Yusniati
Dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Islam Sumatera Utara
yusniati@ft.uisu.ac.id
Abstrak
Penggunaan peralihan sensor infrared (IR) pada motor adalah sebuah aplikasi yang umum digunakan dalam
industri, antara lain untuk mengontrol motor dan kecepatan hidup dan mati. Sistem ini terdiri dari sensor infra
merah yang dirancang dan berfungsi untuk mendeteksi posisi dan kecepatan motor, Sensor adalah sebuah
komponen yang terdiri dari pemancar infra merah dan output logika transistor photo dalam bentuk pulsa yang
terhubung ke mikrokontroler, mikrokontrolel yang digunakan adalah jenis AT-89551 yang berfungsi sebagai
prosessor atau sistem kontrol adalah dengan cara membaca sensor dan kontrol kecepatan motor dengan
switching pulsa. Untuk mengendalikan motor, sistem juga dilengkapi dengan rangkaian driver yang berfungsi
untuk memperkuat aliran agar dapat menjalankan motor, komponen yang digumakan dalam rangkaian ini
adalah mosfet IRF- Z 3205
Kata Kunci: Infra Merah Sensor, Microkontroller AT – 89551, Mosfet IRF – Z 3205
3. Pembahasan rancangan hanya sebagai teori dan dengan kaidah tangan kiri yang berbunyi “ Apabila
praktek yang berkaitan dengan rancangan. tangan kiri terbuka diletakkan antara kutup utara
(U) dan selatan (S), sehingga garis-garis gaya
E. Manfaat Penulisan yang keluar dari kutup utara menembus telapak
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini tangan kiri dan arus didalam kawat mengalir
dapat dikembangkan pada: searah dengan arah keempat jari, maka kawat itu
1. Sistem pengukur dan pengatur kecepatan akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan
putaran motor DC arah ibu jari “.
2. Sistem pengendalian motori secara manual
3. Industri-industri seperti garmen atau industri
yang berkaitan dengan akusisi dari putaran dan
pengendalian motor
Tabel 1. Keluarga Mikrokontroller AT89S51 mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak
Type Type dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau
ROM RAM
Type tanpa dengan
(byte) (byte)
I/O manfaat dari sistem ini dalam penerapannya antara
EPROM EPROM
lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan
dan otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem
8051 8031 - 4K 128 4
ini terdiri atas sebuah Light Emitting Diode (LED)
infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang
8751 H
8051AH 8031AH8
8751BH
1K 128 4 mampu membangkitkan data untuk dikirimkan
melalui sinar infra merah,sedangkan pada bagian
8052AH 8032AH 8752BH 8K 256 4 penerima biasanya terdapat foto transistor, fato
80C51BH 8032AH 87C51 2K 128 4 diode, atau infra merah module yang berfungsi
untuk menerima sinar infra merah yang dikirimkan
83C51FA 80C51FA 87C51FA 8K 256 4
oleh pemancar. Untuk jarak yang cukup jauh,
83C51FB 80C51FB 87C51FB 16K 256 5 kurang lebih dari tiga sampai lima meter, pancaran
data infra merah harus dimodulasikan terlebih
Sebuah mikrokontroller dapat bekerja bila dahulu untuk menghindari kerusakan data akibat
dalam mikrokontroller tersebut terdapat sebuah nois.
program yang berisi instruksi-instruksi yang akan Untuk taransmisi data yang menggunakan
digunakan untuk menjalankan sistem media udara sebagai media perantara biasanya
mikrokontroller tersebut. Pada prinsipnya menggunakan frekuensi carrier sekitar 30 kHz
mikrokontroller dijalankan secara bertahap, jadi smpai dengan 40 kHz. Infra merah yang
pada program itu sendiri terdapat beberapa set dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika
instruksi, dan setiap instruksi itu dijalankan secara menggunakan sinyal carrier yang mempunyai
bertahap atau berurutan. Konpfirasi pin dan IC ini frekuensi diatas. Sinyal yang dipancarkan oleh
dapat dilihat pada Gambar 3 berikut : pengirim diterima oleh penerima infra merah dan
kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data
P1.0
P1.1
1
2
40
39
Vcc
P.0 (AD0)
biner. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah
P1.2
P1.3
3
4
38
37
P0.1 (AD1)
P1.5
P1.6
6
7
A
T
35
34
P0.4 (AD4)
P0.5 (Ad5)
tidak ada sinyal carrier infra merah yang berkisar
P1.7
RST
8
9
8
33
32
P0.6 (Ad6)
P0.7 (AD7)
antara 30 kHz sampai dengan 40 kHz.
(RXD) P3.0 10 9 31 EA/PP
(INT0) P3.2 12
S 29 PSEN
(INT1) P3.3)
(T0) P3.4
13
14
5 28
27
P2.7 (A1.5)
P2.6 (A1.4)
F. Infra Red Transmitter
1
(T1) P3.5
(WR) P3.6
15
16
26
25
P2.5 (A1.3)
P2.4 (A1.2)
Infra red transmitter merupakan suatu model
(RD) P3.7 17 24 P2.3 (A1.1)
XTAL2
XTAL1
18
19
23
22
P2.2 (A1.0)
P2.1 (A9)
pengirim data melalui gelombang infra merah
GND 20 21 P2.0 (A.8)
dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini
Gambar 3. Konfigurasi Pin AT89S51 dapat difungsikan sebagai output dalam aplikasi
transmisi data nirkabel seperti robotic, sistem
Mikrokontroller AT89551 memiliki beberapa pengamanan, dan sebagainya. Pemancar yang
fasilitas sebagai berikut : digunakan pada sistem ini terdiri atas sebuah Light
1. Sebuah Central Processing Unit 8 bit Emitting Diode (LED). LED adalah suatu bahan
2. Osilator internal dan rangkaian perwaktu semi konduktor yang memancarkan cahaya
3. RAM internal 128 byte monokromatik yang tidak koheren ketika diberi
4. Flash memori 4 Kbyte tegangan maju. LED infra merah jenis diode yang
5. Lima buah jalur intrupsi ( dua buah memancarkan cahaya infra merah, aplikasi
intrupsi eksternal dan tiga buah intrupsi sederhana penggunaan LED infra merah ini adalah
internal ). pada remote TV. LED infra merah pada dasarnya
6. Empat buah programeble port I/O yang adalah diode PN silicon biasa yang dikemas dalam
masing-masing terdiri dari 8 buah jalur I/O kotak transfaran, atau dapat dilihat pada Gambar 4.
7. Sebuah port serial dengan control serial
full duplex UART
8. Kemampuan untuk melaksanakan operasi
aritmatika dan operasi logika
9. Kecepatan dalam melaksanakan instruksi
per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi 12
MHz.
Sinar infra merah dihasilkan dari pertemuan Photo transistor dapat diterapkan sebagai sensor
Arsenida Galium pada LED infra merah merupakan yang baik, karena memilki kelebihan dibandingkan
salah satu komponen elektronika yang akan dengan komponen lain yaitu mampu untuk
mengantar arus jika dialiri bias maju. LED infra mendeteksi sekaligus menguatkan denga satu
merah terbuat dari bahan Arsenida Galium atau komponen tunggal. Bahan utama dari fototransistor
Fosfida Galium (GaAs atau Gap), dan ditempatkan adalah silicon atau germanium sama seperti pada
di dalam suatu wadah yang tembus pandang. transistor jenis lainnya. Photo transistor juga
Untuk membedakan antara katoda dan memilki dua tipe seperti transistor yaitu tipe NPN
anodanya dapat dilihat dari bentuk elektrodanya dan tipe PNP.
yang besar adalah katoda. Material yang digunakan Photo transistor sebenarnya tidak berbeda
dalam konstruksi LED akan menentukan jenis dengan transistor biasa, hanya saja photo transistor
cahaya yang diradiasikan. Apakah cahaya tampak ditempatkan didalam suatu material yang transfaran
atau cahaya tidak tampak. Sebagai contoh matrial sehingga memungkinkan cahaya (cahaya infra
GaAIAs menghasilkan cahaya infra merah (cahaya merah) mengenainya (daerah basis), sedangkan
tidak tampak), sedangkan GaAsP menghasilkan transistor biasa ditempatkan pada bahan logam
cahaya tampak merah. Pada sistem ada dua jenis yang tertutup. Photo transistor memiliki beberapa
LED yang digunakan yaitu sebagai indicator dan karakteristik yang sering digunakan dalam
juga sebagai komponen pengirim cahaya infra perancangan , yaitu:
merah. 1. Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan
Cahaya LED timbul sebagai akibat berfungsi sebagai resistan.
penggabungan electron dan hole pada 2. Dapat menerima penerimaan cahaya yang redup
persambungan antara dua jenis semikonduktor (kecil)
dimana setiap penggabungan disertai dengan 3. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima,
pelepasan energy. Pada penggunaan LED infra red maka semakin besar pula resistan yang
dapat diaktifkan dengan tegangan Direct Current dihasilkan.
(DC) untuk transmisi atau sensor jarak dekat, dan 4. Memerlukan sumber tegangan yang kecil.
dengan tegangan Alternating Current (AC) (30-40 5. Menghantarkan arus saat ada cahaya yang yang
kHz) untuk transmisi atau sensor jarak jauh mengenainya.
6. Penerimaan cahaya dilakukan pada bagian
G. Infra Red Receiver basis.
Infra red receiver merupakan suatu modul 7. Apabila tidak menerima cahaya maka tidak
penerima data melalui gelombang infra merah akan menghantarkan arus.
dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini
dapat difungsikan sebagai input dalam aplikasi Berdasarkan tegangan spectral, sifat-sifat dan
transmisi data nirkabel seperti robotik, system cara kerja dari photo transistor tersebut, maka
pengaman, dan sebagainya. Receiver (penerima) perubahan cahaya yang kecil dapat dideteksi. Oleh
yang digunakan untuk sensor infra merah adalah karena itu photo transistor digunakan sebagai
jenis photo otransistor, yaitu jenis transistor bipolar detector cahaya yang peka, terutama pada cahaya
yang menggunakan kontak (junction) base-collector infra merah.
untuk menerima atau mendekteksi cahaya dengan
gain internal yang dapat menghasilkan sinyal III. PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT
analog maupun digital. Photo transistor merupakan
salah satu komponen yang berfungsi sebagai A. Perancangan Hardware Alat Simulasi
detector cahaya yang dapat mengubah efek cahaya Rangkaian sistem yang dirancang yaitu
menjadi sinyal listrik. Karena itu photo transistor pengendali kecepatan motor dengan menggunakan
termasuk dalam detector optic. sensor infra merah memiliki beberapa bagian antara
lain yaitu sensor infra merah, mikrokontroller,
driver dan motor DC 1 phasa.
B. Sensor.
Sensor yang digunakan pada rangkaian ini
menggunakan sensor infra merah yaitu komponen
yang terdiri dari sebuah photo transistor dan diode
infra merah. Prinsip sensor yang digunakan pada
rangkaian ini merupakan sensor infra merah yaitu
komponen yang terdiri dari sebuah photo transistor
dan dan diode infra merah. Prinsip kerja sensor ini
adalah mendeteksi ada tidaknya sinar infra merah
mengenai photo transistor. Komponen ini dirancang
sedemikian rupa sehingga diode infra merah
Gambar 5. Photo transistor menyinari cahaya infra merah pada photo transistor
dengan celah yang dibuat sebagai celah untuk cara switching yaitu dengan cara memberikan arus
pemasangan sistem mekanis yang dibuat untuk yang terputus-putus pada motor. Dengan
menghalangi sinar tersebut untuk posisi tertentu. mengendalikan waktu hubung dan waktu putus
Dengan keluaran sensor yang berupa besaran maka akan dapat menentukan kecepatan motor
logika, maka sensor ini dapat memberikan masukan tersebut.
pada rangkaian pengendali (mikrokontroller). Photo
transistor akan mengalami keadaan jenuh bila basis
komponen tersebut disinari cahaya infra merah dan
menyebabkan output dari sensor ini berlogika nol.
Sedangkan bila tidak ada sinar infra merah yang
mengenai photo transistor menyebabkan
ndali)transistor cut off (berlogika 1). Adapun tipe
sensor infra merah yang digunakan adalah H 309-
08
E. Motor
Sebagai penggerak mekanis digunakan sebuah
motor DC 1 phasa yaitu motor DC jenis magnet
permanen kumparan jangkar. Dengan mengalirkan
Gambar 6. Rangkaian Sensor Infra Merah arus pada masukan motor akan menyebabkan
interaksi medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
C. Mikrokontroller (Pengendali) listrik dengan medan magnet permanen,
Maksud pengendali adalah rangkaian yang menyebabkan motor bergerak memutar sesuai
mengendalikan sistem keseluruhan, rancangan ini dengan medan maupun gaya akibat interaksi kedua
menggunakan pengendali mikrokontroller dengan medan tersebut. Pada rancangan ini motor
jenis AT89S51. Mikrokontroller ini diprogram digerakkan dengan arus switching atau arus yang
untuk mengendalikan kecepatan motor berdasarkan terputus-putus sehingga kecepatan putar motor
sensor yang terdeteksi dengan sistem pengendalan tergantung pada akomudasi arus switching tersebut.
lebar pulsa (PWM) motor sehingga gerak dan
kecepatannya dapat dikendalikan (diatur), Dengan
memberikan out pulsa PWM melalui port 1,1
digunakan mikrokontroller mengendalikan motor,
sedangkan kristal pada pin 18 dan 19 berguna
sebagai masukan bagi osilator internal untuk
membangkitkan clock bagi mikrokontroller.
Sedangkan rangkaian RC pada pin 9 berfungsi Driver
sebagai reset sistem dan pada port 3 digunakan
Gambar 9. Diagram motor yang digunakan
untuk memasukkan program pengendali kedalam
mikrokontroller
F. Perancangan Program (Software)
Disamping secara hardware system ini juga
bekerja secara Software yang akan dirancang.
Perancangan Software AT89S51 berfungsi sebagai
pengolah data yang diterimanya dan berguna untuk
mengontrol seluruh rangkaian output yaitu
rangkaian driver motor DC.
Sebelum membuat program maka terlebih
dahulu program harus diteliti kebenarannya.
Adapun program yang dibuat dalam alat simulasi
simulasi tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 7. Rangkaian Pengendali Sistem
Mulai:
D. Driver Mov p1,#0
Maksud dari driver pada rancangan ini adalah Mov p2,#1
komponen penguat arus, fungsi driver adalah Loop:
menguatkan arus agar dapat dapat mengendalikan Cir p3,0
beban yang lebih besar. Driver tersebut merupakan Cir p1,0
mosfet penguat daya dengan tipe IRF Z3205. Acall Delay_500mS
Komponen ini akan menjalankan motor dengan SetB P3.0
Tabel 3. Pengujian pada Input Motor 2. Penggunaan sensor optik infra merah
NO Kondisi Tegangan Motor dimaksudkan agar tidak terjadi gesekan fisik
1 Berhenti 0 Volt antara sensor dengan peralatan mekanis, dengan
2 Jalan 10,9 Volt demikian penggunaan alat lebih awet dan
presisi.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa saat motor
bekerja maka tegangan input yang tersupplay ke
motor sebesar 10.9 Volt DAFTAR PUSTAKA
[1]. Malik, I. A., 1997, Bereksperimen Dengan
B. Analisa Hasil Pengujian. Mikrokontroler 8031, PT Elex Media
Kinerja atau hasil yang diperoleh dari rancangan Komputindo: Jakarta.
adalah berupa dari suatu sistem pengendalian [2]. Malvino, A. P., 1996, Prinsip - Prinsip
terhadap penggunaan motor DC 1 phasa, di mana Elektronika (terjemahan), Erlangga: Jakarta.
motor dikendalikan dengan sistem switching arus [3]. Nalwan, P. A., 2003, Panduan Praktis Teknik
dan sensor disini berfungsi sebagai masukan agar Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler
dapat menjalankan maupun menghentikan motor. AT89C51, Elex Media Komputindo, Jakarta
Penggunaan sensor optic infra merah dimaksudkan [4]. Petruzella, F. D., 1996, Elektronik Industri,
agar tidak terjadi gesekan fisik antara sensor Diterjemahkan oleh: Sumanto. Andi:
dengan peralatan mekanis, dengan demikian Yogyakarta.
penggunaan alat lebih awet dan presisi. Sebagai [5]. Programmable Tanpa Menggunakan Down-
indikator sistem digunakan lampu indikator yang liowder AT89S51, AT89S52, AT89S53,
memberika indikasi status motor dimana terdapat AT89S8252. Semarang.
dua lampu indikator yaitu lampu merah [6]. Richard, D. C., 1996, Sistem Pengaturan,
mengindikasikan motor atau posisi motor telah Erlangga: Jakarta.
mencapai batas maksimum. Sedangkan lampu hijau [7]. Rihanto, A., 2004, Aplikasi VUI (Voice User
mengindikasikan motor aman dijalankan. Interface) pada Automatisasi Pintu dan
Lampu Rumah Dengan Menggunakan
V. KESIMPULAN Microsoft Speech API, Penelitian Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas
Dari hasil pelaksanaan perancangan alat hingga Diponegoro, Semarang.
pengujian dan pembahasan sIstem, maka penulis [8]. Suryono, 2004, Diktat Kuliah
menarik kesimpulan antara lain: Mikrokontroler ISP MCS-51 Generasi
1. Dengan dibuatnya alat simulasi ini, maka dapat Terbaru In-System
menjadi gambaran dan bukti nyata bahwa motor [9]. Tirtamiharja, 1996, Elektronik Digital, Andi
DC 1 phasa dapat dikendalikan dengan Offset : Yogyakarta.
sistem/metoda switching dengan menggunakan [10]. Tooley, M., 2003, Rangkaian Elektronik
sensor infra merah dan sebuah mikrokontroller Prinsip dan Aplikasi, Erlangga: Jakarta
AT-89S51 (pengendali) yang tidak deprogram. [11]. Parinduri, L., & Sulaiman, O. K. (2018,
April). Biomass analysis at palm oil factory as
an electric power plant. In Journal of Physics:
Conference Series (Vol. 1007, No. 1, p.
012053). IOP Publishing.
[12]. Hasibuan, A., Arfah, M., Parinduri, L.,
Hernawati, T., Harahap, B., Sibuea, S. R., &
Sulaiman, O. K. (2018, April). Performance
analysis of Supply Chain Management with
Supply Chain Operation reference model. In
Journal of Physics: Conference Series (Vol.
1007, No. 1, p. 012029). IOP Publishing.