Anda di halaman 1dari 26

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN HALUSINASI

PENDENGARAN DAN PENGELIHATAN DI RUANG CEMPAKA

RUMAH SAKIT JIWA DR SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

Disusun Oleh :

Nama : Ila Nur Aida

NIM : 190324090

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN STIKES ABDI


NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2022
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN HALUSINASI

PENDENGARAN DAN PENGELIHATAN DI RUANG CEMPAKA

RUMAH SAKIT JIWA DR SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk menyelesaikan program studi Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

Nama : Ila Nur Aida

NIM : 190324090

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ila Nur Aida


NIM : 190324090
Institusi : STIKes Abdi Nusantara

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya


tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan
merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku
sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis


Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Mengetahui Jakarta,
Pembimbing Yang membuat pernyataan

( Ns. Mahyar Suara, SPd, S.Kep, M.Kes, Ph.D ) ( Ila Nur Aida )
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M


DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGELIHATAN DI
RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
JAKARTA ini telah disetujui oleh dosen pembimbing Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.

Jakarta, ..................
...................
Pembimbing

( Ns. Mahyar Suara, SPd, S.Kep, M.Kes, Ph.D )


HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA


NY. M DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN
PENGELIHATAN DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT JIWA
DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA ini telah disetujui oleh
Tim Penguji Sidang Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara,
pada tanggal 15 Januari 2020 dan telah diperbaiki dengan masukan
dari Tim Penguji (diketik spasi 2)

Penguji I (satu)
……………………………….. ........................
......

NIDN: ......................................

Penguji II (dua)
……………………………….. ........................
.......
NIDN:.........................................

Mengetahui Ka. Prodi DIII Keperawatan

Cap Prodi DIII Keperawatan

( Ns. Mahyar Suara, SPd, S.Kep, M.Kes, Ph.D )


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN HALUSINASI
PENDENGARAN DAN PENGELIHATAN DI RUANG CEMPAKA
RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA
telah disetujui oleh Tim Penguji Sidang STIKes Abdi Nusantara Jakarta
sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir program D III
Keperawatan di Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Abdi
Nusantara Jakarta.

Dalam penyusunan Karya Tulis ini penulis banyak mendapatkan


bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid Nasution, SKM, M.Pd, Ketua Yayasan Abdi
Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealisiana, SKM, SST, MARS, Ketuan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta
3. Bapak Ns. Mahyar Suara, S.Pd., S.Kep, M, Kes, Ph.D, Selaku Ketua
Program Studi DIII Keperawatan sekaligus pembimbing akademik
yang membantu dalam studi di STIKes Abdi Nusantara Jakarta Prodi
D III Keperawatan sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan proses penyusunan studi kasus ini.
4. Bapak dan ibu seluruh staf yang terkait di program studi keperawtan
STIKes Abdi Nusantara Jakarta.
5. Kedua Orang tua tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung
saya.
6. Keluarga besar Klinik Budi Luhur group yang selalu senantiasa
memberikan saya motivasi dan ketersedianya.
7. Teman-teman D III Keperawantan angkatan 2019 yang sama-sama
berjuang untuk menyelesaikan studi ini.
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................
ABSTRAK.................................................................................................................

BAB I ........................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Tujuan
1. Tujuan Umum................................................................................................
2. Tujuan Khusus...............................................................................................
C. Manfaat
1. Bagi Penulis...................................................................................................
2. Bagi institusi .................................................................................................
3. Bagi Pasien dan Keluarga..............................................................................
D. Rumusan Masalah ...............................................................................................

BAB II .......................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep ..........................................................................................................
A. Defnisi .....................................................................................................
B. Etiologi ....................................................................................................
C. Manifestasi Klinis ...................................................................................
D. Patofisiologi ............................................................................................
E. Penatalaksanaan ......................................................................................
2. Konsep Asuhan keperawatan ........................................................................

BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A. Pendekatan / desain .......................................................................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................
C. Subjek Studi Kasus .......................................................................................
D. Fokus Studi ...................................................................................................
E. Metode Pengumpulan Data ...........................................................................
F. Etika Penelitian ............................................................................................

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ..............................................................................................................
B. Pembahasan ...................................................................................................

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Terapi Farmakologis

Tabel 2.2 Intervensi atau Perencanaan Keperawatan


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Pohon Masalah Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : pengkajian s/d askep kasus

Lampiran 2 : Proposal Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta Program Studi D III
Keperawatan
2021

ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Halusinasi Pendengaran dan


Pengelihatan di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
Tahun 2022

Ila Nur Aida

Halusinasi adalah gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar,


merasa, mencium, atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Tujuan
penulisan yaitu untuk memahami bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada
pasien halusinasi pendengaran dan pengelihatan di Ruang Cempaka Rumah Sakit
Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Metode penulisan karya tulis ilmiah ini
menggunakan metode desain karya tulis ilmiah dalam bentuk studi kasus. Studi
kasus ini dilakukan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan. Hasil setelah dilakukan intervensi strategi pelaksanaan pasien
selama 3 hari dalam waktu ± 15 menit, didapatkan pasien dapat mengenali dan
belajar cara menghardik halusinasi yang dialaminya. Kesimpulan dari studi kasus
ini didapatkan peningkatan kemampuan pasien mengontrol gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran dan pengelihatan dibanding sebelum
dilakukannya intervensi. Saran dari penelitian ini diharapkan perawat dapat
melakukan strategi pelaksanaan halusinasi dan sesering mungkin melakukan
kunjungan ke rumah sakit untuk dapat mengontrol pasien gangguan jiwa.

Kata Kunci : Halusinasi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa adalah kondisi psikologis individu dimana


mengalami penurunan fungsi tubuh, merasa tertekan, tidak nyaman, dan
penurunan fungsi peran individu di masyarakat (Stuart, 2016). Gangguan
jiwa termasuk ke dalam empat kategori masalah kesehatan utama yang
terdiri dari penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan.
Gangguan jiwa cenderung mengalami peningkatan seiring dengan
dinamisnya kehidupan masyarakat, sebagai dampak kemampuan individu
beradaptasi pada perubahan sosial yang berubahubah.Individu yang
mengalami gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan pada bio-psiko-
sosial (Madalise, 2015).

Gangguan jiwa terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya


gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal,
gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik,
gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan
gangguan fisiologis dan faktor fisik, gangguan kepribadian dan perilaku
masa dewasa, retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis,
gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja
(Keliat, 2009). Salah satu jenis gangguan adalah skizofrenia. Skizofrenia
merupakan gangguan jiwa yang menjadi masalah utama di negara-negara
dimana skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas
dari seluruh gangguan jiwa yang ada (Nuraenah, 2012).

Prevalensi gangguan jiwa di seluruh dunia menurut data WHO,


(World Health Organization)pada tahun 2019, terdapat 264 juta orang
mengalami depresi, 45 juta orang menderita gangguan bipolar, 50 juta
orang mengalami demensia, dan 20 juta orang jiwa mengalami
skizofrenia. Meskipun prevalensi skizofrenia tercatat dalam jumlah yang
relative lebih rendah dibandingkan prevalensi jenis gangguan jiwa lainnya
berdasarkan National Institute of Mental Health (NIMH), skizofrenia
merupakan salah satu dari 15 penyebab besar kecacatan di seluruh dunia,
orang dengan skizofrenia memiliki kecendrungan lebih besar peningkatan
resikobunuh diri (NIMH, 2019). Data American Psychiatric Association
(APA) tahun 2014 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita
skizofrenia.

Berdasarkan catatan Kemenkes RI pada tahun 2019, prevalensi


gangguan kejiwaan tertinggi terdapat di Provinsi Bali dan DI Yogyakarta
dengan masing-masing prevalensi menunjukan angka 11,1% dan 10.4%
per 1000 rumah tangga yang memiliki ART dengan pengidap
skizofrenia/psikosis. Selanjutnya diikuti oleh provinsi-provinsi lain
diantaranya : Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Sulawesi
Selatan, Aceh, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, dan
Kalimantan Barat secara berurutan.

Pada saat penulis melakukan studi kasus di Ruang Cempaka


Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan terdapat 33 pasien dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi. 50% diantaranya adalah pasien yang
sudah beberapa kai di rawat dengan riwayat penyakit yang sama.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk


mengambil kasus asuhan Keperawatan dalam bentuk studi kasus dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN
HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGELIHATAN DI RUANG
CEMPAKA RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
JAKARTA”
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah latar belakang diatas, maka rumusan masalah


sebagai berikut: “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Halusinasi Pendengaran dan Pengelihatan di Ruang Cempaka Rumah
Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan ?”

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman secara langsung dalam mengeksplorasi asuhan
keperawatan pada Pasien dengan masalah gangguan persepsi :
Halusinasi Pendengaran dan Pengelihatan di Ruang Cempaka Rumah
Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan masalah
gangguan persepsi : Halusinasi pendengaran dan pengelihatan.

b) Merumuskan serta menentukan diagnosis keperawatan pada pasien


dengan masalah gangguan persepsi : Halusinasi pendengaran dan
pengelihatan

c) Membuat perencanaan atau intervensi keperawatan pada pasien


dengan masalah gangguan persepsi : Halusinasi pendengaran dan
pengelihatan

d) Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan


masalah gangguan persepsi : Halusinasi pendengaran dan
pengelihatan

e) Menggali evaluasi keperawatan pada pasien halusinasi


D. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
dan menambah pengetahuan serta wawasan tentang asuhan
keperawatan pada Pasien dengan masalah gangguan persepsi :
Halusinasi pendengaran dan pengelihatan

2. Manfaat Praktis
a. Penulis

1) Dapat mengerti dan menerapkan asuhan Keperawatan


pada pasien dengan masalah gangguan persepsi :
Halusinasi pendengaran dan pengelihatan

2) Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam


penerapan asuhan Keperawatan pada pasien dengan
masalah gangguan persepsi : Halusinasi pendengaran
dan pengelihatan.

3) Meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan


Keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
persepsi : Halusinasi pendengaran dan pengelihatan.

b. Rumah sakit/ klinik

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada


di rumah sakit dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
pada pasien dengan masalah gangguan persepsi : Halusinasi
pendengaran dan pengelihatan.

c. Pendidikan

Sebagai sumber rencana atau referensi untuk meningkatkan


kualitas pendidikan Keperawatan khususnya pada klien dengan
masalah gangguan persepsi : Halusinasi pendengaran dan
pengelihatan.

d. Bagi Pasien dan Keluarga

Sebagai bahan pada pasien dalam menanggapi


permasalahannya diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan pada keluarga tentang perawatan pada anggota
keluarga yang mengalami masalah gangguan persepsi :
Halusinasi pendengaran dan pengelihatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Halusinasi
1. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
klien mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaaan
atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada (Damaiyanti, 2012)

2. Etiologi
Menurut Yosep (2014) terdapat dua factor penyebab halusinasi,
yaitu:
a. Faktor presdisposisi
1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya
rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga
menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan
terhadap stress.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak
bayi sehingga akan merasa disingkirkan, kesepian, dan
tidak percaya pada lingkungannya
3) Faktor Biokimia
Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.
Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka
di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang bersifat
halusiogenik neurokimia. Jika stress berkepanjangan
menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak.
4) Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab
mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal
ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
mengambil keputusan tegas, klien lebih suka memilih
kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam
hayal.
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian Menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh
oleh orangtua skizofrenia cenderung mengalami
skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor
keluarga menunjukkan hubungan yang sangat
berpengaruh pada penyakit ini.

b. Faktor Presipitasi
Menurut Rawlins dan Heacock dalam Yosep (2014) dalam
hakekatnya seorang individu sebagai mahluk yang
dibangun atas dasar unsur bio-psiko-sosio-spiritual
sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu:
1) Dimensi Fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa
kondisi fisik seperti kelelahan luar biasa,
penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium
dan kesulitan tidur dalam waktu yang lama.
2) Dimensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar
problem yang tidak dapat diatasi. Halusinasi dapat
berupa perintah memasa dan menakutkan. Klien
tida sanggup menentang sehingga klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
3) Dimensi Intelektual
Dalam hal ini klien dengan halusinasi mengalami
penurunan fungsi ego. Awalnya halusinasi
merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan
impuls yang menekan,namun menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh
perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol
semua perilaku klien.
4) Dimensi Sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosialdi
dalam fase awal dan comforting menganggap
bahwa bersosialisasi nyata sangat membahayakan.
Klien halusinasi lebih asyik dengan halusinasinya
seolah-olah itu tempat untuk bersosialisasi.
5) Dimensi Spiritual
Klien halusinasi dalam spiritual mulai dengan
kehampaan hidup, rutinitas tidak bermakna, dan
hilangnya aktivitas beribadah. Klien halusinasi
dalam setiap bangun merasa hampa dan tidak jelas
tujuan hidupnya

3. Manifestasi Klinis
Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala perlu diketahui agar
dapat menetapkan masalah halusinasi, antara lain :
a) Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
b) Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
c) Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu
d) Disorientasi
e) Tidak mampu atau kurang konsentrasi
f) Cepat berubah pikiran
g) Alur pikiran kacau
h) Respon yang tidak sesuai
i) Menarik diri
j) Sering melamun
4. Patofisiologi (Pathway)
Gambar 1.1 : Pohon Masalah Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain EFEK

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi CORE

Isolasi social : menarik diri CAUSA

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

Penolakan/Duka disfungsional/kehilangan
5. Penatalaksanaan
Klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi salah satu
penatalaksanaanya yaitu dengan pemberian terapi
psikofarmakologi. Menurut (Sadock, B & Sadock, V,2010)
obat-obatan antipsikotik yang digunakan yaitu:

Tabel 1.1 Terapi Farmakologis


Nama Generik Kisaran Dosis Dewasa
(mg/hari)
Phenotiazine
Chlorpromazine 300 - 800
Triflupromazin 100 - 150
Promazine 40 - 800
Piperazine
Prochlorperazine 40 - 150
Perfenazine 8 – 40
Trifluperazine 6 - 20
Acetophenazine 1 - 20
Piperidine
Thioridazine 200 -700
Mesoridazine 75 - 300
Thioxanthenes
Chlorprothixene 50 – 400
Thiothixene 6 – 30
Loxapine 60 – 100
Molindone 50 - 100
Butyrophenones
Haloperidole 6 - 20
Diphenylbutylpiperidine
Pimozide 1 - 10
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada pasien Halusinasi
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara
observasi dan wawancara pada klien dan keluarga pasien
(O’brien, 2014). Pengkajian awal mencakup :
a) Keluhan atau masalah utama
b) Status kesehatan fisik, mental, dan emosional
c) Riwayat pribadi dan keluarga
d) Sistem dukungan dalam keluarga, kelompok sosial, atau
komunitas
e) Kegiatan sehari-hari
f) Kebiasaan dan keyakinan kesehatan
g) Pemakaian obat yang diresepkan
h) Pola koping
i) Keyakinan dan nilai spiritual

Dalam proses pengakajian dapat dilakukan secara


observasional dan wawancara. Data pengakajian memerlukan
data yang dapat dinilai secara observasional. Menurut
Videbeck dalam Yosep (2014) data pengkajian terhadap klien
halusinasi yaitu:
a) Data Subjektif
1. Mendengar suara menyuruh
2. Mendengar suara mengajak bercakap-cakap
3. Melihat bayangan, hantu, atau sesuatu yang
menakutkan
4. Mencium bau darah, feses, masakan dan parfum yang
menyenangkan
5. Merasakan sesuatu dipermukaan kulit, merasakan
sangat panas atau dingin
6. Merasakan makanan tertentu, rasa tertentu, atau
mengunyah sesuatu

b) Data Objektif
1. Mengarahkan telinga pada sumber suara
2. Bicara atau tertawa sendiri
3. Marah-marah tanpa sebab
4. Tatapan mata pada tempat tertentu
5. Menunjuk-nujuk arah tertentu
6. Mengusap atau meraba-raba permukaan kulit tertentu
Selanjutnya dalam pengkajian memerlukan data berkaitan dengan
pengkajian wawancara menurut (Yosep, 2014) yaitu :

a. Jenis Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara
dengan tujuan untuk mengetahui jenis dari halusinasi
yang diderita oleh klien.
b. Isi Halusinasi
Data yang didapatkan dari wawacara ditujukan untuk
mengetahui halusinasi yang dialami klien.
c. Waktu Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara
dengan tujuan untuk mengetahui kapan saja halusinasi
itu mncul
d. Frekuensi Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara
dengan tujuan untuk mengetahui berapasering
halusinasi itu muncul pada klien.
e. Situasi Munculnya Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara
dengan tujuan untuk mengetahui klien ketika
munculnya halusinasi itu.
f. Respon terhadap Halusinasi
Data yang didapatan melalui wawancara ini ditujukan
untuk mengetahui respon halusinasi dari klien dan
dampa dari halusinasi itu.
2. Diagnosis Keperawatan
Proses keperawatan tindakan selanjutnya yaitu menentukan
diagnosa keperawatan. Pohon Masalah Perubahan Persepsi
Sensori Halusinasi Diagnosa keperawatan yang muncul pada
klien dengan gangguan halusinasi menurut (Yosep,2014) yaitu
:
a. Resiko Perilaku Kekerasan
b. Perubahan persepsi sensori halusinasi
c. Isolasi Sosial

3. Intervensi atau Rencana Keperawatan


Tabel 2.1 Intervensi atau Perencanaan Keperawatan
Rencana Tindakan
Diagnosis Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
Gangguan TUM : Setelah 3x interaksi Observasi
persepsi -Klien dapat mengontrol klien mampu mengelola 1. Monitor perilaku yang mengindikasi
sensori halusinasi yang atau mengontrol halusinasi
halusinasi : dialaminya halusinasi yang dialami 2. Monitor sesuai aktivitas sehari-hari
pendengaran dengan kriteria hasil : 3. Monitor isi, frekuensi, waktu halusinasi
dan TUK 1 : 1. Perilaku halusinasi : Teraupetik
pengelihatan 1. Klien dapat mengenal menurun (1) 1. Ciptakan lingkungan yang aman
halusinasi yang 2. Verbalisasi panca 2. Diskusikan respons terhadap munculnya
dialaminya indera klien halusinasi
2. Klien dapat mengontrol merasakan sesuatu: 3. Hindarkan perdebatan tentang halusinasi
halusinasi dengan cara menurun (1) 4. Bantu klien membuat jadwal aktivitas
bercakap dengan orang 3. Perilaku melamun: Edukasi
lain menurun (1) 1. Berikan informasi tentang halusinasi
3. Klien dapat melakukan 4. Perilaku mondar- 2. Anjurkan memonitor sendiri terjadinya
kegiatan harian sesuai mandir klien: halusinasi
jadwal yang disusun menurun (1) 3. Anjurkan bercakap-cakap dengan orang
4. Klien dapat 5. Konsentrasi klien lain yang dipercaya
memanfaatkan obat terhadap sesuatu: 4. Ajarkan klien mengontrol halusinasi
dengan baik meningkat (1) 5. Jelaskan tentang aktivitas terjadwal
6. Orientasi terhadap 6. Anjurkan melakukan aktivitas terjadwal
lingkungan: 7. Berikan dukungan dan umpan balik
meningkat (1) korektif terhadap halusinasi.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat antipsikotik
dan anti ansietas
2. Libatkan keluarga dalam mengontrol
halusinasi klien
3. Libatkan keluarga dalam membuat
aktivitas terjadwal
1. Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah disusun. Menurut Azizah (2015) dan
Keliat (2011) Implementasi dilakukan pada klien dan keluarga
klien yang dilakukan di rumah. Semua pelaksanaan yang akan
dilakukan pada klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
ditujukan untuk mencapai hasil maksimal.

2. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses dalam keperawatan
untuk menilai hasil dari implementasi keperawatan. Menurut Keliat
(2011) evaluasi keperawatan diperoleh dengan cara wawancara
ataupun melihat respon subjektif atau objektif klien.

Anda mungkin juga menyukai