SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kcwajiban dan Mclcngkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.l)
Disusun Oleh :
AAN SULISTYO
NIM. 111 02 007
JU R U SA N TA R BIY A H
PR O G R A M STU DI PEN D ID IK A N A G A M A ISLA M
SEK O LA H TING G I A G A M A ISLA M NEG ER I
(STA IN ) SALATIG A
2006
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 T e lp . (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , 3 2 3 4 3 3 Fax 3 2 3 4 3 3 S alatiga 50721
W eb site : v v w w .s ta in s a la tiu a .a c .id E -m a il : adm inistrasi@ stainsalatiga.ac.id
DEK LA R A SI
Bismillahirrahmanirrahim
skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
munaqosyah skripsi.
u
Dr. H.M. Saerozi, M.Ag
Dosen STAIN Salatiga
sebagaimana mestinya.
Pembimbing
iii
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706
PENGESAHAN
SKRIPSI Saudara : Aan Sulistyo dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 02 007
yang beijudul PEMBENTUKAN SIKAP TAWADHU’ (Tclaah Komparasi
Menurut Pendapat Az Zarnuji dan Ibnu Miskawaih) telah dimunaqosahkan
dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 6 September 2006 yang bertepatan dengan
tanggal 13 Sya’ban 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat
untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.
6 September 2006 M
Salatiga,
13 Sya’ban]427H
Panitia Ujian
Sekretaris
Pembimbing
paking daik^akdkakriya.
PERSEMBAHAN
K a y a ini dipersembahkan b u a t:
VI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
Miskawaih)”
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat
membantu penulis baik secara materi maupun non materi dalam menyelesaikan
skripsi ini. Untuk itu kiranya kurang pantas apabila penulis tidak membalas budi
1. Bapak dan ibu yang tercinta, serta segenap keluarga yang senantiasa memberi
motivasi baik moril maupun materiil serta do’a yang senantiasa mengalih.
2. Ketua STAIN Salatiga dan segenap staf yang banyak membantu dalam proses
VII
3. Bapak Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali penulis berbagai ilmu
yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Harapan dan do’a penulis semoga amal dan jasa dari semua pihak diterima
Allah SWT, dan mendapat balasan yang berlimpah. Akhimya semoga skripsi ini
bermanfaat.
Penulis
vm
D A F T A R ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
DEKLARASI ................................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO.......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
B. Fokus Penelitian..................................................................... 6
C. Perumusan Masalah............................................................... 9
D. Tujuan Penelitian................................................................... 9
E. Telaah Pustaka........................................................................ 10
F. Manfaat Penelitian................................................................. 10
G. Metode Penelitian.................................................................. 12
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 60
B. Saran-saran ............................................................................ 61
C. Penutup.................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
terutama pada yang lebih tua (baik sebagai orang tua atau guru).
dan pluralistik telah memberikan wama yang bervariasi dalam berbagai segi.
Perubahan itu teijai di bahwa hantaman kekuatan semua segi kehidupan yaitu
penjuru tanah air. Bahkan sampai ke pelosok yang paling kecil. Hampir tidak
dirasakan adalah rusaknya moral, akhlak etika dan perilaku manusia, yang
akibatnya memicu kerusakan bangsa ini. Secara spesifik lagi bahwa nilai
ketawadhu’an sudah mulai pudar dan bahkan telah hilang, walaupun tawadhu’
itu ada, banyak salah penempatan sehingga terkesan bahwa yang tawadhu’
itu penakut, dirinya rendah dan lain-lain. Sesungguhnya tidak demikian kalau
2
dalam kasus bahasa Arab itu tawadhu’ berasal dari ittadha 'a, tawaa dha 'a
yang telah memberi ilmu kepada kita yang lebih jauhnya menghormati kepada
merupakan sejarah yang perlu kita jadikan tolok ukur untuk dapat diambil
hikmahnya, untuk bisa membawa perubahan ke masa depan yang lebih baik.
Dalam hal ini penulis melihat filosof muslim Timur karena kami
aqidah juga kesesuaian dengan jati diri manusia di Indonesia. Dengan adanya
setiap masalah yang teijadi. Sedangkan penulis tidak melihat para tokoh Barat
Barat itu lebih lengkap akan tetapi tidak bisa menyelesaikan masalah, bahkan
sebaliknya.
ini seorang muslim yang memiliki krdibilitas tinggi dalam bidang akhlak,
etika, budi pekerti, yang secara otomatis akan mencapai tingkat ketawadhu’an.
yang sia-sia, telah menjadikan dorongan kuat baginya untuk menulis kitab
Begitu pada ahli (pendidikan dan filsafat) yang lelah membahas elika
atau akhlaq, baik pada kalangan bahasan etika tidak kalah seriusnya
That-hir al A’raq”. 12
bahannya adalah dan Plato dan Aristoteles yang diramu dengan ajaran Islam dan
bimbingan dan pembinaan bagi generasi muda dan menuntun mereka pada
kehidupan yang berpijak pada nilai-nilai akhlak yang luhur serta menghimbau
karya besar bagi dunia pendidikan dan banyak dijadikan referensi dalam
'Abdul Aziz Izzat, Ibnu Miskawaih, Musthofa al Halabi, Mesir, 1946, him. 8
2Ahmad Dandy, Kuliah Filsafat Islam, Bulan Bintang Jakarta, 1986, him. 60-61
4
bahwa tawadhu adalah salah satu tanda/sifat orang yang bertaqwa. Dengan
1. Untuk mengkaji lebih jauh dan mendalam tentang tawadhu’ yang diangkat
oleh tokoh Islam abad pertengahan, yaitu Syaikh Az Zamuji dan lbnu
kurangnya sikap tawadhu’ para pelajar (santri) pada gum dalam proses
yang seharusnya dilakukan oleh pelajar (santri) pada guru dalam belajar.
ilmu. ^
Nr
Zamuji adalah seorang filosof Arab yang lebih sufistik, dan yang terkenal
tiga belas pasal kajian yang kesemuanya terdapat sikap tawadhu’ di dalam
pembahasannya45
(Pendidikan Moral) bahwa perubahan moral dan budi pekerti dalam diri
masalah etika, akhlak, budi pekerti, moral. Kesemuanya ini merupakan hal-hal
generasi.
B. Fokus Penelitian
penafsiran judul, maka perlu dikemukakan maksud dari kata-kata yang ada
dalam redaksi di atas, agar dapat dipahami secara konkrit dan lebih
1. Tawadhu’
sesama manusia. Sedangkan tawadhu’ pada guru adalah sikap berbuat baik
2. IbnMiskawaih
Aziz Izzat sendiri menyebutkan 325 H.8 dalam buku Tahdzib A1 Akhlaq
penulis sendiri lebih condong pada tahun (330 H/941 M) sebagai tahun
kelahiran Miskawaih.
suatu aliran akhlak yang materinya ada yang berasal dari konsep-konsep
akhlak dari Plato dan Aristoteles yang diramu dengan ajaran Islam serta
dan menuntut mereka pada kehidupan yang berpijak pada nilai-nilai luhur
bermanfaat agar mereka tidak sesat dan umur mereka tidak disia-siakan.
Dari itu “Aliran akhlak ibn Miskawaih merupakan perpaduan antara kajian
filsafat teoritis dan juga tuntunan praktis dimana segi pendidikan dan
8 Abu Bakar Atjeh, Sejarah Filsafat Islam, Ramadani, Solo, 1991, him. 170
9 Ibnu Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Bandung, cet. I, 1994, 13
10 Zainul Kamal, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Bandung, cet. I, 1984, him. 14
8
3. Syaikh Az Zamuji
kitab Ta’lim adalah A1 Nu’man Ibn Ibrahim Ibn A1 Khalil A1 Zamuji Taj
A1 Din. Ia lahir di daerah Zamuj (Turkistan) pada tahun 1175 dan wafat
A1 Zamuji yaitu penghujung abad kedua belas dan permulaan abad ketiga
belas.
tawadhu’, yang salah satunya adalah cara menghormati ilmu dan gum.13
Begitu mulianya para pelajar (santri) jika menghormati ilmu dan gum.
11 Ibid, him. 18
12 A1 Zarkly, Al A ’lam Biograpical Dictonary II, Beirut, Dar A1 Fikr, 1989, hi. 650
13 Syaikh Az Zamuji, op. cit, him. 3
'■f
9
Karena jika tidak menghormati ilmu dan guru santri tidak akan
Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap tawadhu’ itu
perlu sekali dimiliki pelajar (santri), dengan harapan pelajar (santri) dapat
C. Rumusan Masalah
tawadhu’ ?
D. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan objek dan pokok permasalahan, maka tujuan yang ingin
dicapai adalah:
Miskawaih.
tawadhu’.
E. Manfaat Penelitian
Akhlak) dan karya Syaikh Az Zanuji {la 'lim Mula 'allim Tariqalla 'allurn) serta
1. Peneliti
dan menjadi syarat utama dalam mencari ilmu yang barokah dari guru
dan kyai/ustadz.
2. Akademik
Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan siswa-
F. Telaah Kepustakaan
bentuk buku, kitab dan dalam bentuk tulisan yang lainnya, maka penulis akan
penemuan baru.
c. Etika dalam Islam, karya Majid Fakhhry, yang berisi tentang Moralitas
alam semesta.
2. TentangPemikiransyaih AzZamuji
sahabat dan teguh dalam berilmu; menghormati ilmu dan ahli ilmu
(guru)1617
Dari beberapa buku pemikiran kedua tokoh tersebut belum ada yang
penulis perlu mengangkat tema tersebut dari kedua tokoh, sebagai suatu teori
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dan
mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir
dan ahli-ahli.18
ini tergolong ke dalam peneliti literer. Dalam hal ini penulis mengacu pada
yang ada hubungan langsung dengan penelitian ini. Dengan cara demikian,
masa lalu.20
kesimpulan dari hasil kajian konsep atau teori yang mendukung penelitian
menggunakan analisis
b. Metode Deskripsi
21 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta, Andi Ofset, 1983, him. 9
22 Anton Bekker dan A. Haris, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius Yogyakarta,
1990, him. 65
15
c. Metode Historis
d. Metode Analisis
e. Metode Induksi
23 Winamo, Pengantar Ilmiah Dasar Metode Teknik, Tarsito, Bandung, 1989, him. 132
16
BAB I : PENDAHULUAN
B. Fokus Penelitian
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Telaah Pustaka
F. Manfaat Penelitian
G. Metode Penelitian
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Penutup
B A B II
respon terhadap situasi dalam ruang dan waktu yang dihadapi oleh
penulisnya. Atas dasar asumsi itu, maka memahami sisi teologi, psikologi
dan status sosial dan aspirasi politik mengarang menjadi sangatlah penting.
Din), adalah seorang filosof Arab yang tidak diketahui nama dan waktu
hidupnya secara pasti. Ada yang menyebutnya dengan Burhan Al din, ada
juga yang menyebutnya dengan Burhan Al Islam. Namun kedua nama itu
menyebarkan Islam. Al Zarnuji sendiri diyakini bulan nama asli, tapi nama
yang diperkirakan hidup pada sekitar tahim 620/1223 yang hidup diujung
18
19
Namun demikian menurut ahwani, kitab ini disinyalir sebagai kitab yang
tempat yang besar bagi para penuntut ilmu dan para guru. Mereka
terkandung di dalamnya.
modal tersendiri dalam topiknya tentang pendidikan Islam. Hal ini karena
pada abad ke- 6 kebanyakan tentang ulumul qur’an, ulumul hadits, fiqih,
A1 Zamuji hidup pada akhir abad 6 dan awal abad 7 H atau akhir
abad 12 Awal abad 13 M. Dari sini diketahui beliau hidup pada masa
pengetahuan dan peradaban Islam atau pada akhir abad bani Abasiyah,
merupakan nikmat, tetapi cobaan dari Tuhan bagi orang yang ketika
belajar tidak bersikap.wara’. Cobaan itu beratnya sama dengan mati muda
adalah larangan A1 Zamuji agar siswa tidak menuntut ilmu dengan niat
yang akan diraihnya kelak dimaksudkan untuk amar ma ’ruf nahi munkar.23
B. Riwayat Hidup Ibnu Miskawaih dan Setting Sosial pada Masa Hidupnya
perhatiannya pada masa etika Islam (akhlak), dan dialah yang mula-mula
Miskawaih. Akan tetapi ada orang yang menyebut namanya dengan Ibn
4 Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1973,
him. 58
5 Abdul Aziz Izzat, Ibnu Miskawaih, Mustofa A1 Babil llalaby, Mesir, 1946, him. I
6 Suwito, Filsafat Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih, Belukar, Yogyakarta, 2002,
him. 67
7 M.M. Syarif, Para Filosof Muslim, Mizan, Bandung, 1989, him. 84
8 Suwito, op. cit., him. 67
22
mujur. Sejak kecil ia tidak pemah menerima dan merasakan belaian kasih
Hamid. Tetapi terakhir (tugas) ini bukan sebagai tugas pokok melainkan
beraliran syiah dan dari keturunan Persi Bani Buwaih mulai terpengaruh
Buwaih sebagai perdana menteri dengan gelar M’az al Daulah pada tahun
945 M. Ayahnya Abu Saja’ Buwaih adalah pimpinan suku yang sangat
Ahmad, Ali dan Hasan adalah tokoh pimpinan yang disegani di negeri
Bakr Ahmad ibn Kamil A1 Qadi. Pelajaran falsal'at ia peroleh dari ibn
Khammar dan pelajaran kimia didapat dari Abu Thayyib. Pekerjaan utama
seperti Abu Hayyan A1 Tauhidi, Yahya Ibn Adi dan Ibn Sina.1'
itu ia juga dikenal sebagai dokter, penyair dan ahli bahasa. Keahliannya
tulis berupa buku atau artikel yang tidak luput dari kepentingan falsafat
akhlak.112
bahwa Ibnu Miskawaih seorang penulis yang produktif, secara jelas tidak
Namun yang pasti ada banyak artikel maupun buku yang telah berhasil
ditulisnya.
dan kebahagiaan)
setelah banjir pada masa Nabi Nuh as. Sampai tahun 369 H).
4. Karya-karya Al Zamuji
menyebutkan.
bimbingan belajar yang termuat dalam tiga belas pasal pembahasan, juga
13 M.M. Syarif, Para Filosof Mulim, Mizan, Bandung, 1989, him. 84-85
14 Majalah Pesantren Edisi Vll/th. 1/2002, him. 61
26
Sadrussahid.16
sederhana. Perbedaan yang begitu tipis antara tawadhu’ dengan rendah diri
diri, dengan alasan ingin menjadi orang yang tawadhu’. Begitu juga
tawadhu’-annya.17
TAWADHU’
yang mempunyai arti (merendahkan diri, rendah hati). Selain itu ada kata lain
2
merendahkan diri, (2) patuh, taat.
-5
dan menganggap orang lain lebih utama dari pada kita. Tawadhu’ menurut
Ahmad Athoilah hakekat tawadhu’ itu adalah sesuatu yang tumbuh dan
27
)
1
28
barang siapa melihat kepada kekuasaan Allah Ta’ala, maka akan hilang
kekuasaan nafsunya, karena semua nafsu itu hina di sisi kewibawaan Allah.5
a. Ia orang yang tawadhu’ tidak suka dianggap penting oleh orang lain.
saja, tetapi harus diamalkan dan menggunakan cara yang tepat dan
a) Ilmu
bagi Allah. 6
b) Amal
Pengertian
lain mempunyai 3 sisi, yaitu 2 pucuk dan satu tengah. Satu sisi
7 Hikam, 60
31
bertanya dengan baik dan lain-lain dan tidak melihat pada dirinya
lebih baik dari orang lain dan tidak menganggap rendah kepada
o
orang lain karena kita tidaklah akhir dari amal dan umur kita.
C. Syaikh Az Zarnuji
Jij j u i ji ja\ ji
“tawadhu ’ adalah salah satu tanda/sifat orang bertakwa. Dengan
bersifat tawadhu orang yang takwa akan semakin tinggi
martabatnyd'.
itu menaakan tingkat ketakwaan kepada Allah SWT sangat tinggi, ketinggian
sikap / sifat tawadhu’ baik pada guru, pada orang lain yang lebih tua, apalagi
kepada Allah SWT dalam ketakwaannya semakin menigkat maka Allah akan
Dari syair di atas bisa kita lihat bahwa semakin sempumanya sifat
tawadhu’nya seseorang maka akan semakin tinggi pula martabatnya. Hal ini
jika diterapkan dalam proses menuntut ilmu yang diterapkannya pada seorang
mengikuti, taat kepada apa saja yang disampaikan, diajarkan oleh gurunya.
Dalam Kitab Ilmu Wa Adab al Alim wa al Muta ’allim dikatakan bahwa sikap
pribadi dan sikap murid sebagai penuntut ilmu. 9 Sebagai pribadi seorang
murid harus bersih hatinya dari kotoran dan dosa agar dapat dengan mudah
. js—&
pada ilmu dan guru. Dengan cara demikian ia akan tercapai cita-
buruk.12
J ^ J c^J
Mengatakan, tujuan kami dalam kitab ini adalah agar mencapai
untuk mencapai suatu budi pekerti, (di mana budi pekerti merupakan
cabang dari sikap / perilaku tawadhu’) yang tentunya harus dimiliki oleh
pelajar / santri. Berawal dari budi pekerti yang baik inilah akan
mendapatkan ilmu lebih mudah dan barulah serta manfaat bagi dirinya.
Tetapi di samping itu ada satu hal yang tidak menyenangkan pada
bermanfaat, agar tidak sesat dan umur mereka tidak disia-siakan seperti
waktu ke waktu, baik pola pikir maupun pola hidupnya. Karena hal itu,
manusia, yang membedakan pada unsur dan sifatnya ini yang terlihat
14Abdul Aziz Izzat, Ibnu Miskawaih, Mustafa Al Babil Halaby, Mesir, 1946, him. 75
15 Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1989, him. 61
36
Dengan adanya akal, manusia dapat berfikir mana yang baik dan mana
yang buruk. Di lain sisi bisa menempatkan sikap yang baik dimanapun dan
kapanpun ia berada.
yang beradab, akhlak, budi pekerti, etika yang baik tentu saja manusia juga
penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan
batinnya.17
16 Prof. Dr. Suwito, Filsafat Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih, Belukar, Yogyakarta,
2004, him. 73
17 Prof. DR. H. Rachmat Djatmika, Sistem Ethika Islanti (Akhlak Mulia), Pustaka
Panjimas, Jakarta, 1996, him. 11
37
1k
dirinya, tunduk tetapi tidak merendahkan dirinya. Inilah mengapa
dari jiwa dan jasat yang baik maka akan muncul suatu akhlak. Budi
banyak dari mereka yang tidak memperoleh manfaat dari ilmu, yakni
tinggalkan. Karena, barang siapa salah jalan, tentu tersesat. Tidak akan
18 Ibnu Abu Dunya, At Tawadhu’ Ulal Khumul, Terjemah Luqman Abdul Jalal Lc.,
Pustaka Inti, 2004, him. 65
19 Prof. Dr. Suwito, op. t i t , him. 73
20 Syaikh Az Zamuji, Ta’lim Muta’allim, Teijemah Abdul Kadir Aljufri, Mutiara Ilmu,
Surabaya, him. 24
21 Ghazali KH., KiatSukses dalam Menutut Ilmu, Rica Grafika, Jakarta, 1994, him. 23
38
baik menjadi tidak baik. Ini tentunya suatu masalah yang besar.
Berangkat dari sini semua, kiranya harus kembali kepada Allah SWT
22 Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru - Murid
Studi Pemikiran TasawufAl Ghazali, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001
39
jJ u »j S'
Hadits lain:
23 Departemen Agama RI, At Qur'an At Karim dan Terjemahnya, CV. Toha Putra,
Semarang, 1996, him. 291
24 Jalaludin Assayuthi, Lubabul Hadits 400 Hadits Pilihan, terjemah Khoiron, Apollo,
Surabaya, 1987, him. 104
40
Dari ketiga dasar ini, maka sangatlah penting bagi setiap insan
yang ia tinggal lebih-lebih di sisi Allah SWT. Dan jika murid/santri itu
25 Ibnu Abu Dunya, At Tawadhu ’ wal Khumul, terjemah Luqman Abdul Jalal Lc., S.Pd.I,
Pustaka Inti, Bekasi, him. 64-65
BAB IV
ANALISIS PEMIKIRAN SYEKH AZ ZARNUJI
DAN IBNU MISKAWAIH TENTANG TAWADHU’
ini, maka akhlak baik yang dimiliki oleh subyek didik termasuk bagian dari
wacana metode.
internalisasi sikap wirai dan ta’dim. Kedua sikap itu menjadikan ilmu
lebih bermanfaat proses belajar lebih mudah dan ilmunya berdaya guna
lebih banyak.2
^J^Syaikh Az Zarnuji, Ta’lim Muta’alim, terjemah Abdul Qadir Ahmad, Mutiara Ilmu,
Surabaya, him. 115
2 Ibid, him. 107, 164
41
42
bermanfaat
seperti itu lebih dekat dengan najis, khianat, jauh dari ingat Allah,
lebih dekat dengan kelalaian dan lagi pula telah banyak dilihat oleh
Rasul
penghargaan material.*
34
kepada Allah, bukan sebaliknya. Tampilan rinci lain lebih mengarah pada
mengagungkan ahli”.5
3 Syaikh Az Zamuji, Ta’lim Muta’allim, terjemah Abdul Kadir A1 Jafri, Mutiara Ilmu,
Surabaya, 1995, him. 27
44
dengan baik.
pekerti dalam diri seseorang.6 Perubahan ini tentu saja lebih baik sebagai
mereka kepada kehidupan yang berpijak pada nilai-nilai akhlak yang luhur
perbuatan yang bermanfaat agar mereka tidak tersesat dan umur mereka
tidak disia-siakan.78
kehidupan selalu kita jumpai bahwa kita, umpamanya, tidak akan mungkin
mendirikan sebuah bangunan yang baik, bersih dan sehat di atas tumpukan
Dari uraian di atas, bisa diamati bahwa dari kedua tokoh ini ada
merupakan bagian dari kesempumaan akhlaq. Hal ini juga merupakan sarat
utama bagi para siswa/santri untuk mendapatkan ilmu yang berokah dan
Persamaan yang angat jelas bahwa langkah awal untuk sukses dalam
menuntut ilmu, harus dapat menghindari, untuk tidak berbuat yang tidak
7 Ibid., him. 15
bermanfaat, agar tidak tersesat, dan membersihkan diri dari sifat-sifat tercela.
Selain itu juga harus hormat, patuh, taat, dan tawadhu’ baik kepada guru-guru
dosa, karena berawal dari perbuatan dosa, maka jiwa ini merasa takut, minder,
dna rendah diri.9 Dan jika jiwa ini bersih maka petunjuk-petunjuk Allah SWT
dan Rahmat-Nya selalu menyertai mereka, sehingga akhlak yang baik akan
terwujud.
muta ’allim, ada sisi perbedaannya. Karena walaupun kedua tokoh ini seorang
etika tata aturan di dalam mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat serta
keras, cita-cita yang benar juga akhlak yang baik, tahu arti kewajiban dan
yang tercela dan mengingat Allah dalam setiap pekerjaan yang mereka
lakukan. Hal ini semua bisa dilakukan dengan suatu latihan pembiayaan di
berbuat, mulai dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, rendah
hati, sopan dan beradab, ikhlas dan jujur. Sehingga kalau masyarakat
bangsa itu tetap hidup selama akhlaknya tetap baik, bila akhlaknya mereka
mengajarkan kepada siswa atau santri apa yang tidak diketahui oleh
dititik beratkan pada pembahasan etika dan akhlak. Hal tersebut karena
generasi muda dan menuntun mereka pada kehidupan yang berpijak pada
Thariqatta’allum
gum hams dihormati dan diikuti tidak boleh dibantah atau disanggah
sedikitpun.14
akan mendapat kemudahan dalam berilmu dan hanya sedikit ilmunya yang
berguna.16
tidak menghormatinya. Kamu akan tetap sakit bila tak kau hiraukan
doktermu, dan kamu akan tetap tidak mengerti bila kamu meremehkan
guru.17
dan tidak menyakiti hati guru. Hal ini ditegaskan agar siswa/santri
15 Syaikh Az Zamuji, Ta’limul Muta’allim, Kiat Sukses dalam Menuntut Ilmu, Rica
Grafika. Jakarta, him. 23-'"
16Ibid., him. 25
17 Ibid., him. 25
50
Adanya perbedaan dari kedua tokoh ini, tentu saja karena masa
• 18
cenderung platonis.
abad kedua belas dan permulaan abad ketiga belas. Az Zarnuji adalah
yang mempunyai visi dan misi dalam pendidikan Islam, dan ingin
18 Ibid., him. 88
19 Az Zarnuji, op. t it
51
Ibnu Miskawaih
Para penuntut ilmu di masanya banyak yang belajar tekun, tetapi akhimya
membentuk akhlak yang baik tawadhu’, budi pekerti dan etika yang baik,
menentukan syarat-syaratnya.21
21 Ibid., him. 81
22 Ibid., him. 81
52
isi).23
miskin metodologi.
membangun watak. Pada perspektif ini, maka akhlak baik (rendah hati)
yang dimiliki oleh subyek didik termasuk bagian dari wacana metode.
23 Nurcholish Madjid, Metodologi dan Orientasi Studi Islam Masa Depan, Jauhar,
vocabulary. I, No. I, Desember 2000, him. 1-2
24 Noeng Muhadjir, Itmu Pendidikan dan Perubahan Sosial suatu Teori Pendidikan,
Yogyakarta, 1993, him. 54
53
maka sikap wira 7 dan ta ’dzim. Kedua sikap ini sangat besar pengaruhnya
bagi dirinya maupun masyarakat luas, sehingga ilmu yang dapat berdaya
guna banyak.25
dari berperut kenyang, banyak tidur dan banyak berbicar yang tak ada
Rasul, selalu membawa buku untuk dianalisis dan membawa buku catatan
dan pena untuk mencatat apa saja yang diucapkan oleh guru-guru dan para
tokoh.26
“hak atas karya intelektual” yang pantas dihargai dengan sikap pemuliaan
26 Syaikh Az Zamuji, Ta’limul Muta’allim Kiat Sukses dalam Menuntut Ilmu, teij.
Ghazali KH, Rika Grafika, Jakarta, 1994, him. 59-62
27 Abdul Qoadir Ahmad, Ta’lim, him. 167
54
jiwa manusia. Karena itu, ia berpendapat bahwa adanya manusia itu adalah
manusia sendiri. Dari sisi ini Ibnu Miskawaih ingin menyatakan bahwa
sendiri.2
829
3. Analisis Kitab
orang yang berilmu tapi tidak bermanfaat bagi diri dan orang lain
tergantung kepada orang itu sendiri. Dengan kata lain akhlak seseorang
perubahan itu tidak sama pada setiap orang, ada yang cepat ada yang
lambat.30
kebiasaan dan latihan serta pelajaran yang baik. Sebab kebanyakan anak-
anak yang hidup dan dididik dengan suatu cara tertentu dalam masyarakat
akhlak yang luhur. Karena itu, manusia dapat diperbaiki akhlaknya dengan
sifat-sifat terpuji dan luhur. Ini adalah juga merupakan tujuan pokok ajaran
agama yaitu mengajarkan sejumlah nilai akhlak mulia agar manusia baik
dan bahagia. Di sinilah terdapat kaitannya yang erat antara agama dan
kebahagiaan.
Kekinian
Sedangkan model hubungan seperti itu bisa jadi sangat relevan bila
dengan melihat kondisi yang ada dan baikkah atau tidak akhlaknya.
Kekinian
• ji
perkembangan zaman. Pokok keutamaan akhlak adalah menjaga
kesucian diri, dari kesucian diri akan terwujudnya sikap batin yang mampu
32 Ibid., him. 62
yang sempuma.34
Miskawaih ini bersifat “teoritis dan juga bersifat tuntunan praktis.35 Akan
sebuah bangunan yang baik, bersih dan sehati di atas tumpukan sampah,
36 Ibid., him. 15
BABY
PENUTUP
A. Kesimpulan
ini sangat penting. Dimana setiap siswa/santri, pelajar atau siapa saja
memiliki sikap dan akhlak tawadhu’, taat baik kepada alim (guru), pada
orang tua, pada pemimpin yang tentunya tidak dzalim. Maka dengan
di atas, bahwa kedua sikap ini menjadikan ilmu lebih mudah dan ilmunya
ilmu dan pendidik. Dalam hal ini ada kode etik Az Zamuji yang berbeda
Ghozali menyatakan bahwa “Siswa harus taat kepada guru. Siswa juga
59
60
akhirat.
B. Saran-saran
Dengan begitu besar manfaat dan peranan rendah hati, taat, hormat,
patuh pada guru (orang yang berilmu) maka kami menyarankan sebagai
berikut:
1. Sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
seharusnya kita selalu berpegang teguh pada Al Qur'an dan al hadits, yang
2. Agar ilmu menjadi berkah, manfaat baik untuk diri pribadi, maupun di
3. Bahwa yang namanya guru, orang alim harus dihormati, ditaati, dipatuhi
C. Penutup
Semua semata karena keterbatasan ilmu penulis. Saran dan kritik senantiasa
Arifin, Tatang M., Menyusun Rencana Penelitian, CV. Rajawali, Jakarta, 1990.
Departemen Agama RI, A l Qur’an A l Karim dan Terjemahnya, CV. Toha Putra,
Semarang, 1996.
Dunya, Ibnu Abu, A t Tawadhu’ Wal Khumul, Teijemah Luqman Abdul Jalal Lc.,
Pustaka Inti, Bekasi, 2004.
Ghazali, Kiat Sukses dalam Menutut Ilmu, Rica Grafika, Jakarta, 1994.
____, 1329.
Tahzib A l Akhlak wa Tathir Al A ’raq, Al Hurainiyah, Mesir,
____, Talizib Al Akhlak wa Tathir A l A ’raq, Dar A1 Kutub A1
Al’ilmiyyah, Lebanon, Beirut, 1985.
Izzat, Abdul Aziz, Ibnu Miskawaih, Mustafa Al Babil Halaby, Mesir, 1946.
Madjid, Nurcholish, Metodologi dan Orientasi Studi Islam Masa Depan, Jauhar,
vocabulary. I, No. I, Desember 2000.
Nasution, Harun, Falsafat dan Mistisme datum Islam, Jakarta, Bulan Bintang,
1973.
Nata, Abuddin, Perspektif Islam tenlang Pola Hubungan Guru - Murid Studi
Pemilihan TasawufAl Ghazali, PT. Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 2001.
____, Ta’limul Muta’allim Kiat Sukses dalam Men untut Ilmu, teij.
Ghazali KH, Rika Grafika, Jakarta, 1994.
Syarif, MM. (ed.), Para Filosof Muslim, teij. Cet. II, Mizan, Bandung, 1989.
Kab. Purworejo
Nomor: 30/Pan-ORMASS/VII/02
Assaiamuaiaikum w.w.
Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S.l). Saudara ditunjuk sebagai
Dosen Pembimbing / Asisten PembimbingSkripsi mahasiswa :
W a s s a la m u a la ik u m w .w .
a.n. Ketua,
Pembantu Ketua Bidang Akademik