Anda di halaman 1dari 224

IMPLEMENTASI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

DI SEKOLAH DASAR SWASTA ISLAM ULUL ALBAB JEMBER


TAHUN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :

Lutvi Ayu Wulandari


NIM. T20194127

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2023

i
IMPLEMENTASI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
DI SEKOLAH DASAR SWASTA ISLAM ULUL ALBAB JEMBER
TAHUN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :

Lutvi Ayu Wulandari


NIM. T20194127

Disetujui Pembimbing :

Dr. Hj. St. Mislikhah, M. Ag


NIP. 196806131994022001

ii
IMPLEMENTASI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
DI SEKOLAH DASAR SWASTA ISLAM ULUL ALBAB JEMBER
TAHUN 2022/2023

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu


persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan (S. Pd.)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Hari : Selasa
Tanggal : 16 Mei 2023

Tim Penguji

Ketua, Sekretaris,

Dr. Hartono, M.Pd. Muhammad Suwignyo Prayogo, M.Pd.I


NIP. 198609022015031001 NIP. 198610022015031004

Anggota:
1. Dr. H. Mustajab, S.Ag, M.Pd.I ( )

2. Dr. Hj. St. Mislikhah, M. Ag ( )

Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I


NIP. 196405111999032001

iii
MOTTO

            

              

      


Artinya: “(1). Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu. (2). dan
Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, (3). yang memberatkan
punggungmu. (4). dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. (5).
karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6).
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (7). Maka apabila
kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain. (8). dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap. (Q.S Al-Insyirah ayat 1-8).1

1
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul
dan Hadits Sahih, (Bogor: Sygma Exagrafika, 2010).

iv
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi rabbil „alamin, Puji syukur kepada Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Seiring syukur dengan rasa tulus dan kerendahan hati, skripsi ini

kupersembahkan untuk kedua orang tua saya tercinta Ibu Siti Mujayanah dan

Bapak Isbiryanto yang selalu mendoakan saya, selalu mendukung saya baik dari

segi finansial, motivasi, dan suport dalam keadaaan apapun. Tak lupa kepada

kakak saya tercinta Isnaini Rahmawati juga adikku tercinta Widia Putri Puji

Lestari yang selalu memberikan semangat dan doanya.

Dan yang terakhir skripsi ini saya persembahkan untuk orang yang

selalu mendukung saya melanjutkan pendidikan di bangku kuliah sehingga saya

bisa berada di titik ini beliau adalah alm Ibu Suparti mbah purti yang seharusnya

menyaksikan saya menyelesaikan pendidikan sarjana.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kepada Allah karena


berkat limbapahan rahmat karunia-Nya dan pertolongan-Nya sehingga skripsi
yang berjudul “Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Di
Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember” sebagai syarat untuk
menyelesaikan program sarjana dapat penulis susun dan terselesaikan dengan
lancar.
Sholawat dan salam selalu terlimpah kepada Nabi tercinta Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang
terang benderang. Skripsi ini dapat penulis selesaikan tidak luput dari dukungan
banyak pihak. Maka dari itu, penulis sampaikan terima kasih yang teramat dalam
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., M.M selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan fasilitas dan
pelayanan kepada penulis.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian ini.
3. Bapak Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam
dan Bahasa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri
Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi.
4. Bapak Dr. Hartono, S.Pd., M.Pd. selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan
penyusunan skripsi.
5. Ibu Dr. Hj. St. Mislikhah, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
dengan sabar dan selalu memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta doa
kepada penulis selama penyusunan skripsi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.

vi
6. Ibu Siti Maisaroh, S.H.I., M.Pd.I. selaku Kepala SDS Islam Ulul Albab
Jember yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di Instansi yang dipimpinnya.
7. Ibu Siti Khairun Nisak, S.Pd.I. selaku Waka Kurikulum SDS Islam Ulul
Albab Jember yang telah memberikan izin, dukungan serta motivasi kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.
8. Ibu Iana Rosyidatul Mukarromah, S.Pd. selaku Guru Kelas I A SDS Islam
Ulul Albab Jember yang telah memberikan izin, dukungan serta motivasi
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.
9. Ibu Indah Suci Utami, S.Pd. selaku Guru Kelas I B SDS Islam Ulul Albab
Jember yang telah memberikan izin, dukungan serta motivasi kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.
10. Ibu Umi Mukarromatul Masruroh, S.Pd. selaku Guru Kelas I A SDS Islam
Ulul Albab Jember yang telah memberikan izin, dukungan serta motivasi
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.
11. Segenap civitas akademik Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahcmad Siddiq
Jember, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan
ilmu pengetahuan selama dalam perkuliahan di Universitas Islam Negeri Kiai
Haji Achmad Siddiq Jember.
Tiada kata yang dapat diucapkan selain kata terima kasih yang sebesar-
besarnya. Semoga Allah selalu memberkahi segala ilmu dan kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis. Dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi
salah satu hal yang memberikan kebermanfaatan bagi seluruh pembaca.

Jember, 4 April 2023

Penulis

vii
ABSTRAK

Lutvi Ayu Wulandari, 2023: Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar


Pancasila di Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember Tahun Ajaran
2022/2023.

Kata Kunci: Implementasi, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek penguatan profil pelajar pancasila merupakan salah satu hal yang
baru dalam dunia pendidikan. Pembelajaran berbasis projek kali ini berbeda
dengan pembelajaran berbasis projek pada biasanya, penguatan dimensi profil
pelajar pancasila yang menjadi tujuan utamanya. Mengambil peran untuk ikut
serta melaksanakannya bukan hal mudah pun bukan berarti tak bisa dilakukan.
Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi penulis dengan guru kelas SDS
Islam Ulul Albab Jember, penulis menemukan fenomena terkait pelaksanaan
projek penguatan profil pelajar pancasila yang dilakukan di setiap hari Jumat.
Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimana perencanaan
projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember
2022/2023? (2) Bagaimana pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila
di SDS Islam Ulul Albab Jember 2022/2023? (3) Bagaimana evaluasi projek
penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember 2022/2023?.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan perencanaan
projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember
2022/2023? (2) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan projek penguatan profil
pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember 2022/2023? (3) Untuk
mendeskripsikan evaluasi projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam
Ulul Albab Jember 2022/2023?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif.
teknik pengumpulan data menggunakan Wawancara, Observasi, dan
Dokumentasi. Teknik Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode
interaktif Miles, Huberman dan Saldana dengan langkah-langkah: 1) Kondensasi
data, 2) Penyajian data, 3) Penarikan Kesimpulan. Metode keabsahan data
menggunakan triangulasi Sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) perencanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Tahun 2022/2023
melalui beberapa langkah yaitu membentuk tim fasilitator, mengidentifikasi
tingkat kesiapan satuan pendidikan, menentukan dimensi, tema dan alokasi waktu,
menyusun modul projek. 2) pelaksanaan projek penguata profil pelajar pancasila
di SDS Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023 berdasarkan hasil temuan dan
pembahasan ternyata sintaks yang dilakukan yaitu persipan sumber belajar,
membentuk kelompok, pengenalan atau menjelaskan projek, bayangkan atau
menggali permasalahan di lingkungan sekitar, tahap lakukan atau aksi nyata, dan
terahir yaitu bagikan. 3) evaluasi projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS
Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023 yaitu mengevaluasi proses selama
pelaksanaan projek.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

MOTTO .................................................................................................................iv

PERSEMBAHAN...................................................................................................v

KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULAN ..........................................................................................1

A. Konteks Penelitian ...................................................................................1

B. Fokus Penelitian ......................................................................................6

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................7

E. Definisi Istilah .........................................................................................8

F. Sistematika Pembahasan..........................................................................9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................11

A. Penelitian Terdahulu ..............................................................................11

B. Kajian Teori ...........................................................................................19

ix
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................43

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................43

B. Lokasi penelitian....................................................................................43

C. Subjek Penelitian ...................................................................................44

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................46

E. Analisis Data..........................................................................................48

F. Keabsahan Data .....................................................................................53

G. Tahap-Tahap Penelitian .........................................................................54

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ................................................57

A. Gambaran Objek Penelitian ...................................................................57

B. Penyajian dan Analisi Data....................................................................60

C. Pembahasan Hasil Temuan ..................................................................114

BAB V PENUTUP ..............................................................................................126

A. Kesimpulan ..........................................................................................126

B. Saran ....................................................................................................128

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................129

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan ..................................................................... 16

Tabel 2.2 Tahap kesiapan Satuan Pendidikan ....................................................... 37

Tabel 2.3 Contoh Alur Projek Profil 1 .................................................................. 40

Tabel 2.4 Contoh Alur Projek Profil 2 .................................................................. 40

Tabel 4.1 Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDS Islam Ulul Albab

Jember .................................................................................................. 59

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik SDS Islam Ulul Albab Jember ........................... 60

Tabel 4.3 Hasil Temuan di SDS Islam Ulul Albab Jember .................................. 112

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Rapat Dewan Guru SDS Islam Ulul Albab Jember .......................... 65

Gambar 4.2 Pengenalan Tentang Sampah di Kelas I A dan I B ........................... 83

Gambar 4.3 Peserta didik Duduk Sesuai Kelompok ............................................. 84

Gambar 4.4 Setiap Kelompok Mendapatkan Bagian Bubur Kertas ..................... 85

Gambar 4.5 Menempel Bubur Kertas Pada Gelas Plastik Sebagai Cetakan ......... 86

Gambar 4.6 Menjemur Vas dari Bubur Kertas ..................................................... 87

Gambar 4.7 Memberi Warna Pada Vas................................................................. 88

Gambar 4.8 Projek 1 Tema Gaya Hidup Berkelanjutyan Kelas 1 Membuat

Keset ................................................................................................ 89

Gambar 4.9 Peserta didik Mengumpulkan Sampah Sesuai Jenisnya .................... 90

Gambar 4.10 Peserta didik Membuat Vas dari Bubur Kertas ............................... 91

Gambar 4.11 Memberi Warna Pada Vas Bunga dari Bubur Kertas ..................... 92

Gambar 4.12 Peserta didik Membuat Pola Pada Kardus ...................................... 96

Gambar 4.13 Menempel Potongan Pola Yang Telah Dibuat ................................ 97

Gambar 4.14 Memotong Sedotan ......................................................................... 98

Gambar 4.15 Peserta didik Membagikan Hasil Karya Projek .............................. 98

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matrik Penelitian

Lampiran 2 Pembagian Tim Fasilitator SDS Islam Ulul Albab

Lampiran 3 Analisa Tahap

Kesiapan Satuan Pendidikan

Lampiran 4 Rencana Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SDS Islam Ulul

Albab Semester Genap Tahun Ajaran 2022/2023

Lampiran 5 Panduan Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila Kelas 1

Lampiran 6 Panduan Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila Kelas 4

Lampiran 7 Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Lampiran 8 Kisi-Kisi Observasi

Lampiran 9 Observasi

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian

Lampiran 11 Surat Selesai Penelitian

Lampiran 12 Jurnal Penelitian

Lampiran 13 Transkip Wawancara

Lampiran 14 Denah

Lampiran 15 Biodata Penulis

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah kegiatan yang

direncanakan dengan tujuan untuk memperkuat karakter profil pelajar

Pancasila pada pelajar Indonesia. Profil pelajar Pancasila yakni pelajar

Indonesia yang merupakan sebuah gambaran, pandangan dari sosok pelajar

Indonesia yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Permendikbud

Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementrian Pendidikan

Dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 mengenai visi Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan bahwa “Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Indonesia

yag bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,

dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.2

Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan

pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama

yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan

untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta

didik. Ditinjau dari segi agama, dimensi dari profil pelajar Pancasila selaras

dengan tujuan pendidikan islam. Menurut Ibnu Khladun ada beberapa pokok

tujuan, yaitu : 1) Meningkatkan kerohanian manusia, 2) Meningkatkan

2
Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2020-2024,
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2020.

1
2

kecerdasan manusia dan kemampuan berpikir, 3) pendidikan bertujuan untuk

peningkatan masyarakat, 4) Penguasaan keterampilan professional sesuai

dengan tuntutan zaman, dan 5) Memperoleh lapangan pekerjaan yang dapat

digunakan untuk mencari penghidupan. Adapun ayat-ayat tentang tujuan

pendidikan dapat ditemui pada beberapa ayat yaitu, QS. Al Baqarah:201 yang

berkaitan kebaikan dunia dan akhirat dan QS. Ali Imran: 102 yang berkaitan

dengan taqwa. Serta sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW terkait

anjuran membina dan memupuk akhlak karimah, yang artinya “Bahwasannya

aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR. al-Bukhari).3

Salah satu upaya mewujudkan visi dari kemendikbud yaitu dengan

penetapan kurikulum merdeka yang telah diluncurkan Menteri Pendidikan,

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 11 Februari 2022 secara daring.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan

Teknologi Republik Indonesia Nomor 262/M/2022, struktur kurikulum pada

pendidikan dasar dan menengah dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu

pembelajaran intrakulikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.4

Pembelajaran intrakulikuler yang dimaksud adalah kegiatan rutin dan

terjadwal berdasarkan muatan pelajaran yang terstruktur. Sedangkan projek

penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan korikuler, projek

untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan

berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut

3
Muhammad Zaim, Tujuan Pendidikan Islam, Jurnal Muslim heritage 4, no 2
(November, 2019), 239-259, https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/muslimheritage.
4
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi Nomor 262/M/2022
Tentang Struktur Kurikulum.
3

tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu,

sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Secara teoritis dan konseptual, pembelajaran berbasis projek didukung

oleh teori belajar konstruktivistik. Menurut Thobroni, kontruktivisme adalah

sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin

belajar atau mencari kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang

lain. Sedangkan Vigotsky mengenai konstruktivisme sosial yang dibangunnya

memiliki pengertian bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi

dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam

belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang.5

Teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar

menemukan kompetensi diri, pengetahuan atau teknologi dan hal lain yang

diperlukan guna mengembangkan dirinya.6 Unsur terpenting dari teori ini,

seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara

membandingkan informasi baru dengan pemahamannya, membangun

pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan, dan menekankan

interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan

menekankan pada lingkungan sosial dalam belajar.

Akan tetapi, berdasarkan monitoring yang dilakukan oleh

kemendikbudristek dalam pelaksanaan program sekolah penggerak dan

Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMKPK), ditemukan

hampir semua sekolah telah menjalankan projek penguatan profil pelajar


5
M. Thobroni, “Belajar & Pembelajaran: Teori dan Praktik” (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2017), 95.
6
M. Thobroni, 93.
4

Pancasila akan tetapi masih terdapat kebingungan dalam pelaksanaannya,

seperti guru menganggap projek ini dikaitkan dengan muatan pelajaran

intrakulikuler, dan kesulitan memahami assesmen untuk pembelajaran projek.

Hal serupa juga ditemukan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Yeni Fitriya, dan Adiyan Latif, dari hasil penelitian yang dilakukan

ditemukan masih mengalami kendala miskonsepsi, terutama dalam

menanamkan P5 pada pembelajaran. Miskonsepsi yang sering terjadi adalah

sulitnya membedakan model pembelajaran berbasis proyek dengan proyek

profil pelajar Pancasila.7

Peneliti juga menemukan jika beberapa sekolah dasar di daerah

Jember sudah melaksanakan kurikulum merdeka dan melaksanakan projek

penguatan profil pelajar Pancasila, namun beberapa sekolah tersebut dalam

pelaksanaan projek ini masih belum maksimal dikarenakan beberapa alas an.

Berdasarkan hasil observasi, penyebab kurang maksimalnya pelaksanaan

projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah kepala sekolah yang masih

baru, sekolah yang salah persespsi terhadap pengambilan tema projek.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Implemetasi Projek Penguatan Profil Pelajar

Pancasila di SDS Islam Ulul Albab Tahun Ajaran 2022/2023” penelitian ini

dianggap penting untuk dilakukan karena projek penguatan profil pelajar

Pancasila ini merupakan suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan, dan

penelitian ini perlu dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana


7
Yeni Fitriya, Ardiyan Latif, “Miskonsepsi Guru Terhadap Implementasi Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” Prosiding Seminar Nasional Sultan Agung ke-4,
(2022), http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/sendiksa/issue/view/735.
5

implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila mulai dari

perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi lebih rinci, sehingga penelitian ini

diharapkan menjadi salah satu praktik baik yang mampu menjadi

penambahan wawasan mengenai implementasi projek penguatan profil

pelajar Pancasila baik bagi peneliti maupun instansi lain, sehingga menjadi

salah satu referensi bagi sekolah-sekolah lain.

Alasan peneliti memilih Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab

Jember sebagai tempat penelitian yaitu berdasarkan keputusan Kepala Badan

Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementrian Pendidikan,

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 044/H/KR/2022 tentang satuan

pendidikan pelaksana implementasi kurikulum merdeka pada tahun ajaran

2022/2023, menetapkan SDS Islam Ulul Albab Jember menjadi salah satu

sekolah yang dapat melaksanakan kurikulum merdeka kategori mandiri

berubah. Dan berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di

SDS Islam Ulul Albab jember implementasi profil pelajar Pancasila sudah

diterapkan dalam beberapa kegiatan, antara lain budaya sekolah, kegiatan

intrakulikuler, ekstrakulikuler dan korikuler. Untuk projek penguatan profil

pelajar Pancasila, pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 sekolah telah

melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila dan telah

menerapkan dua tema projek yaitu kearifan lokal dan bangunlah jiwa

raganya, yang dimulai sejak 14 Oktober 2022. Tema tersebut dikembangkan

menjadi beberapa topik kegiatan yang berbeda.


6

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas untuk mendeskripsikan

bagaimana pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila, fokus

penelitian yang diambil oleh peneliti sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di

Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023?

2. Bagaimana pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di

Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023?

3. Bagaimana evaluasi implementasi projek penguatan profil pelajar

Pancasila di Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember Tahun

2022/2023?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berdasarkan fokus penelitian antara lain :

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan projek penguatan profil pelajar

Pancasila di Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember Tahun

2022/2023?

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar

Pancasila di Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember Tahun

2022/2023?

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi implementasi projek penguatan profil

pelajar Pancasila di Sekolah Dasar Swasta Islam Ulul Albab Jember

Tahun 2022/2023?
7

D. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat dari dilakukannya penelitian ini yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua

pihak, menambah pengetahuan, wawasan, sumbangan, dan pemikiran dan

kekayaan ilmu pengetahuan dibidang implementasi projek penguatan

profil pelajar Pancasila.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman dan latihan bagi

peneliti dalam menulis karya tulis ilmaiah serta menambah wawasan

bagi peneliti khususnya mengenai projek penguatan profil pelajar

pancasila.

b. Bagi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literasi dan rujukan

terkait ranah projek penguatan profil pelajar Pancasila.

c. Bagi SDS Islam Ulul Albab Jember

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengabdian mahapeserta

didik kepada instansi sehingga peneliti dapat menawarkan saran yang

konstruktif untuk pengembangan sekolah kedepannya.


8

E. Definisi Istilah

Definisi istilah menjelaskan mengenai pengertian-pengertian penting

yang menjadi titik perhatian penelitian ini. Definisi istilah dimaksudkan agar

terhindar dari kemungkinan adanya salah dalam penafsirah makna atau

persepsi dalam memahami skripsi ini, maka penulis memberi pengertian yang

terdapat pada judul skripsi tersebut sebagai berikut :

1. Implementasi

Implementasi dapat diartikan pelaksanaan di lapangan. Implementasi

adalah tindakan atau pelaksanaan suatu rencana yang telah dilakukan

secara cermat dan rinci. Terkait implementasi dalam penelitian ini adalah

proses penerapan projek untuk mencapai tujuan penguatan profil pelajar

Pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023, sehingga

implementasi yang dimaksud berkaitan dengan proses perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

atau tidaknya tujuan.

2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah pembelajaran yang

menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek yang berbeda

dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di

dalam kelas. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan

kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal,

terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai

kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.


9

Dengan demikian yang dimaksud dengan judul “Implementasi

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Di Sekolah Dasar Swasta Islam

Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023” adalah Pelaksanaan projek

penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember

Tahun 2022/2023 yang berkaitan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

hingga evaluasi projek.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari

beberapa bab yang mana setiap bab disusun secara sistematis dan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan bab yang lainnya. Adapun

sistematika pembahasan dalam skripsi ini mencakup lima bab, dan berikut

penjelasannya.

Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi konteks

penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

istilah dan sistematika pembahasan.

Bab kedua berupa kajian pustaka yang berisi kajian penelitian

terdahulu yang relevan dengan skripsi ini. Dan pada bab ini juga berisi uraian

pembahasan tentang projek penguatan profil pelajar pancasila secara umum.

Bab tiga berisi tentang metode penelitian yang berisikan mengenai

pendekatan dan jenis penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data,

metode analisis data, keabsahan data, serta tahap-tahap penelitian.

Bab keempat memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan.

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai


10

implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila di Sekolah Dasar

Swasta Islam Ulul Albab Jember.

Bab kelima merupakan penutup yang memuat tentang simpulan

dan saran. Dan kemudian dilanjut dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran,

dan daftar riwayat hidup.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Peneliti mencantumkan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki

relevansi terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, dengan tujuan

untuk menjag keaslian penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

1. Penelitian yang dilakuka oleh Dinda Ayu Vanisha yang berjudul

“Analisis Keterlaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Pada

Tema (Kearifan Lokal) Kelas IV Di SD Muhammadiyah 4 Batu”8

Penelitian ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan Projek

Penguatan Profil Pelajar Pancasila berjalan dengan lancar meskipun

dilakukan menggunakan metode blended learning. Peserta didik mampu

menerapkan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang terdapat pada modul

projek tema (kearifan lokal). Dalam keterlaksanaan Projek Penguatan

Profil Pelajar Pancasila terdapat kendala yaitu penggunaan metode yang

tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan dan ada beberapa kegiatan

yang menyebabkan guru tidak dapat memantau kegiatan secara langsung.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan keterlaksanaan

projek penguatan profil pelajar Pancasila, mendeskripsikan kendala dan

solusi ketika keterlaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila

pada tema (kearifan lokal) kelas IV di SD Muhammadiyah 4 Batu.

8
Dinda Ayu Vanisha dengan judul “Analisis Keterlaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Pada Tema (Kearifan Lokal) Kelas IV Di SD Muhammadiyah 4 Batu”(Skripsi,
Univeristas Muhammadiyah Malang, 2022), 24.

11
12

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian

deskriptif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni Rachmawati, Arita Marini ,

Maratun Nafiah, Iis Nurasiah yang berjudul “Projek Penguatan Profil

Pelajar Pancasila dalam Implementasi Kurikulum Prototipe di Sekolah

Penggerak Jenjang Sekolah Dasar” 9

Penelitian ini ditemukan beberapa kajian tentang pelaksanaan

projek penguatan profil pelajar Pancasila, yaitu : 1) kajian tentang projek

penguatan profil pelajar pancasila, 2) kajian tentang alur penentuan

dalam memilih elemen dan sub elemen profil pelajar pancasila di sekolah

dasar, dan 3) kajian tentang assessment projek penguatan profil pelajar

pancasila.

Fokus penelitiannya adalah untuk untuk mendeskripsikan secara

konseptual bagaimana penguatan projek profil pelajar pancasila

diimplementasi pada kurikulum prototipe di sekolah penggerak jenjang

SD. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian studi

kepustakaan (Library Research). Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam artikel ini adalah mengkaji jurnal, buku, artikel literatur

juga dokumen lain yang sesuai dengan masalah penelitian. Hasil temuan-

temuan pada proses pengumpulan data, didokumentasikan kemudian di

analisis dan disajikan secara deskriptif.

9
Nugraheni Rachmawati et al., “Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam
Implementasi Kurikulum Prototipe di Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar” JURNAL
BASICEDU 6, no.3 (2022): 3613 – 3625, https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2714.
13

3. Penelitian yang dilakukan oleh Seni Asiati dan Uswatun hasanah yang

berjudul “Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Di

Sekolah Penggerak”10

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui dan menjelaskan

tentang sekolah penggerak dalam mengimplementasikan projek

penguatan profi l pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta Selatan

dan Jakarta Timur; 2) Memperoleh informasi kendala yang dihadapi

sekolah penggerak dalam mengimplementasikan Projek Penguatan Profi l

Pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta

Timur. Penelitian ini menggunakan metode survey dan wawancara.

Berdasarkan hasil instrumen penelitian terhadap 50 Sekolah Penggerak

Tahap I maupun hasil kunjungan sampel terhadap 12 satuan pendidikan

di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, menunjukkan data bahwa

projek penguatan profi l pelajar Pancasila telah diimplementasikan oleh

seluruh sekolah penggerak angkatan tahap I. artinya sekolah penggerak

tahap I sudah 100% melaksanakan impelementasi projek penguatan profi

l pelajar Pancasila. Penelitian ini adalah penelitian mixed-method atau

penelitian gabungan, mencakup kuantitatif dan kualitatif. Data

dikumpulkan dengan pendekatan mixed-method, diawali dengan

penggunaan metode kuantitatif dilanjutkan dengan metode kualitatif.

Populasi penelitian ini adalah kepala sekolah yang tersebar di

wilayah DKI Jakarta yang terdiri dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK
10
Seni Asiati , dan Uswatun hasanah, “Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Di Sekolah Penggerak,” Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan19 No.2 (Desember 2022), 61-
72, https://doi.org/10.54124/jlmp.v19i2.78.
14

yang berjumlah 54 sekolah penggerak angkatan ke-1. Prosedur

pengumpulan data melalui survei dan wawancara. Kedua jenis

pengumpulan data ini menggunakan instrumen tersedia dan valid serta

reliabel. Prosedur analisis data, khusus untuk data kuantitatif

menggunakan statistik sederhana, yaitu dengan menjumlahkan dan

mencari rerata tentang tingkat implementasi projek penguatan profi l

pelajar Pancasila. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah Analisis

statistik deskriptif Selanjutnya untuk analisis data kualitatif, peneliti

melakukan pengelompokkan, pengodean, dan interpretasi terhadap data

kuantitatif.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Meilin Nuril Lubaba, Iqnatia Alfiansyah

yang berjudul “Analisis Penerapan Profil Pelajar Pancasila dalam

Pembentukan Karater Peserta Didik Di Sekolah Dasar”.11

Penelitian ini menemukan jika strategi yang dilakukan oleh guru

dalam mengimplementasikan profil pelajar pancasila melalui

pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran dengan projek dan

pembiasaan. Selain itu keberhasilan penerapan strategi ini guru harus

kreatif dalam merancang pembelajaran. Selain peran guru keluarga dan

lingkungan sosial juga ikut berperan dalam pembentukan karakter peserta

didik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi yang

11
Meilin Nuril Lubaba, Iqnatia Alfiansyah, “Analisis Penerapan Profil Pelajar Pancasila
Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik di Sekolah Dasar”, Edusaintek: Jurnal Pendidikan,
Sains dan Teknologi 9, no 3 (Agustus, 2022), 687 706,
https://doi.org/10.47668/edusaintek.v9i3.576.
15

dilakukan oleh Guru dalam mengimplementasikan profil pelajar

pancasila guna membentuk karakter peserta didik.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah Observasi,

Wawancara dan Dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di UPT SD

Negeri 47 Gresik. Subjek yang diteliti adalah peserta didik kelas 4 yang

terdiri dari 30 peserta didik.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Fitriya, dan Adiyan Latif yang

berjudul “Miskonsepsi Guru Terhadap Implementasi Proyek Penguatan

Profil Pelajar Pancasila Di Sekolah Dasar”, 12

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi yang

dialami guru dalam pelaksanaan P5. Hasil penelitian menunjukan

tahapan implementasi kurikulum merdeka di Sekolah Dasar yang

melibatkan kelas 1 dan kelas 4 masih mengalami kendala miskonsepsi,

terutama dalam menanamkan P5 pada pembelajaran. Miskonsepsi yang

sering terjadi adalah sulitnya membedakan model pembelajaran berbasis

proyek dengan proyek profil pelajar Pancasila. Selain itu, miskonsepsi

juga terjadi pada pelaksanaan P5 yang terintegrasi dalam pembelajaran

serta guru belum terbiasa untuk merancang P5, sehingga belum terlihat

perbedaan yang signifikan antara P5 dan PPK Kurikulum 2013.

penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengumpulkan

informasi secara mendalam dari narasumber yang relevan seperti guru,


12
Yeni Fitriya, Ardiyan Latif, “Miskonsepsi Guru Terhadap Implementasi Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” Prosiding Seminar Nasional Sultan Agung ke-4,
(2022), http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/sendiksa/issue/view/735.
16

kepala sekolah melalui kegiatan wawancara, obervasi dan studi

dokumentasi.

Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan

Nama, Tahun, dan


No Perbedaan Persamaan
Judul
1 2 3 4
1. Dinda Ayu Vanisha, Perbedaan penelitian Persamaan antara
2022, “Analisis ini dengan penelitian terdahulu
Keterlaksanaan Projek sebelumnya yaitu dengan penelitian
Penguatan Profil Pelajar lokasi tempat secara garis besar
Pancasila Pada Tema penelitian pada sama-sama membahas
(Kearifan Lokal) Kelas penelitian sebelumnya tentang pelaksanaan
IV Di SD dilakukan di SD penguatan profil
Muhammadiyah 4 Muhammadiyah 4 pelajar Pancasila
Batu” Batu sedangkan pada dalam kegiatan
penelitian ini projek.
dilakukan di SDS
Islam Ulul Albab
Jember.

2. Nugraheni Rachmawati, 1. Perbedaan Persamaan antara


Arita Marini , Maratun penelitian ini pada penelitian sebelumnya
Nafiah, Iis Nurasiah, fokus masalah yang dengan penelitian ini
2022,“Projek Penguatan diteliti, penelitian secara garis besar
Profil Pelajar Pancasila sebelumnya membahas kajian
dalam Implementasi membahas tentang alur projek
Kurikulum Prototipe di pelaksanaan projek penguatan profil
Sekolah Penggerak secara kospetual, pelajar Pancasila.
Jenjang Sekolah Dasar” teoritis pada
sekolah penggerak
pada
umumnya,sedangka
n penelitian ini
membahas
pelakasanaan
projek fokus pada
satu sekolah.
2. Metode penelitian
yang digunakan
dalam penelitian
sebelumnya
menggunakan
17

Nama, Tahun, dan


No Perbedaan Persamaan
Judul
1 2 3 4
library research,
sedangkan
penelitian ini
menggunakan
metode penelitian
kualitatif deskriptif.

3. Seni Asiati, Uswatun Perbedaan penelitian Persamaan antara


hasanah, 2022, ini pada fokus penelitian sebelumnya
“Implementasi Projek masalah yang diteliti, dengan yang akan
Penguatan Profil Pelajar penelitian sebelumnya dilakukan adalah
Pancasila Di Sekolah fokus untuk sama-sama secara
Penggerak” mengetahui sekolah garis besar membahas
penggerak yang sudah tentang profil pelajar
melaksanakan projek Pancasila yang
penguatan profil diterapkan melalui
pelajar Pancasila pada kegiatan projek.
objek penelitian pada
penelitian sebelumnya
terdiri lebih dari satu
sekolah yaitu 54
sekolah penggerak
yang terdiri dari SD,
SMP, SMA, dan
SMK. Sedangkan
penelitian yang akan
dilakukan fokus pada
pelaksanaan projek
pada 1 sekolah yaitu
SDS Islam Ulul
Albab. dan perbedaan
lain adalah
pendekatan penelitian
yang menggunakan
Mixed-Method yaitu
menggunakan
pendekatan campuran
kuantitatif dan
kualitatif.
4. Nuril Lubaba, M., & Perbedaan penelitian Secara garis besar
Alfiansyah, I, 2022, ini terletak pada fokus persamaan dengan
“Analisis Penerapan penelitiannya, pada penelitian sebelumnya
Profil Pelajar Pancasila penelitian terdahulu adalah sama-sama
18

Nama, Tahun, dan


No Perbedaan Persamaan
Judul
1 2 3 4
Dalam Pembentukan membahas tentang membahas tentang
Karakter Peserta Didik penerapan nilai-nilai penerapan nilai-nilai
Di Sekolah Dasar”. profil pelajar profil pelajar
pancasila secara Pancasila untuk
global di sekolah, membentuk karakter
sedangkan dalam peserta didik.
penelitian ini fokus
pada penanaman nilai
profil pelajar
pancasila dalam
kegiatan projek.
5. Yeni Fitriya, dan Perbedaannya terletak Secara garis besar
Adiyan Latif, 2022, pada fokus penelitian, persamaan dari
“Miskonsepsi Guru penelitian sebelumnya penelitian ini
Terhadap Implementasi fokus pada mendeskripsikan
Proyek Penguatan permasalahan pelaksanaan projek
Profil Pelajar Pancasila implementasi dari penguatan profil
Di Sekolah Dasar” sudut pandang guru pelajar Pancasila.
yang masih terdapat
kekeliruan dalam
pengartian
pelaksanaan projek
penguatan profil
pelajar Pancasila,
sedangkan penelitian
ini fokus pada
perencanaan,
pelaksanaan dan
evaluasi dari
pelaksanaan projek
penguatan profil
pelajar Pancasila.

Kehadiran penelitian ini pada penelitian sebelumnya bertujuan untuk

melengkapi, menambah bahan kajian, khazanah keilmuan dari penelitian

sebelumnya, yang sebelumnya pada penelitian terdahulu pembahasan tentang

projek penguatan profil peajar Pancasila lebih banyak dilaksanakan di sekolah

penggerak dan dilaksanakan pada saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan
19

metode blended learning. Sedangkan dalam penelitian ini projek penguatan

profil pelajar Pancasila dilaksanakan di sekolah bukan kategori sekolah

penggerak melainkan mandiri berubah dan dilaksanakan secara tatap muka.

B. Kajian Teori

1. Projek Penguatan Profil pelajar Pancasila

a. Memahami Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia dan

ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa

Indonesia, sehingga dasar pemersatu, lambang persatuan dan

kesatuan serta bagian pertahanan bangsa dan negara. Pancasila

yang berisi seperangkat nilai-nilai dasar ideal, merupakan

komitmen kebangsaan, identitas bangsa dan menjadi dasar

pembangunan karakter keindonesiaan.13

Pendidikan dasar memberikan kesan dan menanamkan

kedekatan yang kuat atas Pancasila. Hingga sepanjang hayatnya

kemudian mereka akan membuktikan dalam lingkup yang lebih tinggi

dan luas bahwa Pancasila itu tidak hanya dibutuhkan dalam lingkup

negara, tetapi memandu mereka dalam memanggul sifat manusia

Indonesia yang unggul. Hal ini telah menjadi komitmen Kemendikbud

untuk mewujudkannya seperti tertuang dalam Permendikbud Nomor

22 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.


13
Devi Anggraini et.al ., “Pengalaman Nilai-Nilai Pancasila Bagi Generasi Milenial,”
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial dan Politik (JISop), no. 1 (Feb 2020):11-18
https://doi.org/10.33474/jisop.v2i1.4945.
20

Upaya menyemai nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan

mengantarkan pada suatu kebijakan. Mengaitkan kekuatan ide

Pancasila dengan pembangunan karakter bangsa menghasilkan

kehendak negara dan pemerintah untuk mempersiapkan generasi

penerus bangsa yang cakap dan mumpuni menghadapi perubahan

jaman. Dalam hal ini Profil Pelajar Pancasila merupakan manifestasi

kehendak tersebut dan ditanamkan dalam pendidikan dasar dan

menengah di Indonesia.

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai

pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pengertian ini

merupakan manifestasi dari hakikat pendidikan yang selaras dengan

fitrah manusia sebagai makhluk pembelajar. Sepanjang hayatnya

pelajar Indonesia memiliki kemampuan untuk memaknai hidupnya

yang fana untuk mencapai kedudukannya secara paripurna. Bahwa

hakikat manusia dilihat dari bagaimana dia terus menerus belajar dan

melakukan perbaikan dari pembelajarannya. Pengertian ini merupakan

manifesto abadi. Sehingga pendidikan dasar meresponnya dengan

memperkuat manifesto pendidikan ini melalui internalisasi nilai

Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.14

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pasca pelantikan

Nadiem Makarim pada 23 Oktober 2019 sebagai Menteri Pendidikan,


14
Daniel Zuchron, Tunas Pancasila (Jakarta: Direktorat Sekolah Dasar Direktorat
Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi,2021), 65.
21

Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim telah

membuat beberapa kebijakan serta berbagai program-program unggul

yang berhubungan dengan pendidikan di Indonesia. Salah satu di

antara unggulannya adalah kurikulum merdeka yang telah diluncurkan

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 11

Februari 2022 secara daring. Dan dalam siaran pers pada 25 Juli 2022,

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi

memastikan bahwa implementasi kurikulum merdeka tetap berjalan

sebagaimana rencana dimulai pada tahun ajaran 2022/2023 pada 140

ribu lebih satuan pendidikan.

Struktur kurikulum dalam kurikulum merdeka dibagi menjadi

dua kegiatan utama, yaitu kegiatan pembelajaran intrakulikuler yang

merupakan kegiatan rutin dan terjadwal berdasarkan muatan pelajaran

yang terstruktur dan kegiatan pembelajaran melalui projek untuk

penguatan profil pelajar Pancasila.

Projek penguatan profil pelajar pancasila yang merupakan

pembelajaran korikuler berbasis projek dilakukan di luar jadwal

pelajaran rutin, lebih fleksibel dan tidak seformal kegiatan

pembelajaran intrakurikuler, dan tidak harus berkaitan erat dengan

Capaian Pembelajaran mata pelajaran apapun. Target capaiannya

adalah profil pelajar Pancasila sesuai dengan tahap perkembangan

peserta didik. Menurut Miller, Situasi belajar yang seperti ini dinilai
22

efektif untuk mendorong pengembangan karakter dan kompetensi

yang mendalam15

Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah

tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu tema menantang. Projek

didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan

masalah, dan mengambil keputusan.16 Peserta didik bekerja dalam

periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk

dan/atau aksi.

Alokasi waktu untuk pelaksanaan projek penguatan profil

pelajar Pancasila dihitung per tahun. Projek penguatan profil pelajar

Pancasila mengambil sekitar 20% sampai 30% dari total JP per tahun.

Berdasarkan buku panduan pengembangan projek penguatan profil

pelajar Pancasila, terdapat enam tema yang dapat dipilih dan ditujukan

untuk jenjang SD/MI dan sederajat. Tema tersebut adalah tema-tema

yang berkaitan dengan isu-isu kontemporer, yaitu: (1) gaya hidup

berkelanjutan (2) Bhineka tunggal ika (3) Kearifan lokal (4)

Kewirausahaan (5) bangunlah jiwa dan raganya (6) Rekayasa dan

Teknologi.

Dapat disimpulkan jika projek penguatan profil pelajar

Pancasila merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dengan model

pembelajaran berbasis projek yang dilakukan dengan mengamati isu-

15
Anindito Aditomo, Kajian Akademik: Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
(Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021), 58.
16
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.” (Jakarta:Kemendikbud. 2021), 5.
23

isu di lingkungan sekitar dengan tujuan untuk menguatkan profil

pelajar Pancasila.

b. Dimensi Profil Pelajar Pancasila

Berdasarkan keputusan Kemendikbudristek Nomor

009/H/Kr/2022 Tentang Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil

Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka, Dimensi profil pelajar

Pancasila, antara lain:17

1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak

Mulia

Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan

YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam

hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran

agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman

tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Elemen kunci beriman,

bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia adalah

akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak

kepada alam, akhlak bernegara.18

Agama Islam telah memiliki figur akhlak yang sangat

sempurna, beliau adalah Nabi Muhammad SAW, Allah berfirman

di dalam Al-Qur’an :

17
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi Nomor 009/H/Kr/2022
Tentang Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.
18
Daniel Zuchron, Tunas Pancasila, (Jakarta: Kemendikbud, 2021), 66.
24

           

     


Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzab: 21).19

Rasulullah Saw, telah mencontohkan akhlak yang mulia

yang dapat membentuk karakter seseorang menjadi menurut

pandangan orang lain, surat Al Ahzab ayat 21 tersebut dapat kita

jadikan dasar dalam merancang profil pelajar Pancasila yang

memiliki karakter Islami.

2) Berkebhinekaan Global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas

dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi

dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling

menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang

positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan

menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam

berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab

terhadap pengalaman kebinekaan.20

19
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul
dan Hadits Sahih, (Bogor: Sygma Exagrafika, 2010).
20
Daniel Zuchron, Tunas Pancasila, (Jakarta: Kemendikbud, 2021), 66.
25

Semboyan Garuda Pancasila Bhineka Tunggal Ika yang

memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu jua. Ternyata sudah

dijelaskan dalam Alquran pada surat Al Hujurat ayat 13.

         

            

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu


dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat:
13).21

Ayat 13 Surat Al Hujurat tersebut menerangkan adanya

kesamaan prinsip dan tuntunan bagi banyak masyarakat yang

hidup secara berdampingan dengan sesamanya, banyaknya suku

ada dan budaya di Indonesia berdasarkan kebhinekaan harus

menjadi satu kesatuan yakni Indonesia, bahkan jauh sebelum

semboyan tersebut diproklamirkan dan digunakan oleh bangsa

Indonesia, ayat Al-quran surat Al-hujurat telah lebih dulu

menjelaskan terkait keberagaman tanpa membedakan satu sama

lainnya, dalam tafsir surat Al-hujurat sendiri, mengajarkan kepada

seluruh umat muslim manusia khususnya untuk tidak

membedakan siapapun baik golongan maupun ras yang

dimilikinya.
21
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul
dan Hadits Sahih, (Bogor: Sygma Exagrafika, 2010).
26

3) Gotong Royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong,

yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama

dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan

lancar, mudah dan ringan. Pelajar Indonesia memiliki kesadaran

bahwa sebagai bagian dari kelompok ia perlu terlibat, bekerja

sama, dan saling membantu dalam berbagai kegiatan yang

bertujuan mensejahterakan dan membahagiakan masyarakat.

Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi,

kepedulian, dan berbagi.22

Budaya gotong royong adalah realitas sejarah sejak Islam

belum datang, dalam Siroh Nabawiyah Nabi Muhammad

mencontohkan langsung terutama saat merenovasi ka’bah,

membangun masjid, dan menggali parit untuk benteng pertahanan

dalam perang Khandaq. Bahkan gotong royong diperintahkan oleh

ajaran Islam sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al-Maidah 2.

           

          

           

22
Daniel Zuchron, Tunas Pancasila, (Jakarta: Kemendikbud, 2021), 66.
27

          

            
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar
kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada
mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al-Maidah: 2).23

4) Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar

yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen

kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang

dihadapi serta regulasi diri.24

Sikap mandiri tercantum dalam surah Ar-Ra’d ayat 11.

            

             

           

23
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul
dan Hadits Sahih, (Bogor: Sygma Exagrafika, 2010).
24
Daniel Zuchron, Tunas Pancasila, (Jakarta: Kemendikbud, 2021), 66.
28

Artinya: bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu


mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. (Q.S. Ar-Ra’d: 11).25

5) Bernalar Kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif

memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif,

membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis

informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen

dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi

dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran,

merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam mengambilan

keputusan.26

Ayat yang berkaitan dengan sifat bernalar kritis yaitu Qs.

Ali Imron ayat 190-191.

        

         

        

     

25
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul
dan Hadits Sahih, (Bogor: Sygma Exagrafika, 2010).
26
Daniel Zuchron, Tunas Pancasila, (Jakarta: Kemendikbud, 2021), 66.
29

Artinya: (190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,


dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-
tanda bagi orang-orang yang berakal, (191) (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,
Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.27

6) Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan

menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan

berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan

gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang

orisinal serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari

alternatif solusi permasalahan.28

Ayat yang berkaitan dengan sifat bernalar kritis yaitu Qs.

Yunus ayat 101.

          

    


Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di
bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan
Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang
yang tidak beriman".29

27
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul
dan Hadits Sahih, (Bogor: Sygma Exagrafika, 2010).
28
Daniel Zuchron, Tunas Pancasila, (Jakarta: Kemendikbud, 2021), 66.
29
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul
dan Hadits Sahih, (Bogor: Sygma Exagrafika, 2010).
30

a. Pembelajaran Berbasis Projek

Pembelajaran berbasis projek merupakan salah satu model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk

mengelola pembelajaran dengan melibatkan kerja proyek, pembelajaran

yang inovatif, dan bersifat kontekstual. Dalam pelaksanaan

pembelajaran tentu diperlukan sebuah strategi dengan tujuan agar

kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang

diinginkan.

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam

pelaksanaan pembelajaran berbasis projek, strategi pembelajaran

berbasis projek tersebut terdiri atas tiga tahap utama, yaitu:

1) Tahap perencanaan pembelajaran projek

Perencanaan pada tahap awal pembelajaran berbasis projek

pada dasarnya sama seperti perencanaan pada pembelajaran pada

umumnya. Akan tetapi, dikarenakan dalam pembelajaran ini yang

pada akhirnya untuk mengerjakan suatu projek tertentu yang dengan

tujuan tertentu maka akan bersifat lebih kompleks dan sangat penting.

Tahap perencanaan harus disusun secara sistematis sehingga

pelaksanaan dapat bekerja secara optimal. Langkah-langkah

perencanaan tersebut antara lain:30

(a) Merumuskan tujuan pembelajaran atau projek

(b) Menganalis karakteristik peserta didik

30
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
konseptual Operasional (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2010), 109.
31

(c) Merumuskan strategi pembelajaran

(d) Membuat lembar kerja (job sheet)

(e) Merancang kebutuhan sumber belajar

(f) Merancang alat evaluasi

2) Tahap pelaksanaan pembelajaran projek

Setelah tahap perencanaan telah diatur dengan baik, tahapan

selanjutnya adalah pelaksanaan. Tahapan ini juga bersifat penting

karena dalam tahap ini peserta didik akan merasakan pengalaman

belajarnya. Akan terdapat banyak keterampilan yang dapat

dipelajarinya. Agar pelaksanaan berjalan dengan baik, sudah

semestinya perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya harus

dilakukan serta terdapat beberapa hal lain yang perlu dilakukan.

Kegiatan tersebut meliputi :31

(a) Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan

(b) Menjelaskan tugas projek dan gambar kerja

(c) Mengelompokkan peserta didik sesuai dengan tugas masing-

masing

(d) Mengerjakan projek

3) Tahap evaluasi pembelajaran projek

Tahapan terakhir yang juga penting dalam pelaksanaan

pembelajaran ini adalah mengetahui seberapa jauh tujuan

pembelajaran praktik atau projek tercapai, dalam hal ini dilakukan

31
Made Wena, 113.
32

evaluasi. Tujuan dilakukannya evaluasi tidak lain untuk mengetahui

kemajuan peserta didik secara jelas, begitupun kelemahan dalam

proses pembelajaran.

b. Prinsip-prinsip projek penguatan profil pelajar Pancasila

Terdapat empat prinsip yang dijelaskan dalam panduan

pengembangan projek penguatan profil pelajar pancasila, yaitu:

1) Holistik

Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan

menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks

perancangan Projek Penguatan profil pelajar Pancasila, kerangka

berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara

utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami

sebuah isu secara mendalam.32

Oleh karenanya, setiap tema projek profil yang dijalankan

bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun beragam

mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan

beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Di

samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat

melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan

projek profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan,

masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.

32
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.” (Jakarta:Kemendikbud. 2021), 8.
33

2) Kontekstual

Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan

kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam

keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk

dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-

hari sebagai bahan utama pembelajaran.33

3) Berpusat pada peserta didik

Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema

pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek

pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri,

termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik

projek profil sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat

mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar

yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi.

Sebaliknya,34

Guru hendaknya menjadi fasilitator pembelajaran yang

memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki

sendiri berbagai topik dengan dorongan yang disesuaikan dengan

kondisi dan kemampuannya.

4) Eksploratif

Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk

membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan

33
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek , 8.
34
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek, 8.
34

inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek penguatan profil

pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang

terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata peserta

didikan. Oleh karenanya projek profil ini memiliki area eksplorasi

yang luas dari segi jangkauan materi peserta didikan, alokasi waktu,

dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian,

diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap

dapat merancang kegiatan projek profil secara sistematis dan

terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya. Prinsip

eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran projek

penguatan profil pelajar Pancasila untuk menggenapkan dan

menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam

peserta didikan intrakurikuler.35

c. Manfaat projek penguatan profil pelajar Pancasila

Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan ruang bagi

semua anggota komunitas satuan pendidikan untuk mempraktikkan dan

mengamalkan profil pelajar Pancasila, baik bagi satuan pendidikan,

pendidik, maupun bagi peserta didik.36

1) Bagi satuan pendidikan

a) Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang

terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat

35
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek, 9.
36
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek, 10.
35

b) Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran

yang berkontribusi kepada lingkungan dan komunitas di

sekitarnya.

2) Bagi pendidik

a) Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan

kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar

Pancasila.

b) Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan

akhir yang jelas.

c) Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka

untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain

untuk memperkaya hasil pembelajaran.

3) Bagi peserta didik

a) Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai

warga dunia yang aktif.

b) Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan

berkelanjutan.

c) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang

dibutuhkan dalam mengerjakan projek pada periode waktu

tertentu.

d) Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi

belajar.
36

e) Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di

sekitar mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar.

f) Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian

yang telah diupayakan secara optimal.

d. Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Implementasi adalah sutau tindakan atau pelaksanaan dari

sebuah rencana yang telah dipersiapkan dan disusun secara matang dan

rinci dengan tujuan mencapai tujuan tertentu. Menurut Nurdin Usman,

implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atauadanya

mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi

suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.37

Merujuk pada pengertian diatas, dapat disimpulkan jika

implementasi adalah pelaksanaan aktivitas yang sudah direncakan

dengan matang yang merupakan bentuk suatu tindakan dan aksi nyata

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Terdapat beberapa alur dalam

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1) Perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila

a) Membentuk tim fasilitator projek penguatan profil pelajar

Pancasila

Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator

projek. Tim fasilitator projek profil terdiri dari sejumlah pendidik

37
Nurdin Usman, konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (Jakarta: Grasindo, 2002),
70.
37

yang berperan merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi

projek profil. Tim ini dibentuk dan dikelola oleh kepala satuan

pendidikan dan coordinator projek profil.38

b) Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan

Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator

merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan satuan

pendidikan. Pengidentifikasian awal kesiapan satuan pendidikan.

Pengidentfikasian ini didasarkan pada kemampuan satuan

pendidikan dalam menerapkan pembelajaran berbasis projek

(projek based learning). Dalam hal ini, satuan pendidikan

melakukan refleksi awal mengenai penguasaan terhadap

pembelajaran berbasis projek untuk mengidentifikasi kesiapan

awal dalam menjalankan projek penguatan profil pelajar

Pancasila.

Tabel 2.2
Tahap kesiapan Satuan Pendidikan39

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Lanjutan


1. Satuan pendidikan 1. Satuan pendidikan 1. Pembelajaran berbasis
belum memiliki sudah memiliki sistem projek sudah menjadi
sistem dalam untuk menjalankan kebiasaan satuan
mempersiapkan dan pembelajaran berbasis pendidikan
melaksanakan projek. 2. Konsep pembelajaran
pembelajaran 2. Konsep pembelajaran berbasis projek sudah
berbasis projek. berbasis projek sudah dipahami semua
2. Konsep dipahami sebagian pendidik
pembelajaran pendidikan. 3. Satuan pendidikan
berbasis projek baru 3. Satuan pendidikan sudah menjalin
diketahui pendidik. mulai melibatkan kerjasama dengan

38
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek, 23
39
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek, 27.
38

Tahap Awal Tahap Berkembang Tahap Lanjutan


3. Satuan pendidikan pihak diluar satuan pihak mitra diluar
menjalankan projek pendidikan untuk satuan pendidikan
secara internal (tidak membantu salah satu agar dampak projek
melibatkan pihak aktivitas projek. dapat diperluas secara
luar). berkelanjutan.

c) Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu projek penguatan

profil pelajar Pancasila

Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil pelajar

Pancasila dan tema projek serta merancang jumlah projek beserta

alokasi waktunya. Dimensi dan tema dipilih berdasarkan kondisi

dan kebutuhan sekolah.40 Seperti yang diketahui sebelumnya

terdapat enam dimensi profil pelajar pancasila yaitu 1) Beriman,

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2)

berkebinekaan global, 3) Gotong royong, 4) Mandiri, 5) Kreatif,

dan 6) Bernalar kritis.

Sedangkan tema-tema utama dalam projek penguatan

profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan

adalah 1) Gaya hidup berkelanjutan, 2) Kearifan lokal, 3)

Bhineka tunggal ika, 4) Bangunlah jiwa raganya, 5) Suara

demokrasi, 6) Rekayasa dan teknologi, 7) Keberkerjaan.41

d) Menyusun modul projek

Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat

kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum: Menentukan

40
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek. 23
41
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek, 28
39

sub-elemen (tujuan projek), mengembangkan topik, alur, dan

durasi projek, serta mengembangkan aktivitas dan asesmen

projek. Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila

merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, media

pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk

melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.42

Modul projek profil dilengkapi dengan komponen yang

menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan

untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek

profil pada dasarnya memiliki komponen profil modul, tujuan,

aktivitas, dan asesmen. Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk

mengembangkan komponen dalam modul projek profil, untuk

menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta

didik. Modul juga dapat dilengkapi dengan deskripsi singkat

projek profil, alat, bahan, serta media belajar yang perlu

disiapkan dan referensi pendukung.43

e) Merancang strategi pelaporan hasil projek

Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan

pelaporan hasil projek. Pelaporan projek penguatan profil pelajar

Pancasila berbeda dengan pelaporan kegiatan intrakulikuler.44

42
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek, 42
43
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek, 43.
44
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek, 22.
40

2) Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila

Terdapat beberapa contoh pengembangan alur pelaksanaan projek,

antara lain:45

Contoh 1:

Tabel 2.3
Contoh Alur Projek Profil 1

1. Pengenalan Mengenali dan membangun


kesadaran peserta didik
terhadap tema yang sedang
dipelajari.
2. Kontekstual Menggali permasalahan di
lingkungan sekitar yang terkait
dengan topik pembahasan.
3. Aksi Merumuskan peran yang dapat
dilakukan melalui aksi nyata.
4. Refleksi Menggenapi proses dengan
berbagi karya serta melakukan
evaluasi dan refleksi.
5. Tindak Lajut Menyusun langkah strategis

Contoh 2:

Tabel 2.4
Contoh Alur Projek Profil 2

1. Temukan Menggali dan membangun kesadaran


peserta didik terhadap isu pengelolaan
sampah dan implikasinya terhadap
perubahan iklim.
2. Bayangkan Menggali permasalahn di lingkungan
sekitar yang terkait dengan topik
pembahasan
3. Lakukan Mewujudkan pelajaran yang mereka dapat
melalui aksi nyata
4. Bagikan Menggenapi proses dengan berbagi karya
serta melakukan evaluasi dan refleksi

45
Anindito Aditomo, Panduan Pengembangan Projek, 71.
41

3) Evaluasi projek penguatan profil pelajar Pancasila

Dalam kegiatan ini ada beberapa hal yang dilakukan yaitu

dengan mengoleksi dan mengolah hasil asesmen dan membuat

rapor projek penguatan profil pelajar Pancasila. Yang dimaksud

mengoleksi dalam hal ini adalah mengumpulkan dokumentasi

kegiatan projek profil seperti jurnal pendidik dan portofolio peserta

didik.

Sedangkan dalam pengolahan hasil asesmen, tim fasilitator

dapat mengembangkan beragam strategi dengan menggunakan

bentuk dan instrumen asesmen yang bervariasi. Tujuan dari

mengolah hasil asesmen ini adalah untuk menentukan pencapaian

peserta didik secara menyeluruh.46

Selanjutnya, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun

rapor projek penguatan profil pelajar Pancasila. Rapor ini bersifat

informatif dalam menyampaikan perkembangan peserta didik yaitu

perkembangan karakter dan kompetensi sesuai dengan profil pelajar

Pancasila.

Hal yang harus diperhatikan dalam evaluasi implementasi

projek penguatan profil, yaitu :

a) Evaluasi implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila

bersifat menyeluruh

46
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.” (Jakarta:Kemendikbud. 2021), 101.
42

b) Evaluasi implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila

fokus kepada proses dan bukan hasil akhir

c) Tidak ada bentuk evaluasi yang mutlak dan seragam

d) Menggunakan berbagai jenis bentuk asesmen yang dilakukan

tersebar selama projek dijalankan

e) Melibatkan peserta didik dalam evaluasi


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di SDS Islam Ulul

Albab Jember. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif. Pendekatan tersebut dipilih dengan pertimbangan jika peneliti akan

meneliti fenomena yang dimana bahan penelitian tidak berbicara tentang

angka tetapi menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi

tertentu serta data bersifat deskriptif. Pengertian penelitian kualitatif sendiri

adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai

dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data

yang dikumpulkan terutama data kualitatif.47

Selanjutnya mengenai jenis penelitian, ditinjau dari metode yang

digunakan, maka jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif. Karena pada

penelitian ini, peneliti berusaha untuk menggambarkan, menjelaskan, dan

menjawab persoalan-persoalan tentang fenomena atau peristiwa yang terjadi.

Pada konteks penelitian ini, fenomena atau peristiwa yang berusaha peneliti

gambarkan adalah pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDS Islam Ulul Albab yang terletak di

Jl.Udang Windu RT.01 RW.02 Kecamatan Kaliwates, Jember, Sempusari,

47
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradifma Baru (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset, 2014), 140.

43
44

Kec. Kaliwates, Kab. Jember Prov. Jawa Timur lokasi tersebut dipilih dengan

pertimbangan salah satu sekolah dasar full day School yang menerapkan

kurikulum merdeka dan melaksanakan program projek penguatan profil

pelajar Pancasila.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini menjelaskan mengenai jenis dan sumber data

penelitian. Dalam penelitian ini jenis data dan sumber data dari subjek

penelitian meliputi informasi apa saja yang ingin diperoleh, siapa yang

hendak dijaadikan sebagai informan atau subjek penelitian, bagaimana data

dicari dan disaring sehingga menghasilkan informasi yang valid.

Adapun subjek penelitian ditentukan dengan teknik non-Probability

Sampling. Diketahui bahwa non-Probability Sampling adalah teknik

pengambilan sampling dengan cara tidak secara acak. Pengambilan sampel

dengan teknik ini peneliti menggunakan cara purposive sampling. Purposive

sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan

persyaratan sampel yang diperlukan. Pengambilan sampel tersebut dilakukan

secara sengaja dengan jalan mengambil sampel tertentu saja yang mempunyai

karakteristik, ciri, kriteria, atau sifat-sifat tertentu. Dengan demikian

pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak.48

Peneliti dalam penelitian ini mengambil sampel dengan cara

menentukan informan yang memiliki ciri atau karakteristik dengan latar

belakang yang benar-benar mengetahui, memahami, dan terlibat langsung

48
Akhmad Fauzy, Metode Sampling (Banten: Universitas Terbuka, 2019), 25.
45

dengan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Subjek yang

peneliti jadikan sebagai informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah

kepala sekolah dengan pertimbangan setiap kebijakan termasuk kurikulum

yang digunakan sekolah tidak lepas dari pengetahuan dan persetujuan dari

kepala sekolah, sehingga kepala sekolah memiliki pemahaman yang lebih

terkait kurikulum dan program-program yang dilaksanakan di sekolah.

Informan kedua peneliti memilih waka kurikulum dengan pertimbangan waka

kurikulum sebagai wakil kepala sekolah yang membantu dalam penyusunan

serta perencanaan pembelajaran agar sesuai dengan visi dan misi serta

kurikulum yang sekolah gunakan, serta guru kelas 1 dan 4 dengan

pertimbangan jika kurikulum merdeka saat ini pada pelaksanaannya masih

dilakukan secara bertahap yaitu pada kelas 1 dan 4. Berikut ini subjek yang

ditetapkan pada penelitian ini, antara lain:

1. Ibu Siti Maisaroh, S. H.I, M.Pd.I selaku kepala sekolah SDS Islam Ulul

Albab Jember yang peneliti tetapkan sebagai informan guna memperoleh

data profil sekolah

2. Ibu Siti Hairun Nisak, S.Pd selaku waka kurikulum SDS Islam Ulul

Albab Jember yang peneliti tetapkan sebagai informan guna memperoleh

data terkait perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan projek

penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah.

3. Ibu Indah Suci Utami, S.Pd selaku wali kelas I B yang peneliti tetapkan

sebagai informan terkait pelaksanaan projek penguatan profil pelajar

Pancasila di kelas 1 B.
46

4. Ibu Iana Rosyidatul Mukarromah, S.Pd selaku wali kelas I A yang

peneliti tetapkan sebagai informan terkait pelaksanaan projek penguatan

profil pelajar Pancasila di kelas 1 A.

5. Ibu Umi Mukaromatul Masruroh, S.Pd selaku guru kelas 4 yang peneliti

tetapkan sebagai informan terkait pelaksanaan projek penguatan profil

pelajar Pancasila di kelas 4.

D. Teknik Penumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan observasi dimana obsever (orang

yang melakukan observasi) terlibat atau berperan serta dalam lingkungan

kehidupan orang-orang yang diamati. Hasil observasi adalah informasi

tentang ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau

peristiwa, waktu, dan perasaan.49

Adapun data yang diperoleh dari teknik observasi, yaitu:

a. Perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila

b. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila

c. Evaluasi projek penguatan profil pelajar pancasila

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan

49
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradifma Baru
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2014), 170.
47

bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses

interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang

diwawancarai melalui komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa

wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara

pewawancara dengan sumber informasi, di mana pewawancara bertanya

langsung tentang sesuatu objek yang diteliti dan telah dirancang

sebelumnya.50

Teknik pengumpulan data ini menghasilkan sumber data yang

berupa informasi mengenai beberapa hal, seperti :

a. Perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila

b. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila

c. Evaluasi projek penguatan profil pelajar pancasila

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu

yang sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang,

peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dan terkait

dengan fokus penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna

dalam penelitian kualitatif. Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis,

gambar, maupun foto.51

Teknik pengumpulan data ini menghasilkan sumber data yang

berupa informasi seperti jadwal rutin pelaksanaan projek pengutaan profil

pelajar Pancasila, modul atau buku panduan projek, lembar kerja, foto
50
Muri Yusuf, Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan
(Jakarta: Kencana, 2017), 372.
51
Muri Yusuf, 391.
48

atau video kegiatan yang berpakaitan dengan pelaksanaan projek

penguatan profil pelajar Pancasila.

E. Analisis Data

Data yang dianalisis merupakan data yang dikumpulkan pada saat

penelitian. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Analisis data dilakukan untuk

mendeskripsikan seluruh data sehingga dapat dipahami dan membuat

kesimpulan.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

model dari Hubenman, dan Saldana, yang menerapkan empat langkah dalam

menganalisis datas yaitu pengumpulan data (Data Collection), kondensasi

data (Data Condensation), penyajian Data (Data Display), dan Verifikasi

data/Kesimpulan (Conclusions drawing/Verifying).

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam proses penelitian ini dilakukan sejak

persiapan penelitian hingga pelaksanaan penelitian. Pada saat persiapan

pertama-tama peneliti mulai mengumpulkan informasi tentang para guru

di sekolah SDS Islam Ulul Albab yang sudah memenuhi kriteria untuk

menjadi partisipan penelitian. Peneliti memastikan bahwa guru yang

terlibat adalah benar guru SDS Islam Ulul Albab, mengetahui, terlibat dan

memahami terkait pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Setelah semua pertisipan terverifikasi, peneliti mulai melakukan

pengumpulan data selanjutnya, yaitu dengan proses wawancara. Untuk


49

mencatat setiap jawaban yang diberikan, peneliti dibantu oleh seorang

note taker, selain itu peneliti juga merekam semua jawaban dengan

menggunakan alat rekam. Hasil rekaman kemudian digunakan untuk

pengecekan ulang catatan transkrip wawancara yang dilakukan oleh note

taker, dan dilakukan perbaikan beberapa istilah yang tidak dipahami oleh

note taker dan salah ketik. Setelah selesai pengumpulan dan pengecekan

data yang terkumpul, maka peneliti mulai masuk pada tahap analisis data

selanjutnya yaitu kondensasi

2. Kondensasi Data

Kondensasi data merujuk pada proses pemilihan (selecting),

pengerucutan (focusing), penyederhanaan (simplifiying), peringkasan

(abstracting), dan transformasi data (transforming) dari catatan-catatan

lapangan secara tertulis, transkip wawancara, dokumen-dokumen, dan

lain-lain.

a. Pemilihan (selecting)

Menurut Miles &Huberman, peneliti harus bertindak selektif,

yaitu menentukan dimensi-dimensi mana yang lebih penting,

hubungan-hubungan mana yang mungkin lebih bermakna, dan sebagai

konsekuensinya, informasi apa yang dapat dikumpulkan dan

dianalisis.52

Pada tahap ini, peneliti melakukan pemilihan data yang

berhasil dikumpulkan melalui wawancara. Pemilihan data dilakukan

52
Matthew B. Milles, A. Michael Huberman, and Johnny Saidana, “Qualitative Data
Analysis: A Methods Sourceboo-Thrird Edition,” (America: SAGE Publication, 2014), 12.
50

dengan memberikan garis bawah pada setiap data tentang projek

penguatan profil pelajar Pancasila yang ditemukan terkait penelitian

yang berjudul “Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar

Pancasila Di SDS Islam Ulul Albab Jember”. Setiap data yang

berhubungan pelaksaan projek terus dipertahankan dan digunakan

untuk mendukung hasil penelitian. Setelah proses seleksi data selesai

dilakukan, peneliti melanjutkan ke tahap focusing.

b. Pengerucutan (focusing)

Pada tahap ini, peneliti memfokuskan data sesuai dengan

masing-masing rumusan masalah dalam penelitian implementasi

projek penguatan profil pelajar pancasila. Tahap ini merupakan

kelanjutan dari tahap seleksi data. Peneliti hanya membatasi data yang

berdasarkan rumusan masalah. Data yang tidak berhubungan dengan

rumusan masalah dan tidak akan digunakan sebagai data penelitian

disingkirkan.

Dalam tahap ini peneliti memilah setiap data berdasarkan

fokus data pada masing- masing rumusan masalah dalam penelitian

ini. Peneliti menandai setiap data yang terkait pada masing masing

rumusan dengan menggunakan tanda warna yang berbeda. Peneliti

menggunakan warna merah untuk menandai rumusan masalah

pertama yaitu bagaimana perencanaan projek penguatan profil pelajar

pancasila. Dalam rumusan masalah kedua, yaitu bagaimana

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila peneliti


51

menggunakan warna hijau. Dalam rumusan masalah ketiga, yaitu

bagaimana evaluasi projek penguatan profil pelajar Pancasila

digunakan warna kuning.

Setelah selesai memilah data dalam tahap focusing dengan

memberikan tanda warna pada setiap data yang bermakna bagi

penelitian, peneliti melanjutkan tahap analisis data ke tahap

abstracting.

c. Peringkasan (abstracting)

Abstraksi dimaksudkan usaha membuat rangkuman yang inti,

proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap

berada di dalamnya. Pada tahap ini, data yang telah terkumpul hingga

ke tahap focusing dievaluasi oleh peneliti, khususnya yang berkaitan

dengan kualitas dan kecukupan data. Jika data yang menunjukkan

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila dirasakan baik

dan jumlah data sudah cukup, maka data tersebut digunakan untuk

menjawab masalah yang diteliti.

Peneliti mengulangi proses abstraksi ini hingga tiga kali untuk

memastikan bahwa tidak ada data yang tercecer atau yang keliru

dalam pemberian tanda warna sesuai fokus masalah. Peneliti baru

melanjutkan ke tahap berikutnya setelah peneliti merasa yakin bahwa

tahap ini sudah selesai dan tidak ada data yang tercecer atau tertukar

tanda warna. Setelah itu, peneliti melanjutkan ke tahap selanjutnya

yaitu tahap simplifying dan transforming.


52

d. Simplifying dan Transformasi data (transforming)

Pada tahap ini peneliti mencermati setiap data yang sudah

diberi warna. Selanjutnya peneliti mengelompokan masing masing

data berdasarkan tanda warna yang ada. Selanjutnya peneliti memilah

lagi semua data yang sudah dikelompokan berdasarkan warna tersebut

berdasarkan jumlah partisipan yang memberikan jawaban. Setelah itu

peneliti menyatukan data tiap partisipan dengan dirangkum menjadi

kalimat yang berkelanjutan untuk mempermudah mengamati setiap

temuan dan pembahasan dalam melakukan analisa data. Hal ini

dilakukan secara hati-hati dan cermat pada setiap data yang berhasil

dikumpulkan dari setiap partisipan. Tahap ini merupakan tahap

terakhir dalam melakukan kondensasi data. Selanjutnya peneliti

melangkah ke tahap selanjutnya yaitu penyajian data.

3. Data Display

Penyajian data dilakukan untuk mempermudah peneliti memahami

masalah dan dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Penyajian data

merupakan suatu pengaturan, kumpulan informasi yang telah

dikerucutkan sehingga dapat ditarik kesimpulan. Setelah mengumpulkan

data terkait pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila,

selanjutnya peneliti mengelompokkan hasil observasi dan wawancara

untuk disajikan dan dibahas lebih detail.


53

4. Penarikan kesimpulan/Verifikasi

Setelah tahap kondensasi dan penyajian data telah dilakukan,

maka langkah terakhir yang dilakukan adalah mengambil kesimpulan.

Pengambilan kesimpulan merupakan suatu proses ketika peneliti

menginterprestasikan data dari awal pengumpulan yang disertai

pembuatan pola serta uraian atau penjelasan.

Pada tahap ini, setelah menyajikan data terkait pelaksanaan projek

penguaan profi pelajar pancasila, maka peneliti melakukan penarikan

kesimpulan tentang pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila

berdasarkan informasi yang disampaikan oleh para partisipan dan telah

melalui berbagai tahapan untuk analisis data.

F. Keabsahan Data

Pengujian kebenaran hasil penelitian kualitatif perlu dilakukan untuk

mengetahui uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif. Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi

dalam menguji keabsahan data. Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.53 Triangulasi yang di

gunakan peneliti adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran sumber atau informan

tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Triangulasi

sumber dilakukan dengan membandingkan baik derajat kepercayaan suatu

53
Sugiyono, Metodologi penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2018), 241.
54

informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Triangulasi teknik

dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang

berbeda, seperti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

G. Tahap-Tahap Penelitian

1. Tahap Pralapangan

Tahap pralapangan merupakan tahap awal yang harus dilakukan

oleh peneliti sebelum terjun langsung untuk melaksanakan penelitian.

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa hal untuk mempersiapkan

segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Adapun

beberapa tahapan yang dilakukan oleh peneliti antar lain :

a. Peneliti menyusun rencana penelitian sebagai tahap awal untuk

dijadikan pandangan penelitian pada tahap selanjutnya. Peneliti

menyusun rencana penelitian pada awal bulan Juni 2022. Mulai dari

topik yang akan dibahas, menentukan objek penelitian yang akan

diteliti, menetukan lokasi yang mempunyai program kerja unik, dan

mencari referensi terkait lokasi, dan topik yang akan dikaji sebagai

gambaran awal, sebelum melaksanakan observasi.

b. Pada bulan September 2022 yang bersamaan dengan kegiatan

pengenalan lingkungan pendidikan (PLP), peneliti melakukan

observasi dan wawancara untuk memperoleh informasi terkait

problematika dan keunikan yang ada.


55

c. Setelah mendapatkan data pra penelitian, maka peneliti

mengerucutkan topik menjadi judul sementara dimulai pada bulan

September 2022.

d. Menyusun pengajuan judul kepada pihak akademik kampus pada

bulan oktober 2022 dan melakukan beberapa revisi hingga pada

tanggal 25 November 2022 di setujui oleh pihak kampus.

e. Setelah pengumuman penetapan judul keluar pada tanggal 13

Desember 2022, maka peneliti menyelesaikan administrasi surat

permohonan kesediaan untuk membimbing yang ditujukan kepada

dosen pembimbing skripsi.

f. Selanjutnya, peneliti menyusun proposal penelitian yang dijadikan

sebagai acuan untuk tahap penelitian berikutnnya sampai tanggal 25

Januari 2023 dan seminar proposal pada tanggal 26 Januari 2022.

g. Setelah melakukan revisi proposal peneliti mengantarkan surat izin

untuk penelitian di SDS Islam Ulul Albab tanggal 13 Februari 2023.

2. Tahap Kerja Lapangan

Pada tahap ini, peneliti memulai penelitian dengan cara mencari

data baik melalui observasi secara langsung ke SDS Islam Ulul Albab

Jember, wawancara kebeberapa informan, dan dokumentasi. Adapun

rencana pelaksanannya dilakukan setelah peneliti mengantarkan surat izin

penelitian dan mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian.


56

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data merupakan tahap yang dilakukan setelah

perolehan data. Sebenarnya tahap analisis data dilakukan bersamaan

dengan pencarian data di tahap kerja lapangan. Namun yang membedakan

adanya spesifik untuk pengerjaan laporan hasil skripsi dengan fokus

pengolahan data sesuai dengan teori analisis data sehingga laporan

dinyatakan selesai.
BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah SDS Islam Ulul Albab Jember

Sekolah Dasar Islam (SDI) Ulul Albab merupakan satu

diantara unit pendidikan di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam

Ulul Albab. Yayasan tersebut didirikan oleh pasangan suami istri yang

memiliki jiwa filantropis yang tinggi, terutama kepada anak-anak. Beliau

adalah Bapak Nurudin, M.Pd.I dan Bunda Siti Maisaroh, S.H.I.,M.Pd.

SDS Islam Ulul Albab Jember didirikan pada tahun 2019 dengan

menyewa tempat di depan Roxy yang pernah digunakan untuk gedung

olahraga. Meskipun usianya masih belia, namun kiprahnya sama dengan

SD lain yang lebih dulu berdiri.54

Pertama kali berdiri SDS Islam Ulul Albab mempunytai murid

sejumlah 28 peserta didik. Sebenarnya pada awal berdiri yang mendaftar

sebanyak 35 anak, tapi minat orang tua kurang terlalu banyak untuk

melanjutkannya, sehingga dari 35 anak berkurang menjadi 28 peserta

didik. Tempat yang ditempati pertama kali dalam kegiatan belajar

mengajar adalah di rumah wali murid. Jika dilihat dari latar belakang

berdirinya, SDI Ulul Albab berdiri karena desakan dan ajakan dari wali

murid untuk mendirikan sekolah dasar dari tahun sebelumnya. Kemudian

pada tahun itu (2019) di data peserta didik yang dikira-kirakan akan

54
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Sejarah Berdirinya SDS Islam Ulul Albab Jember,
21 Februari 2023.

57
58

melanjutkan di SDI Ulul Albab, sehingga terhitung 35 anak. Dari situlah,

pimpinan yayasan mendirikan SDI. Tempatnya ada di depan Roxy yang

pernah digunakan untuk gedung olahraga (SPOK), kemudian vakum.

Dan akhirnya Bunda May menyewa gedung itu dan disetujui. Awalnya

tidak ada biaya untuk menyewa, tapi dari biaya SPP yang harganya

150.000 untuk operasional sekolah untuk dibayarkan untuk biaya sewa.55

Sekarang ini SDS Islam Ulul Albab Jember telah memiliki 28

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, tujuh ruang belajar, halaman

sekolah, ruang kantor, tujuh toilet (peserta didik dan Guru), tempat

wudhu, dan kantin kids. Juga saat ini SDS Islam Ulul Albab sedang

dalam proses pembangunan yaitu penambahan ruang kelas dan

perpustakaan di lantai dua.

2. Struktur Organisasi SDS Islam Ulul Albab Jember

Ketua Yayasan Ulul Albab : Dr. Nurruddin, M.Pd.I

Kepala SDS Islam Ulul Albab : Siti Maisaroh, S.H.I, M.Pd.I

Tata Usaha : Mega Prahandini, S. H.I

Waka Bidang Kurikulum : Siti Hairun Nisak, S.Pd.I

Waka Bidang Kepeserta didikan : Iana Rosyidatul Mukarromah, S.Pd

Waka Bidang Humas : Misbahul Ulum, S.Pd

Waka Bidang Sarpras : Muhammad Khalili, S.E

55
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Sejarah Berdirinya SDS Islam Ulul Albab Jember,
21 Februari 2023.
59

3. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDS Islam Ulul Albab

Jember

Pada tabel di bawah ini peneliti menyajikan total tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan di SDS Islam Ulul Albab Jember.

Tabel 4.1
Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SDS Islam Ulul Albab Jember

Jumlah Guru Tetap Jumlah Tenaga


Yayasan Kependidikan

24 4

Status guru yang mengajar dan tenaga kependidikan di SDS

Islam Ulul Albab merupakan guru tetap dengan lulusan sarjana strata

satu (S1), untuk guru di kelas yang menjadi objek penelitian terdapat

guru kelas, guru agama, dan guru pendamping, dari tiga kelas yang

diteliti masing-masing kelas terdapat tiga guru yang menjadi fasilitator

projek penguatan profil pelajar pancasila, untuk kelas satu karena

terdapat dua kelas, maka tim fasilitator merupakan gabungan dari dua

kelas tersebut.56

4. Keadaan Peserta Didik SDS Islam Ulul Albab Jember


Berdasarkan data yang diperoleh dari SDS Islam Ulul Albab

Jember diketahui jumlah peserta didik adalah 212 peserta didik, dengan

rincian sebagai berikut :

56
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Pembentukan Tim Fasilitator Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila, 7 Maret 2023.
60

Tabel 4.2
Jumlah Peserta Didik SDS Islam Ulul Albab Jember

KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV

71 58 56 27

Berdasarkan data di atas, kelas satu terbagi menjadi dua kelas yaitu

kelas IA yang terdiri dari 37 siswa laki-laki dan kelas 1B dengan jumlah 34

siswa perempuan. Kelas dua ternagi menjadi dua kelas yaitu kelas 2A dengan

jumlah siswa 19 laki-laki dan 10 perempuan total keseluruhan 29 siswa dan

kelas 2B diketahui 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan total 29

siswa. Untuk kelas 3 juga memiliki dua kelas yaitu kelas 3A dengan siswa

laki-laki 14 siswa dan 13 siswa perempuan dengan total 27 siswa, dan kelas

3B memiliki 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan total 29

siswa. Untuk kelas empat memiliki satu kelas dengan rincian 15 siswa laki-

laki dan 12 siswa perempuan dengan total 27 siswa di kelas empat. Sehingga

total keseluruhan siswa adalah 212 siswa dengan 117 siswa laki-laki dan 95

siswa perempuan. Dan yang menjadi objek penelitian ini adalah kelas satu

dan kelas empat.57

B. Penyajian dan Analisis Data

Bagian ini berisikan mengenai data yang diuraikan beserta temuan

yang telah diperoleh peneliti melalui metode dan prosedur yang sudah

diuraikan pada bab tiga. Pada penelitian ini memakai tiga macam

pengumpulan data diantaranya observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data

57
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Data Siswa 2022-2023, 7 Maret 2023.
61

yang ditemukan kemudian disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah

ditetapkan yaitu : 1. Tahap perencanaan projek penguatan profil pelajar

Pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023; 2. Tahap

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di SDS Islam Ulul

Albab Jember Tahun 2022/2023; 3. Tahap evaluasi projek penguatan profil

pelajar Pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SDS Islam Ulul Albab Jember

dengan menggunakan Teknik observasi partisipasi lengkap, wawancara

semistruktur, dan dokumentasi, maka akan dipaparkan beberapa data sebagai

berikut.

1. Tahap perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di SDS

Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023

Perencanaan merupakan salah satu tahap yang pertama harus

dilakukan oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan

perencanaan dilakukan dengan tujuan agar proses pembelajaran, kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan optimal.

SDS Islam Ulul Albab Jember merupakan salah satu sekolah

bukan termasuk dalam sekolah penggerak yang ditetapkan untuk dapat

menjalankan kurikulum merdeka, oleh karena itu dalam pelaksanaan

beberapa program seperti projek penguatan profil pelajar pancasila akan

ditemui beberapa tahapan yang mungkin akan berbeda dengan yang ada

pada buku panduan. Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan

pembelajaran intrakulikuler yang beragam di mana konten akan lebih


62

optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami

konsep dan menguatkan kompetensi. Guru juga memiliki keleluasaan

untuk memilih perangkat ajar dan terdapat projek yang diperuntukkan

menguatkan pencapaian profil pelajar pancasila yang dikembangkan

dengan tema-tema tertentu oleh pemerintah, hal tersebut sebagaimana

dijelaskan oleh Siti Maisyaroh selaku kepala SDS Islam Ulul Albab

Jember yang mengatakan bahwa:

Alhamdulillah, untuk mengadopsi kurikulum terbaru bagi kami


adalah hal yang sangat positif ya. Implementasi kurikulum merdek
(IKM) ini sebenarnya itu benar-benar angin segar buat kita. Untuk
bisa melaksanakan kurikulum merdeka belajar. Artinya kita bebas
untuk mempunyai ide-ide bagaimana mengkonsep sekolah kita
berkarakter itu. Namun tetap harus ada panduan-panduan ya, yang
harus kita ikuti ya.58

Pada penelitian ini peneliti menggunakan tiga orang guru kelas

serta tiga kelas dan dua kegiatan projek. Guru pertama dari kelas I A

bernama Iana Rosyidatul Mukarromah, S. Pd dengan projek membuat

keset, Guru kedua dari kelas I B bernama Indah Suci Utami, S. Pd dengan

projek yang sama dengan kelas I A yaitu daur ulang membuat keset,

sedangkan guru terakhir yaitu dari kelas IV bernama Umi Mukaromatul

Masruroh, S. Pd dengan projek daur ulang sedotan plastik.

Perencanaan yang matang dan baik dibutuhkan agar pembelajaran

dapat berlangsung dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan wawancara dengan Siti Maisyaroh selaku kepala sekolah,

mengatakan bahwa:

58
Siti Maisyaroh, diwawancara oleh penulis, Jember, 16 Februari 2023.
63

Pembelajaran itu terencana, kemudian terorganisir dengan bagus,


terlaksanan, kemudian terevaluasi. Jadi kemudian seperti yang
lain, setiap guru harus ada perencanaan, kemudian ada
pelaksanaan, lalu ada evaluasi.59

Untuk memperoleh data tentang perencanaan projek penguatan

profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember Tahun Ajaran

2022/2023 yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

a. Membentuk tim fasilitator projek penguatan profil pelajar pancasila

Tim fasilitator projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS

Islam Ulul Albab adalah guru yang mengikuti diklat seperti yang

disampaikan oleh Siti Maisyaroh selaku Kepala SDS Islam Ulul

Albab Jember, sebagai berikut:

Tim fasilitator ya, jadi biasanya ada di kegiatan KKG, KKG


itu kegiatan kelompok guru dari kabupaten itu biasanya ada
tim guru penggerak, dari sekolah penggerak itu biasanya ada
timnya. Sebelumnya yang mengajukan itu dari pengawas ya
biasanya beberapa sekolah yang siap. Kalau saya sebenarnya
sekolah kita sudah mendaftar sekolah penggerak tapi tidak
diterima mungkin karena masih kelas empat mungkin, masih
baru ya kan ada syaratnya, kalau tidak salah itu sekolah sudah
lima tahun berdiri. Guru-guru itu mendaftar kemudian yang
mendaftar tadi kalau diterima itu menjadi guru penggerak atau
sekolah penggerak nah itu disebut fasilitator. Fasilitator itu
kemudian yang mendiklat guru-guru kita. Kemudian guru-
guru kita yang ikut menjadi perwakilan diklat atau bimtek tadi
yang menjadi fasilitator disekolah.60

Siti Khairun Nisak selaku waka kurikulum SDS Islam Ulul

Albab Jember mengenai tim fasilitator disesuaikan dengan kondisi

sekolah, tim terdiri dari guru kelas, guru agama dan guru pendamping

dari masing-masing kelas. Nisak menyampaikan sebagai berikut:

59
Siti Maisyaroh, diwawancara oleh penulis, Jember, 16 Februari 2023.
60
Siti Maisyaroh, diwawancarai oleh penulis, Jember, 16 Februari 2023
64

Kalau tim fasilitator yang khusus untuk P5 ini belum ustadzah,


ada timnya tapi kita sesuaikan juga dengan kondisi sekolah us,
untuk tim fasilitator nya ini disini ya guru kelas masing-
masing dengan guru agama serta guru pendamping di kelas
tersebut. Jadi tim fasilitator kelas 1 misalnya ya berarti guru
kelas atau walas kelas satu, guru agama dan guru pendamping
dan disini kan kelas satu ada dua kelas, itu gabung sudah
timnya. Kelas lain juga sama seperti itu.61

Selaras dengan yang disampaikan oleh Nisak, Indah Suci

selaku wali kelas I B, sebagai berikut:

Kalau perencanaannya itu biasanya kita itu kumpul perkelas,


ada timnya sendiri-sendiri, tim kelas 1 sampai kelas 4. Jadi
kita berkumpul. P5 sendiri itu sebenarnya namanya ada yang
ditanggung sama walas, tapi kalau pelaksanaannya kita
rencanakan Bersama-sama.62

Hasil wawancara diatas didukung dengan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti mengenai tim fasilitator projek penguatan

profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember benar sudah

terbentuk terlihat pada setiap kegiatan projek dalam setiap tim semua

anggota tim yang terdiri dari wali kelas, guru agama, dan guru

pendamping saling bekerja sama mulai dari mengkondisikan peserta

didik, mempersiapkan bahan dan alat, sampai pelaksanaan projek dan

tidak ada guru dalam tim tersebut yang bekerja sendiri.63

61
Siti Khairun Nisak, diwawancara oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023
62
Indah Suci Utami, diwawancarai oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023
63
Observasi di SDS Islam Ulul Albab Jember, 17 Februari 2023
65

Gambar 4.1
Rapat Dewan Guru SDS Islam Ulul Albab Jember64

Dokumentasi terkait permbagian tim fasilitator terlampir.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Siti Maisyaroh, Siti

Khairun Nisak, dan Indah dan dikuatkan dengan hasil observasi tim

fasilitator projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul

Albab terdiri dari beberapa tim sesuai dengan jenjang kelas yaitu tim

kelas I dan seterusnya dimana masing-masing tim terdiri dari wali

kelas, guru agama, dan guru pendamping.

b. Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan

Untuk mendapatkan data mengenai tingkat kesiapan satuan

pendidikan, peneliti melakukan wawancara dengan kepala SDS Islam

Ulul Albab Jember, Siti Maisyaroh mengatakan bahwa:

Yang pertama kita memberikan pemahaman P5 itu sendiri


kepada semua guru, jadi pada saat ini pun kita masih belajar
ya untuk penerapan P5. Jadi sosialisai berjalan tetapi nggak
semua guru memahami. Dan kita itu biasanya kurikulum
merdeka belajar kan mulai diterapkan terutama oleh sekolah-

64
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Rapat Dewan Guru SDS Islam Ulul Albab
Jember”, 17 Maret 2023.
66

sekolah penggerak dan kita belum, kita belum masuk disitu,


jadi kita masih belajar otodidak, ikut-ikut diklat kemudian kita
terapkan, nah jadi kita belum dikatakan ideal-ideal amat ya.
Namun kita menerapkan semampu kami dan sebisa kami. Jadi
apa saja yang perlu dilaksanakan untuk melakukan P5 yang
pertama pemahaman guru dalam membangun profil pelajar
Pancasila tadi, kemudian kita ramu dalam bentuk kegiatan-
kegiatan. Memang kita masih meraba-raba iya, tapi bukan
meraba-raba tanpa panduan. Tapi pelaksanaannya entah itu
dalam ideal atau tidak, ya insyaallah semua lembaga pun
dalam tahap itu kesana ya, karena kita dalam tahap
pembelajaran.65

Hasil wawancara dengan Siti Maisyaroh dapat peneliti

simpulkan jika tidak semua guru sudah memahami tentang projek

penguatan profil pelajar pancasila. Hal tersebut juga disampaikan

oleh Nisak selaku waka kurikulum, bahwa:

Jadi sambil kapan hari, memang tidak ada yang tau itu apa P5,
ya sudah kita jelasin ke tiap kan ada hari sabtu itu sudah,
pertemuan dijelasin ini ada P5, isinya gini, temanya gini,
kemudian ini.66

Dokumentasi terkait analisa tahap kesiapan satuan pendidikan

terlampir.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Maisyaroh dan

Nisak dan dikuatkan dengan dokumentasi terkait tahap kesiapan

satuan pendidikan pada tahap berkembang, di awal pelaksanaan

projek penguatan profil pelajar pancasila sebagian guru sudah

mengenal pembelajaran berbasis projek.

c. Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu projek penguatan profil

pelajar pancasila

65
Siti Maisyaroh, diwawancara oleh penulis, Jember, 16 Februari 2023.
66
Siti Khairun Nisak, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023
67

Tahapan selanjutnya adalah sekolah menentukan tema. Tema

tersebut dirancang dan dikemas dalam pembelajaran projek untuk

penguatan profil pelajar pancasila. Berdasarkan wawancara dengan

waka Kurikulum mengatakan bahwa:

Terus kalau ini, disemester dua sudah ada perencanaan,


perencanaanya kita kan menerapkan 2 tema itu relevannya kan
ada 4 tema, kearifan lokal, kemudian bangunlah jiwaranya itu
semester satu, untuk semester duanya kita gaya hidup
berkelanjutan sama bhineka tunggal ika. Itu direncanakan
diawal. Pertama kita tentukan temanya, kemudian dari tema
itu kita tentukan projek nya apa, pelaksanaanya kapan, alokasi
waktunya itu, bahan dan alatnya, kayak dimensi kemudian
elemen semua itu perencanaan. Kita punya hari jumat yang
efektif selain yang kemarin itu kan ada isra’mi’raj itu sudah
dipangkas itu nggeh, jadi jumat yang efektif itu ada dua belas
pekan. Dua belas pekan itu kita bagi menjadi 2 tema, setiap
tema kita mempunyai 2 projek, tiap projek itu alokasinya 3
kali jumat. Kapan hari ya sudah ada perencanaannya ini, kelas
satu jenjangnya buat keset sama apa gitu gaya hidup
berkelanjutan dan seterusnya, jadi setiap projek itu tiga.67

Berdasarkan hasil wawancara dengan Siti Khairun Nisak

selaku waka kurikulum , peneliti dapat menyimpulkan jika pada

ajaran baru tahun 2022/2023 semester ganjil telah dilaksanakan dua

tema projek penguatan profil pelajar pancasila yaitu kearifan lokal

dan bangunlah jiwa raganya. Sedangkan pada semester dua juga telah

direncanakan dua tema projek yaitu tema gaya hidup berkelanjutan

dan bhineka tunggal ika.

Berdasarkan hasil dokumentasi dari rencana projek penguatan

profil pelajar pancasila SDS Islam Ulul Albab Jember mengenai

tujuan pemilihan tema, menerangkan jika:

67
Siti Khairun Nisak, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
68

Dengan mengangkat tema “Gaya Hidup Berkelanjutan” dan


mengacu kepada Profil Pelajar Pancasila, projek penguatan
profil pelajar Pancasila ini ditujukan untuk membangun
kesadaran peserta didik tentang pentingnya mengelola sampah
plastik dan melakukan aksi sebagai solusi terhadap masalah
sampah plastik. Sedangkan pada tema “Bhineka Tunggal Ika”
tema ini bertujuan mengenalkan ragam budaya Indonesia
kepada para peserta didik. sepanjang projek, meraka akan
mencari tahu benda budaya, kebiasaan, permainan, hingga
tradisi berbagai suku di Indonesia, secara mandiri. Diharapkan
pada akhir projek mereka mampu mengidentifikasi dan
merangkul keragaman budaya dalam kehidupan sehari-hari.68

Dari data dokumentasi tersebut dapat disimpukan tujuan dari

tema pertama gaya hidup berkelanjutan adalah untuk membangun

kesadaran peserta didik tentang pentingnya mengelola sampah plastik

disekitar mereka. Dan untuk tujuan dari tema kedua yaitu 1)

Mengenalkan ragam budaya Indonesia kepada para peserta didik.

sepanjang projek, meraka akan mencari tahu benda budaya,

kebiasaan, permainan, hingga tradisi berbagai suku di Indonesia,

secara mandiri, 2) Mampu mengidentifikasi dan merangkul

keragaman budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah tema ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan topik kegiatan dari tema tersebut, menentukan kegiatan

apa yang sesuai dengan tema dan cocok serta dapat diterapakan di

sekolah dan mampu dilaksanakan baik oleh guru maupun peserta

didik. Berdasarkan wawancara dengan Indah Suci Utami selaku wali

kelas I B, ia mengatakan:

68
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Rencana Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
SDS Islam Ulul Albab Jember, 24 Februari 2023.
69

Kita rencanakan Bersama-sama. Kira-kira yang yang cocok


dengan kelas satu itu apa. Kita juga bukan asal mencetus, tapi
kita juga lihat dibuku panduan, jadi kita browsing-browsing
terkait dengan projek P5 yang ada di modul-modul yang ada
di kemendikbudristek itu.dari situ biasanya kita menemukan
ide. Jadi kita diskusikan Bersama, misalnya terkait dengan A,
di topik A temanya ini, subtemanya ini, terus habis itu kita
pikirkan prodak apa yang bisa dijadikan proyek dari prodak
yang sudah kita temukan kita bagi sesuai dengan langkah-
langkahnya.69

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan jika Indah

mencari referensi modul dari pemerintah. Kemudian tim akan

bermusyawarah kembali terkait penentuan topik atau kegiatan yang

sesuai dengan tema. Senada dengan hal tersebut, Iana Rosyidatul

selaku guru kelas I A mengenai topik yang diambil oleh kelas satu,

menerangkan:

kalau yang di semester satu kemarin itu ada dua tema yang
sudah dilakukan yakni kearifan local sama bangunlah jiwa
raganya. Kalau yang kearifan local ini kemarin anakanak
diajarkan tentang permainan dan makanan tradisional. Jadi
kemarin itu anak-anak langsung praktek, kita mengulang
Kembali permainan-permainan tradisional yang ada di zaman
dulu, kalau kemarin itu kita prakteknya ada dua permainan,
yaitu permainan dam-daman, sama yang satunya permainan
gobak sodor. kemudian kalau yang kearifan local topik yang
kedua itu ada makanan tradisional. Nah kalau makanan
tradisional ini kemarin kita mengajarkan cara membuat rujak
buah. Jadi anak-anak dikenalkan terkait rujak buah, dan
disamping anak-anak dikenalkan dengan rujak buah, anak-
anak kemarin diajarkan cara pembuatannya. Kemudian terkait
tema selanjutnya, yaitu bangunlah jiwa raganya, itu kemarin
kita mengambil dua topik yaitu yang pertam kita ajarkan anak-
anak, kalau bangunlah jiwa raganya ini kan bagaimana kita
bisa menjaga badan, kebersihan badan. Nah kalau kelas satu
kemarin itu kita ajarkan bagaimana cara gosok gigi yang
benar. Nah jadi kemarin anak-anak praktek membawa sikat
gigi dan pasta gigi. Nah kalau yang di semester dua ini, kita

69
Indah Suci Utami, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
70

sebenarnya di gaya hidup berkelanjutan itu kita ada dua


proyek atau dua prodak yang kita buat, yaitu yang pertama
daur ulang limbah. Yaitu kita buat keset, membuat keset dari
kain perca. Kemudian yang kedua itu kita membuat topeng
dari bubut kertas.70

Berdasarkan hasil wawancara dengan Iana kelas satu dapat

disimpulkan untuk semester dua tahun ajaran 2022/2023 menetapkan

pada tema gaya hidup berkelanjutan terdapat satu topik dengan dua

proyek atau dua produk yang akan dihasilkan yaitu topic daur ulang

limbah, dengan dua produk yaitu keset dan topeng dari bubur kertas.

Sedangkan penentuan topik dan juga proyek atau produk yang akan

dihasilkan juga dilakukan oleh Umi Mukarromatul selaku guru kelas

empat, ia mengatakan:

Jadi yang dipersiapkan itu apa, proyeknya apa, terus langkah-


langkahnya untuk membuat proyek itu apa. Tentu untuk
menentukan proyek apa yang akan dibuat, sebelumnya saya
mencari referensi dari tema itu. Kira-kira apa yang pasa
dengan tema itu, jadi dari referensi itu kita tau mau buat apa.
Semisal kita mau buat wadahnya tisu, berarti butuh alat apa
aja, nah terus alat, lalu langkah-langkah membuatnya, jadi
yang pertama kita tuju proyek apanya dulu, karya apa yang
mau dibuat.71

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan

jika Umi pada saat perencanaan juga mencari referensi modul terlebih

dahulu untuk bisa menentukan produk apa yang akan dibuat yang

sesuai dengan tema, dilanjut dengan menentukan alat dan bahan serta

langkah-langkah pelaksanaan dan pembuatan proyek.

70
Iana Rosyidatul Mukarromah, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
71
Umi Mukaromatul Masruroh, diwawancari oleh penulis, Jember, 24 Februari 2023.
71

Hasil wawancara tersebut didukung juga oleh dokumentasi

berupa rencana projek penguatan profil pelajar pancasila SDS Islam

Ulul Albab Jember pada point tema gaya hidup berkelanjutan dan

Bhineka Tunggak Ika untuk kelas IV, menunjukkan keterangan jika:

Pada tema gaya hidup berkelanjutan berisi: 1) Proyek pertama adalah

daur ulang sampah plastik (produk ecobric). 2) Proyek kedua adalah

daur ulang sedotan (produk membuat celengan, tempat spidol, tempat

tisu, dan lain-lain). Dan pada tema Bhineka Tunggal Ika berisi: 1)

Ragam agama Indonesia (Produk: membuat 6 tempat ibadah). 2)

Ragam budaya nusantara (Produk :membuat blangkon khas dari

kertas.72

Berdasarkan hasil wawancara dengan Indah, Iana dan Umi

serta didukung juga oleh dokumentasi berupa rencana projek

penguatan profil pelajar pancasila SDS Islam Ulul Albab Jember,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam menentukan topik dan

kegiatan projek apa yang akan dilakukan selama satu semester adalah

dengan mencari referensi-referensi modul dari pemerintah sesuai

dengan fase atau tingkatan kelas sehingga dari referensi tersebut guru

mendapatkan ide dan memodifikasi yang disesuaikan dengan

kemampuan guru dan peserta didik di SDS Islam Ulul Albab Jember.

72
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Rencana Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
SDS Islam Ulul Albab Jember, 24 Februari 2023.
72

Perencanaan lain yaitu penetapan alokasi waktu pelaksanaan

projek penguatan profil pelajar pancasila, Siti khairun Nisak

menuturkan:

Kita punya hari jumat yang efektif selain yang kemarin itu kan
ada isra’mi’raj itu sudah dipangkas itu nggeh, jadi jumat yang
efektif itu ada dua belas pekan. Dua belas pekan itu kita bagi
menjadi 2 tema, setiap tema kita mempunyai 2 projek, tiap
projek itu alokasinya 3 kali jumat.73

Hasil wawancara diatas juga didukung oleh dokumentasi

rencana projek penguatan profil pelajar pancasila SDS Islam Ulul

Albab Jember pada point alokasi waktu, yaitu:

Pada tema “ Gaya Hidup Berkelanjutan” di projek 1 dengan


alokasi waktu 3 kali pertemuan (13, 20, 27 januari 2023), pada
projek 2 alokasi waktu 3 kali pertemuan (3, 10, 24 Februari
2023). Sedangkan pada tema “Bhineka Tunggal Ika” projek 1
alokasi waktu 3 kali pertemuan (3 Maret, 17 Maret, 5 Mei
2023), pada projek 2 alokasi waktu 3 kali pertemuan (12, 19,
26 Mei).74

Berdasarkan hasil wawancara diatas dan didukung dengan

data dokumentasi peneliti dapat menyimpulkan SDS Islam Ulul

Albab menentapkan dua tema pada semester genap tahun ajaran

2022/2023 yaitu gaya hidup berkelanjutan dan bhineka tunggak ika

dengan masing-masing tema memiliki dua topik projek. Serta untuk

pelaksanaannya kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila

dilaksanakan pada setiap hari jumat, dengan alokasi setiap topik

projek adalah tiga kali pertemuan jumat.

73
Siti Khairun Nisak, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
74
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Rencana Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
SDS Islam Ulul Albab Jember, 24 Februari 2023.
73

d. Menyusun modul projek

Modul yang digunakan pada kegiatan projek penguatan profil

pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab saat ini masih

menggunakan modul dari pemerintah, sekolah belum membuat

modul projek sendiri. Namun guru tetap membuat pedoman projek,

seperti yang di sampaikan oleh Nisak, sebagai berikut:

Untuk modul kita masih belum buat sendiri ustadzah. kita


mengacu dari pemerintah, tapi dari situ kita modifikasi. Kalau
untuk tahun sekarang kita masih pakai dari pemerintah, tapi
kalau melihat dari pemerintah itu masih belum relevan jadi
kita sesuaikan dengan disini, sesuaikan dengan kemampuan
peserta didik dan gurunya. Jadi setelah ditentukan topiknya
apa, mau buat apa itu walas buat ya panduannya itu tapi ya
hanya memuat tema apa, bahan dan alat yang dibutuhkan,
sama langkah atau cara membuatanya. Jadi tidak selengkap
modul.75

Senada dengan Nisak, Indah juga memberikan keterangan

terkait modul, bahwa:

Untuk modul kita belum buat sendiri memang us, jadi kita
belum ada modul. Ya kita cari referensi dari modul
pemerintah itu, Cuma pelaksanaannya tidak sama, kita
sesuaikan dengan kondisi disini. Kita buatnya panduan yang
SOP itu ustadzah, ya sebenarnya kan untuk modul ini juga
nggak ada aturan yang paten modul ini harus seperti ini, atau
seperti ini, jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
sih us, memang kan tidak ada aturan bentuk modul harus
seperti apa. Kalau yang dari pemerintah iu kan contoh-
contohnya mau dibuat sama seperti itu bagus, kalau tidak
sama ya tidak apa-apa bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Jadi kita kalau panduan itu cantumkan tema nya apa, bahan
dan alatnya yang diperlukan sama langkah-langkahnya itu
bagaimana.76

75
Siti Khairun Nisak, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
76
Indah suci Utami, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
74

Satu tim fasilitator bagi kelas satu dengan Indah, Iana juga

memberitahukan jika sekolah masih dalam tahap awal penerapan

kurikulum merdeka menjadi salah satu alasan guru belum membuat

modul untuk projek penguatan profil pelajar pancasila sendiri, Iana

menuturkan:

karena kita adalah awal dalam menerapkan kurikulum


merdeka, jadi disini kita tidak dituntut untuk membuat modul
P5 sendiri atau RPP ya kasarannya kalau di K13. Jadi untuk
Langkah-langkahnya kemarin kita sempet mencari beberapa
modul yang ada. Kebetulan di kurikulum merdeka ini kita di
fasilitasi dengan adanya aplikasi merdeka mengajar. Jadi
disini kita bisa mengakses beberapa modul terkait beberapa
mata pelajaran atau P5 itu sendiri. Jadi yang pertama kita
mencari modul. Modul yang sesuai dengan tema yang kita
pilih, yang sesuai dengan jenjang untuk fase A khususnya
dikelas 1. Kemudian setelah kita mencari beberapa modul,
tentunya kita tidak langsung memakainya, jadi kita
memodifikasi dulu, kita sesuaikan dulu dengan situasi dan
kondisi yang di sekolah kita. Kemudian setelah kita mencari
modul, kemudian ya otomatis kita menyiapkan beberapa
bahan atau alat yang kita butuhkan dalam penerapan P5 itu
sendiri.77

Dokumen terkait panduan projek penguatan profil pelajar

pancasila terlampir

Berdasarkan hasil wawancara dengan Nisak, Indah dan Iana

dan dikuatkan dengan dokumentasi dapat peneliti simpulkan jika

sekolah belum membuat modul projek penguatan profil pelajar

pancasila sendiri, guru hanya membuat panduan teknis yang meliputi

tema, keterangan alat dan bahan yang diperlukan dan juga langkah

pembuatan projek.

77
Iana Rosyidatul mukarromah, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
75

e. Merancang Strategi Pelaporan Hasil Projek

Pada langkah ini merancang strategi pelaporan hasil projek

masih menjadi pekerjaan rumah bagi tim fasilitator projek, hal ini

sesuai dengan yang dijelaskan oleh Iana Rosyidatul Mukarromah

yang mengatakan bahwa:

Terkait evaluasinya, tentang pelaksanaan P5 ini, lebih ke


pengamatan sih ustadzah, jadi dipengamatan itu kita bagi
beberapa kategori. Kalau di P5 itu kan ada kategori yang
pertama sangat berkembang, kemudian berkembang sangat
baik, kemudian ada mulai berkembang, dan terkahir itu ada
belum berkembang. Jadi dari penilaian-penilaian itu, kita
amati, atau kita observasi, ketika melaksanakan P5 itu
sendiri, mana anak-anak yang sudah melakukan proyek itu,
dan mana ana-anak yang belum bisa dalam mengikuti
beberapa proyek yang kita lakukan. Jadi evaluasinya lebih
pada pengamatan.78

Indah Suci Utami selaku satu tim fasilitator di kelas satu

dengan Iana juga menerangkan hal serupa, jika evaluasi masih

dibantu dengan dokumentasi selama pembelajaran, berikut

keterangannya.

Jadi nanti mungkin kita akan adakan evaluasinya diakhir


projek, di akhir tema, misal apa namanya kan tema gaya hidup
berkelanjutan ini aka ada itunya, soalnya kan ini juga nanti
pastinya dibutuhkan waktu pengisian rapor, soalnya
pengisisan rapor itu kan tidak hanya dari keaktifannya anak-
anak tapi juga dari apa namanya anak-anak itu rajin masuk
atau tidak, kadang ada beberapa anak-anak yang tiap hari
jum’at itu jarang masuk jadi itu juga bisa pengurangan point
dalam penilaian.Jadi memang untuk evaluasinya kita belum
buat alat evaluasinya seperti tes atau rubrik itu belum, jadi kita
kan punya dokumentasi ya, maksudnya setiap kegiatan kita itu
kita punya dokumentasinya, jadi semisal kita sekarang tidak
pegang form kita bisa flashback atau melihat dari dokumentasi
yang sudah kita buat. kalau saya sendiri karena ini sifatnya

78
Iana Rosyidatul Mukarromah, diwawancara oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023
76

bukan skill atau kemampuan esakya yang berdasarkan


kemampuan mereka bisa atau nggak tapi segimana mereka itu
bisa berusaha terutama berusaha untuk bekerja sama dengan
teman-temannya, itu yang perlu diamati, jadi meskipun
karyanya anak-anak misalnya dapat dibilang kurang bagus
atau bagaimana tapi menurut saya hal yang paling utama dari
kegiatan ini prosesnya.79

Berdasarkan hasil wawancara dengan indah dapat disimpulkan

menurut indah alat evaluasi sangat penting dan dibutuhkan pada saat

pengisian rapor, pelaporan hasil projek untuk saat ini masih dibantu

dengan dokumentasi selama kegiatan berlangsung.

Hal serupa juga disampaikan oleh Umi, Guru kelas IV

mengatakan bahwa:

Untuk itu saya belum buat, jadi memang untuk rubric atau
lainnya sebagai alat evaluasi kita belum buat, jadi ya untuk
menilai itu kita kan melalui pengamatan, dan kan kita juga
punya dokumentasi-dokumentasi selama kegiatan kita lihat
kita manfaatkan itu. Jadi waktu memberikan nilai nanti di
rapor itu kita pasti nggak mungkin ingat semua jadi kita buka
lagi video dan foto selama kegiatan.80

Berdasarkan wawancara dengan Umi dapat disimpulkan jika

Umi juga belum membuat alat evaluasi projek dan menggunakan

dokumentasi selama kegiatan untuk membantu pelaporan hasil projek

pada rapor projek.

Dari hasil wawancara dengan Iana, Indah dan Umi, dapat

disimpulkan baik Indah maupun Umi, kelas I maupun kelas IV belum

terdapat alat evaluasi yang dirancang secara tertulis untuk mengukur

kemampuan peserta didik dan dalam pelaporan hasil projek pada

79
Indah Suci Utami, diwawancara oleh penulis, Jember, 17 Maret 2023
80
Umi Mukarromatul Masruroh, diwawancara oleh penulis, Jember, 17 Maret 2023
77

rapor projek keduanya menggunakan dokumentasi-dokumentasi yang

telah dibuat selama pelaksanaan projek.

Berdasarkan temuan di lapangan dari hasil wawancara,

observasi dan dikuatkan dengan dokumentasi dilihat dari beberapa

indikator pada tahap perencanaan projek penguatan profil pelajar

pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember Tahun Ajaran 2022/2023

yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan sementara, bahwa:

perencanaan projek penguatan profil pelajar pancasila terdapat tim

fasilitator projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul

Albab terdiri dari beberapa tim sesuai dengan jenjang kelas yaitu tim

kelas I dan seterusnya dimana masing-masing tim terdiri dari wali

kelas, guru agama, dan guru pendamping. Tahap kesiapan satuan

pendidikan terdapat pada tahap berkembang, di awal pelaksanaan

projek penguatan profil pelajar pancasila sebagian guru sudah

mengenal pembelajaran berbasis projek. SDS Islam Ulul Albab

menentapkan dua tema pada semester genap tahun ajaran 2022/2023

yaitu gaya hidup berkelanjutan dan bhineka tunggal ika dengan

masing-masing tema memiliki dua topik projek. Serta untuk

pelaksanaannya kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila

dilaksanakan pada setiap hari jumat, dengan alokasi setiap topik

projek adalah tiga kali pertemuan jumat. sekolah belum membuat

modul projek penguatan profil pelajar pancasila sendiri, guru hanya

membuat panduan teknis yang meliputi tema, keterangan alat dan


78

bahan yang diperlukan dan juga langkah pembuatan projek. Strategi

pelaporan hasil projek di SDS Islam Ulul Albab Jember belum

terdapat alat evaluasi yang dirancang secara tertulis untuk mengukur

kemampuan peserta didik dan dalam pelaporan hasil projek pada

rapor projek keduanya menggunakan dokumentasi-dokumentasi yang

telah dibuat selama pelaksanaan projek.

2. Tahap pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di SDS

Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023

Pelaksanaan merupakan tahapan yang dilakukan setelah tahap

perencanaan selesai dilakukan. Pada tahap ini guru menerapkan rencana

yang telah disusun pada tahap perencanaan.

Berdasarkan wawancara dengan Siti Maisyaroh selaku kepala

sekolah menyatakan bahwa:

P5 itu profil pelajar Pancasila dimana disitu ada beberapa karakter


yang harus dimiliki sebagai bentuk ini loh kepribadian generasi
bangsa kita, diantaranya kan ada bertaqwa, beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kemudian mempunyai kepribadian yang
berkebhinekaan global, bernalar kritis, anak jadi Ketika
mendapatkan informasi tidak langsung menerima, tapi mengajak
anak bertanya, ini kenapa ya.. kita gali kita kembangkan informasi-
informasi itu, sehingga anak-anak sudah terbiasa bernalar kritis
melihat keadaan dan bisa mencari solusi dari keadaan itu,
kebanyakan kita kan sering anak itu kan samikna waato’na ya tapi
kekrititsan itu tidak terbangun, itu juga kurang bagus. Ketika dia
ada problem-problem dia tidak bisa mencari solusinya dan seperti
itu. Kemudian kemandirian, kadang anak-anak itu cukup
ditekankan belajar aja,tanpa bisa menyelesaikan persoalan yang
ada pada dirinya, yang terkecil aja, nyuci sepatu, kadang serba
orang tua. Nah di P5 itu kita sisipkan kegiatan nyuci
sepatu,mencuci sendiri, melipat baju, nah itu sesuai dengan jenjang
usia. Kira-kira usia ini bisanya apa. Nah di SD itu banyak kan
kegiatan-kegiatan mulai daur ulang sampah ya bahkan kemarin itu
79

sampai membuat keset, nah itu dalam rangka untuk membentuk


kepribadian anak-anak.81

Berdasarkan hasil wawancara dengan Siti Maisyaroh diatas, dapat

diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran projek penguatan

profil pelajar pancasila adalah dalam rangka membentuk kepribadian anak

yang sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran projek penguatan profil

pelajar pancasila tidak jauh berbeda dengan kegiatan pembelajaran

intrakulikuler, namun pembelajaran projek penguatan profil pelajar

pancasila ini dikemas lebih ringan dan menyenangkan. Beberapa kegiatan

yang dilaksanakan ialah menyiapkan sumber belajar atau alat dan bahan,

membagi kelompok, tahap pengenalan, tahap aksi dan tahap refleksi atau

berbagi.

a. Pesiapan sumber belajar

Pada kegiatan pelaksanaan ini berdasarkan hasil wawancara

dengan Indah Suci Utami, ia menyatakan bahwa:

pertemuan pertama kemarin ya pertama kita sampaikan bahan


dan alat yang perlu dibawa, anak-anak membawa Koran bekas
atau kertas bekas dari rumah, kemudian kita. kemudian kita
sampaikan secara singkat kembali apa yang akan kita buat.
Pertemuan kedua kemarin ini kita sudah mulai menempelkan
bubur kertas ke wadah yang menjadi cetakan lalu proses
penjemuran. Dan dipertemuan ketiga nanti ini anak-anak
menghias vas bunga mereka. Sama seperti pertemuan
sebelumnya, kita sampaikan bahan atau alat yang dibutuhkan
sehari sebelumnya, pertemuan kali ini anak-anak membawa
kuas untuk cat sekolah yang menyediakan.82

81
Siti Maisyaroh, diwawancari oleh penulis, Jember, 16 Februari 2023.
82
Indah suci Utami, diwawancari oleh penulis, Jember, 17 Maret 2023
80

Peneliti menyimpulkan dalam mempersiapkan sumber belajar

Indah menggunakan beberapa alat dan bahan yang sesuai dengan

kegiatan yang akan dilakukan, alat dan bahan tersebut disampaikan

kepada siswa sehari sebelumnya.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas dalam

mempersiapkan sumber belajar, Indah dibantu oleh guru agam dan

guru pendaping untuk mempersiapkan alat dan bahan, alat dan bahan

yang disiapkan yaitu vas bunga dari bubur kertas yang telah dibuat

sebelumnya, cat, dan kuas yang dibawa masing-masing oleh siswa.83

Senada dengan Indah, Iana Rosyidatul satu tim dengan Indah

dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila di kelas I

A, ia menuturkan:

Kalau pelaksanaan tentunya kita berawal dari perencaaan yang


sudah kita rencanakan. Yang pertama pasti kita menyiapkan
beberapa alat dan bahan yang kita butuhkan. Kemudian kita
sosialisasikan kepada anak-anak tentunya terkait dengan tema
dan topik yang kita pilih. Kemudian setelah kita sosialisasikan,
sosialisasi itu mencakup beberapa alat dan bahan yang harus
dibawa atau dipersiapkan oleh peserta didik maupun guru. Jadi
untuk alat dan bahan yang sifatnya tidak berat itu kemarin kita
bebankan kepada anak-anak. Kalau yang berat itu kemarin kita
ambil dari anggaran sekolah. Jadi tidak semua kita bebankan
kepada anak-anak.84

Berdasarkan hasil wawancara dengan Iana, peneliti

menyimpulkan jika Iana pada tahap pelaksanaan ia mensosialisasikan

terlebih dahulu mengenai alat dan bahan yang harus dibawa,

memberikan sosialisasi terkait projek yang akan dilakukan,


83
Observasi di I B SDS Islam Ulul Albab Jember, “Pelaksanaan Projek penguatan
Profil Pelajar Pancasila Indah Suci Utami,” 17 Maret 2023.
84
Iana Rosyidatul Mukarromah, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
81

memberikan arahan kepada peserta didik terkait langkah-langkah yang

kemudian dilanjutkan dengan pembuatan proyek yang sudah

ditentukan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas pada pertemuan

kedua dalam tema gaya hidup berkelanjutan dengan proyek membuat

vas bunga dari bubur kertas di kelas I dalam pelaksanaan yang

dilakukan oleh Iana yaitu Iana mempersiapkan bahan dan alat berupa

bubur kertas yang sudah dibuat pada pertemuan pertama, beberapa

piring, gelas plastik, beberapa vas bunga kecil dan lem fox.85

Peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara yang kemudian

diperkuat dengan hasil observasi Iana dalam persiapan sumber belajar

dilakukan dengan cara mensosialisasikan sehari sebelumnya terkait

alat dan bahan yang perlu dibawa.

Umi Mukarromatul Masruroh juga mempersipakn alat dan

bahan yang akan digunakan untuk kegiatan projek, ia menyampaikan

bahwa:

Jadi untuk pelaksanaannya, sebelumnya kita memberitahu


dulu, satu minggu sebelumnya atau satu hari sebelumnya kita
memberitahu ke anak-anak kalau minggu besok atau jumat
besok kita akan mengadakan P5 dengan tema bhineka tunggal
ika. Nah apa itu bhineka tunggal ika? Itu kita jelaskan sedikit
pada anak-anak dan kita sampaikan terkait alat atau bahan
yang perlu mereka siapkan dari rumah, seperti untuk ecobrik
anak-anak memabawa sampah plastik dari rumah, botol aqua,
kardus untuk membuat wadah, sedotan dll.86

85
Observasi di I A SDS Islam Ulul Albab Jember, “Pelaksanaan Projek penguatan
Profil Pelajar Pancasila Indah Suci Utami,” 4 Maret 2023.
86
Umi Mukarromatul Masruroh, diwawancari oleh penulis, Jember, 24 Februari 2023.
82

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas IV pada tema

gaya hidup berkelanjutan topik daur ulang membuat wadah dari

sedotan. Siswa membawa kardus dari rumah dan sedotan. Untuk

sedotan kelas menyepakati untuk perwakilan yang membawa. 87

Berdasarkan hasil wawancara dan dikuatkan dengan hasil

observasi di kelas, peneliti dapat menyimpulkan jika Umi menyiapkan

alat dan bahan dengan menginstruksikan kepada siswa satu minggu

atau satu hari sebelumnya terkait alat dan bahan yang perlu dibawa

pada hari Jumat.

Berdasarkan hasil wawancara dan diperkuat oleh dokumentasi

dan observasi peneliti pada kegiatan persiapan sumber belajar ini

dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan ini Indah, Iana dan Umi

secara garis besar sumber belajar ini meliputi alat dan bahan yang

diperlukan untuk membuat projek. Alat dan bahan yang diperlukan ini

kemudian di sampaikan kepada siswa satu hari sebelumnya.

b. Mengerjakan Projek

Pada kegiatan ini berdasarkan hasil wawancara dengan Iana

Rosyidatul Mukarromah, ia menyatakan bahwa:

Kemudian setelah mengumpulkan alat dan bahan kita juga


memberikan arahan kepada peserta didik bagaimana nanti cara
melakukan beberapa topik dan beberapa proyek yang akan kita
lakukan. Kemudian setelah kita mensosialisasikan kepada anak
terkait langkah-langkahnya, kemudian kita mulai untuk
membuat beberapa proyek yang sudah kita tentukan. Ya disitu
kita mendampingi anak-anak, karena disini anak-anak masih

87
Observasi di kelas IV SDS Islam Ulul Albab Jember, “Pelaksanaan Projek penguatan
Profil Pelajar Pancasila Indah Suci Utami,” 24 Februari 2023.
83

kelas satu, jadi tentunya butuh pendampingan yang apa ya,


ekstra. Karena mungkin anak-anak kelas satu kan peralihan
dari TK ya, jadi harus ada pendampingan yang ekstra dari
beberapa proyek yang sudah kita lakukan.88

Berdasarkan hasil wawancara diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa setelah mengumpulkan alat dan bahan, Iana

memberikan arahan kepada peserta didik terkait kegiatan yang akan

dilakukan selanjutnya, arahan ini berupa penjelasan yang berkaitan

dengan tema.

Gambar 4.2
Pengenalan Tentang Sampah di Kelas I A dan I B.89

Kemudian Iana membuka kelas seperti pembelajaran pada

biasanya yaitu di awali dengan menertibkan peserta didik terlebih

dahulu dan menginstruksikan peserta didik untuk duduk secara

berkelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan pertama.

Kelompok terbagi menjadi 7 kelompok dengan masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik.


88
Iana Rosyidatul Mukarromah, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
89
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I A dan 1 B,” 17 Maret 2023.
84

Gambar 4.3
Peserta didik Duduk Sesuai Kelompok.90

Setelah peserta didik tertib dan duduk sesuai dengan kelompok,

Iana memberikan satu piring dan satu gelas plastik pada masing-

masing kelompok untuk wadah bubur kertas yang nanti akan

dibagikan secara merata oleh Iana. Karena kondisi peserta didik yang

kurang tertib maka Iana juga beberapa kali mengingatkan peserta

didik untuk tertib, dan bagi kelompok yang tertib akan mendapatkan

giliran pertama pembagian bubur kertas. Iana kembali menyinggung

tentang kegiatan yang akan kita lakukan, yaitu membuat vas Bunga

dari bubur kertas yang kemudian dibantu oleh Khalili dengan

menunjukkan contoh vas bunga dari bubur kertas yang terlebih dahulu

sudah dibuat oleh khalili. Iana kemudian membagikan bubur kertas

tersebut secara bertahap segenggam tangan pada masing-masing

kelompok. Setelah semua kelompok mendapatkan bagian, Iana

memberikan instruksi kepada peserta didik untuk mengecek kembali


90
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I A,” 3 Maret 2023.
85

bubur kertas apakah masih terdapat gumpalan bubur yang berukuran

besar. Setelah bubur sudah benar-benar dipastikan halus oleh peserta

didik, khalili memberikan tambahan lem fox pada adonan bubur dan

dilanjutkan peserta didik untuk mencampur bubur dengan lem

tersebut.

Gambar 4.4
Setiap Kelompok Mendapatkan Bagian Bubur Kertas.91

Setelah bubur kembali tercampur rata, peserta didik

menempelkan bubur pada gelas plastik. Pada proses ini, Iana

berkeliling mengecek perkembangan projek yang dibuat oleh peserta

didik, dan dibantu khalili yang juga memberikan instruksi kepada

peserta didik untuk memulai menempelka bubur dimulai pada bagian

kepala atau atas gelas agar lebih mudah. Setelah peserta didik

menempelkan seluruh bubur kertas pada semua sisi luar gelas, peserta

didik menjemur vas tersebut di halaman sekolah.

91
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I A,” 3 Maret 2023.
86

Gambar 4.5
Menempel Bubur Kertas Pada Gelas Plastik Sebagai Cetakan.92

Pada pertemuan kedua ini, peserta didik hanya sampai pada

proses penjemuran vas bunga bubur kertas. Langkah selanjutnya akan

dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. Setelah semua kelompok

selesai hingga proses penjemuran, Iana menginstruksikan peserta

didik untuk membersihkan sisa-sisa bubur kertas yang berserakan di

lantai dan merapikan ruang kelas kembali. Setelah itu sebelum

kegiatan ditutup Iana akan melakukan refleksi singkat dengan

bertanya terkait kendala selama proses pembelajaran berlangsung,

92
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I A,” 3 Maret 2023.
87

kemudian Iana menutup dengan doa bersama dengan menunjuk salah

satu siswa untuk memimpin doa.93

Gambar 4.6
Menjemur Vas dari Bubur Kertas.94

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,

peneliti mengamati bahwa pada pertemuan ketiga topik membuat vas

bunga dari bubur kertas dilanjutkan dengan memberi warna pada

bubur kertas dengan cat.95

93
Observasi di I A SDS Islam Ulul Albab Jember, Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Iana Rosyidatul Mukaromah, 3 Maret 2023.
94
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I A,” 3 Maret 2023.
95
Observasi di I A SDS Islam Ulul Albab Jember, Pelaksanaan Projek penguatan Profil
Pelajar Pancasila, 17 Maret 2023.
88

Gambar 4.7
Memberi Warna Pada Vas.96

Dari hasil wawancara peneliti dengan Iana dan dikuatkan

dengan observasi dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar

pancasila Iana mempersiapkan bahan dan alat, pengenalan tentang

sampah, membagi kelompok, menjelaskan langkah-langkah projek,

dan dilanjutkan dengan pengerjaan projek dan menutup kegiatan

projek dengan refleksi dan doa bersama.

Kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila Kelas 1 B

serupa dengan kegiatan kelas I A, Indah Suci Utami menuturkan:

Iya kan diawal kita itu kan mengenalkan sampah, itu prodak
yang sekarang kan juga limbah, jadi kita mengenalkan diawal
kemudian lalu membuat produk-produk. yang pertama kan
limbah tekstil membuat keset, yang sekarang limbah organik.
Kemarin kita itu lewat video pengenalannyanya, didalam video
itu kan ada pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
anak-anak.terus anak-anak sudah faham, kita sebar anak-anak

96
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I B,” 17 Maret 2023.
89

keluar untuk memilah-milah sampah, mana sampah organik,


sampah organic dikumpulkan di anak ini, sampah anorganik di
anak ini, sampah campuran dianak ini. Dan sampah-sampah
anorganik itu seperti plastik-plastik itu dikasihkan ke kakak
kelasnya yang buat ecobrik, jadi tidak sekedar mengumpulkan
terus dibuang tapi juga di distribusikan.97

Gambar 4.8
Projek 1 Gaya Hidup Berkelanjutan Kelas 1 Membuat Keset.98

Peneliti menyimpulkan bahwa dari hasil wawancara dengan

Indah diatas bahwa pada kegiatan pelaksanaan projek Indah diawal

projek memberikan pengenalan mengenai sampah, selain

mengenalkan anak juga langsung praktek memilah sampah dan

membagikan hasil sampah yang telah dikumpulkan.

97
Indah suci Utami, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
98
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I B,” 17 Maret 2023.
90

Gambar 4.9
Peserta didik Mengumpulkan Sampah Sesuai Jenisnya.99

Kegiatan projek ini sudah memasuki topik membuat vas bunga

dari bubur kertas, Indah menyatakan bahwa:

Nah untuk sekarang ini sudah masuk pada proyek yang ke dua
yaitu membuat vas bunga dari limbah kertas kemarin sudah
selesai yang membuat keset, pertemuan pertama kemarin ya
pertama kita sampaikan bahan dan alat yang perlu dibawa,
anak-anak membawa koran bekas atau kertas bekas dari rumah,
kemudian kita sampaikan secara singkat kembali apa yang
akan kita buat. Selanjutnya anak-anak secara berkelompok
dengan kelompok yang sudah saya tentukan diawal projek
sebelumnya kelompokknya kan sama itu anak-anak merobek
kertas menjadi kecil-kecil lalu diberi air sampai mejadi bubur.
Pertemuan kedua kemarin ini kita sudah mulai menempelkan
bubur kertas ke wadah yang menjadi cetakan lalu proses
penjemuran. Dan dipertemuan ketiga anak-anak menghias vas
bunga mereka. Sama seperti pertemuan sebelumnya, kita
sampaikan bahan atau alat yang dibutuhkan sehari sebelumnya,
pertemuan kali ini anak-anak membawa kuas untuk cat sekolah
yang menyediakan. Setelah duduk bersama kelompok, bahan
dan alat sudah siap anak-anak melanjutkan projeknya yaitu
memberi warna vas.100

99
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I B,” 17 Maret 2023.
100
Indah Suci Utami, diwawancara oleh penulis, Jember 17 Maret 2023
91

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan jika pada

pelaksanaan projek di kelas I sudah masuk pada topik ke dua yaitu

membuat vas bunga dari bubur kertas, Indah melakukan beberapa hal

yakni menyiapkan bahan dan alat, membentuk kelompok, membuat

produk atau projek. Dan pada pertemuan ketiga akan melanjutkan

projek membuat vas yaitu memberi warna dengan cat pada vas dengan

menggunakan cat.

Gambar 4.10
Peserta didik Membuat Vas dari Bubur Kertas.101

101
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I B,” 17 Maret 2023.
92

Gambar 4.11
Memberi Warna Pada Vas Bunga dari Bubur Kertas.102

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas dalam

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang

dilaksanakan oleh Indah pada pertemuan ketiga tema gaya hidup

berkelanjutan topik membuat vas bunga dari bubur kertas Indah

membuka kegiatan pembelajaran dengan doa bersama, doa yang

dibaca adalah doa setelah makan dan belajar. Dilanjutkan Indah

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan secara singkat, dan

mengecek perlengkapan peserta didik terkait kuas yang harus dibawa

oleh peserta didik. Kegiatan dilanjutkan dengan Indah membawa

peserta didik untuk keluar, karena kegiatan akan dilakukan di luar

kelas. Peserta didik duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.

Setelah keadaan sudah kondusif, Indah membagikan hasil vas

bunga bubur kertas yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan

102
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila I B,” 17 Maret 2023.
93

juga membangikan cat pada setiap kelompok. Setiap kelompok

dibebaskan dalam menghias dan mewarnai vas tersebut. Indah juga

berkeliling melihat perkembangan dari pekerjaan masing-masing

kelompok.

Setelah selesai, peserta didik menjemur vas di halaman

sekolah, kemudian sebelum menutup kegiatan pembelajaran Indah

menginstruksikan para peserta didik untuk membersihkan sisa

pekerjaan mereka yang berantakan. Selesai itu, Indah menertibkan

peserta didik dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan

dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik,

apakah kegiatan hari ini menyenangkan, apakah ada teman yang tidak

mau bekerja sama, dan setelah evaluasi selesai Indah menutup

pembelajaran dengan doa bersama membaca hamdalah dilanjutkan

dengan salam.103

Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi

dengan Indah dapat disimpulkan jika pada pelaksanaan projek

penguatan profil pelajar pancasila kelas I masuk pada tema gaya hidup

berkelanjutan pada topik ke dua yaitu membuat vas bunga dari bubur

kertas, pada pelaksanaan ini ada beberapa hal yang dilakukan oleh

Indah yaitu mempersiapkan bahan dan alat yang disampaikan kepada

peserta didik sehari sebelum kegiatan, membentuk kelompok,

memberikan pengenalan tentang sampah melalui video tetang sampah,

103
Observasi di I B SDS Islam Ulul Albab Jember, “Pelaksanaan Projek penguatan
Profil Pelajar Pancasila Indah Suci Utami,” 17 Maret 2023.
94

mengajak anak-anak untuk turun langsung memilah sampah sesuai

jenisnya, membuat projek dan refleksi beberapa pertanyaan pada

peserta didik dan berdoa bersama.

Tidak berbeda jauh dengan sintaks yang dilakukan oleh Indah

dan Iana. Dalam wawancara bersama dengan Umi menyatakan bahwa:

Jadi untuk pelaksanaannya, sebelumnya kita memberitahu


dulu, satu minggu sebelumnya atau satu hari sebelumnya kita
memberitahu ke anak-anak kalau minggu besok atau jumat
besok kita akan mengadakan P5 dengan tema bhineka tunggal
ika. Nah apa itu bhineka tunggal ika? Itu kita jelaskan sedikit
pada anak-anak dan kita sampaikan terkait alat atau bahan yang
perlu mereka siapkan dari rumah, seperti untuk ecobrik anak-
anak memabawa sampah plastik dari rumah, botol aqua, kardus
untuk membuat wadah, sedotan dll. Kemudian untuk
penjelasannya kita sampaikan secara singkat us Seperti misal
perbedaan agama, keragaman budaya, nah gimana sih kita bisa
memberitahukan keragaman budaya pada anak-anak, dikelas
saya itu kita akan membuat proyek tempat agama di Indonesia.
Nah di Indonesia itu ada berapa agama sih? Lalu anak-anak
semisal menjawab ada lima usatdzah, islam, Kristen, budha,
dan lain-lain. Nah itu lah yang dinamakan keberagaman
budaya bhineka tunggal ika dari Indonesia. Berbeda-beda tetapi
tetap satu di Indonesia. Itu jadi dari tema itu kita membuat
rumah ibadah dari kelima agama tersebut. Kalau ke anak-anak
itu dalam sistem P5 itu kita memang tidak banyak menjelaskan
ustadzah. Memang sedikit memberikan pengantar, buat apa sih
ustadzah? Temanya ini tentang apa ustadzah? Terus kenapa
kok buat ini? Kok bisa ini buatnya? Nah itu sedikit
menjelaskan ustadzah, tidak terlalu detail karena anak-anak
kalau dijelaskan secara detail secara teoritis mereka tidak
terlalu paham, karena bahasanya terlalu tinggi, untuk anak SD
jika kita menjelaskan terlalu panjang lebar mereka nggak akan
masuk. Jadi langsung tujuannya aja dan langsung praktek. Jadi
nggak banyak memberikan materi.104

Berdasarkan wawancara dengan Umi, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa dalam tahap pelaksanaan pembelajaran projek

104
Umi Mukarromatul Masruroh, diwawancari oleh penulis, Jember, 24 Februari 2023.
95

penguatan profil pelajar pancasila ini Umi menempuh beberapa

langkah, yang pertama mempersiapkan alat dan bahan dengan

mensosialisasikan kepada anak-anak sehari atau seminggu

sebelumnya, menjelaskan tema projek secara singkat, menjelaskan

tugas projek dan mengerjakan projek.

Secara lebih lanjut, berdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti di kelas IV, peneliti mengamati pada proses

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila di hari jumat,

bahwa Umi pada tahap pelaksanaan diawali dengan salam dan doa

bersama membuka pelajaran. Setelah itu Umi membagi kelompok

secara acak. Satu kelompok terdiri dari 3-4 orang. Setelah peserta

didik duduk sesuai dengan kelompok, Umi mengecek perlengkapan

kelompok, yaitu terkait bahan dan alat yang dibutuhkan. Setelah

selesai mengecek kelengkapan peserta didik. Umi memberikan

apersepsi berupa pertanyaan pemantik seperti apakah peserta didik

sudah tau apa yang akan dilakukan hari ini? Selanjutnya Umi

memberikan penjelasan secara singkat mengenai tema dan projek

yang akan dilakukan.

Kegiatan Umi lanjutkan dengan memberikan penjelasan

singkat mengenai cara atau langkah membuat kotak pensil atau benda

lainnya dengan memanfaatkan kardus bekas dan sedotan. Umi juga

menunjukkan contoh karya baik melalui gambar yang di tempel pada

papan tulis juga dengan karya yang telah dibuat sebelum kelas
96

dimulai. Setelah selesai menjelaskan langkah-langkah pembuatan,

Umi menginstruksikan peserta didik untuk memulai pengerjaan projek

secara berkelompok dengan membuat pola pada kardus terlebih

dahulu. Umi membebaskan peserta didik untuk membuat bentuk

sesuai dengan keinginan mereka. Setelah selesai membuat pola,

peserta didik lanjut memotong pola tersebut dan menyatukan sisi

dengan lem tembak sehingga terbentuk sesuai yang mereka inginkan.

Gambar 4.12
Peserta didik Membuat Pola Pada Kardus .105

105
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Kelas IV,” 24 Februari 2023.
97

Gambar 4.13
Menempel Potongan Pola Yang Sudah Dibuat .106

Anggota kelompok yang tidak bertugas menempel, maka

mempersiapkan sedotan dengan menggunting sedotan sesuai dengan

panjang ang mereka inginkan. Pengerjaan dilanjutkan dengan

menempel sedotan pada setiap sisi luar kardus dengan rapi. Pada

kegiatan menempel, peserta didik dibantu juga oleh guru untuk

memberikan lem bakar secara bergantian pada masing-masing

kelompok. karena waktu sudah habis, maka pekerjaan kelompok yang

belum selesai dilanjutkan minggu selanjutnya. Selama kegiatan

peserta didik juga saling berbagi dengan teman atau kelompok lain,

dan memberitahu apabila terdapat teman yang belum faham dan

membantu ketika terdapat kendala. Sebelum menutup pembelajaran,

Umi menginstruksikan kepada peserta didik untuk membersihak

106
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Kelas IV,” 24 Februari 2023.
98

sampah potongan kardus dan setodan yang berserakan. Setelah kelas

bersih dan rapi, Umi menutup kegiatan dengan doa bersama.107

Gambar 4.14
Peserta didik Memotong Sedotan .108

Gambar 4.15
Peserta didik Membagikan Hasil Karya Projek .109

107
Observasi di Kelas IV SDS Islam Ulul Albab, Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila, 24 Februari 2023.
108
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Kelas IV,” 24 Februari 2023.
109
SDS Islam Ulul Albab Jember, “Dokumentasi Pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Kelas IV,” 24 Februari 2023.
99

Berdasarkan hasil wawancara dengan Umi dan didukung juga

oleh hasil observasi maka peneliti dapat menyimpulkan pada langkah

pelaksanaan ini Umi mempersiapkan bahan dan alat, membagi

kelompok, Umi memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta

didik, memberikan penjelasan mengenai tema yang dipilih secara

singkat, proyek yang akan dibuat,cara atau langkah-langkah dan

langsung dilanjutkan dengan mengerjakan projek. Selama

pembelajaran peserta didik diberikan kesempatan untuk saling berbagi

karya dengan teman-temannya, satu sama lain memberikan masukan

pada karya temannya. Kegiatan ditutup dengan membersihkan ruang

kelas dan doa bersama serta salam penutup.110

Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan hasil dari

observasi dengan Indah, Iana di kelas I ini ternyata tidak ada

perbedaan dengan hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan hasil

observasi dengan Umi. Sintaks pelaksanaan projek penguatan profil

pelajar pancasila sama, baik sintaks yang digunakan Indah dan Iana di

kelas 1 maupun Umi di kelas 4 yaitu mulai dengan mempersiapkan

bahan dan alat sebagai sumber belajar, membagi kelompok,

pengenalan materi yang sesuai dengan tema projek, memberikan

pertanyaan pemantik kepada peserta didik untuk menggali

permasalahan di ligkungan sekitar peserta didik terkait tema projek

110
Observasi di kelas IV Umi Mukarromatul Masruroh, “Pelaksanaan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila,” 24 Februari 2023.
100

yang dilakukan, mengerjakan proyek, memantau peserta didik dan

melakukan refleksi.

Letak perbedaan antara pelaksaan projek di kelas I dan kelas

IV yaitu terletak pada cara penyampaian materi, dimana kelas I

menggunakan media TV sedangkan kelas IV tidak menggunakan

media melainkan melalui metode ceramah yaitu penjelasan singkat

dari guru.

3. Tahap evaluasi implementasi projek penguatan profil pelajar

Pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023

Setiap pembelajaran pasti menginginkan setiap tujuan

pembelajarannya sesuai dengan target yang telah ditentukan. Adanya

tahap perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan

maka perlu adanya evaluasi sebagai alat ukur untuk mengetahui

keberhasilan suatu program atau kegiatan. Kegiatan evaluasi ini juga

dimaksudkan untuk mengetahui kendala-kendala selama pelaksanaan

sehingga dapat dijadikan acuan untuk tindak lanjut program selanjutkan.

Berdasarkan wawancara peneliti terkait evaluasi implemetasi

projek penguatan profil pelajar pancasila, Siti Khairun Nisak menyatakan

bahwa:

Kalau evaluasi secara tulis itu masih belum ada, selama ini secara
lisan, kemudian kita observasi. Jadi sebelum kita memberi materi
itu kan kita tanyakan pada peserta didik, kemudian pada waktu
proses itu kita observasi, setelahnya juga kita evaluasi, namun
secara tulis belum memang, jadi refleksiya belum.111

111
Siti Khairun Nisak, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
101

Dari hasil wawancara dengan Nisak diatas peneliti dapat

menyimpulkan jika tidak ada evaluasi dalam bentuk tertulis seperti tes

untuk peserta didik atau rubrik tentang pelaksanaan projek untuk evaluasi

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila. Akan tetapi

evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi proses melalui pengamatan

selama proses projek itu berlangsung. Hal tersebut juga senada dengan

yang disampaikan oleh Iana mengenai evaluasi projek ini, ia menuturkan:

Terkait evaluasinya, tentang pelaksanaan P5 ini, lebih ke


pengamatan sih ustadzah, jadi dipengamatan itu kita bagi beberapa
kategori. Kalau di P5 itu kan ada kategori yang pertama sangat
berkembang, kemudian berkembang sangat baik, kemudian ada
mulai berkembang, dan terkahir itu ada belum berkembang. Jadi
dari penilaian-penilaian itu, kita amati, atau kita observasi, ketika
melaksanakan P5 itu sendiri, mana anak-anak yang sudah
melakukan proyek itu, dan mana ana-anak yang belum bisa dalam
mengikuti beberapa proyek yang kita lakukan. Jadi evaluasinya
lebih pada pengamatan.112

Berdasarkan hasil wawancara dengan Iana diatas peneliti dapat

menyimpulkan jika Iana dalam mengevaluasi kegiatan projek ia yaitu

dengan cara mengamati peerkembangan peserta didik selama proses

pelaksanaan projek. Penilaian perkembangan peserta didik dilihat dari

kategori belum berkembang, mulai berkembang, sangat berkembang dan

sangat berkembang dengan baik.

Senada dengan Iana, bentuk evaluasi yang dilakukan umi juga

serupa, ia mengatakan bahwa:

Kalau di P5 itu kan sebenarnya ada kayak kemampuannya anak-


anak itu yang sudah dipelajari itu sampai mana, rubriknya
bagaimana, jadi guru menilai bagaimana kreativitasnya anak-anak

112
Iana Rosyidatul Mukarromah, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
102

itu dinilai dari itu. Untuk rapor P5 juga kita mengikuti dari
pemerintah, rapor P5 kan berbeda dengan rapor mapel, itu ada, nah
penialaiannya itu tidak berupa angka tetapi berupa predikat, tapi
nggak ABC, penilaiannya itu berkembang, sudah berkembang,
sangat berkembang, seperti itu. Jadi penilaiannya itu tidak berupa
angka.113

Berdasarkan hasil wawancara dengan Umi diatas maka peneliti

dapat menyimpulkan jika Umi dalam mengevaluasi projek ini yaitu

dengan melihat sejauh mana kemampuan peserta didik tentang apa yang

sudah dipelajari dengan melihat kreativitas anak-anak dalam membuat

projeknya. Dan juga hasil evaluasi tersebut dimasukkan ke dalam rapor

projek yang berdasarkan panduan dari pemerintah.

Evaluasi proses tersebut meliputi hal-hal yang berkaitan dengan

proses implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila, baik dalam

tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Siti khairun Nisak

menyampaikan hal tersebut dalam wawancara sebagai berikut:

Cuma memang pada waktu pelaksanaannya ustadzah, kalau


diawang-awang itu, awang-awang maksudnya pada perencanaan
itu kayak sudah fix-fix ko gitu. Perencaaan sudah tiga kali
pertemuan buat projek yang sederhana, terus kemudian mengena
di anak-anak, sudah, buat projek sudah, fix sampai ini kan, pada
waktu pelaksanaan alokasinya kan cuma tiga, kalau kelas satu kan
masih mending buat keset, keset itu bisa dikejar 3 kali pertemuan
dan nambah mungkin, tete pada molornya pada waktu
pelaksanaan. Kalau kelas 4 mereka buat ecobrik, ecobrik itu
membuat daur ulang dari plastik, dari botol it uterus di isi sampah,
sampah-sampah plastik itu dimasukin dipadetin kemudian di olah
sedemikian rupa, apa diisolasi kemudian di lem, dibuat dudukan
atau apa, untuk daur ulang sampah plastik itu kayak kursi, meja
itu, atau batas buat bunga, dan itu membutuhkan waktu lama
banget, ini molor, seharusnya tiga kali pertemuan selesai, berapa
itu kalau nggak salah empat. Itu mungkin memang kadang

113
Umi Mukarromatul Masruroh, diwawancari oleh penulis, Jember, 24 Februari 2023.
103

perencanaan dengan pelaksanaan agak berbeda. Jadi kendalanya


ini tenaganya anak-anak, cari sampah juga, itu kan sampah banyak
jadi membutuhkan sampah banyakk sekali. Jadi bener mereka
mungutin sampah itu. Ini efektif ini untuk gaya hidup
berkelanjutan.114

Berdasarkan hasil wawancara dengan nisak diatas, peneliti dapat

meyimpulkan bahwa ada kemungkinan jika antara perencanaan dengan

pelaksanaan terdapat perbedaan, perbedaan tersebut berkaitan dengan

alokasi waktu projek, jika pada perencaan ditentukan tiga kali pertemuan,

namun dalam pelaksanaannya ternyata membutuhkan waktu yang lebih

lama.

Iana Rosyidatul selaku tim fasilitator kelas satu mengatakan jika

terdapat beberapa kendala dalam implementasi projek penguatan profil

pelajar pancasila, dalam keterangannya sebagai berikut:

Terkait kendalanya dari mulai perencanaan hingga evaluasi, ada


banyak kendala sih, kalau dari perencanaan itu yang pertama kita
kebingungan, apa ya, kita bingung dalam memilih tema yang
cocok untuk kelas satu. Karena apa ya, kelas satu ini kan ya masih
kecil-kecil, jadi kita perlu memilih tema yang memang mudah dan
relevan untuk diajarkan kepada anak-anak kelas satu. Kemudian
terkait pelaksanaannya, tentunya beberapa kendalanya yaitu dari
dalam menyiapkan alat dan bahannya, kadang itu ada beberapa
siswa yang juga tidak bawa alat dan bahannya, kemudian yang
tentuya nanti akan menghambat dalam pelaksanaan projek itu,
kemudian dari beberapa anak yang mungkin kelas 1 A ini cowok-
cowok, beberapa kendalanya ya mungkin kurang tertarik dengan
beberapa proyek yang kita lakukan. Kemudian terkait evaluasinya,
kalau evaluasinya ini kan tadi saya bilang dari pengamatan ya, jadi
evaluasinya ini kendalanya ini mungkin kurangnya pengamatan,
jadi karena anak-anak ini banyak, kan kadang kendala terhadap
mengawasi anak-anak itu tidak semuanya bisa teramati sesuai
dengan situasi dan kondisi. Karena kan memang dalam proses
pembuatannya itu kan lumayan riweh apa ya, lumayan
mengajarkan beberapa proyek kepada anak-anak apalagi anak-

114
Siti Khairun Nisak, diwawancara oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
104

anak cowok itu kan ya kadang ada yang kasarannya malas, kurang
tertarik, jadi merayu anak-anak yang kondisinya demikian.115

Dari hasil keterangan yang disampaikan Iana pada wawancara

diatas, dapat disimpulkan bahwa kendala pada perencanaan adalah terkait

sulitnya menentukan pengambilan tema projek yang cocok untuk kelas

satu. Kendala mengenai pelaksanaannya yaitu berkaitan dengan alat dan

bahan yang perlu disiapkan karena tidak semua peserta didik membawa

alat dan bahan sesuai instruksi, dan kurangnya minat peserta didik

terhadap proyek. Sedangkan dalam evaluasi mengalami kendala dalam

proses mengamati peserta didik.

Dari kendala tersebut diketahui sedikit berdampak pada proses

pembelajaran baik bagi guru maupun siswa, seperti pelaksanaan projek

yang lebih lama dari alokasi waktu yang telah ditentukan dan

ketertinggalan siswa terkait informasi terkait proyek yang dilakukan

karena kurangnya konsentrasi. Hal tersebut juga sesuai dengan yang

disampaikan oleh Iana:

Kalau terkait dampak dari kendala itu bagi guru ya otomatis


terhambatnya beberapa pelaksanaan projek yang seharusnya
misalnya kita target satu projek itu dua minggu, itu kadang bisa
tiga atau sampai empat minggu. Nah itu bagi guru, karena memang
mengatasi anak-anak itu, apalagi kadang kalau kelas satu itu kan
mood-mood-an, jadi ya kalau pas moodnya baik cepat selesai,
kadang kalau moodnya tidak baik ya menghambat, sangat
menghambat, jadi itu kalau bagi guru, ya kalau bagi siswa
mungkin untuk siswa yang lain terhambatnya beberapa
pengetahuan mereka, yang seharusnya mereka tau tentang
misalnya untuk proyek 1 di tema 1 tentang bagaimana membuat
rujak, karena disini ada beberapa teman yang kadang kalau anak

115
Iana Rosyidatul Mukarromah, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
105

cowok itu kan suka ngobrol sendiri, atau main sama temennya,
jadi terhambat itunya untuk siswa, kemudian dari siswa itu sendiri
kurang mengetahui tentang apa yang sudah kita ajarkan, misalnya
pembuaan rujak karen memang mereka kurang konsentrasi, atau
kadang mereka itu nggak mood, jadi pengetahuan mereka itu
kurang, apa sih bahan-bahannya untuk membuat rujak buah, nah
karena mereka tidak memperhatikan atau mereka asik sendiri,
mereka tidak tau, ya meskipun mereka melihat, Cuma kan kadang
kalau mereka asik bermain itu mereka jadi tidak memperhatikan
apa yang sedang dikerjakan oleh dirinya atau teman-temannya.116

Kendala yang dialami oleh Iana juga dialami oleh Indah yang

sama-sama menjadi fasilitator di kelas satu, berikut keterangannya:

Kalau sejauh ini kan untuk P5 nya sendiri kan masih berjalan ya,
jadi untuk kendala-kendalanya masih bisa diatasi. Untuk evaluasi,
sementara ini masih berjalan sesuai rencana , belum sampai yang
harus diperbaharui gitu. Jadi awal-awal itu karena kita diawal itu
baru mengenal ya, jadi setiap pertemuan, buat satu projek satu
pertemuan, dan seharusnya satu projek itu berkelanjutan, dan hasil
evaluasi sudah diterapkan di P5 yang semester dua ini. Kendalanya
kalau terlalu lama projeknya, anak-anak cepat bosen. Karena anak-
anak disini itu cenderung suka yang baru. Mereka itu suka
tantangang. Jadi kalau misalnya itu-itu aja, mereka itu bossen.
Kendalanya itu, Cuma kalau perihal waktu, bisalah diatasi.117

Berdasarkan keterangan Indah diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa mengenai evaluasi implementasi projek telah dilakukan

sebelumnya yitu terkait alokasi waktu tema projek yang dari semester

ganjil diketahui setiap satu pertemuan berbeda dengan pertemuan

berikutnya telah berubah pada semester genap yaitu satu tema topik 3 kali

pertemuan. Kendala lain yaitu peserta didik yang cenderung cepat bosan

jika satu projek dilakukan pada waktu yang lama.

116
Iana Rosyidatul Mukarromah, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023
117
Indah Suci Utami, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023
106

Berdasarkan keterangan wawancara dari Iana dan Indah selaku

fasilitator kelas satu dapat disimpulkan mengenai kendala-kendala yang

ditemui di kelas satu secara garis besar yaitu menentukan topik projek

yang cocok untuk diterapkan di kelas satu sehingga anak mempunyai

motivasi dan mampu untuk melaksanakannya, pelaksanaan projek yang

kadang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yang merupakan

dampak dari kurangnya motivasi siswa dan konsetrasi siswa pada

pembelajaran.

Diketahui implementasi di kelas empat juga beberapa kali

menemui kendala, menurut keterangan Umi Mukarromatul Masruroh

sebagai berikut:

Kendalanya itu karena memang P5 itu berupa projek nggeh


ustadzah, nah menurut saya waktu itu yang terkendala. Karena
ketika kita membuat karya itu kan nggak hanya satu pertemuan,
terkadang memakan banyak pertemuan. kadang semisal karyanya
agak susah itu butuh beberapa pertemuan untuk karyanya itu
selesai, nah terkadang kita juga mengejar itu. Karena waktunya
sedikit dan karyanya tidak bisa jadi secara cepat, jadinya, akhirnya
saya juga memotong waktu karya yang lain. Missal dalam satu
semester itu ada enam karya yang harus kita pelajari atau kita buat
dari beberapa tema missal, karena memang waktu dari satu tema
itu memakan waktu banyak, jadi karya yang ini tidak usah, karena
karya yang ini sudah memakan waktu yang banyak. Apalagi kalau
disini, setiap jum’at kan sebenarnya P5 itu kan setiap jumat, tapi
kadang hari jumat itu dibuat untuk hari-hari besar. Kayak Isra’
Mi’raj, Maulid, jadi terpotong itu juga. Secara pembelajaran
menurut saya biasa aja, karena anak-naka lebih seru P5 nya karena
nggak ada materi, jadi langsung mengerjakan. Ya memang
terkadang bosan tapi lebih bosan waktu pembelajaran biasa yang
monoton, kalau P5 kan nggak monoton. Cuman kalau karya nya
itu agak susah, kendalanya di medianya itu ustadzah, medianya itu
kayak kurang gitu ustadzah, seperti ecobreak ini, ini kan
membutuhkan waktu yang banyak sekali dan bahannya ini kan dari
anak-anak juga kan, dan pembuatannya itu hanya bisa dikerjakan
di hari jumat. Karena memang waktunya tidak banyak jadi
107

karyanya yang jadi hanya sedikit. Kalau sarana dan prasarana dari
P5 itu kan sebenarnya kebanyakan dari anak-anak yang membawa
kan, mungkin dari sekolah itu membantu membeli alat-alat yang
missal kecil-kecil. Missal lem, kurang solasi, kurang cat, itu kalau
hanya alat yang kecil-kecil masih bisa ditanggulangi. Kita disini
itu lebih ke lokasi, karena kegiatan P5 ini dilakukan dalam satu
waktu dan berbarengan, jadi kita harus bergantian. Missal kita mau
menggunakan lapangan, nah kelas lain kan nggak bisa memakai
lapangan. Itu jadi harus gentian.

Berdasarkan keterangan dari wawancara diatas bersama Umi,

dapat disimpulkan jika kendala yang dialami di kelas empat adalah

pelaksanaan projek yang terkadang tidak sesuai perencaan yaitu berkaitan

dengan alokasi waktu projek. Selain itu sarana dan prasarana seperti

lokasi juga cukup menjadi kendala jika semisal menggunakan tempat atau

lokasi yang sama seperti lapangan dalam waktu yang bersamaan.

Dari kendala-kendala yang ditemui dalam proses implementasi,

guru juga berusaha untuk menemukan solusi dari kendala tersebut. Iana

dalam wawancara dengan peneliti menuturkan:

Kalau solusinya dari kendala itu y akita lebih memberikan


pengarahan, memberikan nasihat kepada anak-anak bahwa apa
yang kita lakukan itu sangat bermanfaat, sangat berguna bagi kita,
jadi minta tolong kepada anak-anak untuk bisa fokus supaya bisa
memperhatikan terkait proyek yang kita lakukan supaya nanti
anak-anak itu juga mengenal terkait beberapa proyek yang akan
kita lakukan. Misalnya di kearifan local mengetahui beberapa
permainan tradisional yang ada di zaman dulu, yang mungkin
sekarang sudah tidak ada lagi di zaman mereka. Dan juga beberapa
tata cara yang tema bangunlah jiwa raganya, yaitu yang kita
praktek gosok gigi, supaya mereka bisa mengetahui bagaimana
cara gosok gigi yang benar.nah jadi untuk solusinya lebih
memberikan nasihat atau pengarahan ke anak-anak untuk bisa
fokus, untuk bisa memahami terkait beberapa proyek yang akan
kita lakukan.118

118
Iana Rosyidatul Mukarromah, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
108

Solusi yang ditawarkan oleh Iana berdasarkan hasil wawancara

diatas adalah memberikan nasihat dan arahan ke peserta didik untuk lebih

focus kembali.

Perihal mengatasi kebosanan peserta didik dikarenakan terlalu

lama projek yang sama dilakukan, Indah memilih melanjutkan ke projek

selanjtnya, dengan cara melanjutkan projek lama dengan diselingi projek

baru. Indah juga menerangkan bagaimana dalam memnetukan projek,

yaitu dengan terus mencari referensi dan didiskusikan bersama-sama. Hal

tersebut sesuai dengan yang disampaikan Indah sebagai berikut:

Nah kalau itu terjadi di projek ini, anak-anak kan sudah bosen, jadi
kita memutuskan untuk ke projek selanjutnya, untuk projek yang
ini tetap kita lanjutka, tapi diselingi dengan projek yang baru.
Pertama ya sesuaikan dengan temanya, yang kedua sesuai dengan
jenjangnya, maksudnyakita nyari prodak yang terjangkau, jadi
meskipun prodaknya itu sulit tapi anak-anak bisa kita ambil. Kalau
inspirasi bisa dicari dimana saja ya, kayak kemarin kita itu
browsing-browsing daur ulang itu apa, semisal apa ya cocok dan
bisa dilakukan sama anak-anak. Dan pengambilan tema itu juga di
diskusikan dengan ustadzah kelas 1 A karena kan kita satu tim ya
kelas 1A dan 1B.119

Umi yang juga mengalami kendala, ia mempunyai solusi dalam

mengatasi kendala tersebu, Umi menuturkan:

Kalau sejauh ini selain memotong projek lain tidak ada sih
ustadzah, cukup tenaga itu sih. Memang kita harus pinter cari
projek yang lebih mudah, tapi projek mudah hasilnya kurang
bagus. Cuma mengorbankan waktu mana yang perlu dipilih projek
yang bagus mana, yang tidak memakan waktu lama mana, yang
sekiranya ini jadi. Karena kemarin kita kan piker kayaknya ini
gampang deh, ternyata nggak segampang itu, ternyata gagal. Ya
sudah gak pa pa karena kan percobaan ya. Ya kalau dikerjakan
sendiri mungkin selesai ya, tapi ini kan bareng-bareng, riweh
jadinya. Berkaitan dengan penggunaan lapangan yang bersamaan,

119
Indah Suci Utami, diwawancari oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
109

makanya kegiatan P5 ini harus kita sosialisasikan ke semua kelas,


kita di minggu ini pakai lapangan berarti di minggu selanjutnya
nggak boleh makai lagi, karena bergantian, nggak enaknya itu,
padahal mungkin kita kan butuhnya pakai lapangan terus, karena
memang karyanya diluar, tapi nggak bisa, ya itu terkendalanya di
lokasi.120

Solusi dari kendala yang diperoleh Umi berdasarkan wawancara

diatas dapat disimpulkan jika Umi memotong projek lain, dan mengenai

sarana prasarana seperti lapangan, waktu penggunaan tempat tersebut

disosialisaikan kepada kelas lain.

Dalam sebuah implementasi adanya dampak positif tentu sangat

diharapkan. Berdasarkan keterangan dari Nisak selaku waka kurikulum,

dampak pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila tidak hanya

dirasakan oleh guru atau peserta didik saja, akan tetapi juga dirasakan

oleh orang tua. Dalam projek daur ulang, orang tua juga ikut

mengumpulkan sampah yang ditemuinya. Dalam wawancara Nisak

menerangkan:

Kalau menurut saya dampaknya positif banget, dari sekian tema


yang sudah dikerjakan, apa namanya mengena banget, kayak gaya
hidup berkelanjutan ini lumayan, ini ngajarin baru sekarang anak
diajarkan daur ulang sampah, anak-anak ini kan memungut
sampah, dirumahnya juga iya. karena ecobrick ini kan butuh
sampah banyak, sampai orang tuanya juga ngikut. Ada yang
sampai gini, saya beneran karena bantu anak jadi keliatan sampah
itu saya pungut. Jadi mengena banget. Kelas satu juga, itu kan
membuat keset, jadi itu benar-benar kain perca sisa-sisa bajunya
anak-anak, bajunya orang tuanya.121

Diketahui dampak positif lain adalah siswa cenderung lebih tertib

dari pelajaran biasanya, bagi sekolah dari pelaksanaan projek daur ulang
120
Umi Mukarromatul Masruroh, diwawancari oleh penulis, Jember, 22
Februari 2023.
121
Siti Khairun Nisak, diwawancara oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
110

sekolah lebih bersih. Hal ini sesuai dengan keterangan yang disampaikan

oleh Indah, sebagai berikut:

Kalau di siswa, pas pelaksanaan projek anak-anak lebih kayak


tertib dari pelajaran biasa, karena mereka fokus sama yang mereka
kerjakan. Jadi mereka lebih tertib jika pembelajaran projek,
mereka fokus pada dirinya jadi nggak kemana-mana. Mereka itu
cenderung suka hal yang seperti menggunting, menempel, dan
lain-lain. Kalau untuk sekolah sendiri, karena kemarin kan
projeknya tentang sampah ya, jadi kita mengajarkan jangan buang
sampah sembaarangn, jadi ya lumayan, sekolah itu lebih bersih,
karena sampah-sampah itu kan mereka timbun, mereka ambil buat
projeknya mereka, jadi minim untuk mereka buang sampah
sembarangan. Mungkin hanya sampah-sampah tertentu aja yang
nggak bisa, tapi dari situ kita juga mengurangi limbah sampah
itu.122
Terkait dampak yang dirasakan dari implementasi projek, Umi

menuturkan pelaksanaan projek mampu membentuk kreativitas peserta

didik, berikut keterangannya:

Saya setuju sih dengan adanya P5 ini, karena dengan adanya P5 ini
kreativitasnya anak-anak ini terbentuk. Ya meskipun terkadang
ada anak-anak yang nggak terlalu suka dengan yang kurang
telaten, tapi dengan adanya P5 anak-anak lebih asik belajarnya.
Ada hasilnya juga, terlihat gitu hasilnya.123

Berdasarkan hasil wawancara dengan Nisak, Iana, dan Umi

mengenai evaluasi implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila

peneliti dapat menyimpulkan jika belum ada bentuk evaluasi secara

tertulis seperti tes atau tugas rumah berupa soal yang harus dikerjakan

oleh peserta didik, akan tetapi evaluasi yang dilakukan dalam bentuk

pengamatan sepanjang projek penguatan profil pelajar pancasila itu

berjalan. Yang kemudian hasil pengamatan tersebut tertuang dalam rapor

122
Indah Suci Utami, diwawancara oleh penulis, Jember, 20 Februari 2023.
123
Umi Mukarromatul Masruroh, diwawancara oleh penulis, Jember, 22 Februari 2023.
111

projek yang menunjukkan perkembangan peserta didik selama

pelaksanaan projek. Jadi dapat disimpulkan jika Iana dan Umi

menggunakan jenis evaluasi proses saja. Berkaitan dengan kendala dan

solusi dapat disimpulkan menegenai kendala yang dialami dalam proses

implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul

Albab secara garis besar antara lain: 1) Menentukan topik projek yang

cocok untuk diterapkan di kelas satu sehingga anak mempunyai motivasi

dan mampu untuk melaksanakannya, 2) Alokasi waktu, lama pelaksanaan

projek berbeda dengan jadwal yang telah ditentukan, 3) Sarana dan

prasana, seperti lapangan sekolah yang terkadang digunakan dalam waktu

yang bersamaan dengan kelas lain. Sedangkan solusi yang ditemui oleh

para tim fasilitator dari kendala tersebut antara lain: 1) Mencari referensi

dan disesuaikan dengan temanya, sesuai dengan jenjangnya, mencari

produk yang terjangkau, 2) Memotong waktu projek lain dengan tetap

melanjutkan projek selanjutnya, 3) Mensosialisasikan kepada kelas lain

jika menggunakan sarana dan prasarana sekolah. Selain itu dari evaluasi

proses tersebut juga diketahui dampak dari pelaksanaan atau

implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila antara lain: 1)

Dampak pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila tidak

hanya dirasakan oleh guru atau peserta didik saja, akan tetapi juga

dirasakan oleh orang tua. Dalam projek daur ulang, orang tua juga ikut

mengumpulkan sampah yang ditemuinya, 2) peserta didik lebih tertib saat

pembelajaran projek, 3) Membentuk kreativitas peserta didik.


112

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang

telah peneliti paparkan di atas terdapat beberapa temuan peneliti di SDS

Islam Ulul Albab Jember tahun pelajaran 2022/2023, temuan penelitian

tersebut peneliti sajikan berdasarkan fokus penelitian yang telah

ditetapkan.

Tabel 4.3
Hasil Temuan di SDS Islam Ulul Albab Jember

No. Fokus Hasil Temuan

1 2 3
Perencaan projek penguatan profil pelajar
pancasila di SDS Islam Ulul Albab meliputi
beberapa hal, antara lain:
a. Membentuk tim fasilitator projek penguatan
profil pelajar pancasila
Tim sesuai dengan jenjang kelas yaitu tim
kelas I dan seterusnya dimana masing-masing
tim terdiri dari wali kelas, guru agama, dan
guru pendamping.
b. Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
pendidikan
Tahap kesiapan satuan pendidikan masih pada
tahap awal, di awal pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila masih
banyak guru yang belum mengetahui.
1 Perencanaan
c. Tema P5 semester genap tahun ajaran
2022/2023
1) Gaya hidup berkelanjutan subtema daur
ulang sampah
2) Bhineka tunngal ika subtema ragam
budaya indonesia
d. Alokasi waktu projek penguatan profil pelajar
pancasila dilaksanakan pada setiap hari jumat,
dengan alokasi setiap topik projek adalah tiga
kali pertemuan jumat.
e. Sekolah belum membuat modul projek
penguatan profil pelajar pancasila sendiri, guru
hanya membuat panduan teknis yang meliputi
tema, keterangan alat dan bahan yang
diperlukan dan juga langkah pembuatan
113

No. Fokus Hasil Temuan

1 2 3
projek.
f. Belum terdapat alat evaluasi yang dirancang
secara tertulis untuk mengukur kemampuan
peserta didik dan dalam pelaporan hasil projek
pada rapor projek keduanya menggunakan
dokumentasi-dokumentasi yang telah dibuat
selama pelaksanaan projek.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember
meliputi beberapa sintaks, antara lain:
a. Persiapan sumber belajar yang meliputi alat
dan bahan projek. Kelas satu bahan dan alat
membuat vas bunga dari bubur kertas
sedangkan kelas empat bahan dan alat untuk
membuat wadah dari sedotan.
2 Pelaksanaan
b. Mengerjakan projek.
1) Pengerjaan projek dilakukan secara
berkelompok,
2) Pengenalan. Guru memberikan penjelasan
terkait tema dan kegiatan yang akan
dilakukan,
3) Aksi. membuat produk,
4) Melakukan refleksi.
Evaluasi implementasi projek penguatan profil
pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember
antara lain:
a. Evaluasi menggunakan evaluasi proses, hal ini
berkaitan dengan kehadiran siswa, keaktifan
siswa, sikap dan perilaku siswa ketika
pembelajaran. Evaluasi juga dilakukan saat
rapat guru pada hari sabtu dan hasil
perkembangan siswa disampaikan melalui
3 Evaluasi rapor projek.
b. Kendala implementasi projek penguatan profil
pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab
Jember Tahun 2022/2023
1) Menentukan topik projek yang cocok
untuk diterapkan di kelas satu sehingga
anak mempunyai motivasi dan mampu
untuk melaksanakannya.
2) Alokasi waktu, lama pelaksanaan projek
berbeda dengan jadwal yang telah
114

No. Fokus Hasil Temuan

1 2 3
ditentukan.
3) sarana dan prasana, seperti lapangan
sekolah yang terkadang digunakan dalam
waktu yang bersamaan dengan kelas lain.
c. Solusi dari kedala implementasi projek
penguatan profil pelajar pancasila di SDS
Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023
1) Mencari referensi dan disesuaikan dengan
temanya, sesuai dengan jenjangnya,
mencari produk yang terjangkau.
2) Memotong waktu projek lain dengan tetap
melanjutkan projek selanjutnya.
3) Mensosialisasikan kepada kelas lain jika
menggunakan sarana dan prasarana
sekolah.
d. Dampak dari pelaksanaan projek:
1) Dampak pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar pancasila tidak hanya
dirasakan oleh guru atau peserta didik
saja, akan tetapi juga dirasakan oleh orang
tua. Dalam projek daur ulang, orang tua
juga ikut mengumpulkan sampah yang
ditemuinya.
2) peserta didik lebih tertib saat
pembelajaran projek.
3) Membentuk kreativitas peserta didik.

C. Pembahasan Temuan

1. Tahap perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di SDS

Islam Ulul Albab Jember tahun 2022/2023

Berdasarkan pemaparan beberapa indikator tentang perencanaan

projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember

Tahun Ajaran 2022/2023 dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi dapat disimpulkan sementara bahwa: kepala sekolah

membentuk tim fasilitator pada setiap jenjang kelas yaitu terdiri dari guru
115

kelas, guru agama dan guru pendamping sesuai kelas masing-masing.

Setiap tim bertugas untuk merencanakan, melaksanakan serta

mengevaluasi kelas masing-masing. Tahap kesiapan satuan pendidikan

masih pada tahap mulai berkembang, sebagian guru telah mengetahui

tentang pembelajaran berbasis projek. Tema projek yang diambil SDS

Islam Ulul Albab pada semester genap tahun ajaran 2022/2023 yaitu gaya

hidup berkelanjutan dan bhineka tunggal ika dengan masing-masing tema

memiliki dua topik projek. Tema pertama gaya hidup berkelanjutan

memiliki tujuan untuk membangun kesadaran peserta didik tentang

pentingnya mengelola sampah plastik disekitar mereka, sedangkan untuk

tujuan dari tema kedua yaitu mengenalkan ragam budaya Indonesia

kepada para peserta didik, dan mampu mengidentifikasi dan merangkul

keragaman budaya dalam kehidupan sehari-hari. Alokasi waktu

pelaksanaan kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila

dilaksanakan pada setiap hari jumat, dimana setiap topik projek adalah tiga

kali pertemuan jumat. sekolah belum menyusun modul projek penguatan

profil pelajar pancasila sendiri, guru hanya membuat panduan teknis yang

meliputi tema, keterangan alat dan bahan yang diperlukan dan juga

langkah pembuatan projek. Strategi pelaporan hasil projekdi SDS Islam

Ulul Albab belum terdapat alat evaluasi yang dirancang secara tertulis

untuk mengukur kemampuan peserta didik dan dalam pelaporan hasil

projek pada rapor projek keduanya menggunakan dokumentasi-

dokumentasi yang telah dibuat selama pelaksanaan projek..


116

Pembentukan tim fasilitator projek yang terdiri dari guru kelas,

guru agama dan guru pendamping kelas masing-masing dan

menidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan ini sesuai dengan

panduan pengembangan projek penguatan profil pelajar pancasila yang

dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

Teknologi yang menjelaskan bahwa tim fasilitator projek profil terdiri dari

sejumlah pendidik yang berperan merencanakan, menjalankan, dan

mengevaluasi projek profil. Jumlah tim fasilitator dapat disesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan. Kepala satuan

pendidikan bersama tim fasilitator merefleksikan dan menentukan tingkat

kesiapan satuan pendidikan.124

Pembentukan tim ini juga menguatkan teori yang kemukakan oleh

Khusnul Wardan dalam bukunya yang berjudul Guru Sebagai Profesi

mengemukakan bahwa guru diartikan sebagai seorang yang bertanggung

jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan

perkembangan seluruh potensi (fitrah) peserta didik, baik potensi kognitif,

potensi afektif maupun potensi psikomotorik.125 Dimana tim fasilitator

yang dipilih merupakan guru kelas, guru agama dan guru pendamping

yang sehari-hari bertugas dan mengajar di kelas tersebut.

Kegiatan Merumuskan dimensi, tema hingga alokasi waktu projek

dimana dalam temuan diketahui jika tema yang diambil dalam semester

genap adalah gaya hidup berkelanjutan dan bhineka tunggal ika, dengan
124
Anindito Aditomo, Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, (Jakarta: Kemendikbud, 2022), 23.
125
Khusnul Wardan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2019), 108.
117

dua topik pada setiap tema. Tujuan dari tema pertama gaya hidup

berkelanjutan adalah untuk membangun kesadaran peserta didik tentang

pentingnya mengelola sampah plastik disekitar mereka sedangkan tujuan

dari tema kedua yaitu 1) Mengenalkan ragam budaya Indonesia kepada

para peserta didik. sepanjang projek, meraka akan mencari tahu benda

budaya, kebiasaan, permainan, hingga tradisi berbagai suku di Indonesia,

secara mandiri, 2) Mampu mengidentifikasi dan merangkul keragaman

budaya dalam kehidupan sehari-hari. dan dilaksanakan pada setiap hari

jum’at dengan alokasi tiga kali pertemuan pada setiap topik. Temuan

tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Made wena dalam

bukunya bahwa dari setiap pekerjaan itu harus dirumuskan tujuan

pembelajaranya, baik tujuan umum maupun tujuan khusus. Dengan

demikian, tiap jenis pekerjaan memiliki tujuan yang jelas.126

Namun seperti yang diketahui bahwa pembelajaran projek profil

ini berbeda dengan pembelajaran berbasis projek pada kegiatan

intrakulikuler dimana terdapat dimensi profil pelajar pancasila yang

menjadi tujuan utama dan fokus dalam pembelajaran ini, akan tetapi dalam

perencanaan guru belum menentukan dimensi profil apa saja yang mejadi

fokus, melaikan guru baru menentukan dimensi di akhir projek pada saat

penilaian pada rapor. Maka hal tersebut kurang sesuai dengan panduan

pengembangan projek dari pemerintah dimana penentuan dimensi

126
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
konseptual Operasional (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2010), 111.
118

iniseharusnya dilakukan di awal pada saat perencanaan projek untuk

dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.

Made Wena dalam bukunya menjelaskan bahwa dalam

merumuskan tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas setiap

pekerjaannya, baik tujuan secara umum maupun tujuan secara khusus,

dengan demikian tujuan pembelajarannya menjadi jelas.127

Langkah selanjutnya dalam perencanaan ialah menyusun modul

projek, hal ini sesuai dengan panduan projek bahwa pendidik dibebaskan

untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul projek yang

sudah tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan

peserta didik. Dalam hal ini tim fasilitator SDS Islam Ulul Albab masih

menggunakan modul dari pemerintah yang dimodifikasi dan disesuaikan

sesuai dengan kebutuhan yang kemudian dibuat panduan projek yang

dalam beberapa hal terdapat beberapa komponen yang belum ada, panduan

ini berisi tema, topik, bahan dan alat yang dibutuhkan dan langkah-

langkah.

Terakhir dalam tahap perencanaan adalah menyusun alat evaluasi

atau menyusun strategi pelaporan hasil projek. Mengenai alat evaluasi

Made Wena juga menyatakan bahwa alat evaluasi harus dirancang secara

lengkap, setiap jenis pekerjaan perlu dibuatkan alat evaluasinya, dengan

127
Made Wena, Strategi Pembelajaran, 110.
119

demikian alat evaluasi tersebut dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan kerja peserta didik secara keseluruhan.128

Dari pembahasan di atas mengenai tahap perencanaan projek

penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab terdapat

beberapa tahap atau langkah yang sesuai dan kurang sesuai dengan teori.

pembentukan tim fasilitator, mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan

pendidikan, menentukan tema, ujuan dan aloksi waktu projek, membuat

panduan projek yang telah disesuaikan dengan kebutuhan sudah sesuai

dengan teori dan panduan. Akan tetapi, belum adanya bentuk strategi atau

alat evaluasi yang disusun dengan jelas menimbulkan ketidaksesuaian

pada temuan dan teori yang dipaparkan. Ketidaksesuaian ini mucul karena

tim fasilitator tidak merinci secara jelas terkait tujuan yang ingin dicapai

yaitu berkaitan dengan apa saja dimensi profil pelajar pancasila yang ingin

dicapai dan tidak merinci secara jelas pula alat evaluasi apa dan jenis

pekerjaan apa yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan peserta

didiknya

2. Tahap pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di SDS

Islam Ulul Albab Jember tahun 2022/2023

Pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilakukan setelah

perencanaan dibuat.

Berdasarkan temuan peneliti melalui wawancara, dokumnetasi dan

observasi terhadap pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila

128
Made Wena, Strategi Pembelajaran, 113.
120

di SDS Islam Ulul Albab tema gaya hidup berkelajutan subtema daur

ulang menunjukkan sintaks pada pelaksanaan projek penguatan profil

pelajar pancasila sebagai berikut:

a. Persiapan sumber belajar dalam hal ini Indah, Iana dan Umi

mempersiapkan sumber belajar yang meliputi alat dan bahan yang

diperlukan untuk membuat projek.

b. Membagi kelompok

c. Penyampaian materi terkait tema, topik dan kegiatan yang akan

dilakukan..

d. Mengerjakan projek

e. Melakukan refleksi dan membagikan hasil projek.

Dari hasil temuan diatas sesuai dengan teori yang dipaparkan oelh

Made Wena sebagai berikut: Terdapat beberapa kegiatan yang harus

dilakukan pada tahap pelaksanaan projek, antara lain 1) Mempersiapkan

sumber belajar yang diperlukan, 2) Menjelaskan tugas proyek dan gambar

kerja, 3) mengelompokan peserta didik, 4) megerjakan projek.129

Dari hasil temuan dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul

Albab Jember tahun ajaran 2022/2023 ini menguatkan pada teori Made

Wena dimana mempersiapkan sumber belajar dengan memberitahukan

dan menginstruksikan kepada peserta didik terkait bahan dan alat yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan projek sehari sebelumnya. Menjelaskan

129
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta Timur: Bumi
Aksara, 2010), 109.
121

materi terkait tema, topik dan langkah-langkah pelaksanaan projek.

Penyampaian materi dikelas satu menggunakan video tentang sampah

berikut pertanyaan pemantik yang membangun kesadaran siswa.

Sedangkan di kelas empat guru menjelaskan secara lisan dan memberikan

pertanyaan pemantik yang juga bertujuan untuk membangun kesadaran

siswa terkait materi atau topik projek yang akan dilakukan. Guru

membangi kelompok dan dilanjutkan dengan mengerjakan projek. Kelas

satu membuat keset dan vas bunga dari bubur kertas sedangkan kelas

empat membuat ecobrik dan wadah dari sedotan.

Sintaks aktivitas projek profil di SDS Islam Ulul Albab mempunyai

kesesuaian dengan salah satu contoh alur pada panduan pengembangan

projek penguatan profil pelajar pancasila dari Kemendikbud. Salah satu

contoh pengembangan alur aktivitas projek yaitu dengan beberapa tahap,

antara lain:130

a. Temukan, mengenali dan membangun kesadaran peserta didik

terhadap isu pengelolaan sampah dan implikasinya terhadap

perubahan iklim.

b. Bayangkan, menggali permasalahan di lingkungan sekitar yang terkait

dengan topik pembahasan.

c. Lakukan, mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi

nyata.

130
Anindito Aditomo, Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, 71.
122

d. Bagikan, menggenapi proses dengan berbagai karya serta melakukan

evaluasi dan refleksi.

Dalam hal ini guru kelas satu memberikan pengenalan

melalui video yang diputar terkait sampah, sedangkan pada kelas

empat guru menjelaskan secara lisan. Untuk menggali permasalahan

di lingkungan sekitar, di kelas satu guru mengajak anak-anak untuk

melihat langsung keadaan di sekitar sekolah terkait permasalahan

sampah dalam hal ini guru juga mengajak anak-anak untuk memilah

sampah. Sedangkan di kelas empat guru memberikan pertanyaan

pemantik. Aksi nyata ini diwujudkan dengan membuat produk, di

kelas satu membuat keset dan vas bunga dari bubur kertas dan di kelas

empat membuat ecobrik dan wadah dari sedotan. Terkahir siswa

diberikan kesempatan untuk saling berbagi karya dan bertanya

sehingga guru atau teman dapat memberikan umpan balik dan siswa

bisa memperbaiki karyanya.

Berdasarkan hasil temuan sintaks pelaksanaan kegiatan

projek yang dilakukan dapat disimpulkan memiliki kesesuaian dengan

panduan pengembangan projek penguatan profil pelajar pancasila dari

Kemendikbud dan pendapat dari Made Wena.


123

3. Tahap evaluasi implementasi projek penguatan profil pelajar

Pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember tahun 2022/2023

Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur hasil

belajar peserta didik dan mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

Berdasarkan temuan peneliti melalui wawancara dengan Indah,

Iana, dan Umi menunjukkan jika ketiganya dalam evaluasi implemetasi

projek penguatan profil pelajar pancasila hanya menggunakan satu jenis

evaluasi yaitu evaluasi proses. Belum adanya alat evaluasi yang dirancang

dikarenakan pembelajaran projek ini masih baru, guru juga menyadari

bahwa hal ini merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan.

Adapun dalam evaluasi proses yang dilakukan meliputi sikap, keaktifan

peserta didik, kerjasama kelompok selama proses pelaksanaan

pembelajaran berlangsung.

Made Wena dalam bukunya menerangkan tahap evaluasi

merupakan salah satu proses yang tidak dapat dihilangkan, untuk dapat

mengetahui efektivitas susatu kegiatan dan mampu mengetahui

kemampuan belajar peserta didik maka harus dibuat instrumen evaluasi

yang lengkap dan dengan prosedur evaluasi yang benar, hal tersebut

bertujuan juga untuk dapat mengetahui keperluan perbaikan program

pembelajaran.131

131
Made Wena, Strategi Pembelajaran, 117.
124

Menurut buku panduan pengembangan projek penguatan profil

pelajar pancasila dalam pengolahan hasil asesmen, tim fasilitator dapat

mengembangkan beragam strategi dengan menggunakan bentuk dan

instrumen asesmen yang bervariasi. Tujuan dari mengolah hasil asesmen

ini adalah untuk menentukan pencapaian peserta didik secara

menyeluruh.132

Berdasarkan temuan peneliti dan teori yang telah dipaparkan dapat

diketahui jika temuan dalam evaluasi projek kurang sesuai dengan teori

yang telah dipaparkan, meskipun evaluasi proses juga sudah dilaksanakan

melalui pengamatan selama kegiatan pembelajaran namun perlu adanya

bentuk evaluasi yang disusun dengan jelas agar dapat memudahkan guru

dalam penialain dan dapat dijadikan pula sebagai data yang akurat untuk

pertimbangan tindak lanjut program kedepan.

Akan tetapi evaluasi proses ini juga bukan berarti sepenuhnya

salah. Evaluasi proses yaitu evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses

pelaksanaan, baik mengenai kelancaran proses, kesesuaian dengan

rencana, faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan

sejenisnya.133

Berdasar pada teori diatas, dalam evaluasi implementasi projek

penguatan profil pelajar pancasila di temukan beberapa hal dalam

pelaksanaannya seperti kendala yang terjadi. Diketahui kendala tersebut

meliputi: 1) Menentukan topik projek yang cocok untuk diterapkan di


132
Anindito, Aditomo, “Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.” (Jakarta:Kemendikbud. 2021), 101.
133
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), 304.
125

kelas satu sehingga anak mempunyai motivasi dan mampu untuk

melaksanakannya, 2) Alokasi waktu, lama pelaksanaan projek berbeda

dengan jadwal yang telah ditentukan, 3) Sarana dan prasana, seperti

lapangan sekolah yang terkadang digunakan dalam waktu yang bersamaan

dengan kelas lain. Sedangkan solusi yang ditemui oleh para tim fasilitator

dari kendala tersebut antara lain: 1) Mencari referensi dan disesuaikan

dengan temanya, sesuai dengan jenjangnya, mencari produk yang

terjangkau, 2) Memotong waktu projek lain dengan tetap melanjutkan

projek selanjutnya, 3) Mensosialisasikan kepada kelas lain jika

menggunakan sarana dan prasarana sekolah.

Terlepas dari kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan

administrasi seperti alat evaluasi, implementasi projek penguatan profil

pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember memberikan dampak

positif dan terlihat, dampak tersebut antara lain: 1) Dampak pelaksanaan

projek penguatan profil pelajar pancasila tidak hanya dirasakan oleh guru

atau peserta didik saja, akan tetapi juga dirasakan oleh orang tua. Dalam

projek daur ulang, orang tua juga ikut mengumpulkan sampah yang

ditemuinya, 2) peserta didik lebih tertib saat pembelajaran projek, 3)

Membentuk kreativitas peserta didik.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul

Albab Jember Tahun Ajaran 2022/2023 maka dapat disimpulkan:

1. Perencanaan projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul

Albab Jember Tahun Ajaran 2022/2023 yaitu membentuk tim fasilitator

pada setiap jenjang kelas yang terdiri dari guru kelas, guru agama, dan

guru pendamping. Tingkat kesiapan satuan pendidikan berada pada tahap

berkembang, dimana sudah sebagian guru mengetahui pembelajaran

berbasis projek. Tema yang diambil pada semester genap tahun ajaran

2022/2023 adalah gaya hidup berkelanjutan dan bhineka tunggal ika,

terdapat dua topik pada setiap tema dengan alokasi waktu pelaksanaan

projek pada setiap hari jumat dimana ditentukan tiga kali pertemuan untuk

satu topik projek. Membuat buku panduan projek yang berisi penjelasan

tema, alat dan bahan serta langkah-langkah.

2. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul

Albab Jember Tahun Ajaran 2022/2023 menggunakan sintaks yaitu

mempersipakan sumber belajar dalam hal ini adalah alat dan bahan,

membentuk kelompok, mengerjakan projek yang meliputi pengenalan,

bayangkan, aksi atau pengerjaan projek dan refleksi.

126
127

3. Evaluasi implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS

Islam Ulul Albab Jember Tahun Ajaran 2022/2023 yaitu menggunakan

evaluasi proses melalui observasi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Evaluasi ini tidak berdasarkan pada hasil karya saja

melainkan proses selama pembelajaran. Kendala yang ditemui selama

implemetasi projek penguatan profil pelajar pancasila, secara garis besar

adalah: 1) Menentukan topik projek yang cocok untuk diterapkan di kelas

satu sehingga anak mempunyai motivasi dan mampu untuk

melaksanakannya, 2) Alokasi waktu, lama pelaksanaan projek berbeda

dengan jadwal yang telah ditentukan, 3) Sarana dan prasana, seperti

lapangan sekolah yang terkadang digunakan dalam waktu yang bersamaan

dengan kelas lain. Sedangkan solusi yang ditemui oleh para tim fasilitator

dari kendala tersebut antara lain: 1) Mencari referensi dan disesuaikan

dengan temanya, sesuai dengan jenjangnya, mencari produk yang

terjangkau, 2) Memotong waktu projek lain dengan tetap melanjutkan

projek selanjutnya, 3) Mensosialisasikan kepada kelas lain jika

menggunakan sarana dan prasarana sekolah. Dampak implementasi projek

penguatan profil pelajar pancasila, antara lain: 1) Dampak pelaksanaan

projek penguatan profil pelajar pancasila tidak hanya dirasakan oleh guru

atau peserta didik saja, akan tetapi juga dirasakan oleh orang tua. Dalam

projek daur ulang, orang tua juga ikut mengumpulkan sampah yang

ditemuinya, 2) peserta didik lebih tertib saat pembelajaran projek, 3)

Membentuk kreativitas peserta didik.


128

B. Saran

Agar implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS

Islam Ulul Albab dapat berkembang lebih baik lagi setelah peneliti melakukan

penelitian ini, maka peneliti memberikan saran yang membangun, sebagai

berikut:

1. Untuk lembaga SDS Islam Ulul Albab Jember hendaknya

mempertahankan dan mengistiqomahkan program-program yang sudah

berjalan khususnya projek penguatan profil pelajar pancasila. Karena

pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila ini sangat

memberikan dampak yang cukup terlihat baik bagi sekolah, siswa,

maupun orang tua. Sekiranya dapat memberikan lebih banyak pelatihan

pada dewan guru khusunya terkait pembelajaran berbasis projek, sehingga

penerapan pembelajaran projek penguatan profil pelajar pancasila dapat

dilaksanakan secara tepat dan juga menyukseskan kurikulum merdeka

belajar yang akan digunakan di SDS Islam Ulul Albab Jember.

2. Untuk tim fasilitator projek penguatan profil pelajar pancasila di SDS

Islam Ulul Albab Jember diharapkan untuk selalu sabar dan termotivasi

untuk lebih mendalami projek penguatan profil pelajar pancasila, sehingga

pelaksaaan pembelajaran khususnya projek penguatan ini dapat lebih

berkembang.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan

dengan bahasan topik yang lebih fokuskan pada instrument evaluasi

implementasi projek penguatan profil pelajar pancasila.


DAFTAR PUSTAKA
Aditomo, Anindito. “Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.” Jakarta:Kemendikbud. 2021.
Aditomo, Anindito. Kajian Akademik: Kurikulum untuk Pemulihan
Pembelajaran. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan
Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2021.
Anggraini, Devi., Fauzal Fathari, Jordi Wahyu Anggara, Muhammad Devon Ardi
Al Amin. “Pengalaman Nilai-Nilai Pancasila Bagi Generasi Milenial.”
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial dan Politik (JISop). no. 1 (Feb 2020). 11-18
https://doi.org/10.33474/jisop.v2i1.4945.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradifma Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset. 2014.
Asiati, Seni Asiati, Uswatun hasanah. “Implementasi Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Di Sekolah Penggerak.” Jurnal Lingkar Mutu
Pendidikan19. No.2 (Desember 2022). 61-72.
https://doi.org/10.54124/jlmp.v19i2.78.
Fauzy, Akhmad. Metode Sampling. Banten: Universitas Terbuka. 2019.
Fitriya, Yeni, Ardiyan Latif, “Miskonsepsi Guru Terhadap Implementasi Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila”. Prosiding Seminar Nasional Sultan
Agung ke-4.
(2022), http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/sendiksa/issue/view/735.
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. 2011.
Kementrian Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemah Dilengkapi dengan Asbabun
Nuzul dan Hadits Sahih. Bogor: Sygma Exagrafika. 2010.
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi Nomor
009/H/Kr/2022 Tentang Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar
Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi Nomor 262/M/2022
Tentang Struktur Kurikulum.
Lubaba, Meilin Nuril, Iqnatia Alfiansyah. “Analisis Penerapan Profil Pelajar
Pancasila Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik di Sekolah
Dasar”. Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi 9, no 3
(Agustus, 2022). 687 706.https://doi.org/10.47668/edusaintek.v9i3.576.
Milles, Matthew B, A. Michael Huberman, and Johnny Saidana. “Qualitative
Data Analysis: A Methods Sourcebook-Third Edition.” America: SAGE
Publication. 2014.

129
130

Rachmawati, Nugraheni., Arita Marini, Maratun Nafiah, Iis Nurasiah. “Projek


Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Implementasi Kurikulum
Prototipe di Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar” JURNAL
BASICEDU 6, no.3 (2022): 3613 –
3625, https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2714.
Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2020-2024,
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2020.
Sugiyono. Metodologi penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2018.
Suprayitno, Totok. Kajian Pengembangan Profil Pelajar Pancasila Edisi 1.
Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kemendikbud RI. 2020.
Thobroni, M. “Belajar & Pembelajaran: Teori dan Praktik”. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media. 2017.
Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Grasindo.
2002.
Vanisha, Dinda Ayu. “Analisis Keterlaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Pada Tema (Kearifan Lokal) Kelas IV Di SD Muhammadiyah
4 Batu”. Skripsi, Univeristas Muhammadiyah Malang. 2022.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
konseptual Operasional. Jakarta:PT. Bumi Aksara. 2010.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana. 2017.
Zaim, Muhammad. Tujuan Pendidikan Islam, Jurnal Muslim heritage 4. no 2
(November, 2019). 239-259.
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/muslimheritage.
Zuchron , Daniel. “Tunas Pancasila.” Jakarta: Direktorat Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknolog. 2021.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Lutvi Ayu Wulandari


Nim : T20194127
Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institusi : UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Dasar Swasta Islam
Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023” merupakan hasil penelitian/karya sendiri,
kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Demikian pernyataan keaslian skripsi ini dibuat sebenar-benarnya.

Jember, 10 Mei 2023


Penulis

Lutvi Ayu Wulandari


NIM. T20194127
Lampiran 1 Matrik Penelitian
Lutvi Ayu Wulandari/Pgmi/T20194127
Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Di Sds Islam Ulul Albab Jember Tahun 2022/2023

Judul Variabel Sub Indikator Sumber Data Metode Fokus


Variabel Penelitian Penelitian
Implementasi Projek 1. Perencanaan a Membentuk tim 1. Wawancara : 1. Pendekatan penelitian 1. Bagaimana
Projek Penguatan fasilitator a. Kepala
projek : kualitatif deskriptif perencanaan
Penguatan Profil b Mengidentifikasi Sekolah
Profil Pelajar Pelajar pengutan tingkat kesiapan b. Guru 2. Jenis penelitian : projek
Pancasila Di Pancasila satuan pendidikan c. Siswa
profil pelajar Deskriptif penguatan
Sds Islam c Menentukan 2. Buku referensi
Ulul Albab Pancasila dimensi, tema, dan : 3. Metode penelitian : profil pelajar
Jember alokasi waktu a E-Book
Deskriptif Pancasila di
Tahun projek (Buku saku
2022/2023 d Menyusun modul kurikulum 4. Teknik pengumpulan SDS Ulul
projek merdeka
data : Albab Jember
e Menyusun strategi b E-Book
pelaporan projek (Panduan a. Observasi tahun
2. Pelaksanaan a Pengenalan Pengembang
b. Wawancara 2022/2023?
b Bayangkan an Projek
Projek
c Aksi Penguatan c. Dokumentasi 2. Bagaimana
penguatan d Refleksi Profil Pelajar
5. Keabsahan data : pelaksanaan
Pancasila
profil pelajar
c Buku-buku a. Tiangulasi projek
Pancasila yang
3. Evaluasi a Mendokumentasika berkaitan sumber penguatan
n dan melaporkan dengan judul
projek b. Triangulasi profil pelajar
hasil projek penelitian
penguatan penguatan profil d Penelitian Teknik Pancasila di
pelajar terdahulu
profil pelajar 6. Analisi data : SDS Islam Ulul
b evaluasi dan tindak yang yang
pancasila lanjut projek berkaitan a. Reduksi Data Albab Jember
penguatan profil dengan judul
b. Penyajian Data Tahun
pelajar pancasila penelitian
c. Verifikasi Data 2022/2023?
7. Tahap-tahap 3. Bagaimana
penelitian : evaluasi projek
a. Tahap pra penguatan
lapangan profil pelajar
b. Tahap Pancasila di
pelaksanaan SDS Islam Ulul
penelitian Albab Jember
c. Tahap analisis Tahun
data 2022/2023?
Lampiran 2 Pembagian Tim Fasilitator SDS Islam Ulul Albab
Lampiran 3 Analisa Tahan Kesiapan Satuan Pendidikan
Lampiran 4 Rencana Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SDS Islam
Ulul Albab Semester Genap Tahun Ajaran 2022/2023
Lampiran 5 Panduan Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila Kelas 1
Lampiran 6 Panduan Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila Kelas 4
Lampiran 7 Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Lampiran 8 Kisi-Kisi Observasi

INDIKATOR SUB INDIKATOR


Mengetahui informasi pelaksanaan a. Aktivitas kegiatan yang dilakukan
Projek Penguatan Profil Pelajar b. Media sesuai tema projek
Pancasila c. Strategi keterlaksanaan projek

A. Pedoman Observasi
NO PERNYATAAN YA TIDAK KETERANGAN
1. Guru mempersiapkan Sebelum memulai
sumber belajar projek pelaksanaan projek, tim
fasilitator mempersiapkan
V
bahan dan alat yang
dibutuhkan untuk
membuat projek
2. Guru menggunakan Guru menggunakan
modul yang telah modul yang telah
disusun dalam disediakan oleh
perencanaan pemerintah yang telah
pembelajaran dimodifikasi dalam
V bentuk panduan teknis
atau SOP projek. SOP ini
memuat tema, keterangan
bahan dan alat yang
diperlukan serta langkah-
langkah membuat projek
3. Guru menggunakan Media yang digunakan
media pembelajaran guru berupa contoh dari
selama melakukan V projek yang akan dibuat.
Projek Penguatan Missal pada kelas I
Profil Pelajar membuat vas bunga dari
Pancasila bubur kertas, guru
menggunakan vas dari
bubur kertas yan dibuat
lebih awal sebagai media
contoh siswa. Sedangkan
pada kelas IV membuat
wadah dari sedotan, guru
membuat contoh wadah
terlebih dahulu dan juga
menggunakan media
gambar-gambar contoh
bentuk wadah.
4. Guru menggunakan Evaluasi projek yang
beberapa instrumen dilakukan guru tidak
untuk evaluasi yang berbentuk tes pada siswa,
sesuai untuk projek atau mengisi rubrik
pencapaian, akan tetapi
V
guru melakukan evaluasi
dengan jenis evaluasi
proses dengan observasi
selama kegiatan
berlangsung
5. Siswa aktif dalam Selama kegiatan projek
pembelajaran projek berlangsung siswa aktif
V dan diperbolehkan
bertanya selama
pembelajaran
Kisi-Kisi Wawancara Kepala Sekolah

INDIKATOR SUB INDIKATOR


1. Persepsi penerapan Profil Pelajar a. Peran keterlaksanaan secara umum
Pancasila dalam Kegiatan Projek dalam membentuk Profil Pelajar
Pancasila di SDS Islam Ulul Albab
Jember
b. Bentuk perubahan yang terjadi saat
penerapan projek penguatan profil
pelajar Pancasila
2. Sarana dan prasarana a. Ketersediaan sarana dan prasarana
penunjang keterlaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila
b. Kondisi sarana dan prasaran
penunjang keterlaksanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila

B. Pedoman Wawancara Awal Kepala Sekolah


1. Perihal adanya kebijakan kurikulum merdeka dan projek penguatan profil
pelajar pancasila, bagaimana tanggapan ibu terkait kebijakan tersebut dan
bagaimana SDS Islam Ulul Albab dalam menerapkannya?
2. Bagaimana peran ibu selaku kepala sekolah dalam mengarahkan tenaga
pendidik dalam membentuk profil pelajar Pancasila di SDS Islam Ulul
Albab?
3. Bagaimana kesiapan dari sekolah maupun pendidik di SDS Islam Ulul
Albab untuk melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila?
4. Bagimana sarana dan prasarana di sekolah dalam menunjang kegiatan
projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Kisi-Kisi Wawancara Waka Kurikulum

INDIKATOR SUB INDIKATOR


1. Penerapan projek penguatan c. Pembentukan tim fasilitator
profil pelajar pancasila d. Tahap kesiapan satuan pendidikan
e. Penetuan tema dan alokasi waktu
projek
f. Modul yang digunakan sekolah
g. Evaluasi projek

C. Pedoman Wawancara Waka Kurikulum


1. Menurut ibu apa hal yang mendasari pentingnya penerapan profil pelajar
Pancasila dan kegiatan penguatan melalui projek penguatan profil pelajar
pancasila SDS Islam Ulul Albab Jember?
2. Bagaimana kesiapan yang dilakukan guru pada penerapan profil pelajar
Pancasila?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam implementasi projek penguatan profil
pelajar Pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember?
4. Bagaimana penentuan tema serta alokasi waktu untuk projek penguatan
profil pelajar Pancasila di SDS Islam Ulul Albab Jember?
5. Bagaimana pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila?
6. Bagaimana cara sekolah dalam mengevaluasi kegiatan projek penguatan
profil pelajar Pancasila?
Kisi-Kisi Wawancara Guru Kelas I dan IV

INDIKATOR SUB INDIKATOR


1. Perencanaan projek penguatan a. Sistem pemetaan projek
profil pelajar pancasila b. Modul dan panduan yang
diguankan guru
2. Pelaksanaan projek penguatan a. Strategi yang digunakan guru
profil pelajar Pancasila dalam pelaksanaan projek
3. Evaluasi projek penguatan profil a. Alat untuk evaluasi projek
pelajar pancasila
D. Pedoman Wawancara Guru Kelas I dan IV
1. Bagaimana pemahaman dan cara ibu terkait profil pelajar Pancasila dan
menerapkannya?
2. Bagaimana peran ibu sebagai guru kelas I/IV membentuk profil pelajar
Pancasila di dalam kelas?
3. Bagaimana sistem pemetaan projek penguatan profil pelajar Pancasila?
4. Bagaimana proses perencanaan projek peguatan profil pelajar Pancasila di
kelas I/IV?
5. Bagaimana proses pelaksanaan projek peguatan profil pelajar Pancasila di
kelas I/IV?
6. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan
projek penguatan profil pelajar Pancasila?
7. Dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, kendala apa saja
yang muncul dalam implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila?
8. Bagaimana dampak terjadinya kendala tersebut baik bagi guru maupun
siswa ?
9. Bagaimana solusi dari kendala yang terjadi dalam implementasi projek
tersebut?
10. Bagaimana harapan ibu mengenai keterlaksanaan projek penguatan profil
pelajar Pancasila ini?
Lampiran 9 Observasi

1. Observasi pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kelas


IV
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari
Hari, Tanggal : Jum,at, 24 Februari 2023
Lokasi Penelitian : SDS Islam Ulul Albab Jember
Guru Kelas : Umi Mukaromatul Masruroh, S. Pd
Keterangan:
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Sebelum memulai pembelajaran Umi Mukaromatul Masruroh memluai
dengan mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan membaca doa
bersama.
2) Setelah itu Umi membagi kelompok secara acak. Satu kelompok terdiri
dari 3-4 orang. Setelah peserta didik duduk sesuai dengan kelompok,
Umi mengecek perlengkapan kelompok, yaitu terkait bahan dan alat
yang dibutuhkan..
3) Setelah selesai mengecek kelengkapan peserta didik. Umi memberikan
apersepsi berupa pertanyaan pemantik seperti apakah peserta didik
sudah tau apa yang akan dilakukan hari ini? Selanjutnya Umi
memberikan penjelasan secara singkat mengenai tema dan projek yang
akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti
1) Umi Mukaromatul Masruroh memberikan penjelasan singkat mengenai
cara atau langkah membuat kotak pensil atau benda lainnya dengan
memanfaatkan kardus bekas dan sedotan. Umi juga menunjukkan
contoh karya baik melalui gambar yang di tempel pada papan tulis juga
dengan karya yang telah dibuat sebelum kelas dimulai.
2) Umi menginstruksikan peserta didik untuk memulai pengerjaan projek
secara berkelompok dengan membuat pola pada kardus terlebih
dahulu. Umi membebaskan peserta didik untuk membuat bentuk sesuai
dengan keinginan mereka. Setelah selesai membuat pola, peserta didik
lanjut memotong pola tersebut dan menyatukan sisi dengan lem
tembak sehingga terbentuk sesuai yang mereka inginkan.
3) Anggota kelompok yang tidak bertugas menempel, maka
mempersiapkan sedotan dengan menggunting sedotan sesuai dengan
panjang ang mereka inginkan.
4) Pengerjaan dilanjutkan dengan menempel sedotan pada setiap sisi luar
kardus dengan rapi. Pada kegiatan menempel, peserta didik dibantu
juga oleh guru untuk memberikan lem bakar secara bergantian pada
masing-masing kelompok.
5) Sama seperti menempel pola, menempel sedotan juga dilakukan secara
bergantian dengan cara setiap kelompok berbaris mengatri sesuai
urutan pertama yang selesai. guru membantu memberi lem pada kardus
secara bergantian lalu siswa yang menempelkan sedotan hingga selesai
c. Kegiatan penutup
1) Karena waktu sudah habis, maka pekerjaan kelompok yang belum
selesai dilanjutkan minggu selanjutnya. Selama kegiatan peserta didik
juga saling berbagi dengan teman atau kelompok lain, dan
memberitahu apabila terdapat teman yang belum faham dan membantu
ketika terdapat kendala. Sebelum menutup pembelajaran.
2) Umi menginstruksikan kepada peserta didik untuk membersihak
sampah potongan kardus dan setodan yang berserakan. Setelah kelas
bersih dan rapi, Umi menutup kegiatan dengan doa bersama.
2. Observasi pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kelas
IV
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari
Hari, Tanggal : Jum,at, 3 Maret 2023
Lokasi Penelitian : SDS Islam Ulul Albab Jember
Guru Kelas : Iana Rosyidatul M, S. Pd
Hari ini merupakan pertemuan kedua untuk pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila tema gaya hidup berkelanjutan dengan
topik membuat vas bunga dari bubur kertas. Pada minggu sebelumnya kelas
1 telah menyiapkan bahan untuk projek ini yaitu membuat bubur kertas.
Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, guru membagi siswa menjadi
tujuh kelompok. Masing-masing kelompok mengumpulkan koran yang telah
dibawa dari rumah. Setelah itu koran di sobek-sobek lalu diberi air hingga
menjadi bubur. Jadi hari ini melanjutkan kegiatan minggu kemarin.
a Kegiatan pendahuluan
1) Karena kegiatan ini dilakukan di lantai, maka guru
menginstruksikan siswa untuk menata ruang kelas dengan
meletakkan tas didepan dengan rapi dan merapikan meja sisi
belakang dan samping.
2) Setelah ruang kelas rapi. Kemudian Iana membuka kelas seperti
pembelajaran pada biasanya yaitu di awali dengan menertibkan
peserta didik terlebih dahulu dan menginstruksikan peserta didik
untuk duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok pada
pertemuan pertama. Kelompok terbagi menjadi 7 kelompok dengan
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik.
3) Setelah kondisi mulai kondusif, iana dibantu dengan guru lain yaitu
Kholil sebagai guru agama kelas 1 dan Dea sebagai guru magang
menyiapkan bahan yaitu bubur koran yang sudah dibuat minggu
sebelumnya juga lem fox dan perlengkapan berupa piring untuk
wadah bubur setiap kelompok dan gelas plastik untuk cetakan vas.
b Kegiatan inti
1) Iana memberikan satu piring dan satu gelas plastik pada masing-
masing kelompok untuk wadah bubur kertas yang nanti akan
dibagikan secara merata oleh Iana. Karena kondisi peserta didik
yang kurang tertib maka Iana juga beberapa kali mengingatkan
peserta didik untuk tertib, dan bagi kelompok yang tertib akan
mendapatkan giliran pertama pembagian bubur kertas. Iana kembali
menyinggung tentang kegiatan yang akan kita lakukan, yaitu
membuat vas Bunga dari bubur kertas yang kemudian dibantu oleh
Khalili dengan menunjukkan contoh vas bunga dari bubur kertas
yang terlebih dahulu sudah dibuat oleh khalili. Iana kemudian
membagikan bubur kertas tersebut secara bertahap segenggam
tangan pada masing-masing kelompok. Setelah semua kelompok
mendapatkan bagian, Iana memberikan instruksi kepada peserta
didik untuk mengecek kembali bubur kertas apakah masih terdapat
gumpalan bubur yang berukuran besar. Setelah bubur sudah benar-
benar dipastikan halus oleh peserta didik, khalili memberikan
tambahan lem fox pada adonan bubur dan dilanjutkan peserta didik
untuk mencampur bubur dengan lem tersebut.
2) Setelah tercampur rata, siswa menempelkan bubur kertas pada sisi
luar gelas plastik yang didampingi oleh guru. Pada proses ini, Iana
berkeliling mengecek perkembangan projek yang dibuat oleh
peserta didik, dan dibantu khalili yang juga memberikan instruksi
kepada peserta didik untuk memulai menempelka bubur dimulai
pada bagian kepala atau atas gelas agar lebih mudah. Setelah peserta
didik menempelkan seluruh bubur kertas pada semua sisi luar gelas,
peserta didik menjemur vas tersebut di halaman sekolah.
3) Disela-sela pengerjaan menempel bubur kertas, terdapat beberapa
siswa yang tidak mau membantu teman sekolompoknya karena
merasa jijik memegang bubur tersebut, kemudia iana membujuk
siswa tersebut dan akhirnya siswa terbut ikut membantu.
4) Selama proses pengerjaan guru-guru berkeliling pada setiap
kelompok untuk melihat progres dari karya mereka
5) Setelah semua sisi gelas tertempel, siswa mejemur vas bubur kertas
tersebut di halaman sekolah.
c Kegiatan penutup
1) Pada pertemuan kedua ini, peserta didik hanya sampai pada proses
penjemuran vas bunga bubur kertas. Langkah selanjutnya akan
dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. Setelah semua kelompok
selesai hingga proses penjemuran, Iana menginstruksikan peserta
didik untuk membersihkan sisa-sisa bubur kertas yang berserakan di
lantai dan merapikan ruang kelas kembali. Setelah itu sebelum
kegiatan ditutup Iana akan melakukan refleksi singkat dengan
bertanya terkait kendala selama proses pembelajaran berlangsung,
kemudian Iana menutup dengan doa bersama dengan menunjuk
salah satu siswa untuk memimpin.
3. Observasi pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kelas
IV
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari
Hari, Tanggal : Jum,at, 17 Maret 2023
Lokasi Penelitian : SDS Islam Ulul Albab Jember
Guru Kelas : Indah Suci Utami, S. Pd
Hari ini merupakan pertemuan ketiga untuk pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar pancasila tema gaya hidup berkelanjutan dengan topik
membuat vas bunga dari bubur kertas. Pada minggu sebelumnya kelas 1 telah
menyiapkan bahan untuk projek ini yaitu membuat bubur kertas. Dilanjutkan
mingu kedua menempelkan bubur kertas pada cetakan gelas. Kegiatan ini
dilakukan secara berkelompok, guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok.
Minggu ini kegiatan dilanjutkan dengan memberi warna pada vas bunga bubur
kertas yang kering. Siswa telah diberitahukan sehari sebelumnya untuk
membawa kuas.
a Kegiatan pendahuluan
1) Guru membuka kegiatan dengan memberikan salam dan dilanjutkan
berdoa bersama dengan menunjuk satu siswa untuk memimpin
berdoa. Doa yang dibaca adalah doa setelah makan dan belajar.
Dilanjutkan Indah menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan secara
singkat, dan mengecek perlengkapan peserta didik terkait kuas yang
harus dibawa oleh peserta didik.
2) Kegiatan dilanjutkan dengan Indah membawa peserta didik untuk
keluar ruangan kelas, karena kegiatan akan dilakukan di luar kelas.
Peserta didik duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
b Kegiatan inti
1) Setelah keadaan sudah kondusif, Indah membagikan hasil vas bunga
bubur kertas yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan juga
membangikan cat pada setiap kelompok. Setiap kelompok dibebaskan
dalam menghias dan mewarnai vas tersebut.
2) Indah juga berkeliling melihat perkembangan dari pekerjaan masing-
masing kelompok. Siswa juga sesekali melihat hasil karya kelompok
lain.
3) Setelah selesai, peserta didik menjemur vas di halaman sekolah.
c Kegiatan penutup
1) kemudian sebelum menutup kegiatan pembelajaran Indah
menginstruksikan para peserta didik untuk membersihkan sisa
pekerjaan mereka yang berantakan.
2) Selesai itu, Indah menertibkan peserta didik dan mengevaluasi
kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan memberikan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik, apakah kegiatan hari ini
menyenangkan, apakah ada teman yang tidak mau bekerja sama, dan
setelah evaluasi selesai Indah menutup pembelajaran dengan doa
bersama membaca hamdalah dilanjutkan dengan salam.
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 Surat Selesai Penelitian
Lampiran 12 Jurnal Penelitian
Lampiran 13 Transkip Wawancara

1. Transkip wawancara peneliti dengan kepala sekolah SDS Islam Ulul Albab
Jember
Nama : Siti Maisaroh, S. H. I, M. Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari, Tanggal : Kamis, 16 Februari 2023
Lokasi Penelitian : Rumah Kepala Sekolah
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari

Peneliti Bagaimana sejarah berdirinya SDS Islam Ulul Albab?


Wah, Panjang nih sejarahnya. Satu sejarahnya tahun
2019 ya. SD Ulul Albab berdiri memang dari
permintaan wali murid yang lulus dari RA Ulul
Albab, yang ingin ada sinkronisasi kurikulum ya. Kan
penangan dari RA seperti ini, mungkin mereka
merasa apa ya puas ya, sehingga kepingin ada tindak
lanjut melalui jenjang SD. Akhirnya singkat cerita
kami berupaya untuk mendirikan SDI Ulul Albab itu
ya karena motivasinya dari permintaan orang tua itu.
Meskipun kita mempunyai tempat, alhamdulillah
Siti Maisaroh, S. H. I, M.
karena ada ikhtiar, setiap usaha pasti ada jalan keluar
Pd
ya. Kita pada waktu itu sewa tempat ya. Yang
dikatakan sewa, kita tidak ada patokan duit begini,
tidak, Cuma dipinjamin, Cuma adalah kita hadiah
karena meminjam, jadi ya itu semampu kami. Itu
sampai 2020, mungkin 2 tahunan ya, itu baru kita
beralih tempat, alhamdulillah kita punya lahan
sendiri. Berawal dari jumlah siswa sekitar 30, karena
masih baru itu
biasa ya menyusut jadi 20, 20 berapa ya, 22 atau 23
itu. Akhinya di tahun kedua kita ada PPDB dapat 2
loka, 2 kuota langsung, 2 kuota itu sekitar ya masing-
masing 60 atau 50 sekian ya. Ya intinya kenapa
progress kita cepat, yak arena memang permintaan
dari orang tua yang dari RA itu, sehingga Ketika
PPDB baru kita nggak kesulitan karena ada embrio,
ada rdari RA. Untuk berikutntya kita share keluar,
jadi dari TK-TK sebelah, TK yang agak jauh juga
mulai berdatangan.
Menurut bunda pembelajaran yang ideal itu seperti
Peneliti
apa?
Pembelajaran yang ideal itu ketika anak-anak bahagia
di sekolah, belajar tanpa ada tekanan, dan dia bisa
menerima hasil apa yang diberikan oleh guru-guru.
Jadi bukti dari pembelajaran tadi ada pada anak-anak,
prodaknya apa, jadi bagaimana supaya pembelajaran
Siti Maisaroh, S. H. I, M. tadi ideal, kita buat pembelajaran yang satu terencana,
Pd bagaimana sekian waktu Panjang di sekolah, anak-
anak kan fullday ya, pembelajaran itu terencana,
kemudian terorganisis dengan bagus, terlaksana,
kemudian terevaluasi. Jadi kemudian seperti yang
lain, setiap guru harus ada perencanaan, kemudian
ada pelaksanaan, lalu ada evaluasi.
Bagaimana tanggapan bunda terhadap kurikulum
Peneliti terbaru, dan untuk pelaksanaannya di SDS Islam Ulul
Albab bagaimana?
Alhamdulillah, untuk mengadopsi kurikulum terbaru
bagi kami ini adalah hal yang sangat positif ya.
Siti Maisaroh, S. H. I, M.
Karena saya berangkat dari RA, di RA itu kurikulum
Pd
merdeka itu sebenarnya sudah terlaksana, sehingga
Ketika saya mengkonsep SD, saya ingin seperti di
RA, anak-anak belajar bahagia, tuntas, guru-guru
dekat sama anak-anak, nah itu saya konsep di SD Ulul
Albab. Nah kemudia ada kurikulum IKM sebenarnya
itu bener-bener angin segar buat kita. Untuk bisa
melaksanakan kurikulum merdeka belajar. artinya kita
bebas untuk mempunyai ide-ide untuk mengkonsep
bagaimana sekolah kita berkarakter itu. Namun tetap
harus ada panduan-panduan ya, yang harus kita ikuti
ya dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut bunda yang berbeda dari kurikulum merdeka
Peneliti
dengan kurikulum sebelumnya apa?
Satu, secara administrasi, secara administrasi tidak
terlalu membuat guru terikat pada satu apa namanya
satu kurikulum. Ya kalau dulu kurikulumnya
membentuk karakter, tetapi ada kompetensi yang
harus kita pahami, KI KD nya, kompetensinya ada
berapa, KD nya ada berapa. Nah setiap membuat
perencanaan pembelajaran kita kaitkan dengan KI
KD itu, kemudian tiap hari juga membuat RPP
hariannya, rencana pembelajarannya, nah kalau ini
Siti Maisaroh, S. H. I, M.
kan lebih mudah guru cukup punya ada modul ajar
Pd
kemudian tinggal assesmen, kemudian tidak perlu tiap
hari modul itu berganti, bisa satu minggu, modul satu
kali untuk satu minggu. Jadi lebih fleksibel secara
administrasinya.
Kemudian dalam pelaksanaannya, menyenangkan
buat anak karena tidak terjebak di ranah apa Namanya
kognitif saja, karena ada beberapa kegiatan kayak P5
profil pelajar pancasila yang melibatkan anak untuk
melakukan kegiatan projek. Kayak misalnya ada
gotong royong, nah kita gerakkanlah kerja bakti.
Sehingga anak-anak terbangun kepribadian gotong
royong dan itu bisa diteruskan di semua pekerjaan.
Peneliti Menurut bunda P5 menurut bunda bagaimana?
P5 itu profil pelajar Pancasila dimana disitu ada
beberapa karakter yang harus dimiliki sebagai bentuk
ini loh kepribadian generasi bangsa kita, diantarany
kan ada bertaqwa, beriman kepada Tuhan Yang Maha
Esa, kemudian mempunyai kepribadian yang
berkebhinekaan global, bernalar kritis, anak jadi
Ketika mendapatkan informasi tidak langsung
menerima, tapi mengajak anak bertanya, ini kenapa
ya.. kita gali kita kembangkan informasi-informasi
itu, sehingga anak-anak sudah terbiasa bernalar kritis
melihat keadaan dan bisa mencari solusi dari keadaan
itu, kebanyakan kita kan sering anak itu kan samikna
Siti Maisaroh, S. H. I, M. waato’na ya tapi kekrititsan itu tidak terbangun, itu
Pd juga kurang bagus. Ketika dia ada problem-problem
dia tidak bisa mencari solusinya dan seperti itu.
Kemudian kemandirian, kadang anak-anak itu cukup
ditekankan belajar aja,tanpa bisa menyelesaikan
persoalan yang ada pada dirinya, yang terkecil aja,
nyuci sepatu, kadang serba orang tua. Nah di P5 itu
kita sisipkan kegiatan nyuci sepatu,mencuci sendiri,
melipat baju, nah itu sesuai dengan jenjang usia. Kira-
kira usia ini bisanya apa. Nah di SD itu banyak kan
kegiatan-kegiatan mulai daur ulang sampah ya bahkan
kemarin itu sampai membuat keset, nah itu dalam
rangka untuk membentuk kepribadian anak-anak
kemandirian, gotong royong, bernalar kritis,
berkebhinekaan global, berkebhinekaan global itu
bagaimana itu kita mengahargai pemikiran-pemikiran
orang lain, tidak berpikir fanatik, tetapi dia
mempunyai prinsip yang kuat ya kita kenalkan
dengan aqidah, agama terutama ya, dan selanjutnya
apaya yang kelima keenam itu.
Bagaimana menurut bunda modalnya agar kegiatan
Peneliti
P5 berjalan lancar?
Yang pertama kita memberikan pemahaman P5 itu
sendiri kepada semua guru, jadi pada saat ini pun kita
masih belajar ya untuk penerapan P5. Jadi sosialisai
berjalan tetapi nggak semua guru memahami. Dan
kita itu biasanya kurikulum merdeka belajar kan
mulai diterapkan terutama oleh sekolah-sekolah
penggerak dan kita belum, kita belum masuk disitu,
jadi kita masih belajar otodidak, ikut-ikut diklat
kemudian kita terapkan, nah jadi kita belum dikatakan
ideal-ideal amat ya. Namun kita menerapkan
Siti Maisaroh, S. H. I, M. semampu kami dan sebisa kami. Jadi apa saja yang
Pd perlu dilaksanakan untuk melakukan P5 yang pertama
pemahaman guru dalam membangun profil pelajar
Pancasila tadi, kemudian kita ramu dalam bentuk
kegiatan-kegiatan. Saya selalu bilang kegiatan apa
saja yang bisa menumbuhkan P5 tadi itu. Tetapi disini
kan ada tema ya, ada temanya kita ikuti temanya,
kegiatan ini masuk temanya apa, atau kita ikuti tema
ini kira-kira kegiatannya apa. Nah nanti setelah kita
menentukan kegiatan, kita kan perlu bahan-bahan nih,
kira-kira bahan-bahan itu bisa kita kelola sendiri, kita
adakan sendiri atau kita libatkan orangtua. Nah disitu
kita ternyata tidak cukup kita dari dana yang ada kan
ya, murid banyak, bahan harus banyak, otomatis kita
libatkan orangtua. Kita memberikan pemahaman ke
orangtua kalua kia mengadakan kegiatan P5
tujuannya untuk ini, kemudian kita butuh
kerjasamanya untuk mendapatkan bahan-bahannya
dan sebagainya yang sifatnya juga tidak terlalu
memberatkan, karena kebanyakan kan bahannya itu
daur ulang kan, nah kemudian nanti kita
dokumentasikan kegiatan anak-anak itu, selanjutnya
kita evaluasi, kira-kira program ini bagus nggak untuk
ditindaklanjuti di tahun atau semester berikutnya atau
perlu dimodifikasi atau tidak.
Bagaimana cara bunda selaku kepala sekolah dalam
Peneliti
mengarahkan guru-guru terkait pelaksanaan P5?
Yang pertama kita harus pembinaan ya, guru-guru itu
harus ada ilmu. Pembinaan kita ikutkan diklat, atau
kita belajar Bersama, atau yang diklat itu mengajari
teman-temannya, nah..jadi jujur kalau semua saya
lakukan kan nggak bisa, jadi Ketika ada diklat ini
saya mengutus waka kurikulum. Kelas 1 dan kelas 4
saya keluarkan kebetulan IKM ini sekarang
Siti Maisaroh, S. H. I, M. diprioritaskan untuk kelas 1 dan kelas 4. Jadi kelas 1
Pd dan kelas 4 ayok ikut diklat. Bahkan saya
mendiklatkan tidak hanya kelas 1 dan kelas 4 tapi
semua, semua kelas saya ikutkan. Nah kemudian
nanti dari wali kelas musyawarah apa yang
didapatkan, kemudian bagaimana kita konsep bisa
terlaksana dilembaga kita. Dari situ kita mulai susun
perencanaan, perencanaan kegiatan tadi sampai kita
masukkan kedalam jadwal kegiatan tadi.
Bagaimana tahap kesiapan dari sekolah dalam
Peneliti
melaksanakan P5?
Memang kita masih meraba-raba iya, tapi bukan
meraba-raba tanpa panduan. Tapi pelaksanaannya
Siti Maisaroh, S. H. I, M.
entah itu dalam ideal atau tidak, ya insyaallah semua
Pd
lembaga pun dalam tahap itu kesana ya, karena kita
dalam tahap pembelajaran.
Tadi juga disebutkan mengenai perlibatan orang tua,
Peneliti bagaimana cara mengkomunikasikan dengan wali
murid mengenai P5?
Iya, pertama waktu ajaran baru kita ada sosialisai
program. Sosialisasi program itu kegiatan 1 tahun
kedepan itu, kegiatan apa saja untuk anak-anak kita
sampaikan kepada orangtua tidak hanya melalui
presentasi tetapi ada buku saku orangtua. Sehingga
kegiatan-kegiatan anak-anak orang tua sudah tau,
Siti Maisaroh, S. H. I, M. seperti itu. Ada lagi juga informasi yang diberikan
Pd kepada orangtua melalui wali kelas, wali kelas
melalui wa grup, kegiatan anak-anak juga setiap sabtu
itu kan ada darling (darrus keliling) nah itu kan
berkomunikasi langsung dengan orangtua. Biasanya
informasi-informasi yang berkembang itu
disampaikan. Alhamdulillah Ketika itu terjalin, setiap
kegiatan sekolah selalu ada dukungan. Itu ya.
Bagaimana mengenai sarana dan prasarana dalam
Peneliti
mendukung kegiatan P5 bunda?
Kita kan ada perencanaan dulu sebelumnya ada
Siti Maisaroh, S. H. I, M.
kegiatan apa, nah kemudian bahan-bahannya apa, ya
Pd
otomatis harus kita adakan, seperti itu. kayak kapan
hari misalnya bermain dakon, untuk anak-anak bisa
bermain tradisinal, maka kita adakan. Nah intinya
jangan sampai kita itu kegiatan P5 itu terhambat
hanya karena sarpras. Sarpras yang bagaimana, kita
liat sarpras yang bagaimana yang bisa kita usahakan,
ndak harus yang mahal. Bahkan sampaikan itu, dakon
itupun tidak harus dengan bahan dakon, lantai aja kita
bunder-bunderin bisa jadi dakon, jadi sekreatif guru
lah, sampai saya sering ya ayok coba cari di youtube,
banyak media sosial yang bisa kita buat belajar.
Sekarang jangan sampai kita hanya jadi konsumen
aja, kita buat hidup kita jadi bisa bermanfaat buat
orang lain. Sampai kesana ranahnya.
Bagaimana pembentukan tim fasilitator di SDS Islam
Peneliti
Ulul Albab?
Tim fasilitator ya, jadi biasanya ada di kegiatan KKG,
KKG itu kegiatan kelompok guru dari kabupaten itu
biasanya ada tim guru penggerak, dari sekolah
penggerak itu biasanya ada timnya tapi sebelumnya
yang mengajukan itu dari pengawas ya biasanya
beberapa sekolah yang siap. Kalau saya sebenarnya
sekolah kita sudah mendaftar tapi tidak diterima
Siti Maisyaroh, S.H mungkin karena masih kelas empat mungkin, masih
baru ya kan ada syaratnya, kalau tidak salah itu
sekolah sudah lima tahun berdiri. Guru-guru itu
mendaftar kemudian yang mendaftar tadi kalau
diterima itu menjadi guru penggerak atau sekolah
penggerak nah itu disebut fasilitator. Fasilitator itu
kemudian yang mendiklat guru-guru kita. Kemudian
guru-guru kita yang ikut menjadi perwakilan diklat
atau bimtek tadi yang menjadi fasilitator disekolah.
2. Transkip wawancara peneliti dengan waka kurikulum SDS Islam Ulul Albab
Jember
Nama : Siti Hairun Nisak, S. Pd. I
Jabatan : Waka Kurikulum
Hari, Tanggal : Senin, 20 Februari 2023
Lokasi Penelitian : SDS Islam Ulul Albab Jember
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari

Menurut ustadzah hal apa yang mendasari penerapan


Peneliti profil pelajar Pancasila dan bagaimana penerapannya
di SDS Islam Ulul Albab?
Profil pelajar Pancasila kalau dilihat dari dasarnya itu
bagus ya, menerapkan karakter pada siswa. Karakter
ya kayak Pendidikan karakter, ya namanya anak
Siti Hairun Nisak, S. Pd. diajarkan untuk beriman dan dimensi-dimensinya ada,
I kemudian bernalar kritis dan semua elemennya itu
bagus, jadi kami berusaha keras dari semerter satu
kemarin, kan Cuma imulainya tidak dari awal julinya
kita mulai dari oktober kalua tidak salah.
Sebelum ada penguatan profil pelajar Pancasila tentu
Peneliti ada penerapan sebelumnya, itu seperti apa nggeh
ustadzah?
Dalam intrakuliter, semua intrakulikuler ada. Apalagi
yang kelas satu dan kelas empat itu diwajibkan
masukkan elemen atau dimensi profil pelajar
Siti Hairun Nisak, S. Pd.
Pancasila, ada disetiap pelajaran, harus ada P3 nya
I
profil pelajar Pancasila, harus selalu ada, Cuma kalau
untuk penguatannya itu lebih ke praktik yang memang
ada temanya, kalau di intranya ada.
Bagaimana kesiapan dari guru-guru dalam
Peneliti
mengahadapi kurikulum baru dan terdapat profil
pelajar Pancasila yang tidak hanya diterapkan di
intrakulikuler sendiri tetapi juga ada penguatan, itu
seperti apa ustadzah?
Awal-awalnya memang Namanya cuman terbatas, ada
bimtek, Cuma terbatas yang ikut, jadi yang ikut
bimtek (bimbingan teknis kurikulum merdeka) itu
bergerilya nuralkan ke yang lain. Itu beberapa walas
Siti Hairun Nisak, S. Pd. dan ada juga yang ditugaskan kesana. Kemudian itu
I sudah yang bertugas menularkan ke yang lain. Jadi
sambil kapan hari, memang tidak ada yang tau itu apa
P5, ya sudah kita jelasin ke tiap kan ada hari sabtu itu
sudah, pertemuan dijelasin ini ada P5, isinya gini,
temanya gini, kemudian ini.
Peneliti Untuk yang mengikuti bimtek ini siapa saja ustadzah?
Untuk bimtek itu ada dari apa Namanya, gugus ada,
dari diknas ada, itu saya dan beberapa guru kelas 1
Siti Hairun Nisak, S. Pd. dan empat, terus yang kedua guru kelas 1 yang awal
I tidak ikut ikut yang kedua jadi itu wes yang
bergerilya. Dari yang sudah ikut bimtem tadi itu yang
kemudian memberitahukan pada guru-guru lain.
Apakah di SDS ini sudah dibentuk tim fasilitator
Peneliti untuk projek penguatan profil pelajar pancasila
ustadzah?
Kalau tim fasilitator yang khusus untuk P5 ini belum
ustadzah, ada timnya tapi kita sesuaikan juga dengan
kondisi sekolah us, untuk tim fasilitator nya ini disini
Siti Hairun Nisak, S. Pd.
ya guru kelas masing-masing dengan guru agama
I
serta guru pendamping di kelas tersebut. Jadi tim
fasilitator kelas 1 misalnya ya berarti guru kelas atau
walas kelas satu, guru agama dan guru pendamping
dan disini kan kelas satu ada dua kelas, itu gabung
sudah timnya. Kelas lain juga sama seperti itu.
Bagaimana Langkah-langkah dalam penerapan projek
Peneliti
projek penguatan profil pelajar Pancasila ustadzah?
Iya, kalau kita disemester pertama itu kan otodidak
ya, buat perencanaan terus langsung pelaksanaan,
evaluasi. Terus kalau yang kemarin ini disemester dua
sudah ada perencanaan, perencanaanya kita kan
Siti Hairun Nisak, S. Pd.
menerapkan 2 tema itu relevannya kan ada 4 tema,
I
kearifan lokal, bangunlah jiwa raganya itu semester
satu, untuk semester duanya kita gaya hidup
berkelanjutan sama bhineka tunggal ika. Itu
direncanakan diawal.
Bagaimana perencanaannya yang mungkin bisa
Peneliti
dijelaskan dengan detail ustadzah?
Pertama kita tentukan temanya, kemudian dari tema
itu kita tentukan projek nya apa, pelaksanaanya
kapan, alokasi waktunya itu, bahan dan alatnya, kayak
dimensi kemudian elemen semua itu perencanaan.
Kita punya hari jumat yang efektif selain yang
kemarin itu kan ada isra’mi’raj itu sudah dipangkas
Siti Hairun Nisak, S. Pd.
itu nggeh, jadi jumat yang efektif itu ada dua belas
I
pekan. Dua belas pekan itu kita bagi menjadi 2 tema,
setiap tema kita mempunyai 2 projek, tiap projek itu
alokasinya 3 kali jumat. Kapan hari ya sudah ada
perencanaannya ini, kelas satu jenjangnya buat keset
sama apa gitu gaya hidup berkelanjutan dan
seterusnya, jadi setiap projek itu tiga.
Bagaimana proses pelaksanaan projek penguatan
Peneliti
profil pelajar pancasila di SDS Islam Ulul Albab
Jember?
Cuma memang pada waktu pelaksanaannya ustadzah,
kalau diawang-awang itu, awang-awang maksudnya
pada perencanaan itu kayak sudah fix-fix ko gitu.
Perncaaan sudah tiga kali pertemuan buat projek yang
sederhana, terus kemudian mengena di anak-anak,
sudah, buat projek sudah, fix sampai in ikan, pada
waktu pelaksanaan alokasinya kan cuma tiga, kalau
kelas satu kan masih mending buat keset, keset itu
bisa dikejar 3 kali pertemuan dan nambah mungkin,
tete pada molornya pada waktu pelaksanaan. Kalau
kelas 4 mereka buat ecobrik, ecobrik itu membuat
daur ulang dari plastik, dari botol it uterus di isi
Siti Khairun Nisak, S.Pd sampah, sampah-sampah plastik itu dimasukin
dipadetin kemudian di olah sedemikian rupa, apa
diisolasi kemudian di lem, dibuat dudukan atau apa,
untuk daur ulang sampah plastik itu kayak kursi, meja
itu, atau batas buat bunga, dan itu membutuhkan
waktu lama banget, ini molor, seharusnya tiga kali
pertemuan selesai, berapa itu kalau nggak salah
empat. Itu mungkin memang kadang perencanaan
dengan pelaksanaan agak berbeda. Jadi kendalanya ini
tenaganya anak-anak, cari sampah juga, itu kan
sampah banyak jadi membutuhkan sampah banyakk
sekali. Jadi bener mereka mungutin sampah itu. Ini
efektif ini untuk gaya hidup berkelanjutan.
Bagaimana evaluasi dari projek penguatan profil
Peneliti
pelajar Pancasila?
Siti Hairun Nisak, S. Pd. Kalau evaluasi secara tulis itu masih belum ada,
I selama ini secara lisan, kemudian kita observasi. Jadi
sebelum kita memberi materi itu kan kita tanyakan
pada siswa, kemudian pada waktu proses itu kita
observasi, setelahnya juga kita evaluasi, namun secara
tulis belum memang, jadi refleksiya belum.
Menuruut ustadzah, bagaimana dampak dari
Peneliti
penerapan profil pelajar Pancasila ini?
Kalau menurut saya dampaknya positif banget, dari
sekian tema yang sudah dikerjakan, apa namanya
mengena banget, kayak gaya hidup berkelanjutan ini
lumayan, ini ngajarin baru sekarang anak diajarkan
daur ulang sampah, anak-anak ini kan memungut
Siti Hairun Nisak, S. Pd. sampah, dirumahnya juga iya. karena ecobrick ini kan
I butuh sampah banyak, sampai orang tuanya juga
ngikut. Ada yang sampai gini, saya beneran karena
bantu anak jadi keliatan sampah itu saya pungut. Jadi
mengena banget. Kelas satu jug, itu kan membuat
keset, jadi itu benar-benar kain perca sisa-sisa bajunya
anak-anak, bajuya orang tuanya.
Mengenai modul projek ustadzah, apakah di SDS
Peneliti
sudah membuat modul projek sendiri ustadzah?
Untuk modul kita masih belum buat ustadzah. kita
mengacu dari pemerintah, tapi dari situ kita
modifikasi. Kalau untuk tahun sekarang kita masih
pakai dari pemerintah, tapi kalau melihat dari
Siti Hairun Nisak, S. Pd. pemerintah itu masih belum relevan jadi kita
I sesuaikan dengan disini, sesuaikan dengan
kemampuan siswa dan gurunya. Jadi setelah
ditentukan topiknya apa, mau buat apa itu walas buat
ya panduannya itu tapi ya hanya memuat tema apa,
bahan dan alat yang dibutuhkan, sama langkah atau
cara membuatanya. Jadi tidak selengkap modul.
3. Transkip wawancara peneliti dengan Wali Kelas 1 A SDS Islam Ulul Albab
Jember
Nama : Iana Rosyidatul Mukarromah, S. Pd
Jabatan : Wali Kelas 1 A
Hari, Tanggal : Senin, 20 Februari 2023
Lokasi Penelitian : SDS Islam Ulul Albab Jember
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari

Menurut pandangan ustadzah terkait profil pelajar


Peneliti pancasila dan bagaimana ustadzah menerapkannya di
sekolah?
Pandangan terkait profil pelajar Pancasila itu
merupakan salah satu program terbaru yang ada di
kurikulum merdeka dimana pelajaran P5 ini
pembelajaran yang menekankan pada praktek, jadi
didalam pembelajaran P5 ini anak-anak diajarkan
langsung praktek mengenai yang ada di tema-tema itu
sendiri. Dimana dalam tema-tema itu ada beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri,
Iana Rosyidatul bernalar kritis, dan kreatif. Jadi enam dimensi itu
Mukarromah, S. Pd yang nantinya menjadi tolak ukur, atau menjadi
landasan kita dalam menerapkan beberapa praktek
yang diajarkan di P5 itu sendiri. Kalau penerapannya
selama ini yang berjalan disekolah itu ya anak-anak
diajarkan langsung praktek dari beberapa tema yang
sudah kita pilih, kalau yang di semester satu kemarin
itu ada dua tema yang sudah dilakukan yakni kearifan
local sama bangunlah jiwa raganya. Kalau yang
kearifan local ini kemarin anakanak diajarkan tentang
permainan dan makanan tradisional. Jadi kemarin itu
anak-anak langsung praktek, kita mengulang Kembali
permainan-permainan tradisional yang ada di zaman
dulu, kalau kemarin itu kita prakteknya ada dua
permainan, yaitu permainan dam-daman, sama yang
satunya permainan gobak sodor. Jadi nak-anak
diajarkan bagaimana cara bermain dam-daman, dan
juga cara bermain gobak sodor. Nah selain anak-anak
diajarkan permainan itu, kemarin kita juga
mengajarkan bagaimana cara membuat papan untuk
dam-damanya, kemudian beberapa alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk dam-daman dan gobak sodor.
Jadi, selain anak diajarkan cara bagaimana
memainkannya, anak-anak juga diajarkan cara
pembuatan tempat atau papan bermain dam-daman,
kebetulan kemarik kita pakai kertas manila. Jadi
anak-anak gambar dikertas manila itu, kemudian
kalau yang kearifan local topik yang kedua itu ada
makanan tradisional. Nah kalau makanan tradisional
ini kemarin kita mengajarkan cara membuat rujak
buah. Jadi anak-anak dikenalkan terkait rujak buah,
dan disamping anak-anak dikenalkan dengan rujak
buah, anak-anak kemarin diajarkan cara
pembuatannya. Jadi mulai dari meracik bumbu-
bumbunya, apa aja yang ada di rujak buah, kemudian
juga ap acara mengupas buahnya, langkah-langkah
sebelum memakan buahnya, jadi harus dicuci dan
ataupun yang lainnya. Selain mengenalkan jadi kita
juga mengenalkan Kembali cara pembuatannya, jadi
anak-anak tidak tinggal makan rujak buahnya, tapi
anak-anak buat dari awal bagaimana pembuatan rujak
buah itu. Kemudian terkait tema selanjutnya, yaitu
bangunlah jiwa raganya, itu kemarin kita mengambil
dua topik yaitu yang pertam kita ajarkan anak-anak,
kalau bangunlah jiwa raganya ini kan bagaimana kita
bisa menjaga badan, kebersihan badan. Nah kalau
kelas satu kemarin itu kita ajarkan bagaimana cara
gosok gigi yang benar. Nah jadi kemarin anak-anak
praktek membawa sikat gigi dan pasta gigi. Otomatis
kan mungkin anak-anak selama ini gosok giginya ya
pokok gosok gigi, jadi kemarin itu kita ajarkan
bagaimana gosok gigi yang benar supaya tidak
gampang sakit gigi.itu untuk penerapannya kemarin
disekolah ustadzah. Nah kalau yang di semester dua
ini, kita juga mengambil dua tema, yaitu tema gaya
hidup berkelanjutan dan bhineka tunggal ika. Nah
kalau proyek yang sudah berjalan ini adalah tema
yang gaya hidup berkelanjutan. Dimana kita
membuat sebuah prodak, yang dimana prodak itu
nantinya bisa dimanfaatkan. Nah kalau yang sudah
berjalan ini, di semester du aini, kita sebenarnya di
gaya hidup berkelanjutan itu kita ada dua proyek atau
dua prodak yang kita buat, yaitu yang pertama daur
ulang limbah plastic. Yaitu kita buat keset, membuat
keset dari kain perca. Kemudian yang kedua itu kita
membuat topeng dari bubut kertas. Nah yang sudah
berjalan ini pembuatan daur ulang limbah tekstil
pembuatan keset dari kain perca. Untuk yang topeng
dari bubur kertas ini masih belum berjalan, karena
pembuatan keset ini masih belum selesai.
Menurut ustadzah Apa yang membedakan
Peneliti pembelajaran berbasis projek dalam intrakulikuler
dengan pembelajaran berbasis projek dalam kegiatan
projek penguatan profil pelajar pancasila?
Yang membedakan pembelajaran P5 yang masuk di
intrakulikuler sama P5 yang langsung praktek kalau
menurut say aitu mungkin kalau kalau P5 yang
diintrakulikuler itu tersirat dalam mata pelajaran, jadi
anak-anak itu tidak diajarkan secara langasung tapi
melainkan hanya tersirat saja. Jadi dari pembelajaran
yang kita sampaikan ke anak-anak itu juga
mengandung beberapa tujuan yang ada di dimensi-
dimensi P5 itu sendiri. Contohnya kayak mungkin
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atau berakhlak mulia, mandiri, gotong royong
bernalar kritis kemudian kreatif. Jadi menurut saya
kalau di intrakulikuler itu hanya tersirat. Jadi anak-
anak itu mendapatkannya secara tidak langsung,
Iana Rosyidatul
karena tersirat dalam pelajaran itu sendiri. Kalau P5
Mukarromah, S. Pd
yang di praktek itu kan anak-anak diajarkan praktek
langsung, jadi anak-anak itu langsung belajar
bagaimana mereka harus kreatif, kreatif dalam
membuat suatu prodak atau proyek kemudian anak-
anak dituntut untuk bisa bergotong royong misal
dalam beberapa kelompok. Jadi anak-anak
emosionalnya itu langsung bisa dipraktekkan disitu.
Karena ini benar-benar praktek kalau P5 yang
berbasis praktek, jadi kalau P5 ini dimensi-
dimensinya itu yang akan disampaikan ke anak-anak
itu lebih bisa tersampaikan dengan langsung. Jadi
anak-anak itu langsung mempraktikkan dimensi-
dimensi yang ada di profil pelajar Pancasila itu
sendiri.
Bagaimana proses perencanaan dalam projek
Peneliti penguatan profil pelajar pancasila di kelas 1? Apa
saja yang harus dipersiapkan?
Terkait perencanaannya yang pasti yang pertama
karena kita adalah awal dalam menerapkan
kurikulum merdeka, jadi disini kita tidak dituntut
untuk membuat modul P5 sendiri atau RPP ya
kasarannya kalau di K13. Jadi untuk Langkah-
langkahnya kemarin kita sempet mencari beberapa
modul yang ada. Kebetulan di kurikulum merdeka ini
kita di fasilitasi dengan adanya aplikasi merdeka
mengajar. Jadi disini kita bisa mengakses beberapa
modul terkait beberapa mata pelajaran atau P5 itu
sendiri. Jadi yang pertama kita mencari modul.
Iana Rosyidatul
Modul yang sesuai dengan tema yang kita pilih, yang
Mukarromah, S. Pd
sesuai dengan jenjang untuk fase A khususnya
dikelas 1. Kemudian setelah kita mencari beberapa
modul, tentunya kita tidak langsung memakainy, jadi
kita memodifikasi dulu, kita sesuaikan dulu dengan
situasi dan kondisi yang di sekolah kita. Kemudian
setelah kita mencari modul, kemudian ya otomatis
kita menyiapkan beberapa bahan atau alat yang kita
butuhkan dalam penerapan P5 itu sendiri. Ya kalau
yang praktek, ya beberapa alat dan bahan kemudian
dari biayanya berapa . jadi perencanaannya lebih ke
alat dan bahan, biaya dan juga modul itu sendiri.
Bagaimana proses pelaksanaan projek penguatan
Peneliti profil pelajar pancasila di kelas 1? Bagaimana
langkah-langkahnya?
Iana Rosyidatul Kalau pelaksanaan tentunya kita berawal dari
Mukarromah, S. Pd perencaaan yang sudah kita rencanakan. Yang
pertama pasti kita menyiapkan beberapa alat dan
bahan yang kita butuhkan. Kemudian kita
sosialisasikan kepada anak-anak tentunya terakit
dengan tema dan topik yang kita pilih. Kemudian
setelah kita sosialisasikan, sosialisasi itu mencakup
beberapa alat dan bahan yang harus dibawa atau
dipersiapkan oleh siswa maupun guru. Jadi untuk alat
dan bahan yang sifatnya tidak berat itu kemarin kita
bebankan kepada anak-anak. Kalau yang berat itu
kemarin kita ambil dari anggaran sekolah. Jadi tidak
semua kita bebankan kepada anak-anak. Kemudian
setelah mengumpulkan alat dan bahan kita juga
memberikan arahan kepada siswa bagaimana nanti
cara melakukan beberapa topik dan beberapa proyek
yang akan kita lakukan. Kemudian setelah kita
mensosialisasikan kepada anak terkait Langkah-
langkahnya, kemudian kita mulai untuk membuat
beberapa proyek yang sudah kita tentukan. Ya disitu
kita mendampingi anak-anak, karena disini anak-anak
masih kelas satu, jadi tentunya butuh pendampingan
yang apa ya, ekstra. Karena mungkin anak-anak kelas
satu kan peralihan dari TK ya, jadi harus ada
pendampingan yang ekstra dari beberapa proyek yang
sudah kita lakukan.
Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan proses
Peneliti pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
pancasila?
Iana Rosyidatul Terkait evaluasinya, tentang pelaksanaan P5 ini, lebih
Mukarromah, S. Pd ke pengamatan sih ustadzah, jadi dipengamatan itu
kita bagi beberapa kategori. Kalau di P5 itu kan ada
kategori yang pertama sangat berkembang, kemudian
berkembang sangat baik, kemudian ada mulai
berkembang, dan terkahir itu ada belum berkembang.
Jadi dari penilaian-penilaian itu, kita amati, atau kita
observasi, ketika melaksanakan P5 itu sendiri, mana
anak-anak yang sudah melakukan proyek itu, dan
mana ana-anak yang belum bisa dalam mengikuti
beberapa proyek yang kita lakukan. Jadi evaluasinya
lebih pada pengamatan.
Dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan hingga
evaluasi, kendala apa saja yang muncul dalam
Peneliti
implementasi Projek penguatan profil pelajar
pancasila?
Terkait kendalanya dari mulaiperencanaan hingga
evaluasi, ada banyak kendala sih, kalau dari
perencanaan itu yang pertama kita kebingungan, apa
ya, kita bingung dalam memilih tema yang cocok
untuk kelas satu. Karena apa ya, kelas satu ini kan ya
masih kecil-kecil, jadi kita perlu memilih tema yang
memang mudah dan relevan untuk diajarkan kepada
Iana Rosyidatul anak-anak kelas satu. Kemudian terkait
Mukarromah, S. Pd pelaksanaannya, tentunya beberapa kendalanya yaitu
dari dalam menyiapkan alat dan bahannya, kadang itu
ada beberapa siswa yang juga tidak bawa alat dan
bahannya, kemudian yang tentuya nanti akan
menghambat dalam pelaksanaan projek itu, kemudian
dari beberapa anak yang mungkin kelas 1 A ini
cowok-cowok, beberapa kendalanya ya mungkin
kurang tertarik dengan beberapa proyek yang kita
lakukan. Kemudian terkait evaluasinya, kalau
evaluasinya ini kan tadi saya bilang dari pengamatan
ya, jadi evaluasinya ini kendalanya ini mungkin
kurangnya pengamatan, jadi karena anak-anak ini
banyak, kan kadang kendala terhadap mengawasi
anak-anak itu tidak semuanya bisa teramati sesuai
dengan situasi dan kondisi. Karena kan memang
dalam proses pembuatannya itu kan lumayan riweh
apa ya, lumayan mengajarkan beberapa proyek
kepada anak-anak apalagi anak-anak cowok itu kan
ya kadang ada yang kasarannya malas, kurang
tertarik, jadi merayu anak-anak yang kondisinya
demikian
Bagaimana dampak terjadinya kendala tersebut baik
Peneliti
bagi guru maupun siswa?
Kalau terkait dampak dari kendala itu bagi guru ya
otomatis terhambatnya beberapa pelaksanaan projek
yang seharusnya misalnya kita target satu projek itu
dua minggu, itu kadang bisa tiga atau sampai empat
minggu. Nah itu bagi guru, karena memang
mengatasi anak-anak itu, apalagi kadang kalau kelas
satu itu kan mood-mood-an, jadi ya kalau pas
Iana Rosyidatul
moodnya baik cepat selesai, kadang kalau moodnya
Mukarromah, S. Pd
tidak baik ya menghambat, sangat menghambat, jadi
itu kalau bagi guru, ya kalau bagi siswa mungkin
untuk siswa yang lain terhambatnya beberapa
pengetahuan mereka, yang seharusnya mereka tau
tentang misalnya untuk proyek 1 di tema 1 tentang
bagaimana membuat rujak, karena disini ada
beberapa teman yang kadang kalau anak cowok itu
kan suka ngobrol sendiri, atau main sama temennya,
jadi terhambat itunya untuk siswa, kemudian dari
siswa itu sendiri kurang mengetahui tentang apa yang
sudah kita ajarkan, misalnya pembuaan rujak karen
memang mereka kurang konsentrasi, atau kadang
mereka itu nggak mood, jadi pengetahuan mereka itu
kurang, apa sih bahan-bahannya untuk membuat
rujak buah, nah karena mereka tidak memperhatikan
atau mereka asik sendiri, mereka tidak tau, ya
meskipun mereka melihat, Cuma kan kadang kalau
mereka asik bermain itu mereka jadi tidak
memperhatikan apa yang sedang dikerjakan oleh
dirinya atau teman-temanyya.
Peneliti Bagaimana solusi dari kendala yang terjadi tersebut?
Kalau solusinya dari kendala itu y akita lebih
memberikan pengarahan, memberikan nasihat kepada
anak-anak bahwa apa yang kita lakukan itu sangat
bermanfaat, sangat berguna bagi kita, jadi minta
tolong kepada anak-anak untuk bisa fokus supaya
bisa memperhatikan terkait proyek yang kita lakukan
supaya nanti anak-anak itu juga mengenal terkait
Iana Rosyidatul beberapa proyek yang akan kita lakukan. Misalnya di
Mukarromah, S. Pd kearifan local mengetahui beberapa permainan
tradisional yang ada di zaman dulu, yang mungkin
sekarang sudah tidak ada lagi di zaman mereka. Dan
juga beberapa tata cara yang tema bangunlah jiwa
raganya, yaitu yang kita praktek gosok gigi, supaya
mereka bisa mengetahui bagaimana cara gosok gigi
yang benar.nah jadi untuk solusinya lebih
memberikan nasihat atau pengarahan ke anak-anak
untuk bisa fokus, untuk bisa memahami terkait
beberapa proyek yang akan kita lakukan.
Bagaimana harapan ibu mengenai keterlaksanaannya
Peneliti
projek penguatan profil pelajar pancasila ini?
Terkait harapan dengan adanya P5 ini, anak-anak bisa
kalau dari dilihat dari beberapa tema yang kita pilih
ya anak-anak bisa mengetahui beberapa makanan
tradisional atau pun permainan tradisional yang ada
di Indonesia ini khusunya. Kemudian terkait gaya
hidup berkelanjutan, terkait tema bangunlah jiwa
raganya, anak-anak bisa mengetahui bagaimana cara
hidup sehat, cara gosok gigi yang benar. Ya karena
kemudian juga anak-anak bisa menumbuhkan, nah
kalau dalam pelaksanaan P5 ini kan didalam setiap
proyek itu kan anak-anak bisa mewujudkan beberapa
dimensi yang ada, kayak bertaqwa kepada Tuhan
Iana Rosyidatul Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, gotong
Mukarromah, S. Pd royong, kemudian bernalar kritis kemudia kreatif, nah
dari pelaksanaan P5 ini diharapkan itu anak-anak bisa
menumbuhkan beberapa karakter atau sifat dari
dimensi-dimensi dari yang ada di P5 ini. Misalnya di
dalam tema kearifan local dalam topik permainan
tradisional, itu kan diajarkan kepada mereka untuk
yang proyek satu kan dam-daman, ataupun yang
gobak sodor, nah kalau dalam permainan gobak sodor
in ikan permainannya kelompok, jadi bagaiamana
anak-anak bisa mewujudkan dimensi gotong royong,
dan bagaimana cara anak-anak mengontrol emosinya,
suapay lebih bisa mengahargai temennya, atau
bersabar, atau yang lain. Ya intinya semoga dengan
adanya P5 ini, anak-anak bisa lebih karakternya bisa
lebih terbentuk dari beberapa dimensi yang ada di P5
ini, anak-anak bisa lebih mandiri, dan bisa dewasa
lagi.
4. Transkip wawancara peneliti dengan Wali Kelas 1 B SDS Islam Ulul Albab
Jember
Nama : Indah Suci Utami, S. Pd
Jabatan : Wali Kelas 1 B
Hari, Tanggal : Senin, 20 Februari 2023
Lokasi Penelitian : SDS Islam Ulul Albab Jember
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari

Bagaimana pemahaman ustadzah terkait profil pelajar


Peneliti Pancasila dan bagaiamana peran ustadzah sebagai
wali kelas dalam penerapannya dikelas?
Profil pelajar Pancasila itu kan banyak ya,yang
pertama beriman, bertaqwa Kepada Tuhan Yang
Maha Esa memang sudah diterapkan setiap harinya,
karena kita kan juga pakai kurikulum sendiri di
Lembaga kita, jadi apa Namanya ya sesuai sama trias
cendekia disini, kita mengutamakan esaktanya,
keagamannya dan juga linguistiknya. Jadi fokusnya
kesitu. Dan untuk selama ini, penerapannya P5 nya
sesuai dengan tema-tema yang kita ambil, dari tema-
tema yang kita ambil itu, kita biasanya juga
Indah Suci Utami, S. Pd
menganalisis ini mencakupnya kemana, dari keenam
nilai profil pelajar Pancasila ini mana yang mencakup,
kalua kemarik kan kita dari awal itu ngambil tema
kearifan lokal. Nah kalua kearifan local itu masuk ke
profil pelajar Pancasila yang berkebhinekaan global
masuk, gotong royong masuk, terus mandiri masuk,
bernalar kritis juga masuk. Jadi apa kalua untuk tema-
temanya itu terkait dengan komponen-komponen yang
ada disini itu kita sesuaikan dengan tema yang kita
ambil. Termasuk proyek yang kita suguhkan ke anak-
anak.
Menurut ustadzah perbedaan antara pembelajaran
Peneliti berbasis projek pada intrakulikuler dengan projek
penguatan profil pelajar Pancasila ini bagaimana?
Kalau yang di intrakulikuler kan berarti masuk mapel.
Nah itu sesuai dengan materi yang kita ajarkan,
misalnya matematika. Matematika materinya tentang
jam mungkin ya, dari situ kita mencakup itu aja. Dan
pembelajaran berbasis proyek sama apa ya kemarin
itu, kalau pembelajaran berbasis proyek itu kan kita
membuat kerangka, kita yang membuat kerangkanya,
anak-anak itu yang melakukannya, anak-anak itu
dibebaskan berkembang. Maksudnya itu kita,
misalnya kita mau membuat jam nih, nah itu
modelnya terserah anak-anak. Misal kita materinya
jam, lalu materi yang mencakup tentang jam ini buat
apa ya, anak-anak ini bebas untuk menentukan apa
Indah Suci Utami, S. Pd
yang mereka mau, sekreatif mereka, tapi dengan
pantauan kita. Nah kalau misal perbedaanya di projek
penguatan profil pelajar Pancasila, kalau P5 itu
dimana kita nanti kedepannya, masksudnya anak-anak
diajarkan untuk bisa bermanfaat dikemudian hari
proyeknya itu.jadi kenapa P5 itu kan kayak sekarang
kita jalani itu kan temanya tentang gaya hidup
berkelanjutan, kenapa anak-anak sampai membuat
barang-barang yang seperti keser, kursi, nanti
harapannya anak-anak nanti bisa menerapkan atau
mengembangkan hal itu dikehidupan nyata. Meskipun
misal ini gk ada barangnya, nanti kita ada proyek
Bhineka Tunggal Ika, nah nanti di kelas satu itu kita
akan membuat kayak poster no bullying. Itu kan
sebenarnya, nggak ada barangnya, kalau gaya hidup
berkelanjutan kan ada barangnya, in ikan gk berwujud
tapi ini isinya juga berfaat buat mereka kedepan.
Kayak misal no bullying, itu kita memperkenalkan ke
mereka itu perbuatan bullying iitu nggak baik dengan
membuat poster, tujuannya agar mereka terhindar dari
bullying dan jadi pelaku bullying.
Bagaimana proses perencanaan P5 ini di kelas 1
Peneliti
ustadzah?
Kalau perencanaannya itu biasanya kita itu kumpul
perkelas, ada timnya sendiri-sendiri, tim kelas 1
sampai kelas 4. Jadi kita berkumpul. P5 sendiri itu
sebenarnya namanya ada yang ditanggung sama
walas, tapi kalau pelaksanaannya kita rencanakan
Bersama-sama. Kira-kira yang yang cocok dengan
kelas satu itu apa. Kita juga bukan asal mencetus, tapi
kita juga lihat dibuku panduan, jadi kita browsing-
browsing terkait dengan projek P5 yang ada di modul-
modul yang ada di kemendikbudristek itu.dari situ
Indah Suci Utami, S. Pd
biasanya kita menemukan ide. Ya mungkin apa
Namanya sedikit berbeda tapi setidaknya tujuan kita
sama. Jadi kita diskusikan Bersama, misalnya terkait
dengan A, di topik A temanya ini, subtemanya ini,
terus habis itu kita pikirkan prodak apa yang bisa
dijadikan proyek dari prodak yang sudah kita temukan
kita bagi sesuai dengan langkah-langkahnya. Misalnya
kan itu nggak satu kali pertemuan prodaknya, jadi
untuk satu projek itu kita biasanya, seharusnya itu 3
kali pertemuan, ya kalau kurang kitab bisa ganti
dengan pertemuan lain, tapi dengan catatan proyek
selanjutnya harus diminimalisir dong, jadi kita tetap
fokus menyelasaikan yang belum dulu, jadi nanti kita
lanjut ke proyek selanjutnya. Dan untuk
pelaksanaannya, kan ada beberapa pertemuan, kita
beritahu dulu, sehari sebelum pelaksanaan projek apa
yang perlu siswa bawa untuk projek hari jumat. Dan
secara singkat saja kita sampaikan apa yang mau kita
lakukan mulai dari tema, apa yang mau dibuat. misal
minggu pertama itu pengenalan dulu, pengenalan
terkait dengan apa, limbah itu apa aja, sampah itu apa
aja, dari situ mereka sudah tau sampah yang bisa
dikelola, sampah yang tidak bisa dikelola, setelah tau
tentang sampah, mengenal sampah, kita ajarkan juga,
mulai peduli dengan lingkungan, setelah itu
dipertemuan selanjutnnya baru kita mulai
memperkenalkan prodak yang dari sampah, untuk
menarik mereka bahwasannya sampah itu bisa
dijadikan sesuatu. Mereka tertarik untuk membuat
sesuatu dari barang yag mereka kenal. Jadi yaitu wes
separuh projeknya berjalan, separuh lagi sampai
projeknya selesai.
Peneliti Bagaimana bentuk evaluasinya ustadzah?
Kalau sejauh ini kan untuk P5 nya sendiri kan masih
berjalan ya, jadi untuk kendala-kendalanya masih bisa
diatasi. Untuk evaluasi, sementara ini masih berjalan
Indah Suci Utami, S. Pd sesuai rencana , belum sampai yang harus
diperbaharui gitu. Jadi awal-awal itu karena kita
diawal itu baru mengenal ya, jadi setiap pertemuan,
buat satu projek satu pertemuan, dan seharusnya satu
projek itu berkelanjutan, dan hasil evaluasi sudah
diterapkan di P5 yang semester dua ini.
Bagaimana dengan kendala pelaksanaan P5 ustadzah?
Peneliti
Apakah ada kendala yang muncul?
Kendalanya kalau terlalu lama projeknya, anak-anak
cepat bosen. Karena anak-anak disini itu cenderung
suka yang baru. Mereka itu suka tantangang. Jadi
Indah Suci Utami, S. Pd
kalau misalnya itu-itu aja, mereka itu bossen.
Kendalanya itu, Cuma kalau perihal waktu, bisalah
diatasi.
Peneliti Lalu bagaimana solusi dari kendala tersebut ustadzah?
Nah kalau itu terjadi di projek ini, anak-anak kan
sudah bosen, jadi kita memutuskan untuk ke projek
Indah Suci Utami, S. Pd
selanjutnya, untuk projek yang ini tetap kita lanjutka,
tapi diselingi dengan projek yang baru.
Bagaimana dampak dari pelaksanaan P5 disekolah
Peneliti
dan di siswa?
Kalau di siswa, pas pelaksanaan projek anak-anak
lebih kayak tertib dari pelajaran biasa, karena mereka
fokus sama yang mereka kerjakan. Jadi mereka lebih
tertib jika pembelajaran projek, mereka fokus pada
dirinya jadi nggak kemana-mana. Mereka itu
cenderung suka hal yang seperti menggunting,
Indah Suci Utami, S. Pd menempel, dan lain-lain.
Kalau untuk sekolah sendiri, karena kemarin kan
projeknya tentang sampah ya, jadi kita mengajarkan
jangan buang sampah sembaarangn, jadi ya lumayan,
sekolah itu lebih bersih, karena sampah-sampah itu
kan mereka timbun, mereka ambil buat projeknya
mereka, jadi minim untuk mereka buang sampah
sembarangan. Mungkin hanya sampah-sampah
tertentu aja yang nggak bisa, tapi dari situ kita juga
mengurangi limbah sampah itu.
Mengenai panduan atau modul untuk projek
Peneliti penguatan profil pelajar pancasila ini apa sudah ada ya
ustadzah?
Untuk modul kita belum buat sendiri memang us, jadi
kita belum ada modul. Ya kita cari referensi dari
modul pemerintah itu, Cuma pelaksanaannya tidak
sama, kita sesuaikan dengan kondisi disini. Kita
buatnya panduan yang SOP itu ustadzah, ya
sebenarnya kan untuk modul ini juga nggak ada aturan
Indah Suci Utami, S. Pd
yang paten modul ini harus seperti ini, atau seperti ini,
jadi bias disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
sih us, jadi memang tidak ada aturan bentuk modul
harus seperti apa. Jadi kita kalau panduan itu
cantumkan tema nya apa, bahan dan alatnya yang
diperlukan sama langkah-langkahnya itu bagaimana.
Nama : Indah Suci Utami, S. Pd
Jabatan : Wali Kelas 1 B
Hari, Tanggal : Jumat, 17 Maret 2023
Lokasi Penelitian : SDS Islam Ulul Albab Jember
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari

Bagaimana pelaksanaan projek penguatan profil


Peneliti
pelajar pancasila di kelas 1?
Iya kan diawal kita itu kan mengenalkan sampah, itu
prodak yang sekarang kan juga limbah, jadi kita
mengenalkan diawal kemudian lalu membuat produk-
produk. yang pertama kan limbah tekstil membuat
keset, yang sekarang limbah organik. Kemarin kita itu
lewat video pengenalannyanya, didalam video itu
kana da pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
oleh anak-anak.terus anak-anak sudah faham, kita
sebar anak-anak keluar untuk memilah-milah sampah,
mana sampah organik, sampah organic dikumpulkan
di anak ini, sampah anorganik di anak ini, sampah
Indah Suci Utami, S. Pd campuran dianak ini. Dan sampah-sampah anorganik
itu seperti plastik-plastik itu dikasihkan ke kakak
kelasnya yang buat ecobrik, jadi tidak sekedar
mengumpulkan terus dibuang tapi juga di
distribusikan. Nah untuk sekarang ini sudah masuk
pada proyek yang ke dua yaitu membuat vas bunga
dari limbah kertas, pertemuan pertama kemarin ya
pertama kita sampaikan bahan dan alat yang perlu
dibawa, anak-anak membawa Koran bekas atau kertas
bekas dari rumah, kemudian kita. kemudian kita
sampaikan secara singkat kembali apa yang akan kita
buat Selanjutnya anak-anak secara berkelompok
dengan kelompok yang sudah saya tentukan diawal
projek sebelumnya kelompokknya kan sama itu anak-
anak merobek kertas menjadi kecil-kecil lalu diberi air
sampai mejadi bubur. Pertemuan kedua kemarin ini
kita sudah mulai menempelkan bubur kertas ke wadah
yang menjadi cetakan lalu proses penjemuran. Dan
dipertemuan ketiga ini anak-anak menghias vas bunga
mereka. Sama seperti pertemuan sebelumnya, kita
sampaikan bahan atau alat yang dibutuhkan sehari
sebelumnya, pertemuan kali ini anak-anak membawa
kuas untuk cat sekolah yang menyediakan. Setelah
duduk bersama kelompok, bahan dan alat sudah siap
anak-anak melanjutkan projeknya yaitu memberi
warna vas.
Bagaimana ustadzah dalam merancang alat evaluasi
Peneliti dalam kegiatan projek penguatan profil pelajar
pancasila?
Untuk kesehariannya kan ini projeknya aja ini kan
anak-anak belum selesai tapi sudah harus selesai,
karena projek P5 itu kan tidak sehari langsung jadi,
jadi nanti mungkin kita akan adakan evaluasinya
diakhir projek, di akhir tema, misal apa namanya kan
tema gaya hidup berkelanjutan ini aka ada itunya,
Indah Suci Utami, S. Pd soalnya kan ini juga nanti pastinya dibutuhkan waktu
pengisian rapor, soalnya pengisisan rapor itu kan tidak
hanya dari keaktifannya anak-anak tapi juga dari apa
namanya anak-anak itu rajin masuk atau tidak, kadang
ada beberapa anak-anak yang tiap hari jum’at itu
jarang masuk jadi itu juga bisa pengurangan point
dalam penilaian. Jadi memang untuk evaluasinya kita
belum buat alat evaluasinya seperti tes atau rubrik itu
belum, Jadi kita kan punya dokumentasi ya,
maksudnya setiap kegiatan kita itu kita punya
dokumentasinya, jadi semisal kita sekarang tidak
pegang form kita bisa flashback atau melihat dari
dokumentasi yang sudah kita buat. kalau saya sendiri
karena ini sifatnya bukan skill atau kemampuan
esakya yang berdasarkan kemampua mereka bisa atau
nggak tapi segimana mereka itu bisa berusaha
terutama berusaha untuk bekerja sama dengan teman-
temannya, itu yang perlu diamati, jadi meskipun
karyanya anak-anak misalnya dapat dibilang kurang
bagus atau bagaimana tapi menurut saya hal yang
paling utama dari kegiatan ini prosesnya. Bagaiaman
anak-anak itu belajar sabar, belajar mengalah sama
temannya, jadi saya tidak terlalu melihat hasil tapi
proses yang dialami anak-anak.penilaian P5
berdasarkan pengamatan jadi saya tidak melihat
hasilnya tapi prosesnya anak-anak bekerja sama.
Peneliti Apakah diakhir semester juga membuat rapor projek?
Ya, Jadi awalnya kita itu nggak tau kalau P5 itu ada
rapornya, kalau rapornya P5 itu sendiri, taunya
kemarin pas semester kemarin membuat rapor, jadi
penilaiannya ya berdasarkan dokumentasi-
dokumentasi sebelumnya. Seharusnya memang
Indah Suci Utami, S. Pd
idealnya kita melakukan evaluasi itu di awal itu kita
buat refleksi, tapi mungkin kita bisa mensiasisatinya
itu bisa satu minggu sekali, satu projek sekali,
seharusnya idealnya itu satu pertemuan itu kita ada
refleksi tapi kan kita ngajar itu kendalanya apa aja,
jadi disesuaikan aja yang penting apa yang kita
sampikan itu nyampai ke anak-anak. Nah untuk
sekarang rapornya itu ada aplikasinya sendiri, bukan
rapor yang ini dan kita belum merubah itu, dan belum
disosialisasikan sama operator.
Apa saja dimensi yang ditargetkan dalam setiap tema
di semester dua ini ustadzah?
Jadi untuk dimensi memang belum ada ya di panduan
itu, memang belum buat modul yang benar-benar
modul, ini hanya reng-rengan aja. kita memang di
awal itu kita hanya membahas kita mau membuat
produk apa, lalu nanti dari produk yang kita buat baru
kita hubungkan dengan dimensi profil pelajar
pancasilanya. Jadi kemarin hanya sampai itu
pembahasannya.
Bagaimana ustadzah dalam memnetukan topik
Peneliti
projek?
Pertama ya sesuaikan dengan temanya, yang kedua
sesuai dengan jenjangnya, maksudnyakita nyari
prodak yang terjangkau, jadi meskipun prodaknya itu
sulit tapi anak-anak bisa kita ambil. Kalau inspirasi
bisa dicari dimana saja ya, kayak kemarin kita itu
Indah Suci Utami, S. Pd
browsing-browsing daur ulang itu apa, semisal apa ya
cocok dan bisa dilakukan sama anak-anak. Dan
pengambilan tema itu juga di diskusikan dengan
ustadzah kelas 1 A karena kan kita satu tim ya kelas
1A dan 1B.
5. Transkip wawancara peneliti dengan Wali Kelas IV SDS Islam Ulul Albab
Jember
Nama : Umi Mukaromatul Masruroh, S. Pd
Jabatan : Wali Kelas IV
Hari, Tanggal : Rabu, 22 Februari 2023
Lokasi Penelitian : SDS Islam Ulul Albab Jember
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari

Bagaimana pendapat ustadzah mengenai profil pelajar


Peneliti pancasila dan bagaimana cara ustdzah menerapkannya
di dalam kelas?
Sebenarnya profil pelajar pancasila ini kan lebih ke
penerapan ke anak-anak, belajar nya tentang lingkup
sosial, lebih ke sosial belajarnya. Terus pembelajarnya
itu yang lebih ke,meskipun mengarah ke pendidikan
pancasila, yang lima Pancasila itu, penerapannya itu
menurut saya ke PKNnya itu, cuman kalau ke pelajar
pancasila ini lebih kedalam bentuk projek. Karena
Umi Mukaromatul
memang kepanjangannya projek profil pelajar
Masruroh, S. Pd
pancasila. Dan apa dengan adanya profil pelajar
pancasila ini kan adanya karya, tapi juga ndak semua
melulu ada karya, terkadang ada seninya, apa yang
diambil dan selalu dalam bentuk wujud, tapi dalam
bentuk emosionalnya, kepribadian anak-anak,
yalangsung pembelajarannya itu tidak dari buku, tapi
aktualisasi,penerapannya.
Menurut ustdzah apa yang membedakan antara
pembelajaran berbasis projek di intrakulikuler dengan
Peneliti
pembelajaran berbasis projek di projek penguatan
profil pelajar pancasila?
Umi Mukaromatul Kalau P5 lebih ke karya menurut saya, tapi kalau
Masruroh, S. Pd dimateri nggak semua karya, lebih banyak
kepercobaannya. Jadi kalau dimateri kan gak harus
mereka apa ya, setelah materi ini kan mereka lebih
kepemahamannya, tapi kalau di profil pelajar pancasila
lebih ke dua, menurut saya ada dua,selain
kepemahaman juga karya mereka, kreatifitasnya
mereka.
Bagaimana proses perencanaan projek penguatan
Peneliti
profil pelajar pancasila
Ya sebenarnya tidak jauh beda degan pembelajaran
mapel ya, ya kan ada RPP nya juga sebenarnya. Ya di
P5 juga ada rancangannya, RPPnya, langkah-
langkahnya, apa ada bahannya, sama kayak mengajar.
Cuma perbedaannya di P5, kita itu tidak banyak
menjelaskan cuma langsung mempraktikkan ke anak-
anak. Kalau dimateri mapel kita kan masih
memberikan materi asal usulnya dulu. Kalau di P5 kan
kita langsung diprakteknyajadi langsung semisal
contohnya di bhineka tunggal ika temanya, bagaimana
Umi Mukaromatul
tema bhineka tunggal ika, jadi kan luas itu kan bhineka
Masruroh, S. Pd
tunggal ika, mereka bisa membuat apa dari tema itu
gitu, apa yang dapat diambil dari tema bhineka tunggal
ika temanya, jadi yang dipersiapkan itu apa, proyeknya
apa, terus langkah-langkahnya untuk membuat proyek
itu apa. Tentu untuk menentukan proyek apa yang
akan dibuat, sebelumnya saya mencari referensi dari
tema itu. Kira-kira apa yang pasa dengan tema itu, jadi
dari referensi itu kita tau mau buat apa. Semisal kita
mau buat wadahnya tisu, berarti butuh alat apa aja, nah
terus alat, lalu langkah-langkah membuatnya, jadi
yang pertama kita tuju proyek apanya dulu, karya apa
yang mau dibuat, ndak harus berbentuk produk sih,
kadang tema bhineka tunggal ika, ada yang
menampilkan peentas seni, dalam pentas seni kan ada
menari, menyanyi, nah itu kan masuk juga dalam P5,
ada juga yang pakai seperti itu, jadi dalam satu kelas
itu anak-anak diajari menari juga menari, jadi nggak
harus bentuknya prodak, tapi juga bisa dalam bentuk
skill,apa saja yang dibutuhkan ketika menari, misal
alat-alatnya, langkah-langkahnya apa dulu, seperti itu
sih.
Bagaiamana proses pelaksanaan kegiatan projek
Peneliti penguatan profil pelajar pancasila? Apa saja langkah-
langkahnya?. Itu sih.
Jadi untuk pelaksanaannya, sebelumnya kita
memberitahu dulu, satu minggu sebelumnya atau satu
hari sebelumnya kita memberitahu ke anak-anak kalau
minggu besok atau jumat besok kita akan mengadakan
P5 dengan tema bhineka tunggal ika. Nah apa itu
bhineka tunggal ika? Itu kita jelaskan sedikit pada
anak-anak dan kita sampaikan terkait alat atau bahan
Umi Mukaromatul yang perlu mereka siapkan dari rumah, seperti untuk
Masruroh, S. Pd ecobrik anak-anak memabawa sampah plastik dari
rumah, botol aqua, kardus untuk membuat wadah,
sedotan dll. Kemudian untuk penjelasannya kita
sampaikan secara singkat us Seperti misal perbedaan
agama, keragaman budaya, nah gimana sih kita bisa
memberitahukan keragaman budaya pada anak-anak,
dikelas saya itu kita akan membuat proyek tempat
agama di Indonesia. Nah di Indonesia itu ada berapa
agama sih? Lalu anak-anak semisal menjawab ada
lima usatdzah, islam, Kristen, budha, dan lain-lain.
Nah itu lah yang dinamakan keberagaman budaya
bhineka tunggal ika dari Indonesia. Berbeda-beda
tetapi tetap satu di Indonesia. Itu jadi dari tema itu kita
membuat rumah ibadah dari kelima agama tersebut.
Kalau ke anak-anak itu dalam sistem P5 itu kita
memang tidak banyak menjelaskan ustadzah. Memang
sedikit memberikan pengantar, buat apa sih ustadzah?
Temanya ini tentang apa ustadzah? Terus kenapa kok
buat ini? Kok bisa ini buatnya? Nah itu sedikit
menjelaskan ustadzah, tidak terlalu detail karena anak-
anak kalau dijelaskan secara detail secara teoritis
mereka tidak terlalu paham, karena bahasanya terlalu
tinggi, untuk anak SD jika kita menjelaskan terlalu
panjang lebar mereka nggak akan masuk. Jadi
langsung tujuannya aja dan langsung praktek. Jadi
nggak banyak memberikan materi.
Nah kalau pelaksanaannya itu ya ustadzah, langkah-
langkahnya kita kadang kalau sudah pelaksanaan itu
nggak melihat rancangan ya ustadzah, kadang melihat
kondisi. Nah ternyata perencanaannya seperti ini, oh
tempatnya kurang memadai, kurang kondusif jadi kita
juga mencari opsi lain, ketika kita tidak bisa itu, yang
penting proyek yang kita tuju, atua kegiatan yang kita
akan laksanakan itu tercapai disana. Pelaksanaannya
itu entah tidak sama dengan perencanaan, itu menurut
saya gpp, asalkan apa namanya bahan-bahannya,
karya dan yang didapat itu pemahamannya dan
hasinya itu ada.
Peneliti Bagaimana bentuk evaluasi dari kegiatan projek
penguatanm profil pelajar Pancasila?
Kalau di P5 itu kan sebenarnya ada kayak
kemampuannya anak-anak itu yang sudah dipelajari
itu sampai mana.., rubriknya bagaimana, jadi guru
menilai bagaimana kreativitasnya anak-anak itu dinilai
Umi Mukaromatul dari itu. Untuk rapor P5 juga kita mengikuti dari
Masruroh, S. Pd pemerintah, rapor P5 kan berbeda dengan rapor mapel,
itu ada, nah penialaiannya itu tidak berupa angka tetapi
berupa predikat, tapi nggak ABC, penilaiannya itu
berkembang, sudah berkembang, sangat berkembang,
seperti itu. Jadi penilaiannya itu tidak berupa angka.
Peneliti Bagaimana kendala dari implementasi projek ini?
Kendalanya itu karena memang P5 itu berupa projek
nggeh ustadzah, nah menurut saya waktu itu yang
terkendala. Karena ketika kita membuat karya itu kan
nggak hanya satu pertemuan, terkadang memakan
banyak pertemuan. kadang semisal karyanya agak
susah itu butuh beberapa pertemuan untuk karyanya
itu selesai, nah terkadang kita juga mengejar itu.
Karena waktunya sedikit dan karyanya tidak bisa jadi
Umi Mukaromatul secara cepat, jadinya, akhirnya saya juga memotong
Masruroh, S. Pd waktu karya yang lain. Missal dalam satu semester itu
ada enam karya yang harus kita pelajari atau kita buat
dari beberapa tema missal, karena memang waktu dari
satu tema itu memakan waktu banyak, jadi karya yang
ini tidak usah, karena karya yang ini sudah memakan
waktu yang banyak. Apalagi kalau disini, setiap jum’at
kan sebenarnya P5 itu kan setiap jumat, tapi kadang
hari jumat itu dibuat untuk hari-hari besar. Kayak Isra’
Mi’raj, Maulid, jadi terpotong itu juga. Secara
pembelajaran menurut saya biasa aja, karena anak-
naka lebih seru P5 nya karena nggak ada materi, jadi
langsung mengerjakan. Ya memang terkadang bosan
tapi lebih bosan waktu pembelajaran biasa yang
monoton, kalau P5 kan nggak monoton. Cuman kalau
karya nya itu agak susah, kendalanya di medianya itu
ustadzah, medianya itu kayak kurang gitu ustadzah,
seperti ecobreak ini, ini kan membutuhkan waktu yang
banyak sekali dan bahannya ini kan dari anak-anak
juga kan, dan pembuatannya itu hanya bisa dikerjakan
di hari jumat. Karena memang waktunya tidak banyak
jadi karyanya yang jadi hanya sedikit.
Peneliti Bagaimana dampak dari kendala tersebut?
Mungkin pencapaian dari apa yang mereka pelajari,
nah semisal membuat makanan, makanan-makanan
tradisional tapi ya itu ustadzah, mereka bisa tapi ya itu
Umi Mukaromatul memang agak repot ya, karena P5 itu memakan
Masruroh, S. Pd tenaga, jadi pasti gurunya yang repot dan terkadang
hasilnya itu memang nggak sempurnya kadang ada
juga yang gagal. Pernah buat es krim gagal, jadi ya
dimakan aja sama anak-anak. Apa air es sama susu.
Peneliti Bagaimana solusi dari kendala yang ada?
Kalau sejauh ini selain memotong projek lain tidak ada
sih ustadzah, cukup tenaga itu sih. Memang kita harus
pinter cari projek yang lebih mudah, tapi projek mudah
Umi Mukaromatul hasilnya kurang bagus. Cuma mengorbankan waktu
Masruroh, S. Pd mana yang perlu dipilih projek yang bagus mana, yang
tidak memakan waktu lama mana, yang sekiranya ini
jadi. Karena kemarin kita kan piker kayaknya ini
gampang deh, ternyata nggak segampang itu, ternyata
gagal. Ya sudah gak pa pa karena kan percobaan ya.
Ya kalau dikerjakan sendiri mungkin selesai ya, tapi
ini kan bareng-bareng, riweh jadinya.
Peneliti Bagaimana dampak dari pelaksanaan P5 di sekolah?
Saya setuju sih dengan adanya P5 ini, karena dengan
adanya P5 ini kreativitasnya anak-anak ini terbentuk.
Ya meskipun terkadang ada anak-anak yang nggak
terlalu suka dengan yang kurang telaten, tapi dengan
adanya P5 anak-anak lebih asik belajarnya. Ada
hasilnya juga, terlihat gitu hasilnya. Cuma ya itu, kalau
seminggu hanya satu kali ya memang kurang efektif,
waktunya kurang, tapi kalau semisal satu semester
temanya yang harus di pelajari hanya satu tema, enak
itu. Nggak terlalu ngebut, materi ini harus tercapai, ini
Umi Mukaromatul
harus tercapai. Tapi sebenarnya kalau di kurikulum
Masruroh, S. Pd
merdeka tidak membebankan berapa tema yang harus
diambil. Semisal dari pemerintah ada enak, yang
dipakai hanya empat nggak pa pa. Cuma tetep karena
ini baru pertama ya kendala-kendalnya ya masih
banyak. Kita kan masih mencoba, yang bagus yang
mana, mungkin di tahun berikutnya oh ini nggak bagus
pakai karya kang lain jadi ada pembanding. Kalau
sekarang kita kan nyoba-nyoba masih belum tau
karya-karya yang sekiranya di anak dapat dan ada
hasilnya. Itu sih.
Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah apakah
Peneliti
mendukung kegiatan projek?
Kalau sarana dan prasarana dari P5 itu kan sebenarnya
Umi Mukaromatul
kebanyakan dari anak-anak yang membawa kan,
Masruroh, S. Pd
mungkin dari sekolah itu membantu membeli alat-alat
yang missal kecil-kecil. Missal lem, kurang solasi,
kurang cat, itu kalau hanya alat yang kecil-kecil masih
bisa ditanggulangi. Kita disini itu lebih ke lokasi,
karena kegiatan P5 ini dilakukan dalam satu waktu dan
berbarengan, jadi kita harus bergantian. Missal kita
mau menggunakan lapangan, nah kelas lain kan nggak
bisa memakai lapangan. Itu jadi harus gentian.
Makanya kegiatan P5 ini harus kita sosialisasikan ke
semua kelas, kita di minggu ini pakai lapangan berarti
di minggu selanjutnya nggak boleh makai lagi, karena
bergantian, nggak enaknya itu, padahal mungkin kita
kan butuhnya pakai lapangan terus, karena memang
karyanya diluar, tapi nggak bisa, ya itu terkendalanya
di lokasi.
Nama : Umi Mukaromatul Masruroh, S. Pd
Jabatan : Wali Kelas IV
Hari, Tanggal : Jumat, 17 Maret 2023
Lokasi Penelitian : SDS Islam Ulul Albab Jember
Peneliti : Lutvi Ayu Wulandari

Apakah ustadzah juga membuat alat evaluasi untuk


Peneliti
projek ini us?
Untuk itu saya belum buat, jadi memang untuk rubrik
sebagai alat evaluasi kita belum buat, jadi ya untuk
menilai itu kita kan melalui pengamatan, dan kan kita
Umi Mukaromatul juga punya dokumentasi-dokumentasi selama
Masruroh, S. Pd kegiatan kita lihat kita manfaatkan itu. Jadi waktu
memberikan nilai nanti di rapor itu kita pasti nggak
mungkin ingat semua jadi kita buka lagi video dan
foto selama kegiatan.
Lampiran 14 Denah
Lampiran 15 Biodata Penulis

Nama : Lutvi Ayu Wulandari

NIM : T20194127

Tempat/ Tanggal Lahir : Jember, 02 Mei 1999

Alamat : Dsn. Krajan Ds. Menampu Kec. Gumukmas Jember

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Riwayat Pendidikan :

1. S1- UIN KH. Achmad Siddiq Jember (2019 – 2023)


2. SMK PGRI 05 Jember (2014 – 2017)
3. SMP Islam Gumukmas (2011 – 2014)
4. MI. Miftahul Ulum 1 Menampu (2005 – 2011)

Pengalaman Organisasi :
1. Pramuka SMK PGRI 05 Jember
2. ICIS UIN KHAS Jember
3. HMPS PGMI UIN KHAS Jember
4. Masyarakat Relawan Indonesia (MRI Jember)
5. Senyum Anak Nusantara (SAN Jember)

Anda mungkin juga menyukai