Anda di halaman 1dari 6

RESENSI NOVEL

 Identitas Novel
1. Judul : Tunggu aku di pintu surga
2. Nama pengarang : Gari Rakai Sambu
3. Tahun terbit : Yogyakarta, tahun 2011
4. Penerbit : Mutiara Media Jln. Krasak Timur No. 28A
01/RW 02, Kel. Bausasran Kec. Danurejan,
Yogyakarta. Telp. (0274)6855361. Faks. (0274)
7103084. Email: mutiaramedia@ymail.com.
Website: www.mutiara-media.com.
5. Tebal buku :129 halaman, 14,5 x 21 cm
6. Cetakan : Cetakan pertama, 2011
 Pengarang
Gari Rakai Sambu terlahir dengan nama Muhammad Al Harits Gari
Rakai Sambu Komandoko di Bandung, 13 Juni 1987. Kegemarannya
menulis dimulai sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Sejak SMA,
telah menerbitkan tiga judul teenlit.
Saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa jurusan
Broadcasting di Akademi Komunikasi Radya Bintama. Menggilai buku,
film, dan musik.
Penulis bisa dikontak melalui blog:
www.garirakaisambu.com atau melalui e-mail:
gari@garirakaisambu.com.
 Sinopsis
Hidup adalah pilihan, membunuh atau dibunuh.
Prinsip hidup itulah yang Bariq miliki seperti yang ayahnya ajarkan sejak
usia 10 tahun, kini usianya menginjak 27 tahun.

Didalam gedung kantor, Bariq mendapat teguran dari atasannya, Pak


Andi. Karena telah menulis tentang kasus korupsi yang dialami Pak
Hendarman salah satu investan besar penunjang kemajuan perusahaan
tempat Bariq bekerja, akibat menulis tentang kasus korupsi Pak Hendarman,
kini nyawanya menjadi terancam. Ketika di jalan konsentrasi Bariq masih
sama ketika Pak Andi memarahinya tadi siang hingga akhirnya Bariq
menabrak seorang kakek yang hendak menyebrang.
setelah ia selidiki ternyata kakek tersebut adalah ayahnya yang dulu pernah
meninggalkan istrinya beserta bariq yang masih duduk di kelas 5 SD. Sontak
Bariq bergesas meninggalkan laki-laki tua yang sangat ia benci, salah satu
suster yang merawat ayah Bariq “pak Azhar”, ia bernama Zahra, seorang
gadis anak dari pak Rustam pemilik pesantren yang pernah disinggahi Bariq.
Pak Azhar menitipkan surat wasiat kepada Zahra, isi surat tersebut adalah
Pak Azar meminta maaf kepada Bariq serta menyuruh Bariq meminta maaf
kepada Salwa (teman kecil Bariq) dan meminta untuk menikahinya.
Sesampainya di kos, Bariq mendapat teror yang diduga dari Pak Hendarman
yang ingin membunuh Bariq. Merasa nyawanya terancam, Bariq bergegas
meninggalkan kota Bandung dan Pergi ke Jakarta,kota asalnya dulu sewaktu
kelas 1 SMP pernah ia tinggalkan akibat kepergok mencuri uang Salwa,
kemudian menjatuhkan Rendy ke trotoar hingga Rendy dilindas mobil
sampai meninggal.
Sesampainya di Jakarta Rendy menuju rumahnya ternyata tidak dihuni
lagi, mendengar cerita warga setempat ibu Bariq meninggal bunuh diri
akibat mengetahui Pak Azhar memperkosa Salwa. Keluarga Salwa beserta
Pamannya “Pak Hasan” sangat membenci keluarga Bariq meskipun Bariq
bersahabat baik dengan Salwa.
Pak Hasan meskipun membenci Bariq, tetapi dia memberikan alamat rumah
Salwa yang bertempat tinggal di Yogyakarta. Bariq segera pergi ke
Yogyakarta untuk menemui Salwa. Bariq terkejut melihat Salwa adalah istri
dari Randi sahabat kecilnya dulu. Randi sangat membenci Bariq karena dulu
Bariq pernah dituduh membunuh saudara kembar Randi yang bernama
Rendy. Salwa sering di siksa Randi yang hobi bermain judi. Bariq ingin
membawa Salwa pulang ke Jakarta. Namun itu hal yang mustahil melihat
Randi yang sangat kejam. Setelah menyampaikan maafnya kepada Salwa,
Bariq pulang ke Bandung dan menepati janjinya untuk melamar Zahra. Pada
hari pernikahannya tiba, kegembiraan tiba-tiba berganti dengan ketegangan
ketika seseorang kembali meneror bariq dengan melempar bom moltov dan
sebuah surat kaleng yang berisi agar bariq pergi ke suatu tempat agar nyawa
Salwa selamat. Setelah pernikahannya selesai bariq segera pergi ke alamat
yang tertera di surat kaleng tersebut yang menganjurkan seorang diri tanpa
mengajak polisi. Sesampainya di sana, Bariq melihat Salwa tengah terikat.
Bariq melepaskan tali itu, tiba-tiba empat orang laki-laki datang
menghampirinya. Salah satu orang tersebut adalah Randi sahabat kecilnya
dulu sekaligus istri Salwa. Rendy menceritakan semua kepada Bariq,
ternyata ibunda bariq meninggal bukan karena bunuh diri, tetapi karena
digantung oleh Randi yang kesal melihat Salwa orang yang dia sayangi telah
diperkosa oleh Pak Azhar dan selama ini yang meneror Bariq bukan Pak
Hendarman melainkan randi yang kesal karena Bariq telah membunuh
saudara kembarnya Rendy.menurutnya nyawa harus dibayar dengan nyawa.
Perkelahianpun tak dapat dihindarkan, Bariq hampir terbunuh oleh Randi.
Tetapi nyawanya masih bisa tertolong karena tiba-tiba dari arah belakang
Salwa memukul kepala Randi hingga tewas. Bariq tidak menyangka dalam
kondisi Salwa yang mengeluarkan banyak darah akibat luka sayat di
perutnya masih bisa menolong Bariq dengan membunuh suaminya sendiri.
Dari arah yang berlawanan Zahra muncul dengan sekelompok polisi dan
Salwa dilarikan ke rumah sakit.
Setelah Salwa siuman, Salwa menitipkan sebuah kotak dan buku
hariannya kepada Bariq, keesokan harinya salwa meninggal. Bariq membaca
surat terakhir dari Salwa, ia bercerita bahwa semalam Salwa bermimpi
bertemu dengan malaikat yang mengajaknya untuk pergi ke surga tetapi
Salwa menolak karena ingin menunggu Bariq dan Zahra untuk prgi
bersama-sama ke surga. Setelah Bariq membaca surat tersebut, ia berjanji
untuk pergi bersama Zahra dan Salwa ke surga Allah suatu saat nanti.
 Unsur intrinsik
1. Tema : Arti cinta
2. Alur : Campuran
3. Penokohan dan perwatakan :
 Bariq (mudah tersinggung, emosional, bijaksana, baik hati)
 Zahra (baik hati, penyayang, suka menolong, peduli)
 Salwa (baik hati, pendiam, polos, peduli)
 Randi (suka mengejek orang, keras kepala, pendendam)
 Rendy (keras kepala, suka mengejek orang)
 Ibu Bariq (baik hati, sabar, ramah, murah senyum, penyayang)
 Pak Azhar (keras kepala, emosional, ingin menang sendiri)
 Pak Tyo (emosional tetapi baik hati)
 Bu Tyo (emosional, tetapi baik hati dan penyayang)
 Pak Hasan (emosional tetapi baik hati)
 Pak Rustam (baik hati, suka menolong, peduli terhadap orang
lain)
 Bu Rustam (baik hati, suka menolong, penyayang)
 Pak Andi (keras, emosional)
4. Latar :
 Tempat : Jakarta, Bandung, Yogyakarta, masjid, sekolah,
rumah sakit, makam, stasiun.
 Waktu : sehari-hari (pagi,siang,sore,malam), Maret
1993,Oktober 1994.
 Suasana : tegang, bahagia, sedih, terharu.
5. Sudut pandang : orang ke 3
6. Amanat :
- Jika ingin menggapai suatu impian, jangan mudah putus asa,
raihlah impian itu mampu mungkin.
- Jika ingin melakukan sesuatuhal, fikirkan baik-baik dampak
positif dan negatif untuk kedepannya.
- Jangan mudah menuduh orang tanpa bukti untuk sutu
permasalahan, karena bukan berarti orang yang kita tuduh
adalah orang yang telah bersalah, bisa jadi oang disekitar kita
dan orang yang kita percayalah pelakunya.
7. Gaya bahasa : personofikasi
 Kelebihan dan kekurangan novel:
A. Kelebihan
Novel ini mengajarkan arti kesabaran yang sesungguhnya, ketabahan dan
kesucian hati, novel ini juga mengajarkan banyak hal misalnya arti
persahabatan dan arti cinta sejati.
B. Kekurangan
Kekurangan dari novel ini yaitu banyak kata yang diulang-ulang
sehingga pembaca merasa sedikit bosan.

 Kesimpulan
Novel ini menceritakan Bariq seorang anak laki-laki yang hidup penuh
dengan kekerasan serta pilihan-pilihan yang sulit, kini di usianya yang
beranjak dewasa dia bisa memilih suatu pilihan yang tepat. Dan mengetahui
apa arti kehidupan, kasih sayang, serta cinta suci yang sesungguhnya.
Sehingga dari novel tersebut dapat kita simpulkan bahwa kita harus berani
bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan, selain itu kita harus
tabah dalam menghadapi ujian yang diberikan Tuhan kepada kita.

NAMA : EVI ZAQIYAH


KELAS :XI-IPA 2
ABSEN : 10

Anda mungkin juga menyukai