Skripsi
Oleh :
SUMARNI
20100113131
Nama : Sumarni
Makassar, 2017
Penyusun,
W
Sdilailni
lrffio'roor1313r
PERSETI-IJUAN PEMBIM BI NC
rnahasisu'a .ltrlLrsan Perrcliclikan ,{gama Islam [raktrltas l-arbiyah dan KegLrrtran I ]lN
{}audclin \,lakassar" setelah dengan seksama meneliti dan rnengoreksr skripsi \ an!l
Belajar Peserta Didih Pada Nlata Pelaiaran PAI di l(elas II SD Inpres Bontomanai No.
37 l(ota VIahassar". memandarrg bahrva skripsi tersebnt telah memenuhi syarat-s),arat
Perlbimbing I Pembirlhing II
Skripsi yaltg bcttudul``Eお ktivitas Pcnggunacall lMedia Cralllbar tcrlladap Hasil BclttaF
Pcscrta Didik pada Mata Pclttaran PAI di Kclas II SD InpК s Bontomanai No.37 Kota
kttakassar" yang disusun oleh Sumarniラ NIゝ41 20100113131, λだahasiswa Jllnlsan Pcndidttan
Agallla ISam pada rakultas Tarbiytt dall Keguruan UIN Alallddin Mttassar,teltt dittJi daFl
dipcrtahankan dalant sidang munaqasyah yallg diselenggarakan pada hari Sclasa, tcallgga1 28
Novclllbcr 2017 M bcrtcp試 .all dcllgan 9 RalDi'ul Awa1 1439 H,dinyatakan telrall ttpat ditcrillta
scbagai salah satu syarat untuk mcmpcrolch gclar Sa9ana Pendidikan (S Pd.)pada Jurusan
Pcndidikan A‐ galna lsia碑 ,Fak尋 ltas Tarbiyab dan KcgurLlan lJINハ lallddin Makassar(dCngan
bcberapa pcrbaikall).
MakassaF,28 November 2017 M
9 Rabi'ul Awal i439 111
DEWAI{ PEI{GTIJI:
lま
尋
卜
」尋 号
景
晏
:;;]:f:思 l♭:fli[::1二
理
堡=抵
g
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah swt., Tuhan semesta alam. Peneliti sangat
bersyukur kepada Allah swt., karena atas limpahan rahmat, hidayah-Nya serta taufik-
Nya sehingga karya tulis yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Media Gambar
terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAI di Kelas II SD Inpres
Bontomanai No. 37 Kota Makassar”, dapat penulis selesaikan dengan baik. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi masyarakat luas. Demikian
pula shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan umat
manusia yakni baginda Rasulullah saw., para keluarga, sahabatnya dan para
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menghadapi hambatan dan kendala,
tetapi dengan pertolongan Allah swt., dan motivasi serta dukungan dari berbagai
pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini meskipun penulis masih
menyadari masih ada kekurangan dari pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharap masukan dan kritikan yang membangun dalam melengkapi serta
orangtua penulis yaitu Juraid dan St. Arah yang begitu banyak berkorban dalam tahap
penyelesaian peneliti, tiada yang bisa digambarkan bagaimana motivasi beliau kepada
iv
peneliti, serta panjatan doa itulah yang mampu menjadikan peneliti seperti sekarang
ini, sampai disaat peneliti akan menyelesaikan jenjang pendidikan ini, dan yang
terhormat:
Makassar. Prof. Dr. Mardan, M.Ag., selaku Wakil Rektor I. Prof. Dr. H.
Lomba Sultan, M.A., selaku Wakil Rektor II. Prof. Siti Aisyah, M.A.,Ph.D.,
selaku Wakil Rektor III., Dra. Hj. Nuraeni Gani, M.M., selaku Kepala Biro
Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama., dan Drs. H.
2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
4. Dr. H. Erwin Hafid, Lc., M. Th. I., M. Ed., selaku ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam dan Dr. Usman, S.Ag., M.Pd., selaku Wakil Ketua Jurusan
administrasi.
v
5. Para dosen UIN Alauddin Makassar, khususnya para dosen Fakultas
sehingga dia dapat menjadi orang yang berguna sesuai dengan khazanah
keilmuannya.
melaksanakan penelitian.
10. Para Guru PAI dan Staf Pegawai Kantor yang telah membantu saya dalam
Makassar.
11. Sepupu dan sahabatku Ayu Kurniawati, Nuryati, Kamuriah dll yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu bersama melewati masa kuliah dan masa
12. Semua teman-teman PAI Angkatan 2013 khusunya PAI kelompok 7 dan 8
senantiasa menemani dalam suka dan duka selama menjalani masa studi.
vi
Penulis menyadari bahwa masih banyak pihak yang terkait dalam
menyelesaikan karya ini, sebab kesuksesan yang raih itu bukanlah dari hasil usaha
sendiri, tetapi bayak pihak yang terlibat di dalamnya. Hanya kepada Allah-lah kami
meminta pertolongan, dan hanya kepada-Nya pula kita bertawakal. Akhirnya semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri, para orang tua, para guru,
serta kepada masyarakat umumnya. Semoga karya ini bernilai ibadah di sisi-Nya dan
Peneliti
Sumarni
NIM. 20100113131
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... ix
ABSTRAK .................................................................................................................. x
ix
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Hasil Belajar Peserta Didik............... 63
ix
ABSTRAK
Nama : Sumarni
Nim : 20100113131
Judul : Efektivitas Penggunaan Media Gambar terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik pada Mata Pelajaran PAI di Kelas II SD Inpres Bontomanai No.37
Kota Makassar.
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain
penelitian yang digunakan yaitu One Group Pretest Posttest Design yaitu ekperimen
yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Pada
desain ini menggunakan pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum perlakuan. Populasi dari penelitian ini adalah semua peserta didik
kelas II Inpres Bontomanai no. 37 Kota Makassar dengan jumlah 43 orang.
Sedangkan sampel yang peneliti gunakan yaitu sampel jenuh, yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Intrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes hasil belajar materi wudu
dan salat dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
statistik deskriptif dan analisis inferensial dengan rumus korelasi Pearson Product
Moment dan t tabel dengan taraf signifikan 5%.
ix
0,578 ≥ = 0,301 terdapat korelasi yang signifikan meskipun korelasinya sedang
dan 0,56 ≥ 4,1 dan n= 43 dengan taraf signifikan 33,4%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media gambar efektif terhadap hasil belajar peserta
didik kelas II Inpres Bontomanai no. 37 Kota Makassar atau diterima dan
ditolak.
x
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan dapat membentuk watak dan mengembangkan potensi manusia. Hal ini
sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam
Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai
berikut:
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga
Agama merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa yang
1
Undang-undang RI. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar
Grafika, 2011), h.7.
1
2
diharapkan dapat menjadi landasan bagi pembentukan watak atau kepribadian para
Indonesia seutuhnya, yakni manusia indonesia yang beiman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat
dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar
tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-
proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling
mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan,
guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial
tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar
yang tersedia.4
Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, peserta didik tidak hanya berperan
sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja peserta didik bertintak sebagai
2
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam ;Upaya pembentukan Pemikiran dan Kepribadian
Muslim (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 6-7.
3
Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran ;Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Kencana, 2009), h. 229.
4
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandunag: PT Remaja Rosdakarya,
2012), h. 3.
3
komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu maka terjadi apa yang
disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic communication) bahkan
pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan
merupakan salah satu komponen yang tidak dapat diabaikan dalam pengembangan
sistem pengajaran yang sukses. Bahkan pengajaran yang dimanipulasi dalam bentuk
media pengajaran dapat menjadikan siswa belajar sambil bermain dan bekerja.
siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Linghungan belajar yang
keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan
yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
Metodologi pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam
melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada siswa,
5
Muh. Safei, Media Pembelajaran (Pengertian, Pengembangan dan Aplikasinya) (Samata-
Gowa:Alauddin University Press, Cet. 1, 2011), h. 6-7.
4
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni
metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan
penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai tidaknya tujuan
pengajaran.6
Media gambar adalah merupakan salah satu alat untuk meningkatkan minat
Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari peran media di
dalamnya, sebab alat atau media pendidikan merupakan suatu bagian integral dari
proses pendidikan di sekolah. Begitu pula dalam pembelajaran PAI. Pada kasus
semacam ini seorang guru pendidikan Agama Islam yang profesional dituntut untuk
menguasai penggunaan media yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran
dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibanding dengan bahasa
verbal, dapat mengatasi ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan mata,
Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat digunakan untuk semua
dengan pengetahuan masing- masing anak terhadap hal yang dijelaskan, penghayatan
tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya menampilkan persepsi
6
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011).
H.1
5
indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerkan seluruh kepribadian manusia,
sehingga materi yang dibahas kurang sempurna, tidak meratanya penggunaan foto
tersebut bagi anak- anak dan kurang efektif dalam penglihatan. Biasanya anak yang
paling depan yang lebih sempurna mengamati foto tersebut, sedangkan anak yang
Ada beberapa jenis media gambar/foto, antara lain: foto dokumentasi, yaitu
gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi individu maupun masyarakat. Foto aktual,
yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu kejadian yang meliputi berbagi aspek
gambar yang melukiskan pemandangan sesuatu daerah/ lokasi. Foto iklan/ reklame,
yaitu gambar yang digunakan untuk mempengaruhi orang atau konsumen. Foto
simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda yang
mengungkapkan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan- gagasan atau ide-
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat
merumuskan beberapa rumusan masalah yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar peserta didik materi wudu dan salat sebelum
Makassar?
7
H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta Selatan: Ciputat Pres,
2002), h. 50-51
6
2. Bagaimana hasil belajar peserta didik materi wudu dan salat sesudah
Makassar?
C. Hipotesis
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris dengan data.
yang telah diuraikan oleh peneliti, maka hipotesis yang menjadi jawaban sementara
dalam penelitian ini adalah “Efektifitas Penggunaan Media Gambar Terhadap Hasil
Belajar pada Mata Pelajaran PAI di Kelas II SD Inpres Bontomanai No. 37 Kota
Makassar”.
D. Definisi Operasional Variabel
dahulu akan dikemukakan beberapa pengertian istilah yang terdapat dalam judul
Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAI di Kelas II SD Inpres Bontomanai No.
37 Kota Makassar”
Media yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu media gambar atau foto
simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simbolis atau tanda yang
Penerapan media gambar dalam penelitian ini adalah penerapan salah satu
sarana pengantar pesan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran dalam visual yang menarik guna mencapai suatu tujuan pembelajaran
PAI materi wudu dan salat di Kelas II SD Inpres Bontomanai No. 37 Kota Makassar.
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembetukkan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik.
terprogram dalam desain intruksional untuk membuat belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.
dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai- nilai fundemental yang terkandung
dalam sumber dasar Islam, yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Dalam pengertian yang
pertama ini, pendidikan Islam dapat bewujud pemikiran dan teori pendidikan yang
tersebut.
8
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam
bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber
utamanya yaitu kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan
sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.
ahklak, fikih dan sejarah kebudayaan Islam, dan yang diajar pada siswa kelas II SD
Inpres Bontomanai adalah mata pelajaran fikih materi wudhu dan shalat.
3. Wudu
Wudhu adalah bentuk kesucian diri, untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
wudhu juga merupakan syarat sah sholat.
4. Salat
syara’ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir
1. Tujuan penelitian
9
b. Untuk mengetahui Proses pembelajaran PAI materi wudu dan salat di kelas II SD
materi wudu dan salat di kelas II SD Inpres Bontomanai No. 37 Kota Makassar.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang mencakup aspek
pengembangan salah satu teori belajar sehingga dapat dipakai sebagai referensi
dalam upaya pelaksanaan penelitian lebih lanjut dalam aspek pengembangan teori
b. Manfaat Praktis
b) Siswa akan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran PAI Siswa akan lebih
bersemangat dalam belajar dengan adanya media gambar sebagai alat bantu
c) Hasil pembelajaran lebih efektif bagi siswa karena siswa diberi kesempatan untuk
melalui media gambar dengan bahasa yang runtuk baik dan benar.
10
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Gambar
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif
akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan
Sedangkan gambar (visual) berasal dari bahasa Inggris yakni kata image yang
berarti perumpamaan atau foto. Jadi media gambar ialah media reproduksi bentuk asli
dari dalam dua dimensi. Foto/gambar ini merupakan alat visual yang efektif karena
8
H. Asnawir dan Basyiruddin Usman,Media Pembelajaran , h. 11
11
12
dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan
realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil
yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang diperlihatkan kepada
Foto ini dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat yang
lain dapat dilihat oleh orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk
setelah kejadian itu berlalu. Kalau kita memerlukan hasil yang hitam putih
pergunakanlah film hitam putih dan bila kita menghendaki hasil yang berwarna maka
struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan
minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan
dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang
bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan
garis, karton, bagan, dan digram. Ganbar realistis harus digunakan secara
hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan
9
H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 47
10
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 89
13
sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa
mengorganisasikan informasi
4) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat
5) Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya
berdampingan.
agak kompleks
efektif.
11) Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah
informasi
kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya,
14
dan menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan,
a) Lebih kongkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika
d) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat digunakan untuk semua
dijelaskan.
11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 89-91
15
menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerkan
d) Tidak meratanya penggunaan foto tersebut bagi anak- anak dan kurang efektif
dalam penglihatan. Biasanya anak yang paling depan yang lebih sempurna
dalam sebuah pokok bahasan, walaupun media gambar ini memiliki kekurangan
menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat menggegerkan seluruh
sebagainya.
daerah/ lokasi.
5) Foto simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda
Dari beberapa jenis media gambar di atas hanya media gambar/foto simbolis
adalah gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda yang mengungkapkan
kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide anak didik.
berikut:
Objek yang terlalu besar bisa digunakan dengan realita, gambar, film
bingkai, film atau model, b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor
mikro, film bingkai, film atau gambar, c) Gerak yamg terlalu lambat atau
ditampilakan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun
dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain dan f) Konsep yang
12
H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h. 50-51
17
terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk
dan minatnya.
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini
akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga
berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan
hasil belajar. Menurut Dr. Nana Sudjana dalam bukunya Cara Belajar Siswa Aktif
13
Arief S. Sudirman, dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan )
(jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014), h. 17-18
18
adalah memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat
baiknya yang dihubungkan dengan peserta didik, sehingga terjadi proses belajar dan
didik. Pengertian mengajar seperti ini memberikan fungsi utama mengajar seperti,
menyediakan kondisi yang kondusif yang berperan aktif dan banyak melakukan
perega/media, metode, dan sumber belajar lainnya. Jika komponen mengajar sudah
Kata hasil adalah sinonim dari kata prestasi. Sedangkan kata prestasi itu sendiri
berasal dari bahasa belanda “Prestice” yang kemudian disebut hasil, atau diartikan
sebagai usaha. Hasil atau prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
14
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Belajar Mengajar (Cet. I; Bandung: Sinar
Baru, 1988), h.17
15
Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 65
19
Faktor yang mempengaruhi belajar, secara garis besar dapat dibagi dalam
klasifikasi intern (dari dalam) diri subjek belajar dan faktor ekstrern (dari luar) diri
subjek belajar. Dalam hubungan interaksi mengajar, lebih menitik beratkan pada soal
motivasi reinforcement, maka tinjuan mengenai faktor-faktor intern akan dikhususkan
Faktor psikologi yang dikatakan memiliki peranan penting dipandang dari fungsi
lebih efektif, dengan demikian proses belajar mengajar itu akan berhasil dangan baik.
a) Motivasi
b) Konsentrasi
c) Reaksi
d) Organisasi
e) Pemahaman
f) Ulangan17
16
M. Arifin, Pengaruh Implementasi Fungsi-Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru dan Peserta Didik Madrasah Dasar (Yogyakarta: PPs. Umy, 2002), h. 78
17
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Cet XV Jakarta: Raja Grafindo,
2007), h. 40-44.
20
Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal berasal dari kata
“didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an sehingga pengertian pendidikan
adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik
dalam akhlak dan kecerdasan berpikir. Kemudian ditinjau dari segi terminologi,
banyak batasan dan pandangan yang dikemukakan para ahli untuk merumuskan
pengertian pendidikan, namun belum juga menemukan formulasi yang tepat dan
mencakup semua aspek, walaupun begitu pendidikan berjalan terus tampa
menantikan keseragaman dalam arti pendidikan itu sendiri. Diantaranya ada yang
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
Kata pendidikan berasal dari kata didik yang berarti menjaga dan
berikut.
18
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan
Nasional Pasal 1
21
3) Menyediakan informasi
Pendidikan Agama Islam merupakan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu
usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka
beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Secara sederhana istilah
a) Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islam, yakni pendidikan yang dipahami
dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundemental yang terkadang dalam
sumber dasar Islam, yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Dalam pengertian yang pertama
ini, pendidikan Islam dapat bewujud pemikiran dan teori pendidikan yang
tersebut.
Islam dalam ajaran Islam atau nilai-nilai Islam agar menjadi pandangan dan sikap
c) Pendidikan dalam Islam atau proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang
berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat islam dalam arti proses
bertumbuh kembangnya Islam dan umatnya, baik Islam sebagai ajaran maupun
sistem budaya dan peradaban zaman Nabi Muhammad saw sampai sekarang. 19
19
Muhaimin, et, al, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2004), h. 29-30
22
tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana
yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,
bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber
utamanya yaitu kitab suci al-Qur’an dan al-hadits, melalui kegiatan bimbingan
Pendidikan Agama Islam juga adalah merupakan upaya sadar dan terencana
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
Muslim adalah pribadi yang menjadikan Islam sebagai sebuah pandangan hidup,
sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaraan Islam.
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam Itu adalah usaha berapa berupa
bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam,
20
Abdul Majid dan Dian andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (PT.
Rosdakarya 2006), h. 130.
23
agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagian
pelaksanaan pendidikan itu kemudian akan di tentukan corak warna dan isi
pendidikan itu sendiri.
fungsi untuk memberikan arah kepada tujuan yang ingin dicapai. Secara umum dapat
dikatakan bahwa setiap negara mempunyai dasar dan landasan bagi pendidikannya
masing-masing dan menjadi pencerminan falsafah hidup ( way of life) pada suatu
bangsa. Berdasrkan landasan atau dasar itulah, pendidikan suatu bangsa disusun dan
diformulasi. Dengan demikian sistem pendidikan suatu bangsa berbeda dari bangsa
Mengenai dasar atau landasan pendidikan Islam tentu tidak terlepas dari
sumber hukum Islam itu sendiri, yaitu al-Qur’an, al-Hadits dan Ijtihad.
1. Al-Qur’ran
suatu kitab suci (al-Qur’an) lengkap dengan segala petunjuk dan meliputi
segala aspek kehidupan manusia, sudah barang tentu dasar atau landasan
2. Hadits
Rasulullah saw. Seperti halnya al-Qur’an, hadits juga berisi ajaran tentang
paripurna.
َِب ُىَر َيرةَ قَ َال أَن َر ُس ْوَل اللوُ َعلَْي ِو َو َسل َم قَ َل َم ْن أَطَا َع ِِن فَ َق ْد أَطَا
ْ َِع ْن أ
ص ْي اللو رواه البخاري َ ِن فَ َق ْد َعِ َ ع اللو وَم ْن َع
ْ صا َ َ
Artinya:
21
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya (Jakata: PT. Syaamil Cipta Media,
2004)
25
Dari Abu Hurairah, katanya, Rasulullah saw. Telah bersabda: “Siapa yang
taat kepadaku berarti ia telah taat kepadaAllah dan siapa yang
mendurhakaiku berarti ia telah mendurhakai Allah......(HR.al-Bukhari).
Berdasarkan petunjukhadits di atas, maka jelaslah bahwa hadits atau
ajaran Agama Islam berarti orang itu menolak petunjuk al-ur’an. Dengan
3. Ijtihad
lagi kalau hasil ijtihad itu telah menjadi consensus umum (ijma’) yang
tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
22
Arifuddin Ahmad, Ihya’ Al-sunnah (Pembumian Hadits Nabi saw. Dalam Kehidupan)
(Alauddin University Press), h. 42
26
dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
didasarkan pada al-Qur’an dan hadits. Tujuan pendidikan Islam adalah idealitas yang
mengandung nilai-nilai Islami yang ingin dicapai dalam proses pendidikan Islam
secara bertahap dengan menggunakan sarana dan prasarana yang sebangun dengan
nilai-nilai itu sendiri. Hal ini tercermin dalam beberapa rumusan tentang tujuan
pendidikan Islam yang berdasarkan hasil konferensi pendidikan Islam itu sendiri
sebagai berikut:
perasaan dan kepribadian manusia. Oleh karena itu pendidikan seharusnya dapat
imejinatif, sains dan kebahasaan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-
sama serta mendorong keseluruhan aspek tersebut terhadap kebutuhan dan percepatan
kesempurnaan tujuan akhir pendidikan terletak pada penyerahan diri secara total
23
Abdul Majid dan Dian andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, h. 135
24
Mahira B, Materi Pendidikan Islam Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Anak,
(Makassar: Alauddin University Press 2012), h. 30-35
27
Adapun penjabaran materi pendidikan agama Islam yang akan dibahas yaitu
tentang ilmu fiqih yang berkaitan dengan fiqih Ibadah sebagai berikut: Wudu dan
shalat.
E. Wudu
1. Pengertian Wudu
Wudhu secara bahasa (etimologi) diambil dari lafal Al-wadha’ah yang artinya
bagus dan bersih. Sedangkan menurut terminologi syara’, wudu berarti aktivitas
bersuci dengan media air yang berhubungan dengan empat anggota tubuh, muka,
Dalil wajibnya wudu didasarkan pada al-Qur’an, hadits (sunnah), dan ijma’
(konsesus) ulama. Dalil al-Qur’an dapat dilihat dalam surah Al-Maidah ayat 6:
Terjemahnya:
Hai orang- orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu, dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.25
Dalil dari hadits diambil dari riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
ِ الَي ْقبل اللّو صالََة
َث َحَّت ىيتَ َوضأ ْ أحد ُك ْم إِ َذا
َ أح َد َ َ ُ َُ َ
Artinya: “Allah tidak akan menerima salat seseorang yang berhadas sampai ia
melakukan wudu”.26
25
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2004
26
Ma’mur Daud, Terjemahan Hadis Shahih Muslim, (Kuala Lumpur: KCB 2007), h. 123
28
Adapun dalil berdasarkan ijma’ telah disepakati bahwa sejak zaman Nabi Saw
sampai sekarang wudu merupakan bagian dari ajaran Islam. Tidak ada seorang
Muslim pun yang mempunyai pendapat berbeda. Seandainya pendapat yang berbeda
itu ada, pasti akan disebutkan dalam sebuah riwayat seperti biasanya suatu pendapat.
Untuk sahnya wudu harus terpenuhi beberapa syarat dan fardhunya. Para ulama
telah menyepakati bahwa syarat wudhu sebagai berikut.
a. Islam. Artinya, selain orang Islam tidak sah melakukan wudu. Menurut Malikiah,
Islam termasuk syarat sahnya wudu. Karena itu, orang kafirpun diperintahkan
cabang ibadah.
c. Air mutlak atau suci dan mensucikan. Air dipandang mutlak cukup didasarkan
d. Tidak ada yang menghalangi pada anggota wudu, baik hissi maupun syar‟i
pendapat. Menurut Hanafiah, ada empat, sebagaimana disebutkan oleh zhahir ayat
ke-6 dari surat Al-Maidah, yaitu (1) membasuh muka; (2) membasuh tangan hingga
siku; (3) menyapu atau mengusap kepala; dan (4) membasuh kaki hingga mata kaki,
Menurut golongan Malikiah, fardhu wudu ada tujuh, keempat fardhu yang disebut
29
(muwalah). Adapun golongan Syafi’iah berpendapat bahwa fardhu wudu ada enam,
yaitu dua tambahan fardhu selain yang disebutkan dalam ayat di atas; niat dan
berurutan (tartib). Sedangkan menurut golongan Hanabillah, fardhu wudu ada tujuh,
yaitu tiga tambahan dari empat fardhu yang disebut dalam ayat di atas; niat, berurut-
a. Niat
Tempat dan pelaku niat adalah hati, namun sunat menyertainya dengan ucapan
b. Membasuh muka
c. Membasuh tangan
Kewajiban membasuh tangan ketika wudu didasarkan pada firman ayat di atas
tadi. Basuhan itu meliputi keseluruhan dan ujung-ujung jari sampai kedua siku.
e. Membasuh kaki
Membasuh kaki dalam wudu itu wajib berdasarkan ayat Al-qur’an; (dan basuh
kakimu samapi kedua mata kaki) ddan hadits dari Jabir yang mengatakan bahwa
f. Tartib
tersebut pada ayat wudu di atas, mulai dengan muka, tangan, kepala, kemudian
kaki.27
Ijma’ mengenai disyariatkan wudu sudah ada sejak Rasulullah hingga hari ini.
Sehingga ia menjadi sesuatu yang telah diketahui sumbernya dari agama secara pasti
(ma’luman min ad- din bi adh- dharurah). Jadi, barangsiapa mengingkari legalitas
Wudu merupakan keistimewaaan yang diberikan kepada umat islam yang kelak
di hari kiamat akan membekaskan binar cahaya di wajah, tangan dan kaki, merujuk
ِ ِ َإِن أُم ِِت يأْتُو َن ي وم الْ ِقيام ِة غُر ُُمجلِْي ِمن اثَا ِر الْوضوِء فَمن استَط
ُاع مْن ُك ْم أَ ْن يُطْي َل غُرتَو
َ ْ ْ َ ُْ ُ ْ َْ َ َ َ َ َْ ْ َ ْ
فَ ْليَ ْف َع ْل
Artinya :
Sesungguhnya umatku kelak dihari kiamat akan datang dengan wajah berbinar-
binar dan kedua tangan dan kaki berbinar-binar sebagai efek wudhu. Maka
barangsiapa yang mampu memperlama binar cahaya tersebut, maka
lakukanlah.28
27
Supiana dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012 ), h. 4-11
28
H. Zainuddin Hamidy dkk, Shahih Buchari, (Jakarta: Widjaya 1969), h. 73
31
Dalam wudu terdapat beberapa fardhu dan rukun, yang darinya tersusun sebuah
hakikat wudu, yaitu niat,membasuh wajah, membasuh kedua tangan beserta kedua
siku, mengusap kepala, membasuh kedua kaki beserta mata kaki, tertib, dan
hilang, maka hakikat wudu tidak tampak dan tidak dianggap oleh syara’
1) Niat
3) Membasuh muka
3. Sunnah-Sunnah Wudu
1) Menghadap kiblat
Ada beberapa hal yang dapatb merusak dan membatalkan wudu sebagai
berikut:
33
Pertama, Keluarnya sesuatu dari dua jalan; qubul (depan) dan dubur (belakang)
dalam kondisi sehat dan tidak sakit, baik benda yang keluar merupakan hal yang
lumrah seperti air buang air kecil atau yang tidak lumrah seperti kerikil, baik yang
keluar berupa najis seperti tinja atau tidak najis seperti kentut.
posisi pantat di atas lantai. Hal ini merujuk pada hadis Shafwan bin Assal, ia berkata:
Rasulullah memerintahkan kami ketika dalam perjalanan agar tidak melepas sepatu
(khuff) kami selama tiga hari tiga malam hanya karena buang air besar, buang air
Ketiga, hilang akal, baik karena gila, epilepsi, mabuk, atau dikarenakan
menonsumsi obat-obatan; sedikit atau banyak, ringan atau berat, dan atau baik
dikarenakan posisi pantat menetap di bumi atau tidak. Kelinglungan akibat sebab-
sebab di atas melebihi kelinglungan yang diakibatkan oleh tidur, dan ini telah
F. Salat
1. Pengertian salat
29
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah
(Jakarta: PT Kalola Printing, 2013), h. 145
34
Kata salat, secara etimologis, berarti doa. Adapun salat, secara terminologis,
adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat
tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Pengertian salat ini
mencakup segala bentuk shalat yang diawali dengan takbirat al-ihram dan diakhiri
dengan salam. Sujud tilawah (sujud ketika mendengar bacaan ayat al-Qur’an tertentu
Kewajiban salat dilandasi juga oleh hadits Nabi yang, secara eksplisit,
menyatakan bahwa salat termasuk rukun Islam. “Islam dibangun di atas lima dasar
(rukun); syahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Bait allah, dan puasa ramadhan”.
Dalam Islam, salat menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh
ibadah lainnya. Selain termasuk rukun Islam, yang berarti tiang agama, salat juga
termasuk ibadah yang pertama diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad ketika
Mi’raj.
Di samping itu, shalat memiliki tujuan yang tidak terhingga. Tujuan hakiki
dari salat, sebagaimana dikatakan al-Jaziri, adalah tanda hati dalam rangka
mengagungkan Allah sebagai pencipta. Disamping itu salat juga merupakan bukti
35
takwa manusia kepada khaliknya. Dalam salah ayat-Nya, Allah menyatakan bahwa
yang difardhukan. Jumhur ulama, termasuk Malik dan Syafi’i, berpendapat bahwa
jumlah salat yang wajib hanya lima, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
tentang Mi’raj, yaitu Subuh, Zuhur, Asyar, Magrib dan Isya.30
dan salat merupakan manifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah. Dari
hidupnya, sebagaimana firman Allah Swt dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 153.
Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman Jadikanlah sabar dan salat sebagai
penolongmu.31
Salat adalah jalinan (hubungan) yang kuat antara langit dan bumi, antara Allah
dan Hamba-Nya. Salat dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi yaitu sebagai
rukun dan tiang agama. Shalat menempati rukun kedua setelah membaca kedua
syahadat, serta menjadi lambang hubungan yang kokoh antara Allah dan hamba-Nya.
Pada saat melaksanakan salat, hamba-hamba Allah berada dalam keadaan bersih dan
suci. Mereka bermunajat, berdoa sembari mengharap kepada Allah agar diberikan
30
Supiana dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, h. 23-25
31
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2004
36
Nya.
Salat dinyatakan dalam hadits sebagai tiang agama. Rasulullah Saw. Bersabda:
Pangkal segala urusan adalah Islam. Tiangnya adalah Salat. Puncaknya adalah jihad
mengerjakannya.
Salat adalah ibadah yang pertama yang diwajibkan oleh Allah. Perintah shalat
diterima langsung oleh Rasulullah Saw. Tampa melalui perantara. Dalam sebuah
hadits disebutkan:
malam ketika beliau mengalami Isra‟ (diperjalankan pada malam hari); sebanyak 50
kali. Kemudian dikurangi menjadi 5 kali. Lalu Muhammad Saw. Dipanggil, „Wahai
Muhammad, sesungguhnya bagi-Ku (Allah) tak ada perkataan yang diganti. Dengan
yang (melakukan yang) lima ini, engkau memiliki (pahala yang sama dengan
32
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2004
37
melakukanya sebanyak) lima puluh (kali).,” (HR. Imam Ahmad bin Hambal, An-
Nasai, at-Tirmidzi).33
akhlak, dan penempatan naluri (insting). Sebab di dalam shalat, aspek spiritualitas
muncul, bangkit dan menguat. Dengan shalat, manusia dapat berkomunikasi langsung
dengan penciptanya dan pengatur urusannya, meminta dan memohon pertolongan
kepada-Nya.
a. Islam
Ini adalah syarat pertama melakukan kewajiban salat. Salat tidak diwajibkan pada
orang kafir.
b. Berakal
Orang gila tidak wajib melaksanakan salat. Rasulullah Saw. Bersabda: Rasulullah
bersabda, “Tidak ditulis (dosa) atas tiga orang: seorang yang tertidur hingga
bangun, anak kecil hingga baigh (dewasa), orang gila hingga sembuh”.
c. Baligh (Dewasa)
Salat tidak wajib terhadap anak kecil, sehingga ia dewasa. Hal ini sebagaiman
diterangkan oleh hadits diatas. Rasulullah Saw. Juga bersabda: Perintahkan anak-
anakmu melakukan salat jika mereka sampai usia tujuh tahu. Pukullah mereka
33
H. Zainuddin Hamidy dkk, Terjemahan Hadis Shahih Buchari, (Kuala Lumpur: KCB 2009),
h. 133
38
(jika tidak salat) bila mereka sampai usia sepuluh tahun serta pisahkan antara
Di antara syarat wajibnya shalat yang terpenting adalah masuknya waktu shalat.
Salat tidak wajib atas wanita yang sedang haid ataupun nifas, sampai ia mengalami
masa suci.
Hal ini bisa dilakukan dengan wudhu, mandi (wajib), atau tayammum. Bila
seseorang berhadas kecil, maka harus bersuci dengan wudhu. Sedangkan jika
b. Suci pakaian, badan, tempat yang dipergunakan untuk shalat: Allah Swt.
Berfirman:
Terjemahnya:”Dan pakaianmu bersihkanlah”. (QS. Al- Muddatsir: 4).35
Pakaian dan badan bila terkena najis, maka harus dibersihkan dengan air sampai
bersih dan hilang. Bila najis tersebut kelihatan seperti darah. Bila setelah dicuci masih
terdapat bekas yang sulit untuk dihilangkan, maka hukumnya dimar’fu (dimaafkan).
34
Hilmi Al-Khuli, Ajaibnya Gerakan Salat “Bagi Kesehatan Fisik dan Jiwa”, (Jakarta: SABIL
2013), h. 35
35
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2004
39
Jika najis tersebut tidak terlihat seperti kencing, maka cukup dicuci dengan air
c. Menutup aurat
sedangkan yang dimaksud dengan masjid adalah salat, sehinnga maksudnya adalah
Mengetahui masuknya waktu merupakan salah satu syarat di antara syarat- syarat
sahnya salat. Cukup dengan adzan (perkiraan). Barang siapa yang yakin atau
salat.
e. Menghadap kiblat
Yang dimaksud kiblat itu adalah tanda dari baitullah yang tidak nampak
Terjemahnya:
36
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2004
40
yang melihat kiblat atau cukup dengan menatapkan kearah kiblat sebagai mana
a. Niat
Menurut arti bahasa adalah ketetapan hati, sedangkan menurut terminologi syara’, niat
b. Takbiratul Ihram
c. Berdiri
Membaca Surah Al-Fatihah adalah fardu bagi mushalli selain ma’mum, dalam tiap
e. Ruku’
Menurut bahasa ruku; berarti membugkuk dan miring secara mutlak, sedangkan
f. Sujud
37
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2004
38
Hilmi al-Khuli, Ajaibnya Gerakan Shalat “Bagi Kesehatan Fisik dan Jiwa”, h. 34-40
41
Adalah terlaksana dengan menempelkan dahi atau hidung ke tanah atau pada
sesuatu yang menempel di tanah, dengan syarat sesuatu itu harus tetap, seperti
Bangkit dari ruku’ tercapai dengan cara keluar dari posisi ruku’
h. I’tidal
Adalah rukun yang berdiri sendiri untuk memisah diantara rukun-rukunyang lain.
Bangkit dari sujud tercapai dengan cara keluar dari posisi sujud
Duduk diantara dua sujud adalah rukun tersendiri yang terbatas pada antara sujud
Adapun thuma’ninah ada disemua rukun salat, dan dapat diraih dengan
menetapkan anggota tubuh beberapa saat, melebihi rentang waktu yang digunakan
l. Duduk akhir
m. Tasyahhud akhir
n. Salam
Mengucapkan salam untuk keluar dari shalat merupakan salah satu rukun salat.
42
dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta
Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah (a) Ilmu Tauhid Keimanan, (b)
Ilmu Fiqih, (c) Al-Qur’an, (d) Al-Hadits, (e) Akhlak dan (f) Tarikh Islam.
39
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah , h. 187-
198
40
Zuhairini dan Abduul Ghafir, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM Press
2004) h. 48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian yang digunakan yaitu One Group Pretest Posttes Desain yaitu eksprimen
yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa pembanding. Pada desain ini
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
X
O1 O2
Ket:
X = perlakuan
44
45
mudah dijangkau dan sekiranya dapat menghemat biaya. Subjek peneliti adalah
Makassar No. 37 Kota Makassar. Sekolah ini mulai dibangun pada tahun 1975 bulan
3 4
1 2
PNS
1 Alimuddin Kepala Sekolah
PNS
2 Faridah Guru
Honor
3 Hasniah Guru
Honor
4 Hijirah Guru
Honor
5 Huzaimah Guru
Honor
6 Irawati Guru
PNS
7 Iriani. K Guru
Honor
8 Isdar Guru
Honor
9 Ismail Penjaga Keamanan
46
PNS
10 Kartini Guru
Lucia Dos Reis Dias Quintas Guru PNS
11
PNS
12 Nuraeni Guru
PNS
13 Nurhayati Guru
PNS
14 Nurniati Guru
Honor
15 Rahmawati Guru
Honor
16 Rifan Tenaga Administrasi
Honor
17 Rosdiana OB
Honor
18 Setiawati Tenaga Administrasi
Honor
19 Sitti Zaenab Guru
PNS
20 Suriati Guru
PNS
21 Zulkifli Guru
Honor
22 Zulkifli. A Guru
3. Sarana
1 Gedung Kantor
3 Lapangan Sekolah
4 Ruang Kelas
5 Ruang Perpustakaan
6 Ruang Dinas
1 Lemari 5
3 Tempat sampah 8
4 Jam dinding 10
5 Meja baca 1
6 Kursi baca 1
7 Meja TU 1
8 Kursi TU 1
48
9 Komputer Tu 2
10 Printer Tu 2
13 Papan tulis 7
14 Meja guru 9
15 Kursi guru 9
17 Lemari 1
18 Kursi UKS 1
1. Populasi
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
41
St. Hidayatul Fitri, Efektivitas Penggunaan Media Bagan Arus Terhadap hasil Belajar Peserta
Didik
42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 117
49
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas II di
populasi terjangkaunya adalah seluruh peserta didik kelas II Inpres Bontomanai No.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pepulasi
tersebut.44
seratus maka dapat diambil 50% dan diatas seratus maka sampel dapat diambil
15%.45
Jadi sampel yang peneliti gunakan yaitu sampel jenuh, yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
D. Instrumen Penelitian
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: alfabeta, 2010), h. 118.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 118
45
Winarno Suharmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1994), h. 100
50
1. Observasi
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan
partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan
tindakan.
Tes hasil belajar merupaka alat yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar.
Tes yang akan digunakan adalah tes dalam bentuk siswa dikasih gambar yang
teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran,
yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek prilaku
peserta didik.46
Tes hasil belajar peserta didik kelas II SD. Inpres Bontomanai No. 37 Kota
Makassar yang akan dianalisis adalah tes sesudah diterapkan media pembelajaran.
3. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto mengemukakan dokumentasi adalah data yang diperoleh
dari catatan-catatan, atau arsip-arsip sebagai sumber data yang berhubungan dengan
obyek penelitian. Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penulis
memperoleh data dan informasi yang berasal dari dokumen-dokumen dan arsip-arsip
sekolah seperti dalam laporan bulanan dan profil sekolah sebagai pelengkap data
46
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 118.
51
yang diperlukan, misalnya; sejarah berdirinya, keadaan peserta didik, guru, dan data
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini merupakan tahap awal bagi peneliti sebelum melakukan
penelitian langsug ke lapangan. Dimana pada tahap ini peneliti terlebih dahulu
menyusun draft skripsi, mengurus surat izin penelitian kepada pihak- pihak yang
2. Tahap Penyusunan
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti memberikan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran
Analisis merupakan kegiatan setelah data dari responden atau sumber data lain
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
yangtelah diajukan.
52
Dengan demikian, dalam penelitian ini ada dua teknik analisis data yang
digunakan, yaitu:
1. Statistik Deskriptif
adanya tampa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dalam
statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel
melalui analisis korelasi. Pada penelitian ini, Statistik deskriptif digunakan untuk
a. Mean skor
Skor rata- rata atau mean dapat diartikan sebagai kelompok data dibagi dengan
X=∑ X/N
Keterangan:
X= Mean
X= Frekuensi
N= Banyaknya data
b. Standar deviasi
√∑ ∑
53
Keterangan:
SD : Standar Deviasi
Populasi.
c. Kategorisasi
2. Statistik Inferensial
a. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kedua macam variasi digunakan analisis
korelasi Pearson Product Moment. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
54
penelitian. Untuk keperluan tersebut digunakan analisis korelasi Pearson Product Moment
( ).
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Dimana:
Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah Populasi
Keterangan:
nilai koefisien korelasi
nilai korelasi
jumlah sampel.47
47
Morison, Metode Penelitian Survei (Jakarta: Kencana Press, 2012), h. 257
55
100%).
Tabel 5. Tingkat Korelasi Menurut Anas Sudjono.
0,71-0,90 Tinggi
2.
0,41-0,70 Sedang
3.
0,21-0,40 Rendah
4.
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Belajar Peserta Didik dalam Mata Pelajaran PAI Materi Wudu dan
1 2 3
3 Andi Raihana. R 70
4 Ashifa Salsabila 60
6 Farhan 70
7 Fenita Putri. P 75
8 Husyafa Nispul. A 70
9 Ikram Fajar. S 65
10 Maya Nurfadillah 70
11 Muh. Resa 70
56
57
12 Muh. Alfan 65
15 Muh. Fawwaz 80
16 Muh. Mujahidin 50
17 Muthaharah 75
18 Nadwa Khaerunnisa 80
19 Rahmat Hidayat 75
20 Rehan 85
21 Soffya Chaerunnisa 70
22 Tsanyia Azzahra 85
25 Anatta Tsusayyah 80
28 Arifa Dzauqiya 80
29 Dava Munadhil. Z 75
32 Muh. Fahreza 80
35 Muh. Nasriadi 65
37 Muh. Fadhil 75
39 Nur fadillah 60
40 Nurul Ramadhani 70
41 Putri Rahmadhani 75
42 Ryiank. J 55
43 Siti Fatima 60
3105
X=
= 3105/43
= 72,2
59
2. Hasil Belajar Peserta Didik dalam Mata Pelajaran PAI Materi Wudu dan
1 2 3
3 Andi Raihana. R 75
4 Ashifa Salsabila 85
6 Farhan 70
7 Fenita Putri. P 80
8 Husyafa Nispul. A 85
9 Ikram Fajar. S 65
10 Maya Nurfadillah 70
11 Muh. Resa 85
12 Muh. Alfan 65
16 Muh. Mujahidin 65
17 Muthaharah 80
18 Nadwa Khaerunnisa 85
19 Rahmat Hidayat 90
20 Rehan 90
21 Soffya Chaerunnisa 70
22 Tsanyia Azzahra 90
25 Anatta Tsusayyah 95
28 Arifa Dzauqiya 85
29 Dava Munadhil. Z 80
32 Muh. Fahreza 85
35 Muh. Nasriadi 80
37 Muh. Fadhil 90
39 Nur fadillah 70
40 Nurul Ramadhani 75
41 Putri Rahmadhani 90
42 Ryiank. J 80
43 Siti Fatima 80
3510
Y=
= 3510/43
= 81,6
Didik.
62
Jumlah 43 100%
kategori sangat baik dengan nilai interval 90-100 sebanyak 14 orang atau 32,5%,
kategori baik dengan nilai interval 75-85 sebanyak 20 orang atau 46,5% , kategori
cukup dengan nilai interval 60-70 sebanyak 9 orang atau 20,9%, kategori kurang
baik dengan nilai interval 45-55 sebanyak 0 atau 0%, dan kategori sangat kurrang
Makassar.
terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PAI materi wudu dan
63
gambar terhadap hasil belajar peserta didik kelas II SD Inpres Bontomanai No. 37
atau tidaknya penggunaan media gambar terhadap hasil belajar peserta didik kelas
No Nama Peserta
Didik
X
Y XY
N : 43
66
∑X : 3105
∑Y : 3510
∑ : 226977
∑ : 290700
∑XY : 255425
√{ }{ }
√{ }{
Uji signifikan korelasi product moment secara praktis, yang tidak perlu
33,4%.
materi wudu dan salat pembelajaran PAI memberikan kontribusi sebesar 33,4%
terhadap hasil belajar peserta didik di Kelas II SD Inpres Bontomanai No. 37 Kota
Makassar.
√
√
= 5,56
Kaidah Pengujian;
= 43
dikatakan bahwa semakin baik tingkat penggunaan media gambar akan lebih
belajar yang berupa tes dan praktek yang menunjukan bahwa penggunaan media
gambar sangat efektif dalam mata pelajaran PAI materi wudu dan salat di kelas II
baik sebanyak 14 orang atau 32,5% kategori baik sebanyak 20 oarang atau 46,5%,
kategori cukup sebanyak 9 orang atau 20,9% kategori kurang baik 0 orang atau
keefektifan dalam penggunaan media pada pembelajaran PAI materi wudu dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil Belajar peserta didik kelas II dalam mata pelajaran PAI materi
2. Hasil Belajar peserta didik kelas II dalam mata pelajaran PAI materi
3. Penggunaan media gambar efektif pada mata pelajaran PAI materi wudu
B. Implikasi Penelitian
menggunakannya.
69
70
Ahmad Rivai dan Nana Sudjana. 2011 Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Azzam Muhammad Abdul Aziz. 2013 Fiqh Ibadah. Jakarta: PT. Kalola Printing.
Al-Khuli Hilmi. 2013 Ajaibnya Gerakan Shalat “Bagi Kesehatan Fisik dan
Jiwa”. Jakarta: SABIL.
Departemen Agama RI. 2004 Al-Qur;an dan Terjemahan. Jakarta: PT. Syaamil
Cipta Media.
Daud Ma’mur. 2007 Terjemahan Hadis Shahih Muslim. Kuala Lumpur: KCB.
71
72
Hasibuan dan Moedjiono. 2012 Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo, 2007
Sudjana, Nana. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Belajar Mengajar. Bandung:
sinar baru, 1988