Oleh:
AWALULKHAIRI SANTOSA PUTRA
C 100 217 412
Diajukan Oleh:
C100217412
Dosen Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Pada :
Hari :
Tanggal :
Dewan Penguji:
Mengetahui
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta
iii
(Prof. Dr. Kelik wardinoto, S.H., M.H)
NIDN. 00261226801
PERNYATAAN
NIM : C100217412
1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dari riset saya sndiri, tanpa
3. Dalam Karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apa bila dikemudian hari
iv
akademik yang telah saya peroleh dari karya tulis saya ini, serta sanksi
Penulis,
C 100217412
MOTTO
v
HALAMAN
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, rejeki, serta sehat bagi
ini
bekal yang terbaik untuk anaknya. Skripsi ini sebagai bukti tanggung
vi
jawab saya kepada orang tua dan bukti perjuangan orang tua saya tidak
sia-sia.
Angkatan 2015.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
vii
skripsi yang berjudul “PERBUATAN MELAWAN HUKUM
HAK ATAS TANAH” Sholawat serta salam tetap tercurahkan pada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa memberi jalan untuk terang untuk
kita semua.
dapat penulis selesaikan bukan ata usaha dan doa penulisi saja melainkan berkat
doa dan dukungan dari lingkup penulis. Pleh karena itu, penulis mengucapkan
1. Bapak Prof. Dr. Sofyan Arif, M.Si selaku Rektor Fakultas Hukum
Muhammadiyah Surakarta.
2. Bapak Prof. Dr Kelik Wardiono, S.H., M.H selaku Dekan Fakultas Hukum
Muhammadiyah Surakarta.
4. Ibu Dr. Rizka, S. Ag., M.H selaku Dosen Pembimbing penulis yang
skripsi ini.
viii
6. Kedua Orang tua serta keluarga yang telah memberikan doa, dukungan,
7. Sonia Lewinsky yang telah menemani saya dalam berproses dan memberi
8. M. Zaki yang telah yang selalu membantu, memberi motivasi, serta arahan
Wassalamu’alaikum WR. Wb
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
D. Kerangka Pemikiran................................................................ 5
E. Metode Penelitian.................................................................... 7
F. Sistematika Skripsi.................................................................. 9
x
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 27
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 45
A. Kesimpulan............................................................................... 45
B. Saran ........................................................................................ 47
xi
Abstrak
Dalam perkara soal tanah, sering kali dikaitkan dengan perkara perdata yang
Hukum terhadap hak atas tanah yang dimiliki oleh Penggugat. Riset ini
adalah data sekunder yakni norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan
di dalam masyarakat. Dari riset ini diperoleh hasil bahwa penulis menguraikan
unsur-unsur dari setiap perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUHPerdata
telah terpenuhi semua unsur dalam melakukan perbuatan melawan hukum. Bahwa
dibawah tangan terhadap hak atas tanah sah dan memiliki kekuatan hukum yang
mengikat sepanjang perjanjian tersebut dilakukan dengan cara terang dan tunai
yang disaksikan dan diketahui oleh kepada Desa. Sehingga kepemilikan hak atas
xii
Abstract
In cases involving land, it is often associated with civil cases that fall into the field
(KUHPer). Seeing the decision regarding unlawful acts in terms of land disputes
based on the Marisa Court Decision Number: 11/Pdt.G/2019/PN Mar, the Marisa
District Court judge ruled that the Defendant had committed an Unlawful Act
against the land rights owned by the Plaintiff. This study uses a normative
juridical approach with the main data source being secondary data, namely legal
norms contained in laws and regulations and court decisions as well as legal
norms in society. From this research, the results were obtained that the author
described the elements of each unlawful act in Article 1365 of the Civil Code
fulfilled all the elements in committing an unlawful act. Whereas according to the
xiii
Panel of Judges in their legal considerations the private sale and purchase
agreement on land rights is legal and has binding legal force as long as the
agreement is carried out in a clear and cash manner which is witnessed and known
by the Village. So that the ownership of land rights belonging to the plaintiff
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sering dikenal sebagai negara hukum. Hal ini tersirat pada Pasal 1 ayat (3) jo.
1945 (UUD 1945) yang menjelaskan bahwa segala warga negara bersamaan
dan kembali ditegaskan pada Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 yang menjamin
hak dari setiap warga masyarakat atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Hukum adalah himpunan peraturan yang di susun serta di ciptkan oleh negara
atau pemerintah secara resmi melalui perwakilan negara yaitu lembaga atau
institusi resmi atau institusi hukum untuk mengatur tingkah laku manusia
perbuatan yang bertentangan atas konstitusi sebagai dasar hukum yang paling
i i i i i i i i
1
Meri M Imun, Handayani, Irwan Hadi, Rudy Hidana, Anna Yulianna, Diana Haiti, Zuardin Arif,
Slamet Yuswanto, Sapto Hermawan, Rospita Adelina Siregar, nandang Ihwanudin, Muchtar
Anshary Hamid Labetubun, 2020, Etika Profesi Dan Aspek Hukum Bidang Kesehatan, Bandung:
Widina Bhakti Persada, hal 11.
2
pada kekuasaannya saja, melainkan harus didasari pada norma atau peraturan i i i i i i i
baik undang-undang sebagai aturan teknis dari UUD 1945 ataupun UUD
i i i i i i i i i i i i i
1945itu sendiri.2 i i i i
Atas dasar konsep negara hukum maka negara harus berperan aktif dalam i i i i
suatu jaminan serta perlindungan terhadap hak warga negara tersebu t untuk
i i i i i i i i
mendapatkan, mempunyai, dan menikmati hak milik atas tanah. Hal tersebut i i i i i i i
permasalahan antara para pihak. Hak atas tanah merupakan sebuah hak yang i i i
secara seutuhnya atau diartikan sebagai pemilik hak berhak untuk menguasai, i i i i i i i i i i i i
manusia memiliki hasrat untuk dapat memiliki dan menguasai tanah. Upaya
i i i i i i i i i i i i i
guna memnuhi hasrat tersebut dapat dilakukan melalui banyak cara dan cara
i i i i i i i i
yang paling sering dilakukan atau memiliki dasar yang kuat adalah melalui i i i i i i i i i i i
2
I Wayan Nanda D, Zainab Ompu Jainah, Anggalana, “Perbuatan Melawan Hukum Dalam
Sengketa Tanah Lapangan Bola Kab. Lampung Selatan (Studi Putusan Nomor: 17/pdt.g/2020/PN
Kla)”, Maqasidi, Vol. 1, No. 2 (2021) hal. 112
3
Urip Santoso, 2005, Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah, Jakarta: Media, hal. 82
3
jual beli. Dengan cara jual beli, pemilik tanah beralih dari satu pihak ke pihak
i i i i i i i i i i i
lain. i
Dalam perkara soal tanah, sering kali dikaitkan dengan perkara perdata i i i i
Pasal 1365 KUHPer mengatur bahwa apabila terdapat suatu perbuatan yang i i i i i i
wajib memberikan ganti rugi kepada yang dirugikan akan adanya perbuatan
i i i i i i i i i
hukum yang mengatur mengenai hubungan hukum antara satu subyek dengan
i i i i i i i i i i
lembaga yang tidak berdampak luas. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah i i i i i
terkait tanah.. Sengketa tanah banyak terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan
i i i i i i i i
karena tanah jumlah luasan tanah yang sedikit atau tidak bertambah namun i i i i i i i
secara bersamaan jumlah manusia setiap hari selalu meningkat. Oleh sebab i i i i i i i
itu, persoalan mengenai sengketa tanag jumlahnya kan terus meningkat seiring
i i i i i i i i
4
Rizky Reza Pahlevi, Zulfi Diane Zaini, Recca Ayu Hapsari, “Analisis Perbuatan Melawan Hukum
(Onrechtmatigedaad) Terhadap Sengketa Kepemilikan Hak Atas Tanah”, Pagaruyuang Law
Journal, Vol. 5, No.1, (Juli 2021), hal. 18
5
Sholih Mu’adi, 2010, Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Perkebunan Dengan Cara Litigasi
dan Non Litigasi, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, hal. 7
4
Berbagai ragam sengketa hak atas tanah, baik terkait sengketa perebutan
i i i i
hak, sengketa status tanah maupun bentuk sengketa lainnya. Dari aspek i i i i i i
ialah “sebuah permasalahan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang
i i i i i i i
atas tanahnya, kemudian diselesaikan dapat melalui dua cara yaitu melalui i i i i i i i i i i i
Perbuatan Melawan Hukum terhadap hak atas tanah yang di miliki oleh
i i i i i i i
fakta-fakta yang hadir dipersidangan disertai dengan adanya alat bukti maka i i i i i i i
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
i i i i i i i i i i
6
Rizky Reza Pahlevi, Zulfi Diane Zaini, Recca Ayu Hapsari, Op.Cit., hal. 20
7
Rusmandi Murad, 1991, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah, Bandung: Alumni, hal. 2
5
NOMOR: 11/PDT.G/2019/PN.MAR)”
1. Pembatasan Masalah
melawan hukum terhadap sengketa kepemilikan hak atas tanah ini penulis
i i i i i i i i
akan membatasi masalah hanya terbatas kepada ruang lingkup unsur sifat i i i i i i i
majelis hakim mengenai kepemilikan hak atas tanah tersebut apakah sah
i i i i i i
2. Rumusan Masalah
i i
pembatasan masalah yang menjadi batasan penulis dalam riset ini, maka i i i i i i
mengikat? i
6
1. Tujuan Riset
i i i
tersebut serta mengetahui apakah jual beli dalam kepemilikan hak atas
i i i i i i i
2. Manfaat riset i
a) Manfaat Teoritis i i
jual beli dalam kepemilikan hak atas tanah tersebu t sah dan
i i i i i
b) Manfaat Praktis i
D. Kerangka Pemikiran
yang dilakukan tergugat diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata. Melihat pada
i i i i i i i
perbuatan melawan hukum karena menganggap jual beli yang dilakukan oleh
i i i i i i i
Penggugat dengan Turut tergugat adalah tidak sah dan tidak memilki kekuatan
i i i i i i i i i
hukum yang mengikat. Sehingga ganti kerugian yang dijanjikan oleh tergugat
i i i i i i i i i i
karena tanah yang dimiliki penggugat akan terkena dampak luapan air dari i i i i i i i i
kausal. i
Salah satu saja dari unsur-unsur ini tidak terpenuhi, mana perbuatan itui i i i i i i i i i i i i i
8
Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hal.
3-4
9
dengan ajaran “relativitas” berasal dari hukum Jerman, yang dibawa ke negeri i i i i i i i
dilakukan dengan kerugian yang timbul. Akan tetapi, perlu juga ditunjukkan
i i i i i i i i i i i i
bahwa norma atau peraturan yang dilanggar tersebut dibuat memang untuk i i i i i i i i
maka majelis hakim tidak diwajibkan atau bahkan diperbolehkan untuk tidak i i i i i i i i i i
kasus-kasus tertentu saja yang menjadi salah satu dari beberapa alternatif alat
i i i i i i i
Kemudian unsur-unsur pokok dalam perjanjian jual beli adalah barang dan
i i i i i i i i i
jual beli tersebut ditegaskan dalam Pasal 1458 KUHPerdata yang berbunyi:
i i i i i i i
“Jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelahnta
i i i i i i i i
9
Munir Fuady, 2013, Perbuatan Melawan Hukum: Pendekatan Kontemporer, Bandung: Citra
Aditya Bakti, hal. 14
10
Wirjono Prodjodikoro, 2000, Perbuatan Melanggar Hukum, Bandung: Mandar Maju, hal. 16
10
mereka mencapai sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang itu i i i i i
E. Metode Penelitian
tujuan untuk melahirkan sebuah argumentasi, teori atau konsep baru sebagai
i i i i i i i i i i i i
riset serta berguna untuk memperoleh hasil riset yang baik. Metode riset
i i i i i i i i
haruslah tepat agar menciptakan hasil riset yang baik. Dalam riset ini metode
i i i i i i i i
1. Jenis Riset i i
Riset ini menggunakan jenis riset yuridis normatif yaitu sebuah riset
i i i i i i i i i i i i i i
2. Metode Pendekatan
11
Peter Mahmud Marzuki, 2007, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, hal. 25.
12
Zainuddin Ali, 2016, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hal 105.
11
3. Sumber Data i
Sumber data yang digunakan penulis dalam melakukan riset ini adalah
i i i i i i i i i
sebagai berikut: i i i
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh penulis melalui bahan
i i i i i i
Pokok-Pokok Agraria i
13
Ibid, hal. 23.
12
F. Sistematika Skripsi
yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari sebuah riset yang dilakukan.
i i i i i i i i i i
BAB I i PENDAHULUAN i i
14
Ibid, hal. 107
15
Johnny Ibrahim,2007, Teori & Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayumedia
Publishing, hal.104
13
BAB III
i i i HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN i i i
Pada BAB III akan terdiri dari sub-bab hasil riset serta i i i i i i i i i
BAB IV
i PENUTUP i i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hal ini digambarkan karena sifat dan watak hukum yang memberi
i i i i i i i
Hukum dengan sifat dan wataknya yang antara lai n memiliki daya
i i i i i i i
dan bila perlu memaksa, ini adalah watak hukum yang bias menangani
i i i i i i i i
16
Soedjono Dirjosisworo, 2010, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Raja Grafindo, hal 155.
17
Ibid, hal 155.
10
15
keadilan.18 i
dijadikan alat untuk membawa masyarakat kea rah yang lebih maju.
i i i i i i
pembangunan i
untuk tercapaianya tujuan diatas, salah satunya adalah hukum perdata. Dalam
i i i i i i i i i
18
19
Mukhlish dan Zaini, “Fungsi Hukum Prespektif Filsafat Hukum”, Jurnal Fundamental Justice,
Volume 2, Nomor 2, (September 2021), hal 96.
16
antara para pihak yang berseteru tidak memiliki hubungan perjanjian. Oleh i i i i i i i i i
dirugikan.20
i i i
kerugian bagi orang lain. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi si pembuat
i i i i i i i i i i i i
kerugian tersebut untuk memberikan ganti rugi atau setiap orang yang
i i i i i i i i i i i
20
Frisca, LBH “Pengayoman” Universitas Katolik Parahyangan, 2021, Apakah itu Perbuatan
Melawan Hukum?, Diakses melalui https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/apakah-itu-
perbuatan-melawan-hukum/, pada tanggal 21 Agustus 2022 Pukul 13.39 WIB
21
Rachmat Setiawan, 1982, Tinjauan Elementer Perbuatan Melanggar Hukum, Bandung: Alumni,
hal. 7
22
Tesis Hukum, 2014, Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Menurut Para Ahli, Diakses
melalui http://tesishukum.com/pengertian-perbuatan-melawan-hukum-menurut-
para-ahli/, pada tanggal 21 Agustus 2022, pukul 13.45 WIB
23
Indah Sari, “Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana dan Hukum Perdata”,
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol. 11, No. 1 (September 2020), hal. 65
17
melawan hukum telah dicirikan secara menyeluruh, yang meliputi salah satu
i i i i i i i i i i i
dengan hubungan sosial yang baik atau diperlukan. Penjelasan untuk masing-
i i i i i i i i i i
sendiri i i
kehati-hatian i i
hukum, sedangkan torf adalah istilah bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia,
i i i i i i i i
onrect adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh subjek hukum, dan setiap i i i i i i i i i
24
Munir Fuady, 2005, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, Bandung: PT. Citra
Adiya Bakti, hal. 6-9
18
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1365 KUHPer maka suatu pebuatan
i i i i i i i
undang yang merugikan pihak lain dan melahirkan tanggung jawab (dhamân)
i i i i i i i
bagi pelakunya.26 i i
25
Wirjono Prodjodikoro, 2000, Perbuatan Melanggar Hukum Dipandang dari Sudut Hukum
Perdata, Yogyakarta: Mandar Maju, hal. 7
26
Panji Adam Agus Putra, 2021, Konsep Perbuatan Melawan Hukum Perspektif Hukum Ekonomi
Syariah, Gorontalo Law Review Vol.4, No. 1.
19
Dalam hal jual beli tanah dari bunyi Pasal 1457 KUHPerdata : i i i i i i
“Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu
i i i i i i i i
Menurut M. Yahya Harahap yang dimaksud dengan jual beli adalah “suatu
i i i i i i i i
sesuatu barang/ benda (zaak) dimana pihak lain yang bertindak sebagai
i i i i i i i
Pasal 1457 KUHPerdata menjelaskan bahwa suatu jual beli dalam hukum i i i i i i i
dalam hal ini diartikan sebagai perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan
i i i i i i i i i
kewajiban timbal balik antar pihak, atau secara singkat jual beli yang dikenal
i i i i i i i i i
atau dalam hukum keperdataan belum memindahkan hak milik akantetapi hak
i i i i i i i i
pada pasal 1458 KUHPerdata menjelaskan mengenai jual beli benda tidak i i i i i
bergerak. Pasal tersebut menjelaskan bahwa pada benda ti dak bergerak jual i i i
beli telah dinyatakan terjadi meski terhadap benda tersebut belum diserahkan
i i i i i i i
27
M. Yahya Harahap, 1996, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Cetakan Kedua, Bandung: Alumni, hal.
6
28
Soedharyo Soimin, 2004, Status Hak dan Pembebasan Tanah, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 86
20
suatu perbuatan hukum lain yang berupa penyerahan dimana mengenai cara
i i i i i i i i i
Dari penjelasan tersebut diatas, dalam hukum perdata jual beli tanah dapat
i i i i i i i
satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, meskipun terhadap perjanjian jual beli
i i i i i i i i i
sudah selesai dilakukan yang biasanya dibuktikan dengan akta notaris, akan
i i i i i i i i i
tetapi jika penyerahan haknya belum dilakukan, maka status tanah tersebut
i i i i i i i
masih tetap hak milik penjual. Jual beli tanah yang dikenal pada hukum adat
i i i i i i i i i
definisi jual beli tanah hak milik adalah definisi jual beli menurut norma
i i i i i i i i i i i i i i
adat.29
Pada norma adat perbuatan peralihan hak atau jual beli tanah itu wajib i i i i i i i i
mengemban ketertiban dan sahnya peralihan hak itu, sehingga peralihan hak i i i i i i
dan pembayaran harga itu dilakukan secara sah. Jual beli tanah merupakan i i i i i i i
Dalam proses jual beli tanah pada hukum adat sering menjadi pembahasan i i i i i i
kepala adat/kepala desa dalam jual beli hak atas tanah pada hukum adat, i i i i
29
Adrian Sutedi, 2010, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya Edisi 1, Jakarta: Sinar
Grafika, hal. 149
30
Ibid, hal. 72
21
merupakan sebagai sebuah syarat mutlak yang diatur oleh hukum adat.
i i i i i i i i
Sehingga proses jual beli atas tanah dianggap sah apabila ada percampuran
i i i i i i
kepala Desa atau kesaksian kepala Desa itu sebagai sebuah keyakinan yang i i i i i i i
baku adalah penting jika dilakukan dengan cara yang benar dan rill serta
i i i i i i
dilihat dan diketahui oleh Kepala Adat. Putusan MA tersebut sejalan dengan
i i i i i i i i
prinsip hukum adat. Apabila jual beli tersebut tidak dilakukan di hadapan
i i i i i i i i i i i i
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Jual beli tetap sah karena UUPA i i i i i
berdasarkan hukum adat, dan pengertian jual beli UUPA menggunakan asas i i i i i i i i
“Sistem konkrit atau tunai, yang mengacu pada peralihan hak atas tanah
i i i i i i i
tersebut, digunakan dalam hukum adat untuk jual beli hak atas tanah.
i i i i i i i i i
hukum. Sesuai dengan hukum adat, tanah telah diserahkan kepada pembeli
i i i i i i i i
bersamaan dengan penyerahan pada saat transaksi jual beli hak atas tanah i i i
dilakukan di atas atau tanpa kertas meterai dan harus dibubuhi cap yang
i i i i i i i i i i
31
Prancisca Romana Dwi Hastuti, “Keabsahan Jual Beli Hak Atas Tanah di Bawah Tangan di Desa
Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen (Tinjauan Beberapa Kasus Terkait di Pengadilan
Negeri di Surakarta)”, Jurnal Repertorium, Vol. II, No. 2 (Juli-Desember 2015) hal. 121
32
Ibid
22
yang dimaksud oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tahun 1997 tentang
i i i i i
pendaftaran tanah, adalah suatu proses hukum dimana penjual dan pembeli i i i i i i i
membuat surat jual beli tanah dengan meterai cukup dan disahkan kepala
i i i i i i i i
adat, kepala desa, atau lurah untuk mengalihkan hak atas tanah. Sedangkan i i i i i
tanah yang diperjualbelikan adalah tanah yang sebelumnya dimiliki oleh hak i i i i i i i i
ulayat, yaitu tanah yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat sebelum UUPA
i i i i i i i i i i i i
dan belum dikonversi, oleh sebab itu dinormakan dalam hukum adat.
i i i i i i i i
Meskipun tanah yang menjadi suatu objek jual beli tidak mempunyai alat
i i i i i i i i i i
bukti lain untuk dibuktikan selain sebuah surat jual beli di bawah tangan,
i i i i i i i i i i i i i i
beli terpenuhi antara lain 1) Syarat umum bagi sahnya suatu tindakan hukum
i i i i i i i i i i i i
Sehingga ketika suatu saat terjadi sengketa maka Surat keterangan jual beli
i i i i i i i i
tanah bawah tanah dapat digunakan sebagai bukti tertulis untuk melawan i i i i i i i i i
perjanjian jual beli jika terjadi perselisihan. Surat Edaran Mahkamah Agung
i i i i i i i i i
33
Ibid, hal. 123
23
dengan hati-hati.. i i
semua mahluk hidup yang tinggal dibuni. Selain berfungsi sebagai tempat
i i i i i i i i i i i i
tinggal manusia, tanah juga dijadikan sebagai salah satu bentuk investasi yang
i i i i i i i i i i i
tidak diimbangi dengan luas lahan yang ada. Mayoritas manusia pada masa
i i i i i i i i
menggunakan itikad baik maupun itikad yang tidak baik. Untuk itu
i i i i i i i i i i i i i i
Tanah adalah lapisan permukaan atau lapisan bumi yang di atas sekali.35 i i i i i i i i
Yang dimaksud dengan “permukaan bumi” adalah bagian dari bumi dalam
i i i i i i i i i
34
Pupi Eva Rahma Wahyuningsih, Ana Silviana, Herni Widanarti, , “Arti Penting Pendaftaran
Tanah Dalam Rangka Perlindungan Hukum Kepemilikan Sertipikat Hak Atas Tanah Bagi Pemilik
Tanah (Studi Di Desa Kalicilik Kabupaten Demak)”, Diponegoro Law Journal. Vol. 1.No. 4. 2012.
35
Muhammad Hatta, 2005, Hukum Tanah Nasional dalam Perspektif Negara Kesatuan,
Yogyakarta: Penerbit Media Abadi, hal. 24
24
lingkup agraria. Tanah yang dimaksud di sini hanya mengatur satu aspek
i i i i i i i i i i
seluruh aspek tanah.36 Hak atas tanah adalah hak yang terbatas atas sebagi an
i i i
diklaim dengan hak atas tanah adalah tanah, dalam arti an bagian tertentu dari
i i i i i i
tersebut meliputi pemanfaatan sebagian dari bumi di bawahnya, serta air dan
i i i i i i i i i i
ruang di atasnya.”37
i i
asing, kelompok orang secara keseluruhan, dan badan hukum, baik swasta
i i i i i i
maupun umum, dapat diberikan hak atas tanah akibat penguasaan negara atas
i i i i i i i i
tanah. Pemegang hak atas tanah memiliki dua wewenang atas tanahnya, i i i i
yaitu:38 i i
1. Wewenang Umum i i
menggunakan tanah yang meliputi bumi dan air serta ruang angkasa di
i i i i i i i i i
atasnya”.
2. Wewenang Khusus i i
untuk menggunakan tanahnya sesuai dengan jenis hak atas tanah yang
i i i i i i
36
Urip Santoso, 2012, Hukum Agraria: Kajian Komprehensif, Jakarta: Kencana Prenamedia
Group, hal. 9
37
Urip Santoso, 2010, Pendaftaran Tanah dan Peralihan Hak Atas Tanah, Jakarta: Kencana
Prenamedia Group: hal. 49
38
Soedikno Mertokusumo, 1988, Hukum dan Politik Agraria, Jakarta: Karunika Universitas
Terbuka, hal. 4
25
ayat 1 UUPA adalah “hak turun-temurun, terkuat dan terlengkap yang dapat
i i i i i i i
dimiliki seseorang atas tanah”. Pasal 6 UPA menyatakan bahwa setiap hak
i i i i i i
atas tanah memiliki tujuan sosial. Fakta bahwa hak milik ini adalah yang i i i i i i i i i i
terkuat dan terlengkap di sini tidak berarti bahwa hak tersebut tidak dapat
i i i i i i i i
dilanggar, tidak terbatas, atau tidak dapat diganggu gugat. Hal ini
i i i i i i i i i
lainnya. Dengan kata lain, hak kepemilikan adalah yang paling kuat dan
i i i i i i
mendapatkan uangnya kembali dari siapa pun yang memiliki barang tersebut. i i i i i i i i i
atau kepentingan orang lain, maka seseorang yang memiliki hak milik dapat
i i i i i i i i
Menurut Pasal 22 UUPA Hak milik ada antara lain karena: 1) karena
i i i i i i i
Akibat hukum terjadinya hak milik ini menimbulkan hubungan hukum antara
i i i i i i i i i i i i i i
subjek dan bidang-bidang tanah tertentu yang isi, sifat-sifatnya, dan sifat-
i i i i i i i i i
negara atau hak atas tanah lainnya. Tanah yang bersangkutan hanya dapat i i i
39
Eddy Ruchiyat, 2006, Politik Pertanahan Nasional Sampai Orde Baru, Bandung: PT. Alumni,
hal. 45
26
dianggap sebagai tanah pribadi setelah hak milik ada. Baru dengan terjadinya
i i i i i i i i
hak milik itu tanah yang bersangkutan berstatus tanah hak milik.40
i i i i i i i i
umum dan negara. Dalam Hal ini sudah ada Peraturan Pemerintah
i i i i i i i
40
Ibid, hal 46
27
apapun dan kapanpun selama tidak ada larangan khusus, mengatakan bahwa
i i i i i
kemungkinan bahwa suatu hak akan berpindah dari satu generasi ke generasi
i i i i i i i i i
alasan, hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 27 U UPA yaitu: 1) karena
i i i i i i i i
karena adanya kawin campur dan kepemilikan yang dimiliki warga negara i i i i i i i i
Sengketa tanah sudah berlangsung lama, dari era Orde Lama hingga Orde i i i i
Baru hingga era reformasi dan sekarang. Kualitas dan kuantitas sengketa
i i i i i i i
41
Ibid, hal. 48
42
Boedi Harsono, 1999, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan UU Pokok Agraria,
Jakarta: Djambatan Boedi, hal. 292
43
A.P. Parlindungan, 1986, Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung: Alumni, hal
65
28
perselisihan atas tanah adalah jenis masalah yang rumit dan beragam.44
i i i i i
Rusmadi Murad mengatakan bahwa sengketa hak atas tanah antara lai n:
i i i i
peraturan yang berlaku, pengaduan yang diajukan oleh pihak (orang atau
i i i i i i i
badan) yang berisi keberatan dan tuntutan hak atas tanah, bai k mengenai i i i i i i
hukum.”45
i i
sengketa tanah dan konflik tanah. Peraturan Kepala BPN Nomor 3 Tahun i i i
tanah antara orang pribadi, badan hukum, atau lembaga yang tidak i i i i i i
44
Sumarto, Penanganan dan Penyelesaian Konflik Pertanahan dengan Prinsip Win-Win Solution
oleh Badan Pertanahan nasional RI, Disampaikan pada Diklat Direktorat Konflik Pertanahan
Kemendagri RI tanggal 19 September, 2012. Hal. 2.
45
Rusmadi Murad, 1999, Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah, Bandung: Alumni, hal. 22-
23.
29
penggunaan, atau pemanfaatan bidang tanah tertentu oleh pihak tertentu, atau
i i i i i i i
status keputusan yang dibuat oleh Tata Usaha Negara mengenai penguasaan,
i i i i i i i i
persepsi antara warga negara atau kelompok masyarakat dan badan hu kum
i i i i
tertentu oleh pihak tertentu, serta pertimbangan politik, ekonomi, dan sosial
i i i i i i i i
budaya”. i
litigasi
i i i didasarkan i pada gagasan untuk i i menemukan i solusi i i yang
menguntungkan kedua belah pihak dengan bekerja sama dan dengan i tikad
i i i i i i
kalah, tidak tanggap, relatif lamban, dan seringkali terbuka untuk umum,
i i i i i i i i i
Para pihak yang bersengketa tidak melalui proses hukum formal ketika
i i i i i i i
Pasal 1851 KUH perdata, pasa 130 HIR,dan Pasal 154 R.Bg dapat i i
46
Frans Hendra Winarta, 2012, Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase Nasional Indonesia dan
Internasional, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 9-28.
47
Sophar Maru Hutagalung, 2012, Praktik Peradilan Perdata dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, Jakarta : Sinar Grafika, hal. 312.
48
Abdul Manan, 2005, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta:
Kencana, Cet-3, hal. 154.
31
negeri dengan dibantu ketua akan berusaha mendamaikan para pihak jika
i i i i i i i i
mereka hadir pada hari yang ditentukan. Jika rekonsiliasi semacam itu
i i i i i i i i i i
dimungkinkan, sebuah surat (akta) ditulis tentang hal itu di persidangan, yang
i i i i i i i i i i i i
BAB III
Nomor 11/Pdt.G/2019/PN.Mar
Gugatan yang dapat diajukan dalam hukum perdata ada dua macam, yaitu
i i i i i i i i
dirugikan.49
i i i
tanah yang telah berkekuatan hukum tetap yakni, dalam Putusan Nomor i i i i i i
Penggungat
Nama : Suroso i
Umur
i i : 36 Tahun i
Pekerjaan : Petani/Pekebun i i
Agama : Islam i
49
Frisca, LBH “Pengayoman” Universitas Katolik Parahyangan, 2021, Apakah itu Perbuatan
Melawan Hukum?, Diakses melalui https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/apakah-itu-
perbuatan-melawan-hukum/, pada tanggal 21 Agustus 2022 Pukul 13.39 WIB
27
33
Kewarganegaraan : Indonesia i i
Kabupaten Pohuwato i i
Tergugat
Gorontalo di Gorontalo i
Turut Tergugat
Nama : Gunisah i i
Pekerjaan : Petani/Pekebun i i
2. Duduk Perkara
i i
Bahwa awal mulanya Penggugat mengikuti orang tua pada tahun 1982
i i i i i i i
Utara
i : 200 M berbatasan dengan tanak milik Jumani i i i i
2016. Sehingga dengan adanya jual beli/ peralihan hak tersebut kepada i i i i i
Penggugat maka jelas tanah tersebut secara sah menurut hukum telah
i i i i i i
diolah oleh Penggugat untuk lahan pertanian tanpa ada gangguan atau
i i i i i i i
keberatan dari pihak lain. Setelah lahan yang selama ini Penggugat i i i i i i
akan terkena dampak luapan air dari proyek dari Pemerintah berupa i i i i i i
proyek tersebut maka secara otomatis tanah tersebut sudah tidak dapat i i i i i
milik Penggugat jumlah dan besaran ganti rugi yang akan dibayarkan
i i i i i i i i
ada petunjuk dari BPN Pusat dan para pemilik tanah diminta untuk
i i i i i i i i i i
menunggu. i i
Bahwa sekitar diakhir tahun 2018, para pemilik tanah mendapat kabar i i i i i i
tanah para pemilik tersebut masih dalam sengketa dalam hal masalah i i i i
hak kepemilikan atas tanah tersebut belum jelas sedangkan dana yang i i i i
dirugikan sekali karena ganti rugi atas tanah tersebut belum dapat
i i i i i i i i i
36
tanah tersebut setelah melalui proses validasi kecuali ada putusan dari
i i i i i i i i i i
3. Putusan Hakim
i i i
dalam hukum perdata. Bahwa perbuatan melawan hukum diatur dalam Pasal
i i i i i i i
setiap unsur pada Pasal 1365 KUHPer beserta dilengkapi penjelasan secara
i i i i i i
atas tanah Penggugat yang terkena dampak luapan air dari proyek pemerintah i i i i i
50
Tesis Hukum, 2014, Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Menurut Para Ahli, Diakses
melalui http://tesishukum.com/pengertian-perbuatan-melawan-hukum-menurut-
para-ahli/, pada tanggal 21 Agustus 2022, pukul 13.45 WIB
38
lewat 1 tahun sejak janji yang disampaikan oleh Tergugat, biaya ganti i i i i i i i
milik Penggugat masih dalam sengketa dalam hal masalah hak kepemi likan
i i i i i i
yang belum jelas. Tergugat beranggapan bahwa proses jual beli dibawahi i i i i
tangan hak atas tanah antara Penggu gat dengan Turut Tergugat tidak sah. i i i i i
Penggugat. i
sudah berjanji akan memberikan biaya ganti rugi atas tanah Penggugat yang
i i i i i i i i
51
Indah Sari, “Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana dan Hukum Perdata”,
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol. 11, No. 1 (September 2020), hal. 65
39
ganti kerugian tersebut ditangguhkan. Hal ini apabila dilihat dalam suatu
i i i i i i i i i i i i i
ganti rugi tersebut, karena dari perjanjian tersebut telah terpenuhi syarat sah
i i i i i i i i i
Cakap; 3) objeknya jelas; 4) Causa yang halal dalam hal ini tidak bertentangan i i i i
yang berlaku.52 i
52
Munir Fuady, 2005, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, hal. 10
40
Sejak tahun 1919 unsur melawan hukum ini diartikan dalam arti yang i i i i i i i i i i
Maksudnya hak orang lain disini adalah hak-hak yang diakui oleh
i i i i i i i i
irigasi radangan
i i i
Tergugat i tidak
i melaksanakan kewajibannya i dalam hal
53
Indah Sari, “Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dalam Hukum Pidana dan Hukum Perdata”,
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol. 11, No. 1 (September 2020) hal. 65
41
hak atas tanah miliknya, meski kepemilikan hak atas tanah tersebut i i i i i i
Bahwa adanya kerugian yang ditimbulkan dari perkara ini adalah tanah i i i i i i i i
diumumkan oleh Tergugat akan terkena dampak luapan air dari proyek
i i i i i i i
jual beli atas tanah tersebut juga sah. Sehingga kerugian dari
i i i i i i i i
Tergugat. i
melawan hukum dalam Pasal 1365 KUHPerdata dari kasus perkara nomor:
i i i i i
Saw bersabda: tidak boleh memudaratkan oleh lain dan tidak boleh i i i i
”َالَّش ْهُر اْلَحَر اُم ِبالَّش ْهِر اْلَحَر اِم َو اْلُحُرٰم ُت ِقَص اٌۗص َفَمِن اْع َتٰد ى َع َلْيُك ْم َفاْعَتُد ْو ا َع َلْيِه ِبِم ْثِل َم ا اْعَت ٰد ى
“ ١٩٤ َع َلْيُك ْم ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللا َو اْعَلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َم َع اْلُم َّتِقْيَن
“Artinya: Bulan haram dengan bulan haram dan (terhadap) sesuatu yang
i i i i i
dihormati berlaku (hukum) kisas. Oleh sebab itu, siapa yang menyerang
i i i i i i i i i
bertakwa”
hukum negara dengan hukum islam sejatinya perbuatan yang merugikan itu
i i i i i i i i i i i
Tanah adalah lapisan permukaan atau lapisan bumi yang di atas sekali.54 i i i i i i i i
Jika melihat dari lingkup agraria, tanah diartikan sebagai sebuah bagian dari
i i i i i i i i i i i i
bumi, yang dikenal sebagai permukaan bumi. Namun dalam hal ini ytang
i i i i i i i i i i
akantetapi hanya mengatur salah satu aspek saja berupa hak atau hanya dalam
i i i i i
arti yuridis.55 i i i i
undang. Akibat dari terjadinya hak milik tersebut, timbullah hubungan hukum
i i i i i i i i i i i i i
antara subjek dengan bidang tanah tertentu yang isi, sifat, dan ciri-cirinya
i i i i i i i i i i
negara atau tanah hak lain, maka dengan terjadinya hak milik itu tanah yang
i i i i i i i
sengketa tanah dan konflik tanah. Peraturan Kepala BPN Nomor 3 Tahun i i i
54
Muhammad Hatta, 2005, Hukum Tanah Nasional dalam Perspektif Negara Kesatuan,
Yogyakarta: Penerbit Media Abadi, hal. 24
55
Urip Santoso, 2012, Hukum Agraria: Kajian Komprehensif, Jakarta: Kencana Prenamedia
Group, hal. 9
56
Ibid, hal 46
45
antara orang pribadi, badan hukum, atau lembaga yang tidak mempunyai i i i i i i i i
organisasi, badan hukum, atau lembaga yang bertendensi atau berdampak luas
i i i i i i i i
adalah subjek pemilik atas objek sengketa tanah di buktikan dengan adanya
i i i i i i
surat keterangan jual beli tanah dibawah tangan, surat keterangan penguasaan
i i i i i i
tanah, kuitansi jual beli tanah, serta saksi-saksi yang dihadirkan Penggugat
i i i i i i i i i i
jual beli antara Penggugat dan Turut Tergugat adalah sah dan berharga serta
i i i i i i
atas kepemilika tanah tersebut adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum i i i i i i i i
kepemilikan hak atas tanah dibawah tangan tersebut sah dan mempunyai
i i i i i i
sebagai pembanding. i i
46
Bahwa Menurut Hukum Perdata, jual beli adalah salah satu macam i i i i i i i
perikatan. Dalam hal jual beli tanah dari bunyi Pasal 1457 KUHPerdata :
i i i i i i i
“Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu
i i i i i i i i
suatu perjanjian dimana pihak yang satu mengikat pihak yang lain dengan
i i i i i i i i i
berjanji akan membayar harga dan penjual dengan berjanji akan menyerahkan
i i i
sesuatu (zaak).57 i i
Pasal 1457 KUHPerdata, menjelaskan bahwa suatu jual beli dalam hukum i i i i i i i
dalam hal ini diartikan sebagai perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan i i i i i i i i i
kewajiban timbal balik antara kedua belah pihak, atau secara singkat jual beli
i i i i i i i i i
yang dikenal atau dianut dalam hukum perdata belum memindahkan hak
i i i i i i i i
milik akantetapi hak milik baru berpindah degan dilakukan penyerahan atau
i i i i i i i i i i
jual beli benda tidak bergerak. Pasal tersebut menjelaskan bahwa pada benda
i i i i
tidak bergerak jual beli telah dianggap terjadi meskipun terhadap benda
i i i i i i i
57
Mersetyawati C. M. Lamber, “Legalitas Transaksi Penjualan Melalui Internet Ditinjau dari
Hukum Perdata”, Lex Privatum, Vol. 6, No. 8 (2018), hal. 110
58
Soedharyo Soimin, 2004, Status Hak dan Pembebasan Tanah, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 86
47
hak masih dibutuhkan suatu perbuatan hukum lain yang berupa penyerahan
i i i i i i i i i i i
lain. i
Dari penjelasan tersebut diatas, dalam hukum perdata jual beli tanah dapat
i i i i i i i
satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, meskipun terhadap perjanjian jual beli
i i i i i i i i i
sudah selesai dilakukan yang biasanya dibuktikan dengan akta notaris, akan
i i i i i i i i i
tetapi jika penyerahan haknya belum dilakukan, maka status tanah tersebut
i i i i i i i
masih tetap hak milik penjual. Jual beli tanah yang dikenal pada hukum adat
i i i i i i i i i
sama, berdasarkan Pasal 5 UUPA maka pengertian jual beli tanah hak milik i i i i i i i
Menurut hukum adat jual beli tanah adalah suatu pemindahan hak atas
i i i i i i i i i
tanah yang bersifat terang dan tunai, terang berarti perbuatan pemidahan hak i i i i i i
secara serentak.60
Dalam proses jual beli tanah pada hukum adat sering menjadi pembahasan i i i i i i
kepala adat/kepala desa dalam jual beli hak atas tanah pada hukum adat, i i i i
59
Adrian Sutedi, 2010, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya Edisi 1, Jakarta: Sinar
Grafika, hal. 149
60
Ibid, hal. 72
48
merupakan sebagai sebuah syarat mutlak yang diatur oleh hukum adat.
i i i i i i i i
Sehingga proses jual beli atas tanah dianggap sah apabila ada percampuran
i i i i i i
kepala Desa atau kesaksian kepala Desa itu sebagai sebuah keyakinan yang i i i i i i i
kuat. i
baku adalah penting jika dilakukan dengan cara yang benar dan rill serta
i i i i i i
dilihat dan diketahui oleh Kepala Adat. Putusan MA tersebut sejalan dengan
i i i i i i i i
prinsip hukum adat. Apabila jual beli tersebut tidak dilakukan di hadapan
i i i i i i i i i i i i
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Jual beli tetap sah karena UUPA i i i i i
berdasarkan hukum adat, dan pengertian jual beli UUPA menggunakan asas i i i i i i i i
“Sistem konkrit atau tunai, yang mengacu pada peralihan hak atas tanah
i i i i i i i
tersebut, digunakan dalam hukum adat untuk jual beli hak atas tanah.
i i i i i i i i i
hukum. Sesuai dengan hukum adat, tanah telah diserahkan kepada pembeli
i i i i i i i i
bersamaan dengan penyerahan pada saat transaksi jual beli hak atas tanah i i i
61
Prancisca Romana Dwi Hastuti, “Keabsahan Jual Beli Hak Atas Tanah di Bawah Tangan di Desa
Patihan Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen (Tinjauan Beberapa Kasus Terkait di Pengadilan
Negeri di Surakarta)”, Jurnal Repertorium, Vol. II, No. 2 (Juli-Desember 2015) hal. 121
49
dilakukan di atas atau tanpa kertas meterai dan harus dibubuhi cap yang
i i i i i i i i i i
yurisprudensi, maka Perjanjian jual beli hak atas tanah dibawah tangan adalah
i i i i i i i i
Jual beli dibawah tangan yang dilakukan oleh Penggugat dan Turut
i i i i i i i i
Tergugat dilakukan dengan cara riil dan tunai. Riil dan tunai dalam perkara
i i i i i i i i i i i
sengketa tanah diatas adalah bahwa jual beli tersebut dibuatkan kuitansi i i i i i i i i i
pembelian tanah milik Turut Tergugat. Selain riil dan tunai perjanjian jual beli
i i i i i i i i i i i i i i
tersebut harus disaksikan serta diketahui oleh Kepala Desa. Dalam perkara
i i i i i i i
sengketa tanah diatas, setelah Penggugat dan Turut Tergugat sepakat dan telah i i i i i
dibuatkannya kuitansi jual beli tanah. Penggugat dan Turut Tergugat datang
i i i i i i i i i i i
ke Kantor Desa untuk melaporkan jual beli tersebut sehingga Kepala Desa i i i i i i
Bahkan Kepala Desa mengetahui asal muasal tanah yang dibeli oleh i i i i i
tanah yang dibeli Penggugat sejak tahun 2000. Kepala Desa juga mengetahui i i i i i i i
jika Turut Tergugat membeli tanah tersebut dari A. Senal, dan A. Senal sendiri
i i i i i i i i i
Sehingga menurut hukum adat jual beli tanah dibawah tangan dinyatakan
i i i i i i i i i
sah karena bermula perjanjian jual beli antara Penggugat dan Turut Tergugat i i i i i i i i
62
Ibid
50
yang kemudian setelah itu dihadiri oleh Kepala Desa yang berperan sebagai
i i i i i i i i
merupakan sebagai sebuah syarat mutlak yang diatur oleh hukum adat.
i i i i i i i i
Sehingga proses jual beli atas tanah dianggap sah apabila ada percampuran
i i i i i i
kepala Desa atau kesaksian kepala Desa itu sebagai sebuah keyakinan yang i i i i i i i
Desa sebagai saksi, dan kepala Desa tersebut membenarkan peristiwa hukum i i i i i i i
dibawah tangan terhadap hak atas tanah. Majeli s Hakim dalam Pertimbangan
i i i i
beli yakni terang dan tunai yang memiliki makna “terang” yang apabi la
i i i i i i i i
dilakukan oleh kedua belah pihak yakni antara Penggugat sebagai Pembeli
i i i i i i i i
dan Turut Tergugat sebagai penjual yang telah mempunyai kesepakatan dalam
i i i i i i i
Dalam hal ini penyerahan uang dari Penggugat kepada Turut Tergugat ebagai i i i i i i i i i
bentuk “terang” i
menjelaskan persyaratan jual beli dalam hukum adat yaitu terang dan tunai i i i i i i i i
terjadinya jual beli antara penjual dengan pembeli yang diketahui kepala
i i i i i i i i
kampung yang bersangkutan dan dihadiri oleh orang dua saksi, serta
i i i i i i i
diterimanya harga pembelian oleh penjual, maka jual beli sudah sah menurut
i i i i i i i i i
lainnya yang pada intinya perjanjian jual beli dibawah tangan terhadap hak
i i i i i i i
atas tanah sah dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat sepanjang i i i i i i i
perjanjian tersebut dilakukan dengan cara terang dan tunai yang disaksikan
i i i i i i i i
dan diketahui oleh kepada Desa. Sehingga kepemilikan hak atas tanah milik
i i i i i i i i
hukum kepada pembeli dalam hal jual beli tanah yang beritikad baik. Dalam
i i i i i i i i
hal ini tertuang dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 tahun 2016
i i i i i i
yang disempurnakan sebagai berikut, “melakukan jual beli atas objek tanah
i i i i i i i i
tersebut dengan taat cara/prosedur dan dokumen yang sah sebagaimana telah
i i i i
52
menurut ketentuan hukum adat yaitu: 1) dilakukan secara tunai dan terang
i i i i i i i i i i i
riset mengenai status tanah objek jual beli dan berdasarkan riset tersebut
i i i i i i i
Bahwa jual beli yang dilakukan secara di bawah tangan sebagaimana yang i i i i i i
pendaftaran tanah, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh penjual dan i i i i i i
pembeli dengan maksud untuk memindahkan hak atas tanah dengan cara
i i i i i
membuat surat jual beli tanah dengan materai secukupnya dan telah kepala
i i i i i i i
adat atau kepala Desa atau Lurah. Sedangkan objek dari jual beli itu sendiri
i i i i i i i i i i
adalah tanah bekas hak milik adat, yaitu tanah-tanah yang dulu dimiliki oleh i i i i i i i i i i
Meskipun tanah yang dijadikan objek jual beli tidak memiliki alat bukti
i i i i i i i i i i i i
lain selain surat jual beli yang dibuat secara di bawah tangan, tetapi dengan
i i i i i i i i i
lain 1) Syarat-syarat umum bagi sahnya suatu perbuatan hukum (Pasal 1320
i i i i i i i i i
Dan syarat tersebut dapat dipenuhi semua oleh Penggugat dan semestinya i i i i i i i
Tergugat sebagai pihak yang kalah dalam perkara ini segera memberikan
i i i i i i
asing, kelompok orang secara keseluruhan, dan badan hukum, baik swasta
i i i i i i
maupun umum, dapat diberikan hak atas tanah akibat penguasaan negara atas
i i i i i i i i
tanah. Pemegang hak atas tanah memiliki dua wewenang atas tanahnya, i i i i
yaitu:64 i i
1. Wewenang Umum i i
menggunakan tanah yang meliputi bumi dan air serta ruang angkasa di
i i i i i i i i i
63
Ibid, hal. 123
64
Urip Santoso, “Kewenangan Pemerintah Daerah terhadap Hak Penguasaan Atas Tanah”, Jurnal
Dinamika Hukum, Vol. 12, No. 1 (2012), hal. 193
54
lainnya.”
i
2. Wewenang Khusus i i
untuk menggunakan tanahnya sesuai dengan jenis hak atas tanah yang
i i i i i i
Penggugat berhak untuk memanfaatkan tanah tersebut sesuai apa yang ingin
i i i i i i i i
duduk perkara diatas yang menjelaskan setelah Penggugat membeli tanah dari
i i i i i i
Turut Tergugat
i i i
55
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut: i i i
hubungan sebab akibat. Salah satu saja dari unsur-unsur diatas tidak
i i i i i i i i i i i
45
56
melawan hukum. i i
hukum.
i i
orang lain i
Mengikat
dengan adanya surat keterangan jual beli tanah dibawah tangan, surat i i i i i
menjelaskan persyaratan jual beli dalam hukum adat yaitu terang dan i i i i i i
tunai
i i serta menurut Yurisprudensi i i i i i i Mahkamah Agung i dalam
dihadiri oleh orang dua saksi, serta diterimanya harga pembelian oleh
i i i i i i i i
penjual, maka jual beli sudah sah menurut hukum, sekalipun belum
i i i i i i i i i i i
pada intinya perjanjian jual beli dibawah tangan terhadap hak atas
i i i i i i
B. Saran
ingin menjual atau membeli sebidang tanah alangkah lebih baik apabila
i i i i i i i i i
yang harus dilakukan dihadapan pejabat yang berwenang dalam hal i ni adalah
i i i i i i
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Sehingga transaksi jual beli tanah yangi i i i i
Daftar Pustaka
Buku:
i i
Arif Zuardin, Meri M Imun, Handayani, Irwan Hadi, Rudy Hidana, Anna
i i i i i i i i i i i
Adelina i Siregar,
i nandang Ihwanudin,
i i i Muchtar Anshary
i Hamid i
Santoso, Urip, 2005, Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah, Jakarta: i i i i i
Media i
Bandung: Alumni i i i
Aditya Bakti i i
Mandar Maju i
Bayumedia Publishing i i i i i
48
60
Soimin, Soedharyo, 2004, Status Hak dan Pembebasan Tanah, Jakarta: Sinar
i i i i
Grafika i
Sutedi, Adrian, 2010, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya Edi si 1,
i i i i i i
Prenamedia Group i i
Santoso, Urip, 2010, Pendaftaran Tanah dan Peralihan Hak Atas Tanah, i i i
Karya Ilmiah: i i
61
No. 2
Pahlevi, Rizky Reza, Zulfi Diane Zaini, Recca Ayu Hapsari, 2021, Analisis
i i i i i i i i i i i
Sari, Indah, 2020, Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana
i i i i i i i i
dan Hukum Perdata, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Vol. 11, No. 1
i i i i i i i i
Hastuti, Prancisca Romana Dwi, 2015, Keabsahan Jual Beli Hak Atas Tanah
i i i i i i
Sari, Indah, 2017, Hak-Hak Atas Tanah Dalam Sistem Hukum Pertanahan di
i i i i i i
Pembangunan, Vol. 36 No 4 i
Artikel:
i
melaluihttps://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5142a156995
i i i i i i i i i
12/perbuatan-melawan-hukum-dalam-hukum-perdata-dan-hukum-pidana/ i i i i i i i i
Pramesti, Tri Jata Ayu, Hukum Online, Daya Paksa dan Pembelaan Terpaksa
i i i i i i
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt51bd53f7b6b00/ i i i i i i i
daya-paksa-dan-pembelaan-terpaksa-sebagai-alasan-penghapus-pidana/ , i i i
itu
i i Perbuatan i Melawan Hukum?,
i i Diakses i melalui i i
https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/apakah-itu-perbuatan-melawan- i i i i i
Sugali, Sugali & Rekan, Gugatan Perdata Melawan Hukum, Diakses Melalui
i i i i i i i i i i
https://sugalilawyer.com/gugatan-perdata-perbuatan-melawan-hukum/
i i i i i i ,