SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
RISALDI
NIM 10541065713
i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT. Yang maha mengatur lagi maha bijaksana,
yang maha penyayang lagi maha dermawan, Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad SAW. Serta keluarga yang
mulia, sahabatnya tercinta dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman
Berkarya Seni Kriya Logam Teknik Timbul bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri
26 Makassar” dapat diselesaikan dengan baik. Tulisan ini diajukan sebagai syarat
yang harus dipenuhi guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Pada Program
Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua seiring sujud dan
terima kasih kepada kedua orang tua tercinta. Ayahanda Karim dan Ibunda
tersayang Nurhayati, yang tidak pernah sedikit pun melewatkan hidupnya untuk
mencurahkan pikiran, semangat, kasih sayang dan doanya yang begitu tulus
selama ini hingga selesainya studi. Serta yang sangat berjasa dalam kehidupan
penulis yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan sentiasa menyertai dengan
do‟a.
berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas member
vii
pihak dan berkah dari Allah SWT. Sehingga kendala-kendala yang dihadapi
2. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
3. Dr. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd, M.Sn, Ketua Program Studi Pendidikan
Muhammadiyah Makassar.
Makassar.
8. Dosen Prodi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
viii
10. Saudara kandung tercinta, Rifal dan Fauzan. Terima kasih atas do‟a dan
dukungannya.
11. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung, dan memotivasi
Rupa yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat
membacanya.
Mendengar dan Maha Mengetahui. Semoga Allah SWT membalas dengan pahala
yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam
Risaldi
ix
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. TinjauanPustaka ................................................................................ 6
1. Pengertian Kaleng Bekas ............................................................. 7
2. Pengertian Seni Kriya Logam ...................................................... 7
3. Teknik Timbul ............................................................................. 11
4. Pengertian Limbah Organik ......................................................... 12
B. Kerangka Pikir .................................................................................. 13
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................... 43
B. Saran ................................................................................................... 44
Lampiran .......................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membuat barang dari kerajinan logam bukanlah hal yang baru bagi
merupakan salah satu sarana pemenuhan kebutuhan hidup. Karya seni kriya
memiliki kekhasan tersendiri karena seni kriya merupakan suatu karya cipta
manusia yang didasari rasa estetis sesuai apa yang diinginkan oleh Manusia itu
Masyarakat.
Penggunaan bahan logam yang digunakan bagi siswa yang kerap membuat
siswa terbebani dalam pemenuhan bahan itu sendiri menjadikan Sekolah atau
siswa itu menghambat dalam membuat sebuah karya seni kriya logam, apalagi di
Sekolah-Sekolah yang jauh dari perkotaan yang ada di daerah-daerah atau pelosok
merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan logam yang biasa digunakan bahkan
siswa merasa terbebani oleh masalah biaya yang ditanggung dalam pengadaan
anorgani berbahan logam untuk menggantikan bahan yang dipakai oleh siswa
1
2
serta hasil dan kualitas yang dihasilkan tidak kalah bagus dengan bahan logam
pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni kriya terapan. Banyak hal-hal yang
dapat dilakukan oleh seorang guru seni rupa agar siswanya dapat berkreasi seni
kriya terapan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
berkreativitas dalam berkarya seni rupa. Salah satu langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
Kaleng merupakan jenis sampah anorganik yang sulit diurai oleh tanah
sehingga memerlukan waktu cukup lama. Kaleng mengandung banyak
unsur/komponen penyusun dan paling banyak adalah logam aluminium.
Limbah padat aluminium dibagi dua macam, yaitu limbah padat
aluminium primer seperti kaleng minuman ringan dan minuman bir serta
limbah padat aluminium sekunder seperti bingkai jendela dan pintu
aluminium. Limbah padat aluminium sekunder berbedakualitasnya dengan
limbah padat aluminium primer sehingga memerlukan perlakuan dan
pemeriksaan limbah padat aluminium sekunder sebelum didaur ulang.
Daur ulang aluminium adalah memproses kembali aluminium.
mengelolah limbah atau segala sesuatu yang tersedia di sekitarnya menjadi karya
seni. Dalam pembuatan karya logam ini saya menggunakan logam aluminium,
karena logam ini memiliki kelebihan dan keunikan dibandingkan logam yang lain,
mudah didapat dan cara pengerjaannya pun tidak terlalu sulit dan alatnya pun
karya seni kriya, yang secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias.Artinya
siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk
sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat
sekaligus estetik. Di sisi lain, pemanfaatan logam bekas ini juga menjawab
untuk melakukan penelitian “Proses Berkarya Seni Kriya Logam Teknik Timbul
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
bertujuan memperoleh data yang akurat, jelas dan benar atas masalah yang
proses berkarya seni kriya logam menggunakan kaleng bekas dengan teknik
D. Manfaat Penelitian
Makassar.
bagi peneliti dalam memanfaatkan limbah anorganik dan dapat menjadi bahan
4. Siswa, dapat mengetahui proses pembuatan seni kriya logam dengan bahan
Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni kriya terapan. Banyak hal-hal yang
dapat dilakukan oleh seorang guru seni rupa agar siswanya dapat berkreasi seni
kriya dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
seni kriya logam berbahan limbah anorganik.Dalam pembuatan karya seni kriya
sangat mudah karena alat dan bahannya sangat mudah didapatkan di lingkungan
sehari-hari.
Perkembangan dalam dunia seni rupa, yaitu munculnya kriya sebagai bagian
tersendiri yang terpisah dari seni rupa murni. Jika sebelumnya kita mengenal
istilah seni kriya sebagai bagian dari seni murni, kita mengenal istilah kriya atau
ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya merupakan istilah dari bahasa
dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif individual. Ciri
5
6
karya kriya adalah produk yang memiliki nilai yang baik dalam segi
estetik maupun guna. Sedangkan karya kriya yang kemudian dibuat misal
. Oleh karena itu, beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang dijadikan
sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Masyarakat. Kaleng merupakan jenis sampah anorganik yang sulit diurai oleh
berikut.
Di dalam bahasa Inggris disebut craft yang mengandung arti: energi atau
(pengrajin). Pada kenyataannya seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang
(mumpuni), maka tidak akan ada kesempatan bagi kita untuk menikmati karya
bagian tersendiri yang terpisah dari seni rupa murni. Jika sebelumnya kita
mengenal istilah kriya atau ada pula yang menyebutnya kriya seni. Kriya
produk yang bernilai artistik dengan keterampilan tangan, produk yang dihasilkan
umumnya eksklusif dan dibuat tunggal, baik atas pesanan ataupun kegiatan kreatif
individual. Ciri karya kriya adalah produk yang memiliki nilai yang baik dalam
segi estetik maupun guna. Sedangkan karya kriya yang kemudian dibuat misal
Seni kriya logam adalah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti
besi, perunggu, emas dan perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya
menggunakan sistem cor, ukir, tempa, rakit, las atau sesuai dengan bentuk yang
berat, alat tempur dan lain-lain.Seni kriya (seni kerajinan) ialah suatu usaha
membuat barang-barang hasil pekerjaan tangan, atau dapat pula berarti pekerjaan
Dari uraian ini dapat ditarik satu kata kunci yakni kriya adalah kerja,
pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya
Kriya merupakan cabang seni yang memiliki muatan estetik, simbolik dan
filosofis sehingga menghadirkan karya-karya yang monumental sepanjang
zaman. Praktik kriya pada masa lalu dibedakan dari kerajinan, kriya
berada dalam lingkup istana (kerajaan) pembuatnya diberi gelar Empu
sedangkan kerajinan yang berakar dari kata “rajin” berada di luar
lingkungan istana, diperankan oleh rakyat jelata dan pembuatnya disebut
pengrajin atau pandh.
Berikut contoh hasil karya yang terbuat dari kaleng bekas sebagai berikut:
Gambar.1 Bunga
Sumber :https://www.google.comsenikriyakalengbekas
9
Gambar.2 Kuda
Sumber :https://www.google.comsenikriyakalengbekas
Gambar.3 Kaligrafi
Sumber :https://www.google.com senikriyakalengbekas kaligrafi
10
3. Teknik timbul
Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya seni kriya logam dalam
pemanfaatan limbah anorganik yaitu teknik ketok atau biasa disebut totol, tekstur
11
yang dihasilkan oleh totolan dari alat yang digunakan mengikuti pola desain yang
(1982:51).
Pengertian teknik ketok timbul dalam dunia barat sama dengan "Repousse
(rəpūsā '),adalah teknik menghiasi permukaan logam dengan teknik tekan
dari arah dalam dan disepakati dari belakang dengan tangan dan dalam
makna yang sebenarnya repouse berartiRepousse, diterapkan
padagayaornamenlogamdiperolehdengan mengarahkankeluar
hinggadesain menjadicembung, dan terbentuk relief. Kemudian
dihiasidengan pola reliefyang dibuatdengan menekan ataumemalupada sisi
sebaliknya. Repousebekerja dengan teknik ornamentasilogamdalamdengan
menekan ataumemalupada sisi sebaliknya. Proses ini berulang sampai
tercapai bentuk yang diinginkan.
menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu
sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering,
dan sebagainya, sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sedangkan
sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
yang begitu banyak ditemukan disekitar kita maka dapat memunculkan ide untuk
limbah yang ada, serta melatih siswa untuk berfikir kreatif terhadap
B. Kerangka Pikir
tinjauan pustaka maka, dapatlah dibuatkan kerangka atau skema yang dijadikan
Hasil Penelitian
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
tempat penelitian di Sekolah tersebut untuk mengetahui proses berkarya seni kriya
logam teknik timbul bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar.
2. Lokasi Penelitian
SMPN 26 MKS
JL. TRAKTOR
JL.BULDOZER
JL. TRAKTOR IV
Lokasi Penelitian
MESJID NURUL
Penelitian ini akan dilaksanakan secara langsung diSMP Negeri 26
MUKHLISIN
13
14
seni kriya logam dengan mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat sebuah
pembuatan dan menciptakan karya seni kriya bahan logam, mulai awal pembuatan
sampai akhir pembuatan suatu karya bagi siswa kelas VIIISMP Negeri 26
Makassar.
C. Langkah-langkah Penelitian
bentuk desain dalam penelitian tersebut digambarkan dalam skema di bawah ini:
Deskripsi Data
Kesimpulan
15
1. Teknik observasi
logam bahan kaleng bekas dengan teknik timbul,dapat diukur dari indikator
Data yang ingin dicapai melalui observasi tersebut yaitu data primer
Format Observasi
yang di berikan
2. Studi dokumentasi
Teknik ini akan digunakan untuk mencatat semua data yang diperoleh dari
buku-buku atau literatur yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti.
Disamping itu juga mengambil gambar dengan cara hasil karya siswa-siswi yang
1. Pengumpulan data
penelitian.
2. Mereduksi data
selain itu, seleksi yang dilakukan untuk menentukan data dibutuhkan dan data
3. Penyajian data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai
penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini meliputi pencarian makna data serta
.
18
G. Instrumen Penilaian
HasilPenilaian
IndikatorKemampu
No Sangat SangatKur
an Baik Cukup Kurang
Baik ang
Pembuatan gambar
sketsa sesuai
1
dengan materi yang
diberikan
MengenalFungsiba
handan alat yang
2 digunakan dalam
berkaya kriya
logam
Proses membuat
3
kriya logam
Penyelesaianakhird
4 an hasil karya kriya
logam
Hasil Penelitian
A. Hasil Penelitian
teknik timbul bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar, siswa sangat
dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan dilihat dari bahan-
bahan yang disiapkan siswa untuk praktik pembuatan hasil karya seni kriya
dengan menggunakan kaleng bekas disisi lain siswa juga sangat gampang
terletak di Kota Makassar sangat mudah dijangkau dari segala arah melalui
calon siswa pada saat penerimaan siswa baru. Terbukti pada penerimaan siswa
19
20
baru tahun 2018/2019 dengan jumlah pendaftar yang mencapai 400 calon siswa,
Fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 26 Makassar antara lain ruang kelas
sejumlah 9 buah, laboratorium IPA terdiri dari 1 buah, ruang UKS-PMR terdiri
dari 1 buah, ruang koperasi terdiri dari 1 buah dan mushallah 1 Buah, dan 1 buah
Perpustakaan. Namun sekolah ini memiliki sarana olahraga yang belum memadai,
juga belum memiliki ruang guru, ruang komputer, dan solusinya adalah
SMP Negeri 26 Makassar telah menggunakan Kurikulum 2013 yang dimulai dari
orang dan tenaga tata usaha 7orang. Dari jumlah 49 guru terdiri dari 41 orang guru
tetap (PNS) dan 8 orang guru tidak tetap. Pada SMP Negeri 26 Makassar terdapat
SMP Negeri 26 Makassar saat ini adalah menyusun kurikulum 2013 untuk
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami dan
hidup sehat;
f. Membangun, menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif,
disampaikan oleh guru seni budaya dengan berpedoman pada SK/KD. Selain itu,
pembelajaran seni budaya dilaksanakan dalam delapan belas kali pertemuan untuk
tiap semester.
dan metode tidak akan berjalan dengan lancar tanpa ada sistem yang mengatur
tentang kurikulum sebagai sistem yang menjadi salah satu faktor penentu dalam
Sekolah, maka kurikulum dalam hal ini merupakan sistem yang digunakan
diSekolah untuk dipahami oleh guru dalam menyampaikan materi secara struktur
baik teoritis maupun praktis. Dengan demikian maka akan lebih mudah guru
pembelajaran.
Alokasi waktu yang diberikan untuk setiap pertemuan adalah 2x45 menit.
Salah-satu materi pembelajaran seni rupa yang berkaitan dengan seni kriya adalah
bekas teknik timbul. Pembelajaran seni kriya di SMP Negeri 26 Makassar ini
memanfaatkan kaleng bekas sebagai bahan utama. Pembelaran ini melalui tiga
a. Perencanaan
meliputi prota (program tahunan), pomes (program semesteran), silabus dan RPP
pembelajaran, materi yang akan disampaikan, sumber dan media yang digunakan,
menyebutkan alat dan bahan seni kriya dengan menggunakan bahan logam,
Kemudian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa mampu membuat
karya seni kriya menggunakan bahan logam kaleng bekas teknik timbul.
Media berkarya yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaleng bekas.
Bahan seni kriya yang dapat digunakan seperti logam, kaleng bekas, pulpen
pemberian tugas. Metode CTL, bertujuan untuk mengajak siswa pada aktivitas
bahan logam kaleng bekas teknik timbul. Penilaian hasil karya berdasarkan
beberapa aspek yaitu penggunaan bahan dan alat, idea tau gagasan, kreaktivitas,
dan teknik.
b. Pelaksanaan
meliputi tiga tahapan yaitu, kegiatan awal (pembukaan), kegiatan inti, serta
belajar mengajar.
pembelajaran seni rupa disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada
Siswanya.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru seni budaya (seni rupa)
menggunakan kaleng bekas. Namun guru tidak menunjukkan contoh karya seni
kriya dari bahan logam. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya. Langkah selanjutnya adalah guru menjelaskan tentang bahan dan
alat yang akan digunakan untuk pembuatan hasil karya seni kriya
Tahapan pertama, siswa menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan
membuat sket pada kertas atau langsung pada logam sesuai dengan ide yang ada
pada pikiran siswa masing-masing dengan menggunakan tema seni kriya berbahan
logam. Berikut gambar pada siswa sedang melakukan kegiatan membuat sket
kaleng bekas yang dilakukan di dalam kelas, siswa antusias dan bersemangat
membuat gambar sket. Siswa membuat gambar sket dengan menggunakan media
kertas. Sket yang dibuat siswa yaitu kaligrafi sesuai dengan kreaktivitas siswa.
bekas.
penindisan pada logam. Dalam kegiatan tersebut, siswa mencetak kaligrafi. Proses
gambar. Kemudian guru mengecek hasil karya siswa yang sudah jadi.
Selanjutnya, seluruh hasil karya siswa dikumpulkan ke meja yang paling depan
28
dilakukan penilaian oleh guru setelah proses pembelajaran selesai. Lalu guru
logam kaleng bekas. Pada penutup guru memberikan motivasi kepada siswa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hasil karya
Makassar di ikuti siswa dengan cukup antusias. Hal ini dapat di lihat dari
bekasdan kesiapan siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
buat praktik (kreasi). Siswa SMP Negeri 26 Makassar kelas VIII Sudah
dengan baik. Tingkat kesulitan siswa yang dialami yaitu proses pengetokan yang
memerlukan kecermatan dalam penindisan bahan logam sesuai dengan sket yang
telah dibuat di atas kertas serta saat proses pengetokan yang memerlukan
kesabaran. Secara garis besar, siswa SMP Negeri 26 Makassar cukup rajin dalam
membuat hasil karyanya. Hasil karya di kelas VIII ini beraneka ragam dan bentuk
Hal tersebut dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dan
dilihat dari bahan-bahan yang disiapkan siswa untuk praktik pembuatan hasil
karya seni dengan menggunakan kaleng bekas. Gambar bahan dan alat yang
siswa. Alat yang dibawa siswa adalah gunting, pisau, pulpen, paku, palu dan
penggaris. Sedangkan bahan yang dibawa adalah logamkaleng bekas, tripleks dan
lakban.
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas. Hal ini
dilakukan oleh guru untuk memastikan siswa benar-benar memahami apa yang
disampaikan guru.
membawa bahan dan alat untuk pertemuan yang selanjutnya. Guru melakukan
refleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Guru dan siswa bertanya
kaleng bekas.
kehadiran siswa dan menyampaika tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru
kemudian guru mengecek bahan dan alat yang digunakan lalu mengecek sket yang
sudah dibuat oleh siswa. Setelah itu siswa memulai karya seni kriya kaligrafi dari
kaleng bekas.
c. Evaluasi
Cara guru mengevaluasi bisa dilihat dari nilai yang ada pada penugasan. Guru
mengevaluasi siswa dari proses pembuatan karyanya dan hasil karya siswa. Siswa
remedial pada waktu pulang sekolah. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMP
pembelajaran seni kriya dengan menggunakan kaleng bekas. Hal tersebut sesuai
dengan penuturan salah-satu siswa yang berkata “saya senang karena saya bias
disisi lain bahannya gampang didapat dan dijangkau. Kemudian, siswa juga cukup
siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar hasilnya cukup bervariasi sesuai
Makassar.
33
Ide
Kreaktivitas
Teknik
sehingga nilai maksimal yaitu 100. Melalui keempat aspek tersebut akan diperoleh
nilai akhir hasil karya siswa yang terbagi ke beberapa kategori nilai, yaitu kategori
sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Rentang nilai kategori
2. 81-90 Baik
3. 71-80 Cukup
4. 61-70 Kurang
sampai 100 termasuk dalam kategori sangat baik. Siswa dengan nilai 81 sampai
sampai 60 termasuk kategori sangat kurang. Nilai yang diperoleh siswa kelas VIII
Melky 19 20 22 21 82 Baik
Azzahra 18 22 20 21 81 Baik
Fitra 20 18 22 17 77 Cukup
Kiki 21 22 24 19 86 Baik
Amelia 19 20 18 21 78 Cukup
Rizqan 22 20 21 18 81 Baik
Dessi 21 19 21 19 80 Baik
Ansyari 18 19 17 16 70 Kurang
35
Jaenab 19 19 17 20 75 Cukup
Putry 22 23 23 22 88 Baik
Jannah 20 18 19 20 77 Cukup
Astria 19 20 18 18 75 Cukup
Gunawa 20 22 21 19 82 Baik
Nuria 20 19 21 18 78 Cukup
Puspita 18 19 20 18 75 Cukup
Yulianti 19 18 19 17 73 Cukup
Syahrul 21 23 21 22 87 Baik
Yuli 22 23 22 22 87 Baik
Jumlah 1.432
Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 26
Makassar sebagai objek penelitian ini adalah 79,5 termasuk kategori telah
mencapai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh
guru SMP Negeri 26 Makassar. Siswa yang mendapat nilai kategori di atas KKM
berjumlah 9 orang, siswa dengan nilai kategori di bawah KKM berjumlah 8 orang.
Serta siswa yang memperoleh nilai dengan kategori luring yaitu berjumlah 1
orang.
Nilai rata-rata siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar dalam hasil
kategori di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) . Hal ini menunjukkan siswa
36
yang memperoleh nilai dalam kategori baik berjumlah 11 orang, siswa yang
5. Pembahasan
teknik timbul di SMP Negeri 26 Makassar diikuti siswa dengan cukup antusias.
Hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa saat mengikuti pembelajaran seni kriya
bahan yang digunakan buat praktik. Siswa SMP Negeri 26 Makassar kelas VIII
bekasdengan baik. Tingkat kesulitan siswa yang dialami yaitu proses pengetokan
yang memerlukan kecermatan dalam penindisan bahan logam sesuai dengan sket
yang telah dibuat di atas kertas serta saat pengetokan yang memerlukan
kesabaran. Secara garis besar, siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar cukup
rajin dalam pembuatan hasil karyanya. Hasil karya kelas VIII ini beraneka ragam
dan bentuk dalam pembuatan temanya misal: Lafal Allah, Muhammad, dan
lainnya.
sangat mudah didapat. Hal tersebut sesuai dengan penuturan salah satu yang
berkata “saya senang karena saya bisa mendapatkan pengalaman”. Siswa kelas
VIII SMP Negeri 26 Makassar lebih senang dengan pembelajaran seni kriya
37
dengan baik kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa lebih semangat dalam
menyelesaikan hasil karyanya. Karya kaligrafi yang dihasilkan siswa kelas VIII
logam yaitu proses totok pada permukaan logam dengan memperhatikan desain
yang ada pada media logam dan membersihkan kesan agar desain yang
dipindahkan ke logam tersebut muncul dan ini merupakan proses akhir dalam
1. Melky 82 a. Desain
3. Fitra 77 c. Kehadiran
4. Kiki 86 d. Keaktifan
39
6. Rizqan 81 logam
7. Dessi 80
8. Ansyari 70
9. Jaenab 75
Total : 710
menempel dengan baik ditripleks dan menunggu lemnya kering kemudian baru
melakukan proses totok dan ini merupakan proses ke empat dalam membuat seni
1. Putry 88 a. Desain
3. Astria 75 c. Kehadiran
4. Gunawa 82 d. Keaktifan
6. Puspita 75
7. Yulianti 73
8. Syahrul 87
9. Yuli 87
Total : 722
kaleng bekasnilai rata-rata siswa 79.5 kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar adalah
ditentukan oleh guru mata pelajaran seni budaya. Selain guru yang memberikan
rata siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Makassar dalam hasil pembelajaran karya
seni kriya menggunakan bahan logam teknik timbul yaitu termasuk kategori di
atas KKM yang telah ditentukan oleh guru SMP Negeri 26 Makassar dan apabila
ada siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditentukan oleh guru seni budaya maka siswa yang bersangkutan akan melakukan
remedial.
Aspek-aspek penilaian karya yang digunakan oleh guru dan peneliti yaitu
ide, kreativitas, teknik dan karakteristik. Hasil evaluasi oleh guru menunjukkan
nilai rata-rata siswa adalah termaksud kategori cukup dan hasil evaluasi oleh
Kedua hasil evaluasi tersebut termasuk dalam kategori cukup atau memenuhi di
42
atas KKM, tetapi bila dilihat berdasarkan rincian nilai yang diperoleh oleh siswa
diketahui bahwa hasil evaluasi oleh peneliti menunjukkan adanya 11 siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori baik. Sementara hasil evaluasi oleh guru
menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak
9 siswa.
Hasil penilaian tersebut maka dapat disimpulkan hasil evaluasi guru dan
peneliti menunjukkan perolehan nilai yang sama yaitu termasuk dalam kategori
A. Kesimpulan
logam kaleng bekas teknik timbul pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26
Makassar berjalan sesuai dengan rancangan oleh guru. Pembelajaran seni kriya
menggunakan bahan kaleng bekas yang dilakukan didalam kelas, siswa dengan
cukup antusias dan bersemangat. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa
yang dibuat diatas kertas serta proses pengetokan yang memerlukan kesabaran.
Secara garis besar, siswa SMP Negeri 26 Makassar cukup rajin dalam
pembuatan hasil karyanya. Hasil karya siswa kelas VIII ini beraneka ragam dan
lainnya.
43
44
bahannya mudah di dapat, hal tersebut sesuai dengan penuturan siswa yang
berkata “saya senang karena bias mendapatkan pengalaman”. Siswa kelas VIII
SMP Negeri 26 Makassar lebih senang dengan pembelajaran seni kriya dengan
dengan baik kegiatan yang dilakukan, sehingga siswa lebih semangat dalam
yang diberikan yaitu membuat karya seni kriya mengguanakan bahan logam
kaleng bekas. Sesuai hasil pengataman peneliti, guru sudah cukup baik dalam
terhadap siswa juga diketahui bahwa siswa terlihat serius dalam mengerjakan
B. Saran
2. Kepada Pendidik, agar hasil penelitian ini dijadikan referensi guna menemukan
cara yang efektif dan bervariasi dalam usaha untuk menarik perhatian peserta
3. Kepada Peneliti yang akan mengadakan penelitian lanjutan, agar penelitian ini
Soekarman. 1983. Pemanfaatan Tinja dan Sampah DKI Jakarta untuk Menunjang
Pembangunan Nasional.Jakarta. CV. Era Swasta.
46
48
sendiri dan pertama kali mengikuti pendidikan formal pada tahun 2000 di SDN
SMPN 3 Sinjai timur dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
Program Studi Pendidkan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP).