Anda di halaman 1dari 94

TINDAK PIDANA PENGANIA YAAN

MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSTIF


Studi kasus Pengadilan Negcri Jakarta Selatan

OLEH:

SITI BADRIYAH

KONSENTRASI PIDANA ISLAM


PROGRAM STUD I JINA YAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M
TINDAK PIDANA PENG ANIA YAAN
MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
Studi Kasus Pengadilan Negeri Jakarta Selatau

SKRIP SI

Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Saijana Hukum !slain

O!eh:
SIT! BADRIY AH
NIM: 102045125119

Di Bawah Bimbingan

< =&.~ .
Dedy Ntrr::M.~
NIP. 150 264 001

KONSENTRASI PIDANA ISLAM


PROGRAM STUDI JINA YAH SIYASAH
FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "TINDAK PIDANA PENGANIA YAAN MENURUT


HUKUM ISLAM DAN I-IUKUM POSITIF (Studi Kasus PN Jakarta Selatan)"
telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah Dan I-Iukum
UIN Syarifl-Iidayatullah Jakarta, pada tanggal 14 Maret 2007. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam pada Program Studi Jinayah Siyasah

Jakarta, 14 Maret 2007


Mengesahkan
Dekan,

Prof. r. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM


NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

Ketua : Asmawi, M. Ag
NIP. 150 282 394

Sekretaris : Sri Hidayati, M. Ag ( ..................................... )


NIP. 150 282 403

Pembimbing : Dedy Nur Syamsi. SH, M. Hum


NIP.150261 001
(.~£~
G
Penguji I : Drs. Ahmad Yani, M. Ag ( ..................................... )
NIP. 150 269 678

Penguji II : Burhanuddin, SH, MH


NIP. 130 770 738
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis susun dengan maksud untuk mt.;menuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (SI) jurusan Pidana Islam, Program

Studi Jinayah Siyasah Fakultas Syari'ah pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakaiia. Dengan judul shipsi"TINDAK PIDANA PENGANIA YAAN

MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF"

Terlebih dahulu penulis haturkan sembah bakti kepada ayahanda H.

Muhammad Tohir (almrhum) dan ibunda Hj. Muhaya yang telah mendidik,

mengai·ahkan dan mengajarkan penulis yang telah berjasa dalam mengasuh dan

memberi motivasi, juga dalam memberikan dukungan moril maupun materil serta

selalu mendoakan dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan kasih sayang semoga

Allah SWT selalu mengampuni dan menempatkannya pada derajat yang tinggi.

Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal mengimbai1gi segala kebaikan yang tak

mungkin terbalaskan. Oleh karena itulah, ucapan terima kasih sedalam-dalamnya

penulis sainpaikan kepada yang terhormat, antara lain:

!. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan

Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakaiia.

2. Bapak Drs, H. Afifi Fauzi Abbas, MA selaku ketua Jurusan dan Bapak Abu

Thamrin, M.Hum selaku sehetaris Jurusai1 Pidana Islam periode terdahulu.

3. Bapak Asmawi M.Ag selaku ketua jurusai1 dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag selaku

sekretaris jurusan periode sekarang.


4. Bapak Dedy Nursamsi, SH. M,Hum selaku dosen pembimbing yang tidak pernah

bosan memberikan arahan dan bimbingan dari awal hingga akhirnya skripsi dapat

terselesaikan.

5. Staf perpustakaan umum dan Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis untuk

mendapatkan buku-buku yang berkaitan dengan skripsi ini.

6. Kepada Pegawai Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang telah memberikan dan

mencarikan data-data yang berkaitan dengan mated skripsi ini.

7. Untul( Kakak-kakakku tercinta Encung, Ani, Yakub,Erna, dan untuk keponakan-

keponakanku yang lucu-lucu Faiz, Pue!, Kiki, Ria, Maya, Mui.

8. Untuk orang yang kusayangi Aby, yang selalu menberikan support dan menemani

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk sahabat-sahabatku yang selalu bersama dalam menyelesaikan skripsi ini

Nia, Pipih, Irma, zulfa, dan untuk teman-teman Pidana Islam angkatan 2002 yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

10. Untuk sahabatku Neha dan Ank Miss U

Akhirnya penulis berdoa semoga Allah selalu memberikan pahala kepada para

pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penulisan skripsi ini. Harapan

penulis semoga skipsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi

penulis.

Jakarta 14 Maret 2007

Penulis
DAFTARISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ..

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.. .. .... .. .. .. ... ... .. .... . ... .. ... .. ... ... . .... .. ... .. .... .. .. I

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6

D. Metode Penelitian... .. ... ... .... ... ... .... .. ... ... ... .. ... .. ... .. .. ... ... .. ... ... ... ... ... 7

E. Sistematika Penulisan................................................................... 8

BAB II TINDAK PIDANA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM

POSITIF

A. Pengertian Hukum Pidana.. .. ... ... .... ..... ... ... .. .. ... .. ... ... .. .. ... ... ... ... .. .. I0

B. Pengertian Tindak Pidana............................................................. 12

C. Unsur-Unsur Tindak Pidana......................................................... 18

D. Pembagian Tindak Pidana............................................................ 20

E. Sistem Pemidanaan ...................................................................... 25

F. T1\juan Pemidanaan ...................................................................... 31

".
BAB III TINDAK PIDAN PENGANIA YAAN MENURUT HUKUM ISLAM

DAN HUKUM POSITIF

A. Pengertian Penganiayaan.............................................................. 35

B. Hukuman tindak Pidana Penganiayaan ........................................ 43

C. Persamaan dan Perbedaan Tindak Pidana Penganiayaan............. 53

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI

JAKARTA SELA TAN TENTANG PERKARA PENGANIAY AAN

A. Perkara Penganiayaan Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan...... 56

B. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Tentang

Perkara Penganiayaan .................................................................. 57

C. Analisis Hukum Islam dan Hukum PositifTerhadap Putusan Hakim

Pengadilan Negeri Jakarta Seiatan. .............................................. 59

BABY PENUTUP

A. Kesimpulan.... .. ... ...... .... ... ... ... .... ... ... ... .......... .. ... ....... ... ........ ....... .. 63

B. Saran ........................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

'"
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama suci (hanif) yang dibawa oleh Nabi Muhammad

SAW sebagai agama yang rahmatan Iii alamin, untuk memberi petunjuk dan

pelajaran kepada manusia. Setiap mahluk hidup mempunyai hak untuk

menikmati indahnya sebuah kehidupan. Oleh karena itu Islam sangat

mementingkan pemeliharaan terhadap lima ha!, yaitu, agama, jiwa, aka!,

keturunan, dan harta.

Memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti

memelihara serta melindungi eksistensi kehidupan manusia yang damai dan

sejahtera. Oleh karenanya Islam sangat menghargai jiwa terlebih-lebih terhadap

jiwa manusia, sebagai agama yang universal Islam juga mengatur kehidupan

manusia dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia akhirat

Di dalam hukum islam diatur perbuatan pidana baik secara formal

maupun materiel yang berisikan norma, aturan dan sanksi berkaitan dengan

pencurian, perzinaan, perampokan, minum-minuman keras, tuduhan perzinaan,

tindak pidana pembunuhan dan kekerasan fisik lainnya.

Di era reformasi sekarang ini tindakan !criminal serta pelanggaran pidana

semakin variatif dan canggih. Bahkan khusus di Indonesia berbagai bentuk

kekerasan semakin berkembang sehingga ada kecenderungan (trend)


2

masyarakat semakin mengabaikan aturan yang berlaku. Selain itu dengan

melihat perkambangan makro dapat diprediksikan bahwa kejahatan-kejahatan

semakin marak yang ditunjang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

sehingga berbagai kejahatan dan pelanggaran pidana semakin marak dengan

berbagai modus operandinya.

Tindakan kekerasan baik yang dilakukan perseorangan maupun

dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok seperti tawuran pelajar,

sangat menggangu ketertiban masyarakat bahkan dapat meresahkan masyarakat.

Kekerasan tersebut dapat pula menyebabkan perampasan jiwa seseorang dengan

jalan membunuh maupun berbagai macam bentuk penganiayaan terhadap tubuh

seseorang, hal demikian membuat masyarakat semakin resah karena

terabaikannya payung hukum yang melindungi masyarakat, tampaknya

kesadaran akan menghargai hak asasi seseorang dan rasa mencintai sesama

umat semakin menipis atau pertumbuhannya tidak sebagaimana yang

diharapkan sehingga perilaku berbuat baik untuk sesama atau terhadap orang

lain sudah semakin tidak kelihatan lagi.

Guna terciptanya kemaslahatan, ketentraman dalam masyarakat dan

menjaga manusia dari hal-hal yang mafsadah maka diadakanlah pembalasan

atas kejahatan ataupun pelanggaran yang telah dilakukan seseorang agar merasa

jera dan berfikir untuk tidak mengulangu perbuatan yang sama. Sebagaimana

maksud diadakannya hukum dalam Islam, contoh tindak pidana alas sehin jiwa

yang didefinisi oleh Abdul Qodir Audah sebagai perbuatan yang mc:nyakiti
3

anggota tubuh orang lain, 1 dalam istilah pidana Indonesia disebut sebagai

perbuatan penganiayaan, salah satu hukumnya dalam pidana Islam adalah

berupa hukuman qishas.

Sanksi yang telah ditetapkan Allah tersebut antara lain untuk melindungi

jiwa atau pertumpahan darah manusia beserta haknya. Manusia sebagai mahluk

ciptaan Allah dimuka bumi ini memeliki hak-hak tertentu yang harus dihormati,

firman Allah:

Artinya: "Dan sesungguhnya kami telah memuliakan anak-anak Adam. "

Hak yang paling utama yang dijamin oleh Allah adalah hak hidup, hale

kepemilikan, hak memelihara kehormatan, hak kemerdekaan, hak persamaan,

dan hak menuntut ilmu pengetahuan.

Hak yang palig penting dan perlu mendapat perhatian diantara hak-hak

tersebut ialah hak hidup, karena hal ini adalah hak yang paling suci, tidak

dibenarkan secara hukum dilanggar kemuliaannya dan tidak boleh dianggap

remeh eksistensinya. 2

Dalam setiap kasus kejahatan di negara ini memang mendapatkan

perhatian yang cukup baik, dan ini dapat di lihat dari hukum yang ada dalam

KUHP. Hal ini membuktikan bahwa penegakkan keadilan kita tetap berjalan

1
Wardi muslih, hukum pidana Islam (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada 2002) h.91
2
Sayid Sabiq, Fiqih Sunah (Bandung Al-maarif 1990) h.13
4

meskipun sering terhambat, serta didukung oleh penyiaran dari med,a massa

dan beberapa televisi swasta misalnya banyak menayangkan beberapa berita

aktual dan transparan dari kasus-kasus kejahatan yang ada pada masyarakat.

Pada awalnya pembunuhan itu di dahului dengan penganiayaan atau pelukaan,

seperti halnya perkelahian baik antar warga ataupun lainnya, yang dapat

mengakibatkan kerusakan fisik (Iuka-Iuka) ataupun mengakibatkan kematian.

Sehingga masyarakat selalu akan waspada terhadap dirinya masing-masing

beserta keluarganya.

Tindak pidana penganiayaan yang aturan serta hukumannya telah jelas

terdapat dalam sistematika hukum pidana Indonesia, bahkan tindak pidana ini

disimpan dalam bab khusus yaitu bab XX yang terdapat dalam pasal 351

sampai dengan pasal 358. 3

Berdasarkan hal-hal di atas maim penulis bermaksud untuk menulis dan

menyusun skripsi dengan judul "Tindak Pidana Pcnganiayaan Mcnurut

Hukum Islam dan Hukum Positif " (Studi Kasus di Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan). Dengan harapan skripsi ini dapat membantu kapadulian dan

kepekaan terhadap hak-hak seseorang untuk hidup tanpa mengabaikan aturan-

aturan hukum baikyang terdapat dalam KUHP maupun yang telah diatur dalam

pidana Islam, sehinga dapat diketahui perbandingan antara hukum pidana Islam

dan hukum Pidana Positif yang berlaku di Indonesia dalam menegakan dan

3
Satochid Karta negara, huk1u11 pidana k1011pulan kuliah bagian I, balai Jektur maha sis\va
5

menciptakan keadilan di masyarakat khususnya yang menyangkut tindak pidana

penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengabaikan norma-

norma hukum.

B. Pembatasan dan Pernmnsan Masalah

Berangkat dari luasnya permasalahan yang ada tentang penganiayaan

seperti yang telah diw-aikan diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup

penulisan skripsi ini hanya pada masalah tindak pidana penganiayaan yang

terjadi antara tahun 2003-2005 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menurut

hukum islam dan hukum positif. Untuk mencapai pengupasan dan hasil yang

mendalam, setidaknya mendekati kesempurnaan terhadap perumusan yang akan

di balms sebagai berikut:

I. Bagaimana penganiayaan menurut tinjauan hukum islam dan hukum positif?

2. Bagaimana ketentuan pidana terhadap pelaku penganiayaan menurut hukum

Islam dan hukum positif?.


/"

3. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara hukum islam dan hukum

positif tentang tindak pidana penganiayaan.?

4. Bagaimana putusan hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan tentang pelaku

tindak pidana penganiayaan?

5. Bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif terhadap putusan

hakim pengadilan negeri jakarta tentang pelaku tindak pidana penganiayaan?


6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di

atas maka dapat diketahui bahwa tujuan umum penulisan ini adalah:

I. Untuk mengetahui serta memberikan wawasan tentang tindak pidana

penganiayaan menurut tinjauan hukum Islam dan hukum positif

2. Untuk mengetahui hukuman apa yang dijatuhkan bagi pelaku tindak pidana

penganiayaan menurut hukum Islam dan hukum positif

3. Untuk melihat antara persamaan dan perbedaan terhadap tindak pidana

pengamayaan

4. untuk mengetahui putusan hakim pengadilan negeri Jakarta Selatan terhadap

pelaku tindak pidana penganiayaan.

5. untuk mengetahui pandangan hukum islam dan lmkum positif terhadap

putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tentang pelaku tindak

pidana penganiayaan

Sedangkan manfaat yang diambil dalam penulisan skripsi ini adalah:

I. Dapat diketalmi antara perbandingan hukum pidana positif dalam

menerapkan aturan dan hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan

sehingga dapat diketahui pula keadilan yang diciptakan oleh normu hukum

tersebut.

2. Untuk memperkaya khasanah perpustakaan agar dapat menambah wawasan

dan menjadi bacaan yang berguna bagi masyarakat pada umumnya dan bagi

mahasiswa yang ingin memperdalam studi tentang hukum pidana Islam


7

D. Metode Penelitian

Adapun jenis penelitian yang penulis pergunakan dalam skripsi ini

adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan dan

menjelaskan kejadian yang sebenamya guna menjawab permasalahan yang akan

dibahas. Penelitian ini adalah analisis dokumen (conyent analisis) yaitu

penyelidikan kita meliputi pengumpulan informasi melalui dokumen yang akan

dianalisis terhadap perkara penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi(kepustakaan) yang

mengumpulkan data-data yang diperoleh dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

No. 14 /PID.B 2005/PN. Jak.Sel tentang penganiayaan, buku-buku, media cetak

yang berkaitan dengan skripsi ini.

Adapun jenis data yang digunakan meliputi data yang bersifat primer

meliputi perundang-undangan, yakni dokumentasi putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan, KUHP dan KUHAP serta dalil-dalil yang terdapat dalam Al-

qu 'ran dan hadits, dan ketentuan-ketentuan fiqih yang mengatur permasalahan

yang ada. Sedangkan data sekunder adalah bahan hukum primer yaitu buku-

buku hukum yang ada korelasinya dengan materi yang menjadi pokok masalah

yang akan dibahas dalam skripsi ini.Sedangkan sumber data yang bersifat

tersier adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan

hukum primer dan sekunder.

Adapun cara menganalisis datanya adalah deskriptif kualitatif yaitu

penelitian yang mengambarkan secennat mungkin tentang ha! yang diteliti


8

dengan jalan mengumpulkan data-data atau informasi yang terkaitan dengan

yang diteliti dengan cara menganalisis putusan menurut hukum islam dan

hukum positif.

Tekhnik penulisan ini menggunakan"pedoman penulisan skripsi fakultas

Syari'ah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2005". Dengan beberapa

pengecualian yaitu ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist ditulis tanpa memandang

sedikit atau banyaknya baris. Penulisan ayat-ayat Al-Qur'an tidak dicantumkan

catatan kaki karena langsung ditulis dari ayatnya pada akhor ayat tersebut

E. Sistematika Penulisan

Penulisan penehtian ini terdiri dari lima bab, yang perinciannya sebagai

berikut:

Bab pertama, yaitu pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua, yaitu tindak pidana menurut hukum pidana Islam dan hukum

positif meliputi tentang hukum pidana, tujuan hukum pidana, pengertian tindak

pidana, unsur-unsur tindak pidana, jenis tindak pidana dan sistim pemidanaan.

Bab ketiga, yaitu tindak pidan penganiayaan menurut hukum pidana

Islam dan hukum positif yang meliputi tentang pengertian penganiayaan, sanksi

hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan dan, serta analisis persaman

dan perbedaan.
9

Bab keempat, yaitu tentang putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan yang meliputi: perkara penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan, putusan hakim Pengadilan Negeri Jakm1a Selatan terhadap tindak

pidana penganiayaan dan analisis hukum Islam dan hukum positif terhadap

putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Bab kelima, yaim berisi kesimpulan dan saran-saran


BAB II

TINDAK PIDANA MENURUT HlJKUM ISLAM

DAN HUKUM POSITIF

A. Pengertian Pidana Dan Tujuan Hukum Pidana

Dalam The Penguin Conside Columbia Ensyclopedia sebagaimana

dikutip oleh Topo Santoso disebutkan bahwa hukum (Law) adalah aturan-aturan

dari tingkah laku masyarakat yang terorganisir, ditegakkan dengan ancaman


1
hukuman. Sedang kata "pidana" menurut bahasa berarti kejahatan atau
2
kriminal sedangkan menurut Wiljono hukum pidana adalah peraturan-

peraturan mengenai pidana. 3 Prof. Moeljatno mendefinisikan hokum pidana

adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang

mengadakan dasar - dasar dan aturan-aturan untuk4 :

1. Menentukan perbuatan- perbuatan mana yang yang tidak boleh dilakukan,

yang dilarang, yang disertai ancaman atau sanksi pidana tertentu bagi siapa

yang melanggarnya.
i ; .. ,

1
Topo Santoso, Menggagas Hukum Pidana Islam, (Bandung,: Asy-Syamil, 200 I), cet ke-1, h
21.
2
W.J.S. Poerwadanninta, Kan1us u1t1u111 bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 1976), h
750.
3
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana Indonesia, (Bandung, Eresco, 1986), h. l
4
Suharto RM, Hukum Pidana Materiil, (Jakarta : Sinar Grafika, 2002), cet ke- 2, h 4.
11

2. Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah melakukan

Jarangan -Jarangan itu dapat dikenai atau dijatuhi pidana sebagaimana yang

telah diancamkan.

3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana dapat dilaLsanakan

apabila orang yang diduga telah melanggar ketentuan tersebut.

Kalau diperhatikan secara umum dari pandangan para ahli hukum, maka

hukum pidana itu mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap

kepentingan umum. Dimana perbuatan itu adalah melanggar hukum dan

merugikan tata aturan masyarakat serta meresahkan kehidupan anggota

masyarakat, karenanya perlu diterapkan sanksi yang dapat menjerakan pelaku

kejahatan dan memenuhi rasa keadilan.

Hukum Islam menentukan hukuman yang tegas dan berat serta

memenuhi rasa keadilan terhadap pelaku kejahatan yang melanggar hak-hak

masyarakat. Hukuman yang diterapkan bersifat meajerakan pelaku kejahatan

untuk mengurangi perbuatan haramnya, dan juga bersifat pendidikan pada

masyarakat Juas untuk tidak meniru perbuatan jahat.

Demikian pula yang dituju oleh hukum Indonesia yang secara umum

adalah untuk memberi rasa keadilan warga serta untuk memperbaiki kepuasan

masyarakat akibat terjadinya kejahatan dan untuk mencegah kejahatan dengan

memberikan ancaman hukuman serta pelaksanaan terhadap penjahat, memberi


12

pendidikan pada masyarakat dan melenyapkan pelaku kejahatan dari pergaulan

masyarakat. 5

Dengan demikian untuk menentukan suatu perbuatan masuk dalam

kejahatan yang harus dihukum bagi orang yang melanggarnya harus ada

ketentuan yang menetapkan bahwa perbuatan itu memang dilarang atau

diwajibkan dan terhadap pelanggarnya diancam dengan suatu hukuman yang

telah ditentukan, ini berarti dalam melaksanakan aturan hukum pidana harus

jelas dasar hukumnya, dan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur.

B. Pcngertian Tindak Pidana

I. Menurut Hukum Islam

Dalam hukum Islam pengertian tindak pidana dikenal dengan istilah

''.jarimah", pengertian jarimah tersebut oleh Abdul Qadir Audah diterangkan


6
sebagai berikut:

Artinya: "Jarimah menurut Syari 'at Islam yaitu larangan-larangan syara'


yang diancam oleh Allah dengan hukuman had atau ta 'zir. "

5
Satochid Kertanegara, Hukum Pidana, (Jakarta: Balai Lektur Mahasiswa ), vol I, h 60.
6
Abdul Qadir Audah, Tasyri al-jinai-al islami, Beirut Dar-al kutub al-arabi, vol.2 h.67
13

Larangan-larangan tersebut adakalanya berupa mengerjakan

perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang diperintahkan.

Kata-kata "syara" pada pengertian di atas, yang dimaksud adalah suatu

perbuatan baru dianggap jarimah apabila dilarang oleh syara', juga berbuat

atau tidak berbuat dianggap sebagai jarimah, kecuali apabila diancamkan

hukuman terhadapnya.

Ada istilah lain yang dipakai dalam oleh ulama fiqih yang harnpir

sama dengan istilah "jarimah" yaitu "jinayat"yang merupakan bentuk

masdar dari kata 4,iU;.. - ~ - c.;4 yang mengandung arti berbuat dosa atau

berbuat jahat. Kata jinayah dapat pula diartikan dengan memetik, memotong,

mengambil, memungut. 7

Menurut istilah syara' jinayah adalah perbuatan yang dilarang oleh

syara' baik perbuatan itu merugikan jiwa atau harta benda ataupun yang

lainnya. 8 Adapun kebanyakan fuqaha menggunakan kata-katajinayah hanya

untuk perbuatan yang mengenai jiwa atau anggota badan, seperti membunuh,

melukai, memukul, menggugurkan kandungan, dan sebagainya. Dan juga

diartikan pelanggaran yang dibuat manusia selaku memperkosa hak Allah

SWT, hak manusia, dan hak lainnya, yang berkehendak kepada perrbalasan,

atau hukuman yang setimpal di dunia dan di akhirat mendapat hukuman dari

Allah SWT yang amat berat.

7
Sayid Sabiq, Fiqih sunnah, ( Beirut : Daar Al- Fikr, 1983 ), j ilid 2, h 426.
8
Ahmad Hanafi, Op cit, h 27.
14

Kemudian Sayid Sabiq dalam bukunya Fiqih sunah memberikan


9
suatu batasan tentang jinayah :

~1 jl ~:U1 ~ ~13 ;'> ~ ~ w_ ~ ~) t-/~~1 ;~ ~


/0 ,, 0 ,, 0 ,..

.JUI JI ,_;.:,JI JI J.AJI jl


,, ,, ,, / ,, ,.. ,,.

Artinya: "Yang dimaksud dengan jinayat menurut istilah syara adalah


setiap perbuatan yang diharamkan, dan perbuatavt yang
diharamkan itu adalah setiap perbuatan yang diancam dan
dicegah o/eh syara ', karena perbuatan tersebut dapat
mendatangkan kemudharatan atau kerusakan pada agama, jiwa,
aka!, kehormatan, dan harta. "

2. Menurut Hukum Positif

Dalam hukum Pidana Positif tindak pidana biasanya dikenal dengan

kata" Het strafbaarfeil" yang berasal dari bahasa Belanda dan mempunyai

arti tindakan yang dapat dihukum, peristiwa pidana atau tindak pidana itu

sendiri. Dan kata "het strafbaar feit" juga mempunyai beberapa arti lain

yaitu perbuatan pidana, peristiwa pidana, perbuatan yang dapat atau boleh

dilakukan, dan delik. Hal ini menunjukkan bahwa tindak pidana merupakan

perbuatan yang pelakunya dikenakan lmkuman pidana. Arti kata ini merujuk

'Opcit h.427 .
15

kepada istilah pemidanaan yang bera1ii penghukuman yang kemudian

melahirkan istilah pidana. 10

Sementara R. Tresna mengemukakan bahwa tidak mudah

memberikan definisi yang tepat tentang istilah "het strafbaar feit" tersebut,

ia memilih peristiwa pidana yang mempunyai arti suatu perbuatan atau

rangkaian perbuatan manusia, yang bertentangan dengan undang-undang

atau peraturan lainnya terhadap perbuatan yang diadakan tindakan


11
penghukuman.

Sedangkan Moeljatno merumuskan istilah tersebut sebagai

perbuatan yang clilarang dan cliancam dengan pidana apabila melanggar

suatu larangan, dan perbuatan tersebut hams benar-benar dirasakan

masyarakat. Sebagai perbuatan yang ticlak boleh atau menghambat alcan

tercapainya tata pergaulan masyarakat yang clicita-citakan oleh masyarakat

itu.

Dari uraian tentang pengertian tindak pidana clari para ahli hukum

bahwa tindak piclana adalah suatu perbuatan yang bertentangan dengan

unclang-undang dimana pelakunya dapat clipertanggungjawabkan atas

perbuatannya. Maka untuk menentukan apakah perbuatan seseorang

termasuk tindak piclana atau ticlak, ha! ini untuk rnengetahui rumusnya.

10
Djoko Prakoso dan Nurwadina, Pidana A!fati di Indonesia De1vasa ini, ( Jakarta : Graha
Indonesia, 1985), cet ke 2, h I 3.
11
R. Tresna, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta : PT Tiara Lirniten, 1959 ), h 27.
16

Untuk tiap-tiap unclang-undang merumuskan bahwa tiap tindakan terdapat

unsur-unsurnya yaitu unsur obyektif dan unsur subyektif:

a. Unsur-unsur obyektif adalah unsur-unsur yang terdapat di luar dari

manusia, yaitu berupa :

I) Suatu tindak-tanduk,jadi suatu tindakan

2) Suatu akibat tertentu

3) Keadaan

Yang kesemuanya ini dilarang dan diancam dengan hukuman oleh

undang-undang.:

a) Suatu tindak-tanduk atau tindakan yang dilarang dan diancam dengan

hukmnan oleh undang-undang, seperti sumpah palsu dalam pasal 242.

Dalam perbuatan ini yang merupakan unsur obyektif dan yang dilarang

dan diancam dengan hukuman adalah memberikan keterangan palsu

dalam sumpah, memalsnkan surat pasal 263 (unsur obyektif pemalsuan)

pasal 362 unsur obyektif, mengambil (wegnemen).

b) Suatu akibat tertentu yang dilarang dan diancam dengan hukmnan oleh

undang-undang seperti diantaranya : pembunuhan pasal 338, didalam

perbuatan ini yang merupakan unsur obyektif adalah akibat (gevolg)

perbuatan seseorang yaitu matinya orang lain. Dan penganiayaan pasal

351 yang dimaksud dengan perbuatan ini adalah yang mengakibatkan


17

sakit pada badan atau cidera pada orang lain, unsur obyektifnya

mengakibatkan sakit dan cidera pacla orang lain.

c) Hal-ha! khusus yang clilarang dan diancam dengan hukuman dan

undang-undang, misalnya menghasut pasal 160, unsur obyektifnya

adalah dilakukannya perbuatan itu di depan orang banyak (umum).

Melanggar kesusilaan umum pasal 281, unsur obyektifnya clalam pasal

ini adalal1 apabila perbuatan ini dilakukan didepan unmm.

d) Unsur- unsur subyektif yakni berupa diantaranya :

1) Dapat dipertanggungjawabkan

12
2) Kesalahan

Dari penjelasan diatas dapat diambil secara ringkas tentang unsur-

unsur tindak pidana, yaitu :

a) Subyek

b) Kesalahan

c) Besifat melawan hukum

d) Suatu tindakan aktif atau pasif yang dilarang atau diharuskan oleh

undang-undang dan terhadap pelanggarnya diancam dengan pidana

e) Waktu, tempat, dan keadaan

12
Satochid Kertanegara, Op cit, h 73-75.
18

C. Unsur - Unsur Tindak Pidana

I. Menurut Hukum Islam

Menurut Ahmad Hanafi bahwa unsur-unsur tindak pidana (,'arimah)

adalah bahwa tiap-tiap jarimah harus mempunyai unsur-unsur umum yang


.
lrnrus d1penu I11,. yaitu
· 13 :

a. Nash yang melarang perbuatan dan mengancamkan hukuman

terhadapnya, dan unsur ini disebut unsur "formil" (rukun syar 'i).

b. Adanya tingkah laku yang membentuk jarimah baik berupa perbuatan-

perbuatan ataupun sikap tidak berbuat, unsur ini disebut dengan unsur

"materiil" ( rukun maddi).

c. Pembuat adalah orang mukallaf, yaitu orang yang dapat dimintai

pertanggung jawaban terhadap jarimah (tindak pidana) yang

diperbuatnya, dan unsur ini disebut dengan unsur "moril"( rukun adabi).

Ketiga unsur tersebut merupakan bukti seseorang dianggap

melakukan dan dikenai hukuman. Dan apabila tidal< memenuhi unsur-unsur

umum diatas, maka orang yang melakukan tindak pidana itu tidak dapat

diadili dan dihukum.

2. Menurut Hukum Positif

Sebagaimana penulis jelaskan diatas tentang tindak pidana (delict),

bahwa suatu peristiwa hukum dapat dinyatakan sebagai peristiwa pidana

13
Ahmad Hanafi, Op cit, h 6.
19

kalau sudah memenuhi unsur- unsur pidananya. Dan unsur-unsur itu tediri

dari:

a. Obyektif, yaitu suatu tindakan (perbuatan) yang bertentangan dengan

hukum dan mengabaikan akibat yang oleh hukum dilarang dengan

ancaman hukum,

b. Subyektif, yaitu suatu perbuatan seseorang yang berakibat tidak

dikehendaki oleh undang-undang.

Kemudian yang dijadikan sebagai titik utama dari unsure obyektif

adalah tindakannya. Sedangkan unsure subyektif adalah adanya pelaku baik

seseorang ataupun beberapa orang. Dari kedua unsur tersebut dapat

diketahui apabila seseorang telah memenuhi syarat melakukan tindak pidana

atau belum. Dan adapun syarat-syarat tindak pidana adalah:

a. Harus ada perbuatan

b. Perbuatan tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam ketentuan

urnum

c. Adanya bukti tentang kesalahan yang dapat dipertanggung jawabkan

d. Melanggar hukum, kecuali bila ada pembenaran

e. Harus tersedianya ancaman hukuman.

Sedangkan unsur- unsur kumulatif tindak pidana menurut Simons

adalah:

a) Perbuatannya adalah perbuatan manusia, baik perbuatan itu aktif

(sengaja) maupun pasif (kelalaian)


20

b) Perbuatan tersebut diancam dengan hukuman yang dimuat oleh undang-

undang.

c) Perbuatan itu dilakukan oleh orang yang dapat mempe1ianggung

jawabkannya.

D. Pembagian Tindak Pidana

I. Menurut Hukurn Pidana Islam

Kalau dilihal dari segi hukuman yang diancamkan dalam hukum

Pidana Islam terdapat beberapa jenis tindak pidana atau jarimah. Dirnana

jarimah tersebut diancarnankan kepada pelakunya berdasarkan berat

ringannya hukuman. Jenis- jenis tersebut sebagai berikut:

a. Jarimah Hudud

Jarimah hudud, yaitu jarimah yang diancamkan hukuman had

yaitu hukuman yang telah ditentukan dan telah menjadi hak Allah. Dan

yang dirnaksud dengan hak Allah adalah hukuman tersebut tidak bias

dihapuskan oleh perorangan ataupun masyarakat yang diwakili oleh

negara. Adapun tindak pidana yang diancamkan hukuman had salah

satunya adalah perzinahan yaitu ulama Hanafiyah mendefinisikan zina

adalah hubungan senggama yang dilakukan laki-laki terhadap

perempuan dari depan yang bukan miliknya (haknya). St'dangkan

menurut Malikiyah yang dimaksudkan dengan zina adalah senggama

seorang laki-laki kepada fa1ji perempuan yang bukan haknya dengan


21

sengaJa. Menurut Dzahiri zma adalah hubungan senggama yang

diharamkan. Ancaman tersebut tersebut telah termaktub dalam Al-

Qur'an.14

b. Jarimah Qishas dan Diyat

Qishas menurut bahasa adalah memotong, sedang qishas

menurut istilah adalah jarimah yang dijatuhi hukuman setimpal dengan

perbuatannya.

Diyat adalah hukuman pokok bagi pembunuhan dan

penganiayaan semi sengaja dan tidak sengaja. Sedang menurut Ahmad

Hanafi dalam bukunya Asas-asas Hukum Pidana Islam bahwa diyat itu

adalah campuran dari hukuman ganti kerugian bersama.

c. Jarimah Ta'zir

Ta'zir berasal dari "azara " yang memuut bahasa mencela.

Sedangkan menurut istilah adalah peraturan-peraturan larangan yang

perbuatan pidana dan ancaman hukumannya tidak secara tegas

disebutkan dalam al-Qur'an, tetapi diserahkan sepenuhnya kepada

kebijaksanaan hakim.

2. Menurut Hukum Pidana Positif

Kalau dilihat dari segi system Kitab Undang- Undang Hukum

Pidana berlaku di Indonesia, tindak pidana ini terdiri dari dua jenis tindak
14
Abdul qadir Audah, op cit, 349
22

pidana yaitu "kejahatan" (misdrijven) dan "pelanggaran" (oventredingen).

Pembagian dua jenis ini tidak secara jelas ditegaskan oleh KUHP melainkan

masalah kedua jenis tersebut masing-masing buku II dan buku III KUHP

yang mana tentang kejahatan disimpan dalam buku II, sedangkan

pelanggaran diatur dalam buku Ill KUHP. 15

Selain dibedakan dalam kejahatan dan pelanggaran, perbuatan

pidana biasanya dalam teori dan praktek dibedakan pula antara lain dalam :

a. Delik dolus dan delik Julpa

Bagi delik dolus diperlukan adanya kesengajaan : misalkan yang

terdapat pada pasal 338 KUHP, yang mana "sengaja merampas nyawa

orang lain". Sedangkan dalam delik culpa, orang sudah dapat dipidana

bila kesalahannya itu berbentuk kealpaan, misalnya terdapat dalam pasal

359 KUHP, yang mana "yang menyebabkan matinya orang lain karena

kealpaan.

b. Delik commisionis dan delikta ommisionnis.

Delik yang pertama adalah delik yang terdiri dari melakukan

sesuatu perbuatan yang dilarang oleh aturan-aturan pidana, misalnya

mencuri, menggelapkan dan menipu, sebagaimruia yang terdapat dalam

pasal 362, 372, dan 378. yang kedua adalah delik yang terdiri dari tidak

berbuat atau melakukan sesuatu padahal mestinya berbuat. Seperti yang

15
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Stelsel Pidana, Tindak Pidana,(Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada, 2002) ed. I h.3
23

terdapat pada pasal 164, yaitu mengetahui sesuatu pemufakatan jahat

dan tidak berbuat apa-apa.

Selain itu, adapula yang dinamakan dengan delikta

peromissionem commisa, yaitu delik-delik yang umumnya terdiri dari

berbuat sesuatu, tetapi dapat pula dilakukan dengan tidak berbuat,

seperti seorang ibu yang merampas nyawa anaknya dengan cara tidak

memberi makan pada anak itu.

c. Delik Biasa dan Delik yang dikualifisir (dikhususkan).

Delik yang dikualifisir adalah delik biasa ditambah dengan

unsur-unsur lain yang memberatkan ancaman pidana. Adakalanya unsur-

unsur lain itu mengenai cara yang khas dalam melakukan delik biasa

tadi, misalkan yang terdapat dalam pasal 362 adalah pencurian biasa,

dan pasal 363 adalah pencurian yang dikualifisir.

d. Delik seketika dan delik yang berlangsung terns menerns.

Delik seketika dinamakan juga dengan akipionde delict, dan

del;ik yang berlangsung terns menerns dinamakan juga voortadurrende

delict, dalam delik yang berlangsung terus menerus, perbuatan yang

dilarang itu menimbulkan keadan yang berlangsung terns, sepertu

contoh yang terdapat dalam pasal 333 KUHP.Dan delik seketika adalah

sebaimana yang terdapat dalam pasal 250 KUHP, yaitu barang siapa

yang membuat atau mempunyai persediaan atu benda yang diketahui


24

bahwa itu meniru, memalsu, atau mengurangkan nilai mata uang serta

untuk meniru atau memalsukan uang negara atau bank.

e. Delik formal dan delik materil.

Pada delik formal, yang clirumuskan aclalah tinclakan yang

dilarang, clan ticlak mempersoalkan akibat dari tinclakan itu, seperti yang

terdapat dalam pasal 160 penghasutan, pasal 209 penyuapan, 2·'12

sumpah palsu clan 362 pencurian.

Seclangkan pacla delik materil aclalah selain clari pacla tinclakan

yang clilarang itu clilakukan. Masih harus acla akibat karena tinclakan itu,

barn clikatakan telah te1jacli tinclakan piclana tersebut secara utuh clan

sepenuhnya. Sebagai contoh pacla pasal 187 ,338, clan 3 78

yaitubpembakaran clan sebagainya.

f. Gabungan Perbuatan Piclana.

Ada tiga macam gabungan tindak piclana, yaitu:

1) Eencloasche samenloop(gabungan berupa satu perbuatan).

Yaitu seseorang clengan satu perbuatan melakukan beberapa

tindak piclana dinamakan juga clengan concursus iclealis sebaimana

cliatur clalam pasal 63 ayat 1 KUHP, bahwa:"jika suatu perbuatan

masuk clalam satu aturan piclan, maka yang clikenakan hanya salah

satu cliantara aturan-aturan itu,jika berbecla-becla yang clikenakan

memuat ancaman pokok yang paling berat".


25

2) Voortgezette Handeling

Yaitu seseorang melakukan beberapa perbuatan yang

masing-masing merupakan tindak pidana, tetapi dengan adanya

hubungan dengan antara satu dengan yang lain dianggap sebagai

satu perbuatan yang dilanjutkan, sebaimana yang diatur dalmn pasal

64 ayat I KUHP, 3) Meerdadsche Sameenloop( gabungan beberapa

perbuatan).

Yaitu seseorang melakukan beberapa perbuatan yang tidak

ada hubungan satu sama lain, dan masing-masing merupakan tindak

pidana atau dinamakan juga dengan concorsus rea!is, sebaimana

diatur dalam pasal 65 dan 66 KUHP

E. Sistem Pemidanaan.

I. Menurut Hukum pidana islam.

Menurut prof.Drs I-l.A.Dzajuli bahwa maksud dari pokok hukuman

adalah memelihara dan menciptakan kemaslahatan manusia dan menjaga

dari hal-hal yang mafsadah, serta memberi petunjuk dan pelajaran kepada

manusia, begitu juga menurut A, Hanafi, MA bahwa tujuan daripada

penjatuhan hukuman menurrut syariat islam adalah pencegahan dan

pengajaran serta pendidikan. 16

16
Prof. Drs. I-I.A. Dzajuli, Fiqih Jinayah upaya menanggulangi kejahatan Dalam !slam,
Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2000 h. 25
26

Hukum pidana islam yang merupakan aturan-aturan yang bersumber

dari syariat islam yang memiliki tujuan yamg luhur dan baik untuk

kepentingan pelaku tindak pidana maupun masyarakat pada umumnya.

Oleh karena itu menurut keduanya bahwa hukuman dibagi menjadi

bebrapa macam sesuai dengan tindak pidananya yaitu:

a. Hukuman dari segi terdapat atau tidaknya terdapat nashnya dalam Al-

Qur'an dan al-hadist, yaitu:

I) Hukuman yang ada nashnya, yaitu hudud,qishas,diyat kifarat.

Misalnya hukuman bagi pezina, pencuri,perampok,pemberontak

pembunuh, dan orang yang mendzihar istrinya.

2) Hukuman yan g tidak ada nashnya, hukuman ini disebut dengan

hukuman ta'zir, seperti percobaan melakukan tinclak piclana, ticlak

melaksanakan amanah, saksi palsu, clan melanggar aturan lalu lintas.

b. Hukuman clari segi hubungan antara satu hukuman clengan hukuman lain,

yaitu:

I) Hulrnman pokok (al-uqubat al-ashliyah), yaitu hukuman yang asal

bagi satu kej ahatan, seperti hukuman mati bagi pembunuh clan

hukuman jilicl seratus kali bagi pezina ghairu muhsan.

2) Hukuman pengganti (al-uqubat al abadaliyah), yaitu hukuman yang

menempati tempat hukuman pokok apabila hukuman pokok itu ticlak

clapat clilaksanakan karena suatu alasan hukum, seperti hukuman

cliyat atau clencla bagi pembunuh sengaja yang climaafkan qishasnya


27

oleh kekuarga korban atanu hukuman tazir apbila suatu alasan

hukum pokok yang berupa had tidak dapat dilaksanakan.

3) Hukuman tambahan (al-uqubat at tabaiyah), yaitu hukuman yang

dijatuhkan kepada pelaku atas dasar mengikuti hukuman pokok,

seperti terhalangnya seorang pembunuh.

4) Hukuman pelengkap (al-uqubat al takmiliyah), yaitu hukuman yang

dijatuhkan sebagai pelengkap trehadap hukuman yang dijatuhkan,

seperti menggalungkan tangan pencuri yang telah dipotong lehernya

(harus berdasarkan keputusan hakim tersendiri ).

c. Hukuman dari segi kekuasaan hakim yang menjatuhkan hukuman, yaitu:

I) Hukuman yang memiliki satu batas tertentu, dimana hakim tidak

dapat menambah atau mengurangi batas itu, seperti hukuman had.

2) Hukuman yang memiliki dua batas, yaitu batas tertinggi dan

terendah dimana hakim dapat memilih hukuman yang paling adil

dijatuhkan kepada terdakwa, seperti dalam kasus maksiat yang

diancam dengan ta'zir.

d. Hukuman dari segi sasaran hukum yaitu:

I) Hukuman badan, yaitu hukuman yang dikenakan kepada badan

manusia seperti hukuman jilid.

2) Hukuman yang dikenakan kepadajiwa, seperti hukuman mati.


28

3) Hukuman yang dikenakan kepada kemerdekaan manusia, sepe1ti

hukuman penjara atau pengasingan.

4) Hukuman yang dikenakan kepada harta seperti diyat, denda, dan

perampokan.

2. Menurut Hukum Pidana Positif

Dalam titel 11 buku 1 KUHP yang be1judul"Hukuman "(sraffen)

tergambar sistem hukuman pidana yang ada dilndonesia. Sistem ini

sederrhana hanya disebutkan dalam pasal 10 empat macam lmkuman

pokok: 17

a. Hukuman Mati.

b. I-Iukuman penj ara.

c. Hukuman kurungan.

d. Denda.

Sedangkan hukuman tambahannya terdiri atas tiga macam:

a. Pencabutan hak-hak te1tentu.

b. Perampasan barang-barang tertentu.

c. Pengumuman putusan hak

17
Prof. Dr. Wirjono Prodjodikiro, S.H. Asas-asas hukum pidana di Indonesia (Bandung, PT
Eresco, I 989)
29

1. Hukuman pokok

a) Hukuman mati

Hukuman mati adalah hukuman yang dilakukan dengan

mengambil jiwanya pelaku yang melanggar undang-undang pidana,

seperti kejahatan berat terhadap keamanan negara, kejahatan

pmbunuhan terhadap orang tertentu, pembunuhan berencana,

kejahatan-kejahatan terhadap harta benda yang disertai unsur yang

sangat memberatkan, seperti kejahatan pembajakan laut. 18

Hukurnan mati biasanya dugelar dilapangan yang luas dan

dapat dilihat oleh masyarakat dari berbagai tempat. Hal ini dilakukan

agar masyarakat yang melihat hukuman mati tidak melakukan

perbuatan kejam yang mengakibatkan dijatuhkannya hukuman mati.

b) Hukuman penjara dan kurungan.

Kedua hukmnan ini sama-sama menghilangkan kemerdekaan

seseorang untuk sementara waktu atau seumur hidup. Salah satu

perbedaan yang sangat jelas adalah hukuman penjara dijatuhkan

pada tindak pidana berat, sedangkan hukuman pidana kurungan

dijatuhkan pada tindak pidana ringan.

18
Drs. Adami Chazawi, S.I-1. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I Ste/sel Pidana, Teori-teori
pemidanaan dan batas berlakunya Hukum Pidana,(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002)h. 25
30

c) Hukuman denda.

Hukuman denda m1 kebanyakan dijatuhkan kepada

pelanggaran, hukuman denda dijatuhkan sebagai alternatif dari

hukuman kurungan. Dan menurut pasal 30 ayat I KUHP, jumlah

denda sekurang-kurangnya dua puluh lima sen.kini tidak diadakan

maksimum umum, maka tiap-tiap pasal yang mengancam dengan

hukuman denda, tidak terbatas dalam menentukan maksimum denda

untuk tindak pidana tertentu.

Undang-undang No 20 yang termuat dalam berita republik

Indonesia mengadakan suatu hukuman pidana baru yang dinamakan

"Hukuman tutupan". Undang-undang tersebut terdiri dari dari

6(enam) pasal dan berdasarkan pasal 2 ayat I PP No.8 tahun 1948

bahwa hukuman tutupan bukan hukuman yang berdiri sendiri

melainkan sama dengan hukuman penjara juga perbedaannya

hanyalah terletak pada orang yang melakukan tindak pidana karena

maksud yang patut dihormati.

2. Hulrnman Tambahan

Pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu

dan pengumuman putusan hakim. Sifat hukuman tambahan ini hanya

sebagai penambah dari hukuman pokok kalau dalam putusan hakim

ditetapkan hukuman tambahan. Misalnya seseorang melakukan tindak

pidana tertentu oleh hakim diputuskan dengan hukuman penjara dan

dicabut hak pilih maupun memilih dalam pemilihan umum.


31

F. Tujuan Pemidanaan

I. Menurut Hukum Pidana Islam

Hukum pidana islam, sebagai realisasi dari hukum islam itu sendiri

menerapkan hukuman dengan tujuan untuk menciptakan ketentraman

individu dan masyarakatserta mencegah perbuatan-perbuatan yang bisa

menimbulkan kerugian terhadap masyarakat, yag berkenaan dengan jiwa,

harta, maupun kehormatan.tujuan pemberian hukuman dalam islam sesuai

dengan konsep tujuan umum di syariatkannya hukum, yaitu untuk

merealisasikan kemaslahatan umat dan sekaligus menegakkan keadilan.

Hukuman yang ditegakkan dalam syariat Islam mempunyai dua aspek,

preventif (pencegahan) dan refresif (pendidikan). Dengan ditegakkan kedua

aspek tersebut akan dihasilkan satu aspek kemaslahatan, yaitu terbentuknya

moral yang baik, maka akan menjadikan masyarakat menjadi arnan tentram

damai dan penuh dengan keadilan, karena moral yang dilandasi agama akan

membawa prilaku manusia sesuai dengan tuntutan agama. 19

Menurut Andi hamzah dan Simanglipu, merumuskan tujuan

pemidanaan menj adi empat bagian yaitu:

a. Pembalasan(revenge), seseorang yang telah menyebabkan kerusakan

dan malapetaka pada orang lain.

b. Penghapusan dosa (eksiation)

19
Drs. Makhrus Munajat, M.Hum, Dekontruksi Hukum Pidana Islam, Qogjakarta, Logung
Pustaka, 2004) h.53
32

c. Menjerakan

d. Memperbaiki pelaku tindak kejahatan (rehabilition of the criminal)

pidana ini diterapkan sebagai usaha untuk mengubah sikap dan prilaku
20
jarimah agar tidak mengulangi kejahatnnya.

2. Menurut Hukum Pidana Positif

Bagian penting dalam sistem pemidanaan adalah menetapkan sanksi.

Keberadaannya akan memberikan arah dan pertimbangan mengenai apa

yang yang seharusnya dijadikan sanksi dalam suatu tindak pidana untuk

menegakkan berlakunya norma. Di sisi lain, pemidanaan itu sendiri

merupakan proses paling kompleks dalam sistem peradilan pidana karena

melibatkan banyak oprang dan intitusi yang berbeda.

Pemidanaan dapat diartikan sebagai tahap penetapan sanksi dan juga

tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana. Hal ini dapat disimaJ( dalam

pendapat Sudarto 21 yang menyatakan bahwa pemberian pidana in abstracto

adalah menetapkan stelsel sanksi hukum pidanan yang menyamgkut

pembentukan undang-undang. Sedangkan pemberian m concreto

menyangkut berbagai badan yang kesemuanya mendukung dan

melaksanalrnn stelsel hukum pidana itu.

20
Andi Hamzah dan Simanglipu, Pidana Mali di Indonesia di masa /alu, masa kini dan masa
yang akan datang, cet. 2, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1985), h.15
21
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana,( Alumni, Bandung, 1986), h.42
33

Di Indonesia hukum pidana positif belum pernah merumuskan tujuan

pemidanaan. Selama ini wacana tentang tujuan pemidanaan tersebut masih

dalam tataran yang bersifat teoritis, namun Rancangan KUHP Nasional

telah menetapkan tujuan pemiclanaan pacla buku kesatu ketentuan umum

clal;am Bab 111 clengan juclul: pemiclanaan, piclana, clan tinclakan.

Rancangan KUHP Nasional talmn 1968 clalam pasal 50 ayat I nya

telah ditetapkan empat tujuan pemiclanaan sebagai berikut: 22

a. Mencegah clilakukannya tinclak pidana dengan menegakkan norma

humum demi pengayoman masyarakat.

b. Memasyarakatkan terpiclana clengan mengaclakan pembinaan sehingga

menjacli orang yang baik clan berguna

c. Menyelesaikan konflik yang clitimbulakan oieh tinclak piclana,

memulihkan keseimbangan dan menclatangkan rasa damai dalam

masyarakat, clan

cl. Membebaskan rasa bersalah pada terpiclana

Menurut Barela Nawawi Arief yang juga sebagai salah satu anggota

Tim Penyusunan Rancangan KUHP Nasional itu bahwa perumusan tujuan

pemidanaan di dalam konsep (Rancangan KUHP Nasional, pen.) bertolak

clari pokok-pokok pemikiran antara lain:

a. Pacla hakikatnya undang-undang merupakan sistem hukum yang

bertujuan (purposive system) sehingga clirumuskannya piclana clan aturan


22
Prof. Bambang Purnomo, Asas-asas Hukum Pidana, (ghalia Indonesia) h.68
34

pemidanaan dalam undang-undang, pada hakikatnya hanya merupakan

sarana untuk mencapaii tujuan.

b. Dilihat secara fungsional, pemidanaan merupakan suatu rangakaian

proses kebijakan yang konkretisasinya sengaja direncakanakan melalui

tiga tahap. Agar ada keterjalinan dan keterpaduan antara ketia tahap itu

sebagai satu kesatuan sistem pemidanaan, maka diperlukan perumusan

tujuan pemidanaan.

Perumusan tujuan pemidanaan dimaksudkan sebagai 'fungsi

pengendali/ kontrol' dan sekaligus memberikan dasar filosofis, dasar

rasionalitas dan motivasi pemidanaan yang jelas dan terarah.

Karena di Indonesia rumusan tentang tujuan pemidanaan dalam

hukum pidana positif belum pernah ada. Jadi pembahasan mengenai apa,

kenapa dan untuk apa pemidanaan itu, selama ini lebih banyajk bersifat

teoritis. Sebagai akibat dari ketiadaan rumusan tujuan pemidanaan secara

formal (terutama dalam hukum pidana induk), maka banyak sekali rumusan

jenis dan bentuk sanksi dalam perundang-undangan pidana di Indonesia

yang tidak konsisten dan tumpang tindih. Hal seperti ini merupakan indikasi

bahwa terjadi keseremawutan atau keragu-rauan dalam memilih jenis dan

bentuk sanksi sehingga ditetapkan secara begitu saja atau serta merta.
BAB IIJ

PENGANIA Y AAN SEBAGAI TINDAKAN MENURUT HUKUM ISLAM

DAN HUKUM POSITIF

A. Pengertian Penganiayaan

I. Menurut Hukum Pidana Islam

Berbicara mengenai penganiayaan sebagai suatu kejabatan atau tindak

pidana, secara otomatis dapat dipahami sebagai suatu kerangka persoalan

yang sangat kompleks.

Menurut Madjloes, yang dimaksud dengan penganiayaan dalam

hukum Islam adalah: dengan sengaja melakukan perbuatan sehingga

menimbulkan cidera atau cacat pada seseorang yang terkena perbuatan itu. 1•

Penganiayaan sebagai bentuk kejahatan (jarimah) oleh fuqaha di bawa

dalam satu bab (kitab) khusus yang dimasukan dalan1 kitab jinayat,

termasuk dalam pembahasan mengenai masalah pembunuhan, pencurian,

prostitusi, penganiayaan, perampokan dan bentuk !criminal lainnya.

Penganiayaan diindetikan dengan melukai, yang dalam bahasa arab

disebut dengan istilah jirahah yang artinya pelukaan Istilah jirab ini

dipergunakan dalam lapangan ilmu fiqih pada perbuatan yang melukai

badan, menghilangkan nyawa, baik disertai dengan Iuka atau tidak, seperti

1
Madjloes, Pengantar Hukum Pidana !slam,(Jakarta, CV.Amelia, 1980) h.35
36

membunuh dengan racun, serta tindakan-tindakan lain yang menghilangkan

manfaat alat tubuh manusia, seperti menjadi buta, tuli dan laim1ya.

Kejahatan atas fisik tetapi tidak dimenimbulkan kematian, dalam

litertur fiqih jinayah disebut dengan ...,...ill\ uJJI.. ~ ;\,;~I baik dilakukan

secara sengaja atau tidak sengaja. 2

Ada dua klasifikasi dalam menentukan pembagian tindak pidana

penganiayaan, yaitu:

!. Ditinjau dari segi niatnya

Ditinjau dari segi niat pelaku, tindak pidana Penganiayaan

dibagi kepada dua bagian:

a. Penganiayaan sengaja

Perbuatan sengaja adalah setiap perbuatan dimana pelaku

sengaja melakukan perbuatan dengan maksud melawan hukum.

Dari definisi tersebut dapat diambil asumsi bahwa tindak

pidanapenganiayaan dengan sengaja, pelaku sengaja melakukan

perbuatan yang dilarang dengan maksud supaya perbuatannya itu

mengenai dan menyakiti orang lain

b. Penga11iayam1 tidak sengaja

Penganiayaan sengaja dan tidak sengaja dalam tindak pidana

penganiayaan, masih diperselisihkan oleh para fuqaha. Sepe1ii

halnya dalam tindak pidana ini, syafi 'iyah dan Hanabilah


2
Prof. Dr. Amir Syarifuddin,Garis-garis besar fiqih, (Bogor, Kencana 2003), h. 269
37

berpendapat bahwa tindak pidana penganiayaan 1111 juga ada

pembagian yang ketiga, yaitu syibhul amd atau menyerupai sengaja.

2. Ditinjau dari segi objek (sasarannya)

Ditinjau dari segi objek atau sasarannya, tindak pidana

penganiayaan, baik sengaja maupun tidak sengaja dapat dibagi kepada

lima bagian:

a. Penganiayaan atas anggota badan dan semacamnya

Adapun yang dimaksud dengan jenis yang pertama ini ada!ah

tindakan perusakan terhadap anggota badan dan anggota lainnya

yang disetarakan dengan anggota badan baik berupa pemotongan

maupun pelukaan. Dalam kelompok ini termasuk pemotongan

tangan, kaki, jari, kuku, hidung, zakar, biji pelir,telinga, bibir,

pencongkelan mata, merontokkan gigi, pemotongan rambut, alis

bulu mata, jenggot, kumis, bibir kemaluan perempuan, dan lidah.

b. Menghilangkan manfaat anggota badan sedangkan jenisnya masih

tetap utuh.

Maksud dari jenis yang kedua ini adalah tindakan yang

merusak manfaat dari anggota badan, sedangkan jenis anggota

badannya masih utuh.


38

c. Asy-syajaj

Yang dimaksud asy-syajaj adalah pelukaan khusus pada

bagian muka dan kepala. Sedangkan pelukaan atas badan selain

muka dan kepala termasuk kelompok keempat, yaitu jirah.

Imam abu Hanifah berpendapat bahwa syajaj adalah

pelukaan pada bagian muka dan kepala, tetapi khusus dibagian

tulang, seperti dahi. Sedangkan pipi yang banyak dagingnya tidak

termasuk syajaj, tetapi ulama lain berpendapat bahwa syajaj adalah

pelukaan pada bagian muka dan kepala secara mutlak

d. Al- Jirah

Al- jirah adalah pelukaan pada anggota badan se\ain wajah,

kepala, dan athraf. Anggota badan yang pelukaannya termasuk jirah

in meliputi leher, dada, perut, sampai batas pinggul.

e. Tindakan selain yang telah disebutkan diatas

Adapun yang termasuk kedalam kelmpok ini adaluh setiap

tindakan pelanggaran, atau menyakiti yang tidak sampai merusak

athraf atau menghilangkan manfaatnya, dan tidak pula menimbulkan

Iuka syajaj atau jirah


39

2. Menurut Hukum Pidana Positif

Penganiayaan adalah tindak kejahatan/delict yang merupakan

perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang disertai

ancaman, yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan

tersebut. 3

Menurut prof Lamintang dalam bukunya mendefinisikan

penganiayaan sebagai kesengajaan yang menimbulkan rasa sakit dan

menimbulan Iuka pada orang lain. 4 .

Penganiayaan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dimuat artinya

sebagai "perlakuan yang sewenang-wenang" Pengertian penganiayaan yang

dimuat kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengertian dalam arti luas:

yakni yang menyangkut "perasaan" atau "batiniah". Penganiayaan yang

dimaksud dalam ilmu lrnkum pidana adalah yang berkenaan dengan tubuh

manusia.

Mr. M.H Tirtamidjaja membuat pengartian penganiayaan sebagai

perbuatan atau tindakan yang dengan sengaja menyebabkan sakit atau Iuka

pada orang lain. Akan tetapi, suatu perbuatan yang menyebabkan sakit atau

3
Prof. Hermin Hadiati Koeswadji, Kejahatan terhadap Nyawa Serta Penyelesaiannya,
(Bandung, Sinar Wijaya, 1984) eet ke-1 h. 9
4
Lamintang, Delik-Delk Khusus, (Bandung, Bina Cipta, 1986)
40

Iuka pada orang lain tidak dianggap sebagai penganiayaan kalau perbuatan
5
itu dilakukan untuk menambah keselamatan badan.

Berbicara tentang pasal 351 KUHP kita harus talm apa yang

dimaksud dengan perbuatan penganiayaan yang menurut istilal1 KUHP

adalah "Mishandeling" tetapi dalam BAB IX buku I KUHP" tidak ada aiii

penganiayaan. Untuk mengetahui perbuatan penganiayaan harus kita lihat

pada. 6

a. Pada sumbernya

b. Dalam praktek peradilan, dan

c. Dalam ilmu pengetahuan

Menurut yurisprudensi maupun ilmu pengetahuai1 memberi

pengertian pengai1iayaan adalah setiap perbuatan ya11g dilalrnka11 dengan

sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau Iuka kepada ora11g lain.

Dalam ha! ini Hoge Raad dalam menafsirkan perbuata11

penganiayaan meneka11kan kepada perbuatan "sengaja" (opzet).

Dal am pasal 3 51, yang merupakan inti dari bab xx ini, tidak ada

uraiai1 unsur-unsur selain hanya disebut penganiayaan saja, karenanya jika

kita menguraikan unsur-unsurnya maka sebaliknya istila penga11iayaan itu

diuraikan sehingga berbunyi"Barang siapa yang dengan sengaja da11 tanpa

hak menyakiti atau melukai badan orang lain karena penganiayaa11, diancam

5
M. Tirtaamidjaja, Pokok-Pokok Hukum Pidana, (Jakarta, Fresco, 1955), h. 74
6
Sudarto, Hukum Pidana Materiil, (Jakarta, Sinar Grafika, 2002), h. 70
41

dengan pidana penjara maksimum dua tahun delapan bulan atau denda tiga

. l1. 7
ratus rupia

Chaidir Ali, mengemukakan dalam bukunya yang berjudul"Responsi

Hukum Pidana" penyertaan dan gabungan tindak pidana disebutkan bahwa

KUHP tidak merumuskan elemen-elemen/unsur-unsue dari penganiayaan,

melainkan hanya menyebutkan qualifikasinya saja, yaitu penganiayaan

(Mishandeling). 8

Oleh karena pasal 351 KUHP tidak menyebutkan tentang

penganiayaan dan hanya menyebutkan kualifikasinya saja, malca kita dapat

mengetahui apa perbuatan penganiayaan itu maka kita harus

mempergunakan penafsiran.d alam KUHP sendiri, didalam buku liltle IX

dikenal penafsiran resmi/interprestasi autentik daripada beberapa kata-kata

yang dipergunakan dalam KUHP.

Tetapi bila kita cari maka istilah penganiayaan tidak terdapat dalam

title 1X tersebut hingga belum diketahui apa yang dimaksud dengan

mishandeling.

Perumusan penganiayaan didalam rencana undang-undang pasal 351

yang disusun oleh mentri kehakiman, maka perbuatan penganiayaan itu

dirum uskan se bagai:

7
Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP serta Pelaksanaannya, (Jakarta, Balai Aksara), h.501
8
Ali Chaidir, Responsi dan Gabungan Tindak Pidana, (Bandung, Armico, 1985)
42

a. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan

penderitaan kepada orang Ian, atau.,

b. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk merugikan

kesehatan badan orang lain.

Dalam tafsiran doktrin pasal 351 itu ditafsirkan sebagai"perbuatan

yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau Iuka

kepada orang lain.Sedangkan menurut penafsiran Hoge Raad, penganiayaan

yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaj a untuk menimbulkan

rasa sakit atau Iuka semata-mata menjadi tujuan dari perbuatan itu dan

merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan yang di inginkan 9

Dan yang dimaksud dengan rasa sakit atau pijn dalam pasal 351

KUHP yaitu, dimana seseorang cukup merasa sakit akibat perbuatan orang

lain, dan perubahan badan tidaklah menjadi syarat mutlak.

Misalnya: kalau dipukul itu akan menimbulkan rasa sakit.

Sedangkan yang dimaksud dengan Iuka dalam pasal 351 KUHP diartikan

setiap perubahan dari sebagian bentuk baclan manusia yang tidak merupakan

bentuknya semula. Dalam ha! ini bisa saja misalnya jika seseorang dengan

menikam itu akan menimbulkan perubahan pada bentuk badan manusia.

Kemuclian tentang perbuatan penganiayaan yang dilakukan

seseorang karena kealpaan atau culpose mishandeling atau clapat dilihat

dalam pasal 360 KUHP.sedangkan perbedaan antara pasal 351 clengan pasal

'Satochid Kartanegara,Op cit, h. 40 I


43

360 adalah,dalam pasal 351 dilakukan dengan sengaJa, sedag pasal 360

dilakukan dengan keaalpaan.

Kejahatan penganiayaan yang terdapat dalam pasal 360 KUHP

merupakan delik materiel, karena dalam ha! ini yang dipentingkan adalah

akibatnya, yaitu menimbulkan akibat;

a. Luka parah kepada orang lain, atau

b. Sakit yang disebabkan oleh sesuatu Iuka yang di derita, atau

c. Halangan untuk menge1jakan peke1jaan atau jabatannya sehari-hari

B. Hukuman Tindak Pidana Penganiayaan

1. Menurut Hulmm Islam

Pembahasan mengenai hukuman pelaku penganiayaan dibagi

menjadi dua bagian, yaitu penganiayaan yang dikenakan qisas dan

penganiayaan yang dikenakan diyat.

a. Hukuman pokok, yaitu qishas atau balasan setimpal. Hal ini

diberlakukan qishas atau balasan setimpal itu memang dapat

dilaksanakan tidak melebihi dan mengurangi. 10

Apabila seseorang memotong anggota badan manusia, tidak

diperselisihkan bahwa ia dikenakan q1sas, suatu penganiayaan

adakalanya membinasakan salah satu anggota badan orang yang

dianiaya atau tidak membinasakannya. Apabila termasuk penganiayaan

0
' Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Op cit, 270
44

yang membinaskan anggota badan malrn kesengajaan padanya ialah

apabila sengaja memukul korban dengan disertai arah dan dengan

memakai alat yang dapat melukai pada ghalibnya.

Tetapi apabila penganiayaan itu karena main-main atau dengan

memakai alat yang tidak melukai pada ghalibnya atau karena untulc

memberikan pengajaran, maka perbedaan pendapat fuqaha dalam hal ini

mirip clcngan perbcdaan pcndapal lcnang pembunuhan, sebagian

mengatakan diqisas clan sebagian lagi tidak diqisas.

Jadi penganiayaan sengaja apabila te1jacli menurut syara yang telah

clitentukan masa hukumannya aclalah qisas, sebagaimana firman Allah

SWT clalam surat al-Maiclah ayat 45.

Artinya: Dan kami Telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At


Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan
mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi
dengan gigi, dan Iuka Iuka (pun) ada kisasnya. barangsiapa
yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu
(menjadi) penebus dosa baginya. barangsiapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah,
Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.(QS. al-
Maiclah: 45)
45

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa hukuman pembalasan yang

terkesan sangat kejam terdapat pada syari'at terdahulu sebelum

datangnya Islam, tetapi setelah datang Islam yang dibawa oleh nabi

Muhammad saw bahwa hukurnan yang ditetapkan adalah rahmat dan

penuh keadilan.

Dan di dalam surat al-Baqarah ayat 194 dinyatakan:

Artinya; Barangsiapa yang menganiaya kamu, maka balaslah


sebagaimana ia menganiaya kamu. (QS. al-Baqa.rah; 194)

b. Hukurnan diyat

Hukuman diyat merupakan hukuman pengganti untuk qishas

apabila hukuman qishas terhalang karena suatu sebab. Diyat sebagai

hukurnan pengganti berlaku dalarn tindak pidana penganiayaan sengaja.

Disarnping itu juga diyat merupakan hukuman poko apabila

kejahatannya menyerupai sengaja atau kesalahan.

Diyat, baik sebagai hukuman pokok maupun sebagai ht1kurnan

pengganti digunakan untuk diat kamilah.

Diat kamilah atau diat sempurna berlaku apabila manfaat jenis

anggota badan hiiang seluruhnya.

Pada penganiayaan ini banyak ha! yang perlu diperhatikan dalam

menjatuhkan hukuman diyat antara lain dari jenis perbuatannya sendiri

ada yang berat ada yang ringan.


46

1) Diyat bagi luka berat, yaitu:

Luka sampai kelihatan tulang, dendanya 5 ekor unta, Iuka

sampai pecah tulang dendanya 10 ekor unta, Iuka sampai beralih

tulang dendanya 15 ekor unta, luka sampai membukus tcngkorak

dendanya 1/3 dari 100 ekor unta, luka yang sampai kc benak,

dendanya seperti denda luka yang sampai ke kulit kepala yaitu 1/3

diyat penuh. Apabila seorang Iuka sampai kelihatan tulang,

kemudian datang lagi yang kedua, dilukainya pula sampai pecah

tulang, kemudian datang lagi yang ketiga dipukulinya sampai beralih

tulang, kemudian datang lagi yang keempat lalu dipukulinya pula

sampai kulit tengkorak kepala, maka yang pertama didenda 5 ekor

unta, yang kedua didenda 5 ekor unta, yang ketiga didenda 5 ekor

unta, dan yang ke empat didenda 18 ekor unta ditambah lagi 1/3 dari

diyat penuh.

a) Luka perut: Iuka berat sampai ke dalam perut dengan melalui

pernt, pungung dada dan leher, maka dendanya 1/3 dari l 00 ekor

unta.

b) Luka mata: merusak atau menghilangkan manfaatnya, misalnya

merusakkan biji mata, dendanya I 00 ekor unta, satu biji mata 50

ekor unta,

c) Luka telinga: apabila merusakkan dua buah telinga maka

dendanya I 00 ekor unta, satu telinga 50 ekor unta


47

d) Luka hidung: apabila merusakkan batang hidung diyatnya penuh

e) Luka bibir: apabila merusakaan dua belah bibir dengan denda

lengkap, jika sebelah saja Yi dari I 00 ekor unta.

f) Luka lidah: apabila merusakan lidah diyatnya penuh jika

terpotong setengalmya maka dityatnya Yi jika terpotongnya Y.

maka diyatnya Y. pula.

g) Luka gigi tiap-tiap sebuah gigi diyatnya 5 ekor unta, jika

merusakan semua gigi maka diayatnya mengalikan jumlah gigi

yang dirusak dengan seekor unta. Misalnya jika semnua gigi

yang dirusakkan 32 biji maka dendanya 32 x 5 ekor unta = 160

ekor unta.

h) Luka tangan: merusakkan tangan diyatnya 50 ekor unta untuk

satu tangan dan I 00 ekor unta untuk dua tangan.

i) Luka kaki: merusakkan dua kaki diyatnya penuh Yi untuk satu

kaki dan tiap-tiap jari yang dirusak di denda 1/10 diyat yakni I 0

ekor unta.

j) Luka zakar: merusak zakar orang lain yang masih berfungsi dan

sehat diyatnya 2 penuh, karena merusak manfaat dan

memutuskan lahirnya keturunan.

k) Luka pelir: merusakkan dua belah pelir maka diyatnya penuh

jika satu maka Yi dari diyat penuh.


48

I) Luka payudara: merusak payudara perempuan berarti merusak

keindahan dari wanita maka diyatnya penuh yakni I 00 ekor unta

jika dirusakan keduanya, Y, diyat jika jika yang dirusakan satu

buah saja.

m) Bibir kemaluan: merusakan farj wanita yang bermanfaat untuk

membuat keturunan maka dendanya I 00 ekor unta karena

menghilangkan manfaat dan kindahannya.

2) Diyat bagi Iuka ringan yaitu:

Luka terkelupas kulit, berdarah, Iuka terguris daging, Iuka

dalam sampai ke daging dan dan Iuka sampai ke lapis tulang, maim

lmkum dendanya diukur menurut dangkalnya Iuka, kemudian

diperbandingkan dengan Iuka kelihatan tulang sampai dijatuhi denda

Y,, 113, \'4, dari Iuka tulang, tergantung atas kebijaksanaan hakim

yang memutuskan dan menurut pertimbangan hakim.

Adapun jarimah ta'zir yang berhubungan dengan pelukaan


11
atau penganiayaan sebagai berikut:

a) Imam Malik mengatakan boleh digabuingkan antara ta 'zir

dengan qisas dalam tindak pidana penganiayaan dengan alasan

bahwa qisas itu suatu hak alami. Sedangkan ta 'zir adalah sanksi

yang bersifat mendidik dan memberikan pelajaran yang

berkaitan dengan hak jama'ah. Beliau juga berpendapat ta 'zir

11
Dzajuli, Op cit, h.178
49

dapat dikenakan terhadap jarimah pelukaan yang qisasnya dapat

dihapuskan atau tidak dapat dilaksanakan karena suatu sebao

hukum.

b) Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'l dan Imam Hambali

mengatakan boleh dilakukan terhadap orang yang berualangkali

dijatuhi hukuman. Bahkan mereka diperbolehkan menyatakan

sanksi ta 'zir terhadap sanksi had untuk residivis, karena dengan

mengulangi perbuatan jarimah menunjukkan bahwa 1'.ukum yang

telah diberikan kepadanya tidak menjadikannya jera, oleh karnna

itu sanksinya harus ditambah.

c) Sebagian ulama lain mengatakan bahwa pelukaan dengan yang

kosong , tongkat ataaupun cambuk, itu diancam dengan

hukuman ta 'zir.

2. Menurut Hukum Positif

Menurut hukum pidana Indonesia, tindak pidana yang diatur KUHP

terdiri dari penganiayaan biasa (pasal 351) penganiayaan ringan (pasal 352)

penganiayaan yang direncanakan lebih dahulu(pasal 353) penganiayaan

sengaja melukai berat (pasal 354) penganiayaan berat yang dilakukan

dengan rencana lebih dahulu (pasal 355) penganiayaan terhadap orang-

orang tertentu dan dengan mengguanakan benda-benda yang

membahayakan orang (pasal 356) Dalam pemidanaan karena salah satu


50

kejahatan yang diterangkan dalam pasal 353 dan 355, dapat dijatuhkan

pencabutan hak tersebut dalam pasal 35 No. 1-4 penyerangan atau

perkelahian (pasal 358).

Hukuman bagi pelaku penganiayaan menurut hukum positif telah


12
tertera pada pasal-pasal dalam KUHP sebagai berikut:

a. Penganiayaan biasa diatur di dalam pasal 351 KUHP diancam dengan

pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun 8 (delapan) bulan atau didenda

paling banyak 300 (tiga ratus) rupiah. Apabila penganiayaan biasa

berakibat luka berat yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama

lima tahunJika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling

lama tujuh tahun, dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak

kesehatan, percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana ..

Luka berat atau mati disini, harus merupakan akibat yang tidak

dimaksud oleh si pembuat. Apabila Iuka berat itu dimaksud maka

dikenakan pasal 355 dan kematian yang dimaksud maka perbuatan itu

termasuk pembunuhan (pasal 338) ..

b. Penganiayaan Ringan diatur dalam pasal 352 KUHP, tindak pidana ini

termasuk kejahatan ringan. Penganiayaan yang tidak mengakibatkan

rasa sakit atau terhalangnya orang di dalam melakukan jabatannya atau

mata pencahariannya. Ancaman hukumannya yaitu hukuman penjara

12
M. Sudrajat Bassar, SH, Tindak Pidana Tertentu Dalam K U f/P,(Bandung, CV, Remaja
Karya. 1986), cet ke-2 h. 134
51

paling lama 3 (tiga) bulan atau didenda paling besar 300 (tiga ratus)

rupiah.

Hukuman ini dapat ditambah dengan sepe1iiga bagi yang bersalah

melakukan perbuatan itu terhadap orang yang beke1ja padanya atau yang

berada dibawah kekuasaannya.

c. Penganiayaan direncanakan terlebih dahulu.

Di atur dalam pasal 353 KUHP diancam dengan hukuman penJara

paling lama 4 tahun. Apabila perbuatan itu membawa Iuka berat pada

tubuh, dihukum dengan hukuman penjara 7 tahun. Apabila

penganiayaan itu mengakibatkan matinya orang, dihukum dengan

hukuman penjara paling lama 9 tahun.

d. Penganiayaan yang disengaj a untuk melukai berat

Diatur dalam pasal 354 KUHP diancam dengan hukuman penjara paling

lama 8 tahun. Daiam penganiayaan ini, niat sipembuat harus ditunjukan

pada "meiukai berat" a11inya Iuka berat itu harus dimaksud oleh si

pembuat. Jika mengakibatkan mati korbannya, maka dikenakan pidana

penjara paling lama I 0 (sepuluh) tahun.

e. Penganiayaan yang disengaja untuk melukai berat

Diatur daian1 pasal 355 KUHP, diancan1 dengan hukuman penjara

paling lama I2 (dua belas) tahun. Apabila perbuatan ini menyebabkan

kematian orangnya, hukumannya dinaikan menjadi 15 tahm1.


52

f. Penganiayaan terhadap orang-orang tertentu dan dengan menggunakan

benda-benda yang membahayakan kesehatan orang.

Diatur dalam pasal 356 KUHP. Ancaman hukuman yang ditentukan

dalam pasal 351, 353, 354, dan 355 dapat ditambah dengan

sepertiganya.

1) Apabila kejahatan dilakukan terhadap ibunya, bapaknya yang sah,

isterinya, atau suaminya atau analmya.

2) Apabila kejahatan seorang pejabat ketika atau karena menjalankan

tugasnya yang sah.

3) Apabila kejahatan dilakukan dengan memberikan bahan yang

berbahaya bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.

g. Dalam pemidanaan karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam

pasal 353 dan 355, dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut dalam

pasal 35 no 1-4

h. Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau pe;kelahian,

dimana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawab masing-masing

terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya diancam:

Ke-! Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan, jika

akibat penyerangan atau perkelahian itu ada yang Iuka-Iuka berat;

Ke-2 Dengan pidana penjara paling empat tahun, jika akibatnya ada

yang mati.
53

Subyeknya adalah barang siapa. Jadi perlu di perhatikan

kemungkinan subyek itu di pandang berhak, berwenang untuk melakukan

sesuatu yang membuat objek yang besangkutan sakit/luka. Denikian juga

perlu di perhatikan ada tidaknya hubungan tertentu antara subyek da objek

sebaimana diatur atau tersirat dalam pasal 356.

Unsur kesalahan di sini harus sengaja apabila tidak dengan sengaja,

lebih tepat di terapkan dalam pasal 360 atau pasal 359. dengan demikian

petindak menghendaki atau mengetahui tindakan yang dilakukannya dan

menghendaki sakit atau lukanya objek tersebut. Bahkan dapat juga di

katakan bahwa tujuan dari si petindak/subyek melakukan suatu tindakan

(misalnya memukul, memotong, membedah)

C. Persamaan dan Perbedaan

Penulis akan meninjauanya melalui analisis perbandingan hukum antara

persamaan dan perbedaan.

1. Persamaan

Untuk menghindari te1jadinya kesewenang-wenangan dalam

melaksanakan ketentuan sanksi serta untuk menjaga jangan sampai terjadi

tindakan balas dendam pada pelaku pembunuhan dan penganiayaan, hukum

Islam menetapkan bahwa yang berhak melaksanakan hukuman adalah

penguasa atau instansi yang diberi oleh kewenangan oleh penguasa untuk

tugas itu.
54

Dikalangan para fuqaha telah sepakat, keluarga korban dapat

melaksankan qirns dalam perkara pembunuhan dan penganiayaan dengan

izin penguasa, sebab pelaksanaan qisas memerlukan keteian agar terhindar

melampaui batas. Jika dilaksanakan tanpa restu dari petugas negara, maka

tidak akan terjadi qisas, karena ia dianggap menghianati kekuasaan negara.

Begitu pula dalam KUHP sama dengan hukum Islam memandang

perbuatan penganiayaan sebagai perbuatan yang tidak pernah akan diterima

masyarakat. Dan yang berhak melaksanakan sanksi terhadap pelaku tindak

pidana Adalah pemerintah. Dalam ha! ini instansi byang ditunjuk untuk

menjadi pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap adalah pihak kejaksaan, sebagaimana diatur dalan1 KUHP pasal

270. dari sini dapat dipertegas bahwa hukum Islam dan KUHP memiliki

beberapa persamaan-persamaan itu adalah: melarang tindak pidana

penganiayaan, memberikan sanksi yang berat terhadap pelaku, memberikan

sanksi tambahan, dan menyerahkan pelaksanaan hukum pada penguasa.

2. Perbedaan

Dalam tindak pidana penganiayaan, hukum islam memberikan pada

keluarga korban kedudukan yang bijak dalam hukum untuk menentukan

kebijaksanaan terhadap pelaku penganiayaan dengan memberikan pada

mereka kesempatan menentukan qishas atau diyat atau memberinya maaf

secara mutlak.
55

Adapun KUHP hanyalah sebuah karya sekelompok manusia yang

dianggap ahli dalam bidang hukum, sehingga kebenarannya tidaldah bersifat

mutlak dan akan berubah mengikuti perkembangan zaman dan terikat pada

masa serta tempat tertentu saja. KUHP di ciptakan hanya untuk ketertiban

dan ketentranmn dalam kehidupan bermasyaralmt, melaksanakannya

hanyalah suatu kepatuhan pada hukum atau pemerintah, bukan tennasuk

ibadal1 karena tidak berpengaruh pada kehidupan alchirat. Dan dalam KUHP

dengan segala ketentuannya mengenai tindak pidana penganiayaan, tidak

pernah melibatkan keluarga korban untuk menentukan hukuman, padahal

mereka pihak secara langsung yang di rugikan dengan terbunuhnya

seseorang dari anggota keluarga mereka.

Dan di lihat dari segi sanksi yang di ancamkan kepada si ter~alah

juga hukum islam lebih berat, sebab dalam lmkum islam mengenal tingkatan

sanksi yang justru berbeda sekali, karena macam lmkuman yang di

ancamkan sudah tertera dalam Al-Qur'an. Sedangkan pedoman dalam

penetapan sanksi yang alcan di jatuhkan dalam hukum pidana

mempergunakan hasil pemikian manusia atau keyakinan hakim.


BAB IV
ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI

JAKARTA SELATAN TERHADAP PELAKU

TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN

A. Perkara Penganiayaan Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Seperti diuraikan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan tindak pidana

penganiayaan yang dianalisis ini adalah perkara NO. 14/PID B/2005/PN. Jak.Sel

dipengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tahun 2005, dengan terdkwa Teuku

Syauki Markam, yang berusia 46 tahun,beralamat di jl. Bakti no 48 lt 03 Rw 07

kelurahan Cilandak Timur Kecamatan Pasar Minggu Kota Madya Jakarta Selatan

Adapun sebab terjadinya penganiayaan itu disebabkan karena pada waktu

korban bersama-sama dengan temannya mendapat perintah untuk melakukan

pengembokan gudang yang ternyata milik tersangka dan perintah itu akhirnya

dijalankan oleh korban yang mana perintah itu dari PT.WIRAJA YA PERKASA.

Dan PT. WIRAJA YA PERKASA mendapat perintah dari Bank Bukopin, dan

tersangka tidak mau kalau gudang itu miliknya digembok, setelah itu te1jadi

percekcokan antara kedunya. Lalu tersangka masuk kedalam rumah untuk

mengambil parang dan mengejar korban untuk menyabetkan parangnya

itukeleher korban, akibat sabetan parang itu akhirnya korban mengalami Iuka

robek dilehernya dan banyak mengeluarkan darah lalu korban dibawa kerumah

sakit Cilandak Marinir dan mendapatkan jahitan sebanyak 16 jahitan dilehernya.


57

Dengan jumlah perkara penganiayaan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa

perkara penganiayaan mempunyai angka yang cukup tinggi, antara tahun 2003-

2005 terjadi angka kenaikan. Maka penganiayaan yang terjadi diwilayah Jakarta

Selatan semakin meningkat.

B. Putusan hakim Pcngadilan Negeri Jakarta sclatan terhadap pelaku tindak

penganiayaan.

Berdasarkan urman sebelumnya dalam kasus ini jaksa penuntut umum

menuntut 4( empat) tahun penjara, karena majelis hakim menimbang oleh karena

dakwaan primair telah dinyatakan terbukti bersalah dan selama persidangan

perkara ini berlangsung majelis hakim hal-hal ataupun keadaan yang dapat

menghilangkan atau menghapuskan pertanggung jawaban pidana dalam diri

terdakwa, sehingga dengan demikian terdakwa harus tetap dinyatakan bersalah

melakukan tindak pidana, sebagaimana yang didakwakan pada dakwaan primair

telah terbukti.

Maj el is hakim juga menimbm1g dan menyatakan terdakwa terbukti bersalah

karena telah melakukan kejahatan atau pelanggaran, yaitu sebagaimana yang

diatur dan diancam dalam pasal 351. Adapun terhadap terdakwa terdapat hal-hal

yang memberatkan dan meringankan.

Hal-ha! yang meringankan

l. Terdakwa terns terang mengakui perbuatannya sehingga memperlancar

jalannya persidangan.
58

2. Terdakwa sudah mempunyai tanggungan keluarga yaitu anak dan istri.

3. Terdakwa belum pernah dihukum sebelumnya.

Dengan adanya hal-hal tersebut diatas maka jaksa penuntut unrnm menuntut

terdakwa dengan hukuman penjara 4 (empat) bulan. Berclasarkan keterangan


1
saksi-saksi clan alat-alat bukti serta tuntutan jaksa penuntut umum. Maka majelis

hakim menmutuskan.

Majelis Hakim menyatakan terclakwa dengan piclana penjara 4 (empat)

bulan penjara clengan clakwaan jaksa penuntut umum yang menintut Teuku

Syauki Markam sesuai clengan pasal 351 ayat(l) KUHP.serta sesuai dengan bukti

yang cliajukan clalam persidangan.

Berdasarkan surat pelimpahan perkara acara biasa Kejaksaan Negeri Jakarta

Selatan tanggal 28 Oktober 2004 Nomor ; B-2208 /APB/Ep.l /12 /2004. Surat

Penetapan Hakim Pengaclilan Negeri Jakarta Selatan Nomor : 14/Pen.Picl

12005/PN. Jakarta Selatan tanggal 11 Januari 2005, terclakwa clihadapkan kedepan

persiclangan clengan dakwaan sebagai berikut:

Perbuatan terclakwa sebagaimana tersebut diatas, cliatur dan diancam piclana

clalam pasal 351 ayat (!).

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap clalam persidangan Pengaclilan

Negeri Jakarta Selatan, maka sampai pada pembuktian mengenai unsur-unsur

tindak pidana yang cliclakwakan yaitu dengan dakwaan tunggal, sebagaimana

diatur clan diancam piclana dalam pasal 351 ayat (!) KUHP clengan unsur-

1
Lampiran Dakwaan
59

unsurnya sebagai berikut"Barang siapa melakukan penganiayaan I merusak

kesehatan orang lain, mengakibatkan rasa sakit. Dilakukan dimuka umum,

dilakukan dengan sengaja melawan hukum.

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara

PIDANA dengan cara singkat /biasa pada tingkat pertama telah menjatuhkan

putusan dalam perkara atas nama terdakwa Teuku Syauki Markam telah terbukti

bersalah secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

penganiayaan. Menghukum terdakwa tersebut dengan pidana penjara 4 (empat )

Bulan, dan membebankan pula terdakwa untuk membyar ongkos perkara sebesar

Rp. l 000 (seribu Rupiah).

Demikian diputuskan dan diucapkan dalam persidangan yang terbuka

untuk umum pada hari Rabu, tanggal 25 Desember 2005.

C. Analisis Hukum Islam dan Hukum Positif terhadap putusan hakim

Pengadilan Negcri Jakarta Selatan.

1. Menurut Hukum Islam

Berdasarkan pemaparan kasus diatas, maka penulis berpendapat dalam

kasus Teuku Syauki Markam dapatlah disimpulkan hukuman yang ditetapkan

oleh hakim menurut hukum pidana islam dalam konsep hukum islam

termasuk dalam kategori jarimah hudud, yaitu jarimah atau kejahatan yang
60

hukumannya telah ditentukan macam dan bentuk hukumannya menjadi hak

Allah.

Dalam kasus tindak kejahatan penganiayaan masuk dalam jarimah

hudud, karena Teuku Syauku Markam selaku tersngka secara jelas dan telah

terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan dengan melihac pasal 351

yaitu tentang tindak pidana penganiayaan.

Dalam hukum Islam penganiayaan adalah suatu perbuatan yang dapat

merugikan orang lain, yang mana perbuatan itu dapat menyebabkan hilangnya

kenikmatan yang telah Allah berikan kepada orang yang dilukainya.

Memang kalau hukuman tersebut dilaksanakan dapat menimbulkan efek

jera dalam mencegah te1jadinya kejahatan tersebut, apalagi pelaku sudah

memenuhi syarat untuk dilakukan hukuman qishas tersebut yaitu sudah

dewasa, dalam keadaan sehat, tidak dipaksa pula dalam melakukan kejahatan

terse but.

Karena itu berdasarkan pemaparan diatas, penulis berpandangan bahwa

hukmnan yang diberikan oleh majelis hakim dalam kasus ini belum sesuai

dengan ketentuan pidana dalam hukum Islam, karena jarimah yang

dilaksanakan termasuk dalan1 kategori jarimah hudud dan berdasarkan

ketentuan dalam Al-qur'an surat Al-maidah ayat 45


61

2. Menurut Hukum Positif

Dalam hukum positif, putusan yang dijatuhkan oleh Maje!is Hakim

sebagaimana disebutkan diatas kepada pelaku penganiayaan adalah tidak

memberikan keadilan yang berarti tidak sesuai dengan apa yang te!ah

ditetapkan oleh undang-undang.

Hukuman yang ditetapkan Majelis Hakim terhadap perkara No. 14/PID

B 2005/PN JAKSEL, atas nama Teuku Sauki Markam, sebagai pelaku dari

tindak pidana penganiayaan, maka hakim menjatuhkan hukuman empat bulan

penjara saja, sedangkan dalam hukum positif pelaku penganiayaan itu

dihukum dengan hukuman 2 (dua) tahun penjara dan dikenakan denda tiga

ratus rupiah seperti yang tertera dalam pasal 351 ayat (I)

Tetapi Majelis Hakim hanya membuktikan dengan dakwaan tunggal,

sebagaimana diatur dalam pasal 351 ayat ( I) KUHP dengan unsur-unsurnya

sebagai berikut:"Barang siapa melakukan penganiayaan/ merusak kesehatan

orang lain. Mengakibatkan rasa sakit, dilakukan dimuka umum, dilakukan

dengan sengaja dan melawan hukum, diancam dengan pidana penjara paling

lama dua taun delapan bulan.

Di lihat dari pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar

pemidanaan atau tindakan dan pasal peraturan perundang-undangan yang

menjadi dasar hukum dari putusan disertai keadaan yang memberatkan dan

meringankan, maka hakim hanya menjatuhkan hukuman empat bulan penjara


62

saJa, dimana orang itu belum pernah melakukan kejahatan malrn hakim

meringankan hukuman terhadap Teuku Sauku Markam.hal ini berdasarkan

fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, jadi walaupun didalam KUHP

disebutkan hukuman yang tetapkan sangat memberatkan, tetapi didalam

prakteknya hukuman itu sangat meringankan pelaku dan itu terbukti dari

contoh putusan hakim dalam perkara penganiayaan diatas dan akibat hukuman

yang sangat ringan itu maka tidak meninggalkan efek jera bagi para pelaku

peganiayaan maupun tindak pidana lainnya dan ini bentuk ketidak tergasan

aparat penegak hukum dalam memutuskan suatu perkara.


BABV

PENUTUP

A. Kesimpulau

I. Penganiayaan adalah perbuatan yang melukai badan, menghilangkan nyawa

atau tidak,sehingga menimbulkan cacat pada orang yang teraniaya.

penganiayaan dalam hukum Islam disebut juga dengan jirah. Yang mana

akibat dari penganiayaan itu bisa menyebabkan hilangnya kenikmatan yang

Allah berikan kepada manusia.seperti membunuh dengan racun, serta

tindakan-tindakan lain yang menghilangkan manfaat alat tubuh manusia,

misalnya buta, tuli dan lainnya.sedang penganiayaan yang dirumuskan dalam

undang-undang adalah dengan sengaja memberikan penderitaan badan pada

orang lain dan dengan sengaja merugikan kesehatan orang lain. Tindak

kejahatan terhadap tubuh/ badan manusia merupakan tindak pidana materiil,

dimana tindak pidana tersebut dianggap telah selesai <lilaksanakan oleh

pelakunya.tindak pidana ini tidak ditentukan unsure-unsurnya hanya

kwalifikasinya saja yang ditentukan

2. Dalam Hukum pidana Islam, penganiayaan termasuk kategori jarimah yang

diartikan sebagai larangan-larangan syara, yang diancam Allah dengan

hukuman had atau ta'zir.dan hukuman pelaku penganiayaan dalan1 hukum

Islam ada dua tingkatan yaitu hukuman pokoknya adalah qishas, sedangkan
64

hukuman penggantinya adalah diyat.Dan hukuman pelaku penganiayaan

dalam hokum positif yaitu:

a. Penganiayaan biasa diancam dengan pidana penJara paling lama dua

tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.jika

mengakibatkan Iuka-Iuka berat yang bersalah dikenakan penjara paling

lama lima tahun, jiak mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara

paling lama tujuh tahun, dengan penganiayaan ini disamakan sengaja

merusak kesehatan orang lain.

b. Penganiayaan ringan Penganiayaan yang mengakibatl;an rasa sakit atau

terhalangnya orang dalam melakukan jabatan atau mata pencaharian

ancaman humannya yaitu hukuman penjara paling lama tiga bulan atau

didenda paling besar tiga ratus rupiah. pidana ini dapat ditambah sepertiga

bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yrn1g bekerja

padanya, atau menjadi bawahannya.

c. Penganiayaan direncanakan terlebih dahulu.diancam dengan hukum

penjara paling lama 4 (empat) tahun. Apabila perbuatan itu

mengakibatkan Iuka-Iuka berat pada tubuh, yang bersalah dihukum

dengan hukuman penjara tujuh tahun. Apabila penganiaayaan itu

mengakibatkan matinya orang dihukum dengan hukuman penjara paling

lama sembilan tahun.


65

d. Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam dengan pidana

penjara delapan tahun. Jika perbuatan mengakibatkan mati yang bersalah

dikenai pidana penjara paling lama sepuluh talmn.

e. Penganiayaan berat yang direncanakan dalmlu, diancam dengan hukuman

penjara paling lama dua belas tahun dan apabila menyebabkan kematian,

hukumannya dinaikkan menjadi lima belas tahun.

f. Dalam pemidanaan karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam

pasal 353 dan 355 dapat dijatuhkan pencabutan hak tersebut dalam pasal

35 No. l-4.

g. Barang siapa dengan sengaja turut serta dalan1 penyerangan atau

perkelahian yang dilakukan oleh beberapa orang maka selain tanggungannya

sendiri bagi perbuatannya yang khusus ia dihukum dengan hukuman penjara

selama-lamanya dua tahun delapan bulan, jika penyerangan atau perkelahian

itu hanya berakibat Iuka berat.

3. Persamaan dalam hukum Islam dan hukum positif memandang perbuatan

penganiayaan sebagai perbuatan yang tidal< pernah akan diterima oleh

masyarakat, persamaannya itu itu adalah: melarang tindak pidana

penganiayaan, memberikan sanksi yang berat terhadap pelalrn, memberikan

sanksi tambahan, dan menyerahkan pelaksanaan hukum pada penguasa.

Sedangkan perbedaanya dalah dilihat dari sanksi yang diancamkan kepada

pelakunya, dalam hukum Islam hukuman yang diterima lebih berat sebab

dalam hukum Islam mengenal tingkatan sanksi, karena macam hukuman yang
66

diancamkan sudah tertera dalan Al-Qur'an. Dalam hukum positif dalam

menetapkan sanksi yang akan dijatuhakan mempergunakan hasil pemikiran

manusia.

4. Putusan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap perkara No. 14/

PID B/ 2005 /PN JAKSEL menjatuhkan hukuman kepada pelaku tindak

pidana penganiayaan dijatuhkan dengan hukuman selama empat bulan

penjara. Sedang dalam hukum positif dalam pasal 351 ayat (1) hukwnan bagi

pelaku penganiayaan itu dua talrnn delapan bulan atau denda tiga ratus rupiah,

5. Putusan terhadap pelaku penganiayaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

itu tidak sesuai dengan hukum Islam, karena hukuman yang diberikan tidal(

membuat jera pelalrn apabila dengan hukuman penjara saja, sedang dalam

hukum Islam hukuman bagi pelaku penganiayaan dikenakan hukuman qishas.

Dan menurut hukum positif putusan Hakim yang diberikan terhadap pelaku

penganiayaan dengan nomor 14 /PID.B /2005. dengan nama terdal(wa Teuku

Syauki Markam hukuman yang diberikan itu tidak sesuai dengan ketetapan

dalam undang-undang. Dalam pasal 351 ayat (I) itu penganiayaan diancam

dengan hukuman dua tahun delapan bulan, sedangkan hakim hanya

memberikan hukuman empat bulan penjara saja.

B. Saran-saran

1. Agar tidak banyak terjadi kasus penganiayaan Di Indonesia diharapkan

Majelis Hakim dalam memutuskan hukuman yang akan dijatuhkan kepada


67

pelaku harus sesuai dengan apa yang diatur dalam KUHP dan lebih tegas

dalam memutuskan perkara baik itu perkara ringan maupun berat.

2. Penulis mengharapkan adanya korelasi antara hukum Islam dengan hukum

positif agar aturan-aturan dan hukumannya yang ada dapat berjalan sesuai

dengan keadaan bangsa Indonesia.


DAFTAR PUSTA}0\

Jamali, Ahmad, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo, 2000

~ziri, Abdun-ahman, Al-Fiqh Al-Maszhab Arba 'ah, Juz V, Beirut: Dar Al-Fikr
Audah, Abdul Qadir, Tasyr al Jinai, al- Islami, Beirut: Dar ak Kutub Arabi

Bassar, Muhammad .Sudrajat, Tindak Pidana tertentu didalam KUHP, Bandung: CV.
Remja Karya, 1986

Cahzawi, Adami Drs, SH, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 2002

Departemen Agama, Al-Qur 'an & Te1:femah, Jakarta

Dzajuli A, Fiqih Jinayah, Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam, Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada, 1997

Hanafi, A, MA., Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang I 976

Kartanegara, Satochid, Prof., SH, Hukum Pidana Kumpulan Kuliah bagian 1, Balai
Lektur Mahasiswa

Lamintang, PAF, Delik-delik Khusus Tindak Pidana

Madjloes, Pengantar Hukum Pidana Islam, Jakarta: CV. Amelia, 1980

Mulyatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Bumi Aksara: Jakarta, 1999

Muslich, Ahmad Wardi, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005 R,

Sabiq, Sayid, Te1jemah Fiqh Sunnah, Bandung: Al-Ma'arif, 1990

Santoso Topo, Mengagas Hukum Piadana Islam, Bandung: As-Syamil, 2001

7Ll
75

Sudarto, Hukum Pidana Jvfa/eriil, Jakarta: Sinar Grafika, 2002

Syarifuddin, Amir, Prof., Dr., Garis-garis Besar Fiqih, Bogor: Kencana, 2003

Tengku Muhammad Hasbi As Shiddiqy, Koleksi Hadils-hadits Hukum, Semarang:


PT. Pustaka Rizky Putra edisi ke-2, 2001

Wirjono Prodjodikoro, SH, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: PT.


Eresco, 1989

Zuhaili, Wahbah, Al-Fiq Al-lslami wa 'Adillaluhu, Juz IV. Damaskus: Dar Al-Fikr,
1989
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAl(ULTAS SY ARI' AH DAN HUI(UM
Telp. (021) 747115'.17 Fax. (021) 7491821
JI. Ir H.Juanda No.95 Ciputat 15412 Website: wv,_}\o1li!liJ5Jae.id. Email: syar-hul<uin@yahoo.com.sg

Nomor : ES/PP.042.2/ "-.'.) "3 /IX/2006 Jakarta, 18 September 2006


Lampi ran : I Bunde!
Hal : Mohon kesediaan untuk
menjadi pembimbing skripsi

Kepada Yth.
Dedy Nursarnsi, SH. Hurn.
Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum
UJN SyarifHidayatullah Jakarta

Assa/amu 'alaikum Wr. Wb.

Pimpinan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif l-lidayatullah Jakarta mengharapkan
kesediaan saudara untuk mcnjadi pembimbing skripsi mahasiswa :

Nama : Siti Badriah


NomorPokok : 102045125119
Jurusan/Program st;idi : Jinayah Siyasah/Pidana Islam
Jud! Skripsi ·. : Tinjauan Hukum Islam dan Mukum Positif
Dalam Tindak Pidana Penganiayaan ...
berapa yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
I. Topik Bahasan dan out line di mana perlu dapat diadakan perubahan dan
penyempumaan
2. Teknik penulisan supaya merujuk kepada buku "Pedoman Penulisan Karya llmiah
di UJN SyarifHidayatullah Jakarta".

Demikianlah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassalamua/aikum Wr. Wb.

Tembusan
Disarnpaikan dengan hormat kepada :
I. Kasubag Akadernik & Kemahasiswaan Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Sekretaris Jurusan SJS Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
u1~1·1\t{ 11~1\'ll~J'< i\l.rAll'lA l{J
UNIYERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARl'AI-1 DAN HUKUM
Tclp. (62-21) 747115.17 Fax. (62-21) 7491821
Jin. lr.H.Juandn No.95 C'iputnt ,Jnknrta 15-112 \Vcbs'1tc: .ll'W~nik.L.lli:JJ.!.Email: syar hukujn®Yll!.l.n.lli~

NomOI' : F1. 4'.\/ KM. oo. 02; -'.>J 7,4 I 2006 Jabria, \ 7 Oktolwr 2006
l .'1n1piran
I I ,1 J ; ~,tnhon ~ /VV,l\'\'dnc,1r;1
Kcpada
Yth. Ketua J>cngzidilan Negen
J.1k<1!'ln sl~]<ll'i!!l
di-

Assnlan111'rilnik11111 Wr. Wl1.


Dengan l.. lorn1al, 1

Pimpinan l'<1kull<1S SvMi<1h dan I Jukum UIN Syarif Hidayatullah


Jnkarta n1enerangk,1n bcd1wa :

Nan1a : Siti Jladriyah


Nomor Pokok : 102045125119
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 April 1981
Semester : IX ( Sembilan)
) u rusa n/ Prod i : SJS/ l'idana Islam
1\lan1i1t : JI.Cu rug J<alimalang Rt 01/08 No 50 Jaktim
l'el"pon : - o9131Gr?0300
Adalah bcnar n1ahasisvva Fakultas Syari'nh dar' I··Jukun1 UIN Syarif
1·1idnyatullah Jakarta ynng scdang n1enyelesaikan skripsinya dengan
topik/judul:

" 'l'injauan l·fukun1 !slain dan I !uku1n Posilif 'l'indak Pidana Penganiayaan (Stut
J<asus di f'N Jaksd) "

Untuk 111clcngkapi bnhan/dala yang bcrkaitan dcngan oenuli.san /pembahasan


topik / judul di alas, dirnohon kiranya saudara dapat membantu / menerima
yang bersangkutan untuk n1elakuknn observasi / wawancara

l\tns kcscdiaan bantuan Saudara diucapkan bnnyak terin1fi kasih.

VVilssnl n11111' nl 11ilr11 m VVr. VVb.


an.DEKAN
TELAH DITERIMA SU8, 8AGIAN UMLJM '
f>cmbantu D"knn, llld.Akndcmik
PENGAOILAN N6GERI JAKARTA SELATA.N

TGL.:2l_ 0ftl6J,Y! THN o"!C/l;L


h. ~~
Dr. MuJarJbu:f'Syanf, M. Ag.(l-
/lt~?_) Nl P,,1-E@S 5091l..
PENGADILAN NEGERI JAKAIHA SELATA1\ P1ts1.1\
Jal<ln Ampcra R.:iya No. IJ:t Ragunan
JAKARTA SELATAN

PETlKAN PllTl/SAN
Nonl(1r : 1'1· /PIO, .U enos 1rN. Jak.Scl.
\\' ·; ·,,. ·1'

"DEMI KEA DILAN BEllllASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA~.;i '.~·". ·,~•. {
<{.\:. ~;:;/,' ; '~ .
Pc11gadiku1 Ncgcri J~1karta Scb1;1n yang nicn1criksa dan mcngndili rcrkara PIDANA. qqiigiU.1 aCara
3lflt!kat I biasn pad11 tingkat pcrt<lnm :~~ah 1nc11j:ituhkan. putusan da!ain pcrkara atas nrun1};tcrdak\v~~··.:
1i1t-.uk11 1·1Yct1J1Q M~~EJ:l n.Ln_Jt!...__~~!.... ___ tc111pat laJur :Madan , un1ur :4___ tahUJ1:,
jcnis kclrunin : !nki~lakil.Jmrmrprrnn. kcbangsatu1 : !JltioneloiiU: . a~ama : !ol.M :, :-1.
pckcrjaan : 1•1::,;;1,·:~ ___ , tcmpat tinggnl
Jl. i'Ji;.h.tl No 48 Rt 003/ •'7 Kel•
C.i.ln.n.ilalL...:.iwi.u:_,__l~"..... ,.:.t.~~u ... Jattu-t~~-;.:,J-1.i :· ::..;.
Tcrd.'.lkwa di1ahan scjak tn.11gga! : a7~!_1.G~ ~·;_·;~r~·f~··~-
Pcngadilan '.'-Jcgcri tcrscbut ·--·-··----·- -·-.. -----------···-- •'::.
Sctc!ah 1nc1nbnca s11rnt-s11r:11 pcrknrn -··---- ------··---·-
Sctd.'.lh rncndt.:ngar kdcr.'.lng.'.ln saksi-saksi d.'.ln tcrd.'.lkwa : ________ ----------------
i\·h:ni1nhllng dan scb:ig.'.linya
---·---·· ---------- ··--· ·-··-
1"-.h:mpcrh:uikan 11k.'.\11 p:1s.'.\I ;~~ ;_ ~·-- ·_;'._;·~.L:!J__ .:.~!i'.Y:..~~?.-

M E N G ,\ D I I. I
\·,~·
.:.:£ :;· ,, :\.itl .1oJ'"1 1 •. t.·C~:.:; ·;<:;1.r-~~nn\
1. i\·1cn\i1t:1k;111 b;1Jl\\.'.\ !L'rd:ik\\;1 dL'ngan idi.:ntitns tcrscbut dint;is,
tcbh. h:rbukti s~·c:ir<i sail d;1;; -~11~~·;1.:;~;(;;1;·-i;~·~~;G;ii--~l,e1akt~k"71.1l .. \i;;('];~·k pida11n
. UL ,; .•. ~ I j 1:~:::..
2. ~1c~;;h~~;1~1; '"01~h·k;{;.~;,;i·i~;1~:~z1~J;~~ ;· t~~·;~·b·~i ..JC;{g;;i-P1danUPen}n~ns~1~·;1~Z1--:··-i;.\- - ~- 1 ';» ·. J:nr'rr;rJJ:,

:; i''>'lc1~i;[;k·;r~··1,~;1~~\~i· b~;·1~~;~~;· ·;;1;;~;;·1~~1171i.1:-;1·1-;;·;·-;·:1nii~l;h-~i~J:;;-;-;-1...:-;~~;i,;;·~~n. dikurangkan scluruhny;i d:irT


pid;in;""t ) ru1g clij:it ul1ka11 kcp;1d;"Jn~ :1 . ·--··· -·----·-··--·-----······-··· ····--·--·------·---·------·-------------· -------
4. 1\1c1ncr!n1:1hk:in sur:1~:1 ti.::nklk\\;"J !i:tap bt:r;1da J;d;"Jll) tahann11: ··---·-··-··---······--------------------------------
5. tvfc1ncrin!;ihk;"J11 ag;1r bar:111g bllkt1 dal:uu p.:rk:1r;1 in1 bcruµa: --~·-··--·... •.:: .... ··-

I. iC.·,
;·.. ...... ''ll
2. l .. .:...; I. 1.,.1.11.~~-·

Kcputu «lit tcrscbut te!nh/b...:lum 1n...:111JH1ny:1i kl.'.ku;1t:rn hu\..11111 ~ ang µasti tanggal ..... - · · - - ·
Pctikan µutusan tcrscbut dib...:rik:u1 kcpn.da/atns pcnllintaan tcrdnk\\·n/saksl/Jaksa P...:nuntut Un1t1n1 pada Kcjaksnnn
Ncgcri Jakart;:i Sdatan. guna mcmcnnhi pcmlintna.nny;1 dcng:in lisan/surat tcrt:inggnl : .
untu k di pc rg unn kan si.:bag:i i m;i n:i n1cs1 i11 }:.'.\ .•-· --· ·--•--•.. ------· --------- •••• -------···-----..•• -----·-------·-------------·.

AN~~l·:~~t~GANTI.
__· r~t~--~1·-·---·
Kcputusn11 ini tdnl1 dijalJn'._~~'.~'._'.~'.'.~.~-~~'.'.'.''.'.'.'._~'.~~'.'.'~'._'.'.~'.~~-~~~;~~~'.~¥{~'.;~;J'.;'.~-~I'.~~::~-~~~;-:; _
lEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELA TAN
iALAN RAMBAI NO. 1 KEBAYORAN BARU
I JAKARTA
" UNTUK KEADILAN"

SLJIL\'I' TLJN'J'UTAN
Mlil!OR IU'.G.PF.Rl(.: !'Dill - 2153/ JKTSJ./12/ 2004

l\.fajclis I rakiin Ynng 'l'crhonnilt,


J;iksa Pcnuntut Umum p;iJn J(cjaksann Ncgcri Jakarta Sclatnn dcngan mcmpcrha~kan
hasil pcn1criks<1an :-:idnng dnkun pcrknra attts n11ma tcrclak\va: ~· ,·
•':
Narna lcngkrip 'J'EUKU SYAUI<I M,\fU<AM bin 11. 'I'EUKU
MARl<AM
'l'c.:rnpat l:1hir ivfcd11n
Un1ur I "J'ang_gal !;ihir 46 th I 27 September 1958
.Jcnis kcl<11nin J.aki-hki
/(cbang:-:nat\ / l<c\'·,..·11rg11ncgarann rndoncsin
'J'crnpnt !inµ.c;al JI. llhakti NO. 48 Rt.003/07 Kcl. Cilandak
'I'imur, f(cc. J>ag;1r ivfing_~u)Jnkarta Scl:itan.
J\g;Hll:1 Islam
Pckcrj:l;in S\\'<1St'1

Pcndidik;1n Sarjrina

Bcrd:1sark;1n Sur<Jt Pcliinp:lh;in Pcrkara t\cnra Biasa l<cjaks11an Ncgcri Jakarta Sc!atan
tnng~;i! 2R i)<·:-:cinbcr 200,1 Noinnr : B~2208/ APB/Ep.1/Sl•:L/12/2004, Surat Pcnct'1p!ln
I l11ki1n Pcn;.;:idil:111 Ncgcri .J:ik11rt11 Scbt;1n No1nor : 14/Pcn.Pid/2005/PNjllk.Sc! tangi..,Tfll 1 I
.J:111u11ri 20/lS, 1crd;1k\\':i dih:1d:ipk11n kc dcpnn pcrsidnni...,14111 dcngan d:ik\~'!l:ln ::cbngni bcrikut:

Pcrburll:111 H.:rtbkw:i scbngllin1an:i tcrscbut dintn:-: 1 Ji:itur dan dinncnm pidana dalam Pas<ll
351 ayat (1) !<UI IP.

l•'akt<l-f:1kt:i yang tcrungknp dn!an1 pcmcrik$'1n Jipcrsidangno sccar:i. bcrtunit~turut bcrup:i.


kctcr:i.11g;111 ~aksi-s:tksi, a!at bukti surat, pctunjuk, kctcr:lll!-,"110 tcrdnk\va, dan barang- bukti, yaitu:

J<l\'I'J\lt,\N(;1\N Si\J<Sl-SAl<SI:
Sak:-:i i'>!LH lt\i\lt\I) J\RJ•'AN, snksi 1\fJ\Rl<US l)/\f(()S'l'i\ 1 dan saksi Y()N(Jf(f, yang
kctcrang:innya p;id:i pokoknya scsu:ii dcngnn kctcrangan yang ada di IL\ P <limanfl kctcrangan
pnr:i saksi tcrsdnn saling bcrscsuairin yang mcmpcrkuat pcrbll:'t<lll 1crd:ik\va, kctcr;i,ngnn pnrn
snksi tcn;cbut dbtns scluruhnya dibcnnrknn olch tcrdflk\va.

Kln'lm 1\NC:,\N 'J'liRDAl(\Xli\


J\ah\\'a hl'llar pada hari Sclnsn tnnggnl 26 Oklober 2004 sckira pukul 09.30 Wib,
bcrtempat di JI. llhakti NO. 48 Rt.003/07 kcl. Cilaodak Timur, Kee. Pasar Minggu,
Jakarta Scln!nn, terdak\va 1nclakukan penganiayaanflnen1sak kcschatan orang lain,
1ncngakibatknn rasa sakit, dilrtkukan din1uka umum dcngan cara 111cnyabctkan sebilah
parang kc arah snnksi korbrln MOHAMAD ARFAN.

Pli'l'UNllll<
r\dnnyn pcrs(:_su:ii:in nnrnrn krtcrnngnn ~:1ksi.saksi ynng sntu Jcngan lninnya scrta surat dan barang
bukti y;111g d!ajuk:1n di pcrsid:in.i:vin yang poknknya mcnguatkftn pcrbuatni1 yflng: dilakukan olch
tcrdnk\V<l.

!\Alt1\NC; lllll<'J'I
Ni hi I

/k:rdas:-trkan fnkta - fnktn yang tcrungknp dn!am pcr:>ida1Jg:in Pcng:idilan Ncgcri Jakarta
Schitan, mnk;i sarnpnilnh kami pnda pcn1buktinn tncngcnai unsur - llnsur tindak pidnna yang
kntni c.h1k\\·nknn, yaitu dnk\v·,11111 '!'ungg:il, · scbng<lin1nna diatur dnn' dinnc:11n pidnna d<llam Pas:'!!
1t:.I '.11"'' fl\ 1...:1 !I Ill 1!1•11""" '"h'••~-''"'"'" ,.,,!,.,,~ .. : f,,.~:1. ....
. "1.
.... /· ·' KE!AKSAAN NEGERl JAKARTA SELATAN P-29
"UNTUK KEADILAN"

SURAT DAKWAAN
No. llcg. l'crkarn: l'D~I- !2/S-1 /JKTSL/Ep. I /12/21104

; I. IDENT!T AS TERDAKWA:
1
::,
Nflma lcngkar 'l'EUKU SYAUKI MARKAM bin II. TEUKU
·l MARKAM
·1 'l'c1npnt lahir Medan v
Umur / 'rnnggal bhir 46 th / 27 September 1958 ti
Jcnif> kclan1in Laki-laki
J(cbnngsnnn I !(C\\'argnncbtarnnn Indonesia
'I'cmpr1t tin,u,.c;nl JI. Ilhakti NO. 48 Rt.003/07 Kc!. Cilandak
'('imur) f(cc. Pasar tvfinggu,Jakarta Sclatan.
J\h"P,"tn1n l:dam ·
Pckcrj:lan S\vflsta
Pcndidik<"ln Snrjanil

II. PENAHANAN:
1. l)it:ih:tn Pcnyidik ~cjak tangg:al :27 Oktobcr 2004 ,.d. 15 November 2004
i
I 2. l)it:ih:in r--:cjaksann scjak. tilngg:i! : 1(r No\'cmbcr2004 <.d.25 Dcscmbcr 2004
i.
I 3. l)it;ihnn PctHintut Un1um scj:-ik tanggnl : .:>~ Dc,cmbcr2004 s.d. )\ Januari 2004
i
I

lll. DAK\\'IAAN:
llah\\'a in 1mlakwa'J'F,Ul<LI SYAUKI MARK1\M bin If. 'ITcUKLI MAP.KAM
p:ld:l hnri Sclasa ranggrd 26 ()ktobcr 2004 sckira pukul 09.30 \Xlib <\tau sctidak-tidaknya
padn !>uatu \\';1ktu lain di bul:ln ()ktnbcr tahun 2004 1 bcrtcmpat di .JI. !\hakti NO. 48
Rt.003/07 r--:el. <:ilnndak 'f'imur\ !<cc. I"asnr l\1iny,,_~u, Jakirta Scl:ltan atau l\ctidakR
tic.laknya rnda ~11:Hu tcinrnt !;i.in yang n1:lsih tcrmasuk dalan1 dncrah huku1n Pcni-,t/l.<lilan
Ncgcri .J:1k:lrl:i Sdatnn yang bi.:n\·cnang n1c1ncriksn dan n1cngadili, 1nc!akukan
pcng:lninynan/1ncn1sak kcschatan orang l:lin, n-1cn1,takibatkan rnsn :-;akit, dilakukan
<limuka unntm, dilakukan <lcnj..,ttln scngaja <lan mcla\van ht1ku1n, yang di!akukan
tcn.lak\\'a denga11 cnr11 :-;cbagni bcrikut:
o Pnc.!:l \\':lktu c.bn tc1npnt scbagain1ana tcrscbut <liat<lS, tcrdak\va 'l'l•:Ul<U S'\'AUf<J
MARl<rli\1 bin II. TELJl(LJ MrlllJ<A~! tclnh mcnyabctkan 1 (<atu) bilah parang
parang kcpada saksi korban i\!Lll IAMAD 1\RJIAN yang scdnng mclaksanakan
tugns pcnycgclan/mcngp;cmbok gudllng atas pcrintah dari P'J', \Virnjflya Pcrkasn
'( :ltn:-; pcrintnh c.l11ri Bank Bukopin;
o Akihat tlnri s11bctan pllrang tcr<lllk\Vll saksi korban mcnc.lcrita luk l robck akibat
bcndn tlljn1n scbllnyak 2 (c.lua) buah pada c.lacrnh lchcr kiri scbagai1nnna c.liscbutkan
dalam Visum ct Rcpcrtum dari Rumah Sakit (Rumkital) Marinir Cilandak, Jakarta
Sclntan tnnggal 26 Oktobcr 2004 Nomor: No.Vcr/077 /X/2004 yang
c.litnndntnng:i.ni o\ch l)ok.tcr lfcnry f,i!isantosa) Sp.BU
B:i.ll\v:1 pcrbu:lt:l11 tcrdak\\'a tcrscbut scbllgaimana diatur dan ttiancam pidana
tncnurut kcrcntu:1n Pasal 351 :l}'at (1) f(LJJ fPic.lana.

j:lkart:l 1 07 l)c!>c1nbcr 2004


PENUN T UMUM,

HENNY HAR ~N
Ajun Jok<a Modyo NII'.
IH
2~0024420
H
POLRI RESORT METRO JAKARTA SllLAT AN
SEKTOR MllTRO PASARMINGGU

UNTUK KEADILAN.

RESUME
I. DASAR:

1. Lnpornn polisi No.Pol : LP / 957 I KI X / 2004 /Sek Psm. ---------------------


Tnnggal 26 Oktober 2004 . -----------------------------------------------
2. Surat .Perinlah Penyidikftll No Pol : Sprin I 323 IX I 2004 I Sek Pam. ------·---·-···
Tangghl 26 Oktober 2004. ·---------·-···-------··-·-··-·----------·------

II. PERKARA:

-------- Pndn hnri selosa tanggal 26 Oktober 2004 ,sekitnr jam: 10.00 Wib,tepatnya di
Jl.Bhakti No.48 Rt.003/07 Ke.!.Cilnndak Timur,Kec.Pasnr Minggu,JakartaSelatan. ····-
·---··-- Tel ah lerjadi suatu tindak pidnna penganiaynan yang dilnkukan oleh tersangka
TEUKU SY AUK! MARKAM ,dan penganiayann tersebut di! akukan dongan earn
menynbetknn sebilah pnrang dan mengenai snksi MUHAMAD Al\FAN sehingga enkei
mengafami Iuka di bagian leher sehingga Iuka yang dialruni snksi hnrus mendapat 16
j ah ilan . ------------------------------··-·-·-·-------------·- ··-·-------·-·----
···--·- Tersangka menyabetkan parang pada saat itu sebanyak snh kali ,dan kemudian
tersangka berhnsil dirunankan dan kemudian di bawa ke polsek pasar minggu guna di
dengnr kr lernngftllya . -------- -----------------------------------------------·-····----

I ill. FAKTA-FAKTA

1. remangl!ilan :

Dalnm perkara ini saksi tidnk dilnkukan pemanggilan melainkan datang


sendiri kc pol•ek pasnr minggu guna didengar keleranganya. ··------------·--·

2. Pcnangkapan:

n,mJasnrkan surat perintah Penangkapan No.Pol : SPRIN I 351 IX I 2004 I


SekPsm langgal 26 Oktober 2004 ,telah dilnlrnkan penangkapan terhadap
seornng tersangkn yang bernruna: TEUKU SYA UKI MARKAM. --·----·---
Dnn juga lefal1 dibtrntkan berita ncara penangkapannya tanggal 26 Oktober
20 04 .• --- ------------------·----------------------------------·-· --------------

3 . Penyitaan :

13erdasarlrnn surnt perinlnh Peyitaan No.Pol : S/ 199 IX /2004 /Sek Psm,lang


gal 26 Oktober 20M ,lelah dilnkuknn penyitan bnrang bukti berupa: 1 (satu)
bi Iah Parang, nmm111 sebilnh pnrang tersebut be Ium ditemukan di TKP. ------ _,,

4. Ptnf!elerlahan :

Bechrnarsnrkan s11rnl perintah pengeledahnn No.Pol : G /1961X/2004/Sek


Psm,tnnggnl 26 Oliober 2004 telnh dilnlrnkan pengeledahan badnn dnn
pakninn tersangkn: TRUKU SYAUKI MARKAM. -------------------··-·------
Dan lelah dibtrn!bn herita acarn pengeledahannya tanggal 26 Oktober 2004.
Hnl -2 •
5. Pen•h•nan :

Bordasarkm1 Suntl Peri11l11J1 Penahanan No.Pol : Sp-Han I 220 I XI 2004 /Sek.


P•ni ,Tang,(711 27 Okic•l•<.-r 2.0o-1,tduli dilakukan penahanan ataa nama. tersangka::,
: TJ<:llKlf SYAlJKl MAR KAM tm1egnl 27 Oktober 2004 di Rutan Polaek.
~1ch·o Pi!iHn· ~-finr,311,Jnkarta Se1ntan -----·-----------------------------
Dan tobl1 dih11atkru1 lk,.iht A.earn Penahanan tanggnl 27 Oktober 2004 -.:;·-- .
i 6. Keterangan Para Sakrl:

I (n). N a 11\ a : MARKUS DAKOSTA,Jakruta, 6 Maret 1968,Agruna


i Khatol ik,Pekerjnnn Socuriti Pl Wirajaya Perkaa'a,Indori-.
osin, Alamu!: Jl.Tegnl Clede Rt.003/02 Kel.Pa8ir.aiiri ·,- .<
Koc.Lomal1 llL-:i;:g,Bekasi. ________ .,:.,_:.:.. •.:...-..:•..: ___c •· ·
Men erangkan:

--·- J3nhwa benar pada hnri selaaa tanggnl 26 Oktober 2004,sekitar jam :' 10.00
Wib,lepntnya di aronl pergndangan Jl.Bhakti No.48 Rl003/07 Kel.Cilandak
Timnr,Kec.Paaar Minggu,Jakarta aolatan . -·--------------------------------
····Tel ah terjadi suan1 tindak pidana penganiaynan yang dilakukan oloh teraangka
TEUKU SY AUK! MARKAM ,dan yang menjadi aalali korban adnlah temaa sakai
yang bemama : MUHAMAD ARFAN ,daa earn teraangka melnliukan
penganinyaan adalah dengnn earn menyabetkan aatu bilnh parang aebanynk I knli
dnn mengenni leher saksi MUHAMAD ARFAN dan etas kejadiaa tersebut saksi
MUHAMAD ARFAN mengnlami Iuka robek di leher dnn banyak mengeluarkan
darnh dan ankai :MUHAMAD ARPAN langsung di bawa ke RS.Cilandnk marinir, -
---- Saksi pada anal itu melihat sakai MUHAMAD ARFAN di bacok dari jarak
kurnng Jobih 1 meter. ---------·-·--------------·---·------------·-----·-
---- Yang menjadi sebab sampai eaksi MUHAMAD ARFAN di bacok oleh
tersangka adnlnh karena pndn aaat itu SAKS! MUHAMAD ARF AN daajugn snksi
telah mendnpat perintah untuk melakuknn pengemboknn terhadap gudnng,dan
perintah terse but dari PT. WJRAJAYA PERKASA,dnn Pl WlRAJAYA PERK.ASA
nwn<lupat perintah dari bank Bukopin,dan teraangka tidak mau gudang teraebut di
gcmbok karenn gudnng teraebut maaih milik ternaagka clan kemtidiait 'terjadi
cckcok mulul dengnn saksi clan kemudian teraangka niasuk kednlam niniah clan·
membnwa pnrang dan kemudinn mengejar saksi,dan saksi MUHAMAD ARPAN
bernsnha untuk melerai namun tersangka langsung membacokan parnng tersebut ke
arah leher snkai MUHAMAD ARFAN dan leher aakai MUHAMAD ARFAN Iuka
ynng kemudian aakai MUHAMAD ARFAN dibawake rum ah sakit. ···----------
---- Sakai kotika diperlihntkan tersangka TEUKU SYAUKl MARKAM saksi
membenarkan bahwa ternangka itulah ymig telah melakukan pembacokan ter!mdnp
saksi MUHAMAD ARFAN. ------------·--------------------------------

(b).Namn : YONGK1,Kupaag6Januari 1979,AgamaKris


ten Protestan,Pekerjnan Securiti Pt Wirajaya -
Perkaaa ,Indonesia,Alnmat: Grahn Cikarang .-
JJ.Knlimnlang No.62 Beknsi barat. --··------

MenerangJ:an:

..•• Bnhwa bennr padn hari selrum tanggai 26 Oktober 2004,sekitar jam : 10.00
Wib,lepntnya di arettl pcrgudnngnn Jl.Bhakti No.48 Rl003/07 Kel.Cilnndnk
Tirn11r,Kcc.Pnnnr Mingg11 1Jnknrla selntnn . .......... ---·-·-···~---·-··-·- .. -·--·-····
---- Telnh terjndi mrntu tindnk pidana penganinynan yang dilakukan oleh teraangkn
TEUKU SYAUKI MARKAM ,dan yang menjadi snkai korbnn adnlnh temnn snkai
y1u1g bcmama : MUllAMAD ARFAN ,clan cnra ternmigka melnkuknn
Hal -3 •

d•n rncngenni leher saksi MUHAMAD ARFAN dan atns kojadinn tersobut aaksi
MlJ If,\ Mi\l.l ARJIAN rnengalami Iuka robek di leher dnn banyak mengelunrkan. . .
dnnih d"" a"k"i MUHAMAD ARFAN lnngaung di bawa ke RS.Cilnndak' miirinir. , ... ·
..... Snk.oi f>H<hr """t ih1 rnelibat' eakei MUHAMAD ARFAN 'di bacok .dari jarak
k11ra11g lcbil1 l 1nctor. -----------------.. -----------.. ---------------..'...·----- ,
·••· Ynng rnonjndi aobnb eampai eakei MUHAMAD ARPAN di bacok oleh
tersangkn adnlnh knrena pad a saat itu SAKSI MUHAMAD ARFAN dnnjuga sakei
teloh Menrlnpnt perintnh nntnk mel•knkRn pengembokan terhadap gudang,dan
1><'ri11t;d1 teisel>ut dru·i 1'T.WTRATAYA PERKASA,dan Pt. WJRAJAYA PERKAsA
r11t•.11cl11p;Jf pc1 i11f11!1 d~" i linuk Bukopin)dan tersangka tidnk mau gudang tersebut di
geml"1k krironn gmtrnr. lernebut masih milik teranngka dnn kemudinn terjadi
cckc<'k n\llh1t dengan •>ahi rhrn kemudinn tersangka mnsuk kedalrun rumnh dan
mc1nl>nwn p11rnng dnn b'J1111dinn mengejnr saksi,dan eakei MUHAMAD ARFAN
b'"""""'' 11111 "k rnelenu nnnrnn tersangka langaung membacokan pnrang tersebut ke
urnh klier ·'"k"i MTIHllMAD ARFAN dnn leher aakei MUHAMAD ARFAN Iuka
yru1,~ kumudinn •al:Ri 11111TTAMAD ARFAN dibawake rumah eakit. ·····-·--·-·· .'
··••. Snksi kolika diperlihatkan tereangka TEUKU SYAUKI MARKAM 'saksi
membenarkan bnhwa teraangka ih1lah yang telnh melakukan pembacokan te'rhadnp ·
saksi MUHAMAD ARFAN . ·······-·-·-·-·-·-·-·-·-···-·-·-·-·-·-·-·-·-··.

(c). N a m a : MUHAMAD AkFAN ,Temanggung 6 Oktober


1978,Agama Ielam,Pekerjann PtWirajaya Perk
asa,Indonesia,Alamnt: Pl WirajayaPerkasa ,Or
nhn CiklU1lllg Club House Lemah nbang Bekaei .

MenerangkaTJ.:

••·• Bn11wa bennr padn hnri selasa tanggnl 26 Oktober 2004,sekitnr jam : 10.00
Wib,tepntnya di nreal pergudnngan Jl.Bhakti No.48 Rl003/07 Kel.Cilnndak
Tirnur,Kec.Pruinr Minggu,Jaknrta aelatan, ·····-····-·---·-·-·-·-·-·-·--·---·
····Tel ah terjadi suntu tindak pidana penganiayaan yang dilakukan oleb tersangka
TEUKU SYAUKI MARKAM ,dnn yang menjadi eakei korban adnlnh aaksi sendiri
dan earn tersangka melakukan pengnniayann rulalnh dengan cnra menyabetkan entu
bilnh pnrang sebnnyak l kali dnn mengenai leher eakei dan atns kejadinn tersebut
srurni mengalnmi Iuka robek di leher dan bnnyak mengelunrknn dnrnh dan aakei
langsung di bnwn ke RS.Cilandak mnrinir. ····-···-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·--··

II
•••• Alas kejadinn penganiayaan terhadap sakei,sakai tidak dapnt melaksnnakan
pekerjann eehari·hnri. ······-·-·-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-
····Yang menjadi aebnb eampai sakei di bacok oleh fersangka udalnh karena pada
sant ih1 sakai teln11 mendnpat perintnh untuk melakukan pengembokan terhadap
gudang,dRn perintnh teraebut dnri PT. WIRA.TAYA PERKASA,dnn Pt W!RAJAYA
!' PERKASA mendnpat perintah dnri bank Bukopin,dan tcrnnngkn tidak mnu gudang
tor"ehrrt rli gembok knrenn ~udnng tersebut masih milik tersangka clan kemudirut
torjndi cekcok mulut dengnn eakei dan kemudinn tersangka mnsuk kedalam rumnh
don membnwn pnrang dnn kemudian mengejnr saksi MARKUS DAKOSTA ,dan
suksi benmruia untuk melerai namun fe~sangka langeung membacokan pnrang
tersebut ke nrah leher aakei dnn leher saksi mengalami Iuka yang kemudian eaksi
dibawa ke rumnh aakit. ·······-·-·-·-·-····..;-·-·-·-·--···-·-·---·-·-·--·-·
···- Saksi ketikn dipcrlihatkan tersangka TEUKU SYAUKI MARK.AM saksi
mernbennrkan bahwn tersnngka itulah yang telnh melakukan pembacoknn terhadap
saksi . ······-····--·-·-·-·-····-·-·-·-·------·-·-····-·-·-·-·-·-·-·--··
7. Keterangan tersanf!.lli

(a). N a m a : TllUKU SYAUKIMARKAM,Mednn,27September·


1958,Agamalslam,Pekerjann Swnsta,Pendidiknn terak •
hir Sm:iann ,Alnmnt: Jl.Bhnkti No.43 Rl03/07 Ket.Cit·
-··,J-1. i!---- ,,..._ .,..._ • .,. • .
Hal-4 -

Mene l'mJJJJ:ari_;_

·-·· n,,1 ....... '"""~ ;·.. ,+, ... ,,., __ ,__ , tMggal 26 Oktober 2004,sekitnr jam : '!o.oo .;.
Wib,di J!.:Hn1l:fi ~.Jn .1\l ll,\ C.103:'07 Ket.Cilandnk Timur,Paaar minggu,Jekarta
Sel;\li1n . ··· -·------------·----.. - .. ---·-·---------------------·-.. - .. --
••• - Tcrn11•glni !·hill <1: 1 '"cch•l' :okh petugns polisi y!lllg menjndi eebabnya snmpai ·
tcrsa11,::o,k:1 1~;: ·:n~',_;ip :1l\,1it1i1 J..ru '-'uu. lcraangka telah melakukan penganiayaan
tcrl1ntl;111 ·:~1!:~i. --··-- 0
• ···------------·-------·----------------·-·-

··· C:"''' k"'"ngkn 11Jelalrnlrnn penganiayaan adalah dengnn cara menyabetlam salu ·
bilah p~11·11i~~ :i~·t1·,11·y·,th 1 kuli i.hm mengenni leher saksi. -------------------·----
··-·· Tc1 """;).;i n•oloknl:an perbuatnn penganiayaan seorang diri,dan ters!lllgka
dal~1n 111Jl11kuk:.tn p.:n.~anhniy}um secara apontan karena tersangka pada saat itu
Rlrn11 dihornyok oloh 8alrni dcngan jumlah sekitnr 40 orang . -----------·-·---·----
---·. y,,,,S "'"'\indi uebnbnyn •ampai ters!lllgka melakukan pengnniayan terhadsp ·
Bnhi Hd•lah pada saat ih1 saksi clatang ke rumah tersangka sebanyak 40 orang dan'
sabi l:cmodirn1 melakuknn penyegelan atau pengembokan terhadap guclang-gudang
dR11 f.'rnanglm mengctnhui clan kemudinn tersangka bilang kepada saksi ag1lr jangan
mclalrnkw1 pengembokan knrena masalah pergudangan ini bnru di ~aftarkan di
pengndil!lll negri jakartn selnt!lll dnn saksi telllp Baja melakukan penyhege!!lll clan
kemudinn tersangkn. akan disernng oleh saksi clan kemudi!lll ters!lllgka mengambil
pnrang dnn kemudian mcnebnskruJ pnrang tersebut dan mengenai leher saksi d!lll
kemudinn lernangka clitarik oleh istri tersangka untuk dibawa masuk ke dalam. ·-·-
···- Kctcrngnn yang diberikan saksi ndnlah yang sebonnrnyn dan keterangnn yang
loin ternnngkn rns sudnl1 cukup. --·····-·-·---·-·---------------------------·

8. B•ran.i: Bnlttl:

llnrnng -bnlcti tidak ado ynng disitn.. ·····-····-·-···-··········-····-··-···-·-·--··

IV. PE Mn A IT AS AN:

---. Pnda hnri RclnsR tnnggnl 26 Olctober 2004 ,sekitar jam: 10.00 Wib,di Jl.Bhakti
NoA8 Rt.003/07 Kel.Cilsndnk timur,Kec.Pasnr minggu,Jnknrta Selatan. -------·---
••••• Telnh terjadi suntu tindak pidana yang masih di ruang lingkup wilayah hukum
pol•ck rnelro prutnr minggn,ndnpun tindak pidana tcrsebut ndalah tindak pidnna
Pcngnninynnn. --···-··------·-------·---·-·-·-----····--·-····---------·-·
--· Arlapun yang menjadi tersangka ndalah seorang laki-laki yang mengaku
bernomn: TEUKU SYAUKI MARKAM . --·------·-----·-···--------·----·-·-
·-· Cura tersnngka melnkuknn penganiayaan adalah dengnn cnra menyabetkan l (
soh1) bilnh parang ke nrnh snksi d!lll mengenlli leher sebelnh kiri sehingga saksi
mengnlnmi Iuka robek . ·····--------------·-------------·-····----·-·----------·
--- Ters•ngka melnkukan penganiayaan hanya seorsng diri , dan ala! yang
digunakan terssngka pnda snat itu adalah 1 ( satu) bilah pnrang . -----------------
••• Alas kejadian penganiaynan tersebut saksi mengalami Iuka sehingga saksi tidak
dHpat melnkuknn pekerjannnyn sehnri-hnri . ··-----------------·-----·-·---·-··
--- M11ks11cJ <lnn htiuan tcrsnngka melakukan penganiaynan ndnlah agar supaya saksi
tichik melnlcuknn pengemboknn tcrhn<lsp gudang milik tersangkn . ···------------
···Atos kejndion pengnniaaynnn tersebut sakei mengalami Iuka sehinggn eakai perlu
monrlopnt jnhitnn aebnnyak 16 jnhitan. ---------------------------------·----·
--- I (snh1 bilnh pnrnng ternebut di snbetknn oleh tersangka eebnnyak eatu knli,dRn
porong ternebut snmplli snnl ini belum dnpnt ditemuknn di sekitar TKP . ---··-----·
\

V. KRSIMPULAN:

.... Dcrdasnrk!lll pembahasRn tersebut diatas aertn keterangan para saksi dsn
pc11i:nk1mn dori tersangkn , maka penyidik berpendnpat bahwa perkara ini cukup kunt
, ...I. I. .1:1-1 ... 1. .. - - · - · · - 1 . . L - .L- L .. l._.L • I
Hal - 5 -

P11!11! clid11ga keraa telnh melakukan tindak pidana Penganiayaan,sebagnimana .


dinrnksud ""'""' 111mtrnM pasnl: ------------·--------------------------------- .

P~'YIDIK
su~I
mu'~/""'"'
.. ' . , •.,,,~'!Jlllf.ftli'"
·::!. ~·,1.~1~it?--'.
RESORT MJl.'llWPOLffANA ,JAKARTA SELATAN
SEICTOR Ml\'ffiOl'OL!TAN l'ASARM1NGGU
.~:.'fi~r_;;·J.~'.~.:;
.··:;.J '.:·;/
JUS A. 1
.. ;f~ ·,_.·:-''· •.i\t'"·~.f:•
.~~'·'.~~ 1·~· H .)~";:1 ··,
'.;,'i·~t ·'~~
:r.-:
il .'~:
1

,ij_,,
SURAT PERINTAH PENAHANAN .:J·-~
~.r~~
No. Pol. ; SP.HAN/ t,-v:> fXJ 2004 I Sek.Psm.
·1t~
TIMBANGAN Untnk k'~cntingnn Pcmcriksann d•lnm rangkn Pcrryidlk•n tindnk pld~na. ber?•~ar)j$ ·~,),
kon bukll ynng cnknp. Tmangka duduga kcras telah melakukan tindak_p,1dlip.~;. "'' . i!
dnp::t dikennknn pennhanan, oleh brcna tersangka dikhnwatirkan nkan nielafikan:;ffi;:i;.;. ,1,':'
atau af.:an mcrusak/mcnghilnnr,kan barang bukti clan atau akan men~angi · th\f ' '" i.
piclann. maka perlu dilakukan Pcnalrnnan,untuk itu dikeluarknn Surat Perlntnlfini:''
01
' {~t· ,~1:,~
1
:.,:

AS A R ; l. Pasnl 7 (!) huruf d,Pasal !1,Pasal 20 (l),Pasal 21,Pasal 22 dan Pasal 24 (1)
2. U11d:u1g-~clang Nomor : 2 Tahun 2002, tentnng Kepolisian Neg1!!'~~~P,;
Jndoncs1~. ------·-·-----------------------------------~----------------------------~~.:~~!':-~-~.:f~
J. Lnpornn Polisi No. Pol. ; 957/KJXJ20-°4/Sek.Psm. tertanggal 26 Oktober"-._2004..

0 AR
Tersangka: MEMERIITTAHKAN ' :'. :"<1;1.w;J;!'.
N a m a TEUKU SYAUKI .MARKAM bin II.TllUJ(IT MARKAM)<Pl.;<,~;:_;c;
Trn1pat/Igl.lnhir Medan/ 27 September 1958, ..•_ ':.'.~{£'.c~Y::
Jeni> kel•min Lnki-laki .. -' ·:,,-,(i'\",X',::,;.:·. ·
~~~;;j'.:~~n ~:;~~~· ·If7~1: :/;
AK~~%g~ncr,arnan ~l~~csia }:';/\}":
A I am al .Ti.Dhakti No.48 Rt.003/07 Kel.Cilandak Timur. Kec.Pasarming"'•:. ·
gi1, Jakarta Selatan.···· .. ······················: .. ····-·---·--
Knren:t did11ga keras tdnh melakuknn tindnk pidana Ptng:l'lniaya1tn, scbngnimMa
rlimaksud dnlam po>al J 51 oyat (2) K.U.H.Pidana, yang terjadi pnda hari Selasa
t'nggal 26 Oktoher 2001, sekitnr Jnm 10.00.Wih. di ll.Bhnkti No.48 Rt.003107 Ke!.
Cil:uulak Timlll'. Kec.rasamlinggu, Jnkmta Selat:ui. ........................................... .

lh1!11k n1rn,jatani prn<tluunut di :


1. Rurna.h Tnhannn Nct,ara di: Pol ...-ek 1\'.Ietro P;1sarn1ingg..11.----···--···---------~-------
2. Run1:1h 1c1np:1t linr;.gjillke<llnrnnn tersangka cli; -- ·
3. Kot a ternpat tu1gr.al/kedin111an tmnnr.lrn di : •.
llnink selnma 20 (dun puluh) lmri, tcrhitung tm~ni tan~gal : 27 Oktohcr 2004,
S:nnpai clrJ\t!::ttl tanI;gaJ : 15 Nopt"tnber 2004.--------------------------------------------- -
l2;·TJ( JR,
)'[if :11 :1 I RESORT METROPOLITAN JAKARTA SEL.ATAN
SEKTOR METRDPOLI TAN PASAl<MINGliU

JUST!T IA.

SERITA ACARA PENAHANAN


:rl Hhu'l.
I Otl £-11 l

F';,\c::.'.( hdr·.i . .i.. n.i. Rabu +. :::~rlc;_i9<A1


'······-· t.::i.hun Dua ribu empat (~7--10-2004)

11j/" 'n;I? AGUS NUF:VANTD ·······---···-··--·- "


r;::n·;id~
F'anlJk.~1t.: P•Jt_in Tn,:;~:~~--_,1.·+:•..i1· .. r·,, -~-·::;·i T .. (\l···p .. 38·)81059. JabAAlar1
dc1.l'"i !.,:·u1·:1.:i;" 1< 1.''i.:J0~.~--=« . .-:.!--1 !·_,.,.... :\·:1bu!·. d:.•....\~'.,:,\~:>, i.;r-:'1-·d ;;;.i !:~d 1··k ,,_;\n
>'! . f •
Su:-,~~: L~·;!·· r :-Ir::·.
v .f.... ~le~ k • \:.~-:
f"'.:-:1·j_r;
r· ~:c.-,l r-1 '.:! L! a. :i :..: '/
'..'')fl,\ih.-.1n,,·1n
!.,; l·· t·. o th-.~ r :,·.~ 00 11. • ··- ...

rt • P.lli?
11.f.f--
' '/' Ti.-;rnp/T~;-1. l,:ii··. .:.~
TEUK:U SVAUKI MAF:KAM
l~0!(1an/ ~; September 1958
bin H.TEUKU MARKAM
'.P. .£ •..
~:'t:< k.I: \'" .J ,'.\:-!I l !:3H.:;lfi [-:a
T
r:1 r:1 ;11 :• ,}'J.• 1-;lh,-,\l:.i::L h!o,.,'.ffl 1~::t.OO::S/O"l !<'E'l.C:i.lande.~k
'J •)1 fl r/r;/~
T.f.mui--·!1 !<Fe .P.:.1f;_~,.-;;·1:i ..:.n~!q~ ..1.• ,Ja'.~.a;-t·_.-,:-1 S;;.1J.,::\1tan. -
"[ ndr·.n1o-'.:·; :~:ct
ll \-1 .... \t•.

u"1· ·•··
111:11 .... V;;i.nc;J b<''-·~-·~::.:.niJLul:ru1 d i.!''.'-.-1 1·1,-.> 1 .•'.in _i<:-:·nj_~-> r::t·:-:n ... hdr ..oin cli Rumah Taha.nan
:h'I ·-· Negara Polsek Metro Pasarmirggu, Jakarta Selatan~ yang ditet~pkan
mul,.Ai 1.--\r"•_.__,\~~;;.t:I... :, 01«.:.u:·;,:· ?·~ 1 ::·'.; 1 , u:..1·:_-i_11-~ ~:.t~J,·,\m,,;, '.~'.O (Dur-\ ~·Ju;.uh) h;,:-11".i.·-·-·
f A ....
.-, ! .11.-:•!;_:i_i·.·:i. 11 !-._i_ ..·,(-;,:.1: p'.d,_·.11";•,,1 F'e:ng.s.niayaan~
) 11i:g11<; ,., ' -1 ~· ·.~:1~,1 ··~""" ,;~· "·\ ('.:'.) l<,,i../ .. H .. F':i_d;:·1na.. yr..~nq
~ .I \:r. .. 11(.1.'.;!,·l ';·.~-;' \:!!.;::.0!~:~•1- :?()(.).<."~:• ::;:.1 k.J.t;,\I'" ji~fl.\
lO.OO .. l 1i.;.I:.•, i).1. -"1 l .l'~l\:;k: .i '.:·; .. 'J.:";:. F:·:-... (;(_.1.")/C'7.1 l':r:·'.I .C.i.J,:·.1:";ci<o.•.l: T:imur~, l<tc~c:.

···-·· .... Pai:;;::,1'"111·i.·1•_J 'J~' ,) ·' i .,, I I:_._\ '::;·"' ·• I .-.1:·1 ~ -·

.i ....
~~r1dci,=" .;•\ ·1 1f,_.n ;n .:r·1 i::,'.'. ]. ';; if f !J 1' ,,,_ '.':'; '· /.: (, -.' 1. ' j :;·; :::i :i. 11; (~ ~;;; u k k ~~"\il
··~-. ··-··· k. t:·:~i i' 1 _,,·; <t; • Z•A i ~ Dt1t~ 3EH1;T,

r/1 :J)/1(( ;";: <:.' .: : ,,:·.

: '"'"''( ; .
,, .. ,,_, .i;: ·c.1_r.1j:.i.'.' ·) :.

l'i /' .. ":.


11 r;~,. Iii, 11.y.: j". ., .:,) .! f'. -; ,; '.i r..i i. ~ ',\ '.;L-.D dj.·~;;:;1ndr.;.
Lt.- ·:._,"··· '·'-'.'Pl::.>I'" LJ. ·_1h·

,, y

T
LRIRESORT METRO JAKARTA SRLATAN
~n1:rn I~ Sl!IITOR METRO PASARMINGGU
·(,.t~-! :·r;.:

'/, 01
·--1A. ;./.. <J··- O.JUSTITIA.
-~

BERITA A CARA PEMERIKSAAN


(Saks!)

u.d ""'"I ·· Pnda bnri ini Sel3sa tanggal 26 Oktober tnhun Duaribu Empat Jam : 12.10 Wib saya:
If :rrmj. i/· ·• < '

·--------------------------: llAYMOND.CY : -------·---·----·-·--·-·-:-·:-··

gkat Brigndir Polisi Nrp: 76010097, Penyidik Pembantu pnda Kantor Polisi tersebut diatiln ;
' ·i/" 111~3.
1
s(Jo·:,,1·11 i~il
melakukan
a :-...... _,, _________ .._____terhedap
Pemeriksean seoreng
,. ___.. _____ ,, ___ ,.laki·leki BangRa
___________ Indonesia yang mengli.ku
., ___________________ ...; ___ _

ll ;.; . J .•.
-·------·-·-·-·-·-·-·-; MARKUS DAKOSTA : ····-·-·-·--·-----··--·-·--
1: v 1
· ..\ ••

HVi,F ... ' di Jaknrtn padn tanggal 6 Maret 1968 , Agama Kbatolik, Pekerjaan Security Pl Wirajayn
a, Kewnrgnnegaraan Indonesia, Alamat di Jl.Tegal Gede Rl003/02 Kel.Pasir · eari
:m ·· _g;nfar. 10.Lemah Abang, Beknsi , .hilua1x:eSa411imi .PtWirajaya Perknsa Komplek Grnha Ciknrang
.Telp.8904911. ···-·-·---·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-·---·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-·-
•r1:.f . I ·-
·i '1'
Sdr. MARKUS DAKOSTA diperiksa sebngai Saksi dalam Perknra Penganinyaan
ubungan dengan Lnporan Polisi No.Pol : LP I 951 I K I X I 2004 I SekPsm tanggal 26
l/ (:! .i - ober 2004, ntns pertanyann pemeriksa yang diperiksa memberikan jawabnn sobngai berikut
;'I'
sweh ini. ··-·---·-····---·-·-·-·--·-·-·-·---·-·-·-·-·---·--·-·-·-·-·-·-·-·-·-
I) 1lr:h'f .. PRRT ANYA AN: JAWABAN;
·r. if> ftfl/:JJ.
J.Apakah pndn saal ini sauadrn dalam kaedann sehat jMmani dan rohani dan akankah
1
' mberikan keternngan ynng sebenarnyn pnda poliai ? ·-·-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·---·-·-
tfr:f,;., ·
,.,,,, ;/11111 ---·--· 1. Ya,pada snnt ini saya dalam keadaan sehat jnsmani dan rohnni dan aknn memberik
--·-····· nn kctcrnngan yang aebenarnya peda polisi . -·-·-·-----·-·----·-·-·-·---·-·-
n/·-.,J·J:.-~ ...
,,,.,,,,en,. l Mengertikah snnadrn pnda aaat ini didengnr keterangannyn aehubungan dalam perkara apa? ••
luJ (lllt:>) ----·-·· 2. Ya,seya mengerti schubungan dalam perkara Penganiayaan. ·····-·-·-·-·-·---

:( i ........ J.Kapan clan dimana terjadinyn Ponganiayaan,serta siapakah yang menjndi korbannya,dan siapn
11
'"' •n>i1I iulayang monjadi pelakunyn? ····--·-·-·-·-·------·---·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·-·-·-··
'•n! '".1,1 ··-·-·-·· 3. Padn hrui aelrum tnnggal 26 Oktober 2004,aekitnr jam : 10.00 Wib,di areal pergud •
··-·-·-·· nngan Jl.Bhnkti No.48 Rl003/07 Kel.Cilandak Timur,Kec.Pnsnr Minggu,Jak-sel. ···-
··-·-·-·· Dflll yang monjadi korbannya adaleh teman saya yang bemama: MUHAMAD AR·-·
-·-·-·--- FAN. ··--·---·-·-·-·---·-·-·-·--·-·-·---·-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·-·-·-·
···----·--·Dan yang menjndi pelakunya ndalnh TEUKU SYAUKI MARKAM. ·····-·-·-·-·-

4. Bagaimana earn pelaku pnda snnt itu melnkukan penganinayaan terhndnp teman snudara,sertn
· !lat apakah yang digunakan pelaku peda saat itu? ····.--·---·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·---·--
···-·-·-·· 4. Jadi pelalrn pnda saat itu mengejnr saya sambi! membawa pnrang dan komudinn •••
···-·-·-·· anya lari dnn datang teman aaya MUHAMAD ARFAN untuk menghalnu si pelaku ••
···-·-·-·· dan langaung aaja polaku menebnskan pnrang torsebut h leher MUHAMAD A.RF--·
···-----··AN dan kemudinn Jamrung knmi lerai dnn kemudian korban di bawa ke rumah saklt ••
···-·-·--· Mruinir Cilnndnk ,clan pelnku kemudian mnsuk kedalrun rumah . ·····-·-·-·-·-·-·-
···---··--- Alnt yang digunnkan pelnku pada aaat itu ndalah seblleh parang. ·······-·-·-·-·-·-

l. Bernpa kali pnda snat itu pelaku melnkukan pembncokan terhndap korban,aorta kena dibaginn
mana,dan apnkah korban mnngalnmi Iuka ? -----·---·-·-·-·------------·---·-·-·-·----
l,'(.,ijffj/, tnTn"D<tnTl'T'"l.,t"t>'l'Tll'"\ TAV.t.TI'l'A ('VT ATA?J

'OTA .~l Hnl-2.

\
·n n111.1 -·'-· 5. Korbnn pndn Bllllt itu mengalami Iuka.······-·-·-·--·-·-·-·-·-·-·-·-·--::-:.
. ..
!.Uka dibagian mann,•erta bagaimana Iuka korban pada Baal itu,dan juga pada srurt itn B!lahl\'.'~,..
1in melakuknn perlawanan? ······-·-·-·-·-·-·-·---·-·-·--·:...·--·-·-·-·---:-~.':;.::.;, ;.:.
'-:-· 6. Luka dibaginn leher eebolah kiri bagian belakang,dan Iuka di lehar korban adalnh.;;',.''':
--·-·Iuka robek sekitnr 16 jahitan yang Baya tnhu ,dan banynk mengelunrkan dnrah,dan. •··~ ,. ;·
·-·-· pad a Baat ilu korban tidak melakukan perlawanan. ·····--·-·-·-·-·---·--·-·.:.... ·

.......... Apa yang menjadi Bebabnya eampai korban di bacok oleh ei pelaku coba Baudarajelaskan ?. •••
.. ·-·-· 7. Yang menjndi sebnbnya adnlah knrena seya danjuga korban dan berikut teman-te '·
h:/ Jn;/~, -·-·man denganjumlah Bekitnr 30 orang ,kami disumb untuk molakuknn pengombokiin'.···.
.1,,1 ... 11 1k --•-· gudang yang adn di jl.Bhakti No.48 Rt003/07 Kel.Cilandak timur,pasar mingguJaka··
~< llfflf:n
·-·-· rtn selntan,dnn snyn berikut teman-teman bekerja di Pt Wirajnya porknsa dan karni •••
·-·-·di suruh oleh pimpinan kami yaitu B!!Il.nk YUDI SABANG untuk melakukan pengem·
..... ---···· --·-· bokan gudnng dan kemudinn pelaku tidak tenma dan milll!h mnrnh -mnrnh dan polaku
--·-· langsung mengambil parang dan kemudian dengan membabi buta menebaskan parang
11, iii 'Jir/ ·-·-· ke arah Bayn namnn Baya berlnri menhindar dan kemudian teman Bayn MTJHAMAD •
-·-···· ARl'AN bt•rnsnha unlt1k meL,rni poh1kn nam1111 oieh pe!akt1 langst1ng korban dibacok •
r1'111·;1.J
·"'·"'''
.:)'1.
-······· dnn ke11a di lehe111ya. ·······················-·-········-···························-·-·-·--
'X.c;hTo
Dnri jarak bernpa meler snudara pada Baal itu melihat MUHAMAD ARFAN di bacok dengan
. 11 ,;: •.. nggunakan pnrang,Berta Betelah terjadi pembacokan tersebut parang tersebut ditamh dimana
0111 ,,11111 1/eh pelaku npak.nh saudara.mengetahui?ya? ·-::-·-·-·-·----,-------···-·-:-·-·-·---:--···-
1,.:1,.,1,, ··-·-···· 8. Jadi pnda saat 1h1 saya mehhat dan Jarak kurang Jeb1h 1 meter,Jad1 pada saat 1tu pa •
''.. '.,--····-·
I •1 11//:11
1 /,
rang forsebul mnsih ada di tnngnn Bi pelaku yang tak lama pelaku meBuk kednlam ru -·
'··-······· mnh . ···············-·-·-··-·-·-····-·-·-·-·--····-····-·-·-·-·-····-·-·--·-···

9. Apaknh sebel111n lorjndi pembacokan lerhadnp Bnua<lra MUHAMAD ARFAN apakah dari
,. ,i,,. /.I pihnk Pt WJRAJAYA PERKASA lelah melakukan penyernngan,serta Budah bernpa lama Baudnra
,, ,1/,.;, danjugn temnn·temnn di lugaslrnn untuk mengnmankan gudang yang berndn di jl.Bhakti No.48
....... Rt003/07 Kel.Cilm1dnk limur,Kec.Pasar Minggt~Jnk-sel ? ·:·-·-·----·-·-·-----·-·-·-·-···
. ··-·-·-· 9. Jruli dHl'i pihak PT. WIRAJAYA PER.KASA tidak ada yang melakukan peyerangan
······· ··-·-·-· terhadap peiaku,dan Bayn danjuga teman-teman ditugaskan B11dah eda Bekitar 1 bulan •
·n ,,JI ~ ··-·-·--September 2004 . ····-·-·-····-···---·-·-·-----·-·-····----·-·-·---·-·-·-·-·
.. ··-·· JO. Apakah benar orang ini yang lelah melnlrukan pembacokan terhadnp teman Baudnra
, .. . { MUHAMAD ARFAN ( Pemeriksa memperlihatkan Beorang lnki·laki yang mengnlru bernama:
1 1
'. I ··:, . !EUKU SYAUKI MARKAM• kepadn yang diperiksa) ? ··-·-·-·-·-·-·-·--·-·-·---·-·-··
I· 1/I')
. :... : -·-·-·-· I 0. Yn,benar orang 1tulah yang telah melakuknn pembncokan terhadap teman Bayn
........ ···-·-·-· MUHAMAD ARFAN Bayn masih mongennlinya. ···········-·---·-·-·-·--·-·-·-·

11. Apakah kelernngnn yang snudarn beriknn ndnlnh yang Bebenarnya dan adakah keterangnn
yang lainnya yang akan Baudnra tambahkan ? ······-·-···---·-··-·-·-·-·-····-·--·-·-·-·--·
···-·-·-· 11 . Keterangan yang Bayn berikan adalnh yang Bebenarnya dan keterangnn yang lai·--
n 1 ···-····-· nya snya rasa sudnh cukup . -·······-----·---·-·-·-·---·-·-·----·-·-·-·-'·-·-·
:
1
1i 11.

···- Setelnh berita ncnra pcmeriksann ini Bolesni dibuatkan untuk aelanjulnya diauruh membaca
kembnli dengan yang diperiksn, Betelnh dibaca yang diperiksa membenarkan untuk menguatkan
keteranganya yruig diporiksa membubuhi lnnda tangan dibawah ini. ···········-···-·-····-·-·-·

{ ,/,
l!l/I
RI RESORT MEmorou TAN JAKARTA SELATAN
SEKTOR METHOPCIL I TAN f'A!iARM [ NGGU
======-~.-
0 JUSTITIA.
ir11n(J •
1:1. tlr:qr DERITA ACARA PEt1ERIKSAAN_
..... ·.HGJ ( Ter·s£i.ngka

r.:.;c1(;'.,7:1. ii;:•. 1··.i.


Oktob1.2r~ I :'·\i1! ..::
S.:.<.·/~'-;

AGUS NURYANTO ---··-···-·-·-·-··-·--·---·- -·--------~~

i::·,~;n1~;\_;,;,1: Ajun In'ei!.3r:)!·:.·:·(·1-· F'oi.i.!::;;i_ 1 ~· hlt'*P• :.\Br)Ol.0~:59. y;:.:1£.1 d.ipe-


:·:.c;.'1'"J,:,\.'.O:.\!'I k.<.'u'l ·.et· l<9poJ .i.~~.ian tc:-r·!:">ebut
[l.\l,J :t, di.E~t~.i?~:i Selak"iJ.;:.r,.• ....
f"'i:.'ny .. d:i.k. ,:1· 1 i•1 11·;:.:: J..;o.1kuk.::.in p~·tmi.:.;ir·il.;~:;.~.:.u1 t(·?t'"'h,:.\d,::,~· seH:iraril;j!.;51.
i1l.;;,matn)··"' menc.ia·r~.\'.F·\·.

,. '
1,,_1k.'i.··:!..:\L:.i.. ·11:.1:·11.:.l l:JF_1J.urn d.i.!·.:E1nr.'\i. ni::'\11i,:·:, d,·.:i,n

bil I' I i.>.IH ,\ ~~:,:~ ··~~~~i:'.~·-::: ::t; •:~:···-:,::~::::--:::::~1 ··::====~~~'


:.J11;t.:r 1 !·(.- ;7.<':<"1:_;;-·, ~ la.h.i 1·· di t"iud. ).n ~ 0 2'7 Dc:~p·;:f:~mb0:;'" .19!JD, l<eW<tll'"t;.f\:i~:
n 1 ""r1 '1·11<:.111 .lnd1J1\l.:1 3.i.;.\:· ()p.:;im·:1. J~s·1'-"r;1:i F'f:i!kf::!rja;;\n 31t11dt:'5ta~ Pend"j;Li.l ;_
d"ii.~::,~n ·i:1;~r·,-;ckl'·..l1" ::··.-::\1"".i/.\1'1,;::"t;'l. ..:.\!~;~·t ~;(.,~l:;:;,;'"L'Hit;) 1:fl .Bh.:.,kt.i Rt.03/07.,/
i\!~·,i.,4;.:l i<f.•]... c·· ..1:,1n'.Jdi-:. i:.i.111u~, l<et;: .F'r~~"''"'r·m.in1J<;JU~ .J,;,1kE~1,.·ta Sral.atnn. ·
·r r:·;. ,.. pr:in i\·:on10 ! • OC J ::~r::.!'?77 ;L r._;1r._;1 • · ·-·---..-· .........,..--........,. ...........-··-············-····-··--·-··········--" .._.

h•:! L:c- 1 u1r. p(::u:=; 1- .i. i·.. ~'>a~:. n c:i .l. mu:,;;, :i ki·:':'pi::i.d .-,1 ·[:1.:1 r·~:.•.~1n q k ,;1 y <J.n g
·J.i.p . :;··.i.\-.:!:i,..\ t;.·J .. 1.i1 ,-!:\.:.J('l"i.t;1hul·>.-,1n he:1.k...···l·1,:iknyo" tt-..'l'"'l.tl:,;:H~1,c\ yt."\.ng me-·
i"1/•·.1nr,i!"i.'."! f1.~11·!·,:11":•~1 h,';.1·1-L.u,;1n hukum ddn ,:1t.to:1~·; !51C.HJic1la f.. E~rt,::i.nyae:1n
P~-·n '/ .1 • ·! .:. :... ·'·~nu il1l" 1 :1:~· ;·· ;~. k '._-.·.~.~-·.', •,'_.,,.,,_,_.,),·.·,".l~il r_r~..-.. d .i. I,":)!~' r i k se. f\·1r..?mb1;,i1"' i kan
k.1.''l.,~:'".·:,l"J·:J,',1.:--1 ;;i.;;1 •!IC.'!l;·:\1.~,,\ , <r·,lku{'; cl:.LbiJl•.',,:.,J1 :i.r·i;i

:-':r> .. ;" -.,,,rci;:.1.. ··::-1.id ·:;;~,,; .. .ir•i ;,,J,:.i.:n l-.1:?i:'•c.1 •.1.:u1 s:.c!";.it _-i,;\~""5m.:-.i.·~
i: ..
i"1. ,,. 1:. :1 ·-.:~.\·, l':.11·\ i..11:1· ""• .. l'i.i.,'.".d 1h '.3:-u.1..-J,11··,1 ·:·J:i.r:--.1.·i\~:.-,;.:1 dr.u1
; 1::. ·; ·.. ! ·_..1 · i.;:1 !:· q ,,\,'l\} .._\,,ny:· .,.,,::-:,;:,:--, ·.r·.,;·. :.n .i. ~:>G.'I" t;;1 :::1:.:•; ~.-.t::·1d.i..:::d,_:,:.\h
· 1.' :_ u· r1' 1.i: ..... >1.<:i. !". • L1,·1···;_,: . ,,_~·.1;·, if• ·~·.;d ,,;:,p,::1r 01 ......" ..···---- ------~
1"·,:,1-i'. '.1 .,1.. :.i.r-._i. !'·'·t';·· cJ. o.":·ll :. >,•i:~.C:; E·. ~'lf.t )<'.'.~O>IT\1~···
nJ w..-.;.11-:t n uh;,;1.i"i:.i ":;:.\11 ..::,-;;1,z.~ 1~c·:·· 1 • c:•c;i<t di.pe.>l'":Lk~;;a
d~·1. r.·: '"'.:•lq/Ji""' 1. 1~ 1 1.:i-:.•1-,:n_.•,:,1r1v<;'. ~~c 1 r .. ·(·r1 ::;,c~y,'..<. hl·?.!'"~;(;::dia
IH;.t:;<•I .;,:·i"U'") h'.-"'!;:_•:·i:l'H)di ·.·.:1.·1(:4 103".o~bC'!'l".\ ~'

•.:I \•.J' -.. i i.h ':tr.r .:.i.r;ir:::: :.!·:'.;;.-.:: c.: ..\: · d .L~:.if..-;··:9r,1r
k,.· :·.r: ·,;; .; 1:i1V•, ~1\1.i;'!"llj•.;.'!' i: ·i .. ;._-:,, ·1 ...1c1un(]r:1.11
;:.; l '.. ; '·~ !'' .1< ·"fl:. ;'\
v i ;_ i.:. ·.' ,.1 r.. 3.. d <: r·1 \.'.:_l <'Jr·
:;;\\,, .. ,_ ..,. "'' '"·'-' ·,_,1, d~,·~n9.-,1n
'.;: ...

.i '·. : ...
..,:i
.'( .. ,[,; l•\,:i. --- .. 1. :·. r.:; '-:: _, d n
; I': ,_\ 1:·; i ;: ~]\[•[>!::'(' (.l<.l(i,",•I.,."\'" :·:':\<" ,·},
·"; < •
~1 /"!,r .,,\ .n'.-.i (l.!<o·.1 h- f.. 1 : ..;•. :·ch~.:t i-1 ; .. ,_,_1;,
. q:
·•'.c'· , ... ,c,, .. .·:» i:Jip1;;-1•":i.k
•: "';,::'.! 1 r: :.:.," t: ~· . ·11· ,:J(:'' · i-:. ,.> :'" · .. =·~r•r.Fc!>l i<':1·-
t.ln :: I \I .. ·c: ~:. ,.:1i""i,ll""l(_I ) .. l""i .i.. '"' ·: / ,-. . : - i:v::; 1. urn
· "i ;:u: ··1 ;; .. · =1i:;· 1 i.r <.:: !-·!: ..'!:um
;1 : .....

'l•l:;
"o); !··' ·I
''·
. "" !••
.' .....
"
;·,1, L::' ..~''-\k :·:..'1pr.\;·1~ .,.(rn,c<.r:,,;\. cir:;n .. _,1,:.-:·"1 ·.J ..:::r:,a fl,:;i...(di··.r·,.,; d.i.t,=ingkap.:,:
;·: .i. 1'"\ o ~J ti. i':. ·0:1mu1.i .~ ,. _, -~ ;:1 ·i pt·:~ r· :i. :. :ti> Di ~':;'.,.~;.(, .., ; ·,;:,!·1 ·:.J in .i. d ,:,-1·1 : , pr..1 ~:;e ba bn ya'!:;:.~·.·
.-:;:t";;h:i. 1·ic1oc.< ~J:-.iu::!,.ir ,) d .1. \:.r..l.r•<":.1 k,-:· p ;·~.:'I" 'L.;,) p,::i.c::,..\ 'l'!<·Ak. tu c.ii tangkap. f:.~;:
.:'.p·.1k;,(oi··.:,_,·:; !·~-L~i .,,·; b 1..1l·«.t..\. y,.~:1 1:J ! ':;i.·:;,;.-.1 d.-..;1'"i Si!.uc:.-:\1'"<.:I ?.----->?.:·•
i·(i.··11.;1 dttJ·'·:-.:.1· ··.·,) •.::,1.:•f·:.0.r·;._\l"l~] .i.r·.\ !'~~-.E~bElumr1y1!\;··
;,.,-;'·.·d d i.~ .. i;,\.·~G;io::,. ·,,;:~rJ. St-::·li:1Si?.
na,11Un !:l~·~da
L-'~:11 .; '.:?,,:i '.:J/...·!·.:c·!;i:,,:·!~ j_,,.;;; 21.~)Q.Wib· '.J.!,'.:~..:-::kLt,;.,1'·
:1 ~d'/··.•. ':;•?i' ::1(;,..\ d5.rumt,1h, dal,:::ni:~ r:;etugas
:::'<:,.!..:.~· t;1:?r·qi3i·.,,-,;;,,Jn c::i:1,0:1:::;~ k8mud_..:.1"n r1]<=.1h f:lr.~pak.
'( ,:!· .... ...... ,\ di1:1•.. ····l'd 1..'nl:uk d1c1t.;v1u 10".ri~.' 1<dntot'"
~:,,;:: ~:~:;:~·~I ;):;. ~ ~ ~~~ ~j'~: : ; :·~ ~·.~ -~· ·: \ '.;~;~ -~:ff!~::~~~ i ~~
1
:~·
\:::,; i. \ I. '·. ;:: ;·::: '';'; ;.. 1• . ·: ·.: ·: :'.; :;

'..' <.1 C: :·: ;·\!:! iJn ~.) ·..! l: :,.\ r··::;· lo ·-:! "-' ::;.E·1 (;,: bt-:=.'!'"t'• ,;.\fll ,;.1_·.. ·s;...:.1ma c:I Hn gn
~:-.__ ,;,_ v.'"1."i.:1: :·:~c~!< :··.1..-H.J :-:. ;.11·:1.qJi"'=•n ''""'\y,,;1 d.i.pt·}l'"iksa da11
c!.i ._i.o•i-,_;:i.:'.f"" i·. ctG. r·;,i.q9::1.:· !'iay,,1 ~O'it':.'k!;.\!'"i:\rl(j
1 ini clan
.i::,1'" .\'/,·" !.:i.d,.·.1:· ·:If:::;::•. !":l<:ll"'"L-'l.nrJ bukt:.i. y2u1'.~ d.i.sita.;

·r ::: ~·1,~• .i.,·:v,).E·.n ~o;12ba9.n.1.m<:'.1n,::1 E;;;~ud,:.\ra


·:,·;'. ~·. ',r 1u•.: .. 1.d:i. ,..1 :Iika bE.1 n,'11'"~ k<;;i.pan
:;i -11 (i :F: ;r·1,_i_,-, "".•.-'rj.-,1cl:i.ri·/·~\ s·:,~r ··.,1 ~:;;.i.a.p<:"d·.".dh pc-~l<-.1kuny.B. d!!tn

::ir.·1·1.-·:: \ , \::;,, :· 1:.:. ·I·. .i \•' :-J p(·'.-!J'l<_,!,J n :i. ·.':t.Yi::\:~1n <;>E~l":Jd!Ji'.l.:i.man;;i yang
·'"·";'/." ·:•.. ·1 ·;,1ngk :.tP Lc:~r •o;,·1iJu l: tc~i.:"h \:.;.;n,-j adi. d~-:;1.n
i.•·.'1-,j,· i-~f:i.d;.1 i·1;:'r·_i_ f\,:.;,\,:.i£:1i::\ tanc1c.a.:~ ::2f:i Okt.CJtH.:.11~·
'.~'C•(i 1.. ..;h'\i·!·.ci jt-11n OtJ.::::o.tV.i.b. c:!.i. d1'·:p;:1n rumah
~AY~ .1ln0t1~!~~J. No.~8 Rt.003/07 K~l.Cil~ndak
.:,;r.11.:·· i=::,:·c:.Pt.•.~3i-\!""lol.i.n\JQl\r. Jc:i'k.,::ir·t.;.-,: ~:ic.!.1<Jt21n. Yang
! : ' i. ;<.1 rn~;-.1. :=:1 kuk,,·~n f."il'.'nqan .i.•"' y,;,i.;,,n tf-.il""~::Ebu t ;,1da 1 ah
'"''l<·( ·-.,-.•.,:nrl.i.r:,(. d·.c11 h.nrt.ic:;nny<J 0€-?t:;r·1cln1.,:: J.o'.\k.i.·-.l~"l.ki
,· .. :;:) :···cl;... !.. '',i.J\··<'."\ !.:':.'!r·1···1.." .... __......-.,.... ·--·-·····'"""---·-·

'·:;.·1! /;,;:· !i·Jai1 •;1F.·l•':ii·.ui-:.<.1n r:.1ro•1'·fJuat,·:n·1 ci,°'.(i.,':\ln pfZ!r-i.€',···


'' :·\ 1' .tr ;., . ,. ····:""···'i•:bu:. ,J.ik-~ br:-~r1,~H'.!• pi·:-:t·bc.u:-.tc.1n ;:~pc1
.::i:.1 i·_,. l "l f;,·.u . cJ :;r,:• J.,:.1i·.:'..d·:i.\1'1 d,:~u1 S;:.H.td;"11'·""" .lakukr?.n
!. 1,": •: 1n:-;,;1,::1 c::n.n 1,1,:,1rpc•r·~;t.u·i;::tki:1n ,,:1l,;:1t .,.-,1p.3. '?. ·--·-····
\'-''!"<'.\\ ";':''y'd ·'.·.e}.~1l~ iill.".'°1i:.1h.uk.~:1n p;:·:11'"i::J1_\i:'l-i::C:Hi diillam
r1: .J •.·:,,., pc:;:_~ :·\r· .i ~,1y;,1,":.n .L tu d.:clr; y.-:;1.nq ~;;,;:.ya 1.:1kt.1
',_,:•; r·_;,-.,\j ,\!\ :...... ,~·1,"'1. i.:.-:.'l '"'h m1-::nyii:l.:"'.)(;•·!·."""'n F'~J.l,..f.:\l1tl
,.,l;).;1·,,_,,,.(1. '.::·,,.:t:. ..1:- ·,;:!;.. ;. tn(;~n(p.·?n~·,1.t ~1,~'dr1 b.::HJi.c:1t1
~-'·' n::· '•.!.'\!' "'f->~;J "di"1(~ ~ .·\k i.····l,~lkJ. v.-~ifH.:J ti.di:.'lk ~3<:iya

,'»_:;;.,, /,·,.";':; .. , .i11,; kc t:.~'.hu \ .. ·.k • b J ! c;i~r· .i. :::;db!?t<:.1.1 p•·_u-r:ig yt.'\n~
Cri.1.1.j,;. r· ..i :,c;;".t.l•· -.1r· d;.,n llF.<""lt,(-,;;";;~1:i 2.1,~hE1r ~:c·:•b·:·:•l'.th k::.r'"·J. darJ,
::.c :i;· -,:~: l'.J ,J "' ,".\ l:.t:~l'"'..:;l"_'bi:.1.t r'
•,:;.:;~l~".\~3-kdfl • - .. ·••••••·· ••••••-·-•-"""'"~-·-
f" ~:;(.:'.\i)I,]() 1(],'tn r:~!:~'n~!;,1n ,:'.\\i·"l\'y'i·~
!:;..;.1b!-,.>t.;,i.1·1 p,-::.r· . .:~n9 yang
,. ,-1· .. 1 ; • .; -:.;_1:,:d.·: tc•r";.;;f.;!bu+ d;:,1n mf:~ll~JC.1 t1a.i. ] €~he1'· t";!;:.>b<·;?
;1.;·!, !· ,·•.···.i c!,J.;-·_;. '-">CO! .. <Jt!C! :ia!,;i·· l.:-:i,k,:. t:(.·'l'"!::,c01bL1t: y~1ng
-~"''. ..,, , 1 i-. .... · ·~: i.'. hu :i 11ic-:•rH;J ..J k { !.i;:.~ 1: !.: :·:\n i '-! !-.: '-'i , r, ;:Hn\.\n !;;a y "''
: l"i" ' 11:~ .'.·.· ,·I.·,",· .1 1,1;;.cr:i p1. '\ 1· · !-;,-,, ·l·. ;i k ."'1n b,::~~,1,;;\ .'·. m,:1.r.·.'.' .·,',·. i•.'.·.·,: !-l::.<:1d .~an·-·
I•. 1 ",;··.•!"• '.".,di.;;(" I '.1.;; pBi- !l""l•J !;.·'..:.'! :;;nyr.·:\
r·:· dC'.,' '·,., ·;,,r:,1 !:n:i ....l,:·~.,··!. rnfndr:·1 -~\ ::.uk<:.1.--··-

11,,1· "' .'Li '· :·. irv:::1m.:1rH:J


l •.1!:,;1.·h t''C''"dPq :.ak.i

.··~,, 1•,· ..1:;:..' 1.'.I ;_;:i p·.o:· ... ·n '' "!:1·.r!:uJ:.. 1.1'!.. h.,'J'•\·;:1 ~,;r;c;,::\!'"t~
·:!-'."! "·'\ ...·.,~ di:•tl :ll,.\i' •1.I 5 .. ·1/<1 i.'.·,)..·. -,'.··i;\ ·.•.:·1!:1..tk tn!'-?tn•···
... , .\ ·:>) ·/.:'.\ !'''. j ,.;. : . · ·"' :·· "1r: ,. r.. __ _ ;,,,,,,!: t.u :i. ::.u. !:;,3
'/i 1.·,I .:.1.i.l..l'·l'y' .i; d \:! .·,._:_;,:.\!! ii'lt:!i"l\t ··:·.!)· ':li.\"!·A l:Jc:i.h
r.;.·:o1:1' ,;u "~, . .\; . ~.1 >: 1.•·,.: 11:;;,>. cio:-..1p,;,.:·: ;··· .t11.,:,1F,~, k."u···•:H1C;Zl
r11i0\ .I 11Ho-.'d!_.;C':''• ·:" ~;;,-,;1y,_;\ l!iE:l.J·:.,;:\
u·c .;.- ;:;•.:!. ·.,,,, ,:.h i'l·.•r·;1J,·..i.·,:::.1 i. ·.;_;-···,;\;'!!] d,;u1
. r'; , "' 1·;,\ m,. . '.'···· 1,, · '.,.,, · 1··· ..::i11ok ;.·;,:;1.y{;l,
us~; j::;,,v,:. ~·<:·1 t.k,:.in d<:ll'l
' . ;I , ,• : I <c : l <·i
' :
''

_,,
.! '.~ " ,<, 1·,;:;. .i_
_,
"Ii,u,
-. ~: l•i•<· '..I'" ,:;.,.:;1y ....1i.1,-;1::i ;,,;,,:1·: ..• q1)'~1_ E;,:\t..<.dd1-·r,1 mnle:\k.ukan
,:,;p,;_~k,::1\·1
,"\C<
' ,, ! ...: di\i'\
\-',\lnq
, ..1::.:'::1"11:,:,11'"",;;1. Giiii.Ltda
t.ci·"l-:.c"~'"' ~;;;,\b~~'tetn
~···1-):"r·d:1 ,-,~::;-.\ :n< 1 ~:;:.1.}.::.1h "" 1:::0:...~,::1. Gaudara
·, 1.r1ql-·.;.: ~­ c! ;:,;: '.-::id~'> !:;;~;:hubun~:,.\n di::-~nCJ1'an
i .. (~ 1· ~==·'-"~bu
.1 c ··'-'·,. •. i::(i .,.·,-,i. •:;;~,: h .~. r: :l q :.:i ,.... mi.' l <·::.k r..>. '.·: ,:.1 :· pt·.:: 1·· l:.iva tan
• ;.·.·· ;;· .1 .. ; t: ;/d:i. tu" ll-1,,•1 ·t dc:n(:,:-H·1 n~1-_•. ·;-1r:·:·q· ir· .'\k ::\!.,
i,.~:-· ..'!ir- iii·. <·.\!" · 1·1,:i::.:;n 1
"· :\ ',:.1 mr:t"i::;;;,d le; ~:;1~;k~•:; •· 1j~r;
u11·L.1.1 ni·XmlJr.1 ].,.,~ ·)J. t '-~ ,.,,.., ::n,-·c:·i;~ ·~·:·1';J wc1,u cJJ.!u::.1-·
'Oi ·;·:!
') J_ ! h .:'' ".:;) 01·.,,r;~3 y·dnJ ,·'.cJ,~,1 ,_.;.::i\tu
. \. i .- ·'· : i::J d I;~_,," n;· '1.1: __.,",\.•!i,1 pr,:n \--; i_:G~!··i:Ju;,;\ t
r:.ii:l!' ·. -HlibL· •:.l<:.\;l ifit1£:-- .. i""1(_:! ... Pi c\~~J.1H.:; :. :.i..c;,c_;: '.c;<Jya k.(" nc.-tl 1

·'.'f:_\·~.,.1 ,....,.-.-·":,:.~t.= . u;'/'°' -:'.f.-:1.r: ;,:1,:,,t ':·-o:·id.:.. ;--_i. :··: ;:i. !>: p ~2I'"11 ct h
.:... :,,_ ••( )t""" -:\'"':1 -\'<''·'1 !. '·-·i.J-_.1·t k<:Jt'f?···
r:, · ., ::. :. ;;~,· t·1 " . ; •• 1;,· .·.' 1'c.I r:-••11·1 "~·• J· •'1 v1 '""1 ,
r "· ' '-
) :- ~ ;·· i ;\ ,·::o. ,;; ;.·, i '··" ;· ; ·:i ''\ ~ dari. aw,~lri~12 clap2t sa
'/:' :,.11--: <.:::·1 ,;,; 1 -:·i..i.Oiq·:'.1."i. ·ikut ··--·--------
,,:.i_ • ,,. :r:- •.: '/ i·). .:.: _i nc; .-_; ;:.1 J d ;. ···1 m::·.~n f;0m ;J,;·:. t-. :!. •:! .i. a f"f;Jl'~]
l CJ
.1.:.i'.·'= ':;·\n . 1i· .., '_1-il!l~.1 .lt'd'-"'r·.y;:;, l-.u1'-;:?tr•!_;-! .l. ":i:i.h .t. Ha
:~~·.1. (1i ;v1:.7;:·. 't'.i-.•r-·J·~·!t;i!,;. c!i .JJ .[.-hDl .. t.L l\lo,.48
r;_t.(:·':> Cl:-· :<~·'"L"'.:.~.i.i.ru1·:.i<::i.>.: T.i.mul'-, :1·,_~c.::·1~::;d1~mJr1qgu
,:; .lk--..,, t.r: ::Ji;!l,::\t·.,.,1r1 .. O,L_'.,oka';;:i. t:.<~~n,;\!"·1 tct H::ibut: tr~r­
... ,,.~:J,~·! b·;u·;qur:,·;\,1 ::1'.·:,b,:::ir·t:1p.;,\ (3Ltd,·:\rlq 1:n.i..;,.i,k, . ~:>e:\y!E'I
y,:.:•l<J •,;;6':-'i~\ ~~r.02v·l-J.!-.:c.\1l ~;.c-:p<:;ida umum un"l'.:t.!r•. Dl"'1ny.1mpan
;·1.,111 \,.,1'· '111(_: .. ·LJa1-·;·:•n9 rldr·: ::;,Hba!]~j.ar1 dar.i. b-i::\ngunan
'.·;.i ~-:·;: : '/1 ...; L<i.:.i.;·: ;..:: .:~ ~' b;:=:.~-~/~' a;_:'.,::'~:,.:~:~'.;~~ ~j~.~:~r,i P~~1'.~: ~~a;~a y~:n j:~:~~
r:1<.\ i:i: _•(··;;1-,,:rnpa I.: l:.i nq1,J,.,, J d :i. t:::t'?buah b.r:1n9:. 1nan rum ah
1' tit,) L'•'i'"ddd '.Ji, J,;.J;'-:c~~'>.i (H!1i:\~'I \"f·')i'""SC 1 ~•: (t.,·-----·-··-·--·- •.

,Hi< i ldl" .i.. ~:iH I·.~.''''''' ·t:<"-_1nco·::~] "~f.) Ok ·1.-ohe_>!... ~:~004 ~


·'('!· •I j,:,;.Jl l)'.}.,\);"\,l1;:i,'W,, 1,:,l':"i:..Jl<_;,\ CC•d)t;;~ bc.•l'"e:td.;,1 di
•, ·i " i. " •' l.\'i;,, h ~=,i .. ).·ci~ -1;:1·.~'l'·i E;,'Jyt:\ f"i(i·;1;,;:Jrc•r·.i. 1.:~:;,hu
._l ...1;_,·l=l1) ::i·--1r·· ,.,,.,;,- or-t,.nJ \.-"!I': c:-: k.t:)~-10;1],
r: :')l ,.. ,--1,_J 1:·,,.,'."'j ·1·p_ ···m,,_,-:;;i.nq t·.r:·nq·..· nir~rw··• J,:,1n~J
r·• . . 1 .J ·1;·.:11f.·'..i cli.:\fl ,,l'J,J i·.J.'J<J. v~:tnq
iJ :·1,. ,J: i_..,,,._, '- dr1 01· ..,1r·1 _J···or··,::1;·19 t.<,~;'-~;:•,;·but.. L'..=.·ra-
1

1· r . ,,, i:· ·,1_1 ,,.·;1·1 •lc:·kr.\t i-:.··i.r.t1.i q(.'~\'"bdn';J,


r1.:!:;1::·, <rJ';;,-; +· r'i,,\-., bF:l"..1d(-·._~·;;j. i;\f.V;~-·-;c_\j'.)c\'. C1.i,1,f1 1.(;,~~y,a

~-:i_,-•1 1 !'.· ;•·1 ~:•• 0 1 ,-. r:-,..J,-~,, J;·:\lll or.1.:_'.),,VJ:i.b.i;;;:1ya


'C-t' .1.1."11,··
;;_".;\t~ \! l·r ,._t! <•!"! ,:,-\!I '.:·;,,1],:1.h \:'J~t.'Jr·.·.;:i:i l(i-.\l'"'Vi.I
·,: ..:·1·1 ,~·· .,,,J. ,:! ·.:d·.. ('.,l::in:"iUi .J '.1r-i ·:::!dJ,·.\'n :.-;,,].:;1h '.;:;;::1tu
:;1:;:,: ..i·1r·~ de·,-·11.1,:.n ~:r::•1···'i_1: . l:.,:~n '.!EE::., . .Jr:~f-_![)(I\; DJGEJ""IHDI<
:·"J!·Jri,,:::;'l','t~,. - ·: .. , , :-..::.11··.-::n:_i c·>fi~,_:\ P':.!l"-:,,.,i,...·,_1k.-.:1:--1 r.J1'··,:,1n9-
.:<1 -u:1_. !::-)r":;;,·,L·u-! rn1.;11__ , u·d;:.• 1~:EqE1l 9cC:1.1n9 gud<:J.ng
.·;i;:.1 i·j :.i.l"i n-;1..:r1 (.~-11.;F~ nit-.. :J !-: p .i. ri L• . trl'/ i:\ m.::d<. d ·;,;"' '! i'.I l:.E'. ru r:;,
l,·,_1.-:1r -!''\!":~·- r-1_,:_m'.·:~h ,d,~1n rn1 ..:_l:Lhe1l: kr.::-1'"umundn cir·;:1nu
··: ·' "• . .,_,i p.d!':·.L'. i.:JdC:cO:HH;J ~~ ..O.'J.C.\f1JUi:lly<=1 ~,:;,:\';/d. fTH?l"\da-·
i(I I /"JI ,;.1r;q·-·o!' ·1r\l..j l.-.• ~l""':;:;(-:-;)btJ''.: dt':.'!"'H]--'H": mc::k.sLld
·: i . ! '1 .i·H·;·;;:,\.'i::'.'.;-~;.: . -~;:~~:;.;(J ·~/~~:,'.~:;;_~·;,,1_ni'l~.~~~;'.:.:;c~:;~('2)k('i0.';:;~~;~;~1
:, ;: '•c·\ 1;<"-"·.].:!1:cl. "·"I ."' p.L11t,_u, rJt.t1.!<=.11'1(i y.:;1ng
;i.1J<:Jf'll.):;·_1i· hd·\_ .-ce;;i-~·,co~bu-'c ' r:::.,::i.v~·=, Ct·.·~qr:th

":.":; : : :':' :;;·:: '," ;;~;::: 1: i'~:;:~:~:i,,IE::: i,::r::·;!:';"' ': :.:~;;~;: ~;~~~1 !~
k
,·,·:\· k~' 1 r:·::,;·11:1-:id-i. lc-;r1 hk-'(~ICr~i ,";",;\k<o1·-I: !:~t-:];:,1.L'.c:U~
::'.\' .-:1.,.,r••:.J ciic,1T;.11;1 p1··".J:: '; pF::1··:-.;1,da;1..J,:'.!1··· .. n.::t.mun
.:11' -.i1 ·1]--· PJ -~·i;·H ~""~'bu;· t.:i d~:1k. m;:u.1 n:£-::. -.cJ<.. i·--L:i dc.tri
•!~-~ ( ;;1r·;;>/,:1··,-,r1c.·J ;-\·/n ~JC'•1C!i:L1 f)-:-int:un1.;J,·,1n/
l -__<I'• I! "'· r" , n _ , ,_ ·::i <J. ,,- •' l : d L•.1-.. ir- :,1 m ~;; u .~_r, '.;': ',:·~ ':,:HJ ,'·.·.·.' ,: . •.:~.' 1c,l ··'J'.' 'p····' 1'.i1
·i' ;1, 1! )L. l· e·,d 1·i·.\ ;:)( n ,-'i'O'.I ,_;,i\"''I Li-..-'.\ -i
·1 _.1• 1 ,1; :11j:\ f:.(' ~··1,1w,,ii· ··,,,·-1·;.:<. C:i~!-1 U!""drl(,!''f..l'"'i::\r1•J :·;GI'"
-i! !.iu, '.! .;·, ..J.:\\; L\1: i:'IJ.0-1' ~:1;' .i:1,_·ri1JL-.! ,;\J" :;i..:.:y ..o-.
, 1;; l· .i.r i '. ":;·l .... '"'· 'r ,:: iiJ!_~:'" c:i.f:,;,·J J:c.'.:1 cid 'l ... r.~· u~; in~,1.1::;uk
1•\_.:• ,t.''..1 1 :\,.' \l·Ji\ I, l . ),•. r ,_·1<J iJ,.1·1 :,\/d !•.c_ '· :.;;t'" 12'.CJ.i.
( ·' (I\" l.i·,'.} •.'•\ \', 'l_l _. O';i·.'I:· 11 ~,;;•.\ti.-~f; ;~(':r"ddd di

ha!O\rnan.W.
lie\• •.'_i: .!· 1-·
1 .>11 'ur,.J;. L_t_:·-11::·9,;_, .l ('_; _;r;9 1.o.n9\;un
:,.\ ·11- . i" ,_\I' i! \ '! Cl~ .;11•-_i ..... ,-:·r.. <.'ln•._1 ;·· -: :'JU 1.: ;_:,;1-:;1:;.l1<J
1 .1 : '~ ' i. !10• :1;1 b:_ -' d.l.l ~-,,,)_y.::·1 m,:,; !:. r: '·-'-~ ,:·1PiJ t(-21"us;
1
~~: .~ i:i ·. '_/ ·;.: ;_;~ ! cI~; ~:.-: ~:~ ;.;: iJ cl ~:, ~-: ~.:.: >,'. : l ~ '. ::;~ ~; ~~ ~·I ~~ ~:
:-·l:i1.:: l:!-.,'.:'<!"I 1
.,.· UL1 I d _··n
-•••1 L:i.-..i.•].: ,-,;·-1 J. ._,\1
1 =-;,·hc;lfah ~:; ,.L·.\l'l --,1~·1u--
i l'J .t ,_-,
·.:i'ii)
11'.FH'l':·'i:.-~; .. ,;\ng
>'l.ir-iJ'-.. : ··:-·,::; 1·1 ~ __1r· ··1q-- ;.;.· ,.,. i.:.r::,1 ,"·'.;,;;,-:!i::JU-J.:
:\· \_1 .. ; :·;. ·.n--.· .\ n t c_!.1!:-_ 1,•;;.--:.-.1 i'd-''n;11d i. '.l.n
,: . ··-,'i ~ l: . ; \ .~· • -:'-\ : ;1 l l .

. ) :·ii, , ; I '-'f.';• ,,, ::)!' Jrl


,.,,,
··j Et,:: i '\J' 'i:< :_1,n :::;ut ..l::'.,io.n
i -11 .:::11· ...,; ~<"I' :Ju ·1,:.:. nq
';; .·;-,",\; . '01 _I I" I, .,:1 ~;;

';;1.-i·; 1.!' 1; .·
··._; I· ·.I ."-,:,:,I Z:\i'\ if\,;\ ~:.~d
l. '-;· •·; -'.!-•i:\i-·1 i·a:"· !. H,;t
:.i.J kt.<t iJ,_:;·,nqLt
·:.cm). ;.i ,:.\1: -y:;-,n~_i o,;.:,1,'/:C.\
:._J.;.: ··idJ,:tiE ,:,icn9u,:·.:·;3,c<n
,:·1i:;! t:,.-,\ ''.l-3'/.'.I •\':i-,::.:; th :Jc.i,;:·,
!: 1 0•::" 11 1 Pf'l!'li<": c'..i.pc-~;·-ju;':\l
=r 1•_111 i\;, 1 n;:.~ ~'l.dd pihi3k
,, 'I•')•. 1--, I i ,_,_I . ;':\'_,:; !-.di-~,,\ ·~·-.1,~I"''.: c-but :•
v, '- r, i;·11· r:.1;,_-Ji"'Thl:, '.:">1 ..1 h.i.:1·:.J<J<::i p ..l.hr.;tk
:-:,,_-. i: ./:.)!. [i,f I; 1:-,~:ic1' .. 11; .•'.c--~l.:-:·1hk.·:.\n ·t<-':1r1t,;h ddn b;,,\nqu
-~ l • I ~~ ;_ -1 i:.1...n!..:,,;;;: C:J"d11(! _,-1,·i .'.ic-,tdfi()
' ; ~ii; di-.. -.(i.i»i c '::T-9 )1"'1 :"i'l'.:'Cn~::n;JC'ml.:Ji.:)I·:.
~-; i" i '. '.J ~..I ' i <'.' ! \ ".! \ :" i nL:H"U:t 1 -. ;-' d -1.-~ i cL:;i k
"t[l l-.i_di-'.l!-:. . r·-)p ;-:1_ k ,;\ l'"(;!n ,:;:\ I''.' 1";'·:1': Cl·· C '' i-· 9 l:.(::J'"~"O-E·(
:_1 :_ 1•. ·.-~n·1,,1· i-·:1-;.·1,·,1J ka:\ d L1 ,_, 1_n ;")·;\_hl:-:::n
1:.• ;-,_, i- d '"\ilt<-.\ ":=ul-:,;,,l i ...

'.:·,1 -~!l:i.td 'I"• 1·;.:,;.r_:_1i.:\il \' [~,,;,:'.\!"\ E)ur:l, :1'·d. b·:"· 0 ·:.;;1.n -- !'"
,._.._,,., _,_ 1-1 \/_ .\n 'O( );--,, ... iYd de·.,: . \ .-,(·:-. l., 1: e-l_-(·.Cf"ii.ii'•';:1

.,,...-c.1
t; .. '
_tJ""~
.~::: J1.' \.
.~;nl ·,:i.h
,,
,, 11-d; j_:\ ,:,./, :-:(__ L·'' ·,_:.11·,;:Jd' 'i ~ .~_I"\ c:;i ,:.\I·-'. :.1, r\

;:;r. n1: 1 i<1 u-~-.---· 1.- i'!'i .::;-1 ____ .. "'·Y \ i.i:-:' i.i·:,-;,·--, '-.\·:.-,-."' ddd
J ,.\ i l \· "-! ·L: 'l':. ,1 ,. :j,·_1 '• .'-I 'r· I,. :·1ny.,
j -; 1.i it. ;,,.

: ") r_~ i.1; , ...


:·1 ..,I ·'"
cl i. :., ,,,_\ _';;;I ... l.: 'I ·-1-q;..j ci "~'' n ·-J -.. n '. ·,,c:c..,:_\ / ,_.;\f'l(J
.:.1n 'i'· _;. " :; ;) ( .i. p·-:-~ (" i 1. ''" :n• :1d:li.C•l'i<."ll k.dn
;; 1·' i'.'c' / ..:t:-·,(J c::..: 0·;u·1 i··t;,-,,
/• !· '1'1 buhl.:u..-·1 (..,, . , rJ i" (·_.::.<1 ·,u,c\nr·,y.~1

Yang~

:.u;;JFI.' 3YAUU MARK;\11 bin fl. TEUr'.U MAR<'.Al1.

,, ,r. ,_; 1, L;,:,0.\ l


, \ ::;-., :
__ r:"'- ., J.·:.i.r·:
,,._;, '.:U' .I <..i...H!
: :1

AGUS ,1u · , Al·· , o •


;~I F15A:--fJRF·. 5s )81059 s -

Anda mungkin juga menyukai