SKRIPSI
Oleh:
MUTIARA ISRA HAYATI
17301010186
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dengan rahmat
dan hidayah-Nya itu penulis telah dapat membuat proposal Skripsi yang berjudul
“Upaya Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya”.
Sholawat serta salam penulis mohonkan kepada ALLAH SWT, agar selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah meninggalkan dua pedoman
hidup untuk kebahagian manusia di dunia dan akhirat terutama untuk umat yang
mau tunduk dan patuh pada ajaran Nya yang bersumberkan kepada Al-Qur’an
dan Hadits.
Skripsi ini ditulis untuk syarat penyelesaian studi agar memperoleh gelar
sarjana (S,Pd) bagi mahasiswa S-I Jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN
Batusangkar. Penyusunann skripsi ini dapat terselesaikan meskipun jauh dari
kata kesempurnaan. Namun hal itu dapat diselesaikan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak.
Ucapan terimakasih penulis ucapan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik berupa do’a, motivasi,
arahan, petunjuk, dorongan dan semangat kepada penulis. Sehubung dengan itu
penulis ucapkan terimakasi kepada:
1. Bapak Dr. Marjoni Imamora, M.Sc selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Batusangkar, yang telah memfasilitasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Adripen, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, dan selaku
dosen pembimbing penulis yang selalu dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan
motivasi, arahan, dan bimbingan untuk membantu penyusunan skripsi ini.
3. Ibunda Dr. Gustina,M.Pd selaku penguji I skripsi ananda serta memberikan
arahan, motivasi untuk membantu penyusunan skripsi ini.
ii
4. Ibunda Yanti Elvita, S.Ag. M.Pd selaku penguji II anada yang telah
memberikan masukan, motivasi, serta saran untuk penyusunan skripsi ini.
5. Ibunda Susi Herawati, S.Ag, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
6. Bapak dan Ibu dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang
telah memberi ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
7. Kepala Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Batusangkar yang telah
membantu memberikan pinjaman buku yang dibutuhkan dalam penyelesaian
skripsi ini.
8. Ibunda Febrita, S.Pd.M.Pd.I selaku Kepala Sekolah MTsN Dharmasraya
Nagari Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya yang telah memberikan izin
penulis untuk melakukan penelitian disana.
9. Ayahanda tercinta Yulianto, Ibunda tersayang Gusmawati, serta seluruh
keluarga besar yang penulis cinta dan sayangi, yang telah memberikan
dorongan, motivasi, dan arahan terbesar demi kesuksesan penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Muhammad Reski, Viola Mayang Kari,
Rahmadani Edn, , Larasati, Abdul Hadi, Efrisal Putra, Ardikurniawan, Dicky
Wahyuda, Andes Filben, Rini Anriani, Nurul Husna, Sari Derita, Mutiarani,
Rada Anggraini, Resni Permata Sari, Zeni Fadhila. Seluruh orang yang telah
mendo’akan, memotivasi, dan membantu. Terimakasih untuk seluruh do’anya,
bantuannya dan motivasinya
11. Teman seperjuangan terkhusus PAI C angkatan 17 yang telah bersama
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membentu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Batusangkar, Januari 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN TIM PENGUJI
BIODATA PENULIS
PERSEMBAHAN
ABSTRAK………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 8
C. Sub Fokus .................................................................................................... 8
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
G. Defenisi Istilah ............................................................................................ 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kepasifan Dalam Belajar............................................................................. 11
1. Pengertian kepasifan dalam belajar ........................................................ 11
2. Bentuk-bentuk kepasifan dalam belajar.................................................. 13
3. Karakteristik kepasifan dalam belajar .................................................... 17
4. Gejala-gejala kepasifan dalam belajar .................................................... 20
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan belajar ............................ 22
6. Upaya guru dalam mengatasi kepasifan belajar ..................................... 24
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................. 28
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 31
B. Latar dan Waktu Penelitian ......................................................................... 31
C. Instrumen Penelitian .................................................................................... 32
D. Informan Penelitian ..................................................................................... 32
iv
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 33
G. Teknik Menguji Keabsahan Data ................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ............................................................................................ 36
B. Temuan Khusus ........................................................................................... 60
C. Pembahasan ................................................................................................. 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 78
B. Saran ............................................................................................................ 80
DAFTAR KEPUSTAKAAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 01 = Waktu Penelitian
Tabel 02 = Sasaran Program MTsN Dharmasraya
Tabel 03 = Data Siswa
Tabel 04 = Daftar Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah
Tabel 05 = Kualifikasi Guru
Tabel 06 = Kompetensi Guru
Tabel 07 = Prestasi Guru
Tabel 08 = Daftar tenaga Pendidik MTsN Dharmasraya
Tabel 09 = Daftar tenaga Kependidikan MTsN Dharmasraya
Tabel 10 = Data Ruang Belajar
Tabel 11 = Data Ruang Kantor
Tabel 12 = Data Ruang Penunjang
Tabel 13 = Data Lapangan Olahraga dan Upacara
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 = Pedoman observasi
Lampiran 2 = Pedoman wawancara dengan guru
Lampiran 3 = Hasil wawancara dengan guru
Lampiran 4 = Foto dokumentasi dengan guru
Lampiran 5 = Surat izin penelitian dari LPPM
Lampiran 6 = Surat izin penelitian dari PTSP Kementrian Agama Kabupaten
Dharmasraya
Lampiran 7 = Surat balasan penelitian dari sekolah MTsN Dharmasraya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan mencakup lembaga-lembaga pendidikan salah
satunya sekolah, di sekolah terdapatnya pendidikan, yang dimaksud dengan
lembaga pendidikan formal. Sekolah merupakan tempat pendidikan yang
terdapatnya mentransfer ilmu dan tempat berlangsungnya proses pembelajaran,
yang dilakukan oleh guru. Dimana guru tidak hanya mengajar saja, tetapi guru
juga membimbing peserta didik menemukan jati dirinya dan memiliki potensi
untuk dikembangkan, sehingga menjadi manusia yang beriman, berakhlak
mulia, cerdas, berpengetahuan, dan berketampilan kedalam dunia kerja. Begitu
banyak fungsinya pendidikan, dimana untuk menjadi orang yang cerdas dan
tidak dianggap bodoh, sehingga orang tidak menilai rendah dan menjajah.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 3 berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Idri dunia pendidikan sangat erat dengan kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan ini sesungguhnya penekannya pada “belajar” sementara
mengajar lebih sebagai upaya pencapaian keberhasilan belajar daripada
kegiatan mengajar itu sendiri. Sebab, hasil yang dituju serta dimaksud oleh
kegiatan belajar mengajar adalah sebagaimana peserta didik dapat menyerap
ilmu dan nilai-nilai yang diajarkan dan bukannya bagaimana pengajar bisa
mengajar, meskipun keduanya berkaitan erat dan saling mendukung dalam
keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain, sepandai apa
pun tenaga pengajar menyampaikan ilmunya, jika peserta didik tidak dapat
1
2
mengerti dan menyerap ilmu yang diajarkan, maka proses mengajar itu
dinyatakan tidak berhasil. (Idri, 2010: 26)
Pada pembelajaran berlangsung dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah guru. Guru sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran karena guru tidak hanya mengajar saja, tetapi guru juga sebagai
pendidik dan motivator terhadap peserta didik. Orang yang disebut guru adalah
orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran, serta
mampu menata dan mengelola kelas dengan baik, jika guru bisa mengelola
kelas dengan baik siswa dapat belajar dengan semestinya, semestinya disini
siswa merasa nyaman dikelas yang diajarkan oleh guru kalau gurunya mampu
mengelola kelas. (Jamil, 2013: 23)
Guru berperan besar untuk mencapai suatu keberhasilan dalam kegiatan
belajar mengajar disekolah. Ia juga memiliki peran untuk membantu
mengembangkan potensi siswa dalam mencapai tujuan kehidupan secara
optimal. Semua potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang
secara optimal jika guru tidak membantunya. Maka guru sangat berperan pada
setiap siswa. (Nasution, 2017: 23)
Pada proses pembelajaran jika dikatakan berhasil guru dituntun untuk
bertanggung jawab dalam membimbing, mendorong serta memfasilitasi
kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Guru
mempunyai tugas dalam melihat segala hal yang terjadi diruang kelas dalam
membantu perkembangan siswanya. Sehingga jika guru mampu membuat
suasana kelas menjadi hangat dan kondusif maka pembelajaran akan terasa
nyaman.
Dalam dunia pendidikan banyaknya masalah, salah satunya pada proses
pembelajaran. Dimana peserta didik yang kurang dalam mengembangkan
kemampuan berpikir, oleh sebab itu guru berperan aktif untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya. Salah satunya dalam kegiatan belajar adalah untuk
berubah, berubah untuk menjadi lebih baik. Dari yang tidak bisa menjadi bisa,
dari yang malas menjadi rajin, dan dari yang bodoh menjadi pandai. Maka dari
3
itu, perubahan didasari dengan adanya usaha dan kemauan dari hati. (Wina,
2011: 2)
Perubahan didasari oleh kemauan dan hati peserta didik itu sendiri. Guru
hanya bertugas membantu dan mengarahkan kearah yang lebih baik, agar
siswa menjadi pribadi yang mulia. Dan siswa mampu mengembangkan potensi
dirinya sesuai dengan apa yang diminatinya.
Dalam pembelajaran berlangsung dituntun siswa menjadi aktif pada saat
mengikuti proses belajar mengajar, keaktifan belajar merupakan tindakan atau
aspek-aspek yang dilakukan oleh siswa yang berkaitan dengan pengaruh siswa
dalam pembelajaran di kelas. Menurut Mc Keachie dalam (Mujiono, 2013: 45)
keaktifan merupakan manusia belajar yang selalu ingin tahu. Keaktifan belajar
ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional
dan fisik jika dibutuhkan. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu
akan dapat berkembang kearah yang positif bilamana lingkungannya
memberikan ruang yang baik untuk meningkatkan keaktifan dalam belajar.
Jadi dapat dikatakan, keaktifan dalam belajar bagi siswa sangat penting, karena
disekolah sudah menerapkan siswa yang aktif, aktif dalam segi mencari tahu
persoalan, aktif bertanya, dan aktif pada kegiatan di setiap sekolah, disamping
siswa yang aktif ada bimbingan dari guru, guru berperan sebagai motivator
kepada peserta didik dan guru bertugas mengarahkan, membina, membimbing
supaya peserta didik aktif dalam belajar, salah satunya cara guru yaitu
menguasai strategi pembelajran (Mujiono, 2013: 45)
Menurut Sriyono dalam Sari (2014: 17), yang dimaksud dengan
keaktifan adalah bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan
agar-agar muridnya aktif jasmani maupun rohaninnya. Keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
mereka dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. (Sari, 2014: 17)
Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Jadi penting peserta
didik untuk aktif mengikuti dalam pembelajaran. tidak hanya melihat keaktifan
siswa saja, namun pada penilaian pembelajaran melihat sejauh mana
4
kemampuan siswa dalam berpikir dalam memahami materi yang diajarkan oleh
guru.
Pada saat pembelajaran berlangsung tidak semua peserta didik aktif
dalam belajar, ada yang mengalami kepasifan di dalam belajar. Hal ini
mengatakan perilaku pasif merupakan perilaku yang tidak menyatukan
perasaan, gagasan dan kebutuhannya dengan tepat serta mengabaikan hak-
haknya sendiri. Perilaku pasif biasanya bersifat emosional. Individu yang
berperilaku pasif sering berakhir dengan perasaan cemas, kecewa terhadap diri
sendiri, bahkan kemungkinan akan berakhir dengan kemarahan dan perasaan
tersinggung. Seseorang dengan keadaan seperti ini sangat sulit untuk bisa
menerima kenyataan yang ada pada dirinya, banyak hal yang membuat
individu menjadi berperilaku pasif yakni karena ia tidak mendapat kebahagiaan
di rumah maupun di sekolah. (Mulyadi, 2010: 114)
Perilaku pasif juga berkaitan dengan perilaku agresif seseorang, karena
keduanya saling berkaitan, dimana pasif-agresif adalah perilaku pengungkapan
perasaan kecewa atau marah secara tersirat dan bukannya disampaikan secara
terbuka. Orang dengan perilaku ini tidak beran untuk mengekspressikan emosi-
emosi negatifnya serta memiliki ketidaksesuaian antara ucapan dengan tingkah
laku. Banyak sekali peserta didik yang memiliki perilaku pasif dan
menunjukkan kepada perilaku agresifnya, misalnya perilaku siswa yang mau
menang sendiri, tidak bisa menghargai teman, dan mencari kesalahan dari
temannya.
Perilaku pasif pasti tentunya ada faktor penyebab kenapa perilaku pasif
ada pada diri peserta didik diantaranya faktor penyebab perilaku pasif menurut
Darwono (2014) ada lima hal yang menyebabkan siswa pasif yaitu: malu atau
minder, siswa menjadi penakut, siswa tidak mengerti, siswa patuh, dan
mentalitas meremehkan. (Darwono, 2014:) Jika siswa pasif dalam belajar
berdampak kepada dirinya, yang mana timbul perasaan cemas, canggung, takut
mengungkapkan sesuatu, bahkan akan menimbulkan memberontak di hatinya.
Jika disekolah menerapkan siswa belajar aktif, bagi peserta didik yang
perilakunya pasif tentunya merasa kurang percaya diri, dan menyalahkan diri
5
sendiri melihat temannya yang aktif. Perilaku pasif juga berdampak kepada
penilaian di akhir pembelajaran, yang mana siswa yang pasif pasti nilainya
menurun dibandingkan dengan siswa yang aktif.
Menurut Wibowo (2012) yang menjelaskan bahwa faktor yang
menyebabkan siswa pasif dalam belajar ada dua faktor: faktor dari dalam diri
sendiri (internal) dan faktor dari luar diri sendiri (eksternal). Pertama faktor
dari dalam diri peserta didik (internal) yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik, faktor ini disebabkan karena kurangnya kemampuan peserta
didik dalam memahami materi yang diajarkan, kurangnya minat belajar
terhadap materi yang diajarkan, atau kurang mengerti tentang materi pelajaran,
dan peserta didik yang kurang percaya diri dalam belajar. Kedua faktor dari
luar (eksternal) yaitu faktor yang disebabkan karena adanya masalah di
lingkungan sekolah, keluarga, teman, dan lain sebagainya. Misalnya di
lingkungan sekolah disebabkan oleh faktor dari guru yang menggunakan
metode konvensional, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran, kurangnya
guru dalam menguasai kelas untuk belajar sehingga suasan kelas tidak nyaman
untuk belajar, lingkungan keluarga misalnya kurangnya pantauan orang tua
kepada siswa untuk belajar, siswa banyak yang bermain sehabis dari pulang
sekolah. Sedangkan faktor yang disebabkan oleh teman bermain atau teman
sejawat, jadi salah satu satu faktor dari luar diri peserta didik disebabkan oleh
teman, baik teman dekatnya, teman bermain, teman di sekolah ataupun teman
lingkungan masyarakat, karena teman akan membawa pengaruh terhadap
perilaku peserta didik.
Salah satu gangguan belajar adalah kepasifan belajar. Kepasifan belajar
kondisi dimana peserta didik yang tidak bisa belajar, yang menunjukkan
gejala-gejala pasif dalam belajar. Kepasifan siswa dalam belajar dapat
menghinggapi semua siswa, dimana perilaku pasif adalah perilaku yang mana
menunjukkan gejala gejala yang tidak senang dalam belajar.
Kepasifan dalam belajar bisa terjadi pada semua peserta didik baik
peserta didik yang bermasalah maupun normal, baik laki-laki ataupun
perempuan. Sehingga guru harus mampu mengatasi kepasifan dalam belajar
6
yang dialami oleh peserta didik. Hal ini terjadi di MTsN Dharmasraya dimana
peserta didik menunjukkan gejala pasif di kelas VII, kenapa di kelas VII karena
perubahan perilaku dari anak-anak menjadi remaja rentan sekolah sangat sulit
bagi peserta didik untuk itu guru harus berupaya mengatasi kepasifan siswa
dalam belajar. Pada dasarnya yang peneliti temui dipilah datanya yaitu
menggunakan reduksi data yang diambil guru mata pelajaran akidah akhlak.
Yang mana peserta didik mengalami kepasifan dalam mata pelajaran akidah
akhlak. Meskipun bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan kepasifan
siswa dalam belajar, tetapi secara substansinya mata pelajaran akidah akhlak
memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mengamalkan nilai-nilai keyakinan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam
kehidupan sehari-hari. Akidah akhlak merupakan salah satunya mata pelajaran
yang diajarkan sejak kelas VII ini, tema pada setiap kelas itu pun sama. Pada
setiap kelas materi selalu disampaikan meskipun isi materi setiap kelas
berbeda. Meskipun demikian, pada kenyataannya masih ada peserta didik yang
berperilaku pasif dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti di MTsN
Dharmasraya, peneliti amati banyak sekali perilaku kepasifan dalam belajar
pada diri peserta didik, yang mana pada saat pembelajaran berlangsung banyak
peserta didik yang hanya diam saja, ketika guru bertanya mengenai materi yang
diajarkan, kemudian peserta didik tidak merespon dan bahkan tidak menjawab
pertanyaan dari guru, ketika guru meminta peserta didik untuk bertanya,
peserta didik hanya diam saja, tidak mau untuk bertanya, ketika berdiskusi
kelompok hanya beberapa peserta didik yang mengikuti diskusi dengan
kelompoknya sebagian ada yang asik dengan sendirinya. Ada juga peserta
didik yang mengganggu temannya dengan mengajak berbicara pada saat
diskusi berlangsung sehingga temannya tidak fokus untuk belajar.
Berdasarkan latar belakang menurut pengamatan peneliti terdapat
kesenjangan ditempat peneliti melakukan penelitian dengan semua kelas VII
yang mana peserta didiknya terdapat memiliki perilaku kepasifan dalam
belajar.
7
Jika hal itu dibiarkan, maka sasaran dalam pembelajaran yang akan
dicapai terhambat. Karena dibiarkan oleh guru, membuat keadaan kelas
menjadi sunyi, dan waktu pembelajaran pun akan terbuang sia-sia. Pada
pembelajaran kurikulum 2013 yang dituntun siswa untuk aktif dan
mengembangkan potensinya, guru hanya bisa memberi dorongan untuk siswa
untuk bertanya dan mengeksplorasikan pengetahuan yang harus mereka
dapatkan dengan sendri atau menemukan sendiri, tetapi tidak dilapangan
semuanya dari guru, kadang guru hanya menjelaskan materi saja, tidak
menuntun siswa untuk aktif. Maka sebab itu siswa menjadi pasif dalam belajar.
Beberapa kepasifan yang terjadi pada siswa disekolah tersebut
diantaranya: Siswa kurang percaya diri pada pembelajaran, para siswa asik
sendiri disaat guru menerangkan pembelajaran, terdapat siswa yang sedang
tidur di kelas pada saat pembelajaran berlangsung, siswa tidak mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan padanya, kepasifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan disaat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung,
dan terdapatnya siswa yang malu menyampaikan gagasan idenya ketika
ditanya oleh guru, serta ada juga siswa yang mengganggu temannya pada
kegiatan belajar mengajar. (Usman, 2010: 10)
Jadi, komponen yang penting dalam berhasilnya proses pembelajaran
adalah guru harus mengetahui dan menguasai, salah satunya mencakup strategi
pembelajaran. Guru harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran agar
pembelajarannya dapat dikatakan berhasil. Sehingga, peserta didik juga ikut
serta aktif dalam pembelajaran tersebut. Jadi jika dikatakan berhasilnya sebuah
tujuan dari pembelajaran maka ada guru yang bisa memenej kelas sebaik
mungkin, dalam sebuah pembelajaran.
Dari permasalahan yang peneliti jabarkan diatas, perlunya ada perubahan
dapat dilakukan oleh guru diantaranya dengan cara mengubah pola mengajar
guru klasik dengan pola mengajar kekinian berdasarkan perkembangan zaman
yang ada. Mulailah mengubah metode ceramah menjadi pembelajaran berbasis
active learning (pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa), dengan guru
8
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian di MTsN Dharmasraya ini adalah untuk
mengetahui dan menjelaskan :
1. Untuk mengetahui Gejala Pasif Siswa kelas VII Dalam Pembelajaran
Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya
2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Kepasifan Siswa
Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya.
3. Untuk mengetahui upaya Guru Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII
Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN Dharmasraya.
F. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian
Dengan adanya tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat penelitian secara teoritis maupun secara praktis. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1) Menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang “Upaya Guru
Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran
Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya.
2) Penelitian ini berguna untuk mempraktekkan dan mengembangkan
ilmu pendidikan Islam yang telah peneliti dapatkan selama bangku
perkuliahan.
b. Manfaat praktik
Adapun manfaat secara praktik yang terdapat pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Bagi MTsN Dharmasraya
Memberikan manfaat untuk mendorong pihak sekolah MTsN
Dharmasraya agar lebih memperhatikan proses kegiatan dalam
pembelajaran
2) Bagi Peneliti
Secara praktik manfaat bagi peneliti yaitu dapat memberikan
pemahaman dan gambaran baru tentang bagaimana upaya guru dalam
10
11
12
ini disebabkan oleh lemahnya daya berpikir siswa yang disebabkan oleh
insiden atau faktor bawaaan siswa mengakibatkan siswa sulit untuk
berkonsentrasi dalam menjawab materi pelajaran. Selain itu, masalah
tersebut juga berhubungan dengan kurangnya kemapuan siswa dalam
menggali kembali pesan-pesan yang telah disampaikan oleh guru.
5) Terdapat siswa yang mengganggu temannya diruang kelas. Hal ini
disebabkan pada saat guru menjelaskan materi yang diajarkan, ada siswa
yang mengganggu temannya dalam konsentarsi mendengarkan
penjelasan guru dengan cara mengajak berbicara dalam kelas.
6) Terdapat siswa yang sering permisi ke kamar kecil namun tidak kembali
ke ruang kelas. Kedua hal tersebut terjadi karena kurangnya minat serta
motivasi siswa mengikuti pembelajaran sehingga berakibat pada
kepasifan siswa dalam pembelajaran.
7) Terdapat siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru selalunya
terjadi akibat kurangnya kebiasaan siswa untuk membuka buku
pembelajaran dirumah seta kurangnya pengawasan orang tua terkait
pendidikan siswa.
Kepasifan dalam belajar sama dengan kesulitan dalam nelajar kenapa
hal demikian, karena jika peserta didik mengalami kesulitan belajar salah
satu penyebabnya peserta didik berperilaku pasif. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan menimbulkan gejala dalam sulitnya belajar.
Kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United States
Office of Education pada tahun 1977 mengemukakan bentuk kesulitan
adalah sebagai berikut:
a. Kesulitan mendengarkan
b. Kesulitan belajar berpikir
c. Kesulitan membaca
d. Kesulitan menulis
e. Kesulitan mengeja
f. Kesulitan berhitung
15
yang diajarkan sebagian peserta didik ada yang merespon dan menjawab
pertanyan dan kebanyakan hanya diam.
3) Acuh tak acuh dan mengabaikan dalam persoalan
Acuh tak acuh serta mengabaikan maksudnya, ketika guru
menjelaskan pelajaran adanya yang namanya meresepon dalam setiap
apa yang dikatakn oleh guru, tetapi peserta didik tidak mengabaikan
tanggapan dari guru tersebut, dan ketika guru bertanya mengenai materi
yang diajarkan peserta didik tidak ada yang merespon dari pertanyaan
guru hanya berperilaku diam.
4) Sering merasa cemas, mudah gugup ketika menghadapi orang. Rasa
cemas yang berlebihan akan membuat siswa merasa tertekan dan sukar
untuk mengungkapkan apa yang dirasakan karena takut atau malu jika
ingin mengutarakan hal tersebut. Ditambah lagi perasaan gugup jika
bertemu dengan seseorang atau kurang percaya diri, akan semakin
membuat ia menjadi pendiam dan kurang berinteraksi dengan teman-
temannya.
5) Cenderung pemalu, tidak mudah bergaul, dan suka menyendiri.
Siswa yang seperti ini mudah tersinggung perasaannya. Ia perlu
diperhatikan seperti siswa yang lainnya agar tidak merasa rendah diri
dalam bergaul.
6) Kecewa pada diri sendiri
Kecewa dimana perasaan yang putus asa terhadap diri sendiri
dimana kecewanya ketika diskusi berkelompok peserta didik ada yang
aktif da nada yang pasif jadi guru cendrung menunjuk siswa yang aktif
untuk menampilkan hasil diskusi kelompoknya, jadi siswa yang pasid
merasa kecewa kepada diri nya, dan menjadikan motivasi terhadap
dirinya sama seperti siswa yang aktif.
Perilaku pasif juga berkaitan dengan perilaku agresif seseorang,
karena keduanya saling berkaitan, dimana pasif dan agresif adalah perilaku
pengungkapan perasaan kecewa atau marah pada diri peserta didik yang
19
pendukung bagi peneliti dalam penentuan siswa pasif sebagai subjek dalam
penelitian ini.
4. Gejala-gejala kepasifan dalam belajar
Mengenai tentang gejala pasif siswa dalam belajar terdapat beberapa
hal yang akan dibahas yaitu: konsep tentang belajar, konsep tentang
pembelajaran dan upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi siswa yang
menunjukkan gejala pasif dalam belajar yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Konsep tentang belajar
Belajar merupakan suatu syarat mutlak untuk menjadi pandai pada
semua bidang, bukan hanya ilmu pengetahuan tetapi juga bidang
keterampilan maupun kecakapan. Adapun beberapa definisi belajar
menurut para ahli: belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan berbagai definisi mengenai konsep belajar yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli, yang kemudian kesemuanya
menyepakati bahwasanya belajar itu memiliki tujuan dalam mengadakan
perubahan. Jelasnya belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan yang bertujun untuk mengadakan perubahan didalam diri
seseorang, mencaku perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Dari uraian tersebut cukup
jelas bahwa belajar adalah salah satu kegiatan, usaha manusia yang
sangat penting dan harus dilakukan sepanjang hayat, karena melalui
usaha belajarlah kita dapat melakukan perubahan. (Mardianto, 2016: 45-
46)
Kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga
dirumah, di masyarakat, di tempat rekreasi bahkan di mana saja bisa
terjadi perbuatan belajar. Belajar juga terjadi setiap saat, tidak hanya
berlangsung pada jam-jam pembelajaran. kecuali pada saat tidur, pada
21
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dillakukan dalam penelitian adalah penelitian
lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
menggambarkan kejadian dilapangan sebagaimana adanya dilokasi penelitian.
Seperti menurut Maleong bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena dari lapangan itu sendiri. (Maleong,
2010: 6)
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian kualitatif dikatakan penelitian
yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur
analisis statistik. (Moleong, 2011: 6)
Sedangkan metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode
deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggambarkan serta mengungkapkan data-
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, foto, dan bukan angka. Maka semua
yang dikumpulkan itu menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. (Maleong,
2010: 11)
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka data yang akan
dikumpulkan dalam bentuk deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini hanya
mendeskripsikan atau mengkonstruksikan wawancara mendalam terhadap
subjek penelitian berdasarkan ungkapan cara berpikir, pandangan dan persepsi,
sehingga mengungkapkan apa yang dipahami, dialami dan telah dilakukan
berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.
B. Latar dan Waktu Penelitian
Adapun yang menjadi latar ataupun tempat penelitian yang penulis
lakukan adalah di MTsN Dharmasraya jalan pesenggrahan, Nagari Koto Baru,
Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.
Adapun waktu penelitian ialah awal semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.
31
32
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat atau media yang digunakan untuk
mengumpulkan data, pada penelitian kualitiatif, instrumen utamanya adalah
peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas,
maka akan dikembangkan instrumen penelitian yang dapat melengkapi data
dan dapat membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui
observasi dan wawancara. Dengan cara, peneliti akan terjun ke lapangan
sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection,
melakukan pengumpulan data, analisis data, dan membuat kesimpulan.
(Sugiyono, 2018: 223)
D. Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, orang-orang yang akan dijadikan sebagai
sumber informasi. S.Nasution menyatakan bahwa informan haruslah orang-
orang yang benar mempunyai banyak pengalaman dan pengetahuan tentang
fokus penelitian, pada intinya yang akan dijadikan informan adalah orang-
orang yang dianggap potensial dan memiliki informasi sekaligus mengenal
yang akan diteliti.
Jenis data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah keseluruhan fakta
dan data yang mendukung terjawabnya permasalahan peneliti. Data yang
digunakan dapat berupa data tertulis atau dokumen, adapun yang menjadi
informan penelitian peneliti di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Informan Penelitian
Adapun yang menjadi informan penelitian berdasarkan observasi dan
wawancara dilapangan sebagai berikut:
a. Informasi dari beberapa guru di MTsN Dharmasraya, yaitu guru SKI,
guru al-Qur’an Hadist, guru Aqidah Akhlak, guru Fiqih, dan guru
B.Arab.
2. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari buku-buku,
dokumen, jurnal, dan literature terkait dengan permasalahan penelitian.
33
36
37
Ber-Iptek”
b. Misi Satuan Pendidikan
Misi MTsN Dharmasraya Kab. Dharmasraya adalah :
Akademik : Meningkatkan minat belajar peserta didik untuk
menumbuhkan budaya belajar guna mendukung
peningkatan prestasi.
Non Akademik : Memantapkan kegiatan ekstrakurikuler untuk
menggali potensi peserta didik di bidang IPTEK,
Imtaq, Seni budaya, dan Olahraga.
Kultur Madrasah : Meningkatkan disiplin dan budi pekerti melalui
kegiatan religius dan budaya tertib.
Indikator Misi:
Akademik:
1. Tersedianya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
profesional
2. Terwujudnya sarana dan prasarana yang memadai
3. Terlaksananya Proses belajar mengajar yang berkualitas
4. Terlaksananya menejemen berbasis Madrasah
Non Akademik:
1. Tersalurkannya Potensi, Bakat dan Minat Peserta didik secara
Optimal.
2. Berprestasi dalam bidang pengetahuan umum, agama, seni budaya,
dan olah raga
3. Terlaksanaya berbagai program tehnologi tepat guna bekekerja sama
dengan masyrakat sekitar
3. Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan di MTsN Dharmasraya adalah :
Tujuan Madrasah / Umum
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada
tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
39
Pengembang rata-rata nilai input- rata-rata nilai rata-rata nilai rata-rata nilai input-
output siswa 7,5 input- input- output siswa 9,0
41
22 8 16 16 32
114 141 255
TOTAL 295 398 693
b. Guru
1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Jumlah dan Status Guru
No
Tingkat Pendidikan GT/PNS GTT/Bukan PNS Jumlah
.
L P L P
1. S2 - - 1 - 1
47
2. S1 16 22 5 14 57
3. ≤ SMA/sederajat - - - - -
Jumlah 16 22 6 14 58
9. PKn 5 5
10. TIK 3 3
11. Prakarya
12. MULOK/Tahfiz 6 6
13. BK 2 2
Jumlah 57 1 58
3. Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru
Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan
1 Penatarankurikulum 2013 22 22 36 36 58
2 Penataran Metode 22 22 36 36 58
Pembelajaran (termasuk CTL)
3 Penataran PTK
5 Sertifikasi Profesi/Kompetensi 9 9 15 15 24
6 Penataran PTBK - - - - -
7 Penataran Manajemen 1 1 1
4. Prestasi guru
Perolehan juara 1 sampai 3 dalam 3 tahun
Provinsi -
Kab/Kota -
Kab/Kota -
Provinsi -
Kab/Kota -
Kab/Kota -
dll
56
Jumlah tenaga
Jumlah tenaga pendukung dan pendukung
Jml
kualifikasi pendidikannya Berdasarkan Status
No. Tenaga pendukung dan Jenis Kelamin
PNS Honorer
≤ SMA D1 D2 D3 S1
SMP L P L P
1. Tata Usaha - 2 - - 1 4 1 1 4 1 7
2. Perpustakaan - - - - - 2 - - - 2 2
4. Teknisi Lab. - - - - - - - - - - -
komputer
6. Penjaga Sekolah 1 1 - - - - - - 2 2
7. Lainnya: ................... 1 - - - - - - - 1 - 1
Jumlah 2 3 - - 1 6 1 1 7 3 12
Baik 22 - - 22 - 22
Rusak ringan - - - -
Rusak sedang - - - -
Rusak Berat - - -
Rusak Total - - - -
Keterangan kondisi:
Baik -
Rusak ringan -
Rusak sedang -
Rusak berat -
Rusak total -
2. Lab. IPA - - - - - - -
4.Multimedia - - - - - - -
5.Musholla - - - - - - -
5. Tamu - - -
6. Ruang Pertemuan - - -
1. Gudang - - - - - - -
2. Dapur 1 2m x 9m Rsk.sedang - - - -
3. Reproduksi - - - - - - -
7. BK 1 3m x 6m Baik - - - -
8.KM/WC - 3mx2m - - - - -
TU
7. UKS 1 4m x 3m Baik - - - -
8. - - - - - - -
PMR/Pramuka
9. OSIM - - - - - -
59
1. Lapangan Olahraga
a. bola basket 1 28 x 15 Baik
b. bola Volly 1 18 x 9 Baik
c. bulu tangkis - - -
d. tenis meja 1 2.74 x 1.525 Baik
6. Ruang BK 1 Ruang
9. Mushalla 1 Ruang
B.Temuan Khusus
Upaya adalah suatu usaha atau cara, yang mana objek penelitian disini
kepada seorang guru, jadi upaya guru adalah usaha yang dilakukan guru sebagai
pendidik profesional dalam mendidik, membimbing, mengarahkan, serta
mengevaluasi peserta didik dengan mengembangkan potensi yang ada pada diri
peserta didik.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di MTsN
Dharmasraya Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, melalui
wawancara dengan guru yaitu tentang “Upaya Guru Dalam Mengatasi
Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN
Dharmasraya” yang mencakup kepada fokus penelitiannya kepasifan dalam
belajar dan kepasifan dalam membuat tugas.
Sesuai dengan fokus penelitian dan berbagai pertanyaan penelitian peneliti
menemukan data hasil penelitian yang dilakukan dengan berbagai instrumen
penelitian yang dapat diungkapkan sebagai berikut:
61
1. Apa saja Bentuk Gejala Pasif Kelas VII Dalam Pembelajaran Akidah
Akhlak di MTsN Dharmasraya
Bentuk-bentuk gejala kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran
Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya, Koto Baru Kabupaten
Dharmasraya.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran Akidah
Akhlak terkait dengan bentuk-bentuk kepasifan siswa kelas VII dalam
pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya, Koto Baru,
Kabupaten Dharmasraya adalah sebagai berikut:
Menurut bapak Saja Annaja ia mengatakan bentuk gejala pasif pada
siswa yaitu diam ketika diberi feelback, bapak Annaja memberikan feelbeck
kepada siswa berupa mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa
mengenai materi, kemudian ada seorang siswa yang tidak memperhatikan
bapak, ia diam ketika diajukan pertanyaan, selanjutnya tidak ikut serta
dalam mengerjakan tugas kelompok, ketika bapak menyuruh siswa
membuat tugas secara kelompok, ada beberapa siswa yang tidak ikut
mengerjakan tugas kelompok, dan ada juga siswa itu tidak mencatat
penjelasan dari materi yang diajarkan, setelah materi diajarkan kemudian
bapak menyuruh siswa untuk mencatat atau membuat ringkasan tentang
materi yang diajarkan pada hari itu, selanjutnya siswa yang pasif kurang
minatnya dalam belajar, ketika bapak Annaja mengajar siswa yang pasif
terlihat tidak minat dalam belajar, mudah, bosan, ngantuk, dan lain
sebagainya karena kurang minat dalam materi yang diajarkan.
Sedangkan menurut bapak Warsito gejala pasif di kelas VII banyak
sekali karena siswa kelas VII perubahan perilaku dari anak-anak menjadi
remaja masih membutuhkan proses serta bantuan arahan sebagai orang yang
lebih tua atau dewasa haruslah menyikapi perubahan perilaku tersebut oleh
karena itu, gejala pasif siswa kelas VII pada pembelajaran Akidah Akhlak
yaitu diam ketika belajar akidah akhlak, tidak mau membuat tugas, tidak
mau mencatat materi, dan tidak memperhatikan guru, kurang peracaya diri
dalam tampil didepan kelas.
62
telihat beberapa siswa yang tampak bosan didalam kelas saat guru
menjelaskan materi yang diajarkan dan kemudian permisi sering mintak
izin kekamar kecil, ada juga terdapat siswa tidur dalam kelas, ada siswa
yang mengobrol dengan temannya, dan ada siswa yang malu untuk
bertanya mengenai materi yang diajarkan. Selain itu ada juga siswa yang
mengganggu temannya ketika belajar, saat guru memberikan latihan ada
siswa yang mencontek kepada teman yang lain.
Dari beberapa hal diatas terdapat cukup banyak kepasifan yang
terjadi pada siswa kelas VII di MTsN Dharmasraya, yang kesemuanya
harus diketahui faktor serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kepasifan yang terjadi agar siswa bisa menjadi siswa yang aktif agar
tujuan dari pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang diterapkan oleh sekolah.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, adapun temuan hasil
dari penelitian dengan instrument wawancara dengan informan terkait
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa dalam belajar di
MTsN Dharmasraya.
Minat belajar menjadi faktor utama dalam memahami materi yang
diajarkan agar sampai kepada pikiran siswa, tapi jika minat belajar siswa
tidak ada, tidak akan masuk pelajaran itu, mau sebagaimana pun cara untuk
masuknya ilmu itu kedalam pikiran siswa baik cara yang sudah guru
usahakan dengan strategi yang menarik jikalau minat belajar siswa tidak ada
tidak akan masuk pelajaran itu.
Melalui hasil wawancara dengan beberapa guru Akidah Akhlak terkait
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa kelas VII dalam
belajar di MTsN Dharmasraya. Adapun hasil wawancara dengan guru
Akidah Akhlak adalah sebagai berikut:
66
a. Ibuk Ipik Sriati selaku guru mata pelajaran akidah akhlak beliau
mengatakan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan
siswa dalam belajar adalah:
Faktor-faktor yang mempengaruhi atau penyebab siswa pasif dalam
belajar itu ada dua, pertama faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
(internal) dan kedua faktor yang berasal dari luar atau lingkungan belajar
siswa. Adapun faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu disebabkan
oleh intelegensinya, atau kemampuan berpikir siswa, yang mana
kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi yang disampaikan
oleh guru, seperti yang saya jelaskan terkait dengan intelegensinya siswa
dalam belajar, ada kemapuan belajar siswa yang cepat tangkap dalam
belajar, ada yang sedang, dan ada yang lemah dalam memahami materi
yang diajarkan, selanjutnya faktor kesehatan fisiknya dengan berbagai
macam kendala mengenai faktor jasmani dan rohani peserta didik” (Ipik
Sriati, 20 Januari 2022)
Selanjutnya pendapat ibu Ipik terkait dengna faktor yang berasal dari luar
bagi peserta didik beliau mengatakan:
Terkait dengan faktor dari luar bagi diri peserta didik, yaitu faktor dari
lingkungan baik itu lingkungan belajar sekolah, bagaimana belajarnya
disekolah? Bagaimana belajar dengan teman bermainnya? di lingkungan
belajar di rumah, situasi kondisi bagaimana peserta didik belajar
dirumah? bagaimana fasilitas belajarnya dirumah? dan lingkungan.
Pertama terkait dengan lingkungan belajarnya disekolah adapun faktor
yang menyebabkan siswa pasif di lingkungan sekolah, misalnya dari
guru, guru hanya terfokus kepada materi yang diajarkan tidak melibatkan
siswa, strategi guru yang monoton, metode yang diajarkan guru tidak
konvensional sehingga pembelajaran terfokus kepada guru saja, tidak
mengaktifkan siswa, dan faktor eksternal penyebab siswa pasif sarana
dan prasarana sekolah, ada tidak buku pelajaran, ada tidak media yang
membuat siswa semangat dalam belajar , ada tidak meja dan kursi
sebagai tempat belajar siswa, terkait dengan kondisi belajar siswa,
67
ruangan kelasnya bersih atau tidak, Yang ibu ketahui terkait dengan
pembelajaran yang ibu ajarkan karena terlalu banyak siswa di MTsN
Dharmasraya ini, pada saat ibu menjelaskan pembelajaran, ada pelajaran
olahraga yang belajar di lapangan, jadi terlalu terlalu ribut, sehingga
siswa tidak fokus dalam mendengarkan pembelajaran dari ibu. Terkait
dengan bagaimana belajarnya dirumah, ada tidak orang tua memantau
anaknya untuk belajar, ada tidak orang tua mengajarkan anaknya untuk
belajar, bagaimana kondisi belajarnya dirumah, ada tidak fasilitas yang
disediakan seperti: buku paket, alat tulis, meja belajar, dan bagaimana
lingkungan disekitar rumahnya, apakah rumahnya dipasar, dijalan di
komplek atau ditempat keramaian. Jadi semua itu dapat disimpulkan
berpengaruh terhadap perilaku belajar siswa. (Ipik, 20 Januari 2022)
b. Bapak Warsito beliau mengatakan terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepasifan siswa pada pembelajaran di MTsN
Dharmasraya adalah sebagai berikut:
Mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kepasifan siswa dalam
belajar, terutama yang saya ajarkan. Pertama dilihat dari faktor anaknya
itu sendiri, atau yang berasal dari diri siswa misalnya kurangnya minat
siswa dalam belajar, cendrung memiliki sifat malas, dan daya
kemampuan belajar siswa dalam menyerap materi pelajaran. Sedangkan
faktor eksternalnya yaitu berasal dari luar lingkungan peserta didik,
misalnya lingkungan sekolah, misalnya diganggu teman saat belajar,
lingkungan sekolah yang bising jadi tidak fokus dalam belajar, strategi
guru yang monoton, dan faktor dari temannya, cara bergaulnya dengan
teman yang mengolok-olokan teman, yang menjatuhkan semangat teman.
Itu bentuk faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam belajar. (Warsito,
20 Januari 2022)
c. Ibuk Leni Marlina beliau mengatakan:
Dalam pembelajaran tentu ada siswa yang pasif, merunjuk pada itu pasti
ada faktor yang menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran. Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan kepasifan siswa dalam belajar,
68
faktornya ada dua pertama faktor internal yang berasal dari diri peserta
didik, dan kedua faktor yang berasal dari lingkungan siswa itu sendiri.
(Leni, 20 Januari 2022)
d. Bapak Saja Annaja terkait dengan faktor-faktor kepasifan siswa dalam
belajar di MTsN Dharmasraya beliau mengatakan:
Pertama faktor internal dan kedua faktor eksternal, dimana faktor internal
faktor berasal dari diri siswa yaitu, kurangnya minat dalam belajar,
mudah bosan, dan faktor intelegensi siswa yaitu kemampuan siswa dalam
berpikir, karena tidak semua kemampuan siswa dalam menangkap
pembelajaran itu cepat atau kuat IQ nya tetapi siswa ada memiliki
kemampuan yang sedang, dan bahkan ada kamampuan siswa di bawah
rata-rata. Selanjutnya faktor dari kesehatan siswa, baik sehat jasmani dan
rohaninya. Karena jika belajar dipaksakan dengan kondisi badan yang
kurang sehat akan tidak masuk dalam pikiran apa yang disampaikan oleh
guru, makanya perlunya sehat jasmani dan rohani siswa dalam belajar.
Selanjutnya faktor kedua yaitu faktor yang berasal dari luar lingkungan
siswa, baik lingkungan sekolah, lingkungan rumah, dan lingkungan
masyarakat, akan menjadi faktor yang menyebabkan kepasifan siswa
dalam pembelajaran. (Saja, 20 Januari 2022)
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa ada beberapa faktor-faktor
penyebab siswa pasif antara lain:
Gejala pasif pada pembelajaran akidah akhlak tentu banyak sekali hal
ini sudah diungkapkan oleh Nadia selaku siswi kelas VII 4 terkait dengan
gejala pasif, yang ia rasakan kenapa pasif, karena pembelajaran akidah
akhlaknya membosankan disebabkan guru tidak memakai media seperti
infokus hanya dengan metode ceramah saja, diungkapkan oleh nadia.
Selanjutnya menurut rahma selaku kelas VII 4 mengatakan ia kadang tidak
mengerti dengan pelajaran akidah akhlak, kadang kurang fokus disebabkan
bising diluar, dan guru hanya terfokus kepada dirinya saja, ada juga guru itu
pertanyaan kepada siswa yang dominan pandai saja, tidak menanyakan
kepada yang kurang pandai.
69
pasif akan menjadi aktif pada saat adanya perhatian dengan adanya
dorongan dari temannya (Saja Annaja, 19 Januari 2022)
Hal yang diungkapkan oleh bapak Warsito (Informan II) guru akidah
akhlak ia mengatakan:
Ketika bapak menjelaskan materi pelajaran, bapak ada memberikan
feelback kepada peserta didik, ketika bapak mengajukan pertanyaan, kepada
salah satu siswa namun siswa tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan dari
bapak, jadi yang bapak lakukan yaitu memberikan semangat dan
memberikan reward misalnya berupa hadiah bagi yang bisa menjawab
pertanyaan dari bapak, jadi siswa yang pasif akan termotivasi dengan hal
tersebut dan membangkitkan semangatnya dalam belajar. Jadi dalam
mengajukan pertanyaan sesuaikan dengan kemampuan siswa dalam
memahami pertanyaan dari materi yang dipaparkan. Di MTsN ini, sebagian
siswa yang menunjukkan gejala pasif, namun sebagai guru haruslah pandai
dalam menguasai kelas, bagaimana kelas itu senyaman mungkin untuk
belajar bagi siswa.
Kedua pendapat dari guru yang berbeda ini memiliki makna dan
tujuan yang sama bahwa upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi
kepasifan siswa dalam pembelajaran di MTsN Dharmasraya adalah pertama
dengan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang pasif, memberikan
berupa pendekatan kepada siswa yang pasif, dan mendekatkan dengan siswa
yang aktif.
Hal yang sama juga diungkap oleh ibuk Leni terkait dengan upaya
yang dilakukan guru dalam mengatasi kepasifan siswa dalam belajar di
MTsN Dharmasraya adalah sebagai berikut:
Upaya yang ibu lakukan dalam mengatasi kepasifan dalam belajar,
disini ibu mengampu mata pelajaran akidah akhlak kepasifan siswa pada
pembelajaran akidah akhlak, siswa tersebut malu, kurang percaya diri
didalam kelas padahal sebenarnya dia pintar dalam belajar. Jadi menyikapi
hal tersebut, ibu memberikan motivasi terhadap anak yang pasif,
memberikan perhatian yang khusus misalnya anak yang pasif dipanggil
71
kedepan dan disuruh menjawab pertanyaan kalau anak yang pasif tidak mau,
disini peran anak yang aktif dibutuhkan jika anak yang aktif bisa menjawab
pertanyaan dari ibu, pasti anak yang pasif akan percaya diri dalam belajar,
jadi ibu suruh anak yang pasif tersebut melihat temannya yang aktif, dengan
mengatakan “nak, lihat temanmu bisa berani menjawab, kamu juga harus
bisa menjawab pertanyaan dari ibu, atau ada yang belum mengerti jangan
takut untuk bertanya kepada ibu. (Leni, 21 Januari 2022)
Dari beberapa pendapat informan di atas dapat disimpulkan bahwa
upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kepasifan siswa dalam
pembelajaran di MTsN Dharmasraya, Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya
adalah sebagai guru tentunya setiap mengajar pasti banyak kendala,
terutama dalam menyikapi siswa yang pasif pada saat belajar, guru harus
mampu menyikapi hal tersebut yaitu dengan memberikan perhatian-
perhatian khusus kepada siswa pasif, memberikan motivasi dalam belajar.
Jadi ketika memulai pembelajaran pertama guru harus bisa menguasai kelas,
membuat kelas senyaman mungkin, yaitu dengan memberikan motivasi
serta dorongan belajar agar bisa membangkitkan semangat peserta didik
dalam belajar.
Perilaku pasif peserta didik diantaranya banyak diam, suka
mengabaikan pada saat guru menerangkan pelajaran, cendrung malu untuk
bertanya, atau kurang percaya diri dalam belajar. Guru berperan untuk bisa
mengatasi salah satu penyebab sulitnya dalam belajar yaitu peserta didik
yang pasif, dengan cara memberikan latihan kepada peserta didik,
memberikan motivasi kepada siswa yang pasif, atau dengan mengandalkan
teman sejawatnya, serta memberikan perhatian khusus kepada siswa yang
pasif.
2. Pembahasan
Hasil penelitian telah dipaparkan oleh peneliti diatas merupakan hasil
berdasarkan dengan lapangan yang dilakukan dengan instrumen wawancara,
observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dengan judul upaya guru mengatasi
kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran akidah akhlak di MTsN
72
3) Terdapat siswa acuh tak acuh dalam pembelajaran. tidak merespon dari
penjelasan guru. Ketika guru meminta untuk bertanya kapada peserta
didik, peserta tidak merespon.
4) Terdapat siswa yang menggangu temannya belajar didalam kelas
Siswa yang menggangu temannya ketika belajar, bisa jadi karena
bosan belajar dalam kelas atau cara mengajar guru yang kurang efesien
untuk belajar, misalnya guru hanya mengajar dengan metode
konvensional yang hanya terpaku kepada guru saya, jadi siswa
mengantuk di kelas, ada yang tidur, ada yang mengganggu temannya,
dan lain sebagainya yang menunjukkan gejala pasif. Bagi siswa yang
mengganggu temannya kadang dia mintak diperhatikan oleh guru
makanya dia mengganggu temannya dalam belajar, karena guru hanya
terfokus kepada siswa yang aktif saja.
5) Terdapat siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan,
malahan siswa asik sendiri dan tidak peduli dengan materi yang diajarkan
oleh guru. Pada saat guru menjelaskan materi yang diajarkan siswa asik
dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi yang sedang
diajarkan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya motivasi serta minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga berakibat kepada
kepasifan siswa dalam belajar. Apabila siswa memiliki motivasi dan
minat dalam belajar, maka siswa akan turut aktif dalam pembelajaran.
6) Terdapat siswa yang tidak mencatat pelajaran ketika guru menyuruh
siswa untuk membuat ringkasan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepasifan Siswa Kelas VII Dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan menggunakan
berbagai instrumen, ditemukan data yang hampir sama antara hasil
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa
dalam pembelajaran di MTsN Dharmasraya. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran akidah akhlak
74
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar
penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
c. Upaya yang dilakukan guru dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas
VII Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTsN Dharmasraya
Pada dasarnya banyak sekali bentuk-bentuk gejala kepasifan dalam
belajar, yang terjadi di MTsN Dharmasaraya. Kemudian merunjuk kepada
upaya guru dalam mengatasi kepasifan siswa kelas VII dalam pembelajaran
akidah akhlak di MTsN Dharmasraya adalah sebagai berikut:
1) Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang pasif
Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang pasif dalam
belajar. Misalnya dengan memberikan perhatian kepada siswa yang pasif
dengan cara mendekati siswa yang pasif tersebut.
2) Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang pasif agar
mereka lebih aktif dalam belajar.
Salah satu upaya yang dilakukan guru mengatasi kepasifan siswa
dalam belajar adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa yang pasif, atau menitikberatkan siswa yang pasif untuk tampil
didepan kelas.
3) Mengunakan strategi atau metode yang menarik
Misalnya dengan menggunakan metode talking stik yaitu dengan
mengadakan permainan yang diandalkan berupa pertanyaan dengan
mengunakan tongkat dan disediakan berupa musik, jadi tongkat tersebut
dijalankan oleh peserta didik dengan diiringi musik, apabila musik
berhenti, jadi siswa yang berhenti pula tongkatnya akan menjawab dari
pertanyaan dari guru.
4) Melakukan pembelajaran diluar kelas
Belajar tidak hanya didalam kelas saja, namun cara guru agar siswa
tidak merasa jenuh, atau bosan maka guru melakukan pembelajaran
diluar kelas. Karena belajar diluar kelas, akan memberikan suasana yang
baru kepada siswa sehingga siswa tidak merasa bosan dalam belajar.
5) Memberikan kepada siswa dalam berkreasi dalam memecahkan masalah
77
78
79
darinya. Ketiga kurangnya minat siswa dalam materi yang diajarkan oleh
guru. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri pada siswa,
misalnya, pertama faktor dari lingkungan sekolah misalnya guru kurang
terampil dalam menguasai kelas, kedua strategi guru atau metode guru yang
kurang menarik, jadi pembelajaran terfokus kepada guru saja, ketiga
suasana kelas yang kurang mendukung misalnya kelasnya tidak bersih,
susunan bangku kurang teratur, dan belajar dikelas terganggu dengan
adanya sekitar kelas ada kegiatan misalnya drumband atau pembelajaran
olahraga. Kedua faktor dari lingkungan keluarga yaitu kurangnya pantauan
dari orang tua dalam belajar. Dan faktor dari teman sejawatnya misalnya,
adanya geng-geng dalam pertemanan, atau grup-grup, siswa yang pintar
tidak mau berteman dengan siswa yang kurang pintar, atau merasa dirinya
sudah cukup tidak perlu berteman lagi.
3. Upaya yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Kepasifan Siswa Kelas
VII Dalam Pembelajaran
Kepasifan dalam belajar tentu ada faktor penyebabnya kenapa terjadi
kepasifan pada diri siswa. Untuk itu guru berupaya untuk mengatasi
kepasiifan siswa terutama dalam belajar. Karena belajar merupakan pokok
utama untuk mencari ilmu supaya menjadi orang yang pandai dan memiliki
wawasan yang luas. Dari beberapa instrumen yang dijelaskan diatas
berdasarkan wawancara terdapat persamaan pendapat sekitar empat orang
mengenai upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kepasifan siswa
kelas VII dalam pembelajaran akidah akhlak.
Adapun upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kepasifan siswa
dalam belajar pertama memberikan perhatian khusus kepada siswa yang
pasif, yaitu dengan cara menitikberatkan tujuan kepada siswa yang pasif
misalnya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa yang pasif,
menyuruh siswa tersebut untuk tampil kedepan jika berdiskusi dengan
kelompok, kedua dengan membelajarkan ke luar ruangan, sehingga siswa
tidak jenuh dan bosan dalam belajar, ketiga memberikan kepada siswa untuk
aktif dalam berargumentasi dalam memecahkan masalah. Keempat agar
80
pembelajaran itu tidak menoton dan membuat siswa menjadi jenuh dalam
belajar maka guru harus pandai berupaya dengan cara menggunakan strategi
dan metode yang menarik agar suasana dalam kelas menjadi hangat dan
siswa tidak bosan dalam belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang dipaparkan oleh peneliti diatas peneliti
memberikan saran terkait dengan upaya guru mengatasi kepasifan siswa kelas
VII dalam pembelajaran di MTsN Dharmasraya:
1. Kepada guru mata pelajaran agama di MTsN Dharmasraya, yaitu mata
pelajaran Fiqih, SKI, Akidah Akhlak, al-Qur’an Hadist, dan Bahasa Arab.
Upaya yang dilakukan guru berdasarkan hasil wawancara diatas sudah
efektif dan mampu menjadikan siswa yang pasif menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran, namun masih perlu dilakukan adanya inovasi terkait dengan
strategi dan metode guru dalam mengajar agar siswa tidak jenuh dalam
mengikuti pembelajaran. bukan hanya dari pihak guru saja, tapi juga dari
pihak sekolah harus melakukan inovasi atau perbaikan yang mampu
memberikan perubahan dan peningkatan kualitas pembelajaran disekolah.
Karena perubahan zaman akan berpengaruh kepada pola pikir dan gaya
belajar siswa.
81
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmadi dan Supriyono, 2013. Psikoligi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Kamus Besar Bahasa Indonesia Berbasis Daring, Diakses Pada 21 Maret 2021
Pukul 10.30 Tersedia Di Https://Kbbi Kemendikbud
Go.Id/entri/Permasalahan
Samasih, 2014. Peran Guru Kelas dalam menangani Kesulitan Belajar Siswa
Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan Belajar IPS. Jurnal Ilmiah
Mitra Swara Ganesha, Vol 1. No. 1 Juli 2014
Syaiful Bahri Djamarah, 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta
Wibowo, Ary. 2012. Maakalah Peran Guru dalam Mengatasi Anak yang Pasif
Ketika KBM Berlangsung.
84
Lampiran II
Judul : Observasi I
Hari / Tanggal : Selasa/ 18 Januari 2022
Jam : 08.00-09.30 wib
Kelas : VII 3
Deskripsi Catatan
Datang pagi hari dan peneliti memasuki - Datang pagi hari jam 08.00
ruang kelas VII 3 bersama dengan guru - Memasuki ruangan kelas
Akidah Akhlak pada pukul 08.00 Guru - Guru mengucapkan salam dan
mengucapkan salam dan menyapa menyapa siswa
peserta didik, siswa membalas salam - Guru menanyakan kabar kepada
dan sapaan guru. Guru menanyakan siswa
kabar seluruh siswa dan siswa - Seluruh siswa menjawab pertanyaan
menjawab. Guru menyuruh siswa dari guru
untuk berdoa dan membaca al-Qur’an - Guru menyuruh siswa untuk berdoa
secara bersama-sama. Siswa dan membaca al-Qur’an secara
melaksanakan perintah guru dengan bersama
berdoa dan membaca al-Qur’an. Guru - Siswa berdoa dan membaca al-Qur’an
memeriksa kebersihan kelas, siswa - Guru mencek kehadiran siswa
melihat kebawah meja masing-masing. dengan bertanya siapa yang tidak
Dan ternyata ruangan kelas sudah hadir hari ini?
bersih, guru memeriksa kehadiran siswa - Siswa menjawab
dan menanyakan siswa yang tidak - Guru menyuruh salah satu orang
masuk hari ini, siswa menjawab ada siswa untuk mengambil buku paket di
beberapa siswa yang tidak masuk hari perpus
ini. Guru memulai pembelajaran - Siswa tersebut mengambil buku di
dengan membuka pelajaran dengan perpus
membaca basmallah, siswa secara - Guru menyuruh siswa mengumpulkan
serentak ikut serta membacanya, catatan atau ringkasan terkait materi
kemudian guru menyuruh salah satu pelajaran akidah akhlak
orang siswa untuk mengambil buku - Ada sebagian siswa mengumpulkan
85
86
Judul : Observasi II
Hari / Tanggal : Selasa/ 25 Januari 2022
Jam : 10.00-11.00 wib
Kelas : VII 2
Peneliti memasuki ruang kelas VII 2 - Datang jam 10.00
bersama dengan guru Akidah Akhlak - Memasuki ruangan kelas
pada pukul 10.00 Guru mengucapkan - Guru mengucapkan salam dan
salam dan menyapa peserta didik, menyapa siswa
siswa membalas salam dan sapaan - Guru menanyakan kabar kepada
guru.. Guru menanyakan kabar seluruh siswa
siswa dan siswa menjawab. Guru - Seluruh siswa menjawab pertanyaan
menyuruh siswa untuk berdoa dan dari guru
membaca al-Qur’an secara bersama- - Guru menyuruh siswa untuk berdoa
sama. Siswa melaksanakan perintah dan membaca al-Qur’an secara
guru dengan berdoa dan membaca al- bersama
Qur’an. Guru memeriksa kebersihan - Siswa berdoa dan membaca al-Qur’an
kelas, siswa melihat kebawah meja - Guru mencek kehadiran siswa
masing-masing. Dan ternyata ruangan dengan bertanya siapa yang tidak
kelas sudah bersih, guru memeriksa hadir hari ini?
kehadiran siswa dan menanyakan siswa - Siswa datang terlambat guru
yang tidak masuk hari ini. Ada salah menyuruh siswa tersebut mengambil
satu siswa yang datang terlambat, guru surat izin masuk ke piket
menanyakan kenapa dia datang - Siswa tersebut melaksanakan perintah
terlambat, alasannya karena telat guru
bangun, guru menyuruh siswa yang - Guru memulai pembelajaran
datang terlambat mengambil surat izin - Guru bertanya mengenai contoh Mad
ke piket. Guru memulai pembelajaran Jaiz Mungfasil kepada siswa
dengan menerangkan kembali - Sebagian siwa menjawab pertanyaan
pembelajaran sebelumnya, dan bertanya dari guru sebagian tidak
kepada siswa Apa perbedaan Jin, Iblis - Guru menyuruh siswa mengerjakan
dan Setan. ada siswa menjawab dan ada tugas tentang berikan 3 perbedaan
89
Judul : Observasi IV
Hari/ Tanggal : Rabu/ 19 Januari 2022
Jam : 13.00-14.15 wib
Kelas : VII 5
Deskripsi Catatan
Datang siang hari dan peneliti - Datang pagi hari jam 13.00
memasuki ruang kelas VII 5 bersama - Memasuki ruangan kelas
dengan guru Akidah Akhlak pada pukul - Guru memasuki kelas dengan
13.00, guru mengucapkan salam dan mengucapkan salam
menyapa peserta didik dengan - Seluruh siswa menjawab salam
mengucapkan selamat pagi, siswa - Guru menanyakan kabar siswa
membalas salam dan sapaan dari guru. - Siswa menjawab
Guru menanyakan kabar seluruh siswa - Guru memeriksa kebersihan
dan siswa menjawab. siswa kelas
menyiapkan kelas dan membaca doa - Siswa melihat kebawah meja
belajar. Guru memeriksa kehadiran para masing-masing
siswa, disaat guru memeriksa kehadiran - Guru menanyakan petugas piket
ada beberapa siswa yang datang - Petugas piket menjawab
terlambat dan berdiri didepan pintu. - Guru memberikan hukuman
Guru menyuruh siswa tersebut kepada petugas piket untuk
menghadapnya kenapa siswa terlambat. memungut sampah
Siswa tidak bisa menjawab dan hanya - Siswa mengerjakan
diam saja, guru terus bertanya namun - Siswa menyiapkan kelas
tidak ada jawaban. Satu persatu siswa - Siswa membaca doa belajar
di panggil dan ditanya guru. Guru - Guru memeriksa kehadiran
mempersiapkan kelas dan melihat siswa
kerapian siswa. Guru memberikan - Siswa datang terlambat
motivasi kepada seluruh siswa. guru - Guru menanyakan alasan
mempertanyakan pembelajaran minggu terlambat
lalu kepada siswa, setiap siswa ditanya - Siswa hanya diam
satu persatu. Siswa menjawab - Guru menghukum siswa yang
96
Judul : Observasi V
Hari/ Tanggal : Rabu/ 19 Januari 2022
Jam : 09.30 wib
Kelas : VII 6
Deskripsi Catatan
Datang siang hari dan peneliti - Datang siang hari jam 09.30
memasuki ruang kelas VII 6 bersama - Memasuki ruangan kelas
dengan guru Akidah Akhlak pada pukul - Guru memasuki kelas dengan
09.30, guru mengucapkan salam dan mengucapkan salam
menyapa peserta didik dengan - Seluruh siswa menjawab salam
mengucapkan selamat pagi, siswa - Guru menanyakan kabar siswa
membalas salam dan sapaan dari guru. - Siswa menjawab
Guru menanyakan kabar seluruh siswa - Guru memeriksa kebersihan
dan siswa menjawab. Guru memeriksa kelas
kebersihan kelas ternyata ruang kelas - Siswa menyiapkan kelas
sudah bersih, siswa menyiapkan kelas - Siswa membaca doa belajar
dan membaca doa belajar. Guru - Guru memeriksa kehadiran
memeriksa kehadiran para siswa, siswa
ternyata ada siswa yang tidak hadir - Siswa yang terlambat
dikarenakan sakit, Guru - Guru memberikan motivasi
mempersiapkan kelas dan melihat kepada siswa
kerapian siswa. Guru memberikan - Siswa mendengarkan
motivasi kepada seluruh siswa. guru - Guru menanyakan materi
mempertanyakan pembelajaran minggu minggu lalu
lalu kepada siswa, setiap siswa ditanya - Menggali pemahaman siswa
satu persatu. Siswa menjawab terkait materi minggu lalu
pertanyaan guru. Guru menanyakan - Guru menanyakan materi
pembelajaran yang akan dibahas selanjjtnya
sekarang. Guru menanyakan - Guru menanyakan pemahaman
pemahaman siswa mengenai materi siswa terkait materi yang akan
Akhlak tercela kepada Allah SWT, dibahas
100
Lampiran III
PEDOMAN WAWANCARA
UPAYA GURU MENGATASI KEPASIFAN SISWA KELAS VII DALAM
PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTsN DHRMASRAYA.
Pedoman wawancara untuk guru
1. Apa saja bentuk-bentuk gejala kepasifan dalam belajar?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepasifan siswa dalam belajar?
3. Apa upaya yang bapak/ ibuk dalam mengatasi siswa yang pasif pada
pembelajaran berlangsung?
4. Bagaimana cara bapak / ibu mengetahui kemampuan siswa dalam belajar?
5. Apakah ada bapak / ibuk menyuruh siswa membuat ringkasan dari penejalasan
materi yang diajarkan?
6. Menurut bapak / ibu lingkungan belajar seperti apa yang mampu menjadikan
siswa aktif dalam kelas?
7. Seperti apa pendekatan yang bapak / ibu guru lakukan untuk menarik siswa
dalam belajar?
8. Apakah ada ibuk ajarkan membuat mind mapping (catatan)?
9. Apakah ada ibuk membuat kelompok belajar?
10. Seperti apa reward dan panisment yang biasanya ibuk berikan?
11. Ketika siswa menyelesaikan tugasnya, apakah ada ibuk memeriksa tugas dari
siswa dan memberitahu jawaban yang benar kepada siswa?
12. Bagaimana strategi ibuk ketika meminta siswa untuk bertanya mengenai
materi yang diajarkan?
13. Ketika diskusi berkelompok, apakah ada ibu memantau siswa saat berdiskusi?
104
Lampiran VI
TRANSKIP WAWANCARA
UPAYA GURU DALAM MENGATASI KEPASIFAN SISWA KELAS VII
DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTsN
DHARMASRAYA
Informan I
Guru Akidah Akhlak
Nama : Saja Annaja.S.Pd.I
Hari / Tanggal : Rabu/ 19 Januari 2022
Jam : 08.00-10.00 wib
Pertanyaan Jawaban
1. Apa saja gejala Kepasifan Siswa Adapun gejala kepasifan siswa pada
Dalam Pembelajaran di MTsN pembelajaran bapak, pertama ketika
Dharmasraya, Menurut ibuk/ bapak memberikan feelback kepada
bapak di MTsN Dharmasraya? siswa, siswa itu diam saja, kedua ketika
berdiskusi kelompok siswa yang pasif
tidak ikut serta mengerjakan tugas
kelompoknya, dan terakhir yang
menunjukkan gejala pasif yaitu bagi
anak yang tidak mau mencatat
penjelasan dari bapak.
2. Apa faktor-faktor yang Adanya gejala siswa yang berperilaku
mempengaruhi kepasifan siswa pasif tentu akan ada penyebabknya,
dalam belajar, menurut bapak di menyangkut dengan faktor-faktor yang
MTsN Dharmasraya? mempengaruhi atau yang menyebabkan
siswa pasif dalam belajar adalah
terdapat dua faktor yaitu pertama faktor
internal, (berasal dari dalam diri siswa),
misalnya faktor yang disebabkan oleh
tingkat intelegensinya, atau kemapuan
106
Informan II
Nama : Leni Marlina, S.Pd
Hari /Tanggal : 19 Januari 2022
Jam : 10.00 -11.00
Pertanyaan Jawaban
1. Apa saja gejala Kepasifan Siswa Gejala kepasifan siswa dalam belajar
Dalam Pembelajaran di MTsN pada mata pelajaran ibuk, pertama malu
Dharmasraya, Menurut ibuk/ dalam bertanya, atau kurang percaya
bapak di MTsN Dharmasraya? diri untuk bertanya atau menjawab
pertanyaan dari ibuk, kedua anak yang
pasif bersifat acuh tak acuh atau
mengabaikan, tidak fokus dalam
belajar, mengganggu temannya belajar,
bahkan ada yang tidur dalam kelas.
2. Menurut Ibuk / Bapak apa saja Faktor-faktor yang menyebabkan siswa
faktor – faktor yang pasif ada faktor internal dan faktor
mempengaruhi kepasifan siswa eksternal, faktor internal yaitu faktor
dalam belajar di MTsN yang berasal dari dalam diri siswa dan
Dharmasraya? faktor eksternal faktor yang berasal dari
luar lingkungan siswa
3. Bagaimana upaya bapak/ibuk Dalam menyikapi siswa yang pasif,
mengatasi kepasifan siswa pertama bagi ibuk memberikan
dalam belajar di MTsN perhatian kepada siswa yang pasif
Dharmasraya? misalnya dalam bertanya anak yang
aktif dominan bisa menjawab jadi ibuk
panggil kedepan anak yang perilaku
pasif “nak, lihat temanmu berani
menjawab pertanyaan dari ibu, kamu
juga berani menjawabnya ya! Ketika
berdiskusi dengan kelompok
108
Informan III
Nama : Warsito, S.Pd.I
Hari/Tanggal : Rabu / 19 Januari 2022
Jam : 08.00-10.00 wib
1. Menurut Bapak/Ibuk apa saja Ketika bapak mengajukan pertanyaan
gejala kepasifan siswa pada kepada salah satu siswa, namun siswa
pembelajaran di MTsN tersebut tidak bisa menjwab pertanyaan,
Dharmasraya? hanya diam. Siswa kurang semangat
dalam belajar.
2. Menurut Bapak/Ibuk apa saja Menurut bapak ada gejala pasif siswa
faktor-faktor yang tentunya disebabkan beberapa faktor,
mempengaruhi kepasifan siswa ada dua faktor, pertama faktor internal
dalam belajar di MTsN yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
Dharmasraya? siswa itu sendiri, misalnya kurangnnya
minat dalam belajar, kurangnya
kemampuan berpikir siswa dalam
menangkap materi yang diajarkan.
Faktor eksternalnya yaitu berasal dari
lingkungan peserta didik, misalnya
strategi guru yang monoton,
menggunakan metode konvesional atau
pembelajaran terpaku kepada guru saja
3. Bagaimana upaya bapak/ibuk Menyikapi siswa yang pasif dalam
dalam mengatasi kepasifan belajar, pertama dengan menggunakan
siswa dalam belajar di MTsN metode yang menarik untuk belajar,
Dharmasraya? kedua mengajukan pertanyaan sesuai
dengan kemampuan siswa, dan
diberikan berupa reward kepada siswa
yang bertanya dan menjawab
pertanyaan dari bapak.
110
Informan IV
Nama : Ipik Sriati, S.Ag
Hari / Tanggal : Rabu / 19 Januari 2022
Jam : 09.00-10.00 wib
Pertanyaan Jawaban
1. Menurut Bapak/Ibuk apa saja Adapun gejala pasif pada siswa, sibuk
gejala kepasifan siswa dalam dengan kegiatan yang lain, tidak
belajar di MTsN Dharmasraya? mendengarkan penjelasan dari ibuk.
Atau acuh tak acuh ketika proses
pembelajaran.
2. Menurut Bapak/ Ibuk apa saja Faktor-faktor yang menyebabkan siswa
Faktor-faktor yang pasif dalam belajar ada dua pertama
mempengaruhi kepasifan siswa faktor internal dan kedua eksternal.
dalam belajar di MTsN Adapu faktor yang berasal dari dalam
Dharmasraya? diri siswa yaitu disebabkan oleh
intelegensinya, atau kemampuan
berpikir siswa yang mana kemampuan
berpikir siswa dalam menangkap
pembelajaran pasti berbeda-beda ada
yang cepat tangkapnya ada yang
lambat, dan sedang. Sedangkan faktor
yang berasal dari luar baik itu
dilingkungan sekolah, teman
bermainnya, keluarga dan lingkungan
masyarakat.
3. Bagaimana upaya yang Dalam menyikapi siswa yang yang
dilakukan bapak/ibuk mengatasi pasif pertama ibuk akan memberikan
kepasifan siswa dalam belajar di strategi mengajar yang menarik
MTsN Dharmasraya? misalnya dengan menggunakan kartu
yang berisi pertanyaan-pertanyaan, lalu
111
6 Apakah ada orang tua ananda Ada, tapi kadang saya tidak mau
menyuruh mengulang kembali mengulang kembali pelajaran
pelajaran dirumah? dirumah
Nama : Zaki
Kelas : VII 3
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak karena ketika guru
materi yang diajarkan apakah ada menjelaskan saya merasa sudah
114
Nama : Farhan
Kelas : VII 3
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
115
Nama : Ridwan
Kelas : VII 4
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru karena
menerangkan pelajaran? gurunya kurang menyenangkan
dalam menerangkan, tidak asik,
tidak memakai media jadi bosan
dalam belajar.
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami, cara menjelaskan
guru saat menjelaskan pelajaran guru pelan dan mudah dimengerti
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
116
Nama : Farid
Kelas : VII 4
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Tidak senang kalau mendapatkan
seberapakah senang ananda teman kelompok yang pandai
dengan teman kelompok ananda? namun, dia tidak mau di ajak
Dan apakah ada ananda ikut serta bekerja sama.
117
Nama : Nisa
Kelas : VII 4
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Tidak ada, saya selalu
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru menerangkan
menerangkan pelajaran? pembelajaran.
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami
guru saat menjelaskan pelajaran
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
118
Nama : Rani
Kelas : VII 5
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru mungkin
menerangkan pelajaran? karena diajak mengobrol dengan
teman jadi tidak focus
mendengarkan penjelasan dari guru
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami
guru saat menjelaskan pelajaran
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang karena dengan teman
seberapakah senang ananda sekelompok yang pandai bisa
dengan teman kelompok ananda? berbagi ilmu pengetahuan
119
Nama : Fajri
Kelas : VII 5
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami karena guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan campur bahasanya
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak karena ketika guru
materi yang diajarkan apakah ada menjelaskan saya merasa sudah
ananda untuk menjawab paham dengan penjelasan guru, tapi
pertanyaan? ketika guru bertanya lagu dengan
materi yang diajarkan saya sudah
kurang paham.
121
6 Apakah ada orang tua ananda Ada, tapi kadang saya tidak
menyuruh mengulang kembali mengulang kembali pelajaran
pelajaran dirumah? dirumah
Nama : Adit
Kelas : VII 5
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Tidak ada karena tidak tahu apa
dengan materi yang disampaikan yang mau ditanyakan
guru, apakah ada ananda
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
5 Ketika guru bertanya mengenai Tidak ada
materi yang diajarkan apakah ada
122
Nama : Sari
Kelas : VII 6
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami
guru saat menjelaskan pelajaran
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
dengan materi yang disampaikan tergantung materi yang diajarkan
guru, apakah ada ananda sulit atau tidak.
bertanya? Kalau tidak apa
penyebab ananda tidak bertanya!
123
Nama : Reza
Kelas : VII 6
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru, karena
menerangkan pelajaran? pelajaran akidah akhlak, cara guru
mengajar dengan menggunakan
metode ceramah saja, jadi bosan
dalam belajar
2 Apakah bahasa yang digunakan Sulit dipahami sebab guru
guru saat menjelaskan pelajaran menjelaskan dengan cepat
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
mengerjakan tugas kelompok? kelompok dan diskusi kelompok.
Teman yang pandai mencari
jawaban saya yang maju kedepan.
4 Ketika ananda tidak paham Kadang ada kadang tidak,
124
Nama : Rahma
Kelas : VII 6
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah penyebab ananda kurang Penyebab saya kurang
memperhatikan guru pada saat memperhatikan guru karena
menerangkan pelajaran? gurunya mengajarnya tidak
melibatkan siswa hanya terfokus
kepada guru saja, jadi pembelajaran
jadi bosan.
2 Apakah bahasa yang digunakan Mudah dipahami
guru saat menjelaskan pelajaran
mudah dipahami?
3 Ketika diskusi kelompok, Senang sekali kalau dapat teman
seberapakah senang ananda kelompok yang pendai jadi dia bisa
dengan teman kelompok ananda? mengerjakan tugas kelompok, saya
Dan apakah ada ananda ikut serta ada ikut dalam mengerjakan tugas
125