Anda di halaman 1dari 157

HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

DENGAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS VII


DI SMP N 1 GRABAG KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat


guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh

DWI SUPRIYATININGSIH
111 13 238

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018

i
ii
DEKLARASI

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬


Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 10 Januari 2018

Penulis,

DWI SUPRIYATININGSIH
111 13 238

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAN

KESEDIAAN DI PUBLIKASIKAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:

Nama : DWI SUPRYATININGSIH

NIM : 111 13 238

Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di Publikasikan oleh

Perpustakaan IAIN Salatiga.

Salatiga, 10 Januari 2018

Yang Menyatakan,

DWI SUPRIYATININGSIH
111 13 238

Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd

iv
Dosen IAIN Salatiga
Nota Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudari DWI SUPRIYATININGSIH
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.


Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : DWI SUPRIYATININGSIH
NIM : 111 13 238
Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Judul : HUBUNGAN LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN DENGAN HASIL BELAJAR
PAI SISWA KELAS VII DI SMP N 1 GRABAG
KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2016/2017

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

Salatiga, 22 Januari 2018


Pembimbing

Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd


NIP.195705201986011001

SKRIPSI

v
HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN
HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS VII DI SMP N 1
GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN
2016/2017

disusun oleh:
DWI SUPRIYATININGSIH
NIM: 111 13 238

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan


Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 02 April 2018 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag. M.Phil _______________

Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd _______________

Penguji I : Drs. Abdul Syukur, M.Si _______________

Penguji II : Drs. Wahyudiana, M.M.Pd _______________

Salatiga,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan (FTIK)

Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002

vi
MOTTO

َ ‫ب ا ْل ِع ْل ِم فَهُ َو فى‬
ِ‫سبِ ْي ِل للا‬ ِ َ‫َمنْ َخ َر َج فِى طَل‬

‘’Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah ‘’
(HR.Turmudzi)

vii
PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecil ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibu Rizqiyatul Wakhidah dan Bapak Ikhsan tercinta yang senantiasa


mendo’akan, membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang
dari kecil sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur
panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.
2. Kakak dan adikku Alfan Habibi Rohman dan Fadhilah Rizki Kurnia Sari dan
keluarga besar yang selalu memberikan nasehat, pelajaran hidup yang
berharga bagiku serta mendo’akan dan memberi dukungan terbaik.
3. Bapak K.H Zumri RWS (Alm.) dan Ibu Nyai Hj. Latifah selaku Pengasuh
Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah yang kami tunggu-tunggu
barokah ilmunya.
4. Bapak KH. Abdul Basith dan Ibu Hj. Fatimah selaku Pengasuh Pondok
Pesantren Salafiyah Pulutan yang kami tunggu-tunggu barokah ilmunya.
5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi.
6. Bapak dan Ibu dosen yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran.
7. Bapak Ahmad Ruslan, S.Ag selaku guru kolaborator dalam penelitian skripsi
ini.
8. Dewan guru dan staff SMPN 01 Grabag yang membantu kelancaran dalam
mengerjakan skripsi ini.
9. Semua guru-guru mulai dari MI, MTs, SMAN yang telah mengajari berbagai
ilmu dan juga sudah mengantarkan sampai kuliah ini.
10. Kakak angkatku tercinta, Titik Isniatus Sholihah yang tak pernah bosan
mengarahkan, memotivasi, dan mensupport penuh serta mendo’akan demi
terselesaikannya skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat tercinta, Nur Kholifah, Siti Sirril Inayah, Faiqotul Himmah,
yang selalu setia menjadi saudara selama ini, berjuang bersama dalam suka
maupun duka dan terimakasih atas kebersamaan kita selama ini.
12. Keluarga besar PPTI Al-Falah, teman-teman angkatan 2013, teman-teman
kamar C16 dan Keluarga besar PP Salafiyah Pulutan, yang sama-sama sedang
berjuang meraih toga simbol keberhasilan untuk lanjut ke impian masa depan,
serta adik-adik kamarku Siti maskanah, Ulun Nayyiroh, Umi Maghfiroh,
Miftah Nuril Maulida, Lailiyah Maghfuroh, Anggun Klara Sinta, dan
semuanya yang telah memberikan motivasi untukku.
13. Teman-teman PAI, PPL dan KKN angkatan 2013 yang sudah mensupport
demi terselesainya skripsi ini.
14. Sedulur-sedulur FK-WAMA yang selalu mendo’akan dan mendukung dalam
pengerjaan skripsi ini.

viii
15. Calon Imamku, Arif Nurul Huda, yang selalu mendo’akan, menasehati dan
mendukung demi kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini.
16. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan yang juga
sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.

ix
KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini

adalah “HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN HASIL

BELAJAR PAI SISWA KELAS VII DI SMP N 1 GRABAG KABUPATEN

MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga

4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan

pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat

x
berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya

skripsi ini.

5. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik.

6. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk

menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi

Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN Salatiga).

7. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN

Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan

kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

8. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun

spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-

cita.

9. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda amin. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan

xi
memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amin ya robbal

‘alamin.

Salatiga, 10 Januari 2018

Penulis,

DWI SUPRIYATININGSIH
111 13 238

xii
ABSTRAK

Supriyatiningsih, Dwi. 2017. Hubungan Latar Belakang Pendidikan dengan Hasil


Belajar PAI Siswa Kelas VII di SMP N 1 Grabag Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd

Kata Kunci: latar belakang pendidikan dan hasil belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siswa SMP Negeri 1 Grabag


Kelas VII pada mata pelajaran PAI, nama yang lebih unggul antara yang berasal
dari SD, SDIT, atau MI dan untuk mengetahui hubungan latar belakang
pendidikan dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas
VII di SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP Negeri 1
Grabag yang terdiri dari 32 siswa.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan
naratif mendeskripsikan seluruh kejadian selama dilakukan tindakan dan analisis
deskriptif kuantitatif dengan persentase yang menunjukkan pemahaman dan
perkembangan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian telah diperoleh hasil belajar PAI SMP Negeri 1 Grabag
Kabupaten Magelang yang tertinggi (nilai rata-rata) siswa siswi dari SDIT
sebesar 86,75 dan yang menempati peringkat berikutnya adalah siswa siswi dari
MI sebesar 83,58 kemudian yang terakhir ditempati oleh siswa siswi dari SD
sebesar 75,21.
Pada analisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus
korelasi product moment, diperoleh koefisisen korelasi antara latar belakang
pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa (r xy) sebesar 0,351. Hasilnya
dikonsultasikan dengan r tabel product moment N = 32 dalam taraf signifikasi 5%
diperoleh 0,349. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rh 0,351>0,349 yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan
positif dan signifikan antara latar belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar
siswa di SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun
Pelajaran 2016/2017. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat latar belakang
pendidikan siswa semakin tinggi pada tingkat hasil belajar siswa.

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii
HALAMAN DEKLARASI............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
MOTTO.......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
ABSTRAK ..................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ........ ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. RumusanMasalah ............................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5
D. Hipotesis............................................................................. 5
E. ManfaatPenelitian .............................................................. 6
F. Kajian Pustaka.................................................................... 7
G. Penegasan Istilah ................................................................ 9
H. Metode Penelitian .............................................................. 17
I. Sistematika Penulisan ........................................................ 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Latar Belakang Pendidikan ................................................ 20
1. Pengertian Latar Belakang Pendidikan ...................... 20
2. Pengertian Pendidikan................................................ 20
3. Pengertian Siswa ........................................................ 27

xiv
B. Hasil Belajar ...................................................................... 28
1. Pengertian Hasil Belajar ............................................. 28
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ................ 32
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...... 35
C. Hakikat Pembelajaran PAI di SMP ................................... 36
1. Pengertian Pembelajaran PAI .................................... 36
2. Tujuan Pembelajaran PAI .......................................... 38
D. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam...................... 39
E. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan
dengan Hasil Belajar ........................................................... 44
F. Kurikulum......................................................................... 45
1. Pengertian Kurikulum ................................................. 45
2. Fungsi Kurikulum ....................................................... 46
3. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah(MI) .... 57
4. Kurikulum SD dan MI ................................................ 57
5. Sampel Nilai PAI Siswa MI dan SD .......................... 62

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN


A. Latar Belakang Objek ..................................................... 65
1. Sejarah Singkat SMP N 1 Grabag ................................. 65
2. Lingkungan Geografis .................................................. 68
3. Visi, Misi dan Tujuan ................................................... 70
4. Moto Layanan SMPN 1 Grabag ................................... 72
5. Struktur Organisasi ....................................................... 72
6. Daftar Guru dan Karyawan SMPN 1 Grabag ............... 73
7. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Grabag ................ 76
B. Penyajian Data .................................................................. 77

BAB IV ANALISIS DATA


A. Data Nilai/Hasil Belajar PAI Siswa Kelas VII A dari masing-
masing asal Sekolah ........................................................... ... 83

xv
B. Analisis Deskriptif............................................................. . 86
1. Analisis Latar Belakang Pendidikan Siswa ................. 86
2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ............................... 93
C. Hipotesis Penelitian ........................................................... 99
D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ........................................ 103

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 105
B. Saran................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1), menyatakan bahwa tiap-

tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Pengajaran bagi

setiap warga negara pada hakekatnya merupakan upaya untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki siswa secara maksimal sehingga

dengan kemampuannya siswa akan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan

kelak akan digunakan bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan

sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha pengembangan SDM tidak

hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal (sekolah).

Tetapi sampai detik ini pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan

wahana utama untuk mengembangkan SDM yang dilakukan dengan

sistematis, programatis, dan berjenjang.

Pendidikan dalam arti luas dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan

metode-metode tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan,

pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan

(Arikunto Suharsimi, 2001: 10).

Pendidikan dalam arti sempit adalah “Pengajaran yang diselanggarakan

umumnya di sekolah sebagai pendidikan formal” (Arikunto Suharsimi, 2001:

1
12). Sedangkan para ahli psikologi memandang pendidikan adalah pengaruh

orang dewasa terhadap anak yang belum dewasa agar mempunyai kemampuan

yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-

tugas sosialnya dalam bermasyarakat (Oemar Hamalik, 2001: 21).

Keberhasilan suatu pendidikan dalam proses belajar mengajar

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Guru sebagai salah satu unsur pendidik

dituntut memiliki kemampuan memahami bagaimana peserta didik belajar dan

kemampuan mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu

mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta didik. Belajar dan

pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional.

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan dari pembelajaran yang dilakukan

oleh guru baik di rumah, sekolah, atau belajar dimanapun adalah agar dapat

memperoleh hasil belajar yang telah ditetapkan atau melebihinya sehingga

dapat digolongkan menjadi hasil belajar yang baik. Dalam proses memperoleh

hasil belajar yang baik diperlukan metode pembelajaran yang tepat, sehingga

apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi dengan jumlah pengukuran

hasil belajar di atas standar yang ada.

Prestasi belajar merupakan impian setiap manusia yang sedang dalam

tahap belajar. Prestasi belajar dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh

beberapa faktor diantaranya latar belakang pendidikan dan kemampuan

mengajar seorang guru. Untuk dapat mengetahui latar belakang pendidikan

dan kemampuan mengajar guru disamping pemilihan strategi pembelajaran

yang tepat, maka perolehan hasil belajar PAI siswa juga dipengaruhi oleh

2
karakteristik siswa itu sendiri yaitu latar belakang pendidikan formal siswa.

Oleh karena itu diduga siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda

akan mengalami perbedaan pemahaman terhadap materi PAI di tingkat SMP

yang berbeda pula.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan

pembentukan watak dan kepribadian siswa, tetapi secara subtansial

memberikan kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan akhlakul karimah

dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang belajar di SMP tentunya tidak

semua berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), terdapat beberapa pula yang

berasal dari Sekolah Dasar (SD). Maka, terdapat perbedaan pengalaman

belajar yang mereka dapatkan dari masing-masing sekolah dan tentunya hal

ini akan berakibat pada hasil belajar yang akan mereka raih. Mengingat pada

mata pelajaran PAI, pengetahuan agama Islam di MI diberikan beberapa mata

pelajaran, sedangkan pada SD pengetahuan agama Islam digabungkan dalam

mata pelajaran PAI.

Latar belakang pendidikan anak sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa

yang berasal dari SD tentunya hasil belajar akan berbeda dengan siswa yang

berasal dari MI, karena anak yang berasal dari sekolah MI bekal pelajaran PAI

lebih lengkap dan cakupan materi lebih luas. Hal ini pasti akan mempengaruhi

hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Dengan demikian dapat

3
diasumsikan bahwa siswa yang berasal dari MI memiliki hasil belajar PAI

yang lebih baik daripada siswa yang berasal dari SD.

Secara teoretis siswa yang telah mendapat pengalaman belajar lebih dulu

dan lebih komplek dalam hal ini siswa yang berasal dari MI, akan lebih mudah

mempelajari bidang study tersebut (PAI) pada tingkat selanjutnya (SMP).

Siswa yang mempunyai latar belakang pendidikan agama yang kompleks akan

mempunyai kemampuan dasar dan tentunya hasil belajar siswapun lebih baik

dibandingkan siswa yang latar belakang pendidikan kurang kompleks dalam

pembelajaran PAI.

Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya peneliti akan

mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Latar Belakang Pendidikan

dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Grabag, Kabupaten

Magelang, Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diantara siswa SMP Negeri 1 Grabag Kelas VII pada mata pelajaran PAI,

mana yang lebih unggul antara yang berasal dari SD, SDIT, atau MI?

2. Adakah hubungan latar belakang pendidikan dengan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1

Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang?

4
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui siswa SMP Negeri 1 Grabag Kelas VII pada mata

pelajaran PAI, mana yang lebih unggul antara yang berasal dari SD, SDIT,

atau MI.

2. Untuk mengetahui hubungan latar belakang pendidikan dengan hasil

belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas VII di SMP

Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

D. Hipotesis

Hipotesis yaitu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1991:67).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara latar

belakang pendidikan dengan hasil belajar, artinya bilamana siswa tersebut

mempunyai latar belakang pendidikan yang baik dan sesuai maka siswa

tersebut akan cenderung memperoleh hasil belajar yang baik.

5
E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan praktis.

1. Manfaat teoretis

a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah pengetahuan

tentang latar belakang pendidikan dan hasil belajar Pendidikan Agama

Islam siswa.

b. Penelitian ini dapat berguna sebagi acuan dalam penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini memiliki manfaat untuk guru, siswa, dan sekolah sebagai

berikut:

a. Guru

Sebagai masukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan

mengetahui latar belakang pendidikan siswa yang berbeda.

b. Siswa

Sebagai masukan agar siswa mampu mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan optimal meskipun dengan latar belakang pendidikan

yang berbeda.

c. Sekolah

Dengan mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan terhadap

hasil belajar maka diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang

bersangkutan.

6
d. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dapat sebagai

referensi untuk melakukan penelitian-penelitian yang sejenis selanjutnya.

F. Kajian Pustaka

Untuk mendukung dan mempermudah penulisan skripsi, maka peneliti

berusaha melakukan penelitian lebih awal terhadap pustaka yang ada berupa

karya-karya peneliti terdahulu yang berkaitan dengan judul dan relevansi

terhadap tema peneliti.

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Ahmad Chumaedi yang berjudul

”Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru dengan Motivasi Belajar Siswa

Kelas X Pada Mata Pelajaran Tarikh di SMA Muhammadiyah Sewon Bantul

Yogyakarta.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi

pedagogik guru kelas X mata pelajaran tarikh di SMA Muhammadiyah Sewon

Bantul Yogyakarta, untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas X mata

pelajaran tarikh di SMA Muhammadiyah Sewon Bantul Yogyakarta, untuk

mengetahui hubungan kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar

siswa kelas X mata pelajaran tarikh di SMA Muhammadiyah Sewon Bantul

Yogyakarta. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi pedagogik

guru tarikh kelas X SMA Muhammadiyah Sewon Bantul secara rata-rata pada

taraf yang cukup baik hal ini ditunjukkan dengan nilai mean sebesar 56.6552

dan standar deviasi 8.12085. Secara akademis, dari setiap indikator

kompetensi pedagogik guru dapat diartikan bahwa guru dalam menjelaskan

7
materi, mengadakan variasi, menyebarkan dan memindahkan giliran

pertanyaan, memberi penguatan dalam menjelaskan materi tergolong sangat

baik sekali, sedangkan dalam hal membuka pelajaran, menggunakan waktu,

mengelola kelas tergolong cukup baik. Motivasi belajar siswa kelas X SMA

Muhammadiyah Sewon Bantul secara rata-rata ada taraf yang cukup baik hal

ini ditunjukkan dengan nilai mean sebesar 89.8966 dan standar deviasi

8.72331. Secara akademis dari setiap indikator motivasi belajar siswa dapat

diartikan bahwa siswa dalam hal hasrat dan keinginan berhasil, harapan dan

cita-cita masa depan, adanya lingkungan belajar yang kondusif, penghargaan

dalam belajar siswa tergolong tinggi sekali, sedangkan dalam hal dorongan

dan kebutuhan dalam belajar cukup tinggi, namun dalam hal kegiatan yang

menarik dalam belajar siswa tergolong rendah. Korelasi kompetensi

pedagogik dengan motivasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah

Sewon Bantul sebesar0,170, angka tersebut dapat dikatakan bahwahipotesis

alternatif diterima. Sedangkan hubungan signifikan antara kedua variabel

tersebut, ialah 0,377, angka tersebut dapat dikatakan bahwahipotesis alternatif

ditolak. Kontribusi antara kompetensi pedagogik dengan motivasi belajar

siswa sebesar 2,89% dan 97,11% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain bisa

berasal dari kompetensi guru selain kompetensi pedagogik, prestasi,

lingkungan keluarga, teman, dan lingkungan masyarakat.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Shofaturrohmah, yang berjudul

“Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Mengajar Guru

Agama Islam Dengan Prestasi Belajar Afektif Siswa Aliyah Takhassus di

8
Pondok Pesantren Madarasah Wathoniyah Islamiyah Kemranjen Banyumas.”

Hasil persepsi siswa tentang kompetensi mengajar agama islam termasuk

dalam kategori sedang (cukup baik), dan prestasi belajar siswa juga termasuk

dalam kategori sedang (cukup baik). Terdapat hubungan positif dan signifikan

antara persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru agama islam dengan

prestasi belajar siswa.

Dari penelitian di atas, tentunya ada perbedaan dengan penelitian yang

dilakukan, dimana dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yang

menjadi obyek penelitiannya adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Grabag,

Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, yang akan meneliti bagaimana

hubungan latar belakang pendidikan dengan hasil belajar siswa.

G. Penegasan Istilah

1. Hubungan Latar Belakang Pendidikan Siswa

a. Hubungan

Hubungan (bahasa Inggris: relationship) adalah kesinambungan

interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkan proses

pengenalan satu akan yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap

proses kehidupan manusia. Hubungan dapat dibedakan menjadi

hubungan dengan teman sebaya, orangtua, keluarga, dan lingkungan

sosial. Secara garis besar, hubungan terbagi menjadi hubungan positif

dan negatif. Hubungan positif terjadi apabila kedua pihak yang

berinteraksi merasa saling diuntungkan satu sama lain dan ditandai

9
dengan adanya timbal balik yang serasi. Sedangkan, hubungan yang

negatif terjadi apabila suatu pihak merasa sangat diuntungkan dan

pihak yang lain merasa dirugikan. Dalam hal ini, tidak ada

keselarasan timbal balik antara pihak yang berinteraksi. Lebih lanjut,

hubungan dapat menentukan tingkat kedekatan dan kenyamanan antara

pihak yang berinteraksi. Semakin dekat pihak-pihak tersebut,

hubungan tersebut akan dibawa kepada tingkatan yang lebih tinggi.

b. Latar Belakang Pendidikan

Latar belakang pendidikan merupakan prestasi akademis yang terdiri

atas prestasi pada jenjang pendidikan terakhir atau perkembangan

prestasi akademis sebelumnya. Latar belakang pendidikan mempunyai

pengaruh dalam proses pembelajaran pada tingkat selanjutnya. Dari

perbedaan latar belakang siswa akan berpengaruh pada kemampuan

siswa. Dalam hal ini pastinya akan berpengaruh pada hasil belajar

siswa.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang

mempunyai pengalaman belajar lebih kompleks (MI) pada mata

pelajaran PAI dibanding siswa yang tidak mendapatkan pengalaman

belajar yang kompleks (SD) hasil belajar siswa akan berbeda.

c. Pendidikan

1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232) pendidikan

berasal dari kata “didik”, lalu diberikan awalan kata “me” sehingga

menjadi “mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan.

10
Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,

tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.

Beberapa pengertian pendidikan, diantaranya adalah sebagai

berikut:

2) Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20

tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat.

3) Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional

Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikanyaitu:

Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,

adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan

kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia

dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan

dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

4) Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi

peranannya di masa yang akan datang.

5) Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

11
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara.

Dari beberapa pengertian pendidikan tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan

oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai

kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan

tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Sedangkan

dalam konteks ini, adalah pendidikan formal yang didapatkan siswa

pada jenjang pendidikan sebelumnya yaitu SD dan MI.

d. Siswa

1) Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus

diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran

yang diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi

manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan,

berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri.

2) Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai

dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah

perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo

dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek

tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh

12
perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik

lain yang melekat pada diri anak.

Sedangkan dalam konteks ini adalah siswa atau pelajar pada

jenjang SMP, yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grabag,

Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

e. SMP

1) Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan

dasar formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan

sekolah dasar (SD) atau yang sederajat. Sekolah Menengah

Pertama dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun, mulai dari

kelas 7 sampai kelas 9. Lulusan sekolah menengah pertama dapat

melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi, yaitu pendidikan

sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan

(SMK) atau yang sederajat. Pelajar sekolah menengah pertama

umumnya berusia 13-15 tahun.

2) Sekolah Menengah Pertama ( SMP) termasuk wajib belajar bagi

setiap warga negara berusia 7-15 tahun di Indonesia. Wajib belajar

9 tahun meliputi pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau

sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3

tahun.

3) Sekolah Menengah Pertama ( SMP) diselenggarakan oleh

pemerintah maupun swasta. Pengelolaan sekolah menengah

pertama negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah

13
Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah kabupaten/kota sejak diberlakukannya otonomi

daerah pada tahun 2001. Sedangkan Departemen Pendidikan

Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar

nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah menengah pertama

negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan

kabupaten/kota.

4) Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah

disebut sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).

Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian ini adalah SMP

Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha

penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan

yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya melalui belajar dapat

diperoleh hasil yang lebih baik.

Gagne memberikan lima macam hasil belajar, tiga yang pertama

bersifat kognitif, yang keempat bersifat afektif dan yang kelima bersifat

psikomotorik. Adapun taksonomi Gagne tentang hasil-hasil belajar,

meliputi:

a. Informasi verbal (verbal Information)

b. Keterampilan-keterampilan intelektual (intelectual skills)

1) Diskriminasi (diskrimination)

14
2) Konsep-konsep konkret (concrete concepts)

3) Konsep-konsep terdefinisi (difined concepts)

4) Aturan-aturan (rules)

c. Strategi-strategi kognitif (cognitive strategies)

d. Sikap-sikap (attitudes)

e. Keterampilan-keterampilan (motor skills) (Nasution 2004:4.7).

Menurut Anni (2007:5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku

yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan

aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang

dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang

diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran,

perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah

melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Gerlach dan Ely (dalam Anni 2007:5) tujuan pembelajaran

merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau

deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi.

Menurut Bloom dalam Annie (2007:7) mengusulkan tiga taksonomi

yang disebut dengan ranah belajar yaitu, ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotorik. Namun, Bloom hanya merinci kategori jenis perilaku

pada ranah kognitif, sedangkan kategori jenis perilaku ranah afektif dan

ranah psikomotorik dirinci oleh para pengikutnya.

15
Sementara itu Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar

adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak

dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur. Nasution

(1995:25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri

individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan,

tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan

penghargaan diri pada individu tersebut. Hasil belajar yang dicapai siswa

melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan

hasil yang berciri sebagai berikut:

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada

diri siswa.

2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan

lama diingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk

memperoleh informasi, dan pengetahuan yang lainya.

4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya

maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa

setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru, sehingga dapat

mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari atau

16
hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya

proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan hasil tes yang diberikan

oleh guru setiap selesai memberikan materi pembelajaran pada satu pokok

bahasan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa latar belakang

pendidikan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Karena dengan

mengetahui latar belakang siswa, guru akan lebih mudah untuk

memberikan materi pelajaran kepada siswa sesuai dengan kemampuan

siswa.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Skripsi yang penulis angkat ini termasuk jenis penelitian lapangan

(field research) dengan menggunakan pendekatan Kuantitatif, yaitu

penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan

dari hasilnya.

2. Penentuan Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP

Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, yang terdiri

dari 6 kelas yaitu VII-A, VII-B, VII-C, VII-D, VII-E, VII-F, dengan

jumlah keseluruhan siswa 192 siswa. Sedangkan objek dalam penelitian

ini adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran Pendidikan Agama

17
Islam di Kelas VII SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten

Magelang.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik

triangulasi dengan perpaduan antara hasil observasi saat pembelajaran,

angket siswa, dan dokumentasi yang terkumpul selama tindakan

berlangsung yang kemudian diolah dan disimpulkan dalam hasil

penelititan.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif

dengan naratif mendeskripsikan seluruh kejadian selama dilakukan

tindakan dan analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase yang

menunjukkan pemahaman dan perkembangan hasil belajar siswa.

I. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, untuk memberikan gambaran pembahasan

yang sistematis, maka disajikan sistematika penulisan. Disini dimaksudkan

sebagai gambaran umum akan dibahas dalam skripsi ini yang terdiri dari 5 bab

dengan rincian sebagai berikut:

Pertama adalah bagian formalitas. Kedua, adalah bagian isi yang terdiri

dari 5 bab, yaitu:

18
Bab I, berisi tentang Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat hasil penelitian, Kajian Pustaka,

penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, berisi Kajian Pustaka berisi tentang landasan teori yang

membahas tentang hubungan latar belakang pendidikan dengan hasil belajar

siswa.

Bab III, berisi Paparan data dan temuan penelitian berisi tentang paparan

data temuan penelitian yang meliputi latar belakang pendidikan dan hasil

belajar siswa.

Bab IV Pembahasan berisi tentang latar belakang pendidikan dengan

hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag,

Kabupaten Magelang.

Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

19
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

J. Latar Belakang Pendidikan

1. Pengertian Latar Belakang Pendidikan

Latar belakang pendidikan merupakan prestasi akademis yang terdiri

atas prestasi pada jenjang pendidikan terakhir atau perkembangan prestasi

akademis sebelumnya. Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh

dalam proses pembelajaran pada tingkat selanjutnya. Dari perbedaan latar

belakang siswa akan berpengaruh pada kemampuan siswa. Dalam hal ini

pastinya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini

yang dimaksud adalah siswa yang mempunyai latar belakang pendidikan

dari MI dan siswa tersebut di luar jam sekolah mengikuti kegiatan TPA

pada mata pelajaran PAI hasil belajar siswa lebih bagus dibanding siswa

yang tidak mendapatkan pengalaman belajar yang kompleks (SD) dan

tidak mengikuti kegiatan TPA hasil belajar siswa akan berbeda.

2. Pendidikan

Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam yang

didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad saw. Oleh karena

pendidikan (formal, nonformal, dan informal) termasuk amalan yang nyata

dan harus dilakukan. Dalam Alquran dan Hadist juga menganjarkan

tentang pendidikan, diantaranya:

20
a. Surat Lukman ayat 14-17 :

َ ‫ص ْينَا اْ ِإلنسَانَ ِب َوا ِل َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَى َو ْه ٍن َو ِف‬


ََ ‫صالُهُ ِفي عَا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُكرْ ِلي َو ِل َوا ِل َد ْي‬ َّ ‫َو َو‬

‫اح ْبه ُ َما ِفي‬


ِ ‫ص‬َ ‫ َ ِب ِه ِع ْل ٌم فَالَ تُ ِط ْعهُ َما َو‬
َ َ‫ْس ل‬ َ ‫ك َعلَى أَن تُ ْش ِر‬
َ ‫ك ِبي َمالَي‬ ِ ‫ى ا ْل َم‬
َ ‫} َوإِن َجاهَدَا‬41{ ‫صي ُر‬ َّ َ‫إِل‬

َّ َ‫} يَابُن‬41{ َ‫ى ثُ َّم إِلَ َّى َمرْ ِج ُع ُك ْم فَأُنَبِّئُ ُكم بِ َما ُكنتُ ْم تَ ْع َملُون‬
‫ي إِنَّهَآ إِن‬ َ َ‫ال ُّد ْنيَا َم ْعرُوفًا َواتَّ ِب ْع َس ِبي َل َم ْن أَن‬
َّ َ‫اب إِل‬

ٌ ‫هللا لَ ِط‬
‫يف‬ ِ ْ‫ض يَأ‬
َ ‫ت ِبهَا هللاُ إِ َّن‬ ِ ْ‫ت أَوْ فِي اْألَر‬
ِ ‫ص ْخ َر ٍة أَوْ فِي ال َّس َما َوا‬
َ ‫ َ ِم ْثقَا َل َحب َّ ٍة ِّم ْن خَرْ َد ٍل فَتَ ُكن فِي‬
ُ َ‫ت‬

‫صابَ ََ إِ َّن َذلِ ََ ِم ْن‬ ِ ‫صالَةَ َوأْ ُمرْ ِبا ْل َم ْعر‬


َ َ‫ُوف َوا ْنهَ َع ِن ا ْل ُمن َك ِر َواصْ ِبرْ َعلَى َمآأ‬ َّ ‫ي أَقِ ِم ال‬
َّ َ‫} يَابُن‬41{ ‫َخ ِبي ٌر‬
ُ
ِ ‫ع َْز ِم اْأل ُم‬
}47{ ‫ور‬

Artinya :” [Ayat 14] Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat

baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam

keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Ku lah kembalimu.

[Ayat 15] Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan

dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka

janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia

dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian

hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang

telah kamu kerjakan.

[Ayat 16] (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada

(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit

atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).

Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

21
[Ayat 17] Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang

mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.

Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh

Allah).

b. Hadist Nabi:

1) “Mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan

wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.”

2) ”Carilah ilmu walupun ke negri cina.”

3) ”Didiklah anak-anak kalian, karena sesungguhnya mereka itu

dijadikan untuk menghadapi masa yang berlainan dengan masa

kalian ini.”

4) ”Tidaklah henti-hentinya seseorang tiu dapat dianggap orang

berilmu selama ia masih terus belajar ilmu. Apabila ia menyangka

bahwa sesungguhnya ia sudah serbatahu, maka sungguh ia seorang

yang jahil.”

Pendidikan memang berperan penting dalam kehidupan manusia,

pendidikan seseorang dapat mempengaruhi semua aktifitas dan tingkah

lakunya, sehingga seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda

dengan orang yang berlatar belakang pendidikan rendah.

Dalam bahasa Indonesia disebut pendidikan yang berarti proses

mendidik. Kata mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling

berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik adalah jenis kata kerja,

22
sedangkan pendidikan adalah kata benda. Kalau kita mendidik kita

melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Kegiatan menunjuk adanya

dua aspek yang harus ada di dalamnya, yaitu pendidik dan peserta

didik. Jadi mendidik adalah merupakan suatu kegiatan yang

mengandung komunikasi antara dua orang atau lebih ( Ekosusilo,

1990: 12).

Pengertian pendidikan dilihat dari beberapa batasan arti pendidikan

yaitu:

a. Batasan dari segi Filsafat Pendidikan

Menurut Prof. Dr. N. Drijakara, pendidikan adalah Pemanusiaan

manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.

b. Batasan dari segi Ilmu Pendidikan

Menurut Prof. Dr. M. J. Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha,

pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak

tertuju pada kedewasaan anak atau lebih tepat membantu anak agar

cakap melaksanakan tugasnya sendiri. Sedangkan menurut Ki Hajar

Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup dan tumbuhnya

anak-anak maksudnya pendidikan itu menuntun segala kodrat yang ada

pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-setingginya.

c. Batasan dari segi Sosial Pendidikan

Menurut John Owey, pendidikan adalah proses membangun dan

membawa. Sedangkan menurut Francis J. Brown, pendidikan adalah

23
proses kontrol yang memperhatikan perubahan perilaku yang dihasilkan

seseorang dan seseorang dalam kelompok.

d. Batasan dari segi Psikologi Belajar

Menurut Arthur K. Ellis, John J. Cogan, dan Kenneth R. Howey,

pendidikan adalah jumlah total dari pengalaman belajar seseorang

selama hidupnya, bukan hanya dalam pengalaman pendidikan formal.

Ini adalah proses dimana seseorang mendapatkan, mengerti dirinya

sendiri seperti mengerti lingkungannya.

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu

bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas

tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan

merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat

bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan

filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting

dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan

teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan (

Ekosusilo, 1990: 12).

a. Landasan Filososfis

Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat

pendidikan, meyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia,

keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang

kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal

24
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme,

Pragmatisme dan Progresivisme, dan Ekstensialisme.

a) Esensialisme

Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan

pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.

b) Perenialisme

Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan

ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada

kebaikan universal.

c) Pragmatisme dan Progresifme

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu

dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini

melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.

d) Rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang

menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor

perubahan masyarakat.

b. Landasan Sosiologis

Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan

karakteristik masayarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisis

ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam

sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh

sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:

25
a) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.

b) Hubungan kemanusiaan.

c) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.

d) Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara

sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

c. Landasan Kultural

Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab

kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur

mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan

pendidikan, baik secara formal maupun informal.

Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang

sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah

laku, nilai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan

masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi

kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat

transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan,

utamanya sekolah dan keluarga.

d. Landasan Psikologis

Pemahaman peserta didik merupakan kunci keberhasilan pendidikan.

Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat

diperlukan penerapannya dalam pendidikan terutama yang berkaitan

dengan:

26
a) Perbedaan individual

b) Kurikulum perlu disusun berdasarkan pengalaman belajar anak.

c) Guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak.

d) Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak.

e) Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat membantu peserta

didik untuk mengembangkan potensi, kecerdasan, emosi, dan

keterampilan dalam pendidikan.

e. Landasan Ilmiah dan Teknologis

Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga

pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang

teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang

berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah

mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan

demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK

tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon

pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan

fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.

3. Siswa

Pengertian siswa menurut Wikipedia, siswa adalah anggota

masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diri melalui proses

pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun

nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah

siswa dalam dunia pendidikan meliputi:

27
a. Siswa: siswa atau siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah.

b. Mahasiswa: mahasiswa atau mahasiswi istilah umum bagi peserta

didik pada jenjang pendidikan tinggi.

c. Warga Belajar: warga belajar istilah bagi peserta didik pada jalur

pendidikan non formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat

(PKMB), Baik paket A, Paket B, Paket C.

d. Pelajar: istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti

pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat

menengah (Kompasina, 2013).

Yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Grabag Tahun Pelajaran 2016/2017.

K. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek

perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan

tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa

penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus

dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar

dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni 2007:5).

28
Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan

perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa

belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely dalam Anni 2007:5). Perumusan

tujuan pembelajaran itu adalah yakni hasil belajar yang diinginkan pada

diri pembelajar, agak lebih rumit untuk diamati dibandingkan dengan

tujuan lainnya, karena tujuan pembelajaran tidak dapat diukur secara

langsung. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang

dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan

perubahan yang diinginkan pada diri pembelajar, yakni pernyataan tentang

apa yang diinginkan pada diri pembelajar setelah menyelesaikan

pengalaman belajar. Kerumitan pengukuran hasil belajar itu disebabkan

karena bersifat psikologis. Untuk mengukur kemampuan pembelajar di

dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut diperlukan adanya

pengamatan kinerja (performance) pembelajar sebelum dan setelah

pembelajaran berlangsung serta mengamati perubahan kinerja yang telah

terjadi.

Menurut Bloom dalam Annie (2007:7) mengusulkan tiga taksonomi

yang disebut dengan ranah belajar yaitu, ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotorik. Namun, Bloom hanya merinci kategori jenis perilaku

pada ranah kognitif, sedangkan kategori jenis perilaku ranah afektif dan

ranah psikomotorik dirinci oleh para pengikutnya.

Sementara itu Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar

adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak

29
dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur. Nasution (1995:25)

mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu.

Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi

juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan

diri pada individu tersebut. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses

belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri

sebagai berikut:

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada

diri siswa.

b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan

lama diingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk

mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk

memperoleh informasi, dan pengetahuan yang lainya.

d. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan

dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai

dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang

dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih

baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

30
terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar

adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku

pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil

belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain

kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6

aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

penilaian.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima

jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,

organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,

koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan

psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan

afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses

pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam

31
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa

sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku

yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:

a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan

dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri

siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil

belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama

atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut

serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil

yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta

menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik (http://hasil-belajar-

pengertian-dan-definisi.html).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa

setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru, sehingga dapat

mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

32
2. Faktor-faktor yang Menpengaruhi Belajar

Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan

oleh pengalaman. Paling sedikit ada lima macam perilaku perubahan

pengalaman, dan dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam

belajar. Pertama, pada tingkat emosional yang paling primitif, terjadi

perubahan perilaku diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak

terkondisi dengan suatu stimulus terkondisi. Sebagai suatu fungsi

pengalaman, stimulus terkondisi itu pada suatu waktu memperoleh

kemampuan untuk mengeluarkan respon terkondisi. Bentuk belajar

semacam ini disebut belajar responden dan menolong kita untuk

memahami bagaimana para siswa menyenangi atau tidak menyenangi

sekolah atau bidang-bidang studi. Kedua, dibahas belajar kontinguitas,

yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan satu dengan yang lain pada

suatu waktu, dan hal ini sering kita alami. Kita melihat bagaimana asosiasi

ini dapat menyebabkan belajar dari “drill” dan belajar stereotip-stereotip.

Yang ketiga, kita belajar bahwa konsekuensi-konsekuensi perilaku

mempengaruhi apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan berapa

besar pengulangan itu. Belajar semacam ini disebut belajar operant.

Keempat, pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan

kejadian-kejadian. Kita belajar dari model-model dan masing-masing kita

mungkin menjadi suatu model bagi orang lain dalam belajar observasional.

Kelima, belajar kognitif terjadi dalam kepala kita, bila kita melihat dan

33
memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita dan dengan insait, belajar

menyelami pengertian (Dahar 1996:21).

Seperangkat yang memberikan kontribusi belajar adalah kondisi

internal dan eksternal pembelajar. Kondisi internal mencakup kondisi

fisik, seperti kesehatan organ tubuh yaitu kondisi psikis, seperti

kemampuan intelektual, emosional, dan kondisi sosial, seperti kemampuan

bersosialisasi dengan lingkungan. Kesempurnaan dan kualitas kondisi

internal yang dimiliki oleh pembelajar akan berpengaruh terhadap

kesiapan, proses, dan hasil belajar. Faktor-faktor internal ini dapat

terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar, dan

perkembangan. Sama kompleksnya pada kondisi internal adalah kondisi

eksternal yang ada di lingkungan pembelajar. Beberapa faktor eksternal

seperti variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari

(direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar

masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar (Anni

2007:14-15).

Secara global, menurut Muhibbin Syah (2001:132-139) faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan jasmani

dan rohani siswa. Yaitu: aspek fisiologis (jasmani, mata, dan telinga)

dan aspek psikologis (intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa,

minat siswa, dan motivasi siswa).

34
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa. Yaitu: lingkungan sosial (keluarga, guru, masyarakat,

dan teman) dan lingkungan non-sosial (rumah, sekolah, peralatan, dan

alam).

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran, materi-materi pelajaran, yang terdiri dari pendekatan

tinggi, pendekatan sedang, dan pendekatan rendah (http://Faktor Yang

Mempengaruhi Belajar « I Q R O ' Media Pendidikan dan Kajian

Islam.html).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slamet (2003:54) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang di sebut faktor

individu (Intern), yang meliputi: (1). Faktor biologis, meliputi:

kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari

faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi

belajar. (2). Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan

motivasi serta perhatian ingatan berfikir. (3). Faktor kelelahan,

meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak

dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk.

Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

35
kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu

akan hilang.

b. Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut dengan faktor

Ekstern, yang meliputi: (1). Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga

pendidikan yang pertama dan terutama. Merupakan lembaga

pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk

pendidikan dalam ukuran besar. (2). Faktor Sekolah, meliputi: metode

mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan

siswa dan berdisiplin di sekolah. (3). Faktor Masyarakat, meliputi:

bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar

maka siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas

dapat dikaji bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks.

Aktivitas belajar individu memang tidak selamanya menguntungkan.

Kadang-kadang juga lancar, kadang mudah menangkap apa yang

dipelajari, kadang sulit mencerna mata pelajaran. Dalam keadaan dimana

anak didik/siswa dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut

belajar.

L. Hakikat Pembelajaran PAI di SMP

1. Pengertian Pembelajaran PAI

36
Menurut Oemar Hamalik (239:2006) pembelajaran adalah “suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material

fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi

tercapainya tujuan pembelajaran”.

Menurut Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk

membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan

peserta didik”.

Menurut Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai

setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi

kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik

(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan

membelajarkan”.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk

membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar”.

Sedangkan menurut Slavin “Pembelajaran adalah cara

pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Dari pengertian beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

37
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik.

Hakikat pembelajaran adalah suatu proses terjadinya interaksi antara

peserta didik dengan komponen-komponen pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Komponen itu meliputi siswa, kurikulum,

lingkungan guru, model, dan media pembelajaran.

2. Tujuan pembelajaran PAI

Secara umum tujuan pembelajaran PAI adalah membimbing dan

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke

tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal.

Sementara fungsinya adalah menyediakan fasilitas yang dapat

memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.

Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari

dua bentuk, yaitu:

a. Alat untuk memperluas, memelihara, dan menghubungkan tingkat-

tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide

masyarakat dan nasional

b. Alat untuk mengadakan perubahan inovasi dan perkembangan.

Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama Islam,

karena tujuan agama adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat

dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan

pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang

38
dilakukan. Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu

harapan yang diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri.

Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam

mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai yaitu membina

manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-

ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada

sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai

kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui

pengajaran agama yang intensif dan efektif.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan

Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing

manusia dalam hal ini peserta didik agar mereka mampu menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta meningkatkan

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam,

sehingga menjadi manusia Muslim, berakhlak mulia dalam kehidupan baik

secara pribadi, bermasyarakat dan berbangsa, dan menjadi insan yang

beriman hingga mati dalam keadaan Islam.

M. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menetapkan al-Qur’an dan hadits sebagai dasar pendidikan Islam bukan

hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata.

Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut

39
dapat diterima oleh nalar manusia dan dibolehkan dalam sejarah atau

pengalaman kemanusiaan.

Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk mencapai keseimbangan

pertumbuhan kepribadian manusia. Secara menyeluruh dan seimbang yang

dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang rasional,

perasaan dan indra, karena itu, pendidikan hendaknya mencakup

pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik, aspek spiritual, intelektual,

imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif,

dan mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan dan

kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan

ketundukan yang sempurna kepada Allah SWT, baik secara pribadi

kontinuitas, maupun seluruh umat manusia. (Samsul Nizar, 2002:38).

Hakikat Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim

yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan

serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui

ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.

Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberikan”

(avoiding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah,

juga sering diartikan dengan “menumbuhkan” kemampuan dasar manusia bila

ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam, maka

harus berproses melalui sistem kependidikan Islam, baik melalui

kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler.

40
Esensi dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada

keimanan/keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlaq (moralitas), dan

pengalamannya. Oleh karena itu, dalam strategi pendidikan Islam keempat

potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari

lingkaran proses kependidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan

akhir pendidikan yaitu manusia dewasa yang muttaqin.

Bilamana pendidikan Islam diartikan sebagai proses, maka diperlukan

adanya sistem dan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai dengan proses

melalui sistem tertentu karena proses pendidikan tanpa sasaran dan tujuan

yang jelas berarti suatu “opurtunisme”, yang akan menghilangkan nilai hakiki

pendidikan. Oleh karena itu, proses yang demikian (yang tanpa tujuan)

mengandung makna yang bertentangan dengan pekerjaan mendidik itu

sendiri, bahkan dapat menafikan harkat dan martabat serta nilai manusia

sebagai “khalifah” Allah di muka bumi, karena aspek-aspek kemampuan

individual (al-fadiyah), sosialitas (al-ijrimaiyyah), dan moralitas (al-

ahlaqiyaah) merupakan hakikat kemanusiaannya (anthopologis pentra)

dalam sistem proses, terdapat umpan balik (feedback) melalui evaluasi yang

bertujuan memperbaiki mutu produk.

Oleh karena itu, proses pendidikan Islam merupakan kemutlakan

dalam sasaran yang hendak digarap dan tujuan yang hendak dicapai, yang

dirumuskan secara jelas dan akurat itulah yang mengarahkan proses

kependidikan Islam ke arah pengembangan optimal ketiga aspek

kemampuan tersebut yang didasari dengan nilai ajaran Islam. Sedang

41
evaluasi merupakan alat pengoreksi kesalahan yang terjadi dalam proses

berakibat pada produk yang tidak tepat. Proses mengandung pengertian

sebagai penerapan cara-cara atau sarana untuk mencapai hasil yang

diharapkan.

Ruang Lingkup Pembelajaran PAI

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT,

hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia

dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan

lingkungannya.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-

aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya

merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup

Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah:

1. Pengajaran keimanan

Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek

kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,

inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.

2. Pengajaran akhlak

Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada

pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran

42
ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang

diajarkan berakhlak baik.

3. Pengajaran ibadah

Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata

cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu

melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk

ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.

4. Pengajaran fiqih

Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi

tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-

Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini

adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam

dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pengajaran Al-Quran

Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat

membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap

ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat

tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang

disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

6. Pengajaran sejarah Islam

Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat

mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari

43
awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan

mencintai agama Islam.

N. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan dengan Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana

Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Latar belakang pendidikan merupakan pengalaman seseorang yang

telah diperoleh dari suatu program pembelajaran. Pengalaman tersebut dapat

berupa pengetahuan atau yang berhubungan dengan kognisi, sikap maupun

perilaku tertentu. Latar belakang pendidikan yang berbeda akan menyebabkan

terjadinya perkembangan pengetahuan yang berbeda pula dimana

perkembangan pengetahuan terjadi sesuai dengan pengalaman-pengalaman

belajar yang telah diperolehnya.

Sehubungan dengan pernyataan di atas, bahwa latar belakang

pendidikan siswa menentukan tinggi rendahnya hasil belajar yang akan

dicapai. Bagi siswa yang memiliki latar belakang pendidikan MI dan di luar

jam pelajaran mengikuti kegiatan TPA, pengetahuan mereka akan lebih

banyak dibandingkan dengan siswa yang latar belakang pendidikannya dari

SD dan tidak mengikuti kegiatan TPA di luar jam pelajaraa sekolah. Sehingga

diduga latar belakang pendidikan siswa sangat berpengaruh dalam hasil

44
belajar mata pelajaran PAI karena siswa dengan latar belakang dari MI

sebelumnya sudah mendapatkan bekal pelajaran PAI yang lebih komplek.

Oleh sebab itu, apabila siswa tersebut mempunyai latar belakang dari

MI dan mengikuti kegiatan TPA maka, hasil belajar yang dihasilkan akan

baik, sebaliknya apabila seorang siswa dari latar belakang pendidikan yang

berbeda (SD) dan tidak mengikuti kegiatan TPA maka, hasil belajar akan

kurang baik.

O. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Secara umum kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan

pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam

aktivitas belajar mengajar. Secara etimologis, kurikulum berasal dari

istilah curriculum dimana dalam bahasa inggris, kurikulum adalah rencana

pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin yaitu currere, kata currere

memiliki banyak arti yaitu berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan

berusaha.

Dalam bahasa arab, kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti

jalan yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan, dalam

pengertian kurikulum pendidikan bahasa arab yang dikenal dengan

istilah manhaj al-dirasah yang jika dilihat artinya pada kamus tarbiyah

adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan sebagai acuan

lembaga pendidikan untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

45
Dalam perkembangannya, sejarah indonesia mengenai kurikulum

telah berganti-ganti antara lain sebagai berikut :

a. Tahun 1947- Leer Plan (Rencana Pelajaran)

b. Tahun 1952 - Rencana Pelajaran Terurai

c. Tahun 1964 - Renthjana Pendidikan

d. Tahun 1968 - Kurikulum 1968

e. Tahun 1975 - Kurikulum 1975

f. Tahun 1984 - Kurikulum 1984

g. Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 - Kurikulum 1994 dan Sublemen

Kurikulum 1999

h. Tahun 2004- Kurikulum Berbasis Kompetensi

i. Tahun 2006- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

j. Tahun 2013- Kurikulum 2013.

2. Fungsi Kurikulum

a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)

Kurikulum berfungsi sebagai penyesuaian adalah kemampuan

untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi

dilingkungannya karena lingkungan bersifat dinamis artinya dapat

berubah-ubah.

b. Fungsi Integrasi (the integrating function)

Kurikulum berfungsi sebagai integrasi mengandung makna

bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu

46
menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh yang dapat dibutuhkan dan

berintegrasi di masyarakat.

c. Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function)

Kurikulum berfungsi sebagai diferensiasi adalah sebagai alat

yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa

yang harus dihargai dan dilayani.

d. Fungsi Persiapan (the propaeduetic function)

Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang mengandung

makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu

mempersiapkan siswa ke jenjang selanjutnya dan juga dapat

mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak

melanjukan pendidikan.

e. Fungsi Pemilihan (the selective function)

Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah memberikan

kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar

yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)

Kurikulum sebagai diagnostik mengandung makna bahwa

kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan

memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. Jika telah

memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan

siswa dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.

47
3. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Paradigma baru dalam Undang-Undang Sisdiknas yang disyahkan

oleh DPR-RI tanggal 11 Juni 2003, yaitu perubahan mendasar mengenai

jalur pendidikan yaitu mengubah jalur pendidikan sekolah dan luar

sekolah, menjadi tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal, dan

informal (pasal 13). Ketiga jalur tersebut memang dianut dalam system

pendidikan nasional sebelum berlakunya Undang-undang N0. 2 Tahun

1989 (Arifin 2003:7).

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah, berbentuk sekolah dasar (SD) dan

madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah

menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk

lain yang sederajat (pasal 17) (Arifin 2003:41-41).

Di Indonesia, sekolah menurut statusnya dibagi menjadi 2 macam

yaitu sekolah negeri yang diselenggarakan oleh pemerintah dan sekolah

swasta yang diselenggarakan oleh non-pemerintah, mulai dari sekolah

dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas.

Pendidikan dasar di Indonesia pada dasarnya dibedakan menjadi dua

yaitu yang dikelola oleh pemerintah biasanya disebut Sekolah Dasar

Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri sedang yang kedua dikelola oleh

masyarakat biasanya disebut Sekolah Dasar Swasta dan Madrasah

Ibtidaiyah Swasta. SD dibawah lingkup Kemendikbud sedang MI dibawah

lingkup Kemenag. disamping itu ada pula sekolah dasar dibawah lingkup

48
Kemendikbud berciri khas agama dengan sebutan Sekolah Dasar Islam

atau Sekolah Dasar Kristen,dll.

a. Sekolah Dasar (SD)

Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan

formal di Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun,

mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajibkan untuk

mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang mempengaruhi

kelulusan atau tidaknya siswa.

Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah

menengah pertama (SMP) atau yang sederajat. Pelajar sekolah dasar

umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara

berusia 7-15 tahun, wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun, yakni

sekolah dasar 6 tahun dan sekolah menengah pertama 3 tahun.

Sekolah Dasar (SD) diselenggarakan oleh pemerintah maupun

swasta. Pengelolaan Sekolah Dasar (SD) negeri di Indonesia yang

sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini

menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota sejak

diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001. Sedangkan

Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator

dalam bidang standar nasional pendidikan.

b. Madrasah Ibtida’iyah (MI)

Madrasah ibtidaiyah (disingkat MI) adalah jenjang paling dasar

pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar,

49
yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Pendidikan

madrasah ibtidaiyah ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1

sampai kelas 6. Lulusan madrasah ibtidaiyah dapat melanjutkan

pendidikan ke madrasah tsanawiyah atau sekolah menengah pertama.

Kurikulum madrasah ibtidaiyah sama dengan kurikulum sekolah

dasar, hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai

pendidikan agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran

sebagaimana sekolah dasar, juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran

seperti: Alquran dan Hadits, Aqidah dan Akhlaq, Fiqih, Sejarah

Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.

c. Perbedaan Sekolah Dasar (SD) dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kalau dilacak sebenarnya tidak ada perbedaan antara MI dengan

SD karena mata pelajarannya masih relatif sama. Hanya berbeda pada

persoalan semua yang memakai istilah madrasah "diharuskan" di

bawah DEPAG, sedangkan jika memakai istilah sekolah wajib berada

di bawah Diknas.

Siswa Madrasah Ibtidaiyah memiliki asertifitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan asertifitas siswa SD Umum.

Dalam hal kurikulum yang disampaikan oleh departemen

pendidikan nasional SD umum dengan Madrasah Ibtidaiyah memiliki

struktur, substansi, alokasi dan metode yang sama, namun yang

membedakan kedua sekolah tersebut adalah muatan dalam pelajaran

agamanya. Walaupun tidak dijelaskan langsung dalam Permenag

50
namun jelas asertifitas merupakan bagian dari visi pendidikan agama.

Dan dari visi tersebut dapat diketahui bahwa manfaat pendidikan

agama yang sangat menunjang pembentukan asertifitas.

1) MI

a) Isi atau Materi Pelajaran

Isi atau materi pelajaran agama di madrasah ibtidaiyah

sangat menonjol karena madrasah adalah lembaga pendidikan

yang bercirikan atau khas dengan Islam. Dalam

pengembangannya yang panjang eksistensinya, madrasah

banyak melahirkan hal positif dan negative, sesuai dengan

pasang surut kualitas para pengelola yang terkait didalamnya.

Dalam kaitannya dengan madrasah, perangkat pokok

untuk pencapaian tujuan pendidikan Agama Islam adalah

materi, karena madrasah adalah sekolah yang banyak

mengambil peran soal agama, maka isi materinya pun banyak

tentang agama, dalam hal ini dapat dicontohkan pada mata

pelajaran fiqih, dalam fiqih mengandung banyak hal yang bisa

dibahas dan dikembangkan, di madrasah pelajaran fiqih

dibahas secara mendalam dan dipelajari dengan teori dan

prakteknya sekaligus, seperti yang digambarkan dalam

deskripsi atau kerangka silabus, bahwa dimadrasah itu

dipelajarai fiqih secara mendalam, teorinya dijelaskan dengan

51
mendalam dan dimaksud kan pula semua siswa dapat

mempraktekkanya dalam kehidupan.

Dimadrasah pelajaran yang menyangkut keagamaan itu

terpisah-pisah sehingga siawa dapat mempelajari setiap materi

tentang keagamaannya, misalnya pelajaran fiqih, akhlah,

aqidah, dan bahasa arab. Dalam fiqih dibahas secara mendalam

mengenai shadaqah dan infak, dimateri ini siswa harus

memahai secara teori dan praktek agar siswa bisa lebih

mendalami dan mendapatkan manfaat dari materi yang

dipelajari, contohnya setelah siswa memahami arti shadaqah

dan infak, maka siswa diharapkan bisa membiasakan untuk

bershadaqah.

Dalam hal ini bisa dikaitkan dengan pencapaian

pendidikan Agama Islam adalah dengan mempelajari materi

pelajaran yang berbeda-beda dan terpisah-pisah antara fiqih

dan materi lain diharapkan siswa benar-benar mendapatkan

banyak ilmu khususnya soal agama, agar tujuan Pendidikan

Agama Islam itu sendiri dapat berjalan dengan baik, yaitu

menjadikan siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt

yang kemudian menjadikan siswa itu bisa menjadi insane

kamil.

b) Alokasi Waktu

52
Di madrasah alokasi waktu di setiap materi sangat

berbeda karena materi pelajaran agama yang sangat banyak

maka memerlukan waktu yang sangat banyak pula. Jika dilihat

begitu banyak waktu pelajaran PAI di madrasah karena

banyaknya materi yang akan dibahas. Mata pelajaran fiqih

mempunyai kajian sendiri dengan materi lain, begitu pula

dengan materi lainnya sehingga semakin banyak materi yang

akan dibahas, semakin banyak pula waktu yang akan

digunakan. Alokasi waktu yang digunakan di madrasah untuk 1

materi pembahasan tentang kajian fiqih misalnya, itu berkisar

45 menit dan begitu pula dengan pelajaran pada materi lain.

c) Mata Pelajaran

Pembagian mata pelajaran pada pelajaran PAI sangatlah

banyak yaitu:

1. Al-Quran Hadits (2 jam pelajaran)

2. Aqidah Akhlaq (2 jam pelajaran)

3. Fiqih (2 jam pelajaran)

4. Sejarah Kebudayaan Islam (2 jam pelajaran)

5. Bahasa Arab (2 jam pelajaran)

Sedangkan untuk mata pelajaran lain di luar mata

pelajaran PAI (mata pelajaran umum) jenis mata pelajaran dan

jumlah jam tiap minggunya sama dengan SD.

2) SD

53
a) Isi atau Materi Pelajaran

Isi materi pendidikan Agama Islam pada sekolah dasar

tetap membahas lingkup agama tetapi sedikit berbeda dengan

madrasah, bila pelajaran agama dimadrasah itu dibahas secara

mendalam tapi tidak halnya dengan SD bahwa mata pelajaran

agama dipelajari secara garis besarnya saja.

Tetapi melihat bahwa materi pelajaran yang tidak sama

antara sekolah dasar dan madrasah dapat membedakan pula

hasil belajarnya, pada madrasah tiap mata pelajaran yang

menyangkut soal agama itu terpisah-pisah sedangkan kalau di

sekolah itu tidak. Dari sini lah dapat dikaitkan kembali dengan

pencapaian tujuan pendidikan agama Islam di sekolah dasar

adalah secara nyata real dan sebenarnya, tujuan tersebut adalah

menjadikan peserta didik agar memilki kemantapan akidah dan

kedalaman spiritual, keunggulan akhlak dan wawasan

keagamaan. Namun pada kenyataannya dilihat dari materi

pelajaran di sekolah untuk mencapai tujuan tersebut agaknya

sedikit susah karena materi tidak dibahas secara mendalam

melainkan hanya secara garis besarnya saja.

b) Alokasi Waktu

Alokasi waktu setiap materi PAI sangat berbeda dengn

madrasah bila di madrasah 1 minggunya bisa mencapai lebih

dari 6jam untuk meteri agama saja termasuk pelajaran fikih dan

54
lain-lain, sedangkan alokasi waktu di sekolah hanya 2 jam

(PAI) + 2 jam (BTQ) setiap 1 minggu, dengan demikian

terjadilah perbedaan antara sekolah dasar dan madrasah,

sehingga pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dasar belum

terealisasikan dengan baik.

c) Mata Pelajaran

Sekolah dasar jumlah mata pelajaran sama dengan

madrsah ibtidaiyah, hanya saja pada mata pelajaran PAI yang

membedakannya, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa

MI lebih banyak rumpun PAI sedangkan pada SD hanya satu

yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dulu lebih dikenal

menggunkan sebutan agama.

Dalam pendidikan dasar selain terdapat Sekolah Dasar (SD),

Madrasah Ibtidaiyah (MI), sekarang berdiri sekolah dasar yang

cara dan isi pembelajarannya sama dengan MI yaitu SD IT.

SDIT adalah salah satu sekolah dasar yang bisa dibilang

mewakili sekolah unggulan yang sekarang ini mulai diminati

masyarakat. SD singkatan dari sekolah dasar, sedang IT

kependekan dari Isalam terpadu. Mereka sama dengan SD

sebagaimana yang ada saat ini, baik negeri maupun swasta. Hanya

saja menerapkan pendidikan Islam yang terpadu di dalam sistem

pengajarannya, artinya bagi siswa SDIT mereka sudah diajari

sekaligus ajaran Islam dalam keseharian, mulai dari perilaku

55
sampai pada fikrah dan pengamalan atau penerapan langsung

ajaran Islam.

Fungsi guru adalah sebagai trainer, yang pada kelas-kelas

awal, seorang guru dituntut untuk tidak mengajar secara teks book

tapi diluar kepala alias menguasai penuh bahan materi yang akan

diajarkan. Guru disini dituntut betul untuk menjadi teladan, oleh

karena itu guru tersebut berkantor di kelas ajarnya, artinya dari

mulai masuk sampai akhir pelajaran, guru bersama siswa secara

terus-menerus dan intensif. Guru makan, minum, duduk, berdiri,

berjalan, berbicara, menyikapi masalah-bersikap, dan lain-lain juga

dilaksanakan di kelas.

Bahkan dengan bahasa yang agak ekstrim, bagi siswa SDIT

tidak perlu lagi kursus atau privat bahasa Arab, Inggris, membaca

Qur’an diluar sekolah. Karena di SDIT semua telah diajarkan.

Bayangkan saja, waktu sekolah mereka adalah full-day school,

mulai jam 07.45 sampai dengan 16.00. Mereka benar-benar

digodog secara penuh dalam sistem yang terpadu Islami.

Siswa tidak hanya dijarkan mata pelajaran secara biasa-biasa

saja, tetapi dikemas dalam bentuk training seharian, penuh dengan

game-game terkait mata ajarnya. Bahkan selalu ada yel-yel sebagai

pemelihara semangat.

56
4. Kurikulum SD, SD IT (terlampir), dan MI

57
58
59
60
61
5. Sampel Nilai PAI Siswa MI dan SD

1) Nilai PAI MI

a. Nilai Qur’an Hadits

Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas

N Nama Nama 1 2 3 4 5 6 SEM

o Sekolah (KKM (KKM (KKM (KKM (KKM (KKM

61) 62) 70) 63) 65) 65)

1 Fadhlirroh MI 80 75 62 70 61 82 I

man Zen Ma’arif 88 72 70 65 65 81 II

Grabag

b. Aqidah Akhlak

Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas

N Nama Nama 1 2 3 4 5 6 SEM

o Sekolah (KKM (KKM (KKM (KKM (KKM (KKM

60) 62) 75) 65) 70) 65)

1 Fadhlirroh MI 80 69 64 79 69 71 I

man Zen Ma’arif 81 74 84 77 77 87 II

Grabag

62
c. Fiqih

Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas

N Nama Nama 1 2 3 4 5 6 SEM

o Sekolah (KKM (KKM (KKM (KKM (KKM (KKM

60) 62) 60) 60) 70) 60)

1 Fadhlirroh MI 81 65 60 62 68 72 I

man Zen Ma’arif 82 75 63 76 84 69 II

Grabag

d. SKI

Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas

N Nama Nama 1 2 3 4 5 6 SEM

o Sekolah (KKM (KKM (KKM (KKM

60) 55) 60) 55)

1 Fadhlirroh MI - - 61 60 60 81 I

man Zen Ma’arif - - 82 68 65 73 II

Grabag

63
2) Nilai PAI SD

Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas

N Nama Nama 1 2 3 4 5 6 SEM

o Sekolah (KKM (KKM (KKM (KKM (KKM (KKM

75) 75) 75) 75) 75) 75)

1 Ersanda SD IT 87 89 89 94 84 78 I

Setya At- 89 98 90 91 79 89 II

Kusumanin Taqwa

grum Grabag

64
BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Latar Belakang Obyek

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Grabag

SMP Negeri 1 Grabag adalah SMP yang terletak di Dusun Gowak, desa Grabag,

kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. SMP ini adalah SMP

terfavorit di kecamatan Grabag. SMP ini setiap tahunnya mendapatkan peringkat

atas di kabupaten magelang berdasarkan hasil UN setiap tahunnya.

SMP Negeri 1 Grabag Magelang (saat itu masih berstatus sebagai SMP Persiapan)

didirikan pada tahun 1957, bermula dari prakarsa guru alumnus SGA Negeri

Semarang yang mengajar di SD Negeri di wilayah Grabag bersama dengan Bapak

Mintarno (http://id.m.wikipedia.org)

Karena masih merupakan sekolah yang baru terbentuk maka sarana prasarananya

masih sangat bersahaja dan belum memiliki gedung sendiri. Sebagai tempat

kegiatan belajar mengajar meminjam gedung SD Negeri Grabag 1 Kecamatan

Grabag. Guru pengajarnya kebanyakan guru-guru yang belum memiliki

kwalifikasi sebagi guru SMP. Beberapa waktu kemudian karena berbagai alasan,

tempat belajarnya dipindah ke gedung Margatama atau gedung balai desa Grabag.

Berkat kerjasama tokoh masyarakat dan masyarakat melalui kegiatan gotong

royong akhirnya SMP Persiapan Grabag berhasil membangun beberapa ruang

kelas dengan menempati tanah bekas pasar yang terletak di sebelah barat gedung

Margatama. Dua tahun berikutnya, tepatnya tahun 1959 statusnya meningkat

65
menjadi SMP Bantuan Negeri dan mendapat droping guru-guru yang lebih

profesional di bidangnya dari Pemerintah cq Departemen P dan K.

Berkat kemajuan yang dicapai sekolah, maka pada tanggal 14 September 1963

dengan Surat Keputusan No. 61/SK/B.III/1963, pemerintah mengubah status

sekolah menjadi sekolah negeri sampai sekarang.

Setelah lebih dari empat dasa warsa berlalu, pada tahun 2005 setelah melalui

verivikasi dari berbagai aspek, Departemen Pendidikan Nasional melalui Surat

Keputusan Direktur Pendidikan Lanjutan Pertama Direktorat Jendral Pendidikan

Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor 960/C3/Kp/2005

tanggal 19 Juli 2005 menetapkan SMP Negeri 1 Grabag sebagai Sekolah Standar

Nasional (SSN). Sebuah predikat yang sangat berat diemban dan menuntut

banyak konsekwensi. Segala-sesuatu yang berada di dalamnya harus memenuhi

standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah melaui Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Predikat sebagai SSN yang disandang menyebabkan semua warga sekolah

berusaha tampil lebih baik. Dari tahun ke tahun SMP Negeri 1 Grabag berhasil

meningkatkan kualitas pendidikannya. Prestasi demi prestasi diraihnya. Selama

lima belas tahun, mulai tahun 1991 s.d. tahun 2006 berturut-turut berhasil lulus

100% dalam ujian nasional. Bahkan pada tahun 2006, SMP Negeri 1 Grabag

berhasil dengan gilang gemilang menduduki peringkat 1 (satu) se Kabupaten

Magelang dalam perolehan nilai ujian nasional. Sebuah prestasi yang sangat

didambakan oleh segenap civitas akademika selama ini.

66
Prestasi non akademisnyapun tak ketinggalan. Berbagai kejuaraan dan lomba

yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten Magelang berhasil dimenangkan.

Lomba rumpun bahasa, lomba pidato bahasa Inggris, lomba baca puisi, lomba

siswa teladan, lomba penulisan sinopsis, lomba kinerja IPA adalah sederetan

cabang lomba yang berhasil diraih SMP Negeri 1 Grabag sebagai juara pertama.

Prestasi yang dicapai tidak hanya kejuaraan yang diselenggarakan untuk siswa

saja. Pada tahun 2006 dan 2007, Drs. Edi Suharto sebagai Kepala Sekolah

berhasil menorehkan prestasi sebagai Kepala Sekolah Teladan I tingkat kabupaten

dua tahun berturut-turut. Pada tahun yang sama, Budi Sayuto, S.Pd. seorang guru

TIK berhasil menduduki peringkat 3 dalam seleksi guru berprestasi tingkat

kabupaten.

Namun demikian jika dicermati secara fisik, SMP Negeri 1 Grabag Kab.

Magelang masih memiliki banyak kekurangan. Dari gedung yang ada, terdapat 8

(delapan) ruang kelas yang tidak memenuhi standar jika dilihat dari luas

ruangannya. Kedelapan ruang tersebut memiliki luas 46 m2 atau 7 X 7 m2. Untuk

mengatasi hal tersebut tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itulah

sekolah saat ini sedang berusaha sekuat tenaga menggalang dana baik pemerintah

melalui program imbal swadaya maupun dari masyarakat, orang tua siswa dan

alumni yang telah sukses.

Sekarang, Smp Negeri 1 Grabag mulai tahun pelajaran 2016/2017 menjadi

sekolah unggul dan menjadi sekolah terfavorit di Grabag dengan berbagai prestasi

yang telah diraih.

2. Lingkungan Geografis

67
SMP Negeri 1 Grabag terletak di Desa Grabag, kecamatan grabag + 20 km dari

kota magelang menuju ke arah Timur Laut. Tepatnya di dusun Gowak Desa

Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Desa Grabag merupakan desa yang besar di wilayah Kecamatan Grabag dengan

ciri desa kota. Besar dalam hal keluasan wilayah juga besar dalam jumlah

penduduk yakni mencapai 13.108 jiwa lebih yang tersebar di 16 dusun. Di desa

ini terdapat fasilitas-fasilitas umum tingkat kecamatan di antaranya adalah Kantor

Kecamatan Grabag, Terminal Angkutan Umum Kecamatan, Pasar Umum dan

Pasar Hewan Kecamatan, dan SMA Negeri. Dengan adanya fasilitas-fasilitas

umum tersebut dapat dikatakan bahwa desa Grabag merupakan pusatnya macam-

macam kegiatan penduduk/ aktifitas sosial di Kecamatan Grabag. Wajar jika Desa

Grabag menjadi pusat pemukiman penduduk Kecamatan Grabag dengan jumlah

yang cukup besar. Hal itu ditunjang dengan keberadaan Terminal Grabag yang

menghubungkan beberapa kota di antaranya Magelang, Temanggung, Salatiga,

dan Ambarawa, dengan sarana angkutan manusia dan barang yang kecil hingga

menengah maka tingkat mobilitas penduduk Desa Grabag cukup tinggi.

Desa Grabag merupakan Desa Terbuka. Terbuka untuk arus pergerakan penduduk

yang akan berpengaruh pada perubahan sosial maupun tingkat pertumbuhan

ekonomi. Terbuka untuk arus informasi yang berpengaruh pada tingkat

perkembangan pemikiran dan perasaan (intelegensi dan emosional) penduduknya.

Grabag juga merupakan Desa Tujuan. Adanya fasilitas kantor kecamatan yang

berada di Desa Grabag maka Desa Grabag sebuah wilayah yang menjadi tempat

68
dituju oleh masyarakat dari desa luar Grabag guna menyelesaikan urusan masing-

masing.

Hal demikian menjadikan grabag sebagai desa ajang pertemuan anggota

masyarakat, paling tidak se-Kecamatan Grabag. SMA Negeri 1 Grabag juga

terletak di Desa Grabag. Sekolah ini berdiri tahun l980, dengan usia dan reputasi

yang dimilikinya, ia mampu menarik masyarakat pengguna sekolah tersebut tidak

hanya dari lingkup kecamatan grabag tetapi juga anggota masyarakat kecamatan

lain disekitar kecamatan Grabag.

Tingkat pendidikan masyarakatnya cukup baik. Dilihat dari data yang ada

penduduk Desa Grabag 30% dari jumlah penduduknya telah tamat dari tingkat

Pendidikan Dasar 9 tahun. Bahkan yang tamat perguruan tinggi/sarjana telah

mencapai 2% dari jumlah penduduk desa. Desa Grabag merupakan pusatnya

wilayah Kecamatan Grabag. Namun jika dilihat secara keseluruhan, masih perlu

diupayakan peningkatan kesadaran masyarakat agar lebih memperhatikan

perlunya pendidikan. Mengingat penduduk yang hanya tamat SD dan tidak tamat

SD cukup besar, mencapai 38 % dari jumlah penduduk.

Desa Grabag masih memenuhi syarat untuk disebut sebagai desa. Territorial Desa

Grabag sebagian besar berupa lahan pertanian. Jumlah anggota masyarakat Desa

Grabag yang bertani masih cukup banyak yaitu sebesar 15% dari total angkatan

kerja. Sistem penghargaan terhadap jerih payah perangkat pemerintahan desa

masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan sistem pemberian tanah

bengkok. Cara bersosialisasi anggota masyarakat masih mengutamakan

kegotongroyongan. Yang demikian memberikan predikat bahwa Desa Grabag

69
adalah sebuah desa. Desa Grabag sudah pantas untuk disebut sebagai kota.

Dengan ciri di antaranya adalah terdapatnya suatu pemusatan wilayah pemukiman

pada areal yang cukup luas dengan jumlah penghuni yang cukup besar.

3. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Grabag

a. Visi SMP Negeri 1 Grabag

Mewujudkan SMP Negeri 1 Grabag sebagai sekolah unggul yang “MANTAB

BERBUDAYA” (BERIMAN BERTAQWA BERPRESTASI DAN

BERBUDAYA)

Visi ini menjiwai warga sekolah untuk selalu menjadikannya setiap saat dan

berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah. Visi tersebut mencerminkan profil

dan cita-cita sekolah yang tergambar pada uraian berikut:

1) Mewujudkan warga sekolah yang beriman

2) Mewujudkan warga sekolah yang bertaqwa

3) Mewujudkan warga sekolah yang berprestasi

4) Mewujudkan warga sekolah yang berbudaya

b. Misi SMP Negeri 1 Grabag

Misi SMP Negeri 1 Grabag adalah sebagai berikut:

1) Menumbuhkan penghayatan dan pelaksanaan ajaran agama dalam

rangka membentuk insan yang beriman dan bertaqwa.

2) Melaksanakan KBM secara tertib dan teratur yang mengacu pada

peningkatan prestasi sekolah.

3) Melaksanakan kegiatan pengembangan bakat, minat, dan potensi

secara efektif.

70
4) Melaksanakan kegitan peningkatan budaya baca, budaya tertib, dan

apresiasi seni.

c. Tujuan SMP Negeri 1 Grabag

Tujuan tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan

setiap kurun waktu 1 (satu) tahun sebagai berikut:

1) Terlaksanakannya program membaca Asmaul Husna oleh siswa

yang beragama Islam dan pendalaman Kitab Suci bagi siswa

nonmuslim.

2) Terlaksanakannya program berbagai kegiatan keagamaan seperti:

Sholat Dhuhur berjamaah, Bimbingan baca tulis Al-Quran,

Pesantren kilat/Ramadhan, retreat dan peringatan hari besar

keagamaan.

3) Tercapainya tingkat kelulusan 100% dengan rata-rata 8,5.

4) Meningkatnya presentase lulusan yang diterima di sekolah negeri

(SMA/SMK/MA) sekurang-kurangnya 80% dari lulusan.

5) Menjuarai berbagai kompetisi OSN, O2SN, FLS2N.

6) Terlaksanakannya program 5S (Salam, Salim, Senyum, Sapa, dan

Santun).

7) Terlaksanakannya program 7K (Keamanan, Ketertiban, Keindahan,

Kebersihan, Kenyamanan, Kerindangan, Kekeluargaan) sehingga

sekolah menjadi kondusif.

8) Terlaksanakannya pelayanan yang optimal kepada semua pihak

yang memerlukan berdasarkan SAS (Sistem Administrasi Sekolah).

71
4. Moto Layanan SMP Negeri 1 Grabag

Kualitas utama layanan PRIMA (Profesional, Ramah, Ikhlas, Menyenangkan,

Akurat).

5. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah
Sugiyarto, S.Pd., M.Pd
NIP 19611022 198403 1 003

Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Waka Sarpras


Aryani Setiowati, S.Pd Indarsih Adiatmini, S.Pd Eka Wiyanta, S.Pd

6. Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Grabag

a. Daftar Guru SMP Negeri 1 Grabag

Tabel 3.1 Daftar Guru SMP Negeri 1 Grabag

NO NAMA GURU MATA PELAJARAN

1. Sugiyarto, S.Pd., M.Pd Bahasa Indonesia

2. Dra. Baruni Widawati Bahasa Jawa

3. Dra. Sri Hatuti BK

4. Puji Wahyuti, S.Pd SBK (Tari)

5. Indarsih Adiatmini, S.Pd PKn

6. Endah Winarni, S.Pd Bahasa Indonesia

7. Eka Wiyanta, S.Pd IPS

8. Susi Widiyanti, S.Pd PKn

9. Gatot Supriyanto, S.Th Pendidikan Agama Kristen

10. Sri Muriastuti, S.Pd Prakarya

72
11. Ahmad Ruslan, S.Ag PAI

12. Aryani Setiowati, S.Pd IPS

13. Nugraeni Widhiasih, S.Pd Bahasa Inggris

14. Nur Dyah Tateki, S,Pd Matematika

15. Eru Setyasih, S.Pd Bahasa Indonesia

16. Siti Rodliyah, S.Pd IPA

17. Widya Hapsari A.P, S.Kom TIK

18. Asriyah Kusumawati, S.Pd Bahasa Indonesia

19. Asmara Eko Istiadi, S.Pd SBK (Menggambar)

20. Theresia Puji Astuti, S.Pk Pendididikan Agama Katolik

21. Nur Sulistiyani, S.Pd BK

22. Siti Mahmudah, S.Pd IPA

23. Sri Suparti, S.Si IPS

24. Dina Oktaviana, S.Pd Bahasa Inggris

25. Siti Khomsatun, S.Pd IPA

26. Agus Akhmad Mardjuki, S.Ag PAI

27. Rahmi Budi Widyasari, S.Pd Tata Boga

28. Desi Puspitasari, S,Pd Bahasa Jawa

29. Aris Setiyanto, S.pd Penjaskes dan TIK

30. Ari Sutrisno, S.Pd Penjaskes

31. Sri Endang Ambarwati, S.Pd Bahasa Inggris

32. Purwiyanto, S.Pd BK

73
33. Siti Nur Chanah, S.Pd Matematika

34. Muhammad Maulana, S.Pd Matematika

b. Daftar Karyawan SMP Negeri 1 Grabag

Tabel 3.2 Daftar Karyawan SMP Negeri 1 Grabag

NO NAMA BAGIAN

1. Sri Rahayu Kepala TU

2. Sofiyan Bendahara

3. Sutopo Aris Nugoho Operator Dapodik

4. Jonedi Petugas Inventaris

5. Budianto Pustakawan

6. Ari Mulyono Petugas Perpustakaan

7. Muh Lasien Penjaga Malam

8. Romadhon Petugas Kebersihan

9. Sulis Satpam

10. Wulan Febriyani Petugas Koperasi

74
c. Daftar Siswa SMP Negeri 1 Grabag

Tabel 3.3 Daftar Siswa SMP Negeri 1 Grabag

Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Pelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

2016/2017 192 195 192 579

Jumlah

Rombongan 6 6 6 6

Kelas

7. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Grabag

Tabel 3.4 Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Grabag

NO SARANA/PRASARANA JUMLAH

1. Ruang Kelas 18

2. Lab IPA 1

3. Lab Bahasa 1

4. Lab Komputer 1

5. Perpustakaan 1

6. Ruang Rapat 1

7. Ruang UKS 1

8. Koperasi 1

9. Ruang Kepala Sekolah 1

10. Ruang Guru 1

11. Ruang TU 1

75
12. Ruang BK 1

13. Ruang OSIS 1

14. Ruang Olahraga 1

15. Gudang 2

16. Dapur 1

17. Ruang Tata Boga 1

18. Kamar Mandi Guru 2

19. Kamar Mandi Kepala Sekolah 1

20. Kamar Mandi TU 1

21. Kamar Mandi Murid 11

22. Masjid 1

23. Garasi Sepeda/ Mobil 1

24. Lapangan Olahraga 1

25. Komputer 25

26. Pos Satpam 1

B. Penyajian Data

1. Daftar Responden

Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama yang dijadikan obyek

penelitian yakni siswa SMP Negeri 1 Grabag Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah

siswa SMP Negeri 1 Grabag adalah 192 siswa terbagi menjadi 6 kelas. Masing-

masing kelas 32 siswa. Maka, peneliti mengambil sampel sebanyak 1 kelas

dengan jumlah 32 siswa yang terbagi menjadi 2 siswa dari SD IT, 13 siswa dari

76
MI, dan 17 siswa dari SD. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Daftar Nama Responden

No Nama Kelas Asal Sekolah

1. VII A MI
ACHMAD SODIKUN
2. VII A SD
ALFAN ARDIANSYAH
3. VII A SD
ALFATH HARIS SATRIO W
4. VII A MI
ARDANA JABBARSIGIT S.N
5. VII A MI
AVIVA SEPTIYANI RAHAYU
6. VII A SD
DAFFA RIZA EKA PRAMUDITA
7. VII A SD
DESTY PRASTYSIWI
8. VII A SD IT
ERSANDA SETYA K
9. VII A MI
FADHLIRROHMAN ZEN
10. VII A MI
FAKHAR NASRUL SABRIA
11. VII A MI
FARA ASNARUL HIDAYAH
12. VII A MI
FARID AL MUTTAQIN
13. VII A SD
FARREL JILAL CHISAM
14. VII A SD
FEBRISYA DEA MAHARANI
15. VII A SD IT
FERDINAN AL FAIRUZ
16. VII A SD
HAFIDZ ALFIADRIAN
17. VII A SD
ITA SEKAR WARDHANI
18. VII A SD
JIHAN RUPA PUSPA AYU

77
19. VII A SD
KUKUH SATRIA REYNATA
20. VII A SD
LINA NUR AGUSTIN
21. VII A SD
MAULIDYAH PERMATA HANI
22. MUHAMMAD ILHAM ANDREE VII A SD
PRATAMA
23. VII A SD
NANDA AGUNG SYAH PUTRA
24. NILAM SABRINA VII A SD
BERLIANINGTYAS
25. VII A SD
NUR AINI IHTIARA SARI
26. VII A MI
REVALDO NUGROHO
27. VII A SD
RESTU ALDI PRATAMA
28. VII A MI
RIANA SAPUTRI
29. RISMA CHIKMATUL VII A MI
CHASANAH
30. VII A MI
SAELA WAFIROH
31. VII A MI
SANIA IKTA SAFA
32. VII A MI
ZIED FIARDI

a. Data Tentang Jawaban Angket Hubungan Latar Belakang Pendidikan

dengan Hasil Belajar

Dalam pengumpulan data tentang hubungan latar belakang pendidikan dengan

hasil belajar, peneliti mendistribusikan angket yang berisi 20 item pertanyaan.

Setiap soal terdiri dari empat alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut

1) Alternatif jawaban A memiliki nilai 4

2) Alternatif jawaban B memiliki nilai 3

78
3) Alternatif jawaban C memiliki nilai 2

4) Alternatif jawaban D memiliki nilai 1

Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihatdari tabel sebagai berikut:

1) Jawaban Angket Latar Belakang Pendidikan Siswa

79
Tabel 3.6 Daftar Jawaban Angket Latar Belakang Pendidikan Siswa

Jawaban Nilai
No Jumlah
A B C D 4 3 2 1
1. 14 3 3 0 56 9 6 0 71
2. 6 4 10 0 24 12 20 0 56
3. 10 2 8 0 40 6 16 0 62
4. 11 3 4 2 44 9 8 2 63
5. 14 2 4 0 56 6 8 0 70
6. 8 2 10 0 32 6 20 0 58
7. 5 10 5 0 20 30 10 0 60
8. 12 3 5 0 48 9 10 0 67
9. 10 3 7 0 40 9 14 0 63
10. 10 2 6 2 40 6 12 2 60
11. 14 3 2 1 56 9 4 1 70
12. 14 3 3 0 56 9 6 0 71
13. 7 6 7 0 28 18 14 0 60
14. 6 1 12 1 24 3 24 1 52
15. 9 4 7 0 36 12 14 0 62
16. 5 5 9 1 20 15 18 1 54
17. 1 1 15 3 16 6 8 10 40
18. 3 3 13 1 12 9 26 1 48
19. 6 4 10 0 24 12 20 0 56
20. 8 6 4 2 32 18 8 2 60
21. 7 3 8 2 28 9 16 2 55
22. `10 4 5 1 40 12 10 1 63
23. 8 4 8 0 32 12 16 0 60
24. 4 2 11 3 16 6 22 3 47
25. 8 4 6 2 32 12 12 2 58
26. 15 1 1 3 60 3 2 3 68
27. 4 3 2 1 16 9 24 1 50

80
28. 5 10 5 0 20 30 10 0 60
29. 14 1 4 1 56 3 8 1 68
30. 12 2 4 2 48 6 8 2 64
31. 13 2 3 2 52 6 6 2 66
32. 13 2 5 0 52 6 10 0 68

2) Jawaban Angket Hasil Belajar Siswa

Tabel 3.6 Daftar Jawaban Angket Hasil Belajar Siswa

Jawaban Nilai
No Jumlah
A B C D 4 3 2 1
1. 12 4 4 0 48 12 8 0 68
2. 10 4 6 0 40 12 12 0 64
3. 2 4 10 4 8 12 20 4 44
4. 9 7 4 0 36 21 8 0 65
5. 10 2 8 0 40 6 16 0 62
6. 10 1 8 1 40 3 16 1 60
7. 16 3 1 0 64 9 2 0 75
8. 5 3 10 2 20 9 20 2 51
9. 11 5 4 0 44 15 8 0 67
10. 5 3 11 1 20 9 22 1 52
11. 5 3 11 1 20 9 22 1 52
12. 6 3 10 1 24 9 20 1 54
13. 5 2 11 2 20 6 22 2 50
14. 8 0 10 2 32 0 20 2 54
15. 10 2 8 0 40 6 16 0 62
16. 4 0 14 2 16 0 28 2 46
17. 9 4 7 0 36 12 14 0 62
18. 10 4 6 0 40 12 12 0 64
19. 4 1 12 3 16 3 24 3 46

81
20. 10 1 8 1 40 3 16 1 60
21. 9 5 6 0 36 15 12 0 63
22. 9 4 5 2 36 12 10 2 60
23. 6 1 10 3 24 3 20 3 50
24. 9 1 10 0 36 3 20 0 59
25. 10 5 5 0 40 15 10 0 65
26. 8 2 10 0 32 6 20 0 58
27. 10 2 8 0 40 6 16 0 62
28. 4 3 10 3 16 9 20 3 48
29. 8 4 8 0 32 12 16 0 60
30. 3 1 13 3 12 3 26 3 44
31. 9 4 5 2 36 12 10 2 60
32. 4 4 12 0 16 12 24 0 52

Demikian jawaban angket tentang hubungan latar belakang pendidikan dengan

hasil belajar, yang peneliti himpun dari 32 siswa dengan cara menyebar angket.

82
BAB IV

ANALISIS DATA

Pembahasan pada bab ini yaitu untuk melakukan analisis hasil belajar siswa dan

untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara latar belakang pendidikan siswa

dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag,

Kabupaten Magelang, Tahun Pelajaran 2016/2017. Peneliti akan menganalisis

kedua variabel dengan menggunakan korelasi product moment.

Peneliti menggunakan tiga tahap dalam menganalisis penelitian yang telah

dilakukan, yaitu: (1) analisis hasil belajar siswa, (2) analisis latar belakang

pendidikan siswa, (3) analisis dengan product moment.

A. Data Nilai/Hasil Belajar PAI Siswa Kelas VIIA dari masing-masing Asal

Sekolah

1. SD

NILAI PAI
No Nama Nilai Rata-rata
SEM 1 SEM 2
33. ALFAN ARDIANSYAH 70 87 78,5
34. ALFATH HARIS SATRIO W 71 84 77,5
35. DAFFA RIZA EKA 71 79 75,0
PRAMUDITA
36. DESTY PRASTYSIWI 70 76 73,0
37. FARREL JILAL CHISAM 75 74 74,5
38. FEBRISYA DEA 70 84 77,0
MAHARANI
39. HAFIDZ ALFIADRIAN 71 73 72,0
40. ITA SEKAR WARDHANI 75 75 75,0

83
41. JIHAN RUPA PUSPA AYU 70 74 72,0
42. KUKUH SATRIA REYNATA 71 84 77,5
43. LINA NUR AGUSTIN 75 79 77,0
44. MAULIDYAH PERMATA 71 79 75,0
HANI
45. MUHAMMAD ILHAM 72 83 77,5
ANDREE PRATAMA
46. NANDA AGUNG SYAH 72 72 72,0
PUTRA
47. NILAM SABRINA 75 76 75,5
BERLIANINGTYAS
48. NUR AINI IHTIARA SARI 75 73 74
49. RESTU ALDI PRATAMA 71 80 75,5
Rata-rata 75,21

2. SD IT

NILAI PAI
No Nama Nilai Rata-rata
SEM 1 SEM 2
1. ERSANDA SETYA K 87 94 90,5
2. FERDINAN AL FAIRUZ 80 86 83,0
Rata-rata 86,75

3. MI

NILAI PAI
No Nama Nilai Rata-rata
SEM 1 SEM 2
1. ACHMAD SODIKUN 80 91 85,5
2. ARDANA JABBAR SIGIT 77 77 77,0
S.N
3. AVIVA SEPTIYANI 88 90 89,0
RAHAYU

84
4. FADHLIRROHMAN ZEN 75 75 75,0
5. FAKHAR NASRUL SABRIA 77 80 78,5
6. FARA ASNARUL 84 77 80,5
HIDAYAH
7. FARID AL MUTTAQIN 81 87 84,0
8. REVALDO NUGROHO 87 81 84,0
9. RIANA SAPUTRI 90 90 90,0
10. RISMA CHIKMATUL 75 86 80,5
CHASANAH
11. SAELA WAFIROH 90 94 92,0
12. SANIA IKTA SAFA 82 87 84,5
13. ZIED FIARDI 85 87 86
Rata-rata 83,58

1. SD

Sebagai lembaga formal yang bernaung di bawah Depdiknas, kurikulum yang

digunakan di SD adalah kurikulum Nasional yang ditetapkan Depdiknas yang

berlaku saat ini kurikulum tiga belas (Kurtilas). Kemudian dijabarkan ke dalam

program-program pembelajaran yang disesuaikan dengan visi misi sekolah.

2. SD IT

Pada dasarnya kurikulum di SD IT sama dengan kurikulum di SD maupun MI.

Hanya saja, untuk Mapel PAI di SD IT jumlah jam pelajaran lebih banyak. Di SD

IT Porsi mengenai Mapel PAI selain ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti

Al Qur’an dan Hadist. Akidah dan akhlaq, fiqih, sejarah kebudayaan islam dan

Bahasa Arab (seperti halnya Mapel di MI). Akan tetapi di SD IT ada tambahan

85
jam di luar jam pelajaran. Hal ini yang mempengaruhi hasil belajar siswa jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan SD dan MI.

3. MI

Kurikulum di MI sama dengan di SD IT. Hanya saja tidak ada tambahan jam

pelajaran di luar jam sekolah. Hal ini yang mempengaruhi hasil belajar siswa

lebih rendah dibandingkan hasil belajar di SD IT.

Dari uraian alasan di SD IT dan Mi diketahui bahwa kurikulumnya sama. Hanya

saja berbeda pada Mapel PAI. Di SD IT dan MI Pendidikan Agama dibedakan

menjadi beberapa mata pelajaran, sedangkan di SD hanya ada mata pelajaran

Pendidikan Agama. Pada kurikulum di MI terdapat banyak jam pelajaran

disbanding SD dan muatan lokal SD IT dan MI berbasis islam, sedangkan Mapel

PAI jauh lebih rendah dibandingkan SD IT dan MI

B. Analisis Deskriptif

Dalam analisis deskriptif, peneliti akan mneyajikan analisis data untuk

mengetahui hubungan antara latar belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar

siswa SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun

Pelajaran 2016/2017.

1. Analisis Latar Belakang Pendidikan Siswa

Pengambilan data mengenai hubungan latar belakang pendidikan siswa dengan

hasil belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 20 item

pertanyaan. Masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban, dengan

bobot nilai sebagai berikut:

86
Tabel 4.1

Petunjuk Penilaian Angket

Jawaban Skor Jawaban Skor

Pertanyaan positif Pertanyaan Negatif

Jawaban A 4 Jawaban A 1

Jawaban B 3 Jawaban B 2

Jawaban C 2 Jawaban C 3

Jawaban D 1 Jawaban D 4

Jumlah responden berjumlah 32 siswa. Berikut adalah daftar nomer absen siswa

beserta skornya.

Tabel 4.2

Skor Responden

No. Responden Skor No. Responden Skor

1. 71 17. 40

2. 56 18. 48

3. 62 19. 56

4. 63 20. 60

5. 70 21. 55

6. 58 22. 63

7. 60 23. 60

8. 67 24. 47

9. 63 25. 58

87
10. 60 26. 68

11. 70 27. 50

12. 71 28. 60

13. 60 29. 68

14. 52 30 64

15. 62 31. 66

16. 54 32. 68

Data tersebut kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

i = (xt – xr) + 1
ki

Keterangan:

i = interval ideal

xt = nilai tertinggi ideal

xr = nilai terendah ideal

ki = kelas interval

i = (xt – xr) + 1
ki

i = (80 – 20) + 1
4

i = (60) + 1
4

88
i = 61
4

i = 15,25

i = 15

Setelah diketahui lebar interval dapat ditetapkan klarifikasi dalam tabel adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Interval Latar Belakang Pendidikan Siswa

No. Interval Frekuensi Nominasi Keterangan

1. 65 – 80 9 A Sangat Tinggi

2. 50 – 64 20 B Tinggi

3. 35 – 49 3 C Sedang

4. 20 - 34 0 D Rendah

Jumlah 32

Berdasarkan analisis di atas, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

No. Interval Nominasi Keterangan

1. 65 – 80 A Sangat Tinggi

2. 50 – 64 B Tinggi

3. 35 – 49 C Sedang

4. 20 – 34 D Rendah

Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat disimpulkan masing-

masing skor dan nominasinya adalah sebagai berikut:

89
Tabel 4.5

Skor dan Kategori Latar Belakang Pendidikan Siswa

No. Skor Kategori No. Skor Kategori

Responden Responden

1. 71 ST 17. 40 S

2. 56 T 18. 48 S

3. 62 T 19. 56 T

4. 63 T 20. 60 T

5. 70 ST 21. 55 T

6. 58 T 22. 63 T

7. 60 T 23. 60 T

8. 67 ST 24. 47 S

9. 63 T 25. 58 T

10. 60 T 26. 68 ST

11. 70 ST 27. 50 T

12. 71 ST 28. 60 T

13. 60 T 29. 68 ST

14. 52 T 30 64 T

15. 62 T 31. 66 ST

16. 54 T 32. 68 ST

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai sangat tinggi untuk kategori A

adalah 9 siswa, kategori B 20 siswa, kategori C 3 siswa, dan kategori D 0 siswa.

90
Setelah interval dan kategori diketahui, maka akan ditentukan frekuensi dan

prosentase latar belakang pendidikan siswa, yaitu sebagai berikut:

P = F x 100%
N
Keterangan:

P = Angket presentase

F = Frekuensi yang sedang dicari presentanya

N = Jumlah siswa

100% = Bilangan konstan

a. Kategori skor sangat tinggi (A)

P = F x 100%
N

P = 9 x 100%
32

= 28,12%

b. Kategori skor tinggi (B)

P = F x 100%
N

P = 20 x 100%
32

= 62,5%

c. Kategori skor sedang (C)

P = F x 100%
N

P = 3 x 100%
32

91
= 9,38%

d. Kategori skor rendah (D)

P = F x 100%
N

P = 0 x 100%
32

= 0%

Tabel 4.6

Presentase Latar Belakang Pendidikan Siswa

No. Interval Frekuensi Presentase Kategori Keterangan

1. 65 – 80 9 28,12% A Sangat Tinggi

2. 50 – 64 20 62,5% B Tinggi

3. 35 – 49 3 9,38% C Sedang

4. 20 – 34 0 0% D Rendah

Jumlah 32 100%

Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa:

a. Kategori antara 65 – 80 berarti hubungan latar belakang siswa

dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 9 siswa atau 28,12%.

b. Kategori antara 50 – 64 berarti hubungan latar belakang siswa

dikatakan tinggi (B) sebanyak 20 siswa atau 62,5%.

c. Kategori antara 35 – 49 berarti hubungan latar belakang siswa

dikatakan sedang (C) sebanyak 3 siswa atau 9,38%.

92
d. Kategori antara 20 – 34 berarti hubungan latar belakang siswa

dikatakan rendah (D) sebanyak 0 siswa atau 0%.

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Pengambilan data mengenai pengaruh hasil belajar siswa diperoleh dari

penyebaran angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Masing-masing

pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 4.7

Petunjuk Penilaian Angket

Jawaban Skor Jawaban Skor

Pertanyaan positif Pertanyaan Negatif

Jawaban A 4 Jawaban A 1

Jawaban B 3 Jawaban B 2

Jawaban C 2 Jawaban C 3

Jawaban D 1 Jawaban D 4

Jumlah responden berjumlah 32 siswa. Berikut adalah daftar nomer absen siswa

beserta skornya.

Tabel 4.8

Nilai PAI

No. Responden Skor No. Responden Skor

1. 68 17. 62

2. 64 18. 64

93
3. 44 19. 46

4. 65 20. 60

5. 62 21. 63

6. 60 22. 60

7. 75 23. 50

8. 51 24. 59

9. 67 25. 65

10. 52 26. 58

11. 52 27. 62

12. 54 28. 48

13. 50 29. 60

14. 54 30 44

15. 62 31. 60

16. 46 32. 52

Data tersebut kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

i = (xt – xr) + 1
ki

Keterangan:

i = interval ideal

xt = nilai tertinggi ideal

xr = nilai terendah ideal

ki = kelas interval

94
i = (xt – xr) + 1
ki

i = (80 – 20) + 1
4

i = (60) + 1
4

i = 61
4

i = 15,25

Setelah diketahui lebar interval dapat ditetapkan klarifikasi dalam tabel adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.9
Interval Nilai PAI

No. Interval Frekuensi Nominasi Keterangan


1. 65 – 80 5 A Sangat Tinggi

2. 50 – 64 22 B Tinggi

3. 35 – 49 5 C Sedang

4. 20 – 34 0 D Rendah

Jumlah 32

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Tabel 4.10

No. Interval Nominasi Keterangan

1. 65 – 80 A Sangat Tinggi

2. 50 – 64 B Tinggi

95
3. 35 – 49 C Sedang

4. 20 – 34 D Rendah

Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat disimpulkan masing-

masing skor dan nominasinya sebagai berikut:

Tabel 4.11

Skor dan Kategori Hasil Angket Nilai PAI Siswa

No. Skor Kategori No. Skor Kategori

Responden Responden

1. 68 ST 17. 62 T

2. 64 T 18. 64 T

3. 44 S 19. 46 S

4. 65 ST 20. 60 T

5. 62 T 21. 63 T

6. 60 T 22. 60 T

7. 75 ST 23. 50 T

8. 51 T 24. 59 T

9. 67 ST 25. 65 ST

10. 52 T 26. 58 T

11. 52 T 27. 62 T

12. 54 T 28. 48 S

13. 50 T 29. 60 T

96
14. 54 T 30 44 S

15. 62 T 31. 60 T

16. 46 S 32. 52 T

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai sangat tinggi untuk kategori A

adalah 5 siswa, kategori B 22 siswa, kategori C 5 siswa, dan kategori D 0 siswa.

Setelah interval dan kategori diketahui, maka akan ditentukan frekuensi dan

prosentase nilai PAI siswa, yaitu sebagai berikut:

P = F x 100%
N

Keterangan:

P = Angket presentase

F = Frekuensi yang sedang dicari presentanya

N = Jumlah siswa

100% = Bilangan konstan

a. Kategori skor sangat tinggi (A)

P = F x 100%
N

P = 5 x 100%
32

= 15,63%

b. Kategori skor tinggi (B)

97
P = F x 100%
N

P = 22 x 100%
32

= 68,75%

c. Kategori skor sedang (C)

P = F x 100%
N

P = 5 x 100%
32

= 15,63%

d. Kategori skor rendah(D)

P = F x 100%
N

P = 0 x 100%
32

= 0%

98
Tabel 4.12

Presentase Nilai PAI

No. Interval Frekuensi Presentase Kategori Keterangan

1. 65 – 80 5 15,63% A Sangat Tinggi

2. 50 – 64 22 68,75% B Tinggi

3. 35 – 49 5 15,63% C Sedang

4. 20 – 34 0 0% D Rendah

Jumlah 32 100%

Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa:

a. Kategori antara 65 – 80 berarti hasil belajar siswa dikatakan

sangat tinggi (A) sebanyak 5 siswa atau 15,63%.

b. Kategori antara 50 – 64 berarti hasil siswa dikatakan tinggi (B)

sebanyak 22 siswa atau 68,75%.

c. Kategori antara 35 – 49 berarti hasil belajar siswa dikatakan

sedang (C) sebanyak 5 siswa atau 15,63%.

d. Kategori antara 20 – 34 berarti hasil belajar siswa dikatakan

rendah (D) sebanyak 0 siswa atau 0%.

C. Hipotesis Penelitian

Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis penelitian

yang diajukan. Penelitian ini untuk menguji hubungan antara latar belakang

pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grabag,

Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun Pelajaran

99
2016/2017, dengan menggunakan rumus product moment. Penelitian ini

menggunakan dua variable yaitu latar belakang pendidikan siswa sebagai x dan

hasil belajar siswa sebagai y.

Dua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisiensi dari perkalian antara x

dan nilai y untuk memudahkan dalam memasukkan ke dalam rumus korelasi

product moment. Untuk mencari koefisien dari masing-masing variabel tersebut

peneliti mengambil langkah sebagai berikut:

Tabel 4.13

Tabel Kerja untuk Mencari Koefisien antara Latar Belakang Pendidikan Siswa

dengan Hasil Belajar Siswa

No
X Y X2 Y2 XY
Responden

1. 71 68 5041 4624 4828

2. 56 64 3136 4096 3584

3. 62 44 3844 1936 2728

4. 63 65 3969 4225 4095

5. 70 62 4900 3844 4340

6. 58 60 3364 3600 3480

7. 60 52 3600 2704 3120

8. 67 52 4489 2704 3484

9. 63 67 3969 4489 4221

10. 60 51 3600 2601 3060

11. 70 64 4900 4096 4480

100
12. 71 63 5041 3969 4473

13. 60 50 3600 2500 3000

14. 52 60 2704 3600 3120

15. 62 62 3844 3844 3844

16. 54 46 2916 2116 2484

17. 40 62 1600 3844 2480

18. 48 52 2304 2704 2496

19. 56 46 3136 2116 2576

20. 60 60 3600 3600 3600

21. 55 54 3025 2916 2970

22. 63 60 3969 3600 3780

23. 60 50 3600 2500 3000

24. 47 58 2209 3364 2726

25. 58 65 3364 4225 3770

26. 68 59 4624 3481 4012

27. 50 44 2500 1936 2200

28. 60 48 3600 2304 2880

29. 68 60 4624 3600 4080

30 64 62 4096 3844 3968

31. 66 54 4356 2916 3564

32. 68 75 4624 5625 5100

Jumlah 1930 1839 118148 107523 111543

101
Tabel 4.14

Koefisiensi X dan Y

No. Koefisien Frekuensi

1. ∑X 1930

2. ∑Y 1839

3. ∑ X2 118148

4. ∑ Y2 107523

5. ∑ XY 111543

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Cari r hitung.

rxy =

Keterangan:

rxy = Koefesien korelasi antara x dan y

x = Variabel independent

y = Variabel dependent

N = jumlah sampel

Untuk mengetahui pengaruh antara variable X (Latar Belakang Pendidikan)

dengan variable Y (Hasil Belajar Siswa), nilai-niai yang teah diperoleh pada

analisa pendahuluan dimasukkan ke dalam rumus Kolerasi Product Moment

sebagai berikut:

102
rxy =

= 0,351

D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Setelah peneliti melakukan analisis data yang telah diperoleh dengan

menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan variabel bebas (latar belakang pendidikan siswa) dengan variabel terikat

(hasil belajar siswa) dengan membandingkan r hitung yang diperoleh dengan r

tabel taraf signifikan 5%.

103
Berdasarkan analisis statistik diperoleh koefisisen korelasi antara latar belakang

pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa (r xy) sebesar 0,351 selanjutnya hasil

tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment N = 32 dalam taraf

signifikan diperoleh 0,349 Hasil penelitian menunjukkan bahwa rh 0,351>0,349

yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara latar

belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Grabag,

Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini

berarti semakin tinggi tingkat latar belakang pendidikan siswa semakin tinggi

pada tingkat hasil belajar siswa, yang dimaksud disini adalah siswa yang berasal

dari latar belakang pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) lebih tinggi

nilainya dibandingkan dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

104
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar PAI SMP Negeri 1 Grabag Kabupaten Magelang yang

tertinggi (nilai rata-rata) siswa siswi dari SDIT sebesar 86,75 dan yang

menempati peringkat berikutnya adalah siswa siswi dari MI sebesar 83,58

kemudian yang terakhir ditempati oleh siswa siswi dari SD sebesar 75,21.

2. Pada analisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus

korelasi product moment, diperoleh koefisisen korelasi antara latar

belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa (r xy) sebesar 0,351.

Hasilnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment N = 32 dalam

taraf signifikasi 5% diperoleh 0,349. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

rh 0,351>0,349 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini

membuktikan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara latar

belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1

Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun Pelajaran

2016/2017. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat latar belakang

pendidikan siswa semakin tinggi pada tingkat hasil belajar siswa.

105
B. SARAN

Berdasarkan simpulan, penulis mengajukan beberapa saran yang dapat

menjadi masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa adalah

sebagai berikut:

1. Sebaiknya guru memperhatikan latar belakang pendidikan siswa yang

berbeda, karena dengan latar belakang yang tidak sama siswa mempunyia

tingkat kemampuan yang berbeda.

2. Selalu memberikan motivasi siswa agar lebih giat belajar mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) agar hasil belajar siswa baik.

3. Sebaiknya siswa yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan non

madrasah jangan merasa rendah diri dengan siswa yang mempunyai latar

belakang pendidikan madrasah, tetapi berusaha mengejar ketertinggalan.

106
DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Arifin, 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-


Undang Sisdiknas. Catatan ketiga. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama
Islam.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta

..................., 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV WACANA


PRIMA.

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

DEPAG RI, Al-Quran Dan Terjemahnya dengan Transliterasi, Semarang, PT


Karya Toha Putra.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mujiyono. 1997. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

………………., 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Ekosusilo, Madyo. 1990. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: Effhar Offset


Semarang.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

………………., 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: UPI.

Https://id.m.wikipedia.org (diunduh tanggal 3 April 2018)


Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.

………………., 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algesindo.

Nasution, S. 1995. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. 1982. Azas-azas kurikulum. Bandung: Jemars.

Oemar, Malik. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,


Jakarta: Bumi Aksara.

Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan IV,.


Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

SMP Negeri 1 Grabag, 2017. Buku Panduan Peserta Didik.

Sri, Anitah W, 2007. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas


Terbuka.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugandi, Achmad, 2007. Teori Pembelajaran, Semarang: UPT MKK UNNES.

Sugiono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatip, Kualitatip, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Suharsismi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

………………., 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya).


Jakarta: Rineka.
LAMPIRAN
DATA NAMA RESPONDEN KELAS VIIA

SMP NEGERI 1 GRABAG

Jenis Asal
No Nama Responden
Kelamin Sekolah
50. ACHMAD SODIKUN L MI
51. ALFAN ARDIANSYAH L SD
52. ALFATH HARIS SATRIO W L SD
53. ARDANA JABBARSIGIT S.N L MI
54. AVIVA SEPTIYANI RAHAYU P MI
55. DAFFA RIZA EKA PRAMUDITA L SD
56. DESTY PRASTYSIWI P SD
57. ERSANDA SETYA K P SD IT
58. FADHLIRROHMAN ZEN L MI
59. FAKHAR NASRUL SABRIA L MI
60. FARA ASNARUL HIDAYAH P MI
61. FARID AL MUTTAQIN L MI
62. FARREL JILAL CHISAM L SD
63. FEBRISYA DEA MAHARANI P SD
64. FERDINAN AL FAIRUZ L SD IT
65. HAFIDZ ALFIADRIAN L SD
66. ITA SEKAR WARDHANI P SD
67. JIHAN RUPA PUSPA AYU P SD
68. KUKUH SATRIA REYNATA L SD
69. LINA NUR AGUSTIN P SD
70. MAULIDYAH PERMATA HANI P SD
71. MUHAMMAD ILHAM ANDREE PRATAMA L SD
72. NANDA AGUNG SYAH PUTRA L SD
73. NILAM SABRINA BERLIANINGTYAS P SD
74. NUR AINI IHTIARA SARI P SD
75. REVALDO NUGROHO L MI
76. RESTU ALDI PRATAMA L SD
77. RIANA SAPUTRI P MI
78. RISMA CHIKMATUL CHASANAH P MI
79. SAELA WAFIROH P MI
80. SANIA IKTA SAFA P MI
81. ZIED FIARDI L MI
Sumber: Dokumen Sekolah
ANGKET PENELITIAN

“LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN HASIL BELAJAR SISWA”

A. PETUJUK PENGISIAN ANGKET

1. Isilah identitas Anda sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan

angket ini.

2. Bacalah dengan cermat pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

3. Angket ini berusaha mengungkapkan data yang sebenarnya terjadi

di lapanagn untuk dianalisa, sebagai karya tulis ilmiah (skripsi).

4. Pilihlah salah satu jawaban menurut hati nurani Anda, dengan cara

memberi tanda silang (X) pada setiap pilihan jawaban sesuai

keadaan anda.

5. Dalam angket ini tidak ada jawaban yang benar ataupun salah,

jawaban terbaik adalah yang benar-benar mencerminkan keadaan

yang sebenarnya.

6. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai raport, nilai ujian,

dan lain-lain.

7. Terimakasih atas partisipasinya

B. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Asal Sekolah :

3. Kelas :
C. DAFTAR PERTANYAAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

SISWA

1. Dimanakah asal sekolah Anda?

A. SD

B. MI

C. SD IT

D. Pesantren

2. Apakah jam pelajaran PAI di sekolah asal Anda mencukupi?

A. Sangat cukup

B. Cukup

C. Kurang

D. Sangat Kurang

3. Selain di sekolah, dimanakah Anda mendapatkan jam tambahan PAI?

A. Pesantren

B. Madrasah Diniyah

C. TPA

D. Lain-lain

4. Dimanakah Anda pertama kali mendapatkan pelajaran PAI?

A. Pesantren

B. Madrasah Diniyah

C. TPA

D. Lain-lain
5. Bagaimana pendapat Anda saat pertama kali mendapatkan pelajaran

PAI?

A. Sangat Mudah

B. Cukup Mudah

C. Sulit

D. Sangat Sulit

6. Apakah Anda mengikuti les tambahan di luar jam sekolah?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

7. Apakah di sekolah asal Anda pernah mendapatkan pendalaman materi

terkait pelajaran PAI?

A. Sering

B. Selalu

C. Pernah

D. Tidak Pernah

8. Apakah Anda senang dengan pelajaran PAI?

A. Sangat senang

B. Cukup Senang

C. Tidak Senang

D. Biasa Saja
9. Apakah Anda belajar PAI atas kemauan sendiri?

A. Sangat Setuju

B. Cukup Setuju

C. Kurang Setuju

D. Tidak Setuju

10. Apakah cakupan materi yang Anda dapat cukup luas dan lengkap?

A. Sangat Setuju

B. Cukup Setuju

C. Kurang Setuju

D. Tidak Setuju

11. Apakah latar belakang pendidikan Anda mempengaruhi hasil belajar?

A. Sangat Setuju

B. Cukup Setuju

C. Kurang Setuju

D. Tidak Setuju

12. Untuk memperdalam pemahaman materi PAI apakah Anda melakukan

diskusi dengan teman?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah
13. Apakah Anda memperhatikan penjelasan guru saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

14. Apakah Anda membaca buku lain yang berkaitan dengan mata

pelajaran PAI?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-Kadang

D. Tidak Pernah

15. Apakah Anda belajar PAI untuk dipuji orang lain?

A. Sangat Setuju

B. Cukup Setuju

C. Kurang Setuju

D. Tidak Setuju

16. Apakah Anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah
17. Apakah Anda merasa cukup dengan bekal pelajaran di sekolah asal?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

18. Apakah Anda merasa semangat mengikuti pelajaran PAI?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

19. Apakah Anda merasa kesulitan dalam menerima pelajaran?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

20. Apakah anda bertanya kepada orang lain apabila ada hal-hal yang

belum dimengerti?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah
D. DAFTAR PERTANYAAN HASIL BELAJAR SISWA

1. Apakah Anda senang mengikuti pelajaran PAI?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

2. Apakah Anda selalu datang lebih awal sebelum pelajaran dimulai?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

3. Untuk mendapatkahn hasil belajar yang baik, apakah Anda

meluangkan waktu untuk belajar di luar sekolah?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

4. Apakah Anda mengharapkan dorongan dari teman agar semangat

belajar PAI tinggi?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah
5. Apakah Anda tertarik dengan metode pembelajaran guru di kelas?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

6. Untuk mendapatkan perhatian guru, apakah Anda menanggapi

pertanyaan guru ketika pembelajaran berlangsung?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

7. Apakah Anda menanyakan kepada guru jika belum paham?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

8. Apakah Anda memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah
9. Apakah Anda menuruti perintah orang tua untuk belajar?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

10. Apakah Anda belajar atas keinginan diri sendiri?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

11. Apakah Anda mempelajari kembali materi yang telah didapatkan dari

sekolah?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

12. Apakah Anda antusias dalam mengikuti pelajaran PAI?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah
13. Apakah Anda mengerjakan tugas sendiri?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

14. Apakah Anda memperbaiki nilai ulangan yang belum tuntas?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

15. Apakah Anda menginginkan nilai yang baik pada mapel PAI?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

16. Apakah Anda mengumpulkan tugas tepat waktu?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

17. Apakah Anda berusaha mencapai hasil belajar yang baik?

A. Selalu

B. Sering
C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

18. Apakah Anda berusaha mempertahankan nilai yang sudah baik?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

19. Apakah Anda menyampaikan kepada guru apabila mengalami

kesulitan belajar?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah

20. Apakah Anda selalu membaca materi PAI yang akan disampaikan?

A. Selalu

B. Sering

C. Kadang-kadang

D. Tidak Pernah
NILAI ANGKET LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA

KELAS VIIA SMP NEGERI 1 GRABAG

SKOR JAWABAN JUMLAH


NO. NAMA
A B C D SKOR

1. ACHMAD 14 3 3 0 71
SODIKUN
2. ALFAN 6 4 10 0 56
ARDIANSYAH
3. ALFATH HARIS 10 2 8 0 62
SATRIO W
4. ARDANA 11 3 4 2 63
JABBARSIGIT S.N
5. AVIVA SEPTIYANI 14 2 4 0 70
RAHAYU
6. DAFFA RIZA EKA 8 2 10 0 58
PRAMUDITA
7. DESTY 10 2 6 2 60
PRASTYSIWI
8. ERSANDA SETYA 12 3 5 0 67
K
9. FADHLIRROHMAN 10 3 7 0 63
ZEN
10. FAKHAR NASRUL 10 2 6 2 60
SABRIA
11. FARA ASNARUL 14 2 4 0 70
HIDAYAH
12. FARID AL 14 3 3 0 71
MUTTAQIN
13. FARREL JILAL 7 6 7 0 60
CHISAM
14. FEBRISYA DEA 6 1 12 1 52
MAHARANI
15. FERDINAN AL 9 4 7 0 62
FAIRUZ
16. HAFIDZ 5 5 9 1 54
ALFIADRIAN
17. ITA SEKAR 1 1 15 3 40
WARDHANI
18. JIHAN RUPA 3 3 13 1 48
PUSPA AYU
19. KUKUH SATRIA 6 4 10 0 56
REYNATA
20. LINA NUR 8 6 4 2 60
AGUSTIN
21. MAULIDYAH 7 3 8 2 55
PERMATA HANI
22. MUHAMMAD 10 4 5 1 63
ILHAM ANDREE
PRATAMA
23. NANDA AGUNG 10 4 8 0 60
SYAH PUTRA
24. NILAM SABRINA 4 2 11 3 47
BERLIANINGTYAS
25. NUR AINI 8 4 6 2 58
IHTIARA SARI
26. REVALDO 15 1 1 3 68
NUGROHO
27. RESTU ALDI 4 3 12 1 50
PRATAMA
28. RIANA SAPUTRI 5 10 5 0 60

29. RISMA 14 1 4 1 68
CHIKMATUL
CHASANAH
30. SAELA WAFIROH 12 2 4 2 64

31. SANIA IKTA SAFA 13 2 3 2 66

32. ZIED FIARDI 15 1 1 3 68


NILAI ANGKET HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIIA SMP NEGERI 1 GRABAG

SKOR JAWABAN JUMLAH


NO. NAMA
A B C D SKOR

1. ACHMAD 12 4 4 0 68
SODIKUN
2. ALFAN 10 4 6 0 64
ARDIANSYAH
3. ALFATH HARIS 2 4 10 4 44
SATRIO W
4. ARDANA 9 7 4 0 65
JABBARSIGIT S.N
5. AVIVA SEPTIYANI 10 2 8 0 62
RAHAYU
6. DAFFA RIZA EKA 10 1 8 1 60
PRAMUDITA
7. DESTY 16 3 1 0 75
PRASTYSIWI
8. ERSANDA SETYA 5 3 10 2 51
K
9. FADHLIRROHMAN 11 5 4 0 67
ZEN
10. FAKHAR NASRUL 5 3 11 1 52
SABRIA
11. FARA ASNARUL 5 3 11 1 52
HIDAYAH
12. FARID AL 6 3 10 1 54
MUTTAQIN
13. FARREL JILAL 5 2 11 2 50
CHISAM
14. FEBRISYA DEA 8 0 10 2 54
MAHARANI
15. FERDINAN AL 10 2 8 0 62
FAIRUZ
16. HAFIDZ 4 0 14 2 46
ALFIADRIAN
17. ITA SEKAR 9 4 7 0 62
WARDHANI
18. JIHAN RUPA 10 4 6 0 64
PUSPA AYU
19. KUKUH SATRIA 4 1 12 3 46
REYNATA
20. LINA NUR 10 1 8 1 60
AGUSTIN
21. MAULIDYAH 9 5 6 0 63
PERMATA HANI
22. MUHAMMAD 9 4 5 2 60
ILHAM ANDREE
PRATAMA
23. NANDA AGUNG 6 1 10 3 50
SYAH PUTRA
24. NILAM SABRINA 9 1 10 59
BERLIANINGTYAS
25. NUR AINI 10 5 5 0 65
IHTIARA SARI
26. REVALDO 8 2 10 0 58
NUGROHO
27. RESTU ALDI 10 2 8 0 62
PRATAMA
28. RIANA SAPUTRI 4 3 10 3 48

29. RISMA 8 4 8 0 60
CHIKMATUL
CHASANAH
30. SAELA WAFIROH 3 1 13 3 44

31. SANIA IKTA SAFA 9 4 5 2 60

32. ZIED FIARDI 4 4 12 0 52


DOKUMENTASI

Gambar 1. Dokumentasi Mengawasi Pengisian Angket Kelas VIIA

Gambar 2. Dokumentasi Mengawasi Pengisian Angket Kelas VIIA


DOKUMENTASI

Gambar 3. Dokumentasi Saat Pengisian Angket Kelas VIIA

Gambar 4. Dokumentasi Saat Pengisian Angket Kelas VIIA


DOKUMENTASI

Gambar 5. Dokumentasi Papan Nama Organisasi SMPN 1 Grabag

Gambar 6. Dokumentasi Papan Nama Lembaga SMPN 1 Grabag

Anda mungkin juga menyukai