Cerita ini dimulai dari kisah enam orang sahabat yang bersekolah di satu SMA
yang sama dan mereka selalu berbagi canda tawa bersama.
Sepulang sekolah, mereka berjalan bersama untuk pulang. Saling bercanda di
tangga dan tertawa bahagia menertawakan satu sama lain. Bernyanyi, menari,
dan bercengkrama, mereka terlihat senang. Saat melewati jembatan, Ida dengan
jailnya mendorong ragata. Semua tertawa, termasuk ragata yang tidak terlalu
mempermasalahkannya.
setelah pulang sekolah mereka selalu menyempatkan waktu untuk bermain
bersama dan mengerjakan tugas bersama. Sampai Puteri mengajak mereka
semua untuk mengunjungi bakso urat dan mereka setuju untuk kesana. Dilanjut
mereka yang tertawa dan membicarakan sesuatu sedangkan Melly memilih untuk
mengerjakan tugas. Tak terasa, sore hari pun tiba dan mereka bergegas untuk
pulang.
Keesokan harinya...
Sesuai dengan rencana mereka, kelima sahabat Novi sudah berkumpul dan
berjalan menuju kerumah Novi. Tapi sesampainya disana, Novi justru mengatakan
bahwa dia ada janji dengan keluarganya untuk mengunjungi rumah saudaranya.
Meskipun merasa kecewa, tapi kelima sahabat itu tidak masalah. Mereka tetap
akan pergi tanpa Novi, walaupun sebenarnya alasan Novi adalah karena dia
memiliki janji dengan teman barunya.
Beberapa meter dari rumah Novi, saat kelima sahabat ulang untuk bermain
sendiri, seseorang tanpa sengaja menabrak bahu melly. Bukannya meminta maaf
orang itu justru memarahi Melly dan sahabatnya. Muncul kecurigaan mereka
terhadap orang itu ditambah dengan orang itu mengunjungi rumah Novi.
Kelimanya mengikuti Novi dan temannya (Danastri) yang pergi secara diam-diam.
Namun karena mereka kehilangan jejak Novi, akhirnya mereka memutuskan
untuk ke warung ibu Mumun tempat nongkrong mereka ketika pulang sekolah
untuk menghilangkan rasa haus.
Karena kejadian itu, mereka memutuskan untuk pulang dan tidak jadi bermain.
Malam harinya, ketika Puteri selesai membeli bensin Putri bertemu dengan Novi
dan temannya. Dia curiga, melihat pakaian Novi yang masih sama dengan pagi
tadi membuatnya berpikir bahwa sahabatnya itu belum pulang. Apalagi saat
melihat Novi dan teman barunya memasuki tempat tongkrongan anak nakal.
Preman Pensiun
Diawali dengan kedatangan Andiko sang ayah yang disambut dengan Rama. Ayah
bercerita bahwa dia sudah tidak bisa berjualan lagi karena kakinya yang sakit.
Sebagai anak yang baik, Rama menawarkan sebuah pijitan. Setelah mengambilkan
ayahnya minum, terlintas dipikiran Rama untuk menggantikan sang ayah
berjualan.
Keesokan harinya...
Rama yang bangun terlebih dahulu, melihat sang ayah yang kelelahan tertidur di
kursi. Karena tak tega, Rama pun memutuskan untuk menggantikan ayah
berjualan.
Di lain tempat, tiga preman yaitu Abdur, faschal dan fajar tengah bermain judi.
Umpatan kasar terus terdengar saat mereka bermain kartu. Sampai salah satu
diantara ketiganya melihat Rama yang sedang berjualan, fajar pun memanggil
Rama.
Karena Rama yang kesulitan berbicara membuat ketiganya sulit memahami apa
yang dia bicarakan. fajar mengambil jualan Rama, mencobanya tanpa izin lalu
memuntahkannya dengan tidak sopan. Mereka mengolok Rama, mengatakan
buah yang dijualnya sudah basi dan terasa tidak enak. Rama memilih pergi setelah
mereka mengusirnya dengan kasar.
Meskipun begitu, Rama tetap tersenyum senang soalnya tidak terjadi apa-apa.
Rama mengharapkan jualannya akan laku dibeli orang. Sampai di perjalanan
seseorang memanggilnya untuk menepi. Mengajaknya bersantai dan sekedar
menanyakan apa yang diperjualkan oleh Rama. Itu Aji, sang orang baik.
Dimulai dari Aji yang menanyakan tentang ayah Rama sampai rela membeli
dagangannya, membuat Rama sangat bersyukur kepadanya. Setelah Rama pergi,
Aji memutuskan untuk besok memberikan pelajaran kepada para preman.
Sampailah keesokan harinya, saat Rama kembali melewati tempat tongkrongan
para preman. Faschal yang melihatnya segera memberitahukan kepada kedua
temannya. Rama yang tahu ketiganya akan mengganggunya lagi, mau tidak mau
harus menuruti perintah mereka saat fajar memanggil.
Abdur memalak Rama, meskipun sudah dikatakan bahwa dia tidak memiliki uang
namun mereka bersikukuh untuk mengeceknya sendiri. Setelah mengambil duit
Rama, mereka mendorongnya hingga terjatuh. Beruntungnya, Aji sang pahlawan
tiba tepat waktu. Menolong Rama, lalu memberikan pelajaran kepada para
preman. Dengan mudahnya, aji mengalahkan ketiga preman itu.
Keesokan harinya, tiba-tiba dua orang polisi datang untuk menggerebek tempat
ketiga preman. Mereka dikejutkan ketika sedang bermain kartu, dua polisi itu
langsung menangkap ketiganya. Akhirnya, preman masuk penjara dan Rama tidak
ada yang mengganggu.