_-_ill
F-..-r
fftfr<.-_i-I
q
LI IJ I
I
t:
I t-u--
I
B j*
)
GAMBAR
TEKNIK PROYEKSI
I
I
Prinsip dan Konsep Gambar Teknik Proyeksi
motiva!
yang (
Dilarang memperbanyak buku ini dalam
bentuk sebaga
apa pun tanpa azin tertulis dari
penerbit
Negeri Makassar
Makassar: Badan Penerbit Universitas
Makassar,2016
127 hlm,23 cm
Biblliografi: 127 hlm
lsBN 978-602-9075-90-8
DARI PENEREIT
Badan Penerbit
SAMBUTAN REKTOR
Unive
baik r
Univeritas Negeri Makassar (UNM) adalah
salah satu bidanr
ilmu pengetahuan'
perguruan tinggi yang bertugas mengembangkan atau
yang prolesional
ffiffi Oun"t.ni t.,r, mendidik tenaga akademik
"o.,oug.i
mahar
bidang. Agar tuiuan tersebut dapat
dilaksanakan
i.i., upaya keras dari
kuliah
dan
O.*i-tJ.i^-"nny.- Oiptnufun kreativitas langk:
segala bidang dari sivitas akademikanya' berbat
ialah penulisan
Salah satu kegiatan yang sangat didambakan gamb;
para tenaga ahli yang ada dalam
O.n p.n.,tit"n buku alar oleh M.Pd.,
ini Kurangnya buku aiar bermutu yang
firgtr.q* perguluan tinggi gamba
para mahasiswa
ffi;;;; inoin..ia sanlat dirasakan baik oleh pr0gra.
siswa I
- "- Para dosen.
maupun
Prinsip dan KonseP
br"n karena itu' tebitnya buku yang dengar
-ii.
GambarTeknikProyeksikamisambutdenganbaik.BukUyan.gditulis
n,lrn....o nai, u eo ini diharapkan dapat
diiadikan
i.i mengh
utama dalam perkuliahan bidang
Pendidikan
*O.g.i u.utn memar
Seni RuPa'
" ---- Pendidikan
khususnya
Negeri Makassar
memah
Of.n sebab itu, pimpinan Universitas mening
bermanfaat Semog€
*.ngt.opf.n semoga kehadiran buku ini dapat menggi
dalam melaksanakan tugas dan
irn.n i.ta memberkati kita semua
pengabdian masing-masing sahabai
Makassar, Januari 2016
informa:
Rektor' siapapu
H. Arismunandar adalah
hanya r
ll
I
SAMBUTAN
flt
oleh pemiliknya' ilmu
meniaga pemiliknya sedangkan harta dijaga
sedangkan harta bila
*al<in" oi**t.ngtan semakin bertambah'
dibelanlakan akan berkurang' Allah S
terwulu(
kekurangan di sani sini'
Di dalam buku ini tentu saia terdapat nabi ML
pepatah mengatakan tiada gading yang tak retak Terutama melakul
penulisnya Dr. Muhammad Rapi, M Pd
sebagai dosen yang
' tetap lerbuka
sampail
;ilil cukup lama berkiprah dalam pembelaialan sehingg
para pembaca demi kesempurnaan buku ini terima
untuk kritik dan saran dari
member
Allah Swt saya berdoa' semoga
di masa yang akan datang Kepada '
kita dilimp;hkan-Nya tautiq dan hidayah dan
dibalas
..gir r.rt. memega
Ya rabbalAlamiin
deigan batasan yang berlipat ganda Amin mengga
drperluki
pemahar
Makassar, 26 Februari 2016 dimiliki s
mahasis
ilmu pro
(Dr. Nurlina SYahrir, M.Hum) dan pral
model b(
bermanfi
bidang s,
serta kel
penyusur
berusah;
terbitnya
kalangan
desain
semua p
langsung
harapkan
Dekan Fl
1U
. PRAKATA
iia
Puji syukur senantrasa penyusun panjatkan ke khadi,at
Ailah Swt., atas taufik dan hidayahNya, sehingga buku ini bisa
nt, lenrvujud Salawat leriring salam tak lupa penyusun haturkan kepada
nabi Muhammad Saw., yang selalu menjadi panutan penulis dilam
IA
melakukan segala aktivitas.Terima kasih yang iulus kamj ucapkan
rng dan
sampaikan kepada penerbit yang bersedia menerbitkan buku ini,
lka sehingga dapat terwujud seperti ini. penyusun tak lupa mengucapkan
ini terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pih-ak yang
)ga memberikan dukungan atas terwujudnya buku ini.
rlas Gambar leknik proyeksi merupakan suatu ilmu yang
memegang peranan penting dalam gambar dan desain. Untui
menggambar dengan benar sesuai dengan obyek dan arah pandang,
diperlukan pengetahuan dasar ilmu proyeksi. pengetahuan da-n
pemahaman terhadap prinsip-prinsip ilmu proyeksi muflak harus
:016 dimilikr seseorang untuk bisa membuat gambar/desain yang baik.
Buku ini disusun dengan tuiuan membantu pari siswa dan
mahasiswa atau siapa saja yang ingin memahami prinsip-prinsip dasar
ilmu proyeksi. Buku ini dapat memberikan pengertian secara mudah
lum) dan praktis dalam menerapkan ilmu proyeksi dalam beberapa jenis
model benda dalam wujud rupa dua dimensional.
Semoga dengan terbitnya buku gambar teknik proyeksi ini
.
bermanfaat bagi banyak kalangan, terutama yang berkecimpun dalam
bidang seni,rupa dan desain. Segala kekurangan, ketidak sempurnaan
serta kesalahan-kesalahan yang pembaca temukan dalam buku ini,
penyusun mengharapkan koreksi secara cermat, dan penyusun akan
berusaha memperbaikl dan menyempurnakannya. Semoga dengan
terbitnya buku ilmu perspektif ini dapat bermanfaat bagi banyak
kalangan, terutama yang berkecimpung dalam bidang senirupa dan
desain
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, langsung atau tidak
langsung, sehingga buku ini dapat teruUjud sepertj ying penulis
harapkan. Terima kasih yang tak terhingga penulis tujukan iepada
Dekan FSD dan Ketua Program Studi pendidikan Seni rupa yang ielah
memberikan kesempatan kepada saya melanlutkan studi saya pada
Program Doktor llmu Pendidikan, sehingga dengan pendidikan yang
saya tempuh memberikan kemudahan bagi saya untuk menyusun D-ri Per
sebuah buku llmu proyeksi yang sangat diperlukan oleh mahasiswa Sambut,
Program Studi Pendidikan Seni Rupa FSD UNM lVlakassar Sambut;
Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prakata
istri saya Mulyati AIi, serta anak-anak saya atas segala pengorbanan, Daftar ls
perhatian, dan pengertiannya selama saya menulis buku ini
Segala kekurangan, ketidak sempurnaan serta kesalahan- I PENC
kesalah.an Jang pembaca temukan dalam buku ini, penyusun A.J
mengharapkan koreksi secara cermat, dan penulisn akan berusaha
B.J
memperbaiki dan menyempurnakannya.
C.
Semoga Allah Swt., yang Maha Pengasih dan Penyayang
senantiasa melimpahkan rahmatNya dan memberkahi usaha ini.
D.t
E.t
Makassar, Januari 2016
II GAM
A. I
Wassalam 8. I
Penyusun
c.(
D.t
Muhammad Rapi T
E. E
D
F. I
PI
G. PI
Pt
H. PI
I. PI
J. P
K. BE
YA
SE
la DAFTAR ISI
rg
tn Darl Penerbit I
Sam butan Rektor ii
Sambutan Dekan iii
la Prakata
rn, Dafta r lsi vii
tn- PENDAHULUAN 7
UN
A, JENIS BAHAN DAN ALAT 1
ha B. JENIS DAN UKURAN TEBAL GARIS 13
C. APLIKASI GARIS LURUS DAN PATAH 17
.ng
D. EIDANG.BIDANG BERBANGUN DAN EENDA 2L
E. LEGENDA 22
)16
II GAMBAR TEKNIK PROYEKSI 23
A, PENGERTIAN 23
lam B. KOMPONEN GAMBAR PROYEKSI
sun
C. CARA-CARAMEMPROYEKSIKAN 3Z
D. PROYEKSI GARIS BERDASARKAN POSISINYA
lapi TERHADAP BIDANG PROYEKSI 39
E. BIDANG-BIDANG DATAR TIDAK BERBANGUN
DALAM RUANG PROYEKSI 41
F. EIDANG-BIDANG BERBANGUN DALAM RUANG
PROYEKSI 50
G, PROYEKSI EIDANG BERBANGUN SEGI EMPAT
PAN]ANG DENGAN BERBAGAI POSISI 52
H. PROYEKSI EENTUK BENDA SEDERHANA s8
I. PROYEKSI SISTEM EROPA 58
J. PENENTUAN TITIK SUMBU DAN GARIS SUMBU 61
K. BEBERAPA BENDA YANG LEBIH KOMPLEKS
YANG TERDIRI ATAS KOMPONEN YANG LEBIH
SEDERHANA DAN DIRAKIT MENJADI SATU 64
L, PROYEKSI BENDA PANDANGAN SAMPIN6 DARI
KANAN PENGAMAT 67
M. BENDA BENDA DENGAN BENTUK DASAR
GABUNGAN BE BERAPA BANGUN BENDA 74
N. PENGGULINGAN BIDANG 75
O- PENGGULINGAN BENDA 85 ftiler
-P. IRISAN BENDA DAN CARA MENCARI UKURAN mengutar
YANG SEBENARNYA BIDANG PENG IRIS 90 mewujud
Q. MENCARI UKURAN YANG SEBENARNYA BIDANG unsurnya
'PENGIRIS 94 gambar )
R. BENDA-BENDA PAKAI 98 alat-alat
S. BENDA DITEMBUS BENDA 99 dengan I
yang diinr
III PROYEKSI SISTEM AMERIKA 115
Nan
terampil
I V PROYEKSI PARALET MIRING (AKSONOMETRI} rzt sederhan
dengan t
Dafta r Pustaka L27 keberhas
dan kedil
untuk keb
A. JENIS
At.
teknik di i
VIII
BAB I
PENDAHULUAN
15
Namun,-dengan peralatan yang lengkap belum tentu dapat
terampil menggambar, kalau saja tanpa latihan. Dengan peralatan
2L sederhanapun, jika penggunaan alat-alat gambar dilaksanakan
dengan baik, tekun, cermat, dan disiplin, akan membantu di dalam
21 keberhasilan menggambar. Ketekunan, kecermatan, kekonsekuenan,
dan kedisiplinan dalam menggunakan alat, merupakan langkah awal
untuk keberhasilan dalam menggambar teknik.
Pendahuluan 1
9. Meja gambar dan perlengkapannya (alat) (dibuli
10. Tinta Cina. Cat air (bahan) lainnyi
11. Kuas dan palet (alat)
12, Komputer (alat)dll
1. Kertas gambar
a. Cara menentukan ukuran kertas gambar.
.'Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar.
Sebagai ukuran pokok dari kertas gambar diambil ukuran Ao yang
mempunyai luas 1 m2 atau 1.000.000 mm2. Perbandingan lebar dan
panjangnya sama dengan perbandingan dari sisi bujur sangkar
dengan diagonalnya (lihat gbr 1)
y=x^2
Ao luasmya = 1m2
x
= 1.000.000 mm'z
ry
v
Ukuron A2
Ukuran A1
Ukuron A.
Ukuran A3
Ukurun A1
Gambar 1.3
rlah
mm
Pendahuluan 3
b. Ukuran standar kertas gambar (lSO 216)
DIIVlENSI
SISI KIHI C
UKURAN
PANJANG (mm) (mm)
LEBAR
(mm) (mm)
Garis
841 1 189 20 10
Ao
841 20 10
Ar 594
594 2A 10
A, 420
420 20 10
tu 297
297 2A 5
A4 210
Gambar 1'4
2. Pensil
for
Sesuai dengan sistem ISO (lnternasional Standardization Pensil
oiri.ruti..i dan NNI (Nederla nd Normatisatie /nsttue0' l
ukuran pensil biasa 1
terganggu).
Garis Tepi
Gdris Tepi Kiri
RUANG
GAMBAR c
Garis Tepi
Gambar 1.5
2. Pensil
i0r
Pensil yang dipakai untuk menggambar ada tiga macam, yaitu
an pensil biasa pensil yang dapat diisi kembali, dan pensil mekanik. Untuk
ya
ketiga jenis pensil ini mempunyai tingkat kekerasan tertentu, mulai dari
)pi yang lunak sampai keras. Tingkat kekerasan pensil dapat dilihat dari
ap tabel 2.
:uk
lak
Pendahuluan 5
Tabel 2. Tingkat kekerasan pensil
menyedrak
pada sebtr
LUNAK SEDANG KERAS
b. Mengl
28 B 4H
Untuk men(
3B
ditarik samb
HB 5H
garis yang a
4B F 6H
5B Perlengki
H 7H
bb 2H 8H
7B 3H 9H
Gambar 1.6
a. Meruncingkan pensil
Pensil biasa perlu diruncingkan, karena salah satu faktor baik
atau buruknya suatu garis tergantung dari cara meruncingkan pensil.
Oleh karena itu, meruncingkan pensll harus baik. Meruncingkan
pensil jangan digosok-gosokan ke dinding, meja atau lantai sehingga
dinding, meja atau lantai menjadi kotor. Oleh karena itu kita haius
b. Menggunakan pensil
25 m
(7 - 10)
caik
nsil. Gambar 1.7a
lkan
rgga
arus
Pendahuluan 7
Oitdtik Diputdt
Ditekon
Dtte*
Ditekdn
s
Gambar 1.7b
f
E
1. Mistar atau penggaris
1) M.
2) Pe
3) Mir
Posisi 7
siku-siku Segitigo
45" go'
1 2
60"
Gambar 1.8
rmbar
Pendahuluan 9
'r Meja Gambar
t'"*"
r
tf\
Gambar 1.9
1. Garis lurus dan garis putus, ukuran (0,2mm, 0,4 mm, 08mm)
Gambar 1.11
Garis-garis yang dibuat dengan menggunakan mistar dan
trekpen/rapido dengan ukuran tertentu
Pendahuluan 13
2. Garis lengkung utuh (ukuran 0,2 mm, 0,4 mm, 0,8 mm) 3. Garis I
Garis pul
Gambar 1.12
\ \, \
I I It I
\ I I /\ I
\ t I
, I
I I I I
t I
Gambar 1. 13
Garis putus-putus melengkung yang diperoleh dengan menggunakan
jangka, tidak menggunakan mistar
rsus
Pendahuluan 15
4. Garis lengkung titik - putus (ukuran 0,2 mm, 0,4 mm' dan 0'8 C. Aplik
mm
\ !t \
I
t I , I ----L,
L
\,
1
tl I
I
Gambar 1'14
menggunakan
Garis titik-putus melengkung yang diperoleh dengan
' Komb
jangta, tldaf menggunakan mistar
i'
l
\
I
t--
--L--
Pendahuluan 17
2. Beni
1. Kombinasi garis lurus dan garis lengkung
I
t !
ii
lI
Gambar 1'16
garis lurus diperoleh dengan
''""''
Kombinasi oaris lengkung dan
--,".nggrnixanlangxa
dan trekpen tidak
I
I
,iritiit 6'Xrl I
rr#ri xl*x
ffi
rli{D
':
r)[i R ,trXill
:.:
Biffi
:.1
trt*rit xi#t;
,E,.i ! ,E.!
Gambar 1.17
Kombinasigaris lengkung dan garis lurus
dioeroleh denpan menceunakan ianPka dan
Pendahuluan 19
3. Ornament dengan unsur garis lengkung
I t
L
h I
____-t :+
le-
-----1-.--
- -'t Bidang-bid
Gambar 1 18
garis Iengkung diperoleh-d-engan
Ornament yang terdiri atas kombinasi
"' tidak menggunakan mistar
;;ilil;kan langka dan trekpen
Teknik ProYeksi
20 PrinsiP dan KonseP 6ambar
D. Bidang-Bidang Berbangun dan Benda
Gambar 1.19
lgan
Pendahuluan 21
E. Legenda
GAI
Kata
OIPERIKSA TGL: proyeksi beri
NAMA MAHASISWA :
benda nyata
menurut cart
I NIM MAHASISWA arah garis p(
(sentral). Ara
I TAHUN : bidang gamt
ANGKATAN gambar.
Secr
I TUGAS KE
proyeksi adal
3
titik-titik bend
garis-garis p
Proyeksi
22 Prinsip dan Konsep Gambar Teknik
BAB II
GAMBAR TEKNIK PROYEKSI
A. Pengertian
tegak lurur
tA aftlnganal
Amerika, r
C tetapi mirir
(miring). S,
'.rB badang ga
proyeksi pL
Gambar 2. 1
Keterangan:
:\
1 A. B. dan C adalah titik atau benda(proyeKum)
garis proyektor
i. 1,c,, BBr, o.n cC3 adalah
I. n', ir'oancsadalahProyeksi
v
i. nn"iier, o.n cGtegak lurus Pada
i. i, rr,' a rrr .oat.h bidang proyeksi
Langkahlangkah proyeksi
titik{itik A' B' dan C'
-- "r. yaitu; AAr ke bidang Proyeksi l"
dan
tvten'arx garis dari titikA Keterangan
' *tara AAi dengan bid adalah
t"o.t l
A" dan Ar rtu
"l-t".t
Iiian Jriversi titltt A di bidang
proveksi l' r AA: t
ptoveksi ll' dan
,' ilffi;ftfi;ari titik B vaitu;-EiBz'ke bidang
Bti' (saris provektor) dengan bid
ll .
legak
AB at
;.*,;'.;;;ntara pada bid' . Ar B:
IiJr.n al Mtkt e'aoatatr pr"ovetsititir B
, fitffir qaii; oroyenor dari i ke bidang proy-elsr
yaitu; cc:
lll
dengan bidang proyeksi
lll. dan perpotongan tntti' CC' rrr'
proveksi titik c pada bidans
:li#l fi il;i'; e; adalah
Teknik ProYeksi
24 Prinsip dan Konsep Gambar
Berdasarkan arah garis pemroyek (proyektol le$ebut
dikenal berbagai jenis gambar proyeksi. Garis pemroyek yang selajar,
tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan gambar proyeksi
oihogonalyang terdiri atas proyeksi system Eropa, proyeksi system
nmerixa, Oan proyeksi Aksonometri Garis pemroyek yang sejajar
tetapi miring terhadap bidang gambar menghasilkan proyeksi Obltq
(mirlng), Sementara gdris pemroyek yang memusat (central) tethad3p
biOani'gambar menghasilkan gambar proyeksi pusat biasa dan
proyeksi pusat istim ewa alau perspektif.
l,dan
Keterangan :
Ar itu
. arahnya ke bid V' dan
AAr dan BBr adalah garis floyeKor sejajar
ll, dan tegak lurus telhadap bidang V
bid. ll . Ad adalah benda yang diproyeksikan ke bid
V
. A1 81 adalah proyeksi AB pada bidang
V
royeksi
eksi lll
;lll.
Gambar Teknik Proyeksi 25
B. Kompor
'1. Bidang
C
A Bid.
c:--
o
a::
-l --l
(bagran
pengamat.
ber
IB
o(
'--l-
I
I
a. Bide
men
baw
D'r-
Brda
D
b. Bida
men
bela
bida
Gambar 2.3a Gambar 2.3b (bid.
c. Bida
K€terangan: men
sam,
1. Gambar 3a adalah proyeksi pusat Biasa proy
1. BiCang proyeksi,
C
Bdang proyeksi adalah bidang tempat tergambarnya benda
(bagian benda) yang di proyeksikan berdasarkan arah pandang
pengamat.
a. Bidang mendatar (rata-rata aiO adalah bidang tempat
menggambarkan proyeksi benda dilihat dari atas atau dari
bawah biasa juga disebut bidang bidang I (bidang proyeksi l).
Bidang ini posisinya mendatar.
D
2. Garis sumbu
Garis sumbu adalah garis perpotongan antara bidang-bidang
pektif
proyeksi.
entuk
kursi,
a. Sumbu X adalah garis perpotongan antara bidang I dengan
bidang ll, dan posisinya horizontal di depan mata pengamat'
Sumbu X ini gatis patokan untuk mengetahui iarak benda ke
atau
bidang I dan ke bidang ll.
rupa
esan.
b, Sumbu Y adalah garis perpotongan antara bidang ll dengan
bidang lll, dan posisinya vertikal/tegak lurus terhadap sumbu
pnda
X. Sumbu Y ini meruPakan
idang
patokan untuk mengetahui jarak benda terhadap bidang ll
dan bidang lll.
- sumbu
Titik
ini biasa diberi nama O, yaitu titik perpotongan
riiit irro,
(O) ini merupakan
ketiga garis sumbu (X'Y, dan Z) Titik sumbu
iitiri.ois.l patokan mengukur jarak benda ke bidang l' ke bidang
ll, dan ,
ke bidang lll. X
4. -- proYeksi
Buang
oleh brdang
ni,Ing' pr.oyeLsi adalah ruang yang dibatasi
oroveksi I bidano proyeksi ll, dan bidang Proyeksi lll Huang
Proyeksi
28 Prinsip dan Konsep Gambar Teknik
il1,
Sebagai visualisasi dari point 1,2,3, dan 4 dapat dilihat pada
gambar 2.4 benkut
lap
tuk
lan
l
kan
ang
o
X Z
j
X
Z
ang
rang
,ang
Gambar 2.4 a Ga 2.4 b
dan
Keterangan:
rada
1. Bidang I adalah bidang yang mendatar (rata-rata air gunanya
lang tempat menggambarkan proyeksi benda dilihat dari atas
akan
etaPi
2. Bidang ll adalah bidang yang horizontal gunanya adalah
tempat menggamba*an proyeksi benda dilihat dari depan
dan
3. Bidang lll adalah bidang yang frontal, gunanya tempat
menggambarkan proyeksi benda dilihat dari samping.
+. OX itau sumbu X adalah garis perpotongan antara bidang I
dan bidang ll
5. 0Y atau Sumbu Y adalah garis perpotongan antara bidang ll
dan bidang lll
6. OZ atau sumbu Z adalah garis perpotongan antara bidang I
bidang l
beberapa bidang yang saling berkaitan. sebagai suatu system tegak ir,
atau (paralle
kesatuan.
aksonon
a^ B
A B aksonon
Titik
titik, dar
Garis
Bidang bidang g
D c
Gambar 2.5
Keterangan:
A titik sebagai unsur terkecil dari suatu benda
=
AB = garis yang merupakan unsur pembentuk bidang
ABCD = bidang sebagai unsur pembentuk benda
,A
tB,
B
Gambar 2.5
yang Kelerangan:
arah pA. dan BBr garis pemroyek (proyeKor), kalau proyeksi orthogonal, maka
=
adap AAr dan BBr tegak lurus terhadap Bidang V
Arah
yeksi
ekasi
.garis
Contoh
o Ketera ngan:
1. O =adalahpusat
proyektor
2- AB= adalah
proyektum (benda)
Af- B
3. OAl dan OBr = adalah
garis p.oyektor
4. AlBl= adalah
Proyt
proyeksagaris Ag
garls-garis
5. V =adalahbidang I
proyeksi
sejajar ke b
yang diguni
Gambar 2.7 sejajar. Pro
orlhogonal\.
Contoh
Keterangan:
ata
ara A 1 O adalah pusat
kan A1 proyeksi
:o), 2 OA dan OB adalah
ksi, garis pemroyek
ang Ot- 3 AB adalah
nda proyektum (benda)
4 ArBl adalah
proyekigaris AB
5 \r adalah bidang
B1
proyeksi
Gambar 2.8
1) Sistem EroPa
ana
gan II
rg I,
)pat
A"
a_- o ,,,
uk.
.,A
J--
tbar
nal,
gan X
rarti
'd R
nya
llau A1
rdi z
ltuh
)uat
kiri
ru di
Gambar 2.9
nan
ang Proyeksi sebuah titik yang terletak dalam ruang proyeksi
nat,
iian
mat
Gamb
o
z
X
Z
ubah
ubah
dang
,ilihat
Gambar 2.10
1 Darr tltrk
bidang lr
ll fl 2. Untuk m(
menarik
o o 3. Untuk m(
1
X x Z
7 Baris teg.
4. Pada garr
5. adalah sb
Z
z
Gambar 2.1'l
D. Proyr
Sumbu proyeksi Eropa yang terbentuk karena rebahan
Proy€
Ruang
d (
X z
;
X
'a A1 F
A I
Z
z
Gambar 2.12a Gambar
2.12b
L.
KeteranBan
Keteranga n:
1. AB tegak lurus V
2. B -A181garis proyektor
B
3. AlBr proyeksiAB pada bid V
berupa titik saja karena AB Tegak
lurus terhadap v
Gambar 2.1,
Gambar 2.13
Ar4Br
)ktor
ada bid v
trena A8 Tegak
!
I
lt
Ar-i.81 B2
A1
Gambar 2.15
^;
Ketera ngan:
2.
3.
lurus terhadap V
AAfBBl adalah Saris proYektor
ArBl adalah proyeksi AB Pada v
?
4. ArBr lebih pendek dari pada AB karena AB miring terhadap V
Keterangan:
A1
Gambar 2.15
lo
X
Keterangan:
7
1. Garis A
Gambar 2.17 2. Garis A
Ketera nga n: bidanB
3. A,B, ad
1. AB terletak pada bidang ll 4. A2B, ad
2. AlBt adalah proyeksi AB pada bidang l, terletak pada sb x 5. A3B3 adi
A1
Br
Gambar 2.18
.bY
yaitu Catatan: a. ProyeksiAB pada bid I adalah A1B1 lebih pendek dari pada AB karena
posisinya miring terhadap bidang l, demikian juga terhadap bidang t
,yeksi, b. Sedangkan proyeksiAB pada bidang ll, yaltu A2B2 sama pan.iang
hadap dengan AB karena AB seja.iar dengan bidang tt
dalam
aknya
ruang
uiung-
A C
X X
I
z
C
Gambar 2.19 a Gamb;
Gambar 2.19b
Wr, Wz, dan Ws adalah perpotongan antara bidang datar W dengan 1 Bida
bidang-bidang proyeksi l,ll,lll. Wr, Wz, dan Ws biasa disebut terusan. bida
Wl adalah terusan bidang W pada bidang l, W, adalah terusan bidang 2. f eru
W pada bidnag ll, dan W3 adalah terusan bidang W pada bidang Ill. 3. Teru
Terusan adalah gsaris pepotongan antara bidang datar dengan berjL
bidang proyeksi (W1,Wr, W, 90c -
2. Bidang datar yang tegak lurus terhadap salah satu bidang 3. Bidr
proyeksi, tetapi miring terhadap dua bidang proyeksi da
lainnya.
Jika sebuah bidang datar tegak lurus terhadap salah satu p r0y ekr
biding proyeksi, dan miring terhadap dua bidang lainnya, maka bidan
datar tersebut akan memotong ketiga bidang proyeksi. Jadi pada tersebr
semua bidang proyeksi akan terdapat terusan.
Misalnya: Bidang U terletak dalam ruang proyeksi. Bidang U
tersebut tegak lurus bidang ll, maka terusan pada bidang I dan bidang
lll, sejajar dengan sumbu Y
U
\C
x x
ur
Z
Gambar 2.20 a
Gambar 2.20 b
1
1. Bidang U tegak lurus bidang ll dan merring terhadap bidang I dan
n bidang lll
.ng 2. Terusan Ur dan U2 tegak lurus terhadap sb X dan sb Y
3. Terusan U2 membuat sidut terhadap sb X dan sb Y, sudul tersebut
berjumlah 900, artinya kalau yang satu 300 maka yang lain adalah
9E -3@, demikan pula sebaliknya.
ang 3. Bidang datar yang sejajar dengan salah satu bidang proyel<r,i
:ksi dan tegak lurus terhadap dua bidang lainnya.
gU
ang
o a\
x :,
M1
X
A\
Gambar 2.21a Gambat 2.21b
lurus sb X
2.
B2C2
ND2
B AzDz BrC: A:B: C,D,
ro
X
q,
A
c1
D1
z D
pt
an
C1D
Z
1. ABCD sejajar bidang lll, jadi ABCD tegak lurus bid. lll & tegak lurus pula
bid. I
2. Proyeksi ABCD pada bid. lll berupa bid Yang sama besar dengan
bidangnya
3. Proyeksi ABCD pada bid. I (ArBrC,Dr) berupa garis karena ABCD
tegak lurus bid. I
ar
2. Posisi bidang berbangun dalam ruang proyeksi yang tegak lurus
rg
terhadap salah satu bidang proyeksi, tetapi miring terhadap
kedua bidang lairmya
Sebuah segi empat panlang ABCD terletak dalam ruang proyeksi,
lg
panjang sisi AB = 6
at
panjang sisi BC = 8
ia
ABCD tersebut tegak lurus terhada bidang l, tetapi terhadap bidang
)l proyeksi ll dan bid.proyeksi lll miring. Sisi BC sebagai sisi yang
terdekat bidan proyeksi I berjarak 1
c3
Sisi AB sebagai sisi yang terdekat terhadap bid. Proyeksi ll, berjarak
1,5 terhadap bid. proyeksi ll. Dan sisi AB tersebut berjarak pula 7 dari
bidang proyeksi lll. Bidang ABCD tersebut membuat sudut 300
terhadap bidang proyeksi ll.
D3
.23 b
t
Y
A2 D2 Ar D
A2 D 3. Posis
sejaji
proy(
Si
pr0ye
terdel.
bidanr
B terseb
B C3 sudut
x ABCD
X
ArB
CrD r
CrDr
D-
c2
Gambat 2.24 a Gambat 2.24 B2
Keterangan:
dari bidang l.
2. Bidang ABCD membuat sudut 300 terhadap bidang Il, AB
berjarak 1,5 dari bidang ll dan beriarak 7 dari bidang lll
3. Proyeksi ABCD pada bidang lberbentuk garis lurus saja
karena posisinya tegak lurus terhadap bidang l.
Gambar 2.2
4. Proyeksi ABCD terhadap bidang ll berupa bidang yang lebih
kecil dari bidang ABCD karena posisinya miring terhadap
bidang ll.
82 A2 C2 D
A3 83 D3
c2
It.--' B x
8z
D
c B
Z
c1
I
bidang I
3. AeBzCzDz berbentuk garis lurus karena ABCD tegak lurus B2
3. Proy
kecil
4. Proy
dari t
Proy,
dari t
jajar
s B2 c7
D io, I C3
( B,
lari I
Q1
)ad.
c1
geser
3ngan
a_
. Lalu
yang
lt l
rnyar X
s
ng I
z
x
lng
ln
Gambat 2.27
itu
lng
(
seimbang l€
cara sebaga
1. Menghr
2. fi4enghil
r
3. Menenti
Cara men
X 1 i-
p
X 2. F
I
3. l-
Z
b
4. F
l\tlisalnya :
U kura n
Gambat 2.2B E
I
I
Proyeksi system Eropa dengan bidang samping sebelah kiri atas I
I
8 .Be
I
Keterangan : I
Gambar
E
I
I
I Kertas
I
8 rBe nda
I
40
D
,----- c
rti
A
5
Samping
-)
28=2X+5+c+b+4 --/
2X--28 -(5 + 1,5+1+4)
2X=28-11,5
2X= 7,5 ---- X= 7,5 :2=3,75
Depa n
tda =
Samping
Depa n
Gambar 2,30
Atas
,
-r{ _;t:
Komponen 1
l
!
:
I
I
I
th
Gabunpankomo 3&4
I
I
I ^
I
Depan
Gambar 2.35
Gabungan komponen 3,4 & b
3,4,& 5
Depan
X
i
cara
,nen,
uruh
Depan
!
.\ t Samping
tl
Gambar 2.37
I
I
I !
-.!.-
I
;
i i
Gambar 2.38
I
x
I
SamprnB
Gambar 2.39
;
.i.-.-.-
i
!
!
X
i
rPanB i
Gambar 2.40
Depan x-r----
Gambar 2.41
Gambar 2.42
Atas Bidanr
garis-
N. Penr
4
I
-,3
2 garis proy
Hr A
ke bidanE
-t
benda.ber
benda trda
1'
1
Tet
E
boleh saja
1,
1,
Depan proyeksi,
benda dal;
A c proyeksi or
penggu
Samping awainya b
keinginan (r
semula itu
artinya men
Gambar 2.43 Un
dilakukan y;
B
Titik Gr
'1. Gambarlah proyeksi sebagai
benda ini berdasarkan ukuran, bentuk, posisi,
jarak ke bidang proyeksi dengan ketentuan: dalam I
seJaJar
a. Ukuran tebal garis sumbu 0,8 mm, ukuran garis benda 0,4
mm, dan ukuran garis proyektor 0,2 mm ( kalau menggunakan kemudia
N. Penggulingan Bidang
A ,| BrC4
, u--l
4 X --r ;
i r. 30 Bl
a
D
ang
lma
:m,
g ll,
ang c1 Dr Gamb 2./t4 c
I 1 1 1 I
ca
8,C,1
A.F, 0:
1
io,c.
X
l4 I
Ar I
I
! I
30 I
;
!
BJI
I
idak J
c1
t.
Gambar. 2.45
c1
B2 A1
2
A3 83 D3 c3
B1
x
:
2;
Ar
4 !
; .0
;
B 1' ;
c1
Gambar 2.46 2
s
2. Proyeksi ABCD pada bidang-bidang proyeksi sebelum dan
sesudah diguling dengan sisi AB sebagai sumbu pengguling
jang
s ll, C,, D2 8,, Crt
mbu
lang
kian
rkan B2 D2 Dl
1
C
-AJ
mbu x
2
i
A !-.
!
iD,i-
I
c
;
! B
L.-
cr
9'
c1
Gafibat 2.47
10 4
8 6
7
Gambar 2.48
S
klemudi;
satu titik
10 11. 8.12 1.7.L 2.6 3.5 4 1 2.12 !.11 1.10.4 5.9 8.6 7 Li
sehinggi
x (ingatl, ti
I
I
t2
I
11 \\ !
I
+
10
i-&
9 5
// ,,,
l'?
8
7
to ).{.s 81'
H--v-
Gambar 2.49
x --_i_