai Tempuran yang mengalir di
78
Badri Yatim. Ed. Ensiklopedi Mini Sejarah Dan Kebudayaan( Jakarta: Logos, 1996), h.
170. Jumlah Wali Sanga menurut penemuan KH. Bisyri Mustafa didalam Ensiklopedi Mini Sejarah
dan Kebudayaan Islam, tidak berjumlah tepat sembilan bahkan lebih dari itu. Pendapat ini berdasarkan
pada fakta bahwa orang yang mendakwahkan Islam di bumi Jawa pada masa itu tidak hanya berjumlah
sembilan.
Tabel 3.1. Kegiatan Keagamaan Harian di Masjid Raden Sayyid Kuning
Iqra` Ashar
sebagian tingkat SMP. Pembelajaran dilakukan dengan cara sang murid membaca
iqra` atau sebagian ayat al-Qur`an satu persatu dihadapan gurunya. Bila terdapat
tabel 1, dilihat dari macam kegiatan yang terdiri dari yasinan dan dibaan,
khataman, dan pengajian Remaja. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini penulis
menguraikan satu persatu kegiatan mingguan Aboge yag tercatat pada tabel 2.
oleh seseorang. Khusus pada malam Jumat Kliwon melakukan tahlil dan
dengan berdoa, tetapi bila disebutkan kata istighotsah maknaya lebih dari
sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighotsah adalah bukan hal
79
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai
Pustaka, 1988), h.884.
yang biasa biasa saja. Oleh karena itu, istighotsah sering dilakukan secara
b. Dibaan yaitu membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW pada kitab
Diba` yang dikarang oleh Al-Imam Abdurrahman bin Ali bin Muhammad
sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa yang
yang khas dari tarekat ini adalah pengasingan diri meliputi pengingatan dan
80
A. Nuril Huda , “Makana Istighotsah”, artikel ini diakses dari
http://www.nu.or.id/page.php//Makna // Istighotsah 14/04/2009. html.
konsentrasi. Tarekat ini tersebar luas di Kaukasus dan di Asia Tengah. Prinsip
metode spiritual tarekat ini adalah dzikir dalam hati.81 Di Indonesia tarekat
Sekali dalam sebulan atau beberapa bulan, utusan Habib Lutfi datang ke
kitab fiqih safinah al-najah yang dikarang oleh syekh Salim bin Abdullah bin
Saad bin Samir (Sumair) Al-hadlrami dan kitab akhlaq yaitu Nashaihul `Ibad
satu guru dengan metode ceramah. Pengajian ini bertujuan untuk mendidik
Tabel 3.3.
(Aqidatul Awwam)
ba`da Tarawih
81
Abdul Aziz, ed. Ensiklopedia Islam Singkat h. 302.
3 Ceramah Setiap hari/ _ Ceramah,
bagi umum
dilakukan pada setiap hari setelah pelaksanaan shalat Ashar, Tarawih dan Shubuh
ilmu Fiqih dan Tauhid. Dengan mempelajari kitab Qawaidul Fiqhiyyah untuk
mempelajari ilmu Fiqih dan kitab Aqidatul Awwam untuk mengkaji ilmu
Tauhid.
terbuka bagi siapa saja yang ingin membaca al-Qur`an di masjid Raden
dalam waktu satu bulan dapat menamatkan al-Qur`an minimal satu kali.
ditunjuk pada hari itu. Isi ceramah adalah tentang keislaman, baik berkaitan
Sayyid Kuning. Penceramah tidak hanya berasal dari tokoh penganut Aboge
sebuah komunitas Islam yang mengikuti alur pemikiran Syafii. Budaya kegiatan-
kegiatan Aboge juga tidak berbeda jauh dengan budaya Nahdhatul Ulama.
Diperkuat dengan pernyataan Imam Besar Masjid Raden Sayyid Kuning bahwa
Dalam menentukan awal bulan Qamariyah dan hari- hari besar agama
Aziz .
Pemerintah dan umat Islam lain yang tidak sejalan. Selama Pemerintah dan umat
umatnya. Menurut pendapatnya, bahwa prinsip dalam urusan agama adalah hak
82
Imam Besar Masjid Raden Sayyid Kuning pada masa sekarang.
BAB IV
!☯#☺%&
013 +☺,-.
/ ☯' ()*
<
=☺5>+? +89 :0+; 5167,/
H EF G),.
/ +ABC)D
7+
OP- !LM,N K
+I5>J +;
W
+V?
) S⌧UV H QI,. R
menggunakan sistem hisab. Sistem hisab yang dimaksud adalah hisab sebagai
83
Muhammad Maksudi, Imam Besar Raden Sayyid Kuning, Wawancara Pribadi,
Purbalingga, 24 April 2009.
Dari kerangka pemahaman diatas, komunitas Aboge memahami
pemahaman tersebut lahir dari pendapat bahwa perhitungan waktu bersifat pasti
sangat tergantung pada hilal yang terlihat pada tanggal 29 bulan Hijriyyah.
penentuan awal bulan Qamariyah yang digunakan. Karena rukyat tidaklah pasti,
Jaga, dan Ngabdullah Syarif Sayyid Kuning berupa Hisab Aboge adalah sistem
penentuan awal bulan Qamariyah sebagai dasar pijakan penentuan awal bulan
Nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada
umatnya. Pendapat ini mengacu pada sabda Nabi yaitu al-Ulamâu waratsâtu al-
sebagai sistem untuk menentukan awal bulan Qamariyah, karena sejalan dengan
hitungan yang digunakan oleh beberapa Sunan yang tergabung dalam Wali
Sanga.
bulan Qamariyah. Rujukan kitab yang menerangkan sistem Aboge adalah kitab
H. M. Idris bin Yahya, di dalamnya terdiri dari 92 bab yang membahas tentang
dan yang berkaitan dengan Islam dan kebudayaan Jawa. Bab yang berkaitan
dengan sistem Aboge hanya terdapat pada satu bab yaitu Almanak terletak di
halaman 163, yang diuraikan dalam bentuk tabel yang sebagaimana pada tabel 1
berikut ini.
Tabel 4.1.
٣ ٦ ٢ ٤ ٧ ٣ ٥ ١ ْاَ
َ ق
84
M. Idris bin Yahya, Hadza Kitab Primbon Sembahyang ( Tanjung Penang: 1919), h.163.
85
Awalnya tertulis 1, namun menurut Kyai M. Maksudi salah, yang benar adalah dua.
86
Awalnya tertulis 4, namun menurut Kyai M. Maksudi salah, yang benar adalah empat.
رﺏ H1ﺱ \ث5 w9"? اﺡ رﺏ $"' <945ا
رﺏJKا ٥
نO Evوا ن9#آ ن9#آ Ev ل Y9@O Y9@O نO
Almanak ini menyajikan hari dan pasaran tanggal satu pada tiap bulan Qamariyah
selama delapan tahun atau satu windu. Untuk melihat hari dan pasaran tanggal
lainnya, diurutkan dari tanggal 1 bulan Qamariyah tersebut. Setelah delapan tahun
(satu siklus usai), penghitungan akan kembali lagi pada tahun pertama yaitu tahun
Alif dan begitu seterusnya. Dan tiap bulan ganjil berjumlah 30 hari, sedangkan
dibawah ini:
1. Mencari letak kotak tahun-tahun Aboge pada tabel 1 yang tertulis warna
merah. Nama-nama tahun Jawa berbentuk huruf-huruf hijaiyyah yang
berjumlah 8 yaitu Alip, He, Jimawal, Za, Dal, Ba, Wawu, dan Jimakir.
2. Mencari letak kotak nama-nama bulan Aboge pada tabel 1 yang tertulis warna
Dzulhijjah.
3. Mencari kotak yang menghubungkan nama tahun dan bulan Aboge. Dengan
cara mengurutkan ke bawah dari tahun yang dicari sampai sejajar dengan
nama bulan yang dicari, bila kotak tersebut menghubungkan nama tahun dan
bulan Aboge yang dicari, maka sudah ditemukan hari dan pasaran tanggal 1
Rabiul Awwal tahun Za? Maka, carilah tulisan yang berwarna merah yang
tertulis huruf Za ( )زdan berikan tanda pada kotak tersebut. Lalu, mencari bulan
Rabiul Awwal yang tertulis warna kuning terletak pada urutan di bawah kotak
almanac, begitupula berikan tanda pada kotak tersebut. Setelah itu urutkan dari
kotak tahun Za ke bawah, sampai sejajar dengan kotak yang bertuliskan Rabiul
kotak yang menunjukan tanggal 1 Rabiul Awwal Tahun Za telah ditemukan dan
jatuh pada hari Jumat dan pasaran Legi (pada tabel 2, tertulis dengan warna
Tabel 4.2.
Penentuan Tanggal 1 Rabiul Awwal Tahun Za Pada Almanak Dengan Cara Sederhana
ز
\ث5
Y9@O
w9"?
Y9@O
Aboge pada satu bab almanaq itungan dina pada halaman 144. Bab tersebut
jatuhnya hari dan pasaran tanggal 1 Sura pada tiap tahun Aboge, rumus penentuan
hari dan pasaran tanggal 1 pada tiap bulan Aboge yang diurutkan dari hari dan
pasaran tanggal 1 Sura pada tahun tersebut dan angka –angka yang menunjukan
hari dan pasaran tersebut. Penggunaan almanaq itungan dina pada kitab
rumus yang terdapat pada kitab Mujarrabat sebagaimana tertera pada tabel 2
dibawah ini:
\ وv%~ن ﺕz < اE%ران آوO ﭡڠz <9 Y ارﺏ4 ﺕ}~ل اڠ دE ﭡڠ دz <9
َْوْن9ِ#َ آ,,ْEَv وَا,,َْنO ,,ْ9َِهO ,,ْwَِ ﻡ# "9 رانO ﺕ}~لE%< اآ وz
ْ وََْْ وَوْن#ِV ْTِﺏَ ﻡ ْ#ِV ُْدَال ﺕ ْ ڠ#ِزََه َْن/ ْ'ََﺝ َْ ن/ َْ َه ْ#َV ُْاَﺏ
٨ T
J ٧ رﺏ ٣ ث ٤ ا ٥ ا ٩ [ ٦ '
ﺝ
yang artinya apabila menghitung hari dimulai dari hari Rebo (Rabu), pasaran
menentukan hari dan pasaran tanggal 1 Sura pada tiap tahun Jawa dari tahun Alip
menentukan hari dan pasaran tanggal 1 pada tiap bulan Aboge yaitu bulan
Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir,
tanda hari. Sedangkan tulisan yang berwarna cokelat adalah adalah nama pasaran
Bulan ganjil terdiri dari 30 hari dan bulan genap terdiri dari 29 hari. Bila
dikalkulasikan selama satu tahun, maka terdiri dari 354 hari. Akibatnya, hisab
Aboge tidak mengenal kabisat (tahun panjang) dan basithah (tahun pendek).
nama tahun Aboge adalah Alif (1), Ha (5), Jim Awwal (3). Zai (7),
Dal (4), Ba (2), Waw (6), dan Jim Akhir (3). Satu tahun terdiri dari 12 bulan yaitu
Tahun pertama pada perhitungan Aboge ditandai huruf Alif atau tahun
Alif. Alif mempunyai makna lurus dan istiqamah. Makna tersebut bertujuan agar
setiap perbuatan manusia, hendaknya harus seperti huruf Alip, yaitu lurus tetap,
dan istiqamah. Kemudian, alasan hari Rebo ditetapkan sebagai tanggal 1 Suro
dimungkinkan oleh Kyai Maksudi sebagai firasat yang diperoleh Sunan Kali Jaga.
Nama-nama hari yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan
Ahad berasal dari Timur Tengah, sebagaimana dilihat dari akar kata nama-nama
hari tersebut yaitu bahasa Arab yang dipercaya oleh komunitas Aboge berasal
Perhitungan Aboge tergolong ilmu cerita yang tidak boleh dicatat, karena
merupakan ilmu yang unik. Berbicara tentang ilmu, komunitas Aboge meyakini
87
Muhammad Maksudi, Imam Masjid Raden Sayyid Kuning, Wawancara Pribadi,
Purbalingga, 24 Maret 2009 .
Menurut para Sesepuh88 Jawa di Onje, setiap nama pasaran mengandung
1. Manis : Masyarakat Jawa menandai hari yang jatuh pada pasaran manis
pada hari yang berpasaran Pahing dianjurkan pada para tabib89 tidak
3. Pon : Pada hari berpasaran Pon adalah waktu yang baik untuk bepergian,
Selasa kliwon dan Jumat kliwon merupakan hari yang pingit (Angker)90.
88
Orang yang sudah tua, dituakan karena pengetahuan dan pengalamannya banyak.
89
(dukun) orang yang menolong orang sakit namun tidak memakai sesajen ataupun mantra
tetapi memakai bacaan ayat-ayat Al-Qur`an
90
Muhammad Maksudi, Imam Masjid Raden Sayyid Kuning, Wawancara Pribadi,
Purbalingga, 20 Maret 2009
Melihat pemaparan–pemaparan sebelumnya, dapat ditarik prinsip-prinsip
1. Ditentukan berdasarkan kaidah umum yaitu Aboge ( Tahun Alif jatuh pada
3. Jumlah hari pada tiap bulan selalu bergantian antara 30 dan 29 hari. Apabila
bulan ganjil, maka harinya berjumlah genap yaitu 30 hari. Sedangkan bulan
6. Lama daur perhitungan Aboge adalah satu windu atau 8 tahun. Nama-nama
tahun Aboge pada satu windu adalah Alif, Ha, Jimawal, Za, Dal, Ba, Wawu
dan Jimakir .
yaitu:
1. Secara sederhana yaitu melihat almanak seumur hidup91 yang terdapat dalam
dalam kitab Mujarrabat dan Primbon Sembahyang, dengan cara dan metode
diterjemahkan oleh Abdurrahman bin H. Abdul Aziz. Rumus ini dihapal oleh
para sesepuh Aboge, catatan atau keterangan tentang rumus tersebut tidak
Alif jatuh pada hari Rebo pasarane Wage. Maka hari Rebo di tandai angka
1 karena menjadi dasar yang utama dan pada urutan yang pertama dalam
91
Sanurji, Sesepuh Komunitas Aboge, Wawancara Pribadi, Purbalingga, 20 Maret 2009.
mengistilahkan almanac yang terdapat di kitab Primbon Sembahyang dan Mujarrabat adalah almanac
seumur hidup.
92
Muhammad Idris bin Yahya, Hadza Kitab Primbon Sembahyang ( Tanjung Penang:
1919)h.163. Dapat dilihat pada Mujarrabat, Penerjemah Abdurrahman bin H. Abdul Aziz ( Surabaya:
Ahmad bin Said bin Nabhan dan Keturunannya).h. 144
No Nama Hari Urutan ke 4 Sebtu 4
1 Rebo 1 5 Ahad 5
2 Kamis 2 6 Senen 6
3 Jum’ah 3 7 Selasa 7
urutannya adalah93:
1 Wage 1
2 Kliwon 2
3 Legi 3
4 Pahing 4
5 Pon 5
Sura (Muharam) dalam setiap tahun Aboge terdapat rumus yang pasti
yaitu:94
93
M. Idris bin Yahya, Hadza Kitab Primbon Sembahyang. Ibid.
Tabel 4.6. Rumus untuk menetapkan hari dan pasaran tanggal 1 Sura pada setiap
tahun Aboge
Ke Tahun (Singkatan)
tahun Aboge menggunakan rumus yang pasti, yang diurutkan dari hari dan
Nama- nama rumus tersebut merupakan singkatan dari nama bulan, urutan
94
Muhammad Idris bin Yahya, Hadza Kitab Primbon Sembahyang. Ibid.
hari dan urutan pasaran yang mengandung arti bahwa bulan tersebut jatuh
pada urutan hari yang ke sekian dan urutan pasaran yang ke sekian.
95
Muhammad Idris bin Yahya, Hadza Kitab Primbon Sembahyang . Ibid.
9) Dhannemro: menunjukan bulan Ramadhan, Nem: Nenem artinya
10) Waljiro: menunjukan bulan Syawal, Ji: Siji artinya Hari ke satu,
Za (1942 Aboge), maka pada hari dan pasaran apa jatuhnya tanggal 1
tahun Za, jatuh pada urutan ke 7 dari hari Rebo yaitu hari Selasa. Adapun
pasaran tanggal 1 Sura tahun Za jatuh pada urutan ke 4 dari pasaran Wage
yaitu Pahing. Atas dasar tersebut, muncul rumus Zasahing yang paten
jatuh pada hari Sa yaitu Selasa, dan pada pasaran Hing yaitu Pahing.
4. Menentukan tanggal 1 setiap bulan yang dicari, pada tahun yang dicari.
(nenem) yaitu hari jatuh pada urutan ke 6, Ro (loro) yaitu pasaran jatuh
jatuh pada hari keenam dari hari Selasa (tanggal I Muharam Tahun Za)
yaitu hari Ahad, sedangkan pasarannya yaitu urutan kedua dari Pahing
jatuh pada hari Ahad Pon yang bertepatan pada tanggal 23 Agustus 2009.
(1943 Aboge), maka pada hari dan pasaran apa jatuhnya tanggal 1
Tanggal 1 Sura pada tahun Dal jatuh pada urutan hari ke 4 dan
Sura tahun Dal, jatuh pada urutan ke 4 dari hari Rebo yaitu hari Sebtu.
Adapun pasaran tanggal 1 Sura tahun Za jatuh pada urutan ke 3 dari
pasaran Wage yaitu Legi. Atas dasar tersebut, muncul rumus Daltugi
yang paten untuk menentukan tanggal 1 Suro pada tahun Dal pada
tanggal 1 Muharram jatuh pada hari Tu yaitu Sabtu, dan pada pasaran
Gi yaitu Legi. Tanggal 1 Muharram tahun Dal jatuh pada hari Sabtu
dicari.
(siji) yaitu hari jatuh pada urutan ke 1, Ro (loro) yaitu pasaran jatuh
tahun Dal yaitu Sabtu Legi. Untuk itu, tanggal 1 Syawal tahun Dal
jatuh pada hari ke 1 dari hari Sabtu (tanggal I Muharam Tahun Dal)
yaitu hari Sabtu, sedangkan pasarannya yaitu urutan kedua dari Legi
Syawal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu Pahing yang bertepatan pada
Contoh 3:
Tabel 4.7. Data Tahun 2009 M ialah Tahun Za (1942 A) menurut perhitungan Aboge
No Bulan Hari Pasaran Tarikh Masehi
Tabel diatas menyajikan tanggal 1 pada tiap bulan selama tahun Za,
sedangkan tanggal yang setelahnya tidak disebutkan. Data ini akan sama hari dan
pasarannya, bila pada nama tahun yang sama walaupun bilangan tahunnya
berbeda. Misalnya, tahun 1937 Aboge dengan tahun 1945 Aboge (kedua-duanya
jatuh pada nama tahun Aboge yang sama yaitu tahun Wawu), jatuhnya hari dan
pasaran pada kedua tahun tersebut akan sama. Dikarenakan, jumlah hari dalam
Bab ini menyajikan data-data hasil penetapan sistem Aboge dan prediksi
H / 1939 Aboge ( Alif ) sampai dengan tahun 2011/ M 1432 H/ 1944 Aboge (
Ba).
tanggal 1 Muharam pada hari Rabu Wage tanggal 01 Februari 2006. Sedangkan
Pemerintah menetapkan tanggal 1 Muharam lebih awal yaitu pada hari Selasa Pon
keputusan Pemerintah memulai puasa pada hari Ahad wage tanggal 24 September
2006. Dengan demikian, komunitas Aboge menetapkan hari Rabu Kliwon tanggal
pada pada hari Senin Pon tanggal 01 Februari 2007. Keputusan Pemerintah
menetapkan lebih awal sehari yaitu pada hari Minggu Pahing tanggal 31 Januari
2007.
Tabel 4.8.
Syawal dan 10 Dzulhijjah tahun 1427 H komunitas Aboge selalu lebih lambat
penentuan hari-hari besar Islam tahun 2006 antara komunitas Aboge dan
96
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, (Jogjakarta:
Suara Muhammadiyah, 2007), Lamp. 8.
Data-data yang dapat dilacak sepanjang tahun 2007, memperlihatkan
bahwa hari- hari besar Islam meliputi tanggal 1 Muharam, 1 Ramadhan, 1 Syawal
Pemerintah pada tahun 2007 selalu lebih awal dari penetapan hari-hari besar
Islam yang ditentukan oleh komunitas Aboge. Pada tahun 2007 selang perbedaan
antara keduanya sama dengan perbedaan yang terjadi pada tahun 2006 yaitu
komunitas Aboge lebih lambat 1 hari dalam menentukan hari-hari besar Islam.
Tabel 4.9. Hari Besar Islam Tahun 2007 M/ 1428 H/ 1940 Aboge ( He)
97
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Lamp. 8.
Perbedaan penentuan tanggal Muharam, 1 Ramadhan, 1 Syawal dan 10
Dzulhijjah antara komunitas Aboge dan keputusan Badan Hisab Rukyat sebagai
pada tabel 4.10 tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, terjadi
antara keduanya tidak lebih dari 4 hari. Perbedaan ini disebabkan penggunaan
sistem penentuan awal bulan Qamariyah komunitas Aboge yang berbeda, yang
Tabel 4.10. Hari Besar Islam Tahun 2008 M 1429 H/ 1941 Aboge ( Jimawal)
98
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Lamp. 8.
10 Desember 2008 08 Desember 2008
yang menyangkut keagamaan ataupun social secara umum. Bahkan, muncul sifat
masyarakat setempat.
tanggal 1 Muharam tahun ini (2009 M/1430 H/1942 A ) komunitas Aboge dan
2009 dan komunitas Aboge berpuasa pada hari Ahad Pon tanggal 23 Agustus
Tabel 4.11. Hari Besar Islam Tahun 2009 M /1430 H/ 1942 Aboge (Za)
99
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Lamp. 8.
30 Desember 2009 28 Desember 2008
Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga tahun 1431 pada tabel 4.12, masih
Tabel 4.12. Hari Besar Islam Tahun 2010 M /1431 H/ 1943 Aboge ( Dal)
100
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Lamp. 8.
11 September 2010 10 September 2010
awal bulan Qamariyah antara komunitas Aboge dan keputusan Pemerintah masih
tetap berlangsung.
antara Pemerintah dan Komunitas Aboge masih dan tetap berbeda. Perbedaan ini
karena sistem tersendiri yang dianut komunitas Aboge dalam penentuan awal
bulan Qamariyah yaitu penggunaan sistem Aboge yang bermuara pada hisab urfi.
madzhab rukyat dan hisab. Oleh sebab itu, hasil prediksi yang ditemukan penulis
Pemerintah masih dalam perbedaan. Perbedaan waktu tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.13.Hari Besar Islam Tahun 2011 M /1432 H/ 1944 Aboge ( Ba)
101
Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Lamp. 8.
9 Desember 2010 7 Desember 2010
H/1939 Aboge sampai tanggal 1 Muharam tahun 2009 M/1430 H/1942 Aboge
dan perkiraan sampai pada tanggal 10 Dzulhijjah tahun 20011 M/1432 H/1944
perbedaan.
konsep penetapan awal bulan Qamariyah ala Timur Tengah dengan konsep
menetapkan waktu- waktu yang terkait dengan ibadah seperti penetapan tanggal 1
dan penganut hisab `urfi lainnya. Hal ini mengakibatkan perbedaan pelaksanaan
ibadah pelaksanaan ibadah puasa, shalat tarawih, shalat hari raya Idul Fitri, shalat
Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban berbeda satu hari atau dua hari
Islam antara keduanya tidak berbeda jauh, namun tetap terlihat sisi
antara komunitas Aboge, Pemerintah dan masyarakat setempat tetap terjaga dan
Onje, Mrebet Purbalingga. MUI melihat Aboge sebagai suatu kepercayaan Jawa
102
Anang Mustadjab. Sekretaris MUI Kab . Purbalingga. Wawancara Pribadi. 30 April 2009
yang dilandasi oleh perhitungan Alif Rebo Wage. Perhitungan ini dibuat oleh
1967No.148/ 1968 dan 10 tahun 1971, MUI Kab. Purbalingga selama ini belum
kurangnya sumber daya manusia yang bergerak di bidang ilmu falak khususnya
di daerah Purbalingga, yang mana tidak semua Pesantren dan Perguruan Tinggi
komunitas Aboge dan beberapa literature yang berkaitan, penulis melihat ada
!☯#☺%&
013 +☺,-.
/ ☯' ()*
<
=☺5>+? +89 :0+; 45167,/
H EF G),.
/ +ABC)D
7+
OP- !LM,N K
+I5>J +;
W
+V?
) S⌧UV H QI,. R
Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan dan perhitungan(waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-
tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.
103
Sebagai penuturan Muhammad Maksudi. Imam Besar Raden Sayyid Kuning,
,Wawancara Pribadi, Purbalingga, 24 April 2009.
Aboge memahami kalimat lita’lamuu ‘adada al-sinina wa al-hisaaba
menggunakan sistem hisab. Sistem hisab yang dimaksud adalah hisab sebagai
pemahaman tersebut lahir dari pendapat bahwa perhitungan waktu bersifat pasti
sangat tergantung pada hilal yang terlihat pada tanggal 29 bulan Hijriyyah.
penentuan awal bulan Qamariyah yang digunakan. Karena rukyat tidaklah pasti,
puluh delapan tempat. Manzilah adalah jarak tertentu yang dapat ditempuh
gerakan bulan dalam sehari semalam, agar kalian mengetahui waktu. Dengan
matahari, dapat diketahui batasan hari, sedangkan dengan bulan dapat diketahui
hari, jam, detik dan sebagainya. Sehingga, manusia dapat membuat rencana untuk
hamba Allah.105
firman Allahََْ
ُْا,ِ (supaya kamu mengetahui...) berkaitan dengan firman Allah
َُ( وََرDia menetapkan…) bukan kepada َ&َ$َ' (Dia menjadikan…). Karena sifat
matahari yang bersinar dan bulan yang bercahaya tidak berpengaruh dalam
mengetahui hitungan tahun dan hisab. Namun yang memberikan pengaruh dalam
hal itu adalah perpindahan keduanya dari satu tempat ke tempat lainnya.
Disamping itu dalam ayat lain dijelaskan bahwa penentuan bulan dan tahun tidak
104
Wahbah Zuhaili, M. Adnan Salim, M. Rusydi Zein, M. Wahbi Sulaiman. Ensiklopedi Al-
Qur’an, (Jakarta: Gema Insanni, 2007), Cet.1. h. 208.
105
Universitas Islam Indonesia, Al-Quran dan Tafsirnya.(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,
1990) jilid 10, 11, 12, h. 314.
106
Abu Yusuf Al-Atsary, Pilih Hisab Rukyat, (Solo: Darul Islam, tth), h.73.
َ_َِْرْضِ ﻡKَ اَ
َوَاتِ وَ اgََJ ََبِ ا& یَْم,ِِْ آ/ َ_ًْاO ََeَ َْ_ُْرِ َِْ ا& اdeةَ اbِ bإِن
ٌٌ ُُمSََأَرْﺏ
( ٣٦ :٩ Sﺏ,)ا
Artinya “Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ialah dua belas bulan dalam
ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat
bulan haram”.
dari surat Yunus ayat 5 yaitu Allah SWT menciptakan matahari, bulan dan tempat
penghitungan Aboge tidak jauh berbeda dengan prinsip-prinsip Hisab Jawa Islam
(Hisab Urfi). Letak persamaan antara prinsip penghitungan Aboge dengan Hisab
1. Lama bulan selalu berganti-ganti antara 30 dan 29 hari dan jumlah hari dalam
2. Daur dalam perhitungan lamanya satu windu atau 8 tahun. Terdiri dari nama-
nama tahun Alif (1), Ha (5), Jim Awwal (3). Zai (7),
Wage) untuk mencari hari dan pasaran pada tanggal 1 Muharam dengan
2. Tahun-tahun Ehe, Je, dan Jimakir ditetapkan sebagai kabisat. Jumlah hari
dalam satu windu adalah [354 x 8] + 3 = 2835 hari, angka yang habis dibagi
35 [7 x 5]. Itulah sebabnya tanggal 1 Muharam tahun Alip dalam setiap 120
3. Berlakunya kurup, yaitu kalender Jawa harus hilang satu hari (mundur ke
belakang baik harinya atau pun pasarannya (pancawara) agar kembali sesuai
dengan kalender Hijriah). Pada kalender Jawa, tahun kabisat ada tiga dari
(11/30 = 44/120), maka dalam setiap 15 windu (120 tahun) kalender Jawa
lebih 1 hari dari kalender Hijriyah. Agar kalender Jawa sesuai dengan
terjadi 120 tahun sekali. Hal ini terlihat pada saat pergantian kurup jamngiah
kesimpulan bahwa:
observasi penulis disimpulkan bahwa Hisab Aboge ini bermuara pada sejarah
konsep penanggalan Jawa. Hal ini terbukti pada bilangan tahun yang sama
yaitu tahun 2009 Masehi jatuh pada tahun 1942 J dan pada tahun Za, namun
Sesepuh Aboge.
2. Hisab Jawa dan Aboge berbeda pada dasar penentuan hari dan pasaran
tanggal 1 Sura pada tahun Alip. Hisab Aboge menentukan tanggal 1 Sura
pada tahun Alip berdasarkan pada Aboge sepanjang masa, sedangkan Hisab
Jawa menentukan tanggal 1 Sura pada tahun Alip berdasarkan pada kurup
Maka 1937 – 1554108 = 383 : 8109 = 47 sisa 7. Sisa 7 diurutkan dari tahun
Alip dalam satu windu, yang jatuh pada tahun Wawu. Tanggal 1 Sura Tahun
Wawu jatuh pada hari yang mempunyai urutan ke 6 dan pasaran yang
Alip yang jatuh pada hari Seloso dan pasaran Pon), sehingga tanggal 1 Sura
tahun 1937 J jatuh pada urutan ke 6 dihitung dari hari Seloso, yakni Ahad.
Wage. Dengan demikian, tahun 1937 J adalah tahun Wawu yang tanggal 1
Menurut Kyai Maksudi bahwa tahun 2009 adalah tahun Za yang jatuh
pada tahun 1942 Aboge. Jadi: 1942-1937= 5. Hasil 5 ini dihitung mundur dari
Za dan hasilnya Wawu. Tanggal 1 Sura Tahun Wawu jatuh pada hari yang
107
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Buana Pustaka,
2004), h.121.
108
Awal mula tahun ditetapakan hisab jawa.
109
Masa daur yaitu satu windu.
menganut sistem Aboge maka harinya jatuh pada urutan ke 6 dari Rebo yaitu
Senin. Sedangkan pasarannya yaitu jatuh pada urutan ke 2 dari Wage yaitu
Kliwon. Apabila tahun 1937 Aboge adalah tahun Wawu, maka dalam sistem
Aboge berlaku rumus Walinenwon yaitu Tahun Wawu yang tanggal 1 Suro-
taqlid terhadap pendapat Wali Sanga, Sunan Kali Jaga dan Ngabdullah Syarif
110
Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat, “Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah” artikel diakses dari
http://www.indonesia.go.id/id/files/UUD45/satunaskah.pdf pada 26 Mei 2009.
Negara akan melindungi penduduknya untuk melakukan kebebasan
diwakili oleh Departemen Agama dan MUI sebagai partner Depag untuk
melaksanakan wewenangnya
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aboge berasal dari singkatan Alip Rebo Wage, yang mempunyai arti Tanggal
1 Muharram Tahun Alif akan jatuh pada hari Rebo (Rabu) pasaran Wage.
Aboge adalah dasar perhitungan almanak (kalender) dalam satu windu atau
delapan tahun, maka yang dimaksud Aboge adalah dasar suatu perhitungan.
Gagasan perhitungan Aboge berasal dari para Wali111 yang berasal dari Timur
Tengah dan Sunan Kalijaga yang berasal dari tanah Jawa. Mereka
hijriyyah dan nama-nama hari dengan konsep Jawa berupa pasaran. komunitas
Aboge di Desa Onje, Kec, Mrebet, Kab. Purbalingga bukan sebuah organisasi
masyarakat Islam yang berjumlah kurang lebih 250 sampai 300 orang, yang
111
M. Maksudi mengatakan sebagian dari wali sembilan berasal dari Timur Tengah yaitu
Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kali Jaga.
ataupun hubungan kekerabatan dengan komunitas Aboge di daerah-daerah
adalah Imam Besar Masjid Raden Sayyid Kuning. Karena, Imam Besar
Masjid Raden Sayyid Kuning adalah panutan bagi komunitas Aboge untuk
menentukan awal Ramadhan, tanggal 1 Syawal dan hari raya idul fitri dan
idul adha yang didampingi oleh para Sesepuh Aboge. Penghitungan Aboge
2. Penetapan awal bulan Aboge berakar dari hisab Urfi yang tergolong hisab
dirubah dengan satu dasar pasti yaitu Aboge (Alip Rebo Wage). Akibatnya
pada sistem ini tidak mengakui tahun basithah ataupun tahun kabisat.
Sehingga jumlah hari pada setiap tahun yaitu 354 hari. Dan pergantian hari
3. Dasar pijakan Aboge dalam menetapkan awal bulan berdasarkan pada hisab
yang disandarkan pada surat Yunus ayat 5. Mereka berpendapat bahwa ayat
interpretasi surat Yunus ayat 5 adalah Hisab Aboge. Hisab Aboge juga
didasarkan pada pendapat Wali Sanga, Sunan Kali Jaga, dan Ngabdullah
Timur Tengah dan pasaran sebagai interpretasi konsep asli Jawa. Dalam
parakteknya Hisab Aboge tidak mengenal kurup, tahun kabisah dan basithah.
B. Saran-Saran
memahami perbedaan dalam penentuan hari –hari besar agama Islam seperti 1
komunitas apa saja. Hal ini dikhawatirkan memicu terjadinya perpecahan dan
menunjang ketrampilan mahasiswa Syariah dalam ilmu falak secara teori dan
4. Para Mahasiswa Syariah dan Hukum hendaknya tidak merasa takut untuk
mempelajari ilmu falak agar tidak terjadi minimnya sumber daya manusia di
mahasiswa Syariah dan Hukum untuk mempelajari ilmu ini, karena fakultas-
fakultas agama selain Fakultas Syariah pada Perguruan Tinggi Islam seluruh
Abdul Aziz, Abdurrahman bin, Penerjemah, Mujarrabat, Surabaya: Ahmad bin Said
bin Nabhan dan Keturunannya
Al-Atsary, Abu Yusuf, Pilih Hisab Ru’yah, Solo: Pustaka Darul Islam. t. th
Al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail, Matan al-Bukhari bi Hasyiyati as-
Sanadi, juz 1 Beirut: Dar al-Kitab al-Islam, t.th
Al-Jazari, Abdur Rahman, Al-Fiqh Alal Mazahibil Arba’ah, Beirut: Dar Ihya At-
turats Al-Araby, jilid 1
Al-Nisaburi, Imam Ibn al –Husain Muslim bin al Hajaj Ibn Muslim al-Qushairi, Al
Jami’u al Shahih al –Musamma Shahih Muslim. Beirut: Dar Al- Jail, Dar-
Al- Afaq
Dahlan, Abdul Aziz ed, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994,
jilid. 4
Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana
Pustaka, 2004
Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pedoman Rukyat dan Hisab
Nahdlatul Ulama, Jakarta: Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama, 2006
Maskufa, Cara Mudah Belajar Ilmu Falak, Jakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah, 2008
Ruskanda, Farid, 100 Masalah Hisab dan Rukyat Telaah Syariah, Sains, dan
Teknologi, Jakarta: Gema Insani, 2005
Sanurji dan Muhammad Maksudi, Catatan Ringkas Sejarah Masjid Raden Sayyid
Kuning, 2007
Yahya, M. Idris bin, Hadza Kitab Primbon Sembahyang, Tanjung Penang: 1919
Yatim, Badri Ed, Ensiklopedi Mini Sejarah Dan Kebudayaan. Jakarta: Logos, 1996
BERITA WAWANCARA
c. Adipati Onje II
disini.
َ<َ وَا َِْبَ ﻡ9ِ4a ََد اB َ"ُْا#ْ$َ%ِ =َ%ََزِلَ ﺡ4ََ"ََ ْراً وََرَُ ﻡ0ْ َءً وَا9ِF َwْ"h َ&َ ا$َ' ِىmهَُ ا
(٥ : ١٠َ"ُْنَ )س#ْ$َ ٍَْم0ِ ََِتe&ُ اsNَdُ anَْ ُ ﺏِ اIَ# َ اnَ#َ?
Dalam ayat tersebut menunjukan bahwa rukyat tidak dipakai. Karena dengan
hisab selamanya tidak akan berubah
6. Apa saja Kitab yang digunakan Aboge dalam penentuan awal bulan?
Jawab: Mujarrabat dan Primbon Sembahyang.
7. Bagaimana pandangan saudara mengenai penetapan awal bulan menurut
pemerintah?
Jawab:
Tidak ada masalah dengan catatan pemerintah tidak memaksakan atau
mengganggu kepercayaan yang dianut umatnya, dan sebaliknya. Pada prinsipnya
untuk urusan agama adalah hak individu untuk mempercayai suatu keyakinan.
8. Bagaimana ABOGE melihat hadits yang berkaitan dengan rukyat?
Jawab: adapun rukyat selalu berubah ubah. Dimana hisab tersebut merupakan
rumus yang pasti. Rukyat pakenya ilmu falak, kalo bulannya keliatan, rukyat
tidak pasti. Makanya hanya memeakai hisab.
9. Apa saja kegiatan rutinitas Aboge dalam hal keagamaan?
Jawab:
Kegiatan Harian
No Kegiatan Waktu Kitab Keterangan
Kegiatan Mingguan
Kegiatan Hari / Waktu Kitab Keterangan
Yasinan, Malam Jumat / Ba’da Maghrib Al-Qur’an Bersama-sama
Dibaan (Khusus malam Jumat Kliwon
melakukan tahlil dan istighosah)
Khataman Ba’da Jumat dan Selasa Bada Dzuhur. - Bersama-sama
(Tarekat
Naqshabandi
yah) bagi para
sesepuh
ABOGE
Pengajian Malam Minggu Safinatunna Ceramah
Remaja jah,
Nashaihul
Ibad
Kegiatan Ramadhan
No Kegiatan Hari / Waktu Kitab Keterangan
1 Pendidikan Setiap Hari, ba’da Fiqih(Qawaidul Ceramah
Ashar Fiqhiyyah) Tauhid
(Aqidatul Awwam)
Tadarusan Setiap hari ba’da Al-Quran
2 Shalat Tarawih
Ceramah Setiap hari ba’da _ Ceramah
3 agama Shubuh
BERITA WAWANCARA
c. Adipati Onje II
disini.
OP- !LM,N K
+I5>J +;
) S⌧UV H QI,. R
+D=☺5>#+V XYZ,- W
+V?
(٥ : ١٠)س
Dalam ayat tersebut menunjukan bahwa rukyat tidak dipakai. Karena dengan
hisab selamanya tidak akan berubah
18. Apa saja Kitab yang digunakan Aboge dalam penentuan awal bulan?
Jawab: Mujarrabat dan Primbon Sembahyang.
19. Bagaimana pandangan saudara mengenai penetapan awal bulan menurut
pemerintah?
Jawab:
Tidak ada masalah dengan catatan pemerintah tidak memaksakan atau
mengganggu kepercayaan yang dianut umatnya, dan sebaliknya. Pada prinsipnya
untuk urusan agama adalah hak individu untuk mempercayai suatu keyakinan.
20. Bagaimana Aboge melihat hadits yang berkaitan dengan rukyat?
Jawab: adapun rukyat selalu berubah ubah. Dimana hisab tersebut merupakan
rumus yang pasti. Rukyat pakenya ilmu falak, kalo bulannya keliatan, rukyat
tidak pasti. Makanya hanya memeakai hisab.
Kegiatan Mingguan
Kegiatan Hari / Waktu Kitab Keterangan
Yasinan, Malam Jumat / Ba’da Maghrib Al-Qur’an Bersama-sama
Dibaan (Khusus malam Jumat Kliwon
melakukan tahlil dan istighosah)
Khataman Ba’da Jumat dan Selasa Bada Dzuhur. - Bersama-sama
(Tarekat
Naqshabandi
yah) bagi para
sesepuh
ABOGE
Pengajian Malam Minggu Safinatunna Ceramah
Remaja jah,
Nashaihul
Ibad
Kegiatan Ramadhan
No Kegiatan Hari / Waktu Kitab Keterangan
1 Pendidikan Setiap Hari, ba’da Fiqih(Qawaidul Ceramah
Ashar Fiqhiyyah) Tauhid
(Aqidatul Awwam)
Tadarusan Setiap hari ba’da Al-Quran
2 Shalat Tarawih
Ceramah Setiap hari ba’da _ Ceramah
3 agama Shubuh
NAMA : Sanurji
Jawab : Wali Sanga , Raden Sayid Kuning lan sa’ keturunane ( berikut
keturunannya)
Jawab: Kiye mba ( begini mba ), dingakal baen yah sekang endi ngerti umure
hitungan umur.
4. Dasar hokum apa saja yang digunakan di ABOGE dalam keagamaan?
Jawab :Ya Alquran mba, Hadits, Ijma, Qiyas dan Pendapat Wali Sanga, Sunan
َ<َ وَا َِْبَ ﻡ9ِ4a ََد اB "ُْا#َْ$َ%ِ =َ%ََزِلَ ﺡ4ََ"ََ ْراً وََرَُ ﻡ0ْ َءً وَا9ِF َwْ"h َ&َ ا$َ' ِىmهَُ ا
Dalam ayat tersebut menunjukan bahwa rukyat tidak dipakai. Karena dengan
6. Apa saja Kitab yang digunakan Aboge dalam penentuan awal bulan?
takon baen karo Maksudi, pada baen. Aku arep lunga.”(artinya jawabannya
dengan Maksudi sama, maka bertanyalah dengan Maksudi karena Beliau akan
pergi).