Jenis karya tulis adalah skripsi dan tujuan penulisan adalah diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana.
Oleh :
Sarah Maulidiyanti
11140430000029
iv
melampirkan pasal 54 dan 127 UU Nomor 35 tahun 2009 karena terdakwa pada
saat itu hanya sebgai korban dari penyalahgunaan narkotika yaitu hanya sekedar
konsumsi saja sesuai yang terjadi pada kronologi kasus. Menurut hemat penulis
juga putusan belum sesuai dengan SPPA (sistem peradilan anak) Undang-undang
32 tahun 2002 Jo Undang-undang nomor 11 tahun 2012 karena ketika hukum
acara pidana terjadi anak tersebut di persidangkan dengan sidang terbuka sesuai
Undang-undang nomor dan peradilan di lakukan dengan majelis yang seharusnya
dilakukan dengan hakim tunggal sesuai dengan pasal pasal 44 ayat 1 dan 2
Undang-undang No.11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan
melanggar UU Pasal 54 UU Nomor 11 Tahun 2012 (SPPA) sistem peradilan
pidana anak.
v
حي ِْم
ِ َن ال َّر ِ ِبسْ ِم ه
ِ ّللا الرَّ حْ م
KATA PENGANTAR
Puji Syukur yang tak terhingga atas limpahan rahmat dan nikmat Allah
SWT, sehingga kita semua tetap dalam kondisi sehat beserta islam dan iman yang
melekat. Shalawat dan salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabatdan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Ungkapan Alhamdulillah, atas selesainya tulisan skripsi yang berjudul
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Analisis Putusan PN Depok Nomor :
336/Pid.Sus/2013/PN.Dpk) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Hukum (S.H) Program Studi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai manusia yang penuh khilaf dan salah, penulis menyadari bahwa
skripsi ini jauh dar sempurna. Namun penulis berharap bahwa hasil penelitian
skripsi ini bermanfaat terutama bagi penulis dan bagi akademisi secara umum.
Penulis juga menyadari, bahwa hanya dengan bantuan banyak pihak skripsi ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu, ucapan banyak terimakasih penulis
sampaikan terutama kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si., Ketua Program Studi
Perbandingan Mazhab dan ibu Hj. Siti Hana, S.Ag., Lc., M.A. Sekretaris
Ketua Program Studi Perbandingan Mazhab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Mukri Aji, Dosen Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan
banyak hal dalam perkuliahan sampai proses penyelesaian skripsi ini
4. Bapak Dr.Burhanudin, SH., M.Hum dan Bapak Mara Sutan Rambe,SHI.,
MH, Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan
bimbingan sampai proses penyelesaian skripsi ini
5. Ibu Dra. Afidah Wahyni, M.Ag., dosen penguji proposal skripsi yang telah
membimbing dan memberikan arahan terhadap langkah awal skripsi ini
vi
6. Para Dosen di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmunya diberbagai disiplin keilmuan, baik dalam
perkuliahan atau di luar, semoga mendapat balasan dari Allah SWT dan
bermanfaat bagi penulis.
7. Tak lupa dan teristimewa, ungkapan terimakasih untuk Ayahanda dan Ibunda
tercinta, H.Agus thambrin dan Yulis Anggeu Aneri serta semua anggota
keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa setiap waktu
8. Seluruh teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Perbandingan Mazhab
angkatan 2014, teman seperjuangan di HMPS Perbandingan Mazhab, Ar
Rahman, Mahasiswi Perbandingan Hukum dan organisasi komunitas lainya
yang telah meluangkan waktu bersama dalam mendewasakan diri dan berbagi
ilmu bersama
9. Teman-teman semangat skripsi yang penulis banggakan yang setiap saat
bersama memberikan dukungan, saran, dan masukan kepada penulis
10. Kepada Ka Rizky yang penulis banggakan yang setiap saat bersama
memberikan dukungan, saran, dan masukan kepada penulis dari awal
penulisan hingga akhir penulisan skripsi ini
11. Seluruh pihak yang ikut andil memberikan dukungan moril atau materil yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga rahmat Allah senantiasa
menyertai mereka.
Hanya ungkapan terimakasih dan doa yang dapat penulis sampaikan, dengan
harapan semoga amal ibadah mereka semua diterima oleh Allah SWT,
mendapatkan balasan dengan sebaik baiknya balasan,dan menjadi catatan
kebaikan diakhirat kelak. Amin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ iii
ABSTRAK........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. viii
BAB I : PENDAHULUAN
viii
BAB III: PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH ANAK DAN
PENEGAKAN HUKUM MENURUT HUKUM POSITIF
A. Sejarah Undang-Undang Psikotropika................................... 29
B. Posisi Kasus ........................................................................... 31
C. Anak ....................................................................................... 43
1. Pengertian Anak Menurut Hukum Posistif ....................... 43
2. Pengertian Anak Menurut Hukum Islam .......................... 46
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 70
B. Rekomendasi .......................................................................... 71
ix
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Penyalahgunaan narkotika adalah problematika yang sudah tidak asing
lagi di telinga masyarakat indonesia. Maka dari itu, di Indonesia menurut data
penyalahgunaan narkotika secara umum terdapat banyak kasus, pernyataan ini
didukung dengan hasil survey data BNN dari tahun 2014-2017 pada tahun 2014
terdapat 3,8 juta sampai 4,1 juta orang, pada tahun 2015 terdapat 5,8 juta orang,
2016 terdapat 902 kasus, dan terakhir 2017 terdapat 46.537 kasus.1 Menurut data
hasil survei BNN, Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup
mengkhawatirkan terhadap permasalahan narkotika.
Adapun untuk usia produksi narkoba tersendiri berada disekitar umur 24
sampai 30 tahun. Pengguna narkotika berkembang hingga mencapai 5.1 juta
pertahun dan dari sekian juta pengguna narkotika 15 ribu jiwa melayang akibat
penyalahgunaan narkotika tersebut. Rata-rata umur pertama kali pakai narkoba 16
tahun sampai dengan 27 tahun. Dua alasan terbanyak yang dikemukakan adalah
ingin tahu atau coba-coba dan bersenang-senang, baik pada laki-laki maupun
perempuan
Pemerintah telah mengeluarkan banyak peraturan perundang undangan
tentang narkotika dan peredaranya. Diantaranya UU No.22 Tahun 1997 tentang
Narkotika, UU No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, UU No 7 tahun 1997
tentang konvensi perserikatan bangsa-bangsa tentang pemberatasan peredaran
gelap Narkotika dan Psikotropika, Pemenkes No.688/Menkes/Per/VII/1997
tentang peredaran psikotropika, permenkes No.785/Menkes/Per/VII/1997 tentang
ekspor dan impor Psikotropika, UU No 8 Tahun 1996 Tentang Konvensi
Psikotropika.
Jenis narkoba yang paling banyak digunakan adalah pertama ganja, baik
pada kelompok coba pakai ataupun teratur/pecandu. Ganja banyak digunakan
1
www.google.com/amp/s/news.idntimes.com/indonesia/amp/fitang-adhitia/sepanjang
tahun-2017-bnn-ungkap-46537-kasus-narkoba?espv=1.diakses selasa 20 maret 2018 jam 06.16
1
2
pertama kali karena mudah didapat dan harganya relatif terjangkau. Mereka pakai
pertama kali ganja saat bersama teman-temannya yang lebih dahulu menjadi
penyalahguna narkoba, dan biasanya mencoba ganja yang dimiliki temannya
tersebut. Kedua “Ngelem” merupakan cara yang paling banyak dipilih untuk
pertama kali pakai narkoba, karena pada kelompok pelajar/mahasiswa
kemampuan secara finansialnya masih terbatas dan barangnya mudah di dapati
karena dijual bebas di warung atau toko. Jenis lain yang banyak disalahgunakan
adalah ketiga obat daftar G (obat resep) yang dapat dibeli bebas di apotik atau
toko obat, seperti tramadol, dextro, trihex, atau pil koplo. Namun, banyak juga
diantara mereka yang tidak ingat, apa jenis narkoba yang pertama kali
dipakainya.2
Menurut data di Kota Depok termasuk berapa persen dari keseluruhan
pengguna narkotika di Indonesia, Pada era zaman ini permasalahan-permasalahan
tersebut bukan hanya orang dewasa saja yang menjadi pengguna maupun
penyalahgunaan narkotika tersebut tetapi anak yang dibawah umur juga kini
termasuk dalam permasalahan penyalahgunaan narkotika.
Salah satu pertimbangan atau konsideran undang-undang nomor 23 tahun
2002 menyatakan bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus
cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri-ciri dan
sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada
masa depan.3
Mengenai batas umur anak dimaksud dalam Undang-undang No. 11
Tahun 2012 UU SPPA, tampaknya ketentuan Pasal 1 butir 3.4 Dan bagaimana
anak tersebut menghadapi permasalahan dalam menghadapi permasalahan hukum.
Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang RI nomor 35 Tahun 2009
pasal 55 ayat (2) tentang narkotika Jo. UU No. 11 tahun 2012 tentang sistem
peradilan pidana anak.
2
Ringkasan Eksekutif Hasil Survei BNN Tahun 2016 Puslitdatin BNN
3
Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), Cet, ke- 2,
h., 103.
4
Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak., Jakarta:2007 (Imam Sejati Klaten,
Cet ke 3) h., 19
3
1. Orang tua wali dari pecandu yang cukup umur wajib melaporkanya kepada
pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/
perawatan;
2. Pecandu narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau
dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit,
dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yag ditunjuk oleh
pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.5
Menurut undang-undang narkotika Nomor 35 Tahun 2009 pada pasal 1
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini kemudian di tetapkan dengan
keputusan menteri kesehatan.6
Dampak negatif kejahatan narkoba terhadap kehidupan manusia sangat
dahsyat, karena merusak masa depan generasi bangsa dalam berbagai aspek
kehidupan.baik aspek sosial, budaya, ekonomi, politik dan pertahanan
keamanan.7 Oleh karena itu, ketika terjadi penyalahgunaan narkotika oleh
anak, negara perlu memberikan perhatian terhadap masalah ini.
Penyalahgunaan narkoba mempunyai dimensi yang luas dan kompleks,
baik dari sudut medik, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial. Pengguna
narkoba dapat merusak tatanan kehidupan keluarga, lingkungan masyarakat
dan lingkungan sekolahnya, bahkan langsung atau tidak langsung merupakan
ancaman bagi kelangsungan pembangunan serta masa depan bangsa dan negara
Indonesia. Menghadapi permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba mengharuskan pemerintah memikirkan bagaimana cara
5
Zainudin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: LP3ES, 1983) Cet ke-1, h., 10.
6
Undang-undang Narkotika No, 22 Tahun 1997 dan Undang-undang Psikotropika Nomor 5
Tahun 1997, (Jakarta: Asa Mandiri, 2008)
7
A Kadarmanta. Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa, (Jakarta: Perdana Media, 2010) h.,
2
4
8
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta: Akademika Presindo,1985).
9
Pasal 64 KUHAP berbunyi: terdakwa berhak untuk diadili di sidang pengadilan yang
terbuka untuk umum.
5
10
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia, (Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada 2011), h., 97-100
6
2. Manfaat Penelitian
a. Dalam bidang akademik penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam penegakan hukum
terhadap penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh anak yang secara
langsung dapat merespon kenyataan yang terjadi pada masa kini.
b. Bagi masyarakat luas penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam dan meyakinkan tentang
penegakan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
D. Metode penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini terdiri atas
1. Sumber Data
Penelitian ini termasuk kategori penelitian kepustakaan.Karena
penelitian ini berbentu penelitian kepustakaan,maka seluruh kegiatan
penelitian ini dipusatkan pada kajian buku yang memiliki keterkaitan
dengan topik pembahasan, Adapun sumber data tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Sumber Primer: yaitu putusan nomor 336/Pid.Sus/2013/PN.DPK, UU NRI
nomor 11 tahun 2012 tentang SPPA (sistem peradilan anak) , UU nomor
35 Tahun 2009 tentang narkotika
2. Sumber Sekunder: yaitu buku-buku yang menunjang pembahasan
mengenai judul skripsi ini yaitu buku-buku yang mengenai penegakan
hukum terhadap kejahatan narkoba yang dilakukan oleh anak putusan
8
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini dibagi atas lima bab bahasan dengan
perincian sebagai berikut:
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
penelitian, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, review terdahulu, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan
Bab II merupakan bab yang membahas mengenai pandangan umum
tentang pemidanaan dan penyalahgunaan narkotika
Bab III merupakan bab yang membahas mengenai penyalahgunaan
narkotika oleh anak dan penegakan hukum menurut hukum positif dan Islam
Bab IV merupakan bab yang membahas analisis proses peradilan dalam
putusan pengadilan negeri depok mengenai penggunaan narkotika oleh anak
Bab V adalah penutup, yakni merupakan kesimpulan dan saran-saran
membangun bagi menuju kearah lebih baik.
BAB II
PANDANGAN UMUM TENTANG PEMIDANAAN DAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
1. Tindak Pidana
1. Pengertian
Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP) dikenal dengan istilah stratbaar feit dan dalam
kepustakaan tentang hukum pidana sering mempergunakan istilah delik,
sedangkan pembuat undang-undang merumuskan suatu undang-undang
mempergunakan istilah peristiwa pidana atau perbuatan pidana atau
tindak pidana. Tidak pidana merupakan suatu istilah yang mengandung
suatu pengertian dasar dalam ilmu hukum, sebagai istilah yang dibentuk
dengan kesadaran dalam memberikan ciri tertentu pada peristiwa hukum
pidana Tindak pidana mempunyai pengertian yang abstrak dari peristiwa-
peristiwa yang kongkrit dalam lapangan hukum pidana, sehingga tindak
pidana haruslah diberikan arti yang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan
jelas untuk dapat memisahkan dengan istilah yang dipakai sehari-hari
dalam keghidupan masyarakat.
Moeljatno, yang berpendapat bahwa pengertian tindak pidana yang
menurut istilah beliau yakni perbuatan pidana adalah “Perbuatan yang
dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman
(sanksi) yang berupa pidana tertentu,bagi barang siapa melanggar
larangan tersebut.” 11
Bambang Poernomo, berpendapat bahwa perumusan mengenai
perbuatan pidana akan lebih lengkap apabila tersusun sebagai berikut:12“
Bahwa perbuatan pidana adalah suatu perbuatan yang oeh suatu aturan
hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana bagi barang siapa
yang melanggar larangan tersebut”
11
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 54
12
Poernomo, Bambang, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992), h.
130
11
12
13
A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya
Bakti, 1997), h., 193.
13
14
Frans, Maranmis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis Di Indonesia, (Jakarta: Rajawali
Pers,2013) h., 69-81
14
9. Pemidanaan
1. Pengertian
Kata “pidana” pada umumnya diartikan sebagai hukum, sedangkan
“pemidanaan” diartikan sebagai penghukuman. Doktrin membedakan
hukum pidana materil dan hukum pidana formil. J.M. Van Bemmelen
menjelaskan kedua hal tersebut sebagai berikut :
Hukum pidana materil terdiri atas tindak pidana yang disebut berturut-
turut, peraturan umum yang dapat diterapkan terhadap perbuatan itu,
dan pidana yang diancamkan terhadap perbuatan itu. Hukum pidana
formil mengatur cara bagaimana acara pidana seharusnya dilakukan
dan menentukan tata tertib yang harus diperhatikan pada kesempatan itu.
Tirtamidjaja menjelaskan hukum pidana meteril dan hukum pidana
formil sebagai berikut:15
15
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h.
2
16
16
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, perkembangan
penyusunan konsep KUHP Baru (Jakarta: Kencana, 2011) h.,151-152
17
A.Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h., 31
18
18
A.Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional h., 32
19
pidana dan tindakana bagi anak. Dengan demikian, tidak akan terjadi
tumpang tindih ataupun saling bertentangan.19
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 Jo Undang-undang Nomor
11 Tahun 2012 menyatakan bahwa “anak adalah orang yang dalam
perkara anak nakal telah mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan
belum pernah kawin (pasal 1 butir 1)”. Yang dimaksud anak nakal adalah:
“Anak yang melakukan tindak pidana, atau Anak yang melakukan
perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan
perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang
hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan”.
Apabila kita kaitkan dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun
1995 tentang pemasyarakatan maka status anak nakal tersebut
berdasarkan putusan pengadilan dapat sebagai anak pidana atau anak
negara. Disebut anak pidana yaitu “anak yang berdasarkan putusan
pegadilan menjalani pidana di lembaga pemasyarakatan (LP) anak
paling lama sampai umur 18 (delapan belas) tahun. Kemudian sebagai
anak negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan
diserahkan pada negara untuk dididik dan ditempatkan di LP anak
paling lama sampai berumur 18 (delapan belas ) tahun”.
Menurut Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 terhadap anak
nakal dapat dijatuhkan pidana yaitu pidana pokok, pidana tambahan
atau tindakan. Dengan menyimak pasal 23 ayat (1) dan ayat (2) diatur
pidana pokok dan pidana tambahan bagi anak nakal.20
1. Pidana Pokok
Ada beberapa pidana pokok yaing dapat dijatuhkan kepada anak
nakal, yaitu:
1. Pidana Penjara.
2. Pidana Kurungan.
3. Pidana Denda, atau
19
Bambang Waluyo, Pidana dan pemidanaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h., 26
20
Bambang Waluyo, Pidana dan pemidanaan, h., 27
20
4. Pidana Pengawasan.
5. Pidana Tambahan
Seperti telah disebut bahwa selain pidana pokok maka terhadap
anak nakal dapat juga dijatuhkan pidana tambahan yang berupa:
1. Perampasan barang-barang tertentu, dan atau.
2. Pembayaran ganti rugi.
3. Tindakan
Beberapa tindakan yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal
(Pasal 24 ayat 1) adalah:
1. Mengembalikan kepada orang tua, wali, atau orang tua asuh,
2. Menyerahkan kepada negara untuk mengikuti pendidikan,
pembinaan, dan latihan kerja, atau menyerahkan kepada
Departemen Sosial, atau organisasi sosial kemasyarakatan yang
bergerak di bidang pendidikan, pembinaan da latihan kerja.
Selain tindakan tersebut, Hakim dapat memberi teguran dan
menetapkan syarat tambahan. Teguran adalah peringatan dari Hakim
baik secara langsung terhadap anak yang dijatuhi tindakan maupun
secara tidak langsung melalui orang tua, wali, atau orang tua
asuhnya agar anak tersebut tidak mengulangi perbuatan. Syarat
tambahan itu misalnya kewajiban untuk melapor secara periodik
kepada pembimbingan kemasyarakatan (penjelasan pasal 24 ayat
(2)).
Penjatuhan tindakan oleh hakim di lakukan kepada anak yang
melakuan perbuatan yang di nyatakan terlarang bagi anak, baik
menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan
hukum lain. Namun, terhadap anak yang melakukan tindak pidana,
hakim menjatuhkan pidana pokok dan atau pidana tambahan atau
tindakan.
Dari segi usia, pengenaan tindakan terutuma bagi anak yang
masih berumur 8 (delapan) tahun sampai 12 (dua belas) tahun.
Terhadap anak yang telah melampui umur di atas 12 (dua belas)
21
21
Bambang Waluyo, Pidana dan pemidanaan, h., 28
22
Bambang Waluyo, Pidana dan pemidanaan, h., 29
22
relatif baru yaitu apabila pidana denda tersebut tenyata tidak dapat
dibayar maka dapat diganti dengan wajib latihan kerja. Undang-undang
menetapkan demikian sebagai upaya untuk mendidik anak yang
bersangkutan agar memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya
( penjelasan Pasal 28 ayat (2)).
Kaitanya dengan wajib latihan kerja, perlu diciptakan koordinasi
efektif dengan pekerja sosial dari departemen sosial maupun pekerja
sosial sukrela dari organisasi sosial kemasyarakatan. Di tegaskan
melalui Pasal 34 Undang-Undang Nomor 3 Tahun1997 bahwa pekerja
sosial bertugas membimbing, membantu, dan mengawasi anak nakal
yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan kepada departemen
sosial untuk mengikuti pendidikan, pembinaan dan latihan kerja.
Lama wajib Latihan kerja sebagai pengganti denda, paling lama 90
(sembilan puluh) hari kerja dan lama latihan kerja tidak lebih dari
empat jam sehari serta tidak dilakukan pada malam hari ( Penjelasan
pasal 28 ayat 3). Tentunya hal demikian mengingat pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental, dan sosial anak serta perlindungan anak
7. Pidana Bersyarat
Garis besar penentuan pidana bersyarat bagi anak nakal sesuai
dengan rumusan pasal 29 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997
adalah:23
1. Pidana bersyarat dapat dijatuhkan, apabila pidana penjara yang
dijatuhkan paling lama 2 (dua) tahun, sedangkan jangka waktu masa
pidana bersyarat adalah paling lama 3(tiga) tahun.
2. Dalam putusan pidana bersyarat diberlakukan ketentuan berikut.
1. Syarat umum, yaitu anak nakal tersebut tidak akan melakukan tindak
pidana lagi selama menjalani masa pidana bersyarat.
2. Syarat khusus, yaitu untuk melakukan atau tidak melakukan hal tersebut
yang ditetapkan dalam putusan hakim dengan tetap memperhatikan
23
Bambang Waluyo, Pidana dan pemidanaan, h. 27
24
5. Narkotika
1. Pengertian
Secara etimologis narkoba atau narkotika berasal dari bahasa
inggris norcose atau narcosis yang berarti menidurkan25 dan
24
Bambang Waluyo, Pidana dan pemidanaan h., 27
25
Poerwadarminta, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Vers Luys, 1952), h.,112.
26
26
Jhon M. Elhols dan Hasan Sadili, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia,
1996), h., 390
27
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Islam, (Bandung Alumni,196), h.,36
28
Anton M.Moelyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h.,
609
29
Soedjono, Patologi Sosial, (Bandung Alumni Bandung,1997), Cet ke -2, h., 78
30
M.Ridho Ma’ruf, Narkotika, Masalah dan Bahayanya, (Jakarta: CV Marga Jaya,1976) h.,
15
27
arti luas. Narkotika dalam arti sempit, bersifat alami yaitu semua bahan
obat opiate, kokaine dan ganja. Narkotika dalam arti luas, bersifat alami
dan sintetis yaitu semua bahan obat-obatan yang berasal dari papaver
samniferum (oium/canda, Morphine,Heroin,dsb); Eryth Raxlon coca
(cocaine); Cannabis Sativa (Ganja, Hasysisy); golongan obat-obatan
depressants (obat penenang); golongan obat-obatan halluciogen (obat
pemicu khayal).31
Dalam UU Nomor 35 Tahun 2009, tidak memberikan definisi
narkotika tetapi hanya menyebut bahan-bahan narkotika yang pada
pokokya:
1. Dari bahan-bahan : Papaver, Ganja dan Kokain;
2. Garam-garam dari turunan Morfina dan Kokain;
3. Bahan-bahan lain, baik ilmiah maupun sintetis yang belum
disebutkan yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina, atau
kokaina yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan sebagai
Narkotika, apabila penyalahgunaanya dapat menimbulkan
ketergantungan yang dapat merugikan;
4. Campuran dari sediaan atau preparat Nomor 1,2, dan 3
Dari waktu kewaktu istilah narkoba ditambah dengan alkohol
sering disebut dengan NAZA (Narkotik, Alkohol, dan Zat Adiktif
lainya), tetapi kemudian muncul obat-obatan yang sejenis dengan
narkotika, hanya saja tidak ada kandungan narkotika di dalamnya yang
kini beredar di pasaran ilegal dan disebut dengan psikotropika.
Belakangan ini disebut juga dengan NAPZA (Narkotik, Alkohol,
Psikotropika, Zat Adiktif lainya). Adapun yang disebut zat adiktif
lainya disini adalah zat-zat pada umumnya yang dapat membuat orang
adictif atau ketergantungan atau kecanduan seperti nikotin pada
tembakau dan kafein pada kopi.32
31
Heriadi Willy, Berantas Narkotika Tak Cukup Hanya Bicara (Tanya Jawab & opini),
Yogyakarta: UII Press Yogyakarta,2005), Cet.Ke-1, h., 4
32
Heriadi Willy, Berantas Narkotika Tak Cukup Hanya Bicara (Tanya Jawab & opini),
h., 4
28
5. Jenis-Jenis Narkotika
Berdasarkan Undang-undang 35 Tahun 2009, jenis narkoba
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: golongan I, golongan ini termasuk
narkotika yang paling berbahaya karena daya adiktifnya sangat tinggi,
golongan tidak boleh digunakan untuk kepentingan apapun, kecuali
untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Yang termasuk narkoba
golongan I adalah ganja, heroin, kokain.
Narkoba golongan II, golongan ini termasuk narkoba yang
memiliki daya adiktif sangat tinggi tetapi sangat bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Yang termasuk narkoba golongan II yaitu,
betametadol, benzetidin, dan pestisidin.33
Narkoba golongan III, golongan ini memiliki daya adiktif yang
ringan tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian serta
untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Yang termasuk golongan III
yaitu aserihidrotema dan dihidrokodemia.
Ada 4 jenis narkoba yang beredar di Indonesia yaitu, ganja,
opium, putaw dan kokain.sesuai dengan Pasal 4 Undang-undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika: Undang-undang Narkotika bertujuan
1. Menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi;
2. Mencegah, melindungi dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari
penyalahgunaan Narkotika;
3. Memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika
dan;
4. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi
Penyalah Guna dan pecandu Narkotika.
Jadi, disini jelas adanya sebuah peraturan yang mengatur tentang
narkotika bahwasanya dengan kesemuanya tersebut baik dari adanya
33
Sunarmo, Narkoba dan Upaya Pencegahanya, (Semarang:Bengawan Ilmu, 2007 Cet,1
ke-1, hlm., 11
29
34
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam
Penanggulangan Kejahatan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2008), h., 185
30
31
35
Sudarsono, Kenakalan Remaja: Prevensi, Rehabilitasi dan Resoloasi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1995), Cet ke-3,h., 66-67
33
36
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), h., 5
34
sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua
subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Dalam arti sempit, dari segi
subjeknya itu, penegakan hukum itu hannya diartikan sebagai upaya
aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan
bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam
memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak
hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Menurut Soerjono Soekanto ada beberapa faktor yang sangat
menentukan dalam penegakan hukum yang berguna bagi masalah
penegakan hukum dalam masyarakat yaitu:37
1. Faktor Hukumnya Sendiri;
2. Faktor Penegak Hukum;
3. Faktor Sarana atau Fasilitas;
4. Faktor Masyarakat
5. Faktor Kebudayaan.
Kelima faktor tersebut sangat berkaitan dengan erat karena
merupakan esensi dari penegakan dan merupakan tolak ukur dari pada
efektivitas penegak hukum, mengenai tugas dan peranan Polisi Republik
Indonesia di bidang penegakan hukum ini memang sepantasnya
dibicarakan terus karena pada keberhasilan dibidang penegakan hukum
inilah dipertaruhkan makna dari “Negara berdasarkan atas hukum.”
Penegak hukum terhadap tindak pidana dapat dilakukan oleh
kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan.
Memaknai hukum sebagai perangkat peraturan yang mengatur
masyarakat baru akan berarti bila didukung oleh aparat yang tegas dan
berdedikasi dengan sanksi yang tegas dan jelas. Penegak hukum tidak
terlepas dari unsur-unsur yang mempengaruhi, unsur-unsur penegak
hukum yaitu antara lain:38
1. Kepastian hukum
37
Soerjono Soekanto , Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, h., 8
38
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, liberty, (Yogyakarta: 1999),
h., 145
35
2. Kemanfaatan
3. Keadilan
Unsur-unsur penegakan hukum dapat dibagi kedalam 3 (tiga)
bagian, yaitu: pertama peraturan perundang-undangan, kedua penegak
hukum yang dalam hal ini kepolisian, kejaksaan, hakim dan advokat
sangat menentukan terlaksananya hukum itu sebagaimana mestinya,
ketiga masyarakat itu sendiri dimana tingkat kesadaran dan/atau
pengetahuan hukum sangat menentukan tercapainya penegak hukum.39
Secara umum penegakan hukum di Indonesia dilakukan dengan 2
(dua) cara yaitu:40
1. Preventif yakni upaya yaitu:
1. Tahap formulasi,
2. Tahap aplikasi,
3. Tahap eksekusi,
Upaya penegak hukum secara represif. Bentuk penegakan hukum
ini adalah adanya penindakan ketika atau telah dilakukan kejahatan.
Penindakan tersebut ada beberapa tahapan dari awal penyelidikan
sampai pada pengadilan, diantaranya adalah:
1. Penyelidikan;
2. Penyidikan;
3. Penangkapan;
4. Penahanan;
5. Penuntutan;
6. Mengadili;
7. Putusan pengadilan
Memperhatikan perincian tugas yuridiksi Polisi Republik
Indonesia pada intinya ada dua tugas dibidang penegakan hukum,
41
Arda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan
Hukum Pidana, ( PT. Citra Aditya Bakti, Bandung: 2005), h., 4.
42
Barda Nawawi Arif, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Hukum dan Pengembangan
Hukum Pidana, (PT. Citra Adtya Bakti, Bandung, 2005), h., 22.
43
Mustofa, Muhammad, Kriminologi Kajian Sosiologi Terhadap Kriminalitas, Perilaku
Menyimpang dan Pelanggaran Hukum, ( Fisip UI Press, 2007). h., 44.
44
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia, (Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada 2011), h.,117-151
37
1. Tingkat Penyidikan
1. Penahan terhadap anak
Penangkapan adalah suatu tindakan berupa pengekangan
sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa dengan
menempatkanya pada Rumah Tahanan Negara (RUTAN).
2. Penangkapan terhadap anak
Penangkapan adalah penempatan tersangka/terdakwa di tempat
tertentu (Rumah Tahanan Negara) oleh penyidik atau penunutut
hukum atau hakim. Penahanan ini sesuai dengan Pasal 1 Angka
21 KUHAP dapat berupa:
1. Ditahan di RUTAN
2. Tahanan Rumah
3. Tahanan Kota
4. Tingkat Penuntutan
Terkait dengan proses penuntutan anak nakal ada beberapa hal
yang harus diperhatikan
1. Kewajiban meneliti hasil penyidikan
2. Lamanya penahanan
3. Membuat surat dakwaan
4. Melimpahkan berkas perkara ke pengadilan
5. Tingkat pemeriksaan di pengadilan
Adapun cara pengadilan anak di sidang pengadilan anak diuraikan
sebagai berikut:
1. Tata ruang sidang pengadilan
2. Hakim, Penuntut umum dan penasihat hukum tidak memakai toga
3. Disidangkan dengan hakim tunggal
4. Laporan pembimbing kemasyarakatan
5. Pembukaan sidang anak
6. Terdakwa didampingi orang tua, penasihat hukum, pembimbing
kemasyarakatan
7. Saksi dapat didengar yang dihadiri terdakwa
38
45
Rifyal Ka’bah, Peradilan Islam Kontemporer (Jakarta: Universitas Yasri, 2009) h., 11.
39
َ َٛ ُشُِ ۖ َٔ ََل تَ ُْمُصُٕا ْان ًِ ْكْٛ َّللاَ َيب نَ ُك ْى ِي ٍْ إِ َٰنَ ٍّ َغ
بل َ َجًب ۚ لْٛ ٍََ أَخَبُْ ْى ُش َعَٚٔإِنَ َٰٗ َي ْذ
َّ َب لَْٕ ِو ا ْعجُ ُذٔاٚ بل
ٍطَْٕٛ ٍو ُي ِحٚ اة ُ َ أَخَِِّٙ ٍْش َٔإٛ أَ َسا ُك ْى ثِ َخَِِّٙضَ اٌَ ۚ إًِٛ َٔ ْان
َ ُك ْى َع َزْٛ َبف َعه
Artinya: “Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara
mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-
kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi
takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam
keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir
terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)". (Qs Hud
ayat 84)
Penegakan keadilan tidak hanya pada tingkat kehidupan bernegara
yang dilambangkan oleh kekuasaan legislatif, eksekuti, yudikatif ,
tetapi juga pada tingkat kehidupan orang per orang dalam kehidupan
bermasyarakat. Penegakan keadilan pada tingkat rakyat adalah tentang
bagaimna bersikap adil dalam kehidupan sehari-hari kepada sesama
manusia dan makhluk Allah walaupun tidak terjangkau oleh keadilan
hukum negara. Seseorang harus berlaku adil kepada anggota keluarga
dan orang-orang yang dekat denganya seperti tetangga, teman
seprofesi dan bahkan terhadap dirinya sendiri.
ٌْ ٍَِ ۚ إِٛ ٍِْ َٔ ْاَْ ْل َشثْٚط ُشَٓذَا ََ ِ َّّلِلِ َٔنَْٕ َعهَ َٰٗ أَ َْفُ ِغ ُك ْى أَ ِٔ ْان َٕانِ َذ
ِ ٍَ ثِ ْبنمِغٍَٛ آ َيُُٕا ُكَُٕٕا لَ َّٕا ِيَُّٚٓب انَّ ِزََٚب أٚ
َّ ٌَّ ِ ْشضُٕا فَإ
ََّللا ِ بّلِلُ أَْٔ نَ َٰٗ ثِ ِٓ ًَب ۖ فَ ََل تَتَّجِعُٕا ْانَٓ َٕ َٰٖ أَ ٌْ تَ ْع ِذنُٕا ۚ َٔإِ ٌْ ت َْه ُٕٔا أَْٔ تُع
َّ َشًا فًِّٛب أَْٔ فَمَُِٛ ُك ٍْ َغٚ
ًشاَِٛكبٌَ ثِ ًَب تَ ْع ًَهٌَُٕ خَ ج
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang
yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu.
Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-
kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah
41
Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (Qs. An Nisa ayat
135)
Penegakan keadilan adalah sejenis ibadah sosial yang mendapat
ganjaran Allah untuk kehidupan dunia kahirat. Warga yang berlaku
adil adalah warga yang menghampiri taqwa kepada Allah.
46
Rifyal Ka’bah , Peradilan Islam Kontemporer h.,13.
47
Siswantoro Sunarso, Penegakan Hukum Psikotropika, (PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta, 2004), h., 153
43
48
Ilhami Bisri, SISTEM HUKUM INDONESIA prinsip-prinsip dan implementasi hukum di
Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2004), h. 131
44
4. Pengertian Anak
1. Pengertian Anak Menurut Hukum Positif
Dalam beberapa dasawarsa terakhir penyalahgunaan narkotika
sebagian dilakukan oleh kaum remaja. Khusus di Indonesia keadaan ini
kerap melanda para remaja di kota-kota besar. Jika ditelusuri secara
cermat memang sulit untuk mencari kolerasi timbulnya kasus
penyalahgunaan narkotika oleh anak remaja dengan kondisi-kondisi
tertentu.
Hukum pidana juga mengenal kedewasaan seseorang. Menurut
Pasal 45 KUHP, orang yang belum cukup umur adalah orang yang
melakukan perbuatan pidana sebelum umur 16 tahun. Salah satu tolak
ukur pertanggung jawaban pidana bagi anak adalah umur 18 tahun.
Dalam hal ini anak bisa dipertanggung jawabkan pidananya dan dapat
disidangkan memiliki beberapa kriteria yaitu: Menurut Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 Jo Pasal 1 Undang-undang nomor 11 tahun 2012
49
Ilhami Bisri, Sistem Hukum Indonesia Prinsip-Prinsip Dan Implementasi Hukum Di
Indonesia h., 132-133
45
50
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Peradilan
Anak
51
Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak dan Undnag-
undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak (Trinity,2007), Cet Ke-1,h.1.
52
Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 107
46
53
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia,(Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada 2011), h., 77
47
54
Gatot Supramono,Hukum Acara Pengadilan Anak, (Jakarta: Jembatan 2000), h., 21
55
Yaswirman, HUKUM KELUARGA Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan Adat
Dalam Masyarakat Minangkabau, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), h., 246, Kompilasi Hukum
Islam , Pasal,Ayat (1) ,(2), dan (3).
56
Fuad Muhammad Fakhriddin, Masalah Anak Dalam Hukum Islam (Anak Kandung, Anak
Tiri, Anak Angkat, Anak Zina), (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1985) , h., 24-26
57
Abdurrahman al-Jazari, Kitab al fiqh Ala Madzahib Al-Arbi’ah, (Beirut, Dar Al fikr), Cet
Ke-1, h., 11.
48
58
Hasan Baryagis, Wahai Ummi Selamatkan Anakmu, (Jakarta Selatan: Arina, 2005), h. 10
49
59
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, Cet.11,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h., 133-134
50
Artinya: “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur
untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah
cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada
mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak
yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-
gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa
(di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan
diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang
miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut.
Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka,
maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan
itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas
persaksian itu).” (Qs An Nisa ayat 6)
BAB IV
ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI DEPOK
(NOMOR: 336/Pid.Sus/2013/PN.DPK) TERHADAP PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA OLEH ANAK DALAM PANDANGAN HUKUM POSITIF
51
52
warna hitam dengan berat netto 37,8021 gram (sisa hasil pemeriksaan
Labolatoris BNN), dirampas untuk dimusnahkan;
5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp.2.000,- (dua ribu rupiah);
Menurut penulis bahwa penerapan hukum terhadap putusan (Nomor:
336/Pid.Sus/2013/PN.DPK) sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku
dengan merujuk surat dakwaan antara lain:
Menyatakan terdakwa Ricki Hardiansyah bin Ali Entong bersalah
melakukan tindak pidana “tanpa hak melawan hukum menawarkan untuk
dijual, menjual, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau
menyerahkan narkotika golongan I, yaitu berupa 11 (sebelas) bungkus
kertas warna coklat berisikan ganja dengan berat netto, 38,1984 gram”
sebagaimana yang dimaksud sesuai dengan undang-undang yang dilanggar
pasal 114 ayat (1) Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 sesuai dengan
kronologi kejadian yang telah dijelaskan pada putusan.
Penegakan hukum di Indonesia dilakukan oleh para penegak hukum
yang ada yaitu polisi, hakim dan lain sebagainya. Dalam konteks penegakan
hukum penyalahgunaan narkotika khususnya pada anak di Indonesia
tersendiri memiliki ketentuanya sendiri mengenai pengertian anak.
Menurut Pasal 45 KUHP, orang yang belum cukup umur adalah
orang yang melakukan perbuatan pidana sebelum umur 16 tahun. Salah satu
tolak ukur pertanggungjawaban pidana bagi anak adalah umur 18 tahun.
Dalam hal ini anak bisa dipertanggungjawabkan pidananya dan dapat
disidangkan memiliki beberapa kriteria yaitu: Menurut Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2002 Jo pasal 1 undang-undang nomor 11 tahun 2012
tentang Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak: “Anak yang
berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang
telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas)
tahun yang diduga melakukan tindak pidana.60
60
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Peradilan
Anak
53
61
Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia (Jakarta: Djembatan,2001) h., 17
62
Soedikno Moertukusumo, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 1985),
h., 172
63
Dian Hatie dan Hayan Sufie, Kajian Terhadap Putusan Perkara Nomor. 508
Pid.b/Putusan Tentang tindak Kewenag-wenagan Aparat Penegak Hukum, h., 197.
55
64
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Bab XV Ketentuan Pidana.
56
59
60
65
Suryano Hadi, Tesis, Analisis Putusan Hakim Nomor. 113/ Pid.B/2007/PN.Pml Tentang
Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika.
68
1. Kesimpulan
Setelah penulis menganalisa putusan pengadilan negeri nomor
336/Pid.Sus/2013/PN.DPK yang menjadi objek kajian dalam skripsi ini.
Maka penulis mencoba memberikan kesimpulan umum sebagai berikut:
1. Secara umum, pandangan hukum positif mengenai penerapan putusan
hakim pada putusan nomor 336//Pid.Sus/2013/PN.DPK telah sesuai
dengan undang-undang yang diatur di Indonesia dengan merujuk surat
dakwaan atau tuntutan dan penjatuhan hukuman bagi terdakwa yang
merujuk pasal 114 ayat (1) akan tetapi dalam hal ini menurut hukum
acara pidana terdakwa seharusnya didalam persidangan dilakuan dengan
hakim tunggal dan persidangan bersifat tertutup dikarenakan terdakwa
pada saat itu dikategorikan sebagai anak sesuai pasal pasal 44 ayat 1 dan
2 Undang-undang No.11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak dan melanggar UU Pasal 54 UU Nomor 11 Tahun 2012 (SPPA)
sistem peradilan pidana anak. Secara umum, pandangan hukum positif
mengenai pertimbangan putusan hakim pada putusan nomor
336//Pid.Sus/2013/PN.DPK terdakwa dijatuhi hukuman pidana penjara
kepada terdakwa 6 (enam) tahun dan denda sebesar Rp.1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah) telah sesuai dengan undang-undang yang diatur di
Indonesia dimana hakim mepertimbangkan untuk mengadili terdakwa
sesuai dengan dakwaan jaksa yaitu UU narkotika nomo 35 tahun 2009
pasal 111 ayat 1 dan 114 ayat 1 UU akan tetap menurut hemat penulis
seharusnya jaksa dalam memberikan dakwaan juga memasukan pasal 54
dan pasal 127
Dalam hal ini penyalahguna sebagaimana dimaksud dapat
dibuktikan atau terbukti sebagai korban penyalahgunaan Narkotika,
penyalah guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan
71
72
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah,
Cet.11, (Jakarta: Sinar Grafika), 2006.
Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, Cet, ke-2,
2004.
Fuad Muhammad, Masalah Anak Dalam Hukum Islam (Anak Kandung, Anak
Tiri, Anak Angkat, Anak Zina), Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1985.
Baryagis, Hasan, Wahai Ummi Selamatkan Anakmu, Jakarta Selatan: Arina, 2005.
Heriadi Willy, Berantas Narkotika Tak Cukup Hanya Bicara (Tanya Jawab &
opini), Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, Cet.Ke-1, h.4, 2005
73
74
Moch Faisal Salam, Hukum Acara Peradilan Anak di Indonesia, Bogor: Mandar
Maju, cet ke 1, 2005.
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2011.
www.google.com/amp/s/news.idntimes.com/indonesia/amp/fitang-
adhitia/sepanjang tahun-2017-bnn-ungkap-46537-kasus-narkoba?espv=1.diakses
selasa 20 maret 2018 jam 06.16
Zainudin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: LP3ES) Cet ke-1, 1983.
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
P U T U S A N
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Nomor : 336/Pid.Sus/2013/PN.Dpk
a
R
si
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
ne
ng
Pengadilan Negeri Depok, Yang memeriksa dan mengadili perkara
pidana dengan acara biasa pada pengadilan tingkat Pertama telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:
do
gu Nama Lengkap : RICKI HARDIANSYAH Bin
ALI ENTONG.
Tempat Lahir : Depok.
In
A
Umur/tanggal lahir : 18 tahun/29 November
1994.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
ah
Kebangsaan : Indonesia.
lik
Tempat tinggal : Kampung Sugutamu
RT.004/RW.021 No.12
Kelurahan Mekarjaya,
m
Kecamatan Sukmajaya,
ub
Kota Depok;
Agama : Islam;
ka
si
yang bernama JUSPER SIHOMBING, SH Advokat/Penasihat Hukum dari Pos
Bantuan Hukum (POSBAKUM) Pengadilan Negeri Depok, berdasarkan
ne
penetapan Hakim Ketua Majelis tertanggal 24 Juli 2013;
ng
do
Terdakwa ditahan berdasarkan Surat Perintah Penetapan Penahanan :
gu
07 Juni 2013;
lik
ub
ep
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Pengadilan Negeri tersebut ;
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Setelah membaca surat-surat berupa:
a
1. Pelimpahan berkas perkara Nomor : B-19/0.2.34/Ep.1/07/2013
si
tertanggal 10 Juli 2013 dari Penuntut Umum Kejaksaan Negeri
Depok, berikut surat dakwaan tertanggal 08 Juli 2013 Reg.
ne
ng
Perkara No. PDM-21/Depok/07/2013 beserta berkas perkara atas
nama Terdakwa RICKI HARDIANSYAH BIN ALI ENTONG;
do
gu 2. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Depok tertanggal 12 Juli
2013 No.336/Pen.Pid/Sus/2013/PN.Dpk tentang Penunjukan
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa
In
A
RICKI HARDIANSYAH BIN ALI ENTONG ;
lik
No.336/Pen.Pid/Sus/ 2013/PN.Dpk tentang penetapan hari
sidang pada hari RABU tanggal 21 Juli 2013;
ub
dibacakan dimuka persidangan tanggal 31 Juli 2013 yang pada
pokoknya menuntut, supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Depok
ka
si
untuk dijual, menjual, menerima, menjadi perantara dalam jual
beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, yaitu
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
mengulangi perbuatan tersebut
putusan.mahkamahagung.go.id lagi dan mohon hukuman yang
hk
seringan-ringannya;
a
Menimbang, bahwa atas pembelaan yang disampaikan oleh
si
Terdakwa tersebut Jaksa/Penuntut Umum menanggapinya secara lisan
yang pada pokoknya menyatakan tetap pada tuntutannya semula,
ne
ng
begitu pula dengan Terdakwa yang menyatakan tetap apda
pembelaannya;
do
gu surat dakwaan Reg. Perkara No. PDM-21/Depok/07/2013 tertanggal 08
Juli 2013 sebagai berikut:
In
A
Dakwaan
PRIMAIR:
ah
lik
Bahwa Terdakwa RICKI HARDIANSYAH BIN ALI ENTONG pada hari
Sabtu tanggal 18 Mei 2013 sekira jam 21.00 WIB atau setidak-
tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Mei tahun 2013 atau setidak-
m
ub
tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2013, bertempat di Dekat Pom
Bensin Jalan Proklamasi Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya
ka
si
menyerahkan Narkotika Golongan I, yaitu berupa 11 (sebelas)
bungkus kertas warna coklat berisikan ganja dengan berat Netto
ne
ng
do
gu
Pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2013 sekira jam 19.00 WIB terdakwa
In
pergi ke warung rokok dekat pom bensin Jalan Proklamasi Kelurahan
A
lik
ub
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
terdakwa Selanjutnya BUDI
putusan.mahkamahagung.go.id menyuruh terdakwa untuk menunggu di
hk
warung rokok tersebut karena BUDI mengatakan akan mengantarkan 4
a
(empat) bungkus ganja tersebut kepada temannya, apabila sudah
si
selesai mengantarkan ganja tersebut BUDI akan mengajak terdakwa
mengkonsumsi ganja yang dititipkan kepada terdakwa, Pada saat
ne
terdakwa sedang duduk-duduk menunggu BUDI, terdakwa ditangkap oleh
ng
saksi YUSUFWISNUA dan saksi ARIF ABRIYANTO (keduanya anggota
Kepolisian dari Satuan Reserse Narkoba Polresta Depok)berdasarkan
do
gu informasi dari masyarakat, Selanjutnya pada saat saksi YUSUF WISNU
A dan saksi ARIF ABRIYANTIO melakukan penggeledahan badan terhadap
terdakwa ditemukan 11 (sebelas) bungkus ganja dibungkus kertas
In
A
warna cokelat yang dimasukkan kedalam plastik warna hitam didalam
saku depan jaket yang dipakai oleh terdakwa, mengatakan bahwa
ganja tersebut adalah milik dari BUDI yang dititipkan kepada
ah
lik
terdakwa, Oleh Terdakwa dalam menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar,
m
ub
atau menyerahkan Narkotika Golongan I yaitu berupa 11 (sebelas)
bungkus kertas warna coklat berisikan ganja dengan berat Netto
ka
38,1984 gram tanpa ijin dari pihak yang berwenang yakni Menteri di
ep
bidang Kesehatan, serta bukan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
ah
si
terdakwa beserta barang bukti ke Polresta Depok untuk proses lebih
lanjut;
ne
ng
do
gu
lik
ub
Subsidair
ep
Sabtu tanggal 18 Mei 2013 sekira jam 21.00 WIB atau setidak-
R
tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Mei tahun 2013 atau setidak-
s
tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2013, bertempat di Dekat Pom
M
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Depok, tanpa hak
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau
a
menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman yaitu berupa
si
11 (sebelas) bungkus kertas warna coklat berisikan ganja dengan
berat Netto 38,1984 gram, Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa
ne
dengan cara-cara antara lain sebagai berikut :
ng
Pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2013 sekira jam 19.00 WIB terdakwa
do
gu pergi ke warung rokok dekat pom bensin Jalan Proklamasi Kelurahan
Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok berniat untuk membeli
In
ganja kepada BUDI (belum tertangkap/DPO), sesampainya di warung
A
rokok tersebut terdakwa bertemu dengan BUDI, kemudian terdakwa
memesan ganja kepada BUDI dan BUDI menyanggupi namun persediaan
ah
lik
ganja saat itu sedang habis, Selanjutnya terdakwa disuruh menunggu
di warung rokok tersebut sambil menunggu BUDI mengambil ganja yang
dipesan Qleh terdakwa tersebut, tidak lama kemudian BUDI datang
m
ub
lagi dan mengatakan akan menitipkan ganja kepada terdakwa dengan
imbalan apabila terdakwa bersedia akan diajak mengkonsumsi ganja
ka
si
tinggal ll (sebelas) bungkus dan BUDI menyerahkannya kepada
terdakwa Selanjutnya BUDI menyuruh terdakwa untuk menunggu di
ne
ng
do
gu
lik
ub
berat Netto 38,1984 gram tanpa ijin dari pihak yang berwenang
s
yakni Menteri di bidang Kesehatan, serta bukan untuk kepentingan
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
ABRIYANTO membawa terdakwa beserta barang bukti ke Polresta Depok
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
untuk proses lebih lanjut;
a
Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan laboratories Nomor :
si
483 E/V/2013/UPT LAB UJI NARKOBA tanggal 30 bulan Mei 2013 yang
dibuat dan ditandatangani oleh MAIMUNAH,S.Si.,M.Si, RIESKA DWI
ne
ng
WIDAYATI,S.Si.,M.Si dan CAROLINA TONGGO M.T.S.Si selaku pemeriksa
atas perintah Kepala UPT laboraturium Uji Narkoba, dengan
kesimpulan setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris
do
gu disimpulkan bahwa Barang Bukti berupa bahan/daun tersebut diatas
adalah benar Ganja dan mengandung THC (Tetrahydrocannabinol) dan
terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 8 dan 9 Lampiran Undang-
In
A
undang RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
lik
dalam pasal 111 ayat (1) Undang-Undang R.I. No.35 tahun .2009
tentang Narkotika;
m
ub
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Jaksa/Penuntut Umum
tersebut, Terdakwa tidak keberatan dan membenarkannya serta
ka
si
1. Saksi YUSUF WISNU A,SH
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Mekarjaya Kecamatan
putusan.mahkamahagung.go.id Sukmajaya, Kota Depok sering
hk
dijadikan tempat penyalahgunaan narkoba Jenis Ganja;
a
• Bahwa setelah saksi menerima informasi tersebut
si
kemudian saksi bersama dengan saksi Arif Abriyanto
langsung menuju tempat yang dimaksud untuk melakukan
ne
ng
penyelidikan dan saksi bersama saudara Arif Abriyanto
sampai di tempat yang dimaksud kami melihat seorang
laki-laki dengan gerak-gerik yang mencurigakan sedang
do
gu berdiri di depan Pom Bensin yang kemusian saksi bersama
saudara Arif Abriyanto lagnsung melakukan penangkapan
dan penggeledahan terhadap laki-laki tersebut dan
In
A
ternyata benar dari hasil penggeledahan kami menemukan
11 (sebelas) bungkus ganja yang dibungkus warna coklat
ah
lik
yang dimasukkan kedalam plastik warna hitam,
selanjutnya Terdakwa berikut barang bukti di bawa ke
Polres Kota Depok untuk dilakukan pemeriksaan lebih
m
ub
lanjut;
•
ka
•
R
Bahwa Terdakwa dalam menerima ganja tersebut tidak
si
memiliki ijin dari pihak yang berwenang;
ne
ng
do
gu
lik
gratis;
ub
tidak keberatan.
ep
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
• Bahwa saksi mengerti menjadi saksi dalam persidangan ini
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sehubungan dengan telah terjadinya tindak pidana
a
penyalahgunaan narkotika jenis Ganja yang dilakukan oleh
si
Terdakwa;
ne
ng
penangkapan terhadap Terdakwa pada hari Sabtu tanggal 18 Mei
2013 sekitar pukul 21.00 WIB di dekat Pom Bensin yang
do
beralamat di Jalan Proklamasi Kelurahan Mekarjaya Kecamatan
gu Sukmajaya, Kota Depok;
In
A
dari masyarakat yang mengatkan bahwa di dekat Pom Bensin yang
beralamat di Jalan Proklamasi Kelurahan Mekarjaya Kecamatan
ah
lik
Sukmajaya, Kota Depok sering dijadikan tempat penyalahgunaan
narkoba Jenis Ganja;
ub
saksi bersama dengan saudara YUSUF WISNU A,SH langsung
menuju tempat yang dimaksud untuk melakukan penyelidikan dan
ka
ep
saksi bersama saudara YUSUF WISNU A,SH sampai di tempat yang
dimaksud kami melihat seorang laki-laki dengan gerak-gerik
ah
si
kemusian saksi bersama saudara YUSUF WISNU A,SH lagnsung
melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap laki-laki
ne
tersebut dan ternyata benar dari hasil penggeledahan kami
ng
do
gu
lik
ub
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Atas keterangan saksi tersebut diatas, Terdakwa membenarkan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dan tidak keberatan.
a
Menimbang, bahwa Terdakwa dipersidangan telah memberikan
si
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
• Benar bahwa Terdakwa pada saat ini saksi dalam keadaan sehat
ne
ng
jasmani dan rohani;
do
gu • Bahwa benar keterangan Terdakwa di Penyidik;
In
A
18 Mei 2013 sekitar pukul 21.00 WIB di dekat Pom Bensin yang
beralamat di Jalan Proklamasi Kelurahan Mekarjaya Kecamatan
ah
lik
Sukmajaya, Kota Depok;
ub
menerima ganja dari saudara Budi (DPO);
R
menemui saudara Budi (DPO) dan memesan ganja kepadanya;
si
• Bahwa pada saat Terdakwa bertemu dengan saudara Budi (DPO)
ne
ng
do
gu
telah habis setelah itu saudara Budi (DPO) pergi akan tetapi
tidak lama kemduian saudara Budi (DPO) menghubungi Terdakwa
dan mengatkan kepada Terdakwa bahwa ia akan menitipkan ganja
In
A
lik
ub
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
barang bukti di bawa ke Polres Kota Depok untuk dilakukan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pemeriksaan lebih lanjut;
a
• Bahwa Terdakwa kenal dengan saudara Budi (DPO) sejak 6 (enam)
si
bulan yang lalu sebelum Terdakwa ditangkap oleh Polisi;
ne
Bahwa Terdakwa dalam menerima ganja dari saudara Budi (DPO)
ng
tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang;
do
gu • Bahwa Terdakwa dalam membeli ganja kepada saudara Budi (DPO)
kurang lebih 4 (empat) kali dimana Terdakwa dalam membeli
In
A
ganja tersebut untuk Terdakwa konsumsi sendiri;
lik
berupa : 11 (sebelas) bungkus ganja dibungkus kertas warna coklat
yang dimauskan kedalam plastik warna hitam dengan berat netto
37,8021 gram (sisa hasil pemeriksaan Labolatoris BNN), dikarenakan
m
ub
barang bukti tersebut telah di sita berdasarkan peraturan yang
berlaku, maka barang bukti tersebut dapat di gunakan sebagai alat
ka
si
diajukan dalam persidangan telah diperoleh fakta-fakta hukum yang
pada pokoknya adalah sebagai berikut :
ne
ng
do
gu
Jalan Proklamasi
Kelurahan Mekarjaya
ah
lik
ub
di Jalan Proklamasi
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id Kelurahan Mekarjaya
hk
Kecamatan Sukmajaya, Kota
a
Depok untuk menemui
si
saudara Budi (DPO) dan
memesan ganja kepadanya,
ne
setelah Terdakwa bertemu
ng
dengan saudara Budi (DPO)
diwarung rokok tersebut
do
gu yang selanjutnya Terdakwa
langsung memesan ganja
kepada saudara Budi (DPO)
In
A
namun awlanya saudara
Budi (DPO) mengatakan
kepada Terdakwa bahwa
ah
lik
setok ganjanya telah
habis setelah itu saudara
m
ub
Budi (DPO) pergi akan
tetapi tidak lama
ka
si
akan menitipkan ganja
kepada Terdakwa;
ne
ng
do
gu
lik
kepada Terdakwa
mengkonsumsi ganja secara
geratis, selanjutnya
m
ub
langsung melakukan
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id penangkapan dan
hk
penggedahan terhadap
a
Terdakwa dimana dari
si
hasil penggedahan
ditemukan 11 (sebelas)
ne
bungkus ganja yang
ng
dibungkus warna coklat
yang dimasukkan kedalam
do
gu plastik
selanjutnya
warna hitam,
Terdakwa
berikut barang bukti di
In
A
bawa ke Polres Kota Depok
untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut;
ah
lik
4. Bahwa benar Terdakwa
kenal dengan saudara Budi
m
ub
(DPO) sejak 6 (enam)
bulan yang lalu sebelum
ka
si
saudara Budi (DPO)
tersebut sudah tidak
ne
ng
do
gu
lik
pengetahuan dan
teknologi;
m
ub
telah termuat dan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dari
ep
putusan ini;
ah
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
dipersalahkan melakukan tindak pidana sebagaimana dikemukakan oleh
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Penuntut Umum dalam surat dakwaannya.
a
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke muka Persidangan dengan
si
dakwaan Penuntut Umum yang bentuknya subsidaritas yaitu : Primair
melanggar Pasal 114 ayat 1 Undang-Undang RI No. 35 tahun 2009
ne
ng
tentang Narkotika, Subsidair : melanggar Pasal 111 ayat 1 Undang-
Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
do
gu Umum dalam
mempertimbangkan
dakwaan
dakwaan
subsidaritas,
primair
maka
terlebihdahulu
Majelis
dimana
Hakim
apabila
akan
In
dakwaan Primer tersebut telah terpenuhi, maka Majelis Hakim tidak
A
perlu mempertimbangkan dakwaan selebihnya dan apabila dakwaan
Primair tersebut tidak terpenuhi, Maka Majelis Hakim akan
ah
lik
mempertimbangkan dakwaan selebihnya;
ub
Undang-Undang RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika adalah sebagai
berikut :
ka
si
menjadi perantara dalam jual beli menukar, atau menyerahkan
Narkotika Golongan I;
ne
ng
do
gu
ub
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Menimbang, bahwa berdasarkan
putusan.mahkamahagung.go.id pertimbangan tersebut diatas
hk
Majelis berkeyakinan unsur pertama ini telah terpenuhi;
a
Ad.2. Unsur Tanpa hak atau melawan hukum;
si
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan tanpa hak memiliki arti
tanpa ijin atau tanpa persetujuan dari pihak yang berwenang dimana
ne
ng
dalam hal ini yang berwenang memberi izin adalah Mentri Kesehatan
RI dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan berdasarkan Pasal 8 ayat
do
(2) UURI No.35 tahun 2009 dimana terdapat batasan jumlah dalam
gu menggunakan narkotika golongan I yaitu hanya dapat digunakan untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
In
untuk reagnosis serta reagensia labolatorium dengan persetujuan
A
dari Mentri Kesehatan RI;
lik
Leden Marpaung dalam bukunya yang berjudul “Asas Teori Praktek
Hukum Pidana” yaitu melawan hukum itu dibagi menjadi 2 (dua)
m
ub
bagian yaitu yang pertama hukum formil dimana perbuatan hanya
dipandang sebagai sifat wederrechtelijjk apabila perbuatan
ka
si
yang tertulis melainkan juga harus di tinjau menurut azas-azas
hukum umum dari hukum yang tidak tertulis;
ne
ng
do
gu
hari Sabtu tanggal 18 Mei 2013 saudara Budi (DPO) menitipkan ganja
kepada Terdakwa di warung rokok dimana pada saat itu Terdakwa mau
In
menerima titipan ganja tersebut karena saudara Budi (DPO) akan
A
lik
ub
Narkotika Golongan I;
s
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Menimbang, bahwa karena
putusan.mahkamahagung.go.id unsur ini bersifat alternatif
hk
sehingga apabila salah satu unsur telah terpenuhi, maka tidak
a
perlu mempertimbangkan unsur selebihnya;
si
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan
keterangan Terdakwa serta dihubungkan dengan barang bukti yang
ne
ng
diajukan dipersidangan maka diperoleh fakta yaitu pada tanggal 18
April 2013 sekitar jam 18.00 WIB Terdakwa pergi ke warung rokok
yang berada didepan Pom Bensin yang beralamat di Jalan Proklamasi
do
gu Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok untuk menemui
saudara Budi (DPO) dan memesan ganja kepadanya, setelah Terdakwa
bertemu dengan saudara Budi (DPO) diwarung rokok tersebut yang
In
A
selanjutnya Terdakwa langsung memesan ganja kepada saudara Budi
(DPO) namun awlanya saudara Budi (DPO) mengatakan kepada Terdakwa
ah
lik
bahwa setok ganjanya telah habis setelah itu saudara Budi (DPO)
pergi akan tetapi tidak lama kemduian saudara Budi (DPO)
menghubungi Terdakwa dan mengatkan kepada Terdakwa bahwa ia akan
m
ub
menitipkan ganja kepada Terdakwa;
si
(DPO) tidak lama kemudian Terdakwa didatangi oleh saksi Yusuf
Wisnu A dan saksi Arif Abriyanto yang merupakan Anggota Polisi
ne
ng
do
gu
lik
ub
tentang Narkotika;
s
M
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Menimbang, bahwa
putusan.mahkamahagung.go.id berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
hk
tersebut diatas Majelis Hakim berkesimpulan perbuatan Terdakwa
a
telah memenuhi seluruh unsur dari Pasal 114 ayat 1 Undang-Undang
si
RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana yang telah
didakwakan pada dakwaan primair Jaksa/Penuntut Umum;
ne
ng
Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan sebagaimana diatur
dalam Pasal 114 ayat 1 Undang-Undang RI No.35 tahun 2009 tentang
Narkotika telah terpenuhi dari perbuatan Terdakwa, maka Terdakwa
do
gu haruslah
bersalah
dinyatakan
melakukan tindak
telah terbukti
Pidana “Tanpa
secara
hak
sah
menerima
dan meyakinkan
Narkotika
Golongan I dalam bentuk tanaman”;
In
A
Menimbang, bahwa selama pemeriksaan persidangan Majelis Hakim
tidak menemukan hal-hal yang dapat melepaskan dari
ah
lik
pertanggungjawaban pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
sampai dengan Pasal 51 KUHP sehingga Terdakwa dapat dipertanggung
jawabkan atas kesalahannya dan harus dijatuhi pidana;
m
ub
Menimbang, bahwa Terdakwa dalam persidangan telah mengajukan
ka
si
hukuman yang seringan-ringannya;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
berat netto 37,8021 gram (sisa hasil pemeriksaan Labolatoris BNN),
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dikarenakan barang bukti tersebut dilarang oleh Undang-Undang,
a
maka terhadap barang bukti tersebut haruslah dirampas untuk
si
dimusnahkan;
ne
ng
Terdakwa patut pula dibebani untuk membayar biaya perkara;
do
gu yang meringankan dari perbuatan Terdakwa tersebut;
In
A
• Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;
lik
dalam memberantas Narkoba;
ub
• Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan dan mengakui
terusterang perbuatannya serta Terdakwa menyesali
ka
ep
perbuatannya;
tersebut lagi;
R
si
• Terdakwa sebelumnya belum pernah dihukum;
ne
ng
do
gu
bersangkutan;
M E N G A D I L I :
In
A
tanaman”;
ub
ne
ng
dijatuhkan;
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
5. Memerintahkan terhadap barang bukti berupa : 11 (sebelas)
a
bungkus ganja dibungkus kertas warna coklat yang dimauskan
si
kedalam plastik warna hitam dengan berat netto 37,8021 gram
(sisa hasil pemeriksaan Labolatoris BNN), dirampas untuk
ne
ng
dimusnahkan;
do
gu
Demikianlah diputus dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
In
A
Negeri Depok, pada hari SENIN tanggal, 26 Agustus 2013 oleh kami :
SAPTO SUPRIYONO, SH sebagai Hakim Ketua Majelis, M. DJAUHAR
ah
lik
SETYADI, SH.,MH dan NURHADI, SH.,MH masing-masing sebagai Hakim
Anggota, putusan tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam
persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis
m
ub
dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut, dibantu
MUFID,SE.,SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Depok,
ka
si
HAKIM-HAKIM ANGGOTA : KETUA MAJELIS HAKIM,
ne
ng
do
gu
lik
2. NURHADI, SH.,MH
m
ub
PANITERA PENGGANTI,
ka
ep
ah
MUFID, SE.,SH
R
s
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18