Disusun Oleh
Nama : Annasruddin Pratama
NIM : 5201415035
Rombel : 3
Dengan menyebut nama Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Permesinan II.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, dari susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karenanya kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
memperbaiki Laporan yang telah kami buat. Terimakasih
Annasrudin Pratama
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
lakukan karena bahan yang berupa alumunium merupakan bahan yang lunak.
Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk pemotongannya.
Sebagai mahasiswa teknik mesin praktikum ini digunakan sebagai pengenalan
dan pelatihan skill menggunakan mesin. Selain mengenal mesin beserta
perlengkapannya. Praktikum ini digunakan untuk mengetahui dan menganalisis bahan
yang di gunakan. Selain pemilihan bahan. Ketelitian mengukur juga diperlukan.
Sehingga benda yang di hasikan memuaskan.
B. Tujuan Praktikum
5
BAB II
DASAR TEORI
A. Proses Permesinan
Proses pemesinan dengan menggunakan prinsip pemotongan logam dibagi
dalam tiga kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan dengan mesin pres, proses
pemotongan konvensional dengan mesin perkakas, dan proses pemotongan non
konvensional. Proses pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi
pengguntingan (shearing), pengepresan (pressing) dan penarikan (drawing,
elongating). Proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas meliputi proses
bubut (turning), proses frais (milling), dan sekrap (shaping). Proses pemotongan non
konvensional contohnya dengan mesin EDM (Electrical Discharge Machining) dan
wire cutting. Proses pemotongan logam ini biasanya disebut proses pemesinan, yang
dilakukan dengan cara membuang bagian benda kerja yang tidak digunakan menjadi
beram (chips), sehingga terbentuk benda kerja. Dari semua prinsip pemotongan di
atas pada buku ini akan dibahas tentang proses pemesinan dengan menggunakan
mesin perkakas. Proses pemesinan adalah proses yang paling banyak dilakukan untuk
menghasilkan suatu produk jadi yang berbahan baku logam. Diperkirakan sekitar 60%
sampai 80% dari seluruh proses pembuatan komponen mesin yang komplit dilakukan
dengan proses pemesinan. (Hamdani, 2014)
B. Proses Pembubutan
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian bagian
mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Bentuk
dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda
silindris atau bubut rata :
1. Dengan benda kerja yang berputar \
2. Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a singlepoint cutting tool)
3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.
Proses bubut permukaan/surface turning adalah proses bubut yang identik dengan
proses bubut rata ,tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda
6
kerja. Proses bubut tirus/taper turning sebenarnya identik dengan proses bubut rata di
atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja.
Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman
potong sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. (Hamdani, 2014)
C. Logam Alumunium
Aluminium merupakan logam ringan dengan densiti 2,7 gr/cm3, dibanding dengan
material lainnya seperti baja tahan karat dan baja karbon, berat paduan aluminium
hanya sekitar 40 - 50 % dari berat material yang disebut diatas. Paduan yang terbuat
dari aluminium ini cukup ringan sehingga menguntungkan untuk membuat instalasi
yang besar. Instalasi besar akan berkurang berat sampai setengahnya bila
menggunakan material ini dibanding mengunakan baja tahan karat atau baja karbon.
Aluminium dan paduan nya banyak digunakan baik di industri nuklir maupun non
nuklir Daiam banyak industri nuklir digunakan untuk tangki reaktor riset maupun
sebagai kelonsong bahan bakar sedangkan di industri non nuklir banyak digunakan
untuk jaringan transmisi listrik jarak jauh, alat-lat transportasi, alat-alat kontruksi,
perkakas rumah tangga dan lainnya. (Febrianto, 2000)
7
BAB III
ALAT, BAHAN, DAN LANGKAH KERJA PRAKTIKUM
B. DESAIN BENDA
8
C. LANGKAH KERJA
1) Persiapan
a. Desain benda kerja
b. Pemotongan Alat
2) Proses Pengelasan
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Setting Mesin Bubut :
a. Setting pahat : mata pahat di posisi tengah (center) bahan.
b. Setting kecepatan mesin bubut : 700 rpm
3. Mulai dengan membubut muka
4. Ukuran diameter awal benda : 50mm
5. Benda di facing dengan ukuran diameter 30 mm
6. Lalu di bubut bertingkat :
a. Bubut bertingkat bagian depan dengan diameter 20mm dan panjang 40mm
b. Bubut bagian selanjutnya di bubut dengan ukuran diameter menjadi 35
mm
c. Bubut pada tingkat ke 4 dengan ketentuan panjang 5mm dan diameter
22mm
d. Bubut pada tingkat ke 5 dengan ketentuan panjang 10mm dan diameter
25mm
e. Bubut pada tingkat ke 6 dengan ketentuan panjang 10mm dan diameter
30mm
f. Bubut pada tingkat ke 7 dengan ketentuan panjang 5mm dan diameter
35mm
9
g. Bubut pada tingkat ke 8 dengan ketentuan panjang 50mm dan diameter
30mm
h. Bubut Tirus pada tingkat ke 9 dengan ketentuan panjang 15mm dan
diameter akhir 20mm
i. Bubut pada tingkat ke 10 dengan ketentuan panjang 10mm dan diameter
20mm
j. Bubut Alur tingkat ke 2 dengan ketentuan panjang 5mm dan diameter
15mmLangkah Kerja
7. Finisihing dengan pemakanan 0.1 mm
10
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Febrianto, Handoyo., Ismu, Sriyono, W., Puradwi I, Rahmah., Nur, 2000, Analisis Korosi
Material Tangki Reaktor Triga Mark II Bandung. Prosiding Presentasi Ilmiah Teknologi
Keselamatan Nukli –V : ISSN No. : 1410-0533
Hamdhani, Ficky., dan Hamsi, Alfian., 2014, Optimasi Pemesinan Pada Mesin Bubut Tipe
M-300 Horrison Dengan Metode Optimasi Algoritma Genetika, Jurnal e-Dinamis :
Volume. 8, No.4 ISSN 2338-1035
12
LAMPIRAN
LAMPIRAN BERUPA GAMBAR BENDA
13