Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN ORNAMEN

Ornamen berasal dari kata “ORNARE” (bahasa Latin) yang berarti menghias.
Ornamen juga berarti “dekorasi” atau hiasan, sehingga ornamen sering disebut sebagai disain
dekoratif atau disain ragam hias.

Dalam Ensiklopedia Indonesia  p. 1017 ornamen adalah setiap hiasan bergaya


geometrik atau bergaya lain, ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari suatu hasil
kerajinan tangan (perabotan, pakaian dan sebagainya) termasuk arsitektur. Dari pengertian
tersebut jelas menempatkan ornamen sebagai karya seni yang dibuat untuk diabdikan atau
mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk menambah nilai estetis dari
suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau
produk tersebut. Dalam hal ini ada ornamen yang bersifat pasif dan aktif. Pasif maksudnya
ornamen tersebut hanya berfungsi menghias, tidak ada kaitanya dengan hal lain seperti ikut
mendukung konstruksi atau kekuatan suatu benda. Sedangkan ornamen berfungsi aktif
maksudnya selain untuk menghias suatu benda juga mendukung hal lain pada benda tersebut
misalnya ikut menentukan kekuatanya (kaki kursi motif belalai gajah/motif kaki elang)

Pendapat lain menyebutkan bahwa : Ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan
digambar, dipahat, dan dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu
benda atau karya seni. Ornamen juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar
(lukisan atau jenis karya lainnya) sebagai bagian dari struktur yang ada didalam. (Susanto,
2003).

Pendapat ini agak luas, ornamen tidak hanya dimanfaatkan untuk menghias suatu
benda/produk fungsional tapi juga sebagai elemen penting dalam karya seni (lukisan, patung,
grafis), sedangkan teknik visualisasinya tidak hanya digambar seperti yang kita kenal selama
ini, tapi juga dipahat, dan dicetak.

Dalam perkembangan selanjutnya, penciptaan karya seni ornamen tidak hanya dimaksudkan
untuk mendukung keindahan suatu benda, tapi dengan semangat kreativitas seniman mulai
membuat karya ornamen sebagai karya seni yang berdiri sendiri, tanpa harus menumpang
atau mengabdi pada kepentingan lain. Karya semacam dikenal dengan seni dekoratif (lukisan
atau karya lain yang mengandalkan hiasan sebagai unsur utama).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa: ornamen adalah salah satu
karya seni yang biasanya dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda atau produk,
yang memiliki fungsi hias dan simbolik (memiliki arti).

Ornament simbolis banyak terdapat pada produk-produk seni masa lalu (tradisional),
biasanya yang digunakan adalah motif kala, biawak, naga, burung atau garuda. Motif kala
pada gerbang candi merupakan gambaran muka raksasa atau banaspati sebagai symbol
penolak bala. Biawak sebagai motif ornament diwaksudkan sebagai penjelmaan roh nenek
moyang, naga atau ular sebagai simbol dunia bawah dan burung dipandang sebagai simbol
dunia atas ( Sunaryo, 2009 : 5 ). Sebagai contoh fungsi simbolik terdapat pada ornament di
sebuah mihrob masjid mantingan yang digunakan sebagai condro sengkolo atautiti
mangsatanda masa (tahun) dibangunnya masjid mantingan,(3) fungsi estetik konstruktif,
dalam hal ini ornament menjadi bagian untuk memperindah struktur konstruksi produk atau
benda seni. Adanya fungsi estetik konstruktif ornamen terkait erat dengan produk yang
dihiasinya, contohnya motif kuda pada karya ukir bonggol kayu jati, atau motif kepiting pada
karya kursi.

TEKNIK PERWUJUDAN ORNAMEN

Ornamen atau ragam hias merupakan hasil karya seni yang terinspirasi dari suatu obyek
tertentu kemudian digubah bentuknya sedemikian rupa dengan cara tertentu, seperti dengan
cara stilasi (digayakan) & deformasi (perubahan bentuk) = penyederhanaan (abstraksi)

Representatif = bentuk objek menyerupai bentuk aslinya (alam, benda, manusia)


1. DEFORMASI

deformasi menggubah obyek (menyederhanakan) gambar dengan cara menata ulang


bentuknya sehingga menjadi bentuk yang berbeda namun tanpa menghilangkan ciri atau
karakter obyek

Berikut adalah proses menggambar dengan teknik deformasi fauna:

Contoh Objek Fauna (Ikan)

Contoh Deformasi Penyederhanaan

Contoh Deformasi Bentuk


2. STILASI

Stilirisasi atau gubahan yaitu pembuatan motif ornamen dengan cara melakukan gubahan
atau merubah bentuk tertentu, dengan tidak meninggalkan identitas atau ciri khas dari bentuk
yang digubah/distilirisasi, atau dengan menggayakan bentuk tertentu menjadi karya seni
ornamen. Bentuk-bentuk yang dijadikan inspirasi adalah binatang, tumbuhan, manusia, dan
benda alam lainnya.

Berikut adalah proses menggambar dengan teknik stilasi fauna:

Contoh Objek Fauna (Ikan)

Contoh Bentuk Stilasi

Contoh Bentuk Stilasi Flora (Burung)


MACAM-MACAM MOTIF DEKORASI / ORNAMEN

Menurut Sunaryo (2011 : 16), jenis-jenis ornament nusantara berdasarkan motif


hiasnya dapat dikelompokkan menjadi (1) Motif geometris (2) motif manusia (3) motif
binatang (4) motif tumbuh-tumbuhan (5) motif benda-benda alam (6) motif benda tehnologis
dan kaligrafi.

1. MOTIF GEOMATRIS

Motif geometris adalah bentuk motif yang menggunakan bentuk garis atau bidang
yang pada umumnya bersifat ilmu ukur maksudnya bentuk-bentuk yang ada berbentuk garis,
bidang segi empat, segi tiga, jajaran genjang belah ketupat dan sejenisnya.Motif geometris
ada yang disebut motif meander, pilin, banji, swastika, kawung maupun tumpal.

Motif meander biasanya digunakan sebagai hiasan tepi suatu produk kerajinan, motif ini
mempunyai variasi bentuk yang beragam. Apabila di perhatikan bentuknya motif meander
ada yang berbentuk seperti huruf “T”atau huruf “ J “ yang berjajar saling berkebalikan
terkait, dengan variasi garis lurus maupun yang lengkung berkelok-kelok. Di bali motif
meander dengan berbagai variasinya disebut kuta mesir.
Motif Motifpilin berbentuk garis lengkung sepiral, di Jepara bentuk ini dikenal dengan
namaulir. Motif pilin dapat dibedakan menjadi pilin tunggal yang berbentuk ikal, pilin ganda
yang berbentuk seperti huruf “ S “ dan adapula jenis pilin ganda yang saling menyambung
berganti arah. Motif pilin biasanya disusun secar berulang dan berderet secara vertical,
horizontal bahkan berbentuk diagonal seperti yang dikenal dengan motif parang.Namun jenis
motif parang ini ada yang menyebutnya sebagai jenis motif lereng yaitu motif geometris
yang memiliki bentuk atau pola dasar garis-garis miring yang sejajar.
Motif banji hanya di kenal dijawa, meskipun kata banji sesungguhnya berasal dari kata china
wan-ji sehingga tidak salah apabila  motif jenis ini dikatakaan sebagi motif yang mendapat
pengaruh china. Motif ini memiliki bentuk dasar garis tekuk yang bersilang atau palang
berkait.Motif banji di beberapa daerah jawa lebih dikenal sebagi motif swastika.

Di toraja, ornamen dengan motif semacam ini disebut sekong sala ( palang berkait ) yang
mengandung makna peringatan agar tidak mencampuri urusan orang lain, atau motif ukir
passepu torongkong yang melambangkan kerukunan ( Sunaryo,27: 2011 ).

Motif kawung merupakan jenis motif  yangterbentuk dari lingkaran yang berjajar ke kiri, ke
kanan, atas dan bawah yang saling berpotongan. Bentuk dasar motif kawung merupakan
susunan lingkaran yang disusun sedemikian rupa mirip buah aren ( kawung ;sunda ) yang
dibelah menjadi dua.

Bentuk dasar motif kawung

Motif tumpal adalah jenis motif yang berbentuk dasar segi tiga sama sisi, biasanya berpola
saling berderet atau berkait. Di Sumatra Barat motif tumpal disebut pucuak rebuang (bucuk
rebung), banyak digunakan untuk menghias kain tenun songket, di Tapanuli Selatan disebut
motif hias bindu, di Batak Simalungun disebut ipon-ipon yang berarti gigi, di Jawa
adapulayang mengenal motif ini dengan sebutan untu walang( lihat sunaryo:2011).
Motif manusia adalah jenis motif yang menggunakan wujud manusia seluruhnya atau bagian
tertentu sebagai gagasan utama ragam hias. Bentuk motif manusia bisa saja digubah dengan
cara stilasi, distori, abstraksi maupun secara natural, baik perwujudan seluruh tubuh manusia
maupun bagian tubuh tertentu.

Motif binatang merupakan jenis motif yang menggunakan wujud binatang seluruhnya atau
bagian tertentu sebagai gagasan utama ragam hias. Bentuk motif hewan bisa saja digubah
dengan cara stilasi, distori maupun secara natural, baik perwujudan seluruh tubuh binatang
maupun bagian tubuh tertentu.

Motif tumbuhan merupakan jenis motif yang menggunakan wujud tumbuhan atau bagian
tertentu tumbuhan sebagai gagasan utama ragam hias. Bentuk motif tumbuhan bisa saja
digubah dengan cara stilasi, distori, abstraksi  maupun secara natural, baik perwujudan
seluruh bagian tumbuhan  maupun bagian tertentu.
Motif benda-benda alam merupakan jenis motif yang menggunakan wujud bentuk benda-
benda alam sebagai gagasan utama ragam hias. Bentuk motif benda-benda alam biasanya
digubah dengan cara stilasi.

Motif Kaligrafi Huruf yang ditulis indah disebut kaligrafi. Pada masa kekuasaan kerajaan
Islam di Nusantara kaligrafi huruf Arab yang disebut khath menjadi salah satu motif hias
yang sering dipakai. Motif hias yang sebagian merupakan nama Allah atau petikan ayat dari
Alquran dan Hadis biasa diterapkan pada kriya logam, kayu, kain, motif hias kaligrafi Arab
pada kain batik dan sebagainya.

POLA DALAM DEKORASI/ ORNAMEN


Penyusunan pola dilakukan dengan jalan menebarkan motif secara berulang-ulang, jalin-
menjalin, selang-seling, berderet, atau variasi satu motif dengan motif lainnya. Hal-hal yang
terkait dengan pembuatan pola adalah :

a.Simetris yaitu pola yang dibuat, antara bagian kanan dan kiri atau atas dan bawah adalah
sama.

b.Asimetris yaitu pola yang dibuat antara bagian-bagiannya (kanan-kiri, atas-bawah) tidak
sama.

c.Pengulangan yaitu pola yang dibuat dengan pengulangan motif-motif.

d.Bebas atau kreasi yaitu pola yang dibuat secara bebas dan bervariasi.

Pola memiliki fungsi sebagai arahan dalam membuat suatu perwujudan bentuk artinya
sebagai pegangan dalam pembuatan agar tidak menyimpang dari bentuk/motif yang
dikehendaki, sehingga hasil karya sesuai dengan ide yang diungkapkan.

ORNAMEN DALAM BENTUK KARYA BATIK


1. Ornamen pokok/utama berbentuk stilisasi dari benda alam atau hewan, melambangkan
suatu ma’na, mempunyai arti filosofis, seperti ornamen meru, pohon hayat, ular atau
naga, lidah api dan sebagainya. Biasanya berukuran cukup besar atau dominan dalam
sebuah motif.

a. Ornamen Meru berupa stilisasi bentuk gunung.

Kata meru berasal dari Gunung Mahameru. Gunung ini dianggap sebagai tempat tinggal atau
singgasana bagi para dewa, Tri Murti, yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma, dan
Sang Hyang Siwa. Tri Murti ini melambangkan sumber segala kehidupan, sumber
kemakmuran, dan sumber kebahagiaan hidup di dunia. Oleh karena itu, meru digunakan agar
si pemakai selalu mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan. Ornamen ini juga
melambangkan tanah atau bumi yang di dalamnya terdapat berbagai kehidupan, namusia,
hewan dan tumbuhan.

b. Ornamen pohon hayat disebut juga Pohon Surga,

merupakan suatu bentuk pohon khayalan yang bersifat perkasa dan sakti, dan merupakan
lambang kehidupan. Pohon ini digambarkan terdiri atas batang, dahan, kuncup, daun, berakar
tunjang atau sobrah. Pohon ini hampir terdapat di semua daerah di Indonesia dengan berbagai
variasi. Di seni anyaman Kalimantan, pohon ini disebut Batang Garing. Dalam seni wayang
disebut Gunungan atau Kayon. Pohon ini terdapat di relief Candi Jago dan di percaya telah
ada sejak abad ke 13, namun bukti yang paling jelas adalah pohon ini terdapat di relief
kompleks makam Ratu Kalimanyat yang bertuliskan tahun 1559.

c. Ornamen lidah api melambangkan nyala api atau agni,

ornamen ini sering disebut sebagai cemukiran atau modang. Makna ini sering dikaitkan
dengan kesaktian dan ambisi untuk mendapatkan apa yang diinginkan karena dalam
pemakaiannya digambarkan dengan deretan api.

d. Ornamen ular atau naga ornamen ini dalam pemakaiannya digambarkan ular yang
kepalanya memakai mahkota. Ornamen ini melambangkan kesaktian dan kekuatan
yang luar biasa

e. Ornamen gurda. Gurda berasal dari kata garuda.

Garuda merupakan burung besar yang dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda
mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bentuk ornamen gurda ini terdiri dari dua buah
sayap (lar) dan di tengahnya terdapat badan dan ekor. Garuda merupakan tunggangan Batara
Wisnu yang dikenal sebagai Dewa Matahari. Garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu dan
dijadikan sebagai lambang matahari. Oleh masyarakat Jawa, garuda merupakan simbol
mahkota/kekuasaan, kejantanan.

Contoh ornament garuda


2. Ornamen pelengkap/pengisi bidang adalah ornamen yang dibuat untuk mengisi
bidang yang kosong di samping ornamen pokok. Ornamen pelengkap tidak
mempunyai arti atau ma’na tertentu kecuali untuk melengkapi hiasan dan keindahan.
Misalnya ornamen tumbuhan seperti pohon, bunga, daun, sulur-suluran; hewan seperti
burung, kupu-kupu, ikan, merak, ayam dan sebagainya.

3. Isen (isian) berupa titik atau garis yang berfungsi mengisi didang kosong pada
kerangka ornamen sehingga menjadi ornamen yang sempurna dan indah. Pada ganbar
berikut: sebelah kiri adalah kerangka gambar ornamen yang belum sempurna, dan
sebelah kanan gambar ornamen yang sempurna, telah diisi isen berupa titik-titik dan
garis-garis.

Motif pada ornamen batik terdiri dari ornamen utama dan ornamen pengisi. Adapun beberapa
macam isen motif yang hingga sekarang masih berkembang diantaranya motif isen:

- Cecek
- Cecek Pitu
- Sisik melik
- Cecek sawut
- Cecek sawu daun
- Sisik gringsing
- Galarn
- Rambutan
- Sirapan,
- Cacah gori dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai