Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

Dosen:

Asri Soraya Afsari M.Hum

Disusun Oleh:

Budiman Suryadi (10517165)

Randa (10517145)

Syalza Dilla Eka Putri (10517702)

Rifani Yudhistira (10517162)

M. Panji (10517727)

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIKOM UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan salah satu tugas bahasa Indonesia. Makalah bahasa Indonesia ini
dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia semester II, yaitu
tentang sejarah, fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia, beserta salam senantiasa
tercurahkan kepada Baginda Rasul Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua dari
zaman kegelapan hingga ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Dengan menyadari akan ketidaksempurnaan kami dalam pembuatan makalah ini,


kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sekalian
demi perbaikan makalah ke depannya. Kritik dan saran akan kami terima sebagai suatu
masukan yang baik untuk kami kedepannya. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini,
mudah-mudahan semua bantuannya di berikan balasan yang terbaik oleh Tuhan yang Maha
Esa.

Untuk itu, sekali lagi kami ucapkan maaf yang sebesar – besarnya, mudah-mudahan
tugas ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Maret 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Kalimat ............................................................................................................... 4

2.2 Ciri Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, dan Keterangan. ............................................. 4

2.3 Tipe/Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia ............................................................................. 8

2.4 Jenis-jenis Kalimat.................................................................................................................... 10

BAB III................................................................................................................................................. 17

PENUTUP............................................................................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 17

3.2 Penutup ...................................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18

KONTRIBUSI ANGGOTA ............................................................................................................... 19

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak
mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti
aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat
yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas.

Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari
beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja
harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka
makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Kalimat ?
2. Ciri-ciri Subjek(S), Predikat(P), Objek(O), Pelengkap(PEL), Keterangan(K) ?
3. Tipe/pola kalimat dasar bahasa Indonesia ?
4. Jenis-jenis kalimat dasar ?

C. Tujuan Penulisan

 Memberitahu penulis dan para pembaca untuk mengetahui tentang apa itu kalimat.
 Memberitahu penulis dan para pembaca untuk mengetahui ciri-ciri SPOK.
 Memberitahu penulis dan para pembaca untuk mengetahui Tipe/pola kalimat dasar bahasa
Indonesia.
 Memberitahu penulis dan para pembaca tentang jenis-jenis kalimat dasar.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat

Menurut KBBI Kalimat (/ka·li·mat/) adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan


suatu konsep pikiran dan perasaan, perkataan; dan satuan bahasa yang secara relati
berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri
atas klausa.
Definisi dari Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan
gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada
kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek(S) dan predikat(P). Bila tidak
memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam
wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda,
dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya(?) dan
tanda seru (!).
Dengan kata lain kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang utuh, baik secara lisan maupun tulisan. Ciri suatu kalimat yaitu
mengandung unsur-unsur seperti Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan
(K), atau dapat disingkat menjadi pola S-P-O-K. Namun suatu rangkaian kata-kata dapat
dianggap sebagai suatu kalimat apabila setidaknya memiliki Subjek dan Predikat.
Dalam bentuk lisan (diucapkan) maka kalimat akan diawali dengan kesenyapan
(diam), diiringi alunan titik nada, disela oleh jeda, dan akan diakhiri oleh intonasi akhir
serta kesenyapan akhir.
2.2 Ciri Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, dan Keterangan.
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita
harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa
Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK(Subjek, Predikat, Objek atau Subjek,
Predikat, Objek, Keterangan).

 Berikut beberapa unsur kalimat :

1. Subjek (S)

4
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping
unsurpredikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat
yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.

 Ciri-ciri subjek sebagai berikut :


a. Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas
pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek
kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Paijo adalah seorang guru

b. Disertai Kata Itu


Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya
nama orang, nama negara, instansi,atau nama diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Tukimin

c. Didahului Kata Bahwa


Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu,
kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada
kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
 Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
 Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.

d. Mempunyai Keterangan Pewatas Yang


Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih
lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan
keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.

e. Tidak Didahului Preposisi


Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

f. Berupa Nomina atau Frasa Nominal


Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina,
subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.

5
2. Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat
berfungsi menjelaskan subjek.
 Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut :
a. Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberi informasi atas pertanyaan
mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi
apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolongan
(identifikasi). Kata tana berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang
berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
 Gadis itu cantik.
 Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.

b. Kata Adalah atau Ialah


Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama
digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara
subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku

c. Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang
diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat
yang berupa verba atau adjektiva. Disamping tidak sebagai penanda predikat,
kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat
kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.

d. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas


Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek
seperti telah,sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba
atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai
modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek),
seperti ingin, hendak, dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.

e. Unsur Pengisi Predikat


Predikat suatu kalimat dapat berupa:
 Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
 Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia
(bilangan).

6
3. Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat
yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat
yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber atau ter-) tidak memerlukan
objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
 Ciri-ciri objek sebagai berikut.

a. Langsung di Belakang Predikat


Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului
predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.

b. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif


Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek
dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan
perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.

c. Tidak Didahului Preposisi


Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak di dahului
preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan
preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.

d. Didahului Kata Bahwa


Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini
dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4. Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena
melengkapi makna verba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan.
Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
 Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
 Menempati posisi di belakang predikat.
 tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam
kalimat pasif.Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang
menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
 Berikut ciri-ciri pelengkap.

7
a. Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat
pada kalimat berikut :
Diah mengirimi saya buku baru.
Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.

b. Tidak Didahului Preposisi


Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.

5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan
merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang
dinyatakan dalam kalimat. Misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,
sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam,
pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak
kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya,
jika, dan sehingga.
 Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
a. Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur
tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.

b. Tidak Terikat Posisi


Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan
tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara
subjek dan predikat.
Contoh :
 Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
 Mereka memperhatikan materi dengan seksama.
 Terdapat Beberapa Jenis Keterangan

2.3 Tipe/Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam


sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat

8
yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan
kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar
ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan
keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.
 Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
a. Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat
kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata
bilangan. Misalnya:
 Mereka / sedang berenang.
S P (kata kerja)
 Ayahnya / guru SMA.
S P (kata benda)
 Gambar itu / bagus.
S P (kata sifat)
 Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S P (kata bilangan)
b. Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek
berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya : Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
S P O
c. Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau
kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya: Anaknya / beternak / ayam.
S P Pel.
d. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal.
Misalnya: Dia / mengirimi / saya / surat.
S P O Pel.
e. Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki
unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau

9
frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Misalnya: Mereka / berasal / dari Surabaya.
S P K
f. Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Misalnya: Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S P O K
g. Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi.
Misalnya : Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S P Pel. K
h. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap,
dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau
frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya : Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S P O Pel.

2.4 Jenis-jenis Kalimat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat diartikan sebagai satuan bahasa
yang secara relatif berdiri sendiri,mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual dan
faktual terdiri atas klausa dalam bahasa Indonesia. Kalimat sendiri mempunyai ciri-ciri
kalimat dalam bahasa Indonesia, unsur-unsur kalimat dalam bahasa Indonesia, serta pola
kalimat dasar. Selain itu kalimat juga memiliki beberapa jenis seperti, jenis kalimat
berdasarkan jumlah klausa, jenis kalimat berdasarkan fungsi, jenis kalimat berdasarkan
unsur, jenis kalimat berdasarkan struktur, dan jenis kalimat berdasarkan subjeknya.

1. Berikut Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausanya

Jumlah Klausa ada 2 yaitu Klausa Bebas (Klausa Atas) dan Klausa Terikat
(Klausa Bawah). Klausa Bebas adalah Klausa lengkap yang dapat berdiri sendiri

10
sebagai kalimat sempurna. Sedangkan klausa terikat adalah klausa lengkap atau
tidak lengkap yang merupakan bagian dari klausa lain.

2. Berikut Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsinya


a. Kalimat Pernyataan

Merupakan kalimat yang berfungsi untuk menyatakan suatu hal–biasanya


berupa informasi atau fakta–yang disampaikan ke khalayak luas tanpa berharap
respon atau balasan dari pihak khalayak. Kalimat ini juga biasa disebut sebagai
kalimat deklaratif. Adapun ciri khas dari paragraf ini adalah sebagai berikut :

 Diakhiri dengan penggunaan tanda titik (.).


 Mempunyai pola intonasi akhir yang datar dan netral, dalam artian tidak dilebih-
lebihkan atau dikurang-kurangkan saat kalimat pernyataan diucapkan.
 Bertujuan untuk memberikan informasi atau fakta kepada khalayak.
 Tidak mengharapkan balasan dari khalayak yang menerima kalimat pernyataan.

Contoh dari Kalimat pernyataan yaitu “Kemarin, kami sempat berpaspasan di


pinggi jalan.”

b. Kalimat Tanya

Merupakan jenis kalimat yang bertujuan untuk menanyakan suatu hal kepada
pihak yang ditanya, di mana pihak yang ditanya mesti menjawab pertanyaan tersebut.
Kalimat ini juga bisa disebut sebagai kalimat interogatif. Kalimat ini mempunyai
sejumlah ciri, yaitu :

 Adanya fungsi kata tanya di dalam kalimat.


 Bertujuan untuk menanyakan suatu hal.
 Jika tidak menggunakan kata tanya, biasanya digunakan partikel -kah di salah satu
kata yang ada di dalam kalimat tanya. (biasanya kata yang diberi partikel -kah
adalah kata pertama dari kalimat tanya.
 DIakhiri dengan contoh penggunaan tanda tanya (?).
 Pola intonasinya kadang naik kadang turun.
 Contoh dari Kalimat Pertanyaan yaitu “Mengapa kamu senang?”
c. Kalimat Perintah

11
Adalah kalimat yang berisi perintah atau bujukan kepada seseorang agar
seseorang tersebut mau melaksanakan perintah atau bujukan tersebut. Kalimat ini
biasa disebut juga dengan kalimat imperatif. Adapun ciri-ciri dari kalimat ini adalah:

 Menggunakan kata seruan seperti ayo, jangan, dan sejenisnya.


 Menggunakan partikel -lah atau -kan.
 Diakhiri dengan contoh penggunaan tanda seru (!).
 Mempunyai pola intonasi yang tinggi saat diucapkan.

Selain ciri, kalimat perintah juga mempunyai beberapa jenis, di mana jenis-
jenis kalimat perintah tersebut antara lain:

 Kalimat perintah biasa: merupakan kalimat yang berisi perintah secara langsung
dan biasa digunakan pada percakapan sehari-hari. Contoh: tutup pintu itu
sekarang!
 Kalimat perintah ajakan: merupakan kalimat yang berisi ajakan untuk melakukan
sesuatu. Misalnya: Ayo, kita jaga kebersihan lingkungan kita!
 Kalimat perintah larangan (kalimat imperatif larangan): merupakan kalimat yang
berisi larangan untuk melakukan suatu hal. Misal: jangan buang sampah
sembarangan!
 Kalimat perintah permintaan (contoh kalimat imperatif permintaan dan harapan):
merupakan kalimat yang berisi permintaan atau harapan yang ditujukan kepada
seseorang. Misalnya: aku mohon, tetaplah kau tinggal di sini!
 Kalimat perintah sindirian: merupakan kalimat yang berisi perintah dalam bentuk
sindiran. Misalnya: aduh, kering sekali tenggorokanku! (bermaksud untuk
meminta minuman)
 Kalimat perintah mempersilakan (contoh kalimat imperatif pembiaran): adalah
kalimat perintah yang berisi izin atau pembiaran atas sebuah tindakan. Contohnya:
mari Pak, silakan masuk!
 Kalimat perintah saran: adalah kalimat perintah yang berfungsi untuk memerintah
seseorang dalam bentuk sebuah saran. Contoh: sebaiknya kau jauhi saja temanmu
itu!
 Kalimat perintah informasi: merupakan kalimat perintah yang disampaikan dalam
bentuk informasi. Contoh: Ibu menyuruhmu untuk tidak bermain saat waktu
magrib tiba.

12
d. Kalimat Seruan

Merupakan kalimat yang berfungsi untuk menyatakan kekaguman,


kebahagiaan, larangan, kebingungan, ajakan, kemarahan, dan kesedihan. Sekilas,
kalimat seruan mirip dengan kalimat perintah. Padahal, keduanya mempunyai
perbedaan mendasar, terutama soal fungsinya. Kalimat seruan berfungsi untuk
menyatakan apa yang dirasakan seseorang, sedangkan kalimat perintah digunakan
untuk memerintah orang lain.

 Adapun beberapa contoh kalimat seruan adalah sebagai berikut :


 Wow, pemandangan pantai ini sungguh indah! (menyatakan kekaguman)
 Hore, akhirnya aku jadi juara! (menyatakan kebahagiaan)
 Awas, di sepanjang jalan itu banyak lubangnya! (menyatakan larangan)
 Astaga, aku kebingungan begini! (menyatakan kebingungan)
 Ayo, kita bergegas sekarang juga! (menyatakan ajakan)
 Awas kau, akan kutunggu pembalasanku! (menyatakan kemarahan)
 Duh, betapa malangnya nasibku ini! (menyatakan kesedihan)

3. Berikut Jenis Kalimat Berdasarkan Unsurnya


a. Kalimat Lengkap

Merupakan kalimat sekurang-kurangnya terdiri atas unsur subjek (S) dan


predikat (P). Bila perlu, sebuah kalimat lengkap bisa terdiri atas subjek (S), predikat
(P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K). Beberapa jenis kalimat seperti
jenis-jenis kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat aktif transitif, dan sebagainya
merupakan bagian dari jenis kalimat ini.

 Agar lebih paham, berikut ditampilkan beberapa contoh dari kalimat lengkap.
 Ibu sedang mencuci.
Kalimat lengkap di atas terdiri atas unsur subjek (S), dan predikat (P), di mana S=
Ibu; P= sedang mencuci.
 Ibu sedang berbelanja di pasar.
Kalimat lengkap di atas terdiri atas unsur S, P, dan K, di mana S= Ibu; P= sedang
berbelanja; K= di pasar.
 Ayah membelikan Hanna sepatu baru di hari ulangtahun Hanna.

13
Kalimat lengkap di atas mempunyai semua unsur kalimat (S, P, O, Pel, dan K), di
mana S= Ayah; P= membelikan; O= Hanna; Pel= sepatu baru; K= di hari
ulangtahun Hanna.

b. Kalimat Tidak Lengkap

Merupakan kalimat yang hanya memiliki satu atau dua unsur kalimat saja di
dalamnya. Jenis kalimat ini biasanya terkandung dalam semboyan, sapaan, atau dalam
kalimat seruan. Adapun contoh dari kalimat lengkap adalah sebagai berikut:

 Halo, nona manis!


 Terima kasih!
 Hai, apa kabar?
4. Berikut Jenis Kalimat Berdasarkan Strukturnya

a. Kalimat Tunggal

Merupakan kalimat yang strukturnya terbilang sederhana, karena hanya terdiri


atas subjek (S) dan predikat (P). Meski begitu, kalimat tunggal juga Adapun ciri-ciri
kalimat tunggal adalah sebagai berikut:

 Hanya menyampaikan satu peristiwa atau satu pembahasan saja.


 Memiliki satu struktur kalimat, di mana kalimat tunggal hanya punya satu subjek,
satu predikat, dan lain sebagainya.
 Tidak menggunakan konjungsi dan penggunaan tanda koma (,).

Selain ciri, kalimat tunggal juga mempunyai beberapa jenis, yakni kalimat
nomina dan kalimat verba. Kalimat nomina merupakan kalimat tunggal yang setruktur
kalimatnya berupa subjek dan predikat yang berbentuk jenis-jenis kata benda, dan
bisa ditambahkan unsur-unsur kalimat lainnya. Sementara itu, kalimat verba adalah
kalimat yang strukturnya terdiri atas subjek dan predikat yang berbentuk jenis-jenis
kata kerja.

Untuk mengetahui kedua jenis kalimat tunggal tersebut, berikut ditampilkan


beberapa contoh kalimat tunggal nomina dan verba :

14
 Kalimat Nomina : “Ayah Andi adalah seorang guru di sebuah SMP Negeri di kota
Bandung. (S= Ayah Andi, P= adalah seorang guru (kata benda), K= di sebuah
SMP Negeri di kota Bandung)”.
 Kalimat Verba : “Rahmi membelikan Dini mainan baru. (S= Rahmi, P=
membelikan (kata kerja), O= Dini, Pel= mainan baru)”.
b. Kalimat Majemuk

Merupakan jenis kalimat yang di dalamnya mempunyai strukturnya terdiri atas


gabungan dua klausa dalam bahasa Indonesia, atau gabungan dua kalimat yang
dihubungan dengan jenis-jenis kata tugas dan contohnya, sehingga terbentuklah suatu
kalimat yang utuh. Kalimat majemuk sendiri terdiri dari beberapa jenis, di mana jenis-
jenis kalimat majemuk itu antara lain :

 Kalimat Majemuk Setara

Merupakan kalimat majemuk yang terbentuk dari hasil penggabungan


klausa atau kalimat tunggal yang mempunyai kedudukan maksud yang setara.
Biasanya, dua klausa atau kalimat tersebut digabungkan dengan kata dan. Contoh
kalimat : “Ibu pergi berbelanja ke pasar dan Ayah berangkat kerja ke kantor.”.

 Kalimat Majemuk Rapatan

Merupakan kalimat majemuk yang terbentuk karena hasil proses


penggabungan atau perapatan dua kalimat yang mempunyai unsur yang sama,
entah itu subjeknya, predikatnya, maupun unsur-unsur lainnya. Contoh kalimat :
“Ibu membeli ikan pindang di pasar.”.

 Kalimat Majemuk Bertingkat

Merupakan kalimat majemuk yang strukturnya terbentuk dari contoh anak


kalimat dan induk kalimat. Anak kalimat adalah penjelas dari inti kalimat yang
tidak dapat berdiri sendiri, sedangkan induk kalimat merupakan inti dari kalimat
majemuk bertingkat yang dapat berdiri sendiri. Keduanya biasanya digabungkan
dengan menggunakan kata-kata tertentu, seperti sehingga, sejak, dan sebagainya.
Contoh Kalimat : “Putra kehujanan saat berangkat ke sekolah, sehingga badannya
pun kebasahan saat tiba di sekolah.” Anak kalimat : badannya pun kebasahan saat
tiba di sekolah. Induk kalimat : Putra kehujanan saat berangkat ke sekolah.

15
 Kalimat Majemuk Campuran

Merupakan kalimat majemuk yang strukturnya merupakan gabungan dari


kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Adapun ciri-ciri kalimat
ini adalah :

 Terdiri atas tiga kalimat yang digabungkan menjadi satu.


 Mempunyai anak dan induk kalimat.
 Mempunyai dua atau lebih konjungsi.

Contoh Kalimat : “Adi sedang mencorat-coret halaman belakang bukunya


dan Tara sedang membaca buku pelajaran saat Pak Guru tidak masuk ke kelas.”

5. Berikut Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya


a. Kalimat Aktif

Merupakan kalimat yang dimana unsur subjeknya menjadi pelaku atau


melakukan suatu tindakan. Sebagaimana kalimat lainnya, kalimat ini juga
mempunyai sejumlah ciri, yaitu:

 Subjeknya melakukan suatu tindakan.


 Predikatnya menggunakan makna imbuhan me-, atau me-kan.
 Mempunyai pola kalimat dasar beserta contohnya S-P-O, atau S-P-K.
b. Kalimat Pasif

Kebalikan dari kalimat aktif, kalimat ini merupakan kalimat yang subjeknya
justru dikenakan oleh suatu perbuatan. Adapun ciri-ciri kalimat pasif adalah:

 Subjek dikenai perbuatan.


 Predikatnya berimbuhan di-, ter, ke-an, dan ter-an.
 Merupakan perubahan dari kalimat aktif.
 Biasanya berbentuk pola dasar O-P-S.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Penutup

17
DAFTAR PUSTAKA
https://kbbi.web.id/kalimat

http://www.pengertianku.net/2017/11/pengertian-kalimat-dan-contohnya.html

Alwasilah, A.C. (2002) Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan


Penelitian Kualitatif. Bandung: Dunia Pustaka Jaya
Iswara, P.D. (2000) Variasi Pola Kalimat dan Keterbacaannya. Tesis pada Program
Pascasarjana UPI Bandung.

Santoso,Azis.(2008) Penelitian Pola Kalimat Bahasa Indonesia.www.google.com.(2011)


http://www.sumberpengertian.co/pengertian-kalimat-lengkap

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-kalimat-berdasarkan-fungsinya

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-kalimat-berdasarkan-unsurnya

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-kalimat-berdasarkan-strukturnya

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-kalimat-berdasarkan-subjeknya

18
KONTRIBUSI ANGGOTA

19

Anda mungkin juga menyukai