Anda di halaman 1dari 151

PEMBENTUKAN KAREKTER INSAN KAMIL MELALUI

PROGRAM HALAQAH TAHFIDZ AL-QURAN DI SMPIT


PERMATA HATI MERANGIN JAMBI

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M. Pd)
Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Susianto Al-Bukhori
20871032

PROGRAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

TAHUN 2022 M/1444 H


ABSTRAK

Susianto Al Bukhori, PembentukanKarakter Insan Kamil Melalui Program


Halaqah Tahfidzul Qur’an di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
(SMPIT) Permata Hati Merangin Jambi.
Insan Kamil merupakan manusia ideal yang mempunyai sifat dan akhlak
yang terpuji sesuai dengan ajaran Islam. Namun dalam mencapainya diperlukan
sebuah cara atau metode. Salah satu pencapaiannya melalui program halaqah
tahfidzul qur’an. Oleh karena itulah SMPIT Permata Hati Merangin sebagai salah
satu institusi pendidikan islam memasukkan program Halaqah Tahfidzul Qur’an
sebagai mata pelajaran utama di sekolah. Karena dengan senantiasa berinteraksi
dengan Al-Qur’an maka baik itu membaca dan menghafalkannya maka siswa
akan merasa selalu dalam pengawasan Allah SWT maka diharapkan dengan
demikian akan terbentuk pribadi terpuji yang sesuai dengan ajaran islam.
Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana data-
data yang idapatkan tanpa menggunakan angka, hal ini karena peneliti melakukan
observasi (pengamatan) langsung terhadap siswa SMPIT Permata Hati Merangin
Jambi. Selain itu penelitian ini bersifat observatory participant, dimana penulis
terjun langsung secara aktif terhadap kegiatan yang diadakan di SMPIT Permata
Hati Merangin. Adapun teknik pengumpulan data ini penulis mengamati setiap
kata-kata dan tindakan yang dilakukan oleh siswa tersebut serta mewawancarai
pimpinan dan tenaga pengajar lalu mendokumentasikannya dalam bentuk foto dan
video tentang kegiatan tersebut. Selain itu juga penulis banyak merujuk kepada
buku-buku tentang tahfidzul qur’an dan buku-buku keislaman lainnya. Adapun
teknik analisis data ini meliputi pemrosesan satuan, kategorisasi dan penafsiran
data.
Dari Hasil penelitian disimpulkan Dalam pelaksanaan program halaqoh
tahfidzhul Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi terdapat dua tahapan
yang harus dilewati oleh para siswa peserta halaqoh yaitu 1).program tahsin
merupakan tahapan bagi siswa yang belum masuk program tahfidz (menghafal),
dimulai dengan mengikuti program tahsin sesuai tingkat kemampuan bacaan
(kompetensi dasar) masing-masing siswa. Hal ini bertujuan untuk membentuk
bacaan yang fasih dan sesuai dengan lahjah “arobiyah, 2).Program tahfidz
merupakan tahapan selanjutnya setelah melewati tahapan tahsin.Tahfidz dibagi
menjadi dua yakni program takhassus yang diperuntukkan bagi siswa yang sudah
fasih bacaannya dan memiliki kemampuan serta memiliki kemauan yang tinggi
untuk menghafal dan program regular yang diperuntukkan bagi siswa yang sudah
lancer dan fasih bacaannya tapi memiliki kemauan dan kemampuan menghafal
yang lemah. 3)Program Halaqoh Tahfzhul Qur’an di SMPIT Permata Hati
Merangin Jambi dilaksanakan terintegrasi dengan pembentukan karakter siswa
dimana dalam halaqoh siswa tidak saja menghafal al-Quran tetapi juga diberikan
materi-materi pembentukan karakter dan implementasinya dengan mengacu pada
10 kakater muslim..

Kata kunci :karakter insan kamil, halaqah tahfidz Al- qur’an

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ridho
dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis kualitatif yang
berjudul “Pembentukan Karakter Insan Kamil melalui Halaqah Tahfzhul
Qur’an Di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi”.
Tesis ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar magister
pada Program Pascasarjana (S2) Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Curup.
Dalam menyusun tesis ini penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan baik dalam hal materi, teknik penulisan, maupun
analisisnya,hal ini semata-mata karena keterbatasan pengetahuan yang penulis
miliki.Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaannya.
Dari lubuk hati yang paling dalam penilis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada almarhum Bapak dan almarhumah mamak yang
ketika masih hidup selalu membimbing dan memotivasi penulis untuk terus
menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi. Begitu pula kepada isteri tercinta
Sri Eka Dewi yang senantiasa setia mendampingi, memberikan dukungan, cinta
yang tulus serta doa kepada penulis, terima kasih juga kepada ananda Ghoza dan
Faiq yang selalu menjadi motivasi bagi penulis untuk menjadi pribadi yang lebih
baik lagi.
Selanjutnya, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup, Prof.Dr. Idi Warsah,
M.PdI.
2. Prof.Dr. Idi Warsah, M.PdI dan Dr. Fakhruddin, S.Ag.M.PdI selaku
pembimbing tesis penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan
bantuan dalam penyusunan dan penulisan tesis ini.

v
3. Bapak dan Ibu Doses serta staf pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
yang telah memberikan arahan, mendidik, membibimbing serta memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
4. Ketua Yayasan Permata Hati Merangin beserta jajarannya, Kepala SMPIT
Permata Hati Merangin dan para guru pengampu yang telah mengzinkan
penulis untuk melakukan penelitian dan telah memberikan bantuan yang tak
terhingga demi kelancaran penelitian dan penulisan tesis ini.
5. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Pasaca Sarjana Pendidikan Agama
Islam untuk bantuan dan kebersamaan selama penulis menjalani studi di
Institut Agama Islama Curup.
Akhir kata semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan yang
berlipat ganda atas semua bantuan yang telah diberikan, dan semoga tesis ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya.Aamiin yaa Robbal ‘Aalamiin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Curup, Mei 2022


Penyusun

Susianto Al Bukhori

vi
DAFTAR ISI

PERYATAAN KEASLIAN .............................................................. i


PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAM PERSETUJUAN ............................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................... iv
KATA PENGANAR .......................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Perumusan Masalah Penelitian ....................................... 11
C. Fokus Penelitian ............................................................. 11
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ................... 12
BAB II LANDASAN TEORITIK DAN PENELITIAN RELEVAN 13
A. Landasan Teoritik ........................................................... 13
1. Insan Kamil .................................................................... 13
a. Pengertian Insan Kamil .............................................. 13
b. Insan Kamil dalam Pendidikan Islam ........................ 19
c. Dasar – dasar Insan Kamil ......................................... 21
d. Ciri – ciri Insan Kamil ............................................... 23
e. Tahapan-tahapan Menuju Insan Kamil ...................... 25
f. Tujuan Insan Kamil .................................................... 26
2. Halaqah Tahfidzul Qur’an ............................................. 28
a. Pengertian Halaqah ..................................................... 28
b. Pengertian Tahfidzul Qur’an ..................................... 29
c. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur’an ........................... 31
d. Manfaat Program Halaqah Tahfidzul Qur’an ............ 33
e. Tujuan Halaqah Tahfidzul Quran .............................. 35
e. Fungsi Halaqah Tahfidzul Qur’an .............................. 35
B. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................... 36

vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .................................................... 38
B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian .............................. 39
C. Jenis dan Sumber Data ................................................... 40
D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ........ 42
E. Teknik Analisis Data ..................................................... 45
F. Uji Keterpercayaan Data ................................................ 46
G. Rencana dan Waktu Penelitian ...................................... 47
BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN
ANALISIS PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi dan Profil SMPIT Permata Hati Merangin
Jambi .............................................................................. 48
B. Temuan Penelitian ......................................................... 53
C. Analisis Hasil Penelitian ................................................ 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 81
B. Rekomendasi .................................................................. 82
C. Kata Penutup .................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 84
CURRICULUM VITAE ........................................................................ 87
LAMPIRAN - LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama adalah cara hidup dan cara menanamkan kepribadian yang

baik karena anda terbiasa berpikir kritis. Memahami dasar-dasar pedagogi

agama Islam memungkinkan anda untuk berpikir murni tanpa kebingungan

ketika menghadapi masalah hidup, dan untuk memperkuat iman, pemahaman,

dan rasa syukur Anda. , dan pengalaman mahasiswa dalam Islam1

Sementara itu pada prinsipnya pendidikan islamsifatnya

membebaskan dan berusaha membebaskan orang dari segala bentuk

pembatasan, berharap untuk tunduk kepada Tuhan saja dan membangun

keberanian untuk taat menjadi karakter manusia.Secara istilah, kata

“karakter” berasal dari kata Yunani kuno Karasso, yang berarti cetak biru,

bentuk dasar, sidik jari seperti sidik jari (Koesoema, 55: 2012).Huruf latin

dikenal dalam huruf Inggris sebagai “kharakter”, “kharassein”, dan “kharax”.

Menurut Kamus Psikologi Dali Gulo (29: 1982), kepribadian adalah

kepribadian dalam pengertian titik tolak etis atau moral, jujur dan biasanya

dikaitkan dengan kualitas yang relatif tetap. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, kepribadian mengacu pada sifat-sifat kejiwaan, moral, atau

kepribadian yang membedakan seseorang dengan orang lain (KBBI, 389:

1
Saihu & Marsiti, 2019; Yasyakur, 2017a dalam Tria Masrofah, Fakhruddin, & Mutia,
Peran Orang Tua dalam Membina Akhlak Remaja (Studi di Kelurahan Air Duku, Rejang Lebong
Bengkulu), Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Agama IslamVol. 2, No. 2, Mei 2020.

1
2

1989). Kepribadian adalah kepribadian, sifat, atau benda seseorang

yang sangat mendasar. Secara khusus, menurut Pusat Kurikulum Baritoban

Depdiknas, karakter dikategorikan menurut ciri-ciri sebagai

berikut,Religius,Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kratif, Mandiri,

Demokratis, Rasa Ingin tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air,

Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komunikatif, Cinta Damai, Gemar

Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, TanggungJawab.

Sedangkan pendidikan karakter yang dibangun dalam ranah

pendidikan mengacu pada Pasal 3 UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003, bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kapada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pendidikan Islam juga melatih kepekaan para peserta didik

sedemikian rupa sehingga sikap hidup dan perilaku,dimana keputusan dan

pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan dikuasai oleh perasaan

mendalam nilai-nilai etik dan spiritual Islam . Selain itu, pendidikan Islam

terhadap anak dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki pokok

dalam pembentukan manusia agar menjadi insan yang sempurna (insan

kamil) atau memiliki kepribadian utama.Agama Islam yang mengandung

jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntut
3

umat manusia kepada kebahagiaan dan kesejahteraan, dapat diketahui dasar-

dasar dan perundang-undangannya melalui al-Qur’an adalah sumber utama

dan mata air yang memancarkan ajaran Islam.Hukum-hukum Islam yang

mengandung serangkaian pengetahuan tentang akidah pokok-pokok akhlak

dan perbuatan dapat dijumpai sumbernya yang asli dalam ayat-ayat al-

Qur’an.

Muhammad Muhyidin2dalam bukunya yang berjudul “Mengajar Anak

Berakhlak alQur’an” dituliskan , mengapa al-Qur’an perlu dipahami sejak

anak-anak? Pengarang berpendapat jika anak memahami al-Qur’an sejak dini

maka akhlaknya akan bagus. Salah satu usaha nyata untuk memelihara

kemurnian al-Qur’an adalah dengan menghafalkannya, karena menghafalkan

a-Qur’an merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia di hadapan manusia

dan di hadapan Allah SWT. Maka dari itu Yayasan Permata Hati Jambi

memprioritaskan hafalan al-Quran sebagai unggulan. Tahfidz merupakan

unggulan, maka sekolah serius memperhatikan beberapa faktor yang mampu

mempengaruhi keberhasilannya. Mulai faktor intern, psikologis dan ekstern.

Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah lingkungan, baik lingkungan

keluarga maupun sekolah. Maka yang menjadi perhatian sekolah tersebut

adalah metode, karena metode adalah salah satu yang bisa mempengaruhi

keberhasilan dalam pembelajaran tahfidz al-Quran. Metode sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Metode pembelajaran dilaksanakan untuk mengadakan

2
Muhammad Muhyidin, Mengajar Anak Berakhlaq Al-Qur’an, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2004 hal 5.
4

interaksi belajar dan mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran

tersebut3 .

Lembaga pendidikanmerupakan wadah penting bagi pendidikan dasar

bagi anak-anak. Anak-anak mengalami periode perkembangan intelektual

yang cepat dan pengembangan konsep diri yang meniru. Artinya, mereka

mulai meniru segala sesuatu yang bisa mereka lakukan di sekitar mereka,

tidak menyadari kekuatan perbuatan baik dan kondisi buruk yang mereka

alami. Sehingga apapun yang mereka lihat, dengar, atau rasakan dapat

langsung masuk ke dalam ingatan mereka, dan ketika mereka menghadapi

kondisi yang sama, mereka menerapkannya sesuai keinginan mereka. Hal ini

juga terkait dengan dampak negatif globalisasi, seperti kekaguman remaja

dan pelajaruntuk meniru budaya negara luar dalam berbagai bentuk. Beberapa

yang menjadi trend mode yang didambakan adalah pola pergaulan, mode

pakaian, lagu dan berbagai pola perilaku lain yang pada gilirannya justru

dapat merusak harkat, martabat dan jati diri bangsa itu sendiri4.

Covey sebagaimana dikutip oleh Daheri Mirzon dan Warsah Idi

menyebutkan hal ini sebagai pencurian identitas. Ini adalah pencurian identitas

yang paling berbahaya dalam masyarakat saat ini khususnya bagigenerasi

milenial. Generasi milenial selalu ditekan oleh media dan rekan-rekannya untuk

menjadi orang yang tidak sesuai dengan hatinya. Agar dikatakan mengikuti trend,

eksis, keren uptodate dan seterusnya sehingga menjadi alasan bagi kawula muda

3
Suprihadi, Saputro, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran Umum, IKIP Malang, 1993,
hal 143.
4
Zamroni dalam Daheri, Mirzon dan Warsah, Idi, Pendidikan Akhlak : Realasi Antara
Sekolah dan Keluarga, Al Turats, Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam, Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
5

dalam bersikap, bertindak dan menggunakan segala sesuatu. Hal ini justru

memisahkan generasi muda dari perasaan penghargaan dan keunikan. Tak salah

ini disebut dengan pencurian identitas yang paling buruk. Disinilah proses

pendidikan mendapat tantangan mainstream global yang tidak bisa dihindari yakni

arus globalisasi.

Dalam literatur Islam istilah manusia muncul pada abad ke-7 H dan

pertama kali digunakan oleh Ibn `Arabi. Kemudian istilah tersebut segera

menyebar melalui para pengikutnya, seperti Shadr al-Din al Qunawi (667H), Jalal

al-Din Rumi (672) dan Mahmud Sabistari (setelah 710 H).

Menurut Abdul Karim bin Ibrahim al-Giri, Insan Kamil artinya manusia

sempurna, Al Insan artinya manusia, dan Alkamil artinya sempurna. Konsep ini

pertama kali lahir dari ide tokoh sufi Ibnu Arabi. Ide ini dikembangkan oleh

Argyri (1365-1428) sebagai bagian dari refleks misterius dengan pola tasawuf

filosofis.Menurutnya, istilah Insankamil mengacu pada Nabi Muhammad sebagai

contoh manusia ideal.Identitas yang dilihat oleh Nabi Muhammad tidak hanya

dipahami sebagai Muhammad sebagai Rasul Allah, tetapi juga sebagai cahaya

ilahi (cahaya/roh) yang menjadi tumpuan dan poros kehidupan di dunia ini.

Nurdivine dikenal oleh para sufi sebagai Nurmuhammad, tetapi selain termasuk

dalam Muhammad, Allah menurunkannya kepada Nabi Adam AS. Al Jilli dalam

karyanya adalah Al Insan Al Kamil Fi Marifa Al Awakir Wa Al Awari (manusia

sempurna dalam konsep ilmu misterius pertama dan terakhir) Percakapan dimulai

dengan mengidentifikasi seseorang yang memiliki dua makna. Itu adalah:


6

1. Insankamil tentang konsep pengetahuan manusia yang sempurna. Dalam

pengertian ini, Kamil mirip dengan melihat sesuatu yang dianggap

mutlak, yaitu Allah SWT. Kualitas tertentu dapat dikaitkan dengan yang

mutlak, yang baik dan yang sempurna. Sifat sempurna ini harus

diteladani oleh semua orang. Semakin ia menyerupai sifat sempurna yang

mutlak, maka ia akan semakin sempurna.

2. Insankamil diasosiasikan dengan identitas yang mengidealkan kesatuan

nama dan sifat Tuhan dalam esensi atau esensi seseorang. Dalam

pengertian ini,kualitas-kualitas esensial dan sakral ini juga

secarafundamentalendemik bagi manusia sempurna, melalui keberadaan

hak-hak fundamental, yaitu sebagai kebutuhan yang melekat pada

keberadaannya. Hal ini diungkapkan dalam kata-kata yang umum

didengar. Dengan kata lain, Tuhan berperilaku seperti cermin seperti

manusia, dan manusia berperilaku seperti cermin untuk melihat diri

mereka sendiri

Nabi Muhammad, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah,

disebut sebagai manusia teladan. Dan dia sering menyebut nama Allah” (QS.

Al-Azab: 21). Reifikasi Insankamil secara khusus dibahas dalam buku-buku

tasawuf, tetapi konsep Insankamil juga dapat digunakan dalam kehidupan

modern.

Allah swt tidak mengizinkan semua nilai ini untuk ditafsirkan atau

dibakukan secara sewenang-wenang, tetapi para Rasul Allah juga dapat

membuat repertoar yang tidak menguntungkan.Rasulullah adalah sosok insan


7

kamil, manusia sempurna, tidak ada satu aspek kemanusiaan pun yang tidak

disentuhnya dalam hidupnya.Dia adalah ciptaan terbesar dan kami

menyebutnya sebagai pribadi yang mulia.Allah berfirman :

“dansesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang

mulia” (QS. Al- Anbiya’: 107). Firman Allah lainnya: “sesungguhnya telah

ada dalam diri Rasululloh suri tauladan yang baik bagi kalian, orang-orang

yangmengharapkan (keridhoan) Allah dan kebahagiaan dunia akhirat serta

banyak mengingat Allah swt” (QS. AlAhzab:21).

Firman Allah menggambarkan nur atau cahaya dalam wujud

Muhammad sebagai Rasulullah rahmatan lil ‘alamin.Muhammad adalah nabi

akhir zaman, dan karena itu merupakan penutup dari semua nabi yang dikirim

untuk menjadi saksi, pemilik berita dan peringatan yang menggembirakan,

dan penyeru agama Allah, untuk menjadi cahaya yang bersinar. Muhammad,

julukan Allah, adalah nama yang menjadi tokoh sentral dalam ajaran Islam.

Jika seseorang adalah ciptaan terbaik, Muhammad adalah orang

terbaik.Manusia tidak dapat menandingi Muhammad dalam penampilan,

kepribadian, atau perbuatan.

Allahmemberi kita contoh yang tidak pernah berubah.Hubungan

antara manusia dan pendidikan Islam sangat erat.Sistem dan pendidikan yang

tertata dengan baik dapat menghasilkan manusia berkualitas yang sempurna

lahir dan batin dalam arti Insan kamil.Sebaliknya, pendidikan tidak

menghasilkan hasil yang dapat diandalkan ketika dilatih oleh orang-orang

dengan kualitas berpikir dan moralitas yang buruk untuk dijalankan.Oleh


8

karena itu, sulit untuk menemukan pengetahuan dan kebenaran yang

diharapkan.Oleh karena itu, pendidikan Islam sangatlah penting.Pendidikan

berdasarkan nilai-nilai Islam menekankan pada penggunaan akal, yang

berpusat pada iman dan dilakukan oleh tubuh yang sehat dan kuat. Karakter

Insankamil adalah perubahan nilai, intelektual dan budaya yang terjadi ketika

kita memiliki semangat yang sama dalam mewujudkan manusia yang

berkarakter insan kamil. Tentunya didukung dengan sistem dan sarana

pendidikan Islam yang tepat, keberadaan lembaga pendidikan Islam. Salah

satu institusi pendidikan Islam tersebut adalah Sekolah Menengah Islam

Terpadu (SMP IT) Merangin Jambi.

Sekolah Menengah Islam Terpadu (SMPIT) Merangin Jambi

berkeinginan kuat untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki karakter

insan kamil.Dalam rangka internalisasi nilai-nilai religius kepada peserta

didik, maka perlu adanya optimalisasi pendidikan, seperti pembentukan

karaktermelaluiTahfidzAl-

Qur‟an.PenanamaankitabinidengannamaQur‟andiantara kitab-kitab

AllahSWT itu karena kitab ini mencakup inti dari kitab-kitabnya, bahkan

mencakup inti dari semua ilmu Hal itu diisyaratkan dalam firman- Nya:

“Dan kami turunkan kepadamu al-Kitab (Qur‟an) sebagai penjelas

bagi segala sesuatu” (an-Nahl 16:89).

Keistimewaan yang demikian ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang

terdahulu, karena kitab-kitab itu diperuntukkan bagi satu waktu tertentu,

makabenarlah Allah dengan Firman-Nya :


9

َ‫ظ ْون‬ ِ ‫َحْن ن ََّز ْلنَا‬


ُ ‫الذ ْك َر َواِنَّا لَه ُ لَ َح ِف‬ ُ ‫اِنَّا ن‬

"Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Qur‟an,dan sesungguhnya ka

mi benar- benar memeliharanya” (QS. Al-Hijr:9)5

Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-

Quran selama-lamanya, pribadi insan kamil (karakter religius) terbentuk

melalui pembiasaan Hafalan dan pembiasaan menghafal akan membentuk

pribadi insan kamil (karakter religius) karena karakter tidak bisa diwariskan,

karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karenanya tidak

menutup kemungkinan kemurnian ayat-ayat al- Qur‟an akan diusik dan

diputar balikkan oleh musuh-musuh Islam, apabila umat Islam sendiri tidak

mempunyai kepedulian terhadap pemeliharaan dalam menghafalkannya.

Menurut Harun Nasution yang dikutip Sahabuddin, bahwa akhir-akhir

ini tampak gejala orang-orang di barat bosan dengan hidup kematerian dan

mencari hidup kerohanian di timur; ada kerohanian dalam agama Budha, ada

kerohanian dalam agama Hindu dan tak sedikit pula yang mengikuti

kerohanian dalam agama Islam. Adanya kecenderungan manusia untuk

kembali mencari nilai-nilai Ilahiyah(ketuhanan) merupakan bukti bahwa

manusia itu pada dasarnya merupakan makhluk rohani disamping sebagai

makhluk jasmani. Sebagai makhluk jasmani, manusia membutuhkan hal-hal

5
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
10

yang bersifat materi, dan sebagai makhluk rohani ia butuh terhadap hal-hal

yang bersifat immateri atau rohani.6

Keprihatinan lahir kala menengok kelakuan kaum remaja mengalami

disorientasi di era 4.0 tanpa pendampingan akhlak.Kebaikan kadang dimaknai

keburukan begitu sebaliknya. Akhlak itu cerminan jiwa seseorang yang

tampak dari cara bicaradan perilaku. Kalau hanya kata-kata saja tanpa diiringi

kelakuan yang patut diteladani, belumlah dapat dinamai pribadi yang

berakhlak mulia. Menurut KH. Sanusi Baco problem umat manusia sekarang

adalah terletak pada dangkalnya akhlak.

Walaupun konsep insan kamil ini telah dibahas oleh para ulama

klasik, akan tetapi dalam pengamalannya konsep ini masih berlaku sampai

sekarang. Karena konsep ini berkaitan dengan pembentukan akhlak al-

karimah (sifat terpuji) sebagai dasar atau pondasi yang harus dimiliki oleh

seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, konsep ini masih

sangat signifikan dan perlu kita bahas agar kaum muslimin mempunyai

akhlak yang terpuji.

Maka dengan hal ini untuk membentuk insan yang kamil hendak nya

kita harus mempunyai pendekatan diri terhadap al-Qur’an sebagai pedoman

hidup kita,karna sungguh akhlak nabi kita Muhammad saw adalah Al-Qur’an

dalam hadits disebut kan adalah (Kaana khuluquhu Al-qura’ann).untuk

membentuk manusia yang sempurna tentu pula harus mengadakan suatu

perubahan dan harus memperbanyak mendatangi firqoh-firqoh atau kelompok

6
Sahabuddin, Nur Muhammad,Pintu Menuju Allah,Jakarta : Logos Waca Ilmu, 2002,
hlm 3.
11

yang dalam bahasa penulis maksud adalah halaqah yang mana dengan

membentuk halaqah inikita dapat saling sharing dan tukar pikiran serta dapat

belajar kepada mengambil pelajaran dari sahabat tersebut.manusia yang

sempurna adalah manusia yang mempunyai akhlak yang baik,tutur bahasa

yang sopan serta dapat di tiru tingkah laku nya dalam kehidupan sehari2

maka nya kita tidak bisa terlepas dari Al-Qur’an,untuk mendapatkan sifat

yang di miliki oleh Rosululloh saw hendak nya kita dapat

membaca,mengamal kan isi dan kandungan Al-Qur’an dengan cara

membentuk halaqah tahfidz. Sedang kan makna Halaqah secara menyeluruh

dapat diartikan suatu perkumpulan atau pertemuan dalam sebuah majlis di

mana orang yang ikut dalam pertemuan tersebut duduk melingkar seperti hal

nya dalam sebuah majlis,dalam kaitan nya tahfidz dengan halaqah adalah

upaya berkumpul atau pertemuan untuk menambah ilmu Al-Qur’an serta

dapat menghafal nya.

Menghafal al-Qur’an di luar kepala merupakan usaha yang baik dalam

menjaga kemurnian al-Qur’an yang agung. Dengan hafalan tersebut berarti

meletakkan pada hati sanubari penghafal.“Tempat tersebut (hati) merupakan

tempatpenyimpanan yang paling aman, terjamin, serta tidak bisa dijangkau oleh

musuh dan para pendengki serta penyelewengan-penyelewengan yang

dilakukan7

Berdasar kan fungsi dan tujuan pendidikan pada tingkat sekolah islam

terpadu,jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang harus di selenggarakan

7
Raghib As-Sirjani & Abdurrahman A. Khaliq, Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an,Solo:
Aqwam,2007, hlm 45.
12

secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut karna hal tersebut dapat

berkaitan denganpembentukan karakter anak terlebih di era yang sudah maju

dengan penuh teknologi sekarang ini sehingga anak dapat bersaing dalam

dalam pembentukan akhlaq yang baik sehingga dengan bermodal kan akhlaq

yang baik anak didik mengimplementasikan diri nya untuk menghadapi

zaman yang serba canggih ini.dengan tujuan anak dapat tertanam moral,etika,

sopan santun dan dapat berinteraksi dengan masyarakat serta dapat

memanfaatkan ilmu Al-qur’an nya di tengah masyarakat.

Setiap tahun dalam penerimaan peserta didik baru, SMPIT Permata

Hati Merangin selalu mengalami peningkatan. Karena semakin lama semakin

banyak orang tua yang mengenal jika lulusan SMPIT Permata Hati Merangin

dapat menghafal 1 Juz bahkan ada yang 5 juz disamping itu peserta didiknya

juga terkenal dengan anak-anak yang berkarakter baik (berakhlaqulkarimah).

Walaupun sudah mampu meluluskan lulusan yang unggul dalam menghafal

al-Quran dan karakter religious peserta didiknya namun ada kelemahan yang

dimiliki SMPIT Permata Hati Merangin yaitu tidak semua peserta didik

mampu dan mau dalam menghafal al-Quran. Karena sistem tahfidz yang

masih klasikal. Satu kelas menghafal surat dan ayat yang sama, padahal dalm

kelas tersebut yang mampu cepat menghafal Al-Qur’an danada yang sangat

kurang serta tidak semua perilaku peserta didik terpantau dengan baik.

Pada awalnya metode tahfidz di SMPIT Permata Hati Merangin masih

bersifat klasikal seperti pelajaran yang lain. Banyak para peserta didik yang

kemampuan dalam menghafal lemah akhirnya tertinggal di kelasnya. Ada


13

anak yang memiliki kemampuan lebih yang malah tidak mampu

berkembang.pengawasan terhadap perilaku anak dan pembentukan karakter

anakpun menjadi tidak maksimal.Maka dari itu, peneliti akan meneliti metode

yang baru diterapkan dimana metode tersebut mampu mendorong prestasi

tahfidz dan pembentukan karakter para peserta didik, yaitu metode halaqah

Tahfidz Al-Qur’an yang telah diterapkan di SMPIT Permata Hati Merangin.

Adanya dua metode yang berkategori klasik dan modern tersebut, prestasi

peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran tahfidz. Dengan metode

tersebut para peserta didik lebih senang membaca dan menghafal al-Quran

dan upaya pembentukan karakter insan kamil bagi peserta didikpun dapat

berjalan dengan selaras.

Halaqah ini adalah metode yang sudah ada sejak zaman keemasan

Islam sampai mulai runtuhnya kejayaan Islam, metode ini masih relevan

sampai sekarang.Dengan metode halaqah inilah Rasulullah SWT membentuk

dan menempa para sahabat menjadi generasi yang unggul dalam segala

aspek.Selain itu juga halaqah Tahfidz Al-Qur’an dengan kelompok kecil

menjadikan guru pengampu memungkinkan untuk berinteraksi dengan baik

antar peserta sehingga pengawasan dan evaluasi dapat dilakukan dengan baik

pula. Dengan demikian peserta didik dapat melakukan kegiatan dengan baik

dan tujuan tujuan terlaksana. Maka jika metode sebagai alat mencapai tujuan

pendidikan dalam hal ini adalah karakter insan kamil, maka peneliti sangat

tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tentang bagaimana cara-cara yang

dilakukan oleh SMPIT Permata Hati Merangin Jambi dalam membentuk


14

karakter insan kamil, sehingga peneliti mengambil judul

“PembentukanKarakter Insan Kamil Melalui Program Halaqah Tahfidz

Al-Qur’andi SMPIT Permata Hati Merangin Jambi”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Program Halaqah Tahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati

Merangin?

2. Bagaimana pembentukan karakter insan kamil melalui program Halaqah

Tahfidz Al-Qur’an?

3. Bagaimana pembentukan karakter insan kamil di di SMPIT Permata Hati

Merangin?

C. Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono (2017), pembatasan dalam penelitian kualitatif

lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan realibilitas masalah

yang akan dipecahkan. Berdasarkan hal tersebut maka masalah yang akan

dikaji pada penelitian ini dapat difokuskan pada pembentukan karakter insan

kamil, dimulai dari kegiatan pelaksanaan halaqah tahfidz Al-Qur’an dan

karakter insan kamil seperti sifat jujur, disiplin, tanggung jawab dan rajin

ibadah yang menjadi ciri peserta didik di SMPIT Permata Hati Merangin

Jambi.
15

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah

untuk:

a. Mengetahui bagaimana program halaqahtahfidz Al-Qur’andi SMPIT

Permata Hati Merangin.

b. Mengetahui bagaimana pembentukan Karakter Insan Kamil

MelaluiProgram HalaqahTahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati

Merangin.

c. Mengetahuibagaimana pembentukan karakter insan kamil di SMPIT

Permata Hati Merangin

2. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang

pendidikan Islam.

b. Dapat memberikan warna dalam penelitian ilmiah dan pijakan bagi

siapa saja yang ingin melanjutkan penelitian tentang hal tersebut.

2. Secara Praktis

Dapat dijadikan sebagai pedoman dan acuan kepada masyarakat

khususnya di SMPIT Permata Hati Merangin tentang upaya

membentuk karakter insan kamil melalui Program HalaqahTahfidz

Al-Qur’an.
BAB II
LANDASAN TEORITIK DAN PENELITIAN RELEVAN

A. Landasan Teoritik

1. Insan Kamil

a. Pengertian Insan Kamil

Artinya adalah manusia sempurna, berasal dari kata al-insan

yang berarti manusiaa dan al-kamil yang berarti sempurna. Konsepsi

filosofis ini pertama kali muncul dari gagasan tokoh sufi Ibnu Arabi.

Oleh Abdul Karim Bin Ibrahim Al-Jilli (1365-1428), pengikutnya,

gagasan ini dikembangkan menjadi bagian dari renungan mistis yang

bercorak tasawuf filosofis. Menurut Syeikh Abdul Karim ibnu Ibrahim

Al-Jili8. dalam bukunya yang berjudul Insan Kamil, ketika seorang

manusia telah menggapai Maqom (pencapaian spiritual) Haqiqah al-

Haqaiq (hakekat segala hakekat) yakni hakekat wujud universal, maka

ia akan paham bahwasannya al Haq (Tuhan) adalah Ahadiyah al Jam’ah

(kesatuan dari yang banyak) juga al Wahdah al Mutlak (Ketunggalan

Mutlak) yang termanifestasikan dalam diri ‘Insan Kamil’. Menurut al

Jaili, Insan Kamil adalah citra Diri-Nya. Manusia sempurna itu

merupakan cerminan daripada wujud teragung di alam realitas ini.9

MuhammadIqbal mengemukakan bahwa insan kamil adalah

sang mukmin, yang dalam dirinya terdapat kekuatan, wawasan,

perbuatan, dan kebijaksanaan. Sifat-sifat luhur ini dalam wujudnya


8
9
Al-Jili, Abdul Karim bin Ibrahim,Al-Insan al-Kamil fi Ma’rifah al-Awakhir wa al-
Awa’I, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2010.

16
17

yang tertinggi tergambar dalam akhlak nabi SAW. Insan kamil bagi

Iqbal adalah sang mukmin yang merupakan mahkluk moralis, yang

dianugrahi kemampuan rohani dan agamawi. Untuk menumbuhkan

kekuatan dalam dirinya, sang mukmin senantiasa meresapi dan

menghayati akhlak Ilahi. Sang mukmin menjadi tuan terhadap nasibnya

sendiri dan secara tahap demi tahap mencapai kesempurnaan. Iqbal

melihat, insan kamil dicapai melalui beberapa proses. Pertama, ketaatan

pada hukum; kedua penguasaan diri sebagai bentuk tertinggi kesadaran

diri tentang pribadi; dan kekhalifahan Ilahi.

Manusia yang kamil (suci, bersih, bebas dari dosa). Sempurna.

Lebih lengkapnya, yaitu manusia yang egonya mencapai titik intensitas

tertinggi , yakni ketika ego mampu menahan pemilikan secara penuh,

bahkan ketika mengadakan kontak langsung dengan yang mengikat ego

(ego mutlak atau Tuhan).10

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh

Allah SWT.Manusia memiliki berbagai macam alat yang dapat mereka

gunakan untuk bertahan hidup.Selain itu, Allah SWT juga memberikan

akal dan budi kepada manusia serta membedakannya dengan makhluk

lainnya. Dengan pikiran manusia, kita dapat berpikir dan mencapai

masa lalu dan masa depan untuk bertahan hidup di dunia. Dengan akal

manusia yang secara naluriah bisa membedakan mana yang baik dan

mana yang buruk, kita juga bisa merasakan kesedihan, kebahagiaan,

10
Muhammad, Iqbal, Rekonstruksi Pemikiran Agama dan Islam, terj. Didik Komaedi,
(Yogyakarta: Lazuardi, 2002), hlm. 167
18

kekecewaan, dan sebagainya. Oleh karena itu, Allahmemberikan

kebebasan kepada seseorang untuk menentukan pilihan hidupnya di

dunia, apakah akan menggunakan hidupnya dengan baik di dunia

dengan baik atau sebaliknya tidak dapat memanfaatkannya dengan baik.

Itu semua dikembalikan kepada manusia itu sendiri.

Tetapi tidak semua orang sama, seperti yang disebutkan di atas,

orang memiliki akal dan pikiran, tetapi hanya mereka yang dapat

menggunakan akal dan pikiran yang dapat menggunakan perangkat ini

sendiri. Menjadi manusia yang benar-benar sempurna.

Berkaitan dengan masalah manusia sempurna ini, sebenarnya di


dalam al-Qur’an Allah SWT menerangkan tentang manusia sebagai
sebaik-baik penciptaan. Allah SWT berfirman:

َ ‫س ِن ت َ ْق ِويْمث ُ َّم َردَدْ ٰنهُ ا َ ْسفَ َل‬


‫سافِ ِليْن‬ ِ ْ ‫لَقَدْ َخلَ ْقنَا‬
َ ‫اْل ْن‬
َ ْ‫سانَ فِ ْْٓي اَح‬
‫غي ُْر َم ْمنُ ْون‬َ ‫جْر‬ٌ َ ‫ت فَلَ ُه ْم ا‬ ِ ‫ص ِل ٰح‬ ّٰ ‫ع ِملُوا ال‬ َ ‫ا َِّْل الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو‬

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan ia ke tempat yang

serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-

putusnya. (QS. at-Tin, 95: 4-6)11

Mengenai ayat tersebut, Ibnu Katsir memberikan penjelasan

bahwa inilah yang menjadi objek sumpah (pada awal surat at-Tin Allah

bersumpah dengan buah tin, zaitun,bukit Sinai dan kota Makkah, red),
11
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
19

yaitu bahwa Allah ta’ala telah menciptakan manusia dalam wujud dan

bentuk yang sebaik-baiknya, dengan perawakan yang sempurna serta

beranggota badan yang normal. Kemudian setelah penciptaan yang baik

dan menakjubkan itu, mereka akan diseret ke neraka jika mereka tidak

taat kepada Allah dan mengikuti para rasul. Kecuali orang-orang yang

beriman dan beramal shalih yang mendapatkan pahala yang tiada putus-

putusnya.”12

Setelah kita membahas tentang proses penciptaan manusia dan

tujuannya, selanjutnya kita akan membahas tentang kata Insan secara

etimologi (bahasa). Kata Insan ini disebutkan dalam al-Qur’an

sebanyak 65 kali dalam 63 ayat.

Kata Insan. Kata ini berasal dari tiga akar kata yaitu:

a. (‫سيًا‬
ْ َ‫ن‬ َ ‫ِي ـ يَ ْن‬
‫سى ـ‬ َ ‫ نَس‬/ nasiya, yansa, nas-yan) yang mempunyai arti
lawan dari ingat (lupa),13 ditimpa kebingungan dan kelalaian,

meninggalkan sesuatu secara sengaja.14 Dalam al-Qur’an terdapat ayat

tentang ini yaitu:

Dan ia membuat perumpamaan bagi kami dan ia lupa kepada

kejadiannya, ia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang

belulang yang telah hancur luluh?’ (QS. Yasin, 36: 78)

12
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Jilid ke-10, 382-383.
13
Luwis Ma’luf al-Yasu’i, Munjid (Beirut: al-Mathba’ah al-Katsulikiyah, 1952), 807.
14
Jumhuriyyah Mishr al-Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasith (Kairo: Maktabah Syuruq al-
Dauliyyah, 2010), cet ke-5, 958.
20

ً ‫أ ُ ْن‬
b. (‫سا‬ ُ ُ‫َس ـ يَأْن‬
‫س ـ‬ َ ‫أَن‬/ anasa, ya’nusu, unsan) artinya mendengar,

melihat, merasakan.15 Dalam al-Qur’an terdapat ayat yang menyatakan

arti tersebut yaitu:

‫َارا لَّ َع ِل ْْٓي ٰاتِ ْي ُك ْم ِم ْن َها‬


ً ‫َارا فَقَا َل ِْلَ ْه ِل ِه ْام ُكث ُ ْْٓوا اِنِ ْي ٰانَ ْستُ ن‬
ً ‫اِذْ َر ٰا ن‬
ِ َّ‫علَى الن‬
‫ار ُهدًى‬ َ ُ ‫ِبقَبَ ٍس ا َ ْو ا َ ِجد‬

Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya:

‘Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-

mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku

akan mendapat petunjuk di tempat api itu’. (QS. Taha, 20: 10)

‫الن َكا َۚ َح فَا ِْن ٰانَ ْست ُ ْم ِم ْن ُه ْم ُر ْشدًا‬


ِ ‫وا ْبتَلُوا ْال َي ٰتمٰ ى َحت ّٰ ْٓى اِذَا َبلَغُوا‬
‫فَادْفَعُ ْْٓوا اِلَ ْي ِه ْم ا َ ْم َوا َل ُه ْم‬

Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin.

Kemudian jika kamu merasa (menurut pendapatmu) mereka telah

cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada

mereka harta-hartanya.(QS. an-Nisa, 4:616

15
Luwis Ma’luf, Munjid, 19. Lihat juga Mishr al-Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasith, 29.
Lihat juga Munawwir,Ahmad Warson al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), 43.
Lihat juga Yunus, Mahmud : Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Mahmud Yunus Wa Dzuriyah), 51.
16
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
21

ً َ‫أَن‬
c. (‫سا‬ ُ ‫س ـ يَأْن‬
‫َس ـ‬ َ ِ‫أَن‬/ anisa, ya’nasu, anasan), (‫سا‬ ُ ُ‫س ـ يَأْن‬
ً ‫س ـ أ ُ ْن‬ َ ُ‫أَن‬/
anusa, ya’nusu, unsan). Artinya lawan kata dari liar, tenang dan hilang

sifat liarnya (jinak), ramah.17

Dari kata-kata diatas apabila ditambahkan huruf alif-lam (‫ ل‬- ‫)ا‬

menjadial-Ins (‫ )اإلنس‬yang mempunyai arti manusia yang bersifat fisik

(yang terdiri dari panca indra) atau bermakna “selain jin dan malaikat”,

ٌ ‫)أُن‬.
bentuk jamak (bermakna banyak) dari kata al-Ins yaitu unaas (‫َاس‬

Sedangkan kata Insan (‫)اإل ْن َسا ُن‬


ِ artinya makhluk hidup yang berfikir, atau

seorang laki-laki dan perempuan serta menunjukkan jenis sifat tertentu,

ُّ ‫(أَنَا ِس‬. Dari pengertian tersebut


18
bentuk jamak-nya yaitu anasiyyun)‫ي‬

telah jelas bahwa kata Insan menunjukkan sifat yang terdapat dalam diri

manusia, bukan yang bersifat fisik. Oleh karena itu kata Insansuka

disandingkan dengan kata sifat pula seperti al-Insan al-Kamil

ُ ‫س‬
(‫ان‬ َ ‫ام ُُل ْ ِإل ْن‬ ْ
ِ ‫)ال َك‬.
Kata yang kedua yaitu al-Kamil (‫َام ُل‬
ِ ‫)الك‬. Kata ini berasal dari

kata (‫ َك َم َل ـ يَ ْك ُم ُل ـ َك َم ًاْل‬/ kamala, yakmulu, kamalan) yang berarti

sempurna, lengkap.19 Sedangkan kata kamil adalah isim fa’il (kata yang

dikenai sebuah pekerjaan). Bentuk jamak dari kata kamil yaitu

kamalatun (ٌ ‫) َك َملَة‬. Pengertian kamil secara teori yaitu orang yang

17
Ma’luf al-Yasu’i, Munjid, 19. Mishr al-Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasith, 29.
18
Ma’luf al-Yasu’i, Munjid, 19.Mishr al-Arabiyyah, Al-Mu’jam al Wasith, 29.
19
Munawwir, A. Warson :Al-Munawwir, 1230. Lihat juga Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi
Muhdlor, al-Ashri, 1488.
22

sempurna kedudukan dan sifatnya. 20 Kata kamil ini juga mempunyai

arti kumpulan sifat-sifat baik atau terpuji yang terdapat pada diri

seseorang.21 Dari definisi secara harfiah di atas, dapat disimpulkan

secara umum bahwa Insan Kamil adalah terkumpulnya sifat dan

karakter yang baik dan terpuji yang terdapat dalam diri seseorang yang

sesuai dengan ajaran Islam.

Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani. Ia menulis sebuah

buku tentang Nabi Muhammad sebagai sosok yang paling sempurna,

buku tersebut berjudul Muhammad, al-Insan al-Kamil. Ia menyatakan

bahwa Insan Kamil itu tercermin pada sosok pribadi NabiMuhammad

SAW karena memiliki kepribadian yang indah, kesempurnaan akhlak,

luas pemahamannya, hidup dan matinya hanya berjuang di jalan Allah

serta selalu menyampaikan risalah Allah kepada seluruhalam.22 Beliau

memaparkan bahwa Nur Muhammad itu mempunyai dua sisi, sisi

jasmani dan sisi rohani. Nur (cahaya) yang disandarkan kepada

NabiMuhammad SAW adalah sifat-sifat mulia yang dimilikinya. Nur

Muhammad dalam kajiannya lebih disoroti secara lahiriyah yang

penekanannya dihubungkan dengan sosok Muhammad SAW sebagai

Insan Kamil. Hal ini dapat dipahami dari pembahasannya tentang

20
Al-Yasu’i, Luwis Ma’luf Munjid, : Beirut : al-Mathba’ah al-Katsulikiyah. hlm698.
21
Mishr al-Arabiyyah, Al-Mu’jam al Wasith, 828.
22
Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani, Muhammad al-Insan al-Kamil
(Surabaya: Hai’ah al-Sofwah, tt), 6.
23

kesempurnaan sifatnya, kesucian nasabnya, penciptaan dan wajahnya,

kesempurnaan akalnya dan sebagainya. 23

Muhammad ‘Alawi al-Maliki menyandarkannya pada hadits

berikut ini:

،‫سنَهُ خ َْلقًا‬
َ ْ‫اس َو ْج ًها َوأَح‬ َ ْ‫سلَّ َم أَح‬
ِ َّ‫سنَ الن‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫َكانَ َر‬
)‫ير(رواه البخاري‬ ِ ‫ص‬ َّ ِ‫ْس ب‬
ِ َ‫ َوْلَبِالق‬،‫الط ِوي ِل البَائِ ِن‬ َ ‫لَي‬

Rasulullah (Muhammad) SAW adalah manusia terbaik wajahnya,


paling baik akhlaknya, beliau tidak tinggi dan tidak pendek. (HR.
Bukhari)

‫صلَّى‬
َ ِ‫سو ِل هللا‬ ُ ‫سنَ ِم ْن َر‬ َ ‫ش ْيئًا أ َ ْح‬
َ ُ‫ َما َرأَيْت‬:‫ قَا َل‬،َ ‫ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة‬ َ
َ‫ َو َما َرأَيْتُ أ َ َحدًا أَس َْرع‬،‫س تَج ِْري ِفي َوجْ ِه ِه‬ َّ ‫سلَّ َم َكأ َ َّن ال‬
َ ‫ش ْم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ
َ ُ‫َّللا‬
ْ ُ‫ض ت‬
‫ط َوى‬ ُ ‫سلَّ َم َكأَنَّ َما األ َ ْر‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫فِي َم ْشيِ ِه ِم ْن َر‬
َ ِ‫سو ِل هللا‬
)‫(رواه الترمذي‬...ُ‫لَه‬

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: ‘Tiada kulihat seseorang yang lebih

baik daripada Rasulullah SAW seakan-akan matahari berjalan di

wajahnya. Dan tiada kulihat seseorang lebih cepat berjalannya daripada

Rasulullah SAW seakan-akan bumi melintas untuknya. (HR. Tirmidzi)

Diantara kesempurnaan yang dimiliki oleh NabiMuhammad

SAW yaitu memiliki hati yang bersih dan suci. Kebersihan dan

kesucian hatinya karena melalui empat kali proses pembedahan

23
Muhammad bin ‘Alawi, Muhammad al-Insan al-Kamil, 13, 15, 23, 28, 36.
24

(pembersihan) yakni pertama, ketika NabiMuhammad SAW masih

kecil; kedua, ketika NabiMuhammad SAW berusia sepuluh tahun.

Hikmah pembedahan pada usia sepuluh tahun karena usia ini mendekati

tingkat kedewasaan, ketiga, ketika NabiMuhammad SAW diangkat

menjadi Nabi dengan kedatangan Malaikat jibril membawa wahyu.

Hikmahnya yaitu menambah kemuliaan, pertolongan, kekuatan dan

persiapannya menerima dan menyampaikan wahyu, dan keempat,

ketika peristiwa pada malam Isra’. Hikmah pembedahan pada peristiwa

Isra’ yaitu menambah kemuliaan, keagungan dan persiapannya untuk

selalu berada di sisi Allah SWT.24

Selain pendapat para pemikir Islam yang telah dikemukakan di

atas, ada juga yang mendefinisikan bahwa insan kamil lebih ditujukan

kepada manusia yang sempurna dari segi pengembangan potensi

intelektual, rohaniah, intuisi, kata hati, akal sehat, fitrah dan yang

bersifat batin lainnya. Ia juga menambahkan bahwa insan kamil juga

berarti manusia yang sehat dan terbina potensi rohaniahnya sehingga

dapat berfungsi secara optimal dan dapat berhubungan dengan Allah

dan dengan makhluk lainnya secara benar menurut akhlak Islami.25

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

mereka semua sepakat kata Insan Kamil itu merujuk kepada manusia

pilihan Allah SWT yaitu NabiMuhammad SAW. Oleh karena itu Allah

SWT memberikan isyarat kepada umat Islam untuk meneladani sosok


24
Muhammad bin ‘Alawi, Muhammad al-Insan al-Kamil, 28-29.
25
Nata, AbuddinAkhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),
227.
25

Insan Kamil sepanjang masa, yaitu orang yang memiliki kepribadian

yang mulia, lembut tutur katanya, santun perilakunya, manusia yang

sangat disegani tidak hanya oleh orang Islam tetapi juga oleh non

muslim sehingga tidaklah mengherankan banyak tokoh barat yang

memuji beliau diantaranya yaitu Michael H. Hart yang

menempatkannya sebagai urutan pertama diantara 100 tokoh yang

paling berpengaruh sepanjang masa dengan keberhasilan yang gemilang

dalam waktu yang relatif singkat.26

a. Insan Kamil dalam Pendidikan Islam

Dalam undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003,

disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara27

Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrosyi merumuskan bahwa

tujuan pendidikan islam adalah mencapai ahklak yang sempurna.

Pendidikan budi pekerti dan ahklak adalah jiwa pendidikan islam,

dengan mendidik ahklak dan jiwa merdeka, menanamkan rasa fadhilah

(keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,

26
Michael H. Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaroh Sepanjang Masa. Terjemahan tim
penerbit (Batam: Karisma, 2005), 25.
27
UU sisdiknas No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pemdidikan nasional dan penjelasan
pasal 2 (yogya karta: media wacana, 2003), hlm. 12
26

mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya

ihklas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan islam

ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa28

M. Arifin menyampaikan bahwa tugas dan fungsi pendidikan

Islam adalah membimibing dan mengarahkan pertumbuhan dan

perkembangan manusia dari tahap ke tahap kehidupan anak didik

sampai mencapai titik kesempurnaan yang optimal, sedangkan fungsi

pendidikan Islam adalah menyediakan fasilitas yang dapat

memungkinkan tugas pendidikan yang dimaksud berjalan dengan baik

dan lancar29, hal ini sejalan dengan konsep insan kamil yang telah

dikemukakan oleh para ahli.

Konsep pendidikan islam dalam menciptakan Insan Kamil

Menurut pemikiran Muhammad iqbal yang diawali dari konsepnya

tentang ego, karena ego manusia selalu mengalami proses untuk dapat

berevolusi dan selalu berjuang untuk mencapai kesempurnaan ego.

Sedangkan ego yang sempurna menurut Muhammad iqbal adalah insan

kamil dan inilah yang menjadi tujuan pendidikan Muhammad iqbal.

Menurut Iqbal, secara terpisah, makna dari kata pendidikan itu

dipandang sebagai suatu keseluruhan daya budaya yang mempengaruhi

kehidupanperorangan maupun kelompok masyarakat. Sedangkan

makna kata Islam bagi Iqbal, adalah agama yang perlu dan wajib

28
Athiyah Al-Abrasyi, Muhammad. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, terjemahan
Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry (Jakarta : Bulan Bintang, 1987) , cet ke-5, hlm.1
29
Arifin, M.Ed., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 33-34.
Selanjutnya disebut “Filsafat”
27

mendapat tempat yang paling utama dalam pendidikan. hendaknya

memperkokoh dan memperkuat individualitas dari semua pribadi

perihal Individualitas, berisi perjalanan manusia yang melalui berbagai

ujian hidup. Yang mana akan mendewasakan dan menempatkan derajat

dari pribadi manusia tersebut pada tempatnya. Pada poin kedua berisi

tentang Pendidikan Watak, tentang pembentukan dasar berpikir

manusia yang dengan benar sebagai pembentuk karakter dan

kepribadian yang matang sebagai individu yang bebas dan aktif dalam

berkreasi sebagai pembaharu pemikiran islam untuk mewujudkan sosok

insan kamil.30

b. Dasar-dasar Insan Kamil

Diantara dasar atau dalil dalam al-Qur’an dan hadits yang

menyatakan tentang insan kamil yaitu:

‫ي‬ ْ ‫صبَا ٌۗ ٌح ا َ ْل ِم‬


ْ ِ‫صبَا ُح ف‬ ْ ‫الس هم هو ِت َو ْ َاْل ْر ِِۗض َمث َُل ن ُْو ِرهٖ َ َِك ْش هكو ٍة فِ ْي َها ِم‬
َّ ‫َا ه ٰ ُّلل ن ُْو ُر‬
‫ش َج َر ٍة ُّم ٰب َر َك ٍة زَ ْيت ُ ْونَ ٍة‬ َ ‫ي ي ُّْوقَد ُ ِم ْن‬ ٌّ ‫ب د ُِر‬ ٌ ‫لز َجا َجةُ َكاَنَّ َها َك ْو َك‬ ُّ َ ‫ُز َجا َج ٌۗ ٍة ا‬
ٌ ٌۗ ‫س ْسه ُ ن‬
‫َار نُ ْو ٌر‬ َ ‫ي ُء َولَ ْو لَ ْم ت َ ْم‬
ْ ْۤ ‫ض‬ ِ ُ‫َّْل ش َْرقِيَّ ٍة َّو َْل غ َْر ِبي ٍَّة يَّ َكاد ُ زَ ْيت ُ َها ي‬
ٌۗ ِ َّ‫َّللاُ ْاْلَ ْمثَا َل ِللن‬
‫اس‬ ّٰ ‫ب‬ ّٰ ‫ع ٰلى نُ ْو ٌۗ ٍر يَ ْهدِى‬
ُ ‫َّللاُ ِلنُ ْو ِر ٖه َم ْن يَّش َْۤا ٌۗ ُء َويَض ِْر‬ َ
ۙ ‫ع ِل ْي ٌم‬ َ ‫َّللاُ بِ ُك ِل‬
َ ٍ‫ش ْيء‬ ّٰ ‫َو‬
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya

Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada

pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang

30
Murni Yanto, “Manajemen Kepala Madrasah Ibtidaiyah Dalam Menumbuhkan
Pendidikan Karakter Religius Pada Era Digital,” Jurnal Konseling Dan Pendidikan 8, no. 3 (2020):
176–83.
28

(yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari

pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah

timur dan tidak pula di sebelah barat, yang minyaknya (saja) hampir-

hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya

(berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia

kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi

manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. al-Nur, 24:

35)31

Pada ayat “Allah nurussamawat wal ardhi,” Hasanain Muhammad

Makhluf mengartikan bahwa Allah yang memberikan cahaya, petunjuk

kepada penduduk langit dan bumi.32 Sedangkan menurut ‘Aidh al-Qarni

mengatakan bahwa Allah adalah cahaya langit dan bumi yang mengatur

urusan-urusan keduanya. Dengan cahaya-Nya, seluruh makhluk yang ada

di langit dan di bumi mendapat petunjuk. Perumpamaan cahaya yang dapat

memberi hidayah, yakni iman dan al-Qur’an yang tertanam di dalam hati

orang-orang beriman adalah laksana sebuah lubang yang tak tembus di

dinding dan pada dalamnya terdapat pelita penerang. Lubang yang tak

tembus itu dapat menyatukan cahaya pelita sehingga cahayanya tidak

terpencar dan sinarnya menjadi sangat terang. 33 Sedangkan menurut Abu

Ja’far al-Razi meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab dalam tafsir Ibnu Katsir

31
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
32
Makhluf ,Hasanain Muhammad, Kalimat al-Qur’an: Tafsir wa Bayan (Cairo: al-Dar
al-‘Alamiyah, 2009), 193.
‘Aidh Al-Qarni,Tafsir Muyassar.Terjemahan oleh tim Qisthi Press, Jilid
33

3, Jakarta: Qisthi Press, 2007.


29

tentang ayat “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.

Perumpamaan cahaya-Nya”. Yaitu cahaya orang mukmin yang Allah

resapkan keimanan dan al-Qur’an ke dalam dadanya, lalu Allah

menyebutkan permisalan tentangnya. Lebih lanjut Ibnu Katsir menafsirkan

tentang ayat ini bahwa Allah SWT menyamakan kemurnian hati seorang

mukmin dengan lentera dari kaca yang tipis dan mengkilat, menyamakan

hidayah al-Qur’an dan syari’at yang dimintanya dengan minyak zaitun

yang bagus lagi jernih, bercahaya dan tegak, tidak kotor dan tidak

bengkok.34 Namun menurut al-Tusturi yang dikutip oleh Sahabuddin kata

matsalu nurihi adalah perumpamaan Nabi Muhammad. Begitu pula

pendapat Ibnu Arabi menginterpretasikannya dengan Nur Muhammad,

suatu padanan dari terma Nur Muhammad.35

ْۤ
ِ ‫ َواِذْ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َم ٰل ِٕى َك ِة ِانِ ْي َجا ِع ٌل فِى ْاْلَ ْر‬
‫ض َخ ِل ْيفَةً ٌۗ قَالُ ْْٓوا اَت َ ْجعَ ُل‬

‫الد َم ْۤا َۚ َء‬


ِ ُ‫فِ ْي َها َم ْن يُّ ْف ِسد ُ فِ ْي َها َويَ ْس ِفك‬
َ‫ِس لَ َك ٌۗ قَا َل اِنِ ْْٓي ا َ ْعلَ ُم َما َْل ت َ ْعلَ ُم ْون‬ ُ ‫ِك َونُقَد‬
َ ‫سبِ ُح بِ َح ْمد‬ َ ُ‫َحْن ن‬
ُ ‫َون‬

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

‘Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’

(QS. al-Baqarah, 2: 30)36

34
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M. ‘Abdul Ghoffar (Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008), jilid ke-6, 379-381.
35
Sahabuddin, Nur Muhammad, : Pintu Menuju Allah, Jakarta : Logos Wacana Ilmu,
2002. Hlm 38.
36
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
30

Ayat ini ditafsirkan oleh al-Jili kata “khalifah” ialah insan kamil,

karena secara maknawi terealisasi nama-nama dan sifat-sifat ketuhanan.

Ini juga yang menjadi salah satu penafsiran al-Jili tentang hadits:

“Innallaaha khalaqa adama ‘ala shuratihi.”

ٰ ْ ‫َّللاَ َو ْاليَ ْو َم‬


‫اْل ِخ َر‬ ّٰ ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجوا‬
َ ‫َّللاِ اُس َْوة ٌ َح‬
ّٰ ‫س ْو ِل‬ ْ ِ‫لَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم ف‬
ُ ‫ي َر‬
ّٰ ‫َوذَ َك َر‬
‫َّللاَ َك ِثي ًْرا‬
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah. (QS. al-Ahzab,

33: 21)37

Ayat inilah yang menjadi dalil tentang kesempurnaan Rasulullah

SAW Beliau diutus sebagai uswah hasanah (contoh atau teladan yang

baik) bagi umatnya. Karena pada diri Rasulullah SAW yang secara lahir

dan bathin memiliki kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh manusia lain,

bahkan para Nabi sebelum beliaupun tidak ada yang menyamai

keagungannya. Oleh karena itu Allah SWT mengutus beliau sebagai

rahmat bagi seluruh alam. Allah SWT berfirman:

َ‫س ْل ٰن َك ا َِّْل َرحْ َمةً ِل ْلعٰ لَ ِميْن‬


َ ‫َو َما ْٓ ا َ ْر‬
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat

bagi semesta alam. (QS. al-Anbiya, 21: 107)

37
Ibid
31

Di antara kesempurnaan yang beliau miliki yaitu memiliki akhlak

yang mulia, sehingga Allah SWT memujinya melalui firman-Nya:

‫ع ِظي ٍْم‬ ٍ ُ‫َواِنَّ َك لَعَ ٰلى ُخل‬


َ ‫ق‬
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS.

al-Qalam, 68: 4)

Selain itu, tentang kemuliaan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW

dari segi fisiknya tergambar dari hadits berikut ini:

َ ْ‫اس َو ْج ًها َوأَح‬


ُ ‫سنَه‬ َ ‫سلَّ َم أ َ ْح‬
ِ َّ‫سنَ الن‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو ُل‬ُ ‫َكانَ َر‬
)‫ير(رواه البخاري‬ ِ ‫ص‬ َّ ِ‫ْس ب‬
ِ َ‫ َوْلَ بِالق‬،‫الط ِوي ِل البَائِ ِن‬ َ ‫ لَي‬،‫خ َْلقًا‬
Rasulullah (Muhammad) SAW adalah manusia terbaik wajahnya, paling

baik akhlaknya, beliau tidak tinggi dan tidak pendek. (HR. Bukhari).

c. Ciri-ciri Insan Kamil

Nata, Abuddin38 mengemukakan bahwa ciri-ciri dari insan kamil

yaitu sebagai berikut:

a) Berfungsi akalnya secara optimal

Manusia yang akalnya berfungsi secara optimal dapat mengetahui bahwa

segala perbuatan baik seperti adil, jujur, berakhlak sesuai dengan

esensinya dan merasa wajib melakukan semua itu walaupun tidak

diperintahkan oleh wahyu. Manusia yang berfungsi akalnya sudah

merasa wajib melakukan perbuatan baik, dan manusia yang

demikianlah yang dapat mendekati tingkat insan kamil.

38
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Rajawali
Pers, 2013228-231.
32

b) Berfungsi Intuisi-nya (jiwa manuisa)

Dalam pandangan Ibnu Sina disebut jiwa manusia (rasional soul).

Menurutnya jika yang berpengaroh dalam diri manusia adalah jiwa

manusianya, maka orang itu hampir menyerupai Malaikat dan

mendekati kesempurnaan.

c) Mampu menciptakan budaya

Manusia yang sempurna adalah manusia yang mampu mendayagunakan

seluruh potensi rohaniahnya secara optimal. Menurut Ibnu Khaldun

manusia adalah makhluk berfikir. Lewat kemampuan berfikirnya itu,

manusia tidak hanya membuat kehidupannya, tetapi juga menaroh

perhatian terhadap berbagai cara guna memperoleh makna hidup.

Proses-proses semacam ini melahirkan peradaban.

d) Menghiasi diri dengan sifat-sifat ketuhanan

Manusia pada dasarnya mempunyai naluri ketuhanan (fitrah). Ia cenderung

kepada hal-hal yang berasal dari Tuhan, dan mengimaninya. Sifat-sifat

tersebut menyebabkan manusia menjadi wakil Tuhan di muka bumi.

Manusia sebagai khalifah yang demikian itu merupakan gambaran

ideal. Yaitu manusia yang berusaha menetukan nasibnya sendiri baik

sebagai kelompok masyarakat maupun sebagai individu.

e) Berakhlak mulia

Manusia yang ideal (sempurna) adalah manusia yang memiliki otak yang

briliyan sekaligus memiliki kelembutan hati. Insan kamil dengan

kemampuan otaknya mampu menciptakan peradaban yang tinggi


33

dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga memiliki

kedalaman perasaan terhadap segala sesuatu yang menyebabkan

penderitaan, kemiskinan, kebodohan dan kelemahan.

f) Berjiwa seimbang

Bagi manusia sempurna perlu mempunyai sikap seimbang dalam kehidupan,

yaitu seimbang antara pemenuhan kebutuhan material dengan spiritual

atau rohiyah. Ini berarti perlunya ditanamkan jiwa sufistik yang

dibarengi dengan pengamalan syariat Islam terutama ibadah, zikir,

tafakkur, muhasabah, dan seterusnya.

d. Tahapan-tahapan Menuju Insan Kamil

Al-Jili merumuskan tentang maqam yang harus ditempuh oleh

seorang muslim agar menjadi pribadi insan kamil yang olehnya disebut

dengan martabat atau tingkatan. Tingkatan-tingkatan tersebut yaitu:

Pertamayaitu Islam, ini dibangun atau didasarkan atas lima pokok

yaitu: syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa pada bulan

ramadhan, haji ke Baitullah bagi orang yang mampu.

Kedua yaitu Iman, ini dibangun atas dua rukun. Rukun pertama yaitu

membenarkan dengan penuh keyakinan tentang ke-Esa-an Allah,

meyakini terhadap para Malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari

akhir (hari kiamat), qadha dan qadar Allah. Rukun kedua yaitu

melaksanakan terhadap apa-apa yang telah didasarkan oleh Islam

kepadanya.
34

Ketiga yaitu Ash-Shalah, tingkatan ini telah menunjukkan bahwa

seorang sufi menyaksikan efek (atsar) dari nama dan sifat Tuhan. Hal

ini dibangun atas tiga rukun yakni Islam, Iman, dan dawam (kontinyu)

dalam beribadah kepada Allah dengan syarat khauf (penuh rasa takut)

dan raja’ (penuh pengharapan).

Keempat yaitu Ihsan, ini dibangun atas empat rukun yakni Islam, Iman,

ash-Shalah dan istiqamah dalam taubat, inabah, zuhud, tawakal, rida,

tafwidh (penyerahan secara total), dan ikhlas dalam setiap keadaan.

Kelima yaitu Syahadah, tingkatan ini telah menunjukkan bahwa ia

telah mencapai iradah. Hal ini dibangun atas lima rukun yakni Islam,

Iman, ash-Shalah, Ihsan dan iradah yang mencakup tiga syarat yaitu

peneguhan mahabbah kepada Allah tanpa cacat, berzikir secara

kontinyu tanpa ada waktu kosong, dan memelihara jiwa dari setiap

pelanggaran tanpa rukhshah (keringanan).

Keenam yaitu Shiddiqiyah, ini merupakan pencapaian hakikat yang

makrifat. Hal ini dibangun atas enam rukun yakni Islam, Iman, ash-

Shalah, Ihsan, Syahadah dan makrifat yang diperoleh dari ilm al-yaqin,

ain al-yaqin dan ‘ain al-yaqin.

Ketujuh yaitu Qurbah, tingkatan ini telah memungkinkan ia dapat

menampakkan diri dalam sifat dan nama yang mendekati sifat dan

nama Tuhan. Hal ini dibangun atas tujuh rukun yakni Islam, Iman, ash-
35

Shalah, Ihsan, Syahadah, Shiddiqiyah dan wilayah (kekuasaan) yang

paling besar.39

e. Tujuan Insan Kamil

Agama Islamdengan ajaran yang dibawa oleh NabiMuhammad

SAWditurunkan ke dunia ini mempunyai tujuan tertentu. Tujuan akhir

dari diutusnya NabiMuhammad SAW yaitu menjadikan manusia

mempunyai akhlak terpuji (akhlak al-karimah/al-mahmudah) sehingga

pada akhirnya menjadi manusia sempurna. Di antara tujuan

pembentukan pribadi insan kamil yaitu:

a) Menjadi pribadi yang selalu optimis, tidak khawatir dan tidak

bersedih terhadap segala sesuatu. Allah SWT berfirman:

َ‫علَ ْي ِه ْم َو َْل ُه ْم يَحْ زَ نُ ْو َۚن‬ ّٰ ‫ْل ا َِّن ا َ ْو ِليَ ْۤا َء‬


ٌ ‫َّللاِ َْل خ َْو‬
َ ‫ف‬ ْٓ َ َ ‫ا‬

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran

terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(QS. Yunus,

10: 62)40

b) Menjadi pribadi mukhlis (selalu ikhlas). Hal ini sebagaiman firman

Allah SWT

: ِ‫ص ۡينَ لَهُ الد ِۡينََؕ ا َ ۡل َحمۡ د ُ ِ ّّٰلِل‬ ُ ‫ى َ ْْۤل ا ِٰلهَ ا َِّْل هُ َو فَ ۡاد‬
ِ ‫ع ۡوهُ ُم ۡخ ِل‬ ُّ ‫ُه َو ۡال َح‬
َ‫ب ۡالعٰ لَ ِم ۡين‬
ِ ‫َر‬

39
Abdul Karim bin Ibrahim al-Jili, al-Insan al-Kamil fi Ma’rifah al-Awakhir wa al-
Awa’il (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2010), 332-334.
40
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
36

Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah)

melainkan Dia. Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat

kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (QS. al-

Mu’min/ Ghafir, 40: 65)41

‫الديْنَ ە ُحنَفَ ْۤا َء َويُ ِق ْي ُموا‬


ِ ُ ‫صيْنَ لَه‬ ّٰ ‫ َو َما ْٓ ا ُ ِم ُر ْْٓوا ا َِّْل ِل َي ْعبُد ُوا‬
ِ ‫َّللاَ ُم ْخ ِل‬

‫الز ٰكوة َ َو ٰذ ِل َك ِدي ُْن ْالقَيِ َم ٌۗ ِة‬


َّ ‫ص ٰلوة َ َويُؤْ تُوا‬
َّ ‫ال‬
Dan mereka tidaklah disuroh kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan

menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus.

(QS. al-Bayyinah, 98: 5)42

c) Memiliki jiwa yang selalu takut kepada Allah. Firman Allah SWT

dalam al-Qur’an:

َ ‫ ٰ َهذَا َما تُو‬. ‫غي َْر بَ ِعي ٍد‬


ٍ ‫عد ُونَ ِل ُك ِل أ َ َّوا‬
‫ب‬ ِ َ‫ َوأ ُ ْز ِلف‬
َ َ‫ت ْال َجنَةُ ِل ْل ُمت َّ ِقين‬

‫ب‬ ٍ ‫ ِِ َو َجا َء بِقَ ْل‬f‫الر ْح ٰ َمنَ ِب ْالغَيْب‬


ٍ ‫ب ُمنِي‬ َ ‫ َم ْن َخش‬. ٍ‫َحفِيظ‬
َّ ‫ِي‬

Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa

pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan

kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali

41
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
42
Ibid
37

(kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya).

Yaitu orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang

Dia tidak kelihatan (olehnya) dan Dia datang dengan hati yang

bertaubat. (QS. Qaf, 50: 31-33)43

d) Menjadi pribadi yang diridhoi Allah dengan memiliki jiwa yang

tenang. Firman Allah SWT:

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati

yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah

hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku. (QS. al-Fajr, 89:

27-30)44

e) Diizinkan memberisyafaatkepada orang lain atas izin dan ridha dari

Allah SWT. Firman Allah:

‫ع ْن‬ َ ‫عة ُ ِع ْندَ ٗ ْٓه ا َِّْل ِل َم ْن اَذِنَ َل ٗه ٌۗ َحت ّٰ ْٓى اِذَا فُ ِز‬
َ ‫ع‬ َ ‫شفَا‬َّ ‫َو َْل ت َ ْنفَ ُع ال‬
‫ي ْال َك ِبي ُْر‬ َۚ
ُّ ‫قُلُ ْو ِب ِه ْم قَالُ ْوا َماذَا قَا َل َربُّ ُك ٌۗ ْم قَالُوا ْال َح َّق َو ُه َو ْال َع ِل‬

Dan Tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang

yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila

telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata:

‘Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?’ Mereka

43
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
44
Ibid
38

menjawab: ‘(Perkataan) yang benar’, dan Dialah yang Maha Tinggi

lagi Maha Besar.’ (QS. Saba, 34: 23) 45

ْ ‫يَ ْعلَ ُم َما بَيْنَ ا َ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما خ َْلفَ ُه ْم َو َْل يَ ْشفَعُ ْونَ ا َِّْل ِل َم ِن‬
ٰ َ ‫ارت‬
‫ضى َو ُه ْم‬

َ‫ِم ْن َخ ْشيَتِ ٖه ُم ْش ِفقُ ْون‬


Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka

(malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada

memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan

mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. (QS. al-

Anbiya, 21: 28)

f) Memiliki akhlak yang terpuji. Rasulullah SAW bersabda:

:‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ قَا َل‬،َ ‫ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة‬
َ ِ‫سو ُل هللا‬ َ

َ ‫ِإنَّ َما بُ ِعثْتُ ِألُت َ ِم َم‬


ِ ‫صا ِل َح ْاأل َ ْخ َُل‬
)‫ق (رواه أحمد‬

Dari Abu Hurairah ra berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda:

‘Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan keluhuran

akhlak.’ (HR. Ahmad 2/381)

‫سلَّ َم‬ َ ُ ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ قَا َل قَا َل َر‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ َ

‫سائِ ُك ْم‬
َ ِ‫ار ُك ْم ِلن‬
ُ َ‫ار ُك ْم ِخي‬ َ ْ‫أ َ ْك َم ُل ْال ُمؤْ ِمنِينَ إِي َمانًاأَح‬
ُ َ‫سنُ ُه ْم ُخلُقًا َو ِخي‬

)‫(رواه أحمد‬

45
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
39

Dari Abu Hurairah ra berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda: ‘Orang

mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling

baik akhlaknya. Dan sebaik-baikdi antara kalian ialah yang berbuat

baik terhadap istri-istri kalian.’ (HR. Ahmad)

1. HalaqahTahfidz Al-Qur’an

a. Pengertian Halaqah

Secara lughawi, halaqah bermakna segala sesuatu yang

melingkar (kullu syai’in istidaara). Sedangkan secara istilah, halaqah

adalah sebuah sistem pengkaderan terstruktur dan berkelanjutan, yang

terdiri dari beberapa orang anggota (10-15 santri) dan dibimbing oleh

seorang murabbi.46

Halaqah merupakan pendidikan informal yang pada awalnya

dilakukan oleh Rasulullah SAW di rumah-rumah para sahabat, terutama

rumah Al-Arqam bin Abil Arqam. Pendidikan ini berkaitan dengan

upaya-upaya dakwah dalam menanamkan akidah Islam serta

pembebasan manusia dari segala macam bentuk penindasan. Setelah

masyarakat Islam terbentuk maka halaqah ini menjadi formal dengan

istilah madrasah atau sekolah. Madrasah atau sekolah umum memang

tidak dapat dihilangkan. Bahkan, dibutuhkan perannya dalam upaya

trans of knowledge (penyaluran ilmu). Namun demikian, untuk sebuah

cita-cita yang besar dan untuk menciptakan orang-orang besar haruslah

dengan tarbiyah islamiyah melalui halaqah-halaqah kecil. Dari halaqah

46
Departemen Pendidikan Pengurus Pusat Hidayatullah, Managemen Halaqah Pandu,
2011, hal.1
40

kecil ini diharapkan muncul pribadi- pribadi halus seperti Abu Bakar,

utsman dan Ali, sehingga kendatipun halaqah bukan segala-galanya,tapi

dari halaqah bermula segalanya 47

Pada masa ini halaqah sudah menjadi umum dijumpai di

lingkungan kaum muslimin di berbagai daerah. Walau mungkin dengan

nama yang berbeda-beda.Penyebaran halaqah yang pesat tak bisa

dilepaskan dari keberhasilannyadalammendidik pesertanya menjadi

mukmin yang berakhlak dan bertakwa kepada Allah SWT 48

b. Pengertian Tahfidz Al-Qur’an

Tahfidz al-Qur’an terdiri dari dua suku kata, yaitu tahfidz dan

al-Qur’an, yang mana keduanya mempunyai arti yang berbeda. Pertama

tahfidz yang berarti menghafal, menghafal dari kata dasar hafal yang

dari bahasa arab hafidza - yahfadzu - hifdzan, yaitu lawan dari lupa,

yaitu selalu ingat dan sedikit lupa49

Menghafal artinya memelihara, menjaga, menghafalkan50

Menghafal berasal dari akar kata “hafal” yang artinya telah masuk

dalam ingatan atau dapat mengucapkan sesuatu diluar kepala tanpa

melihat buku atau catatan lain. Jadi menghafal adalah berusaha

meresapkan ke dalam pikiran agar selalu diingat tanpa melihat buku

47
Muhammad Sajirun, Manajemen Halaqah Efektif Agar Halaqah Menjadi Bergairah
Dan Produktif, (Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2017), hlm. 6-12
48
Satria Hadi Lubis, Menggairahka Perjalanan Halaqah Kiat Agar Halaqah Lebih
Dahsyat Full ManfaaT, (Yogyakarta: PT Pro U Media, 2010), hlm.18.
50
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta : Hidakarya Agung, 1999), h. 105.
41

catatan materi yang asli.51Menghafal merupakan proses mental untuk

mencamkan dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu

bila diperlukan dapat diingat kembali kea lam sadar. Menghafal juga

dikatakan suatu proses mengingat, dimana seluruh ayat-ayat al-Qur’an

yang sudah dihafal harus diingat kembali secara sempurna tanpa

melihat mushaf al-Qur’an.52

Ditinjau dari aspek psikologi, kegiatan menghafal sama dengan

proses mengingat (memori). Ingatan pada manusia berfungsi

memproses informasi yang diterima setiap saat.Secara singkat kerja

memori melewati tiga tahap yaitu perekaman, penyimpanan dan

pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi

melalui reseptor indra dan sirkuit saraf internal. Proses selanjutnya

adalah penyimpangan (storage) yaitu menentukan berapa lama

informasi itu bersama kita, dalam bentuk apa dan dimana. Penyimpanan

bisa bersifat aktif atau pasif.Dikatakan aktif bila kita menambahkan

informasi tambahan sebaliknya pasif terjadi tanpa

penambahan.Selanjutnya tahapan pemanggilan (retrieval) atau dalam

bahasa sehari-hari mengingat lagi dengan menggunakan informasi yang

disimpan.53

51
Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, Revolusi Menghafal Al-Qur’an (Solo: Insan Kamil,
2011), hal. 5
52
Murni Yanto, “Management Problems of Madrasah Diniah Takmiliyah Awaliyah
Rejang Lebong Old Religious Units in Memorizing Al-Qur’an Juz Amma,” Nazhruna:
Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 2 (2021): 235–48.
53
Munjahid, Strategi Menghafal Al-Qur’an 10 Bulan (Yogyakarta: Idea Press, 2007), h.
18.
42

Begitupula dalam menghafal al-Qur’an, informasi yang baru

saja diterima melalui membaca atau dengan teknik-teknik yang biasa

digunakan dalam proses menghafal al-Qur’an juga terdapat tiga tahapan

antara lain perekaman, penyimpanan dan pemanggilan. Perekaman

terlihat ketika para siswa peserta halaqahtahfidz Al-Qur’an mencoba

menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an yang dilakukan secara terus menerus

sehingga pada akhirnya masuk dalam tahap penyimpanan pada otak

memori dalam jangka pendek dan jangka panjang selanjutnya pada fase

pemanggilan memori yang telah tersimpan yaitu pada saat siswa

mentasmi’kan hafalannya.

Istilah Tahfidz al-Qur’an merupakan gabungan dari tahfidz dan

al-Qur’an. Tahfidz berarti memelihara, menjaga atatu menghafal.

Sedangkanal-Qur’an secara etimologi (asal kata) al-Qur’an berasal dari

kata Arabqaraa ( ‫ ) قرأ‬yang berarti membaca, sedangkan al-Farra’

mengatakan bahwakata al-Qur’an berasal dari kata qarain ( ‫) قرائن‬

jamak dari qarinah (‫)قرينة‬dengan makna berkait-kait, karena bagian al-

Qur’an yang satuberkaitan dengan bagian yang lain. Al-Asy’ari

mengidentifikasi etimologi al-Qur’an berasal dari kata qarn ( ‫ ) نرق‬yang

berarti gabungan dari berbagaiayat, surat dan sebagainya 54

Sedangkakn secara terminologi al-Qur’an merupakan firman

Allah yang diturunkan melalaui Jibrilkepada Nabi Muhammad SAW

dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya dan sebagai

54
Mahmud, Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Hidakarya Agung, 1999), 105
43

hujjahkerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia dan petunjuk

dalamberibadah serta dipandang ibadah dalam membacanya, yang

terhimpun dalammushaf yangdimulai dengan surat al-Fatihah dan

diakhiri dengan al-Nas,yang diriwayatkan kepada kita dengan jalan

muttawatir55

c. Syarat-syarat menghafal al-Qur’an

Diantara beberapa hal yang harus terpenuhi sebelum seseorang

memasuki periode menghafal al-Qur’an yaitu:

1. Mampu mengosongkan dari pikiran-pikiran dan teori-teori atau

permasalahan-permasalahan yang sekiranya akan mengganggu.

2. Niat yang ikhlas. Niat yang ikhlas dan kesungguhanlah yang akan

mengantarkan seseorang ke tempat tujuan dan akan membentengi

dan menjadi perisai dari segala kendala-kendala yang mungkin

akan merintangi perjalann kita.

3. Memiliki keteguhan dan kesabaran, keteguhan dan kesabaran

merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi orang yang

sedang menghafal al-Qur’an karena dalam menghafal al-Qur’an

akan banyak sekali kendala yang ditemukan seperti rasa jenuh,

bosan, gangguan lingkungan yang bising dan bisa juga gangguan

dari dalam bathin kita sendiri bahkan terkadang dihadapkan pada

kesulitan menghafal ayat-ayat tertentu yang terasa sulit

55
Abd al-Wahab al-Khallaf, ‘Ilm Ushul al-Fiqh, (Jakarta: Majlis al-‘Ala al-Indonesia li
al-Da’wah al-Islamiyah, 1972),30
44

menghafalnya dan yang lebih sulit lagi adalah menjaga

keberlanjutan dalam menghafal al-Qur’an.

Untuk senantiasa bisa menjaga hafalan maka diperlukan

keteguhan dan kesabaran, karena kunci utama keberhasilan

menghafal al-Qur’an adalah ketekunan menghafal dan

mengulang-ulang ayat yang sudah dihafalkan. Rasulullah SAW

selalu menekankan agar para penghafal al-Qur’an bersungguh-

sungguh menjaga hafalannya dengan senantiasa :

a. Istiqomah

Yang dimaksud dengan istiqomah adalah konsisten,

baik secara lisan, hati dan istiqomah secara keseluruhan

(anggota badan dan perbuatan)56 yitu tetap menjaga keajekan

dalam proses menghafal al-Qur’an. Seoramg penghafal al-

Qur’an yang konsisten akan sangat menghargai dan

memanfaatkan waktu secara baik dimana nantinya akan sangat

mempengaruhi intuisinya ketika ada waktu luang, maka

intuisinya akan segera mendorong kembali kepada al-Qur’an.

Konsisten atau istiqomah yang baik itu bersifat mantap dan

berkelanjutan dalam waktu yang berkepanjangan hingga batas

usia berakhir.

b. Menjauhkan diri dari maksiat dan sifat-sifat tercela

56
Imam An-Nawawi, Adab dan Tata Cara Menjaga Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Amani,
2001), h. 58.
45

Maksiat dan perbuatan tercela lainnya adalah sesuatu

perbuatan yang harus dijauihi bukan hanya oleh para penghafal

al-Qur’an tetapi juga oleh kaum muslimin pada umumnya

karena hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap

perkembangan jiwa dan bisa mengusik ketenangan hati orang

yang sedang dalam proses menghafal al-Qur’an, hal tersebut

akan menghancurkan keistiqomahan dan konsentrasi yeng

telah terbina sedemikian rupa57

c. Izin orang tua, wali atau suami

d. Menentukan target hafalan.

Untuk melihat seberapa banyak waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan program yang direncanakan maka para

penghafal al-Qur’an harus membuat target harian. Target ini

bukanlah aturan yang dipaksakan, tetapi hanya merupakan

sebuah kerangka yang dibuat sesuai dengan kemampuan dan

alokasi waktu yang tersedia.

Bagi penghafal yang memiliki waktu sekitar empat jam

seharinya maka dapat dibuat target hafalan satu halaman (satu

muka) setiap hari. Kompisis waktu empat jam untuk tambahan

hafalan satu muka takrirnya adalah ukuran yang ideal.

Alokasi waktu tersebut dapat dikomposisikan dengan

menghafal pada waktu pagi selama satu jam dan satu jam lagi

57
Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), h. 32.
46

untuk hafal pemantapan pada sore hari dan mengulang (takrir)

pada waktu siang selama satu jam dan mengulang pada waktu

malam selama satu jam. Pada waktu siang untuk takrir atau

pelekatan hafalan-hafalan yang masih baru sedang pada malam

hari untuk mengulang dari juz pertama sampai kepada bagian

terakhir yang dihafalnya secara terjadwal dan tertib, seperti

satu hari 2 atau 3 juz dan seterusnya.

d. Manfaat ProgamHalaqah Tahfidz al-Qur’an

Progam tahfidz al-Qur’an mempunyai peran penting dalam

upaya mengembangkan pendidikan agama Islam, baik itu proses dalam

pendidikan formal seperti di sekolah maupun non formal seperti di TPA

(Taman Pendidikan Al-Qur’an) sampai pondok pesantren. Tahfidz al-

Qur’an dapat berperan secara langsung dalam pembentukan akhlaq al-

karimah sejakmasa kanak-kanak, progam tahfidz al-Qur’an mampu

meningkatkan kualitas baca tulis al-Qur’an pada anak dan memperluas

pengetahuan anak tentang agama Islam. Progam tahfidz al-Qur’an dapat

digunakan untuk memudahkan para pendidik dalam mengkaji

pengetahuan agama yang disampaikan kepada siswa. Seseorang harus

menerangkan dalil-dalil al-Qur’an dengan susah payah guna

memahamkan kandungan dalam al-Qur’an, dengan terbiasa

memperdalam kandungan al-Qur’an dalam progam tahfidz al-Qur’an,

hal ini memberikan kemudahan bagi pendidik dalam menerangkan

kitab-kitab agama yang menjadi rujukan dalam mengkaji permasalahan


47

agama Islam yang berlandaskan al-Qur’an.Jika memperhatikan dari

letak pentingnya menghafalkan al-Qur’an,sangat mungkin untuk

dilakukan oleh setiap muslim, terutama pada usia anak dalam masa

pendidikan. Lebih mulia lagi apabila seorang mukmin

yangmengamalkan apa yang telah dihafalkannya serta berdakwah ke

jalan Allah.Untuk memahami betapa pentingnya menghafal al-Qur’an

cukuplah kitamerenungkan pahala bagi yang membacanya. Jika

mengetahui besarnyapahala bagi pembaca al-Qur’an, bagaimana pula

besarnya pahala bagi yangmenghafalnya?.Sudah menjadi hal yang di

maklumi bahwa orang yang menghafal al-Qur’an pasti akan banyak

membacanya. Ia akan terus menerus membacanyahingga kuat

hafalannya, dan ia akan selalu muraja’ah (mengulang-ulangkembali)

hafalannya, karena boleh jadi ada yang terlupakan olehnya

seiringberjalannya waktu.Imam al-Tirmidzi meriwayatkan dari

Abdullah bin Mas’ud RadhiyaAllahu ‘anhu bahwasanya Nabi Salallahu

‘alaih wa sallam bersabda,

Yang artinya“Dari ayahku, saya Muhammad ibn ‘Ali ibn ‘Umar,

Ahmad ibn al-Azhar, ibn Abi Fudaik, dari Dhihak ibn ‘Uthman dari

Ayyub ibn Musa dari Muhammad ibn ka’ab dari ibn Mas’ud ra bahwa

Rasulullah bersabda: Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah

maka baginya satukebaikan, sedangkan satu kebaikan (akan dibalas)

dengan sepuluh kebaikanyang sebanding. Aku tidak mengatakan bahwa


48

alif laam miim itu satu huruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan

mim satu huruf.” (HR. Al-Tirmidzi)

Akal yang dangkal tidak akan dapat membayangkan seberapa

besar pahala yang diraih seorang pembaca dan penghafal al-Qur’an.al-

Qur’an akan datang pada hari kiamat seraya membela para

pembacanya. Dan menolong orang-orang yang bisa membacanya,

menghafalnya, mengamalkannya dan mendakwahkannya. Menurut

penulis, secara umum ada dua pendekatan dalam pemanfaatan progam

tahfidz al-Qur’an untuk pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

a. Learning about Qur’an, dimana menghafal ayat-ayat al-Qur’an

menjadi tujuan akhir. al-Qur’an dijadikan sebagai objek

pembelajaran, misalnya ilmu al-Qur’an. Artinya menjadikan al-

Qur’an sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan di

madrasah diniyah.

b. Learning with Qur’an, dimana menghafal ayat-ayat yang menjadi

dalil-dalil dalam setiap mata pelajaran yang diberikan di madrasah

diniyah. Misalnya pembahasan bab shalat, dimana anak

didikdiwajibkan mengetahui dan menghafal dalil yang berkaitan

dengan shalat.

e. Tujuan Halaqah Tahfidz Al-Qur’an

Halaqah Tahfidz Al-Qur’an bertujuan untuk meningkatkan

hafalan siswa. Dengan adanya kegiatan halaqah ini maka intensitas siswa

membersamai Al Qur’an akan menjadi intens dan pada akhirnya


49

diharapkan dengan bacaan dan hafalan yang ada siswa akan merasa

diawasi oleh Allah SWT dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Sikap siswa yang senantiasa merasa dalam pengawasan Allah

SWT ini diharapkan akan menghasilkan pribadi-pribadi siswa yang

memiliki kepribadian muslim (Syakhsiyah islamiyah) yang kuat dan

kokoh, melahirkan generasi islam yang siap mengemban amanah dakwah

dan generasi yang dapat merajut ukhuwah islamiyah yang senantiasa bisa

bekerja bersama dalam organisasi (berjamaah).

f. Fungsi Halaqah Tahfidz Al-Qur’an

Halaqah Tahfidz Al-Qur’an ini difungsikan sebagai sarana

muakhoh (mempersaudarakan) dimana antara anggota halaqah yang

satu dengan yang lain merupakan sebuah keluarga yang terjadi

hubungan yang intensif untuk saling mengenal (taaruf), saling

memahami (tafahum), saling membantu (ta’awn) dan saling

menanggung beban (takaful). Karena halaqah ini jumlahnya terbatas

dan pertemuan yang intensif maka segala persoalan yang terjadi dalam

anggota halaqah akan secara dini bisa diketahui dan dicarikan solusi

yang tepat.

Dalam Halaqah tahfdzul qur’an ini juga berfungsi sebagai

sarana tarbiyah dimana kegiatan utama yang dilaksanakan adalah

tilawah dan menghafalAl Qur’an dimana bacaan dan hafalan ini

haruslah diupayakan untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata

sebagai cerminan akhlaq siswa, tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) serta


50

kegiatan ta’limatul kitab wa sunnah (pengajaran) nilai-nilai al qur’an

dan as sunnah.

Fungsi selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai

sarana tanzhim(pembentukan/pengorganisasian). Hal ini menjadi

penting agar para siswa tidak hanya memahami ajaran islam dan

melaksanakannya secara individu tetapi diharapkan dapat

menegakkannya secara kaffah dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Kajian Penelelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan penulis berjudul “Pembentukan Karakter

Insan Kamil Melalui Program HalaqahTahfidz Al-Qur’an di SMP IT

Permata Hati Merangin Jambi”. Berdasarkan judul tersebut peneliti

melakukan penelusuran penelitian-penelitian yang kemungkinan

mempunyai kesamaan objek kajian dengan menggunakan tiga istilah kunci

yaitu insan kamil, halaqah dan tahfdzul qur’an.

Sejauh penelusuran penulis terdapat beberapa penelitian yang

melakukan kajian dalam objek yang sama diantara ketiga kemungkinan

tersebut. Namun penulis tidak menemukan penelitian yang persis sama

dengan penelitian penulis. Diantara penelitian yang relevan anatara lain :

1. Tesis yang berjudul “Model Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an bagi

Santri Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Bandung” yang ditulis oleh

Haris Abdullah Hakim, mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Islam

Negeri Gunung Jati Bandung.


51

2. Jurnal yang berjudul “Urgensi Halaqah dalam Akselerasi Dakwah”

yang ditulis oleh Hamdi Abdul Karim Institut Agama Islam negeri

Metro Lampung.

3. Skripsi yang berjudul “Peranan Tahfidz Qur’an Terhadap

Pembentukan Karakter Santri Yayasan Nidaul Amin Bojo Kabupaten

Barru” yang ditulis oleh Awaluddin Institut Agama Islam Negeri

Pare-Pare.

4. Tesis yang berjudul “Studi Pembentukan Pribadi Insan Kamil Melalui

Metode Zikir Menurut Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin di

Kalangan Pengikut Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah di Desa Marjuk

Tambakdahan Subang” yang ditulis oleh Husen Ali Badri, Universitas

Islam Negeri Gunung Jati Bandung.

5. Pembentukan kepribadian insan Kamil melalui pengembangan soft

skill di Universitas Muhammadiyah Jember Geschlieben von Dian

Wahana Putra, Dozentin de Islamic Education and Research Program,

Fakultas Agama Islam, Jember im Journal of Tarlim Jilid 1 1 Maret

2018.

6. Skripsi yang berjudul Insan Kamil dalam Al Qur’an (Perspektif Tafsir

al-Misbah) yang ditulis oleh Abdul Ajid, Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Inten Lampung.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam Penelitian kali ini penulis menggunakan pendekatan penelitian

secara kualitatif.Maksudnya data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

gambar dan bukan berupa angka-angka.Hal itu disebabkan adanya penerapan

metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan

menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian laporan. Data tersebut dikumpulkan bersal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi dan dokumen resmi

lainnya58Menurut Lexy J. Moleong menyederhanakan penelitian kualitatif

yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak

menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

Penelitian ini menurutnya didasarkan pada upaya membangun pandangan

mereka yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik

dan rumit.59

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam pengambilan

data tanpa menggunakan angka.Peneliti memilih pendekatan kualitatif karena

lebih jelas dan lebih komprehensif dalam pembahasannya. Selain itu,

58
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), 11.
59
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 2007), 6.

52
53

pendekatan kualitatif dapat menangkap makna di balik apa yang muncul dari

perspektif Emic.Penggunaan pendekatan kualitatif bertujuan untuk

melestarikan data alami yang asli.Ini berarti bahwa data adalah dunia

nyata dan memiliki implikasi yang mendalam.Oleh karena itu, melalui

pendekatan kualitatif, kita dapat memahami semua fenomena yang ada di

lapangan dan berkaitan dengan tujuan penelitian secara utuh dan mendalam

sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba meneliti tentang Pembentukan

Karakter Insan Kamil melalui Program Halaqah Tahfdzul Qur’an di SMPIT

Permata Hati Merangin. Sebagai bahan tulisan peneliti, data-data yang

terkumpul dari hasil pengamatan yang berupa observasi, wawancara dan

dokumentasi dengan menggunakan triangulasi akan dideskripsikan dengan

bahasa tulisan. Kemudian dari data tadi dikorelasikan apakah semuanya

memiliki hubungan.

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian

a. Situasi Sosial

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi

dan sampel sebagaimana digunakan dalam penelitian kuantitatif, tetapi

oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi social yang terdiri

atas tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis60.

60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung ; Alfabeta,
2015) hlm 232
54

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena

penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi

sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi,

tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki

kesamaan dengan situasi social pada kasus yang dipelajari. Sampel pada

penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai

narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.

Dalam analisis situasi sosial untuk kepentingan penelitian ini,

peneliti akan menggambarkan data terkait situasi dan profil SMPIT

Permata Hati Merangin Jambi, orang-orang yang terlibat didalamnya,

bahkan bila diperlukan penelitian akan dilanjutkan kepada structural di

lembaga tersebut untuk melengkapi gambaran situasi social dalam

penelitian ini, akan digambarkan secara umum aktifitas dalam lembaga

tersebut, terutama pola interaksi dan sikap para peserta didik dalam

lembaga tersebut.

b. Subjek Penelitian

Subjek merupakan suatu bahasan yang sering dilihat pada suatu

penelitian. Manusia, benda ataupun lembaga (organisasi) yang sifat

keadaannya akan diteliti adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat atau

terkandung objek penelitian. Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang

akan dikenakai kesimpulan hasil penelitian. Subjek penelitian yaitu

keseluruhan objek dimana terdapat beberapa narasumber atau informan

yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan


55

dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian kualitatif, subjek

penelitian sering juga disebut dengan istilah informan61

Oleh karena itu, penelitian dilakukan ditempat informan biasa

beraktifitas atau yang akan disepakati oleh informan dan peneliti. Faktor

utama lokasi penelitian adalah kenyamanan informan serta akses yang

mudah bagi informan dan peneliti. Adapun informan yang peneliti jadikan

sebagai narasumber diantaranya Kepala Sekolah,Guru dan Ketua Bidang

Tahfidz SMPIT Permata Hati Merangin Jambi secara formanl maupun non

formal menngarahkan peneliti untuk bertemu dengan Guru Tahfidz, staff

yayasan dan beberapa peserta didik dan menjelaskan akan maksud peneliti

yang akan melakukan penelitian sehingga pihak yang bersangkutan dapat

membantu memberikan informasi yang selengkap-lengkapnyasesuai yang

dibutuhkan peneliti.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah data tentang HalaqahTahfidz Al-

Qur’an dan Karakter Insan Kamil yang dikumpulkan ke dalam data kualitatif

berupa bentuk kata dan kalimat.Penelitian ini menggunakan jenis data

kualitatif yaitu deskriptif analisis,yaitu suatu metode yang nengutamakan

penguraian secara jelas dan sistematis atas data-data yang terkumpul atau

mengungkapkan suatu masalah serta fakta sebagaimana adanya. Hal ini

senada dengan yang dikemukakan oleh Lofland yang dikutip oleh Lexy J.

Moleong bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata
61
Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan
(Malang ; UM Press, 2008), hlm 64-65
56

dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

lain.62. Dilihat dari teknik pengumpulannya data kualitatif diperoleh dengan

menggunakan sejumlah pedoman wawancara yang ditujukan kepada beberapa

responden dan hasil observasi di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi.Hasil

wawancara dan observasi kemudian dicatat dan dikumpulkan dalam bentuk

deskripsi.Menurut Arikunto Suharsimi sumber data adalah subjek dimana

data diperoleh. Data adalah segala fakta atau angka yang dapat dijadikan

bahan untuk menyusun suatu informasi,63

Jenis data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini tentang

pembentukan pribadi insan kamil melalui program halaqahtahfidz Al-Qur’an

yang meliputi pengertian dan pemahaman, upaya yang dilakukan oleh SMPIT

Permata Hati Merangin terhadap pendidikan Islam di Kabupaten Merangin.

Dalam hal sumber data, penelitian yang dilakukan oleh penulis

meliputi:

a. Kata-kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat

melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tapes,

pengambilan foto atau film.64

62
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Rosdakarya, 2007. Hlm
157,
63
Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009), hlm. 75
64
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Rosdakarya, 2007.. hlm
157
57

Dalam penelitian ini, penulis mengamati para siswa yang

mengikuti program halaqahtahfidz Al-Qur’an dan mewawancarai

sejumlah tokoh seperti guru pengampu, kepala sekolah dan pengurus

yayasan.

b. Sumber Tertulis

Sumber kedua yang tidak bisa diabaikan yaitu sumber tertulis

yang terdiri atas data utama (primari sources) dan data tambahan

(secondary sources). Data utama yang dimaksud disini adalah tulisan dan

buku-buku tentang halaqahtahfidz Al-Qur’an. Sedangkan data sekunder

(tambahan) dari penelitian ini yaitu buku-buku Islam serta artikel-artikel,

majalah, jurnal dan situs internet yang sesuai dengan tema penelitian.

D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan

masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, yang menyajikan data,

menganalis dan menginterpretasi.65

Dalam hal ini peneliti menelaah dari buku-buku tentang program

tahfidz Al-Qur’an, lalu menganalisis kemudian mendeskripsikannya. Selain

itu, penulis juga melakukan observasi dan wawancara dengan Kepala

Sekolah, Pembina/guru dan siswa peserta program halaqahtahfidz Al-Qur’an.

Setelah data-data terkumpul, lalu dianalisis dan dideskripsikan ke dalam

bentuk uraian.

65
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), 44.
58

Dalam hal teknik pengumpulan data ini, penulis melakukan tiga teknik

pengumpulan data yaitu:

a) Wawancara/interview

Esterberg sebagaimana dikutip oleh Sugiyono menyatakan bahwa

wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna

dalam suatu topik tertentu.66

Dalam hal ini, wawancara yang dilakukan oleh penulis yaitu

wawancara tidak terstruktur artinya wawancara tersebut bersifat bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi

pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-

poin penting masalah yang ingin digali dari responden serta wawancara

tersebut tidak merefleksikan teori, ide atau dilakukan tanpa ada

pengorganisasian. Adapun informan yang diwawancarai adalah Ustadzah

Suharwati, S.Ag selaku Kepala SMPIT Permata Hati Merangin Jambi,

penanggung jawab program tahfidz Al-Qur’an yayasan Permata Hati

Merangin Jambi dan guru pengampu halaqah Tahfdzul Qur’an. Proses

pengambilan data melalui wawancara ini dilakukan di lingkungan

sekolah pada saat informan berada dalam situasi dan kondisi yang

memungkinkan untuk diwawancarai, sehingga data yang diperoleh

benar-benar bersifat natural, apa adanya.

66
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.Hlm. 317
59

Peneliti menggunakan wawancara untuk tentang menanyakan

tentang bagaimana Program Halaqah Tahfidz Al-Qur’an di SMPIT

Permata Hati Merangin dan bagaimana pembentukan karakter insan

kamil melalui program Halaqah Tahfidz Al-Qur’an pada peserta didik di

SMPIT Permata Hati Merangin Jambi tersebut.

b) Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan melalui proses

pengamatan dan ingatan.

Teknik pengamatan (observasi) ini didasarkan atas pengalaman

secara langsung.Peneliti menggunakan teknik observasi untuk mengamati

kondisi objektif lokasi penelitian, mengamati program halaqah tahfdzul

Qur’an, mengetahui bagaimana pembentukan karakter insan kamil

melalui halaqah tahfdzul Qur’an dan pembentukan karakter insan kamil

di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi.Metode observasi yang

digunakan adalah pengamatan dengan partisipasi aktif.

Peneliti melakukan pengamatan dan turut serta dalam halaqah

tahfidzul Qur;an. Selain itu, peneliti juga menggunakan bantuan

peralatan observasi seperti buku catatan, pena dan kamera untuk

mengambil gambar atau merekam pelaksanaan halaqah Tahfdul Qur’an.

c) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berlalu yang

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental

seseorang.67Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap

67
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Hlm 329
60

dokumen resmi milik sekolah antara lain dokumen tentang bahan ajar

halaqah tahfdzul Qur’an, studi pustaka terhadap buku-buku

halaqahtahfidz Al-Qur’an dan buku lain yang berkaitan dengan

penelitian. Selain itu penulis juga melakukan dokumentasi berupa foto,

video dan rekaman tentang proses halaqahtahfidz Al-Qur’an yang

dilakukan oleh siswa SMPIT Permata Hati Merangin, serta hasil

wawancara tentang proses pembentukan insan kamil melalui program

halaqahtahfidz Al-Qur’an tersebut.

d). Catatan Lapangan

Teknik pengumpulan data yang sangat penting selanjutnya adalah

catatan lapangan, berupa coretan-coretan yang berisi pokok-pokok isi

pembicaraan dengan sumber data pada saat dilakukan pengamatan

terhadap aktivitas peserta didik yang tidak biasa.Selain itu, catatan itu

berguna sebagai alat perantara antara apa yang dilihat, didengar atau

dirasakan dengan catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan.

Catatan lapangan juga dibuat pada saat dilakukan pengamatan dan setiap

selesai melakukan wawancara, mulai dari perumusan masalah yang

menjadi fokus dalam penelitian.

e) Studi Pustaka

Setelah rumusan masalah tersusun, maka langkah selanjutnya

adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang

dapat dijadikan landasan teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan.


61

Landasan ini perlu digunakan agar penelitian tersebut mempunyai dasar

yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).

Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan

diatas itu,seorangpeneliti harus melakukan penelaahan kepustakaan. Pada

umumnya, lebih dari lima puluh persen kegiatan dalam seluruh proses

penelitian itu adalah membaca. Karena itu, sumber bacaan merupakan

bagian penunjang penelitian yang esensial 68

Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi pustaka untuk

menarik generalisasi agar menjadi landasan teoretis bagi penelitian ini.

Generalisasi ini penulis tarik dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu

berupa skripsi, tesis dan jurnal. Selain itu, penulis juga memanfaatkan

buku-buku yang berkaitan dalam penelitian ini sebagai acuan umum.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.69 Sedangkan menurut

John W. Creswell menyatakan bahwa analisis data merupakan proses

berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data,

68
Suryabrata, Metodologi Penelitian, 18
62

mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat

sepanjang penelitian.70

Tahap analisis data pada penelitian ini dengan cara: menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber melalui wawancara secara mendalam

dan studi dokumentasi dengan memanfaatkan catatan lapangan. Adapun

teknik analisis data pada penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif untuk

menganalisis data dari instrumen wawancara dan dokumentasi.

Dalam hal analisis data, penulis melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Pemrosesan Satuan

Langkah dalam pemrosesan satuan ialah membaca dan mempelajari

secara teliti seluruh jenis data yang terkumpul, kemudian diidentifikasi.

Dalam hal ini data yang terkumpul berupa hasil wawancara tentang

proses pembentukan insan kamil, kemudian data tersebut dipilih dan

dipilah untuk menjawab rumusan masalahdan menghasilkan data yang

akurat.

b. Kategorisasi

Kategorisasi merupakan penyusunan kategori yaitu salah satu tumpukan

dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar fikiran, intuisi,

pendapat, atau kriteria tertentu.71 Maka dalam hal ini, penyusunan

70
John W. Creswell, Research Design, terjemahan oleh Achmad Fawaid (California:
Sage Publications, 2009), 274.
71
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Rosdakarya, 2007, Hlm.
252
63

kategorisasi disesuaikan dengan perumusan masalah dan tujuan

penelitian. Dalam kategorisasi ini, data yang sudah diperoleh

dikelompokkan berdasarkan rumasan masalah.

c. Penafsiran Data

Setelah data yang terkumpul diproses, dikategorisasi lalu data tersebut

ditafsirkan dengan cara memberikan penafsiran-penafsian yang logis

dan empiris berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan. Penafsiran

ini dilakukan sejak pengumpulan data selama penelitian sehingga dapat

diketahui dalam penelitian ini tentang upaya membentuk pribadi insan

kamil melalui program halaqahtahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata

Hati Merangin. Penafsiran ini bersifat deskriptif, artinya data-data yang

sudah diperoleh ditafsirkan dengan berbagai sudut pandang sehingga

bersifat naratif.

F. Uji Keterpercayaan Data

Uji kepercayaan data (credibility) merupakan uji kepercayaan

terhadap data hasil penelitian kualitatif menyatakan bahwa kredibilitas ini

memiliki dua fungsi yaitu pertama untuk melaksanakan pemeriksaan

sedemikian rupa tingkat kepercayaan penemuan kita dapat dicapai dan yang

kedua adalah untuk mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil

penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan ganda yang

sedang diteliti72

72
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Surabaya FKIP, 1988) hlm 40
64

Data yang sudah disusun berupa laporan secara sistematis dan

disimpulkan sementara.Simpulan sementara perlu di verifikasi tingkat

keabsahnnya, sehingga membutuhkan uji keabsahan data.Dalam penelitian ini

peneliti menguji keabsahan data dengan cara berikut :

1) Perpanjangan keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan yaitu dilakukan dengan cara peneliti terlibat

langsung atau berobservasi berulang kali ke SMPIT Permata Hati

Merangin Jambi yang dilakukan sejak bulan januari 2022 sampai dengan

selesai. Ketentuan pengamatan yaitu dilakukan dengan cara peneliti

mengamati berbagai aktivitas dan keadaan yang lain.

2) Triangulasi.

Menurut Moleong menjelaskan bahwa triangulasi adalah pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut

untuk keperluan pengecekan data atau sering disebut bahwa

triangulasisebagai pembanding data. Dijelaskan juga oleh Sugiyono

triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang ada, triangulasi ini memnafaatkan sesuatu yang lain diluar

penelitian dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data penelitian yang diperoleh. Teknik triangulasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.Sugiyono

mengungkapkan bahwa triangulasi sumber adalah membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh


65

melalui waktu dan data dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif73 Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah

pemeriksaan melalui sumber lainnya.

3) Pemeriksaan sejawat

Pemeriksaan sejawat dilakukan dengan mendeskripsikan hasil sementara

dengan teman sejawat atau dosen pembimbing tesis dan dosen mata

kuliah.

G. Rencana dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yaitu dari bulan Januari

2022 sampai dengan Mei 2022 bertempat di Sekolah Menengah Pertama

Islam Terpadu (SMPIT) Permata Hati Merangin Jambi

73
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R$D, hlm 273-274
BAB IV

DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL

PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi dan Profil SMPIT Permata Hati Merangin

1. Deskripsi Lokasi

Secara geografis SMPIT Permata Hati Merangin ini termasuk

dikawasan yang strategis, karena untuk sekolah dengan penerapan full day

schooltentu sajadibutuhkan tempat yang indah dan tenang. Hal itu

dimaksudkan untuk memudahkan proses pendidikan dan pembelajaran,

menghindari kebisingan mobil dan lalu lintas, dan dapat mengancam

keselamatan anak-anak jika ceroboh dalam pengawasan.

SMPIT Permata Hati Merangin terletak di Jalan Ring Road Km. 3

Desa Salam Buku Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin Provinsi

Jambi dengan luas tanah ± 1 ha, di sebelah utara berbatasan jalan di sebelah

barat areal perkebunan, disebelah timur perkebunan dan tenggara berbatasan

dengan rumah penduduk dan perkebunan.

2. Riwayat Singkat dan Letak Geografis

a. Riwayat Singkat

Di tengah semakin derasnya era globalisasi, umat Islam

dituntut untuk mempersiapkan sebuah generasi baru yang sanggup

66
67

memperjuangkan nilai-nilai Islam di tengah kompetisi yang penuh

dengan nuansa materialisme dan sekulerisme. Dan generasi baru

tersebut akan lahir dari sebuah taman pendidikan yang mencerminkan

integritas Islam yang berorientasi pada pencapaian keseimbangan

Intelligence Question (IQ), Emotional Question (EQ) dan Spiritual

Question (SQ) secara terpadu dan memdaukan antara ayat-ayat

Qauniyah dan ayat-ayat Qauliyah di dalam setiap pelajaran yang

diajarkan.Selaras dengan tujuan pendidikan secara umum yaitu

yaitumeletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.74

Semangat inilah yang mengilhami sekelompok orang yang

concern dengan dunia pendidikan mendirikan Yayasan Permata Hati

yang bergerak fokus pada pengembangan dunia pendidikan. Pada

awal berdirinya Yayasan Permata Hati membuka jenjang Sekolah

Dasar yaitu SDIT Permata Hati pada Tahun 2011 dan selanjutnya

Tahun 2016 SMPIT Permata Hati Merangin didirikan. Dengan

mengacu pada tujuan pendidikan secara umum maka para pendiri

SMPIT Permata Hati Merangin menetapkan tujuan sekolah yaitu

Menciptakan siswa yang memiliki aqidah yang bersih, berakhlakul

karimah, beribadah sesuai dengan tuntunan Rasul SAW, memiliki

74
Hasil wawancara dengan Ust.Rustam Efendi, Ketua Yayasan Permata Hati Merangin,
Selasa, Januari 2022.
68

tubuh yang sehat dan kuat, cerdas, kritis dan kreatif, berjuang

melawan hawa nafsu, mandiri dan mampu mengelola waktu serta

peduli dan berjiwa sosial.

SMP Islam Terpadu (SMP IT) Permata Hati Merangin

dirancang sebagai sekolah unggulan yang mempelopori penerapan

pendidian dasar terpadu sebagaimana tersebut di atas, berorientasi

pada masa depan untuk mewujudkan generasi berkarater Islami yang

didambakan umat. Untuk daerah Merangin, sekolah ini menjadi model

pendidikan Islam terpadu yang pertama. Dengan menerapkan konsep

full day school system (sekolah sehari penuh, dari jam 07.20 – 16.00),

sekolah ini akan lebih leluasa dalam pengembangan kurikulumnya,

sebagaimana juga diterapkan oleh berbagai pendidikan internasional.

b. Letak Geografis

Secara geografis SMPIT Permata Hati Merangin ini termasuk

dikawasan yang strategis, karena untuk sekolah dengan penerapan full

day school tentunya membutuhkan tempat yang bernuansa asri dan

penuh ketenangan, sehingga dapat memperlancar jalannya proses

belajar mengajar, terhindar dari kebisingan kendaraan dan lalu lintas,

yang sisi lain juga dapat membhayakan keselamatan anak kalau tidak

berhati-hati dalam menjaga dan mengawasinya.

SMPIT Permata Hati Merangin terletak di Jalan Ring Road

Km. 3 Desa Salam Buku Kecamatan Batang Masumai Kabupaten

Merangin Provinsi Jambi dengan luas tanah ± 1 ha, di sebelah utara


69

berbatasan jalan di sebelah barat areal perkebunan, disebelah timur

perkebunan dan tenggara berbatasan dengan rumah penduduk dan

perkebunan.

3. Visi dan Misi

a. Visi

Adapun visi sekolah ini adalah Menciptakan pendidikan yang

berkualitas yang memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual. Dari visi

tersebut dapat digarisbawahi bahwa sekolah islam unggulan dan

berkualitas yang memiliki kecerdasarn intelektual dan spiritual itu

mengandung artian bahwa peserta didik diarahkan untuk berakhlaq baik

dan menjadi siswa para penghafal Qur’an karena itulah yang menjadi ciri

khas sekolah ini.

b. Misi

a. Memberikan pendidikan yang baik dan berkualitas.

b. Membina murid-murid menjadi anak yang cerdas, terampil dan

berakhlakul karimah (berkarakter).

c. Membina anak-anak agar siap bersaing di era global yang memiliki

ketahanan fisik dan mental.

d. Melakukan Islamisasi dalam isi dan proses pembelajaran.

e. Melakukan pemberdayaan SMPM secara berjenjang dan

berkesinambungan.

f. Melakukan pembelejaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.


70

g. Melakukan pembimbingan secara komprehensif dengan orientasi

terbentuknya akhlak yang mulia.

h. Melakukan penggalian dan pengembangan bakat secara terprogram

4. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran

yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan

dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan bahan

belajar yang tercantum dalam struktur. Kompetensi yang dimaksud

terdiri dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang

dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Struktur kurikulum SMPIT Permata Hati Merangin terdiri dari tiga

komponen yaitu :

1. Komponen mata pelajaran kurikulum Dinas Pendidikan

Nasionalsebagai berikut :Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, Kelompok mata pelajaran

ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan

kesehatan.

2. Komponen Mata Pelajaran kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu

sebagai berikut: Qur’an (Tahfidz dan Tahsin), Bahasa Arab, serta

Informatika.
71

3. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus

diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat

setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,

atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler. Pengembangan diri merupakan bagian integral dari

struktur kurikulum.

Selanjutnya, SMPIT Permata Hati Merangin ini juga memiliki

beberapa program unggulan seperti: 1) Family Gathering; 2) Outing

Class; 3) Kegiatan Peduli lingkungan; 4) Berenang; 5) Buka Puasa

Bersama; 6) Outbound; 7) Masa orientasi siswa; 8) Pentas Kreasi siswa;

9) Silaturahim kepada masyarakat; 10) Pesantren Kilat; 11) Market Day;

12) Program Pengembangan Teknologi dan Informasi; 13) Mabit (Malam

Bina Iman dan Takwa); 14) Tarhib Ramadhan; 15) Book Day; 16)

Pembinaan Tahsin-Tahfidz Al-Qur’an; 17) Spirit Camp; 18) Wisata

membaca; 19) Parenting Class; 20) Cooking Day; 21) Bilingual; 22)

Komputer; dan 23) Field Trip. Selain dari pada program unggulan

tersebut, SMPIT Permata Hati Merangin Jambi juga memiliki beberapa

program ciri khas yaitu: 1) Menggunakan metode pembelajaran terbaru

Smart Learning and Teaching; 2) Memiliki banyak program unggulan

dan fasilitas sehingga output siswa menjadi berkualitas baik dari segi
72

pengetahuan, keterampilan, maupun akhlak; 3) Menuju ke arah Bilingual

System, sedangkan untuk hafalan minimal5 juz yang dikuasai oleh anak;

4) Kegiatan pembelajaran yang menarik dan tidak terpaku oleh ruang

kelas saja, tetapi alam atau lingkungan sekitar dapat menjadi tempat dan

media pembelajaran; 5) Terdapat klinik bidang studi (remedial teaching)

bagi siswa yang belum menuntaskan kompeten dari yang diharapkan,;

dan 6) Terdapat reward card system yaitu dalam hal prestasi dan tingkah

laku.

5. Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik SMP ITPermata Hati Merangin merupakan para

guru yang sudah lama terbina, yang mempunyai kepribadian Islami

sehingga dapat menjadi tauladan bagi siswa dan siswi, baik sebagai

orangn tua atau teman bagi mereka di sekolah. Pendidik merupakan

lulusan Universitas Mesir, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Raden

Intan Lampung, STAI Bangko, STKIP YPM Bangko. Pembinaan SMPM

guru terus dilakukan dengan standar mengikuti training 150 jam pertahun

sebagai upaya untuk mengupgrade kompetensi guru agar sesuai yang

diharapkan.sebagaimana data berikut :

Tabel 4.1. Tenaga Pendidik SMPIT Permata Hati Merangin

No Nama Mapel
H.
1 Eka Adi Candra, LC. MA Qur’an dan Bhs. Arab
1.
Anggi
2 Zeneri, S.Pd Guru Kelas & Sains
2.
Tanty
3 Sriyono, S.Pd Guru Kelas &
3. Wakakur
M.
4 Nanda Firdaus, SH Guru Kelas, Penjas &
73

4. TIK
Lista
5 Pralina, S.Pd Guru Kelas
5.
Gita
6 Mayanthy, S.Pd Guru Kelas
.6
Suharwati,
7 S.Ag Guru PAI & Kepsek
7.
Isma
8 Mukharomah, S.Pd Guru Matematika
8.
Muslim,
9 S.Pd Guru Qur’an & Bhs.
9. Arab
Ibkar,
1 S.Pd Guru Qur’an
10.
Munawaroh,
1 S.Pd Guru Qur’an
11

6. Peserta Didik

Siswa yang terdaftar dan menuntut ilmu di SMPIT Permata Hati

Merangin adalah lulusan dari SDIT Permata Hati dan dari Sekolah Dasar

yang ada di Kabupaten Merangin serta kebanyakan berasal dari SD

Negeri. Untuk Tahun Pelajaran 2021/2022 siswa yang terdaftar di SMPIT

Permata Hati Merangin berjumlah 166 orang dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel 4.2. Jumlah Peserta Didik SMPIT Permata Hati Merangin Jambi

No Kelas Putra Putri Jumlah

1. Kelas 7 30 27 57

2. Kelas 8 25 26 51

3. Kelas 9 32 26 58

B. Temuan Penelitisn
74

Pembahasan kali ini yaitu akan mendeskripsikan hasil penelitian yang

berkaitan dengan tujuan penelitian. Tujuannya adalah untuk memperoleh

hasil mengenai bagaimana program halaqah tahfdzul Qur’an, pembentukan

karakter insan kamil melalui program halaqahtahfidz Al-Qur’an dan

bagaimana pembentukan karakter insan kamil di Sekolah Menengah Pertama

Islam Terpadu Permata Hati Merangin Jambi.

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi, wawancara dan

terjun langsung, artinya penulis juga mengikuti terhadap jalannya halaqah

tahfidz dengan tahapan – tahapannya tersebut termasuk juga mutabaah

yaumiahnya yang akan disajikan dalam hasil penelitian.

Berdasarkan hasil temuan peneliti dari informan yaitu Ustadzah

Suharwati, S.Ag sebagai Kepala SMPIT Permata Hati Merangin Jambi bahwa

bahwa halaqahtahfidz Al-Qur’an yang diikuti oleh para siswa di SMPIT

Permata Hati Merangin berbeda dengan pelaksanaan program tahfidz

sebagaimana yang penulis ketahui selama ini. Halaqahtahfidz Al-Qur’an ini

dilaksanakan secara berklompok dimana tiap kelompok terdiri dari 10

(sepuluh orang) maksimal 12 (dua belas orang) dan diampu oleh satu orang

ustadz atau ustadzah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam halaqahtahfidz Al-

Qur’an ini juga bukan hanya sekedar menghafal qur’an tetapi diikuti dengan

pembinaan akhlaq dengan penerapan kandungan ayat-ayat suci al-qur’an.

Hasil penelitian merupakan pengungkapam data yang diperoleh dari

hasil penelitian lapangan yang sesuai dengan rumusan masalah yang ada di

dalam tesis ini.Agar data yang diperoleh memadai dan sesuai dengan
75

perumusan masalah yang akan diteliti maka penulis melakukan wawancara

secara lansung untuk menggali infomasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini

dengan tetap fokus pada permasalahan yang telah ditetapkan.Menurut

Sugiyono (2017)75, pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan

pada tingkat kepentingan, urgensi dan realibilitas masalah yang akan

dipecahkan. Berdasarkan hal tersebut maka masalah yang akan dikaji pada

penelitian ini dapat difokuskan pada bagaimana pelaksanaan halaqahtahfidz

Al-Qur’an dan pengaruhnya pada karakter peserta didik yang mencirikan

insan kamil, dimulai dari kegiatan pelaksanaan halaqah tahfidz Al-Qur’an dan

karakter insan kamil seperti sifat jujur, disiplin, tanggung jawab dan rajin

ibadah yang menjadi ciri peserta didik di SMPIT Permata Hati Merangin

Jambi. Hasil penelitian ini diperoleh dari peelitian dilapamgam melalui

observasi dan wawancara serta dokumentasi,

1. Pelaksanaan HalaqahTahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati

Merangin.

a. Latar belakang pelaksanaan metode halaqahtahfidz Al-Qur’an?

Teknik observasi dan wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpulan data dalam jenis kualitatif. Dengan adanya observasi

langsung ke lokasi penelitian, maka peneliti akan lebih mudah untuk

mendapatkan suatu data yang akurat karena dapat dengan mudah bertemu

dengan informan-informan secara langsung.

75
Sugiyono (2017)
76

Oleh sebab itu peneliti telah melakukan observasi dan wawancara

di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi didapatkan bahwa pada awalnya

pelaksanaan tahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin

dilaksanakan dengan metode klasikal yaitu materi pelajaran Qur’an untuk

semua siswa dalam satu kelas secara bersama. Namun hal ini dianggap

tidak efektif dan tidak memungkinkan untuk mencapai target hafalan

siswa. Hal ini diungkapkan oleh Ustadzah Zumrotun Hasanah selaku

Penanggung Jawab Tahfizh Yayasan Permata Hati Merangin, berikut

wawancara dengan beliau:

“Awalnya kita melaksanakan program tahfidz ini secara klasikal tanpa

menerapkan metode halaqah dan setelah dilaksanakan evaluasi diketahui

bahwa hal ini kurang efektif, target hafalan banyak yang tidak tercapai,

susah melakukakn pemantauan terhadap siswa karena jumlah siswa terlalu

banyak dalam satu kelas dengan satu guru pengampu, sehingga hanya

beberapa siswa yang menonjol saja yang terperhatikan. Dari hasil evaluasi

tersebutlah maka pada rapat penanggung jawab Program Tahfidz Yayasan

dengan unsur pimpinan sekolah dan dengan persetujuan pimpinan Yayasan

Permata Hati maka dilaksanakanlah metode Halaqah Tahfdzul Qur’an

sejak tahun 2013 yang lalu”76

Dari penuturan Ustadzah Zumrotun Hasanah selaku Penanggung

Jawab Tahfidz Yayasan Permata Hati Merangin, selanjutnya peneliti

kemudian melakukan wawancara dengan guru pengampu halaqah

76
Hasil wawancara dengan Ustadzah Zumrotun Hasanah, Penanggung Jawab Program
Tahfidz Yayasan Permata Hati Jambi. Januari 2022
77

tahfizhuntuk mengetahui proses pelaksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an di

SMPIT Permata Hati Merangin, berikut yang diungkapkan oleh Ustadz

Muslim, S.PdI77

“Menurut saya program tahfidz Al-Qur’an dengan metode


halaqahyang diterapkan di SMPIT Permata Hati Merangin ini
dirasa sangat efektif karena dengan jumlah peserta yang sedikit
menjadikan interaksi antara siswa dan guru pengampu menjadi
sangat intens sehingga guru akan lebih mudah memantau bacaan
apakah sudah benar dengan kaidah membaca Al-Qur’an dan sudah
sejauh mana jumlah hafalan siswa dari yang ditargetkan bisa
dicapai”.78

Dari hasil wawancara diatas dan observasi peneliti di SMPIT

Permata Hati Merangin maka diketahui bahwasanya program halaqah

tahfdzul Qur’an ini dilaksanakan setelah penanggung jawab Program

Tahfzhul Qur’an dan para guru pengampu mengevaluasi bahwa tahfazhul

Qur’an dengan system klasikal tidak efektif dalam memantau peserta didik

dan pencapaian target hafalan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil temuan peneliti dari informan Kepala SMPIT

Permata Hati Merangin Jambi diperoleh keterangan bahwa kegiatan

perencanaan pelaksanaan HalaqahTahfidz Al-Qur’an yaitu dengan

melakukan langkah-langkah sebagai berikut :79

Pertama, membuat sebuah Tim dengan nama Divisi Tahfizh

Qur’an yang terdiri dari Penanggung jawab tahfidz (sebagai salah satu

77
Hasil wawancara dengan Ustadz Muslim, Guru Pengampu HalaqahTahfidz Al-Qur’an
SMPIT Permata Hati. Januari 2022
78
Hasil wawancara dengan Ust.Muslim, Guru PAI Yayasan Permata Hati Merangin,
Selasa, Januari 2022.
79
Wawancara dengan Kepala SMPIT Permata Hati Merangin Jambi, Ustadzah
Suharwati, S.Ag
78

instrument yayasan), Kepala unit (Kepala Sekolah) dan guru qur’an yang

membantu berkontribusi dalam penyusunan perencanaan halaqah tahfdzul

qur’an. Tim tersebut merumuskan beberapa hal terkait panduan materi,

arah dan tujuan serta target-target dalam pelaksanaan halaqahtahfidz Al-

Qur’an yang muaranya diharapkan dapat mendukung pencapaian visi dan

misi sekolah.

Kedua, memperhatikan prinsip objektivitas.Objektivitas ini

sangatlah penting dalam merumuskan materi, pencapaian dan

implementasi. Ketika semua disusun dengan objektif, maka hal-hal yang

terlihat kurang ketika dalam penyusunan dan perencanaan program

maupun ketika pelaksanaan program nantinya akan dapat di evaluasi.

Ketiga, memperhatikan prinsip sistematis. Hal ini dilakukan

Karena program halaqah tahfzhul qur’an ini diawali dengan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan evaluasi secara berkala. Dari prinsip-

prinsip yang telah dirumuskan tersebut, perbandingan program tahfzhul

Qur’an metode klasikal yeng telah dilaksanakan sebelumnya dengan

program tahfidz Al-Qur’an dengan metode halaqahtahfidz Al-Qur’an

dapat dilakukan dan terus mengupgrade pelaksanaan program ini.

Keempat, memperhatikan manfaat perencanaan

program.Mamfaatnya adalah sebagai rujukan dasar implementasi

halaqahtahfidz Al-Qur’an.Dari manfaat perencanaan tersebut

menghasilkan materi yang baik dan implementasi kegiatan program

halaqahtahfidz Al-Qur’an.
79

Kelima, melihat efektif atau tidaknya program halaqahtahfidz Al-

Qur’an tersebut. Hal ini bisa dilihat dan diukur dari perilaku keseharian

siswa di sekolah dan pencapaian target-target pelaksanaan program

halaqahtahfidz Al-Qur’an yang telah ditetapkan oleh tim. Karena didalam

program halaqah tahfdzul qur’an ini ada evaluasi yang sifatnya harian,

mingguan dan bulanan dalam bentuk kegiatan maupun materi. Adapun

salah satu bentuk komitmen sekolah terhadap program halaqahtahfidz Al-

Qur’an ini adalah lembaga memfasilitasi semua jenjang kelas dari kelas

VII sampai dengan kelas IX dengan mengalokasi waktu khusus dan

dimasukkan ke kurikulum wajib sekolah. Dalam pelaksanaan program

halaqahtahfidz Al-Qur’an ini yang bertugas dan yeng bertanggungjawab

dalam kegiatan tersebut adalah guru pengampu Qur’an.

Keenam,memperhatikan faktor-faktor di dalam perencanaan

program halaqahtahfidz Al-Qur’an.Pertama yaitu dilihat dari asas

berkelanjutan. Dimana program halaqahtahfidz Al-Qur’an ini dari awal

disusun, tentunya perlu perbaikan seiring dengan dinamika dan kebutuhan

peserta didik dan juga keterbatasan fasilitas lembaga, baik keterbatasan

dalam hal sumber daya manusia nya maupun fasilitas pendukung kegiatan

tersebut.Dan yang kedua yaitu pengarahan danbimbingan terhadap guru

pengampu untuk memahami bagaimana bentuk implementasi materi

halaqahtahfidz Al-Qur’an tersebut.Dan juga perlunya faktor komunikasi

dan sosialisasi yang dilakukan baik kepada sesama guru penampu maupun

kepada orang tua siswa.


80

Ketujuh, memperhatikan perencanaan dalam penyusunan materi

bahan ajar dan pembiasaan dalam program halaqahtahfidz Al-Qur’an.

b. Isi Program HalaqahTahfidz Al-Qur’an?

Dalam pengamatan peneliti bahwa halaqah tahfzhul Qur’an yang

dilaksanakan di SMPIT Permata Hati Merangin ini dilakukan

denganserangkaian kegiatan diawali dengan pembacaan doa. Sebelum

pelaksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an siswa dibagi perkelompok putra

dan putri, masing-masing kelompok terdiri dari 10 sampai dengan 12

orang yang akan diampu oleh seorang guru pengampu. Dikarenakan siswa

SMPIT Permata Hati Merangin banyak dari Sekolah Dasar Negeri yang

belum memasukkan tahfidz menjadi bagian dari kurikulum sekolah maka

untuk target hafalan dimulai dari juz 30, 29, 28 dan juz 1.

Dalam pelaksanaan program halaqah tahfidzhul Qur’an terdapat

dua tahapan yang harus dilewati oleh para siswa peserta halaqah.

Pertama, program tahsin merupakan tahapan bagi siswa yang

belum masuk program tahfidz (menghafal), dimulai dengan mengikuti

program tahsin sesuai tingkat kemampuan bacaan (kompetensi dasar)

masing-masing siswa.Hal ini bertujuan untuk membentuk bacaan yang

fasih dan sesuai dengan lahjah “arobiyah.

Program tahsin ini memiliki 4 (empat) tingkatan sesuai dengan

kemampuan siswa yaitu :

1) Tingkat Mubtadi’ adalah para siswa yang belum mampu membaca al-

Qur’an dengan baik dan memerlukan dasar-dasar fashohah.


81

2) Tingkat Mutawasith adalah siswa yang sudah lancer membaca al-

Qur’an namun belum fasih dalam membacanya.

3) Tingkat Mustawa adalah siswa yang sudah bagus dan lancer

bacaannya akan tetapi mereka belum bisa membaca dengan tartil serta

belum menguasai dan memahami waqaf dan ibtida’.

4) Tingkat Takhassus adalah siswa yang sudah lancer dan fasih

bacaannya serta sudah bisa membaca dengan tartil.

Kedua, Program tahfidz merupakan tahapan selanjutnya setelah

melewati tahapan tahsin.Tahfidz dibagi menjadi dua yakni program

takhassus yang diperuntukkan bagi siswa yang sudah fasih bacaannya dan

memiliki kemampuan serta memiliki kemauan yang tinggi untuk

menghafal. Sedangkan yang kedua adalah program regular yang ditujukan

bagi siswa yang sudah lancer dan fasuh bacaannya akan tetapi secara

kemampuan dan semangat menghafalnya masih lemah.

Mengapa menghafal al-Qur’an saja harus melalui proses Tahsin/

fashohah terlebih dahulu? Jawabannya adalah: agar apa yang dihafalkan

itu benar-benar sesuai dengan riwayah qiro’ah, karena kalau membacanya

salah sedikit saja, maknanya akan melenceng jauh. Maka di perlukan

bacaan yang bagus terlebih dahulu, baru masuk pada proses menghafal/

tahfidz.

Setiap siswa tentunya memiliki kemampuan dan perbedaan

satusama lainnya baik dilihat dari perbedaan fisik, tingkah laku, kebiasaan

dansifatnya.Sehingga antara siswa yang satu dengan yang lainnya


82

memilikiperbedaan sebagaiaman kemampuannya dalam menyerap

informasi atauilmupengetahuan dari ustadz atau ustadzahnya.

Sama halnya ketika siswa mengkuti program tahfizh Al-

Qur’ansiswa akanmemilki kemampuan yang berbeda dalam memahami da

n menghafalAl-Qur’an sehingga SMP.IT Permata Hati

menggunakan beberapa metode.Hasil pengamatan peneliti diperkuat

dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru pengampu Al-

Qur’an sebagai berikut :

Untuk meningkatkan hafalan Al-Qur’an siswa dalam pelaksanaan

halaqahtahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin dilalui dengan

metode tahsin, metode takror dan metode sima’ sebagaimana disampaikan

oleh Ustadzah Muyasyarah Al Hafidzah

“Metode yang saya gunakan adalah tahap pertama tahsin yaitu


dengan memperbaiki bacaan dan makhrojnya yaitu dibacakan
hafalannya kemudian anak-anak mengikuti sampai mereka hafal,
yang kedua metode takror yaitu mengulang hafalan yang sudah
dihafal dan selanjutnya sima’ saling menyimak hafalan”.80

Hal ini juga hasil wawancara disampaikan oleh Ustadz Muslim, S.PdI

Pertama berdo’a kemudian setelah itu anak anak saya suruh untuk
mengulang hafalan yang sudah diafalnya secara bersama`sama,se
telahituanak-anakyang mengikut program tahfizh Al Qur’an men
yetor hafalan yang sudah ditahsin terlebih dahulu agar bacaana
Al-Qur’anbenar dan lancar”.81

Siswa yang telah menyelesaikan tahsin selanjutnya akan


80
Hasil wawancara dengan Ustadzah Muyasyarah al Hafidzah,
81
Hasil wawancara dengan Ustadz Muslim, S.PdI. Guru Pengampu Halaqah Tahfidz
83

melanjutkan dengan tahfizh atau menghafal. Untuk memudahkan

pengampu memantau anggota halaqahtahfidz Al-Qur’an maka dibuat buku

panduan tahfizh yang berisi kegiatan menyetorkan hafalan nya kepada

guru pengampu.

Tabel 4.3 : Laporan Kegiatan Siswa HalaqahTahfidz Al-Qur’an


Nama : Saidil Isra
Kelas : V111
Nama surat : An-Naba ‘
Kategori Hafalan

NO Ayat ke Sempurna Baik sekali Baik Kurang

1 25-30 

2 31-35 

3 36-42 

10

Dst
84

KoordinatorTahfidz Al-Qur’an Pengampu

Ust. Iing Yulia,S.Kom. Al Hafizh,Ust. Muslim, S.Pd. I

Setelah setiap siswa mampu menyelesaikan hafalan selanjutnya guru

pengampu Qur’an akan memberikan nilai yang ditulis di buku tahfizh siswa

yang dimulai dari juz 30, 29, 28, 1 dan juz 2, sebagaimana format berikut :

Tabel 4.5 : Lembar Evaluasi Qur’an


Nama : Afiful Aidi
NIS :
Kelas :V111

A. QIROA’ATIL QUR’AN

Pencapaian Jilid/Surat Halaman/Ayat Praktik Tertulis

Al-Qur’an An-Nazia’at 15

B. TAHFIDZ AL-QUR’AN

Nilai Nilai
No Surat No Surat
A/B/C Angka A/B/C Angka

1 ‫الناس‬ 25 ‫البلد‬

2 ‫الفلق‬ 26 ‫الفجر‬

3 ‫اْلخُلﺺ‬ 27 ‫الغاشية‬

4 ‫اللهب‬ 28 ‫اْلعلى‬

5 ‫النصر‬ 29 ‫الﻂارق‬

6 ‫الكافرون‬ 30 ‫البروﺝ‬
‫‪85‬‬

‫‪7‬‬ ‫الكوثر‬ ‫‪31‬‬ ‫اْلنشقاق‬

‫‪8‬‬ ‫الماعون‬ ‫‪32‬‬ ‫المﻁففين‬

‫‪9‬‬ ‫قريﺶ‬ ‫‪33‬‬ ‫اْلنفﻁار‬

‫‪10‬‬ ‫الفيل‬ ‫‪34‬‬ ‫التكوير‬

‫‪11‬‬ ‫الهمزة‬ ‫‪35‬‬ ‫عبس‬

‫‪12‬‬ ‫العصر‬ ‫‪36‬‬ ‫النازعات‬

‫‪13‬‬ ‫التكاثر‬ ‫‪37‬‬ ‫النبأ‬

‫‪14‬‬ ‫القارعة‬ ‫‪38‬‬ ‫المرسلت‬

‫‪15‬‬ ‫العاديات‬ ‫‪39‬‬ ‫الدهر‬

‫‪16‬‬ ‫الزلزلة‬ ‫‪40‬‬ ‫القيامة‬

‫‪17‬‬ ‫البينة‬ ‫‪41‬‬ ‫المدﺛر‬

‫‪18‬‬ ‫القدر‬ ‫‪42‬‬ ‫المزمل‬

‫‪19‬‬ ‫العلق‬ ‫‪43‬‬ ‫الجن‬

‫‪20‬‬ ‫التين‬ ‫‪44‬‬ ‫نوح‬

‫‪21‬‬ ‫اْلنشراح‬ ‫‪45‬‬ ‫المعارﺝ‬

‫‪22‬‬ ‫الﺿحى‬ ‫‪46‬‬ ‫احاقة‬

‫‪23‬‬ ‫اليل‬ ‫‪47‬‬ ‫القلم‬

‫‪24‬‬ ‫الشمس‬ ‫‪48‬‬ ‫الملك‬

‫)‪Keterangan : A (90 - 100 ), B ( 80 - 89 ), C ( 70 - 79 ), D ( < 70‬‬


86

C. KETIDAK HADIRAN

Sakit : Hari

Izin : Hari

Alfa : Hari

Catatan untuk diperhatikan orang tua.wali :

Mengetahui,
Koordinator Orang tua/wali Pengampu Qur’an

Dari pengamatan peneliti di lapangan dengan secara langsung

mengikuti program halaqahtahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati

Merangin ditemukan bahwa program tahfidz Al-Qur’an yang dilaksanakan di

SMPIT Permata Hati Merangin Jambi pelaksanaannya berbeda dengan yang

biasa peneliti temukan. Sepengatahuan peneliti bahwa program tahfidz Al-

Qur’an selama ini hanya berisi kegiatan tahsin atau membenarkan bacaan Al

qur’an peserta tahfizh sesuai dengan kaidah membaca Al qur’an yang baik

dan benar dan dilanjukan dengan kegiatan menghafal ayat-ayat Al qur’an

sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Namun yang peneliti temukan

dalam pengamatan langsung di lapangan bahwa program halaqahtahfidz


87

Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati juga diikuti dengan pembiasaan berupa

penerapan akhlaq yang baik dimana hal ini juga menjadi salah satu kegiatan

yang di evaluasi dan dipantau dengan kegiatan yang dinamakan mutabaah

yaumiyah siswa.

Dalam halaqahtahfidz Al-Qur’an yang dilaksanakan di SMPIT

Permata Hati Merangin diterapkan metode yang terintegrasi antara menghafal

al qur’an dengan pembentukan akhlaq pada siswa yang mengikuti halaqah

tahfizh. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ustadzah Suharwati,

S.Ag sebagai berikut :

“Pelaksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati


Merangin Jambi diupayakan dengan menerapkan materi-materi dan
metode yang bisa menjawab kebutuhan sekolah termasuk dalam
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Halaqahtahfidz Al-
Qur’an ini dirancang sebagai salah satu sarana dalam upaya
meningkatkan kualitas keilmuan dan sekaligus juga wadah dalam
meningkatkan keimanan (ruh). Artinya target yang ditetapkan dalam
program halaqahtahfidz Al-Qur’an ini tidak saja menjadikan peserta
didik yang mahir dan banyak hafalannya tetapi juga menghasilkan
siswa yang memiliki karakter akhlaqul karimah. Maka dalam
halaqahtahfidz Al-Qur’an setiap anggotanya akan dievaluasi dengan
apa yang disebut mutabaah yaumiyah.” 82

82
Hasil wawancara dengan Ustz Suharwati, kepala sekolah Permata Hati Merangin,
Selasa, Januari 2022.
88

Tabel : Ibadah Harian (Amalan Yaumiah)

Bulan : maret

Pekan : k- 3

Hari ke
No Amalan Harian Ket
1 2 3 4 5 6 7

1 Shalat berjamaah

2 Shalat awal waktu

3 Shalat rawatib

4 Dzikir setelah shalat

5 Shalat dhuha

6 Dzikir pagi

7 Dzikir petang

8 Qiyamullail/tahajjud

9 Sholat jum’at

10 Tilawah dengan tartil

11 Muroja’ah

12 Tambah hafalan (ziyadah)

13 Membaca buku Hadist/buku islami

14 Azan di masjid/musholla
89

15 Ber infaq

16 Mengucapkan kalimat toyyibah

17 Menjaga diri dari dosa kecil/besar

18 Menyebarkan dan menjawab salam

19 Hafalan Hadist Arba’in

OLAHRAGA (RIYADHOH)

20 Jalan kaki

21 Lari

22 Senam

AKTIVITAS SOSIAL

23 Membantu orang tua/family

24 Memuliakan tamu ayah/ibu

25 Mendoakan orang tua/umat muslim

26 Silaturrahim

27 Membantu membersihkan

lingkungan

KEGIATAN MANDIRI

28 Merapikan tempat tidur

29 Menyetrika pakaian sendiri


90

30 Menutup aurat dengan rapi

31 Mengajak kepada kebaikan dan

mencegah keburukan

Tanda tangan orang tua

Petunjuk pengisian :

1. Isi dengan tanda v jika melaksanakan

2. Isi dengan tanda x jika tidak melaksanakan

Catatan guru pengampu :

Mengetahui

Guru Pengampu
91

Selama peneliti mengikuti secara langsung pelaksanaan

halaqahtahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi didapati

bahwa guru pengampu senantiasa memotivasi siswa agar lebih disiplin dan

bersemangat untuk menghafal, mengulang kembali hafalan yang telah

diselesaikan dan senantiasa mengingatkan bahwa setelah menghafal para

siswa harus senantiasa menjaga hafalan tersebut. Selanjutnya juga

disampaikan bahwa yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana siswa harus

senantiasa berupaya untuk menerapkan nilai-nilai luhur al qur’an dalam

kehidupan sehari hari, seperti bagaimana siswa harus senantiasa merasa

dalam pengawasan Allah SWT, meningkatkan disiplin, santun, optimis dan

nilai-nilai kebaikan lainnya.

Dalam pelaksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an yang sekaligus sebagai

upaya penerapan dan pembentukan karakter islami pada peserta didik SMPIT

Permata Hati Merangin merujuk kepada 10 karakter muslim yang

disampaikan oleh Hasan Al-Banna83 yang terdiri dari :

1. Saliimul ‘Aqiidah / ‫ ( سليم العقيدة‬Selamat/Bersih Aqidahnya)

﴾١٦٢﴿ َ‫ب ْال َعالَ ِمين‬


ِ ‫اي َو َم َما ِتي ِّلِلِ َر‬ َ ‫قُ ْل ِإ َّن‬
ُ ُ‫صُلَ ِتي َون‬
َ َ‫س ِكي َو َمحْ ي‬
“Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”84.

83
Rika Dewi Sartika, Keefektifan Kurikulum Pendidikan Karakter Islami(Penelitian di
Sekolah Insan Teladan Yayasan Islam Terpadu Insan Teladan Cileunyi Bandung), 2018.Prodi
Magister Pendidikan Agama Islam. Program Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati.
84
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6
92

Untuk membentuk siswa yang memiliki aqidah yang bersih maka

para guru pengampu memberikan materi mengenai dasar-dasar keimanan,

islam dan ihsan. Peserta halaqahtahfidz Al-Qur’an diminta untuk

menghafalkan ayat-ayat pilihan terkait dengan iman, islam dan ihsan serta

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Diantara aplikasi yang senantiasa dibiasakan kepada peserta didik

adalah tidak dibenarkan untuk menyekutukan Allah dengan meminta

sesuatu kepada selain Allah seperti mengusap kuburan, mengajarkan agar

berteman dengan orang-orang sholeh dan meneladani mereka.

2. Sahiihul ‘Ibaadah / ‫( صحيح العبادة‬Benar Ibadahnya)

Melaksanakanibadah dengan benar merupakan salah satu perintah

RasulullahSAW yang penting, sebagaimana disampaikan dalam haditsnya;

َ ُ ‫صلُّوا َك َما َرأ َ ْيت ُ ُمونِي أ‬


‫ص ِلي‬ َ
“Shalatlah kamu seperti yang kamu lihat Aku shalat”. (Riwayat

Bukhari, No. 628)85

Dari hadist tersebut maka bisa disimpulkan bahwa dalam

melaksanakan setiap ibadah haruslah merujuk kepada sunnah Rasulullah

SAW yang berarti tidak boleh ada penambahan atau pengurangan. Untuk

membentuk karakter ini maka di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi

peserta didik senantiasa dibiasakan untuk sholat dengan khusuk dan tidak

85
Syaikh Abdullah bin Shalih, Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram dalam
Muhammad Abduh Tuasikal, Bulughul Maram-Shalat : Shalatlah sebagaimana Kita melihat Nabi
Shalat, 2022. Rumaysho.com.
93

terburu-buru, melaksanakan sholat tahajud minimal sekali setiap pekan,

puasa sunat senin kamis dan puasa sunat lainnya, membiasakan peserta

didik untuk menutup dan menjaga aurat (organ tubuh) dari dosa.

3. Matiinul Khuluq / ‫( متين الخلق‬Kokoh Akhlaknya)

Dalam Memiliki akhlak yang mulia (akhlak yang kokoh) adalah suatu

keharusan bagi tiap muslim dan harus tercermin dalam perilaku, baik dalam

hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan

akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia

apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi

umat manusia, maka Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan

Rasulullah SAW telah memberikan suri tauladan kepada kita dengan akhlaknya

yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Qur’an,

A. ﴾ ٤ ﴿ ‫ع ِظ ٍيم‬ ٍ ُ‫َوإِنَّ َك لَعَلَ ٰى ُخل‬


َ ‫ق‬
“Dan sesungguhnya kamu wahai Muhammad benar-benar memiliki

akhlak yang agung”. (Al-Qalam : 4)

Dalam upaya pembentukan karakter ini pada diri siswa SMPIT

Permata Hati Merangin senantiasa dibiasakan dan diberikan contoh untuk

bersikap berani, tidak meninggikan suara, senantiasa berterima kasih kepada

orang yang memberi bantuan, menghormati yang lebih tua dan menyayangi

yang lebih muda serta membiasakan untuk menjenguk teman yang lagi

sakit.
94

4. Qawiyyul Jismi / ‫ (قوي الجسم‬Kuat Jasmaninya)

Karakter yang keempat ini juga merupakan karakter yang sangat

penting bagi seorang muslim. Karena dengan kekuatan jasmani maka tentu

saja akan memiliki daya tahan tubuh yang baik sehingga dapat

melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat,

puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus

dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah

seorang muslim bukan tidak boleh sakit tetapi jangan menjadi orang yang

sakit-sakitan. Karena pentingnya kekuatan jasmani ini maka Rasulullah

bersabda dalam hadistnya :

‫ْف‬ َّ ‫ي خَـي ٌْر َوأ َ َحبُّ ِإلَـى هللاِ ِمنَ ْالـ ُمؤْ ِم ِن ال‬
ِ ‫ض ِعي‬ ُّ ‫ا َ ْلـ ُمؤْ ِم ُن ْالقَـ ِو‬
“Mu’min yang kuat lebih aku cintai dari pada mu’min yang lemah”. (Riwayat

Muslim)

Dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki kekuatan jasmani

maka selalu dibimbing untuk memperhatikan konsumsi makanan yang

seimbang dan menjaga kebersihan, mencuci tempat makan dengan bersih,

membiasakan makan tepat waktu dan mengurangi konsumsi makanan yang

berpengawet.

5. Mutsaqqaful Fikri / ‫(مثقف الفكر‬Intelek dalam Berfikir)

Memiliki keluasan dalam berfikir merupakan salah satu sisi penting

yang harus dimiliki oleh seorang muslim sebagaimana telah dicontohkan

oleh Rasulullah SAW dimana beliau adalah sosok yang cerdas dan

berwawasan luas (fatonah) selain itu dalam Al-Qur’an begitu banyak ayat
95

yang merangsang manusia untuk berfikir dan banyak ayat yang menyatakan

keutamaan orang-orang yang berilmu.

‫قُ ْل ه َْل يَ ْست َ ِوي الَّذِينَ يَ ْعلَ ُمونَ َوالَّذِينَ ْل يَ ْعلَ ُمونَ إِنَّ َما يَتَذَ َّك ُر أُولُو‬

٩(‫ب‬ ْ
ِ ‫األلبَا‬
“Katakanlah: samakah orang yang ber-ilmu dengan orang yang tidak ber-

ilmu, sesungguhnya hanya orang-orang yang ber-akallah yang dapat

menerima pelajaran”. (Az-Zumar : 9)

Dalam upaya meningkatkan wawasan keilmuan peserta didik maka

tenaga pengajar senantiasa memotivasi peserta didik untuk menghafalkan

dan membaca tafsir Qur’an juz 28 -29 dengan baik, mengajarkan sisi-sisi

syumuliayatul islam, mengetahui hokum zakat dan mengupas problematika

umat islam.

6. Mujaahidun Linafsih / ‫ (مجاهد لنفسه‬Kuat Melawan Hawa Nafsunya)

Karakter ini penting dimiliki oleh seorang muslim karena manusia

memiliki kecenderungan terhadap hal baik dan buruk. Dibutuhkan

kesungguhan untuk melaksanakan kebaikan dan menghindari keburukan,

berupaya secara maksimal agar hawa nafsu tunduk pada ajaran islam,

sebagaimana sabda Rasylullah SAW berikut ini

‫ْلَ يُؤْ ِم ُن أ َ َحد ُ ُك ْم َحتَّى يَ ُك ْونَ ه ََواهُ تَبَعا ً ِل َما ِجئْتُ ِب ِه‬
96

“Tidak ber-iman seseorang dari kamu, sehingga ia menjadikan hawa

nafsunya tunduk pada ajaran Islam yang aku bawa”. (Riwayat al-

Haakim)

Dalam aktivitas sehari-hari hal ini diaplikasikan dengan bagimana

belajar untuk bersabar dalam segala situasi, memakan makanan yang

disediakan dengan ekhlas dan ridho dan berinfaq dengan uang jajan untuk

dunia islam.

7. Hariishun‘alaa Waktih / ‫ (حريﺺ على وقته‬Sungguh-Sungguh Menjaga

Waktunya)

Kesungguhan dalam menjaga waktu adalah salah satu kunci sukses

dunia akhirat. Karena waktu adalah perkara yang sangat penting, jika kita

tidak memanfaatkan dengan baik maka waktu akan berlalu dengan sia-sia.

Waktu yang lampau tidak akan pernah terulang kembali.

Dalam hal-hal sungguh-sungguh menjaga waktu ini maka di SMPIT

Permata Hati peserta didik dibiasakan dengan melakukan aktivitas sesuai

dengan jadwal yang telah disepakati seperti kapan saat murajaah hafalan,

menyetorkan hafalan, olahraga dan istirahat.

Rasulullah bersabda terkait dengan waktu sebagai berikut :

َ ‫ص َّحت َ َك قَ ْب َل‬
َ ‫سقَ ِم َك َو ِغن‬
‫َاك‬ ِ ‫شبَا َب َك قَ ْب َل ه ََر ِم َك َو‬ ً ‫اِ ْغتَنَ ْم خ َْم‬
َ : ‫سا قَ ْب َل خ َْم ٍس‬

َِ ‫َم ْو ِتك‬ ُ ‫قَ ْب َل فَ ْق ِر َك َوفَ َراغ ََك قَ ْب َل‬


‫شغُ ِل َك َو َح َيات َ َك قَ ْب َل‬
97

“Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: mudamu sebelum

tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum miskin, lowongmu sebelum

sibuk, dan hidupmu sebelum mati”. (Riwayat al-Haakim)

8. Munazhzhamun fii Syu’unih / ‫(منظم في شئونه‬Teratur Dalam Semua

Urusan/Keadaannya)

‫الحق بُل نظام يغلبه الباﻁل بالنظام‬

“Kebatilan yang teratur, dapat mengalahkan kebenaran yang tidak teratur”.

(Ali bin Abi Thalib)

Dalam aktivitas sehari-hari karakter ini di implementasikan dengan

senantiasa merapikan segala urusan seperti senantiasa mendokumentasikan

tiap kegiatan, merapikan tempat dan peralatan setiap selesai beraktivitas dan

melaporkan segala problematika yang terjadi kepada guru.

9. Qaadirun ‘alal Kasbi / ‫ (قادر على الكسب‬Mampu Berusaha Sendiri)

Kemandirian dan kemampuan beusaha sendiri merupakan ciri muslim

yang harus dimiliki karena untu ,empertahankan kebenaran dan berjuang

menegakkannya dapat dilaksanakan manakala seseorang memiliki

kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tidak sedikit yang mengorbankan

prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi

ekonomi. Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim

boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan

haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan

yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam

Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan yang sangat
98

tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut

memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi

sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah

sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau

ketrampilan.

‫علَى نَ ْف ِس ِه‬ َّ َ‫ع َم ِل َي ِد ِه َو َما أ َ ْنفَق‬


َ ‫الر ُج ُل‬ َ ‫ب ِم ْن‬ ْ َ ‫الر ُج ُل َك ْسبًا أ‬
َ ‫ﻁ َي‬ َّ ‫ب‬ َ ‫َما َك‬
َ ‫س‬

َ ‫َوأ َ ْه ِل ِه َو َولَ ِد ِه َوخَاد ِِم ِه فَ ُه َو‬


ٌ‫صدَقَة‬

"Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil

tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang

laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah." (HR.

Ibnu Majah)

Dalam aplikasinya di SMPIT Permata Hati Merangin peserta didik di

ajarkan dan ditumbuhkan jiwa entrepreneurship dengan adanya program

market day, mengasah kemampuan peserta didik sesuai dengan minat dan

bakatnya.

10. Naafi’un lighairihi / ‫ (نافع لغيره‬Bermanfa’at Bagi Orang Lain)

‫خيرالناس انفعهم للناس‬

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya”

(HR.Bukhori & Muslim).


99

Dalam prakteknya sehari-hari peserta didik dibiasakan untuk

membentu teman yang membutuhkan, mendoakan teman yang bersin dan

lain sebagainya.

c. Latar belakang guru pengampu halaqahtahfidz Al-Qur’an

Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan didapati bahwa guru

pengampu halaqahtahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati adalah guru-

guru yang berasal dari latar belakang pendidikan yang beragam dan dari

Universitas yang berbeda serta memenuhi kualifikasi sebagai guru Qur’an

dimana sebagian besar adalah hafizh dan hafizhah, sebagaimana data berikut

ini

Tabel. Latar Belakang Guru Pengampu Tahfidz Al-Qur’an

NoNo Nama guru Pendidikan

1 Iing yulia saputra,SI.Kom Al Hafizh S1

2 H.Eka Adi Candra, LC.MA S2

3 Muslim, S.PdI Al Hafizh S1

4 Mirnawati,S.Pd S1

5 Munawwaroh,S.Pd S1

6 Muyasharoh Al Hafidzoh S1
100

d. Waktu Pelaksanaan HalaqahTahfidz Al-Qur’an

HalaqahTahfidz Al-Qur’andi SMPIT Permata Hati Merangin

dilaksanakan setiap hari sesuai dengan jadwal efektif sekolah yaitu hari

senin sampai dengan hari jum’at.Aktifitas halaqah tahfdzul Qur’an dimulai

pagi hari untuk masing-masing kelompok yang telah ditentukan dengan

didampingi oleh satu orang guru pengampu untuk setiap

kelompok.Halaqahtahfidz Al-Qur’an ini dilaksanakan sampai jam 09 wib

selanjutnya siswa akan mengikuti pelajaran dikelas sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan.

Setelah kegiatan halaqahtahfidz Al-Qur’an berjalan selama 3 (tiga)

bulan maka guru pengampu akan mengevaluasi capaian peserta halaqah.

Siswa yang mulai bagus bacaannya dan menonjol hafalannya akan diajukan

kepada koordinator untuk diminta persetujuan agar dikelompokkan dengan

peserta lain yang setara untuk pembinaan lanjutan hal ini disampaikan oleh

salah satu guru pengampu ketika peneliti mewawancarai beliau. Berikut

hasil wawancara peneliti dengan Ustadz Adi Eka Candra, Lc.MA

menjelaskan bahwa :

“Dalam pelaksanaan halaqah tahfidz diawal siswa dikelompokkan


secara acak dengan jumlah 10 sampai 12 orang dengan satu guru
pengampu, selanjutnya setelah 3 (tiga) bulan guru pengampu akan
melakukan seleksi terhadap anggota halaqah, peserta yang sdh baik
bacaannya dan menonjol serta punya semangat menghafal akan
digabungkan dengan peserta dari kelompok lain yang telah lolos
seleksi yang sama untuk dilakukan pembinaan lebih lanjut.
Selanjutnya kelompok baru ini akan dibina kembali selama 6 (enam)
bulan dan dilakukan kembali seleksi. Bagi siswa yang lolos seleksi
akan digabungkan kembali kelompok dengan anggota yang secara
101

kemampuan setara. Kemudian koordinator tahfidz akan membentuk


tim seleksi untuk peserta halaqah tadi, dimana jika peserta lolos
seleksi maka akan dikelompokkan khusus dengan pembinaan
langsung bersama tim yang diketuai koordinator tahfidz. Pada fase
ini dinamakan karantina tahfidz. Peserta karantina yang telah
menerima pembinaan akan mengikuti seleksi khusus oleh Dewan
Tahfidz Yayasan untuk dapat mengikuti wisuda tahfidz.86
Dari wawancara diatas maka diketahui bahwa pengelompokan

peserta didik dalam halaqah tersebut diawal dilakukan secara acak tanpa

melihat kemampuan masing-masing peserta didik. Setalah 3 (tiga) bulan

baru para guru pengampu melakukan evaluasi dan peserta didik anggota

halaqahtahfidz Al-Qur’anakan dikelompokkan berdasarkan tingkat

kemampuan masing-masing, sehingga peserta didik yang memiliki

kemampuan lebih akan bisa dioptimalkan pencapaiannya dan guru

pengampu akan lebih mudah memberikan materi terhadap peserta didik

dengan tingkat kemmapuan yang hampir sama.

e. Hambatan dalam pelaksanaan halaqah tahfidz Al- Qur’an

Dalam pelaksanaan observasi dan wawancara di lapangan, peneliti

juga sempat menanyakan kepada para guru pengampu Al-Qur’an apakah

dalam pelaksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an ada hambatan dan kendala

yang dihadapi, mengingat dari pantauan peneliti bahwa SMPIT Permata

Hati adalah sekolah yang menerapkan system full day school bukan

boarding. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Ustadzah Muyasharoh

Al Hafidzah dan Ustadz Eka Adi Chandra, Lc.MA.

86
Hasil wawancara dengan Ust. Adi Eka Candra, Lc.MA. Guru Pengampu
HalaqahTahfidz Al-Qur’an SMPIT Permata Hati Merangin.
102

Ustadzah Muyasharoh Al Hafidzah menyampaikan “Dengan


penerapan full day school dimana mata pelajaran yang begitu
banyak cukup menjadi kendala bagi peserta didik untuk mencapai
target yang ditetapkan, butuh kemauan, tekad dan disiplin yang
tinggi dari peserta didik mengingat waktu yang terbatas dan harus
dibagi dengan mata pelajaran lain”.87

Hal senada juga disampaikan oleh guru pengampu lain yaitu Ustadz Adi

Eka Chandra,Lc.MA yang mengatakan bahwa “Waktu yang terbatas

membuat peserta didik harus lebih giat dan pintar membagi waktu agar bisa

mengikuti halaqahtahfidz Al-Qur’an dengan baik sehingga target-target yang

ditetapkan bisa dicapai dan guru pengampu juga harus menerapkan metode

yang menarik sehingga dengan waktu yang terbatas materi bisa disampaikan

dan diserap dengan baik oleh peserta didik dan tidak malah menjadi beban”.

Dari wawancara dan pengamatan peneliti di lapangan tetap saja ada

hambatan dan kendala tetapi hal tersebut tidak menjadi alasan bagi siswa dan

guru pengampu. Hambatan dan kendala ini malah menjadi pemacu semangat

dari guru pengampu untuk berinovasi dalam mencari metode yang tepat dan

efisien sehingga peserta didik bisa mengikuti dengan baik dan gembira, target

tercapai dan memunculkan karakter positif pada diri peserta didik yaitu

disiplin, kepandaian membagi waktu dan semangat yang tinggi.

2. Pembentukan karakter insan kamil melalui program halaqahtahfidz

Al-Qur’an

Berjalan Proses pembentukan karakter adalah tahapan untuk

membentuk seseorang menjadi lebih baik. Proses tersebut tidak bisa dilakukan
87
Wawancara dengan guru qur’an hari kamis
103

secara langsung melainkan harus bertahap agar apa yang diinginkan secara

maksimal sesuai dengan yang ditargetkan dan diharapkan.

Karakter adalah properti dari suatu objek atau orang.Sifat-sifat

tersebut bersifat primitif, berakar pada individualitas suatu objek atau individu,

dan merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang berperilaku,

bertindak, berbicara, dan bereaksi (Kertajaya, 2010).Sedangkan menurut

Suyanto, kepribadian adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri

individu yang hidup dan bekerja sama baik dalam keluarga, masyarakat, negara

dan negara (Suyanto: 2009). Kepribadian adalah kelengkapan semua perilaku

psikologis yang dihasilkan dari pengaruh faktor intrinsik (genetik) dan

ekstrinsik (lingkungan) yang melekat pada diri individu yang membedakan

individu yang satu dengan yang lainnya (Semiawan: 2010).

Pendidikan kepribadian di sekolah adalah suatu sistem untuk

menanamkan kepribadian pada warga sekolah, termasuk unsur pengetahuan,

kesadaran, atau motivasi dan perilaku untuk menjalankan nilai-nilai

tersebut.Pendidikan kepribadian dapat diartikan sebagai "penggunaan secara

sadar semua aspek kehidupan sekolah untuk mempromosikan pengembangan

kepribadian yang optimal." Pembangunan karakter sekolah melibatkan seluruh

komponen, termasuk komponen pendidikan itu sendiri, seperti isi kurikulum,

proses pembelajaran dan evaluasi, penanganan atau pengelolaan mata

pelajaran, pengelolaan sekolah, penyelenggaraan kegiatan atau kegiatan

ekstrakurikuler, dan sarana prasarana pelaksana.Pendidik) perlu dilibatkan

dalam pendanaan dan etika kerja bagi seluruh warga sekolah/lingkungan.


104

Karakter cenderung disamakan dengan kepribadian.Orang yang

memiliki karakter berarti memiliki kepribadian.Keduanya diartikan sebagai

totalitas nilai yang dimiliki seseorang untuk mengarahkan manusia dalam

menjalani kehidupannya.Totalitas nilai meliputi tabiat, akhlak, budi pekerti dan

sifat-sifat kejiwaan lainnya.Sedangkan karakter Islami lebih cenderung

mengarah kepada akhlak atau perilaku yang baik. Menurut Abuddin Nata,

akhlak Islami secara sederhana dapat diartikan sebagai akhlak yang

berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Dengan demikian,

akhlak Islami merupakan perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja,

mendarah daging, dan sebenarnya didasarkan pada ajaran Islam.

Terkait dengan karakter islami ini SMPIT Permata Hati Jambi

menjadikan program halaqahtahfidz Al-Qur’an sebagai sarana dalam mencapai

hal tersebut.Sebagaimana hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan

secara langsung. Berdasarkan hasil temuan peneliti selama mengikuti proses

program halaqahtahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi

adalah sebagai berikut :

Pertama, program halaqah tahfdzul qur’an yang dilaksanakan di

SMPIT Permata Hati Merangin Jambi dilaksanakan secara berkelompok atau

biasa disebut halaqah dengan jumlah tiap kelompok 10 – 12 orang dengan

seorang guru pengampu.

Berdasarkan hasil temuan peneliti selama mengikuti pelaksanaan

program halaqahtahfidz Al-Qur’an dalam upaya meningkatkan keimanan yang

bermuara pada karakter insan kamil di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi
105

adalah sebagai berikut :

Pertama, tahapan pembiasaan.Tahapan pembiasaan ini terbagi ke

dalam tiga bagian yaitu pembiasaan kegiatan harian, mingguan dan

bulanan.Untuk pembiasaan kegiatan harian dilakukan dilakukan dari awal

halaqahtahfidz Al-Qur’an sampai dengan selesai. Dalam pelaksanaan

pembiasaan kegiatan harian ini didukung juga oleh wali kelas masing-masing

siswa, karena kegiatan harian ini juga dilaksanakan selama siswa mengikuti

mata pelajaran lain di kelasnya masing-masing. Sedangkan untuk kegiatan

pembiasaan mingguan ataub pekanan yang mana hal ini merujuk kepada 10

karakter muslim sebagaimana telah disampaikan diatas yakni dimulai dari

“Salimul ‘Aqidah” sampai dengan “Nafi’un Lighoirihi” maka hal ini dipantau

dan dinilai oleh guru pengampu Qur’annya, guru pengampu akan mengamati

apakah ada perubahan karakter siswa selama sepekan atau tidak begitu juga

pembiasaan kegiatan yang dilakukan bulanan. Untuk pembiasaan kegiatan

yang sifatnya bulanan sekolah mendukung dengan mengadakan program

bersama semua kelas dengan mengisinya dengan berbagai macam kegiatan

seperti peduli lingkungan dengan aksi pungut sampah, program peduli sesam

dan lain-lain.

Kedua, mengedepankan nilai-nilai Islami.Nilai tersebut ditanamkan

dari mulai kelas VII, VII dan IX. Nilai-nilai islami ini tergambar dari perilaku

siswa peserta halaqah tahfzhul Qur;an. Dalam pengamatan peneliti siswa

SMPIT Permata Hati Merangin terlihat bahwa pembiasaan kegiatan harian

yang mengacu pada 10 karakter muslim membentuk para siswa yang


106

berkarakter muslim sehingga dengan sendirinya siswa selalu mengedepankan

nilai-nilai islami seperti senantiasa menjaga ibadahnya, berakhlak islami.

Ketiga, dalam pelaksanaan program halaqahtahfidz Al-Qur’an ini ada

beberapa orang yang terlibat dalam tahap pelaksanaannya yaitu Kepala

Sekolah, Divisi Tahfidz Qur’an Yayasan dan guru pengampu qur’an SMPIT

Permata Hati Merangin Jambi sedangkan siswa adalah sebagai objeknya, serta

dibutuhkan juga dukungan orang tua. Adapun dukungan orang tua yaitu

dilakukan dalam bentuk komunikasi yang intensif terkait dengan hafalan siswa

dan pembiasaan kegiatan di sekolah.

Keempat, adanya perbedaan antara materi PAI dengan materi yang

ada di dalam halaqahtahfidz Al-Qur’an yang diintegrasikan dengan pembiasaan

nilai-nilai karakter akhlaqul karimah. Di satu sisi PAI sebagai sebuah mata

pelajaran itu mempunyai kurikulum, silabus dan juga RPP, akan tetapi di

samping itu juga lembaga ini pun mempunyai pelengkap antara satu sama lain.

Dalan materi PAI sendiri hanya sedikit teori yang disampaikannya maka

diperkuatlah dengan pendidikan karakter baik dengan materinya diingatkan

kembali setiap dilaksanakan halaqahtahfidz Al-Qur’an dan diprogramkan,

kemudian dihafal, difahami sampai dengan tahap pengimplementasiannya

dipantau. Pada prinsipnya, di materi PAI tersebut sebagian ada materi yang

ditujukan untuk mencapai pembentukan 10 karakter muslim yang telah

dusampaikan sebelumnya hanya saja di SMPIT Permata Hati Merangin merasa

bahwa hal tersebut tidak akan bisa dicapai hanya dengan penyampaian materi

pelajaran PAI di kelas saja namun harus didukung dan dioptimalkan dengan
107

program yang bisa dipantau secara langsung pengimplementasiannya

yangmana di SMPIT Permata Hati Merangin manjadikan program halaqah

tahfdzul qur’an sebagai sarananya.

Kelima, menyamakan pemahaman tenaga pendidik dan kependidikan

terhadap program halaqahtahfidz Al-Qur’andan juga konsistensi pelaksanaan

program halaqahtahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi,

karena berawal dari belum sepenuhnya guru pengampu memahami program

halaqahtahfidz Al-Qur’an, maka akan berdampak terhadap konsistensi

pelaksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an ini. Selanjutnya, tentu saja dalam hal

panduan materi dan implementasi program halaqahtahfidz Al-Qur’an yang

masih harus terus disempurnakan, mengingat dinamika lembaga dalam hal ini

siswa yang dinamis sehingga pihak sekolah perlu menyesuaikan antara visi

misi lembaga dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa, sehingga adanya

kesesuaian.

a. Dampak Program HalaqahTahfidz Al-Qur’an terhadap Karakter

SiswaSMPIT Permata Hati Merangin

Dampak program halaqah tahfidz terhadap karakter insan kamil siswa

sebetulnya masih jauh dari kesempurnaan. Karena pada dasarnya inilah suatu

yang diharapkan oleh pihak sekolah yang mana kembali lagi kepada

bagaimana pihak sekolah memegang teguh terhadap misi yaitu menjadi

sekolah yang Islami. Dalam hal ini Islami yang dimaksud adalah peserta didik

minimal secara dzohirnya terlihat baik dari cara berpakaian, cara

bersosialisasi (baik sesama jenis maupun lawan jenis), dari qur’an nya
108

(peserta didik diharapkan lebih sering dan peka terhadap qur’an nya baik

membacanya maupun menghafalnya), lebih santun, disiplin dan optimis. Dari

sinilah terlihat jelas dampak karakter siswa yaitu dari sikap peserta didik

selama di sekolah, meskipun tentu belum seluruhnya menampilkan

wajah/karakter insan kamil. Akan tetapi, pihak sekolah pun selalu

mengharapkan dengan seiring berjalannya waktu tenaga pendidik sendirilah

yang betul-betul harus memahami akan visi, misi dan tujuan program

halaqahtahfidz Al-Qur’an ini maka nantinya pun dampaknya akan lebih

terasa.

Selanjutnya, hal yang perlu diperhatikan dalam tindak lanjut terhadap

karakter insan kamil pada diri siswa adalah kontrol berkelanjutan. Baik

berupa kontrol berkelanjutan terhadap pendidiknya sendiri untuk memberikan

pemahaman terkait materi dan implementasi pendidikan karakter. Adapun

untuk siswa senantiasa diingatkan, dan diarahkan baik ketika kegiatan

ibadahnya, kegiatan mu’amalahnya (bersosialisasi selama di sekolah maupun

di rumah), bahkan dalam kegiatan pembelajaran.

b. Upaya sekolah dalam pembentukan karakter insan kamil

Dalam upaya membenruk karakter insan kamil pada diri siswa di

SMPIT Permata Hati Merangin Jambi, pihak yayasan dan sekolah

memberikan dukungan yang sangat massif.Dimulai dari menyediakan sarana

dan prasarana yang memadai, menyiapkan program-program pendukung

lengkap dengan regulasinya. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan

ada beberapa hal yang dengan konsisten dilakukan oleh yayasan dan sekolah
109

sebagai upaya pembentukan karakter insan kamil pada diri siswa sebagai

berikut :88

Pertama menyiapkan program-program dan kegiatan beserta

perangkatnya yang dapat mendukung uapaya pembentukan karakter insan

kamil pada diri siswa SMPIT Permata Hati Merangin Jambi seperti program

halaqahtahfidz Al-Qur’an yang terintegrasi.

Kedua menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk kelancaran

pelaksanaan program kegiatan yang telah direncanakan sampai pada tahapan

implementasinya.

Ketiga melaksanakan upgrading secara berkala untuk para tenaga

pendidik sebagai upaya peningkatan keilmuan para pendidik tersebut dengan

mendatangkan narasumber yang berkompeten baik dari tingkat local maupun

secara nasional atau mengirimkan tenaga pendidik untuk mengikuti pelatihan

dan diklat di tingkat provinsi maupun nasional bahkan ada tenaga pendidik

yang dikirimkan untuk belajar di Pondok Pesantren yang sudah terkenal

keberhasilannya di Indonesia seperti Pondok Pesantren di Pulau Jawa.

Keempat memberikan keleluasaan kepada guru pengampu untuk

berkreasi tanpa batas dalam melaksanakan setiap program dan berinovasi

dalam mencari metode atau cara yang terbaik.Bukan saja dari segi metode

tetapi para guru pengampu diberikan kebebasan untuk melaksanakan

halaqahtahfidz Al-Qur’an secara indoor maupun outdoor.

88
Idi Warsah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga: Studi Psikologis Dan Sosiologis
Masyarakat Multi Agama Desa Suro Bali (Tunas Gemilang Press, 2020).
110

Kelima sekolah selalu menyiapkan reward kepada guru pengampu dan

para siswa yang berprestasi baik itu yang memiliki hafalan terbanyak dan

terbaik begitu juga untuk siswa yang telah menunjukkan perubahan perilaku

kepada karakter insan kamil akan diberikan reward yang sepantasnya. Dari

informasi yang peneliti peroleh bahwa reward yang diberikan mulai dari

piagam penghargaan, beasiswa dan tabungan umroh.

Keenam pihak sekolah senantiasa menjalin komunikasi yang baik

dengan orang tua dari siswa baik itu melalui buku penghubung berupa ibdah

yaumiyah, melaksanakan prenting class secara rutin dan

berkesinambungan.Parenting class ini dilaksanakan dalam dua kelompok

yaitu smart mother untuk para ibu wali murid dan smart father untuk ayah

wali murid.Harapannya adanya hubungan dan komunikasi yang baik dan

intensif antara sekolah dan orang tua bisa menyamakan persepsi dalam

mendidik anak yang berkarakter insan kamil.Sehingga pembiasaan nilai

kebaikan yang dilakukan di sekolah juga dapat dilakukan di rumah dalam

pantauan orang tua.Semasa siswa libur sekolah maka orang tua berkewajiban

untuk memantau dan mengawasi setiap kegiatan siswa dengan mengacu pada

buku yang telah disampaikan sebelumnya.

C. Analisis Hasil Penelitian

Untuk menganalisis dan membahas penelitian ini peneliti

memanfaatkan beberapa teori dengan fokus kajian adalah pembentukan

karakter insan kamil melalui program halaqahtahfidz Al-Qur’an di SMPIT

Permata Hati Merangin Jambi.


111

Karakter seseorang pada dasarnya terbentuk melalui proses

pembelajaran yang cukup panjang karena karakter manusia tersebut tidaklah

dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk oleh factor lingkungan dan juga

orang yang ada disekitar lingkungan tersebut.

Karakter terbentuk melalui berbagai proses pembelajaran baik secara

formal maupun informal dari berbagai tempat seperti rumah, sekolah dan juga

lingkungan tempat tinggal. Sementara itu pihak yang berperan dalam

pemebntukan karakter itu adalah anatar lain keluarga, guru maupun teman.89

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan dan hasil

mengikuti secara langsung pelaksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an maka

peneliti menjumpai bentuk-bentuk karakter insan kamil yang diperlihatkan

oleh para siswa SMPIT Permata Hati Merangin Jambi yang mengikuti

halaqah tahfzhul qur’an adalah sebagai berikut :

1. Disiplin.

SMPIT Permata Hati Merangin Jambi menerapkan system full day school

dalam pelaksanaan pembelajarannya. Kegiatan sekolah ini dimulai dari

jam 07.15 wib sampai dengan jam 16.15 wib dengan rangakaian kegiatan

yang begitu padat. Tanpa disiplin siswa tidak akan bisa mencapai target-

target yang telah ditetapkan. Waktu pelaksanaan halaqahtahfidz Al-

Qur’an yang hanya 1 (satu) sampai 1,5 (satu setengah) jam tiap hari

menjadikan siswa harus fokus dengan materi-materi yang diajarkan dan

hafalan yang ditargetkan.

89
Idi Warsah and Muhamad Uyun, “Kepribadian Pendidik: Telaah Psikologi Islami,”
Psikis: Jurnal Psikologi Islami 5, no. 1 (2019): 62–73.
112

2. Istiqomah (konsisten)

Program HalaqahTahfidz Al-Qur’an menjadikan siswa menjadi pribadi

yang istiqomah atau konsisten.Menghafal al-Qur’an bukan suatu perkara

yang mudah dibutuhkan konsistensi dari para penghafalnya.

3. Berfungsi akalnya secara optimal.

Dari pengamatan peneliti dilapangan bahwa siswa yang banyak

hafalannya adalah siswa yang secara akademik juga memiliki prestasi

yang baik di kelasnya masing-masing.Mereka adalah para juara kelas di

kelasnya masing-masing dan memiliki akhlak yang baik.

4. Santun dan optimis

5. Mandiri, para peserta halaqahtahfidz Al-Qur’an juga terbiasa mandiri

karena dalam menjaga hafalannya mereka dilatih untuk secara mandiri

memurojaah hafalan yang telah disetorkan kepada guru pengampu. 90

6. Jujur

Jujur adalah keseuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang

sebenarnya.Apa saja yang diucapkan memang inilah yang sesungguhnya

dan apa saja yang diperbuat itulah yang sebenarnya. Kejujuran sangat

erat kaitannya dengan hati nurani.Kata hati nurani merupakan sesuatu

yang murni dan suci, hati nurani selalu mengajak kita kepada kebaikan

dan kejujuran itu sendiri.Kejujuran ini merupakan nilai yang senantiasa

di ingatkan kepada siswa dan senantiasa dilatih untuk bersikap jujur

dalam situasi apapun.

90
Idi Warsah, “Jihad and Radicalism: Epistemology of Islamic Education at Pesantren
Al-Furqan in Musi Rawas District,” Jurnal Ilmiah Islam Futura 21, no. 2 (2021): 152–69.
113

Secara dogmatis diyakini bahwa al’Qur’an adalah pedoman hidup

manusia.Al-Qur’an tidak saja berbicara tentang kehidupan spiritual, namun

juga mengandung ajaran yang komprehensif, holistic dan universal.Bahkan al-

Qur’an juga mengandung isyarat-isyarat ilmiah yang relevan sepanjang zaman

sehingga tatanan kehidupan masayarakat memiliki peradaban yang tinggi.

Hanya saja, diperlukan pengembangan metodologi dalam memahami al-quran

sehingga al-qur’an akan lebih membumi dan mampu menjawab tantangan

zaman. Dewasa ini muncul anggapan bahwa umat islam terbelakang bukan

bearti al-qur’an yang bermasalahakan tetapi karena keterbatasan manusia

sendirilah yang belum mampu memahami pesan-pesan al-qur’an tersebut.

Adapun keistimewaan halaqahtahfidz Al-Qur’an adalah bahwa al-qur’an

selain dibaca juga perlu dihafal, dipindahkan dari tulisan kedalam dada kita,

karena hal itu merupakan ciri khas orang-orang yang diberi ilmu sekaligus

sebagai tolok ukur keimanan dalam hati seseorang. 91Perlu diperhatikan bahwa

seseorang tidak akan pernah menyentuh kebenaran yang dikandung al-qur’an

apabila hanya membaca saja. Untuk itu kita juga harus aktif dan melibatkan

diri dalam perjuangan kaum beriman terdahulu yang terkandung dalam ayat-

ayat al-qur’an yaitu membaca, menghafalkan dan mempelajari makna dan isi

kandungan al-qur’an sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Menurut Ustadzah Zumrotun Hasanah Divisi Tahfizh Yayasan

Permata Hati Merangin Jambi mengatakan bahqa :

91
Riza Faishol et al., “EFEKTIVITAS METODE MUROJA’AH DALAM MENGHAFAL AL-
QURAN PADA SISWA DI SEKOLAH ARUNSAT VITTAYA SCHOOL PATTANI THAILAND,” INCARE,
International Journal of Educational Resources 2, no. 1 (2021): 066–100.
114

“Dalam membina dan mendidik siswa agar memiliki karakter yang baik

atau yang mencerminkan karakter insan kamil maka yang menjadi acuan

adalah keteladanan dari Rasulullah SAW. Yang pertama kali selaku Pembina

atau guru pengampu haruslah membina diri pribadi terlebih dahulu dengan

meneladani akhlak RAsulullah SAW dan selanjutnya kita akan memberikan

contoh dan teladan kepada siswa,,karena keteladan dan pembiasaan ini akan

sangat mempengaruhi keberhasilan pembinaan dan pembentukan karakter

siswa”.92

Setiap siswa memiliki latar belakang dan sifat yang berbeda-

beda.Sehingga dibutuhkan cara dan pendekatan yang berbeda dalam

penanganannya. Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan ditemui bahwa

dalam pelaksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an guru pengampu senantiasa

memberikan motivasi dan materi-materi penguatan yang membuat para siswa

bersemangat menghafal, memperbaiki perilaku kearah yang lebih baik.Dalam

pelaksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an guru pengampu mengajak para peserta

halaqah untuk memahami dan mentadaburi ayat-ayat yang terkait karakter

yang mencerminkan akhlakul karimah dan insan kamil seperti disiplin, jujur,

sopan santun, optimis, bertanggung jawab, menepati janji dan karakter lainnya.

Guru pengampu akan menceritakan kisah terkait ayat-ayat alquran tentang

karakter tersebut sekaligus memberikan contoh yang relevan.

Menghafal al-qur’an pada dasarnya bukan hanya sebatas aktifitas

menyerap al qur’an dalam memori saja, melainkan memiliki dampak yang luas.

92
Hasanah, Zumrotun. Hasil wawancara di Yayasan Permata Hati Merangin Jambi
115

Ketika kita mendengarkan lantunan ayat-ayat suci al-qur’an secara otomatis

kita dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar, baik bagi yang

mengerti bahasa arab maupun tidak. Membaca dan mendengarkan ayat-ayat

suci al-qur’an akan memberikan ketengan jiwa, adanya penurunan depresi,

mengurangi kesedihan, menyembuhkan berbagai macam penyakit karena al-

qur’an adalah as syifa yang artinya obat segala macam penyakit baik penyakit

medis maupun non medis. Membaca dan qur’an dengan kaidah yang baik dan

benar dan selanjutnya diikuti dengan menghafalkannya serta beupaya

memahmi maknanya akan memberikan dampak luar biasa kepada yang

membaca dan menghafalkannya, karena dengan mengetahui kandungan nilai-

nilai luhur yang ada dalam al’quran membuat siswa merasa senantiasa diawasi

oleh Allah SWT dimanapun berada dan kapanpun situasinya sehingga para

siswa yang mengikuti halaqahtahfidz Al-Qur’andari hari ke hari semakin baik

karakter yang diperlihatkan seperti menjadi lebih santun, mandiri, optimis,

bertanggung jawab, percaya diri, disiplin juga senantiasa menjaga kesehatan

diri dengan selalu menjaga kebersihan.

Hal ini sejalan juga dengan hasil wawancara dengan Ustadz Muslim,

S.PdI yang menyatakan bahwa :

Pelaksanaan Halaqah Tahfzhul Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin


Jambi sangat berperan dalam pembentukan karakter pada diri siswa
peserta halaqahtahfidz Al-Qur’an, anak-anak dulu waktu pertma masuk
ke SMPIT sering tidak disiplin dalam ibadah, terlambat masuk kelas,
masih banyak yang berantakan, masih ada yang mencontek ketika ujian,
dengan guru kadang tidak sopan tetapi seiring dengan berjalannya waktu
palksanaan halaqahtahfidz Al-Qur’an, pendekatan dan materi yang
disampaikan guru pengampu terkaiit dengan karakter muslim yang harus
dimiliki yang bersumber dari al-qur’an maka anak-anak semakin
116

terbentuk karakternya. Mereka menjadi lebih disipilin dalam ibadah


seperti sholat tepat waktu, berusaha menghafal sesuai dengan target yang
telah ditetapkan, tidak lagi mencontek karena senantiasa merasa diawasi
Allah SWT dan menjadi lebih santun kepada yang lebih tua terutama
kepada guru”.93

Hal senada juga disampaikan oleh Ustadzah Munawaroh guru pengampu

Qur’an yang menyatakan bahwa :

Anak – anak yang mengikuti halaqah tahfzhul qur’an memperlihatkan hal


yang baik dalam pembentukan karakter, mereka menjadi lebih rapi dalam
setiap urusan, menjadi lebih mandiri, menjadi anak-anak yang
inovatif.Seringkali anak-anak membuat kegiatan positif yang idenya
berasal dari mereka sendiri seperti mengumpulkan hasil penjualan pada
acara market day untuk disumbangkan ke masjid atau untuk kebutuhan
kelas.Menjadi insan yang lebih peduli kepada sesame dengan
menyisihkan sebagaian dari uang saku mereka untuk bencana atau
teman-teman yang membutuhkan. Memberrikan kehutan manis untuk
para guru di hari guru dan lain-lainnya. Banyak hal yang dulakukan para
siswa yang membuat kami selaku guru pengampu menjadi terharu dan
bahagia dengan karakter baik mereka.Walaupun harus diakui bahwa
halaqahtahfidz Al-Qur’an ini belum sempurna dalam halam pemebntukan
karakter insan kamil ini dibutuhkan terobosan-terobosan yang akan lebih
menyempurnakan program ini menjadi lebih baik94
.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa halaqahtahfidz Al-

Qur’an sangat berperan penting dalam pembentukan karakter indan kamil pada

diri siswa dalam kehidupannya seperti kejujuran, sopan santun, disiplin,

mandiri, bertanggung jawab, menjadi insan yang peduli kepada sesame dan

berbagai karakter baik lainnya.

93
Ustad Muslim. Hasil wawancara di Yayasan Permata Hati Merangin Jambi
94
Ustazah Munauwaroh. Hasil wawancara di Yayasan Permata Hati Merangin Jambi
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, observasi dan wawancara serta temuan

dilapangan selama masa pelaksanaan penelitian yang membahas tentang

“PembentukanKarakter Insan Kamil Melalui Program Halaqah

Tahfidz Al-Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi”, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaan program halaqah tahfidzhul Qur’an di SMPIT Permata

Hati Merangin Jambi terdapat dua tahapan yang harus dilewati oleh para

siswa peserta halaqah yaitu 1).program tahsin merupakan tahapan bagi

siswa yang belum masuk program tahfidz (menghafal), dimulai dengan

mengikuti program tahsin sesuai tingkat kemampuan bacaan (kompetensi

dasar) masing-masing siswa. Hal ini bertujuan untuk membentuk bacaan

yang fasih dan sesuai dengan lahjah “arobiyah, 2).Program tahfidz

merupakan tahapan selanjutnya setelah melewati tahapan tahsin. Tahfidz

dibagi menjadi dua yakni program takhassus yang diperuntukkan bagi

siswa yang sudah fasih bacaannya dan memiliki kemampuan serta

memiliki kemauan yang tinggi untuk menghafal dan program regular yang

diperuntukkan bagi siswa yang sudah lancer dan fasih bacaannya tapi

memiliki kemauan dan kemampuan menghafal yang lemah.

2. Program Halaqah Tahfzhul Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin

Jambi dilaksanakan terintegrasi dengan pembentukan karakter siswa

117
118

3. dimana dalam halaqah siswa tidak saja menghafal al-Quran tetapi juga

diberikan materi-materi pembentukan karakter dan implementasinya

dengan mengacu pada 10 kakater muslim.

4. Peserta didik memperlihatkan perubahan perilaku positif yang

menampakkan karakter insan kamil berupa sifat jujur, disiplin,

bertanggung jawan, istiqomah(konsisten), optimis dan santun. Dalam

pembentukan karakter pada siswa ini pihak sekolah melakukan kerja sama

dengan wali murid dengan cara membangun komunikasi yang intensif dan

membuat program bersama yaitu smart mother dan smart father bagi wali

murid.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai Pembentukan Karakter

Insan Kamil melalui Program Halaqah Tahfzhul Qur’an dan teori-teori yang

dijadikan landasan operasional dalam pembahasan penelitian ini, dapat

direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Untuk Kepala Sekolah SMPIT Permata Hati Merangin Jambi agar dapat

bekerja sama dan mensuport dalam kelancaran program pelaksanaan

halaqah tahfzhul Qur’an agar berjalan dengan lebih baik, efektif sesuai

dengan apa yang diharapkan.

2. Untuk Guru Pengampu Qur’an pada program halaqahtahfidz Al-Qur’an

agar terus berinovasi untuk menemukan metode yang tepat dan efektif

dalam pelaksanaan halaqah tahfzhul Qur’an dan selalu memperkaya ilmu

terkait pembentukan karakter insan kamil pada diri siswa serta mampu
119

berkoordinasi dengan wali kelas dalam pemantauan implementasi karakter

siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3. Untuk Lembaga Pendidikan khususnya sekolah dan yayasan perlu

memulai langkah dalam penyempurnaan sarana dan prasarana yang masih

kurang memadai agar pelaksanaan program halaqah tahfzhul Qur’an

dalam upaya membentuk karakter insan kamil pada siswa di SMPIT

Permata Hati Merangin dapat berjalan dengan baik dan agar lebih sering

lagi melaksanakan workshop serta upgrading bagi guru-guru pengampu.

C. Kata Penutup

Demikian hasil temuan dan analisis temuan yang dapat peneliti

sampaikan, semoga penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan terkait

program tahfidz Al-Qur’an dan upaya pembentukan karakter insan kamil.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim Al Jilli bin Ibrahim. Al-Insan al-Kamil fi Ma’rifah al-Awakhir wa


al-Awa’il. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2010.

Abuddin, Nata. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Rajawali Pers,
2013.

Abd al-Wahab al-Khallaf, ‘Ilm Ushul al-Fiqh. Jakarta: Majlis al-‘Ala al-Indonesia
li al-Da’wah al-Islamiyah, 1972.

Abu Qasim Isma’il ibn Muhammad al-Ashbahany, al-Hujjah fi Bayan Mahajjah


wa Sharkhu ‘aqidah ahl al-sunnah juz 2. Riyadh: Dar al-Rayah, 1999.

Aidh, Al-Qarni, Tafsir Muyassar.Terjemahan oleh tim Qisthi Press, Jilid 3,


Jakarta: Qisthi Press, 2007.

Arifin, M.Ed., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 33-
34. Selanjutnya disebut “Filsafat”

Athiyah Al-Abrasyi, Muhammad. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam,


terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry (Jakarta : Bulan
Bintang, 1987) , cet ke-5, hlm.1

Al-Yasu’i, Luwis Ma’luf. Al-Munjid. Beirut: al-Mathba’ah al-Katsulikiyah, 1952.

Daheri, Mirzon dan Warsah, Idi, Pendidikan Akhlak : Realasi Antara Sekolah dan
Keluarga, Al Turats, Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam, Vol. 13
No.1 (2019) 3 – 20

Departemen Pendidikan Pengurus Pusat Hidayatullah, Managemen Halaqah


Pandu, 2011.

Faishol, Riza, Idi Warsah, Imam Mashuri, and Novita Sari. “Efektivitas Metode
Muroja’ah Dalam Menghafal Al-Quran Pada Siswa Di Sekolah
Arunsat Vittaya School Pattani Thailand.” Incare, International
Journal of Educational Resources 2, no. 1 (2021): 066–100.

John W. Creswell, Research Design, diterjemahkan oleh Achmad Fawaid.


California: Sage Publications, 2009

Hadi Lubis, Satria.Menggairahka Perjalanan Halaqah Kiat Agar Halaqah Lebih


Dahsyat Full Manfaat. Yogyakarta: PT Pro U Media, 2010.

120
121

Hasanain Muhammad Makhluf , Kalimat al-Qur’an: Tafsir wa Bayan,Cairo: al-


Dar al-‘Alamiyah, 2009.

Hart, Michael H. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Terjemahan


oleh tim penerbit Karisma. Batam: Karisma, 2005.

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir. Terjemahan oleh M.‘Abdul Ghoffar, Jakarta:
Pustaka Imam Syafi’i, 2008 jilid ke-6

Jumhuriyyah Mishr al-Arabiyyah. Al-Mu’jam al-Wasith. Kairo: Maktabah


Syuruq al-Dauliyyah, 2010. Cetakan ke 5

Koesoema, Doni. (2012) Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta,


Kanisius

Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung :


Remaja Rosdakarya

Moleong,Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Rosdakarya, 2007.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:


Pustaka Progresif, 1997.

Muhammad bin ‘Alawi, Muhammad al-Insan al-Kamil, 28-29.

Muhammad Iqbal, Rekonstruksi Pemikiran Agama dan Islam, terj. Didik


Komaedi, (Yogyakarta: Lazuardi, 2002), hlm. 167

Muhammad, Muhyidin, Mengajar Anak Berakhlaq Al-Qur’an, Bandung : Remaja


Rosdakarya, 2004 hlm 5.

Narbuko, Cholid., Abu Achmadi.Metodologi Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara,


2007.

Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.Surabaya FKIP, 1988.

Raghib As-Sirjani & Abdurrahman A. Khaliq, Cara Cerdas Hafal Al-


Qur’an.Solo: Aqwam,2007.

Rika Dewi Sartika, Keefektifan Kurikulum Pendidikan Karakter Islami(Penelitian


di Sekolah Insan Teladan Yayasan Islam Terpadu Insan Teladan
Cileunyi Bandung), 2018.Prodi Magister Pendidikan Agama Islam.
Program Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati.

Sajirun, Muhammad.Manajemen Halaqah Efektif Agar Halaqah Menjadi


Bergairah Dan Produktif. Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2017.
122

Syaikh Abdullah bin Shalih, Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram dalam
Muhammad Abduh Tuasikal, Bulughul Maram-Shalat : Shalatlah
sebagaimana Kita melihat Nabi Shalat, 2022. Rumaysho.com

Sahabuddin,Nur Muhammad: Pintu Menuju Allah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu,


2002.

Saputro, Suprihadi, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran Umum, IKIP Malang,


1993, hal 143.

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta, 2010.

________,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung ;


Alfabeta, 2015.

Tria Masrofah, Fakhruddin, & Mutia. Peran Orang Tua dalamMembina Akhlak
Remaja (Studi Di Kelurahan Air Duku, Rejang Lebong-Bengkulu)
Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Agama IslamVol. 2, No. 2, Mei 2020

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Mahmud Yunus


Wadzurriyyah, 1989.

_______________,Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung, 1999.

Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian


Lapangan.Malang ; UM Press, 2008.

Faishol, Riza, Idi Warsah, Imam Mashuri, and Novita Sari. “EFEKTIVITAS
METODE MUROJA’AH DALAM MENGHAFAL AL-QURAN PADA
SISWA DI SEKOLAH ARUNSAT VITTAYA SCHOOL PATTANI
THAILAND.” INCARE, International Journal of Educational Resources
2, no. 1 (2021): 066–100.
Warsah, Idi. “Jihad and Radicalism: Epistemology of Islamic Education at
Pesantren Al-Furqan in Musi Rawas District.” Jurnal Ilmiah Islam Futura
21, no. 2 (2021): 152–69.
———. Pendidikan Islam Dalam Keluarga: Studi Psikologis Dan Sosiologis
Masyarakat Multi Agama Desa Suro Bali. Tunas Gemilang Press, 2020.
Warsah, Idi, and Muhamad Uyun. “Kepribadian Pendidik: Telaah Psikologi
Islami.” Psikis: Jurnal Psikologi Islami 5, no. 1 (2019): 62–73.
Yanto, Murni. “Management Problems of Madrasah Diniah Takmiliyah Awaliyah
Rejang Lebong Old Religious Units in Memorizing Al-Qur’an Juz
Amma.” Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 2 (2021): 235–48.
———. “Manajemen Kepala Madrasah Ibtidaiyah Dalam Menumbuhkan
Pendidikan Karakter Religius Pada Era Digital.” Jurnal Konseling Dan
Pendidikan 8, no. 3 (2020): 176–83.
123

Zamroni dalam Daheri, Mirzon dan Warsah, Idi, Pendidikan Akhlak : Realasi
Antara Sekolah dan Keluarga, Al Turats, Jurnal Pemikiran
Pendidikan Islam, Vol. 13 No.1 (2019) 3 – 20
124

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen Penelitian Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti


bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpil data. Instrumen selain manusia
(seperti; angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat
pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti
sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif kehadiran
peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik
manusia dan non manusia yang ada dalam kancah penelitian. Kehadirannya di
lapangan eneliti harus dijelaskan, apakah kehadirannya diketahui atau tidak
diketahui oleh subyek penelitian. Ini berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam
kancah penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif (Murni, 2017). Menurut Gulo,
Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau
pengamatan, atau daftar prtanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi. Instrumen itu disebut pedoman pengamatan atau pedoman wawancara
atau kuesioner atau pedoman dokumenter, sesuai denganmetode yang
dipergunakan
Dalam penelitian kualitatif, atau instrumen utama dalam pengumpulan
data adalah manusia yaitu, peneliti sendiri atau orang lain yang membantu
peneliti. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri yang mengumpulkan data
dengan cara bertanya, meminta, mendengar, dan mengambil. Peneliti dapat
meminta bantuan dari orang lain untuk mengumpulkan data, disebut
pewawancara. Dalam hal ini, seorang pewawancara yang langsung
mengumpulkan data dengan cara bertanya, meminta, mendengar, dan mengambil.
Berbeda dari penelitian kualitatif, dalam penelitian kuantitatif alat pengumpulan
data mengacu pada satu hal yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan
data, biasanya dipakai untuk menyebut kuisioner. Hal pokok dari perbedaan
tersebut adalah dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri yang harus
mengumpulkan data dari sumber, sedangkan dalam penelitian kuantitatif orang
yang diteliti (responden) dapat mengisi sendiri kuisioner tanpa kehadiran peneliti,
umpamanya survei electronik atau kuesioner yang dikirimkan
125

Tabel 1.1
Kisi-kisi Observasi

No Aspek yang diobservasi


1. Keadaan lokasi objek penelitian yaitu SMPIT Permata Hati Merangin
Jambi
2. Keadaan sarana dan prasarana SMPIT Permata Hati Merangin Jambi
3. Pembentukan karakter Insan Kamil melalui Halaqoh Tahfidzul Qur’an di
SMPIT Permata Hati Merangin.
4. Pelaksanaan Program Halaqah Tahfidzul Qur’an di SMPIT Permata Hati
Merangin Jambi
5. Karakter insan kamil yang terbentuk pada diri siswa setelah mengikuti
program Halaqoh Tahfidzul Qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin
Jambi
126

Tabel 1.2
Kisi-kisi Wawancara

No
No Aspek/Dimensi Indikator Sasaran Pernyataan
Item
1. Pemahaman Pengertian insan Pimpinan Tanggapan tentang 1
Pimpinan kamil sekolah, pengertian insan
sekolah, guru guru kamil
Tahfidz dan tahfidz
siswa tentang dan
pembentukan siswa
karakter insan
kamil melalui
halaqoh
Tahfidzul
Qur’an
Dasar atau dalil Pimpinan Tanggapan tentang 2
tentang insan sekolah dasar atau dalil
kamil dan guru insan kamil
tahfidz
Ciri-ciri karakter Pimpinan Tanggapan 3
insan kamil sekolah tentang ciri-ciri
dan guru karakter insan
tahfidz kamil
Dasar atau dalil Pimpinan Tanggapan tentang 4
tentang tahfidzul sekolah dalil tahfidzul
Qur’an dan guru Qur’an
tahfidz
2. Program Latar belakang Pimpinan Tanggapan tentang 5
Halaqah pendidikan guru sekolah Latar belakang
127

Tahfidzul tahfidz dan guru pendidikan guru


Qur’an di tahfidz tahfidz
SMPIT Latar belakang Pimpinan Tanggapan tentang 6
Permata Hati pelaksanaan Sekolah, latar belakang
Merangin Metode Halaqoh guru Pelaksanaan
Jambi Tahfidzul Qur’an tahfidz Metode Halaqoh
dan Tahfidzul Qur’an
siswa
Materi yang Pimpinan Tanggapan tentang 7
disampaikan Sekolah, Materi yang
dalam Halaqoh guru disampaikan
Tahfidzul Qur’an tahfidz dalam Halaqoh
Tahfidzul Qur’an
2. Karakter insan Perilaku siswa Pimpinan Tanggapan 8
Sekolah, tentangPerilaku
kamil yang menjadi lebih
guru siswa menjadi
terbentuk pada disiplin, tahfidz lebih disiplin,
bertanggungjawab,
diri siswa bertanggungjawab,
jujur, sopan dan
setelah jujur, sopan dan berorestasi
mengikuti berorestasi
program
Halaqoh
Tahfidzul
Qur’an di
SMPIT
Permata Hati
Merangin
Jambi
3. Keberhasilan waktu Pimpinan Menggambarkan 9
dalam sekolah, tentang waktu
pembentukan guru dan dalam membentuk
128

karakter insan siswa karakter insan


kamil melalui kamil
metode Harapan Pimpinan Tanggapan tentang 10
halaqoh Sekolah, harapan setelah
tahfidzul guru mengikuti halaqoh
qur’an tahfidz tahfidzul qur’an
dan
siswa
Jumlah siswa yang Pimpinan Tanggapan tentang 11
mengikuti dan guru jumlah siswa yang
program tahfidz mengikuti halaqoh
tahfidzul qur’an
Siswa yang Pimpinan Tanggapan tentang 12
menggambarkan dan guru Siswa yang
karakter insan tahfidz menggambarkan
kamil dalam karakter insan
perilakunya sehari kamil dalam
hari perilakunya sehari
hari
129

Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan untuk Kepala Sekolah SMPIT Permata Hati Merangin Jambi


Nama lengkap : Suharwati,S.Ag
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Kepala sekolah
Lama Pengabdian : 11 Tahun
==========================================================
Bentuk pertanyaan:
1. Menurut bapak/ibu ustadz, apa pengertian dari Insan Kamil itu?
2. Apa dasar atau dalil tentang Insan Kamil menurut yang bapak/ibu ustadz
ketahui?
3. Bagaimana ciri-ciri karakter Insan Kamil tersebut menurut bapak/ibu
ustadz?
4. Menurut bapak/ibu ustadz, apa pengertian darihalaqoh tahfidzul qur’an itu?
5. Menurut bapak/ibu ustadz apa latar belakang penerapan halaqoh tahfidzul
qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi?
6. Sudah berapa lama metode halaqoh tahfidzul qur’an di SMPIT Permata Hati
Merangin Jambi dilaksanakan?
7. Apa saja materi yang disampaikan dalam halaqoh tahfidzul qur’an di
SMPIT Permata Hati Merangin Jambi?
8. Bagiman metode halaqoh tahfidzul qur’an di SMPIT Permata Hati
Merangin Jambi bisa membentuk karakter insan kamil pada diri siswa?
9. Bisakah bapak/ibu ustadz menjelaskan berapa lama penerapan metode
halaqoh tahfidzul qur’an bisa menghasilkan karakter insan kamil?
10. Dalam pantauan bapak/ibu ustadz bagaimana perkembangan karakter siswa
setelah mengikuti halaqoh tahfidzul qur’an?
11. Karakter seperti apa saja yang diharapkan dari siswa yang mengikuti
halaqoh tahfdzul qur’an?
12. Berapa banyak siswa yang mengikuti halaqoh tahfidzul qur’an dan berapa
banyak yang menggambarkakn karakter insan kamil?
130

13. Menurut bapak/ibu ustadz, harus berapa lamakah metode halaqoh tahfidzul
qur’an dilaksanakanagar mencapai pribadi Insan Kamil?
14. Apa harapan bapak/ibu ustadz pada diri siswa setelah mengikuti metode
halaqoh tahfidzul qur’an ini?
15. Berapa jumlah guru tahfidz yang mengajar dan apa saja latar belakang
pendidikannya?
16. Bisakah ustadz menggambarkan bagaimana ketercapaian siswa yang
mengikuti halaqoh tahfidzul qur’andalam menerapkan karakter insan kamil
tersebut?
17. Adakah kendala bagi diri bapak/ibu ustadz, guru dan siswa dalam
melaksanakan halaqoh tahfidzul qur’an?
18. Apa harapan bapak/ibu ustadz terhadap guru dan siswa yang ada di SMPIT
Permata Hati Merangin Jambi?
131

Pertanyaan untuk Guru SMPIT Permata Hati Merangin Jambi.


Nama lengkap : H.Eka Adi Candra,LC
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Guru PAI :
Lama mengajar : 4 Tahun
==========================================================
Bentuk pertanyaan:
1. Menurut bapak/ibu ustadz, apa pengertian dari Insan Kamil itu?
2. Apa dasar atau dalil tentang Insan Kamil menurut yang bapak/ibu ustadz
ketahui?
3. Bagaimana ciri-ciri karakter Insan Kamil tersebut menurut bapak/ibu
ustadz?
4. Menurut bapak/ibu ustadz, apa pengertian darihalaqoh tahfidzul qur’an itu?
5. Menurut bapak/ibu ustadz apa latar belakang penerapan halaqoh tahfidzul
qur’an di SMPIT Permata Hati Merangin Jambi?
6. Sudah berapa lama metode halaqoh tahfidzul qur’an di SMPIT Permata Hati
Merangin Jambi dilaksanakan?
7. Apa saja materi yang disampaikan dalam halaqoh tahfidzul qur’an di
SMPIT Permata Hati Merangin Jambi?
8. Bagiman metode halaqoh tahfidzul qur’an di SMPIT Permata Hati
Merangin Jambi bisa membentuk karakter insan kamil pada diri siswa?
9. Bisakah bapak/ibu ustadz menjelaskan berapa lama penerapan metode
halaqoh tahfidzul qur’an bisa menghasilkan karakter insan kamil?
10. Dalam pantauan bapak/ibu ustadz bagaimana perkembangan karakter siswa
setelah mengikuti halaqoh tahfidzul qur’an?
11. Karakter seperti apa saja yang diharapkan dari siswa yang mengikuti
halaqoh tahfdzul qur’an?
12. Berapa banyak siswa yang mengikuti halaqoh tahfidzul qur’an dan berapa
banyak yang menggambarkakn karakter insan kamil?
13. Menurut bapak/ibu ustadz, harus berapa lamakah metode halaqoh tahfidzul
qur’an dilaksanakanagar mencapai pribadi Insan Kamil?
132

14. Apa harapan bapak/ibu ustadz pada diri siswa setelah mengikuti metode
halaqoh tahfidzul qur’an ini?
15. Bisakah ustadz menggambarkan bagaimana ketercapaian siswa yang
mengikuti halaqoh tahfidzul qur’andalam menerapkan karakter insan kamil
tersebut?
16. Adakah kendala bagi diri bapak/ibu ustadz dalam melaksanakan halaqoh
tahfidzul qur’an?
17. Apa harapan bapak/ibu ustadz terhadap siswa yang ada di SMPIT Permata
Hati Merangin Jambi?
133

Pertanyaan untuk Guru SMPIT Permata Hati Merangin Jambi.


Nama lengkap : Iing yulia Saputra,S.Kom
Umur : 33 Tahun
Pekerjaan : Guru PAI ( Qur’an )
Lama Mengajar : 4 Tahun
==========================================================
Bentuk pertanyaan:
1. Menurut saudara, apa pengertian dari Insan Kamil itu?
2. Apa dasar atau dalil tentang Insan Kamil menurut yang saudara ketahui?
3. Bagaimana ciri-ciri karakter Insan Kamil tersebut menurut saudara?
4. Menurut saudara, apa pengertian darihalaqoh tahfidzul qur’an itu?
5. Menurut saudaraapa latar belakang penerapan halaqoh tahfidzul qur’an di
SMPIT Permata Hati Merangin Jambi?
6. Sudah berapa lama metode halaqoh tahfidzul qur’an di SMPIT Permata Hati
Merangin Jambi dilaksanakan?
7. Apa saja materi yang disampaikan dalam halaqoh tahfidzul qur’an di
SMPIT Permata Hati Merangin Jambi?
8. Apakah halaqoh tahfidzul qur’an yang saudara ikuti mempengaruhi prestasi
belajar saudara?
9. Bisakah saudara menjelaskan berapa lama penerapan metode halaqoh
tahfidzul qur’an bisa menghasilkan karakter insan kamil?
10. Apa yang saudara rasakan setelah mengikuti halaqoh tahfdzul qur’an?
11. Apa harapan saudara setelah mengikuti metode halaqoh tahfidzul qur’an
ini?
12. Adakah kendala bagi diri saudara dalam melaksanakan halaqoh tahfidzul
qur’an?
13. Apa harapan saudara terhadap pelaksanaan halaqoh tahfidzul qur’an di
SMPIT Permata Hati Merangin Jambi?
134

KEGIATAN HALAQOH TAHSIN,MUROJAAH DAN HAFALAN QUR’AN PUTRA DI SMPIT


PERMATA HATI,JAMBI MERANGIN.

KEGIATAN HALAQOH TAHSIN,MUROJAAH DAN HAFALAN QUR’AN PUTRI DI SMPIT


PERMATA HATI,JAMBI MERANGIN.
135

SETORAN HAFALAN QUR’AN SECARA BERGANTIAN.

SETORAN HAFALAN QUR’AN SECARA BERGANTIAN BERSAMA GURU QUR’AN


136

WAWANCARA BERSAMA KETUA BIDANG TAHFIZH QUR’AN YAYASAN PERMATA


HATI,JAMBI

MENGAMATI KEGIATAN BELAJAR ANAK SAAT HALAQOH TAHFIZH QUR’AN

Wawancara
137
138

CURRICULUM
VITAE
PENDIDIKAN

PROFIL
SekolahDasar (SD) 1993
Nama : Susianto Al Bukhori
SekolahMenengahPertama (SMP) 1996
TTL : Pancasila, 17 Agustus 1980
SekolahMenengah Tingkat Atas 2002
Jenis Kelamin : Laki-laki
Strata Satu (S1) 2009
Alamat : BTN Villa Mas Permai Blok D.06

Desa Sungai
UlakMerangin
KONTAK
Telepon : 081380802904 PENGALAMAN ORGANISASI
Berat
Whatsapp :
: 081380802904

Instagram :-  Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Cab.


Merangin
Twitter :-
 Dewan Masjid Indonesia (DMI)
Facebook : Bukhoribangko Cab. Merangin

Email : bukhoribangko568@gmail.com

jEN MOTTO
SKILL
Komunikasi : Bahasa Arab
Hidup Bahagia dan Membahagiakan Orang
: SeniMembaca Qur’an lain

HOBI
PENGALAMAN PELATIHAN
INSTANSI : Al Azhar University Cairo Mesir Olah Raga

 Daurah A’immah
 2018 (4 bulan)
139
140
141
142

Anda mungkin juga menyukai