Anda di halaman 1dari 7

Yusniati, Penggunaan Sensor....

ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Penggunaan Sensor Infrared Switching


Pada Motor DC Satu Phasa

Yusniati
Dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Islam Sumatera Utara
yusniati@ft.uisu.ac.id

Abstrak
Penggunaan peralihan sensor infrared (IR) pada motor adalah sebuah aplikasi yang umum digunakan dalam
industri, antara lain untuk mengontrol motor dan kecepatan hidup dan mati. Sistem ini terdiri dari sensor infra
merah yang dirancang dan berfungsi untuk mendeteksi posisi dan kecepatan motor, Sensor adalah sebuah
komponen yang terdiri dari pemancar infra merah dan output logika transistor photo dalam bentuk pulsa yang
terhubung ke mikrokontroler, mikrokontrolel yang digunakan adalah jenis AT-89551 yang berfungsi sebagai
prosessor atau sistem kontrol adalah dengan cara membaca sensor dan kontrol kecepatan motor dengan
switching pulsa. Untuk mengendalikan motor, sistem juga dilengkapi dengan rangkaian driver yang berfungsi
untuk memperkuat aliran agar dapat menjalankan motor, komponen yang digumakan dalam rangkaian ini
adalah mosfet IRF- Z 3205

Kata Kunci: Infra Merah Sensor, Microkontroller AT – 89551, Mosfet IRF – Z 3205

I. PENDAHULUAN temukan alat–alat yang menggunakan metoda


tersebut. Antara lain dalam pengukuran kecepatan
A. Latar Belakang Masalah putaran lilitan benang/kain dalam industry garmen,
Pengukuran memegang peranan yang sangat alat pengujian motor bakar (engine test bed) untuk
penting dalam dunia industri. Pada tahap penelitian pengujian motor diesel pada teknik perkapalan dan
atau perancangan, pengukuran diperlukan untuk masih banyak lagi aplikasi yang lain.
analisis teknik eksperimental. Pada tingkat aplikasi
misalnya pada industri proses, pengukuran Infrared Optical
Sensor
Mikrokontroler
Driver

diperlukan dalam pemantauan dan pengendalian Motor DC

sustu proses. Dengan pesatnya perkembangan AT-89S51 Mosfet IRF-Z 3205

teknologi proses pencarian data dari hasil


pengukuransaat ini dapat menggunakann berbagai
macam cara / metode. Tingkat ketelitiannya juga Gambar1. Diagram Blok Sistem Pengendalian Motor
bervariasi tergantung dari jenis masukan dan
penggunaan pengukuran tersebut. Bermula dari B. Perumusan Masalah
proses perubahan yang ditangkap dan yang diolah Berdasarkan latar belakang yang telah
oleh pengolah sinyal / data yang kemudian disampaikan di atas, maka pada penelitian ini
diteruskan sebagai keluaran dari olah data dalam dijelaskan tentang bagaimana merancang atau
bentuk kondisi pengendalian. Semua proses merealisasikan suatu sistem penggerak dan
tersebut juga akan diadopsi pada dunia robotika. pengukur kecepatan motor dengan metode
Salah satu cara yang kita kenal adalah switching PMW menggunakan sensor infrared.
pengukuran menggunakan sensor infrared. Sensor
dirancang untuk merasakan adanya objek yang C. Tujuan Penulisan
bergerak dengan memanfatkan system pemantulan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian-
dan pembiasan cahaya. Perubahan pemantulan penelitian ini meliputi :
cahaya yang terus menerus menyebabkan 1. Pembuatan rangkaian sensor infrared.
timbulnya pulsa yang kemudian dapat ditentukan 2. Pembuatan rangkaian pengkondisian sinyal
frekuensinya. Frekuensi inilah yang merupakan yang terdiri dari penguat serta rangkaian ADC.
data yang siap diolah secara digital. Sensor jenis ini 3. Pembuatan program yang diimplementasikan
biasa digunakan sebagai pengukur kecepatan, pada mikrokontrollel AT89S51 dengan bahasa
pengukur getaran, dan lain lain. Seperti halnya assembly.
kecepatan putaran motor yang biasa dijumpai
disekitar kita. Data yang didapat akan lebih teliti D. Batasan Masalah
dibanding dengan teknik manual. Selain itu data Dalam penelitian ini diperlukan batasan-batasan
yang didapat akan lebih mudah di akusisi oleh masalah sebagai berikut :
computer selanjutnya akan ditampilkan dalam 1. Motor penggerak yang dipergunakan adalah
bentuk digital. Begitu pentingnya hasil suatu motor DC 1 phasa
pengukuran maka kelebihan itu akan sangat 2. Sebagai pengendali digunakan mikrokontroller
bermanfaat. Da;am kehidupan disekitar bisa kita AT-89551

Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 2, Juni 2018 90


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Yusniati, Penggunaan Sensor....

3. Pembahasan rancangan hanya sebagai teori dan dengan kaidah tangan kiri yang berbunyi “ Apabila
praktek yang berkaitan dengan rancangan. tangan kiri terbuka diletakkan antara kutup utara
(U) dan selatan (S), sehingga garis-garis gaya
E. Manfaat Penulisan yang keluar dari kutup utara menembus telapak
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini tangan kiri dan arus didalam kawat mengalir
dapat dikembangkan pada: searah dengan arah keempat jari, maka kawat itu
1. Sistem pengukur dan pengatur kecepatan akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan
putaran motor DC arah ibu jari “.
2. Sistem pengendalian motori secara manual
3. Industri-industri seperti garmen atau industri
yang berkaitan dengan akusisi dari putaran dan
pengendalian motor

II. TIJAUAN PUSTAKA

A. Motor arus searah (DC)


Motor listrik mempunyai peran yang sangat
penting dalam dunia industri. Motor tersebut
digunakan untuk membangkitkan daya elektrik Gambar 3. Kaidah tangan kiri
dalam daya besar maupun daya kecil serta
menyediakan kerja mekanik dalam industri, dan
banyak lagi penggunaanya seperti alat tarik, D. Mikrokontroller AT89551
Mikrokontroller adalah Central Prosessing Unit
elevator konveryor dan lain–lain. Motor listrik juga
(CPU) yang disertai dengan memori dan sarana
merupakan bagian perlatan yang sangat penting
input/output dan dibuat dalam bentuk Chip.
dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam hal ini
Mikrokontroller merupakan suatu mikroprosesor
motor DC dapat kita lihat pada motor stater mobil,
yang dikombinasikan dengan I/O dan memori
tape recorder, printer maupun mesin elektronika
(RAM/ROM) dalam bentuk keeping tunggal,
lainnya.
sehingga penambahan interface untuk peralatan I/O
tidak diperlukan, namun diperlukan sebuah
B. Pengertian Motor Arus Searah
PEROM (Programmable and Erasable Read Only
Motor arus searah adalah suatu mesin yang
Memory) sebagai tempat penyimpanan program
berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah (DC)
untuk mengatur kerja Mikrokontroller tersebut.
menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana
Mikrokontroller AT89551 adalah sebuah
tenaga gerak tersebut berupa putaran dari pada
mikrokontrollel berdaya rendah, CMOS – 8 bit
motor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
yang berkemampuan tinggi dengan memory flash
Gambar 2.
Programmable and Erasable Read Only Memory
(PEROM) sebesar 4 Kbyte. Mikrokontroller ini
diproduksi dengan menggunakan teknplogi Atmel
dengan memori non – volatile kepadatan tinggi dan
sesuai dengan standard industry set instruksi dan
pin out MCS-51. Flash Internal memungkinkan
memori profram untuk deprogram didalam system
atau dengan program yang memori non-volatile
konvensional. Dengan mengkombinasikan sebuah
Gambar 2. Motor Arus Searah 8-bit CPU yang serbaguna dengan flash yang
menyatu dengan keping, mikrokontroller AT89551
Pada motor arus searah kopel yang dibangkitkan: adalah sebuah mikrokontroller berkemampuan
tinggi dimana menyediakan solusi fleksibilitas
T = k.ɸ.Ia ; k = konstan tinggi dan biaya yang efektif untuk digabungkan
kebanyak aplikasi control. Keluarga mikrokontrol
C. Prinsip Kerja Motor Arus Searah ler MCS-51 dapat dilihat pada Tabel 1.
Pada pengoperasian motor listrik terjadi AT89551 mempunyai rangkaian dalam yang
perubahan dari energy listrik ke energy mekanik. cukup lengkap dengan demikian komponen luar
Prinsip kerjanya berdasarkan atas prinsip hukum yang diperlukan menjadi sedikit, hanya merupakan
Lentz bahwa apabila suatu penghantar yang dialairi pelengkap dari chip tersebut dari beberapa input
arus listrik diletakkan dalam sustu medan magnet, yaitu : clock osilator, analog komporatif positif
maka akan timbul gaya mekanik atau dengan kata input, analog komporatif negatif input dan
lain jika sebuah kawat dialiri arus listrik diletakkan rangkaian riset secara eksternal IC ini didesain
diantara dua buah kutub magnet, maka pada kawat dengan ukuran yang kecil, dengan penggunaan
itu akan bekerja suatu gaya yang menggerakkan daya yang rendah dan unjuk kinerja yang tinggi.
kawat tersebut. Arah kawat itu dapat ditentukan

91 Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 2, Juni 2018


Yusniati, Penggunaan Sensor.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Tabel 1. Keluarga Mikrokontroller AT89S51 mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak
Type Type dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau
ROM RAM
Type tanpa dengan
(byte) (byte)
I/O manfaat dari sistem ini dalam penerapannya antara
EPROM EPROM
lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan
dan otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem
8051 8031 - 4K 128 4
ini terdiri atas sebuah Light Emitting Diode (LED)
infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang
8751 H
8051AH 8031AH8
8751BH
1K 128 4 mampu membangkitkan data untuk dikirimkan
melalui sinar infra merah,sedangkan pada bagian
8052AH 8032AH 8752BH 8K 256 4 penerima biasanya terdapat foto transistor, fato
80C51BH 8032AH 87C51 2K 128 4 diode, atau infra merah module yang berfungsi
untuk menerima sinar infra merah yang dikirimkan
83C51FA 80C51FA 87C51FA 8K 256 4
oleh pemancar. Untuk jarak yang cukup jauh,
83C51FB 80C51FB 87C51FB 16K 256 5 kurang lebih dari tiga sampai lima meter, pancaran
data infra merah harus dimodulasikan terlebih
Sebuah mikrokontroller dapat bekerja bila dahulu untuk menghindari kerusakan data akibat
dalam mikrokontroller tersebut terdapat sebuah nois.
program yang berisi instruksi-instruksi yang akan Untuk taransmisi data yang menggunakan
digunakan untuk menjalankan sistem media udara sebagai media perantara biasanya
mikrokontroller tersebut. Pada prinsipnya menggunakan frekuensi carrier sekitar 30 kHz
mikrokontroller dijalankan secara bertahap, jadi smpai dengan 40 kHz. Infra merah yang
pada program itu sendiri terdapat beberapa set dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika
instruksi, dan setiap instruksi itu dijalankan secara menggunakan sinyal carrier yang mempunyai
bertahap atau berurutan. Konpfirasi pin dan IC ini frekuensi diatas. Sinyal yang dipancarkan oleh
dapat dilihat pada Gambar 3 berikut : pengirim diterima oleh penerima infra merah dan
kemudian didecodekan sebagai sebuah paket data
P1.0

P1.1
1

2
40

39
Vcc

P.0 (AD0)
biner. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah
P1.2

P1.3
3

4
38

37
P0.1 (AD1)

P0.2 (AD2) kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan


P1.4 5 36 P0.3 (AD3)

P1.5

P1.6
6

7
A

T
35

34
P0.4 (AD4)

P0.5 (Ad5)
tidak ada sinyal carrier infra merah yang berkisar
P1.7

RST
8

9
8
33

32
P0.6 (Ad6)

P0.7 (AD7)
antara 30 kHz sampai dengan 40 kHz.
(RXD) P3.0 10 9 31 EA/PP

(TXD) P3.1 11 30 ALE/PROG

(INT0) P3.2 12
S 29 PSEN

(INT1) P3.3)

(T0) P3.4
13

14
5 28

27
P2.7 (A1.5)

P2.6 (A1.4)
F. Infra Red Transmitter
1
(T1) P3.5

(WR) P3.6
15

16
26

25
P2.5 (A1.3)

P2.4 (A1.2)
Infra red transmitter merupakan suatu model
(RD) P3.7 17 24 P2.3 (A1.1)

XTAL2

XTAL1
18

19
23

22
P2.2 (A1.0)

P2.1 (A9)
pengirim data melalui gelombang infra merah
GND 20 21 P2.0 (A.8)
dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini
Gambar 3. Konfigurasi Pin AT89S51 dapat difungsikan sebagai output dalam aplikasi
transmisi data nirkabel seperti robotic, sistem
Mikrokontroller AT89551 memiliki beberapa pengamanan, dan sebagainya. Pemancar yang
fasilitas sebagai berikut : digunakan pada sistem ini terdiri atas sebuah Light
1. Sebuah Central Processing Unit 8 bit Emitting Diode (LED). LED adalah suatu bahan
2. Osilator internal dan rangkaian perwaktu semi konduktor yang memancarkan cahaya
3. RAM internal 128 byte monokromatik yang tidak koheren ketika diberi
4. Flash memori 4 Kbyte tegangan maju. LED infra merah jenis diode yang
5. Lima buah jalur intrupsi ( dua buah memancarkan cahaya infra merah, aplikasi
intrupsi eksternal dan tiga buah intrupsi sederhana penggunaan LED infra merah ini adalah
internal ). pada remote TV. LED infra merah pada dasarnya
6. Empat buah programeble port I/O yang adalah diode PN silicon biasa yang dikemas dalam
masing-masing terdiri dari 8 buah jalur I/O kotak transfaran, atau dapat dilihat pada Gambar 4.
7. Sebuah port serial dengan control serial
full duplex UART
8. Kemampuan untuk melaksanakan operasi
aritmatika dan operasi logika
9. Kecepatan dalam melaksanakan instruksi
per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi 12
MHz.

E. Sensor Infra Merah


Sistem sensor infra merah pada dasarnya
menggunakan infra merah sebagai media untuk
komunikasi data antara receiver dan transmitter.
Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang
dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang Gambar 4. LED Infra Merah

Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 2, Juni 2018 92


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Yusniati, Penggunaan Sensor....

Sinar infra merah dihasilkan dari pertemuan Photo transistor dapat diterapkan sebagai sensor
Arsenida Galium pada LED infra merah merupakan yang baik, karena memilki kelebihan dibandingkan
salah satu komponen elektronika yang akan dengan komponen lain yaitu mampu untuk
mengantar arus jika dialiri bias maju. LED infra mendeteksi sekaligus menguatkan denga satu
merah terbuat dari bahan Arsenida Galium atau komponen tunggal. Bahan utama dari fototransistor
Fosfida Galium (GaAs atau Gap), dan ditempatkan adalah silicon atau germanium sama seperti pada
di dalam suatu wadah yang tembus pandang. transistor jenis lainnya. Photo transistor juga
Untuk membedakan antara katoda dan memilki dua tipe seperti transistor yaitu tipe NPN
anodanya dapat dilihat dari bentuk elektrodanya dan tipe PNP.
yang besar adalah katoda. Material yang digunakan Photo transistor sebenarnya tidak berbeda
dalam konstruksi LED akan menentukan jenis dengan transistor biasa, hanya saja photo transistor
cahaya yang diradiasikan. Apakah cahaya tampak ditempatkan didalam suatu material yang transfaran
atau cahaya tidak tampak. Sebagai contoh matrial sehingga memungkinkan cahaya (cahaya infra
GaAIAs menghasilkan cahaya infra merah (cahaya merah) mengenainya (daerah basis), sedangkan
tidak tampak), sedangkan GaAsP menghasilkan transistor biasa ditempatkan pada bahan logam
cahaya tampak merah. Pada sistem ada dua jenis yang tertutup. Photo transistor memiliki beberapa
LED yang digunakan yaitu sebagai indicator dan karakteristik yang sering digunakan dalam
juga sebagai komponen pengirim cahaya infra perancangan , yaitu:
merah. 1. Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan
Cahaya LED timbul sebagai akibat berfungsi sebagai resistan.
penggabungan electron dan hole pada 2. Dapat menerima penerimaan cahaya yang redup
persambungan antara dua jenis semikonduktor (kecil)
dimana setiap penggabungan disertai dengan 3. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima,
pelepasan energy. Pada penggunaan LED infra red maka semakin besar pula resistan yang
dapat diaktifkan dengan tegangan Direct Current dihasilkan.
(DC) untuk transmisi atau sensor jarak dekat, dan 4. Memerlukan sumber tegangan yang kecil.
dengan tegangan Alternating Current (AC) (30-40 5. Menghantarkan arus saat ada cahaya yang yang
kHz) untuk transmisi atau sensor jarak jauh mengenainya.
6. Penerimaan cahaya dilakukan pada bagian
G. Infra Red Receiver basis.
Infra red receiver merupakan suatu modul 7. Apabila tidak menerima cahaya maka tidak
penerima data melalui gelombang infra merah akan menghantarkan arus.
dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini
dapat difungsikan sebagai input dalam aplikasi Berdasarkan tegangan spectral, sifat-sifat dan
transmisi data nirkabel seperti robotik, system cara kerja dari photo transistor tersebut, maka
pengaman, dan sebagainya. Receiver (penerima) perubahan cahaya yang kecil dapat dideteksi. Oleh
yang digunakan untuk sensor infra merah adalah karena itu photo transistor digunakan sebagai
jenis photo otransistor, yaitu jenis transistor bipolar detector cahaya yang peka, terutama pada cahaya
yang menggunakan kontak (junction) base-collector infra merah.
untuk menerima atau mendekteksi cahaya dengan
gain internal yang dapat menghasilkan sinyal III. PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT
analog maupun digital. Photo transistor merupakan
salah satu komponen yang berfungsi sebagai A. Perancangan Hardware Alat Simulasi
detector cahaya yang dapat mengubah efek cahaya Rangkaian sistem yang dirancang yaitu
menjadi sinyal listrik. Karena itu photo transistor pengendali kecepatan motor dengan menggunakan
termasuk dalam detector optic. sensor infra merah memiliki beberapa bagian antara
lain yaitu sensor infra merah, mikrokontroller,
driver dan motor DC 1 phasa.

B. Sensor.
Sensor yang digunakan pada rangkaian ini
menggunakan sensor infra merah yaitu komponen
yang terdiri dari sebuah photo transistor dan diode
infra merah. Prinsip sensor yang digunakan pada
rangkaian ini merupakan sensor infra merah yaitu
komponen yang terdiri dari sebuah photo transistor
dan dan diode infra merah. Prinsip kerja sensor ini
adalah mendeteksi ada tidaknya sinar infra merah
mengenai photo transistor. Komponen ini dirancang
sedemikian rupa sehingga diode infra merah
Gambar 5. Photo transistor menyinari cahaya infra merah pada photo transistor

93 Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 2, Juni 2018


Yusniati, Penggunaan Sensor.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

dengan celah yang dibuat sebagai celah untuk cara switching yaitu dengan cara memberikan arus
pemasangan sistem mekanis yang dibuat untuk yang terputus-putus pada motor. Dengan
menghalangi sinar tersebut untuk posisi tertentu. mengendalikan waktu hubung dan waktu putus
Dengan keluaran sensor yang berupa besaran maka akan dapat menentukan kecepatan motor
logika, maka sensor ini dapat memberikan masukan tersebut.
pada rangkaian pengendali (mikrokontroller). Photo
transistor akan mengalami keadaan jenuh bila basis
komponen tersebut disinari cahaya infra merah dan
menyebabkan output dari sensor ini berlogika nol.
Sedangkan bila tidak ada sinar infra merah yang
mengenai photo transistor menyebabkan
ndali)transistor cut off (berlogika 1). Adapun tipe
sensor infra merah yang digunakan adalah H 309-
08

Gambar 8. Diagram driver motor

E. Motor
Sebagai penggerak mekanis digunakan sebuah
motor DC 1 phasa yaitu motor DC jenis magnet
permanen kumparan jangkar. Dengan mengalirkan
Gambar 6. Rangkaian Sensor Infra Merah arus pada masukan motor akan menyebabkan
interaksi medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
C. Mikrokontroller (Pengendali) listrik dengan medan magnet permanen,
Maksud pengendali adalah rangkaian yang menyebabkan motor bergerak memutar sesuai
mengendalikan sistem keseluruhan, rancangan ini dengan medan maupun gaya akibat interaksi kedua
menggunakan pengendali mikrokontroller dengan medan tersebut. Pada rancangan ini motor
jenis AT89S51. Mikrokontroller ini diprogram digerakkan dengan arus switching atau arus yang
untuk mengendalikan kecepatan motor berdasarkan terputus-putus sehingga kecepatan putar motor
sensor yang terdeteksi dengan sistem pengendalan tergantung pada akomudasi arus switching tersebut.
lebar pulsa (PWM) motor sehingga gerak dan
kecepatannya dapat dikendalikan (diatur), Dengan
memberikan out pulsa PWM melalui port 1,1
digunakan mikrokontroller mengendalikan motor,
sedangkan kristal pada pin 18 dan 19 berguna
sebagai masukan bagi osilator internal untuk
membangkitkan clock bagi mikrokontroller.
Sedangkan rangkaian RC pada pin 9 berfungsi Driver
sebagai reset sistem dan pada port 3 digunakan
Gambar 9. Diagram motor yang digunakan
untuk memasukkan program pengendali kedalam
mikrokontroller
F. Perancangan Program (Software)
Disamping secara hardware system ini juga
bekerja secara Software yang akan dirancang.
Perancangan Software AT89S51 berfungsi sebagai
pengolah data yang diterimanya dan berguna untuk
mengontrol seluruh rangkaian output yaitu
rangkaian driver motor DC.
Sebelum membuat program maka terlebih
dahulu program harus diteliti kebenarannya.
Adapun program yang dibuat dalam alat simulasi
simulasi tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 7. Rangkaian Pengendali Sistem
Mulai:
D. Driver Mov p1,#0
Maksud dari driver pada rancangan ini adalah Mov p2,#1
komponen penguat arus, fungsi driver adalah Loop:
menguatkan arus agar dapat dapat mengendalikan Cir p3,0
beban yang lebih besar. Driver tersebut merupakan Cir p1,0
mosfet penguat daya dengan tipe IRF Z3205. Acall Delay_500mS
Komponen ini akan menjalankan motor dengan SetB P3.0

Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 2, Juni 2018 94


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Yusniati, Penggunaan Sensor....

SetB P3.1 Besar Tegangan


NO PIN
Acall Delay_500mS (Volt)
10 Pin 10 4,7
Run: JB P2.0,Loop 11 Pin 11 4,7
Cir P3.1 12 Pin 12 4,6
Setb P1.0 13 Pin 13 4,6
Acall Delay_5mS 14 Pin 14 4,6
CIr P1.0 15 Pin 15 4,6
Acall Delay_5mS 16 Pin 16 4,6
Ajmp Run 17 Pin 17 4,6
Delay_1S: 18 Pin 18 3,0
Mov R4,#200 19 Pin 19 1,9
Tunggu_1mdetik: 20 Pin 20 0
Acall Delay_5mS 21 Pin 21 4,5
Djnz R4,Tunggu_1mdetik 22 Pin 22 0
Ret 23 Pin 23 0
Delay_500mS:
24 Pin 24 0
Mov R4,#100
25 Pin 25 0
Tunggu_500mdetik:
26 Pin 26 0
Acall Delay_5mS
27 Pin 27 0
Djnz R4,Tunggu_500mdetik
28 Pin 28 0
Ret
Delay_5mS: 29 Pin 29 0
Push: TMOD 30 Pin 30 0
Mov TMOD,#21H 31 Pin 31 4,7
Mov TH0,#0EDH 32 Pin 32 0,2
Mov TL0,#0FFH 33 Pin 33 0,2
Setb TR0 34 Pin 34 0,2
Tunggu_5mS: 35 Pin 35 0,2
Ibc TF0,Sudah_5mS 36 Pin 36 0,2
Ajmp Tunggu_5mS 37 Pin 37 0,2
Sudah_5mS 38 Pin 38 0,2
Cir TR0 39 Pin 39 0,2
Pop TMOP 40 Pin 40 4,7
Red
END
b. Pengujian Test Poin Pada Rangkaian Sensor
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL Test point juga dilakukan dengan menggunakan
PENGUJIAN Voltmeter yaitu untuk mengecek ataupun menguji
baik tidaknya kinerja dari sensor. Cara yang
A. Pengujian Pada Mikrokontroller dilakukan dengan mengukur ada tidaknya tegangan
pada output sensor saat sensor bekerja. Adapun
a. Pengujian Test Poin Pada Pin (Port) hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Mikrokontroller
Pengujian dilakukan dengan mengukur besar Tabel 2. Pengujian Rangkaian Sensor
atau pun ada tidaknya tegangan pada setiap Pin Tegangan
NO Status
(Port) pada mikrokontroller dengan menggunakan Output (VOLT)
Voltmeter. Adapun hasil pengujian tersebut dapat 1 Tertutup 4,6
dilihat pada Tabel 1 berikut: 2 Terbuka 0

Tabel 2. Pengujian Pin Mikrokontroller


Jadi dari tabel tersebut dapat disimpulkan
Besar Tegangan bahwa pada saat sensor dalam kondisi tertutup atau
NO PIN
(Volt)
terhalang cahaya maka besar tegangan output
1 Pin 1 0
adalah 4,6 Volt dan saat terkena cahaya (terbuka)
2 Pin 2 0
maka tegangan output tidak ada (0).
3 Pin 3 0
4 Pin 4 0 c. Pengujian Test Poin Pada Input Motor DC 1
5 Pin 5 0 Phasa.
6 Pin 6 0 Pengujian dilakukan dengan mengukur
7 Pin 7 0 tegangan input pada saat motor bekerja, atau dapat
8 Pin 8 0 dilihat pada Tabel 3.
9 Pin 9 0

95 Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 2, Juni 2018


Yusniati, Penggunaan Sensor.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Tabel 3. Pengujian pada Input Motor 2. Penggunaan sensor optik infra merah
NO Kondisi Tegangan Motor dimaksudkan agar tidak terjadi gesekan fisik
1 Berhenti 0 Volt antara sensor dengan peralatan mekanis, dengan
2 Jalan 10,9 Volt demikian penggunaan alat lebih awet dan
presisi.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa saat motor
bekerja maka tegangan input yang tersupplay ke
motor sebesar 10.9 Volt DAFTAR PUSTAKA
[1]. Malik, I. A., 1997, Bereksperimen Dengan
B. Analisa Hasil Pengujian. Mikrokontroler 8031, PT Elex Media
Kinerja atau hasil yang diperoleh dari rancangan Komputindo: Jakarta.
adalah berupa dari suatu sistem pengendalian [2]. Malvino, A. P., 1996, Prinsip - Prinsip
terhadap penggunaan motor DC 1 phasa, di mana Elektronika (terjemahan), Erlangga: Jakarta.
motor dikendalikan dengan sistem switching arus [3]. Nalwan, P. A., 2003, Panduan Praktis Teknik
dan sensor disini berfungsi sebagai masukan agar Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler
dapat menjalankan maupun menghentikan motor. AT89C51, Elex Media Komputindo, Jakarta
Penggunaan sensor optic infra merah dimaksudkan [4]. Petruzella, F. D., 1996, Elektronik Industri,
agar tidak terjadi gesekan fisik antara sensor Diterjemahkan oleh: Sumanto. Andi:
dengan peralatan mekanis, dengan demikian Yogyakarta.
penggunaan alat lebih awet dan presisi. Sebagai [5]. Programmable Tanpa Menggunakan Down-
indikator sistem digunakan lampu indikator yang liowder AT89S51, AT89S52, AT89S53,
memberika indikasi status motor dimana terdapat AT89S8252. Semarang.
dua lampu indikator yaitu lampu merah [6]. Richard, D. C., 1996, Sistem Pengaturan,
mengindikasikan motor atau posisi motor telah Erlangga: Jakarta.
mencapai batas maksimum. Sedangkan lampu hijau [7]. Rihanto, A., 2004, Aplikasi VUI (Voice User
mengindikasikan motor aman dijalankan. Interface) pada Automatisasi Pintu dan
Lampu Rumah Dengan Menggunakan
V. KESIMPULAN Microsoft Speech API, Penelitian Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas
Dari hasil pelaksanaan perancangan alat hingga Diponegoro, Semarang.
pengujian dan pembahasan sIstem, maka penulis [8]. Suryono, 2004, Diktat Kuliah
menarik kesimpulan antara lain: Mikrokontroler ISP MCS-51 Generasi
1. Dengan dibuatnya alat simulasi ini, maka dapat Terbaru In-System
menjadi gambaran dan bukti nyata bahwa motor [9]. Tirtamiharja, 1996, Elektronik Digital, Andi
DC 1 phasa dapat dikendalikan dengan Offset : Yogyakarta.
sistem/metoda switching dengan menggunakan [10]. Tooley, M., 2003, Rangkaian Elektronik
sensor infra merah dan sebuah mikrokontroller Prinsip dan Aplikasi, Erlangga: Jakarta
AT-89S51 (pengendali) yang tidak deprogram. [11]. Parinduri, L., & Sulaiman, O. K. (2018,
April). Biomass analysis at palm oil factory as
an electric power plant. In Journal of Physics:
Conference Series (Vol. 1007, No. 1, p.
012053). IOP Publishing.
[12]. Hasibuan, A., Arfah, M., Parinduri, L.,
Hernawati, T., Harahap, B., Sibuea, S. R., &
Sulaiman, O. K. (2018, April). Performance
analysis of Supply Chain Management with
Supply Chain Operation reference model. In
Journal of Physics: Conference Series (Vol.
1007, No. 1, p. 012029). IOP Publishing.

Journal of Electrical Technology, Vol. 3, No. 2, Juni 2018 96

Anda mungkin juga menyukai