Anda di halaman 1dari 110

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI

STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION) PADA MATA


PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI SISWA SMA AL HIKMAH
MUNCAR

SKRIPSI

Oleh:
SITI FADILATUL MUKHAROMAH
NIM: 2018.77.01.1093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM "MA’HAD ALY AL-HIKAM


MALANG"

2022
ii
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI
STAD ( STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION) PADA MATA
PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI SISWA SMA AL HIKMAH
MUNCAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Agama Islam "Ma'had Aly Al-Hikam" Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana
Pendidikan Agama Islam

Oleh:
SITI FADILATUL MUKHAROMAH
NIM: 2018.77.01.1093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM "MA'HAD ALY AL-HIKAM"

MALANG

2022

iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOOPERATIF


DENGAN STRATEGI STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT) PADA
MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI SISWA SMA AL
HIKMAH MUNCAR ini telah diuji dan dipertahankan di depan sidang dewan
penguji pada tanggal 15 Juli 2022.

Dewan Penguji,

Penguji Tanda Tangan

Ketua Penguji
Handoko, M.Pd.
NIY. 007.06.006 :

Penguji Utama
M. Yusuf Agung Subekti, Lc., M.Si.
NIY.007.06.007
:

Sekretaris Penguji
Ali Rif'an. M.Pd.I
NIY.077.06.025 :

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ketua STAI Ma'had Aly Al-Hikam


Pendidikan Agama Islam Malang

Imam Athoir Rokhman, M.Pd. Mochamad Nurcholiq, M.Pd.

iv
NIY.007.06.040 NIY.007.06.010

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Fadilatul Mukharomah

NIM : 2018.77.01.1093

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Dsn Bayatrejo, Ds Wringinpitu 037/008, Tegaldlimo,


Banyuwangi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini hasil plagiasi, baik sebagian
atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 15 Juli 2022

Yang membuat pernyataan.

Siti Fadilatul Mukharomah


NIM.2018.77.01.1093

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas segala nikmat yang telah Allah berikan
berupa kemampuan untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Shalawat
beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam yakni nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya yang setia
sampai akhir masa.

Atas selesainya penulisan skripsi dengan judul "Penerapan Pembelajaran


Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) pada
Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar" penulis
menyampaikan rasa hormat, ucapan terimakasih setinggi-tingginya kepada:

1. Alm. Drs. K.H. Hasyim Muzadi selaku pendiri Sekolah Tinggi Agama
Islam Ma'had Aly Al-Hikam Malang.
2. Bapak Mochamad Nurcholiq M.Pd, selaku ketua Sekolah Tinggi
Agama Islam Ma'had Aly Al-Hikam Malang.
3. Bapak Handoko M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan sabar,
tulus, ikhlas dan rela mengorbankan waktu dan pikirannya dalam
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga yang telah mendukung,
menyemangati serta memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
5. Seluruh dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Ma'had Aly Al-Hikam
Malang yang telah banyak berperan aktif dalam memberi sumbangsih
keilmuan, wawasan dan pengetahuannya kepada penulis.
6. Sahabat-sahabat santri putri Al-Hikam terkhusus angkatan 2018 yang
telah memberikan wawasan, inspirasi dan kenangan yang tak
terlupakan.

vi
7. Seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam membantu dan
memotivasi penulis sehingga selesai tugas akhir ini.

Atas keikhlasan serta ketulusan hati, semoga amal ibadah mereka diterima
oleh Allah sebagai amal shaleh. Akhir kata penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca, dengan iringan doa Jazaa Kumullahu Ahsanal Jaza'.

Malang, 15 Juli 2022


Peneliti,

Siti Fadilatul Mukharomah

2018.77.01.1093

vii
MOTTO

"Tahapan pertama dalam mencari ilmu adalah mendengarkan, kemudian


diam dan menyimak dengan penuh perhatian, lalu menjaganya, lalu
mengamalkannya dan kemudian menyebarkannya"

(Sufyan bin Uyainah)

viii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua Orang tua saya Bapak Adnan dan Ibu Rusminatun karena telah
mendidik dan membesarkan saya hingga diperkuliahan ini.
2. Bapak Mohamad Nurcholiq, M.pd, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ma'had Aly
Al Hikam Malang.
3. Bapak Handoko M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah rela meluangkan
waktu, mencurahkan tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga
skripsi ini terselasaikan.
4. Seluruh dosen Sekolah Tinggi Ma'had Aly Al Hikam Malang yang telah
memberikan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah SMA Al Hikmah Muncar serta para staff yang telah
mengizinkan dan memberikan waktu untuk memberikan data sehingga dapat
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
6. Semua pihak yang secara tidak langsung telah membantu penyusunan skripsi
ini.
7. Diri saya sendiri sebagai bentuk terima kasih karena tidak pernah menyerah
sampai dititik ini.

ix
ABSTRAK

Mukharomah, Siti Fadilatul, 2022. Penerapan Pembelajaran Kooperatif


dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada
Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah
Muncar. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah
Tinggi Agama Islam "Ma'had Aly Al-Hikam" Malang, Pembimbing:
Handoko, M.Pd.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Strategi Pembelajaran, STAD.


Banyaknya masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar
mengajar mempengaruhi pemahaman materi yang disampaikan terhadap peserta
didik, termasuk memilih metode pengajaran yang tepat agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar secara efektif dan
efisien. Salah satu upaya untuk meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar siswa,
yaitu memperbaiki metode pengajaran.
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data
penelitian ini adalah guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti siswa kelas X
SMA Al Hikmah Muncar. Pengambilan data diambil melalui wawancara dengan
guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dan 5 orang siswa kelas X SMA Al
Hikmah Muncar, observasi, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian menemukan bahwasanya: 1) Terdapat tiga tahapan
dalam proses penerapan pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa
SMA Al Hikmah Muncar. Yakni, tahap persiapan dimana guru mempersiapkan
seperangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, menyiapkan media pembelajaran,
menyiapkan model dan materi pembelajaran. Tahap pelaksanaan dimana guru
melaksanakan pembelajaran menggunakan strategi STAD. Tahap penilaian
dilakukan dimana guru menilai dan mengevaluasi hasil belajar peserta didik. 2)
Terdapat beberapa kendala dalam penerapan pembelajaran kooperatif dengan
strategi STAD, namun seiring berjalannya waktu ditemukan solusi untuk
mengatasi kendala tersebut. 3) Hasil belajar siswa di kelas X SMA Al Hikmah
Muncar menggunakan pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti siswa
SMA Al Hikmah Muncar mengalami peningkatan dari pembelajaran sebelumnya.
Nilai rata-rata siswa yang sebelumnya 73,2 meningkat menjadi 82,5.
Saran peneliti, sebaiknya guru mempersiapkan dahulu kesiapannya,
pemilihan materi, media maupun sumber ajarnya, sehingga suatu tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Skripsi ini memiliki
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan daran dari pembaca sangat
diharapkan.

x
ABSTRACT

Mukharomah, Siti Fadilatul, 2022. Implementation of Cooperative Learning with


STAD (Student Team Achievement Devision) Strategy in PAI and Budi
Pekerti Subjects for Al Hikmah Muncar High School Students. Thesis,
Study Program of Islamic Education, Islamic College "Ma'had Aly Al-
Hikam" Malang. Supervisor: Handoko, M.Pd.

Keywords : Cooperative Learning, Learning Strategies, STAD.


The number of problems faced by teachers in the teaching and learninig
process affects the understanding of the material presented to students, including
choosing the rught teaching method in order to achieve learning objectives well
and students can learn effectively and efficiently. One of the efforts to improve
student learning activities and achievement is to improve teaching methods.
This reseach is a descriptive qualitative research. The data sources of this
reseach were PAI subject teachers and class X students of SMA Al Hikmah
Muncar. Data were collected through interviews with PAI and Manners subject
teachers and 5 students of class X SMA AL Hikmah Muncar, observation, and
documentation.
The result of the study found that: There are three stages in the process of
implementing cooperative learning with the STAD (Student Team Achievement
Devision) strategy in PAI and Budi Pekerti Subjects of Al Hikmah Muncar High
School Students. Namely, the preparation stage where the teacher prepares a set of
lessons such as syllabus, lesson plans, prepares learning media, prepares models
and learning materials. The implementation stage where the teacher carries out
learning using the STAD strategy. The assessment stage is carried out where the
teacher assesses and evaluates student learning outcomes. 2) There are several
obstacles in implementing cooperative learning with the STAD strategy, but over
time a solution is found to overcome these obstacles. 3) The laerning outcomes of
student in class X SMA Al Hikmah Muncar using cooperative learning with the
STAD (Student Team Achievement Devision) strategy in PAI and Budi Pekerti
students of SMA Al Hikmah Muncar have increased from previous learning. The
average value of student who previously was 73,2 increased to 82,5.
Researchers suggest, teachers should prepare in advance their readiness,
selection of materials, media and teaching resources, so that a leaning goal can be
achieved effectively and efficiently. This thesis has shortcomings and weaknesses.
Therefore, citicism and suggestions from readers are highly expected.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
....................................................................................................................................
i
LEMBAR LOGO
....................................................................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL
....................................................................................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
....................................................................................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
....................................................................................................................................
v
KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................
vi
MOTTO
....................................................................................................................................
viii
PERSEMBAHAN
....................................................................................................................................
ix
ABSTRAK
....................................................................................................................................
x

xii
DAFTAR ISI
....................................................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
....................................................................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
....................................................................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................................................
1
A. Konteks Penelitian
................................................................................................................................
1
B. Pertanyaa Penelitian
................................................................................................................................
3
C. Tujuan Penelitian
................................................................................................................................
3
D. Manfaat Penelitian
................................................................................................................................
4
E. Orisinalitas Penelitian
................................................................................................................................
5
F. Definisi Operasional
................................................................................................................................
7

xiii
G. Metode Penelitian
................................................................................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI
....................................................................................................................................
14
A. Pembelajaran Kooperatif
................................................................................................................................
14
B. STAD (Student Team Achievement Devision)
................................................................................................................................
21
C. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
................................................................................................................................
29
D. Asmaul Husna Al-Karim dan Al-Mu’min
................................................................................................................................
33
BAB III PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN
....................................................................................................................................
36
A. Gambaran Lokasi Penelitian
................................................................................................................................
36
B. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa
SMA Al Hikmah Muncar
............................................................................................................................
40
C. Kendala Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi
Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar

xiv
............................................................................................................................
45
D. Solusi untuk mengatasi kendala Penerapan Pembelajaran Koooperatif
dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada Mata
Pelajaran PAI Siswa SMA Al Hikmah Muncar
............................................................................................................................
50
E. Hasil Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti
Siswa Al Hikmah Muncar
............................................................................................................................
51
BAB IV PEMBAHASAN
....................................................................................................................................
56
A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa
SMA Al Hikmah Muncar
............................................................................................................................
56
B. Kendala Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi
Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
............................................................................................................................
67
C. Solusi untuk mengatasi kendala Penerapan Pembelajaran Koooperatif
dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada Mata
Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
............................................................................................................................
68
D. Hasil Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti

xv
Siswa SMA Al Hikmah Muncar
............................................................................................................................
70
BAB V PENUTUP
....................................................................................................................................
73
A. Kesimpulan
..............................................................................................................................
73
B. Saran
..............................................................................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................
77
LAMPIRAN
....................................................................................................................................
79
RIWAYAT HIDUP
....................................................................................................................................
89

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Data Penelitian Terdahulu........................................................................6


Tabel 1.2: Dokumentasi.............................................................................................11
Tabel 2.1: Langkah-langkah model pembelajaran STAD.........................................21
Tabel 3.1: Nilai ulangan harian siswa tanpa menggunakan STAD...........................52
Tabel 3.2: Nilai ulangan harian siswa menggunakan STAD.....................................54
Tabel 4.1: Silabus.......................................................................................................57

xvi
Tabel 4.2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.........................................................58
Tabel 4.3: Kompetensi Inti........................................................................................60
Tabel 4.4: Kompetensi Dasar.....................................................................................62

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Dokumentasi..........................................................................................79
Lampiran 2: Pedoman Wawancara............................................................................81
Lampiran 3: Silabus...................................................................................................82
Lampiran 4: RPP........................................................................................................84
Lampiran 5: Surat Telah Melaksanakan Penelitian ..................................................87

xvii
Lampiran 6: Lembar Bimbingan Konsultan..............................................................88

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
merupakan mata pelajaran yang di dalamnya menjelaskan tentang
menghayati, memahami, juga mengamalkan aspek-aspek yang diajarkan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, kenyataan yang terjadi saat ini
menunjukkan bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti yang terjadi di SMA Al Hikmah Muncar kualitasnya masih rendah
karena belum memenuhi tujuan yang diinginkan. Salah satu penyebabnya
adalah siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
diajarkan. Hal ini terjadi karena guru masih cenderung menggunakan
metode lama, yaitu hanya menjelaskan materi pra-kelas kemudian siswa
hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru.1 Dengan kata lain, masih
banyak guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran dimana guru hanya
memberikan penyampaian terhadap siswa sebaliknya siswa masih pasif
sehingga mereka tidak bisa menerapkan dan memahami penjelasan yang
mereka dapat.
Banyaknya masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar
oleh guru, termasuk memilih metode pengajaran yang tepat agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien. Salah satu upaya untuk meningkatkan kegiatan dan
prestasi belajar siswa, yaitu memperbaiki metode pengajaran. Menurut
Dunn dan Dunn (1975) kondisi belajar mempengaruhi perhatian,
penerapan dan penerimaan informasi.2 Pengaruh kondisi lingkungan yang
dipelajari seseorang menimbulkan reaksi yang berbeda.

1
S. Syahrial, dkk,”Peningkatan Perilaku Sikap SiswaTerhadap Nilai Budaya Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Kontruktivisme Etno” Jurnal EST, Vol.5
No.2. 2019, hlm 21.
2
Hani Hanifah, Susi Susanti, Aris Setiawan Adji, Perilaku dan Karakteristik Peserta
Didik Berdasarkan Tujuan Pembelajaran, Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan, Vol.2, No.1
2020, hlm 13.

1
2

Metode pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui macam-


macam strategi yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Strategi
pada metode pembelajaran kooperatif adalah JIGSAW, STAD (Student
Team Achievement Division), TGT (Team Games Tournament), NHT
(Number Head Together), TPS (Think Pair Share), TAI (Team Assisted
Individualization), Group Invertigation (GI).
Didalam proses pembelajaran, guru perlu menggunakan sebuah
metode, karena mungkin siswa yang diajar dengan tipe auditori akan lebih
mudah belajar melalui pendengaran dan siswa yang memiliki tipe belajar
visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan.
Pembelajaran Kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Division) telah digunakan di SMA Al Hikmah Muncar pada
mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Pembelajaran kooperatif dengan
strategi STAD dilakukan dengan pembentukan kelompok yang berisi 4-5
siswa. Pembentukan kelompok bertujuan agar siswa saling membantu
memahami topik, dan memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Manfaat positif lain dari Pembelajaran Kooperatif adalah siswa
dapat bekerja sama, yang dapat menumbuhkan sikap sosial. Ketika bekerja
sama, siswa dapat mengatasi diri mereka sendiri dan peduli dengan teman-
teman mereka, karena keberhasilan kelompok tergantung pada
keberhasilan semua orang dalam kelompok.3
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung dengan guru
pengampu mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMA Al Hikmah
Muncar, Ubaidillah Fuad seperti diketahui, proses mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti masih cenderung pasif, misalnya kurangnya keinginan siswa
untuk bertanya, siswa masih merasa kurang percaya diri dalam
mengungkapkan pendapat dan kurangnya komunikasi terhadap guru
ataupun teman, dan prestasi belajar siswa masih tergolong rendah. Salah
satu strategi pembelajaran yang bisa diterapkan adalah Pembelajaran
Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Division).4

3
Sri Hayati, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperatif Learning, hlm 6.
4
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 16 Juli 2021)
3

Berdasarkan uraian observasi dan wawancara di atas, inilah yang


mendasari penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Division) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa
SMA Al Hikmah Muncar".

B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian di atas maka timbullah beberapa
pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi
STAD (Student Team Achievement Division) Pada Mata Pelajaran PAI
dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar?
2. Apa kendala dan solusi pada Penerapan Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada
Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar?
3. Bagaimana hasil belajar yang dicapai siswa SMA Al Hikmah Muncar
pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti melalui Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Division)?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan
Strategi STAD (Student Team Achievement Division) pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti siswa SMA Al Hikmah Muncar.
2. Untuk mengetahui kendala dan solusi yang terjadi pada Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti
Siswa SMA Al Hikmah Muncar.
3. Untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa SMA Al Hikmah
Muncar pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti melalui Penerapan
4

Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team


Achievement Division).

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini akan menambah
pengetahuan di bidang pendidikan tentang penerapan Pembelajaran
Kooperatif dengan strategi STAD (Student Team Achievement
Division) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti siswa SMA Al
Hikmah Muncar.
b. Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini dapat
dikembangkan oleh peneliti selanjutnya dalam kajian yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru mengenai perlunya penerapan
pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
yang dapat melatih keterampilan proses dalam mencari informasi
ilmiah yang harus dimiliki oleh siswa, misalnya menggunakan
strategi STAD (Student Team Achievement Division).
b. Manfaat bagi Siswa
1) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti.
2) Siswa dapat termotivasi untuk dapat mengikuti pembelajaran
yang ada di sekolah.
3) Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga
mengesan pada diri siswa.
c. Manfaat bagi Sekolah
1) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Al Hikmah
Muncar
2) Dapat meningkatkan kinerja sekolah secara keseluruhan.
5

E. Orisinalitas Penelitian
Diantara penelitian terdahulu yang meneliti Penerapan Pembelajaran
Kooperatif dengan Stategi STAD (Student Team Achievement Division)
adalah:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia Anggraeni yang meneliti
tentang “Penerapan Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Team
Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Siswa Kelas V SD N 1 Bumi Harjo Tahun Pelajaran
2019/2020”. Persamaan yang ditemukan dari penelitian ini terletak
pada penerapan pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, sedangkan perbedaannya terletak pada
metode penelitian yang digunakan adalah tindakan kelas.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Hamka Harahap yang meneliti tentang
“Pengaruh Model Pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Division) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di Smp N 1
Angkola Barat”. Diantaranya terletak pada pembelajaran kooperatif
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan perbedaanya
terletak pada metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Hidayah yang meneliti tentang
“Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Materi Al Quran Sebagai Pedoman Hidup dengan
Metode Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa
Kelas XI MIPA 3 SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran
2018/2019”. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, sedangkan perbedaanya terletak
pada metode penelitian yang digunakan adalah tindakan kelas.
6

Tabel 1.1 Data Penelitian Terdahulu


No. Nama Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Aprilia Penerapan Metode Membahas Metode
Anggraeni Kooperatif Tipe tentang penelitian
STAD (Student pembelajaran yang
Team Achievement kooperatif digunakan
Division) Untuk dan strategi adalah
Meningkatkan STAD tindakan
Hasil Belajar (Student kelas.
Pendidikan Agama Team
Islam Siswa Kelas Achievement
V SD N 1 Bumi Devision)
Harjo Tahun
Pelajaran
2019/2020
2. Hamka Pengaruh Model Sama-sama Objek yang
Harahap Pembelajaran membahas diteliti dan
STAD (Student tentang metode
Team Achievement pembelajaran penelitian
Division) Terhadap kooperatif yang
Hasil Belajar dan strategi digunakan
Pendidikan Agama STAD eksperimen
Islam di Smp N 1 (Student
Angkola Barat. Team
Achievement
Devision)
3. Siti Hidayah Peningkatan Hasil Sama-sama Metode
Belajar Mata membahas yang
Pelajaran tentang digunakan
Pendidikan Agama pembelajaran merupakan
Islam dan Budi kooperatif tindakan
Pekerti Materi dan strategi kelas
7

Alquran Sebagai STAD


Pedoman Hidup (Student
dengan Metode Team
STAD Pada Siswa Achievement
Kelas XI MIPA 3 Devision)
SMA Islam
Sudirman
Ambarawa Tahun
Pelajaran
2018/2019.
4. Siti Fadilatul Penerapan Sama-sama Metode
Mukharomah Pembelajaran membahas yang
Kooperatif dengan tentang digunakan
Strategi STAD pembelajaran merupakan
(Student Team kooperatif kualitatif
Achievement dan strategi dan objek
Devision) Pada STAD yang diteliti
Mata Pelajaran (Student
PAI dan Budi Team
Pekerti Siswa Achievement
SMA Al Hikmah Devision)
Muncar.

F. Definisi Operasional
Penelitian ini sebelumnya sudah dilaksanakan di kelas X SMA Al
Hikmah Muncar. Untuk menghindari kesalahfahaman dan penafsiran yang
salah oleh pembaca, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terkandung
dalam judul diatas.
Adapun penjelasan istilah-istilah dari judul tersebut sebagai berikut:
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan
sistem pengelompokkan/tim kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran
8

sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka diantara


anggota kelompok.
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola kegiatan
pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual,
sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar
serta tujuan pembelajaran.
3. STAD (Student Team Achievement Division)
STAD (Studen Team Achievement Division) merupakan strategi
pembelajaran kolaboratif dimana siswa akan membentuk tim atau grup
kecil dengan berbagi tigkat kemampuan dan perbedaan latar belakang
untuk bekerja sama agar tujuan pembelajaran bisa tercapai. Dalam
prosesnya siswa dibentuk dalam grup belajar yang memiliki anggota 4
sampai 5 orang yang memiliki latar belakang berbeda atau biasa
disebut heterogen. Selanjutnya guru memfasilitasinya dengan
presentasi pelajaran dan siswa diminta untuk memahami materi secara
serius. Materi yang telah dipresentasikan selanjutnya akan
didiskusikan oleh setiap kelompok sampai dipastikan bahwa setiap
anggota memahami isi materi.
Seperti yang telah diterapkan dikelas X SMA Al Hikmah Muncar
Jl.KH Abdul Mannan Km.02 Sumberberas, Kecamatan Muncar,
Kabupaten Banyuwangi. Dimana sekolah ini berdiri di kawasan
pondok pesantren Minhajut Thullab, sekolah tersebut adalah sekolah
unggul dengan berakreditasi A. Sekolah ini banyak disegani oleh
masyarakat desa Sumberberas Muncar Banyuwangi.

G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif. Dalam buku karya
Lexy.J. Moleong yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif Bogdan
dan Taylor mengatakan bahwa jenis penelitian deskriptif kualitatif
9

adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata


tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.5
Suatu penelitian dikatakan penelitian yang bersifat deskriptif
kualitatif apabila seorang dalam menggali data penelitian dengan cara
menyajikan keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi penelitian
mengenai metode pembelajaran kooperatif dan strategi STAD (Student
Team Achievement Division), setelah data tersebut telah terkumpul
kemudian di olah menjadi bentuk susunan kalimat yang bukan
merupakan angka-angka.
Dalam hal ini peneliti berupaya mengamati, menggambarkan dan
menceritakan keseluruhan situasi sosial yang ada kaitannya dengan
penelitian mengenai Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan
Strategi STAD (Student Team Achievement Division) pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar.

2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang berfungsi untuk
mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial.6 Ada beberapa
jenis instrumen penelitian diantaranya, peneliti, alat perekam (audio,
vidio dan gambar), pedoman wawancara, pedoman observasi dan
pedoman dokumentasi. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai
sumber data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
atas temuannya.7

3. Subjek Penelitian
Menurut Lexy J Moleong Subjek Penelitian adalah orang-orang
yang berhubungan langsung dalam memberikan informasi mengenai

5
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2018), hlm 4

6
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
hlm 306
7
Ibid., hlm 306
10

kondisi dan situasi atau objek penelitian.8 Adapun subjek dalam


penelitian dalam penelitian ini adalah:
a. Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA Al Hikmah
Muncar. Yaitu Bapak Ubaidillah Fuad, S.Pd.I dengan riwayat
pendidikan terakhir di Universitas Darul Ulum Jombang dengan
Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agam Islam dan sekarang
bertempat tinggal di daerah Sidomulyo, Sumberberas, Muncar,
Banyuwangi.
b. Siswa kelas X SMA Al Hikmah Muncar, dengan jumlah 28 siswa.
Dengan kriteria laki-laki 10 siswa dan perempuan 18 siswa. Data
yang ingin peneliti ketahui dari mereka adalah respon terhadap
penerapan pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara
terhadap lima peserta didik kelas X yang bernama Velany
Fadiarahma yang berasal dari desa Tegaldlimo, Nissa Lutfiana
yang berasal dari Sumbawa, Wafa Nur Ahmad Dzulqurnain yang
berasal dari Sumberayu, Davis Iqbal Maulana yang berasal dari
desa Muncar dan Wahyu Setiawan yang berasal dari desa
Sidomulyo.

4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan
beberapa metode, antara lain:
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data yang melibatkan
peneliti untuk turun ke lapangan dengan cara mengamati objek
yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-

8
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), hlm157
11

benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. 9 Melalui observasi


yang telah dilakukan pada tanggal 14 Juli 2021 peneliti akan
mengamati bagaimana pembelajaran kooperatif dengan strategi
STAD (Student Team Achievement Division) pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa transkip, buku-buku, majalah,
dokumen, surat kabar, prasasti, notulen, catatan harian, dan lain
sebagainya.10
Tabel 1.2 Dokumentasi
No. Data yang diperlukan Sumber
1. Profil Sekolah T.U
2. Silabus kelas X sem 1 Guru Pamong
3. RPP mapel PAI kelas X Guru Pamong

c. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab kepada guru
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yakni Bapak Ubaidillah
Fuad, S.Pd.I untuk mengetahui persiapan guru mata pelajaran Pai
dan BudipekertiI dalam menyusun pembelajaran kooperatif dengan
strategi STAD (Student Team Achievement Division).
Wawancara dengan beberapa siswa kelas X SMA Al
Hikmah Muncar diantaranya: Velany Fadiarahma, Nissa Lutfiana,
Wafa Nur Ahmad Dzulqurnain, Davis Iqbal Maulana dan Wahyu
Setiawan untuk mengetahui respon siswa mengenai pembelajaran
kooperatif dengan strategi STAD (Student Team Achievement
Division).

5. Teknik Analisis Data


9
M.Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012 hlm 165
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2006), hlm.158.
12

Menurut Muzaki analisis data adalah proses mencari dan


menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain untuk memahami data dan
menginformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data menjabarkannya kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
dipahami.11
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan kondensasi data. Data kondensasi mengacu pada proses
pemilihan atau seleksi, fokus, menyederhanakan serta melakukan
pergantian data yang terdapat pada catatan lapangan, transkip
wawancara, dokumen maupun data empiris yang telah didapatkan.
Data kualitatif tersebut dapat di ubah dengan cara seleksi, ringkasan,
atau uraian menggunakan kata-kata sendiri dan lain-lain. Berdasarkan
data yang dimiliki, peneliti akan mencari data, tema, dan pola mana
yang penting, sedangkan data yang dianggap tidak penting akan
dibuang.

6. Pengecekan Keabsahan Data


Pengecekan ini bertujuan untuk memperoleh keabsahan hasil dari
sumber data yang dianalisis, sehingga kepastian data dapat dicatat
secara jelas dan sistematis.12
Adapun uji keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti adalah
triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian
terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan
waktu:

a. Triangulasi Sumber

11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitafif, dan R&D,
hlm.334.
12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm 124.
13

Digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara


mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Untuk mengecek kredibilitas tentang perilaku peserta didik maka
pengumpulan data pengujian data yang telah diperoleh didapatkan
dari guru mata pelajaran dan peserta didik.
b. Triangulasi Teknik
Teknik ini digunakan untuk menguji kredibilitas dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
beda. Apabila data diperoleh dari wawancara, maka dicek dengan
observasi, dokumentasi.
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpulkan dari narasumber dengan wawancara di pagi hari
saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan
menghasilkan data yang lebih valid. Dalam rangka pengujian data
dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi atau teknik lain dengan waktu yang
berbeda.13
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi
teknik dimana peneliti membandingkan hasil wawancara dengan
hasil observasi dan beberapa dokumen-dokumen. Adapun data
hasil wawancara dicek ulang dengan menggunakan rekaman hasil
wawancara.

13
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi. (Makassar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray, 2018), hllm. 119-121
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan peserta
didik beserta guru yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam kegiatan
pembelajaran, ada banyak metode pembelajaran yang ditujukan dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satunya adalah
menggunakan Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning).
Menurut Slavin Pembelajaran Kooperatif merupakan model
pembelajaran yang sudah berlangsung lama, pada saat itu guru
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan tertentu, seperti
berdiskusi dan pengajaran yanng dilakukan oleh teman. Peran guru
dalam pembelajaran kooperatif tidak dominan seperti dalam
pembelajaran tradisional, guru lebih berperan sebagai fasilitator.14
Menurut Anita Lie Pembelajaran Kooperatif adalah “Sistem
pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkolaborasi dengan teman sekelas untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang terstruktur. Kemudian Anita Lie mengatakan bahwa menurut
Rogger dan David Johnson bahwa “Tidak semua kerja kelompok dapat
dikatakan sebagai Cooperatif Learning.15 Sedangkan menurut
Suprijono pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan
atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi
dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses
pembelajaran.16

14
Isjon, Cooperatif Learning, (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm.17
15
Sri Zulhartati, Pembelajaran Kooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran IPS,
Jurnal guru membangun,Vol 26, No.2, 2011
16
Nuning Mulyani, Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran
PAI dan Budi Pekerti Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Mind Mapping dalam Bentuk Peta
Konsep Kreatif di SMP Negeri 1 Pemenang, Jurnal Paedagogy, Vol.7, No 3, 2020

14
15

Dalam Pembelajaran Kooperatif, masing-masing siswa memiliki


peran yang harus dijalankan sehingga peserta didik tidak hanya
bertanggung jawab atas dirinya sendiri, namun bertanggung jawab
juga terhadap kelompoknya. Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif
lainnya adalah:
1. Setiap anggota mempunyai peran
Setiap anggota diberi perannya masing-masing dalam suatu
kelompok. Ada anggota yang berperan sebagai leader, sekretaris
dan lainnya. Hal tersebut bertujuan agar sswa memiliki rasa
tanggung jawab terhadap dirinya dan kelompoknya.
2. Terjadi interaksi langsung antara peserta didik
Saling bekerja sama yang memicu terjadinya interaksi
antara siswa dengan siswa lainnya. Ketika satu siswa
mengemukakan pendapat, siswa lainnya daat menerimanya atau
dapat membantahnya dengan mengemukakan pendapat yang
berbeda. Dari kegiatan ini, dapat membentuk kecakapan
berkomunikasi pada diri siswa.
3. Bertanggung jawab atas belajarnya dan juga kelompoknya
Pembelajaran kooperatif meningkatkan kepedulian siswa
terhadap lainnya. Ketika dalam satu kelompok terdapat siswa yang
tidak memahami materi belajar, anggota kelompok lainnya
bertanggung jawab membenatu siswa tersebut untuk memahami
materi belajar.
4. Guru membantu siswa mengembangkan keterampilan
berkelompok
Peran guru dalam pembelajaran kooperatif adalah
membantu siswa mengembangkan keterampilan interpersonal
dalam bentuk kelompok. Oleh karena itu, sebelum kegiatan belajar
dimulai, guru terlebih dahulu harus mengarahkan dan memberiahu
peserta didik cara-cara bekerja kelompok yang baik dan benar.
16

5. Guru berinteraksi dengan kelompok hanya ketika diperlukan


Guru berperan dalam pembelajaran kooperatif sebagai
fasilitator. Ketika tredapat kelompok yang bertanya atau kesulitan
guru boleh memberikan bantuan seperlunya.17
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dalam kelompok-
kelompok kecil, yang secara sadar dan sistematis akan dapat
menghasilkan sebuah interaksi dan mencapai tujuan pembelajaran
dengan pengalaman belajar yang dapat terlihat baik pada individu
maupun kelompok itu sendiri.

b. Konsep Pembelajaran Kooperatif


Konsep utama dari pembelajaran kooperatif adalah:
1) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok
mencapai kriteria yang ditentukan.
2) Tanggung jawab individu, bermakna bahwa suksesnya kelompok
tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.
Tanggung jawab ini berfokus dalam usaha untuk membantu yang
lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap
menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain.
3) Kesempatan untuk sukses bersama. Maknanya bahwa siswa telah
membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka
sendiri. Hal ini memastikan bahwa setiap siswa berkemampuan
tinggi, sedang dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan
yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok
sangat bernilai.18
c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah memfasilitasi peserta didik
untuk membangun pengetahuan melalui interaksi sosial dan saling

17
Ida Fiteriani dan Suami, Model Pembelajaran Kooperatif dan Implikasinya Pada
Pembelajaran Sains di SD/MI, hlm.6
18
Abdul Aziz Albone, Pendidikan Agama Islam dalam Prespektif Multikulturalisme,
(Jakarta Selatan: PT Saadah Cipta Mandiri, 2006), hlm 30
17

ketergantungan yang positif, yang terjalin antara annggota kelompok


belajar.
Keuntungan jika menerapkan pembelajaran kooperatif adalah:
1) Mengurangi kecemasan
2) Meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik
3) Membangun kedekatan secara emosional antara peserta didik.19

Menurut Slavin (1995), tujuan pembelajaran kooperatif adalah


menciptakan situasi, yaitu keberhasilan individu dipengaruhi oleh
keberhasilan kelompok. Model pembelajaran kooperatif ini
dikembangkan untuk mencapai tiga pembelajaran penting yang
diringkas oleh Ibrahim, yaitu sebagai berikut:
1) Meningkatkan nilai siswa pada hasil belajar
2) Penerimaan perbedaan terhadap perbedana individu
3) Penerimaan luas dari siswa yang berbeda berdasarkan ras, budaya,
kelas, sosial, kemampuan, memberi peluang bagi siswa dari
berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling
membantu
4) Mengajarkan pada siswa keterampilan bekerja sama.
Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki oleh siswa
sebab banyak diantara mereka yang keterampilan sosialnya masih
kurang.20
d. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
1) Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif
akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi.
2) Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan
memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih
besar untuk belajar.21

19
Budi Koestoro, Pengelolaan Sumber Belajar (Yogyakarta: Media Akademu, 2016),
hlm.29
20
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung:CV Pustaka Setia, 2011), hlm 32-33
21
Robert E. Slavin, Cooperatif Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm.52
18

Menurut Istarani (2011) menyatakan bahwa keunggulan


pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa diharapkan tidak terlalu
berharap pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan
kemampuan berfikir sendiri sehingga menemukan informasi dari
berbagai sumber.
2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal
dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3) Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada
orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta
menerima segala perbedaan.
4) Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap
siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup
ampuh untuk meningkatkan presstasi akademik dan non akademik.
e. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
1) Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan contohnya, mereka
merasa terlambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu
iklim kerjasama kelompok.
2) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya
mengembangkan kesadaran kelompok memerlukan waktu yang
cukup panjang. Hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan
satu kali atau sekali-kali penerapan pembelajaran ini.22

Menurut Ramli Abdullah (2017) menyatakan kelemahan


pembelajaran kooperatif antara lain:
1) Sulit sekali membentuk kelompok yang kemudian dapat
bekerja sama secara harmonis
2) Terbina rasa fanatik terhadap kelompok.

22
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif…, hlm.35
19

3) Anggota kelompok yang malas mungkin saja menyerahkan


segalanya pada ketua kelompok.
4) Banyak juga irang yang beranggapan akan menguntungkan
siswa yang malas hanya menggantungkan diri kepada siswa
yang lebih pandai.23
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif juga memiliki kelebihan dan
kekurangan yang harus diperhatikan oleh guru agar suatu
proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan baik, dan
layak untuk diterapkan dalam suatu pembelajaran.
f. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif
1) Para siswa harus memiliki tanggung jawab lain dalan
kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
materi yang dihadapi.
2) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka harus memiliki
tujuan yang sama.
3) Para siswa berbagi tugas dan tanggung jawab diantara anggota
kelompok.
4) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
5) Para siswa berbagi kepemimpinan dan mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
6) Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.24
Dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
memungkinkan siswa dalam kelompok kecil dengan anggota yang
heterogen terdiri dari latar belakang yang berbeda saling membantu
dan mempelajari materi pembelajaran sehingga semua anggota
belajar dengan cara yang terbaik.

23
Ramli Abdullah, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pada Mata Pelajaran Kimia di Madrasah Aliyah” Jurnal Lantanida, Vol.5 No.1 2017, hlm 22.
24
Hamdani, Strategi Belajar mengajar ..., hlm 30-31
20

B. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang
bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami
materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat
dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Menurut Dick dan Carey (1990) strategi pembelajaran terdiri dari
suatu komponen bahan pembelajaran yang digunakan guru untuk
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi
pembelajaran tidak terbatas pada program atau tahapan kegiatan
pembelajaran, tetapi juga mencakup penyusunan materi atau paket
perencanaan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.25
Istilah strategi sering digunakan dalam berbagai konteks dengan
makna yang berbeda-beda. Dalam konteks pembelajaran, strategi dapat
dipahami sebagai suatu pola umum tindakan guru dan peserta didik dalam
perwujudan aktivitas pembelajaran. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely
(1980) dalam buku strategi pembelajaran ekonomi menyampaikan bahwa
strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada siswa.26
Strategi merupakan rencana yang akan dilakukan oleh guru dalam
mengajarkan bahan ajar kepada peserta didik. Strategi tertuang ke dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran yang kemudian diturunkan pada
metode. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat menentukan strategi apa
yang akan diterapkan pada proses pembelajaran yang dilakukan.
Penentuan strategi ini tentunya harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan kognitif siswa.27

25
Muhammad Deny Wicaksono, Pemanfaatan Google Classroom Dalam Strategi
Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol.17,
No.1, 2020
26
Sri Anitah, Strategi Pembelajaran Ekonomi dan Koperasi, PKOP4301, Modul 1, hlm 3.
27
Ali maksum, Juhji, Hasbulla, Strategi Belajar Mengajar Dalam Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasbullah
Banten. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol.3, No.1, 2019
21

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi


pembelajaran adalah seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur
atau tahapan kegiatan belajar yang merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan
dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.

C. STAD (Student Team Achievement Devision)


a. Pengertian STAD
Pembelajaran Kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) merupakan salah satu pembelajaran yang
menekankan pada keterlibatan beberapa siswa pada proses belajar
mengajar, untuk berani memecahkan suatu masalah dengan bersama
namun dengan tujuan yang sama.
Tehnik pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision)
merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang memiliki konsep yang
lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-
bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksudkan
Menurut Slavin (1995) STAD merupakan pembelajaran yang
melibatkan kompetisi antar kelompok. Siswa dikelompokkan secara
beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Strategi ini
juga dapat diterapkan untuk beragam materi pelajaran.28
Dalam strategi STAD (Student Team Achievement Devisions),
siswa dalam suatu kelas dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan
anggota 4-5 siswa. Setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari

28
Andi Setiawan, Muhtar Arifin Sholeh, Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Dalam Pelajaran PAI, Universitas Sultan Agung, Semarang, hlm 1210.
22

laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagi suku, memiliki


kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 29
Pembelajaran Kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok
terdiri dari 4-5 orang berdasarkan kinerjanya, jenis kelamin, dan ras.
Kemudian guru menyajikan materi yang akan diajarkan lalu siswa
bekerja sama dalam kelompok untuk memastikan semua anggota telah
menguasai materi maka diadakan pengujian materi berupa tes dan kuis.
Dengan catatan siswa tidak boleh saling membantu selama tes.
Pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) ini sangat penting, cocok digunakan pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena dengan menggunakan
strategi ini dapat mendorong peserta didik untuk mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya, baik itu pengetahuan,
keterampilan, kecakapam dan sosialnya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa STAD
(Student Team Achievement Devision) merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana namun memiliki
konsep yang lebih luas dan cocok digunakan oleh guru baru yang akan
menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelas yang setiap anggota
kelompok berisi 4-5 orang dipilih oleh guru secara heterogen, untuk
menguasai atau menyelesaikan materi yang dipelajari. Dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama
secara kolaboratif dan membantu untuk memahami bahan
pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta
kegiatan lainnya. Belajar belum selesai jika satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.

b. Komponen-komponen pembelajaran STAD

29
Ismail Sukardi, Model-Model Pembelajaran Modern : Bekal Untuk Guru Profesional,
(Jakarta: Tunas Gemilang Press, 2013) hlm. 139
23

STAD (Student Team Achievement Devision) terdiri atas lima


komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis skor kemajuan
individual, recognisi tim.30
1) Presentasi Kelas
Materi dalam STAD (Student Team Achievement Devision)
pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi dalam kelas. Ini
merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali
dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru,
tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual . bedanya
presentasi kelas tersebut membantu mereka mengerjakan kuis-
kuis.
2) Menetapkan siswa dalam kelompok (Tim)
Kelompokk menjadi hal yang sangat penting dalam STAD
(Student Team Achievement Devision) karena didalam
kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa
untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan.
Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan
bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam
belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua
anggota dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang
terbentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas,
satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok
sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai
terjadi pertentangan antar angggota dalam satu kelompok,
walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri
teman sekelompoknya.
3) Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau
dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam
kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan

30
A. Astalini, D. Darmaji, W. Kurniawan, K. Anwar, and D. A. Kurniawan, "Effectivenes
of Using E-Module and EAssessment," International Journal of Interactive Mobile Technologies
(iJIM), vol. 13, no. 9, pp. 21-39, 2019
24

keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan


yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
4) Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi
agar siswa bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan
individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor
dasar dapat diambil dari skor yang paling akhir dimiliki siswa,
sedangkan skor tes diambil oleh guru sebelum melaksanakan
pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision).
5) Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan
penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelomppok
selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk
penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah
ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini terhitung dari
kreativitas guru.
c. Langkah-langkah pembelajaran STAD
Terdapat enam langkah utama atau enam tahapan-tahapan di dalam
pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision). Adapun langkah-langkah utama tahapan-
tahapan dalam pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Devision) dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut:31
Tabel 2.1
Langkah-Langkah Pembelajaran STAD
Fase Tingkah Laku Guru

31
Al-Tabani, Trianto Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran Inivatif, Progrsif, dan
Konstekstual, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014) h. 117
25

Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan


Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
dan motivasi peserta tersebut dan memotivasi peserta didik untuk
didik. belajar.
Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada peserta
Menyajikan Informasi didik dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
Fase-3 Guru menjelaskan kepada peserta didik
Mengorganisasikan bagaimana caranya membentuk kelompok
peserta didik kedalam dan membantu setiap kelompok agar
kelompok kooperatif melakukan transisi secara efisien.
Fase-4 Guru membimbing kelompok-kelompok
Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
bekerja dan belajar mereka.
Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Evaluasi materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan baik upaya maupun hasil belajar individu
penghargaan dan kelompok.
Menurut Chandra Ertikanto adapun langkah-langkah pembelajaran
Student Team Achievement Devision (STAD) adalah sebagai berikut:

1) Membentuk kelompok yang anggotanya: 4 orang secara


heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan
lain-lain)
2) Guru menyajikan pelajaran
3) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota-anggota kelompok
4) Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh peserta
didik
5) Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
26

6) Memberi evaluasi
7) Kesimpulan.32
d. Karakteristik Pembelajaran Student Team Achievement Devision
1) Kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil
2) Tiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota heterogen
3) Kuis sebagai alat evaluasi
4) Membuat skor secara individual maupun kelompok
5) Adanya pemberian penghargaan (reward).33
Menurut wardah karakterisitik merupakan ciri khas yang
menunjukkan gambaran umum tentang bagaimana proses
pembelajaran kooperatif. Dengan karakterisitk kita akan
mengetahui bagaimana model pembelajaran tersebut diterapkan
sebagai berikut:
1) Pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat
kenyamanan siswa saat belajar.
2) Tiap kelompok diberikan tugas untuk dikerjakan secara
bersama.
3) Tugas diberi secara adil pada tiap anggota kelompoknya,
misalnya 8 soal berarti masing-masing 2 soal.
4) Semua anggota harus saling mengecek jawaban teman satu
kelompoknya.
5) Saling memberi bantuan jika memang membutuhkan.34
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa
suatu pembelajaran dikatakan kooperatif jika pembelajaran
mencerminkan karakteristiknya yang baik dan dapat direncanakan
oleh para guru agar suatu pembelajaran tersebut dapat berjalan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.

32
Chandra Erikantoro, Teori Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta:Media Akademi.
2016). Hlm 86
33
Rusman, Model-model Pembelajaran, Jakarta: Rajawalli Pers, 2013, hlm 214
34
Rusman, Model-model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm 214
27

e. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD


Kelebihan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievemnt Devision) diantaranya:
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
dengan siswa lain
2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

Sedangkan menurut Gustiar ada beberapa kelebihan pembelajaran


STAD antara lain:
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
2) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk intensif
mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi.
4) Dapat memungkinkan guru untuk lebiih memperhatikan siswa
sebagai individu dan kebetulan belajarnya.
5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan
mereka lebih aktif dalam diskusi.
6) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan rasa menghargai pendapat orang lain.35
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
banyak kelebihan pada pembelajaran kooperatif Student Team
Achievement Devision yaitu membuat pelajaran lebih aktif dan
menarik. Karena dalam pembelajaran ini, siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok heterogen yang membuat mereka tidak bosan
karena mereka bisa berinteraksi dengan teman lain dan dapat
meningkatkan kerjasama diantara mereka serta guru dapat

35
Gusniar, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division (STAD) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV
SDN No. 2 Ogoamas II”, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol.2 No.1 2016
28

mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang


diajarkan.
f. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Devision) diantaranya:
1) Membutuhkan waktu yang lama
2) Siswa pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan
temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa
kurang percaya diri apabila digabungkan dengan temannya yang
pandai, walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan
sendirinya.
3) Jumlah siswa yang banyak dapat menyebabkan guru kurang
maksimal dalam mengamati kegiatan belajar, baik secara
kelompok maupun perorangan.
4) Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
berkaitan dengan pembelajaran yang dilaksanakan, diantaranya
mengireksi pekerjaan siswa, menghitung skor perkembangan
maupun menghitung skor rata-rata kelompok yang harus dilakukan
pada setiap akhir pertemuan.36
Dapat ditarik kesimpulan bahwa gambaran umum
pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) adalah siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok beranggotakan 4-5 orang yang mempunyai beragam
kemampuan, jenis kelamin, dan suku yang berbeda. Guru
memberikan suatu pelajaran kepada setiap kelompoknya dan
memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai
materi pembelajaran. Kemudian siswa menjawab kuis secara
individu tentang materi yang telah disampaikan, pada tahap ini
mereka tidak boleh saling membantu. Hasil skor kuis masing-
masing setiap individu kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan

36
Abdul Majid, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2015) hlm. 226
29

nilai kelompok. Bagi mereka yang memenuhi kriteria tersebut


dapat menerima sebuah penghargaan atau hadiah dari guru.

D. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Di dalam khazanah pemikiran pendidikan terutama karya-karya
ilmiah berbahasa Arab, terdapat berbagai istilah yang digunakan oleh
ulama’ dalam memberikan pengertian tentang “Pendidikan Islam” dan
sekaligus untuk diterapkan dalam konteks yang berbeda-beda.
Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan islam didefinisikan dengan
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu
menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan islam sebagai pandangan hidup.37
Definisi lain menyebutkan bahwa pendidikan islam merupakan
proses yang mengarahkan manusia pada kehidupan yang baik dan
mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan fitrah
dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).
Pendidikan agama islam adalah pendidikan melalui ajaran islam,
yaitu berupa bimbingan dan arahan setelah peserta didik
menyelesaikan studinya, sehingga mereka dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran islam yang telah diyakini secara
menyeluruh, dan menjadikan islam sebagai pandangan untuk
kehidupan di dunia maupun di akhirat. 38
Pengertian Pendidikan Agama Islam itu bermacam-macam, hal ini
karena perbedaan filosofi dan sudut pandang yang memberikan
ringkasna pendidikan. Menurut beberapa ahli mengatakan pendidikan
adalah “usaha sadar yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”.

37
Abdul Majid, S. Ag. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep Dan
Implementasi Kurikulum 2004. (Bandung: PT. Rosda Karya. 2005), hal 130.
38
Ahmad D.Marimba, Pengatur Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma’arif, 1986),
hlm.23
30

Pendidikan Agama Islam adalah suatu perintah Allah SWT. Jadi


Allah telah memberikan banyak petunjuk mengenai masalah
pendidikan ini. Seperti wahyu kedua yang turun kepada Nabi
Muhammad Saw, yaitu yang terdapat di Surah Al-Qalam dimana Allah
berjanji dengan "Pena" dan apa yang mereka tuliskan.
ُ ْ‫ۤن َۚو ْال َقلَم َو َما َيس‬
‫طر ُْو ۙ َن‬ ِ
Artinya: Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan. QS.Al-
Qalam (68):1
Dalam ayat ini Allah bersumpah demi qalam (pena) dan segala
sesuatunya gunakan untuk menulis sesuatu. Ini untuk menggambarkan
qalam termasuk nikmat Allah yang agung kepada manusia, selain
pandai berbicara dengan orang dan menjelaskan berbagai hal lainnya.
Dengan qalam manusia dapat merekam ajaran agama Allah.
Dikomunikasikan kepada para rasulnya dan mencatat pengetahuan-
pengetahuan Allah yang baru ditemukan. Dengan surat yang ditulis
dengan qalam, orang bisa menyampaikan kabar baik dan kabar duka
kepada keluarga dan teman dekat. Dengan qalam orang bisa mendidik
orang, dan lebih banyak berkah diperoleh oleh manusia dengan
qalam.39
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama
Islam merupakan bimbingan terhadap anak agar mampu memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran islam melalui utusan Allah yaitu
Rasul-Nya Nabi Muhammad Saw, dalam kehidupan sehari-hari untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat serta menjadikan Islam
sebagai pedoman hidup.
b. Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Dasar pendidikan Agam Islam mencakup 3 hal antara lain:
1) Al-Qur'an
Al quran adalah kalam Allah yang suci dan diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw bagi pedoman masing-masing
merupakan uraian lengkap yang mencakup semua aspek kehidupan
39
Riska Amelia, Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Media Akademi,
2017) hlm.9
31

manusia yang universal dan memiliki pengetahuan nilai ibadah


yang luas bagi pembacanya, isinya tidak mampu dipahami kecuali
dengan menelaah kandungan setiap isinya.
2) As Sunnah (Hadist)
Hadist adalah perkataan, perbuatan, ketetapan dan
persetujuan dari Nabi Muhammad saw yang dijadikan landasan
syariat islam.
3) Ijtihad
Ijtihad dalam Pendidikan Agama Islam sangat diperlukan,
karena media pendidikan adalah sarana utama pembinaan sistem
kehidupan sosial dalam arti kemajuan budaya masyarakat sangat
ditentukan oleh dinamika sistem pendidikan yang dilaksanakan.40
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dasar
pendidikan agama islam adalah dasar (pondasi) utama dari
berlangsungnya pendidikan karena ajaran-ajaran Islam yang
bersifat universal mengandung aturan-aturan yang mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia menjadi lebih baik.
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Sebelum peneliti mengemukakan tujuan pendidikan agama,
terlebih dahulu akan mengemukakan tujuan pendidikan secara umum.
Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting karena ini
adalah arah yang akan dituju oleh pendidikan.
Begitu pula dengan pendidikan agama islam, topik yang dicakup
dalam mata pelajaran yang dirancang untuk membentuk siswa menjadi
orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia meliputi etika, budi pekerti atau
karakter sebagai wujud dari pendidikan agama.
Tujuan pendidikan secara formal didefinisikan sebagai kualifikasi,
pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang diperlukan setelah siswa
menyelesaikan pembelajaran di sekolah, karena tujuannya digunakan

40
Syaiful Anwar,"Relevansi Pendidikan K.H Hasyim As'Ari dan K.H Dahlan Pada Masa
Sekarang". Uin Jogja, 2015, hlm 10-11
32

untuk mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi suatu kegiatan,


karena tujuan pendidikan sejalan dengan tujuan hidup manusia.
Menurut Zakiyah Darajat berpendapat bahwa tujuan Pendidikan
Islam adalah untuk membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah swt dalam hidupnya, bahkan sudah meninggal pun dalam
keadaan muslim.41
Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut UU No.20 tahun 2003
adalah pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
siswa menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt,
berakhlak mulia, berilmu,sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.42
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari
Pendidikan Agama Islam itu karena semata-mata ingin mencari ridho
dan beribadah kepada Allah swt, dengan cara melaksanakan semua
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
d. Fungsi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah/Madrasah berfungsi
sebagai berikut:
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada allah swt yang telah ditanamkan dalam
lindungan keluarga.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat.
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama
islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman, pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
41
Akamal hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, hlm.20-21
42
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran, hlm.16
33

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari


lingkungannta atau budaya lainnya yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembanganya menuju manusia
indonesia seutuhnya.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan non nyata), sistem fungsional.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga bermanfaat untuk diri
sendiri.43
e. Aspek-Aspek Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Ada beberapa aspek -aspek Pendidikan Agama Islam antara lain:
1) Membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan
anak didik agar menjadi manusia dewasa sesuai dengan tujuan
Pendidikan Agam Islam.
2) Perkembangan dan pertumbuhan dalam kehidupan yang seimbang
antara kehidupan duniawi dan ukhrawi, jasmani dan rohani, atau
antara kehidupan materil dan mental spiritual.
3) Kemampuan dasar untuk berkembang dari masing-masing pribaadi
manusia sebagai kerunia tuhan.
4) Mananamkan dan mengembangkan nilai-nilai Pendidikan Agam
Islam dan nilai-nilai pengetahuan secara mendalam.44

E. Asmaul Husna Al-Karim dan Al-Mu'min


a. Pengertian al-Asma'u al-Husna
Al-Asma'u al-Husna terdiri dari dua kata, yaitu asma yang berarti
nama-nama, dan husna yang berarti baik atau indah. Jadi al-Asma'u al-
Husna dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang
hanya dimiliki oleh Allah Swt. Sebagai bukti keagungan-Nya kata al-
Asma'u al-Husna diambil dari ayat Al-Qur'an Q.S. Taha/20:8 yang
artinya, "Allah Swt.tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki al-
43
Abdul Majid. ,,, hlm 17
44
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm.11-12
34

Asma'u al-Husna (nama-nama baik)." 45Firman Allah Swt.dalam Q.S.


al-A'raf/7:180 juga menjelaskan mengenai makna al-Asma'u al-Husna:

ۖ ‫َوهّٰلِل ِ ااْل َسْ َم ۤا ُء ْالحُسْ ٰنى َف ْادع ُْوهُ ِب َه ۖا َو َذرُواالَّ ِذي َْن ي ُْل ِح ُد ْو َن ف ِْٓي اَسْ َم ۤا ِٕى ۗ ٖه َسيُجْ َز ْو َن َما َكا ُن ْوا َيعْ َملُ ْو َن‬
Artinya: "Dan Allah Swt.memiliki asma'ul husna, maka
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya yang
baik dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan
terhadap apa yang mereka kerjakan." (Q.S. Al-A'raf/7:180)
Dapat disimpulkan bahwa al-Asma'u al-Husna merupakan
kewajiban pertama yang diwajibkan Allah kepada makhluknya untuk
mengenal-Nya, maka ketika makhluknya mengenal-Nya mereka akan
beribadah kepada-Nya. Serta amalan yang bermanfaat dan mempunyai
nilai yang tak terhingga tingginya dan sebagai pangkal segala ibadah.

b. Al-Karim Al-Mu'min
Menurut Imam al-Ghazali adalah Dia yang apabila berjanji,
menepati janjinya, bila memberi, melampaui batas harapan, tidak
peduli berapa dan kepada siapa Dia memberi dan tidak rela bila ada
kebutuhan hambanya memohon kepada selain-Nya, meminta pada
orang lain. Dia yang bila kecil hati menegur tanpa berlebih, tidak
mengabaikan siapa yang menuju dan berlindung kepada-Nya, dan
tidak membutuhkan sarana atau perantara.46
Sedangkan al-Mu'min secara bahasa berasal dari kata amina berarti
benaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt. al-Mukmin artimya
Dia maha pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya, terutama
kepada manusia.47 Dengan demikian, hati manusia menjadi tenang.
Kehidupan ini penuh dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan
cobaan. Jika bukan karena Allah Swt. yang memberikan rasa aman
dalam hati, maka kita akan senantiasa gelisah, takut, dan cemas.
45
Nelty Khairiyah dan Endi Suhendi Zen, dkk, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, (Jakarta:Pusat Kurikukum dan Perbukuan, 2017), hlm 5
46
Ibid, hlm 6
47
Ibid, hlm 7
35

Perilaku yang mencerminkan sikap memahami al-Asma'u al-Husna


al-Karim al-Mu'min sebagai berikut:
1. Menjadi orang yang dermawan
Sifat dermawan adalah sifat Allah Swt al-Karim (Maha
Pemurah), sehingga sebagai wujud keimanan tersebut, kita harus
menjaadi orang yang pandai membagi kebahagiaan kepada orang
lain baik dalam bentuk harta atau bukan. Wujud kedermawanan
tersebut, misalnya sebagai berikut:
a. Selalu menyisihkan uang jajan untuk kotak amal setiap hari
Jum'at yang diedarkan oleh petugas masjid.
b. Membantu teman yang sedang dalam kesulitan.
c. Menjamu tamu yang datang kerumah sesuai dengan
kemampuan.
2. Menjadi orang yang jujur dan dapat memberi rasa aman
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt al-Mu'min adalah
seperti berikut:
a. Menolong teman/orang lain yang sedang dalam bahaya atau
ketakutan.
b. Menyingkirkan duri, paku, atau benda lain yang ada di jalan
yang dapat membahayakan penggunan jalan.
c. Membantu orang tua atau anak-anak yang akan menyebrangi
jalan raya.
BAB III
PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Al-Hikmah Muncar Profil Sekolah


1. Data Sekolah

Nama SMA : SMA Al Hikmah Muncar


Status : Swasta
Alamat Sekolah : Jl. KH. Abdul Mannan KM. 02 Sumberberas
Muncar Banyuwangi
Propinsi : Jawa Timur
Kabupaten/Kota : Banyuwangi
Kecamatan : Muncar
Desa : Sumberberas
Jalan : KH. Abdul Mannan
Kode Pos : 68472
Telpon/Fax : 0333 598245 / 0333 592845
e-mail/Website : smaalhikmahmuncar@gmail.com
http://www.smaalhikmah.sch.id
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Al Hikmah Muncar
a. Visi
1) Terwujudnya peser tadidik yang beriman dan bertaqwa,
berprestasi berdaya saing, mandiri dan berwawasan global
b. Misi
Untuk mencapai Visi tersebut, SMA Al Hikmah Muncar
mengembangkan misi sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan yang dapat meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Menanamkan kedisiplinan pada semua aspek kepda seluruh
warga sekolah.
3) Menumbuhkembangkan semangat ubtuk selalu berprestasi
dibidang akademik maupun non akademik.

36
37

4) Menumbuhkan semangat inovasi dapat menunjang


pengembangan profesionalisme.
5) Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan
mengoptimalkan sumber daya sekolah dalam mengembangkan
potensi dan minat peserta didik secara optimal.
c. Tujuan SMA Al Hikmah Muncar
a. Tujuan Umum
Meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
b. Tujuan Khusus
1) Mewujudkan Mutu Lulusan
a. Bersikap sebagai orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
b. Berpengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
sebagai dukungan terhadap penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak
mata.
c. Berketerampilan berpikir dan bertindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.
2) Merumuskan struktur kurikulum
Menyusun struktur kurikulum tingkat satuan
pendidikan memuat kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan), materi pelajaran yang perlu siswa kuasai,
penyebaran peta beban pelajar siswa yaang memungkinkan
siswa dapat mengembangkan potensi diri dan prestasi
38

secara optimal secara alamiah melalui proses pengalaman


belajar yang efektif.
3) Penyelenggaraan Pelayanan Belajar
Terselenggara pelayanan belajar yang efektif
dengan dukungan sistem perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian yang terbarukan melalui kerja
sama guru yang pembelajaran dengan indikator:
1) Seluruh guru menyusun RPP yang memenuhi
kebutuhan siswa mengembangkan potensi dan
prestasinya.
2) Desain pembelajaran pada seluruh mata pelajaran sesuai
konteks satuan pendidikan
3) Memenuhi standar proses pembelajaran yang
menerapkan pendekatan santifik (menerapkan metode
inkuiri, pemecahan masalah, dan proyek)
4) Mendayagunakan sumber belajar yang beragam dengan
memanfaatkan data yang terdekat, dari konkrit sampai
yang abstrak
5) Mengembangkan model penilaian yang mendorong
siswa belaja dan berkompeten
6) Mengoptimalkan pendayagunaan waktu secara efektif
dan efisien
7) Meningkatkan keunggulan siswa secara kolaboratif.
8) Mengevaluasi perkembangan belajar secara berkala
melalui peetemuan dewan guru.
9) Mengembangkan inovasi pelayanan belajar sebagai
tindak lanjut dari data hasil evaluasi.
4) Penilaian
Terselenggara penilaian autentik yang menunjang
terpenuhinya tertib dokumen sistem informasi penilaian dan
mendorong siswa berprestasi dengan meningkatkan
efektifitas:
39

(a) perbaikan intrument yang mengukur


ketercapaian indikator hasil belajar
(b) pengelolaan buku nilai guru
(c) pengelolaan sistem informasi penilaian tingkat
satuan pendidikan
(d) leger
(e) buku induk siswa, dan
(f) raport.
3. Personalia SMA Al Hikmah
SMA al hikmah Muncar mempunyai struktur organisasi yang
didalam memiliki pimpinan dan anggota. Berikut struktur organisasi
SMA Al Hikmah Muncar:
Kepala Sekolah : Saifulloh Hubaidi, SH, M.Pd
Wakasek Kurikulum : Drs. Mualip, M.Pd
Wakasek Kesiswaan : Ahmad Fauzi, S.Pd
Waka Sarpras : Binti Farhatun Nisa, S.Pd
Wakasek Humas : Saiin, S.Pd
Operator Sekolah : Baru Rokim, S.Kom
Bendahara : Dra. Indarti, M.Pd
4. Sarana dan Prasarana Madrasah
SMA Al Hikmah Muncar memiliki ruang kelas sebanyak 10 ruang
kelas dengan kondisi 7 layak pakai dan 3 rusak, 1 perpustakaan, 1
ruang TU, 1ruang guru, 1 tempat bermain/olahraga, 1 ruang pimpinan,
1 ruang bangunan, 3 laboratorium diantaranya ada laboratorium
bahasa, laboratorium computer dan laboratorium IPA. Selanjutnya
memiliki Unit Kesehatan Siswa (UKS), 1 ruang konseling, 1 lapangan,
1 ruang osis, 1 kantin, 1 musholla, empat kamar mandi dan 2 tempat
parkir, diantaranya satu khusus guru dan satu khusus siswa.
40

B. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student


Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi
Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dimulai, guru
terlebih dahulu melakukan perencanaan belajar mengajar agar tujuan dari
belajar mengajar tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan
serta memudahkan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan
wawancara dengan guru pengampu pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti, terdapat beberapa persiapan sebelum melaksanakan
pembelajaran kooperatif menggunakan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision), yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan disini guru mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti menyiapkan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan
proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatif dengan
strategi STAD (Student Teams Achievement Devision). Persiapan ini
dilakukan guna mempermudah guru dalam pengimplikasian di dalam
kelas. Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah:
a. Alokasi waktu
Langkah awal yang perlu dilakukan oleh guru adalah
menentukan waktu untuk melaksanakan pembelajaran.
Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
"Ada beberapa hal yang wajib saya persiapakan terlebih
dahulu mbak, terutama yang harus saya lihat kapan saya
mengajar di kelas X"48
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan,
bahwasanya pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jam mata
pelajaran Pai dan Budipekerti, yakni pada hari Rabu 1 Desember
2021 pukul 08.45 – 10.00 WIB. Pembelajaran dilakukan di
ruangan kelas X SMA Al Hikmah Muncar Banyuwangi.

48
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 16 Juli 2021)
41

b. Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Sebelum melakukan proses belajar mengajar, guru terlebih
dahulu mengkaji silabus yang sudah ditetapkan oleh sekolah
kemudian menyusun rencana pelaksanan pembelajaran yang sesuai
dengan RPP. Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan
dengan guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
“Yaa otomatis akan menyajikan materi yang sesuai dengan
silabus dan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang memenuhi standart kompetensi dan kompetensi dasar.
Ketika masuk ruangan anak-anak seperti biasa, masuk
salam memberi hormat kemudian melakukan absensi,
seringkali juga membahas ulang materi-materi yang sudah
diterangkan dipertemuan sebelumnya agar tidak lupa,
dilanjut dengan membahas materi yang akan disampaikan
pada pertemuan saat ini”.49
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
bahwasanya sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar
dimulai, guru terlebih dahulu melakukan perencanaan belajar agar
tujuan dari belajar mengajar dapat tercapai sesuai yang diharapkan
serta memudahkan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

c.Tujuan Pembelajaran atau Indikator Pencapaian


Kemudian guru menentukan tujuan yang hendak dicapai
dari pelajaran PAI dan Budi Pekerti bab Asmaul Husna.
Sebagaimana wawancara yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran Pai dan Budipekerti.
"Dalam membuat RPP, prosesnya harus sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam
pembelajaran tersebut yang saya utamakan adalah
bagaimana anak-anak tidak hanya sebatas memahami
makna dari Asmaul Husna saja, tetapi saya juga
menginginkan anak-anak dapat menerapkannya dalam
kegiatan sehari-harinya."50
Dari hasil wawancara tersebut, disimpulkan bahwasanya
menentukan tujuan dari pembelajaran dan indikator-indikator yang
hendak dicapai sangat diperlukan dalam membuat kegiatan yang
akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
49
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 16 Juli 2021)
50
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 16 Juli 2021)
42

d.Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran juga perlu disiapkan sebelum
melakukan pembelajaran. Sebagaimana wawancara yang dilakukan
dengan guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
"Selanjutnya saya juga harus menyiapkan bahan ajar yang
akan dipelajari dalam pertemuan yang akan datang. Saya
juga menentukan bagaimana nantinya agar anak-anak tidak
bosan dalam saat belajar"51
Dari hasil wawancara tersebut, disimpulkan sebelum
pembelajaran dilakukan, guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
menyiapkan materi terlebih dahulu dan menciptakan suasana yang
tidak membosankan.
e. Model Pembelajaran
Dalam proses persiapan belajar, menyiapkan model dan
metode yang akan digunakan merupakan hal yang sangat penting.
Sebagaimana wawancara dengan guru mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti:
"Dalam proses pembuatan rencana pembelajaran, saya juga
mempertimbangkan model pembelajaran apa yang cocok
untuk bab ini. Di akhir pelajaran biasanya anak-anak hanya
melakukan proses tanya jawab saja. Itu sebabnya, pada bab
Asmaul Husna ini saya menggunakan model pembelajaran
kooperatif menggunakan strategi STAD ini, agar anak-anak
bisa mendiskusikan hasil pembelajaran dalam kelas secara
bersama-sama kemudian mempresentasikannya. Apalagi
disini kan sudah mengikuti K13, dimana anak-anak juga
sudah dituntut untuk belajar mandiri. Jadi, sebelumnya kita
memberi pengertian materi terlebih dahulu kita pancing
sedikit demi sedikit."52
Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan
bahwasanya guru mempersiapkan model pembelajaran yang akan
diterapkan pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bab Asmaul
Husna beserta metodenya. Adapun model pembelajaran yang akan
diterapkan adalah Pembelajaran Kooperatif dengan strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) dimana didalamnya siswa
bekerja sama dan berdiskusi lalu mempresentasikan hasilnya.

51
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 16 Juli 2021)
52
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 16 Juli 2021)
43

2. Tahap Pelaksanaan
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, pelaksanaan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) di kelas X SMA Al Hikmah Muncar
Banyuwangi adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pembuka
Kegiatan pembuka diawali dengan guru masuk kelas
mengucapkan salam, mengabsen dan menanyakan kabar siswa
dilanjut dengan doa dan tadarus bersama sebelum melakukan
proses pembelajaran. Selain itu, guru melakukan tanya jawab
mengenai pelajaran minggu lalu.
Sebelum memulai pembelajaran, guru menyampaikan
setiap bab yang akan dipelajari selama satu semester kedepan,
tujuannya untuk mempersiapkan peserta didik agar lebih siap
dalam proses pembelajaran pada bab yang akan disampaikan. Guru
kemudian menyajikan terlebih dahulu materi yang akan
disampaikan dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Selanjutnya guru membahas tentang makna Asmaul Husna Al-
Karim, Al- Mu'min dan pembahasan yang menjadi landasan Al-
Karim, Al-Mu'min, serta perilaku-perilaku yang mempengaruhi
sikap dari makna Al-Karim, Al-Mu'min dalam kehidupan sehari-
hari.
Sebelum memasuki kegiatan inti, guru terlebih dahulu
menjelaskan kegiatan pelajaran pada hari itu beserta model
pembelajaran yang akan digunakan dilanjut guru membagi siswa
menjadi 4-5 orang perkelompok secara heterogen .
b. Kegiatan Inti
Setelah itu siswa dibagi menjadi 5-6 kelompok yang setiap
kelompok terdapat 5-6 orang yang sudah dibagi oleh guru. Guru
terlebih dahulu menjelaskan beberapa pokok pelajaran. Seperti
memahami makna Asmaul Husna, al-Karim, al-Mu'min dan dalil-
dalil terkait al-Karim dan al-Mu'min serta contoh sikap yang
44

menunjukkan penerapan pada kegiatan sehari-hari. Pembelajaran


dilanjut dengan guru meminta siswa bekerja bersama anggota
kelompoknya untuk saling membantu memahami materi yang
disampaikan oleh guru, terutama materi memahami makna Asmaul
Husna al-Karim dan al-Mu'min.
Setelah itu, siswa berdiskusi bersama kelompok yang sudah
ditentukan oleh guru. Selama diskusi, siswa dipersilahkan bekerja
sama dengan kelompoknya masing-masing untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian perwakilan dari
anggota kelompoknya berdiri untuk mempresentasikan hasil
pemahaman bersama anggota kelompoknya. Ketika presentasi
sudah selesai dibuka sesi tanya jawab, gunanya untuk
mengantisipasi dari kelompok lain yang belum memahami
sepenuhnya mengenai makna Asmaul Husna al-Karim dan al-
Mu'min. Selanjutnya guru memberikan kuis berupa pertanyaan
bagi individu ataupun kelompok yang nantinya skor dapat
menentukan siapa yang memperoleh nilai tertinggi yang akan
mendapat penghargaan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan dengan guru mengadakan
evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait
materi yang telah disampaikan melalui Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision).
Setelah melakukan evaluasi, guru bersama siswa mengulang
kembali materi yang telah dipelajari, dilanjut dengan doa penutup
yang dipimpin oleh ketua kelas. Guru meninggalkan kelas dengan
mengucapkan salam, maka Pembelajaran Kooperatif dengan
Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) pada
pelajaran Pai dan Budipekerti hari itu telah selesai.

d. Tahap Penilaian dan Penghargaan


45

Tugas guru selanjutnya adalah mengevaluasi hasil belajar.


Dalam evaluasi ini, guru menganalisis dan menafsirkan data yang
terkait dengan proses dan secara sistematis menerapkan hasil
belajar siswa agar memperoleh informasi yang valid, yang dapat
digunakan untuk keputusan selanjutnya.
Nilai atau skor yang dilakukan guru PAI dan Budi Pekerti
dibagi menjadi tiga aspek. Penilaian aspek kognitif dilihat dari
pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran yang telah
dijelaskan. Penilaian aspek afektif dilihat dari bagaimana sikap dan
perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian aspek
psikomotorik didasarkan pada keterampilan siswa dalam proses
kegiatan belajar secara bekerjasama.
Kemudian guru memberikan penghargaan terhadap
kelompok atau siswa yang memenuhi dari tiga aspek penilaian
yang diharapkan untuk memotivasi dan menambah semangat
belajar siswa.

C. Kendala Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD


(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan
Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) sudah tidak asing lagi bagi guru pemula yang
sering menerapkan metode ini. Namun, dengan begitu pelaksanaannya
tentu memiliki kendala tersendiri. Kendala yang dihadapi oleh guru PAI
dan Budi Pekerti di SMA Al Hikmah Muncar yakni mengkondisikan siswa
untuk fokus dalam diskusi dan meredam kegaduhan karena model
pembelajaran ini yang sifatnya aktif terutama dalam proses kuis
berlangsung. Keterangan ini disampaikan oleh Bapak Ubaidillah Fuad,
S.Pd.I sebagai berikut:
"Ya seperti yang kamu lihat sendiri, terutama kendalanya dibagian
pengondisian anak-anak saat proses pembelajaran berlangsung,
mereka cenderung kurang fokus sehingga kadang membuat
46

kegaduhan dalam kelas, terutama saat penentuan skor melalui kuis


berlangsung"53
Selain kendala dalam proses pengondisian dalam kelas, ada
beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran kooperatif
dengan strategi STAD (Student Team Achievement Devision) ini, salah
satunya waktu yang kurang maksimal dalam keadaan pandemi ini. Seperti
yang di sampaikan oleh Bapak Ubaidillah :
"Semenjak adanya pandemi ini, semua proses pembelajaran
semakin minim sehingga proses pembelajaran kurang maksimal.
Apalagi siswa hanya diperbolehkan masuk sekolah secara bergilir
atau shift. Karena terlalu lama pandemi juga mempengaruhi daya
berfikirnya siswa yang kurang aktif sehingga para guru juga lebih
ekstra dalam proses penyampaian materi".54
Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) guru dan siswa berperan penting.
Maka dari itu guru juga merasakan kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran saat pandemi ini. Apalagi karena terlalu lamanya daring
membuat siswa kurang tanggap dalam penerimaan materi yang
disampaikan oleh guru.

Dalam penyampaian materi, sarana prasarana juga dibutuhkan


dalam proses pembelajaran. Kendala ini juga dihadapi oleh guru
Pendidikan Agama Islam. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Ubaidillah:
"Terutama sarana prasarana yang kurang memadai, ada tapi
kurang maksimal. Disekolah kan masih ada LCD dan Proyektor
yang masih mempunyai 1. Ketika mau praktek harus bergantian
dengan kelas lain jika terbentur bersamaan. Sedangkan LCD dan
Proyektor tidak tersedia disetiap kelas. Seharusnya ada, tapi yaa
karena belum memadai."55
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa dalam proses
pembelajaran kooperatif ini, media juga dibutuhkan oleh guru agar lebih
maksimal. Sedangkan kendala lain yang dihadapi oleh Bapak Ubaidillah
pada saat pandemi seperti yang dijelaskan berikut:

"Kendala lain ya bagi anak pesantren, kan mayoritas siswa


disini anak pesantren, sedangkan saat pandemi ini metode seperti
53
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 16 Juli 2021)
54
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 16 Juli 2021)
55
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 04 Desember 2021)
47

ini tidak bisa diterapkan dalam pembelajaran. Dan bagi anak


pesantren kan gak boleh bawa hape, jadi dalam penyampaian
materi hanya diberikan tugas lewat whatsapp atau tugas disalurkan
lewat pengurus pesantren saja. Kurang maksimalah kurang
lebihnya."56
Sebelum pembelajaran dilakukan secara tatap muka. Kesulitan
yang guru hadapi adalah ketika anak pesantren yang tidak diperbolehkan
untuk membawa ponsel. Sedangkan dalam proses penyampaian materi
media berupa handphone sangat diperlukan. Solusi yang guru lakukan
adalah dengan memberikan tugas melalui para pengurus pesantren.

Kendala lain yang dihadapi oleh guru pengampu PAI dan Budi
Pekerti adalah kurangnya waktu dalam penerapan pembelajaran
koooperatif dengan strategi STAD dan peserta didik juga kesulitan
menyatukan perbedaan pendapat ketika berdiskusi sehingga belum bisa
menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Apalagi
peserta didik juga masih ragu dan takut untuk mengemukakan pendapat
saat diskusi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ubaidillah:

"Apalagi pas waktu diskusi tapi terdapat perbedaan


pendapat. Waah itu kadang bisa sampai seperti demo anak-anak
itu, hehe. Dan juga masih banyak anak-anak yang takut untuk
bicara mengenai pemahamannya, jadi ya cuman diem aja. Apalagi
kita juga harus membutuhkan waktu banyak dalam proses
pembelajaran menggunakan strategi ini kan, jadi masih kekurangan
waktu untuk penggunaan strategi seperti ini"
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) mendapatkan berbagai respon dari peserta didik.
Ada yang menyukai pembelajaran dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) ada juga yang tidak suka. Beberapa peserta didik
menyukai pembelajaran dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) karena mereka bisa berkeja sama dalam proses
belajar. Sehingga mereka mampu saling bertukar fikiran dalam
menyelesaikan suatau masalah. Seperti yang dikatakan oleh Velany
Fadiarahma, siswa kelas X SMA Al Hikmah Muncar Banyuwangi:

56
Ubaidillah Fuad, Wawancara, (Banyuwangi, 04 Desember 2021)
48

"Enak model belajar seperti ini kak. Yaa karena dalam


penyelesaian tugas yang diberikan oleh guru lebih cepet selesai,
jadi terasa ringan. Nggak terlalu ngoyo"57
Selain alasan diatas, salah seorang siswa yang menyukai
pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) juga mengatakan alasannya. Ia menyukai
pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) karena tidak terlalu berat dalam menyelesaikan
masalah atau tugas yang diberikan oleh guru. Seperti yang dikatakan oleh
Wafa' Nur Ahmad Dzulqornain siswa kelas X SMA Al Hikmah Muncar
Banyuwangi:

"Nggak terlalu mikir kak kalau pelajarannya dimodel


kelompok gini, hehehe. Kan tugasnya nanti juga dibagi-bagi setiap
anak. Jadi lebih enak"58
Rata-rata kondisi siswa yang menyukai pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) adalah siswa
yang mudah bergaul dengan sesama teman sebayanya sehingga mereka
tidak kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dengan strategi STAD
(Student Team Achievement Devision). Sedangkan siswa yang tidak
menyukai pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) beralasan karena jika dalam proses pembelajaran
dilakukan secara berkelompok, mereka kesulitan memahami penjelasan
dari guru tentang materi yang diajarkan. Hal ini dikatakan oleh Nissa
Lutfiana Kelas X siswa SMA Al Hikmah Muncar Banyuwangi:

"Gak enak, enakan belajar individu. Jadi materi yang


disampaikan oleh guru bisa dipahami kak. Kalau berkelompok
begini kan biasanya ada yang gak faham juga."59
Wahyu Setiawan siswa kelas X SMA Al Hikmah Muncar juga
tidak menyukai pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) ini. Karena pembelajaran kooperatif yang

57
Velany Fadiarahma, Wawancara, (Banyuwangi 04 Desember 2021)
58
Wafa' Nur Ahmad Dzulqornain, Wawancara, (Banyuwangi, 04 Desember 2021)
59
Nissa Lutfiana, Wawancara, (Banyuwangi, 04 Desember 2021)
49

dilaksanakan secara berkelompok membuat ia tidak bisa fokus dan susah


dalam memahami materi. Wahyu mengatakan:

"Lebih suka individu kak. Jadi pas guru menyampaikan


materi aku lebih fokus dan lebih bisa nyantol, hehe."60
Yang terakhir respon tentang pembelajaran kooperatif dengan
stratgi STAD (Student Team Achievement Devision) disampaikan oleh
Davis Iqbal Ar Rasyid siswa kelas X SMA Al Hikmah Muncar
Banyuwangi yang netral dengan proses pembelajaran seperti ini. Hal ini
disampaikan oleh Davis sebagai berikut:
"Aku senengan individu sih kak, karena bisa melihat hasil
pemahaman sendiri ataupun nilai yang dihasilkan nanti. Tapi kalau
model pembelajaran yang seperti ini (kooperatif dengan strategi
STAD) aku juga suka, yaa karena nanti cepet dalam pengumpulan
tugasnya"61
Peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal hingga
akhir pembelajaran. Dalam pengamatan peneliti, antusiasme peserta didik
semakin tinggi, karena peserta didik mengetahui bahwa model
pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) merupakan model pembelajaran yang aktif,
menarik, dan tidak membosankan. Perasaan gembira ini mendominasi
seluruh kelas. terutama ketika guru mulai menerapkan model pembelajaran
kooperatif dengan strategi STAD (Student Team Achievement Devision),
yaitu ketika guru memberikan kuis kepada peserta didik untuk
menentukan nilai atau skor. Meskipun beberapa peserta didik belum aktif
dan bergantung pada anggota kelompoknya. Hal ini wajar, karena jam
pelajaran dilakukan pukul 08.45-10.00, mungkin mereka lelah dan ingin
segera beristirahat.

60
Wahyu Setiawan, Wawancara, (Banyuwangi, 04 Desember 2021)
61
Davis Iqbal Ar Rasyid, Wawancara, (Banyuwangi, 04 Desember 2021)
50

D. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Penerapan Pembelajaran


Kooperatif dan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision)
Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah
Muncar
Dalam penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) tentu diadakan evaluasi berkali-kali
sehingga dapat mengatasi kendala yang terjadi. Adapan salah satu solusi
untuk mengatasi kendala pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di
SMA Al Hikmah Muncar yakni dengan memberikan ulangan secara
berkala pada setiap individu. Sehingga peserta didik lebih memahami
potensi dalam diri masing-masing. Seperti yang disampaikan Bapak
Ubaidillah sebagai berikut:
"Mengetahui kendala yang sudah di alami, solusi yang saya
berikan untuk anak-anak dengan memberikan ulangan secara
berkala pada setiap individu, tujuannya ya agar bisa mengetahui
kemampuan pemahaman yang diketahui setiap individu"62
Solusi lain dalam mengatasi kendala pembelajaran kooperatif
dengan strategi STAD (Student Team Achievement Devision) pada
pelajaran PAI dan Budi Pekerti disampaikan oleh Bapak Ubaidillah yakni
bagi peserta didik yang dipesantren tidak masuk sekolah karena covid19
ini jadwal masuk yang di shift, maka tugas hariannya diberikan oleh pihak
pengurus pesantren kemudian bisa digandakan oleh peserta didik sendiri.
Jika sudah selesai mengerjakan tugas, maka tugas dapat dikumpulkan
langsung ke guru pengampu mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Hal ini
berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Bapak Ubaidillah sebagai
berikut:
"Bagi siswa yang tidak masuk karena pandemi ini jadwal
harus di shift guna mengurangi penyebaran covid19, maka tugas
saya kasihkan lewat pengurus pondok dan nanti pengurus pondok
bisa langsung mengumpulkan ke saya"63
Adapun beberapa solusi lain yang dilakukan oleh Bapak Ubaidillah
selaku guru pengampu mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah dengan
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan cara memberikan

62
Ubaidillah Fuad, Wawancara, ( 04 Desember 2021)
63
Ubaidillah Fuad, Wawancara, ( 04 Desember 2021)
51

motivasi kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran,


kemudian mengaktifkan seluruh anggota kelompok dalam mengemukakan
pendapat dengan memberikan penghargaan berupa nilai tambahan ataupun
hadiah. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Ubaidillah:
"Eee.. untuk mengurangi rasa bosan ketika proses belajar
mengajar, disitu saya juga berusaha sebisa mungkin agar
pembelajaran tidak membosankan, bisa dengan menggerakkan
anak-anak yang pendiem untuk berbicara mengenai pendapatnya,
yang nanti bisa jadi dapat nilai atau skor tambahan bahkan bisa
juga berupa hadiah, biar lebih semangat."64
Selain agar menambah semangat dalam hal belajar, guru juga
melakukan bimbingan intensif pada kelompok yang mengalami kesulitan
dalam hal pemahaman. Dan memberikan reward pada kelompok yang
dapat mempresentasikan hasil diskusinya dengan sangat baik.
"Saya juga memberikan bimbingan intensif bagi kelompok
atau peserta didik yang agak susah dalam proses pemahaman.
Nanti saya juga akan memberikan hadiah atau reward ya bahasanya
bagi kelompok yang bisa mempresentasikan hasilnya dengan baik,
biar tambah semangat anaknya"65
Karena dalam metode pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Devision) ini guru ingin melatih anak-anak agar lebih
mandiri, kreatif dalam hal pemikiran, kreatif untuk membaca dan
mengekspresikan pemahaman terhadap mata pelajaran melalui presentasi.

E. Hasil Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD


(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan
Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
Melalui wawancara dengan salah satu siswa kelas X SMA Al
Hikmah Muncar dapat diketahui respon mereka terhadap pembelajaran
kooperatif dengan strategi STAD (Student Team Achievement Devision)
pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah sebagai berikut:
"Enak model belajar seperti ini kak. Yaa karena dalam
penyelesaian tugas yang diberikan oleh guru lebih cepet selesai,
jadi terasa ringan. Nggak terlalu ngoyo"66
64
Ubaidillah Fuad, Wawancara, ( 04 Desember 2021)
65
Ubaidillah Fuad, Wawancara, ( 04 Desember 2021)
66
Velany Fadiarahma, Wawancara, (Banyuwangi 04 Desember 2021)
52

Adapun hasil wawancara dengan siswa kelas X SMA Al Hikmah


Muncar lainnya adalah:
"Nggak terlalu mikir kak kalau pelajarannya dimodel kelompok
gini, hehehe. Kan tugasn ya nanti juga dibagi-bagi setiap anak. Jadi
lebih enak"67
Dari wawancara dengan siswa tersebut, disimpulkan bahwasanya
dengan menerapakan pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti dapat menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga hasil belajar
meningkat.
Melalui dokumentasi, peneliti melihat adanya peningkatan hasil
belajar siswa kelas X SMA Al Hikmah Muncar pada pelajaran PAI dan
Budi Pekerti setelah menerapkan pembelajaran kooperatif dengan strategi
STAD (Student Team Achievement Devision) bab asmaul husna adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Nilai ulangan harian siswa tanpa menggunakan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD
No Nama Nilai Keterangan
T BT
1. Aarun Arilla 80 

2. Ahmad Aurodil Zidan 70 

3. Ahmad Zidan Husnain 70 

4. Albaniatul Chasanah 80 

5. Alvin Ainurrosida 80 

6. Andri Dwi Widi Hermawan 60 

7. Aulia Faizatul Isma 80 

8. Azizaul Isma Kamila 70 

9. Devia Nur Karomah 70 

10. Dinar Wahyu Wicaksono 80 

67
Wafa' Nur Ahmad Dzulqornain, Wawancara, (Banyuwangi, 04 Desember 2021)
53

11. Enggar Agustio Saputro 80 

12. Fadliyana Sabilla 90 

13. Feri Andriansah 60 

14. Hendra Hermawan 60 

15. Hilma Nafisatul Husna 90 

16. Muhammad Hadad Yahya 80 

17. Naila Muhimatus Saadah 60 

18. Nayla Wilda Khoirina 90 

19. Rini Intan Diny 70 

20. Nindia Rahmawati 70 

21. Nurul Aini Fitya Sari 70 

22. Silsa Amelia Riskia Putri 80 

23. Khoirul Umam 60 

24. Wahyu Intan Nurdiana 70 

25. Jami'atus Syarifah 80 

26. Nanda Fahmatus Soleh 60 

27. M.Khayla Tirta 70 

28. M. Fadli 60 

Jumlah 2.050 11 17
Rata-rata 73,2
Keterangan:
T: Tuntas
BT: Belum Tuntas
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam dalam proses
belajar kooperatif tanpa menggunakan strategi STAD (Student Team
54

Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa
SMA Al Hikmah belum mencapai standar kriteria kelulusan minimum.
Nilai KKM pada SMA Al Hikmah Muncar adalah 75 dari jumlah 28
siswa, sebanyak 17 siswa yang mendapatkan nilai dibawah 75.
Adapun pada nilai ulangan harian siswa kelas X SMA Al Hikmah
Muncar melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi
STAD (Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI
dan Budi Pekerti adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Nilai ulangan harian siswa dengan menggunakan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD
No Nama Nilai Keterangan
T BT
1. Aarun Arilla 80 

2. Ahmad Aurodil Zidan 80 

3. Ahmad Zidan Husnain 80 

4. Albaniatul Chasanah 90 

5. Alvin Ainurrosida 80 

6. Andri Dwi Widi Hermawan 80 

7. Aulia Faizatul Isma 90 

8. Azizaul Isma Kamila 80 

9. Devia Nur Karomah 90 

10. Dinar Wahyu Wicaksono 80 

11. Enggar Agustio Saputro 80 

12. Fadliyana Sabilla 90 

13. Feri Andriansah 70 

14. Hendra Hermawan 80 

15. Hilma Nafisatul Husna 90 


55

16. Muhammad Hadad Yahya 80 

17. Naila Muhimatus Saadah 90 

18. Nayla Wilda Khoirina 90 

19. Rini Intan Diny 80 

20. Nindia Rahmawati 80 

21. Nurul Aini Fitya Sari 80 

22. Silsa Amelia Riskia Putri 90 

23. Khoirul Umam 70 

24. Wahyu Intan Nurdiana 80 

25. Jami'atus Syarifah 90 

26. Nanda Fahmatus Soleh 80 

27. M.Khayla Tirta 80 

28. M. Fadli 80 

Jumlah 2.310 26 2
Rata-rata 82,5
Keterangan:
T: Tuntas
BT: Belum Tuntas
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam dalam proses
belajar kooperatif dengan menggunakan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa
SMA Al Hikmah sudah dapat dikatakan mencapai kriteria kelulusan
minimum. Nilai KKM pada SMA Al Hikmah Muncar adalah 75 dari
jumlah 28 siswa, sebanyak 2 siswa mendapatkan nilai dibawah 75.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan ini dilakukan dengan merujuk pada hasil paparan data dan
temuan yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian
dengan cara mengkonfirmasi sesuai fokus penelitian yang telah dirumuskan
sebagai berikut:

A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student


Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi
Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
Menurut Slavin Pembelajaran Kooperatif merupakan model
pembelajaran yang sudah berlangsung lama, pada saat itu guru mendorong
siswa untuk melakukan kegiatan tertentu, seperti berdiskusi dan
pengajaran yang dilakukan oleh teman. Peran guru dalam pembelajaran
kooperatif tidak dominan seperti dalam pembelajaran tradisional, guru
lebih berperan sebagai fasilitator.68
Sedangkan strategi STAD (Student Team Achievement Devision)
didefinisikan sebagai proses pembelajaran dimana siswa dalam suatu kelas
dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 siswa. Setiap
kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal
dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.69
Berikut merupakan beberapa tahapan yang dilaksanakan oleh guru
mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas X SMA Al Hikmah Muncar
agar Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran,
yaitu:

68
Isjon, Cooperatif Learning, (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm 17
69
Ismail Sukardi, Model-Model PEMBELAJARAN Modern: Bekal Untuk Guru
Profesional, (Jakarta: Tunas Gemilang Press, 2013), hlm 139

56
57

1. Tahap Persiapan
Beberapa hal yang perlu dipersiapakan oleh guru mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti sebelum melakukan pembelajaran kooperatif
dengan strategi STAD adalah sebagai berikut:
a. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan secara tatap muka di kelas X SMA
Al Hikmah Muncar pada hari Rabu tanggal 1 Desember 2021
pukul 08.45 – 10.00 WIB
b. Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adapun silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas X SMA Al Hikmah Muncar memuat kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran.
Tabel 4.1 Silabus
Kompetensi Dasar Materi Kegiatan
Pembelajaran Pembelajaran
Menunjukkan sikap 1. Makna Asmaul 1. Menjelaskan
keluhuran budi, Husna (al- karim, makna Asmaul
kokoh pendirian, al mu'min, al- Husna
pemberi rasa aman, wakiil, al-matiin, 2. Menunjukkan
tawakkal dan al-jaami', al- 'adl contoh perilaku
perilaku adil dan al-akhiir) keluhuran budi,
sebagai 2. Contoh perilaku: kokoh pendirian,
implementasi dari keluhuran budi, memberi rasa
pemahaman kokoh pendirian, aman, tawakkal
Asmaul Husan (al- memberi rasa dan berperilaku
Karim, al-Mu'min, aman, tawakkal adil
al- Wakiil, al- dan berperilaku 3. Menunjukkan
Matiin, al-Jaami', adil sikap yang
al-'Adl, dan al- mencerminkan:
Akhiir) keluhuran budi,
kokoh pendirian,
memberi rasa
58

aman, tawakkal
dan berperilaku
adil
4. Mampu
menceritsksn
kisah teladan yang
mencerminkan:
keluhuran budi,
kokoh pendrian,
memberi rasa
amn, tawakkal
dan berperilaku
adil

Adapun RPP pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam


dan Budi Pekerti kelas X SMA Al Hikmah Muncar sebagai
berikut:
Table 4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, tanya jawab yang menggunakan strategi
STAD (Student Team Achievement Devision) diharapkan
peserta didik mampu:

1. Mampu menjelaskan makna Asmaul Husna (al-


Kariim, al-Mu'min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami',
al-'Adl dan al-Akhiir).
2. Menunjukkan contoh perilaku: keluhuran budi, kokoh
pendirian, memberi rasa aman, tawakkal dan
berperilaku adil.
3. Menunjukkan sikap yang mencerminkan: keluhuran
budi, kokoh pendirian, memberi rasa aman, tawakkal
dan perilaku adil.
4. Menceritakan kisah teladan dan mencerminkan:
59

keluhuran budi, kokoh pendirian, memberi rasa aman,


tawakkal dan perilaku adil.

A. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembukaan dan berdoa untuk memulai pembelajaran,
memeriksa kehadiran dilanjut tadarus bersama
2. Guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari
peserta didik pada minggu lalu
3. Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok
4. Guru menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, serta
metode belajar yang akan ditempuh

Kegiatan Inti (30 Menit)


1. Kegiatan Literasi: Peserta didik diberi motivasi atau
rangsangan untuk memusatkan perhatian pada
topic/materi dengan cara membaca buku paket dan
memperhatikan penjelasan guru.
2. Critical Thingking: guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya sebanyak
mungkin. Pertanyaan harus sesuai dengan materi
Asmaul Husna
3. Kolaborasi: Masing-masing kelompok bekerjasama
dan berdiskusi untuk saling membantu memahami apa
yang guru sampaikan terutama sikap yang
mencerminkan perilaku dari Asmaul Husna (al-
Kariim, al-Mu'min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami',
al-'Adl dan al-Akhiir)
4. Komunikasi: peserta didik bersama kelompoknya
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang
kemudian dipresentasikan didepan seluruh peserta
60

didik. Apabila pertanyaan salah kelompok lain diberi


kesempatan menjawabnya. Jika jawabannya benar,
maka kelompok tersebut mendapatkan nilai 100.
Apabila salah maka kelompok tersebut tidak
mendapatkan nilai. Guru juga memberikan pertanyaan
pada masing-masiing peserta didik, jika jawabannya
benar maka nilai akan menjadi tambahan nilai
kelompoknya.
5. Kreatifitas: peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan terkait hal-hal yang telah dipelajari.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


1. Peserta didik mengerjakan tes tulis jika memang dirasa
belum memahami materi pada bab tersebut
2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
kinerjanya baik (aktif dan mendapatkan nilai lebih).
3. Menutup pembelajaran dengan membaca doa dan
salam.
B. Penilaian
1. Prosedur:
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/tertulis)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
Kompetensi inti/ standar kompetensi adalah
pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
harus diperoleh dan tingkat pengetahuan yang diharapkan dapat
mencapai tujuan pembelajaran melalui sebuah pembelajaran. 70
Adapun kompetensi inti pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
di kelas X adalah:

Tabel 4.3 Kompetensi Inti


70
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangakan Standart Kompetensi
Guru, hlm 42
61

KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agam yang


gdianutnya

KI2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

KI3 Memahami dan menerapkan pengetahuan factual,


konspetual, procedural dalm ilmu pengeahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuhan procedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

KI4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan


ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar merupakan pengetahuan, keterampilan


dan sikap minimal yang harus dikuasai peserta didik untuk
menunjukkan bahwa peserta didik tersebut telah menguasai
strandar kompetensi yang telah ditetapkan.71 Adapun Kompetensi
dasar pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bab Asmaul Husna
di SMA Al Hikmah Muncar adalah:

Tabel 4.4 Kompetensi Dasar

71
Abdul Majid, ... hlm 43.
62

1. Memahami makna Asmaul Husna (al-Kariim, al-Mu'min, al-


Wakiil, al-Matiin, al-Jaami', al-'Adl dan al-Akhiir)

2. Berperilaku yang mencontohkan keluhuran budi, kokoh


pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil
sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna
(al-Kariim, al-Mu'min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami', al-'Adl
dan al-Akhiir)

c. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti bab
Asmaul Husna di kelas X SMA Al Hikmah Muncar adalah:
1. Memahami makna Asmaul Husna (al-Karim, al-Mu'min, Al-
Wakiil, al-Jaami', al-'Adl, dan al-Akhiir)
2. Berperilaku yang mencontohkan keluhuran budi, kokoh
pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil
sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul husna
(al-Kariim, al-Mu'min, al-Wakiil, al-Jaami', al-'Adl, dan al-
Akhiir)
d. Materi Pembelajaran
Adapun materi pembelajaran di kelas X SMA Al Hikmah
Muncar pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
bab Asmaul Husna adalah:
1) Pengertian Asmaul Husna
2) Memahami makna 7 sifat Allah (al-Karim, al-Mu'min, al-
Wakil, al-Matiin, al-Jami', al-'Adl, al-Akhiir).
3) Berperilaku yang mencontohkan keluhuran budi, kokoh
pendirian, pemberi rasa aman, tawakal, dan perilaku adil
sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna
(al-Karim, al-Mu'min, al-Wakil, al-Matiin, al-Jami', al-'Adl, al-
Akhiir).

e. Model Pembelajaran
63

Model pembelajaran merupakan pola interaksi antara guru,


siswa dan materi pembelajaran yang mencakup strategi,
pendekatan, metode tehnik beserta taktik.
Model pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran PAI
di kelas X SMA Al Hikmah Muncar pada mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti bab Asmaul Husna adalah Pembelajaran Kooperatif
menggunakan Strategi STAD (Student Team Achievement
Devision). Yaitu dimana ada kompetisi antar kelompok yang
bekerja sama mengenai masalah yang sudah diberikan oleh guru
mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti mengenai materi asmaul
husna. Kemudian di diskusikan bersama kelompoknya masing-
masing dan mempresentasikan hasilnya di depan. Lalu guru
memberi pertanyaan atau kuis baik individu maupun kelompok.
Bagi nilai yang tinggi akan mendapatkan reward dari guru mata
pelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan Pembuka
Menurut Agus Supridjono tahap pertama sebelum
melaksanakan pembelajaran kooperaitf adalah guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, dan untuk mempersiapkan siswa guru harus
menyampampaikan model pembelajaran kooperatif beserta
langkah-langkahnya.72
Adapun kegiatan pembuka pada Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi STAD (Student Team Achievemnt Devision) Pada
Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
adalah sebagai berikut:
1) Guru masuk dengan mengucapkan salam
2) Siswa membaca doa dilanjut dengan tadarus bersama, dipimpin
oleh ketua kelas
3) Guru mengecek kehadiran siswa

72
Agus Supridjono, Cooverative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm 249.
64

4) Guru mengulang kembali pelajaran minggu lalu


5) Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok masing-masing
kelompok berisi 5-6 siswa.
6) Guru menjelaskan materi pelajaran yang akan dipelajari beserta
model pembelajaran yang digunakan beserta langkah-
langkahnya.
7) Guru memotivasi siwa dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran pai bab asmaul husna.
Kegiatan pembuka pada pembelajaran Kooperatif dengan
Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada
Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
sudah sesuai dengan tahapan pertama Pembelajaran Kooperatif
menurut Agus Supridjono.

b. Kegiatan Inti
Menurut Agus Supridjono, fase kedua Pembelajaran
Kooperatif guru harus mengkomunikasikan informasi yang
berkaitan dengan topic. Tahap ketiga guru membagi siswa secara
heterogen. Pada tahap keempat guru mendampingi kelompok-
kelompok pembelajaran, mengingatkan mereka tentang tugas yang
harus diselesaikan dan masalah yang perlu dipecahkan.
Adapun kegiatan inti pada Pembelajaran Kooperatif dengan
Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada Mata
Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
bab asmaul husna sebagai berikut:
1) Guru memberikan penjelasan awal mengenai materi asmaul
husna
2) Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok secara heterogen,
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
3) Siswa diminta untuk bekerja sama memahami materi asmaul
husna terutama meneladani dan menerapkan sifat asmaul husna
Al-Karim dan Al-Mu'min pada kehidupan sehari-hari.
65

4) Siswa belajar bersama kelompoknya dan mencoba untuk


menyelesaikan masalah yang sudah diberikan oleh guru.
5) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
bersama kelompok mengenai persoalan materi Asmaul Husna
yang dipresentasikan oleh 1 orang.
6) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari.
7) Guru memberi kuis baik pertanyaan ataupun soal rebutan bagi
setiap kelompok atau individu. Bagi yang bisa menjawab
dengan benar mendapat nilai 100. Bagi kuis atau soal yang
diperuntukkan individu, poin akan tetap masuk pada poin
kelompok. Bagi kelompok yang memenuhi riteria dengan
keaktifan dan nilai yang tinggi maka akan mendapatkan
penghargaan baik hasil belajar individu ataupun kelompok.
Pada kegiatan ini Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi
STAD (Student Team Achievement Devision) Pada Mata
Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah
Muncar materi asmaul husna sudah sesuai dengan langkah-
langkah menurut Agus Supridjono.
c. Kegiatan Penutup
Menurut Agus Supridjono, fase kelima dalam Pembelajaran
Kooperatif adalah guru mengevaluasi hasil pembelajaran, dilanjut
dengan fase keenam yatu guru memberikan reward terhadap
kelompokk yang berhasil mengumpulkan poin tertinggi.
Adapun kegiatan penutup pada Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada
Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah
Muncar adalah sebagai berikut:
1) Siswa mengerjakan tes tulis
2) Siswa menyimpulkan hasil belajar pada hari itu
3) Guru memberikan reward atau hadiah bagi kelompok yang
berhasil mendapatkan nilai atau poin tertinggi.
66

4) Siswa membaca doa penutup dipimpin oleh ketua kelas.


5) Guru mengucapkan salam kemudian meninggalkan kelas.
Kegiatan penutup pada Pembelajaran Kooperatif dengan
Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada
Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah
Muncar sudah sesuai dengan langkah pembelajaran kooperatif
menurut Agus Supridjono.
3. Tahap Penilaian
Tahap penilaian merupakan suatu informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik yang bersifat sistematis dan
berkesinambungan untuk memcapai keputusan berdasarkan kriteria
dan pertimbangan tertentu.73
Dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) Pada Pelajaran PAI dan Budi Pekerti
Siswa SMA Al Hikmah Muncar, guru menilai siswa melalui tiga
aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.
Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan
tingkah laku pada diri peserta didik setelah kegiatan pembelajaran.
Selain itu, penilaian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) yang diterapkan pada pelajaran PAI dan Budi
Pekerti materi Asmaul Husna yang kemudian dapat dikembangkan dan
diterapkan pada pelajaran lainnya.
Penilaian aspek kognitif bertujuan untuk melihat perubahan peserta
didik sejauh mana pemahaman mengenai materi yang telah
disampaikan, penilaian ini diukur menggunakan tes tulis diakhir jam
pelajaran. Tes tulis ini berisi lima soal uraian. Soal tersebut berkaitan
dengan materi asmaul husna yang telah dipelajari melalui
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
chievement Devision) pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ini.

73
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 2.
67

Penilaian aspek afektif bertujuan untuk mengetahui perubahan


sikap dan perilaku peserta didik. Penilaian ini dilakukan dengan cara
guru mengamati langsung dan mencatat sikap dan perilkau selama
kegiatan pembelajaran dilakukan.
Penilaian aspek psikomotorik bertujuan untuk melihat
perkembangan keterampilan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Penilaian ini dilakukan dengan cara mengamati sejauh
mana keterampilan siswa dalam bekerjasama dan mengerjakan tugas
dari guru, kekreatifan siswa dalam mengajukan pertanyaan saat
berdiskusi.

B. Kendala Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD


(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan
Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian kendala
adalah halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi, menghalangi
atau mencegah pencapaian sasaran.74 Kendala Penerapan Pembelajaran
Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision)
Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah
Muncar berarti segala sesuatu yang menghalangi pelakasanaan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa
SMA Al Hikmah Muncar dalam mencapai tujuan tersebut. Adapun
kendala-kendala menurut penelitian di SMA Al Hikmah Muncar yakni:
a. Kurang optimalnya penerapan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision). Hal ini disebabkan karena siswa kurang
memahami langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
dengan strategi STAD, sehingga berpengaruh terhadap pengelolaan
kelas.

74
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm 667.
68

b. Terdapat beberapa siswa yang kurang aktif. Beberapa siswa hanya


diam saat berdiskusi kelompok, mereka tampak tidak antusias
dalam bekerja kelompok.
c. Siswa kesulitan menyatukan pendapat ketika berdiskusi sehingga
belum bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
d. Siswa masih ragu dan takut untuk mengemukakan pendapat pada
saat diskusi.
e. Waktu yang kurang maksimal, apalagi saat pandemi seperti ini.
Karena Penerapan Pembelajaran Koperatif dengan Strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI
dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar membutuhkan
waktu yang lumayan lama.
f. Efek dari pandemi yang menganjurkan siswa untuk belajar dari
rumah membuat daya tangkap atau pemahaman siswa saat proses
pembelajaran berlangsung secara offline menurun.
g. Terdapat beberapa peserta didik yang kurang menyukai
pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
Dikarenakan beberapa peserta tersebut lebih menyukai belajar
individu yang dirasa lebih mudah pemahaman materi pelajaran.

C. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Penerapan Pembelajaran


Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team Achievement
Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al
Hikmah Muncar
Solusi adalah cara untuk menyelesaikan sebuah persoalan atau
pemecahan masalah. Solusi untuk mengatasi kendala Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa
SMA Al Hikmah Muncar yang dihadapi pada saat penerapan
69

Pembelajaran Kooperatif sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat


berjalan secara maksimal. Adapun solusi-solusi tersebut yakni:
1. Guru PAI dan Budi Pekerti SMA Al Hikmah Muncar memberikan
ulangan secara berkala pada setiap individu untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik yang kurang memahami pembelajaran PAI dan
Budi Pekerti materi asmaul husna yang menggunakan strategi STAD
(Student Team Achievement Devison).
2. Bagi peserta didik terutama anak pesantren yang tidak mengikuti
pembelajaran secara offline dikarenakan pandemi dan jam
pembelajaran yang terbagi (shift). Maka untuk tugasnya diserahkan
lewat pengurus pondok pesantren. Jika tugas sudah selesai diharapkan
pengurus pesantren untuk segera mengumpulkan kepada guru
pengampu.
3. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan cara
memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran. Kemudian mengaktifkan seluruh anggota kelompok
dalam mengemukakan pendapat dengan memberikan penghargaan atau
reward berupa nilai tambahan ataupun hadiah.
4. Guru PAI melakukan bimbingan secara intensif bagi peserta didik
secara kelompok ataupun individu yang masih mengalami kesulitan
dalam hal pemahaman.
Di masa seperti ini Guru PAI dan Budi Pekerti di SMA Al Hikmah
Muncar memiliki harapan agar pelaksanaan kegiatan belajar dan
mengajar dapat dilakukan secara keseluruhan (tatap muka) karena
masih 50% siswa yang belajarnya antara di rumah dan di sekolah yang
setiap harinya bergantian jadwal masuk. Hal ini bertujuan agar
pemahaman seluruh peserta didik dapat maksimal seperti sebelum
adanya pandemi.
70

D. Hasil Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD


(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan
Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
Pengamatan yang dilakukan peneliti untuk mengetahui penguasaan
materi yang telah diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
dengan strategi STAD (Student Team Achievement Devision) melalui
diskusi dan tes lisan yang dipadu dengan metode tanya jawab. Dalam
pelaksanaannya guru menjelaskan materi yang dipelajari pada pertemuan
tersebut, setelah itu guru meminta peserta didik untuk berkelompok 4-5
orang yang sudah ditentukan oleh guru. Selama diskusi, peserta didik
dipersilahkan untuk bekerja sama dengan kelompoknya masing-masing
untuk menyelesaikan tugas yang sudah diberikan oleh guru. Anggota yang
sudah faham mengenai isi materi menjelaskan kepada teman yang belum
faham sampai semua anggota kelompok mengerti. Setelah itu, guru
meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya guru memberikan kuis
berupa pertanyaan baik individu ataupun kelompok yang nantinya dapat
disumbangkan ke nilai kelompok untuk kelompok yang mendapatkan nilai
tertinggi dan diberi reward.
Peneliti mengamati kegiatan belajar tersebut dari awal
pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Selama dalam pengamatan
peneliti, peserta didik lebih merasa bersemangat karena peserta didik
paham bahwa pembelajaran kooperatif dengan strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) ini merupakan model pembelajaran yang
bersifat aktif, menyenangkan dan tidak membosankan. Perasaan
bersemangat tersebut sangat mendominasi di ruangan kelas. Terlebih
ketika guru melaksanakan model pembelajaran kooperatif dengan strategi
STAD (Student Team Achievement Devision) tersebut, yaitu ketika guru
memberikan kuis terhadap peserta didik untuk mengumpulkan skor.
Meskipun ada beberapa peserta didik yang masih kurang aktif dan
menggantungkan pada anggota kelompoknya. Hal ini wajar dikarenakan
71

pembelajaran dilakukan pada jam 08.45-10.00 dimana jam tersebut sudah


menandakan waktu istirahat, sehingga peserta didik sudah merasa lelah.
Dari hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti yaitu bapak Ubaidillah Fuad, S.Pd.I penilaian yang dilakukan
menggunakan strategi STAD (Student Team Achievement Devision)
didapat dari hasil skor tes yang dikumpulkan peserta didik ditiap-tiap
kelompoknya. Dan melalui keaktifan peserta didik didalam proses
pembelajaran menggunakan strategi STAD (Student Team Achievement
Devision) yaitu ketika menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru,
seberapa sering menjawab pertanyaan dari kuis tersebut dan kejelasan
jawaban yang disampaikan.
Terkait kendala yang dihadapi dari Penerapan Pembelajaran
Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision)
dan juga proses penilaian peserta didik beliau menjelaskan bahwa kendala
dari model pembelajaran ini adalah mengkondisikan peserta didik untuk
fokus dalam diskusi dan meredam kegaduhan karena model pembelajaran
ini yang sifatnya aktif terutama dalam proses kuis berlangsung. Untuk
penilaian terdapat kendala dikarenakan ada beberapa peserta didik yang
kurang aktif sehingga nilai yang didapat hanya dari skor kelompok.
Dari hasil pengamatan peneliti terhadap Penerapan Pembelajaran
Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision)
Pada Mata Pelajaran PAI Siwa SMA Al Hikmah Muncar bahwa penerapan
model pembelajaran sudah berlangsung dengan baik. Peneliti mengatakan
baik karena dalam perencanaan mata pelajaran pendidikan agama islam
(PAI) dan Budi Pekerti dengan menggunakan strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) ini, guru sudah terlebih dahulu menyiapkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebelum kegiatan belajar
dimulai. Kemudian dari pelaksanaan belajar mengajar dengan strategi
tersebut, semua aspek yang penulis teliti sudah terlaksana semua,
meskipun dalam kegiatan belajar mengajar ada satu kendala, yaitu: ada
beberapa peserta didik yang masih kurang aktif dan kurang percaya diri
72

dengan kemampuannya sehingga keterampilan dalam pembelajarannya


kurang maksimal.
Meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai ulangan
yang mengalami kenaikan dari setiap siswa. Pada ulangan harian minggu
sebelumnya, dari jumlah 28 siswa terdapat 17 siswa yang nilainya
dibawah 75. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran PAI
dan Budi Pekerti di SMA Al Hikmah Muncar adalah 75 dengan presentase
ketuntasan 85%. Sedangkan nilai ulangan harian siswa melalui kegiatan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti, dari
jumlah 28 siswa hanya terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM. Nilai rata-rata sebelumnya 73,2 meningkat menjadi 82,5.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa peneliti ambil dari Penerapan Pembelajaran
Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision)
Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah
Muncar adalah sebagai berikut:
1. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student
Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi
Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar terdapat tiga tahapan, yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian.
a. Pada tahap persiapan, guru mempersiapkan beberapa perangkat
yang berhubungan dengan pembelajaran kooperatif dengan strategi
STAD, seperti menentukan waktu, silabus, RPP, menyiapkan
materi pembelajaran, dan model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan strategi STAD (Student Team Achievement
Devision).
b. Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang sudah tersusun. Pembelajaran dilakukan
dengan tiga tahap, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Pada tahap ini, guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok secara heterogen, kemudian siswa diminta
untuk berdiskusi mengenai masalah yang sudah diberikan guru
pengampu sesuai dengan materi pembelajaran asmaul-husna.
Kemudian perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil dari masalah yang sudah diberikan guru pengampu PAI dan
Budi Pekerti. Dibuka sesi pertanyaan dan kuis yang diberikan oleh
guru secara individu maupun kelompok. Bagi kelompok ataupun
individu yang berhasil menjawab akan mendapatkan skor.
Kelompok yang berhasil mengumpulkan skor tertinggi akan
mendapatkan penghargaan dari guru.

73
74

c. Pada tahap penilaian, guru menilai melalui tiga aspek. Aspek


kognitif diukur dalam bentuk tes tulis uraian. Aspek afektif dan
psikomotorik dilakukan pengamatan secara langsung oleh guru
selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
2. Kendala Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan
Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
a. Kurang optimalnya penerapan strategi STAD (Student Team
Achievement Devision). Hal ini disebabkan karena siswa kurang
memahami langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
dengan strategi STAD, sehingga berpengaruh terhadap pengelolaan
kelas.
b. Terdapat beberapa siswa yang kurang aktif. Beberapa siswa hanya
diam saat berdiskusi kelompok, mereka tampak tidak antusias
dalam bekerja kelompok.
c. Siswa kesulitan menyatukan pendapat ketika berdiskusi sehingga
belum bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
d. Siswa masih ragu dan takut untuk mengemukakan pendapat pada
saat diskusi.
e. Efek dari pandemi yang menganjurkan siswa untuk belajar dari
rumah membuat daya tangkap atau pemahaman siswa saat proses
pembelajaran berlangsung secara offline menurun.
3. Solusi untuk mengatasi kendala Penerapan Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada
Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar
a. Guru mengoptimalkan penerapan pembelajaran kooperatif dengan
strategi STAD (Student Team Achievement Devision) dengan
menguasai langkah-langkah penerapan strategi STAD.
b. Guru pengampu memberikan ulangan secara berkala pada setiap
individu untuk mnengetahui sejauh mana peserta didik yang
kurang memahami pembelajaran PAI dan Budi Pekerti materi
75

asmaul husna yang menggunakan strategi STAD (Student Team


Achievement Devision)
c. Bagi peserta didik terutama anak pesantren yang tidak mengikuti
pembelajaran secara offline dikarenakan pandemi dan jam
pembelajaran yang terbagi (shift). Maka untuk tugasnya diserahkan
lewat pengurus pondok pesantren. Jika tugas sudah selesai
diharapkan pengurus pesantren untuk segera mengumpulkan
kepada guru pengampu.
d. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan cara
memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran. Kemudian mengaktifkan seluruh anggota kelompok
dalam mengemukakan pendapat dengan memberikan penghargaan
atau reward berupa nilai tambahan ataupun hadiah.
e. Guru PAI dan Budi Pekerti melakukan bimbingan secara intensif
bagi peserta didik secara kel ompok ataupun individu yang masih
mengalami kesulitan dalam hal pemahaman.
4. Hasil Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan
Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar.
Semangat dan motivasi yang tinggi dalam diri siswa membuat hasil
belajar siswa lebih baik dari pada ulangan sebelumnya. Pada ulangan
minggu sebelumnya, dari jumlah 25 siswa terdapat 28 siswa terdapat
17 siswa yang nilainya dibawah 75. Kriteria ketuntasan minimum
(KKM) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMA Al Hikmah
Muncar adalah 75 dengan presentase ketuntasan 85%. Sedangkan nilai
ulangan harian siswa melalui kegiatan Pembelajaran Kooperatif
dengan Strategi STAD (Student Team Achievement Devision), dari
jumlah 28 siswa hanya terdapat 3 siswa yang mendapatkan nilai
dibawah KKM. Nilai rata-rata siswa yang sebelumnya 73,2 meningkat
menjadi 82,5
76

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas peneliti
memberikan sumbangsih beruapa saran-saran begi semua pihak, terutama
bagi sekolah, guru, dan peserta didik terhadap keberhasilan Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD (Student Team
Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Siswa
SMA Al Hikmah Muncar sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
a. Kondisi belajar mengajar yang telah tercipta di SMA Al Hikmah
Muncar hendaknya dipertahankakn dan ditingkatkan demi
kemajuan SMA AL Hikmah Muncar.
b. Untuk tata tertip sekolah hendaknya dipertahankan dan
ditingkatkan lagi demi tercetaknya generasi-generasi muda yang
berakhlakul kariimah.
2. Bagi Guru PAI dan Budi Pekerti SMA Al Hikmah Muncar
Hendaknya dalam penerapan pembelajaran kooperatif dengan
Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada Mata
Pelajaran PAI dan Budi Pekerti supaya mempersiapkan terlebih dahulu
kesiapannya, pemilihan materi, media maupun sumber ajarnya,
sehingga suatu tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan
efesien.
3. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa meningkatkan perhatian pada materi yang
disampaikan oleh guru ketika proses kegaiatan belajar mengajar
sedang berlangsung.
b. Siswa harus lebih meningkatkan disiplin dalam belajar, agar kelas
mencapai cita-cita yang diinginkan.
c. Siswa harus ikut berpartisipasi secara aktif saat guru memberi
pengarahan di dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ramli. 2017. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran Kimia di Madrasah Aliyah” Jurnal
Lantanida, Vol.5 No.1.
Albone, Abdul Aziz. 2006. Pendidikan Agama Islam dalam Prespektif
Multikulturalisme, Jakarta Selatan: PT Saadah Cipta Mandiri.
Amelia, Riska. 2017. Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta: Media
Akademi.
Anwar, Syaiful. 2015. Relevansi Pendidikan K.H Hasyim As'Ari dan K.H Dahlan
Pada Masa Sekarang, Uin Jogja.
Arifin. 2011. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikuntoro, Suharsi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.

Badar Trinto Ibnu, Al-Tabani, 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inivatif


Progrsif dan Konstekstual, Jakarta: Prenadamedia Group.

Erikantoro, Chandra. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Media


Akademi.
Fuzan Al Manshur, M.Djunaidi Ghony. 2012. Metode Penelitian Kualitatif,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Gusniar. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN No. 2 Ogoamas II”, Jurnal
Kreatif Tadulako Online, Vol.2 No.1.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia.
Hariyanto, Warsono. 2013. Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.

77
78

Isjon. 2009. Cooperatif Learning, Bandung: Alfabeta.

Koestoro, Budi. 2016. Pengelolaan Sumber Belajar, Yogyakarta: Media


Akademi.

Kurniawan, Astalini Dkk. 2019. "Effectivenes of Using E-Module and


EAssessment", International Journal of Interactive Mobile Technologies
(iJIM), vol. 13, no. 9

Majid, Abdul. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep Dan
Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT. Rosda Karya.

Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Majid, Abdul. 2015. Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013,


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marimba, D.Marimba. 1986. Pengatur Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al


Ma’arif.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran, Jakarta: Rajawalli Pers.

Slavin, Robert E. 2014. Cooperatif Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sri Hayati. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperatif Learning,


Jakarta: Graha Cendikia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,


Kuantitafif, dan R&D, Bandung: Alfabeta

Sukardi, Ismail. 2013. Model-Model Pembelajaran Modern : Bekal Untuk Guru


Profesional, Jakarta: Tunas Gemilang Press.

Wijaya, Hengki. 2018. Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi,


Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Zen Endi Suhendi, Nelty Khairiyah dkk. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, Jakarta: Pusat Kurikukum dan Perbukuan.
LAMPIRAN

Lampiran 1: Dokumentasi kegiatan Pembelajaran Kooperatif dengan


Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran
PAI dan Budi Pekerti

Mempresentasikan hasil diskusi bersama kelompok

79
80

Foto bersama Bapak Syaifulloh Hubaidi, SH, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA
Al Hikmah Muncar

Wawancara bersama guru mapel PAI dan Budi Pekerti Bapak Ubaidillah Fuad,
S.Pd.I
Lampiran 2: Pedoman Wawancara

Narasumber: Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Apa saja yang dipersiapkan sebelum melaksanakan pembelajaran?


2. Bagaimana proses Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD
ini diterapkan di sekolah SMA Al Hikmah Muncar?
3. Kenapa memilih pembelajaran menggunakan strategi STAD?
4. Apa saja tantangan /kendala yang dialami selama menggunakan
pembelajaran dengan strategi STAD?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala pembelajaran
kooperatif dengan strategi STAD (Student Team Achievement
Devision) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti siswa SMA
Al Hikmah Muncar?

Narasumber: Siswa kelas X SMA Al Hikmah Muncar

1. Antara Pembelajaran Kooperatif menggunakan strategi STAD


dengan pembelajaran yang individu lebih memilih yang mana?
Apa alasannya?

81
Lampiran 3: Silabus

Silabus Kurikulum 2013


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas :X
Alokasi waktu : 45 menit
Satuan Pendidikan : SMA Al Hikmah Muncar
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Kompetensi Inti
 KI1: Mengahayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI2: Mengembangkan perilaku )jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif,
dan pro-aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
 KI3: Memahami dan menerpakan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnyay untuk
memecahkan masalah.
 KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesai kaidah keilmuan.

82
83

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Menunjukkan sikap 3. Makna Asmaul 5. Menjelaskan makna


keluhuran budi, kokoh Husna (al- karim, Asmaul Husna
pendirian, pemberi rasa al mu'min, al- 6. Menunjukkan
aman, tawakkal dan wakiil, al-matiin, contoh perilaku
perilaku adil sebagai al-jaami', al- 'adl keluhuran budi,
implementasi dari dan al-akhiir) kokoh pendirian,
pemahaman Asmaul Husan 4. Contoh perilaku: memberi rasa aman,
(al-Karim, al-Mu'min, al- keluhuran budi, tawakkal dan
Wakiil, al-Matiin, al- kokoh pendirian, berperilaku adil
Jaami', al-'Adl, dan al- memberi rasa 7. Menunjukkan sikap
Akhiir) aman, tawakkal yang
dan berperilaku mencerminkan:
adil keluhuran budi,
kokoh pendirian,
memberi rasa aman,
tawakkal dan
berperilaku adil
8. Mampu
menceritakan kisah
teladan yang
mencerminkan:
keluhuran budi,
kokoh pendrian,
memberi rasa amn,
tawakkal dan
berperilaku adil
Lampiran 4: RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah : SMA Al Hikmah Kelas/Semester: X/1

Mata Pelajaran : PAI dan Budi Pekerti Alokasi waktu: 45 menit

Materi : Asmaul Husna

A. Tujuan

Melalui diskusi, tanya jawab yang menggunakan strategi STAD


(Student Team Achievement Devision) diharapkan peserta didik mampu:

1. Mampu menjelaskan makna Asmaul Husna (al-Kariim, al-


Mu'min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami', al-'Adl dan al-Akhiir).
2. Menunjukkan contoh perilaku: keluhuran budi, kokoh
pendirian, memberi rasa aman, tawakkal dan berperilaku adil.
3. Menunjukkan sikap yang mencerminkan: keluhuran budi,
kokoh pendirian, memberi rasa aman, tawakkal dan perilaku
adil.
4. Menceritakan kisah teladan dan mencerminkan: keluhuran
budi, kokoh pendirian, memberi rasa aman, tawakkal dan
perilaku adil.
B. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan (7 menit)


Guru melakukan pembukaan dengan salam pembukaan dan berdoa untuk
pembelajaran, memeriksa kehadiran dilanjut tadarus bersama.

Guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari peserta didik pada
minggu lalu

Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok

Guru menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, serta metode belajar yang
akan ditempuh.

84
85
85

Kegiatan Inti (30 menit)


Kegiatan Litersi Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik/materu dengan
cara membaca buku paket dan memperhatikan
penjelasan guru

Critical Thinking Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik


untuk bertanya sebanyak mungkin. Pertanyaan harus
sesuai dengan materi Asmaul Husna

Kolaborasi Masing-masing kelompok bekerjasama dan


berdiskusi untuk saling membantu memahami apa
yang guru sampaikan terutama sikap yang
mencerminkan perilaku dari Asmaul Husna (al-
Kariim, al-Mu'min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami',
al-Adl dan al-Akhiir)

Komunikasi Peserta didik bersama kelompoknya menjawab


pertanyaan yang diberikan oleh guru yang kemudian
dipresentasikan didepan seluruh peserta didik.
Apbila pertanyaan salah, kelompok lain diberi
kesempatan menjawabnya. Jika jawaban benar,
maka kelompok tersebut mendapatkan nilai 10.
Apabila salah maka kelompok tersebut tidak
mendapatkan nilai. Guru juga memeberikan
pertanyaan pada masing-masing peserta didik, jika
jawabannya benar maka nilai akan menjadi
tambahan nilai kelompoknya.

Kreatifitas Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan


terkait hal-hal yang telah dipelajari.
86

Kegiatan Penutup (8 Menit)


Peserta didik mengerjakan tes tulis jika memang dirasa belum memahami
materi pada bab tersebut.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompokk yang kinerjanya baik


(aktif dan mendapatkan nilai lebih)

Menutup pembelajaran dengan membaca doa dan salam

C. Penilaian

1. Prosedur : 2. Alat Penilaian (Soal


a. Penilaian proses belajar terlampir)
mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes
lisan/tertulis)

Mengetahui, MUNCAR, 12 Juli 2021

Kepala SMA AL HIKMAH MUNCAR Guru Mapel

SYAIFULLOH HUBAIDI, SH, M.Pd UBAIDILLAH FUAD, S.Pd.I


NIP. NIP.
Lampiran 5: Surat Pernyataan Sudah Melakukan Penelitian

87
Lampiran 6: Lembar Bimbingan Konsultan

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI


STAI Ma’had Aly Al - Hikam Malang

Nama : Siti Fadilatul Mukharomah


NIM : 2018.77.01.1093
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing : Handoko, M.P
Judul : Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi STAD
(Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI
dan Budi Pekerti Siswa SMA Al Hikmah Muncar

N
BAB YANG DI PARAF
TGL/BLN/THN
O KONSULTASIKAN PEMBIMBING

1 15 Juli 2021 Pengajuan Judul

2 2 September 2021 Bab 1 & 2

3 12 September 2021 Revisi bab 1 & 2

4 30 November 2021 Bab 3

5 21 Desember 2021 Revisi bab 3

6 26 Maret 2022 Bab 4 & 5

7 30 Maret 2022 Revisi bab 4 & 5

8 7 April 2022 Acc bab 4 & 5

Malang, 15 Juli 2022


Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Kaprodi PAI

88
Handoko, M.Pd. Imam Athoir Rokhman, M.Pd.

88
RIWAYAT HIDUP

Peneliti skripsi ini bernama Siti Fadilatul Mukharomah, seorang


perempuan yang lahir di Banyuwangi pada tanggal 22 Juli 2000. Ia merupakan
anak kedua dari dua bersaudara sebagai kesempurnaan rumah tangga dari
pasangan suami istri yang bermana Bapak Adnan dan Ibu Rusminatun.

Peneliti pernah menempuh pendidikan di TK Khadijah 23 kemudian


dilanjutkan di MI Miftahul Ulum 1 Wringinpitu, Mts Miftahul Mubtadiin
Sumberberas, SMA Al Hikmah Muncar, dan sekarang penulis masih aktif di
yayasan yang didirikan oleh K.H Hasyim Muzadi, yakni Sekolah Tinggi Ma'had
Aly Al-Hikam Malang.

Atas rahmat dan hidayah Allah Swt, Alhamdulillah penulis telah


menyelesaikan skripsi dengan judul "Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan
Strategi STAD (Student Team Achievement Devision) Pada Mata Pelajaran PAI
dan Budi Pekerti Siswa SMA AL Hikmah Muncar". Semoga skripsi ini dapat
memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan sekaligus dapat memotivasi untuk
membuat karya-karya tulisan lainnya.

89

Anda mungkin juga menyukai