SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
MR. ABDULLOH KAREE
NIM : 1903016169
i
PERNYATAAN KEASLIAN
ii
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024 7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi berikut ini:
Judul : Penanaman Nilai-nilai Agama Islam Pada
Anak Usia Dini di Taman Didikan kanak-
kanak Sina Murni Patani Thailand Selatan
Penulis : Mr. Ileeyas E- So
NIM : 1903016180
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : S.1
Semarang, __ 2021
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretasis,
................. ..................
Penguji I, Penguji II,
.................. ................
Pembimbing I
iii
iv
ABSTRAK
NIM : 1903016169
v
Thailand adalah cukup, walaupun dalam pelaksanaannya masih ada
hambatan-hambatan tetapi akhirnya bisa melaksanakan aktivitas itu
dengan baik dan lancar.
vi
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
ا A ط T
ب B ظ Z
ت T ع ‘
ث S غ G
ج J ف F
ح H ق Q
خ Kh ك K
د D ل L
ذ Z م M
ر R ن N
ز Z و W
س S ه H
ش Sy ء ‘
ص S ى Y
ض B
vii
KATA PENGANTAR
1. Bapak Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag. selaku Rektor UIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Dr. Hj. Lift Anis Ma’ shumah, M.Ag. selaku dekan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan fasilitas yang diperlukan.
3. Bapak Dr. Musthofa, M.Ag. selaku ketua jurusan PAI Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang.
viii
6. Ustadz Adnan Mano. selaku Kepala TPQ Tyak Raya Kokcan Mayor
Patani, yang telah memberikan izin penelitian dan Miss Rusila
Chehha, Mr. Anas Samaa, Noree Jehmah, Surina Jehha. selaku Guru
TPQ yang telah sudi membantu peneliti sehingga penelitian ini
berjalan dengan lancar.
7. Orang tuaku tercinta, Bapak Muhammad Ila dan Ibu Asiyah , serta
seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan dan
do'a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................ i
PERNYATAA KEASLIAN.............................................. ii
PENGESAHAN............................................................... iii
NOTA PEMBIMBING..................................................... iv
TRANSLITERASI ARAB-LATIN..................................... v
ABSTRAK...................................................................... vi
KATA PENGANTAR...................................................... viii
MOTTO........................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................... 6
x
d. Prinsip-prinsip Penentuan
Metode Pembelajaran.......................... 15
e. Tujuan Metode................................... 17
2. Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an.......... 18
a. Pengertian Guru................................. 18
b. Tugas dan Tanggung Jawab Guru......... 20
c. Kompetensi Guru. 24
d. Pengertian Taman Pendidikan
Al-Qur’an (TPQ)............................... 27
e. Fungsi Taman Pendidikan
Al-Qur’an (TPQ)............................... 30
f. Tujuan Taman Pendidikan
Al-Qur’an (TPQ)............................... 31
3. Kesulitan Membaca Al-Qur’an................. 33
a. Pengertian Kesulitan Membaca
Al-Qur’an......................................... 53
b. Karakteristik Siswa Berkesulitan
Membaca Al-Qur’an.......................... 35
c. Faktor-faktur Penyebab Kesulitan
Membaca.......................................... 35
B. Kajian Pustaka............................................ 39
C. Kerangka Berfikir....................................... 43
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................ 45
B. Tampat dan Waktu Penelitian........................ 46
C. Sumber Datar.............................................. 46
D. Fokus Penelitian.......................................... 47
E. Metode Pengumpulan Data........................... 47
F. Teknik Uji Keabsahan Data.......................... 49
G. Teknik Analisis Data.................................... 50
xii
di TPQ Tiyak Raya...................................... 62
1. Kesulitan yang dialami Peserta didik dalam
Membaca Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya
Kokcan Mayor........................................ 62
2. Metode Guru TPQ dalam Mengatasi
Kesulitan Membaca Al-Qur’an di TPQ
Tiyak Raya Kokcan Mayor....................... 67
C. Keterbatasan Penelitian................................ 68
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan................................................. 71
B. Saran.......................................................... 73
C. Penutup...................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pandangan yang mendasari seluruh
aktivitas pendidikan, baik dalam rangka penyusunan teori
perencanaan maupun pelaksanaan, dan penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik
selalu bertolak dari sejumlah azas-azas tertentu. Landasan
tersebut sangat penting, karena merupakan pilar utama terhadap
pengembangan sumber daya manusia dan masyarakat suatu
bangsa. Landasan tersebut antara lain adalah landasan filosofis
dan kultural yang memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi
yang dapat mendorong pendidikan itu menjemput masa depan.
Kajian berbagai landasan pendidikan itu akan dapat membentuk
wawasan yang tepat tentang pendidikan. Upaya memanusiakan
manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan
pandangan hidup dan dalam latar sosial kebudayaan setiap
masyarakat tertentu.1
1
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm.
13-14.
1
TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) adalah salah satu
organisasi yang banyak menjamur di masyarakat sebagai bentuk
kepedulian terhadap pendidikan agama pada anak-anak.
Kelahirannya sangat diharapkan. Tetapi kadangkala sedikit yang
memperhatikan dan mencurahkan pikiran untuk mengelolanya
dengan baik, sehingga hasil yang didapatkan menjadi kurang
maksimal. Sebagai pendidik, dituntut untuk tidak hanya sekedar
mentranfer ilmu saja, tetapi juga mentransfer nilai. Kita harus bisa
mengelola lembaga TPQ dengan baik, dengan mengarahkan
orang lain dengan pengorganisasian untuk mencapai visi dan misi
TPQ tersebut.
Tugas ini tentu saja tidak mudah, tetapi juga tidak terlalu
sulit, asalkan kita ikhtiyar terus menerus, disertai tawakal kepada
Allah, pengelolaan TPQ akan sangat mudah dan lancar.2
Mengenal Al-Qur’an sejak dini merupakan langkah yang
utama dan pertama sebelum pembelajaran lainya. Bagi setiap
keluarga muslim menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam rumah
tangga sudah menjadi komitmen yang universal, sehingga
terdapat waktu yang khusus untuk mengajar Al-Qur’an baik
dilakukan orang tua sendiri ataupun di lembaga-lembaga
2
Tim Pena Cendekia, Panduan Mengajar TPQ/ TPA, (Solo :
Gazzamedia, 2019), hlm. 9-11.
2
pengajian yang ada di sekitarnya. Al-Qur’an merupakan
kalamullah (kitab suci) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai mu’jizat yang terbesar, di mana di dalamnya
terdapat pedoman dalam mencapai kebahagiaan hidup yang
hakiki. Maka kewajiban setiap muslim di seluruh penjuru dunia
untuk membaca, menghayati, serta mengamalkannya.
Keterampilan membaca Al-Qur’an atau lebih dikenal dengan
istilah mengaji merupakan keterampilan penting pada fase awal
guna memahami isi kandungan AlQur’an.
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) sekarang ini tumbuh
subur di berbagai daerah, khususnya Provinsi Patani. Munculnya
TPQ ini dapat dikatakan sebagai salah satu jawaban terhadap
pendidikan yang dibutuhkan masyarakat di zaman modern ini,
sebagai bekal untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Sebab di
zaman yang serba canggih dan modern ini, berbagai kalangan
masyarakat mulai melupakan kehidupan akhirat kelak dan
mereka lebih asyik akan kesenangan dunianya. Sedikit demi
sedikit dalam hidupnya meninggalkan ajaran Islam, semakin
meremehkan hukum-hukum Islam dan kegemaran membaca Al-
Qur’an mulai pudar.
TPQ merupakan suatu lembaga pendidikan khusus dalam
membelajarkan al-Qur’an dengan materi dan pola pendidikan
3
tertentu. Materi khusus tersebut menitikberatkan pada pengajaran
cara membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik, fasih dan
tartil serta benar. 3
Belajar membaca al-Qur’an haruslah
menggunakan sebuah metode, sebab dengan menggunakan
metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat
keberhasilan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, metode guru
menjadi penting agar dapat memperbaiki baca Al-Qur’an.
Metode menjadi sesuatu yang penting dalam proses pendidikan.
Kita berupaya agar proses dan hasil proses benar-benar dapat
menjadikan anak-anak sebagai sosok penting dalam masyarakat.
TPQ Tiyak Raya Kokcan merupakan salah satu taman
pendidikan anak usia dini yang bersifat non formal. Pendidikan
non Formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal
yang dapat di laksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai suatu usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
3
Forum Ukhuwah Silaturrohim Pendidikan Al-Qur’an (FUSPAQ),
Buku Materi Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an (PGPQ) Marhalatul Ula,
(Kendal: FUSPAQ, 2013) hlm.17.
4
Pembelajaran Al-Qur’an di TPQ, tentunya memiliki
problem-problem tertentu. Di TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor
Patani Thailand, masih terdapat peserta didik yang kurang bagus
dalam membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, para guru harus
berupaya untuk mengatasi kesulitan baca Al-Qur’an tersebut, dan
harus memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang
didapatkannya selama proses pembelajaran di lingkungan TPQ
tersebut.
Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya
membentuk watak bangsa melalui pengembangan keperibadian
dan nilai-nilai yang diinginkan. Dari dimensi tersebut, peranan
guru sulit digantikan oleh orang lain.4
Dari latar belakang masalah di atas, maka persoalan
tersebut kemudian menjadi ketertarikan tersendiri bagi peneliti.
Untuk itu, peneliti tertarik dengan melakukan penelitian yang
berjudul “METODE PEMBELAJARAN GURU TPQ DALAM
MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM
MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ TIYAK RAYA KOKCAN
MAYOR PATANI THAILAND”.
4
Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung:
Alfabeta, 2008), hlm. 32.
5
B. Rumusan Masalah
1. Kesulitan apa saja yang dialami peserta didik dalam
membaca Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor
Patani Thailand?
2. Metode pembelajaran apa saja yang digunakan guru TPQ
dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an di TPQ
Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand?
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari kata method yang berarti suatu
cara kerja yang sistematis untuk memudahkan
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan, dalam
bahasa Arab metode disebut “thariqat” dalam kamus
besar bahasa Indonesia “metode” adalah cara yang teratur
dan berfikir baik untuk mencapai maksud.5
Metode pembelajaran merupakan cara mengajar atau
cara menyampaikan meteri pelajaran kepada siswa yang
sedang belajar. Metode ini mempunyai banyak jenis
pemilihan metode pun dipengaruhi oleh banyak aspek
mulai dari materi pelajaran, lingkungan belajar, keadaan
siswa, keadaan guru, dan sebagainya. Melalui pemilihan
metode ini diharapkan guru bisa membangkitkan
5
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Refika Aditama 2009),
Cet. 1, hlm. 29.
8
motovasi siswa untuk belajar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil pembelajaran.6
Ahmad Tafsir tidak sepakat menyamakan pengertian
“metode” dengan “cara”, meskipun metode juga dapat
diartikan cara. Untuk mengetahui metode secara tepat,
dapat kita lihat penggunaan kata metode dalam bahasa
Inggris. Dalam bahasa Inggris ada kata way dan ada kata
method. Dua kata ini sering diterjemahkan cara dalam
bahasa Indonesia. Sebenarnya yang lebih layak
diterjemahkan cara adalah way ukan method. Jadi, metode
ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan
pengertian “cara yang paling tepat dan cepat dalam
melakukan sesuatu. 7 Maka dapat disimpulkan bahwa
metode adalah metode dalam rangkaian sistem
pembelajaran memegang peran yang sangat penting,
karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada
cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
6
Muhammad Anwar, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta:
Prenadamedia Group 2018), Cet. 1, hlm. 126.
7
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), cet. VIII, hlm. 9.
9
b. Macam-macam Metode
Pembahasan berikut akan membicarakan masalah
macam-macam metode mengajar secara global untuk
memberikan tambahan wawasan umum. Metode-metode
mengajar yang dibahas berikut ini.
1) Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar
dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
mengikut secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan
sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis
untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif
dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang
sesuai dengan jangkauan daya beli dan pahaman siswa.8
2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah.
Metode ini lazim disebut sebagai diskusi kelompok dan
resitasi bersama. Diskusi adalah suatu kegiatan
kelompok dalam memecahkan masalah untuk
8
Rahmah Johar dan Latifah Harun, Strategi Belajar Mengajar,
(Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 111.
10
mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan
berdebat. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan
masalah yang menimbulkan berbagai macam pendapat
dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat
diterima oleh anggota dalam kelompoknya.9
3) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar
dengan cara memperagakan barang, kajian, aturan dan
urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun mellui penggunaan media pengajaran yang
releven dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan.
Adapun penggunaan metode demonstrasi
mempunyai tujuan agar anak didik mampu memahami
tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya
penggunaan kompor untuk mendidihkan air, cara
membuat sesuatu, misalnya membuat kertas. Dengan
demonstrasi anak didik dapat mengamati bagian-bagian
dari sesuatu benda atau alat seperi bahagian tubuh
manusia, atau bagian dari mesin jahit. Bila anak didik
9
Rahmah Johar dan Latifah Harun, Strategi Belajar Mengajar,...,
hlm. 113.
11
melakukan sendiri demonstrasi tersebut, maka ia dapat
mengerti juga cara menggunakan sesuatu alat itu seperti
menggunakan kain untuk memotong kain.10
4) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian
pelajaran bentuk pertanyaan yang harus dijawab tentang
bahan pelajaran, terutama dari guru kepada anak didik,
tetapi dapat pula dari anak didik kepada guru. Untuk
menciptakan kehidupan interaksi belajar mengajar guru
perlu menimbulkan metode tanya jawab yaitu suatu cara
untuk memberi motivasi pada anak didik agar bangkit
pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan
pertanyaan-pertanyaan, anak didik menjawab.
5) Metode Latihan
Pengunaan istilah “latihan” sering disamakan
artinya dengan istilah “ulangan”. Pada hal maksudnya
berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan
kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai
sepenuhnya oleh peserta didik. Sedangkan ulangi
10
Rahmah Johar dan Latifah Harun, Strategi Belajar Mengajar,...,
hlm. 117-118.
12
hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana dia telah
penyerap pembelajaran tersebut.11
c. Ciri-ciri Metode Pembelajaran yang baik
Banyak metode yang bisa dipilih oleh seorang guru
dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu setiap
guru yang akan mengajar diharapkan untuk memilih metode
yang baik. Karena baik dan tidaknya suatu metode yang
akan digunakan dalam proses belajar mengajar terletak pada
ketepatan memilih suatu metode sesuai dengan tuntutan
proses belajar mengajar.
Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses
belajar mengajar ada sebagai berikut:12
1) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai
dengan watak murid dan materi.
2) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan
praktik dan mengantarkan murid pada kemampuan
praktis.
11
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,
(Semarang: RaSAIL Media Group, 2011), hlm. 17-18.
12
Pupuh Fathurrahman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar
Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Islam, (Bandung: Rafika
Aditama, 2007), hlm. 56.
13
3) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya
mengembangkan materi.
4) Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan
pendapat.
5) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat,
terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Adapun ciri-ciri metode pembelajaran yang dapat
digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi
pelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif,
minat, atau gairah belajar murid.
2) Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian murid.
3) Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan
kepada murid untuk mewujudkan hasil karya.
4) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan
siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan inovasi dan
ekplorasi.
5) Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam
teknik belajar sendiri dan cara memperoleh ilmu
pengetahuan melalui usaha pribadi.
14
6) Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian
yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan
pengalaman atau situasi yang nyata dan betujuan.
7) Metode yang digunakan dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai serta sikap-sikap utama
yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik
dalam kehidupan sehari-hari.
d. Prinsip-prinsip Penentu Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar guru dalam
menentukan metode hendaknya tidak asal pakai, guru dalam
menentukan metode harus melalui seleksi yang sesuai
dengan perumusan tujuan pembelajaran. Metode apapun
yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah
memperhatikan ketepatan (efektifitas) metode pembelajaran
yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Ketika seorang guru memilih metode pembelajaran,
maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Tidak ada metode yang paling unggul, karena semua
metode mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan
memiliki kelemahan serta keungguannya masing-
masing.
15
2) Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah
kompetensi lainnya.
3) Setiap kompetensi memiliki karakteristik yang umum
maupun yang spesifik sehingga pembelajaran suatu
4) kompetensi membutuhkan metode tertentu yang
mungkin tidak sama engan kompetensi yang lain.
5) Setiap siswa memiliki sensitifitas berbeda terhadap
metode pembelajaran.
6) Setiap siswa memiliki bekal perilaku yang berbeda serta
tingkat kecerdasan yang berbeda pula.
7) Setiap materi pembelajaran membutuhkan waktu dan
sarana yang berbeda.
8) Tidak semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas
lainnya yang lengkap.
9) Setiap guru memiliki kemampuan dan sikap yang
berbeda dalam menerapkan suatu metode
pembelajaran.13
Maka dapat disimpulkan bahwa penentuan dan
pemilihan metode pembelajaran yang baik adalah gabungan
metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, kompetensi
13
Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.
(Bandung: Humaniora, 2008), hlm. 42.
16
guru, serta sarana prasarana yang ada, agar tujuan
pembelajran dapat dicapai secara maksimal.
17
yang telah direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan
semudah mungkin.14
14
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,.....,
hlm. 17-18.
15
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif: Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 31.
18
atau mengajrkan. 16 Hal ini sebagaimana ditemukan dalam
firman Allah sebagai berikut:
ِعلَى أال َم ََلئِ َك ِة فَقَا َل أَ أنبِئُونِي بِأ َ أس َماء
َ ض ُه أم َ علَّ َم آدَ َم أاْل َ أس َما َء ُكلَّ َها ث ُ َّم
َ ع َر َ َو
)٣١( صا ِدقِين َ أ م ُ تنأ ُ
ك أ
ن إ
ِ َهؤ
ِء َُلَ
16
Heri Gunawan, Pendidikan Islam: Kajian Teoritis dan Pemikiran
Tokoh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 163.
17
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 6.
18
Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Shafwatut Tafāsir, (Beirut:
Dar al-Qur‟an al-Karim, t.t.), Jilid 1, hlm. 48.
19
berharga ketimbang darah para syuhada”. Muhammad
Muntahibun Nafis juga mengutip pendapat Al-Syauki yang
menempatkan guru setingkat dengan derajat seorang Rasul. Dia
bersyair: “Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan,
seorang guru hampir saja merupakan seorang Rasul”.19
Maka dapat disimpulkan beberapa pendapat diatas, dapat
dipahami bahwa pengertian guru adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan anak didiknya, baik secara klasikal
maupun individual.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/pengajar
adalah mengelola pengajaran secara lebih efektif, dinamis,
efesien, dan positif yang ditandai dengan adanya kesadaran dan
keterlibatan aktif antara dua subyek pengajaran, guru sebagai
penginisiatif awal dan pengarah serta pembingbim, sedang
peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk
memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.20
Menurut Mujtahid, tugas adalah aktivitas dan kewajiban
yang diformasikan oleh seorang dalam memainkan peranan
19
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 88.
20
Ahmad Rohani dn Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran,
(Jakarta: Renika Cipta, 2001), hlm. 1.
20
tertentu.21 Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen Bab I Pasal 1, dijelaskan bahwa guru adalah
pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.22
1) Guru sebagai pendidik
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Bab II Pasal 39 ayat 2, pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, melakukan pembimbing dan pelatihan,
serta melakukan pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat.23
2) Guru sebagai pembimbing
Guru berusaha membimbing peserta didik agar dapat
menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, dan dapat
tumbuh serta berkembang menjadi individu yang mandiri dan
produktif.
3) Guru sebagai pelatih
21
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN Maliki
Press, 2011), hlm. 44.
22
Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Thlm.2005),
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 3
23
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru,...hlm. 44.
21
Guru harus bertindak sebagai pelatih, karena pndidikan dan
pengajaran memerlikan bantuan pelatihan keterampilan baik
intelektual, sikap maupun motorik. Agar dapat berfikir kritis,
berperilaku sopan, dan menguasai keterampilan, peserta didk
harus mengelami banyak latihan yang teratur dan konsisten.24
Maka dapat disimpulkan bahwa pendapat diatas, jelaslah
betapa pentingnya peranan guru dan beratnya tugas serta
tanggung jawabnya terutama dalam pengembangan potensi
manusia (anak didik). Pekerjaan guru adalah suatu jenis pekerjaan
yang tidak bisa dilihat hasilnya, seorang guru akan merasa
bangga, puas dan merasa berhasil dalam tugasnya mendidik dan
mengajar apabila diantara muridnya dapat menjadi seorang
pelopor atau berguna bagi bangsanya.
Untuk menjadi anak didik muslim sejati, muslim yang
takwa, beriman, teguh, suka beramal dan berbudi luhur
seharusnya para guru mengarahkan anak didiknya untuk
meneladani Rasulullah SAW. karena beliaulah sebaik-baik,
contoh teladan, sebagaimana firman Allah SWT. Yaitu:
َّللا َو أاليَ أو َم أاْلخِ َر َوذَك ََر َ َّللا أُس َأوة ٌ َح
َ َّ سنَةٌ ِل َم أن َكانَ يَ أر ُجو ُ لَقَدأ َكانَ لَ ُك أم فِي َر
ِ َّ سو ِل
ً َّللا َكث
ِيرا َ َّ
24
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru,...hlm. 50
22
Sesungguhnya telah ada pada dari Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia menyebut nama Allah. 25
(QS. Al-Ahzab: 21)
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Yayasan Penejemah Al-Qur’an, 2005), hlm. 670.
23
kemukakan oleh Nasution, bahwa “guru yang baik menyesuaikan
metode mengajar dengan bahan pelajaran.26
c. Kompetensi Guru
Guru yang profesional harus memiliki beberapa
kompetensi yang persyaratan bagi seorang yang dapat di
pertanggung jawabkan dalam mencapai suatu tujuan. Menurut
Abdul Majid, kompetensi adalah “seperangkat tindakan inteligent
penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai
syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam
bidang pekerjaan tertentu”.27
Heri Jauhari menjelaskan kompetensi guru yaitu
“kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap guru/pendidik
sehingga dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan benar”. 28 Di dalam UU nomor 14 tahun 2005 telah
dijelaskan pula pengertian kompetensi yaitu: “seperangkat
pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku yang harus dimiliki,
26
Nasution S, Didaktik Azas-Azas Mengajar, (Bandung: Jamers,
1986), hlm. 13.
27
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet X, hlm. 5.
28
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 151.
24
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan”. 29 Ramayulis juga berpendapat tentang
pengertian kompetensi yaitu “satu kesatuan yang
menggambarkan potensi, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu”.30
Untuk menjadi guru profesional tidaklah mudah, karena
harus memiliki berbagai kompetensi keguruan. Menurut Syaiful
Sagala kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu
yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. 31 Di dalam
Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Pasal
10 menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yyang diperoleh
melalui pendidikan profesi.32
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
dalam pengelolaan peserta didik, yang meliputi:
29
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan, (Bandung: Alfa Beta, 2013), hlm. 23.
30
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia,
2013), Cet. Ke-2, hlm. 54.
31
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan,...hlm. 29.
32
Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Thlm.2005),
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 29.
25
a) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat
pendidikan.
b) Guru memahami potensi dan keberagaman peserta
didik, sehingga dapat didesain strategi pelyanan belajar
sesuai keunikan peserta didik.
c) Guru mampu mengembangkan kurikulum/dilabus dalam
bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk
pengalaman belajar.
d) Guru mampu menyusun rencana dan strategi
pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
e) Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik
dengan suasana dialogis dan interaktif.
f) Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan
memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.
g) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta
melalui kegiatan intrakulikuler untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.33
2) Kompetensi Keperibadian
Kompetensi keperibadian terkait dengan penampilan
sosok guru sebagai individu yang mempunyai kedisiplinan,
33
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru..., hlm. 32.
26
berpenampilan baik, bertanggung jawab, memiliki
kompetensi, dan menjadi teladan. Menurut Usman yang
dikutip oleh Syaiful Sagala, kompetensi keperibadian
meliputi:
a) Kemampuan mengembangkan keperibadian.
b) Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi
c) Kemampuan melaksanakan bimbingan dan
penyusulan.34
3) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi,
menurut Syaifudin Sagala terdiri dari:
a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk
mengajar,
b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata
pelajaran serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum.
c) Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang
menaungi materi ajar.
d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran
terkait.
34
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru..., hlm. 34.
27
e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.35
d. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
Taman Pendidikan al-Qur'an (TPQ) adalah sebuah tempat
proses belajar dan mengajar Al-Qur’an. TPQ harus mampu
mencerminkan, menciptakan iklim yang indah, nyaman dan
menyenangkan. Menurut As’ad Humam, Taman Pendidikan al-
Qur'an (TPQ) adalah “lembaga pendidikan dan pengajaran al-
Qur'an untuk anak usia SD (7-12 tahun)”.36
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah lembaga atau
kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non
formal jenis keagamaan Islam yang bertujuan untuk memberikan
pengajaran membaca Al-Qur’an sejak usia dini, serta memahami
dasar-dasar dinul Islam pada anak usia taman kanak-kanak,
sekolah dasar dan atau madrasah ibtidaiyah (SD/MI) atau bahkan
yang lebih tinggi.37
35
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru..., hlm. 39-40.
36
As’ad Humam, Pedoman Pengelolaan Pembinaandan
Pengembangan; Membaca, menulis, memahami al-Qur'an, (Yogyakarta:
Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM, 1995), hlm. 7.
37
Aliwar, “Penguatan Model Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
Dan Manajemen Pengelolaan Organisasi (TPA)”, Jurnal At-Ta’dib, Vol. 9,
Nomor 1, Januari-Juni 2016, hlm. 24
28
Taman Pendidkan Al-Qur’an (TPQ) adalah pendidikan
untuk membaca dan menulis Al-Qur’an di kalangan anak-anak.
TPQ berfungsi sebagai lembaga non formal agar tidak terjadi
kemerosotan agama dan generasi Qur’ani. Kemampuan membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar merupakan target dan tujuan
pokok yang harus dicapai oleh setiap santri.38
Mulyati menjelaskan bahwa Taman Pendidikan Al-
Qur’an sebagai lembaga pendidikan non formal yang
mempunyai peran utama mengajarkan kemampuan membaca dan
menulis Al-Qur’an juga sangat berperan bagi perkembangan jiwa
anak seperti pengetuhuan tentag ibadah, akidah, dan akhlak.39
Ada beberapa pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an
(TPQ) yang dikutip dalam Jurnal Pendidikan Islam oleh Usman,
sebagai beriku:
1) Menurut Salahuddin menyatakan bahwa Taman Pendidikan
Al-Qur’an sebagai lembaga pendidikan keagamaan non
forman yang mengajarkan baca dan tulis huruf Al-Qur’an
38
Ida Windi Wahyuni, “Penerapan Nili-nilai Moral Pada Santri TPQ
Al-khumaier Pekanbaru”, Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 1,
No. 1, 2018, hlm 53
39
Usman, “Implementasi Kebijakan Kementrian Agama Terhadap
Penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Qur’an Di Kabupaten Pasuruan”,
Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, Nomor 1, September 2015, hlm. 66.
29
kepada anak sejak usia dini, serta menanamkan akhlaqul
karimah yang terkandung dlam Al-Qur’anul Karim.
2) Menurut Hajar Dewantoro menyatakan bahwa Taman
Pendidikan Al-Qur’an merupakan jenis pendidikan luar
sekolah bagi anak-anak muslim.
3) Menurut Mulyati menjelaskan bahwa Taman Pendidikan
AL-Qur’an sebagai lembaga pendidikn non formal yang
mempunyai peran utama mengajarkan kemampuan membaca
dan menulis Al-Qur’an juga sangat berperan bagi
perkembangan jiwa anak seperti pengetahuan tentang ibadah,
akidah, dan akhlak.40
Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian di di atas
yang dimaksud dengan Taman Pendidikan al-Qur'an (TPQ)
adalah suatu tempat yang digunakan untuk menampung
anak-anak yang berusia 7-12 tahun untuk diberi pendidikan
membaca dan menulis al-Qur'an agar kelak menjadi generasi
yang Qur’ani dan selalu mencintai dan mengamalkan al-
Qur'an.
e. Fungsi Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
TPQ merupakan salah satu lembaga pendidikan agama
yang memberikan pendidikan Al-Qur’an dan pengetahuan
40
Usman, “Implementasi Kebijakan…, hlm. 66.
30
sebagai dasar orang Islam pada anak-anak antara usia 7-12 tahun.
Kegiatan anak-anak di TPQ merupakan contoh riil dalam rangka
pembinaan kepada generasi muda yang dilaksanakan sedini
mungkin, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas
manusia seutuhnya.
Di samping itu TPQ merupakan bentuk baru dalam
pengkajian Al-Qur’an di usia dini yang diharapkan mampu
dicoret tinta huruf Al-Qur’an. Insya Allah juga dapat mengurangi
penyandang buta ajaran Al-Qur’an. Adapun tujuan TPQ adalah
memberikan bekal dasar bagi anak didik agar mampu membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid dan juga menanamkan nilai-nilai keislaman bagi peserta
didik sekaligus membekali peserta didik dengan ilmu keagamaan.
TPQ merupakan lembaga yang lebih menekankan aspek
keagamaan dan menekankan anak didik agar dapat membaca Al-
Qur’an serta menyiapkan generasi yang Qur’ani, yaitu generasi
yang mencintai Al-Qur’an, komitmen dengan Al-Qur’an sebagai
bacaan dan pandangan hidup sehari-hari. 41
f. Tujuan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
41
Imam Muslim, Shohih Muslim, Juz I, (Semarang: Toha Putra, t.t.),
hlm. 321
31
Belajar Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban bagi umat
Islam karena alQur’an adalah kalam Allah yang diimani,
diyakini, dipahami, serta diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari. Al-Qur’an juga merupakan rujukan, landasan dan nafas
kehidupan serta teman duduk yang paling baik bagi otang
mukmin yang bersifat mutlak dan tidak bias ditawar-tawar. Al-
Qur’an adalah akhlak agenda Rasulullah SAW.42
Adapun beberapa tujuan dari Taman Pendidikan Al-
Qur’an (TPQ), anatara lain:
1) Menyiapkan terbentuknya generasi Qur’ani, yaitu generasi
yang memiliki komitmen dengan Al-Qur’an, sehingga Al-
Qur’an dijadikan sebagai sumber perilaku, pijakan hidup, dan
tempat kembali segala urusan hidup.
2) Menyiapkan anak didik menjadi generasi muslim yang bisa
membaca Al-Qur’an, komitmen terhadapnya, dan
menjadikannya sebagai pandangan hidupnya.43
3) Memiliki kemampuan yang kuat untuk mengamalkan secara
kaffah dalam kehidupan sehari-hai.44
42
Abdurrahman bin Abdul Khamik, Kaidah Praktis Menghafal Al-
Qur’an, (Jakarta: Lembaga Dakwah Al-Qalam. 1994), h.5.
43
Tim Pena Cendekia, Panduan Mengajar TPQ/TPA, (Surakarta:
Gazza Media, 2012), hlm. 12.
44
Sihabbudin, Panduan Kurikilum TQK, TPQ, TQK,BADKO TPQ
Provinsi Jawa Tengah, (Semarang: t.p., 2015), hlm. 7.
32
4) Membantu mengembangkan potensi anak ke arah
pembentukan sikap, pengetahuan, dan pengalaman melalui
pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan tahap
perkembangan anak berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan
Sunnah Rasul.45
3. Kesulitan Membaca Al-Qur’an
a. Pengertian Kesulitan Membaca Al-Qur’an
Kesulitan membaca merupakan merupakan suatu
kondisi proses membaca yang tergantung yang ditandai oleh
adanya hambatan-hambatan atau kendala-kendala tertentu
untuk mencapai hasil membaca yang baik. Dalam proses
belajar mengajar di sekolah sudah menjadi harapan bagi bagi
setiap guru agar peserta didiknya dapat mencapai hasil
belajar sebaik-baiknya, namun kenyataannya tidak selalu
menunjuk pada apa yang diharapkan.46
Membaca hakekatnya adalah proses komunikasi
antara pembaca dengan penulis melalui teks yang ditulisnya,
maka secara langsung didalamnya ada hubungan kognitif
antara bahasa lisan dengan bahasa tulis. Kegiatan membaca
melibatkan tiga unsur, yaitu makna sebagai unsure isi
45
Sihabbudin, Panduan Kurikilum TQK, TPQ..., hlm. 41.
46
Kurtur Partowisastro dan A. Hadisuparto, Diagnosa dan
Pemecahan Masalah Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1986), hlm.46
33
bacaan, kata unsure yang membawa makna, dan simbol
tertulis sebagai unsure visual.47
Membaca merupakan aktifitas kompleks yang mencakup
fisik dan mental. Aktifitas fisik yang terkait dengan membaca
adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktifitas mental
mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca
dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas,
mampu menggerakan mata secara lincah, mengingat simbol-
simbol bahasa dengan tepat, dan memiliki penalaran yang cukup
untuk memahami bacaan.48
Kesulitan merupakan suatu gangguan dalam satu atau
lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman
dan penggunaan bahasa ajaran dan tulisan. Gangguan tersebut
mungkin menampakkan dari dalam bentuk kesulitan
mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja
atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi
seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia
perkembangan.
47
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,
(Bandung: thn 2011) hlm. 143.
48
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: t.p
2012) hlm. 158.
34
Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang
memiliki problem belajar yang menyebab utamanya berasal dari
adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran atau motorik,
hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional atau
karena kemiskinan, lingkungan, budaya atau ekonomi.49
b. Karakteristik siswa berkesulitan membaca
Anak yang memiliki kesulitan belajar membaca
mempunyai ciri-ciri seperti berikut :
1) Membaca secara terbalik tulisan yang dibaca, seperti:
suku dibaca kusu, d dibaca b, atau p dibaca q.
2) Menunjuk setiap kata kyang sedang dibaca.
3) Menelusuri setiap baris bacaan ke bawah dengan jari.
4) Menggerakkan kepala, bukan matanya yang bergerak.50
c. Faktor-faktor penyebab kesulitan membaca
1) Faktor Eksternal
Salah satu faktor penyebab kesulitan membaca adalah
faktor ekternal, faktor ekternal yang dapat menjadi penyebab
kesulitan membaca adalah keadaan keluarga dan keadaan
sekolah.
49
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan
Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm.6.
50
Deded Koswara, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Berkesulitan Belajar Spesifik, (Bandung: Luxima Metro Media, 2013), hlm. 65
35
a) Keadaan Keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama
dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam
ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu
membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara
aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan
pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk
belajar.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari
bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Jalan
kebersama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua
harus menarus perhatian yang serius tentang cara
belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat
memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak
dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan
waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
b) Keadaan Sekolah
Peran guru itulah yang memegang peranan yang
terpenting, dalam arti bahwa perhatian guru pribadi
36
terhadap peserta didiknya lebih memajukan perkembangan anak
daripada organisasi sekolah, dimana seorang guru lebih sering
menghadapi anak-anak dari kelas itu. Oleh sebab itu, pendidik
harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan,
dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar, interaksi
dengan peserta didiknya, serrta perhatian terhadap masalah-
masalah yang dihadapi peserta didiknya.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar
peserta didik, karena itu lingjungan sekolah yang baik dapat
mendorong untuk belajar lebih giat lagi. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan peserta
didik, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru
dan pesrta didik kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil
belajarnya.
2) Faktor Internal
Faktor-faktor internal penyebab peserta didik kurang
lancar:
a) Kurang Mengenal Huruf
Kesulitan tidak mampuan peserta didik mengenal
huruf-huruf seringkali dijumpai guru. Ketidak mampuan
37
peserta didik membedakan huruf besar dan kecil termasuk
dalam kategori kesulitan.
Untuk memastikan apakah peserta didik mengalami
kesulitan dalam mengenali huruf dapat dilakukan melalui
pengujian secara informal atau pengujian secara formal
dengan menggunakan tes pengenalan huruf.
b) Menghilangkan huruf
Penghilangaan huruf sering dilakukan oleh peserta
didik berkesulitan membaca karena adanya kekurangan
dalam mengenal huruf, bunyi bahasa dan bentuk kalimat.
Penghilangan huruf biasanya terjadi pada awal kata.
Kesulitan penghilangan ini adalah peserta didik
menghilangkan (tidak dibaca) satu huruf, kata dari teks
yang dibaca misalnya : Tujuh dibaca tuju, Bapak dibaca
bapa, Majalah dibaca majala dan lain-lain. Penghilangan
huruf, ini biasanya dilakukan oleh ketidakmampuan peserta
didik mengucapkan huruf-uruf yang membentuk kata.
Bahkan ada huruf yang sengaja tidak dibaca karena sulit
membacanya.51
SDN-5 Panarungi”, Jurnal Pendidikan, Vol. 14., No. 2., 2019, hlm. 56-57.
38
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penelusan pustaka yang berupa
bulu, hasil penelitian, karya ilmiah, jurnal, ataupun sumber lain
yang digunakan penelitian sebagai rujukan atau perbandingan
terhadap penelitian akan mengambil beberapa sumber sebagai
bahan rujukan atau perbandingan baik dari buku atau dari hasil-
hasil penelitian antara lain:
1. Skripsi Luthfiana Hanif Inayati (09410053) mahasiswa FITK
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yokyakarta 2013
yang berjudul, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-qur’an pada Siswa
di SMA Negeri 1 Pleret Bantul”. Hasil penelitian
menunjukan (1) Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar
membaca Al-Qur’an: penerapan huruf sesuai dengan
mukhrijul huruf, panjang pendek harakat, tajwid, berhenti
pada tempatnya. (2) Upaya guru PAI dalam mengatasi
kesulitan belajar membaca Al-Qur’an yaitu dengan:
penerapan metode menyimak dan metode privat,
menggunakan irama murattal, tadarus Al-Qur’an seperti hari.
(3) Faktor yang mendukung upaya guru PAI dalam
mengatasi kesulitan belajar membca Al-Qur’an adalah
tersedianya sarana pembelajaran Al-Qur’an dan dengan
39
adanya ekstrakulikuler qiraah dan tartil. Sedangkan faktor
yang mengahambat adalah minat siswa, alokasi waktu
pembelajaran yang sedikit, dan lingkungan siswa.52
2. Skripsi Muhammad Mubin (111-13-147) mahasiswa FTIK
Institut Agama Islam Negeri Salatiga 2017 yang berjudul
“Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi
Kesulitan Membaca Al-Qur’an ( Studi Kasus Di SMK
Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 )”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa.1) upaya guru Pendidikan
Agama Islam di SMK Saraswati sangat optimal untuk peserta
didik, karena di sinilah di mana guru dituntut untuk
menyelesaikan problematika yang ada pada diri peserta didik
yang menjadi tanggung jawab ketika di dalam sekolah,
walaupun sebenarnya guru hanya sebagai fasilitator untuk
peserta didik dalam mengarahkan peserta didik kearah yang
ingin dituju. 2) problematika yang ada adalah di mana peserta
didik tidak dapat membaca Al Qur‟an pada usia yang sudah
cukup dewasa, masalah ini terdapat ketika mereka masih
dalam lingkup keluarga yang seharusnya mengajarkan
52
Luthfiana Nafis Inayati, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Qur’an pada Siswa di SMA N 1 Pleret
Bantul”, Skripsi (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013).
40
mereka untuk belajar membaca Al Qur‟an, tetapi kondisi
orang tua yang serba kekurangan, menyebabkan
terabaikannya pendidikan mereka. Lingkungan dan
masyarakat pun berperan aktif dalam perkembangan anak-
anak dilingkungan tersebut. Solusi yang ada di SMK
Saraswati juga sangat bagus yaitu menciptakan metode
kombinasi antara Halaqah dan Iqro‟ yang di padukan untuk
peserta didik, metode ini diberikan kepada siswa untuk
membiasakan mereka mendengar dan melafalakan bacaan Al
Qur‟an. Walapun belum ada buku untuk mengukur
bagaimana keberhasilan dalam metode ini tetapi dari hasil
pencapain yang di dapat peserta didik mampu untuk
melafalkan surat-surat pendek dalam Al Qur‟an, peningkatan
membaca Al Qur‟an untuk peserta didik sangat baik.53
3. Jurnal Tiwi Mardika Jurnal yang berjudul “Analisis Faktor-
faktor Kesulitan Membaca Menulis dan Berhitung Siswa
Kelas 1 SD”. hasil penelitian sebagaian siswa sudah lancar
dan bisa membaca, menulis dan berhitung tetapiada 2 anak
53
Muhammad Mubin, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengatasi Kesulitan Membaca Al Qur`an ( Studi Kasus di SMK Saraswati
Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016) ”, skripsi (Salatiga: Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga, 2017).
41
yang masih mengalami kesulitan membaca, menulis dan
berhitung.kesulitan membaca, menulis dan berhitung
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan
keluarga perhatian orang tua, pendampingan dan
pengawasan yang dianggap sangat penting dan
mempengaruhi minat dan motivasi siswa pada proses
pembelajaran. Strategi guru untuk mengatasi kesulitan
membaca, menulis dan berhitung dengan memberikan
perhatian, latihan, bimbingan oleh guru dan juga orang tua
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.54
Dari ketiga penelitian di atas, masing-masing memiliki
referensi dengan skripsi peneliti, yaitu sama-sama
melakukan penelitian pada kesulitan membaca. Sedangkan
perbedaan pada penelitian ini adalah selain lokasinya yang
berbeda, dalam penelitian ini peneliti fokus membahas
kesulitan membaca al-Quran yang memfokuskan pada
metode yang digunakan guru TPQ dalam mengatasi
kesulitan membaca Al-Qur’an pada siswa di TPQ Tiyak
Raya Kokcan Mayor Patani Thailand.
54
Tiwi Mardika, Analisis Faktor-faktor Kesulitan Membaca Menulis
dan Berhitung Siswa Kelas 1SD, Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar, Vol. 10.,
No 1., 2017.
42
C. Kerangka Berfikir
Metode merupakan hal yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Bagi seorang calon guru atau seorang guru haruslah
memiliki pengalaman dan wawasan yang luas mengenai materi
dan metode pendidikan. Baik materi dan metode yang akan
diterapkan di pendidikan agama maupun pendidikan umum.
Seorang guru harus bijaksana dalam memilih materi dan metode
untuk diterapkan kepada peserta didik, agar peserta didik dapat
menerima dengan baik tentang apa yang diajari oleh gurunya.
Materi haruslah sesuai dengan tingkatan kemampuan
peserta didik. Dalam arti, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mudah. Sementara itu, secara garis besar materi merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
disiapkan oleh seseorang guru untuk disuguhi kepada peserta
didik demi memenuhi standar kompetensi yang telah ditentukan.
Agar peserta didik tidak merasa bosan dengan materi yang
diajarkan, maka guru tidak hanya mengajar dengan menggunakan
metode ceramah yang saat ini menjadi prioritas guru dalam
mengajar. Banyak metode-metode pembelajaran yang dapat
digunakan seorang guru dalam mengajar, diantaranya; metode
tanya jawab, metode diskusi, metode ceramah, dan lain-lain.
Seorang guru akan menemui berbagai masalah dalam mengelola
43
kelas ketika proses pembelajaran berlangsung, maka seorang
guru dilanjutkan untuk memiliki keterampilan dalam mengelola
kelas. Tidak semua guru bisa berhasil dalam mengatasi berbagai
masalah ketika proses pembelajaran berlangsung, misalnya;
peserta didik mengantuk, peserta didik ngobrol teman, peserta
didik yang nakal.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan.
Pendekatan yang digunakan dalam skripsi adalah pendekatan
kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta atau apa adanya. Penelitian deskriptif
(descriptive research) merupakan menelitian yang memberikan
gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada
perlakuan terhadap objek yang diteliti.55
Pendekatan kualitatif deskriptif diuraikan dengan kata-
kata menurut pendapat informasi, apa adanya sesuai pertanyaan
penelitiannya, kemudian dianalisis pula dengan kata-kata apa
melatarbelakangi informasi berperilaku (berfikir, berperasaan,
dan bertindak). Penelitian ini focus pada metode pembelajaran
yang digunakan guru TPQ dalam mengatasi kesulitan membaca
Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand.
55
Laxy J. Moloeng, Metodologi Pendidikan Kualitatif, (Bandung:
Remaja Rosdakarya 2005), hlm 14.
45
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian direncanakan akan dilaksanakan
di TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan selama melakukan
penelitian ini di lakukan mulai 15 Maret sampai 15 April
2021 dengan jarak waktu selama hari dalam
melaksanakan penelitian.
C. Sumber Data
Sumber data adalah dari mana data dapat diperoleh
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang
diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber datanya. Sumber data primer ini
disebut juga data asli atau data baru.
Dalam hal ini data primer diperoleh dari guru,
kepala sekolah, dan peserta didik di TPQ Tiyak Raya
Kokcan Mayor Patani Thailand yang berkaitan dengan
pembelajaran membaca Al-Qur’an.
46
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Sekunder ini adalah data yang mendukung terhadap data
primer.
Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku,
lapangan karyawan/bagian Tata Usaha (TU) diantaranya
mengenai sejarah berdiri dan berkembangannya, visi
misi, letak geografi, struktur organisasi, keadaan guru
dan peserta didik. Namun mengenai data sekunder ini
peneliti tidak banyak berbuat untuk menjamin
mutunya. Dalam banyak hal peneliti akan harus
menerima menurut apa yang adanya. Yang menjadi
sumber data sekunder adalah dokumen dan buku-buku
yang terkait dengan penelitian ini.
D. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengfokuskan tentang
metode pembelajaran yang digunakan guru TPQ dalam mengatasi
kesulitan membaca Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya Mayor Patani
Thailand.
47
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah
sebagai berikut:
1. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data
melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu
arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewancarai dan jawaban diberikan oleh yang
diwawancara. Kedudukan kedua pihak secara berbeda
ini terus dipertanyakan selama proses Tanya jawab
langsung, berbeda dengan dialog yang kedudukan
pihak-pihak terlibat bisa berubah dan tertukar fungsi
setiap saat, waktu proses dialog sedang berlangsung.56
Penulis menggunakan wawancara langsung untuk
mencari data-data yang diperlukan dengan sumber data
yang terkait. Dalam hal ini penulis hanya memfokuskan
wawancara kepada guru yang ada di TPQ Tiyak Raya
Kokcan Mayor Patani Thailand.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data
yang berhubungan dengan metode pembelajaran yang
56
HLM.Abdurrahman Fathoni, Metodelogi Penelitian Dan Teknik
Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2006), Cet I. hlm. 105.
48
digunakan guru TPQ dalam mengatasi kesulitan
membaca Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor
Patani Thailand.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara untuk mengatahui
sesuatu dengan melihat catatan-catatan, arsip-arsip,
dokumen-dokumen, yang berhubung dengan orang yang
diselidiki. Teknik dokumentasi adalah suatu cara yang
menyebabkan anak didik mengalami kesulitan belajar
melalui dokumen anak didik itu sendiri.57
Penulis memilih metode dokumentasi ini sebagai alat
pengumpulan data yang mengenai data-data yang terkait
dengan metode guru TPQ dalam mengatasi kesulitan peserta
didik dalam membaca Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya Kokcan
Mayor Patani Thailand.
F. Teknik Uji Keabsahan Data
Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang
objektif. Karena itu keabsahan data dalam penelitian kualitatif
sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas
(kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai jadi triangulasi
57
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), hlm. 248.
49
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. 58 Dalam memenuhi
keabsahan data penelitian ini dilakukan dua triangulasi yaitu:
1. Triangulasi sumber yaitu dengan menggunakan berbagai
sumber untuk mendapatkan informasi sebagai bahan
perbandingan. Dalam penelitian ini, penelitian akan
membandingkan data yang bersumber dari guru TPQ Tiyak
Raya Kokcan Mayor Patani Thailand.
2. Triangulasi metode yaitu dengan membandingkan berbagai
hasil dari beberapa metode pengumpulan data, yaitu hasil
interview dan dokumentasi. Data-data yang diperoleh
dibandingkan satu sama lainnya agar teruji kebenarannya.
58
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 330
50
kualitatif, analisis data lebih difokuskan salema proses di
lapangan bersama dengan pengumpulan data. Dalam kenyataan,
analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data daripada setelah selesai pengumpulan data.
1. Analisis sebelum di lapangan
Pada tahap ini kegiatan analisis dilakukan terhadap
data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang
akan dilakukan untuk menentukan fokus pendahuluan. Oleh
karena itu, dalam proposal kualitatif, fokus yang dirumuskan
masih bersifat sementara dan berkembang saat penelitian di
lapangan. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan
sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dengan mngamati
sementara keadaan yang terjadi secara nyata. Pengamatan itu
antara lain mengenai metode pembelajaran yang digunakan
guru dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an.
2. Analisis selama di lapangan
Miles dan Huberman, dikutip oleh Sugiyono
mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas. Beberapa tahapan dalam analisis data
sebagai berikut:
51
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Karena data yang diperoleh di lapangan jumlahnya
cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan
rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke
lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks
dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
b. Data display (Penyajian Data)
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya
adalah mendisplaykan data. Penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk singkat, bagan, hubungan antara kategori, dan
sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apayang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
52
c. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)
Langkah selanjutnya dalam penelitian kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi.59
59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 245-249.
53
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor
Patani Thailand
a. Letak Geografi TPQ Tiyak Raya Kokcan
Membangun generasi bangsa yang madani adalah
suatu tantangan yang besar diera globalisasi yang tidak
pernah mengenal usia semakin memberi pengaruh yang
luar biasa, positif-negatif, baik buruk terhadap
perkembangan intelektual, emosional dan spiritual
kepada generasi bangsa. Perkembangan IPTEK yang
tidak diimbangi dengan sikap-sikap kebijaksanaaan
dikhawatirkan justru menyebabkan generasi bangsa
menjadi pribadi yang individual, orientasi hidup material
sehingga menyebabkan kekosongan hati dalam
kehidupan mereka.
Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa perlu
mendapat perhatian khusus dalam segala hal yang
berada di sekitar mereka baik lingkungan keluarga,
sekolah. Mempunyai andil yang luar biasa untuk
54
memberi pengaruh terhadap mereka. Apabila sekolah-
sekolah formal telah mampu memberi mereka berbagai
macam pengetahuan umum maka masih diperlukan bagi
pendidikan Al-Qur’an sebagai penyeimbang keilmuan
mereka. Oleh karena itu TPQ (taman Pendidikan Al-
Qur’an) ini hadir dalam rangka memberi bekal
pengetahuan Al-Qur’an kepada anak didik.
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Kokchan
terletak di jalan raya Desa Kokchan, Kecamatan
Kokchan, Kabubaten Mayor, Provensi Pattani, Thailand
Selatan 94140. Letak geografi TPQ Kokchan adalah
sebagai berikut:
1) Sebelah utara TPQ adalah Masjid Agung Tiyak Raya
Kokchan (Masjid Tiyak Raya).
2) Sebelah timur TPQ adalah Toko permen remaja
Kokchan.
3) Sebelah selatan TPQ adalah TADIKA (Taman
Didikan Kanak-kanak) yaitu sekolah agama
4) Sebelah barat TPQ adalah jalan raya menuju Panjang
lima, Puyud dan Pattani.
Dengan melihat letak geografi di atas, maka dapat
dikatakan bahwa TPQ Kokchan memiliki tempat yang
55
strategis, karena posisi bangunan TPQ Kokchan yang mengadap
utara (Masjid) dan barat (Jalan raya). Selain itu juga letak TPQ
yang tidak jauh dari pusat keramaian.60
b. Sejarah Berdiri dan Berkembang
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Tiyak Raya berdiri
sekitar pada tahun 2010, dan ada juga yang berpendapat pada
tahun 2012-an. Untuk tanggal dan bulannya masih belum
diketahui secara lengkap, karena begitu sulit untuk mencari data
yang lengkap karena banyak data/arsip yang sudah hilang. Tapi
untuk peresmian kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
pada tahun 2017. Sampai saat ini kegiatan di Taman Pendidikan
Al-Qur’an (TPQ) untuk kegitan belajar Al-Qur’an masih aktif
dilaksankan.
Gedung yang dibangun TPQ ini merupakan tanah fasum
(tanah bebas yang digunakan untuk mendirikan bangunan milik
warga setempat) di Kokcan. Lantai satu dimanfaatkan untuk
kegiatan pengajian anak-anak sedangkan lantai dua menjadi
fasilitas para guru yang menjadi tenaga pengajar di TPQ tersebut.
Gedung TPQ Tiyak Raya juga mempunyai halaman
60
Hasil Wawancara dengan Miss Rusila Cheha selaku guru TPQ Tiyak Raya
Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 03 April 2021.
56
yang cukup luas. Para remaja biasanya memanfaatkan halaman
untuk kegiatan-kegiatan kursus musim panas setiap tahun.
Adapun lembaga TPQ ini diberi nama TPQ Tiyak Raya karena
keberadaan TPQ ini berada didalam naungan Masjid Tiyak Raya.
Program TPQ Tiyak Raya disusun selalu mempunyai
tujuan untuk tidak hanya meningkatkan mutu kualitas TPQ Tiyak
Raya itu sendiri. Dukungan masyarakat dalam segala hal baik
financial ataupun moril mempunyai pengaruh yang besar
terhadap keberlangsungan TPQ Tiyak Raya.61
c. Visi dan Misi TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani
Layaknya sebuah lembaga pendidik profesional, di TPQ
Tiyak Raya juga memiliki visi dan misi:
1) Visi
Menciptakan generasi muslim yang beriman, berjiwa
qurani, kreatif, dan berakhlaqul karimah.62
2) Misi
a) Menanamkan dasar-dasar keimanan kepada Allah.
b) Mendidik anak untuk membaca Al-Qur’an secara
fasih dan lancar.
61
Hasil Wawancara dengan Miss Rusila Cheha selaku guru TPQ
Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 03 April 2021.
62
Dokumentasi TPQ Tiyak Raya Kokcan, Visi TPQ Tiyak Raya
Kokcan yang dikutip pada tanggal 02 April 2021.
57
c) Mengingatkan para guru agar berhati-hati jika
mengajarkan Al-Qur’an
d) Mengadakan bimbingan baca Al-Qur’an bagi anak
didik yang belum bisa membaca.
e) Menggali potensi dan keterampilan anak didik
melalui kegiatan pengembangan bakat dan minat
anak didik.63
d. Sarana dan Prasarana
Agar semua lancar kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar, efektif dan efesien. Selain itu juga sarana
prasarana tidak lain untuk mendukung kelancaran, keberhasilan
proses belajar mengajar, maka disediakan sarana dan prasarana
sebagai penunjang sekaligus pendukung jalannya proses
pembelajaran TPQ Tiyak Raya berikut:
1) Kantor: yang digunakan sebagai tempat manajemen dan
administrasi kerja
2) Mushola: digunakan sebagai sarana untuk belajar Qiraati dan
kegiatan praktek shalat, kajian keislaman, dan shalat
jama’ah.
63
Dokumentasi TPQ Tiyak Raya Kokcan, Misi TPQ Tiyak Raya
Kokcan yang dikutip pada tanggal 02 April 2021.
58
3) Taman bermain: yang digunakan untuk melatih motoric
kasar, sosialisasi taman bermain bersama.
4) Gedung: digunakan untuk menyimpan barang-barang
yang sudah tidak terpakai.
5) Toilet: guru dan toilet peserta didik, untuk keperluan
buang air besar dan kecil.64
e. Struktur Organisasi TPQ Tiyak Raya atau Susunan
Kepengurusan TPQ Tiyak Raya
Struktur organisasi dalam pendidikan dan pengajaran di
TPQ Tiyak Raya memiliki tujuan untuk menyusun dan
menetapkan orang-orang yang memiliki kemampuan sesuai
dengan bidangnya masing-masing, dan mampermudahkan jalur
koordinasi dalam kerja sama di TPQ. Adapun orang yang
memegang jabatan penting dan memimpin segala sesuatu yang
berhubungan dengan TPQ baik didalam maupun luar adalah
penerima izin.
Bagan 4.1
64
Dokumentasi TPQ Tiyak Raya Kokcan, Sarana dan Prasarana TPQ
Tiyak Raya Kokcan yang dikutip pada tanggal 02 April 2021.
59
Stuktur Organisasi Pengurus TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor
Patani Thailand.65
Penanggung
jawab Kepala TPQ Penasihat
Wakil Kepala
TPQ
Sekretaris Bendahara
Ketua
Sekretaris Bendahara
Divisi Bakat
Minat
Keterangan :
65
Dokumentasi TPQ Tiyak Raya Kokcan, Stuktur Organisasi TPQ
Tiyak Raya Kokcan yang dikutip pada tanggal 02 April 2021.
60
Garis Instruksi :
Garis Koordinasi :
1) Pengurus Umum
a) Penasihat : Ustadz Muhammad Amin Jeksa
b) Penggungjawab : Ustadz Rusdee Sama
c) Kepala TPQ : Ustadz Adnan Mano
d) Wakil Kepala TPQ : Ustadz Abdulloh Sama
e) Sekretaris : Ustadzah Darasah Sama
f) Bendahara : Ustadzah Fatimah Haji daud
2) Pelaksanaan Harian
a) Ketua : Miss Rusila Cheha
b) Sekretaris : Miss Surina Cheha
c) Bendahara : Nubariyah Chedo
d) Divisi Bakat Minat : Miss Suraida Sama66
f. Data guru dan siswa TPQ Tiyak Raya
TPQ Tiyak Raya adalah salah satu yang ada di Kecamatan
Kokchan di bawah naungan masjid Tiyak Raya. Adapun jumlah
guru di TPQ ini adalah 10 orang, dan jumlah peserta didik 40
orang.67
66
Dokumentasi TPQ Tiyak Raya Kokcan, Susunan Kepengurusan
TPQ Tiyak Raya Kokcan yang dikutip pada tanggal 02 April 2021.
67
Dokumentasi TPQ Tiyak Raya Kokcan, Data guru dan Siswa TPQ
Tiyak Raya Kokcan yang dikutip pada tanggal 02 April 2021.
61
B. Data Tentang Metode Pembelajaran yang Digunakan
Guru dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Quran
di PQ Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand
1. Kesulitan yang dialami peserta didik dalam
membaca Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya Kokcan
Mayor Patani Thailand
Berdasarkan penelitian di TPQ Tiyak Raya
Kokchan Mayor Patani Thailand, maka terdapat
beberapa kesulitan terhadap peserta didik dalam
membaca Al-Qur’an seperti melafalkan atau
mengucapkan makhrojul huruf, dan mengingat tanda-
tanda bacaan Al-Qur’an. Untuk lebih jelas berikut ini
penulis memaparkan beberapa hal yang membuat
peserta didik di TPQ Tiyak Raya kesulitan dalam
membaca Al-Qur’an:
a. Kesulitan membedakan huruf hijaiyah disebabkan
persamaan ciri dan bentuk, Kesulitan yang dialami
saat membaca Al-Qur’an yakni dalam hal menghafal
huruf hijaiyah disebabkan beberapa huruf hijaiyah
memiliki persamaan ciri dan bentuk. Hal tersebut
membuat peserta didik salah mengucapkan bunyi huruf ketika
membacanya sehingga menjadi kesulitan untuk menghafalnya.
62
b. Kesulitan memahami perubahan bentuk huruf hijaiyah yang
bersambung dengan huruf hijaiyah yang lain. Ada beberapa
pesrta didik yang belum memahami perubahan bentuk yang
terjadi pada huruf hijaiyah ketika bersambung dengan huruf
hijaiyah yang lain. Hal itu membuat peserta didik terbata-bata
ketika membaca Al-Qur’an karena harus mengingat-ingat
perubahan bentuk huruf hijaiyah.
Kesulitan siswa dalam memahami huruf yang disambung
diungkapkan oleh Ameerun Saleh, bahwa:
“Saya masih sulit untuk membaca Al-Qur’an dengan huruf
yang disambung-sambung, terkadang juga sulit membedakan
mana huruf Tsa, Sin, Sya, Dal, Dzal, Sho, dan juga mana huruf
yang harus dibaca panjang dan pedek”.68
68
Hasil Wawancara dengan Ameerun Saleh selaku siswa TPQ Tiyak
Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 14 April 2021.
69
Hasil Wawancara Mr. Anas Samaa selaku guru TPQ Tiyak Raya
Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 08 April 2021.
63
mengetahui hukum tajwid. Namun ada sebagian peserta didik
yang belum mengetahui dasar-dasarnya sama
sekali, jika huruf hijaiyah tersebut ditulis pisah-pisah belum
disambungkan dengan huruf yang lainnya peserta didik sudah
mampu untuk mengucapkan sebagian huruf hijaiyah dengan
baik, akan tapi jika sudah digabungkan dalam bentuk kalimat
maka mereka belum bisa mengenali huruf tertentu. Ada yang
membaca Al-Qur’an dengan lancar, tetapi juga ada yang masih
belajar membaca di tingkat awal.
Metode-metode digunakan guru tersebut adalah sebagai
berikut;
a. Memberi penjelasan kepada peserta didik sebelum mulai
belajar mengajar.
b. Guru membaca Al-Qur’an untuk peserta didik mendengar.
c. Peserta didik ikuti guru membaca Al-Qur’an.
d. Peserta didik membaca Al-Qur’an untuk guru mendengar.70
Lingkungan juga berpengaruh terhadap anak, lingkungan
yang baik akan membantu anak akan siap untuk menerima
pelajaran yang tidak ditemui di lingkungan keluarga, seperti
adanya lingkungan mengarahkan anak untuk hal agama seperti
70
Hasil Wawancara dengan Miss Noree Jehma selaku guru TPQ
Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 08 April 2021.
64
TPQ, mengaji bareng di masjid, atau bimbel belajar di rumah-
rumah. Kegiatan semacam ini akan sangat berpengaruh terhadap
psikis anak dan perkembangan dirinya untuk lebih baik karena
setiap langkahnya terbentengi oleh agama, tapi terkadang
lingkungan juga juga memberikan pengaruh buruk terhadap anak
yang seharusnya belajar untuk membaca Al-Qur‟an dengan
lingkungan yang tidak tersedianya dan tidak adanya inisiatif
warga/lingkungan sekitar membuat anak menjadi buta huruf akan
Al-Qur’an yang tidak di terimanya sejak kecil.71
Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam kegiatan
belajar membaca Al-Qur’an yakni pada materi tajwid dan pada
materi mukharijul hurf. Peserta didik masih banyak yang belum
memahami materi belajar membaca Al-Qur’an mengenai hukum
bacaan Tajwid, telah diketahui bahwa hukum bacaan tajwid
merupakan bagian atau materi yang paling penting untuk
diketahui oleh peserta didik dalam belajar membaca Al-Qur’an.72
Sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Lutfee
Wangoh, mengenai kesulitan siswa dalam membaca Al-Qur’an:
71
Hasil Wawancara dengan Miss Surina Jehha selaku guru TPQ
Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 03 April 2021.
72
Hasil Wawancara dengan Miss Noree Jehma selaku guru TPQ
Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 08 April 2021.
65
“Ketika membaca Al-Qur’an saya terkadang lupa dengan
hukum bacaan tajwidnya, terkadang juga lupa dengan makhrajiul
hurufnya.”73
73
Hasil Wawancara dengan Muhammad Lutfee Wangoh selaku
siswa TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 14 April
2021.
74
Hasil Wawancara dengan Imron Samaa selaku siswa TPQ Tiyak
Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 14 April 2021.
66
Untuk metode pembelajaran guru TPQ dalam mengatasi
kesulitan membaca Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor
Patani Thailand, bahwa metode yang paling sering digunakan
adalah metode drill (latihan) dan metode ceramah. Saat proses
pembelajaran seorang guru meminta peserta didik maju satu
persatu ke depan untuk membaca Al-Qur’an yang dibimbing oleh
guru, apabila bacaannya salah maka guru membimbing peserta
didik agar benar dalam bacaannya, serta guru mempraktekkan
bacaan yang benar selanjutnya peserta didik menirukan guru
dalam bacaannya. 75 Sebenarnya di TPQ ini tidak ada metode
tertentu, yang paling penting sering memberikan tugas-tugas agar
peserta didik bisa belajar dirumah sehingga dapat membuat
perserta didik bagus dan fasih dalam membaca Al-Qur’an.
Adapun penerapan metode-metode tersebut adalah
sebagai berikut:76
a. Memberi penjelasan terhadap peserta didik sebelum mulai
belajar mengajar.
b. Guru membaca Al-Qur’an untuk peserta didik mendengar.
c. Peserta didik ikuti guru membaca Al-Qur’an.
75
Hasil Wawancara dengan Miss Noree Jehma selaku guru TPQ
Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 08 April 2021.
76
Hasil Wawancara dengan Miss Rusila Cehha selaku guru TPQ
Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 09 April 2021.
67
d. Peserta didik membaca Al-Qur’an untuk guru mendengar.
Metode yang digunakan hampir sama semua yakni metode
drill (Latihan), metode ceramah dan juga menggunakan metode
Thariqatu Takriry al-Qiraati al-Juz’i yakni membaca ayat-ayat
yang akan dihafal berulang kali, frekuensi pengulangan tersebut
dapat bervariasi (7 kali, 11 kali, 15 kali, 21 kali, atau lebih).
Metode yang digunakan oleh guru sesuai dengan keadaan peserta
didik pada waktu proses pembelajaran.77
C. Keterbatasan Penelitian
Tidak ada yang sempurna dimuka bumi ini kecuali Allah
SWT. yang maha pencipta segalanya. Begitupun dengan skripsi
ini, masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang harus
diperbaiki, walaupun penulis telah berupaya dengan sebaik
mungkin untuk membuat hasil dari penelitian ini menjadi
sempurna, adapun kekurangan dari keterbatasan penelitian ini
antara lain:
1. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan oleh penelitian telah dibatasi
waktu. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan disesuaikan
dengan keperluan yang berhubung dengan penelitian saja.
77
Hasil Wawancara dengan Mr. Anas Samaa selaku guru TPQ Tiyak
Raya Kokcan Mayor Patani Thailand Pada Tanggal 08 April 2021.
68
Penelitian ini hanya dilakukan selama satu bulan. Waktu ini
dirasa sangat singkat, sehingga hasil pun belum begitu
maksimal.
Untuk diharapkan bagi mahasiswa atau guru untuk dapat
melakukan penelitian lanjutan dengan jangka waktu yang
lama, agar dapat menghasilkan kesimpulan yang maksimal.
2. Keterbarasan Metode Penelitan
Metode penelitian yang digunakan penelitian adalah
metode kualitatif. Dalam hal ini penelitian hanya dapat
menyimpulkan hasil penelitian dari satu sudud padang saja,
yakni mendeskripsi fenomena-fenomena yang ada
dilapangan. Penelitian ini akan lebih sempurna jika ada
penelitian lanjutan yang memakai dua metode, yaitu metode
kualitatif dan kuantitatif. Tujuannya adalah disimpang
peneliti mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada di
lapangan, peneliti juga mengetahui prosentasi, perbandingan
serta perkembangan dalam setiap kegiatan.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah penulis peroleh di TPQ
tersebut yang mengenai metode pembelajaran guru TPQ
dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam membaca al-
70
Qur’an di TPQ tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand
adalah:
1. Kesulitan yang dialami peserta didik dalam membaca
Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya, kesulitan membedakan
huruf hijaiyah disebabkan persamaan ciri dan bentuk,
Kesulitan yang dialami saat membaca Al-Qur’an yakni
dalam hal menghafal huruf hijaiyah disebabkan
beberapa huruf hijaiyah memiliki persamaan ciri dan
bentuk, Kesulitan memahami perubahan bentuk huruf
hijaiyah yang bersambung dengan huruf hijaiyah yang
lain. Ada beberapa pesrta didik yang belum memahami
perubahan bentuk yang terjadi pada huruf hijaiyah ketika
bersambung dengan huruf hijaiyah yang lain, Kesulitan
membedakan harakat panjang dan pendek. Kesulitan
belajar membaca Al-Qur’an dikarenakan tidak hafal
tanda panjang, baik berupa ٲ, ۑatau ۏSehingga ketika
membaca Al-Qur’an terkadang bacaan panjang dibaca
pendek, sedangkan bacaan pendek dibaca panjang,
dengan kesulitan tersebut peserta didik sulit untuk
membaca Al-Qur’an.
2. Metode Guru TPQ dalam Mengatasi Kesulitan
Membaca Al-Qur’an di TPQ Tiyak Raya yaitu dengan
71
melalui beberapa metode : metode yang paling sering
digunakan adalah metode drill (latihan) dan metode
ceramah. Saat proses pembelajaran seorang guru
meminta peserta didik maju satu persatu ke depan untuk
membaca Al-Qur’an yang dibimbing oleh guru, apabila
bacaannya salah maka guru membimbing peserta didik
agar benar dalam bacaannya, serta guru mempraktekkan
bacaan yang benar selanjutnya peserta didik menirukan
guru dalam bacaannya, sebenarnya di TPQ ini tidak ada
metode tertentu, yang paling penting sering memberikan
tugas-tugas agar peserta didik bisa belajar dirumah
sehingga dapat membuat perserta didik bagus dan fasih
dalam membaca Al-Qur’an. dan juga menggunakan
metode Thariqatu Takriry al-Qiraati al-Juz’i yakni
membaca ayat-ayat yang akan dihafal berulang kali,
frekuensi pengulangan tersebut dapat bervariasi (7 kali,
11 kali, 15 kali, 21 kali, atau lebih), tetapi di TPQ ini
tidak hanya mengunakan metode ceramah yang telah
disebutkan di atas saja, akan tetapi juga dengan
memberikan tugas-tugas agar peserta didik bisa belajar
dirumah sehingga dapat membuat perserta didik bagus
dan fasih dalam membaca Al-Qur’an, dengan
72
menggunakan metode-metode tersebut dapat mengatasi
kesulitan membaca Al-Qur’an.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat ditulis berikan
berkaitan dengan metode pembelajaran guru TPQ dalam
mengatasi kesulitan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an
di TPQ Tiyak Raya Kokcan Mayor Patani Thailand adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru perlu menerapkan peserta didik dalam proses
belajar mengajar sesuai dengan tahap perkembangan
psikomotorik peserta didik untuk menerima pengalaman
belajar apa saja yang sesuai oleh peserta didik selama
proses yang ditetapkan oleh guru TPQ Tiyak Raya.
2. Bagi Peserta didik
Kepada peserta didik TPQ Tiyak Raya diharapkan
menaati peraturan yang buat oleh pehak TPQ, dengan
cara tidak melanggar peraturan-peraturan yang dibuat
pihak kepala TPQ, seperti malas belajar Al-Qur’an, tidak
berkelahian sesama teman, dan sebaginya.
C. Penutup
73
Segala puji bagi Alaah SWT. yang telah memberikan
kekuatan atas semua kenikmatan yang diberikan serta taufik
dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat penyusun dan menyesuaikan skripsi ini tanpa
bantuan dari berbagai pehak, untuk itu semoga Allah SWT.
memberikan balasan yang baik kepada semua pihak yang
telah membantu penulis menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis
berusaha menulis skripsi ini dengan sebaik mungkin, namun
apabila masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam
penulis maupun menyusunan skripsi ini, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran, serta korensi demi
menyempurnaan yang lebih baik.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini. Semoga amal baiknya diterima disisi Allah SWT.
senantiasa memberi dan taufik dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Amin.
74
75
DAFTAR PUSTAKA
Munjin Nasih Ahmad dan Nur Kholidah Lilik. 2009. Metode dan
Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung:
PT Refika Aditama.
B. Pertanyaan Siswa
1. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami peserta
didik dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di
TPQ Tiyak Raya?
2. Metode apa saja yang digunakan guru ketika ada yang
mengalami kesulitan dalam membaca al-Qur'an?
Hasil Wawancara
Lokasi : TPQ Tiyak Raya Kokcan
Sumber Data : Miss Noree Jehmah
Guru TPQ
Lampiran 4
Struktur Organisasi
Struktur TPQ Tiyak Raya Kokcan
Penanggung
jawab Kepala TPQ Penasihat
Wakil Kepala
TPQ
Sekretaris Bendahara
Ketua
Sekretaris Bendahara
Divisi Bakat
Minat
Lampiran 5
Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 6
Surat Permohonan Izin Riset
Lampiran 7
Surat Keterangan Telah Melakukan Riset
Lampiran 8
Surat Ektra Kulikuler
Lampiran 9
Transkrip Ektra Kulikuler
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Mr. Abdulloh Karee
Tempat/Tanggal Lahir : Patani (Thailand), 18 April 1996
Jenis Kelamin : Lelaki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Melayu Patani (Thailand)
Alamat : 124/2 T. 2 M. Kokcan D. Mayor
W. Pattani 94140
HP/WA : 082245253835
Email : abdulloh43221@gmail.com
Facebook : Abdullah Muhammad Ila
B. Riwayat Pendidikan
TK : Sekolah Tadika Gelong Gajah
SD : Mayor Setitpupa
SMP : Islam Patana
SMA : Islam Patana
MA : Ma’had Darul Ma’arif
Semarang, 22 April 2021