Anda di halaman 1dari 186

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER RELIGIUS


(Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
ARSYAD BAGUS SAPUTRA
NIM. 11113074

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
ii
iii
iv
MOTTO

“TIADA SUKSES TANPA PROSES”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua (Karso Yogi Prasetyo dan Sukaenah) yang senantiasa

memberikan semua dukungan materi maupun non materi, dan senantiasa

memberikan doa terbaik untuk anak-anaknya.

Saudaraku (Tutus Yuga Prasetya dan Nitis Nur Annisa) yang selalu

mengingatkanku akan sebuah tanggungjawab dalam keluarga.

Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dan Brigsus Nagasandhi

IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya.

Keluarga besar Forum Mahasiswa Ngapak IAIN Salatiga yang selalu kompak

menjadi keluarga di perantauan.

Sahabat dan teman seperjuangan (Indri Iswanto dan Denny Arizal Rifanto)

terimakasih telah banyak membantu dan memberikan banyak kesan selama

kuliah.

Orang tersayang (Febri Dwi Fatmawati) yang setia menemani dan memotivasi

dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam meneliti ddan menyusun

skripsi ini dapat berjalan dengan lancer. Sholawat serta salam penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul

Akhir.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan

yang diterima dari berbagai pihak, baik berupa material maupun spiritual. Dengan

berakhirnya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga.

4. Bapak Sutrisna, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang senantiasa

membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang

senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan

akademik selama kuliah.

6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu proses

penyusunan skripsi.

vi
7. Ayah, ibu, keluarga dan teman-teman yang telah berkontribusi selama

masa studi.

8. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi dan Brigsus

Nagasandhi IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak ilmu dan

pengalaman serta tempat untuk menampa diri dalam berorganisasi.

9. Keluarga besar Forum Mahasiswa Ngapak IAIN Salatiga yang telah

memberikan warna berbeda di perantauan.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Saran

dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini

Salatiga, 4 Agustus 2017

Penulis

vii
ABSTRAK

Saputra, Arsyad Bagus. (2017). Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam


Menumbuhkan Karakter Religius (Studi Kasus Anggota Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode
2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.

Kata Kunci: Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui implementasi


Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius di Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga tahun 2017. Pertanyaan yang
ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah peran dan bentuk-
bentuk Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius
mahasiswa terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN
Salatiga?, (2) Faktor-faktor pendukung dan kendala apa sajakah yang ditemui
dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendeketan kualitatif deskriptif dengan
metode wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Temuan ini menunjukan bahwa Pendidikan Kepramukaan dan nilai-nilai
religius bisa saling beriringan. Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan
karakter religius. Alasannya, selain sudah terdapat nilai-nilai religius agamis yang
terdapat di dalamnya juga terdapat pembiasaan-pembiasaan yang mampu
menumbuhkan karakter religius Anggota Pramuka khususnya Anggota Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga. Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi telah menerapkan Pendidikan Kepramukaan yang berkaitan dengan
pendidikan karakter terutama karakter religius melalui program-progam kerja
yang disusun dan dilaksanakannya, serta terdapat pembiasaan-pembiasaan
ataupun aturan adat yang berlaku.
Setelah dilakukan analisis data penelitian, terdapat kesimpulan bahwa
Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan karakter religius anggota Pramuka
secara umumnya dan anggota Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi secara
khususnya, karena didalam Pendidikan Kepramukaan sudah terdapat nilai-nilai
religius yang tertuang jelas dalam Tri Satya dan Dasa Dharma misalnya. Sehingga
harapannya dengan sudah adanya faktor tersebut mampu membantu
menumbuhkan karakter religius secara efektif dan efisien.

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………………... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………... v
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vi
ABSTRAK ………………………………………………………………… viii
DAFTAR ISI.………………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………..………… 6
C. Tujuan Penelitian …………………………………...………………. 6
D. Manfaat Penelitian …………………………...……………………... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ……………...…………………………… 8
F. Penegasan Istilah ………………...………………………………….. 8
G. Metode Penelitian ………...…………………………………………. 11
H. Sistematika Penulisan ……………………………………………….. 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi Pendidikan Kepramukaan ……………………………. 16
1. Implementasi ……………………………………………………..16
2. Pendidikan ………………………………………...…………….. 17
3. Pendidikan Kepramukaan ……………………………………….. 23
B. Karakter Religius …………………………...……………………….. 38
1. Pendidikan Karakter …………………………………………….. 38
2. Religius ……………………...…………………………………... 40
BAB III PROFIL TEMPAT PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN
A. Profil Tempat Penelitian …...………………………………………... 50
1. Sejarah Berdirinya Racana ………………...……………………. 50
2. Visi dan Misi ……………………………………………………..52
3. Satuan Khusus dalam Racana …………………………………… 52

ix
4. Program Kerja Racana …………………...……………………… 53
5. Struktur Organisasi Racana ………...…………………………… 54
B. Metode Pengumpulan Data …………………………………………..56
1. Jenis Pendekatan ………………...………………………………. 57
2. Teknik Pengumpulan Data …………..………………………….. 57
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA
A. Analisis Data ………………………………………………………… 62
1. Wawancara ………………………………………………...……. 63
2. Observasi …………………………………………...…………… 136
3. Studi Dokumentasi ……………………………………………….138
B. Temuan Data ………………………………...………………………. 140
1. Penerapan 10 Poin Dasa Dharma ………………………………. 140
2. Penerapan 5 Aspek Karakter Religius …………………………... 141
3. Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan
Karakter Religius………………………………………………… 143
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 147
B. Saran …………………………………………………………..…….. 148
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….150
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Daftar Responden Penelitian ……………………………... 12
2. Tabel 3.1 Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi 2017 ...… 54
3. Tabel 3.2 Dewan Brigadhe Khusus ………………………..………... 56
4. Tabel 4.1 Daftar Identitas Informan atau Responden ………...……... 62
5. Tabel 4.2 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 1………...…………. 64
6. Tabel 4.3 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 2...…………………. 67
7. Tabel 4.4 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 3…...………………. 70
8. Tabel 4.5 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 4…...………………. 72
9. Tabel 4.6 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 5……...……………. 75
10. Tabel 4.7 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 6…...………………. 77
11. Tabel 4.8 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 7……...……………. 80
12. Tabel 4.9 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 8……...……………. 82
13. Tabel 4.10 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 9………………….. 85
14. Tabel 4.11 Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 10...………………. 87
15. Tabel 4.12 Hasil Wawancara Makna Karakter Religius...…………... 89
16. Tabel 4.13 Hasil Wawancara Dasar Karakter Religius …..…………. 92
17. Tabel 4.14 Hasil Wawancara Arti Aspek Islam dan Wujudnya...…… 93
18. Tabel 4.15 Penerapan Rukun Islam Nomor 1 …..…………………… 96
19. Tabel 4.16 Penerapan Rukun Islam Nomor 2 ……..………………… 98
20. Tabel 4.17 Penerapan Rukun Islam Nomor 3 ..……………………… 100
21. Tabel 4.18 Penerapan Rukun Islam Nomor 4 ..……………………… 102
22. Tabel 4.19 Penerapan Rukun Islam Nomor 5 ..……………………… 104
23. Tabel 4.20 Hasil Wawancara Arti Aspek Iman dan Wujudnya …...…105
24. Tabel 4.21 Penerapan Rukun Iman Nomor 1 ………………..……… 108
25. Tabel 4.22 Penerapan Rukun Iman Nomor 2 ………..……………… 110
26. Tabel 4.23 Penerapan Rukun Iman Nomor 3 ……..………………… 112
27. Tabel 4.24 Penerapan Rukun Iman Nomor 4 ……..………………… 114
28. Tabel 4.25 Penerapan Rukun Iman Nomor 5 ……..………………… 116
29. Tabel 4.26 Penerapan Rukun Iman Nomor 6 ……..………………… 118
30. Tabel 4.27 Wawancara Arti Aspek Ilmu dan Wujudnya ………...….. 120

xi
31. Tabel 4.28 Wawancara Arti Aspek Ihsan dan Wujudnya ……...…….123
32. Tabel 4.29 Wawancara Arti Aspek Amal dan Wujudnya ………..…. 125
33. Tabel 4.30 Pengelompokan Aspek Menurut Responden ……...…….. 128
34. Tabel 4.31 Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter
Religius…………………………….………………………………… 129
35. Tabel 4.32 Faktor Pendukung dan Penghambat ……………..……… 132
36. Tabel 4.33 Harapan Karakter Religius Bagi Anggota Racana ..…….. 133
37. Tabel 4.34 Temuan Data Penerapan 10 Poin Dasa Dharma …...……. 140
38. Tabel 4.35 Temuan Data Penerapan 5 Aspek Karakter Religius ..….. 143
39. Tabel 4.36 Perbandingan Penerapan Perilaku dalam Pendidikan
Kepramukaan dan Perilaku Religius dalam Keseharian….………….. 144

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang

terjadi di setiap elemen dan aspek kehidupan memberikan pengaruh yang

besar dalam kehidupan sehari-hari. Setelah merdeka lebih dari 60 tahun,

Indonesia telah banyak meraih kemajuan di bidang politik, ekonomi,

sosial-budaya, dan keagamaan. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan

demokrasi, peningkatan pendapatan per kapita, penguatan integritas sosial,

pemerataan pendidikan, dan kesemarakan kehidupan keagamaan.

Kemajuan tersebut ditandai oleh pengakuan internasional. Stamina

spiritual dan intelektual bangsa ini tidaklah kalah jika dibandingkan

dengan bangsa-bangsa lain. Namun, energi yang positif itu sampai batas

tertentu terbuang sia-sia karena ketidaksungguhan dan berbagai kesalahan

kolektif, yang terkait dengan melemahnya visi dan karakter bangsa.

Kekaburan visi dan kelemahan karakter bangsa menjadi beban

nasional yang berat ketika berakumulasi dengan berbagai persolan internal

kompleks pada tubuh bangsa ini, seperti kemiskinan, pengangguran,

kebodohan, keterbelakangan, korupsi, kerusakan lingkungan, utang luar

negeri, dan perilaku elite yang tidak menunjukkan keteladangan selaku

negarawan. Jika dibiarkan, keadaan tersebut menjadi gumpalan masalah

besar, Indonesia tidak hanya kehilangan peluang untuk tumbuh menjadi

bangsa dan negara yang sukses mengukir kejayaan peradaban, tetapi

1
sebaliknya akan semakin terpuruk di hadapan bangsa-bangsa lain (Anas &

Irwanto, 2013: 29)

Menurut Anif Punto Utomo bahwa membangun karakter tidak

semudah membalikkan telapak tangan, tetapi bukan berarti tidak bisa.

Membangun karakter yang paling baik dimulai dari pemimpinnya. Jika

para pemimpin kita memiliki karakter yang kuat dan bisa diteladani, rakyat

serta-merta akan mengikuti. Solusi dari krisis karakter bangsa Indonesia

tidak cukup hanya menjadi penyesalan. Ikhtiar bangkit untuk kembali

menata karakter bangsa yang unggul dan berjiwa kepemimpinan menjadi

prasyarat bagi kejayaan bangsa. Wujud nyatanya dengan membentuk

karakter bangsa melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang

dimaksudkan adalah pendidikan bagi kaum pelajar, mahasiswa dan

masyarakat umum.

Secara umum jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan yang ada

saat ini yaitu: masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan,

masalah efisiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan. Masalah

tersebut berkembang dipengaruhi oleh faktor-faktor didalamnya

diantaranya: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk,

aspirasi masyarakat, keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. (Umar

& Sulo, 2008: 241)

Dalam hal ini pemerintah mengeluarkan berusaha menjawab

tantangan yang sedang dialami oleh bangsa ini dengan mengeluaran

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

2
Nasional. Pendidikan Nasional bertujuan: “Untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003

Pasal 3).

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal” (UU

Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 13). Berdasarkan hal tersebut, maka

pencapaian pendidikan nasional dapat dicapai melalui tiga jalur, yakni

pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.

Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang, meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

perguruan tinggi. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan luar

formal yang dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan

pendidikan informal merupakan jalur pendidikan dari keluarga dan

lingkungan.

Salah satu jalur yang dapat ditempuh dalam pendidikan yaitu

pendidikan nonformal, Pendidikan Kepramukaan salah satu contohnya.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 1 Tentang Gerakan

3
Pramuka menyebutkan “Pendidikan Kepramukaan adalah proses

pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka

melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan”.

Pendidikan Kepramukaan saat ini menjadi salahsatu cara untuk

membentuk dan mengadakan pembelajaran dan pendidikan melalui

metode-metode bermainnya namun mengandung unsur pendidikan. Di

dalam Pramuka terdapat jenjang-jenjang atau tingkatan berdasarkan umur

anggotanya, ada Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak,

dan Pramuka Pandega. Untuk tingkatan mahasiswa atau perguruan tinggi

adalah tingkatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Seperti halnya di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga memfasilitasi mahasiswanya dalam menyelenggarakan

Pendidikan Kepramukaan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi. Unit Kegiatan Mahasiswa

Racana begerak dalam bidang kepemimpnan, pertolongan pertama dan

SAR dengan menggunakan sistem bina diri, bina satuan, dan bina

masyarakat. Pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan dalam Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi ini diselaraskan dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2010 dan dengan lingkungan kampus yang pada

dasarnya adalah Perguruan Tinggi Negeri Islam.

Di dalam Pendidikan Kepramukaan terdapat pelatihan-pelatihan

yang menumbuhkan karakter religius anggota Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi yang berdasarkan atas keimanan, ketakwaan dan

4
berakhlak mulia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka pasal 4 :

Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar


memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader
bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan
hidup.

Dengan demikian diharapkan anggota Pramuka memiliki karakter

yang sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam Gerakan Pramuka dan

mengikuti kegiatan Pramuka dengan sungguh-sungguh agar kegiatan ini

memberikan dampak yang baik bagi kepribadian mahasiswa, terutama

dapat menumbuhkan karakter religius mahasiswa. Karena saat ini kita

dihadapkan dengan tantangan dimana generasi penerus bangsa mengalami

krisis kepribadian dan krisis karakter. Dengan sistem among yang

diterapkan dalam kegiatan kepramukaan ini yaitu asah, asih dan asuh

diharapkan menjadi katalisator dalam terciptamya tujuan dari apa yang

menjadi tantangan saat ini yang sedang menjadi perbincangan rumit dan

sangat urgent untuk segara teratasi oleh pemerintah dan semua elemen

masyarakat.

Dari paparan tersebut, sangat relevan apabila penulis ingin

mengetahui bagaimana pengaruh dari Pendidikan Kepramukaan di tingkat

pendidikan tinggi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengajukan

penelitian tentang “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER

5
RELIGIUS (Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peran dan bentuk-bentuk Pendidikan Kepramukaan

dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada

anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?

2. Faktor-faktor pendukung dan kendala apa sajakah yang ditemui dalam

menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada anggota

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian pasti memiliki arah dan tujuan yang ditargetkan.

Tanpa tujuan, maka penelitian yang dilakukan tidak memberikan manfaat

dan penyelesaian dari penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan utama

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peran dan bentuk-bentuk Pendidikan

Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa

terutama pada anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN

Salatiga.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan kendala yang ditemui

dalam menumbuhkan karakter religius mahasiswa terutama pada

anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

6
D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian tidaklah berarti jika tidak memiliki manfaat yang

dapat diperoleh, oleh karena itu penelitian dikatakan berharga apabila

memiliki manfaat yang dapat diperoleh baik secara teoritis maupun

praktis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah dan mengembangkan terhadap wawasan ilmu

dalam bidang pendidikan.

b. Memberikan gambaran dan informasi tentang pelaksanaan

Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius

mahasiswa terutama anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi IAIN Salatiga.

c. Sebagai dasar dan referensi untuk melakukan penelitian lain yang

relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Mengembangkan penalaran, pola pikir serta kemampuan penulis

dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh.

b. Mencari dan meneliti antara teori yang telah diperoleh dengan

kenyataan yang ada didalam lapangan.

c. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

bagi semua pihak yang terkait didalam penelitian ini, sehingga

mampu memberikan solusi dalam menumbuhkan karakter religius

melalui Pendidikan Kepramukaan.

7
E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan agar lebih

terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan

masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam

penulisan laporan skripsi ini, yaitu :

1. Peneliti hanya meniliti anggota Racana Kusuma Dilaga – Woro

Srikandhi.

2. Peneliti hanya mengakses aktivitas Pendidikan Kepramukaan yang

berkaitan dengan religius atau agama dalam kegiatan Racana yang

sudah di agendakan dalam Program Kerja Masa Bakti 2017.

3. Perilaku yang diteliti adalah bagaimana penerapan 10 Poin Dasa

Dharma yang kemudian dicari kesusaian dengan perilaku dari

keseharian yang menunjukan karakter religius berdasarkan lima aspek

dimensi religius.

4. Peneliti meneliti dalam jangka waktu tanggal 09 mei sampai dengan

05 juni 2017 selama jam kerja Sanggar Racana yaitu hari senin sampai

sabtu dari pukul 07.00 WIB s/d 17.00 WIB dan dilakukan dalam

kegiatan-kegiatan Racana yang berlangsung.

F. Penegasan Istilah

1. Pendidikan Kepramukaan

Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka

yang pada dasarnya merupakan suatu gerakan kaum muda, suatu

wadah di mana mereka bisa memperlihatkan kemampuan mereka

8
sendiri, bisa berkesperimen, dan menemukan berbagai hal melalui

kegiatan-kegiatan yang mereka nikmati, dan bisa menempatkan diri

mereka di antara kaum muda lainnya, maupun di antara orang dewasa

(Kusumanti, 2008: 13).

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang

melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah atau akademik dan

lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,

sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan

prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan dan metode Pendidikan

Kepramukaan, dengan sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak

dan budi pekerti luhur. Pendidikan Kepramukaan sebagai proses

pendidikan sepanjang hayat menggunakan tata cara kreatif, rekreatif

dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui kegiatan

yang menarik, menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan,

serta sesuai dengan bakat dan minatnya diharapkan kemantapan

mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial,

spiritual dan emosianal peserta didik dapat berkembang dengan baik

dan terarah (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2011: 19).

Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam

Gerakan Pramuka. Sistem Among adalah hasil pemikiran Raden Mas

Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak

pendidikan dan pendiri Perguruan Taman Siswa. Kata Among berarti

mengasuh, memelihara atau menjaga. Dan orang yang melakukannya

9
disebut Pamong. Sistem Among berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo,

Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” mempunyai arti “Di

depan memberikan teladan, di tengah ikut membangun atau

melaksanakan, dan di belakang memberikan dorongan atau bantuan ke

arah kemandirian” (Bob Sunardi, 2010: 62)

Jadi Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan yang dilakukan

diluar lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat permainan-

permainan dan metode-metode yang menyenangkan serta dilakukan di

alam terbuka di dalam pelaksanaanya. Selain itu di dalam Pendidikan

Kepramukaan diterapkan Sistem Among yaitu asah, asih, dan asuh

antar sesama anggota Gerakan Pramuka.

2. Karakter Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religiusitas

menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Religi : Agama,

kepercayaan), (Religius : Yang bersifat keagamaan) (Sulisman dan

Sudarsono, 1994: 198).

Sumber dasar karakter religius menurut visi Islam yaitu: Al-Quran,

As-Sunnah atau Hadis, teladan para sahabat dan tabiin, ijtihad. Disisi

lain, sebagai bangsa Indonesia juga memiliki empat pilar landasan

yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan

Republik Indonesia atau NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika (Anas &

10
Irwanto, 2013: 54-56). Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada

lima dimensi religiusitas, yaitu Religious practice (the ritualistic

dimension), Religious belief (the ideological dimension), Religious

knowledge (the intellectual dimension), Religious Feeling (the

experiental dimension), dan Religious effect (the consequential

dimension).

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian di sini peneliti menggunakan

jenis penelitian kualitatif deskriptif. Untuk mempermudah dalam

pengumpulan data, penggalian data dapat dilakukan melalui observasi,

wawancara maupun angket.

Penelitian secara kualitatif deskriptif ini guna memberi

keterangan yang jelas mengenai implementasi pendidikan

kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius pada Anggota

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi periode 2017.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di sini bertindak sebagai instrumen sekaligus

pengumpul data secara langsung. Instrumen selain manusia dapat pula

digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti

sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan

untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.

11
3. Lokasi Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Sanggar Bakti Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Pangkalan IAIN Salatiga terletak

di Jalan Tentara Pelajar 02, Gedung PKM I lantai 1 Kampus I

IAIN salatiga.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai tanggal 09 Mei – 05 Juni 2017.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah langsung di kumpulkan oleh peneliti dari

sumber pertanyaan. Adapun yang terlibat langsung sebagai data

sumber di sini adalah :

Tabel 1.1

Daftar Responden Penelitian

Mahasiswa
No Nama Jabatan
Jurusan
1. Khoirul Alfani Ketua Racana Pa PAI
2. Rif‟atul Muna Ketua Racana Pi PGMI
3. Kristina Mayasari Adat Racana Pi TBI
4. Noviana Diah Riza Adat Brigsus PS-S1
5. Metik Fatmasari Bendahara Pi PS-S1
6. Edy Setiyawan Litbang Pa HTN
7. Muhammad Maskuri Operasional Pa HTN
8. Febri Dwi Fatmawati Tekpram Pi PGMI

12
9. Albarra Rifqi Anthony Danka SAR Brigsus PGMI
10. Ridho Maulana A.F Logistik Brigsus HES
11. Indri Iswanto Anggota Racana PAI
12. Denny Arizal Rifanto Anggota Racana PAI
13. Fatkhan Muhimmi Anggota Racana HTN
14. Anggi Astri Rahayu Anggota Racana PGMI
15. Risa Oktavia Anggota Racana PGRA
16. Alfi Hamidatun Nushroh Anggota Racana TBI
17. Imam Aris Jazuli Anggota Racana PAI
18. Fendi Santoso Anggota Racana PAI
19. Fatikhatus Sakdiyah Anggota Racana PAI
20. Nur Inayah Anggota Racana ES
b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah di

jadikan dalam bentuk dokumen-dokumen. Adapun sumber data

sekunder disini adalah buku-buku yang terkait dengan Pendidikan

Kepramukaan, Karakter Religius, arsip-arsip, hasil musyawarah

dan kerja tahunan Racana, dokumen.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian ini,

maka digunakan prosedur pengumpulan data, yaitu:

a. Wawancara

b. Observasi

c. Studi Dokumentasi

13
6. Analisis Data

Sugiyono (2009: 333) mengemukakan bahwa analisis data dalam

penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

ketika di lapangan dan setelah memasuki lapangan. Namun, dalam

penelitian kualitatif lebih difokuskan selama proses dilapangan

bersamaan dengan pengumpulan data. Peneliti melakukan analisis data

awal yang diperoleh untuk menentukan fokus penelitian yang bersifat

sementara. Analisis data dilakukan menggunakan analisis SWOT dan

dilakukan kembali setelah mendapatkan data tambahan dari berbagai

sumber untuk membuat kesimpulan.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan Keabsahan Data penting untuk dilakukan oleh peneliti.

Hal tersebut dilakukan ketika mendapatkan data awal dan setiap

mendapatkan data tambahan. Teknik pengecekan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan

memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan

pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari

lima BAB, yaitu:

1. BAB I :Berisi pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang

14
Lingkup Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

2. BAB II :Berisi kajian pustaka yang terdiri atas pendidikan,

kepramukaan, pendidikan kepramukaan, pendidikan karakter dan

karakter religius.

3. BAB III :Berisi tentang gambaran umum Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi IAIN Salatiga, dan penjelasan metode-metode yang

digunakan peneliti serta langkah-langkahnya.

4. BAB IV :Berisi tentang pembahasan yang terdiri atas hasil

penelitian, yaitu analisis data dan temuan data dari Implementasi

Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius

Pada Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

5. BAB V :Berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.

15
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Implementasi Pendidikan Kepramukaan

1. Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

Implementasi bisaanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap

sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara

pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,

implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan terencana

dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2002: 70).

Menurut Cleaves (Wahab, 2008: 187) menyebutkan bahwa

implemantasi itu mencakup “Proses bergerak menuju tujuan kebijakan

dengan cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan atau

kegagalan implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut

kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau

mengoperasionalkan program-program yang telah dirancang

sebelumnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

implementasi adalah penerapan atau wujud nyata dari sebuah

perencanaan suatu sistem yang memiliki tujuaun tertentu yang

semuanya akan sangat bergantung dengan kemampuan-kemampuan

16
yang dimiliki dalam melaksanakan apa yang telah dirancang melalui

program-program.

2. Pendidikan

a. Pengertian

Pendidikan merupakan suatu kegiatan atau perbuatan yang

hanya dapat dilakukan oleh manusia, memiliki lapangan yang

sangat luas. Perbuatan tersebut mempunyai tujuan atau sesuatu

yang ingin dicapai dengan perbuatan tersebut (Uyoh, 2014: 72).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 263)

menyebutkan pendidikan berasal dari kata dasar “didik”

(mendidik), yaitu “memelihara dan memberi latihan (ajaran,

tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.”

Adapun pendidikan mempunyai pengertian “proses pengubahan

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,

proses perluasan, dan cara mendidik.”

Ki Hajar Dewantara dalam buku Pendidikan (1962: 4)

menjelaskan bahwa arti pendidikan adalah daya upaya untuk

memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan

karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak agar dapat

memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan

penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.

Menurut Zamroni dalam Mulyasa (2007: 5-6) menyebutkan bahwa

17
pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan

mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang

hidup dan dikap dalam hidup, agar kelak ia dapat membedakan

yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga

kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan

berfungsi secara optimal.

b. Tujuan dan Proses Pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai

yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.

Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu

memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan

merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan

pendidikan (Umar & Sulo, 2008: 37).

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi

segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada

pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu

dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan

pendidikan.

Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup

makro, meso, dan mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro

berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan

dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK

Meneteri, SK Dirjen, serta dokumen-dokumen pemerintah tentang

18
pendidikan tingkat nasional yang lain. Pengelolaan dalam ruang

lingkup meso merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional

ke dalam kebijakan operasional dalam ruang lingkup wilayah di

bawah tanggung jawab Kakanwil Depdikbud. Pengelolaan dalam

ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakan-kebijakan

pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah ataupun

kelas, sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan pendidikan

lainnya dalam masyarakat. Dalam ruang lingkup ini kepala

sekolah, duru, tutor, dan tenaga-tenaga pendidikan lainnya

memegang peranan penting di dalam pengelolaan pendidikan

untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian hasil

pendidikan, misalnya seorang guru wajib menguasai pengelolaan

kegiatan belajar mengajar, termasuk di dalamnya pengelolaan

kelas dan siswa.

c. Unsur-Unsur Pendidikan

Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu:

1) Subjek yang dibimbing (peserta didik)

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan

modern cenderung menyebut demikian oleh karena peserta

didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang

otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang

memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin memecahkan

masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.

19
2) Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud dengan pendidik ialah orang yang

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan

sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya

dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang

beratnggungjawab terhadap pendidikan ialah seorang guru,

pemimpin program pembelajaran, latihan, dan

masyarakat/organisasi.

3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi

edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal

balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada

tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara

optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif

dengan memanipulasikan isi, metode serta alat-alat pendidikan.

4) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa

tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

20
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu

dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana

pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun

muatan lokal. Materi ini bersifat nasional yang mengandung

misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan

lokal misinya adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan

budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian

jiwa dan semangat Bhineka Tunggal Ika dapat

ditumbuhkembangkan.

6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)

Alat dan metode merupakan dua sisi dari satu mata uang.

Alat melihat jenisnya sedangakan metode melihat efisiensi dan

efektivitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala

sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja

untum mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan dibedakan

atas yang preventif (pencegahan) dan yang kuratif

(memperbaiki).

7) Tempat di mana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan

pendidikan)

Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima

pengaruh dari tiga lingkungan (tripusat pendidikan) yang

21
utama yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat (Suparlan, 1984: 110)

d. Jalur Pendidikan

Penyelenggaraan Sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur

yaitu, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah

yang sering disingkat dengan PLS.

1) Jalur Pendidikan Sekolah

Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar

secara berjenjang dan bersinambungan (pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi). Sifatnya formal,

diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah, dan

mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional.

2) Jalur Pendidikan Luar Sekolah

Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang

bersifat kemasyarakatn yang diselenggarakan di luar sekolah

melalu kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan

tidak bersinambungan, seperti keparmukaan, berbagai kursus,

dan lain-lain. PLS memberikan kemungkinan perkembangan

sosial, kultural seperti bahasa dan eksenian, keagamaan, dan

keterampilan yang dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat

untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakatnya.

Pendidikan luar sekolah sifatnya tidak formal dalam arti

22
tidak ada keseragaman pola yang bersifat nasional. Modelnya

sangat beragam. Dalam hubungan ini pendidikan keluarga

merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah, yang

diselenggarakan dalam keluarga yang fungsi utamanya

menanamkan keyakinan agama, nilai budaya dan moral, serta

ketrampilan praktis (Umar & Sulo, 2008: 264).

Berdasarkan paparan teori diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah proses atau upaya yang dilakukan individu atau

kelompok yang dilakukan secara sadar sehingga nanti akan

memberikan perubahan didalam ataupun sesudah mendapatkan

pendidikan tersebut. Pendidikan memiliki tujuan untuk membuat dan

membentuk kesadaran secara nyata yang diterima langsung dengan

memperhatikan unsur-unsur yang terkait di dalamnya. Pendidikan

tidak selalu harus terjadi di dalam lingkungan sekolah, pendidikan

juga dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah salah satu contohnya

adalah Kepramukaan.

3. Pendidikan Kepramukaan

a. Kepramukaan

Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan

pramuka yang pada dasarnya merupakan suatu gerakan kaum

muda, suatu wadah di mana mereka bisa memperlihatkan

kemampuan mereka sendiri, bisa berkesperimen, dan menemukan

berbagai hal melalui kegiatan-kegiatan yang mereka nikmati, dan

23
bisa menempatkan diri mereka di antara kaum muda lainnya,

maupun di antara orang dewasa (Kusumanti, 2008: 13)

Menurut Undang-Undang nomor 12 Tahun 2010 tentang

Gerakan Pramuka menyebutkan :

Gerakan Pramuka bertukjuan untuk membentuk setiap


pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,
disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan
memilii kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam
menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup.

b. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari

lembaga pendidikan lain, yang dilaksanakan sesuai dengan

kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat. Prinsip

Dasar Kepramukaan adalah :

1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan

alam seisinya

3) Peduli terhadap diri pribadinya

4) Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka terdiri dari Satya dan Darma

Sedangkan Metode Kepramukaan merupakan cara belajar

progresif dalam Kepramukaan. Metode Kepramukaan tersebut

melalui :

24
1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

2) Belajar sambil melakukan

3) Sistem bekelompok

4) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta

mengandung pendidikan yang sesuai dengan

perkembangan rohani dan jasmani anggota muda dan

anggota dewasa muda

5) Kegiatan di alam terbuka

6) Sistem tanda kecakapan

7) Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri

8) Kiasan dasar (Bob Sunardi, 2010: 61)

Anggaran dasar Kepramukaan pada bab II pasal 6

menegaskan tentang fungsi pramuka, yaitu sebagai lembaga

pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga sebagai wadah

pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta

Sistem Among yang pelaksanaannya disesuaikan dengan

keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat

Indonesia (Tim Pelatih Kwarda Jateng, 2003: 10). Dari landasan

diatas, Kepramukaan berfungsi sebagai:

1) Kegiatan yang menarik bagi anak dan pemuda.

Kegiatan menarik (game) dimaksudkan kegiatan

yang menyenangkan dan mengandung pendidikan,

25
karena itu dapat diartikan suatu permainan yang

mempunyai tujuan dan aturan permainan, bukan hanya

sekedar main-main yang mengarah pada hiburan

semata.

2) Pengabdian (Job) bagi orang dewasa.

Bagi orang dewasa, Kepramukaan bukan lagi

permainan, ttapi suatu tugas yang memperlukan

keikhlasan dan pengabdian. Orang dewasa ini

mempunyai kewajiban untuk secara sukarela

membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan

organisasi.

3) Alat (Means) bagi masyarakat dan organisasi.

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat

untuk memenuhi kebutuhan dan alat bagi organisasi

untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian,

kegiatan Kepramukaan yang diberikan sebagai latihan

berkala dalam satuan pramuka itu sekedar latihan saja

dan bukan tujuan pendidikannya.

Merujuk dari Resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia

pada bulan Agustus 1942 di Kopenhagen, menyatakan bahwa

Kepramukaan itu mempunyai tiga sifat atau arti khas, yaitu:

1) Kepramukaan Bersifat Nasional.

Kepramukaan diselenggarakan di negara manapun

26
hendaknya menyesuaikan pendidikannya dengan

keadaan dan perkembangan masyarakat, bangsa dan

negara masing-masing.

2) Kepramukaan Bersifat Internasional.

Organisasi Kepramukaan di negara manapun di

Dunia ini harus di bina dan mengembangkan rasa

persaudaraan dan persahabatan untuk mencapai

perdamaian dunia tanpa membedakan sesuatu.

3) Kepramukaan Bersifat Universal.

Kepramukaan itu dapat dilaksanakan dimana saja

untuk mendidik anak dari suku dan bangsa apa saja

yang dalam pelaksanaannya haru selalu menggunakan

Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan (M.

Soeparman, 1981: 12).

c. Kode Kehormatan Pramuka

Kode etik gerakan pramuka adalah suatu kode kehormatan

di mana kita mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa, Negara

Kesatun Republik Indonesia, dan Pancasila sebagai lambang

negara. Setelah itu, kode etik tersebut harus diamalkan untuk

menolong sesama manusia yang dibuktikan dengan membangun

bersama-sama masyarakat. Kode ini ditanamkan untuk mengakui,

menerima secara sukarela serta mampu menjalankan perintah-Nya

27
dan menjauhi larangan-Nya (Sarkonah 2012: 33-34). Kode

kehormatan gerakan pramuka, yaitu sebagai berikut:

1) Tri Satya (Satya Pramuka)

Tri berarti tiga dan satya berarti janji. Tri satya dapat

diartikan sebagai tiga janji yang harus dilakukan oleh setiap

anggota pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Sarkonah

(2012: 33) menuliskan di dalam bukunya yang berjudul

Panduan Pramuka (Penggalang) bahwa isi dari Tri Satya,

adalah sebagai berikut:

Tri Satya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-

sungguh:

a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

b) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri

membangun masyarakat.

c) Menepati Dasa Dharma.

2) Dasa Dharma (Dharma Pramuka)

Dasa berarti sepuluh, sedangkan dharma berarti bakti. Dasa

dhrma dapat diartikan sebagai sepuluh kebaktian yang harus

diamalkan bagi setiap anggota pramuka dalam kehidupan

sehari-hari (Sarkonah, 2012: 34). Setyawan (2009: 165)

menjelaskan bahwa dasa dharma pramuka adalah ketentuan

28
moral untuk setiap anggota Gerakan Pramuka sehingga

merupakan suatu tuntunan sikap dan laku yang berisi nilai-nilai

yang harus menjadi tolak ukur manusia.

Dasa Dharma terdiri dari 10 poin dimana nanti Dasa

Dharma dijadikan Indikator Inti dari Pendidikan Kepramukaan

yang akan digunakan oleh peneliti sebagai fokus, dimana nanti

peneliti akan meneliti bagaimana penerapan dari 10 poin Dasa

Dharma tersebut.

Berikut 10 poin Dasa Dharma beserta penjelasannya :

a) Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa

Pada hakikatnya taqwa merupakan usaha seseorang

yang sangat utama dalam pekembangan hidupnya.

Pengertian taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa tidak

dapat dipisahkan dari pengertian moral, budi pekerti dan

akhlak. Moral, budi pekerti dan akhlak adalah sikap yang

digerakkan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan

perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesama

manusia, sesama makhluk dan terhadap diri sendiri

(Setyawan, 2009: 169-170). Seperti firman Allah Swt

dalam Q.S Al-Baqarah ayat 233:

        .....

“......Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah


bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

29
b) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

Seorang pramuka wajar dan pantas secara alamiah

melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam,

satwa dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang sesama

manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya

(Setyawan, 2009: 174). Dalam hal ini, perlu dibangun

watak utama seperti tidak mementingkan diri sendiri,

menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan

seagama. Rasa cinta dan kasih sayang tersebut diharapkan

dapat menggugah rasa dekat dengan Tuhan. Seperti firman

Allah dalam Q.S Ar-Rum ayat 41 :

        

      


“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).”

Dijelaskan juga dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10:

        

  


“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

30
c) Patriot yang sopan dan ksatria

Setyawan (2011: 176-177) menjelaskan bahwa

seorang pramuka adalah putra yag baik berbakti, setia,

siap siaga membela tanah airnya, sopan, berani dan jujur.

Seorang pramuka yang mematuhi dharma ini, bersama-

sama satu sikap mempertahankan tanah airnya,

menjunjung tinggi martabat bangsanya.

Seperti firman Allah Swt dalam Q.S Ibrahim ayat 35:

         

   


”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku,
Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala.”

d) Patuh dan suka bermusyawarah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 768,

837) disebutkan bahwa musyawarah adalah pembahasan

bersama dengan maksud membuat keputusan dalam

menyelesaikan masalah sedangkan patuh adalah suka

menaati sesuatu yang telah disepakati. Orang yan suka

berusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau

sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang

menyangkut orang lain, seorang demokrat berbincang

31
dengan orang lain baik dengan orang-orang yang terikat

dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.

Seperti firman Allah dalam Q.S Ali Imran ayat 132:

     

“dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi


rahmat.”

e) Rela menolong dan tabah

Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik

untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu,

sedangkan tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan

uji, artinya meskipun seseorang mengetahui bahwa

menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan tetapi ia

tidak mundur dan tidak ragu untuk melakukannya

(Setyawan, 2009: 178-179). Seperti firman Allah dalam

Q.S Al-Maidah ayat 2:

        .....

         

“.....dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)


kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-
Nya.”

32
f) Rajin, terampil dan gembira

Sarkonah (2012: 40-41) menjelaskan bahwa rajin

yaitu berusaha dengan tekun, tertib mengembangkan diri

dan melaksanakan tugas tanpa merasa terbebani. Terampil

artinya setiap anggota pramuka diharapkan mampu berdiri

sendiri da tidak selalu mengharapkan pertolongan orang

lain. Selain itu, setiap anggota pramuka harus mampu

mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan

hasil yang baik. Gembira artinya setiap anggota pramuka

harus selalu menjaankan kehidupan yag lebih baik. selain

itu, anggota pramuka harus bisa mengatasi segala kesulitan,

rintangan dan hambatan agar cita-cita dapat terwujud.

Seperti firman Allah Swt dalam Q.S Insyirah ayat 5-6:

         

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada


kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.”

g) Hemat, cermat dan bersahaja

Selanjutnya, Setyawan (2009: 181-184) menjelaskan

bahwa hemat bukan berarti “kikir”, tetapi lebih terarah pada

dapatnya seorang pramuka melakukan dan menggunakan

suatu secara tepat menurut kegunaannya. Cermat lebih

berarti “teliti”. Sikap laku seorang pramuka harus

33
senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (intropeksi)

maupun yang datangnya dari luar dirinya sehingga ia

senantiasa waspada. Bersahaja lebih berarti sederhana. Ia

harus dapat menyerasikan antara keinginan dan

kemampuan. Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk

menyatakan sesuatu yang sebenarnya. Seperti firman Allah

Swt dalam Q.S At-takaatsur ayat 1-3 :

        

 
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu
masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu).”

h) Disiplin, berani dan setia

Disiplin berarti patuh dan mengikuti aturan atau

norma yang ada, sedangkan berani merupakan suatu sikap

mental untuk bersedia menghadapi segala sesuatu masalah

dan tantangan yang dihadapi. Adapun setia berarti tetap

pada suatu aturan atau norma Sarkonah (2012: 42). Seperti

firman Allah Swt dalam Q.S Al-„Asyr ayat 1-3:

         

      

34
“1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian. 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.”

i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

Pramuka itu bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang diperbuat baik atas perintah maupun tidak, terutama

secara pribadi bertanggung jawab terhadap Tuhan yang

Maha Esa, negara, bangsa, masyarakat dan keluarga.

Sedangkan yang dimaksud dengan dipercaya adalah

pramuka dapat dipercaya, baik perkataannya maupun

perbuatannya. Seperti firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah

ayat 283:

          

        

           

    


“ Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian.
dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka
Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

35
j) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Lebih jauh, Setyawan (2009: 186-188) menjelaskan

bahwa suci dalam pikiran berarti pramuka tersebut selalu

meihat da memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau

ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke

arah yag tidak baik. Suci dalam perkataan, setiap apa yang

telah dikatakan itu benar, jujur serta dapat dipercaya dengan

tidak menyinggung perasaan orang lain. Suci dalam

perbuatan maka pramuka itu harus sanggup dan mampu

berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan negara,

bangsa, agama dan keluarga. Seperti firman Allah Swt

dalam Q.S Al-Hujurat ayat 12:

        

          

        

      


“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-
sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.”

36
d. Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang

melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah atau akademik dan

lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,

menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di

alam terbuka dengan prinsip dasar Pendidikan Kepramukaan dan

metode Pendidikan Kepramukaan, dengan sasaran akhirnya

pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Pendidikan

Kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat

menggunakan tata cara kreatif, rekreatif dan edukatif dalam

mencapai sasaran dan tujuannya. Melalui kegiatan yang menarik,

menyenangkan, tidak menjemukan, penuh tantangan, serta sesuai

dengan bakat dan minatnya diharapkan kemantapan mental, fisik,

pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual dan

emosianal peserta didik dapat berkembang dengan baik dan

terarah (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, 2011: 19).

Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di

dalam Gerakan Pramuka. Sistem Among adalah hasil pemikiran

Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar

Dewantara, bapak pendidikan dan pendiri Perguruan Taman

Siswa. Kata Among berarti mengasuh, memelihara atau menjaga.

Dan orang yang melakukannya disebut Pamong. Sistem Among

berbunyi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso,

37
Tut Wuri Handayani” mempunyai arti “Di depan memberikan

teladan, di tengah ikut membangun atau melaksanakan, dan di

belakang memberikan dorongan atau bantuan ke arah

kemandirian” (Bob Sunardi, 2010: 62)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan Kepramukaan adalah proses yang terjadi dalam

Kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan terjadi diluar pendidikan

formal yang dilakukan di alam terbuka dengan sistem among

sebagai cara atau alat dalam pelaksanaan pendidikan. Sehingga di

dalam Pendidikan Kepramukaan lebih mendekatkan antara yang

mengajarkan dan diajarkan, karena secara tidak langsung

diajarkan untuk saling berhubung dan terkait diantara kaum muda

dan kaum dewasa.

B. Karakter Religius

1. Pendidikan Karakter

Menurut Undang-Undang Sitem Pendidikan Nasional No. 20 tahun

2003 pasal 1 butir 1, pendidikan adalah: “Usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Sebenarnya,

amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan

38
membentuk insan Indonesia yang cerdas dan berkepribadian atau

berkarakter sehingga melahirkan generasi bangsa yang tumbuh dan

berkembang dengan karakter yang bernapaskan nilai-nilai luhur

bangsa dan agama. Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan

cerdas dan berkarakter kuat pernah dikatakan Martin Luther King,

yaitu “kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan

yang sebenarnya”.

Rumusan dari Kementerian Pendidikan Nasional, khusunya

Direktorat Pendidikan Tinggi menjalaskan bahwa secara umum, arti

karakter adalah karakter mendemonstrasikan etika atau sistem nilai

personal yang ideal (baik dan penting) untuk eksistensi diri dan

berhubungan dengan orang lain. Pengertian secara khusus, karakter

adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat

baik, nyata bekerhidupan baik, dan berdampak baik terhadap

lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.

Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang

mengandung nilai, kemampauan, kapasitas moral, dan ketegaran

dalam menghadapi kesulitan dan tantangan (Anas & Irwanto, 2013:

42).

Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan karakter dapat

dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan

kemampuan siswa atau peserta didik untuk memberikan keputusan

39
baik buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan

dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan

karakter memiliki dua nilai substansial, yakni :

a. Upaya berencana membantu orang untuk memahami, peduli

dan bertindak atas nilai-nilai etika/moral.

b. Mengajarkan kebisaaan berpikir dan berbuat yang membantu

orang hidup dan bekerja sama-sama sebagai keluarga, teman,

tetangga, masyarakat, dan bangsa (Sukro Muhab, 2010: 3).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter adalah proses atau upaya yang dilakukan dalam

membentuk dan menerapkan karakter-karakter mulia kepada mereka

yang melakukan dan menerima pendidikan. Dimana hasil akhirnya

mengarahkan agar bisa membedakan antara yang baik atau buruk,

benar atau salah, sehingga membawa mereka untuk senantiasa ingat

dan kembali kepada ajaran agama yang dianutnya dalam bertindak

dan memutuskan sesuatu.

2. Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Religiusitas

menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Religi : Agama,

kepercayaan), (Religius : Yang bersifat keagamaan). Nilai religius

merupakan nilai krohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada

40
kepercayaan atau keyakinan manusia (Sulisman dan Sudarsono, 1994:

198).

Sumber dasar karakter religius menurut visi Islam adalah sebagai

berikut :

a. Kitab Suci Al-Quran

Al-Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan-NYA

melalui perantara malaikat jibril kepada Rasul-NYA, Nabi

Muhammad SAW. Dalam Kitab Suci Al-Quran telah

termaktub seluruh aspek pedoman hidup bagi umat Islam,

sehingga Al-Quran merupakan falsafah hidup Muslim, baik di

dunia maupun di akhirat kelak. Kitab Suci Al-Quran

merupakan ajaran Islam yang universal, baik dalam bidang

akidah, syariah, ibadah, akhlak, maupun muamalah. Dengan

luasnya cakupan dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik,

pertahanan, keamanan, ataupun aspek pendidikan.

b. Sunnah (Hadis) Rasulullah SAW

Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul Allah terakhir

yang mengemban risalah Islam. Segala yang berasal dari

beliau baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya

sebagai rasul merupakan sunnah bagi umat Islam yang harus

dijadikan panutan. Hal ini karena sebagai Rasul Allah, Nabi

Muhammad SAW senantiasa dibimbing oleh wahyu Allah

(Anas & Irwanto, 2013: 54).

41
Ramayulis (2006: 123) menjelaskan, konsepsi dasar

pendidikan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW adalah

sebagai berikut:

1) Disampaikan sebagai rahmatan lil’alamin.

2) Disampaikan secara universal.

3) Segala sesuatu yang disampaikan merupakan kebenaran

mutlak.

4) Kehadiran Nabi SAW bagi umat manusia sebagai

evaluator atas segala aktivitas pendidikan.

5) Perilaku Nabi Muhammad SAW merupakan figur

identifikasi (uswatun hasanah) bagi umatnya.

c. Teladan para sahabat dan tabiin

Para sahabat dan tabiin merupakan generasi awal Islam

yang pernah mendapatkan pendidikan langsung dari Rasulullah

SAW. Oleh karena itu, sikap, perkataan, dan tindakan mereka

senantiasa dalam pengawasan Rasulullah SAW. Sebagai kader

awal dakwah Islam, mereka dapat dijadikan contoh dalam hal

perkataan, perbuatan, dan sikapnya selama tidak bersimpangan

dengan Al-Quran dan As-Sunnah.

d. Ijtihad

Ijtihad merupakan totalitas penggunaan pikiran dengan

ilmu yang dimilik untuk menetapkan hukum tertentu apabila

tidak ditemukan dalam Al-Quran, As-Sunnah, ataupun suatu

42
kasus atau peristiwa tidak ditemukan pada masa Rasulullah

SAW, para sahabat ataupun pada masa tabiin. Orang yang

melakukan ijtihad harus mempunyai otoritas dan kualifikasi

sebagai orang yang mampu secara komperehensif dalam

bidang keislaman dan bidang lain yang menjadi

pendukungnya.

Bagi bangsa Indonesia, empat pilar bangsa yang merupakan nilai

budaya bangsa harus dijadikan landasan atau dasar ideal pendidikan

karakter setelah nilai agama di atas, yakni:

a. Pancasila

b. Undang-Undang Dasar 1945

c. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

d. Bhinneka Tunggal Ika

Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada lima dimensi

religiusitas, yaitu:

a. Religious practice (the ritualisctic dimension) / Aspek Islam

b. Religious belief (the ideological dimension) / Aspek Iman

c. Religious knowledge (the intellectual dimension) / Aspek Ilmu

d. Religious feeling (the experiental dimension) / Aspek Ikhsan

e. Religious effect (the consequential dimension) / Aspek Amal

Lima poin aspek dimensi diatas merupakan indikator inti dari

karakter religius yang hendak peneliti jadikan sebagai fokus penelitian

selain 10 Poin Dasa Dharma. Berikut penjelasan dari masing-masing

43
aspek tersebut:

a. Religious practice (the ritualistic dimension)

Tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban

ritual di dalam agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini

mencakup pemujaan, kultur serta hal-hal yang lebih

menunjukan komitmen seseorang dalam agama yang

dianutnya.

Wujud dari dimensi ini adalah perilaku masyarakat

pengikut agama tertentu dalam menjalankan ritus-ritus yang

berkaitan dengan agama. Dimensi praktek dalam agama islam

dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah seperti shalat,

zakat, puasa, haji dan sebagainya.

Konsep ibadah berpusat pada prinsip dasar penting bahwa

manusia diciptakan untuk menjadi khalifah Allah di muka

bumi. Allah berkehendak menciptakan manusia untuk menjadi

khalifahnya yang memikul amanat risalah dan menjalankan

syariatnya. Makna ini dapat disimak dalam Firman allah pada

surah al-Dzariyat ayat 56:

      


“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Departemen Agama
RI, 1993: 524)

44
b. Religious belief (the ideological dimension)

Sejauh mana orang menerima hal-hal yang dogmatik di

dalam ajaran agamanya. Misalnya kepercayaan tentang adanya

Tuhan, Malaikat, kitab-kitab, Nabi dan Rasul, hari kiamat,

surga, neraka dan yang lain-lain yang bersifat dogmatik.

Meskipun diakui setiap agama memiliki seperangkat

kepercayaan yang secara doktriner berbeda dengan agama

lainnya, bahkan untuk agamanya saja terkadang muncul paham

yang berbeda dan tidak jarang berlawanan.

Inti dimensi ini dalam ajaran Islam adalah Tauhid atau

mengesakan dan ketaqwaan kepada Allah. Agama Islam

menyeru manusia agar beriman dan bertaqwa (Hery Noer &

Munzier, 2000: 138).

Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat

186 :

          

        


“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(Departemen Agama RI, 1993: 29).

Pada dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya

unsur ketaatan bagi setiap pengikutnya. Dalam begitu adapun

45
agama yang dianut oleh seseorang, makna yang terpenting

adalah kemauan untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam

ajaran agama yang dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih

bersifat doktriner yang harus ditaati oleh penganut agama.

c. Religious knowledge (the intellectual dimension)

Seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran

agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci maupun yang

lainnya. Paling tidak seseorang yang beragama harus

mengetahui hal-hal pokok mengenai dasar-dasar keyakinan,

ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.

Dimensi ini menunjukkan dalam Islam menunjuk kepada

seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman muslim

terhadap ajaran-ajaran agamanya terutama mengenai ajaran

pokok agamanya, sebagaimana yang termuat di dalam kitab

sucinya. Hal ini berhubungan dengan aktivitas seseorang untuk

mengetahui ajaran-ajaran agamanya.

Seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-Alaq ayat 1-5, yang

menjelaskan bahwasanya kita senantiasa harus berilmu atau

belajar untuk mengetahui sesuatu.

           

          

 

46
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

d. Religious Feeling (the experiental dimension)

Dimensi ini terdiri dari perasaan-perasaan dan pengalaman-

pengalaman keagamaan yang pernah dirasakan dan dialami.

Misalnya seseorang merasa dekat dengan Tuhan, seseorang

merasa takut berbuat dosa, seseorang merasa doanya

dikabulkan Tuhan. Dan lain sebagainya.

Ancok dan Suroso (1994) mengatakan kalau dalam Islam

dimensi ini dapat terwujud dalam perasaan dekat atau akrab

dengan Allah, perasaan bertawakal (pasrah diri dalam hal

positif) kepada Allah, perasaan khusuk ketika melaksanakan

shalat atau berdoa, perasaan bergetar ketika mendengar adzan

atau ayat-ayat Al-Quran, perasaan bersyukur kepada Allah,

perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari Allah.

Dijelaskan dalam Q.S Al-Qashas ayat 77 dijelaskan

manusia bahwasanya untuk selalu berbuat baik sebagaimana

Allah selalu berbuat baik terhadap kita.

         

          

         

47
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

e. Religious effect (the consequential dimension)

Dimensi ini yang mengukur sejauh mana perilaku

seseorang dimotivasikan oleh ajaran agamanya di dalam

kehidupannya. Misalnya ikut dalam kegiatan konservasi

lingkungan, ikut melestarikan lingkungan alam dan lain-lain.

Ancok dan Suroso (1994) mengatakan bahwa dalam Islam,

dimensi ini dapat diwujudkan dengan melakukan perbuatan

atau perilaku yang baik sebagai amalan sholeh sebagai muslim,

yaitu meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama,

berderma, mensejahterakan dan menumbuhkembangkan orang

lain, menegaskan kebenaran dan keadilan, berlaku jujur,

memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak

mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak berjudi, tidak

meminum minuman yang memabukan, mematuhi norma-

norma Islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup

sukses menurut ukuran Islam dan sebagainya.

Perilaku dalam hal ini diartikan bagaimana akhlak atau

perilaku seseorang dengan dilandasi ajaran agama yang

dianutnya. Akhlak sebenarnya adalah buah dari keyakinan dan

48
ibadah seseorang (Husni, 2001: 39). Dimensi ini bisaanya

didahului oleh masalah keimanan, seperti dalam surat Saba‟

ayat 37:

          

         

  


“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak
kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal
(saleh, mereka Itulah yang memperoleh Balasan yang berlipat
ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan
mereka aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam
syurga).” (Departemen Agama RI, 1993: 433).

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa karakter

religius adalah karakter atau nilai yang berhubungan dengan agama. Nilai

religius merupakan nilai kerohanian dengan tingkatan tertinggi dan

mutlak dari kebenaran dan keyakinan dirinya kepada Tuhan. Karakter

religius bersumber dari Alqur‟an, Sunnah, Ijtihad, teladan para sahabat

dan tabiin. Karakter religius sangat erat berhubungan dengan nilai

ilahiyah dan nilai insaniyah, sehingga dalam praktik keagamaannya

karakter religius selain berorientasi ibadah kepada Tuhan, karakter

religius juga berorientasi kepada akhlak dan bersikap terhadap sesama di

lingkungan bersmasyarakat. Jadi karakter religius secara singkat adalah

bagaimana individu itu beriman, kemudian mencari tahu akan sebuah

kebenaran serta mempraktikannya dalam kehidupan sehari-harinya.

49
BAB III

PROFIL TEMPAT PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

A. Profil Tempat Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi

Mengutip dari buku sejarah berdirinya Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi menjelaskan bahwa Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi berdiri pada tanggal 9 Maret 1988. Pada waktu itu status

kampus IAIN Salatiga masih bernama IAIN Walisongo dan pada masa

tersebut nama Racana masih menggunakan nama Racana Walisongo

sebelum mengalami perubahan sampai sekarang ini. Salah satu saksi

sejarah yaitu kakak Abdul Syukur dan kakak Astuti Sakdiyah sebagai

pendiri sekaligus menjadi ketua Racana pertama kali. Beliau sekarang

menjadi berstatus sebagai Dosen di IAIN Salatiga dan merangkap sebagai

Pembina Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.

Singkatnya, Pada tanggal 27 September 1996 diadakan rapat untuk

pembaharuan nama Racana, karena pada saat itu IAIN Walisongo telah

beralih status menjadi IAIN Salatiga, sehingga nama Racana Walisongo

harus diganti. Pada waktu itu munculah nama-nama yang banyak

diusulkan seperti Damardjati-Sekar Arum, Sunan Bayat-Nyi Sunan Bayat,

Ki Ageng Pandanaran-Nyai Ageng Pandanaran, Kusuma Dilaga-Woro

Srkandhi, dan Damardjati-Robi‟ah Al Adawiyah.

Rapat berikutnya barulah disetujui nama racana yang akan

digunakan. Nama racana yang akan digunakan tersebut adalah Kusuma

50
Dilaga-Woro Srikandhi. Nama tersebut atas usulan kakak Anshori, kakak

Hakim H, dan kakak Hamim, dengan referensi dari buku karangan Ir.

Srimulyono dengan judul ” Wayang Dan Karakter Manusia” halaman101-

103 dan buku karangan Amir Martosedoyo SH dengan judul “Sejarah

Wayang” halaman 64.

Kusuma Dilaga -Woro Srikandhi merupakan tokoh pewayangan

dalam cerita Mahabrata. Kusuma Dilaga adalah nama lain dari

Werkudoro atau Bima yang merupakan salah satu dari Pandawa. Dia

digambarkan sebagi laki-laki yang besar, gagah dan kuat. Senjata pusaka

Werkudoro adalah Godho Rujakpolo, sehingga senjata tersebut digunakan

sebagai pusaka adat bagi racana putranya. Woro Srikandhi adalah istri

dari Arjuna yang juga merupakan salah satu dari Pandawa. Senjata yang

digunakannya adalah Busur Panah, sehingga pusaka adat bagi racana

putri menggunakan busur dan anak panah.

Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu unit

kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan

sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan

kepramukaan. Racana adalah wadah bagi anggota pramuka tingkat

Pandega, yaitu tingkatan setelah penegak. Usia anggota Pandega sesuai

dengan AD dan ART Gerakan Pramuka adalah 21-24 tahun atau yang

sudah berstatus sebagai Mahasiswa. Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan meiliki nomer gugus depan

(Gudep) 02.237-02.238.

51
Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu dari

satuan Pandega yang berdomisili di IAIN Salatiga. Racana adalah salah

satu organisasi kemahasiswaan yang memiliki struktur pembinaan sampai

tingkat nasional, yaitu kwartir nasional. Racana disini memiliki proses

pendidikan yang mana lebih diarahkan kearah tugas mahasiswa

(tridharma perguruan tinggi). Oleh karena itu agar dapat berjalan dengan

baik antara tugas kuliah dan berorganisasi maka perlunya memanajemen

waktu dengan baik sehingga semua itu dapat berjalan dengan beriringan.

2. Visi dan Misi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

Visi racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi adalah untuk

melahirkan kader-kader kepanduan yang profesional dan berintegritas

tinggi. Dan misinya adalah untuk membentuk kepribadian mahasiswa

yang berahlakul karimah sesuai dengan satya dan dharma pramuka.

3. Satuan Khusus Dalam Racana (Brigade Khusus)

Mengutip dari arsip Brigsus Naga Sandhi, pada tahun 1993 terbesit

dari seorang pemikir untuk menciptakan sebuah pasukan yang elite. Dari

situ diadakanlah penelitian guna menciptakan pasukan tersebut. Setelah

memperoleh data yang cukup, maka diadakanlah rapat untuk membentuk

pasukan khusus di racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Dalam rapat

tersebut munculah nama-nama seperti pasukan khusus (PASSUS),

pasukan inti (PATI) dan brigade khusus (BRIGSUS). Dengan

pertimbangan yang matang maka disepakatilah pasukan tersebut dengan

nama brigade khusus (BRIGSUS).

52
Pada tanggal 16-17 november 1994 diadakan pembrivetan dan

pelantikan yang pertama kali sehingga pada tanggal 17 november 1994

dijadikan hari lahirnya Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi (Brigsus Naga Sandhi). Dalam pelaksanaanya brigsus

menggunakan sistem komando dan dipimpin oleh seorang komandan.

Brigsus diberi kekuasaan untuk mengelola corpsnya secara independen.

Untuk dapat menjadi anggota brigsus harus melewati seleksi dan

pendidikan terlebih dahulu. Dalam brigsus terdapat 3 jurusan yaitu

pertolongan pertama (PP), peraturan baris berbaris (PBB) dan search and

rescue (SAR).

4. Progam Kerja Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

Sebagai sebuah organisasi yang aktif, racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi memiliki progam kerja yang sudah disusun untuk dilaksanakan.

Progam kerja itu disusun ketika awal kepengurusan dan akan dilaporkan

sebagai laporan pertanggung jawaban ketika di akhir kepengurusan nanti.

Progam kerja tersebut disusun mulai dari progam kerja tahunan, progam

kerja bulanan, progam kerja mingguan hingga progam kerja harian.

Progam Kerja Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi antara lain :

a. Up Grading dan Raker

b. Gladi Tangguh Brigsus

c. HUT Racana

d. Gladian Pimpinan Pandega

e. Amalan Ramadhan Racana

53
f. Pelatihan Protokoler

g. DIKTARA (Pendidikan Tamu Racana)

h. Penerimaan dan Seleksi Calon Brigsus

i. Gladi Wira Brigsus

j. Pembrivetan dan Pelantikan

k. Musrac-Mussus

l. Konservasi Alam

m. Halal Bihalal

n. Pelolosan dan Penambatan

o. Kerohanian

p. Latian Rutin

q. Donor Darah

r. Latian Gabungan se-Jawa dan NTB

s. Studi Banding

5. Struktur Organisasi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Masa Bakti

2017

Tabel 3.1

Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Masa Bakti 2017

JABATAN NAMA

Pembina putra Mukti ali, M. Hum.

Pembina putri Dra. Astuti sakdiyah, M.Pd.

Ketua Racana Putra Khoirul Alfani

Ketua Racana Putri Rif‟atul Muna

54
Sekretaris Putra Luzman Rifqie

Sekretaris Putri Dyah Puspitasari

Bendahara Putra M. Rafi Naufal

Bendahara Putri Metik Fatmasari

Pemangku Adat Racana Putra Arsyad Bagus Saputra

Pemangku Adat Racana Putri Kristina Mayasari

SEKSI BIDANG

Giat Operasional 1. Muhammad Maskuri

2. Rizna Dwi Ariani

Giat Tekpram 1. Miftahul Falah

2. Febri Dwi Fatmawati

Kerumah Tanggaan 1. Sirojjudin Ala Al Baihaqi

2. Laini Luthfiati

Penelitian dan Pengembangan 1. Edy Setiawan

2. Diah Ayu Sita Resmi

Pengembangan Sumber Daya 1. Muhamad Fitriantono

2. Faridhotul Ilmiah

Hubungan Masyarakat dan Abdi 1. Anas Shobirin

Masyarakat 2. Ovie Varihat El Vithria

55
Tabel 3.2

Dewan Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Periode

2017

JABATAN NAMA

Komandan Brigsus Afif Husein

Sekretaris Amalia Khoirunnisa

Bendahara Zaidatul Aslamiah

Pendidikan Dan Latihan 1. Dina Erawati Kumala

2. Nur Laelatul

Fitrianingrum

Logistik 1. Ridho Maulana A.F

2. Iin Zulianti

Komandan Reka PP Almu‟rismillah Zailani

Komandan Reka PBB Nur Wahyuningsih

Komandan Reka SAR Albarra Rifqi Anthoni

Sumber: Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

B. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis dan Pendekatan

Jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu jenis penelitian

grounded theory. Grounded theory memungkinkan peneliti melakukan

riset prosesual, yaitu riset yang berfokus pada “rangkaian peristiwa,

tindakan, dan aktivitas individual maupun kolektif yang berkembang dari

waktu ke waktu dalam konteks tertentu (Kasali, 2001: 181). Grounded

theory dimulai tanpa hipotesis, dan memungkinkan data serta penarikan

56
sampel teoritis sebagai panduan untuk memilih kerangka konseptual dan

teori yang muncul.

Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah melalui

pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam Lexy J. Moleong (1988 :4)

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang adan perilaku yang

dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar

individu tersebut secara holistik (utuh). Sedangkan Dalam Soejono dan

Abdurrahman (2005: 29) Nasution mengemukakan bahwa pendekatan

kualitatif deskriptif yaitu berupa dokumen pribadi, catatan lapangan,

ucapan responden, dokumen dan lain-lain. Selain itu, pendekatan ini juga

tidak didominasi angka sebagaimana yang ada di dalam penelitian

kuantitatif.

Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak didominasi

angka-angka dalam pendekatannya, melainkan melalui deskripsi-

deskripsi narasi dari data yang diperoleh dilapangan baik dari

wawancara, observasi, maupun dari dokumen-dokumen yang terkait.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data disini digunakan untuk memperoleh data

melalui beberapa yang nantinya akan dijadikan hasil penemuan di dalam

penelitian ini. Adapun Teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

57
a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses

tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan

datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh

yang diwawancara (Fathoni, 2011: 105). Dalam metode ini

peneliti meneliti dengan memberikan instrument atau panduan

wawancara secara terstruktur kepada responden. Wawancara disini

di fokuskan tentang bagaimana implementasi atau wujud nyata

Pendidikan Kepramukaan dalam menumbuhkan karakter religius,

yangmana fokusnya adalah dalam 10 Dasa Dharma dan 5 Dimensi

Religius. Peneliti disini menggunakan pedoman wawancara tidak

terstruktur. Namun, responden telah disiapkan pertanyaan-

pertanyaan wawancara yang dicetak dan dibagikan kepada setiap

responden. Bertujuan mempermudah mengarahkan responden

kedalam pokok pembahasan wawancara.

Adapun langkah-langkahnya, peneliti mengawali dengan

menentukan siapa saja responden yang akan diwawancarai yaitu

Anggota Racana sebanyak 20 orang yang terdiri dari pengurus

atau dewan dan anggota bisaa. Setelah itu peneliti melakukan

wawancara terhadap responden satu per satu dengan cara

memberikan lembar pedoman tersebut, disini peneliti melakukan

wawancara secara langsung dan lembar pedoman tersebut sebagai

pendukung atau acuan responden dalam wawancara yang

58
kemudian hasil jawabannya dituliskan secara lengkap dan

dijabarkan melalui lembar pedoman tersebut.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan

terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011: 104).

Disini peneliti meneliti tentang bagaimana situasi dan kondisi di

dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

Observasi disini memungkinkan peneliti dalam memahami

dan mengamati setiap perubahan yang terjadi secara langsung

dilapangan. Sehingga, peneliti tidak boleh terlewatkan satupun

peristiwa penting yang bisa dalam observasi.

c. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal

atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya

(Arikunto, 2014: 274). Dalam hal ini peneliti meneliti kondisi atau

gambaran umum Racana melalui notulen rapat, absensi kegiatan,

foto-foto, dan dokumen lain tentang Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi.

59
3. Teknik Analisis Data

Analisis data dari pengumpulan data merupakan tahapan yang

penting dalam menyelesakan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Sehingga,

analisis data di sini berfungsi untuk memberi arti, makna dan nilai yang

terkandung dalam data tersebut. Analisis dalam penelitian kualitatif

dimulai sejak peneliti mengumpulkan data di lapangan, sejak akan masuk

ke lapangan, ketika sedang berada di lapangan dan sesudah selesai

mengumpukan data di lapangan (Kasiram, 2008: 351-352).

Analisis data kualiatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, seperti mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain. Peneliti memulai proses analisis data dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari observasi

yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, wawancara maupun

dokumen.

Data yang diperoleh ketika melakukan penelitian banyak sekali

jumlahnya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, langkah berikutnya

mengadakan reduksi data, yaitu memilih data yang menarik, penting dan

baru. Sedangkan, data yang sekiranya tidak dipakai dapat dihilangkan.

Langkah selanjutnya, menyusunnya dalam kategori-kategori. Tahap akhir

dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah

60
hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan metode

triangulasi

61
BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN DATA

A. Analisis Data

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode,

yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode Studi Dokumentasi.

Peneliti mendapatkan data tentang implementasi Pendidikan Kepramukaan

dalam menumbuhkan Karakter Religius pada anggoa Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi, dengan cara wawancara kepada pengurus atau dewan

Racana serta beberapa anggota yang telah ditunjuk oleh peneliti. Dalam

penelitian ini peneliti memperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1

Daftar identitas informan atau responden

Mahasiswa
No Nama Jabatan
Jurusan

1. Khoirul Alfani Ketua Racana Pa PAI

2. Rif‟atul Muna Ketua Racana Pi PGMI

3. Kristina Mayasari Adat Racana Pi TBI

4. Noviana Diah Riza Adat Brigsus PS-S1

5. Metik Fatmasari Bendahara Pi PS-S1

6. Edy Setiyawan Litbang Pa HTN

7. Muhammad Maskuri Operasional Pa HTN

8. Febri Dwi Fatmawati Tekpram Pi PGMI

9. Albarra Rifqi Anthony Danka SAR Brigsus PGMI

62
10. Ridho Maulana A.F Logistik Brigsus HES

11. Indri Iswanto Anggota Racana PAI

12. Denny Arizal Rifanto Anggota Racana PAI

13. Fatkhan Muhimmi Anggota Racana HTN

14. Anggi Astri Rahayu Anggota Racana PGMI

15. Risa Oktavia Anggota Racana PGRA

16. Alfi Hamidatun Nushroh Anggota Racana TBI

17. Imam Aris Jazuli Anggota Racana PAI

18. Fendi Santoso Anggota Racana PAI

19. Fatikhatus Sakdiyah Anggota Racana PAI

20. Nur Inayah Anggota Racana ES

Dari wawancara diatas peneliti hendak mengumpulkan data mengenai

bagaimana penerapan dari 10 Poin Dasa Dharma serta bagaimana penerapan

dari Karakter Religius dengan 5 aspek melalui Pendidikan Kepramukaan.

1. Wawancara

a. Penerapan 10 Poin Dasa Dharma

1) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Takwa

Kepada Tuhan Yang Maha Esa? Apa alasannya?

63
Tabel 4.2

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 1

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya, Takwa kepada Tuhan adalah menjalankan
perintah dan menjauhi laranganNya, dalam
konteks ini saya berusaha untuk menjalankan
perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
2. Rif‟atul Muna Ya, karena sudah melaksanakan dan menjauhi
larangan Tuhan Yang Maha Esa seperti
halnya sholat berjamaah, puasa dan lain
sebagainya.
3. Kristina Ya, saya sudah berusaha melaksanakan
Mayasari perintah Allah seperti halnya melaksanakan
shalat, puasa dan terus berusaha menjadi
orang yang bermanfaat bagi orang lain.
4. Noviana Diah Ya, karena sudah melaksanakan perintah dan
Riza menjauhi laranganNya walaupun belum
sepenuhnya.
5. Metik Fatmasari Ya, dengan melakukan sholat wajib dan
berusaha menjalankan perintahNya serta
menjauhi laranganNya.
6. Edy Setiyawan Ya, karena saya sudah melaksanakan sholat,
dan berusaha menjalankan perintah dan
menjauhi laranganNya.
7. Muhammad Ya, sudah tapi belum maksimal dalam
Maskuri menjalankan apa yang diperintahkan Allah
SWT kepada saya.
8. Febri Dwi Ya, karena saya telah menunaikan kewajiban
Fatmawati saya sebagai seorang muslim. Selain itu
dalam berkegiatan Pramuka saya juga selalu

64
menunaikan kewajiban saya untuk beribadah.
9. Albarra Rifqi Ya, sudah karena Anggota Racana Islam.
Anthony
10. Ridho Maulana Ya, sudah melaksanakan sholat lima waktu,
A.F puasa, dan beribadah yang lainnya.
11. Indri Iswanto Ya, dengan menjalankan segala perintah dan
menjauhi laranganNya.
12. Denny Arizal Ya, berusaha dan senantiasa ingat perintah
Rifanto dan kewajiban meskipun sibuk kegiatan
seperti sholat, tadarus dll.
13. Fatkhan Tidak, menurut saya, saya belum takwa.
Muhimmi Hakikatnya orang yang takwa itu selalu
menjalankan semua perintah dan
laranganNya, maka dari itu saya mengaku
belum menerapkan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
14. Anggi Astri Ya, karena sebagai umat Islam kita wajib
Rahayu bertaqwa kepada Allah.
15. Risa Oktavia Ya, melaksanakan perintahNya.
16. Alfi Hamidatun Ya, karena saya menjalankan perintahNya
Nushroh dengan baik dan rajin seperti sholat, puasa dll.
17. Imam Aris Ya, tetapi belum sepenuhnya. Dikarenakan
Jazuli dalam menerapkan ketakwaan ini masih
sering terkalahkan dengan nafsu duniawi.
18. Fendi Santoso Ya, karena sebagai Anggota Racana kita
harus menjalankan segala perintah Allah agar
hidup kita bisa lebih bersemangat.
19. Fatikhatus Ya, saya senantiasa menjalankan perintah dan
Sakdiyah menjauhi laranganNya, melaksanakan sholat
misalnya.

65
20. Nur Inayah Ya, berusaha melaksanakan segala perintah
dan menjauhi laranganYa, contoh
melaksanakan sholat, zakat, haji, tidak
berzina, tidak minum-minuman keras.

66
2) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Cinta

Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia? Apa alasannya?

Tabel 4.3

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 2

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya, karena saya berusaha menjaga kebersihan
lingkungan dan bersahabat serta menyayangi
orang yang disekitar saya.
2. Rif‟atul Muna Ya, karena didalam Racana juga diadakan
kegiatan konservasi alam yang menanamkan
rasa cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia.
3. Kristina Ya, mencintai alam dengan aplikasi
Mayasari membuang sampah pada tempatnya,
menghemat penggunaan air, meminimalisir
berpegian dengan sepeda motor, berusaha
bersikap baik terhadap orang lain dan
membantu orang lain.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, karena saya juga berusaha
Riza menjaga lingkungan, serta berusaha bersikap
baik kepada sesama manusia.
5. Metik Fatmasari Ya, saya sudah melakukan konservasi alam
sebagai wujud nyata peduli lingkungan dan
saya menghargai sesama Anggota Racana
sebagai wujud kasih sayang sesama manusia.
6. Edy Setiyawan Ya, cinta alam masih saya lakukan dengan
cara yang paling kecil buang sampah pada
tempatnya dan saya juga saling menghargai
saling membantu sesama manusia.

67
7. Muhammad Ya, sudah contoh faktanya adalah merawat
Maskuri pohon yang berada disekitar rumah kita itu
termasuk cinta alam dan merawat mahluk
hidup Allah SWT.
8. Febri Dwi Ya, karena saya te;ah berusaha menjaga
Fatmawati lingkungan disekitar saya selain itu saya juga
berusaha intuk menghargai orang lain
disekitar saya.
9. Albarra Rifqi Ya, karena setiap Anggota Pramuka juga
Anthony merawat alam dan saling membantu.
10. Ridho Maulana Ya, dengan saya tidak membuang sampah
A.F sembarang tempat, bukti saya cinta saya
kepada alam dan sesama manusia.
11. Indri Iswanto Ya, membuang sampah pada tempatnya,
saling menyayangi dan menghormati antar
sesama manusia.
12. Denny Arizal Ya, adanya konservasi alam, membuang dan
Rifanto menjaga lingkungan, menghormati dan
menghargai antar sesama.
13. Fatkhan Ya, tapi belum maksimal. Kalau sepaham
Muhimmi saya cinta alam berarti menjaga dan
membersihkan saja namun bukan hanya itu
masih banyak lagi wujud akan cinta alam dan
kasih sayang sesama manusia dengan
pandangan agama dengan berakhlak atau
beretika dll.
14. Anggi Astri Ya, karena dalam Pramuka kita selalu
Rahayu diajarkan untuk mencintai, menyayangi
siapapun dan selalu menjaga serta tidak
mencemari lingkungan.

68
15. Risa Oktavia Ya, saya tanamkan pada diri saya agar selalu
mencintai alam, menjaga serta melestarikan
alam.
16. Alfi Hamidatun Ya, cinta alam saya tunjukan dengan tidak
Nushroh membuang sampah sembarangan, dan kasih
sayang sesama manusia saya lakukan dengan
membantu teman atau tetangga.
17. Imam Aris Ya, pentingnya penerapan cinta ala mini
Jazuli adalah kewajiban kita untuk menjaga karunia
Allah sedangkan kasih sayang sesama
manusia ini penting bagi kelangsungan hidup
sebagai makhluk sosial.
18. Fendi Santoso Ya, karena saya setiap hari membersihkan
sanggar racana dan tempat tinggal, selain itu
juga saya kerap memberikan senyuman
dengan sesama.
19. Fatikhatus Ya, saya sudah mengikuti konservasi alam,
Sakdiyah membuang sampah pada tempatnya, berteman
dan menyayangi sesama.
20. Nur Inayah Ya, karena alam dan kita saling
membutuhkan, apabila lingkungan disekitar
kita bersih maka kita akan sehat, begitu juga
dengan teman apabila kita baik maka akan
membentuk simbiosis mutualisme.

69
3) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patriot

yang Sopan dan Ksatria? Apa alasannya?

Tabel 4.4

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 3

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena saya senantiasa berusaha
untuk sopan dalam berperilaku.
2. Rif‟atul Muna Ya, karena sudah menjalankan atau
menerapkan kepribadian yang sopan.
3. Kristina Ya, saya membedakan antara sikap dan
Mayasari bahasa terhadap orang yang sepantaran
dengan orang yang lebih tua, berusaha
mementingkan kepentingan orang lain
meskipun tidak setiap hari saya lakukan.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, karena saya sudah berusaha
Riza menjaga sopan santun dan berjiwa tangguh.
5. Metik Fatmasari Ya, saya menghargai dan menghormati orang
yang lebih tua serta lebih mementingkan
kepentingan orang lain daripada kepentingan
pribadi.
6. Edy Setiyawan Ya, seperti orang jawa selalu mengajarkan
tentang kesopanan insyaallah saya masih
berusaha untuk menjadi orang yang sopan
sesama, kecil maupun tua.
7. Muhammad Ya sudah, tapi belum maksimal. Contohnya
Maskuri sopan terhadap orang yang lebih tua dari saya.
8. Febri Dwi Ya, karena saya telah berusaha untuk menjadi
Fatmawati individu yang sopan tidak hanya kepada
orang yang lebih tua tetapi juga kepada teman

70
sebaya dan yang lebih muda.
9. Albarra Rifqi Ya, Alhamdulillah sudah dengan selalu
Anthony bersikap sopan dan ksatria.
10. Ridho Maulana Ya, selalu sopan dalam berbicara kepada
A.F orang yang lebih tua dari saya dirumah
maupun dikampus.
11. Indri Iswanto Ya, selalu bertingkahlaku baik.
12. Denny Arizal Ya, mencoba bijak serta senantiasa mentaat
Rifanto norma-norma yang berlaku.
13. Fatkhan Ya, karena didalam pramuka mengajriku akan
Muhimmi pentingnya jiwa patriot.
14. Anggi Astri Ya, karena sebagai Anggota Pramuka kita
Rahayu harus selalu menolong sesama tanpa pamrih
dan selalu menjaga kelakuan dimanapun kita
berada.
15. Risa Oktavia Ya, sopan itu salah satu attitude yang harus
dimiliki setiap orang.
16. Alfi Hamidatun Ya, saya selalu berusaha berpakaian dan
Nushroh berperilaku yang sopan.
17. Imam Aris Ya, tetapi belum sepenuhnya. Hal tersebut
Jazuli terkendala dengan situasi dan kondisi yang
kurang mendukung karena ada dua aspek atau
lebih yang sama-sama penting dan terkadang
menjadi sulit untuk menerapkannya.
18. Fendi Santoso Ya, karena rasa patriotku sudah tertanam
dihati dan penerapannya berupa rasa
semangat dalam membangun dan
mengembangkan Racana.
19. Fatikhatus Ya, senantisa berbuat kebaikan, menerapkan
Sakdiyah 5S, dan bertingkah semestinya.

71
20. Nur Inayah Ya, ketika dosen sedang mengajar kita
sebagai mahasiswa harus memperhatikan.

4) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patuh dan

Suka Bermusyawarah?

Tabel 4.5

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 4

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena dalam organisasi saya
senantiasa menerapkan musyawarah mufakat.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, karena didalam Racana juga
terdapat rapat dan hasilnya dilakukan dengan
cara musyawarah.
3. Kristina Ya, saya berusaha sebaikmungkin untuk
Mayasari mematuhi peraturan yang sudah diterapkan
dimapaun saya berada, saya senang
memecahkan sebuah keputusan bersama
dengan yang lainnya untuk mencapai mufakat
dan bermusyawarah bagi saya akan lebih
mudah untuk mendapat titik terang.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, saya sudah berusaha bersikap
Riza patuh dan juga mengikuti serta berusaha
member masukan yang membangun dalam
kegiatan bermusyawarah.
5. Metik Fatmasari Ya,saya selalu mematuhi setiap perintah yang
baik dan dalam mengambil sebuah keputusan
selalu dilakukan dengan musyawarah
mufakat.
6. Edy Setiyawan Ya, sebagai mahasiswa saya berusaha patuh

72
terhadap orangtua dan dosen saya, dan selaku
anak organisasi saya sering mengikuti agenda
bermusyawarah sesama anggota.
7. Muhammad Ya, tapi belum maksimal contoh ketika kita
Maskuri mengikuti rapat rutinan di sanggar dan
menghormati pendapat orang lain.
8. Febri Dwi Ya, salah satu bentuk dari patuh dan suka
Fatmawati bermusyawarah yaitu saya aktif dalam setiap
rapat yang diadakan di Racana sebagai wujud
dari suka bermusyawarah.
9. Albarra Rifqi Ya, dengan selalu ikut andil dalam rapat
Anthony kegiatan.
10. Ridho Maulana Ya, saya sebagai anggota selalu patuh pada
A.F atasan organisasi saya,dan selalu ikut
bermusyawarah saat mengikuti rapat.
11. Indri Iswanto Ya, patuh terhadap segala sesuatu yang
diperintahkan asal tidak melanggar,
musyawarah dalam forum rapat atau ketika
sedang ada maslah.
12. Denny Arizal Ya, patuh dalam beribadah akan perintah
Rifanto Allah dan patuh terhadap hal baik,
bermusyawarah untuk mufakat
13. Fatkhan Ya, tapi belum maksimal. Karena menurut
Muhimmi saya kata patuh masih memiliki tingkatan
setiap manusia, dan suka bermusyawarah
sudah berjalan dengan adanya pendidikan dari
Racana disetiap permaslahan saya selalu
bermusyawarah.
14. Anggi Astri Ya, karena pada saat akan mengadakan
Rahayu kegiatan atau mengambil keputusan kita akan

73
melakukan rapat atau musyawrah, dan jika
telah menemukan kata sepakat kita harus
mematuhi kesapakatan tersebut.
15. Risa Oktavia Ya, patuh mentaati aturan, bermusyawarah
untuk mufakat.
16. Alfi Hamidatun Ya, patuh dan suka bermusyawarah saya
Nushroh aplikasikan dalam kehidupan saya didalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan
keluarga saya, terutama Ayah dan Ibu saya.
17. Imam Aris Ya, dikarenakan patuh ini bentuk keimanan
Jazuli yang telah Allah perintahkans edang sebagai
organisatoris musyawarah merupakan hal
terpenting dalam menempuh proses organisasi
yang baik.
18. Fendi Santoso Ya, karena salah satu prinsip saya adalah
selalu patuh terhadap perintah atasan, serta
bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
didalam Racana.
19. Fatikhatus Ya, patuh akan aturan dan perintah,
Sakdiyah musyawarah untuk mufakat.
20. Nur Inayah Ya, patuh dan aturan yang telah ditetapkan,
ketika berorganisasi yang dibutuhkan adalah
bermusyawarah untuk sebuah mufakat.

74
5) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rela

Menolong dan Tabah? Apa alasannya?

Tabel 4.6

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 5

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, berusaha menolong sesama
semampu saya dan berusaha tabah dalam
menghadapi masalah.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, sesama Anggota Pramuka kita
saling tolong menolong baik sesama Pramuka
maupun dengan warga sekitar.
3. Kristina Ya, saya berusaha menolong siapapun itu,
Mayasari asal saya mampu menolong dan akan saya
lakukan sebaik mungkin dengan catatan saya
mampu melakukannya, saya lakukan tabah
meskipun kadang masih merasakan
kejengkelan ketika menghadapi masalah.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, dengan menanamkan jiwa
Riza tolong menolong antar sesama tanpa kenal
pamrih, dan membantu teman dalam
kesusahan.
5. Metik Fatmasari Ya, sebagai seorang Pramuka selalu
melakukan tolong menolong dalam keadaan
apapun dan selalu ikhlas dalam bertindak.
6. Edy Setiyawan Ya, di Pramuka diajarkan tentang saling
menolong tidak membeda-bedakan yang satu
dengan yang lainnya dan selalu tabah disaat
ada hal jelek menimpa saya.
7. Muhammad Ya sudah, contohnya ketika kita menolong

75
Maskuri orang lain ketika susah, kita rela tanpa
mengharapkan imbalan apapun demi orang
yang kita tolong.
8. Febri Dwi Ya, rela menolong dan tabah saya wujudkan
Fatmawati dalam kehidupan seharihari ketika terdapat
orang disekitar saya yang kesusahan saya
akan menolongnya.
9. Albarra Rifqi Ya, selalu ikhlas melakukan setiap kegiatan
Anthony dengan riang dan serius.
10. Ridho Maulana Ya, saya menolong kepada orang yang
A.F membutuhkan pertolongan saya, juga ikut
serta menolong saat terjadi bencana alam
didaerah yang terkena musibah.
11. Indri Iswanto Ya, saling menolong antar sesama tanpa
mengharap imbalan ikhlas), selalu tabah
ketika sedang mengalami musibah.
12. Denny Arizal Ya, menolong antar sesama anggota baik itu
Rifanto dalam P3K dll.
13. Fatkhan Ya, tapi belum sepenuhnya untuk sifat dipoin
Muhimmi 5 ini, sudah banyak Pramuka mengajarkan
akan ketabahan kerelaan tapi di dalam diri ini
masih memiliki sifat sebaliknya.
14. Anggi Astri Ya, karena kita memang sangat dianjukan
Rahayu untuk ikhlas dalam menolong sesama, selain
itu kita jufa diharuskan untuk selalu tabah
dalam menghadapi masalah.
15. Risa Oktavia Ya, menolong sesama.
16. Alfi Hamidatun Ya, menolong adalah hal mudah tetapi tidak
Nushroh semua orang memiliki rasa ingin menolong,
saya menyadari bahwa suatu saat saya akan

76
membutuhkan pertolongan juga jadi kenapa
saya harus tidak menolong orang lain.
17. Imam Aris Ya, adanya intensitas yang tinggi dalam
Jazuli bersosialisasi dengan orang lain, akan
menumbuhkan rasa simpati dan empati
terhadap sesama.
18. Fendi Santoso Ya, karena dalam organisasi semisal Racana,
saya mesti menolong antar sesama teman jika
ia membutuhkannya dan selalu tabah
meskipun hasilku belum sempurna.
19. Fatikhatus Ya, saya menolong sesama teman yang
Sakdiyah membutuhkkan serta tidak banyak mengeluh.
20. Nur Inayah Ya, ketika mendapat sebuah masalah saya
mencoba menyelesaikan masalah tersebut
dengan hati yang tabah dan saling menolong
yang membutuhkan bantuan.

6) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rajin

Trampil dan Gembira? Apa alasannya?

Tabel 4.7

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 6

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena saya senantiasa rutin
melaksanakan segala aktivitas, trampil dalam
berkarya dan gembira dalam berkegiatan dan
belajar.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, dengan sering atau rajin mengikuti
acara racana ataupun acara pramuka.
3. Kristina Ya, saya menerapkan hal ini contohnya selalu

77
Mayasari masuk kuliah sesuai jadwal, belajarm dan
melakukan hal hal lain seperti sholat dengan
berkesinambungan dan saya selalu ikhlas
melaksanakan hal itu tentunya dengan
gembira supaya menjadi indah.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, namun belum sepenuhnya
Riza karena rajin trampil dan gembira merupakan
sebuah keharusan bagi setiap Anggota
Pramuka.
5. Metik Fatmasari Ya, saya sudah melakukan pekerjaan dengan
tepat dan saya dilatih memiliki keterampilan
berbicara serta dalam Pramuka selalu merasa
gembira dimanapun dan kapanpun.
6. Edy Setiyawan Ya, rajin salah satu pegangan saya untuk
menjadikan diri saya berguna selain rajin dan
trampil juga diajarkan untuk bergembira.
7. Muhammad Ya sudah, contohnya saya orangnya rajin
Maskuri menabung itu contih saya sudah menerapkan
poin ini dan bergembira ketika bermain.
8. Febri Dwi Ya, sebagai Anggota Pramuka sudah
Fatmawati seharusnya memiliki jiwa rajin, trampil dan
gembira. Begitu pula bagi saya sikap-sikap ini
saya aplikasikan ketika belajar dengan rajin
dan selalu gembira dalam menghadapi setiap
masalah.
9. Albarra Rifqi Ya, pada dasarnya Pramuka itu harus rajin,
Anthony trampil dan gembira.
10. Ridho Maulana Ya, belum sepenuhnya. Rajinnya saya belum
A.F sepenuhnya, trampil dan gembiranya saya
selalu.

78
11. Indri Iswanto Ya, rajin menjalankan kewajiban baik itu
sebagai pelajar maupun sebagai umat muslim.
Gembira mah selalu saya tanamkan dalam diri
saya.
12. Denny Arizal Ya, rajin menabung, rajin beribadah dan
Rifanto bersosial.
13. Fatkhan Ya, karena dari orang tua, kepramukaan
Muhimmi selalu mendidik saya untuk rajin trampil
sehingga saya pribadi sudah bisa menciptakan
karya sendiri walaupun masih dikonsumsi
sendiri.
14. Anggi Astri Ya, namun belum maksimal. Karena saya
Rahayu masih belum cukup trampil dan masih butuh
banyak belajar.
15. Risa Oktavia Ya, rajin beribadah, belajar dan berlatih.
Trampil dalam mengerjakan tugas dan selalu
bergembira saat berkegiatan.
16. Alfi Hamidatun Ya, gembira dalam arti mensyukuri apa yang
Nushroh saat ini saya miliki.
17. Imam Aris Ya, tetapi belum sepenuhnya. Dikarenakan
Jazuli banyaknya aktivitas dalam kegiatan sehari-
hari itu dapat menjadikan diri kita membatasi
ruang gerak.
18. Fendi Santoso Ya, karena komponen dalam anggota
organisasi yang baik salah satunya adalah
poin 6 ini.
19. Fatikhatus Ya, saya rajin beribadah dan beramal.
Sakdiyah
20. Nur Inayah Ya, rajin dalam belajar menghadapi
lingkungan sekitar, bahagia ketika melihat

79
orang lain bahagia.

7) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Hemat

Cermat dan Bersahaja? Apa alasannya?

Tabel 4.8

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 7

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena senantiasa berusaha untuk
hemat dalam penggunaan uang, cermat dalam
bekerja dan hidup bersahaja.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, dalam pembiayaan kegiatan kita
benarbenar memanage uang dengan baik.
3. Kristina Ya, contoh realnya tidak menghamburkan
Mayasari uang untik sesuatu hal yang tidak benar-benar
dibutuhkan saat ini. Saya akan menggunakan
sesuatu jika itu memang perlu.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, karena saya sudah menerapkan
Riza system menabung dan berinvestasi serta
cermat dalam segala hal.
5. Metik Fatmasari Ya, dalam mengelola keuangan selalu pada
porsinya tidak berlebihan dalam konsumsi,
tidak gegabah dalam menentukan pilihan serta
selalu rendah hati kepada semua manusia.
6. Edy Setiyawan Ya, selain memanfaatkan yang ada saya
diajari untuk selalu hemat dalam keseharian,
cermat dalam pekerjaan dan selalu menerima
apa adanya.
7. Muhammad Ya sudah, tapi belum maksimal. Contohnya
Maskuri hemat dalam menggunakan uang, cermat

80
dalam menjawab pertanyaan dan pekerjaan.
8. Febri Dwi Ya, salah satu wujudnya yaitu saya selalu
Fatmawati berusaha untuk menyisihkan uang saya untuk
ditabung dan menggunakan uang saya untuk
hal hal yang memangs aya butuhkan.
9. Albarra Rifqi Ya, karena diracana diajarkan mengelola
Anthony keuangan seperti pengelolaan uang kegiatan.
10. Ridho Maulana Ya, sebagai anak Pramuka saya sudah dilatih
A.F untuk hemat cermad dan bersahaja, hemat
dalam pengeluaran, cermat dalam bertindak,
bersahaja kepada sesama.
11. Indri Iswanto Ya, hemat dalam mengatur pengeluaran,
cermat saat dalam situasi dan kondisi apapun.
12. Denny Arizal Ya, hemat dalam segala hal, cermat ketika
Rifanto menelaah, tidak berlebihan atau bersahaja.
13. Fatkhan Ya, dengan jiwa trampil tumbuh jiwa hemat
Muhimmi dan bersahaja dengan pancingan karya
walaupun masih dikonsumsi sendiri.
14. Anggi Astri Ya, karena di Racana akan mengadakan
Rahayu kegiatan akan dibutuhkan biaya, apalagi
kegiatan besar. Untuk itu, agar tidak
membebani orangtua, maka kita harus
berhemat.
15. Risa Oktavia Ya, berpola hidup hemat, tidak
mengahambur-hamburkan uang, cermat
dalam mengelola uang, bersahaja dalam
sehari-hari.
16. Alfi Hamidatun Ya, menghemat pengeluaran setiap hari
Nushroh dengan tidak melupakan tugas kita untuk
menolong orang lain, bersahaja adalah tidak

81
pelit.
17. Imam Aris Ya, tetapi belum sepenuhnya.
Jazuli
18. Fendi Santoso Ya, meskipun pada kenyataan untuk cermat
itu susah, namun saya akan berusaha.
19. Fatikhatus Ya, saya bergaya hidup hemat, cermat dan
Sakdiyah tidak bermewah-mewahan.
20. Nur Inayah Ya, saya mencoba belajar menabung, dan
membeli sesuatu yang dibutuhkan bukan apa
yang diinginkan.

8) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Disiplin

Berani dan Setia? Apa alasannya?

Tabel 4.9

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 8

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, karena saya senantiasa disiplin
dalam berperilaku, berani bertindak jika
benar, dan berusaha setia dalam berkomitmen.
2. Rif‟atul Muna Belum, karena alam kedisiplinan banyak
kendala dari luar sehingga kurang disiplin
dalam kegiatan, akan tetapi berusaha untuk
menjadi disiplin.
3. Kristina Ya, saya menerapkannya. Berusaha untuk
Mayasari masuk kedalam kelas, mengajar tepat waktu.
Berani mengatakan pendapat dalam rapat,
selalu berusaha untuk istiqomah dengan apa
yang saya tekuni.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, karena saya sangat menghargai

82
Riza waktu, disiplin dalam segala hal, berani dalam
mengemukakan pendapat, dan juga setia
mengabdi dalam Pramuka.
5. Metik Fatmasari Ya, wujud nyata dari disiplin yaitu saya tepat
waktu dalam keadaan tertentu, selalu berani
mengambil reskio dan setia pada orang yang
telah menjadi janjinya.
6. Edy Setiyawan Ya, disiplin adalah salah satu pegangan teguh
untuk menggapai cita-cita dan berani
mengambil keputusan dan selalu pakem
dengan keputusan yang diambil.
7. Muhammad Ya sudah, contoh ketika kita ke kampus harus
Maskuri menaati tata tertib yang ada, disiplin tepat
waktu dalam perkumpulan.
8. Febri Dwi Ya, wujud nyata disiplin dapat dilihat juga
Fatmawati dari usaha untuk selalu tepat waktu. Begitu
pula saya selalu berusaha untuk menepati
waktu dan tidak terlambat.
9. Albarra Rifqi Ya, dengan mengikuti aturan yang ada dan
Anthony mentaatinya.
10. Ridho Maulana Ya, saya selalu menepati waktu saat kuliah
A.F maupun beribadah, tidak minder saat disuruh
maju dimuka umum.
11. Indri Iswanto Ya, disiplin dalam mengikui perkuliahan dan
pembelajaran, berani mengambil resiko dan
setia menjunjung tinggi Tri Satya dan Dasa
Dharma.
12. Denny Arizal Ya, disiplin akan peraturan yang ada, berani
Rifanto menyampaikan pendapat, setia dengan yang
diyakini.

83
13. Fatkhan Ya, tapi kurang maksimal dalam
Muhimmi pengamalannya karena di poin ini termasuk
poin yang sulit.
14. Anggi Astri Ya, namun belum maksimal. Di Pramuka, kita
Rahayu selalu diajarkan untuk disiplin, berani
menyampaikan pendapat, setia. Dan saya
masih proses belajar.
15. Risa Oktavia Ya, disiplin dalam berilmu, berani
mengambul keputusan, setia dalam janji-
jannji.
16. Alfi Hamidatun Belum,saya merasa belum dapat disiplin
Nushroh seratus persen dalam hal apapun, namun saya
berusaha untuk disiplin.
17. Imam Aris Ya, hal tersebut dilaksanakan ketika harus
Jazuli mengambil sebuah keputusan yang terkadang
diikuti dengan risiko yang besar.
18. Fendi Santoso Ya, karena dalam hidupku juga berdasarkan
hal itu, sehingga tujuan masa depan dapat
tercapai dengan baik.
19. Fatikhatus Ya, saya disiplin akan aturan, berani
Sakdiyah berpendapat, setia akan janji.
20. Nur Inayah Ya, disiplin dalam segala hal agar hidup ini
tertata, berani bertanggungjawab atas sefala
tindakan, setia kepada kawan seperjuangan
agar tujuan bersama tercapai.

84
9) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan

Bertanggungjawab dan Dapat Dipercaya? Apa alasannya?

Tabel 4.10

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 9

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya sudah, saya berusaha bertanggungjawab
dalam bertindak dan berusaha menjaga
amanah.
2. Rif‟atul Muna Ya, bertanggungjawab dalam pra kegiatan
maupun dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Kristina Ya, meskipun belum sepenuhnya.
Mayasari Bertanggungjawab ketika diberikan tugas
oleh keluarga untuk mencari ilmu, saya
melakukannya sebaik mungkin.
Menyampaikan amanah sebaik mungkin.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, karena saya berusaha
Riza bertanggungjawab dan dapat dipercaya bagi
sesama manusia.
5. Metik Fatmasari Ya, dalam setiap melakukan suatu pekerjaan
dengan tanggungjawab yang penuh dan selalu
berkata jujur dan menepati janji untuk wujud
dari dapat dipercaya.
6. Edy Setiyawan Ya, di Pramuka diajarkan bertanggjungjawab
sama pekerjaan, dan amanah akan tugas
tugasnya jikalau terlaksana maka dapat
dipercaya.
7. Muhammad Ya sudah, ketika saya kegiatan saya diberikan
Maskuri amanah untuk mengkordinir kegiatan
tersebut, itu salah satu fakta saya

85
bertanggungjawab.
8. Febri Dwi Ya, sebagai mahasiswa yang tidak jarang
Fatmawati diberi tugas untuk dikerjakan saya selalu
berusaha untuk bertanggungjawab
menyelesaikan tugas tersebut.
9. Albarra Rifqi Ya sudah, dengan melakukan sesuatu yang
Anthony bermanfaat dan melakukan dengan
tanggungjawab.
10. Ridho Maulana Ya, saya selalu mencoba untuk
A.F bertanggungjawab apa yang telah
dipercayakan oleh saya dari teman-teman
maupun dosen dikampus.
11. Indri Iswanto Ya, bertanggungjawab pada diri sendiri,
selalu berusaha untuk selalu menjaga amanah.
12. Denny Arizal Ya, bertanggungjawab akan amanah dan
Rifanto dapat dipercaya mengemban amanah.
13. Fatkhan Ya, tapi masih kurang maksimal karena
Muhimmi masih berusaha untuk memahami dan
mengamalkannya sehingga diposisi ini maish
mencari dan memahami.
14. Anggi Astri Ya, saya selalu berusaha untuk terus
Rahayu bertanggungjawab dalam hal aapun juga
berusaha untuk bisa dipercaya orang lain.
15. Risa Oktavia Ya, berani mempertanggungjawabkan apa
yang sudah diambil, menjaga amanah.
16. Alfi Hamidatun Ya, saya sangat menyukai orang yang
Nushroh bertanggungjawab dan dapat dipercaya
sehingga saya juga berusaha menerapkan hal
tersebut pada diri saya.
17. Imam Aris Ya, dikarenakan kedua sifat ini sangat

86
Jazuli penting dalam kehidupan berorganisasi, dan
menjadi kunci sukses dalam perjalanan karir.
18. Fendi Santoso Ya, karena jika tidak bertanggungjawab
dalam organisasi membutuhkan hal itu,
sehingga koordinasi anggota biar lebih baik.
19. Fatikhatus Ya, bertanggungjawab akan tugas dan dapat
Sakdiyah dipercaya akan amanah.
20. Nur Inayah Ya, bertanggungjawab dengan tugas yang
sudah diberikan, dapat dipercaya.

10) Sebagai Anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Suci dalam

Pikiran Perkataan dan Perbuatan? Apa alasannya?

Tabel 4.11

Hasil Wawancara Dasa Dharma Poin 10

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Ya, tapi belum sepenuhnya, karena hanya
sebagian saja belum tiga keseluruhan.
2. Rif‟atul Muna Ya sudah, karena didalam Pramuka diajarkan
untuk selalu berpikir positif dalam segala hal.
3. Kristina Ya, berusaha yang baik-baik saja, karena apa
Mayasari yang diucapkan itu berasal dari pikiran, begitu
juga dengan perbuatan. Menghindari
perbuatan yang tidak baik dan senantiasa
berpikir positif.
4. Noviana Diah Insyaallah ya, namun belum sepenuhnya
Riza karena pikiran ini terkadang banyak yang
mempengaruhi dan belum berpikiran yang
suci.
5. Metik Fatmasari Ya, wujudnya yaitu tidak pernah berkata

87
jorok yang tidak pantas dikatakan oleh anak
Pramuka, selalu berpikiran positif dalam
segala hal, selalu melakukan perbuatan baik.
6. Edy Setiyawan Ya, suci dalam pikiran yang membuat tubuh
ini berkembang berfikir. Dan akan
menciptakan perkataan dan perbuatan yang
mulia.
7. Muhammad Ya sudah, tapi belum maksimal. Ketika kita
Maskuri berbicara dan berbuat harus menjaga kesucian
dan tidak mengatakan kasar.
8. Febri Dwi Ya, merujuk dari Sembilan poin sebelumnya,
Fatmawati saya selalu berusaha untuk bertutur yang baik,
jujur dan menjaga perilaku saya.
9. Albarra Rifqi Ya sudah, karena sudah menerapkan kalimat
Anthony toyyibah.
10. Ridho Maulana Ya, saya selalu mencoba untuk suci dalam
A.F pikiran saya, dan perkataan saya karena
belum sepenuhnya bisa saya lakukan.
11. Indri Iswanto Ya, selalu menjaga perkataan dan pikiran
setiap saat.
12. Denny Arizal Ya, membatasi diri dari hal yang buruk.
Rifanto
13. Fatkhan Ya, tapi kurang maksimal. Dengan berbagai
Muhimmi cara saya lakukan tetapi masih selalu
keceplosan bertingkah dan berfikir yang tidak
baik sehingga dengan ini saya masih
berusaha.
14. Anggi Astri Ya, saya selalu berusaha menjaga pikiran,
Rahayu perkataan dan perbuatan saya agar tetap
bersih.

88
15. Risa Oktavia Ya, meskipun belum sepenuhnya. Sudah
berusaha memperbaiki diri baik dalam
berkata, berucap, berbuat dan bertindak.
16. Alfi Hamidatun Ya, suci dalam pikiran dengan tidak berburuk
Nushroh sangka kepada orang lain, menjaga ucapan
dari perkataan yang kotor.
17. Imam Aris Ya, tetapi belum sepenuhnya. Sifat ini
Jazuli penting dalam menjaga solidaritas terhadap
sesama. Tetapi terkadang naik turun, kadang
dilaksanakan kadang juga tidak.
18. Fendi Santoso Ya, karena jika pada hal tersebut terlaksana
maka meningkatkan intelektual Anggota
Pramuka.
19. Fatikhatus Ya, saya berusaha untuk menyelaraskan
Sakdiyah antara pikiran, perkataan dan perbuatan yang
baik.
20. Nur Inayah Ya, ketika ada seseorang yang berkata jorok
maka saya mencoba menanggapi dengan
sewajarnya saja.

b. Karakter Religius

1) Apakah Anda mengetahui apa itu Karakter Religius? Apa yang

Anda ketahui?

Tabel 4.12

Hasil Wawancara Makna Karakter Religius

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Karakter Religius adalah watak, paringai
dalam kontaks religius atau tingkat keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan.

89
2. Rif‟atul Muna Sikap atau watak yang mencerminkan sikap
atau tingkah yang religius.
3. Kristina Karakter Religius adalah karakter atau jiwa
Mayasari seseorang yang mengaplikasikan nilai agama
dalam kehidupan sehari-hari menempatkan
iman dan islam yang benar dalam berperilaku.
4. Noviana Diah Menurut saya Karakter Religius itu adalah
Riza suatu karakter dan tindakan yang baik dan
bagus menurut agama.
5. Metik Fatmasari Ya, Karakter Religius menurut saya adalah
segala sesuatu karakter ataupun sikap, sifat,
perilaku dll yang menganut Islam dan sesuai
dengan syariat.
6. Edy Setiyawan Iya mengetahui, yang saya ketahui adalah
sesuatu yang berhubungan dengan
keagamaan, watak yang islamis dan perbuatan
yang baik.
7. Muhammad Suatu hal untuk memperbaiki manusia dalam
Maskuri bersikap dan beperilaku agar bisa
menjalankan apa yang diperintahkan Allah
kepada kita.
8. Febri Dwi Ya, Karakter Religius adalah segala perbuatan
Fatmawati maupun sikap yang didasarkan oleh syariat
Islam.
9. Albarra Rifqi Karakter yang agamis, islami.
Anthony
10. Ridho Maulana Yang saya ketahui mengenai Karakter
A.F Religius adalah sikap yang sopan dan santun,
selalu beribadah tepat waktu dan berjamaah,
selalu bersedekah dll.

90
11. Indri Iswanto Karakter Religius adalah karakter yang sesuai
dengan tuntunan Agama.
12. Denny Arizal Tahu,yaitu karakter tentang nilai-nilai
Rifanto keagamaan.
13. Fatkhan Menurut saya, Karakter Religius adalah
Muhimmi sebuah watak atau perbuatan yang dilakukan
sehari-hari yang sifatnya agamis.
14. Anggi Astri Menurut saya adalah karakter yang selalu
Rahayu berpedoman pada ajaran Agama.
15. Risa Oktavia Ya saya mengetahui, katrakter religius adalah
sikap dan perilaku yang didasarkan oleh
pedoman Agama..
16. Alfi Hamidatun Karakter Religius adalah karakter seseorang
Nushroh yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Karakter Religius tentu berkaitan dengan
karakter baik yang harus dimiliki seseorang.
17. Imam Aris Ya, Karakter Religius adalah karakter yang
Jazuli senantiasa menjunjung tinggi nilai dan norma
agama dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
18. Fendi Santoso Karakter yang segala perilakunya sehari-hari
mengacu pada nilai dan norma agama.
19. Fatikhatus Ya, Karakter Religius adalah karakter yang
Sakdiyah berhubungan dengan nilai-nilai Agama.
20. Nur Inayah Karakter Religius yaitu karakter yang
berhubungan dengan Agama serta
berkesinambungan dengan yang lainnya.

91
2) Menurut Anda apa saja pedoman atau yang mendasari Karakter

Religius dalam Islam?

Tabel 4.13

Hasil Wawancara Dasar Karakter Religius

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Pedomannya yaitu Al-Qur‟an dan
As-Sunnah.
2. Rif‟atul Muna Pedoman yang mendasari adalah Al-
Qur‟an dan Hadis serta kisah-kisah
tentang para nabi maupun sahabat.
3. Kristina Mayasari Aspek Islam dan Iman.
4. Noviana Diah Riza Al-Qur‟an. Hadist, Ijma‟, Qiyas,
pendapat para ulama dan saudara
muslim yang tidak diharamkan.
5. Metik Fatmasari Menurut saya yang mendasari
adanya Karakter Religius yang harus
dilakukan di Islam yaitu jelas Al-
Qur‟an, Sunah atau Hadis nabi, Ijma‟
sahabat dll.
6. Edy Setiyawan Pedoman yang mendasari dalam
karakteristik Religius adalah Rukun
Islam dan Rukun Iman.
7. Muhammad Maskuri Iman, Islam, Ihsan.
8. Febri Dwi Fatmawati Al-Qur‟an dan Sunnah serta Hadis.
9. Albarra Rifqi Anthony Al-Qur‟an, Hadist, Qiyas, Ijma‟.
10. Ridho Maulana A.F Perilakunya yang baik dan ibadahnya
juga baik.
11. Indri Iswanto Pedomannya adalah Al-Qur‟an dan
Hadis.

92
12. Denny Arizal Rifanto Al-Qur‟an, Hadis, Ijma‟, Ijtihad,
Perilaku Sahabat dan Tabiin.
13. Fatkhan Muhimmi Al-Qur‟an, Ijtihad, Hadist, Ilmu
alam, Qiyas.
14. Anggi Astri Rahayu Al-Qur‟an, Hadis dan Ijma‟.
15. Risa Oktavia Al-Qur‟an dan Hadist.
16. Alfi Hamidatun Nushroh Al-Qur‟an, Hadist, Ijma‟, Qiyas.
17. Imam Aris Jazuli Yang mendasari Karakter Religius
dalam Islam adalah Iman, Islam, dan
Ihsan.
18. Fendi Santoso Al-Qur‟an, Hadist, aspek islam dan
iman, serta pengertian dari orang
yang pintar.
19. Fatikhatus Sakdiyah Al-Qur‟an, Hadis, Ijma‟, Ijtihad.
20. Nur Inayah Al-Qur‟an, Hadis, Ijma‟ dan Ijtihad.

3) Menurut Anda apa itu Religious Practice (The Ritualistic

Dimension)/Aspek Islam? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.14

Hasil Wawancara Arti Aspek Islam dan Wujudnya

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Wujud nyata yaitu dalam kode kehormatan
Gerakan Pramuka dan dalam Prisnip Dasar
Kepramukaan yang dijadikan pedoman
berperilaku seorang Anggota Gerakan
Pramuka.
2. Rif‟atul Muna Islam adalah Agama yang merupakan
penyempurna dari Agama lain. Aspek Islam

93
adalah Rukun Islam yang ada 5, wujud nyata
adalah Dhamra yang pertama yaitu Taqwa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kristina Menerapkan jiwa yang taat kepada Allah
Mayasari SWT, menjalankan kewajiban dan
meninggalkan larangan. Contoh menunaikan
ibadah sholat, mengaji, berbuat baik sesama.
4. Noviana Diah Islam adalah suatu agama atau kepercayaan
Riza suatu umat, wujud nyata dalam Pendidikan
Kepramukaan denan mengadakan suatu acara
keislaman seperti ARR, kerohanian dll.
5. Metik Fatmasari Aspek Islam yaitu terdiri dari syahadat,
sholat, zakat, puasa dan haji. Wujudnya yaitu
tertuang pada SKU yang harus diisi oleh
setiap Pramuka.
6. Edy Setiyawan Di dalam Kepramukaan diajarkan bertakwa
kepada Allah dan wujud nyata yang sudah
nyata adalah sholat lima waktu.
7. Muhammad Islam adalah salah satu agama yang dianut
Maskuri oleh masyarakat Indonesia secara mayoritas
dan didalamnya terdapat aspek-aspek dalam
Rukun Islam.
8. Febri Dwi Aspek Islam yaitu Rukun Islam yang meliputi
Fatmawati sahadat, sholat, zakat, puasa dan haji.
9. Albarra Rifqi Kegiatan Islam yang dipraktikan diantaranya
Anthony sholat berjamaah.
10. Ridho Maulana Islam adala lima hal yaitu Rukun Islam, kita
A.F diwajibkan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, juga kita diwajibkan untuk suci dalam
pikiran perkataan dan perbuatan.

94
11. Indri Iswanto Aspek Islam adalah sesuai dengan Rukun
Islam.
12. Denny Arizal Islam yaitu teriri dari lima hal atau Rukun
Rifanto Islam itu. Sebagai orang Islam senantiasa
melaksanakan syariat-syariat seperti sholat
secara rutin mesikipun sedang berkemah.
13. Fatkhan Aspek Islam yaitu Rukun Islam yang lima,
Muhimmi didalam Kepramukaan seperti Dasa Dharma
poin 1 dan 10 dan di Tri Satya satya ke 1.
14. Anggi Astri Aspek Islam yaitu Rukun Islam yang lima,
Rahayu wujudnya membaca kalimat syahadat,
mengerjakan sholat, menjalankan puasa,
membayar zakat, dan naik haji.
15. Risa Oktavia Islam ada lima hal yaitu Rukun Islam, sesuai
dengan Tri Satya dan Dasa Dharma.
16. Alfi Hamidatun Aspek Islam yaitu Rukun Islam, wujud nyata
Nushroh dalam Pramuka tertera dalam Dasa Dharma
yang pertama.
17. Imam Aris Penanaman pendidikan Islam yang diujikan
Jazuli dalam SKU dan SKK sehingga menjadi pra
syarat dalam peningkatan golongan dalam
Kepramukaan.
18. Fendi Santoso Aspek yang mendasar dalam pelaksanaan
Islam. Mengajak para anggota untuk
melaksanakan ibadah sholat.
19. Fatikhatus Islam adalah agama rahmatan lil‟alamin, yang
Sakdiyah dibangun akan lima dasar yaitu Rukun Islam.
Wujudnya senantiasa menjalankan syariat
Islam, seperti shalat, puasa dll meskipun
dalam kegiatan.

95
20. Nur Inayah Islam adalah agama yang dikehendaki oleh
Allah, adapun lima Rukun Islam yaitu
syahadat, sholat, zakat, puaa dan haji. Ketika
kegiatan apabila adzan berkumandang maka
kita hentikan sejenak kegiatan kita kemudian
sholat.

4) Religious Practice (The Ritualistic Dimension) atau Aspek Islam

berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Islam

atau pelaksanaanya.

a) Membaca dua kalimat syahadat

Tabel 4.15

Penerapan Rukun Islam Nomor 1

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, karena itu syarat penting dalam
beragama Islam, dan sudah ada dalam bacaan
Shalat, sehingga sering saya baca ketika
sholat.
2. Rif‟atul Muna Sudah karena syahadat adalah rukun islam
yang pertama.
3. Kristina Sudah, karena itu adalah rukun Islam yang
Mayasari pertama yang wajib dilaksanakan oleh orang
Islam.
4. Noviana Diah Sudah, sejak kecil karena saya ikut-ikutan
Riza namun setelah memilki ilmu dan mengerti apa
itu syahadat saya bersyahadat sendiri.
5. Metik Fatmasari Sudah sejak lahir saya sudah masuk Islam dan
dengan sendirinya mengucapkan syahadat.
6. Edy Setiyawan Sudah, karena itu kewajiban dan syarat

96
pertama menjadi orang Islam.
7. Muhammad Sudah, alasannya kita masuk Agama Islam itu
Maskuri salah satu syarat masuk Islam dan dalam
kehidupan seharipun juga dilaksanakan dalam
sholat.
8. Febri Dwi Sudah, saya bersyahadat setiap kali saya
Fatmawati melakukan sholat. Adapun alasan saya
bersyahadat yaitu untuk kembali keimanan
saya. Selain itu, syahadat juga sebagai bukti
pertama bahwa saya beriman.
9. Albarra Rifqi Sudah, karena bersyahadat itu syarat masuk
Anthony Islam.
10. Ridho Maulana Sudah, minimal lima kali sehari saat sholat
A.F saya lakukan.
11. Indri Iswanto Sudah, karena merupakan rukun islam yang
pertama, dan sebagai syarat seorang masuk
Islam.
12. Denny Arizal Sudah, syarat awal masuk Islam.
Rifanto
13. Fatkhan Sudah, karena syahadat itu syarat awal masuk
Muhimmi Islam.
14. Anggi Astri Sudah, untuk menambah dan mempertahakan
Rahayu keislaman saya.
15. Risa Oktavia Sudah, karena syarat utama masuk Islam.
16. Alfi Hamidatun Sudah, karena saya meyakini adanya Tuhan
Nushroh YME yaitu Allah, dan Nabi Muhammad
adalah Rasul Allah.
17. Imam Aris Sudah, dikarenakan syahadat adalah pembuka
Jazuli atau pintu terhadap keislaman yang haqiqi
bagi seseorang.

97
18. Fendi Santoso Sudah, karena dalam beberapa hal kita sering
terperosot dalam kekafiran sehingga syahadat
sebagai salah satu pencegahnya.
19. Fatikhatus Sudah, karena syahadat adalah awal untuk
Sakdiyah masuk Islam.
20. Nur Inayah Sudah, untuk memperkuat keimanan kita
kepada Allah dan percaya bahwa Rasulullah
adalah utusan Allah.

b) Melaksanakan sholat lima waktu

Tabel 4.16

Penerapan Rukun Islam Nomor 2

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, karena sudah kewajiban saya, karena
urgensi sholat sangat luar biasa, bisa
menjauhkan diri dari perbuatan keji dan
mungkar.
2. Rif‟atul Muna Sudah, alasannya karena sholat adalah
kewajiban seorang muslim untuk
menunaikannya.
3. Kristina Sudah, dengan itu saya mendekatkan diri
Mayasari kepada Allah, dan dengan sholat saya telah
memperbaiki akhlak saya.
4. Noviana Diah Insyaallah sudah, karena menurut saya sholat
Riza itu adalah kebutuhan bagi setiap umat Islam.
5. Metik Fatmasari Sudah, walaupun baru sholat wajib yang saya
lakukan.
6. Edy Setiyawan Sudah, sholat adalah kewajiban yang utama
dalam Islam.
7. Muhammad Ya, sudah karena sholat adalah kewajiban

98
Maskuri umat Islam untuk patuh dan taat kepada Allah
SWT.
8. Febri Dwi Sudah, saya sudah mendirikan sholat wajib
Fatmawati sebanyak 5 kali sehari. Sebagai salah satu
bentuk keimanan saya kepada Allah.
9. Albarra Rifqi Sudah, karena sholat kewajiban setiap
Anthony muslim.
10. Ridho Maulana Sudah, karena sudah menjadi kewajiban kita
A.F semua.
11. Indri Iswanto Sudah,karena sholat merupakan tiang Agama
dan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan.
12. Denny Arizal Sudah, karena itu kewajiban.
Rifanto
13. Fatkhan Sudah, karena didalam islam sholat itu
Muhimmi sebagai tiangnya agama.
14. Anggi Astri Sudah, karena sholat bukan hanya kewajiban
Rahayu seorang muslim. Namun juga merupakan
sebuah kebutuhan.
15. Risa Oktavia Sudah, karena sholat adalah tiang agama dan
kehidupan.
16. Alfi Hamidatun Sudah, karena sholat merupakan kewajiban
Nushroh juga kebutuhan bagi setiap muslim.
17. Imam Aris Sudah, karena sholat merupakan kewajiban
Jazuli seorang muslim terhadap Allah SWT.
18. Fendi Santoso Sudah, karena setiap orang sholat maka ia
menunjukan ekspresi yang sesungguhnya dan
sebaiknya dilaksnakan secepetnya.
19. Fatikhatus Sudah, karena sholat adalah tiang agama.
Sakdiyah
20. Nur Inayah Sudah, sgolat merupakan tiang agama dan

99
sebagai umat islam, sholat adalah sebuah
kewajiban yang harus dipenuhi.

c) Mengeluarkan zakat

Tabel 4.17

Penerapan Rukun Islam Nomor 3

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, terutama zakat fitrah yang dibayarkan
ketika mendekati hari raya.
2. Rif‟atul Muna Sudah, karena zakat merupakan rukun islam
yang ke 3 dan kewajiban.
3. Kristina Sudah, karena saya tahu itu adalah rukun
Mayasari islam dan saya bukan manusia yang luput dari
dosa dan khilaf.
4. Noviana Diah Insyaallah sudah, karena dengan berzakat kita
Riza dapat mensucikan diri dan harta kita.
5. Metik Fatmasari Sudah, zakat yang saya lakukan adalah zakat
fitrah yang biasanya dilakukan sebelum idul
fitri.
6. Edy Setiyawan Sudah,walaupun sedikit sudah membayar
zakat, tetapi dibayarkan orangtua.
7. Muhammad Sudah, karena zakat adalah untuk
Maskuri membersihkan jiwa agar terhindar dari
penyakit tercela.
8. Febri Dwi Sudah, saya sudah melakukan zakat ketika
Fatmawati bulan puasa tiba. Hal ini saya lakukan selain
sebagai wujud keimanan dan kewajiban
sebagai orang muslim, zakat saya lakukan
sebagai bentuk kepedulian saya kepada
muslim-muslim yang kekurangan dan

100
membutuhkan.
9. Albarra Rifqi Sudah, karena setiap tahun ada zakat fitrah.
Anthony
10. Ridho Maulana Sudah, bahkan tiap tahun meski hanya
A.F sekedar zakat fitrah.
11. Indri Iswanto Ya, salah satunya adalah zakat fitrah.
12. Denny Arizal Sudah, penyempurna puasa adalah zakat.
Rifanto
13. Fatkhan Sudah, karena disetiap bulan Ramadhan saya
Muhimmi juga diberikan tanggungan zakat fitrah.
14. Anggi Astri Sudah, untuk membersihkan harta, dan agar
Rahayu bisa berbagi dengan sesama.
15. Risa Oktavia Sudah, karena zakat adalah penyempurna
puasa.
16. Alfi Hamidatun Sudah, zakat dilakukan agar kita berbagi
Nushroh dengan orang lain terutama fakir miskin, kita
memikirkan mereka dan mensyukuri apa yang
kita punya.
17. Imam Aris Sudah karena zakat merupakan sarana
Jazuli pembersih diri dari dosa-dosa.
18. Fendi Santoso Sudah, karena zakat berfungsi sebagai
pembersih harta kita.
19. Fatikhatus Sudah, karena zakat penyempurna puasa.
Sakdiyah
20. Nur Inayah Sudah, memenuhi kewajiban dan membantu
orang yang benar-benar membutuhkan zakat.

101
d) Melaksanakan Puasa di bulan Ramadhan.

Tabel 4.18

Penerapan Rukun Islam Nomor 4

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, karena dengan berpuasa melatih
kesabaran, dan sifat qanaah.
2. Rif‟atul Muna Sudah, karena puasa merupakan kewajiban
orang muslim untuk menjalankannya.
3. Kristina Sudah, karena itu adalah kewajiban seorang
Mayasari mukmin.
4. Noviana Diah Insyaallah sudah, karena dengan berpuasa kita
Riza dapat merasakan kehidupan orang yang
kekurangan serta mendapat pahala dari Allah.
5. Metik Fatmasari Ya, karena umat muslim wajib melakukan
puasa ramadhan dan sunnah untuk puasa yang
sunnah.
6. Edy Setiyawan Sudah, dan Alhamdulillah hari ini saya puasa.
7. Muhammad Sudah, karena puasa mengajarkan kita apa
Maskuri artinya menahan hawa nafsu kesabaran dan
untuk merasakan bagaimana susahnya
kehidupan di dunia ini.
8. Febri Dwi Saya sudah menjalankan ibadah puasa,
Fatmawati alasannya saya menjalankan ibadah puasa
yaitu untuk menjalankan kewajiban saya
sebagai seorang muslim selain itu supaya saya
juga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh
saudara muslim yang kekurangan.
9. Albarra Rifqi Sudah, salah satunya ajaran islam itu puasa.
Anthony

102
10. Ridho Maulana Sudah, karena puasa juga kewajiban orang
A.F islam, juga akrena saya sudah baligh dan
sudah diwajibkan.
11. Indri Iswanto Ya, selalu berpuasa penuh saat bulan
ramadhan.
12. Denny Arizal Sudah, karena sudah diwajibkan puasa
Rifanto Ramadhan.
13. Fatkhan Sudah, karena puasa Ramadhan diwajibkan di
Muhimmi agama Islam sedangkan puasa sunah
Alhamdulillah sudah berjalan dari dulu.
14. Anggi Astri Sudah, karena puasa akan menjadikan kita
Rahayu lebih mengerti bagaimana keadaan saudara
kita yang kekurangan pangan. Disamping itu,
puasa juga menyehatkan badan kita.
15. Risa Oktavia Sudah, karena puasa wajib dilaksanakan sama
halnya dengan sholat.
16. Alfi Hamidatun Sudah, selain menjalankan kewajiban untuk
Nushroh berpuasa, berpuasa memiliki manfaat untuk
tubuh kita.
17. Imam Aris Sudah, karena dengan puasa umat muslim
Jazuli dapat mencapai martabat yang hakiki untuk
menjadi manusia yang suci.
18. Fendi Santoso Sudah, karena selalu jadi rutinitasku jika
puasa wajib selain dapat pahala juga
meningkatkan kesehatan.
19. Fatikhatus Sudah, karena puasa itu kewajiban.
Sakdiyah
20. Nur Inayah Sudah, melaksanakan kewajiban dan apabila
tidak kita laksanakan maka kita akan
menambah dosa.

103
e) Melaksanakan Haji

Tabel 4.19

Penerapan Rukun Islam Nomor 5

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Belum, belum mampu secara financial.
2. Rif‟atul Muna Belum, karena syarat utama menunaikan haji
belum semua terpenuhi.
3. Kristina Belum, (Insyaallah ingin sekali). Belum bisa
Mayasari memenuhi syarat haji tapi saya punya harapan
dan ikhtiar untuk berhaji.
4. Noviana Diah Belum, karena belum ada uang yang cukup.
Riza
5. Metik Fatmasari Belum, karena belum ada rejeki dan
kesempatan untuk melakukannya.
6. Edy Setiyawan Belum, karena saya masih mencari ilmu dan
belum ada dana untuk pergi haji dan suatu
saat Insyaallah akan kesana.
7. Muhammad Belum, karena haji bagi yang mampu jadi
Maskuri untuk menunaikan haji kita perlu tekun dan
ulet untuk melaksanakannya agar tercapai
rukun islam yang terakhir ini..
8. Febri Dwi Belum, saya belum melaksanakan haji karena
Fatmawati saya belum mampu.
9. Albarra Rifqi Belum, belum dipanggil oleh Allah.
Anthony
10. Ridho Maulana Belum, karena diri saya belum siap lahir batin
A.F juga di biayanya.
11. Indri Iswanto Belum, belum ada niat dan keterbatasan dana.
12. Denny Arizal Belum, belum mampu.

104
Rifanto
13. Fatkhan Belum, karena belum mampu.
Muhimmi
14. Anggi Astri Belum, karena belum cukup bekal.
Rahayu
15. Risa Oktavia Belum, karena belum mampu untuk
melaksanakan.
16. Alfi Hamidatun Belum, haji dilakukan bagi yang mampu
Nushroh secara financial dan sebagainya saya belum
memenuhinya.
17. Imam Aris Belum, karena dalam hal ini perlu adanya
Jazuli iktikad yang kuat serta dalam hal ini adalah
benar-benar orang yang Allah istimewakan.
18. Fendi Santoso Belum, karena kondisi ekonominya serta
fisiknya dirasa belum mampu.
19. Fatikhatus Belum, karena belum mampu finansialnya.
Sakdiyah
20. Nur Inayah Belum, karena belum mampu dari segi materi.

5) Menurut Anda apa itu Religious Belief (The Ideological

Dimension)/Aspek Iman? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.20

Hasil Wawancara Arti Aspek Iman dan Wujudnya

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sama halnya dengan takwa yaitu dalam kode
kehormatan dan Prinsip Dasar Kepramukaan
yang diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari oleh Anggota Pramuka.

105
2. Rif‟atul Muna Iman, mempercayai tentang ketauhidan atau
adanya Tuhan serta menjalankan perintahNya
dan menjauhi laranganNya.
3. Kristina Percaya bahwa ibadah yang dilakukan akan
Mayasari menuai kebaikan. Contoh dalam Pendidikan
Kepramukaan adalah mendahulukan
Pendidikan Karakter iman kepada tunas
bangsa.
4. Noviana Diah Iman adalah percaya, wujud nyata dalam
Riza lingkungan Pramuka yaitu dengan diteskan
dalam SKU.
5. Metik Fatmasari Aspek Iman yaitu terdiri dari Rukun Iman,
wujud nyata tetap berpegang teguh pada Al-
Qur‟an dalam melakukan segala aktivitas
Kepramukaan.
6. Edy Setiyawan Percaya bahwasanya Allah itu ada dan saya
meyakininya.
7. Muhammad Melaksanakan Dasa Dharma dan Tri Satya
Maskuri dalam penempuhan SKU dan SKK.
8. Febri Dwi Aspek Iman yaitu suatu kepercayaan yang
Fatmawati merujuk pada Rukun Iman yang terdiri dari 6
poin.
9. Albarra Rifqi Melakukan setiap kegiatan dengan hati atau
Anthony iman.
10. Ridho Maulana Iman adalah percaya, yaitu ada dalam rukun
A.F Iman. Kita diwajibkan rajin dalam beribadah
meskipun Pramuka kita tetap harus beribadah
rajin.
11. Indri Iswanto Aspek Iman adalah sesuai dengan Rukun
Iman.

106
12. Denny Arizal Iman yaitu percaya, yang tertuang dalam
Rifanto Rukun Iman. Selalu berhati-hati dalam
bertindak. Tidak mudah goyah imannya,
senantiasa ingat akan Allah.
13. Fatkhan Aspek Iman didalam Islam ada enam poin
Muhimmi yaitu Rukun Islam.
14. Anggi Astri Iman adalah percaya, yaitu Rukun Iman yang
Rahayu 6. Wujud nyatanya ialah selalu percaya pada
Rukun Iman dan menjalankan setiap perintah
Allah.
15. Risa Oktavia Iman adalah percaya, wujudnya adalah Rukun
Iman. Beriman kepada Allah contohnya
seringkali kegiatan Pramuka itu padat bahkan
memakan waktu oleh sebab itu Pendidikan
Kepramukaan juga harus mengajarkan
manajemen waktu agar ibadah tetap
dilaksanakan.
16. Alfi Hamidatun Aspek Iman yaitu Rukun Iman dalam Islam.
Nushroh Wujud nyata dalam Pendidikan Kepramukaan
contohnya dalam berpramuka kita harus
meyakini bahwa Tuhan selalu bersama kita
dan menjaga kita.
17. Imam Aris Iman yaitu segala sesuatu yang diyakini
Jazuli dengan sepenuh hati, dicuapkan dengan lisan
dan diimplementasikan dalam perbuatan.
Aspek Iman dalam Kepramukaan yang
berwujud nyata seperti motivation traning dan
pelatihan ESQ.
18. Fendi Santoso Aspek yang menjadi penyemangat orang
dalam beribadah, penerapan Dharma Pramuka

107
poin ke 1.
19. Fatikhatus Iman yaitu percaya, yaitu ada Rukun Iman.
Sakdiyah Wujud nyata yaitu beriman dan mempercayai,
tidak sembrono ingat akan kehidupan akhirat.
20. Nur Inayah Iman yaitu sesuatu yang diyakini dengan hati,
diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan
dengan perbuatan.

6) Religious Belief (The Ideological Dimension)/Aspek Iman

berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Iman

dan penerapannya.

a) Iman kepada Allah SWT

Tabel 4.21

Penerapan Rukun Iman Nomor 1

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, meyakini dalam hati, diucapkan
dengan lisan dan diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari seperti sholat, puasa, dan amalan
ibadah yang lainnya.
2. Rif‟atul Muna Sudah, menjalankan kewajiban dan menjauhi
laranganNYA seperti menjalankan sholat,
puasa, zakat dan sebagainya.
3. Kristina Sudah, mempercayai bahwa Allah adalah dzat
Mayasari yang nyata yang menciptakan seluruh alam
dan isinya.
4. Noviana Diah Insyaallah sudah, dengan percaya kepada
Riza Allah dan mensyukuri nikmatNYA.
5. Metik Fatmasari Ya, selalu mentaati perintahNYA dan
menjauhi laranganNYA.

108
6. Edy Setiyawan Belum sepenuhnya menjalankan kewajiban
dan menjauhi laranganNYA terkadang ada hal
yang sulit dilakukan.
7. Muhammad Sudah, karena iman adalah kepercayaan kita
Maskuri kepada Allah bahwa Allah itu ada dan Allah
itu satu untuk itu kita harus taqwa kepada
Allah.
8. Febri Dwi Sudah, wujud saya beriman kepada Allah
Fatmawati yaitu dengan selalu melaksanakan perintah
dan menjauhi laranganNYA.
9. Albarra Rifqi Sudah, contohnya sholat.
Anthony
10. Ridho Maulana Sudah, tidak akan menyekutukan Allah,
A.F menjalankan perintah dan menjauhi
laranganNYA.
11. Indri Iswanto Sudah, selalu menjalankan perintah dan
menjauhi laranganNYA.
12. Denny Arizal Sudah, percaya Allah itu ada, berusaha
Rifanto menjalankan perintah dan menjauhi
laranganNYA.
13. Fatkhan Sudah, sholat lima waktu pada waktunya,
Muhimmi menghormati kedua orangtua selalu berdoa
dan berbuat baik.
14. Anggi Astri Sudah, saya sudah percaya bahwa Allah ada
Rahayu dan telah menjalankan setiap perintah-
perintah Allah.
15. Risa Oktavia Insyaallah sudah, salah satunya melaksanakan
tuntunanNYA yaitu berhijab menutup aurat,
istiqomah dalam menjalankan perintahNYA.
16. Alfi Hamidatun Sudah, dengan menjalankan perintah dan

109
Nushroh menjauhi laranganNYA.
17. Imam Aris Sudah, wujud nyata beriman kepada Allah
Jazuli adalah senantiasa mengingat Allah dalam
keadaan apapun serta menjalankan perintah
dan menjauhi laranganNYA.
18. Fendi Santoso Sudah, melaksanakan sholat lima waktu
setiap hari.
19. Fatikhatus Sudah, mempercayai Allah dan bertaqwa
Sakdiyah
20. Nur Inayah Sudah, mempercayai hal-hal yang ghaib.

b) Iman kepada Malaikat Allah

Tabel 4.22

Penerapan Rukun Iman Nomor 2

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, meyakini bahwa Allah menciptakan
malaikat untuk membantu mengatur di dunia.
2. Rif‟atul Muna Sudah, wujudnya dengan mengimani adanya
malaikat dan berhati-hati dalam bertingkah
laku.
3. Kristina Sudah, percaya bahwa malaikat adalah
Mayasari makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.
4. Noviana Diah Insyaallah sudah, dengan percaya bahwa
Riza malaikat itu ada dan wahyu yang diturunkan
oleh Allah ke Rasul melalui malaikat.
5. Metik Fatmasari Sudah, selalu meyakini bahwa segala sesuatu
yang dilakukan diawasi oleh malaikat.
6. Edy Setiyawan Sudah, setiap perbuatan saya percaya ada
malaikat yang mencatat entah itu perbuatan
baik ataupun buruk.

110
7. Muhammad Sudah, contoh percaya bahwa malaikat berada
Maskuri disamping kita dan selalu mengawasi
perbuatan manusia didunia ini.
8. Febri Dwi Sudah, adapun wujud saya mengimani adanya
Fatmawati malaikat dengan selalu berhati-hati dalam
bertindak karena merasa bahwa setiap
tindakan saya lakukan akan dicatat oleh
Malaikat Allah.
9. Albarra Rifqi Sudah, selalu berbuat baik.
Anthony
10. Ridho Maulana Sudah, tetap percaya akan adanya malaikat
A.F meskipun belum pernah melihatnya.
11. Indri Iswanto Sudah, wujudnya adalah percaya bahwa
setiap perbuatan yang kita lakukan ada
malaikat yang mencatat perbuatan.
12. Denny Arizal Sudah, percaya malaikat ada, dan kita diawasi
Rifanto serta dicatat oleh malaikat.
13. Fatkhan Sudah, kaena saya yakin dan mengimani
Muhimmi bahwa malaikat-malaikat Allah itu ada.
14. Anggi Astri Sudah, saya percaya dan meyakini bahwa
Rahayu malaikat itu ada.
15. Risa Oktavia Insyaallah, salah satunya yaitu mempercayai
bahwa apapun yang kita lakukan itu dicatat
oleh Malaikat Allah.
16. Alfi Hamidatun Sudah, dengan meyakini bahwa setiap
Nushroh kebaikan dan keburukan yang kita lakukan
akan dicatat oleh Allah.
17. Imam Aris Sudah, dengan cara mengenal nama malaikat
Jazuli serta mengenali tugas-tugasnya dan
meyakininya.

111
18. Fendi Santoso Sudah, selalu menjaga sikap kita afar elalu
dalam jalan kebaikan.
19. Fatikhatus Sudah, mempercayai malaikat dan percaya
Sakdiyah selalu mengawasi.
20. Nur Inayah Sudah, mempercayai hal hal ghaib.

c) Iman kepada Kitab-Kitab Allah

Tabel 4.23

Penerapan Rukun Iman Nomor 3

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, mempercayai bahwa Allah
menurunkan kitab-kitab kepada rasul
terdahulu sebagai pedoman, dan saya
mempelajari dan membaca Al-Quran sebagai
wujud beriman kepada kitab-kitab.
2. Rif‟atul Muna Sudah, dengan mengetahui kitab-kitab Allah
dan mengamalkan kitab Al-Quran dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Kristina Sudah, wujudnya adalah saya mempelajari
Mayasari dan mengikuti pedoman-pedoman yanga da
dalam kitab-kitab Allah, mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Noviana Diah Insyaallah sudah, dengan membaca dan
Riza mengamalkan Al-Quran.
5. Metik Fatmasari Sudah, dengan membaca, memahami dan
mengamalkan isi kitab dalam kehiduoan
sehari-hari.
6. Edy Setiyawan Sudah, dengan membaca dan
mengamalkannya.
7. Muhammad Sudah, contohnya ketika kita membaca Al-

112
Maskuri Quran dan memahami isi dan
mengamalkannya.
8. Febri Dwi Sudah, wujud nyata saya membaca Al-Quran
Fatmawati dan berusaha untuk mempelajari serta
memahami maknanya meudian di aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
9. Albarra Rifqi Sudah, mengaji Al-Quran.
Anthony
10. Ridho Maulana Sudah, dengan adanya Al-Quran yang sebagai
A.F pelengkap dari kitab sebelumnya dan
kewajiban kita untuk membacanya.
11. Indri Iswanto Ya, selalu membaca, memahami dan
mengamalkan isi dari Al-Quran.
12. Denny Arizal Ya, membacanya dan tadarus bersama.
Rifanto
13. Fatkhan Sudah karena saya selalu mempelajari kitab
Muhimmi Al-Quran, memahami dan mengamalkannya.
14. Anggi Astri Sudah, saya percaya bahwa kitab Allah ada
Rahayu dan diturunkan pada Nabi terpilih Allah. Dan
juga dengan membaca dan mengkaji Al-
Quran.
15. Risa Oktavia Insyaallah, mengajarkan kepada penerus atau
anak-anak agar bisa membaca Al-Quran serta
menjalankan yang ada didalamnya.
16. Alfi Hamidatun Sudah, dengan membaca Al-Quran.
Nushroh
17. Imam Aris Sudah, wujud nyatanya adalah membaca Al-
Jazuli Quran serta berusaha untuk memahami isinya.
18. Fendi Santoso Sudah, selalu membaca Al-Quran yang mana
berfungsi untuk menambah kepandaian.

113
19. Fatikhatus Ya, membaca dan mengamalkannya.
Sakdiyah
20. Nur Inayah Sudah, implementasinya setiap hari kita
membaca Al-Quran.

d) Iman kepada Rasul-Rasul Allah

Tabel 4.24

Penerapan Rukun Iman Nomor 4

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, dengan mengikuti sunah-sunah
Rasulullah SAW.
2. Rif‟atul Muna Sudah, dengan mengetahui kisah-kisah Rasul
dan mengamalkan atau mencerminkan sifat-
sifat Rasul.
3. Kristina Sudah, wujudnya adalah percaya bahwa Rasul
Mayasari Allah itu adalah utusan Allah yang menjadi
perantara Allah untuk menunjukan manusia
kejalan yang benar.
4. Noviana Diah Insyaallah sudah, dengan percaya bahwa
Riza Rasul Allah itu ada dengan mengamalkan
ajaran-ajaran Rasul.
5. Metik Fatmasari Sudah, dengan mempercayai bahwa Rasul ada
dan setiap perbuatannya menjadi tuntunan
umat Islam.
6. Edy Setiyawan Sudah, saya percaya jika Rasul adalah utusan
Allah.
7. Muhammad Sudah, contoh percaya bahwa Nabi
Maskuri Muhammad adalah utusan Allah SWT dan
mencontoh apa yang di perintahkan beliau.
8. Febri Dwi Sudah, saya beriman kepada Rasul Allah

114
Fatmawati yatitu dengan mempelajari kisah kisah Rasul,
mempercayai serta mengambil hikmah dari
kisah-kisah tersebut.
9. Albarra Rifqi Sudah, dengan belajar sejarah dan
Anthony mengucapkan sholawat nabi.
10. Ridho Maulana Sudah, kita umat islam selain syahadat tauhid
A.F kita juga bersyahadat rasul dan itu nabi
Muhammad sebagai akhir dari nabi-nabi
sebelumnya.
11. Indri Iswanto Sudah, mempelajari dan mengamalkan kisah-
kisah Rasul serta menjalankan sunah dari
Rasulullah.
12. Denny Arizal Ya, mengikuti sunahnya dan meneladani
Rifanto sifatnya.
13. Fatkhan Sudah, karena saya pribadi yakin adanya
Muhimmi Rasulullah, wujudnya saya bershalawat selalu
mempelajari kisah-kisah para Rasul Allah.
14. Anggi Astri Sudah, saya percaya bahwa Rasul-Rasul
Rahayu Allah itu ada dan senantiasa bersholawat
untuk Rasulullah.
15. Risa Oktavia Meyakini bahwa Rasul-Rasul Allah itu
sebagai utusan Allah untuk memberikan
petunjuk bagi manusia.
16. Alfi Hamidatun Sudah, dengan mengikuti ajaran-ajarannya.
Nushroh
17. Imam Aris Sudah, wujud nyatanya dengan melafalkan
Jazuli syahadattain dan menanamkannya dalam hati.
18. Fendi Santoso Sudah, yaitu menirukan eprilaku beliau dalam
sehari-hari.
19. Fatikhatus Ya, percaya dan mengikuti ajaran sunahnya.

115
Sakdiyah
20. Nur Inayah Sudah, caranya dengan membacakan doa dan
membaca sholawat.

e) Iman kepada Hari Akhir

Tabel 4.25

Penerapan Rukun Iman Nomor 5

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, dengan beribadah dan memperbanyak
amalan sebagai bekal di akhirat.
2. Rif‟atul Muna Sudah, mempercayai dan berhati-hati dalam
bertindak di kehidupan sehari-hari.
3. Kristina Sudah, wujudnya adalah mempercayai hari
Mayasari akhir lalu terus berusaha melaksanakan hal
yang baik dan benar karena kira percaya ada
kehidupan setalah hari akhir.
4. Noviana Diah Insyaallah sudah, dengan percaya bahwa ada
Riza hari akhir.
5. Metik Fatmasari Sudah, saya percaya bahwa adanya hari akhir
setelah hari didunia.
6. Edy Setiyawan Sudah, saya percaya jika suatu saat nanti ada
hari akhir atau kiamat
7. Muhammad Sudah, saya percaya bahwa dunia ini hanya
Maskuri sekali jadi untuk itu kita tingkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
8. Febri Dwi Sudah, saya selalu berusaha untuk melakukan
Fatmawati perintah Allah sebagai bentuk mempersiapkan
diri apabila hari akhir datang.
9. Albarra Rifqi Sudah, selalu berbuat baik sampai akhirnya
Anthony zaman.

116
10. Ridho Maulana Sudah, bahwa steelah kita hidup didunia ini
A.F aka nada hari akhir yaitu hari kiamat hadist
dan Al-Quran sudah menerangkannya
mengenai hari kiamat.
11. Indri Iswanto Ya sudah, memulai dari dini menerapkan
amal yang akan kita bawa diakhirat nanti.
12. Denny Arizal Ya, menyiapkan diri beribadah sebaik
Rifanto mungkin.
13. Fatkhan Sudah, karena saya probadi telah meyakini
Muhimmi bahwa hari akhir ini pasti ada awal dan ada
akhir, selalu berdoa dan selalu menjaga alam,
akhlak dan apa-apa yang mengakibatkan hari
akhir itu cepat datang.
14. Anggi Astri Sudah, saya percaya bahwa hari akhir itu pasti
Rahayu akan tiba. Dan sebelum hari itu tiba, saya
harus mempersiapkan bekal.
15. Risa Oktavia Insyaallah, dengan mempercayai bahwa hari
akhir itu akan tiba.
16. Alfi Hamidatun Sudah, dengan mempersiapkan diri menjadi
Nushroh seorang yang lebih baik sebelum datangnya
hari akhir.
17. Imam Aris Sudah, wujudnya memahmi tentang hari akhir
Jazuli dan berupaya untuk selalu berbuat kebaikan.
18. Fendi Santoso Sudah, dalam segala perlakuan dihiasi dengan
kebaikan. Seolah-olah akan mati dikemudian
hari.
19. Fatikhatus Ya, percaya ada kiamat dan mempersiapkan
Sakdiyah amal.
20. Nur Inayah Sudah, mempercayai hal-hal yang gaib
mengetahui dandasar adanya tanda-tanda

117
kiamat

f) Iman kepada Qada dan Qadar

Tabel 4.26

Penerapan Rukun Iman Nomor 6

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Sudah, senantiasa berusaha ikhtiar dan
tawakal serta tabah atas apa yang menimpa
kita.
2. Rif‟atul Muna Sudah, mempercayai akan qada dan qadr
dengan berusaha dan semangat dalam
menjalankan kehidupan di dunia.
3. Kristina Sudah, Qanaah dengan segala ketentuan allah
Mayasari percaya bahwa hanya Allah yang berhak
memutuskan segala ketentuan.
4. Noviana Diah Insyaallah sudah, dengan menerima
Riza kenyataan hidup.
5. Metik Fatmasari Sudah, saya percaya bahwa adanya qada dan
qadr.
6. Edy Setiyawan Percaya adanya qada dan qadr karena
bencana bencana kecil itu memang dari Allah
untuk oeringatan kepada hambaNYA.
7. Muhammad Percaya bahwa takdir itu ada jadi jangan
Maskuri disesali ketika kita mendapat musibah atau
cobaan dari Allah.
8. Febri Dwi Sudah, wujud nyatanya yaitu saya selalu
Fatmawati berusaha untuk menerima ketentuan-
ketentuan Allah.
9. Albarra Rifqi Sudah, selalu berprasangka baik dengan
Anthony Allah.

118
10. Ridho Maulana Sudah, kita selalu disuruh ikhtiar dan berdoa
A.F agar nasib kita bisa berubah menjadi lebih
baik.
11. Indri Iswanto Sudah, selalu menerima dengan ikhlas
ketentuan dan ketetapan Allah.
12. Denny Arizal Ya sudah, bersyukur dan menjalani kehidupan
Rifanto dengan semaksimal mungkin.
13. Fatkhan Sudah, karena saya yakin ada orang hidup dan
Muhimmi orang mati dan ada orang sekarang kaya
besok miskn, wujudnya saya selalu bersyukur
dan berusaha amal shalih.
14. Anggi Astri Sudah, saya percaya bahwa qada dan qadr itu
Rahayu benar adanya.
15. Risa Oktavia Insyaallah, apapun yang sedang terjadi
didalam kehidupan saya sudag dituliskan
Allah. Percaya bahwa A;;ah pasti
memberikan hambanya yang terbaik.
16. Alfi Hamidatun Sudah, dengan bersabar dengan apa yang kita
Nushroh peroleh.
17. Imam Aris Sudah, wujud nyatanya adalah menerima
Jazuli segala ketentuan Allah yang kadang kala
kurang baik menurut kita.
18. Fendi Santoso Sudah, selalu optimis dalam segala hal.
19. Fatikhatus Ya, bersyukur dan selalu tawakal serta ikhtiar.
Sakdiyah
20. Nur Inayah Sudah, bahwasanya takdir itu ada yang bisa
dirubah dan tidak dapat dirubah. Misal
kebodohan apabila kita belajar maka bisa ajdi
pintar takdir yang tidak bisa dirubah seperti
jenis kelamin.

119
7) Menurut Anda apa itu Religious Knowledge (The Intellectual

Dimension)/Aspek Ilmu? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.27

Hasil Wawancara Arti Aspek Ilmu dan Wujudnya

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Aspek Ilmu adalah pengetahuan tentang
keagamaan baik secara teori dan praktik.
Wujudnya praktik-praktik ibadah keagamaan
dalam Kepramukaan, seperti Uji SKU poin 1.
2. Rif‟atul Muna Wujud nyatanya adalah dengan adanya ilmu
kita mampu mengetahui segala hal yang ada
di dunia.
3. Kristina Pengetahuan tentang keagamaan,
Mayasari mengajarkan jiwa yang senang sholat
berjamaah dengan menjelaskan bahwa sholat
berjamaah itu pahalanya 27‟ dibandingkan
sholat munfarid.
4. Noviana Diah Ilmu adalah suatu gabungan dari
Riza pengetahuan-pengetahuan dengan
mengamalkan Dasa Dharma dan membagikan
pengetahuan yang kita miliki.
5. Metik Fatmasari Ilmu yaitu segala sesuatu yang didapat
melalui berbagai cara. Wujud nyata dalam
lingkungan Kepramukaan yaitu Pramuka
banyak sekali member ilmu dan pengalaman
melalui segala macam kegiatannya.
6. Edy Setiyawan Di dalam Kepramukaan diajarkan tentang
orang yang berilmu itu berguna, dan orang

120
yang berilmu pasti banyak manfaatnya.
7. Muhammad Seberapa jauh kita mendalami ajaran-ajaran
Maskuri agama dan bagaimana kita membuktikan
ajaran Allah SWT contohnya sholat sehari-
hari tepat waktu.
8. Febri Dwi Aspek Ilmu adalah pengetahuan akan ajaran-
Fatmawati ajaran agama. Dalam Kepramukaan tidak
hanya diajarkan cara bertahan hidup dialam
terbuka. Tetapi dalam Kepramukaan juga
diajarkan nilai-nilai agama seperti yang sudah
terdapat di SKU poin 1.
9. Albarra Rifqi Penerapan ilmu agama yang pernah diterima
Anthony seperti fiqh, aqidah, akhlak.
10. Ridho Maulana Kita mempelajari agama itu dengan ilmu,
A.F tanpa ilmu ibadah kita tidak diterima. Dalam
kepramukaan kita selalu diwajibkan belajar
dalam bidang keagamaan juga jadi Pramuka
berperan penting dalam mendidik anak muda.
11. Indri Iswanto Aspek Ilmu adalah pengetahuan keagamaan,
segala sesuatu membutuhkan ilmu
pengetahuan termasuk dalam mengamalkan
Dasa Dharma dan Tri Satya juga
membutuhkan ilmu untuk mengamalkannya.
12. Denny Arizal Aspek Ilmu yaitu seberapa jauh kita tahu
Rifanto tentang ajaran-ajaran agama. Wujud nyata
dalam Pramuka diajarkan tentang navigasi
sehingga dapat membaca tanda-tanda alam
ketika hendak sholat dialam terbuka dll.
13. Fatkhan Pengetahuan mengenai ajaran-ajaran agama.
Muhimmi Wujud nyata selalu mempelajari sejarah,

121
mempelajari Dasa Dharma dari poin 1-10,
ilmu alam, mempelajari kepemimpinan.
14. Anggi Astri Pengetahuan mengenai ajaran-ajaran agama.
Rahayu Wujud nyatanya adalah mempelajari tata cara
sholat, tata cara naik haji, puasa dll.
Mengujikan SKU poin 1.
15. Risa Oktavia Ilmu adalah seberapa jauh pemahaman
tentang ajaran-ajaran agama. Wujud nyatanya
adalah dengan mengajarkan ilmu Dasa
Dharma kepada Anggota Pramuka dan ilmu
yang lain untuk dipahami dan direalisasikan.
16. Alfi Hamidatun Aspek Ilmu adalah pengetahuan tentang
Nushroh ajaran-ajaran agama. Isi dan kandungan Dasa
Dharma telah sesuai dengan ajaran-ajaran
agama.
17. Imam Aris Aspek Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu
Jazuli hal yang mampu mengantarkan manusia
kepada karakter religius. Wujud nyata dalam
Kepramukaan yaitu adanya Pendidikan
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
18. Fendi Santoso Aspek yang menjadi pengetahuan, selalu kaya
dalam wawasan dan kerap memecah setiap
masalah.
19. Fatikhatus Ilmu adalah pengetahuan tentang ajaran
Sakdiyah agama, menerapkan praktik-praktik nyata,
sholat jenazah dll yang ada dalam SKU poin
1.
20. Nur Inayah Ilmu adalah sesuatu yang harus kita cari,
pelajari dan kita terapkan. Karena dengan
ilmu semuanya akan menjadi lebih mudah.

122
8) Menurut Anda apa itu Religious Feeling (The Experiental

Dimension)/Aspek Ikhsan? Apa wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.28

Hasil Wawancara Arti Aspek Ikhsan dan Wujudnya

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Yaitu dimana dalam praktik beribadah kepada
Allah kita senantiasa merasa dekat dan
diperhatikan oleh Allah, adanya sifat
sungguh-sunnguh dalam pengamalan Kode
Kehormatan dan Prinsip Dasar Kepramukaan.
2. Rif‟atul Muna Ikhsan selalu berfikir positif dan berbuat baik
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dalam
kegiatan Kepramukaan adalah saling tolong
menolong terhadap sesama.
3. Kristina Perasaan religius, perasaan yang ingin
Mayasari menunjukan sikap yang baik, sikap dan
perasaan untuk mengikuti peraturan dan
anjuran Allah. Seperti halnya selalu berbuat
baik kepada orang lain.
4. Noviana Diah Ikhsan yaitu selalu berprasangka baik dengan
Riza menyembah Allah seakan-akan melihat kita.
5. Metik Fatmasari Ikhsan yaitu perbuatan atau sifat yang baik.
Wujud nyatanya yaitu dalam berpramuka
selalu bersikap baik sesuai dengan kesepuluh
poin Dasa Dharma.
6. Edy Setiyawan Ikhsan itu perasaan, merasa kalau Allah itu
selalu ada dan selalu berada disampingku, jika
melakukan perbuatan yang jelek merasa takut.

123
7. Muhammad Ikhsan adalah berpikir positif untuk
Maskuri berperilaku baik dan berbuat baik.
8. Febri Dwi Aspek Ikhsan yaitu perasaan dan dorongan
Fatmawati akan berbuat dan berpikir baik. Senantiasa
merasa dekat dengan Allah. Wujudnya dalam
Pramuka diajarkan tentang Dasa Dharma
salah satu acuan dalam bertindak.
9. Albarra Rifqi Selalu berpikir dan berbuat baik.
Anthony
10. Ridho Maulana Ikhsan adalah selalu mendekatkan diri kepada
A.F Allah atau perasaan senantiasa untuk berpikir
positif. Selalu iman dan takwa kepada Allah
juga cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia.
11. Indri Iswanto Aspek Ikhsan adalah berbuat baik antar sesama
manusia, didalam Kepramukaan sudah
dicontohkan dalam Dasa Dharma.
12. Denny Arizal Ikhsan yaitu perasaan yang baik-baik. Selalu
Rifanto percaya Allah bersama kita meskipun kita
sedang dalam kegiatan.
13. Fatkhan Prasangka akan takut atas kuasa Allah,
Muhimmi berprasangka baik kepada sesama manusia
dan ciptaanNya.
14. Anggi Astri Selalu berprasangka baik kepada Allah
Rahayu maupun makhlukNya.
15. Risa Oktavia Ihsan adalah perasaan atau dorongan untuk
selalu berbuat dan berpikir baik. Dengan
bertingkah laku menurut landasan agama,
merasa dekat dengan Allah, positif thinking.
16. Alfi Hamidatun Aspek Ikhsan adalah dorongan melakukan

124
Nushroh kebaikan dengan menginat sang pencipta,
yaitu dengan menolong sesama makhluk
hidup, mencintai lingkungan dll.
17. Imam Aris Aspek Ikhsan yaitu aspek yang berbicara
Jazuli antara kebenaran lisan, hati dan tingkah laku.
Wujud nyata yaitu adanya signifikansi sikap
anggota Pramuka dalam berbicara dan
bertindak.
18. Fendi Santoso Selalu berprasangka baik terhadap hal-hal yang
meragukan, menjadi penengah masalah jika
terjadi perselisihan pendapat.
19. Fatikhatus Ikhsan adalah perasaan atau prasangka untuk
Sakdiyah kebaikan. Percaya Allah selalu bersama kita
disetiap langkah dan waktu, selalu berpikir
positif.
20. Nur Inayah Ikhsan adalah sesuatu yang dianggap baik,
Iman dan Islam tidak akan menjadi lengkap
apabila belum ada Ihsan.

9) Menurut Anda apa itu Religious Effect (The Consequential

Dimension)/ Aspek Amal? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan

Pendidikan Kepramukaan?

Tabel 4.29

Hasil Wawancara Arti Aspek Amal dan Wujudnya

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Aspek Amal adalah praktik atau implementasi
ajaran islam dalam kehidupan. Wujud nyata
yaitu amalan-amalan dalam beribadah baik
ibadah maghdah dan ghairu maghdah.

125
2. Rif‟atul Muna Amal yaitu berbuat baik sesama makhluk
Allah. Contohnya dengan menjaga kelestarian
lingkungan.
3. Kristina Amal yaitu sifat dan sikap praktik nyata
Mayasari keagamaan. Bisaanya anak Pramuka
menyisihkan sebagian uang untuk mengisi
kotak amal.
4. Noviana Diah Amal adalah implementasi dari islam, iman
Riza dan ihsan dengan mengamalkannya. Dengan
menolong sesama dan mengamalkan Dasa
Dharma.
5. Metik Fatmasari Amal yaitu perbuatan manusia yang
dilakukan secara ikhlas dan ridho. Wujud
nyatanya yaitu beramal baik dalam
berpramuka.
6. Edy Setiyawan Amal dalam bentuk fisik dan dalam bentuk
uang. Amal memang diajarkan untuk
mensucikan diri dan harta yang kita miliki.
Misalnya iuran disanggar, menolong sesama
dll.
7. Muhammad Aspek Amal dalam kehidupan dan ketika kita
Maskuri mengamalkan ilmu contohnya, tolong
menolong sesama juga termasuk.
8. Febri Dwi Aspek Amal adalah wujud nyata sosial
Fatmawati dimasyarakat. Wujud nyata kita Pramuka
diajarkan tolong menolong, saling membantu.
9. Albarra Rifqi Melalu kegiatan bakti sosial.
Anthony
10. Ridho Maulana Amal wujud nyata praktik keagamaan dalam
A.F masyarakat. Agama selalu mengajarkan kita

126
untuk saling berbagi seperti infak dan
sodaqoh. Dalam Pramuka juga ada seperti rela
menolong dan tabah.
11. Indri Iswanto Aspek Amal adalah segala seuatu yang
berhubungan dengan mengamalkan ilmu-ilmu
yang didapat. Dalam Pramuka mengamalkan
Dasa Dharma salah satu yang harus
dilaksanakan.
12. Denny Arizal Amal adalah wujud implementasi sesama.
Rifanto Seperti tolong menolong, mengingatkan,
peduli, menyayangi.
13. Fatkhan Sebuah perbuatan baik kepada setiap insane,
Muhimmi tolong menolong, takwa kepada Tuhan,
sayang kepada manusia.
14. Anggi Astri Amalan wujud nyata, misal menolong
Rahayu sesama.
15. Risa Oktavia Amal adalah implentasi dari semuanya.
Dibidang sosaial misal bersedakah untuk yang
kurang mampu, dan apabila terjadi bencana
anak Pramuka juga turun untuk membantu
dari segi manapun.
16. Alfi Hamidatun Aspek Amal adalah wujud nyata sosial di
Nushroh masyarakat. Gotong royong, bekerja secara
kelompok, saling membantu satu sama lain.
17. Imam Aris Aspek Amal yaitu suatu bentuk perbuatan
Jazuli yang positif yang dilakukan secara spontan
dibawah kendali akal pikiran karena
mengaharapkan ridho Allah. Wujud nyata
konsistensi Anggota Pramuka dalam
bertindak tanpa pamrih dan adanya

127
kepedulian sosial.
18. Fendi Santoso Perbuatan saling tolong menolong sebagai
anggota yang baik, seharusnya selalu
meluangkan waktu dan tenaga demi
organisasi.
19. Fatikhatus Amal adalah implementasi dari ajaran-ajaran
Sakdiyah islam dalam keseharian. Tolong menolong,
menyayangi, mengingatkan, membantu, dll
20. Nur Inayah Amal adalah bentuk dari apa yang telah kita
pelajari. Saling membantu dan tolong
menolong misalnya.

10) Dari lima dimensi diatas menurut Anda dimensi mana saja yang

termasuk vertikal dan horizontal?

Tabel 4.30

Pengelompokan Aspek Menurut Responden

Jawaban
No Nama
Vertikal Horizontal
1. Khoirul Alfani Iman, Islam Ikhsan, Amal
2. Rif‟atul Muna Iman, Islam Amal, Ikhsan
3. Kristina Mayasari Iman, Islam Ilmu, Amal.
4. Noviana Diah Riza Islam, Iman, Ikhsan Ilmu, Amal
5. Metik Fatmasari Islam, Iman Ikhsan, Ilmu, Amal
6. Edy Setiyawan Islam, Iman Ikhsan, Amal
7. Muhammad Maskuri Iman Amal
8. Febri Dwi Fatmawati Islam, Iman Ilmu, Ikhsan, Amal
9. Albarra Rifqi A Iman, Ikhsan Islam, Ilmu, Amal
10. Ridho Maulana A.F Islam, Iman Amal, Ikhsan
11. Indri Iswanto Islam, Iman Ikhsan, Amal, Ilmu

128
12. Denny Arizal R Islam, Iman Amal, Ikhsan
13. Fatkhan Muhimmi - Amal
14. Anggi Astri Rahayu Islam, Iman, Ikhsan Ilmu, Ikhsan, Amal
15. Risa Oktavia Ilmu, Amal Ikhsan, Iman
16. Alfi Hamidatun N Iman Ikhsan, Amal
17. Imam Aris Jazuli Iman, Islam Ilmu, Ikhsan, Amal
18. Fendi Santoso - -
19. Fatikhatus Sakdiyah Islam, Iman Ikhsan, Amal
20. Nur Inayah Islam, Iman Ikhsan, Amal

11) Apakah Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan Karakter

Religius anggotanya, terutama Anggota Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi? Apa alasannya?

Tabel 4.31

Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Dapat, karena dasar pertama dan utama dalam
Pendidikan Kepramukaan adalah karakter
religius yang dibentuk, baru karakter yang
lain.
2. Rif‟atul Muna Sudah, didalam Kepramukaan terutama dalam
Racana mengadakan kegiatan seperti Amalan
Ramadhan Racana serta sering mengadakan
sholat berjamaan di sanggar secara rutin.
3. Kristina Bisa, alasanya setiap adzan berkumandang
Mayasari setiap aktifitas di jeda dulu untuk sholat
berjamaah. Dan setiap ramdahan racana
mengadakan Amalan yang diselenggarakan di
desa tertentu, belajar bermasyarakat, ikut

129
tadarus dll.
4. Noviana Diah Insyaallah bisa, karena dengan menerapkan
Riza dan mengikuti Pendidikan Pramuka kita juga
dapat menumbuhkan karakter religius.
5. Metik Fatmasari Bisa, dengan adanya Dasa Dharma dan juga
poin-poin SKU yang menuntun untuk
menumbuhkan karakter religius.
6. Edy Setiyawan Sangat yakin bisa, karena di dalam Racana
selalu diajarkan adat dan sopan santun dan
perilaku yang baik dan agamis.
7. Muhammad Ya, sangat menumbuhkan karena untuk
Maskuri menumbuhkan hal tersebut kita anggota
Pramuka IAIN Salatiga bersama-sama dalam
mencari kebaikan di agama contohnya ketika
kita kegiatan Amalan Ramadhan Racana.
8. Febri Dwi Bisa, Pendidikan Kepramukaan dapat
Fatmawati menumbuhkan karakter religius anggota
Racana, karena di dalam Racana terdapat
program kerja yang mengedepankan nilai
religiusnya. Selain itu di dalam Racana juga
terdapat pembisaaan-pembisaaan yang
bernilai religius.
9. Albarra Rifqi Sudah, karena Racana juga memiliki program
Anthony kerja yang islami.
10. Ridho Maulana Bisa, kami di Racana diajarkan dan
A.F diwajibkan selalu beribadah kepada Allah
SWT seperti mengaji, sholat dll.
11. Indri Iswanto Ya, karena dalam Kepramukaan berisi
pendidikan karakter dimana didalamnya
terdapat karakter religius dapat dibuktikan

130
dengan adanya Tri Satya dan Dasa Dharma.
12. Denny Arizal Ya dapat, dalam Pramuka diajarkan aspek
Rifanto keagamaan dan penerapan Tri Satya dan Dasa
Dharma poin pertama, serta dalam SKU ada
praktik tentang keagamaan.
13. Fatkhan Ya tergantung insannya, karena didalam
Muhimmi Pramuka juga sudah diberikan pendidikan
beragama bertoleransi jadi setiap insan juga
berperan penting dalam religius
14. Anggi Astri Bisa, karena dalam Pendidikan Kepramukaan
Rahayu juga diajarkan Pendidikan religius, contoh
Dasa Dharma poin 1, Tri Satya satya ke 1.
15. Risa Oktavia Bisa, karena dalam kegiatannya juga
menerapkan religius kepada anggotanya.
Tadarus misalnya, sholat berjamaah maupun
pengajian bersama.
16. Alfi Hamidatun Ya, karena dalam Pendidikan Kepramukaan
Nushroh telah diajarkan beberapa karakter.
17. Imam Aris Ya, karena Pendidikan Kepramukaan juga
Jazuli memuat pendidikan keagamaan, disamping
itu pendidikan kepramukaan sudah terstruktur
dan kontiunitas dalam pelaksanaan.
18. Fendi Santoso Ya karena didalamnya terdapat banyak nilai
islami yang sesungguhnya, semisal ARR
bergeraj dibidang kemasyarakatan.
19. Fatikhatus Bisa, karena dalam Kepramukaan ada nilai-
Sakdiyah nilai religius dalam Dasa Dharma dan Tri
Satya, selain itu program kerja racana seperti
kerohanian, latian rutin, ARR.
20. Nur Inayah Bisa, melalui Pendidikan Kepramukaan bisa

131
meningkatkan keimanan. Dalam kegiatan
Pramukapun kita sering menerapkan rukun
Islam seperti selalu sholat berjamaah.

12) Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi

Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan Karakter Religius

(Studi Kasus Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)?

Tabel 4.32

Faktor Pendukung dan Penghambat

No Nama Jawaban
Pendukung Penghambat
1. Khoirul Alfani UU, Aturan dan Kesadaran diri
pedoman yang jelas
2. Rif‟atul Muna Landasan Pramuka Kesadaran kurang
yang jelas
3. Kristina Mayasari Teman, peralatan, Kesadaran dan acuh
toleransi,
4. Noviana Diah R Lingkungan islami, Sikap yang berbeda
Pembina mendukung beda
5. Metik Fatmasari Dasa Dharma Program kerja tidak
full semuanya
religius
6. Edy Setiyawan Lingkungan Kesadaran diri
7. M. Maskuri Pengetahuan Kesadaran diri
8. Febri Dwi F Dasar Kepramukaan Kesadaran diri
yang menunjang
9. Albarra Rifqi A Program kerja yang Kordinasi yang
mendukung susah

132
10. Ridho Maulana Dasar yang jelas dan Kesadaran diri,
menunjang situasi yang buruk
11. Indri Iswanto Tri Satya dan Dasa Kurang maksimal
Dharma pengamalannya
12. Denny Arizal R Nilai-nilai agama Kesadaran diri, lelet,
ada di Pramuka suka menyepelekan
13. Fatkhan Pengakuan dan UU Kesadaran diri
Muhimmi
14. Anggi Astri Dasar dan UU Kesadaran diri
Rahayu
15. Risa Oktavia Nilai-nilai religius Kurang kesadaran
ada dalamnya dan acuh
16. Alfi Hamidatun N Kerjasama yang baik Kesadaran diri
17. Imam Aris Jazuli Pendampingan Kebersamaan dan
Pembina, program kesadaran diri yang
kerja yang baik kurang.
18. Fendi Santoso Alat ibadah, sarana Pengetahuan dan
lengkap, skill jumlah anggota yang
anggota tidak stabil
19. Fatikhatus Sudah terdapat nilai Kesadaran diri, acuh
Sakdiyah religius dan menyepelekan
20. Nur Inayah Program kerja yang Malas, kesadaran
terencana diri yang kurang

13) Apa harapan Anda tentang Karaker Religius Anggota Racana

Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?

133
Tabel 4.33

Harapan Karakter Religius Bagi Anggota Racana

No Nama Jawaban
1. Khoirul Alfani Semoga karakter religius benar-benar dapat
diimplementasikan dalam Anggota Racana.
2. Rif‟atul Muna Lebih ditingkatkan lagi dan lebih bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa.
3. Kristina Semoga kedepannya Racana bisa menjadi
Mayasari pribadi yang lebih baik lagi, menjalankan
perintah Allah dan mengamalkan Tri Satya
Dasa Dharma dengan sepenuhnya.
4. Noviana Diah Lebih ditingkatkan lagi karena akan sangat
Riza perlu bagi kehidupan masyarakat dan
beragama karena kita juga almamater IAIN
Salatiga.
5. Metik Fatmasari Karena Racana berada di kampus Islam maka
karakter religius sangat penting ditingkatkan.
6. Edy Setiyawan Menjadikan Racana menjadi contoh teladan
bagi UKM yang lain, tentang perilaku dan
kebisaaan yang agamis di dalam anggotanya.
7. Muhammad Agar teman teman bisa sadar apa pentingnya
Maskuri karakter religius untuk Anggota Racama dan
menumbuhkan karakter yang lebih baik lagi
agar bisa menjadi agent off change .
8. Febri Dwi Karakter religius dapat terealisasi dengan
Fatmawati maksimal oleh Anggota Racana.
9. Albarra Rifqi Selalu berkembang ke sisi islami dalam setiap
Anthony kegiatannya.
10. Ridho Maulana Semakin lebih baik dengan karakter religius
A.F baik sesama taupun dengan penciptaNya.

134
11. Indri Iswanto Dengan semakin dimilikinya karakter religius
maka mudah-mudahan setiap Anggota
Racana mampu menjadi manusia yang
berguna, baik itu bagi bangsa, agama maupun
sekitarnya.
12. Denny Arizal Jadilah sosok insan yang kamil
Rifanto
13. Fatkhan Berakhlakul karimah, khusnudzon kepada
Muhimmi setiap manusia selalu berbenah diri,
introspeksi.
14. Anggi Astri Anggota Racana dapat lebih memiliki
Rahayu karakter religius yang baik, selalu memiliki
prasangka yang baik pula, dan selalu
bertakwa kepada Allah.
15. Risa Oktavia Anggota Racana dapat mengamalkan nilai-
nilai Dasa Dharma dan Tri Satya guna
memperbaiki karakter religius Anggota
Racana.
16. Alfi Hamidatun Para Anggota Racana dapat memahami dan
Nushroh mengaplikasikan karakter religius yang telah
diperoleh untuk diaplikasikan dalam
kehidupan bermasyarakat tidak hanya ketika
mengikuti kegiatan saja.
17. Imam Aris Anggota Racana bisa menjadi pilar
Jazuli pembentuk karakter religius yang mana bisa
dimulai dari kesadaran pentingnya karakter
religius bagi pembangunan bangsa.
18. Fendi Santoso Semoga di masa depan Anggota Racana
melahirkan kader-kader berkarakter islami
yang murni serta sosial tinggi dalam dan luar

135
kampus.
19. Fatikhatus Dapat menjadi garda terdepan perubahan,
Sakdiyah aplikasikan Dasa Dharma dan Tri Satya
secara optimal agar karakter terutama
religiusnya matang.
20. Nur Inayah Semoga semua Anggota Racana bisa menjadi
pionir yang baik untuk masyarakat
dilingkungan mereka masing-masing terutama
dalam karakter religius.

2. Observasi

Dalam melakukan observasi, peneliti sangat diuntungkan. Hal

tersebut dikarenakan peneliti melakukan penelitian dalam jangka

waktu tertentu, dan setiap melakukan penelitian didalam Racana

sedang ada kegiatan-kegiatan yang tengah mereka lakukan. Sehingga

sangat mengetahui bagaimana perkembangan yang terjadi

didalamnya.

Dari hasil pengamatan dan pengalaman yang peniliti dapatkan,

tidak jauh berbeda dengan fakta yang diperoleh melalui data-data.

Pendidikan Kepramukaan didalamnya terdapat banyak hal-hal positif

yang terkandungnya, salah satunya adalah Pendidikan Karakter.

Sehubungan peneliti juga meneliti tentang bagaimana Pendidikan

Karakter yang fokusnya dalam Karakter Religius.

Pendidikan Kepramukaan selain ditunjang dengan landasan

hukum yang jelas oleh pemerintah, dalam Kepramukaan juga sudah

terdapat hal-hal atau nilai-nilai religius yang terkandung. Seperti

136
halnya yang tercantum dalam Kode Kehormatan Gerakan Pramuka

yaitu Tri Satya yang bunyi satya pertamanya “Menjalankan

kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia”, selain itu juga terdapat dalam Dasa Dharma salah satunya

poin pertama yang berbunyi “Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa”.

Dari situ sudah sangat jelas sekali bahwasanya Pendidikan

Kepramukaan secara umum sudah sangat mendukung dalam

pembentukan karakter religius anggotanya. Secara khususnya, dalam

program kerja Racana selalu mengandung unsur-unsur religius

didalamnya.

Program kerja Racana dalam praktiknya selalu memperhatikan

nilai-nilai religius dalam pembentukan karakter religius anggotanya.

Dalam latian rutin yang dilakukan Racana sering diadakannya latian

rutin tentang religius atau keagamaan, bagaimana merawat jenazah,

bagaimana mengaji membaca Al-Qur‟an bersama dan lain sebagainya.

Kemudian dalam Racana juga terdapat program kerja Kerohanian,

kerohanian disini selain diadakan setiap adanya perayaan hari besar

Islam juga selalu dirutinkan untuk lebih menekankan terhadap

pendalaman pengetahuan nilai-nilai keagamaan. Ada juga program

kerja konservasi alam, dimana konservasi alam disini juga menjadi

salah satu wujud peduli lingkungan dalam rangka melestarikan

lingkungan. Dan salah satu program yang termasuk unggulan dalam

menumbuhkan karakter religius yaitu Racana memiliki program kerja

137
Amalan Ramadhan Racana, dimana program kerja tersebut bergerak

di bidang bakti atau bina masyarakat. Adanya bakti sosial, bazar,

pasar murah, tarawih keliling, tadarus bersama, pengajian, pembinaan

desa melalui TPA dan ibu-ibu pengajian serta lain sebagainya.

Terlepas dari program kerja yang peneliti sebutkan diatas,

semua program kerja Racana selalu diterapkan nilai-nilai religius dan

pembisaaan-pembisaaan religius. Salah satu contohnya ketika

kegiatan sholat berjamaah pada waktunya. Disisi lain didalam

lingkungan Racana juga terdapat penerapan nilai-nilai religius, seperti

halnya satuan terpisah antara anggota putra dan putri, pelaksanaan

sholat berjamaah bagi setiap anggota, wajib mengucapkan salam

ketika masuk sanggar, tadarus Al-Qur‟an setelah sholat, pembisaaan

menolong antar sesama baik dalam bentuk PP, dan kemanusiaan

lainnya

3. Studi Dokumentasi

Studi Studi Dokumentasi disini peneliti gunakan dalam mencari

data ataupun informasi tentang sejarah dari didirikannya Racana.

Kemudian, peneliti juga mencari informasi terbaru dari Racana. Mulai

dari susunan kepengurusan, program kerja dan bagaimana

perkembangan dari Racana sendiri.

Dari studi Studi Dokumentasi tersebut peneliti, mengetahui

bagaimana sejarah dari Racana dan siapa-siapa tokoh yang berperan,

program-program kerja Racana dimana program kerja tersebut juga

138
dijadikan sebagai acuan dalam penelitian, perkembangan keseharian

dalam Racana baik dari segi tingkah laku, tutur kata dan kebisaaan-

kebisaaan atau adat yang diterapkan didalam Racana sendiri.

139
B. Temuan Data

Dari data yang diperoleh melalui metode wawancara, observasi dan

studi Studi Dokumentasi semuanya saling berkaitan. Dimana data tersebut

menunjukan adanya nilai-nilai religius dalam Pendidikan Kepramukaan

terutama dalam Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

1. Wujud Nyata Penerapan 10 Poin Dasa Dharma

Dari data yang telah peneliti dapatkan melalui beberapa metode

diatas tersebut, peneliti telah mendapatkan inti dari penerapan atau

wujud nyata Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN

Salatiga dalam menerapkan 10 Poin Dasa Dharma didalam kehidupan

sehari-harinya.

Tabel 4.34

Temuan Data Penerapan 10 Poin Dasa Dharma

No Dasa Dharma Wujud Nyata Anggota Racana


1. Takwa Kepada Tuhan Menjalankan perintah dan menjauhi
yang Maha Esa laranganNya, seperti sholat lima waktu.
Toleransi dan menghargai.
2. Cinta Alam dan Kasih Konservasi Alam, membuang sampah
Sayang Sesama pada tempatnya, menjaga lingkungan,
Manusia saling menyayangi dan menghormati.
3. Patriot yang Sopan Sopan santun terhadap orang lain,
dan Ksatria menerapkan budaya 5S.
4. Patuh dan Suka Patuh terhadap aturan yang ada, baik
Bermusyawarah aturan sebagai hamba dan sebagai
anggota. Bersmuyawarah untuk mufakat.
5. Rela Menolong dan Menolong sesama, saling mengingatkan

140
Tabah dan memberikan bantuan sosial, tabah
dan tawakal.
6. Rajin Trampil dan Rajin dalam ibadah, rajin belajar, rajin
Gembira menabung. Trampil dalam berbicara, dan
selalu gembira ataupun bersyukur.
7. Hemat Cermat dan Hemat tidak berfoya-foya, Cermat atau
Bersahaja teliti dalam bertindak, bersahaja
sederhana tidak bermewah-mewahan.
8. Disiplin Berani dan Disiplin waktu, disiplin aturan, disiplin
Setia beribadah. Berani dalam berpendapat,
berani dalam kebaikan. Setia dengan
janji-janji yang diucapkan.
9. Bertanggungjawab Bertanggungjawab dengan tugas dan
dan Dapat Dipercaya kewajiban baik sebagai hamba dan
anggota, dapat dipercaya ketika diberi
amanah.
10. Suci dalam Pikiran Senantiasa berpikir positif atau
Perkataan dan khuznudhon, berakhlakul karimah dan
Perbuatan berkata jujur apa adanya.

Tabel diatas menunjukan perilaku atau wujud nyata apa saja

yang dilakukan oleh Anggota Racana dalam penerapan 10 poin Dasa

Dharma dalam praktik nyata dikehidupan sehari-hari. Dari perilaku

atau wujud nyata tersebut kemudian nanti akan dipadukan dengan

perilaku atau wujud nyata dari karakter religius.

2. Penerapan 5 Aspek Karakter Religius

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

141
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk

agama lain. Religiusitas menurut Kamus Pendidikan, Pengajaran dan

Umum, (Religi : Agama, kepercayaan), (Religius : Yang bersifat

keagamaan). Dari data yang diperoleh disebutkan bahwa karakter

religius adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan watak,

tingkah laku, ucapan dan perbuatan tentang nilai-nilai keagamaan.

Dari nilai religius tersebut terbentuk persepsi tentang baik dan buruk,

juga mendasarkan kembali terhadap syariat-syariat agama dalam

bertindak.

Dalam penelitian ini terdapat lima dimensi atau aspek religius

yang menjadi pembahasan inti. Kemudian dari responden membagi

lima aspek tersebut dengan mengelompokan kedalam hubungan

horizontal dan hubungan vertikal.

TUHAN

Vertikal = Iman dan Islam

ALAM MANUSIA

Horizontal= Ilmu, Ikhsan, dan Amal

Gambar diatas hasil dari pengelompokan responden terhadap

lima aspek religius melalui wawancara yang peneliti lakukan.

142
Tabel 4.35

Temuan Data Penerapan 5 Aspek Karakter Religius

No Aspek Religius Wujud Nyata


1. Aspek Islam Melakukan Rukun Islam, seperti sholat lima
waktu, mengaji, berpuasa. Menjalankan
perintah dan menjauhi laranganNya. Disiplin
dan rajin dalam beribadah
2. Aspek Iman Percaya bahwa Allah itu ada dengan
menjalankan segala perintah dan menjauhi
laranganNya, senantiasa berbuat baik karena
merasa selalu diawasi, yakin dengan semua
ciptaanNya, senantiasa berhati-hati dan
memperbaiki diri, memperdalam ilmu agama,
mengaji, dll.
3. Aspek Ilmu Selalu memperdalam ilmu agama, senantiasa
mencari dan menyampaikan ilmu. Disiplin
ilmu, rajin belajar.
4. Aspek Ikhsan Senantiasa berpikir positif, mendorong diri
untuk berbuat baik.
5. Aspek Amal Tolong menolong, membantu, saling
mengingatkan, rajin beribadah.

3. Implementasi Pendidikan Kepramukaan dalam Menumbuhkan

Karakter Religius

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan kemudian peneliti

simpulkan bahwasanya di dalam Pendidikan Kepramukaan dapat

menumbuhkan karakter religius anggotanya. Dimana dalam penelitian

ini dibuktikan melalui beberapa perilaku atau wujud nyata keseharian

143
baik didalam lingkungan Pendidikan Kepramukaan dan praktik aspek

religius di keseharian sebagai umat Islam.

Tabel 4.36

Perbandingan Penerapan Perilaku dalam Pendidikan Kepramukaan

dan Perilaku Religius dalam Keseharian

Perilaku dalam Pendidikan Perilaku Religius dalam


Kepramukaan Keseharian
Menjalankan perintah dan Melakukan Rukun Islam, seperti
menjauhi laranganNya, seperti sholat lima waktu, mengaji,
sholat lima waktu. Toleransi dan berpuasa. Menjalankan perintah
menghargai. dan menjauhi laranganNya.
Konservasi Alam, membuang Disiplin dan rajin dalam
sampah pada tempatnya, menjaga beribadah
lingkungan, saling menyayangi
dan menghormati.
Sopan santun terhadap orang lain, Percaya bahwa Allah itu ada
menerapkan budaya 5S. dengan menjalankan segala
Patuh terhadap aturan yang ada, perintah dan menjauhi
baik aturan sebagai hamba dan laranganNya, senantiasa berbuat
sebagai anggota. Bersmuyawarah baik karena merasa selalu diawasi,
untuk mufakat. yakin dengan semua ciptaanNya,
senantiasa berhati-hati dan
memperbaiki diri, memperdalam
ilmu agama, mengaji, dll.
Menolong sesama, saling Selalu memperdalam ilmu agama,
mengingatkan dan memberikan senantiasa mencari dan
bantuan sosial, tabah dan tawakal. menyampaikan ilmu. Disiplin
Rajin dalam ibadah, rajin belajar, ilmu, rajin belajar.
rajin menabung. Trampil dalam

144
berbicara, dan selalu gembira
ataupun bersyukur.
Hemat tidak berfoya-foya, Senantiasa berpikir positif,
Cermat atau teliti dalam mendorong diri untuk berbuat
bertindak, bersahaja sederhana baik.
tidak bermewah-mewahan.
Disiplin waktu, disiplin aturan,
disiplin beribadah. Berani dalam
berpendapat, berani dalam
kebaikan. Setia dengan janji-janji
yang diucapkan.
Bertanggungjawab dengan tugas Tolong menolong, membantu,
dan kewajiban baik sebagai saling mengingatkan, rajin
hamba dan anggota, dapat beribadah.
dipercaya ketika diberi amanah.
Senantiasa berpikir positif atau
khuznudhon, berakhlakul karimah
dan berkata jujur apa adanya.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwasanya perilaku atau

wujud nyata penerapan 10 Dasa Dharma juga mencerminkan tentang

bagaimana Karakter Religius sebagai seseorang yang beragama Islam,

sehingga dari kesimpulan sementara menurut peneliti bahwasanya

Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan Karakter Religius

Anggota Pramuka terutama Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandhi IAIN Salatiga. Adapun beberapa faktor pendukung dan

penghambat didalamnya yaitu:

145
a. Faktor pendukung :

1) Pramuka telah mempunyai undang-undang yang diakui

pemerintah.

2) Pramuka sudah mengandung nilai-nilai religius didalamnya.

3) Tersedianya sarana-prasarana penunjang seperti alat ibadah dll.

4) Pembina yang senantiasa mengarahkan dan mendampingi.

5) Kerjasama antar anggota yang terjalin baik.

6) Lingkungan yang mendukung karena berada dilingkungan

islami.

b. Faktor penghambat:

1) Tingkat kesadaran diri yang masih kurang.

2) Sifat egois dan acuh yang seringkali muncul.

3) Kondisi alam yang kadang berubah-ubah ketika sedang di

lapangan.

4) Rasa malas dari masing individu.

Dari penelitian ini diharapkan Anggota Pramuka khususnya

mampu memahami dan mengamalkan apa yang ada didalam

Kepramukaan, karena apa yang ada didalamnnya sudah sejalan

dengan ajaran-ajaran agama. Sehingga dalam menumbuhkan karakter

religius dapat tercapai secara optimal, dan mampu menjadikan insan

yang lebih baik lagi dalam kehidupannya.

146
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah tersusun data penelitian, maka tahap selanjutnya yaitu

menarik kesimpulan. Dari paparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan

hasil penelitian sebagai berikut:

1. Dalam menumbuhkan karakter religius, Pendidikan Kepramukaan

yang khususnya dilaksanakan dalam lingkungan Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga wujud nyatanya adalah:

a. Penanaman dan pendalaman 10 Poin Dasa Dharma dalam

kehidupan sehari-hari agar selaras dengan 5 aspek religius.

b. Adanya pembiasaan atau norma-norma yang diatur dalam

ketentuan Adat dalam lingkungan Racana Kusuma Dilaga-

Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

c. Pengawasan dan pengarahan melalui pola dan metode yang

dilakukan dengan senyaman dan seakrab mungkin agar antara

Pembina, Pengurus, dan Anggota merasa tidak ada jarak

dalam komunikasi dan lain-lain sehingga akan memudahkan

dalam pemberian materi dan hal-hal lainnya.

d. Pembentukan dan tindaklanjut nyata dalam program kerja

yang disusun setiap Up Grading dan Rapat Kerja setiap

tahunnya, seperti adanya program latihan rutin, kerohanian,

147
konservasi alam, donor darah, amalan ramadhan racana dan

lain sebagainya.

2. Dalam menumbuhkan karakter religius Anggota Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi terdapat pendukung dan penghambat.

Adapun faktor pendukung diantaranya:

a. Adanya Undang-Undang No 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan

Pramuka sebagai legalitas Pendidikan Kepramukaan.

b. Adanya nilai-nilai agama atau religius dalam Pendidikan

Kepramukaan, seperti dalam Dasa Dharma Poin 1.

c. Pembina yang selalu memantau, mendampingi dan mengarahkan

Adapun faktor penghambat diantaranya:

a. Kesadaran individu yang masih kurang, seperti acuh, kurang

peduli dan tanggap, dan ego masing-masing.

b. Faktor lingkungan, dimana kegiatan Pendidikan Kepramukaan

dilakukan kebanyakan di alam terbuka, dan alam atau lingkungan

tidak selalu bersahabat situasi dan kondisinya.

B. Saran

Tujuan sebuah penelitian adalah untuk memberikan wawasan baru

terhadap sebuah permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini, saran yang

dapat peneliti berikan yaitu

1. Saran untuk Pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

148
b. Optimalkan setiap program kerja yang telah dirancang dalam

Raker dan Upgrading dalam rangka memajukan Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga.

c. Karena kita berada dilingkungan islami, terapkan nilai-nilai

religius dalam keseharian baik didalam Pendidikan Kepramukaan

maupun dimanapun berada.

d. Jangan pernah merasa cepat puas dalam belajar, selalu

kembangkan rasa ingin tahu dan untuk tahu.

e. Tingkatkan komunikasi baik secara internal maupun eksternal

guna mencari banyak lagi info-info dan inovasi terbaru.

f. Berikan contoh terbaik bagi Anggota Racana yang lainnya.

g. Berusaha untuk memahami dan mengamalkan Tri Satya dan Dasa

Dharma secara optimal.

2. Saran untuk Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

a. Lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang telah diagendakan.

b. Tingkatkan kerjasama, dan bangun komunikasi antar sesama

Anggota Racana.

c. Tingkatkan kesadaran diri, agar bisa lebih tanggap terhadap

sekitar.

d. Terapkan nilai-nilai religius didalam keseharian kita semua.

e. Berusaha untuk memahami dan mengamalkan Tri Satya dan Dasa

Dharma secara optimal.

149
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. (2008). Pengantar Analisis Kebijakan Publik.


Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Aly, Hery Noer. Suparta, Munzier. (2000). Watak Pendidikan Islam.


Jakarta: Friska Agung Insani.

Ancok Djamaluddin dan Suroso, Fuat Nasori. (1994). Psikologi Islam.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan


Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Agama RI. (1993). Al-Quran dan Terjemah. Bandung: CV.


Penerbit J-ART.

Dewantara, Ki Hajar. (1961). Pendidikan. Yogyakarta: Taman Siswa.

Fathoni, Abdurrahmat. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik


Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta

Isna, Mansur. (2001). Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Global


Pustaka Umum.

Kasali, Rhenald. (2001). Riset Kualitatif dalam Public Relations &


Marketing Communications. Yogyakarta: Penerbit Bintang.

Kasiram, Moh. (2008). Metodologi Peelitian Kuantitatif-Kualitatif.


Malang: UIN Malang Press.

Kusumanti, MUN. (2008). Kepramukaan Dalam Praktek Diterjemahkan


dari Buku Ideas For Scout Leaders, Scouting In Practice.
Jakarta: Pustaka Tunasmedia Gerakan Pramuka.

Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. (2011). Kursus Mahir Dasar Untuk


Pembina Pramuka. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka.

M. Soeparman. (1981). Pedoman Kepramukaan. Jakarta: Kwartir Daerah.

Moleong, Lexy J. (1988). Metodologi Peneitian Kualitatif. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Muhab, Sukro. (2011). Pendidikan Karakter Berbasis Pendidikan


Terpadu. Jsit Indonesia.

150
Mulyasa. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Poerwadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

Rahim, Husni. (2001). Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:


Logos.

Ramayulis. (2004). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Sadullah, Uyoh. (2014). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta


CV.

Salahudin, Anas. Alkrienciehie, Irwanto. (2013). Pendidikan Karakter,


Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa. Bandung:
Pustaka Setia.

Saliman, Sudarsono. (1994). Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sarkonah. (2012). Panduan Pramuka (Penggalang). Bandung: CV


Nuansa Aulia.

Setyawan. (2009). Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka.


Jakarta: Pustaka Tunas Media.

Soejono, M. H. & H. Abdurrahman. (2005). Metode Penelitian suatu


Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: PT Rineka Cipta dan
PT Bina Adiaksara.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sunardi, Andri Bob. (2010). Boyman, Ragam Latih Pramuka. Bandung:


Nuansa Muda.

Suparlan, Y.B. (1984). Aliran-aliran Baru dalam Pendidikan.


Yogyakarta: Andi Offset.

Suroya, Lu‟luk. (2017). Kebijakan Kepala Madrasah dalam Mendukung


Pendidikan Kepramukaan di MTs NU Aswaja Tengaran
Kabupaten Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga:
Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

Tim Pelatih Kwarda Jateng. (2003). Panduan KMD. Surakarta: PT.


Pabelan.

151
Tirtarahardja, Umar. La, Sulo. (2008). Penganatar Pendidikan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang


Gerakan Pramuka. (2010). Jakarta: Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional. (2004). Jakarta: PT Armas
Duta Jaya.

Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.


Jakarta: Grasindo.

Widiyanta, Ari. (2005). Sikap Terhadap Lingkungan dan Religiusitas.


Psikologia 1 (2): 88-89.

152
PANDUAN WAWANCARA

“IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM


MENUMBUHKAN KARAKTER RELIGIUS (Studi Kasus Anggota Racana
Kusuma Dilaga – Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Periode 2017)”

Nama : ……………………………………………………..

NIM : ……………………………………………………..

Jurusan : ……………………………………………………..

Tahun Masuk Racana : ……………………………………………………..

A. KEPRAMUKAAN (Fokus dengan 10 butir Dasa Darma)


Anda
1. Sebagai anggota Pramuka sudahkah menerapkan Takwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Cinta Alam dan
Kasih Sayang Sesama Manusia?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patriot Yang
Sopan Dan Ksatria?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Patuh Dan Suka
Bermusyawarah?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
5. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rela Menolong
Dan Tabah?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
6. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Rajin Trampil Dan
Gembira?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
7. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Hemat Cermat
Dan Bersahaja?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
8. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Disiplin Berani
Dan Setia?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
9. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Bertanggungjawab
Dan Dapat Dipercaya?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
10. Sebagai anggota Pramuka sudahkah Anda menerapkan Suci Dalam
Pikiran Perkataan Dan Perbuatan?
Jawab : (Ya atau Tidak) berikan alasannya Anda!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
B. KARAKTER RELIGIUS
1. Apakah Anda mengetahui apa itu Karakter Religius? Apa yang Anda
ketahui?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Menurut Anda apa saja pedoman atau yang mendasari Karakter Religius
dalam Islam?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

Menurut Glock & Stark dalam widiyanta, ada lima dimensi religiusitas, yaitu:

a. Religius Practice (The Ritualistic Dimension)/Aspek Islam


b. Religius Belief (The Ideological Dimesion)/Aspek Iman
c. Religius Knowledge (The Intellectual Dimension)/Aspek Ilmu
d. Religius Feeling (The Experiental Dimension)/Aspek Ikhsan
e. Religius Effect (The Consequential Dimension)/Aspek Amal
3. Menurut Anda apa itu Religius Practice (The Ritualistic
Dimension)/Aspek Islam? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Religius Practice (The Ritualistic Dimension) atau Aspek Islam,
berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Islam.
a. Sudahkah Anda bersyahadat? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
b. Sudahkah Anda mendirikan Shalat? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
c. Sudahkah Anda membayar Zakat? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
d. Sudahkah Anda menjalankan Puasa? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
e. Sudahkah Anda menunaikan Haji? Apa Alasannya?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
5. Menurut Anda apa itu Religius Belief (The Ideological Dimesion)/Aspek
Iman? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan Pendidikan
Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
6. Religius Belief (The Ideological Dimension) atau Aspek Iman
berhubungan erat dengan bagaimana wujud nyata dari Rukun Iman.
a. Sudahkah Anda beriman kepada Allah SWT? Bagaimana wujud nyata
beriman kepada Allah SWT?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
b. Sudahkah Anda beriman kepada Malaikat Allah? Bagaimana wujud
nyata beriman kepada Malaikat Allah?
Jawab: …………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
c. Sudahkah Anda beriman kepada Kitab-Kitab Allah? Bagaimana
wujud nyata beriman kepada Kitab-Kitab Allah?
Jawab: ………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
d. Sudahkah Anda beriman kepada Rasul-Rasul Allah? Bagaimana
wujud nyata beriman kepada Rasul-Rasul Allah?
Jawab: ………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
e. Sudahkah Anda beriman kepada Hari Akhir? Bagaimana wujud nyata
beriman kepada Hari Akhir?
Jawab: ………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
f. Sudahkah Anda beriman kepada Qada dan Qadar? Bagimana wujud
nyata beriman kepada Qada dan Qadar?
Jawab: ………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
7. Menurut Anda apa itu Religius Knowledge (The Intellectual
Dimension)/Aspek Ilmu? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
8. Menurut Anda apa itu Religius Feeling (The Experiental
Dimension)/Aspek Ikhsan? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
9. Menurut Anda apa itu Religius Effect (The Consequential
Dimension)/Aspek Amal? Apa saja wujud nyata dalam lingkungan
Pendidikan Kepramukaan?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
10. Dari lima dimensi diatas, menurut Anda dimensi mana saja yang
menunjukan hubungan vertikal seorang hamba dengan penciptaNYA?
Dan dimensi mana saja yang menunjukan hubungan horisontal seorang
hamba dengan ciptaanNYA yang lain? Jelaskan dan berikan alasannya.
Jawab:

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

11. Apakah Pendidikan Kepramukaan dapat menumbuhkan Karakter Religius


anggotanya, terutama anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi?
Berikan alasan Anda?
Jawab:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
12. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi Pendidikan
Kepramukaan Dalam Menumbuhkan Karakter Religius (Studi Kasus
Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun
Periode 2017)?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
......................................................................................................................
13. Apa harapan Anda tentang Karakter Religius Anggota Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai