Anda di halaman 1dari 9

Kerajaaan safawi di Persia

KELOMPOK 9 :

F FRIDA MUSTAGHFIRA 2103016058


ACHMAD LUTHFUN NADA 2103016068
DURROTUL FARIDATIZZULFA A. 2103016072
ERICK ADISAPUTRA UTAMA 2103016089
LATAR BELAKANG BERDIRINYA KERAJAAN SAFAWI
Awalnya kerajaan ini berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabila,
sebuah kota di Azerbaijan, Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah, yang diambil dari
nama pendirinya Safi Al-din (1252-1334 M), dan nama itu terus dipertahankankan sampai
tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan, nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini
berhasil mendirikan Kerajaan.
Penggagas awal berdirinya Kerajaan Safawi adalah Syekh Ishak Safiuddin dari Ardabila
di Azerbaijan atau dikenal dengan Safi Al-Din, yang semula hanya sebagai mursyid tarekat
dengan tugas dakwah agar umat Islam secara murni berpegang teguh pada ajaran agama.
Safi Al-Din mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru sekaligus
mertuanya yang wafat tahun 1301 M, pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran
agama. Pada mulanya gerakan tasawuf Safawiyah ini bertujuan memerangi orang-orang
ingkar dan golongan “ahli-ahli bid’ah”. Namun pada perkembangannya, gerakan tasawuf
yang bersifat lokal ini berubah menjadi gerakan keagamaan yang mempunyai pengaruh
besar di Persia, Syria dan Anatolia.
LANJUTAN
Dalam dekade 1447 – 1501 M Safawi memasuki tahap gerakan politik, dinasti Safawi
memperluas gerakannya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan.
Perluasaan kegiatan ini ternyata menimbulkan konflik antara Juneid dengan kekuatan
politik yang ada di Persia waktu itu, Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Circassia
tetepi pasukan yang dipimpinnya dihadang oleh tentara Sirwan. Ia sendiri terbunuh dalam
pertempuran tersebut.
Kemenangan Ak-Koyunlu terhadap Kara Koyunlu tahun 1476 M, membuat gerakan
militer Safawi yang dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai rival politik oleh AK-Koyunlu
dalam meraih kekuasaan yang selanjutnya. AK Konyulu mengirim bantuan militer kepada
Sirwan, sehingga pasukan Haidar kalah dan Haidar sendiri terbunuh dalam peperangan itu.
Ali, putra dan pengganti Haidar, didesak oleh bala tentranya untuk menuntut balas atas
kematian ayahnya, terutama terhadap AK Konyulu. Mereka dibebaskan oleh rustam dengan
syarat membantu mereka memerangi saudara sepupunya. Akan tetapi tidak lama
kemudian Rustam berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara pada tahun 1494 M
dan Ali terbunuh dalam serangan ini.
LANJUTAN
Kepemimpinan gerakan Safawi selanjutnya berada di tangan Ismail, yang saat itu masih
berusia 7 tahun. Selama 5 tahun Ismail beserta pasukannya bermarkas di Gilan,
mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di
Azerbaijan, Syria, Anatolia. Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan
Qizilbash menyerang dan mengalahkan AK Konyulu di Sharur dekat Nakhchivan.
Dengan diproklamasikannya kerajaan Safawi sebagai kerajaan dan ditetapkan
pula Syi’ah sebagai agama kerajaan maka merdekalah Persia dari pengaruh dari
kerajaan Usmani dan kekuatan asing lainnya. Peristiwa inilah yang menjadi cikal
bakal lahirnya Kerajaan Safawi yang akan turut memberikan kontribusi dalam
perkembangan kekuasaan Islam.
Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Kerajaan Safawi di Persia

Pada masa pemerintahan Ismail, Safawi berhasil mengembangkan wilayah


kekuasaannya sampai ke daerah Nazandaran, Gurgan, Yazd, Diyar Bakr, Baghdad, Sirwan
dan Khurasan hingga meliputi ke daerah bulan sabit subur (fortile crescent). Kemudian ia
beruasaha mengembangkan wilayahnya sampai ke Turki Usmani tetapi dalam perebutan
wilayah ini Safawi mengalami kekalahan.
Hal ini berpengaruh pada stabilitas politik dalam kerajaan Safawi. Keadaan ini baru
dapat diatasi pada masa pemerintahan raja Abbas I. Langkah-langkah yang ditempuh oleh
Abbas I untuk memperbaiki situasi adalah:
• Menghilang dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan Safawi dengan membentuk
pasukan baru
• Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani
Usaha-usaha tersebut terbukti membawa hasil yang baik dan membuat kerajaan
Safawi kembali kuat. Pada masa Abbas I inilah kerajaan Safawi mengalami masa kejayaan
yang gemilang.
Diantara bentuk kejayaanya :
• Bidang politik dan pemerintahan
• Bidang ekonomi
• Bidang ilmu pengetahuan, filsafat dan sains
• Bidang perkembangan fisik dan seni
Masa kemunduran dan kehancuran kerajaan safawi
Masa Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi dimulai sejak Raja Abbas I telah
tiada, sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja,
namun keadaan kerajaan safawi tidak menunjukkan grafik naik dan berkembang, tetapi
justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran, Hal ini
menyebabkan rakyat kurang respon dan timbul sikap masa bodoh terhadap pemerintahan.
Raja-raja yang memerintah setelah Abbas I adalah sebagai berikut:
• Safi Mirza (1628-1642)
• Abbas II (1642-1667 M)
• Sulaiman (1667-1694 M)
• Husen (1694-1722 M)
• Tahmasp II (1722-1732 M)
• Abbas III (1732-1736 M)
LANJUTAN
Hanya satu abad setelah ditinggal Abbas I, kerajaan ini mengalami kehancuran. Faktor-
faktor yang menyebabkan berakhirnya kerajaan Safawi:
• Pertama, Konflik panjang dengan kerajaan Turki Usmani. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan mazhab antar kedua kerajaan.
• Kedua, Adanya dekadensi moral yang melanda sebagaian para pemimpin kerajaan
Safawi.
• Ketiga, Pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat
perang yang tinggi seperti Qilzibash (baret merah) hal ini dikarenakan pasukan tersebut
tidak disiapkan secara terlatih dan tidak melalui proses pendidikan rohani.
• Keempat, Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan
keluarga istana.
Dengan demikian, bentuk-bentuk institusi kenegaraan, kesukuan dan institusi
keagamaan safawiyah yang diciptakan oleh Abbas I telah mengalami perubahan secara
mencolok pada akhir abad tujuh belas dan awal abad ke delapan belas.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai