Ma'rifa Muhaimin
NIM:l03043127961
IPER:sr•:AAN urn,,;-)
----.'
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FIQH
JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 M/1429 H
AURATDALAM PERSPEKTIF ULAMA MAZHAB
DAN RELEVANSINYA DENGAN MASA KINI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Saijana Hukum Islam (SHI)
Oleh
Ma'rifa Muhaimin
Nim:! 03043127961
Di Bawah Bimbingan
Pembimbin II
Pro .Dr.H.
PANITIA UJIAN
kepada Nabi dan Rasul-Nya Muhammad SAW beserta Sahabat keluarganya dan
Proses penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
1. Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak
Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. Ahmad Mukri
kesibukan Bapak dalam memberikan bimbingan dan saran bagi penulis. Dan
Taufiki, M.Ag.
3. Ibu Hj. Ummu Hanah Yusuf, MA. sebagai pembimbing II, yang dengan penuh
"
4. Orang Tua tercinta, kakak-kakak dan adik, yang senantiasa mendoakan
penulis dan memberikan motifasi, baik moril maupun materil sehingga penulis
5. Abi clan Umi, yang selalu memberikan bimbingan serta motifasi yang sangat
bermanfaat.
6. Teman-teman PMF angkatan 2003 yang ticlak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak tersebut diberikan-Nya pahala yang
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan kepada
Penulis
DAFTARISI
DAFT AR ISi... ... .. . ... ... ... ... .. . ... .. . ... .. . ... .. . ... ... ... ... ... ... ... .. . .. . . .. .. ... iv
F. Sistematilrn Penulisan................................................................. 12
IV
A. Pengertian Busana Muslimah.................................................... 42
Penanggulangan Pornoaksi........................................................ 48
Penampakan Aurat..................................................................... 69 ~
Penampakan Aurat..................................................................... 77
A. Kesimpulan.................................................................................. 81
B. Saran-Saran................................................................................. 82
v
'fi
BABI
PENDAHULUAN
Pakaian merupakan kebuluhan pokok bagi setiap manusia di samping makan dan
yang dapal membual seseorang malu (aural) bila dilihal orang lain. Inilah fungsi dasar
naluriah menulup aurat adalah salah salu ciri khas manusia yang membedakannya
Dalam hal ini, persoalan aural lernyala sudah dibicarakan ketika manusia
belum menapak di dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa menulup aural adalah faklor
Salah satu aturan yang ada dalam ajaran Islam adalah perintah unluk
menulup aural, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam upaya menulup aural
1
Siti Muri'ah, "Wanita Karir Dalam Bi11gkai Islam", (Bandung: ANGKASA, t.th), h
111.
2
1-Iuzaemah T. Yanggo. Fiqh Peren1p1111n Ko11te111porer, (Jakarta: al-Mawardi Prima,
200 I), Cet. Pertarna,h.16.
2
tersebut ada batasan-batasan tertentu yang harus diperhatikan atas dasar syari'at. Bagi
setiap orang pemakaian busana lebih ditentukan oleh faktor estetika berpakaian yang
depannya, begitu juga pakaiannya dengan tetap menjaga tolak ukur Islami. Akan
oleh Islam.
mewujudkan tujuan yang asasi. Pertama, untuk menutup aurat dan menjaga jangan
sampai terjadi fitnah. Kedua, untuk membedakannya dari perempuan non muslimah
untuk menjaga kesehatan tubuh. Iajuga berfungsi sebagai perhiasan. Pakaian sebagai
Namun yang tidak kalah pentingnya adalah pribadi yang terlindungi dari mata yang
jalalatan. Oleh karena itu, al-Qur'an mewasiatkan dengan pakaian takwa dan
mengingatkan, takwa merupakan pakaian yang paling mulia dan suci. 4 Dalam ha! ini,
3
Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasmz Wanita, (Jakarta :Gema lnsani Press, 1997), Cet
I. h.27.
4
Siti Muri'ah, op.cit., h 112.
3
pemilik tubuh yang bersangkutan yang wajib dipelihara dan dijaga dari segala
perbuatan tercela, perbuatan yang merugikan diri pemilik tubuh itu sendiri, maupun
masyarakat. Di samping itu, pakaian juga dapat menjaga keselamatan hidup clan
kelak. 5
ini. Dengan adanya kemajuan teknologi clan derasnya arus informasi, memungkinkan
5Neng Djubaidah, "Pornografi 1la11 Por11oaksi Ditinjau Dari Hukun1 lsla111", (Jakarta:
PRENADA MEDIA, 2003), Cet I, h. 86.
4
merupakan masalah yang sangat memprihatinkan. Pornoaksi serta hal-hal lain dan
yang sejenisnya, akhir-akhir ini semakin merebak dengan bebas dan tersiar luas di
Pornoaksi selalu dikaitkan dengan gerakan tubuh yang erotis dan sensual
untuk membangkitkan nafsu birahi baik bagi lawan jenis maupun sejenis. Dimana
gerakan-gerakan tubuh atau goyangan yang erotis dan sensual bagi para penyanyi
atau penari yang telah jauh dari norma kesopanan apalagi jika dinilai dari sudut
Islam. Hal ini yang selalu ditayangkan melalui televisi dengan adanya menu-menu
acara seperti joged, digoda (di go yang dangdut), dangdut ria dan lain-lain, secara kasat
mata telah mempertotonkan erotisme. Para penyanyi dan penari menggunakan busana
Menggunakan celana pendek dan baju yang hanya menutupi buah dada dan
memperlihatkan aural yang seharusnya ditutupi. Dalam hal ini, pada masa sekarang
telah banyak bermunculan model-model pakaian yang menjadi trend sehingga dapat
menampakan atau memperlihatkan aurat dan bentuk tubuhnya, dan hal ini sudah
negatif bagi umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia umumnya, terutama
generasi muda, baik terhadap perilaku, moral (akhlak), maupun terhadap sendi-sendi
perselingkuhan dan kelahiran anak diluar nikah dan sebagainya. Dan adapun orang-
orang yang menjadi korbannya tidak hanya perempuan dewasa, tetapi banyak korban
yang masih anak-anak, baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Para pelakunya
pun tidak hanya orang-orang yang tidak dikenal, atau orang yang tidak mempunyai
hubungan darah, hubungan kerja, hubungan tetangga dan sebagainya. Bahkan, para
korban akibat pornoaksi dan yang lainnya, tidak hanya orang yang masih hidup,
orang yang sudah meninggal pun dijadikan korban perkosaan, sebagai tempat
pelampiasan hawa nafsu birahi yang ditimbulkan oleh adegan-adegan porno yang
Bila hal tersebut terus menerus betjalan dan berkembang, maka akan
berakibat pada kehancuran bangsa. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan upaya
tegas, karena jelas kemudharatannya. Namun yang perlu dikemukakan disini adalah,
sampai saat ini masih ada yang beranggapan bahwa, tubuh bagi setiap orang adalah
melakukan perbuatan pornoaksi. Apabila ada orang lain yang merasa terganggu atau
6
/bitl, h.l-2.
6
menyentuhnya, menurut mereka adalah justru hal itu disebabkan orang yang melihat,
mendengar atau menyentuhnya tersebut telah rusak moralnya serta kotor pikirannya.
Menurut mereka hukum publik tidak berhak untuk mengatur perilaku seseorang
bukan hak hukum publik. 7 Hal tersebut dapat kita analisa dengan perkembangan
mode barn (mutakhir) yang sedemikian rupa nampak sekali berkembang terutama
pada busana perempuan, yang sama sekali bukan dari Islam, bukan pakaian Islam,
Sudah dianggap biasa bila perempuan masa kini berpakaian terbuka dan
mencolok dandanannya. Hal ini sesungguhnya banyak dipengaruhi oleh sikap hidup
dan pandangan si pemakai busana tersebut. Dengan membuat mode pada bajunya, ia
menghubungkan dengan sebagian kain yang lain, seperti halnya hiasan untuk
perhatian. Pakaian modern memang bisa menjadi hijab akan tetapi di sana terdapat
perbedaan antara cinta kasih dan kecabulan, antara menutup aural dan telanjang.
Dalam hukum Islam telah diatur secara tegas dan jelas tentang cara
memelihara tub uh seperti yang dijelaskan dalam surah an-Nur ayat 30 dan 31 sebagai
berikut:
7
/bid
7
, , J , ,,.
c:fl ~"a ,a •J
;,,,
~~ L::
untuk mewujudkan kemaslahatan manusia, dan salah satu kemaslahatan itu adalah
Dalam Islam, pemakaian busana dianjurkan tidak tipis, agar warna kulit
pemakainya tidak tampak dari luar, dan busana yang dipakai agak longgar/jangan
terlalu sempit (ketat) agar tidak menampakan tubuh. Karena dalam suatu hadits
Rasulullah mengingatkan : "Di akhir masa nanti akan ada diantara umatku wanita-
wanita yang berpakaian tetapi telanjang, di atas kepala mereka terdapat seperti punuk
unta (meninggikan rambut seperti punuk unta) karena memang mereka itu adalah
manusia-manusia terkutuk. 9
Nabi pernah memberikan baju dari kain linen yang sangat lunak kepada
Usamah bin Zaid. Setelah Nabi mengetahui bahwa Usamah telah memberikan baju
tersebut kepada istrinya, Nabi berkata: "Suruhlah istrimu memakai baju dalam yang
tebal di bawah baju linen itu, aku khawatir kalau-kalau baju tersebut dapat
8
Ali Yafie, Menggagas Fiqll Sosial tlari Li11gku11gan Hidup, Asurausi Hi11gga Uklunva!t,
(Bandung : Mizan, Nov, 1995), Cet IIJ, h. 241.
9
At-Thabrany, al-Mu'jam al-Slwgir, (Delhi al-Anshary, t.th) h. 232
9
kita pada saat ini dan harus mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan
lembaga-lembaga terkait. Maka dari itu segera mengambil tindakan yang cepat, tepat
dan benar untuk menanggulangi dan mencegah dampak yang lebih negatif.
yang diberi judul : "Aurat Dalam Perspektif Ulama Mazhab Dan Relevansinya
permasalahan yang akan dibahas serta untuk membatasi bahasannya, maka penulis
hanya membahas tentang aural dalam perspektif ulama mazhab dan relevansinya
sebagai berikut :
2. Bagaimana !criteria busana muslimah sebagai penutup aural dan hikmah busana
4. Apa yang menyebabkan maraknya perilaku pornoaksi dan apa bahaya dari
pornoaksi tersebut ?
10
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang aurat dan busana muslimah pada masa
kini.
2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan ulama mazhab tentang aurat dan busana
3. Untuk mengetahui kaitannya antara aurat, busana muslimah serta pornoaksi dan
cara membaca, menganalisa buku-buku figh mazhab serta kitab-kitab tafsir berfungsi
sebagai sumber primer serta di dalamnya pula ada literatur sekunder yang bersumber
dari majalah, artikel, internet dan bahan pustaka lain yang ada kaitannya dengan
pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
E. Stu di Pustaka
Karena hampir semua buku-buku fiqh, baik itu fiqh klasik kontemporer atau yang
Dari Hukum Islam membahas secara detail tentang masalah tersebut. Perrnasalahan
tentang pornoaksi sebelumnya sudah dibahas dalam karya ilimiah difakultas Syari'ah,
akan tetapi pembahasannya tidak hanya pornoaksi saja, akan tetapi membahas tentang
rnasalah pornografi dan pornoaksi ditinjau dari hukum Islam, dan ada juga yang
seksual kaum rernaja (dalarn perspektif hukum Islam dan hukurn positif di Indonesia).
pergeseran prilaku seksual kaurn remaja terhadap pornografi dan pornoaksi. Namun
pada pernbahasan kali ini penulis hanya membahas tentang pornoaksinya saja untuk
sekarang. Dalam karya ilmiah ini penulis berupaya menyajikan uraian mengenai
aural dalam perspektif ulama mazhab dan relevansinya dengan masa kini, dengan
12
dapat diperoleh informasi yang jelas dalam mencakup tentang aurat dalam perspektif
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi dalam empat bab dengan
Bab 1 Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
Bab ll Tinjauan umum tentang aurat, yang terdiri dari Pengertian aurat, batas
aurat perempuan dan laki-laki, hukum menulup aurat serta hikmah dan
Bab lil Busana muslimah sebagai penulup aural dan relevansinya dengan masa
PERPUSTi\KM. N-~·;,~M~-J--
BAB II . UIN SYl\H JAKARTA
-------
TINJAUAN UMUM TENTANG AURAT
A. Pengertian Aurat
Aurat berasal dari bahasa arab yang secara literal berarti celah,
kekurangan, sesuatu yang memalukan atau sesuatu yang dipandang buruk dari
Menurut bahasa aurat berasal dari kata ( _;.§'-) yang berarti ialah,
anggota tubuh yang tak baik diperlihatkan. 2 Sedangkan aurat menurut Ibn
Manzhur adalah berarti malu, aib dan buruk. Kata "aurat" ada yang mengatakan
berasal dari kata "Awira" (_;.§'-) aiiinya hilang perasaan, kalau dipakai untuk
mata, maka mata itu hilang cahayanya dan lenyap pandangannya. 3 Pada umumnya
kata ini memberi ai·ti yang tidak baik dipandang, memalukan dan mengecewakan.
Ada juga yang mengatakan kata "Aurat" berasal dari "Aara" (..;LI::.) artinya
menutup dan menimbun seperti menutup mata air dan menimbunnya. 4 Ada juga
yang berpendapat, kata 'Aurat' berasal dari kata "A'wara" (_;.§'-I) yakni sesuatu
1
K.H. Husein Muhammad, Fiqlz Perempuan : Rejleksi Ki11i At11s Wac1111a Aga11w
D1111 Gender, (Yogyakarta : Lkis, 2001 ), h. 51.
'Mahmud Yunus, Kamus Arab bu/011esia, (Jakarta : Yayasan Penyelenggara
Penterjemah Dan Pentafsiran al-Qur'an, 1973), Cet I, h. 185.
3
lbn Manzhur, Lisa11 al-Arab, (al-Qahirah, Dar al-Ma'arif, t.th.,) Jilid V, h. 3164-
3167.
'Ibid, h. 3165
14
dalam kitab Syarh Kasyifah al-Saja, aurat adalah sesuatu yang wajib ditutup
Jadi aurat adalah bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, haram dilihat
oleh orang lain, dan wajib untulc ditutup. Menurut Taqiyuddin Abu Bakar bin
ialah sesuatu yang wajib ditutup di dalam salat. Sedangkan Wahbah az-Zuhaili,
ahli fikih dan ushul fikih kontemporer menyebutkan yang dikatakan aurat ialah
2. Amat haram di lihat orang lain dan orang yang melihatnya berdosa.
SWT.
5
Abi Abd. Mu'ti, Syarll Kasyifall 11/-Saja, (Magelang: Cahaya Magelang, t.th)., h.50.
15
,,. ,. .I -;, ,. ,,.. ,,. ~,,. ,,. ... 0 -;. ,. ,,. ,,. ,,
tidak baik baginya untuk dilihat kecuali wajah dan dua telapak tangannya.
bahwa aurat perempuan dan laki-laki itu berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan
tubuh antara perempuan dan laki-laki itu sendiri. Sungguh Allah telah
nya dari lelaki dan meletakkan pada setiap tempat dari badannya godaan yang
khas. Sementara wanita dalam melihat pria tidak dengan perhatian yang detail.
Yakni bagian badan pria tidak membangkitkan gairah wanita secara khusus. Dan
6
Abu Daud, Suna11 Abu Da111/, (Beirut :Dar al-Din Li al-Turats, l 981 ), h.20-21
16
7
jika te1jadi sesuatu dari yang demikian itu, maka pengaruhnya pun lemah.
Artinya ketika tubuh perempuan terbuka auratnya, maka dampaknya lebih besar
ketimbang laki-laki, ha! ini dikarenakan tubuh wanita mempunyai kharisma yang
khusus.
membedakan antara perempuan dan laki-laki. Untuk aurat laki-laki secara urnum
tubuh antara pusat dan kedua lutut kaki. Untuk aurat perempuan ulama figh juga
berbeda pendapat tetapi secara umum perempuan lebih tetiutup dari laki-laki.
tubulmya kecuali muka dan dua telapak tangan. Dan batasan aurat perempuan
berhadapan.
7
Abu Syuqqah Busa11a Dau Per/liasa11 Wanita Menurut Al-Qur'a11 Dt111 Hadis,
1
perempuan merdeka adalah seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangan. Akan tetapi pendapat yang paling kuat (ashah) dalam mazhab
adalah bahwa kedua telapak kaki juga tidak termasuk aurat yang wajib ditutup.
Dalam mazhab Maliki juga ada dua pendapat yaitu pendapat yang
mengatakan muka dan telapak tangan perempuan merdeka bukan aurat dan
pendapat yang menambahkan kedua telapak kaki yang termasuk bukan aural.
kalau perempuan merasa khawatir terjadi fitnah, ia harus menutup muka dan
seluruh anggota tubuh tanpa kecuali, hanya untuk salat dan beberapa keperluan
dalain salat.
tubuhnya adalah aurat kecuali muka dai1 kedua telapak tangan. Ini dikatakan oleh
al-Qasim dalam satu dari dua pendapatnya, asy-Syafi'i dalain salah satu dari
beberapa pendapatnya, Abu Hanifah dari satu di antara dua riwayat darinya dan
Malik. Ada yang mengatakan (auratnya adalal1 seluruh tubuhnya kecuali muka,
kedua telapak tangan) dan kedua telapak kaki sainpai tempat gelang kaki. Ini
'Muhammad Abdullah al-Maghribi, Mawallib al-Ja/i/, (Beirut : Dar al-Fikr, 193 8 H),
Juz l, h. 499.
RfJlJ~;; · t\,,,·,/._J\\; ii ,rt\" l·\
CHi'\1 s {\.,,~.,,o }. '.\(<,.~r:;·-;.',;~./ · 1s
----·-. ·-- ---·----. -·-·--~--- --·-· - ----·-···-.--- ----" - --- j
dikatakan oleh al-Qasim dalam (perkataannya Abu Hanifah dalam satu riwayat,
ats-Tsauri dari Abu al-Abbas). Ada yang mengatalcan bahwa auratnya adalah
seluruh tubuhnya kecuali muka. Ini dikatalcan oleh Ahmad bin Hanbal dan
Dawud. Ada yang mengatalcan bal1wa seluruh anggota tubuhnya adalah aurat
tanpa kecuali. Ini dikatalcan oleh sebagian murid asy-Syafi'i dan diriwayatkan
seluruh tubuh wanita adalal1 aurat kecuali muka dan dua telapak tangan karena
9
Asy-Syaukani, Nail al-A11thar, (Mesir: Halaby, t.th), Jilid II, h.55
10
Abu Daud, Sunan Abu Daud, toe.cit.
19
Artinya: "Dari 'Aisyalt ra, Asma binti Abu Bakar pernalt berte11111 Rasulu!lalt
SAW, dengan memakai pakaian tipis. Maka Rasululalt SAW berpaling
darinya, dan bersabda : Hai Asma, sesunggulmya jika seorang
perempuan yang telalt ltaid tidak dibenarkan untuk diperliltatkan
darinya, kecuali ini dan ini. Seraya Rasulullalt mengisyaratkan pada
muka dan kedua telapak tangannya". (H.R. Abu Daud). 10
perempuan itu adalah aurat, kecuali muka dan dua telapak tangannya. Maka
(yang boleh diperlihatkan) itu adalah wajah (termasuk celak mata) dan telapak
tangan hingga pergelangan (berikut cincin dijari dan henna pada kuku), clan
pakaian. 11
dan Nakha'i clalam riwayat Ibnu Katsir, perhiasan zhahir itu ialah "mukanya dan
dua telapaknya serta cincin". Riwayat lbnu Katsir yang lain menyatakan : "muka
Dalam ha! ini ulama mazhab berbeda pendapat tentang anggota baclan
perempuan yang wajib ditutupi dari pandangan mahramnya yang laki-laki selain
0
' Abu Daud, S1111a11 Abu Dal/{{, foe.cit.
11
lbnu Katsir, Tafsir af-Q11r'a11i al-Azhim, (Mesir:Dar Ihya al-Kutub al-'Arabiyyah,
t.th), Jilid III, h. 335.
12
/bit/
13
Muhammad Jawad al-Mughniyah, al-Fiqh 'Ala a/-Mat/zaf1ib al-Kfuunsah, (Beirut:
Dar al-Jawad, t.th), h. 81.
20
mahramnya adalah anlara pusal dan lulul, sama dengan aural lald-laki alau aural
melihal selain anlara pusal dan lulu!. Karena mazhab lebih bersikap moderal,
dimana perempuan mahram yang sudah balig bagian aural yang boleh dilihal
darinya adalah anlara pnsal dan lulul dengan calalan saal melihalnya lidak
diserlai syahwat. Memm1l mereka bahagian lersebul lidak lermasuk aural, maka
ialah seluruh lubuhnya selain wajah dan ujung-ujung badan, yailu kepala, leher,
dua langan dan kaki. Sedangkan menurul ulama Hanabi/alz, auralnya lerhaclap
mahramnya ialah seluruh baclan selain wajah, leher, kepala, lulul, kedua langan,
lumil clan belis. 15 Bahagian-bahagian ilu adalah bahagian yang pada umumnya
lerlihal clan lerbuka. Selain bahagian yang umumnya biasa lerbuka berarti liclak
rambul, kedua langan, lumil dan belis. Adapun selain itu seperti punggung, perul,
14
Ahmad Sudirman Abbas, Penga11/1tr Pemika/w11 : Analisa Perba11di11g1111 A11tar
11'/azltab, (Jakarta: PT.Prima Heza Lestari, 2006). Cetakan I, h. 79.
15
Abdurrahman Al-Juziry, al-Fiqlt al-Mazaltib11/ Arba'alt, (Beirut : Dar al-Fikr:
1990), h. l 92.
16
Ahmad Sudinnan Abbas, op.cit., h.77.
21
dada dan paha tidak diperbolehkan untuk dilihat karena bertentangan dengan
. 11
aturan lcesus1 1aan secara umum.
1. Suami
2. Ayah
5. Putra suami
6. Saudara
9. Perempuan
10. Budaknya
11. Laid-laid yang menyertainya, tapi laki-laki itu tidak mempunyai keinginan
aural perempuan adalah selurnh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
perempuan muslimah yang lain auratnya adalah antara pusat dan lutut.
19
lbnu Rusyd, Bidaya/z al-Mujtalzid, (Dar: al-Kutub al-lslamiyah, t.th), Juz I. h.82
24
'Atha, Mujahid al-Hasan mereka mengatakan bahwa wajah dan kedua telapak
3. Hanya wajah saja yang tidak lermasuk aurat. Ini pendapat dari Imam Ahmad
dalam salah satu riwayat dan pendapat Daud azh-Zhahiri serta sebagian Syi'ah
Zai.d.iyaIJ. 20
kepada siapapun yang tidak berhak melihalnya. Hal ini dimaksudkan agar lidak
limbul fitnah bagi dirinya se1ta laki-laki yang memandangnya. Karena itu, di
kan kepada kedunya untuk menjaga pandangan. Seperti dijelaskai1 dalam surah
0
' Ibid, h. 138 dan Asy-Syaukani, op.cit., h. 68.
25
Artinya: "Allah tidak menerima salat seorang wanita haid kecuali dengan
memakai khimar (tutup kepala) ". (I-LR. Ibnu Maj ah dan Tirmidzi).
Hadis itu menunjukkan bahwa menutup kepala dalam salat bagi perempuan
adalah wajib.
Aural perempuan dalam salat, hal ini diperselisihkam oleh para ulama.
Ada yang mengatakan seluruh tubulmya adalah aurat selain wajah dan dua telapak
tangan. Hal ini dikemukakan oleh Syafi' i, Abu Hanifah dan juga Malik dalam
salah satu riwayat beliau. 21 Dan ada pula yang mengatakan, hanya wajah saja
yang bukan aural bagi perempuan dalam salatnya. Selain wajah adalah aural.
Jadi, menutup aurat dalam salat adalah salah satu syarat sahnya salat.
~~~\'.:..
, ,
21
Anshori Umar, Fiqih Wa11ita, (Semarang: CV. Asy-Syifa', t.th), h.114-115.
26
Kata t'.JJ yang dimaksud ia!ah baju kurung perempuan yang menutup
seluruh tubuh sampai ke kaki. Baju seperti ini dikatakan "sabigh" kalau cukup
Dan adapun pakaian yang di!arang untuk salat, dalam ha! ini fuqaha
sudah menyapakati model pakaian yang tidak boleh dipakai untuk mengerjakan
salat. Misalnya, pakaian minim yang tidak bisa dipakai sebagai penutup kelamin.
Semua larangan mengenai pakaian adalah sebagai langkah preventif, supaya aurat
tidak menyibak. 23 Akan tetapi dalam salat yang dilakukan dengan menggunakan
baju yang pendek di bawah lutut bagi perempuan pada waktu darurat adalah
boleh (sah), hanya saja mak:ruh bila ia masih mampu menutupi anggota-anggota
auratnya. Pakaian yang dipakai untuk menutupi aurat haruslah tidak tipis tembus
pakaian laki-laki. Bila penutup badan itu tipis dan memperlihatkan warna kulit
seseorang. N amun dalam ukuran aurat dalam salat, ha! ini ulama berbeda
pendapat. Mazlzab Hanafi mengatakan batas aurat perempuan dalam salat adalah
seluruh tubuhnya, sampai rambut yang terjuntai dari arah telinga pun termasuk
aurat. M azlzab Syafi 'i, mengatakan batas aurat perempuan dalam salat ialah
22
/bid, h. 116.
23
lbnu Rusyd, op. cit., h.254
24
Musa Shahih Syaraf, Fatwa-fatwa Ko11temporer Te11ta11g Problematika Wa11ita,
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), Cetakan I, h. 66.
25
Ibid
27
seluruh lubuhnya, sampai rambul yang terjunlai dari arah telinga, kecuali wajah
dan dua telapak tangan saja, baik punggung alaupun perulnya. Sedangkan mazltab
llambali, balas aurat dalam pandangan mereka bagi perempuan dalam salat ialah
seluruh lubuh selain wajah saja. Selain wajah, seluruh tubuh perempuan adalah
aural. 26
perempuan yang memiliki budi pekerli dan agama yang dapal membedakannya
dari perempuan lain alau perempuan non muslimah. Adapun perempuan yang
lerdapal di antara pusar dan lutut. Oleh karena itu dibolehkan melihal seluruh
badannya kecuali yang lersebul di atas, bila yang demikian itu lidak menimbulkan
26
Anshori Umar, op.cit., h.117-118.
27
Fuad Mohd Fachruddin, Aural Dan Jilbab Da/11111 P111ultmg11n Mata Islam, (Jakarta:
CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1991), Cet.III, h.23
28
Abu Syuqqah, op.cit., h. 23.
28
mengatakan bahwa ulama fiqh berbeda pendapat. Pendapat pertama yaitu Imam
Syafi'i, Imam Malik dan Imam Abu Hanifah bahwa aurat laki-laki adalah antara
pusar dan kedua lutut. Pendapat kedua adalah pendapat sekolompok ulama, aurat
laki-laki adalah dua kemaluannya. Sebagian ulama yang lain berkata, aurat laki-
Bila yang memandang itu para perempuan mahramnya dan laki-laki lain, maka
auratnya adalah yang terdapat pada antara pusar dan lutut. Oleh karena itu
dibolehkan bagi perempuan yang bukan muhrim untuk melihat pada anggota
tersebut ketika terbebas dari maksud untuk merasakan nikmat. Jika tidak maka
bahwa melihat pada anggota itu haram secara mutlak. Akan tetapi tetap wajib
hukumnya menutup pusar dan lutut. Karena sesuatu yang menjadikan tidak
terdapat di antara bawah pusar sampai bawah lutut. Menurut pendapat yang lebih
shahih, lutut dan paha termasuk aural. Berdasarkan asar : "Aural laki-laki adalah
antara pusar sampai lutut" atau antara bawah pusar sampai melampaui lutut. 31
aurat".
29
Ibnu Rusyd, op.cit., h.252.
30
Abdurrahman al-Jaziri, op.cit., h.192
"Wahbah Zuhaili, op.cit., h.584.
29
) ' ) ,..,,.. .>> )- ,..,..,,.,... ,..o
Artinya: "Dari Aqabah bin Alqamah berkata : Saya mendengar Ali berkata :
Rasulullalt SAW bersabda: Lutut termasuk aurat". (H.R. Dar Qutni).
lutut. Adapun pusat dan kedua lutut tidak termasuk aurat, berdasmkan Hadis Amr
Ibn Syuaib.
\::JI };J;
,..
9-' (-LJ ~.&\~.&I
,.,
/
j~ J\'; '"~
,..,..
::f- \.-:.~:'.~. J.,.. .J;s,
,..
::f-
J1:;i1 ~IJJ) .Gi
,
c,., ¢;1
,
JI
, ,
~I ~ 1:: ~~ ~\ ~x ~I
,
(JJ~
.,
33.(~
Artinya: "Dari Amr bin Syuaib, dari pamannya, Rasulullah SAW bersabda,
janganlah kamu melilzat pada antam pusar da11 lutut, karena upa
yang terdapat di bawalz pusar sampai bagian dari aurat. (l-1.R. Dmu
Qutni).
ditutupi bagi orang yang melihat dan yang wajib ditutupi bagi orang yang dilihat.
menahan pandangannya, selain muka dan dua telapak tangan. Ringkasnya bahwa
seorang laki-laki boleh melihat badan laki-laki lainnya, juga boleh melihat dmi
32
Sunan Dar Qutni, Imam Kabir Ali bi11 Umar Dar Qut11i, (Beirut Libanon: Dar al-
Fikr, 1994), Jilid I. H. 182.
33
Ibid.
30
badan perempuan yang dari muhrimnya selain dua kemaluannya tanpa ragu-ragu,
.
JUga seba!'la
1 1ya. 34
Iaki adalah anggota tubuh yang terdapal pada antara pusar dan Iutut. Hanya saja
termasuk aurat sedang menurul ulama yang lainnya bahwa lutut bukanlah
lermasuk aurat. Namun telap wajib menutupnya karena ha! itu adalah pendukung
kewajiban.
muslimah hams menutupi auratnya secara baik dan benar pada saal
menunaikan salat, dimana pakaian yang dikenakannya pada saal ruku' atau
amalan yang disunnatkan dan jika di Iuar kemampuannya ada bagian yang
34
Muhammad Jawad al-Mughniyah, op.cit., h.82.
35
Syaikh Kami! Muhammad 'Uwaidah, Fiqih Wanita, (Jakarta Pustaka al-
Kautsar, 1998), cet. I. h. l 34
31
tentang baju kunmg dan kerudung". Hal ini diperkuat oleh hadis dari Ummu
~ \;.~G ~~I~~
/ /
r:
,,. ,.. ,,.
J\;
,,. ,,o .. >;.
J adi, menutup aurat ketika salat adalah salah satu syarat sahnya salat.
perempuan wajib menutup anggota badannya di luar salat, kalau ada orang
Maliki, bagi perempuan boleh membuka wajahnya dan dua telapak tangannya
berhijab dan menutup diri dan dilarang untuk tabarruj dan menampakkan
36
1bid
"Ibid.
32
SAW. meski tidak ada manusia yang melihatnya. Menutup aurat adalah wajib
karena hak Allah tersebut, meski di luar salat, hingga di dalam kegelapan atau
yaitu yang terdapat dalam surah al-Ahzab ayat 35 dan an-Nur ayat 31, akan
yang menurut ilmu ushul fiqih akan dapat memproduk wajib 'aini ta'abudi,
yaitu suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim tanpa harus
bertanya alasannya.
Perintah menutup aurat sudah ada sejak zaman Nabi Adam a.s. Di
mana Adam diciptakan dalam keadaan telanjang bulat. Pada saat itu belum
ada manusia lainnya, maka aurat pada walctu itu belum berfongsi dan belum
mempunyai arti. Setelah Hawa diciptakan maka beliau adalah isteri Nabi
Adam. Hal ini berarti pula bahwa hidup mereka terbatas dalam satu jiwa
bertubuh dua. Setelah Adam dan Hawa ditempatkan di Surga oleh Allah,
maka Allah menyuruh mereka menutup aurat, karena Surga adalah tempat
38
Amin bin Yahya al-Wazan, al-FataJva al-Jami'alt Lil Mar'ati Musli1nah terjem 7
yang suci. Iblislah yang mengganggu manusia untuk membuka auratnya agar
manusia terjun ke dalam maksiat. Maka Allah pun memberikan azab kepada
39
mereka dengan dikeluarkan Adam dan Hawa ke dunia. Dari kisah tersebut
menunjukkan bahwa pada waktu itu sudah ada perintah untuk menutup aurat.
Salah satu usaha preventif agar tidak timbul madarat bagi wanita
perlunya menegakkan perintah (wajib) menutup aurat atau dengan kata lain
40
berbusana yang Islami.
aurat ini ada hubungannya dengan kewajiban lain yang diperintahkan Allah
41
demi kemashlahatan manusia, seperti :
dan 31:
39
Fuad Mohd Fachruddin, op. cit., h. 14-15.
40
Siti
Muri'ah, "Wanita Karir Dalani Bingkai lslan1", (Bandung:
ANGKASA, t.th), h. 112.
41
Huzaemah T. Yanggo.op.cil., h. 22.
34
2. Menutup aurat sebagai faktor penunjang dari larangan berzina yang lebih
lerkuluk sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surah al-Isra' ayal
32 sebagai berikul :
3. Menutup aural menjadi wajib karena sad adz-dzara'i, yailu menulup pinlu ke
dosa yang lebih besar. Oleh karena ilu, para ulama telah sepakal mengalakan
bahwa menulup aural adalah wajib bagi setiap pribadi wanita dan pria Islam. 42
laki-laki dan perempuan, kecuali karena perbedaan fitrah dan naluri anlara
42
Ad-Dimasyqy, Ra/lmat al-Umma!t, (al-Qahirah, Halaby, t.th.,,) h. l 73.
"Musa Shahih Syaraf, op.cit., h.79.
35
kemanusiaan dalam segala aspek. Untuk itu, dalam menentukan batas aurat,
tertentu batasan itu bisa cliterima oleh sebagian besar komponen masyarakat.
Dal am ha! ini, yang suclah clikembangkan oleh ulama fiqh juga hams menjadi
salah satu penentu pertimbangan, agar tubuh manusia tidak di gunakan untuk
atau larangan Allah SWT terhaclap suatu perbuatan pasti acla hilanahnya
clibalik semua itu. Hanya saja, sering kali Allal1 ticlak memberitahukan hikmah
itu secara verbal kepacla manusia. Manusia cliberi kesempatan untuk mencari
sencliri hikmah dibalik syariat Allah. Seperti firman Allah SWT claim sural1 al-
tidak dilengkapi sistem kekebalan untuk menghadapi hawa yang tidak stabil,
instabilitas hawa.
tubuh mereka dengan pakaian, agar terlindungi dari panas matahari dan pasir
yang biasa beterbangan di gurun terbuka itu. Dan masyarakat yang hidup
dikutub pun mengenakan pakaian tebal yang terbuat dari kulit agar
dan bukan pula berasal dari budaya mereka, bahkan menurut ulama dan filosof
44
Huzaemah T. Yanggo, op.cit., h.24.
45
Murtadha Muthahari, On The Islamic Hijab, Terj. Gaya Hit/up Wanita Islam,
Oleh Agus Efendy dan Alwiyah Abdurrahman, (Bandung:Mizan, 1990), h. 34.
37
lain. "Pakaian tertutup muncul di bumi ini jauh sebelum datangnya Islam. Di
India dan Iran lebih keras tuntutannya daripada yang diajarkan Islam". Di
dalam masyarakat Arab, tradisi ini menjadi sangat kukuh pada saat
II (Ibn Yazid 125 H/747 M) di mana penguasa ini menetapkan adanya bagian
dalam rangka melawan nafsu. Walaupun bolehjadi ada benarnya, namun yang
pasti, ditetapkannya oleh agama Islam bentuk pakaian tertutup baik tertutup
memakai pakaian tertutup adalah alasan keamanan. Pada masa lalu, bukan
hanya harta benda orang lain yang dirampas, tetapi isteri juga dirampas,
apalagi jika sang isteri cantik. Nabi Ibrahim as. terpaksa menyatakan bahwa
yang bersarna dia adalah saudara perempuannya padahal dia adalah isteri
beliau karena khawatir isterinya dirampas oleh penguasa masanya. Alasan ini
46
Hasan al-'Audat, a/-Mar'ah al-'Arabiyah Fi ad-Di11 Wa al-Mujtama, (al-
Ahalay, Beirut, 2000), h.101-102.
47
M.Quraish Shihab, Jilbab Pakaia11 Wmiita Muslima/1, (Jakarta: Lentera Hati,
2004), Cet.I, h. 34-35.
38
dilihat dari sosok perempuan. Salah satu buktinya adalah ketika turunnya
laki-laki. 49
disamping makan dan tempat tinggal. Dan juga pakaian berfi.mgsi untuk
menutup anggota badan yang dapat membuat malu apabila anggota badan
tentang prikehidupan manusia awal itu, tergambar bahwa tidak semua jenis
makanan itu boleh dimanakan oleh manusia, dan tidak seluruh tubuh yaitu
48
/bid
49
/biil, h. 36.
39
memenuhi unsur etis kehidupan manusia) dan pakaian hias (untuk memenuhi
memilih pakaian yang indah dan makanan yang baik diakui oleh ajaran Islam
karena yang demikian itu adalah fitri (bersifat alamiah), tetapi diperingatkan
tidak senang kepada mereka yang berfoya-foya. Perlu ditekankan ini lebih
bahwa dia haiT1s menutup tubuhnya dalan1 pergaulannya dengan laki-laki yai1g
dan surah al-Ahzab, menjelaskan sejauh mana penutup dan hubungan antara
perhatian dan kegiatan laki-laki hanya akan tertuju kearah sana, sehingga
'°K.H. Ali Yafie, Menggagas Fiqih Sosial : Dari Soa/ Li11gk1mga11 Hie/up,
Asuransi Hingga Uklmwa/1, (Bandung: Mizan, Nov, !995), Cet III, h.250.
40
kegiatan positif akan sangat berkurang dan masyarakat tidak akan mengalami
. 51
k emaJuan.
Sehingga dalam ha! ini menutup aurat baik bagi laki-laki maupun
mengenakan jilbab atau yang dikenal dengan busana muslimah. Ini juga
diaktualkan oleh Adam dan istrinya. Allah mengilhami ha! tersebut dalam
bahkan awal dari lahirnya peradaban manusia. Upaya mereka berpakaian rapi,
Ketenangan batin itu merupakan salah satu dampak yang dikehendaki oleh
agama. Karena ha! ini bisa dilihat dari tiga segi, pertama dari segi peradaban,
kedua, dari segi kesehatan dan ketiga, dari segi keindahan. Karena perlunya
terpenuhi ketiga segi tersebut, maka tujuan dari berpakaian adalah untuk :
51
Murtadha Muthahhari, Hijah Citra Wanita Ter/wrmat, (Jakarta: Pustaka
Zahra, 2003), Cet.l, h.19.
52
M.Quraish Shihab, op.cit., h.39
41
tidalc hanya terpenuhi ketiga segi tersebut, melainkan yang utama berpakaian
sekali, justeru agm· manusia dapat terpelihara dan terjaga dari sesuatu yang
merugikan. Karena dengan menutup rapat tubuh dapat menghindari diri dari
yang akan berbuat tidalc baik pada perempuan itu sendiri, karena menutup
53
Ny. Fatimah,BA, Pe11didikan Keterantpilan Makanan Pakaian Progra1n
Hati, (Solo; Tiga Serangkai, 1988), h.106.
BAB HI
makna muslimah menurut Ibn Manzur, ialah perempuan yang beragama Islam,
perempuan yang patuh clan tunduk, perempuan yang menyelamatkan clirinya atau
diartikan sebagai pakaian perempuan Islam yang dapat menutup aural yang
aclalah :
1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus B11flas11 l11tlo11esi11, (Jakarta : Balai Pustaka, 1986),
h.172.
2
lbnu Manzur, Lis1111 11/-Arab, (al-Qahirah, Dar al-Ma'arif, t.th.,), Jilid V, h.3164-
3167.
42
43
muslimah untuk mengulurkan jilbabnya supaya mereka mudah dikenal dan tidak
diganggu.
adalah:
1. Jilbab
berikut:
busana muslimah.
44
Pengertian jilbab
Dalam ha! ini, kata jilbab berasal dari bahasa Arab yang bera1ti
juga bermalma kain yang Jebar yang dipakai oleh wanita tmtuk menutup kepala
3
dan dadanya.
mengatakan, jilbab adalah pakaian yang lebih besar dari kerudung yang dapat
kain yang lapang dan Juas. 5 Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia jilbab
diartikan sebagai baju kurung yang longgar dan dilengkapi dengan kerndung yang
atas, dapat disimpulkan bahwa jilbab adalah pakaian wanita Islam yang dapat
3
Ibnu Manzhflr, op.cit., h. 649 - 650.
4
Al-Qurthuby, al-Jami' LiAilkli111Al-Q11r'a11, t.tp.,1384 H/1964 M, Jilid 14, h. 243
'Louis Ma'lufal-Yasu'i, a/-M1111jid Fi al-Lugilail, (Beirut: al-Katulikiyah, 1965), h.
63.
6
Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Klllmts Besar
Bailasa Indonesia, (Jakarta: PT.Balai Pustaka, 1989), Cet Ke I, h.363.
45
yaitu suatu pakaian yang tidak ketat atau longgar dengan ukuran yang lebih besar
yang menutup seluruh tubuh perempuan, kecuali muka dan telapak tangan sampai
pergelangan tangan. Pakaian tersebut dapat berupa baju luar semacam mantel
yang dipakai untuk menutupi pakaian dalam tetapi juga dapat digunakan
langsung tanpa menggunakan pakaian luar asalkan kainnya tidak tipis atau
Kalau aurat meajadi sebuah permasalahan maka jilbab pun harus kita
perhatikan. Aurat dan jilbab saling berkaitan satu sama lain. Keduanya berfungsi
untuk menj aga manusia dari gangguan lahir dan batin. Dal am etika hid up
diplomasi pakaian diatur menurut tempat dan keadaannya, ha! ini berarti pakaian
pembedaan ketika keluar. Allah telah menyebutkan alasan perintah berjilbab, dan
pengulurannya dijelaskan pada ayat di atas. Adapun penutupan yang wajib bagi
aurat perempuan maka ia dapat terwujud dengan model pakaian apapun, seperti
jilbab, baju kurung, kerudung dan sejenisnya. Penguluran jilbab itu terutama
ketika keluar rumah. Adapun ketika ia di dalam rumah maka tidak diwajibkan
7
Fuad Mohd Fachruddin, Aural Dan Jilbab Dalam Pmulangan Mata Islam,
(Jakarta: CV. Pedoman llmu Jaya, 1991), Cet.UI, h.52.
8
Abu Syuqqah, B11sa11a Dan Perhiasm1 Waizita Me1111r11/ Al-Q11r'a11 Dan Hat/is,
(Bandung: Mizan, Agustus 1995), Cet.J, h.41
46
2. Kerudung
Kerudm1g yang dalam bahasa arab dikenal dengan khimar berarti penutup kepala
atau kerudung.
..."11 .;,,, ~ ,
.:J -· •
; u+'-'-'..J ~- .• ~ ...w
ef ,,
('l"\: ~ i..I.Jf.11).(.ry;Y..::--
Artinya: "Katakanlalt kepada wanita ya11g beriman: "He11daklalz mereka
menalzan pa11da11gan11ya, dan kemaluannya, da11 janganlalz mereka
Menampakkan perlziasa1111ya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. dan lzendaklalz mereka menutupkan kain kud1111g
kedadanya ... ".(Q.S. an-Nur/24:31).
jahiliyah dahulu sebagaimana pada zaman modern sekarang ini biasa berada
(be1jalan) di depan kaum laki-laki dengan dada dan leher terbuka serta lengan
(lehernya) dengan membiarkan dada tetap terbuka. Hal ini tentu saja sering
bagian yang biasa kelihatan untuk menjaga diri mereka dari kejahatan laki-laki
9
Syeikh Muhammad Al-Shabuni, Sliafwat al-Tafassir, (Mesir: Dar al-Shabuni, t.th.),
Juz ke 2, h.336.
47
dari jilbab yang harus dikenakan perempuan muslimah. Namun demikian ada
yang berpendapat bahwa dalam pengertian yang luas kerudung dapat disamakan
dengan jilbab, sayangnya kerudung sekarang ini lebih difahami sebagai selendang
3. Cadar
penutup muka hanya merupakan tradisi sebagian masyarakat saja, karena baik dari
al-Qur' an maupun Hadis tidak ada perintah agar memakai cadar bagi perempuan
pada waktu mereka keluar nnnah untuk memenuhi keperluan duaniawi mereka.
Di samping mereka pasti akan merasa terganggu jika diharuskan memakai cadar
tersebut. 10
kan bahwa wajal1 perempuan tidak harus ditutup, kalau ada perintah menutup
seluruh tubuh dan wajah bagi perempuan, maka tidak mungkin ada perintah untuk
menahan pandangan karena ketika itu tidak ada yang harus dihindari dari
pandangan. 11 Kendati demikian bila w ~abnya sangat menawan atau cantij;: dalam
Maka Islam menetapkan pakaian jilbab buat perempuan, tidak untuk laki-laki
pakaian yang berfungsi untuk menutup aurat dan pakaian yang indah sebagai
(kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT) 13 , tetapi termasuk dalam masalah
busana muslimah yaitu busana yang tertutup yang dikenakannya bukan tmtuk
mode yang sesuai dengan prinsip Islam, namun memiliki nilai estetika
diperindah sesuai dengan selera, tempo dan tempat. Agar orang tidak
beranggapan bahwa busana muslimah itu hum atau konservatif, maka umat
keahliannya dibidang busana, asalkan mode pakaian yang dibuat tersebut tidak
c. Busana tidak tipis agar kulit pemakainya tidak tampak dari luar.
15
Rahmat Taufik Hidayat,et.al., op.cit., h.60
16
Huzaemah T. Yanggo. Fiqh Perempua11 Ko11temporer, (Jakai1a: al-Mawardi
Prima, 2001), Cet. Pertama,h.27-29.
50
Dari hal di atas, Islam tidak menganjurkan mode pakaian tertentu namun
Islam tidak melarang untuk mendesain pakaian sesuai dengan tren, tapi pakaian
yang dianjurkan agama Islam adalah pakaian yang dapat menutupi tubuh. Sampai
wajib perbedaannya antara busana laki-laki dan perempuan, serta melarang jenis
yang satu menyerupai jenis yang lainnya. Satu sama lain dilarang menyerupai
dalam hal pakaian dan hal-hal yang spesifik untuk tiap-tiap jenis seperti menghias
sebagian anggota tubuh dan semacamnya. 17 Hal ini seperti yang disebutkan di
dalam Hadis :
~ ~)\ ~~.'.ii\
/
J-.o .'.ii\ J_;:..:,;) :J\; ~.'.ill~~;
/ ,,.
d.':;. /
Artinya:
"Abu Hurairah berkata: Rasulullaf! SAW melak11at laki-laki ya11g
memakai pakaia11 perempua11 da11 perempua11 yang memakai pakaia11
laki-laki".(H.R. Abu Dawud).
perempuan yang dipersembahkan menurut konsep ilahi. Itulah hijab atau yang
biasa lebih dikenal dengan sebutan "jilbab" atau kerudung (kain) penutup
seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Ia merupakan pakaian sederhana
17
Abdurrahman al-Baqdadi, op.cit., h. 63.
18
Abu Dawud Sulaiman al-Asy-as bin Jshaq al-Azdi as-Sajastani, Su11a11 Ahi Dawud,
(Mesir: Maktabah Mustafa al-Babi al-Halabi, 1952), Juz II, h. 381.
51
yang dipersembahkan oleh Islam bagi kaum perempuan Islam. Dan dalam
berbusana muslimah ini juga dapat mencegah atau penanggulangi hal-hal yang
berbau pornoaksi.
erotis dengan bentuk perbuatan nyata yang dapat membangkitkan nafsu birahi. 19
sesuatu yang merangsang birahi banyak orang dalam bentuk perbuatan nyata atau
penggambaran aksi gerakan, lenggokan, liukan tubuh yang tidak sengaja atau
masyarakat. 20
tarian yang dilakukan yang dilakukan oleh perempuan dengan gerakan antara lain
19
Huzaemah T. Yanggo. Masi/ Fiqhiya!t K11ji1111 Hukum Islam Ko11temporer,
(Bandung : ANGKASA, 2005), cet. I. h. 230.
20
Burhan Bungin, Pomometlia: Ko11struksi Sosial, Tek110/ogi Telematika tla11
Peray11a11 Seks tli Media Massa, (Bogor: Kencana, 2003), Cet Ke-I, h.155.
21
Neng Djubaidah, "Pomografl t/1111 Pomoaksi Diti11jau Dari Hukum Islam",
(Jakarta: PRENADA MEDIA, 2003), Cet I, h.155.
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, op.cit., h. 860.
52
menyimpu!kan bahwa pornoaksi adalah aksi atau gerakan manusia yang dilihat
atau dipertontonkan secara langsung kepada orang lain yang dapat merangsang
Mengenai masalah ini Allah telah berfirman dalam surah An-Nur ayat
seorang laki-laki maupun perempuan dapat menjadi sebagai objek pornoaksi. Dari
sini terlihat bahwa Allah menyamaratakan laki-laki dan perempuan, karena baik
atau nafsu biral1i. Hanya saja perempuan lebih te1iutup dari laki-laki, sebagai
bermula dari politik, kemudian ekonomi dan terakhir seks. Kesalal1an besar dalam
sej arah kemanusiaan adalah ketika akhlak dipisahkan dari politik dan ekonomi.
Dan kesalahan yang terbesar adalah ketika akhlak dipisal1kan dari seks. Kini, seks
dijadikan komoditi ekonomi ini dapat ditemukan bukan saja melalui layar lebar
atau layar kaca -film dan TV melalui cerita atau iklan. Dan juga melalui gambar
hidup yang telanjang, tetapi telah disertai dengan aneka gerak dan kata-kata yang
23
Catatan Kritis Atas RUU APP, Jumal Perempua11, Pomografl, 38 (Jakarta :
Yayasan Jurnal Perempuan, 2004), Cet.J, h. 44.
53
merangsang, baik yang didendangkan da!am lagu maupun yang dilontarkan dalam
percakapan. 24
Dalam aspek agama merupakan salah satu faktor utama yang dapat
erotis, situs-situs porno di internet yang secara bebas dan murah di alcses oleh
sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah dan semuanya pasti akan mendapat
pahala. Seandainya perbuatan tersebut tidak kita lakukan, maka kita akan
kehilangan pahalanya. Semua perbuatan maksiat yang kita lalcukan akan dibalas
24
M. Quraish Shihab, Peremp11a11 :Dari Cillfa Sampai Seks dari Nikalt Mut'alt
Sampai Nikalt Sumialt Dari Bias Lama Sampai Bias Baru, (Jakarta: Lentera Hali, 2005), Cet
ke-11, h. 388-389.
25
Neng Djubaidah, op.cit., h.143
26
Najlah Naqiyah, 0/0110111i Peremp111m, (Malang: Bayumedia, 2005), Cet. I, h. 122.
54
dengan ganjaran dosa. Maka, perintah-perintah agarna alcan dihitung satu per satu
muslimah. Adapun syarat-syarat yang hams ada dalarn busana muslimah adalah
sebagai berikut :
a. Dapat menutupi seluruh anggota badan selain yang telah dikecualikan oleh
agarna.
perempuan kafir.
dan tipis sehingga narnpak kulitnya. Termasuk di antaranya ialah pakaian yang
membawa fitnah.
~ .)81 ~I::,. 0~
,. ,,. ,.,,. ,,. ,,.
:h ~.:ill~ .:ill~.) JI:; :JI:; iYJ ;;.1 Cf>
,, ' ,. ... ,,.-;.,,. 1' ,,. ,,. ,,.
Artinya:
"Bersumber dari Abu Hurairah, beliau beJ'kata : Rasulullalt SAW
bersabda : "Dua macam dari ummatku (ca/on penglumi neraka) yang
be/um pernah aku meliltatnya: suatu golongan yang menggunakan
pecut ekor-ekor sapi untuk memukuli orang dan segolongan
perempuan yang berbusana telanjang melenggok-lenggokkan
jala1111ya 1111t11k menjerata mangsanya, kepalanya seperti punuk unta
yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak mencium baunya,
padaltal baunya tercium dari jarak sekian dan sekian".(H.R. Muslim).
pakaian pada tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu ticlak berfungsi
menutup aurat, karena itu mereka clikatakan telanjang, karena pakaiannya terlalu
seseorang clapat terbaca dari cara clan model pakaiannya, misalnya seseorang
yang bersikap sederhana, yang bersikap ekstrim, akan dapat terbaca dari
melanggar ketentuan etis clan moral akan mempunyai ciri khas dalam pakaian,
29
Syekh Muhammad Yusuf al-Qaradhawi, Halal tfall Hamm Dalam Islam, (t.t. PT.
Bina Ilmu: 1993), h. 112-1!3.
56
akan menjaga pemakainya dari sikap yang tidak baik. Busana hanya
berada. 31
kain, kemudian digunakan sedemikian rupa sebagai penutup aurat baik laki-
perintah Allah, ia juga merasa aman dari segala gangguan dari orang yang
ingin berbuat tidak baik terhadapnya. Dan juga dapat menanggulangi hal-hal
30
Huzaemah T. Yanggo. Fiqlt Perempua11 Kollfemporer, op.cit., h. 24.
31
Jalaluddin Rahmat, Islam al-Tematif, (Bandung: Mizan, 1991), h. 141.
57
agama dalam hati tiap-tiap orang, serta tidak dilaksanakannya agama dalam
lain. Cara seperti itu bukanlah kepribadian muslim dan muslimah, tetapi tiru-
tiruan dari kebudayaan lain. Oleh sebab itu jika ada suatu tontonan baik
dalam gedung bioskop, televisi, video dan sebagainya yang tidak mendidik
hendaknya dihindari. 34
Pada saat sekarang ini jumlah jam pelajaran masih sangat tidak
belajar. Selain itu, pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia melalui
namun pasti telah mengikis iman bangsa Indonesia. Meskipun media televisi
mengumandangkan azan magrib pada waktu salat magrib, salah satu stasiun
32
Zakiah Daradjat, Islam Da11 Kesehata11 Me11tal, (Jakarta : Gunug Agung,
1971), Cet ke-1, h. 69.
33
Kahar Masyur, Membi11a Moral tla11 Akhlak, {Jakarta : PT. Rineka Cipta,
1994), Cet-1, h.433.
34
/bitl, h. 44 l
58
jumlah waktu yang menampilkan sesuatu yang berbau pomoaksi sangat tidak
maka aspek landasan budaya yang melestarikan dan melahirkan unsur budaya
pornoaksi, budaya pamer tubuh, juga harus tersentuh clan hams tertata
I. Semua ha! yang clapat mengarah pada bangkitnya gairah seksual manusia,
2. Terlihatnya anggota badan, bagi laki-laki adalah pusar hingga lutut dan
perempuan seluruh tubuhnya kecuali muka clan telapak tangan, oleh orang
35
Catatan Kritis Atas RUU Anti Pomografi Dan Pomoaksi, op.cit., h. 49.
59
a. Media Massa
Media Massa ini terbagi dalam dua macam, media cetak dan media
elektronik. Media cetak melingkupi surat kabar, tabloid, majalah dan sebagainya.
Sedangkan media eletronik mencakup radio, film, televisi, video dan lain-lain
nilai dan pola perilaku yang diharapkan masyarakat tersebut, , itu sebabnya media
massa mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam pembentukan opini dan pola
potret perempuan hampir bugil. Hampir langka ildan yang tanpa perempuan
media massa elektronik. Hal ini bisa kita amati bagaimana gencarnya arus
pornoaksi dalam tayangan televisi, video, kaset, laser disk dan video compact disk
(VCD). Akibatnya, budaya role mini, pakaian "you can see" jeans ketat, kaos ketat
36
Marzuki Umar Sa'abah, Seks Da11 Kita, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997).
h.77-78.
37
Adnan Hasan Shahih Baharis, Ta11gg1mg Jawab Ayah Terhadilp A1wk Laki-
Laki, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996). Cet. Ke-I, h. 384.
60
sulit dibendung dan menjadi pemandangan sehari-hari yang dengan kata lain
. but pornoaks1.. 38
d1se
ditan1pilkan ditelevisi pada jam kumpul keluarga yakni sekitar jam delapan
malam". 39
muda11 arus informasi, termasuk hal-hal yang berbau porno. Kehadiran personal
video player yang semula hanya diputar dikalangan elit menjadi tersebar di
!computer telah memungkinkan video yang semula terjadi dalam format video -
tape analog yang relatif memakan tempat menjadi kepingan disc yang sangat
seperti warung clan cafe-cafe internet yang telali banyak menjanrnr sekarang ini.
38
Luqman Haqani, Perusak Pergaulan tltm Kepribatlian Remaja Muslim,
(Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004), cet. Ke-2, h. 72).
39
Republika, Jumat 25 Mei 2007.
61
sarana yang murah, cepat dan lengkap. Mau mencari data apa saja mudah
ditemukan. Mulai sejarah, keagamaan, artikel ilmiah, bahkan hal-hal yang bersifat
porno baru di produksi secara illegal setiap hari oleh anak muda di Indonesia.
Produk video porno ini disebarluaskan melalui internet dan telepon genggam.
Contoh video porno Yahya Zaini dan Maria Eva telah diakses 19,6 juta kali oleh
pengguna internet, dan jika sekali download dibutuhkan biaya minimal Rp.1.000,
malrn para pengguna internet telah menghabiskan uang sedikitnya Rp. 19,6 miliar.
menyediakan antara 300 hingga 400 koleksi video yang bias diakses para
pengguna internet. Ada yang gratis, namun ada pula yang dipe1jual-belikan.
Kalau kita melihat seperti sekarang ini, ada beberapa motif yang
sekedar iseng, karena perasaan cinta antara dua orang, adanya !camera
Saal ini telah beredar lebih dari 500 judul film porno buatan lokal, 90
sebagai media pembuatan dan penyebaran video porno tidak hanya terjadi di kota-
internet dapat menghancurkan akhlak moral terutama pada anak-anak dan remaja,
hedonis atas nama globalisasi yang lebih khusus diarahkan kepada generasi muda
syara'.
pornoaksi. Pomoaksi memiliki bahaya yang sangat besar terutama bagi remaja.
seksual pad a diri remaj a, pornoaksi memiliki bahaya yang sama besar terhadap
remaJa.
latin, mastur yang berarti "tangan" dan batio yang bera:rti "menodai".
monoseks, yaitu kepuasan seks oleh diri sendiri. Para ulama dikalangan
menganggap bahwa onani itu lebih baik dari pada zina, tak heran j ika perilaku
dicermati. Umumnya para remaja sadar, bahwa perbuatan tersebut tidak baik.
kebiasaan itu tidak mudah dihilangkan terlebih lagi belum adanya tempat
fenomena yang sudah terjadi sejak lama. Kalau kita lihat seperti sekarang gaya
41
Badiatul Muchlisin Asti, Remaja Diralllai Birahi :Kupas T1111t11s Pomogrtifi
Da/am Perspektif Islam, (Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004), cet.ke-I, h. 64.
42
Abu al-Ghifari, Remaja Korbal! Motle, (Bandung : Mujahid Press, 2003),
cet.ke-2, h.87.
64
freesex dan freelove menjadi tema utama sebagian besar film dan sinetron
adalah ha! yang lumrah diera modern ini padahal seks be bas bukan saj a
dengan binatang.
sekarang ini. Hal ini tidak bisa diingkar\ kasus-kasus seks bebas dikalangan
Salah satu kasus yang sempat terekspos oleh media massa adalah
pemerintah dalam negeri). Tabloid Gugat edisi 06-12 Mei 2004 sempat
mengenakan pakaian dalam, diduga te)jadi pesta seks. Menurut cerita yang
praktek seks bebas dikalangan remaja, juga menunjukkan hal-hal yang berbau
porno sangat lekat kaitannya dengan praktek seks bebas remaja sekarang ini.
43
Gugat, Edisi 06-12 Mei 2004.
65
(kriminal).
dengan melihatnya hal-hal yang berbau porno dapat mengobarkan hawa nafsu
belum ada, sehingga banyak yang menyalurkannya Iewat jalan onani. Akan
tetapi, ketika nafsu birahi sudah berkobar-kobar, sedang onani sudah tidalc lagi
dengan tegas dilarang oleh Allah SWT. Seperti dijelaskan dalam sural1 al-Isra'
ayat 32:
66
~ ,,. ,.. ' .... o,,.
clengannya. Juga dapat ditafsirkan sebagai sikap, tingkah laku yang menggoda
clan clapat membangkitkan nafsu birahi, baik berupa lukisan, foto clan tulisan,
Pada ayat tersebut di atas, lafaz 'I yang menunjukkan makna H.)o..'.W.
(haram), ha! ini sesuai dengan kaiclah usu] fiqh. 46
,.. ) ,.. ,,
I"?
,..
/ ,,.
~I J,,. .}o'JI
/'
44
Ibnu Katsir, Tafsir lbllu Katsir, (Gema Insani, 2000), Jilid III, h.55.
45
Huzaemah T. Yanggo. Masi/ Fiq!tiya!t Kajia11 Hukum Islam Ko11temporer,
Op.Cit., h. 235.
46
A. Hanafi, //mu Us/111/ Fiqi/1, (Jakarta: Widjaya, 1976), h. 34.
68
menikmati hubungan seksual yang sejenis yaitu dengan cara homoseksual dan
. 51
Ies b1an.
terhadap badan yang sudah mati (tidak bernyawa), terlepas dari apakah badan
perilaku yang melakukan perzinahan atau setelah menonton VCD porno dan
meninggal dunia. 52
perzinahan antara manusia dengan manusia, baik sejenis maup1m lawan jenis,
dengan binatang. Yang lebih ironisnya lagi, sekarang telah ban yak beredar
51
Marzuki Umar Sab'ah, op.cit., h.150.
52
Neng Djubaidah, op.cit., h.151-152.
69
dengan binatang. 53
di atas, maka tidak mustahil bila meluasnya pornoaksi bisa menjadi semakin
luas atau dapat meluluhlantahkan moralitas bangsa ini yang sekarang ini sudah
kacau. Dan juga kalau kita lihat para remaja telah banyak melakukan hal-hal
yang tidak diinginkan akibat pornoaksi, dan juga telah banyak mengenakan
pakaian-pakaian minim yang dapat memperlihatkan aurat. Dan ha! ini sudah
dianggap lumrah oleh masyarakat luas, atau dianggap mode terhadap pakaian.
laki-laki maupun perempuan. Dalam surah an-Nur ayat 30, ayat ini Allah
dilihatnya. Bila secara kebetulan dan tidak sengaja pandangan mereka terarah
53
/bitl. h.151
54
Depa11emen Agama RI, Al-Q11r'm1 dan Tafsimya, (Jakarta: DEPAG RI, 2006)
eel. I. h.594-595.
70
memandang hal-hal yang tidak halal bagi mereka, seperti aurat laki-laki
ataupun perempuan, terutama antara pusat dan lutut bagi laki-laki dan seluruh
kemaluannya, agar tidak terjerumus pada perbuatan zina, atau terlihat oleh
orang lain 56 .
hukumnya. Dalam ayat ini terdapat kata ~lj.llj ~lj.11. Kata az-Zaniyah adalah
siapa pun yang ditemukan berzina atau mengaku berzina, walaupun barn
sekali maka ia dijatuhi hukuman dera 100 kali bila yang berbuat zina itu
5
; 1bid.
6
; 1bid, h. 596.
57
Ibid, h.561.
71
belum pernah menikah, baik laki-laki maupun perempuan dan di rajam bila
58
telah atau pernah menikah.
Maka dianjurkan untuk menutup auratnya. Dan memakai pakaian yang sopan,
,,. .> 4 4
apa yang dikecualikan bagi orang yang hendak melihat, karena kewaspadaan
terhadap godaan.
firmannya ilia ma zhahara minha adalah disamping wajah dan kedua telapak
58
/bid.h.562
59
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah : Pesan, Kesan Dan Keserasian al-
Q11r'a11, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Jilid X, cet. I. h.328
72
Ada yang berpendapat bahwa kata ':ii adalah istisna' muttasil (satu istilah
bagian/jenis dari apa yang disebut, dan yang dikecuali dalam penggalan ayat ini
adalah zinah atau hiasan. Ini berarti ayat tersebut berpesan : "Hendaknya jangan
Pertama, memahami kata ilia' dalam arti tetapi atau dalam istilah ilmu bahasa
istisna' mtmqathi' dalam arti yang dikecualikan bukan bagian/jenis yang disebut.
Hal ini bermakna : "janganlah mereka menampakan hiasan mereka sama sekali,
tetapi apa yang nampak (secara terpaksa/tidak disengaja, seperti ditiup angin dan
atas tidak menentukan batas bagi yang biasa yang boleh ditampakan, sehingga
berarti seluruh anggota badan tidalc boleh tampak kecuali dalam keadaan terpaksa.
Seperti sabda Nabi SAW kepada Ali Ibn Abi Thalib yang diriwayatkan oleh Abu
Daud dan at-Tirmidzi melalui Buraidah : Waliai Ali jangan ikutkan pandangan
'°Ibid. h. 329.
73
pertama dengan pandangan kedua, yang pertama engkau ditolerir, dan yang kedua
engkau berdosa.
Ketiga, memahami firman-Nya "kecuali apa yang tan1pak" dalam arti yang biasa
dan atau dibutuhkan keterbukaannya sehingga harus tampak. Dalam ha! ini cukup
banyak Hadis yang mendukung pendapat ini. Misalnya : "Tidak dibenarkan bagi
seorang perempuan yang percaya kepada Allah dan hari kemudian untuk
pemahaman (kecuali yang biasa tampak terbuka)62 . Para u[ama sepakat bahwa
ayat ini termasuk dalil qath'iyah dan bukan masalah khilafiyah sebagai mana
kecuali yang memang biasa terbuka (~ ~t:.). Ada beberapa interpretasi tentang
termasuk kategori Ma dzahara minha adalah muka dan telapak tangan. Oleh
karena itu, muka dan kedua telapak tangan boleh dibiarkan terbuka dan tidak
termasuk aurat perempuan yang wajib ditutupi. Sebagian yang lain mengatakan
bahwa muka, kedua telapak tangan, dan kedua telapak kaki termasuk
pengecualian (Ma dzahara minha), yang biasa terbuka, sehingga ticlak termasuk
61
/bid. h. 330.
62
Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, (Dar: al-Kutub al-Islamiyah, t.th), Juz I h.83.
63
Rahmat Taufik Hidayat, op.cit., h. I 6.
74
aurat perempuan yang wajib ditutup, bahkan sampai setengah dari lengan tangan
terbuka secara tidak disengaja, seperti tersingkap angin, te1jatuh, tersangkut, atau
Jadi, yang dimaksud dengan apa yang nampak dari padanya adalah
wajah dan dua telapak tangan. Sebab kedua anggota tubuh inilah yang biasa
beliau mencliamkannya. 65
(I). Menurut penclapat lbnu Mas 'ud yang climaksud oleh kata-kata itu ialah
hiasan pakaian; (2). Menurut pendapat sahabat Ibnu abbas, Said Dhahhak, 'Atha
Qatadah, Mujahid dan yang lainnya, kata-kata itu berarti perhiasan yang boleh
diperlihatkan, misalnya celak mata, cincin, gelang dan pakaian bagian luar. (3).
Menurut penclapat Imam Hasan, yang dimaksud ialah muka dan pakaian. 66
Tafsiran yang paling benar ialah bahwa kata-kata itu berarti muka clan telapak
tangan, dan mencakup pula celak mata, cincin, gelang dan cat kuku. 67
64
K.H. Husein Muhammad, Fiqlt Peremptum : Refleksi Kitti Aills Wflctlllfl Agllmll
Dllll Gentler, (Yogyakarta: Lkis, 2001), h.56.
65
M. Siddiq al-Jawi, Jilbllb Dm1 Kerudt111g Busmw Sempunw Seorm1g Musli11wli,
(Jakarta: Nizham Press, 2007), Cetakan I, h.11-12.
66
Ibnu Jarir ath-Thabari, Jami' a/-Bllyan Fi at-Tllfsir al-Qt1r'a11, (Beirut : Dar al-
Ma'rifah, 1972), Juz 18, h. 84.
67
/bill
75
kecuali wajah dan telapak tangannya, menjalankan bunyi teks ayat tersebut,
bahkan mungkin berlebih. Namun dalam saat yang sama kita tidak waJar
petunjuk agama". 68
dapat menyiksa pemakainya sendiri apabila ia tidak sesuai dengan bentuk badan
si pemakai. Demikian pun dengan pakaian batin. Apabila tidak sesuai dengan jati
diri manusia, sebagai hamba Allah. Tentu saja Allah SWT. yang paling
Dan adapun yang dapat digaris bawahi dari penjelasan di atas ialah:
Pertama, al-Qur'an dan as-Sunnah secara pasti melarang segala aktivitas, pasif
atau aktif yang dilakukan seseorang bila diduga dapat menimbulkan rangsangan
suara gelang kaki pun dilarangnya bila dapat menimbulkan rangsangan kepada
bertaubat.
atau besar terhadap tuntunan memelihara pandangan kepada lawan jenis, tidak
mudah dihindari oleh seseorang. Maka setiap orang dituntut untuk berusaha
68
M. Quraish Shihab, op.cit., h. 333
69
/bid. 334.
76
i
- · · -· - --·-····)
sebaik-baiknya dan sesuai kemampuannya. Sedangkan kekuranganya, hendaknya
dia mohonkan ampun dari Allah, karena Dia Maha Pengampun Lagi Maha
Penyayang.
Karena syariat Islam melarang pakai pakaian yang tipis atau yang ketat
yang dapat menampakan bentuk badan dan warna kulit. Hukumnya sama seperti
tidak berpakain pada pandangan syariat dan hukum Islam, karena seorang laki-
laki maupun perempuan dianggap masih membawa kepada pengertian yang sama
jangan terlalu ketat atau pendek dan jangan sekali-kali memilih pakaian yang
seseorang. Karena melalui cara berpakaian seseorang itu dapat diberi penilaian
programkan untuk merusak dunia dan merusak nilai-nilai dan ide-ide yang luhur.
Inilah ide Zionisme untuk mempermainkan aka! dan pikiran kaum perempuan.
Hampir setiap tahun bahkan setiap waktu mereka menciptakan mode-mode baru
seperti ; ketat di atas lutut, dibawah lutut, membuka bahu, dada, dan sebagainya.
70
DR. Rokiah Ahmad, Mengapa Aural Haram Ditlerlall : Salu Rea/iii Masa Ki11i,
(Kuala Lumpur: Pustaka Haji Abdul Majid, 2004), cet. I. h.16.
77
Budaya barat yang dalan1 berbusana lebih terbuka, berbeda dengan Indonesia
yang !ebih mengarah ketimuran, yang lebih mengutamakan moral dalam segala
ha!.
memelihara martabat manusia dan generasi yang terns berkembang biak. Orang
tua, anak-anak yang sudah dewasa, anak-anak di bawah umur, kawan kerabat dan
pembantu rumah tangga, tak luput dari perhatian Islam, bahwa mereka terikat
Kita melihat seperti sekarang ini telah banyak beredar hal-hal yang
berbau porno yang dapat merusak akhlak dan moral seseorang akibat ha! tersebut.
korek api gas yang yang dilengkapi dengan mainan sinar laser. Jika sinar laser
tersebut di pancarkan ke dinding akan tampak gambar porno hasil dari sinar laser
tersebut. Dan di Solo Jawa Tengah, baru-baru ini ditemukan puluhan DVD film
Power Rangers yang di dalam film tersebut ternyata terselip (atau memang
disengaja diselipkan) adegan mesum berdurasi sekitar dua menit. Hal ini sama
71
komunitas pengonsumsinya adalah kalangan anak-anak.
71
Republika, Jumat, 29 Januari 2008.
78
dipertontonkan secara langsung kepada orang lain yang dapat merangsang nafsu
menampakan aural yang wajib ditutup, juga akan mendekatkan seseorang pada
perzinaan yang dengan tegas dilarang oleh Allah SWT sebagaimana dijelaskan
orang lain baik yang berada dalam rumah tangganya atau keluarganya maupun di
luar rumah tangganya atau keluarganya, baik dalam tayangan televisi secara
langsung maupun tidak langsung, baik siaran di radio secara langsung maupun
tidak langsung, atau ditempat-tempat umum yang dapat dilihat oleh umum atau
adalah media massa dan alat-alat elektronik seperti siaran di televisi yang
yang sangat penting dalam kehidupan sekarang ini untnk mencari informasi, dan
dapat merusak akhlak moral terutama pada anak-anak dan remaja, khususnya
banyak dikalangan artis yang menampilkan gaya tarian, yang bila ditinjau dari
72
Neng Djubaedah, op.cit. h.271.
80
kulit pemakainya tidak tarnpak dari luar, dan busana yang dipakai agak
longgar/jangan terlalu sempit (ketat) agar tidak menarnpakan tubuh. Karena dalam
suatu Hadits Rasulullah mengingatkan : "Diakhir masa nanti akan ada diantara
terdapat seperti punuk unta (meninggikan rarnbut seperti punuk unta) karena
jelas menunjuldcan bahwa Islam jauh sebelumnya telah mengatur manusia dalam
hal pakaian. Jadi undang-undang lebih tegas lagi dalam rnenyikapi perrnasalahan
1111.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
I. Aurat adalah kekurangan, cacat, anggota badan yang tidak baik dibuka.
Bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, haram dilihat oleh orang lain,
tidak tipis agar kulit pemakainya tidak tampak dari luar. Busana agak
3. Penampakan aurat atau (ilia ma zhahara minha) dalam ha! ini ulama
dimaksud dengan apa yang nampak dari padanya adalah wajah dan dua
tipis atau yang ketat yang dapat menampakan bentuk badan dan warna
kulit.
B. Saran-Saran
beberapa saran yang ingin penulis sampaikan sebagai akhir dari tulisan ini :
anak mereka setiap saat bukan hanya ketika mereka berada di dalam
remaJa.
4. Kaum perempuan dalam berpakaian yang sopan tidak ketat, tipis yang
Ahmad, Rokiah, DR. Mengapa Aural Haram Didedalz : Satu Realiti Masa Kini,
Kuala Lumpur: Pustaka Haji Abdul Majid, 2004, cet. I.
Dar, Qutni, Imam Kabir Ali bin Umar Dar Qutni, Beirut Libanon: Dar al-Fikr,
1994
Daradjat, Zakiah, Islam Dan Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1971,
Cet ke-I.
Daud, Abu, Sunan Abu Dami, Beirut :Dar al-Din Li al-Turats, 1981.
84
85
Ghifari, al-Abu, Remaja Korban Mode, Bandung : Mujahid Press, 2003, cet.ke-2
Hasan, Adnan Shahih Baharis, Tanggung Jawab Ayah Terlzadap Anak Lald-
Laki, Jakarta: Gema Insani Press, 1996. Cet. Ke-I.
Jarir, Ibnu ath-Thabari, Jami' al-Bayan Fi at-Tafsir al-Qur'an, Beirut : Dar al-
Ma'rifah, 1972, Juz 18.
Jawad al-Mughniyah, Muhammad, al-Fiqlz 'Ala al-Madzahib al-Klwmsalz,
Beirut: Dar al-Jawad, t.th.
Jawi, M. al-Siddiq Jilbab Dan Kerudung Busana Sempurna Seormzg Muslima!z,
Jakarta : Nizham Press, 2007, Cetakan I.
Jaziry, Al-Abdurrahn1an, al-Fiqlz al-Mazaltibul Arba'a!t, Beirut : Dar al-
Fikr:l990.
Kami!, Syaikh Muhammad 'Uwaidah, Fiqilz Wanita, Jakarta : Pustaka al-
Kautsar, 1998.
Katsir, Ibnu, Taftir al-Qur'ani al-Az/tim, Mesir:Dar Ihya al-Kutub al-'Arabiyyah,
t.th, Jilid III.
Ma'lufal-Yasu'i, Louis, al-Munjid Fi al-Luglzalz, Beirut: al-Katulikiyah, 1965.
Maghribi,al, Muhammad Abdullah, Mawalzib al-Jalil, Beirut : Dar al-Filer, 1938
H.
Manzhur, Ibn, Lisan al-Arab, al-Qahirah, Dar al-Ma'arif, t.th.
Masyur, Kahar, Membina Moral dan Ak!tlak, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994,
Cet-I.
Muchlisin Asti, Badiatul, Remaja Dirantai Birahi :Kupas Tuntas Pornografi
Dalam Perspektif Islam, Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004, cet.ke-I.
Mohd Fachruddin, Fuad, Aural Dan Ji/bah Dalam Pandangan Mata Islam,
Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1991, Cet.III.
86
- - - - - - - -, Halal dan Haram Dalam Islam, t.t. PT. Bina Ilmu: 1993.
Qurt hub y, Al, al-Jami' LiAhkiimAl-Qur'an, t.tp.,1384 H/1964 M.
Rahmat, J alaluddin, Islam al-Ternatif, (Bandung : Mizan, 1991.
Republika, Jumat 25 Mei 2007.
Rusyd, Ibn, Bidayah al-Mujtahid, Dar al-Kutub al-Islamiyah, t.th., Juz I.
Shihab, M.Quraish, Jilbab Pakaian Wanita Muslimalz, Jakarta: Lentera Hali,
2004, Cet.I,
Umar Sa'abah, Marzuki, Seks Dan Kita, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Yafie, Ali, KH. Menggagas Fiqlz Sosial Dari Soal Lingkunga11 Hidup, Asunmsi
Hingga Ukhuwalz, Bandung : Mizan, Nov. 1995
Yahya, Amin bin al-Wazan, al-Fatawa al-Jami'ah Lil Mar'ati Muslimah,
te1jemahan Amir Hamzah Fakhruddin, Jakarta: Darul Haq, 2003, Jilid 3.
Yanggo, Huzaemah Tahido, Prof, Dr, MA. Fiqh Peremp11a11 Kontemporer,
Jakarta: al-Mawardi Prima, 2001.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ,Masai/ Fiqlziyalz Kajian Hukum Islam
Kontemporer, Bandung: Angkasa, 2005, Cet.I.
Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : Yayasan Penyelenggara
Pente1jemah Dan Pentafsiran al-Qur'an, 1973.