Anda di halaman 1dari 147

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AKTIVITAS JAMAAH

TABLIGH DI KABUPATEN TANAH DATAR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Studi


Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Oleh:

ALVIS ANTONI
NIM. 1730101008

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing Skripsi atas nama ALVIS ANTONI, NIM.


1730101008, dengan judul, “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
AKTIVITAS JAMAAH TABLIGH DI KABUPATEN TANAH DATAR”,
memandang bahwa Skripsi yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan untuk
diajukan sidang munaqasyah.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat digunakan seperlunya.

Batusangkar, 06 Juni 2022


Pembimbing

Dr. Hj. Asnelly Ilyas, MA


NIP. 1958010 198703 2002
BIODATA PENULIS

Nama : Alvis Antoni


Tempat/ Tanggal Lahir : Padang Ganting / 27 April 1998
Alamat : Jorong Seroja, Nagari Lubuk Jantan,
Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah
Datar, Provinsi Sumatra Barat
Nama Orang Tua
Ayah : Arief Antoni
Ibu : Indra Marsoni
Saudara/I
Saudara 1 : Alditia Antoni
Saudari 2 : Afni Tri Nengsih
Saudari 3 : Aira Noviani
Saudari 4 : Arini Safitri
Saudari 5 : Alka Antoni
Istri : Fatia Ramadani, S.H
Riwayat Pendidikan
TK : TK Pertiwi Melur Putih Bukitinggi
SD : SD N 03 Pakan Labuh Bukittinggi
SLTP : SMP N 4 Koto Baru Dharmasraya
SLTA : MAS Thawalib Lubuk Jantan
MOTO : Lakukan Apapun Agar Allah Ridho

Email : alvizanthony127@gmail.com
ABSTRAK

Alvis Antoni. NIM 1730101008. Judul Skripsi: “Nilai-Nilai Pendidikan


Islam dalam Aktivitas Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar”. Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar.
Pokok permasalahan dalam Skripsi ini adalah dalam mewujudkan
kepribadian muslim yang sempurna akan lebih efektif jika melalui proses
pendidikan Islam. Namun dikarenakan adanya proses globalisasi yang mengarah
pada westernisasi menyebabkan proses pendidikan Islam menjadi kurang diminati.
Sehingga proses penanaman nilai-nilai pendidikan Islam terhadap masyarakat
muslim menjadi terhalang. Jamaah Tabligh dengan keunikan aktivitasnya mampu
menunjukkan perannya dalam pengintegrasian nilai-nilai pendidikan Islam kepada
kaum muslim terutama di kabupaten Tanah Datar. Hal ini perlu diketahui apa saja
nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas muzakarah dan jaulah Jamaah Tabligh
di kabupaten Tanah Datar Penelitian ini diangkat dengan tujuan agar mengetahui
nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam aktivitas muzakarah dan
aktivitas jaulah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan sistematis,
akurat dan faktual terhadap aktivitas muzakarah dan aktivitas jaulah Jamaah Tabligh
di kabupaten Tanah Datar. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
melaksanakan observasi, wawancara dan pengumpulan dokumentasi berupa
dokumen-dokumen pendukung penelitian. Dalam hal ini, penulis mewawancarai
informan dari kalangan Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Nilai-nilai pendidikan Islam dalam
aktivitas muzakarah meliputi, a) Nilai pendidikan akidah, keimanan kepada Allah
Swt, membicarakan kebesaran Allah, istighfar ketika usulan diterima dan hamdalah
jika ditolak, keimanan kepada Nabi Muhammad Saw berupa bershalawat sebelum
mengambil keputusan, meniru-niru Nabi ketika istinja’, makan, tidur, keimanan
kepada Al-Qur’an berupa memperbaiki bacaan Al-Qur’an, dan keimanan kepada
hari akhirat dengan berpenamilan zuhud. b) Nilai pendidikan Ibadah, menjaga
kesempurnaan shalat, menuntut ilmu ibadah, dan menjaga kesucian zahir batin
dalam beribadah c) Nilai pendidikan sosial, memuliakan sesama muslim dan
memandang kesetaraan derajat sesama muslim. d) Nilai pendidikan Akhlak, gigih
dalam menuntut ilmu, memiliki sifat kesabaran, keikhlasan, kedisiplinan, dan
ketaatan. 2) Nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas jaulah meliputi, a) Nilai
pendidikan akidah, mengagungkan Allah Swt dengan perkataan dan perbuatan,
memperbanyak zikir dan berdoa meminta hidayah kepada Allah Swt. b) Nilai
pendidikan ibadah, gigih dalam mengajak shalat berjamaah meskipun mendapat
penolakan. c) Nilai pendidikan sosial, Ukhuwah Imaniyah dan kepeduliaan sesama
muslim dalam masalah ketaatan kepada Allah. d) Nilai pendidikan akhlak,
Kesabaran menghadapi masalah, rela berkorban untuk agama, dan berdakwah
dengan lemah lembut.

Kata Kunci : Nilai, Pendidikan Islam, Aktivitas Jamaah Tabligh.

i
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan melainkan pujian dan syukur kepada Allah
Swt yang tiada henti-hentinya memberikan nikmat kepada kita semua terkhusus kepada
penulis. Dengan nikmat Allah itulah kita bisa menjalani setiap aktivitas kita dalam kehidupan
sehari-hari. Shalawat berangkaikan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda
Rasulullah Saw, beliaulah junjungan alam yang berkat jasa dan pengorbanan beliau kita dapat
mengenal kehidupan beragama Islam yang Insyaallah diridhoi Allah ini.

Penyusunan proposal skripsi ini tidaklah mudah bagi penulis, skripsi yang berjudul
“NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AKTIVITAS JAMAAH TABLIGH DI
KABUPATEN TANAH DATAR” ini merupakan tugas yang cukup berat bagi penulis.
Penulis merasakan banyak sekali hambatan yang penulis lalui dalam penyusunan skripsi ini,
tidak lain adalah karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Walaupun pada
akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, itupun tidak lain adalah karena karunia
dan pertolongan Allah Swt terhadap penulis dan beberapa pihak yang senantiasa membantu
penulis dalam penyusunan proposal ini.

Skripsi ini ditulis dalam rangka menyelesaikan studi Pendidikan Agama Islam pada
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus
Batusangkar. Selama proses penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,
arahan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar, Bapak Prof. Dr.
Marjoni Imamora, M.Sc yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Adripen, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar yang telah memberikan
motivsi dan arahan sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Ibunda Susi Herawati, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang
telah membantu dan memfasilitasi penulis dalam proses perkuliahan dan penyusunan
skripsi.

ii
4. Ibunda Dr. Hj. Asnelly Ilyas, MA selaku dosen Pembimbing Skripsi sekaligus
Penasehat Akademik yang telah memberikan arahan, saran, motivasi, dan meluangkan
waktu untuk membimbing penulis dengan sangat baik sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Ibu Dra. Hj Eliwatis, M.Ag, sebagai penguji seminar proposal yang telah memberikan
saran dan masukan yang membangun untuk penulis.
6. Bapak Muhammad Yusuf, S.E selaku salah seorang pengurus Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar yang telah meluangkan waktu kepada peneliti untuk
mengambil data untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh pengikut Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk mengambil data dan menyelesaikan skripsi ini.
8. Orang tua peneliti yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materi, serta
do’a kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Istri tercinta peneliti, Fatia Ramadani, S.H, yang telah menemani peneliti dikala suka
maupun duka, sebagai penyemangat bagi peneliti dalam kehidupan maupun dalam
penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam program Sarjana (S1)
UIN Mahmud Yunus Batusangkar Angkatan 2017, terkhusus kelas PAI A 17.
11. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat untuk kita semua. Semoga segala
bantuan dan partisipasi yang telah diberikan dibalasi oleh Allah Swt. Aamiin

Batusangkar, 06 Juni 2022

Alvis Antoni

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 7
E. Manfaat dan Luaran Penelitian ...................................................................................... 7
F. Defenisi Operasional ........................................................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 10
A. Landasan Teori ............................................................................................................... 10
1. Jamaah Tabligh .............................................................................................................. 10
a. Pengertian Jamaah Tabligh ................................................................................... 10
b. Sejarah Jamaah Tabligh ........................................................................................ 11
c. Macam-macam Aktivitas Jamaah Tabligh ........................................................... 12
2. Nilai-nilai Pendidikan Islam .......................................................................................... 21
a. Pengertian Nilai-nilai Pendidikan Islam ............................................................... 22
b. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Islam ....................................... 23
3. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Jamaah Tabligh. ................................ 25
a. Nilai Pendidikan Akidah ........................................................................................ 26
b. Nilai Pendidikan Ibadah......................................................................................... 28
c. Nilai Pendidikan Sosial ........................................................................................... 28
d. Nilai Pendidikan Akhlak ........................................................................................ 29
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................................ 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 31
A. Jenis Penelitian ............................................................................................................... 31
B. Latar dan Waktu Penelitian .......................................................................................... 31
C. Instrumen Penelitian ...................................................................................................... 32

iv
D. Sumber Data ................................................................................................................... 32
1. Sumber Data Primer. ..................................................................................................... 32
2. Sumber Data Sekunder .................................................................................................. 32
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 32
F. Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 33
1. Reduksi Data. .................................................................................................................. 33
2. Penyajian Data. ............................................................................................................... 34
3. Verifikasi Data. ............................................................................................................... 34
G. Uji Keabsahan Data. ...................................................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................................... 36
A. Temuan Umum ............................................................................................................... 36
1. Gambaran Umum Kabupaten Tanah Datar ............................................................... 36
a. Secara Geografis ..................................................................................................... 36
b. Batas Batas Wilayah ............................................................................................... 39
c. Secara Demografis .................................................................................................. 40
2. Paparan Tentang Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar ................................ 40
a. Sumber Arahan Program Jamaah Tabligh .......................................................... 40
b. Mesjid dan Mushalla Tempat Aktivitas Jamaah Tabligh ................................... 42
c. Kriteria Anggota Jamaah Tabligh ........................................................................ 43
B. Temuan Khusus .............................................................................................................. 43
1. Nilai-Nilai Pendididkan Islam dalam Aktivitas Muzakarah ...................................... 43
a. Nilai Pendidikan Akidah................................................................................................ 47
b. Nilai Pendidikan Ibadah ................................................................................................ 55
c. Nilai Pendidikan Sosial .................................................................................................. 59
d. Nilai Pendidikan Akhlak................................................................................................ 61
2. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Jaulah................................................. 64
a. Nilai Pendidikan Akidah................................................................................................ 69
b. Nilai Pendidikan Ibadah ................................................................................................ 73
c. Nilai Pendidikan Sosial .................................................................................................. 75
d. Nilai Pendidikan Akhlak................................................................................................ 78
C. Pembahasan .................................................................................................................... 79
1. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Muzakarah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar ................................................................................................ 80
a. Nilai Pendidikan Akidah dalam Aktivitas Muzakarah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar ................................................................................................ 80

v
2. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di Kabupaten
Tanah Datar .................................................................................................................... 85
a. Nilai Pendidikan Akidah dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di Kabupaten
Tanah Datar .................................................................................................................... 85
b. Nilai Pendidikan Ibadah dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di Kabupaten
Tanah Datar .................................................................................................................... 86
c. Nilai Pendidikan Sosial dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di Kabupaten
Tanah Datar .................................................................................................................... 86
d. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di Kabupaten
Tanah Datar .................................................................................................................... 87
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 88
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 88
B. Saran ................................................................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Tanah Datar .............................................................................. 40

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Kecamatan dan Nagari di Kabupaten Tanah Datar ......................................................37

Tabel 4.2 Daftar nama Halaqah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar .......................................41

Tabel 4.3 Daftar nama Muhalla Jamaah Tabligh dalam Halaqah Lima Kaum .....................................42

Tabel 4.4 Daftar Nama Pemuka Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar .......................................44

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Catatan Observasi

Lampiran 2 Kisi-kisi wawancara

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Hasil Wawancara

Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara dengan Pemuka Jamaah Tabligh

Lampiran 6 Dokumentasi Aktivitas-Aktivitas Jamaah Tabligh

Lampiran 7 Dokumentasi Dokumen-Dokumen Jamaah Tabligh

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Islam merupakan suatu usaha secara sadar dan terencana dalam
membentuk kepribadian seorang muslim sejati sesuai dengan ajaran Islam seutuhnya.
Kepribadian muslim seutuhnya dalam hal ini tidak hanya berkaitan dengan hubungan
seseorang dengan Allah, tetapi juga terhadap diri sendiri maupun sesama manusia.
(Dradjat, 2008) Sehingga terbentuknya manusia yang berkualitas dengan
berkemampuan menguasai ilmu dan teknologi serta sistem kehidupan yang
berdasarkan nilai-nilai Islam dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat kelak. Wujudnya kepribadian muslim sejati tersebut akan lebih efektif
didapatkan melalui proses kependidikan yang dilaksanakan di atas kaidah-kaidah
ajaran Islam. (Azis, 2019)
Melihat fakta di lapangan, pendidikan Islam pada hari ini terbilang kurang
mendapat tempat di hati masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang memandang
pendidikan Islam dengan sebelah mata dan hanya menjadikannya sebagai alternatif
lain jika tidak bisa mendapatkan pendidikan umum yang mengikuti perkembangan
teknologi dan zaman. Selain itu, kecenderungan penjajahan budaya barat yang
diasumsi oleh masyarakat karena adanya proses globalisasi yang mengarah kepada
westernisasi, menyebabkan pendidikan Islam yang bersifat normatif dan menjanjikan
masa depan yang baik di akhirat kurang diminati. Hal ini menyebabkan jauhnya
masyarakat dari pengintegrasian nilai-nilai ajaran Islam terhadap kepribadian dan
dalam kehidupan sehari-hari. (Ulya, 2018)
Islam memandang wujudnya nilai-nilai ajaran Islam pada penganutnya sebagai
suatu hal yang sangat penting. Selain sebagai pembeda kepribadian seorang muslim
dengan orang lain, penanaman nilai-nilai Islam tersebut juga untuk mewujudkan
tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri. Sehingga perlu adanya proses penanaman
nilai-nilai berdasarkan ajaran Islam terhadap yang didapatkan melalui proses
pendidikan berdasarkan ajaran Islam. (Fuad, 2020) Sesuai dengan pengertiannya, nilai
merupakan sebuah acuan dalam kehidupan seseorang, maka yang dimaksud nilai di
sini ialah segala sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan seseorang yang menjadi
tolak ukur dalam kehidupan terutama yang didapatkan melalui proses pendidikan
Islam. (Frimayanti, 2017)

1
2

Rahmad Hidayat membagi nilai-nilai pendidikan Islam menjadi empat bagian.


Pertama. Nilai Pendidikan Akidah, yaitu proses penanaman nilai yang berhubungan
dengan keyakinan dalam Islam. Nilai pendidikan akidah merupakan nilai yang sangat
penting dalam pendidikan Islam, Sebab akidah merupakan masalah pokok dalam
agama Islam sekaligus menjadi dasar dalam pendidikan Islam. (Zakiyah, 2014) Secara
sederhana akidah merupakan asas seluruh ajaran Islam yang berkedudukan sangat
sentral, fundamental dan menjadi titik tolak kehidupan seorang muslim. (Ali, 2008)
Kedua. Nilai Pendidikan Ibadah, yaitu proses penanaman nilai melalui perwujudan
keyakinan seseorang terhadap Allah berupa pelaksanaan perintah Allah dan menjauhi
laranganNya. Dalam dunia pendidikan Islam, nilai ibadah menjadi salah satu aspek
yang penting dan perlu wujud dalam kehidupan sehari-hari agar tercapainya tujuan
dari penciptaan manusia di dalam Islam dan tujuan dari pelaksanaan pendidikanIslam
itu sendiri. Karena tujuan dari penciptaan manusia dalam Islam adalah untuk
beribadah kepada Allah Swt. (Hidayat, 2016) Ketiga. Nilai Pendidikan Sosial, yaitu
proses penanaman nilai yang berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang
lain. Manusia sebagai makhluk sosial merupakan objek dalam pendidikan Islam dan
di dalam Islam tidak hanya mengatur hubungan kepada Allah (hablum minallah)
tetapi juga mengemukakan pentingnya hubungan sesama manusia (hablum
minannas). Pembentukan kepribadian dan tingkah laku seorang muslim ketika
berhubungan sesama, dibentuk melalui proses pendidikan berlandaskan syariat Islam
itu sendiri. (Tafsir, 2016) Keempat. Nilai Pendidikan Akhlak, yaitu proses penanaman
nilai yang berkaitan dengan hal yang baik maupun buruk tentang perbuatan dan
tingkah laku manusia. Perbaikan akhlak merupakan misi utama diutusnya Rasulullah
Saw sebagai pembawa risalah Islam. (Fathurrohman, 2018). Dalam dunia pendidikan
Islam, akhlak termasuk tujuan pendidikan Islam dalam ranah afektif. Pembentukan
kepribadian tersebut memiliki target agar menjadi seorang muslim sejati baik dalam
kehidupan pribadi, beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Makbuloh,
2012)
Banyak kendala di zaman ini terhadap proses penanaman nilai pendidikan
Islam dalam diri seseorang. Nilai pendidikan akidah berbenturan dengan proses
globalisasi yang cenderung mengarah kepada westernisasi yang diadopsi dari luar
Islam yang sangat bertentangan dengan proses pendidikan akidah dalam Islam. Hal ini
menyebabkan masyarakat muslim menjadi mudah terpengaruh dengan pengaruh barat
dan mulai menjauhi nilai-nilai pendidikan bercorak Islam. Nilai pendidikan ibadah
3

juga sulit dikembangkan dikarenakan kehidupan bebas yang banyak disukai karena
pengaruh globalisasi di tengah masyarakat muslim. Kecenderungan hidup tanpa ada
rasa kepedulian antar sesama juga mendasari hilangnya nilai-nilai pendidikan sosial.
Mengarahkan masyarakat muslim menjadi pribadi yang tidak mempunyai akhlak
yang sesuai dengan nilai pendidikan akhlak dalam Islam. Hal ini perlu menjadi
perhatian khusus terhadap perkembangan proses penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam terutama di tengah masyarakat Islam sendiri dan perlu ada upaya yang
dilakukan untuk menjaga kelestarian nilai-nilai ajaran Islam. (Khobir, 2009)
Ketika berbicara tentang Jamaah Tabligh, maka yang dimaksud adalah suatu
komunitas Islam unik yang memiliki proses pendidikan Islam dalam aktivitas
dakwahnya. Jamaah Tabligh merupakan nama yang melekat pada komunitas tersebut
yang diberikan oleh masyarakat, bukan nama yang dicetuskan oleh pendirinya yaitu
Maulana Ilyas Al Kandahlawi, seorang ulama besar berakidah Maturidiyah atau
Ahlussunnah wal Jamaah dengan madzhab Hanafi. Ia mengatakan Seandainya Jamaah
Tabligh ini diberi nama, maka nama yang sesuai adalah Usaha Atas Iman.
(Kambayang, 2015) Jamaah Tabligh merupakan suatu kelompok orang yang
mempunyai satu usaha, satu tujuan, satu hati, satu semangat dan satu kasih sayang
dalam usaha memperbaiki diri serta umat supaya memiliki iman yang lurus dan
mampu mengamalkan agama Islam dengan sempurna. Jamaah Tabligh berdakwah
dengan cara meluangkan sebagian waktu mereka untuk menyampaikan risalah Islam
ke tengah-tengah masyarakat dengan menggunakan biaya pribadi. (Kambayang,
2015)
Tujuan utama dakwah yang dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh adalah upaya
perbaikan umat Islam supaya agama wujud dalam diri serta kehidupan umat Islam
dengan sempurna. Sempurna yang dimaksud di sini adalah sebagaimana kehidupan
beragama para sahabat Nabi pada zaman Rasulullah Saw masih hidup yang telah
mendapatkan keridhaan Allah Swt. (Syakuro, 2006) Para ulama menyimpulkan,
kesempurnaan dalam mengamalkan Agama Islam yang terdapat pada kehidupan para
sahabat Nabi Saw disimpulkan menjadi lima indikator, yaitu Imaniyah, Ubudiyah,
Muamalah, Muasyarah, dan Akhlak. (Andrian, 2019) Selain itu, tujuan dari dakwah
yang dilaksanakan Jamaah Tabligh tersebut yaitu supaya wujud di dalam diri umat
Islam keyakinan yang benar kepada Allah, keyakinan kepada kampung akhirat serta
keyakinan kepada amal, bahwa pertolongan Allah akan turun apabila seseorang
melaksanakan amal ibadah. (Syakuro, 2006)
4

Jamaah Tabligh memiliki program dakwah yang sangat unik. Berbeda dengan
kelompok Islam pada umumnya, program dakwah yang dilaksanakan Jamaah Tabligh
ini terangkum dalam satu kegiatan yang mereka sebut dengan istilah “Keluar di Jalan
Allah” atau Khuruj Fii Sabilillah. Di dalam program dakwah Khuruj tersebut
terdapat pembagian program yang lebih kecil dan dilaksanakan dengan jadwal yang
telah disusun rapi. Program-program tersebut dinamai dengan istilah sebagai berikut
a). Khidmat, b) Bayan, c). Ta’lim wa Ta’lum, d). Mudzakarah, dan e). Jaulah,
(Kamaruddin, 2010) Aktivitas pertama adalah khidmat yang memiliki arti melayani
keperluan seluruh anggota dakwah. Petugas khidmat merupakan anggota Jamaah
Tabligh yang mengikuti program Khuruj itu sendiri dengan cara ditunjuk secara
bergantian dengan tanggung jawab menyiapkan keperluan makan anggota dakwah,
mulai dari memasak, menghidangkan dan membersihkan nampan yang selesai
digunakan. (Isrorudin, 2014) Oleh karena itu rata-rata pengikut Jamaah Tabligh ketika
berdakwah mereka cenderung membawa peralatan masak ke mesjid tempat kegiatan
mereka. Hal ini sering menjadi bahan kritikan bagi pengurus mesjid tempat kegiatan
maupun masyarakat sekitar karena dapat mengotori lingkungan mesjid sebagai tempat
ibadah. Sehingga kebiasaan ini menjadi alasan kebanyakan mesjid tidak menerima
aktivitas dakwah Jamaah Tabligh dan malah menggelari mereka dengan sebutan
“Ustadz Kompor”. (Isrorudin, 2014)
Aktivitas kedua adalah Bayan yang berarti penjelasan atau ceramah agama
dengan menyampaikan materi perihal keimanan dan kebesaran Allah, kampung
akhirat, serta keutamaan beramal juga berisi tentang pentingnya berdakwah.
(Kamaruddin, 2010) Bayan dilaksanakan setelah shalat Shubuh dan Maghrib dengan
menunjuk seorang yang memiliki ilmu agama diantara orang yang ikut berdakwah.
Dalam program Bayan Jamaah Tabligh, hal yang disampaikan berkaitan dengan
keimanan dan pengorbanan untuk agama, jarang sekali mereka membahas hukum-
hukum dalam Islam baik masalah Fiqih maupun Khilafiyah. Sehingga Bayan yang
disampaikan oleh Jamaah Tabligh tersebut cukup mengundang ketertarikan
masyarakat. (Shahab, 2016) Aktivitas ketiga ialah Ta’lim wa Ta’lum yang berarti
belajar dan mengajarkan. Aktivitas ini merupakan aktivitas yang paling sering
dilakukan ketika berdakwah maupun di mesjid di sekitar tempat mereka tinggal. Cara
pelaksanakan ta’lim wa ta’lum ini adalah dengan membacakan kitab Fadhilah Amal,
Fadhilah Sedekah, Muntakhab Hadits dan Hayatus Shahabah. (Fahim, 2009) Kitab
Fadhilah Amal memuat ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Saw tentang
5

keutamaan beramal, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, berzikir, puasa, dan amar
ma’ruf nahi mungkar beserta penjelesannya. Kitab Fadhilah Sedekah memuat ayat Al-
Qur’an dan hadits-hadits Nabi Saw tentang keutamaan menginfakkan harta,
silaturahmi, dan anjuran hidup zuhud dan qana’ah beserta penjelasannya. Kitab
Muntakhab Hadits memuat ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Iman kepada Allah dan
Nabi Muhammad Saw, shalat khusyu’ wal khudu’, pentingnya ilmu dan zikir, ikromul
muslimin, ikhlas dan pentingnya amar ma’ruf nahi mungkar. Kitab Hayatus Shahabah
memuat kisah-kisah lengkap Nabi Saw dan para sahabat. Ta’lim wa ta’lum dilakukan
dengan membaca kitab-kitab tersebut secara bergantian sebanyak dua sampai tiga
hadits atau ayat beserta penjelasan dihadapan peserta dakwah ataupun masyarakat
umum. (Subu, 2017) Kegiatan ta’lim wa ta’lum kadang kala menuai kritik karena
disebut hanya membaca buku saja sehingga masyarakat terkesan meremehkan.
Meskipun ada beberapa masyarakat yang suka dengan aktivitas tersebut dengan ikut
serta mendengarkan penjelasan hadits atau ayat Al-Qur’an yang disampaikan ketika
ta’lim wa ta’lum tersebut dilaksanakan.
Aktivitas selanjutnya adalah Jaulah yang memiliki arti berkeliling dari mesjid
untuk menemui masyarakat ke rumah-rumah dengan tujuan untuk mengajak
masyarakat sekitar mesjid agar bisa sama-sama melaksanakan shalat berjamaah di
mesjid serta mendengarkan bayan. (Kamaruddin, 2010) Jaulah merupakan program
inti sekaligus ciri khas dakwah yang dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh dengan tata
tertib terntentu. Ketika Jaulah terdapat sekitar empat atau lima orang peserta dakwah
yang ditugaskan untuk berkeliling ke rumah-rumah masyarakat dengan satu orang
yang bertugas sebagai pembicara. Aturan dalam jaulah yang dikunjungi hanyalah
laki-laki saja, jika rumah yang didatangi hanya ada perempuan atau laki-laki sedang
tidak ada di rumah, maka hanya akan dititipkan pesan kepada suami atau keluarganya
yang laki-laki agar shalat di mesjid, tetapi jika ada laki-laki yang ditemui di rumah
tersebut, maka akan disampaikan perkenalan singkat, kemudian menyatakan bahwa
umat Islam bersaudara, mengingatkan bahwa kehidupan di dunia hanya sementara
dan akhitrat perlu bekal, barulah kemudian diajak untuk bersama-sama shalat
berjamaah di mesjid. (Abdillah, 2018) Aktivitas Jaulah tersebut direspon oleh
masyarakat dengan berbagai tanggapan, sebagian masyarakat menyambut positif
aktivitas jaulah tersebut dengan menerima kedatangan Jamaah Tabligh dan mau
mendengarkan apa yang mereka sampaikan. Namun tidak sedikit juga masyarakat
6

yang menunjukkan ketidaksukaannya terhadap aktivitas Jamaah Tabligh tersebut


dengan enggan menemui mereka bahkan sampai mengusir.
Aktivitas selanjutnya adalah Mudzakarah yang berarti majelis pembahasan
tentang berbagai macam sunnah-sunnah Rasulullah Saw, serta tentang nafi isbath dan
adab-adab dalam kehidupan sehari-hari. (Abdillah, 2018) Muzakarah dilaksanakan
dengan metode halaqah dengan duduk membentuk lingkaran dan dipimpin oleh amir
muzakarah. pemilihan materi yang akan dimuzakarahkan adalah dengan meminta
usulan dari peserta muzakarah yang kemudian diputuskan oleh amir muzakarah.
Muzakarah dilanjutkan dengan pembahasan materi oleh amir muzakarah kemudian
dilanjutkan dengan pengulangan materi secara bergantian semampu peserta
muzakarah dengan proses evaluasi oleh amir muzakarah. (Kamaruddin, 2010) Semua
program dakwah tersebut mereka laksanakan dengan meluangkan waktu dengan
jangka waktu mulai dari tiga hari, empat puluh hari, dan empat bulan. (Fahim, 2009)
Melihat fakta di lapangan, meskipun sebagian masyarakat memandang
aktivitas Jamaah Tabligh ini dengan pandangan yang terkesan meremehkan, tetapi
banyak perubahan-perubahan yang dialami oleh pengikut Jamaah Tabligh setelah
mengikuti aktivitas dakwah tersebut. Perubahan yang dialami pengikut Jamaah
Tabligh ini berupa peningkatan ketaatan kepada Allah dengan berusaha
menyempurnakan perintah Allah yang wajib dan mengamalkan perintah Allah yang
sunnah, serta mengesankan peran Allah pada setiap keadaan dan aktivitas mereka
dengan selalu memuji Allah jika mendapatkan kebaikan dan bertawakkal apabila
mendapatkan kesulitan, juga mengamalkan sunnah-sunnah Nabi Saw dalam
berpenampilan, kehidupan sehari-hari dan menghadirkan kerisauan Nabi Saw yang
memikirkan umat Islam agar taat kepada Allah. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada pengikut Jamaah Tabligh tersebut sejalan dengan hakikat pendidikan yang
bersifat normatif yaitu dilaksanakan dalam nilai dan sistem tertentu serta diarahkan
untuk menjadi manusia yang ideal sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. (Dradjat,
2008)
Penulis tertarik pada proses pendidikan yang dilaksanakan oleh Jamaah
Tabligh dalam aktivitas dakwahnya untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Islam
kepada pengikutnya. Dan dalam hal ini, penulis akan mengkaji lebih mendalam
dengan memfokuskan penelitian tentang “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM AKTIVITAS JAMAAH TABLIGH DI KABUPATEN TANAH
DATAR ”.
7

B. Fokus Penelitian
Fokus Penelitian ini adalah bertujuan untuk memudahkan penulis dalam
menganalisis hasil penelitian, maka penelitian ini difokuskan pada:
1. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Aktivitas Muzakarah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar.
2. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di Kabupaten
Tanah Datar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan diatas, maka
dapat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan Islam dalam Aktivitas Muzakarah Jamaah
Tabligh di Kabupaten Tanah Datar?.
2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan Islam dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar?.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam Aktivitas Muzakarah
Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam Aktivitas Jaulah Jamaah
Tabligh di Kabupaten Tanah Datar.

E. Manfaat dan Luaran Penelitian


Adapun manfaat dan luaran penelitian ini dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini ada dua bentuk, yaitu:
a. Secara teoritis
Penulis berharap hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi
dalam pengembangan pendidikan terutama pendidikan Islam, memperkaya
khazanah wacana intelektual dalam pendidikan, menambah wawasan
keilmuan yang bermanfaat dan berguna baik bagi penulis, masyarakat,
akademisi, organisasi dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya..
b. Secara praktis
Agar dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat secara umum
8

bahwa dalam kegiatan dakwah Jamaah Tabligh terdapat hal yang positif
berupa nilai-nilai pendidikan Islam yang bermanfaat dalam kehidupan
beragama khususnya di kabupaten Tanah Datar.
2. Luaran Penelitian
Penulis berharap penelitian yang penulis lakukan ini dapat dijadikan
sebagai referensi penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini,
diharapkan juga dapat menjadi bahan pengkajian nilai-nilai pendidikan Islam
lebih mendalam, dan diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan pada
perpustakaan yang ada. Serta penelitian ini dapat memberikan pencerahan
terhadap masyarakat secara umum terhadap nilai-nilai pendidikan Islam yang
terdapat dalam kegiatan dakwah Jamaah Tabligh khususnya di kabupaten Tanah
Datar.

F. Defenisi Operasional
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami judul skripsi yang penulis
teliti, penulis memaparkan penjelasan-penjelasan atau maksud dari istilah yang ada
pada judul penelitian yang penulis lakukan di bawah ini:
Nilai-nilai Pendidikan Islam berasal dari dua rumpun kata yaitu nilai dan
pendidikan Islam. Nilai dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sesuatu yang
berharga. (Departemen Pendidikan Nasional, 2008) Nilai merupakan angka yang
mewakili prestasi, kualitas suatu hal yang menjadikan hal tersebut disukai, dikejar dan
sebagai kualitas sesuatu hal. Dalam hal teori, nilai sebagai kata kerja sering dijelaskan
dalam suatu proses untuk memperoleh sesuatu nilai. (Mulyana, 2004) Sedangkan
pendidikan Islam merupakan suatu proses bimbingan agar menjadikan manusia
menjadi seutuhnya berdasarkan nilai-nilai Islam, baik pada akhlak, hati, rohani serta
jasmani dalam menjalani kehidupan. (Zakiyah, 2014) Peran pemikir-pemikir di dalam
pendidikan Islam juga sangat berpengaruh dalam wujudnya proses pendidikan Islam,
sehingga lahirlah metode-metode dan usaha-usaha yang bertujuan agar wujudnya
nilai-nilai ajaran Islam di dalam kehidupan seseorang. (Sarjono, 2005)
Dapat disimpulkan nilai-nilai pendidikan Islam adalah suatu konsep
pendidikan yang dibangun berdasarkan syariat-syariat Islam sebagai landasan etis,
moral dan operasional dalam pelaksanaan pendidikan Islam. Dalam hal ini yang
penulis maksud adalah suatu metode dakwah yang dilaksanakan oleh suatu komunitas
9

Islam yaitu Jamaah Tabligh serta nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat di dalam
aktivitas Jamaah Tabligh tersebut.
Aktivitas Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar berasal dari dua
rumpun kata yaitu Aktivitas Jamaah Tabligh dan kabupaten Tanah Datar. Aktivitas
merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas tertentu. (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008) Sementara Jamaah Tabligh berasal dari bahasa Arab yaitu
Jamaah yang artinya suatu perkumpulan atau komunitas, dan Tabligh yang artinya
menyampaikan. Pengertian Jamaah Tabligh adalah suatu komunitas Islam yang
menyampaikan risalah-risalah Islam dengan ciri khas dakwahnya yang berpusat di
mesjid-mesjid dan secara langsung menjumpai masyarakat dari rumah ke rumah
dengan cara meluangkan waktu dan mengorbankan harta dan diri dalam jangka waktu
tertentu. (Shahab, 2016) Dan kabupaten Tanah Datar adalah salah satu kabupaten
yang terletak di provinsi Sumatera Barat dengan memiliki batas-batas administrasi
tertentu. Keberadaan Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar sudah sejak tahun
1986. Jamaah Tabligh melaksanakan aktivitas dakwah mereka yang disebut dengan
keluar di jalan Allah di kabupaten Tanah Datar dengan beberapa bentuk program yang
mereka laksanakan. Program-program tersebut dinamai dengan istilah sebagai berikut
a). Khidmat, b) Bayan, c). Ta’lim wa Ta’lum, d). Mudzakarah, dan e). Jaulah.
Aktivitas Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar yang penulis maksud
dalam penelitian ini adalah program Muzakarah dan Jaulah. Program muzakarah
adalah program yang membahas tentang berbagai macam sunnah-sunnah Rasulullah
Saw, serta materi tentang iman yakin dan adab-adab dalam kehidupan sehari-hari.
Dan Jaulah adalah aktivitas berkeliling menemui masyarakat dari mesjid ke rumah-
rumah yang dilaksanakan di dalam kabupaten Tanah Datar.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Jamaah Tabligh
Untuk mengetahui tentang Jamaah Tabligh, maka penulis menerangkan
beberapa poin tentang Jamaah Tabligh sebagai berikut :

a. Pengertian Jamaah Tabligh


Nama Jamaah Tabligh sendiri merupakan nama yang diadopsi dari
bahasa Arab. Pengertian Jamaah Tabligh secara etimologi yaitu kata
“Jamaah” yang berasal dari bahasa Arab yaitu “Jam’iyah” yang berarti suatu
perkumpulan atau perhimpunan. Dan bentuk jamaknya ialah “Jam’an,
yajma’u, jama’an” artinya sejumlah besar manusia atau sekelompok. Secara
terminologi Jamaah memiliki pengertian sekelompok umat Islam yang
bersepakat dalam satu tujuan tertentu dalam hal agama dengan dipimpin oleh
seorang Imam. Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang kata
Jamaah diantaranya surah Ali-Imran ayat 103. (Fahriansyah, 2016)
ً ً ‫علَ ْي ُك ْم اِ ْذ ُك ْنت ُ ْم ا َ ْعََ ءا‬ ‫ّٰللاِ َج ِم ْيعًا َّو ََل تَفَ َّرقُ ْوا َۖوا ْذ ُك ُر ْوا نِ ْع َمتَ ه‬
َ ِ‫ّٰللا‬ ‫َص ُم ْوا بِ َح ْب ِل ه‬ ِ ‫َوا ْعت‬
‫صبَحْ ت ُ ْم بِنِ ْع َمتِ ٓه‬ ْ َ ‫ف بَيْنَ قُلُ ْوبِ ُك ْم فَا‬ َ َّ‫ار فَا َ ْنقَذَ ُك ْم ِم ْن َها ۗ فَاَل‬
ِ َّ‫شفَا ُح ْف َرةٍ ِمنَ الن‬ َ ‫ع ٰلى‬ َ ‫ا ِْخ َوانً ۚا َو ُك ْنت ُ ْم‬
‫َك ٰذلِكَ يُبَيِ ُن ه‬
َ‫ّٰللاُ لَ ُك ْم ٰا ٰيتِهلَعَلَّ ُك ْم ت َ ْهتََ ُْون‬
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah
mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi
bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”

Kemudian kata Tabligh juga berasal dari bahasa Arab yaitu “Balagha,
Yubalighu, Tablighan” yang artinya menyampaikan. Secara terminologi
makna kata Tabligh adalah suatu kegiatan penyampaian ajaran-ajaran Islam
yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw yang diterima dari Allah swt. kepada
seluruh umat manusia khususnya umat Islam agar dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari serta dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan supaya
tercapainya

10
11

kebahagiaan di dunia dan akhirat. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang


berkaitan dengan kata tabligh, salah satunya firman Allah dalam surah Al-
Maidah ayat 67 sebagai berikut: (Rofiah, 2010)
‫س ْو ُل َب ِل ْغ َما ٓ ا ُ ْن ِز َل اِلَيْكَ ِم ْن َّر ِبكَ َۗوا ِْن لَّ ْم ت َ ْف َع ْل فَ َما َبلَّ ْغتَ ِرسٰ لَت َه ۗ َو ه‬
ُ‫ّٰللا‬ َّ ‫ٰ ٓياَيُّ َها‬
ُ ‫الر‬
َ‫ّٰللاَ ََل َي ْهَِى ْالقَ ْو َم ْال ٰك ِف ِريْن‬
‫اس ا َِّن ه‬ ۗ ِ َّ‫ص ُمكَ ِمنَ الن‬ِ ‫َي ْع‬
“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.
Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau
tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari
(gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang kafir.”

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa


pengertian Jamaah Tabligh secara istilah adalah suatu komunitas dakwah
Islam yang melakukan aktivitas dakwahnya secara langsung ke tengah-tengah
masyarakat dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
(Shahab, 2016) Dan dalam hal ini, yang penulis maksud sebagai Jamaah
Tabligh di Kabupaten Tanah Datar adalah suatu komunitas dakwah yaitu
Jamaah Tabligh di dalam wilayah kabupaten Tanah Datar yang melaksanakan
kegiatan dakwahnya di tengah-tengah masyarakat di dalam kabupaten Tanah
Datar.
b. Sejarah Jamaah Tabligh
Jamaah Tabligh dipelopori oleh Syekh Maulana Ilyas Al-Kandahlawi
yang didirikan pada tahun 1920-an di kota Mewat India. Syaikh Maulana Ilyas
Al-Kandahlawi adalah seorang Ulama Besar dari kelompok Tariqah
Jitsytiyyah dengan akidah Maturidiyah atau Ahlussunnah wal Jama’ah dan
bermadzhab Hanafiah yang lahir di sebuah desa yang bernama Kandahlah di
India. Beliau juga merupakan seorang Ulama yang terkenal pada masanya.
(Kamaruddin, 2010)
Jamaah Tabligh muncul dilatarbelakangi karena keadaan umat Islam di
sebagian besar wilayah India ketika itu sedang mengalami kerusakan akidah
yang sangat parah dan kerusakan moral yang fatal. Umat Islam ketika itu telah
jauh dari pengamalan ajaran agamanya sendiri. Hal tersebut ditandai dengan
tidak rnaksimalnya pendidikan lewat madrasah-madrasah dan lemahnya
dakwah agama serta merajalelanya kebodohan dan sekularisasi yang
12

melemahkan dan menghancurkan nilai-nilai kehidupan agama masyarakat.


(Kamaruddin, 2010)
Selain itu, dalam kehidupan mereka tak mampu lagi membedakan
antara yang benar dan yang salah, antara iman dan syirik, antara sunnah dan
bid’ah. Lebih parah lagi, saat itu juga telah terjadi gelombang kemusyrikan
dan pemurtadan yang disebabkan oleh para misionaris Kristen dan misionaris
di kalangan agama Hindu. Sehingga muncullah upaya yang dilakukan oleh
Maulana Ilyas ketika itu yang sadar akan pentingnya mengembalikan umat
Islam yang sudah jauh dari nilai-nilai agama Islam tersebut. kemudian
Maulana Ilyas juga mengajak kalangan ulama India lainnya untuk kembali
menghidupkan suasana dakwah ke tengah-tengah masyarakat. Sehingga
muncullah suatu usaha yang dikenal dengan Jamaah Tabligh. (Subu, 2017)

c. Macam-macam Aktivitas Jamaah Tabligh


Sejak kemunculan Jamaah Tabligh mereka mempunyai aktivitas yang
menjadi ciri khas mereka, yaitu berdakwah secara langsung ke tengah-tengah
masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Beberapa aktivitas yang mereka
lakukan ketika berdakwah adalah sebagai berikut: (Kamaruddin, 2010)
1) Bayan atau Ceramah Agama.
Selain bersilaturahmi ke rumah-rumah masyarakat, Jamaah Tabligh
ketika berdakwah juga melaksanakan bayan atau ceramah agama di mesjid
tempat kegiatan dakwah berlangsung. Biasanya pelaksanaan bayan di saat
setelah shalat Shubuh dan setelah Shalat Maghrib. Petugas bayan adalah
seorang yang telah lama menjadi pengikut Jamaah Tabligh atau seorang
ulama/ustadz yang berkompeten dalam menyampaikan ilmu agama,
meskipun sesekali petugas bayan juga ditunjuk orang yang baru menjadi
pengikut Jamaah Tabligh tersebut untuk belajar menyampaikan ceramah di
depan khalayak. Materi bayan yang disampaikan pun sering tentang
keimanan dan keutaman-keutaman beramal shalih, juga berisi tentang
ajakan untuk sama-sama berdakwah di lingkungan masing-masing.
(Kamaruddin, 2010)
Adab-adab dalam menyampaikan bayan ialah semua ucapan
mengarahkan kepada kebaikan, menhindari pembicaraan sia-sia,
pembicaraan tidak mengarah pada kebatilan, pencelaan, penghinaan,
13

pencemaran nama baik, permusuhan, kebohongan, tidak bertele-tele, tidak


bercanda, menyampaikan kabar gembira, tidak memuji orang fasik,
mubayyin dan mustami’ berhadapan langsung dan duduk rapat-rapat, serta
mengabarkan kehidupan akhirat. (Shahab, 2016)
2) Musyawarah Agama.
Musyawarah agama yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh adalah
untuk memusyawarahkan program apa saja yang akan dilaksanakan dan
siapa saja masyarakat sekitar yang akan dikunjungi. (Riduan, 2017)
Musyawarah agama ini dipimpin oleh amir rombongan dakwah yang di
dalamnya membahas kegiatan dakwah seharian yang sudah dilakukan
kemarin dan perencanaan program dakwah untuk hari selanjutnya.
Musyawarah agama yang dilaksanakan Jamaah Tabligh ini berbeda dengan
musyawarah-musyawarah pada umumnya. Dalam musyawarah yang
dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh ini memakai beberapa adab dalam
bermusyawarah. (Shahab, 2016)
Adab musyawarah tersebut diantara lain, (1). Posisi duduk
musyawarah dibuat melingkar dengan peserta musyawarah menghadap
kepada amir, (2). Dibuka dengan doa ilham, (3). Penyampaian laporan
hasil kerja dakwah perorangan atau Karguzari dan usulan dimulai dari
orang yang di sebelah kanan Amir secara bergantian, (4). Tidak boleh
memotong pembicaraan teman, (5). Tidak boleh menekan usulan teman,
(6). Setiap usulan dibahas dan diputuskan oleh Amir, (7). Jika usulan
ditolak maka ucapkan Hamdalah, jika usulan diterima maka ucapkan
Istighfar, (8). Musyawarah ditutup dengan doa kifaratul majelis. (Shahab,
2016)
3) Ta’lim wa Ta’lum
Pelaksanaan ta’lim wa ta’lum atau belajar dan mengajar adalah
dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an serta Hadits-hadits Nabi Saw
berkaitan dengan keutamaan beramal. Pelaksanaan ta’lim wa ta’lum
tersebut dilaksanakan dengan membaca kitab Fadhilah Amal (yang berisi
keutamaan membaca Al-Qur’an, keutamaan shalat dan shalat berjamaah,
keutaman dzikir, keutamaan tabligh serta kisah sahabat), Fadhilah Sedekah
(berisi keutamaan bersedekah, ancaman bagi orang yang enggan
bersedekah serta kisah-kisah orang shalih tentang sedekah), Muntakhab
14

Hadits (kumpulan hadits-hadits tentang sifat para sahabat Nabi Saw) dan
Hayatus Shahabah (berisi tentang kisah-kisah seluruh sahabat Nabi Saw).
(Isrorudin, 2014)
Adab-adab dalam melaksanakan Ta’lim wa Ta’lum terbagi menjadi
dua, yaitu adab zahiriyah dan batiniyah. Adab zahiriyah-nya adalah
sebagai berikut: berwudhu, membaca dengan jelas dan teratur, apabila
mendengar nama Rasulullah diharuskan bershalawat, apabila nama sahabat
mengucapkan radiyallahu ‘anhu, apabila nama para nabi dan malaikat
mengucapkan ‘alaihis salam, apabila nama Allah mengucapkan Subhana
wa ta’ala, tidak meninggalkan majelis sebelum selesai. Adab batiniyah
ialah sebagai berikut: Ta’zim wal ihtiram (mengagungkan dan
memuliakan), Tashdiq wal yaqin (membenarkan dan meyakini), Ta’atsur fi
qalbi (Mengesankan dalam hati), Niyatul ‘amal wa tabligh (Niat untuk
mengamalkan dan menyampaikan). (Shahab, 2016)
4) Halaqah Tajwid.
Proses belajar membetulkan bacaan Al-Qur’an anggota baru Jamaah
Tabligh oleh anggota Jamaah Tabligh yang lebih berpengalaman.
Pelaksanaan Halaqah Tajwid ini dilaksanakan dengan metode Tahsin, yaitu
dengan menyimak dan memperbaiki bacaan Al-Qur’an setiap peserta
secara bergantian. Biasanya ayat Al-Qur’an yang disimak tergantung
kepada kemampuan anggota dakwah tersebut. Terkadang ayat yang
disimak adalah dari Surah Al-Fatihah dan dilanjutkan sepuluh surah
terakhir di dalam Al-Qur’an. (Junaedi, 2013)
5) Jaulah
Jaulah merupakan kegiatan inti dari kegiatan dakwah Jamaah
Tabligh. Jaulah adalah bersilaturahmi dan mengunjungi rumah-rumah
masyarakat dengan tujuan untuk mengajak masyarakat agar sama-sama
melaksanakan shalat berjamaah di mesjid. Jaulah dilaksanakan ketika
menjelang waktu Maghrib. (Yusuf, 2021)
Pelaksanaan jaulah ini ialah dengan membagi anggota dakwah
Jamaah Tabligh menjadi dua rombongan, satu rombongan di dalam mesjid
dan satu rombongan lagi berkeliling bersilaturahmi ke tengah-tengah
masyarakat. Rombongan yang berada di dalam mesjid terdiri dari a)
dzakirin, yaitu orang yang berdzikir sebagai generator orang yang
15

berjaulah, b) muqarrar, mengulang-ulang pembicaraan kebesaran Allah, c)


mustami’, pendengar muqarrar, d) istiqbal, penanti tamu. Sementara
rombongan yang berada di luar terdiri dari a) dalil, penunjuk jalan, b)
mutakallim, juru bicara, c) makmur, peramai rombongan jaulah. d) amir
jaulah, pemimpin rombongan jaulah. (Shahab, 2016)
Ketika menemui masyarakat di rumahnya, Jamaah Tabligh akan
menyampaikan perkenalan diri (ta’aruf), sambung hati dengan menyatakan
persaudaraan seiman dan seagama (Ta’aluq), mengingatkan masyarakat
tentang kehidupan akhirat dan pentingnya iman dan amal shalih (targhib),
barulah kemudian mengajak masyarakat untuk sama-sama shalat
berjamaah di mesjid serta menendengarkan bayan (tasykil). (Saepuloh,
2009)
6) Muzakarah.
Mengulang-ulang ilmu agama yang dibimbing oleh seorang ustadz
di kalangan Jamaah Tabligh yang kemudian diamalkan. Dalam
mudzakarah banyak sekali materi tentang keilmuan dalam Islam yang
dibahas, mulai materi tentang Imaniyyat, Ubudiyat, Muasyarah dan Akhlak
serta Sunnah-sunnah baginda Rasulullah Saw. (Nurdan, 2012) Semua
materi yang dimudzakarahkan tersebut akan coba diamalkan oleh setiap
anggota dakwah Jamaah Tabligh dalam kehidupan sehari-hari mereka.
(Shahab, 2016)
Beberapa materi yang dibahas dalam muzakarah Jamaah Tabligh ini
adalah sebagai berikut:
a) Muzakarah Enam Sifat Sahabat Nabi Saw.
Mudzakarah enam sifat sahabat Nabi Saw adalah materi yang
paling utama dalam muzakarah Jamaah Tabligh ini. Karena seperti
dijelaskan di awal bahwasanya tujuan dakwah Jamaah Tabligh ini
adalah supaya mampu mengamalkan agama dengan sempurna yaitu
seperti cara para sahabat Nabi Saw ketika belia masih hidup. Maka
para ulama dikalangan Jamaah Tabligh menyusun beberapa sifat
sahabat Nabi Saw berdasarkan kisah-kisah hidup sahabat Nabi Saw.
(Al-Madani, 2011) Materi muzakarah enam sifat tersebut dalam empat
bagian yaitu arti, maksud dan tujuan, keutamaan dan cara mendapatkan
sifat tersebut. Berikut penjelasannya:
16

“Sesungguhnya Allah Swt telah menetapkan kejayaan,


kesuksesan, dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat hanya
dalam mengamalkan agama dengan sempurna sebagaimana yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Umat pada saat ini belum mampu
mengamalkan agama dengan sempurna karena lemahnya iman,
sementara para sahabat Nabi Saw telah mampu amalkan agama
dengan sempurna karena memiliki enam sifat yang mulia. Apabila
umat pada zaman ini memiliki enam sifat yang mulia sebagaimana
para sahabat Nabi Saw tersebut, niscaya akan mampu mengamalkan
agama dengan sempurna. Enam sifat tersebut yaitu:
i. Sifat Pertama, Yakin kepada kalimat Thayyibah (Laa ilaaha illallah
dan Muhammadur Rasulullah.)
Rumpun pertama yaitu Laa ilaaha illallah memiliki arti Tiada
Tuhan selain Allah. Maksud dan tujuannya adalah mengeluarkan
keyakinan kepada makhluk dari hati kita dan memasukkan
keyakinan hanya kepada Allah ke dalam hati kita. Salah satu
keutamannya dalam hadits Nabi Saw disebutkan “Barang siapa
yang mati sementara hatinya meyakini bahwa tiada Tuhan selain
Allah, maka dia pasti masuk Syurga” (HR. Muslim). Cara
Mendapatkannya ialah a) dakwahkan pentingnya iman, b) latihan
dengan membuat majelis yang di dalamnya membicarakan tentang
kebesaran Allah a) berdoa kepada Allah supaya dianugerahkan
hakikat iman. (Al-Khandahlawi, 2008)
Rumpun kedua ialah Muhammadur Rasulullah memiliki arti
Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah. Maksud dan tujuannya
adalah meyakini satu-satunya jalan yang dapat menghantarkan kita
kepada kebahagiaan duni dan akhirat hanya dengan cara baginda
Muhammad Saw. Salah satu keutamannya dalam hadits “Barang
siapa yang menghidupkan sunnahku, maka dialah yang
mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku maka dia
bersamaku dalam Syurga” (HR. As-Sajzi, marfu’ dari Anas r.a).
Cara mendapatkannya ialah a) dakwahkan pentingnya sunnah
Rasulluah Saw, b) latihan dengan mengamalkan sunnah Rasulullah
Saw, Sunnah surah (Penampilan), sunnah siroh (kehidupan) serta
17

sunnah sariroh (risau fikirnya rasulullah Saw), c) berdoa kepada


Allah supaya dianugerahkan kemampuan mengamalkan sunnah
Rasulullah Saw. (Al-Khandahlawi, 2008)

ii. Sifat Kedua, Shalat Khusu’ wal Khudu’


Artinya adalah shalat dengan konsentrasi batin dengan
merendahkan diri di hadapan Allah dan dengan cara Rasulullah
Saw. Maksud dan tujuannya adalah membawa sifat-sifat ketaatan di
dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari, contoh dalam shalat
tunduk pandanganan, di luar shalat juga demikian. Salah satu
keutamannya dalam Al-Qur’an surah Al-Ankabut ayat 45:
“Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan
mungkar”. (Latepo, 2016) Cara mendapatkannya ialah a).
Dakwahkan pentingnya shalat, b) latihan memperbaiki zhahir dan
batin shalat, menghadirkan keagungan Allah di dalam shalat, dan
belajar menyelesaikan masalah dengan shalat. c) berdoa kepada
Allah supaya diberi taufik supaya mampu mengerjakan shalat
dengan khusu’ dan khudu’. (Al-Khandahlawi, 2008)
iii. Sifat ketiga, Ilmu ma’a Dzikir.
Artinya ilmu ialah segala petunjuk yang datang dari Allah
melalui baginda Rasulullah Saw. Dzikir adalah mengingat Allah
sebagaimana agungnya Allah. Maksud dan tujuan Ilmu ma’a Dzikir
ialah mengamalkan perintah-perintah Allah Swt dalam setiap saat
dan keadaan dengan menghadirkan keagungan Allah serta dengan
cara baginda Rasulullah Saw. Salah satu keutaman ilmu di dalam
Al-Qur’an surah Al Mujadalah ayat 11 dan keutamaan dzikir dalam
surah Ar-Ra’d ayat 28. Cara mendapatkannya ialah a). Dakwahkan
pentingnya ilmu dan dzikir, b) duduk dalam majelis ilmu dan dzikir,
latihan menghadirkan keutamaan dalam beramal, dzikir pagi petang,
membaca Al-Qur’an 1 juz tiap hari. c) berdoa kepada Allah supaya
diberikan perasaan butuh terhadap ilmu dan dzikir. (Al-
Khandahlawi, 2008)
iv. Sifat Keempat, Ikramul Muslimin.
18

Artinya memuliakaan sesama saudara muslim. Maksud dan


tujuannya adalah menunaikan hak-hak saudara muslim lain tanpa
meminta hak-hak kita untuk ditunaikan. Salah satu keutamannya
dalam hadits Nabi Saw “Allah senantiasa menolong hamba-Nya
selagi hamba-Nya itu menolong saudaranya” (Hr. Muslim). Cara
mendapatkannya ialah a) dakwahkan pentingnya ikramul muslimin,
b) latihan memuliakan alim ulama, orang yang lebih tua, sebaya
maupun anak kecil, serta menebar salam, c) berdoa kepada Allah
agar dikarunia sifat Ikramul Muslimin. (Al-Khandahlawi, 2008)
v. Sifat Kelima, Tashihun Niyyah.
Artinya memperbaiki niat. Maksudnya adalah membersihkan
niat kita dalam setiap amal dari niat-niat lainnya kecuali hanya ingin
mendapatkan keridhaan Allah. Salah satu keutamannya dalam al-
Qur’an surah Al-Bayyinah ayat 3. Cara mendapatkannya ialah a)
dakwahkan pentingnya memperbaiki niat, b) latihan memperbaiki
niat dengan cara memeriksa niat ketika akan beramal, ketika sedang
beramal, dan sesudah beramal, c) berdoa kepada Allah agar
dikarunia sifat ikhlas. (Al-Khandahlawi, 2008)
vi. Sifat Keenam, Dakwah wa Tabligh.
Artinya mengajak dan menyampaikan. Maksud dan tujuannya
adalah untuk memperbaiki diri agar kita dapat mempergunakan
waktu, harta, diri sesuai dengan perintah Allah serta menghidupkan
agama dengan sempurna pada diri serta umat seluruh alam. Salah
satu keutamannya dalam Al-Qur’an surah Fushillat ayat 33 dan Ali
Imran ayat 110. Cara mendapatkannya adalah a) dakwahkan
pentingnya berdakwah, b) latihan berdakwah dengan meluangkan
waktu 3 hari setiap bulan, 40 hari setiap tahun dan 4 bulan seumur
hidup. c) berdoa kepada Allah supaya diberi hakikat dakwah dan
tabligh. (Al-Khandahlawi, 2008)
b) Muzakarah adab-adab dalam kehidupan Nabi Saw.
Dalam bagian ini, banyak sekali yang dimuzakarahkan segala
tentang kehidupan Nabi Saw yaitu pada adab sehari-hari. Adab-adab
tersebut ialah adab mesjid, adab istinja’, adab makan, adab perjalanan,
adab bersilaturahmi, adab tidur, adab memasak, adab mencuci, adab
19

berpakaian, adab rumah tangga, serta adab berdoa.. (As-Syirbuny,


2016)
i. Adab Silaturahmi
Adab silaturahmi kepada ulama hendaknya memuliakan ulama
dan jika berkunjung kepada ulama membawa hadiah. Ulama suka
apabila kita bertanya mengenai masalah baik dunia maupun agama
dan meminta doa kepada ulama. Tujuan silaturahmi kepada ulama
adalah kita mengambil keberkahan ilmu dari dia karena ulama
adalah pewaris Nabi.
Silaturahmi kepada umara atau pemimpin dengan
menyampaikan pentingnya usaha dakwah atau memerhatikan
ketaatan rakyatnya kepada Allah di suatu daerah. Dan kita perlu
memuliakan seseorang sesuai dengan kedudukannya.
Silaturahmi kepada aghniya hendaknya dengan memakai
pakaian rapi, bersih dan sopan. Dan ketika itu hendaknya
menyampaikan keberhasilan para sahabat Nabi yang
membelanjakan hartanya di jalan Allah. Tujuannya adalah supaya
ada kerisuan orang kaya untuk bisa memanfaatkan hartanya agar
bisa digunakan di jalan Allah.
Silaturahmi kepada dhu’afa hendaknya kita menyampaikan
bahwa mereka adalah orang yang dimuliakan Allah karena terdapat
iman di dalam hati mereka. Dan kita juga menyampaikan
bagaiamana perjuangan para sahabat nabi yang meskipun mereka
miskin tapi mampu taat kepada Allah dan berhasil dalam
mengamalkan agama dengan baik dan menyampaikan kebanyakan
penghuni syurga adalah orang miskin.
Silaturahmi kepada sesama pekerja dakwah adalah dengan
memuliakan pengorbanannya di jalan Allah tanpa merendahkannya.
Hendaknya seetiap bersilaturahmi memberikan hadiah.
ii. Adab Istinja’
Ketika masuk ke dalam wc melangkahkan kaki kiri, kemudian
membaca doa “Allahumma inni a’udzubika minal khubtsi wal khbaa
its”. Hendaknya ketika masuk wc memakai sendal dan penutup kepala,
kecuali ketika akan mandi. Disunnahkan menghemat air, menggunakan
20

tangan kiri, tidak berlama-lama dalam wc, tidak kencing sambil


berdiri, tidak menghadap kiblat atau membelakanginya, tidak berduaan
di wc kecuali suami istri, tidak boleh melihat aurat sesama pria atau
sesama wanita, dan tidak beristinja’ dengan tulang dan kotoran hewan
yang kering. Keluar wc aca doa’a dan dahulukan kaki kanan. (Shahab,
2016)

iii. Adab Makan


Makan makanan yang halal, niat makan agar kuat untuk
beribadah, tidak berlebih-lebihan, makan dengan keadaan berwudhu,
menutup kepala, makan berjama’ah, duduk di lantai dengan cara duduk
pada kaki kiri dan menegakkan lutut kanan dan tidak bersandar. Tidak
meniup makanan ketika panas, disunnahkan mencicipi garam sebelum
makan, makan buah-buahan, dan menjilati jari ketika selesai makan.
Tidak mencela makanan meskipun tidak enak, tidak menyisakan
makanan di atas nampan kemudian berdoa ketika selesai makan.
(Shahab, 2016)
iv. Adab Mesjid
Disunnahkan berjalan menuju mesjid dengan tenang, masuk ke
mesjid dengan mendahulukan kaki kanan, membaca doa masuk mesjid,
niat i’tikaf, boleh mengeraskan suara ketika berzikir atau membaca Al-
Qur’an selagi tidak mengganggu, dibolehkan makan dan minum di
mesjid asal tidak sampai mengotori, disunnahkan menjaga kebersihan
mesjid, tidak melewati pundak orang ketika berjalan, diharamkan bagi
orang yang terkena najis untuk masuk mesjid kecuali lewat, dan
diharamkan bagi yang berhadats untuk menetap di dalam mesjid.
(Abdillah, 2012)
v. Adab Tidur
Sebelum tidur disunnahkan berwudhu terlebih dahulu,
membaca surah Al-Mulk, As-Sajadah, dan surah lainnya sebelum
tidur. Mematikan semua lampu atau api, menutup wadah makanan
yang terbuka dengan membaca bismillah, sebelum tidur berniat bangun
tahajjud, sunnah tidur dengan miring ke kanan. Dilarang tidur
21

tengkurap, dilarang tidur tanpa berpakaian, tidak menceritakan jika


mimpi buruk. (Abdillah, 2012)
c) Muzakarah keilmuan Islam lainnya.
Pembahasan mengenai materi keilmuan Islam ini adalah pada
berbagai aspek. Materi yang dimuzakarahkan bergantung kepada
peserta majelis muzakarah tersebut. berikut beberapa materi yang
dimuzakarahkan tentang keilmuan Islam yaitu: muzakarah Iman,
muzakarah 13 pintu rezki, muzakarah usul-usul dakwah, muzakarah
amal maqomi, muzakarah sifat-sifat da’i dan muzakarah nafi isbat.
(Shahab, 2016)

Sesekali Jamaah Tabligh di seluruh dunia juga mengadakan


pertemuan-pertemuan seluruh anggota dakwah. Pertemuan tersebut gunanya
untuk menjaga suasana satu hati dan satu fikir yaitu bagaimana agar seluruh
umat Islam dapat mengamalkan agama dengan sempurna serta seluruh
manusia agar bisa taat kepada Allah dan dalam pertemuan ini juga akan
diminta kesediaan anggota Jamaah Tabligh yang siap untuk meluangkan
waktunya berdakwah ke tengah-tengah masyarakat.
Pertemuan yang dilakukan Jamaah Tabligh ini mempunyai beberapa
tingkatan. Mulai dari pertemuan tingkat Halaqah, yaitu tingkat kecamatan.
Kemudian pertemuan tingkat Markas kawasan yang dihadiri beberapa halaqah
di bawah naungan markas kawasan. Kemudian pertemuan tingkat markas
provinsi yang dihadiri oleh seluruh markas kawasan yang ada dalam satu
provinsi. Kemudian pertemuan tingkat markas nasional yang dihadiri oleh
seluruh markas yang ada di satu negara. Kemudian pertemuan tingkat dunia
yang dihadiri oleh seluruh markas negara yang ada di seluruh dunia. Semua
pertemuan ini dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dan biasanya dihadiri
oleh ribuan bahkan jutaan pengikut Jamaah Tabligh di seluruh dunia.
(Isrorudin, 2014)
2. Nilai-nilai Pendidikan Islam
Untuk menjelaskan tentang nilai-nilai pendidikan Islam, maka penulis
membagi penjelasan kepada beberapa poin sebagai berikut :
22

a. Pengertian Nilai-nilai Pendidikan Islam


Nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak yang dapat
menunjukkan kualitas dan bermanfaat bagi manusia. Para ahli juga
mengemukakan pengertian nilai. Kartono kartini menyampaikan bahwa nilai
adalah sesuatu yang dipandang penting dan baik, semacam sesuatu yang
melekat pada diri seseorang yang mencerminkan kualitas diri orang tersebut.
H.M. Rasjidi juga menambahkan bahwa nilai pada diri seseorang dapat dilihat
berdasarkan fakta yang ada. Jika fakta keadaan tersebut berubah pada diri
seseorang, maka nilai tersebut juga akan berubah. (Zakiyah, 2014)
Dunia pendidikan memandang nilai adalah segala sesuatu yang
bermanfaat dalam kehidupan seseorang yang didapatkan dari proses
pendidikan. Proses pendidikan bukan berarti suatu proses yang hanya dapat
dilakukan pada satu waktu atau satu tempat, melainkan dapat dihubungkan
dengan kehidupan dan eksistensi manusia yang mengarah pada pembentukan
pribadi manusia sebagai makhluk sosial, individu, berbudaya ataupun religius.
(Zakiyah, 2014)
Dalam pembahasan kali ini penulis menitikpusatkan pembahasan nilai
tersebut kepada dunia pendidikan Islam. Sehingga seperti yang disampaikan
oleh Ahmad Tafsir, bahwa nilai akan selalu berhubungan dengan objek
disandarkannya nilai tersebut. (Tafsir, 2006) Apabila disandarkan pada suatu
proses, maka hasil dibalik proses tersebut akan memengaruhi nilai suatu objek.
Dan peneliti menjadikan pendidikan Islam sebagai objek dari nilai pada
pembahasan kali ini. (Zakiyah, 2014)
Pendidikan Islam adalah upaya untuk membentuk kepribadian seorang
muslim. Moh Haitami Salim mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah
suatu upaya secara sadar untuk mengubah kehidupan dan tingkah laku
individu menjadi lebih baik. Sejalan dengan itu, Ahmad Tafsir juga
mendefenisikan pendidikan Islam sebagai suatu bimbingan terhadap seseorang
agar ia berkembang sesuai dengan ajaran Islam. Maka pengertian pendidikan
Islam adalah suatu usaha secara sadar dan terencana dalam membentuk
kepribadian seorang muslim sesuai dengan ajaran Islam seutuhnya, baik dalam
hubungannya dengan Allah, diri sendiri maupun sesama manusia. (Dradjat,
2008)
23

Dari berbagai penjelasan tersebut, maka pengertian nilai-nilai


pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang menunjukkan kualitas dan
bermanfaat pada diri seseorang dalam kehidupannya yang didapatkan melalui
proses yang terencana dalam upaya pembentukan kepribadian seorang muslim
berdasarkan ajaran Islam.

b. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Islam


Merujuk pada pengertian nilai-nilai pendidikan Islam, terdapat dua
nilai yang ingin ditanamkan dalam proses pendidikan Islam yaitu nilai tentang
ketaatan kepada Allah dan nilai yang mengatur hubungan sesama manusia
(Zakiyah, 2014). Kedua nilai tersebut merupakan pembagian nilai pendidikan
Islam secara umum. Rahmat Hidayat merinci pembagian nilai pendidikan
Islam kepada empat aspek nilai: (Hidayat, 2016)
1) Nilai Akidah.
Nilai akidah merupakan nilai yang paling penting dalam pendidikan
Islam. Sebab akidah berhubungan dengan kepercayaan dan keimanan
seseorang di dalam Islam dan merupakan misi pokok yang diemban oleh
para Nabi. Dan Allah Swt hanya menginginkan seorang muslim bertauhid
meng-Esakan Allah tanpa ada menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun
atau syirik. Allah ta’ala berfirman :
َّ ‫ّٰللاَ ََل َي ْغ ِف ُر أ َ ْن يُ ْش َركَ ِب ِه َو َي ْغ ِف ُر َما دُونَ ذَلِكَ ِل َم ْن َيشَا ُ ً َو َم ْن يُ ْش ِر ْك ِب‬
َِ ‫اّللِ فَ َق‬ َّ ‫ِإ َّن‬
‫ع ِظي ًما‬ َ ‫ا ْفت ََرى ِإثْ ًما‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48)

Maka salah satu tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan


manusia sebagai Insan yang benar-benar beriman kepada Allah swt,
Rasulullah Saw dan kepada aspek-aspek lain yang perlu diyakini di dalam
Islam.
2) Nilai Ibadah.
Nilai ibadah merupakan wujud dari akidah seseorang. Apabila
seseorang memiliki keimanan kepada Allah Swt, makan akan tampak
wujudnya dalam praktek pengamalan ibadahnya. Keimanan merupakan
24

fundamen, sedangkan ibadah merupakan manifestasi dari keimanan


tersebut. selain itu, ibadah merupakan tujuan penciptaan seorang hamba di
dalam Islam, seperti firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surah Adz
Dzariyat ayat 56 : :

ِ َُ‫س ِإ ََّل ِل َي ْعب‬


‫ُون‬ ِ ْ ‫و َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”

Ibadah secara garis besar terbagi kepada dua bagian. Pertama,


Ibadah Mahdah yaitu ibadah yang telah ditetapkan Allah Swt dari segi
tempat, waktu, dan kadarnya telah ditentukan Allah Swt. Kedua, Ibadah
Ghairu Mahdah yaitu ibadah yang tata caranya tidak ada ketentuan dari
Allah dan menyangkut kepada amal kebaikan yang diridhai Allah Swt.
3) Nilai Sosial.
Nilai sosial dalam hal ini menyangkut kepada pengaturan dalam
pergaulan seseorang dalam integrasinya di tengah-tengah manusia.
Seorang muslim juga telah diatur oleh syariat tentang bagaimana
bertingkah laku terhadap orang lain, seperti menjaga tali silaturahmi,
bertoleransi, punya rasa simpati dan empati terhadap sesama. Hal ini juga
telah dijelaskan dalam Al-Qura’an seperti salah satu firman Allah dalam
surah Adz Dzariyat ayat 19 :
‫س ءا ِٕى ِل َو ْال َمحْ ُر ْو ِم‬
َّ ‫َوفِ ْٓي ا َ ْم َوا ِل ِه ْم َح ٌّق ِلل‬
“Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak meminta”

Dalam pendidikan Islam, nilai sosial perlu didik agar menciptakan


manusia yang mempunyai kepedulian sesama, baik sesama muslim,
maupun manusia secara umum. Sehingga terwujudlah pribadi muslim yang
sempurna dalam ketaatan kepada Allah (Habluminallah) serta sempurna
dalam hubungan sesama manusia (Hablum Minannas).
4) Nilai Akhlak.
Nilai akhlak berkaitan dengan tingkah laku atau tabiat yang melekat
pada diri seseorang. Akhlak merupakan pondasi dasar utama dalam
membentuk kepribadian manusia, sehingga perlu adanya pengarahan,
pembinaan dan pengajaran terhadap pribadi manusia dengan tujuan untuk
25

mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat. Allah Swt juga telah


menjelaskan tentang perintah manusia agar memiliki akhlak yang
sempurna dalam kehidupannya, seperti firman Allah dalam Surah Ali
Imran ayat 159:
ُ ‫ب ََل ْنفَض ُّْوا ِم ْن َح ْولِكَ ۖ فَاع‬
‫ْف‬ ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬
َ ‫غ ِل ْي‬
َ ‫ظا‬ًّ َ‫ّٰللاِ ِل ْنتَ َل ُه ْم ۚ َو َل ْو ُك ْنتَ ف‬
‫َف ِب َما َرحْ َم ٍة ِمنَ ه‬
‫ع َلى ه‬
‫ّٰللاِ ۗ ا َِّن ه‬
ُّ‫ّٰللاَ ي ُِحب‬ َ ‫عزَ ْمتَ فَت ََو َّك ْل‬ َ ‫ع ْن ُه ْم َوا ْست َ ْغ ِف ْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْر ُه ْم ِفى ْاَلَ ْم ۚ ِر فَ ِاذَا‬
َ
َ‫ْال ُمت ََو ِك ِليْن‬
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal"

Dan dalam hadits pun Rasulullah Saw diutus untuk


menyempurnakan akhlak. Maka dalam hal ini terdapat beberapa
pembagian tentang akhlak. Pertama. Akhlak kepada Allah, berkaitan
dengan sikap perilaku seseorang kepada perintah Allah dan hal yang
dilarangnya. Kedua. Akhlak terhadap diri sendiri. Ketiga. Akhlak terhadap
sesama manusia, Keempat. Akhalak terhadap lingkungan.

3. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Jamaah Tabligh.

Poin sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian nilai-nilai pendidikan


Islam yang penulis simpulkan dari beberapa pendapat ahli. Bahwa nilai-nilai
pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang menunjukkan kualitas dan
bermanfaat pada diri seseorang dalam kehidupannya yang didapatkan melalui
proses yang terencana dalam upaya pembentukan kepribadian seorang muslim
berdasarkan ajaran Islam. Maka dalam hal ini, peneliti tertarik dengan proses yang
dilakukan oleh Jamaah Tabligh.
Dalam aktivitas dakwah Jamaah Tabligh terdapat suatu proses pendidikan
Islam. Sejalan dengan pengertiannya, pendidikan Islam merupakan suatu usaha
secara sadar dan terencana dalam membentuk kepribadian seorang muslim sesuai
dengan ajaran Islam seutuhnya, baik dalam hubungannya dengan Allah, diri
sendiri maupun sesama manusia. Maka aktivitas yang dilakukan oleh Jamaah
26

Tabligh ini juga merupakan suatu usaha sadar yang bertujuan membentuk
kepribadian muslim seutuhnya. Dan dalam aktivitas Jamaah Tabligh tersebut juga
terdapat nilai-nilai pendidikan Islam (Kambayang, 2015)
Nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas Jamaah Tabligh sangat
meresap terhadap pengikutnya. Banyak diantara pengikut Jamaah Tabligh ini
dahulunya adalah seorang yang jauh dari pengamalan ajaran Islam, namun setelah
ikut pada kegiatan Jamaah Tabligh, kebanyakan mereka pun mampu menjaga
shalat berjamaah dan mengamalkan Sunnah Rasulullah Saw. Penulis membatasi
pembahasan mengenai nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalam
aktivitas Jamaah Tabligh ini. Maka penulis hanya akan memaparkan aktivitas
Jamaah Tabligh yang menjadi fokus penelitian penulis yaitu pada aktivitas
Muzakarah dan Jaulah.
Muzakarah adalah program yang membahas tentang keilmuan dalam
program dakwah Jamaah Tabligh. Dalam muzakarah dibahas berbagai macam
masalah keilmuan tentang Islam, mulai dari tentang iman, ibadah, adab sehari-
hari, sunnah Rasulullah Saw, sosial dan akhlak. Sehingga dapat dilihat dari segi
materi pembahasan sudah tampak nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di
dalam aktivitas muzakarah tersebut.
Jaulah adalah kegiatan inti dari aktivitas dakwah Jamaah Tabligh.
Pelaksanaan jaulah ini diadakan dengan membagi anggota dakwah Jamaah
Tabligh menjadi dua rombongan, satu rombongan di dalam mesjid dan satu
rombongan lagi berkeliling bersilaturahmi ke tengah-tengah masyarakat. Ketika
menemui masyarakat di rumahnya, Jamaah Tabligh akan menyampaikan
perkenalan diri (ta’aruf), sambung hati dengan menyatakan persaudaraan seiman
dan seagama (Ta’aluq), mengingatkan masyarakat tentang kehidupan akhirat dan
pentingnya iman dan amal shalih (targhib), barulah kemudian mengajak
masyarakat untuk sama-sama shalat berjamaah di mesjid serta menendengarkan
bayan (tasykil). (Kamaruddin, 2010)
Dalam kegiatan mudzakarah dan jaulah tersebut terdapat beberapa nilai
pendidikan Islam yang terkandung di dalamnya. Berikut pemaparan nilai-nilai
pendidikan Islam di dalam dua kegiatan tersebut:
a. Nilai Pendidikan Akidah
Materi pembahasan Jamaah Tabligh tentang akidah terdapat dalam
mudzakarah sifat-sifat para sahabat dan muzakarah Nafi Isbat serta materi
27

muzakarah iman. Sifat-sifat sahabat Nabi Saw merupakan hasil daripada


ijtihad ulama dikalangan Jamaah Tabligh (Al-Madani, 2011). Sifat para
sahabat Nabi Saw tersebut, Pertama. Yakin kepada kalimat Iman yaitu Laa
ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah. Kedua. Shalat Khusu’ wal Khudu’.
Ketiga. Ilmu ma’a Dzikir. Keempat. Ikromul Muslimin. Kelima. Tashihun
Niyyah. Keenam. Dakwah dan Tabligh. (Al-Khandahlawi, 2008)
Dalam sifat sahabat Nabi Saw yang pertama yaitu yakin kepada
kalimat Iman Laa ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah terdapat nilai
pendidikan Islam yaitu nilai Akidah. Sebab maksud daripada meyakini kalimat
Iman Ini, yaitu Laa Ilaaha ilallah adalah dengan mengeluarkan keyakinan hati
kepada makhluk dan hanya memasukkan ke dalam keyakinan hanya kepada
Allah. Pada rangkaian kalimat Iman ini adalah Muhammadur Rasulullah Saw
yang memiliki maksud meyakini satu-satunya jalan untuk mencapai
kebahagiaan bagi manusia di dunia dan akhirat hanyalah dengan jalan
hidupnya Rasulullah Saw. (Shahab, 2016)
Pada kegiatan Jaulah juga terdapat nilai akidah ini. Anggota Jamaah
Tabligh yang melaksanakan Jaulah akan mendatangi masyarakat serta
mengingatkan bahwa kehidupan kita di dunia ini adalah kehidupan yang
sementara dan kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di akhirat kelak.
Masyarakat akan diingatkan dengan bekal untuk kebahagiaan hidup di akhirat
adalah hanya dengan Iman yang benar kepada Allah serta amal shaleh yang
mengikut cara Rasulullah Saw. (Isrorudin, 2014)
Dalam hal ini, nilai akidah yang terdapat dalam aktivitas dakwah
Jamaah Tabligh adalah pada beberapa aspek, (1) yakin kepada Allah dan
pertolongan-Nya, bahwa barang siapa menolong agama Allah, maka Allah
akan menolong mereka, (2) yakin kepada sunnah-sunnah Rasulullah Saw,
bahwa dibalik mengamalkan sunnah terdapat kejayaan, (3) yakin kepada
takdir Allah Swt, bahwa apapun keputusan Allah itu adalah yang terbaik buat
mereka, (4) yakin kepada amal, bahwa mereka yakin untuk mendapatkan
pertolongan Allah harus dengan malakukan amal ibadah atau amal kebaikan
lainnya, dan (5) yakin kepada kampung akhirat, bahwa dunia adalah tempat
mencari bekal dan akhirat adalah kampung yang sebenarnya. Selain daripada
meyakini rukun Iman yang juga kita imani, yaitu rukun Iman yang enam,
28

Jamaah Tabligh juga memfokuskan keyakinan mereka kepada lima aspek


tersebut. (Kambayang, 2015)

b. Nilai Pendidikan Ibadah


Materi pembahasan Jamaah Tabligh juga terdapat dalam mudzakarah
enam sifat sahabat Nabi Saw tentang shalat Khusu’ wal Khudu’. dan pada
materi lainnya seperti pada muzakarah adab istinja’. Dalam sifat para sahabat
Nabi Saw. salah satu sifat sahabat Nabi Saw. adalah Shalat Khusyu’ wal
Khudu’. Artinya adalah shalat dengan konsentrasi batin dan merendahkan diri
di hadapan Allah Swt serta dilakukan dengan cara baginda Rasulullah Saw.
maksud dari sifat ini adalah agar seorang muslim mampu membawa sifat-sifat
ketaatan yang ada pada shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. (Shahab, 2016)
Muzakarah adab Istinja’ juga merupakan salah satu materi yang
dibahas dalam program mudzakarah Jamaah Tabligh. Tujuan pembahasannya
adalah supaya istinja’ yang dilakukan oleh pengikut Jamaah Tabligh sesuai
dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah Saw dan untuk menjaga
kesempurnaan shalat agar tidak ada najis yang tertinggal ketika melaksanakan
shalat. Selain itu, mereka juga meyakini bahwa hanya dengan amal
pertolongan Allah akan turun. (Shahab, 2016)
Dalam jaulah pun ditemukan nilai pendidikan ibadah. Anggota Jamaah
Tabligh yang berkeliling dari mesjid ke rumah-rumah masyarakat, selain
mengingatkan tentang kampung akhirat, iman dan amal shaleh. Orang yang
berjaulah tersebut juga akan mengajak masyarakat untuk sama-sama
melaksanakan shalat berjamaah di Mesjid. Ini merupakan nilai ibadah yang
terdapat dalam kegiatan jaulah.

c. Nilai Pendidikan Sosial


Jamaah Tabligh terkenal dengan kegiatan silaturahminya ke rumah-
rumah masyarakat ketika berdakwah atau disebut juga dengan jaulah. Dalam
aktivitas muzakarah, adab-adab ketika bersilaturahmi juga dibahas oleh
mereka, seperti adab bersilaturahmi kepada Ulama, orang khawas (kaya), ahli
mesjid, dhu’afa, maupun kepada sesama anggota Jamaah Tabligh. Termasuk
di dalam sifat sahabat yang menjadi bahasan pokok Jamaah Tabligh, terdapat
nilai sosial yaitu pada sifat sahabat yang keempat Ikromul Muslimin atau
memuliakan saudara sesama muslim. Dan berjaulah atau mengunjungi
29

masyarakat ke rumah dengan tujuan mengajak untuk melaksanakan shalat


berjamaah adalah suatu kepedulian sosial yang tinggi dari aktivitas Jamaah
Tabligh (Andrian, 2019)

d. Nilai Pendidikan Akhlak


Aktivitas dakwah Jamaah Tabligh juga memiliki target yaitu supaya
sifat-sifat para sahabat Nabi Saw wujud dalam pengikut Jamaah Tabligh ini,
termasuk akhlaknya Rasulullah Saw sebagai suri tauladan utamanya. Misalnya
ketika berdakwah di suatu tempat, sementara masyarakat setempat tidak
menyukai keberadaan Jamaah Tabligh ini kemudian mengusir mereka, mereka
diarahkan agar selalu bersikap lemah lembut dan mendoakan orang yang
mengusir mereka agar mendapatkan hidayah dari Allah Swt. mereka
berpandangan bahwa Rasulullah Saw dahulu ketka berdakwah di Tha’if juga
demikian, yaitu dengan tetap lemah lembut dan mendoakan kebaikan terhadap
penduduk Tha’if meskipun Rasulullah Saw diusir dan dilempari batu ketika
itu. (Cucu, 2017)

B. Penelitian Yang Relevan


Berdasarkan studi yang penulis lakukan, terdapat beberapa penelitian yang
relevan dengan penelitian yang penulis bahas adalah sebagai berikut:

1. Peneltian yang dilakukan oleh Neti Suprihatin, Suhartono dan Sholeh Hasan
dalam Jurnal Al I’tibar: Jurnal Pendidikan Islam dengan Volume 8 Nomor 1
dengan Judul penelitian Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Pelaksanaan
Tahlilan Pada Majelis Ta’lim Baitur Rohman dari STKIP Nurul Huda
Sukaraja. Persamaan penelitian yang penulis lakukan dengan yang tertera di
dalam penelitian ini adalah pada subjek penelitian, yaitu tentang nilai-nilai
pendidikan Islam. Penelitian tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat di
dalam kegiatan suatu komunitas Islam yang beraktivitas di tengah-tengah
masyarakat. Perbedan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan
adalah pada objek penelitian. Penelitian ini meneliti tentnag pelaksanaan tahlilan
pada Majelis Ta’lim Baitur Rohman. Sementara penelitian yang penulis lakukan
adalah terhadap aktivitas dakwah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Erwin Padli dalam Jurnal el-Hikmah: Jurnal
Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam Vol. 13, No.2, pada bulan Desember
30

tahun 2019 dengan judul penelitian Nilai Pendidikan Islam dalam Awiq-Awiq
Pisuke dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram.
Persamaan penelitian yang penulis lakukakn dengan penelitian ini adalah sama-
sama meneliti nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam suatu aktivitas yang
ada di tengah masyarakat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis
lakukan adalah pada objek penelitian serta latar tempat dilaksanakannya
penelitian. Penelitian ini meneliti tentang nilai-nilai pendidikan Islam yang
terdapat dalam sebuah aturan adat yang tidak tertulis di tengah masyarakat etnis
Sasak di pulau Lombok. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah
tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas suatu komunitas Islam, yaitu
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
3. Penelitian yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Keluarga Bugis
yang dilakukan oleh Abd. Rahman K dalam Jurnal Kuriositas edisi VII, Vol.1
pada bulan juni 2014 dari STAI DDI Pinrang. Persamaan penelitian ini dengan
yang penulis lakukakn adalah sama-sama meneliti tentang sesuatu yang abstrak
yaitu nilai-nilai pendidikan Islam dalam suatu komunitas. Perbedaan penelitian
penulis dengan penelitian ini adalah pada objek serta latar penelitian. Objek
penelitian yang penulis lakukan adalah komunitas Islam yang bernama Jamaah
Tabligh sementara objek penelitian ini adalah salah satu komunitas adat yang ada
di Indonesia yaitu suku Bugis. Selain itu, tempat pelaksanaan penelitian juga
berbeda, penelitian ini dilaksanakan di daerah kabupaten Pinrang, sedangkan
penelitian yang penulis lakukan adalah di kabupaten Tanah Datar.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Bekti Taufik Ari Nugroho dan Mustaidah
dengan judul penelitian Identifikasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Pada PNPM Mandiri pada Jurnal Penelitian
dengan Vol.11, No. 1 pada bulan Februari tahun 2017. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama membahas tentang nilai-nilai
pendidikan Islam dalam suatu aktivitas di tengah masyarakat. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada aktivitas dan
objek yang diteliti. Penelitian ini mencoba menggali nilai-nilai pendidikan Islam
pada aktivitas pemberdayaan masyarakat pada PNPM Mandiri di Indonesia.
Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah pada aktivitas dakwah Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif
untuk memahami suatu fenomena dengan menciptakan gambaran secara menyeluruh
dan disajikan dengan penjelasan secara terperinci dengan latar seting alamiah dengan
menggunakan observasi dan interview. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
memiliki tujuan untuk menjelaskan suatu fenomena yang terjadi pada suatu subjek
dengan menggunakan beberapa metode yang ada dalam penelitian kualitatif, seperti
wawancara, pemanfaatan dokumen dan pengamatan. (Choiri, 2019)
Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiri yang memusatkan
penelitian kepada pencarian konsep, karakteristik, makna, maupun deskripsi suatu
fenomena dengan menggunakan berbagai macam cara yang mengutamakan kualitas
dan bersifat holistik serta alami dengan memaparkan hasil tersebut secara naratif.
Tujuan dari penelitian kualitatif adalah dapat menghasilkan suatu jawaban terhadap
fenomena secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. (Syahrum,
2012)
Dalam hal ini, penulis mengelola data yang ditemui dengan cara deskriptif
kualitatif dengan memeperoleh data dari partisipan Jamaah Tabligh serta masyarakat
sekitar tempat pelaksanaan kegiatan Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar
dengan melakukan metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu
wawancara dan mengamati kegiatan Jamaah Tabligh tersebut. Maka penelitian yang
penulis lakukan ini bertujuan untuk mengetahui Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam
Aktivitas Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar. (Raco, 2010)

B. Latar dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tempat pelaksanaan kegiatan dakwah Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Karena aktivitas dakwah Jamaah Tabligh ini tidak
berfokus di satu jorong, nagari, juga kecamatan, tetapi berpindah-pindah dari satu
mesjid ke mesjid lainnya. Maka dalam hal ini penulis menentukan latar tempat
penelitian ini pada wilayah kabupaten Tanah Datar, yaitu di mesjid atau mushalla
tempat pusat kegiatan dakwah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Waktu
penelitian untuk penulisan skripsi ini dimulai sejak tanggal 3 Februari 2022 sampai
dengan tanggal 3 April 2022

31
32

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan hal utama dalam penelitian ini. Penulis
merupakan instrumen kunci dalam penelitian ini. Dan penulis menggunakan beberapa
instrumen pendukung dalam hal ini yaitu, interview notes (catatan wawancara)
terhadap objek penelitian, catatan hasil observasi langsung terhadap objek,
dokumentasi dari kegiatan objek yang akan diteliti.

D. Sumber Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara serta
pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Adapun sumber data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Sumber Data Primer.
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada peneliti. Dalam penetapan informan menggunakan teknik Snowball
sampling yaitu teknik pemilihan sampel dengan bantuan informan kunci dan
secara berkelanjutan. Dalam hal ini peneliti menetapkan kriteria sebagai syarat
untuk penetapan sampel. Dengan teknik ini peneliti menetapkan seorang
penanggung jawab harian Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar sebagai
informan kunci yang kemudian memberikan petunjuk siapa informan lainnya
yang berkompeten.

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder adalah sumber data yang menunjang data primer
yang cukup memberi gambaran terhadap objek penelitian. Dalam hal ini penulis
menetapkan dokumen-dokumen materi berupa buku sumber dan rujukan kegiatan
muzakarah dan jaulah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar yang berkaitan
dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan metode yang dilakukan oleh seorang
peneliti dalam mengumpulkan data dari objek penelitian. (Creswell, 2010) Dalam hal
ini, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik pengumpulan data
secara kualitatif dengan beberapa metode yaitu:
1. Observasi, yaitu: suatu metode pengumpulan data melalui proses pengamatan
langsung terhadap aktivitas dan perilaku individu di lokasi penelitian. Dalam hal
33

ini, penulis melakukan observasi terhadap aktivitas dakwah Jamaah Tabligh di


kabupaten Tanah Datar.
2. Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, yaitu suatu metode pengumpulan
data melaui proses tanya jawab secara langsung dengan lisan dan dilakukan
terhadap beberapa informan dari Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar yang
mengikuti aktivitas muzakarah dan jaulah. Wawancara terstruktur dilaksanakan
dengan menyiapkan daftar pertanyaan, sedangkan wawancara tidak terstruktur
dengan tanya jawab pengembangan materi pertanyaan yang telah disiapkan.
3. Dokumentasi, yaitu menelaah dokumen-dokumen berkaitan dengan kegiatan
Jamaah Tabligh, seperti, bahan materi kegiatan dan lain-lain

F. Teknik Analisis Data


Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak penelitian
tersebut direncanakan dan akan berlangsung sampai dengan penulisan laporan hasil
penelitian. Dalam penelitian kualitatif, proses analisis terhadap objek penelitian
adalah proses terpenting dalam suatu penelitian. Data dalam penelitian kualitatif dapat
diperoleh melalui berbagai macam metode seperti, hasil observasi, wawancara dan
proses pengumpulan data lainnya. (Sugiyono, 2018)
Teknis analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis data model
Miles dan Huberman. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak
penelitian tersebut direncanakan dan akan berlangsung sampai dengan penulisan
laporan hasil penelitian. Dan dalam penelitian kualitatif, proses analisis data lebih
difokuskan pada saat proses pengumpulan data berlangsung. (Raco, 2010)
Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, teknik analisis data yang
digunakan adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data.
Proses pertama ini adalah proses penyederhanaan dan pemilihan data.
Reduksi data merupakan proses merangkum kemudian memilah data yang pokok,
lalu memfokuskan terhadap hal yang akan dipelajari. Dengan cara mencari tema
serta polanya, sehingga data yang telah melalui proses reduksi akan memiliki
gambaran yang lebih jelas dan akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data-data lain. Peneliti juga dapat mencari data tambahan, jika ternyata terdapat
kekurangan pada data sehingga data yang dikumpulkan tersebut menjadi lebih
sempurna. (Rijali, 2018) Dalam hal ini, penulis melakukan reduksi data setelah
34

mendapatkan data berupa hasil wawancara dan observasi terhadap aktivitas


Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.

2. Penyajian Data.
Penyajian data merupakan proses kedua setelah dilakukan reduksi data.
Maksudnya adalah menyajikan data dengan teks naratif, bagan, matriks, uraian
singkat, tabel hubungan antar kategori dan lain-lain. Proses ini memiliki tujuan
supaya memudahkan dalam memahami kejadian selama penelitian berlangsung
dan akan memudahkan peneliti untuk merencanakan langkah yang akan dilakukan
selanjutnya, apakah kesimpulan yang didapat sudah sempurna atau perlu
dilakukan analisis kembali. Dalam hal ini, penulis menyajikan data secara naratif
dengan uraian singkat agar mudah dipahami.

3. Verifikasi Data.
Verifikasi data adalah suatu upaya yang dilakukan oleh peneliti dengan
menarik kesimpulan sementara secara terus menerus ketika penelitian
berlangsung. Kesimpulan yang ditarik tersebut juga selalu diverifikasi dengan
memikirkan ulang selama penulisan berlangsung kemudian meninjau ulang
catatan pengamatan di lapangan setelah itu akan dilakukan upaya-upaya untuk
menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. (Rijali,
2018)
Kesimpulan awal yang didapatkan selama penelitian berlangsung adalah
bersifat sementara. Jika selama penelitian berlangsung tidak didapatkan bukti
yang valid dan kredibel, maka kesimpulan tersebut akan dapat berubah.
Sebaliknya jika kesimpulan awal dibarengi oleh bukti-bukti yang valid dan
kredine, maka kesimpulan yang ditarik di awal tersebut adalah kesimpulan yang
kredibel dan dapat dipercaya. (Choiri, 2019)
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian kualitatif merupakan
suatu temuan baru. Temuan pada penelitian kualitatif dapat berupa deskripsi suatu
objek yang sebelumnya diragukan sehingga menjadi jelas, atau yang sebelumnya
diduga bersifat negatif dan setelah diadakannya penelitian ternyata objek tersebut
bersifat positif. Dan hasil temuan yang didapatkan itu akan dapat menjadi pijakan
baru bagi penelitian sejenis selanjutnya. (Choiri, 2019)
35

G. Uji Keabsahan Data.


Uji keabsahan data merupakan upaya yang penulis lakukan agar data yang
didapatkan dapat dipertanggungjawabkan. Penulis melakukan uji keabsahan data pada
penelitian ini dengan beberapa teknik yaitu:
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan peneliti lakukan setelah mendapatkan data
pada pengamatan pertama untuk memastikan kebenaran data yang penulis
dapatkan.
2. Peningkatan Ketekunan.
Peningkatan ketekunan yang penulis lakukan adalah dengan
menemukan ciri-ciri dalam kondisi yang relevan dengan masalah yang dikaji.
3. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembandingan terhadap data tersebut. Peneliti memakai beberapa teknik
triangulasi pada penelitian ini yaitu:
a. Triangulasi Sumber, yaitu dengan membandingkan data yang didapatkan
dari pengamatan dengan data hasil wawancara terhadap informan serta
dokumen yang berkaitan.
b. Triangulasi Teori, yaitu dengan membandingkan data yang penulis
dapatkan dari informan dengan teori lain yang berkaitan.
4. Review Informant
Penulis mendiskusikan kembali dengan informant untuk memastikan
kembali data yang penuli dapatkan agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum
Sebelum penulis mengemukakan bahasan mengenai hasil penelitian yang
penulis dapatkan secara detail tentang Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas
Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar. Penulis terlebih dahulu akan
mengemukakan dengan ringkas gambaran wilayah dan temuan data yang memberikan
informasi tentang Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
1. Gambaran Umum Kabupaten Tanah Datar
Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten ini memiliki julukan sebagai Luhak Nan Tuo.
Kabupaten ini merupakan tempat asal muasalnya lahir adat Minangkabau dengan
ibukota Batusangkar yang dijuluki sebagai Kota Budaya. Kabupaten Tanah Datar
berdiri pada tanggal 19 Maret 1956 dengan dasar hukum Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1956. Berikut rincian ringkas kabupaten Tanah Datar yaitu:
a. Secara Geografis
Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar berada di sekitar
kaki gunung Merapi, gunung Singgalang, dan gunung Sago. Kabupaten ini
diperkaya pula dengan 25 sungai serta danau Singkarak yang cukup luas
sebagian diantaranya merupakan wilayah Kabupaten Tanah Datar. Luas
wilayah kabupaten Tanah Datar secara keseluruhan adalah sekitar 1336 Km2
dengan memiliki 14 wilayah Kecamatan, 75 wilayah Nagari serta 395 wilayah
Jorong. Berikut tabel data kecamatan di kabupaten Tanah Datar. (Kominfo,
2022)

Tabel. 4.1 Data Kecamatan dan Nagari di Kabupaten Tanah Datar

No Kecamatan Nagari
1. Kecamatan Tanjung Baru a. Nagari Tanjung Alam
b. Nagari Barulak
2. Kecamatan Salimpaung a. Nagari Tabek Patah
b. Nagari Sumaniak
c. Nagari Salimpauang
d. Nagari Supayang
e. Nagari Lawang Mandahiliang

36
f. Nagari Situmbuak

37
38

3. Kecamatan Sungai Tarab a. Nagari Talang Tangah


b. Nagari Simpuruik
c. Nagari Padang Laweh
d. Nagari Koto Baru
e. Nagari Kumango
f. Nagari Nagari Rao Rao
g. Nagari Pasie Laweh
h. Nagari Koto Tuo
i. Nagari Gurun
j. Nagari Sungai Tarab
4. Kecamatan Sungayang a. Nagari Andaleh Baruh Bukik
b. Nagari Tanjung
c. Nagari Sungayang
d. Nagari Sungai Patai
e. Nagari Minangkabau
5. Kecamatan Lintau Buo Utara a. Nagari Tepi Selo
b. Nagari Lubuk Jantan
c. Nagari Tanjung Bonai
d. Nagari Balai Tangah
e. Nagari Batu Bulek
6. Kecamatan Lintau Buo a. Nagari Tigo Jangko
b. Nagari Pangian
c. Nagari Buo
d. Nagari Taluak
7. Kecamatan Padang Ganting a. Nagari Padang Ganting
b. Nagari Atar
8. Kecamatan Tanjung Emas a. Nagari Koto Tangah
b. Nagari Tanjung Barulak
c. Nagari Saruaso
d. Nagari Pagaruyung
9. Kecamatan Rambatan a. Nagari Balimbing
b. Nagari III Koto
c. Nagari Rambatan
d. Nagari Simawang
e. Nagari Padang Magek
10. Kecamatan Lima Kaum a. Nagari Labuh
b. Nagari Parambahan
c. Nagari Baringin
d. Nagari Cubadak
e. Nagari Lima Kaum
11. Kecamatan Pariangan a. Nagari Batu Basa
b. Nagari Tabek
39

c. Nagari Pariangan
d. Nagari Simabur
e. Nagari Sungai Jambu
f. Nagari Sawah Tangah
12. Kecamatan Batipuh Selatan a. Nagari Padang Laweh Malalo
b. Nagari Batu Bata
c. Nagari Guguak Malalo
d. Nagari Sumpur
13. Kecamatan Batipuh a. Nagari Bungo Tanjung
b. Nagari Tanjuang Barulak
c. Nagari Pitalah
d. Nagari Batipuah Baruah
e. Nagari Batipuah Ateh
f. Nagari Sabu
g. Nagari Andaleh
h. Nagari Gunuang Rajo
14. Kecamatan X Koto a. Nagari Koto Laweh
b. Nagari Koto Baru
c. Nagari Jaho
d. Nagari Tambangan
e. Nagari Aie Angek
f. Nagari Panyalaian
g. Nagari Pandai Sikek
h. Nagari Paninjauan
i. Nagari Singgalang
Sumber: Data Kominfo Kabupaten Tanah Datar

b. Batas Batas Wilayah


Setiap daerah memiliki batas-batas administrasi wilayah dan
pemerintahan. Kabupaten Tanah Datar yang merupakan salah satu kabupaten
di Sumatera Barat juga memliki batas-batas administrasi di bagian penjuru
mata angin. Batas-batas administrasi kabupaten Tanah Datar di sebelah Utara
adalah berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota, sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Solok, sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Padang Pariaman, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kota
Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung. (Kominfo, 2022)
40

Berikut denah peta wilayah Kabupaten Tanah Datar.


Sumber: Data Kominfo Kabupaten Tanah Datar

Gambar 1 Peta Wilayah Kabupaten Tanah Datar

c. Secara Demografis
Jumlah penduduk di kabupaten Tanah Datar berdasarkan Data
Kependudukan Kementerian Dalam Negeri adalah sebanyak 374.431 jiwa
yang tersebar di seluruh kecamatan. (Kemendagri, 2021) Di antara 14
kecamatan di kabupaten Tanah Datar tersebut, kecamatan Lima Kaum menjadi
kecamatan yang terpadat dengan kepadatan 716 jiwa per km persegi dan
diiringi kecamatan Sungai Tarab sebanyak 408 jiwa per km persegi serta
kecamatan Batipuh Selatan sebagai kecamatan yang terjarang dengan 126 jiwa
per km persegi. (Kominfo, 2022)

2. Paparan Tentang Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar


Keberadaan Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar sudah ada sejak
tahun 1986. Hal ini disampaikan oleh R.Khatik Rajo Basa yang merupakan orang
Tanah Datar pertama yang ikut aktivitas dakwah Jamaah Tabligh di Kabupaten
Tanah Datar. (Basa, 2021) R.Khatik Rajo Basa juga menyampaikan penjelasan
mengenai sumber arahan program Jamaah Tabligh serta data tempat pelaksanaan
kegiatan juga data pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
a. Sumber Arahan Program Jamaah Tabligh
Dakwah yang dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh ternyata sangat
terstruktur. Arahan dakwah Jamaah Tabligh diputuskan oleh musyawarah di
markas pusat dunia yang kemudian disampaikan ke seluruh wilayah di hampir
seluruh belahan dunia dalam bentuk acara Jord atau pertemuan ramai pengikut
41

Jamaah Tabligh. Data terakhir yang penulis dapatkan, untuk kegiatan Jord di
Indonesia baru selesai diadakan pada tanggal 23, 24 dan 25 Januari tahun 2022
ini. (Abdurrahman, 2022) Bukan hanya sampai di situ, kegiatan Jord tingkat
provinsi dan kabupaten juga akan segera dilaksanakan untuk menyebarkan
hasil musyawarah dari markas dunia tersebut. (Basa, 2021)

Informan menyampaikan tempat dilaksanakannya acara perkumpulan


besar-besaran oleh Jamaah Tabligh disebut dengan Markas, sedangkan untuk
pusat perkumpulan tingkat kecamatan disebut Halaqah. Untuk wilayah
kabupaten Tanah Datar arahan kerja tersebut disampaikan melalui Markas
kawasan yang berpusat di Surau Al-Madinah kota Bukittinggi, dengan
cakupan kerja kabupaten Tanah Datar, Padang Panjang, Bukittinggi, Agam
dan Solok Utara. Setelah disampaikan di markas kawasan, barulah kerja
tersebut disampaikan kepada Halaqah-halaqah di kabupaten Tanah Datar.
(Abdurrahman, 2022) Dari data yang ditemui, pusat kegiatan Jamaah Tabligh
di dalam kabupaten Tanah Datar berpusat pada enam titik tempat. Tempat
pusat kegiatan yang ada di kabupaten Tanah Datar ini mempunyai wilayah
aktivitas dakwah masing-masing dan bertanggung jawab kepada markas
daerah di Bukitinggi. Berikut data tempat pusat aktivitas Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar.

Tabel 4.2 Daftar nama tempat pusat kegiatan Jamaah Tabligh di kabupaten
Tanah Datar.

No Tempat Pusat Kegiatan Wilayah Aktivitas Dakwah


1. Mushalla Nur Hidayah Lima Kaum Kec. Lima Kaum, Kec. Tanjung
Emas, dan Kec. Sungayang.
2. Mesjid Istiqlal Koto Laweh Kec. Sungai Tarab. Kec.
Salimpaung, Kec. Tanjung Baru
3. Mesjid Raya Simawang Kec. Rambatan.
4. Mushalla di Batipuh Selatan Kec. Batipuh Selatan dan Kec.
Batipuh
5. Mesjid di X Koto Kec. X Koto dan Kec. Pariangan
6. Mesjid di Koto Panjang Lintau Kec. Lintau Buo Utara, Kec.
Lintau Buo.
42

b. Mesjid dan Mushalla Tempat Aktivitas Jamaah Tabligh


Penulis memfokuskan penelitian lebih mendalam pada halaqah Lima
Kaum yang merupakan tempat kegiatan Jamaah Tabligh pertama yang ada di
kabupaten Tanah Datar. (Basa, 2022) Wilayah cakupan kerja dakwah Halaqah
Lima Kaum mencakup 4 kecamatan dalam kabupaten Tanah Datar, yaitu Lima
Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting, dan Sungayang. Setiap mesjid atau
mushalla yang terdapat anggota Jamaah Tabligh disebut dengan Muhalla dan
dari masing-masing Muhalla inilah Jamaah Tabligh melaksanakan kerja
dakwahnya.
Berikut data muhalla dari wilayah kerja dakwah halaqah Lima Kaum
kabupaten Tanah Datar:

Tabel 4.3 Daftar nama Muhalla Jamaah Tabligh dalam Halaqah Lima Kaum

No Tempat Aktivitas Pengikut Jamaah Tabligh Alamat


1. Mushalla Nur Hidayah Pontai Nagari Baringin
2. Mesjid Darussalam Bukit Gombak Nagari Baringin
3. Mushalla Hurriyah Nagari Baringin
4. Mushalla Jannatun Na’im Jati Nagari Baringin
5. Mushalla Jirek ponco Nagari Baringin
6. Mesjid Raya Lima Kaum Nagari Lima Kaum
7. Mushalla Ikhlas perum Dobok Nagari Lima Kaum
8. Mushalla Nurul Ikhlas Cumalagi Nagari Lima Kaum
9. Surau Kariang Lima Kaum Nagari Lima Kaum
10. Mesjid Syuhada Padang Ganting Nagari Pagan
11. Mushalla Al-Ikhlas Padang Ganting Nagari Pagan
12. Mesjid Baitul Makmur Padang Ganting Nagari Pagan
13. Mesjid At-Tarhim Guguk Cino Nagari Saruaso
14. Mesjid Nurul Ikhlas Perum PIP Nagari Pagaruyung
15. Surau Gadang Pagaruyuang Nagari Pagaruyung
16. Mushalla An-Nur Nagari Pagan
17. Mesjid Baiturrahim Pabalutan Nagari Pabalutan
18. Mesjid Baiturrahim Kubang Landai Nagari Saruaso
19. Surau Sopan Kubang Landai Nagari Saruaso
43

20. Surau Tabing Kubang Landai Nagari Saruaso


21. Mesjid Al-Ikhlas Pulai Nagari Pagaruyung
22. Mesjid Akhbar Galo Gandang Nagari Pagaruyung
23. Mesjid Babussalam Tabek Boto Nagari Baringin
24. Mushalla Nurul Yaqin Luak Serunai Nagari Baringin
25. Mesjid Raya Lantai Batu Nagari Baringin
26. Surau raya Piliang Nagari Lima Kaum
27. Mesjid Hubbul Ishlah Piliang Nagari Lima Kaum
28. Mushalla Nurul Ikhwan Piliang Nagari Lima Kaum
29. Mesjid Raya Tanjung Sungayang Nagari Tanjung
30. Mesjid Baiturrahim Andaleh Nagari Andaleh

c. Kriteria Anggota Jamaah Tabligh


Pengikut Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar menurut
informasi yang penulis dapatkan dari informan, jumlah keseluruhan pengikut
Jamaah Tabligh kurang lebih sebanyak 500 orang, baik yang aktif dalam
aktivitas dakwah maupun yang tidak aktif. Mereka yang minimal pernah
mengikuti aktivitas Jamaah Tabligh selama tiga hari sudah dianggap sebagai
anggota. (Husein, 2021)

B. Temuan Khusus
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap Jamaah Tabligh
di Kabupaten Tanah Datar melalui wawancara dengan pengikut Jamaah Tabligh
tentang Aktivitas dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Jamaah Tabligh
tersebut. Aktivitas Jamaah Tabligh dalam hal ini adalah aktivitas Muzakarah dan
Jaulah. Sedangkan dalam Aktivitas Jamaah Tabligh tersebut terdapat empat indikator
nilai pendidikan yaitu, Akidah, Ibadah, Sosial dan Akhlak.
1. Nilai-Nilai Pendididkan Islam dalam Aktivitas Muzakarah
Penjelesan tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas muzakarah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Peneliti mengemukakan beberapa
pertanyaan terhadap Abdurrahman, salah seorang pengikut Jamaah Tabligh di
kabupaten Tanah Datar sebagai Informan kunci. Penulis mengemukakan beberapa
pertanyaan tentang aktivtas muzakarah dan nilai-nilai pendidikan Islam yang
terkandung di dalamnya sebagai berikut:
44

Peneliti bertanya kepada informan tentang penjelasan awal mengenai


apa yang dimaksud dengan muzakarah oleh Jamaah Tabligh tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, informan menyampaikan
sebagai berikut:
“Muzakarah artinya mengulang-ulang atau bertukar pikir suatu ilmu
agama Islam. Seperti Sunnah sehari-hari yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad Saw. Contohnya bagaimana cara Nabi ketika tidur,
makan, istinja’, dalam perjalanan, ketika berada dalam mesjid.
Silaturahmi dan Sunnah-sunnah keseharian Nabi Saw lainnya. Dalam
muzakarah juga dibahas bagaimana sifat-sifat para sahabat Nabi Saw
yang telah diakui oleh Allah dalam surah At-Taubah ayat 100. Juga
membahas berbagai macam ilmu lainnya dalam muzakarah. tentang
Iman yakin, yang berhubungan dengan Al-Qur’an, shalat berjamaah
dan dakwah”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui pengertian


muzakarah oleh pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Secara
bahasa apa yang disampaikan oleh informan tidak jauh berbeda dengan
pengertian muzakarah di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
pertukaran pikiran tentang suatu masalah atau pengulangan pelajaran secara
bersama-sama. (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Jawaban informan
juga memberikan gambaran materi-materi yang dibahas oleh pengikut Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar tersebut.
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai muzakarah yang dimaksud
oleh Jamaah Tabligh, peneliti kemudian menanyakan tentang tujuan
pelaksanaan muzakarah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan, informan menyampaikan sebagai berikut:
“Tujuannya pertama supaya mengetahui sunnah-sunnah Nabi Saw
dalam kehidupan sehari-hari, sifat-sifat sahabat, berbagai adab dan
ilmu Islam. Kemudian dari pengetahuan itu bagaimana supaya bisa
diamalkan. Sehingga dalam kehidupan ini bisa meniru apa-apa yang
dilakukan oleh Rasulullah Saw.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas


muzakarah yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar
bertujuan untuk mengetahui ilmu tentang sunnah-sunnah keseharian Nabi
Saw, sifat-sifat sahabat dan adab-adab dalam Islam.
45

Hal ini sesuai dengan pengamatan penulis terhadap dokumen-dokumen


materi bahasan muzakarah Jamaah Tabligh tersebut. penulis mendapatkan
beberapa dokumen-dokumen pendukung berisikan materi tersebut dari
informan langsung yang terdiri dari kitab muntakhab hadits, fadhilah amal,
fadhilah sedekah, buku enam sifat sahabat serta beberapa buku lainnya yang
penulis lampirkan di halaman lampiran. Kitab dan buku rujukan muzakarah
tersebut merupakan karangan ulama pendiri komunitas Jamaah Tabligh itu
sendiri. (Al-Khandahlawi, 2011)
Peneliti berusaha lebih mendalami tentang muzakarah dengan
menanyakan waktu pelaksanaan muzakarah yang dilakukan Jamaah Tabligh
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Muzakarah ini dibuat pertama ketika sedang keluar di jalan Allah
atau sedang berdakwah termasuk salah satu program. Yang kedua
dibuat muzakarah ketika di rumah dengan keluarga, anak, istri.
Muzakarah enam sifat sahabat Nabi Saw.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa terdapat


dua kondisi pelaksanaan mudzakarah oleh jamaah Tabligh di kabupaten Tanah
Datar yaitu ketika keluar di jalan Allah dan di rumah oleh keluarga pengikut
Jamaah Tabligh.
Setelah mendapatkan jawaban tentang waktu pelaksanaan muzakarah,
peneliti bertanya lebih mendalam tentang cara pelaksanaan muzakarah oleh
Jamaah Tabligh tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan,
informan menyampaikan sebagai berikut:
“Cara pelaksanaan muzakarah ketika keluar di jalan Allah, Pertama
dibuat majelis sepeti halaqah duduk melingkar saling berhadapan,
majelis ini dipimpin oleh seorang amir muzakarah yang sudah
dimusyawarahkan sebelumnya. Materi yang akan dimuzakarahkan
diminta usulan dari masing-masing peserta, kemudian amir muzakarah
yang akan memutuskan apa yang akan dimuzakarahkan dengan
membaca shalawat Nabi Saw. Dalam mengambil keputusan ini, jika
usulan kita diterima untuk dimuzakarahkan maka kita ucap istighfar,
jika usulan kita ditolak kita ucap Alhamdulillah.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui strategi yang


dilaksanakan oleh Pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar dalam
muzakarah. Pelaksanaan muzakarah yang mereka lakukan menggunakan
46

metode halaqah yang dahulu juga digunakan oleh Rasulullah dalam


mengajarkan Islam kepada para sahabatnya, seperti yang diungkapkan oleh
Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul Hadits Tarbawi. (Khon, 2012)
Dalam sistem pelaksanaan muzakarah Jamaah Tabligh tersebut terdapat
beberapa nilai pendidikan Islam di dalamnya. Pertama ketika penentuan materi
yang akan dimuzakarahkan menggunakan sistem musyawarah seperti yang
ada di dalam Al-Qur’an Surah Asy-Syura ayat 38 dan sebelum mengambil
keputusan membaca shalawat Nabi Saw. Nilai pendidikan Islam selanjutnya
adalah ketika usulan diterima justru malah disuruh mengucapkan istighfar dan
jika usulan ditolak maka ucapkan Hamdalah. Terdengar unik dan aneh, namun
demikian hal tersebut beralasan bahwa bisa jadi apa yang kita usulkan akan
menjadi sebab kemudharatan terjadi. Sehingga ini mengarahkan peserta
muzakarah memiliki kepribadian yang rendah hati dan tidak memaksakan
kehendak diri.
ُ ‫ص ٰلو ۖة َ َوا َ ْم ُر ُه ْم‬
‫ش ْو ٰرى بَ ْينَ ُه ۖ ْم َو ِم َّما َرزَ ْق ٰن ُه ْم‬ َّ ‫َوالَّ ِذيْنَ ا ْست َ َجاب ُْوا ِل َر ِب ِه ْم َواَقَا ُموا ال‬
ۚ َ‫يُ ْن ِفقُ ْون‬
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian
dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”

Hal ini sesuai dengan hasil observasi peneliti terhadap aktivitas


muzakarah Jamaah Tabligh tersebut. Peneliti ikut duduk mengamati jalannya
muzakarah yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2020.
Peneliti juga menanyakan tempat pelaksanaan muzakarah yang
dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh tersebut. Berdasarkan hasil wawancara
yang peneliti lakukan, informan menyampaikan bahwa muzakarah
dilaksanakan di dalam mesjid tempat berdakwah dan di rumah masing-masing
pengikut Jamaah Tabligh.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tempat
pelaksanaan muzakarah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar terkadang
di mesjid tempat kegiatan dakwah mereka dan di rumah mereka masing-
masing. Informan menyampaikan bahwa pelaksanaan muzakarah di rumah
adalah supaya anak istri mereka juga ikut mengamalkan ilmu yang didapat
dari muzakarah di mesjid.
47

Data ini diperkuat dengan hasil pengamatan peneliti terhadap kegiatan


muzakarah yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh di salah satu tempat pusat
kegiatan mereka di Mushalla Nur Hidayah Pontai Baringin pada tanggal 26
Februari 2022.
Peneliti juga bertanya kepada informan dari Jamaah Tabligh tentang
siapa saja yang mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa peserta muzakarah adalah orang yang keluar di jalan
Allah dan seandainya ada masyarakat umum yang mau ikut dengan dengan
senang hati akan dipersilahkan untuk ikut.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa peserta
muzakarah yang dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar
adalah dari kalangan mereka sendiri. dengan tidak menutup kemungkinan jika
ada masyarakat umum yang ingin ikut serta dalam muzakarah tersebut mereka
dengan senang hati membolehkan.
Data ini diperkuat dengan keadaan yang peneliti alami. Mereka dengan
senang hati menyambut peneliti untuk duduk dalam kegiatan muzakarah
mereka. Tanpa ada rasa keberatan dari mereka, mereka justru senang dengan
kehadiran peneliti yang membahas aktivitas mereka.

Setelah mengetahui penjelasan mengenai aktivitas muzakarah oleh pengikut


Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar tersebut. Lebih mendalam untuk
mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas muzakarah Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar peneliti menyusun beberapa pertanyaan. Dalam
aktivitas tersebut terdapat empat indikator Nilai-Nilai Pendidikan Islam yaitu
Akidah, Ibadah, Sosial dan Akhlak
a. Nilai Pendidikan Akidah
Nilai pendidikan akidah merupakan nilai yang sangat penting dalam
pendidikan Islam. (Zakiyah, 2014) Sebab akidah merupakan masalah pokok
dalam agama Islam sekaligus menjadi dasar dalam pendidikan Islam. Secara
sederhana akidah merupakan asas seluruh ajaran islam yang berkedudukan
sangat sentral, fundamental dan menjadi titik tolak kehidupan seorang muslim.
(Ali, 2008)
48

Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan tentang nilai akidah


dalam aktivitas Jamaah Tabligh, peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan
sebagai berikut:
1) Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Allah
dalam muzakarah?
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada, pokok bahasan dalam muzakarah adalah tentang bagaimana
iman bisa lurus kepada Allah dan wujud dalam kehidupan sehari-hari
sebagaimana imannya para sahabat Nabi Saw. Sebab para sahabat
adalah orang-orang yang sudah berhasil dalam perkara iman, mereka
sudah diakui oleh Allah seperti firman Allah dalam surah At-Taubah
ayat 100. Para ulama juga menyimpulkan sahabat Nabi Saw ini punya
enam sifat pada diri mereka yang menjadi sebab mereka diakui
keimanannya oleh Allah. Dan salah satu sifat sahabat ini adalah yakin
kepada kalimat Thayyibah, kalimat Laa ilaaha illallah Muhammadur
Rasulullah. Maksud sifat ini adalah dengan mengeluarkan dari hati
keyakinan-keyakinan pada makhluk dan memasukkan ke dalam hati
keyakinan hanya kepada Allah. Bahwa segala manfaat itu datangnya
daripada Allah dan segala mudharat juga dari Allah. Nabi juga
perintahkan kepada sahabat untuk memperbarui iman mereka.
“Aktsiru min qauli Laa ilaaha Illallah” Perbanyaklah menyampaikan
tentang Laa ilaaha ilallah, jadi bukan hanya memperbanyak zikir Laa
ilaaha illallah, tapi juga membicarakan tentang kebesaran Allah.
Sebagai contoh ketika mendapatkan rezki yang yakini adalah rezki ini
dari Allah, pekerjaan hanya perantara saja. Ketika sakit yakini yang
menyembuhkan adalah Allah, obat hanya sebagai perantara tidak
boleh diyakini.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


dalam kegiatan muzakarah yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh terdapat
Nilai Pendidikan Islam tentang Akidah mengenai Iman kepada Allah.
Dari pengamatan peneliti, pembahasan keimanan kepada Allah oleh
Jamaah Tabligh tersebut sesuai dengan Akidah Ahlussunnah wal Jama’ah
pada umumnya, yaitu pada bahasan mengenai sifat-sifat wajib bagi Allah
beserta ayat-ayat Al-Qur’an serta hadits Nabi tentang keimanan. (Ali,
2008) Jawaban informan pada kalimat “Bahwa segala manfaat itu
datangnya daripada Allah dan segala mudharat datangnya juga
daripada Allah”. Jawaban ini sesuai dengan potongan ayat Al-Qur’an
49

surah Al-An’am ayat 17 dan Al-Fath ayat 11 berdasarkan kitab tafsir


Jalalain. (As-Suyuti, 2016)
Al-Qur’an Surah Al-An’am ayat 17

ْ ‫ع ٰلى ُك ِل ش‬
ًٍ ‫َي‬ َ ‫ف لَ ٓه ا ََِّل ُه َو َۗوا ِْن ي َّْم‬
َ ‫سسْكَ بِ َخي ٍْر فَ ُه َو‬ َ ‫ض ٍر فَ ََل َكا ِش‬
ُ ‫ّٰللاُ ِب‬ َ ‫َوا ِْن يَّ ْم‬
‫سسْكَ ه‬
‫َق َِيْر‬
“Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada
yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan
kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Al-Qur’an Surah Al-Fath ayat 11


ۚ ‫ض ًّرا أ َ ْو أ َ َرادَ ِب ُك ْم نَ ْف ًۢعًا‬
َ ‫شيْـًٔا ِإ ْن أ َ َرادَ ِب ُك ْم‬ َّ َ‫قُ ْل فَ َمن يَ ْم ِلكُ لَ ُكم ِمن‬
َ ِ‫ٱّلل‬
ً ًۢ ِ‫ٱّللُ ِب َما ت َ ْع َملُونَ َخب‬
‫يرا‬ َّ َ‫بَ ْل َكان‬
“Katakanlah:‘Maka siapakah (gerangan) yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki
kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu.’
Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam pembahasan materi tentang


iman kepada Allah adalah ketika dijelaskan materi tentang iman kepada
Allah seluruh peserta muzakarah menyimak dengan baik dan mengulang
apa yang disampaikan oleh amir muzakarah, hal ini menggambarkan
ketekunan mereka dalam menuntut ilmu agama sebagai kewajiban bagi
seorang muslim, meskipun dalam hal umur mereka sudah melewati batas
umur wajib belajar di Indonesia mereka tetap semangat dalam menuntut
ilmu sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi Saw tentang kewajiban
menuntut ilmu dari ayunan sampai liang lahat.
َ‫اطلبوا العلم من المهَ الى اللح‬
“Tuntutlah Ilmu dari Buaian Sampai Liang Lahad”.
Hal ini sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan, peneliti
juga secara langsung menyaksikan pembahasan akidah tentang iman
kepada Allah pada aktivitas muzakarah Jamaah Tabligh pada tanggal 26
Februari 2022. Tergambar juga pada keseharian yang dilakukan oleh
pengikut Jamaah Tabligh tentang keimanan, yaitu dalam pembicaraan
mereka sering melibatkan Allah. Sebagai contoh ketika mendapatkan
50

rezki mereka akan menyebutkan rezki ini datang dari Allah, ketika sakit
mereka meyakini yang menyembuhkan adalah Allah, obat hanya sebagai
perantara tidak boleh diyakini.
2) Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Malaikat
dalam muzakarah?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Pembahasan tentang Malaikat tidak ada. Sebatas meyakini bahwa
malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang tak memiliki
nafsu, mereka taat pada perintah Allah dengan tugasnya masing-
masing seperti malaikat Jibril tugasnya menghantarkan wahyu kepada
Nabi Muhammad Saw juga malaikat-malaikat lainnya.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat kita ketahui bahwa


tidak terdapat bahasan mengenai Iman kepada Malaikat dalam muzakarah
yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh. Dan hal tersebut juga tidak peneliti
temukan ketika melakukan observasi pada kegiatan Jamaah Tabligh di
kabupaten Tanah Datar pada tanggal 26 Februari 2022 tersebut.
3) Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada kitab
Allah dalam muzakarah?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada. Bahasan itu ada dalam kitab Fadhilah Amal bab Fadhilah
Qur’an. Keyakinan dalam Islam bahwa kitab yang Allah turunkan
kepada Nabinya itu ada empat. Zabur kepada Nabi Daud, Taurat
kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi Isa dan Al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad Saw. Jadi yang perlu diyakini di sini bagaimana
menjadikan Al-Qur’an itu sebagai benar-benar pedoman hidup sehari-
hari dan bisa dibaca minimal sehari sejuz.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut. dapat diketahui bahwa


dalam muzakarah Jamaah Tabligh terdapat bahasan mengenai Iman
kepada kitab Allah. Dan dapat disimpulan bahwa pemahaman Jamaah
Tabligh tentang Iman kepada Kitab Allah yang sesuai dengan
pemahaman umat Islam pada umumnya yaitu empat kitab suci yang telah
diturunkan Allah kepada para Nabi pilihan-Nya. (Suryana, 1997). Selain
itu juga tergambar nilai-nilai pendidikan Islam dari jawaban informan
51

tersebut bahwa perlu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dan


senantiasa membacanya.
Data ini diperkuat dengan observasi yang penulis lakukan,
anggota Jamaah Tabligh bergantian membacakan hadits Nabi tentang
keutamaan membaca Al-Qur’an kepada sesama anggota. Dan pada waktu
tertentu mereka membacakan hadits tersebut kepada seluruh jamaah
shalat setelah dilaksanakannya shalat. Seolah mendarah daging, kegiatan
membacakan hadits tentang keutamaan-keutamaan dalam beramal
mereka lakukan setiap selesai shalat Shubuh baik ketika sedang
berdakwah maupun di mesjid tempat tinggal mereka masing-masing.
4) Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Rasul
Allah dalam Muzakarah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada. Nabi dan Rasul itu yang wajib diketahui jumlahnya 25 orang
dan Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad Saw sebagai penyempurna
seluruh Nabi dan rahmatan lil ‘alamin. Dalam muzakarah bahasan ini
itu ada dalam sifat para sahabat, yaitu pada rangkaian dari kalimat
thayyibah, muhammadur rasulullah. Maksudnya di sini adalah
meyakini satu-satunya jalan yang menghantarkan manusia kepada
kebahagiaan dunia dan akhirat hanya dengan caranya Rasulullah
Saw. Pembahasan tentang sunnah Nabi yaitu sunnah Suroh, Siroh dan
Sariroh. Sunnah Suroh adalah sunah yang berkaitan dengan
penampilan Nabi seperti berjenggot, bersiwak, memakai imamah,
memotong kuku, dan penampilan lainnya. Sunnah Siroh adalah cara
hidup Nabi, cara ibadah Nabi, cara masuk wc-nya, makan Nabi,
istinja’, memperlakukan orang lain dan banyak lagi. Sunnah Sariroh,
adalah sunnah yang tersembunyi pada nabi yaitu fikir risau nabi
bagaimana seluruh orang Islam mengamalkan agama dengan
sempurna dan semua manusia bisa terhindar dari azab Allah dan
langsung belajar mempraktekan sunnah-sunnah Nabi tersebut.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat bahasan mengenai Iman kepada Rasul Allah. Namun bahasan
dalam muzakarah tersebut terfokus kepada Nabi Muhammad Saw saja.
Dan dalam hasil wawancara tersebut, terdapat salah satu bahasan
mengenai sunnah Nabi Saw yang mengemukakan pendapat bahwa
sunnah Nabi terbagi kepada tiga macam, yaitu Sunnah siroh, sunnah
52

suroh dan sunnah sariroh. Setelah peneliti menelaah lebih mendalam


sumber teori sunnah tersebut, peneliti mendapatkan keterangan bahwa
teori tersebut berasal dari salah seorang ulama ahli hadits yaitu Maulana
Muhammad Zakariya Al-Kandahlawi. (Widiarto, 2012)
Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti terhadap aktivitas
muzakarah Jamaah Tabligh. Peneliti menyaksikan pembahasan Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar tentang Iman kepada rasul yang
berfokus kepada bahasan mengenai Nabi Muhammad Saw saja. Dan juga
terlihat dari penampilan anggota Jamaah Tabligh, bahwa setelah mereka
mengetahui tentang sunnah Nabi Muhammad Saw mereka langsung
mempraktekan pada diri mereka masing-masing seperti berjenggot,
berjubah, bersiwak dan mengamalkan adab-adab sehari-hari. Tampak
wujud nilai-nalai pendidikan Islam pada diri Jamaah Tabligh dengan
langsung mengamalkan apa yang mereka ketahui dari muzakarah
tersebut.
5) Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Hari
Akhir dalam muzakarah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada, kehidupan di dunia ini hanya kehidupan yang sementara dan
kehidupan di akhirat adalah kehidupan yamg selama-lamanya dan
pasti akan dilalui. Sebaik-baik bekal untuk ke akhirat adalah iman dan
amal shaleh. Dunia adalah tempat ujian iman dan amal dan dunia juga
sebagai tempat mempersiakan bekal untuk kehidupan akhirat. Dan
juga meyakini setelah kematian itu banyak sekali tempat persinggahan-
persinggahan di akhirat sebelum akhirnya antara ke syurga atau
neraka,”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


pembahasan tentang Iman kepada Hari Akhir terdapat dalam muzakarah.
Namun bahasan dalam muzakarah tersebut lebih mengarah kepada zuhud
terhadap kehidupan dunia dan mengumpulkan bekal untuk kehidupan
akhirat. Sesuai dengan prinsip dalam Al-Qur’an bahwa apapun yang
diperbuat di atas dunia ini, maka pasti akan dijumpai balasannya di
akhirat. (Suryana, 1997) Bahasan mengenai nama-nama hari akhir tidak
53

terlalu tergambar, meskipun jawaban informan tersebut juga mengutip


hadits tentang persinggahan di akhirat.
Hal ini sesuai dengan pengamatan penulis terhadap perilaku
Jamaah Tabligh yang berpakaian dan kebanyakan berperilaku hidup
sederhana ketika penulis temui. Sangat jarang diantara mereka yang
berpenampilan mewah dan cenderung berpenampilan sederhana seperti
berjubah dan bersorban juga banyak penampilan pengikut Jamaah
Tabligh ini sangat kumal, dengan pakaian kusut dan rambut yang tidak
rapi, eolah kehidupan zuhud sudah mendarah daging dalam kehidupan
mereka. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk wujudnya nilai-nilai
akidah kepada hari akhirat pada pengikut Jamaah Tabligh.
6) Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada
Qadha dan Qadar dalam muzakarah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada, dalam muzakarah dibahas tentang hal ini. Bahwasanya manusia
diberi dua jalan, jalan fujur atau dosa dan jalan taqwa. Maka sebagai
seorang muslim, harus berikhtiar untuk berjalan ke arah jalan taqwa
berusaha untuk meningkatkan amal iman dan amal shaleh kepada
Allah. Banyak lagi bahasan, termasuk ayat Al-Qur’an dan hadits-
hadits Nabi tentang ketetapan Allah yang ada dalam kitab Muntakhab
Hadits.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat pembahasan mengenai Iman kepada Qadha dan Qadar dalam
muzakarah. Informan menyampaikan bahwa perlu adanya ikhtiar untuk
bisa melangkah kepada jalan-jalan taqwa yang telah ditunjukkan kepada
kita. Sesuai dengan prinsip Iman kepada Qadha dan Qadar umat Islam
pada umumnya yaitu seorang muslim perlu berikhtiar untuk mencapai
jalan taqwa dalam meningkatkan iman dan amalnya. (Ali, 2008)
Informan juga menyampaikan salah satu kitab yang menjadi rujukan dari
kegiatan Jamaah Tabligh yaitu kitab Muntakhab Hadits.
Dalam hal ini, peneliti juga melihat isi dari kitab tersebut ketika
melakukan pengamatan terhadap aktivitas Jamaah Tabligh di kabupaten
Tanah Datar. Dan peneliti dapati isi kitab tersebut berkaitan dengan ayat-
ayat Al-Qur’an serta Hadits pilihan tentang enam sifat sahabat Nabi Saw
54

yang dibahas dalam muzakarah Jamaah Tabligh. Menurut keterangan


salah seorang anggota Jamaah Tabligh, kitab tersebut ditulis oleh salah
seorang ulama pendiri Jamaah Tabilgh yang merupakan salah satu
keturunan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. (Abdurrahman, 2022) Hal ini
sesuai dengan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap aktivitas
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada tanggal 26 Februari
2022.
7) Apakah ada pembahasan lain yang berkaitan dengan akidah dalam
muzakarah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Pokok bahasan dalam muzakarah ini ada tiga, bagaimana yang
awalnya yakin kepada makhluk menjadi yakin kepada Allah. Kedua,
yang awalnya yakin kepada Maal atau harta menjadi yakin kepada
Amal. Ketiga, yang awalnya yakin kepada kehidupan dunia menjadi
yakin kepada kampung akhirat.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat tiga pokok dalam mudzakarah yaitu yakin kepada Allah, yakin
kepada amal dan yakin kepada kampung akhirat. Peneliti juga meminta
penjelasan mengenai maksud yakin kepada amal kepada anggota Jamaah
Tabligh. Dan mereka menyampaikan bahwa sebagai seorang muslim
hendaknya kita meyakini bahwa masalah dalam kehidupan dunia dan
akhirat kita dapat diselesaikan dengan amal shaleh, seperti contohnya
meminta pertolongan Allah dengan sabar dan shalat dengan mengutip
ayat Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 45.
َ‫علَى ٱ ْل ٰ َخ ِشعِين‬
َ ‫يرة إِ ََّل‬
َ ِ‫صلَ ٰوةِ ۚ َوإِنَّ َها لَ َكب‬ َّ ‫َوٱ ْست َ ِعينُوا بِٱل‬
َّ ‫صب ِْر َوٱل‬
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-
orang yang khusyu'”

Hal ini sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan terhadap


Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada tanggal 26 Februari
2022. Peneliti mendapati perilaku Jamaah Tabligh yang melaksanakan
shalat ketika memiliki suatu permasalahan. Dan banyak diantara mereka
55

yang berbincang mengenai hal ini dengan mengutip ayat Al-Qur’an


Surah Al-Baqarah ayat 45.

8) Apa tujuan pembahasan tentang akidah dalam Muzakarah.?


Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Tentu supaya bagaimana punya akidah dan Iman yang lurus kepada
Allah. Dan iman tersebut wujud dalam kehidupan sehari-hari bukan
hanya sekedar mengetahui tapi juga bisa diamalkan. Karena perkara
yang paling penting di atas dunia ini adalah perkara iman. Maka
perkara itulah yang harus menjadi perhatian dalam kehidupan supaya
mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui tujuan dari


pembahasan materi tentang keimanan atau akidah dalam muzakarah yang
dilakukan oleh Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar adalah agar
memiliki iman yang lurus dan wujud dalam kehidupan sehari-hari agar
selamat dunia dan akhirat.
b. Nilai Pendidikan Ibadah
Nilai pendidikan ibadah merupakan salah satu nilai yang penting
dalam pendidikan Islam. Tujuan dari penciptaan manusia dalam Islam adalah
beribadah kepada Allah Swt. (Hidayat, 2016). Maka dalam dunia pendidikan
Islam, nilai ibadah menjadi salah satu aspek yang penting dan perlu wujud
dalam kehidupan sehari-hari agar tercapainya tujuan dari pendidikan Islam
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh tentang nilai ibadah dalam aktivitas muzakarah
Jamaah Tabligh, peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1) Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Thaharah?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada. Materi tentang thaharah dalam muzakarah itu terdapat dalam
materi tentang adab Istinja’. Dan pembahasan ini sangat penting
dibahas karena menyangkut kepada shalat. Dalam hadits Nabi itu
dijelaskan, sempurnanya shalat itu tergantung pada sempurnanya
56

wudhu, sempurnanya wudhu bergantung kepada sempurnanya istinja’.


Shalat tidak sah apabila wudhu tidak sah, dan wudhu tidak sah apabila
istinja’ tidak bersih. Salah satu syarat sah shalat itu harus suci dari
najis. Dalam perkara ini, kita memuzakarahkan bagaimana cara Nabi
istinja’. Diawali dengan masuk wc baca doa, langkahkan kaki kiri,
memakai sendal, memakai penutup kepala. Sepakat para ulama Nabi
itu istinja dengan cara jongkok bukan berdiri. Jongkok dengan
bertumpu pada kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Dan juga
membaca do’a ketika beristinja’ “Allahumma Thahhir Qalby
minannifaq, wa hassin farji minal fawahisy”. Kemudian yang lain
kalau tidak ada air pakai debu, batu, kertas dan tidak boleh
menggunakan tulang.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat pembahasan mengenai Thaharah dalam muzakarah Jamaah
Tabligh. Berdasarkan materi yang disampaikan oleh Jamaah Tabligh
dalam muzakarah tersebut, terdapat beberapa materi Fiqih yang dapat kita
jumpai pada kitab Fikih pada umumnya. Seperti materi pentingnya
beristinja’ dan berwudhu dengan sempurna sebelum melaksanakan shalat.
Informan juga menyampaikan beberapa adab masuk WC dan do’a yang
dibaca. Informan juga menyampaikan salah satu ketentuan Tayamum yaitu
tidak boleh menggunakan tulang ketika bertayamum. Materi bahasan
mengenai Thaharah yang disampaikan oleh Jamaah Tabligh tersebut sudah
umum kita jumpai dalam berbagai kitab Fiqih salah satunya Syarah Fathul
Qarib. (Ma'had Al-Jami'ah Al-Aly, 2020)
Hal ini juga sesuai berdasarkan pengamatan penulis terhadap cara
berthaharah anggota Jamaah Tabligh tersebut. Peneliti sempat diajarkan
cara-cara praktek istinja’ dengan jongkok. Dan peneliti juga mengamati
cara berwudhu mereka yang menyiram bagian badan anggota wudhu
sebanyak tiga kali yang merupakan salah satu sunnah ketika berwudhu.
(Suryana, 1997) Pengamatan peneliti terhadap kegiatan ibadah Jamaah
Tabligh tersebut dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2022.
2) Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Syahadatain?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada. Bahasan mengenai syahadatain yaitu bagaimana kalimat
syahadat tersebut bisa terhujam ke hati. Meyakini bahwa Allah Sang
57

Maha Kuasa seluruh makhluk bergantung pada Allah. Dan Nabi


Muhammad Saw itu utusan Allah Khatamul anbiya wal mursalin.
Materi bahasan tentang syahadat ini ada dalam bahasan sifat sahabat
Nabi Saw yang pertama.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


bahasan tentang syahadatain termasuk ke dalam bahasan tentang
keimanan kepada Allah dalam aktivitas muzakarah Jamaah Tabligh.
Jawaban informan tersebut memberikan sedikit gambaran tentang materi
PAI yaitu sifat wajib Allah Qiyamuhu Binafsihi. (Salimi, 1994)
Sesuai dengan pengamatan peneliti terhadap aktivitas muzakarah
tersebut, peneliti menyimak bahasan mengenai materi syahadatain.
Seperti yang disampaikan informan, yaitu sifat sahabat Nabi Saw yang
mereka bahas adalah Yakin kepada kalimat Thayyibah Laa ilaaha illallla
Muhammadur Rasulullah. Bahasan tentang syahadatain ini sama halnya
dengan bahasan tentang keimanan kepada Allah dan Nabi Muhammad
Saw sebelumnya.
3) Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Shalat?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada, Bahasan tentang shalat di sini adalah bagaimana membawa
sifat-sifat ketaatan yang ada dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam shalat tunduk pandangan, luar shalat juga tunduk
pandangan, dalam shalat baca Qur’an di luar shalat juga demikian.
Dan bagaimana shalat itu menjadi cara kita untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan. Meminta pertolongan Allah dengan shalat.
Dan kalau untuk cara pelaksanaan bacaan dan ketentuan lainnya kita
ikut Imam Mazhab, ya sesuai daerah. Tambahannya sekarang
mengusahakan bagaimana shalat ini bisa berefek kepada kehidupan.
Tentu harus dengan mengerjakan shalat dengan sempurna. Sempurna
shalat itu bagaimana, pertama sempurna tempat, yaitu di tempat Azan
berkumandang, kedua sempurna waktu di awal waktu dan terakhir
sempurna cara yaitu dengan berjamaah. Kemudian bonusnya juga
mengusahakan bagaiamana saudara muslim yang lain agar bisa
melaksanakan shalat dengan sempurna juga.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


pembahasan materi tentang shalat dalam aktivitas muzakarah Jamaah
Tabligh sangat kompleks dan mendetail. Meskipun yang dibahas bukan
58

masalah yang berkaitan dengan Fiqih, menurut keterangan informan


mereka shalat mengikut Imam Mazhab Syafi’i, namun yang dibahas di
dalam muzakarah tersebut adalah cara agar shalat menjadi sempurna,
sebagai penyelesai masalah dan wujud ketaatan yang ada dalam shalat ke
dalam kehidupan sehari-hari mereka dengan tambahan juga mengajak
orang lain untuk juga menyempurnakan shalat mereka.
Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang peneliti lakukan
terhadap pengikut Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar tersebut.
Penulis juga mendengarkan materi muzakarah tentang shalat tersebut.
penulis pernah bermakmum kepada anggota Jamaah Tabligh ini, dan
memang sesuai dengan jawaban informan, mereka shalat dengan ciri khas
Mazhab Syafi’i dengan berzikir berjamaah sesudah shalat dan berqunut
ketika shalat Shubuh. Dan tampak juga dari aktivitas yang mereka lakukan
yaitu mengunjungi rumah-rumah masyarakat sekitar mesjid, demi untuk
mengajak masyarakat agar shalat berjamaah ke mesjid juga. Hal ini
berdasarkan hasil pengamatan peneilti terhadap aktivitas Jamaah Tabligh
di kabupaten Tanah Datar pada tanggal 26 Februari 2022.
4) Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Puasa?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa dalam muzakarah tidak ada, hanya saja ketika
ta’lim dibacakan hadits tentang keutamaan puasa dan i’tikaf di bulan
ramadhan.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
tidak ada bahasan tentang puasa dalam muzakarah. Hanya saja mereka
membacakan hadits tentang keutamaan berpuasa dan i’tikaf di bulan
Ramadhan. Sesuai dengan hasil observasi penulis yang tidak menemukan
bahasan tentang puasa ketika mengamati aktivitas muzakarah Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada tanggal 26 Februari 2022.
5) Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Zakat?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa bahasan khusus zakat tidak ada.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
tidak ada bahasan tentang zakat dalam muzakarah. Sesuai dengan hasil
observasi penulis yang tidak menemukan bahasan tentang zakat ketika
59

mengamati aktivitas muzakarah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah


Datar pada tanggal 26 Februari 2022.

6) Apa pembahasan dalam muzakarah tentang Haji?


Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa dalam muzakarah tidak ada bahasan tentang haji.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
tidak ada bahasan tentang haji dalam muzakarah. Sesuai dengan hasil
observasi penulis yang tidak menemukan bahasan tentang haji ketika
mengamati aktivitas muzakarah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah
Datar pada tanggal 26 Februari 2022.
c. Nilai Pendidikan Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial merupakan objek dalam pendidikan
Islam, sehingga nilai pendidikan sosial merupakan nilai yang penting dalam
pendidikan Islam. Islam tidak hanya mengatur hubungan kepada Allah
(hablum minallah) tetapi juga mengemukakan pentingnya hubungan sesama
manusia (hablum minannas). Pembentukan kepribadian dan tingkah laku
seorang muslim ketika berhubungan sesama, dibentuk melalui proses
pendidikan berlandaskan syariat Islam itu sendiri. (Tafsir, 2016)
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh tentang nilai sosial dalam aktivitas Jamaah Tabligh,
peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1) Apa pembahasan dalam muzakarah tentang Silaturahmi?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Silaturahmi dalam muzakarah sangat penting dibahas. Karena dalam
berdakwah caranya door to door atau dari rumah ke rumah untuk
mengajak saudara muslim agar bisa sama-sama ke Mesjid dan
memikirkan saudara muslim lain yang belum ke mesjid agar juga bisa
ke mesjid. Dalam bahasannya, muzakarah tentang silaturahmi ini
dibahas tentang tujuannya dibuat silaturahmi, keuntungan
bersilaturahmi kemudian adab-adabnya.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


pembahasan tentang silaturahmi dalam muzakarah sangatlah penting bagi
60

Jamaah Tabligh. Sebab mereka berdakwah door to door ke tengah


masyarakat untuk mengajak shalat berjamaah ke Mesjid. Informan juga
menyampaikan pembahasan tentang silaturahmi adalah tujuan,
keutamaan, dan adab-adab bersilaturahmi.
Namun demikian dengan fakta di lapangan, penulis mendapati
bahwa pengikut Jamaah Tabligh ini dalam kondisi meninggalkan
keluarganya untuk berdakwah. Hal ini cukup menjadi perhatian bagi
penulis karena membangun silaturahmi yang baik hendaknya di awali
dari internal keluarga dahulu, barulah kemudian dengan masyarakat
secara umum. Peneliti sempat mengkonfirmasi hal ini kepada informan,
kemudian informan menanggapi bahwa mereka sudah musyawarah
dengan keluarga dan sudah meninggalkan bekal untuk keluarga selama
meninggalkannya untuk berdakwah dan berangkat atas persetujuan ahli
keluarga mereka masing-masing.
Data tersebut diperkuat dengan hasil observasi peneliti terhadap
aktivitas Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada tanggal 27
Februari 2022. Mereka saling bermuzakarah membahas adab-adab
tentang bersilaturahmi. Bukan hanya itu, ketika waktu menjelang shalat
Maghrib mereka juga melanjutkan kegiatan mereka dengan mendatangi
rumah-rumah masyarakat sekitar dengan mempraktekan muzakarah
mereka sebelumnya tersebut.
2) Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang bertetangga?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada, justru ini adalah bahasan penting. Karena ada beberapa hak
dan kewajiban dalam bertetangga. Bersilaturahmi dengan tetangga,
salam jika bertemu, menjenguk kalau sakit, menyelenggarakan
jenazahnya apabila mati, mendoakannya apabila bersin, memenuhi
undangan apabila ia megundang dan ikut senang jika ia mendapatkan
sesuatu yang membuat dia senang. Nabi juga perintah sahabat ketika
itu, kalau masak lebihkan kuahnya untuk tetangga. Intinya menjaga
keharmonisan dan hubungan baik dengan tetangga sekitar”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat pembahasan tentang bertetangga dalam aktivitas muzakarah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Hasil wawancara di atas juga
61

memberikan gambaran materi hak dan kewajiban sesama muslim oleh


pengikut Jamaah Tabligh. Peneliti menelaah materi tersebut yang
ternyata dikutip dari hadits Nabi Saw riwayat Muslim. (Yani, 2014)
‫ّٰللاِ – صلى هللا عليه وسلم– َح ُّق‬ ُ ‫ع ْن أَبِي ُه َري َْرة َ – رضي هللا عنه – قَا َل َر‬
َّ َ ‫سو ُل‬ َ
َ ‫ َو ِإذَا اِ ْست َ ْن‬,ُ‫عاكَ فَأ َ ِج ْبه‬
َ‫ص َحك‬ َ َ‫ َو ِإذَا د‬,‫ع َل ْي ِه‬ َ ‫ ِإذَا َل ِقيتَهُ َف‬:‫ت‬
َ ‫س ِل ْم‬ ٌّ ‫ع َلى ا َ ْل ُم ْس ِل ِم ِس‬
َ ‫ا َ ْل ُم ْس ِل ِم‬
ُ‫ َو ِإذَا َماتَ فَاتْ َب ْعه‬,ُ َْ ُ‫ُ فَع‬ َ ‫س ِمتْهُ َو ِإذَا َم ِر‬ َّ َ ََ‫س فَ َح ِم‬
َ َ‫ّٰللاَ ف‬ َ ‫ع‬
َ ‫ط‬ َ ‫ َو ِإذَا‬,ُ‫صحْ ه‬ َ ‫فَا ْن‬
‫– َر َوا ُ ُم ْس ِلم‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak muslim kepada
muslim yang lain ada enam.”Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya;
(2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) Apabila
engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) Apabila dia
bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah
dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) Apabila dia sakit,
jenguklah dia; dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah
jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim, no. 2162)

Data tersebut diperkuat dengan hasil observasi yang peneliti


lakukan terhadap aktivitas Jamaah Tabligh pada tanggal 27 Februari
2022. Tampak mereka mengamalkan salah satu dari penggalan hadits
tersebut yaitu mereka bersilaturahmi dan ketika salah seorang diantara
mereka bersin kemudian dijawab dengan yarhakumullah. Namun, pada
materi hadits selanjutnya peneliti tidak melihat praktek pada kegiatan
tersebut.
d. Nilai Pendidikan Akhlak
Nilai pendidikan akhlak merupakan salah satu nilai yang terpenting
dalam dunia pendidikan Islam. Akhlak merupakan misi utama diutusnya
Rasulullah Saw sebagai pembawa risalah Islam. (Fathurrohman, 2018). Dalam
dunia pendidikan Islam, akhlak termasuk tujuan pendidikan Islam dalam ranah
afektif. Pembentukan kepribadian tersebut memiliki target agar menjadi
seorang muslim sejati baik dalam kehidupan pribadi, beragama,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Makbuloh, 2012)
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh tentang nilai akhlak dalam aktivitas Jamaah Tabligh,
peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
62

1) Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang akhlak


mahmudah?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ada, Dakwah dan muzakarah ini adalah supaya akhlak bisa
mencontoh akhlak Rasulullah. Ada satu bahasan dalam muzakarah
tentang sifat-sifat Da’i. Pertama sifat Mahabbah kepada seluruh
makhluk. Membenci perbuatan mungkar yang dibenci perbuatannya
dan tetap sayang kepada orangnya sebagaimana Nabi sayang kepada
umatnya. Kedua, rela berkorban harta dan diri untuk agama. Ketiga,
niat ishlah diri atau memperbaiki diri sendiri. Keempat, Ikhlas semata-
mata mengharap ridha Allah dalam setiap beramal. Kelima, sabar
dalam setiap ujian karena hakikatnya ujian adalah menaikkan derajat
kita. Terutama sabar dalam 3 hal, sabar melaksanakan perintah Allah,
sabar dalam menjauhi larangan Allah, sabar dalam perjuangan di
jalan Allah. Keenam, beristighfar saat selesai beramal Ketujuh,
menisbatkan diri hanya kepada Allah bahwa apa saja yang menimpa
diri adalah yang terbaik menurut Allah. Kedelapan, tidak putus asa
dalam setiap kegagalan. Kesembilan, tabah seperti onta, tidak
mengeluh ketika diberi beban yang berat. Kesepuluh, tawadhu seperti
bumi, walaupun diinjak dan dikotori tapi tetap memberikan kebaikan.
Kesebelas, tegak teguh seperti gunung, tidak terpengaruh oleh
suasana dan keadaan. Keduabelas, berpandangan luas seperti langit.
Ketigabelas, Istiqamah seperti matahari, selalu bergerak memberi
manfaat tanpa minta imbalan.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat bahasan tentang akhlak dalam muzakarah yang dilakukan oleh
pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Informan
memaparkan salah satu materi bahasan mereka tentang akhlak dalam
muzakarah. Dalam materi tersebut dapat kita ketahui beberapa nilai
akhlak yang terkandung, seperti Mahabbah atau mencintai seluruh
makhluk. Benar bahwa Rasulullah memiliki sifat mencintai kepada
makhluk Allah seperti binatang dan tumbuhan, hal ini tertuang dalam
beberapa hadits yang peneilti temui. Namun, berdasarkan jawaban
informan tersebut tidak mengecualikan makhluk yang telah dilaknat
Allah yaitu Iblis. Pernyataan ini sangat fatal apabila memasukkan Iblis
kepada salah satu makhluk yang dicintai.
63

Kemudian dapat diketahui juga nilai akhlak yang terkandung


dalam jawaban informan tersebut berupa rela berkorban untuk kebaikan,
sabar, pantang menyerah, tawakal, tawadhu’, teguh pendirian, ikhlas dan
istiqamah. Data hasil wawancara tersebut diperkuat dengan pengamatan
peneliti terhadap muzakarah tentang materi yang disampaikan oleh
informan tersebut.
2) Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang akhlak
mazmumah?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa Bahasan tentang akhlak buruk tidak ada. Tetapi
yang dibahas adalah bagaimana akhlak menjadi baik agar sifat buruk
tersebut hilang dengan sendirinya.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
tidak ada pembahasan tentang akhlak buruk dalam muzakarah. Informan
juga menyampaikan pembahasan hanya terpaku pada akhlak baik saja.
Hal ini sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan terhadap aktivitas
muzakarah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada tanggal 27
Februari 2022.
3) Apa pembahasan dalam muzakarah tentang akhlak kepada Allah?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Pertama harus meluruskan tujuan setiap amal yakni semata-mata
hanya karena Allah, bersegera dalam melaksanakan perintah Allah
dan menjauhi larangan-Nya, bersikap tenang dan banyak diam dari
perkataan yang sia-sia, berusaha selalu mengingat Allah dalam
keadaan apapun, bersyukur atas nikmat-Nya, bersabar atas ujian-Nya,
memutuskan rasa mengharap kepada makhluk dan hanya mengharap
kepada Allah, tawadhu’ semata-mata karena takut kepada Allah, selalu
menghadirkan rasa takut karena belum bisa menunaikan hak-hak Allah
secara sempurna, tidak menentang apapun ketetapan Allah kepada kita
meskipun kita tidak menyukainya, dan mendatangi panggilan Allah
yaitu azan.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat bahasan tentang akhlak kepada Allah dalam aktivitas muzakarah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Informan juga menyampaikan
beberapa cara sebagai bentuk perwujudan akhlak kepada Allah seperti
64

ikhlas, bersyukur, bersabar, dan mendatangi suara azan. Hal tersebut juga
tampak pada kepribadian Jamaah Tabligh yang selalu menjaga shalat
berjamaah di mesjid. Hal ini sesuai dengan pengamatan penulis terhadap
pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada tanggal 27
Februari 2022.
4) Apa pembahasan dalam muzakarah tentang akhlak kepada Nabi
Muhammad Saw?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
Akhlak kepada Nabi adalah dengan mengamalkan sunnah Rasulullah
Saw sebagai bukti cinta kepada Allah cinta kepada Nabi Saw. Dalam
firman Allah Surah Ali Imran ayat 31. Dan sunnah Nabi itu ada tiga,
pertama sunnah siroh atau kehidupan nabi, suroh penampilan nabi
dan sariroh yaitu fikir risau Nabi Saw terhadap umatnya.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat bahasan mengenai adab kepada Nabi dalam muzakarah.
Informan menyampaikan bahwa dengan mengamalkan sunnah Nabi
adalah sebagai wujud cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasulullah
Saw. Selain itu, Informan juga mengutip surah Ali-Imran ayat 31.
‫غفُور َر ِحيم‬ َّ ‫ّٰللاُ َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم ۗ َو‬
َ ُ‫ّٰللا‬ َّ َ‫قُ ْل ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت ُ ِحبُّون‬
َّ ‫ّٰللاَ فَات َّ ِبعُو ِني يُحْ ِب ْب ُك ُم‬

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah


aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Data ini diperkuat dengan hasil pengamatan penulis terhadap


aktivitas muzakarah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada
tanggal 27 Februari 2022. Selain itu, pengikut Jamaah Tabligh tersebut
tampak pada pengamalan sehari-hari pengikut Jamaah Tabligh yang
kemana-mana selalu memakai jubah, berjanggut dan bersorban.
2. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Jaulah
Penjelesan tentang aktivitas jaulah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah
Datar. Peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan terhadap Muhammad Husein,
salah seorang pengurus Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar, sebagai
Informan utama. Dalam pelaksanaan wawancara, terdapat beberapa pengurus lain
65

yang ikut memberikan jawaban dari pertanyaan yang penulis ajukan. Penulis
mengemukakan beberapa pertanyaan tentang aktivitas jaulah dan nilai-nilai
pendidikan Islam yang terkandung di dalamnya sebagai berikut:
Peneliti menanyakan tentang apa yang dimaksud dengan jaulah kepada
informan dari Jamaah Tabligh. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan, informan menyampaikan bahwa Jaulah berarti berkeliling dari mesjid
atau mushalla tempat kegiatan dakwah ke rumah-rumah saudara muslim
sekitar mesjid.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui apa yang
dimaksud jaulah oleh Jamaah Tabligh. Jaulah merupakan sebuah kegiatan
yang menjadi ciri khas Jamaah Tabligh, yaitu dengan mendatangi umat. Data
ini diperkuat oleh hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 18 Maret
2022.
Peneliti juga menanyakan tentang tujuan dilaksanakannya jaulah oleh
Jamaah Tabligh dengan mewawancarai informan. Berdasarkan hasil
wawancara yang peneliti lakukan, informan menyampaikan bahwa Jaulah
dilaksanakan dengan tujuannya supaya Allah kekalkan hidayah yang telah
Allah beri kepada kita dan supaya Allah turunkan hidayah dari khazanah Allah
kepada umat seluruh alam.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui tujuan Jamaah
Tabligh melaksanakan kegiatan jaulah yaitu agar Allah Swt kekalkan hidayah
di dalam hati kita dan agar Allah turunkan hidayah-Nya kepada umat seluruh
alam. Secara logika sedikit tidak masuk akal bagaimana jaulah bisa
mengekalkan hidayah yang Allah berikan kepada kita. Di sini informan
menjelaskan kenapa bisa jaulah ini mengekalkan hidayah yang telah Allah
berikan kepada kita yaitu dengan mengutip ayat Al-Qur’an Surah Al-Ahzab
ayat 70 dan 71 kemudian Surah Fushilat ayat 33.

َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


َ ‫ّٰللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًَل‬
(70) ‫سَِيَ ًا‬

(71) ‫ظي ًما‬ َ ‫سولَهُ فَقَ َْ فَازَ فَ ْو ًزا‬


ِ ‫ع‬ َّ ِ‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم ۗ َو َم ْن ي ُِطع‬
ُ ‫ّٰللاَ َو َر‬ ْ ُ‫ي‬
(70). “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar”. (71).”Niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-
dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”
66

َ ‫ قَ ْو ًَل‬dalam ayat tersebut


Informan juga menjelaskan maksud ‫سَِيَ ًا‬
dijelaskan kembali oleh ayat lain yaitu surah Fushilat ayat 33.

َ‫صا ِل ًحا َوقَا َل ِإنَّنِي ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِمين‬


َ ‫ع ِم َل‬ َّ ‫عا ِإلَى‬
َ ‫ّٰللاِ َو‬ َ ْ‫َو َم ْن أَح‬
َ َ‫س ُن قَ ْو ًَل ِم َّم ْن د‬
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’”

Sehingga informan menyimpulkan bahwa dengan berjaulah sekaligus


mengajak orang agar taat kepada Allah atau mengajak orang shalat ke mesjid
dengan berjamaah, maka Allah akan perbaiki amal kita dan mengampuni dosa
kita sesuai dengan arti surah Al-Ahzab ayat 71 di atas. Dan informan juga
menyampaikan bahwa diperbaikinya amal kita oleh Allah adalah karena Allah
turunkan hidayah-Nya kepada kita. Sehingga informan menyimpulkan Jaulah
dapat mengekalkan hidayah dari Allah di dalam hati kita dan bisa menjadi
sebab turunnya hidayah kepada umat seluruh alam terutama yang diajak untuk
ke mesjid tersebut.

Data ini diperkuat dengan hasil obsrvasi yang penulis lakukan terhadap
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Aktivitas jaulah dilaksanakan di
sekitar mesjid atau mushalla tempat pelaksanaan program dakwah, ketika itu
dilaksanak di mushalla Batu Panjuang pada tanggal 18 Maret 2022.

Peneliti juga bertanya lebih mendalam tentang cara pelaksanaan jaulah


yang dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh tersebut. Berdasarkan hasil
wawancara yang peneliti lakukan, informan menyampaikan sebagai berikut:
Jaulah dilaksanakan dengan cara membagi dua rombongan. Satu
rombongan di dalam mesjid dan satu rombongan lagi bersilaturahmi
mengunjungi saudara muslim di sekitar mesjid. Untuk rombongan
yang di dalam mesjid terdiri dari beberapa tugas. Ada istilahnya
Muqarrar atau petugas taqrir yang mengulang-ulang pembicaraan
tentang kebesaran Allah, kemudian ada namanya Mudzakkirin atau
orang yang berdzikir sebagai generator bagi orang yang sedang
berjaulah, kemudian ada juga istilahnya Mustami’ atau orang yang
mendengarkan penyampaian taqrir tentang kebesaran Allah dan satu
lagi istilahnya Istiqbal atau penanti tamu. Kemudian rombongan yang
ada di luar itu terdiri dari yang pertama istilahnya Dalil atau penunjuk
jalan menuju rumah-rumah saudara muslim, ada juga istilahnya
Mutakallim atau orang yang menyampaikan risalah dan yang
67

mengajak saudara muslim kita untuk ke mesjid, ada juga istilahnya


Amir yaitu pemimpin rombongan dan Makmur sebagai peramai
rombongan jaulah.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui strategi


pelaksanaan jaulah oleh Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Cara ini
terbilang unik karena beberapa istilah yang ada dalam rombongan jaulah
Jamaah Tabligh tersebut. Istilah tersebut terdengar asing bagi kita, namun
Informan menjelaskan bahwa istilah tersebut disampaikan oleh ulama ahli
dakwah pendiri Jamaah Tabligh itu sendiri.
Keterangan ini diperkuat oleh hasil pengamatan peneliti terhadap
pelaksanaan kegiatan jaulah oleh Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Peneliti diajak oleh informan untuk ikut serta dalam pelaksanaan jaulah pada
tanggal 18 Maret 2022. Dalam pelaksanaan jaulah tersebut, rombongan
peserta jaulah hanya diam sambil berzikir kecuali penunjuk jalan yang
mengetuk pintu rumah dan Mutakallim yang menyampaikan pentingnya
mempersiapkan amal untuk kematian dan kemudian mengajak masyarakat
yang didatangi untuk ke mesjid.
Peneliti bertanya kepada informan dari kalangan Jamaah Tabligh
tentang waktu pelaksanaan jaulah dan berdasarkan hasil wawancara yang
peneliti lakukan, informan menyampaikan sebagai berikut:
Jaulah ini dilaksanakan dengan dua kondisi. Pertama ketika keluar di
jalan Allah dan ini menjadi salah satu program dalam kegiatan
dakwah. Kondisi kedua ketika berada di kampung masing-masing yaitu
dijadwalkan pada hari Rabu malam jaulah di sekitar mesjid namanya
Jaulah satu dan Ahad malam jaulah di mesjid lain yang terdekat dari
mesjid atau Jaulah dua.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui waktu


pelaksanaan jaulah oleh Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Selain
melaksanakan jaulah ketika keluar di jalan Allah, mereka juga melaksanakan
jaulah di sekitar mesjid di tempat tinggal mereka masing-masing pada setiap
malam Rabu dan Minggu malam. Keterangan ini diperkuat dengan
pengamatan penulis pada pelaksanaan jaulah ketika mereka keluar di jalan
Allah yaitu tanggal 18 Maret 2022. Dan kebetulan tidak jauh dari tempat
tinggal penulis ada satu mesjid yang terdapat pengikut Jamaah Tabligh di sana
yaitu di mesjid Syuhada Padang Ganting.
68

Peneliti juga lebih mendalami pertanyaan tentang jaulah dengan


bertanya tentang waktu pelaksanaan jaulah oleh Jamaah Tabligh. Berdasarkan
hasil wawancara yang peneliti lakukan, informan menyampaikan bahwa
pelaksanaan jaulah menyesuaikan dengan kondisi, jika sedang keluar di jalan
Allah dibuat jaulah itu di sekitar mesjid tempat dakwah. Kalau sedang di
rumah, kita buat jaulah pada Rabu malam dan Ahad malam di mesjid terdekat
dari mesjid.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui tempat
pelaksanaan jaulah oleh Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar yaitu di
tempat pelaksanaan program dakwah dan di mesjid tempat tinggal mereka
masing-masing. Data ini diperkuat dengan pengamatan penulis terhadap
kegiatan jaulah Jamaah Tabligh pada tanggal 18 Maret 2022 di mushalla Batu
Panjuang dan pada tanggal 23 Maret 2022 di mesjid Syuhada Padang Ganting
yang merupakan tempat mesjid tempat tinggal salah seorang pengikut Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Peneliti juga menanyakan tentang siapa saja yang menjadi peserta
dalam pelaksanaan jaulah oleh Jamaah Tabligh tersebut. Berdasarkan hasil
wawancara yang peneliti lakukan, informan menyampaikan bahwa peserta
jaulah adalah setiap orang selagi dia muslim. Karena jaulah itu sendiri dahulu
dilakukan oleh para Nabi dengan mendatangi umat untuk mendakwahkan
agama. Namun jarang sekali masyarakat umum yang mau ikut berjaulah
dengan mereka, sehingga dalam praktek pelaksanaannya, jaulah hanya diikuti
oleh kalangan Jamaah Tabligh saja.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui siapa saja
peserta yang mengikuti aktivitas jaulah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah
Datar. Informan menyatakan karena mungkin jaulah ini masih asing di tengah
masyarakat, sehingga yang mengikuti aktivitas jaulah ini hanya dari kalangan
Jamaah Tabligh saja.
Keterangan ini diperkuat dengan pengamatan peneliti terhadap
pelaksanaan jaulah tersebut. peneliti tidak menemukan adanya masyarakat
umum yang mengikuti jalannya aktivitas jaulah oleh Jamaah Tabligh tersebut.
Bahkan sebagian masyarakat umum memandang kegiatan jaulah tersebut
sebagai sesuatu hal yang aneh.
69

Setelah mengetahui penjelasan mengenai aktivitas jaulah yang disampaikan


informan dari Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar tersebut. Lebih
mendalam untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas jaulah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar peneliti menyusun beberapa
pertanyaan. Dalam aktivitas tersebut terdapat empat indikator Nilai-Nilai
Pendidikan Islam yaitu Akidah, Ibadah, Sosial dan Akhlak

a. Nilai Pendidikan Akidah


Nilai pendidikan akidah merupakan nilai yang sangat penting dalam
pendidikan Islam. (Zakiyah, 2014) Akidah merupakan masalah pokok dalam
agama Islam sekaligus menjadi dasar dalam ajaran Islam. Dalam dunia
pendidikan Islam yang berlatar belakang ajaran Islam, tentu nilai akidah ini
tidak bisa dilepaskan. Nilai akidah menjadi nilai yang wajib ada dalam suatu
proses pendidikan Islam.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh tentang nilai akidah dalam aktivitas jaulah Jamaah
Tabligh di kabupaten tanah Datar, peneliti mengemukakan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1) Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Allah dalam
jaulah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
Dalam jaulah ini ketika mengunjungi saudara muslim ke rumah-
rumahnya, yang disampaikan ketika itu pertama perkenalan atau
ta’aruf, kemudian ta’aluf atau sambung hati bahwasanya bersaudara
seiman dan Islam. Kemudian baru targhib, nah dalam targhib inilah
disampaikan kepada saudara ini tentang kebesaran Allah, Allah kuasa
makhluk tak kuasa. Kehidupan di dunia ini hanya sementara dan perlu
menyiapkan bekal iman yang lurus kepada Allah dan amal. Baru
setelah itu mengajak saudara agar bisa sama-sama ke mesjid untuk
mendengarkan bayan tentang keimanan kepada Allah, untuk shalat
berjamaah sekaligus berbagi fikir bagaimana semua laki-laki baligh
bisa shalat ke mesjid juga.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat penyampaian Jamaah Tabligh tentang iman kepada Allah dalam
jaulah. Informan meyampaikan bahwa yang disampaikan kepada orang
70

yang dikunjunginya dalam jaulah adalah tentang kebesaran Allah, seperti


Allah Kuasa makhluk tak kuasa yang kemudian dilanjutkan dengan
bahasan mengenai pentingnya menyiapkan iman yang lurus kepada Allah.
Diakhiri dengan mengajak orang yang dikunjungi tersebut untuk bersama
menuju mesjid melaksanakan shalat berjamaah.
Peneliti sempat mengikuti kegiatan jaulah tersebut dengan menjadi
peramai rombongan yang bersilaturahmi ke rumah warga sekitar. Peneliti
dapati bahwa pengikut Jamaah Tabligh ketika bersilaturahmi ke rumah
warga sekitar mesjid dengan lemah lembut dan tanpa paksaan. Jika orang
yang diajak bersedia ikut, maka akan diantar oleh salah seorang yang ikut
berjaulah ke mesjid. Jika warga tersebut enggan, maka mereka mendoakan
warga tersebut agar mudah melangkahkan kaki ke mesjid. Jaulah ini
peneliti ikuti pada tanggal 18 Maret 2022.
2) Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Malaikat
dalam jaulah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa pembahasan tentang iman kepada malaikat dalam
jaulah tidak ada. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui
bahwa penyampaian tentang malaikat tidak terdapat dalam kegiatan jaulah
ini. Fokus kegiatan jaulah ini adalah menyampaikan tentang iman kepada
Allah dan hari akhir saja. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi penulis
terhadap kegiatan jaulah Jamaah Tabligh tersebut. penulis tidak mendapati
pembicaraan mengenai malaikat dalam jaulah tersebut.
3) Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada kitab Allah
dalam jaulah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Bahasan khusus mengenai kitabullah tidak ada. Tapi pada intinya
jaulah ini adalah usaha bagaimana kita dan saudara muslim yang lain
bisa mengamalkan kitabullah. Dalam hal ini shalat berjamaah ya.
Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 43 itu kan jelas “.. dan
ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’” ini kan perintah Allah
untuk shalat berjamaah dan Nabi pun tidak pernah tinggal shalat
wajib berjamaah di mesjid. Di sini salah satu tujuan dibuat jaulah
supaya seluruh umat Islam ini mengamalkan perintah Allah tersebut”.
71

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


bahwa penyampaian mengenai iman kepada kitab Allah tidak ada. Dan
informan juga menjelaskan bahwa tujuan diadakannya jaulah adalah agar
bisa mengamalkan salah satu ayat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat
43. Informan juga menyampaikan bahwa Nabi Saw tidak pernah tinggal
shalat berjamaah.
Berdasarkan jawaban informan tersebut tentang pendapatnya
mengenai ayat Qur’an surah Al-Baqarah ayat 43. Bahwasanya latar
belakang Jamaah Tabligh ini muncul di kalangan orang yang bermadzhab
Hanafi. (Husda, 2017) Yang mana menurut madzhab Hanafi shalat
berjamaah ke mesjid hukumnya adalah wajib. Sementara menurut
madzhab Syafi’i shalat berjamaah ke mesjid adalah salah satu
kesempurnaan shalat dan tidak sampai pada wajib. (Ma'had Al-Jami'ah Al-
Aly, 2020)
Data ini diperkuat dengan hasil observasi penulis terhadap aktivitas
jaulah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada tanggal 18 Maret
2022. Jamaah Tabligh ketika berjaulah adalah untuk mengajak masyarakat
sekitar mesjid untuk shalat berjamaah ke mesjid mengamalkan perintah
Allah dalam Al-Qur’an.
4) Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Rasul Allah
dalam jaulah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Bahasan khusus memang tidak ada. Tetapi inti dari pada jaulah ini
adalah mengajak kepada mengamalkan apa yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Shalat sebagaimana shalatnya Rasulullah Saw dengan
tiga tertib, di awal waktu, di tempat azan dikumandangkan dan dengan
berjamaah. Kemudian yang penting jaulah ini adalah cara dakwahnya
para Nabi Allah dahulu yang kembali ditemukan oleh Maulana Ilyas
melalui Kisah para sahabat yaitu dengan cara mendatangi umat. Nabi
dakwah bukan hanya di mesjid saja, tapi Nabi mendatangi ummat dan
mengajak mereka untuk beriman kpd Allah. Para sahabat Nabi juga
banyak yang diutus untuk berdakwah ke luar Mekkah Madinah ketika
itu. Buktinya jumlah para sahabat Nabi ini ada sekitar 124 ribu orang,
tetapi makam para sahabat yang ada di Baqi’ hanya sekitar 10 ribu
orang saja. Makam para sahabat ini tersebar di seluruh dunia. Ada
makam sahabat Nabi ini di China Sa’ad bin Abi Waqqas, ada yang di
72

Turkey Abu Ayyub Al-Anshari, bahkan ada yang sampai ke Barus di


Medan namanya Mahmud bin Abdurrahman bi Mu’adz bin Jabal.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tidak


ada penyampaian tentan iman kepada Rasul Allah. Hanya saja informan
menyatakan bahwa kegiatan jaulah ini merupakan cara dakwah para Nabi
terdahulu dan sahabat r.hum yaitu dengan cara mendatangi umat. Informan
lain juga menyampaikan dahulu cara ini sempat tidak lagi dihidupkan,
kemudian pendir\i Jamaah Tabligh berijtihad bahwa cara dakwah mereka
ini adalah sebagaimana cara dakwah para Nabi dan sahabat r.hum yaitu
dengan mendatangi umat. Informan juga menyampaikan makam para
sahabat yang berada di penjuru dunia dan tidak hanya ada di Mekkah saja.
Data ini diperkuat dengan temuan penulis ketika observasi yaitu
dengan sangat bersemangat mereka mendatangi rumah-rumah warga
sekitar mesjid untuk mengajak shalat berjamaah ke mesjid. Dan banyak
ungkapan dari mereka bahwa sangat beruntung mereka dipilih oleh Allah
untuk ikut usaha dakwah tersebut yaitu pada tanggal 18 Maret 2022.
5) Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Hari Akhir
dalam jaulah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Dalam perkatan mutakallim ketika jaulah, disampaikan bahwa dunia
hanya sementara dan akhirat selama-lamanya. Disampaikan juga
penting menyempurnakan iman dan amal di dunia ini sebagai bekal
hidup di akhirat. Susah hidup di dunia ini hanya sementara, senang
hidup di dunia pun sementara. Tetapi apabila susah di akhirat akan
susah selamanya, dan senang di akhirat juga senang selamanya. Perlu
kita persiapkan bekal hidup di akhirat dengan sungguh-sungguh
seperti kita bersungguh-sungguh menyiapkan bekal hidup kita di dunia.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat bahasan mengenai iman kepada hari akhir yaitu berfokus pada
penyiapan bekal amal shaleh untuk kehidupan akhirat nanti. Dalam
ungkapan di atas terdapat sedikit kritikan penulis terhadap pernyataan dari
informan yaitu apabila susah di akhirat maka akan susah selamanya, dan
apabila senang di akhirat maka akan senangnya selamanya. Meurut
penulis, ungakapan bahwa jika akan susah di akhirat maka akan susah
73

selamanya hanya berlaku terhadap orang kafir yang sama sekali tidak
punya iman. Dan untuk seorang muslim, jika ia berdosa maka tetap ia akan
mendapatkan syafa’at dari baginda Rasulullah Saw. Dalam arti, bagi
seorang mukmin maka tidak akan merasa susah selamanya di akhirat
karena adanya syafa’at Rasulullah Saw. Data ini diperkuat berdasarkan
hasil observasi penulis terhadap pengikut Jamaah Tabligh ketika mereka
melaksanakan aktivitas jaulah pada tanggal 18 Maret 2022.
6) Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Qadha dan
Qadar dalam jaulah?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa tidak ada pembahasan itu. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada bahasan tentang iman
kepada Qadha dan Qadar. Informan juga menambahkan bahwa jika taat
kepada Allah maka kita akan bahagia dunia akhirat dan juga sebaliknya.
Jawaban informan tersebut sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yaitu
menghambakan diri kepada Allah. Data tersebut diperkuat dengan hasil
observasi yang penulis lakukan terhadap kegiatan jaulah tersebut pada
tanggal 18 Maret 2022. Mereka memang tidak membahas tentang iman
kepada Qadha dan Qadar dalam aktivitas jaulah.
b. Nilai Pendidikan Ibadah
Nilai pendidikan ibadah merupakan salah satu nilai yang penting
dalam pendidikan Islam. Tujuan dari penciptaan manusia dalam Islam adalah
beribadah kepada Allah Swt. (Hidayat, 2016). Maka dalam dunia pendidikan
Islam, nilai ibadah menjadi salah satu aspek yang penting dan perlu wujud
dalam kehidupan sehari-hari agar tercapainya tujuan dari pendidikan Islam
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh tentang nilai ibadah dalam aktivitas jaulah Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar, peneliti mengemukakan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1) Apa pembahasan dalam jaulah tentang Thaharah?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa ketika jaulah tidak ada membahas tentang thaharah.
74

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada


bahasan tentang thaharah dalam jaulah. Hal ini juga diperkuat dengan hasil
pengamatan penulis terhadap aktivitas jaulah Jamaah Tabligh pada tanggal
18 Maret 2022.
2) Apa pembahasan dalam jaulah tentang Syahadat?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
Dalam jaulah ketika di depan saudara perkara yang pertama
disampaikan adalah kebesaran Allah. Begitu sayang Allah sehingga
dipertemukan Allah. Lebih lagi bisa bersilaturahmi, karena
silaturahmi ini perintah Allah dan sebab bersilaturahmi umur akan
diberkahi oleh Allah dan Allah akan tambah rezki. Setelah
menyampaikan kebesaran Allah barulah disampaikan pentignya amal
shaleh untuk bekal di akhirat dan terakhir diajak ke mesjid untuk
shalat berjamaah.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


menurut informan, penyampaian tentang kalimat syahadat adalah
menyampaikan kebesaran Allah kepada masyarakat yang dikunjungi.
Informan juga menjelaskan maksud dari menyampaikan kebesaran Allah
ialah setiap kebaikan yang kita lakukan, baik ketika berjaulah, silaturahmi
dan kebaikan lainnya adalah karunia dari Allah. Menyebut nama Allah
ketika mendapatkan kemudahan dalam beramal kebaikan inilah yang
dimaksud dengan menyampaikan kebesaran Allah. (Yunus, 2022)
Keterangan ini diperkuat dengan hasil pengamatan peneliti terhadap
kegiatan jaulah yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh pada tanggal 18
Maret 2022.
3) Apa pembahasan dalam jaulah tentang Shalat?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ketika jaulah ini mengajak orang untuk shalat ke mesjid. Salah satu
kerisauan Nabi Muhammad Saw menjelang wafatnya adalah shalat.
Sementara keadaan umat Islam hari ini sangat memprihatinkan,
dimana-mana mesjid lengang bahkan banyak juga orang Islam yang
tak shalat. Nah ini yang difikirkan dan diusahakan, bagaimana mesjid
bisa ramai itulah didatangi rumah orang-orang Islam lalu dibujuk
agar mau ke mesjid.”
75

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


dalam kegiatan jaulah terdapat nilai-nilai pendidikan Islam tentang ibadah.
Hal ini tampak dalam kegiatan yang dilakukan oleh Jamaah Tabligh
tersebut. selain melaksanakan shalat berjamaah mereka juga berusaha agar
orang lain sekitar mesjid, terutama yang belum shalat ke mesjid, agar
dapat bersama-sama menjaga shalat berjamaah di mesjid. Keterangan ini
diperkuat dengan hasil pengamatan penulis terhadap kegiatan jaulah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada tanggal 18 Maret 2022.
4) Apa pembahasan dalam jaulah tentang Puasa?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa tidak ada pembahasan tentang puasa. Berdasarkan
hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada bahasan tentang
puasa dalam aktivitas jaulah. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi
penulis terhadap aktivitas Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada
tanggal 27 Maret 2022.
5) Apa pembahasan dalam jaulah tentang Zakat?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa pembahasan tentang zakat tidak ada. Berdasarkan
hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada bahasan tentang
zakat dalam aktivitas jaulah. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi
penulis terhadap aktivitas Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada
tanggal 18 Maret 2022.
6) Apa pembahasan dalam jaulah tentang Haji?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa pembahasan haji tidak ada. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada bahasan tentang haji
dalam aktivitas jaulah. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi penulis
terhadap aktivitas Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar pada tanggal
18 Maret 2022.
c. Nilai Pendidikan Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial merupakan objek dalam pendidikan
Islam, sehingga penanaman nilai pendidikan sosial sangat penting dalam
kehidupan manusia. Islam tidak hanya mengatur hubungan kepada Allah
76

(hablum minallah) tetapi juga mengemukakan pentingnya hubungan sesama


manusia (hablum minannas). Pembentukan kepribadian dan tingkah laku
seorang muslim ketika berhubungan sesama, dibentuk melalui proses
pendidikan berlandaskan syariat Islam itu sendiri. (Tafsir, 2016)
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh tentang nilai sosial dalam aktivitas Jamaah Tabligh,
peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1) Apa pembahasan dalam jaulah tentang Silaturahmi?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
Dalam jaulah langsung praktek silaturahmi. Karena silaturahmi juga
perintah Allah, siapa yang bersilaturahmi maka Allah akan berkahi
umur serta rezkinya. Tujuan silaturahmi juga tidak ada maksud apa-
apa semata-mata karena agar sama-sama bisa taat kepada Allah itu
saja

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui jaulah


adalah kegiatan bersilaturahmi Jamaah Tabligh ke rumah masyarakat
sekitar mesjid. Tujuan mereka bersilaturahmi juga adalah semata-mata
mengajak untuk sama-sama taat kepada Allah. Dalam prakteknya,
pengikut Jamaah Tabligh di tengah masyarakat dikenal dengan mudah
bergaul dan dekat dengan siapa saja. Meskipun dalam hal penampilan
mereka berbeda dengan masyarakat pada umumnya, yaitu dengan
berjubah, bersorban dan berjenggot, namun hal itu tidak menghalangi
mereka untuk dekat dengan siapa saja di tengah-tengah masyarakat.
Informan menyampaikan bahwa jika kita dekat dengan masyarakat sekitar
mesjid tentu hal ini juga memudahkan kita untuk berdakwah kepada
mereka, selain itu kita juga diarahkan agar bergaul dengan semua kalangan
tanpa membeda-bedakan orang. Karena ini merupakan salah satu cara
untuk mendapatkan sifat sahabat Ikramul Muslimin.
Keterangan ini juga diperkuat dengan hasil pengamatan penulis
terhadap pengikut Jamaah Tabligh. Penulis merasakan sendiri kepribadian
yang mereka tunjukkan kepada penulis. Terutama informan yang seolah-
olah bersikap seperti orang yang sangat kenal dengan penulis, ketika
bertemu selalu menyambut dengan sangat gembira dan penuh senyuman.
77

2) Apa pembahasan dalam jaulah tentang hubungan sesama saudara


muslim?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
Ada. Sesudah berkenalan dengan masyarakat, selanjutnya sambung
hati dan sampaikan kalau kita ini bersaudara, bukan sebapak bukan
seibu melainkan bersaudara karena diikat oleh kalimat mulia Laa
ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


dalam jaulah sangat diperhatikan oleh pengikut Jamaah Tabligh tentang
hal ini. Dan merupakan salah satu strategi penyampaian oleh mutakallim
ketika berjaulah yaitu dengan menyatakan persaudaraan sesama muslim
kepada masyarakat yang ditemui. Ungkapan tersebut tentu akan memikat
hati lawan bicara mereka, sehingga tertarik mendengarkan apa yang
disampaikan selanjutnya oleh Jamaah Tabligh tersebut.
Data ini diperkuat dengan pengamatan penulis ketika ikut serta
dalam kegiatan jaulah Jamaah Tabligh sebagai pengamat. Penulis
mendengarkan secara langsung kata-kata pernyataan dari mutakallim
tentang saudara seiman kepada masyarakat yang dikunjungi rumahnya.
Hal tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2022.
3) Apa pembahasan dalam jaulah tentang muamalah?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa pembahasan Tentang muamalah tidak ada.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada
bahasan tentang muamalah dalam jaulah. hal ini juga diperkuat dengan
hasil observasi peneliti terhadap aktivitas Jamaah Tabligh pada tanggal 18
Maret 2022.
4) Apa pembahasan dalam jaulah tentang kepedulian sesama muslim?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Kepedulian disini bagaimana supaya bisa selamat dunia akhirat dan
mengamalkan agama dengan sempurna. Menunaikan hak-hak saudara
tanpa diminta hak-hak untuk ditunaikan. Ini juga salah satu sifat
sahabat Nabi Saw yaitu Ikromul Muslimin. Jika ada yang sakit
dijenguk, ada yang meninggal buat takziyah, ada undangan dihadiri.”
78

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui dalam


kegiatan jaulah yang dilaksanakan Jamaah Tabligh ini terdapat kepedulian
antar sesama berupa kepedulian terhadap ketaatan orang muslim. Informan
II juga menyampaikan bahwa itu merupakan salah satu kerisauan Nabi
Saw, yaitu bagaimana seluruh manusia bisa taat kepada Allah dan terbebas
dari azab Allah serta menunaikan hak sesama muslim.
Keterangan ini diperkuat dengan hasil pengamatan penulis
terhadap pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar ketika
berjaulah pada tanggal 18 Maret 2022. Mereka mendatangi satu per satu
rumah yang ada di sekitar mesjid tanpa melewati satu rumah pun kecuali
yang kosong atau tidak ada penghuni laki-lakinya. Mereka juga enggan
mendatangi rumah yang tidak ada laki-lakinya supaya terhindar dari fitnah.
d. Nilai Pendidikan Akhlak
Nilai akhlak merupakan salah satu nilai yang terpenting dalam dunia
pendidikan Islam. Akhlak merupakan misi utama diutusnya Rasulullah Saw
sebagai pembawa risalah Islam. (Fathurrohman, 2018). Dalam dunia
pendidikan Islam, akhlak termasuk tujuan pendidikan Islam dalam ranah
afektif. Pembentukan kepribadian tersebut memiliki target agar menjadi
seorang muslim sejati baik dalam kehidupan pribadi, beragama,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Makbuloh, 2012)
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh tentang nilai akhlak dalam aktivitas Jamaah Tabligh,
peneliti mengemukakan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1) Apa pembahasan dalam Jaulah tentang akhlak mahmudah atau
terpuji?.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan sebagai berikut:
“Ketika jaulah membawa empat sifat. Pertama sabar, karena dalam
jaulah akan ditemui berbagai macam watak orang, ada yang menerima
dengan baik, dan banyak juga yang menolak, bahkan sampai ada yang
main tangan. Tapi ketika jaulah diarahkan untuk tetap sabar apapun
dan siapapun yang hadapi. Kedua syukur, bersyukur karena Allah pilih
bisa ikut dalam usaha dakwah kenabian ini, mendatangi ummat untuk
mengajak taat pada Allah. Ketiga zikir, ketika jaulah harus selalu zikir
tasbih juga sebagai generator bagi orang yang berjaulah. Terakhir
79

fikir, sebagaimana fikirnnya Nabi Saw yang fikir bagaimana agar


semua orang bisa selamat dari azab Allah dan bisa taat pada Allah.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


terdapat bahasan mengenai akhlak yang baik dalam aktivitas jaulah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Dari jawaban informan juga
sedikit tergambar nilai-nilai pendidikan Islam yang berkaitan dengan
akhlak mahmudah dalam jaulah. informan menyatakan bahwa ketika
berjaulah ke rumah warga sekitar mesjid terkadang mereka mendapatkan
penolakan bahkan sampai pada tindak kekerasan. Namun tanggapan dari
pengikut Jamaah Tabligh yang berjaulah tersebut hanyalah dengan
kesabaran.
Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi peneliti terhadap
aktivitas jaulah Jamaah Tabligh tersebut pada tanggal 18 Maret 2022.
Peneliti melihat salah seorang warga yang menampakkan
ketidaksukaannya terhadap kedatangan Jamaah Tabligh tersebut. Sehingga
pembicara ketika jaulah tidak bisa melanjutkan pembicaraannya dan hanya
menyampaikan pesan agar bisa sama-sama shalat berjamaah ke mesjid.
2) Apa pembahasan dalam Jaulah tentang menjauhi akhlak
madzmumah tercela?
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, informan
menyampaikan bahwa pembahasan akhlak tercela tidak ada. Berdasarkan
hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tidak terdapat bahasan
mengenai akhlak buruk di dalam aktivitas jaulah Jamaah Tabligh di
kabupaten Tanah Datar. Sesuai dengan hasil observasi yang penulis
lakukan pada tanggal 18 Maret 2022, penulis tidak melihat adanya bahasan
tentang akhlak yang buruk dalam jaulah.

C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap aktivitas Jamaah Tabligh
di kabupaten Tanah Datar dengan delapan orang Informan yang penulis pilih dengan
berkelanjutan sesuai dengan penetapan kriteria tertentu pada komunitas Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar dan berdasarkan hasil temuan penelitian di lapangan
serta teori yang telah penulis rangkum, maka pembahasan mengenai nilai-nilai
80

pendidikan Islam dalam aktivitas Jamaah Tabligh yang peneliti fokuskan kepada dua
aktivitas yaitu muzakarah dan jaulah adalah sebagai berikut:
1. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Muzakarah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar
Berhasilnya suatu proses pendidikan Islam ditandai dengan tercapaiya
tujuan diselenggarakannya pendidikan Islam tersebut. Bukan hanya sebatas
bertambahnya pengetahuan saja, tapi juga wujud dalam tingkah laku dan
pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tertanamnya nilai-nilai
pendidikan Islam dalam diri seseorang akan tampak pada kualitas kepribadian dan
kemanfaatan yang ia dapatkan dari proses pendidikan Islam pada kehidupan
sehari-harinya.
Aktivitas muzakarah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar merupakan
suatu proses pendidikan bercorak Islam terhadap pengikutnya. Banyak diantara
pengikut Jamaah Tabligh ini yang berlatar belakang sebagai orang yang cukup
jauh dari pengamalan agama dengan sempurna sebelum mengikuti aktivitas
Jamaah Tabligh, namun setelah mengikuti berbagai rangkaian proses pendidikan
yang terangkum dalam program dakwah, perubahan demi perubahan terjadi pada
diri mereka. Diantara perubahan yang terjadi pada pengikut Jamaah Tabligh di
kabupaten Tanah Datar melalu aktivitas muzakarah adalah aspek keyakinan,
peningkatan ibadah, sosial dan akhlak. Dalam proses perubahan tersebut juga
terdapat nilai-nilai pendidikan Akidah, Ibadah, Sosial dan pendidikan Akhlak
yang berjalan seiring dengan proses pendidikan yang dilaksanakan dalam
muzakarah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar yaitu:
a. Nilai Pendidikan Akidah dalam Aktivitas Muzakarah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar, penulis merangkum
beberapa nilai-nilai pendidikan akidah yang terkandung dalam aktivitas
muzakarah. Nilai-nilai pendidikan akidah tersebut selain diketahui dari
jawaban informan juga tampak pada pelaksanaan muzakarah oleh Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Pertama, nilai pendidikan akidah yang pertama adalah tentang
keimanan kepada Allah Swt. Nilai pendidikan akidah ini tampak pada
81

aktivitas muzakarah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar terdapat pada


materi yang dibahas dalam proses pelaksanaan muzakarah tentang enam sifat
sahabat Nabi Saw, selain itu dalam proses muzakarah tersebut juga langsung
dilaksanakan praktek membicarakan kebesaran Allah, seperti perkataan Allah
Kuasa makhluk tak kuasa. Nilai pendidikan akidah tentang keimanan kepada
Allah lainnya juga tampak ketika proses pengusulan materi yang akan
dimuzakarahkan. Apabila usulan materi muzakarah diterima, maka ucap
istighfar sebagai bentuk minta ampun kepada Allah, bisa jadi usulan kita
menjadi sebab datangnya keburukan, dan apabila usulan ditolak maka ucapkan
hamdalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah, karena Allah lepaskan
kita dari pertanggungjawaban usulan kita.
Kedua, nilai pendidikan akidah yang kedua adalah tentang keimanan
kepada Nabi Muhammad Saw. Nilai ini tergambar dalam aktivitas muzakarah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar adalah pada cara pelaksanaan
muzakarah yang menggunakan sistem halaqah yang dahulu juga pernah
digunakan oleh Nabi Muhammad Saw. Nilai pendidikan lainnya juga tampak
ketika amir muzakarah akan memutuskan materi apa yang akan dibahas dalam
muzakarah dengan membacakan shalawat Nabi. Dalam materi pembahasan
pada aktivitas muzakarah juga menunjukkan tentang nilai keimanan kepada
Nabi Saw yaitu pada materi enam sifat sahabat dan macam-macam sunnah
Nabi Saw serta adab-adab dalam kehidupan sehari-hari yang mereka yakini
sebagai adab yang dahulu juga dilakukan oleh Rasulullah Saw, seperti adab
makan, istinja’, tidur, sampai cara peampilan mereka ketika proses
pelaksanaan muzakarah dengan totalitas meniru Nabi Muhammad Saw
sebagai bentuk keimanan kepada Rasulullah Saw.
Ketiga, nilai pendidikan akidah selanjutnya adalah tentang keimanan
kepada Al-Qur’an. Dalam aktivitas muzakarah oleh Jamaah Tabligh di
kabupaten Tanah Datar terdapat pembahasan materi tentang keutamaan
membaca Al-Qur’an dan praktek perbaikan bacaan Al-Qur’an. Hal ini
menunjukkan bentuk keimanan kepada Al-Qur’an selaku kitab suci umat
Islam yang harus selalu dibaca dan diamalkan oleh umat Islam itu sendiri.
Keempat, nilai pendidikan akidah selanjutnya adalah tentang keimanan
kepada hari akhirat. Hal ini ditunjukkan dengan kehidupan zuhud dan
sederhana yang tergambar pada peserta muzakarah yang mengamalkan sunnah
82

Nabi serta meluangkan waktu untuk program dakwah sebagai bekal untuk
kehidupan akhirat mereka. Selain itu mereka menyempurnakan perintah Allah
yang wajib dan menjauhkan diri dari perkara makruh ketika bermuzakarah.
b. Nilai Pendidikan Ibadah dalam Aktivitas Muzakarah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar, penulis merangkum
beberapa nilai-nilai pendidikan ibadah yang terkandung dalam aktivitas
muzakarah. Nilai-nilai pendidikan ibadah tersebut selain diketahui dari
jawaban informan juga tampak pada pelaksanaan muzakarah oleh Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Pertama, nilai pendidikan ibadah dalam aktivitas muzakarah yang
pertama adalah tentang kesempurnaan shalat. Nilai pendidikan ini tergambar
dalam materi pembahasan dalam muzakarah dengan judul materi enam sifat
sahabat Nabi Saw tentang shalat khusyu’ wal khudu’. Selain itu, dalam
muzakarah juga terdapat pembahasan materi tentang istinja’ yang
mengarahkan kepada menjaga kesempurnaan shalat. dalam prakteknya mereka
juga tidak tertinggal takbiratul ihram selama melangsungkan aktivitas dakwah
mereka.
Kedua, nilai pendidikan ibadah selanjutnya adalah tentang menuntut
ilmu. Menuntut ilmu sebagai perintah dan kewajiban dari Allah atas setiap
muslim, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai penyempurna ibadah.
Muzakarah sebagai sarana mempelajari sunnah-sunnah Rasulullah di kalangan
aktivitas Jamaah Tabligh menjadi sarana ibadah bagi pengikut Jamaah Tabligh
di kabupaten Tanah Datar.
Ketiga, nilai pendidikan ibadah selanjutnya yang terkandung di dalam
aktivitas muzakarah adalah kesucian dalam beribadah. Kesucian baik dalam
segi zhahur maupun bathin. Suci bathin terdapat pada materi ikhlas dalam
enam sifat sahabat Nabi Saw dan menjaga niat dalam setiap beramal,
sedangkan suci zhahir terdapat materi bahasan tentang adab istinja’ dengan di
awali adab-adab masuk wc agar kesucian zhahir terjaga ketika selesai buang
air sehingga ibadah menjadi sah di sisi Allah Swt.
c. Nilai Pendidikan Sosial dalam Aktivitas Muzakarah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar
83

Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap informan dari kalangan


pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar, penulis merangkum
beberapa nilai-nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam aktivitas
muzakarah. Nilai-nilai pendidikan sosial tersebut selain diketahui dari jawaban
informan juga tampak pada pelaksanaan muzakarah oleh Jamaah Tabligh di
kabupaten Tanah Datar.
Pertama, nilai pendidikan sosial dalam aktivitas muzakarah adalah
tentang memuliakan sesama muslim. Nilai pendidikan ini berdasarkan kepada
pembahasan dalam enam sifat sahabat Nabi Saw tentang sifat ikromul
muslimin. Dalam praktek muzakarah, juga tampak nilai pendidikan sosial ini
berupa penerimaan amir muzakarah terhadap berbagai macam usulan materi
yang akan dimuzakarahkan dan sikap peserta muzakarah yang memuliakan
keputusan amir muzakarah sebagai pemimpin muzakarah merupakan sikap
memuliakan saudara muslim. Selain itu, kesempatan masing-masing peserta
muzakarah untuk mengulang materi yang telah disampaikan dengan evaluasi
yang dilakukan oleh amir muzakarah juga merupakan nilai pendidikan sosial
dalam aktivitas muzakarah.
Kedua, nilai pendidikan sosial selanjutnya yang tergambar dalam
aktivitas muzakarah adalah memandang kesetaraan derajat sesama muslim.
Peserta muzakarah yang berasal dari berbagai macam latar belakang
pekerjaan, tetapi ketika muzakarah dilaksanakan semuanya akan dipandang
sama sebagai seorang muslim yang mulia yang sedang melaksanakan
kewajiban menuntut ilmu agama.
d. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Aktivitas Muzakarah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap informan dari kalangan
pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar, penulis merangkum
beberapa nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam aktivitas
muzakarah. Nilai-nilai pendidikan akhlak tersebut selain diketahui dari
jawaban informan juga tampak pada pelaksanaan muzakarah oleh Jamaah
Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Pertama, nilai pendidikan akhlak dalam aktivitas muzakarah adalah
gigih dalam menuntut ilmu. Hal ini tergambar dalam proses pelaksanaan
muzakarah yang dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar,
84

peserta muzakarah tersebut merupakan seorang yang berusia dewasa bahkan


ada di antara mereka yang sudah berusia lanjut, meskipun ada beberapa yang
masih setingkat pelajar sekolah menengah. Kegigihan mereka dalam menuntut
ilmu agama bersama Jamaah Tabligh tersebut perlu dicontoh terutama dalam
menuntutu ilmu agama Islam.
Kedua, nilai pendidikan akhlak dalam aktivitas muzakarah selanjutnya
adalah tentang kesabaran dan keikhlasan. Dalam proses transfer ilmu dalam
aktivitas muzakarah yang menggunakan sistem halaqah secara berhadap-
hadapan antara pengajar dengan pelajar di kalangan Jamaah Tabligh ini, amir
muzakarah selaku pengajar dengan sabar dan ikhlas dalam mengajarkan
materi. Hal itu tergambar ketika amir selesai menerangkan satu per satu materi
muzakarah, maka amir mempersilahkan satu per satu anggota muzakarah agar
dapat mengulang apa yang disampaikan sebelumnya, dan amir menyimak itu
dengan sabar dan ikhlas meskipun terkadang peserta muzakarah mengylang
dengan bercanda.
Ketiga, nilai pendidikan akhlak dalam aktivitas muzakarah selanjutnya
adalah kedisiplinan. Aktivitas muzakarah yang dilaksanakan oleh Jamaah
Tabligh sudah memiliki waktu khusus untuk pelaksanaannya. Hal ini
mengharuskan peserta muzakarah memiliki sikap disiplin dalam mengikuti
jalannya pelaksanaan muzakarah.
Keempat, nilai pendidikan akhlak selanjutnya adalah ketaatan. Dalam
proses pelaksanaan muzakarah, di awali dengan meminta usulan dari masing-
masing peserta muzakarah tentang materi apa yang akan dibahas, namun
demikian amir muzakarahlan yang tetap akan memberikan keputusan tentang
materi apa yang akan dibahas. Ketika usulan seseorang diterima maka tentu
akan membuat hati yang mengusulkan akan senang, tetapi sebaliknya jika
usulan ditolak maka di sini diajarkan agar taat kepada keputusan amir selaku
pemimpin muzakarah. Hal ini menyebabkan peserta muzakarah yang
usulannya ditolak akan memiliki sifat ketaatan atas keputusan amir
muzakarah.
85

2. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di


Kabupaten Tanah Datar
Aktivitas jaulah merupakan pokok sentral kegiatan dakwah yang dilakukan
Jamaah Tabligh. Kegiatan ini juga menjadi salah satu rangkaian proses pendidikan
dalam upaya perbaikan diri pengikut Jamaah Tabligh. Khususnya di kabupaten
Tanah Datar, kegiatan jaulah ini menjadi hal utama yang harus dilakukan oleh
pengikut Jamaah Tabligh yang ingin melalui proses pembenahan diri. Terdapat
empat indikator nilai pendidikan Islam dalam aktivitas jaulah Jamaah Tabligh di
kabupaten Tanah Datar, yaitu nilai pendidikan akidah, ibadah, sosial dan akhlak.
a. Nilai Pendidikan Akidah dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap informan dari kalangan
pemuka Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar, penulis merangkum nilai-
nilai pendidikan akidah yang terkandung dalam aktivitas jaulah. Nilai-nilai
pendidikan akidah tersebut selain diketahui dari jawaban informan juga
tampak pada proses pelaksanaan jaulah yang diamati pada aktivitas pengikut
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Pertama, nilai pendidikan akidah pertama yang terdapat pada aktivitas
jaulah adalah nilai mengagungkan Allah Swt. Hal ini tergambar dalam
percakapan peserta jaulah terhadap masyarakat yang dikunjungi yaitu dengan
menyampaikan kebesaran dan keagungan Allah ketika jaulah, seperti
perkataan Allah yang mempertemukan kita. Ketika jaulah rombongan yang di
dalam mesjid bertugas membuat majelis ceramah yang isinya tentang
kebesaran Allah juga. Rombongan kedua yang pergi berjaulah juga bertugas
untuk memperbanyak zikir tasbihat dan doa hidayah di dalam hati sebagai
tanda pendidikan keimanan kepada Allah. Setelah mengunjungi rumah-rumah
masyarakat sekitar mesjid, maka rombongan tersebut pulang ke mesjid
sembari beristighfar sebanyak-banyaknya dan ketika sampai di mesjid mereka
kembali doa minta diturunkan hidayah kepada Allah Swt.
Kedua, nilai pendidikan akidah selanjutnya adalah tentang keimanan
kepada hari kiamat dalam aktivitas jaulah Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah
Datar. Nilai pendidikan akidah tentang hal ini juga tampak pada penyampaian
mutakallim ketika jaulah dengan menyampaikan bahwa kehidupan dunia
86

hanyalah sementara dan akhirat selamanya. Hal ini menggambarkan


keyakinan pengikut Jamaah Tabligh terhadap hari Kiamat.
Ketiga, nilai pendidikan akidah selanjutnya adalah tentang keimanan
kepada Nabi Muhammad Saw. Hal ini tampak pada penampilan peserta jaulah
Jamaah Tabligh ketika mengunjungi rumah-rumah masyarakat sekitar mesjid
dengan menggunakan baju gamis panjang sampai mata kaki, dilengkapi
sorban, siwak dan jenggot. Penampilan mereka yang meniru-niru penampilan
Nabi sebagai wujud rasa cinta dan keimanan mereka kepada Nabi Saw.
b. Nilai Pendidikan Ibadah dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap informan dari kalangan
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar, penulis merangkum nilai-nilai
pendidikan ibadah yang terkandung dalam aktivitas jaulah. Nilai-nilai
pendidikan ibadah tersebut selain diketahui dari jawaban informan juga
tampak pada proses pelaksanaan jaulah oleh pengikut Jamaah Tabligh di
kabupaten Tanah Datar.
Nilai-nilai pendidikan ibadah yang terdapat dalam aktivitas jaulah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar adalah nilai pendidikan ibadah
tentang kegigihan mengajak shalat. Pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten
Tanah Datar ketika berjaulah bertujuan agar mesjid menjadi ramai dan
masyarakat sekitar mesjid bisa menjaga shalat dengan berjamaah. Tampak
kegigihan yang mereka lakukan ketika mendatangi masyarakat sekitar mesjid,
meskipun jarang ada masyarakat yang mau diajak ke mesjid ketika jaulah,
mereka tetap berusaha dengan sepenuh hati.
c. Nilai Pendidikan Sosial dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap informan dari kalangan
pemuka Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar, penulis merangkum nilai-
nilai sosial yang terkandung dalam aktivitas jaulah. Nilai-nilai sosial tersebut
selain diketahui dari jawaban informan juga tampak pada proses pelaksanaan
jaulah oleh pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Nilai pendidikan sosial yang dapat diketahui dari aktivitas jaulah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar adalah tentang ukhuwah imaniyah.
87

Ketika berjaulah mereka menyampaikan bahwa mereka dan masyarakat yang


mereka temui ketika jaulah adalah saudara seiman dan satu kalimat mulia Laa
ilaaha illallah. Mereka juga mendatangi seluruh rumah yang ada di sekitar
mesjid dan peduli dengan pengamalan agama masyarakat sekitar mesjid.
Sehingga mereka rela menjemput masyarakat untuk sama-sama bisa menjaga
shalat berjamaah di mesjid.
Nilai pendidikan sosial berikutnya adalah tentang kepeduliaan sesama
muslim. Bentuk kepeduliaan yang mereka tunjukkan adalah dengan
mengunjungi rumah-rumah muslim yang belum mampu mendatangi mesjid
untuk shalat berjamaah. Kepeduliaan itu mereka iringi dengan doa memohon
agar Allah turunkan hidayah untuk orang yang telah mereka datangi agar
mdah menjaga perintah Allah Swt.
d. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di
Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap informan dari kalangan
pemuka Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar, penulis merangkum nilai-
nilai akhlak yang terkandung dalam aktivitas jaulah. Nilai-nilai akhlak tersebut
selain diketahui dari jawaban informan juga tampak pada proses pelaksanaan
jaulah oleh pengikut Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Nilai pendidikan akhlak yang ditunjukkan oleh Jamaah Tabligh ketika
berjaulah yang pertama adalah kesabaran. Dalam pelaksanaan jaulah mereka
mendapatkan berbagai macam respon masyarakat, baik menerima maupun
terang-terangan menolak bahkan mengusir, namun mereka tetap menunjukkan
kesabaran dalam menghadapi situasi itu. Kedua, rela berkorban, mendatangi
umat sudah menjadi ciri khas dakwah Jamaah Tabligh dengan rela
mengorbankan harta mereka untuk berdakwah mendatangi umat. Ketiga,
berdakwah dengan lemah lembut, meskipun secara langsung mendatangi
rumah masyarakat, mereka sedikitpun tidak memaksa agar masyarakat mau ke
mesjid, karena prinsip dakwah mereka adalah dengan lemah lembut dan
dengan bujuk rayu.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap aktivitas Jamaah
Tabligh yang ada di kabupaten Tanah Datar. Peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa
terdapat berbagai macam nilai pendidikan Islam dalam aktivitas muzakarah dan jaulah
Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar tersebut pada empat indikator nilai
pendidikan Islam yaitu nilai pendidikan akidah, ibadah, sosial dan akhlak.
1. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas muzakarah adalah sebagai berikut:
a. Nilai Pendidikan Akidah diantara lain ialah keimanan kepada Allah Swt,
membicarakan kebesaran Allah, istighfar ketika usulan diterima dan hamdalah
jika ditolak, keimanan kepada Nabi Muhammad Saw berupa bershalawat
sebelum mengambil keputusan, meniru-niru Nabi ketika istinja’, makan, tidur,
keimanan kepada Al-Qur’an berupa memperbaiki bacaan Al-Qur’an, dan
keimanan kepada hari akhirat dengan berpenamilan zuhud.
b. Nilai Pendidikan Ibadah diantara lain adalah menjaga kesempurnaan shalat,
menuntut ilmu ibadah, dan menjaga kesucian zahir batin dalam beribadah
c. Nilai Pendidikan Sosial diantara lain adalah memuliakan sesama muslim dan
memandang kesetaraan derajat sesama muslim.
d. Nilai Pendidikan Akhlak diantara lain adalah gigih dalam menuntut ilmu,
memiliki sifat kesabaran, keikhlasan, kedisiplinan, dan ketaatan.
2. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam aktivitas jaulah adalah sebagai berikut:
a. Nilai Pendidikan Akidah diantara lain adalah mengagungkan Allah Swt dengan
perkataan dan perbuatan, memperbanyak zikir dan berdoa meminta hidayah
kepada Allah Swt.
b. Nilai Pendidikan Ibadah diantara lain adalah gigih dalam mengajak shalat
berjamaah meskipun mendapat penolakan.
c. Nilai Pendidikan Sosial diantara lain adalah Ukhuwah Imaniyah dan
kepeduliaan sesama muslim dalam masalah ketaatan kepada Allah.
d. Nilai Pendidikan Akhlak diantara lain adalah Kesabaran menghadapi masalah,
rela berkorban untuk agama, dan berdakwah dengan lemah lembut.

88
89

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap nilai-nilai
pendidikan Islam dalam aktivitas Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar. Tanpa
mengurangi rasa hormat dan dengan segala kerendahan hati penulis, penulis ingin
menyampaikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi semua pihak agar
sama-sama kita mendapatkan ridha Allah Swt.
1. Kepada pengikut Jamaah Tabligh agar dapat lebih giat menuntut ilmu agama lebih
mendalam dan bersemangat dalam berdakwah, karena penting berilmu dalam
berdakwah, juga memperhatikan bekal materi, mental maupun iman kepada
keluarga yang ditinggalkan.
2. Kepada masyarakat umum agar tidak menelan mentah-mentah isu negatif tentang
Jamaah Tabligh sebelum bertabayyun dan melihat secara langsung kegiatan
dakwah Jamaah Tabligh terkhusus di kabupaten Tanah Datar.
3. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih kreatif dalam penelitiannya dan
mempelajari secara mendalam tentang Jamaah Tabligh sebelum menyimpulkan
hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M., 2012. Ilmune Wong Dakwah. Magetan: Jundullah Al-Qier'ez.

Abdillah, M. Z., 2018. Pengaruh Dakwah Jamaah Tabligh Terhadap Pembangunan


Masyarakat Muslim di Lombok Sejak Tahun 2011-2016. Jurnal Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Volume Volume 1 Nomor 2, p. 13.

Abdurrahman, 2022. Arahan Kerja Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar [Wawancara]
(25 Maret 2022).

Ali, M. D., 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Al-Khandahlawi, M. M. Y., 2008. Mudzakarah Enam Sifat Sahabat dan Amalan Nurani.
Dalam: M. Aris, penyunt. Mudzakarah Enam Sifat Sahabat Saw.. Bandung: Pustaka
Ramadhan, p. Hal. 3.

Al-Khandahlawi, M. M. Z., 2011. Fadhilah Amal. Jakarta: Ash-Shaff.

Al-Madani, M., 2011. Jamaah Tabligh Sesat? Para Kyai dan Santri Menjawab. Magelang:
Balai Pustaka Upaya Ilmu dan Iman.

Andrian, Y., 2019. Pendekatan Dakwah Jamaah Tabligh Dalam Meningkatkan Ketaatan
Beragama Masyarakat. Jurnal Mau'idhoh Hasanah, Volume Vol. 1, No. 1, pp. 28-42.

As-Suyuti, J. A.-M. d. J., 2016. Terjemahan Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

As-Syirbuny, A. A., 2016. Pedoman Mudzakarah Masturah. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Azis, R., 2019. Ilmu Pendidikan Islam. ke-2 penyunt. Yogyakarta : Sibuku.

Basa, R. K. R., 2021. Sejarah Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar [Wawancara] (20
Desember 2021).

Basa, R. K. R., 2022. Sejarah Masuknya Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar
[Wawancara] (28 Maret 2022).

Choiri, U. S. d. M. M., 2019. Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan. Edisi ke-1
penyunt. Ponorogo: CV. Nata Karya.

Creswell, J. w., 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Edisi
ke-3 penyunt. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cucu, 2017. Budaya Khuruj Jamaah Tabligh : Dialektika Antropologis Dakwah Islam.
Khatulistiwa, Volume Vol 7. No.1, p. 6.

Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Dradjat, Z., 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.


Fahim, A. M., 2009. Inilah Kedok Jamaah Tabligh. Edisi ke-11 penyunt. Jakarta: YASA.

Fahriansyah, 2016. Filosofi Dakwah Jama'ah. Alhadharah, Volume Vol.15 No.29, p. 36.

Fathurrohman, a. K. d., 2018. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Frimayanti, A. I., 2017. Implementasi Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Agama Islam. Al
Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8 No. II, p. 228.

Fuad, Z., 2020. Materi Ilmu Pendidikan Islam. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

Hidayat, r., 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Husda, H., 2017. Jamaah Tabligh Cot Goh: Historis, Aktivitas dan Respon Masyarakat.
Jurnal Adabiya, Volume Volume 19 Nomor 1, p. 45.

Husein, M., 2021. Kegiatan Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar [Wawancara] (15
September 2021).

Isrorudin, 2014. Sunnah Nabi di Era Kontemporer. Edisi ke-1 penyunt. Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press.

Junaedi, D., 2013. Menelisik Interpretasi Ideologis Jamaah Tabligh. Qur'an of Hadith, 2(1).

Kamaruddin, S. A., 2010. Jama'ah Tabligh (Sejarah, Karakteristik, dan Pola Perilaku dalam
Perspektif Sosiologi). Ke-1 penyunt. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Kambayang, H. U., 2015. Khuruj Fi Sabilillah: Terapi Rohani Membawa Ummat ke Jalan
Hidayah Menjadikan Da'wah Maksud Hidup. Bandung: Pustaka Ramadhan.

Kemendagri, 2021. Dukcapil kemendagri. [Online] Available at:


www.dukcapil.kemendagri.go.id [Diakses 17 Maret 2022].

Khon, A. M., 2012. Hadits Tarbawi. Jakarta: Kencana.

Kominfo, 2022. Dinas Kominfo Kabupaten Tanah Datar. [Online]


Available at: https://tanahdatar.go.id.html [Diakses 17 Maret 2022].

Latepo, I., 2016. Jamaah Tabligh dan Penguatan Reliji di Masyarakat. Al-Moshbah, 12(1).

Ma'had Al-Jami'ah Al-Aly, 2020. Syarah Fathal Qarib. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.

Makbuloh, D., 2012. Pendidikan Agama Islam (Arah Baru Pengembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Mulyana, R., 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Nurdan, 2012. Strategi dan Metode Dakwah Jamaah Tabligh di Wilayah Pemerintahan Kota
Lhokseumawe. Lhokseumawe, politeknik Negeri Lhokseumawe, p. 358.
Raco, 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Riduan, M., 2017. Pola Sosialisasi Jamaah Tabligh Dalam Meningkatkan Semangat
Keagamaan Di Jelutung Kelurahan Darussalam Kabupaten Karimun. FISIP UNRI ,
IV(1).

Rijali, A., 2018. Analisis Data Kualitatif. Jurnal Al-Hadharah, Volume Vol. 17, p. 91.

Rofiah, K., 2010. Dakwah Jamaah Tabligh dan Eksistensinya di Mata Masyarakat. Edisi
Pertama penyunt. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.

Saepuloh, U., 2009. Model Komunikasi Dakwah Jamaah Tabligh. Jurnal Ilmu Dakwah,
Volume Volume 4 Nomor 14, p. 670.

Salimi, A. A. d. N., 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Sarjono, 2005. Nilai Nilai Dasar Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume
Volume 2 Nomor 2, p. 135.

Shahab, A. N. M. I., 2016. Khuruj Fi Sabilillah (Sarana Tarbiyah Umat untuk Membentuk
Sifat Imaniyyah). Edisi ke-7 penyunt. Bandung: Pustaka Al Ishlah.

Subu, A., 2017. Strategi Dakwah Jamaah Tabligh dalam Realitas Konflik Sosial DI
Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Diskursus Islam, Volume 1
Nomor 1.

Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. edisi ke-27 penyunt.
Bandung: Alfabeta.

Suryana, T., 1997. Pendidikan Agama Islam (Untuk Perguruan Tinggi). Bandung: Tiga
Mutiara.

Syahrum, S. d., 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi ke-5 penyunt. Bandung:
Ciptapustaka Media.

Syakuro, D. S. d. a., 2006. Kenapa Saya Tinggalkan Anak Istri Untuk Khuruj Fi Sabilillah??.
Jakarta: Al Ihsan Book Store.

Tafsir, A., 2006. Filsafat Umum. Bandung: Rosdakarya.

Tafsir, A., 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Ulya, V. F., 2018. Pendidikan Islam Di Indonesia: Problem Masa Kini Dan Perspektif Masa
Depan. Al Hikmah, Volume 8, Nomor 2, p. 137.

Widiarto, S., 2012. Sonny Widiarto Kimia Unila. [Online]


Available at: http://staff.unila.ac.id/sonnywidiarto/pendidikanagamaislam [Diakses
24 Mei 2022].
Yani, A., 2014. 170 Materi Dakwah Pilihan. Jakarta: Al Qalam.

Yunus, M., 2022. Wawancara Penelitian tentang Jaulah [Wawancara] (27 Maret 2022).

Yusuf, M., 2021. Kegiatan Inti dari Kegiatan Dakwah Jamaah Tabligh [Wawancara] (25
November 2021).

Zakiyah, Q. Y., 2014. Pendidikan Nilai. Edisi ke-1 penyunt. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Lampiran 1

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Observasi ke :1
Tujuan : Mengamati Aktivitas Muzakarah Dan Jaulah Sekaligus
Mewawancarai Informan Kunci.
Hari / Tanggal : Sabtu / 26 Februari 2022 Pukul 10.30 WIB.
Tempat : Mesjid Raya Lantai Batu
No Catatan Observasi

1. Peneliti mendatangi Mesjid Raya Lantai Batu sebagai tempat informan melaksanakan
aktivitas Khuruj-nya bersama pengikut Jamaah Tabligh lainnya sebanyak 7 orang dalam 1
kelompok sekitar jam 10.30 WIB. Ketika peneliti datang, peneliti langsung meminta izin
kepada informan selaku amir atau pimpinan rombongan yang sedang melaksanakan Khuruj
mereka. Selang setengah jam kemudian, informan menyampaikan bahwa program selanjutnya
adalah muzakarah enam sifat sahabat Nabi oleh salah seorang anggota Khuruj Jamaah
Tabligh tersebut. Peneliti langsung mengamati jalannya muzakarah tersebut sampai jam 12.00
WIB. Materi dalam enam sifat sahabat tersebut mencakup tentang keimanan kepada Allah,
Nabi, Shalat khusu’ wal khudu’, zikir, akhlak sesama muslim, ikhlas dan dakwah. Setelah
muzakarah selesai, informan menyampaikan untuk wawancara dilaksanakan sekitar jam 14.00
WIB saja karena akan ada muzakarah selanjutnya setelah shalat Zuhur. Kemudian peneliti
juga mengamati jalannya muzakarah setelah shalat Zuhur dengan materi pembahasan tentang
Adab Istinja’ dan Kesempurnaan Shalat. Setelah selesai muzakarah, peneliti diajak makan
siang dengan berjamaah barulah proses wawancara dimulai. Informan pertama yang penulis
wawancara adalah Bapak A. Beliau adalah seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 155cm,
berkulit sawo matang, berjanggut sangat lebat dan badan gemuk. Informan ketika itu
menggunakan baju jubah bewarna putih dengan memakai rompi hitam. Peneliti dan informan
melaksanakan wawancara di salah satu ruangan di sebelah Mesjid sebagai tempat istirahat
bagi peserta Khuruj. Setelah selesai wawancara dengan bapak A, bapak A meminta peneliti
tetap tinggal dan menyampaikan untuk program jaulah dilaksanakan menjelang shalat
Maghrib. Atas informasi tersebut peneliti memilih untuk tetap tinggal dan langsung
mengamati aktivitas jaulah menjelang maghrib. Setelah mengikuti aktivits Jaulah barulah
peneliti berpamitan dengan informan dan pergi meninggalkan lokasi aktivitas Jamaah Tabligh
tersebut.
LAPORAN HASIL OBSERVASI

Observasi ke :2
Tujuan : Mengamati aktivitas muzakarah dan jaulah sekaligus mewawancarai
informan kedua.
Hari / Tanggal : Minggu / 27 Februari 2022 Pukul 10.00 WIB.
Tempat : Mushalla Nur Hidayah Bukit Gombak.
No Catatan Observasi

1. Pada wawancara pertama peneliti mendapatkan informasi bahwa terdapat satu rombongan
Jamaah Tabligh lain yang juga sedang Khuruj selama 3 hari. Peneliti mendatangi mushalla
selanjutnya tempat pelaksanaan aktivitas Jamaah Tabligh lainnya dengan orang berbeda yaitu
di Mushalla Nur Hidayah Bukit Gombak sebanyak sekitar 6 orang anggota pada waktu jam 10
WIB. Setelah meminta izin, penulis mulai mengamati kegiatan Jamaah Tabligh tersebut yang
ketika itu sedang membacakan kitab Muntakhab Hadits tentang bab silaturahmi dan
memuliakan saudara muslim. Yang kemudian melaksanakan program yang sama dengan
kelompok sebelumnya yaitu muzakarah enam sifat pada waktu sebelum Zuhur dan
dilanjutkan dengan muzakarah sifat Da’i setelah Zuhur. Setelah itu pemimpin rombongan
kelompok Khuruj yaitu bapak MH meluangkan waktunya untuk penulis dan kemudian
dilaksanakan wawancara tentang Silaturahmi dan Akhlak pada muzakarah. Informan kedua
yang penulis wawancarai adalah seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 165cm, berkulit sawo
matang, berjanggut cukup lebat dan badan tinggi besar. Informan ketika itu menggunakan
baju jubah bewarna putih dengan menggunakan imamah. Setelah wawancara dilaksanakan
penulis tetap melanjutkan pengamatan pada aktivitas jaulah yang biasa dilaksanakan sebelum
Maghrib. Setelah melakukan pengamatan untuk kedua kalinya terhadap aktivitas Jaulah,
penulis meminta izin kepada bapak MH untuk meninggalkan tempat pelaksanaan observasi
tersebut.

2. Dari dua observasi yang penulis lakukan, penulis mendapatkan program apa saja yang
dilaksanakan oleh Jamaah Tabligh ketika Khuruj setiap harinya. Program ini disampaikan
oleh Bapak I kepada penulis yang juga hadir di lokasi observasi namun tidak ikut serta Khuruj
bersama rombongan bapak MH. Bapak I menyampaikan bahwa dirinya hanya Nushroh atau
datang menghadiri kegiatan bersama kelompok yang dipimpin bapak MH dan akan kembali
pulang setelah shalat Isya nanti. Berikut jadwal dan nama program yang dilaksanakan:

a. Jam 05.00 / waktu Shubuh: Shalat Shubuh Berjamaah


b. Jam 05.30 – 06.00 : Bayan Shubuh
c. Jam 06.00 – 06.30 : Musyawarah Agama dan penentuan tugas peserta
Khuruj
d. Jam 06.30 – 07.00 : Shalat Isyraq dan Usaha Memakmurkan Mesjid
e. Jam 07.00 – 09.00 : Makan Pagi dan Keperluan Pribadi, seperti mandi
f. Jam 09.00 – 11.30 : Ta’lim wa ta’lum dan Halaqah Tajwid
g. Jam 11.30 – 12.00 : Muzakarah Enam Sifat Sahabat
h. Jam 12.00 – 13.00 : Persiapan dan Shalat Zuhur Berjamaah
i. Jam 13.00 – 14.00 : Ta’lim keutamaan Shalat Berjamaah dan
Muzakarah Adab-adab sunnah.
j. Jam 14.00 – 15.30 : Istirahat / Qailullah
k. Jam 15.30 : Ashar Berjamaah
l. Jam 16.00 – 16.30 : Muzakarah Adab Jaulah dan UMM
m. Jam 16.30 – 17.30 : Keperluan Pribadi, seperti Mandi dll
n. Jam 17.30 – 18.15 : Jaulah
o. Jam 18.15 – 19.30 : Shalat Maghrib Berjamaah dan Bayan Maghrib
p. Jam 19.30 – 20.00 : Shalat Isya
q. Jam 20.00 – 21.00 : Ta’lim pembacaan kisah sahabat Nabi Saw dan
Pembagian shift ibadah malam.

Shift Ibadah malam yang mereka bagi adalah setiap per 2 jam akan ditentukan siapa saja yang
melaksanakan ibadah pada malam hari, baik shalat malam, baca Al-Qur’an dan lain-lain
dengan sebanyak jumlah anggota yang ada.

Program dengan jadwal yang tersusun tersebut merupakan program baku yang sudah
diarahkan oleh pemimpin Jamaah Tabligh dunia. Baik kelompok Jamaah Tabligh yang
Khuruj selama 3 hari, 40 hari maupun 4 bulan memiliki program yang sama dan
menyesuaikan dengan kondisi kelompok masing-masing. Untuk program Khuruj 3 hari,
kelompok Jamaah Tabligh melaksanaknnya pada minggu ke-3 atau minggu ke-4 setiap akhir
bulan.
LAPORAN HASIL OBSERVASI

Observasi ke :3
Tujuan : Mengamati Aktivitas Jaulah Sekaligus Mewawancarai Tentang
Jaulah
Hari / Tanggal : Jum’at / 18 Maret 2022 Pukul 14.00 WIB.
Tempat : Mushalla Batu Panjuang Lima Kaum
No Catatan Observasi

1. Dikarenakan pelaksanaan aktivitas Khuruj Jamaah Tabligh dilaksanakan pada minggu ke-3
atau ke-4 pada setiap bulannya, maka penulis melanjutkan observasi sebulan setelah observasi
sebelumnya. Observasi ini penulis laksanakan di tempat yang berbeda dengan sebelumnya,
yaitu mushalla Batu Panjuang yang terletak di Dobok Lima Kaum. Informan pada observasi
kali ini bernama Bapak H dan Ustadz Z. Bapak H merupakan pemimpin rombongan
sementara Ustadz Z merupakan ulama dikalangan Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar.
Pertama peneliti mewawancarai bapak H selaku amir rombongan dengan tema wawancara
tentang tata cara pelaksanaan jaulah, setelah itu peneliti mewawancarai Ustadz Z tentang
nilai-nilai Islam dalam jaulah, baik tentang akidah, ibadah, sosial dan akhlak. Setelah
pelaksanaan wawancara, peneliti meminta izin untuk pamit kepada informan.

2. Bersama Ustadz Z peneliti menggali lebih mendalam lagi tentang aktivitas muzakarah dan
aktivitas jaulah dengan wawancara tidak terstruktur. Ustadz Z merupakan seorang Sarjana
Hukum Islam yang sudah menyelesaikan studinya pada tahun 1995 di salah satu Institut
Negeri Agama Islam di Sumaatera Barat, ia bergelar S.H.I dan sempat lolos tes menjadi
seorang hakim di kota Padang, namun beliau tidak jadi memanfaatkan kesempatan untuk
menjadi hakim ketika itu dan mulai aktif berdakwah dengan Jamaah Tabligh. Ketika itu
Ustadz Z memakai pakaian Jubah Abu-Abu dengan Imamah berwana putih, penampilan
beliau sangat sederhana dengan janggut yang panjangnya satu genggaman tangan beliau.
Setelah penulis wawancarai Ustadz Z, penulis pun memohon izin untuk meninggalkan tempat
aktivitas Jamaah Tabligh tersebut.
LAPORAN HASIL OBSERVASI

Observasi ke :4
Tujuan : Menambah jumlah informan dan menambah informasi tentang
Muzakarah dan Jaulah.
Hari / Tanggal : Sabtu / 30 Juli 2022 Pukul 08.30 WIB.
Tempat : Mushalla Al-Madinah Laintai Batu Batusangkar
No Catatan Observasi

1. Penulis melakukan observasi untuk menambah informan dan menyempurnakan datan yang
telah didapatkan sebelumnya. Penulis datang ke mushalla tempat paling banyak pengikut
Jamaah tabligh berkumpul dan beraktivitas sehari-hari yaitu di mushalla Al-Madinah Lantai
Batu. Ketika itu penulis mendapati banyak pengikut Jamaah Tabligh di sana dan kebetulan
sedang ada saru rombongan yang sedang melaksanakan Khuruj. Peneliti pertama mendatangi
bapak R selaku orang tua di kalangan Jamaah Tabligh di kabupaten Tanah Datar dan
menggali informasi tentang muzakarah, setelah itu peneliti juga mewawancarai bapak AR
yang baru mengikuti program Khuruj ketika itu, dilanjutkan dengan mewawancarai bapak Y,
bapak UR, bapak UD, dan bapak AY dengan wawancara tidak terstruktur dengan materi
aktivitas Muzakarah dan Jaulah sebagai memperkuat data yang sebelumnya telah penulis
dapatkan. penulis disambut dengan sangat baik dan masing-masing informan mau
meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai. Setelah semua informan penulis
wawancarai, penulis pun berpamitan dan meninggalkan tempat observasi.
Lampiran 2

KISI-KISI WAWANCARA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM AKTIVITAS JAMAAH TABLIGH DI KABUPATEN TANAH DATAR

NO VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR INSTRUMEN

1 Nilai-Nilai Pendidikan Islam A. Nilai-nilai Pendidikan 1. Akidah 1. Akidah.


Islam dalam Aktivitas 2. Ibadah a. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan
Dalam Aktivitas Jamaah
Mudazakarah. 3. Sosial Iman kepada Allah dalam muzakarah?.
Tabligh Di Kabupaten Tanah 4. Akhlak
b. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman
Datar kepada Malaikat dalam muzakarah?.
c. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan
Iman kepada kitab Allah dalam muzakarah?.
d. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan
Iman kepada Rasul Allah dalam muzakarah?.
e. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan
Iman kepada Hari Akhir dalam muzakarah?.
f. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan
Iman kepada Qadha dan Qadar dalam muzakarah?.
g. Apakah ada pembahasan lain yang berkaitan
dengan akidah dalam muzakarah.
h. Apa tujuan pembahasan tentang akidah dalam
Mudzakarah.?
2. Ibadah
a. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang
Thaharah?
b. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang
Syahadat?
c. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang
Shalat?
d. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang
Puasa?
e. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang
Zakat?
f. Apa pembahasan dalam muzakarah tentang Haji?

3. Sosial
a. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang
Silaturahmi?
b. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang
bertetangga?

4. Akhlak
a. Apakah ada pembahasan dalam mudzakarah
tentang akhlak mahmudah /terpuji?
b. Apakah ada pembahasan dalam mudzakarah
tentang akhlak madzmumah?
a. Apakah ada pembahasan dalam mudzakarah
tentang akhlak kepada Allah dan Nabi Saw?
B. Nilai-nilai Pendidikan 1. Akidah 1. Akidah.
Islam dalam Aktivitas 2. Ibadah a. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman
Jaulah. 3. Sosial kepada Allah dalam jaulah?.
4. Akhlak
b. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman
kepada Malaikat dalam jaulah?.
c. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman
kepada kitab Allah dalam jaulah?.
d. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman
kepada Rasul Allah dalam jaulah?.
e. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman
kepada Hari Akhir dalam jaulah?.
f. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman
kepada Qadha dan Qadar dalam jaulah?.

2. Ibadah
a. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Thaharah?
b. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Syahadat?
c. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Shalat?
d. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Puasa?
e. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Zakat?
f. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Haji?

3. Sosial
a. Apa pembahasan dalam jaulah tentang
Silaturahmi?
b. Apakah ada menyinggung tentang hubungan
sesama muslim dalam jaulah?

4. Akhlak
a. Apa pembahasan dalam Jaulah tentang akhlak
mahmudah atau terpuji?.
b. Apa pembahasan dalam Jaulah tentang menjauhi
akhlak madzmumah / tercela?.
Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PENGIKUT JAMAAH TABLIGH TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
AKTIVITAS JAMAAH TABLIGH DI KABUPATEN TANAH DATAR

A. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Mudazakarah.


1. Aktivitas Mudzakarah secara Umum
a. Apa yang dimaksud dengan muzakarah oleh Jamaah Tabligh?
b. Apa tujuan pelaksanaan muzakarah?
c. Kapan dilaksanakan muzakarah?
d. Bagaimana cara pelaksanaan muzakarah?
e. Dimana dilaksanakan muzakarah?
f. Siapa saja peserta muzakarah?
2. Akidah.
a. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Allah dalam muzakarah?.
b. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Malaikat dalam muzakarah?.
c. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada kitab Allah dalam muzakarah?.
d. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Rasul Allah dalam muzakarah?.
e. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Hari Akhir dalam muzakarah?.
f. Apakah ada pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Qadha dan Qadar dalam muzakarah?.
g. Apakah ada pembahasan lain yang berkaitan dengan akidah dalam muzakarah.
h. Apa tujuan pembahasan tentang akidah dalam Mudzakarah.?
3. Ibadah
a. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Thaharah?
b. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Syahadat?
c. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Shalat?
d. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Puasa?
e. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Zakat?
f. Apa pembahasan dalam muzakarah tentang Haji?
4. Sosial
a. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang Silaturahmi?
b. Apakah ada pembahasan dalam muzakarah tentang bertetangga?
5. Akhlak
a. Apakah ada pembahasan dalam mudzakarah tentang akhlak mahmudah /terpuji?
b. Apakah ada pembahasan dalam mudzakarah tentang akhlak madzmumah?
c. Apakah ada pembahasan dalam mudzakarah tentang akhlak kepada Allah dan Nabi Saw?
B. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Jaulah.
1. Aktivitas Jaulah secara Umum
a. Apa yang dimaksud dengan jaulah?
b. Apa tujuan pelaksanaan jaulah?
c. Bagaimana pelaksanaan jaulah?
d. Kapan dilaksanakan jaulah?
e. Dimana dilaksanakan jaulah?
f. Siapa saja peserta jaulah?
2. Akidah.
a. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Allah dalam jaulah?.
b. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Malaikat dalam jaulah?.
c. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada kitab Allah dalam jaulah?.
d. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Rasul Allah dalam jaulah?.
e. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Hari Akhir dalam jaulah?.
f. Apa pembahasan yang berkaitan dengan Iman kepada Qadha dan Qadar dalam jaulah?.
3. Ibadah
a. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Thaharah?
b. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Syahadat?
c. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Shalat?
d. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Puasa?
e. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Zakat?
f. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Haji?
4. Sosial
a. Apa pembahasan dalam jaulah tentang Silaturahmi?
b. Apakah ada menyinggung tentang hubungan sesama muslim dalam jaulah?
c. Apakah ada menyinggung tentang muamalah dalam jaulah?
d. Apakah ada menyinggung tentang kepedulian sesama muslim dalam jaulah?
5. Akhlak
a. Apa pembahasan dalam Jaulah tentang akhlak mahmudah atau terpuji?.
b. Apa pembahasan dalam Jaulah tentang menjauhi akhlak madzmumah / tercela?.
Lampiran 4

Hasil Wawancara

Nama Narasumber : Abdurrahman, Muhammad Husein, Habiburrahman, Abdul Rozaq, S.T dan Ustadz Zulfadhli, S.H.I

Hari/Tanggal : Sabtu / 26 Februari, Minggu / 27 Februari, dan Jum’at 18 Maret 2022

Tempat Wawancara : Mesjid Raya Lantai Batu, Mushalla Nur Hidayah, dan Mushalla Batu Panjuang

A. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Muzakarah


1. Aktivitas Muzakarah Secara Umum.

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang dimaksud dengan muzakarah Mudzakarah artinya mengulang-ulang atau bertukar pikir suatu ilmu yang berkaitan dengan
oleh Jamaah Tabligh? agama kita Islam terutama tentang sunnah-sunnah Nabi Saw. Misalnya, Sunnah sehari-hari yang
dilakukan oleh Nabi kita Nabi Muhammad Saw. Sunnah Nabi tu kan ada tiga, pertama sunnah
siroh, sunnah suroh dan sunnah sariroh. Sunnah siroh bagaimana ibadahnya Nabi, keseharian
Nabi, cara masuk wc Nabi, cara istinja’, makan, perjalanan dan keseharian lainnya. Kemudian
sunnah suroh yaitu penampilan Nabi dari ujung rambut sampai ujung kaki, nabi bersurban,
bersiwak, berjenggot, berjubah bercelak dan lain-lain. Terakhir sunnah sariroh yaitu sunnah
tersembunyi Nabi yaitu fikir risau Nabi Saw. Dalam muzakarah kita juga bahas bagaimana sifat-
sifat para sahabat Nabi Saw, sehingga kita bisa mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh Nabi
maupun Sahabat. Sahabat nih kan orang yang sudah berhasil dalam mengamalkan agama, dalam
surah At-Taubah Allah sampaikan di ayat 100. Dalam hal dunia saja kalau kita ingin berhasil
tentu hendaknya menuruti jejak langkah orang yang sudah berhasil juga, kalau mau berhasil
bisnis maka ikut langkah orang yang pernah berhasil bisnis. Dalam mengamalkan agama pun
begitu, bagaimana kita mengikuti jejak langkah para sahabat yang sudah mendapat gelar
Radiallahu ‘anhum Allah ridha kepada mereka, maka kita juga berusaha mengikuti mereka. Dan
dalam diri mereka itu ada enam sifat yang membuat mereka berhasil dalam agama ini. Kita juga
membahas berbagai macam ilmu lainnya dalam mudzakarah. tentang Iman yakin, yang
berhubungan dengan Al-Qur’an, shalat berjamaah dan banyak lagi.

2. Apa tujuan pelaksanaan muzakarah? Tujuannya tentu yang pertama supaya kita tau segala tentang sunnah-sunnah Nabi Saw, setelah
kita tau tentu kita belajar mengamalkannya. Ini juga bertujuan agar Allah cinta kepada kita,
karena mengamalkan apa yang diamalkan oleh Nabi yang paling dicintai Allah. Dan
menunjukkan bahwa kita ini berbeda dari orang-orang kafir, bahwasanya penampilan kita orang
Islam itu begini sesuai dengan Sunnah Nabi. Sehingga dalam kehidupan kita ini melaksanakan
apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw.

3. Kapan dilaksanakan muzakarah? Muzakarah ini kita buat pertama ketika sedang keluar di jalan Allah atau sedang berdakwah
termasuk salah satu program ketika keluar itu. Terkadang ketika keluar kita juga muzakarah-
muzakarah ringan di luar program. Yang kedua kita buat muzakarah ketika di rumah dengan
keluarga, anak, istri, ya apa yang sudah kita dapat ilmu ketika kita keluar ini kita bawa juga ke
rumah biar anak istri kita bisa amalkan juga dan agar hidup suasana agama di dalam rumah. Hari
ini rumah kita ini sangat jarang hidup suasana agama, ada yang rumahnya seperti suasana hotel,
Cuma jadi tempat tidur saja, ada yang suasana bioskop, Cuma jadi tempat nonton saja, ada yang
cuma jadi tempat makan suasana restoran. Biar suasana agama hidup di rumah, jadi kita buat
juga muzakarah di rumah.

4. Bagaimana cara pelaksanaan Cara kita buat muzakarah ketika keluar di jalan Allah, Pertama kita musyawarahkan dulu setelah
muzakarah? shubuh, jam berapa muzakarah, kemudian siapa petugasnya, setelah itu ketika sudah pada jam
yang kita sepakati tadi kita buat majelis sepeti halaqah duduk melingkar saling berhadapan,
majelis ini dipimpin oleh amir muzakarah yang sudah dimusyawarahkan sebelumnya. Materi
yang akan dimuzakarahkan kita minta usulan dari masing-masing peserta, mulai dari kanan
minta usulan satu per satu, kemudian amir muzakarah memutuskan apa materi yang akan kita
bahas dengan membaca shalawat. Nah dalam mengambil keputusan ini, jika usulan kita diterima
untuk dibahas maka kita ucap istighfar, jika usulan kita ditolak kita ucap Alhamdulillah. Setelah
diputuskan materinya, barulah kita mulai dari amir muzakarah pembahasannya, misalnya adab
tidur. Pertama kita hendaknya tidur dengan keadaan suci berwudhu, kemudian shalat taubat dulu
2 rakaat, zikir fatimah, baca Al-Mulk. As-Sajadah, tiga Qul, kemudian maafkan seluruh orang,
tidur di mesjid wajib pakai alas, sebelum berbaring kita kibas dulu alas tidur sambil shalawat,
kemudian mandi ayat, tidur miring ke kanan, baca doa tidur lalu zikir sampai tertidur. Nah itu
diulang nanti seingatnya oleh masing-masing peserta muzakarah, kalau ada tambahan boleh
ditambahkan oleh peserta lain begitu, kadang kalau yang memberi muzakarah itu ulama, kita
cuma dengar aja.

5. Dimana dilaksanakan muzakarah? Mudzakarah ini kita buat di dalam mesjid tempat kita dakwah keluar di jalan Allah. Mudzakarah
juga kita buat di rumah kita masing-masing. Tempat ya menyesuaikan saja.

6. Siapa saja peserta muzakarah? Peserta mudzakarah ini ya paling kawan-kawan kita yang sedang keluar di jalan Allah, kadang-
kadang ada juga masyarakat umum yang ikut mendengarkan ya Alhamdulillah kalau memang
mau duduk. Tapi jarang juga ada, ya paling kita-kita saja.

2. Akidah

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ada pembahasan yang Ada, dan ini yang menjadi pokok bahasan kita dalam muzakarah, tentang bagaimana iman kita
berkaitan dengan Iman kepada Allah ini bisa lurus kepada Allah dan wujud dalam kehidupan kita sebagaimana imannya para sahabat
dalam muzakarah?. r.hum. bagaimana lisan kita ini selalu ada kebesaran Allah. Karena ulama sampaikan agar iman
kita ini lurus, maka luruskan hati, agar hati lurus maka kita luruskan empat jalur hati kita ini.
Ulama sampaikan jalur hati kita yang pertama itu lisan atau ucapan, kemudia pendengaran,
penglihatan dan fikir kita. Bagaimana iman kita akan lurus sementara hati tidak lurus, bagaimana
hati akan lurus sementara perkataan tidak lurus. Maka yang kita usahakan setelah muzakarah ini
adalah meluruskan ucapan kita, bagaimana ucapan yang lurus itu, caranya sering-sering
mengucapkan kebesaran Allah. Kita hari ini jangankan mengucapkan kebesaran Allah,
mengucap nama Allah saja orang hari ini berat, ada yang mengganti dengan Tuhan, yang di atas,
yang surang ini kan jauh. Kadang kita kalau bicara juga sering membicarakan kebesaran
makhluk sehingga masuk kebesaran makhluk ke dalam hati. Nah dalam muzakarah salah satu
yang kita bahas itu ada enam sifat sahabat. Dari enam sifat sahabat itu, sifat pertama yaitu Yakin
kepada kalimat Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah.

Laa ilaaha illallah artinya tiada Tuhan selain Allah. Maksud sifat ini adalah dengan
mengeluarkan dari hati keyakinan-keyakinan pada makhluk dan memasukkan ke dalam hati
keyakinan hanya kepada Allah. Bahwa segala manfaat itu datangnya daripada Allah dan segala
mudharat juga dari Allah. Perdagangan tidak memberi rezki tapi yang memberi rezki itu adalah
Allah. Obat tidak menyembuhkan tapi yang menyembuhkan adalah Allah. Bagaimana hati kita
ini benar-benar yakin dengan Allah dalam hati kita. Nabi juga perintahkan kepada sahabat untuk
memperbarui iman mereka. “Aktsiru min qauli Laa ilaaha Illallah” Perbanyaklah pembicaraan
tentang Laa ilaaha ilallah, jadi di sini bukan hanya memperbanyak zikir Laa ilaaha illallah saja,
tapi juga membicarakan kebesaran Allah. Ada juga bahasan kita dalam muzakarah namanya Nafi
Isbat. Maksudnya kita menafi’kan segala makhluk bahwa makhluk tidak bisa memberi manfaat
makhluk juga tidak bisa memberi mudharat. Dan kita mengisbatkan bahwa Allah yang memberi
manfaat dari Allah juga datangnya mudharat.

2. Apa pembahasan yang berkaitan Kalau untuk pembahasan tentang Malaikat memang tidak ada. Tapi di sini kita meyakini bahwa
dengan Iman kepada Malaikat dalam malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang tidak diberi nafsu, mereka taat pada perintah Allah
muzakarah?. dengan tugasnya masing-masing seperti malaikat Jibril gitu ya tugasnya menghantarkan wahyu
kepada Nabi Muhammad Saw juga malaikat-malaikat lainnya. Jumlah malaikat yang wajib kita
imani kan sepuluh ya, tapi yang perlu kita garis bawahi bahwa jumlah malaikat Allah itu hanya
Allah yang tau.

3. Apakah ada pembahasan yang Ada, Bahasan itu ada dalam kitab Fadhilah Amal tentang Fadhilah Qur’an, kemudian dalam sifat
berkaitan dengan Iman kepada kitab sahabat yang ketiga ilmu ma’a zikir, kita juga dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an minimalnya
Allah dalam muzakarah?. sejuz satu hari. Dan seminimal-minimalnya dalam kitab Fadhilah Amal disampaikan bahwa hak
Al-Qur’an itu dikhatamkan minimal dua kali dalam se tahun. Nah jangan sampai kita lalai
dengan hak Al-Qur;an itu. Keyakinan kita dalam Islam kan kitab yang Allah turunkan kepada
Nabinya itu ada empat. Zabur kepada Nabi Daud, Taurat kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi
Isa dan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw. Jadi selain kita baca Al-Qur’an hendaknya kita
juga mengamalkan apa-apa perintah Allah dalam Al-Qur’an itu. Dan bagaimana kita juga
meyakini janji Allah jika kita baca Al-Qur’an, misalnya jika kita baca surah Al-Mulk tiap
malam, maka akan terbebas dari azab kubur, kalau kita baca Yasin tiap pagi maka hajat kita
seharian akan Allah mudahkan, jadi yakin dengan janji Allah terhadap Al-Qur’an.

4. Apakah ada pembahasan yang Ada. Ya sama kita yakini Nabi dan Rasul itu yang wajib kita ketahui jumlahnya 25 orang dan
berkaitan dengan Iman kepada Rasul Nabi terakhir adalah Nabi kita Muhammad Saw sebagai penyempurna seluruh Nabi dan sebagai
Allah dalam muzakarah?. rahmatan lil ‘alamin. Laa Nabiya ba’dahu tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad Saw.
kalau ada yang mengaku Nabi maka wajib kita tidak percaya.

Dalam muzakarah bahasan kita tentang iman kepada Rasul, itu ada dalam sifat para sahabat,
yaitu pada rangkaian sifat pertama tadi yakin kepada kalimat thayyibah, Laa ilaha ilallah,
muhammadur rasulullah. Artinya Nabi muhammad itu utusan Allah dan maksudnya di sini
adalah kita meyakini satu-satunya jalan yang menghantarkan kita kepada kebahagiaan dunia dan
akhirat hanya dengan caranya baginda Rasulullah Saw, ndak ada cara lain, shalat kita cara Nabi,
muamalah cara Nabi, ibadah cara Nabi dan kehidupan kita juga mencotoh hidupnya Nabi Saw.
Ada dalam Al-Qur’an itu dalam surah Ali Imran ayat 31, Qul ingkuntum tuhibbunallah
fattabi’uni, katakanlah hai muhammad, jika benar engkau cinta kepada Allah maka ikutilah aku.
Yuhbibkumullah Allah juga akan mencintai kamu, wayaghfirlakum zunubakum dan Allah akan
ampuni juga dosa kamu. Kalau Allah sudah cinta dan ampuni dosa kita pasti bahagia hidup kita
di dunia apalagi di akhirat nanti. Kemudian kami juga bahas tentang sunnah Nabi tadi, sunnah
Suroh, Siroh dan Sariroh. Sunnah Suroh sunah yang berkaitan dengan penampilan Nabi seperti
berjenggot, bersiwak, memakai imamah, memotong kuku, dan penampilan lainnya. Sunnah
Siroh cara hidup Nabi, cara ibadah Nabi, cara masuk wc-nya, makan Nabi, istinja’,
memperlakukan orang lain dan banyak lagi. Sunnah Sariroh sunnah yang tersembunyi pada nabi,
fikir risau nabi bagaimana seluruh orang Islam mengamalkan agama dengan sempurna dan
semua manusia bisa terhindar dari azab Allah.

5. Apakah ada pembahasan yang Ada, kehidupan kita di dunia ini hanya kehidupan yang sementara dan kehidupan di akhirat
berkaitan dengan Iman kepada Hari adalah kehidupan yamg selama-lamanya dan pasti akan kita lalui. Dunia sementara Akhirat
Akhir dalam muzakarah?. selamanya. Jadi salah satu upaya kita adalah mengubah keyakinan kita yang awalnya kita yakin
dengan kehidupan dunia ini menjadi yakin sebenarnya yakin dengan kampung akhirat. Yakin
bahwa setiap kita ini akan sampai pada kubur, Dalam hadits Nabi, “Kubur adalah tempat
persinggahan pertama dari persinggahan akhirat. Barang siapa yang selamat di tempat
persinggahan ini maka tempat persinggahan selanjutnya akan dipermudah. Dan barang siapa
yang celaka di tempat persinggahan ini, maka tempat persinggahan selanjutnya akan lebih
berat”. Sampai pada hari berbangkit, padang mahsyar, yaumul hisab, dan pasti akan melewati
jembatan Shirat. Tempat kembali kita Cuma dua, ke neraka ataukah syurga. Kita hidup di dunia
hanya merantau saja, ibarat seorang yang berjalan menuju tujuannya dan kita ini Cuma seolah
singgah di bawah pohon untuk istirahat, sebentar saja kita di dunia ini untuk mengumpulkan
bekal. Sebaik-baik bekal untuk ke akhirat adalah iman dan amal shaleh. Dunia adalah tempat
ujian iman dan amal dan dunia juga sebagai tempat kita mempersiakan bekal untuk kehidupan
akhirat.

6. Apakah ada pembahasan yang Ada, dalam muzakarah kita membahas hal ini. Karena segala sesuatunya telah Allah tentukan
berkaitan dengan Iman kepada Qadha untuk kita. Setiap apa yang telah ditentukan untuk kita pasti akan menimpa kita dan sesuatu yang
dan Qadar dalam muzakarah?. tidak ditentukan untuk kita pasti tidak akan menimpa kita. Karena Allah sudah menentukan
takdir manusia ini sebelum manusia diciptakan. Jatah rezki, umur, jodoh danj jalan kehidupan
kita. Dan dalam kehidupan ini kita diberi dua jalan, fa alhamaha fujuraha wa taqwaha, jalan
fujur dan jalan taqwa. Akan ada pilihan-pilihan dalam kehidupan kita ini, ada kalanya kita
dihadapkan dengan dua pilihan, pertama menyelesaikan pekerjaan, kedua kita berhenti sejenak
kemudian melaksanakan shalat ketika azan berkumandang. Apakah kita akan shalat atau
melanjutkan pekerjaan ini yang jadi masalah kita. Kalau kita benar beriman kepada Allah pasti
memilih shalat dahulu, kalau iman kita ini lemah tentu akan terus bekerja. Maka sebagai seorang
muslim, kita harus berikhtiar untuk berjalan ke arah jalan taqwa berusaha untuk meningkatkan
iman dan amal shaleh kepada Allah. Banyak lagi bahasan kita tentang itu termasuk ayat Al-
Qur’an dan hadits-hadits Nabi tentang ketetapan Allah yang ada dalam kitab Muntakhab Hadits.

7. Apakah ada pembahasan lain yang Pokok bahasan kita dalam mudzakarah ini ada tiga, bagaimana yang awalnya kita yakin kepada
berkaitan dengan akidah dalam makhluk menjadi yakin kepada Allah. Bahwa rezki kita ini datang dari Allah dan perlu kita
muzakarah. yakini dengan hati bahwa Allah Ar-Razaq sang maha Pemberi Rezki. Kita ndak boleh meyakini
rezki ini datangnya dari perdagangan, pertanian, pekerjaan kita. Usaha itu hanya kita jalani tetapi
keyakinan tetap kepada Allah. Kedua, yang awalnya kita yakin kepada Maal atau harta menjadi
yakin kepada Amal. Meyakini dengan sebenarnya yakin bahwa Allah akan menyelesaikan
masalah kita degan beramal. Sehingga ketika ada masalah yang pertama yang kita kerjakan
adalah dengan shalat misalnya, shalat hajat atau zikir dan amal lainnya. Bukan terlebih dahulu
mengutamakan Maal atau harta untuk menyelesaikan masalah. Seorang sahabat ketika kehabisan
garam di rumahnya dia langsung shalat dan berdoa dengan panjang kepada Allah mengadukan
masalahnya. Jadi di sini ketergantungan hati para sahabat kepada Allah sangat kuat. Kalau kita
hari ini ketika habis garam mungkin ingatnya uang. Ketiga, yang awalnya kita yakin kepada
kehidupan dunia menjadi yakin kepada kampung akhirat. Dunia ini akan kita tinggalkan dan kita
akan sampai kepada akhirat yang sangat panjang akan kita jalani. Keyakinan kita kepada akhirat
itu harus ada dalam pandangan mata kita ini. Membayangkan baagaimana keadaan kita dalam
kubur nanti, di padang mahsyar juga bagaimana, kemudian di jembatan shirat dan apakah kita ini
akan masuk syurga atau justru singgah di neraka.

8. Apa tujuan pembahasan tentang Tentu supaya bagaimana kita ini punya akidah dan Iman yang lurus kepada Allah. Benar-benar
akidah dalam Mudzakarah.? yakin kepada Allah bahwa manfaat dan mudharat datang dari Allah ta’ala. Dan iman tersebut
wujud dalam kehidupan sehari-hari kita bukan hanya kita mengetahui tapi juga bisa kita
amalkan. Karena perkara yang paling penting di atas dunia ini adalah perkara iman. Iman lebih
penting daripada segala yang ada di atas dunia ini. Karena apabila mati segala benda di dunia ini
akan kita tinggalkan dan yang kita bawa hanya iman dan amal saja. Maka perkara iman harus
menjadi perhatian kita dalam kehidupan supaya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan
dunia dan akhirat.

3. Ibadah
No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ada pembahasan dalam Ada. Materi tentang thaharah dalam mudzakarah itu terdapat dalam materi adab Istinja’. Dan
muzakarah tentang Thaharah? pembahasan ini sangat penting dibahas karena menyangkut kepada shalat kita. Sempurnanya
shalat itu tergantung sempurnanya wudhu, sempurnanya wudhu tergantung kepad sempurnanya
istinja’. Kalau istinja’ tidak sempurna maka wudu tidak sah, karena tujuan wudhu adalah agar
kita suci. Bagaimana kita akan suci sementara istinja kita tidak bersih dari najis. Dan yang
pertama ditanya di akhirat adalah shalat kita, kalau istinja tidak sempurna sehingga shalat
menjadi rusak tentu ini akan memberatkan kita di akhirat. Hadits ;ain menyatakan seluruh amal
ini tergantung pada shalat, kalau shalatnya baik maka akan baik amal lainnya, kalau shalat buruk
maka amal lain juga akan dianggap buruk dan salah satu syarat sah shalat itu harus suci dari
najis.

Dalam perkara ini, kita memuzakarahkan bagaimana adab cara Nabi istinja’. Diawali dengan
masuk wc baca doa, langkahkan kaki kiri, memakai sendal, memakai penutup kepala. Sepakat
para ulama Nabi itu istinja dengan cara jongkok bukan berdiri. Jongkok dengan bertumpu pada
kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Dan juga membaca do’a ketika beristinja’ Allahumma
Thahhir Qalby minannifaq, wa hassin farji minal fawahisy”. Kemudian yang lain kalau tidak
ada air kita pakai batu, kertas dan tidak boleh menggunakan tulang. Kalau kita amalkan sunnah
Nabi ketika istinja, bahkan itu bisa menjadi sebab kita masuk syurga. Satu sunnah atau kebaikan
Allah kasih sepuluh kali lipat pahala. Taroklah sekali masuk wc dengan mengamalkan sepuluh
sunnah Nabi dikali sepuluh jadi seratus. Dalam sehari kita ke wc delapan kali mkisalnya. Sehari
kita sudah mengumpulkan pahala delapan ratus karena masuk wc saja.

2. Apakah ada pembahasan dalam Ada. Bahasan mengenai syahadatain itu sama dengan bahasan tentang iman kepada Allah.
muzakarah tentang Syahadat? Bagaimana kalimat iman itu bisa terhujam ke dalam hati kita. Yakin dengan se yakin-yakinnya
kepada Allah. Segala manfaat datang dari Allah dan mudharat juga atas kehendak Allah. Dalam
sifat sahabat yang pertama lebih lengkapnya kita bahas tentang kalimat iman itu. Dalam sifat
sahabat itu cara mendapatkannya adalah dengan mendakwahkan Laa ilaaha illallah itu,
kemudian sering menyebut kebesaran Allah dan berdoa agar Allah karuniakan sifat mulia itu.
Yakin juga bahwa Allah Sang Maha Kuasa seluruh makhluk bergantung pada Allah.
Rangkaiannya Muhammadur Rasulullah Nabi Muhammad Saw itu utusan Allah Khatamul
anbiya wal mursalin. Meyakini dengan hati bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat hanya dengan cara hidupnya Nabi Saw. maka kita prakteknya dakwahkan pentingnya
sunnah dan latihan mengamalkan sunnah Nabi Saw dalam setiap lini kehidupan kemudian
berdoa agar Allah karuniakan kita kemampuan mengamalkan sunnah.
3. Apakah ada pembahasan dalam Ada, Bahasan kita tentang shalat di sini adalah bagaimana kita membawa sifat-sifat ketaatan
muzakarah tentang Shalat? yang ada dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari. Karena kalau kita sekedar shalat saja
tanpa membawa sifat taat itu, nanti tujuan shalat itu ndak tercapai. Tujuan shalat kan mencegah
kita dari berbuat fahsya dan mungkar. Maka dalam shalat tunduk pandangan, luar shalat juga
tunduk pandangan, dalam shalat baca Qur’an di luar shalat juga demikian. Dan bagaimana shalat
itu menjadi cara kita untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan, makanya Allah adakan
shalat hajat ata tahajjud untuk kita, supaya kita minta tolong kpd Allah dengan shalat. Kalau
untuk cara pelaksanaan bacaan dan ketentuan lainnya kita ikut Imam Mazhab, rata-rata kita di
Indonesia ini ikut mazhab Syafi’i.. Kalau di India ikut cara Mazhab Hanafi, lazimnya di
Indonesia kan Mazhab Syafi’i, ya kita shalat dengan cara Mazhab Syafi’i juga. Kita ndak
mempersalahkan orang mau Qunut atau tidak, zikir berjamaah atau tidak itu ndak kita bahas.
Kita justru diarahkan untuk menjauhi khilafiyah. Tambahannya sekarang kita mengusahakan
bagaimana shalat kita ini bisa berefek kepada kehidupan kita. Tentu harus dengan mengerjakan
shalat dengan cara Nabi. Sempurna shalat itu bagaimana, pertama sempurna tempat, yaitu di
tempat Azan berkumandang di mesjid, mushalla. Kedua sempurna waktu di awal waktu dan
terakhir sempurna cara yaitu dengan berjamaah. Kata amal yang akan mendatangkan
pertolongan Allah hanyalah amal yang mencontoh dari Nabi Saw. kalau kita shalat di rumah
masing-masing, nabi ndak pernah mencontohkan. Seumur hidup Nabi melaksanakan shalat wajib
itu berjamaah di mesjid. Beda hal kalau itu shalat sunnah, justru dianjurkan untuk
melaksanakannya di rumah. Kemudian bonusnya kita juga mengusahakan bagaimana saudara
muslim kita yang lain agar bisa melaksanakan shalat dengan sempurna juga. Yang belum shalat
kita rayu agar mau shalat, yang belum berjamaah kita rayu ajak mereka untuk berjamaah. Kalau
sudah shalat berjamaah kita ajak juga mereka memikirkan saudara lainnya yang belum
berjamaah. 40 rumah sekitar mesjid itu harusnya shalat ke mesjid. Ada dalam hadits orang yang
bertetangga dgn mesjid maka tidak ada shalat baginya kecuali di mesjid.

4. Apakah ada pembahasan dalam Kalau muzakarah khusus tidak ada, kita ketika ta’lim saja kita membacakan hadits tentang
muzakarah tentang Puasa? keutamaan puasa dan i’tikaf di bulan ramadhan. Karena sama kita tau amal di bulan ramadhan
ini dilipatgandakan berkali lipat. Dan harus kita usahakan untuk bisa i’tiqaf di mesjid kalau bisa
full bulan ramadhan, seminimal-minimalnya sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan karena
Nabi ndak pernah tinggalkan itu.

5. Apakah ada pembahasan dalam Bahasan khusus zakat tidak ada. Dalam kitab fadhilah sedekah kita membacakan hadits dan
muzakarah tentang Zakat? penjelasan tentang keutamaan zakat dan ancaman bagi yang tidak membayar zakat. Intinya zakat
itu kewajiban kita kalau zakat fitrah ya harus ditunaikan, kalau punya harta sampai nishab ya
bayar zakat mal gitu aja.

6. Apa pembahasan dalam muzakarah Dalam muzakarah tidak ada bahasan haji. Kita hanya mengulang-ulang hadits keutamaan shalat
tentang Haji? sunnah dua rakaat di ka’bah sama dengan 100.000 kali lipat shalat sunnah di mesjid lain. Kalau
di majid Nabawai 50.000 kali lipat di mesjid lain. Kalau di masjidil Aqsha 25000 kali lipat
dibanding mesjid lain. Ya sebagaimana muslim lainnya kita juga berangkat haji ke baitullah.

4. Sosial

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ada pembahasan dalam Silaturahmi dalam muzakarah sangat penting kita bahas. Karena dalam berdakwah kita door to
muzakarah tentang Silaturahmi? door atau dari pintu ke pintu lain. Selain itu silaturahmi juga perintah Allah, siapa yang
bersilaturahmi maka Allah tambah rezkinya Allah panjangkan umurnya. Silaturahmi di sini
untuk mengajak saudara-saudara kita agar bisa sama-sama shalat berjamaah ke Mesjid dan
memikirkan saudara lain yang belum ke mesjid agar juga bisa ke mesjid. Dalam bahasannya,
mudzakarah kita tentang silaturahmi ini kita bahas tentang tujuannya kita buat silaturahmi, itu
yang tadi mengajak saudara kita ke mesjid. keuntungan bersilaturahmi banyak disampaikan
dalam hadits Nabi. Silaturahmi juga amalan yang ada di dalam syurga nanti. Kita akan saling
kunjung mengunjungi dalam syurga. orang yg syurganya lebih tinggi bisa mengunjungi orang
yang syurganya di bawah dia. Tapi orang yang syurganya di bawah tidak bisa mengunjungi
orang yang syurganya lebih tinggi. Silaturahmimi juga ada adab-adabnya, mengetuk pintu
mengucap salam, kita berdiri di samping pintu bukan persis di depan pintu karena nanti terlihat
aurat rumah oleh kita. Silaturahmi kepada ulama kita minta do’a dan bawa hadiah. Silaturahmi
kepada umara kita hormati kedudukan dia juga berbagi cerita tentang kisah pemimpin Islam
yang adil akan dimuliakan Allah. Silaturahmi pada aghniya atau orang kaya tanpa sedikitpun
kita mengharapkan apapun dari dia. Kita sampaikan peran orang yang punya harta dikalangan
sahabat dahulu yang mengorbankan hartanya untuk agama., Silaturahmi pada kaum dhu’afa, kita
hormati dia karena dia sama dengan kita juga seorang muslim. Dan sampaikan bahwa orang
yang lemah itu dicintai Allah dan ceritakan kisah sahabat yang dahulunya miskin tapi sangat
dekat kepada Allah dan silaturahmi sesama pekerja dakwah dengan menghargai pengorbanannya
dalam berdakwah.

2. Apakah ada pembahasan dalam Ada, justru ini juga bahasan penting bagi kita. Kita sebagai makhluk sosial tentu akan selalu
muzakarah tentang bertetangga? berhubungan dengan orang lain terutama tetangga. Nabi juga mencontohkan kepada kita
bagaimana adab bertetangga. Mengucapkan salam jika bertemu, menjenguk kalau sakit,
menyelenggarakan jenazahnya apabila mati, mendoakannya apabila bersin, memenuhi undangan
apabila ia megundang dan ikut senang jika ia mendapatkan sesuatu yang membuat dia senang.
Dalam sifat para sahabat juga diajarkan untuk memuliakan sesama muslim, berusaha
menunaikan hajat saudara kita tanpa meminta hajat kita untuk ditunaikan ada dalam sifat sahabat
keempat Ikromul Muslimin. Nabi juga perintahkan pada sahabat kalau masak lebihkan kuahnya
untuk tetangga. Selain itu juga memikirkan agar kita dan tetangga kita ini bisa selamat di kubur
sampai syurga. Sama seperti jaulah kkita kunjungi tetangga kita dan usaha agar bisa sama-sama
meramaikan mesjid dan mengamalkan perintah Allah.

3. Apa pembahasan dalam muzakarah Bahasan untuk mualamah tidak ada bahasan secara khusus. Hanya saja dalam kita bermuamalah
tentang muamalah? hendaklah sebagaimana Rasulullah Saw, yaitu dengan jujur dan hendaknya kita meyakini bahwa
rezki yang kita dapatkan adalah dari Allah Swt bukan dari perdagangan kita. Perdagangan ini
hanya perantara, yakinnya kita itu yang kepada Allah dan pekerjaan kita ini hanya sebagai usaha
yang kita lakukakn keputusan rezki tetap dari Allah Swt.

5. Akhlak
No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah ada pembahasan dalam Akhlak yang baik ini adalah tujuan penting dalam kita buat usaha dakwah ini khususnya dalam
muzakarah tentang akhlak muzakarah. karena diutusnya Rasulullah adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Jadi
mahmudah /terpuji? Islam ini punya target kepada penganutnya agar akhlak menjadi mulia. Lebih lagi kalau akhlak
kita ini mencontoh akhlak Nabi Saw. Ada satu bahasan dalam muzakarah tentang sifat-sifat Da’i
ada 13 sifat. Pertama sifat Mahabbah kepada seluruh makhluk. Mencintai sesama Islam karena
Allah walaupun mereka ahli maksiat. Kita tetap muliakan dia karena di hati mereka ada kalimat
Laa ilaaha illallah. Kita ajak kita rayu dia agar bisa sama-sama taat pada Allah dengan kasih
sayang kelembutan. Karena nabi berdakwah juga begitu gak ada Nabi dakwah dengan kasar,
menyalahkan orang gak ada. Pernah suatu ketika lewat orang yang menggotong mayyit di depan
Nabi lalu Nabi menangis. Sahabat beritahu Nabi kalau yang leat itu mayat orang kafir, lalu
kenapa engkau menangis Ya Rasulullah. Rasulullah jawab benar dia kafir karena dakwahku
belum sampai kepada dia sehingga dia nanti akan di neraka selamanya. Kedua, rela berkorban
harta diri untuk agama. Para sahabat juga demikian rela habis habisan untuk agama. Abu Bakar
datang kepada Nabi membawa semua hartanya, Umar separuh harta dia berikan kepada Nabi.
Bukan Cuma harta nyawa pun mereka rela untuk agama ini. Kita hari ini bagaimana, apa
pengorbanan kita untuk agama. Jadi dengan pergi dakwah ini salah satunya usaha untuk ikut
berkorban dalam agama. Kita korbankan sedikit waktu kita, harta kita meluangkan waktu diri
dan harta untuk berdakwah. Ketiga, niat ishlah diri atau memperbaiki diri sendiri. Jadi kita
berdakwah ini bukan untuk orang lain, tapi untuk memperbaiki diri kita sendiri. dalam Al-Qur’an
dijelaskan Yaa Ayyuhalladzi na aamanu taqullah wa qulu qoulan syadida yuslih lakum
a’malakum wa yaghfirlakum dzunubakum. Hai orang-orang beriman bertaqwalah kepada Allah
dan ucapkan perkataan terbaik maksudnya dakwah Allah akan perbaikki amal kamu, Allah
ampuni dosa kamu. Keempat, Ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah dalam setiap beramal.
Ikhlas ini yang harus kita jaga, karena amal tanpa ikhlas itu percuma. Kelima, sabar dalam setiap
ujian karena hakikatnya ujian adalah menaikkan derajat kita. Terutama sabar dalam 3 hal, sabar
melaksanakan perintah Allah, sabar dalam menjauhi larangan Allah, sabar dalam perjuangan di
jalan Allah. Keenam, beristighfar saat selesai beramal untuk menjaga hati kita dari penyakit.
Ujub bangga dengan ibadah sendiri, riya dan lain-lain. Ketujuh, menisbatkan diri hanya kepada
Allah. Meyakini apa saja yang menimpa diri adalah ketentuan yang terbaik menurut Allah. Kita
punya rencana Allah pun punya rencana dan pasti yang akan berlaku adalah ketentuan Allah.
Kedelapan, tidak putus asa dalam setiap kegagalan. Walau ajakan kita ditolak itu sudah
sunnatullah, Nabi pun dahulu juga begitu. Menyampaikan ayat-ayat Allah tapi malah dikatakan
gila, penyihir, nabi tetap sabar dan terus tidak putus asa. Kesembilan, tabah seperti onta, tidak
mengeluh ketika diberi beban yang berat. Onta itu binatang paling tabah, walaupun di tengah
padang pasir itu ada badai tapi onta tetap kuat. Kesepuluh, tawadhu seperti bumi, walaupun
diinjak dan dikotori tapi tetap memberikan kebaikan. Kesebelas, tegak teguh seperti gunung,
tidak terpengaruh oleh suasana dan keadaan. Meskipun kita tinggal di lingkungan orang maksiat,
kita harus tetap teguh mengamalkan agama. Keduabelas, berpandangan luas seperti langit. Punya
wawasan yang luas tentang ilmu apalgi banyak pendapat-pendapat ulama yang ikhtilaf.
Ketigabelas, Istiqamah seperti matahari, selalu bergerak memberi manfaat tanpa minta imbalan.

2. Apakah ada pembahasan dalam Bahasan tentang akhlak buruk secara khusus tidak ada. Tetapi yang dibahas adalah sifat-sifat
muzakarah tentang akhlak yang baik yang harus kita amalkan agar sifat buruk tersebut hilang dengan sendirinya. Dalam
madzmumah? kitab muntakhab Hadits juga cuma ada hadits-hadits dan ayat-ayat tentang akhlak yang baik gak
ada kita bahas akhlak buruk.

3. Apakah ada pembahasan dalam Ada. Kita sama atasan saja punya adab apalagi sama Allah Tuhan kita. Pertama yang harus kita
muzakarah tentang akhlak kepada jaga sebagai meluruskan tujuan setiap kita beramal semata-mata hanya karena Allah, beramal
Allah Nabi Saw? bukan bersegera dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan agama, bersikap
tenang dan banyak diam dari perkataan yang sia-sia, berusaha selalu mengingat Allah dalam
keadaan apapun, memutuskan rasa mengharap kepada makhluk dan hanya mengharap kepada
Allah, tawadhu’ semata-mata karena takut kepada Allah, selalu menghadirkan rasa takut karena
belum bisa menunaikan hak-hak Allah secara sempurna, tidak menentang apapun ketetapan
Allah kepada kta meskipun kita tidak menyukainya, mendatangi panggilan Allah.

4. Apakah ada pembahasan dalam akhlak kepada Nabi adalah dengan mengikuti sunnah Rasulullah Saw i sebagai bukti bahwa kita
muzakarah tentang akhlak kepada cinta kepada Nabi Saw. Dalam firman Allah Surah Ali Imran ayat 31. Sunnah Nabi yang
Nabi Saw? dimaksud adalah pembagian ulama tentang sunnah Nabi ada tiga seperti penjelasan sebelumnya.
Yaitu sunnah siroh atau kehidupan nabi, suroh atau penampilan nabi dan sariroh yaitu fikir risau
Nabi Saw terhadap umatnya.
B. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Aktivitas Mudzakarah
1. Aktivitas Jaulah Secara Umum

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang dimaksud dengan Jaulah artinya berkeliling dari mesjid atau mushalla tempat kegiatan kita dakwah ke rumah-rumah
jaulah? saudara muslim sekitar mesjid. Jaulah ini tulang punggunya dakwah, inti dari kegiatan dakwah kita
itu ketika jaulah ini. Jaulah adalah amalan yang dibuat para Nabi dahulu, berdakwah langsung ke
tengah masyarakat.

2. Apa tujuan pelaksanaan jaulah? Maksud dan tujuan jaulah supaya Allah kekalkan hidayah yang telah Allah beri kepada kita dan
supaya Allah turunkan hidayah dari khazanah Allah kepada umat seluruh alam. Karena kita ini
sangat perlu hidayah dari Allah, tanpa hidayah orang akan susah menjaga ibadahnya. Dan kita
sudah diperintah oleh Allah untuk setiap saat meminta hidayah kepada Allah, bahkan ndak sah
shalat kalau kita ndak mintak hidayah kepada Allah dalam surah Al-Fatihah itu. Jaulah ini salah satu
usaha agar Allah turunkan hidayah kepada umat. Kita datangi mana tau sebab kita datang orang
ingat kepada Allah dan Allah beri dia hidayah.

3. Bagaimana pelaksanaan jaulah? Jaulah dilaksanakan dengan cara membagi dua rombongan. Satu rombongan di dalam mesjid dan
satu rombongan lagi bersilaturahmi mengunjungi saudara-saudara kita di sekitar mesjid. Untuk
rombongan yang di dalam mesjid terdiri dari beberapa tugas. Ada istilahnya Muqarrar atau petugas
taqrir yang mengulang-ulang pembicaraan tentang kebesaran Allah. Seperti ceramah agama biasa
tapi isi ceramahnya tentang kebesaran Allah dan kehebatan Allah. Kemudian ada namanya
Mudzakkirin atau orang yang berdzikir sebagai generator bagi orang yang sedang berjaulah. Zikir
yang dibaca kalimat Tasbihat Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illalllah wallahuakbar
setiap seratus kali kemudian berdoa minta hidayah kepada Allah. Kemudian namanya Mustami’
artinya orang yang mendengarkan ceramah kebesaran Allah tadi dan satu lagi istilahnya Istiqbal
atau penanti tamu, kalau ada tamu yang datang ke mesjid istiqbal mengarahkan dulu agar berwudhu.
Merapikan sendal dan mudah tersenyum kepada orang. Rombongan yang ada di luar ada istilahnya
Dalil atau penunjuk jalan menuju rumah-rumah saudara muslim. Dianjurkan orang yang menjadi
dalil adalah orang tempatan atau orang yang tau hal ihwal kondisi masyarakat sekitar mesjid. Ini
rumahnya Ulama, itu rumahnya ahli mesjid, yang itu gak ada laki-laki di rumahnya. Supaya nanti
mutakallim bisa menyesuaikan pembicaraan. Kalau bicara dengan ahli mesjid itu beda dengan orang
yang belum biasa ke mesjid. Keutamaan menjadi dalil ini akan masuk syurga 500 tahun lebih
dahulu daripada orang yang diajak. Ada istilahnya Mutakallim atau orang yang menyampaikan
risalah dan yang mengajak saudara muslim kita untuk ke mesjid. Yang disampaikan mutakallim itu
pertama perkenalan atau ta’aruf, kemudian ta’aluf atau sambung hati bahwasanya kita bersaudara
seiman dan Islam. Kemudian baru targhib, nah dalam targhib inilah kita sampaikan kepada saudara
kita ini tentang kebesaran Allah, Allah kuasa makhluk tak kuasa.Kehidupan kita di dunia ini hanya
sementara dan perlu menyiapkan bekal iman yang lurus kepada Allah dan amal. Baru setelah itu
kita mengajak saudara kita itu agar bisa sama-sama ke mesjid untuk mendengarkan bayan tentang
keimanan kepada Allah, untuk shalat berjamaah sekaligus berbagi fikir bagaimana semua laki-laki
baligh bisa shalat ke mesjid juga. Kalau masyarakat yang dikunjungi tadi bersedia ke mesjid
Alhamdulillah. Kalau seandainya tak bersedia ya tidak kita paksa kita ucap terima kasih atas
kesediaan waktu kemudian lanjut ke rumah selanjutnya. Ada juga istilahnya Amir yaitu pemimpin
rombongan. Amir bertanggung jawab jadi ketua rombongan yang jaulah apakah jaulah dilanjutkan
atau tidak keputusan Amir. Dan terakhir istilahnya Makmur sebagai peramai rombongan jaulah
tugasnya hanya berzikir tidak komat kamit tidak pakai tasbih tapi hanya zikir dengan sirr
tersembunyi. Karena takutnya kita difitnah pakai-pakai mantra nanti.

4 Kapan dilaksanakan jaulah? Jaulah ini kita laksanakan dua kondisi. Pertama ketika kita keluar di jalan Allah. Ini menjadi salah
satu program dalam kegiatan dakwah. Kedua ketika kita berada di kampung masing-masing di
mesjid kita masing-masing, dijadwalkan kita buat jaulah pada hari Rabu malam jaulah di sekitar
mesjid kita. Caranya sama dengan jaulah ketika keluar, Cuma dilaksanakan di kampung kita itu saja
bedanya namanya Jaulah satu. Ada istilahnya jaulah dua, ini biasanya kita buat Ahad malam. Kita
jaulah di sekitar mesjid terdekat dari mesjid kita atau mesjid tetangga. Menghidupkan amalan jaulah
di mesjid itu.

5 Dimana dilaksanakan jaulah? Ya sesuai dengan kondisi kita, kalau kita sedang keluar di jalan Allah kita buat jaulah itu di sekitar
mesjid tempat kita dakwah. Kalau kita sedang di rumah, kita buat jaulah hari Rabu malam sama
Ahad malam di mesjid di kampung kita.

6 Siapa saja peserta jaulah? Sebenarnya siapa saja boleh selagi dia muslim. Karena jaulah itu sendiri dahulu dilakukan oleh Nabi
Saw mengunjungi rumah-rumah di sekitar beliau dahulu untuk bersilaturahmi dan mendakwahkan
agama Islam. Kalau kita hari ini biasanya yang buat jaulah ini masih dari kawan-kawan kita saja.

2. Akidah

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa pembahasan yang berkaitan Pembicaan mutakallim itu ada empat bagian. Pertama ta’aruf atau perkenalan. Contohnya
dengan Iman kepada Allah dalam “Assalamu’alaikum Alhamdulillah pak kita dipertemukan oleh Allah. Kuasa Allah padahal kita
jaulah?. ndak ada janjian sebelumnya kan, Nama saya itu kami dari mesjid bersilaturahmi ke tempat bapak.
Saya kampung di Padang misalnya, tapi Allah kuasa mempertemukan kita di sini”. Yang kedua
taaluf atau sambung hati contohnya begini “Kita ini bersaudara pak diikat dengan kalimat yang
mulia Laa ilaaha illallah, di hati bapak ada kalimat yang mulia ini di hati kami pun begitu juga hati
seluruh orang beriman. Karena kita saudara kalau jauh saling mendoakan kalau dekat saling
silaturahmi. Kami silaturahmi semata-mata karena Allah.” Selanjutnya targhib, mengingatkan
tentang kehidupan akhirat. Contoh “Kita hidup di dunia ini pak sementara saja ndak lama-lama.
Kata nabi umur umatku hanya 60-70 tahun saja. Dunia semntara akhirat selamanya. Kita kadang
mempersiapkan untuk kehidupan yang singkat ini pasti harus gigih bekerja kalau ndak ndak dapat
hasilnya nanti. Begitu juga dengan akhirat pak, penting kita kerja keras untuk kehidupan akhirat
kita. Kata ulama sebaik-baik bekal yang kita bawa ke akhirat adalah iman yang lurus kepada Allah
dan amal”. Baru setelah ditarghib baru ditasykil atau diajak. “Nah Insyaallah sekarang kita ada
ceramah tentang pentingnya iman dan amal shaleh di mesjid, bolehlah kiranya bapak luangkan
waktu kita ke mesjid sama-sama sambil shalat berjamaah nanti”. Kita ingatkan pentingnya bawa
bekal iman yang lurus kepad Alllah dan Allah kuasa makhluk tak kuasa duni sementara akhirat
selamanya.
2. Apa pembahasan yang berkaitan Kalau untuk iman kepada malaikat dalam jaulah tidak ada disampaikan. Kita fokusnya seperti yang
dengan Iman kepada Malaikat tadi disampaikan oleh mutakallim saja.
dalam jaulah?.

3. Apa pembahasan yang berkaitan Bahasan khusus mengenai kitabullah tidak ada. Intinya jaulah ini adalah usaha bagaimana kita dan
dengan Iman kepada kitab Allah saudara muslim kita yang lain bisa mengamalkan apa yang ada dalam kitabullah. Firman Allah
dalam jaulah?. dalam surah Al-Baqarah ayat 43 “.. dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’” ini kan
perintah Allah untuk shalat berjamaah dan Nabi pun tidak pernah tinggal shalat wajib berjamaah di
mesjid. Di sini salah satu tujuan kita buat jaulah supaya seluruh umat Islam ini mengamalkan
perintah Allah dengan sempurna.

4. Apa pembahasan yang berkaitan Bahasan khusus memang tidak ada. Tetapi inti dari pada jaulah ini adalah mengajak kepada
dengan Iman kepada Rasul Allah mengamalkan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Shalat sebagaimana shalatnya Rasulullah
dalam jaulah?. Saw dengan 3 tertib, di awal waktu, di tempat azan dikumandangkan dan dengan berjamaah.
Kemudian yang penting jaulah ini adalah cara dakwahnya para Nabi Allah yaitu dengan cara
mendatangi umat. Nabi dakwah bukan hanya di mesjid saja, tapi Nabi mendatangi ummat dan
mengajak mereka untuk beriman kpd Allah langsung ke tengah umat. Para sahabat Nabi juga
banyak yang diutus untuk berdakwah ke luar Mekkah Madinah ketika itu. Buktinya jumlah para
sahabat Nabi ini ada sekitar 124 ribu orang, tetapi makam para sahabat yang ada di Baqi’ hanya
sekitar 10 ribu orang saja. Makam para sahabat ini tersebar di seluruh dunia. Ada makam sahabat
Nabi di China Sa’ad bin Abi Waqqas, ada yang di Turkey Abu Ayyub Al-Anshari, bahkan ada yang
sampai ke Barus di Medan namanya Mahmud bin Abdurrahman bi Mu’adz bin Jabal. Disebar ke
seluruh pelosok dunia, buya hamka juga menjelaskan kemungkinan Sayyidina Ali pernah sampai ke
Indonesia. Jadi cara Nabi menyebarkan Islam itu dengan mengutus terlebih dahulu para sahabat
untuk berdakwah. Sehingga Islam ini tersebar ke seluruh dunia.

5. Apa pembahasan yang berkaitan Dalam perkatan mutakallim ketika jaulah tadi, disampaikan dunia hanya sementara dan akhirat
dengan Iman kepada Hari Akhir selama-lamanya. Disampaikan juga bahwa perlu bagi kita menyempurnakan iman dan amal di dunia
dalam jaulah?. ini sebagai bekal kita hidup di akhirat. Susah hidup di dunia ini hanya sementara, senang hidup di
dunia pun sementara. Tetapi apabila susah di akhirat akan susah selamanya, dan senang di akhirat
juga senang selamanya. Perlu kita persiapkan bekal hidup di akhirat dengan sungguh-sungguh
seperti kita bersungguh-sungguh menyiapkan bekal kita hidup di dunia. Contoh dari perkataan
mutakallim dalam targhib tadi bisa kita ambil patokan tentang hari akhir.

6. Apa pembahasan yang berkaitan Tidak ada kita membahas itu. Yang kita ingatkan, kalau kita taat padaa Allah maka nanti akan
dengan Iman kepada Qadha dan bahagia dunia dan akhirat. Kalau kita ingkar, sebaliknya sengsara dunia akhirat.
Qadar dalam jaulah?.

3. Ibadah

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa pembahasan dalam jaulah Ketika jaulah tidak ada kita bahas tentang thaharah. Bahasan thaharah Cuma dalam muzakarah
tentang Thaharah? saja.

2. Apa pembahasan dalam jaulah Dalam jaulah mengenai kalimat syahadat ini ketika kita mengajak saudara muslim agar sama-
tentang Syahadat? sama mengamalkan kalimat iman. Karena iman itu diucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan
hati dan diwujudkan dengan amal. Diucapkan dengan lisan bagaimana dalam pembicaraan
sehari-hari kita ini mengenai kebesaran Allah. Dapat rezki kaitkan pada Allah, kalau sakit
kemudian sembuh, yakini yang menyembuhkan adalah Allah, ketika makan kemudian kenyang,
yang memberikan kita kenyang itu adalah Allah. Jadi apapun kebaikan yang kita dapatkan yang
kita besarkan itu Allah-nya bukan sebabnya. Dibenarkan dengan hati agar kita umat Islam ini
berkeyakinan lurus. Bagaimana hati kita umat Islam meyakini bahwa Allah yang memberi
manfaat dan Allah yang memberi mudharat seperti dalam Asmaul Husnah, Allah An-Nafi’ dan
Adh-Dhar. Yakin bahwa yang memberi rezki adalah Allah bukan perdagangan itu hanya
perantara saja, yang menyembuhkan adalah Allah bukan obat, obat hanya perantara tak patut kita
yakini, yang memberi kebahagiaan adalah Allah bukan harta, tahta, dan benda-benda dunia.
Ditunjukkan dalam perbuatan atau amal, dengan menyempurnakan amal, shalat dengan
berjamaah, kemudian ikut dakwah. karena Nabi sampaikan balighu ‘anni walau ayah
sampaikanlah dariku walupun tau satu ayat. Dengan dakwah maka orang tau dengan shalat,
dengan dakwah orang jadi kenal dengan Allah. Kesempurnaan amal itu apabila kita mencontoh
nabi dan para sahabat.

3. Apa pembahasan dalam jaulah Ya jaulah ini kita mengajak orang untuk shalat ke mesjid. Kita tidak membahas teori lagi tapi
tentang Shalat? kita praktek untuk mengamalkan dan mengajak orang lain. Salah satu kerisauan Nabi
Muhammad Saw menjelang wafatnya adalah shalat. Ashholah Ashholah Ashholah jagalah
shalat, jagalah shalat. Sementara bagaimana keadaan umat Islam hari ini, sangat
memprihatinkan, dimana-mana mesjid lengang bahkan banyak juga orang Islam yang tak shalat.
padahal kewajiban yang pertama yang akan ditanya di akhirat nanti adalah shalat. apabila shalat
baik maka dianggap baik seluruh amalnya, apabila shalatnya rusak maka dianggap rusak seluruh
amalnya. Ini yang kita fikir dan usahakan, bagaimana mesjid bisa ramai itulah makanya kita
datangi rumah orang-orang Islam lalu kita bujuk agar mau sama-sama ke mesjid. Semampu kita
tanpa paksaan. Karena tugas kita Cuma mengajak, tugas Allah yang beri mereka hidayah.

4 Apa pembahasan dalam jaulah Tidak ada kita bahas tentang puasa.
tentang Puasa?

5. Apa pembahasan dalam jaulah Zakat juga tidak ada.


tentang Zakat?

6. Apa pembahasan dalam jaulah Haji juga gak ada.


tentang Haji?

4. Sosial

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa pembahasan dalam jaulah Kita dalam jaulah gak ada lagi bahas-membahas, kita langsung praktek. Silaturahmi adalah
perintah Allah, siapa yang bersilaturahmi maka Allah akan berkahi umur serta rezkinya. Itu juga
tentang Silaturahmi? kita sampaikan dalam perkataan mutakallim ketika jaulah. Tujuan kita silaturahmi juga tidak ada
maksud apa-apa semata-mata karena agar sama-sama kita taat kepada Allah. Dan mengamalkan
adab silaturahmi yang kita muzakarahkan sebelumnya jadi ini prakteknya.

2. Apakah ada menyinggung tentang Ada. Sesudah kita berkenalan dengan masyarakat ta’aruf tadi, kita sambung hati dan sampaikan
hubungan sesama muslim dalam kalau kita ini bersaudara, bukan sebapak bukan seibu melainkan bersaudara karena diikat oleh
jaulah? kalimat mulia Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah. Kita sampaikan bahwa dimana saja
kita berada selagi muslim maka kita bersaudara. Kalau jauh saling mendoakan kalau dekat saling
silaturahmi.

3. Apakah ada menyinggung tentang Tentang muamalah kita nggak ada bahas.
muamalah dalam jaulah?

4 Apakah ada menyinggung tentang Kepedulian kita di sini bagaimana supaya bisa selamat dunia akhirat dan mengamalkan agama
kepedulian sesama muslim dalam dengan sempurna. Menunaikan hak-hak saudara kita tanpa kita minta hak-hak kita untuk
jaulah? ditunaikan. Ini juga salah satu sifat sahabat Nabi Saw yaitu Ikromul Muslimin. Jika ada yang
sakit kita jenguk, ada yang meninggal kita takziyah, ada undangan kita datang. Jadi prakteknya
saja lagi ketika jaulah ini.

5. Akhlak

No Pertanyaan Jawaban

Apa pembahasan dalam Jaulah Kita coba amalkan hadits-hadits tentang akhlak yang baik yang kita ketahui dari taklim kitab
1. tentang akhlak mahmudah atau muntakhab hadits. Sama dengan yang tadi, kita praktekan hadits-hadits itu. Walaupun kita
terpuji?. ditolak ketika dakwah tapi kita sabar saja yakin ini adalah ujian dari Allah.

2. Apa pembahasan dalam Jaulah Kalau akhlak tercela kita tidak ada bahas. Kita hanya fokus perbaiki diri dan melihat kebaikan
tentang menjauhi akhlak orang lain. Karena setiap orang itu ada baik ada buruknya. Setiap ikan itu ada daging ada tulang,
madzmumah / tercela?. kita makan dagingnya buang tulangnya. Fokus kepada kebaikan saja udah.
Lampiran 5
Dokumentasi Wawancara dengan Informan Jamaah Tabligh

Wawancara dengan Bapak Efrison, S.E.

Wawancara dengan Bapak Abdurrahman.


Wawancara dengan Bapak Abdur Rozaq

Wawancara dengan saudara Muhammad Husein


Lampiran 6
Dokumentasi Aktivitas Jamaah Tabligh
Aktivitas Muzakarah Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar.

Aktivitas Jaulah Jamaah Tabligh di Kabupaten Tanah Datar.


Lampiran 7
Dokumentasi Dokumen Pendukung Aktivitas Jamaah Tabligh
Pihak Polri yang bekerja sama dan mengikuti program dakwah Jamaah Tabligh.

Dakwah anggota Jamaah Tabligh di Lapas Tahanan kepolisian.


Perkumpulan Jamaah Tabligh se-Dunia di Tongi negara Bangladesh

Perkumpulan Jamaah Tabligh se-Indonesia di Ponpes Temboro Magetan Jawa Timur

Kitab Rujukan Jamaah Tabligh se-Dunia yang merupakan susunan oleh Ulama pendiri
Jamaah Tabligh
Lampiran 8
Surat Izin Penelitian
Lampiran 9
Surat Tanda Selesai Penelitian

Anda mungkin juga menyukai