Anda di halaman 1dari 59

KEMAMPUAN MENGGAMBAR MODEL

PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SANGGAR


KABUPATEN BIMA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan Dan IlmuPendidikan

Oleh :

IRAWAN
105 410 063 08

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
KEMAMPUAN MENGGAMBAR MODEL
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SANGGAR
KABUPATEN BIMA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan Dan IlmuPendidikan

Oleh :

IRAWAN
105 410 063 08

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015

i
FAKULTAS KEGURUAIY DAN ILMU PENDIDIKAN
T NIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PERSETUJTIAN PEMBIMBING

\dahasisrva .vang bersangkutan :

\ama Mahasiswa : IRAWAN


NIM 1054106308
ftnusan Pendidikanftni Rupa
Fala{tas r"pd*hqoidikan
Iudul Skripsi f*r**trlqpg g4epggah(Slodel pada Sisw'a Kelas
ffihP ffi Ed-flE$lmeh.s paten Bi m a.

Setelah diperiksa dad,diteliti secara seksrima, rnaka Skripsi ini sudah layak
memenuhi persya&tan untuk {iajukan,dalam
-:
uiian skripsi.
i,iir '. r. ':.;

", ',,,.1', i,,n . M-kas$hr, Msi, 2*15

Disetujui Oleh

Pembimbinft,I

198203 I 002 NIDN:0927*2

Diketahui

Ketua Prodi
Pendidikan Seni Rupa
ABSTRAK

Irawan, 2015. “Kemampuan Menggambar Mode Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Sangga Kabupaten Bima”. Skripsi: Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan.

Penelitian ini memiliki permasalahan utama yaitu bagaimana kemampuan yang


digunakan guru dalam pembelajaran menggambar model pada mata pelajaran seni budaya
kelas VIII SMP Negeri 2 Sangga Kabupaten Bima, dan bagaimana sistem penilaian yang
digunakan guru dalam pembelajaran menggambar model untuk siswa kelas VIII. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran menggambar model untuk siswa kelas VIII, dan untuk mendeskripsikan sistem
penilaian hasil belajar menggambar model untuk siswa kelas VIII.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan


dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian diketahui bahwa (1) strategi pembelajaran yang digunakan guru untuk
meningkatkan kualitas berkarya Siswa yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi dan
unjuk kerja (2) Sistem penilaian pembelajaran menggambar model yang digunakan guru
meliputi 3 tahap diantaranya: penilaian persiapan, penilaian proses, dan penilaian hasil karya.
Kesimpulan penelitian bahwa (1) Strategi pembelajaran yang digunakan guru untuk
meningkatkan kualitas berkarya siswa yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi dan
unjuk kerja atau penugasan. (2) sistem penilaian pembelajaran menggambar model meliputi 3
tahap antara lain: penilaian persiapan, penilaian proses, dan penilaian akhir. Saran dari
penelitian ini adalah (1) perlunya guru seni budaya (seni Rupa), mengembangkan strategi
pembelajaran yang digunakan agar siswa dapat mengikuti mata pelajaran seni budaya (seni
rupa). (2) Perlunya sistem penilaianyang lebih rinci dalam menilai hasil karya siswa
khususnya menggambar model.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan judul skripsi “Kemampuan

Menggambar Model Pd Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima”dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi persyaratan akademik guna

memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tidak lupa pula penulis mengirimkan shalawat dan salam kepada Nabi Besar

Muhammad SAW. Rasul yang telah membimbing ummatnya dari jalan yang

benar sehingga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Penulisan skripsi ini banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh

penulis, namun berkat bantuan dan dukungan dari beberapa pihak yang membantu

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar, untuk

itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib,M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, dekan FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar.

ixixix
3. Bapak Andi Baetal Mukaddas, S.Pd.,M.Sn Ketua Program Studi

Pendidikan Seni Rupa, FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Muh. Tahir, S.Pd sekretaris Program Studi Pendidikan Seni

Rupa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Kepada para dosen-dosen yang selalu membimbing dan

mengarahkan kami selama proses perkuliahan.

6. Bapak Drs. Benny Subiantoro,. M.Sn pembimbing I

7. Bapak Muh. Faisal, S.Pd., M.Pd pembimbing II

8. Kepada Ayahanda H. Ismail dan Ibunda tercinta Hasnah yang selalu

memberikan dukungan moril serta material sehingga penulis dapat

menyusun skripsi ini dan kepada keluarga besarku yang tidak sempat

saya sebutkan.

9. Rekan-rekan seni rupa angkatan 2008, 2009 yang selalu

berkomitmen untuk menjaga solidaritas persaudaraan.

10. Kepada seluruh Teman-teman Ikatan Keluarga Pemuda Pelajar

Mahasiswa Sanggar (IKPPMS) Bima-Makassar atas dukungan dan

doanya selama penulis menempuh pendidikan.

11. Kepada Pak Awal dan teman-teman di komunitas KOPA yang

selalu memberikan senyuman canda, tawa, dorongan dan semangat

perjuanganku.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan sumbang saran dan kritik

viii
terhadap semua pihak demi kesempurnaan menyusun Skripsi ini. Semoga dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.........

Makassar, 2015

Penulis

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk memperoleh sumber daya manusia yang terampil dan siap pakai, di

butuhkan konsep pendidikan pada lembaga pendidikan formal yang menggambarkan

pendidikan sebagai bantuan pendidik kepada peserta didik, yaitu memberi bekal

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik dalam menjamin mutu pendidikan dan

warga negara yang baik. Proses pendidikan berlangsung secara manusiawi yang

ditandai dengan keseimbangan antara kedaulatan peserta didik dengan kewibawaan

manusia yang berbudaya.

Menurut Yamamoto yang dikutip oleh Sumaatmadja (1990:2) mengemukakan

bahwa pendidikan adalah proses pembelajaran yang mengajarkan yang proses sifatnya

tunggal. Hal ini sangat jelas bahwa kemampuan manusia dalam mengembangkan

pendidikan yang baik dapat diperoleh baik dengan pendidikan yang maksimal.

Pendidikan yang baik dan maksimal juga dapat diperoleh dengan maksimal, baik

dengan secara formal maupun secara non formal.Secara keseluruhannya bertujuan

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan yang secara formal yaitu

pendidikan yang didapatkan dibangku sekolah.Salah satu pendidikan dibangkuSekolah

adalah pendidikan seni budaya. Pendidikan seni budaya merupakan salah satu bidang

studi yang diajarkan dalam proses pembelajaran sekolah yang juga dianggap penting

untuk mewujudkan sifat manusia yang berbudaya dalam mengembangkan kehidupan

manusia. Pendidikan seni budaya dianggap penting sehinggga pada jenjang pendidikan

formal mulai diajarkan mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai pada Perguruan Tinggi,

1
2

hal ini terlihat jelas bahwa pelajaran seni budaya sangat penting dalam

mengembangkan potensi gerasi bagsa yang bisa melanjutkan perjuangan bangsa yang

maju.

Pendidikan seni budaya khususnya di SMP, mulai diperkenalkan di kelas VIII

Pelajaran seni budaya memberikan cerminan yang baik bagi pendidk seperti

kemampuan Siswa dalam menggambar model. Pada perubahan kurikulum 2013

pendidkan seni pada SMP sudah semakin ditingkatkan misalnya kemampuan Siswa

dalam menggambar model, dalam memberikan kemampuan Siswa dalam menggambar

model perlu ditata dan persiapan yang lebih maksimal dan perlengkapan yang

memadai seperti menyiapkan buku gambar dan berbagai bentuk pensil yang bisa

digunakan dalam menggam barmodel.

SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima merupakan salah satu lembaga

pendidikan formal yang memberikan pembelajaran kepada Siswa pada kopetensi

kemampuan menggambar model. Alasan utama bagi pendidik dalam memberikan

pembelajaran menggambar model pada Siswa SMP adalah selain bahan dan peralatan

yang relatif mudah diperoleh. juga dapat menghasilkan karya seni gambar model yang

baik apabila dipelajari dengan baik terlebih dahulu. Untuk mencapai hasil yang

maksimal dalam menggambar model bukan merupakan hal yang mudah, karena

pelajaran seni budaya pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari sebagian

peserta didik sebagaimana pada pembelajaran lainnya.

Memperhatikan masalah yang dihadapi dalam memberikan pembelajaran

menggambar model cukup besar dan cukup sulit, baik dari segi persediaan bahan dan

alat, persiapan objek yang akan digambar maupun metode pembelajaran yang berikan
3

pada pendidik dalam menyajikan materi gambar model tidak cukup efisien bagi

pemahaman Siswa.

Berdasarkan kenyataan yang dijelaskan di atas, maka penulis merasa tertarik

untuk meneliti masalah yang menyangkut pada kemampuan menggambar model

Siswa SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima. Di samping masalah tersebut sangat

penting bagi Siswa, penulis sebelumnya telah mengajar dan mendidik Siswa tersebut,

sehingga penulis sudah melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh Siswa dalam

menggambar model.

B. Rumusan Masalah

Siswa SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima berbeda antara satu dengan yang

lainnya didalam menggambar model. Tetapi belum diketahui beberapa jauh

kemampuan menggambar yang dimilikinya. Oleh karna belum diketahuinya tingkat

kemampuan menggambar model yang dimilikinya, maka perlu diteliti khususnya kelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima. Dari uraian di atas, maka dirumuskan

masalah yang diangkat dalam penelitian sebagai berikut:

1. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran menggambar model di kelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima ?

2. Sampai dimana tingkat kemampuan menggambar model Siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima ?

3. Faktor faktor apa yang menjadi penghambat dalam pembelajaran menggambar

model dikelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima dalam menggambar

model ?
4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang benar, lengkap

dari masalah pokok yang dirumuskan diatas tentang:

1. Untuk mengetahui metode pembelajaran menggambar model di kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima.

2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan menggambar model Siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat pembelajaran menggambar model Siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima dalam menggambar model.

D. Manfaat Penelitian

Dari Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi hal-hal

sebagai berikut :

1. Dapat memahami metode pembelajaran menggambar model di kelasVIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima.

2. Dapat memahami tingkat kemampuan menggambar model Siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima.

3 Dapat mengetahui faktor-faktor penghambat Siswa dalam menggambar model

pada pelajaran seni budaya Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Gambar Model

1. Pengertian Gambar Model

Dalam melakukan menggambar model secara keseluruhan terlebih dahulu

dijelaskan tentang pengertian dalam memahami gambar model. Dalam memahami

gambar model secara umum kita juga perlu memahami gambar secara umum.

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia menggambar adalah kegiatan membentuk

imajinasi dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti

membuat tanda-tanda tertentu diatas permukaan dengan mengolah goresan dari alat

yang digambar. Pelakunya populer dengan sebutan penggambar/juru gambar

(draftsman) yang merupakan salahsatu bagian pekerjaan dari perupa. Menggambar

sedikit dibedakan dengan kegiatan melukis, melukis bisa disebut sebagai tahap

penyelesaian sebuah gambar dengan pigmen yang diberi medium cair dan

diaplikasikan dengan kuas. Sementara menggambar lebih menitikberatkan penggunaan

garis dan komposisi.

Menggambar merupakan pola kelakuan manusia atau kegiatan menggambar

yang menggunakan model sebagai objek gambar. Koordinasi antara kemampuan

penglihatan dan kemahiran tangan yang baik adapat mewujudkan karya gambar baik

pula.Menggambar sebagai bagian dari pola kelakuan seni rupa dapat juga diartikan

sebagai media pengungkapan gagasan. Pemahaman ini sesuai dengan konsep yang

mengatakan bahwa seni rupa adalah gagasan garis, bidang, bentuk, warna, model

5
6

tekstur, gelap terang yang ditata dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya

estetis yang bermakna.

Media permukaan yang sering digunakan adalah kertas meskipun tidak menutup

kemungkinan pula digunakannya media lain seperti kain, permukaan kayu, dinding,

dan bentuk-bentuk lainnya.

Sebagai peralatan pendukung digunakan pula penyerut pensil, kertas, pasir,

penghapus khusus, penggaris, larutan fixatif, dan selotip khusus menggambar untuk

membuat efek-efek tertentu.Meja gambar digunakan untuk mengurangi distorsi dan

kesalahan perspektif akibat ketidak normalan posisi mata saat menggambar.

2. Alat dan Media Dalam Menggambar Model

a. Bidang gambar

Bidang gambar/kertas gambar merupakan bahan utama untuk menggambar

model. Kertas ini terdiri atas beragam jenis sesuai dengan keperluan dan

kepentingan masing-masing. Namun, orang pada umumnya menggunakan

kertas gambar putih seperti karton putih atau kertas tipis seperti kertas HVS.

Kertas gambar untuk keperluan menggambar model sebaiknya bertekstur

kasar dan tidak licin. Selain kertas, bidang gambar yang lainnya ada papan

tulis dan plastik trasparan. Kedua benda tersebut bisa menjadi alternatif dari

kertas gambar.

b. Pensil

Pensil yang dapat digunakan dalam menggambar model adalah pensil yang

memiliki isi berupa grafis berwarna hitam. Pensil ini terbagi menjadi tiga

jenis. Pertama, jenis pensil yang yang betanda H (Hard) atau pensil
7

kerasyang biasanya digunakan untuk menggambar teknik bagi para perancang

bangunan (arsitek) atau bisa juga seperti pensil untuk menggambar model.

Mulai dari H, 2H, 3H, 4H, 5H dan seterusnya. Ukuran tersebut berarti

semakin banyak H- nya pensil akan semakin keras. Kedua, jenis pensil

sedang, yaitu jenis pensil yang bertanda HB dan F. Ketiga, yaitu jenis pensil

yang bertanda B, 2B, 3B, 4B, 5B dan seterusnya . huruf B berasal dari kata

”bold” atau warnanya hitam/pekat. Semakin banyak angka pengikutnya maka

semakin lunak. Pensil jenis inilah yang cocok untuk memggambar model.

c. Penghapus

Penghapus digunakan jika kesalahan dalam membuat gambar, selain

menghapus bagian yang salah, penghapu ternyata bisa digunakan untuk

membuat efek tertentu pada gambar benda. Biasanya memberi efek cahaya

atau memberi bentuk luar pada benda yang digambar. Gunakanlah

penghapus karet lembut agar kertas gambar tidak rusak saat ada bagian

gambar yang dihapus.

3. Konsep Menggambar Model

Menggambar model merupakan kegiatan yang diawali dengan menentukan

objek model yang akan digambar. Objek gambar model dapat berupa manusia,

4. Teknik Menggambar Model

Yang dimaksud dengan teknik dalam menggambar model adalah sesuatu

yang harus dilakukan agar dalam menggambar tidak terjadi kesalahan,

sehingga hasil yang digambar sesuai dengan corak yang diinginkan seperti :
8

a. Blok

Teknik blok merupakan cara menggambar dengan menggambar model dengan

menutup objek gambar menggunakan satu warna saja dalam bentuk warna gambar

objek satu sisi saja, sehingga dalam gambar tersebut hanya tampak model dan

bentuk globalnya

Gambar 1.
Contoh gambar teknik blok
(www. Com. Menggambar blok.)
9

b. Plakat

Teknik plakat merupakan cara menggambar model dengan cara menggambar

menggunakan bahan gambar cat poster atau cat air dengan sapuan warna yang tebal

sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup, berikut contoh gambar plakat dengan

menggunakan cat poster.

Gambar 2.
Contoh gambar teknik plakat
(www. Com. Menggambar model.)

5. Prosedur Menggambar Model

Adapun prosedur-prosedur yang harus diperhatikan dalam menggambar model

adalah sebagai berikut :

a. Siapkan model yang akan digambar, yaitu terlebih dahulu sebelum menggambar

mempersiapkan model gambar atau objek yang akan digambar.

b. Siapkan papan atau meja gambar, yaitu bahan yang digunakan dalam

menggambar agak corak model gambar yang diberikan tidak rusak sehingga

papan untuk menjadi alas harus rata.


10

c. Aturlah sudut pandang kita, jarak dalam menggambar jangan terlalu jauh agar

kita dapat mengamati model yang akan kita gambar dengan lebih jelas.

d. Buatlah sketsa gambar model, yaitu sebelum menggambar diharuskan

memberikan gambar dasar yang menjadi dasar dalam menggambar model,

tujuannya adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan model pada

gambar tersebut.

e. Berilah batas gelap terangnya, yaitu dengan memberikan batasan terhadap

gambar tersebut dengan tujuan agar stiap sisi gambar model bisa dibedakan

satu sama lainnya.

f. Selesaikan gambar model dengan teknik-teknik menggamabar model, setelah

selesai memahami segala prosedur tersebut kita diharapkan mampu

menyelesaikan gambar model tersebut.

6. Cara-Cara Mempublikasikan Karya Gambar Model.

a. Mengadakan pameran yang digelar oleh Siswa di Sekolah agar hasil karya

tersebut bisa dipublikasikan dalam Sekolah.

b.Memasukan hasil foto karya ke dalam internet, blog, dan media sosial,

dengantujuan agar hasil karya tersebut bisa dilihat dan nikmati oleh masyarakat

umum.

B. Tinjauan Umum Tentang Tingkat Kemampuan Siswa Dalam

Menggambar Model

Pelajaran seni budaya yang ada pada SMP merupakan pelajaran dasar

yang akan melatih Siswa dalam memahami nilai seni pada kehidupan manusia.

Usia Siswa SMP masih digolongkan muda yaitu pada kisaran 11 tahun sampai
11

13 tahun. Usia mereka ini berada pada usia remaja pancaroba, yaitu masa

peralihan dari dunia anak-anak menuju masa dewasa yang akan dihadapinya.

Sikap mereka ini tidak menentukan kadang-kadang bersifat dewasa. Kadang-

kadang bersifat anak-anak.akibatnya sering timbul hubungan yang kurang

serasi dengan orang dewasa, dalam arti bahwa Siswa memiliki inovasi dalam

seni.

Inovasi diartikan sebagai ide atau gagasan baru. Pembelajaran inovatif

adalah implementasi idea atan gagasan baru dalam tataran mikro di kelas,

sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan Siswa belajar secara optimal.

Pada pembelajaran yang inovatif guru akan berperan sebagai sumber belajar,

tutor, evaluator, pembimbing dan pemberi dukungan dalam belajar Siswa.

Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat menyenangkan dan

menggairahkan suasana belajar adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Team Games Tournament. Bentuk turnamen dalam pembelajaran Seni

Budaya/Seni Rupa di antaranya dengan tugas berkarya seni secara

berkelompok. Umpamanya dalam kompetensi mengapresiasi dan berkreasi

karya seni rupa murni, pokok bahasan menggambar model.

Semua Siswa dari semua tingkat kemampuan dan keterampilan untuk

menyumbangkan point bagi kelompoknya dengan berkreasi secara aktif

bersama-sama menyelesaikan tugas karya seninya. Prinsipnya, pekerjaan sulit

untuk anak yang memiliki keterampilan, dan pekerjaan yang lebih mudah

untuk anak yang kurang terampil. Hal ini dimaksudkan agar semua anak

mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang


12

dikemas dalam bentuk menggambar model ini dapat berperan sebagai

penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran seni rupa

dalam memahami gambar model.

Sehingga Siswa tersebut bisa menumbuhkanrasa sosial mendorong remaja

ini membantu kelompok dengan loyalitas tinggi. Mereka mulai kritis sebagai

akibat dengan perkembangan intelektualnya, yang jauh lebih maju dari masa-

masa sebelumnya. Pengaruh perkembangan demikian menyebabkan mereka

lebih bersifat kritis dan realitis, mereka lebih menyadari lingkungannya. Aspek

perkembangan itu banyak pengaruhnya derhadap dunia seni rupa yang termasuk

didalamnya menggambar model. Jika mereka menggambar, mereka akan

mempertimbangkan gambar yang akan dibuatnya dengan pengaturan komposisi

agar gambar yang dibuat dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Mereka merindukan hasil akhir yang sempurna (Kallo, 1986:10).

Karya seni yang dihasilkan oleh Siswa merupakan unsur yang bisa

dikatakan sebuah karya yang sempurna apabila pola pemahaman yang diberikan

kepada Siswa terhadap nilai seni dan tertata dengan baik.Perkembangan seni

rupa pada pelajaran SMP kelas VIII pada kurikulum 2013 yaitu menggambar

model.Dalam dunia seni rupa, ada beberapa jenis-jenis menggambar. Salah

satunya adalah menggambar model dan menggambar bentuk.Dua jenis

menggambar ini sebenarnya memiliki perbedaan dari segi objek gambarnya.

Dulu istilah menggambar model adalah menggambar pada bidang datar dengan

objek manusia sebagai modelnya.


13

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menggambar Model

Pada Siswa

1. Faktor Internal

a) Faktor Motivasi

Menurut Stoner (2011;94) Motifasi diartikan ‘’Sebagai faktor penyebab

yang menghubungkan dengan sesuatu dalam perilaku seseorang’’

Sedangkan oleh Maslow (2011;94) Motifasi adalah’’Dorongan berbagai

kebutuhan hidup individu dari mulai kebutuhan fisik, rasa aman, sosial,

penghargaan, dan aktualisasi diri’’.

b) Faktor bakat

Menurut pendapat Michael (1990) definisi bakat adalah :kemampuan

seseorang untuk menguasai pola tingkah laku tertentuyang diperlukan

untuk melakukan suatu tugas, yang mana kemampuan itu hanya

memerlukan sedikit latihan atau tidak memerlukan latihan. Setiap orang

memiliki bakat yang berbeda beda. Misalnya dalam seni rupa khususnya

menggambar, bakat yang dimiliki anak atau Siswa berbeda dan itu

berpengaruh karyanya (Michael.1984:89).

c) Faktor minat

Minat di sini juga mempengaruhi kemampuan menggambar Siswa.

Minat yaitu keinginan seseorang untuk membuat sesuatu. Dalam seni

rupa minat yaitu kemauan yang besar untuk belajar atau melatih diri

dalam berolah seni. (Michael,1984:87).


14

2. Faktor Eksternal

a. Faktor guru

Kemampuan Siswa dalam menggambar juga dipengaruhi oleh cara guru

dalam memberikan bimbingan dan petunjuk kepada Siswa tentang

bagaimana cara menggambar dengan baik. Dan cara yang dilakukan oleh

Siswa jika menemukan kesulitan dalam menggambar model

(Kallo,1989:12).

b.Sarana dan prasarana

c. Yang perlu mendapat perhatian adalah bahan atau alat- alat yang harus

tersedia.

Tersedianya bahan atau alat-alat yang memadai tentu akan merangsang

dan memperkaya pengalaman dalam berkarya seni rupa. Kadang-kadang

jenis tertentu dalam berkaryaseni rupa memerlukan waktu yang banyak

untuk melaksanakannya. Karena itu studio khusus juga sangat diperlukan,

selain itu ruangan dapat ditata sedemikianrupasehingga lebih sesuai

keadanya dengan kebutuhan para Siswa. Bahan dan alat-alat yang selalu

siap untuk dipakai akan menjadi stimulasi bagi mereka untuk mengadakan

berbagai percobaan. Pecobaan itu sangat penting untung memperololeh

penemuan-penemuan unsur wujud yang baru yang lebih sesuai dengan

sifat dan kemungkinan yang terkadang didalam bahan atau alat-alat yang

tersedia.
15

d. Kurikulum

Menurut Slameto (1990:3) ‘’kurikulum merupakan sesuatu sistim yang

terdiri atas beberapa komponen. Adapun dalam undang-undang republik

Indonesia no 2 tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional bab1 pasal

1 no 9 di sebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenaiisi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan belajarmengajar dengan

demikian kurikulum itu adalah;

1. Suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan

disuatu sekolah/perguruan tinggi (PT)yang harus dilaksanakan dari

tahun ke tahun.

2. Bahan tertulis yang dimaksud untuk digunakan para guru di dalam

melaksanakan pembelajaran pada Siswa.

3. Suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang

penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang

sedemikian rupa sehingga dilaksanakan dan digunakan oleh guru di

sekolah

4. Tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat

pelajaran dan cara-cara panilaian yang direncanakan dan digunakan

dalam pendidikan.

5. Suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan

untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.


16

Fungsi kurikulum bagi Siswa yaitu sebagai organisasi belajar tersusun, adalah

disiapkan untuk Siswa sebagai salah satu konsumsi pendidikan mereka.

D. Kerangka Pikir

Suatu pengamatan penulisan pada umumnya Siswa mengalami kesulitan dalam

menggambar. Bila masalah ini dibiarkan berlarut tanpa ada upaya untuk

memecahkannya tentu akan menghambat pencapaian tujuan bidang studi seni rupa

khususnya menggambar model. Ini pengaruh pada perkembangan pendidikan pada

umumnya. Dengan mengetahui mengenai kemampuan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima dalam menggambar model,diharapkan dapat memberikan

masukan demi peningkatan dan pengembangan dalam proses belajar mengajar pada

bidang studi seni rupa, khususnya menggambar model agar lebih berkembang

nantinya ( Kallo, 1989:85).


17

Berdasarkan konsep dan landasan teori yang dilakukan, maka dapat

digambarkan skema kerangka pikir sebagai berikut :

Mata pelajaran
menggambar model

Metode

Tingkatan Faktor
Penghambat kemampuan Penghambat
siswa

Hasil penelitian

Gambar 1.
SkemaKerangka Pikir
18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi diSMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima, yang terletak di sebelah barat kota Bima, tepatnya di

jalan Lahami Kore, Desa Oi Saro Kecamatan Sanggar kabupaten Bima.

selanjutnya penelitian ini, peneliti mengambil sampel SMP Negeri 2 Sanggar

Kabupaten Bima dengan subjek penelitian Siswa kelas VIII Tahun ajaran 2015.

Yaitu salah satu sekolah yang mana penulis telah melakukan observasi terlebih

dahulu tentang masalah yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini.

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kelompok subjek, baik manusia, gejala nilai tes, benda-

benda atau peristiwa-peristiwa (Surahmad, 1983:93).

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima, dengan jumlah Siswa sebanyak 65 orang

dengan jumlah kelas 2 ruangan.

b. Sampel

Sampel adalah penarikan atau pembatasan sebagai populasi untuk

mewakili populasi (Surahmad 1983:93). Sehingga teknik sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling (purposive sampling) yaitu

pengambilan sampel secara sengaja dengan menetapkan kelas yang

18
19

diambil. Dengan demikian sampel yang diambil berjumlah jumlah Siswa

30 orang, 40% dari populasi. Dipilih kelas VIII, karena kelas ini memberi

respon yang baik terhadap mata pelajaran seni rupa.

B. Variabel Penelitian

Penelitian yang lakukan pada penulisan ini digunakan dua variabel yaitu

variabel terikat (X) dan variabel bebas (Y), variabel terikat (X) adalah kegiatan

menggambar Siswa SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima, sedangkan variabel

bebas (Y) adalah kemampuan menggambar model pada Siswa SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah untuk menghindari terjadinya kesalah

pahaman dalam menafsirkan judul dan hasil penelitian dalam skripsi ini maka

dipandang sangat perlu dijelaskan beberapa variabel yang terdapat dalam skripsi

ini yaitu :

Pertama bagaimana Metode pembelajaran yang diberikan oleh pendidik

dalam memberikan kepada Siswa dalam menggambar model, adalah dengan

metode langsung kepada Siswa, seperti metode pembelajaran langsung.

Kedua bagaimana tingkat kemampuan Siswa dalam menggambar semakin

karena metode ajar yang diberikan kepada Siswa dalam menggambar model,

misalnya corak, keindahan dan kejelasan menggambar model Siswa.

Ketiga Faktor-faktor penghambat yang dilihat dari Siswa aktivitas

menggambar model seperti dalam komponen-komponen yang didekripsikan untuk


20

menggambar sesuatu yang sifatnya memiliki bentuk yang abstrak dan dijadikan

referensi dalam menggambar model.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan rencana tindakan dua siklus, masing-

masing siklus terdiri atas beberapa tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, refleksi. Kegiatan siklus 1 dan siklus ll dilakukan masing- masing 4

kali pertemuan :

1. Perencanaa (planning)

Yang berisi tentang kegiatan perumusan masalah, tujuan penelitian dan

rencana tindakan yang akan dilaksanakan.

2. Pelaksanaan (Actio)

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai jadwal secara alami

dengan melalui strategi koognitif.

3. Pengamatan (Observation)

Penelitian melakukan pengamatan beserta kolaboratif dengan dasar dari data

yang diperoleh melalui catatan yang ditemukan dilapangan.

4. Refleksi

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi iyalah upaya evaluasi

yang dilakukan oleh para kolaboratif atau partisipanyang terkait dengan suatu

PTK yang dilaksanakan. Refleksi itu dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya

diskusi terhadapberbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan

demikian revleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan

hasil observasi.
21

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik observasi, yaitu kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran untuk memperoleh

data. Data yang valid dan akurat dalam penelitian membutuhkan teknik

pengumpulan data berupa sbb:

1. Observasi

Observasi adalah melakukan pengawasan atau penelitian secara cermat

dengan cara mengamati langsung sebelum melakukan penelitian atau yang

lebih dikenal dengan studi pendahuluan. Data yang diperoleleh dari kegiatan

observasi ini adalah sebagian dari Guru Seni Budaya yang mengajar dikelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima. Yang dapat menjalankan

aktivitasnya dalam memotivasi Siswa dalam menggambar model atau

sebaliknya.

2. Wawancara

Teknik wawancara ini dilakukan dengan menggunakan cara langsung atau

disamping itu dalam wawancara perlu dibuat sistematis untuk memperoleh

data yang akurat melalui pertanyaan secara lisan kepada responden.

3. Angket yaitu cara yang digunakan dengan menyediakan pertanyaan-

pertanyaan atau kertas yang mendukung untuk memperoleh informasi dari

responden.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data yang dikumpulkan dalam penelitian yang diambil

dan didokumentasikan, Di dalam mendokumentasikan penelitian ini peneliti


22

menggambil gambar dengan menggunakan kamera berbagai aktivitas Siswa

dalam proses pemebelajaran menggambar model. Steleh hasil foto tersebut di

dapatkan, maka didokumentasikan dalam karya tulis.

F. Teknik Analisis Data Dan Penelitian

Data penelitian ini disusun berdasarkan skala litert. Adapun data tersebut

mengenai data hasil kuisioner Siswa, data hasil pemahaman terhadap materi, data

keaktifan/partisipasi serta kreativitas belajar Siswa dalam proses pembelajaran.

Data-data tersebut akan dianalisis secara berkala setiap siklus untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dan digunakan sebagai bahan refleksi bagi langkah

berikutnya.

Tabel kategori skala lima

No Skor Kategori

1 0-34 Sangat rendah


2 35-54 Rendah
3 55-65 Sedang
4 65-84 Tinggi
5 84-100 Sangat tinggi

Dalam presentase data hasil penilitian hasil penilaian dilakukan dengan

menggunakan rumus :

Taraf kebersihan yang dicapai Siswa dikatakan berhasil apabila mencapai

nilai baik dan sangat baik.


23

No Interval Nilai Tingkat kemampuan

1 90-100 Sangat tinggi

2 76-89 Tinggi

3 65-75 Sedang

4 41-64 Rendah

5 0-40 Sangat rendah

(standar sekolah terteliti, 2015)


24

G. Desain penelitian

Untuk lebih memperjelas mengenai penelitian ini, Perlu di buat suatu

desain penelitian sebagai berikut:

Pengumpulan Data

(observasi,wawancara,dokumentasi)

Sistem Metode yang Sarana dan Latar belakang


penilaian hasil digunakan dalam prasarana pendidikan guru
belajar pembelajaranMen dalaam seni budaya
Menggambar ggambar model pembelajaran Menggambar
model pada pada Siswa kelas Menggambar model pada
Siswa kelas VIII Smp Negeri model pada Siswa kelas VIII
VIII Smp 2 Sanggar Siswa kelas VIII Smp Negeri 2
Negeri 2 Kabupaten Bima Smp Negeri 2 Sanggar
Sanggar Sanggar Kabupaten
Kabupaten Kabupaten Bima
Bima Bima

Pengolahan dan
analisis data

Kesimpulan

Gambar 2.
Skema Desain Penelitian
25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Penelitian

Pada bagian ini dibahas secara terinci mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan hasil tes dan nontes yang diperoleh selama penelitian berlangsung yang

terdiri atas hasil analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil tes terbagi atas

dua bagian, yaitu siklus I (Observasi Awal) dan siklus II (tahap pelaksanaana).

Penelitian menggunakan nilai rata-rata hasil tes menggambar model yang sudah

dilakukan oleh guru sebagai nilai awal atau prasiklus untuk membandingkan nilai

pada siklus I dan siklus II sehingga dapat ditentukan kriteria standar ketuntasan

menggambar model.

Untuk menganalisis data menggambar model yang diperoleh baik melalui

pengamatan,Wawancara isian angket, serta hasil atau prestasi Siswa akan

dianalisis secara deskriptif kualitatif. Melalui kegiatan ini akan diperoleh

gambaran tentang sejauhmana strategi koognitif dapat berperan dalam

peningkatan kreativitas belajar Siswa, khususnya mata pelajaran seni budaya pada

pokok bahasan menggambar model Siswa khusunya pada hasil penelitian mata

pelajaran seni budaya pada penelitian.

Hasil tes siklus I dan siklus II berupa keterampilan menggambar model

Siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan media buku

gambar disajikan dalam bentuk kuantitatif, sedangkan hasil penelitian perubahan

perilaku Siswa yang berupa nontes disajikan dalam bentuk deskripsi data

25
26

kualitatif. Hasil nontes diperoleh dari observasi, wawancara,jurnal, dan

dokumentasi foto. Hasil penelitian keterampilan menggambar Model dengan

model pembelajaran langsung dan media buku gambar dan pensil dapat

dipaparkan sebagai berikut.

1. Tes hasil belajar Siswa menggambar model pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2015 Siklus I

a) Hasil awal bealajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima Siklus I

Hasil belajar diperoleh dari nilai ujian yang diambil setelah

pembelajaran mengajar melalui penggunaan model pembelajaran langsung

pada setiap akhir siklus.

Dari hasil tes belajar Siswa selama siklus I diperoleh nilai statistik

yang menunjukkan hasil belajar Siswa yang diperoleh seteleh mengikuti

proses pembelejaran dengan menggunakan pembelajaran langsung pada

materi menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar

Kabupaten Bima.

Tes hasil belajar menggambar model Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima. Dinyatakan dalam pengkategorian skor

penguasaan Siswa kedalam lima kategori maka diperoleh distribusi

frekuensi skor ditunjukan pada tabel berikut ini :


27

Tabel 6.

Distribusi Tes Awal hasil Belajer Menggambar Model Siswa Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2015

Skor Kategori Frekuaesi Persentase(%)


0-34 Sangkat rendah 0 0
35-54 Rendah 17 56,67
55-65 Sedang 8 26,66
65-84 Tinggi 5 16,67
85-100 Sanggat tinggi 0 O
Jumlah 30 100

Berdasarkan hasil tes di atas, diperoleh oleh informasi bahwa skor hasil

belajar menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar

Kabupaten Bima. Setelah proses belajar menggambar dengan model pembelajaran

langsung dilaksanakan pada siklus I adalah 56%,00. Hal ini menunjukkan bahwa

secara rata-rata kelas, tingkat penguasaan materi gambar model pada

pembelajaran seni budaya yang diajar pada siklus I sebesar 56%.

Sedangkan secara individual, skor yang dicapai responden tersebar dari

skor minimum 46 dari minimum ideal yang mungkin dicapai 0 sampai dengan

skor maksimum 67 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100 dengan rentang

skor 59, Dari rentang skor yang diperoleh mengindikasikan bahwa skor perolehan

responden tersebar dari skor sangat rendah sampai skor sangat tinggi

Berikut hasil kerja menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri

2 Sanggar Kabupaten Bima. Dalam menggambar model selama siklus I


28

Gambar 13. Gambar 14.


Karya: Arif Rahman Karya: Fariansyah

Gambar 15. Gambar 16.


Karya: Agusalim Karya: Abdurrahman

Gambar 17.
Karya: Andi
29

Dari data hasil kerja Siswa di atas menunjukkan bahwa Siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima masih belum menguasai prinsip-prinsip

dan teknik dalam menggambar model.

Data mentah proses menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima terhadap pemahaman perspektif.

b) Hasil Awal Tes Kemampuan Menggambar Model Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus I

Dari hasil tes belajar Siswa selama siklus I diperoleh nilai statistik

yang menunjukkan kemampuan proses menggambar model Siswa selas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima yang diperoleh setelah

mengikuti proses pembelejaran dengan menggunakan pembelajaran

langsung pada materi menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima.

Tes hasil Kemampuan Menggambar Model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima dinyatakan dalam pengkategorian skor penguasaan

Siswa kedalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi skor ditunjukan

pada tabel berikut ini :


30

Tabel 7.

Distribusi Tes Awal Kemampuan Proses Menggambar Model Siswa Kelas


VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2015

Skor Kategori Frekuensi Persentase(%)


0-34 Sangat Rendah 16 35,34
35-54 Rendah 10 33,33
55-64 Sedang 4 13,33
65-84 Tinggi 0 0
85-100 Sanggat Tinggi 0 0
Jumlah 30 100

Hasil skor pada Siswa pada tabel diatas menunjukan bahwa

kemampuanmenggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar

Kabupaten Bima tehadap pemahaman perspektif, menunjukan bahwa ada 16

orang (53,34%) yang mendapat lima nilai kebawah, ada 10 orang (33,33%) yang

mendapat nilai 6, ada 4 orang (13.33%0 yang mendapat nilai 7 dan tidak

seorangpun yang mendapat nilai 8 dan 9.

Hal ini menunjukan bahwa secara umum kemampuan menggambar model

pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima dalam

menggambar model belum mampu menyelesaikan gambar hingga selesai dengan

baik. Hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah Siswa yang dapat nilai 5, 6, 7 dan

tidak terdapat Siswa yang mendapat nilai 8 dan 9.


31

c) Hasil tes pemahaman ketetapan menggambar model Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus I

Dari hasil tes ketetapan pemahaman menggambar model Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima selama siklus I

diperoleh nilai statistik yang menunjukkan Ketetapan Pemahaman

menggambar Model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran langsung pada materi menggambar model

pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima.

Tes hasil kemampuan menggambar model Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima dinyatakan dalam pengkategorian skor penguasaan

Siswa kedalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi skor ditunjukan

pada tabel berikut ini :.

Tabel 8.
Distribusi Tes Ketetapan Pemahaman menggambar Model Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2015

Skor Kategori Ffekuensi Persentase (%)


0-34 Sanggat Rendah 9 30
35-54 Rendah 14 46,67
55-64 Sedang 5 16,67
65-84 Tinggi 2 13,33
85-100 Sanggat Tinggi 0 0
Jumlah 30 100
32

Hasil skor Siswa pada tabel diatas menunjukan bahwa kemampuan

menggambar model pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima terhadap pemahaman ketetapan model, menunjukan bahwa ada 9 orang

(30%) yang mendapat nilai 5 kebawah, ada 14 orang (46,67%) yang mendapat

nilai 6, ada 5 orang (16,67%) yang mendapat nilai 7, ada 2 orang (13,33%) yang

mendapat nilai 8 dan tidak seorangpun mendapat nilai 9.Hal ini menunjukkan

bahwa secara umum Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima

dalam menggambar model belum mampu menyelesaikan gambar hingga selesai

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah Siswa yang mendapat nilai

5,6,7 haknya 2 orang yang mendapat nilai 8 dan tidak seorangpun mendapat nilai

9.

d) Hasil tes akhir Siklus I kemampuan menggambar model Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus I

Dari hasil tes kemampuan menggambar model Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima diperoleh nilai statistik yang

menunjukkan kemampuan menggambar Model Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bimayang diperoleh setelah mengikuti

proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran langsung pada

materi menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar

Kabupaten Bima.
33

Tes hasil kemampuan menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bimadinyatakan dalam pengkategorian skor penguasaan

Siswa kedalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi skor ditunjukan

pada tabel berikut ini :.

Tabel 9.
Distribusi Tes Kemampuan menggambar Model Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2015
Skor Kategori Ffekuensi Persentase (%)
0-34 Sanggat Rendah 8 26,67
35-54 Rendah 16 53,33
55-64 Sedang 5 16,67
65-84 Tinggi 1 3,33
85-100 Sanggat Tinggi 0 0
Jumlah 30 100

Hasil skor Siswa pada tabel diatas menunjukan bahwa kemampuan

menggambar model pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima terhadap pemahamn komposisi, menunjukan bahwa ada 8 orang (26,87%)

yang mendapat nilai 5 kebawah, ada 16 orang (53,33%) yang mendapat nilai 6,

ada 5 orang (16,67%) yang mendapat nilai 7, ada I orang (3,33%) yang mendapat

nilai 8 dan tidak seorangpun mendapat nilai 9.

Hal ini menunjukan bahwa secara umum Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima dalam menggambar model belum mampu

menyelesaikan gambar hingga selesai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari

besarnya jumlah Siswa yang mendapar nilai 5, 6,7 hanya I orang yang mendapat

nilai 8 dan tidak seorangpun mendapat nilia 9.


34

2. Tes Hasil Belajar Siswa Menggambar Model Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2015 siklus II

a) Hasil Tes Kemampuan Menggambar Model Siswa Kelas VIII SMP Negeri

2 Sanggar Kabupaten Bima siklus II

Analisis kuantitatif tes hasil kemampuan menggambar model Siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima pada siklus II

diperoleh nilai statistik deskriptif yang menunjukan hasil kemampuan

menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima Siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran model langsung pada materi

kemampuan menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar KabupatenBima.

Tes hasil belajar menggambar Model pada Siswa dinyatakan dalam

pengkategorian lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor belajar

Siswa terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 10.
Distribusi Tes Akhir pada Siklus II hasil Belajar Menggambar Model Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2015
Skor Kategori Ffekuensi Persentase (%)
0-34 Sanggat Rendah 0 0
35-54 Rendah 0 0
55-64 Sedang 6 20
65-84 Tinggi 22 73,33
85-100 Sanggat Tinggi 2 6,7
Jumlah 30 100
35

Berdasarkan hasil tes diatas diperoleh informasi bahwa skor hasil belajar

Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima setelah proses belajar

mengajar dengan model pembelajaran langsung yang dilaksanakan pada siklus II

adalah 74,33 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100. Ini menunjukkan bahwa

secara rata-rata kelas, tingkat penguasaan terhadap pembelajaran gambar model

siklus II sebesar 74,33% dari keseluruhan pembelajaran yang telah diberikan.

Sedangkan secara individual, skor yang dicapai responden tersebar dari

skor minimum 60 dari skor minimum ideal yang mungkin dicapai 0 sampai

dengan skor maksimum 86 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100.

Hasil kerja Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima

dalam menggambar model selama siklus II :

Gambar 13. Gambar 14.


Karya: Arif Rahman Karya: Fariansyah)
36

Gambar 15. Gambar 16.


Karya: Agusalim Karya: Abdurrahman

Gambar 17.
Karya: Andi

b) Hasil Tes Kemampuan Menggambar Model Siswa Kelas VIII SMP Negeri

2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus II

Analisis kuantitatif tes kemampuan proses menggambar model

Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus II

diperoleh nilai statistik deskriptif yang menunjukan hasil Kemampuan


37

Proses menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar

Kabupaten Bima Siklus II yang diperoleh setelah mengikuti proses

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran model langsung pada

materi kemampuan menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima.

Hasil tes kemampuan menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima Siklus II dinyatakan dalam pengkategorian lima

kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor belajar Siswa terlihat pada

tabel berikut ini.

Data mentah kemampuan menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima terhadap pemahaman perspektif.

Tabel 11.
Distribusi Tes Kemampuan Menggambar Model Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus II Tahun 2015
Skor Kategori Ffekuensi Persentase (%)
0-34 Sanggat Rendah 0 0
35-54 Rendah 0 0
55-64 Sedang 10 33,33
65-84 Tinggi 18 60
85-100 Sanggat Tinggi 2 6,67
Jumlah 30 100

Hasil skor Siswa pada tabel di atas menunjukan bahwa kemampuan

menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima terhadap pemahaman perspektif,menuju bahwa ada 10 orang (33,33 %)


38

yang mendapat nilai 7,ada 18 orang (60 %) yang dapat nilai 8, ada 2 orang (6,67

%) yang mendapat nilai 9 dan tidak seorangpun yang mendapat nilai 5 dan 6.

Hal ini menunjukan bahwa secara umum Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima dalam menggambar model sudah mampu

menyelesaikan gambar hingga selesai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari

besarnya jumlah Siswa yang mendapat nilai 7,8,9 dan tidak seorangpun yang

mendapat nilai 6 dan 5 kebawah.

c) Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Ketepatan Menggambar Model Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus II

Analisis kuantitatif tes kemampuan pemahaman ketepatan

menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima Siklus II diperoleh nilai statistik deskriptif yang menunjukan hasil

kemampuan pemahaman ketepatan menggambar model Siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus II yang diperoleh setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran model

langsung pada materi kemampuan proses menggambar model Siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima.

Hasil tes kemampuan ketepatandalam proses menggambar model Siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus II dinyatakan dalam

pengkategorian lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor belajar

Siswa terlihat pada tabel berikut ini.


39

Data mentah tes kemampuan pemahaman ketepatan menggambar model

pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima terhadap

pemahaman ketepatan model.

Tabel 10.
Distribusi Tes Kemampuan Pemahaman Ketepatan Menggambar Model
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus II
Tahun 2015
Skor Kategori Ffekuensi Persentase (%)

0-34 Sanggat Rendah 0 0

35-54 Rendah 0 0

55-64 Sedang 11 36,67

65-84 Tinggi 16 53,33


85-100 Sanggat Tinggi 3 10

Jumlah 30 100

Hasil skor pada Siswa pada tabel di atas menunjukan bahwa kemampuan

menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima terhadap pemahaman ketepatan model, menunjukan bahwa ada 11 orang

(36,67%) yang mendapat nilai 7 ada 16 orang (53,33%) yang mendapat nilai 8,

ada 3 orang (10%) yang mendapat nilai 9 dan tidak seorangpun yang mendapat

nilai 5 dan 6

Hal ini menunjukan bahwa secara umum Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima dalam menggambar model sudah mampu

menyelesaikan gambar hingga selesai degan baik. Hal inidapat dilihat dari

besarnya jumlah Siswa yang mendapat nilai 7,8,9 dan tidak seorangpun yang

mendapat nilai 6 dan 5 kebawah.


40

d) Hasil Tes Akhir Siklus II Kemampuan menggambar Model Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus I

Dari hasil tes kemampuan menggambar model Siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima diperoleh nilai statistik yang

menunjukkan kemampuan menggambar model Siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima yang diperoleh setelah mengikuti

proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran langsung pada

materi menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar

Kabupaten Bima.

Tes hasil kemampuan menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima dinyatakan dalam pengkategorian skor penguasaan

Siswa kedalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi skor ditunjukan

pada tabel berikut ini :.

Tabel 10.
Distribusi Tes Akhir pada Siklus II hasil Belajar Menggambar Model Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2015
Skor Kategori Ffekuensi Persentase (%)
0-34 Sanggat Rendah 0 0
35-54 Rendah 0 0
55-64 Sedang 11 36,67
65-84 Tinggi 17 56,67
85-100 Sanggat Tinggi 2 6,66
Jumlah 30 100

Hasil skor Siswa pada tabel di atas menunjukan bahwa kemampuan

menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten
41

Bima tehadap pemahaman ketepatan model dalam menggambar, menunjukkan

bahwa ada 11 orang (36,67%) yang mendapat nilai 7, ada 17 orang (56,67%) yang

mendapat nilai 8, ada 2 orang (6,60%) yang mendapat nilai 9 dan tidak seorang

pun yang mendapat nilai 5 dan 6.

Hal ini menunjukan bahwa secara umum Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima dalam menggambar model sudah mampu

menyelesaikan gambar hingga selesai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari

besarnya jumlah Siswa yang mendapat nilai 7,8,9 dan tidak seorangpun yang

mendapat nilai 6 dan 5 kebawah.

Berdasakan skor hasil belajar Siswa yang diperoleh setelah proses belajar

mengajar selama Siklus II berlangsun yaitu sebesar 74,33. Setelah

dikategorisasikan berdasakan tabel di atas, diketahui bahwa tingat pengguasaan

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima berada pada kategori

tinggi.

e) Peningkatan Hasil Tes Siklus I dan Siklus II Kemampuan menggambar

Model Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima

Dari hasil tesSiklus I dan Siklus II kemampuan menggambar model

Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bimadiperoleh nilai

statistik yang menunjukkan kemampuan menggambar model Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima yang diperoleh setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

langsung pada materi menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima.


42

Tes hasil kemampuan proses menggambar model Siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Siklus I dan Siklus II kemampuan

menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima

dinyatakan dalam pengkategorian skor penguasaan Siswa kedalam lima kategori

mengalami Peningkatan

Untuk melihat peningkatankemampuan menggambar model Siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima melalui penerapan model

pembelajaran langsung berdasarkan hal tes utama setiap siklus akan disajikan

secara sederhana pada tabel berikut:

Tabel 10.
Distribusi Tes Akhir pada Siklus II hasil Belajar Menggambar Model Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima Tahun 2015
NO Hasil Tes Jumlah Skor
Siswa Ideal Tertiggi Terendah Rata-rata
1 Siklus I 30 100 67 46 56,50
2 Siklus II 30 100 86 60 73,00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar

menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima yang dilaksanakan dalam dua siklus mengalami peningkatan dari skor rata-

rata Siklus I sebesar 56,50 menjadi 73,00 pada Siklus II dari skor ideal 100 yang

mungkin dicapai.

Dari hasil ini menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata hasil belajar

menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima melalui penerapan model pembelajaran langsung


43

B. Pembahasan

Berdasarkan penjelasan peneliti dari awal penelitian berlangsung hingga

berakhirnya siklus Itercatat sejumlah perubahan yang terjadi pada Siswa yaitu:

1) Perhatian Siswa terhadap proses belajar mengajar pada pembelajaran seni

budaya pada materi menggambar model ditandai dengan kemauan Siswa

yang aktif pada saat proses menggambar model pada siklus I yaitu sekitar 10-

12 orang Siswa.

2) Keberanian Siswa untuk memberi taggapan terhadap gambar gambar model

Siswa lainya hanya berkisar 1-2 orang Siswa.

3) Dorongan dan perhatian Siswa untuk memberbaiki kesalahan pada gambar

model Siswa lainnya berkisar 8-10 orang Siswa, hal ini menunjukan Siswa

maupun berkerja sama dan berinteraksi dengan Siswa lainnya.

4) Proses Siswa untuk menyelesaikan gambar model dengan benar pada Siklus

ini masih terbatas pada Siswa yang tergolong pintar yaitu sekitar 1-3 orang

Siswa.

5) Frekuensi kehadiran Siswa tergolong tinggi, karena hannya 2 orang yang

tidak hadir selama pelaksanaan proses belajar pada siklus I ini. Akan tetapi

masih ada sekitar 5-7 Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat

pembahasan materi pelajaran.

Berdasarkan uraian pembahasan analisis data statistik menunjukan bahwa

sikap Siswa dalam proses belajar mengajar menggambar model pada Siswa

kelasVIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima, menunjukan bahwa ada 2

orang (6,67%) yang mendapat nilai 5 kebawa, ada 4 orang (13,33%) yang
44

mendapat nilai 6, ada 8 orang (26,67%) yang mendapat nilai 7, ada 12 orang

(40%) yang mendapat nilai 8 dan 4 orang (13,33%) yang mendapat nilai 9.

Hal ini menunjukan bahwa secara umum Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima terhadap proses menggambar model Siswa masih

kurang bagus. Hal ini dapat dilihat besarnya jumlah Siswa yang mendapat nilai 5,

6, 7, 8 dan hanya 4 orang yang mendapat 9.

Sedangkan Pada tes siklus I terdapat beberapa masalah yang menghambat

kemampuan Siswa dalam menggambar model antara lain :

a. Perhatian Siswa terhadap proses belajar mengajar semakin meningkat. Hal ini

ditandai dengan jumlah Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal

semakin sekitar 18-22 orang Siswa. Selain itu perhatian Siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar pada siklus II semakin meningkat terutama

pada saat penyajian materi berlangsung.

b. Keberanian Siswa yang semakin meningkat untuk menyelesaikan gambar

model yang diberikan terutama dalam pengambilan objek dan pemberian

gelap terang pada gambar. Siswa yang memberanikan diri untuk

menyelesaikan gambar model berkisar 10-15 orang selama proses belajar

mengajar berlangsung. Selain itu, kemampuan Siswa untuk menyelesaikan

gambar model dengan benar berkisar 8-10 orang Siswa dan tidak lagi terbatas

pada Siswa yang tergolong pintar. Siswa yang mempunyai kemampuan

sedang mengalami peningkatan yang mana merekasudah mampu untuk

menyelesaikan gambar model. Namun Siswa yang menanggapi gambar

model dari Siswa lain hampir secara keseluruhan.


45

c. Dorongan dan perhatian Siswa untuk memperbaiki kesalahan pada gambar

model memperlihatkan kemajuan disebabkan karena adanya perhatian dengan

pengembalian tugas dengan memberikan komentar pada gambar model Siswa

lainya. Hal tersebut memberikan perubahan kepada jumlah Siswa yang masih

memerlukan bimbingan dalam menyesaikan gambar model Siswa pada siklus

I yaitu tinggal 2 orang Siswa. Hal ini juga menyebabkan kemampuan Siswa

untuk bekerja sama dengan Siswa lainya terjadi peningkatan.

d. Kehadiran Siswa pada siklus ini hampir mencapai 100%, itupun Siswa yang

tidak hadir dengan alasan tertentu yaitu hanya pada pertemuan I yang tidak

hadir 1 orang secarah keseluruhan, Siswa yang melakukan kegiatan lain pada

saat pembahasan materi dan penyelesaian gambar model berlangsung hingga

akhir siklus pada kelas ini tidak ada.

Berdasarkan hasil analisis maka, sikap Siswa dalam proses belajar

mengajar menggambar model Siswa kelasVIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima, menunjukan ada 2 orang (6,66%) yang mendapat nilai 6, ada 8 orang

(26,67%) yang mendapat nilai 7, ada14 orang (46,67%) yang mendapat nilai 8,

ada 6 orang (20%) yang mendapat nilai 9.

Hal ini menunjukkan bahwa secara umum Siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Sanggar Kabupaten Bima terhadap menggambar model masih kurang maka

diperlukan adanya refleksi.

Sehingga berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa hasil refleksi

dalam proses belajar mengajar menggambar model Siswa kelas VIII SMP Negeri

2 Sanggar Kabupaten Bima, menunjukkan bahwa ada 12 orang (40%) yang


46

mendapat nilai 7, ada 16 orang (55,33%) yang mendapat nilai 8, ada 2 orang

(6,67%) yang mendapat nilai 9, dan tidak seorangpun yang mendapa 6 dan 5

kebawah.Hal ini menunjukkan bahwa secara umum siswa kelas VIII SMP Negeri

2 Sanggar Kabupaten Bima terhadap penilaian refleksi Siswa dalam proses belajar

mengajar sudah bagus.

Disamping itu juga walaupun kriteria kemampuan menggambar Siswa

sudah bagus juga masih ditemukan beberapa masalah yang perlu diperhatikan hal-

hal lain diantaranya:

a. Semangat/antusias dari pengamatan yang dilakukan peneliti selama dua siklus

pengajaran melalui proses belajar mengajar dengan model pembelajaran

langsung, terlihat adanya peningkatan hasil belajar juga adanya semangat

Siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan model pembelajaran

langsung. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah Siswa yang aktif

untuk menyelesaikan gambar model yang diberikan guru.

b. Motivasi dan minat selama penelitian dilaksanakan motivasi dan minat

belajar Siswa terhadap pelajaran menggambar model semakin meningkat, hal

ini dilihat semakin kurangnya Siswa yang melakukan kegiatan lain selama

pembahasan materi berlangsung. Bahkan Siswa berlomba untuk menanyakan

dan meminta bimbingan guru untuk menyelesaikan gambar model yang

diberikan guru. Mereka merasa senang belajar menggambar model dengan

model pembelajaran yang diterapkan serta suasana dalam kelas yang

diciptakan sangat menarik karena Siswa bebas berinteraksi antara guru dan

sesama Siswa lainnya.


47

c. Percaya diri demikian juga halnya dengan rasa percaya diri Siswa meningkat

selama mengikuti dua siklus dam proses belajar mengajar dengan model

pembelajaran langsung. Pada umumnya Siswa mempunyai pendapat bahwa

mereka tidak yakin tidak dapat menyelesaikan gambar model yang diberikan

secara maksimal dalam pembelajaran menggambar model. Akan tetapi

dengan adanya dorongan dan motivasi selama pelaksanaan tindakan

pandangan Siswa yang demikian semakin berkurang. Hal ini bisah terlihat

dari antusiasnya Siswa dalam menyelesaikan gambar model yang keseluruhan

itu menunjukkan adanya peningkatan percaya diri Siswa untuk

menyelesaikan gambar model Siswa secara maksimal

d. Interaksi Siswa dengan Siswa, Siswa dengan guru dari pengamatan yang

dilakukan peneliti selama dua siklus pengajaran melalui proses belajar

mengajar dengan pendekatan model pembelajaran langsung, terlihat bahwa

dengan diberikannya kesempatan kepada Siswa lain untuk memberikan

tanggapan atas gambar model temanya, dan memberikan kesempatan

membentuk temanya yang masih kurang, maka tercipta interaksi antara Siswa

dengan Siswa lainnya.

Sedangan kepercayaan diri yang sudah dimiliki oleh Siswa

menimbulkan keberanian untuk bertanya pada hal-hal yang kurang

dimengerti, bahkan ada Siswa yang mampu menanggapi gambar model

temanya jika tidak sepaham yang diketahuinya. Oleh karena itu, kondisi ini

menimbulkan interaksi antar guru dengan Siswa berjalan dengan baik dan

maksimal.
48

BAB V

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya kemampuan menggambar model

pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima, maka berikut ini

akan disimpulkan sebagai berikut.

1. Secara umum pelaksanaan pembelajaran menggambar model Siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima dengan siklus I dan siklus II

berjalan cukup baik. Beberapa unsur yang menunjang pelaksanaan tersebut

adalah kondisi ruangan yang cukup luas. Dalam pemberian tugas

menggambar model pada Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten

Bima cukup mampu menggambar model. Ini ditandai dengan skor rata-rata

Siswa dalam tes gambar blok dan plakat yang mendapat nilai 6 sebanyak 6

Siswa, nilai 7 sebanyak 22 Siswa, nilai 8 sebanyak 2 Siswa dan tidak

seorangpun mendapat nilai 5 kebawah.

2. Berdasarkan hasil mengamatan peneliti dilapangan dalam menggambar

model, khususnya pemahaman perspektif, ketetapan model dan penempatan

komposisi secara umum Siswa sudah mampu dan dapat menyelesaikanya

dengan baik.

3. Faktor penghambat Siswa dalam melakukan kegiatan menggambar model

adalah kurangnya kelengkapan bahan dan alat yang dimiliki oleh setiap

Siswa, karena hanya sebagian dari Siswa yang memiliki kelengkapan alat dan

48
49

bahan menggambar atau pada kisaran 23,35% dari 30 siswa SMP Negeri 2

Sanggar kabupaten Bima.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini peneliti menyampaikan beberapa saran dalam

meningkatkan kemampuan Siswa dalam menggambar model antara lain :

1. Hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran seni rupa dan kerajinan Siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar Kabupaten Bima khusunya dalam

menggambar model disediakan ruangan khusus yang representatif dan

lengkap.

2. Perlunya Siswa dibawa keluar kelas tempat bersejarah, tempat keramaian,

tempat wisata dan lain-lain guna memberi suasana dan perbandingan dalam

melihat objek gambar model sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak

membosankan bagi Siswa.

3. Hendaknya pihak sekolah menyediakan keperluan alat gambar seperti pensil,

penghapus, dan kertas gambar A3 guna membantu Siswa mengalami

kesulitan dalam menyediakan alat gambar tersebut. Hal ini dilakukan agar

semua Siswa aktif dan bersemangat dalam pelajaran menggambar model.

4. Perlunya Sekolah dan Siswa yang terkait untuk membiasakan

menyelenggarakan kegiatan lomba mengganbar model, mengingat

menggambar model merupakan dasar dalam melukis objek manusia.

5. Perlunya Guru bidang Studi Seni Rupa mengajak Siswa melakukan

kunjungan ketempat pameran Seni rupa, Guna proses apresiasi Siswa

terhadap seni.
50

DAFTAR PUSTAKA

Aprianto, Veri. 2004 Carah Mudah Menggambar Pensil. Jakarta. Kawan Pustaka

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT rinekacitra.


Dermawan, Budiman 1984. Penuntun Selajar Seni Rupa. Bandung: Geneca Exact.

Garha Oho. 1979. Pendidikan Kesenian kenirupa II untuk SPG . Jakarta


Depertemen Pendidika dan Kebudayaan

Kallo Nurdin, 1976. Dasar-Dasar Gambar Model.SPBS IKIP. Ujung pandang

Kallo Nurdin, 1986. Dasar-Dasar Ujung Pandang. SPBS IKIP Ujung Pandang

Kathie ,Layfield 1984. Belajar Menggambar. Jakarta: PT BPK Gunung Muliah

Leonardo. Colektion, Fundamental Of Drwing. Viciana : Italy

Moeliono, A,M. 1988. Kamus Besar Indonesia Edisi Pertama. Jakarta Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Muhammad. 1985 .Penelitan Pendidikan Prosedur Dan Strategi. Bandung


Angkasa

Pasan M. Anwar . 1989. Populasi Dan Sampel, Makalah Di bawakan Pada


Latihan Dasar Penelitian Dalam Rangka Bimbingan Penulisan Skripsi
Mahasiswa. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang

Rachmat Suhermawan, Rizal Ardhya Nugraha . 2009. Seni Rupa SMP/MTs


KELAS VII, VIII, IX, Bandung ; PT Sinergi Pustaka Indonesia

Subiantoro, Benny. 2014. Mudahnya Belajar menggambar Media Pembelajaran


Seni Budaya Bagi Guru Sekolah Taman Kanak-Kanakdan Guru Sekolah
Dasar (PGMI)

Soetjipto, Katjik. 1989. Sejarah Perkembanga nSeni Rupa Modern.Jakarta


:Depdikbud Dan Direktotarat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Sukaryono, Eddy dkk. 1989. Seni Rupa, Untuk SMP Kelas VII. Surakarta:
Widyaaduta

SuriaBrata, Sumadi .1983 .Metodelogi Penelitan .Jakarta CV Rajawali.


51

Tim Abdi Guru Ali. 2006. Seni Budaya. Jakarta Erlangga

Verlags gesell schaft, Koneman. 1999. Drawing For Beginners. Strabe: boner

(www.alikoto-artgallery.com/2014/09/teknik menggamabar model.


html(www.shvoong.com/social-sciences/psychology/2266274-definisi
kemampuan menggambar model. html)

Tim penyusun FKIP Unismuh Makkasar,( 20013),Pedoman Penulisan SKRIPSI.


Makkasar. Panrita press

viii
Irawan. Dilahirkan di desa Piong Kecematan Sanggar

Kabupaten Bima pada tanggal 11 Juni 1990, dari pasangan

Ayahanda H. Ismail dan Ibunda Hasnah. Penulis masuk Taman

Kanak-Kanak (TK) Desa Piong Kecamatan Sanggar Tamat

tahun 1995, melanjutkan di SDN 2 Piong Tamat tahun 2002, tahun 2002

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Sanggar Tamat tahun 2005, tahun 2005

masuk di SMAN 1 Sanggar tamat tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis

melanjutkan pendidikan di Program Studi Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai