Anda di halaman 1dari 127

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN MINAT BELAJAR


PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MA
SAINS ROUDLOTUL QUR’AN

SKRIPSI

Oleh :
MUHAMAD YASIN
NIM : 011810062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2022
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN MINAT BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MA
SAINS ROUDLOTUL QUR’AN

Diajukan Kepada
Universitas Islam Lamongan
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Melanjutkan Penyusunan Skripsi
Program Sarjana Strata Satu Pendidikan Agama Islam

Oleh :
MUHAMAD YASIN
NIM : 011810062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama : Muhamad Yasin

NIM : 011810062

Fakultas/Prodi : Fakultas Agama Islam/Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Dalam

Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata

Pelajaran Fiqih Di MA Sains Roudlotul Qur’an

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan

adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali pada bagian bagian-bagian yang

dirujuk sumbernya.

Lamongan, 08 Juni 2022


Saya yang menyatakan,

Muhamad Yasin

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual

Dalam Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih Di

MA Sains Roudlotul Qur’an” yang ditulis oleh Muhamad Yasin ini telah diperiksa

dan disetujui untuk disidangkan.

Lamongan, 08 Juni 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag., M.Pd Dr. Ahmad Hanif Fahruddin, S.Pd.I., MA.
NIDN. 0705017606 NIDN. 0729058803

iii
PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh Muhamad Yasin ini telah dipertahankan di depan
sidang Majelis Munaqasah Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan, hari Rabu tanggal 06 Juli
2022. dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program
sarjana strata satu Pendidikan Agama Islam.

Majelis Munaqasyah Skripsi:

Ketua Sekretaris

Siti Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag., M.Pd Dr. Ahmad Hanif Fahruddin, S.Pd, MA.
NIDN. 0705017606 NIDN. 0729058803

Penguji I Penguji II

M. Zainuddin Alanshari, S.HI., M.HI.,M.Pd Dr. Dwi Aprilianto, Lc., M.HI


NIDN. 0712088801 NIDN. 0712048703

Lamongan, 06 Juli 2022

Mengetahui, Mengesahkan,
Dekan Fakultas Agama Islam Kaprodi Pendidikan Agama Islam

Victor Imaduddin Ahmad, S.Th.I., M.Ag Siti Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag., M.Pd
NIDN. 0723068104 NIDN. 0705017606

iv
MOTTO

Ilmu bukanlah teori yang anda hafal, namun yang bermanfaat (diamalkan) dalam

kehidupan anda. (Imam Syafi’i)

v
PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah Tuhan pemilik alam semesta, puji syukur kepada-

Mu yaa Robb yang telah memberi kekuatan, semangat, dan kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya haturkan rasa

syukur dan banyak terima kasih saya kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmat-Nya yang tiada batas sehingga

saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan tak lupa juga Rasulullah

Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan terbaik bagi saya.

2. Kedua orang tua saya tercinta bapak Sukiyan dan ibu Djuminah yang telah

senantiasa mendo’akan di setiap langkah saya dalam mencari ilmu sampai

sejauh ini, serta selalu mendampingi, menasehati, memotivasi, dan berusaha

keras untuk saya. Terima kasih sebanyak-banyaknya tanpa kalian saya tidak

bisa mencapai proses sampai sejauh ini, semoga dengan langkah ini bisa

menjadikan impian kalian berdua terwujud dan kedepannya lebih ditata oleh

Allah dengan sebaik-baik penataan.

3. Teruntuk kakakku kang Yas, Mas Momo, dan Mbak Lik terimakasih atas do’a

dan support yang telah diberikan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan tepat

waktu.

4. Keluarga besar Panti Asuha Wachid Hasyim Lamongan, terkhusus untuk Abah

Wahib yang setiap hari tanpa lelah tanpa henti selalu memberikan siraman

rohani kepada saya dengan tujuan supaya kelak saya bisa berguna bagi

masyarakat dan orang banyak, terucap jazakumullah khairan katsiran kepada

vi
Abah Fanani, Bu Uswatun, Bu Is, Bu Khusniyah, Bu Nung, Bu Dzul, karena

telah memberikan kesempatan bagi saya untuk menimba ilmu di UNISLA dan

dibiayai mulai dari pertama masuk hingga lulus.

5. Rektor (H. Bambang Eko, SH., SpN., M.Hum) dan wakil rektor I (Dr. H.

Zulkifli Lubis, ST., MT), wakil rektor II (Dr. Abdul Ghofur, S.E., M.Si), wakil

rektor III (Ir. Hj. Nuril Badriyah, MM)

6. Bapak Dekan Fakultas Agama Islam (Victor Imaduddin Ahmad, S.Th.I.,

M.Ag)

7. Kaprodi Pendidikan Agama Islam (Siti Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag., M.Pd)

8. Dosen pembimbing skripsi, ibu Siti Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag., M.Pd dan

Bapak Dr. Ahmad Hanif Fahruddin S.Pd.I,. MA. Terima kasih atas bimbingan

dan kesabarannya dalam memberikan bantuan penyelesaian skripsi ini. Semoga

beliau selalu dalam lindungan-Nya dan di balas sebaik-baik balasan kebaikan.

9. Bapak Ibu Dosen dan segenap pengelola Fakultas Agama Islam Universitas

Islam Lamongan, yang telah mendidik, membimbing, dan memberikan banyak

ilmu serta pengalaman yang sangat bermanfaat di dalam kehidupan saya.

10. Kepala Sekolah, Guru, serta Karyawan MA Sains Roudlotul Qur’an yang telah

memberikan izin kepada saya untuk melaksanakan penelitian disana, dan

terkhusus untuk Ibu kepala sekolah di MA Sains Roudlotul Qur’an yakni ibu

Ratna Nurdiana M. Pd karena beliau telah mengarahkan dan membimbing saya

dalam penyelesaian skripsi ini dan juga tanpa lelah beliau selalu mengingatkan

saya “Nak skripsi nak dicandak”, “Yasin, skripsi sampai mana?” “Yasin,

skripsi”

vii
11. Semua teman-temanku angkatan 2018 Universitas Islam Lamongan. Para

pejuang skripsi Khususnya PAI B, yang telah memberikan kami ruangan

berbagi canda, tawa, duka, bahagia bersama yang telah kita lalui selama 4

tahun.

viii
ABSTRACT

Muhamad Yasin. 2022. "Implementation of Contextual Learning Models in


Increasing Students' Interest in Learning in Fiqh Subjects at MA Sains
Roudlotul Qur'an". Skripsi. Lamongan Islamic University

This study entitled Implementation of Contextual Learning Models in Increasing


Students' Interest in Learning in Fiqh Subjects at MA Sains Roudlotul Qur'an
using a qualitative type of research using case study research and approaches in
the form of observation, interviews, and documentation, the purpose of this study
was to determine planning contextual learning models in fiqh subjects, to
determine the implementation of contextual learning models in fiqh subjects, and
to determine the evaluation of contextual learning models in fiqh subjects.
Academic Year 2022/2023. The results of this study, the first is the planning of a
contextual learning model carried out by fiqh teachers is to make a learning
implementation plan (RPP) and provide a problem, in its implementation the fiqh
teacher performs three stages, namely opening, core, and closing activities,
evaluation carried out by the teacher fiqh, namely looking at indicators of learning
interest including feelings of pleasure, student involvement, student interest, and
student attention.

Keywords: Contextual Learning Model, Interest in Learning, Fiqh Subjects

ix
ABSTRAK
Muhamad Yasin. 2022. “Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual
Dalam Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih
di MA Sains Roudlotul Qur’an”. Skripsi. Universitas Islam Lamongan

Penelitian ini berjudul Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Dalam


Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih di MA Sains
Roudlotul Qur’an menggunakan jenis penelitian kualitatif menggunakan jenis
penelitian studi kasus serta pendekatan berupa observasi, wawancara, dan
dakumentasi, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan
model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih, untuk mengetahui
pelaksanaan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih, dan untuk
mengetahui evaluasi model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih.
Tahun Pelajaran 2022/2023. Hasil dari penelitian ini, yang pertama adalah
perencanaan model pembelajaran kontekstual yang dilakukan guru fiqih adalah
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menyediakan sebuah
permasalahan, dalam pelaksanaannya guru fiqih melakukan tiga tahapan yaitu
kegiatan pembukaan, inti, dan penutup, evaluasi yang dilakukan oleh guru fiqih
yaitu melihat pada indikator minat belajar diantaranya perasaan senang,
keterlibatan peserta didik, ketertarikan peserta didik, dan perhatian peserta didik.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kontekstual, Minat Belajar, Mata Pelajaran


Fiqih

x
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt yang telah

melimpahkan segala nikmatnya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi

Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya serta seluruh pengikutnya. Penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran

Kontekstual Dalam Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran

Fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an” dengan lancar dan tepat waktu sebagai

salah satu persyaratan akademik untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas

kesempatan, bimbingan dan dorongan serta bantuan baik moril maupun materil

kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada Rektor, Dekan, Kaprodi, Dosen Wali, Tenaga Pendidik dan

Kependidikan, serta pihak-pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu

persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Secara khusus penulis sampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada

ibu Siti Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag., M.Pd dan Bapak Dr. Ahmad Hanif

Fahruddin S.Pd.I,. MA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik dan benar.

Buat Bapak dan Ibu saya sampaikan terima kasih telah memberi

semangat dan doa yang terus mengalir buat saya agar saya bisa menyelesaikan

xi
penelitin ini dengan baik dan bisa bermanfaat untuk kedepannya bagi semuanya,

semoga mereka selalu dalam naungan Rahmat Allah Swt. Aamiin.

Teruntuk pengurus Panti Asuhan Wachid Hasyim Lamongan karena

telah memberikan ruang kepada saya untuk menimba ilmu di Universitas Islam

Lamongan, dan yang terakhir penulis ucapkan terimakasih kepada kepala sekolah

MA Sains Roudlotul Qur’an Ibu Ratna Nurdiana, M.Pd karena telah memberikan

kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di MA Sains Roudlotul

Qur’an.

Lamongan, 08 Juni 2022

Penulis

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xvii
TRANSLITERASI.......................................................................................... xviii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian ................................................................... 1
B. Batasan Penelitian .................................................................... 7
C. Fokus Penelitian ....................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
F. Definisi Istilah .......................................................................... 10
G. Sistematika Pembahasan .......................................................... 12
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................. 14
1. Model Pembelajaran Kontekstual....................................... 14
2. Minat Belajar....................................................................... 19

B. Kajian Pustaka........................................................................... 27
C. Kerangka Konseptual................................................................ 33

xiii
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis dan pendekatan penelitian ............................................... 34
B. Subyek Penelitian ..................................................................... 36
C. Sumber dan Jenis Data ............................................................. 37
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38
E. Teknik Analisis Data ................................................................ 42
F. Uji Keabsahan Data.................................................................. 44
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian .......................................... 48
1. Profil Sekolah...................................................................... 48
2. Sejarah Sekolah................................................................... 48
3. Visi Misi ............................................................................. 49
4. Keunggulan ........................................................................ 50
5. Struktur Organisasi ............................................................ 51
6. Data Guru ........................................................................... 53
B. Paparan Data............................................................................. 54
1. Perencanaan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata
Pelajaran di MA Sains Roudlotul Qur'an............................ 54
2. Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Dalam
Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Fiqih di MA Sains Roudlotul Qur'an.................................. 58
3. Evaluasi Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran
Fiqih di MA Sains Roudlotul Qur'an.................................. 67
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis dan Pembahasan.......................................................... 70
1. Perencanaan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata
Pelajaran di MA Sains Roudlotul Qur'an............................ 70
2. Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Dalam
Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Fiqih di MA Sains Roudlotul Qur'an.................................. 72

xiv
3. Evaluasi Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran
Fiqih di MA Sains Roudlotul Qur'an.................................. 77
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 87
B. Saran-saran................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 90
LAMPIRAN .................................................................................................... 93

xv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul hlm


2.1 Kajian Pustaka 33
4.1 Struktur Organisasi 52
4.2 Data Guru 53
5.1 Analisis dan Pembahasan 80

xvi
DAFTAR GAMBAR

Nomo Judul hlm


r
2.1 Kerangka Konseptual 33

xvii
TRANSLITERASI

Di dalam naskah skripsi ini mungkin dijumpai nama dan istilah teknis

(technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin.

Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai

berikut:

A. Konsonan
No Arab Indonesia Arab Indonesia
1 ‫ا‬ ‘ ‫ط‬ ṭ
2 ‫ب‬ B ‫ظ‬ ẓ
3 ‫ت‬ T ‫ع‬ ‘
4 ‫ث‬ Th ‫غ‬ gh
5 ‫ج‬ J ‫ف‬ f
6 ‫ح‬ ḥ ‫ق‬ q
7 ‫خ‬ Kh ‫ك‬ k
8 ‫د‬ D ‫ل‬ l
9 ‫ذ‬ Dh ‫م‬ m
10 ‫ر‬ R ‫ن‬ n
11 ‫ز‬ Z ‫و‬ w
12 ‫س‬ S ‫ه‬ h
13 ‫ش‬ Sh ‫ء‬ ‘
14 ‫ص‬ ṣ ‫ي‬ Y
15 ‫ض‬ ḍ
Sumber:
Kate L. Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertatitions
(Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987)

B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong)
Tanda dan Huruf Arab Nama Indonesia

‫ـَــ‬ fath}ah A

xviii
‫ـِــ‬ Kasrah I
‫ـُــ‬ d}amah U
Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika

hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat

sukun. Contoh: iqtidā’ (‫)اقتضاء‬

2. Vokal Rangkap (diftong)


Tanda dan
Nama Indonesia Ket.
Huruf Arab

‫َـــْي‬ Fathah dan ya’ Ay a dan y


Fathah dan
‫َــــْو‬ Aw a dan w
wawu
Contoh : bayna (‫)بين‬
: mawd}ū’ (‫)موضوع‬

3. Vokal Panjang (mad)


Tanda dan
Nama Indonesia Ket.
Huruf Arab
a dan garis
‫َـــا‬ fath}ah dan alif Ā/ā
di atas
i dan garis
‫ِـــي‬ kasrah dan ya’ Ī/ī
di atas
d}amah dan u dan garis
‫ُـــو‬ Ū/ū
wawu di atas
Contoh : al-jamā’ah (‫)الجماعة‬
: takhyi>r (‫)تخيير‬
: yadūru (‫)يدور‬

C. Ta’ Marbut}ah
Transliterasi untuk tā’ marbūt}ah ada dua:

1. Jika hidup (menjadi mud{a>f) transliterasinya adalah t.

2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.

Contoh : shari’at al-Islām (‫)شريعة االسالم‬

xix
: shari’ah islāmiyah (‫إسالمية (شريعة‬

D. Penulisan Huruf Kapital


Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau

kalimat yang ditulis dengan transliterasi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan

penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama

diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan huruf bes

xx
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat Bangsa dan Negara.1

Secara sederhana, pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di dalam

masyarakat dan kebudayaannya. Bagaimanapun sederhananya peradaban

suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses

pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan bahwa secara historis pendidikan

telah ada sepanjang peradaban umat manusia

Dalam bahasa Yunani pendidikan disebut pedagogic, yaitu ilmu untuk

menggali, menuntun, dan tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa

sejak lahir. Dalam kamus Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata

dasar “didik” atau “mendidik”, yaitu mengajarkan, memberi latihan dan

memelihara akhlak dan kecerdasan pikiran. Secara psikologis, pendidikan

pada hakekatnya adalah proses memanusiakan manusia. Oleh karena itu,

pendidikan harus dilakukan oleh manusia, di lingkungan manusia, dilakukan

secara manusiawi, materi yang diajarkan memiliki nilai kemanusiaan, tujuan

1
Abdul Aziz, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mukti Karya Kecamatan Panca Jaya Kabupaten
Mesuji,” Terampil Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, no. 2 (Juni 2015): 1.

1
2

pendidikan harus ditujukan untuk membentuk manusia yang

berperikemanusiaan.0

Dengan demikian, jelas bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan

dalam upaya memajukan bangsa, terjadi suatu proses pendidikan atau proses

belajar yang akan memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi

seseorang, masyarakat, maupun negara, sebagai penyebab

perkembangannya.0

Pendidikan Islam merupakan proses bimbingan (pimpinan, tuntunan)

oleh subjek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan,

intuisi dan sebagainya) dan raga objek didik dengan bahan-bahan materi

tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat

perlengkapan yang ada ke arah tercapainya pribadi tertentu disertai evaluasi

sesuai dengan ajaran Islam.0

Dalam pendidikan Islam, tentu saja dikenal juga istilah kurikulum,

apalagi jika sistem pendidikan yang digunakan merupakan pendidikan formal,

non-formal pun sama. Dalam arti, setiap proses pendidikan yang dilakukan

akan memiliki tujuan yang ingin dicapai, memiliki isi pelajaran yang akan

diberikan, terdapat metode atau cara untuk menyampaikan materi, juga ada

evaluasi yang digunakan.

0
A. Yunus dan E. Kosmajadi, Filsafat Pendidikan Islam (Majalengka: Unit Penerbitan Universitas
Majalengka, 2015), 75-76, https://b-ok.global/book/6068958/08fd5b (diakses pada 9 November
2021).
0
Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan (Jakarta, 2017), 19-20.
0
Titin Nur Hamidah, “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Sebagai Strategi Peningkatan
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di MTsN 1 Lamongan” (Skripsi-Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020).
3

Karakteristik kurikulum sebagai program pendidikan Islam, tidak

hanya menempatkan peserta didik sebagai objek pendidikan, melainkan juga

sebagai subjek didik yang sedang mengembangkan diri menuju kedewasaan

sesuai dengan konsepsi Islam. Oleh karena itu, kurikulum tidak bermakna

apapun apabila tidak dilaksanakan dalam suatu situasi dan kondisi dimana

akan terjadi interaksi educative yang timbal balik antara pendidik dan peserta

didik. Dengan kata lain, penerapan kurikulum perlu juga mempertimbangkan

lingkungan yang sesuai.0

Pelajaran fiqih yaitu sebuah bidang studi/mata pelajaran yang

diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina

siswa untuk mengetahui, memahami dan menghayati hukum Islam untuk

dapat diamalkan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari- hari.0

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran,

tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

pengelolaan kelas.0 Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.0

0
A. Yunus dan E. Kosmajadi, Filsafat Pendidikan Islam, 156-157.
0
Pera Purwati, “Pengaruh Penerapan Metode Drill/Latihan Terhadap Minat Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Fiqih,” Jurnal Pendidikan Universitas Garut, no. 01 (2010): 51.
0
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strtegi dan Implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), h. 51.
0
Ibid., 54.
4

Rendahnya hasil belajar siswa yang disebabkan oleh belum

dikondisikannya aspek pendukung pembelajaran secara maksimal, misalnya

pembelajaran yang sifatnya monoton. Model pembelajaran konvensional

yang diterapkan guru selama ini, tidak mungkin siswa dapat mengembangkan

kreativitas dan kemampuanya seperti pada model pembelajaran kontekstual.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran yang konvensional, kurang

mengembangkan aspek sosial (belajar bersama) tidak terciptanya suasana

pembelajaran yang mengakomodasi timbulnya berbagai masalah,

pembelajaran yang kurang mengembangkan serta membangkitkan minat

belajar siswa, alur pembelajaran kurang dapat meminat siswa. 0 Maka dari itu

dibutuhkanlah sebuah metode yang dimana dengan metode tersebut siswa

menjadi lebih tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru yakni

menggunakan metode pembelajaran kontekstual.

Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang memungkinkan

peserta didik menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahun dan

keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan kehidupan

baik disekolah maupun diluar sekolah.0

Dengan konsep ini, hasil pembelajaran yang diharapkan adalah siswa

dapat memberikan makna dari pembelajaran yang di lakukan untuk

kehidupannya sehari-hari. Proses pembelajaran tidak berupa transfer

pengetahuan melalui guru ke siswa, tetapi lebih kepada bekerja dan

0
Ni Made Suartini, dkk, “Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Lingkungan Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri 5 Bunuta,”
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 5 (2015): 4.
0
Erik Santoso, “Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Matematika Siswa Sekolah Dasar,” no. 1 (Januari 2017): 20.
5

mengalami. Proses ini akan berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan

siswa. Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme

dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip

pembelajar.0

Dalam penerapan model pembelajaran kontekstual, guru memiliki

tugas untuk membantu siswa mencapai tujuannya. Tugas guru mengelola

kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu

yang baru bagi anggota kelas (siswa) serta membantu siswa agar

kompetensinya muncul dan dikembangkan semaksimal mungkin. Sebelum

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual, guru harus membuat desain atau skenario pembelajaran sebagai

pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya.

Dengan demikian, minat belajar siswa akan meningkat ketika berlangsungnya

proses belajar mengajar.0

Pada saat ini model pembelajaran kontekstual banyak digunakan di

berbagai sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah

atas, hal tersebut dikarenakan metode pembelajaran kontekstual dapat

membantu siswa untuk memahami pelajaran dengan mudah dan cepat. MA

Sains Roudlotul Qur’an merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

setara dengan Sekolah Menengah Akhir (SMA) yang memiliki keunggulan di

bidang Agama dan Sains. Lingkungan MA Sains Roudlotul Qur’an yang

0
Emi Ramdani, “ Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Penguatan
Pendidikan Karakter,” no.1 (2018): 4.
0
Titin Nur Hamidah, “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Sebagai Strategi Peningkatan
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di MTSN 1 Lamongan” (Skripsi-Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020).
6

berada di lingkungan pondok pesantren menjadi daya dukung yang positif di

bidang akhlakul karimah.0

MA Sains Roudlotul Qur’an mendapat respon positif dari masyarakat

khususnya para wali murid, hal tersebut dikarenakan para asatidz telah

menjadikan anak-anak mereka lebih paham ilmu agama sehingga dapat

diaplikasikan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu faktor yang

menyebabkan mata pelajaran agama mudah dipahami oleh peserta didik,

yakni asatidz yang mengampu mata pelajaran agama menggunakan berbagai

macam model pembelajaran, diantaranya adalah model pembelajaran

kontekstual, hal tersebut terlihat saat guru mata pelajaran fiqih di MA Sains

Roudlotul Qur’an menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam

penyampaian materinya dimana minat belajar siswa semakin meningkat.

MA Sains Roudlotul Qur’an merupakan sekolah tempat peneliti

melakukan penelitian dimana peneliti meneliti peserta didik kelas XI MIA 2

hal tersebut dikarenakan minat belajar siswa kelas XI MIA 2 ini pada mata

pelajaran fiqih masih kurang, adapun penyebabnya adalah sering mengantuk

di kelas, kurangnya motivasi belajar, tidak memperhatikan saat guru

menerangkan pelajaran, peserta didik cenderung pasif. Hal ini dibuktikan

dengan hasil nilai PAS yang turun dibandingkan dengan nilai ketika UTS.0

Berdasarkan pemikiran dan latar belakang yang telah peneliti

kemukakan di atas ada sebuah fenomena yang menarik, bagaimana guru

dituntut untuk dapat mengajarkan pelajaran Fiqih dengan alokasi waktu yang

0
Tata Usaha, Dokumentasi, Lamongan, 20 November 2021.
0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, Lamongan 24 November 2021.
7

terbatas dengan latar belakang kemampuan peserta didik (input) yang

berbeda. Guru harus menerapkan strategi atau metode belajar yang tepat bagi

Peserta didik, agar materi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami

dengan baik dan benar dalam waktu yang telah ditentukan.0

Untuk memenuhi rasa keingintahuan yang lebih mendalam, dalam

penelitian ini peneliti mengambil judul “Implementasi Model Pembelajaran

Kontekstual Dalam Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata

Pelajaran Fiqih Di MA Sains Roudlotul Qur’an”.

B. Batasan Masalah

Dari uraian konteks penelitian di atas, agar dalam pembahasan ini

tidak melebar maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas, yaitu :

1. Penelitian ini kami fokuskan terhadap siswa kelas XI MIA 2, karena

minat belajar peserta didik pada kelas XI MIA 2 pada mata pelajaran

fiqih masih kurang, sehingga model pembelajaran kontekstual ini perlu

diterapkan pada kelas tersebut agar semangat belajar siswa meningkat.

2. Penelitian ini kami fokuskan hanya implementasi model pembelajaran

kontekstual dalam peningkatan minat belajar peserta didik pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an.

C. Fokus Penelitian

0
Uswatun Hasanah, “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui Penerapan Metode
PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test) Peserta Didik Kelas V Di Mi Ismaria Al-
Qur’aniyah Islamiyah Raja Basa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017”, Jurnal
Pendidikan Islam, no. 1 (2017): 3-4.
8

Dalamfokus permasalahannya adalah membahas tentang implementasi

model pembelajaran kontekstual dalam peningkatan minat belajar peserta

didik pada mata pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an.

1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran kontekstual pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an ?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dalam

peningkatan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih di MA

Sains Roudlotul Qur’an ?

3. Bagaimana evaluasi model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran

fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an?

D. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas maka peneliti mengambil tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan model pembelajaran kontekstual pada

mata pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kontekstual pada

mata pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an.

3. Untuk mengetahui evaluasi model pembelajaran kontekstual pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an.

E. Manfaat Penelitian
9

Sebuah penelitian pasti mempunyai tujuan dan manfaat agar

penelitian tersebut mempunyai arah yang jelas. Maka dari itu manfaat yang

dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini merupakan sumbangan terhadap keilmuan dalam

konteks implementasi model pembelajaran kontekstual dalam

peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti

berikutnya yang ingin menkkaji lebih dalam lagi mengenai topik dan

fokus serta setting yang berbeda untuk memperoleh perbandingan

sehingga memperkaya temuan-temuan penelitian.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan agar peneliti

megetahui bahwa implementasi model pembelajaran kontekstual

dalam meningkatkan minat belajar siswa.

b. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini diharapkan guru terus

meningkatkan kinerja dan profesionalitas saat mengajar dengan

menggunakan metode yang memudahkan siswa memahami pelajaran

yang disampaikan.

c. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu

siswa dalam meningkatkan minat belajar khususnya pada mata

pelajaran fiqih.
10

d. Bagi lembaga, diharapkan mampu memberikan motivasi dan koreksi

bagi pihak sekolah agar terus berupaya meningkatkan kualitas out put.

F. Definisi Istilah

Untuk mengindari kesalahan pemahaman, dan kepedulian terhadap

peserta didik, maka perlu adanya penjelasan untuk mempertanggung

jawabkan berbagai istilah yang ada pada penelitian yang sudah di kumpulkan

ini:

1. Implementasi

Implementasi di dalam kamus ilmiah popular karangan Pius

Apartanto dan M. Dahlan Al Barry adalah pelaksanaan dan penerapan

implement. Sementara itu menurut E. Mulyasa implementasi adalah

penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatutindakan praktis

sehingga memberi dampak baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan maupun nilai dan sikap.0

2. Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and

learning) atau biasa disebut dengan model pembelajaran CTL merupakan

proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk

memahami makna materi ajar dan mengaitkannya dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari.0

0
M. Fatchul Ulumuddin, Impplementasi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) Di MTs Al-Ihsan Pondok Pesantren Darul Fiqhi Deket Lamongan” (Skripsi-
Universitas Islam Lamongan, 2019)
0
Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013,
(Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016): 35.
11

3. Minat Belajar

Minat belajar adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang

(warga belajar) terhadap proses belajar yang dijalaninya dan yang

kemudian ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan

dalam mengikuti proses belajar yang ada.0

4. Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran fiqih adalah bahan kajian yang memuat ide pokok

yaitu mengarahkan siswa untuk menjadi muslim yang taat dan saleh

dengan mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum

islam, sehingga menjadi dasar pandangan hidup melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta pengalaman siswa sehingga menjadi

muslim yang selalu bertambah keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah

SWT. Mata pelajaran fiqih yang di maksud dalam penelitian ini adalah

materi tentang pernikahan adapun sub babnya pernikahan, meminang atau

khitbah, mahram, prinsip kafa’ah dalam pernikahan, rukun dan syarat

nikah, macam-macam pernikahan terlarang, kewajiban suami istri, dan

ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia.

G. Sistematika Pembahasan

0
Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkat Minat dan Hasil Belajar, (Sukabumi: Haura
Publishing, 2020): 12.
12

Sistematika pembahasan bertujuan untuk mempermudah pembahasan

dalam skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini ada 6

(enam) bab, yaitu:

Bab Pertama: Pendahuluan, yang berisi tentang konteks penelitian,

batasan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua: Landasan Teori, yang berisi tentang kajian teori, kajian

pustaka, dan kerangka konseptual.

Bab Tiga: Metode Penelitian, yang berisi tentang jenis dan pendekatan

penelitian, subjek penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data,

teknit analisis data, dan uji keabsahan data.

Bab Empat: Hasil Penelitian, yang berisi tentang deskripsi umum

objek penelitian, dan data hasil penelitian. Sesuai dengan focus pembahasan,

yaitu bagaimana perencanaan model pembelajaran kontekstual pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an, bagaimana pelaksanaan model

pembelajaran kontekstual dalam peningkatan minat belajar peserta didik pada

mata pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an, bagaimana evaluasi

implementasi pelaksanaan model pembelajaran kontekstual pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an.

Bab Lima: Analisis Dan Pembahasan, yang berisi tentang analisis dan

pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian tentang bagaimana

perencanaan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih di

MA Sains Roudlotul Qur’an, bagaimana pelaksanaan model pembelajaran


13

kontekstual dalam peningkatan minat belajar peserta didik pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an, bagaimana evaluasi

implementasi pelaksanaan model pembelajaran kontekstual pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an.

Bab Enam: Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Kontekstual

Proses belajar mengajar merupakan bagian terpenting dalam

pendidikan, yang di dalamnya terdapat guru sebagai pengajar dan siswa

yang sedang belajar. Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar

mengajar selama ini lebih kepada pembelajaran konvensional, yang mana

guru mendominasi dalam kegiatan pembelajaran, dan siswa pasif dalam

belajar.

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan suatu proses

terjadinya interaksi guru dan siswa melalui kegiatan terpadu dari dua

bentuk kegiatan, yakni belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. Proses

belajar mengajar terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dan

lingkungan belajar yang diatur guru untuk mencapai tujuan pengajaran.

Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan

menggunakan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan

yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya kemampuan siswa

dalam pembelajaran.

Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa kurang

dilibatkan dalam situasi optimal, pembelajaran cenderung berpusat pada

guru, dan klasikal. pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada

kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk

14
15

mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk

memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya

dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak siswa yang ketika lulus

dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin

aplikasi.0

Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya tujuan

pembelajaran oleh siswa. Salah satu faktor keberhasilan dalam

pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran. Kualitas pembelajaran tidak hanya mengukur

seberapa materi yang sudah disampaikan guru di kelas, tetapi seberapa

materi yang sudah dipahami oleh siswa. Banyaknya pemahaman materi

yang diperoleh siswa tidak lepas dari kualitas proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Proses pembelajaran yang berkualitas akan

menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.0

Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model

pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh

karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah

memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang

tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Berikut ini disajikan beberapa model

0
Fathul Jannah, “Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Kualitas
Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar,” Prosiding Seminar Nasional, Vol. 1, No. 2 (2015):19-20.
0
Kadek Hengki Primayana, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis
Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Ipa Ditinjau Dari Minat Outdoor Pada Siswa Kelas IV,” Vol.
9, No 2 (2019): 73.
16

pembelajaran untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk

situasi dan kondisi yang dihadapi.

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dalam penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran

diharapkan lebih bermakna bagi siswa, proses pembelajaran berlangsung

alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan

mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil, dalam

pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi

daripada memberi informasi, tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah

team yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi

anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri

bukan dari apa kata guru, begitulah peran guru di kelas yang dikelola

dengan pendekatan kontekstual.0

0
Radi, “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dan Minat Belajar Siswa Terhadap
Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Di Sdn Gugus Sekolah Lumbang Kabupaten
Pasuruan,” Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS, Vol. 11, NO. 2 (2017): 214.
17

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru

dapat memilih model yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan

pembelajarannya.0

Dengan demikian, pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi

produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses. Dalam pembelajaran

kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya.

Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama

untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).0

Pembelajaran kontekstual akan mendorong pebelajar memahami

hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka

rajin belajar dan termotivasi untuk senantiasa belajar. Hal tersebut sangat

beralasan, karena materi pembelajaran kontekstual diperoleh dari

pengalaman kehidupan para pebelajar.0

Dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual akan

sangat memungkinkan terjadi peningkatan minat dan hasil belajar. Hal ini

karena pembelajaran kontekstual memiliki indikator sebagai berikut:

1. Adanya kerjasama antar semua pihak

2. Menekankan pentingnya pemecahan masalah

3. Menyenangkan dan tidak membosankan

4. Pembelajaran terintegrasi

0
Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran (Sidoarjo: Nizamia Learning
Center, 2016), hal. 20, https://b-ok.global/book/6068958/08fd5b (diakses pada 28 November
2021).
0
Ibid., 23-24.
0
Edy Suprapto, “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual, Pembelajaran Langsung Dan
Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif,” Nvotec, Vol. 11, No. 1 (Februari 2015): 26
18

5. Peserta didik aktif dan kreatif

6. Guru kreatif

7. Menggunakan berbagai sumber.0

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

Contextual Teaching and Learning/CTL bisa juga disebut pembelajaran

kontekstual, guru harus membuat desain/skenario pembelajaran sebagai

pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya.

Pada intinya pengembangan komponen Contextual Teaching and

Learning/CTL bisa juga disebut pembelajaran kontekstual dalam

pembelajaran dapat dilakukan melalui langkah-langkah atau sintaks

sebagai berikut:

1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar

lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan

sendiri, dan mengkonstrusi pengetahuan dan keterampilan baru siswa.

2. Melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik yang diajarkan.

3. Mengembangkan sifat ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan.

4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok

berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya.

5. Menghadirkan contoh pembelajaran melalui ilustrasi, model, bahkan

media yang sebenarnya.

6. Membiasakan anak melakukan refleksi setiap kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan.

0
Kunandar, Penilaian Autentik Suatu Pendekatan Praktis, (Kupang: Pt. Raja Grafindo Persada,
2013):300.
19

7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang

sebenarnya pada setiap siswa.0

Jadi jika guru mampu mengelola proses pembelajaran dan mampu

menciptakan sistem pembelajaran yang efektif maka kualitas proses

belajar akan tercapai. Tetapi jika guru masih terpaku pada paradigma lama

yang hanya memandang keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan

nilai akhir saja sehingga kualitas pembelajarar: tidak akan mencapai

kemajuan. Model pembelajaran kontekstual dilakukan secara langsung ke

lapangan unfuk menemukan dan mencari materi pelajaran sehingga proses

pembelajaran lebih bermakna.0

2. Minat Belajar Peserta Didik

Keberhasilan siswa mencapai nilai prestasi belajar yang baik

merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar.

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari adanya minat

belajar siswa, minat belajar yang tinggi berpengaruh terhadap baik atau

tidaknya nilai prestasi siswa disekolah.0

Minat erat kaitannya dengan perasaaan senang dan minat bisa

terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Jadi minat itu timbul karena

adanya perasaan senang pada diri seseorang yang menyebabkan selalu

memerhatikan dan mengingat secara terus menerus. Oleh karena itu,

keinginan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat memengaruhi

0
Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran, 38.
0
Anna dwi purwanti, “Penerapan Pen Dekatan Kontekstuai, Untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Ipa Di Sekolah Dasar,” Jurnal llmiah Guru, No. 02 (Nopember 2012): 3
0
Ika Wanda Ratnasari, ” Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika,”
Psikoborneo, Vol. 5, No. 2(2017): 291.
20

corak perbuatan yang akan diperhatikan seseorang. Sekalipun seseorang

itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat, tidak

mau, atau tidak ada kehendak untuk memelajari, ia tidak akan bisa

mengikuti proses belajar.

Dalam hal ini tentunya minat atau keinginan erat pula

hubungannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian

mengarahkan timbulnya kehendak pada diri seseorang. Dengan adanya

minat seseorang akan memusatkan atau mengarahkan seluruh aktivitas

fisik maupun psikisnya ke arah yang diamatinya.0

Minat merupakan suatu ketertarikan seseorang untuk

memperhatikan atau terlibat dalam aktivitas belajar secara aktif. Guru

menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa aktif (bertanya,

mempertanyakan dan mengemukakan pendapat). Minat merupakan

kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai dengan

perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.

Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan

timbul tidak akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu

belajar atau bekerja.0

Minat belajar perlu mendapatkan perhatian khusus karena minat

belajar merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar.

Di samping itu, minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor

0
Noor Komari Pratiwi, “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, Dan Minat Belajar
Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Smk Kesehatan Di Kota Tangerang,”
Jurnal Pujangga, Vo 1, No 2, (Desember 2015): 88.
0
Supardi U.S., dkk., “Pengaruh Media Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
Fisika,” Jurnal Formatif, Vol 2, No. 1, 75-76.
21

yang sangat penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan

atau usaha-usahanya. Anak akan belajar dengan baik apabila mempunyai

minat belajar yang besar. Jika memiliki keinginan untuk belajar yang

tinggi, ia akan cepat mengingat dan mengerti apa yang ia pelajari.0

Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan mencurahkan

perhatiannya secara maksimal. Dengan demikian, minat dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa

lebih menyukai suatu hal daripada lainnya. Seseorang yang belajar dengan

penuh minat, ia akan berusaha untuk belajar dengan penuh perhatian dan

semangat belajar yang tinggi, serta senantiasa memotivasi dirinya untuk

tertarik pada materi yang dipelajarinya, sehingga prestasi belajar

meningkat.0 Siswa yang memiliki Minat belajar tinggi akan cenderung

tekun, ulet, semangat dalam belajar, pantang menyerah dan senang

menghadapi tantangan. Mereka memandang setiap hambatan belajar

sebagai tantangan yang harus mampu diatasi.0

Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi

pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui

kebanyakan siswa. Minat belajar dalam diri siswa harus dipupuk secara

terus menerus sehingga akan semakin meningkat didalam diri siswa.

Dengan minat belajar yang tinggi siswa dapat memperoleh

pengetahuan dan wawasan serta hasil belajar yang baik. Dalam

0
Ibid., 76.
0
Ibid., 77.
0
Indah Lestari, “Pengaruh Waktu Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika,”
Jurnal Formatif, Vol. 3, No.2, 121.
22

pembelajaran guru harus melihat kondisi siswa, karena kondisi siswa

sangat penting untuk diperhatikan. Kondisi siswa yang sangat penting

adalah bagaimana minatnya dalam mata pelajaran. Siswa yang berminat

akan lebih perhatian dan akan lebih ingin tahu terhadap mata pelajaran

yang dipelajarinya. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih

dan tidak putus asa dalam menghadapi tantangan.0

Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat

tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap

sesuatu dipelajari dan memengaruhi belajar selanjutnya serta memengaruhi

penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan

hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat

terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat

mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan

membantu seseorang mempelajarinya.0

Minat sebenarnya mengandung tiga unsur yaitu unsur kognisi

(mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Ketiga unsur

tersebut dibagi menjadi beberapa indikator yang menentukan minat

seseorang terhadap sesuatu, antara lain:

1. Keinginan seseorang terhadap suatu kegiatan tentunya ia akan

melakukan atas keinginan dirinya sendiri. Keinginan merupakan

0
Leo Charli , “Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika,” Science and Phsics
Education Journal, Vol 2, No 2 (Juni 2019): 53.

0
Ibid., 90.
23

indikator minat yang datang dari dorongan diri, apabila yang dituju

sesuatu yang nyata. Sehingga dari dorongan tersebut timbul keinginan

dan minat untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

2. Perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia cenderung mengetahui

hubungan antara perasaan dengan minat.

3. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap

pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan

yang lain.

4. Perasaan tertarik minat bisa berhubungan dengan gaya gerak yang

mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda, atau

kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang

oleh kegiatan itu sendiri. Orang yang memiliki minat yang tinggi

terhadap sesuatu akan terdapat kecenderungan yang kuat tertarik pada

guru dan mata pelajaran yang diajarkan. Sehingga perasaan tertarik

merupakan indikator yang menunjukkan minat seseorang.

5. Giat belajar merupakan indikator yang dapat menunjukkan keberadaan

minat pada diri siswa.

6. Mengerjakan merupakan salah satu indikator yang menunjukkan minat

siswa.0

Jadi minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa

minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua belajar

siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan

minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya,


0
Ibid., 89-90.
24

temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan

tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bias

merangsang minat siswa terhadap belajar.0

Lantas yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dalam

proses belajar mengajar, yakni:

1. Guru hendaklah menggunakan variasi dalam mengajar agar semangat

dan minat peserta didik dalam belajar meningkat sehingga prestasi

belajar sesuai dengan yang diharapkan.

2. Guru membantu peserta didik/siswa melihat bagaimana hubungan

antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya

sendiri sebagai individu.

3. Guru berusaha melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas khususnya dalam meprestasi tugas di depan

kelas. Dengan adanya tugas presentasi baik perorangan maupun

individu peserta didik memiliki gairah untuk belajar. Pengalaman

penulis selama menjadi pendidik, penulis merasa bahwa tugas

presentasi yang diberikan kepada peserta didik sangat penting, karena

peserta didik tersebut ada minat untuk belajar.

4. Guru yang menggunakan media pembelajaran, pada dasarnya peserta

didik lebih cepat menangkap penjelasan guru dan bukan hanya itu,

tetapi peserta didik dapat menambah minat belajar dan memudahkan

untuk mengerti tentang materi yang ada.

0
Erlando Doni Sirait, “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika” Jurnal
Formatif, Vol 6, No 1 (2016): 38.
25

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar mahasiwa

atau peserta didik yang mendasari timbulnya minat yaitu:

1. Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri,

sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan

tertentu untuk memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan

menimbulkan minat untuk belajar.

2. Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas

agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini

merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan

sosialnya. Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapatkan

penghargaan dari orangtuanya.

3. Faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena

faktor emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan

dengan objek minatnya. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas

disebabkan karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau

puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang

dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang

bersangkutan.0

Untuk mengetahui minat belajar peserta didik naik atau tidaknya

maka diperlukanlah diketahui indikator-indikator dari minat belajar itu

sendiri. Terdapat empat indikator minat belajar antara lain:

1. Perasaan senang

0
Talizaro Tafonao, “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa,” Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No.2 (Juli 2018): 111-112.
26

Perasaan suka atau senang yang ada pada peserta didik terhadap suatu

pemeblajaran akan membuat peserta didik terus belajar ilmu yang dia

sukai, sehingga tidak ada kecenderungan dorongan bagi siswa untuk

mempertimbangkan bidang tersebut.

2. Ketertarikan peserta didik

Ketertarikan peserta didik diidentifikasi dengan adanya perkembangan

yang mendorong peserta didik untuk secara umum merasa tertarik

pada subjek, individu, artikel, latihan atau mungkin sebagai pertemuan

emosional yang diperkuat oleh gerakan yang sebenarnya.

3. Perhatian peserta didik

Perhatian dapat dicirikan sebagai fiksasi atau gerakan roh menuju

persepsi dan pemahaman, untuk menghindari hal lain. Pemahaman

yang memiliki minat pada item tertentu akan fokus pada objek terkait.

4. Keterlibatan peserta didik

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang

tersebut senang dan tertarik untuk mengerjakan atau melakukan

kegiatan dari objek tersebut.0

B. Kajian Pustaka

Untuk melengkapi data dan pengetahuan dalam proses penelitian

ini, diperlukan kajian terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti terdahulu terkait dengan model pembelajaran kontekstual, oleh

karena itu perlu adanya kajian Pustaka. Berdasarkan pengamatan

0
Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar (Sukabumi: Haura
Publishing 2020), 19.
27

kepustakaan yang telah dilakukan oleh peneliti, ada beberapa karya tulis

yang relevan dengan tema yang peneliti angkat, yaitu:

1. Penelitian yang ditulis oleh Nasikhul Amin dengan judul Efektifitas

Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Dalam

Mencapai Ketuntasan Belajar Pada Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VII

MTs Salafiyah Syafi’iyah Mojokerto.0

Hasil dari penelitian tersebut adalah menunjukkan bahwa

efektifitas strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning

dalam mencapai ketuntasan belajar siswa pada bidang studi Fiqih dapat

terlaksana dengan baik dan efektif serta diperoleh nilai rata-rata hasil

belajar siswa kelas VII-A adalah 72,97 dan memperoleh presentase

ketuntasan klasikal sebesar 64,8%, sedangkan rata-rata hasil belajar

siswa kelas VII-B adalah 89,48 dan memeperoleh presentase ketuntasan

klasikal sebesar 97,4%.

2. Penelitian yang ditulis oleh Ngulyatul Fitriyah dengan judul Pengaruh

model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas

VIII MTsN 6 Tulungagung.0

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh

yang signifikan model pembelajaran contextual teaching and learning

0
Nasikhul Amin, “Efektifitas Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Dalam
Mencapai Ketuntasan Belajar Pada Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VII MTs Salafiyah Syafi’iyah
Mojokerto” (Skripsi-IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013).
0
Ngulyatul Fiitriiyah, “Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VIII MTsN 6
Tulungagung” (Skripsi-IAIN Tulungagung, 2020).
28

(CTL) terhadap motivasi dan hasil belajar, dimana pengaruhnya

terhadap motivasi belajar ditunjukkan dengan perbandingan nilai t hitung

2,783 lebih besar dari ttabel dengan db 58 pada taraf 5% sebesar 2,002.

Sedangkan pengaruhnya terhadap hasil belajar ditunjukkan dengan

perbandingan nilai thitung 8,962 lebih besar dari ttabel dengan db 58 pada

taraf 5% sebesar 2,002.

3. Penelitian yang ditulis oleh Titin Nur Hamidah dengan judul Penerapan

Model Pembelajaran Kontekstual Sebagai Strategi Peningkatan Minat

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di Mtsn 1 Lamongan.0

Hasil dari penelitian tersebut adalah Penerapan model

pembelajaran kontekstual dalam mata pelajaran fikih di MTsN 1

Lamongan termasuk dalam kategori baik, hal ini terlihat dari hasil

analisis data observasi aktivitas guru yang menunjukkan nilai rata-rata

4,39, sedangkan hasil dari analisis observasi siswa menunjukkan nilai

rata-rata 4,41. Minat siswa terhadap mata pelajaran fikih setelah

menerapkan model pembelajaran kontekstual di MTsN 1 Lamongan

termasuk dalam kategori sangat tinggi, hal ini terlihat dari dari hasil

analisis data angket yang memperoleh nilai 3.340 dengan persentase

81,86%.

4. Penelitian yang ditulis oleh Dionysius Dwi Noviantoro dengan judul

Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan

0
Titin Nur Hamidah, “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Sebagai Strategi Peningkatan
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di MTSN 1 Lamongan” (Skripsi-Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020).
29

Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Teknik

Di SMK Piri 1 Yogyakarta.0

Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran membaca gambar teknik

dengan menggunakan model pembelajaran CTL.

5. Penelitian yang ditulis oleh Depa Susanti dengan judul Pengaruh

Pembelajaran Kontekstual Terhadap Motivasi Belajar Pada

Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 52 Seluma.0

Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

pembelajaran kontekstual terhadap motivasi belajar siswa pada

pembelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 52 Seluma. Hal ini dapat

dilihat dari Fhitung yang diperoleh adalah 3,29 sedangkan Ftabel =2,01 dan

2,68 maka Fhitung lebih besar dari Ftabel baik pada taraf signifikansi 5%

maupun pada taraf signifikansi 1%. Motivasi belajar siswa yang

menggunakan pembelajaran kontekstual lebih baik dari pada yang

menggunakan pembelajaran konvesional dalam mata pelajaran IPA di

kelas V SD Negeri 52 Seluma.

Tabel 2.1
Kajian Pustaka

No. Nama Peneliti, Persamaan Perbedaan Orisinalitas


Judul Penelitin, Penelitian
dan tahun
penelitian
0
Dionysius Dwi Noviantoro, “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Teknik Di Smk Piri 1 Yogyakarta”
(Skripsi-Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).
0
Depa Susanti, “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Motivasi Belajar Pada
Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 52 Seluma” (Skripsi-Institut Agama Islam
Negeri Bengkulu, 2019).
30

1. Nasikhul Amin, Sama-sama Output penelitian Penelitian


Efektifitas menggunakan Nasikhul Amin tersebut
Strategi model mengarah ke menunjukkan
Pembelajaran pembelajaran Pencapaian bahwa strategi
Contextual kontekstual ketuntsan belajar, Pembelajaran
Teaching And pada mata sedangkan Contextual
Learning Dalam pelajaran penelitian saya Teaching And
Mencapai fikih. berfokus pada minat Learning
Ketuntasan belajar siswa, kedua sangat efektif
Belajar Pada yakni metode digunakan
Bidang Studi penelitian dan juga dalam
Fiqih Siswa subjek penelitian mencapai
Kelas VII MTs Nasikhul Amin ketuntasan
Salafiyah menggunaan belajar siswa.
Syafi’iyah metode kuantitatif
Mojokerto, 2013. dan subjek
penelitiannya kelas
VII A & VII B,
sedangkan saya
menggunakan
metode penelitin
kualitatif dan subjek
penelitian kelas XI
MIA 2.

2. Ngulyatul Sama-sama Fokus penelitian Model


Fitriyah, menggunakan yang dilakukan oleh Pembelajaran
Pengaruh model model Ngulyatul Fitriyah CTL memiliki
Pembelajaran pembelajaran adalah motivasi pengaruh yang
Contextual kontekstual siswa dan juga pada signifikan
Teaching and pada mata hasil belajar sehingga
Learning (CTL) pelajaran sedangkan motivasi dan
Terhadap fikih. penelitian saya hasil belajar
Motivasi dan berfokus pada minat siswa
Hasil Belajar belajar siswa yang meningkat.
Mata Pelajaran kedua yakni metode
Fiqih Siswa penelitian dan juga
Kelas VIII MTsN subjek penelitian
6 Tulungagung, Ngulyatul Fitriyah
2020. menggunkan
metode penelitian
kuantitatif dan
subjek penelitian
kelas VIII A & VIII
B, sedangkan saya
menggunakan
metode penelitian
kualitatif dan subjek
penelitian say
akelas XI MIA 2.
31

3. Titin Nur Sama-sama Metode penelitian Dengan


Hamidah, menggunakan dan juga subjek penerapan
Penerapan Model model penelitian Ngulyatul model
Pembelajaran pembelajaran Fitriyah pembelajaran
Kontekstual kontekstual menggunkan kontekstual
Sebagai Strategi pada mata metode penelitian siswa di
Peningkatan pelajaran kuantitatif dan MTSN 1
Minat Belajar fikih, dan juga subjek penelitian Lamongan
Siswa Pada Mata berfokus pada kelas VIII A & VIII memiliki
Pelajaran Fikih minat belajar B, sedangkan saya semangat
Di MTSN 1 siswa. menggunakan belajar yang
Lamongan, 2021. metode penelitian tinggi dan juga
kualitatif dan subjek dalam
penelitian say penerapannya
akelas XI MIA 2. sudah berjalan
dengan baik.
4. Dionysius Dwi Sama-sama Fokus penelitian Dengan
Noviantoro, menggunakan yang dilakukan oleh menggunakan
Penerapan Model model Dionysius Dwi model
Pembelajaran pembelajaran Noviantoro adalah pembelajaran
Kontekstual kontesktual. hasil belajar CTL hasil
Untuk sedangkan belajar siswa
Meningkatkan penelitian saya kelas XI
Prestasi Belajar berfokus pada minat Peresinan
Siswa Pada Mata belajar siswa yang mengalami
Pelajaran kedua yakni metode peningkatan.
Membaca penelitian dan juga
Gambar Teknik subjek penelitian
Di SMK Piri 1 Dionysius Dwi
Yogyakarta, Noviantoro
2014. menggunkan
metode penelitian
Tindakan kelas dan
subjek penelitian
kelas XI
Permesinan,
sedangkan saya
menggunakan
metode penelitian
kualitatif dan subjek
penelitian say
akelas XI MIA 2.
5. Depa Susanti, Sama-sama Metode penelitian Dengan
Pengaruh menggunakan dan juga subjek menggunakan
Pembelajaran model penelitian Depa pembelajaran
Kontekstual pembelajaran Susanti kontekstual
Terhadap kontesktual. menggunkan motivasi
Motivasi Belajar metode penelitian belajar siswa
Pada kuantitatif lebih baik dari
Pembelajaran Ipa Komparansional pada yang
32

Siswa Kelas V dan subjek menggunakan


Sekolah Dasar penelitian siswa pembelajaran
Negeri 52 kelas V SD, konvesional
Seluma, 2019. sedangkan saya dalam mata
menggunakan pelajaran IPA.
metode penelitian
kualitatif dan subjek
penelitian say
akelas XI MIA 2.

C. Kerangka Konseptual

1. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel, variabel yang

pertama adalah model pembelajaran kontekstual dan variable yang kedua

adalah peningkatan minat belajar peserta didik.

2. Pada penelitian ini, peneliti lebih menitik beratkan pada fenomena

kontekstual yang sedang terjadi di MA Sains Roudlotul Qur’an

khususnya pada kelas XI MIA 2 dikarenakan minat belajar peserta didik

kelas XI MIA 2 yang kurang pada pembelajaran fiqih, sehingga perlu

digunakan model pembelajaran kontekstual untuk menarik minat belajar

peserta didik.

3. Berikut bagan kerangka konseptual dari penelitian yang saya lakukan:

Model Pembelajaran Kontekstual

Mata Pelajaran Fiqih Indikator


1. Adanya kerjasama antar
semua pihak
Peserta Didik 2. Menekankan
pentingnya pemecahan
masalah
3. Menyenangkan dan
tidak membosankan
33
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Adapun jenis pendekatan ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi

kasus.

1. Penelitian kualitatif menurut Strauss dan Corbin dalam Creswell yang

dimaksud dengan penelitian kualitatif jenis penelitian yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan

menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari

kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat

digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah,

tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.

Salah satu yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman

para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan

memahami apa yang tersembunyi, dibalik fenomena yang kadangkala

merupakan suatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.0

Sedangkan menurut Bogdan & Biklen, S menjelaskan bahwa

penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharap mampu

menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku

orang yang diamati dari satu individu, kelompok, masyarakat, atau

organisasi, yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komperensif, dan
0
Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif” Jurnal Equilibrium vol. 5 no.9 (2009): 2.

34
35

holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang

sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif partisipan.0

Sedangkan menurut Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan

dan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiyah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.0

Penelitian Kualitatif memiliki sejumlah ciri yang membedakannya

dengan penelitian jenis lainnya, yaitu: latar alamiah, manusia sebagai alat

(instrument), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari

dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada

hasil, adanya batas yang ditetapkan oleh fokus, adanya kriteria khusus

untuk keabsahan data, desain yang bersifat sementara, dan hasil penelitian

dapat dirundingkan dan disepakati bersama.0

2. Studi Kasus

Adapun jenis penelitian studi kasus. Menurut Mulyana studi kasus adalah

uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang

individu, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program, atau suatu

0
Ibid., 4.
0
Regina Singestecial, Eko Handoyo, dan Noorocmat Isdaryanto, “Partisipasi Politik Masyarakat
Tionghoa Dalam Pemilihan Kepala Daerah Di Slawi Kabupaten Tegal” (2018), 66.
0
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), 4-
8.
36

situsional.0 Pendekatan studi kasus menurut Yin digunakan dengan

mempertimbangkan.0

a. Fokus penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan “bagaimana”

dan “mengapa”

b. Peneliti tidak memanipulasi perilaku mereka yang terlibat dalam

penelitian

c. Peneliti ingin menutupi kondisi kontekstual karena yakin hal itu

relevan dengan yang diteliti

d. Batas tidak jelas antara fenomena dan konteks.

Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data

mengenai subjek yang diteliti. Penelitian studi kasus sering

menggunakan berbagai metode yakni wawancara, pengamatan,

penelaahan dokumen, penyebaran angket, survey, data apa pun untuk

menguraikan suatu kasus secara terperinci. Dalam hal ini peneliti

mengamati implementasi model pembelajaran kontekstual dalam

peningkatan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih di

MA Sains Roudlotul Qur’an

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber tempat memperoleh keterangan

penelitian atau lebih tepat dimaknai sebagai seseorang atau sesuatu yang

mengenainya ingin diperoleh keterangan.0 Subyek penelitian sebagai

0
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010)
0
Unika Prihatsanti, Suryanto, dan Wiwin Hendriani, “Menggununakan Studi Kasus Sebagai
Metode Ilmiah Dalam Psikolog,” (2018), 128.
0
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), 61.
37

individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang

dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.0

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sampel yang disebut dengan

informan sesuai jenis penelitian kualitatif. Penetapan informan dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposif yakni penulis menetapkan

informan dengan asumsi bahwa informan dinilai memahami permasalahan

penelitian sehingga mampu memberikan informasi yang relevan dan

diperlukan. Informan yang dipilih adalah informan kunci (key informan),

dimana baik dari segi pengetahuan ataupun keterlibatan mereka dengan

permasalahan yang akan diteliti tidak diragukan lagi. Adapun yang dijadikan

subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran fiqih dan

peserta didik.

C. Sumber dan Jenis Data

Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Bila

dilihat dari sumber datanya pengumpulan data dapat menggunakan sumber

primer dan sumber sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga

sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date (terbaru). 0

Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara

0
Ibid., 61.
0
Pinton Setya Mustafa, dkk, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian
Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Olahraga (Malang: Unit Penerbitan Universwitas Negeri
Malang, 2020), 28, https://u1lib.org/book/11019548/f32b39 (diakses 28 Desember 2021).
38

langsung, yang termasuk data primer tersebut adalah perencanaan model

pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih, pelaksanaan model

pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih, dan evaluasi model

pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih. Data-data diatas

diperoleh melalui wawancara dengan responden atau informan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. 0 Data sekunder dapat

diperoleh dari berbagai sumber seperti dokumen-dokumen sekolah. Data

tersebut adalah:

1. Profil sekolah

2. Sejarah sekolah

3. Visi dan misi

4. Keunggulan sekolah

5. Struktur organisasi

6. Data pengajar

7. Sarana dan prasarana.

Data diatas diperoleh peneliti dari bagian tata usaha MA Sains

Roudlotul Qur’an melalui dokumentasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini peneliti berusaha untuk dapat memilih

dan menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai dengan

0
Ibid., 28.
39

permasalahan yang dipecahkan. Adapun teknik yang akan digunakan dlam

penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah mengumpulkan data dengan melakukan usaha-usaha

pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diteliti. Peranan yang

penting dalam menggunakan teknik observasi adalah pengamat.0

Peranan pengamat dapat dibedakan berdasarkan hubungan

partisipatifnya dengan kelompok yang diamatinya, yaitu:

1) Partisipan penuh

Menyamankan diri dengan yang diteliti. Dengan demikian

pengamat dapat merasakan dan menghayati apa yang diamati oleh

responden.

2) Partisipan sebagai pengamat

Peneliti sebagai pengamat membatasi diri dalam berpartisipasi

sebagai pengamat, dan responden meyadari bahwa dirinya adalah

objek pengamatan. Oleh karena itu, pengamat membatasi aktivitasnya

dalam kelompok responden.

3) Pengamat sebagai partisipan

Peneliti hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam

penelitiannya.

4) Pengamat sempurna (complete abserver)


0
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), 77.
40

Peneliti menjadi pengamat tanpa partispasi dengan yang

diamatinya. Ia mempunyai jarak dengan responden yang diamatinya.0

Melalui teknik observasi ini bertujuan untuk pengamatan

secara langsung implementasi model pembelajaran kontekstual dalam

peningkatan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih di

MA Sains Roudlotul Qur’an.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang

diwawancarai.0

Wawancara merupakan sebuah pertemuan antara dua orang atau

lebih yang berguna untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab

dengan bertatap muka antara respoden dan pewawancara, sehingga dapat

memperoleh suatu data yang valid.0

Pada teknik wawancara ini peneliti menggunakan wawancara semi

terstruktur, yakni untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,

dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya.

Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan dan mencatat

apa yang dikemukakan oleh informan. Berikut merupakan data yang dicari

selama kegiatan wawancara: profil sekolah, sejarah sekolah, visi dan misi,
0
Titin Nur Hamidah, “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Sebagai Strategi Peningkatan
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di MTSN 1 Lamongan” (Skripsi-Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020).
0
Pinton Setya Mustafa, dkk, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian
Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Olahraga, 64.
0
Mashfiyatul Asmaai, “Konstruksi Sosial Dakwah Pengurus Jama’ah Al-Khidmah Surabaya”
(Skripsi-Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2019).
41

keunggulan sekolah, struktur organisasi, data pengajar, sarana dan

prasarana.

Adapun narasumber atau informan kunci yang dimintai data

informasi yaitu guru mata pelajaran fiqih, sedangkan informan pendukung

adalah kepala sekolah dan peserta didik kelas XI MIA 2.

c. Dokumentasi

Menurut Guba & Lincoln, yang dimaksud dengan dokumen dalam

penelitian kualitatif adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang dapat

digunakan sebagai pendukung bukti penelitian. Penggunaan dokumen

sebagai sumber data dalam penelitian dimaksudkan untuk mendukung dan

menambah bukti, sebab menurut Yin dokumen dapat memberikan rincian

spesifik yang mendukung informasi dari sumber-sumber lain. Termasuk

dalam jenis dokumen antara lain adalah:0

1. Dokumen pribadi, misalnya buku harian, surat-surat, foto, film,

rekaman video, puisi, naskah drama, biografi tokoh, dan sebagainya.

2. Dokumen resmi, misalnya laporan rapat, usulan peraturan kebijakan,

buletin, daftar pegawai, tata tertib pegawai, daftar siswa, laporan

kemajuan siswa, rapot, ijazah, akte, surat keputusan, lembaran negara,

atau arsip apa saja yang merupakan catatan penting dari kantor-kantor,

sekolah, rumah sakit, dan berbagai instansi lainnya.0

Berbagai macam dokumen seperti yang telah diuraikan di atas,

sering dimanfaatkan peneliti sebagai sumber data dalam penelitian, karena


0
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Pendidikan Bahasa (Surakarta:
2014), 109.
0
Ibid., 110.
42

dalam banyak hal dokumen-dokumen tersebut sangat berguna untuk

menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan data penelitian yang

dikumpulkan di lapangan, untuk menuju pada temuan hasil penelitian.0

Metode ini digunakan untuk mendapatkan keterangan di MA Sains

Roudlotul Qur’an yang meliputi: profil sekolah, sejarah sekolah, visi dan

misi, keunggulan sekolah, struktur organisasi, data pengajar, sarana dan

prasarana.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit dan membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.0

Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan

dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Peneliti

dihadapkan kepada data yang diperoleh dari lapangan. Dari data tersebut,

peneliti harus menganalisis sehingga menemukan makna yang kemudian

makna itulah menjadi hasil penelitian. Adapun proses analisis data adalah

sebagai berikut:0

a. Reduksi data

0
Ibid., 111.
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 231.
0
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), hlm.122-124.
43

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Reduksi data bisa dilakukan dengan jalan

melakukan abstrakasi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman

yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga

tetap berada dalam data penelitian.0

Peneliti mengadakan reduksi data dengan jalan membuat

ringkasan dan rangkuman hal pokok yang diperoleh seperti bagaimana

implementasi model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih

dalam peningkatan minat belajar siswa di MA Sains Roudlotul Qur’an.

b. Penyajian data

Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran

keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada

tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data

sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean

pada setiap sub pokok permasalahan. Penyajian data dalam analisis

penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan

penyederhanaan tanpa mengurangi isinya.0

Dalam kegiatan ini, peneliti mendeskripsikan kembali data-data

yang direduksi mengenai persepsi dan pemahaman tentang implementasi

model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih dalam

peningkatan minat belajar siswa di MA Sains Roudlotul Qur’an.

0
Ibid., 122.
0
Ibid., 123.
44

c. Kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses

analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-

data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari

makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan,

atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan

membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan

makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian

tersebut.0

F. Uji Keabsahan Data

Keabsahan dan kesahihan data mutlak diperlukan dalam studi

kualitatif. Oleh karena itu dilakukan pengecekan keabsahan data. Untuk

memeriksa keabsahan data mengenai implementasi model pembelajaran

kontekstual dalam peningkatan minat belajar peserta didik pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an terdapat beberapa teknik, yakni

sebagai berikut:

a. Uji Kredibilitas

Keakuratan, keabsahan, dan kebenaran data yang dikumpulkan

dan dianalisis sejak awal penelitian akan menentukan kebenaran dan

ketepatan hasil penelitian sesuai dengan masalah dan fokus penelitian.0

0
Ibid., 124.
0
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana, 2017), hlm 394.
45

Dalam penerapannya peneliti membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara serta data dari dokumentasi

yang berkaitan. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber lain

yang berbeda. Sumber lain yang dimaksud adalah interview dengan

responden yang berbeda.

Responden satu dengan responden yang lainnya dimungkinkan

punya pendapat yang berbeda tentang implementasi model pembelajaran

kontekstual dalam peningkatan minat belajar peserta didik pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an. Maka dalam triangulasi

peneliti melakukan check-recheck, cross check, konsultasi dengan kepala

sekolah, guru, dan tenaga ahli dibidangnya.

b. Uji Transferabilitas

Suatu penelitian kualitatif bersifat kontekstual dan tidak mungkin

menggeneralisasi hasil penelitian satu tempat ke wilayah populasi lain,

karena situasi sosial yang diambil bukanlah mewakili daerah. Hasil

penelitian kualitatif di tempat tertentu hanya mungkin dapat ditransfer ke

daerah lain kalau di tempat tertentu yang baru benar-benar memiliki

karakteristik yang sama dengan tempat atau situasi sosial yang telah

diteliti. Ini berarti pula hanya mungkin ditransfer kalau situasi sosial yang

mencakup aktor (actor), tempat (place), dan aktivitas (activity), serta

konteksnya sama pula diantara kedua tempat itu.0

Teknik ini digunakan untuk membuktikan bahwa hasil penelitian

mengenai implementasi model pembelajaran kontekstual dalam


0
Ibid., 397.
46

peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MA Sains

Roudlotul Qur’an dapat ditransformasikan atau dialihkan ke latar dan

subyek lain. Pada dasarnya penerapan keteralihan merupakan suatu

upaya berupa uraian rinci, penggambaran konteks tempat penelitian, hasil

yang ditemukan sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

c. Uji Dependibilitas

Dalam penelitian kualitatif , uji depenabilitas dilakukan dengan

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Setelah

melakukan audit proses, uji dependibilitas juga dapat dilakukan dengan

audit produk. Berdasarkan hasil audit proses, ternyata penelitian sudah

dilakukan dengan benar, maka dilanjutkan dengan melakukan audit

produk terhadap hasil penelitian yang dilakukan.0

Dalam teknik ini peneliti meminta beberapa ekspert untuk

mereview atau mengkritisi hasil penelitian ini. Kepada dosen

pembimbing, peneliti melakukan konsultasi, diskusi, dan meminta

bimbingan sejak mulai menentukan masalah/fokus sampai menyusun

proposal.

d. Uji Konformitas

Dalam uji konformitas ini sebenarnya yang dilakukan adalah

melihat keterkaitan hasil uji produk dengan hasil audit proses. Apabila

hasil audit produk merupakan fungsi dari proses penelitian yang

0
Ibid., 397-398.
47

dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar

konformitas.0

0
Ibid,. 398.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Profil Sekolah

MA Sains Roudlotul Qur’an Lamongan terletak di Jl. Andanwangi

no.95 A, Kelurahan Tlogoanyar, Kecamatan Lamongan, Kabupaten

Lamongan, Provinsi Jawa Timur, nomor telepon (0322) 321609 dengan

status akreditasi B. Gedung MA Sains Roudlotul Qur’an (MASA RQ)

terdiri dari dua lantai dengan rombel 6 kelas, bersanding dengan telaga di

sisi Selatan dan terletak di dekat pondok pesantren Roudlotul Qur’an.0

2. Sejarah berdirinya MA Sains Roudlotul Qur’an

Setelah sekitar satu dekade MTs Terpadu Roudlotul Qur’an berdiri,

para pimpinan pondok pesantren mempunyai keinginan untuk tetap

mengistiqomahkan pembinaan ilmu serta akhlak para santri, bukan hanya

pada jenjang menengah pertama, tapi juga santri jenjang menengah atas.

Maka berdirilah MA Sains Roudlotul Qur’an dengan jurusan utama sains

yakni di karenakan pelajaran itu adalah pelajaran yang bisa digunakan

sebagai alternatif terbaik untuk mengakses pendidikan selanjutnya. Maka

pada saat itu dengan modal bangunan yang sudah berdiri strategis di

tengah kota Lamongan, kemudian ditambah dengan adanya sumber daya

0
Tata Usaha, Dokumentasi, Lamongan, 4 April 2022.

48
49

siswa kelas 9 MTs Terpadu Roudlotul Qur’an yang siswanya baik secara

pengetahuan akademik dan akhlaknya akhirnya berdirilah MA Sains

Roudlotul Qur’an Lamongan pada tahun 2015, dengan harapan lulusan

sekolah ini mampu bersaing di dunia Perguruan Tinggi khususnya

Perguruan Tinggi Negeri dan tidak lupa juga selalu dibarengi dengan

akhlakul karimah.0

3. Visi dan Misi

Sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya, MA Sains

Roudlotul Qur’an mempunyai visi serta misi dalam menjalankan aktifitas

pendidikan. Melalui visi dan misi tersebut akan tergambar bagaimana cita-

cita serta keinginan dari MA Sains Roudlotul Qur’an sebagai sebuah

institusi pendidikan dalam meningkatkan serta mengembangkan mutu

l;embaga pendidikan, serta kualitas output yang akan dihasilkan. Adapun

visi dan misi MA Sains Roudlotul Qur’an adalah sebagai berikut :

a. Visi sekolah ini yaitu "Terwujudnya Generasi Islam Yang Unggul

Dalam Prestasi, Terampil Serta Berwawasan Lingkungan".

b. Misi

Bertolak dari visi dan indikator-indikatornya tersebut di atas, maka

rumusan misinya adalah sebagai berikut:

1.) Menumbuhkembangkan sikap dan perilaku Islami dalam kehidupan

sehari- hari

0
Kamal Mustafa et al., Buku Pedoman Guru Roudlotul Qur’an (Lamongan, 29 Desember 2021),
7-8.
50

2.) Menumbuhkan semangat belajar ilmu agama serta ilmu

pengetahuan dan teknologi yang seimbang

3.) Menyelenggarakan pendidikan diniyah melalui ma’had

4.) Menerapkan sistem manajemen mutu berstandar internasional.

5.) Menyelenggarakan program reguler, keterampilan, unggulan dan

akselerasi.

6.) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, inovatif dan menyenangkan dengan berbasis karakter dan

ICT.

7.) Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam berbagai kompetisi

akademik maupun non akademik.

8.) Memberikan bekal keterampilan kepada peserta didik agar siap

hidup mandiri.

9.) Menerapkan motto 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin )

untuk mewujudkan lingkungan Madrasah yang sehat, bersih dan

indah.

10.) Meningkatkan pengetahuan siswa dalam pemahaman dan

pengendalian terjadinya pencemaran, kerusakan lingkungan hidup

serta melakukan pelestarian fungsi lingkungan hidup.0

4. Program Keunggulan

Program keunggulan adalah suatu program unggulan yang

direncanakan dengan tujuan untuk mengembangkan sebuah sekolah yang

0
Ibid., 8.
51

unggul dan menghasilkan output yang berpendidikan. Adapun program

keunggulan yang dimiliki MA Sains Roudlotul Qur’an adalah sebagai

berikut :

1) Kursus Bahasa Inggris MIC (MASA Intensive Course)

2) Desain Grafis

3) Kontrol Ubudiyah

4) Mulok Tafsir Sains

5) Pemampatan materi 2 tahun

6) Bimbel UTBK dan Sekolah Kedinasan

7) Kelas intensif UTBK

8) Kelas Peminatan

9) Kelas KIR (Karya Ilmiah Remaja)

10) Kelas Al-Qur’an

11) Program PAK (Panduan Akhlaqul Karimah)

12) Habit (Pembentukan Karakter)

13) ODC (Out Door Class)

14) Pelatihan BLK (Balai Latihan Kerja)0

5. Struktur Organisasi

Untuk mengetahui kelengkapan identitas suatu lembaga, struktur

organisasi merupakan salah satu hal yang sangat penting agar sekolah bisa

terstruktur dengan baik sesuai dengan visi misi dan tujuan yang telah

dibuat. Adapun struktur organisasi dari MA Sains Roudlotul Qur’an yaitu:

0
Ibid., 8.
52

Tabel 5.1
Struktur organisasi MA Sains Roudlotul Qur’an

Nama Jabatan
Ratna Nurdiana, M.Pd Kepala Madrasah
Kamal Mustafa, M.Pd Pembina Monev
Sekar Arum Purwadhani, S.Pd Waka Kurikulum
Pingky Nurlathifa N, S.Pd Waka Humas
Wawan Setya, S.Kom Waka Kesiswaan
Moh. Rizal Fahmi, S.Pd Waka Sarpras
Qurotal Ayuni, S.Pd Kepala Tata Usaha
Nona Ayu S, S.Pd Kanit Bahasa
M. Imron Rosyid, S.Pd Kanit Sains

Dari struktur organisasi di atas, bisa dipahami bahwa terdapat

tugas dan tanggung jawab bagi masing-masing jabatan yang ada,

sehingga tidak semua urusan sekolah dikerjakan oleh kepala sekolah,

namun semua memiliki tupoksi masing-masing.

kepegawaian, persuratan, dan lain sebagainya. Semua bekerja

sesuai bidangnya masing-masing.0

6. Data Guru

Pendidik merupakan komponen terpenting dalam suatu

sekolah, sebagai murobbi ruh siswa, pendidik mempunyai tugas

utama dalam mendidik peserta didiknya, mengembangkan potensi

peserta didik, mengantarkan peserta didik kepada jalan kesuksesan

mereka. Di MA Sains Roudlotul Qur’an, beberapa pendidik tidak

hanya bertugas sebagai pendidik, namun ada juga yang menjabat

sebagai wakil kepala sekolah di berbagai bidang, seperti bidang

kurikulum, humas, kesiswaan, sarana prasarana, dan lain sebagainya.

0
Struktur Kepemimpinan, Dokumentasi, Lamongan 4 April 2022.
53

Adapun data tenaga pendidikan di MA Sains Roudlotul Qur’an

sebagai berikut:0

Tabel 5.2
Data Tenaga Kependidikan MA Sains Roudlotul Qur’an

No Nama Jenis Bid. Studi


. kelamin

1. H. Kamal Mustafa L Kimia


2. Drs. K.H. Slamet Muhaimin L Bhs. Arab
3. Masykurotin Azizah, M.A P PAI
4. Sun’an Wahyudi, S.Pd L Bhs. Indonesia
5. Wawan Setyo Putra, S.Kom L TI
6. M. Rizal Fahmi, S.Pd L Olahraga
7. M. Imron R, S.Pd L Fisika
8. M. Sholahudin, S.HI L PAI
9. Pratiwi Parmawati, S.Pd P Matematika
10. Diena Ahsana, S.Si P Biologi
11. Sekar Arum P, S. Pd P Bhs. Inggris
12. Ratna Nurdiana, M.Si P Kimia
13. M. Kholid Afandi, S. Pd L PAI
14. Puput Senja Eka Putri, S.Pd P Matematika
15. Pingki Nurlathifa N.S.Pd P Matematika
16. Nona Ayu Sholihah, S.Pd P Bhs. Inggris
17. Titin Nur Hamidah, S.Pd P PAI
18. Muhammad Yunus, S.Pd P PAI
19. Shally Mariyanita, S.Pd P Sejarah
20. Elly Fitriani, S.Kom P TI
21. Dimas Maigo R. Amd P TI
22. Qurrota A’yuni, S.Pd P Bhs. Inggris

B. Data Hasil Penelitian

1. Perencanaan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran

Fiqih Di MA Sains Roudlotul Qur’an

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang

telah dilakukan oleh peneliti di MA Sains Roudlotul Qur’an, terlihat guru

0
Tata Usaha, Dokumentasi, Lamongan, 4 April 2022.
54

fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an menggunakan suatu model

pembelajaran yang dapat menjadikan minat belajar peserta didik

meningkat model pembelajaran yang dimaksud ialah model pembelajaran

kontekstual.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah ibu Ratna

Nurdiana, M. Pd. beliau mengatakan sebagai berikut:

“MA Sains Roudlotul Qur’an berdiri pada tahun 2014 dan masih
menggunakan kurikulum KTSP 2006 kala itu, hal ini berdasarkan
hasil dari diskusi para pimpinan yayasan Roudlotul Qu’an agar
menggunakan kurikulum KTSP 2006 terlebih dahulu sehingga
dapat beradaptasi dalam hal pengelolaan dan pengontrolan
terlaksananya aspek kurikulum bagi lembaga atau madrasah yang
baru berdiri, jika pada saat awal berdiri sudah menggunakan
Kurikulum 2013 dikhawatirkan para staf, karyawan maupun
peserta didik akan kaget sebab belum bisa beradaptasi dengan
kurikulum 2013, maka dari itu dipilihlah kurikulum KTSP 2006
sesuai hasil rapat kemudian setelah tiga tahun berjalan MA Sains
Roudlotul Qur,an yang mulanya menggunakan kurikulum KTSP
2006 berubah menjadi kurikulum 2013.”0
Lebih lanjut ibu Ratna Nurdiana, M. Pd beliau menambahkan:

“Model pembelajaran di MA Sains Roudlotul Qur’an itu sendiri


tidak memiliki sebuah kepatenan karena disini para guru dituntut
untuk lebih kreatif dalam memaksimalkan berbagai macam model
pembelajaran, mereka dapat menggunakan model kooperatif,
kemudian pembelajaran berbasis masalah, dan lain sebagainya
sampai hasil akhir nanti guru memberikan sebuah projek kepada
siswa baik projeknya nanti diselesaikan secara individu maupun
secara kelompok”0

Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh guru fiqih yaitu ibu

Titin Nur Hamidah S. Pd mengenai pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul

Qur’an beliau mengatakan sebagai berikut:

0
Ratna Nurdiana, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
0
Ratna Nurdiana, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
55

“Pembelajaran fiqih merupakan pembelajaran yang cenderung


dilakukan dengan praktik maka dari itu saya menggunakan sebuah
model pembelajaran yang tepat untuk menjadikan siswa lebih
mudah memahami pembelajaran yang saya ajarkan, maka dari itu
saya memilih sebuah model pembelajaran yang dapat
menghubungkan antara materi dengan kehidupan sehari-hari atau
nyata, model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran
kontekstual.”0

Dalam implementasi model pembelajaran kontekstual yang

dilakukan guru fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an peneliti menemukan

implementasi model pembelajaran kontekstual yang dilakukan oleh guru

fiqih dengan menggunakan dua tahapan sebelum kegiatan belajar

mengajar dikelas, beliau mengatakan:

a. Pembuatan Rencan pelaksanaan pembelajaran atau RPP

Sebelum masuk tahun ajaran baru guru di MA Sains

Roudlotul Qur’an diwajibkan untuk membuat RPP sebagai

pegangan saat mengajar di dalam kelas. RPP merupakan sesuatu

yang wajib ada pada saat perencanaan bembelajaran yang akan

dilakukan oleh setiap guru di MA Sains Roudlotul Qur’an, dalam

pembuatan RPP ini para guru diwajibkan untuk mengikuti

workshop yang diadakan oleh Yayasan Roudlotul Qur’an, sehingga

dalam pembuatan RPP guru tidak akan kesulitan dalam

menentukan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model

pembelajaran, metode, pendekatan, media, sumber belajar, dan

langkah-langkah pembelajaran.

0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
56

Adapun tata cara dalam pembuatan RPP itu sendiri yakni

seorang guru harus mengkaji dengan betul silabus pembelajaran

sehingga nanti guru akan bisa membuat RPP dengan menentukan

metode apa yang tepat digunakan saat materi ini, lalu pembagaian

alokasi waktu juga terstruktur, media apa yang dipakai, dan yang

terpenting guru juga harus memperhatikan kondisi peserta didik

dalam pembuatan RPP.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh ibu Titin

Nur Hamidah S. Pd beliau mengatakan sebagai berikut:

“Jadi sebelum masuk tahun ajaran baru guru di MA Sains


Roudlotul Qur’an diwajibkan untuk membuat RPP yang mana
dalam itu RPP sudah tercantum tujuan pembelajaran, model
pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan lain-lain. Jadi
rencana itu sudah ada sebelum awal semester dimulai,
sehingga materi-materi mana yang menggunakan model
pembelajaran kontekstual itu sudah tercantum pada RPP itu
tadi. Dalam pembuatan RPP guru disini diwajibkan untuk
mengikuti workshop yang diadakan oleh yayasan setiap
tahunnya supaya guru RQ dapat meningkatkan kwalitas diri
dalam mengajar peserta didik”0

b. Menyediakan sebuah permasalahan

Dalam perencanaan pembelajaran fiqih di MA Sains

Roudlotul Qur’an dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual guru fiqih selalu memberikan sebuah apersepsi kepada

peserta didik berupa permasalah yang terjadi di masyarakat untuk

menarik minat belajar peserta didik, hal tersebut sesuai dengan

0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
57

hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru fiqih,

beliau mengatakan:

“ketika masuk kelas saya selalu menyiapkan sebuah


permasalahan untuk dipecahkan bersama-sama dengan peserta
didik, untuk permasalahnnya itu sendiri tergantung pada materi
yang dibahas, kebetulan juga saya ini mengajar dikelas XI dan
dikelas XI itu ada bab mengenai pernikan, perceraian dan ilmu
farait lalu saya cari kasus-kasus yang trending setelah itu saya
sajikan kepada siswa dalam bentuk sebuah problem atau
masalah, disini siswa menjawab pertanyaan yang saya berikan
tadi, dan bukan hanya satu dua siswa yang menjawab
melainkan banyak siswa yang menangapi pertanyaan yang
saya berikan, setelah itu saya tarik kesimpulan dari sekian
jawaban tadi.”0

Untuk membuktikan perkataan ibu Titin Nur Hamidah S. Pd

benar tidaknya mengenai ketika sebelum pembelajaran beliau

memberikan apersepsi berupa permasalahan, maka peneliti

mewawancarai Elsa Tri Wahyuni salah satu peserta didik kelas XI

MIA 2. Dalam wawancara yang peneliti lakukan dia

mengemukakan:

“Bu Titin ketika masuk ke kelas itu selalu menyajikan sebuah


permasalahan, yang saya ingat di bab pernikahan beliau
mencontohkan sebuah kasus perceraian, bu Titin
mencontohkan ekonomi yang sulit dapat menyebabkan
terjadinya perceraian kemudian bu Titin menanyakan kepada
kami mengenai solusi yang tepat agar keluarga yang
ekonominya sulit tidak sampai bercerai?.”0

2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Peningkatan

Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA Sains

Roudlotul Quran

0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
0
Elsa Tri Wulandari, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
58

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan model pembelajaran

kontekstual di MA Sains Roudlotul Qur’an, peneliti melakukan wawancara

dengan kepala sekolah MA Sains Roudlotul Qur’an yaitu ibu Ratna Nurdiana,

M. Pd beliau menyatakan sebagai berikut:

“Model pembelajaran kontekstual ini sebenarnya kita sudah sepakat


digunakan di MA Sains Roudlotul Qur’an sejak tahun 2016, sebab
salah satu indikator kurikulum 2013 itu adalah semua materi pelajaran
harus bisa di kontekstualkan sehingga kami para asatidz MA Sains
Roudlotul Qur’an sebisa mungkin untuk mengkontekstualkan segala
materi pelajaran dalam pengaplikasiannya di masyarakat kemudian
manfaat mempelajari materi yang diajarkan saat itu juga dijelaskan
secara rinci.”0

Setelah ibu Ratna Nurdiana M. Pd mengatakan bahwa semua guru

di MA Sains Roudlotul Qur’an harus berusaha mengkontekstualkan materi

yang diajarkan kepada peserta didik saat di dalam kelas, maka peneliti

bertanya langsung kepada guru fiqih mengenai pelaksanaan model

pembelajaran kontekstual yang beliau terapkan di kelas XI MIA 2, beliau

mengatakan:

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan ini guru fiqih memberikan

perhatiannya kepada peserta didik sebagai bentuk apresiasi karena

masih memiliki semangat belajar untuk datang kesekolah,

sebagaimana apa yang telah dikatakan oleh guru fiqih, beliau

mengatakan:

“Sebelum kegiatan belajar mengajar saya mulai saya


terlebih dahulu membuka pelajaran dengan berdoa, dilanjut
dengan mengucap salam yang dipimpin oleh ketua kelas,
0
Ratna Nurdiana, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
59

kemudian saya juga menanyakan kabar peserta didik


sebagai bentuk apresiasi saya karena mereka masih
memiliki semangat belajar untuk datang ke sekolah, lalu
saya berikan juga apersepsi dan juga motivasi, baru yang
terakhir saya jelaskan apa saja yang akan kita pelajari saat
dua jam pelajaran mendatang”0

b. Inti

Pada kegaiatan inti ini guru fiqih melakukan beberapa

tindakan dalam penyampaian materi fiqih dengan menggunakan

model pembelajaran kontekstual antara lain:

a) Membagi kelompok

Untuk memulai kegiatan inti guru fiqih terlebih

dahulu membentuk kelompok belajar ketika akan

menyampaikan materi yang diajarkan, hal tersebut

diketahui peneliti melalui wawancara yang dilakukan

dengan ibu Titin Nur Hamidah S. Pd selaku guru fiqih,

beliau mengatakan:

“Setelah saya melakukan kegiatan pendahuluan


kemudian saya membentuk sebuah kelompok
belajar agar memudahkan saya dalam
menyampaikan materi yang saja ajarkan dan supaya
peserta didik bisa saling bekerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada.”0

Setelah kelompok terbentuk guru fiqih

menampilkan sebuah video pembelajaran untuk memulai

diskusi kelompok, sebagaimana yang telah dikatakan oleh

guru fiqih:

0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
60

“Setelah membagi kelompok saya putarkan video


tentang pernikahan, setelah itu saya meberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
lalu saya menyuruh peserta didik untuk menggali
informasi tentang pernikahan dalam islam
menggunakan beberapa sumber belajar boleh
dengan buku, internet, al-qur’an dan terjemah
maupun lingkungan sekitar kemudian saya juga
menginstruksikan kepada peserta didik agar ada
perwakilan 3 anak perkelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka
dan kelompok lain wajib untuk menanggapi.”0

b) Membimbing Peserta Didik

Guru fiqih juga membimbing dan mengarahkan

peserta didik ketika ada permasalahan dalam kelompok,

hal tersebut sesuai dengan wawancara yang dilakukan

peneliti kepada Zahwa Zabitha Romadhona salah satu

peserta didik kelas XI MIA 2 mengenai apa yang

dilakukan guru fiqih ketika kelompok belajar sudah

terbentuk. Dalam wawancara yang peneliti lakukan dia

mengemukakan:

“Guru fiqih itu membimbing kami saat berdiskusi


kelompok, beliau mendatangi perkelompok lalu
kami ditanya apakah ada kesulitan, ketika ada
kesulitan beliau akan membantu kami dalam
menyelesaikannya dan juga ketika ada perkara yang
sulit dipecahkan dalam kelompok kami beliau akan
menjawabnya langsung atau kami disuruh untuk
mencarinya buku.”0

0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
0
Zahwa Zabitha Romadhona, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
61

Hal serupa juga dikatakan oleh Muslikah salah satu

peserta didik kelas XI MIA 2. Dalam wawancara yang

dilakukan peneliti Muslikah mengemukakan:

“Guru fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an biasanya


membimbing siswanya saat diskusi kelompok
dengan cara diarahkan sehingga permasalahan yang
ada di kelompok bisa terselesaikan, guru fiqih juga
berkeliling dan bertanya pada setiap kelompok, lalu
ketika ada kelompok yang mengalami kesulitan
guru fiqih membimbing dan mengarahkan sehingga
permasalah bisa terselesiakan secara bersama-
sama.”0
Kemudian Elsa Tri Wahyuni selaku siswa kelas XI

MIA 2 juga menambahkan perkataan dari Zahwa Zabitha

Romadhona dan juga Muslikah sebagai berikut:

“Bu Titin saat mengajar beliau membentuk sebuah


kelompok belajar, biasanya beliau membentuk
kelompok sebanyak enam sampai tujuh kelompok
yang terdiri dari lima atau enam anak.”0

c) Menghubungkan Materi Fiqih Dengan Materi Lain

Dalam menerepkan model pembelajaran kontekstual

di MA Sains Roudlotul Qur’an guru fiqih bukan hanya

menghubungkan materi yang diajarkan dengan kehidupan

sehari-hari melainkan beliau juga menghubungkan antara

materi fiqih dengan materi atau mata pelajaran yang lain,

hal ini terlihat dari hasil wawancra yang dilakukan oleh

peneliti dengan ibu Titin Nur Hamidah selaku guru fiqih di

MA Sains Roudlotul Qur’an beliau mengatakan:


0
Muslikah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
0
Elsa Tri Wulandari, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
62

“Dalam pembelajaran fiqih biasanya saya


menghubungkan materi fiqih dengan materi lain
contohnya saja di bab pernikahan itu kan ada istilah
kalau mencari pasangan itu harus sekufuk entah itu
agamanya, ekonominya, pendidikan dan lain
sebagainya nah itu bisa saya singgung anatara
materi pernikahan dengan pelajaran ekonomi
dimana kalau ada kesenjagan ekonomi dalam rumah
tangga itu bisa saja menjadi faktor timbulnya
keretakan rumah tangga hinga terjadinya perceraian,
maka dari itu sebelum menikah harus
mempertimbangkan itu tadi.”0
Kemudian peneliti melakukan crosscheck kepada

peserta didik kelas XI MIA 2 atas nama Muslikah

mengenai benar tidaknya yang telah disampaikan oleh

guru fiqih, dia mengatakan:

“Bu Titin biasanya menghubungkan antara materi


fiqih dengan materi lainnya contohnya di bab
pernikahan ketika ada seorang yang sudah
berkeluarga kemudian ekonomi keluarga tersebut
sedang mengalami kesusahan maka keluarga
tersebut di khawatirkan rentan mengalami
perceraian.”0
Pernyataan yang hampir sama juga dikemukakan

oleh dua peserta didik lainnya yang mengatakan bahwa

guru fiqih ketika mengajar fiqih bab pernikahan beliau

mengaitkan materi dengan pelajaran ekonomi. Dua peserta

didik yang dimaksud ialah Zahwa Zabitha Romadhona dan

Elsa Tri Wahyuni mereka mengatakan:

“Guru fiqih biasanya menghubungkan materi fiqih


dengan materi lain contohnya pada bab pernikahan
beliau menghubungkan antara materi fiqih dengan

0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
0
Muslikah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
63

ilmu sosial beliau menjelaskan sebagai pasangan


suami istri harus bisa berinteraksi dengan baik
kepada orang lain khususnya tetangga sekitar, lalu
beliau menghubungakan juga dengan ilmu ekonomi
mengenai masalah biaya kehidupan sehari-hari
dalam keluarga.”0
Ketikia guru fiqih menjelaskan materi fiqih dengan

menghubungkan dengan materi yang lain ternyata hal

tersebut mampu membuat peserta didik merasa senang dan

tertarik dengan pembelajaran, Sebagaimana yang telah

dikatakan oleh Muslikah salah seorang peserta didik kelas

XI MIA 2 dia mengatakan sebagai berikut :

“Saya merasa senang sekali ketika ada pelajaran


fiqih karena gurunya yang sering mengajak interaksi
siswanya kemudian beliau juga menjelaskan materi
dengan dihubungkan di kehidupan yang nyata
sehingga saya lebih mudah memahami materi yang
diajarkan.”0

d) Menuntut Peserta Didik Untuk Aktif

Selain menghubungkan antara materi fiqih dengan

materi lainnya dalam penerapan model pembelajaran

kontekstual ini guru fiqih juga menuntut para peserta didik

untuk aktif dan juga mampu menggunakan media

pembelajaran yang ada, hal tersebut sesuai dengan

indikator dari model pembelajaran kontekstual,

berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti

0
Zahwa Zabitha Romadhona dan Elsa Tri Wahyuni, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16
April 2022.
0
Muslikah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
64

kepada guru fiqih ibu Titin Nur Hamidah, S. Pd beliau

mengatakan:

“Jadi ketika saya selesai menjelaskan materi saya


menyuruh para siswa untuk bertanya ketika ada hal
yang masih mengganjal dibenak mereka, boleh
mengenai yang ada di buku paket maupun hal-hal
yang ada di masyarakat dengan caatatan yang
ditanyakan sesuai dengan materi saat itu, saya juga
menghimbau kepada siswa agar mereka bisa
memanfaatkan benda-benda yang ada disekitar
sebagai media belajar mereka baik berupa buku
paket, laptop, dan lain sebagainya”0

Peneliti melakukan crosscheck kepada peserta didik

kelas XI MIA 2 yang bernama Zahwa Zabitha Romadhona

melalui wawancara. Dalam wawancara yang peneliti

lakukan kepada Zahwa Zabitha Romadhona dia

mengatakan:

“Selama ini kami dituntut untuk aktif oleh guru


fiqih dengan menyuruh kami aktif bertanya baik
tentang materi yang ada didalam buku maupun
kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat
terkadang beliau juga memperlihatkan video
didepan kelas sesuai dengan materi yang diajarkan
saat itu kemudian setelah selesai beliau meminta
beberapa siswa untuk memberi pendapat atau
bertanya mengenai video tersebut.”0

e) Menggunakan Berbagai Sumber Belajar

Sesuai dari indikator model pembelajaran

kontekstual yakni guru menggunakan beberapa sumber

belajar dalam penyampaian materi kepada peserta didik,

guru fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an juga sudah


0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
0
Zahwa Zabitha Romadhona, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022.
65

menerapkannya saat menyampaikan materi, hal ini sesuai

dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

kepada ibu Titin Nur Hamidah S. Pd beliau mengatakan:

“Ketika saya mengajar saya tidak hanya


menggunakan satu sumber saja melainkan ada
beberapa sumber belajar yang saya pakai antara
lain: ada buku pegangan guru, buku LKS, kemudian
akses internet, lalu al-qur’an dan terjemah, dan
lingkungan sekitar.”0
Peneliti juga melakukan wawancara kepada

Muslikah salah satu peserta didik kelas XI MIA 2 mengenai

apakah ketika mengajar guru fiqih menggunakan satu

sumber belajar saja?, dalam wawancara yang peneliti

lakukan dia mengatakan:

“Selain menggunakan LKS biasanya guru fiqih


menyuruh kami untuk mencari tambahan materi di
internet menggunakan laptop, kemudian beliau juga
menjadikan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar dengan menghadirkan contoh-contoh yang
ada di masyarakat sekitar.”0

Dalam menjelaskan materi fiqih bab pernikahan guru fiqih

menghubungan atau mencontohkan materi dengan

kejadian yang sering terjadi di masyarakat mengenai

pernikahan dini, pernikahan beda agama, pernbikahan

beda usia, sebagaimana yang telah dikatakan:

“Untuk mengkontekstualkan materi bab pernikahan


ini saya biasa mencontohkan dengan kejadian yang
sering terjadi di masyarakat, lantas kejadian tersebut
adalah terjadinya pernikahan dini, kemudian
0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022
0
Muslikah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022
66

pernikahan beda agama juga, dan pernikahan beda


usia.”0

Peneliti juga melakukan crosscheck kepada Zahwa

Zabitha Romadhona selaku peserta didik dia mengatakan:

“Bu Titin ketika menerangkan bab pernikahan


beliau menghubungkan materi dengan kejadian
dimasyarakat yaitu banyaknya anak yang menikah
dibawah umur, kemudian pernikahan beda agama”0

c. Penutup

Dalam menutup atau mengakhiri pembelajaran di kelas

guru fiqih biasanya mengajak peserta didik untuk menyimpulkan

materi yang dipelajari saat itu juga kemudian beliau juga

memberikan apreseasi kepada peserta didik menambah semangat

belajar peserta didik, hal tersebut diketahui oleh peneliti dari hasil

wawancara yang dilakukan dengan guru fiqih ibu Titin Nur

Hamidah S. Pd beliau mengatakan sebagaimana berikut:

“Hal yang saya lakukan ketika mengakhiri pembelajaran


ialah saya memberikan penguatan terkait materi yang telah
didiskusikan, kemudian saya mengajak peserta didik untuk
merangkum hasil pembelajaran saat itu juga setelah itu saya
melakukan refleksi dan juga memberikan apresiasi kepada
peserta didik agar mereka tetap semangat belajar, dan yang
terakhir tak lupa saya sampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya begitu juga tugas
mandiri terstruktur, lalu saya tutup pelajaran pada hari itu
dengan doa.”0

3. Evaluasi Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran

Fiqih Di MA Sains Roudlotul Qur’an


0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022
0
Zahwa Zabitha Romadhona, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022

0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022
67

Untuk mengetahui evaluasi dari implementasi model

pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih di kelas XI MIA 2,

peneliti melakukan wawancara dengan guru fiqih yaitu ibu Titin Nur

Hamidah S. Pd beliau mengatakan bahwa untuk mengetahui minat

belajar peserta didik itu meningkat atau tidak beliau mengacu pada

indikator minat belajar, beliau mengatakan:

a. Perasaan Senang

Perasaan senang ini menjadi indikator pertama dalam melihat

minat belajar peserta didik itu ada atau tidak dikarenakan pada askpek

perasaan senang ini berisi tentang kesiapan peserta didik untuk

menerima ilmu yang disampaikan oleh guru, sebagaimana yang telah

disampaikan oleh ibu Titin Nur Hamidah S.Pd selaku guru firih beliau

mengatakan:

“Untuk mengetahui peserta didik itu memiliki minat belajar


atau tidak biasanya saya amati pada kesiapan mereka dalam
menerima ilmu, ketika saya masuk kelas buku fiqih sudah ada
diatas meja semua, kemudian wajah mereka itu terlihat
sumringgah (senang) sekali dan yang hadir pada saat mata
pelajaran fiqih itu banyak.”0

b. Keterlibatan Peserta Didik

Pada aspek keterlibatan peserta didik ini mengacu pada

keaktifan peserta didik ketika didalam kelas saat pembelajaran fiqih

sudah berjalan, sebagaimana yang telah disampaikan oleh ibu Titin

Nur Hamidah S. Pd beliau mengatakan sebagai berikut:

“Ketika pembelajaran fiqih sudah mulai berjalan untuk melihat


minat belajar peserta didik itu naik atau tidak ketika saya
0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022
68

menggunakan model pembelajaran kontekstual itu saya lihat


pada keaktifan mereka saat berdiskusi kelompok, kemudian
aktif bertanya maupun aktif menjawab pertanyaan yang saya
berikan.”0

Peneliti juga melakukan crosscheck kepada muslikah sebagai peseerta

didik dia mengatakan:

“Saat pelajaran fiqih teman-teman selalu bertanya tentang


materi yang diajarkan oleh bu Titin apalagi saat bab
pernikahan banyak sekali yang bertanya, terkadang bu Titin
juga bertanya kepada kami lalu kami menjawab pertanyaan
beliau.”0

c. Ketertarikan Peserta Didik

Ketertarikan peserta didik ini berhubungan dengan daya

dorong siswa kepada orang maupun benda ataupun suatu kegiatan

dalam proses belajar mengajar, sebagaimana yang telah dikatakan

oleh ibu Titin Nur Hamidah S. Pd selaku guru fiqih di MA Sains

Roudlotul Qur’an beliau mengatakan:

“Ketika saya menggunakan model pembelajaran kontekstual


saat pembelajaran fiqih peserta didik sangat antusias dan
bersemangat ketika pembelajaran berlangsung hal tersebut
dibuktikan dengan ketika saya memberikan tugas mereka
langsung mengerjakannya dan tidak menunda-nunda tugas
yang saya berikan kepada mereka.”0

Peneliti juga bertanya kepada Elsa Tri Wahyuni dia mengatakan:

“Pelajaran fiqih kan banyak disukai oleh teman-teman karena


kita bisa menerapkan apa yang diajarkan oleh guru fiqih di
0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022
0
Muslikah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022

0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022
69

kehidupan sehari-hari sehingga ketika guru fiqih itu


memberikan tugas maka teman-teman antusias
mengerjakannya karena ya seru, menarik, dan melatih kita
supaya bisa berpendapat.”0

d. Perhatian Peserta Didik

Perhatian peserta didik ini berorientasi pada fokus dan

perhatian peserta didik ketika guru menjelaskan pelajaran fiqih di

depan kelas, sebagaimana yang telah dikatakan oleh ibu Titin Nur

Hamidah S. Pd selaku guru fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an

beliau mengatakan:

“Ketika saya menjelaskan materi fiqih peserta didik


mendengarkan penjelasan saya dengan seksama dibuktikan
mereka tidak mengantuk di kelas, mereka juga mencatat apa
yang saya tuliskan di papan tulis, dan yang terakhir mereka
tidak mengobrol sendiri saat jam pelajaran.”0

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang telah didapatkan oleh peneliti melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi mengenai implementasi model pembelajaran

kontekstual dalam peningkatan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran

fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an maka peneliti melakukan analisis data

mengenai hasil dari implementasi model pembelajaran kontekstual yang

dilakukan oleh guru fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an dengan menghubungkan

teori yang ada, adapun hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

0
Elsa Tri Wahyuni, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022
0
Titin Nur Hamidah, Wawancara, MA Sains Roudlotul Qur’an, 16 April 2022
70

A. Perencanaan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran

Fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an

Model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar

kelas. Dalam pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas seorang guru

diharuskan sudah memiliki sebuah planing (rencana) dalam cara

pembelajaran yang akan dilakukan.

Perencanaan dalam konteks pembelajaran sebagai proses

penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan

pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi

waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.0

Di MA Sains Roudlotul Qur’an guru fiqih ketika sebelum mengajar

beliau membuat sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk

penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran, dalam pembuatan RPP

beliau memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedian begitu juga

menggunakan teknologi berbasis ICT hal tersebut sesuai dengan misi dari

MA Sains Roudlotul Qur’an.

RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu

pertemuan atau lebih, sehingga dengan perencanaan yang baik, dapat

memaksimalkan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan

0
Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran, (Medan: Lembaga Peduli Pendembangan
Pendidikan Indnesia (LPPPI), 2019), 4.
71

silabus yang mengarahkan proses pembelajaran siswa dalam

mencapai Kompetensi Dasar (KD).0

Selain membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru

fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an dalam perencanaan model

pembelajaran kontekstual beliau juga menyiapkan sebuah permasalahan

yang sedang trending di masyarakat, hal tersebut bertujuan sebagai

apersepsi agar peserta didik memiliki kemampuan dalam memecahkan

permasalahan yang ada.

Seharusnya di dalam mengembangkan kemampuan pemecahan

masalah didasari oleh proses belajar mengajar yang diawali pada kehidupan

nyata siswa, dengan mengaitkan pada pengetahuan yang berbeda atau yang

belum diketahui oleh siswa.0

B. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Peningkatan

Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih di MA Sains

Roudlotul Qur’an

Guru fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an dalam penyampaian

materi beliau menggunakan suatu model pembelajaran yang memudahkan

peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan, hal tersebut

dikarenakan materi fiqih merupakan materi yang cenderung dilakukan

dengan praktik maka dari itu dipilihlah model pembelajaran yang

0
Fauzi Mulyatna et al., “Pelatihan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan
Kurikulum 2013 di Yayasan Raudlatul Jannah,” Abdimas Dewantara, vol. 1, no. 1 (Maret 2018):
13.
0
Deti Rostika dan Herni Junita., “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SD Dalam
Pembelajaran Matematika Dengan Model Diskursus Multy Representation (DMR),”
Eduhumaniora, vol. 9, no. 1 (Januari 2017): 37.
72

pengaplikasiannya dapat di aplikasikan di kehidupan sehari-hari yakni

model pembelajaran kontekstual.

Model pembelajaran kontekstual merupakan proses pembelajaran

yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna

materi diajarkan dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan mereka

sehari-hari.0

Dalam pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dalam

peningkatan minat belajar pesera didik pada mata pelajaran fiqih di MA

Sains Roudlotul Qur’an langkah awal dalam implementasi model

pembelajaran kontekstual yang digunakan oleh guru fiqih yaitu:

1. Pendahuluan

Dalam proses pendahuluan ini guru fiqih memulai dengan menanamkan

nilai-nilai keagamaan dengan indikator mengucap salam dan dilanjut

dengan berdoa, kemudian beliau juga memberikan perhatian dan juga

motivasi kepada peserta didik dengan menanyakan kabar peserta didik

atau mengecek bangku yang kosong, disamping itu beliau juga

menjelaskan tentang apa saja yang akan dilakukan dua jam pelajaran

mendatang sehingga peserta didik bisa membayangkan dua jam pelajaran

pelajaran tersebut peserta didik akan dibawa kemana dan melakukan apa

saja.

2. Inti

0
Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013,
(Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016): 35.
73

Dalam kegiatan inti ini guru fiqih melakukan beberapa tindakan

ketika kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung agar peserta didik

lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru fiqih pada bab

pernikahan, adapun tindakan yang dimaksud adalah:

a. Membagi kelompok

Dalam pelaksanaan model pembelajaran kontekstual ini

peserta didik bukan hanya mendapatkan pengalaman belajar dari

guru fiqih saja melainkan mereka juga akan mendapatkan

pengalaman belajar dari peserta didik lainnya atau teman sebaya.

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kontekstual berlangsung dengan alami, peserta didik mendapatkan

pengalaman bukan berupa transfer pengetahuan dari pendidik

kepada peserta didik.0

Sehingga cara alternatif yang digunakan guru fiqih supaya

peserta didik bisa mendapatkan pengalaman belajar dengan peserta

didik lain, maka guru fiqih membentuk sebuah kelompok belajar

dalam penerapan model pembelajaran kontekstual ini.

Belajar kelompok merupakan proses transfer ilmu yang

melibatkan lebih dari satu orang, dimana orang yang satu

dengan orang yang lain saling melengkapi dan bertukar fikiran.

0
Dewi Puji Rahayu, “Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Materi Bangun Datar di Kelas III Sekolah Dasar,” Musamus Journal of Primary
Education, vol. 1, no. 2 (April 2019): 63.
74

Dengan menerapkan sistem belajar kelompok dapat

mengurangi tingkat kesulitan belajar siswa di sekolah.0

b. Membimbing peserta didik

Setelah dibagi kelompok maka guru fiqih menginstruksikan

kepada peserta didik untuk berdiskusi tentang pernikahan dalam

islam dengan menggali informasi secara berdiskusi, dalam kegiatan

ini guru fiqih berkeliling ke setiap kelompok dan bertanya apakah

ada kesulitan yang dialami di kelompok tersebut, jika terdapat

sebuat permasalahan maka guru fiqih akan membimbing dan

mengarahkan peserta didik sampai permasalahan yang dihadapi di

kelompok tadi terelesaikan.

Peran guru sebagai pembimbing harus lebih dipentingkan,

karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta

didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap, terampil, berbudi

pekerti luhur dan berakhlak mulia. Tanpa bimbingan, peserta didik

akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan

dirinya.0

c. Menghubungkan materi fiqih dengan materi lain

Dalam pembelajaran ini fiqih guru bukan hanya menjelaskan

tentang materi fiqih saja melaikan beliau juga melatih pola fikir

0
Sri Dewi at al., “Akurasi Pemetaan Kelompok Belajar Siswa Menuju Prestasi Menggunakan
Metode K-Means,” Jurnal Sistim Informasi dan Teknologi, vol. 3, no. 1 (Maret 2021): 28.
0
Hamid Darmadi, “ Tugas, Peran, Kompetensi, dan Tanggung Jawab Menjadi Guru Profesional,”
Jurnal Eduksi, no.2, vol 13 (Desember 2015): 166
75

peserta didik agar lebih berkembang lagi dengan cara

menghubungkan materi fiqih dengan materi lainnya.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru

menghubungkan pelajaran dengan pengalaman faktual siswa dan

mengenalkan pengalaman-pengalaman baru. Bahasa yang

disampaikan guru dalam menjelaskan baik, jelas dan mudah

dipahami oleh siswa.0

d. Menuntut peserta didik untuk aktif

Selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung guru

fiqih menyuruh peserta didik untuk bertanya guna untuk melatih

keberanian peserta didik dalam mengemukakan apa yang ada di

benak mereka, dalam hal ini peserta didik dipersilahkan oleh guru

fiqih untuk bertanya tentang materi yang diajarkan baik itu sesuai

dengan materi yang ada di buku pegangan peserta didik maupun

permasalahan yang ada di masyarakat.

Pembelajaran aktif dapat membuat proses belajar lebih

menyenangkan untuk guru dan siswa, salah satu model pembelajaran

aktif yang dipandang dapat mengembangkan kemampuan berpikir

dan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah interactive

demonstration. Interactive demonstration.0

e. Menggunakan berbagai sumber belajar

0
Issaura Sherly Pamela et al, “Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas,” Edustream, no. 2,
vol. 2, (November 2019): 25.
0
Rismatul Azizah, “Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Interactive
Demonstration Siswa Kelas X SMA pada Materi Kalor,” Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi,
no. 2, vol. 2 (April 2016):55
76

Sesuai dengan indikator model pembelajaran kontekstual

guru fiqih dalam menyampaikan materi beliau menggunakan

beberap sumber belajar diantaranya: buku pegangan guru, buku

LKS, kemudian akses internet, al-qur’an dan terjemah, dan juga

lingkungan sekitar. Hal tersebut bertujuan memperluas cakrawala

sajian dan juga meberikan pengalam belajar secara langsung dan

kongkrit.

Lingkungan yang ada disekitar anak-anak merupakan salah

satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran. Dan apabila seorang guru mengajar dengan

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar maka akan lebih

bermakna karena para siswa dihadapkan pada kenyataan dan

peristiwa yang sebenarnya.0

3. Penutup

Dalam kegiatan menutup pembelajaran hal yang dilakukan oleh

guru fiqih adalah melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari

kemudian beliau memberikan apresiasi kepada peserta didik karena

mereka telah mengikuti pelajaran fiqih dengan semangat dan antusias,

disamping itu beliau menyampaikan materi yang akan dipelajari di

pertemuan berikutnya lalu di tutup dengan do’an secara bersama-sama.

Dalam kegiatan menutup pembelajaran guru juga bisa melakukan

tahapan sebagai berikut. Pertama, menarik kesimpulan mengenai materi

0
Andi Ikhsan, “Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Sd Negeri 2
Teunom Aceh Jaya,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, no. 1, vol. 2 (Januari 2017):1
77

yang telah dipelajari (kesimpulan bisa dilakukan oleh guru, oleh peserta

didik atas permintaan guru, atau oleh peserta didik bersama guru).

Kedua, mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat

pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Ketiga, menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari,

dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik tugas individual maupun

tugas kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari.

Keempat, memberikan post test baik secara lisan, tulisan maupun

perbuatan.0

C. Evaluasi Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Fiqih

di MA Sains Roudlotul Qur’an

Dalam kegiatan evaluasi dibutuhkan berbagai informasi atau data

yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam kegiatan

pengajaran, data yang dimaksud dapat berupa perilaku atau penampilan

peserta didik selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan atau tugas-tugas

pekerjaan tumah, nilai ujin akhir caturwulan, nilai midesemester, nilai ujian

akhir semester, dan sebagainya.0

Untuk melihat tingkat keberhasilan dari implementasi model

pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan minat belajar peserta didik

pada mata pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an guru fiqih

mengacu pada indikator minat belajar itu sendiri diantaranya:

1. Perasaan senang
0
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: Rosda, 2011): 84.
0
Rina Febriana, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2019), 2.
78

Perasaan senang ini meliputi kesiapan peserta didik ketika

pelajaran fiqih akan dimulai dimana buku LKS maupun buku tulis sudah

berada di atas meja kemudian indikator perasaan senang yang lain adalah

wajah peserta didik terlihat sumringgah (bahagia) ketika guru fiqih

menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam penyampaian

materi.

Perasaan senang dalam pembelajaran bisa juga dikemas dengan

metode belajar kelompok karena dapat memunculkan diskusi di antara

siswa.0

2. Keterlibatan peserta didik

Keterlibatan peserta didik ini meliputi keaktifan peserta didik saat

diskusi kelompok kemudian peserta didik juga aktif bertanya maupun

menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru fiqih.

Seperti halnya rangkaian kegiatan yang melibatkan kegiatan

belajar secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka

dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.0

3. Ketertarikan peserta didik

0
Wahyu Widodo, “Wujud Kenyamanan Belajar Siswa, Pembelajaran Menyenangkan, Dan
Pembelajaran Bermakna Di Sekolah Dasar,” Ar-Risalah no.2, vol. 18 (Oktober 2016): 32.
0
N. W. Anggareni et al, “Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Pemahaman Konsep Ipa Siswa SMP,” e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, vol. 3 (2013): 3.
79

Ketertarikan peserta didik ini meliputi semangat dan antusias

peserta didik ketika pelajaran fiqih berlangsung hal tersebut dibuktikan

ketika guru fiqih memberikan tugas maka peserta didik langsung

mengerjakannya tugas yang diberikan.

Rasa tertarik merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam

ungkapan suka, senang dan simpati kepada sesuatu sebelum melakukan

aktivitas, sebagai penilaian positif atau suatu objek.0

4. Perhatian peserta didik

Perhatian peserta didik ini meliputi ketika guru fiqih menjelaskan

peserta didik mendengarkan penjelasan guru, tidak mengantuk di kelas,

mencatat materi yang dituliskan guru fiqih di papan tulis, dan peserta

didik tidak mengobrol sendiri saat kegiatan belajar mengajar (KBM)

berlangsung.

Tabel 5.1
Hasil analisis dan pembahasan

No. Fokus Temuan Teori

1. Perencanaan a. Pembuatan RPP a. Perencanaan


“Jadi sebelum masuk Perencanaan dalam
tahun ajaran baru guru di konteks pembelajaran
MA Sains Roudlotul sebagai proses
Qur’an diwajibkan untuk penyusunan materi
membuat RPP yang mana pelajaran, penggunaan
dalam itu RPP sudah media pembelajaran,
tercantum tujuan penggunaan pendekatan
pembelajaran, model dan metode
pembelajaran, sumber pembelajaran, dan
belajar, langkah-langkah penilaian dalam suatu

0
Andy Hakim Dan Saiful Amir, “Pengaruh Perasaan, Ketertarikan Dan Keterlibatan Terhadap
Minat Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Peserta Didik Pada SMA Paba
Binjai,” Jurnal Visipena, No. 2 VoL 9 (Desember 2018): 422.
80

pembelajaran, metode alokasi waktu yang akan


pembelajaran, media dilaksanakan pada masa
pembelajaran, dan lain- tertentu untuk mencapai
lain. Jadi rencana itu tujuan yang telah
0
sudah ada sebelum awal ditentukan.
semester dimulai,
sehingga materi-materi b. Pembuatan RPP
mana yang menggunakan RPP menjadi awal
model pembelajaran penentu keberhasilan
kontekstual itu sudah dalam proses
tercantum pada RPP itu pembelajaran. RPP
tadi. Dalam pembuatan adalah rencana kegiatan
RPP guru disini pembelajaran tatap muka
diwajibkan untuk untuk satu pertemuan
mengikuti workshop yang atau lebih, sehingga
diadakan oleh yayasan dengan perencanaan
setiap tahunnya supaya yang baik, dapat
guru RQ dapat memaksimalkan proses
meningkatkan kwalitas pembelajaran. RPP
diri dalam mengajar dikembangkan
peserta didik.” berdasarkan silabus
yang mengarahkan
b. Menyediakan Sebuah proses pembelajaran
Permasalahan siswa dalam mencapai
“ketika masuk kelas saya Kompetensi Dasar (KD).0
selalu menyiapkan sebuah c. Menyediakan Sebuah
permasalahan untuk Permasalahan
dipecahkan bersama-sama Seharusnya di dalam
dengan peserta didik, mengembangkan
untuk permasalahnnya itu kemampuan pemecahan
sendiri tergantung pada masalah didasari oleh
materi yang dibahas, proses belajar mengajar
kebetulan juga saya ini yang diawali pada
mengajar dikelas XI dan kehidupan nyata siswa,
dikelas XI itu ada bab dengan mengaitkan pada
mengenai pernikan, pengetahuan yang
perceraian dan ilmu farait berbeda atau yang belum
lalu saya cari kasus-kasus diketahui oleh siswa.0
yang trending setelah itu
0
Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran, (Medan: Lembaga Peduli Pendembangan
Pendidikan Indnesia (LPPPI), 2019), 4.
0
Fauzi Mulyatna et al., “Pelatihan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan
Kurikulum 2013 di Yayasan Raudlatul Jannah,” Abdimas Dewantara, vol. 1, no. 1 (Maret 2018):
13.
0
Deti Rostika dan Herni Junita., “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SD Dalam
Pembelajaran Matematika Dengan Model Diskursus Multy Representation (DMR),”
Eduhumaniora, vol. 9, no. 1 (Januari 2017): 37.
81

saya sajikan kepada siswa


dalam bentuk sebuah
problem atau masalah,
disini siswa menjawab
pertanyaan yang saya
berikan tadi, dan bukan
hanya satu dua siswa yang
menjawab melainkan
banyak siswa yang
menangapi pertanyaan
yang saya berikan, setelah
itu saya tarik kesimpulan
dari sekian jawaban tadi.”

2 Pelaksanaan a. Pendahuluan a. Proses pembelajaran


“Sebelum kegiatan belajar dengan menerapkan
mengajar saya mulai saya model pembelajaran
terlebih dahulu membuka kontekstual berlangsung
pelajaran dengan berdoa, dengan alami, peserta
dilanjut dengan mengucap didik mendapatkan
salam yang dipimpin oleh pengalaman bukan
ketua kelas, kemudian saya berupa transfer
juga menanyakan kabar pengetahuan dari
peserta didik sebagai pendidik kepada peserta
bentuk apresiasi saya didik.0
karena mereka masih
memiliki semangat belajar b. Membagi Kelompok
untuk datang ke sekolah, Belajar kelompok
lalu saya berikan juga merupakai proses
apersepsi dan juga transfer ilmu yang
motivasi, baru yang melibatkan lebih dari
terakhir saya jelaskan apa satu orang, dimana
saja yang akan kita pelajari orang yang satu
saat dua jam pelajaran dengan orang yang lain
mendatang.” saling melengkapi dan
b. Inti bertukar fikiran.
Dengan menerapkan
a) Membagi Kelompok sistem belajar
“Setelah saya kelompok dapat
melakukan kegiatan mengurangi tingkat
pendahuluan kemudian kesulitan belajar siswa di
saya membentuk sekolah.0
sebuah kelompok
0

0
Sri Dewi at al., “Akurasi Pemetaan Kelompok Belajar Siswa Menuju Prestasi Menggunakan
Metode K-Means,” Jurnal Sistim Informasi dan Teknologi, vol. 3, no. 1 (Maret 2021): 28.
82

c. Membimbing peserta
belajar agar didik
memudahkan saya Peran guru sebagai
dalam menyampaikan pembimbing harus lebih
materi yang saja dipentingkan, karena
ajarkan dan supaya kehadiran guru di
peserta didik bisa sekolah adalah untuk
saling bekerja sama membimbing peserta
dalam menyelesaikan didik menjadi manusia
permasalahan yang dewasa susila yang
ada.” cakap, terampil, berbudi
b) Membimbing Peserta pekerti luhur dan
didik berakhlak mulia. Tanpa
“Bu Titin saat bimbingan, peserta didik
mengajar beliau akan mengalami
membentuk sebuah kesulitan dalam
kelompok belajar, menghadapi
biasanya beliau perkembangan dirinya.0
membentuk kelompok
sebanyak enam sampai d. Menghubungkan materi
tujuh kelompok yang Dalam proses kegiatan
terdiri dari lima atau belajar mengajar guru
enam anak.” menghubungkan
c) Menghubungkan pelajaran dengan
materi fiqih dengan pengalaman faktual
materi lain siswa dan mengenalkan
“Guru fiqih biasanya pengalamanpengalaman
menghubungkan baru. Bahasa yang
materi fiqih dengan disampaikan guru
materi lain contohnya dalam menjelaskan
pada bab pernikahan baik, jelas dan mudah
beliau menghubungkan dipahami oleh siswa.0
antara materi fiqih
dengan ilmu sosial e. Menuntut peserta didik
beliau menjelaskan untuk aktif
sebagai pasangan Pembelajaran aktif
suami istri harus bisa dapat membuat proses
berinteraksi dengan belajar lebih
baik kepada orang lain menyenagkan untuk
khususnya tetangga guru dan siswa. Salah
sekitar, lalu beliau satu model
menghubungakan juga pembelajaran aktif

0
Hamid Darmadi, “ Tugas, Peran, Kompetensi, dan Tanggung Jawab Menjadi Guru Profesional,”
Jurnal Eduksi, no.2, vol 13 (Desember 2015): 166
0
Issaura Sherly Pamela et al, “Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas,” Edustream, no. 2,
vol. 2, (November 2019): 25.
83

dengan ilmu ekonomi yang dipandang dapat


mengenai masalah mengembangkan
biaya kehidupan kemampuan berpikir
sehari-hari dalam dan kemampuan
keluarga.” pemecahan masalah
d) Menuntut pesera didik siswa adalah
untuk aktif interactive
“Selama ini kami demonstration.
dituntut untuk aktif Interactive
oleh guru fiqih dengan demonstration.0
menyuruh kami aktif
bertanya baik tentang f. Lingkungan yang ada
materi yang ada disekitar anak-anak
didalam buku maupun merupakan salah satu
kejadian-kejadian yang sumber belajar yang
terjadi di masyarakat dapat digunakan dalam
terkadang beliau juga proses pembelajaran.
memperlihatkan video Dan apabila seorang
didepan kelas sesuai guru mengajar dengan
dengan materi yang memanfaatkan
diajarkan saat itu lingkungan sebagai
kemudian setelah sumber belajar maka
selesai beliau meminta akan lebih bermakna
beberapa siswa untuk karena para siswa
memberi pendapat atau dihadapkan pada
bertanya mengenai kenyataan dan
video tersebut.” peristiwa yang
e) Menggunakan berbagai sebenarnya.0
sumber belajar
“Ketika saya mengajar g. Kegiatan yang
saya tidak hanya dilakukan oleh guru
menggunakan satu ketika menutup
sumber saja melainkan pelajaran yaitu sebagai
ada beberapa sumber berikut. Pertama,
belajar yang saya pakai menarik kesimpulan
antara lain: ada buku mengenai materi yang
pegangan guru, buku telah dipelajari
LKS, kemudian akses (kesimpulan bisa
internet, lalu al-qur’an dilakukan oleh guru,
dan terjemah, dan oleh peserta didik atas
lingkungan sekitar.” permintaan guru, atau

0
Rismatul Azizah, “Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Interactive
Demonstration Siswa Kelas X SMA pada Materi Kalor,” Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi,
no. 2, vol. 2 (April 2016):55
0
Andi Ikhsan, “Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di Sd Negeri 2
Teunom Aceh Jaya,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, no. 1, vol. 2 (Januari 2017):1
84

oleh peserta didik


c. Penutup bersama guru). Kedua,
mengajukan beberapa
“Hal yang saya lakukan pertanyaan untuk
ketika mengakhiri mengukur tingkat
pembelajaran ialah saya pencapaian tujuan dan
memberikan penguatan keefektifan
terkait materi yang telah pembelajaran yang
didiskusikan, kemudian telah dilaksanakan.
saya mengajak peserta Ketiga, menyampaikan
didik untuk merangkum bahan-bahan
hasil pembelajaran saat pendalaman yang harus
itu juga setelah itu saya dipelajari, dan tugas-
melakukan refleksi dan tugas yang harus
juga memberikan dikerjakan (baik tugas
apresiasi kepada peserta individual maupun
didik agar mereka tetap tugas kelompok) sesuai
semangat belajar, dan dengan pokok bahasan
yang terakhir tak lupa yang telah dipelajari.
saya sampaikan materi Keempat, memberikan
yang akan dipelajari pada post test baik secara
pertemuan berikutnya lisan, tulisan maupun
begitu juga tugas mandiri perbuatan.0
terstruktur, lalu saya tutup
pelajaran pada hari itu
dengan doa.”

3 Evaluasi a. Perasaan Senang a. Dalam kegiatan evaluasi


“Untuk mengetahui dibutuhkan berbagai
peserta didik itu memiliki informasi atau data yang
minat belajar atau tidak menyangkut objek yang
biasanya saya amati pada sedang dievaluasi. Dalam
kesiapan mereka dalam kegiatan pengajaran, data
menerima ilmu, ketika yang dimaksud dapat
saya masuk kelas buku berupa perilaku atau
fiqih sudah ada diatas penampilan peserta didik
meja semua, kemudian selama mengikuti
wajah mereka itu terlihat pelajaran, hasil ulangan
sumringgah (senang) atau tugas-tugas
sekali dan yang hadir pada pekerjaan tumah, nilai
saat mata pelajaran fiqih ujin akhir caturwulan,
0
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: Rosda, 2011): 84.
85

itu banyak.” nilai midesemester, nilai


b. Keterlibatan Peserta Pidik ujian akhir semester, dan
“Ketika pembelajaran sebagainya.0
fiqih sudah mulai berjalan
untuk melihat minat b. Perasaan senang
belajar peserta didik itu
naik atau tidak ketika saya Perasaan senang dalam
menggunakan model pem pembelajaran bisa juga
belajaran kontekstual itu dikemas dengan metode
saya lihat pada keaktifan belajar kelompok karena
mereka saat berdiskusi dapat memunculkan
kelompok, kemudian aktif diskusi di antara siswa.0
bertanya maupun aktif
c. Rangkaian kegiatan yang
menjawab pertanyaan
melibatkan kegiatan
yang saya berikan.”
belajar secara maksimal
c. Ketertarikan Peserta Didik
seluruh kemampuan
“Ketika saya
siswa untuk mencari dan
menggunakan model
menyelidiki secara
pembelajaran kontekstual
sistematis, kritis, logis,
saat pembelajaran fiqih
analitis, sehingga mereka
peserta didik sangat
dapat merumuskan
antusias dan bersemangat
sendiri penemuannya
ketika pembelajaran
dengan penuh percaya
berlangsung hal tersebut
diri.0
dibuktikan dengan ketika
saya memberikan tugas
d. Ketertarikan peserta
mereka langsung
didik
mengerjakannya dan tidak
Rasa tertarik merupakan
menunda-nunda tugas
rasa yang dimiliki setiap
yang saya berikan kepada
individu dalam ungkapan
mereka.”
suka, senang dan simpati
d. Perhatian Peserta Didik
kepada sesuatu sebelum
“Ketika saya menjelaskan
melakukan aktivitas,
materi fiqih peserta didik
sebagai penilaian positif
mendengarkan penjelasan
atau suatu objek.0
saya dengan seksama
dibuktikan mereka tidak
mengantuk di kelas,
0
Rina Febriana, Evaluasi Pembelajaran,(Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2019), 2.
0
Wahyu Widodo, “Wujud Kenyamanan Belajar Siswa, Pembelajaran Menyenangkan, Dan
Pembelajaran Bermakna Di Sekolah Dasar,” Ar-Risalah no.2, vol. 18 (Oktober 2016): 32.
0
N. W. Anggareni et al, “Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Pemahaman Konsep Ipa Siswa SMP,” e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, vol. 3 (2013): 3.
0
Andy Hakim Dan Saiful Amir, “Pengaruh Perasaan, Ketertarikan Dan Keterlibatan Terhadap
Minat Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Peserta Didik Pada SMA Paba
Binjai,” Jurnal Visipena, No. 2 VoL 9 (Desember 2018): 422.
86

mereka juga mencatat apa


yang saya tuliskan di
papan tulis, dan yang
terakhir mereka tidak
mengobrol sendiri saat
jam pelajaran.”

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di MA Sains

Roudlotul Qur’an mengenai implementasi model pembelajaran kontekstual

dalam peningkatan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih,

maka peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Fiqih

di MA Sains Roudlotul Qur’an

Perencanaan model pembelajaran kontekstual yang dilakukan oleh

guru fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an dilakukan dalam dua tahap


87

yakni pertama guru membuat perangkat pembelajaran seperti halnya

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kemudian tahap kedua

sebelum masuk kelas guru fiqih selalu menyiapkan sebuah permasalahan

yang sedang trending di masyarakat sesuai dengan materi pembelajaran.

2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Peningkatan Minat

Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Fiqih di MA Sains Roudlotul

Qur’an

Pelaksanaan model pembelajaran kontekstual yang dilakukan oleh

guru fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an dilakukan dalam tiga tahap

yakni pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam tahap pendahuluan guru

membuka pembelajaran didahului dengan berdo’a, kemudian

menanyakan kabar peserta didik sebagai bentuk perhatian guru terhadap

peserta didik, selanjutnya yaitu guru menjelaskan tentang apa yang akan

dilakukan dalam dua jam pelajaran mendatang. Dalam tahap kegiatan inti

guru membagi kelompok belajar, kemudian membimbing peserta didik

saat diskusi, dilanjut saat menjelaskan guru menghubungkan materi fiqih

dengan materi lain, tak lupa guru menuntut peserta didik untuk aktif, dan

guru menggunakan berbagai sumber belajar dalam proses belajar

mengajar. Dalam tahap penutup guru fiqih memberikan penguatan

mengenai materi yang baru saja dipelajari, kemudian mengajak peserta

didik untuk merangkum hasil belajar, setelah itu guru fiqih memberikan

refleksi dan juga apresiasi peserta didik untuk lebih semangat lagi dalam

belajar, dilanjut beliau menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya


88

dengan diberikannya tugas kepada peserta didik agar peserta didik belajar

ketika di rumah, dan tahap yang terakhir adalah do’a bersama dipimpin

oleh ketua kelas.

3. Evaluasi Model Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Fiqih di

MA Sains Roudlotul Qur’an

Dalam evaluasi model pembelajaran kontekstual pada mata

pelajaran fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an guna meningkatkan minat

belajar peserta didik maka guru fiqih mengacu pada indikator minat

belajar guna mengetahui minat belajar peserta didik meningkat atau tidak,

adapun indikator minat belajar antara lain; perasaan senang, keterlibatan

peserta didik, ketertarikan peserta didik, dan perhatian peserta didik.

B. Saran

Setelah menyimpulkan hasil penelitian yang telah di lakukan di MA Sains

Roudlotul Qur’an, maka peneliti memberikan saran yang sekiranya hal ini

dapat bermanfaat dan dapat dijadikan evaluasi untuk kedepannya terutama

untuk pihak sekolah serta untuk diri pribadi, adapun saran ini ditujukan

kepada:

1. Bagi sekolah

Dalam hal ini peneliti memberikan saran agar fasilitas untuk

menunjang pembelajaran yang tematik integrated ini ditingkatkan

khususnya dalam hal sarana dan prasarana pembalajaran.

2. Bagi guru
89

Dalam hal ini peneliti memberikan saran agar guru fiqih lebih

memahami mengenai implementasi model pembelajaran kontekstual

sehingga dalam mengajar beliau akan lebih terstruktur dalam sintaks dari

model pembelajaran kontekstual .

3. Calon guru

Dalam hal ini peneliti memberikan saran kepada calon guru yang

masih binggung menggunakan model pembelajaran apa yang akan

digunakan pada saat mengajar peneiti menyarankan agar menggunakan

model pembelajaran kontekstual sebab dengan digunakannya model

pembelajaran kontekstual maka peserta didik akan lebih mudah

memahami pembelajaran dikarenakan dalam pengajarannya model

kontekstual ini dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

DAFTAR P USTAKA

Amin, Nasikhul. “Efektifitas Strategi Pemeblajaran Contextual Teaching And


Learning Dalam Mencapai Ketuntasan Belajar Pada Bidang Studi Fiqih
Siswa Kelas VII MTs Salafiyah Syafi’iyah Mojokerto.” Skripsi—IAIN
Sunan Ampel Surabaya, 2013.

Anwar, Muhammad. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta, 2007.

Asmaai, Mashfiyatul. “Konstruksi Sosial Dakwah Pengurus Jama’ah Al-Khidmah


Surabaya.” Skripsi--Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2019.

Aziz, Abdul. “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mukti Karya
Kecamatan Panca Jaya Kabupaten Mesuji.” Terampil Pendidikan Dan
Pembelajaran Dasar, no. 2 (Juni 2015): 1.

Charli, Leo. “Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika.” Science
and Phsics Education Journal, vol 2, no 2 (Juni 2019): 53.
90

Fitriyah, Ngulyatul. “Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And


Learning (CTL) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih
Siswa Kelas VIII MTsN 6 Tulungagung.” Skripsi—IAIN Tulungagung,
2020.

Hamidah, Titin Nur. “ Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Sebagai


Strategi Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di
MTsN 1 Lamongan.” Skripsi—Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, 2020.

Hanifah, Umi, dan Yunitasari, Ria. “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap


Minat Belajar Siswa Pada Masa Pandemi COVID-19.” Jurnal Ilmu
Pendidikan, vol.2, no.3 (2020): 236.

Hasanah, Uswatun. “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Melalui


Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
Peserta Didik Kelas V Di MI Ismaria Al- Qur’aniyah Islamiyah Raja Basa
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.” Jurnal Pendidikan Islam,
no.1 (2017): 3-4.

Jannah, Fathul. “Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual Dalam


Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar.” Prosiding
Seminar Nasional, vol.1, no.2 (2015): 19-20.

Lestari, Indah. “Pengaruh Waktu Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika.” Jurnal Formatif, vol.3, no.2, 121.

Lexy J Moeong. Metodelogi Penelitian Kualitatif, n.d.

Noviantoro, Dionysius, Dwi. “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk


Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membaca
Gambar Teknik Di SMK Piri 1 Yogyakarta.” Skripsi—Universitas Negeri
Yogyakarta, 2014.

Nugrahani, Farida. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Pendidikan


Bahasa Surakarta: 2014.

Pratiwi, Noor, Komari. “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua Dan
Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa
SMK Kesehatan Di Kota Tangerang.” Jurnal Pujangga, vol.1, no.2
(Desember 2015): 88.

Primayana, Kadek, Hengki, dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual


Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Ipa Ditinjau Dari Minat
Outdoor Pada Siswa Kelas IV.” vol.9, no.2 (2019): 73.
91

Purwanti, Anna, Dwi. “Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan


Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa Di Sekolah Dasar.” Jurnal
Ilmiah Guru, no.2 (November 2012): 3.

Purwati, Pera. “Pengaruh Penerapan Metode Drill/Latihan Terhadap Minat


Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih.” Jurnal Pendidikan Universitas
Garut, no.1 (2010): 51.

Radi. “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dan Minat Belajar Siswa


Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V Di SDN Gugus
Sekolah Lumbang Kabupaten Pasuruan.” Jurnal Penelitian Dan Pendidikan
IPS, vol.11, no.2 (2017): 214.

Rahmadi. Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press, 2011.

Rahmat, Pupu Saeful. “Penelitian Kualitatif” (2009).

Ramdani, Emi. “Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal


Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter.” No.1 (2018): 4.

Ratnasari, Ika, Wanda. “Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar


Matematika.” Psikoborneo, vol.5, no.2 (2017): 291.

S,U, Supardi, dkk. “Pengaruh Media Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika.” Jurnal Formatif, vol.2, no.1, 75-76.

Santoso, Erik. “Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk


Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa Sekolah Dasar.”
No.1 (Januari 2017): 20.

Singestecia, Regina, dkk. “Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa Dalam


Pemilihan Kepala Daerah Di Slawi Kabupaten Tegal.” (2018)

Sirait, Erlando, Doni. “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar


Matematika.” Jurnal Formatif, vol.6, no.1 (2016): 38.

Sodik, Ali, dan Siyoto, Sandu. Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015.

Suartini, Ni, Made, dkk. “Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran


Kontekstual Berbasis Lingkungan Terhadap Minat Dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 5 Bunuta.” E-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, vol.5 (2015): 4.

Sunendar, Aep. “Mengembangkan Disposisi Matematik Melalui Model


Pembelajaran Kontekstual.” Jurnal Theorems (The Original Research Of
Mathematics), vol.1, no.1 (2016): 6.
92

Suprapto, Edy. “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual, Pembelajaran


Langsung Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif.”
Nvotec, vol.11, no.1 (Februari 2015): 26.

Susanti, Depa. “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Motivasi Belajar


Pada Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 52 Seluma.”
Skripsi—Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2019.

Syahputra, Edy. “Snowball Throwing Tingkat Minat Dan Hasil Belajar.


Sukabumi: Haura Publishing, 2020.

Tafonao, Talizaro. “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat


Belajar Mahasiswa.” Jurnal Komunikasi Pendidikan, vol.2, no.2 (Juli 2018):
111-112.

Ulumuddin, M. Fatchul. “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Di MTs Al-Ihsan Pondok
Pesantren Darul Fiqhi Deket Lamongan.” Skripsi--Universitas Islam
Lamongan,2019.

Yunus dan E. Kosmajadi, E, Filsafat Pendidikan Islam, Majalengka: Unit


Penerbitan Universitas Majalengka, 2015. Diakses pada 9 November 2021,
https://b-ok.global/book/6068958/08fd5b.

Yusuf, A, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan, Jakarta: Kencan, 2017.
93

LAMPIRAN-LAMPIRAN
94

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN KEPALA SEKOLAH, GURU FIQIH, DAN SISWA
KELAS XI MIA 2

A. Wawancara dengan kepala sekolah MA Sains Roudlotul Qur’an.

1. Bagaimana sejarah perkembangan MA Sains Roudlotul Qur’an dari aspek

kurikulum?

2. Apakah di MA Sains Roudlotul Qur’an memiliki model pembelajaran

paten yang digunakan oleh setiap guru ?

3. Bagaimana pandangan ibu tentang pendekatan model pembelajaran CTL

yang dilakukan oleh guru fiqih di MA Sains Roudlotul Qur’an?

4. Menurut ibu apa manfaat dari model pembelajaran CTL ?

5. Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran CTL berpengaruh pada

minat belajar peserta didik ?

B. Wawancara dengan guru fiqih MA Sains Roudlotul Qur’an

1. Model pembelajaran apa yang biasa anda gunakan di kelas pada mata

pelajaran fiqih ?

2. Apakah anda selalu menyajikan sebuah permasalahan kepada peserta didik

untuk dipecahkan bersama-sama ?

3. Apakah anda ketika mengajar menghubungkan materi fiqih dengan materi

yang lain?

4. Apakah anda menuntut kepada peserta didik agar aktif dan kreatif saat

KBM berlangsung ?
95

5. Apakah anda sering menggunakan media pembelajaran saat pembelajaran

fiqih ?

6. Apakah ketika anda mengajar menggunakan satu sumber belajar saja ?

7. Bagaimana contoh penerapan model pembelajaran CTL pada materi

pernikahan di kelas XI ?

8. Bagaiman respon peserta didik ketika anda menggunakan model

pembelajaran dengan mengaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari ?

9. Apakah model pembelajaran CTL bisa diaplikasikan disemua materi fiqih?

10. Apakah minat belajar peserta didik meningkat ketika anda menggunakan

model pembelajaran CTL?

11. Bagaimana cara anda mengetahui atau mengukur bahwa minat belajar

peserta didik itu meningkat atau tidak?

C. Wawancara dengan peserta didik

1. Apakah guru fiqih di MA Sains Rudlotul Qur’an selama ini

membimbing anda saat diskusi kelompok ?

2. Apakah guru fiqih pada saat pembelajaran menyajikan sebuah

permasalahan untuk dipecahkan bersama-sama?

3. Apakah guru fiqih ketika mengajar menghubungkan antara materi fiqih

dengan materi yang lain?

4. Apakah pembelajaran fiqih di sekolah anda cukup menyenangkan ?

5. Apakah guru fiqih memberikan contoh kasus yang biasa terjadi

dikehidupan sehari-hari saat menjelaskan materi bab pernikahan ?

6. Apakah selama KBM anda dituntut aktif dan kreatif oleh guru fiqih?
96

7. Apakah anda cukup aktif saat pembelajaran fiqih ?

8. Apakah anda semangat dan antusias mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru fiqih ?

9. Apakah selama ini guru fiqih mengajar dengan cara yang sama atau

pernah menggunakan media pembelajaran yang menyenangkan?

10. Apakah guru fiqih menggunakan berbagai sumber pembelajaran ?


97

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi Fiqih bab


Pernikahan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELARAN

Nama Madrasah : MA Sains Roudlotul Qur’an Lamongan


Mata Pelajaran : Fikih
Materi Pokok/Tema : Pernikahan Dalam Islam
Kelas/Semester : XI MIA/2
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Kompetensi Inti/ KI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama Islam yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya terkait fenomena atau kejadian yang tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain menurut sudut
pandang/teori yang kuat.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.5 Menghayati hikmah dari 1.5.1 Meyakini hikmah dari ketentuan


ketentuan Islam tentang pernikahan Islam tentang pernikahan

2.5 Mengamalkan sikap taat dan 2.5.1 Menerapkan sikap taat dan
bertanggungjawab sebagai bertanggungjawab sebagai
implementasi dari pemahaman implementasi dari pemahaman
ketentuan perkawinan dalam hukum ketentuan perkawinan dalam hukum
Islam dan perundang-undangan Islam dan perundang-undangan

3.5 Menganalisis ketentuan 3.5.1 Menjelaskan pengertian


perkawinan dalam Islam dan pernikahan dan hukum pernikahan
perundang-undangan dalam Islam
3.5.2 Menyebutkan syarat dan hukum
98

pernikahan
3.5.3 Menjelaskan pengertian khitbah,
kafa’ah
3.5.4 Menjelaskan macam-macam
pernikahan terlarang dalam Islam
3.5.5 Menyebutkan kewajiban suami
dan istri

4.5 Menyajikan hasil analisis praktik 4.5.1 Mempraktikkan pernikahan yang


pernikahan yang sesuai dan tidak sesuai dan tidak sesuai dengan
sesuai dengan ketentuan hukum ketentuan hukum Islam yang terjadi di
Islam yang terjadi di masyarakat masyarakat 4.5.2 Mengkomunikasikan
hasil analisis praktik pernikahan yang
sesuai dan tidak sesuai dengan
ketentuan hukum Islam yang terjadi di
masyarakat

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian pernikahan
dan hukum pernikahan dalam Islam dengan baik dan benar
2. Melalui diskusi, siswa mampu menyebutkan syarat dan hukum pernikahan
dengan benar dan percaya diri
3. Melalui penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian khitbah,
kafa’ah dengan baik dan benar
4. Melalui penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan macam-macam
pernikahan terlarrang dalam Islam dengan percaya diri
5. Melalui diskusi, siswa mampu menyebutkan kewajiban suami dan istri
dengan baik dan benar
6. Melalui kegiatan praktik, siswa mampu mempraktikkan pernikahan yang
sesuai dan tidak sesuai dengan ketentuan hukum Islam yang terjadi di
masyarakat dengan bena
7. Melalui penugasan, siswa mampu mengkomunikasikan hasil analisis praktik
pernikahan yang sesuai dan tidak sesuai dengan ketentuan hukum Islam yang
terjadi di masyarakat
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta: Pernikahan dalam Islam
2. Konsep:
a. Pernikahan
b. Meminang atau khitbah
c. Mahram
99

d. Prinsip Kafa’ah dalam pernikahan


e. Rukun dan syarat nikah
f. Macam-macam pernikahan terlarang
g. Kewajiban suami istri
h. Ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia
3. Prosedur: Paktik pernikahan yang sesuai dan tidak sesuai dengan ketentuan
hukum Islam
E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
1. Model dan strategi pembelajaran: Contextual Teaching and Learning
2. Pendekatan: Inquiry
3. Metode: Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi
F. Media Pembelajaran
Papan tulis, laptop, LCD Proyektor, Lembar LKS (siswa).
G. Sumber Belajar
1. Buku LKS
2. Buku Paket
3. Al-Quran dan Terjemah
4. Buku referensi yang relevan
5. Internet
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Kagiatan Proses Durasi

1 Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran 10 menit


dengan salam dan berdoa
bersama dipimpin oleh ketua
kelas dengan penuh khidmat
2. Guru menanyakan kondisi
peserta didik, memperhatikan
kesiapan peserta didik,
mengisi lembar kehadiran,
memeriksa kerapihan pakaian,
dan posisi tempat duduk
peserta didik
3. Guru melakukan apersepsi
mengulas tentang materi
pelajaran sebelumnya
4. Guru memberikan motivasi
tentang materi yang akan
dipelajari dan melakukan ice
breaking
100

5. Guru menyampaikan cakupan


materi, tujuan, kegiatan yang
akan dilakukan dan teknik
penilaian yang akan
digunakan dalam
pembelajaran
2 Inti 1. Mengamati 45 menit
a. Guru membentuk siswa
menjadi empat kelompk
kecil
b. Peserta didik menyimak
penjelasan guru tentang
pengertian dan hukum
pernikahan, syarat dan
rukun pernikahan,
macam-macam
pernikahan terlarang
c. Guru memutarkan video
pernikahan
d. Peserta didik memberikan
tanggapan hasil
penjelasan guru mengenai
pernikahan
e. Peserta didik bertanya
mengenai penjelasan guru
tentang pernikahan yang
belum dipahami
2. Eksplorasi
a. Masing-masing kelompok
berdiskusi tentang
pernikahan dalam Islam
b. Masing-masing kelompok
menggali informasi
tentang pernikahan dalam
Islam
3. Mengasosiasi
a. Peserta didik melalui
kelompoknya
merumuskan konsep
pernikahan menurut Islam
b. Peserta didik melalui
kelompoknya membuat
peta konsep tentang
pernikahan dalam Islam
4. Mengkomunikasikan
a. Masing-masing kelompok
secara bergantian
memaparkan peta konsep
didepan kelas
b. Mempresentasikan hasil
101

diskusinya tentang
pernikahan dalam Islam
c. Kelompok lain bertanya
kepada kepada kelompok
yang presentasi
3 Penutup 1. Guru memberikan penjelasan 15 menit
dan penguatan terkait materi
yang telah didiskusikan
2. Guru dan peserta didik
merangkum materi yang telah
dipelajari bersama-sama
3. Guru dan peserta didik
bersama-sama melakukan
refleksi terhadap pembelajaran
yang telah terlaksanakan
4. Guru memberikan apresiasi
terhadap hasil kerja peserta
didik
5. Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan
memberikan tugas mandiri
terstruktur
6. Guru bersama peserta didik
menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


1. Teknik penilaian
a. Sikap: Observasi
b. Pengetahuan: Tes tertulis
c. Keterampilan: Praktik
2. Bentuk penilaian
a. Sikap: Observasi sikap disiplin dan tanggungjawab
b. Pengetahuan: Pilihan ganda dan uraian
c. Keterampilan: Non tes yaitu observasi kegiatan praktik
3. Remidial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya belum
tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial klasikal,
atau tutor sebaya, atau tugas dengan diakhiri dengan tes.
102

4. Pengayaan
Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
ngayaan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Siswa yang mencapai nilai KKM = x = Nilai Maksimum diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.
b. Siswa yang mencapai nilai x > Nilai maksimum diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.

Lamongan, 16 April 2022


103

Lampiran 3 Dokumentasi MA Sains Roudlotul Qur’an, wawancara, dan observasi


kelas

Dokumentasi sekolah MA Sains Roulotul Qur’an

Dokumentasi Wawancara Dengan Kepala Sekolah MA Sains Roudlotul Qur’an


104

Dokumentasi Wawancara Dengan Guru Fiqih

Dokumentasi Wawancara Dengan Peserta Didik


105

Dokumentasi Observasi di Dalam Kelas Saat Guru Fiqih Menggunakan Model


Pembelajaran Kontekstual

Dokumentasi Guru Fiqih Membagi Kelompok Belajar


106

Dokumentasi Guru Fiqih Membimbing Peserta Didik Dalam Diskusi Kelompok

Anda mungkin juga menyukai