Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU I (KONSEP DASAR MATEMATIKA)

Nama : Rifdha Apriliyah T

Kelas : M8.5

NIM : 1947041047

Soal :

1. Diskusikan dengan teman Anda untuk menentukan contoh penggunaan


penalaran induktif dan deduktif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Diskusikan dengan teman Anda, penalaran mana yang cocok untuk
diterapkan pada pembelajaran matematika di sekolah dasar, penalaran
induktif atau deduktif?
3. Diskusikan dengan teman Anda untuk menentukan contoh penggunaan
penalaran induktif dalam pembelajaran di sekolah dasar.
4. Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin berlaku
pada deret 2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n, untuk setiap bilangan asli n. Kemudian
tentukan jumlah dari 2 + 4 + 6 + 8 + ... + 200.
5. Secara induktif, tentukan pola umum (generalisasi) yang mungkin berlaku
1 1 1 1
pada deret 1.2
+ 2.3
+ 3.4 + … + 𝑛(𝑛+1)
= … , untuk setiap bilangan
1 1 1 1
asli n. Kemudian tentukan jumlah dari 1.2 + + 3.4 + … + = …
2.3 50.51

Jawaban :

1. – Contoh penalaran induktif dalam kehidupan sehari-hari : kucing berdaun


telinga berkembang biak dengan melahirkan, kelinci yang berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan, panda berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan. Jadi, semua hewan yang berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan.
- Contoh penalaran deduktif dalam kehidupan sehari-hari :
Premis 1 : Semua makhluk hidup adalah ciptaan Tuhan. (U)
Premis 2 : Manusia adalah makhluk hidup. (U)
Kesimpulan : Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. (K)

2. Penalaran deduktif karena pada penalaran ataupun pendekatan deduktif


lebih mudah dipahami oleh peserta didik sekolah dasar yang menggunakan
logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan. Dari hal ini, metode
deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke
keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan
menyajikan aturan, prinsip umum, ke dalam keadaan khusus.

3. Contoh penggunaan penalaran induktif dalam pembelajaran di sekolah


dasar : menggunakan penjumlahan pecahan
Premis :
1 1 4 2 6 3
+ = +8=8=4
2 4 8
2 1 4 3 7
+ =
3 2 6
+ 6
=6
3 2 9 10 19
+ = + =
5 3 15 15 15

Simpulan :
𝑚 𝑛 𝑚𝑏 𝑛𝑎 𝑚𝑏+𝑛𝑎
𝑎
+𝑏= 𝑎𝑏
+ 𝑎𝑏
= 𝑎𝑏
, dengan a ≠ 0 dan b ≠ 0

4. 2+4+6+8+…+2n
2 = 2 = 1(1+1)

2+4 = 6 = 2(2+1)

2+4+6 = 12 = 3(3+1)

2+4+6+8 = 20 = 4(4+1)
Jadi pola generalisasi 2+4+6+8+…+2n = n(n+1) Atau

2+4+6+8+…+2n = n² + n

Sn = n(n+1) 2n = 200

200
S100 = 100(100+1) n=
2

= 10.000+100 n = 100

= 10.100

5.
1 1 1 1
+ + + + =
1.2 2.3 3.4 n(n + 1)

1 1 1 1 2 1 1 1 3
= + = + + =
1.2 1 + 1 1.2 2.3 2 + 1 1.2 2.3 3.4 3 + 1

4 2
=
1 1 6 3 9 3
= =
2 2 2 2 12 4
=
3 3

3 3
=
4 4

n
Jadi, pola generalisasi
n +1

1 1 1 1 n
+ + + + =
1.2 2.3 3.4 n(n + 1) n + 1

1 1
=
n(n + 1) 50.51
n2 + n = 50.51

(n 2 + n) − (50.51) = 0

n2 + n − 2550 = 0

(n − 50)(n + 51) = 0

n = 50 atau n = -51

n
s =
n
n +1

50
s50 =
50 + 1
50
s50 =
51

Anda mungkin juga menyukai