Anda di halaman 1dari 95

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH

MATERI HAJI DAN UMROH DENGAN METODE GUIDED


NOTE-TAKING PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF DUSUN
NIPIS DESA SAMBUNGREJO KECAMATAN GRABAG
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

TRI BUDININGSIH
11409005

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2011
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH
MATERI HAJI DAN UMROH DENGAN METODE GUIDED
NOTE-TAKING PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF DUSUN
NIPIS DESA SAMBUNGREJO KECAMATAN GRABAG
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

TRI BUDININGSIH
11409005

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2011
NOTA PEMBIMBING

Lamp :
Hal : Naskah Skripsi
Kepada:
Yth. Ketua STAIN
Di Salatiga

Assalamu’alaikum wr. wb.

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : Tri Budiningsih


NIM : 11409005
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
FIQIH MATERI HAJI DAN UMROH DENGAN
METODE GUIDED NOTE-TAKING PADA
SISWA KELAS V MI MA’ARIF DUSUN NIPIS
DESA SAMBUNGREJO KECAMATAN
GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2011/ 2012.
Demikian kami mohon, agar skripsi tersebut dapat di munaqosahkan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing

Dra. Siti Asdiqoh, M.Si


NIP. 1968 0812 199403 2 003
SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI HAJI

DAN UMROH DENGAN METODE GUIDED NOTE-TAKING

PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF

DUSUN NIPIS DESA SAMBUNGREJO KECAMATAN GRABAG

KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

DISUSUN OLEH

TRI BUDININGSIH

NIM : 11409005

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Pada tanggal 24 Agustus
2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1
Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Drs. Miftahuddin, M.Ag


Sekretaris Penguji : Suwardi, M.Pd
Penguji I : Dra. Nur Hasanah, M.Pd
Penguji II : Dra. Maryatin
Penguji III : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

Salatiga, 24 Agustus 2011


Ketua STAIN Salatiga
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Tri Budiningsih

NIM : 11409005

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini di kutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Grabag, 20 Agustus 2011

Yang menyatakan

Tri Budiningsih
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka” (QS. Ar- Ra’d: 11)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

 Kedua orang tua yang selalu memberi do’a restu


 Suami yang selalu memberi motivasi
 Putraku tersayang
 Sahabat-sahabat seperjuangan
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

segala rahmat, taufiq dan hidayah- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, para sahabat, orang-orang mukmin yang menerima syafaat- Nya.

Tidak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Program Studi PAI Ekstensi

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si yang telah memberikan bimbingan dan saran

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Sutrasno, A.Ma yang telah memberikan ijin untuk mengadakan

penelitian di MI Ma’arif Nipis Sambungrejo.

5. Ibu Umi Kholisatun selaku observator penelitian berlangsung

6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam proses pembuatan skripsi

ini. Semoga kebaikan mereka mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT

Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, karya ini saya persembahkan,

dan harapan semoga bermanfaat khususnya bagi penulis pribadi dan para pembaca

umumnya.

Grabag, 20 Agustus 2011

Penulis

Tri Budiningsih
ABSTRAK

Budiningsih, Tri. 2011. Upaya peningkatan prestasi belajar fiqih materi haji dan
umroh dengan metode Guided Note-Taking pada siswa kelas V
MI Ma’arif Dusun Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Jurusan
Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

Kata Kunci : Prestasi belajar dan metode Guided Note – Taking.

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar Fiqih


materi haji dan umroh pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dusun
Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Pertanyaan
utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah penerapan metode
Guided Note – Taking dapat meningkatkan prestasi belajar Fiqih materi haji dan
umroh pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dusun Nipis Desa
Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas
sebanyak tiga siklus.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prestasi belajar Fiqih materi
haji dan umroh pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dusun Nipis
Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang dengan
menggunakan metode Guided Note – Taking .
Dari analisis data didapatkan bahwa prestasi belajar Fiqih materi haji dan
umroh pada siswa kelas V Madrasah Ibtidiayah Ma’arif Dusun Nipis Desa
Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang mengalami peningkatan
dalam setiap siklusnya, yaitu kondisi awal nilai rata-rata siswa 64,33. Pada siklus
I dapat ditingkatkan nilai rata-rata siswa menjadi 65,11; pada siklus II nilai rata-
rata siswa 67,89; dan di siklus III nilai rata-rata siswa 71,56.
Penerapan metode Guided Note-Taking mempunyai pengaruh dalam
meningkatkan prestasi belajar Fiqih materi haji dan umroh pada siswa kelas V
Madrasah Ibtdaiyah Ma’arif Dusun Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag
Kabupaten Magelang yaitu dengan hasil siswa yang tuntas belajar pada siklus I
sebanyak 4 siswa dari 9 siswa atau 44%, pada siklus II sebanyak 6 siswa dari 9
siswa atau 66,67% dan di siklus III sebanyak 8 siswa dari 9 siswa atau 88,89%.
DAFTAR ISI

SAMPUL ……………………………………………………..……………...... I

LEMBAR BERLOGO ……………………………………..………………….. Ii

JUDUL …………………………………………………..…………………….. Iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ……………….………………………… IV

PENGESAHAN KELULUSAN ………………….…………………………… V

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …….………………………………. Vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………….…………………………………. vii

KATA PENGANTAR ………………….……………………………………... viii

ABSTRAK ………………………….…………………………………………. ix

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL …………….………………………………………………. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 3

C. Tujuan Penelitian ………………………………………...……. 3

D. Manfaat Penelitian ……………………………………...……... 4

E. HipotesisPenelitian……………….………………………......... 4

F. Definisi Operasional………………………………………….... 5

G. Metode Penelitian………………………………………...……. 6

6
1. Rancangan Penelitian………………………...…………… 6

2. Subyek Penelitian ………………………………………… 7

3. Langkah-langkah …………………………………………. 8

4. Instrumen Penelitian ……………………………………… 8

5. Pengumpulan Data ……………………………………...... 9

6. Analisis Data……………………………………………… 10

H. Sistematika Penulisan ………………………………………….

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Makna Belajar ………………………………………………… 11

B. Pengertian Prestasi Belajar …………………………………… 21

C. Pembelajaran Fiqih ……………………………………………. 23

1. Pengertian Fiqih ……………………………………………. 23

2. Obyek Ilmu Fiqih …………………………………………... 24

3. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih …………………………… 25

4. Tujuan dan Fungsi Pelajaran Fiqih ………………………… 26

5. Ruang Lingkup Fiqih ………………………………………. 27

D. Strategi Pembelajaran …………………………………………. 28

1. Pembelajaran Aktif ……………………………………….. 30

2. Metode Guided Note-Taking ……………………………… 31

a. Keunggulan Metode Guided Note-Taking …………….. 32

b. Langkah-langkah penerapan metode Guided Note-

Taking …………………………………………………. 32
c. Langkah-langkah Penerapan Metode Guided Note-

Taking dalam Pembelajaran Fiqih Materi

Haji…………………………………………………….. 32

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Profil MI Ma’arif Nipis Sambungrejo ………………………… 34

B. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….. 41

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I …………………………….. 41

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ……………………………. 43

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ………………………… 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus (Siklus I, II, III) …………………………. 47

B. Pembahasan……………………………………………………. 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 57

B. Saran …………………………………………………………... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


DAFTAR TABEL

Tabel 1

Daftar Guru MI Ma’arif Nipis Sambungrejo ………………………………….. 39

Tabel 2

Daftar Siswa MI Ma’arif Nipis Sambungrejo ………………………………… 40

Tabel 3

Nama Siswa Kelas V MI Ma’arif Nipis Sambungrejo ………………………... 40

Tabel 4

Hasil Test Pra Siklus I ………………………………………………………… 47

Tabel 5

Rekapitulasi Hasil Test Pra Siklus I …………………………………………... 48

Tabel 6

Hasil Test Siklus I ……………………………………………………………... 49

Tabel 7

Rekapitulasi Hasil Test Siklus I ……………………………………………….. 50

Tabel 8

Hasil Test Siklus II ……………………………………………………………. 51

Tabel 9

Rekapitulasi Hasil Test Siklus II ……………………………………………… 52

Tabel 10

Hasil Test Siklus III …………………………………………………………… 54

Tabel 11

Rekapitulasi Hasil Test Siklus III ……………………………………………... 55


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dewasa ini mendapat perhatian yang cukup besar. Hal ini

dapat dilihat dari sistem pelaksanaan pendidikan pada UU No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 11 ayat 1 yaitu Pemerintah dan

Pemerintah Daerah (Pemda) wajib memberikan pelayanan dan kemudahan

serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga

negara tanpa diskriminasi (Undang-Undang RI No. 20, 2003; 8). Usaha

meningkatkan segi kualitas selalu diusahakan dari waktu ke waktu, baik

peningkatan sarana prasarana, profesionalisme tenaga pendidik maupun

peningkatan mutu anak didik.

Apabila pendidikan kurang berkualitas, maka tujuan yang ingin dicapai

hasilnya kurang memuaskan. Dengan demikian perlu adanya kesadaran dari

pendidik untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya, agar

tujuan pendidikan dan hasilnya sesuai yang diharapkan.

Mencerdaskan kehidupan bangsa, diciptakan Undang-Undang RI Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diatur dengan

undang-undang. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa. Tujuannya adalah untuk

berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab (Undang-Undang RI No. 20, 2003; 6).

Kenyataannya, dunia pendidikan banyak menghadapi tantangan disamping

sorotan yang tajam tentang rendahnya mutu pendidikan. Salah satu upaya

untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah penerapan teknik pembelajaran

yang sangat tepat. Guru harus dapat menerapkan salah satu atau gabungan dari

beberapa metode mengajar dikelas tidak dapat dilepaskan dari kondisi dan

kesiapan siswa, sarana dan keterlibatan siswa (Muhibbin Syah, 1995; 6).

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu dituntut adalah bagaimana

pengajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas.

Tetapi pada kenyataannya guru dalam mengajar selalu menggunakan metode

yang monoton contoh salah satunya menggunakan metode ceramah. Penulis

dalam penelitian ini mengambil metode Guided Note-Taking (membuat

catatan terbimbing) ada beberapa alasan yang mendorong penulis memilih

judul tersebut. Alasan itu diantaranya; pertama, hasil nilai Fiqih rendah

dibanding materi pelajaran agama yang lain; kedua, selama proses belajar

mengajar siswa kurang bersemangat; ketiga, manajemen pengelolaan kelas

yang masih kurang; dan yang terakhir nilai ulangan siswa selalu rendah.

Kegagalan seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran akan terjadi

jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan pengenalan terhadap

karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik

guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa

metode pengajaran.
Tak dapat dipungkiri bahwa peranan metode sangat menentukan dalam

pencapaian tujuan, termasuk diantaranya dalam penyampaian materi Fiqih.

Pelajaran yang sulit akan terasa mudah dan menyenangkan bila disampaikan

dengan metode yang tepat, sebaliknya pelajaran yang mudah akan menjadi

sulit bila disampaikan dengan metode yang kurang tepat. Oleh karena itu

penulis beranggapan bahwa tidak selamanya pelajaran itu dianggap sulit,

membosankan, dan menakutkan oleh siswa, akan bisa menjadi pelajaran yang

menarik dan akhirnya akan disenangi oleh siswa.

Uraian pemikiran tersebut di atas, penulis terdorong untuk meneliti

masalah tersebut dengan memilih judul: Upaya Peningkatan Prestasi Fiqih

materi Haji dan Umroh dengan Menerapkan Metode Guided Note-Taking

Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dusun Nipis Desa Sambungrejo

Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

Apakah metode guided note-taking (membuat catatan terbimbing) dapat

meningkatkan prestasi belajar Fiqih Materi Haji dan Umroh di Madrasah

Ibtidaiyah Ma’arif Dusun Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:


Untuk mengetahui prestasi belajar Fiqih Materi Haji dan Umroh di

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dusun Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan

Grabag Kabupaten Magelang dengan menggunakan metode Guided Note-

Taking.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh siswa,

guru, dan pelaku pendidikan. Secara sistematis manfaat penelitian adalah:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peran guru dalam

meningkatkan pemahaman siswa belajar Fiqih.

2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru agama dalam mengajar dan

meningkatkan pemahaman siswa belajar Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

Ma’arif Dusun Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten

Magelang.

E. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : “ada

peningkatan prestasi belajar Fiqih melalui metode guided note-taking pada

materi haji dan umroh di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dusun Nipis Desa

Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang”.

Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Nilai siswa mencapai KKM (65).

2. Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM (65) minimal 80% dari

jumlah siswa seluruhnya.


F. Definisi Operasional

Untuk mengatasi adanya salah persepsi terhadap judul skripsi, maka

penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul

penelitian.

1. Upaya

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia karya Poerwadarminta, disebutkan

arti upaya adalah usaha. Syarat untuk menyampaikan hal, usaha, ikhtiar.

2. Peningkatan

Peningkatan memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapis dari suatu

yang bersusun seperti lantai yang tinggi. Jadi imbuhan pe-an mengandung

arti melakukan sesuatu hal untuk mencapai sesuatu. Jadi, peningkatan

berarti melakukan suatu hal untuk mencapai nilai yang tinggi.

3. Prestasi belajar

Adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan perubahan

dalam bidang pengetahuan. Pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis

dan evaluasi (Bloom, 2004 : 26).

4. Materi Fiqih

Adalah salah satu mata pelajaran Madrasah Ibtidaiyah. Adapun di skripsi

ini khusus materi kelas V mengenai haji dan umroh.

5. Metode Guided Note Taking

Guided Note Taking merupakan catatan hand out yang berisi informasi

dengan ruang khusus untuk menulis poin – poin materi (Mel Siberman,

2004 : 103).
G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Tema ini akan diteliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas akan mencermati kegiatan belajar Fiqih dalam

sebuah kelas secara bersama. Karakteristik penelitian tindakan kelas

adalah peneliti terlibat langsung dalam penelitian, melalui serangkaian

tindakan yang dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus.

Setiap siklus dilaksanakan dengan perbaikan. Pada tahap ini penelitian

mempersiapkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tahap-tahap penting dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah

sebagai berikut :

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Observasi

d. Refleksi

2. Subyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di Kelas V Madrasah

Ibtidaiyah Ma’arif Dusun Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang yang berjumlah 9 anak. Pelaksanaan penelitian

mulai tanggal 11 Juli - 10 Agustus 2011, terbagi dalam 3 siklus.


3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini tidak hanya dilakukan dalam satu

tahapan/langkah (siklus) kegiatan melainkan beberapa kali siklus kegiatan.

Karena penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk investigasi

yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral yang memiliki

tujuan untuk perbaikan system metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan

situasi (Arikunto, 2007 : 104).

Daur ulang dalam penelitian diawali dengan perencanaan tindakan

(planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi

roses dan hasil tindakan (observation dan evolution), dan melakukan

refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan

yang diharapkan tercapai (criteria keberhasilan). Adapun langkah-langkah

penelitian tindakan kelas ini digambarkan dalam tahap-tahap penelitian

kelas sebagai berikut (Arikunto, 2007 : 105).

Gambar 1. Alur (Penelitian Tindakan Kelas)

Siklus 1

Rencana Tindakan/
Refleksi
awal/rancangan Observasi

Siklus 2 Jika tujuan penelitian belum tercapai

Rencana yang Tindakan/


Refleksi
direvisi Observasi

Siklus 3 Jika tujuan penelitian belum tercapai

Rencana yang Tindakan/


Refleksi
direvisi Observasi
4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat atau fasilitas yang digunakan dalam

pengumpulan data, supaya pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik.

Instrumen yang digunakan adalah:

a. Lembar tes

b. Lembar observasi

5. Pengumpulan Data

Dalam data suatu penelitian, teknik pengumpulan data merupakan

bagian yang sangat penting, sebab dapat dijadikan jembatan yang dapat

menggabungkan antara kajian teoritik dan kenyataan objektif. Teknik yang

tepat juga akan menghasilkan data yang valid, sehingga memberikan

gambaran tentang penelitian itu sendiri.

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Keberhasilan pengumpulan data sangat dipengaruhi

oleh tekniknya. Data yang dikumpulkan digunakan sebagai bahan analisis

dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Tes

Teknik tes pada penelitian untuk memperoleh data tentang hasil

belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda

dengan 4 alternatif jawaban yang berjumlah 15 soal dengan alokasi

waktu 30 menit.
b. Metode Observasi

Metode observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang

benar-benar dipercaya atau lebih mendekati kebenaran, sehingga perlu

peneliti melaksanakan observasi di lapangan. Metode observasi ini

dilaksanakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran serta kondisi

sekolah guna memperoleh gambaran umum di Madrasah Ibtidaiyah

Ma’arif Dusun Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang.

6. Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Disusun kemudian dianalisa secara deskriptif, untuk mengetahui

penguasaan materi yang telah diterimanya. Hasil atas siswa dilakukan

analisis secara kualitatif. Ukuran pencapaian hasil adalah ketuntasan

belajar.

Cara untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa pada penelitian

tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

a. Merekapitulasi hasil tes.

b. Menghitung jumlah skor yang dicapai dan prosentase nilainya, dengan

menggunakan rumus ketuntasan belajar sebagai berikut:

Siswa dikatakan tuntas secara individu jika memperoleh nilai 65,

sedangkan tuntas secara global jika siswa yang tuntas secara individu
mencapai 80% dari jumlah siswa kelas V yang telah memiliki daya

serap lebih dari 65%.

c. Melakukan analisis hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri

selama melakukan penelitian tindakan kelas.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab berisi sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan, yang berisi tentang : Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

Hipotesis Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

Bab II. Kajian Pustaka menjelaskan : Makna Belajar, Pengertian Prestasi

Belajar, Pembelajaran Fiqih, dan Strategi Pembelajaran.

Bab III. Hasil Penelitian, meliputi : Profil Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Nipis Sambungrejo dan Pelaksanaan Penelitian.

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab V. Penutup

Bagian akhir berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Makna Belajar

1. Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui

pengalaman dan latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya

(Oemar Hamalik, 2003; 37). Menurut pengertian ini, belajar adalah

merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang

tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran, tetapi lebih luas dari itu,

yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,

melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini menitik beratkan pada

interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi itulah

terjadi serangkaian pengalaman belajar.

Perubahan tingkah laku sebagai bukti atau indikator belajar seseorang.

Seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan,

yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya tersebut masih lemah

atau kurang. Tingkah laku memiliki unsur obyektif dan unsur subyektif.

Unsur obyektif adalah unsur motorik atau unsur jasmaniah. Unsur obyektif

inilah yang tampak, sedangkan unsur subyektifnya tidak tampak kecuali

berdasarkan tingkah laku yang tampak itu. Misalnya, seseorang sedang


berpikir dapat kita lihat pada raut mukanya bahwa dia sedang berpikir,

sedangkan proses berpikirnya itu sendiri tidak tampak (Oemar Hamalik,

2003; 38).

Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan

tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek

itu adalah pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,

emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap dan lain-

lain. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi

perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut

(Oemar Hamalik, 2003; 38).

Prestasi belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam

diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Walaupun

pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk dari hasil belajar.

Misalnya: perubahan fisik, mabuk, gila, dan sebagainya.

a. Prinsip-prinsip perubahan tingkah laku

1) Tingkah laku dimotivasi seseorang mau berbuat sesuatu karena

adanya tujuan yang hendak dicapainya.

2) Tingkah laku yang termotivasi adalah tingkah laku yang sedang

terarah pada tujuan.

3) Tujuan yang disadari oleh seseorang mempengaruhi tingkah

lakunya dalam upayanya mencapai tujuan tersebut.

4) Lingkungan menyediakan kesempatan untuk bertingkah laku

tertentu, dan atau membatasi tingkah laku seseorang.


5) Tingkah laku dipengaruhi oleh proses-proses dalam organisme

manusia.

6) Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas dalam diri organisme

manusia.

b. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, dapat dilakukan penilaian

terhadap perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar, yakni:

1) Kebutuhan-kebutuhan apa yang ada pada diri organisme yang


memungkinkan tumbuhnya tingkah laku yang termotivasi ?
2) Motivasi apa yang mendasari perubahan tingkah laku itu ?
3) Tujuan apa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang ?
4) Apakah lingkungan menyediakan kesempatan untuk melakukan
tingkah laku tertentu ?
5) Proses-proses apa yang mempengaruhi tingkah laku itu ?
6) Kapasitas dan apibilitas apa yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang ? (Oemar Hamalik, 2003; 39)
Pada hakikatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah

laku si subyek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang

berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut dapat dijelaskan

atas dasar kecenderungan-kecenderungan respons bawaan,

kematangan-kematangan atau keadaan temporer dari subyek (misalnya

keletihan dan sebagainya).

c. Ciri-ciri (karakteristik) belajar:

1) Belajar berbeda dengan kematangan

2) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental

3) Ciri belajar yang hasilnya relative menetap (Oemar Hamalik,

2003;50).
Jadi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Yang ditandai dengan adanya

perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain

yang ada pada individu yang belajar.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, secara global dapat

dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1) Faktor Internal Siswa

a) Aspek Fisiologi

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah,

dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga

materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

Untuk mempertahankan kondisi jasmani sangat dianjurkan

mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat serta olahraga

yang cukup.

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat

kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi

dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.


b) Aspek Psikologi

(1) Tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa (IQ) sangat

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

(2) Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama terhadap guru

dan mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik

bagi proses belajar siswa.

(3) Bakat (aptitude) siswa.

(4) Minat (interest) atau kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi/ keinginan yang besar terhadap sesuatu.

(5) Motivasi atau keadaan internal organisme yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

Motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

(a) Motivasi intrinsik, adalah hal dan keadaan yang berasal

dari diri sendiri yang dapat mendorongnya melakukan

tindakan belajar. Contohnya perasaan menyenangi

materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut

(Muhibbin Syah, 1995; 137).

(b) Motivasi ekstrinsik, adalah hal dan keadaan yang

berasal dari luar individu siswa yang juga

mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

Contohnya pujian dan hadiah.


2) Faktor Eksternal Siswa

a) Lingkungan Sosial

Dalam hal ini yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

b) Lingkungan Non Sosial

Faktor lingkungan non sosial diantaranya gedung sekolah

dan letaknya, tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat

belajar, cuaca, waktu belajar dan lain-lain.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau

strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan

efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal

ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa

sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan

belajar tertentu (Muhibbin Syah, 1995; 139).

Dengan memilih cara pendekatan belajar mengajar yang

dianggap paling efektif dan tepat untuk mencapai sasaran.

Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep,

pengertain dan teori apa yang digunakan guru dalam memecahkan

suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya atau tujuan

pembelajarannya.
2. Gaya Belajar

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran

berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang

lambat. Oleh karena itu, mereka harus menempuh cara berbeda untuk bisa

memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Perbedaan gaya

belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu

untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Diketahuinya

perbedaan gaya belajar setiap siswa, dimungkinkan akan lebih mudah bagi

pengajar jika suatu ketika harus memandu seseorang untuk mendapatkan

gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.

Tipe gaya belajar yang bisa kita cermati yaitu:

a. Gaya belajar visual (Suparman S, 2010; 66)

Gaya belajar ini umumnya disebut sebagai gaya belajar

pengamatan (Suparman S, 2010; 66). Gaya belajar ini menjelaskan

bahwa siswa harus melihat sendiri dulu buktinya untuk kemudian bisa

mempercayainya.

Ada karakteristik yang khas bagi siswa yang menyukai gaya

belajar visual ini. Pertama, kebutuhan melihat sesuatu (informasi/

pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya;

Kedua, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna; Ketiga,

memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik; Keempat,

memiliki kesulitan dalam berdialog langsung; Kelima, terlalu reaktif


terhadap suara; Keenam, sulit mengikuti anjuran secara lisan; Ketujuh,

seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Untuk mengatasi ragam masalah diatas, ada beberapa pendekatan

yang bisa digunakan dalam belajar tetap bisa dilakukan dengan

memberikan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah

menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi.

Bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu

bergambar dan lain-lain.

b. Gaya belajar auditoral (Suparman S, 2010; 64)

Gaya belajar ini adalah gaya belajar yang mengandalkan pada

pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya.

Karakter gaya belajar auditory learners yang pertama adalah

informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran; kedua, memiliki

kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara

langsung; ketiga, memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk kesulitan belajar

dari gaya ini adalah pertama, merekam informasi kemudian

didengarkan kembali; kedua, dengan wawancara atau terlibat langsung

kelompok diskusi; ketiga, membaca informasi kemudian diringkas

dalam bentuk lisan direkam untuk didengarkan dan dipahami dan

terakhir adalah interview secara verbal dengan teman atau pengajar.


c. Gaya belajar tactual learners (kinestetik) (Siberman Mel, 2004; 21)

Gaya belajar ini kita harus bergerak, bekerja, dan menyentuh

sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya.

Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini. Pertama adalah

menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa

terus mengingatnya; Kedua, memegang tanpa harus membaca

penjelasannya; Ketiga adalah tidak bisa/ tahan duduk terlalu lama

untuk mendengarkan pelajaran; Keempat, kita merasa bisa belajar

lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik; Kelima, memiliki

kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan

mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).

3. Makna Mengajar

Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Pengajaran

merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai

suatu proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi

antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa

berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa

menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipun peranannya berbeda namun

terkait satu sama yang lainnya.

Proses pengajaran berlangsung dalam situasi tertentu yakni situasi belajar

mengajar. Dalam situasi itu terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan,

yakni tujuan mengajar, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang
diajarkan, metode mengajar, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan

situasi pengajaran.

Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi

oleh berbagai dimensi, yakni:

1. Profesi guru

2. Perkembangan dan pertumbuhan siswa atau peserta didik

3. Tujuan pendidikan dan pengajaran

4. Program pendidikan dan kurikulum

5. Perencanaan pengajaran

6. Strategi belajar mengajar

7. Media pengajaran

8. Bimbingan belajar

9. Hubungan antar sekolah dan masyarakat

10. Manajemen pendidikan atau kelas (Oemar Hamalik, 2003; 124)

Dari berbagai dimensi diatas diharapkan proses belajar mengajar mencapai

tujuannya yaitu keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Selain dari dimensi-dimensi tersebut proses belajar mengajar agar berhasil

juga harus menggunakan pendekatan-pendekatan. Salah satu pendekatan yang

bisa dipakai adalah pendekatan sistem.

Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran hendaknya

dilandasi oleh prinsip-prinsip psikologis behavioristik dan humanistic, serta

kenyataan dalam masyarakat sendiri.


Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran yang meliputi aspek

filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang

melandasi sikap si perancang sistem yang terarah pada kenyataan, sedangkan

aspek proses adalah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual. (Oemar

Hamalik, 2003; 126).

Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, ada dua yaitu:

1. Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses

pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya

interaksi antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa

untuk belajar secara efektif.

2. Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran, yang

meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian

keseluruhan proses pembelajaran, yang tertuju ke pencapaian tujuan

pembelajaran tertentu (konsep, prinsip, ketrampilan, sikap dan nilai,

kreatifitas, dan sebagainya). (Oemar Hamalik, 2003; 126)

Dengan penggunaan metodologi untuk merancang pembelajaran

diharapkan proses belajar mengajar mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Pengertian Prestasi Belajar

Proses belajar mengajar seorang guru dituntut berhasil dalam

mengajarnya. Yang dimaksud “berhasil adalah suatu proses belajar mengajar

tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan khusus

(TIK) nya tercapai” (Syaiful Bahri Djamarah, 2004; 119). Sedang “prestasi
adalah hasil yang telah tercapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”

(W.J.S Puerwadarminta, 2006; 910).

Belajar menurut Cronbach dalam bukunya Sumadi Suryabrata adalah

“learning is shown by a change in behavior as a result of experience”

(Sumadi Suryabrata, 2004; 231). Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik-

baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar

menggunakan panca inderanya. Belajar menurut Harold Spears dalam

bukunya Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa “learning is to observe, to

read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follo directon”

(Sumadi Suryabrata, 2004; 231). Menurut Crow and crow dalam bukunya,

Sriyanti Suwardi, Belajar adalah “perbuatan untuk memperoleh kebiasaan,

ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap termasuk penemuan baru dalam

mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan

dengan situasi baru” (Sriyanti, Suwardi, 2009; 17).

Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah kemampuan maksimal

atau pencapaian hasil yang dilakukan oleh anak didik atau siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan baik yang berupa

pengetahuan, sikap maupun ketrampilan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah:

1. Pencapaian hasil dari anak didik atau siswa selama belajar, sesuai dengan

tujuan pembelajaran dan dalam waktu yang telah ditentukan.

2. Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan suatu proses (dari hasil

kegiatan belajar mengajar) yang serupa penguasaan ilmu pengetahuan,


ketrampilan dan sikap. Dan prestasi belajar ini dapat diketahui dengan

hasil evaluasi yang dinyatakan dengan nilai atau berupa nilai-nilai dari

aspek, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Hasil yang dicapai siswa merupakan suatu perubahan yang direalisasikan

dalam bentuk nilai, baik berwujud angka atau huruf. Dalam pendidikan formal

atau sekolah biasanya seorang guru menggunakan skala penilaian dengan

angka dari 0-10 atau 0-100, dilembaga pendidikan formal atau sekolah, untuk

mengetahui prestasi belajar diadakan ulangan, test, semesteran, ujian dan

sebagainya. Kemudian hasil penilaian yang berwujud angka atau huruf

dimasukkan ke dalam buku penilaian, buku raport dan buku induk siswa.

Raport adalah buku laporan hasil belajar siswa di sekolah selama satu

periode (1 semester), yang diberikan guru atau wali kelas kepada orang tua

siswa atau wali murid. Dengan demikian, orang tua atau wali murid dapat

mengetahui hasil prestasi belajar putra-putrinya selama satu semester. Selama

itu dapat diharapkan adanya interaksi dan umpan balik antara siswa dengan

siswa, siswa dengan orang tua, siswa dengan guru dan juga orang tua dengan

guru atau wali kelas. Dengan demikian terjadilah komunikasi yang positif

antara guru dengan orang tua untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Ciri-ciri anak yang berprestasi adalah:

a. Selalu rajin belajar

b. Selalu berusaha

c. Selalu berdoa

d. Selalu giat
e. dan pantang menyerah. (http://lecture.brawijaya.ac.id)

Selain dari yang tersebut diatas anak-anak yang berprestasi mempunyai

ciri-ciri yaitu: mudah menangkap pelajaran, ingatannya baik, dorongan ingin

tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, tekun menghadapi

tugas, dan sebagainya.

C. Pembelajaran Fiqih

1. Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa artinya tahu atau pemahaman. Pengertian ini sesuai

dengan apa yang disebutkan dalam sebuah hadits yang berbunyi:

Artinya: Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah baik, maka Allah

memberi pemahaman kepada orang itu tentang agamanya (Riwayat

Bukhari). (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,

1986 : 3).

Fiqih menurut istilah adalah pemahaman tentang hukum-hukum syara’

yang berkaitan dengan perbuatan orang-orang mukallaf (baik yang bersifat

hukum taklif maupun hukum wadl’i) yang diambil/ digali dari dalil-dalil

terperinci baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah (Direktorat Jenderal Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam, 1986; 3).

Fiqih menurut fulqaha (ahli fiqih) adalah mengetahui hukum-hukum

syara’ yang menjadi sifat bagi perbuatan para hamba (mukallaf) yaitu: wajib,

sunat, haram, makruh, dan mubah. (Ash Shiddieqy, 1999; 16).


Jadi fiqih adalah suatu pemahaman tentang perbuatan mukallaf yang

berhubungan dengan Allah yang berisi tentang perintah untuk melakukan

sesuatu, larangan untuk meninggalkan sesuatu, kebolehan untuk melakukan

atau meninggalkan sesuatu, menjadikan sesuatu sebagai sebab, menjadikan

sesuatu sebagai syarat dan menjadikan sesuatu sebagai penghalang.

2. Obyek Ilmu Fiqih

Obyek pembahasan dalam ilmu fiqih adalah perbuatan mukallaf bila

dilihat dari sudut ilmu syara’. Perbuatan itu dikelompokkan menjadi 3

kelompok besar yaitu: Ibadat, Muamalah, dan Uqubah.

Bagian Ibadat mencakup segala perbuatan yang berkaitan dengan urusan

akhirat, yaitu: shalat, zakat, puasa, haji, dan jihad. Bagian Muamalah

mencakup hal-hal yang berhubungan dengan harta, yaitu: jual beli, hukum

benda, harta peninggalan, sewa-menyewa, pinjam-meminjam. Sedangkan

bagian Uqubah mencakup segala hal persoalan yang menyangkut tindak

pidana, seperti: Qishah/ pidana setimpal, pencurian, zina, pembunuhan,

perampokan, pemberontakan.

Obyek pembahasan fiqih secara cermat dapat diperinci lagi ke dalam

delapan bagian. Menurut (Ash Shiddieqy, 1999; 24-27):

1. Sekumpulan hukum-hukum yang dinamai ibadat.


2. Sekumpulan hukum yang berhubungan dengan kekeluargaan,
perorangan dan mawaris (Al Ahwalusy Syakhshiyah).
3. Sekumpulan hukum mengenai muamalah madaniyah (hukum-hukum
yang dibuat untuk mengatur hubungan manusia dalam bidang
kekayaan, harta dan tasharruf).
4. Sekumpulan hukum mengenai benda dan ekonomi (muamalah
maliyah).
5. Sekumpulan hukum mengenai uqubat.
6. Sekumpulan hukum yang disebut hukum-hukum peradilan dan
pengadilan.
7. Sekumpulan hukum tata negara (Ahkam dusturiyah).
8. Sekumpulan hukum Internasional (Ahkam Dauliyah). (Ash Shiddieqy,
1999 : 24-27).

3. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih

Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu

bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan

mengamalkan hukum Islam yang kemudian dijadikan dasar pandangan hidup

(way of life). Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan

pengalaman dan pembiasaan. (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama

Islam, 2004; 48).

Mata pelajaran fiqih adalah mata pelajaran yang sangat penting yang harus

diajarkan kepada siswa agar siswa mengetahui dan memahami pokok-pokok

Islam yang menjadi pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tujuan dan Fungsi Pelajaran Fiqih

Tujuan dan fungsi pelajaran fiqih di Madrasah disesuaikan dengan

kurikulum Madrasah, yaitu:

a. Tujuan Fiqih

Tujuan fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok isalm secara terperinci dan

menyeluruh, baik berupa dalil naqli maupun dalil aqli. Pengetahuan

dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam


kehidupan pribadi dan sosial (Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam,

2004; 48).

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar.

b. Fungsi Fiqih

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk:

1) Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran peserta didik kepada Allah

SWT

2) Membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam pada peserta didik

dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku

di Madrasah dan Masyarakat.

3) Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

4) Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan kelemahan peserta

didik dalam melaksanakan ibadah dan muamalah dalam kehidupan

sehari-hari.

5) Membekali peserta didik dalam bidang Fiqih atau hukum Islam untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

5. Ruang Lingkup Fiqih

Ruang lingkup fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama

Islam, 2004; 49-50) antara lain:

a. Hubungan manusia dengan Allah


b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

c. Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

berfokus pada aspek fiqih ibadah dan muamalah.

a. Fiqih Ibadah meliputi:

1) Melakukan Thoharoh/ bersuci

2) Melakukan sholat wajib

3) Melakukan adzan dan iqamah

4) Melakukan sholat jum’at

5) Melakukan macam-macam sholat sunah

6) Melakukan puasa

7) Melakukan zakat

8) Melakukan shodaqoh dan infak

9) Memahami hukum Islam tentang makanan, minuman, dan binatang

10) Memahami tentang haji dan umroh

11) Melakukan dzikir dan doa

12) Memahami kitan

b. Fiqih Muamalah meliputi:

1) Memahami ketentuan jual beli

2) Memahami ketentuan pinjam meminjam dan sewa menyewa

3) Memahami ketentuan upah

4) Memahami ketentuan riba

5) Memahami ketentuan barang titipan dan barang temuan


D. Strategi Pembelajaran

Strategi menurut pengertian bahasa (Inggris) adalah siasat, kiat atau

rencana. Strategi mengenai pembelajaran berarti prosedur atau langkah-

langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang ditetapkan.

Menurut para ahli pendidikan, Newman dan Legan sebagaimana dikutip

Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.

Mengemukakan Prosedur Penyusunan Rencana Pengelolaan Proses Belajar

Mengajar, diantaranya:

1. Merumuskan dan menetapkan spesifikasi output (kekhususan dan

tingkat keahlian para lulusan) yang menjadi target yang hendak dicapai

dengan memperhatikan aspirasi dan selera serta kebutuhan masyarakat.

2. Mempertimbangkan dan memilih cara atau pendekatan dasar (basic

way) proses belajar mengajar yang dipandang paling efektif untuk

mencapai target. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-

langkah tepat.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan kriteria (ukuran yang menjadi

dasar) dan standar (tolak ukur/ patokan) yang dipergunakan untuk

mengevaluasi taraf keberhasilan proses belajar mengajar (Muhibbin

Syah, 1995; 243).

Untuk menjamin terlaksananya prosedur perencanaan tersebut, perlu

menyusun langkah-langkah konkret operasional untuk diimplementasikan

dalam kegiatan proses belajar mengajar.


1. Merumuskan dan menetapkan tujuan

2. Memilih dan menetapkan sistem pendekatan belajar mengajar yang

paling efektif dan efisien.

3. Menetapkan kriteria berupa norma atau batas tertentu sebagai tolak

ukur keberhasilan minimum.

Jadi strategi pembelajaran aktif adalah suatu rencana tentang langkah-

langkah pelaksanaan yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun salah satu dari strategi pembelajaran adalah:

1. Pembelajaran Aktif (Active learning)

Menurut Mel Siberman bahwa belajar akan lebih bermakna dan bermanfaat

apabila siswa menggunakan alat indera, mulai dari telinga, mata, sekaligus

berpikir mengolah informasi ditambah dengan mengerjakan sesuatu (Mel

Siberman, 2004; 1). Dengan mendengarkan saja kita tidak dapat mengingat

banyak dan akan mudah lupa. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari

penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan mental dan

kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan

membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil

belajar yang langgeng ketika kegiatan belajar aktif.

Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak tugas. Mereka

harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan

menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif dan gesit, menyenangkan,

bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat


duduk mereka, bergerak leluasa dan berpikir keras (moving about dan thinking

alound) (Mel Siberman, 2004; 2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah, mahasiswa mampu

berkonsentrasi penuh sekitar 60% dari waktu yang ada. Penelitian Mc Keachie

sebagaimana dikutip Mel Siberman dalam bukunya Active Learning

mengemukakan bahwa mahasiswa dapat mengingat 70% dalam sepuluh menit

pertama kuliah, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir, mereka hanya dapat

mengingat 20% materi kuliah (Mel Siberman, 2004; 16). Studi larn

menunjukkan bahwa kuliah dalam bentuk ceramah terus menerus

menimbulkan beberapa masalah berikut:

1. Perhatian mahasiswa berkurang seiring dengan berjalannya waktu.

2. Hanya menarik dan cocok bagi mahasiswa auditorial.

3. Cenderung mendorong belajar tingkat rendah yang hanya menyajikan

informasi factual.

4. Mengasumsikan bahwa semua mahasiswa membutuhkan informasi yang

sama dan pada tempat yang sama.

5. Mahasiswa cenderung tidak menyukai metode ceramah.

Dengan menggunakan alat bantu visual, seperti gambar, poster, dan

skema dalam perkuliahan akan meningkatkan daya serap dari 14 sampai 38 %.

Mengajar menyangkut dua indera (pendengaran dan penglihatan), pesan yang

disampaikan hendaknya diperkuat dengan dua sistem penyampaian (Mel

Siberman, 2004; 17).


2. Metode Membuat Catatan Terbimbing (Guided Note-Taking)

Guided Note-Taking adalah suatu pembelajaran yang menggunakan

metode membuat catatan dalam kelas penuh (Mel Siberman, 2004 ; 103).

Meskipun menggunakan metode ceramah, namun kegiatan belajar siswa

dalam kondisi aktif. Keaktifan siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif)

bukan hanya sekedar menerima (pasif). Dengan kata lain, mereka mencari

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Mereka mengupayakan

pemecahan atas permasalahan yang diajukan guru. Mereka tertarik untuk

mendapatkan informasi atau menguasai ketrampilan guna menyelesaikan

tugas yang diberikan kepada mereka. Dan mereka tergerak untuk mengkaji

apa yang mereka nilai dan yakini. Semua ini terjadi bila siswa dilibatkan

dalam tugas dan kegiatan yang secara harus mendesak mereka berpikir,

bekerja, dan merasa.

a. Keunggulan dari Metode Guided Note-Taking adalah

1. Siswa dapat melihat struktur bacaan

2. Siswa mudah mengingat-ingat

3. Siswa mudah mencari kembali beberapa waktu kemudian

4. Untuk membentuk konsentrasi dan mengerti apa yang dibaca

(http://lecture.brawijaya.ac.id)

b. Langkah-langkah Penerapan Metode Guided Note-Taking

1. Guru menentukan materi

2. Membuat ringkasan materi dengan menggunakan catatan terbimbing


3. Ringkasan materi sebagian isi teks dihilangkan

4. Guru membagikan blangko-blangko ringkasan materi catatan

terbimbing kepada siswa

5. Siswa mendengarkan penjelasan guru sambil disuruh mengisi blangko-

blangko yang masih kosong.

c. Langkah – Langkah Penerapan Metode Guided Note – Taking Dalam

Pembelajaran Fiqih Materi Haji.

1. Guru membuat ringkasan materi tentang haji dengan menggunakan

catatan terbimbing.

2. Dari ringkasan materi tentang haji sebagian isi teks dihilangkan.

3. Guru membagikan lembaran-lembaran ringkasan materi tentang haji

kepada siswa.

4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi haji sambil

disuruh mengisi lembaran-lembaran yang sebagian isi teks masih

kosong.
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis berdiri pada tahun 1966, yang

disyahkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia melalui Kepala Kantor

Wilayah Departemen Agama pada tahun 1977, berhak menyelenggarakan

pengajaran serta diperbolehkan mengikuti ujian persamaan Madrasah

Negeri sampai sekarang.

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo sebagai lembaga

pendidikan dasar berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan

peserta didik, orang tua peserta didik, lembaga madrasah dan masyarakat

dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis

Sambungrejo juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan

masa depan dalam ilmu pengetahuan teknologi, era informasi dan

globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis

Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ingin mewujudkan

harapan dan respon dalam visi berikut “Terciptanya Warga Madrasah

yang Islami, Kreatif, Terampil, dan Mandiri”. Indikator Visi:

a. Taat menjalankan ibadah

b. Berlaku santun dan berakhlaqul karimah

c. Unggul dalam IPTEK


2. Misi

a. Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu

mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.

b. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam mencapai

prestasi akademik.

c. Melaksanakan program pendidikan secara maksimal untuk

mengembangkan potensi peserta didik sebagai anggota masyarakat

bangsa dan bernegara melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler.

d. Memberikan teladan kepada para siswa tentang akhlaqul karimah dan

praktek ibadah dari sekolah.

3. Tujuan

Secara umum, tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah adalah

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,

serta terampil dan mandiri. Bertolak dari tujuan umum tersebut, Madrasah

Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten

Magelang mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis dan menghitung,

pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa.

b. Memberikan bekal pengetahuan dasar tentang agama Islam dan

pengamalannya sesuai dengan perkembangan anak untuk mengikuti

jenjang yang lebih dengan sistem pendekatan integral learning serta

KBM diselenggarakan dengan model full days school.


4. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo Kecamatan

Grabag terletak di Dusun Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang. Jalan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis

Sambungrejo menuju Ibu Kota Kecamatan ± 5 km. Berdasarkan letak

geografisnya gedung MI Ma’arif Nipis dibatasi oleh:

Sebelah Utara : Perbukitan

Sebelah Selatan : Ladang penduduk

Sebelah Barat : Jalan menuju ke dusun Nipis

Sebelah Timur : Perbukitan

5. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo

Struktur organisasi dibutuhkan oleh setiap lembaga, yaitu untuk

mengatur kejelasan kedudukan masing-masing personil yang mengelola

lembaga tersebut. Demikian pula dengan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

Nipis Sambungrejo Kecamatan Grabag memiliki struktur organisasi yang

jelas, sehingga tanggung jawab Kepala Sekolah dan guru-guru serta

pengelola yang lain semakin jelas.

Berikut struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis

Sambungrejo Kecamatan Grabag tahun pelajaran 2011/ 2012.


STRUKTUR ORGANISASI MI MA’ARIF NIPIS SAMBUNGREJO

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KEPALA DESA KOMITE KEPALA MADRASAH


Gunarto Muhyin Sutrasno, A.Ma

SEKRETARIS BENDAHARA
Dwi Henny S. SEKSI-SEKSI Setiyowati, A.Ma

Seksi Pembangunan Seksi Pendidikan Seksi Keamanan Seksi Sosial Seksi Humas
Wartono Jaelani Mukhlasin Khoiron Supani

6. Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo Kecamatan

Grabag memiliki sarana dan prasarana yang belum memenuhi syarat untuk

berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari: 1 ruang Kepala

Sekolah dan guru, I MCK guru, 1 MCK siswa. Selain sarana tersebut

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo juga dilengkapi dengan

fasilitas olahraga dan peralatannya.

Sedangkan perlengkapan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis

Sambungrejo Kecamatan Grabag secara rinci adalah sebagai berikut:

Mesin tik : 1 buah

Almari : 8 buah

Alat kebersihan : 7 buah


Meja/ kursi guru : 7 stel

Meja/ kursi siswa : 70 stel

Alat peraga matematika :3

Globe :1

Peta wawasan nusantara :1

Peta Pulau Jawa :1

Peta dunia :1

Peta Amerika Selatan :1

Peta Amerika Utara dan Tengah :1

Peta Australia dan Selandia baru :1

Peta Benua Eropa :1

Peta Benua Asia :1

Peta Benua Afrika :1

Buku bacaan siswa : 425

Buku mata pelajaran : 130

Gambar kerangka manusia :5

7. Keadaan Siswa dan Pengajar Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis

Sambungrejo

Pada saat diadakan penelitian ini, jumlah tenaga guru Madrasah

Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo Kecamatan Grabag 7 orang tenaga

pengajar yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, dan 6 guru. Sedangkan

jumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo pada tahun


pelajaran 2011/ 2012 sebanyak 52 siswa, yang terdiri dari 27 putra dan 25

putri yang terbagi dalam 6 kelas.

Adapun rincian guru dan siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis

Sambungrejo tahun pelajaran 2011/ 2012 sebagai berikut:

TABEL I

KEADAAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF NIPIS

SAMBUNGREJO KECAMATAN GRABAG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

NO NAMA GURU JABATAN PENDIDIKAN KETERANGAN

1. Sutrasno, A.Ma Kepala Sekolah D II


Bendahara/
2. Setiyowati, A.Ma D II
Guru Kelas VI
Ko. Olahraga/ Proses S1 di
3. Tri Budiningsih, A.Ma D II
Guru Kelas V STAIN Salatiga
Humas/
4. Salim MA
Guru Kelas II
Ko. Pramuka/
5. Umi Kholisatun SMA Proses S1 di UT
Guru Kelas IV
Proses S1 di
Sekretaris/
6. Dwi Henny Sulistyarini SMK STAINU
Guru Kelas III
Temanggung
Kesiswaan/
7. Tafta Dwi Habsari MA
Guru Kelas I
TABEL II

KEADAAN SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF NIPIS

SAMBUNGREJO KECAMATAN GRABAG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BANYAKNYA SISWA
NO KELAS JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1. I 8 4 12
2. II 6 6 12
3. III 3 3 6
4. IV 5 3 8
5. V 4 5 9
6. VI 1 4 5
JUMLAH 27 25 52

8. Nama Responden Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis

Sambungrejo Kecamatan Grabag Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

TABEL III

Nama Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo

Kecamatan Grabag

Tahun Pelajaran 2011/2012

No No Induk Nama Laki-laki Perampuan

1. 663 Aliyatul Faizah √

2. 664 Wiwit Novita √

3. 665 Uniyati Khoiriyah √

4. 666 Qoni’atun Nisa √


5. 667 Fitrotul Zuhro √

6. 668 Aldi Nugroho √

7. 669 Slamet Efendi √

8. 670 Ahmad Fujianto √

9. 671 Bagas Rizal Afrian √

B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan tanggal 14 Juli 2011 pembelajaran

fiqih materi tentang pengertian haji dan syarat-syarat haji.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan

langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan

masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan

dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung selama ini.

Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan

penelitian.

2) Menyiapkan lembar kerja catatan terbimbing.

3) Menyusun lembar pengamatan.

4) Merencanakan tugas yang akan dilakukan.


b. Pelaksanaan

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahapan tindakan ini

adalah:

1) Membuka pelajaran

2) Melakukan appersepsi dengan mengaitkan rukun Islam yang

kelima (haji)

3) Penjelasan proses belajar mengajar

4) Penjelasan tujuan pembelajaran

5) Menyampaikan materi pelajaran tentang pengertian haji dan dalil

tentang kewajiban haji. Dalil tentang kewajiban haji terdapat dalam

Surat Ali-Imran ayat 97 yang berbunyi :

Artinya :

… Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah

melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang

mampu mengadakan perjalanan ke sana ….. (Q.S. Ali Imran/3 :97) (al

Qur’an dan terjemahnya, 2006 : 78).

6) Menugaskan siswa untuk mengisi lembar kerja catatan terbimbing

yang sudah dibagikan sebelum pembelajaran dimulai.

7) Menyimpulkan materi pelajaran

8) Menutup pelajaran
c. Observasi

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, seorang teman guru

yaitu Ibu Umi Kholisatun untuk mengamati kegiatan yang

dilaksanakan guru dan siswa untuk mengumpulkan data tentang

bagaimana guru mengajar dan tentang perhatian siswa (Lembar

observasi terlampir).

d. Refleksi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat

rangkuman penilaian selama proses pembelajaran dan menganalisis

hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan, guru dan pengamat

melakukan refleksi dan memperoleh gambaran untuk melaksanakan

perbaikan siklus II, antara lain :

1. Siswa masih belum paham terhadap metode yang digunakan.

2. Siswa kurang aktif saat menerima materi pelajaran.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan tanggal 21 Juli 2011 pembelajaran

fiqih materi tentang rukun haji dan wajib haji.

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi Siklus I, peneliti melakukan serangkaian

kegiatan yaitu:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan

penelitian dengan melakukan revisi sesuai dengan kendala pada

Siklus I.

2) Menyiapkan lembar kerja catatan terbimbing.

3) Menyusun lembar pengamatan.

4) Menyusun tugas yang akan dilakukan.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan adalah:

1) Membuka pelajaran

2) Melakukan appersepsi dengan mengajak mengingat materi

pelajaran sebelumnya

3) Penjelasan proses belajar mengajar

4) Penjelasan tujuan pembelajaran

5) Menyampaikan materi pelajaran dan diselingi tanya jawab

6) Menyimpulkan materi pelajaran

7) Siswa mengerjakan tugas

8) Menutup pelajaran

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat jalannya proses pembelajaran, oleh

peneliti dan dibantu teman guru yaitu Ibu Umi Kholisatun. Observasi

pada Siklus II juga sama dengan Siklus I. kemajuan-kemajuan yang

dicapai pada Siklus I dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul


juga jadi pusat perhatian dalam observasi. Instrumen observasi

berpedoman pada lembar observasi (terlampir).

d. Refleksi

Refleksi pada Siklus II digunakan untuk merefleksi hasil evaluasi

belajar siswa Siklus I. untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang

telah dicapai selama proses pembelajaran, dan untuk mencari

kelemahan-kelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran.

Berdasarkan dari hasil pengamatan kegiatan, guru dan pengamat

melakukan refleksi perbaikan selanjutnya, antara lain :

1. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan kurang

bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

2. Ada siswa yang tidak paham terhadap materi guru, sehingga guru

perlu menyampaikan materi dengan pelan-pelan dan diulang-ulang.

3. Siklus III

Pelaksanaan siklus III dilaksanakan tanggal 21 Juli 2011 pembelajaran

fiqih materi sunah haji, larangan haji, dan dam.

a. Perencanaan

Perencanaan pada Siklus III ini didasarkan hasil Siklus II. Adapun

rencana tindakan yang akan dilakukan adalah:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan

penelitian dengan melakukan revisi sesuai dengan kelemahan pada

Siklus II.

2) Menyusun lembar kerja catatan terbimbing


3) Menyiapkan lembar pengamatan

4) Menyiapkan soal tes

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada Siklus III pada dasarnya merupakan

pengulangan dari Siklus II. Materi yang disampaikan kelanjutan dari

materi Siklus II dengan dilakukan pengayaan dan variasi dari materi

yang terdahulu.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan masih sama dengan siklus-siklus

sebelumnya, berpedoman pada lembar observasi yang disiapkan

(terlampir) dan tidak menutup kemungkinan yang muncul diluar

lembar observasi.

d. Refleksi

Refleksi pada Siklus III digunakan untuk merefleksi hasil evaluasi

belajar siswa Siklus II untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang

telah dicapai selama proses pembelajaran, dan untuk mencari

kelemahan-kelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan guru dan pengamat melakukan

refleksi yang hasilnya antara lain :

1. Pembelajaran metode Guided Note – Taking dapat terlaksana

dengan baik.

2. Siswa aktif dalam mengikuti pelajaran.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiklus

Sebelum diadakan penelitian, peneliti mengadakan tes pra siklus pada

materi Fiqih. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada siswa kelas V yang

berjumlah 9 siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nipis Sambungrejo Kec.

Grabag Kab. Magelang.

TABEL IV

Hasil Tes Pra Siklus I

Tahun Pelajaran 2011/ 2012

No No Induk Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1. 663 65 √

2. 664 70 √

3. 665 68 √

4. 666 63 √

5. 667 60 √

6. 668 65 √

7. 669 60 √

8. 670 68 √

9. 671 60 √

Nilai Rata-rata 64.33


Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas 5

Jumlah siswa yang tidak tuntas 4

Dari hasil evaluasi pra siklus I ada beberapa anak yang tuntas belajar.

P= 5 x 100% = 55.56 %
9

TABEL V

Rekapitulasi Hasil Tes Pra Siklus I

Tahun Pelajaran 2011/ 2012

No Uraian Hasil

1. Nilai rata-rata 64.33

2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 5

3. Prosentase ketuntasan belajar 55.56%

1. Deskripsi Siklus I

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar peneliti menemukan

ada beberapa anak yang belum paham metode pembelajaran yang sedang

berjalan. Kemungkinan karena metode yang digunakan adalah hal yang

baru. Sehingga, siswa belum tahu arti pentingnya petunjuk guru selama

pembelajaran berlangsung. Siswa merasa kaget ketika tugas yang

diperintahkan ternyata diminta sebagai bukti hasil pembelajaran. Beberapa

siswa bahkan tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik. Namun

sebagian siswa yang paham akan maksud dan harapan guru, mereka dapat

mengerjakan dengan sangat baik.


Dari pengamatan guru, secara keseluruhan tampak bahwa

pembelajaran masih kurang lancar. Keaktifan siswa dikelas juga belum

maksimal sehingga materi pelajaran tidak terserap dengan baik. Oleh

karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan pembelajaran dengan metode guided

note-taking, data analisis daya serap siswa pada evaluasi siklus I adalah

sebagai berikut:

TABEL VI

Hasil Tes Siklus I

Tahun Pelajaran 2011/ 2012

No No Induk Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1. 663 65 √

2. 664 80 √

3. 665 70 √

4. 666 65 √

5. 667 60 √

6. 668 61 √

7. 669 63 √

8. 670 62 √

9. 671 60 √

Nilai Rata-rata 65.11


Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas 4

Jumlah siswa yang tidak tuntas 5

Dari evaluasi hasil test siklus I ada beberapa anak yang tuntas belajar.

P= 4 x 100% = 44 %
9

TABEL VII

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

Tahun Pelajaran 2011/ 2012

No Uraian Hasil

1. Nilai rata-rata 65.11

2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 4

3. Prosentase ketuntasan belajar 44 %

Tingkat keberhasilan siswa pada siklus I baru mencapai 44 %. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil dari siklus I masih belum sesuai harapan

peneliti, yaitu mencapai ketuntasan belajar minimal 80 % dari jumlah

seluruh siswa.

Hambatan yang dihadapi pada siklus I adalah:

a. Siswa belum paham tentang metode yang digunakan

b. Siswa kurang aktif dalam menerima materi pelajaran

c. Guru kurang menguasai materi


2. Deskripsi Siklus II

Pertemuan selanjutnya pada siklus II ini, pertemuan awal

digunakan untuk melanjutkan materi ibadah haji. Seperti biasa, setelah

membuka pelajaran guru memberi apersepsi dengan mengulang kembali

materi sebelumnya agar siswa menjadi ingat. Siswa dirangsang dengan

menggunakan pertanyaan, ternyata siswa mampu menyebutkan kembali

materi pelajaran sebelumnya dengan baik. Setelah apersepsi dirasa cukup,

guru melanjutkan menyampaikan materi tentang rukun haji, dan wajib

haji.

Pada pertemuan ini guru menyampaikan materi secara perlahan-

lahan agar siswa lebih mampu mengisi lembaran (hand out) catatan

terbimbing yang telah dibagikan kepada siswa pada awal pembelajaran.

Guru menyampaikan materi secara perlahan-lahan dan diulang-ulang

sampai siswa mampu mengisi lembaran. Lima belas menit menjelang

waktu berakhir, guru mengadakan test sebagai alat untuk mengetahui

ketuntasan belajar siswa.

TABEL VIII

Hasil Tes Siklus II

Tahun Pelajaran 2011/ 2012

No No Induk Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1. 663 70 √

2. 664 85 √
3. 665 73 √

4. 666 65 √

5. 667 60 √

6. 668 65 √

7. 669 62 √

8. 670 68 √

9. 671 63 √

Nilai Rata-rata 67.89

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas 6

Jumlah siswa yang tidak tuntas 3

Dari evaluasi hasil test siklus II sudah lebih banyak anak yang tuntas

belajarnya.

P= 6 x 100% = 66.67 %
9

TABEL IX

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

Tahun Pelajaran 2011/ 2012

No Uraian Hasil

1. Nilai rata-rata 67.89

2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 6

3. Prosentase ketuntasan belajar 66.67 %


Tingkat keberhasilan siswa pada siklus II adalah 66.67 %. Hal ini

menunjukkan hasil pembelajaran dari siklus II belum sesuai harapan, yaitu

untuk mencapai ketuntasan belajar minimal mencapai 80 %.

Dari pengamatan observator dan peneliti (guru), siklus II sudah

berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa selama proses

belajar mengajar berlangsung. Setelah diadakan refleksi antara observator

dengan guru, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berjalan dengan

baik.

Hambatan yang dihadapi pada siklus II adalah:

a. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru

b. Siswa masih ada yang tidak paham terhadap materi guru

3. Deskripsi Siklus III

Pada siklus III, guru melanjutkan materi pelajaran mengenai

larangan dan dam (denda) dalam haji dan umroh. Namun sebelum materi

pelajaran guru membuka pelajaran, dan dilanjutkan memberikan apersepsi

dengan mengulang materi sebelumnya. Setelah apersepsi dirasa cukup,

guru melanjutkan materi.

Dalam penyampaian materi, guru masih sama menggunakan

metode membuat catatan terbimbing, dan ternyata menggunakan metode

ini dirasa sangat efektif. Setelah materi selesai, guru membagikan lembar

soal test untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa.


TABEL X

Hasil Tes Siklus III

Tahun Pelajaran 2011/ 2012

No No Induk Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1. 663 75 √

2. 664 85 √

3. 665 75 √

4. 666 70 √

5. 667 65 √

6. 668 70 √

7. 669 65 √

8. 670 75 √

9. 671 64 √

Nilai Rata-rata 71.56

Keterangan:

Jumlah siswa yang tuntas 8

Jumlah siswa yang tidak tuntas 1

Dari evaluasi hasil test siklus III sudah lebih banyak anak yang tuntas

belajarnya dan bisa dianggap telah berhasil.

P= 8 x 100% = 88.89 %
9
TABEL XI

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III

Tahun Pelajaran 2011/ 2012

No Uraian Hasil

1. Nilai rata-rata 71.56

2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 8

3. Prosentase ketuntasan belajar 88.89 %

Tingkat keberhasilan pada siklus III adalah 88.89 %. Hal ini menunjukkan

bahwa hasil dari siklus III sudah sesuai harapan.

Dilihat dari uraian diatas dapat dijelaskan prestasi yang diperoleh siswa

yang rata-rata 64.33 dan ketuntasan mencapai 5 siswa atau 55.56 %. Hal ini

disebabkan karena siswa merasa bosan dengan metode yang monoton yaitu

metode ceramah. Sedangkan penelitian pada siklus I bahwa nilai rata-rata

yang dicapai siswa 65, siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan belajar

sebanyak 4 siswa atau 44 %. Hal ini disebabkan karena masih kurang lancar

dalam kelas dan keaktifan siswa dalam menerima materi pelajaran belum

maksimal. Hasil penelitian dengan metode guided note-taking pada siklus II,

data analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata 67, siswa yang telah mencapai

tuntas belajar sebanyak 6 siswa atau 66%. Hasil penelitian pada siklus III

menunjukkan bahwa nilai rata-rata 71, siswa yang mencapai tuntas belajar

sebanyak 8 siswa atau 88 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari siklus III

sudah sesuai dengan harapan peneliti, yaitu untuk mencapai ketuntasan belajar
minimal mencapai 80 %. Dan secara keseluruhan tingkat keberhasilan siswa

sudah mencapai yaitu sudah diatas 80 %, yaitu telah mencapai tingkat

ketuntasan belajar sebesar 88 %. Dengan demikian hipotesis tindakan kelas

dapat dicapai.

B. Pembahasan

1. Ketuntasan hasil belajar

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

metode guided note-taking memiliki dampak positif dalam peningkatan

hasil belajar yaitu ketuntasan belajar meningkat namun pada siklus I masih

mengalami penurunan dari hasil pra penelitian siklus I, disebabkan karena

sebagian siswa masih belum paham dengan metode pembelajaran yang

digunakan, dan juga disebabkan masih kurang aktifnya siswa di kelas.

Namun pada siklus II telah mengalami peningkatan yaitu dari siklus I

yaitu 44 % ternyata pada siklus II telah mencapai 66 % dan pada siklus III

telah mencapai ketuntasan belajar sebesar 88 %. Hal ini menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan metode guided note-taking memiliki dampak

positif dalam peningkatan prestasi materi Fiqih.

2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

Berdasarkan analisis data kemampuan guru dalam menguasai kelas

masih kurang sehingga penguasaan kelas belum berhasil. Pada siklus

berikutnya diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dengan

metode guided note-taking dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal


ini dikarenakan dalam penggunaan metode sudah tepat sehingga

pengelolaan kelas berhasil.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas terhadap metode pembelajaran

menggunakan metode catatan terbimbing (Guided Note-Taking) maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Metode membuat catatan terbimbing (Guided Note-Taking) terbukti dapat

meningkatkan prestasi siswa dalam belajar Fiqih Materi Haji dan Umroh di

MI Ma’arif Dusun Nipis Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten

Magelang dengan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan dengan

prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya,

yaitu kondisi awal nilai rata-rata siswa 64,33. Pada siklus I dapat ditingkatkan

nilai rata-rata siswa menjadi 65,11; pada siklus II nilai rata-rata siswa 67,89;

dan di siklus III nilai rata-rata siswa 71,56.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan, bahwa guru

seyogyanya:

1. Menyajikan pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, hendaklah guru lebih sering

melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walaupun dalam taraf

yang sederhana.

3. Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) walaupun hasilnya

belum 100 %.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta : Bumi Aksara.

Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 1999. Pengantar Ilmu Fiqih.


Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra
Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam. 1986. Bidang Studi Syari’ah.
Jakarta: Depag

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2004. Standar Kompetensi.


Jakarta: Depag

Djama’ah, Syaiful Bahri, Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineke Cipta

Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka

Siberman, Mel. 2004. Active learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Bandung:
Nusa media dan Nuansa

Sriyanti, Lilik, Suwardi, Muna Erawati. 2009. Teori-teori Belajar. STAIN


Salatiga Press

Suparman. S. 2010. Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta:


Pinus Book Publisher

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


PT. Remaja Rosida Karya

UU RI No. 20 Th 2003. Sistem Pendidikan Nasional

http://lecture.brawijaya.ac.id
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/ Semester : V/ 2

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

3. Mengenal tata cara ibadah haji

B. Kompetensi Dasar

3.1 Menjelaskan tata cara Haji

C. Tujuan Pembelajaran

 Siswa dapat menjelaskan pengertian haji

 Siswa dapat menjelaskan tentang waktu pelaksanaan haji

 Siswa dapat menjelaskan tentang syarat haji, wajib haji, dan rukun haji

D. Materi Pembelajaran

 Haji

E. Metode Pembelajaran
 Guided Note-Taking

 Tanya Jawab

 Penugasan
F. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

 Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdoa

 Apersepsi, mengajukan pertanyaan tentang haji

 Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa

untuk menguasai materi tentang haji

 Meminta siswa menyiapkan buku teks fiqih

2. Kegiatan Inti

 Eksplorasi : Guru meminta masing-masing siswa membaca buku

teks fiqih tentang haji.

 Konfirmasi : Guru meminta beberapa siswa untuk

mengemukakan hasil temuan tentang haji

 Elaborasi : Guru melakukan tanya jawab tentang haji

 Elaborasi : Meminta siswa untuk membaca dalil tentang haji

3. Kegiatan Penutup

 Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan

materi tentang haji

 Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi haji


G. Penilaian

Indikator pencapaian kompetensi Teknik Bentuk

Penilaian Penilaian

 Menyebutkan pengertian haji Tes tertulis Pilihan ganda

 Menunjukkan hukum haji

 Menyebutkan waktu pelaksanaan haji

 Menyebutkan syarat haji

 Menyebutkan rukun haji

 Menyebutkan wajib haji

 Menyebutkan sunah haji

Mengetahui Grabag, 14 Juli 2011

Kepala Madrasah Guru bidang studi Fiqih

Sutrasno, A.Ma Tri Budiningsih


Lembar Observasi Siklus I

No Nama Siswa Kegiatan yang diamati

Keaktifan Siswa Perhatian Siswa

1 Aliyatul Faizah √ -

2 Wiwit Novita √ √

3 Uniyati Khoiriyah √ √

4 Qoni’atun Nisa √ -

5 Fitrotul Zuhro - -

6 Aldi Nugroho √ -

7 Slamet Efendi √ -

8 Ahmad Fujianto - √

9 Bagas Rizal Afrian - -

Keterangan :

√ = ada

- = tidak ada

Pengamat I Pengamat II

Umi Kholisatun Tri Budiningsih


Lembar Observasi Siklus II

No Nama Siswa Kegiatan yang diamati

Keaktifan Siswa Perhatian Siswa

1 Aliyatul Faizah √ √

2 Wiwit Novita √ √

3 Uniyati Khoiriyah √ √

4 Qoni’atun Nisa √ √

5 Fitrotul Zuhro √ -

6 Aldi Nugroho √ √

7 Slamet Efendi - √

8 Ahmad Fujianto √ √

9 Bagas Rizal Afrian √ -

Keterangan :

√ = ada

- = tidak ada

Pengamat I Pengamat II

Umi Kholisatun Tri Budiningsih


Lembar Observasi Siklus III

No Nama Siswa Kegiatan yang diamati

Keaktifan Siswa Perhatian Siswa

1 Aliyatul Faizah √ √

2 Wiwit Novita √ √

3 Uniyati Khoiriyah √ √

4 Qoni’atun Nisa √ √

5 Fitrotul Zuhro √ √

6 Aldi Nugroho √ √

7 Slamet Efendi √ √

8 Ahmad Fujianto √ √

9 Bagas Rizal Afrian √ -

Keterangan :

√ = ada

- = tidak ada

Pengamat I Pengamat II

Umi Kholisatun Tri Budiningsih


SOAL PADA SIKLUS I

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d sesuai jawaban yang benar!

1. Pengertian haji menurut bahasa berarti ……

a. mengunjungi c. menyerahkan

b. mendoakan d. mengabarkan

2. Haji adalah salah satu ……

a. Rukun islam c. Rukun solat

b. Rukun iman d. Rukun tetangga

3. Haji merupakan rukun Islam yang ke ……

a. 2 c. 4

b. 3 d. 5

4. Haji bagi orang yang mampu hukumnya ……

a. Fardu kifayah c. Sunat

b. Fardu ain d. Makruh

5. Berakal sehat adalah salah satu dari ……

a. Syarat haji c. wajib haji

b. Rukun haji d. sunah haji

6. Haji telah dikenal sejak zaman ……

a. Nabi Ibrahim a.s c. Nabi Musa a.s

b. Nabi Daud a.s d. Nabi Muhammad SAW

7. Berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah dengan cara tertentu,

dalam waktu dan tempat tertentu disebut ……


a. Ziarah c. Umroh

b. Haji d. Haji dan umroh

8. Waktu pelaksanaan haji adalah pada bulan ……

a. Syawal c. Zulhijah

b. Zulkaidah d. Semua benar

9. Haji dan Umroh wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang ……

a. Kaya c. Taat beribadah

b. Mampu d. Berilmu

10. Yang termasuk syarat haji adalah ……

a. Muslim c. Migat

b. Tawaf d. Wukuf

11. Berikut ini yang tidak termasuk bulan haji adalah ……

a. Ramadhan c. Zulkaidah

b. Syawal d. Zulhijah

12. Orang yang mampu kemudian pergi ke Mekah untuk ibadah pada bulan

Ramadhan disebut ibadah ……

a. Haji c. Umroh

b. Biasa d. Ramadhon

13. Seseorang yang sudah pernah melaksanakan ibadah haji maka hukum haji

untuk yang ke dua adalah ……

a. Sunah c. Wajib

b. Haram d. Makruh
14. Musim haji dilaksanakan setiap ……

a. Satu minggu sekali c. Satu tahun sekali

b. Satu bulan sekali d. Satu abad sekali

15. Ibadah haji hanya diwajibkan bagi umat Islam …… seumur hidup

a. 4 kali c. 2 kali

b. 3 kali d. sekali
SOAL PADA SIKLUS II

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d sesuai jawaban yang benar!

1. Sesuatu yang harus/ mesti dikerjakan dalam masa mengerjakan haji adalah ….

a. Sunat haji c. Rukun haji

b. Syarat haji d. Wajib haji

2. Apabila rukun haji tidak dipenuhi maka hajinya ……….

a. Tidak sah c. Makruh

b. Sah d. Haram

3. Rukun haji yang pertama adalah ………..

a. Ihram c. Thawaf

b. Wukuf di Arafah d. Sa’i

4. Pakaian ihram yaitu pakaian yang tidak ………..

a. Berwarna c. Dicuci

b. Berjahit d. Mahal

5. Thawaf adalah kegiatan..............ka’bah

a. Menyentuh c. Mencium

b. Mengelilingi d. Memasuki

6. Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak ………

a. 5 kali c. 7 kali

b. 6 kali d. 8 kali
7. Sa’i adalah berlari-lari kecil antara bukit ……….

a. Safa dan Mina c. Mina dan Marwa

b. Safa dan Marwa d. Makah dan Madinah

8. Tahalul adalah termasuk rukun haji dengan cara ………

a. Mencukur rambut c. Mengikat rambut

b. Menyisir rambut d. Menyemir rambut

9. Mabit adalah bermalam di ………

a. Muzdalifah c. Arafah

b. Mina d. Marwa

10. Thawaf ketika akan meninggalkan Mekah disebut ……..

a. Ifadhoh c. Arafah

b. Aqobah d. Wada’

11. Meninggalkan salah satu wajib haji maka hajinya sah, dan bisa diganti dengan

……

a. Zakat c. Infaq

b. Dam/ denda d. Sodaqoh

12. Yang termasuk wajib haji adalah …….

a. Bermalam di Mina c. Sa’i

b. Mampu d. Tahalul

13. Wukuf di Arafah terjadi pada tanggal ………

a. 9 syawal c. 9 zulhijah

b. 9 zulkaidah d. 9 muharram
14. Tahalul adalah mengakhiri ihram dengan menggunting rambut paling sedikit

……

a. Satu helai c. Tiga helai

b. Dua helai d. Empat helai

15. Tanggal 11, 12 , dan 13 Zulhijah disebut juga dengan ……

a. Yaumul- bidh c. Yaumut- tasyriq

b. Yaumu sulasa d. Yaumu- nahr


SOAL PADA SIKLUS III

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d sesuai jawaban yang benar!

1. Sebelum memakai pakaian ihram disunatkan ……

a. Mandi c. Makan

b. Tidur d. minum

2. Larangan-larangan dalam ibadah haji berakhir jika ........... telah dilakukan

a. Sa’i c. Thawaf

b. Wukuf d. Tahalul

3. Larangan khusus bagi laki-laki dalam ibadah haji adalah, kecuali ……

a. Memakai pakaian berjahit c. Menjadi wali nikah

b. Menutup kepala d. Menutup muka dan kedua telapak tangan

4. Larangan khusus bagi perempuan adalah …….

a. Memakai pakaian berjahit c. Menjadi wali nikah

b. Menutup kepala d. Menutup muka dan kedua telapak tangan

5. Selama masih dalam ihram dilarang …….

a. Menikah c. Thawaf

b. Sa’i d. Wukuf

6. Mengerjakan haji dahulu baru mengerjakan umroh disebut haji ……

a. Tamatu’ c. Ifrad

b. Qiran d. Wada’
7. Pada waktu ihram, kita tidak boleh ……

a. Berburu binatang c. Memakai sorban

b. Menggunakan cadar d. Semua jawaban benar

8. Memakai wangi-wangian merupakan ……. pada waktu ihram

a. Kewajiban c. Larangan

b. Sunah d. Mubah

9. Batas waktu dan tempat untuk memulai mengerjakan ibadah haji disebut ……

a. Migat c. Ihram
b. Magma d. Jumrah
10. Jamaah haji apabila melanggar larangan haji maka …….

a. Harus membayar dam c. Harus membayar fidyah

b. Harus membayar ganti rugi pada pemerintah d. Harus membayar utang

11. Membayar denda dikarenakan melanggar salah satu rukun haji disebut …….

a. Sedekah c. Infaq
b. Zakat d. dam
12. Larangan-larangan yang berlaku bagi laki-laki dan perempuan adalah …….

a. Memakai cadar c. Memakai kaos tangan


b. Memakai sorban d. Berbantah-bantah
13. Melaksanakan haji dahulu baru mengerjakan umroh disebut haji ……

a. Tamathu’ c. ifrad
b. qiran d. wada’
14. Mengerjakan haji dan umroh secara bersama-sama disebut haji …….

a. Tamathu’ c. ifrad
b. qiran d. wada’
15. Mengerjakan umroh dahulu baru mengerjakan haji disebut haji ……..
a. Tamathu’ c. ifrad
b. qiran d. wada’

Materi Haji dan Umroh Menggunakan Metode Guided Note - Taking

1. Pengertian haji

Haji menurut bahasa berarti ………atau mengunjungi suatu tempat. Menurut

hukum Islam, haji berarti ………….ke Baitullah Mekah untuk .............. ibadah

dengan ………..tertentu serta dalam waktu dan ................ tertentu. Ibadah haji

ini hukumnya …………

Ibadah haji tidak boleh dilakukan pada bulan-bulan selain yang telah

ditetapkan Allah SWT, yaitu bulan ……….. Zulkaidah dan ………….

Waktu pelaksanaan haji adalah pada bulan Syawal, Zulkaidah, hingga terbit

far pada malam tanggal ……….

2. Syarat haji

Setiap muslim yang akan melaksanakan ibadah haji harus memenuhi syarat-

syarat haji sebagai berikut:

a ............................ (tidak wajib haji orang kafir)

b ............................ (orang gila tidak wajib haji)

c. Baliq (anak-anak yang belum baligh tidak wajib haji)

d. Mampu (Istitaah) atau kuasa, yaitu jika terpenuhi hal-hal sebagai berikut:

1) Mampu jasmani dan …………


2) Memiliki ………….yang cukup untuk pulang pergi haji dan keluarga

yang ditinggal

3) Ada ………..

4) Aman dalam ………….

5) Bagi wanita harus disertai …………..atau bersama wanita lain yang

dipercaya.

3. Rukun haji

Rukun haji merupakan serangkaian yang harus dikerjakan dalam ibadah haji

yang tidak dapat diganti. Apabila salah satu rukun haji ada yang tidak

dilaksanakan, maka hajinya …. Dan harus ….

a ( berniat memulai mengerjakan haji dan umroh)

b. Wukuf adalah tinggal di …. Sejak saat matahari terbenam tanggal 9

zulhijah (hari ….) sampai terbit fajar hari nahr (tinggal ...... )

c adalah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali

d. Sai yaitu berlari – lari kecil dari bukit …. Ke bukit ….

e .............yaitu keadaan seseorang yang dibolehkan melakukan perbuatan yang

telah dibolehkan (dihalalkan) melakukan perbuatan yang sebelumnya

dilarang selama berihram.

Tahalul ditandai dengan mencukur …..paling sedikit ….helai.

4. Wajib haji

Wajib haji merupakan amalan – amalan yang dikerjakan dalam ibadah haji.

Apabila wajib haji tidak dilaksanakan, hajinya ……, tetapi dapat diganti

dengan (denda).
Wajib haji meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Melaksanakan ihram sesuai dengan miqat yang …..

Miqot adalah batas ….dan ….untuk memulai mengerjakan ibadah haji dan

umroh.

b. ….di Muzdalifah sesudah tengah malam.

c. Melempar …..aqabah pada hari raya …..

d. Melempar ketiga jumrah (jumrah ula, jumrah wustha dan jumrah aqabah)

pada tanggal ….,12 dan …,zulhijah.

e. Bermalam (mabit) di ….selama dua atau tiga malam pada hari tasyrik.

f. Melaksanakan tawaf ….(tawaf ketika akan meninggalkan Mekah).

g. Menghindari segala larangan yang ditetapkan.

Perbedaan antara rukun haji dan wajib haji adalah sebagai berikut :

a. Meninggalkan salah satu rukun haji dan wajib haji menyebabkan hajinya

….dan harus diulang. Sementara, meninggalkan salah satu wajib haji tidak

menyebabkan hajinya….

b. Meninggalkan salah satu rukun haji tidak dituntut untuk membayar

….sementara, meninggalkan salah satu wajib haji dikenakan …..

5. Sunat haji

Hal – hal yang disunatkan dalam ibadah haji antara lain :

a. Mendahulukan …..dari pada umrah (disebut dengan haji ifrad)

b ......... untuk ihram, sebelum memakai pakaian ihram.

c. Memakai ….ihram.
d. Memperbanyak membaca zikir, …..dan membaca al qur’an serta

memperbanyak bacaan talbiyah.

Saat mengucapkan kalimat talbiyah bagi laki – laki disunatkan

….suaranya.

6. Larangan-larangan dalam ibadah haji

Seseorang yang sedang menunaikan ibadah haji, selama masih ihram dilarang

mengerjakan perbuatan – perbuatan tertentu. Yang dalam keadaan biasa

perbuatan – perbuatan tersebut tidak dilarang mengerjakannya. Larangan –

larangan itu berakhir jika ….telah dilakukan.

Larangan – larangan yang dimaksud ada yang khusus bagi laki – laki ada yang

khusus berlaku bagi perempuan, dan ada yang berlaku bagi laki – laki dan

perempuan.

a. Larangan – larangan yang khusus berlaku bagi laki – laki

1. Mengenakan baju yang ….

2. Memakai sorban, ……dan …..

3. Memakai sepatu yang menutupi ….atau memakai kaos kaki.

4. Menjadi …..nikah (mengadakan nikah)..

b. Larangan – larangan yang khusus berlaku bagi perempuan.

- Mengenakan …..dan ……

c. Larangan – larangan yang berlaku bagi laki – laki dan perempuan.

1. Memakai pakaian yang diberi …..

2. Memotong …..

3. Berburu atau membunuh ….


4. Berbuat fasik dan berbantah - bantahan

7. Dam (denda) dalam ibadah haji.

Dam adalah denda karena melanggar suatu kewajiban dalam ibadah haji. Hal

– hal yang mewajibkan seseorang membayar dam (denda) adalah ….

a. Melanggar larangan – larangan…..

b. ….binatang buruan (liar)

c. Meninggalkan sesuatu yang ….dilakukan dalam ibadah haji

d. Terhalang menyelesaikan pekerjaan haji

e. Tidak melaksanakan salah satu ….haji

8. Cara melaksanakan haji

Ada tiga cara untuk melaksanakan ibadah haji, yaitu :

a. Haji tamatuk

Yaitu mengerjakan umroh ….baru mengerjakan haji.

Jamaah yang menempuh cara ini wajib membayar dam.

b. Haji ….

Yaitu melaksanakan ibadah haji dulu, baru mengerjakan ….

c. Haji Qiran

Yaitu melaksanakan ….dan ….secara …… dalam satu niat.

Haji dengan cara ini wajib membayar dam


Gambar 1

Gambar 2
Gambar 3

Gambar 4
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU
MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF NIPIS
Alamat: Nipis, Sambungrejo, Grabag, Magelang, Jawa Tengah

SURAT KETERANGAN
No. 18/SK/MI. Mrf/VIII/2011

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Sekolah MI Ma’arif Nipis

Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang menerangkan:

Nama : Tri Budiningsih

NIM : 11409005

Tempat/ Tanggal Lahir : Kab. Magelang, 28 Februari 1981

Pekerjaan : 4. Guru Wiyata Bhakti

5. Mahasiswa STAIN Salatiga Fakultas Tarbiyah

Jurusan PAI

Mahasiswa diatas benar-benar telah mengadakan penelitian di MI Ma’arif

Nipis Sambungrejo terhitung mulai tanggal 11 Juli sampai dengan 10 Agustus

2011.

Demikian surat ijin ini kami sampaikan agar yang berkepentingan menjadi

maklum dan dapat dipergunakan sebagai mana mestinya.

Grabag, 10 Agustus 2011

Kepala Sekolah

Sutrasno, A.Ma
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tri Budiningsih

Tempat/ Tanggal Lahir : Kab. Magelang, 28 Februari 1981

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Sambungrejo Rt. 10 Rw. 06

Kec. Grabag kab. Magelang

Pekerjaan : Guru WB MI Ma’arif Nipis Sambungrejo

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Sambungrejo lulus tahun 1993

2. MTsN Grabag lulus tahun 1996

3. MAN Magelang lulus tahun 1999

4. D II UNDARIS lulus tahun 2002

Demikian daftar riwayat hidup ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Penulis

Tri Budiningsih

Anda mungkin juga menyukai