Clinton.14th@gmail.com
Abstrak-Vihara Dharma Jaya Tosebio memiliki banyak benda-benda yang sering digunakan
ragam hias naga pad arsitekturnya. Masih sedikit yang
mengetahui makna raga hias naga pada arsitektur vihara ataupun pada bagian-bagian pada
Toasebio. Naga merupaka ragam hias yang penting
dalam vihara kedudukan yang tinggi, bahkan posisi naga bangunan sebagai simbol
pada atap menjadi identitas bangunan Tionghoa, karena
keberuntungan.
memberikan makna bahwa bangunan tersebut
merupakan bangunan penting,seperti istana dan kuil
peribadatan. Penelitian ini mencoba untuk mencari tahu Vihara Dharma Jaya Toasebio
makna ragam hias naga dengan menggunakan Teknik
sering mengadakan acara besar
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi lingkungan vihara secara langsung dan keagamaan menurut keyakinan,
mewawancara penjaga vihara. Naga merupakan simbol
kekuasaan, kebaikan dan keberuntungan. Temuan kepercayaan agama Buddha, serta
penelitian ini adalah ragam hias naga pada posisi atap
memiliki makna pelindung bangunan dan pengguna di tempat orang awam melakukan ibadah
dalamnya. Makna ragam hias naga pada bagian kolom
sesuai keyakinan, kepercayaan
dan kuda-kuda atap adalah sebagai pengokoh struktur
bangunan. masing-masing baik perorangan
maupun kelompok.
1. PENDAHULUAN
Pada vihara Toasebio terdapat
1.1. LATAR BELAKANG banyak elemen ragam hias naga yang
Makna ragam hias naga pada diaplikasikan pada arsitekturnya.
arsitektur vihara jarang diketahui oleh Seperti pada bagian atap, pagoda, dan
orang. Masih banyak orang yang juga pilar-pilar bangunan vihara.
menganggap bahwa ragam hias naga Setelah mengamati hal tersebut, maka
pada vihara hanyalah untuk peneliti tertarik untuk meneliti lebih
mendukung gaya oriental. Naga adalah lanjut tentang makna ragam hias naga
seekor hewan yang banyak terdapat di yang diaplikasikan pada arsitektur
dalam legenda-legenda di dunia yang Vihara Dharma Jaya Toasebio.
keberadaannya dianggap mitos. Naga
Penulis memiliki harapan agar
pada legenda tiongkok banyak
penelitian ini dapat memberikan
dipercayai sebagai sebuah simbol
pengetahuan lebih mendalam
ataupun lambang yang sering
mengenai makna ragam hias naga
digunakan dan diaplikasikan pada
kepada para pembaca terutama bagi reptil berukuran raksasa. Makhluk ini
arsitek agar dapat mendapatkan muncul dalam berbagai kebudayaan.
referensi dari hasil penelitian ini. Pada umumnya berwujud seekor ular
1.2. LANDASAN TEORITIK besar, tetapi ada pula yang
Ragam hias dapat juga disebut menggambarkannya sebagai kadal
ornamen, menurut buku “The bersayap yang memilik beberapa
Function of Ornament”, definisi kepala dan dapat menghembuskan
ornamen adalah sebagai berikut: nafas api. Naga dipercaya dapat
ditaklukan lewat musik. (Newton,
Ornamen adalah gambar yang
1923)
muncul dari bahan substrat, yang
mengekspresikan kekuatan yang Pada arsitektur bangunan,
tertanam melalui proses konstruksi, gambaran naga muncul sangat banyak
penyatuan, dan pertumbuhan. Melalui pada setiap bagian bangunan resmi
ornamen dengan material efek kekaisaran, istana kaisar, kuil-kuil,
transmisi. Oleh karena itu ornamen bangunan resmi pemerintahan, rumah
diperlukan dan tak terpisahkan oleh para bangsawan. Naga diukirkan pada
objek. Ornamen bukan topeng untuk tiang-tiang kolom, digambarkan pada
ditentukan sebuah priori untuk plafon langit-langit bangunan, pada
membuat makna spesifik (seperti dinding bangunan, pintu dan jendela
Postmodernisme) meskipun memiliki bangunan, tangga, railing panggung, di
konstribusi untuk kontigen atau taman istana, pada hiasan jembatan.
signifikan paksa (karakteristik dari Pada perlengkapan furniture istana
semua bentuk). Ornamen tidak (Newton, 1923)
mempunyai maksud untuk Naga merupakan salah satu syarat
mendekorasi dan tidak memiliki pada bangunan-bangunan suci, salah
makna tersembunyi. Pada waktu satunya adalah vihara, karena naga
terbaik ornamen menjadi “tanda merupakan perwujudan kaisar yang
kosong” yang mampu menghasilkan hadir di dalam bangunan-bangunan
jumlah yang tidak terbatas dari suci. Kekaisaran sudah lama hilang,
resonasi. (Farshid Moussavi & namun masyarakat Cina masih
Michael Kubo 2006:8) mempercayai bahwa naga merupakan
Naga adalah sebutan umum untuk penjelmaan dari kaisar mereka
makhluk mitologi yang berwujud sehingga bentuk naga akan selalu
hadir di dalam arsitektur Cina Akan tetapi, karena Cheng-goan Cin-
(Miskaningsih, 2017: 65) kun / Qingyuan Zhenjun, dewata
pelindung masyarakat Kabupaten Tio-
Selain dari simbol kekuasaan, naga
thoa/Changtai, juga dikenal sebagai
merupakan suatu simbol dari kekuatan
Toa-sai Kong / Dashi Gong (Paduka
yang dapat memberikan kebaikan dan
Duta Besar), maka kelenteng ini juga
keberuntungan bagi umat manusia.
dikenal sebagai kelenteng Toa-sai
Hal ini dapat terlihat dari bangunan-
Bio/Dashi Miao (Kelenteng Duta
bangunan dengan arsitektur Cina
Besar). Nama Toa-sai Bio di lidah
memiliki ciri khas sendiriengan
penduduk lama-kelamaan berubah
memasang naga sebagai salah satu
lafal menjadi Toa-se Bio dan menjadi
jimat keberuntungan bagi bangunan
nama jalan dimana kelenteng ini
tersebut (Miskaningsih, 2017: 66)
berada dan juga nama lingkungan
sekitarnya. Nama Toasebio ini sampai
2. METODE
sekarang masih dipakai, dari sinilah
Lokasi penelitian dilakukan di
nama paroki di lingkungan ini, Paroki
Yayasan Vihara Dharma Jaya
Toasebio. Pada zaman Orde Baru oleh
Toasebio. Lengkapnya Vihara ini
adanya Peraturan Pemerintah No.
terletak di Jl. Kemenangan III No.48
14/1967 banyak kelenteng (Chinese
B, RT.11/RW.3, Glodok, Kec. Taman
temple) yang berubah status menjadi
Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah
vihara (Buddhist monastery/temple).
Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian
Nama kelenteng Toa-sai Bio diganti
dilaksanakan pada bulan September
menjadi Vihara Dharma Jaya
sampai Oktober 2019. Vihara
Toasebio, karena hanya Buddhisme
Toasebio sudah berdiri di tempatnya
yang "diakui" sebagai agama oleh
yang sekarang sejak semula didirikan
negara, sedangkan Konfusianisme dan
pada sekitar menjelang pertengahan
Taoisme tidak.
abad ke-18 oleh komunitas Tionghoa
asal Kabupaten Tiothoa/Changtai di Toasebio sendiri adalah gabungan
Keresidenan Ciangciu/Zhangzhou dan dari dua kata yakni Toase yang berarti
tidak pernah dipindahkan dari tempat pesan dan Bio adalah kelenteng.
lain. Nama resmi kelenteng ini adalah Sehingga dimaksudkan kelenteng ini
kuda atap berdasarkan teori ragam hias naga pada kuda-kuda atap
adalah sebagai penantang bahaya. Naga
terdapat pada kolom Vihara Toasebio. tersebut diibaratkan sebagai sosok penjaga
yang mengawasi disetiap sudut bangunan
dan menolak bala agar tidak dapat masuk
ke bangunan. Berdasarkan hasil survei,
makna naga yang terdapat pada kuda-kuda
atap akan memberikan kekuatan pada
bangunannya agar bertahan lama dan
keberuntungan pada pengguna. Terdapat
kemiripan makna antara yang didapatkan
dari landasan teori dan survei yaitu ragam
hias naga pada kuda-kuda atap
memberikan makna sebagai penjaga
bangunan yang melindungi bangunan agar
tetap kokoh berdiri dan sebagai penangkal
bala yang akan memberikan didapat dari landasan teori dan survei yaitu
keberuntungan kepada pengguna kekuatan dan daya tahan.
Ragam hias naga yang terdapat pada Arsitektur Cina Pada Bangunan Maha
sebagai simbol kekuatan. Pada kuda-kuda Cai, Zeng Lung. (2008). Western Dragon
atap, makna ragam hias naga adalah and Chinese Long: Mistranlation and