Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TEORI DASAR
2.1 Uji Puntir
Uji puntir merupakan salah satu dari sekian banyak pengujian sifat mekanik
material. Uji puntir dapat menentukan banyak sifat mekanik material, seperti modulus
elastisitas, modulus of rupture, torsional yield strength, dan keuletan. Untuk standar
pengujian puntir dideskripsikan lengkap dalam ASTM A938.
Uji puntir dilakukan dengan menggunakan alat uji puntir yang dihubungkan ke
computer. Percobaan kali ini mesin yang digunkaan adalah Tarnotest Prufsystem.
Mesin uji puntir ini memiliki dua bagian utama, yakni twisting head dan weighing
head. Twisting head berfungsi sebagai pemberi momen torsi kepada spesimen yang
akan diuji, sedangkan weighing head berfungsi untuk mengukur momen torsi. Untuk
mengukur sudut puntir, digunakan alat yang disebut Troptometer.
Gambar 2.1 Alat Pengujian Puntir

Pada pengujian ini, spesimen yang digunakan adalah silinder baja ST-37.
Pemilihan bentuk silinder karena kemudahan dalam menghitung tegangan yang
dialaminya. Tegangan geser bernilai nol di titik berat penampang dan bernilai
maksimum di permukaan. Penampang yang berbentuk lingkaran mempermudah
perhitungan letak titik berat, serta permukaan dimana nilai tegangan geser maksimum
akan merata di segala sisi karena bentuk permukaan yang berbentuk silinder tersebut.
3.2 Sifat Mekanik
Sifat mekanik yang didapat dari percobaan pengujian puntir ini adalah modulus
elastisitas geser, modulus of rupture, torsional yield strength, dan keuletan.
Modulus elastisitas geser adalah ukuran kekakuan suatu material dalam
menerima tegangan geser pada daerah elastis. Modulus elastisitas geser ini dapat
dihitung melalui persamaan :
𝑀𝑇 𝐿
𝜏 = 𝐺𝛾 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐺 =
𝐽𝜃
Dengan :
G = modulus elastisitas geser (MPa)
Modulus of rupture adalah tegangan geser maksimum yang dapat diterima oleh
suatu material. Setelah melewati titik ini, material akan patah.
Torsional Yield Strength atau kekuatan luluh puntir adalah batas tegangan geser
yang dapat diterima material sebelum mengalami deformasi plastis. Untuk menentukan
torsional yield strength, dilakukan metode offset dengan ketentuan 0,04 rad/m untuk
grafik momen puntir terhadap sudut puntir.
Gambar 2.2 Contoh Ketentuan Offset

Tegangan Geser dan Regangan Geser Daerah Elastis


Persamaan momen torsi dirumuskan sebagai berikut :
𝑟=𝑎
𝜏 𝑎 2
𝑀𝜏 = ∫ 𝜏𝑟 𝑑𝐴 = ∫ 𝑟 𝑑𝐴
𝑟=0 𝑟 0
𝑎
Dimana ∫0 𝑑𝐴 adalah momen inersia, sehingga persamaannya menjadi :
𝜏𝐽 𝑀𝜏 𝑟
𝑀𝜏 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜏 =
𝑟 𝐽
Dimana :
τ = tegangan geser (Pa) r = jarak radial diukur dari pusat (m)
Mτ = momen torsi (Nm) J = momen inersia (m4)
Karena tegangan geser pada permukaan adalah maksimum, dan spesimen yang
𝜋 𝐷4
digunakan adalah silinder dengan 𝐽 = , maka tegangan geser maksimumnya dapat
32
dirumuskan :
𝐷
𝑀𝜏 𝑟 𝑀𝜏 2 16 𝑀𝜏
𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 = = 4 =
𝐽 𝜋𝐷 𝜋 𝐷3
32
Gambar 2.3 Spesimen Berbentuk Silinder

Dari grafik momen puntir dengan sudut putar (gambar 2.2) dapat dicari regangan geser
melalui persamaan :
𝑟𝜃
𝛾 = tan ∅ =
𝐿
Dimana :
γ = regangan geser (rad)
r = jarak radial diukur dari pusat (m)
L = panjang spesimen (m)
Pada daerah elastis, dapat dihitung modulus elastisitasnya melalui persamaan :
𝑀𝜏 𝐿
𝜏 = 𝐺 𝛾 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐺 =
𝐽𝜃
Dimana :
G = modulus elastisitas geser (Pa/rad)
Tegangan Geser dan Regangan Geser Daerah Plastis
Ketika memasuki daerah plastis, hubungan antara tegangan dan regangan sudah tidak
linear lagi, maka persamaan sebelumnya juga sudah tidak berlaku lagi. Untuk daerah
plastis, dapat dicari nilai regangan yang sebenarmya menggunakan rumus Nadai :
𝜃
𝛾 = 𝑟 𝜃 ′ 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝜃 ′ =
𝐿
Sedangkan untuk tegangan geser sebenarnya dapat diturunkan dari persamaan momen
torsinya :
𝑟=𝑎 𝑎
𝑀𝜏 = ∫ 𝑟 𝜏 𝑑𝐴 = 2𝜋 ∫ 𝜏 𝑟 2 𝑑𝑟
𝑟=0 0

Sekarang tegangan geser merupakan fungsi dari regangan gesernya.


𝜏 = 𝑓 (𝛾)
Kemudian variable r dapat diubah menjadi γ
𝑎 𝛾𝑎
2
𝛾 2 𝑑𝛾
𝑀𝜏 = 2𝜋 ∫ 𝜏 𝑟 𝑑𝑟 = 2𝜋 ∫ 𝑓(𝛾) ′ 2
0 0 (𝜃 ) 𝜃′
Setelah itu didapatkan persamaan berikut untuk menghitung tegangan geser pada
daerah plastis :
1 𝑑𝑀𝜏
𝜏𝑎 = 3
(𝜃 ′ + 3𝑀𝜏 )
2𝜋𝑎 𝑑𝜃 ′
Gambar 2.4 Grafik Momen Torsi dengan Perubahan Sudut per Satuan Panjang

Apabila kita melihat grafik diatas, kita dapat mengubah persamaan sebelumnya
menjadi :
1
𝜏𝑎 = (𝐵𝐶 + 3𝐶𝐷)
2𝜋𝑎3
𝑑𝑀𝜏
Berdasarkan grafik yang ada, kita tahu bahwa nilai torsi maksimum adalah = 0.
𝑑𝜃′
Maka nilai modulus of rupture nya dapat dirumuskan sebagai :
1 𝑑𝑀𝜏
𝜏𝑎 = 3
(𝜃 ′ + 3𝑀𝜏 )
2𝜋𝑎 𝑑𝜃 ′
1
𝜏𝑢 = (𝜃 ′ 0 + 3𝑀𝜏 )
2𝜋𝑎3
3𝑀𝑚𝑎𝑥
𝜏𝑢 =
2𝜋𝑎3

Kegagalan pada Uji Puntir


Kegagalan pada uji puntir berbeda dengan uji Tarik. Dilihat dari state of stress nya,
pada uji puntir principal stresses terjadi pada sudut 45˚.
Gambar 2.5 State of Stress Uji Puntir

Oleh karena itu untuk material logam yang bersifat getas akan memiliki patahan seperti
pada gambar 2.6.b, dan untuk material logam yang bersifat ulet akan memiliki patahan
seperti pada gambar 2.6.a.
Gambar 2.6 (a) Patahan Material Ulet (b) Patahan Material Getas
Kriteria Kegagalan Tresca
Teori kegagalan Tresca atau biasa disebut Teori Kegagalan Geser Maksimum memiliki
kriteria kegagalan sebagai berikut :
𝛾
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = 2 𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝜀 =
2
Kriteria Kegagalan Von Mises
Teori Kegagalan Von Mises atau biasa disebut Teori Kegagalan Energi Distorsi
memiliki kriteria kegagalan sebagai berikut :
𝛾
𝜎𝑚𝑎𝑘𝑠 = √3 𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝜀 =
√3
Gambar 2.7 Gambar Locus pada Kriteria Kegagalan Tresca dan Von Mises

Sumber gambar :
Gambar 2.1
https://www.google.co.id/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ah
UKEwj118nTlofhAhU0guYKHVeODykQjRx6BAgBEAU&url=%2Furl%3Fsa%3Di
%26source%3Dimages%26cd%3D%26ved%3D2ahUKEwj118nTlofhAhU0guYKH
VeODykQjRx6BAgBEAU%26url%3D%252Furl%253Fsa%253Di%2526source%25
3Dimages%2526cd%253D%2526cad%253Drja%2526uact%253D8%2526ved%253
D2ahUKEwj118nTlofhAhU0guYKHVeODykQjRx6BAgBEAU%2526url%253Dhtt
p%25253A%25252F%25252Fvinanurfadila.blogspot.com%25252F2017%25252F03
%25252Ftorsion-
testing.html%2526psig%253DAOvVaw2eKV9NUlwZsNf6Y9RnAinP%2526ust%25
3D1552843416310909%26psig%3DAOvVaw2eKV9NUlwZsNf6Y9RnAinP%26ust
%3D1552843416310909&psig=AOvVaw2eKV9NUlwZsNf6Y9RnAinP&ust=15528
43416310909
Gambar 2.2 s.d 2.6 Dieter
Gambar 2.7
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fwww.doitpoms.ac.uk%2
Ftlplib%2Fmetal-forming-
1%2Ffigures%2Fyield_surfaces.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.doitpoms.a
c.uk%2Ftlplib%2Fmetal-forming-1%2Fratio_derivation.php&docid=_b5Ul8qL3Fu--
M&tbnid=M3XRY0EfNkqUQM%3A&vet=10ahUKEwjG2JKatYfhAhXLv48KHYw
HA-
QQMwhBKAIwAg..i&w=350&h=339&safe=strict&bih=618&biw=618&q=yield%2
0locus%20tresca&ved=0ahUKEwjG2JKatYfhAhXLv48KHYwHA-
QQMwhBKAIwAg&iact=mrc&uact=8

Anda mungkin juga menyukai