Anda di halaman 1dari 208

i

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM KTSP


DENGAN KURIKULUM 2013 MAPEL PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM PADA KAJIAN STANDAR KOMPETENSI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh:
Jaka Rebawa
NIM. M1.12.008

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan


untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015

i
ii

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Drs. H. Jaka Rebawa


NIM : M1.12.008
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi : PAI
Tanggal Ujian : 04 Maret 2015
Judul Tesis : “STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM
KTSP DENGAN KURIKULUM 2013 MAPEL
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA KAJIAN
STANDAR KOMPETENSI TAHUN PELAJARAN
2013/2014”

Panitia Munaqosah Tesis

1. Ketua Sidang : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. ________________

2. Sekretaris : Dr. Phil. Widiyanto, M.A. ________________

3. Penguji I : Dr. H. Sa’adi, M.Ag. ________________

4. Penguji II : Dr. Imam Sutomo, M.Ag. ________________

5. Penguji III : Dr. Winarno, M.Pd. ________________

ii
iii

PERNYATAAN KEASLIAN

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya

saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan

tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis

oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah

pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, Februsri 2015

Yang Membuat Pernyataan

Drs. H. Jaka Rebawa

iii
iv

MOTTO

              

         

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia


Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. al-Alaq 96:1-5).1

1
Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1998, 904

iv
v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya terbaikku kepada :

1. Bapak dan Ibu serta Mertuaku yang mendidik dan membimbingku dengan

sabar kepada jalan Allah SWT.

2. Istriku Fathonah yang selalu setia menjalani kehidupan bersamaku dalam

suka maupun duka.

3. Anakku Muhammad Ilham Zakky Arif yang selalu menjadi penyejuk dalam

setiap waktuku

4. Untuk semua dosen Pasca Sarjana IAIN Salatiga

5. Mas Daman, Pak Tris Kudus, Pak Bambang dan dek Ali Imron Demak yang

selalu memberi suport.

6. Sahabat-sahabat, teman kuliah angkatan 2012 dan teman mengajar di SMA

N 1 Salatiga.

7. Seluruh pembaca yang budiman.

v
vi

ABSTRAK

Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013


Mapel Pendidikan Agama Islam pada Kajian Standar Kompetensi Tahun
Pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci: Implementasi Kurikulum KTSP, Kurikulum 2013,
Standar Kompetensi.

Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan


perkembangan dan tantangan zaman. Ketegasan kurikulum dan implementasinya
sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal
dengan negara-negara maju di dunia. Indonesia Selama era reformasi, telah
mengalami tiga perubahan kurikulum dalam skala nasional anatara lain
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2006/2007 dan saat ini muncullah kurikulum 2013. Dari perkembangan kurikulum
yang terjadi kemungkinan adanya perbedaan implemensi pada standar
kompetensinya antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013, maka hal ini
perlu diadakan pengkajian.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologis. mengambil objek studi pada implementasi K. KTSP dan K. 2013
di SMA N 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman dan SMA N 1 Tengaran Kab.
Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, dokumentasi
dan wawancara bebas (non terstruktur). Teknik analisis dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan induksi analitik.
Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa Implementasi K. KTSP PAI
pada SK di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1
Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014 telah terlaksanakan
dengan baik karena telah mengikuti struktur kurikulum yang telah ditentukan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan PP Nomor
19 tahun 2005 dan Implementasi K. 2013 Mapel PAI pada SK terimplementasi
baik sesuai Permendikbud No. 54 Tahun 2013 Standar Isi diturunkan dari SKL
melalui KI yang bebas mata pelajaran, adapun KI meliputi: 4 KI. Perbedaan mendasar
pada SK nya (SI) dan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum KTSP, sedangkan kurikulum 2013 acuan
utamanya adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti
sebagai organising element. Faktor kesulitan dan hambatan yang dihadapi adalah
dalam memberikan penilaian, penunjang media dalam penerapan riilnya, waktu,
penyusunan RPP dengan benar, siswa kesulitan menguasai materi. Cara yang
dilakukan pihak sekolah melengkapi sarana dan prasarana penunjang, selalu
mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop, membuat
penyederhanaan materi pelajaran melalui KKG dan BKG, memberikan jam
tambahan dan konsultasi akademik terhadap siswa da memberikan penugasan
penguatan dan penyuluhan kepada siswa

vi
vii

PRAKATA

‫بسم هللا الرمحن الرحيم‬


Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “ Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan 2013
Mapel Pendidikan Agama Islam pada Kajian Standar Kompetensi di SMAN
1 Salatuga SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014” yang secara akademis
menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.
Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana STAIN Salatiga
Periode Tahun 2011-2014 yang telah memberikan restu judul tesis penulis.
3. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga
yang telah memberikan restu dan selalu mendo’akan pada penulisan tesis ini.
4. Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A., selaku Ka Prodi PAI Pascasarjana IAIN
Salatiga yang telah memberikan arahan pada penulisan tesis ini.
5. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. dan Dr. Winarno, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktunya untuk menuntun agar tesis ini cepat selesai.
6. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak
bekal ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan tesis ini.
7. Ibu Dra. Hj. Wahyu Tri Astuti, M.Pd,. Bpk. Drs. Joko Pujiyanto dan Bpk.
Subroto, S.Pd,. M.Pd., selaku kepala sekolah di SMA N 1 Salatiga, SMA
Islam Sudirman Ambarawa dan SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang
yang telah memberikan izin untuk meneliti di tempat yang beliau pimpin.
8. Kepada Seluruh narasumber, yang bersedia memberikan berbagai informasi
guna terselesaikannya penyusunan tesis ini.

vii
viii

9. Istri dan anakku yang selalu mensuport dan memberikan inspirasi hingga
selesainya penulisan ini
10. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang tak dapat saya sebut satu
persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam proses
penulisan tesis ini.
Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali
do’a semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal
kebaikan yang telah diberikan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam
penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang
perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai,
karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan
segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti
pada kajian-kajian yang lebih lanjut.

Salatiga, Februarit 2015


Penulis,

Drs. H. Jaka Rebawa


NIM: M.1.12.008

viii
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i


HALAMAN PERSETUJUAN TESIS……………………………….……….. ii
HALAMAN PERNYATAAN...…………………………….……………....... iii
MOTTO............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN.............................................................................................. v
ABSTRAK ……………………………............................................................ vi
PRAKATA …………………………………………….………..……………. vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN …...………………………………………………….. xiii

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 5

C. Signifikansi Penelitian................................................................ 6

D. Tinjauan Pustaka......................................................................... 9

E. Metodologi Penelitian................................................................. 12

F. Sistematika Penulisan Tesis........................................................ 19

BAB II: KAJIAN PUSTAKA


A. Teori Kurikulum dan Implementasinya...................................... 21

B. Kurikulum KTSP........................................................................ 32

C. Kurikulum 2013.......................................................................... 36

D. Perbedaan Esensial Kurikulum KTSP dengan

Kurikulum 2013........................................................................... 46

E. Titik Temu Kurikulum KTSP 2007 Dengan Kurikulum 2013..... 49

ix
x

BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN


A. Profil Sekolah............................................................................. 51

1. Profil SMA N 1 Salatiga...................................................... 51

2. Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa.............................. 60

3. Profil SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang................ 69

B. Kondisi Umum Implementasi Kurikulum.................................. 78

1. SMA N 1 Salatiga................................................................ 78

2. SMA Islam Sudirman Ambarawa........................................ 80

3. SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang.......................... 83

C. Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

serta Persamaan dan Perbedaannya........................................... 85

D. Kelebiahan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP

dan Kurikulum 2013................................................................... 100

E. Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP

dan Kurikulum 2013................................................................... 104

F. Cara Mengatasi Kesulitan dan Faktor Penghambat

Implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013............... 106

BAB IV: PEMBAHASAN


A. Pelaksanaan Kurikulum Secara Umum..................................... 108

B. Implementasi Kurikulum KTSP................................................. 111

C. Implementasi Kurikulum 2013................................................... 115

D. Persamaan dan Perbedaan.......................................................... 122

E. Kelebiahan dan Kekurangan ..................................................... 126

x
xi

F. Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum .................. 128

G. Cara Mengatasi Kesulitan dan Faktor Hambatan...................... 131

BAB V: PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................... 133

B. Saran ......................................................................................... 139

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………............... 142


LAMPIRAN…………………………………………………………………... 144
RIWAYAT HIDUP PENULIS……………………………………………...... 198

xi
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Organisasi SMA N 1 Salatiga.............................................. 55


Tabel 3.2 Keadaan Guru Agama SMA N 1 Salatiga......................................... 56
Tabel 3.3 Keadaan Siswa SMA N 1 Salatiga.................................................... 56
Tabel 3.4 Keadaan Sarpras SMA N 1 Salatiga................................................. 57
Tabel 3.5 Perkembangan Kurikulum SMA N 1 Salatiga.................................. 59
Tabel 3.6 Struktur Organisasi SMA Islam Sudirman Ambarawa..................... 63
Tabel 3.7 Keadaan Guru Agama SMA Islam Sudirman Ambarawa................. 64
Tabel 3.8 Keadaan Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa............................ 64
Tabel 3.9 Keadaan Sarpras SMA Islam Sudirman Ambarawa......................... 66
Tabel 3.10 Perkembangan Kurikulum SMA Islam Sudirman Ambarawa........ 68
Tabel 3.11 Struktur Organisasi SMA N 1 Tengaran Kab. semarang................ 73
Tabel 3.12 Keadaan Guru Agama SMA N 1 Tengaran Kab. semarang........... 74
Tabel 3.13 Keadaan Siswa SMA N 1 Tengaran Kab. semarang...................... 74
Tabel 3.14 Keadaan Sarpras SMA N 1 Tengaran Kab. semarang................... 75
Tabel 3.15 Perkembangan Kurikulum SMA N 1 Tengaran Kab. semarang.... 77

xii
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kode Penelitian............................................................................ 144


Lampiran 2: Pedoman Wawancara................................................................... 147
Lampiran 3: Hasil Wawancara............................................................................ 152
Lampiran 4: Catatan Lapangan Pengamatan...................................................... 176
Lampiran 5: Reduksi Data................................................................................ 185
Lampiran 6: Surat Keterangan SMA N 1 Salatiga........................................... 192
Lampiran 7: Surat Keterangan SMA Sudirman Ambarawa............................. 193
Lampiran 8: Surat Keterangan SMA N 1 Tengaran Kab. semarang............... 194
Lampiran 9: Dokumentasi................................................................................ 195
Lampiran 10: Riwayat Hidup Penulis.............................................................. 198

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan

menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk

memperbaiki nasib dan peradaban manusia yang bisa dilakukan sejak masih

dalam kandungan.2 Perkembangan peradaban manusia tak dapat dibayangkan

bila tanpa pendidikan, mungkin saja manusia sekarang tidak akan beda

dengan orang zaman dahulu, bahkan mungkin akan lebih terpuruk atau lebih

rendah kualitas peradabannya. Oleh karena itu perlu menjadi kekhawatiran

bersama bila hal senada ternyata mulai menggejala pada masyarakat. Sangat

memilukan bahwa masyarakat Indonesia yang religius dewasa ini terpuruk

dalam himpitan krisis dan terbelakang dalam berbagai aspek kehidupan.3

Masyarakat madani, masyarakat yang selalu kita idam-idamkan

(Imaginet Community) sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat yang

saling menghargai dan menghormati sesama, hanya dapat diwujudkan dengan

pendidikan. Tentunya pendidikan yang bermutu bukan pendidikan yang asal-

asalan. Pendidikan yang dilaksanakan dengan program dan perencanaan yang

baik dan berdasar pada keilmuan serta budi pekerti yang luhur, sebagaimana

tujuan pendidikan.

2
Mansur, Diskursus Pendidikan Islam, Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001, 1.
3
Abdurrahman Mas’ud, Humanisme Religius sebagai Paradigma Pendidikan Islam,
Yogyakarta: Gama Media, 2004, 122.
1
1
2

Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut maka diperlukan berbagai

faktor dan unsur yang mendorongnya terutama kurikulum yang diterapkan

atau dipakai. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses

pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi

tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu

rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis,

lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan.4 Kurikulum dalam sistem

persekolahan merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau

pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Kurikulum yang baik harus selalu berubah dari waktu ke waktu sesuai

dengan perkembangan zaman.5 Sejak tahun 2004-2005 pemerintah telah

menetapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dan tahun 2007

pemerintah telah menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

dan tahun 2013 ini pemerintah lagi-lagi menetapkan kurikulum 2013 yang

berbasis kompetensi (kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan)

sebagai kurikulum yang berlaku di Indonesia.

Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai

tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk

mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. 6 Tak terkecuali

pada mapel PAI dan budi pekerti yang baru terglontorkan saat ini. Di

samping itu, kurikulum memberi arahan dan patokan keahlian kepada peserta

4
Nana Saodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktik), Bandung:
Rosda Karya, 1999, 4.
5
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2007, 7.
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumu Aksara, 2009, 64.

2
3

didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga.

Oleh karena itu, wajar bila kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai

dengan kemajuan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang

sedang terjadi.

Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah

pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena

dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu

adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi

menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati diri

bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia

internasional.7

Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan

perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa,

maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu

pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga

Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat

martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan

menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya

sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal

dengan negara-negara maju di dunia.

Sekarang ini kelemahan-kelemahan pelaksanaan kurikulum yang sudah

ada telah menjadi sorotan kritik berbagai pihak. Tidak hanya pihak diluar

dunia pendidikan tetapi pihak-pihak didalam sendiri sudah memprihatinkan

7
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008, 37.

3
4

proses dan produk pengelolaan kurikulum yang dilaksanakan oleh

administrator pendidikan sampai pada yang dilaksanakan oleh guru-guru di

kelas. Ironisnya, Sasaran kritik hanya di tujukan kepada guru-guru, dan para

administrator terlindung seolah-olah peranan dan tanggung jawabnya tidak

menentukan. Jarang kedengaran kritik terhadap, misalnya kepala sekolah,

pengawas (penilik) ataupun administrator atasan yang membawahinya.

Diakui atau tidak, praktik dilapangan dalam implementasi lebih sulit

dibanding dengan mengungkapkan pendapat dan berkomentar. Karena

praktik dilapangan menghadapi langsung bergabagai faktor yang

mempengaruhi proses pembelajaran.

Dengan munculnya kurikulum 2013 banyak wacana yang berkembang

tentang kurikulum 2013 ini. Ada berbagai persepsi dan kritik yang

berkembang dan perlu dihargai sebagai bagian dari proses pematangan

kurikulum yang sedang disusun. Selama era reformasi, ini adalah ketiga

kalinya kurikulum ditelaah dan dikembangkan dalam skala nasional setelah

rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan 2007 maka yang terbaru saat ini muncullah kurikulum

2013.

Di kota Salatiga setingkat SMA Negeri baru SMA Negeri 1 Salatiga

yang menerapkan sistem kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya, dan

ini merupakan uji coba penerapan kurikulum 2013 yang baru dirilis oleh

pemerintah. Agar penelitian ini lebih obyektif, maka peneliti mencari

perbandingan dengan sekolah setingkat SMA di luar kota Salatiga, yaitu:

SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten

4
5

Semarang. Karena kurikulum ini masih tergolong baru, maka dalam

pengimplementasiannya masih banyak pula kekurangan-kekurangan yang

perlu disempurnakan. Adapun problem yang ada terkait dengan kesiapan

guru dalam memenuhi perangkat pembelajaran, kesiapan guru untuk

melakukan pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik dan

autentik, serta persiapan media dan sumber belajar yang sesuai dengan

kurikulum 2013, yaitu pembelajaran langsung pada sumbernya.

Oleh karena itu penelitian ini mengkaji implementasi kurikulum 2013

di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1

Tengaran Kabupaten Semarang kemudian mengkomparasikannya dengan

implmentasi kurikulum 2007 (KTSP) yang pernah diterapkan di SMAN 1

Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran

Kabupaten Semarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

fokus masalah dalam penelitian ini adalah mencari perbedaankesamaan

kesamaan dalam pengimplementasian kurikulum 2007 dengan 2013 di SMA

Negeri 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran

Kabupaten Semarang penulis rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi kurikulum 2007 mapel Pendidikan Agama Islam

pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2013/2014?

5
6

2. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam

pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2013/2014?

3. Adakah perbedaan ataupun kesamaan antara implementasi kurikulum 2007

dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian

standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa

dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

4. Apa saja faktor-faktor kesulitan dan hambatan dalam implementasi

kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam

pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2013/2014?

5. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor kesulitan dan hambatan dalam

implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan

Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA

Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2013/2014?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, secara umum penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui perbedaan atau kesamaan pada implementasi

kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 pada standar kompetensinya.

Untuk mencapai tujuan umum tersebut dapat dirinci dalam tujuan khusus

6
7

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui i mplementasi kurikulum 2007 mapel Pendidikan

Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga,

SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 mapel

Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1

Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

c. Untuk mengetahui perbedaan atau kesamaan antara implementasi

kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama

Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2013/2014.

d. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor kesulitan dan hambatan dalam

implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum 2013 mapel

pendidikan agama islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1

Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

e. Untuk mengetahui cara mengatasi faktor-faktor kesulitan dan

hambatan dalam implementasi kurikulum 2007 dengan kurikulum

2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi

di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1

Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014

7
8

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini baik secara teoritis maupun secara praktis

dapat diambil hikmahnya sebagai berikut :

a. Manfaat Secara Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk

mengembangkan wawasan tentang ilmu administrasi pendidikan

baik pada tingkatan makro administrasi pendidikan di lembaga

birokrasi pendidikan, maupun pada tingkatan mikro administrasi

pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Khususnya pada tingkat

sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui

perbedaan dan kesamaan antara implementasi kurikulum 2007

dengan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian

standar kompetensi Sekolah Menengah Aatas Negeri 1 Salatiga,

Sekolah Menengah Aatas Islam Sudirman Ambarawa dan Sekolah

Menengah Aatas Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan pada penelitian

selanjutnya yang relevan.

b. Manfaat Praktis

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1) Bagi sekolah

Diharapkan dapat menambah referensi dalam khazanah

pengetahuan tentang kurikulum 2007 dan kurikulum 2013 pada

standar kompetensi, selain itu sekolah memahami kebutuhan-

kebutuhan yang diperlukan dalam pengimplementasian kurikulum

8
9

2013 secara benar.

2) Bagi para guru PAI,

Guru dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 secara benar

dan memahami perbedaannya dengan kurikulum 2007 agar

mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.

3) Bagi siswa

Siswa dapat mengetahui sekaligus memahami dengan benar

persamaan dan perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan

kurikulum 2013, sehingga dalam mengikuti pelajaran siswa

mampu menyelesaikan ketuntasan pembelajaran dengan baik.

4) Bagi para pembaca

Diharapkan masyarakat lebih memahami kurikulum 2013

sehingga dapat menerima perubahan dari kurikulum 2007 (KTSP)

menjadi kurikulum 2013 walaupun dengan model dan teknik yang

berbeda.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada tentang implementasi

kurikulum 2007 maupun 2013, menggambarkan bahwa kurikulum sangat

penting, guna meningkatkan pendidikan di Indonesia, karena kurikulum

merupakan patokan dasar atau acuan para guru dalam melaksankan dan

mengembangkan pembelajaran. Di dalam kurikulum terdapat standar-standar

yang hendak dicapai sehingga hasil dari pelaksanaan kurikulum itu dapat

mencapai tujuan pendidikan nasional secara maksimal.

9
10

Adapun penelitian relevan yang pernah dilakukan sebelum penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

Nur Faiko, yang menyoroti tentang penerapan kurikulum KTSP. Inti

dari penelitian ini lebih menitik beratkan pada implementasi proses dan

penilaian serta hasil yang diharapkan.8

Safitri Yosita Ratri, yang menyoroti tentang kurangnya sosialisasi

implementasi kurikulum KTSP di SMA Negeri 10 Yogyakarta. Inti penelitian

ini didapatkan menitik beratkan pada efektivitas sosialisasi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah masih

rendah. Hal ini dikarenakan pelaksanaan sosialisasi yang terlalu cepat

sehingga mengakibatkan kurang tersosialisasinya Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Kurangnya sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini

berpengaruh pada kurangnya pemahaman beberapa orang guru mengenai

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kemampuan guru dalam

melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sudah baik. Hal ini

dapat dilihat dari silabus dan RPP yang dibuat sudah sesuai dengan pedoman

yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Selain itu di dalam pelaksanaan silabus

dan RPP, guru sudah berusaha untuk menyesuaikan dengan yang

direncanakan; Efektivitas kepala sekolah dalam memantau pelaksanaan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, masih rendah. Hal ini sebagai akibat

kekurang pahaman Kepala Sekolah mengenai Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Kepala Sekolah tidak memperoleh pendidikan dan latihan khusus

8
Nur Faiko, Penerapan KTSP Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Kompetensi Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII DI SMP Negeri 1 Gresik Tahun
Pelajaran 2008/2009, Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2009.

10
11

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan tidak ikut sebagai peserta dalam

Bimbingan teknis yang diadakan oleh LPMP.9

Ainul Marya Rahmani, hasil dari penelitian Ainul adalah implementasi

KTSP mapel PAI di SMP N 5 Banguntapan Bantul sesuai hasil observasi dan

wawancara dapat dikatan baik, akan tetapi masih perlu perbaikan dari segi

ketepatan penggunaan metode, media, pemanfaatan waktu, dan

mengkondisikan siswa. Guru belum mampu dalam mengembangkan silabus

secara mandiri dan RPP yang dibuat di awal semester tidak direvisi kembali

saat pembelajaran berlangsung.10

Fajar Sidiq, menyoroti tentang kesiapan penerapan kurikulum 2013 di MAN

Indramayu. inti penelitian ini adalah bagaimana kesiapan MAN indramayu

dalam menghadapi penerapan kurikulum 2013 dan hasil yang didapat dari

penelitian Fajar Sidiq menerangkan bahwa MAN Indramayu belum begitu siap,

terbukti masih banyak guru yang kebingungan tentang kurikulum 2013 baik

dalam proses pembelajaran maupun dalam penilaiannya serta berbagai

dukungan dari sekolah baik sarana-prasarana maupun persiapan buku-buku ajar

masih minim. 11

Dari penelitian yang sudah ada lebih banyak mensoroti tentang

kurikulum KTSP dan persiapan penerapan kurikukulum 2013. Sedangkan

9
Safitri Yosita Ratri, Penelitian tesis dengan judul “Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Di SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2010.
10
Ainul Marya Rahmani, Peran Guru Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) Pada Pembelajaran PAI di SMP N 5 Banguntapan Bantul Tahun 2012/2013,
Yogyakarta: Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2013.
11
Fajar Sidiq, Tingkat Kesiapan Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Biologi Di
MAN Indramayu Tahun 2013, Cirebon: Tesis, IAIN Syekh Nurjati, 2013.

11
12

penulis lebih konsentrasi dalam mengkaji implementasi kurikulum KTSP

dengan kurikulum 2013 beserta komparasi dalam implementasinya.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dengan berlandaskan pada masalah, maka penelitian ini termasuk

jenis penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research)

dengan pendekatan phenomenologis. yang kajiannya meliputi dari:

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan phenomenologis,

dengan asumsi dasar bahwa objek ilmu tidak sebatas pada yang empirik,

tetapi mencakup phenomena yang tidak lain dari pada persepsi, pemikiran,

kemauan, dan keyakinan, subjek tentang sesuatu di luar subjek, ada yang

transenden disamping aposteriorik.12

Pendekatan fenomenologi berlandaskan pada empat kebenaran, yaitu

kebenaran empirik sensual yang jangkauannya yaitu segala kebenaran

yang dapat terlihat oleh panca indra/yang bersifat indrawi, kebenaran

empirik logik yang jangkauannya yaitu segala kebenaran yang dapat

dinalar oleh akal/pemikiran, kebenaran empirik etik yang jangkauannya

yaitu segala kebenaran yang berdasarkan pada benar, salah, baik, buruk,

dan tanggung jawab, dan kebenaran empirik transenden yang

jangkauannya yaitu segala kebenaran yang didasarkan pada aturan-aturan

yang ditetapkan Tuhan atau bersifat transenden. Atas dasar cara mencapai

12
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996, 12.

12
13

kebenaran ini, fenomenologi menghendaki kesatuan antara subyek peneliti

dengan pendukung obyek penelitian.13

Manusia dalam berilmu pengetahuan tidak dapat lepas dari

pandangan moralnya, baik pada taraf mengamati, menghimpun data,

menganalisa ataupun dalam membuat kesimpulan. Penelitian kualitatif

phenomenologis menuntut bersatunya subjek peneliti dengan subjek

pendukung objek penelitian. Sehingga dalam penelitian ini peneliti terlibat

langsung ke lapangan, khususnya kegiatan Pembelajaran kurikulum KTSP

dan kurikulum 2013 untuk mengetahui perbedaan maupun kesamaan dari

keduanya dalam pengimplementasiannya dan kelemahan juga

kelebihannya.

3. Objek Studi

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research)

yang bersifat studi kasus dengan mengambil objek studi pada

implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dan kurikulum 2013 di SMAN 1

Salatiga SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014.

Penelian ini dilaksanakan di SMAN 1 Salatiga SMA Islam Sudirman

Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2013/2014, dikarenakan beberapa hal, yaitu:

a. Sekolah yang penulis teliti sudah mengimplementasikan kurikulum

2013 sesuai dengan kajian peneliti;

13
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 13.

13
14

b. Dengan menampilkan banyak sekolah yang berbeda wilayah maka

semakin banyak dinamikan yang dapat kita gambarkan dan

problematika yang kita temukan sesuai arahan pembimbing;

c. Ke tiga sekolah tersebut merupakan sekolah yang terdekat dengan

rumah penulis sehingga dari segi biaya dapat lebih menghemat dan

dari segi waktupun dapat terjangkau, akan tetapi secara peta

kewilayahan, ketiga sekolah tersebut sudah beda wilayahnya,

sehingga dapat terjaga keobyektifitasannya dalam melakukan

penelitian serta hasil penelitiannyapun dapat berfarian atau hitrogen;

d. Dengan melakukan penelitian pada sekolah sebagaimana tersebut di

atas dapat membuat sebuah perbandingan tentang tingkat keberhasilan

dan hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum

KTSP maupun kurikulum 2013.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), yaitu

research yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala.14

Maka jenis data yang dibutuhkan dan yang digunakan adalah jenis data

lapangan yang disajikan secara deskriptif.

b. Sember Data

Untuk mengumpulkan sejumlah data diperlukan sumber data

diberbagai sumber yaitu:

1) Data Primer

14
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid 1, Yogyakarta: Andi Offset, 2000, 9.

14
15

Data Primer dalam penelitian ini adalah data implementasi

kurikulum 2007 dan kurikulum 2013 di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun

pelajarn 2013/2014. Data ini dikumpulkan dengan teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi.

2) Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah kondisi objektif di SMAN

1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran

Kabupaten Semarang tahun pelajarn 2013/2014. Data ini berupa letak

geografis, struktur organisasi, jumlah siswa, guru, media pendidikan,

kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 yang digunakan serta lain - lain.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam metodologi phenomenologi, pada dasarnya hanya mengenal

dua metode pengumpulan data yaitu observasi partisipan dan wawancara

bebas.15 Akan tetapi sebagaimana menurut Guba dan Lincoln yang dikutip

Moleong dapat mengggunakan dokumentasi sebagai metode tambahan.16

Dalam melakukan pengumpulan data peneliti menjadikan kepala sekolah,

wakil kepala sekolah, waka kurikulum, waka sarpras dan guru PAI untuk

menjadi informan dalam penggalian dan pengumpulan data. Data kualitatif

diambil melalui :

15
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 177.
16
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010,
163.

15
16

a. Observasi

Observasi partisipan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

pedoman sebagai instrumen pengamatan.17 Peneliti terlibat langsung,

sehinggga observasi partisipan digunakan untuk mencari data-data

tentang hakekat implementasi kurikulum KTSP dan implementasi

kurikulum 2013.

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan agar memperoleh data untuk memperkuat

data hasil observasi. Selebihnya wawancara dilakukan secara open-

ended, tak berstruktur, sehingga lebih fleksibel.18 Daftar yang dimintai

wawancara tersebut adalah: kepala sekolah sebagai supervisor untuk

mengetahui tentang pelaksanaan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.

Guru PAI sebagai pelaksana pembelajaran di kelas untuk mengetahui

perangkat pembelajaran, metode, dan media yang disiapkan sekaligus

digunakan dalam proses pembelajaran. Waka Kurikulum sebagai

penanggung jawab palaksanaan kurikulum di satminkal, untuk

mengetahui rencana, pelaksanaan, dan hasil yang dicapai dari

implementasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang profil SMAN 1

Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran,

sarana prasarana, kurikulum yang disiapkan, RPP, silabus dan bukti-

17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta: Rineka
Cipta, 2002, 129.
18
Nana Sudjana, Prosedur Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 202.

16
17

bukti perangkat pembelajaran yang digunakan dalam

mengimplementasikan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.

6. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.19

Analisa data sebagaimana menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J

Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya

kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.20

Analisis dilakukan atas data yang ditemukan di lapangan, dan bukan

sebagai upaya untuk menguji teori yang telah ditetapkan sebelumnya,

mengingat bahwa penelitian kualitatif menolak pra-konsep sebelum terjun

di lapangan.21

Adapun metode analisis data (primer maupun sekunder) yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode induktif dan deduktif, yang

pada prinsipnya merupakan cara berfikir untuk mencari dan menguasai

ilmu pengetahuan yang berasal dari alasan umum ke arah yang lebih

19
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 71.
20
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif..., 103.
21
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 166.

17
18

spesifik. Logika deduktif merupakan sistem berfikir untuk mengorganisasi

faktual dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi

logika (yang dapat diterima oleh akal), sedangkan logika induktif adalah

kebalikan dari logika deduktif.22

Berikut diagram analisis data pada penelitian ini sesuai dengan

model Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono:

Periode pengumpulan

Reduksi data
Data
co llection
Antisipasi Selama Setelah
Data
Display data
display
ANALISIS
Selama Setelah
Kesimpulan/verifikasi Data
reduction
Selama Setelah
Conclusions:drawing/
verifying

Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.23

Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah

analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi.

b. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat

diolah lebih lanjut.

c. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.

22
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendiidkan(Kompetensi dan Praktiknya), Bandung:
Rosda Karya, 2002, 12.
23
Sugiyono, Prosedur Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, 246.

18
19

d. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)

e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data

f. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan

cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan

kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.24

F. Sistematika Penulisan Tesis

Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka terlebih dahulu

penulis sajikan tentang sistematika penulisan tesis secara garis besarnya.

1. Bagian Awal

Bagian Awal ini terdiri dari: Halaman judul, Abstrak, Halaman

Pengesahan, Pernyataan Keaslian Tesis, Halaman Persembahan, Motto,

Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Dafatar Gambar, dan Daftar

Lampiran.

2. Bagian Isi

Bab satu, Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang: Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, Tinjauan Pustaka,

Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan Tesis.

Bab dua, Kajian Pustaka. Pada bab ini berisi empat sub bab, yaitu

tentang: sub bab pertama tentang Teori kurikulum dan implementasinya.

Sub bab ke dua tentang kurikulum KTSP 2007, Sub bab ke tiga tentang

kurikulum 2013, dan Sub bab ke empat tentang Perbedaan esensial

Kurikulum KTSP 2007 dengan Kurikulum 2013.

24
H. M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press, 2003, 45.

19
20

Bab tiga, Paparan Data dan Temuan Penelitian. Pada bab ini berisi

enam sub bab, yaitu: Sub bab pertama tentang Profil Sekolah. Sub bab ke

dua tentang Kondisi Umum Implementasi Kurikulum. Sub bab ke tiga

tentang implementasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 serta

persamaan dan perbedaannya. Sub bab ke empat tentang kelebihan dan

kekurangannya. Sub bab ke lima tentang kesulitan dan hambatan

implementasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 dan Sub bab ke

enam tentang cara mengatasi faktor kesulitan dan penghambat.

Bab empat, Pembahasan. Pada bab ini membahas lima sub bab,

yaitu: Sub bab pertama tentang Kondisi Umum Implementasi Kurikulum.

Sub bab ke dua tentag implementasi kurikulum KTSP dan 2013 serta

persamaan dan perbedaannya. Sub bab ke tiga tentang kelebihan dan

kekurangan implementasi kurikulum KTSP dan 2013. Sub bab ke empat

tentang kesulitan dan hambatan. Sub bab ke lima membahas tentang cara

mengatasi faktor kesulitan dan penghambat.

Bab lima penutup, meliputi: simpulan, dan Saran.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir berisi tentang: Daftar Pustaka, Lampiran-

Lampiran, Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dan Daftar

Riwayat Hidup Penulis.

20
21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Kurikulum dan Implementasinya

1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan

perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya

pendapat mengenai kurikulum maka secara teoritis agak sulit

menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat.

Namun, pemahaman mengenai kurikulum ini tetaplah penting adanya.

Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai suatu rencana yang

disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di bawah bimbingan

dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf

pengajarnya, atau niat dan rencana pelaksanaan proses belajar mengajar.

Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru dan siswa.

Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah dubjek yang membina.

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional

Pasal 1 ayat 19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.25

25
UU RI No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidika Nasional (Pasal 1 ayat 19), Jakarta: CV.
Mini Jaya Abadi, 2003, 7.

21
21
22

Secara etimologis, menurut Syafruddin Nurdin menyebutkan

kurikulum berasal dari kata curere dalam bahasa latin Currerre yang

berarti: berlari cepat, tergesa-gesa, menjalani. Currerre dikatabendakan

menjadi Curriculum yang berarti: lari cepat, pacuan, balapan berkereta,

berkuda, berkaki; perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti; lapangan

perlombaan, gelanggang, jalan.26

Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development, menuliskan

“Curriculum is, after all, a way of preparing young people to participate

as productive members of our culture”.27 Hilda mendefinisikan

kurikulum dengan lebih cenderung pada metodologi, yaitu cara

mempersiapkan manusia untuk berpartisipasi sebagai anggota yang

produktif dari suatu budaya.

Sesuai dengan perkembangan, David Pratt dalam Curriculum,

Design and Development menyatakan bahwa: A curriculum is an

organized set of formal educational and or training intentions.28

Maksudnya kurikulum yaitu seperangkat organisasi pendidikan formal

atau pusat-pusat latihan. Selanjutnya David membuat implikasi secara

lebih eksplisit tentang definisi yang dikemukakannya menjadi enam hal,

yaitu: Kurikulum adalah suatu rencana atau intentions, ia mungkin hanya

berupa perencanaan (mental) saja, tapi pada umumnya diwujudkan dalam

bentuk tulisan; Kurikulum bukanlah kegiatan, melainkan perencanaan

26
Syaifuddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat
Press, 2002, 33-35.
27
Hilda Taba, Curriculum Development:Theory anf Practice, New York: Harcourt, Brace
& World, 2000, 10.
28
David Pratt, Curriculum, Design and Development, New york: Harcourt Brace
Javanovich, 2001, 4.

22
23

atau rancangan kegiatan; Kurikulum berisi berbagai macam hal seperti

masalah apa yang harus dikembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk

menafsirkan hasil belajar, bahan dan peralatan yang dipergunakan,

kualitas guru yang dituntut, dan sebgainya; Kurikulum melibatkan

maksud atau pendidikan formal, maka ia sengaja mempromosikan belajar

dan menolak sifat rambang, tanpa renacana, atau kegiatan tanpa belajar;

Sebagai perangkat organisasi pendidikan, kurikulum menyatukan

berbagai komponen seperti tujuan, isi, sistem penilaian dalam satu

kesatuan yang tak terpisahkan atau dengan kata lain, kurikulum adalah

suatu system; Pendidikan dan latihan dimaksudkan untuk menghindari

kesalahpahaman yang terjadi jika suatu hal dilalaikan.29

Sedangkan implementasi kurikulum menurut Abdullah Idi adalah

suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan kurikulum (kurikulum

potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik

menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi

dengan lingkungan. Implementasi kurikulum dalam bentuk

pembelajaran.30

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa

implementasi kurikulum adalah operasional konsep kurikulum yang

masih bersifat potensial menjadi aktual dalam bentuk kegiatan

pembelajaran. Dalam hal ini Hasan yang dikutip Mulyasa

mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum adalah hasil terjemahan

29
David Pratt, Curriculum, Design and Development, 5-6.
30
Abdullah Idi, Penegembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010, 21.

23
24

guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis yang sedikitnya

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1). Karakteristik kurikulum: yang

mencangkup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasan bagi

pengguna di lapangan; 2). Strategi implementasi: strategi yang di

gunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran,

lokakarya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatn-kegiatan yang dapat

mendorong penggunaan kurikulum di lapangan; 3). Karakteristik

pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta

kemampuanya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.31

Menurut Oemar Hamalik kurikulum adalah rencana tertulis tentang

kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi

yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk

mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk

menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta

seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar

peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan

pendidikan tertentu.32

Dalam sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan lahan

pelajaranserta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan belajar mengajar. Kurikulum 2013 disusun untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasionadalam mengembangkan sumber daya manusia

31
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2007, 31.
32
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 17.

24
25

dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan

kesesuaianya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai

dengan jenis dann jenjang masing-masing satuan pendidikan khususnya

dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.33

Dari uraian di atas, kurikulum merupakan sub sistem dari sistem

pendidikan Nasional yang otomatis diimplementasikan tidak efektif

dengan sendirinya meskipun rumusannya telah diimplementasikan

optimal. Kurikulum memerlukan perangkat sub sistem lainnya untuk

dapat bergerak di dalam rangkaian kegiatan mencapai tujuan pendidikan

itu sendiri. Penyempurnaan kurikulum dilakukan guna mewujudkan

peningkatan mutu dan relevansi pendidikan juga sebagai respon terhadap

tuntutan perkembangan informasi, ilmu, teknologi, seni, tuntutan

desentralisasi, dan hak asasi manusia.

2. Asas-asas Kurikulum

Siapapun yang menjadi praktisi pendidikan, sebagai pengembang

kurikulum dalam skala mikro, perlu memahami kurikulum dan asas-asas

yang mendasarinya, agar dapat mencapai tujuan pendiidkan dan proses

pembelajaran yang maksimal. Nasution menjelaskan bahwa ada empat

33
Depdiknas, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: CV. Mini Jaya, 2003, 31.

25
26

asas yang mendasari pengembangan kurikulum. Keempat asas tersebut

adalah:34

a. Asas Filosofis

Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang

“baik”. Faktor “baik” tidak hanya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita,

atau filsafat yang dianut sebuah negara, tetapi juga oleh guru, orang

tua, masyarakat, bahkan dunia. Kurikulum mempunyai hubungan

yang erat dengan filsafat suatu bangsa, terutama dalam menentukan

manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui

pendidikan formal. Kurikulum yang dikembangkan harus mampu

menjamin terwujudnya tujuan pendidikan nasional dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat.

Jadi, asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang

sesuai dengan filsafat negara. Perbedaan filsafat suatu negara

menimbulkan implikasi yang berbeda di dalam merumuskan tujuan

pendidikan, menentukan bahan pelajaran dan tata cara mengajarkan,

serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. Apabila

pemerintah bertukar, tujuan pendidikan akan berubah sama sekali. Di

Indonesia, penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum

harus memperhatikan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan

Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan filosofis negara.

34
Nasution, Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. 2008, 11-14.

26
27

Menurut Nasution, filsafat besar manfaatnya bagi kurikulum,

yakni:35

1) Filsafat pendidikan menentukan arah ke mana anak-anak harus

dibimbing. Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan oleh

masyarakat untuk mendidik anak menjadi manusia dan warga

negara yang dicita-citakan oleh masyarakat itu. Jadi, filsafat

menentukan tujuan pendidikan.

2) Dengan adanya tujuan pendidikan ada gambaran yang jelas tentang

hasil pendidikan yang harus dicapai, manusia yang bagaimana

yang harus dibentuk.

3) Filsafat juga menentukan cara dan proses yang harus dijalankan

untuk mencapai tujuan itu.

4) Filsafat memberikan kebulatan kepada usaha pendidikan, sehingga

tidak lepas-lepas. Dengan demikian terdapat kontinuitas dalam

perkembangan anak.

5) Tujuan pendidikan memberikan petunjuk apa yang harus dinilai

dan hingga mana tujuan itu telah tercapai.

6) Tujuan pendidikan memberi motivasi dalam proses belajar-

mengajar, bila jelas diketahui apa yang ingin dicapai.

b. Asas Psikologi Anak dan Psikologi Belajar

1) Psikologi Anak; sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan

anak, yakni menciptakan situasi-situasi yang memungkinkan anak

35
Nasution, Asas-asas Kurikulum..., 28.

27
28

dapat belajar mengembangkan bakatnya. Selama berabad-abad,

anak tidak dipandang sebagai manusia yang lain daripada orang

dewasa. Hal ini tampak dari kurikulum yang mengutamakan bahan,

sedangkan anak “dipaksa” menyesuaikan diri dengan bahan

tersebut dengan segala kesulitannya. Padahal anak mempunyai

kebutuhan sendiri sesuai dengan perkembangannya. Pada

permulaan abad ke -20, anak kian mendapat perhatian menjadi

salah satu asas dalam pengembangan kurikulum. Kemudian

muncullah aliran progresif, yakni kurikulum yang semata-mata

didasarkan atas minat dan perkembangan anak (child centered

curiculum). Kurikulum ini dapat diapandang sebagai reaksi

terhadap kurikulum yang diperlukan orang dewasa tanpa

menghiraukan kebutuhan anak. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dlam pengembangan kurikulum adalah:

a) Anak bukan miniatur orang dewasa

b) Fungsi sekolah di antaranya mengembangkan pribadi anak

seutuhnya.

c) Faktor anak harus benar-benar diperhatikan dalam

pengembangan kurikulum

d) Anak harus menjadi pusat pendidikan/sebagai subjek belajar dan

bukan objek belajar.

e) Tiap anak unik, mempunyai ciri-ciri tersendiri, lain dari yang

lain. Kurikulum hendaknya mempertimbangkan keunikan anak

agar ia sedapat mungkin berkembang sesuai dengan bakatnya.

28
29

f) Walaupun tiap anak berbeda dari yang lain, banyak pula

persamaan di antara mereka. Maka sebagian dari kurikulum

dapat sama bagi semua.

2) Psikologi Belajar; Pendidikan di sekolah diberikan dengan

kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat dididik, dpat

dipengaruhi kelakuannya. Anak-anak dapat belajar, dapat

menguasai sejumlah pengetahuan, mengubah sikapnya, menerima

norma-norma, menguasai sejumlah keterampilan. Soal yang

penting ialah: bagaimana anak itu belajar? Kalau kita tahu betul

bagaimana proses belajar berlangsung, dalam keadaan yang

bagaimana belajar itu memberikan hasil sebaik-baiknya, maka

kurikulum dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan cara

seefektif-efektifnya.

Oleh sebab belajar itu ternyata suatu proses yang pelik dan

kompleks, timbullah berbagai teori belajar yang menunjukkan

ketidaksesuaian satu sama lain. Pada umumnya tiap teori

mengandung kebenaran. Akan tetapi tidak memberikan gambaran

tentang keseluruhan prooses belajar. Jadi, yang mencakup segala

gejala belajar dari yang sederhana sampai yang paling pelik.

Dengan demikian, teori belajar dijadikan dasar pertimbangan dalam

pengembangan kurikulum.

Pentingnya penguasaan psikologi belajar dalam

pengembangan kurikulum antara lain diperlukan dalam hal:

a) Seleksi dan organisasi bahan pelajaran

29
30

b) Menentukan kegiatan belajar mengajar yang paling serasi

c) Merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar

tercapai.36

c. Asas Sosiologis

Anak tidak hidup sendiri terisolasi dari manusia lain. Ia selalu

hidup dalam suatu masyarakat. Di situ, ia harus memenuhi tugas-tugas

yang harus dilakukannya dengan penuh tanggung jawab, baik sebagai

anak maupun sebagai orang dewasa kelak. Ia banyak menerima jasa

dari masyarakat dan ia sebaliknya harus menyumbangkan baktinya

bagi kemajuan masyarakat.

Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang

harus dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya, lalu

dinyatakannya dalam kelakuan. Tiap masyarakat berlainan corak nilai-

nilai yang dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar belakang

kebudayaanya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam

kurikulum. Selain itu, perubahan masyarakat akibat perkembangan

iptek merupakan faktor yang benar-benar harus dipertimbangkan

dalam pengembangan kurikulum. Karena masyarakat merupakan

faktor penting dalam pengembangan kurikulum, masyarakat dijadikan

salah satu asas.

36
Nasution, Asas-asas Kurikulum..., 57

30
31

d. Asas Organisatoris

Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran

akan disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-

pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang

diberikan, misalnya dalam bentuk broad field atau bidang studi seperti

IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukah diusahakan hubungan secara

lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata

pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu). Penganut ilmu jiwa

asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang berpusat

pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa gestalt akan

cenderung memilih kurikulum terpadu.

Dari uraian asas-asas kurikulum di atas maka hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum tidak sebatas untuk

kepentingan pemenuhan politik pencitraan penguasa dan pemertahanan

prestis kelompok, akan tetapi lebih mendalam lagi pada faktor-faktor krusial

seperti; psikologis anak, tujuan mendasar pendidikan secara nasional, dan

nilai-nilai luhur dalam masyarakat untuk membangun dan mencetak

generasi bangsa menjadi generasi yang berilmu pengetahuan luas, berahlak

dan bertaqwa sesuai agamanya serta dapat membawa kemajuan dan

menjaga martabat bangsa dan negaranya.

31
32

B. Kurikulum KTSP 2007

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

beragam mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP

19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian

tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar

isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana prasarana,

pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan

standar pendidikan nasional tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan

dalam mengembangkan kurikulum serta berpedoman pada panduan yang

disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).37

Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU No. 20

Tahun 2003; SISDIKNAS PP No. 19 Tahun 2005; SNP Permen No. 22

Tahun 2006; SI Permen No. 23 Tahun 2006; SKL BSNP; Panduan

Penyusunan KTSP Pertimbangan Komite Sekolah.38

Kurkulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan isi bahan pelajaran cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.

37
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008, 121.
38
Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007, 58.

32
33

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas:

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan Struktur dan muatan KTSP

Kalender pendidikan Silabus.39

Prinsip pengembangan KTSP berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya beragam dan

terpadu tanggap perkembangan IPTEKS relevan dengan kebutuhan

kehidupan menyeluruh dan berkesinambungan belajar sepanjang hayat (life

long learning) seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.

Acuan operasional Penyusunan KTSP Peningkatan iman, taqwa,

akhlak mulia Peningkatan potensi, kecerdasan, minat sesuai tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik, keragaman potensi dan

karakteristik daerah/lingkungan tuntutan pembangunan daerah dan nasional

tuntutan dunia kerja perkembangan IPTEKS agama dinamika

perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan,

kondisi sosial budaya masyarakat setempat, kesetaraan gender dan

karakteristik satuan pendidikan 40

Komponen KTSP, tujuan pendidikan tingkat SATDIK struktur dan

muatan KTSP mata pelajaran muatan lokal kegiatan pengembangan diri

pengaturan beban belajar ketuntasan belajar kenaikan kelas dan kelulusan

39
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007, 73.
40
E. Mulyasa, Kurikulum..., 78.

33
34

penjurusan pendidikan kecakapan hidup pendidikan berbasis keunggulan

lokal dan global kalender pendidikan.41

Pengembangan silabus, rencana pembelajaran pada suatu dan/atau

kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup: standar kompetensi

kompetensi dasar materi pokok/pembelajaran kegiatan pembelajaran

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian alokasi waktu sumber

belajar.

Prinsip pengembangan silabus adalah ilmiah, relevan, sistematis,

konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh.

Prinsip Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam

silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan

prinsip relevan cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian

materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,

sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. Prinsip sistematis komponen-

komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai

kompetensi. Prinsip konsisten adanya hubungan yang konsisten antara

kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman

belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. Prinsip memadai cakupan

indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar,

dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

Prinsip aktual dan kontekstual cakupan indikator, materi pokok,

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan

perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,

41
E. Mulyasa, Kurikulum..., 78.

34
35

dan peristiwa yang terjadi prinsip fleksibel keseluruhan komponen silabus

dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika

perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat prinsip

menyeluruh komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi

(kognitif, afektif, dan psikomotor).

Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu

yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan

di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi

waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata

pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran per semester

menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK)

dan Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu

yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi SMK/MAK menggunakan

penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi. 42

Guru secara mandiri; jika guru yang bersangkutan mampu mengenali

karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya;

atau Kelompok guru; jika guru belum dapat melaksanakan pengembanngan

silabus secara mandiri.

Langkah-langkah penyusunan silabus mengkaji Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mengidentifikasi materi pokok

pembelajaran. Mengembangkan kegiatan pembelajaran, merumuskan

indikator pencapaian kompetensi, menentukan jenis penilaian, menentukan

alokasi waktu, dan menentukan sumber belajar. Mengkaji Standar

42
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya..., 81.

35
36

Kompetensi dan Kompetensi Dasar urutan berdasarkan hierarki konsep

disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak selalu harus sesuai

dengan urutan yang ada di Standar Isi; keterkaitan antar standar kompetensi

dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; keterkaitan standar kompetensi

dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.43 Mengidentifikasi Materi

Pembelajaran Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang

pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar/subkompetensi

dengan mempertimbangkan: potensi peserta didik; tingkat perkembangan

fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik ;

kebermanfaatan bagi peserta didik; struktur keilmuan; aktualitas, kedalaman

dan keluasan materi pembelajaran; relevansi dengan kebutuhan peserta

didik dan tuntutan lingkungan, khususnya dunia kerja; alokasi waktu.44

C. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 untuk SMA/MA dijelaskan secara terperinci oleh

Kemendiknas dengan urutan sebagai berikut: 1). Organisasi Kompetensi

Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar; 2).

Tujuan Satuan Pendidikan Penyelenggaraan pendidikan dasar dan

menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi

peserta didik; 3). Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Struktur kurikulum

43
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya..., 82.
44
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya..., 84.

36
37

menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata

pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi

konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata

pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa.45

Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep

pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban

belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem

belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian

beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran

Struktur kurikulum per semester.

Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata

pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri

atas: 1). Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu

satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan; 2). Mata

pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan

mereka.

Mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang harus diambil

oleh setiap peserta didik di SMA/MA. Sedangkan mata pelajaran pilihan

untuk SMA/MA berbeda dengan untuk SMK/MAK. Struktur Kurikulum

SMA/MA terdiri atas: Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A

dan kelompok B. Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan

orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan

45
Kemendiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Karya Ilmu, 2010, 11.

37
38

kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek

afektif dan psikomotor. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3

(tiga) kelompok yaitu Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial,

dan Peminatan Bahasa. Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata

pelajaran yang dapat diambil oleh peserta didik di luar Kelompok Mata

Pelajaran Peminatan yang dipilihnya tetapi Peminatan lainnya. Misalnya

bagi peserta didik Kelompok Peminatan Bahasa dapat memilih mata

pelajaran dari Kelompok dalam Kelompok yang Peminatan memilih Sosial

dan/atau pelajaran dalam Kelompok Peminatan Matematika dan Sains. Mata

Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata

kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan tinggi. Mata Pelajaran

Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat opsional,

dapat dipilih keduanya atau salah satu.

Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum

pendidikan menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan

tentang bangsa, bahasa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting

untuk mengembangkan logika dan kehidupan pribadi peserta didik,

masyarakat dan bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran

jasmani, serta seni budaya daerah dan nasional.46

Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan

kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam

sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan

tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu

46
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 19.

38
39

atau keterampilan tertentu. Struktur mata pelajaran peminatan dalam

kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut: Kurikulum SMA/MA

dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar

berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta

didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, pilihan

lintas minat, dan/atau pilihan pendalaman minat. Kelompok peminatan

terdiri atas peminatan matematika dan sains, peminatan sosial, dan

peminatan bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih

kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan

berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau

rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan

(placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh

psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir minggu

ketiga semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan

peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan ketersediaan tempat

duduk. Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus maka

setelah akhir semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah

pilihan peminatannya. Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu

kelompok peminatan yang dipilih peserta didik harus diikuti. Setiap

kelompok peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masing-

masing mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 jam

pelajaran untuk kelas XI dan XII. Setiap peserta didik memiliki beban

39
40

belajar per semester selama 42 jam pelajaran kelas X dan 44 jam pelajaran

untuk kelas XI dan XII.47

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL

dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan

tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke

dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan

psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,

kelas mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang

seimbang antara dan pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti

berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi

dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat

untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar.

Organisasi vertikal dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi

Kompetensi Dasar jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga

satu kelas atau memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang

berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi

horizontal adalah keterkaitan antara konten kompetensi dasar satu mata

pelajaran dengan konten kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda

dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi

proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat

kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan

(kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi

47
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 22.

40
41

inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu

menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap

peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan

dengan sikap dansosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect

teaching) yaitu pada keagamaan waktu peserta didik belajar tentang

pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan

(kompetensi Inti kelompok 4). Kompetensi Inti SMA/MA adalah sebagai

berikut: KELAS X Menghayati dan · KELAS XI Menghayati dan · KELAS

XII Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia. · Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah. · Mencoba, mengolah, dan menyaji

dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan.48

48
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 25.

41
42

Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi dasar adalah

konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai

peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan

karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata

pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai

kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan

disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan

perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang

dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non diperbolehkan menurut

filosofi rekonstruksi sosial, progresif disiplin ilmu atau humanisme. Karena

filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan

landasan isi filosofi maka nama mata pelajaran dan mata yang pun di bagian

pelajaran.

Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi dasar

SMA/MA tercantum pada lampiran 1A s/d lampiran 5F yang untuk

mencakup: setiap mata pelajaran wajib kelompok A, wajib kelompok B,

kelompok peminatan matematika dan sains, kelompok peminatan sosial, dan

kelompok peminatan bahasa. Contoh bentuk Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) untuk SMA/MA mata pelajaran

ekonomi/akuntansi: kelas X kompetensi inti 1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku

42
43

(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong

royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3.

Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Mensyukuri sumber daya

karunia Tuhan YME dalam rangka pemenuhan kebutuhan 1.2.

Mengamalkan ajaran agama dalam pengelolaan keuangan bank dan lembaga

keuangan lainnya 2.1. Bersikap peduli, disiplin, tanggung jawab dalam

mengatasi kelangkaan sumber daya 2.2. Bersikap peduli, kreatif, kerja sama,

dan mandiri dalam mengatasi permasalahan ekonomi di lingkungan sekitar

3.1. Memahami konsep dasar ilmu ekonomi 3.2. Menganalisis kelangkaan

(hubungan antara sumber daya dengan kebutuhan manusia) dan strategi

untuk mengatasi kelangkaan sumber daya 3.3. Menganalisis masalah pokok

ekonomi (apa, bagaimana, dan untuk siapa) serta alternatif pemecahannya

melalui berbagai sistem ekonomi 3.4. Memahami perilaku konsumen dan

produsen serta peranannya dalam kegiatan ekonomi 3.5. Memahami pasar

dan bentuk-bentuk pasar (monopoli, oligopoli, persaingan sempurna,

persaingan monopolistik, dll) dan peranannya terhadap perskonomian 3.6.

43
44

Menganalisis masalah dan kebijakan ekonomi (mikro dan makro) 3.7.

Memahami konsep, metode, dan manfaat perhitungan pendapatan nasional

3.8. Memahami lembaga keuangan Bank dan lembaga keuangan lain

(konsep, fungsi, peran, dan produk). 3.9. Memahami konsep pasar modal

dan perannya dalam perekonomian 4. Mengolah, menalar, dan menyaji

dalam 4.1. Menyajikan konsep permintaan, penawaran, dan ranah konkret

dan ranah abstrak terkait harga keseimbangan dalam bentuk tabel, fungsi,

dengan pengembangan dari yang dan kurva dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan 4.2. Menyajikan fungsi konsumsi, tabungan, investasi, mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah dan pendapatan keseimbangan dalam

bentuk grafik (dalam keilmuan. perekonomian tertutup sederhana/ekonomi

dua sektor) 4.3. Menghitung indeks harga dan inflasi (konsep, faktor

penyebab dan dampak inflasi terhadap perekonomian Indonesia) 4.4.

Menyajikan konsep permintaan dan penawaran uang dalam bentuk fungsi

dan grafik Kelas XI Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. 49

Langkah-langkah Penyusunan RPP Kurikulum 2013, merupakan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kerja yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam Standar Isi dan

dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas

mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau

beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Setelah

memperhatikan rambu-rambu penyusunan RPP kurikulum 2013 danprinsip-

49
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 29.

44
45

prinsip penyusunan RPP kurikulum 2013, selanjutnya seorang guru harus

memperhatikan langkah-langkah penyusunan Rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dibagi dalam 3 (tiga) langkah besar, Kegiatan

pendahuluan, Kegiatan inti dan Kegiatan penutup dengan rincian sebagai

berikut: A. Kegiatan Pendahuluan motivasi: guru memberikan gambaran

manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan. Pemberian acuan: 1)

Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. 2) Ajuan dapat berupa

penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. 3)

Pembagian kelompok belajar. 4) Penjelasan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesua dengan rencana langkah-langkah pembelajaran B.

Kegiatan Inti. Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi inti dan

kompetensi dasar. Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik. Menggunakan metode yang

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran dengan

proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilaksanakan melalui aktifitas

mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta. C.

Kegiatan Penutup. Kegiatan guru mengarahkan peserta didik untuk

membuat rangkuman/simpulan. Pemberian tes atau tugas dan memberikan

arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan diluar kelas,

dirumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan. 50

50
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2013, Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013, 31.

45
46

D. Perbedaan esensial Kurikulum KTSP 2007 dengan Kurikulum 2013

Kurikulum KTSP: Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi

tertentu, Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi

dasar sendiri, Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda,

Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan, Untuk SMA, ada penjurusan sejak

kelas XI, SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi, dan Penjurusan di

SMK sangat detil (sampai keahlian).51

KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP menekankan

pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan

membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada

hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3) penyampaian dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; (4)

sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsur edukatif; (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil

belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.52

Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi

dasar.

Kurikulum 2013: Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi

(sikap, keterampilan, pengetahuan), Mata pelajaran dirancang terkait satu

dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh

51
Depdiknas, Struktur Kurikulum 2006 (KTSP), Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2006, 18.
52
Kunandar, Implementasi Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: Media
Cendekia, 2007, 138.

46
47

kompetensi inti tiap kelas, Semua mata pelajaran diajarkan dengan

pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba,

menalar, Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of

knowledge, Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib,

peminatan, antar minat, dan pendalaman minat, SMA dan SMK memiliki

mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, Penjurusan di SMK tidak terlalu detil (sampai

bidang studi), didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan

pendalaman.53

Karakteristik kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi.

Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh

karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi

yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil

kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum

dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen

kurikulum oleh seluruh peserta didik.54

Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut: 1). Isi

atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk

Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar

(KD) mata pelajaran. 2). Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara

53
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Elemen Perubahan Kurikulum 2013, Jakarta:
BPSM Dikbud, 2013, 9.
54
www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia, Karakteristik Kurikulum 2013. di
akses pada 10 Juli 2014

47
48

kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik

untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti

adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas

melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran

siswa aktif. 3). Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang

dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata

pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. 4).

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah

diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah

pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi). 5). Kompetensi

Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar

yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai

kompetensi dalam Kompetensi Inti. 6). Kompetensi Dasar yang

dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat

(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang

pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). 7). Silabus dikembangkan

sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu

mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus

tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

48
49

8). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang

untuk mata pelajaran dan kelas tersebut55.

E. Titik Temu Kurikulum KTSP 2007 Dengan Kurikulum 2013

Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sulit untuk dipahami,

tetapi sangat terbuka untuk didiskusikan. Oleh karena itu, untuk

memahaminya harus dianalisis dalam konteks yang luas, demikian halnya

dengan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013.

Dari hasil analisis buku karangan Mulyasa dan Martinis Yamin

titik temu yang esensial dalam pengembangan kurikulum KTSP dan

kurikulum 2013 adalah terletak pada fungsi dan tujuannya, yaitu:

“Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Dan “Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab”.56

Selain pada fungsi dan tujuannya hal esensial lain yang menjadi

titik temu antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 antara lain:

menitik beratkan kepada siswa dalam tehnik pembelajarannya, dalam hal

mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap, sama-sama

memiliki tujuan agar siswa aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar, serta

55
www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia, Karakteristik Kurikulum 2013. di
akses pada 10 Juli 2014
56
E. Mulyasa, Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya..., 163.

49
50

sama-sama menginginkan guru kreatif dalam mengajar, akan tetapi

kurikulum 2013 lebih menekankan pada kompetensi sikap, yaitu dengan

menyisipkan pendidikan karakter.

50
51

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Sekolah

1. Profil SMA N 1 Salatiga

a. Sejarah berdirinya SMA N 1 Salatiga

Pada 1 Juli Yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh,

terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga dan beberapa

ilmuwan seperti Mr Djoko Soetontro. Pembentukan yayasan ini

dimaksudkan untuk membantu warga di Salatiga memiliki pendidikan

lebih lanjut mereka dan mendapatkan ujian nasional mereka di

Salatiga karena mereka digunakan untuk mendaftar dan memiliki

ujian nasional mereka di Semarang. Setelah mendapatkan surat ijin

dari Jakarta, SMA B didirikan sebagai sekolah tinggi swasta senior

yang pada tanggal 1 Agustus 1954 di Jalan Diponegoro 39.

Dua tahun kemudian pada 1 Agustus 1956 SMA B secara resmi

diumumkan sebagai SMA Negeri 1 Salatiga (satu-satunya negara

sekolah tingkat lanjut). Karena daerah sangat terbatas, hanya

membuka kelas Ilmu Pengetahuan Alam saja. Setelah sekolah itu

sudah stabil, memiliki sumber daya manusia yang memadai, dan

didukung oleh administrasi yang lebih baik, dibuka SMA A (untuk

kelas aliran bahasa) dan SMA C (untuk kelas ilmu sosial) di

1958/1959.

51

51
52

Karena daerah yang sempit, SMAN1 Salatiga meminjam SGTK

pada Jalan Kartini, kemudian di 1063/1964 harus digunakan SMP2

dan pada tahun berikutnya juga digunakan oleh SMP1 di mana

pelajaran yang diadakan di sore hari. Pada 27 Mei 1966 SMAN 1

Salatiga diijinkan oleh PEPEKUPER Salatiga untuk menempati

bangunan CHKI di Jalan Kesatrian (sekarang Jalan A.Yani) di

samping bangunan di Jalan Diponegoro 39, dan bangunan lainnya

dikembalikan kembali.

Pada tahun 1967 beberapa kelas SMAN 1 menduduki daerah

pada Jalan Kemiri 1, di mana M. Soedijono, Walikota serta Pemimpin

yayasan SMAN1, berhasil membuat lahan milik SMAN 1 Salatiga.

Kemudian, kelas di Jalan Kesatrian dan Jalan Diponegoro, secara

bertahap pindah ke Jalan Kemiri 1.

Terlepas dari kenyataan bahwa sebagian tanah belum dapat

ditempati (sekitar 7.749 meter persegi tanah masih diperdebatkan),

semua kelas dapat diselenggarakan di daerah itu sehingga proses

belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.57

b. Profil Sekolah

Nama : SMA Negeri

Alamat : Jl. Kemiri 1 Salatiga

Telp / Fax : (0298) 326867

Website : www.sman1salatiga.sch.id

57
SMA 1 Salatiga Bidang Tata Administrasi, Data Dokumentasi Sejarah Berdirinya SMA 1
Salatiga, Salatiga, 2014.

52
53

E-mail : sma_1_sltg@yahoo.com

Tahun Berdiri : Dibangun pada tanggal 1 Agustus 1954, di

Salatiga, Jateng, Indonesia.58

c. Visi Misi

1) VISI

” beriman, berkarakter, berbudaya, dan berdaya saing”.

2) MISI

a) Mewujudkan insan yang bertaqwa melalui pendidikan dengan

melaksanakan ajaran agama.

b) Mewujudkan insan berakhlak mulia melalui keteladanan

c) Mewujudkan insan berkarakter melalui kegiatan intrakurikuler,

ekstrakurikuler dan kegiatan organisasi sekolah

d) Mewujudkan insan yang gemar meneliti dan cinta lingkungan

e) Mewujudkan insan yang menjunjung tinggi kebersamaan,

kekeluargaan, dan kegotong royongan.

f) Mewujudkan insan yang aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif

secara nasional dan internasional

g) Mampu melaksanakan Kurikulum 2013 dan Program Cerdas

Istimewa Bakat Istimewa (CIBI).

58
SMA 1 Salatiga Bidang Tata Administrasi, Data Dokumentasi Profil SMA 1 Salatiga,
Salatiga, 2014.

53
54

h) Mampu memperoleh medali dalam olimpiade Matematika,

Sains dan prestasi non akademik tingkat Nasional dan

Internasional.

i) Mampu melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif

dan inovatif untuk semua mata pelajaran.

j) Mampu memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang

profesional.

k) Mampu memiliki sarana prasarana pembelajaran yang

memadai serta berbasis Information Communication

Technology (ICT).`

l) Mampu memiliki layanan manajemen berbasis Information

Communication Technology (ICT) dan manajemen mutu ISO

9001 tahun 2008.

m) Mampu menjalin kerjasama dengan stakeholder untuk

menggali dana yang memadai, wajar dan berkeadilan untuk

meningkatkan kemajuan sekolah.

n) Mampu memiliki perangkat penilaian yang relevan .

o) Mampu memiliki lingkungan yang hijau, bersih,indah dan

nyaman.

p) Mampu mewujudkan nilai-nilai keagamaan dan mampu

beradaptasi dengan perkembangan budaya global sesuai jati

diri bangsa.

54
55

d. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi yang telah dibentuk di SMA Negeri

1 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014, adalah sebagai berikut :

TABEL 3.1
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEPALA SEKOLAH DISDIKPORA

KOMITE SEKOLAH
BENDAHARA

TATA USAHA

Waka Waka Waka Waka


KURIKULUM KESISWAAN SARPRAS HUMAS

Sie Sie Sie Sie Sie Sie


Olah Raga Kesenian Drum Band Pramuka Pi Keagamaan PramukaPa
Dan UKS DanMading Dan PMR

Wali Kelas

Dewan Guru

Peserta Didik SMA Negeri 1 Salatiga

Keterangan = = Garis Intruksional


= Garis Koordinasi.59

59
SMA 1 Salatiga Bidang Tata Usaha, Data Dokumentasi Struktur Organisasi SMA 1
Salatiga, Salatiga, 2014.

55
56

e. Keadaan Guru Agama

TABEL 3.2
KEADAAN GURU AGAMA SMA NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2013/201460
Guru
Guru
No. Mata Pelajaran GTT tambah Jumlah
Tetap
jam
1 Pendidikan Agama
a. Islam 3 - - 3
b. Kristen 1 - - 1
c. Katholik 1 - - 1
e. Budha 1 - - 1
Jumlah 6 0 0 6

f. Keadaan Siswa

TABEL 3.3
KEADAAN SISWA SMA NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2013/201461

Jumlah
Siswa Siswa Jmlh
No. Kelas Rombel Ruang
LK Pr Siswa
kelas
1. X MIPA 9 96 133 229 9
2. X SOSIAL 3 24 37 61 3
3. X BAHASA 2 1 8 9 2
4. XI MIPA 7 63 141 204 7
5. XI SOSIAL 4 27 62 89 4
6. XI Bahasa 1 5 19 24 1
7. XII IPA 6 65 105 170 6

60
Kepala Sekolah, Data Dokumentasi Keadaan Guru SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014.
61
Waka Kesiswaan, Data Dokumentasi Keadaan Siswa SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014.

56
57

8. XII IPS 4 33 53 86 4
9. XII Bahasa 1 - 5 5 1
10. AK. MIPA 1 13 9 22 1
JUMLAH TOTAL 38 327 571 898 38

g. Sarana Prasarana

TABEL 3.4
KEADAAN SARANA PRASARANA SMA NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2013/201462

L (M2)/
No. Jenis Ruang/Nama Barang Jumlah
Kondisi

1. Ruang teori / Kelas 38 1944

2. a. Laboratorium Biologi 1 122

b. Laboratorium Fisika 1 122

c. Laboratorium Kimia 1 122

d. Laboratorium Bahasa 1 72

3. Ruang Praktek Komputer 2 486

4. Ruang Perpustakaan 1 243

5. Ruang Karawitan 1 56

6. Ruang UKS 1 12

7. Ruang Koperasi / Kantin 1 30

62
Waka Sarpras, Data Dokumentasi Sarana Prasarana SMA 1 Salatiga, Salatiga, 2014.

57
58

L (M2)/
No. Jenis Ruang/Nama Barang Jumlah
Kondisi

8. Ruang BP / BK 1 30

9. Ruang Kepala Sekolah 1 218

10. Ruang Guru 1 96

11. Ruang Tata Usaha 1 218

12. Ruang OSIS 1 22

13. Ruang Media 1 72

14. Aula 1 1090

15. Gedung Olah Raga 1

16. WC Guru 5 60

17. WC Murid 14 180

18. Gudang 1 6

19. Masjid 1 140

20. Rumah Penjaga Sekolah 1 54

21. Ruang Dapur 1 6

22. Ruang Tamu 1 9

23. Kebun 1 6999

24. Jalan 1 480

25. Lapangan Upacara 1 4453

58
59

L (M2)/
No. Jenis Ruang/Nama Barang Jumlah
Kondisi

26. Lapangan Bola Volley 2 144

27. Gedung Olah Raga Indoor 1 684

28. Bak Loncat 1 12

29. Tanah Kosong 676

h. Ketercapaian Pelaksanaan Kurikulum

TABEL 3.5
PERKEMBANGAN KURIKULUM SMA NEGERI 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2003/2004 S/D 2013/201463

NO STATUS TAHUN KETERCAPAIAN


KURIKULUM IMPLEMTASI
1. KBK 2004 S/D 2006 TERCAPAI BAIK
2. KTSP 2007 S/D 2012 TERCAPAI BAIK
3. KUR. 2013 2013/2014 PROSES

i. Nama-nama Nara Sumber

Untuk mendapatkan informasi tentang implementasi

kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di SMA N

1 Salatiga, peneliti menggali informasi dengan cara observasi,

wawancara dan dokumentasi. Untuk wawancara ada beberapa nara

sumber yang peneliti jadikan sumber informasi, yaitu sebagai berikut:

63
Waka Kurikulum, Data Dokumentasi Perkembangan Kurikulum SMA 1 Salatiga,
Salatiga, 2014.

59
60

1) WY : Jabatan Kepala Sekolah

2) BDT : Jabatan Waka Kurikulum

3) MAW : Jabatan Guru PAI

4) MF : Siswa SMA N 1 Salatiga

5) RAT : Siswa SMA N 1 Salatiga

6) BPT : Siswa SMA N 1 Salatiga

7) MAF : Siswa SMA N 1 Salatiga

2. Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa

a. Sejarah berdirinya SMA Islam Sudirman Ambarawa

SMA Islam Sudirman Ambarawa bernaung pada Yayasan Pusat

Pendidikan Islam Sudirman dengan akta notaris a. Nomor : 02,

Tanggal, 12 Pebruari 2008, dengan notaris: Harta Pramono. Sekolah ini

bertempat di Jalan Jendral Sudirman No. 2.A Telp (0298) 591185

Ambarawa 50612, sedangkan alamat sekolah berada di Jalan Jendral

Sudirman No. 2.A Ambarawa Telp. +6298592479, 596373, 595269

Fax. +6298596373,e-mail: smaissuda@yahoo.co.id, website:

www.smaissuda.sch.id.

Sekolah ini berdiri sejak 1 Desember 1977 dengan ijin oprasional

Kanwil Depdikbud tanggal, 1 April 1978,Nomor 154/II/S.A/1978.

Nomor Statistik Sekolah 304032210003, NPSN 20320373. Nomor Data

Sekolah C. 010440020 dengan status TERAKREDITASI, SK Status

Nomor : Ma. 00533, pada Tanggal 09November 2010.64

64
Tata Usaha, Data Dokumentasi Sejarah Berdirinya SMA Islam Sudirman Ambarawa,
Semarang, 2014.

60
61

b. Profil Sekolah

Nomor Urut : 9

Nama Sekolah : SMA Islam Sudirman Ambarawa

Tahun didirikan : 1977/1978

Luas tanah : 7980

Status tanah : Hak milik

Kabupaten/ Kota : Semarang

Propinsi : Jawa Tengah

Kepala Sekolah

Nama lengkap : Drs. Joko Pujiyanto

Alamat Sekolah : Jalan Jendral Sudirman No. 2.A Ambarawa

Telp. +6298592479, 596373, 595269 Fax. 6298596373,e-mail:

smaissuda@yahoo.co.id, website: www.smaissuda.sch.id.65

c. Visi Misi

1) Visi: Terwujudnya Pribadi Islami yang Berjiwa Pacasila, Cerdas,

Mandiri dan Berwawasan Global.

2) Misi:

a) Mewujudkan siswa yang Islami yang berjiwa Pancasila dan

mampu berpikir kritis dan kreatif.

b) Membekali siswa yang ketrampilan, kewirausahaan dam kultur

ilmiah.

65
Kepala Sekolah, Data Dokumentasi Profil SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang,
2014

61
62

c) Membina siswa agar memanfaatkan potensi diri baik ilmu

pengetahuan, teknologi, seni budaya maupun iman dan taqwa

dalam persaingan internasional.66

d. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi yang telah dibentuk di SMA Islam

Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014,

adalah sebagai berikut :

66
Kepala Sekolah, Data Dokumentasi Visi Misi SMA Islam Sudirman Ambarawa,
Semarang, 2014

62
63

TABEL 3.6

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SMA ISLAM SUDIRMAN


AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEPALA SEKOLAH DISDIKPORA

KOMITE SEKOLAH
BENDAHARA

TATA USAHA

Waka Waka Waka Waka


KURIKULUM KESISWAAN SARPRAS HUMAS

Sie Sie Sie Sie Sie Sie


Olah Raga Kesenian Drum Band Pramuka Pi Keagamaan PramukaPa
Dan UKS DanMading Dan PMR

Wali Kelas

Dewan Guru

Peserta Didik SMA Islam Sudirman Ambarawa

= =
Keterangan = Garis Intruksional
= Garis Koordinasi.67

67
Tata Usaha, Data Dokumentasi Struktur Organisasi SMA Islam Sudirman Ambarawa,
Semarang, 2014.

63
64

e. Keadaan Guru Agama

TABEL 3.7
KEADAAN GURU AGAMA SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA
TAHUN PELAJARAN 2013/201468

No Mapel GT GTT Jumlah Ket.

1 PAI 2 - 2

Jumlah 2 0 2

f. Keadaan Siswa

TABEL 3.8
KEADAAN SISWA SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA
TAHUN PELAJARAN 2013/201469
No Kelas L P Jumlah Keterangan

1 XMIA 1 13 18 31

2 X MIA 2 11 20 31

3 X MIA 3 12 20 32

4 X MIA 4 13 20 33

Jumlah XMIA 49 78 127 4

5 X IIS 1 13 20 33

6 X IIS 2 12 20 32

7 X IIS 3 13 19 32

68
Tata Usaha, Data Dokumentasi Keadaan Guru dan Karyawan SMA Islam Sudirman
Ambarawa, Semarang, 2014.
69
Tata Usaha, Data Dokumentasi Data Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa, Semarang,
2014.

64
65

8 X IIS 4 11 20 31

Jumlah XIIS 49 79 128 4

9 X IBU 1 8 26 34

10 X IBU 2 12 23 35

Jumlah X IBU 20 49 69 2

Jumlah kelas X 118 206 324 10

No Kelas L P Jumlah Keterangan

11 XI MIA 1 8 18 26

12 XI MIA 2 8 18 26

13 XI MIA 3 5 21 26

Jumlah XI MIA 21 57 78 3

14 XI IIS 1 12 15 27

15 XI IIS 2 10 16 26

16 XI IIS 3 8 18 26

Jumlah XI IIS 30 49 79 3

17 XI IBU 1 8 26 34

18 XI IBU 2 9 23 32

Jumlah XI IBU 17 49 66 2

Jumlah kelas XI 68 155 223 8

19 XII IPA 1 8 22 30

20 XII IPA 2 6 36 32

Jumlah XII IPA 14 48 62 2

21 XII IPS 1 10 16 26

22 XII IPS 2 8 20 28

23 XII IPS 3 10 18 28

65
66

24 XII IPS 4 8 17 25

Jumlah XII IPS 36 71 107 4

25 XII BHS 1 5 16 21

Jumlah XII BHS 5 16 21 1

Jumlah kelas XII 55 135 190 7

Jumlah Total 241 496 737 25

g. Sarana Prasarana

TABEL 3.9
SARANA PRASARANA SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA
TAHUN PELAJARAN 2013/201470

Jumlah Buku
Luas
Ruang Jumlah
Ada Kurang (M2) Jumlah
judul

Teori/ kelas 25 1728

Laboratorium 6 1 72

Perpustakaan 1 81

Ketrampilan 2 32

Kepala
1 30
Sekolah

70
Waka Sarpras, Data Dokumentasi Data Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa,
Semarang, 2014.

66
67

Jumlah Buku
Luas
Ruang Jumlah
Ada Kurang (M2) Jumlah
judul

Guru 1 81

Tata
1 42
Administrasi

BK 1 24

OSIS - 1 8

UKS 1 1 6

Gudang 3 76

Kantin 3 21

WC Siswa 15 60

WC Guru 8 16

Lab IPA - - -

Aula 1 180

TRRC 1 24

Lab.
2 96
Komputer

Lab. Bahasa 1 96

67
68

Jumlah Buku
Luas
Ruang Jumlah
Ada Kurang (M2) Jumlah
judul

Multimedia 1 88

h. Ketercapaian Pelaksanaan Kurikulum

TABEL 3.10
PERKEMBANGAN KURIKULUM SMA ISLAM SUDIRMAN
AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2003/2004 S/D 2013/201471

NO STATUS TAHUN KETERCAPAIAN


KURIKULUM IMPLEMTASI
1. KBK 2004 S/D 2006 Tuntas

2. KTSP 2007 S/D 2012 Tuntas

3. KUR. 2013 2013/2014 Sedang Terlaksana

i. Nama-nama Nara Sumber

Untuk mendapatkan informasi tentang implementasi kurikulum

KTSP dan kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di SMA Islam Sudirman

Ambarawa pada kajian standar kompetensi, peneliti menggali informasi

dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk wawancara

ada beberapa nara sumber yang peneliti jadikan sumber informasi, yaitu

sebagai berikut:

71
Waka Kurikulum, Data Dokumentasi Perkembangan Kurikulum SMA Islam Sudirman
Ambarawa, Semarang, 2014.

68
69

1) JP : Jabatan Kepala Sekolah

2) RSS : Jabatan Waka Kurikulum

3) ED : Jabatan Guru PAI

4) SB : Jabatan Guru PAI

5) MK : Jabatan Guru PAI

6) OA : Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa

7) KLS : Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa

8) RA : Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa

9) NLM : Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa

10) NRA : Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa

11) PHU : Siswa SMA Islam Sudirman Ambarawa

3. Profil SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

a. Sejarah SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

Setiap orang yang memasuki lingkungan baru harus mengetahui

dan berusaha memahami keadaan di lingkungan barunya. Dengan

pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap lingkungan, maka

orang tersebut tidak akan canggung dan dengan cepat menyesuaikan

diri.

Untuk lebih memahami lingkungan SMAN 1 Tengaran maka

beberapa uraian di bawah ini dapat sedikit membantu siswa baru untuk

lebih memahami tentang SMAN 1 Tengaran dan seluk beluknya.

SMAN 1 Tengaran berdiri sejak tanggal 1 Juni 1980 ditandai

dengan peresmian berdirinya sekolah oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan pada waktu itu yaitu DR Daoed Yoesoef. Pertama kali

69
70

berdiri menerima 5 kelas. Karena pada saat itu gedung yang permanen

belum jadi maka untuk sementara proses belajar mengajar dilaksanakan

di SMAN 1 Salatiga dan masuk siang.

Kepala Sekolah yang menjabat pertama pada waktu itu adalah

Bpk. M.D. Suwardi. Untuk selanjutnya sampai dengan saat ini Kepala

Sekolah yang pernah menjabat sesudah Bapak M.D. Suwardi sampai

dengan saat ini adalah Bapak Soewito, BA ( alm ), Bapak

Soedharmanto, BA. ( alm ), Bapak Woerjanto Wirosoetarno, Bapak

Drs. Murdiono. Bapak Drs. Samtono, Bapak Sutantyo, S.Pd., Bapak

Drs. Trijoko, Bapak Drs. Maikal Soedijarto, Bapak Drs. Hendro

Saptanto, dan sekarang Bapak Subroto, S.Pd., M.Pd.

Secara administrasi SMAN 1 Tengaran terletak di Prokimad (

Proyek Pemukiman Angkatan Darat), desa Karangduren, Kecamatan

Tengaran, Kabupaten Semarang. Alamat lengkap SMAN 1 Tengaran

adalah: Kembangsari Karangduren Tengaran 50775, Telp. (0298)

321656. Email: smatengaran1@yahoo.com.

Lingkungan SMAN 1 Tengaran sangat luas sehingga sudah

menjadi kewajiban kita untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga,

memelihara, bahkan mengembangkan agar lingkungan sekolah ini

menjadi semakin nyaman. Dengan situasi sekolah yang nyaman maka

diharapkan prestasi sekolah pada umumnya dan prestasi siswa pada

khususnya semakin meningkat. Pada gilirannya nanti SMAN 1

70
71

Tengaran akan menjadi semakin terkenal dan disegani karena

baiknya.72

b. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tengaran

Tahun Beroperasi : 1980

Alamat : Kembangsari Karangduren Tengaran

Po. Box. No. 161

Tahun didirikan : 1980

Status Tanah : Tanah Salatiga Kodam

Status Sekolah : Negeri

Luas Tanah : 20.833 M2 73

c. Visi Misi

1) Visi:

“MENJADI TEMPAT MENYEMAIKAN BENIH BAGI

TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA JASMANI YANG

CERDAS SECARA INTELEKTUAL, EMOSIONAL DAN

SPIRITUAL”

2) Misi

a) Melakukan pembelajaran berbasis ilmu pengetahuan dan

tehnologi

b) Membekali ketrampilan kepada seluruh siswa dalam

menghadapi era globalisasi

72
Tata Usaha, Data Dokumentasi Sejarah SMAN 1 Tengaran, Semarang, 2014.
73
Tata Usaha, Data Dokumentasi Profil SMAN 1 Tengaran, Semarang, 2014

71
72

c) Meenumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada

seluruh warga sekolah

d) Mengembangkan tata pergaulan yang disiplin, sopan, ramah,

peduli, kerjasama dan adil

e) Menumbuhkan nilai spiritualitas menjadi sumber kearifan

dalam bertindak.74

d. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi yang telah dibentuk di SMA N 1

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014, adalah

sebagai berikut :

74
Kepala Sekolah, Data Dokumentasi Visi Misi SMAN 1 Tengaran, Semarang, 2014

72
73

TABEL 3.11
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SMA N 1 TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEPALA SEKOLAH DISDIKPORA

KOMITE SEKOLAH
BENDAHARA

TATA USAHA

Waka Waka Waka Waka


KURIKULUM KESISWAAN SARPRAS HUMAS

Sie Sie Sie Sie Sie Sie


Olah Raga Kesenian Drum Band Pramuka Pi Keagamaan PramukaPa
DanMading Dan UKS Dan PMR

Wali Kelas

Dewan Guru

Peserta Didik SMA Negeri 1 Tengaran

Keterangan = = Garis Intruksional


= Garis Koordinasi.75

75
Tata Usaha, Data Dokumentasi Struktur Organisasi SMA N 1 Tengaran, Semarang,
2014.

73
74

e. Keadaan Guru Agama

TABEL 3.12
KEADAAN GURU AGAMA SMA N 1 TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Guru Guru
No. Mata Pelajaran GTT tambah Jumlah
Tetap jam

1 Pendidikan Agama

a. Islam 1 3 - 4

b. Kristen - 1 - 1

c. Katholik - - - -

e. Budha - - 1 1

Jumlah 1 4 1 6

f. Keadaan Siswa

TABEL 3.13
KEADAAN SISWA SMA N 1 TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Siswa Siswa Jumlah Jumlah
No. Kelas Rombel
Laki - laki Perempuan Siswa Ruang kelas

1. X MIPA 6 59 130 189 6

2. X SOSIAL 4 59 75 132 4

3. X BAHASA 1 12 16 28 1

4. XI MIPA 4 42 78 120 4

74
75

5. XI SOSIAL 4 66 69 135 4

6. XI Bahasa 1 6 13 19 1

7. XII IPA 4 40 106 146 4

8. XII IPS 4 58 75 133 4

XII
9. 1 1 9 10 1
Bahasa

JUMLAH TOTAL 29 343 569 912 29

g. Sarana Prasarana

TABEL 3.14
SARANA PRASARANA SMA N 1 TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/201476

No. Jenis Ruang Jumlah Luas(M2)

1. Ruang teori / Kelas 27 1944

2. a. Laboratorium Biologi 1 122

b. Laboratorium Fisika 1 122

c. Laboratorium Kimia 1 122

d. Laboratorium Bahasa 1 72

3. Ruang Praktek Komputer 2 486

4. Ruang Perpustakaan 1 243

76
Waka Kurikulum, Data Sarana Prasarana SMA N 1 Tengaran, Semarang, 2014

75
76

No. Jenis Ruang Jumlah Luas(M2)

5. Ruang Karawitan 1 56

6. Ruang UKS 1 12

7. Ruang Koperasi / Kantin 1 30

8. Ruang BP / BK 1 30

9. Ruang Kepala Sekolah 1 218

10. Ruang Guru 1 96

11. Ruang Tata Usaha 1 218

12. Ruang OSIS 1 22

13. Ruang Media 1 72

14. Aula 1 1090

15. Gedung Olah Raga 1

16. WC Guru 3 60

17. WC Murid 12 180

18. Gudang 1 6

19. Masjid 1 140

20. Rumah Penjaga Sekolah 1 54

21. Ruang Dapur 1 6

22. Ruang Tamu 1 9

23. Kebun 1 6999

76
77

No. Jenis Ruang Jumlah Luas(M2)

24. Jalan 1 480

25. Lapangan Upacara 1 4453

26. Lapangan Bola Volley 2 144

27. Gedung Olah Raga Indoor 1 684

28. Bak Loncat 1 12

29. Tanah Kosong 5676

h. Ketercapaian Pelaksanaan Kurikulum

TABEL 3.15
PERKEMBANGAN KURIKULUM SMA N 1 TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2003/2004 S/D 2013/201477

NO STATUS TAHUN KETERCAPAIAN


KURIKULUM IMPLEMTASI
1. KBK 2004 S/D 2006 Tercapai Maksimal

2. KTSP 2007 S/D 2012 Tercapai Maksimal

3. KUR. 2013 2013/2014 Sedang Terlaksana

i. Nama-nama Nara Sumber

77
Waka Kurikulum, Data Dokumentasi Perkembangan Kurikulum SMA N 1 Tengaran,
Semarang, 2014.

77
78

Untuk mendapatkan informasi tentang implementasi

kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di SMA N

1 Tengaran Kabupaten Semarang pada kajian standar kompetensi,

peneliti menggali informasi dengan cara observasi, wawancara dan

dokumentasi. Untuk wawancara ada beberapa nara sumber yang

peneliti jadikan sumber informasi, yaitu sebagai berikut:

1) SBT : Jabatan Kepala Sekolah

2) BN : Jabatan Waka Kurikulum

3) MT : Jabatan Guru PAI

4) JM : Jabatan Guru PAI

5) IS :Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

6) DNS : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

7) TSS : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

8) IWW : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

9) STH : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

10) SDD : Siswa SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

B. Kondisi Umum Implementasi Kurikulum

1. SMA Negeri 1 Salatiga

Pelaksanaan Kurikulum di SMA N 1 Salatiga menurut WY selaku

kepala sekolah di SMA N 1 Salatiga pelaksanaan kurikulum baik

KTSP maupun kurikulum 2013 senantiasa disambut dengan baik dan

78
79

aplikasikan semaksimal mungkin.78Lebih lanjut WY menjelaskan bhawa

sebelum para guru PAI mengimplementasikan kurikulum baru mereka

selalu diikutkan terlebih dahulu pada kegiatan-kegiatan workshop dan

pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan dengan kurikulum yang

akan di implementasikan oleh guru PAI. 79

Dari observasi peneliti ada hubungan positif dan saling mendukung

antara kepala sekolah, Waka kurikulum dan guru PAI dalam mengikuti

setiap perkembangan kurikulum PAI, bahkan bentuk dukungan yang

diberikan kepala sekolah dan Waka kurikulum terhadap guru PAI bukan

hanya dukungan kionsep belaka tetapi kepala sekolah dan Waka

kurikulum memberikan fasilitas dan ruang yang cukup untuk

pengimplementasian kurikulum PAI yang dijalankan. Misalnya:

memberikan fasilitas pada pelaksanaan pesantren kilat guna

pembelajaran scientific guna menumuhkan potensi-potensi anak didik.

Kepala beserta Waka kurikulum juga memfasilitasi workshop kurikulum

2013 dan KTSP pada waktu baru terjalankan.80

Selain memberikan dukungan, kepala sekolah juga memberikan

motivasi kepada para guru PAI dalam mengimplementasikan kurukulum

KTSP maupun kurikulum 2013, motivasi yang diberikan kepala sekolah

78
WY, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 25 Agustus
2014.
79
WY, Wawancara ..., 25 Agustus 2014.
80
Observasi, Dukungan Kepala Sekolah danWaka Kurikulum, Salatiga, 25 Agustus 2014

79
80

diutarakan melalui selogan yang berbunyi SATIT (Sure/yakin, Action,

Tanggungjawab, Ihlas dan Tercapai sesuai harapan).81

Ketercapaian pelaksanaan pembelajaran dengan kurikulum KTSP

di SMA N 1 Salatiga sangat baik, ini dibuktikan berbagai prestasi siswa

baik pada lomba mapel-mapel umum maupun PAI yang selalu

memperoleh kejuaraan ditingkat kota madya maupun provinsi. 82Ini

membuktikan implementasi KTSP yang sudah dilaksanakan memenuhi

ketercapaian secara maksimal.

Menurut penjelasan Waka kurikulum SMA N 1 Salatiga dalam

penyusunan kurikulum dan pembagian materi PAI selalu diadakan

pembahasan bersama antara kepala sekolah, Waka kurikulum dan guru

PAI, sehingga imbuhnya, mulai dari perencanaan pembelajaran sudah

tertata dengan baik dan dalam pelaksanaannya pun akan selalu di

supervisi oleh kepala sekolah dan Waka kurikulum guna mencapai

ketercapaian pembelajaran yang sesuai dengan arahan kurikulum yang

ada.83

2. SMA Islam Sudirman Ambarawa

Pelaksanaan Kurikulum di SMA Islam Sudirman Ambarawa

dalam pelaksanaan kurikulum KTSP maupun kurikulum baru 2013 di

SMA Islam Sudirman Ambarawa, menurut kepala sekolah SMA Islam

Sudirman Ambarawa para guru mapel diikutkan diberbagai pelatihan dan

81
WY, Wawancara ..., 25 Agustus 2014.
82
WY, Wawancara ..., 25 Agustus 2014.
83
BDT, Wawancara ..., 25 Agustus 2014.

80
81

diikutkan dalam kerja sama MGMPS untuk menyempurnakan

pengetahuan yang dimilki para guru, selain itu juga lebih lanjut kepala

sekolah menjelaskan, bahwa pihak sekolah mendatangkan nara sumber

sebagai fasilitator dalam workshop yang mengupas materi tentang

setanadar kompetensi, kompetensi dasar, skl dan pembuatan RPP serta

penilaian, begitu juga dengan kurikulum 2013; membahas tentang

kompetensi inti, setandar kompetensi, SKL, dan sistem penilaian serta

penyusunan RPP, selain secara teori materi workshop juga melakukan

demonstrasi aplikasi kurikulum sehingga diharapkan dalam

implementasinya sehari-hari di sekolah dapat mencapai implementasi

kurikulum secara maksimal.84

Untuk menunjang keberhasilan implementasi kurikulum baik

KTSP yang sudah berjalan maupun kurikulum 2013 yang baru diterapkan

sekolah selalu meningkatkan fasilitas yang ada, diantaranya; melengkapi

media dan alat-alat penunjang pembelajaran, melengkapi buku-buku

pembelajaran dan penunjangnya, melengkapi fasilitas internet di sekolah,

LCD di setiap kelas dan fasilitas-fasilitas lain yang menunjang

pemaksimalan pencapaian hasil implementasi kurikulum baik KTSP

yang sudah berjalan maupun kurikulum 2013 yang baru diterapkan.85

Dari hasil observasi peneliti tentang pelaksanaan kurikulum di

SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 28 agustus 2014 dan 13

84
JP, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13
September 2014.
85
JP, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 13 September 2014.

81
82

September 2014, secara riil peneliti melihat bahwa kurikulum 2013

sudah diterapkan di SMA Islam Sudirman Ambarawa pada kelas X dan

XI sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum KTSP, segala

administrasi kelas telah terpenuhi termasuk RPP yang dijadikan landasan

dalam pembelajaran dan merupakan salah satu bentuk implementasi

kurikulum, dimana didalam RPP tertuang Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar bagi kurikulum 2013 dan Setandar Kompetensi-

Kompetensi Dasar bagi kurikulum KTSP secara rinci dan sistematis

samapai pada penilaiannya.86

kepala sekolah menjelaskan bahwa dalam mendorong,

memotivasi dan mendukung pencapaian penerapan kurikulum gutu PAI

secara maksimal, kepala sekolah selalu mengikut sertakan para guru PAI

dalam pelatihan tentang kurikulum, media pembelajaran, seminar,

MGMP ataupun memfasilitasi kegiatan MGMPS. 87

Menurut Waka kurikulum RSS, SMA Islam Sudirman Ambarawa

mengalami perubahan kurikulum beberapa kali, antara lain: kurikulum

1994, kurikulum KBK, kurikulum KTSP dan yang terbaru kurikulum

2013.88 Lebih lanjut Waka kurikulum menjelaskan bahwa penerapan

kurikulum baik KTSP maupun kurikulum 2013 untuk mapel PAI

disesuaikan dengan tata aturan yang ada, yang meliputi jam tatap muka

86
Observasi, Gambaran Pelaksanaan Kurikulum, SMA Islam Sudirman Ambarawa, 28
agustus dan 13 September 2014.
87
JP, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 13 September 2014.
88
RSS, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13
September 2014.

82
83

perminggu, muatan materi dan penilaiannya. 89Kemudian lebih lanjut

Waka kurikulum menjelaskan bahwa dalam merumuskan SKL PAI

selalu ada koordinasi dan kerja sama antara guru PAI, Waka kurikulum

dan kepala sekolah untuk menentukannya. 90

3. SMA Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang

Implementasi Kurikulum di SMA N 1 Tengaran Kabupaten

Semarang dalam pelaksanaan kurikulum KTSP maupun kurikulum baru

2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, menurut kepala

sekolah SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, secara umum kepala

sekolah sangat mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah tentang

setiap perubahan kurikulum yang diterapkan. Bahkan kepala sekolah

memfasilitasi para guru mapel iantaranya PAI diikutkan diberbagai

pelatihan dan kerja sama dalam MGMP untuk mengembangkan profesi

para guru, selain itu juga lebih lanjut kepala sekolah menjelaskan, bahwa

pihak sekolah mengadakan bimbingan dalam penyusunan RPP, materi

tentang Setanadar Kompetensi, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan

SKL sehingga diharapkan dalam implementasinya sehari-hari di sekolah

dapat mencapai implementasi kurikulum secara maksimal, Selain itu

sekolah juga mengadakan IHT. 91

89
RSS, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 13 September 2014.
90
RSS, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 13 September 2014.
91
SBT, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang,
27 Agustus 2014.

83
84

Dari hasil observasi peneliti tentang pelaksanaan kurikulum di

SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang pada tanggal 27 agustus 2014,

secara riil peneliti melihat bahwa kurikulum 2013 sudah diterapkan di

SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang pada kelas X dan XI

sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum KTSP, segala

administrasi kelas telah terpenuhi termasuk RPP yang menjadi landasan

dalam pembelajaran dan merupakan salah satu bentuk implementasi

kurikulum, dimana didalam RPP tertuang Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar bagi kurikulum 2013 dan Setandar Kompetensi-

Kompetensi Dasar bagi kurikulum KTSP secara rinci dan sistematis

samapai pada penilaiannya.92

Kepala sekolah menjelaskan bahwa dalam mendorong,

memotivasi dan mendukung pencapaian penerapan kurikulum gutu PAI

secara maksimal, kepala sekolah selalu mengikut sertakan para guru PAI

dalam pelatihan tentang kurikulum, media pembelajaran, seminar,

MGMP ataupun memfasilitasi kegiatan yang lain. 93

Menurut Waka kurikulum BN, SMA N 1 Tengaran Kabupaten

Semarang mengalami perubahan kurikulum beberapa kali, antara lain:

kurikulum 1975, 1984, 1994, kurikulum KBK, kurikulum KTSP dan

yang terbaru kurikulum 2013.94 Lebih lanjut Waka kurikulum

menjelaskan bahwa penerapan kurikulum baik KTSP maupun kurikulum

92
Observasi, Gambaran Pelaksanaan Kurikulum, SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 28 agustus 2014.
93
SBT, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 27 Agustus 2014.
94
BN, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang,
27 Agustus 2014.

84
85

2013 untuk mapel PAI disesuaikan dengan tata aturan yang ada, yang

meliputi jam tatap muka perminggu, muatan materi dan

penilaiannya.95Kemudian lebih lanjut Waka kurikulum menjelaskan juga

bahwa dalam merumuskan SKL PAI selalu ada koordinasi dan kerja

sama antara guru PAI, Waka kurikulum dan kepala sekolah untuk

menentukannya.96

C. Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan Implementasi Kurikulum

2013 serta Persamaan dan perbedaannya

1. Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan Implementasi Kurikulum

2013 serta Persamaan dan perbedaannya di SMA N 1 Salatiga

a. Implementasi Kurikulum KTSP 2007 di SMA N 1 Salatiga

Implementasi kurikulum KTSP mapel PAI di SMA N 1 Salatiga

disesuaikan dengan struktur kurikulum KTSP sebagaimana penjelasan

Waka kurikulum dan guru PAI, maka pelajaran PAI di SMA N 1

Salatiga dilaksanakn 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan dengan

SKS.97 Waka kurikulum membagikan SK dan KD kepada guru PAI,

dan menyerahkan materi serta referensi buku kepada guru PAI untuk

diolah dan disesuaikan denagan silabus, prota, promes yang ada dan

95
BN, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 27 Agustus 2014.
96
BN, Wawancara Pelaksanaan Kurikulum..., 27 Agustus 2014.
97
BDY dan MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26
Agustus 2014.

85
86

menjadi RPP guna dijadikan acuan dalam melaksanakan proses

pembelajaran di kelas.98

Waka kurikulum dan kepala sekolah bersama-sama selalu

mengecek persiapan perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh guru

PAI; mulai dari silabus, RPP, yang harus sesuai dengan kurikulum

KTSP, dengan harapan kurikulum KTSP bisa terselesaikan dengan

hasil yang maksimal. kurikulum KTSP masih diterapkan di SMA N 1

Salatiga pada kelas XII (dua belas).

Menurut guru PAI SK dan KD pada kurikulum KTSP

tertuangkan semuanya pada RPP yang dibuat guru yang kemudian

dijadikan acuan dan pedolaman untuk melaksankan pembelajaran di

kelas.99

Dari observasi peneliti, kemampuan guru dalam melaksanakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sudah baik. Hal ini dapat

dilihat dari silabus dan RPP yang dibuat sudah sesuai dengan

pedoman yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Selain itu di dalam

pelaksanaan silabus dan RPP, guru sudah berusaha untuk

menyesuaikan dengan yang direncanakan.100

Menurut RAT salah seorang siswa di SMA N 1 Salatiga,

memberi penjelasan bahwa implementasi kurikulum tingkat satuan

98
BDY, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26 Agustus 2014
99
MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26 Agustus
2014
100
Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Salatiga Mapel PAI, Salatiga, 27
Agustus 2014

86
87

pendidikan yang dilaksanakan di SMA N 1 Salatiga pada mapel PAI

menggunakan integrated curriculum dimana seorang guru

mengintegrasikan materi-materi yang menjadi ruang lingkup PAI,

mencakup diantaranya; Al-qur’an, Aqidah, Syari’ah, Ahlak, dan

Tarikh. Sehingga siswa dengan mudah dapat menguasai materi

pelajaran yang disampaikan.101

Kemudian BPT yang juga salah seorang siswa di SMA N 1

Salatiga, memberi penjelasan bahwa implementasi kurikulum tingkat

satuan pendidikan memberikan kewenangan sepenuhnya kepada

sekolah untuk mengkonsep materi pada mapel PAI sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan sekolah, sehingga praktik yang ada para guru

PAI di SMA N 1 Salatiga bisa menyesuaikan kebutuhan dan kondisi

siswa, maka apa yang disampaikan guru secara riil mudah dipahami

oleh para siswa.102 Lebih lanjut BGT menambahkan bahwa langkah

dan tehnik Bapak /Ibu guru dalam mengimplementasikan KTSP mapel

PAI dengan tehnik menjelaskan, penugasan dan pemberian contoh

serta pembelajaran kelas dikonsep menjadi pembelajaran aktif dan

menyenangkan.103

101
RAT, Wawancara Implementasi KTSP di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 26 Agustus 2014,
Pkl. 12.30 WIB.
102
BGT, Wawancara Implementasi KTSP di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 26 Agustus 2014,
Pkl. 12.35 WIB.
103
BGT, Wawancara... , 26 Agustus 2014, Pkl. 12.35 WIB.

87
88

b. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Salatiga

Sebagaimana wawancara yang penulis lakukan dengan Waka

kurikulum, beliau menjelaskan bahwa implementasi kurikulum 2013

sudah dilaksanakan di kelas X dan XI SMA N 1 Salatiga mulai tahun

pelajaran 2013/2014, pelaksanaannya sesuai dengan struktur

kurikulum 2013 dimana mata pelajaran PAI diajarkan 3 jam pelajaran

perminggu dengan menyesuaikan SKS. 104

Lebih lanjut Waka kurikulum menambahkan bahwa sebelum

guru PAI merealisasikan kurikulum 2013 para guru terlebih dahulu di

ikutkan dalam pelatihan-pelatihan dan workshop yang berkaitan

dengan tehnik implementasi kurikulum 2013. Setelah itu Waka

kurikulum membagikan KI dan KD beserta materi dan refrensi buku

PAI kurikulum 2013 kepada guru PAI untuk selanjutnya diolah

dengan memperhatikan silabus dan pedoman yang ada menjadi RPP

yang dijadikan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di

kelas.105

Menurut guru PAI segala bentuk tehnik dan langkah-langkah

dalam melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 semuanya

dituangkan dalam RPP dengan memperhatikan indikator yang ada.

Selain itu guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati,

104
WY, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 25
Agustus 2014.
105
WY, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 ..., 25 Agustus 2014.

88
89

menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk

meningkatkan kreativitas siswa,. disamping itu, dibiasakan bagi

peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative

learning.106

Dari observasi peneliti, dalam implementasi kurikulum 2013

para guru PAI dalam membuat RPP masih perlu di sempurnakan

walaupun sudah baik. Para guru selain tepat dalam penempatan

kompetensi inti dan kompetensi dasar juga harus lebih memahami dan

mendalami indikator untuk menentukan langkah-langkah dalam

pembelajaran dan pembuatan penilaian sehingga seluruh kompetensi

inti yang ada pada indikator dapat terserap dalam RPP.107

Menurut MA salah satu siswa SMA N 1 Salatiga, dalam

implementasi kurikulum 2013 guru PAI hanya menjelaskan inti dari

materi kemudian siswa dibentuk small group diskusion untuk

mengembangkan sediri materi yang telah diberikan guru dengan

membuat jaring-jaring dan menjabarkannya. 108

c. Perbedaan dan Persamaan

Menurut guru PAI MAW kurikulum tingkat satuaan pendidikan

dengan kurikulum 2013 memiliki persamaan yang mendasar dalam

proses pengimplementasiannya, yaitu antara kurikulum tingkat satuan

106
MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 Oleh Guru PAI, 27 Agustus 2014.
107
Observasi, Implementasi Kurikulum 2013Guru PAI SMA N 1 Salatiga, 27 Agustus
2014.
108
MA, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di Kelas, Salatiga, 25 Agusrus 2014.

89
90

pendidikan dan kurikulum 2013 sama-sama menitik beratkan kepada

siswa dalam tehnik pembelajarannya.109

Adapun perbedaan kurikulum tingkat satuaan pendidikan

dengan kurikulum 2013 menurut MAW adalah; Pada kurikulum 2013

siswa lebih dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses belajar

mengajar, siswa tidak lagi semata-mata sebagai objek dalam

pembelajaran namun bisa berpesan sebagai subjek dengan melakukan

discoveri dan pembelajaran scientific. Selain itu kurikulum 2013

menekankan penilaian (proses) menjadi hal yang penting. 110

Menurut Waka kurikulum perbedaan yang ada pada kurikulum

tingkat satuan pendidikan dengan kurikulum 2013 yaitu kurikulum

2013 lebih menekankan pada penilaianaspek avektif dan psikomotor

dibandingkan kurikulum tingkat satuan pendidikan.111

2. Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan Implementasi Kurikulum

2013 serta Persamaan dan perbedaannya di SMA Islam Sudirman

Ambarawa

a. Implementasi Kurikulum KTSP

Implementasi kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman

Ambarawa dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai

109
MAW, Perbedaan dan Persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, Salatiga,
25 Agustus 2014.
110
MAW, Perbedaan dan Persamaan..., 25 Agustus 2014.
111
BDT, Perbedaan dan Persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, Salatiga,
26 Agustus 2014

90
91

jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada

penerapan SK-KD, penilaiannya, dan SKL yang di tetapkan.112

Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman

Ambarawa dalam implementasi kurikulum KTSP harus mengacu pada

standar kompetensi, yaitu deskripsi pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran

tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula.113 Lebih lanjut ED

menjelaskan bahwa implementasi KTSP pada setandar kompetensi

meliputi: Al-qur’an (memahami ayat al-qur’an tentang manusia sebagai

kholifah, memahami ayat al-qur’an tentang keihlasan dalam beribadah),

Aqidah (meningkatkan keimanan malalui asmaul husna), Ahlak

(membiasakan perilaku terpuji), Fiqih (memahami sumber hukum

Islam, hikmah dan bentuknya), Tarikh/kebudayaan Islam (memahami

keteladanan Rosulullah dalam membina umat periode Makkah).114

Kemudian dalam langkah dan tehnik penerapan kurikulum

KTSP menurut ED mengikuti langkah-langkah yang sudah di tetapkan

sesuai dengan standar kurikulum KTSP dan mengacu pada standar

kompetensi yang sudah di rumuskan.115

Menurut NML salah satu siswa di SMA Islam Sudirman

Ambarawa, menjelaskan bahwa implementasi kurikulum mapel PAI

yang diterapkan guru disesuaikan dengan kebutuhan siswa guna


112
RSS, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambarawa,
13 September 2014.
113
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambrawa, 13
Agustus 2014.
114
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP ..., 13 Agustus 2014.
115
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP ..., 13 Agustus 2014.

91
92

menjawab permasalahan kehidupan sehari-hari dan mudah di pahami

oleh semua siswa.116

Dari hasil observasi implementasi kurikulum KTSP di SMA

Islam Sudirman Ambarawa semua Kompetensi mapel PAI tertuangkan

di dalam RPP yang dijadikan para guru sebagai pedoman dalam

menjalankan pembelajaran menyampaikan materi di kelas, sedangkan

tehnik metode pembelajarannya menggunakan PAKEM (pembelajaran

aktif, kreatif dan menyenangkan).117

b. Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman

Ambarawa dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai

jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada

penerapan KI-KD, penilaiannya, dan SKL yang di tetapkan.118

Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman

menjelaskan bahwa implementasi Kurikulum 2013 pada standar

kompetensi meliputi: standar kompetensi inti dan kompetensi dasar.119

Kompeten si inti meliputi empat kompetensi inti, yaitu: KI-1. Menerima

dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, KI-2. Memiliki perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru, KI-3. Memahami

116
NML, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambrawa,13
Agustus 2014.
117
Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 12
September 2014.
118
RSS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13
September 2014.
119
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13
September 2014.

92
93

pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan KI-4. Menyajikan pengetahuan

faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya

yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.120

Implementasi kurikulum 2013 dengan melakukan pengamatan

siswa secara menyeluruh berkaitan dengan aktifitas siswa dalam

kegiatan pembelajaran, misalnya materi shalat berjamaah dhuhur, cara

berwudhu, dan pembiasaan keagamaan yang lain.121

Dalam implementasi kurikulum 2013 guru dalam melakukan

pembelajaran dengan pendekatan scientific dan penilaian yang

diberikanpun dengan penilaian autentik, dimana seorang guru dalam

memberi penilaian tidak hanya pada akhir materi tetapi pada proses

pembelajaranpun memberikan penilaian kepada siswa.122

Menurut AO salah satu murid di SMA Islam Sudirman

Ambarawa menjelaskan bahwa langkah dan teknik yang digunakan

guru untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 pada mapel PAI

mulai dari perencanaan guru menyusun RPP berpedoman pada


120
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 13 September 2014.
121
SB, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13
September 2014.
122
MK, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13
September 2014.

93
94

permendikbud 81A, dan RPP disusun tidak untuk setiap pertemuan

tetapi untuk 2 sampai 3 kali pertemuan. Dalam proses pembelajaran

guru sudah menggunakan pendekatan scientific dengan tehnik

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

eksperimen/mengasosiasi dan dalam melakukan penilaian guru sudah

menerapkan penilaian autentik.123 Dalam evaluasi guru juga sudah

melakukan a). Penilaian sikap dengan cara observasi, penilaian diri,

penilaian teman sejawat, dan jurnal; b). Penilaian pengetahuan dengan

melakukan penilaian tertulis, penilaian lesan, penilaian penugasan,

Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester; c). Penilaian

ketrampilan melalui penilaian praktek, penilain proyek dan penilaian

portofolio.124

c. Perbedaan dan persamaan

Membahas mengenai perbedaan dan persamaan menurut Waka

kurikulum perbedaan yang signifikan hanya pada istilah-istilah yang

dipakai dan pada dasarnya maksud serta tujuannya hampir sama antara

kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013.125

Menurut ED salah satu guru PAI menjelaskan perbedaan antara

kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 adalah kurikulum KTSP

menentukan standar isi terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan melalui

Permendiknas No.22 Tahun 2006 sudah ditentukan, SKL dijelaskan

123
AO, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27
Agustus 2014.
124
AO, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 27 Agustus 2014.
125
RSS, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.

94
95

melalui Permendiknas No. 23 Tahun 2006, dan kurikulum KTSP lebih

menekankan pada aspek pengetahuan atau kognitif. Sedangkan

kurikulum 2013 menentukan SKL terlebih dahulu dijelaskan melalui

Permendikbud No. 54 Tahun 2013 setelah itu baru ditentukan standar

isinya, aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skils dan hard

skils yang meliputi aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan.126

3. Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan Implementasi Kurikulum

2013 serta Persamaan dan perbedaannya di SMA N 1 Tengaran

Kabupaten Semarang

a. Implementasi Kurikulum KTSP

Implementasi kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran

Kabupaten Semarang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada

baik mengenai jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di

dalamnya ada penerapan SK-KD, penilaiannya, dan SKL yang di

tetapkan sesuai dengan struktur kurikulum yang ada yaitu 2

jam/minggu.127

Menurut MT salah satu guru PAI di SMA N 1 Tengaran

Kabupaten Semarang dalam implementasi kurikulum KTSP harus

mengacu pada standar kompetensi, yaitu deskripsi pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari

126
ED, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
127
BN, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.

95
96

mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula.128 Lebih

lanjut MT menjelaskan bahwa implementasi KTSP pada setandar

kompetensi meliputi: pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-

qur’an dan Hadist (Aqidah, Ahlak, Fiqih dan, Tarikh.129

Kemudian dalam langkah dan tehnik penerapan kurikulum

KTSP menurut MT di jabarkan dalam Kompetensi Dasar, Indikator,

kegiatan pembelajaran, dan bentuk jenis penilaian.130

Menurut TSS salah satu siswa di SMA N 1 Tengaran

Kabupaten Semarang, menjelaskan bahwa implementasi kurikulum

mapel PAI yang diterapkan guru disesuaikan dengan kebutuhan siswa

guna menjawab permasalahan kehidupan sehari-hari dan mudah di

pahami oleh semua siswa.131

Dari hasil observasi implementasi kurikulum KTSP di SMA N

1 Tengaran Kabupaten Semarang semua Kompetensi mapel PAI

tertuangkan di dalam RPP yang dijadikan para guru sebagai pedoman

dalam menjalankan pembelajaran menyampaikan materi di kelas,

sedangkan tehnik metode pembelajarannya menggunakan PAKEM

(pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan). 132

128
MT, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.
129
MT, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP..., 27 Agustus 2014.
130
MT, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP..., 27 Agustus 2014.
131
TSS, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.
132
Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang,
27 Agustus 2014.

96
97

b. Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran

Kabupaten Semarang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada

baik mengenai jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di

dalamnya ada penerapan KI-KD, penilaiannya, dan SKL yang di

tetapkan.133

Menurut JM salah satu guru PAI di SMA N 1 Tengaran

Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa implementasi Kurikulum

2013 pada standar kompetensi meliputi: standar kompetensi inti dan

kompetensi dasar.134 Kompeten si inti meliputi empat kompetensi inti,

yaitu: KI-1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya,

KI-2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman

dan guru, KI-3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah,

dan KI-4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas

dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

133
BN, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.
134
JM, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.

97
98

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.135

Dalam implementasi kurikulum 2013 guru dalam melakukan

pembelajaran dengan pendekatan scientific dan penilaian yang

diberikanpun dengan penilaian autentik, dimana seorang guru dalam

memberi penilaian tidak hanya pada akhir materi tetapi pada proses

pembelajaranpun memberikan penilaian kepada siswa serta

pembelajaran yang dilaksanakan dengan pembelajaran PAIKEM. 136

Menurut DNS salah satu murid di SMA N 1 Tengaran

Kabupaten Semarang menjelaskan bahwa langkah dan teknik yang

digunakan guru untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 pada

mapel PAI mulai dari perencanaan guru menyusun RPP berpedoman

pada permendikbud 81A, dan RPP disusun tidak untuk setiap

pertemuan tetapi untuk 2 sampai 3 kali pertemuan. Dalam proses

pembelajaran guru sudah menggunakan pendekatan scientific

dengan tehnik mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

eksperimen/mengasosiasi dan dalam melakukan penilaian guru sudah

menerapkan penilaian autentik.137 Dalam evaluasi guru juga sudah

melakukan a). Penilaian sikap dengan cara observasi, penilaian diri,

penilaian teman sejawat, dan jurnal; b). Penilaian pengetahuan dengan

melakukan penilaian tertulis, penilaian lesan, penilaian penugasan,

135
JM, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 27 Agustus 2014.
136
MT, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.
137
DNS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.

98
99

Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester; c). Penilaian

ketrampilan melalui penilaian praktek, penilain proyek dan penilaian

portofolio.138

c. Perbedaan dan persamaan

Menurut MT anatara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013

sama-sama mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan

sikap, akan tetapi kurikulum 2013 lebih menekankan pada kompetensi

sikap.139

Menurut JM salah satu guru PAI menjelaskan perbedaan antara

kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 adalah kurikulum KTSP

menentukan standar isi terlebih dahulu baru kemudian menentukan

SKL nya, dan kurikulum KTSP lebih menekankan pada aspek

pengetahuan atau kognitif. Sedangkan kurikulum 2013 menentukan

SKL terlebih dahulu setelah itu baru ditentukan standar isinya, aspek

kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skils dan hard skils yang

meliputi aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan. 140

138
DNS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 27 Agustus 2014.
139
MT, Wawancara Tentang Perbedaan dan persamaan Kurikulum KTSP dengan
Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
140
JM, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.

99
100

D. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan

2013

1. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan

2013 di SMA Negeri 1 Salatiga

Menurut guru PAI kelebihan kedua kurikulum, yaitu kurikulum

tingkat satuan pendidikan dan kurikulum 2013 adalah keduanya sama-

sama menuntut kreatifitas guru dalam mengembangkan pembelajaran dan

menghidupkan potensi-potensi yang dimilki oleh siswa, selain itu KTSP

Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen

sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam

penyelenggaraan program pendidikan. KTSP sangat memungkinkan bagi

setiap sekolah untuk menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajaran

tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa..141

Menurut para siswa kurikulum tingkat satuan pendidikan dan

kurikulum 2013 memiliki persamaan kelebihan, yaitu anatara keduanya

sama-sama membuat siswa lebih aktif dalam mencari materi pembelajaran

dan kreatif dalam memecahkan suatu masalah dan pembelajarannyapun

sama-sama menyenangkan.142

141
MAW, Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, Salatiga, 25 Agustus 2014.
142
MA, Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, Salatiga, 20 Agustus 2014

100
101

2. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan

2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa

Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman

menjelaskan bahwa kelebihan kurikulum KTSP antara lain: a). Mendorong

terwujudnya otonomi sekolah; b). Mendorong guru, kepala sekolah dan

pihak manajemen semakin meningkatkan krativitasnya dalam

penyelenggaraan program sekolah; c). Memungkinkan setiap sekolah

menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu. Dan

kekurangan dari kurikulum KTSP antara lain: a). Kurangnya SDM yang

diharapkan mampu menjabarkan KTSP; b). Kurangnya ketersediaan

sarana pendukung; c). Masih banyak guru yang belum memahami

kurikulum KTSP secara komprehensip.143 Sedangkan Kelebihan

kurikulum 2013 menurut ED antara lain: a). Setiap arah

pembelajaran dituntut aktif dan kreatif; b). Adanya

pengembangan karakter yang telah diintegrasikan ke dalam

semua mata pelajaran. Dan kekurangan dari kurikulum 2013 antara

lain: a). Pelaksanaannya membingungkan guru dan pemangku

pendidikan; b). Guru tidak dilibatkan dalam proses pengembangan

kurikulum 2013; c). Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses

pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013.144

143
ED, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP..., 13 September 2014.
144
ED, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013...,
13 September 2014.

101
102

Kelebihan dari kurikulum 2013 diungkapkan MK yang juga seorang

guru PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa antara lain: kurikulum ini

membuat anak belajar secara aktif, kreatif, inovatif dan siswa menjadi

berfikir mandiri serta terpupuk rasa persaudaraan yang kuat. Sedangkan

kekurangannya adalah pelaksanaannya belum dapat maksimal.145 Dan

NLM salah satu siswa menmbahkan bahwa kekurangan dari kurikulum

2013 adalah sampai saat ini kurikulum 2013 belum dapat diterapkan

dengan benar, sehingga murid masih banyak yang sulit memahami materi.

Menurut RA salah satu siswa di SMA Islam Sudirman Ambarawa,

kelebihan dari kurikulum 2013 adalah: a). Memberikan kesempatan

kepada para siswa untuk berfikir secara kreatif; b). Siswa dapat lebih

banyak mengeluarkan pendapat; c). Meningkatkan kemampuan menghafal

dan konsentrasi siswa. Sedangkan kekurangannya adalah: a). Siswa

cenderung kesusahan karena banyak tugas yang harus diselesaikan; b).

Membuat guru terlalu santai; c). Jam belajar terlalu banyak menyita

waktu.146

3. Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan

2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

Sebagaimana yang diungkapkan MT kelebihan kurikulum KTSP

adalah: sederhana, simpel dalam pembelajaran dan evaluasi, sedangkan

145
MK, Kelebihan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman
Ambarawa, 14 September 2014.
146
RA, Wawancara Tentang Kelebihan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA
Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014

102
103

kurikulum 2013 memiliki kelebihan dalam mengedepankan aspek sikap

religius dan sosial.147

Kelebihan dari kurikulum 2013 menurut IS antara lain: siswa lebih

aktif dalam pembelajaran, melatih siswa untuk berani berpendapat,

kegiatan-kegiatan diskusi bersama yang menyenangkan sehingga dapat

memecahkan persoalan-persoalan yang ada, dan siswa lebih dekat satu

sama lain. Sedangkan kelemahannya antara lain: belum terpenuhinya

secara penuh buku-buku dan sarananya terlalu banyak untuk dipenuhi

sehingga membutuhkan biaya dan waktu ekstra.148

Hampir senada dengan IS menurut TSS yang juga salah satu siswa

kelebihan dari kurikulum 2013 adalah bisa membentuk murid yang aktif

dalam pembelajaran, mendidik siswa menjadi insan yang jujur dan

disiplin, bisa membuat siswa mengerti internet dengan tugas-tugas yang

diberikan guru, dan menciptakan siswa yang saling toleransi dengan

kegiatan diskusi. Sedangkan kekurangan dari implementasi kurikulum

2013 saat ini adalah siswa terlalu terbebani dengan berbagai tugas yang di

berikan karena terlalu banyak tugas-tugas, saat pembelajaran buku-buku

pendampingnya belum ada sehingga ketika diberi tugas guru para siswa

kebingungan149

147
MT, Wawancara Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1
Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
148
IS, Wawancara Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran
Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
149
TSS, Wawancara Kelebihan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA N 1
Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.

103
104

E. Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP 2007 dan

Kurikulum 2013

1. Kesulitan dan hambatan implementasi kurikulum KTSP dan 2013 di

SMA Negeri 1 Salatiga

Implementasi kurikulum KTSP menuntut tumbuhnya kreatifitas pada

diri siswa, kurikulum 2013 menuntut siswa mampu mengembangkan

potensi-potensinya dan guru hanya sebagai mediator. Untuk mewujudkan

itu semua membutuhkan sarana dan fasilitas yang cukup, sedangkan

menurut MAW guru PAI hal itulah yang menjadi kesulitannya

pengimplentasian kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 lebih khusus,

yaitu kurangnya fasilitas yang tersedia, dan masih ada beberapa guru yang

belum mampu melakukan perubahan, maka dalam implementasinya

kesulitan untuk mencapai maksimal.150

2. Kesulitan dan hambatan implementasi kurikulum KTSP dan 2013 di

SMA Islam Sudirman Ambarawa

Menurut ED dan dua guru yang lain untuk implementasi kurikulum

KTSP guru tidak ada kesulitan, akan tetapi dalam implementasi kurikulum

2013 ada bebrapa kesulitan, antara lain: dalam memberikan penilaian guru

harus memberikan penilaian secara kualitatif dan deskriptif, harus banyak

150
MAW, Kesulitan dalam implementasi Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, Salatiga,
25 Agustus 2014.

104
105

penunjang media dalam penerapan riilnya, dan membutuhkan banyak

waktu.151

Bagi beberapa siswa pada implementasi kurikulum KTSP merasa

kesulitan materi penghafalan ayat-ayat alqur’an, karena ada beberapa

siswa yang kesulitan ketika disuruh menghafalkan. 152 Dan menurut OA

kesulitan memahami implementasi kurikulum 2013 karena isi materi

terlalu ribet dan terlalu dalam untuk di maknai beda dengan kurikulum

KTSP yang lebih mudah dipahami.153

3. Kesulitan dan hambatan implementasi kurikulum KTSP dan 2013 di

SMA N1 Tengaran Kabupaten Semarang

Untuk implementasi kurikulum KTSP kesulitan atau hambatannya

adalah untuk menjabarkan materi kurang bisa maksimal karena waktunya

kurang, yaitu hanya diberi 2 jam per minggu. Sedangkan untuk kurikulum

2013 terlalu banyak dokumen yang harus dipersiapkan sehingga menyita

banyak waktu.154

Secara umum baik siswa maupun guru tidak menemukan kesulitan

dalam pengimplementasian kurikulum 2013 karena materinya sangat

berhubungan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari dan ada keterkaitan

151
ED, Wawancara Kesulitan Penerapan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA
Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
152
PHU, Wawancara Tentang Kesulitan Implementasi kurikulum KTSP dan Kurikulum
2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014.
153
PHU, Wawancara Tentang Kesulitan Implementasi kurikulum KTSP dan Kurikulum
2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014.
154
MT, Wawancara Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP dan
Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.

105
106

antara materi yang satu dengan yang lain, hanya saja ada hambatan pada

pemenuhan prasarannya yang belum sesuai.155

F. Cara Mengatasi Kesulitan dan Faktor Penghambat Implementasi

Kurikulum KTSP 2007 dan 2013 di SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang.

Dari hasil penelitian identifikasi kesulitan dan hambatan banyak

kesamaan dari tiga instansi sekolah yang penulis teliti, dan penyelesainnya

atau cara mengatasinya dari hasil wawancarapun banyak kesamaan. Cara

mengatasi kesulitan dan hambatan dalam implementasi kurikulum baik KTSP

maupun 2013 dengan beberapa langkah, yaitu:

1. Pihak sekolah melengkapi segala sarana dan prasarana penunjang

implementasi kurikulum baik pada waktu kurikulum KTSP maupun 2013

yang sedang berjalan.

2. Pihak sekolah selalu mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan dan

workshop

3. Membuat penyederhanaan materi pelajaran melalui KKG dan BKG agar

siswa lebih mudah memahami

4. Memberikan jam tambahan dan konsultasi akademik terhadap siswa yang

merasa belum menguasai materi pelajaran

5. Selalu memberikan penugasan penguatan dan penyuluhan kepada siswa

guna menambah wawasan keilmuan

155
IWW dkk, Wawancara Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP dan
Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014

106
107

6. Kepala selalu mensupervisi para guru guna memperbaiki administrasi

pembelajaran.

107
108

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan penelitian dilapangan tentang implementasi

kurikulum 2013 di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan

SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang yang kemudian mengkomparasikannya

dengan implmentasi kurikulum KTSP yang pernah diterapkan di SMAN 1

Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten

Semarang, dengan melalui tahapan reduksi dan verifikasi data maka keabsahan

data yang di dapat dari penelitian untuk dibahas dalam bab ini adalah sebagai

berikut:

A. Pelaksanaan Kurikulum Secara Umum

Dari sederet penelitian yang penulis lakukan dari bulan Juli sampai

dengan Oktober di SMA N 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan

SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang tentang implementasi kurikulum

KTSP dan kurikulum 2013 ditemukan oleh penulis bahwa dari SMA N 1

Salatiga mulai kepala sekolah, waka kurikulum maupun para guru sangat

mendukung setiap bergulirnya kurikulum, dukungan ini diantaranya terwujud

pada sikap kebijakan kepala sekolah yang pro aktif untuk mengikut sertakan

para gurunya dalam pelatihan-pelatihan, workshop guna penguasaan para

guru terhadap kurikulum yang ada dapat maksimal, kesiapan waka kurikulum

dalam menyusun kurikulum di sekolah dan menyiapkan segala keperluan

pendukung yang dibutuhkan. Dan kesiapan para guru dalam

mengimplementasikan kurikulum yang sedang di terapkan.

108
108
109

Di SMA Islam Sudirman Ambarawa baik munculnya kurikulum KTSP

pada tahun 2006/2007 maupun kurikulum 2013 senantiasa ditanggapi dengan

positif sebagaimana penjelasan kepala sekolah, bahwa SMA Islam Sudirman

Ambarawa senantiasa mendukung penuh kebijakan pemerintah tentang

perubahan kurikulum, karena (lebih lanjut kepala sekolah menjelaskan) setiap

ada perubahan berarti ada penyempurnaan.156 Dalam pelaksanaan kurikulum

kepala sekolah tidak hanya mengirimkan para guru ke pelatihan-pelatihan,

seminar dan workshop saja, akan tetapi kepala sekolah mendatangkan nara

sumber ke sekolah sebagai fasilitator pengkajian terhadap kurikulum yang

sedang diterapkan dan penyusunan RPP yang benar agar para guru benar-

benar menguasai, selain itu kepala sekolah juga memfasilitasi secara penuh

kegiatan MGMPS yang dilaksanakan para guru sebagai salah satu wahana

pengembangan profesi.157 Dan seluruh media beserta prasarana juga dipenuhi

secara maksimal oleh pihak sekolah sebagai penunjang keberhasilan

pelaksanaan kurikulum.

Di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang setiap perubahan

kurikulum juga selalu di tanggapi dengan positif, dari mulai kurikulum 1975,

1984,1994, KBK, KTSP sampai kurikulum 2013 yang baru bergulir,

kebijakan kepala sekolah selalu mendukung terbukti dengan selalu

mengirimkan para guru secara bergiliran untuk mengikuti pelatihan dan

workshop kurikulum. Selain itu kepala sekolah juga mengadakan In House

156
JP, Wawancara Tentang Gambaran Pelaksanaan Kurikulum, Ambarawa: SMA Islam
Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
157
JP, Wawancara Tentang Gambaran..., 13 September 2014.

109
110

Training (IHT) dan memfasilitasi secara penuh kegiatan MGMP para guru

PAI.

Dari semua sekolah yang penulis teliti pelaksanaan kurikulum baik

KTSP maupun kurikulum 2013 mendapat perhatian baik dari kepala sekolah,

waka kurikulum dan para guru. Pelaksanaan kurikulum secara riilnya pun

berjalan dengan baik secara bertahap

Jadi secara umum seluruh sekolah merespon dan menerima perubahan

semua kurikulum dengan baik, bahkan semua satuan pendidikan yang penulis

teliti melakukan usaha-usaha guna penguasaan kurikulum tersebut oleh para

gurunya. Namun dari hasil penelitian SMA Islam Sudirman Ambarawa dan

SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang lebih baik dalam pengupayaan

penguasaan kurikulum dan dukungan implementasi kepada para guru PAI di

bandingkan SMA N 1 Salatiga. SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA N

1 Tengaran Kabupaten Semarang tidak hanya mengirimkan para guru ke

pelatihan-pelatihan dan workshop yang di adakan pemerintah tetapi juga

berusaha mendatangkan seorang nara sumber sebagai fasilitator guna

memfasilitasi para guru untuk dapat menyusun RPP dengan benar dan

melakukan pembelajaran dengan baik dan juga mengadakan In House

Training (IHT) untuk meningkatkan keprofesionalan para guru PAI.

110
111

B. Implementasi Kurikulum KTSP

Implementasi kurikulum KTSP mapel PAI yang sudah berjalan sesuai

prosedural dan sesuai struktur kurikulum KTSP.

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan

kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat

satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,

kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan

tuntutan pertama yang harus dilaksanakan oleh guru dalam implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Silabus adalah ikhtisar

keseluruhan program pengajaran yang terdiri dari tujuan program kurikuler,

tujuan pembelajaran perkelas, tujuan pembelajaran pokok bahasan dan ruang

lingkup materi pembelajaran yang diatur dan disusun secara berurutan

menurut semester dan kelas, yang berfungsi sebagai pedoman bagi pengawas,

kepala sekolah dan guru dalam rangka melaksanakan program belajar

mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka setiap guru

bidang studi dituntut untuk membuat silabus, sehingga dalam proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan yang

ada dalam silabus tersebut.

Langkah-Langkah Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Implementasi KTSP bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni

bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (standar kompetensi dan

111
112

kompetensi dasar) dapat diterima oleh peserta didik secara tepat dan optimal.

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu

pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup. · Kegiatan pembukaan

adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai atau

membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakan suatu kegiatan

untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik

secara optimal agar memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar. · Kegiatan

inti dalam proses pembelajaran merupakan tahapan kegiatan pembelajaran

yang paling utama untuk pembentukan kompetensi peserta didik selama

berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Pembentukan kompetensi

peserta didik merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup

penyampaian informasi tentang materi pokok dan membahas materi pokok

untuk membentuk kompetensi peserta didik. Pembentukan kompetensi

peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut

tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan

lingkungan yang kondusif. · Kegiatan penutup adalah kegiatan mengakhiri

materi pembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran perlu dilakukan secara

profesional agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan menimbulkan

kesan yang menyenangkan.

Implementasi kurikulum KTSP mapel PAI di SMA N 1 Salatiga

disesuaikan dengan struktur kurikulum KTSP sebagaimana penjelasan Waka

kurikulum dan guru PAI, maka pelajaran PAI di SMA N 1 Salatiga

112
113

dilaksanakn 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan dengan SKS. 158 Menurut

guru PAI SK dan KD pada kurikulum KTSP tertuangkan semuanya pada RPP

yang dibuat guru yang kemudian dijadikan acuan dan pedolaman untuk

melaksankan pembelajaran di kelas.159

Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa

dalam implementasi kurikulum KTSP harus mengacu pada standar

kompetensi, yaitu deskripsi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus

dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang

pendidikan tertentu pula.160 Lebih lanjut ED menjelaskan bahwa

implementasi KTSP pada setandar kompetensi meliputi: Al-qur’an

(memahami ayat al-qur’an tentang manusia sebagai kholifah, memahami ayat

al-qur’an tentang keihlasan dalam beribadah), Aqidah (meningkatkan

keimanan malalui asmaul husna), Ahlak (membiasakan perilaku terpuji),

Fiqih (memahami sumber hukum Islam, hikmah dan bentuknya),

Tarikh/kebudayaan Islam (memahami keteladanan Rosulullah dalam

membina umat periode Makkah).161 Sedangkan tehnik metode

pembelajarannya menggunakan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif dan

menyenangkan).162

158
BDY dan MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26
Agustus 2014.
159
MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP, SMA N 1 Salatiga, 26 Agustus
2014
160
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambrawa, 13
Agustus 2014.
161
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP ..., 13 Agustus 2014.
162
Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 12
September 2014.

113
114

Implementasi kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten

Semarang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai jam

tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada penerapan SK-KD,

penilaiannya, dan SKL yang di tetapkan sesuai dengan struktur kurikulum

yang ada yaitu 2 jam/minggu. 163 Dan implementasi kurikulum KTSP di SMA

N 1 Tengaran Kabupaten Semarang semua Kompetensi mapel PAI

tertuangkan di dalam RPP yang dijadikan para guru sebagai pedoman dalam

menjalankan pembelajaran menyampaikan materi di kelas, sedangkan tehnik

metode pembelajarannya menggunakan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif

dan menyenangkan).164

Jadi Implementasi kurikulum KTSP di semua sekolah berjalan dan

terlaksanakan dengan baik dari mulai penyususnan Standar isi (SI), Standar

Kelulusan (SKL), penyusunan RPP dan juga pembelajaran yang

dilaksanakan. Tidak ada kendala dalam pengimplementasian kurikulum

KTSP, karena kurikulum ini memberikan otonomi kepada sekolah, waka

kurikulum dan guru PAI untuk menyusun pembelajarannya sendiri sesuai

dengan yang dibutuhkan dan kondisi yang ada sehingga pengelaola sekolah

terdorong lebih kreatif dengan beracuan standar isi dan SKL. Hanya saja ada

beberapa siswa yang kesulitan dalam menghafal ayat-ayat al-qur’an pada

materi al-qur’an, dan waktu pembelajaran yang hanya 2 jam per minggu

menjadikan pendalaman materi kurang maksimal.

163
BN, Wawancara Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.
164
Observasi, Implementasi Kurikulum KTSP di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang,
27 Agustus 2014.

114
115

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu kepada

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional

Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar

Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,

tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan

penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar pendidikan nasional tersebut

yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan

acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum serta

berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP).

C. Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 pada Kompetensi Inti (KI) sebagai unsur

pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur

pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi

vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal

Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu

kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi

prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara

konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan

antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten

115
116

Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan

mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait,

yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial

(kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan

pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari

Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa

pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap

keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect

teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan

(kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti

kelompok 4).

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah

konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan

yang bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik.

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik

peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata

pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat

terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang

sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata

pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai

disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi

rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun humanisme. Karena filosofi yang

116
117

dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian

landasan filosofi, maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk

kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi

esensialisme dan perenialisme.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah yang merupakan satu kesatuan ide masing-masing

mata pelajaran mencakup: (1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kelompok Mata Pelajaran Wajib, (2) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, (3) Kelompok Inti

dan Kompetensi Dasar Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Kelompok

Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa.dan Budaya.

Kompetensi Inti SMA/MA adalah sebagai berikut: · KELAS X

Menghayati dan · KELAS XI Menghayati dan · KELAS XII Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Mengembangkan perilaku (jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,

kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

117
118

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

Implementasi kurikulum 2013 sudah dilaksanakan di kelas X dan XI

SMA N 1 Salatiga mulai tahun pelajaran 2013/2014 begitu juga dengan SMA

Islam Sudirman Ambarawa dan SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang,

pelaksanaannya sesuai dengan struktur kurikulum 2013 dimana mata

pelajaran PAI diajarkan 3 jam pelajaran perminggu dengan menyesuaikan

SKS.165

Menurut guru PAI segala bentuk tehnik dan langkah-langkah dalam

melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 semuanya dituangkan dalam

RPP dengan memperhatikan indikator yang ada. Selain itu guru dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas mengedepankan pengalaman personal

melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation

based learning) untuk meningkatkan kreativitas siswa, disamping itu,

dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui

collaborative learning.166

Implementasi kurikulum 2013 mapel PAI di SMA Islam Sudirman

Ambarawa dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada baik mengenai SKL,

jam tatap muka perminggu, materi, RPP yang di dalamnya ada penerapan KI-

KD, dan penilaian yang di tetapkan.167

165
WY, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Salatiga, Salatiga, 25
Agustus 2014.
166
MAW, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 Oleh Guru PAI, 27 Agustus 2014.
167
RSS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13
September 2014.

118
119

Menurut ED salah satu guru PAI di SMA Islam Sudirman menjelaskan

bahwa implementasi Kurikulum 2013 pada standar kompetensi meliputi:

standar kompetensi inti dan kompetensi dasar. 168 Kompeten si inti meliputi

empat kompetensi inti, yaitu: KI-1. Menerima dan menjalankan ajaran agama

yang dianutnya, KI-2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman

dan guru, KI-3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan KI-4. Menyajikan pengetahuan

faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang

estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.169 guru

dalam melakukan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan penilaian

yang diberikanpun dengan penilaian autentik, dimana seorang guru dalam

memberi penilaian tidak hanya pada akhir materi tetapi pada proses

pembelajaranpun memberikan penilaian kepada siswa.170

Implementasi kurikulum 2013 pada mapel PAI di SMA N 1 Tengaran

kabupaten Semarang mulai dari perencanaan guru menyusun RPP

berpedoman pada permendikbud 81A, dan RPP disusun tidak untuk setiap

pertemuan tetapi untuk 2 sampai 3 kali pertemuan. Dalam proses


168
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13
September 2014.
169
ED, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 13 September 2014.
170
MK, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13
September 2014.

119
120

pembelajaran guru sudah menggunakan pendekatan scientific dengan tehnik

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, eksperimen/mengasosiasi

dan dalam melakukan penilaian guru sudah menerapkan penilaian autentik.171

Dalam evaluasi guru juga sudah melakukan a). Penilaian sikap dengan cara

observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal; b). Penilaian

pengetahuan dengan melakukan penilaian tertulis, penilaian lesan, penilaian

penugasan, Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester; c).

Penilaian ketrampilan melalui penilaian praktek, penilain proyek dan

penilaian portofolio.172 proses pembelajaranpun dilaksanakan dengan

pembelajaran PAIKEM.173

Jadi sebagaimana kurikulum KTSP, kurikulum 2013 yang baru

diterapkan tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah yang penulis teliti juga

berjalan dan terlaksana dengan baik walau memang masih perlu pembenahan-

pembenahan. Implementasi kurikulum 2013 harus di awalai dengan

penentuan SKL, kemudian Kompetensi Inti (KI) yang merupakan terjemahan

atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka

yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau

jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang

dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk

suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus

171
DNS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.
172
DNS, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013..., 27 Agustus 2014.
173
MT, Wawancara Implementasi Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang, 27 Agustus 2014.

120
121

menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan

soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising

element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti

merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal

Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan

antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke

kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu

akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta

didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi

Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata

pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama

sehingga terjadi proses saling memperkuat. Sedangakan Kompetensi Dasar

merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang

diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau

kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang

bersumber pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai peserta didik.

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik

peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

Kompetensi kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajarannya lebih

memiliki waktu lebih luas yaitu sesuai struktur kurikulum yang ada diajarkan

3 jam per minggu.

121
122

D. Persamaan dan Perbedaan

Dari hasil analisis penulis berdasarkan hasil wawancara dan observasi

Kurikulum Tingkat Satuaan Pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013

memiliki persamaan yang mendasar dalam proses pengimplementasiannya,

yaitu antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 sama-sama menitik

beratkan kepada siswa dalam tehnik pembelajarannya.174

Menurut MT antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 sama-

sama mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap, sama-sama

memiliki tujuan agar siswa aktif, kreatif dan mandiri dalam belajar, sama-

sama menginginkan guru kreatif dalam mengajar, akan tetapi kurikulum 2013

lebih menekankan pada kompetensi sikap.175

Adapun perbedaan kurikulum tingkat satuaan pendidikan dengan

kurikulum 2013 menurut MAW adalah; Pada kurikulum 2013 siswa lebih

dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar, siswa tidak

lagi semata-mata sebagai objek dalam pembelajaran namun bisa berpesan

sebagai subjek dengan melakukan discoveri dan pembelajaran scientific.

Selain itu kurikulum 2013 menekankan penilaian (proses) menjadi hal yang

penting.176

Menurut Waka kurikulum perbedaan yang ada pada kurikulum tingkat

satuan pendidikan dengan kurikulum 2013 yaitu kurikulum 2013 lebih

174
MAW, Perbedaan dan Persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, Salatiga,
25 Agustus 2014.
175
MT, Wawancara Tentang Perbedaan dan persamaan Kurikulum KTSP dengan
Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
176
MAW, Perbedaan dan Persamaan..., 25 Agustus 2014.

122
123

menekankan pada penilaian aspek avektif dan psikomotor dibandingkan

kurikulum tingkat satuan pendidikan.177

Kurikulum 2013 bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: a. beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; b.

berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; c. sehat, mandiri, dan percaya diri;

dan d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. Sedangkan

kurikulum KTSP bertujuan lebih banyak untuk meningkatkan kognitif

siswa.178

Perbedaan antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 adalah

kurikulum KTSP menentukan standar isi terlebih dahulu sebagaimana

dijelaskan melalui Permendiknas No.22 Tahun 2006 sudah ditentukan, SKL

dijelaskan melalui Permendiknas No. 23 Tahun 2006, dan kurikulum KTSP

lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau kognitif. Sedangkan

kurikulum 2013 menentukan SKL terlebih dahulu dijelaskan melalui

Permendikbud No. 54 Tahun 2013 setelah itu baru ditentukan standar isinya,

aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skils dan hard skils yang

meliputi aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan.179

Perbedaan lain adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum KTSP, sedangkan kurikulum 2013 acuan


177
BDT, Perbedaan dan Persamaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, Salatiga,
26 Agustus 2014
178
RSS, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
179
ED, Wawancara Perbedaan dan Persamaan kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.

123
124

utamanya adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti

sebagai organising element.

Jadi Dari kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 ada sebuah perbedaan

yang mendasar antara lain berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.

Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan

satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan

silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran

tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang

bersangkutan. Kurikulum 2013 a).KTSP Mata pelajaran tertentu mendukung,

K.2013 Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap,

kompetensi tertentu Keteampilan, Pengetahuan); b). KTSP mata pelajaran

dirancang terkait satu dengan yang lain dan sendiri, K. 2013 memiliki

kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap sendiri kelas; c) KTSP

tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama, K. 2013

pendekatan berbeda (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba,

menalar; d). KTSP tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan

diajarkan terpisah terpadu satu sama lain, K. 2013 Konten ilmu pengetahuan

diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.

Kurikulum KTSP menentukan standar isi terlebih dahulu sebagaimana

dijelaskan melalui Permendiknas No.22 Tahun 2006 baru menentukan SKL

yang dijelaskan melalui Permendiknas No. 23 Tahun 2006, dan kurikulum

KTSP lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau kognitif. Sedangkan

kurikulum 2013 menentukan SKL terlebih dahulu yang dijelaskan melalui

Permendikbud No. 54 Tahun 2013 setelah itu baru ditentukan standar isinya,

124
125

aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skils dan hard skils yang

meliputi aspek sikap, ketrampilan dan pengetahuan.

Perbedaan pokok antara KTSP atau kurikulum tingkat satuan

pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum

2013 yang sedang dijalankan yaitu berkaitan dengan perencanaan

pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan

kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan

pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali

untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan

pendidikan yang bersangkutan. Kurikulum 2013 a). Mata pelajaran tertentu

mendukung Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap,

kompetensi tertentu Keteampilan, Pengetahuan); b). Mata pelajaran dirancang

terkait satu dengan yang lain dan sendiri dan memiliki kompetensi dasar yang

diikat oleh kompetensi inti tiap sendiri kelas; c) Bahasa Indonesia sejajar

dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan mapel lain

keterampilan berbahasa); d) Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan

yang sama pendekatan berbeda (saintifik) melalui mengamati, menanya,

mencoba, menalar; e). Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan

diajarkan terpisah terpadu satu sama lain Konten ilmu pengetahuan

diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.

E. Kelebihan dan Kekurangan

kelebihan yang dimiliki KTSP adalah: Mendorong terwujudnya

otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Mendorong para guru,

125
126

kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan

kreativitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan. KTSP sangat

memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan

mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan

siswa. · KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan

memberatkan kurang lebih 20 %. KTSP memberikan peluang yang lebih luas

kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai

dengan kebutuhan. Sementara beberapa kelemahan dalam KTSP maupun

penerapannya, antara lain: Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang

diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan

yang ada. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai

kelengkapan. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara

komprehensif baik konsep penyusunan maupun prakteknya di lapangan.

Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan

berdampak berkurang interaksi pembelajaran guru di kelas denagn peserta

didik yang mengakibatkan kurang maksimalnya pendalaman materi yang

diberikan dan kurangnya pendapatan para guru.

Beberapa kelebihan KTSP tersebut merupakan faktor pendukung bagi

sekolah untuk meningkatan mutu pembelajarannya. Sedangkan faktor

kelemahannya merupakan faktor penghambat yang harus diantisipasi dan

diatasi oleh pihak sekolah dan juga menjadi perhatian bagi pemerintah agar

pemberlakuan KTSP tidak hanya akan menambah daftar persoalan yang

dihadapi dalam dunia pendidikan kita.

126
127

Kelebihan dari kurikulum 2013 antara lain: kurikulum ini membuat

anak belajar secara aktif, kreatif, inovatif dan siswa menjadi berfikir mandiri

serta terpupuk rasa persaudaraan yang kuat. Sedangkan kekurangannya

adalah pelaksanaannya belum dapat maksimal, dan kekurangan dari

kurikulum 2013 adalah sampai saat ini kurikulum 2013 belum dapat

diterapkan dengan benar, sehingga murid masih banyak yang sulit memahami

materi.

Urgensi Kurikulum harus disusun dan disempurnakan sesuai dengan

perkembangan zaman. Oleh sebab itu, sejalan dengan perkembangan zaman

pendidikan akan semakin banyak menghadapi tantangan. Lebih-lebih

menghadapi pasar bebas atau era globalisasi. Kurikulum 2013 dirancang

sebagai upaya mempersiapkan generasi Indonesia 2045 yaitu tepatnya 100

tahun Indonesia merdeka, sekaligus memanfaatkan populasi usia produktif

yang jumlahnya sangat melimpah agar menjadi bonus demografi dan tidak

menjadi bencana demografi.

Selain itu kelebihan dari kurikulum 2013 adalah: a). Memberikan

kesempatan kepada para siswa untuk berfikir secara kreatif; b). Siswa dapat

lebih banyak mengeluarkan pendapat; c). Meningkatkan kemampuan

menghafal dan konsentrasi siswa. Sedangkan kekurangannya adalah: a).

Siswa cenderung kesusahan karena banyak tugas yang harus diselesaikan; b).

Membuat guru terlalu santai; c). Jam belajar terlalu banyak menyita waktu.

dan Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah

(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

127
128

mengamati, (Observing) menanya (Questioning), menalar (Associating) ,

mencoba (Experimenting) membentuk jejaring (Networking) untuk semua

mata pelajaran.

Jadi Semua kurikulum yang diterapkan memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing hanya saja yang terpenting adalah

pelaksana/pengimplementasi kurikulumnya mau berubah untuk mengikuti

prosedur dan struktur yang sudah terbangun dengan baik atuakah tidak, itu

yang menjadi ending final keberhasilan dan kurikulum dikatakan memiliki

kelebihan lebih banyak ataukah kekurangan lebih banyak.

F. Kesulitan dan Hambatan Dalam Implementasi

Menurut beberapa nara sumber kesulitan dan hambatan dalam

mengimplementasikan kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 yang terdapat

dilapangan sesuai hasil analisis yaitu diantaranya: Kurikulum 2013 ada

bebrapa kesulitan, antara lain: dalam memberikan penilaian guru harus

memberikan penilaian secara kualitatif dan deskriptif, harus banyak

penunjang media dalam penerapan riilnya, dan membutuhkan banyak waktu.

Selain waktu juga dalam implementasi kurikulum 2013 membutuhkan banyak

biaya, karena guru harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan

dalam proses belajar mengajar, sedangkan disisi lain gaji guru belum mampu

untuk memenuhi kebutuhan yang diprasaratkan untuk memenuhi

128
129

implementasi kurikulum 2013. Sehingga implementasiannyapun dengan

media dan sarana seadanya yang ada dan dimiliki sekolah.180

Dalam implementasi kurikulum KTSP para siswa merasa kesulitan

materi penghafalan ayat-ayat alqur’an, karena ada beberapa siswa yang

kesulitan ketika disuruh menghafalkan.181

Dari beberapa siswa juga kesulitan memahami implementasi kurikulum

2013 karena isi materi terlalu ribet dan terlalu dalam untuk di maknai beda

dengan kurikulum KTSP yang lebih mudah dipahami.182

Untuk implementasi kurikulum KTSP kesulitan atau hambatannya

adalah untuk menjabarkan materi kurang bisa maksimal karena waktunya

kurang, yaitu hanya diberi 2 jam per minggu. Sedangkan untuk kurikulum

2013 terlalu banyak dokumen yang harus dipersiapkan sehingga menyita

banyak waktu.183

Secara umum baik siswa maupun guru tidak menemukan kesulitan

dalam pengimplementasian kurikulum 2013 karena materinya sangat

berhubungan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari dan ada keterkaitan

antara materi yang satu dengan yang lain, hanya saja ada hambatan pada

pemenuhan prasarannya yang belum sesuai.184

180
ED, Wawancara Kesulitan Penerapan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 di SMA
Islam Sudirman Ambarawa, 13 September 2014.
181
PHU, Wawancara Tentang Kesulitan Implementasi kurikulum KTSP dan Kurikulum
2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014.
182
PHU, Wawancara Tentang Kesulitan Implementasi kurikulum KTSP dan Kurikulum
2013 di SMA Islam Sudirman Ambarawa, 27 Agustus 2014.
183
MT, Wawancara Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP dan
Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014.
184
IWW dkk, Wawancara Kesulitan dan Hambatan Implementasi Kurikulum KTSP dan
Kurikulum 2013 di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, 27 Agustus 2014

129
130

Dan kesulitan terpenting dari implementasi kurikulum KTSP dan

kurikulum 2013 masih ada beberapa guru yang belum mampu melakukan

perubahan, maka dalam mengimplentasikannyapun kesulitan untuk mencapai

maksimal.

Jadi kesulitan dan hambatan pasti ada pada setiap perealisasian segala

hal tak terkecuali penerapan kurikulum, dan implementasi kurikulum 2013

ada beberapa kesulitan, diantaranya dalam memberikan penilaian guru harus

memberikan penilaian secara kualitatif dan deskriptif, harus banyak

penunjang media dalam penerapan riilnya, dan membutuhkan banyak waktu,

hambatan yang riil lagi adalah masih banyak para guru yang belum bisa

menyusun RPP dengan benar dan baik sesuai ketentuan yang ada.

Keterlibatan guru yang hanya sebagaifasilitator dalam proses pembelajaran

menjadikan siswa yang belum mampu menguasai materi menjadi tertinggal

dari kawan-kawwannya.

Hambatan pada implementasi kurikulum KTSP adalah ketersedian

waktu pembelajaran yang hanya 2 jam pelajaran per minggu menjadikan

penyampean materi tidak dapat maksimal, dan kesulitan yang dihadapi para

siswa ketika mendapatkan tugas menghafalkan ayat-ayat alqur’an, karena

waktu guru untuk memberikan bimbingan sangat terbatas.

G. Cara Mengatasi Kesulitan dan Hambatan

Sebagaimana hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa kesulitan dan

hambatan yang dihadapi oleh instansi sekolah yang penulis teliti terdapat

kesamaan dan cara mengatasinyapun tidak jauh berbeda, yaitu dengan

130
131

melakukan hal-hal yang dapat mensukseskan implementasi kurikulum yang

sedang diterapkan.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak instansi sekolah yang

penulis teliti antara lain dengan cara pihak sekolah melengkapi segala sarana

dan prasarana penunjang implementasi kurikulum baik pada waktu kurikulum

KTSP maupun 2013 yang sedang berjalan, sarana tersebut meliputi: buku

pokok, buku penunjang, perlengkapan ruangan belajar, seperti: audio, video,

televisi walau belum semua kelas dan proyektor. sebagai wahana

pembelajaran saintific pihak sekolah ada yang melengkapi laboratnya dengan

laborat keimanan, yang berisi berbagai alat dan sarana kelengkapan shalat.

Untuk meraih kemaksimalan dalam implentasi kurikulum pihak sekolah juga

selalu mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop, membuat

penyederhanaan materi pelajaran melalui KKG dan BKG agar siswa lebih

mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, memberikan jam

tambahan dan konsultasi akademik terhadap siswa yang merasa belum

menguasai materi pelajaran, selalu memberikan penugasan penguatan dan

penyuluhan kepada siswa guna menambah wawasan keilmuan, selain

langkah-langkah akademik kepala sekolah juga selalu melakukan evaluasi

terhadap kinerja guru dengan cara mensupervisi para guru guna memperbaiki

administrasi pembelajaran yang dibuat para guru, maliputi: prota, promes,

APP, RPP, bahan ajar yang dijadikan pegangan dan acuan dalam mengajar

dan media pembelajaran yang digunakan untuk membantu pemahaman siswa

dan membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

131
132

Selain mengirimkan para guru untuk mengikuti kegiatan pengembangan

kompetensi pendidik di luar, pihak sekolah sendiri juga mengadakan kegiatan

In House Training yang sering kali dilanjutkan langsung ke sesi workshop,

pelatihan-pelatihan bahan ajar dan administrasi kelas pada lain waktu sesuai

dengan plening dan jadwal yang dibuat pihak sekolah (kepala dan waka

kurikulum).

132
133

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian data dan analisis yang telah dibahas pada bab empat, maka

penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut :

1. Implementasi kurikulum 2006/2007 (KTSP) mapel Pendidikan Agama

Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2013/2014 telah terlaksanakan dengan baik, ini dikarenakan ke

tiga sekolah tersebut telah mengikuti sekaligus memenuhi garis-garis besar

panduan implementasi dan struktur kurikulum yang telah ditentukan

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU

20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar

Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan

nasional, serta hasil proses implementasi yang telah memenuhi standar

kelulusan yang diprogramkan.

Selain itu dalam implementasi kurikulum KTSP antara kepala

sekolah, waka kurikulum dan guru mapel PAI di sekolah yang penulis

teliti selalu mengadakan koordinasi dan komunikasi dalam menentukan

standar isi terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan melalui Permendiknas

No.22 Tahun 2006 baru menentukan SKL yang dijelaskan melalui

133
133
134

Permendiknas No. 23 Tahun 2006. Implementasi KTSP pada setandar

kompetensi meliputi: Al-qur’an (memahami ayat al-qur’an tentang

manusia sebagai kholifah, memahami ayat al-qur’an tentang keihlasan

dalam beribadah), Aqidah (meningkatkan keimanan malalui asmaul

husna), Ahlak (membiasakan perilaku terpuji), Fiqih (memahami sumber

hukum Islam, hikmah dan bentuknya), Tarikh/kebudayaan Islam

(memahami keteladanan Rosulullah dalam membina umat periode

Makkah)

Implementasi kurikulum KTSP mapel PAI di SMA disesuaikan

dengan struktur kurikulum KTSP dilaksanakan 2 jam pelajaran perminggu

disesuaikan dengan SKS, dan seluruh Standar Kompetensi, Kompetensi

Dasar, materi serta penilaian tersusun dan terkupas dalam RPP.

2. Implementasi kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada kajian

standar kompetensi di SMAN 1 Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa

dan SMAN 1 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014

terimplementasi dengan baik, ini dikarenakan ke tiga sekolah tersebut telah

mengikuti sekaligus memenuhi garis-garis besar panduan implementasi

dan sesuai dengan struktur kurikulum yang ada walaupun memang belum

sempurna karena masih dalam tahap-tahap penyempurnaan. Dan

Implementasi kurikulum 2013 di ke tiga sekolah tersebut pada mapel

Pendidikan Agama Islam kajian standar kompetensi pada sekolah yang

penulis teliti telah mangacu pada Permendikbud No. 54 Tahun 2013 yang

menentukan SKL terlebih dahulu kemudian menentukan standar isinya

134
135

melalui kompetemsi inti, dan pada aspek kompetensi lulusan yang

diterapkan ada keseimbangan soft skils dan hard skils yang meliputi aspek

sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Standar Isi diturunkan dari Standar

Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran,

adapun Kompetensi Inti yang diterapkan meliputi: KI-1. Menerima dan

menjalankan ajaran agama yang dianutnya, KI-2. Memiliki perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru, KI-3. Memahami

pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan KI-4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis

dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Sedangkan dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah yang

penulis teliti menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah

(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati (Observing), menanya (Questioning), menalar (Associating),

mencoba (Experimenting), membentuk jejaring (Networking) untuk semua

mata pelajaran dengan menerapkan pembelajaran PAIKEM. RPP disusun

tidak untuk setiap pertemuan tetapi untuk 2 sampai 3 kali pertemuan dan

135
136

sesuai struktur kurikulum 2013 pembelajaran mapel PAI dilaksanakan 3

jam per minggu.

3. Dalam implementasi kurikulum 2007 dan kurikulum 2013 mapel

Pendidikan Agama Islam pada kajian standar kompetensi di SMAN 1

Salatiga, SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014 terdapat beberapa

perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang ada dalam implementasi

kurikulum 2007 dan kurikulum 2013 mapel Pendidikan Agama Islam pada

kajian standar kompetensi di satuan pendidikan yang penulis teliti yaitu

pada implementasi kurikulum KTSP guru dalam menentukan Standar

Kompetensi Lulusan mangacu dari Standar Isi. Standar Isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata

Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar Mata Pelajaran, Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap,

pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan, Kompetensi

diturunkan dari mata pelajaran, dan Mata pelajaran lepas satu dengan yang

lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah. Sedangkan dalam

implementasi kurikulum 2013 guru merumuskan Standar Kompetensi

Lulusan dari kebutuhan, Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi

Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran, Semua mata

pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan,

dan pengetahuan, Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin

dicapai, dan Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).

136
137

Kompetensi kurikulum 2013 yang diimplementasikan bertujuan

membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang: a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; b. berilmu, cakap,

kritis, kreatif, dan inovatif; c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan d.

toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. Sedangkan

implementasi kurikulum KTSP bertujuan lebih banyak untuk

meningkatkan kognitif siswa..

Perbedaan lain adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum KTSP, sedangkan kurikulum 2013 acuan

utamanya adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi

Inti sebagai organising element.

Sedangkan persamaan yang penulis temukan dalam implementasi

kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 di satuan pendidikan yang

penulis teliti antara lain: sama-sama mengukur kompetensi pengetahuan,

ketrampilan dan sikap, sama-sama memiliki tujuan agar siswa aktif, kreatif

dan mandiri dalam belajar, sama-sama guru kreatif dalam mengajar dan

persamaan yang mendasar dalam proses implementasi kurikulum KTSP

dengan kurikulum 2013 sama-sama menitik beratkan kepada siswa dalam

tehnik pembelajarannya. Kekurangan yang penulis temukan adalah sama-

sama belum sempurna dalam membuat RPP terutama langkah-langkah

yang sesuai dengan indikator dan kompetensi yang ditentukan.

137
138

4. Faktor kesulitan dan hambatan yang dihadapi dalam implementasi

kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013 di antaranya adalah dalam

memberikan penilaian guru harus memberikan penilaian secara kualitatif

dan deskriptif pada kurikulum 2013, harus banyak penunjang media dalam

penerapan riilnya, dan membutuhkan banyak waktu, hambatan yang riil

lagi adalah masih banyak para guru yang belum bisa menyusun RPP

dengan benar dan baik sesuai ketentuan yang ada. Keterlibatan guru yang

hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran menjadikan siswa

yang belum mampu menguasai materi menjadi tertinggal dari kawan-

kawannya. Sedangkan kesulitan hambatan pada implementasi kurikulum

KTSP adalah ketersedian waktu pembelajaran yang hanya 2 jam pelajaran

per minggu menjadikan penyampean materi tidak dapat maksimal, dan

kesulitan yang dihadapi para siswa ketika mendapatkan tugas

menghafalkan ayat-ayat alqur’an, karena waktu guru untuk memberikan

bimbingan sangat terbatas.

5. Cara yang dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi kesulitan dan

hambatan dalam implenteasi kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 antara

lain: pihak sekolah melengkapi segala sarana dan prasarana penunjang

implementasi kurikulum baik pada waktu kurikulum KTSP maupun 2013

yang sedang berjalan, pihak sekolah selalu mengirim guru dalam

pelatihan-pelatihan dan workshop, membuat penyederhanaan materi

pelajaran melalui KKG dan BKG agar siswa lebih mudah memahami,

memberikan jam tambahan dan konsultasi akademik terhadap siswa yang

138
139

merasa belum menguasai materi pelajaran, selalu memberikan penugasan

penguatan dan penyuluhan kepada siswa guna menambah wawasan

keilmuan, dan kepala sekolah selalu mensupervisi para guru guna

memperbaiki administrasi pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis menyarankan baik pada

pihak pemerintah yang membuat kurikulum, maupun pihak-pihak yang akan

secara operasional menjalankan, begitu pula masyarakat luas umumnya, dapat

mendukung penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi 2013 dengan

sepenuhnya, karena dalam kurikulum 2013 terajarkan pendidikan karakter,

dimana dalam pendidikan karakter tersebut tersirat nilai-nilai luhur dan ajaran

agama yang mulia, selain itu implementasi kurikulum 2013 pada Pendidikan

Agama Islam terajarkan tiga jam pelajaran, yang artinya jam pelajarannya

lebih banyak dibandingkan kurikulum sebelumnya (KTSP) yang hanya dua

jam pelajaran, secara langsung guru agama punya waktu lebih banyak dalam

menyampaikan materi, menjelaskan dan memahamkan siswa tentang pelajaran

agama. Hal ini mengandung harapan agar apa yang dicita-citakan atau apa

yang menjadi tujuan bangsa indonesia dan pendidikan nasional dalam

menghadapai tantangan kemajuan dapat dicapai, yaitu menjadikan generasi

bangsa yang kuat ilmu, iman, amal dan taqwanya.

Pemerintah seyogyanya selalu mengadakan sosialisasi secara matang,

karena sosialisasi merupakan salah satu komponen penting yang tidak boleh

ditinggalkan setiap menerapkan suatu program yang baru. Dan dalam

139
140

melakukan sosialisasi harus melalui perencanaan matang sehingga tujuan yang

diharapkan dengan sosialisasi suatu program yang baru dapat terlaksana.

Mensikapi kebijakan menteri pendidikan dasar dan menengah yang

telah mengfakumkan implementasi kurikulum 2013 guna di perbaiki terlebih

dahulu, saran penulis sebaiknya pemerintah tidak perlu memberhentikan

implementasi kurikulum 2013 yang telah diterapkan, karena tahun 2017

kurikulum 2013 pun akan diwajibkan kembali untuk diimplementasikan. ini

berarti membuat siklus implementasi kurikulum yang blunder

(membingungkan kejelasannya). Saran penulis sambil memperbaiki dan

melengkapi kekurangan yang ada seharusnya kurikulum 2013 tetap

diterapkan, artinya maju terus pantang mundur. Tidak malah maju-mundur,

maju-mundur membingungkan instansi pendidikan, kepala sekolah, waka

kurikulum, para guru dan siswa yang tentunya menjadi subyek dan obyek

implementasi kurikulum.

Guru merupakan ujung tombak yang menentukan tingkat

keberhasilan implementasi Kurikulum, baik KTSP maupun kurikulum 2013,

sehingga guru dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya dengan

mengikuti berbagai pendidikan latihan yang diselenggarakan oleh Lembaga

Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) maupun Dinas Pendidikan setempat

ataupun saling bertukar pikir dengan guru lain yang berada dalam wadah

Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Kepala Sekolah hendaknya meluangkan sedikit waktunya untuk

memantau pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar dan melakukan supervisi

terhadap guru. Kepala Sekolah hendaknya selalu meningkatkan

140
141

pengetahuannya, mengingat peran Kepala Sekolah sebagai inovator yang

memiliki berbagai strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan oleh sekolah.

141
142

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik dan R & D.


Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta:


Rineka Cipta, 2002.

Depdiknas. Struktur Kurikulum 2013. Jakarta: P2TK Ditjen Dikti, 2013.

Depdiknas. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta: CV. Mini Jaya, 2003.

Faiko, Nur. Penerapan KTSP Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Kompetensi Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII DI SMP
Negeri 1 Gresik Tahun Pelajaran 2008/2009. Malang: UIN Maulana
Malik Ibrahim, 2009.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research jilid 1. Yogyakarta : Andi Offset, 2000.


Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: PT. Andi Ofiset, 1990.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumu Aksara, 2009.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Idi, Abdullah. Penegembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jogyakarta: Ar-


Ruzz Media, 2010.

Kemendiknas. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan


dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Karya Ilmu, 2010.

Mansur. Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001.

Mas’ud, Abdurrahman. Humanisme Religius sebagai Paradigma Pendidikan


Islam. Yogyakarta: Gama Media, 2004.

Muhajir, Noeng. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.

Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis.


Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.

Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Konsep. Praktik. dan


Implementasi). Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya,


2010.

142
143

Nasution. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. 2008

Pratt, David. Curriculum, Design and Development, New york: Harcourt Brace
Javanovich, 2001.

Rahmani, Ainul Marya. Peran Guru Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan ( KTSP ) Pada Pembelajaran PAI di SMP N 5
Banguntapan Bantul Tahun 2012/2013. Yogyakarta: Tesis. UIN Sunan
Kalijaga, 2013.

Ratri, Safitri Yosita. Penelitian tesis dengan judul “Implementasi Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan Di SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010.

Sidiq, Fajar. Tingkat Kesiapan Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran


Biologi Di MAN Indramayu Tahun 2013. Cirebon: Tesis. IAIN Syekh
Nurjati, 2013.

Sudjana, Nana. Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,


2001.
Sukmadinata, Nana Saodih. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktik).
Bandung: Rosda Karya, 1999.

Sukmadinata, Nana Saodih. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda Karya,


2003.

Taba, Hilda, Curriculum Development:Theory anf Practice, New York: Harcourt,


Brace & World, 2000.

Yamin, Martinis. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung


Persada Press. 2008.

Yamin, Martinis. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.


Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.

143
144

Lampiran 1

Kode Penelitian

Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan 2013 Mapel


Pendidikan Agama Islam pada Kajian Standar Kompetensi di SMAN 1
Salatiga SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMAN 1 Tengaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014

1. Informan
a. SMA N 1 Salatiga
1) WY (Wahyi Tri Astuti) : Jabatan Kepala Sekolah

2) BDT (Budiyanto) : Jabatan Waka Kurikulum

3) MAW (Muhamad Agus Whyono) : Jabatan Guru PAI

4) MF (M. Faslah) : Siswa SMA N 1 Salatiga

5) RAT ( Rifan Agung Triawan) : Siswa SMA N 1 Salatiga

6) BPT (Bagas Putranto TS) : Siswa SMA N 1 Salatiga

7) MAF (Muhammad Afif F) : Siswa SMA N 1 Salatiga

b. SMA Islam Sudirman Ambarawa


1) JP (Joko Pujiyanto) : Jabatan Kepala Sekolah

2) RSS (Rahmi Siti Sa’adah) : Jabatan Waka Kurikulum

3) ED (Edy Mahmud) : Jabatan Guru PAI

4) SB (Shobari) : Jabatan Guru PAI

5) MK (M. Khamyudin) : Jabatan Guru PAI

6) OA (Oktaviyanti Anwar) : Siswa

7) KLS (Khalimatus Saadah) : Siswa

8) RA (Riska Ananda) : Siswa

9) NLM (Nur Laylatul Maf’udah) : Siswa

144
145

10) NRA (Nusrodin Anam) : Siswa

11) PHU (Puspita Hartini Utami) : Siswa

c. SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang


1) SBT (Subroto) : Jabatan Kepala Sekolah

2) BN (Budhi Nugroho) : Jabatan Waka Kurikulum

3) MT (Much Toha) : Jabatan Guru PAI

4) JM (Jimin) : Jabatan Guru PAI

5) IS (Indah Susilowati) :Siswa

6) DNS (Dimasyqi Nur Shihab) : Siswa

7) TSS (Tiyas Sri Susanti) : Siswa

8) IWW (Isnaini Wahyu Wahdati) : Siswa

9) STH (Silvia Tri Haryanti) : Siswa

10) SDD (Sarda Devi Dewandini) : Siswa

2. Metode
Kode Metode penelitian
W Wawancara
P Pengamatan
D Dokumentasi
O Observasi

3. Kategori
Kode Keterangan
K Kurikulum
SK Standar Kompetensi
SI Standar Isi
KD Kompetensi Dasar
KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SKL Standal Kelulusan
KKM Kriteria Ketuntasan Minimal
KI Kompetensi Inti

145
146

PS Peran sekolah
FPH Faktor penghambat
FK Faktor Kesulitan
CMH Cara mengatasi hambatan dan Kesulitan
HI Hasil implementasi Kurikulum

146
147

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

KEPADA KEPALA SEKOLAH

A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :

Tanggal Wawancara :
Tempat :
Jam :
1. Bagaimanakah profil sekolah yang Bpak/Ibu pimpin ini?

2. Sistem dan kebijakan bagaimanakah yang Bapak/Ibu terapkan dalam


mengikuti perkembangan kurikulum?

3. Adakah komunikasi yang baik antara kepala, waka kurikulum dan guru PAI
di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin dalam mensikapi setiap perkembangan
kurikulum PAI? mohon dijelaskan!

4. Langkah kongkret apa sajakah yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam


memfasilitasi implementasi kurikulum PAI di sekolah? Misalnya
mengadakan workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang
sesuai kurikulum dan yang lain!

5. Langkah apa yang Bpk/Ibu lakukan untuk memotivasi guru PAI untuk tetap
semangat dalam mengimplementasikan kurikulum 2007 maupun 2013 yang
baru?

6. Bagaimana tata tertib dan visi misi disekolah yang Bapak/Ibu pimpin?

7. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?

8. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

147
148

PEDOMAN WAWANCARA

KEPADA WAKA KURIKULUM

A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :

Tanggal Wawancara :
Tempat :
Jam :
1. Kurikulum apa sajakah yang pernah diterapkan disekolah anda sampai tahun
2014 ini?

2. Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel


PAI disekolah anda?

3. Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2013 ada mapel PAI


disekolah anda?

4. Sejauh mana kewenangan dan tanggung jawab anda dalam pengaturan


kurikulum disekolah pada mapel PAI?

5. Menurut anda, adakah perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan


kurikulum 2013?

6 Adakah komunikasi dan kerja sama yang baik antara anda sebagai waka
kurikulum dengan kepala sekolah dan guru PAI dalam menyusun serta
merumuskan kurikulum mapel PAI disekolah?

7. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?

8. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

148
149

PEDOMAN WAWANCARA

KEPADA GURU MAPEL PAI

A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :

Tanggal Wawancara :
Tempat :
Jam :
1. Sudah berapa lama Bpak/Ibu menjadi guru PAI?

2. Sudah berapa bentuk kurikulum mapel PAI kah yang Bapak/Ibu pernah
terapkan dalam mengajar?

3. Apakah Bapak/Ibu memahami tentang standar kompetensi? mohon


dijelaskan!

4. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang


Bapak/Ibu ketahui?

5. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang


Bapak/Ibu ketahui?

6 Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian


standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI?

7 Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian


standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang berbentuk tematik
dengan pendekatan scientific dan dengan autentik evaluasi?

8 Menurut Bapak/Ibu, adakah perbedaan atau kesamaan standar kompetensin


antara implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dengan kurikulum 2013 pada
mapel PAI?

9 Apa saja kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP)


dan kurikulum 2013 pada mapel PAI?

10. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?

11. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

149
150

PEDOMAN WAWANCARA

KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM KTSP MAPEL PAI

A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :

Tanggal Wawancara :
Tempat :
Jam :
1. Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!

2. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang


anda ketahui?

3. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam


mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel
PAI di kelas?

4. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum


2007 (KTSP) pada mapel PAI?

5. Apa saja menurut anda kesulitan memahami materi dari kurikulum 2007
(KTSP) pada mapel PAI dalam pembelajarannya?

6. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K.


KTSP?

7. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

150
151

PEDOMAN WAWANCARA

KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM 2013 MAPEL PAI

A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :

Tanggal Wawancara :
Tempat :
Jam :
1. Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!

2. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang anda


ketahui?

3. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam


mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI di
kelas?

4. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum


2013 pada mapel PAI?

5. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K. 2013?

6. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

151
152

Lampiran 3

1. Hasil Wawancara di SMA N 1 Salatiga

HASIL WAWANCARA

KEPADA KEPALA SEKOLAH

Nama dengan kode : WY

Tanggal Wawancara : 25 Agustus 2014


Tempat : SMA N 1 Salatiga
Jam : 09.15 WIB
1. Bagaimanakah profil sekolah yang Bpak/Ibu pimpin ini?

Profil sekolah bagus untuk segela kelengkapannya akan saya berikan, dan SMA N 1
Salatiga persiapan untuk sekolah adiwiyata.

2. Sistem dan kebijakan bagaimanakah yang Bapak/Ibu terapkan dalam


mengikuti perkembangan kurikulum?

Sistem dan kebijakan yang diterapkan dalam setiap perkembangan kurikulum PAI
selalu sangat mendukung karena mencerminkan bentuk Imtaq.

3. Adakah komunikasi yang baik antara kepala, waka kurikulum dan guru PAI
di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin dalam mensikapi setiap perkembangan
kurikulum PAI? mohon dijelaskan!

Komunikasi antara kepala sekolah, waka kurikulum dan guru PAI dalam mensikapi
setiap perkembangan kurikulum PAI adalah sangat baik dan selalu terorganisir.

4. Langkah kongkret apa sajakah yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam


memfasilitasi implementasi kurikulum PAI di sekolah? Misalnya
mengadakan workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang

152
153

sesuai kurikulum dan yang lain!

Langkah kongkrit dalam memfasilitasi implementasi kurikulum PAI di sekolah dengan


pesantren kilat, workshop kurikulum PAI, dan menyediakan pembelajaran yang
sesuai.

5. Langkah apa yang Bpk/Ibu lakukan untuk memotivasi guru PAI untuk tetap
semangat dalam mengimplementasikan kurikulum 2007 maupun 2013 yang
baru?

Langkah untuk memotivasi guru PAI untuk tetap semangat dalam


mengimplementasikan kurikulum KTSP maupun Kurikulum 2013 dengan prinsip
amanah dengan SATIT (Sure, Action, Tanggung jawab, Ikhlas, dan Tuntas).

6. Bagaimana tata tertib dan visi misi disekolah yang Bapak/Ibu pimpin?

Tata tertib di SMA N 1 Salatiga baik dan terjalankan. Sedangakan visi misi kami
adalah secara aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitip berdaya saing secara nasional
maupun internasional.

7. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?

Kesulitan dan hambatan yang mendasar sebenarnya tidak ada, hanya saja kurang
lengkapnya sarana prasarana penunjang, dan para guru yang belum menguasai
benar tentang materi dan hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas
dan administrasi pembelajaran.

8. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

Cara kami dalam mengatasi permasalahan yang ada yaitu sekolah mengirim guru
untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan, workshop, KKG, BKG, dan untuk sarana
penunjang sekolah segera melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai dengan
kebutuhan.

153
154

HASIL WAWANCARA

KEPADA WAKA KURIKULUM

Nama dengan kode : BDT

Tanggal Wawancara : 25 Agustus 2014


Tempat : SMA N 1 Salatiga
Jam : 09.45 WIB
1. Kurikulum apa sajakah yang pernah diterapkan disekolah anda sampai tahun
2014 ini?

CBSA, KBK, KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013

2. Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel


PAI disekolah anda?

Sesuai struktur kurikulum 2007 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS

 membagiakan SK dan KD kepada guru PAI


 menyerahkan materi dan refrensi buku kepada guru PAI
 mengecek perangkat pembelajaran; silabus, RPP, sesuai dengan
kurikulum KTSP
3. Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2013 ada mapel PAI
disekolah anda?

Sesuai struktur kurikulum 2013 3 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS

 membagiakan KI dan KD kepada guru PAI


 menyerahkan materi dan refrensi buku kepada guru PAI
 mwmastikan perangkat PBM; silabus, RPP, sesuai dengan kurikulum
2013
4. Sejauh mana kewenangan dan tanggung jawab anda dalam pengaturan

154
155

kurikulum disekolah pada mapel PAI?

Melaksanakan sesuai waktu, tidak menambah maupun mengurangi

5. Menurut anda, adakah perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan


kurikulum 2013?

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada penilaian aspek afektif dan psikomotor
dibandingkan kurikulum KTSP.

6 Adakah komunikasi dan kerja sama yang baik antara anda sebagai waka
kurikulum dengan kepala sekolah dan guru PAI dalam menyusun serta
merumuskan kurikulum mapel PAI disekolah?

Ya ada komunikasi yang sangat baik

7. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?

Guru masih ada yang belum dapat membuat RPP dengan sesuai, guru masih
kebingungan masalah penilaian dan sarana penunjang belum terlengkapi semua.

8. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

Mengadakan workshop dan melengkapi sarana yang dibutuhkan.

155
156

HASIL WAWANCARA

KEPADA GURU MAPEL PAI

Nama : MAW
Tanggal Wawancara :25Agustus2014
Tempat : SMA N 1 Salatiga
Jam : 08. 30 WIB
1. Sudah berapa lama Bpak/Ibu menjadi guru PAI?

10 Tahun

2. Sudah berapa bentuk kurikulum mapel PAI kah yang Bapak/Ibu pernah
terapkan dalam mengajar?

4 (CBSA, KBK, KTSP dan K. 2013)

3. Apakah Bapak/Ibu memahami tentang standar kompetensi? mohon


dijelaskan!

SK merupakan garis besar yang harus dicapai peserta didik yang dijelaskan KD

4. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang


Bapak/Ibu ketahui?

SK KTSP mapel PAI sudah bagus

5. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang


Bapak/Ibu ketahui?

SK. K.13 lebih bagus karena ada penambahan pada tingkat penilaiannya di proses.

6 Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian


standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI?

Kita tuangkan dalam RPP

7 Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian


standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang berbentuk tematik
dengan pendekatan scientific dan dengan autentik evaluasi?

Kita tuangkan dalam Rpp

8 Menurut Bapak/Ibu, adakah perbedaan atau kesamaan standar kompetensin


antara implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dengan kurikulum 2013 pada

156
157

mapel PAI?

Persamaannnya, sama-sama menitik beratkan kepada siswa. Perbedaannya, K. 13


menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif dan penilaian proses menjadi penting.

9 Apa saja kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP)


dan kurikulum 2013 pada mapel PAI?

Kelebihannya, guru diharap lebih kreatif dan kekuranganya sama-sama tidak


diimbangi dengan penunjang yang matang oleh pemerintah

10. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?

Fasilitas kurang siap dan guru kurang mampu dalam perubahan serta siswa merasa
jenuh dengan materi yang sangat banyak

11. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

Fasilitas dipenuhi, guru selalu diikutkan dalam KKG dan BKG, dan membuat
penyederhanan materi dengan jaring-jaring materi, juga memberikan jam tambahan
untuk bimbingan akademik.

157
158

HASIL WAWANCARA

KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM KTSP MAPEL PAI

Nama :MF dan RAT


Tanggal Wawancara :26Agustus2104
Tempat : SMA N 1 Salatiga
Jam : 12.30 WIB
1. Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!

Ya, Saya tau. Standar Kompetensi dapat diartikan sebagai pernyataan tentang
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat
penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu pelajaran.

2. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang


anda ketahui?

Pada kurikulum KTSP Mapel PAI menggunakan integrated Currikulum sehingga


siswa dengan mudah dapat menguasai pelajaran PAI yang mempunyai ruang
lingkup Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak dan tarikh.

3. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam


mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel
PAI di kelas?

Guru dengan panduan silabus membuat RPP, mengajar dengan sistem PAKEM dan
melakukan evaluasi kepada siswa.

4. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum


2007 (KTSP) pada mapel PAI?

Kelebihannya: Ruang lingkup luas dan materi mudah dipahami

Kekurangannya: Sering kali tidak singkron materi yang satu dengan yang lain
sehingga terkadang perlu di ulang.

5. Apa saja menurut anda kesulitan memahami materi dari kurikulum 2007
(KTSP) pada mapel PAI dalam pembelajarannya?

Materinya terlalu banyak uraian yang terlalu luas, sehingga terkadang bingung untuk
memahami isi materi dan terkadang jenuh.

6. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

Membuat diktat, memberi jam tambahan dan layanan konsultasi akademik.

158
159

HASIL WAWANCARA
KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM 2013 MAPEL PAI

Nama : BPT dan MAF


Tanggal Wawancara :20Agustus2014
Tempat : SMA N 1 Salatiga
Jam : 10.00 WIB
1. Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!

Ya, Standar kompetensi merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup


pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir
dilakukan oleh peserta didik pada materi yang diajarkan.

2. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang anda


ketahui?

Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri dari empat
kompetensi dan kompetensi dasar yang meripakan jabaran dari kompetensi inti.

3. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam


mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI di
kelas?

Guru menjelaskan inti materi yang dibahas sesuai RPP yang dipersiapkan, kemudian
siswa mengembangkannya dengan cara diskusi dan small group diskusion.
kemudian guru memberikan penguatan-penguatan.

4. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum


2013 pada mapel PAI?

Kekurangannya: sarana prasarana kurang mendukung dan pemahaman terhadap


materi membutuhkan waktu yang banyak, karena banyak prakteknya.

Kelebihan: karena pembelajaran berpusat pada siswa menjadikan siswa lebih kreatif,
siswa lebih aktif dan mampu menemukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran.

5. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K. 2013?

Kesulitan dan hambatannya adalah siswa dalam menyesuaikan materi dengan


bentuk kegiatan pembelajaran yang diikuti siswa, masih agak bingung bagi siswa
yang memilki AQ pas-pasan.

6. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

Memberikan tambahan jam interaktif, layanan konsultasi edukatif dan penyederhanan


materi dengan berbagai media.

159
160

2. Hasil Wawancara di SMA Islam Sudirman Ambarawa

HASIL WAWANCARA

KEPADA KEPALA SEKOLAH

Nama dengan kode : JP

Tanggal Wawancara :13September2014


Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Jam : 08.39 WIB
1. Bagaimanakah profil sekolah yang Bpak/Ibu pimpin ini?

Profil sekolah kami sebagaimana data file yang diberikan admin sekolah, bahwa ada
peningkatan kuantitas dan kualitas pada peserta didik selama 3th terakhir. Kemudian
sekolah memiliki guru DPK: 4 Guru, GTY: 21 Guru, GTT: 11 Guru, Karyawan TY: 7
Orang dan Karyawan TDY: 5 Orang. Untuk lebih lengkapnya data yang lain bisa
dilihat data yang ada di file.

2. Sistem dan kebijakan bagaimanakah yang Bapak/Ibu terapkan dalam


mengikuti perkembangan kurikulum?

Selalu mengikut sertakan guru-guru Mapel untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013
dan wajib untuk melaksanakan kurikulum 2013.

3. Adakah komunikasi yang baik antara kepala, waka kurikulum dan guru PAI
di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin dalam mensikapi setiap perkembangan
kurikulum PAI? mohon dijelaskan!

Semua guru tanpa terkecuali terjalin komunikasi yang baik dalam menghadapi dan
melaksanakan kurikulum 2013 dan kerjasama dalam MGMPS dan lintas Mapel.

4. Langkah kongkret apa sajakah yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam


memfasilitasi implementasi kurikulum PAI di sekolah? Misalnya
mengadakan workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang

160
161

sesuai kurikulum dan yang lain!

Mengadakan IHT tentang kurikulum 2013, pelatihan pembeljaran K. 13 dengan


mendatangkan nara sumber sebagai fasilitator, melengkapi media/alat pembelajaran,
buku, internet, LCD dan lain-lain.

5. Langkah apa yang Bpk/Ibu lakukan untuk memotivasi guru PAI untuk tetap
semangat dalam mengimplementasikan kurikulum 2007 maupun 2013 yang
baru?

Memberikan dorongan dan mengikutsertakan para guru Agama dalam pelatihan


tentang kurikulum, media pembelajaran, seminar, MGMP dan memfasilitasi kegiatan
MGMPS

6. Bagaimana tata tertib dan visi misi disekolah yang Bapak/Ibu pimpin?

Tata tertib dan visi misi sekolah berjalan secara kebersamaan karena memiliki tujuan
menciptakan/mewujudkan generasi muda yang memiliki pengetahuan, ketrampilan,
dan teknologi; berkepribadian berdasarkan pancasiala, memiliki keimanan dan
ketaqwaan serta berahlakul karimah. .

7. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?

Kesulitan dan hambatan yang mendasar sebenarnya tidak ada, hanya saja kurang
lengkapnya sarana prasarana penunjang, dan para guru yang belum menguasai
benar tentang materi dan hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas
dan administrasi pembelajaran.

8. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

Cara kami dalam mengatasi permasalahan yang ada yaitu sekolah mengirim guru
untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan, workshop, KKG, BKG, dan untuk sarana
penunjang sekolah segera melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai dengan
kebutuhan.

161
162

HASIL WAWANCARA

KEPADA WAKA KURIKULUM

Nama dengan kode : RSS


Tanggal Wawancara :13September2014
Tempat : Ruang Guru
Jam : 09.00 WIB
1. Kurikulum apa sajakah yang pernah diterapkan disekolah anda sampai tahun
2014 ini?
Kurikulum 1994, KBK, KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013
2. Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel
PAI disekolah anda?

Penerapan kurikulum 2007 untuk mapel PAI kami sesuaikan dengan aturan yang
ada, misalnya tentang jam tatap muka prminggu, muatan materi dan sebagainya.

3. Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2013 ada mapel PAI


disekolah anda?

Penerapan kurikulum 2013 Sesuai struktur jam pelajaran perminggu disesuaikan


denga SKS

4. Sejauh mana kewenangan dan tanggung jawab anda dalam pengaturan


kurikulum disekolah pada mapel PAI?

Kewenangan saya hanya pada pengaturan jam tatap muka, muatan materi dan
tentang pengaturan penilaian.

5. Menurut anda, adakah perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan


kurikulum 2013?

Perbedaan yang signifikan hanya pada istilah-istilah yang dipakai. Pada dasarnya
maksud dan tujuannya hampir sama antara K. KTSP 2007 dengan K. 2013.

6 Adakah komunikasi dan kerja sama yang baik antara anda sebagai waka
kurikulum dengan kepala sekolah dan guru PAI dalam menyusun serta

162
163

merumuskan kurikulum mapel PAI disekolah?

Ya ada komunikasi yang sangat baik dan ada kerjasama, terutama untuk
merumuskan SKL PAI.

7. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?

Masih banyak guru yang belum dapat membuat RPP dengan sesuai, guru masih
kebingungan masalah penilaian dan sarana penunjang belum terlengkapi semua.

8. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

Mengadakan pelatihan-pelatihan dan mengikutkan para guru pada workshop dan


melengkapi sarana yang dibutuhkan.

163
164

HASIL WAWANCARA

KEPADA GURU MAPEL PAI

Nama : EM, SB dan MK


Tanggal Wawancara :13September2014
Tempat : Ruang Guru
Jam : 09.00 WIB
1. Sudah berapa lama Bpak/Ibu menjadi guru PAI?

17, 15 dan 16 Tahun

2. Sudah berapa bentuk kurikulum mapel PAI kah yang Bapak/Ibu pernah
terapkan dalam mengajar?

4 (CBSA, KBK, KTSP dan K. 2013)

3. Apakah Bapak/Ibu memahami tentang standar kompetensi? mohon


dijelaskan!

SK mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus
dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendiidkan
tertentu pula.

4. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang


Bapak/Ibu ketahui?

SK mapel PAI KTSP adalah:

Al-qur’an, Aqidah, Ahlak, Tarihk dan fiqih

5. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang


Bapak/Ibu ketahui?

SK. K.13 lebih bagus karena ada penambahan pada tingkat penilaiannya di proses.
dan terbagi Kompetensi Inti (Ki) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti dibagi
4, yaitu: Ki 1. tentang spiritual, Ki 2. tentang sosial, Kii 3. pengetahuan, Ki 4. tentang
ketrampilan.

6 Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian


standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI?

Mengikuti langkah yang sudah ditetapkan sesuai standar kurikulum KTSP, dengan
mengacu pada standar yang sudah dirumuskan.

7 Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian


standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang berbentuk tematik

164
165

dengan pendekatan scientific dan dengan autentik evaluasi?

Melakukan pengamatan secara menyeluruh berkaitan dengan aktifitas siswa dalam


kegiatan pembelajaran, misalnya shalat berjamaah dhuhur, cara berwudhu dan
pembiasaan keagamaan yang lain.

8 Menurut Bapak/Ibu, adakah perbedaan atau kesamaan standar kompetensin


antara implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dengan kurikulum 2013 pada
mapel PAI?

Perbedaan: K.13: a. SKL ditentukan lebih dulu melalui permendikbud No. 54


Th.2013 setelah itu baru ditentukan standar isi. b. Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan.

K. KTSP: a. Standar isi ditentukan terlebih melalui permen diknas No. 22 Th. 2006
setelah itu ditentukan skl melalui permendiknas No. 23 Th. 2006. b. Lebih
menekankan pada aspek pengetahuan.

9 Apa saja kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP)


dan kurikulum 2013 pada mapel PAI?

Kelebihan KTSP: - mendorong terwujudnya otonomi sekolah

- mendorong guru kepala sekolah dan pihak manajemen


semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam
penyelenggaraan program sekolah
- memungkinkan setiap sekolah menitik beratkan dan
mengembangkan mata pelajarannya.
Kekurangan KTSP: - kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP

- Kurangnya ketersediaan sarana pendukung


- masih banyak guru yang belum memahami KTSP
secara komprehensip dll.
Kelebihan K. 2013: - setiap anak dituntut untuk dapat kreatif dan inovatif

- adanya pengembangan karakter yang telah di


integrasikan ke dalam semua program studi
- sistem penilaian yg juga memberi penilaian pada
proses.
Kekurangan K. 2013: - pelaksanaannya membingungkan guru dan pemangku
pendidikan

- guru tidak dilibatkan dalam proses pengembangan


kurikulum 2013
- tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses
pembelajaran dengan hasil dalam kurikulum 2013 dll.

165
166

10. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?

Untuk KTSP sebenarnya tidak begitu kesulitan, hanya saja materinya sangat banyak
terkadang siswa mengeluh. dan untuk kurikulum 2013 kesulitan dan hambatannya
adalah kurangnya media penunjang dan pemberian penilaian secara deskriptif yang
dirasa para guru terlalu ribet.

11. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

Fasilitas dipenuhi, guru selalu diikutkan dalam KKG dan BKG, dan membuat
penyederhanan materi dengan jaring-jaring materi, juga memberiakn jam tambahan
kepada siswa.

166
167

HASIL WAWANCARA

KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM KTSP MAPEL PAI

Nama :PHU, NA dan NLM


Tanggal Wawancara :13September2104
Tempat : Masjid SMA Islam Sudirman Ambarawa
Jam : 09.30 WIB
1. Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!

Ya, Saya tau. Standar Kompetensi adalah suatu ukuran atau kriteria yang berisi
rumusan mengenai kemampuan personil yang dilandasi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap serta penerapannya yang benar dan tepat sesuai ketetapan yang diberikan
pemerintah.

2. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang


anda ketahui?

Yang saya ketahui standar kompetensi kurikulum KTSP mapel PAI itu mengenai
standar yang diajukan kepada siswa-siswi untuk belajar mengenai Agama Islam serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang mempunyai ruang lingkup Al-
Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak dan tarikh.

3. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam


mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel
PAI di kelas?

Dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan murid, dengan tujuan agar mudah
dipahami oleh murid.

4. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum


2007 (KTSP) pada mapel PAI?

Kelebihannya: Ruang lingkup luas dan dapat berguna ketika diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kekurangannya: murid masih bnayak yang belum dapat memahami materinya dan
dan belum dapat teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Apa saja menurut anda kesulitan memahami materi dari kurikulum 2007
(KTSP) pada mapel PAI dalam pembelajarannya?

Materinya terlalu banyak uraian yang terlalu luas, sehingga terkadang bingung untuk
memahami isi materi dan terkadang jenuh.

167
168

6. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?

Membuat diktat, memberi jam tambahan.

168
169

HASIL WAWANCARA

KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM 2013 MAPEL PAI

Nama : OA, KS dan RA


Tanggal Wawancara :13September2014
Tempat : SMA Islam Sudirman Ambarawa
Jam : 10.00 WIB
1. Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!
Ya, Standar kompetensi merupakan tujuan pembelajaran secara umum yang
merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diharapkan dicapai pada
suatu mata pelajaran.
2. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang anda
ketahui?
Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri dari empat
kompetensi yaitu Ki-1, Ki-2, K-i3 dan Ki-4, yang memiliki standar secara sendiri-
sendiri disetiap kompetensinya dan kompetensi dasar yang merupakan jabaran dari
kompetensi inti.
3. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam
mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI di
kelas?
Guru menjelaskan inti materi yang dibahas sesuai RPP yang dipersiapkan dan
disusun untuk 2-3 pertemuan, kemudian siswa mengembangkannya dengan cara
diskusi dan small group diskusion. kemudian guru memberikan penguatan-penguatan
dan memberi penilaian baik proses maupun hasil kinerja.
4. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum
2013 pada mapel PAI?
Kekurangannya: siswa cenderung kesusahan dengan banyak tugas, guru sibuk
dengan penilaian, pembelajaran terlalu banyak menyita waktu.
Kelebihan: memberikan kesempatan siswa untuk berfikir secara kreatif, siswa lebih
dapat banyak mengeluarkan pendapat, dan meningkatkan motivasi belajar,
kemampuan menghafal dan lebih dapat konsentrasi dan siswa lebih mandiri.
5. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K. 2013?
Kesulitan dan hambatannya adalah siswa sulit menemukan penguasaan materi
karena guru hanya menjelaskan secara singkat. hambatannya media yang sebagai
penunjang pengembangan belum terpenuhi secara maksimal.
6. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
Memberikan tambahan jam interaktif, dan penyederhanan materi dengan berbagai
media.

169
170

3. Hasil Wawancara di SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

HASIL WAWANCARA

KEPADA KEPALA SEKOLAH

Nama dengan kode : SBT


Tanggal Wawancara :Rabu,27Agustus2014
Tempat : SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang
Jam : 10.00 WIB
1. Bagaimanakah profil sekolah yang Bpak/Ibu pimpin ini?
SMA N 1 Tengaran terletak dipersimpangan antara kota Salatiga dengan Kabupaten
Semarang. terdiri dari 29 rombel dan jumlah siswanya 912 orang. untuk data yang
lain kami berikan dalam bentuk file.
2. Sistem dan kebijakan bagaimanakah yang Bapak/Ibu terapkan dalam
mengikuti perkembangan kurikulum?
Mendukung sepenuhnya kebijakan kurikulum yang diterapkan pemerintah.
3. Adakah komunikasi yang baik antara kepala, waka kurikulum dan guru PAI
di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin dalam mensikapi setiap perkembangan
kurikulum PAI? mohon dijelaskan!
Ada, di antaranya melaksanakan program pelatihan terkait kurikulum yang
dilaksanakn.
4. Langkah kongkret apa sajakah yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam
memfasilitasi implementasi kurikulum PAI di sekolah? mengadakan
workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang sesuai kurikulum
dan Mengadakan IHT.
5. Langkah apa yang Bpk/Ibu lakukan untuk memotivasi guru PAI untuk tetap
semangat dalam mengimplementasikan kurikulum 2007 maupun 2013 yang
baru?
Langkah untuk memotivasi guru PAI adalah mengadakan bimbngan antara lain
dalam penyusunan RPP. memfasilitasi guru PAI untuk mengembangkan diri melalui
kegiatan MGMP.

170
171

6. Bagaimana tata tertib dan visi misi disekolah yang Bapak/Ibu pimpin?
Tata tertib meliputi hak, kewajiban dan sanksi pelanggaran.
Visi: Unggul dalam prestasi, sopan santun dalam bertindak.
7. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?
Kesulitan dan hambatan sebenarnya tidak ada, hanya kurangnya sarana prasarana
penunjang.
8. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
Cara kami dalam mengatasi permasalahan yang ada yaitu sekolah mengirim guru
untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan, workshop, KKG, BKG, dan untuk sarana
penunjang sekolah segera melengkapi.

171
172

HASIL WAWANCARA
KEPADA WAKA KURIKULUM

Nama dengan kode : BN


Tanggal Wawancara :27Agustus2014
Tempat : SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang
Jam : 09.40 WIB
1. Kurikulum apa sajakah yang pernah diterapkan disekolah anda sampai tahun
2014 ini?
Kurikulum 1975, 1984, KBK, KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013
2. Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2007 (KTSP) pada mapel
PAI disekolah anda?
Sesuai struktur kurikulum 2007 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS
3. Bagaimana teknis pengaturan penerapan kurikulum 2013 ada mapel PAI
disekolah anda?
Sesuai struktur kurikulum 2013 3 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS
4. Sejauh mana kewenangan dan tanggung jawab anda dalam pengaturan
kurikulum disekolah pada mapel PAI?
Melaksanakan sesuai petunjuk pelaksanaan
5. Menurut anda, adakah perbedaan implementasi kurikulum 2007 dengan
kurikulum 2013?
Ada, pembelajarannya dan penilainnya, Kurikulum 2013 lebih menekankan pada
pembelajaran Scientific dan penialian autentic, yaitu penilaian yang meliputi proses,
kinerja dan hasil kinerja dibandingkan kurikulum KTSP yang hanya menilai hasil.
6 Adakah komunikasi dan kerja sama yang baik antara anda sebagai waka
kurikulum dengan kepala sekolah dan guru PAI dalam menyusun serta
merumuskan kurikulum mapel PAI disekolah?
Ya ada
7. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?
Guru masih ada yang belum dapat membuat RPP dengan sesuai pada kurikulum
2013, guru masih kebingungan masalah penilaian dan sarana penunjang belum
terlengkapi semua.
8. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
Mengadakan workshop dan melengkapi sarana yang dibutuhkan.

172
173

HASIL WAWANCARA
KEPADA GURU MAPEL PAI

Nama : MT dan JM
Tanggal Wawancara :27Agustus2014
Tempat : SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang
Jam : 08. 00 WIB
1. Sudah berapa lama Bpak/Ibu menjadi guru PAI?
8 dan 9Tahun
2. Sudah berapa bentuk kurikulum mapel PAI kah yang Bapak/Ibu pernah
terapkan dalam mengajar?
2 (KTSP dan K. 2013)
3. Apakah Bapak/Ibu memahami tentang standar kompetensi? mohon
dijelaskan!
Standar kompetensi adalah kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta
didik setelah mempelajari materi PAI.
4. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang
Bapak/Ibu ketahui?
Standar kompetensi KTSP mapel PAI sudah meliputi pemahaman, penghayatan dan
pengalaman Al-qur’an dan Hadist, Aqidah, Ahlak, muamalah, ibadah dan tarihk.
5. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang
Bapak/Ibu ketahui?
Standar kompetensi K. 13 mapel PAI meliputi: kompetensi inti: kompetensi religius,
kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan .
6 Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian
standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI?
Langkah dan tehnik dalam implementasi SK K. KTSP terjabarkan dalam kompetensi
dasar, indikator, kegiatan pembelajaran dan bentuk jenis penilaian.
7 Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu dalam pengimplementasian
standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang berbentuk tematik
dengan pendekatan scientific dan dengan autentik evaluasi?
Langkah dan tehnik K. 13 mapel PAI adalah: guru menjelaskan secara singkat
kemudian siswa mengamati, menanya, mengekspresikan, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.

173
174

8 Menurut Bapak/Ibu, adakah perbedaan atau kesamaan standar kompetensin


antara implementasi kurikulum 2007 (KTSP) dengan kurikulum 2013 pada
mapel PAI?
Ada, sama-sama mengukur kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
Hannya saja K.13 penekannya lebih pada kompetensi sikap.
9 Apa saja kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum 2007 (KTSP)
dan kurikulum 2013 pada mapel PAI?
Kelebihan K. KTSP: sederhana, simpel dalam pembelajaran dan evaluasi
Kekurangan K. KTSP: kurang memperhatikan kompetensi sikap
Kelebihan K. 13: Mengedepankan kompetensi sikap religius dan sosial
Kekurangan K. 13: memerlukan banyak biaya, membuat peserta didik sibuk dengan
tugas.

10. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan implementasi K. KTSP dan
K. 2013?
Kesulitan dan hambatan K. KTSP: kurang waktu untuk pembelajaran PAI yang hanya
2 jam/minggu sedangkan materinya sangat banayak
sehingga kesulitan dalam implementasi materi.
Kesulitan dan hambatan K. 13: banyak dokumen yang kurang disiapkan, sehingga
guru sibuk dengan dokumen-dokumen.
11. Bagaimana cara mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
Fasilitas dipenuhi, guru selalu diikutkan dalam KKG dan BKG, serta mengadakan jam
tambahan.

174
175

HASIL WAWANCARA
KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM KTSP MAPEL PAI

Nama :SDD, STH dan IWW


Tanggal Wawancara :27Agustus2104
Tempat : SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang
Jam : 12.00 WIB
1. Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!
Ya, Saya tau. Standar Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan minimal yang
harus dicapai oleh siswa.
2. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel PAI yang
anda ketahui?
Pada kurikulum KTSP Mapel PAI mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an, Aqidah,
Syari’ah, Akhlak dan tarikh.
3. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam
mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2007 (KTSP) mapel
PAI di kelas?
Menerapkan Teori dan praktik.
4. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum
2007 (KTSP) pada mapel PAI?
Muatannya sudah lengkap.
5. Apa saja menurut anda kesulitan memahami materi dari kurikulum 2007
(KTSP) pada mapel PAI dalam pembelajarannya?
Hampir tidak ada.
6. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
Membuat diktat, dan memberi jam tambahan

175
176

HASIL WAWANCARA
KEPADA SISWA TENTANG KURIKULUM 2013 MAPEL PAI
Nama : IS, DNS dan TSS
Tanggal Wawancara :27Agustus2014
Tempat : SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang
Jam : 11.15 WIB
1. Apakah anda mengetahui tentang standar kompetensi? mohon dijelaskan!
Ya, Standar kompetensi merupakan ukuran kemampuan minimal yang harus dicapai
oleh peserta didik pada materi yang diajarkan.
2. Bagaimanakah standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI yang anda
ketahui?
Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri dari empat
kompetensi dan kompetensi dasar yang merupakan jabaran dari kompetensi inti.
3. Bagaimanakah langkah dan teknik Bapak/Ibu guru anda dalam
mengimplementasikan standar kompetensi kurikulum 2013 mapel PAI di
kelas?
Guru memberikan beberapa ulasan tentang materi yang dipelajari, setelah itu
memberi tugas kepada siswa atau mengarahkan untuk berdiskusi, dan menyeru
siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran seperti bertanya dan menyampaikan
pendapat.
4. Apa saja menurut anda kelebihan dan kekurangan/kelemahan dari kurikulum
2013 pada mapel PAI?
Kekurangannya: anatara penerapan materi yang heboh dengan bahan ajar yang
disediakan dan penunjangnya tidak seimbang, ini dikarenakan pemerintah terburu-
buru dalam menerapkan K. 13.
Kelebihan: siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dapat melatih siswa untuk berani
berpendapat dan menyampaikan pendapat, mendidik siswa menjadi insan yang jujur
dan disiplin, menjadikan siswa dapat menguasai TIK dan media yang lain, mendidik
siswa menjadi insan yang memiliki jiwa toleransi dan lebih dewasa dengan seringnya
kegiatan diskusi, dapat memupuk jiwa sosial siswa dan siswa lebih dekat satu sama
lain.
5. Apa saja yang menjadi kesulitan dan hambatan dalam mempelajari K. 2013?
Menurut saya kurikulum 2013 tidaklah begitu sulit karena hampir setiap materi sangat
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-hari, proses
pembelajarannyapun saling berkesinambungan sehingga tidak membingungkan
hanya saja sarana penunjangnya masih kurang sehingga materi belum dapat
terkuasai secara maksimal.
6. Bagaimana Cara Sekolah mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada?
Penyempurnaan sarana-prasarana teritama media pembelajaran dan buku-buku
penunjang.

176
177

Lampiran 4

Catatan Lapangan Pengamatan

IMPLEMENTASI KURIKULUM
KURIKULUM KTSP DAN 2013 MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA KAJIAN STANDAR KOMPETENSI DI SMAN 1 SALATIGA SMA ISLAM SUDIRMAN
AMBARAWA DAN SMAN 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2013/2014

Catatan Nomor : 01
Hari/Tanggal : Senin, 25 Agustus 2014
Waktu : 07.00-09.00 WIB;
Tempat : SMA N 1 Salatiga

Pengamatan peneliti laksanakan pada hari Senin tanggal 25 Agustus 2014.


Peneliti mengamati bagaimana situasi yang tercipta di lingkungan SMA N 1 Salatiga.
Subjek utama pengamatan adalah warga sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, Waka
Kurikulum, guru Agama Islam dan siswa serta situasi/suasana yang terjadi di lingkungan
sekolah tersebut.
Menjelang jam 07.00 WIB di Senin pagi, terlihat anak-anak berseragam rapi
mulai berdatangan. Ada yang diantar oleh ortang tuanya ada juga yang datang sendiri.
Terlihat pak satpam sibuk menyebrangkan para sisiwa dan guru yang berdatangan. Itulah
pandangan yang lazim terlihat di SMA N 1 Salatiga tersebut ketika pagi hari.
Lebih ke dalam lagi, beberapa guru dengan senyum hangat menyambut siswa
yang baru saja memasuki sekolah dengan budaya salam dan salim. Suasana di pagi
haripun sudah tercipta dalam keadaan yang ceria.
Tepat jam 07.00 pagi WIB bel berbunyi. Para petugas terlihat sudah menyiapkan
peralatan upacara bendera hari senin. Para siswa dan gurupun berhambur kelapangan, dan
para petugas menyiapkan seluruh siswa yang sudah dilapangan. Upacara berlangsung
dengan khitmat, seluruh petugas yang cakap menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk
do’a selalu guru agama yang bertugas. Upacara yang dipimpin Ibu Wahyu selaku kepala
sekolah dan inspektur upacara berlangsung dengan lancar. Upacara usai, para siswa
masuk ke kelas masing-masing dan setelah masuk semua dilanjutkan berdoa bersama di
dalam kelas.
Pembelajaran berlangsung di tiap kelas. Tidak lama kemudian terlihat sosok yang
belum begitu tua beliau adalah guru Agama Islam masuk ke kelas X MIA 7. Ada hal yang

177
178

menarik bagi peniliti yakni hubungan antara guru dan murid yang begitu dekat. Terlihat
tidak ada jarak yang terlalu jauh diantara mereka. Akan tetapi tetap memperhatikan
batasan dan etika. Guru mulai mengeluarkan beberapa berkas dari tas dan setelah peniliti
cek itu merupakan RPP dan bahan ajar yang di jadikan rambu-rambu sekaligus pedoman
untuk melaksanakan pembelajaran pada hari itu. Guru mengucap salam yang kemudian
disambung dengan pengulasan materi pada pertemuan sebelumnya, setelah kurang lebih
10 menit kemudian guru menyampaikan materi yang akan menjadi bahasan pada
pertemuan pada hari senin, 25 Agustus 2014 itu.
Setelah guru menyampaiakan beberapa materi tentang alqur’an secara teoritik
dengan jaring-jaring pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk membentuk kelompok
dan melakukan diskusi tentang materi sekaligus membuat rumusan masalah dan
memecahkannya dengan teman kelompoknya. Selama proses diskusi guru mengelilingi
siswa untuk memberi bantuan pada kelompok yang kesulitan sekaligus memberikan
penilaian proses pada seluruh siswa. Setelah dapat menyelesaikan diskusi setiap
kelompok maju mengekplorasikan hasil diskusinya didepan kelompok yang lain (di
dapan kelas) presentasi berlangsung aktif, antar kelompok dengan mediator guru salaing
mengomentari dan memberi masukan. Diskusi dan presentasi berlangsung 60 menit.
Setelah semua kelompok maju, guru memberi penguatan dengan menjelaskan
hal-hal yang penting dan belum tersentuh penjelasannya oleh para kelompok. Setelah
selama 10 menit guru menjelaskan kemudian guru mempersilahkan kepada siswa yang
belum paham dan kurang jelas untuk bertanya atau mungkin ada yang ingin berpendapat.
Para siswapun dengan semangat menanggapi penjelasan guru. Setelah 10 menit
berlangsung bel pergantian pelajaran berbunyi, guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, setelah tersimpulkan kemudian
guru berkemas dan mengucap salam tanda pembelajaran mapel PAI hari senin itu selesai
dan gurupun meninggalkan ruangan.
Kesimpulan peneliti: Sekolah mencoba untuk menciptakan suasana
humanis.Terlihat dengan begitu besarnya perhatian guru sejak anak memasuki sekolah
mereka di pagi hari. Suasana humanis itu berlangsung pada kegiatan pembelajaran di
kelas dan juga aktivitas anak dilingkungan sekolah. Implementasi Kurikulum telah
dilaksanakan secara baik oleh guru dari mempersiapkan bahan ajar dan administrasi
pemebelajaran dengan standar kompetensi yang sesuai. Pembelajaran yang dilakukan
guru sudah sesuai dengan pokok aturan kurikulum 2013, yaitu pembelajaran berbasis
ilmiah (scientific) dan penilaian secara autentik serta kaidah PAIKEM.

178
179

Catatan Nomor : 02
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 September 2014
Waktu : 07.00-10.00 WIB
Tempat : SMA Islam Sudirman Ambarawa

Pengamatan peneliti laksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 September 2014.


Peneliti mengamati bagaimana situasi yang tercipta di lingkungan SMA Islam Sudirman
Ambarawa. Subjek utama pengamatan adalah warga sekolah yang terdiri dari kepala
sekolah, Waka Kurikulum, guru Agama Islam dan siswa serta situasi/suasana yang terjadi
di lingkungan sekolah tersebut.
Menjelang jam 07.00 WIB di hari sabtu, terlihat anak-anak berseragam pramuka
mulai berdatangan. Ada yang diantar oleh ortang tuanya ada juga yang datang sendiri.
Terlihat pak satpam sibuk menyebrangkan para sisiwa dan guru yang berdatangan. Itulah
pemandangan yang terlihat di SMA Islam Sudirman Ambarawa setiap pagi hari pada jam
aktif belajar.
Kemudian digerbang sekolah beberapa guru dengan senyum hangat menyambut
siswa yang baru saja memasuki sekolah dengan budaya salam dan salim. Suasana di pagi
haripun sudah tercipta dalam keadaan yang damai dan cerah.
Tepat jam 07.00 pagi WIB bel berbunyi. para siswa masuk ke kelas masing-
masing dan setelah masuk semua dilanjutkan berdoa bersama di dalam kelas dengan
dipimpin ketua kelas.
Pembelajaran berlangsung di tiap kelas. Mapel PAI diajarkan pada jam ke 2-3
dikelas X IIS 2 pada hari sabtu, sembari menunggu mengamati pembelajaran di dalam
kelas peneliti jalan-jalan mengamati aktivitas yang ada di SMA Islam Sudirman
Ambarawa, 15 menit berlalu kemudian peneliti bertemu waka kurikulum di ruang tamu
akhirnya peneliti gunakan waktu 30 menit untuk berdialog dengan waka kurikulum untuk
mengetahui lebih jauh tengtang implementasi kurikulum di SMA Islam Sudirman
Ambarawa, banyak informasi yang peneliti dapat karena waka kurikulum ternyata sangat
senior di SMA Islam Sudirman Ambarawa, beliau sudah lebih dari 16 tahun mengabdi
dan sudah 3 periode menjadi waka kurikulum.
Tidak lama kemudian bel pergantian pelajaran berbunyi tepat pukul 07.45 WIB,
peneliti berpamitan waka kurikulum untuk melanjutkan pengamatan kekelas X IIS 2.
terlihat sosok yang belum begitu tua beliau adalah guru Agama Islam masuk ke kelas X
IIS 2. Ada hal yang menarik sama di SMA N 1 Salatiga yakni hubungan antara guru dan
murid yang begitu dekat. Akan tetapi tetap memperhatikan batasan dan etika. Guru mulai

179
180

menyiapkan bahan ajar dan RPP yang di jadikan rambu-rambu sekaligus pedoman untuk
melaksanakan pembelajaran pada hari itu. Guru mengucap salam yang kemudian
disambung dengan pengulasan materi pada pertemuan sebelumnya, setelah kurang lebih 5
menit kemudian guru menyampaikan materi yang akan menjadi bahasan pada pertemuan
pada hari Sabtu, 13 September 2014 itu.
Setelah guru menyampaiakan beberapa materi tentang pelajaran Aqidah secara
teoritik dengan jaring-jaring pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk bertanya agar
lebih paham. hampir semua siswa bertanya, setelah selesai sesi pertanyaan 15 menit,
semua siswa dibentuk berkelompok dan diajak keluar kelas oleh guru untuk mengamati
ahlak terpuji dan tercela sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa secara berkelompok
mengelilingi sekolah untuk menemukan momen yang dapat dijadikan sebagai pelaporan
tentang kejadian nyata sifat terpuji dan tercela yang dijumpai. Waktu yang diberikan guru
20 menit untuk mencari data. Setelah 20 menit siswa masuk kedalam kelas lagi dan
mengekplorasikan hasil temuannya di depan kelas secara berkelompok presentasi
berlangsung aktif, antar kelompok dengan mediator guru salaing mengomentari.
presentasi laporan hasil penemuan berlangsung 30 menit dengan plus tanya jawab.
Setelah semua kelompok maju, guru memberi penguatan dengan menjelaskan
hal-hal yang penting dan belum tersentuh penjelasannya oleh para kelompok. Setelah
selama 10 menit guru menjelaskan kemudian guru mempersilahkan kepada siswa yang
belum paham dan kurang jelas untuk bertanya atau mungkin ada yang ingin berpendapat.
Para siswapun dengan semangat menanggapi penjelasan guru. Setelah 10 menit
berlangsung bel istirahat berbunyi, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan, setelah tersimpulkan kemudian guru berkemas dan
mengucap salam tanda pembelajaran mapel PAI hari Sabtu selesai dan gurupun
meninggalkan ruangan sedangkan siswa berhambur keluar kelas untuk istirahat.
Kesimpulan peneliti: Sekolah menciptakan suasana akrab dan perhatian dengan
siswa. Sejak anak memasuki sekolah mereka di pagi hari. Suasana humanis itu
berlangsung pada kegiatan pembelajaran di kelas dan juga aktivitas anak dilingkungan
sekolah. Implementasi Kurikulum telah dilaksanakan secara baik oleh guru dari
mempersiapkan bahan ajar dan administrasi pemebelajaran dengan standar kompetensi
yang sesuai. Pembelajaran yang dilakukan guru sudah sesuai dengan pokok aturan
kurikulum 2013, yaitu pembelajaran berbasis ilmiah (scientific) dan penilaian secara
autentik serta kaidah PAIKEM. Nilai-nilai religius dan sosial telah ditanamkan pada
anak.

180
181

Catatan Nomor : 03
Hari/Tanggal : Rabu 27 Agustus 2014
Waktu : 09.45-11.15 WIB
Tempat : SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang

Pengamatan peneliti laksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Agustus 2014.


Peneliti mengamati bagaimana situasi yang tercipta di lingkungan SMA N 1 Tengaran
Kab. Semarang. Subjek utama pengamatan adalah warga sekolah yang terdiri dari kepala
sekolah, Waka Kurikulum, guru Agala Islam dan siswa serta situasi/suasana yang terjadi
di lingkungan sekolah tersebut.
Menjelang jam 07.00 WIB di Rabu pagi, terlihat anak-anak berseragam abu-abu
batik mulai berdatangan. Ada yang diantar oleh ortang tuanya ada juga yang datang
sendiri. Terlihat pak satpam sibuk menyebrangkan para sisiwa dan guru yang
berdatangan. Itulah pandangan yang terlihat di SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang ketika
pagi hari.
Sebagaimana sekolah yang lain di SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang juga
terlihat beberapa guru dengan senyum hangat menyambut siswa yang baru saja memasuki
sekolah dengan budaya salam dan salim. Suasana di pagi haripun sudah tercipta dalam
keadaan yang ceria.
Tepat jam 07.00 pagi WIB bel berbunyi, para siswa masuk ke kelas masing-
masing dan setelah masuk semua dilanjutkan berdoa bersama di dalam kelas dipimpin
ketua kelas. karena pembelajaran PAI hari itu tidak ada yang di jam pagi, adanya di jam
ke empat yaitu 09.45-11-15, maka peneliti putuskan untuk berwawancara dengan kepala
sekolah dan waka kurikulum dari jam 07.15-09.30 WIB.
Tepat pukul 09.45 WIB bel masuk kelas setelah istirahat 30 menit berbunyi.
Siswa berbondong-bondong masuk kelas. Tidak lama kemudian terlihat sosok guru
Agama Islam masuk ke kelas X MIPA 4. sebagamana halnya disekoalah-sekolah lainnya
hubungan antara guru dan murid yang begitu dekat dan baik. Guru mulai menyiapkan
bahan ajar dan RPP yang di jadikan rambu-rambu sekaligus pedoman untuk
melaksanakan pembelajaran pada hari itu. Guru mengucap salam yang kemudian
disambung dengan pengulasan materi pada pertemuan sebelumnya, setelah kurang lebih
10 menit kemudian guru menyampaikan materi yang akan menjadi bahasan pada
pertemuan pada hari Rabu, 27 Agustus 2014 itu.
Setelah guru menyampaiakan beberapa materi tentang Tarihk (Sejarah Nabi dan
Para Khulafaur Rosyidin) secara teoritik dengan jaring-jaring pembelajaran, kemudian

181
182

siswa diminta untuk membentuk kelompok dan melakukan diskusi tentang penelusuran
sejarah Nabi dan khulafaur rosyidin dengan teman kelompoknya. Selama proses diskusi
guru mengelilingi siswa untuk memberi bantuan pada kelompok yang kesulitan sekaligus
memberikan penilaian proses pada seluruh siswa. Setelah dapat menyelesaikan diskusi
setiap kelompok maju memaparkan hasil diskusinya didepan kelompok yang lain (di
dapan kelas) presentasi berlangsung aktif, antar kelompok dengan mediator guru salaing
mengomentari dan memberi masukan. Diskusi berlangsung 50 menit dan paparan hasil
beserta tanggapan 30 menit.
Setelah semua kelompok maju, guru memberi penguatan dengan menjelaskan
hal-hal yang penting dan belum tersentuh penjelasannya oleh para kelompok. Setelah
selama 10 menit guru menjelaskan kemudian guru memberikan soal kepada siswa
sebanyak 10 pertanyaan. Para siswapun dengan semangat mengerjakan soal dari guru
selama 20 menit, setelah 20 menit soal dikumpulkan dan di cocokkkan denganwaktu 10
menit. Di dalam proses pencocokan jawaban guru juga memberi penguatan-penguatan
materi. 5 menit waktu tersisa digunakan untuk menyimpulkan bersama hasil
pembelajaran tarihk pada hari rabu itu hingga bel istirahat ke dua berbunyi pukul 11.15
WIB, guru kemudian berkemas dan mengucap salam tanda pembelajaran mapel tarihk
hari Rabu itu selesai dan gurupun meninggalkan ruangan dan siswa berhambur keluar
untuk istirahat ke dua.
Kesimpulan peneliti: Sekolah telah menciptakan suasana humanis. Dengan
besarnya perhatian guru skepada anak didik memasuki sekolah mereka di pagi hari.
Semua yang ada dilingkungan sekolah SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang sangat ramah.
Implementasi Kurikulum telah dilaksanakan secara baik oleh guru dari mempersiapkan
bahan ajar dan administrasi pemebelajaran dengan standar kompetensi yang sesuai.
Pembelajaran yang dilakukan guru sudah sesuai dengan pokok aturan kurikulum 2013,
yaitu pembelajaran berbasis ilmiah (scientific) dan penilaian secara autentik serta
kaidah PAIKEM, tidak ada siswa yang jenuh semua mengikuti pembelajaran denga
senang dan hasil jawaban soalnyapun mendapat nilai baik.

182
183

Lampiran 5

Reduksi Data
IMPLEMENTASI KURIKULUM KTSP DENGAN 2013 MAPEL PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM PADA KAJIAN STANDAR KOMPETENSI DI SMAN 1 SALATIGA SMA ISLAM
SUDIRMAN AMBARAWA DAN SMAN 1 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2013/2014

Reduksi Data 1. SMA N 1 Salatiga

Kode Responden : WY, BDT, MAW dan MAF


Hari/tanggal : Senin, 25 Agstus 2014
Tempat : SMA N 1 Salatiga
Waktu : 10.00-10.45 WIB

“Sistem dan kebijakan yang diterapkan dalam setiap perkembangan kurikulum


PAI selalu sangat mendukung karena mencerminkan bentuk Imtaq. Komunikasi antara
kepala sekolah, waka kurikulum dan guru PAI dalam mensikapi setiap perkembangan
kurikulum PAI adalah sangat baik dan selalu terorganisir. Langkah kongkrit dalam
memfasilitasi implementasi kurikulum PAI di sekolah dengan pesantren kilat, workshop
kurikulum PAI, dan menyediakan pembelajaran yang sesuai. Langkah untuk memotivasi
guru PAI untuk tetap semangat dalam mengimplementasikan kurikulum KTSP maupun
Kurikulum 2013 dengan prinsip amanah dengan SATIT (Sure, Action, Tanggung jawab,
Ikhlas, dan Tuntas). Cara kami dalam mengatasi permasalahan yang ada yaitu sekolah
mengirim guru untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan, workshop, KKG, BKG, dan untuk
sarana penunjang sekolah segera melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai dengan
kebutuhan. (W/PS.K/WY/25-08-2014/10.00 WIB)
“Pelaksanan Kurikulum KTSP sesuai struktur kurikulum KTSP yaitu 2 jam
pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS membagiakan SK dan KD kepada guru PAI
menyerahkan materi dan refrensi buku kepada guru PAI, mengecek perangkat
pembelajaran; silabus, RPP, sesuai dengan kurikulum KTSP. Selain itu pelaksananan
kurikulum 2013 juga sesuai struktur kurikulum 2013 yaitu 3 jam pelajaran perminggu
disesuaikan denga SKS membagiakan KI dan KD kepada guru PAI, menyerahkan materi
dan refrensi buku kepada guru PAI, dan memastikan perangkat PBM; silabus, RPP,
sesuai dengan kurikulum 2013(W/K/BDT/25-08-2014/ 10.15 WIB)
“Standar kompetensi merupakan garis besar yang harus dicapai peserta didik
yang dijelaskan Kompetensi dasar. Standar Kompetensi. kurikulum 2013 lebih bagus

183
184

karena ada penambahan pada tingkat penilaiannya di proses. Untuk mensukseskan


implementasi kurikulum haruslah Fasilitas dipenuhi, guru selalu diikutkan dalam KKG
dan BKG, dan membuat penyederhanan materi dengan jaring-jaring materi, juga
memberiakn jam tambahan untuk bimbingan akademik (W/K/MAW/25-08-2014/ 10.30
WIB)

“Standar Kompetensi dapat diartikan sebagai pernyataan tentang pengetahuan,


ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu pelajaran. Pada kurikulum KTSP Mapel
PAI menggunakan integrated Currikulum sehingga siswa dengan mudah dapat
menguasai pelajaran PAI yang mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah,
Akhlak dan tarikh, sedangkan Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari
kompetensi inti yang terdiri dari empat kompetensi dan kompetensi dasar yang
meripakan jabaran dari kompetensi inti. Dalam aplikasinya Guru menjelaskan inti
materi yang dibahas sesuai RPP yang dipersiapkan, kemudian siswa mengembangkannya
dengan cara diskusi dan small group diskusion. kemudian guru memberikan penguatan-
penguatan. (W/HI/MAF/25-08-2014/ 10.40 WIB)

184
185

Reduksi Data 2. SMA Islam Sudirman Ambarawa

Kode Responden : JP, RSS, SB, NLM dan NRA


Hari/tanggal : Sabtu, 13 September 2014
Tempat : SMA Islam Sudirman Ambarawa
Waktu : 08.00-09.00 WIB

“Dalam pengimplementasian kurikulum kami selalu mengikut sertakan guru-


guru Mapel untuk mengikuti pelatihan kurikulum 2013 dan wajib untuk melaksanakan
kurikulum 2013. Semua guru tanpa terkecuali terjalin komunikasi yang baik dalam
menghadapi dan melaksanakan kurikulum 2013 dan kerjasama dalam MGMPS dan
lintas Mapel. Sekolah mengadakan IHT tentang kurikulum 2013, pelatihan pembeljaran
K.13 dengan mendatangkan nara sumber sebagai fasilitator, melengkapi media/alat
pembelajaran, buku, internet, LCD dan lain-lain. Memberikan dorongan dan
mengikutsertakan para guru Agama dalam pelatihan tentang kurikulum, media
pembelajaran, seminar, MGMP dan memfasilitasi kegiatan MGMPS. Tata tertib dan visi
misi sekolah berjalan secara kebersamaan karena memiliki tujuan
menciptakan/mewujudkan generasi muda yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan
teknologi; berkepribadian berdasarkan pancasiala, memiliki keimanan dan ketaqwaan
serta berahlakul karimah. (W/PS/JP/13-09-2014/08.00 WIB)
“Penerapan kurikulum 2007 untuk mapel PAI kami sesuaikan dengan aturan
yang ada, misalnya tentang jam tatap muka prminggu, muatan materi dan sebagainya.
Sedangkan Penerapan kurikulum 2013 Sesuai struktur jam pelajaran perminggu
disesuaikan denga SKS. Perbedaan yang signifikan hanya pada istilah-istilah yang
dipakai. Pada dasarnya maksud dan tujuannya hampir sama antara K. KTSP 2007
dengan K. 2013. Untuk mensukseskan kurikulum yang sedang berjalan maka sekolah
Mengadakan pelatihan-pelatihan dan mengikutkan para guru pada workshop dan
melengkapi sarana yang dibutuhkan. (W/K/RSS/13-09-2014/ 08.15 WIB)
“SK mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
harus dikuasai siswa setelah mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang
pendiidkan tertentu pula. Sedangakan SK mapel PAI KTSP adalah: Al-qur’an, Aqidah,
Ahlak, Tarihk dan fiqih. SK. K.13 lebih bagus karena ada penambahan pada tingkat
penilaiannya di proses. dan terbagi Kompetensi Inti (Ki) dan Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi Inti dibagi 4, yaitu: Ki 1. tentang spiritual, Ki 2. tentang sosial, Kii 3.
pengetahuan, Ki 4. tentang ketrampilan. Mengikuti langkah yang sudah ditetapkan sesuai
standar kurikulum KTSP, dengan mengacu pada standar yang sudah dirumuskan.

185
186

Melakukan pengamatan secara menyeluruh berkaitan dengan aktifitas siswa dalam


kegiatan pembelajaran, misalnya shalat berjamaah dhuhur, cara berwudhu dan
pembiasaan keagamaan yang lain. Perbedaan: K.13: a. SKL ditentukan lebih dulu
melalui permendikbud No. 54 Th.2013 setelah itu baru ditentukan standar isi. b. Aspek
kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan. K. KTSP: a. Standar isi ditentukan terlebih melalui
permen diknas No. 22 Th. 2006 setelah itu ditentukan skl melalui permendiknas No. 23
Th. 2006. b. Lebih menekankan pada aspek pengetahuan. (W/K/SB/13-09-2014/ 08.30
WIB)
“Standar kompetensi kurikulum KTSP mapel PAI itu mengenai standar yang
diajukan kepada siswa-siswi untuk belajar mengenai Agama Islam serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari yang mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an, Aqidah,
Syari’ah, Akhlak dan tarikh. Pegimplementasiannya dengan cara yang sesuai dengan
kebutuhan murid, dengan tujuan agar mudah dipahami oleh murid. Kelebihannya: Ruang
lingkup luas dan dapat berguna ketika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangannya: murid masih bnayak yang belum dapat memahami materinya dan dan
belum dapat teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Materinya terlalu banyak uraian
yang terlalu luas, sehingga terkadang bingung untuk memahami isi materi dan terkadang
jenuh. (W/HI/NLM/13-09-2014/ 08.45 WIB)
“Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri
dari empat kompetensi yaitu Ki-1, Ki-2, K-i3 dan Ki-4, yang memiliki standar secara
sendiri-sendiri disetiap kompetensinya dan kompetensi dasar yang merupakan jabaran
dari kompetensi inti. Guru menjelaskan inti materi yang dibahas sesuai RPP yang
dipersiapkan dan disusun untuk 2-3 pertemuan, kemudian siswa mengembangkannya
dengan cara diskusi dan small group diskusion. kemudian guru memberikan penguatan-
penguatan dan memberi penilaian baik proses maupun hasil kinerja. Kekurangannya:
siswa cenderung kesusahan dengan banyak tugas, guru sibuk dengan penilaian,
pembelajaran terlalu banyak menyita waktu. Kelebihan: memberikan kesempatan siswa
untuk berfikir secara kreatif, siswa lebih dapat banyak mengeluarkan pendapat, dan
meningkatkan motivasi belajar, kemampuan menghafal dan lebih dapat konsentrasi dan
siswa lebih mandiri.. (W/HI/NRA/13-09-2014/ 09.00 WIB)

186
187

Reduksi Data 3. SMA N 1 Tengaran Kabupaten Tengaran

Kode Responden : SBT, BN, MT, TSS dan IWW


Hari/tanggal : Rabu 27 Agustus 2014
Tempat : Ruang guru SMA N 1 Tengaran Kab. Semarang
Waktu : 11.00-12.00 WIB

“Mendukung sepenuhnya kebijakan kurikulum yang diterapkan pemerintah.


mengadakan workshop kurikulum, penyediaan media pembelajaran yang sesuai
kurikulum dan Mengadakan IHT. Langkah untuk memotivasi guru PAI adalah
mengadakan bimbngan antara lain dalam penyusunan RPP. memfasilitasi guru PAI
untuk mengembangkan diri melalui kegiatan MGMP. (W/PS.K/SBT/27-08-2014/11.00
WIB)
“Kurikulum yang pernah dijalankan di sekoalah kami adalah kurikulum 1975,
1984, KBK, KTSP dan yang terbaru kurikulum 2013. implementasi kurikulum sesuai
struktur kurikulum 2007 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan denga SKS bagi
kurikulum KTSP dan Sesuai struktur kurikulum 2013 3 jam pelajaran perminggu
disesuaikan denga SKS bagi kurikulum 2013. (W/K/BN/27-08-2014/ 11.25 WIB)
“Standar kompetensi KTSP mapel PAI sudah meliputi pemahaman, penghayatan
dan pengalaman Al-qur’an dan Hadist, Aqidah, Ahlak, muamalah, ibadah dan tarihk.
Sedangkan Standar kompetensi K. 13 mapel PAI meliputi: kompetensi inti: kompetensi
religius, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi ketrampilan.
Langkah dan tehnik dalam implementasi SK K. KTSP terjabarkan dalam kompetensi
dasar, indikator, kegiatan pembelajaran dan bentuk jenis penilaian dan Langkah dan
tehnik K. 13 mapel PAI adalah: guru menjelaskan secara singkat kemudian siswa
mengamati, menanya, mengekspresikan, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
(W/SK.KD.SI/MT/27-08-2014/ 11.35 WIB)
“Pada kurikulum KTSP Mapel PAI mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an,
Aqidah, Syari’ah, Akhlak dan tarikh agar siswa mudah meneri ma materi maka dibuuat
diktat, dan memberi jam tambahan untuk siswa lebih paham (W/KTSP/IWW/27-08-2014/
11.45 WIB)
“Standar kompetensi kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti yang terdiri
dari empat kompetensi dan kompetensi dasar yang merupakan jabaran dari kompetensi
inti. Dalam implementasiannya guru memberikan beberapa ulasan tentang materi yang
dipelajari, setelah itu memberi tugas kepada siswa atau mengarahkan untuk berdiskusi,
dan menyeru siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran seperti bertanya dan

187
188

menyampaikan pendapat. Kekurangannya: anatara penerapan materi yang heboh


dengan bahan ajar yang disediakan dan penunjangnya tidak seimbang, ini dikarenakan
pemerintah terburu-buru dalam menerapkan K. 13. Kelebihan: siswa lebih aktif dalam
pembelajaran, dapat melatih siswa untuk berani berpendapat dan menyampaikan
pendapat, mendidik siswa menjadi insan yang jujur dan disiplin, menjadikan siswa dapat
menguasai TIK dan media yang lain, mendidik siswa menjadi insan yang memiliki jiwa
toleransi dan lebih dewasa dengan seringnya kegiatan diskusi, dapat memupuk jiwa
sosial siswa dan siswa lebih dekat satu sama lain. (W/HI/TSS/27-08-2014/ 11.50 WIB)

188
189

189
190

190
191

191
192

Lampiran 6
Dokumentasi
1. SMA N 1 Salatiga

192
193

2. SMA Islam Sudirman Ambarawa

193
194

3. SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang

194
195

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Drs. H. Jaka Rebawa

Tempat Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 20 Oktober 1964

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kadipurwo RT 03 RW 06 Bener, Tengaran, Kab.

Semarang

Program Studi : PAI

Biografi Pendidikan :

SD N 03 Tingkir : Lulus Tahun 1977

SMPN 02 Salatiga : Lulus Tahun 1981

PGAN Salatiga : Lulus Tahun 1984

S1. IAIN Walisongo Salatiga/Tarbiyah/PAI : Lulus Tahun 1988

S2. STAIN/IAIN Salatiga/PAI : Masuk Tahun 2012

Demikian riwayat hidup penulis dalam perjalanan pendidikan, semoga dapat menjadi

perkenalan awal untuk menjalin tali persaudaraan. Mohon maklum adanya.

Salatiga, Februari 2015

195

Anda mungkin juga menyukai