Anda di halaman 1dari 3

SINOPSIS NOVEL “AYAH” ANDREA HIRATA

Novel “Ayah” yang ditulis oleh Andrea Hirata ini menceritakan perjuangan seorang ayah yang
sangat besar kepada anaknya dan novel ini juga menceritakan kisah cinta yang sangat luar biasa.
Kisah cinta seorang anak laki-laki bernama Sabari yang sangat jatuh cinta kepada teman satu
sekolahnya saat SMA nya yang bernama Marlena.

Pada novel ini juga diceritakan perjuangan keluarga Amirza yang sedang kesulitan ekonomi,
ditambah lagi istrinya yang sedang sakit. Selain keluarga Amirza novel ini juga menceritakan
Markoni(ayah Marlena) yang sedang menerima karmanya atas apa yang sudah diperbuatnya di
masa lalu, Markoni adalah sosok yang pantang menyerah walaupun banyak cobaan dihidupnya,
mulai dari berbagai usahanya yang bangkrut dan anak-anaknya yang sangat nakal dan tidak
patuh pada dirinya.

Sabari mempunyai 3 sahabat yaitu Ukun,Tamat, dan Toharun yang selalu bersama dengan
berbagai kelucuan dan kekonyolannya. Sabari benar-benar tak kenal dan tak suka tentang
percintaan , menurutnya cinta adalah racun manis penuh muslihat. Cinta adalah burung merpati
dalam topi pesulap. Cinta adalah tempat yang jauh, sangat jauh, dan urusan konyol orang
dewasa. Menurut Sabari semua itu sangatlah menjijikan dan Sabari selalu muak ketika Ukun dan
Tamat bercerita tentang cinta atau perempuan yang meteka sukai. Tetapi pada suatu hari saat
ujian ada seorang gadis yang entah siapa namanya tiba-tiba mengambil kertas ujian Bahasa
Indonesia milik Sabari di menit menit akhir ujian itu, dengan cepatnya gadis itu langsung
menyalin seluruh jawaban ke kertasnya. Pada saat yang bersamaan pula Sabari benar-benar
terpukau pada gadis itu yang ternyata namanya adalah Marlena, gadis yang memiliki mata yang
begitu indah, teduh tetapi berkilau, bak purnama kedua belas.

Dari hari itulah akhirnya Sabari mengenal arti cinta, dan Sabari merasakan semua perasaan yang
diceritakan kedua sahabatnya saat sedang kasmaran. Sejak hari itu Sabari sering menuliskan
puisi untuk Marlena karena pada dasarnya Sabari sangat pandai membuat puisi. Salah satu puisi
yang dibuat Sabari sampai membuat guru Bahasa Indonesia nya terpukau puisi itu memiliki isi:
Cinta adalah mahkota puisi
Musim adalah giwang puisi
Hujan adalah kalung puisi
Cincin adalah perhiasan
Setiap hari Sabari ditolak oleh Marlena, sampai seluruh sahabatnya menyuruh Sabari untuk
melupakan Marlena, tetapi Sabari tetap gigih walau cintanya bertepuk sebelah tangan. Sabari rela
melakukan apapun yang Marlena suka, menjadi pemain kasti yang handal, menjadi juara pertama
lompat jauh tingkat SMA, menjadi ahli kaligrafi, masuk tim paskibra karena Marlena suka
dengan laki-laki yang memakai baju seragam, dia juga rela masuk band karena katanya Marlena
suka dengan pemai gitarnya, semua itu dilakukan Sabari pada Marlena. Tetapi semua usahanya
selalu gagal dan malah membuat Marlena kesal kepada Sabari, mungkin karena Sabari tak
setampan pria-pria yang dikenalnya.
“Hidup ini memang dipenuhiorang-orang yang kita inginkan, tetapi tak menginginkan kita dan
sebaliknya”
Kemudian Sabari memutuskan untuk bekerja di perusahaan batako milik Markoni, hanya karena
ingin mendekati Marlena. Tetapi semua usaha yang dilakukannya sangatlah sia-sia karena
ternyata Marlena sangat sering gonta-ganti pasangan dan terjerumus dalam pergaulan bebas.
Suatu hari Sabari mendengarkan pertengkaran yang benar benar hebat dari Markoni dan
Marlena, pertengkaran itu ternyata terjadi karena Marlena tengah berbadan dua dan tidak
diketahui siapa ayah dari bayi itu. Sabari yang mendengar hal itu kemudian rela menikahi
Marlena walaupun dia sedang mengandung anak yang bukan dari dirinya. Mendengar Sabari
siap menikahi Marlena, Markoni pun menyetujui pernikahan itu. Marlena menikahi Sabari tanpa
ada rasa cinta sedikitpun pada Sabari.

Walau Lena menikahi Sabari tetap saja perasaannya masih sama yaitu benci pada Sabari. Dan
Sabari tidak mempedulikan itu karena itu memanglah kenyataan pahit yang harus dia tanggung.
Setelah bayi itu lahir dengan riang Sabari menyambut bayi mungil itu. Selama pernikahan Sabari
dan Lena tidak tinggal serumah memang lucu jika didengar Saat bayi itu lahir Sabari memberi
nama “Zoro” pada anaknya itu. Sabari membesarkan Zoro dengan penuh kasih sayang, Zoro pun
sering dibacakan puisi-puisi oleh Sabari. Sabari benar benar manusia yang sabar sama seperti
namanya bagaimana tidak, dia rela merangkap tugas sebagai ayah sekaligus ibu bagi Zoro,
karena Lena yang sering kabur kaburan dan entah kemana tujuannya. Sabari menyadari satu hal
dan alasan mengapa dia lahir kedunia ini, karena dia ditakdirkan untuk menjadi seorang “Ayah’.

Kenyataannya Lena lah yang tidak pernah bahagia dengan rumah tangganya. Lenapun
menceraikan Sabari dan mengambil Zoro dengan suami barunya saat Sabari sedang membeli
balon warna-warni di taman kota. Setelah Lena menggugat cerai Sabari dan mengambil Zoro
dari hidupnya, Sabari bagai orang gila yang kesepian dan tak tahu arah kemana dia akan hidup.
Waktu dihabiskannya dengan melamu di beranda rumahnya dengan kucing peliharaanya.

Zoro yang masih berusia tiga tahun terus merengek karena jauh dari Sabari. Karena kebingungan
akhirnya Lena memberikan kemeja milik Sabari kepada Zoro, hanya dalam sekejap Zoro
berhasil berhenti merengek. Sangat malang nasib Zoro karena diumurnya yang masih sangat
belia dia mengalami kehidupan yang tak semestinya dirasakan anak seumurannya. Lena yang
yang cepat merasa bosan dengan rumah tangganya membuatnya cerai dan kawin lagi dan
akhirnya menjadi seorang single parent dan berkelana dengan Zoro. Beruntunglah Lena karena
diberikan anak yang sangat pengertian sehingga tidak pernah mengeluh dengan keadaan.

Sementara di Belitong , Tamat dan Ukun yang yang semakin perihatin dengan keadaan
sahabatnya yang sudah semakin gila, mereka akhirnya memutuskan untuk mencari Lena dan
Zoro . Bahkan Sabari dengan sangat putus asa sampai sampai menempelkan pelat alumunium
berisi pesan untuk mencari dimana Lena dan Zoro dengan Bahasa Inggrisnya yang sangat
amburadul tak karuan, lalu ditempelkan pada tempurung penyu.

Pada akhirnya, Ukun dan Tamat berhasil menemukan Lena dan Zoro . Lena sudah menikah lagi
dengan sesorang bernama Amirza dan Zoro dinamai ulang sebagai Amiru. Lena pun sudah
menikah selama tiga kali setelah bercerai dengan Sabari.

Saat Sabari meninggal Lena masih berumah tangga dengan Amirza dan dimakam Sabari tertulis
“Biarkan aku mati dalam keharuman cintamu”. Amirulah yang menuliskan itu sebelum Sabari
wafat. Dan setahun setelahnya Lena meninggal dan jasadnya dikubur disamping Sabari, di
makam Lena terdapat tulisan “Purnama kedua belas”. Sebelum ayahnya wafat Amiru sempat
bertanya padanya, apakah ayahnya masih mencintai ibunya? Sabari pun menjawab “Ingat Boi,
dalam hidup ini terjadi tiga kali. Pertama aku mencintai ibumu, kedua aku mencintai ibumu,
ketiga aku mencintai ibumu”. Dan berakhirlah Purnama kedua belas.

“Biarlah kita jatuh cinta dan biarlah waku mengujinya”


Andrea Hirata, Ayah

Anda mungkin juga menyukai