Disusun Oleh:
Harisal
21160110000020
10. Kepada semua teman yang ikut hadir dan telah membantu
penyelesaian tesis ini yang tidak dapat penulis sebut satu
persatu.
Akhirnya kepada mereka yang telah penulis sebutkan hanya
doa yang dapat dipanjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
semoga Allah swt. yang membalaskannya dengan balasan
yang berlipat ganda. Amin.
Harisal
DAFTAR ISI
Cover Judul……………………………………………….……………………….....i
Format Pengesahan ……………………………………….……………….……… ii
Pembimbing………………………………………………….…………………… iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………. iv
Abstrak …………………………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 10
C. Batasan Masala ......................................................................... 10
D. Rumusan Masalah .................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 11
G. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ......................................... 12
H. Metode Penelitian ..................................................................... 13
I. Sistematik Penulis ..................................................................... 14
BAB II METODE PENDIDIKAN KARAKTER
A. Pengertian ............................................................................................... 16
1. Pengertian Metode .................................................................. 16
2. Pengertian Pendidikan ............................................................. 18
3. Metode Pendidikan Karakter .................................................... 21
B. Karakter ............................................................................................. 22
1. Unsur-Unsur Karakter Para Ahli ................................................ 22
2. Fungsi Karakter ........................................................................... 25
3. Faktor-Faktor Mempengaruhi Karakter................................................ 26
4. Fungsi Pendidikan Karakter ........................................................ 38
C. Luqman Ayat 13 Dalam Tafsir Al-Misbah ............................................... 33
D. Biografi Luqman al-Hakim....................................................................... 34
E. Biografi M. Quraish Shihab ..................................................................... 37
iv
F. Tafsir al- Lubab .………….……………….…..…………………..…....39
v
ABSTRAK
Nama : Harisal
NIM : 21160110000020.
Judul : Metode Pendidikan Karakter Pada Surah Luqman Ayat
13 (Studi Analisis Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab).
vi
ABSTRACT
HARISAL: 21160110000020
ii
الملخص
Harisal (NIM: 21160110000020
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
metode dalam mendidik seorang anak sehingga dapat diterapkan dalam dunia
pendidikan terlebih penting penarapan dalam keluarga kita sendiri. Untuk
membentuk karakter dan kecerdasan anak didik para psikologi memukakan
bahwa dari masa kecil kanak-kanak untuk membentuk kepribadian seorang
anak. Sebenarnya inti dalam dunia pendidikan karakter membina individu
untuk membentuk perilaku adaptif. Jika dilakukan pendidikan karakter sejak
masih kecil maka akan terjadi internalisasi nilai-nilai moral dalam perilaku
anak mewarnai kepribadian leluhur pada diri anak akan meningkatkan nilai-
nilai positif pada setiap individu anak dari sejak dini hingga masa dewasa
nanti.
3
mengetahui tujuan hidup inilah manusia dapat terhindar dari penderitaan dan
mendapatkan kebahagiaan.
5
hanya diberikan kepada anak-anak, akan tetapi kepada remaja bahkan orang
dewasa, juga lanjut usia. Selain itu pendidikan tidakhanya dilakukan pada
lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja. Untuk mewujutkan cita-
cita pendidikan di atas, khususnya di sekolah mengharuskan peserta didik
untuk mempelajari mata pelajaran yang sudah ditentukan. Dalam budaya
Islam, ilmu dapat ditemukan untuk mencapai kebenaran, yaitu dapat mencari
hal sebenar-benaranya. Dengan itu dapat mencari kebenaran informasi, dan
bagi umat islam sangat deperlukan untuk meminta kepada Allah agar dapat
diberi petunjuk kebenaran yang sesungguhnya, agar tidak semua terlihat
benar, dan tidak terlihat salah. (Kartanegara, 2006: 50).
Salah satu pelajaran agama yang wajib dipelajari bagi orang muslim
adalah pendidikan agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam al-
Qur‟an surah al-Mujadilah ayat 11:
6
apa-apa bahkan bisa jadi akan berdampak pada dirinya sendiri baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Di antara kualitas ibadah yang paling utama adalah
keikhlasan untuk mencapai keridhaan Allah swt. Penyebab kecenderungan
setiap individu menjadikan materi sebagai tujuan utama hidup tanpa
mengindahkan etika moral dalam perolehannya. Disebabkan Pengaruh neo-
klasik yang lebih mengutamakan pemenuhan kehidupan material telah
menjadikan bangsa semakin jauh ciri-ciri leluhurnya. Manusia yang
bermartabat tidak lagi dipandang dari segi tingkat keluhuran budi pekertinya,
tetap lebih dari segi tingkat kelimpahan materinya. Penghargaan lebih kepada
kemampuan ekonomi bukan lagi dari keluhuran budi pekerti. (al-Attas, 1979:
1). Bicara soal etika dan moral, sangat diperlukan dalam sistem pendidikan
berbasis karakter di Indonesia. Sistem pendidikan berbasis karakter atau
pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang menjadi tugas lembaga
pendidikan, tetapi selama ini kurang diperhatikan. Akibat minimnya
perhatian terhadap pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan
menyebabkan berkembangnya berbagai patologi sosial di masyarakat. Di
Indonesia sendiri, pelaksanaan pendidikan karakter saat ini memang sangat
dibutuhkan secara mendesak. Potret situasi masyarakat bahkan situasi dunia
pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok pengarusutamaan
(mainstreaming) implementasi pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan
karakter di Indonesia amat perlu pengembangannya bila mengingat makin
meningkatnya tawuran antar pelajar, seks bebas, serta bentuk-bentuk
kenakalan remaja lainnya terutama di kota besar, pemerasan/kekerasan
(bullying), kecenderungan dominasi senior terhadap junior, pergaulan bebas,
penggunaan narkoba, dan sebagainya.
8
Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad agar
menjadi pedoman hidup bagi segenap manusia yang berfungsi sebagai
huudan (petunjuk) dan bayyinah (penjelas) atas petunjuk yang telah
diberikan, serta furqon (pembeda) antara yang haq (benar) dan yang bathil
(salah). Sebagai tujuan manusia dapat hidup dengan berdasarkan akhalak dan
moral yang mulia. Selain mengandung nilai moral, al-Qur‟an juga berisikan
tentang asas atau fondasi kokoh bagi kelangsungan hidup manusia. Islam
mengharuskan pemeluknya supaya menjadi umat yang berpendidikan. Karna
ilmu, wadah untuk meningkatkan kepribadian seorang muslim. Dengan ini,
kita sering mendapatkan Islam menata bagaimana proses dalam pembelajaran
yang jauh lebih baik. Al-Aynayni berpendapat bahwa strategi ajaran Islam
dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian syariah, (aturan-aturan hukum
tentang ibadah akidah (keyakinan), dan muamalah), serta bagian akhlak.
Ketiga bagian ini tidak bisa dipisahkan dalam ajaran Islam, tetapi harus
menjadi satu kesatuan utuh yang saling mempengaruhi. (1980: 153-217).
ِخ َشَْٟ٘ ًَ ْاٞشْ جُ٘ اىياـَٔ َٗ ْاىَٝ َُ َسصُ٘ ِه اىياـ ِٔ أ ُ ْص َ٘حٌ َح َضَْخٌ ىِّ ََِ َمبِٜىاقَ ْذ َمبَُ ىَ ُن ٌْ ف
شًاَِٞٗ َر َم َش اىياـَٔ َمث
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian contoh
yang baik bagi orang yang mengharap pertemuan dengan Allah dan hari
akhir dan mengingat Allah dengan dzikir yang banyak.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Bab akhlak dalam syariat Islam adalah bab yang sangat luas, tidak
khusus dalam pergaulan sesama makhluk. Akan tetapi akhlak dan adab juga
antara seorang hamba dan Tuhannya. Juga dengan Rasulullah saw. dan
akhlak juga di antara sesama manusia. Dengan demikian, penulis tertarik
untuk mengkaji dan memahami ajaran Islam secara mendalam guna untuk
menuangkan ide-ide segar dan memberikan sedikit sumbangsih ilmu
pengetahuan bagi dunia pendidikan di tanah air serta memberikan secercah
cahaya pencerahan dunia pendidikan.
B.Identifikasi Masalah
10
ruang lingkup permasalahan, dengan ini penulis membatasi permasalahan
yang akan penulis bahas antara lain:
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
11
Luqman ayat 13 dan penerapan sedangkan manfaat praktis dalam penelitian
ini dapat bermanfaat kepada berbagai pihak yaitu:
I. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan Pada Bab ini akan dikemukakan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan tesis.
Bab II Landasan Teori Pada Bab ini akan dikemukakan tentang konsep
metode pendidikan karakter (pengertian metode pendidikan karakter, dasar
pelaksanaan pendidikan karakter, ciri-ciri pendidikan karakter, tujuan
pendidikan karakter, prinsip-prinsip pendidikan karakter, komponen
pendidikan karakter, dan metode pendidikan karakter) dan mengenal lebih
dekat tafsir al-Misbah yang menjelaskan tentang biografi M.Quraish Shihab,
metode dan corak tafsir al-Misbah, serta karakteristik kitab tafsir al-Misbah.
Bab III Kajian Tafsir Berisi metode pendidikan surat Luqman ayat 13 dalam
kitab tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab
14
Bab IV Berisi hasil pengkajian identivikasi metode pendidikan karakter surah
Luqman ayat 13 dalam kitab tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab.
15
BAB II
METODE PENDIDIKAN KARAKTER
A. Pengertian
1. Pengertian Metode
Metode berasal dari kata Yunani methodos yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Sehubungan upaya ilmia, maka metode berarti
cara yang ditempuh untuk memahami objek yang menjadi sasaran
ilmu yang bersangkutan. Bagaimana fungsi metode pendidikan?
untuk mencapai sebuah tujuan atau bagaimana membuat sesuatu agar
mengacu dari beberapa hal dapat mencapai sebuah tujuan pendidikan
yang akan dicapai. Metode dapat mengacu dari beberapa hal berikut:
metode ilmiah adalah langka-langka yang ditempuh untuk mencapai
keilmiahan. Metode dalam ilmu komputer adalah suatu kode yang
digunakan untuk mengerjakan suatu tugas. Metode dalam musik
seperti buku tes yang membantu untuk memantu para murid
memainkan alat musik. Metode suatu usaha untuk mencari jalan agar
pesera didik dapat menerima pembelajar juga memaknai dalam
sebuah proses pembelajaran. Syaeful Bahri mengatakan bahwa “
metode adalah salah satu cara atau teknik agar mampu menerapkan
pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan setiap masalah.
Menurut Jumanta Hamda Yaman, metode ialah “cara yang di gunakan
oleh pendidik bagaimana pelajaran yang disampaikan dapat diterima
oleh peserta didik. Dalam uraian berbagai pendapat tentang definisi
atau makna dapat disimpulkan bahwa metode adalah sebuah cara
bagaimana ilmu yang disampaikan peserta didik dapat diserap
ataupun dapat disimpulkan sebagaimana tujuan pembelajaran yang
disampaikan peserta didik.
16
Menurut Komaruddin Hidayat bahwa, metode jauh lebih penting
daripada materi pelajaran, hal ini dapat kita liat realitas bahwa
bagaimanapun kesulitan materi pelajaran akan ditentukan oleh siapa yang
menyampaikan begitupula yang paling penting memahami metode
pembelajaran dalam menyampaikan. Menurut Ibnu Khaldun sebagaimana
dikutip oleh Ahmad Sa‟ad Mursa bahwa “ilmu-ilmu pengetahuan dalam
kaitannya dengan proses pendidikan, sangat tergantung pada guru dan
bagaimana mereka mempergunakan metode yang tepat dan baik. Oleh
karena itu, guru wajib mengetahui faedah dari metode yang digunakan.
Dalam suatu proses pembelajaran tenaga pendidik perlu menyampaikan
materi yang mudah dipahami anak didik dengan metode yang berbeda-
beda dalam sekali menyampaikan materi karna pelajaran berbeda juga
tingkat kesulitan jadi harus menyesuaikan pelajaran dengan metode
pembelajaran, semakin sulit pelajaran yang akan disampaikan maka guru
akan semakin rileks dalam menyampaikan dengan menyiapkan metode
demonstrasi ataupun yang lainnya dengan belajar sambil bermain.
17
d) Wiradi: Metode adalah suatu langka yang sudah diatur sistematis
dari beberapa seperangkat yang sudah disiapkan dengan urutan
logis.
2. Pengertian Pendidikan
18
secara ruhani maupun jasmani dengan cara bertahap. Pengertian Pendidikan
dari berbagai para ahli yang berbeda mengenai pengertian pendidikan sesuia
dengan pengalaman dan memahami pendidikan itu sendiri. Sebagai berikut:
19
Adapun pendapat tokoh yang terdahulu tentang pendidikan sebagai
berikut:
Maka dari pendapat para ahli atau tokoh tentang pendidikan dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses mengantarkan manusia
menjadi lebih mulia dan mencapai tujuan yang akan dicapai, memanusiakan
manusia sekaligus kewajiban bagi manusia dalam menuntut ilmu
sebagaimana dalam surah Al-Mujadilah Ayat 11.
20
3. Metode Pendidikan Karakter
21
B. Karakter
23
menjelaskan kepadanya tentang mana yang baik dan mana yang buruk.
Sungguh berbahagialah orang yang menyucikan jiwanya dengan menaati-
Nya. Ayat ini juga berarti sungguh berbahagialah orang yang hatinya
disucikan oleh Allah dan sungguh merugilah orang yang hatinya dibiarkan
kotor oleh Allah swt. Pendidikan karakter yang baik, ideal disebut sebagai
pendidikan karakter luhur. Konsep ini mencakup makna etika sekaligus.
Artinya, pendidikan karakter adalah nilai, aturan baik buruk yang harus
diaplikasikan dalam perilaku sehari-hari.
2. Fungsi Karakter
25
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhalak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari agar lulusan siswa
memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, kompetensi akademik kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan
budaya Indonesia utamanya dalam sikap toleransi ini yang harus di nanmkan
pada setiap individu apalagi di negara Indonesia yang dimana berbagai
macam suku budaya dan agama sebagaimana dalam surah al-Hujurat ayat 13;
َٗ َج َع ْيَْب ُم ٌْ ُشعُ٘ثًب َٗقَجَبئِ َوٰٚ ََُّٖب اىْابسُ إِّاب َخيَ ْقَْب ُم ٌْ ٍِ ِْ َر َم ٍش َٗأ ُ ّْثََٝب أٝ
ِٜ ٌٌ َخجَِّٞللا َعي َ َّللاِ أَ ْرقَب ُم ٌْ إِ اُ ا
ىِزَ َعب َسفُ٘ا إِ اُ أَ ْم َش ٍَ ُن ٌْ ِع ْْ َذ ا
a. Keteraturan interior.
26
merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain,
dengan tidak adanya koherensi dapat meruntuhkan kredibilitas
seseorang.
c. Otonomi.
28
makna bahwa pendidikan karakter memiliki sasaran untuk
meluruskan berbagai perilaku individu yang negatif menjadi positif.
29
2. Karakter harus dipahami secara komprehensif termasuk dalam
pemikiran, perasaan, dan perilaku.
10. Sekolah harus merekrut orang tua dan anggota masyarakat sebagai
partner penuh dalam upaya pembangunan karakter.
30
Berdasarkan pendapat yang ada di atas bahwa metode adalah cara-cara
yang digunakan oleh guru dalam rangka proses kegiatan belajar mengajar,
sehingga setiap anak didik yang diajarkan akan dapat memahami, menerima
maupun mengembangkan bahan materi yang akan diajarkan sesuai tujuan
pendidikan yang akan dicapai.
a. Moral knowing, yaitu hal penting untuk diajarkan yang terdiri dari enam
hal, yaitu:
b. Moral feeling, yaitu nilai yang lain yang harus ditanamkan kepada anak
yang merupakan sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai
dengan prinsip-prinsip moral. Terdapat enam hal yang merupakan aspek
emosi yang harus mampu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi
31
manusia berkarakter, yakni concience (nurani), self esteem (percaya diri),
empathy (merasakan penderitaan orang lain), loving the good (mencintai
kebenaran), self control (mampu mengontrol diri), humility (kerendahan
hati).
2. Nilai Dasar, yaitu nilai yang terkandung dalam dasar falsafah Negara,
Pancasila dan UUD 1945. Sikap, perilaku, dan tindakan peserta didik
dijiwai oleh nilai-nilai yang terdapat pada sila-sila dalam Pancasila dan
UUD 1945.
3. Nilai Kemasyarakatan, yaitu nilai moral, etika, dan etiket yang berlaku
dalam masyarakat setempat. Bila nilai-nilai masayarakat ini telah
terinternalisasi dalam diri anak, mereka akan memilih adab, budaya,
dan susila yang baik sebagai anak yang berkepribadian luhur.
32
mencintai, dan menghargai tanah air dan budaya bangsanya, tanpa
meremehkan budaya bangsa lain.
ِ ك ىَظُ ْي ٌٌ ع
ٌٌ َٞظ ََّل رُ ْش ِش ْك ثِ اٜ
َ ْبَّللِ ۖۡۖ إِ اُ اى ِّشش ُ ََ َٗإِ ْر قَب َه ىُ ْق
َب ثَُْ اٝ َُُٔ ِعظٝ َ٘ َُٕٗ ِٔ ِْبُ َِّل ْث
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu
ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar.”
Asbabul Nusul dari „Alqamah ra. dari Abdullah ra, dia berkata,
“Tatkala turun QS. Al-anam: 82 kalangan sahabat bertanya, “Siapa di antara
kita berbuat zalim terhadap dirinya? lalu turunlah ayat ini.” (HR. Bukhari).
Setelah ayat yang lalu menguraikan kepada Luqman yang intinya adalah
kesyukuran kepada Allah, dan yang tercermin pada pengenalan terhadap-Nya
dan anugerah-Nya, kini melalui ayat di atas dilukiskan pengalaman hikmah
itu oleh Luqman serta pelestariannya kepada anaknya yang mencerminkan
kesyukuran beliau atas anugerah itu. Kepada Nabi Muhammad saw atau
siapa saja yang diperintahkan untuk merenungkan anugerah Allah kepada
Luqman itu dan mengingatkan orang Iain. Ayat ini berbunyi: dan ingatlah
33
ketika Luqman berkata kepada anaknya dalam keadaan dia dari saat ke saat
menasihatinya bahwa wahai anakku sayang! jangan engkau
mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun dan jangan juga
mempersekutukan-Nya sedikit persekutuan pun, lahir maupun batin.
Persekutuan jelas maupu yang tersembunyi. Sesungguhnya syirik, yakni
mempersekutukan Allah, adalah kezaliman yang sangat besar. Itu adalah
penempatan sesuatu yang sangat agung pada tempat yang sangat buruk.
Luqman yang disebut oleh surah ini adalah seorang tokoh yang
diperselisihkan identitasnya. Orang Arab mengenal dua tokoh yang bernama
Luqman. Pertama, Luqman Ibn Ad. Tokoh ini mereka agungkan karena
wibawa, kepemimpinan, ilmu, kefasihan, dan kepandaiannya. Ia kerap kali
dijadikan sebagai permisalan dan perumpamaan, Tokoh kedua adalah
Luqman al-Hakim yang terkenal dengan kata-kata bijak dan perumpamaan-
perumpamaanya. Agaknya dialah yang dimaksud oleh surah ini. Luqman al-
Hakim yang dimaksud dalam surah ini seorang tokoh yang masih
dipermasalahkan tetang identitasnya bangsa orang Arab mengenal Luqman.
Pertama Luqman Ibn‟ad, tokoh ini mengagukan, ilmunya, kepemimpinannya,
wibawa, dan kepandaiannya. Adapun Luqman yang kedua ia kerap dikenal
dengan kata-kata hikmanya dan perumpamaannya namanya Luqmanun Al-
Hakim nah inilahyang di maksud dalam surah ini (Shihab, 2002: 125).
Diriwayatkan bahwa Suwayd ibn ash-Shamit suatu ketika datang ke Mekah.
Ia adalah seorang yang cukup terhormat dikalangan masyarakatnya. Lalu,
Rasulullah saw. mengajaknya untuk memeluk agama islam. Suway berkata
kepada Rasulullah mengajaknya, lalu Rasulullah berkata, “Suwayd pun
menunjukkannya, lalu Rasulullah berkata, “apa yang ada padamu?” ia
menjawab, “kumpulan Hikmah Luqman”. Kemudian, lalu Rasullah berkat,
“sesungguhnya perkataan yang amat baik! Tetapi, apa yang ada padaku lebih
baik dari itu. Itulah al-Qur‟an yang diturunkan Allah kepadaku untuk menjadi
34
petunjuk dan cahaya”. Rasulullah lalu membacakan al-Qur‟an kepadanaya
dan mengajaknya memeluk islam.
37
berjudul al-I‟jaz al- Tafsir‟iy li al-Qur‟anb al-Karim (Kemukjizatan al-
Qur‟an al-Karim dari segi hukum). Sekembalinya ke Ujung Pandang M.
Quraish Shihab dipercaya uantuk menjadi wakil rektor dibidang akademik
dan kemahasiswaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Ujung
Pandang. Setelah itu dia juga diserahin jabatan-jabatan lain baik dalam
kampus seperti kordinator perguruan tinggi swasta (Wilayah VII Indonesia
bagian timur), maupun diluar kampus seperti pembantu pembinaan
Kepolisian Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental. Selama di
Ujung Pandang ini, dia juga sempat melakukan berbagai penelitian; antara
lain dengan tema “Penerapan hidup beragama di Indonesia Timur” (1975)
“Masalah Wakaf Sulawesi Selatan” (1978).
. F. Tafsir Al-Lubab
39
meyekutukan Allah baik lahir dan batin adalah perbuatan kezaliman yang
sangat besar (Shihab, 2012: 173).
Dari hasil bacaan tentang metode pendidikan karater dalam Tafsif Al-Misbah
pada surah Luqman ayat 13 maka ditemukan beberapa metode yang
digunakan Luqman al-Hakim untuk mendidik anaknya yang bernama Tharan
yaitu:
Metode ini dapat dipahami dari ayat 13 menurut al-Qurthubi, ayat tersebut
adalah sangat menekankan pentingnya maw‟izhah yang wajib dilakukan
orang tua terhadap anaknya, Luqman al-Hakim mempunyai anak dan istri
yang keduanya kafir olehnya itu Luqman al-Hakim memberikan nasihat
sampai anak dan istrinya masuk Islam. Adapun pengaruh metode Maw‟izhab
1. Membangkitkan rasa takut kepada Allah dan semangat spirituwal sehingga
beribada lebih khusyuk. 2. Menopang semangat belajar dan berpikir tentang
kehidupan akhirat lebih-lebih dunia. 3. Serta selalu menyadarkan seseorang
dan selalu membuat sesorang introspeksi diri. (Idris dan Huda, 2018: 127).
Nasihat adalah salah satu cara mendidik anak. Bahkan, nasihat ini merupakan
cara yang paling banyak dilakukan orang tua dan guru untuk merubah
perilaku anak untuk menjadi lebih baik. Pengaruh nasehat terhadap pribadi
anak sangat besar dalam menanamkan prinsip-prinsip kebaikan dan
memberinya kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan prinsip-prinsip
kebaikan dan kebenaran tersebut. Anak akan selalu mengingat nasihat dan
menjadikannya pedoman dalam kehidupan sehari-hari. (Huzaery, 2010: 139).
Abdullah Nashih Ulwan menjelaskan: “Nasihat merupakan metode
pendidikan yang cukup efektif dalam membentuk iman seorang anak, serta
mempersiapkan akhlak, jiwa, dan rasa sosialnya. Nasihat dan petuah
memberikan pengaruh besar untuk membuka hati anak kepada hakikat
sesuatu, mendorongnya menuju hal-hal yang positif, mengisinya dengan
40
akhlak mulia, dan menyadarkannya akan prinsip-prinsip Islam. Tidaklah aneh
bila al-Qur‟an menggunakan metode ini dan menyeru jiwa-jiwa manusia
dengan nasihat, serta mengulangnya pada beberapa ayat ditempat yang
berbeda-beda (Nashi, 2007: 394).
Artinya:
Bahkan akan terpatri kata-kata, tindakan, rasa, dan nilainya di dalam jiwa dan
perasaannya, baik ia tahu maupun tidak tahu.” (Nashih, 2007: 141-142).
Dasar-dasar metode pendidikan Islam adalah al-Qur‟an dan hadist. Pada
dasarnya, bila ditelaah secara cermat, dalam al-Qur‟an dan hadits banyak
dijumpai metode pendidikan yang bisa digunakan dalam membelajarkan
peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang islami (al-Rasyidin, 2015:
176). Menurut Ulwan, Adapun yang perlu diteladankan kepada anak-anak
dalam keluarga di antaranya adalah: Pertama, yaitu memberikan keteladanan
dalam kejujuran. Sikap jujur bagaikan mahkota yang menghiasi kepala
seorang guru (pendidik). Muhammad Said Nursi menyebutkan, jika orang tua
kehilangan sifat jujur, maka akan hilanglah kepercayaan anak-anak terhadap
41
dirinya, ilmunya, dan terhadap pengetahuan-pengetahuan yang ia sampaikan
kepada mereka. (Thobaah, 2010: 116). Jujur bagaikan kapal penyelamat di
dunia dan akhirat. Betapa indahnya anak-anak meniru dan mencontoh sifat
jujur pada orang tuanya. Kedua, yaitu memberikan keteladanan dalam
kecerdasan dan kebijaksanaan. Rasulullah saw. mampu memberi jalan keluar
yang tepat kepada kaumnya dalam masalah peletakan Hajar Aswad, yang
karenanya suku Quraisy selamat dari pertumpahan darah antar mereka dalam
perebutan hak meletakkan Hajar Aswad. (Nashih, 2007: 365).
42
masyarakat luas, penjelasan makna dan ayat dengan tafsiran yang makin
menarik bagi pembaca untuk menelaahnya (Shihab, 2002: xx). Begitu
menariknya uraian yang terdapat dalam banyak karyanya, pemerhati karya
tafsir nusantara Howard M. Federpiel merekomendasikan bahwa karya karya
tafsir Muhammad M. Quraish Shihab pantas dan wajib bacaan setiap muslim
di Indonesia sekarang, dari segi penamaannya al-Misbah artinya lampu pelita
atau lentera, yang mengdikasikan makna kehidupan dan berbagai persoalan
umat diterangi oleh cahaya al-Qur‟an penulis menciptakan al-Qur‟an agar
semakin membumi dan mudah dipahami (Shihab, 2002: x).
43
Ada beberapa prinsip yang dipegang M. Quraish Shihab dalam karya
tafsirnya, baik tahlil maupun maudhu‟i. Di anataranya al-Qur‟an merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam al-Misbah, beliau tidak pernah
luput dari pembahasan ilmu al Munasabat yang tercermin dalam enam hal:
keserasian kata demi kata dalam satu surah: keserasian dalam kandungan ayat
dengan penutup ayat (Fawashil): keserasian hubungan ayat berikutnya;
keserasian uraian awal/mukhaddimah satu surah dengan penutupnya:
keserasian penutup surah dengan uraian awal/mukaddimah surah sesudahnya:
keserasian tema dengan nama surah (Shihab, 2002: xx). M. Quraish Shihab
juga menggunakan urutan Mushaf Utsman, yaitu dimulai dari surah al-
Fatihah sampai dengan surah an-Nas, pembahasan dimulai dengan
memberikan pengantar dalam ayat-ayat yang akan ditafsirkan. Dalam uraian
tersebut meliputi:
b) Jumlah ayat dan tempat turunnya, misalnya, apakah ini dalam kategori
surah madaniyyah, dan ada pengecualian ayat-ayat tertentu jika ada.
Cara yang dipakai tafsir al-Misbah adalah sesuai kaidah ilmu tafsir,
pada umumnya, yakni al-Qur‟an dengan al-Qur‟an, al-Qur‟an dengan hadits,
hadits dengan al-Qur‟an dan seterusnya al-Qur‟an dan ijma‟ dan sesuai
dengan perkembangan ilmu tafsir. Bahkan beliau M. Quraish Shihab kadang
dengan langka sekali menggunakan Qiyas yang sudah ada alatnya
(menyampaikan alasan yang sudah mempunyai ketetapan hukum), sehingga
tafsir itu bermakna sesuai dengan lingkungan, sangat berbeda corak
hermeneutik berangkat dari tujuan untuk keluar dari makna tekstual, bahkan
bahasa sangat menjadi perhatian, sehingga tafsir itu lari menuju orang yang
memintanya, atas dasar itu maka al-Misbah yang banyak berubah ke arah
yang baik diserasikan dengan pesan dan kesannya sehingga tafsirnya mudah
dipahami dan diterima kalangan orang banyak, dari orang awam hingga
akademis. Hal ini juga yang menjadikan pilihan penulis untuk mengambil
kisah Nabi Ibrahim as. dari tafsir al-Misbah, yang dengan mudah dipahami
tanpa harus merubah bahasa atau memahami dialek bahkan sastra yang
sangat sudah jelas arah dan maksudnya.
46
I. Adapun Sumber Rujukan Tafsir al-Mishbah
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi/data-data yang diteliti, yang berkaitan surah Luqman mengenai
metode-metode pengajaran Luqman terhadap anaknya yang bernama Tharan
menggambarkan penekanan materi dan metode pendidikan anak. (Idri, 2018:
89). Metode penelitian adalah cara-cara ilmia untuk mendapatkan data yang
valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu
pengetahuan tertentu, sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahakan, dan mengatasi masalah. Metode penelitian juga
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata bahwa metode penelitian
sebagai rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari
oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologi,
pertanyaan, serta isu-isu yang dihadapi. Peran metode penelitian sangat
penting untuk mencapai tujuan penelitian. (Hamdayama, 2005:52).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, di antaranya:
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepeustakaan yang disebut
(Library Research). Penelitian kepustakaan dilakukan menelaah naskah,
dokumen, arsip, dan buku-buku yang berkaitan dengan tema yang dibahas.
(Suryabrata, 1989: 16). Menurut Nazir, penelitian diskriptif mempunya
tujuan untuk menggambarakan atau menguraikan secara sistematis mengenai
fakta-fakta serta hubungan antara peristiwa yang diteliti (Nazir, 1985: 63).
Dengan kata lain, penelitian ini hanya mendiskripsikan, data-data yang
diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan perspektif teori yang sudah
ada. Melalui analisis dengan menggunakan perspektif teori yang sudah ada.
Melalui analisis tersebut, maka diperoleh pemahaman yang tepat sesuai
totilitas konteks dari fenomena yang dikaji tersebut. Dalam penelitian
49
deskriptif, data-data akan dipaparkan sebagai adanya seperti yang tergamabar
padasaat penelitian dilakukan. Selain itu, laporan penelitian juga berbentuk
paparan yang berisi kutipan dari data untuk memberikan dukungan terhadap
hal-hal yang dilaporkan dokumen merupakan alasan dalam melengkapi bahan
yang suda punya dasar dalam pembelajaran metode pembelajaran pada anak
didik.
Dalam melengkapi penilitian ini, peneliti menggunakan studi
dokumen atau dalam pengalaman prosespenulisan tesis ini sendiri dan
disesuikan pendapat atau teori dalam buku-buku yang searah dengan
pembahasan judul tesis metode pendidikan karakter dalam surah Luqman,
yaitu bagaimana metode yang dilakukan Luqman al-Hakim seorang anak
yang bertentangan anaknya namun Luqman al-Hakim mampu mengubah
karakter anak yang berseberangan pemahaman atau tidak menurutu orang tua
dan akhirnya menuruti dengan penuh kesabaran dengan cara atau metode
yang digunakan terhadap anaknya yang bernama Tharan dan mampu menjadi
anak yang tunduk pada orang tuanya.
B. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penelitian
kualitatif. Menurut Hasan, data penelitian kualitatif kaya akan deskripsi
orang, tempat dan percakapan yang tidak muda digarap dengan prosedur
statistik. (Hasan, 1990: 14). Sudaryono mejelaskan bahwa data adalah suatu
bahan penelitian dan data tidak sama dengan objek penelitian, karena
kedudukan data bersifat hierarkisdi atas opjek penelitian (Sudaryono: 2014:
66).
Data dalam penelitian terbagi ke dalam dua bagian yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data-data terkait langsung dengan
kontruksi kisah Luqman al-Hakim dalam al-Qur‟an. Sedangkan data
sekunder merupakan data-data yang tidak terkait dengan konstruksi kisah
Luqman al-Hakim tetap relevan dalam pembacaan dan pemahaman kisah
50
tersebut secara totalitas. Data-data sekunder ini berperang sebagai konteks
guna menjelaskan data primer. Karena akal ditambah dengan pengalaman
akan menghasilkan kecerdasan (Tahran, 2015: 92).
C. Sumber Data
Penelitian ini merupakan penelitian bercorak library murni dengan
mengunakan pendekatan tafsir, khusus metode maudu‟i. Metode maudu‟i,
dipilih karna dinilai paling tepat setidaknya hingga hari ini untuk mengkaji
konsep-konsep al-Qur‟an tetang suatu masalah, bila diharapkan suatu hasil
yang utuh dan komprehensif. Karna penelitian ini menyangkut al-Qur‟an
secata langsung, maka sumber pertama adalah kitab suci al-Qur‟an. Mushaf
yang digunakan sebagai pegangan adalah mushaf departemen agama. Sumber
lainnya meliputi kitab-kitab tafsir, buku, dan tulisan-tulisan yang lain terkait
dengan tema penelitian ini. Jadi data penelitian diperoleh melalui sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah mushaf al-
Qur‟an dan Tafsir al-Misbah. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari
berbagai sumber kepustakaan yang erat kaitannya dengan tema yang akan
dibahas dalam penelitian ini.
D. Pendekatan
Pendekatan penelitian kualitatif dengan tehnik content analysis.
Analisis isi(content analysis) adalah penelitian bersifat pembahasan yang
sangat mendalam terhadap isi berita atau informasi dimedia cetak atau pun
melalui internet. Analisa seperti ini biasanya dilakukan kualitatif. Pelopor
analisis isi adalah penelitian tetang riset yang bersifat deskriptif. Dilandasi
teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar dapat fokus dalam penelitian sesuai
dengan fakta yang diperoleh. Juga landasan teori memberikan gambaran
umum tentang latar belakang sebagai pembahasan hasil penelitian. Menurut
Sugiyono kajian kualitatif mengkaji strategi-strategi dengan partisifasi yang
bersifat fleksibel dan interaktif. Penelitian kualitatif diarahkan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipasi.
51
Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti dengan kondisi opjek alamiah dimana penelitian sebagai
instrument kunci. (Sugiyono, 2013: 20).
E. Teknik Analisa Data
Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis analisis
deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan teknik analisis kualitatif deskriptif
dalam penelitian ini adalah upaya menjelaskan tetang berbagai aspek
berkenaan dengan data berupa kata-kata atau kalimat secara kualitatif baik
pada data primer (kitab tafsir al-Misbah) maupun data sekunder (buku-buku
atau sumber-sumber lain yang relevan dengan fokus atau objek kajian dalam
penelitian ini. Secara lebih rinci urutan dan prosedur analisis data penelitian
ini adalah mencakup: pembaca secara mendalam memahami konsep,
mengklasifikasi berdasarkan urusan peristiwa atau kisah, menginterprestasi
berdasarkan konsep dan nilai-nilai yang terkandung di dalam surah Luqman.
F. Teknik Penulisan
Adapun buku yang dijadikan pedoman dalam teknik penulisan ini
adalah buku “Pedoman Penulisan Tesis Program Magister Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta” 2018 akan
mewarnai seluruh bentuk penulisan tesis ini.
52
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA PENELITIAN
ِ ك ىَظُ ْي ٌٌ ع
ٌٌ َٞظ ََّل رُ ْش ِش ْك ثِ اٜ
َ ْبَّللِ ۖۡۖ إِ اُ اى ِّشش ُ ََ َٗإِ ْر قَب َه ىُ ْق
َب ثَُْ اٝ َُُٔ ِعظٝ َ٘ َُٕٗ ِٔ ِْبُ َِّل ْث
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu
ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar.”
Di dalam al-Qur‟an Luqman disebut sampai dua kali dan juz 21
terabadikan sebagai nama surah yang ke-31 surah Luqman terdiri 34 ayat,
terdapat golongan surah yang diturunkan Mekkah atau dikatakan surah
Makkiyah diturunkan sesudah surah al-Shaffat. Dinamakan surah Luqman
karena Di dalam surah Luqman disampaikan bahwa diberikan pada Allah
hikmah berupa ilmu pengetahuan. Maka dari itu Luqman sangat bersyukur
kapada-Nya pendidikan tanpa harus mendiskusikan. Ayat yang dimaksudkan
yaitu surah Luqman ayat 13. Kisah Luqman ayat tersebut dimulai karakter
hikmah yang diberikan oleh Allah kualitas bersyukur atas nikmat-Nya. Di
antara kesyukuran yaitu mendidik anak dengan menggunakan metode cinta
dan kasih sayang. (Idris, 2008: 90). Surah ini terdiri dari 33 ayat para
pendapat ulama Mekah dan Madinah, dan menurut para ulama Syam ada 34
ayat, Bashrah dan Kufah. Perbedaan itu hanyalah perbedaan dalam
perhitungan dan bukan berarti ada yang tidak diakui oleh yang menilai hanya
33 ayat. (Shihab, 2002: 108). Surah Luqman adalah surah yang turung
sebelum Nabi Muhammad saw. berhijrah ke Madinah, mayoritas para ulama
berpendapat bahwa semua ayat surah Luqman yaitu makkiyah. Ada juga
ulama yang mengecualikan tiga ayat, yaitu 27-29 atau dua ayat yakni 27-28
dengan dasar dari hasil diskusi para orang-orang Yahudi ketika itu banyak
bermukiman di Madinah. Pendapat ini disamping sanadnya lemah, kalaupun
53
dipahami bahwa hasilnya didiskusikan oleh orang-orang Yahudi, (shihab,
200: 107).
Dalam surah Luqman terdiri 34 ayat, turun ayat setelah surah as-
Shaffat. Diberikan nama surah Luqman karena di dalamnya terdapat kisah
Luqman al-Hakim mendidik anaknya. Dalam kisah tersebut terdapat orang
tua harus mendidik anaknya tentang agama dan akhlak yang baik. Surah
Luqman terdapat pokok pembahasan yaitu keimanan, hukum, kisah dan
orang-orang yang memperolok ayat suci al-Qur‟an. Adapun hubungan surah
Ar-rum: pertama, kedunya diawalinya dengan adanya manusia yang kafir
dan beriman dan adapun perbedaannya ditemukan kekacauan umat yang
terdahulu dan di akhirat nanti masuk neraka, akhirnya dalam surah Luqman
dipastikan baik buruk akan masuk neraka atau surga. Kedua, menjelaskan
Tuhan ada karena adanya alam semesta, juga alam itu menandakan sebagai
kekuasaan Allah sedangkan surah Luqman manfaat alam itu sendiri, karna
semua alam itu sebagai tanda bukti bahwa Allah itu maha Kuasa, Esa maka
itulah yang mengantar manusia lebih bertaqwa pada Allah. Tiga, dalam surah
Ar-Rum dalam orang kafir menanggapi bahwah al-Qur‟an itu adalah kitab
menyesatkan sedangkan surah Luqman orang kafir hanya membelakangi
dengan ketidakpercayaannya terhadap al-Qur‟an. Empat, di akhir surah
Luqman dan surah Ar-rum bahwa akan ada hari kiamat (D.a.g, 2010: 533).
54
dan mendasar Luqman adalah seorang nabi dan seorang Arab yang sangat
bijaksana.
55
1. Luqmanun Hakim seorang penjahit baju (menurut pendapat
Said bin Musayyab)
“Kita diberi tahu oleh bashar, ia berkata saya diberi tahu oleh Yazid, ia
berkata saya diberi tahu oleh Sa‟id dari Qatadah: firman Allah “dan
sesungguhnya kami telah beri Luqman hikmah” maksudnya adalah
pemahaman tentang islam dan bukan seorang nabi, juga tidak diberi
wahyu.(Tahbrani,1991:67.)
56
dari tujuh ayat itu tersimpan dasar-dasar ilmu pendidikan atau metode
pendidikan dalam membimbing anaknya sampai menjadi anak taat pada
Luqman yang anaknya dikenak Tharan, ayat tersebut yang tidak akan
berubah-ubah selama manusia masi berada di alam dunia. ( Hamka,
2002:115). Di dalam surah Luqman bahwa banyak pendapat para mufassirin
(Ahli tafsir) tentang nama anaknya Luqman al-Hakim sebagai berikut:). 1.
An‟am (pendapat Al-Naqash). 2. Masykam (pendapat AL-Kalbi 3. Asykam.
4. baban. 5. Salan. 6. Salam. 7. Asykar atau Syaki. 8. Mathan. 9. Tharan.
Luqman memiliki beberapa anak menurut pendapat al-Qurthubi beberapa
anaknya meninggal akan tetapi Luqmanun al-Hakim tidak meratapi ataupun
menangis atas meninggalnya anak dan istrinya semuanya seorang kafir,
namun Luqmanun al-Hakim dengan kesabaran dan penuh kasih sayang untuk
mengajak masuk agama islam, akhirnya anak dan istrinya luluh masuk islam
dengan metode pengajaran penuh pengertian (Hada & Idris, 2008: 102).
Sebagai orang tua harus memiliki pendiri otoritas moral dan hak
moral dihormati sekaligus dipatuhi. Bahkan, Baumrid mendefinisikan ada
tiga hal bentuk pengasuhan yang pertama bijaksana yang kedua otoritas dan
permisif.
3. Cinta Anak-Anak.
61
12. Sabara Dalam Menghadapi Peserta Didik
Pada surah Luqman seorang guru atau orang tua untuk membentuk
anak sebagaimana yang kita inginkan atau tujuan karakter anak yang ingin
kita capai, harus kita tanamkan dalam diri kita yaitu prinsip kesabaran.
62
ditetapkan oleh Allah dan segala sesuatu ada penguasanya yang memiliki
kekuatan di atas kekuatan mahluk.
ٍَِ َٗ ۖ َ َشب ُءٝ ِْ ََ َِ ْغفِ ُش ٍَب ُدَُٗ ٰ َرىِلَ ىَٝٗ ِٔ ُِ ْش َشكَ ثٝ ُْ ََ ْغفِ ُش أٝ َّللاَ ََّل
إِ اُ ا
َٜظ ِ إِ ْث ًَب عٰٙ بَّللِ فَقَ ِذ ا ْفز ََش
ُ ْش ِش ْك ثِ اٝ
Artinya: “sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu,bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh
ia telah berbuatdosa yang besar”. (QS. An-Nisa: 48).
Dalam hal ini, Luqman mengajarkan kepada anaknya berupa nasihat
dan peringatan disertai konsekuensinya. Nasihat serta kasih sayang dengan
mendorong kepada semangat, motivasi, dan dorongan untuk melakukan
kebaikan memberikan pemahaman tentang syirik dalam hal ini beberapa
pengertian tentang syirik berdasarkan dalam surah an-Nisa ayat 48 bahwa
syirik terbagi dua yaitu :
64
2. Syirik Asgar yaitu:
Zakiah Daradjat juga sangat setuju jika seorang anak sejak kecil
dibiasakan ikut serta dalam ibadah shalat bersama orang tuanya. Sebab
dengan terbiasanya melihat orang tuanya shalat, maka anak akan ikut-ikutan
menirukan gerakan shalat dalam kehidupannya. Dengan demikian pendidikan
keimanan yang dimaksud Zakiah adalah sebagai upaya pembentukan
kekuatan akidah seorang anak agar menjadi satu keyakinan dan pegangan
dalam kehidupan kelak. Keimanan bukan hanya cukup keyakinan dan
mengucapakan, namun harus mampu diaplikasikan dalam seluruh
kehidupannya. Artinya, keimanan adalah pondasi dari seluruh segi kehidupan
manusia. Untuk itu, pendidikan keimanan adalah hal yang krusial dikenalkan
semenjak dini kepada anak agar menjadi pedoman sekaligus barometer yang
mampu mengarahkan dan membimbing anak dalam hal sikap, ucapan dan
perilaku dalam lingkungan hidup yang lebih luas.
68
menggantungkan diri selain dengan sang khalik maka dia sudah berbuat
syirik pada Allah.
َ َ ْجيُ َغ اِ ِع ْْ َذٝ ِِ إِحْ َضبًّب إِ اٍبْٝ ابُٓ َٗثِ ْبى َ٘اىِ َذِٝل أَ اَّل رَ ْعجُ ُذٗا إِ اَّل إ
ك َ ََٗق
َ ُّ َسثٰٚ ض
ًَبٝف َٗ ََّل رَ َْْٖشْ ُٕ ََب َٗقُوْ ىَُٖ ََب قَْ٘ ًَّل َم ِش ٍّ ُ ْاى ِنجَ َش أَ َح ُذُٕ ََب أَْٗ ِم َلُٕ ََب فَ َل رَقُوْ ىَُٖ ََب أ
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.”
Karena itu, sekedar tidak durhaka belum cukup!! Yang dituntut
adalah bakti kepada keduanya atau dalam bahasa al-Qur‟an disebut ihsan.
Yang dimaksud dengan bakti/ihsan. Ini adalah bersikap sopan santun kepada
keduanya dalam ucapan dan perbuatan sesui dengan adat kebiasaan
masyarakat sehingga merasa senang bahagia dengan anaknya. Di samping
itu, anak mencukupi kebutuhan-kebutuhan mereka yang sah dan wajar sesuai
70
dengan kemampuan sang anak. Salah satu yang perlu dicatat bahwa ketika al-
Qur‟an memerintahkan bakti itu, kata yang digunakannya adalah wabil
walidayn ihsan, padahal bahasa juga membenarkan penggunaan li yang
berarti untuk dan lia yang berarti kepada sebagai penghubung kata ihsan,
Kata li hanya menggambarkan pemberian bakti untuk opjek, kata lia
mengisyaratkan adanya jarak antara subjek dan objek, sedangkan kata bi
yang digunakan al-Qur‟an mengisyaratkan kedekatan antara subjek dan
objek, ini mengisyaratkan bahwa Allah tidak menghendaki adanya jarak,
walau sedikitpun dalam hubungan antara anak dengan orang orang tuanya.
Anak harus selalu mendekat dan merasa dekat kepada ibu dan bapaknya,
bahkan kalau dia dapat bagikan “malaikat” kepadanya. Karena itulah
sehingga digunakan kata bi yang mengandung arti ilsaq, yakin kelekatan
tidak digunakan li yang berarti untuk agar sang anak tidak merasa bahwa
bakti yang dipersembahkannya adalah untuk kepentingan ibu-bapaknya,
tetapi bakti itu adalah untuk kemaslahatan sang anak yang berbakti.
71
janganlah kamu mengikutinya keduanya, tetapi pergaulilah keduanya
didunia dengan ma‟rif.”
Hal ini yang digarisbawahi oleh al-Qur‟an adalah bahwa kewajiban
berbakti/maruf itu hendaknya di motivasi oleh rasa sayang kepada mereka,
bukan karna kuwatir dicelah atau dikecam orang lain bila tidak melalukannya
dan bukan juga untuk mengundang pujian dan simpati yang melihatnay
(QS.al-isra‟(17: 24.)
َِ ْجيُ َغ اٝ ِِ إِحْ َضبًّب ۖ إِ اٍبْٝ ابُٓ َٗثِ ْبى َ٘اىِ َذِٝ َسثُّلَ أَ اَّل رَ ْعجُ ُذٗا إِ اَّل إٰٚ ض
َ ََٗق
ٍّ ُ ك ْاى ِنجَ َش أَ َح ُذُٕ ََب أَْٗ ِم َلُٕ ََب فَ َل رَقُوْ ىَُٖ ََب أ
ْف َٗ ََّل رَ َْْٖشْ ُٕ ََب َٗقُو َ ِع ْْ َذ
ًَبٝىَُٖ ََب قَْ٘ ًَّل َم ِش
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. ini berartikewajiban tulus dalam sikap dan kelakuan
anak terhadap kedua ibu-bapaknya.”
Dalam konteks kepatuhan kepada Allah, seorang tidak boleh enggan
atau malu merendahkan diri kepada-Nya, sujud tersimpuh meletakkan dahi
karena Dialah Yang Maha Agung. Sudah pada tempatnya (adil) seseorang
melakukan itu terhadap Allah. Nah, ibu-bapak adalah oleh anak-anaknya
setelah Allah dan Rasul. Dapat saya simpulkan dari dua pendapat bahawa
kedua orang tua adalah wajib kita muliakan setelah Allah dan Rasulnya dan
memmulikan orang tua tidak cukup hanya menghormati ataukah
memuliakannya akan tetapi wajib kita mengabdi kepadanya sebagaimana kita
diwaktu kecil sampai kita dibesarkanya dengan kasih sayang begitupula
sebaliknya kita kepadanya. (Shihab, 2016: 234).
72
4. Nilai Tentang Bersyukur
Ada dua hal menjadi penting syukur yang pertama agar pemberian
nikmat yang agung tersebut bisa terus berkelanjutan (kontinu). Kedua agar
memperoleh tambahan nikmat. Kontinuitas pemberian nikmat akan terjadi,
karena sikap syukur membuatnya terikat dan langgeng. Namun sebaliknya,
73
jika kau meninggalkan sikap syukur, niscaya nikmat tersebut akan
menghilangkan berpindah tangan. Al-Qur‟an menunjukan bahwa siap untuk
bersyukur merupakan bentuk pendustaan dan pengingkarannya. Sebagaimana
al-Qur‟an menerangkan bahwa syukur adalah hasil dan tujuan penciptaan,
demikian halnya dengan alam yang laksana al-Qur‟an besar juga
memperlihatkan bahwa hasil terpenting dari penciptaan seluruh entitas adalah
syukur.
Ksimpulan dari bahwa syukur itu ada tiga makna dan empat landasan :
Artiinya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya
kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.”
Tugas hati dalam bersyukur kepada Allah adalah mengakuai
mengakui meyakini bahwa nikmat tersebut semata-mata datangnya hanya
dari Allah saja, dan bukan dari selain dari Allah dan bukan dari selainya
semua itu adalah perantara untuk mendapatkan nikmat. Kita juga harus
mencintai Allah yang telah memberikan semua nikmat itu kepada kita, selain
itu kita juga menyatakan untuk menggunakan nikmat itu di jalan yang Allah
ridhainya.
74
ِ ْاى َُ ْيِٜل ف
ِٜ ُن ِْ ىَُٔ َٗىَٝ ٌْ َل َٗى ٌ ٝ ُن ِْ ىَُٔ َش ِشَٝ ٌْ َزا ِخ ْز َٗىَذًا َٗىَٝ ٌْ َ ىَٛٗقُ ِو ْاى َح َْ ُذ ِ اَّللِ اىا ِز
شًاٍَِِٞ اى ُّز ِّه ۖۡۖ َٗ َمجِّشْ ُٓ رَ ْن ِج
Artinya; “Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai
anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula
hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan
yang sebesar-besarnya.”
Termasuk bentuk syukur dengan lisan, ialah menceritakan kenikmatan yang
kita rasakan kepada orang lain, Allah memrintahkan, Adapun mengenai
nikmat Rabbmu, makan ceritakan .(QS. Ad-Dhuha: 11).
ۖد
ٍ َبٞٗس َسا ِص ِ و َٗ ِجفَب ٍُ َم ْبى َج َ٘اٞ
ٍ ة َٗقُ ُذ َ ِت َٗرَ ََبثٝ
َ بسِ َ َشب ُء ٍِ ِْ ٍَ َحٝ َ ْع ََيَُُ٘ ىَُٔ ٍَبٝ
اى اش ُن٘ ُسَٛ ٌو ٍِ ِْ ِعجَب ِدِٞا ْع ََيُ٘ا آ َه دَا ُٗٗ َد ُش ْنشًا ۖ َٗقَي
75
Artinya: “Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya
dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang
(besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).
Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit
sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.”
Pada ayat tersebut, Allah memerintahkan kepada keluarga Nabi Daud
untuk beramal kebajiakan dan mengajak keluarganya dengan amal saleh,
shalat, puasa, dan lain sebagainya. Karena tugas anggota badan adalah
menggunakan nikmat tersebut untuk mentaati Dzat yang kita syukuri serta
menahan diri agar tidak menggunakan kenikmatan itu untuk bermaksiat
kepada-Nya.
1) Senantiasa berterima kasih kepada orang lain; salah satu cara untuk
mensyukuri nikmat Allah adalah berterima kasih kepada manusia yang
menjadikan perantara sampai nikmat Allah kepada kita Nabi
Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda, “Orang yang tidak berterima
kasih kepada Allah” (HR.Tirmidzi No. 2081).
Jujur dalam berniat adalah kita harus tulus, ikhlas baik kepada Tuhan
maupun kepada manusia. Bahkan dalam bersedekah pun kita harus jujur.
77
Sedekah asal katanya pun dari Shidq atau Shidqah, yang artinya jujur (harus
tulus, ikhlas). Memberikan mahar kepada pengantin wanita pun disebut
dengan shidaq. Karena itu memberikan mahar kepada pendamping wanita
harus disertai niat yang tulus, ikhlas. Kejujuran dalam berniat adalah berniat
dengan tulus ikhlas, baik kepada Tuhan maupun kepada manusia.
Dalam bertindak pun kita harus jujur. Jangan curang, jangan menipu dan
jangan memanipulasi fakta dan data. Bertindak pun selain kita harus benar
juga harus tepat. Misalkan dalam ingin bertindak melawan kejahatan, bagi
kita sebagai rakyat tindakan yang jujur adalah melaporkan kejahatan kepada
pihak kepolisian. Tidak jujur bila kita main hakim sendiri. Bagi polisi, jujur
apabila melawan kejahatan dengan mengejar dan menangkap pelakunya.
Pengadilan yang jujur adalah pengadilan mampu memberikan hukuman
setimpal perbuatannya. Dalam berdagang pun kita harus jujur, ungkapkan aib
barangnya, jangan sampai ditutup-tutupi. Rasulullah mengajarkan hal ini
dalam berdagang, apakah lantas barang dagangannya kemudian menjadi tidak
laku. Malah sebaliknya, sangat laku keras, sehingga beliau terkenal seorang
pedagang yang jujur dan orang-orang pun datang berbondong-bondong
kepadanya.
79
mengingatkan akan kesempurnaan ilmu dan kekuasaan Allah, di mana tiada
sesuatu pun di dunia ini yang tersembunyi bagi-Nya, kemudian Luqman
memerintahkan anaknya agar mendirikan shalat sebagai ibadah yang paling
sempurna.
َسثاَْب َٗرَقَجاوْ ُدعَب ِءِٜازٝ ٌَ اىص َال ِح َٗ ٍِ ِْ ُر ِّسِٞ ٍُقَِْٜسةِّ اجْ َع ْي
Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang
tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”
6). Nilai Untuk Amar Ma‟ruf Nahi Munkar (Khususnya Dalam Dakwah).
80
kemashlahatan. Menghindari dan melawan kerusakan itu lebih baik
didahulukan daripada mendapatkan manfaat.
Kata sabar terambil dalam bahasa Arab yang terdiri huruf-huruf shad,
ba‟, dan ra‟. Maknanya berkisar pada 3 hal pertama, menahan Kedua,
ketinggian sesuatu. Ketiga, sejenis batu dari makna menahan
sikap/pandangannya pada sesuatu tanpa perubahan. Yang ditahan dipenjara
sampai mati dinamai mushburah. Dari makna kedua, lahir kata shubr yang
berarti puncak sesuatu, dan dari makna ketiga muncul kata ash-shubrah,
yakni batu yang kukuh lagi kasar atau potongan besi. Ketika makna
tersebut dapat berkaitan. Seorang yang sabar akan menahan diri. Untuk itu,
memerlukan kekukuhan jiwa serta mental baja agar dapat mencapai
ketinggian yang diharapkannya. Kesabaran adalah kekuatan yang memikul
beban dan menghadapi kesulitan dengan berupaya menanggulaginya.
Menerima kesulitan tanpa upaya atau rela dengan penghinaan karena tidak
mampu membalas, bukanlah kesabaran. Itu adalah kelemahan. Anda bersabar
jika berhasil menahan diri dalam keadaan mampu untuk bertindak. Bahkan
puncak kesabaran diraih ketika seseorang mampu menahan diri pada saat-saat
awal datangnya ujian.
ُزٝ ُن ٌْ أَحْ َض ُِ َع ََ ًل ۖ َُٕٗ َ٘ ْاى َع ِزُّٝ ََ ْجيُ َ٘ ُم ٌْ أَِٞبحَ ىٞد َٗ ْاى َح
َ ََْ٘ ق ْاى
َ َ َخيٛاىا ِز
ْاى َغفُ٘ ُس
81
Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa
di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.”
Kesabaran diperlukan dalam mempersiapkan diri dalam menjalani
ujian. Kedua, Konsekuensi hubungan orang beriman dengan Allah.
Hubungan itu merupakan hubungan timbal balik yang disadari oleh
kepercayaan. Sabar merupakan keniscahayaan hidup, paling tidak ditinjau
dari dua sisi. Yang pertama, hidup adalah ujian. Dia (Allah) yang
menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapakah di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Kata sabar diartikan mencegah, dan
diindikasikan pada ketahanan yang didasarkan pada dinamika jiwa. Dinamika
tersebut mengacu pada dua hal; yaitu untuk berbuat yang menuju kepada
sesuatu yang positif, dan untuk menahan dari sesuatu yang negatif.
Sabar mencakup menahan diri, lisan dan anggota badan. Menahan diri
berarti menahan dari keputusasaan dan kemarahan. Menahan lisan berarti
menahan dari mengeluh dan menggerutu. Menahan anggota badan adalah
menahan dari sikap menggoda atau mengganggu. Luqman menasehati dan
memerintah anaknya untuk bersabar terhadap apa yang menimpanya, karena
sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh
Allah. Dalam hal ini, manusia hendaknya bersabar terhadap cobaan dan rasa
berat dalam melaksanakan apa yang diperintahkan, khususnya dalam
mendirikan shalat dan berbuat amar ma‟ruf nahi munkar. Senada dengan hal
tersebut, berikut firman Allah yang mengingatkan dan memerintahkan untuk
bersabar juga terdapat dalam QS. Al-Mudatsir ayat 7 yang berbunyi sebagai
berikut:
ْ ل ف َب
ص ج ِ ْش َ ِّ َٗ ى ِ َش ث
Artinya: Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
82
Ayat ini secara global adalah perintah untuk bersabar dalam
memenuhi perintah Allah, seperti shalat, puasa, zakat, berhaji, amar ma‟ruf
dan nahi munkar. Karena setiap perintah Allah erat dengan rintangan-
rintangan yang menghadang.
83
Sedangkan etika diartikan dengan ilmu tentang apa yang baik apa yang buruk
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Menurut pada asal-usul kata
akhlak, diketahui bahwa ia terambil dari bahasa Arab akhlaq. Kata ini
merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang pada mulanya bermakna
ukuran, latihan dan kebiasaan. maka lahirlah kata ukuran makhluk yakni
ciptaan mempunyai ukuran makna kedua dan ketiga lahirlah sesuatu positif
dan negatif. Makna-makna di atas mengisyaratkan bahwa akhlak dalam
pengertian budi pekerti maupun sifat yang mantap dalam diri seseorang
kondisi kejiwaan baru dapat dicapai setelah berulang-ulang latihan dan
dengan membiasakan diri melakukannya. Dalam kata-kata; akhlak, budi
pekerti, moral dan etika dipersamakan maknanya walaupun tentu jika ditinjau
lebih dalam akan ditemukan perbedaan-perbedaannya.
9) Nilai Nasihat.
85
peringatan tidak diperhatikan dan selalu melakukan tanpa mempedulikan
orang tua atau lingkungan keluarga, orang tua perlu memperlakukan tindakan
dengan mencegah perbuatan itu, saat memberikan pengertian terhadap
sesuatu yang boleh dilakukan hendaklah benar-benar diterapkan juga, dan
jangan sampai melarangnya apalagi kalua anak melihatnya. Begitu juga jika
memberikan peraturan dan perintah hendak melihat kondisi dan sesuai
dengan masa, usia perkembangannya, karna kita tidak melaksanakan sesuatu
sekehendak dirinya orang tuanya serta menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh anak, dan bahasa yang santun.
86
Abdurrahman an-Nahlawi, mengatakan pada dasaranya kebutuhan
manusia akan figur atau teladan bersumber dari kecerdasan manusia meniru
yang sudah menjadi karakter. Dengan memperhatikan kutipan di atas dapat
dipahami bahwa keteladanan mempunya arti yang penting dalam mendidik
akhlak anak, keteladanan menjadi titik sentral dalam mendidik dan membina
akhlak anak, kalau pendidikan menjadi akhlak yang baik ada kemungkinan
anak didiknya juga berakhlak baik, karena murid juga meniru muridnya
sebaliknya kalau guru berakhlak buruk ada kemungkinan anak didik juga
berakhlak buruk. Keteladanan yang sempurna adalah keteladanan Rasulullah
saw. menjadi rujukan bagi pendidik sebagai teladan utama, bagi firman Allah
swt. dalam Al- Qur‟an surah al-Ahzâb: 21, berbunyi;
َ َّللا ْ ُ َّللا ِ أ
َ ْش ُج ٘ اٝ َُص َ٘ ح ٌ َح ضَ ْ َ خ ٌ ى ِ ََ ِْ َم ب َس صُ٘ ِه اٜ ِ ى َ ق َ ْذ َم ب َُ ى َ نُ ٌْ ف
ْ ًَ ْ٘ َ ٞ ْ َٗ اى
ِخ َش َٗ رَ مَ َش اٟا
ًش اٞ ِ َّللا َ مَ ث
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Dalam penelitian ini terdapat beberapa metode pendidikan karakter
surah Luqman namun tidak cukup hanya sekedar memahami metode
pendidikan karakter karena siswa yang kita hadapi bermacam-macam karkter
yang tidak semua sama metode yang akan diterapkan akan tetapi perlu kita
memahami berbagai kerakter yang sering kita dapatkan sebagai bahan acuan
untuk menghadapi berbagai macam siswa di sekolah yang setiap tahun selalu
ada tantangan di sekolah maupun dalam peraturan perundang-udangan yang
semakin disiplin.
Siddiq artinya benar. Benar adalah suatu sifat yang mulia yang
menghiasi akhlak seseorang yang beriman kepada Allah dan kepada perkara-
perkara yang ghaib. Ia merupakan sifat pertama yang wajib dimiliki para
87
Nabi dan Rasul yang dikirim Tuhan ke alam dunia ini bagi membawa wahyu
dan agamanya. Pada diri Rasulullah saw, bukan hanya perkataannya yang
benar, malah perbuatannya juga benar, yakni sejalan dengan ucapannya.
Pengertian Siddiq ini dapat dijabarkan ke dalam butir-butir sebagai berikut: a.
Memiliki sistem keyakinan untuk merealisasikan visi, misi, dan tujuan, b.
Memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa arif, jujur,
dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
88
berpecah-belah serta sentiasa berperang antara suku, menjadi satu bangsa
yang berbudaya dan berpengetahuan. Itu semua memerlukan kebijaksanaan
yang luar biasa. Toto Tasmara sebagaimana diungkapkan Furqan
Hidayatullah, mengemukakan bahwa karakteristik jiwa Fathanah, yaitu:
j. Keseimbangan (Balance)
a. Pendidikan Akidah
b. Pendidikan Akhlak
E. Tafsir Al-Mishbah
ُ ُن ٌْ َّبسًا َٗقُ٘ ُدَٕب اىْابسُ َٗ ْاى ِح َجب َسحَِِٞ آ ٍَُْ٘ا قُ٘ا أَ ّْفُ َض ُن ٌْ َٗأَ ْٕيَُّٖٝب اىا ِزََٝبأٝ
َُُٗ ُْؤ ٍَشٝ َ ْف َعيَُُ٘ ٍَبَٝٗ ٌْ َُّٕللاَ ٍَب أَ ٍَ َش
َ ْعصَُُ٘ اٝ َٖب ٍَ َلئِ َنخٌ ِغ َلظٌ ِشذَا ٌد ََّلْٞ ََعي
2. Nilai Kerukunan
a. Pendidikan keagamaan
Ini adalah hal yang utama yang perlu ditekankan pada seorang anak,
seorang anak perlu tahu siapa Tuhanya dan cara beribadah serta
bagaimana memohon berkat dan mengucapakan syukur. Tujuan buku,
gambar, dan cerita-cerita yang bisa menginspirasikan si anak yang
93
berhubungan dengan keagamaan tersebut, jika memungkinkan, ajak anak
anda untuk ikut ke tempat ibadah bersama. Semakin dini kita
menanamkan akhlak pada anak, akan semakin kuat akhlak dan
keyakinan akan Tuhan di dalam diri anak kita.
Ada istilah monkey see, monkey Do: artinya seekor monyet biasanya
akan bertidak berdasarkan apa yang telah dilihatnya demikian pula
seorang anak. Anak perlu figur seorang tokoh yang dikagumi, yang akan
ditiru di dalam tindakan sehari-harinya pilihan utama biasanaya akan
jatuh pada orang tua. Dan seorang anak akan lebih percaya pada apa
yang dilihat dari pada apa yang dikatakan orang tua. Jadi saat orang tua
mengetahui satu nasihat, misalnya jangan tidur malam-malam, tapi orang
tua sendiri bekerja sampai larut malam. Jelas ini bukan cara mendidik
anak dengan baik. Ajarkan sesuatu melalui contoh, dengan tindakan kita
sendiri, membuat anak meniru dan mengembangkannya menjadi suatu
kebiasaan dan karakter di dalam pertumbuhan.
d. No Pain No Gain.
94
Jadi saat seorang anak meminta sesuatu misalnya, kita bisa
memberikannya dengan syarat tertentu. Contoh seorang anak minta
mainan pada kita sebagai orang tuanya, maka kita bisa mensyaratkan ha-
hal tertentu sebagai `kerja keras‟ yang harus dilakukan. Misalnya, si anak
harus membantu si ayah mencuci mobil selama sebulan, atau membantu
ibu membuang sampah setiap hari, baru kemudian si anak mendapatkan
mainan tersebut. System No Pain No Gain ini dalam jangka panjang
akan membentuk karakter yang kuat dan tangguh dari si anak, karena
mereka sejak kecil sudah dibiasakan harus bekerja dulu baru
mendapatkan hasil.
Sejak kecil, seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam
komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Pertama adalah harus
belajar mengucapkan “terima kasih” kepada siapa saja yang sudah
memberikan sesuatu kepadanya, kedua adalah harus belajar
mengucapkan kata “tolong” apabila ingin meminta bantuan kepada orang
di sekitarnya, dan ketiga adalah belajar mengucapkan kata “maaf”
apabila memang bersalah. Kelihatannya memang sederhana,
tapi coba lihat, berapa banyak orang yang merasa dirinya sudah dewasa
yang terbiasa mengucapkan kata-kata tersebut? Kalau anak kita sudah
terbiasa mengucapkannya sejak kecil, perilakunya akan lebih
menghargai orang lain. Karakter, kepribadian, dan kualitas seorang anak
sangat ditentukan oleh pendidikan dan input yang diterimanya dari orang
tua. Bila orang tua kurang memberikan bimbingan ini secara maksimal,
maka peran ini akan diambil alih oleh lingkungan, yang mana bisa
memberikan berbagai macam input yang lebih banyak negatifnya
daripada positifnya.
95
3. Nilai Ketakwaan dan Keimanan
Jadi cara memperteguh iman adalah melalui tiga unsur dari pengertian
iman itu sendiri yaitu:
1. Dibaca dan diucap dengn lisan atau bahkan bahkan dihafal ayat-
ayat maupun hadits berhubungan erat dengan keimanan.
4. Nilai Toleransi
97
5. Nilai Kebiasaan Sehat
1) Segi tingkah laku, yaitu menyangkut sikap, minat, dan perhatian siswa
sebagai akibat dari proses pembelajaran. Sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ada pada surah al-Hujurat yaitu pembinaan akhlak
dari sombong berbalik menjadi rendah hati, sabar dan tawadhu. Maka
dapat disimpulkan bahwa evaluasi yang harus dilakukan oleh peserta
didik adalah sikap suka mengolok-olok yang timbul karena
kesombongan. Sikap sombong tidak akan menambah kemuliaan
seseorang, tetapi harkat dan martabat manusia bisa menjadi mulia
ditentukan oleh interaksi yang baik dengan manusia lainnya. Orang
yang sombong belum tentu lebih dari orang yang disombonginya,
sebaliknya orang yang selalu merendahkan hati maka ia termasuk
orang yang berhasil dalam pergaulannya.
98
3) Segi yang menyangkut proses belajar mengajar, yaitu dalam mengajar
harus terlaksana dengan efektif yang melibatkan semua stakeholder
sekolah sehingga tujuan pendidikan karakter akan tercapai.
1. Kelengkapannya.
99
sumber pengutipan Quraish Shihab adalah Muhammad Thahir Ibnu `Asyur
dalam tafsirnya at-Tahrir wa at-Tanwir; Muhammad Husain ath-
Thabathaba‟i dalam tafsirnya al-Mizan fi Tafsir al-Qur‟an; al-Biqa‟i; asy-
Sya`rawi; al-Alusi; al-Ghazali; Walau dalam menafsirkan Alquran, Quraish
Shihab sedikit banyaknya mengutip pendapat orang lain, namun sering kali
dia mencantumkan pendapatnya, dan dikontektualisasi pada keadaan
Indonesia.
100
BAB V
Kesimpulan Dan Saran
2. Diharapkan materi yang diberikan kepada anak atau murid tidak hanya
bersifat teoristik namun juga diseimbangkan dan dibiasakan dengan
akhlak-akhlak yang mulia bersifat praktis.
102
DAFTAR PUSTAKA
103
Muhibbinsyah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013).
Muhammad Ali. Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan
Pendidikan Pemikiran Dan Kepribadian Muslim. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011).
Munandar, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. (Jakarta:
Kencana Prenada Mega Group, 2007).
Kumayi Sulaiman. Dahsyatnya Mendidik Anak Gaya Rasulullah.
(Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2015).
Mulia, Budi. Efektif Metode Contextual Teaching And Learning
Pendidikan Agama Islam di Madrasah. (Jakarta: 2013).
Neolaka. Landasan Pendidikan dalam Pengenalan Diri Sendiri
Menuju Perubahan Hidup. Cimanggis, Depok, 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif R&D. (Bandung: Alfabeta, 2013).
Suyudi, Muhammad. Pendidikan Perspektif Al-Qur‟an. (Yogyakarta:
2005).
Soyomukti, Nurani. Teori-Teori Pendidikan. (Jakarta: 2015).
Nawawi, Mukhshon. Penilaian Kompetensi Bahasa Arab Berbasis
Kelas di Madrasah. (Jakarta: 2009).
Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Gaya
Media Pertama, 2005).
Nizar, Syamsul. Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan
Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana, 2010).
Nur Afrizal. Tafsir Al-Misbah Dalam Sorotan. (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2018).
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 1994).
Sofian Amir. Panduan Memahami Kurikulum. (Jakarta: Prestasi
Pustaka Karya, 2013).
Rosa Andai, D. W & Krathwohl, D.R. A Taxonomy Forlarning,
Teaching, And Assessing A Revision Of Bloom‟ Educational Abjektives.
(New York; Longman, 2001).
R.A Kern. I Laga Ligo. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1993).
Ramli, Abdul Wahid. Ulumul Qur‟an. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002).
104
Sudijono Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014).
Hermawan Kertajaya. Grow with Character: The Model Marketing
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010).
Hamda Yaman Jumanta. Metodologi Pengajaran. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2016).
Hada Miftahul. Nalar Pendidikan Anak. (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008).
Hamka. Tafsir al-Azhar. (Jakarta: Panji Emas, 2002).
Salahuddin Anas. Pendidikan Karakter. (Bandung: Pustaka, 2013).
Muchlas. Hariyanto. Konsep & Model Pendidikan Karakter.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013).
Saefudin, A.M. Konsep Pendidikan Agama: Sebuah Pendekatan
Integratif In Inovatif. (Jakarta: Harian Umum Pelita, 1985).
Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-
Qur‟an. (Ciputat: Lentera Hati, 2017).
Quraish Shihab. Yang Hilang dari Kita Akhlak. (Ciputat: Lentera
Hati, 2016).
Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur‟an. (Bandung: Mizan, 1998).
Quraish Shihab. Al-Lubab: Makna, Tujuan dan Pelajaran dari Surah-
Surah al-Qur‟an. (Tangerang: Lentera Hati, 2012).
Quraish Shihab. Cahaya, Cinta dan Canda. (Tangerang: Lentera Hati,
2015).
Wendy L Ostroff. Memahami Cara Anak-Anak Belajar. (Jakarta:
Permata Putri Media, 2012).
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2004).
Pelras, Christian. Manusia Bugis. (Jakarta: Forum, 2016).
Tatapangarsa, Humaidi. Akhlak yang Mulia. (Surabaya: 1980).
Quraish Shihab. Kaidah Tafsir. (Ciputat: Lentera Hati, 2013).
Zainuddin. Seluk Beluk Pendidikan dari al-Ghazali. (Jakarta: Bumi
Aksara, 1991).
105