Anda di halaman 1dari 135

“UPAYA GURU DALAM MENGATASI KEPASIFAN SISWA KELAS VII

DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTsN


DHARMASRAYA”

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Penyelesaian Studi (S-I)


Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:
MUTIARA ISRA HAYATI
17301010186

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR
2022M/ 1444 H
ABSTRAK
MUTIARA ISRA HAYATI, NIM 1730101086, Judul Skripsi: “Upaya
Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya”, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai upaya guru
dalam mengatasi kepasifan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak di
MTsN Dharmasraya. Kenagarian Koto baru, Kec. Koto Baru, Kab.
Dharmasraya. Yang mana penelitian ini menunjukkan hasil terkait dengan
apa saja upaya yang guru lakukan dalam mengatasi kepasifan siswa kelas
VII dalam pembelajaran akidah akhlak di MTsN Dharmasraya
Jenis penelitian adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan
secara kualitatif menggambarkan secara tertulis tanpa menggunakan angka-
angka. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan sedangkan teknik menguji keabsahan data
yang penulis gunakan adalah trianggulasi.
Setelah dilakukan penelitian ditemukan hasil bahwa upaya guru dalam
mengatasi kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran akidah akhlak di
MTsN Dharmasraya adalah sebagai berikut: a) memberikan dorongan serta
perhatian khusus kepada peserta didik yang pasif, b) memberikan motivasi
dan bimbingan kepada siswa yang pasif, c) memberikan pertanyaan yang
sesuai dengan kemampuan siswa, d) memberikan kesempatan kepada siswa
yang pendiam atau berperilaku pasif agar tampil di depan kelas, d)
menggunakan strategi dan metode yang menarik agar siswa tidak bosan di
dalam kelas, dan e) menggunakan cara belajar dengan teman sejawatnya.
Sedangkan upaya guru dalam mengatasi kepasifan siswa dalam membuat
tugas adalah sebagai berikut: a) memberikan pertanyaan yang mudah
dipahami kepada siswa yang pasif, b) dalam menyuruh siswa membuat
tugas, jika ada soal yang kurang paha, maka guru berupaya menjelaskan dari
penjelasan materi, tidak berupaya untuk memberitahu jawaban kepada
siswa, c) memberikan dorongan agar membuat tugas karena tugas
merupakan tanggung jawab bagi seorang siswa untuk memperoleh nilai, d)
tidak sering memberikan tugas kepada siswa, karena terlalu sering guru
memberikan tugas, dan tugas menjadi menumpuk maka siswa tidak akan
mengerjakan tugas tersebut, ia akan menjadi malas mengerjakan tugas, dan
e) Memberikan reward dan punismant kepada siswa.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dengan rahmat
dan hidayah-Nya itu penulis telah dapat membuat proposal Skripsi yang berjudul
“Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya”.
Sholawat serta salam penulis mohonkan kepada ALLAH SWT, agar selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah meninggalkan dua pedoman
hidup untuk kebahagian manusia di dunia dan akhirat terutama untuk umat yang
mau tunduk dan patuh pada ajaran Nya yang bersumberkan kepada Al-Qur’an
dan Hadits.
Skripsi ini ditulis untuk syarat penyelesaian studi agar memperoleh gelar
sarjana (S,Pd) bagi mahasiswa S-I Jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN
Batusangkar. Penyusunann skripsi ini dapat terselesaikan meskipun jauh dari
kata kesempurnaan. Namun hal itu dapat diselesaikan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak.
Ucapan terimakasih penulis ucapan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik berupa do’a, motivasi,
arahan, petunjuk, dorongan dan semangat kepada penulis. Sehubung dengan itu
penulis ucapkan terimakasi kepada:
1. Bapak Dr. Marjoni Imamora, M.Sc selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Batusangkar, yang telah memfasilitasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Adripen, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, dan selaku
dosen pembimbing penulis yang selalu dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan
motivasi, arahan, dan bimbingan untuk membantu penyusunan skripsi ini.
3. Ibunda Dr. Gustina,M.Pd selaku penguji I skripsi ananda serta memberikan
arahan, motivasi untuk membantu penyusunan skripsi ini.

ii
4. Ibunda Yanti Elvita, S.Ag. M.Pd selaku penguji II anada yang telah
memberikan masukan, motivasi, serta saran untuk penyusunan skripsi ini.
5. Ibunda Susi Herawati, S.Ag, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
6. Bapak dan Ibu dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang
telah memberi ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
7. Kepala Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Batusangkar yang telah
membantu memberikan pinjaman buku yang dibutuhkan dalam penyelesaian
skripsi ini.
8. Ibunda Febrita, S.Pd.M.Pd.I selaku Kepala Sekolah MTsN Dharmasraya
Nagari Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya yang telah memberikan izin
penulis untuk melakukan penelitian disana.
9. Ayahanda tercinta Yulianto, Ibunda tersayang Gusmawati, serta seluruh
keluarga besar yang penulis cinta dan sayangi, yang telah memberikan
dorongan, motivasi, dan arahan terbesar demi kesuksesan penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Muhammad Reski, Viola Mayang Kari,
Rahmadani Edn, , Larasati, Abdul Hadi, Efrisal Putra, Ardikurniawan, Dicky
Wahyuda, Andes Filben, Rini Anriani, Nurul Husna, Sari Derita, Mutiarani,
Rada Anggraini, Resni Permata Sari, Zeni Fadhila. Seluruh orang yang telah
mendo’akan, memotivasi, dan membantu. Terimakasih untuk seluruh do’anya,
bantuannya dan motivasinya
11. Teman seperjuangan terkhusus PAI C angkatan 17 yang telah bersama
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membentu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Batusangkar, Januari 2021
Penulis

MUTIARA ISRA HAYATI


NIM. 1730101086

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN TIM PENGUJI
BIODATA PENULIS
PERSEMBAHAN

ABSTRAK………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 8
C. Sub Fokus .................................................................................................... 8
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
G. Defenisi Istilah ............................................................................................ 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kepasifan Dalam Belajar............................................................................. 11
1. Pengertian kepasifan dalam belajar ........................................................ 11
2. Bentuk-bentuk kepasifan dalam belajar.................................................. 13
3. Karakteristik kepasifan dalam belajar .................................................... 17
4. Gejala-gejala kepasifan dalam belajar .................................................... 20
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan belajar ............................ 22
6. Upaya guru dalam mengatasi kepasifan belajar ..................................... 24
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 28
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 31
B. Latar dan Waktu Penelitian ......................................................................... 31
C. Instrumen Penelitian .................................................................................... 32
D. Informan Penelitian ..................................................................................... 32

iv
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 33
G. Teknik Menguji Keabsahan Data ................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ............................................................................................ 36
B. Temuan Khusus ........................................................................................... 60
C. Pembahasan ................................................................................................. 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 78
B. Saran ............................................................................................................ 80
DAFTAR KEPUSTAKAAN

v
DAFTAR TABEL
Tabel 01 = Waktu Penelitian
Tabel 02 = Sasaran Program MTsN Dharmasraya
Tabel 03 = Data Siswa
Tabel 04 = Daftar Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah
Tabel 05 = Kualifikasi Guru
Tabel 06 = Kompetensi Guru
Tabel 07 = Prestasi Guru
Tabel 08 = Daftar tenaga Pendidik MTsN Dharmasraya
Tabel 09 = Daftar tenaga Kependidikan MTsN Dharmasraya
Tabel 10 = Data Ruang Belajar
Tabel 11 = Data Ruang Kantor
Tabel 12 = Data Ruang Penunjang
Tabel 13 = Data Lapangan Olahraga dan Upacara

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 = Pedoman observasi
Lampiran 2 = Pedoman wawancara dengan guru
Lampiran 3 = Hasil wawancara dengan guru
Lampiran 4 = Foto dokumentasi dengan guru
Lampiran 5 = Surat izin penelitian dari LPPM
Lampiran 6 = Surat izin penelitian dari PTSP Kementrian Agama Kabupaten
Dharmasraya
Lampiran 7 = Surat balasan penelitian dari sekolah MTsN Dharmasraya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan mencakup lembaga-lembaga pendidikan salah
satunya sekolah, di sekolah terdapatnya pendidikan, yang dimaksud dengan
lembaga pendidikan formal. Sekolah merupakan tempat pendidikan yang
terdapatnya mentransfer ilmu dan tempat berlangsungnya proses pembelajaran,
yang dilakukan oleh guru. Dimana guru tidak hanya mengajar saja, tetapi guru
juga membimbing peserta didik menemukan jati dirinya dan memiliki potensi
untuk dikembangkan, sehingga menjadi manusia yang beriman, berakhlak
mulia, cerdas, berpengetahuan, dan berketampilan kedalam dunia kerja. Begitu
banyak fungsinya pendidikan, dimana untuk menjadi orang yang cerdas dan
tidak dianggap bodoh, sehingga orang tidak menilai rendah dan menjajah.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 3 berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Idri dunia pendidikan sangat erat dengan kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan ini sesungguhnya penekannya pada “belajar” sementara
mengajar lebih sebagai upaya pencapaian keberhasilan belajar daripada
kegiatan mengajar itu sendiri. Sebab, hasil yang dituju serta dimaksud oleh
kegiatan belajar mengajar adalah sebagaimana peserta didik dapat menyerap
ilmu dan nilai-nilai yang diajarkan dan bukannya bagaimana pengajar bisa
mengajar, meskipun keduanya berkaitan erat dan saling mendukung dalam
keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, sepandai apa
pun tenaga pengajar menyampaikan ilmunya, jika peserta didik tidak dapat

1
2

mengerti dan menyerap ilmu yang diajarkan, maka proses mengajar itu
dinyatakan tidak berhasil. (Idri, 2010: 26)
Pada pembelajaran berlangsung dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah guru. Guru sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran karena guru tidak hanya mengajar saja, tetapi guru juga sebagai
pendidik dan motivator terhadap peserta didik. Orang yang disebut guru adalah
orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran, serta
mampu menata dan mengelola kelas dengan baik, jika guru bisa mengelola
kelas dengan baik siswa dapat belajar dengan semestinya, semestinya disini
siswa merasa nyaman dikelas yang diajarkan oleh guru kalau gurunya mampu
mengelola kelas. (Jamil, 2013: 23)
Guru berperan besar untuk mencapai suatu keberhasilan dalam kegiatan
belajar mengajar disekolah. Ia juga memiliki peran untuk membantu
mengembangkan potensi siswa dalam mencapai tujuan kehidupan secara
optimal. Semua potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang
secara optimal jika guru tidak membantunya. Maka guru sangat berperan pada
setiap siswa. (Nasution, 2017: 23)
Pada proses pembelajaran jika dikatakan berhasil guru dituntun untuk
bertanggung jawab dalam membimbing, mendorong serta memfasilitasi
kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Guru
mempunyai tugas dalam melihat segala hal yang terjadi diruang kelas dalam
membantu perkembangan siswanya. Sehingga jika guru mampu membuat
suasana kelas menjadi hangat dan kondusif maka pembelajaran akan terasa
nyaman.
Dalam dunia pendidikan banyaknya masalah, salah satunya pada proses
pembelajaran. Dimana peserta didik yang kurang dalam mengembangkan
kemampuan berpikir, oleh sebab itu guru berperan aktif untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya. Salah satunya dalam kegiatan belajar adalah untuk
berubah, berubah untuk menjadi lebih baik. Dari yang tidak bisa menjadi bisa,
dari yang malas menjadi rajin, dan dari yang bodoh menjadi pandai. Maka dari
3

itu, perubahan didasari dengan adanya usaha dan kemauan dari hati. (Wina,
2011: 2)
Perubahan didasari oleh kemauan dan hati peserta didik itu sendiri. Guru
hanya bertugas membantu dan mengarahkan kearah yang lebih baik, agar
siswa menjadi pribadi yang mulia. Dan siswa mampu mengembangkan potensi
dirinya sesuai dengan apa yang diminatinya.
Dalam pembelajaran berlangsung dituntun siswa menjadi aktif pada saat
mengikuti proses belajar mengajar, keaktifan belajar merupakan tindakan atau
aspek-aspek yang dilakukan oleh siswa yang berkaitan dengan pengaruh siswa
dalam pembelajaran di kelas. Menurut Mc Keachie dalam (Mujiono, 2013: 45)
keaktifan merupakan manusia belajar yang selalu ingin tahu. Keaktifan belajar
ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional
dan fisik jika dibutuhkan. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu
akan dapat berkembang kearah yang positif bilamana lingkungannya
memberikan ruang yang baik untuk meningkatkan keaktifan dalam belajar.
Jadi dapat dikatakan, keaktifan dalam belajar bagi siswa sangat penting, karena
disekolah sudah menerapkan siswa yang aktif, aktif dalam segi mencari tahu
persoalan, aktif bertanya, dan aktif pada kegiatan di setiap sekolah, disamping
siswa yang aktif ada bimbingan dari guru, guru berperan sebagai motivator
kepada peserta didik dan guru bertugas mengarahkan, membina, membimbing
supaya peserta didik aktif dalam belajar, salah satunya cara guru yaitu
menguasai strategi pembelajran (Mujiono, 2013: 45)
Menurut Sriyono dalam Sari (2014: 17), yang dimaksud dengan
keaktifan adalah bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan
agar-agar muridnya aktif jasmani maupun rohaninnya. Keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
mereka dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. (Sari, 2014: 17)
Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Jadi penting peserta
didik untuk aktif mengikuti dalam pembelajaran. tidak hanya melihat keaktifan
siswa saja, namun pada penilaian pembelajaran melihat sejauh mana
4

kemampuan siswa dalam berpikir dalam memahami materi yang diajarkan oleh
guru.
Pada saat pembelajaran berlangsung tidak semua peserta didik aktif
dalam belajar, ada yang mengalami kepasifan di dalam belajar. Hal ini
mengatakan perilaku pasif merupakan perilaku yang tidak menyatukan
perasaan, gagasan dan kebutuhannya dengan tepat serta mengabaikan hak-
haknya sendiri. Perilaku pasif biasanya bersifat emosional. Individu yang
berperilaku pasif sering berakhir dengan perasaan cemas, kecewa terhadap diri
sendiri, bahkan kemungkinan akan berakhir dengan kemarahan dan perasaan
tersinggung. Seseorang dengan keadaan seperti ini sangat sulit untuk bisa
menerima kenyataan yang ada pada dirinya, banyak hal yang membuat
individu menjadi berperilaku pasif yakni karena ia tidak mendapat kebahagiaan
di rumah maupun di sekolah. (Mulyadi, 2010: 114)
Perilaku pasif juga berkaitan dengan perilaku agresif seseorang, karena
keduanya saling berkaitan, dimana pasif-agresif adalah perilaku pengungkapan
perasaan kecewa atau marah secara tersirat dan bukannya disampaikan secara
terbuka. Orang dengan perilaku ini tidak beran untuk mengekspressikan emosi-
emosi negatifnya serta memiliki ketidaksesuaian antara ucapan dengan tingkah
laku. Banyak sekali peserta didik yang memiliki perilaku pasif dan
menunjukkan kepada perilaku agresifnya, misalnya perilaku siswa yang mau
menang sendiri, tidak bisa menghargai teman, dan mencari kesalahan dari
temannya.
Perilaku pasif pasti tentunya ada faktor penyebab kenapa perilaku pasif
ada pada diri peserta didik diantaranya faktor penyebab perilaku pasif menurut
Darwono (2014) ada lima hal yang menyebabkan siswa pasif yaitu: malu atau
minder, siswa menjadi penakut, siswa tidak mengerti, siswa patuh, dan
mentalitas meremehkan. (Darwono, 2014:) Jika siswa pasif dalam belajar
berdampak kepada dirinya, yang mana timbul perasaan cemas, canggung, takut
mengungkapkan sesuatu, bahkan akan menimbulkan memberontak di hatinya.
Jika disekolah menerapkan siswa belajar aktif, bagi peserta didik yang
perilakunya pasif tentunya merasa kurang percaya diri, dan menyalahkan diri
5

sendiri melihat temannya yang aktif. Perilaku pasif juga berdampak kepada
penilaian di akhir pembelajaran, yang mana siswa yang pasif pasti nilainya
menurun dibandingkan dengan siswa yang aktif.
Menurut Wibowo (2012) yang menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan siswa pasif dalam belajar ada dua faktor: faktor dari dalam diri
sendiri (internal) dan faktor dari luar diri sendiri (eksternal). Pertama faktor
dari dalam diri peserta didik (internal) yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik, faktor ini disebabkan karena kurangnya kemampuan peserta
didik dalam memahami materi yang diajarkan, kurangnya minat belajar
terhadap materi yang diajarkan, atau kurang mengerti tentang materi pelajaran,
dan peserta didik yang kurang percaya diri dalam belajar. Kedua faktor dari
luar (eksternal) yaitu faktor yang disebabkan karena adanya masalah di
lingkungan sekolah, keluarga, teman, dan lain sebagainya. Misalnya di
lingkungan sekolah disebabkan oleh faktor dari guru yang menggunakan
metode konvensional, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran, kurangnya
guru dalam menguasai kelas untuk belajar sehingga suasan kelas tidak nyaman
untuk belajar, lingkungan keluarga misalnya kurangnya pantauan orang tua
kepada siswa untuk belajar, siswa banyak yang bermain sehabis dari pulang
sekolah. Sedangkan faktor yang disebabkan oleh teman bermain atau teman
sejawat, jadi salah satu satu faktor dari luar diri peserta didik disebabkan oleh
teman, baik teman dekatnya, teman bermain, teman di sekolah ataupun teman
lingkungan masyarakat, karena teman akan membawa pengaruh terhadap
perilaku peserta didik.
Salah satu gangguan belajar adalah kepasifan belajar. Kepasifan belajar
kondisi dimana peserta didik yang tidak bisa belajar, yang menunjukkan
gejala-gejala pasif dalam belajar. Kepasifan siswa dalam belajar dapat
menghinggapi semua siswa, dimana perilaku pasif adalah perilaku yang mana
menunjukkan gejala gejala yang tidak senang dalam belajar.
Kepasifan dalam belajar bisa terjadi pada semua peserta didik baik
peserta didik yang bermasalah maupun normal, baik laki-laki ataupun
perempuan. Sehingga guru harus mampu mengatasi kepasifan dalam belajar
6

yang dialami oleh peserta didik. Hal ini terjadi di MTsN Dharmasraya dimana
peserta didik menunjukkan gejala pasif di kelas VII, kenapa di kelas VII karena
perubahan perilaku dari anak-anak menjadi remaja rentan sekolah sangat sulit
bagi peserta didik untuk itu guru harus berupaya mengatasi kepasifan siswa
dalam belajar. Pada dasarnya yang peneliti temui dipilah datanya yaitu
menggunakan reduksi data yang diambil guru mata pelajaran akidah akhlak.
Yang mana peserta didik mengalami kepasifan dalam mata pelajaran akidah
akhlak. Meskipun bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan kepasifan
siswa dalam belajar, tetapi secara substansinya mata pelajaran akidah akhlak
memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mengamalkan nilai-nilai keyakinan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam
kehidupan sehari-hari. Akidah akhlak merupakan salah satunya mata pelajaran
yang diajarkan sejak kelas VII ini, tema pada setiap kelas itu pun sama. Pada
setiap kelas materi selalu disampaikan meskipun isi materi setiap kelas
berbeda. Meskipun demikian, pada kenyataannya masih ada peserta didik yang
berperilaku pasif dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti di MTsN
Dharmasraya, peneliti amati banyak sekali perilaku kepasifan dalam belajar
pada diri peserta didik, yang mana pada saat pembelajaran berlangsung banyak
peserta didik yang hanya diam saja, ketika guru bertanya mengenai materi yang
diajarkan, kemudian peserta didik tidak merespon dan bahkan tidak menjawab
pertanyaan dari guru, ketika guru meminta peserta didik untuk bertanya,
peserta didik hanya diam saja, tidak mau untuk bertanya, ketika berdiskusi
kelompok hanya beberapa peserta didik yang mengikuti diskusi dengan
kelompoknya sebagian ada yang asik dengan sendirinya. Ada juga peserta
didik yang mengganggu temannya dengan mengajak berbicara pada saat
diskusi berlangsung sehingga temannya tidak fokus untuk belajar.
Berdasarkan latar belakang menurut pengamatan peneliti terdapat
kesenjangan ditempat peneliti melakukan penelitian dengan semua kelas VII
yang mana peserta didiknya terdapat memiliki perilaku kepasifan dalam
belajar.
7

Jika hal itu dibiarkan, maka sasaran dalam pembelajaran yang akan
dicapai terhambat. Karena dibiarkan oleh guru, membuat keadaan kelas
menjadi sunyi, dan waktu pembelajaran pun akan terbuang sia-sia. Pada
pembelajaran kurikulum 2013 yang dituntun siswa untuk aktif dan
mengembangkan potensinya, guru hanya bisa memberi dorongan untuk siswa
untuk bertanya dan mengeksplorasikan pengetahuan yang harus mereka
dapatkan dengan sendri atau menemukan sendiri, tetapi tidak dilapangan
semuanya dari guru, kadang guru hanya menjelaskan materi saja, tidak
menuntun siswa untuk aktif. Maka sebab itu siswa menjadi pasif dalam belajar.
Beberapa kepasifan yang terjadi pada siswa disekolah tersebut
diantaranya: Siswa kurang percaya diri pada pembelajaran, para siswa asik
sendiri disaat guru menerangkan pembelajaran, terdapat siswa yang sedang
tidur di kelas pada saat pembelajaran berlangsung, siswa tidak mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan padanya, kepasifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan disaat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung,
dan terdapatnya siswa yang malu menyampaikan gagasan idenya ketika
ditanya oleh guru, serta ada juga siswa yang mengganggu temannya pada
kegiatan belajar mengajar. (Usman, 2010: 10)
Jadi, komponen yang penting dalam berhasilnya proses pembelajaran
adalah guru harus mengetahui dan menguasai, salah satunya mencakup strategi
pembelajaran. Guru harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran agar
pembelajarannya dapat dikatakan berhasil. Sehingga, peserta didik juga ikut
serta aktif dalam pembelajaran tersebut. Jadi jika dikatakan berhasilnya sebuah
tujuan dari pembelajaran maka ada guru yang bisa memenej kelas sebaik
mungkin, dalam sebuah pembelajaran.
Dari permasalahan yang peneliti jabarkan diatas, perlunya ada perubahan
dapat dilakukan oleh guru diantaranya dengan cara mengubah pola mengajar
guru klasik dengan pola mengajar kekinian berdasarkan perkembangan zaman
yang ada. Mulailah mengubah metode ceramah menjadi pembelajaran berbasis
active learning (pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa), dengan guru
8

menerapkan pembelajaran menggunakan startegi dan metode yang serasi maka


menjadikan siswa aktif dalam belajar.
Oleh karena adanya permasalahan yang terjadi dilapangan, maka peneliti
menganggap bahwa penelitian ini sesuatu yang penting untuk dikaji dan
merupakan alasan ketertarikan peneliti untuk meneliti lebih lanjut dengan judul
“Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah penulis menarik sebuah fokus
penelitian yaitu: “Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas
VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya”.
C. Sub Fokus
Berdasarkan fokus penelitian di atas, bisa dideskripsikan berdasarkan substansi
yaitu:
1. Gejala Pasif Siswa kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN
Dharmasraya
2. Faktor yang menyebabkan kepasifan dalam belajar siswa kelas VII dalam
pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya.
3. Upaya Guru mengatasi kepasifan dalam belajar siswa kelas VII dalam
pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan sub fokus diatas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan
sebagai berikut:
1. Apa saja Gejala Pasif Pada Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah
Akhlak di MTsN Dharmasraya
2. Apa saja Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Kepasifan Siswa Kelas VII
Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya?
3. Bagaimana Upaya Guru mengatasi kepasifan siswa kelas VII dalam
pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya?
9

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian di MTsN Dharmasraya ini adalah untuk
mengetahui dan menjelaskan :
1. Untuk mengetahui Gejala Pasif Siswa kelas VII Dalam Pembelajaran
Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya
2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Kepasifan Siswa
Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya.
3. Untuk mengetahui upaya Guru Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII
Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya.
F. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian
Dengan adanya tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat penelitian secara teoritis maupun secara praktis. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1) Menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang “Upaya Guru
Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran
Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya.
2) Penelitian ini berguna untuk mempraktekkan dan mengembangkan
ilmu pendidikan Islam yang telah peneliti dapatkan selama bangku
perkuliahan.
b. Manfaat praktik
Adapun manfaat secara praktik yang terdapat pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Bagi MTsN Dharmasraya
Memberikan manfaat untuk mendorong pihak sekolah MTsN
Dharmasraya agar lebih memperhatikan proses kegiatan dalam
pembelajaran
2) Bagi Peneliti
Secara praktik manfaat bagi peneliti yaitu dapat memberikan
pemahaman dan gambaran baru tentang bagaimana upaya guru dalam
10

mengatasi siswa yang menunjukkan pembelajaran di MTsN


Dharmasraya.
2. Luaran Penelitian
Sebagai artikel untuk diterbitkan, dijurnal, atau diseminarkan dalam
forum seminar dan sebagai syarat mendapatkan gelar Starta-1 (S1).
G. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam permasalahan judul penelitian ini,
maka perlunya penulis menjelaskan makna judul adapun sebagai berikut:
1. Upaya Guru = Upaya adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang dalam
mencari jalan keluar permasalahan untuk mencari solusi dari persoalan
yang dihadapinya. Sedangkan guru adalah seorang pendidik atau orang yang
memiliki ilmu yang dijadikan panutan. Guru merupakan pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus. Profesi guru memerlukan keahlian syarat-
syarat khusus, apalagi sebagai guru professional.
2. Kepasifan dalam Belajar
Perilaku pasif menurut Psikiater R.S Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor ia
mengatakan bahwa pasif merupakan suatu perilaku yang menghindari
konflik sehingga akan cendrung menyampingkan perasaan dan pikiran
pribadi mereka. Perilaku ini memiliki ciri yaitu mengalah sehingga
cenderung dikuasai oleh rasa takut, cemas, tertekan, dan tidak berbuat apa-
apa membiarkan sesuatu yang tidak nyaman terjadi begitu saja.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kepasifan Dalam Belajar
1. Pengertian kepasifan dalam belajar
Perilaku pasif seringkali ditunjukkan seseorang ketika memilih tidak
mengerjakan suatu hal tertentu yang menjadi kewajiban atau hak orang
tersebut. Perilaku pasif tersebut bersifat emosional, tidak jujur dan tidak
langsung, terhambat dan menolak diri sendiri.
Menurut Nuha dalam (Hidayah, 2016: 18-19) bahwa, individu yang
pasif akan membiarkan orang lain menentukan apa yang harus dilakukan
dan sering kali berakhir dengan perasaan cemas, kecewa terhadap diri
sendiri, dan bahkan kemungkinan akan berakhir dengan kemarahan dan
perasaan tersinggung. Individu satu dengan yang lain memiliki karakteristik
perilaku yang berbeda, ada individu yang terbuka dan ada yang tertutup.
(Hidayah, 2016: 19)
Perilaku terbuka adalah perilaku yang dapat diketahui orang lain tanpa
menggunakan alat bantu. Sedangkan perilaku tertutup adalah perilaku yang
hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu
misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, dan takut.
Perilaku terbuka dinyatakan sebagai perilaku yang cendrung aktif
dalam proses pembelajaran, adapun siswa dinyatakan aktif dapat dilihat
dalam beberapa hal adalah sebagai berikut:
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. Terlibat dalam pemecahan masalah
3. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapi
4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperulukan untuk
memecahkan masalah
5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petujuk guru
6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah

11
12

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam


menyelesaikan tugasnya. (Nana, 2012: 61)
Dalam pembelajaran tentunya diminta siswa untuk aktif tetapi tidak
semua siswa yang dikatakan aktif dalam belajar, pasti ada siswa yang pasif
ketika belajar, itu terkantung kepada guru menyikapi dari perilaku pasif
peserta didik.
Merujuk pada hasil studi pendahuluan dan teori tersebut, maka
perilaku pasif yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran merupakan
gabungan dari kedua perilaku tersebut. Perilaku pasif siswa pada
pembelajaran renang dapat dikategorikan sebagai perilaku terbuka karena
memang siswa secara jelas memilih untuk bersikap pasif dalam
pembelajaran (tidak mengikuti pembelajaran atau mengikuti tetapi tidak
mematuhi perintah dari guru dengan baik dan serius). Perilaku pasif siswa
pada pembelajaran juga dapat dikategorikan sebagai perilaku tertutup karena
alasan secara jujur dan pasti siswa yang memilih bersikap pasif masih
menjadi pertanyaan besar bagi seorang guru.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa sikap
pasif pada siswa merupakan sikap yang jelas tidak mengikuti pembelajaran
dimana istilahnya badan siswa di kelas, namun pikirannya diluar. Siswa
tersebut mengikuti pembelajaran tetapi tidak giat dalam mencari tahu materi
yang diajarakan terlebih mempraktikkan, dan memiliki rasa ingin tahu yang
kurang. Karakteristik siswa yang pasif tentu harus diketahui oleh guru guna
untuk merubah sikap siswa yang pasif itu, guru mengajarkan tidak hanya
terfokus kepada siswa yang aktif saja, tetapi guru juga harus adil kepada
setiap siswa terutama siswa yang pasif, misalnya dengan cara guru bertanya
kepada siswa yang pendiam, atau dalam tugas secara kelompok siswa yang
aktif juga bisa dikelompokkan dengan siswa yang pasif agar siswa yang
aktif tersebut mampu menolong siswa yang pasif.
13

2. Bentuk-bentuk kepasifan dalam belajar


Pasif merupakan perilaku yang cendrung terjadi pada diri peserta diri
yang muncul pada perasaan dan pemikiran peserta didik tersebut. Ciri
perilaku pasif tersebut cendrung dikuasai perasaan takut, malu atau minder,
perasaan cemas, dan cendrung tidak berbuat apa-apa hanya diam. Diam
disini menunjukkan gejala seperti pada saat guru meminta siswa untuk
bertanya siswa tidak satupun yang ingin bertanya, dan ketika guru bertanya
siswa tidak menjawab pertanyaan dari guru.
Menurut Aunurrahman (2010: 51) adapun bentuk gejala pasif yang
ditunjukkan oleh siswa adalah sebagai berikut:
1) Terdapat siswa yang asik sendiri dan tidak peduli dengan materi yang
diajarkan oleh guru. Pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran
siswa asik dengan hal-hal yang tidak berhubungan dengan materi yang
sedang diajarkan guru. Hal tersebut karena kurangnya minat pada pada
materi yang diajarkan oleh guru, atau kurangnya motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran yang berakibat kepada kepasifan dalam diri
siswa.
2) Terdapat siswa yang malu atau minder untuk bertanya. Siswa yang malu
untuk bertanya adalah siswa yang memiliki masalah dengan kecakapan
belajar yang mengakibatkan kurangnya percaya diri pada siswa.
Sebagaiman teori mengatakan bahwa:
Percaya diri adalah suatu kondisi psikologis pada diri setiap orang
hingga mampu mempengaruhi fisik serta mental pada pembelajaran.
percaya diri akan muncul pada saat melakukan aktivitas dimana pikiran
tertuju pada pencapaian hasil. Rasa percaya diri akan muncul apabila
adanya pengakuan dari lingkungan.
3) Terdapatnya siswa yang meremehkan pembelajaran. hal ini terjadi
dengan alasan siwa sudah mengetahui materi yang sedang dipelajarinya
atau kemungkinan siswa tidak minat terkait materi yang diajarkan.
4) Terdapat siswa yang tidak mampu untuk menajawab pertanyaan bahkan
dua sampai tiga kali guru bertanya namun tetap tidak bisa menjawab. Hal
14

ini disebabkan oleh lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan oleh
insiden atau faktor bawaaan siswa mengakibatkan siswa sulit untuk
berkonsentrasi dalam menjawab materi pelajaran. Selain itu, masalah
tersebut juga berhubungan dengan kurangnya kemapuan siswa dalam
menggali kembali pesan-pesan yang telah disampaikan oleh guru.
5) Terdapat siswa yang mengganggu temannya diruang kelas. Hal ini
disebabkan pada saat guru menjelaskan materi yang diajarkan, ada siswa
yang mengganggu temannya dalam konsentarsi mendengarkan
penjelasan guru dengan cara mengajak berbicara dalam kelas.
6) Terdapat siswa yang sering permisi ke kamar kecil namun tidak kembali
ke ruang kelas. Kedua hal tersebut terjadi karena kurangnya minat serta
motivasi siswa mengikuti pembelajaran sehingga berakibat pada
kepasifan siswa dalam pembelajaran.
7) Terdapat siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru selalunya
terjadi akibat kurangnya kebiasaan siswa untuk membuka buku
pembelajaran dirumah seta kurangnya pengawasan orang tua terkait
pendidikan siswa.
Kepasifan dalam belajar sama dengan kesulitan dalam nelajar kenapa
hal demikian, karena jika peserta didik mengalami kesulitan belajar salah
satu penyebabnya peserta didik berperilaku pasif. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan menimbulkan gejala dalam sulitnya belajar.
Kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United States
Office of Education pada tahun 1977 mengemukakan bentuk kesulitan
adalah sebagai berikut:
a. Kesulitan mendengarkan
b. Kesulitan belajar berpikir
c. Kesulitan membaca
d. Kesulitan menulis
e. Kesulitan mengeja
f. Kesulitan berhitung
15

Menurut Sugihartono, dkk (Samasih: 2014) menyebutkan beberapa


bentuk gejala dari siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar antara
lain:
a. Lambat dalam melakukan atau mengerjkan tugas-tugas kegiatanbelajar,
maupun terlambat dating kesekolah.
b. Menunjukkan sikap yang tidak peduli dalam mengikuti pelajaran,
ditandai dengan mengobrol dengan teman ketika proses belajar
berlangsung, makan di dalam kelas ketika mengikuti pelajaran.
c. Menunjukkan perilaku yang menyimpang, seperti suka membolos
sekolah, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, mengasingkan diri,
tidak bisa bekerja sama, mengganggu teman baik diluar maupun di dalam
kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam belajar dan
kurang percaya diri.
d. Menunjukkan gejala emosional yang menyimpan, misalnya mudah
marah, pemurung, terial-teriak dalam mengikuti pelajaan dan sebagainya.
Pada pembelajaran, siswa yang berperilaku pasif tentunya akan
berkesulitan dalam belajar, karena salah satu faktor sulit dalam belajar
memiliki perilaku pasif pada diri siswa. Siswa yang mengalami kesulitan
belajar akan tampak dari berbagai gejala yang dimanifestasikan dari
perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, dan afektif.
Menurut Muhibbin (2010) beberapa perilaku yang merupakan bentuk
gejala kesulitan dalam belajar antara lain:
a. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya.
b. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta, dan sebagainya.
c. Menunjukkan gejala emosional yang kurang ajar seperti: pemurung,
mudah tersinggung, pemarah, kurang gembira dalam menghadapi situasi
tertentu. (Muhibbin, 2010)
Dari apa yang dikemukakan diatas bahwa dapat dipahami adannya
gejala kesulitan yang dialami oleh peserta didik, diharapkan para guru untuk
16

dapat memahami dan mengidentifikasi nama siswa yang mengalami


kesulitan dalam belajar dan mana yang tidak.
Menurut Reid dalam Jamaris (2014: 5) mengemukakan pendapatnya
siswa yang terindentifikasi mengalami kesulitan belajar memiliki ciri-ciri,
antara lain sebagai berikut:
a. Memiliki tingkat inteligensi (IQ) normal, bahkan diatas normal, atau
sedikit dibawah normal berdasarkan ter IQ.
b. Mengalami kesulitan dalam beberapa mata pelajaran, tetapi menunjukkan
nilai yang baik pada mata pelajaran yang lain.
c. Kesulitan belajar dialami siswa yang berkesulitan berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar yang dicapainya sehingga siswa tersebut dapat
dikategorikan kedalam lower achiever (siswa dengan pencapaian hasil
belajar dibawah potensi yang dimilikinya).
Kesulitan tidak selalu disebabkan oleh fakttor intelegensi yang rendah
akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi.
Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan
keberhasilan belajar. Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang
tepat kepada anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-
masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar (Ahmadi dan
Supriyono, 2013: 78)
Macam-macam kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi empat
macam, yaitu sebagai berikut:
1) Dilihat dari jenis kesulitan belajar
a) Ada yang berat
b) Ada yang sedang
2) Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
a) Ada yang sebagian bidang studi
b) Ada kesuluruhan bidang studi
3) Dilihat dari sifat kesulitan
a) Ada yang bersifat permanen/ menetap
b) Ada yang sifatnya hanya sementara
17

4) Dilihat dari segi faktor penyebabnya


a) Ada yang karena faktor intelegensi
b) Ada yang karena faktor non intelegensi
Sedangkan para guru melakukan beberapa langkah terhadap kesulitan
dalam belajar. Langkah-langkah tersebut antara lain:
a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa
ketika mengikuti pembelajaran
b. Memeriksa pendengaran dan penglihatan siswa khususnya yang diduga
mengalami kesulitan belajar.
c. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui faktor dari
kesulitan belajar siswa.
3. Karakteristik kepasifan dalam belajar
Perilaku setiap siswa dapat terlihat dan dinilai oleh siswa lain atau
guru, termasuk siswa aktif atau pasif dilihat dari aspek tertentu. Ketika
proses pembelajaran, maka dapat terlihat secara jelas siswa aktif dan siswa
pasif. Diantara siswa aktif dan siswa pasif, yang menjadi masalah bagi guru
dan pencapaian tujuan pembelajaran adalah siswa pasif. Karakteristik siswa
pasif dalam pembelajaran diharapkan dapat diketahui bagi guru pada saat
menjelaskan materi pelejaran Adapun terdapat ciri-ciri perilaku siswa pasif
menurut Ibid dalam (Hidayah, 2016: 21) yaitu:
1) Anak terlihat lamban dalam merespon stimulus.
Anak telihat lamban ini maksudnya dalam merespon pembelajaran
ketika guru memberikan pertanyakan peserta didik cendrung untuk diam
dalam atau lamban dalam merespon. Biasanya siswa yang seperti ini
terkadang mengalami gejolak dalam dirinya sendiri atau ada faktor lain
yang pada akhirnya membuat ia lamban dalam merespon pelajaran.
2) Siswa itu cendrung banyak diam
Siswa banyak diam tentu ada faktornya misalnya siswa tidak
mengerti dari materi yang diajarkan oleh guru, atau siswa kurang paham
dengan yang guru jelaskan mengenai materi. Ketika guru memberikan
rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan mengenai materi
18

yang diajarkan sebagian peserta didik ada yang merespon dan menjawab
pertanyan dan kebanyakan hanya diam.
3) Acuh tak acuh dan mengabaikan dalam persoalan
Acuh tak acuh serta mengabaikan maksudnya, ketika guru
menjelaskan pelajaran adanya yang namanya meresepon dalam setiap
apa yang dikatakn oleh guru, tetapi peserta didik tidak mengabaikan
tanggapan dari guru tersebut, dan ketika guru bertanya mengenai materi
yang diajarkan peserta didik tidak ada yang merespon dari pertanyaan
guru hanya berperilaku diam.
4) Sering merasa cemas, mudah gugup ketika menghadapi orang. Rasa
cemas yang berlebihan akan membuat siswa merasa tertekan dan sukar
untuk mengungkapkan apa yang dirasakan karena takut atau malu jika
ingin mengutarakan hal tersebut. Ditambah lagi perasaan gugup jika
bertemu dengan seseorang atau kurang percaya diri, akan semakin
membuat ia menjadi pendiam dan kurang berinteraksi dengan teman-
temannya.
5) Cenderung pemalu, tidak mudah bergaul, dan suka menyendiri.
Siswa yang seperti ini mudah tersinggung perasaannya. Ia perlu
diperhatikan seperti siswa yang lainnya agar tidak merasa rendah diri
dalam bergaul.
6) Kecewa pada diri sendiri
Kecewa dimana perasaan yang putus asa terhadap diri sendiri
dimana kecewanya ketika diskusi berkelompok peserta didik ada yang
aktif da nada yang pasif jadi guru cendrung menunjuk siswa yang aktif
untuk menampilkan hasil diskusi kelompoknya, jadi siswa yang pasid
merasa kecewa kepada diri nya, dan menjadikan motivasi terhadap
dirinya sama seperti siswa yang aktif.
Perilaku pasif juga berkaitan dengan perilaku agresif seseorang,
karena keduanya saling berkaitan, dimana pasif dan agresif adalah perilaku
pengungkapan perasaan kecewa atau marah pada diri peserta didik yang
19

disampaikannya melalui emosi-emosi negatifnya serta memiliki


ketidaksesuain antara ucapan dengan tingkah lakunya.
Adapun ciri-ciri perilaku pasif-agresif adalah sebagai berikut:
1) Mudah tersinggung
2) Perilaku tidak menyenangkan
3) Menunda-nunda pekerjaan atau menjadi pelupa
4) Melakukan tugas dengan tidak efesien
5) Berperilaku sinis
6) Keras kepala
7) Menunjukkan sikap permusuhan
8) Menyalahkan orang lain
9) Mengeluh karena merasa tidak dihargai
10) Sering mengkritik atau memprotes
Terkait penjelasan sebelumnya tentang karakteristik siswa pasif, maka
Mazzei (Munk & Agregaard, 2018: 5) membagi 5 tipe pasif pada siswa,
yaitu:
1) Sikap pasif yang sopan terjadi ketika takut menyinggung orang lain.
2) Pasif yang istimewa, ketika enggan mengakui atau mengakui hak
istimewa diri sendiri.
3) Pasif yang terselubung, ketika menyamarkan apa atau siapa mereka.
4) Pasif yang disengaja, ketika orang memilih untuk tidak berbicara karena
mereka tidak yakin apa reaksi atau sanksi yang dapat diprovokasi.
5) Pasif yang tidak dapat dipahami, mempunyai tujuan tetapi tidak dapat
dilihat atau dimengerti, dan tetap tidak dapat dimengerti oleh peneliti.
Berdasarkan beberapa kategori dan karakteristik pasif yang sering
terjadi pada siswa, tidak menutup kemungkinan atau bahkan beberapa
kategori dan karakteristik tersebut terjadi dalam proses pembelajaran di
MTsN Dharmasraya. Teori lima tipe pasif pada siswa menjadi salah satu
acuan peneliti dalam menentukan siswa pasif sebagai salah satu subjek
penelitian. Sementara itu, teori karakteristik siswa pasif menjadi bahan
20

pendukung bagi peneliti dalam penentuan siswa pasif sebagai subjek dalam
penelitian ini.
4. Gejala-gejala kepasifan dalam belajar
Mengenai tentang gejala pasif siswa dalam belajar terdapat beberapa
hal yang akan dibahas yaitu: konsep tentang belajar, konsep tentang
pembelajaran dan upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi siswa yang
menunjukkan gejala pasif dalam belajar yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Konsep tentang belajar
Belajar merupakan suatu syarat mutlak untuk menjadi pandai pada
semua bidang, bukan hanya ilmu pengetahuan tetapi juga bidang
keterampilan maupun kecakapan. Adapun beberapa definisi belajar
menurut para ahli: belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan berbagai definisi mengenai konsep belajar yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli, yang kemudian kesemuanya
menyepakati bahwasanya belajar itu memiliki tujuan dalam mengadakan
perubahan. Jelasnya belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan yang bertujun untuk mengadakan perubahan didalam diri
seseorang, mencaku perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Dari uraian tersebut cukup
jelas bahwa belajar adalah salah satu kegiatan, usaha manusia yang
sangat penting dan harus dilakukan sepanjang hayat, karena melalui
usaha belajarlah kita dapat melakukan perubahan. (Mardianto, 2016: 45-
46)
Kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga
dirumah, di masyarakat, di tempat rekreasi bahkan di mana saja bisa
terjadi perbuatan belajar. Belajar juga terjadi setiap saat, tidak hanya
berlangsung pada jam-jam pembelajaran. kecuali pada saat tidur, pada
21

saat lainnya dapat berlangsung proses belajar. Proses belajar dapat


berjalan dengan bimbingan seorang guru, tetapi juga tetap berjalan
dengan bimbingan seorang guru, tetapi juga tetap berjalan meskipun
tanpa guru belajar berlangsung dalam situasi formal maupun situasi
informal.
b. Konsep tentang pembelajaran
Dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016 dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
Pembelajaran merupakan segala perubahan tingkah laku yang agak
kekal, akibat dari perubahan dalaman dan pengalaman, tetapi bukan
semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan, ataupun
disebabkan oleh kesan sementara seperti wabah dan penyakit. Prinsip
pembelajaran ialah suatu garis panduan mengenai bagaimana
pembelajaran berlaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran. (Suardi, 2019: 4)
Pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai suatu upaya bersama
antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan
harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan
menjadi landasar belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya
perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan
yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Terdapat perbedaan pendapat mengenai pengertian pembelajaran di
antara ahli-ahli psikologi pendidikan mengikuti mazhab atau fahaman
psikologi masing-masing. Berikut adalah definisi-definisi pembelajaran
mengikut beberapa orang ahli psikologi pendidikan. Pada asasnya
terdapat dua mazhab pemikiran yang menyarankan tentang aspek
22

perubahan yang berlaku dalam seseorang akibat dari pembelajaran.


(Suardi, 2019: 2-3)
Adapun komponen pembelajaran itu sendiri adalah; tujuan
pembelajaran, guru, siswa, materi pembelajaran, metode dan model
pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
(Nasution, 2014: 25)
5. Faktor-faktor yang memepengaruhi kepasifan dalam belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa dalam
pembelajaran yang dimaksud disini adalah, hal-hal apa saja yang menjadi
penyebab utama dari timbulnya sikap pasif anak. Dimana sikap pasif yang
dimaksud adalah sikap siswa yang diam dan hanya menerima apa adanya
ketika pembelajaran berlangsung. Adapun faktor yang menyebabkan siswa
pasif ketika belajar di dalam kelas. Menurut (Rukim, 2012) alasan
mengemukakan yang membuat siswa pasif secara mental yaitu:
a. Siswa tidak sedikitpun mengerti atau pun paham dengan yang mereka
pelajari.
b. Siswa tidak paham apa yang menjadi hambatan terhadap dirinya selama
belajar atau selama mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas.
c. Siswa tidak dibiasakan untuk berpikir kritis, mereka hanya menerima apa
yang didengar, dibaca dan diamati.
d. Siswa pasif karena mereka tidak pernah belajar di rumah, hal itu
membuat mereka tak pernah menemukan masalah terhadap materi
pembelajaran. Siswa tidak mengerti dengan yang dijelaskan oleh guru.
e. Siswa takut untuk mengungkapkan pertanyaan yang malah akan
membuatnya merasa malu dan takut ditertawai oleh teman-temannya.
Faktor-faktor lainnya telah diuraikan dan dijelaskan oleh (Wibowo,
2012) yang menjelaskan bahwa faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam
belajar dikarenakan ada 2 faktor yaitu:
1) Faktor dari dalam diri sendiri
Faktor ini disebabkan karena kurangnya kemampuan yang dimiliki
oleh siswa baik bakat yang mereka miliki maupun pengalaman belajar,
23

siswa tidak memiliki minat terhadap materi yang diajarkan yang


menyebabkan tidak adanya motivasi untuk belajar atau siswa
mendapatkan kesulitan dalam mempelajari materi tersebut.
Menurut (Darwono, 2014) ada lima hal yang menyebabkan siswa
pasif yaitu:
a. Malu atau minder
Sebagian peserta didik tampil dihadapan umum dengan percaya diri
karena sudah terbiasa tampil didepan umum, tetapi ada sebagian peserta
didik tampil didepan umum menjadi momok menakutkan, malu karena
sesuatu yang ditampilakannya itu tidak sesuai dengan yang
diharapkannya.
b. Siswa menjadi penakut
c. Siswa tidak mengerti dengan yang disampaikan oleh guru
d. Siswa patuh
e. Mental meremehkan
Peserta didik yang meremehkan materi palajaran karena
menganggap pembelajaran tersebut kurang penting untuk dipelajari.
2) Faktor dari luar diri sendiri
Faktor ini disebabkan karena adanya masalah di lingkungan
keluarga, posisi siswa dalam keluarga, lingkungan bermain siswa,
lingkungan sekolah, posisi siswa dalam sekolah, dan teman belajar siswa.
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan diatas tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa dalam pembelajaran,
peneliti menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan
siswa dalam pembelajaran antara lain:
a. Faktor Internal (Faktor dari Dalam Siswa)
1) Siswa malu ataupun takut ketika akan mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan, maupun untuk sekedar mengemukakan
pendapat mereka di dalam kelas.
2) Siswa tidak mengerti sama sekali tentang materi pembelajaran yang
mereka pelajari.
24

3) Siswa tidak mengetahui konsep dari pembelajaran, yang mereka


pelajari terdahulu yang mana konsep tersebut berkaitan dengan materi
selanjutnya yang akan mereka pelajari.
Adapun siswa yang pasif juga bisa muncul karena mereka telah paham
dengan konsep pembelajaran yang telah mereka pelajari sehingga
tidak muncul pertanyaan dari mereka.
b. Faktor Eksternal (Faktor dari Luar Siswa)
1) Yang paling utama adalah faktor dari guru yang menggunakan metode
konfensional. Metode ini dianggap kurang efektif karena
pembelajaran terpusat kepada guru semata.
2) Terkadang dalam setiap kelas, terdapat siswa yang lebih dominan
sehingga membuat beberapa siswa minder untuk mengajukan
pertanyaan maupun menjawab.
6. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Belajar
Menangani siswa yang menunjukkan gejala pasif dan masa bodoh
dalam belajar, perlu terlebih dahulu ditelusuri penyebabnyasecara
perseorangan. Penyebab munculnya gejala ada kemungkinan datang dari
dalam diri sendiri dan ada kemungkinan datang dari luar diri sendiri. Contoh
masalah yang datang dari diri sendiri ialah kurangnya kecakapan atau
kemampuan, baik kecakapan dasar (bakat) maupun pengalaman (hasil)
belajar, kurang berminat dengan materi pembelajari yang sedang dipelajarei
sehingga tidak ada dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, atau
menghadapi kesulitan dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut.
Adapun contoh masalah yang datang dari luar diri sendiri adalah adanya
masalah dilingkungan keluarga atau dilingkungan teman-temannya. Untuk
memastikan apa masalah yang sedang dihadapi dan apa penyebabnya perlu
dilakukan pendekatan secara khusus. Selanjutnya jika telah diketahui inti
masalah dan penyebabnya, dapat diberikan bantuan sehingga siswa yang
bersangkutan dapat melakukan kegiatan belajar secara aktif.
25

Secara umum, pendekatan yang dilakukan guru untuk memberi


rangsangan kepada siswa yang menunjukkan gejala pasif atau masa bodoh
dalam melakukan kegiatan belajar dapat dilakukan dengan cara:
a. Menggunakan kata-kata yang dapat mendorong semangat, seperti
mengajukan pertanyaan pancingan, menanyakan apa kesulitan yang
dihadapi, menemukan keyakinan bahwa siswa yang bersangkutan
mampu melakukan apa yang seharusnya dikerjakan dan sebagainya.
b. Mendekati siswa yang bersangkutan, menepuk bahu, mengelus rambut
dan sebagainya yang dilakukan sambil tersenyum. (Sumianti, 2016: 227)
Menurut Asra (2016: 228) prinsip cara-cara menanggulangi kepasifan
dalam belajar yaitu guru mengadakan kontak dengan siswa yang
bersangkutan, empati terhadap siswa, dan tidak menunjukkan sikap kepada
siswa seakan-akan mempersalahkan diirnya. Upaya guru ini memudahkan
siswa untuk tidak berperilaku pasif ketika belajar, sehingga pada dasarnya
prinsip pendekatan dari guru terhdap siswa haruslah atas kemauan guru
untuk menuntun siswa agar tidak berperilaku pasif dan didasari atas
kemauan dari dalam diri siswa tersebut untuk bisa merubah dirinya ke arah
yang lebih baik.
Adapun menurut Mardianto (2016: 219) mengatakan upaya mengatasi
kepasifan dalam belajar terutama dalam praktek pembelajaran salah satunya
mengadakan kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru
terhadap peserta didik, adapun tujuan dari kegiatan bimbingan sebagai
berikut:
a. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat
digunakan untuk mengambil keputusan.
b. Mengarahkan, menuntun suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya
dikaitkan oleh pihak yang mengarahkan
Pada dasarnya, peserta didik yang menunjukkan gejala pasif, mereka
akan cendrung mengalami kesulitan dalam belajar. Menurut beberapa ahli
upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
26

Menurut Lamer dalam Abdurrahman Mulyono mengatakan ada


Sembilan upaya guru bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu:
a. Menyusun rancangan program identifikasi, asesmen dan pembelajaran
anak berkesulitan belajar.
b. Berpartisipasi dalam penjaringan, asesmen dan evaluasi anak
berkesulitan belajar.
c. Berkonsultasi dengan para ahli yang terkait
d. Melakukan tes baik dengan tes formal maupun dengan tes informal
e. Berpartisipasi dalam menyususn program pendidikan yang
diindividualkan.
f. Menyelenggarakan pertemuan dan wawancara dengan orang tua dan
murid
g. Mengimplementasikan pendidikan yang diindividualkan
h. Bekerjasama dengan guru regular atau guru kelas untuk memehami atau
atau menyesuaikan pembelajaran yang efektif
i. Membantu anak dalam mengembangkan pemahaman diri dan
memperoleh harapan untuk berhasil serta keyakinan dan kesanggupan
mengatasi kesuulitan belajar. (Mulyono, 2013: 102)
Menurut Nana mengatakan bahwa dalam menghadapi siswa yang
berkesulitan belajar maka upaya yang dilakukan oleh guru diantaranya:
a. Sering mengulang bahan pelajaran agar siswa dapat lebih memahaminya
b. Penjelasan guru jangan terlalu cepat dan berikan contoh yang konkrit
setiap konsep yang dibahas
c. Menggunakan alat bantu sehingga dapat memperjelas bahan pelajaran
yang diberikan.
d. Tugas dan pekerjaan rumah jangan terlalu banyak
e. Berikan penghargaan khusus apabila siswa menunjukkan kemampuan
belajar
f. Berikan pekerjaan rumah secara teratur (Nana, 2004: 39)
Menurut Rustiah dalam Suryosubroto mengatakan upaya mengatasi
siswa dalam kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
27

a. Membelajarkan siswa yang aktif


b. Mempergunakan banyak metide yang tepat
c. Memberikan motivasi belajar siswa
d. Materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan
masyarakat
e. Mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan siswa
f. Mempertimbangkan dalam perbedaan indivisual siswa
g. Selalu membuat perencanaan sebelum mengajar, misalnya dengan
membuat RPP
Salah satu cara dalam mengatasi siswa yang pasif dalam belajar
adalah dengan mencegah perilaku yang mengganggu. Mencegah perilaku
mengganggu didalam kelas antara lain dengan upaya menciptakan keadaan
yang nyaman, menarik, interaktif bagi siswa belajar sehingga mereka tidak
akan melakukan suatu kegiatan yang mengganggu pembelajaran, namun
perhatian mereka terfokus pada kegiatan belajar. Keadaan kelas yang
nyaman perlu ditunjang dengan membuat dan menyepakatinya peraturan
atau tata tertib kelas secara bersama-sama untuk setiap anggota kelas atau
sekolah sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap
peraturan tersebut. Namun demikian, jika masih ada siswa yang
menunjukkan perilaku yang mengganggu secara serius dan berulang-ulang,
maka guru dalam menanganinya harus profesional, adil, arif, dan bijaksana.
Upaya yang bisa dilakukan diantaranya dengan memberikan hukuman yang
mendidik (adukatif) bukan merupakan tindakan menghukum atau balas
dendam.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memberikan
hukuman kepada siswa antara lain:
a. Siswa yang mengganggu diminta untuk duduk dekat dengan guru.
Tujuannya untuk membatasi ruang gerak siswa tersebut sehingga tidak
melakukan gangguan kepada siswa yang lain.
b. Siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal atau menulis dengan
jumlah materi yang lebih banyak dari pada siswa yang lain.
28

c. Siswa untuk sementara waktu dilarang untuk mengikuti proses


pembelajaran dengan menempatkan siswa itu diluar kelas. Tujuan
hukuman ini adalah agar siswa mengetahui, menerima, dan merasakan
kesalahan yang diperbuatnya dan berusaha untuk memperbaikinya, serta
untuk meningkatkan ketaatan siswa kepada guru. Tujuan lainnya, agar
jika guru sedang marah terhadap perilaku siswa yang salah dapat
menenangkan diri terlebih dahulu, sehingga tidak terjadi tindakan yang
emosional. Namun jangan terlalu sering karena mampu menjatuhkan
mental, motivasi, serta semangat belajarnya.
d. Jika siswa menunjukkan perilaku yang mengganggu secara serius dan
berulang-ulang, maka guru menghubungi orang tua siswa untuk
membicarakan penyelesaian masalah tersebut.
e. Hindari hukuman yang mengancam mental seperti mengejek,
mencemooh atau menghina karena akan menjatuhkan mental,
nmenurunkn percaya diri danmotivasi siswa. (Sumianti, 2016: 229)
B. Penelitian Relevan
1. Skripsi Hardianty.M dengan judul l Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepasifan dan kesulitan siswa dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII
SMP Negeri 1 Balusu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi kepasifan dan kesulitan dalam
pembelajaran matematika di kelas VII SMP negeri 1 Balusu. Penelitian
yang dilakukan oleh Hardianty ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII 4
SMP Negeri 1 Balusu yang terletak di Madello, Kecamatan Balusu,
Kabupaten Barru. Sedangkan penelitian yang dilakukan penenliti dengan
judul “Upaya Guru Mengatasi Kepasifan Siswa Dalam Pembelajaran di
MTsN 1 Koto Baru”. Adapun persamaan dengan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sama-sama membahas tentang kepasifan dalam
pembelajaran. perbedaannya terletak pada pembelajarannya, peneliti dalam
pembelajaran sedangkan yang dilakukan oleh Hardianty.M dengan
pembelajaran matematika. Subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti
29

adalah siswa kelas VII di MTsN Dharmasraya, Kecamatan Koto Baru


Kabupaten Dharmasraya. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu
menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
2. Skripsi Nurhasimah dengan judul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Mengatasi Siswa yang Menunjukkan Gejala Pasif Dalam
Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuan Persatuan Amal Bakti 6
Medan” penelitian yang dilakukan oleh Nurhasimah bertujuan untuk
menemukan hasil terkait bentuk kepasifan siswa dalam pembelajaran, faktor
yang menyebabkan kepasifan dalam pembelajaran. Penelitian yang
dilakukannya menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi
perkembangan. Adapun perbedaan dan persamaan penelitian dengan peneliti
yaitu. Pertama persamaannya terletak pada sama-sama membahas tentang
bagaimana upaya guru dalam mengatasi siswa yang menunjukkan gejala
pasif. Sedangkan perbedaannya terletak pada tempat penelitiannya oleh
peneliti di MTsN Dharmasraya. Persamaan yang lainnya terletak pada
metode dengan menggunakan penelitian kualitatif deskripstif.
3. Skripsi Afan Ginanjar dengan judul “Fenomena Siswa Pasif Kelas X
Pembelajaran Renang Di SMA N 1 Majenang”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui latar belakang alasan siswa kelas X memilih bersikap
pasif dalam pembelajaran renang di SMA N 1 Majenang. Jenis penelitian
yang dilakukan Afan merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
desain fenomenologi. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Majenang,
penentuan subjek penelitian ini dengan teknik purposive sampling. Subjek
penelitian ini yaitu siswa pasif kelas X, siswa aktif kelas X, dan guru PJOK
dalam pembelajaran renang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yang berjudul “Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa
Dalam Pembelajaran Di MTsN Dharmasraya”, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui upaya guru mengatasi siswa yang pasif. Jenis penelitian
ini mengguna kan metode kualitatif deskriptif. Skripsi Afan Ginanjar
dengan judul “Fenomena Siswa Pasif Kelas X Pembelajaran Renang Di
SMA N 1 Majenang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar
30

belakang alasan siswa kelas X memilih bersikap pasif dalam pembelajaran


renang di SMA N 1 Majenang. Jenis penelitian yang dilakukan Afan
merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan desain fenomenologi.
Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Majenang, penentuan subjek penelitian
ini dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian ini yaitu siswa
pasif kelas X, siswa aktif kelas X, dan guru PJOK dalam pembelajaran
renang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berjudul
“Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Dalam Pembelajaran di
MTsN 1 Koto Baru”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru
mengatasi siswa yang pasif. Jenis penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dillakukan dalam penelitian adalah penelitian
lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
menggambarkan kejadian dilapangan sebagaimana adanya dilokasi penelitian.
Seperti menurut Maleong bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena dari lapangan itu sendiri. (Maleong,
2010: 6)
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian kualitatif dikatakan penelitian
yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur
analisis statistik. (Moleong, 2011: 6)
Sedangkan metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode
deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggambarkan serta mengungkapkan data-
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, foto, dan bukan angka. Maka semua
yang dikumpulkan itu menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. (Maleong,
2010: 11)
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka data yang akan
dikumpulkan dalam bentuk deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini hanya
mendeskripsikan atau mengkonstruksikan wawancara mendalam terhadap
subjek penelitian berdasarkan ungkapan cara berpikir, pandangan dan persepsi,
sehingga mengungkapkan apa yang dipahami, dialami dan telah dilakukan
berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.
B. Latar dan Waktu Penelitian
Adapun yang menjadi latar ataupun tempat penelitian yang penulis
lakukan adalah di MTsN Dharmasraya jalan pesenggrahan, Nagari Koto Baru,
Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.
Adapun waktu penelitian ialah awal semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.

31
32

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat atau media yang digunakan untuk
mengumpulkan data, pada penelitian kualitiatif, instrumen utamanya adalah
peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas,
maka akan dikembangkan instrumen penelitian yang dapat melengkapi data
dan dapat membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui
observasi dan wawancara. Dengan cara, peneliti akan terjun ke lapangan
sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection,
melakukan pengumpulan data, analisis data, dan membuat kesimpulan.
(Sugiyono, 2018: 223)
D. Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, orang-orang yang akan dijadikan sebagai
sumber informasi. S.Nasution menyatakan bahwa informan haruslah orang-
orang yang benar mempunyai banyak pengalaman dan pengetahuan tentang
fokus penelitian, pada intinya yang akan dijadikan informan adalah orang-
orang yang dianggap potensial dan memiliki informasi sekaligus mengenal
yang akan diteliti.
Jenis data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah keseluruhan fakta
dan data yang mendukung terjawabnya permasalahan peneliti. Data yang
digunakan dapat berupa data tertulis atau dokumen, adapun yang menjadi
informan penelitian peneliti di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Informan Penelitian
Adapun yang menjadi informan penelitian berdasarkan observasi dan
wawancara dilapangan sebagai berikut:
a. Informasi dari beberapa guru di MTsN Dharmasraya, yaitu guru SKI,
guru al-Qur’an Hadist, guru Aqidah Akhlak, guru Fiqih, dan guru
B.Arab.
2. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari buku-buku,
dokumen, jurnal, dan literature terkait dengan permasalahan penelitian.
33

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk menghimpun dan mengumpulkan data dilapangan penulis menggunakan
beberapa teknik yaitu:
1. Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian artinya data tersebut dihimpun melalui
pengamatan peneliti memalui penggunaan panca indra, observasi sebagai
pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku
dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ (pengamatan kejadian
dalam situasi alamiah) sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. (Jalaluddin,
2005: 83)
Pada penelitian ini yang menjadi objek observasi peneliti adalah siswa
di MTsN Dharmasraya yang memiliki perilaku kepasifan dalam belajar,
maka perlunya upaya guru dalam mengatasi perilaku pasif terhadap siswa.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2010: 186)
3. Dokumentasi
Teknik dengan dokementasi digunakan untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam laporan
hasil penelitian, seperti keadaan sekolah, guru, siswa, gambaran umum
sekolah dan data pendukung lainnya yang diperlukan dengan cara mencopi
file, menyalin, mencatat keterangan yang diperlukan.
F. Teknik Analisis Data
Analisa dalam penelitian ini sudah mulai sejak memperoleh data awal di
lapangan dan bisa dialkukan perulangan dan sesuai tema berikutnya. Data yang
diolah secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk narasi, data yang diperoleh
melalui wawancara, diolah dengan teknik analisa deskriptif yaitu suatu cara
34

pengolahan data yang dirumuskan dalam bentuk kata-kata bukan angka.


(Faisal, 1992: 134)
Teknik analisa data merupakan tahap penyederhanaan data. Data-data
yang terkumpul selanjutnya perlu analisis agar dapat memberikan informasi
yang jelas. Pengelolaan dengan menganalisis data ini mempunyai tujuan untuk
menjabarkan data yang diperoleh dari penelitian. Teknik analisa data dalam
penelitian ini menggunakan metode model interaktif menurt Huberman dan
Miles dalam Burhan Bungin adalah sebagai berikut: (Sugiyono, 2007: 241)
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses seleksi, penyederhanaan, dan
abstraksi. Cara mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi, membuat
ringkasan atau uraian singkat, menggolong-golongkan ke pola-pola dengan
membuat transkip, penelitian untuk mempertegas, memperpendek, membuat
focus, membuat bagian yang tidak penting dan mengatur agar dapat ditarik
kesimpulan.
Data yang berasal dari hasil wawancara dengan subyek penelitian dan
dokumentasi yang didapat akan diseleksi oleh peneliti. Kumpulan data akan
dipilih dan dikategorikan sebagai data yang relevan dan yang mentah.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun sehingga
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan
maka sajian data dapat diwujudkan dalam bentuk matrik, grafis, jaringan
atau bagan, sebagai wadah panduan informasi tentang apa yang terjadi. Data
disajikan sesuai dengan apa yang diteliti.
3. Kesimpulan atau Verifikasi Data
Terdapat kesimpulan akhir yang melibatkan proses pengambilan data
yang sampai akhir, dengan menggunakan peninjauan peneliti pada lapangan
yang disimpulkan pada catatan-catatan pada saat melakukan penelitian.
catatan-catatan berguna untuk menggali lagi dan memperoleh informasi
secara lebih cepat.
35

G. Teknik Menguji Keabasahan Data


Untuk mendapatkan keabsahan data dalam penelitian kualitatif
digunakan teknik triangulasi, yakni teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Bila peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas
data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Peneliti menggunakan teknik observasi partisiatif dan wawancara untuk
sumber data yang sama secara serentak. Triangulasi ini berarti mendapatkan
data dari sumber yang berbeda-beda dengan menggunakan teknik yang sama
dengan tujuan bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena,
tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya MTsN Dharmasraya
MTsN Dharmasraya adalah madrasah terpadu merupakan lembaga
pendidikan lanjutan tingkat pertama yang berciri khas Islam dan budaya
lingkungan yang sehat untuk menyiapkan generasi yang cerdas dan
kompetitif di bidang IPTEK dan IMTAQ. Untuk mencapai ke arah tersebut
maka dilakukan beberapa kegiatan terencana, salah satunya dengan
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Penyusunan KTSP ini didasari pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 dikatakan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan
dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu
kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Untuk merealisasikan amanat Undang-undang 20 Tahun 2003, PP 19
Tahun 2005 dan mencapai tujuan pendidikan nasional, serta tujuan
pendidikan MTsN Dharmasraya sebagai lembaga pendidikan tingkat
menengah pertama maka disunsun dan dikembangkan ah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Orentasi penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTsN
Dharmasraya mengarah pada visi, misi, dan tujuan MTsN Dharmasraya
yang mengacu pada standar nasional pendidikan serta bermuara pada
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi MTsN
Dharmasraya dalam mengembangkan kurikulum selain standar nasional
lainnya (standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar

36
37

sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar


penilaian pendidikan)
Melalui KTSP inilah MTsN Dharmasraya melaksanakan program
pendidikan khususnya kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik,
keberagaman potensi, dan kebutuhan peserta didik. Penyusunan KTSP ini
melibatkan seluruh warga Madrasah dengan berkoordinasi dengan Depag,
dan steakholder. KTSP MTsN Dharmasraya ini isinya meliputi:
1. Struktur dan muatan kurikulum;
2. Beban belajar peserta didik;
3. Kalender pendidikan;
4. Silabus, dan
5. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2. Profil Sekolah MTsN Dharmasraya
Nama Madrasah : MTsN Dharmasraya
NSM : 121113100001
NPSN : 10303303
NPWP : 00.171.969.9-203.000
Nama Kepala Madrasah : Febrita, S.Pd.,M.Pd.I
No. HP : 081363403355
Alamat Madrasah
Jalan : Jln. Pasenggrahan
Kecamatan : Koto Baru
Kabupaten : Dharmasraya
Propinsi : Sumatera Barat
Telepon / Fax : _
Status Madrasah : Negeri
NilaiAkreditasi Madrasah : A
3. Visi dan Misi MTsN Dharmasraya
a. Visi MTsN Dharmasraya
“Terwujudnya Peserta didik Yang Memiliki Sikap Islami, Kemampuan
Ilmiah-Diniah Sehingga Terbentuknya Generasi Yang Ber-Imtaq dan
38

Ber-Iptek”
b. Misi Satuan Pendidikan
Misi MTsN Dharmasraya Kab. Dharmasraya adalah :
Akademik : Meningkatkan minat belajar peserta didik untuk
menumbuhkan budaya belajar guna mendukung
peningkatan prestasi.
Non Akademik : Memantapkan kegiatan ekstrakurikuler untuk
menggali potensi peserta didik di bidang IPTEK,
Imtaq, Seni budaya, dan Olahraga.
Kultur Madrasah : Meningkatkan disiplin dan budi pekerti melalui
kegiatan religius dan budaya tertib.
Indikator Misi:
Akademik:
1. Tersedianya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
profesional
2. Terwujudnya sarana dan prasarana yang memadai
3. Terlaksananya Proses belajar mengajar yang berkualitas
4. Terlaksananya menejemen berbasis Madrasah
Non Akademik:
1. Tersalurkannya Potensi, Bakat dan Minat Peserta didik secara
Optimal.
2. Berprestasi dalam bidang pengetahuan umum, agama, seni budaya,
dan olah raga
3. Terlaksanaya berbagai program tehnologi tepat guna bekekerja sama
dengan masyrakat sekitar
3. Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan di MTsN Dharmasraya adalah :
Tujuan Madrasah / Umum
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada
tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
39

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan secara khusus,


Madrasah mengantarkan siswa didik untuk:
a. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
berpusat pada siswastudent centered learning antara lain CTL PAKEM,
dengan mengimplementasikan pendekatan ilmiah serta layanan
Bimbingan Konseling.
b. Meraih kejuaraan berbagai lomba di tingkat Propinsi baik bidang KIR
Olimpiade Sain dan cabang olah raga.
Tujuan Madrasah/ khusus
Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Dharmasraya kami merupakan
jabaran dari visi dan misi madrasah agar komunikatifdan bisa diukur, yaitu
sebagai berikut:
a. Terdepan dalam kegiatan keislaman
b. Unggul dalam meperoleh nilai UNBK
c. Bisa bersaing kejenjang madrasah berstandar Nasional / Madrasah yang
lebih favorit.
d. Terdepan dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
bidang sains, matematika dan computer.
e. Berprestasi dalam lomba keagamaan, akademik, olah raga, kesenian, dan
pramuka.
f. Terdepan dalam kebersihan, keindahan, dan kenyamanan madrasah.
g. Memiliki Gudep Pramuka yang dapat berperan serta secara aktif dalam
Jambore Daerah, serta even kepramukaan lainnya.
Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Dharmasraya secara bertahap
akan dimonitoring dievaluasi, dan kendalikan setiap kurun waktu tertentu,
untuk mencapai kompetensi Standar Kelulusan (SKL) Madrasah Lanjutan
Pertama yang diberlakukan secara nasional, yaitu :
a. Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini
dalam kehidupan.
b. Memahmi dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan
memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
40

c. Berpikir secara logis, kritis, kreatif, inofatif dalam memecahkan masalah,


serta berkomunikasi berbagai media.
d. Menyenangi dan menghargai seni
e. Menjalankan pola hidup bersih bugar dan sehat.
f. Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga
tehadap bangsa dan tanah air.
Adapun tujuan atau sasaran program secara lebih rinci dari MTsN
Dharmasraya adalah sebagai berikut:
Kegiatan Tonggak-Tonggak Kunci
pokok Keberhasilan
strategis 2017 2018 2019 2020

Pembentukan Kehadiran Kehadiran Kehadiran Peserta


Kehadiran Peserta
budaya Peserta didik, Peserta didik, didik, Guru dan
didik, Guru dan
kerja,Sikap Guru dan Guru dan Karyawan lebih
Karyawan lebih
dan amaliah Karyawan Karyawan dari 98%.
dari 95%.
Islam lebih dari lebih dari
96%. 97%.
70 % guru 71 % guru 72 % guru 73 % guru
sudah sudah sudah sudah
melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran
kontekstual & kontekstual & kontekstual & kontekstual &
melakukan PTK melakukan PTK melakukan PTK melakukan PTK
Target Target Target Target
pencapaian rata- pencapaian pencapaian rata- pencapaian rata-
rata nilai UN rata-rata nilai rata nilai UN rata nilai UN
lulusan 6,0. UN lulusan lulusan 7,5.
lulusan 6,5. 7,0.

Pengembang rata-rata nilai input- rata-rata nilai rata-rata nilai rata-rata nilai input-
output siswa 7,5 input- input- output siswa 9,0
41

an Kualitas output siswa 8,0 output siswa 8,5


Pembelajara 50 % lulusan 60 % lulusan 70 % lulusan 80 % lulusan
n& dapat diterima dapat diterima dapat diterima dapat diterima
Bimbingan di Madrasah di Madrasah di Madrasah di Madrasah
Unggulan Unggulan unggulan Unggulan
70% peserta didik 80% peserta 90 peserta didik 100% peserta
khatam Al-Qur’an didik khatam khatam Al- didik khatam
& dapat membaca Al-Qur’an & Qur’an & Al-Qur’an &
Al-Qur’an membaca Al- membaca Al- membaca Al-
dengan baik dan Qur’an Qur’an dengan Qur’an
benar dengan baik dan baik dengan baik dan
benar dan benar benar
Memiliki tim Memiliki tim Memiliki tim Memiliki tim
Olimpiade MIPA Olimpiade Olimpiade MIPA Olimpiade MIPA
& PIR yang MIPA & PIR & PIR yang & PIR yang
masuk di tingkat yang masuk di dapat meraih prestasi di
Kota/Propinsi tingkat menjuarai di tingkat Nasional
propinsi/Nasi tingkat propinsi
onal
30 % peserta 40 % peserta 50 % peserta 60 % peserta
didik dapat aktif didik dapat didik dapat didik dapat aktif
berbahasa Inggris aktif berbahasa aktif berbahasa berbahasa Inggris
& Inggris & Arab Inggris & Arab &
Arab Arab
70 % peserta didik 75 % peserta 80 % peserta 85% peserta
dapat didik dapat didik dapat didik dapat
mengoperasikan mengoperasikan mengoperasikan mengoperasikan
mengoperasikan 2 program 2 program 2 program
program Ms Word komputer komputer komputer
dan Ms Excel (Microsoft Word (Microsoft (Microsoft Word,
42

, Excel, Power Word, Excel, Excel, Power


point dan Power point dan point, membuat
Internet). Internet). website sederhana).
15 % Peserta didik 30 % Peserta 45 % Peserta 60 % Peserta didik
mampu didik mampu didik mampu mampu
mengembangkan mengembang mengembang mengembangkan
Pengemban
tanaman kan tanaman kan tanaman tanaman
g an pola
produktif/pelindun produktif/pelindu produktif/pelindu produktif/pelindun
hidup sehat
g ng ng g
dan ramah
15 % Peserta didik 25 % Peserta 35 % Peserta 45 % Peserta
lingkungan
mampu melakukan didik mampu didik mampu didik mampu
budi daya salah melakukan melakukan budi melakukan budi
satu jenis budi daya daya salah satu daya salah satu
tumbuhan atau salah satu jenis jenis tumbuhan jenis tumbuhan
menghasilkan karya tumbuhan atau atau atau
seni yang bernilai menghasilkan menghasilkan menghasilkan
ekonomis karya seni karya seni yang karya seni yang
yang bernilai bernilai bernilai ekonomis
Ekonomis ekonomis

60% menjalankan 65% 70% 75%


manajemen MBS menjalankan menjalankan menjalankan
Penjamina dan penjaminan manajemen manajemen manajemen MBS
n mutu mutu, akreditasi MBS dan MBS dan dan penjaminan
mencapai penjaminan penjaminan mutu, akreditasi
Madrasah mutu, mutu, mencapai
Nasional akreditasi akreditasi Madrasah
mencapai mencapai Nasional/Internasio
Madrasah Madrasah nal
Nasional Nasional
43

Sasaran program tersebut selanjutnya ditindak lanjuti dengan strategi


Pelaksanaan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh warga Madrasah sebagai
berikut:
1. Melakukan pembiasaan Mengaji (tadarrus) dan shalat Dhuha
2. Mengadakan pembinaan terhadap peserta didik, guru dan karyawan
secara berkelanjutan;
3. Mengadakan jam tambahan pada pelajaran tertentu;
4. Mengintensifkan komunikasi dan kerjasama dengan orang tua dan
pelaporan kepada orang secara berkala
5. Kerja sama dengan orang tua/masyarakat yang diwujudkan dengan
kegiatan : Parents day, POS/POCO
6. Kerja sama dengan Majelis Madrasah diantaranya dengan: Dunia Usaha
(kerjasama saling menguntungkan misalnya sistim seponsor), Pameran
hasil kreasi yang bisa menarik minat masyarakat untuk membeli atau
menggunakan hasil produksi. (misalnya hasil kerajinan tangan siswa,
telor asin dan sebagainya)
7. Pengaturan sistuasi lingkungan dan tata kerja serta pelayanan yang baik
kepada pihak pengguna/masyarakat
8. Meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam kawasan
Madrasah untuk mencapai sarana pendukung pengelolaan lingkungan
Madrasah dengan Sanitasi yang baik, Pencahayaan kelas yang memadai
dan Pohon peneduh yang imbang.
9. Membentuk tim KIR dan Tim Olimpiade yang dibina secara
berkelanjutan
10. Pengadaan buku penunjang dan buku perpustakaan
11. Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak Depag, Diknas, dan
Perguruan Tinggi di Malang dalam pembinaan IJSO,OSN, IBO
12. Kerjasama dengan Diknas, Dinas Kesehatan, Kebersihan, Dinas
Lingkungan atau pihak lain untuk terwujudnya penerapan gizi seimbang
bagi warga Madrasah dan pelaksanaan program Madrasah sehat, hijau
dan produktif
44

13. Kerjasama dengan Dinas Kebersihan untuk pengembangan sistem


pengelolaan sampah untuk pengelolaan dan pemanfaatan sampah
menjadi kompos dan produk lainnya
14. Kerjasama Kegiatan Berbasis Parsipatif meliputi program kegiatan:
ekstrakurikuler/kurikuler bidang lingkungan hidup melalui wadah
KKR, Pramuka, PMR,Pecinta Alam
15. Membangun kemitraan dalam pengembangan pendidikan dengan Bank
dan dunia Usaha
Dengan berlandaskan pada Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang
diamandemenkan bahwa pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan setiap warganegara berhak mendapatkan pendidikan yang layak,
serta mengemban amanat Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional adalah merupakan tanggung jawab kita bersama, maka
MTs Dharmasraya membuat Program Jangka Panjang dalam kurun waktu 4
(empat) tahun mendatang yang dimulai dari tahun 2020 s.d. 2024.
MTs Dharmasraya sebagai satu satunya Madrasah Tsanawiyah di
Kabupaten Dharmasraya yang masuk pada Calon Rintisan Madrasah
Tsanawiyah Berstandar Nasional akan menyiapkan peserta didik berdasarkan
standar nasional pula. Sehingga diharapkan lulusan dari Madrasah Tsanawiyah
Negeri Dharmasraya akan memiliki daya saing secara nasional. Dalam empat
tahun mendatang Madrasah Tsanawiyah Negeri Dharmasraya akan memiliki
peserta didik dengan prestasi akademik maupun non akademik yang maksimal
di tingkat nasional, memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang
profesional sesuai dengan tarafnya, memiliki manajemen pendidikan yang
sesuai dengan standar nasional serta berbagai aspek penunjang lainnya yang
bertaraf nasional.
Masih tetap mengacu pada program nasional tentang wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun, Madrasah Tsanawiyah Negeri Dharmasraya akan
mengakomodir peserta didik yang bersifat heterogen dari segi status sosial
ekonomi. Namun fokus utama adalah rekrutmen calon peserta didik yang
memiliki komitmen terhadap kemajuan dunia Islam, kemajuan tehnologi, ilmu
45

pengetahuan dan perkembangan kehidupan sosial masyarakat yang semakin


mengglobal. Sehingga diharapkan peserta didik kita akan mampu berkiprah di
madrasah lanjutan atas dan bisa mengikuti kemajuan diberbagai bidang.
4. Data Siswa MTsN Dharmasraya
Tabel no 1. Data Siswa
Kelas JK Jumlah
No L P + - Siswa
1 1 7 24 31
2 2 12 18 30
3 3 14 17 31
4 4 14 19 33
5 VII 5 14 18 32
6 6 13 16 29
7 7 14 18 32
8 8 13 18 31
9 9 14 18 32
115 166 281
10 1 9 23 32
11 2 14 18 32
12 VIII 3 14 18 32
13 4 13 17 30
14 5 16 15 31
66 91 157
15 1 6 24 30
16 2 14 19 33
17 3 14 17 31
18 4 17 16 33
19 IX 5 17 14 31
20 6 15 18 33
21 7 15 17 32
46

22 8 16 16 32
114 141 255
TOTAL 295 398 693

5. Daftar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah MTsN


Dharmasraya
a. Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah
Jenis Masa
No Jabatan Nama Kelamin Usia Pend. Kerja
Akhir
Th Bl
1. Kepala Febrita, S.Pd.M.Pd.I V 45 S2 15 09
Madrasah
2. Waka RommySuhendra,S.Ag V 44 S1 15
Kurikulum
3. Waka SajaAnnaja,S.Pd.I V 42 S1 17
Kesiswaan
4. Waka Warsito,S.Pd.I V 39 S1 16
Sapras
5. Waka Faisal,S.Pd.I V
Humas

b. Guru
1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Jumlah dan Status Guru
No
Tingkat Pendidikan GT/PNS GTT/Bukan PNS Jumlah
.
L P L P

1. S2 - - 1 - 1
47

Jumlah dan Status Guru


No
Tingkat Pendidikan GT/PNS GTT/Bukan PNS Jumlah
.
L P L P

2. S1 16 22 5 14 57

3. ≤ SMA/sederajat - - - - -

Jumlah 16 22 6 14 58

2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang


pendidikan (keahlian) GT/PNS dan GTT/Bukan PNS

Jumlah guru dengan latar Jumlah guru dengan latar


belakang pendidikan belakang pendidikan yang
sesuai dengan tugas TIDAK sesuai dengan tugas
No. Guru mengajar mengajar Jml

D1/ D3/ S1/D4S2/S3 D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3


D2 Sarmud Sarmud
1. IPA 5 5
2. Matematika 4 4
3. Bahasa Indonesia 5 5
4. Bahasa Inggris 5 5
5. Al-Qur’an Hadis 2 2
AqidahAhlaq 3 3
Fiqih 2 2
SKI 2 2
Bahasa Arab 3 3
6. IPS 3 3
7. Penjaskes 3 3
8. Seni Budaya 6 1 7
48

9. PKn 5 5
10. TIK 3 3
11. Prakarya
12. MULOK/Tahfiz 6 6
13. BK 2 2
Jumlah 57 1 58
3. Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru
Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan

Jenis Pengembangan pengembangan kompetensi/profesionalisme


No.
Kompetensi Laki- Jml Pr Jumlah Jumlah
laki Total

1 Penatarankurikulum 2013 22 22 36 36 58

2 Penataran Metode 22 22 36 36 58
Pembelajaran (termasuk CTL)

3 Penataran PTK

4 Penataran Karya Tulis Ilmiah

5 Sertifikasi Profesi/Kompetensi 9 9 15 15 24

6 Penataran PTBK - - - - -

7 Penataran Manajemen 1 1 1

4. Prestasi guru
Perolehan juara 1 sampai 3 dalam 3 tahun

No. Jenis lomba terakhir

Tingkat Jumlah Guru

1. Lomba PTK Nasional -


49

Provinsi -

Kab/Kota -

2. Lomba Karya tulis Inovasi Nasional -


Pembelajaran
Provinsi -

Kab/Kota -

3. Lomba Guru Berprestasi Nasional -

Provinsi -

Kab/Kota -

4. Lomba pembelajaran guru Nasional -


dengan pembelajaran
Provinsi -
bilingual
Kab/Kota -

4. Lomba lainnya Nasional -


...........................
Provinsi -

Kab/Kota -

c. Tenaga Pendidik MTsN Dharmasraya


Tempat/ Tanggal Bidang Studi Pangkat/
No Nama JK Lahir yang di ampu Gol
Terakhir
1 Dra,Ratna P B. Tandang 15-05- IPS Pembina
1969 IV/a
50

2 Eni Susanti.S.Pd P Semarang 26-4-1980 B.INGGRIS Pembina


IV/a

3 Apri,S.Ag L K.Beringin,02-04- FIQIH Pembina


1975 IV/a

4 Zainal L Koto Padang,12-12- QUR'AN HADIS Penata TK


Abidin,S.Ag 1970 I/III.d

5 Leni P Koto Tuo,16-08- QUR'AN HADIS, Penata TK


Marlina.S.Pd.I 1978 AKIDAH I/III.d
AHLAK
6 Refi Mutia P Sumanik 22-11- IPA Penata TK
Santi.S.Ag 1974 I/III.d

7 Hafidawati P Sitiung, 18-01-1980 MATEMATIKA Penata TK


S.Pd.I.M.MPd I/III.d

8 Rokhayati,S.S. P Sungai kalang, 24- B.INGGRIS Penata TK


11-1980 I/III.d

9 Yanvebrita,S.Ag P Sikaladi,31-01-1976 B.ARAB Penata TK


I/III.d

10 Sri Hastuti,S.Pd P Wonogiri,23-02- PKN Penata TK


1977 I/III.d

11 Ismet Efendi,S.Pd L K.gadang,05-05- PENJASKES Penata TK


1971 I/III.d
51

12 Fide L Padang,02-04-1987 B.INDONESIA Penata/III.


Baraguma,S.Pd c

13 Eko L SWL/SJJ,16-11- INFORMATIKA Penata/III.


Novianto.S.Fil.I 1978 c

14 Asrama P Koto Baru,05-11- B.INDONESIA Penata/III.


Dahayati,S.Pd.I 1983 c

15 Elfia,S.Ag P Batu Hampar,11-07- B.ARAB Penata/III.


1977 c

16 Eka Silvia,S.Pd P Baso,05-09-1980 IPA Penata/III.


c

17 Asrida,S.Pd.I P SWL/SJJ,20-08- B.ARAB Penata/III.


1978 c

18 Sudirman,S.Pd L Ampang Kuranji,04- B.INDONESIA Penata


03-1963 Muda Tk
I/III.b

19 Prima Nofri L Koto Baru,20-11- IPS, Penata


Andika,S.Pd 1989 MADRASAH Muda/III.
RISET a

20 Aldise Taufik,S.Pd L Jakarta,18-05-1986 PENJASKES, Penata


MADRASAH Muda/III.
RISET a
52

21 Ricky Milana,S.Pd P Lima Puluh INFORMATIKA, Penata


Kota,12-11-1992 MADRASAH Muda/III.
RISET a

22 Rice Amelia,S.Pd P Padang Panjang,08- B.INGGRIS, Penata


10-1987 MADRASAH Muda/III.
RISET a

23 Nurhayati,S.Pd P Agam,28-04-1984 B.INDONESIA Penata


Muda/III.
a

24 Novitri Hari L Psisir selatan,04-11- PKN, Penata


yani,S.Si 1992 PENJASKES Muda/III.
a

25 Taufik L Padang Panjang,29- INFORMATIKA, Penata


Mardatillah,S.Pd. 11-1981 MADRASAH Muda/III.
RISET a

26 Nova P Padang MATEMATIKA Penata


Oktoriani,S.Pd Pariaman,16-10- Muda/III.
1985 a

27 Maria P Pasaman,15-03- B.INDONESIA Penata


Ningsih,S.Pd 1989 Muda/III.
a
28 Darmayudha, S.E L Mentawai,20-03- IPS Penata
1989 Muda/III.
a
53

29 Epi P Sungai Jambu,07- B.INGGRIS, Penata


Martanti,S.Hum 03-1990 MADRASAH Muda/III.
RISET a

30 Sefni P Sijunjung,23-05- IPA, Penata


Ramadhona,S.Si 1987 MADRASAH Muda/III.
RISET a

31 Risky Pratama L Padang,18-08-1994 MATEMATIKA Penata


Linnes, S.Pd Muda/III.
a

32 Dilmon,S.Ag L Kot Baru,06-09- FIQIH, SKI Penata


1970 Muda/III.
a

33 Umi Farida,S.Pd.I P Lubuk Karya,15-03- B.INGGRIS Pengatur


1982 Muda/II,a

31 Harzi P Ampang Kuranji,14- SKI Pengatur


Yoska,S.Pd.I 04-1982 Muda/II,a

33 Mutia,S.Pd.I P Ampang Kuranji, QUR'AN HADIS,


20-07-1983 TAHFIZ

34 Kartikawati,S.Pd P Jakarta, 04-07-1982 B.INDONESIA,


SENI BUDAYA
35 Reza Hendria, P Ampang Kuranji, SENI BUDAYA
S.Pd 26-01-1985
54

36 Rika Sumarni, P Banai, 03-04-1982 TAHFIZ


S.Hum

37 Ipik Sriati, S.Ag P Ampang Kuranji, AKIDAH


30-07-1972 AKHLAK, SKI

38 Adria Gusni,S.Pd P Bengkulu, 18-08- SENI BUDAYA


1978

39 Anita Reflinda, P Koto Baru, 09-10- MATEMATIKA,


S.Pd.I 1985 SENI BUDAYA

40 Zanuar Mustakim, L Sungai Kalang, 13- MATEMATIKA


S.Pd 01-1988

41 Siska Nurmaila P Gurun Panjang, 25- IPA


Fitri, S.Pd 05-1987

42 Reni Fauzia, S.Pd P Gurun Panjang, 19- TAHFIZ


01-1984

43 Wira Winnas, P Ampamg Kuranji, FIQIH, TAHFIZ


S.Pd.I 22 - 06-1986

44 Tutik Febriani, P Koto Baru, 01-02- BK


S.Pd 1986

45 Desi Hasnita, S.Pd P Koto Baru, 28 -01 - PKN


1988
55

46 Yuliadi, S.Pd L Ampang kuranji, 27- IPS,


07-1984 MADRASAH
RISET
47 Jasri, S.Pd.I L Koto Baru, 08-04- BK
1986

48 Vivaldi, S.Pd L Koto BARU, 27-03- PKN


1987

49 Roza Mesra, S.Pd P Ampang Kuranji, IPS


13-05-1987

50 Feri Irawan, S.Pd L Koto Beringin, 28- SENI BUDAYA


04-1986

51 Ade Putra, S. Pd L Padukuan, 28-05- IPA,


1986 MADRASAH
RISET
52 Wisri Yenti, S.Pd.I P Tj.Lado Ateh Bukik, MATEMATIKA,
25 -08-1986 TAHFIZ

dll
56

d. Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung

Jumlah tenaga
Jumlah tenaga pendukung dan pendukung
Jml
kualifikasi pendidikannya Berdasarkan Status
No. Tenaga pendukung dan Jenis Kelamin

PNS Honorer
≤ SMA D1 D2 D3 S1
SMP L P L P

1. Tata Usaha - 2 - - 1 4 1 1 4 1 7

2. Perpustakaan - - - - - 2 - - - 2 2

3. Laboran lab. IPA - - - - - - - - - - -

4. Teknisi Lab. - - - - - - - - - - -
komputer

5. Laboran lab. Bahasa - - - - - - - - - - -

6. Penjaga Sekolah 1 1 - - - - - - 2 2

7. Lainnya: ................... 1 - - - - - - - 1 - 1

Jumlah 2 3 - - 1 6 1 1 7 3 12

e. Data Ruang Belajar (Kelas)


Jumlah dan ukuran Jml. ruang Jumlah
lainnya ruang yg
Ukuran Ukuran Ukuran Jml yg digunakan digunakan
Kondisi
8x9 m2 > 63m2 < 63 m2 =(a+b+c) untuk R. Kelas u. R.

(a) (b) (c) (d) (e) Kelas


(f)=(d+e)
57

Baik 22 - - 22 - 22
Rusak ringan - - - -
Rusak sedang - - - -
Rusak Berat - - -
Rusak Total - - - -

Keterangan kondisi:
Baik -
Rusak ringan -
Rusak sedang -
Rusak berat -
Rusak total -

f. Data Ruang Belajar Lainnya


Jumlah Ukuran (pxl) Kondisi*) Jml
Jenis Ruangan Jenis Ukuran Kondisi
(buah) (buah) (pxl)
Ruangan

1. Perpustakaan 1 10mx 7m Baik - - - -

2. Lab. IPA - - - - - - -

3.Lab. Komputer 1 6m x 8m Baik - - - -

4.Multimedia - - - - - - -

5.Musholla - - - - - - -

g. Data Ruang Kantor

Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran (pxl) Kondisi*)

1. Kepala Madrasah 1 7m x 5m Baik

2.Majelis guru 1 10m x 10m Baik

3. Tata Usaha 1 6m x 4m Baik


58

4.Wakil kepala Madrasah 1 3m x 3m Baik

5. Tamu - - -

6. Ruang Pertemuan - - -

h. Data Ruang Penunjang


Jml Jml
Jenis Ruangan Ukuran Kondisi*) Jenis Ukuran Kondisi
(buah) (buah)
(pxl) Ruangan (pxl)

1. Gudang - - - - - - -

2. Dapur 1 2m x 9m Rsk.sedang - - - -

3. Reproduksi - - - - - - -

4.KM/WC 1 2m x1.5m Baik - - - -


Ktr.Kep.Sklh

5 KM/WC 1 3mx2m Baik - - - -


Guru

6. KM/WC 2 5mx4m Rsk.Sedang - - - -


Siswa

7. BK 1 3m x 6m Baik - - - -

8.KM/WC - 3mx2m - - - - -
TU

7. UKS 1 4m x 3m Baik - - - -

8. - - - - - - -
PMR/Pramuka

9. OSIM - - - - - -
59

i. Lapangan Olahraga dan Upacara


Jumlah
Lapangan Ukuran (pxl) Kondisi Keterangan
(buah)

1. Lapangan Olahraga
a. bola basket 1 28 x 15 Baik
b. bola Volly 1 18 x 9 Baik
c. bulu tangkis - - -
d. tenis meja 1 2.74 x 1.525 Baik

2. Lapangan Upacara 1 35 x 20 Baik

j. Kepemilikan Tanah :Pemerintah


Status Tanah :Hak Milik
Luas Lahan/Tanah : 6.270m2
Luas Tanah Terbangun : 2.810m2
Luas Tanah Siap Bangun : m2
Luas Lantai Atas Siap Bangun :m2
6. Sarana dan prasarana MTsN Dharmasraya
Setiap sekolah pasti memiliki sarana dan prasarana sebagai penunjang
tercapainya tujuan pendidik, begitu juga dengan SMAN MTsN
Dharmasraya yang memiliki sarana dan prasarana yang mampu dijadikan
sarana belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Adapun
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTsN Dharmasraya sebagaimana
yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel no. 4 Sarana dan Prasarana
No Nama Ruangan Jumlah

1. Ruang Kelas 22 Ruang

2. Laboratorium IPA 1 Ruang

3. Laborotariom Komputer 1 Ruang


60

4. Ruang Perpustakaan 1 Ruang

5. Ruang UKS 1 Ruang

6. Ruang BK 1 Ruang

7. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang

8. Ruang Guru 1 Ruang

9. Mushalla 1 Ruang

10. Ruang Aula 1 Ruang

11. Lapangan Volly 1 Lapangan

12. Lapangan Basket 1 Lapangan

B.Temuan Khusus
Upaya adalah suatu usaha atau cara, yang mana objek penelitian disini
kepada seorang guru, jadi upaya guru adalah usaha yang dilakukan guru sebagai
pendidik profesional dalam mendidik, membimbing, mengarahkan, serta
mengevaluasi peserta didik dengan mengembangkan potensi yang ada pada diri
peserta didik.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN
Dharmasraya Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, melalui
wawancara dengan guru yaitu tentang “Upaya Guru Dalam Mengatasi
Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN
Dharmasraya” yang mencakup kepada fokus penelitiannya kepasifan dalam
belajar dan kepasifan dalam membuat tugas.
Sesuai dengan fokus penelitian dan berbagai pertanyaan penelitian peneliti
menemukan data hasil penelitian yang dilakukan dengan berbagai instrumen
penelitian yang dapat diungkapkan sebagai berikut:
61

1. Apa saja Bentuk Gejala Pasif Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah
Akhlak di MTsN Dharmasraya
Bentuk-bentuk gejala kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran
Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya, Koto Baru Kabupaten
Dharmasraya.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran Akidah
Akhlak terkait dengan bentuk-bentuk kepasifan siswa kelas VII dalam
pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya, Koto Baru,
Kabupaten Dharmasraya adalah sebagai berikut:
Menurut bapak Saja Annaja ia mengatakan bentuk gejala pasif pada
siswa yaitu diam ketika diberi feelback, bapak Annaja memberikan feelbeck
kepada siswa berupa mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa
mengenai materi, kemudian ada seorang siswa yang tidak memperhatikan
bapak, ia diam ketika diajukan pertanyaan, selanjutnya tidak ikut serta
dalam mengerjakan tugas kelompok, ketika bapak menyuruh siswa
membuat tugas secara kelompok, ada beberapa siswa yang tidak ikut
mengerjakan tugas kelompok, dan ada juga siswa itu tidak mencatat
penjelasan dari materi yang diajarkan, setelah materi diajarkan kemudian
bapak menyuruh siswa untuk mencatat atau membuat ringkasan tentang
materi yang diajarkan pada hari itu, selanjutnya siswa yang pasif kurang
minatnya dalam belajar, ketika bapak Annaja mengajar siswa yang pasif
terlihat tidak minat dalam belajar, mudah, bosan, ngantuk, dan lain
sebagainya karena kurang minat dalam materi yang diajarkan.
Sedangkan menurut bapak Warsito gejala pasif di kelas VII banyak
sekali karena siswa kelas VII perubahan perilaku dari anak-anak menjadi
remaja masih membutuhkan proses serta bantuan arahan sebagai orang yang
lebih tua atau dewasa haruslah menyikapi perubahan perilaku tersebut oleh
karena itu, gejala pasif siswa kelas VII pada pembelajaran Akidah Akhlak
yaitu diam ketika belajar akidah akhlak, tidak mau membuat tugas, tidak
mau mencatat materi, dan tidak memperhatikan guru, kurang peracaya diri
dalam tampil didepan kelas.
62

Gejala kepasifan siswa kelas VII pada pembelajaran akidah akhlak


menurut ibuk leni mengatakan siswa pasif memiliki sifat acuh tak acuh pada
pelajaran, sifat acuh tak acuh siswa ini maksudnya pada saat ibuk Leni
memberikan tugas di buku paket mata pelajaran Akidah Akhlak, sebagian
siswa tidak mengerjakan dan acuh pada tugas tersebut, mereka bahkan
mencontek tugas temannya, ketika disuruh menukarkan tugasnya dengan
teman sebangkunya siswa yang pasif tidak melakukan apa yang disuruh
guru, lalu tugas tersebut ia periksa sendiri, selanjutnya kurang percaya diri,
kurang percaya diri ini ketika disuruh siswa disuruh untuk menampilkan
hasil diskusinya, siswa yang pasif cendrung kurang percaya diri dan takut
untuk maju kedepan, bahkan ia menyuruh temannya aktif untuk tampil. Dan
ketika tugas berkelompok tidak ikut serta mengerjakan.
Sedangkan menurut ibuk Ipik gejala pasif siswa yaitu diam pada saat
pelajaran akidah akhlak, acuh tak acuh setiap kegiatan diskusi kelompok,
tidak membuat tugas.
Hal ini juga diungkapkan oleh Riski selaku siswa kelas VII 5 terkait
dengan gejala pasif dia mengatakan karena pembelajaran apalagi siang jadi
bawaannya kepengen tidur ditambah suasana kelas yang bising, kadang dia
suka menyendiri disudut ruangan kelas.
Hal ini juga dipaparkan oleh intan selaku siswa kelas VII 5 dia
menjelaskan bahwa kalau disuruh untuk bertanya dia tidak mau untuk
bertanya kenapa demikian, karena sudah paham dengan materi sehingga
tidak ada yang perlu ditanyakan lagi.
Hal ini mengait tentang acuh tak acuh pada pelajaran akidah akhlak
yang telah dipaparkan oleh Ridwan siswa kelas VII 4 mengatakan dia
berperilaku acuh tak acuh pada pembelajaran karena ibu yang mengajarnya
tidak menyenangkan hanya terfokus kepada guru saja, jadi dia bosan dalam
belajar.
Selanjutnya juga dipaparkan oleh Ihsan selaku kelas VII 4 dia diam
ketika guru bertanya, dia tidak mengerti dengan pertanyaan dari guru,
kadang guru itu menjelaskan terlalu cepat jadi kurang paham dengan materi.
63

Ibu itu mengajarkankannya terlalu cepat, dalam menjelaskan materi dan


tidak bertanya apakah sudah paham atau belum.
Jadi dapat disimpulkan dari guru akidah akhlak tersebut bahwa gejala
pasif pada siswa di MTsN Dharmasraya yaitu, tidak mencatat materi yang
diajarkan oleh guru, tidak adanya respon ketika guru bertanya kepada siswa,
tidak ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok, hanya diam saja, dan
kurangnya minat siswa dalam belajar.
Dari beberapa pendapat informan di atas maka, dapat disimpulkan
bahwa bentuk-bentuk kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran Akidah
Akhlak di MTsN Dharmasraya, Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.
Bentuk-bentuk kepasifan ialah sebagai berikut:
1) Diam dalam belajar
Diam merupakan tidak merespon sama sekali dari apa yang
diajarkan oleh guru. Salah satu faktor diam dalam belajar yaitu anak yang
kurang percaya diri untuk mengargumenkan pendapatnya pada saat
pembelajaran. contohnya, guru memberikan feelback kepada siswa dan
memancing siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru namun, peserta
didik hanya diam dalam belajar, tentunya dilihat dari keberagaman
peserta didik dalam belajar.
Dapat ditarik kesimpulan yang berbeda tersebut upaya guru
mengetahui keberagaman siswa dalam belajar pertama guru memantau
atau melihat bagaimana peserta didik gayanya dalam belajar, kedua guru
tidak membedakan-bedakan siswa, ketiga menyesuaikan pertanyaan atau
soal sesuai dengan kemampuan siswa, selanjutnya meminta siswa untuk
membuat ringkasan dari penjelasan guru terkait dengan materi yang
diajarkan, dan terakhir belajar dengan teman sejawatnya.
2) Bersifat acuh tak acuh
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) acuh artinya
mengindahkan, tidak mau tahu, dan tidak menaruh perhatian. Salah satu
bentuk kepasifan siswa dalam belajar adalah acuh tak acuh dalam
pembelajaran, tidak mau tahu, dan tidak memperdulikan pembelajaran
64

tersebut. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI)


menerjemahkan istilah apatis adalah acuh tak acuh, tidak peduli dengan
keadaan, dan masa bodoh. Menurut psikolog, apatis adalah kondisi
kejiwaan seseorang yang ditandai dengan perasaan ketidaktertarikan,
ketidakpedulian, dan ketidakpekaan terhadap kehidupan sosial,
emosional, dan fisik.
Menurut seorang ahli Albertine Minderop mengatakan apatis
adalah suatu sikap seseorang yang menarik diri serta seakan-akan pasrah
pada keadaan. Seseorang dengan perilaku apatis adalah memiliki
kecendrungan tidak peduli dengan emosional, sosial, atau kehidupan
fisik. Umumnya perilaku apatis adalah yang demikian bentuk rekasi
terhadap stress dan depresi yang dialaminya. Sedangkan menurut ilmu
kedokteran apatis adalah ketumpuan moral, ketidaksentifikan rasa
senang, dan sakit.
3) Malu dalam bertanya
Salah satu penyebab siswa pasif dalam belajar adalah malu untuk
bertanya, atau merasa diri sudah pintar maka tidak ada pertanyaan. Siswa
yang malu bertanya takut kalau pertanyaan yang diajukannya itu salah.
Melihat kondisi seperti itu, guru harus berupaya mengatasi siswa supaya
percaya diri dalam bertanya yaitu dengan cara sebelum memulai
pelajaran bisa diberikan kata pengantar atau arahan atau bisa dibilang
kata pembuka dengan memberikan semangat, berbagai macam cara guru
menerapkan itu salah satunya agar perhatian siswa tertuju kepada guru
yaitu guru memberikan kata-kata motivasi, atau dengan menceritakan
sebuah kisah, dan memberikan sebuah pantun supaya menarik perhatian
siswa untuk belajar. Baru masuk kepada pembahasan materi yang
diajarkan.
Kemudian hasil observasi peneliti yang ikut serta masuk keruang
kelas pada proses pembelajaran berlangsung ditemukan data bahwa
memang terdapat bentuk gejala pasif ada beberapa orang yang tidak
memperhatikan guru pada saat menerangkan pelajaran. Selain itu juga
65

telihat beberapa siswa yang tampak bosan didalam kelas saat guru
menjelaskan materi yang diajarkan dan kemudian permisi sering mintak
izin kekamar kecil, ada juga terdapat siswa tidur dalam kelas, ada siswa
yang mengobrol dengan temannya, dan ada siswa yang malu untuk
bertanya mengenai materi yang diajarkan. Selain itu ada juga siswa yang
mengganggu temannya ketika belajar, saat guru memberikan latihan ada
siswa yang mencontek kepada teman yang lain.
Dari beberapa hal diatas terdapat cukup banyak kepasifan yang
terjadi pada siswa kelas VII di MTsN Dharmasraya, yang kesemuanya
harus diketahui faktor serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kepasifan yang terjadi agar siswa bisa menjadi siswa yang aktif agar
tujuan dari pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang diterapkan oleh sekolah.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, adapun temuan hasil
dari penelitian dengan instrument wawancara dengan informan terkait
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa dalam belajar di
MTsN Dharmasraya.
Minat belajar menjadi faktor utama dalam memahami materi yang
diajarkan agar sampai kepada pikiran siswa, tapi jika minat belajar siswa
tidak ada, tidak akan masuk pelajaran itu, mau sebagaimana pun cara untuk
masuknya ilmu itu kedalam pikiran siswa baik cara yang sudah guru
usahakan dengan strategi yang menarik jikalau minat belajar siswa tidak ada
tidak akan masuk pelajaran itu.
Melalui hasil wawancara dengan beberapa guru Akidah Akhlak terkait
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa kelas VII dalam
belajar di MTsN Dharmasraya. Adapun hasil wawancara dengan guru
Akidah Akhlak adalah sebagai berikut:
66

a. Ibuk Ipik Sriati selaku guru mata pelajaran akidah akhlak beliau
mengatakan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan
siswa dalam belajar adalah:
Faktor-faktor yang mempengaruhi atau penyebab siswa pasif dalam
belajar itu ada dua, pertama faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
(internal) dan kedua faktor yang berasal dari luar atau lingkungan belajar
siswa. Adapun faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu disebabkan
oleh intelegensinya, atau kemampuan berpikir siswa, yang mana
kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi yang disampaikan
oleh guru, seperti yang saya jelaskan terkait dengan intelegensinya siswa
dalam belajar, ada kemapuan belajar siswa yang cepat tangkap dalam
belajar, ada yang sedang, dan ada yang lemah dalam memahami materi
yang diajarkan, selanjutnya faktor kesehatan fisiknya dengan berbagai
macam kendala mengenai faktor jasmani dan rohani peserta didik” (Ipik
Sriati, 20 Januari 2022)
Selanjutnya pendapat ibu Ipik terkait dengna faktor yang berasal dari luar
bagi peserta didik beliau mengatakan:
Terkait dengan faktor dari luar bagi diri peserta didik, yaitu faktor dari
lingkungan baik itu lingkungan belajar sekolah, bagaimana belajarnya
disekolah? Bagaimana belajar dengan teman bermainnya? di lingkungan
belajar di rumah, situasi kondisi bagaimana peserta didik belajar
dirumah? bagaimana fasilitas belajarnya dirumah? dan lingkungan.
Pertama terkait dengan lingkungan belajarnya disekolah adapun faktor
yang menyebabkan siswa pasif di lingkungan sekolah, misalnya dari
guru, guru hanya terfokus kepada materi yang diajarkan tidak melibatkan
siswa, strategi guru yang monoton, metode yang diajarkan guru tidak
konvensional sehingga pembelajaran terfokus kepada guru saja, tidak
mengaktifkan siswa, dan faktor eksternal penyebab siswa pasif sarana
dan prasarana sekolah, ada tidak buku pelajaran, ada tidak media yang
membuat siswa semangat dalam belajar , ada tidak meja dan kursi
sebagai tempat belajar siswa, terkait dengan kondisi belajar siswa,
67

ruangan kelasnya bersih atau tidak, Yang ibu ketahui terkait dengan
pembelajaran yang ibu ajarkan karena terlalu banyak siswa di MTsN
Dharmasraya ini, pada saat ibu menjelaskan pembelajaran, ada pelajaran
olahraga yang belajar di lapangan, jadi terlalu terlalu ribut, sehingga
siswa tidak fokus dalam mendengarkan pembelajaran dari ibu. Terkait
dengan bagaimana belajarnya dirumah, ada tidak orang tua memantau
anaknya untuk belajar, ada tidak orang tua mengajarkan anaknya untuk
belajar, bagaimana kondisi belajarnya dirumah, ada tidak fasilitas yang
disediakan seperti: buku paket, alat tulis, meja belajar, dan bagaimana
lingkungan disekitar rumahnya, apakah rumahnya dipasar, dijalan di
komplek atau ditempat keramaian. Jadi semua itu dapat disimpulkan
berpengaruh terhadap perilaku belajar siswa. (Ipik, 20 Januari 2022)
b. Bapak Warsito beliau mengatakan terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepasifan siswa pada pembelajaran di MTsN
Dharmasraya adalah sebagai berikut:
Mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kepasifan siswa dalam
belajar, terutama yang saya ajarkan. Pertama dilihat dari faktor anaknya
itu sendiri, atau yang berasal dari diri siswa misalnya kurangnya minat
siswa dalam belajar, cendrung memiliki sifat malas, dan daya
kemampuan belajar siswa dalam menyerap materi pelajaran. Sedangkan
faktor eksternalnya yaitu berasal dari luar lingkungan peserta didik,
misalnya lingkungan sekolah, misalnya diganggu teman saat belajar,
lingkungan sekolah yang bising jadi tidak fokus dalam belajar, strategi
guru yang monoton, dan faktor dari temannya, cara bergaulnya dengan
teman yang mengolok-olokan teman, yang menjatuhkan semangat teman.
Itu bentuk faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam belajar. (Warsito,
20 Januari 2022)
c. Ibuk Leni Marlina beliau mengatakan:
Dalam pembelajaran tentu ada siswa yang pasif, merunjuk pada itu pasti
ada faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran. Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan kepasifan siswa dalam belajar,
68

faktornya ada dua pertama faktor internal yang berasal dari diri peserta
didik, dan kedua faktor yang berasal dari lingkungan siswa itu sendiri.
(Leni, 20 Januari 2022)
d. Bapak Saja Annaja terkait dengan faktor-faktor kepasifan siswa dalam
belajar di MTsN Dharmasraya beliau mengatakan:
Pertama faktor internal dan kedua faktor eksternal, dimana faktor internal
faktor berasal dari diri siswa yaitu, kurangnya minat dalam belajar,
mudah bosan, dan faktor intelegensi siswa yaitu kemampuan siswa dalam
berpikir, karena tidak semua kemampuan siswa dalam menangkap
pembelajaran itu cepat atau kuat IQ nya tetapi siswa ada memiliki
kemampuan yang sedang, dan bahkan ada kamampuan siswa di bawah
rata-rata. Selanjutnya faktor dari kesehatan siswa, baik sehat jasmani dan
rohaninya. Karena jika belajar dipaksakan dengan kondisi badan yang
kurang sehat akan tidak masuk dalam pikiran apa yang disampaikan oleh
guru, makanya perlunya sehat jasmani dan rohani siswa dalam belajar.
Selanjutnya faktor kedua yaitu faktor yang berasal dari luar lingkungan
siswa, baik lingkungan sekolah, lingkungan rumah, dan lingkungan
masyarakat, akan menjadi faktor yang menyebabkan kepasifan siswa
dalam pembelajaran. (Saja, 20 Januari 2022)
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa ada beberapa faktor-faktor
penyebab siswa pasif antara lain:
Gejala pasif pada pembelajaran akidah akhlak tentu banyak sekali hal
ini sudah diungkapkan oleh Nadia selaku siswi kelas VII 4 terkait dengan
gejala pasif, yang ia rasakan kenapa pasif, karena pembelajaran akidah
akhlaknya membosankan disebabkan guru tidak memakai media seperti
infokus hanya dengan metode ceramah saja, diungkapkan oleh nadia.
Selanjutnya menurut rahma selaku kelas VII 4 mengatakan ia kadang tidak
mengerti dengan pelajaran akidah akhlak, kadang kurang fokus disebabkan
bising diluar, dan guru hanya terfokus kepada dirinya saja, ada juga guru itu
pertanyaan kepada siswa yang dominan pandai saja, tidak menanyakan
kepada yang kurang pandai.
69

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat


disimpulkan bahwa guru Akidah Akhlak hampir sama pendapatnya terkait
faktor-faktor yang menyebabkan kepasifan siswa dalam pembelajaran. Ada
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal adalah sebagai berikut:
a. Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik)
Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik misalnya adanya
penyebab kesehatan mental siswa yang takut atau kurang percaya diri
untuk tampil di depan kelas, kurangnya minat belajar siswa, kemampuan
berpikir siswa atau intelegensi yang kurang dalam menangkap
pembelajaran, malu atau minder dalam belajar.
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar)
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik misalnya faktor dari
lingkungan baik itu lingkungan belajar siswa, lingkungan keluarga,
teman, dan lingkungan masyarakat disekitar.
3. Upaya Yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas
VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya
Adapun temuan hasil penelitian dengan instrument wawancara dengan
beberapa orang informan terkait dengan upaya yang dilakukan guru dalam
mengatasi kepasifan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan peneliti dengan guru akidah akhlak yang diampu oleh bapak
Annaja terkait (informan 1) dengan upaya guru dalam mengatasi kepasifan
dalam belajar di MTsN Dharmasraya, beliau mengatakan bahwa:
Upaya yang bapak lakukan menyikapi siswa yang pasif ketika belajar
terutama dalam mata pelajaran akidah akhlak adalah pertama memberikan
perhatian kepada anak yang pasif tersebut, memberikan pendekatan-
pendekatan supaya anak itu aktif, yang kedua memberikan stimulus-
stimulus atau rangsangan-rangsangan, dengan adanya perhatian khusus,
memberikan pendekatan, serta stimulus agar anak yang pasif itu menjadi
aktif pada saat belajar, serta dengan teman sejawatnya. Pada saat
pembelajaran dengan berdiskusi kelompok jadi anak yang aktif akan
membantu anak yang pasif ketika bekerja secara kelompok, jadi anak yang
70

pasif akan menjadi aktif pada saat adanya perhatian dengan adanya
dorongan dari temannya (Saja Annaja, 19 Januari 2022)
Hal yang diungkapkan oleh bapak Warsito (Informan II) guru akidah
akhlak ia mengatakan:
Ketika bapak menjelaskan materi pelajaran, bapak ada memberikan
feelback kepada peserta didik, ketika bapak mengajukan pertanyaan, kepada
salah satu siswa namun siswa tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan dari
bapak, jadi yang bapak lakukan yaitu memberikan semangat dan
memberikan reward misalnya berupa hadiah bagi yang bisa menjawab
pertanyaan dari bapak, jadi siswa yang pasif akan termotivasi dengan hal
tersebut dan membangkitkan semangatnya dalam belajar. Jadi dalam
mengajukan pertanyaan sesuaikan dengan kemampuan siswa dalam
memahami pertanyaan dari materi yang dipaparkan. Di MTsN ini, sebagian
siswa yang menunjukkan gejala pasif, namun sebagai guru haruslah pandai
dalam menguasai kelas, bagaimana kelas itu senyaman mungkin untuk
belajar bagi siswa.
Kedua pendapat dari guru yang berbeda ini memiliki makna dan
tujuan yang sama bahwa upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi
kepasifan siswa dalam pembelajaran di MTsN Dharmasraya adalah pertama
dengan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang pasif, memberikan
berupa pendekatan kepada siswa yang pasif, dan mendekatkan dengan siswa
yang aktif.
Hal yang sama juga diungkap oleh ibuk Leni terkait dengan upaya
yang dilakukan guru dalam mengatasi kepasifan siswa dalam belajar di
MTsN Dharmasraya adalah sebagai berikut:
Upaya yang ibu lakukan dalam mengatasi kepasifan dalam belajar,
disini ibu mengampu mata pelajaran akidah akhlak kepasifan siswa pada
pembelajaran akidah akhlak, siswa tersebut malu, kurang percaya diri
didalam kelas padahal sebenarnya dia pintar dalam belajar. Jadi menyikapi
hal tersebut, ibu memberikan motivasi terhadap anak yang pasif,
memberikan perhatian yang khusus misalnya anak yang pasif dipanggil
71

kedepan dan disuruh menjawab pertanyaan kalau anak yang pasif tidak mau,
disini peran anak yang aktif dibutuhkan jika anak yang aktif bisa menjawab
pertanyaan dari ibu, pasti anak yang pasif akan percaya diri dalam belajar,
jadi ibu suruh anak yang pasif tersebut melihat temannya yang aktif, dengan
mengatakan “nak, lihat temanmu bisa berani menjawab, kamu juga harus
bisa menjawab pertanyaan dari ibu, atau ada yang belum mengerti jangan
takut untuk bertanya kepada ibu. (Leni, 21 Januari 2022)
Dari beberapa pendapat informan di atas dapat disimpulkan bahwa
upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kepasifan siswa dalam
pembelajaran di MTsN Dharmasraya, Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya
adalah sebagai guru tentunya setiap mengajar pasti banyak kendala,
terutama dalam menyikapi siswa yang pasif pada saat belajar, guru harus
mampu menyikapi hal tersebut yaitu dengan memberikan perhatian-
perhatian khusus kepada siswa pasif, memberikan motivasi dalam belajar.
Jadi ketika memulai pembelajaran pertama guru harus bisa menguasai kelas,
membuat kelas senyaman mungkin, yaitu dengan memberikan motivasi
serta dorongan belajar agar bisa membangkitkan semangat peserta didik
dalam belajar.
Perilaku pasif peserta didik diantaranya banyak diam, suka
mengabaikan pada saat guru menerangkan pelajaran, cendrung malu untuk
bertanya, atau kurang percaya diri dalam belajar. Guru berperan untuk bisa
mengatasi salah satu penyebab sulitnya dalam belajar yaitu peserta didik
yang pasif, dengan cara memberikan latihan kepada peserta didik,
memberikan motivasi kepada siswa yang pasif, atau dengan mengandalkan
teman sejawatnya, serta memberikan perhatian khusus kepada siswa yang
pasif.
2. Pembahasan
Hasil penelitian telah dipaparkan oleh peneliti diatas merupakan hasil
berdasarkan dengan lapangan yang dilakukan dengan instrumen wawancara,
observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dengan judul upaya guru mengatasi
kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran akidah akhlak di MTsN
72

Dharmasraya, yang beralamat di jln. Pasenggrahan, Nagari Koto Baru,


Kecamatan Koto Baru. Kabupaten Dharmasraya. Pada pembahasan ini akan
dipaparkan kembali mengenai, gejala kepasifan siswa dalam belajar, faktor-
faktor yang menyebabkan kepasifan siswa dalam pembelajaran, dan upaya
guru dalam mengatasi kepasifan siswa dalam pembelajaran.
a. Gejala Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak
di MTsN Dharmasraya
Pasif merupakan perilaku untuk menghindari konflik yang berakibat
pada penyampaian perasaan dan pemikiran pribadi. Ciri perilaku ini yaitu
sering mengalah dengan hal yang menderung dikuasai oleh rasa takut,
tertekan, dan cemas serta tidak berbuat apa-apa.
Sebelum membahas upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi
kepasifan siswa dalam belajar maka kita ketahui bentuk-bentuk gejala dari
kepasifan belajar tersebut. Adapun bentuk-bentuk gejala kepasifan siswa
kelas VII dalam pembelajaran akidah akhlak yang terjadi di MTsN
Dharmasraya adalah sebagai berikut:
1) Terdapat siswa yang kurang percaya diri ketika belajar. Siswa yang
kurang percaya diri atau malu untuk segala hal terutama dalam bertanya
atau menyampaikan argumennya adalah siswa yang memiliki masalah
dengan kecakapan dalam belajar yang mengakibatkan kurangnya percaya
diri pada diri siswa tersebut.
2) Terdapat siswa yang tidak mampu dalam menjawab pertanyaan atau
hanya diam saja ketika guru bertanya mengenai materi yang diajarkan.
Hal ini disebabkan oleh lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan
oleh insiden maupun bawaan dari siswa tersebut, sehingga apabila daya
tangkap belajar siswa lemah, maka siswa sulit berkonsentrasi dan
mengelola materi pembelajaran. Selain itu ada masalah juga terkait
dengan kemampuan belajar siswa dalam menggali kembali pesan-pesan
yang telah disampaikan oleh guru. Hal tersebut berakibat kepada
kepasifan siswa.
73

3) Terdapat siswa acuh tak acuh dalam pembelajaran. tidak merespon dari
penjelasan guru. Ketika guru meminta untuk bertanya kapada peserta
didik, peserta tidak merespon.
4) Terdapat siswa yang menggangu temannya belajar didalam kelas
Siswa yang menggangu temannya ketika belajar, bisa jadi karena
bosan belajar dalam kelas atau cara mengajar guru yang kurang efesien
untuk belajar, misalnya guru hanya mengajar dengan metode
konvensional yang hanya terpaku kepada guru saya, jadi siswa
mengantuk di kelas, ada yang tidur, ada yang mengganggu temannya,
dan lain sebagainya yang menunjukkan gejala pasif. Bagi siswa yang
mengganggu temannya kadang dia mintak diperhatikan oleh guru
makanya dia mengganggu temannya dalam belajar, karena guru hanya
terfokus kepada siswa yang aktif saja.
5) Terdapat siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan,
malahan siswa asik sendiri dan tidak peduli dengan materi yang diajarkan
oleh guru. Pada saat guru menjelaskan materi yang diajarkan siswa asik
dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi yang sedang
diajarkan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya motivasi serta minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga berakibat kepada
kepasifan siswa dalam belajar. Apabila siswa memiliki motivasi dan
minat dalam belajar, maka siswa akan turut aktif dalam pembelajaran.
6) Terdapat siswa yang tidak mencatat pelajaran ketika guru menyuruh
siswa untuk membuat ringkasan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan menggunakan
berbagai instrumen, ditemukan data yang hampir sama antara hasil
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa
dalam pembelajaran di MTsN Dharmasraya. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran akidah akhlak
74

di MTsN Dharmasraya yang telah dipaparkan pada hasil penelitian adalah


sebagai berikut:
1) Faktor dari dalam diri Peserta didik (internal)
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta
didik, pertama kurangnya minat siswa pada materi yang diajarkan guru,
kemampuan intelegensi siswa, dan faktor kesehatan jasmani dan rohani.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik misalnya faktor dari lingkungan baik itu lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga, teman bermain, dan lingkungan masyarakat.
Misalnya pada lingkungan sekolah suasana belajar yang bising, strategi
guru yang monoton, dan guru tidak bisa menguasai kelas. Pada
lingkungan keluarga misalnya kurangnya perhatian oleh orang tua dalam
belajar siswa, anak cendrung asik bermain, tidak ada pantauan dari orang
tua. Faktor dari lingkungan masyarakat misalnya pada tempat tinggal
yang tidak memungkinkan untuk belajar misalnya tinggal di tepi jalan
sehingga kurang fokus siswa untuk belajar karena suasana yang ribut.
Secara garis besar menurut Syah (2009: 184) faktor yang
menyebabkan kepasifan siswa dalam belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal (Faktor dari dalam diri peserta didik)
a) Minat
Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya dengan segenap
kegiatan pikiran seacra penuh perhatian untuk memperoleh
pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengetahuan
yang dituntutnya karena minat belajar merupakan salah satu unsur
yang sangat penting dalam kaitannya dengan belajar. Secara sederhana
syah mengungkapkan minat (interst) berarti kecendrungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Berarti tidak adanya minat belajar siswa terhadap suatu
pelajaran akan timbul kepasifan dalam belajar. Belajar yang tidak ada
minatnya tidak akan pernah masuk ilmu pengetahuan yang
75

disampaikan guru kepada peserta didik. Oleh karena itu, minat


menjadi faktor utama dalam belajar.
b) Motivasi
Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, shingga diharapkan tujuan dapat
tercapai.
Slameto (2020: 58) mengatakan bahwa:
“Motivasi erat seklai hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.
Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi
untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak
atau pendorong”
Motivasi sebagai faktor batin berfungsi menimbulkan,
mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin
besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarya. Siswa
yang besar motivasinya untuk belajar adalah siswa yang sukses di
kemudian hari, karena itu ia akan bersikap, tidak pantang menyerah,
giat berusaha, gigih dalam setiap kegiatannya, giat membaca buku-
buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan
masalahnya. Begitu juga sebaliknya mereka yang motivasi belajarnya
kurang akan bersikap acuh tak acuh, tidak mau tau dengan persoalan
belajar. (Swarnadwipa, 2018: 17)
2) Faktor eksternal
Salah satu faktor yang menyebabkan kepasifan siswa dalam belajar
yaitu mengenai sarana dan prasarana di sekolah. Sarana pendidikan
merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut
slameto dalam (Swarnadwipa, 2018: 67) Alat pelajaran erat kaitannya
dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru
waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
76

diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar
penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
c. Upaya yang dilakukan guru dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas
VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya
Pada dasarnya banyak sekali bentuk-bentuk gejala kepasifan dalam
belajar, yang terjadi di MTsN Dharmasaraya. Kemudian merunjuk kepada
upaya guru dalam mengatasi kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran
akidah akhlak di MTsN Dharmasraya adalah sebagai berikut:
1) Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang pasif
Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang pasif dalam
belajar. Misalnya dengan memberikan perhatian kepada siswa yang pasif
dengan cara mendekati siswa yang pasif tersebut.
2) Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang pasif agar
mereka lebih aktif dalam belajar.
Salah satu upaya yang dilakukan guru mengatasi kepasifan siswa
dalam belajar adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa yang pasif, atau menitikberatkan siswa yang pasif untuk tampil
didepan kelas.
3) Mengunakan strategi atau metode yang menarik
Misalnya dengan menggunakan metode talking stik yaitu dengan
mengadakan permainan yang diandalkan berupa pertanyaan dengan
mengunakan tongkat dan disediakan berupa musik, jadi tongkat tersebut
dijalankan oleh peserta didik dengan diiringi musik, apabila musik
berhenti, jadi siswa yang berhenti pula tongkatnya akan menjawab dari
pertanyaan dari guru.
4) Melakukan pembelajaran diluar kelas
Belajar tidak hanya didalam kelas saja, namun cara guru agar siswa
tidak merasa jenuh, atau bosan maka guru melakukan pembelajaran
diluar kelas. Karena belajar diluar kelas, akan memberikan suasana yang
baru kepada siswa sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar.
5) Memberikan kepada siswa dalam berkreasi dalam memecahkan masalah
77

Hal ini diperuntukkan kepada belajar diskusi dengan kelompok


yang mana setiap kelompok harus ikut serta dalam memecahkan masalah
setiap pertanyaan yang diberikan. Siswa juga harus menyampaikan
argumennya atau pendapatnya, sehingga setiap kelompok dapat berkreasi
dalam memecahkan masalah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Gejala Kepasifan Siswa dalam
Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepasifan Siswa dalam Belajar,
dan Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya, Nagari Koto Baru,
Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Gejala-gejala Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah
Akhlak
Gejala pasif yang ditunjukkan oleh siswa pada pembelajaran di MTsN
Dharmasraya pada proses pembelajaran yaitu: a) terdapatnya siswa yang
diam saja ketika diberi feelback oleh guru, b) terdapat siswa yang malu
untuk bertanya, atau minder dengan temannya yang aktif, c) terdapat siswa
yang tidur didalam kelas, d) terdapat siswa kurang minantnya dalam belajar,
e) terdapat siswa yang menggangu temannya, e) terdapat siswa yang tidak
membuat ringkasan materi yang diajarkan oleh guru, f) terdapat siswa yang
tidak masuk dalam pelajaran, g) terdapat siswa tidak ikut serta dalam
mengerjakan tugas kelompok, dan lain sebagainya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepasifan Siswa Kelas VII dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak
Pada dasarnya gejala kepasifan siswa dalam belajar tentu ada faktor
yang menyebabkan kenapa kepasifan dalam belajar menjadi masalah dalam
belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam
pembelajaran di MTsN Dharmasraya yaitu faktor internal dan eksternal,
faktor internalnya: pertama faktor dari kemampuan intelegensi siswa atau
kemampuan berpikir siswa, salah satu hambatan siswa dalam belajar adalah
memiliki IQ yang rendah, ini disebabkan sudah ada pada diri siswa sejak
lahir, kedua siswa kurang terampil dalam bertanya, dan malu untuk bertanya
takut salah dalam bertanya, siswa minder dengan siswa yang lebih dominan

78
79

darinya. Ketiga kurangnya minat siswa dalam materi yang diajarkan oleh
guru. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri pada siswa,
misalnya, pertama faktor dari lingkungan sekolah misalnya guru kurang
terampil dalam menguasai kelas, kedua strategi guru atau metode guru yang
kurang menarik, jadi pembelajaran terfokus kepada guru saja, ketiga
suasana kelas yang kurang mendukung misalnya kelasnya tidak bersih,
susunan bangku kurang teratur, dan belajar dikelas terganggu dengan
adanya sekitar kelas ada kegiatan misalnya drumband atau pembelajaran
olahraga. Kedua faktor dari lingkungan keluarga yaitu kurangnya pantauan
dari orang tua dalam belajar. Dan faktor dari teman sejawatnya misalnya,
adanya geng-geng dalam pertemanan, atau grup-grup, siswa yang pintar
tidak mau berteman dengan siswa yang kurang pintar, atau merasa dirinya
sudah cukup tidak perlu berteman lagi.
3. Upaya yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas
VII Dalam Pembelajaran
Kepasifan dalam belajar tentu ada faktor penyebabnya kenapa terjadi
kepasifan pada diri siswa. Untuk itu guru berupaya untuk mengatasi
kepasiifan siswa terutama dalam belajar. Karena belajar merupakan pokok
utama untuk mencari ilmu supaya menjadi orang yang pandai dan memiliki
wawasan yang luas. Dari beberapa instrumen yang dijelaskan diatas
berdasarkan wawancara terdapat persamaan pendapat sekitar empat orang
mengenai upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kepasifan siswa
kelas VII dalam pembelajaran akidah akhlak.
Adapun upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kepasifan siswa
dalam belajar pertama memberikan perhatian khusus kepada siswa yang
pasif, yaitu dengan cara menitikberatkan tujuan kepada siswa yang pasif
misalnya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa yang pasif,
menyuruh siswa tersebut untuk tampil kedepan jika berdiskusi dengan
kelompok, kedua dengan membelajarkan ke luar ruangan, sehingga siswa
tidak jenuh dan bosan dalam belajar, ketiga memberikan kepada siswa untuk
aktif dalam berargumentasi dalam memecahkan masalah. Keempat agar
80

pembelajaran itu tidak menoton dan membuat siswa menjadi jenuh dalam
belajar maka guru harus pandai berupaya dengan cara menggunakan strategi
dan metode yang menarik agar suasana dalam kelas menjadi hangat dan
siswa tidak bosan dalam belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang dipaparkan oleh peneliti diatas peneliti
memberikan saran terkait dengan upaya guru mengatasi kepasifan siswa kelas
VII dalam pembelajaran di MTsN Dharmasraya:
1. Kepada guru mata pelajaran agama di MTsN Dharmasraya, yaitu mata
pelajaran Fiqih, SKI, Akidah Akhlak, al-Qur’an Hadist, dan Bahasa Arab.
Upaya yang dilakukan guru berdasarkan hasil wawancara diatas sudah
efektif dan mampu menjadikan siswa yang pasif menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran, namun masih perlu dilakukan adanya inovasi terkait dengan
strategi dan metode guru dalam mengajar agar siswa tidak jenuh dalam
mengikuti pembelajaran. bukan hanya dari pihak guru saja, tapi juga dari
pihak sekolah harus melakukan inovasi atau perbaikan yang mampu
memberikan perubahan dan peningkatan kualitas pembelajaran disekolah.
Karena perubahan zaman akan berpengaruh kepada pola pikir dan gaya
belajar siswa.
81

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmadi dan Supriyono, 2013. Psikoligi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Aunurrhaman, 2010. Belajar dan pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Darwono, Bambang. 2014. Mengapa di Kelas Siswa Pasif?

Ertikanto, Chandra. 2016. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media


Akademi

Hidayah, M . 2016. Implementasi Teknik Latihan Asertif dalam Mengatasi


Perilaku Pasif (Studi Kasus Siswa “X” pada Pelajaran Matematika di
SMP Kemala Bhayangkari 1 Surabaya). Skripsi, tidak diterbitkan,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Idri, Shaffat, 2009. Optimized Learning Strateg. Jakarta: Prestasi Pustaka

Jalaluddin Rakhmat, 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen, dan


Penanggulangnya Bagi Anak Usia Dini dan Usia Sekolah. Bogor: Ghalia
Indonesia

Jamil, Suprihatiningrum. 2013, 2017. Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media

Kamus Besar Bahasa Indonesia Berbasis Daring, Diakses Pada 21 Maret 2021
Pukul 10.30 Tersedia Di Https://Kbbi Kemendikbud
Go.Id/entri/Permasalahan

Kemindikbud, 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Lexy J . Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya
82

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mardianto, 2016. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing

Munk, M. & Agregaard, S. 2018. Listening to Students’ Siliences – A Case Study


Examing Students’ Particpation and Non Participation in Physical
Education. Artikel Physical Education and Sport Pedagogy. Diambil Pada
Tanggal 20 Januari 2019.

Mulyadi, 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhadap Kesulitan


Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera

Oemar Hamalik, 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Rukim, Urip. 2012. Alasan Siswa Enggan Bertanya di Kelas.


http://urip.wordpress.com/2012/08/31/alasan-siswa-enggan-bertanya-di-
kelas/.Diakses pada tanggal 09 Februari 2017.

Samasih, 2014. Peran Guru Kelas dalam menangani Kesulitan Belajar Siswa
Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar IPS. Jurnal Ilmiah
Mitra Swara Ganesha, Vol 1. No. 1 Juli 2014

Sanapiah Faisal. 1992. Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali

Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta:


Kencana Prenadamedia Group

Suardi, Syofrianisda, 2019. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Parama Ilmu

S. Nasution, 2014. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

S. Nasution, 2017. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Sumiati & Asra, 2016. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta


83

Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R & D. Bandung:


ALFABETA

Syaiful Bahri Djamarah, 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta

Wibowo, Ary. 2012. Maakalah Peran Guru dalam Mengatasi Anak yang Pasif
Ketika KBM Berlangsung.

Usman, Moch Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya
Lampiran I
PEDOMAN OBSERVASI TENTANG UPAYA GURU DALAM MENGATASI KEPASIFAN SISWA KELAS
VII DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTsN DHARMASRAYA
Indikator Sub Indikator Ya Tidak Keterangan
Persiapan Melakukan persiapan  Guru akidah akhlak di MTsN Dharmasraya ada melakukan
pembelajaran Akidah sebelum proses persiapan sebelum memulai belajar
Akhlak pembelajaran Akidah
Akhlak
Bentuk persiapan sebelum  Penulis melihat guru mata pelajaran Akidah Akhlak ada
melakukan pembelajaran melakukan persiapan sebelum pelajaran dimulai, misalnya
Akidah Akhlak dengan mengucapkan salam, berdoa, mengecek kehadiran,
dan lain sebagainya
Pelaksanaan Memberikan motivasi  Setiap guru selalu memberikan motivasi kepada peserta
pembelajaran Akidah didik tujuannya agar peserta didik semangat dalam
Akhlak di MTsN menghafal mengikuti pelajaran
Dharmasraya
Materi pelajaran Akidah  Materi akidah akhlak pada semester genap yaitu Asmaul
Akhlak untuk kelas VII Husna, Beriman Kepada Malaikat, Sifat sifat Allah,
Metode yang diajarkan  Masih menggunakan metode konvensional yaitu metode
guru pengampu mata yang hanya terpaku kepada guru saja
pelajaran Akidah Akhlak
Media yang dipakai guru  Media yang dipakai guru buku akidah akhlak kelas VII,
mata pelajaran Akidah alatnya berupa papan tulis, spidol, dan lain sebagainya
Akhlak
Evaluasi Bentuk evaluasi yang  Bentuk evaluasi berupa guru memberikan tugas kemudian di
pembelajaran Akidah digunakan guru mata periksa dan diberi nilai.
Akhlak pelajaran Akidah Akhlak

84
Lampiran II
Judul : Observasi I
Hari / Tanggal : Selasa/ 18 Januari 2022
Jam : 08.00-09.30 wib
Kelas : VII 3
Deskripsi Catatan
Datang pagi hari dan peneliti memasuki - Datang pagi hari jam 08.00
ruang kelas VII 3 bersama dengan guru - Memasuki ruangan kelas
Akidah Akhlak pada pukul 08.00 Guru - Guru mengucapkan salam dan
mengucapkan salam dan menyapa menyapa siswa
peserta didik, siswa membalas salam - Guru menanyakan kabar kepada
dan sapaan guru. Guru menanyakan siswa
kabar seluruh siswa dan siswa - Seluruh siswa menjawab pertanyaan
menjawab. Guru menyuruh siswa dari guru
untuk berdoa dan membaca al-Qur’an - Guru menyuruh siswa untuk berdoa
secara bersama-sama. Siswa dan membaca al-Qur’an secara
melaksanakan perintah guru dengan bersama
berdoa dan membaca al-Qur’an. Guru - Siswa berdoa dan membaca al-Qur’an
memeriksa kebersihan kelas, siswa - Guru mencek kehadiran siswa
melihat kebawah meja masing-masing. dengan bertanya siapa yang tidak
Dan ternyata ruangan kelas sudah hadir hari ini?
bersih, guru memeriksa kehadiran siswa - Siswa menjawab
dan menanyakan siswa yang tidak - Guru menyuruh salah satu orang
masuk hari ini, siswa menjawab ada siswa untuk mengambil buku paket di
beberapa siswa yang tidak masuk hari perpus
ini. Guru memulai pembelajaran - Siswa tersebut mengambil buku di
dengan membuka pelajaran dengan perpus
membaca basmallah, siswa secara - Guru menyuruh siswa mengumpulkan
serentak ikut serta membacanya, catatan atau ringkasan terkait materi
kemudian guru menyuruh salah satu pelajaran akidah akhlak
orang siswa untuk mengambil buku - Ada sebagian siswa mengumpulkan

85
86

paket di perpustakaan, lalu guru ada yang tidak mengumpulkan


menyuruh siswa keluarkan ringkasan dengan catatan tinggal dirumah
atau catatan tentang materi yang - Guru menegaskan kembali bagi yang
diajarkan dan diletakkan di atas meja tidak mengumpulkan catatan nilainya
agar diperiksa, siswa ada yang setengah dari yang mengumpulkan
membuat catatan atau ringkasan catatan hari ini
sebagian lagi tidak ada, ada sekitar 5 - Siswa pun mendengarkan
orang yang tidak mengumpulkan - Pembelajaran pun sudah mau selesai
catatan, guru langsung menyakan pelajaran kemaren kemudian masuk
kepada siswa yang tidak ke materi pelajaran baru
mengumpulkan catatan, siswa - Guru bertanya mengenai materi yang
menjawab dengan alasan tinggal baru kepada siswa
dirumah, jadi guru tegaskan bagi yang - Siswa tidak menjawab hanya diam
tinggal nilainya separo dengan nilai saja ketika ditanya
yang membawa catatan ringkasan dari - Guru memberikan contoh atau
materi, karena catatan itu penting untuk fenomena betrdasarkan kehidupan
ujian akhir supaya mudah kita sehari-hari agar siswa paham
mengahapal. Setelah itu sebelum - Siswa pun mendengarkan
memasuki pembelajaran guru - Ada siswa yang pasif tidak
mengulang kembali pelajaran minggu mendengarkan hanya bersifat sibuk
kemaren, siswa mendengarkan ada juga dengan sendirinya. Dan sudah terlihat
yang tidak mendengarkan, kemudian bosan, jenuh dalam belajar
guru menegurnya, dan siswa tersebut - Jam pun habis
pun diam ketika ia mengobrol dengan - Guru dan siswa secara bersama-sama
temannya. Guru menyuruh siswa untuk menutup pelajaran dengan membaca
bertanya mengenai materi yang belum hamdalah.
paham, siswa tidak menjwab - Guru mengucapkan salam
pertanyaan guru, dan siswa sudah - Siswa menjawab salah dari guru
mengerti materi yang kemaren,
kemudian guru menjelaskan materi
selanjutnya, sebelum guru menjelaskan,
87

guru meminta siswa untuk menjawab


pertanyaan dari guru, siswa tidak
merespon perkataan guru, lalu guru
tekankan dan beri contoh terkait materi
yang diajarkan ketika guru bertanya
mengenai materi yang diajarakan, siswa
menjawab pertanyaan dari guru, da
nada juga siswa yang sudah merasa
gelisah atau bosan dengan yang
dijelaskan guru, guru lanjut saja
dengaan materi yang diajarkannya.
Kemudian sebagian siswa ada yang
mengganggu temannya, sudah mulai
jenuh atau bosan, kemudian jam
pelajaran sudah mulai habis dan akan
digantikan mata pelajarannya, guru
menutup pelajaran dengan
mengucapkan hamdalah, siswa
menjawab secara serentak. Guru
mengucapkan salam, siswa menjawab
salam dari guru.
88

Judul : Observasi II
Hari / Tanggal : Selasa/ 25 Januari 2022
Jam : 10.00-11.00 wib
Kelas : VII 2
Peneliti memasuki ruang kelas VII 2 - Datang jam 10.00
bersama dengan guru Akidah Akhlak - Memasuki ruangan kelas
pada pukul 10.00 Guru mengucapkan - Guru mengucapkan salam dan
salam dan menyapa peserta didik, menyapa siswa
siswa membalas salam dan sapaan - Guru menanyakan kabar kepada
guru.. Guru menanyakan kabar seluruh siswa
siswa dan siswa menjawab. Guru - Seluruh siswa menjawab pertanyaan
menyuruh siswa untuk berdoa dan dari guru
membaca al-Qur’an secara bersama- - Guru menyuruh siswa untuk berdoa
sama. Siswa melaksanakan perintah dan membaca al-Qur’an secara
guru dengan berdoa dan membaca al- bersama
Qur’an. Guru memeriksa kebersihan - Siswa berdoa dan membaca al-Qur’an
kelas, siswa melihat kebawah meja - Guru mencek kehadiran siswa
masing-masing. Dan ternyata ruangan dengan bertanya siapa yang tidak
kelas sudah bersih, guru memeriksa hadir hari ini?
kehadiran siswa dan menanyakan siswa - Siswa datang terlambat guru
yang tidak masuk hari ini. Ada salah menyuruh siswa tersebut mengambil
satu siswa yang datang terlambat, guru surat izin masuk ke piket
menanyakan kenapa dia datang - Siswa tersebut melaksanakan perintah
terlambat, alasannya karena telat guru
bangun, guru menyuruh siswa yang - Guru memulai pembelajaran
datang terlambat mengambil surat izin - Guru bertanya mengenai contoh Mad
ke piket. Guru memulai pembelajaran Jaiz Mungfasil kepada siswa
dengan menerangkan kembali - Sebagian siwa menjawab pertanyaan
pembelajaran sebelumnya, dan bertanya dari guru sebagian tidak
kepada siswa Apa perbedaan Jin, Iblis - Guru menyuruh siswa mengerjakan
dan Setan. ada siswa menjawab dan ada tugas tentang berikan 3 perbedaan
89

sebagian siswa tidak menjawab mengenai jin, iblis, dan setan


pertanyaan dari guru, guru menyuruh - Siswa langsung mengerjakan tugas
siswa untuk mencari 3 perbedaan Jin, dari guru
Iblis, Setan. dan 3 orang siswa yang - Ada siswa yang menggangu
duluan mengumpulkan akan temannya mengerjakan tugas
mendapatkan nilai yang tinggi, begitu - Guru menegurnya
juga sebaliknya, siswa langsung - Siswa tersebut langsung diam
mengerjakan perintah guru, ada - Guru menegaskan kembali pelajaran
sebagian siswa yang mengganggu hari ini
temannya mengerjakan tugas, dan guru - Siswa mendengarkan
langsung menegurnya, dan menegaskan - Bel pun berbunyi untuk pergantian
kembali bagi 3 orang pertama yang jam
mengumpulkan ke depan akan diberi - Guru menutup pelajaran dengan
nilai 100, Siswa langsung membaca hamdalah
mengerjakan, dan yang sudah siap - Siswa mengikutinya.
langsung kedepan, Guru memeriksa
tugas siswa, bagi yang betul langsung
diberi nilai, bagi yang belum harus
ulang kembali. Kemudian guru
menyuruh siswa untuk membuat tugas
yang dikumpulkan tadi, di papan tulis,
ada siswa yang sibuk dengan sendiri,
tidak memperhatikan pembelajaran,
guru menegaskan kembali dan
menerangkan bagi yang belum
mengerti tentang pelajaran Iman kepada
Malaikat, dan Makhluk lainnya, siswa
mendengarkan penjelasan guru, guru
menutup pelajaran dengan
mengucapkan hamdalah, siswa
mengikuti.
90

Judul : Observasi III


Hari/ Tanggal : Rabu/ 19 Januari 2022
Jam : 07.30-09.15 wib
Kelas : VII 4
Deskripsi Catatan
Datang pagi hari dan peneliti memasuki - Datang pagi hari jam 07.30
ruang kelas VII 4 bersama dengan guru - Memasuki ruangan kelas
Akidah Akhlak pada pukul 07.30. guru - Guru memasuki kelas dengan
mengucapkan salam dan menyapa mengucapkan salam
peserta didik dengan mengucapkan - Seluruh siswa menjawab salam
selamat pagi, siswa membalas salam - Guru menanyakan kabar siswa
dan sapaan dari guru. Guru - Siswa menjawab
menanyakan kabar seluruh siswa dan - Guru memeriksa kebersihan
siswa menjawab. Guru memeriksa kelas
kebersihan kelas, siswa melihat - Siswa melihat kebawah meja
kebawah meja masing-masing. Guru masing-masing
melihat bahwa ruang kelas belum - Guru menanyakan petugas piket
bersih, kemudian siswa yang piket - Petugas piket menjawab
ditanya tentang tugasnya. Ternyata - Guru memberikan hukuman
siswa tidak membersihkan ruang kelas kepada petugas piket untuk
hari ini dan siswa yang piket disuruh memungut sampah
untuk menguntip sampah yang ada - Siswa mengerjakan
diruang kelas, siswa menyiapkan kelas - Siswa menyiapkan kelas
dan membaca doa belajar. Guru - Siswa membaca doa belajar
memeriksa kehadirna para siswa, disaat - Guru memeriksa kehadiran
guru memeriksa kehadiran ada siswa
beberapa siswa yang datang terlambat - Siswa datang terlambat
dan berdiri didepan pintu. Guru - Guru menanyakan alasan
menyuruh siswa tersebut terlambat
menghadapnya kenapa siswa terlambat. - Siswa hanya diam
Siswa tidak bisa menjawab dan hanya - Guru menghukum siswa yang
91

diam saja, guru terus bertanya namun terlambat


tidak ada jawaban. Satu persatu siswa - Guru memberikan motivasi
di panggil dan ditanya kabarnya oleh kepada siswa
guru. Guru mempersiapkan kelas dan - Siswa mendengarkan
melihat kerapian siswa. Guru - Guru menanyakan materi
memberikan motivasi kepada seluruh minggu lalu
siswa. guru mempertanyakan - Menggali pemahaman siswa
pembelajaran minggu lalu kepada terkait materi minggu lalu
siswa, setiap siswa ditanya satu persatu. - Guru menanyakan materi
Siswa menjawab pertanyaan guru. Guru selanjjtnya
menanyakan pembelajaran yang akan - Guru menanyakan pemahaman
dibahas sekarang. Guru menanyakan siswa terkait materi yang akan
pemahaman siswa mengenai materi dibahas
yang akan dibahas sebelum - Guru memberikan tugas konsep
pembelajaran dimuali. Para siswa mapping kepada siswa
menyampaikan argumennya masing- - Siswa mengerjakan tugas
masing. Guru memberikan penugasan - Guru mengelilingi ruang kelas
dan siswa mengerjakan tugas yang - Guru menyuruh siswa membaca
diarahkan oleh guru. Guru berdiri dan dan memahami materi
mengelilingi kelas serta memeriksa - Guru menanya pemahama siswa
tugas siswa satu persatu. Guru kembali satu persatu
duduk ke tempat duduk. Siswa tampak - Siswa menjawab satu persatu
serius mengerjakan tugas. Setelah - Guru menjelaskan materi
beberapa menit guru kembali berdiri - Guru mencari umpan bali
dan memeriksa tugas yang dikerjakan kepada siswa
oleh siswa satu persatu, guru - Siswa menaggapi
menanyakan satu persatu apakah - Guru memberikan penguatan
tugasnya sudah siap dikerjakan. Siswa - Guru memberikan hukuman
menjawab pertanyaan guru. Guru kepada siswa yang tidur
melihat ada seorang siswa yang duduk - Guru memberikan hukuman
dibangku belakang sedang kepada siswa yang menggangu
92

membaringkan kepalanya diatas meja. - Guru mengaitkan materi dengan


Guru menghampiri siswa tersebut dan masa kini
menegurnya dan siswa tersebut - Guru menyuruh siswa
kemudian bengkit. Guru menanyakan menyimpulkan pembelajaran
apakah tugas sudah dikerjakan dan - Guru menyimpulkan
ternyata tugas siswa tersebut sudah pembelajaran
selesai, selain itu guru menanyakan - Guru memberikan tugas lanjutan
kenapa siswa tersebut mengantuk dan - Guru menutup pelajaran
jam berapa tidur tadi malam. Siswa dengann mengucapkan
menjawab pertanyaan guru. Kemudian hamdalah
guru menanyakan kepada seluruh siswa - Guru meninggalkan ruangan
apakah tugasnya sudah selesai atau dengan mengucapkan salam
belum, guru mencari umpan balik - Siswa menjawab salam
materi dengan cara memberikan
pertanyaan yang dimengerti siswa,
kemudian salah seorang siswa
menjawab pertanyaan guru, lalu guru
kembali memberikan pertanyaan dan
siswa menjwab lagi dan guru terus
menerus bertanya hingga akhirnya
siswa tidak mampu lagi untuk
menjawab. Setelah itu guru
menyampaikan sedikit materi mengenai
pembelajaran hari itu. Setelah itu guru
menanyakan kepada siswa satu persatu
mengenai pemahamannnya seputar
materi yang sedang dipelajari. Ada
siswa yang mampu menjawab
pertanyaan guru dan ada pula beberpa
siswa yang tidak mampu menjawab
bahkan sudah berulang kali ditanya.
93

Guru melempar pertanyaan kepada


siswa ynag bercerita dengan teman
sebelahnya, siswa tersebut tidak bisa
memberikan jawaban atas pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Guru
memberikan penguatan dengan cara
mengacungkan jempol pada saat siswa
mampu menjawab pertanyaan dan
menyapu kepala siswa apabila tidak
mampu menjawab pertanyaan, setelah
proses tanya jawab, guru menjelaskan
materi dan siswa mendengarkan dengan
seksama . guru mengaitkan materi
dengan keadaan yang terjadi pada saat
sekarang ini. Satu persatu siswa mulai
mengajukan pertanyaannya, guru
menjawab pertanyaan yang diberikan
siswa. disaat guru sedang menjelaskan
tampak seorang siswa ingin permisi
kekamar kecil. Guru tidak mengijinkan
kemudian siswa tersebut kembali duduk
ketempat duduknya. Tak lama setelah
itu siswa kembali mendatangi guru dan
permisi ingin kekamar kecil. Guru
menanyakan berapa menit, dan siswa
berjanji akan kembali setelah 5 menit.
Guru kembali menjelaskan kemudian
setelah 5 menit siswa tersebut kembali
masuk keruang kelas dan mengikuti
pembelajaran, kemudian guru
menyuruh siswa untuk menyimpulkan
94

pembelajaran dan beberapa orang siswa


turut menyimpulkan pembelajaran,
setelah itu guru menyimpulkan
pembelajaran dan memberikan arahan
mengenai tugas yang akan dipahami
minggu depan. Guru menutup kelas
dengan mengucapkan hamdalah, guru
mengangkat semua barangnya dan
meninggalkan ruang kelas dengan
mengucapkan salam, siswa menjawab
salam dari guru.
95

Judul : Observasi IV
Hari/ Tanggal : Rabu/ 19 Januari 2022
Jam : 13.00-14.15 wib
Kelas : VII 5
Deskripsi Catatan
Datang siang hari dan peneliti - Datang pagi hari jam 13.00
memasuki ruang kelas VII 5 bersama - Memasuki ruangan kelas
dengan guru Akidah Akhlak pada pukul - Guru memasuki kelas dengan
13.00, guru mengucapkan salam dan mengucapkan salam
menyapa peserta didik dengan - Seluruh siswa menjawab salam
mengucapkan selamat pagi, siswa - Guru menanyakan kabar siswa
membalas salam dan sapaan dari guru. - Siswa menjawab
Guru menanyakan kabar seluruh siswa - Guru memeriksa kebersihan
dan siswa menjawab. siswa kelas
menyiapkan kelas dan membaca doa - Siswa melihat kebawah meja
belajar. Guru memeriksa kehadiran para masing-masing
siswa, disaat guru memeriksa kehadiran - Guru menanyakan petugas piket
ada beberapa siswa yang datang - Petugas piket menjawab
terlambat dan berdiri didepan pintu. - Guru memberikan hukuman
Guru menyuruh siswa tersebut kepada petugas piket untuk
menghadapnya kenapa siswa terlambat. memungut sampah
Siswa tidak bisa menjawab dan hanya - Siswa mengerjakan
diam saja, guru terus bertanya namun - Siswa menyiapkan kelas
tidak ada jawaban. Satu persatu siswa - Siswa membaca doa belajar
di panggil dan ditanya guru. Guru - Guru memeriksa kehadiran
mempersiapkan kelas dan melihat siswa
kerapian siswa. Guru memberikan - Siswa datang terlambat
motivasi kepada seluruh siswa. guru - Guru menanyakan alasan
mempertanyakan pembelajaran minggu terlambat
lalu kepada siswa, setiap siswa ditanya - Siswa hanya diam
satu persatu. Siswa menjawab - Guru menghukum siswa yang
96

pertanyaan guru. Guru menanyakan terlambat


pembelajaran yang akan dibahas - Guru memberikan motivasi
sekarang. Guru menanyakan kepada siswa
pemahaman siswa mengenai materi - Siswa mendengarkan
yang akan dibahas sebelum - Guru menanyakan materi
pembelajaran dimulai. Para siswa minggu lalu
menyampaikan argumennya masing- - Menggali pemahaman siswa
masing. Guru menyuruh siswa duduk terkait materi minggu lalu
berkelompok setiap kelompok - Guru menanyakan materi
berdiskusi mengenai materi Akhlak selanjutnya
tercela kepada Allah SWT, termasuk - Guru menanyakan pemahaman
riya’ dan nifaq’, guru menyuruh siswa terkait materi yang akan
membuat 2 kelompok, siwa dibahas
melaksanakan perintah guru, Guru - Guru menyuruh siswa untuk
memberikan penugasan dan siswa duduk berkelompok sekitar 2
mengerjakan tugas yang diarahkan oleh kelompok
guru.Guru menyuruh kepada kelompok - Siswa mengerjakan perintah
1 untuk membahas tentang riya’, guru
kemudian kepada kelompok 2 untuk - Guru menyuruh kepada
bertanya, begitu juga sebaliknya. Guru kelompok 1 untuk menjelaskan
melihat dan memantau jalannya diskusi. pemahaman tentang materi riya’
Guru kembali duduk ke tempat duduk. - Kelompok 2 mendengarkan
Siswa tampak serius mengerjakan - Begitu juga selanjutnya
tugas. Guru melihat ada seorang siswa - Ada siswa yang tidak ikut serta
yang tidak ikut serta berdiskusi dengan dalam berdiskusi kelompok
kelompoknya. Guru menghampiri siswa - Guru menegurnya
tersebut dan menegurnya dan siswa - Siswa tersebut pun kembali ikut
tersebut kemudian ikut dalam diskusi. serta mengerjakan tugas
Guru mencari umpan balik materi kelompok
dengan cara memberikan pertanyaan - Guru menanya pemahaman
yang dimengerti siswa, kemudian salah siswa satu persatu mengenai
97

seorang siswa menjawab pertanyaan materi


guru, lalu guru kembali memberikan - Guru menjelaskan materi
pertanyaan dan siswa menjawab lagi - Guru mencari umpan bali
dan guru terus menerus bertanya hingga kepada siswa
akhirnya siswa tidak mampu lagi untuk - Siswa menaggapi
menjawab. Setelah itu guru - Guru memberikan penguatan
menyampaikan sedikit materi mengenai - Guru mengaitkan materi dengan
pembelajaran hari itu. Setelah itu guru masa kini
menanyakan kepada siswa satu persatu - Guru menyuruh siswa
mengenai pemahamannnya seputar menyimpulkan pembelajaran
materi yang sedang dipelajari. Ada - Guru menyimpulkan
siswa yang mampu menjawab pembelajaran
pertanyaan guru dan ada pula beberpa - Guru memberikan tugas lanjutan
siswa yang tidak mampu menjawab - Guru menutup pelajaran
bahkan sudah berulang kali ditanya. dengann mengucapkan
Guru melempar pertanyaan kepada hamdalah
siswa ynag bercerita dengan teman - Guru meninggalkan ruangan
sebelahnya, siswa tersebut tidak bisa dengan mengucapkan salam
memberikan jawaban atas pertanyaan - Siswa menjawab salam
yang diberikan oleh guru. Guru
memberikan penguatan dengan cara
mengacungkan jempol pada saat siswa
mampu menjawab pertanyaan dan
menyapu kepala siswa apabila tidak
mampu menjawab pertanyaan, setelah
proses tanya jawab, guru menjelaskan
materi dan siswa mendengarkan dengan
seksama . guru mengaitkan materi
dengan keadaan yang terjadi pada saat
sekarang ini. Satu persatu siswa mulai
mengajukan pertanyaannya, guru
98

menjawab pertanyaan yang diberikan


siswa. disaat guru sedang menjelaskan
tampak seorang siswa ingin permisi
kekamar kecil. Guru tidak mengijinkan
kemudian siswa tersebut kembali duduk
ketempat duduknya. Tak lama setelah
itu siswa kembali mendatangi guru dan
permisi ingin kekamar kecil. Guru
menanyakan berapa menit, dan siswa
berjanji akan kembali setelah 5 menit.
Guru kembali menjelaskan kemudian
setelah 5 menit siswa tersebut kembali
masuk keruang kelas dan mengikuti
pembelajaran, kemudian guru
menyuruh siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran dan beberapa orang siswa
turut menyimpulkan pembelajaran,
setelah itu guru menyimpulkan
pembelajaran dan memberikan arahan
mengenai tugas yang akan dipahami
minggu depan. Guru menutup kelas
dengan mengucapkan hamdalah, guru
mengangkat semua barangnya dan
meninggalkan ruang kelas dengan
mengucapkan salam, siswa menjawab
salam dari guru.
99

Judul : Observasi V
Hari/ Tanggal : Rabu/ 19 Januari 2022
Jam : 09.30 wib
Kelas : VII 6
Deskripsi Catatan
Datang siang hari dan peneliti - Datang siang hari jam 09.30
memasuki ruang kelas VII 6 bersama - Memasuki ruangan kelas
dengan guru Akidah Akhlak pada pukul - Guru memasuki kelas dengan
09.30, guru mengucapkan salam dan mengucapkan salam
menyapa peserta didik dengan - Seluruh siswa menjawab salam
mengucapkan selamat pagi, siswa - Guru menanyakan kabar siswa
membalas salam dan sapaan dari guru. - Siswa menjawab
Guru menanyakan kabar seluruh siswa - Guru memeriksa kebersihan
dan siswa menjawab. Guru memeriksa kelas
kebersihan kelas ternyata ruang kelas - Siswa menyiapkan kelas
sudah bersih, siswa menyiapkan kelas - Siswa membaca doa belajar
dan membaca doa belajar. Guru - Guru memeriksa kehadiran
memeriksa kehadiran para siswa, siswa
ternyata ada siswa yang tidak hadir - Siswa yang terlambat
dikarenakan sakit, Guru - Guru memberikan motivasi
mempersiapkan kelas dan melihat kepada siswa
kerapian siswa. Guru memberikan - Siswa mendengarkan
motivasi kepada seluruh siswa. guru - Guru menanyakan materi
mempertanyakan pembelajaran minggu minggu lalu
lalu kepada siswa, setiap siswa ditanya - Menggali pemahaman siswa
satu persatu. Siswa menjawab terkait materi minggu lalu
pertanyaan guru. Guru menanyakan - Guru menanyakan materi
pembelajaran yang akan dibahas selanjjtnya
sekarang. Guru menanyakan - Guru menanyakan pemahaman
pemahaman siswa mengenai materi siswa terkait materi yang akan
Akhlak tercela kepada Allah SWT, dibahas
100

yang akan dibahas sebelum - Guru memberikan tugas konsep


pembelajaran dimulai. Para siswa mapping kepada siswa
menyampaikan argumennya masing- - Siswa mengerjakan tugas
masing. Guru memberikan penugasan - Guru mengelilingi ruang kelas
dan siswa mengerjakan tugas yang - Guru menyuruh siswa membaca
diarahkan oleh guru. Guru berdiri dan dan memahami materi
mengelilingi kelas serta memeriksa - Guru menanya pemahama siswa
tugas siswa satu persatu. Guru kembali satu persatu
duduk ke tempat duduk. Siswa tampak - Siswa menjawab satu persatu
serius mengerjakan tugas. Setelah - Guru menjelaskan materi
beberapa menit guru kembali berdiri - Guru mencari umpan bali
dan memeriksa tugas yang dikerjakan kepada siswa
oleh siswa satu persatu, guru - Siswa menaggapi
menanyakan satu persatu apakah - Guru memberikan penguatan
tugasnya sudah siap dikerjakan. Siswa - Guru memberikan hukuman
menjawab pertanyaan guru. Guru kepada siswa yang tidur
melihat ada seorang siswa yang duduk - Guru memberikan hukuman
dibangku belakang sedang kepada siswa yang menggangu
membaringkan kepalanya diatas meja. - Guru mengaitkan materi dengan
Guru menghampiri siswa tersebut dan masa kini
menegurnya dan siswa tersebut - Guru menyuruh siswa
kemudian bengkit. Guru menanyakan menyimpulkan pembelajaran
apakah tugas sudah dikerjakan dan - Guru menyimpulkan
ternyata tugas siswa tersebut sudah pembelajaran
selesai, selain itu guru menanyakan - Guru memberikan tugas lanjutan
kenapa siswa tersebut mengantuk dan - Guru menutup pelajaran
jam berapa tidur tadi malam. Siswa dengann mengucapkan
menjawab pertanyaan guru. Kemudian hamdalah
guru menanyakan kepada seluruh siswa - Guru meninggalkan ruangan
apakah tugasnya sudah selesai atau dengan mengucapkan salam
belum, guru mencari umpan balik - Siswa menjawab salam
101

materi dengan cara memberikan


pertanyaan yang dimengerti siswa,
kemudian salah seorang siswa
menjawab pertanyaan guru, lalu guru
kembali memberikan pertanyaan dan
siswa menjwab lagi dan guru terus
menerus bertanya hingga akhirnya
siswa tidak mampu lagi untuk
menjawab. Setelah itu guru
menyampaikan sedikit materi mengenai
pembelajaran hari itu. Setelah itu guru
menanyakan kepada siswa satu persatu
mengenai pemahamannnya seputar
materi yang sedang dipelajari. Ada
siswa yang mampu menjawab
pertanyaan guru dan ada pula beberpa
siswa yang tidak mampu menjawab
bahkan sudah berulang kali ditanya.
Guru melempar pertanyaan kepada
siswa ynag bercerita dengan teman
sebelahnya, siswa tersebut tidak bisa
memberikan jawaban atas pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Guru
memberikan penguatan dengan cara
mengacungkan jempol pada saat siswa
mampu menjawab pertanyaan dan
menyapu kepala siswa apabila tidak
mampu menjawab pertanyaan, setelah
proses tanya jawab, guru menjelaskan
materi dan siswa mendengarkan dengan
seksama . guru mengaitkan materi
102

dengan keadaan yang terjadi pada saat


sekarang ini. Satu persatu siswa mulai
mengajukan pertanyaannya, guru
menjawab pertanyaan yang diberikan
siswa. disaat guru sedang menjelaskan
tampak seorang siswa ingin permisi
kekamar kecil. Guru tidak mengijinkan
kemudian siswa tersebut kembali duduk
ketempat duduknya. Tak lama setelah
itu siswa kembali mendatangi guru dan
permisi ingin kekamar kecil. Guru
menanyakan berapa menit, dan siswa
berjanji akan kembali setelah 5 menit.
Guru kembali menjelaskan kemudian
setelah 5 menit siswa tersebut kembali
masuk keruang kelas dan mengikuti
pembelajaran, kemudian guru
menyuruh siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran dan beberapa orang siswa
turut menyimpulkan pembelajaran,
setelah itu guru menyimpulkan
pembelajaran dan memberikan arahan
mengenai tugas yang akan dipahami
minggu depan. Guru menutup kelas
dengan mengucapkan hamdalah, guru
mengangkat semua barangnya dan
meninggalkan ruang kelas dengan
mengucapkan salam, siswa menjawab
salam dari guru.
103

Lampiran III
PEDOMAN WAWANCARA
UPAYA GURU MENGATASI KEPASIFAN SISWA KELAS VII DALAM
PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTsN DHRMASRAYA.
Pedoman wawancara untuk guru
1. Apa saja bentuk-bentuk gejala kepasifan dalam belajar?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa dalam belajar?
3. Apa upaya yang bapak/ ibuk dalam mengatasi siswa yang pasif pada
pembelajaran berlangsung?
4. Bagaimana cara bapak / ibu mengetahui kemampuan siswa dalam belajar?
5. Apakah ada bapak / ibuk menyuruh siswa membuat ringkasan dari penejalasan
materi yang diajarkan?
6. Menurut bapak / ibu lingkungan belajar seperti apa yang mampu menjadikan
siswa aktif dalam kelas?
7. Seperti apa pendekatan yang bapak / ibu guru lakukan untuk menarik siswa
dalam belajar?
8. Apakah ada ibuk ajarkan membuat mind mapping (catatan)?
9. Apakah ada ibuk membuat kelompok belajar?
10. Seperti apa reward dan panisment yang biasanya ibuk berikan?
11. Ketika siswa menyelesaikan tugasnya, apakah ada ibuk memeriksa tugas dari
siswa dan memberitahu jawaban yang benar kepada siswa?
12. Bagaimana strategi ibuk ketika meminta siswa untuk bertanya mengenai
materi yang diajarkan?
13. Ketika diskusi berkelompok, apakah ada ibu memantau siswa saat berdiskusi?
104

Pedoman wawancara untuk siswa


1. Apa penyebab ananda kurang memperhatikan guru pada saat menerangkan
pembelajaran?
2. Apakah bahasa yang digunakan guru saat menjelaskan pelajaran, mudah
dipahami, atau tidak?
3. Ketika berdiskusi kelompok, apakah ananda senang dengan teman kelompok
ananda, dan adakah ananda ikut berdiskusi kelompok?
4. Ketika ananda tidak paham dengan materi yang disampaikan guru, apakah ada
ananda bertanya? Kalau tidak apa penyebab ananda tidak bertanya?
5. Ketika guru bertanya mengenai materi, apakah ada ananda menjawab
pertanyaan dari guru?
6. Apakah ada orang tua ananda menyuruh ananda mengulang kembali
pembelajaran dirumah?
105

Lampiran VI
TRANSKIP WAWANCARA
UPAYA GURU DALAM MENGATASI KEPASIFAN SISWA KELAS VII
DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTsN
DHARMASRAYA
Informan I
Guru Akidah Akhlak
Nama : Saja Annaja.S.Pd.I
Hari / Tanggal : Rabu/ 19 Januari 2022
Jam : 08.00-10.00 wib
Pertanyaan Jawaban
1. Apa saja gejala Kepasifan Siswa Adapun gejala kepasifan siswa pada
Dalam Pembelajaran di MTsN pembelajaran bapak, pertama ketika
Dharmasraya, Menurut ibuk/ bapak memberikan feelback kepada
bapak di MTsN Dharmasraya? siswa, siswa itu diam saja, kedua ketika
berdiskusi kelompok siswa yang pasif
tidak ikut serta mengerjakan tugas
kelompoknya, dan terakhir yang
menunjukkan gejala pasif yaitu bagi
anak yang tidak mau mencatat
penjelasan dari bapak.
2. Apa faktor-faktor yang Adanya gejala siswa yang berperilaku
mempengaruhi kepasifan siswa pasif tentu akan ada penyebabknya,
dalam belajar, menurut bapak di menyangkut dengan faktor-faktor yang
MTsN Dharmasraya? mempengaruhi atau yang menyebabkan
siswa pasif dalam belajar adalah
terdapat dua faktor yaitu pertama faktor
internal, (berasal dari dalam diri siswa),
misalnya faktor yang disebabkan oleh
tingkat intelegensinya, atau kemapuan
106

berpikir dalam menangkap pelajaran,


Kurangnya minat siswa dalam belajar,
cendrung bersifat malas. Selanjutnya
faktor eksternal (berasal dari luar) yaitu
faktor dari lingkungan baik lingkungan
sekolah, keluarga, dan masyarakat.
3. Bagaimana Upaya Bapak/Ibuk Upaya yang bapak lakukan menyikapi
Mengatasi Kepasifan Siswa siswa yang pasif, pertama dengan
Dalam Belajar? memberikan perhatian khusus kepada
siswa yang pasif, misalnya dipanggil
dia kedepan, dan diberikan motivasi
arahan, ditanya apa kendala kenapa
berperilaku seperti itu, kedua
pembelajaran dibantu dengan teman
sejawatnya, ketika berdiskusi kelompok
siswa yang aktif bisa mengajarkan
siswa yang pasif. Agar siswa yang pasif
akan paham dengan dengan materi yang
diajarkan oleh guru
107

Informan II
Nama : Leni Marlina, S.Pd
Hari /Tanggal : 19 Januari 2022
Jam : 10.00 -11.00
Pertanyaan Jawaban
1. Apa saja gejala Kepasifan Siswa Gejala kepasifan siswa dalam belajar
Dalam Pembelajaran di MTsN pada mata pelajaran ibuk, pertama malu
Dharmasraya, Menurut ibuk/ dalam bertanya, atau kurang percaya
bapak di MTsN Dharmasraya? diri untuk bertanya atau menjawab
pertanyaan dari ibuk, kedua anak yang
pasif bersifat acuh tak acuh atau
mengabaikan, tidak fokus dalam
belajar, mengganggu temannya belajar,
bahkan ada yang tidur dalam kelas.
2. Menurut Ibuk / Bapak apa saja Faktor-faktor yang menyebabkan siswa
faktor – faktor yang pasif ada faktor internal dan faktor
mempengaruhi kepasifan siswa eksternal, faktor internal yaitu faktor
dalam belajar di MTsN yang berasal dari dalam diri siswa dan
Dharmasraya? faktor eksternal faktor yang berasal dari
luar lingkungan siswa
3. Bagaimana upaya bapak/ibuk Dalam menyikapi siswa yang pasif,
mengatasi kepasifan siswa pertama bagi ibuk memberikan
dalam belajar di MTsN perhatian kepada siswa yang pasif
Dharmasraya? misalnya dalam bertanya anak yang
aktif dominan bisa menjawab jadi ibuk
panggil kedepan anak yang perilaku
pasif “nak, lihat temanmu berani
menjawab pertanyaan dari ibu, kamu
juga berani menjawabnya ya! Ketika
berdiskusi dengan kelompok
108

melibatkan anak yang aktif dan ibuk


pantau diskusi dengan baik, jika siswa
terlihat bosan dalam belajar didalam
kelas ibuk mengajak belajar di luar
kelas, agar siswa tidak bosan dan jenuh
dalam belajar.
109

Informan III
Nama : Warsito, S.Pd.I
Hari/Tanggal : Rabu / 19 Januari 2022
Jam : 08.00-10.00 wib
1. Menurut Bapak/Ibuk apa saja Ketika bapak mengajukan pertanyaan
gejala kepasifan siswa pada kepada salah satu siswa, namun siswa
pembelajaran di MTsN tersebut tidak bisa menjwab pertanyaan,
Dharmasraya? hanya diam. Siswa kurang semangat
dalam belajar.
2. Menurut Bapak/Ibuk apa saja Menurut bapak ada gejala pasif siswa
faktor-faktor yang tentunya disebabkan beberapa faktor,
mempengaruhi kepasifan siswa ada dua faktor, pertama faktor internal
dalam belajar di MTsN yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
Dharmasraya? siswa itu sendiri, misalnya kurangnnya
minat dalam belajar, kurangnya
kemampuan berpikir siswa dalam
menangkap materi yang diajarkan.
Faktor eksternalnya yaitu berasal dari
lingkungan peserta didik, misalnya
strategi guru yang monoton,
menggunakan metode konvesional atau
pembelajaran terpaku kepada guru saja
3. Bagaimana upaya bapak/ibuk Menyikapi siswa yang pasif dalam
dalam mengatasi kepasifan belajar, pertama dengan menggunakan
siswa dalam belajar di MTsN metode yang menarik untuk belajar,
Dharmasraya? kedua mengajukan pertanyaan sesuai
dengan kemampuan siswa, dan
diberikan berupa reward kepada siswa
yang bertanya dan menjawab
pertanyaan dari bapak.
110

Informan IV
Nama : Ipik Sriati, S.Ag
Hari / Tanggal : Rabu / 19 Januari 2022
Jam : 09.00-10.00 wib
Pertanyaan Jawaban
1. Menurut Bapak/Ibuk apa saja Adapun gejala pasif pada siswa, sibuk
gejala kepasifan siswa dalam dengan kegiatan yang lain, tidak
belajar di MTsN Dharmasraya? mendengarkan penjelasan dari ibuk.
Atau acuh tak acuh ketika proses
pembelajaran.
2. Menurut Bapak/ Ibuk apa saja Faktor-faktor yang menyebabkan siswa
Faktor-faktor yang pasif dalam belajar ada dua pertama
mempengaruhi kepasifan siswa faktor internal dan kedua eksternal.
dalam belajar di MTsN Adapu faktor yang berasal dari dalam
Dharmasraya? diri siswa yaitu disebabkan oleh
intelegensinya, atau kemampuan
berpikir siswa yang mana kemampuan
berpikir siswa dalam menangkap
pembelajaran pasti berbeda-beda ada
yang cepat tangkapnya ada yang
lambat, dan sedang. Sedangkan faktor
yang berasal dari luar baik itu
dilingkungan sekolah, teman
bermainnya, keluarga dan lingkungan
masyarakat.
3. Bagaimana upaya yang Dalam menyikapi siswa yang yang
dilakukan bapak/ibuk mengatasi pasif pertama ibuk akan memberikan
kepasifan siswa dalam belajar di strategi mengajar yang menarik
MTsN Dharmasraya? misalnya dengan menggunakan kartu
yang berisi pertanyaan-pertanyaan, lalu
111

dijawab oleh siswa yang mendapatkan


kartu tersebut. Kalau siswa bosan
belajar dalam kelas, ibuk aja belajar
diluar kelas agar siswa tidak merasa
bosan. Jika siswa bisa menjawab
pertanyaan dari ibuk, ibuk beri berupa
hadiah untuk membangkitkan semangat
belajar.
112

HASIL WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK DI MTsN


DHARMASRAYA
Nama : Reski
Kelas : VII 3
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, pertama
menerangkan pelajaran? karena mengobrol dengan teman
sebangku, cara guru mengajar
membosankan, soalnya guru
mengajarkan hanya disuruh
mencatat dari minggu ke minggu
jadi bosan dalam belajar.
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami, tapi kadang guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat jadi
mudah dipahami? kurang mengerti dari penjelasan
3 Ketika diskusi kelompok, Senang kalau sekelompok dengan
seberapakah senang ananda teman yang pandai, jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengajarkan bagi yang tidak
Dan apakah ada ikut serta dalam pandai, ada!
mengerjakan tugas kelompok
4 Ketika ananda tidak paham Tidak, kenapa karena takut
dengan materi yang disampaikan pertanyaan yang diajukan salah
guru, apakah ada ananda
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Kadang ada saya menjawab kadang
materi yang diajarkan apakah ada tidak. Tergantung pertanyaan dari
ananda untuk menjawab guru sulit atau tidak!
pertanyaan?
113

6 Apakah ada orang tua ananda Ada, tapi kadang saya tidak mau
menyuruh mengulang kembali mengulang kembali pelajaran
pelajaran dirumah? dirumah

Nama : Zaki
Kelas : VII 3
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak karena ketika guru
materi yang diajarkan apakah ada menjelaskan saya merasa sudah
114

ananda untuk menjawab paham dengan penjelasan guru, tapi


pertanyaan? ketika guru bertanya lagu dengan
materi yang diajarkan saya sudah
kurang paham.
6 Apakah ada orang tua ananda Ada, tapi kadang saya tidak
menyuruh mengulang kembali mengulang kembali pelajaran
pelajaran dirumah? dirumah

Nama : Farhan
Kelas : VII 3
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
115

bertanya? Kalau tidak apa


penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak karena ketika guru
materi yang diajarkan apakah ada menjelaskan saya merasa sudah
ananda untuk menjawab paham dengan penjelasan guru, tapi
pertanyaan? ketika guru bertanya lagu dengan
materi yang diajarkan saya sudah
kurang paham.
6 Apakah ada orang tua ananda Ada, tapi kadang saya tidak
menyuruh mengulang kembali mengulang kembali pelajaran
pelajaran dirumah? dirumah

Nama : Ridwan
Kelas : VII 4
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru karena
menerangkan pelajaran? gurunya kurang menyenangkan
dalam menerangkan, tidak asik,
tidak memakai media jadi bosan
dalam belajar.
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami, cara menjelaskan
guru saat menjelaskan pelajaran guru pelan dan mudah dimengerti
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
116

jawaban saya yang maju kedepan.


4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Ada kalau pertanyaan mudah, tapi
materi yang diajarkan apakah ada kalau pertanyaannya sulit. Tidak
ananda untuk menjawab ada menjawab
pertanyaan?
6 Apakah ada orang tua ananda Ada
menyuruh mengulang kembali
pelajaran dirumah?

Nama : Farid
Kelas : VII 4
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Tidak senang kalau mendapatkan
seberapakah senang ananda teman kelompok yang pandai
dengan teman kelompok ananda? namun, dia tidak mau di ajak
Dan apakah ada ananda ikut serta bekerja sama.
117

mengerjakan tugas kelompok?


4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak karena ketika guru
materi yang diajarkan apakah ada menjelaskan saya merasa sudah
ananda untuk menjawab paham dengan penjelasan guru, tapi
pertanyaan? ketika guru bertanya lagu dengan
materi yang diajarkan saya sudah
kurang paham.
6 Apakah ada orang tua ananda Ada, tapi kadang saya tidak
menyuruh mengulang kembali mengulang kembali pelajaran
pelajaran dirumah? dirumah

Nama : Nisa
Kelas : VII 4
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Tidak ada, saya selalu
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru menerangkan
menerangkan pelajaran? pembelajaran.
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami
guru saat menjelaskan pelajaran
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
118

Teman yang pandai mencari


jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Ada
dengan materi yang disampaikan
guru, apakah ada ananda
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Ada menjawab namun, mencoba
materi yang diajarkan apakah ada untuk menjawab pertanyaan dari
ananda untuk menjawab guru sudah ada siswa yang
pertanyaan? menunjuk duluan, jadi tidak jadi
menjawab pertanyaan dari guru
6 Apakah ada orang tua ananda Ada
menyuruh mengulang kembali
pelajaran dirumah?

Nama : Rani
Kelas : VII 5
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru mungkin
menerangkan pelajaran? karena diajak mengobrol dengan
teman jadi tidak focus
mendengarkan penjelasan dari guru
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami
guru saat menjelaskan pelajaran
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang karena dengan teman
seberapakah senang ananda sekelompok yang pandai bisa
dengan teman kelompok ananda? berbagi ilmu pengetahuan
119

Dan apakah ada ananda ikut serta


mengerjakan tugas kelompok?
4 Ketika ananda tidak paham Ada
dengan materi yang disampaikan
guru, apakah ada ananda
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak karena ketika guru
materi yang diajarkan apakah ada menjelaskan saya merasa sudah
ananda untuk menjawab paham dengan penjelasan guru, tapi
pertanyaan? ketika guru bertanya lagu dengan
materi yang diajarkan saya sudah
kurang paham.
6 Apakah ada orang tua ananda Ada, da nada juga saya mengulang
menyuruh mengulang kembali kembali pelajaran
pelajaran dirumah?
120

Nama : Fajri
Kelas : VII 5
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami karena guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan campur bahasanya
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak karena ketika guru
materi yang diajarkan apakah ada menjelaskan saya merasa sudah
ananda untuk menjawab paham dengan penjelasan guru, tapi
pertanyaan? ketika guru bertanya lagu dengan
materi yang diajarkan saya sudah
kurang paham.
121

6 Apakah ada orang tua ananda Ada, tapi kadang saya tidak
menyuruh mengulang kembali mengulang kembali pelajaran
pelajaran dirumah? dirumah

Nama : Adit
Kelas : VII 5
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Tidak ada karena tidak tahu apa
dengan materi yang disampaikan yang mau ditanyakan
guru, apakah ada ananda
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak ada
materi yang diajarkan apakah ada
122

ananda untuk menjawab


pertanyaan?
6 Apakah ada orang tua ananda Ada, tapi kadang saya tidak
menyuruh mengulang kembali mengulang kembali pelajaran
pelajaran dirumah? dirumah

Nama : Sari
Kelas : VII 6
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami
guru saat menjelaskan pelajaran
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
123

5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak karena ketika guru


materi yang diajarkan apakah ada menjelaskan saya merasa sudah
ananda untuk menjawab paham dengan penjelasan guru, tapi
pertanyaan? ketika guru bertanya lagu dengan
materi yang diajarkan saya sudah
kurang paham.
6 Apakah ada orang tua ananda Ada
menyuruh mengulang kembali
pelajaran dirumah?

Nama : Reza
Kelas : VII 6
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
124

dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan


guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak karena ketika guru
materi yang diajarkan apakah ada menjelaskan saya merasa sudah
ananda untuk menjawab paham dengan penjelasan guru, tapi
pertanyaan? ketika guru bertanya lagu dengan
materi yang diajarkan saya sudah
kurang paham.
6 Apakah ada orang tua ananda Ada, tapi kadang saya tidak
menyuruh mengulang kembali mengulang kembali pelajaran
pelajaran dirumah? dirumah

Nama : Rahma
Kelas : VII 6
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru karena
menerangkan pelajaran? gurunya mengajarnya tidak
melibatkan siswa hanya terfokus
kepada guru saja, jadi pembelajaran
jadi bosan.
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami
guru saat menjelaskan pelajaran
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
125

mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.


Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Tidak karena tidak tahu apa yang
dengan materi yang disampaikan ditanyakan dan takut salah jika
guru, apakah ada ananda bertanya
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Ada
materi yang diajarkan apakah ada
ananda untuk menjawab
pertanyaan?
6 Apakah ada orang tua ananda Ada kadang saya ada mengulang
menyuruh mengulang kembali kembali pelajaran dirumah
pelajaran dirumah?
126

Wawancara Dengan Guru Akidah Akhlak


127

Anda mungkin juga menyukai