SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh :
TUGINI
NIM. 21413037
FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga
Di Salatiga
Nama : Tugini
NIM : 21413037
Drs. Badwan, M. Ag
NIP. 195612021980031005
KEMENTERIAN AGAMA RI
PENGESAHAN
Skripsi Berjudul
Oleh:
Tugini
NIM: 21413037
Nama : Tugini
NIM : 21413037
Fakultas : Syari’ah
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Skripsi ini diperbolehkan untuk di Publikasikan oleh Perpustakaan IAIN Salatiga
Tugini
NIM: 21413037
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.”
“Bekerjalah engkau seakan hidup seribu tahun lagi, dan beribadahlah hanya
(Al hadist)
(Ir. Soekarno)
(Anonim)
(Anonim)
PERSEMBAHAN
2. Bapak (Sumarno Atmojo) dan ibu (Lafifa Widiastuti) tercinta yang telah
3. Bapak (alm) Damiri dan ibu Sutiyem, orang tua kandung saya tercinta yang
telah membesarkan aku dengan penuh kasih sayang serta menggenggam Do’a
disetiap langkahku, walaupun kita tidak tinggal bersama, namun inilah wujud
SUHAIL yang telah memacu semangat belajarku dengan iringan do’a disetiap
langkahku.
Salatiga.
Kata Pengantar
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kepada kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat – Nya penulisan sekripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai
dengan yag di harapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang
telah diberikan oleh – Nya, sehingga penulis dapat menyusun penulisan sekripsi
ini.
Penulisan Sekripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan
guan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H), Fakultas Syari’ah, Jurusan Hukum
ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena
terima kasih kadang tak bisa mewakili kata – kata, namun perlu kiranya penulis
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Salatiga.
3. Ibu Evi Ariyani, M. H, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah
IAIN Salatiga.
diharapkan.
6. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi
Fakultas Syari’ah yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang selalu
Lindut, Intan, Ijah, Diana, Umik, Aenun, mas Mujito, dan mb Yayan yang
9. Ipin (Diena Surianas Tutie) yang selalu menuruti keinginan saya walaupun
dosen.
11. Teman – teman Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2013 di IAIN
12. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisisnya,
sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapkan demi
Penulis.
ABSTRAK
Tugini. 2018. Pandangan Hukum Islam Terhadap Respon Pedagang Buah Dalam
Pelaksanaan Tera Ulang Timbangan Meja Di Pasar Blauran Salatiga.
Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Badwan, M. Ag.
COVER .................................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ............................................................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv
MOTTO ................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penleitian ................................................... 6
D. Telaah Pustaka .............................................................................. 7
E. Metode Penelitian .......................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan..................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan umum tentang jual beli.................................................... 12
B. Tinjauan umum tentang timbangan................................................ 29
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi tempat penelitian ............................................................ 41
B. Pelaksanaan Tera Ulang Pedagang Buah di Pasar Blauran
Salatiga .......................................................................................... 45
C. Kendala yang di hadapi para petugas dan solusinya ...................... 50
BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP RESPON
PEDAGANG BUAH DALAM PELAKSANAAN TERA ULANG
TIMBANGAN MEJA DI PASAR BLAURAN SALATIGA ........... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 58
B. Saran............................................................................................... 59
PENDAHULUAN
ekonomi dengan nilai aqidah dan etika. Kegiatan ekonomi ini tidak semata
itu memiliki peran yang sangat fital dalam kehidupan manusia. Sektor
yang realtif besar bagi para pelakunya (Subakti, 2013: 2). Perdagangan
penjual dan pembeli yang selalu ada transaksi didalamnya. Baik itu hanya
dalam dunia bisnis atau perdagangan. Fenomena ini terjadi sejak zaman
dahulu dan berlanjut hingga sekarang. Lihat saja di pasar- pasar yang ada.
barang dan keuntungan jumlah atau berat barang yang dikurangi. Tapi hal
itu tentu saja sangat merugikan konsumen atau pembeli. Ini adalah
dalam isi atau berat bersih. Berat barang yang seharusnya satu kg (seberat
akan kerugian atau akibat yang diterima bagi para pembeli dengan perilaku
ulang bagi seluruh pedagang yang ada di pasar, namun hanya sebagian
diantara mereka yang melakukan yang lainnya lebih baik diam dan masa
bodoh.
oleh petugas baik dari Pasar maupun Balai Metrologi, yang mana apabila
para pedagang sudah melakukan sidang tera maka akan dibubuhi cap tanda
tera yang sah, kegiatan sidang tersebut dilakukan setiap satu tahun sekali.
mereka yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta
mengurangi. Bisa jadi dengan alat takaran atau timbangan yang mereka
menyempurnakan takaran atau timbangan, atau semisal itu. Ini sama saja
timbangan atau takaran saja seperti itu, bagaimanakah lagi dengan orang
untuk ditambah lebih ketika ia meminta orang lain menimbang. Bisa jadi
pula, ia meminta untuk dikurangi jika ia menimbangkan untuk orang lain.
508).
minimalisir. Dan oleh itu penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam
Salatiga”
B. Rumusan masalah
Salatiga?
Salatiga?
1. Tujuan penelitian
2. Kegunaan penelitian
tidak hanya berguna untuk pribadi tetapi dapat juga berguna bagi
berikut:
a. Bagi Akademik
permasalahan ini.
b. Bagi Praktisi
Islam.
D. Telaah pustaka
Syari’ah dan Hukum, Universitas Negeri Islam Sultan Syarif Kasim Riau
pelaksanaan penimbangan dalam jual beli tersebut tetap sah, namun sistem
diambil dengan cara bathil, dan kelebihan tersebut adalah riba dan haram
hukumnya.
pelaksanaan tera ulang berjalan dengan benar dan jujur dengan kesadaran
para pedagang dan penegak hukum akan pentingnya ukuran yang sesuai,
dengan aturan yang telah ditentukan, seluruh alatnya telah lolos uji tera
E. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
untuk menghasilkan data deskriptif , berupa kata- kata lisan atau dari
orang- orang dan perilaku yang diamati (Moloeng, 2000: 3). Dalam
penelitian yang diteliti adalah pelaksanan tera ulang, dan kendala yang
2. Sumber data
pada objek sebagai sumber informasi yang dicari (Nata, 2000: 39).
Adapun sumber data primer adalah dari para pedagang buah itu
petugas tera.
206). Dalam hal ini penulis memperoleh data dari buku– buku dan
sebagai berikut:
BAB II Landasan teori yang terdiri dari tinjauan umum tentang jual
beli, rukun dan syarat jual beli, jual beli yang diperbolehkan,
BAB III Hasil Penelitian dan pembahasan yang terdiri dari deskripsi
Blauran Salatiga.
penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang
sama, yaitu tukar menukar barang dengan cara tertentu dan atau
tukar menukar sesuatu dengan barang yang sama dengan tata cara
yang benar. Jual beli (al-buyyu) adalah pertukaran harta atas dasar
saling rela atau memindahkaan hak milik dengan ganti yang dapat
adalah menukar satu harta dengan harta lain dengan cara khusus
beli sebagai alat tukar menukar, sebab pada dasarnya akad tidak
dengan tukar menukar barang (barter) atau dengan jual beli dengan
sistem uang, yaitu alat tukar yang sah menurut hukum (Anshori,
2009: 40).
arti, yaitu:
a. Arti khusus, jual beli adalah menukar barang dengan mata uang
b. Arti umum, jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta
uang.
2. Dasar hukum jual beli
dipenuhi agar proses jual beli tersebut dapat sah dan sesuai dengan
syarat jual beli. Rukun jual beli menurut ulama Hanafiyah hanya
satu, yaitu Ijab (ucapan membeli dari pembeli) dan Qabul (ucapan
terdapat empat rukun jual beli yang harus dipenuhi yaitu (Hasan,
2004:38).:
20.000”
116).
sah.
diinginkan pembelinya.
yaitu uang. Terkait dalam masalah nilai tukar ini para ulama
hukumnya, ada dua jenis yaitu jual beli yang sah menurut
hukum dan jual beli batal untuk hukum, dan dari segi obyek
diantaranya:
pasar.
telah ditentukan.
agama.
macam, yaitu:
218).
(b) Riba Fadhl
218).
90-91:
ayat 220:
279:
dalam urusan muamalat itu karena hal yang diluar urusan muamalat,
1. Pengertian Timbangan
praktik penimbangan kita sesuai maka hasil akhir kitapun akan baik.
2. Macam-macam timbangan
peralatan elektronik.
c. Timbangan otomatis adalah timbangan yang dengan penunjukan
telah ditetapkan sesuai dengan syariat. Jual beli atau berdagang sangat
jujur dan adil seperti firman Allah SWT didalam Surat Ar-Rohman
ayat 9
orang banyak, ketentuan dan juga akibat orang yang tidak jujur dalam
yang kita terima apabila berbuat curang juga dijelaskan, maka takar
alam dan syari’at Islam yang diperintahkan Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW.
c. Prinsip pertanggungjawaban
d. Prinsip kebenaran
sikap, dan juga tingkah laku yang benar dan luput dari kesalahan.
Misalkan dalam proses jual beli maka ketika kita menimbang
suatu barang, berat barang dan timbangan haruslah sama dan tidak
boleh kurang.
5. Pengertian adil
2008: 6).
artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Penjelasan dari ayat diatas yaitu bahwa kita sebagai manusia dan
syirik.
orang yang berbuat adil. Dan dalam firman Allah surat An-
dan tera ulang, dimana kegiatan tersebut dimaksud agar tidak ada
berdagangnya dengan adil dan jujur. Untuk lebih jelasnya apa yang
dimaksud dengan tera dan tera ulang akan dijelaskan dibawah ini:
7. Pengertian tera dan tera ulang
a. Pengertian tera
keterangan tertulis yang bertanda tera yang sah atau tanda tera
dipakai.
2. Tanda tera sah atau batal atau surat sebagai pengganti tanda
seperti yang disebutkan di pasal 12 pada saat tera dan tera ulang
lagi, dapat dirusak sampai tidak dapat digunakan lagi, dan yang
dikenai sanksi.
BAB III
HASIL PENELITIAN
Tengah. Kota dengan Luas 56.781 km², dan terletak pada astronomi antara
Kota Madya Salatiga hanya terdiri dari satu Kecamatan yaitu Kecamatan
Blauran I, Pasar Blauran II, Pasar Raya I, Pasar Raya II, Pasar Loak
Shoping Centre, Pasar Sayangan, Pasar Eks. Hasil Bumi, Pasar Cengek.
mengalami beberapa kali regulasi. Sekitar tahun 1980 – 1998 dimana dari
Pendapatan Daerah). Yang kemudian terjadi regulasi lagi pada tahun 2011
menjadi Kantor Pasar dan kembali menjadi Dinas Paasar yang kemudian
dan kembali lagi menjadi UPTD (Unit Teknis Dinas), karena banyaknya
Sayangan.
tahun 2005, yang dibangun oleh dana APBD, tetapi ternyata bangunan itu
untuk keluar dan berjualan di luar pasar tersebut dan hanya beberapa
pedagang yang masih menempati pasar tersebut. Dan para pedagang yang
keluar dari pasar tersebut berjualan disepanjang jalan disekitar jalan
pahlawan,
sebesar 900 juta untuk membangun pasar Blauran. Kemudian pada tahun
berbentuk kubah dan terlihat lebih baik dan banyak disukai oleh
dimasuki sinar matahari masuk ada tatakan pedagang juga sehingga pasar
memasuki Pasar Blauran tersebut. Dan mulai tanggal 6-8 Februari 2018
kenyamanan dan kemudahan untuk para pedagang dan juga pembeli dalam
menghimbau agar para pedagang dalam berjualan bisa tertib dan nyaman
sehingga membawa berkah serta manfaat untuk kita semua, Pasar yang
sekarang ini dibuat lebih lebar sehingga memudahkan para pembeli untuk
C. Struktur organisasi
Salatiga ini dilakukan di area terbuka dan luas dan masih berada di area
2018).
tera ulang satu tahun. Maka pelaksanaan tera ulang pada timbangan meja
juga dilakukan setiap satu tahun sekali berdasarkan masa berlaku tanda
sebagai berikut:
berada di situ dan para petugas tersebut berkeliling untuk mengecek dan
pedagang dengan beban biaya 50.000- 60.000 ribu satu kali tera (hasil
Dan ketika nanti ada kerusakan terkait timbangan maka para pedagang
dicek semua kondisi dari timbangan itu sendiri. Apabila timbangan itu
masih bagus dan baik maka, timbangan itu akan diberi tanda tera sah
bila timbangan itu sudah tidak layak dipakai lagi atau sudah diperbaiki
tapi masih tidak berfungsi, maka timbangan tersebut diberi tanda tera
batal dan tidak boleh digunakan lagi untuk menimbang atau berjualan
2018).
(satu) tahun sekali sesuai dengan masa tanda yang berlaku, karena
untuk timbangan meja masa berlakunya 1 (satu) tahun maka setelah itu
wulan III dan lamanya tera bisa beberapa hari sampai beberapa minggu,
TAHUN 2015 (hasil wawancara dengan mba oktavia petugas UPTD III
yang kondisinya masih bagus akan diberi cap atau tanda oleh petugas
yang menera dengan tanda tera sah, tahun peneraan, kota atau daerah
pelaksanaan tera itu, dan inisial nama dari orang yang menera itu. Jadi,
apabila nanti habis peneraan kondisi bagus, akan tetapi setelah beberapa
hari mengalami ketidak cocokan maka, petugas tera yang ada di tanda
digunakan lagi maka, akan diberi tanda batal pada timbangannya, tahun
peneraan, kota atau daerah pelaksanaan tera, dan petugas yang menera
Januari 2018).
Dan apabila timbangan tersebut pada saat dicek atau ditera rusak,
tapi ada kemungkinan untuk bisa diperbaiki lagi maka nanti akan diberi
tanda jaminan oleh petugas yang artinya timbangan itu setelah dalam
masa perbaikan bisa dipergunakan lagi sesuai dengan tanda tera, namun
apabila sudah di perbaiki tapi tidak bisa sesuai maka timbangan tersebut
buang waktu karena timbangan tidak ditera pun bisa digunakan dan malah
timbangan yang dipakai itu benar dan tidak ada masalah atau akurat, yang
bernama bapak Thohwarin usia 50 tahun dan berjualan ditempat itu sudah
bagus dan baik, untuk keakuratan dan kebaikan timbangan menjadi benar
dan baik. Akan tetapi karena menurut beliau biaya tera yang lumayan
mahal dan para pembeli lebih suka dan mantap apabila menggunakan
tahun, menurutnya sidang tera itu tidak harus dilakukan karena timbangan
yang digunakan tersebut bisa dipakai untuk seumur hidup tanpa harus
dilakukan tera dan tera ulang. Namun karena di Pasar tersebut para
petugas selalu mengoperasi dan berkeliling ke setiap pedagang atau kios
dengan ibu x pedagang tanggal 5 Januari 2018). Dan untuk pedagang yang
1. Banyaknya para pedagang yang tidak mau ditera dengan alasan ketika
rusak.
mereka tetap buka ruko maupun kios akan tetapi mereka pura pura
yang lainnya.
pihak.
5. Memberikan sanksi atau teguran bagi mereka yang tidak mau tertib
dan sanksi bagi mereka yang tidak mengikuti aturan dalam hal ini
sidang tera.
Dalam hal penyelesaiaan kendala yang dihadapi, para
dan keadaan timbangannya. Dan para petugas harus lebih tegas dan
yang benar dan akurat maka mereka akan sadar dan menjalankan
usaha mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan. Salah satu usaha yang
Jual beli atau berdagang adalah salah satu pekerjaan yang di anjurkan
atau disenangi oleh Allah dan Nabi, karena Nabi juga sejak kecil sudah
sendiri tanpa ada orang lain, karena rukun dan syarat dari berdagang adalah
adanya penjual dan pembeli seperti yang dijelaskan dan diatur didalam Al-
Qur’an dan Hadist. Dalam berdagang kita dianjurkan dan diperintahkan untuk
menjadi pedagang yang jujur dan adil dan tidak merugikan orang lain, karena
pedagang yang jujur dan adil akan mendapatkan imbalan yang baik dari Allah
SWT.
dalam berjualan banyak diantara para pedagang yang tidak jujur dan adil,
yang banyak. Sehingga mereka lupa akan batasan dan aturan yang ada dalam
Islam. Ada kalanya orang yang berjualan tersebut mengurangi ukuran atau
takaran dalam timbangan yang digunakan. Itu semua dilakukan agar bisa
banyak. Akan tetapi tanpa orang itu sadar maupun tidak tindakan tersebut
haram baik disengaja maupun tidak. Misal melalui kegiatan riba, judi, mencuri,
jual beli barang haram, curang dalam takaran dan mengurangi timbangan dari
ulang, akan tetapi para pedagang kebanyakan enggan melakukan sidang tera
atau tera ulang dengan alasan timbangannya itu masih bagus, masih bisa
digunakan, tidak ada masalah dengan timbangan dan menurut pedagang yang
telah diwawancarai itu juga salah satu yang menjadi alasan para pedagang
Dari semua jenis usaha atau kegiatan yang dilarang adalah curang
dalam hal takaran dan timbangan, seperti yang dijelaskan dalam bab II yang
menjadi permasalahan yaitu alat timbangan itu sendiri yang dilakukan oleh
pedagang buah di pasar Blauran Salatiga. Peneliti telah melakukan penelitian
alat timbangan yang mereka gunakan harusnya dilakukan tera setiap 1 (satu)
tahu adanya peraturan yang mengatur tentang tera tersebut, akan tetapi para
pedagang untuk berjualan apabila digunakan terus menerus maka bahan materil
dari timbangan itu lama- kelamaan aus atau kendor, sehingga untuk transaksi
bahwa timbangan yang mereka gunakan tidaklah harus dilakukan tera karena
mereka beranggapan timbangan tersebut kuat dan akurasi timbangan tidak akan
tersebut sedikit demi sedikit akan kendor dan untuk penakaran tidaklah
menjadi sempurna dan akurat. Menurut mereka juga para pembeli lebih suka
manual atau timbangan meja, padahal kalau untuk keakuratan dan kejujuran
dalam timbangan, timbangan digitallah yang lebih baik digunakan karena
manual atau meja. Karena timbangan digital dilengkapi dengan angka berat
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kita dalam melakukan
ukuran yang pas, dan menegakkan timbangan dengan jujur, benar, akurat dan
tepat.
menjadi hal meresahkan dan merugikan orang banyak. Dalam Al-Qur’an juga
dijelaskan hukuman atau akibat bagi mereka yang tidak jujur dalam timbangan
“Celakalah bagi orang-orang yang curang dalam menimbang dan
menakar. Yaitu apabila mereka menerima takaran (dari orang lain)
mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain mereka mengurangi. tidakkah orang-orang itu mengira
bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang
besar. Yaitu pada hari ketika semua orang bangkit menghadap tuhan
seluruh alam.”
tahu bahwa mengurangi atau mencurangi timbangan tidak boleh seperti yang
dijelaskan dalam bab II sebelumnya yaitu apabila mereka curang dalam takaran
dijelaskan bahwa setiap pedagang yang memiliki timbangan atau alat ukur
diwajibkan untuk melakukan tera atau tera ulang, yang bertujuan untuk
menanggapi pelaksanaan tera atau tera ulang yang dilakukan setiap satu tahun
sekali sesuai dengan masa tanda tera itu sendiri, dengan diadakanya sidang tera
karena setiap tahun selalu dicek dan diperbaiki timbangan para pedagang.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sudah berjalan setiap tahunnya sesuai dengan masa berlaku tanda tera dan
membuat para pedagang tidak tanggap. Serta sanksi atau hukuman yang
timbangan di tera.
pedagang yang tidak mau ditera sehingga itu meragukan timbangan yang
1. Untuk Dinas atau Instansi yang tekait agar selalu mensosialisaiskan akan
sehingga dalam bekerja menjadi berkah dan tidak merugikan orang lain.
Dan lebih tegas untuk memberikan sanksi atau hukuman bagi para
kegiatan bisnis agar tidak terjebak dalam transaksi yang dilarang oleh
Abu abdullah, Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini al.
Sunan Majah Lidwa Pustaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadist
Abu Daud, Sulaiman bin al As’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syadad. Al-Sunan
Daud Lidwa Pustaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadist
Alfaifi, Sulaiman bin Amad bin Yahya. Tanpa tahun. Mukhtashar Fiqih Sunnah
Sayid Sabiq. Terjemahan oleh: Abdul Majid, dkk.2010. Solo: AQWAM.
Achmad, Ali. 2009. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Arikunto, Suharsimi. 1988. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azzam, Abdul Azis Muhammad. Tanpa tahun. Fiqih Muamalah: Sistem Transaksi
Fiqh Islam. Terjemahan oleh Hawari Nadirsyah. 2010. Jakarta: Amzah.
Dewi, Gemala, Widyaningsih, & Yeni Salma Barlinti. 2006. Hukum Perikatan
Islam Di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Drijarkara, A. Praba dan Ghufron Zaid. 2008. Metrologi: Sebuah Pengantar.
Jakarta: Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Rosdakarya.
Supendi, Ahmad, 2011, Pelaksanaan Penimbangan Dalam Jual Beli Buah Kelapa
Sawit Ditinjau Ekonomi Islam. Skripsi tidak diterbitkan.
Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Qardhawi, Yusuf. Tanpa tahun. Halal Haram dalam Islam. Terjemahan oleh
Jasiman, dkk.2007. Surakarta: Era Media.
Pembebasan Untuk Ditera Dan Atau Ditera Ulang Serta Syarat-Syarat Bagi Alat-
https://www.academia.edu/20131823/Tera_dan_Kalibrasi?auto=download,
diakses pada tanggal 6 Desember 2017, pukul 6.48.
Nama : Tugini
Fakultas : Syari’ah
3. LIBRARY USER
16 SEPTEMBER
EDUCATION OLEH
2013
PESERTA 2
STAIN SALATIGA
4. TRAINING
PEMBUATAN 18 SEPTEMBER
2013
PESERTA 3
MAKALAH LDK STAIN
SALATIGA
5. GRAND OPENING UK –
21 SEPTEMBER
UK OLEH KSEI STAIN PESERTA 2
2013
SALATIGA
6. TRAINING MOTIVASI
DAN LOMBA 26 SEPTEMBER
PESERTA 3
RANGKING 1 STAIN 2013
SALATIGA
7. SEMINAR NASIONAL
“KEKERASAN PADA
ANAK: PENCEGAHAN 17 JANUARI 2015 PESERTA 6
DAN
PENANGANANNYA”
DWP FKM UNDIP
8. SEMINAR NASIONAL
“REVITALISASI GAYA
HIDUP ISLAMI UNTUK
MENINGKATKAN
PANGSA PASAR 19 MARET 2015 PESERTA 8
INDUSTRI HALAL
DALAM MENGHADAPI
MEA” OLEH KSEI
UNDIP
9. SEMINAR NASIONAL
“PEMUDA, PERADAPAN
ISLAM, DAN MANDIRI” 02 SEPTEMBER
PESERTA 6
OLEH KARIMA 2015
LEARNING DAN
TRAINING CENTER
KETERANGAN:
Keterangan :
- Pasar Blauran termasuk Kategori Pasar Kelas I
- Perda No 2 Tahun 1983, Tarif Retribusi Pasar pada Kios / Ruko adalah Lantai I = Ro 200,- dan II + Rp 150,-
- Perda No 10 Tahun 1998, Tarif Retribusi Pasar pada Kios / Ruko Rp 150,-/M2/hari
- Perda No 12 Tahun 2011, Tarif Retribusi Pasar pada Kios / Ruko Rp 350,-/M2/hari
- Jumlah Los 50
- Jumlah Pedagang 50
- Jumlah Ijin 15
Pedoman wawancara
8. Bagaimana tanggapan pedagang ketika akan diadakan tera ulang? Ada yg keberatan
2. Berapa umurnya?
12. Apakah ada beban biaya dalam pelaksanaan tera? Jika ya, berapa? Trus yg tidak
bagaimana?
14. Apakah ada ciri ciri yang membedakan timbangan yg ditera dengan yg tidak?
16. Apabila timbangan ibu sudah angus apakah diista oleh petugas? Diganti atau tidak?